Upload
vuongphuc
View
271
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
APLIKASI SISTEM HACCP PADA PRODUK PINEAPPLE FRITTER YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN ISO 9001:2008 DI PT. SCHNITS
FROZEN FOODS (SFF) INTERNATIONAL
MUHAMMAD RIFQI
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aplikasi Sistem
HACCP pada Produk Pineapple Fritter yang Diintegrasikan dengan ISO 9001:2008 di PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor dan PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International.
Bogor, November 2014
Muhammad Rifqi NIM F24100109
ABSTRAK
MUHAMMAD RIFQI. Aplikasi Sistem HACCP pada Produk Pineapple Fritter yang Diintegrasikan dengan ISO 9001:2008 di PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International. Dibimbing oleh DIAS INDRASTI dan SUTRISNO KOSWARA.
Kualitas dan keamanan yang terjamin dari sebuah produk pangan berkaitan erat dengan bahan penyusunnya dan proses produksi yang dilakukan perusahaan. Codex Alimentarius Commission dan International Organization of Standardization telah membuat aturan untuk melindungi konsumen dari kecurangan dan bahaya yang dapat muncul. PT Schnits Frozen Foods (SFF) International memasuki pasar Asia yang dimulai dari Indonesia dengan membuat produk pineapple fritter (nanas goreng) sebagai produk pertama. Kegiatan magang bertujuan untuk menganalisis titik kritis dari pembuatan produk pineapple fritter dan menyusunnya dalam dokumen Manual HACCP untuk dijadikan panduan perusahaan dan diintegrasikan dengan kelengkapan dokumen untuk ISO 9001:2008. Analisis bahaya baik dari bahan baku dan proses menghasilkan kesimpulan dua titik kritis/ CCP (critical control point); proses metal detecting dan cold storage serta 16 titik OPRP (operational prerequisite program). Penyusunan kelengkapan dokumen sebagai tahapan untuk penjaminan mutu yang dipersyaratkan dalam ISO 9001:2008 diterapkan pada semua sub kerja di perusahaan. Hasil dari penerapan dokumen yang dibuat oleh tim keamanan pangan perusahaan untuk sistem ISO 9001:2008 memperlihatkan bahwa dokumen tersebut dapat digunakan bersamaan dengan berjalannya sistem HACCP sehingga pemantauan CCP menjadi lebih sederhana dan mudah dilakukan oleh semua staf serta selalu tercatat pada dokumen.
Kata Kunci : HACCP, ISO 9001:2008, mutu dan keamanan, pencatatan
ABSTRACT
MUHAMMAD RIFQI. Application of HACCP System in Pineapple Fritter Products Integrated with ISO 9001: 2008 in PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International. Supervised by DIAS INDRASTI and SUTRISNO KOSWARA.
Quality and safety of a food product is closely related to its constituent materials and production processes. Codex Alimentarius Commission and the International Organization of Standardization have made rules to protect consumers from disadvantages. PT Schnits Frozen Foods (SFF) International entered the Asian market that started from Indonesia to make pineapple fritter products (fried pineapple) as the first product. This internship aimed to analyze the critical point of manufacture of the product and arrange the pineapple fritter HACCP Manual document to serve as a guide company and be integrated with the documents for ISO 9001: 2008. Hazard analysis of both raw materials and processes lead to the conclusion of two critical points / CCP (critical control point); metal detecting process and cold storage as well as 16 points OPRP (operational prerequisite programs). The preparation of the documents as a stage for quality assurance required under ISO 9001: 2008 was applied to all department in the company. The results of the application of the documents created by the company's food safety team system ISO 9001: 2008 suggested that the document could be used in conjunction with the HACCP system to simplify and ease the monitoring of CCPs by all staffs and could be always be recorded in the documents.
Keywords : HACCP, ISO 9001:2008, quality and safety, recording
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
APLIKASI SISTEM HACCP PADA PRODUK PINEAPPLE FRITTER YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN ISO 9001:2008 DI PT. SCHNITS
FROZEN FOODS (SFF) INTERNATIONAL
MUHAMMAD RIFQI
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2014
Dosen Penguji: Dr. Ir. Budi Nurtama, M.Agr
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam magang yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah jaminan kemanan pangan dan mutu produk, dengan judul Aplikasi Sistem HACCP pada produk Pineapple Fritter yang diintegrasikan dengan ISO 9001:2008 di PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dias Indrasti S.TP, M.Sc dan Bapak Ir. Sutrisno Koswara, M.Si selaku pembimbing, serta Bapak Fransiskus Linus S.P, Bapak Purwanto Edi Wibowo A.Md, Ibu Setyorini Wiyoko selaku Sekretaris Direktur dan Ibu Naily Zulfa Agustina S.Pi yang telah banyak memberi saran selama berlangsungnya proses magang. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Rudi selaku Direktur, yang telah memberikan izin dan dukungannya selama dilakukan kegiatan magang di perusahaan. Penghargaan juga penulis sampaikan kepada Dr.Ir. Budi Nurtama M.Agr atas nasihatnya sebagai dosen penguji dan juga kepada Dr. Ir. Tjahja Muhandri MT serta Bapak Dwi Rizki Tirtasujana beserta Tim Premyis Consulting atas nasihat dan dukungannya sehingga penulis dapat berkesempatan melaksanakan praktik magang di PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua serta seluruh keluarga dan teman teman, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2014
Muhammad Rifqi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................................. 1 Perumusan Masalah .......................................................................................... 1 Tujuan Magang ................................................................................................ 2 Ruang Lingkup Magang ................................................................................... 2 Manfaat Magang .............................................................................................. 2
METODE ............................................................................................................ 3 Waktu dan Tempat ........................................................................................... 3 Prosedur Analisis Data ..................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 5 Pembuatan Produk............................................................................................ 5 Tahap Awal Analisis Bahaya ............................................................................ 7 Analisis Bahaya .............................................................................................. 10 Penentuan Titik Kritis, Batasan Kritis,Verifikasi, dan Dokumentasi ............... 11 Penanganan Penyimpangan Proses Produksi dan Pengujian Produk Akhir ...... 12 Kelengkapan Dokumen ISO 9001:2008 .......................................................... 14 Pengintegrasian Dokumen .............................................................................. 16
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 17 Simpulan ........................................................................................................ 17 Saran .............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18 LAMPIRAN ...................................................................................................... 20 RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 85
DAFTAR TABEL
1 Hasil pengujian produk akhir .................................................................... 14
DAFTAR GAMBAR
1 Hierarki dokumen perusahaan ...................................................................... 5 2 Diagram alir pembuatan pineapple fritter .................................................... 6 3 Pohon keputusan penentuan titik kritis untuk bahan baku .......................... 10 4 Pohon keputusan penentuan titik kritis untuk proses .................................. 10 5 Grafik suhu cold storage selama 40 hari pengambilan data ........................ 13 6 Penerapan komitmen manajemen ............................................................... 15 7 Perbandingan antara HACCP (dan PRP) dengan ISO 9001:2008 ............... 17
DAFTAR LAMPIRAN
1 Tim Keamanan Pangan PT. Schnits Frozen Foods International................. 20 2 Deskripsi Produk ....................................................................................... 21 3 Identifikasi rencana pengguna produk pineapple fritter .............................. 22 4 Diagram alir penerimaan dan persiapan bahan baku ................................... 23 5 Diagram alir persiapan bahan baku dari gudang dan proses pembuatan
pineapple fritter (1) ................................................................................. 24 6 Diagram alir pembuatan pineapple fritter (2) ............................................. 25 7 Diagram pengemasan, penyimpanan dan distribusi pineapple fritter .......... 26 8 Diagram alir penanganan utilitas (air untuk proses, air untuk
pembersihan, air panas, dan udara untuk mesin IQF) ............................... 27 9 Konfirmasi diagram alir ............................................................................ 28 10 Tabel analisis bahaya, penentuan titik kritis, penentuan batas kritis,
verifikasi dan sistem pencatatan ............................................................... 29 11 Format borang pengumpulan data kalibarasi alat metal detector .............. 64 12 Format borang pengecekan suhu cold storage, chill room, dan process
room ........................................................................................................ 64 13 Borang pengecekan selama proses ........................................................... 64 14 Borang program perawatan mesin proses produksi ................................... 65 15 Kategori bahaya dalam penentuan titik kritis............................................ 65 16 HACCP Plan produk Pineapple Fritter .................................................... 66 17 Operational Prerequisite Program pembuatan pineapple fritter............... 67 18 Quality Plan Produk Pineapple Fritter .................................................... 74 19 Prerequisite program PT. SFF International ............................................ 82 20 Tabel Matrik ISO 9001:2008 PT. SFF International ................................. 83
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Situasi pasar yang semakin ketat, khususnya pada bidang pangan, menyebabkan pelaku bisnis pangan berlomba untuk menarik perhatian konsumen dengan meningkatkan keamanan dan kualitas produk yang berefek pada meningkatnya profit (Mullins et al 2008). Untuk mengatur produsen di bidang pangan, dibuat aturan yang mengutamakan konsumen namun tetap adil bagi produsen. Penjaminan keamanan (safety) dan mutu (quality) sebuah produk menjadi titik temu bagi kedua belah pihak. Aturan yang mengarah kepada dua aspek di atas adalah sistem penjaminan keamanan rantai pangan dengan prinsip HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) dan juga sistem manajemen mutu produk dengan ISO 9001:2008 (Muhandri et al 2012).
Sistem HACCP dapat diintegrasikan dengan ISO 9001:2008 untuk menjamin mutu produk. Berkaitan dengan mutu, kualitas produk pangan merupakan sesuatu yang tidak bersifat stagnan, namun terus berubah sesuai dengan keinginan konsumen. Mutu dapat diterjemahkan menjadi sesuatu yang berbeda pada masing-masing konsumen. Mutu yang diinginkan konsumen tersebut, harus dapat dijamin pemenuhannya oleh produsen yang menawarkan produk. Sistem HACCP bertujuan untuk menjamin keamanan pangan produk dan ISO 9001:2008 bertujuan untuk menjamin mutu produk dan juga pelayanannya dalam setiap rantai prosesnya (Tirtasujana 2012). Dalam memenuhi klausul-klausul dalam ISO 9001:2008, terdapat dokumen catatan dan rekaman yang harus dilengkapi perusahaan.
Kejadian-kejadian yang merugikan produsen makanan dan minuman di Indonesia muncul dikarenakan sistem pemantauan tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya. Bisa disebabkan karena faktor individu atau memang sistem yang terlalu rumit. ISO 9001:2008 menuntut produsen untuk memiliki catatan dan rekaman atas setiap tindakan yang dilakukannya, mulai dari penerimaan bahan sampai pendistribusian barang jadi ke konsumen. Sistem ini memiliki keluaran berupa dokumen yang harus disimpan dengan baik dan dapat dengan mudah dipantau. Sistem HACCP menitikberatkan pada pemantauan titik kritis pembuatan produk. Dalam praktiknya, membutuhkan pencatatan dan rekaman untuk memudahkan pengambilan tindakan yang diperlukan. Kedua sistem ini dapat saling melengkapi dan dapat diintegrasikan sehingga memudahkan bagi siapa saja yang terlibat dalam sistem untuk menjalankan pemantauan. Integrasi yang dimaksudkan adalah dokumen yang dibuat tidak terpisah, namun berlaku untuk kedua sistem; ISO 9001:2008 dan HACCP (Thaheer 2008).
Perumusan Masalah
Pembuatan persyaratan mutu dan juga pengawasan keamanan pangan membutuhkan masukan dari berbagai macam bidang keilmuan. Pengetahuan mengenai regulasi yang berlaku pada suatu negara dan negera yang menjadi tujuan perdagangan juga merupakan suatu yang penting. Pengawasan mutu dan keamanan pangan yang dilakukan membutuhkan sistem yang baik sehingga dapat
2
mengurangi kesalahan dan kemungkinan gagal yang terjadi. Kegiatan magang yang dilakukan pada perusahaan ini adalah pembuatan Panduan HACCP dan pembuatan dokumen ISO 9001:2008 dalam bentuk Quality Plan untuk produk baru yang belum ada di Indonesia yaitu pineapple fritter. Produk ini berbasis buah nanas dilapisi tepung, adonan breader, dan bread crumb kemudian dilewatkan proses penggorengan dan pendinginan cepat. Pembuatan Panduan HACCP berbeda-beda pada setiap produk pangan. Panduan HACCP yang akan dibuat untuk produk ini akan diintegrasikan dengan penyusunan dokumen ISO 9001:2008. Dokumen yang akan dibuat harus memenuhi setiap klausul yang ada dalam ISO 9001:2008 sehingga memudahkan dalam proses sertifikasi (baik sertifikasi HACCP atau pun ISO 9001:2008) yang dibutuhkan perusahaan sebagai prasyarat dalam melakukan kegiatan ekspor.
Tujuan Magang
Kegiatan magang bertujuan untuk menganalisis titik kritis dari pembuatan produk pineapple fritter dan menyusunnya dalam Panduan HACCP untuk dijadikan panduan perusahaan dan diintegrasikan dengan kelengkapan dokumen untuk ISO 9001:2008 sebagai salah satu syarat penjaminan mutu produk. Luaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya panduan perusahaan berupa HACCP dan Quality Plan.
Ruang Lingkup Magang
Ruang lingkup dalam kegiatan magang kali ini adalah penyelesaian analisis titik kritis produksi pineapple fritter, membuat dokumen-dokumen HACCP sebagai pedoman keamanan produksi pineapple fritter, membuat pedoman mutu (Quality Plan) dan juga menyelesaikan kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan yang diintegrasikan dengan kelengkapan dokumen ISO 9001:2008 sebagai sistem penjaminan mutu.
Manfaat Magang
Manfaat dari kegiatan magang ini adalah dapat diterapkannya keilmuan yang dimiliki penulis dalam penyusunan dokumen yang menjadi salah satu dokumen penting dalam perusahaan yaitu Manual HACCP dan Quality Plan, serta dapat melihat langsung penerapannya dalam perusahaan yang baru didirikan. Dari kegiatan magang ini juga dapat dipelajari penyusunan dokumen yang dibutuhkan perusahaan/ pabrik untuk kelengkapan ISO 9001:2008 sesuai dengan hierarki dokumen perusahaan, disertai dengan pengintegrasiannya dengan sistem HACCP sehingga dapat diterapkan 2 sistem yang selaras dalam satu sistem dokumentasi/ pencatatan.
3
METODE
Waktu dan Tempat
Kegiatan magang dilaksanakan di pabrik pengolahan produk pineapple fritter PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International di Jl. Kenari 2 Blok G1A No. 16 Kawasan Industri Delta Silicon 5 Kelurahan Cicau, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat 17530. Perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan Schnits Frozen Food Pty. Ltd. yang berada di Perth, Australia (SFF 2014).
Kegiatan magang dilaksanakan di bawah pengawasan Departemen Production dan Quality Assurance. Kegiatan ini berlangsung selama 3 bulan, terhitung mulai dari tanggal 26 Februari 2014 sampai dengan 20 Mei 2014. Waktu aktif kegiatan magang dilakukan setiap hari kerja sesuai jam kerja perusahaan mulai pukul 08.00 sampai 17.00, kecuali jika dilakukan pengambilan data di luar jam tersebut.
Prosedur Analisis Data
Jenis penelitian yang dilakukan berupa tindakan (action research) pembuatan Panduan HACCP yang diintegrasikan dengan ISO 9001:2008 pada perusahaan yang baru didirikan. Langkah pertama yang dilakukan penulis ialah pembuatan Panduan HACCP, yaitu dengan menerapkan 12 langkah penyusunan HACCP. Langkah kedua yang dilakukan adalah penyusunan Quality Plan, yaitu merencanakan dokumen-dokumen yang dibutuhkan sebagai pemenuhan klausul ISO 9001:2008 untuk penjaminan mutu proses produksi pineapple fritter. Langkah ketiga yang dilakukan adalah mengintegrasikan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam sistem HACCP dengan dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam sistem ISO 9001:2008. Dokumen tersebut diintegrasikan dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berlaku untuk kedua sistem.
Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data selama proses (data on process) dengan menggunakan dokumen yang telah diintegrasikan untuk memastikan terkontrolnya produk, lalu dilakukan pengujian produk akhir untuk memastikan berjalannya sistem HACCP dan ISO 9001:2008. Metode yang diaplikasikan dalam merealisasikan langkah-langkah yang telah disebutkan diantaranya adalah metode studi pustaka, metode observasi, analisis laboratorium yang dilakukan oleh pihak eksternal, penggunaan tools statistical process control, dan analisis HACCP serta penyusunan dokumen.
Metode Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mencari literatur yang berhubungan dengan
ISO 9001:2008 dan juga aplikasi sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Pencarian juga dilakukan dengan mengunduh beberapa peraturan terbaru atau pun keputusan yang dikeluarkan baik oleh Kementrian Kesehatan, BPOM, dan juga CAC (Codex Alimentarius Commission) untuk diintegrasikan sehingga dapat diterapkan dalam penyusunan Panduan HACCP dan Quality Plan.
4
Metode Observasi Metode observasi dilakukan dengan terlibat langsung dalam setiap proses
dalam penyusunan Panduan HACCP dan Quality Plan. Mulai dari proses pembentukan tim yang akan menyusun Manual HACCP dan Quality Plan, kemudian terlibat langsung dalam percobaan proses produksi untuk mendapatkan metode dan formulasi yang sesuai, sampai kepada pembuatan dokumen yang diperlukan pada setiap proses produksi dan juga kesuluruhan sistem pada perusahaan.
