39
SKALA INTENSITAS NYERI DAN TIPE NYERI SKALA KETERANGAN 10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien. 9, 8, 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan. 6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak. 4 Nyeri seperti kram atau kaku. 3 Nyeri seperti perih atau mules. 2 Nyeri seperti meliiti atau terpukul. 1 Nyeri seperti gatal, tersetrum atau nyut-nyutan 0 Tidak ada nyeri. Tipe Nyeri SKALA KETERANGAN 10 Tipe nyeri sangat berat. 7-9 Tipe nyeri berat. 4-6 Tipe nyeri sedang. 1-3 Tipe nyeri ringan. (Sumber: Saduran dari Fundamental Of Nursing, Sudiharto, Asuhan Keperawatan pada Pasien Nyeri, 1996 ; 23). DAFTAR NILAI KEKUATAN OTOT Kekuatan otot dinilai dengan angka 0 (nol) sampai 5 (lima) : SKALA KETERANGAN 0..............Otot sama sekali tidak mampu bergerak, tampak berkontraksi, bila lengan/ tungaki dilepaskan, akan jatuh 100% pasif. 1..............Tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh. 2..............Mampu menahan tegak yang berarti mampu menahan gaya gravitasi (saja), tapi dengan sentuhan akan jatuh. 3.............Mampu menahan tegak walaupun sedikit didorong tetapi tidak mampu melawan tekan/ dorongan dari pemeriksa. 4............Kekuatan kurang dibandingkan sisi lain. 5............Kekuatan utuh.

apendiks testis.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: apendiks testis.docx

SKALA INTENSITAS NYERI DAN TIPE NYERI

SKALA KETERANGAN10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien.9, 8, 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa dilakukan.6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak.4 Nyeri seperti kram atau kaku.3 Nyeri seperti perih atau mules.2 Nyeri seperti meliiti atau terpukul.1 Nyeri seperti gatal, tersetrum atau nyut-nyutan0 Tidak ada nyeri.

Tipe NyeriSKALA KETERANGAN10 Tipe nyeri sangat berat.7-9 Tipe nyeri berat.4-6 Tipe nyeri sedang.1-3 Tipe nyeri ringan.

(Sumber: Saduran dari Fundamental Of Nursing, Sudiharto, Asuhan Keperawatan pada Pasien Nyeri, 1996 ; 23).

DAFTAR NILAI KEKUATAN OTOT

Kekuatan otot dinilai dengan angka 0 (nol) sampai 5 (lima) :SKALA KETERANGAN0..............Otot sama sekali tidak mampu bergerak, tampak berkontraksi, bila lengan/ tungaki dilepaskan, akan jatuh 100% pasif.1..............Tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan sewaktu jatuh.2..............Mampu menahan tegak yang berarti mampu menahan gaya gravitasi (saja), tapi dengan sentuhan akan jatuh.3.............Mampu menahan tegak walaupun sedikit didorong tetapi tidak mampu melawan tekan/ dorongan dari pemeriksa.4............Kekuatan kurang dibandingkan sisi lain.5............Kekuatan utuh.

Uji kekuatan otot sekali-kali bukan membandingkan kekuatan pasien dengan si pemeriksa (Augustinus, 2003 ; 36).

Diposkan oleh keperawatan ADIL AKPER di 16.30

Page 2: apendiks testis.docx

PENDAHULUANAppendicitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis, dan merupakan

penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak maupun dewasa. Appendicitis akut merupakan kasus bedah emergensi yang paling sering ditemukan pada anak-anak dan remaja. Terdapat sekitar 250.000 kasus appendicitis yang terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya dan terutama terjadi pada anak usia 6-10 tahun1.

Appendicitis dapat mengenai semua kelompok usia, meskipun tidak umum pada anak sebelum usia sekolah. Hampir 1/3 anak dengan appendicitis akut mengalami perforasi setelah dilakukan operasi. Meskipun telah dilakukan peningkatan pemberian resusitasi cairan dan antibiotik yang lebih baik, appendicitis pada anak-anak, terutama pada anak usia prasekolah masih tetap memiliki angka morbiditas yang signifikan2.

Diagnosis appendicitis akut pada anak kadang-kadang sulit. Diagnosis yang tepat dibuat hanya pada 50-70% pasien-pasien pada saat penilaian awal. Angka appendectomy negatif pada pediatrik berkisar 10-50%. Riwayat perjalanan penyakit pasien dan pemeriksaan fisik merupakan hal yang paling penting dalam mendiagnosis appendicitis2.

Semua kasus appendicitis memerlukan tindakan pengangkatan dari appendix yang terinflamasi, baik dengan laparotomy maupun dengan laparoscopy. Apabila tidak dilakukan tindakan pengobatan, maka angka kematian akan tinggi, terutama disebabkan karena peritonitis dan shock. Reginald Fitz pada tahun 1886 adalah orang pertama yang menjelaskan bahwa Appendicitis acuta merupakan salah satu penyebab utama terjadinya akut abdomen di seluruh dunia 3.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMIApendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10cm (kisaran 3-

15cm), dan berpangkal di caecum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian distal. Namun demikian, pada bayi, apendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit ke arah ujungnya. Keadaan ini mungkin menjadi sebab rendahnya insiden appendicitis pada usia itu. Pada 65% kasus, apendiks terletak intraperitoneal. Kedudukan itu memungkinkan apendiks bergerak dan ruang geraknya bergantung pada panjang mesoapendiks penggantungnya4.

Pada kasus selebihnya, apendiks terletak retroperitoneal, yaitu di belakang caecum, di belakang colon ascendens, atau di tepi lateral colon ascendens. Gejala klinis appendicitis ditentukan oleh letak apendiks4.

Persarafan parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti a.mesenterica superior dan a.apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari n.torakalis X. Oleh karena itu, nyeri visceral pada appendicitis bermula di sekitar umbilicus5.

Pendarahan apendiks berasal dari a.apendikularis yang merupakan arteri tanpa kolateral. Jika arteri ini tersumbat, misalnya karena thrombosis pada infeksi apendiks akan mengalami gangren5.

Gambar 1. Variasi lokasi Appendix 2.2 FISIOLOGI

Apendiks menghasilkan lender 1-2ml per hari. Lendir itu normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke caecum. Hambatan aliran lender di muara apendiks tampaknya berperan pada pathogenesis appendicitis5.

Page 3: apendiks testis.docx

Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (gut associated lymphoid tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk apendiks, ialah IgA. Immunoglobulin itu sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun demikian, pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh karena jkumlah jaringan limf disini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh tubuh5.2.3 INSIDENSI

Terdapat sekitar 250.000 kasus appendicitis yang terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya dan terutama terjadi pada anak usia 6-10 tahun. Appendicitis lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan perbandingan 3:2. Bangsa Caucasia lebih sering terkena dibandingkan dengan kelompok ras lainnya. Appendicitis akut lebih sering terjadi selama musim panas. 1

Insidensi Appendicitis acuta di negara maju lebih tinggi daripada di negara berkembang, tetapi beberapa tahun terakhir angka kejadiannya menurun secara bermakna. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan makanan berserat dalam menu sehari-hari. Appendicitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari satu tahun jarang dilaporkan. Insidensi tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu menurun. Insidensi pada laki-laki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun, insidensi lelaki lebih tinggi6.

