Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

  • Upload
    suyanto

  • View
    259

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    1/30

    Judul asli : Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum

    Pengarang : As Syeikh Abd Muhaimin bnu T Rusyd Al Afghani

    Penterjemah : Abu Itqon Al Fathubiy Lc.

    Daftar Isi

    Kata Pengantar

    Iftitah

    I. SIAPAKAH ITU IKHWAN ?

    A. IKHWAN FIDDIN

    B. IKHWAN NABI

    C. IKHWAN FILLAH

    II. SYARAT UNTUK MERAIH GELAR IKHWAN (IKHWAN FIDDIN, IKHWAN

    NABI, IKHWAN FILLAH) DAN SYARAT MENJADI ORANG YANG

    BERSAUDARA BESERTA KARAKTERISTIKNYA

    1. Harus mengerti syarat meraih gelar Ikhwan dengan ilmunya

    2. Harus masuk Islam (siap menjadi muslim secara kaffah) dan meninggalkan

    pola hidup jahiliyyah dan mati dalam keadan muslim

    3. Harus beriman, siap berhijrah atau menjadi kaum anshor dan siap berjihad fi

    sabilillah

    4. Menjadi orang yang Sholih

    5. Siap berupaya untuk bertaqwa (menjadi Muttaqin)

    6. Berakhlaq Islami (Akhaq Karimah)

    7. Siap dan aktif untuk berdakwah (mengajak manusia ke jalan Allah dan

    beramar ma;ruf nahi mungkar)

    8. Siap menempuh Shirotol Mustaqim (jalan hidup orang-orang yang

    istiqomah/lurus)

    9. Siap menghadapi ujian yang banyak, berat dan sengsara serta menyakitkan

    dengan sabar, karena yakin dengan pertolongan Allah dan jannah-Nya

    10. Tidak menjadi orang munafiq, zholim dan fasiq

    11. Harus benar-benar berwala (menolong, setia dan cinta) kepada Allah,

    RasulNya dan orang- orang yang beriman saja dan Baro (mengadakanpermusuhan, berlepas diri dan benci) terhadap orang-orang kafir, musyrik,

    munafiq dan kaum jahiliyyah

    12. Meninggalkan perbuatan Tabdzir dan Laghwun

    13. Tidak turut andil membantu program-program syaithon yang bertujuan untuk

    menipu dan merusak serta menyesatkan manusia

    14. Mau berbusana muslim (berjilbab bagi muslimah) dan berhiaskan pakaian

    taqwa dan perilaku hidupnya tidak bertasabuh (menyerupai) orang-orang

    jahiliyyah, kafirin/musyrikin

    15. Mau mewujudkan Ukhuwah Islamiyyah

    16. Mau menjadikan Ikhwan/Akhwat sebagai pasangan hidupnya (suami/istri)

    17. Mau dan rela diatur oleh Allah, RasulNya dan Ulil Amri yang beriman

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 1

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    2/30

    18. Siap mengadakan janji/sumpah setia kepada Allah, RasulNya atau Ulil almri

    yang beriman dan menepati sumpah setia yang diikrarkannya

    19. Mau berinfak dalam keadaan longgar atau sempit membayar zakat dan

    shodaqoh

    20. Harus mengikuti Al Jamaah dan Iltizam (komitmen) dengannya, tidak

    bertafarruq (mengikuti firqoh

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 2

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    3/30

    I. SIAPAKAH ITU IKHWAN ?

    A. IKHWAN FIDDIN

    Ikhwan fiddin adalah gelar yang diberikan langsung oleh Allah Azza wa Jalla, bagiyang telah bertaubat, menegakkan sholat dan menunaikan zakat.

    Bagi orang orang yang belum bertobat (dari kesyirikan, kekafiran dll), belum dapat

    disebut Ikhwan Fiddin. Juga bagi orang yang tidak sholat atau hanya sekedar

    mengerjakan sholat tanpa memahami mana dari sholat tersebut, sehingga sholat yang

    dikerjakan hanya sebatas ritual tanpa mempengaruhi pola hidup, sehingga tidak

    nampak bekas-bekas sholat mereka ( min atsaris sujud ), sebagaimana para sahabat

    Rosul adanya. Sebagaimana yang digambarkan dalam surat Al-Fath ayat 29,namun

    sebaliknya sholat mereka hanya siulan dan tepuk tangan belaka, sebagaimana

    disebutkan dalam surat Al Anfal ayat 35. Sholatnya tanpa dapat mencegah dari

    perbuatan Fahsya dan munkar (QS. Al Ankabut : 45) serta dapat lebih mengingatAllah (QS. Toha : 14 ), tidak mengabaikan dan tidak melalaikan apa-apa yang telah

    diikrarkan dihadapan Allah ketika sedang sholat, berjanji untuk tunduk patuh, rela

    diatur akan meng-Ilahkan Allah semata dan tidak mensekutukan Nya dengan sesuatu

    apapun.

    Juga tidak disebut Ikhwan fiddin bagi yang belum menunaikan zakat, atau

    menunaikan zakat tetapi disalurkan fi sabilit Thoghut yang akan digunakan mereka

    untuk menghalangi manusia dari jalan Allah ( QS. Al Anfal : 36 )

    Dan Allah menerangkan gelar Ikhwan fiddin adalah bagi kaum yang mengetahui

    bukan diberikan kepada sembarangan orang yang tidak mengetahui hakikat ini.

    "Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat serta membayar zakat maka mereka itu

    adalah Ikhwan-Ikhwan fiddin. Dan kami menjelaskan ayat-ayat ini bagi kaum yang

    mengetahui". ( QS. At Taubah : 11)

    B. IKHWAN NABI

    "Bilakah aku bertemu Ikhwan-ikhwan ku ? " Para sahabat berkata : " Bukankah kami

    Ikhwan- Ikhwan mu ? " Nabi Saw menjawab : "Kalian adalah sahabat-sahabat ku,sedangkan ikhwan- ikhwanku adalah orang-orang yang beriman kepadaku tetapi tidak

    pernah melihatku dan aku rindu kepada mereka". (HR Abu Syaikh)

    "Aku rindu bertemu ikhwan-ikhwanku, yaitu orang-orang yang beriman kepadaku

    namun tidak pernah melihatku". (HR Ahmad)

    Betapa indahnya gelar Ikhwan dan betapa semua orang mendambakannya, siapa yang

    tidak dirindukan oleh sang kekasih Allah.

    Merekalah Ummat beliau yang istiqomah, yang tidak pernah menyimpang dari

    sunnah nya, menapaki manhajnya dan mereka beriman kepadanya dengan keimananyang Amiq walaupun tak pernah melihatnya, apalagi melihatnya, mereka

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 3

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    4/30

    menghidupkan sunnahnya dikala manusia mengabaikannya, mereka menapaki

    manhajnya ketika manusia meninggalkannya, pantaslah kalau Rasulullah

    merindukannya. Itulah Ikhwan Nabi Saw yang didunia tidak bertemu Nabi, lain

    halnya dengan para sahabat mereka menyaksikan langsung pribadinya,

    kemujizatannya, kemuliaan akhlaqnya, keberaniannya dalam membela Al Haq,

    kelembutannya terhadap sesama, kegagahan nya dalam mengobarkan jihad bagiummatnya, kearifan nya dalam menyelesaikan setiap permasalahan ummatnya,

    wajarlah kalau mereka beriman kepada beliau, lain hal dengan Ikhwan yang tidak

    pernah sama sekali bertemu dengannya, yang tersisa hanya jejak yang samar dikelabui

    zaman yang penuh fitnah, namun hanya Ikhwan /Akhwat sajalah yang dengan rahmat

    Allah dapat menapak tilasi jejak /manhaj yang pernah beliau Saw bersama para

    sahabatnya praktekkan, sehingga Dinul Islam dapat kembali zhohir ditengah-tengah

    gelombang kegelapan. Walaupun ibarat memegang bara api, tetapi Ikhwan/Akhwat

    Nabi tetap iltizam menempuh jalan Nabi yang penuh tantangan, karena mereka ingin

    bert emu Allah Swt dan Nabi Nya yang menunggu di telaga yang indah.

    Dari Abu Hurairah ra. Katanya : "Suatu ketika Rasulullah berkunjung ke sebuahpekuburan, lalu mengucapkan salam : Assalamualaikum daara qaumin muminin.