Analisis HACCP dan Penyusunan Dokumen
Salah satu metode yang juga digunakan dalam penyusunan Panduan HACCP dan Quality Plan adalah 12 langkah analisis HACCP dan penyusunan dokumen berdasarkan struktur hierarki dokumentasi perusahaan. Langkah-langkah tersebut adalah (Thaheer 2008):
1. Penyususunan tim HACCP. 2. Identifikasi produk (karakteristik produk akhir, karakteristik bahan baku
dan karakteristik bahan pengemas). 3. Identifikasi pengguna produk. 4. Diagram proses pembuatan produk. 5. Verifikasi diagram proses di lapang. 6. Analisis bahaya. 7. Penentuan titik kritis proses. 8. Penentuan kriteria batasan untuk setiap titik kritis. 9. Penentuan sistem pemantauan di titik kritis. 10. Penentuan tindakan koreksi dan pencegahan. 11. Penetapan proses verifikasi. 12. Penentuan metode penyimpanan catatan dan dokumentasi. Disamping untuk menjamin terlaksananya sistem manajemen yang baik di
perusahan, pembuatan dokumen juga dilakukan sebagai syarat untuk memenuhi klausul yang ada dalam ISO 9001:2008. Dokumen-dokumen dibuat berdasarkan hierarki dokumen (Gambar 1) sehingga dokumen-dokumen tersebut merujuk kepada dokumen yang dijadikan pedoman keseluruhan.
Dokumen-dokumen yang disusun, sebelumnya direncanakan terlebih dahulu berdasarkan perkiraan kegiatan yang akan berlangsung. Sebagai contoh, pada tahapan penerimaan bahan baku diperkirakan diperlukan dokumen pengecekan kondisi mobil pengangkut bahan baku, pengecekan bahan baku, pengambilan contoh, pengisian buku tamu dan pengecekan purchase order dengan bukti pengiriman. Semua kebutuhan tersebut dapat dirangkum dalam suatu checklist yang berisi semua point pengecekan tersebut dan dilakukan oleh staf yang bertanggung jawab.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Produk
Perumusan titik bahaya dalam proses pembuatan pineapple fritter dimulai dengan menyusun secara rinci diagram prosesnya. Penyusunan diagram proses juga merupakan salah satu tahapan dalam 12 langkah penyusunan HACCP. Diagram alir yang dibuat dalam Panduan HACCP tidak hanya pada bagian proses produk namun juga dari penerimaan bahan baku dan juga bahan pengemas. Diagram proses pembuatan pineapple fritter disajikan pada Gambar 2.
Produk pineapple fritter ialah produk baru di Indonesia. Namun produk ini belum ditujukan untuk dijual di Indonesia melainkan untuk diekspor ke pasaran Australia. Pineapple fritter sudah dikenal oleh konsumen Australia untuk dijadikan makanan penutup. Produk ini dibuat dengan proses yang menyerupai pembuatan produk nugget yang berbahan daging (chicken nugget), hanya saja bahan utama beruapa buah nanas potong sudah tersedia dengan bentuk yang terstandar.
Tahapan pembuatan dimulai dari pelapisan buah nanas dengan tepung terigu protein menengah dan proses ini dikenal dengan istilah predusting. Proses predusting dapat dilakukan dengan menggunakan tepung terigu, tepung jagung (maizena) dan juga tepung roti (Alamsyah 2007). Dengan mempertimbangkan nilai ekonomis, tepung yang digunakan adalah tepung terigu protein menengah. Tahapan ini berguna meningkatkan daya ikat (adhesi) substrat dengan lapisan coating, melindungi produk dari kehilangan air, dan menjaga flavor terutama yang sensitif terhadap suhu tinggi atau komponen yang mudah menguap selama pemasakan. Selanjutnya masuk pada proses battering. Menurut Mallikarjunan et al (2010), proses ini berfungsi untuk melapisi produk dengan adonan cair dengan formulasi tertentu, yang digunakan untuk merekatkan sesuatu pada produk makanan atau juga dapat berfungsi sebagai final coater pada produk sebelum dimasak. Formulasi adonan batter yang digunakan untuk produk pineapple fritter terdiri dari tepung terigu, air, perisa vanila dan gula.
Keterangan : 1. Panduan Perusahaan
(HACCP, PRP, Food Quality Plan).
2. SOP (Standard Operational Prosedure).
3. Instruksi Kerja. 4. Borang dan Catatan.
Gambar 1 Hierarki dokumen perusahaan
6
Pineapple Fritter
7. Penyortiran
9. Penyortiran
8. Penggorengan Cepat (Flash Frying) Minyak
10. Pendinginan dengan IQF (Individual Quick Frozen)
11. Penyortiran
Pineapple Fritter Beku
Reject Waste
Udara
Nanas Potong
1. Peletakan nanas pada conveyor belt
2. Predusting
3. Battering (1st)
4. Pelapisan Bread Crumbs 1
5. Battering (2nd)
6. Pelapisan Bread Crumbs 2 (Jay Crumbs dan Gula)
Tepung Terigu
Premix
Bread Crumbs
Premix
Jay Crumbs + Gula
Gambar 2 Diagram alir pembuatan pineapple fritter
7
Kemudian masuk ke tahapan pelapisan dengan bread crumb, yaitu melapisi produk dengan remah roti yang akan membuat tekstur renyah pada produk (Fellows 2000). Kerenyahan bergantung pada jenis breader. Breader kasar akan menghasilkan tekstur renyah dibandingkan dengan breader halus. Proses battering dan pelapisan dengan bread crumb dilakukan sebanyak 2 kali dan setiap tahapan mulai dari predusting, battering 1, pelapisan dengan bread crumb 1, battering 2, dan pelapisan dengan bread crumb 2 (Jay crumb dan gula) meningkatkan bobot produk dengan rata-rata penambahan bobot sebesar 0.2 g. Dua kali perlakuan batter dan pelapisan dengan bread crumb bertujuan untuk memaksimalkan rekatan antar bahan dan memperbaiki tekstur.
Setelah produk selesai dilapisi dengan adonan dan remah roti, produk digoreng menggunakan metode penggorengan cepat (flash frying). Tahapan ini berfungsi untuk menempelkan bahan pelapis dengan produk utama, kemudian memberikan warna pada produk, membentuk kerak pada produk setelah digoreng, memberikan penampakan goreng (fried) pada produk, dan berkontribusi pada pembentukan rasa produk (Fellows 2000). Owens (2010) menyebutkan bahwa waktu yang diperlukan untuk tahap prefrying adalah 30 sampai 45 detik dengan suhu minyak mulai dari 179.4 sampai 198.8 oC. Proses yang dilakukan di pabrik adalah mulai dari 55 sampai 65 detik menggunakan suhu minyak dari 175.1 sampai 185.1 oC. Proses ini juga ditujukan untuk membunuh mikroba yang mungkin muncul akibat kontaminasi selama proses pengolahan di awal. Setelah itu produk dibekukan dengan IQF (individual quick frozen) dengan kisaran waktu 40 sampai 50 menit dengan suhu udara (-36) sampai (-40) oC dan suhu konveyor antara (-36) sampai (-38) oC. Tahapan ini dilakukan untuk membekukan produk secara cepat sehingga krital es yang terbentuk berukuran kecil dan tidak merusak struktur sel bahan. Disamping itu, proses ini sebagai usaha untuk melindungi bahan pangan dari kerusakan yang disebabkan oleh berbagai hal antara lain seperti mikroorganisme, serangga, tikus, dan kerusakan fisiologis atau biokimia (Damayanti dan Mudjajanto 1995).
Tahap Awal Analisis Bahaya
Persiapan dalam menentukan titik kritis pada pembuatan produk pineapple fritter dilakukan dengan melalui 5 langkah awal. Kelima langkah awal tersebut yaitu pembentukan tim keamanan pangan perusahaan, pembuatan deskripsi produk (bahan baku dan bahan pengemas), identifikasi pengguna produk, penyusunan diagram alir proses lengkap pembuatan produk, dan juga melakukan verifikasi diagram alir yang dibuat langsung di lapangan. 1. Pembentukan Tim Keamanan Pangan (Tim HACCP)
Thaheer (2008) menyebutkan bahwa dalam menerapkan sistem HACCP di perusahaan, semua departemen harus berperan dalam proses penyusunan. Hal ini dikarenakan untuk mencapai keamanan pangan secara menyeluruh diperlukan masukan dari berbagai bidang keilmuan. Prinsip tersebut dicoba diterapkan oleh PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International. Tim keamanan pangan melibatkan perwakilan dari masing-masing departemen yang dikepalai oleh wakil manajemen
8
puncak disebut dengan management representative. Tim tersebut juga mewakili kompetensi keilmuan yang berbeda.
Tim keamanan pangan dalam PT. SFF International berjumlah 9 orang. Diantaranya ketua dari management representative yang dibantu oleh wakilnya, kemudian staf dari department purchasing, department human resource and development (and general affair), department production, department quality assurance, department engineering, dan department warehouse. Management representative memiliki fungsi untuk mewakili manajemen puncak dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan keamanan pangan.
Manajemen puncak juga harus secara penuh mendukung kegiatan Tim HACCP dalam lingkup pemenuhan keamanan pangan yang ditunjukkan dengan surat penunjukan resmi dari perusahaan dan ditandatangani langsung oleh manajemen puncak. Tim HACCP perusahaan disajikan pada Lampiran 1. 2. Deskripsi Produk
Deskripsi produk dibuat mulai dari bahan baku, bahan pengemas, dan produk akhir serta keterangan yang penting dalam analisis bahaya. Penjelasan bagian ini melibatkan semua orang yang dalam tim keamanan pangan yang telah dibentuk. Deskripsi produk yang telah dibuat dapat memudahkan tim keamanan pangan untuk menentukan titik bahaya yang mungkin muncul dalam proses produksi.
Produk yang dimaksud adalah produk olahan nanas yang dilapisi dengan tepung, tepung campuran dengan air, bread crumb, jay crumb, kemudian melewati proses penggorengan cepat dan pendinginan cepat. Karakteristik yang penting dari produk ini adalah suhu bagian tengah dari produk yaitu (-20) oC. Produk ini tidak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan, namun menggunakan metode pembekuan dengan suhu antara (-18) oC sampai (-20) oC sebagai metode pengawetannya. Hal ini dikarenakan produk berbentuk padat, berbasiskan buah, dan akan digoreng serta langsung dikonsumsi sehingga metode pembekuan dirasa paling tepat (Muchtadi et al 2013).
Selama proses pendistribusian, produk ini harus berada dalam kendaraan dengan ruangan pendingin bersuhu antara (-18) oC sampai (-20) oC. Karakteristik keamanan pangan yang menjadi perhatian adalah resiko bahaya bakteri tahan suhu rendah (Pelczar dan Chan 1988), cemaran logam selama proses pengolahan, minyak yang digunakan untuk penggorengan, cemaran dari bahan baku, kontaminasi kerja, dan juga kontaminasi dari lingkungan (Purnawijayanti 2001). Tabel deskripsi produk dapat dilihat pada Lampiran 2. 3. Identifikasi Pengguna
Persyaratan awal penyusunan dokumen HACCP adalah pembuatan identifikasi pengguna. Dalam bagian ini disebutkan kelompok konsumen yang dapat mengonsumsi produk yang dibuat dan juga kelompok yang tidak dapat mengonsumsi produk. Hal ini ditujukan untuk menjamin keamanan dari sisi pengguna produk (balita, ibu menyusui, orang lanjut usia, orang yang alergi sesuatu zat, dan orang sakit) (CAC 2003).
Produk pineapple fritter dapat dikonsumsi semua kalangan, kecuali bayi dan orang yang alergi terhadap gluten (celiac disease) (Green dan Cellier 2007). Hal ini disebabkan produk pineapple fritter sebagian besar mengandung bahan terigu
9
sebagai pelapis utama, kemudian juga memakai bread crumb dan Jay crumb sebagai pelapis berikutnya yang kesemua bahan tersebut terbuat dari terigu. Dalam identifikasi pengguna, juga diinformasikan tentang proses yang harus dilakukan sebelum mengonsumsi produk. Produk ini harus digoreng terlebih dahulu sebelum dikonsumsi (Lampiran 3).
4. Pembuatan Diagram Alir Pembuatan Pineapple Fritter
Diagram alir dibuat dengan melakukan survei terlebih dahulu di lapangan. Kemudian digambarkan dalam diagram alir sehingga memudahkan dalam penentuan titik kritis. Terdapat 5 diagram alir dalam produksi pineapple fritter, diantaranya; 1) diagram alir penerimaan bahan baku dan bahan kemasan, 2) diagram alir persiapan bahan baku dan proses pembuatan pineapple fritter, 3) diagram alir proses packing, 4) diagram alir penyimpanan dan distribusi, dan 5) diagram alir utilitas (air untuk proses, air untuk cleaning dan air panas, dan udara proses IQF (Individual Quick Frozen). Diagram ini disajikan pada Lampiran 4 sampai Lampiran 8.
5. Verifikasi Diagram Alir
Verifikasi diagram alir (Lampiran 9) dilakukan untuk melakukan pengecekan antara diagram awal yang dibuat dengan pelaksanaannya dilapangan. Verifikasi dilakukan oleh tim dan perubahan yang dilakukan disetujui oleh ketua tim keamanan pangan.
Verifikasi dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada petugas/ staf yang bertugas dalam proses tersebut dan mencatat perubahan dalam diagram yang sebelumnya. Observasi langsung ini dilakukan secara terperinci mulai dari diagram penerimaan bahan baku sampai kepada diagram utilitas. Seluruh anggota mengikuti proses verifikasi ini agar dapat memberikan masukan dan koreksi langsung jika ditemukan kesalahan prosedur yang cukup fatal. Dalam pembuatan dokumen HACCP pada lini produksi pineapple fritter, telah dilakukan beberapa kali perubahan diagram alir setelah dilakukan formulasi produk dan juga penyesuaian alat.
10
Analisis Bahaya
Perumusan titik kritis dalam kegiatan produksi dimulai dengan mengidentifikasi bahan baku (Lampiran 10). Semua bahan baku dianalisis dengan pohon keputusan titik kritis untuk bahan baku yang disajikan pada Gambar 3 (CAC 2003). Bahan baku yang analisis bukan hanya bahan baku penyusun produk, namun juga bahan baku pengemasan, serta bahan baku tak langsung yaitu air panas serta udara dingin. Bahan baku produk yang dianalisis adalah; nanas kaleng, tepung terigu (protein medium), perisa vanila, air untuk proses, gula rafinasi, tepung panir halus (bread crumb), tepung panir kasar (jay crumb) dan minyak canola. Adapun untuk bahan baku pengemas diantaranya; label, plastic bag, carton box, perekat dan tinta.
Disamping menganalisis bahan yang digunakan, penentuan titik kritis juga
diterapkan pada proses dan penentuannya menggunakan pohon keputusan untuk proses (Gambar 4) (CAC 2003). Analisis dimulai dari kegiatan penerimaan bahan baku dan bahan pengemas, proses suplai minyak goreng dari gudang, persiapan dan pengolahan bahan baku, pengemasan, distribusi, pengolahan air untuk proses produksi dan proses penggunaan mesin Individual Quick Frozen (IQF).
YaApakah pengolahan / penangananselanjutnya (termasuk penggunaan dikonsumen) menghilangkan bahaya ataumengurangi sampai tingkat aman?
Apakah bahan baku mengandung bahayasampai tingkat yang tidak dapat diterima
Ya
Tidak
Tidak
Bukan CCP
CCP
Q1
Q2YaApakah pengolahan / penanganan
selanjutnya (termasuk penggunaan dikonsumen) menghilangkan bahaya ataumengurangi sampai tingkat aman?
Apakah bahan baku mengandung bahayasampai tingkat yang tidak dapat diterima
Ya
Tidak
Tidak
Bukan CCP
CCP
Q1
Q2
Gambar 4 Pohon keputusan penentuan titik kritis untuk proses
Tidak
Ya
Apakah tahapan dirancang spesifik untukmenghilangkan atau mengurangi bahayayang mungkin terjadi sampai tingkatanyang dapat diterima?
Apakah tahapan berikutnyamenghilangkan bahaya yang teridentifikasiatau mengurangi tingkatan kemungkinanterjadinya sampai tingkatan yang dapatditerima?
Dapatkah kontaminasi dengan bahayayang diidentifikasi terjadi melebihitingkatan yang dapat diterima ataudapatkah ini meningkat sampai tingkatanyang tidak dapat diterima?
Adakah tindakan pengendalian?
Ya Tidak
Apakahpengendalianpada tahap iniperlu untuk
pengamanan?Ya
Tidak
Modifikasi TahapanProses atau Produk
Tidak
Tidak
Ya
Bukan CCP
Ya
CCP
Q1
Q2
Q3
Q4Tidak
Ya
Apakah tahapan dirancang spesifik untukmenghilangkan atau mengurangi bahayayang mungkin terjadi sampai tingkatanyang dapat diterima?
Apakah tahapan berikutnyamenghilangkan bahaya yang teridentifikasiatau mengurangi tingkatan kemungkinanterjadinya sampai tingkatan yang dapatditerima?
Dapatkah kontaminasi dengan bahayayang diidentifikasi terjadi melebihitingkatan yang dapat diterima ataudapatkah ini meningkat sampai tingkatanyang tidak dapat diterima?
Adakah tindakan pengendalian?