Gambar 2. Insidensi Risiko Terjadinya Appendicitis Berdasarkan Usia2.4 ETIOLOGI

Appendicitis disebabkan karena adanya obstruksi pada lumen appendix sehingga terjadi kongseti vaskuler, iskemik nekrosis dan akibatnya terjadi infeksi. Appendicitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Penyebab obstruksi yang paling sering adalah fecolith. Fecolith ditemukan pada sekitar 20% anak dengan appendicitis. Penyebab lain dari obstruksi appendiks meliputi:

1. Hiperplasia folikel lymphoid2. Carcinoid atau tumor lainnya3. Benda asing (pin, biji-bijian)4. Kadang parasit 1

Penyebab lain yang diduga menimbulkan Appendicitis adalah ulserasi mukosa appendix oleh parasit E. histolytica. Berbagai spesies bakteri yang dapat diisolasi pada pasien appendicitis yaitu7:Bakteri aerob fakultatif Bakteri anaerob

Escherichia coli Viridans streptococci Pseudomonas aeruginosa Enterococcus

Bacteroides fragilis Peptostreptococcus micros Bilophila species Lactobacillus species

2.5 PATOGENESISAppendicitis terjadi dari proses inflamasi ringan hingga perforasi, khas dalam 24-36 jam

setelah munculnya gejala, kemudian diikuti dengan pembentukkan abscess setelah 2-3 hari5

Appendicitis dapat terjadi karena berbagai macam penyebab, antara lain obstruksi oleh

fecalith, gallstone, tumor, atau bahkan oleh cacing (Oxyurus vermicularis), akan tetapi paling

Page 4: apendiks testis.docx

sering disebabkan obstruksi oleh fecalith dan kemudian diikuti oleh proses peradangan. Hasil

observasi epidemiologi juga menyebutkan bahwa obstruksi fecalith adalah penyebab terbesar,

yaitu sekitar 20% pada ank dengan appendicitis akut dan 30-40% pada anak dengan perforasi

appendiks. Hiperplasia folikel limfoid appendiks juga dapat menyababkan obstruksi lumen.

Insidensi terjadinya appendicitis berhubungan dengan jumlah jaringan limfoid yang hyperplasia.

Penyebab dari reaksi jaringan limfatik baik lokal atau general misalnya akibat infeksi Yersinia,

Salmonella, dan Shigella; atau akibat invasi parasit seperti Entamoeba, Strongyloides, Enterobius

vermicularis, Schistosoma, atau Ascaris. Appendicitis juga dapat diakibatkan oleh infeksi virus

enteric atau sistemik, seperti measles, chicken pox, dan cytomegalovirus. Pasien dengan cyctic

fibrosis memiliki peningkatan insidensi appendicitis akibat perubahan pada kelenjar yang

mensekresi mucus. Carcinoid tumor juga dapat mengakibatkan obstruksi appendiks, khususnya

jika tumor berlokasi di 1/3 proksimal. Selama lebih dari 200 tahun, benda asaning seperti pin, biji

sayuran, dan batu cherry dilibatkan dalam terjadinya appendicitis. Trauma, stress psikologis, dan

herediter juga mempengaruhi terjadinya appendicitis5

Awalnya, pasien akan merasa gejala gastrointestinal ringan seperti berkurangnya nafsu

makan, perubahan kebiasaan BAB yang minimal, dan kesalahan pencernaan. Anoreksia berperan

penting pada diagnosis appendicitis, khususnya pada anak-anak5.

Distensi appendiks menyebabkan perangsangan serabut saraf visceral dan dipersepsikan

sebagai nyeri di daerah periumbilical. Nyeri awal ini bersifat nyeri dalam, tumpul, berlokasi di

dermatom Th 10. Adanya distensi yang semakin bertambah menyebabkan mual dan muntah,

dalam beberapa jam setelah nyeri. Jika mual muntah timbul lebih dulu sebelum nyeri, dapat

dipikirkan diagnosis lain5.

Appendiks yang obstruksi merupakan tempat yang baik bagi bakteri untuk berkembang

biak. Seiring dengan peningkatan tekanan intraluminal, terjadi gangguan aliran limf, terjadi

oedem yang lebih hebat. Akhirnya peningkatan tekanan menyebabkan obstruksi vena, yang

mengarah pada iskemik jaringan, infark, dan gangrene. Setelah itu, terjadi invasi bakteri ke

dinding appendiks; diikuti demam, takikardi, dan leukositosis akibat kensekuensi pelepasan

mediator inflamasi dari jaringan yang iskemik. Saat eksudat inflamasi dari dinding appendiks

berhubungan dengan peritoneum parietale, serabut saraf somatic akan teraktivasi dan nyeri akan

dirasakan lokal pada lokasi appendiks, khususnya di titik Mc Burney’s. Nyeri jarang timbul

hanya pada kuadran kanan bawah tanpa didahului nyeri visceral sebelumnya. Pada appendiks

Page 5: apendiks testis.docx

retrocaecal atau pelvic, nyeri somatic biasanya tertunda karena eksudat inflamasi tidak mengenai

peritoneum parietale sampai saat terjadinya rupture dan penyebaran infeksi. Nyeri pada

appendiks retrocaecal dapat muncul di punggung atau pinggang. Appendiks pelvic yang terletak

dekat ureter atau pembuluh darah testis dapat menyebabkan peningkatan frekuensi BAK, nyeri

pada testis, atau keduanya. Inflamasi ureter atau vesica urinaria pada appendicitis dapat

menyebabkan nyeri saat berkemih, atau nyeri seperti terjadi retensi urine5.

Perforasi appendiks akan menyebabkan terjadinya abscess lokal atau peritonitis umum.

Proses ini tergantung pada kecepatan progresivitas ke arah perforasi dan kemampuan pasien

berespon terhadap adanya perforasi. Tanda perforasi appendiks mencakup peningkatan suhu

melebihi 38.6oC, leukositosis > 14.000, dan gejala peritonitis pada pemeriksaan fisik. Pasien

dapat tidak bergejala sebelum terjadi perforasi, dan gejala dapat menetap hingga > 48 jam tanpa

perforasi. Secara umum, semakin lama gejala berhubungan dengan peningkatan risiko perforasi.

Peritonitis difus lebih sering dijumpai pada bayi karena tidak adanya jaringan lemak omentum.

Anak yang lebih tua atau remaja lebih memungkinkan untuk terjadinya abscess yang dapat

diketahui dari adanya massa pada pemeriksaan fisik5

Konstipasi jarang dijumpai tetapi tenesmus sering dijumpai. Diare sering didapatkan pada

anak-anak, dalam jangka waktu sebentar, akibat iritasi ileum terminal atau caecum. Adanya diare

dapat mengindikasikan adanya abscess pelvis5

2.6 GAMBARAN KLINISAppendicitis dapat mengenai semua kelompok usia. Meskipun sangat jarang pada neonatus

dan bayi, appendicitis akut kadang-kadang dapat terjadi dan diagnosis appendicitis jauh lebih sulit dan kadang tertunda. Nyeri merupakan gejala yang pertama kali muncul. Seringkali dirasakan sebagai nyeri tumpul, nyeri di periumbilikal yang samar-samar, tapi seiring dengan waktu akan berlokasi di abdomen kanan bawah. Terjadi peningkatan nyeri yang gradual seiring dengan perkembangan penyakit1.

Variasi lokasi anatomis appendiks dapat mengubah gejala nyeri yang terjadi. Pada anak-anak, dengan letak appendiks yang retrocecal atau pelvis, nyeri dapat mulai terjadi di kuadran kanan bawah tanpa diawali nyeri pada periumbilikus. Nyeri pada flank, nyeri punggung, dan nyeri alih pada testis juga merupakan gejala yang umum pada anak dengan appendicitis retrocecal arau pelvis1.

Jika inflamasi dari appendiks terjadi di dekat ureter atau bladder, gejal dapat berupa nyeri saat kencing atau perasaan tidak nyaman pada saat menahan kencing dan distensi kandung kemih1.

Anorexia, mual, dan muntah biasanya terjadi dalam beberapa jam setelah onset terjadinya nyeri. Muntah biasanya ringan. Diare dapat terjadi akibat infeksi sekunder dan iritasi pada ileum terminal atau caecum. Gejala gastrointestinal yang berat yang terjadi sebelum onset nyeri

Page 6: apendiks testis.docx

biasanya mengindikasikan diagnosis selain appendicitis. Meskipun demikian, keluhan GIT ringan seperti indigesti atau perubahan bowel habit dapat terjadi pada anak dengan appendicitis1.

Pada appendicitis tanpa komplikasi biasanya demam ringan (37,5 -38,5 0 C). Jika suhu tubuh diatas 38,6 0 C, menandakan terjadi perforasi. Anak dengan appendicitis kadang-kadang berjalan pincang pada kaki kanan. Karena saat menekan dengan paha kanan akan menekan Caecum hingga isi Caecum berkurang atau kosong. Bising usus meskipun bukan tanda yang dapat dipercaya dapat menurun atau menghilang1.