    Wa inna insya Allah bikum laahiquun ( selamat engkau wahai penduduk kampung

    kaum mumin Insya Allah kami akan menyusul kalian). Setelah itu Nabi Saw berkata

    : " Aku ingin benar kalaulah kita dapat melihat Ikhwan-Ikhwan kita", para sahabat

    berkata : "bukanlah kami Ikhwan-Ikhwan mu, ya Rasulullah ? ", jawab Nabi: " Anda

    semua adalah sahabatku, Ikhwan-Ikhwan kita yang kumaksudkan adalah orang-orang

    yang belum datang ( tetapi akan datang kelak pada hari kiamat)", mereka bertanya: "

    Bagaimana anda dapat mengenal ummat anda yang belum datang tetapi akan datang

    di hari kemudian ya Rasulullah ?", jawab Rasulullah Saw: "Bagaimana pendapat anda

    jika seseorang mempunyai kuda putih keningnya, kakinya dan tangannya, kemudian

    kuda itu berada di tengah kuda-kuda lainnya tetapi hitam semua, dapatkah orang

    mengenali kudanya ?", mereka menjawab: "tentu ya Rasulullah, tentu dapat ", Sabda

    Nabi Saw: " Nah! mereka nanti akan datang dalam keadaan putih bercahaya-cahaya

    mukanya, tangannya dan kakinya, karena dari bekas wudhu. Dan aku mendahului

    mereka datang ke telagaku. Ketahuilah ada orang-orang yang aku larang mendekati ke

    telaga ku itu, seperti halnya seekor unta sesat, lalu kupanggil mereka: "kemarilah !",

    tetapi nanti ada yang mengatakan: "mereka itu telah bertukar agama sepeninggal anda

    !", karena itu kuusir mereka, "pergilah jauh-jauh !", kataku. ( HR. Muslim)

    C. IKHWAN / AKHWAT FILLAH

    Orang-orang yang bersatu dibawah aqidah yang satu (diikat dengan tali Allah) yang

    di dalamnya penuh keikhlasan karena Allah mereka itulah IkhwanAkhwat fillah.

    Mereka saling mencintai karena Allah, saling menyayangi dengan ghiroh karena

    Allah, tolong-menolong, lindung-melindungi semata-mata hanya karena Allah, karena

    kemuliaan Nya, walaupun diantara mereka tidak ada hubungan nasab, karib kerabat,

    bisnis/harta benda tapi semata- mata cinta karena Allah, benci karena Allah,

    berkumpul karena Allah, berpisah karena Allah.

    "Sungguh diantara hamba-hamba Allah itu , ada orang-orang yang bukan nabi dan

    syuhada, tetapi nabi dan syuhada menginginkan keadaan seperti mereka, karenakedudukannya di sisi Allah", sahabat bertanya:" Kabarkan kepada kami siapa mereka

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 4

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    5/30

    itu ?", Rasul Saw menjawab:" mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai

    karena kemuliaan Allah walaupun tak ada hubungan karib kerabat diantara diantara

    mereka serta tak ada hubungan harta benda yang ada pada mereka, maka Demi Allah

    wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka tidak takut apa-apa di kala

    orang lain takut, dan mereka tidak berduka cita di kala orang lain berduka cita". (HR

    Abu Daud)

    "Dua orang yang saling mencintai karena Allah keduanya berkumpul karenanya dan

    berpisah karenanya"(Bukhori Muslim)

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 5

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    6/30

    II. SYARAT UNTUK MERAIH GELAR IKHWAN (IKHWAN FIDDIN,

    IKHWAN NABI, IKHWAN FILLAH) DAN SYARAT MENJADI ORANG

    YANG BERSAUDARA BESERTA KARAKTERISTIKNYA

    1. Harus mengerti syarat meraih gelar Ikhwan dengan ilmunya

    Untuk meraih gelar ikhwan harus mengerti akan ilmunya, karena ilmu merupakan

    yang pertama bagi amal, dan gelar tanpa mengerti ilmunya adalah sia-sia dan hina.

    Dengan mengerti ilmunya, maka Ikhwan dan Akhwat sadar akan dirinya yang

    menyandang gelar tersebut, harus bagaimana hidupnya, apa tugas dan kewajibannya,

    apa tujuan hidupnya dan balasan apa yang akan didapatnya jika dia komitmen dengan

    gelar tersebut. Kalau ada orang yang merasa (mengaku) telah meraih gelar Ikhwan

    atau Akhwat tetapi tidak mengerti dan sadar akan gelar tersebut dikarenakan tidak

    memahami ilmunya, maka orang itu dusta dan tidak pantas disebut Ikhwan/ AKhwat.

    Tentang ilmu Rasulullah Saw pernah bersabda dalam hadist riwayat Bukhori:

    "Ilmu itu sebelum perkataan dan perbuatan"

    2. Harus masuk Islam ( siap menjadi muslim secara kaffah) dan meninggalkan

    pola hidup jahiliyyah dan mati dalam keadaan muslim.

    Tidak mungkin mejadi Ikhwan/Akhwat tanpa mejadi muslim apalagi jika masih

    jahiliyyah (berkehidupan ala jahiliyyah), karena jahiliyyah lawannya Islam. Al Hadist:

    "Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara .. Muslim itu adalah Ikhwan

    (saudara) muslim lainya"

    Apabila semasa hidupnya menjadi muslim kemudian matinya kafir, mati munafiq/

    fasiq, mati jahiliyyah atau mati zholim, maka dia bukan Ikhwan/Akhwat lagi

    namanya, gelar Ikhwan Akhwat gugur baginya dan tidak disebut Almarhum ketika

    matinya, melainkan dia mendapat gelar baru, yaitu AMalun (yang di lanat) naudzu

    billahi min dzalik.

    3. Harus beriman, siap berhijrah atau menjadi kaum anshor dan siap berjihad fi

    sabilillah.

    Tentang orang beriman Allah menegaskan :

    "Sesungguhnya hanya orang-orang yang beriman saja yang bersaudara ...." (QS.

    49:10)

    Dengan menjadi mumin dan konsekuensi dengan keimanannya, maka seseorang

    disebut Ikhwanul Muminin. Hadist Nabi :

    "Orang yang beriman itu adalah cermin saudaranya. Mumin itu adalah Ikhwan

    (saudara) mumin lainnya, ia menjaga ladangnya atas dirinya dan memeliharanyaketika ia tidak ada". (HR. Bukhori)

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 6

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    7/30

    Juga sebutan muminin, Muhajirin, Anshor dan Mujahiddin fi sabilillah harus

    menyatu dalam kehidupan diri seseorang yang telah meraih gelar Ikhwan. Sebab iman

    tanpa hijrah ( baik secara manawi maupun makani) adalah kedzoliman, Mumin

    tanpa mau menolong (menjadi Anshor) bagi mumin lainnya adalah iman yang dusta

    dan iman tanpa jihad fi sabilillah adalah kemunafikan atau kefasikan . Ketikakeempatnya telah menyatu barulah seseorang disebut Mumin Haq (Mumin yang

    sebenarnya) yang akan mendapat kemenangan. Allah berfirman dalam surat Al Anfal

    ayat 74 yang artinya :

    "Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad fi sabilillah dan orang-

    orang yang memberikan tempat kediaman dan memberikan pertolongan ( kepada

    orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman.

    Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nimat) yang mulia".

    Dan dalam hal ini Allah menggambarkan dengan begitu indahnya dalam ayat lain :

    "Dan orang-orang yang telah menempati Daar dan telah beriman (Anshor) sebelum

    (kedatangan) mereka (Muhajirin ), mereka mencintai orang-orang yang telah berhijrah

    kepada mereka.. Dan mereka tiada menaruh keinginan di dalam hati mereka terhadap

    apa-apa yang telah diberikan kepada mereka (Muhajirin ), dan mereka mengutamakan

    mereka (kaum Muhajirin ), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan

    (apa yang mereka berikan itu). Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran

    dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung".

    "Dan Orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirain dan anshor), mereka

    berdoa : Yaa Robb kami ampunilah kami dan Ikhwan kami yang telah beriman lebih

    dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami

    terhadap orang-orang yang beriman , ya Robb kami, sesungguhnya Engkau maha

    penyantun lagi maha penyayang". (QS. Al Hasyr : 9-10)

    Secara Konsepsional hijrah dibagi menjadi dua:

    1. Hijrah Manawi

    yang tersirat dalam ayat 5 surat Al Mudatsir

    "Dan dari perbuatan dosa hijrahlah (tinggalkan)".

    Juga sabda Nabi Saw :

    "Orang-orang yang berhijrah adalah orang-orang yang meninggalkan apa-apa yang

    dilarang Allah darinya".(Shohih Bukhori, kitabul iman, 1/53 Hadist No.10)

    2. Hijrah Makani,

    Secara bahasa hijrah berarti pindah , sedangkan secara ishtilahan, berarti :

    "Perpindahan dari daerah (negara) kafir ke daerah (negara) beriman".

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 7

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    8/30

    Sebagaimana yang tersirat dalam Al Quran surat Al Ankabut : 56

    "Wahai hamba-hambaku yang beriman sesungguhnya bumiku luas, maka sembahlah

    aku saja".