Ya Tidak
Apakahpengendalianpada tahap iniperlu untuk
pengamanan?Ya
Tidak
Modifikasi TahapanProses atau Produk
Tidak
Tidak
Ya
Bukan CCP
Ya
CCP
Q1
Q2
Q3
Q4
Gambar 3 Pohon keputusan penentuan titik kritis untuk bahan baku
11
Penentuan tingkatan bahaya dalam analisis HACCP mencakup 3 bagian yaitu low risk, medium risk, dan high risk. Penentuan kategori bahaya setiap bahan baku, bahan pengemas atau proses produksi berdasarkan pada kemungkinan terjadi (probability) dan juga tingkat keparahan (severity) seperti disajikan pada Lampiran 15. Kedua pertimbangan tersebut didasarkan pada data dan survei yang terbaru dan juga dikaitkan dengan isu yang beredar. Tim juga menyepakati bahwa terdapat 16 titik yang termasuk dalam operational prerequisite program (Lampiran 17). Operational Prerequisite Program (OPRP) ialah Prerequisite Program yang diindentifikasikan melalui analisis bahaya sebagai hal yang penting supaya pengendalian kemungkinan kontaminasi bahaya keamanan pangan dalam produk atau di lingkungan pengolahan (ISO 22000). Sedangkan yang dimaksud dengan Prerequisite program adalah program pendahuluan yang dilaksanakan sebelum melakukan analisis bahaya. Program ini dilaksanakan untuk memudahkan dalam penyusunan bahaya dan juga mengurangi bahaya yang mungkin muncul dari luar proses produksi.
Penentuan Titik Kritis, Batasan Kritis,
Verifikasi, dan Dokumentasi Analisis bahaya pada tahapan proses produksi yang dilakukan menghasilkan
kesimpulan bahwa terdapat 2 titik bahaya dalam proses pembuatan pineapple fritter (nanas goreng) yang diproduksi; 1) pada proses metal detector dan 2) pada penyimpanan beku (cold storage) seperti yang dijabarkan pada HACCP Plan yang tersaji pada Lampiran 16. Kedua titik ini kemudian ditentukan batas kritisnya. Pada bagian metal detector, produk diharuskan lolos pada alat pengecekan setelah dikalibrasi dengan test piece berupa logam Fe (diameter 2.0 mm), Non Fe (diameter 3.0 mm), dan logam Stainless Steel (diameter 3.5 mm). Dengan metal detector, produk yang telah melalui proses pengemasan dapat dideteksi cemaran fisik berupa logam yang mungkin terkandung dalam produk. Kemudian batas kritis untuk titik bahaya pada cold storage harus berada pada suhu (-18) oC sampai (-20) oC. Batasan ini merujuk pada aturan yang dikeluarkan oleh CAC (Codex Alimentarius Commission) dalam Code of Practice for The Processing and Handling of Quick Frozen Foods (CAC/RCP 8-1976) Revisi ke-3 tahun 2008. Penentuan batasan kritis ini didasarkan pada studi tentang bakteri yang dapat hidup pada suhu rendah. Pengendalian pada cold storage ini merupakan bentuk pengendalian bahaya mikroba.
Setelah dilakukan analisis titik bahaya dan batasan titik kritis tersebut, dilakukan perencanaan untuk mencegah terlampauinya batasan kritis dan juga tindakan apabila batasan tersebut terlampaui. Tindakan pencegahan pada proses metal detector adalah dengan membuat borang pemantauan kalibrasi alat metal detector pada setiap awal produksi. Operator alat metal detector melakukan tindakan pengecekan dengan melewatkan test piece dan mencatatnya pada borang pemantauan (Lampiran 11). Jika proses kalibrasi tidak berjalan dengan baik dan batasan titik kritis terlampaui, maka proses pengecekan dihentikan dan alat diperbaiki dengan melakukan adjustment alat. Produk yang telah melewati pengecekan dipisahkan ke daerah hold untuk dilakukan pengecekan ulang setelah adjustment selesai dilakukan.
12
Titik kritis yang kedua adalah pada cold storage. Pemantauan pada bagian ini dilakukan dengan borang pencatatan suhu cold storage setiap 2 jam yang dilakukan oleh staf gudang dan security dengan melihat indikator suhu. Security dilibatkan dalam pemantauan karena proses produksi tidak berjalan selama satu hari penuh selama 24 jam. Tindakan koreksi yang dilakukan jika melebihan batasan suhu yang telah ditentukan adalah berkoordinasi dengan bagian teknis untuk segera dilakukan pengecekan suhu ruangan. Produk yang sudah berada dalam ruangan cold storage pada bagian titik terpanas dalam ruangan juga dilakukan pengecekan kondisi suhu bagian tengah produk. Borang yang digunakan untuk pencatatan disajikan pada Lampiran 12.
Verifikasi pada titik kritis metal detector tersebut dilakukan dengan pengecekan kondisi alat metal detector setiap awal produksi yang dilakukan oleh Kepala Poduksi dan juga pengecekan oleh Staf Quality Assurance setiap harinya serta permantauan alat oleh Staf Maintenance yang dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Kemudian pada cold storage pengecekan dilakukan pada produk dengan analisis laboratorium yang telah dijadwalkan dan pengecekan sistem pendinginan sesuai dengan jadwal pemantauan. Pengecekan alat dilakukan oleh departemen maintenance dan juga memanggil pihak supplier penyedia peralatan tersebut dan mencatatnya dalam Borang Program Perawatan Mesin Proses Produksi/ FRM.MTC.02 (Lampiran 14).
Penanganan Penyimpangan Proses Produksi dan Pengujian Produk Akhir
Penyimpangan mikrobiologi, kimia atau fisik tidak muncul pada tahap awal
kegiatan produksi dan penyesuaian alat. Hal tersebut merupakan efek dari penerapan 37 prerequisite program yang terkontrol dari perusahaan khususnya pada bagian kebersihan dan sanitasi serta pada pengendalian proses produksi (Lampiran 19). Kebersihan dan sanitasi merupakan penentu proses produksi, artinya ketika semua aspek yang berkaitan dengan proses produksi tidak diterapkan proses sanitasi terlebih dahulu maka produk yang akan dihasilkan kemungkinan besar akan tercemar (Purnawijayanti 2001). Pengendalian proses produksi dilakukan sebagai upaya penjaminan bahwa produk yang telah diproses layak untuk diikutkan pada proses selanjutnya yang dalam hal ini adalah proses pengecekan logam atau pun non logam dengan metal detector serta proses penyimpanan pada cold storage. Begitu pun dengan tahapan proses lain yang tidak menjadi bagian titik kritis.
Penyimpangan terjadi pada titik kritis kedua yaitu bagian cold storage setelah pengambilan data pada tanggal 16 April 2014. Gambar 5 menunjukan penyimpangan suhu pada cold storage. Indikator memperlihatkan bahwa suhu ruangan kurang dari minimal suhu beku yang harus dicapai dan terkadang melewati batas maksimal suhu beku yang ditentukan. Penelusuran dilakukan dengan memperhatikan prosedur yang berlaku di area cold storage. Kontak langsung antara pintu cold storage dengan ruangan luar merupakan penyebab suhu didalam cold storage tidak stabil. Staf juga tidak memperhatikan instruksi yang ada untuk selalu menutup pintu tersebut dan dibuka jika hanya ada pendistribusian barang. Akibat dari hal ini adalah munculnya kerak es akibat dari masuknya udara dengan kadar air tinggi ke dalam ruangan.
13
Gambar 5 Grafik suhu cold storage selama 40 hari pengambilan data
Periode pertengahan April, kegiatan produksi dihentikan untuk persiapan audit dan pembenahan sistem produksi yang masih kurang tepat. Instruksi lebih diperketat untuk pegawai dan juga staf lainnya untuk tidak masuk dan keluar melalui pintu ruangan cold storage. Pembersihan ruangan cold storage dilakukan selama 1 hari penuh dengan memindahkan produk akhir ke ruangan produksi dengan kondisi suhu yang disesuaikan. Proses ini tidak menimbulkan efek kerusakan terhadap bahan yang dibuktikan dengan pengujian produk setelah kejadian tersebut. Antisipasi untuk menjaga keamanan produk yang disimpan pada cold storage adalah dilakukan pengukuran suhu produk yang telah keluar dari mesin IQF (Individual Quick Frozen). Suhu tengah produk harus mencapai (-19) oC ± 1 oC sesuai dengan ketetapan yang dikeluarkan CAC (Codex Alimentarius Commission). Pencatatan suhu ini direkam dalam Borang Pengecekan Selama Proses/ FRM.PRO.02.04 yang disajikan pada Lampiran 13.
Hasil pengujian produk akhir menunjukkan bahwa produk memenuhi batas cemaran yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan pada Peraturan Kepala BPOM RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 pada kategori “pangan olahan lainnya” (Tabel 1). Pineapple fritter dimasukan ke dalam kategori “pangan olahan lainnya” dikarenakan tidak memiliki kesesuaian pada produk pangan buah dan sayur. Permasalahan muncul ketika disesuaikan dengan SNI 7388-2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba pada Makanan pada awal pengajuan izin produk. Karena pineapple fritter dimasukkan ke dalam produk buah dalam kaleng, hasil uji produk akhir pineapple fritter tidak masuk dalam batas yang diperbolehkan. Jika merujuk kepada Surat Keputusan Kepala BPOM RI Nomor HK.00.05.52.4040, produk pineapple fritter termasuk dalam kategori buah olahan. Namun demikin kategori buah olahan ini tidak terdapat pada Peraturan Kepala BPOM RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 atau SNI 7388-2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba pada Makanan. Oleh karena itu, pineapple fritter dimasukan sementara ke dalam kategori “pangan olahan lainnya”.
Produk akhir diuji proksimat untuk menentukan nutrisi yang terkandung dalam bahan. Tidak hanya itu, pengujian mikrobiologi dan kimia ikut pula dilakukan untuk mengetahui bahan yang mencemari produk agar dapat diantisipasi dengan perbaikan proses. Selain itu untuk memastikan mutu dan
-22
-21
-20
-19
-18
-17
-16
27-Mar 1-Apr 6-Apr 11-Apr 16-Apr 21-Apr 26-Apr 1-May 6-May 11-May
Suhu
(C
elci
us)
Tanggal
Batas atas = -18 0C
Batas bawah = -20 0C
14
komunikasi kepada konsumen, dilakukan pula uji fisik berupa penampakan visual dan pengujian rasa serta aroma yang dilakukan secara organoleptik. Tabel 1 Hasil pengujian produk akhira
aSumber: Laboratorium PT. TUV Nord Indonesia; bPeraturan Kepala BPOM RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 pada kategori “pangan olahan lainnya”.
Kelengkapan Dokumen ISO 9001:2008
ISO 9001:2008 merupakan standar bagi sebuah perusahaan atau industri untuk menjamin mutu produk atau pelayanan jasa yang mereka berikan. Tujuan dari dibentuknya ISO seri 9001:2008 ini adalah memberikan keamanan kepada konsumen dari produk yang tidak sesuai standar dan memberikan regulasi serta batasan minimal kepada produsen agar berupaya memaksimalkan mutu dari produk/ jasa yang dihasilkan. Cakupan dari standar ini adalah mulai dari hubungan berkesinambungan dengan supplier sampai kepada penjaminan di rantai konsumen akhir.
PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International menggunakan ISO 9001:2008 sebagai penjaminan sistem mutu mereka. Dengan memenuhi standar tersebut, konsumen akan memiliki kepercayaan untuk menggunaakan produk mereka. Klausul yang terdapat pada ISO 9001:2008 berisi 8 pasal. Pasal-pasal yang harus dipenuhi kelengkapan dokumennya dimulai dari pasal 4 hingga pasal 8, namun tidak setiap sub pasal di dalam pasal-pasal tersebut memerlukan suatu dokumen khusus. Perumusan pasal-pasal dalam ISO 9001:2008 dilakukan oleh tim yang terdiri dari setiap departemen yang ada dalam perusahaan. Di PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International sudah dibentuk tim yang juga merupakan tim keamanan pangan (Tim HACCP) sehingga tim inilah yang bertugas untuk merumuskan dokumem-dokumen yang dibutuhkan untuk memenuhi klausul dalam ISO 9001:2008.
Salah satu bagian terpenting dalam pemenuhan klausul ISO yang dijalankan di PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International adalah pemenuhan klausul pasal 5.1 berupa komitmen manajemen. Salah satu yang harus dipenuhi adalah komitmen dari manajemen yang harus ditunjukan tidak hanya dalam bentuk
Parameter Unit
Hasil Standar BPOMb Pengujian
Ke -1 Pengujian
Ke -2 Pengujian
Ke -3 Pengujian
Ke -4 Pengujian
Ke -5
TPC cfu/g 1.8 x 102 1.4 x 102 1.7 x 102 1.8 x 102 1.6 x 102 1 x 104
Mold & Yeast cfu/g < 10 < 10 < 10 < 10 < 10 -
Coliform MPN/g Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif < 3
Escherichia coli cfu/g Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif -
Salmonella sp. Per 25 g Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
Staphylococcus aureus
cfu/g < 10 < 10 < 10 < 10 < 10 Negatif
Clostridium perfringens
cfu/g < 10 < 10 < 10 < 10 < 10 -
Bacillus cereus cfu/g < 10 < 10 < 10 < 10 < 10 -
15
dokumen seperti visi dan misi perusahaan, namun juga harus dibuatnya sebuah pernyataan yang dapat diketahui seluruh staf di dalam perusahaan. Aplikasi lapang dari pasal ini adalah dibuatnya visi dan misi perusahaan yang diletakkan pada tempat-tempat strategis dan spanduk yang bertuliskan “We are implementing HACCP and ISO 9001:2008” seperti yang disajikan pada Gambar 6.
Tim keamanan pangan yang telah ditunjuk melakukan pertemuan satu kali dalam seminggu untuk merumuskan sekaligus mempraktikkan sistem dokumentasi dari ISO 9001:2008 ini. Hasil dari pertemuan ini adalah catatan dari dokumen-dokumen yang akan dibuat perusahaan pada setiap departemen dan akan didistribusikan kepada seluruh staf yang ada di perusahaan. Dokumen yang dibuat mengikuti hierarki dokumen yang berlaku, yaitu dimulai dari pembuatan Food Quality Safety perusahaan yang menjadi dasar jalannya perusahaan. Kemudian HACCP Manual, PRP, dan Food Quality Manual yang juga menjadi pedoman dalam jalannya perusahaan. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Standard Operarional Procedure (SOP) dari masing-masing departemen. SOP berisikan instruksi garis besar proses jalannya perusahaan yang melibatkan departemen lain. Kemudian dari setiap SOP yang ada, dijabarkan mekanismenya berupa instruksi kerja yang memudahkan staf atau pun operator melaksanakan mekanisme yang diperintahkan. Terakhir dari hierarki dokumen yang dibuat perusahaan adalah borang-borang dari setiap tahapan proses yang membutuhkan rekaman. Borang berfungsi sebagai rekaman setiap perkembangan proses atau tempat pencatatan data yang didapatkan dari jalannya proses sehingga memudahkan dalam penelurusan atau pun analisis data jika terjadi penyimpangan proses.
Proses pelengkapan dokumen dimulai dari menggambarkan jalannya keseluruhan sistem perusahaan secara utuh. Dengan penggambaran ini, akan
Gambar 6 Penerapan komitmen manajemen
16
memudahkan dalam menyelarasan dengan setiap pasal yang ada dalam ISO 9001:2001. Masing-masing departemen bertugas untuk menyusun kerangka kerja mereka dimulai dari uraian kerja (job description) yang nantinya akan mereka laksanakan sampai kepada perkiraan dokumen atau catatan yang akan mereka butuhkan.
Kemudian tim melakukan pertemuan untuk membahas kesesuaian dokumen yang mereka rencanakan dengan setiap pasal dalam ISO 9001:2008. Tidak setiap pasal memunculkan keluaran berupa dokumen. Data mengenai pasal-pasal yang memiliki keluaran berupa dokumen tersajikan pada Lampiran 22.
Pasal 4 berisikan pengendalian dokumen, pada bagian ini merupakan tanggung jawab department controller. Bagian manajemen puncak perusahaan juga memiliki peran dalam kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan pada pasal 5. Selanjutnya persyaratkan dokumen pada pasal 6 merupakan tanggung jawab departement human resource and development. Department of production dan department maintenance bertanggung jawab pada pasal 7 dan untuk pasal 8 merupakan tanggung jawab department quality assurance.
Pengintegrasian Dokumen
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah sistem yang difokuskan untuk memaksimalkan keamanan pangan suatu produk pangan dan ISO 9001:2008 merupakan sistem yang berfokus pada penjaminan produk suatu produk, baik itu pangan atau pun jasa. Kedua sistem ini dicoba diaplikasikan di PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International pada produk yang akan mereka jual di pasar Asia yaitu pineapple fritter. Kedua sistem tersebut memiliki kesamaan dalam beberapa aspek, salah satunya adalah aspek dokumentasi. Hal ini menjadi menarik karena perusahaan memiliki target untuk menjual produk pineapple fritter dalam waktu singkat sedangkan kedua persyaratkan yang diperlukan (Sertifikasi HACCP dan Sertifikasi ISO 9001:2008) harus terlebih dahulu dimiliki oleh perusahaan.