Anak dengan appendicitis biasanya menghindari diri untuk bergerak dan cenderung untuk berbaring di tempat tidur dengan kadang-kadang lutut diflexikan 1. Anak yang menggeliat dan berteriak-teriak jarang menderita appendicitis, kecuali pada anak dengan appendicitis retrocaecal, nyeri seperti kolik renal akibat perangsangan ureter5.Tabel 1. Gejala Appendicitis Akut8

Gejala Appendicitis AkutFrekuensi (%)

Nyeri perut 100Anorexia 100Mual 90Muntah 75Nyeri berpindah 50Gejala sisa klasik (nyeri periumbilikal kemudian anorexia/mual/muntah kemudian nyeri berpindah ke RLQ kemudian demam yang tidak terlalu tinggi)

50

*-- Onset gejala khas terdapat dalam 24-36 jam2.7 PEMERIKSAAN FISIK

Pada Apendicitis akut sering ditemukan adanya abdominal swelling, sehingga pada pemeriksaan jenis ini biasa ditemukan distensi perut9. Secara klinis, dikenal beberapa manuver diagnostik4:

Rovsing’s sign: dikatakan posiif jika tekanan yang diberikan pada LLQ abdomen menghasilkan sakit di sebelah kanan (RLQ), menggambarkan iritasi peritoneum. Sering positif tapi tidak spesifik4.

Psoas sign: dilakukan dengan posisi pasien berbaring pada sisi sebelah kiri sendi pangkal kanan diekstensikan. Nyeri pada cara ini menggambarkan iritasi pada otot psoas kanan dan indikasi iritasi retrocaecal dan retroperitoneal dari phlegmon atau abscess4.

Gambar 3 . Cara melakukan Psoas signDasar anatomis terjadinya psoas sign adalah appendiks yang terinflamasi yang terletak retroperitoneal akan kontak dengan otot psoas pada saat dilakukan manuver ini8.

Gambar 4. Dasar anatomis terjadinya Psoas sign Obturator sign: dilakukan dengan posisi pasien terlentang, kemudian gerakan endorotasi

tungkai kanan dari lateral ke medial. Nyeri pada cara ini menunjukkan peradangan pada M. obturatorius di rongga pelvis. Perlu diketahui bahwa masing-masing tanda ini untuk menegakkan lokasi Appendix yang telah mengalami radang atau perforasi4.

Gambar 5. Cara melakukan Obturator signDasar anatomis terjadinya psoas sign adalah appendiks yang terinflamasi yang terletak retroperitoneal akan kontak dengan otot obturator internus pada saat dilakukan manuver ini8.

Gambar 6. Dasar anatomis terjadinya Obturator sign Blumberg’s sign: nyeri lepas kontralateral (tekan di LLQ kemudian lepas dan nyeri di RLQ)

Page 7: apendiks testis.docx

Wahl’s sign: nyeri perkusi di RLQ di segitiga Scherren menurun. Baldwin test: nyeri di flank bila tungkai kanan ditekuk. Defence musculare: bersifat lokal, lokasi bervariasi sesuai letak Appendix. Nyeri pada daerah cavum Douglas bila ada abscess di rongga abdomen atau Appendix letak pelvis. Nyeri pada pemeriksaan rectal tooucher. Dunphy sign: nyeri ketika batuk10.

Skor AlvaradoSemua penderita dengan suspek Appendicitis acuta dibuat skor Alvarado dan diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu: skor <6>6. Selanjutnya dilakukan Appendectomy, setelah operasi dilakukan pemeriksaan PA terhadap jaringan Appendix dan hasilnya diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu: radang akut dan bukan radang akut11.Tabel Alvarado scale untuk membantu menegakkan diagnosis

Manifestasi SkorGejala Adanya migrasi nyeri 1

Anoreksia 1Mual/muntah 1

Tanda Nyeri RLQ 2Nyeri lepas 1Febris 1

Laboratorium Leukositosis 2Shift to the left 1

Total poin 10Keterangan:0-4 : kemungkinan Appendicitis kecil5-6 : bukan diagnosis Appendicitis7-8 : kemungkinan besar Appendicitis9-10 : hampir pasti menderita Appendicitis Bila skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit, bila skor >6 maka tindakan bedah sebaiknya dilakukan11.2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10.000 ditemukan pada lebih dari 90% anak dengan appendicitis akuta. Jumlah leukosit pada penderita appendicitis berkisar antara 12.000-18.000/mm3. Peningkatan persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis. Jumlah leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan appendicitis1.

Pemeriksaan urinalisis membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis atau batu ginjal. Meskipun demikian, hematuria ringan dan pyuria dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter1.

Ultrasonografi

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala appendicitis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

Page 8: apendiks testis.docx

sensitifitas USG lebih dari 85% dan spesifitasnya lebih dari 90%. Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau lebih, didapatkan suatu appendicolith, adanya cairan atau massa periappendix1.

False positif dapat muncul dikarenakan infeksi sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau inflammatory bowel disease. False negatif juga dapat muncul karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang terisi banyak udara yang menghalangi appendix1.

CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak jelas.sensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98%. Pasien-pasien yang obesitas, presentasi klinis tidak jelas, dan curiga adanya abscess, maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan test diagnostik1.

Diagnosis appendicitis dengan CT-scan ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada diameternya. Dinding pada appendix yang terinfeksi akan mengecil sehingga memberi gambaran “halo” 10. 2.9 DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding dari Appendicitis dapat bervariasi tergantung dari usia dan jenis kelamin4,12.

Pada anak-anak balita intususepsi, divertikulitis, dan gastroenteritis akut.

Intususepsi paling sering didapatkan pada anak-anak berusia dibawah 3 tahun. Divertikulitis jarang terjadi jika dibandingkan Appendicitis. Nyeri divertikulitis hampir sama dengan Appendicitis, tetapi lokasinya berbeda, yaitu pada daerah periumbilikal. Pada pencitraan dapat diketahui adanya inflammatory mass di daerah abdomen tengah. Diagnosis banding yang agak sukar ditegakkan adalah gastroenteritis akut, karena memiliki gejala-gejala yang mirip dengan appendicitis, yakni diare, mual, muntah, dan ditemukan leukosit pada feses.

Pada anak-anak usia sekolah gastroenteritis, konstipasi, infark omentum.

Pada gastroenteritis, didapatkan gejala-gejala yang mirip dengan appendicitis, tetapi tidak dijumpai adanya leukositosis. Konstipasi, merupakan salah satu penyebab nyeri abdomen pada anak-anak, tetapi tidak ditemukan adanya demam. Infark omentum juga dapat dijumpai pada anak-anak dan gejala-gejalanya dapat menyerupai appendicitis. Pada infark omentum, dapat terraba massa pada abdomen dan nyerinya tidak berpindah

Pada pria dewasa mudaDiagnosis banding yang sering pada pria dewasa muda adalah Crohn’s disease, klitis

ulserativa, dan epididimitis. Pemeriksaan fisik pada skrotum dapat membantu menyingkirkan diagnosis epididimitis. Pada epididimitis, pasien merasa sakit pada skrotumnya.

Pada wanita usia mudaDiagnosis banding appendicitis pada wanita usia muda lebih banyak berhubungan dengan

kondisi-kondisi ginekologik, seperti pelvic inflammatory disease (PID), kista ovarium, dan infeksi saluran kencing. Pada PID, nyerinya bilateral dan dirasakan pada abdomen bawah. Pada kista ovarium, nyeri dapat dirasakan bila terjadi ruptur ataupun torsi.

Pada usia lanjut

Page 9: apendiks testis.docx

Appendicitis pada usia lanjut sering sukar untuk didiagnosis. Diagnosis banding yang sering terjadi pada kelompok usia ini adalah keganasan dari traktus gastrointestinal dan saluran reproduksi, divertikulitis, perforasi ulkus, dan kolesistitis. Keganasan dapat terlihat pada CT Scan dan gejalanya muncul lebih lambat daripada appendicitis. Pada orang tua, divertikulitis sering sukar untuk dibedakan dengan appendicitis, karena lokasinya yang berada pada abdomen kanan. Perforasi ulkus dapat diketahui dari onsetnya yang akut dan nyerinya tidak berpindah. Pada orang tua, pemeriksaan dengan CT Scan lebih berarti dibandingkan dengan pemeriksaan laboratorium.