    *Albaghowi (Rahimahullah/436-510 H) seorang ahli bidang fiqih hadist dan tafsir

    berkata: Ayat ini sababun nuzulnya ditujukan kepada orang-orang muslim yang masih

    berada di makkah, mereka belum berhijrah, maka dari itu Allah mengkhitob mereka

    dengan seruan "Wahai hamba-hambaku yang beriman", dalam ayat ini tersirat

    perintah bagi orang-orang muslim untuk berhijrah dari suatu tempat (negara) yang

    disana tidak diberlakukan hukum Islam, berusaha dan terus berusaha untuk mencari

    bumi hijrah jangan sampai kita menjadi orang yang mati dalam keadaan menzholimi

    diri dikarenakan tidak mau berhijrah, sebagaimana firman Allah Swt, yang artinya:

    "Sesungguhnya orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menzholimi diri

    sendiri (kepada mereka ) malaikat berkata: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini",mereka menjawab :"Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (kami)", para

    malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah di

    bumi itu". Orang-orang itu tempatnya neraka jahannam dan jahannam itu seburuk-

    buruknya tempat kembali".(QS An Nisaa: 97).

    Sedangkan jihad fi sabilillah yang terdapat setelah kata hijrah adalah wajib bagi

    segenap Ikhwan/Akhwat, dengan pengamalan yang seluas-luasnya tanpa harus

    membatasi kata jihad dengan pengertian sungguh- sungguh, karena para sahabat tidak

    mengenal kata-kata jihad kecuali mengandung arti Qital, memerangi musuh-musuh

    Allah karena jihad merupakan puncaknya Islam, pasport surga dan tamasya nya

    ummat Nabi Muhammad Saw, agar mendapatkan syahid yang menjadi cita-cita

    segenap Ikhwan / Akhwat.

    "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi

    Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orangorang yang

    bersabar". (Qs Ali Imron: 142)

    "Pokok urusan adalah Islam, sendi tiangnya adalah sholat dan inti/pokoknya adalah

    jihad"(sunan Attirmidzi 7/281, hadist no 2619, ibnu Majah 2/1314 dan terdapat dalam

    Hadist Arbain, Hadist shohih).

    "Sesungguhnya tamasya umatku adalah jihad fi sabilillah" (Sunan Abu Daud kitabul

    jihad, 3/12, hadist nomor 2486, Mustadrak Al Hakim, 2/73 sanadnya Hasan)

    Rasulullah bersabda, yang artinya: "Bagi orang yang mati syahid terdapat enam hal

    yang akan diterimanya:

    Allah memberikan ampunan ketika mula pertama bergerak dan akan melihat

    tempatnya di surga

    Selamat dari siksa kubur

    Selamat dari denyutan hari kiamat

    Akan diberikan kepadanya mahkota yang terbuat dari yakut sebagai tandapenghormatan yang jauh lebih mahal dari dunia dan seluruh isinya

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 8

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    9/30

    Akan dikawinkan dengan tujuh puluh bidadari

    Bisa memberikan syafaat tujuh puluh anggota keluarganya", (HR. At Tirmidzi dan

    Ibnu Majah)

    "Sesungguhnya nyawa orang yang mati syahid itu berada di dalam burung-burung

    berwarna hijau dan baginya terdapat lampu-lampu yang digantungkan di Arsy.Nyawa-nyawa itu kesana kemari di surga sesuka hati mereka", (HR At Tirmidzi, Ad

    Darimi)

    4. Menjadi orang yang Sholih

    Apabila kita menjadi orang sholih sudah barang tentu akan menjadi Ikhwan (saudara)

    orang sholih lainnya. Orang sholih artinya orang yang beriman dan banyak melakukan

    amal sholih, dengan demikian akan dipersatukan dan dimasukkan kedalam golongan

    hamba-hamba yang sholih, sebagaimana Allah menyatakan dalam surat Al Ankabut :

    9,

    "Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih benar-benar akan kami

    masukkan mereka kedalam (golongan) orang yang sholih".

    Dan kaum/jamaah yang anggotanya orang-orang yang sholih itulah akan mewarisi

    bumi dan dapat berkuasa di bumi serta mewujudkan khilafah (pemerintahan Islam

    dunia) sebagai janji Allah yang benar-benar akan ditepati.

    "Dan Sungguh kami telah tulis di dalam Zabur sesudah (kami tulis di dalam) dalam

    lauhul Mahfudz, bahwa bumi ini diwarisi kepada hamba-???

    "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu &

    mengerjakan amal yang sholih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka

    berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum

    mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dien yang telah

    diridhoi-Nya untuk mereka dan Dia benar-benar menukar (keadaan) mereka, sesudah

    mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku

    dengan tiada mensyirikan sesuatu apapun dengan Aku, dan barangsiapa yang (tetap)

    kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq". (Qs An Nur :

    55)

    5. Siap berupaya untuk bertaqwa (menjadi Muttaqin)

    Mengapa syarat menjadi Ikhwan/ Akhwat harus bertaqwa ?, karena jika tidak

    bertaqwa, kita semua yang tadinya bergaul di dunia dengan akrab, dengan saling

    memanggil Akhi.., Ukhti .., tapi jika tidak diiringi saling taqwa dalam artian saling

    takut kepada Allah, tidak saling memelihara diri dari yang tidak diridhoi Nya, tidak

    saling hati-hati dalam berbuat, maka ketidaktaqwaan nya itu akan menodai gelar

    Ikhwan/Akhwat yang telah diraihnya. Akan merusak citra Ikhwan yang seharusnya

    menjadi himpunan kaum yang baik atau sebagai Khoiru Ummah, dan akibat dari itu

    pula akan menjadi tidak harmonis, hilang rasa ukhuwah yang merupakan nimat dariAllah yang seharusnya disyukuri, sehingga Allah mencabut nimat yang tidak

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 9

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    10/30

    disyukuri itu, maka nimat berubah menjadi azab berupa tafarruq, perpecahan atau

    saling iri, dengki hasut dan permusuhan.

    "Teman-teman akrab pada hari itu sebahagian nya menjadi musuh bagi sebagian yang

    lain kecuali orang-orang yang bertqwa". (Qs Az Zukhruf : 67)

    Terdapat pula dalam hadist yang diterangkan dalam Fi Zhilali Quran :

    "sesungguhnya manusia yang paling baik bagiku adalah orang-orang yang bertaqwa,

    siapapun mereka dan bagaimanapun mereka".

    6. Berakhlaq Islami (Akhaq Karimah)

    Untuk menjadi Ikhwan/Akhwat harus berupaya untuk berprilaku dengan akhlaq yang

    islami bukan akhlaq jahiliyyah yang buruk. Dengan akhlaq Islami yang mulia itu,

    Ikhwan/ Akhwat akan menjadi ummat yang terbaik. Karena diantara maksud dantujuan yang terbaik. Karena diantara maksud dan tujuan diutusnya Nabi adalah untuk

    menyempurnakan kemuliaan akhlaq.

    "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq mulia". (al Hadist)

    "Mumin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaqnya".

    (Hr.At Tirmidzi)

    "Allah itu indah dan mencintai yang indah , murah hati dan menyukai kemurahan hati,

    menyukai akhlaq yang terpuji dan membenci akhlaq yang rendah". (HR Al Baihaqi)

    7. Siap dan aktif untuk berdakwah (mengajak manusia ke jalan Allah dan beramar

    maruf nahi mungkar)

    Sebagai konsekuensi dari ikhwan yang merupakan pengikut Nabi, wajib bagi ikhwan

    untuk berdakwah dan beramar maruf nahi mungkar sebagai tugas fariyyah dan

    jamai.

    "Katakanlah inilah jalan (dien) ku, aku dan pengikut-pengikutku mengajak (kamu)

    kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah dan aku bukanlah termasukmusyrikin". (Qs Yusuf :108)

    "Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang berdakwah kepada yang

    maruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung".

    (Qs Ali Imron : 104)

    Ikhwan adalah bukan orang yang cuma memikirkan dirinya sendiri atau istrinya dan

    anaknya saja atau hanya memikirkan cari nafkah saja tetapi juga memikirkan

    bagaimana agar ummat manusia mengikuti Risalah Islam, tunduk kepada aturan-

    aturan islam dan bagaimana agar Islam bisa berkembang dengan penuh izzah. Tentu

    ini adalah tugas para Ikhwan agar menjalankan kewajiban dawah, karena menjadidai keuntungannya sangat besar, ikhwan harus tahu akan keuntungan ini.