Penulis dan Tim HACCP mengusulkan pembuatan dokumen yang terintegrasi kepada manajemen puncak sebagai bentuk penyederhanaan sistem. Usulan ini mengandung arti bahwa perusahaan nantinya akan memiliki dokumen-dokumen yang dapat berlaku bagi Sistem HACCP dan Sistem ISO 9001:2008. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Tim Konsultan Food Safety-Quality Center of Excellence, Sistem ISO 9001:2008 dan Sistem HACCP dapat terintegrasi satu sama lain dalam beberapa aspek seperti yang terlihat pada Gambar 8.
Dalam praktiknya di PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International, tidak semua pasal dalam klausul ISO 9001:2008 dapat diintegrasikan dengan Sistem HACCP. Namun pengintegrasian ini diakui oleh staf dan operator dilapangan membuat lebih mudah dalam pengisian borang dan juga secara langsung dapat menghemat anggaran perusahaan dalam hal pengadaan kertas untuk membuat borang-borang yang dibutuhkan. Dengan dilakukan integrasi ini, perusahaan dapat dengan mudah mempersiapkan diri untuk tahapan sertifikasi ISO 9001:2008 dan juga Sertifikasi HACCP karena kedua sistem berjalan dengan dokumentasi yang sama dan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil dari pengintegrasian dapat dilihat pada Lampiran 20.
17
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Keterlambatan penyusunan dokumen baik itu untuk pengendalian keamanan maupun mutu produk dapat mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan. Panduan yang terintegrasi antara Sistem HACCP dan ISO 9001:2008 telah dibuat di PT. Schnits Frozen Foods International berupa HACCP Plan dan Quality Plan.
Saran
Saran yang penulis sampaikan kepada pihak perusahaan adalah membuat tahapan lanjut dalam penjaminan kualitas produk dengan menerapkan Total Quality Management di seluruh bagian perusahaan dan secara rutin menyebarkan nilai-nilai pokok di perusahaan yang berkaitan dengan mutu. Perusahaan juga harus melakukan evaluasi terhadap dokumen HACCP yang telah dimiliki selama kurun waktu 1 tahun dengan terus memperbarui informasi dengan kasus-kasus terbaru keamanan pangan. Tahapan yang bisa dilakukan selanjutnya dan dapat
ISO 9001:2008 HACCP + PRP
Quality Manual. Process Identification. Internal Communication. Design and Development. Purchasing. Costumer Satisfaction
Measurement. Costumer Related Procesess. Control of Production and
Services Provision. Costumer Property. Preservation of Product. Monitoring and Measurement of
Product.
Training. Storage. Incoming
Inspection. Infrastructure.
Prelemenary Step. Seven HACCP Principles. Layout. Utilitites. Waste Disposal. Equipment Design. Cleaning/ Sanitation. Personal Hygiene. Pest Control. Etc.
Document and Record Control. Management Commitment. Policy and Objective. Responsibility and Authority. QMR/ FSTL. Management Review. Human Resources. Work Environment. Control Non Conformity. Traceability. Calibration. Internal Audit. Corrective Action. Improvement.
Gambar 7 Perbandingan antara HACCP (dan PRP) dengan ISO 9001:2008 (Tirtasujana 2012)
18
memberikan kesempatan kepada penelitian atau pun kegiatan magang selanjutnya adalah dilakukannya analisis kerugian mutu dengan menerapkan alat bantu statistical process control atau pun topik penelitian lainnya yang berhubungan dengan pendinginan dan optimasi proses.
DAFTAR PUSTAKA
[BPOM RI] Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2009. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.00.06.1.52.4011 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan. Jakarta (ID): BPOM RI.
[CAC] Codex Allimentarius Commission. 2003. General Priciples of Food Hygieme. Roma (IT): Codex Secretariat.
Alamsyah Y. 2007. Aneka Nugget Sehat dan Lezat. Jakarta (ID): Agro Media Pustaka.
Damayanti E, Mudjajanto ES. 1995. Teknologi Makanan. Jakarta (ID): Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah, Pendidikan Menengah Kejuruan, Proyek Peningkatan Pendidikan dan Kejuruan non Teknik II.
Fellows PJ. 2000. Food Processing Technology: Principles and Practise. 2nd ed. England, Cambridge (GB): Woodhead Publ, Lim.
Green PHR, Cellier C. 2007. Celiac Disease. N Engl J Med. 35(17):1731-1743.
Mallikarjunan P, Ngadi MO, Chinnan MS. 2010. Breaded Fried Foods. Boca Raton (US): CRC Pr.
Muchtadi, Tien MS, Sugiyono. 2013. Prinsip Proses dan Teknologi Pangan. Bandung (ID): Penerbit Alfabeta.
Muhandri T, Kadarisman D, Tim Premysis Consulting. 2012. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor (ID): IPB Pr.
Mullins JW, Walker Jr, Orvile C, Boyd Jr, Harper W. 2008. Marketing Management. 6th edition. New York (US): McGraw-Hill.
Owens CM. 2010. Coated poultry prouct. In: Owens CM, Alvarado CZ, Sams AR. (eds). Poultry Meat Processing. Florida (US): CRC Pr.
Pelczar MJ Jr, Chan ECS. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Volume ke-2. Hadioetomo RS, Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL, penerjemah. Jakarta (ID): UI Pr. Terjemahan dari: Elements of Microbiology.
Premysis Consulting. 2014. Severity Matrix for HACCP Decision Tree.
Purnawijayanti HA. 2001. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Yogjakarta (ID): Kanisisus.
Thaheer H. 2008. Sistem Manajemen HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Jakarta (ID): Penerbit Bumi Aksara.
19
Tirtasujana DR. 2012. Akhirnya Saya Paham ISO 22000:2005. Jakarta (ID): Food Safety-Quality Centr of Excellence.
20
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tim Keamanan Pangan PT. Schnits Frozen Foods International
I. TIM KEAMANAN PANGAN
Tim Nama Jabatan
Ketua/ MR Rudy Direktur
Wakil Antonio Ferraro Wakil Direktur
Document Controller
Setyorini Wiyoko Purchasing
Anggota Danang Riadiono Manajer HRD dan General Affair
Jonathan Low Supervisor pemasaran dan penjualan
Aan Satori Supervisor Produksi
Purwanto Supervisor Quality Assurance
Fransiskus Linus Supervisor Engineering
Evie N.A Staf Gudang
21
Lampiran 2 Deskripsi Produk
II. DESKRIPSI PRODUK
Keterangan Deskripsi
1. Nama Produk Nanas Goreng
2. Nama Dagang Pineapple Fritter
3. Komposisi Produk Nanas, Tepung Terigu, Bread Crumb, Jay Crumb, Air, Gula, Perisa Vanila, dan Minyak Canola
4. Karakteristik produk akhir yang penting
Suhu produk bagian tengah -200C berwarna kuning cerah.
5. Metode Pengolahan Penggorengan
6. Metode Pengawetan Pembekuan
7. Pengemasan Primer Plastik Low Density Poly Ethylene (LDPE)
8. Pengemasan untuk transportasi
MC (Master Carton)
9. Kondisi penyimpanan Kondisi ruangan bersuhu (-19) oC ± 1 oC
10. Umur simpan 6 bulan pada ruangan bersuhu (-19) oC ± 1 oC
11. Metode distribusi Kendaraan berpendingin dengan suhu (-19) oC ± 1 oC
12. Petunjuk pelabelan khusus
Tidak ada
13. Pengawasan khusus dalam distribusi
Tidak dibanting
14. Tujuan penjualan Eksport dengan tujuan negara Australia
15. Petunjuk penggunaan Digoreng selama 5 menit dengan shallow frying kemudian ditiriskan dan disajikan sesuai selera konsumen
22
Lampiran 3 Identifikasi rencana pengguna produk pineapple fritter
III. IDENTIFIKASI RENCANA PENGGUNAAN
Keterangan Deskripsi
1. Nama Produk Pineapple Fritte
2. Deskripsi Cara Konsumsi Digoreng selama 5 menit dengan shallow frying kemudian ditiriskan dan disajikan sesuai selera konsumen
3. Pengguna produk Masyarakat umum kecuali bayi dan orang yang alergi terhadap bahan wheat flour, wheat starch, sesame seed, beat gluten, dan improver.
23
Lampiran 4 Diagram alir penerimaan dan persiapan bahan baku
IV. BAGAN ALIR PROSES
1. Penerimaan Bahan Baku dan Bahan Kemasan Proses 1.1. Penerimaan Bahan Baku dan Bahan Kemasan
Bahan Baku : Nanas Kaleng, tepung Terigu Protein Sedang, Tepung
Panir Halus (Plain Crumbs), Tepung Panir Kasar (Jay Crumbs), Perisa Vanila, Tepung Batter Mix, Air, Gula Rafinasi dan Canolla oil.
Bahan Kemasan : Plastic bag, carton box dan label
2. Persiapan Bahan Baku 2.1. Proses Minyak Goreng
1. Penerimaan Bahan Baku dan Bahan Kemasan
2. Penyimpan Gedung Kering T: Ambience
Retur ke Supplier Spec Sesuai?
Minyak Nabati
1. Fryer 800 L
2. HE 180 0C
3. Flow meter 4. Motor pompa
5. Tanki penyimpanan 1000 L 6. Paper filter 50 μM
24
2.2. Persiapan Bahan Baku
2.3. Proses Pembuatan Pineapple Fritter
Penyimpanan Gudang
Preparasi Bahan Baku
Tepung Terigu Air Gula Vanila Essence
Tepung Terigu Bread Crumbs Jay Crumbs + Gula
Pineapple Cans
1a. Pembukaan Kemasan Tepung
1b. Penuangan tepung pada mesin predust
Tepung Terigu
2a. Penimbangan
2b. Mixing
Premix A
3a. Pembukaan Kemasan Bread Crumbs
3b. Penuangan Bread Crumbs pada Mesin
Bread Crumbs
4a. Pembukaan Kemasan Jay Crumbs
4b. Penuangan Jay Crumbs pada Bak Penampungan
4c. Penambahan Gula
4d. Pengadukan Manual
4e. Penuangan Jay Crumbs + Gula pada Mesin
Premix B
5a. Pembukaan Kaleng Pineapple
5b. Pembuangan Sirup Pineapple
5c. Penirisan Pineapple
5c. Penyortiran Pineapple
Pineapple
Pineapple 1. Peletakan Pineapple pada conveyor belt
2. Predust
3. Batter (1st)
4. Bread Crumbs
5. Batter (2nd)
6. Campuran Jay Crumbs + Gula
Pineapple Fritter
Tepung Terigu
Premix A
Bread Crumb
Premix A
Premix B
A
Lampiran 5 Diagram alir persiapan bahan baku dari gudang dan proses pembuatan pineapple fritter (1)
25
Pineapple Fritter
7. Sortir
9. Sortir
8. Flash Frying Waktu: 43 detik Suhu minya: 175-
185 oC (OPRP-15)
Minyak Goreng
10. Spiral Freeze (IQF/ Individual Quick Freezer)
Waktu (maks): 35-45menit Suhu udara: 175-185 oC
(OPRP-8)
11. Conveyor
12. Sortir
Pineapple Fritter Beku
Reject Waste
Udara
A
Lampiran 6 Diagram alir pembuatan pineapple fritter (2)
26
3. Proses Packing 3.1. Proses Packing Pineapple
4. Penyimpanan dan Distribusi 4.1. Penyimpanan dan Distribusi Pineapple
Pallet
Finished Good
1. Palletizing
2. Penyimpanan Main Cold Room: T= (-21) s.d. (-18) oC
(CCP-2)
3. Loading
4. Distribusi (Frozen) T= Maks (-15) s.d. (-18) oC
(OPRP-11)
Penyimpanan Gudang
1. Preparasi Bahan Baku Pineapple Fritter
Kantong Plastik
Label 2. Packing
3. Counting/ hitung jumlah
4. Sealing
5. Metal Detector Tidak terdetekasi logam secara fisik
dalam produk (negatif) Test Piece: Fe ᴓ 2 mm; Non Fe ᴓ 3
mm; Stainless Steel ᴓ 3,5 mm (CCP-1)
6. Cartoning
Finished Good
Tape
Outer Box
Label
Lampiran 7 Diagram alir pengemasan, penyimpanan dan distribusi pineapple fritter
27
5. Utilitas 5.1. Air untuk Proses
5.2. Air untuk Pembersihan Akhir dan Air Panas
5.3. Udara Proses IQF (Individual Quick Frozen)
Udara
1. High Recevier 8 x 4000 L
Spiral Freezer (IQF)
2. Cooling Tower
3. Low Receiver 8 x 4000 L Pelumas
Water Treatment Plant Lippo Cikarang
Tanki 1,2 x 1,2 L
Pemanas 150 L 70-75 oC
Air Panas
Air untuk Pemersihan Akhir
Water Treatment Plant Lippo Cikarang
Tanki Penampunagn
Air untuk Proses
Lampiran 8 Diagram alir penanganan utilitas (air untuk proses, air untuk pembersihan, air panas, dan udara untuk mesin IQF)
28
Lampiran 9 Konfirmasi diagram alir
V. KONFIRMASI DIAGRAM ALIR PROSES Bagan alir proses telah dicek dan dikonfirmasikan sesuai dengan proses yang dilakukan di lapangan.
Diverifikasi oleh Mengetahui
Supervisor Quality Assurance Food Safety Team Leader/ Manegement
Representative
29
Lampiran 10 Tabel analisis bahaya, penentuan titik kritis, penentuan batas kritis, verifikasi dan sistem pencatatan
Analisis Bahaya
No. Material
Identifikasi Bahaya
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Bahan Baku
1. Nanas Kaleng Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Bahan Baku TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan CoA
OPRP 1
Kimia Logam Berat (Pb, Cu, Zn, Sn, As)
Bahan Baku Timbal (Pb) maksimum 0.1 mg/kg (FSANZ)
SNI 01-4316-1996, antara lain: - Tembaga (Cu) maksimum 20 mg/kg - Seng (Zn) maksimum 40 mg/kg - Timah (Sn) maksimum 250 mg/kg - Arsen (As) maksimum 1 mg/kg
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan CoA
OPRP 2
Fisik Serpihan plastik dan logam
Bahan Baku Tidak ada Serpihan plastik Tidak Serpihan logam
Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual penerimaan bahan baku
PRP
2. Tepung Protein Medium
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli,
Bahan Baku TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan CoA
OPRP 1
30
No. Material
Identifikasi
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/
Pencegahan
Kategori Bahaya Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Kemungkinan Terjadi
(Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Kimia Logam Berat (Pb, Hg, Cd, As)
Bahan Baku Timbal (Pb) maksimum 0.1 mg/kg (FSANZ)
SNI 3751-2009, antara lain: - Raksa (Hg) maksimum 0.05 mg/kg - Cadmium (Cd) maksimum 0.1 mg/kg - Arsen (As) maksimum 0.5 mg/kg
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan CoA
OPRP 2
Fisik Serpihan plastik dan logam
Bahan Baku Tidak ada Serpihan plastik Tidak Serpihan logam
Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual penerimaan bahan baku
PRP
3. Perisa Vanila (Cair)
Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Serpihan
plastik dan logam
Bahan Baku Tidak ada Serpihan plastik Tidak Serpihan logam
Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual penerimaan bahan baku
PRP
4. Air untuk proses
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Bahan Baku TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform negatif/100 ml sampel (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli negatif/100 ml sampel (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
Low (1) High (3) High (3) Uji mikrobiologi air per 6 bulan (Laboratorium Eksternal)
OPRP 3
31
No. Material
Identifikasi
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Kemungkinan Terjadi (Likelihood)
Kemungkinan Terjadi
(Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Kimia Logam Berat Bahan Baku Timbal (Pb) maksimum 0.1 mg/kg (FSANZ)
Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010, antara lain:
- Arsen (As) maksimum 0.01 ppm - Flourida (F) maksimum 1.5 ppm - Total Cromium (Cr) maksimum 0.05
ppm - Cadmiun (Cd) maksimum 0.003 ppm - Nitrit (NO2-) maksimum 3 ppm - Nitrat (NO3-) maksimum 50 ppm - Sianida (CN) maksimum 0.07 ppm - Aluminium (Al) maksimum 0.2 ppm - Selenium (Se) 0.01 ppm - Besi (Fe) maksimum 0.3 ppm - Klorida (Cl) maksimum 250 ppm - Mangan (Mn) maksimum 0.4 ppm - Seng (Zn) maksimum 3 ppm - Sulfat (SO4) maksimum 250 ppm - Tembaga (Cu) maksimum 2 ppm - Amonia maksimum 1.5 ppm
Low (1) High (3) High (3) Uji kimia air per 6 bulan (Laboratorium Eksternal)
OPRP 3
Fisik Lumpur, lumut, pasir, serpihan logam
Bahan Baku Negatif Low (1) Low (1) Low (1) Pengecekan Kondisi Filter
PRP
5. Gula Rafinasi Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Bahan Baku TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
32
No. Material
Identifikasi
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Kemungkinan Terjadi (Likelihood)
Kemungkinan Terjadi
(Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Kimia Logam Berat Pb, Cu, As.