2.10 KOMPLIKASI1. Appendicular infiltrat:

Infiltrat / massa yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi dari Appendix yang meradang yang kemudian ditutupi oleh omentum, usus halus atau usus besar.

2. Appendicular abscess:Abses yang terbentuk akibat mikro atau makro perforasi dari Appendix yang meradang yang kemudian ditutupi oleh omentum, usus halus, atau usus besar.

3. Perforasi4. Peritonitis5. Syok septik6. Mesenterial pyemia dengan Abscess Hepar7. Gangguan peristaltik 8. Ileus 4,12

2.11 PENATALAKSANAANUntuk pasien yang dicurigai Appendicitis :

Puasakan Berikan analgetik dan antiemetik jika diperlukan untuk mengurangi gejala Penelitian menunjukkan bahwa pemberian analgetik tidak akan menyamarkan gejala saat

pemeriksaan fisik. Pertimbangkan DD/ KET terutama pada wanita usia reproduksi. Berikan antibiotika IV pada pasien dengan gejala sepsis dan yang membutuhkan Laparotomy

Perawatan appendicitis tanpa operasi Penelitian menunjukkan pemberian antibiotika intravena dapat berguna untuk Appendicitis acuta

bagi mereka yang sulit mendapat intervensi operasi (misalnya untuk pekerja di laut lepas), atau bagi mereka yang memilki resiko tinggi untuk dilakukan operasi Rujuk ke dokter spesialis bedah.Antibiotika preoperative

Pemberian antibiotika preoperative efektif untuk menurunkan terjadinya infeksi post opersi. Diberikan antibiotika broadspectrum dan juga untuk gram negative dan anaerob Antibiotika preoperative diberikan dengan order dari ahli bedah. Antibiotik profilaksis harus diberikan sebelum operasi dimulai. Biasanya digunakan antibiotik

kombinasi, seperti Cefotaxime dan Clindamycin, atau Cefepime dan Metronidazole. Kombinasi ini dipilih karena frekuensi bakteri yang terlibat, termasuk Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Enterococcus, Streptococcus viridans, Klebsiella, dan Bacteroides.Teknik operasi Appendectomy 2,,5

A. Open Appendectomy1. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik.2. Dibuat sayatan kulit:

Page 10: apendiks testis.docx

Horizontal Oblique 3. Dibuat sayatan otot, ada dua cara:

a. Pararectal/ Paramedian Sayatan pada vaginae tendinae M. rectus abdominis lalu otot disisihkan ke medial. Fascia diklem sampai saat penutupan vagina M. rectus abdominis karena fascia ada 2 supaya jangan tertinggal pada waktu penjahitan karena bila terjahit hanya satu lapis bisa terjadi hernia cicatricalis.2 lapis

M.rectus abd.

sayatan

b. Mc Burney/ Wechselschnitt/ muscle splittingSayatan berubah-ubah sesuai serabut otot.

Gambar 7. Lokasi insisi yang sering digunakan pada AppendectomyB. Laparoscopic AppendectomyPertama kali dilakukan pada tahun 1983. Laparoscopic dapat dipakai sarana diagnosis dan terapeutik untuk pasien dengan nyeri akut abdomen dan suspek Appendicitis acuta. Laparoscopic kemungkinan sangat berguna untuk pemeriksaan wanita dengan keluhan abdomen bagian bawah. Membedakan penyakit akut ginekologi dari Appendicitis acuta sangat mudah dengan menggunakan laparoskop2,,5.

BAB III

KESIMPULAN

Appendicitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis, dan merupakan

penyebab abdomen akut yang paling sering pada anak-anak maupun dewasa. Appendicitis akut

merupakan kasus bedah emergensi yang paling sering ditemukan pada anak-anak dan remaja

Gejala appendicitis akut pada anak tidak spesifik . Gejala awalnya sering hanya rewel dan

tidak mau makan. Anak sering tidak bisa melukiskan rasa nyerinya. Dalam beberapa jam

kemudian akan timbul muntah-muntah dan anaka akan menjadi lemah dan letargik. Karena

gejala yang tidak khas tadi, appendicitis sering diketahui setelah terjadi perforasi. Pada bayi, 80-

90% appendicitis baru diketahui setelah terjadi perforasi.

Riwayat perjalanan penyakit pasien dan pemeriksaan fisik merupakan hal yang paling penting dalam mendiagnosis appendicitis.

sumber : makalah refrat kedokteran.blogspot.com Diposkan oleh danny satriyo di 7:31 AM Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Komentar :

ada 0 Comment ke “APPENDICITIS ACUTE”

Page 11: apendiks testis.docx

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru » « Posting Lama Beranda dr danny satriyo. Diberdayakan oleh Blogger.

My profil

Li

Apendiks testis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN APPENDIKSITIS

1.      Landasan Teori

Pengertian

-          Apendiksitis adalah suatu peradangan dari apendiks vermiformis akut yang merupakan jenis

yang umum dari abdomen akut dan umumnya dikarenakan oleh adanya sumbatan pada lemen

apendiks (Purnawan. J. 1999 ; 397).

-          Apendiksitis adalah suatu kasus gawat bedah abdomen yang paling sering terjadi dikarenakan

oleh adanya situasi obstruksi lumen yang diikuti dengan infeksi bakteri (Soeparman, 1990 : 177).

Etiologi

1)      Hiperplasia dari folikel limfoid.

2)      Adanya fekolid dari lumen apendiks.

3)      Adanya benda asing seperti cacing.

4)      Strinktur akurena fibrosis akibat peradangan sebelumnya.

5)      Karena sebab lain, misalnya : keganasan : karsinoma.

Patofisiologis

Obstruksi Menyebabkan Mukosa Apendiks Terbendung

Page 12: apendiks testis.docx

Menekan Dinding Apendik Ferikulasi pada Bakteri

Mengganggu Aliran Limfe Nanah

Dinding Apendik Odema Aliran Limfe Terganggu

Merangsang Tunika Serosa Radang nukol dan mengenai Peritonium

Rasa Nyeri Rasa Nyeri Kanan Bawah.

Tanda dan Gejala

1)      Nyeri perut kanan

2)      Anoreksia

3)      Panas badan

4)      Mual muntah

5)      Nyeri tekan daerah apendiks.

6)      Pada anak – anak perlu dibedakan dengan simple akut gastritis edinitis kelenjar mesentum dan

limfaginasi pada vaginasi terdapat demam dan terdapat daerah vektal toucher.

7)      Pada laki – laki dewasa perlu dibedakan dengan batu ginjal/ batu ureter kanan, hidro nefritis,

enteritis regional akut, kuagulasi testis kanan, epididi,is kanan.

8)      Pada wanita perlu dipikirkan salpingitis fisitel rupturgraf kanan (biasanya terjadi pada

pertengahan menstruasi) piulitis pada wanita hamil, degenerasi merah dan mioma uteri.

9)      Pada orang tua perlu dipikirkan perforasi ulkusduodenum kalosistis dari ovari dari ruptur

neovisma aorta abdominalis.

Komplikasi

1)      Peritonitis umum

2)      Abses apendiks.

3)      Tromboplebitis supuratif.

4)      Abses subfrenitus dan fokal sepsis intraabdominal lain.

Manifestasi klinis

Keluhan Apendiksitis biasanya bermula dari nyeri didaerah umbilikus atau peri umbilikus yang

berhubungan dengan muntah. Dalam 2 – 12 jam nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah,

Page 13: apendiks testis.docx

yang akan menetap dan diperberat bila berjalan atau batuk. Nyeri abdomen kanan bawah akan

semakin progresif dalam beberapa jam dan dengan pemeriksaan seksama akan dapat ditunjukkan

dsatu titik dengan nyeri maksimal.

Page 14: apendiks testis.docx

Pemeriksaan Penunjang (Djamaludin, 1994 ; 110)

1)      Pemeriksaan radiologis

         Foto polos abdomen dikerjakan apabila dari hasil pemeriksaan riwayat sakit dan pemeriksaan

fisik meragukan.