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 10

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    11/30

    "Barang yang berdakwah (mengajak) kepada hidayah, mereka memperoleh pahala

    seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala-pahala

    mereka sedikitpun" (Hr. Muslim dan Ahabus Sunan)

    Dari Ali Karromallahu wajhah, bahwasanya Nabi Saw bersabda :

    "Demi Allah, melalui kamu Allah memberi hidayah kepada satu orang itu lebih baik

    bagimu dari Humrun Naam ( kendaraan termewah yang menjadi kebanggaan)"

    dalam riwayat lain lebih baik dari pada apa-apa yang disinari matahari dan

    terbenamnya". (Hr Bukhori)

    Humrun Naam adalah unta merah yang orang-orang arab dulu saling membanggakan

    diri karena kehebatan dan keindahan unta tersebut.

    Dan juga Allah menegaskan gambaran mengenai ummat terbaik, yaitu mereka yang

    ber amar maruf nahi munkar (Qs. Ali Imron: 110 )

    Apabila ikhwan/akhwat enggan dan malas dalam menunaikan tugas dawah dan ber

    amar maruf nahi munkar niscaya Allah akan menimpakan kehinaan, kemerosotan

    dan kekacauan padanya sebagaimana yang dialami bani Israil dahulu.

    "Sesungguhnya kemerosotan dan kejatuhan bani Israil bermula dari orang sholih

    dikalangan mereka, ketika melihat seseorang (pelaku kemungkaran) lalu Ia (orang

    sholih) itu berkata, wahai saudaraku, bertaqwalah kepada Allah tinggalkan apa yang

    kamu perbuat karena hal itu tidak halal kamu lakukan. Esoknya ia pun kembali

    menjumpainya dan dia masih tetap melakukan kemungkaran dan dia tidak

    melarangnya, bahkan turut makan, minum dan duduk bersamanya, karena perbuatan

    mereka itulah Allah mengunci masing-masing hati mereka, kemudian Nabi

    membacakan ayat : Telah dilanat orang-orang kafir dari bani Israil ... (surat Al

    Maidah : 78 dst) Kemudian dia bersabda : tidak, sekali-kali tidak!, Demi Allah kalian

    harus beramar maruf nahi mungkar, mencegah ulah si zholim dan mengembalikan

    dia kepada yang haq atau jika tidak, Allah akan jadikan sama hati sebagian kamu

    dengan sebagian yang lain (terkunci dari melihat kemungkaran) lalu Dia melanat mu

    sebagaimana melanat mereka". (Hr Abu Daud dan At Tirmidzi berkata ini hadist

    hasan)

    8. Siap menempuh Shirotol Mustaqim (jalan hidup orang-orang yang istiqomah/

    lurus)

    Jalan itu adalah jalan yang teramat berat dan memayahkan tapi akhirnya akan meraih

    kenimatan, yaitu jalan hidup yang ditempuh oleh para Nabi, shiddiqin, syuhada dan

    sholihin. Bukankah ini yang sering kali kita pinta kepada Allah

    "Berikanlah kami hidayah ke jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah

    Engkau berikan nimat kepada mereka, bukan (pada jalan yang sesat". (Qs Al Fatihah

    : 6-7)

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 11

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    12/30

    Coba hayati kehidupan yang dihadapi para Nabi, shiddiqin, syuhada dan sholihin,

    kemudian ikuti, teladani, dan titilah (tempuhlah), walaupun berat kita akan dapatkan

    nimat sebab tanpa meniti/menempuh jalan yang sama mustahil doa kita terkabul

    walaupun kita baca berulang-ulang dalam sholat (yaitu surat Al Fatihah:6-7 pent.),

    yang maksudnya agar ditunjuki kepada shirothol mustaqim (jalan yang lurus) yaitu

    jalannya orang-orang yang diberi nimat.

    "Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama

    orang- orang yang diberi nimat oleh Allah, yaitu : nabi-nabi, para shidiqqin, para

    syuhada dan sholihin dan mereka itulah sebaik-baiknya teman". (Qs An Nisa :69)

    9. Siap menghadapi ujian yang banyak, berat dan sengsara serta menyakitkan

    dengan sabar, karena yakin dengan pertolongan Allah dan jannah-Nya

    Ikhwan/akhwat adalah orang-orang yang beriman yang pasti diuji dan selalu diuji

    keimanannya oleh Allah yang maha Rahman dan Rahim sebagai sunnatullah menjadipengikut Nabi.

    "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami

    telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya Kami telah

    menguji orang-orang sebelum mereka, maka sungguh Allah mengetahui orang-orang

    yang benar dan sungguh Dia mengetahui orang-orang yang dusta". (Qs. Al Ankabut

    :2-4)

    "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk jannah, padahal belum datang

    kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ?

    Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (bermacam-

    macam cobaan), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang beriman yang

    bersamanya: "Kapankah datangnya pertolongan Allah ?" ingatlah, sesungguhnya

    pertolongan Allah itu amat dekat". (Qs. Al Baqoroh:214).

    "Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari

    pengikut(nya) yang bertaqwa. Mereka itu menjadi lemah terhadap apa-apa yang

    menimpa mereka di jalan Allah, dan mereka tidak lemah dan tidak(pula) menyerah

    (kepada musuh) dan Allah mencintai orang-orang yang bersabar". (Qs Ali Imron

    :146)

    Ikhwan/akhwat adalah orang-orang yang akan mengalami masa-masa yang mana

    pada saat itu diperlukan kesabaran.

    "Sesungguhnya masa setelah kalian ada hari-hari kesabaran, sabar pada masa itu

    beratnya seperti memegang bara api, bagi yang beramal (dengan As Sunnah)

    dikalangan mereka, pahalanya lima puluh kali lipat orang-orang yang berbuat seperti

    amalnya", dan menambah padaku riwayat lainnya dia berkata, "Ya, Rasulullah !

    Pahala lima puluh dari mereka ?, Rasul menjawab : " Pahala lima puluh orang dari

    kalian ". (Hr Abu Daud)

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 12

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    13/30

    Ikhwan/akhwat seharusnya merasa malu apabila tidak sabar dalam menghadapi ujian

    hidup yang merupakan perjuangan (jihad), karena Allah menyindir dalam Surat Ali

    Imron : 142 yang artinya:

    "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk jannah ?, padahal belum nyata bagi

    Allah orang- orang yang berjihad diantaramu, dan belum nyata orang-orang yangsabar".

    Ikhwan/akhwat harus tahu dengan itulah pantas mengharapkan jannah dan memang

    mumin yang sabar akan dimasukkan jannah sebagaimana Allah memberikan

    keterangan dalam surat Al- Insan:12.

    "Dan dia memberikan balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan

    jannah dan pakaian sutra).

    kemudian bacalah sampai ayat terakhir surar Al Insan itu agar menambah keyakinan ,

    keteguhan dalam bersabar.

    "Ketahuilah bahwa pertolongan (kemenangan) datangnya dengan kesabaran". (Al

    Hadist dalam buku Ikrar Amal Islami hal 265 pent.)

    "Dan barang siapa yang berusaha menyabar-nyabarkan diri, maka Allah akan

    memberikan kesabaran itu padanya". (al Hadist)

    10. Tidak menjadi orang munafiq, zholim dan fasiq

    Orang munafiq adalah ikhwannya orang-orang munafiq dan juga ikhwannya orang-

    orang kafir, bukan termasuk Ikhwan fiddin, Ikhwan Nabi atau Ikhwan fillah.

    "Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafiq yang berkata kepada

    Ikhwan mereka yang kafir diantara ahli kitab..." (Qs Al Hasyr :11)

    Meskipun mereka berada di dalam barisan jamaah kaum muslimin, namun mereka

    adalah musuh yang sebenarnya karena mereka merusak jamaah kaum muslimin dari

    dalam sehingga pantas mendapat imbalan nereka yang paling dalam, Munafiq

    biasanya terdiri dari para infiltran thoghut, yahudi dan lainnya dan orang-orang yang

    imannya dusta (malas berjihad dengan harta dan jiwanya fi sabilillah)

    Walaupun demikian kebusukan dan tipu daya orang munafiq akan diperlihatkan oleh

    Allah, dan mereka akan diuji, dibongkar kedoknya dan ditimpakan musibah-musibah

    dalam satu tahun sekali atau dua kali.

    "Dan tidaklah mereka (orang-orang munafiq) memperhatikan bahwa mereka diuji

    sekali atau dua kali dalam setiap tahun kemudian mereka tidak juga bertaubat dan

    tidak pula mengambil pelajaran". (Qs. At Taubah:126)

    Ikhwan fiddin, ikhwan nabi, ikhwan fillah adalah orang-orang yang meninggalkan

    kedzoliman dan kefasikan contoh orang zholim dan fasiq dalam Al Quran yaitu

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 13

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    14/30

    orang yang tidak mau diatur (tidak berhukum) dengan hukum Allah dan Rasulnya

    (hukum Islam)

    "Barang siapa yang tidak berhukum menurut apa yang diturunkan Allah maka mereka

    itu adalah orang-orang zholim" (Qs Al Maidah :45)

    "Barang siapa yang tidak berhukum menurut apa yang diturunkan Allah kepada

    mereka, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq". (Qs Al Maidah: 47)

    Disamping itu, syirik juga merupakan kezholiman yang paling besar

    "Sesungguhnya syirik itu merupakan kezholiman yang paling besar" (Qs. Luqman

    :13)

    Ikhwan harus terbebas dari kesyirikan, baik syirik dalam Rubbubiyyah Allah,

    Uluhiyyah dan Mulkiyyah Nya.