Timbal (Pb) maksimum 0.1 mg/kg (FSANZ)
SNI 01-3140.2-2006, antara lain: - Arsen (As) maksimum 1.0 mg/kg - Tembaga (Cu) maksimum 2 mg/kg
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan CoA
OPRP 2
Fisik Serpihan plastik dan logam
Bahan Baku Tidak ada Serpihan plastik Tidak Serpihan logam
Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual penerimaan bahan baku
PRP
6. Tepung Panir Halus (Bread Crumb)
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Bahan Baku TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan CoA
OPRP 1
Kimia Logam berat (Pb, Hg, As)
Bahan Baku Timbal (Pb) maksimum 0.1 mg/kg (FSANZ)
BPOM HK.00.06.1.52.4011, antara lain: - Arsen (As) maksimum 0.5 mg/kg - Raksa (Hg) maksimum 0.05 mg/kg
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan CoA
OPRP 2
Alergen Bahan Baku Tidak ada allergen yang tidak dikomunkasikan kepada konsumen
High (3) High (3) High (9) Memastikan bahwa label yang digunakan sesuai dengan standar kemasan
OPRP 4
33
No. Material
Identifikasi
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Kemungkinan Terjadi (Likelihood)
Kemungkinan Terjadi
(Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Fisik Serpihan plastik dan logam
Bahan Baku Tidak ada Serpihan plastik Tidak Serpihan logam
Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual penerimaan bahan baku
PRP
7. Tepung Panir Halus (Jay Crumb)
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Bahan Baku TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan CoA
OPRP 1
Kimia Logam berat (Pb, Hg, As)
Bahan Baku Timbal (Pb) maksimum 0.1 mg/kg (FSANZ)
BPOM HK.00.06.1.52.4011, antara lain: - Arsen (As) maksimum 0.5 mg/kg - Raksa (Hg) maksimum 0.05 mg/kg
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan CoA
OPRP 2
Alergen Bahan Baku Tidak ada allergen yang tidak dikomunkasikan kepada konsumen
High (3) High (3) High (9) Memastikan bahwa label yang digunakan sesuai dengan standar kemasan yang telah ditentukan
OPRP 4
Fisik Serpihan plastik dan logam
Bahan Baku Tidak ada Serpihan plastik Tidak Serpihan logam
Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual penerimaan bahan baku
PRP
8. Minyak Canola Mikrobiologi Not Significant
34
No. Material
Identifikasi
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/
Pencegahan
Kategori Bahaya Kemungkinan Terjadi (Likelihood)
Kemungkinan Terjadi
(Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Kimia Logam berat Bahan Baku BPOM HK.00.06.1.52.4011, antara lain: - Arsen (As) maksimum 0.1 mg/kg - Raksa (Hg) maksimum 0.05 mg/kg - Timbal (Pb) maksimum 0.1 mg/kg - Benzopiren maksimum 2 mcg/kg - Dioksin maksimum 1.82 pg-WHO-
PCDD/F-TEQ/g lemak
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan CoA
OPRP 2
Kadar FFA (Free Fatty Acid)
Bahan Baku BPOM: Maksimum 0.3 % Low (1) High (3) High (3) Pengecekan CoA
OPRP 2
Fisik Not Significant Bahan Pengemas
1. Label Mikrobiologi Not Significant Kimia Not Significant Fisik Not Significant 2. Kemasan
Plastik Mikrobiologi Not Significant
Kimia Bahan Non Food Grade
Low (1) Low (1) Low (1) Pengecekan CoA
OPRP 2
Fisik Not Significant 3. Kemasan
Karton Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Not Significant 4. Perekat Mikrobiologi Not Significant Kimia Not Significant Fisik Not Significant 5. Tinta Mikrobiologi Not Significant Kimia Not Significant Fisik Not Significant
35
No. Material
Identifikasi Bahaya
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Penerimaan Bahan 1. Penerimaan
bahan baku dan bahan kemasan
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Kontaminasi silang dari kebersihan area penerimaan, kemasan yang terbuka, atau terbawa dalam bahan baku
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan CoA
OPRP 1
Kimia Logam berat Bahan baku Timbal (Pb) maksimum 0.1 mg/kg (FSANZ)
SNI 01-4316-1996, antara lain: - Arsen (As) maksimum 1 mg/kg - Timah (Sn) maksimum 250 mg/kg - Seng (Zn) maksimum 40 mg/kg - Tembaga (Cu) maksimum 20 mg/kg
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan CoA
OPRP 2
Fisik Serpihan kayu, debu, plastik dan logam
Bahan baku atau proses penerimaan
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual penerimaan bahan baku
PRP
2. Penyimpanan di gudang kering
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Kontaminasi silang dari kebersihan area penerimaan, kemasan yang terbuka, atau terbawa dalam bahan baku
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi area gudang kering, penyimpanan material harus selalu dalam
kondisi tertutup
OPRP 5
Kimia Not Significant
36
No. Material
Identifikasi Bahaya
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Fisik Serpihan kayu, debu, plastik dan logam
Kontaminasi silang dari kebersihan area penerimaan, kemasan yang terbuka, atau terbawa dalam bahan baku
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Penyimanan material harus selalu dalam kondisi tertutup
PRP
3. Penyimpanan di gudang chiller dan cold storage
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Kontaminasi silang dari kebersihan area penerimaan, kemasan yang terbuka, atau terbawa dalam bahan baku
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi area col storage,
penyimpanan material
harus selalu dalam
kondisi tertutup
OPRP 6
Kimia Fisik Debu dan
serpihan plastik
Kontaminasi silang dari kebersihan area penerimaan, kemasan yang terbuka, atau terbawa dalam bahan baku
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Penyimanan material harus selalu dalam kondisi tertutup
PRP
37
No. Material
Identifikasi Bahaya
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/
Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Persiapan Bahan Baku Minyak Goreng 1. Paper Filter 50
µm Mikrobiologi Not Significant
Kimia Logam berat Bahan baku BPOM HK.00.06.1.52.4011, antara lain: - Arsen (As) maksimum 0.1 mg/kg - Raksa (Hg) maksimum 0.05 mg/kg - Timbal (Pb) maksimum 0.1 mg/kg - Benzopiren maksimum 2 mcg/kg - Dioksin maksimum 1.82 pg-WHO-PCDD/F-
TEQ/g lemak
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan CoA
OPRP 2
Fisik Serpihan kayu, plastik dan logam
Bahan baku atau proses penerimaan
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Penggantian saringan
PRP
2. Tangki penyimpanan 1000 liter
Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Lumut dan kerak
pada tangki Tangki penyimpanan
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Proses sanitasi tangki
PRP
3. Motor Pompa Mikrobiologi Not Significant Kimia Not Significant Fisik Not Significant 4. Flow meter Mikrobiologi Not Significant Kimia Not Significant Fisik Not Significant 5. Hear
Exchanger 180 oC
Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Not Significant 6. Fryer 800 liter Mikrobiologi Not Significant Kimia Not Significant Fisik Not Significant
38
No. Material
Identifikasi Bahaya Tingkat Penerimaan di Produk
Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Persiapan Bahan Baku 1. Tepung terigu protein sedang a. Pembukaan
kemasan tepung
Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Serpihan kayu,
plastik, dan logam
Bahan baku atau proses persiapan
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
b. Penuangan tepung pda mesin predust
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) Medium (2) Medium (2) Penempatan bahan baku hasil preparasi sesuai dengan kondisi penyimpanan masing-masing bahan, sanitasi mesin area produksi dam sanitasi karyawan preparasi bahan baku.
PRP
Kimia Not Significant Fisik Serpihan kayu,
plastik dan logam
Bahan baku atau proses preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
2. Persiapan Premix
39
No. Material
Identifikasi Bahaya Tingkat Penerimaan di Produk
Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
a. Penimbangan Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Penempatan bahan baku hasil preparasi sesuai dengan kondisi penyimpanan masing-masing bahan, sanitasi mesin area produksi dam sanitasi karyawan preparasi bahan baku.
PRP
Kimia Not Significant Fisik Serpihan kayu,
plastik dan logam
Bahan baku atau proses preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
b. Mixing Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Penempatan bahan baku hasil preparasi sesuai dengan kondisi penyimpanan masing-masing bahan, sanitasi mesin area produksi dan sanitasi karyawan
PRP
40
No. Material
Identifikasi Bahaya Tingkat Penerimaan di Produk
Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Kimia Not Significant Fisik Serpihan kayu,
plastik dan logam
Bahan baku atau mesin Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual mixer sebelum produksi
PRP
3. Preparasi Bread Crumbsa. Pembukaan
kemasan bread crumbs
Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Serpihan kayu,
plastik dan logam
Bahan baku proses atau preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
b. Penuangan Bread Crumbs pada mesin
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Penempatan bahan baku hasil preparasi sesuai dengan kondisi penyimpanan masing-masing bahan, sanitasi mesin area produksi dam sanitasi karyawan preparasi bahan baku.
PRP
Kimia Not Significant
41
No. Material
Identifikasi Bahaya Tingkat Penerimaan di Produk
Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Fisik Serpihan kayu, plastik dan logam
Bahan baku proses atau preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
4. Preparasi Jay Crumb a. Pembukaan
kemasan Jay crumb
Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Serpihan kayu,
plastik dan logam
Bahan baku proses atau preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
b. Penuangan jay crumb pada bak penampungan
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Penempatan bahan baku hasil preparasi sesuai dengan kondisi penyimpanan masing-masing bahan, sanitasi mesin area produksi dam sanitasi karyawan preparasi bahan baku.
PRP
Kimia Not Significant Fisik Serpihan kayu,
plastik dan logam
Bahan baku proses atau preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
42
No. Material
Identifikasi Bahaya Tingkat Penerimaan di Produk
Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
c. Penambahan gula
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi mesin, dan area produksi serta sanitasi karyawan yang bertugas
PRP
Kimia Not Significant Fisik Serpihan kayu,
plastik dan logam
Bahan baku proses atau preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
d. Pengadukan manual
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi mesin, dan area produksi serta sanitasi karyawan yang bertugas
PRP
Kimia Not Significant Fisik Not Significant
43
No. Material
Identifikasi Bahaya Tingkat Penerimaan di Produk
Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/
Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
e. Penuangan campuran jay crumb dan gula pada mesin
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Penempatan bahan baku hasil preparasi sesuai dengan kondisi penyimpanan masing-masing bahan, sanitasi mesin area produksi dam sanitasi karyawan preparasi bahan baku.
PRP
Kimia Not Significant Fisik Not Significant 5. Persiapan nanas a. Pembukaan
kaleng nanas Mikrobiologi Total Mikroba,
Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Kimia Residu desinfektan
Bahan sanitasi Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Verifikasi dengan pengukuran pH setiap selesai proses sanitasi
PRP
44
No. Material
Identifikasi Bahaya Tingkat Penerimaan di Produk
Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Fisik Serpihan kayu, debu, plastik dan logam
Bahan baku atau mesin Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Penutupan kaleng dengan plastik
PRP
b. Pembuangan sirup nanas
Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Not Significant c. Mikrobiologi Total Mikroba,
Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi mesin, dan area produksi serta sanitasi karyawan yang bertugas
PRP
Kimia Residu desinfektan
Bahan sanitasi Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Verifikasi dengan pengukuran pH setiap selesai proses sanitasi
PRP
Fisik Serpihan kayu, plastik dan logam
Bahan baku proses atau preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
45
No. Material
Identifikasi Bahaya
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Proses pembuatan pineapple fritter 1. Peletakan
nanas pada conveyor belt
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi mesin dan area produksi serta sanitasi karyawan persiapan bahan baku
OPRP 7
Kimia Residu desinfektan
Bahan sanitasi Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Verifikasi dengan pengukuran pH setiap selesai proses sanitasi
PRP
Fisik Serpihan kayu, plastik dan logam
Bahan baku proses atau preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
2. Predusting Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi mesin dan area produksi serta sanitasi karyawan persiapan bahan baku
OPRP 7
Kimia Residu desinfektan
Bahan sanitasi Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Verifikasi dengan pengukuran pH setiap selesai proses sanitasi
PRP
46
No. Material
Identifikasi Bahaya
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Fisik Serpihan kayu, plastik dan logam
Bahan baku proses atau preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
3. Battering Pertama
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi mesin dan area produksi serta sanitasi karyawan persiapan bahan baku
OPRP 7
Kimia Residu desinfektan
Bahan sanitasi Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Verifikasi dengan pengukuran pH setiap selesai proses sanitasi
PRP
Fisik Serpihan kayu, plastik dan logam
Bahan baku proses atau preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
4. Pelapisan bread crumbs
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi mesin dan area produksi serta sanitasi karyawan persiapan bahan baku
OPRP 7
47
No. Material
Identifikasi Bahaya
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/
Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Kimia Residu desinfektan
Bahan sanitasi Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Verifikasi dengan pengukuran pH setiap selesai proses sanitasi
PRP
Fisik Serpihan kayu, plastik dan logam
Bahan baku proses atau preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
5. Battering kedua
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi mesin dan area produksi serta sanitasi karyawan persiapan bahan baku
OPRP 7
Kimia Residu desinfektan
Bahan sanitasi Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Verifikasi dengan pengukuran pH setiap selesai proses sanitasi
PRP
Fisik Serpihan kayu, plastik dan logam
Bahan baku proses atau preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
48
No. Material
Identifikasi Bahaya
Identifikasi Bahaya
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/
Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
6. Pelapisan dengan campuan jay crumb dan gula
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi mesin dan area produksi serta sanitasi karyawan persiapan bahan baku
OPRP 7
Kimia Residu desinfektan
Bahan sanitasi Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Verifikasi dengan pengukuran pH setiap selesai proses sanitasi
PRP
Fisik Serpihan kayu, plastik dan logam
Bahan baku proses atau preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
7. Sortir pertama
Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Not Significant 8. Proses
penggorengan (flash frying)
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan suhu mesin penggorengan dan waktu penggorengan
OPRP 16
Kimia Residu desinfektan
Bahan sanitasi Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Verifikasi dengan pengukuran pH
PRP
49
No. Material
Identifikasi Bahaya
Identifikasi Bahaya
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Fisik Serpihan kayu, plastik dan logam
Bahan baku proses atau preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
9. Sortir kedua Mikrobiologi Not Significant Kimia Not Significant Fisik Not Significant 10. Pembekuan
IQF (Individual Quick Frozen)
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Suhu yang tidak sesuai atau kontaminasi saling dari kebersihan mesin, area produksi atau karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Pengecekan suhu IQF
OPRP 8
Kimia Residu desinfektan
Bahan sanitasi Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Verifikasi dengan pengukuran pH setiap selesai proses sanitasi
PRP
Fisik Serpihan kayu, plastik dan logam
Bahan baku proses atau preparasi
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
50
No. Material
Identifikasi Bahaya
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Pengemasan Produk 1. Persiapan
bahan pengemas
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Kontaminasi silang karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Penempatan bahan kemasan hasil preparasi sesuai dengan kondisi penyimpanan masing-masing bahan, melakukan sanitasi mesin dan area produksi, serta penerapan sanitasi karyawan
OPRP 9
Kimia Bahan yang tidak food grade
Bahan kemasan
Negatif Low (1) High (3) High (3) Verifikasi dengan sertifikat food grade dari supplier
OPRP 10
Fisik Bahan kemasan
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
2. Pengemasan dengan plastik
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Kontaminasi silang karyawan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi karyawan
OPRP 7
51
No. Material
Identifikasi Bahaya
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Kimia Bahan yang tidak food grade
Bahan kemasan
Negatif Low (1) High (3) High (3) Verifikasi dengan sertifikat food grade dari supplier
OPRP 10
Fisik Serpihan kayu, plastik, debu dan logam
Bahan kemasan
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Pengecekan visual saat penerimaan bahan baku
PRP
3. Penghitungan jumlah (counting)
Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Not Significant 4. Penyegelan
(Sealing) Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Not Significant 5. Metal
Detector Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Serpihan
logam Bahan baku atau proses preparasi
Negatif Low (1) High (3) High (3) Pengontrolan metal detector setiap awal shift Calon CCP
6. Pengemasan dengan karton
Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Not Significant
52
No. Material
Identifikasi Bahaya
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Pengemasan Produk 1. Penyusunan
produk di atas pallet
Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Not Significant 2. Penyimpanan
pada cold storage
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Kontaminasi silang dari area produksi, karyawan atau bahan kemasan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Pengontrolan suhu cold storage (-19) oC ± 1 oC (Calon CCP)
Kimia Not Significant Fisik Not Significant 3. Pemindahan
ke mobil distribusi
Mikrobiologi Not Significant
Kimia Not Significant Fisik Not Significant 4. Distibusi
produk Mikrobiologi Total Mikroba,
Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Kontaminasi silang dari area produksi, karyawan atau bahan kemasan
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform < 3 MPN/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli < 10 cfu/g (Spesifikasi Produk)
Low (1) High (3) High (3) Pengeekan suhu mobil distribusi
OPRP 11
Kimia Not Significant Fisik Not Significant
53
No. Material
Identifikasi Bahaya
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Utilitas produksi 1. Air untuk proses Tangki
Penampungan Mikrobiologi Total Mikroba,
Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Terbawa dari sumber air atau kontaminasi silang dari kebersihan tangki
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform negatif/100 ml sampel (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli negatif/100 ml sampel (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi Tangki air bahan baku dan verifiksi dengan uji laboratorium
OPRP 3
Kimia Logam berat Terbawa dari sumber air
Timbal (Pb) maksimum 0.1 mg/kg (FSANZ)
Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010, antara lain:
- Arsen (As) maksimum 0.01 ppm - Flourida (F) maksimum 1.5 ppm - Total Cromium (Cr) maksimum 0.05 ppm - Cadmiun (Cd) maksimum 0.003 ppm - Nitrit (NO2-) maksimum 3 ppm - Nitrat (NO3-) maksimum 50 ppm - Sianida (CN) maksimum 0.07 ppm - Aluminium (Al) maksimum 0.2 ppm - Selenium (Se) 0.01 ppm - Besi (Fe) maksimum 0.3 ppm - Klorida (Cl) maksimum 250 ppm - Mangan (Mn) maksimum 0.4 ppm - Seng (Zn) maksimum 3 ppm - Sulfat (SO4) maksimum 250 ppm - Tembaga (Cu) maksimum 2 ppm - Amonia maksimum 1.5 ppm
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi Tangki air bahan baku dan verifiksi dengan uji laboratorium
OPRP 3
54
No. Material
Identifikasi Bahaya
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Fisik Lumpur, lumut, pasir, an serpihan logam
Terbawa dari sumber air atau kontaminasi silang dari kebersihan tangki
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Sanitasi tangki air bahan baku. Pengecekan filter
PRP
2. Air untuk sanitasi dan air panas Tangki air
bahan baku 1.2 liter
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Terbawa dari sumber air atau kontaminasi silang dari kebersihan tangki
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform negatif/100 ml sampel (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli negatif/100 ml sampel (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi air bahan baku
OPRP 12
Kimia Not Significant Fisik Lumpur,
lumut, pasir, an serpihan logam
Terbawa dari sumber air atau kontaminasi silang dari kebersihan tangki
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Sanitasi tangki air bahan baku.