         Tanda – tanda peritonitis kuadran kanan bawah. Gambaran perselubungan mungkin terlihat ileal

atau caecal ileus (gambaran garis permukaan cairan udara di seikum atau ileum).

         Patognomik bila terlihat gambaran fekolit.

         Foto polos pada apndiksitis permorasi : gambaran perselubungan lebih jelas dan dapat tidak

terbatas dikuadran kanan bawah, penebalan dinding usus disekitar letak apndiks, seperti skunder

dan ileum, garis lemak pra peritoneal menghilang, skoliosis kekanan, tanda – tanda obstruksi

usus seperti garis – garis permukaan cairan – cairan akibat paralis usus – usus lokal didaerah

proses infeksi.

2)      Laboratorium

         Pemeriksaan darah : leukosit ringan umumnya pada penderita apendiks sederhana lebih dari

13.000/m3 umumnya pada apendiksitis perforasi tidak adanya leokositosis tidak menyingkirkan

apendiksitis.

         Pemeriksaan urine : sedimen dapat normal atau terdapat leukosit dan eritrosit lebih dari normal

bila apendiks yang meradang menempel pada ureter atau versika.

Diagnosa Banding

1)      Gastroentritis akut.

2)      Adenitis Mesenterikum.

3)      Divertikulitis Meckoti

4)      Enteritis regional, amugiasis, ileitis akut, perfusi ulkus deodem, kolik uteri, salpingitis akut,

kehamilan ektopik etrganggu, dan kista ovari (Purnawan J., ; 1999 ; 308).

Terapy

Apendiktomy

1)      Intervensi pra Bedah

a.       Jelaskan metode dan tujuan bedah pada klien dan keluarga.

b.      Kaji pengalaman operasi sebelumnya, pengetahuan hal – hal sebelum operasi dan kejadian

setelah operasi.

c.       Jelaskan faktor resiko untuk bedah yaitu usia lanjut, malnutrisi, respon neuroenduksin tak

efektif, penyakit kronis tertentu dan merokok.

Page 15: apendiks testis.docx

d.      Beri kebebasan pemilihan pelayanan sebelum menandatangani informed censort perawat

memberi peluang kepada proses yang harus menjamin surat persetujuan ditandatangani pra

operasi.

e.       Kenalkan pada pasien tentang bedah dan respon psikologis.

f.       Diet pantang untuk dewasa yang menghadapi operasi besar boleh makan 8 jam sebelumnya dan

4 jam tidak boleh makan dan minum.

g.      Bersihkan kulit dengan hati – hati.

h.      Persiapkan psikologis.

i.        Obat – obatan pra anastesi diberikan untuk mengurangi cemas, mempertahankan keadaan

darurat setelah anastesi mengurangi sekresi dan mencegah gradikarat.

2)      Intervensi pasca bedah.

a.       Observasi tanda – tanda vital untuk mengetahui terjadinya perdarahan didalam, syok hipertami

dan gangguan pernafasan.

b.      Pertahankan fentulasi pulmonal, bila sesak beri O2.

c.       Pertahankan sirkulasi.

d.      Pertahankan cairan dan elektrolit.

e.       Pertahankan keamanan dan kenyamanan.

         Pencegahan cedera

         Mengusahakan kenyamanan fisik.

         Mengusahakan kenyamanan fisiologis.

2.      Konsep Dasar Askep

Identitas

Penyakit ini dapat menyerang semua umur laki – laki maupun perempuan, lebih sering

menyerang laki – laki berumur antara 10 sampai 30 tahun.

Keluhan Utama

Nyeri

Riwayat Penyakit Sekarang

Nyeri pada perut kanan bawah, nyeri seperti teriris, kualitas nyeri intermitten.

Riwayat Penyakit Dahulu

Page 16: apendiks testis.docx

Cadangan karsinoma dapat merupakan faktor predisposisi terjadinya apendiksitis, klien

menderita hipertensi ataupun militus dapat mengalami keterlambatan penyembuhan luka post

apendiktomy.

Riwayat Penyakit Keluarga

Apakah klien mempunyai penyakit diabetes militus dan hipertensi.

Pemeriksaan Fisik

Sirkulasi : adanya takikarai

Filminasi : konstipasi radang diare, perut kembung, bising usus berkurang/ tidak ada, distansi

abdomen, nyeri tekan kekakuan.

Nutrisi : mual muntah

Kenyamanan : nyeri didaerah abdomen, epigastrion dan umbilikalis.

Panas : panas

Pernafasan : tacypnea, pernafasan dangkal.

3.      Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Terjadi

a. Nyeri berhubungan dengan faktor pembedahan.

b. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan faktor pembedahan.

c. Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan faktor keterbatasan mobilitas skunder

terhadap pembedahan.

d. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan,

hilangnya cairan tubuh secara tidak normal seperti nel kateter dan lain – lain.

4.      Intervensi Keperawatan

1)      Diagnosa Keperawatan I

Tujuan : Nyeri berkurang/ hilang

Kriteria hasil : Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol, tampak rileks, mampu tidur/ istirahat

dengan tepat.

Intervensi :

         Pantau : tensi, nadi dan pernafasan setiap 4 jam, intensitas nyeri, tingkat kesadaran.

R/ Untuk mengenal indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

Page 17: apendiks testis.docx

         Berikan obat analgesik

R/ Klien yang dapat menilai intensitas nyeri, sebab nyeri adalah pengalaman yang subjektif.

Analgesik yang kuat diperlukan untuk nyeri lebih hebat.

         Bantu klien untuk mengambil posisi yang nyaman.

R/ Mengurangi penekanan dan mencegah otot – otot tegang, membantu menurunkan rasa tidak

nyaman.

         Berikan istirahat sampai nyeri hilang.

R/ Istirahat memerlukan pengeluaran energi, vasokonstriksi perifer terjadi nyeri yang hebat.

         Jika diresepkan analgesik IV, aturlah analgesik secara rutin selama 24 jam pertama, tidak

menunggu pasien memintanya.

R/ Mempertahankan kadar gula darah yang konsisten dari analgesik merupakan pengendali yang

baik.

2)      Diagnosa Perawatan 2

Tujuan : Infeksi dapat dicegah

Kriteria Hasil : Meningkatkan penyembuh luka dengan benar, bebas tanpa infeksi.

Intervensi :

         Pantau : suhu badan tiap 4 jam, keadaan luka ketika melakukan perawatan luka. Hasil laporan

JDL terutama jumlah leukosit (SDP).

R/ Mengidentifikasi adanya kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

         Jika suhu meningkat hingga 368 C selama 48 jam, mulailah memperhatikan paru – paru tiap jam

dan menambah intake cairan melalui mulut, jika tidak ada kontra indikasi, beritahu dokter jika

suhu diatas

368 C.

R/ Suhu diatas normal dalam waktu 8 jam pertama mengidentifikasi atelektasis, oleh karenanya

setiap hari ke-5 pasca operasi meningkatkan infeksi luka atau infeksi lain.

         Ganti verban sesuai aturan dengan menggunakan teknik aseptik.

R/ Verban yang lembab merupakan media klultur untuk pertumbuhan bakteri dengan mengikuti

teknik aseptik akan mengurangi resiko kontaminasi.

         Berikan antiseptik yang ditentukan jika terdapat demam.

R/ Antiseptik memperbaiki termotik dalam otak untuk mengatasi semua.

3)      Diagnosa Keperawatan 3

Page 18: apendiks testis.docx

Tujuan : Klien dapat melakukan personal hygiene.

Kriteria hasil : Mampu melaksanakan aktivitas perawatan diri secara mandiri.

Intervensi :

         Tentukan aktivitas bantuan yang diperlukan, berikan bantuan dengan aktivitas kerja sehari – hari

sesuai keperluan membiarkan klien sebanyak mungkin untuk dirinya.

R/ Mendorong kemandirian klien untuk melaksanakan aktivitas.

         Berikan waktu yang cukup bagi klien utnuk melaksanakan aktivitas..

R/ Membebani klien dengan aktivitas menyebabkan frustasi.

         Menaruh bel ditempat yang mudah dijangkau.