    Sedangkan yang termasuk orang fasiq, contohnya adalah orang yang lupa kepada

    Allah, menyukai dan mencintai selain dari pada Allah, RasulNya dan jihad fi

    sabilillah.

    "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah

    menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang

    fasiq". (Qs. Al Hasyr:19)

    "Katakanlah: jika bapak-bapak mu, anak-anakmu, saudara-saudara mu, istri-istrimu,

    kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, bisnis yang kamu khawatiri

    kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu

    cintai daripada Allah dan Rasulnya serta berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai

    Allah mendatangkan keputusannya dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-

    orang fasiq". (Qs. At Taubah : 24)

    11. Harus benar-benar berwala (menolong, setia dan cinta) kepada Allah,

    RasulNya dan orang-orang yang beriman saja dan Baro (mengadakan

    permusuhan, berlepas diri dan benci) terhadap orang-orang kafir, musyrik,

    munafiq dan kaum jahiliyyah.

    Wala adalah loyalitas (kesetiaan) yang merupakan ukuran yang membedakan apakah

    seseorang termasuk mumin atau bukan. Ikhwan/akhwat harus mengambil wali

    (pemimpin, pelindung, kekasih dan teman setia) Allah, RasulNya dan orang-orang

    yang beriman saja. Apabila mengambil wali selain dari itu semua bukan Ikhwan

    namanya, bahkan dia adalah munafik.

    "Sesungguhnya wali-wali kamu hanya Allah, Rasulnya, dan orang-orang yang

    beriman yang mendirikan sholat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk

    (kepada Allah). Dan barang siapa yang mengambil Allah, RasulNya dan orang-orang

    beriman menjadi walinya, maka sesungguhnya pengikut Allah itulah yang pasti

    menang". (Qs Al Maidah :55-56)

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 14

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    15/30

    "Kabarkan kepada orang-orang munafiq, bahwa mereka akan mendapat siksaan yang

    pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi auliyaa

    (pemimpin, pelindung, kawan) dengan meninggalkan orang-orang mumin. Apakah

    mereka mencari izzah di sisi orang kafir itu ? maka sesungguhnya semua izzah

    kepunyaan Allah". (Qs An Nisaa : 138-139 )

    Kata-kata Auliyaa adalah bentuk jama dari wali

    12. Meninggalkan perbuatan Tabdzir dan Laghwun

    Ikhwan/akhwat adalah mereka yang selamat dari perbuatan tabdzir karena sangat

    tidak pantas, bahkan dikarenakan hal tersebut mereka dapat dikategorikan sebagai

    ikhwannya syaithon.

    "Sesungguhnya orang-orang yang melakukan tabdzir adalah ikhwan nya syaithon, dan

    syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Robb nya". (Qs Al Israa : 27)

    Dan Ikhwan/Akhwat adalah orang-orang yang senang kepada perbuatan yang

    bermanfaat, yaitu melakukan amal-amal sholih dan meninggalkan perkataan dan

    perbuatan yang sia-sia, bertaubat dengan sebenar-benarnya dan tidak palsu

    syahadahnya.

    "Dan orang yang bertaubat dengan sebenar-benarnya dan mengerjakan amal sholih,

    maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.

    Dan orang- orang yang tidak memberikan syahadah palsu dan apabila mereka

    bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak

    berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya". (Qs 25: 71-72)

    13. Tidak turut andil membantu program-program syaithon yang bertujuan untuk

    menipu dan merusak serta menyesatkan manusia.

    Siapa saja yang mengaku sebagai Ikhwan/Akhwat tetapi mereka masih terlibat dalam

    membantu program-program syaithon (dari manusia dan jin) dalam rangka

    menyesatkan ummat, maka mereka sebenarnya mendapat gelar ikhwan syaithon atau

    ikhwan kafirin dan ikhwan fasiqin.

    "Dan Ikhwan-Akhwat mereka (orang-orang kafir dan fasiq) membantu syaithon-

    syaithon salam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan) ". (Qs Al

    Araf : 202)

    14. Mau berbusana muslim (berjilbab bagi muslimah) dan berhiaskan pakaian

    taqwa dan perilaku hidupnya tidak bertasabuh (menyerupai) orang-orang

    jahiliyyah, kafirin/musyrikin.

    Bagi orang-orang yang belum berbusana muslim secara syari belum pantas disebut

    ikhwan/ akhwat, karena tidak berbusana muslim/ berjilbab berarti berbusanajahiliyyah yang merupakan bentuk (tasabbuh/ meniru/ menyerupai) orang jahiliyyah

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 15

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    16/30

    dan budaya kafir. Apabila bertasabbuh dengan mereka berarti termasuk golongan

    mereka bukan golongan Ikhwan.

    "Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka". (Sunan

    Abu Daud, Kitabul Libas 4/134, Hadist no. 4031, Musnan Ahmad 7/142, Hadist No.

    5114 Isnadnya Shohih)

    Dengan berbusana muslim/muslimah (jilbab) secara zhohir dan dihiasi dengan

    ketaqwaan dalam perilaku hidupnya akan menambah keindahan dalam penampilan.

    Sebaliknya walaupun berbusana muslim atau berjilbab (bagi Akhwat) namun

    perilakunya tidak menampilkan ketaqwaan, yang demikian itu justru merusak

    kemuliaan ikhwan, merusak izzah para Akhwat berjilbab. Hal ini karena mereka

    bertabarruj (bergaya/ berdandan dan bertingkah laku) seperti orang jahiliyyah.

    Padahal itu sangat dilarang seperti yang terdapat di dalam Al Quuran Al Ahzab ayat

    33.

    Seorang Ikhwan/Akhwat yang sejati tentu mengerti dan sadar bahwa kehidupanseorang mumin berbeda dengan orang kafir, orang jahiliyyah dan musyrikin dalam

    segala hal, baik dalam beraqidah (prinsip dan tujuan hidup), berhukum dan berakhlaq

    serta lain-lainnya. Sebab apabila pola hidupnya menyerupai mereka berarti bukan

    golongan Ikhwan Fiddin atau Ikhwan Nabi tapi termasuk golongan mereka (Jahiliin,

    kafiriin, musyrikin), dalam suatu hadist diterangkan :

    "Bukan termasuk golongan kami orang yang menyerupai selain golongan kami", (Hr

    At Tirmidzi, 7/ 333. hadist No2696, Al Bani menganggap hasan)

    "Hai anak Adam sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk

    menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang

    paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,

    mudah-mudahan mereka selalu ingat". (Qs AlAraf :26)

    15. Mau mewujudkan Ukhuwah Islamiyyah

    Ikhwan fiddin, ikhwan Nabi dan Ikhwan fillah adalah suatau kaum yang didalamnya

    tumbuh rasa cinta yang ikhlas diantara sesama (ikhwan). Bantu membantu, saling

    menjaga kehoramtannya, lindung-melindungi, saling melengkapi kekurangan masing-

    masing, bagaikan banguan yang amat kokoh. Mengapa demikian ?, karena ikhwansudah dijadikan orang yang bersaudara. Sebagaimana dulu pada zaman Nabi Saw.

    berkata Ibnu Abdi Bar:

    "Bahwa ukhuwah (persaudaraan) itu dua kali satu antara muhajirin secara khusus di

    Mekkah dan satu kali antara muhajirin dan anshor". (Lihat Fathul Barri hal 7/191)

    Allah Azza wa jalla menerangkan dalam Al Quran ayat 73:

    "Adapun orang-orang yang kafir sebagian mereka menjadi Auliya (pelindung,

    penolong, teman setia) bagi sebagian yang lain, jika kamu (Hai para muslimin) tidak

    melakukan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan dimuka bumi dan kerusakan yang besar".

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 16

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    17/30

    Yang dimaksud perintah Allah dalam ayat itu adalah keharusan adanya ukhuwah yang

    teguh antara sesama kaum muslimin (lihat catatan kaki Al Quran terjemah Depag RI

    no 625 -pent)

    Bukan Ikhwan/Akhwat namanya apabila tidak melaksanakan/menjalin ukhuwah.