PRP
Tangki pemanas 150 liter 73 oC ± 2 oC
Mikrobiologi Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Terbawa dari proses sebelumnya
TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform negatif/100 ml sampel (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli negatif/100 ml sampel (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
Low (1) High (3) High (3) Pengontrolan suhu proses pemanasan
OPRP 13
55
No. Material
Identifikasi Bahaya
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/
Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Kimia Not Significant Fisik Not Significant 3. Air untuk proses IQF High receiver
8 x 4000 liter Mikrobiologi Total Mikroba,
Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
udara TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform negatif/100 ml sampel (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli negatif/100 ml sampel (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
Low (1) High (3) High (3) Pengeckan kondisi dan kebersihan mesin
OPRP 14
Kimia Not Significant Fisik Not Significant Cooling
tower Mikrobiologi Total Mikroba,
Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
udara TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform negatif/100 ml sampel (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli negatif/100 ml sampel (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
Low (1) High (3) High (3) Sanitasi cooling tower
OPRP 15
Kimia Not Significant Fisik Not Significant
56
No. Material
Identifikasi Bahaya
Tingkat Penerimaan di Produk Akhir
Dugaan Bahaya Tindakan Pengendalian/
Pencegahan
Kategori Bahaya Sumber Kemungkinan
Terjadi (Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Resiko (Significant
Risk) Pengendalian Kategori
Low receiver 8 x 4000 liter
Mikrobiologi Udara TPC maksimum 1x105 cfu/ml (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011
Coliform negatif/100 ml sampel (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
Clostridium perfringens negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
Staphylococcus aures negatif cfu/g (Per. KaBPOM HK.00.06.1.52.4011)
E.coli negatif/100 ml sampel (Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010)
Low (1) High (3) High (3) Pengeckan kondisi dan kebersihan mesin
OPRP 14
Kimia Pelumas Pelumas yang digunakan
Negatif Low (1) Medium (2) Medium (2) Memastikan pelumas yang digunakan adalah food grade
PRP
Fisik Not Significant
57
Penentuan Titik Kritis
Tahap Bahaya
Penyebab/ Sumber/
Justifikasi Bahaya
Kemungkinan Terjadi
(Likelihood)
Tingkat Keparahan (Severity)
Tindakan Pengendalian/ Pencegahan
Q1 Q2 Q3 Q4 CCP Alasan Keputusan
Metal Detector
Fisik Bahan baku Low (1) High (3) Pengontrolan metal detector setiap awal shift
Yes Yes - - CCP 1
Karena tahapan pengeringan dirancang spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya yang mungkin terjadi sampai level yang dapat diterima Karena tahapan pengeringan dirancang spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya yang mungkin terjadi sampai level yang dapat diterima
Penyimpanan pada cold storage
Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Kontaminasi silang dari area produksi, karyawan atau bahan kemasan
Low (1) High (3) Pengontrolan suhu cold storage (-19) oC ± 1 oC
Yes Yes - - CCP 2
Karena tahapan pengeringan dirancang spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya yang mungkin terjadi sampai level yang dapat diterima Karena tahapan pengeringan dirancang spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya yang mungkin terjadi sampai level yang dapat diterima
Penentuan Batas Titik Kritis
Prinsip 1 Prinsip 2 Prinsip 3
Tahap Bahaya Tindakan Pengendalian/ Pencegahan CCP Batas Kritis
Metal Detector Fisik: Serpihan logam dari proses mixing yang lolos dari pengecekan metal detector
Pengontrolan metal detector setiap awal shift
CCP 1 Seluruh test piece terdeteksi: Fe Ø 2 mm; Non Fe Ø 3 mm; SS Ø 3,5 mm
Penyimpanan pada cold storage Mikrobiologi: Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Pengontrolan suhu cold storage (-19) oC ± 1 oC CCP 2 T = (-19) oC ± 1 oC
58
Penentuan Prosedur Monitoring
Prinsip 1 Prinsip 2 Prinsip 3 Prinsip 4
Tahap Bahaya Tindakan
Pengendalian/ Pencegahan
CCP Batas Kritis Pemantauan
Apa Dimana Bagaimana Kapan Siapa
Metal Detector Fisik: Serpihan logam dari proses mixing yang lolos dari pengecekan metal detector
Pengontrolan metal detector setiap awal shift
CCP 1 Seluruh test piece terdeteksi: Fe Ø 2 mm; Non Fe Ø 3 mm; SS Ø 3,5 mm
Pengecekan sample test metal detector
Alat metal detector
Melewatkan sampel test pada metal detector
Setiap awal shift Staf Produksi bagian metal detector
Penyimpanan pada cold storage
Mikrobiologi: Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Pengontrolan suhu cold storage (-19) oC ± 1 oC
CCP 2 T = (-19) oC ± 1 oC
Pengecekan suhu cold room
cold room
melihat indikator suhu
Setiap 2 jam
Staf Warehouse dan Security
Penentuan Tindakan Koreksi
Prinsip 1 Prinsip
2 Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5
Tahap Bahaya Tindakan
Pengendalian/ Pencegahan
CCP Batas Kritis
Pemantauan Tindakan Koreksi
Apa Dimana Bagaimana Kapan Siapa Koreksi Langsung
Tindakan Selanjutnya
Tanggung Jawab dan Wewenang
Metal Detector Fisik: Serpihan logam dari proses mixing yang lolos dari pengecekan metal detector
Pengontrolan metal detector setiap awal shift
CCP 1 Seluruh test piece terdeteksi: Fe Ø 2 mm; Non Fe Ø 3 mm; SS Ø 3,5 mm
Pengecekan sample test metal detector
Alat metal detector
Melewatkan sampel test pada metal detector
Setiap awal shift
Staf Produksi bagian metal detector
1. Menghentikan proses pengecekan metal detector
2. Produk yang telah melalui metal detector pada shift tersebut
Mesin: Analisis akar masalah kerusakan sensor dan lakukan tindakan perbaikan
Koreksi Langsung: Staf Produksi bagian metal detector dilaporkan kepada Supervisor Produksi
59
Penentuan Tindakan Koreksi (lanjutan)
Prinsip 1 Prinsip 2
Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5
Tahap Bahaya Tindakan
Pengendalian/ Pencegahan
CCP Batas Kritis
Pemantauan Tindakan Koreksi
Apa Dimana Bagaimana Kapan Siapa Koreksi Langsung
Tindakan Selanjutnya
Tanggung Jawab dan Wewenang
ditahan di area hold yang telah disiapkan.
Produk: Dilakukan pengecekan ulang setelah alat selesai diperiksa
Tindakan Koreksi
1. Mesin: Kepala Produksi bersama dengan Supervisor maintenance
2. Produk: Kepala produksi
Penyimpanan pada cold storage
Mikrobiologi: Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Pengontrolan suhu cold storage (-19) oC ± 1 oC
CCP 2 T = (-19) oC ± 1 oC
Pengecekan suhu cold room
cold room
melihat indikator suhu
Setiap 2 jam
Staf Warehouse dan Security
1. Informasikan ke bagian Supervisor maintenance untuk dilakukan analisis.
2. Produk: produk pada titik terpanas cold storage di tempatkan pada area hold.
Cold Storage: Bagian Engineering memastikan kondisi unit mesin dan indikator suhu berfungsi dengan baik
Produk: Dilakukan pengecekan suhu pada titik terpanas diruang cold storage pada titik tengah kemasan karton
Koreksi Langsung: Staf warehouse atau Security melaporkan pada Supervisor Engineering
Tindakan Koreksi: 1. Cold Storage: Supervisor Engineering
2. Produk: Supervisor Quality Assurance
60
Penetapan Prosedur Verifikasi
Prinsip 1 Prinsip 2
Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6
Tahap Bahaya Tindakan
Pengendalian/ Pencegahan
CCP Batas Kritis
Pemantauan Tindakan Koreksi
Verifikasi Apa? Dimana? Bagaimana
Kapan? Siapa?
Koreksi Langsung
Tindakan Selanjutnya
Tanggung Jawab dan Wewenang
Metal Detector
Fisik: Serpihan logam dari proses mixing yang lolos dari pengecekan metal detector
Pengontrolan metal detector setiap awal shift
CCP 1 Seluruh test piece terdeteksi: Fe Ø 2 mm; Non Fe Ø 3 mm; SS Ø 3,5 mm
Pengecekan sample test metal detector
Alat metal detector
Melewatkan sampel test pada metal detector
Setiap awal shift
Staf Produksi bagian metal detector
1. Menghentikan proses pengecekan metal detector
2. Produk yang telah melalui metal detector pada shift tersebut ditahan di area hold yang telah disiapkan.
Mesin: Analisis akar masalah kerusakan sensor dan lakukan tindakan perbaikan
Produk: Dilakukan pengecekan ulang setelah alat selesai diperiksa
Koreksi Langsung: Staf Produksi bagian metal detector dilaporkan kepada Supervisor Produksi
Tindakan Koreksi
1. Mesin: Kepala Produksi bersama dengan Supervisor maintenance
2. Produk: Kepala produksi
Mengontrol Borang Pemeriksaan metal detector setiap shift oleh Kepala Produksi
Pengecekan Borang Pemeriksaan metal detector setiap hari oleh Staf Quality Assurance
61
Penetapan Prosedur Verifikasi (lanjutan)
Prinsip 1 Prinsip
2 Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6
Tahap Bahaya Tindakan
Pengendalian/ Pencegahan
CCP Batas Kritis
Pemantauan Tindakan Koreksi
Verifikasi Apa? Dimana? Bagaimana
Kapan? Siapa?
Koreksi Langsung
Tindakan Selanjutnya
Tanggung Jawab dan Wewenang
Penyimpanan pada cold storage
Mikrobiologi: Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Pengontrolan suhu cold storage (-19) oC ± 1 oC
CCP 2 T = (-19) oC ± 1 oC
Pengecekan suhu cold room
cold room
melihat indikator suhu
Setiap 2 jam
Staf Warehouse dan Security
1. Informasikan ke bagian Supervisor maintenance untuk dilakukan analisis.
2. Produk: produk pada titik terpanas cold storage di tempatkan pada area hold.
Cold Storage: Bagian Engineering memastikan kondisi unit mesin dan indikator suhu berfungsi dengan baik
Produk: Dilakukan pengecekan suhu pada titik terpanas diruang cold storage pada titik tengah kemasan karton dititik tengah produk
Koreksi Langsung: Staf warehouse atau Security melaporkan pada Supervisor Engineering
Tindakan Koreksi: 1. Cold Storage: Supervisor Engineering
2. Produk: Supervisor Quality Assurance
Analisa mikrobiologis produk akhir pada laboratorium eksternal sesuai jadwal
Pemantauan mesin sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam Borang Pemantauan Peralatan Produksi
Kalibrasi laboratorium eksternal sesuai dengan jadwal
62
Penetapan Sistem Dokumentasi
Prinsip 1 Prinsip 2
Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Tahap Bahaya Tindakan
Pengendalian/ Pencegahan
CCP Batas Kritis
Pemantauan Tindakan Koreksi
Verifikasi Dokumen/ Catatan Apa?
Dimana? Bagaimana Kapan? Siapa?
Koreksi Langsung
Tindakan Selanjutnya
Tanggung Jawab dan Wewenang
Metal Detector
Fisik: Serpihan logam dari proses mixing yang lolos dari pengecekan metal detector
Pengontrolan metal detector setiap awal shift
CCP 1 Seluruh test piece terdeteksi: Fe Ø 2 mm; Non Fe Ø 3 mm; SS Ø 3,5 mm
Pengecekan sample test metal detector
Alat metal detector
Melewatkan sampel test pada metal detector
Setiap awal shift
Staf Produksi bagian metal detector
1. Menghentikan proses pengecekan metal detector
2. Produk yang telah melalui metal detector pada shift tersebut ditahan di area hold yang telah disiapkan.
Mesin: Analisis akar masalah kerusakan sensor dan lakukan tindakan perbaikan
Produk: Dilakukan pengecekan ulang setelah alat selesai diperiksa
Koreksi Langsung: Staf Produksi bagian metal detector dilaporkan kepada Supervisor Produksi
Tindakan Koreksi
1. Mesin: Kepala Produksi bersama dengan Supervisor maintenance
2. Produk: Kepala produksi
Mengontrol Borang Pemeriksaan metal detector setiap shift oleh Kepala Produksi
Pengecekan Borang Pemeriksaan metal detector setiap hari oleh Staf Quality Assurance
Borang Pengecekan Metal Detector (FRM.PRO.02.03)
Penyimpanan pada cold storage
Mikrobiologi: Total Mikroba, Coliform, Clostridium perfringens,
Pengontrolan suhu cold storage (-19) oC ± 1 oC
CCP 2 T = (-19) oC ± 1 oC
Pengecekan suhu cold room
cold room
melihat indikator suhu
Setiap 2 jam
Staf Warehouse dan Security
1. Informasikan ke bagian Supervisor maintenance
Cold Storage: Bagian Engineering memastikan
Koreksi Langsung: Staf warehouse atau
Analisa mikrobiologis produk akhir pada laboratorium
Borang Pengecekan Suhu Ruangan (FRM.PRO.
63
Penetapan Sistem Dokumentasi (lanjutan)
Prinsip 1 Prinsip 2
Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Tahap Bahaya Tindakan
Pengendalian/ Pencegahan
CCP Batas Kritis
Pemantauan Tindakan Koreksi
Verifikasi Dokumen/ Catatan Apa?
Dimana? Bagaimana Kapan?
Siapa? Koreksi
Langsung Tindakan
Selanjutnya
Tanggung Jawab dan Wewenang
Staphylococcus aureus, E.coli
untuk dilakukan analisis.
2. Produk: produk pada titik terpanas cold storage di tempatkan pada area hold.
kondisi unit mesin dan indikator suhu berfungsi dengan baik
Produk: Dilakukan pengecekan suhu pada titik terpanas diruang cold storage pada titik tengah kemasan karton dititik tengah produk
Security melaporkan pada Supervisor Engineering
Tindakan Koreksi: 1. Cold Storage: Supervisor Engineering
2. Produk: Supervisor Quality Assurance
eksternal sesuai jadwal
Pemantauan mesin sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam Borang Pemantauan Peralatan Produksi
Kalibrasi laboratorium eksternal sesuai dengan jadwal
02.04)
Log Book Security
64
Lampiran 13 Borang pengecekan selama proses
Lampiran 11 Format borang pengumpulan data kalibarasi alat metal detector
Lampiran 12 Format borang pengecekan suhu cold storage, chill room, dan process room
65
Lampiran 15 Kategori bahaya dalam penentuan titik kritis (Premysis Consulting 2014)
Low OccurrenceLow Severity
(1)
Medium Occurrence
Low Severity(2)
Medium Occurrence
Medium Severity(4)
Low OccurrenceMedium Severity
(2)
High OccurrenceLow Severity
(3)
High OccurrenceMedium Severity
(6)
High OccurrenceHigh Severity
(9)
Medium Occurrence
High Severity(6)
Low OccurrenceHigh Severity
(3)
Severity
Like
lihoo
d
Low High
Low
High
1 2 3
1
2
3
LowRisk
Medium Risk
HighRisk
Lampiran 14 Borang program perawatan mesin proses produksi
66
Lampiran 16 HACCP Plan produk Pineapple Fritter
Prinsip 1 Prinsip 2 Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Tahap Bahaya yang dikendalikan
Tindakan Pengendalian CCP Batas Kritis Pemantauan
Tindakan Koreksi
Verifikasi Dokumen/ Catatan Koreksi Langung
Tindakan Selanjutnya
Tanggung Jawab dan Wewenang
Metal Detector
Fisik: Serpihan logam dari proses mixing yang lolos dari pengecekan metal detector