R/ Memberikan rasa nyaman pada waktu klien membutuhkan petugas.

4)      Diagnosa Keperawatan 4

Tujuan :Volume cairan seimbang

Kriteria hasil : Mendemonstrasi keseimbangan cairan adekuat ditunjukkan dengan adanya

tanda – tanda vital stabil.

Intervensi :

         Ukur dan catat pengeluaran dan masukan (termasuk pengeluaran dan masukan, termasuk

pengeluaran gastrointestinal kaji ulang catatan intra koperasi).

R/ Dokumentasi yang akurat akan membantu dalam mengidentifikasi pengeluaran cairan /

kebutuhan penggantian dan pilihan – pilihan yang mempengaruhi intervensi.

         Kaji pengeluaran uvinaris, terutama untuk tipe prosedur operasi yang dilakukan..

R/ Mungkin akan terjadi penurunan ataupun penghilangan setelah prosedur pada sistem

genitovinarius dan atau struktur yang berdekatan.

         .Pantau tanda – tanda vital

R/ Hipotensi, tachicardi, peningkatan pernafasan, mengindikasikan, kekurangan cairan.

Page 19: apendiks testis.docx

         Kolaborasi

R/ gantikan kehilangan cairan yang telah didokumentasikan, catat waktu penggantian volume

sirkulasi yang potensial bagi penurunan komplikasi, misal ketidak seimbangan elektrolit,

dehidrasi, pingsan, kardiovaskuler.

         Pasang kateter uvinarius dengan atau uvimeter sesuai kebutuhan.

R/ Memberikan mekanisme untuk memantau pengeluaran vinarius secara akurat.

         Berikan kembali pemasukan oval secara berangsur – angsur sesuai petunjuk.

R/ Pemasukan oval tergantung kepada pengembalian fungsi gastrointestinal.

Apendisitis adalah peragaaan dari apendiks vermiformis. Jenis yang akut merupakan penyebab yang umum dari abdomen akut. Penyebab utamanya adalah obstruksi/penyumbatan yang dapat disebabkan oleh:

1.      Hiperplasia dari folikel limfoid, yang merupakan penyakit terbanyak.2.      Adanya fekolit dalam lumen afendiks. 3.      Adanya benda asing seperti cacing.4.      Stuktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya.5.      Sebab lain,misalnya keganasan (karsinoma,karsinoid)

           Obstruksi apendiks itu menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa terbendung.makin lama mukus yang terbendung makin banyak dan menekan dinding apendiks,sehingga mengganggu aliran limfe dan menyebabkan dinding apendiks odem serta merangsang tunika serosa dan peritoneum viseral.Oleh karena persarafan apendiks sama dengan usus, yaitu torakal X, maka rangsangan itu dirasakan sebagai rasa di sekitar umblikus.

Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri dan menjadi nanah, kemudian timbul gangguan aliran vena,sedangkan arteri belum terganggu.Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum parietal setempat,sehingga menimbulkan rasa sakit dikanan bawah,keadaan ini disebut dengan apendisitis supurstif akut.

Bila kemudian aliran arteri terganggu maka timbul alergen, dan ini disebut dengan apendisitis gangrenosa.bila dinding apendiks yang telah rapuh itu pecah,dinamakan apendisitis perforasi. Bila omentum dan usus yang berdekatan dapat mengelilingi apendiks yang meradang atau perforasi akan timbul suatu massa lokal, keadaan ini disebut sebagai apendisitis infitrat atau bila

Page 20: apendiks testis.docx

masaa itu berisi nanah disebut apendisitis afses.pada anak-anak karena omentum masih pendek dan tipis,apendiks yang rfelatif lebih panjang, dinding apendik lebih tipis dan daya tahan tubuh yang masih kurang demikian juga pada orang tua karena telah ada gangguan pembuluh darah, maka periorasi terjadi lebih cepat. Bila apendisitis infiltrat ini menyembuuh dan akan kemudian gejalanya akan hilang timbul kemudian hari,maka menjadi apendisiitis kronik.

Gejala KlinikGejala utama pada apendisitis adalah nyeri perut.rasa sakit ini disebabkan oleh penyumbatan apendiks, karena itu sifatnya sama seperti pada obstruksi usus. Gejala umum lainnya adalah demam.mula-mula demam tidak begitu tinggi, tetapi menjadi hiperpireksi bila terjadi periorasi. Bila proses apendisitis menjadi tidak jelas dan tidak terdapat demam kecuali pada eksaserbasi akut.

Pemeriksaan fisik1.      Sikap dan posisi penderita sudah menunjukkan arah kecurigaan.2.      Pengukuran suhu akan menunjukkan angka sekitar 37,5-38,5C.3.      Pemeriksaan pada perut akan menunjukkan nyeri tekan,nyeri lepas,nyeri ketok,”defence

muscular” setempat ,nyeri kontra lateral (tanda Rovsing), tes psoas kanan positif (rasa sakit bila dengan fleksi pada sendi lutut dan panggul,tungkai atas kanan diendorotasikan).

4.      “Rectal toucher” penting untuk membedakan kelainan pelvis yang lain.

Pemeriksaan penunjang1.      Pemeriksaan darah rutin akan menunjukkan lekoliltas ringan dan hitung jenis yang bergeser ke

kiri.2.      Pemeriksaan urin rutin penting untuk membedakan apendisitis dengan kelainan ginjal.3.      Pemeriksaan foto polos abdomen tidak menunjukkan tanda pasti apendisitis,tetapi mempunyai

arti penting dalam membedakan apendisitis dengan obstruksi usus halus atau batu ureter kanan.

Diagnosis bandingPada anak-anak,apendisitis perlu dibedakan dengan ‘simple acute gastroenteritis’,adenitis kelenjar mesentrium dan invaginasi.            Pada laki-laki dewasa,apendisitis perlu dibedakan dengan batu ginjal atau batu ureter kanan,hidronefrosis,enteritis regional akut ,torsi dan strngulasi testis kanan,epididimitis kanan.

Penatalaksanaann             Pada apendisitis akut pengobatan yang paling adalah operasi apendektomi.dalam waktu 4 jam operasi  baru telah di buka,tindakan operasi sendiri dengan fasilitas lengkap dan tidak mungkin untuk merujuk ,maka lakukan tindakan konservatif.             Bila terjadi apendisitis infitrat,para ahli terpecah dalam 2 pendapat yang pertama berpendapat bahwa adanya massa merupakan suatu petunjuk merupakan tindakan konservatif karena opersi akan menyebabkan penyebaran inveksi kedalam kavum peritonei.yang kedua berpendapat bahwa pendapat bahwa pengobatan konserpatif  memakan waktu lama dan kemungkinan menjadi abses.              Pada umumnya,bila penderitanya dewasa,sikap yang diambil adalah konserpatif penderita istirahat total dengan posisi fowler dan berikan antibiotik dosis tinggi .obserpasi terhadap

Page 21: apendiks testis.docx

besarnya infitrat,tingginya demam,perubahan leoksit dan LED.dengan penatalaksanaan yang baik.biasanya 3-4 hari keadan membaik.

PENATALAKSANAAN APENDIKTOMI                      Tindakan pereo peratik penderita di rawat di berikan anti biotik dan komrpres untuk menurunkan suhu penderita.            TINDAKAN OPERATIF;APENDIKS.                 Tindakan post operatif observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui terjadinya pendarahan di dalam syok hiperemi dan ganguan pernapasan.angkat sonde lambung bila penderita telah sadar,sehinga aspirasi cairan lambung dapat di cegah kemudian baringkan penderita posisi fowler. Penderita dapat dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi ganguan,selama itu penderita puasa.  

Cara Apendiktomi    Untuk untuk mencapi apendik ada tiga cara yang secara teknik    operatif mempunyai keuntungan dan keburukannya,yaitu;insisi menurut mc burne atau muscle spliting incision.sayatan   di teruskan secara langsung mengenai kutis, subkutis dan fasia serta otot-otot dinding perut sampai akhirnya tampak protenum. 