    16. Mau menjadikan Ikhwan/Akhwat sebagai pasangan hidupnya (suami/istri)

    Ikhwan/Akhwat adalah kaum yang bertujuan untuk menegakan dien dengan jalan

    jihad fi sabilillah. Oleh karena itu haram menikah dan dinikahi oleh orang kafir, orang

    jahil dan orang yang masih berstatus musyrik. Apabila dia sudah berumah tangga ia

    akan menawarkan kepada suami atau istri dengan tegas dan cara yang baik, dengan

    menggunakan bahasa yang indah:"Wahai suamiku/ istriku, aku sayang padamu,

    maukah engkau ikut Islam ? Jika mau, kita tetap bersatu tetapi jika engkau menolak

    Islam, tentu Allah akan memisahkan kita berdua" kemudian dia membacakan ayat-ayat Allah sbb:

    "Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman

    sesungguhnya wanita budak yang mumin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun

    dia menarik hatimu dan janganlah kamu menikahi orang-orang musyrik (dengan

    wanita-wanita mumin)". (Qs Al Baqorah : 221)

    "Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat

    wanita- wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki

    yang baik, dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik

    (pula)...".(Qs An Nur:26)

    Berpisah dengan suami/istri yang dicintai memang berat, pada saat itulah dia ingat

    dengan surat At Taubah ayat 24 :

    "Katakanlah: "jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum

    keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu

    khawatirkan kerugiannya, dan rumah- rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah

    lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul Nya dan (dari) berjihad di jalan Nya,

    maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya, dan Allah tidak memberi

    petunjuk kepada orang-orang fasiq".

    Dia harus lebih mencintai Allah, Rasul dan berjihad dari pada istri/suami. Berpisah

    memang berat tapi itulah demi mengharap cinta dan ridho Allah dan RasulNya dan itu

    adalah bagian cinta yang perlu pengorbanan. Walaupun suaminya tampan/istrinya

    cantik; tetapi dia ingat pasangannya yang lebih tampan dan lebih cantik bagaikan Al

    Lulu dan Marjan di jannah (surga) sana. Mari kita bayangkan indah dan asyiknya

    pasangan-pasangan di jannah bercengkrama dengan bidadari- bidadari surga.

    Dalam ayat lain Allah menegaskan pula, yaitu dalam surat Al Mumtahanah ayat 10:

    "Mereka (wanita-wanita muminah) tidak halal bagi orang-orang kafir, dan orang-orang kafir itu tidak halal bagi mereka".

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 17

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    18/30

    Juga ditegaskan dalam ayat yang sama:

    "Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan wanita-wanita

    kafir".

    Ibnu Jarir juga berkata: "Maka Umar menceraikan dua istrinya yang musyrikah, saat

    itu pula", (Tafsir At Thobari, 16/100, Ahkamu ahlidz Dzimmah Ibnul Qoyyim,1/69)

    Kita memahami, dalam ayat ini, bahwa orang-orang kafir yaitu, mereka yang tidak

    mau berhukum kepada hukum Allah, mereka tidak rela diatur Allah dan RasulNya

    dengan aturan yang telah ditetapkan dalam Alquran dan As sunnah (lihat

    pembahasan point 10)

    17. Mau dan rela diatur oleh Allah, RasulNya dan Ulil Amri yang beriman

    Untuk menjadi Ikhwan/Akhwat harus bersedia patuh dalam keadaan bagaimanapun,

    suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, tanpa keterpaksaan, sebab kepatuhan

    yang didasari keterpaksaan akan menyebabkan kemunafikan dan kedzoliman.

    "Hai orang-orang yang beriman tatilah Allah dan taatilah Easul Nya dan Ulil amri

    diantara kalian ..".(Qs. An Nisaa : 59)

    Taat harus dilandasi dengan kecintaan dan keikhlasan agar terasa indah walaupun

    berat.

    Dari Abu Hurairah ra. berkata, berkata Rasulullah Saw: "Siapa yang taat kepadaku,

    berarti taat kepada Allah, dan siapa yang masyiat kepadaku berarti masyiat kepada

    Allah. Dan siapa yang taat kepada Amir (pemimpinnya), berarti taat kepadaku, dan

    siapa yang masyiat kepada Amir (pemimpin)nya berarti masyiat kepada ku".(Hr

    Bukhori)

    "Dengarlah dan taatilah meskipun yang terangkat memimpin kamu seorang budak

    Habasyah yang kepalanya bagaikan kismis".(Hr Bukhori)

    Dari Umar Ra. berkata bahwasanya Nabi Saw bersabda: "Seorang muslim wajib

    mendengar dan taat pada Amirnya dalam apa yang disetujui atau tidak disetujui,kecuali jika diperintah masyiat, maka apabila diperintah masyiat tidak wajib

    mendengar dan taat".(Hr Bukhori dan Muslim)

    18. Siap mengadakan janji/sumpah setia kepada Allah, RasulNya atau Ulil almri

    yang beriman dan menepati sumpah setia yang diikrarkannya.

    Di dunia ini ada tiga macam pegawai, yaitu pegawai negeri (pemerintah) dan pegawai

    swasta serta yang ketiga bebas dari keduanya yaitu orang yang tidak mau terikat

    dengan kedua itu dinamakan pegawai wiraswasta. Pegawai negeri yang jujur,

    walaupun upahnya kecil dia mempunyai harapan untuk masa depannya yaitu jaminanpensiunan, adapun halnya dengan pegawai swasta, seandainya dia berada di tingkat

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 18

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    19/30

    tinggi, maka gajinya pun tinggi namun bila berada di tingkat rendah sama saja dengan

    pegawai negeri gajinya kecil yang diterima pada waktu-waktu penerimaan gaji tanpa

    harapan pensiunan dia hanya mendapatkan upah ketika dia ada tenaganya jika tidak

    tak sedikitpun uang diterimanya. Langit dan bumi adalah kerajaan/ pemerintahan

    Allah, silahkan baca surat Al Furqon ayat 2 dan ayat-ayat lainnya:

    "Yang kepunyaan Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak,

    dan tidak ada kesyirikan baginya dalam kekuasaan/ pemerintahanNya ...".

    Salah satu syarat untuk menjadi pegawai negeri adalah pertama kali masuk harus siap

    dan bersedia diambil sumpah/jani setianya, apalagi bagi tentara-tentaranya, tentu

    tingkatan sumpah/janji setianya lebih kokoh lagi, begitu juga pegawai swasta untuk

    memasuki ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Lain halnya dengan wiraswasta dia

    tidak ada persyaratan yang mengikatnya untuk dipatuhi. Nah, sumpah/ janji setia

    untuk menjadi pegawai negeri atau tentara secara resmi dalam bahasa syariat Islam

    disebut Baiah. Persyaratan Baiah terdapat dalam Al Quran dan merupakann sunnah

    Nabi yang pernah dipraktekkan bersama para sahabatnya, baik ketika belum tegaknyapemerintahan Islam (di Mekkah), ketika bumi Mekkah saat itu dikuasai oleh orang-

    orang kafir, maupun ketika sudah tegaknya pemerintahan/ kekuasaan Islam (di

    Yastrib) dan juga setelah hari kemenangan (Futuh Mekkah). Dan dalam perjalanan

    Nabi dan sahabat berikutnya juga ada dalil-dalil tentang pelaksanaan Baiah. Jadi

    baiah merupakan sunnah Nabi dan para sahabatnya yang wajib diikuti. Namun

    disayangkan karena adanya kelompok-kelompok tertentu yang memusuhi Islam

    mengetahui bahwa diantara pilar-pilar perjuangan yang amat kokoh adalah baiah,

    lalu mereka sengaja menyalah gunakan baiah untuk merusak citra baiat dan untuk

    menghapuskan pensyariatan baiat. Baiah mereka untuk mengkafirkan orang lain,

    menanggap jahiliyyah muslim lain yang belum berbaiat pada kelompoknya, padahal

    kelompok itu adalah firqoh bathil yang sengaja direkayasa oleh para thogut, anehnya

    para pengikutnya tidak menyadari dan mengkaji hal itu dengan melihat siroh Nabi dan

    para sahabatnya, sehingga karena hal itu, masyarakat muslim yang masih awam phobi

    demi mendengar kata-kata baiah itu.

    Dan ulama-ulama corong thogut juga menyebarkan fitnah-fitnah terhadaphal itu,

    sehingga menambah rusaknya citra baiah yang syari. Disamping itu memang diakui

    bahwa ada kelompok-kelompok tertentu yang karena kedangkalan ilmu dan

    kefanatikan yang membabi buta dalam mempraktekan baiah tanpa melihat dalil yang

    shohih dan penafsiran para sahabat dan ulama-ulama salaf, mereka dangan sembrono

    menggunakan dalil-dalil baiah, sehingga terlalu berlebih-lebihan dalam perkara itu.Sungguh amat disayangkan hal yang seperti ini, hanya dikarenakan tokohnya yang

    tidak faqih dalam berbagai disiplin ilmu dien sehingga menafsirkan baiah dan

    syariat lainnya tidak tepat pada proporsinya, hanya demi membela ketokohannya dan

    kelompok yang diikuti.