Pengecekan metal detector setiap awal shift dengan menggunakan test piece
CCP 1 Seluruh test piece terdeteksi: Fe Ø 2 mm; Non Fe Ø 3 mm; SS Ø 3,5 mm
Apa: Pengecekan sample test metal detector
Dimana: Alat metal detector
Kapan: Setiap awal shift
Siapa: Staf Produksi bagian metal detector
Bagaimana: Melewatkan sampel test pada metal detector
1. Menghentikan proses pengecekan metal detector
2. Produk yang telah melalui metal detector pada shift tersebut ditahan di area hold yang telah disiapkan.
Mesin: Analisis akar masalah kerusakan sensor dan lakukan tindakan perbaikan
Produk: Dilakukan pengecekan ulang setelah alat selesai diperiksa
Koreksi Langsung: Staf Produksi bagian metal detector dilaporkan kepada Supervisor Produksi
Tindakan Koreksi
1. Mesin: Kepala Produksi bersama dengan Supervisor maintenance
2. Produk: Kepala produksi
Mengontrol Borang Pemeriksaan metal detector setiap shift oleh Kepala Produksi
Pengecekan Borang Pemeriksaan metal detector setiap hari oleh Staf Quality Assurance
Borang Pengecekan Metal Detector (FRM.PRO.02.03)
Cold Storage
Mikrobiologi: Total mikroba, Coliform, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, E.coli
Pengecekan suhu Cool room setiap 2 jam
CCP 2 T = (-19) oC ± 1 oC
Apa: Pengecekan suhu cold storage
Dimana: cold room
Kapan: Setiap 2 jam
Siapa: Staf Warehouse dan Security
Bagaimana: melihat indikator suhu
1. Informasikan ke bagian Supervisor maintenance untuk dilakukan analisis.
2. Produk: produk pada titik terpanas cold storage di tempatkan pada area hold.
Cold Storage: Bagian Engineering memastikan kondisi unit mesin dan indikator suhu berfungsi dengan baik
Produk: Dilakukan pengecekan suhu pada titik terpanas diruang cold storage pada titik tengah kemasan karton dititik tengah produk
Koreksi Langsung: Staf warehouse atau Security melaporkan pada Supervisor Engineering
Tindakan Koreksi: 1. Cold Storage: Supervisor Engineering
2. Produk: Supervisor Quality Assurance
Analisa mikrobiologis produk akhir pada laboratorium eksternal sesuai jadwal
Pemantauan mesin sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam Borang Pemantauan Peralatan Produksi
Kalibrasi laboratorium eksternal sesuai dengan jadwal
Borang Pengecekan Suhu Ruangan (FRM.PRO.02.04)
Log Book Security
67
Lampiran 17 Operational Prerequisite Program pembuatan pineapple fritter
OPRP Bahaya Tindakan
Pengendalian Pemantauan Koreksi
Langsung Tindakan Koreksi
Tanggung Jawab dan Wewenang Dokumen / Catatan Verifikasi
1. Mikrobiologi : TPC, Clostridium Perfringens, Staphyilococcus aureus, E.coli, Coliform
Pengecekan CoA bahan baku
Apa : CoA Bahan Baku dan Kemasan
Dimana : Area Loading Material
Kapan : Setiap kedatangan barang
Siapa : Staf QA
Bagaimana : Menyesuaikan data di CoA dengan standar bahan baku
Menolak barang yang tidak sesuai
Melakukan complain ke supplier dan pengisian FTKP (Form Tindakan Koreksi dan Pemantauan)
QA : Bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan CoA
Borang Penerimaan Barang (FRM.WH.04.01)
Melakukan pengujian mikrobiologi produk jadi ke laboratorium eksternal sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
2. Kimia : Logam Berat (Pb,Hg,Cd,As)
Pengecekan CoA Bahan Baku dan Kemasan
Apa : CoA Bahan Baku dan Kemasan
Dimana : Area Loading Material
Kapan : Setiap kedatangan barang
Siapa : Staf QA
Bagaimana : Pengecekan CoA barang dengan standar yang telah ditetapkan
Menolak barang yang tidak sesuai
Melakukan complain ke supplier dan pengisian FTKP (Form Tindakan Koreksi dan Pemantauan)
QA : Bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan CoA
Borang Penerimaan Barang (FRM.WH.04.01)
Melakukan pengujian logam berat produk jadi ke laboratorium eksternal sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
3. Kimia : Alergen Memastikan label produk jadi mencantumkan keterangan alergen sesuai dengan standar label
Apa : Label produk jadi
Dimana : Gudang Kering
Kapan : Setiap kedatangan barang
Siapa : Operator gudang
Bagaimana : Mengecek label yang diterima sesuai dengan standar label
Menolak barang yang tidak sesuai
Melakukan complain ke supplier dan pengisian FTKP (Form Tindakan Koreksi dan Pemantauan)
QA : Bertanggung jawab untuk memastikan keterangan alergen terdapat pada label.
Borang Penerimaan Barang (FRM.WH.04.01)
Melakukan pemeriksaan label produk jadi sebelum didistribusikan.
68
OPRP Bahaya Tindakan
Pengendalian Pemantauan Koreksi
Langsung Tindakan Koreksi
Tanggung Jawab dan Wewenang Dokumen / Catatan Verifikasi
4. Mikrobiologi : TPC, Clostridium Perfringens, Staphyilococcus aureus, E.coli, Coliform
Proses sanitasi gudang kering
Apa : Kebersihan gudang kering
Dimana : Gudang kering
Kapan : Setiap hari
Siapa : Operator gudang
Bagaimana : Melakukan sanitasi gudang kering.
Melakukan pembersihan ulang
Melakukan briefing cara sanitasi yang baik ke operator gudang
Supervisor Gudang: Bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan gudang kering.
Borang Sanitasi Ruangan (FRM.PRO.01.01)
Melakukan swab test pada gudang kering
Memastikan bahan baku dan kemasan selalu disimpan dalam kondisi tertutup
Apa : Bahan baku dan kemasan
Dimana : Gudang kering
Kapan : Setiap kedatangan barang
Siapa : Operator gudang
Bagaimana : Mengecek label yang diterima sesuai dengan standar label
Melakukan penutupan bahan baku
Melakukan briefing cara penutupan dan penyimpanan bahan baku dan kemasan yang baik ke operator gudang
Supervisor Gudang: Bertanggung jawab untuk menjaga bahan dalam kondisi tertutup
Borang Penerimaan Barang (FRM.WH.04.01)
Hasil audit internal
5. Mikrobiologi : TPC, Clostridium Perfringens, Staphyilococcus aureus, E.coli, Coliform
Proses sanitasi chill room
Apa : Kebersihan chill room
Dimana : Chill room.
Kapan : Setiap hari
Siapa : Operator gudang
Bagaimana : Melakukan sanitasi gudang kering.
Melakukan pembersihan ulang
Melakukan briefing cara sanitasi yang baik ke operator gudang
Supervisor Gudang: Bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan gudang chilled
Borang Sanitasi Ruangan (FRM.PRO.01.01)
Melakukan swab test pada chill room sesuai dengan schedule yang telah ditentukan.
Hasil analisis Operational Prerequisite Program pembuatan pineapple fritter (lanjutan)
69
OPRP Bahaya Tindakan
Pengendalian Pemantauan Koreksi
Langsung Tindakan Koreksi
Tanggung Jawab dan Wewenang Dokumen / Catatan Verifikasi
Memastikan bahan baku dan kemasan selalu disimpan dalam kondisi tertutup
Apa : Bahan baku
Dimana : Chill Room
Kapan : Setiap kedatangan barang
Siapa : Operator gudang
Bagaimana : Mengecek label yang diterima sesuai dengan standar label
Melakukan penutupan bahan baku
Melakukan briefing cara penutupan dan penyimpanan bahan baku dan kemasan yang baik ke operator gudang
Supervisor Gudang: Bertanggung jawab untuk menjaga bahan dalam kondisi tertutup
Borang Sanitasi Ruangan (FRM.PRO.01.01)
Hasil audit internal
6. Mikrobiologi : TPC, Clostridium Perfringens, Staphyilococcus aureus, E.coli, Coliform
Proses sanitasi mesin produki
Apa : Kebersihan mesin produksi
Dimana : Ruangan Produksi
Kapan : Setiap shift sebelum mulai produksi
Siapa : Operator produksi
Bagaimana : Melakukan sanitasi mesin produksi.
Melakukan pembersihan ulang
Melakukan briefing cara sanitasi yang baik ke operator produksi.
Supervisor Produksi: Bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan mesin produksi.
Staf QA: Bertanggung jawab untuk memastikan kebersihan mesin sebelum produksi.
Borang Sanitasi Peralatan Produksi (FRM.PRO.01.03)
Melakukan swab test pada mesin produksi sesuai dengan schedule yang telah ditentukan.
Proses personal hygiene karyawan
Apa : Personal Hygine Karyawan
Dimana : Ruangan Produksi
Kapan : Setiap shift sebelum mulai produksi
Siapa : Supervisor Produksi
Bagaimana : Mengecek kegiatan personal hygiene karyawan
Menegur karyawan yang tidak melakukan kegiatan personal hygiene dengan baik
Melakukan briefing cara melakukan kegiatan personal hygien yang baik ke seluruh personil produksi
Staf QA: Bertanggung jawab untuk menginformasikan kegiatan personal hygiene ke operator Supervisor Produksi: Bertanggung jawab untuk memastikan seluruh karyawan melakukan kegiatan personal hygiene.
Borang Sanitasi Pekerja (FRM.PRO.01.02)
Melakukan swab test terhadap pakaian dan tangan karyawan sesuai dengan schedule yang telah ditentukan.
Hasil analisis Operational Prerequisite Program pembuatan pineapple fritter (lanjutan)
70
OPRP Bahaya Tindakan
Pengendalian Pemantauan Koreksi
Langsung Tindakan Koreksi
Tanggung Jawab dan Wewenang Dokumen / Catatan Verifikasi
7. Mikrobiologi : TPC, Clostridium Perfringens, Staphyilococcus aureus, E.coli, Coliform
Pengecekan suhu IQF
Apa : Suhu IQF
Dimana : Ruangan produksi
Kapan : Setiap shift
Siapa : Operator produksi
Bagaimana : Mengecek kesesuaian suhu IQF dengan standar
Melakukan penyetalan ulang mesin IQF
Menginformasi-kan ketidaksesuaian ke pihak Engineering
Supervisor Produksi: Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa parameter suhu IQF tercapai. Supervisor Engineering: Bertanggung jawab menjaga dan memperbaiki mesin IQF
Borang Pengecekan Dalam Proses (FRM.PRO.02.05)
Melakukan kalibrasi peralatan sesuai dengan schedule yang telah ditentukan.
8. Mikrobiologi : TPC, Clostridium Perfringens, Staphyilococcus aureus, E.coli, Coliform
Penempatan bahan kemasan hasil preparasi sesuai dengan mapping area gudang
Apa : Bahan kemas hasil preparasi
Dimana : Gudang Kering
Kapan : Setiap preparasi
Siapa : Operator gudang
Bagaimana : Menampatkan bahan kemas hasil preparasi sesuai dengan mapping area gudang
Menempatkan bahan kemas yang disimpan sembarangan sesuai dengan mapping area
Melakukan briefing ke operator gudang tentang mapping area gudang
Supervisor Gudang: Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua barang ditempatkan sesuai mapping area
Borang Sanitasi Ruangan (FRM.PRO.01.01)
Hasil audit internal
Hasil analisis Operational Prerequisite Program pembuatan pineapple fritter (lanjutan)
71
OPRP Bahaya Tindakan
Pengendalian Pemantauan Koreksi
Langsung Tindakan Koreksi
Tanggung Jawab dan Wewenang Dokumen / Catatan Verifikasi
9. Material non Food Grade
Memeriksa keterangan food grade pada spesifikasi/ MSDS (material safety data sheet) bahan kemasan
Apa : Spesifikasi / MSDS bahan kemas
Dimana : Kantor
Kapan : Setiap ada supplier kemasan baru
Siapa : Purchasing
Bagaimana : Memeriksa keterangan food grade pada spesifikasi / MSDS bahan kemas
Menolak supplier menjadi supplier tetap
Mencari supplier lain yang memiliki produk food grade
Supervisor Purchasing: Bertanggung jawab menyeleksi supplier.
Supervisor Gudang: Bertanggung jawab memastikan bahan yang datang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
Borang seleksi supplier baru (FRM.PUR.02.02)
Evaluasi suplier
10. Mikrobiologi : TPC, Clostridium Perfringens, Staphyilococcus aureus, E.coli, Coliform
Pengontrolan suhu mobil distribusi
Apa : Suhu mobil distribusi
Dimana : Area loading produk
Kapan : Setiap pengiriman barang
Siapa : Operator Gudang
Bagaimana : Memeriksa kesesuaian suhu mobil distribusi dengan standar
Penyetalan ulang suhu mobil distribusi
Melakukan complain ke pihak ekspedisi dan pengisian FTKP (Form Tindakan Koreksi dan Pemantauan)
Supervisor Gudang: Bertanggung jawab untuk memastikan suhu mobil sesuai dengan standar. Supervisor Purchasing: Bertanggung jawab melakukan komunikasi dengan pihak ekspedisi
Checklist kendaraan untuk pengiriman Finished Good (FRM.WFG.01.02)
Evaluasi supplier
11. Mikrobiologi : TPC, Clostridium Perfringens, Staphyilococcus aureus, E.coli, Coliform
Sanitasi tangki air bahan baku
Apa : Kebersihan tangki air
Dimana : Ruang Utility
Kapan : 1 bulan sekali
Siapa : Operator produksi
Bagaimana : Melakukan sanitasi tangki air bahan baku
Melakukan sanitasi ulang tangki air bahan baku
Melakukan briefing ke operator produksi tentang cara sanitasi tangki air prosuksi
Supervisor Produksi: Bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan tangki air bahan baku Staf QA: Bertanggung jawab untuk memastikan kebersihan tangki mesin produksi.
Borang Sanitasi Peralatan Produksi (FRM.PRO.01.03)
Melakukan swab test pada tangki air bahan baku sesuai dengan schedule yang telah ditentukan
Hasil analisis Operational Prerequisite Program pembuatan pineapple fritter (lanjutan)
72
OPRP Bahaya Tindakan
Pengendalian Pemantauan Koreksi
Langsung Tindakan Koreksi
Tanggung Jawab dan Wewenang Dokumen / Catatan Verifikasi
12. Mikrobiologi : TPC, Clostridium Perfringens, Staphyilococcus aureus, E.coli, Coliform
Pengontrolan suhu pemanasan air sanitasi
Apa : Suhu pemanasan air
Dimana : Ruang Utility
Kapan : Setiap hari
Siapa : Operator produksi
Bagaimana : Mengontrol suhu pemanasan air sanitasi
Melakukan penyetelan ulang suhu pemanas air
Menginformasi-kan ketidaksesuaian ke pihak Engineering
Supervisor Produksi: Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa parameter suhu pemanas tercapai. Supervisor Engineering: Bertanggung jawab menjaga dan memperbaiki mesin pemanas
Borang Pengecekan Dalam Proses (FRM.PRO.02.05)
Melakukan pengujian air sesuai dengan standar air bersih ke laboratorium eksternal sesuai dengan schedule yang telah ditentukan.
13. Mikrobiologi : TPC, Clostridium Perfringens, Staphyilococcus aureus, E.coli, Coliform
Pengecekan kondisi dan kebersihan mesin Low and High Receiver
Apa : Kondisi dan kebersihan mesin low and high receiver
Dimana : Ruang Utility
Kapan : Setiap hari
Siapa : Operator engineering
Bagaimana : Pengecekan kondisi dan kebersihan mesin low and high receiver
Melakukan pembersihan ulang dan perbaikan
Melakukan briefing cara pembersihan dan perbaikan mesin Low dan High Receiver kepada operator engineering
Supervisor Engineering : Bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan dan kondisi mesin low dan high receiver
Borang Sanitasi Peralatan Produksi (FRM.PRO.01.03)
Melakukan perwatan bulanan.
Hasil analisis Operational Prerequisite Program pembuatan pineapple fritter (lanjutan)
73
OPRP Bahaya Tindakan Pengendalian Pemantauan Koreksi
Langsung Tindakan Koreksi
Tanggung Jawab dan Wewenang Dokumen / Catatan Verifikasi
14. Mikrobiologi : TPC, Clostridium Perfringens, Staphyilococcus aureus, E.coli, Coliform
Sanitasi Cooling Tower
Apa : Kebersihan cooling tower
Dimana : Ruang Utility
Kapan : 6 bulan sekali
Siapa : Operator engineering
Bagaimana : Pengecekan kondisi dan kebersihan mesin low and high receiver
Melakukan sanitasi ulang
Melakukan briefing cara pembersihan dan perbaikan mesin cooling tower
Supervisor Engineering : Bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan cooling tower
Borang Sanitasi Peralatan Produksi (FRM.PRO.01.03)
Melakukan pengujian air sesuai dengan standar air bersih ke laboratorium eksternal sesuai dengan schedule yang telah ditentukan.
15. Mikrobiologi : TPC, Clostridium Perfringens, Staphyilococcus aureus, E.coli, Coliform
Proses Flash Frying
Apa : Suhu Flash Frying
Dimana : Ruang Produksi
Kapan : Setiap Hari
Siapa : Supervisor Produksi
Bagaimana : Melihat Suhu Indikator Flash Frying
Penyetelan ulang suhu mesin Flash Frying
Melakukan briefing cara menyalakan suhu fryer
Supervisor Produksi: Bertanggung jawab menjamin kebenaran tata cara penyetelan flash frying
Borang Pengecekan Selama Proses (FRM.PRO.02.05)
Melakukan kalibrasi peralatan sesuai dengan schedule yang telah ditentukan.