                        ApendisitisApendik adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari, melekat di bawah sekum tempat dibawah katub ileosekal, karena mengosongkan diri tidak efisien, dan lumayan kecil maka apendiks mengalami obstruksi dan rentan terhadap infeksi (apendisitis), apendisitis merupakan yang paling umum dari inflamasi akut kudran kanan bawah ronga abdomen dan peyebab yang paling umum dari pembedahan abdomen darurat dari dewasa insiden tertingi adalah mereka yang berusia 10-30 tahun.

Menifestasi klinisnyeri kuadran bahwa biasanya disertai renda,mual dan sering munttah

1.      pada titik burey (terletak di antara pertengahan umbilikus dan spina anterior dari ilium) nyeri tekak setempat karena tekanan dan sedikit kaku dari bagian bawah otot rektus kanan.

2.      nyerib alih mungkin saja ada, letak apendiks mengakibatkan sejumlah nyeri tekak,spasme otot,dan konstipasi atau diare kambuhan

3.      tanda rousing (dapat diketahui dengan mempalpasi kuadran kanan bahwa nyeri kuadran bawah.4.      jika terjadi ruptur apendik, maka nyeri akan menjadi lebih menyebar terjadi distensi abdomen

akibat ileus paralitik dan kondisi memburuk.              

Evaluasi diagnostik1.      diagnosa didasarkan pada pemriksaan fisik dan pemeriksaan laboratrium serta radiologi.2.      jumlah leoksit lebih tinggi dari 10,000%/mm3 jumlah netrofil > tinggi dari 75 %. Pemeriksaan

sinar X & ultrasonografi menunjukkan densitas pada kuadran kanan bawah / tingkat aliran udara setempat.

Penatalaksanaan

Page 22: apendiks testis.docx

1.  Pembedahan diindikasikan jika diagnosa apendiksitis lakukan apendektomi secepat mungkin untuk mengurangi resiko perforasi. Metode ensisi abdominal bawah di bwahh anestesi umum / spinal laporostopi.

2.      Berikan antigiotik dan cairan IV smpai pembedahan dilakukan.3.      Analgesik dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan.

Komplikasi Apendektomi1.      komplikasi mayor adalah perforasi apendiksyang dapat mengarah pada peritonitas /

pembentukan abses.2.      Perforasi biasnya terjadi 24 jam setelah awitan nyeri ( gejala – gejalanya termasuk demam,

penampilan toksik, dan nyeri berlanjut )

Intervensi keperawatan 1.  Tujuan keperawatan menghilangkan nyeri, mencegah defisit, volume cairan, menurunkan ansietas,

menghilangkan infekksi akibat gangguan potensial atau aktual saluran gastrointestinal, mempertahankan integritas kulit, dan mencapai nutrisi yang optimal.

2.    Preoperatif : siapkan untuk pembedahan, mulai lakukan pembedahan, berikan antiperetik, antibiotik yang diresepkan, pasang selang nasogastrik, dan minta pasien untuk berkemih.

3.  Pascaoperatif : baringkan dalam posisi semi fowler, berikan anlgesik narkotik sesuai pesanan, berikan cairan per oral jika sudah dapat mentoleransi, dan makanan sesuai keinginan pada hari operasi.

4.  Beriakan penyuluhan saat pulang informasiakn tentang perjanjian tindak lanjut dengan ahli bedah, bicarakn perawatn insisi dan panduan aktifitas, ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka, dan penggantian panduan balutan atau irigasi. Perawat kesehatan rumah untuk membantu perawatan ini dan memantau komplikasi serta penyembuhan luka.

DAFTAR PUSTAKA Kapita Selekta Kedokteran IIKeperawatan Medical Bedah, Bruner & Suddarth, Diane C Baughman, Joann C. Hackley. Buku Kedokteran Kamus Kesehatan 

Thank You So Much! Kalau sudah membaca silahkan isi Buku Tamu

Terima kasih telah membaca artikel: Apendisitis Silahkan baca artikel Blog ©Belajar Askep Lainya Dibawah ini

Page 23: apendiks testis.docx

DAFTAR PUSTAKA

Barbara Engram (1999), Rencana Asuhan Keperawatan Medikel Bedah, Volume 1.

Djamaloedin (1994), Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian Bedah Staf Pengajar FKUI, Jakarta.

Marylin Dongoes (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

Purnawan Djunaedi, dkk (1999), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Media Auscalipus, FKUI,

Jakarta.

Soeparman, Sarwono, (1999, Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2, Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta

ASKEP APPENDIKSITIS

BAB ILANDASAN TEORITIS

I. DefenisiAppendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inchi), melekat pada sekum, tepat dibawah katup ileosekal. Appendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur kedalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif dan lumennya kecil, appendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadap infeksi (apendisitis).Apendisitis penyebab umum inflamasi akut pada kuadran kanan dari rongga abdomen, adalah penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat. Kira-kira 7% dari populasi mengalami apendisitis pada waktu ynag bersamaan dalam hidup mereka, pria lebih sering dari wanita, remaja lebih sering dari dewasa. Meskipun ini dapat terjadi pada usia berapapun, apendisitis sering terjadi pada usia 10 dan 30 tahun.Apendisistis Suatu peradangan appendiks yang mengenai semua lapisan dinding organ tersebut.Tanda patogenik primer diduga karena obstruksi lumen, Biasanya oleh fekolit (feses keras) penyumbatan pengeluaran sekret mukus mengakibatkan pembengkakan, infeksi dan ulserasi.

II. EtiologiMenurut Joyce, M.Black tahun 1995 apendisitis dapat disebabkan oleh:1.    Fekolit yang terperangkap dalam lumenAdanya fekolit menyebabkan terjadinya obstruksi sekret appendiks yang disertai pelebaran alaat tubuh. Pelebaran ini mengakibatkan terjadinya tekanan pada pembuluh-pembuluh darah yang

Page 24: apendiks testis.docx

menyebabkan edema dinding apendiks, karena edema maka resistensi selaput berkurang dan mudah diserang kuman.

2.    Kekakuan appendiksSama halnya dengan peyumbatan oleh fekolit, dimana appendiks yang kaku dapat meyebabkan terjadinya obstruksi pada lumen.3.    Bengkak pada dinding usus / tumor appendiks.Jenis tumor yang paling sering pada appendiks adalah tumor carcinoid. Carcinoid pada appendiks tumbuh mengelilingi  rongga, tidak mempunyai batas yang jelas dan dapat tumbuh infiltrat kedalam lapisan otot sehingga menimbulkan obstruksi pada lumen.4.    Fibrosis yang luas disekeliling appendiks.Benang fibrin juga akan dapat menyebabkan terjadinya obstruksi pada lumen.5.    Tersumbatnya usus oleh adhesiIritasi atau adhesi pada usus menyebabkan obstruksi pada appendiks.6.    Hiperplasia jaringan limfePembesaran jaringan limfe dapat menyebabkan penyumbatan yang berakibat radang pada appendiks.7.    Cacing AscarisCacing ascaris lumbricoides jika masuk appendiks dapat menyebabkan penyumbatan radang sekunder.8.    Erosi mukosa appendiks karena parasit seperti Entamoeba Histolytica dapat menyebabkan terjadi infeksi.Penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya appendisitis. Konstipasi akan menyebabkan meningkatnya tekanan intra sekal yang mengakibatkan timbulnya sumbatan fungsional appendiks dan meningkatkan pertumbuhan kuman flora normal kolon, semua ini akan mempermudah timbulnya apendisitis akut.

III. Manifestasi kliniso    Nyeri kuadran kanan bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam ringan, mual, muntah, dan hilangnya nafsu makan.o     Nyeri tekan lokal pada titik Mc.burney bila dilakukan tekanan.o    Nyeri tekan lepas mungkin dijumpai.o    Derajat nyeri tekan spasme otot dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi appendiks.o    Bila appendiks melingkar dibelakang sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat terasa didaerah lumbal; bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini dapat diketahui hanya dengan pemeriksaan pada pemeriksaan rektal.o    Nyeri pada defekasi menunjukkan ujung appendiks berada dekat rektum; nyeri pada saat berkemih mununjukkan bahwa ujung apendiks dekat dengan kandung kemih atau ureter.o    Adanya kekakuan pada bagian bawah otot-otot testis kanan dapat terjadi.o    Tanda Rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa pada kuadran kanan bawah. Apabila ileus paralitik, dan kondisi pasien memburuk.o    Pada pasien lansia, tanda dan gejala apendisitis dapat sangat bervariasi. Tanda-tanda tersebut dapat sangat meragukan, menunjukkan destruksi usus atau proses penyakit lainnya. Pasien

Page 25: apendiks testis.docx

mungkin tidak mengalami gejala sampai ia mengalami ruptur appendiks. Insiden perforasi pada appendiks lebih tinggi pada lansia, karena banyak dari pasien-pasien ini mencari bantuan perawatan kesehatan tidak secepat pasien-pasien yang lebih muda.

IV. Komplikasi1. Perforasi, ditandai oleh:-Meningkatnya nyeri.-Spasme otot dinding perut kudran kanan bawah.-Demam.-Malaise.-Leukositosis.2.  Peritonitis.teraba massa dikuadran kanan bawah, yang cenderung                 menggelembung kearah rektum atau vagina.3. Abses appendiks4. Trombofebitis supuratif, jarang terjadi ; ditandai dengan gejala:- Demam sepsis.-Menggigil.-Hepatomegali.-Ikterus.5. Abses subfrenikus.6. Fokal sepsis intra abdominal.7. Obstruksi intestinal dapat terjadi akibat perlengketan.

V. Penatalaksanaan1.    Penatalaksanaan medis.a. Sebelum operasi    ObservasiDalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala appendisitis sering kali masih belum jelas. Dalam keadaan ini observasi ketat perlu dilakukan. Pasien diminta melakukan tirah baring dan dipuasakan. Laksatif tidak boleh diberikan bila dicurigai adanya appendisitis atau bentuk peritonitis lainnya. Pemeriksaan abdomen dan rektal serta pemeriksaan darah ( leukosit dan hitung jenis) diulang secara periodik. Foto abdomen tegak dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya penyulit lain. Pada kebanyakan kasus, diagnosis dilakukan dengan lokalisasi nyeri di daerah kanan bawah dalam 12 jam setelah timbulnya keluhan.    Intubasi bila perlu    Anti biotik (ampisilin, gentamisin, metronidazol, atau klindomisin)b. Operasi appendiktomiPembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV diberikan setelah diagnosa ditegakkan. Apendiktomi dapat dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. Apendiktomi dapat dilakukan dibawah anestesi umum atau spinal dengan insisi abdomen bawah atau dengan laparoskopi yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif.c. Pasca operasiPerlu dilakukan observasi tanda-tanda vital untuk mengetahui terjadinya perdarahan didalam, syok, hipertermia, atau gangguan pernafasan. Angkat sonde lambing bila pasien telah sadar, sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah.

Page 26: apendiks testis.docx

Baringkan pasien dalam posisi Fowler. Pasien dapat dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan. Selama itu pasien dipuasakan. Bila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada perforasi atau peritonitis umum, puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali normal.Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak ditempat tidur selama 2 x 30 menit. Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk diluar kamar. Hari ketujuh jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.

2. Penatalaksanaan keperawatanBerdasarkan pengamatan dan pengalaman yang pernah dialami dalam hal appendiktomi tidak ada tata laksana keperawatan khusus yang diberikan pada pasien apendisitis.adapun tindakan non medis yang diberikan adalah persiapan pasien untuk apendiktomi diantaranya perawat memastikan  kepada dokter bahwa tes darah,cek urin, rontgen, dan puasa sudah dilaksanakan.Kemudian tindakan keperawatan yang dapat diberikan post-op adalah perawatan luka jahitan dan mobilisasi pasien secara teratur untuk mencegah dekubitus.

BAB IIASUHAN KEPERAWATANI. PENGKAJIAN•    RKD: Riwayat nyeri abdomen tidak terlokalisir, riwayat penyakit     askariasis, kebiasaan mengkonsumsi diet rendah serat,     konstipasi•    RKK: riwayat neoplasma pada keluarga, pola makan dan diet keluarga, riwayat penyakit DM, penyakit jantung.•    RKS:-AktivitasGejala: Malaise-SirkulasiTanda: Takikardi-EliminasiGejala:    Konstipasi pada awitan awalDiare (kadang-kadang)Tanda:    Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepasPenurunan atau tidak ada bising usus-Makanan dan cairanGejala:    AnoreksiaMual/muntah-Nyeri/ KenyamananGejala: Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus, yang meningkat berat     dan terlokalisasi pada daerah Mc. Burney, meningkat karena berjalan, batuk,     bersin, dan nafas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga perforasi atau infark     pada apendisitis)Tanda: Perilaku berhati-hati: berbaring kesamping atau terlentang dengan lutut     ditekuk; meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah karena eksistensi     kaki kanan/posisi duduk tegak nyeri lepas pada sisi kiri diduga inflamasi     peritoneal.

-KeamananTanda: Demam (biasanya rendah), munculnya proses infeksi.Gejala: Alergi atau sensitif, defisiensi imun.

Page 27: apendiks testis.docx

-PernafasanTanda: Takipnea, pernafasan dangkal, kondisi kronis / batuk.- Penyuluhan/ PembelajaranGejala: Kondisi lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen contoh: pielitis     akut, salpingitis akut, ileitis regional. Dapat terjadi pada berbagai usia.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN1.    Infeksi, Resiko tinggi terhadapFaktor resiko meliputi:- tidak adekuatnya pertahanan utama, perforasi/ruptur pada apendiks; peritonitis;        pembentukan abses.- Prosedur invasif, insisi bedah.Intervensi:Mandiri    Awasi tanda vital perhatikan demam, menggigil, berkeringat, perubahan mental, meningkatnya nyeri abdomen.    Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka aseptik. Berikan perawatan paripurna.    Lihat insisi dan balutan. Catat karakteristik dan drainase luka/drain (bila dimasukkan), adanya eritema.    Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien/orang tua dekat.Kolaborasi    ambil contoh drainase bila diindikasikan.    berikan anti biotik yang sesuai indikasi.

2.    Kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadapFaktor resiko meliputi:-    muntah pra operasi.-    pembatasan pasca operasi (contoh puasa).-    status hipermetabolik (contoh demam, proses penyembuhan).-    inflamasi peritonium dengan cairan asing.IntervensiMandiri^    Awasi TD dan nadi.^    Lihat membran mukosa; kaji turgor kulit dan pengisian kapiler.^    Awasi masukan dan haluaran;  catat warna urune/konsentrasi, berat jenis.^    Auskultasi bising usus. Catat kelancaran flatus, gerakan usus.^    Berikan sejumlah kecil minuman cairan jernih bila pemasukan peroral     dimulai, dan lanjutkan dengan diet sesuai toleransi.^    Berikan perawatan mulut seiring dengan perhatian khusus pada     perlindungan bibir.Kolaborasi^    Pertahankan penghisapan gaster/usus.^    Berikan cairan  IV.

3.    Nyeri [akut], dapat dihubungkan dengan:#    Distensi jaringan usus oleh inflamasi.

Page 28: apendiks testis.docx

#    Adanya insisi bedah.IntervensiMandiri    Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya (skala 0-10).selidiki dan laporkan nyeri dengan tepat.    Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler.    Dorong ambulasi dini.    Berikan aktivitas hiburan.Kolaborasi    Pertahankan puasa/penghisapan NG pada awal.    Berikan analgesik sesuai indikasi.    Berikan kantong es pada absomen.

4.    Kurang pengetahuan [kebutuhan belajar] tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan. Dapat dihubungkan dengan:#    Kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.#    Tidak mengenal sumber informasi.IntervensiMandiri    kaji ulang pembatasan aktivitas pasca operasi, contoh mengangkat berat, olah raga, seks, latihan, menyetir.    Dorong aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahat periodik.    Anjurkan menggunakan laksatif/pelembek feses ringan bila perlu dan hindari enema.    Diskusikan perawatan insisi, termasuk mengganti balutan, pembatasan mandi, dan kembali ke dokter untuk mengangkat jahitan/pengikat.    Identifikasi gejala yang memerlukan evaluasi medik, contoh pengikat nyeri; edema/eritema luka, adanya drainase, demam.

Leave a comment

Leave a Reply