Hasil analisis Operational Prerequisite Program pembuatan pineapple fritter (lanjutan)
74
Parameter Spesifikasi Frekuensi Pelaksana Dilaporkan
Kepada Pencatatan Lokasi Dokumen
Pendukung
1. Penerimaan Material
1.1. Barang sesuai dengan spesifikasi
- Sesuai standar pengambilan sampel
- Merujuk pada CoA
Setiap menerima bahan baku dari pemasok
- Staf Produksi
- Supervisor Produksi
Direktur Borang Penerimaan Bahan Baku (FRM.PRO.04.02)
Gudang Standar Pengambilan Sampel (STD.QA.03)
1.2. Barang berasal dari supplier yang dituju
- Sesuai dengan kriteria pemasok yang dipersyaratkan (memiliki CoA, Sertifikat Halal, HACCP, dan ISO)
Setiap memesan dari pemasok baru
- Staf Purchasing - Supervisor Produksi
- Direktur
Daftra Supplier yang disetujui (FRM.PUR.02.02)
Gudang -
2. Persiapan Bahan Baku dan Bahan Kemas
2.1. Penyimpanan bahan baku
- Sesuai syarat penyimpanan pada kemasan
- Sesuai Intruksi Kerja peyimpanan bahan baku
Setiap kedatangan bahan baku
Staf produksi Supervisor Produksi
Borang Penerimaan Barang (FRM.WHM.04.01)
Gudang -
2.2. Pengeluaran Bahan Baku
- Kondisi kemasan tidak rusak
- Identifikasi jelas dan sesuai
- Tersimpan di atas palet plastik
Setiap mengeluarkan bahan dari gudang
Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Pengontrolan Bahan Baku (FRM.WHM.04.02)
Gudang -
Lampiran 18 Quality Plan Produk Pineapple Fritter
75
Parameter Spesifikasi Frekuensi Pelaksana Dilaporkan
Kepada Pencatatan Lokasi Dokumen
Pendukung
Parameter Spesifikasi Frekuensi Pelaksana Dilaporkan
Kepada Pencatatan Lokasi Dokumen
Pendukung
Parameter Spesifikasi Frekuensi Pelaksana Dilaporkan Kepada Pencatatan Lokasi Dokumen
Pendukung
Parameter Spesifikasi Frekuensi Pelaksana Dilaporkan Kepada Pencatatan Lokasi Dokumen
Pendukung
2.3. Penyerahan Bahan Baku ke Bagian Produksi
- Bebas dari kontaminasi silang, tidak rusak, tidak aa kesalahan cetak, tidak terlepas dari perekat
Setiap permintaan dari bagian produksi
Staf Gudang Supervisor Produksi
Borang Pengontrolan Bahan Baku (FRM.WHM.04.02)
- Gudang
- Ruang Produksi
-
3. Persiapan Area Produksi
3.1. Area Persiapan - Bersih, rapi, dan material sudah siap
- Temperatur Ruangan 10oC – 16oC
Setiap proses produksi Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Pengecekan Suhu Ruang (FRM.PRO.02.03)
Ruang Produksi -
3.2. Area Produksi - Bersih, rapi, dan material sudah siap
- Peralatan produksi, IQF, dan Frying Machine sudah menyala (30 menit sebelum proses dimulai)
Setiap proses produksi Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Sanitasi Peralatan Produksi (FRM.PRO.01.03)
Ruang Produksi - Instruksi Kerja Pengoperasian Flash Frying (WI.PRO.02.08)
- Instruksi Kerja Pengoperasian IQF (Indiviual Quick Frozen) (WI.PRO.02.09)
4. Penimbangan Bahan Baku
4.1. Penimbangan Bahan Baku
Sesuai formulasi perencanaan harian
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
- Ruang Produksi Instruksi Kerja Penimbangan Premix dan Bahan Baku (WI.PRO.02.01)
76
Parameter Spesifikasi Frekuensi Pelaksana Dilaporkan
Kepada Pencatatan Lokasi Dokumen
Pendukung
5. Proses Pembukaan Nanas
5.1. Persiapan peralatan yang digunakan
- Jumlah Baut: 4 buah
- Jumlah Mur: 3 buah
- Kondisi mesin baik dan terpasang kencang
Setiap bulan Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Sanitasi Peralatan Produksi (FRM.PRO.01.03(
Ruang Produksi -
5.2. Kondisi Proses - Pembukaan Kaleng dilakukan secara manual menggunakan alat
- Tempat penampungan nanas dan kaleng tersedia
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
Instruksi Kerja Pembukaan Kaleng (WI.PRO.02.02)
Ruang Produksi -
6. Proses Pembukaan Predust
6.1. Peralatan yang digunakan
- Jumlah baut: 88 buah
- Kondisi mesin baik dan terpasang kencang
Setiap bacth Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Sanitasi Peralatan Produksi (FRM.PRO.01.03)
Ruang Produksi -
77
Parameter Spesifikasi Frekuensi Pelaksana Dilaporkan Kepada Pencatatan Lokasi Dokumen
Pendukung
6.2. Pembersihan karung tepung yang digunakan
Tidak ada debu atau kotoran yang menempel di kemasan
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
- Ruang Produksi Intruksi Kerja Predusting (WI.PRO.02.03)
7. Proses Battering
7.1. Peralatan yang digunakan
- Jumlah baut: 50 buah
- Kondisi mesin baik dan terpasang kencang
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Sanitasi Peralatan Produksi (FRM.PRO.01.03)
Ruang Produksi -
7.2. Proses pemasukan batter ke mesin
Sesuai formula yang ditentukan
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
- Ruang Produksi Instruksi Kerja Battering (WI.PRO.02.04 dan WI.PRO.02.06)
7.3. Pemasukan bahan baku campuran (gula dan perisa vanilla)
Sesuai formula yang ditentukan
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
- Ruang Produksi -
8. Proses Breading
8.1. Peralatan yang digunakan
- Jumlah baut: 50 buah
- Kondisi mesin baik dan terpasang kencang
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Sanitasi Peralatan Produksi (FRM.PRO.01.03)
Ruang Produksi
78
Parameter Spesifikasi Frekuensi Pelaksana Dilaporkan
Kepada Pencatatan Lokasi Dokumen
Pendukung
8.2. Pemasukan bahan Sesuai formula yang ditentukan
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
- Ruang Produksi Instruksi Kerja Breading (WI.PRO.02.05 dan WI.PRO.02.07)
9. Proses flash frying
9.1. Persiapan Minyak Minyak dalam kondisi bersih dan jernih, dalam kemasan tertutup
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
- Ruang Produksi -
9.2 Temperatur flash frying dan waktu penggorengan
Kondisi suhu minyak 180oC ± 5oC selama 43 detik ± 3 detik
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Pengecekan Selma Proses (FRM.PRO.02.05)
Ruang Produksi Instruksi Keja Proses Flash Frying (WI.PRO.02.08)
10. Proses IQF (Individual Quick Frozen)
10.1. Waktu Proses IQF Waktu 45 menit ± 2 menit
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Pengecekan Selma Proses (FRM.PRO.02.05)
Ruang Produksi -
10.2. Temperatur Proses IQF
Suhu udara IQF (-38) oC ± 2 oC
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Pengecekan Selma Proses (FRM.PRO.02.05)
Ruang Produksi Instruksi Kerja Proses IQF (WI.PRO.02.09)
11. Proses Pengemasan Produk
11.1. Kondisi Akhir Pengemasan
Tidak rusak dan harus segel rapat
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
- Ruang Produksi -
12. Proses Pengecekan Cemaran Logam (Metal Detecting)
79
Parameter Spesifikasi Frekuensi Pelaksana Dilaporkan
Kepada Pencatatan Lokasi Dokumen
Pendukung
12.1. Verifikasi metal detector
- Kondisi mesin baik dan terpasang kencang
- Mesin mampu mendeteksi cemaran sesuai batas yang tertera pada buku manual alat
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Pengecekan Metal Detector (FRM.PRO.02.03)
Ruang Produksi Intruksi Kerja Pengecekan Metal Detector (WI.PRO.02.10)
12.2. Proses pelewatan produk pada metal detector
- Tidak melebihi kapasitas mesin
- Semua produk dilewatkan
- Test piece Fe = 2 mm, Non Fe = 3 mm, Stainless Steel = 3.5 mm
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Pengecekan Metal Detector (FRM.PRO.02.03)
Ruang Produksi Intruksi Kerja Pengecekan Metal Detector (WI.PRO.02.10)
13. Proses Pengemasan dengan Plastik (Primer) dan Karton (Sekunder) serta Palleting
13.1 Pemasukan produk ke dalam plastik
Tiap plastik berisi 50 pineapple fritter
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Pengecekan Selama Proses (FRM.PRO.02.05)
Ruang Produksi -
13.2 Pmasukan produk ke dalam kemasan karton
- Tiap karton berisi 2 bungkus
- Berat perkarton 7.6 kg ± 0.2 kg
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Pengecekan Selama Proses (FRM.PRO.02.05)
Ruang Produksi -
80
Parameter Spesifikasi Frekuensi Pelaksana Dilaporkan
Kepada Pencatatan Lokasi Dokumen
Pendukung
13.3 Pemberian kode pada karton
Sesuai instruksi kerja pelabelan
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
- Ruang Produksi Standar Pengkodean Produk Finish Good (STD.QA.02)
13.4 Kondisi rekatan karton
Tidak terkelupas, melekat kuat
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
- Ruang Produksi -
13.5 Label Kadaluarsa Tidak sobek, tidak basah, kondisi kokoh
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
- Ruang Produksi -
13.6 Penyusunan karton pada palet
Sesuai instruksi kerja penumpukan barang pada palet
Setiap batch Staf Produksi Supervisor - Ruang Produksi Standar Penumpukan (STD.QA.04)
14. Analisa Produk Akhir
14.1 Deteksi Cemaran Tidak ada cemaran mikroba, dan logam berat, serta aman secara mikrobiologi sesuai syarat KaBPOM-HK.00.06.1524.011
Setiap batch Laboratorium Eksternal
Supervisor Quality Assurance
Sertifikat hasil pengujian laboratorium eksternal
Ruang Produksi HACCP Plan
14.2 Kualitas Pembungkusan
Tidak sobek, tidak rusak, bersih secara visual
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Pengecekan Selama Proses (FRM.PRO.02.05)
Ruang Produksi Instruksi kerja Sealing (WI.PRO.02.12)
81
Parameter Spesifikasi Frekuensi Pelaksana Dilaporkan Kepada Pencatatan Lokasi Dokumen
Pendukung
14.3 Berat perkarton Berar Bersih = 7.3 kg ± 0.1 kg
Setiap batch Staf Produksi Supervisor Produksi
Borang Pengecekan Selama Proses (FRM.PRO.02.05)
Ruang Produksi -
14.4 Organolpetik produk (aroma, rasa, dan warna)
Sesuai karakteristik produk akhir yang ditetapkan
Setiap batch Laboratorium Eksternal
Supervisor Quality Assurance
Hasil Uji Organoleptik Pihak Eksternal
Ruang Produksi -
82
Lampiran 19 Prerequisite program PT. SFF Internationala
No. PRP Judul
Cover, Lembar Pengesahan dan Daftar Isi
Ruang Lingkup
Referensi Normatif
Istilah dan Definisi
1. Pengendalian Dokumen dan Catatan
2. Persiapan Tanggap Darurat
3. Kepedulian dan Training
4. Kebersihan Personel dan Lingkungan
5. Penyakit dan Skrining Kesehatan
6. Kebijakan Struktur Bangunan, Bahan Kayu dan Kaca
7. Fasilitas untuk Karyawan
8. Pembagian Area
9. Seragam dan Pakaian Pelindung
10. Manajemen Utilitas
11. Desain Peralatan
12. Perawatan
13. Kebersihan dan Sanitasi
14. Program Pengendalian Hama Terintegrasi
15. Manajemen Limbah
16. Formulasi
17. Persyaratan Kemasan
18. Desain Label dan Aplikasi
19. Evaluasi Umur Simpan
20. Program Pencegahan Benda Asing
21. Spesifikasi
22. Pengecekan Barang Masuk
23. Program Manajemen Supplier
24. Pengendalian Proses Produksi
25. Pengendalian Berat
26. Identifikasi dan Ketertelusuran
27. Kalibrasi
28. Penyimpanan, Penanganan dan Transportasi
29. Integritas Kemasan
30. Respon Pelanggan
31. Pendidikan untuk Pelanggan
32. Pemberian Status “Hold” dan “Release”
33. Penarikan Produk
34. Audit Internal
35. Audit Eksternal
36. Audit Grup
37. Tindakan Koreksi dan Pencegahan aSumber: PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International.
83
Lampiran 20 Tabel Matrik ISO 9001:2008 PT. SFF Internationala
ISO 9001:2008 Nomor Dokumen Integrasi dengan
HACCP
1. Lingkup
2. Referensi Normatif
3. Istilah dan Definisi
4. Sistem Manajemen Mutu
4.1 Persyaratan Umum - -
4.2 Persyaratan Dokumentasi - -
4.2.1 Umum - -
4.2.2 Pedoman Mutu FSQM.MR.01 -
4.2.3 Pengendalian Dokumen SOP.DCR.01 -
4.2.4 Pengendalian Catatan Mutu SOP.DCR.02 -
5. Tanggungjawab Manajemen
5.1 Komitmen Manajemen FSQM.MR.01 -
5.2 Fokus Pelanggan SOP.MR.10 -
5.3 Kebijakan Mutu FSQM.MR.01 -
5.4 Perencanaan FSQM.MR.01 -
5.4.1 Sasaran Mutu FSQM.MR.01 -
5.4.2 Perencanaan Sistem Manajemen Mutu FSQM.MR.01 -
5.5 Tanggungjawab, Wewenang dan Komunikasi FSQM.MR.01 -
5.5.1 Tanggung jawab dan Wewenang FSQM.MR.01 -
5.5.2 Quality Management Representative FSQM.MR.01 -
5.5.3 Komunikasi Internal FSQM.MR.01 -
5.6 Tinjauan Manajemen SOP.MR.02 -
5.6.1 Umum - -
5.6.2 Masukan Tinjauan - -
5.6.3 Keluaran Tinjauan - -
6. Manajemen Sumber Daya
6.1 Penyediaan Sumber Daya - HACCP
6.2 Sumber Daya Manusia - HACCP
6.2.1 Umum - -
6.2.2 Kompetensi, Kesadaran dan Pelatihan SOP.HRD.03 -
6.3 Infrastuktur SOP.GA.01 HACCP
6.4 Lingkungan Kerja SOP.GA.02 HACCP
7. Realisasi Produk
7.1 Perencanaan Realisasi Produk SOP.RD.01
SOP.QA.01
-
aSumber: PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International.
84
Tabel Matrik ISO 9001:2008 PT. SFF Internationala (Lanjutan)
ISO 9001:2008 Nomor Dokumen Integrasi dengan
HACCP
7.2 Proses yang Berhubungan dgn Pelanggan - -
7.2.1 Penentuan Persyaratan yang Berhubungan dengan Produk - HACCP
7.2.2 Tinjauan Persyaratan yang Berhubungan dengan Produk WI.RND.01.03 HACCP
7.2.3 Komunikasi dengan Pelanggan -
7.3 Desain dan Pengembangan STD.QA.01
STD.QA.02
STD.QA.03
STD.QA.04
STD.QA.05
STD.QA.06
STD.QA.07
STD.QA.08
HACCP
7.4 Pembelian - -
7.4.1 Proses Pembelian SOP.PUR.03 -
7.4.2 Informasi Pembelian - -
7.4.3 Verifikasi Produk yang Dibeli - -
7.5 Penyediaan Produksi dan Pelayanan - -
7.5.1 Pengendalian Penyediaan Produksi dan Pelayanan - -
7.5.2 Validasi Penyediaan Proses Produksi dan Pelayanan SOP.QA.01
WI.QA.01
-
7.5.3 Identifikasi dan Mampu Telusur SOP.MR.06 HACCP
7.5.4 Produk Milik Pelanggan FRM.MR.04.01 -
7.6 Pengendalian Alat Monitoring dan Pengukuran WI.QA.01
WI.QA.02
WI.QA.03
-
8. Pengukuran, Analisa dan Pengembangan
8.1 Umum - -
8.2 Monitoring dan Pengukuran - -
8.2.1 Kepuasan Pelanggan - -
8.2.2 Audit Internal SOP.IA.01 -
8.2.3 Monitoring dan Pengukuran Proses - HACCP
8.2.4 Monitoring dan Pengukuran Produk SOP.QA.01 HACCP
8.3 Pengendalian Ketidaksesuaian Produk SOP.MR.05 HACCP
8.4 Analisa Data FRM.MR.04.02 -
8.5 Peningkatan - -
8.5.1 Peningkatan Berkesinambungan - -
8.5.2 Tindakan Perbaikan SOP.MR.09 HACCP
8.5.3 Tindakan Pencegahan SOP.MR.03 HACCP aSumber: PT. Schnits Frozen Foods (SFF) International.
85
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 6 Agustus 1992. Penulis merupkan anak kedua dari tiga bersaudara dari Bapak Syakib Basalamah dan Ibu Alwiyah Baisyir. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 81 Jakarta dan pada tahun yang sama, penulis lulus Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Institut Pertanian Bogor (IPB) dan diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selama menjalani proses pendidikan di IPB, penulis aktif dalam beberapa kegiatan yang menunjang kemampuan penulis,
diantaranya sebagai Staf Kesejahteraan Mahasiswa BEM TPB IPB, ketua bagian lorong di asrama, panitia kegiatan workshop wirausaha di asrama, peraih juara ketiga Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke 23 di Makassar, Staf Departemen Keprofesian Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan, Staf Ketertiban Kepanitiaan Masa Orientasi Mahasiswa, dan Konseptor Kegiatan Food Day Festival 2013. Penulis juga merupkan penerima beasiswa sobat bumi Pertamina Foundation 2013. Aktifitas lain penulis adalah pada bagian kepemudaan di bawah Kementrian Pemuda dan Olahraga yaitu Paskribraka dan Purna Paskibraka Indonesia Regional Jakarta Timur.