    Semangat tanpa diiringi ilmu hanya akan menimbulkan kedzoliman yang

    menyesatkan banyak orang, sebagaimana hadist yang diriwayatkan Imam Malik,

    bahwa Nabi Saw bersabda :

    "Jika terdapat sedikit ilmu, maka akan muncul kebencian dan kebathilan, dan jika

    pengetahuan atsar (hadist & riwayat) sedikit maka akan muncul kemauan hawa nafsu,oleh karena itu akan didapati suatu kaum yang jumlahnya banyak, yang mencintai dan

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 19

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    20/30

    membenci suatu kaum hanya berdasarkan hawa nafsu tanpa mengetahui mana dan

    dalilnya. Bahkan mereka mendukung (umumnya) tanpa mengambil hadist shohih dari

    Nabi Saw dan salaf ummat ini, tanpa memikirkan mananya, tidak pula mengetahui

    kewajiban dan ketentuan- nya (diambil dari kita Ahlus sunnah wal Jamaah Maalimul

    Inthilaqoh al kubro oleh : Muh Abd. Hadi Al Misri penerbit Daar Toyyibah a lii

    Musyri wat tauzi Riyadh)

    Dilain pihak juga mereka orang-orang munafik dan musuh-musuh Islam berusaha dan

    sengaja ingin menghilangkan syariat baiah dari kalangan ummat islam, sehingga janji

    setia ummat Islam diserahkan kepada penguasa kafir (zholim) dan aparat-aparatnya

    untuk menjadi budak-budak thogut dan kaki tangan PBB yang nota bene orang kafir,

    sehingga tunduk kepada yahudi dan nasrani dengan memberikan wala kepadanya

    yang justru seharusnya dijauhi (Baro).

    Dengan itu semua apabila kita ingin mengadakan baiat sebagai pengukuhan menjadi

    pegawai negeri dalam Mulkiyah (pemerintahan) Allah , harus pada wadah (jamaah)

    yang benar dan dengan ulil amri yang benar- benar beriman yang tidak syirikMulkiyyah, sebagaimana dalam surat Al Furgon ayat 2 diterangkan bahwa tidak ada

    bagi Allah kesyirikan dalam pemerintahan nya.

    Setiap oraganisasi/kelompok yang bernaung dibawah firqoh & berwala kepada

    pemerintahan sekuler, kafir (yang tidak memberlakukan hukum Allah) seperti

    pemerintahan nasionalis, demokrasi, monarki, republik, sosialis ,yang merupakan

    budak-budak PBB. Mereka itu adalah himpunan manusia-manusia bathil, munafiq,

    jahiliyyah dan musyrik (kafir) walaupun mereka mengaku-ngaku sebagai orang-orang

    beriman, mereka bukanlah orang-orang beriman.

    "Diantara menusia ada yang mengatakan :"Kami beriman kepada Allah dan hari

    kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang yang beriman. Mereka itu

    hendak menipu Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka hanya menipu

    dirinya sendiri sedangkan mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit lalu

    ditambah Allah penyakitnya, dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka

    berdusta. Dan apabila dikatakan kepada mereka ; "janganlah kamu membuat

    kerusakan di muka bumi", mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang

    mengadakan perbaikan". Ingatlah sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang

    membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar". (Qs Al Baqoroh: 8-12) (Baca buku Al

    Wala Wal Baro Terjemahan Indonesia hal 2-5, pent)

    Lihatlah negara yang mengaku negara Islam, mereka bukan malah menegakan

    Khilafah Islamiyyah tapi malah mendaftarkan diri menjadi anggota PBB yang kafir

    itu. PBB adalah sekutu (tandingan) Mulkiyya (pemerintahan) Allah yang paling besar

    saat ini. Badan dunia itu adalah tandingan tegaknya khilafah Islamiyyah

    ( pemerintahan Islam secara internasional) negara mana saja yang menjadi anggota

    PBB dengan ber wala ganda kepada Allah yang mempunyai Mulkiyyah langit dan

    bumi dan berwala kepada PBB berarti telah menghinakan bangsanya untuk

    diperbudak yahudi. Apabila mengaku negara Islam, berarti negara dan rakyatnya yang

    loyal terutama kepada penguasanya, mereka telah melakukan kemunafikan dan

    mereka berstatus musyrik dalam mulkiyah Allah. Padahal Allah sudah menegaskan

    agar jangan melakukan kesyirikan dalam Mulkiyyah Nya sebagaimana juga larangansyirik terhadap Uluhiyyah Nya, surat Furqon ayat 2, Al Israa ayat 111:

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 20

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    21/30

    "Dan tidak ada baginya kesyirikan (tandingan) dalam pemerintahan Nya (kerajaan

    Nya)".

    "Tidak ada Ilah kecuali Allah dan tidak ada kesyirikan baginya (dalam uluhiyyah

    Nya), baginya segala pemerintahan (kerajaan) dan pujian dan dia berkuasa atas segalasesuatu".

    Sekali lagi ditekankan bahwa masyruiyyah (persyariatan) Baiat tercantum dalilnya

    dalam Al Quran dan sunnah nabi dan sahabatnya, maka kita wajib berpegang teguh

    kepada keduanya dan menjalankannya. Bagi siapa saja yang ingin mendapatkan gelar

    Ikhwan/Akhwat yang sekaligus akan menjadi pegawai negeri dalam pemerintahan

    Allah dan menjadi tentara-tentaranya (Mujahid/ Mujahidah), agar meneliti apakah

    jamaahnya atau negaranya dan ulil amrinya serta pelaksanaan baiah (sumpah setia)

    nya sesuai dengan syariat Allah dan contoh NabiNya atau tidak. Hal ini harus dengan

    hati-hati kalau perlu bermusyawarah dan beristikhoroh (minta petunjuk dan pilihan)

    kepada Allah berulang-ulang. Bagi Ulil amri yang mengambil baiah juga demikianhendaknya bermusyawarah dan istikhoroh, karena banyak infiltran dari musuh-musuh

    Islam (thogut) yang sengaja masuk dan pura-pura berbaiah tetapi tujuannya adalah

    untuk menghancurkan barisan dari dalam. Walaupun para infiltran (yang disebut

    munafiq) keadaannya solid namun mereka tak luput dari ujian-ujian dengan

    ditimpakan musibah-musibah, dibuka kedok dan makar-makar mereka oleh Allah

    melalui tangan orang-orang mumin yang ikhlas, dan pada akhirnya infiltran

    (munafik) yang didunianya menjadi kaki tangan para thogut, akan dicampakkan

    kedalam neraka yang paling dalam, karena mereka adalah musuh yang sebenarnya.

    Amatlah kasihan mereka para infiltran dari thogut, didunia capek, susah payah

    menjadi budak-budak thogut dengan upah yang tidak memuaskan di akhiratpun

    disiksa dengan siksaan yang amat mengerikan, dan mereka harus kekal didalamnya,

    padahal satu hari di sisi Allah sama dengan seribu tahun. Wahai para infiltran yahudi

    dan nasrani, usaha kalian akan dibalas dengan kobaran api neraka yang menyala-nyala

    lebih dasyat daripada orang-orang kafir, karena kalian telah menipu Allah dan orang-

    orang beriman, wahai infiltran thogut yang mengaku muslim bertaubatlah kalian,

    kalian sholat, kalian shaum, kalian pergi haji, supaya kalian dianggap muslim padahal

    kalian telah menggadaikan aqidah kalian, kalian telah menggadaikan loyalitas kalian

    kepada para thogut jahannam, kalian menjadi antek-antek pemerintahan zholim,

    kalian menjadi penjilat-penjilat yang hina, walaupun kalian dari militer, kalian tentara,

    apakah kalian berani menghadapi tentara-tentara Allah (para malaikat dan orang-

    orang beriman), bertaubatlah sebelum terlambat, perhatikanlah Allah mengancamkalian, jika kalian tidak bertaubat wahai orang-orang munafiq.

    "Sesungguhnya orang-orang munafik itu (dicampakkan) di tempat yang paling bawah

    dari neraka. Kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolongpun bagi

    mereka. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan mengadakan perbaikan dan

    berpegang teguh pada (dien) Allah dan tulus ikhlas (mengamalkan) dien mereka

    karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang-orang beriman dan kelak

    Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.

    Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ?. Dan Allah

    maha mensyukuri dan Maha Mengetahui". (Qs An Nisaa 145-147)

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 21

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    22/30

    "Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji

    sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak

    (pula) mengambil pelajaran". (Qs. At taubah : 126)

    Kembali kepada masalah baiat, bahwa baiat pada zaman Rasulullah dan sahabatnya

    banyak sekali peristiwa dan pelaksanaannya, bertahap dengan rapih, sengaja kamikutip agak banyak agar menambah kejelasan dalil-dalilnya. Disamping permasalahan

    baiah merupakan masalah yang sensitif dikalangan para aktivis harokah, sehingga

    menimbulkan polemik yang cukup serius, yang tidak pernah tuntas, seandainya

    mereka menempatkan baiah pada proporsinya (Sesuai dengan ketentuan allah dan

    sunnah Nabi dan para sahabatnya), maka permasalahan tersebut tidak akan terjadi.

    Baiah yang paling awal sebelum baiah-baiah lain, yaitu dinamakan Baiah Alal

    Islam (baiah untuk/ atas dasar Islam) sebagaimana yang pertama kali terjadi di

    Aqobah yang memuat enam point prinsip seperti yang terdapat dalam surat Al

    Mumtahanah : 12, Ibnu Ishaq berkata :

    "Pada tahun berikutnya datanglah orang dari Yastrib menemui Rasulullah di Aqobah,Aqobah pertama. Mereka kemudian membaiat Rasulullah seperti baiat kaum wanita,

    Baiat sebelum perang. Diantara mereka terdapat Asad bin Zurarah, Rafi bin Malik,

    Ubadah bin Shamit dan Abul Haitsam bin tihan. Dari Ubadah bin Shamit berkata: "

    Aku termasuk salah seorang yang hadir pada baiat pertama, kami berjumlah dua

    belas laki-laki. Kemudian kami mengucapkan baiat kepada Rasulullah seperti baiat

    kaum wanita, sebelum diwajibkan perang, :"Bahwasanya kami tidak akan syirik

    kepada Allah dengan apapun juga, kami tidak akan mencuri, kami tidak akan berzina,

    kami tidak akan membunuh anak-anak kami, kami tidak akan berdusta untuk

    menutup-nutupi apa yang ada di depan atau di belakang kami dan tidak akan

    membantah perintah beliau dalam hal maruf...".

    Ketika itu Rasulullah mengaskan: "Jika kalian memenuhi janji, niscaya kalian akan

    memperoleh jannah, tetapi jika kalian merusak sesuatu dari janji itu, maka persoalan

    itu terserah kepada Allah. Bila menghendaki, Allah akan menjatuhkan siksa atau

    memberi ampunan menurut kehendaknya " (al Manhaj al Haraki Lis siroh An

    Nabawiyyah Juz1).

    Baiat Islam ini perlu kita contoh dan kita praktekkan dalam kehidupan meniti sunnah

    Nabi (Dalam rangka Iqomatuddin). Karena Baiat ini berulang kali dilakukan Nabi

    dalam masa perjuangan beliau dengan para sahabat-sahabatnya, baik di Mekkah

    maupun di Madinah dsb. Sebagai realisasi kita mengikuti sunnah Nabi, maka kitaharus mengikuti cara-cara beliau dalam menjalankan Dien. Baiat Alal Islam ini

    mempunyai pengaruh jiwa dan Aqidah yang menghunjam kesetiap pribadi-pribadi

    yang mengikrarkan Baiat pada saat itu.

    Baiat yang terjadi sesudah tegaknya pemerintah Islam (periode Medinnah)

    diantaranya sbb:

    Thabrani meriwayatkan dalam kitab Al Kabir dan Al ausad dari Chalifah binti Abil

    Haris r.a katanya : "Aku dan Ummi Kuraira datang menghadap kepada Nabi Saw

    dalam rombongan wanita muhajirah untuk berbaiat. Waktu itu Nabi sedang dalam

    suatu kemah di Abtah. Dalam baiat itu Nabi mengisyaratkan untuk tidakmenyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, dll sebagaimana yang disebutkan dalam

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 22

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    23/30

    ayat". Setelah kami sepakati isi baiat tadi, kami ulurkan tangan kepada Nabi Saw,

    namun Nabi Saw menolal sambil bersabda: "Aku tidak pernah berjabat tangan dengan

    wanita".

    Kemudian beliau memintakan ampun bagi kami. (Haisamy jilij 6 hal 39)

    Aisyah berkata : "Biasanya wanita muminat jika berhijrah maka diuji menrut

    perintah Allah dalam ayat ke 10 surat Al Mumtahanah, dan ujianya sebagaimana

    terdapat dalam ayat 12 surat Al Mumtahanah. "Hai Nabi Saw jika datang kepadamu

    wanita muminat untuk berbaiat, tidak akan melakukan syirik terhadap Allah dengan

    sesuatu apapun dan tidaka akan mencuri dan tidak akan berzina dan tidak akan

    membunuh anak-anaknya dan tidak akan melakukan suatu kebohongan yang diada-

    adakan diantara tangan atau kaki dan tidak masyiat kepadamu dalam kebaikan, maka

    terimalah baiat mereka dan mintakan ampun kepada Allah untuk mereka, sesungguh

    Allah Maha pengampun lagi maha Penyayang". Aisyah berkata:" maka siapa yang

    menerima syarat-syarat ini berarti lulus dalam ujian. Dan Nabi Saw bersabda kepada

    mereka :" Pergilah kalian aku telah membaiat kalian. Demi Allah tangan Nabi Sawtidak pernah sama sekali menyentuh wanita yang bukan mahrom, hanya selalu Nabi

    Saw jika membaiat wanita cukup dengan kata- kata, Demi Allah Rasulullah Saw

    tidak menuntut kepada wanita kecuali menurut apa yang diperintahkan Allah

    kepadanya, dan bila selesai lalu bersabda kepada mereka: Aku telah membaiat kalian

    berupa ucapan sabdanya dengan lisan". (Bukhori, Muslim)

    Malik meriwayatkan suatu hadist dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban dari Umaimah

    bin Rakikah ra. katanya:"Aku dan beberapa wanita datang kepada Rasulullah untuk

    berbaiat, kami berkata: "ya Rasulullah kami datang untuk membaiatmu dalam hal

    tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak

    membunuh anak kami, tidak berbuat nista dan tidak melanggar yang maruf", tanya

    Nabi Saw : "Apakah kamu dapat mengerjakan itu semua ?" Jawab kaum wanita itu:

    "Allah dan Rasulullah lebih kasihan kepada kami dari diri kami sendiri. Marilah

    ulurkan tanganmu untuk kami baiat ya Rasulullah".

    Bahkan dalam satu riwayat istrinya Nabi sendiri (Aisyah ra.) dan shahabiyah yang

    lain mengikrarkan baiat alal Islam sebagaimana hadist berikut:

    Ahmad dan Bazzar meriwayatkan dari Aisyah ra. Katanya: "Fatimah binti Utbah bin

    Rabiah datang kepada Nabi Saw untuk berbaiat, dalam baiat itu Nabi saw

    mengajarkan agar tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu dan tidak berzina sepertiyang terdapat dalam ayat baiat. Ketika Fatimah diajak berbaiat seperti itu ia

    meletakkan tangannya diatas kepalanya karena malu sehingga nabi sangat heran

    melihat kelakuan Fatimah, Aisyah menegur Fatimah, "Hai Fatimah ikrarkanlah

    dengan baiat itu, demi Allah kami semuanya berbaiat sperti itu juga". jwab Fatimah:

    "kalau begitu sungguh sangat baik sekali", dan ia pun akhirnya ikut berbaiat. (Al

    Majma Zawaid jilid 6 hal 37)

    Baiat Alal Islam yang terjadi pada masa kemenangan Islam (Futuh Mekkah) meliputi

    seluruh kalangan baik tua, muda, anak-anak, lkai-laki, wanita semuanya turut

    berbaiat dan sekaligus mengikrarkan syahadah di hadapan Rasulullah sebagaimana

    diceritakan dalam hadist berikut: Ahmad meriwayatkan bahwa Awad ra. berkata:"Aku pernah melihat Rasulullah Saw pada hari penaklukan kota Mekkah beliau

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 23

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    24/30

    sedang duduk di bukit Safa sambil menghadap kepada orang banyak yang hendak

    berbaiat. Beliau membaiat mereka Alal Islam dan bersyahadat. Dan waktu itu semua

    orang baik wanita, laki-laki, orang tua, maupun anak kecil semuanya ikut berbaiat

    Alal Islam dan syahadat".(Haisamy jilid II hal 7)

    Ahmad menceritakan dari Abdullah bin Utsman bin Khaitsam bahwa Muhammad binAswad bin khalaf mengabarkan perihal bapaknya, Al Aswad ra., yang melihat

    Rasulullah Saw, membaiat manusia pada hari kemenangan ( Al Fath), ia berkata:

    "Nabi Saw duduk di atas puncak bukit yang berhadapan, mak beliau membaiat

    manusia atas/ dasar Islam dan syahadat. Saya berkata: "Apakah syahadat itu ?", ia

    berkata: "Mengabariku Muhammad bin al Aswas bin Khalad bahwa ia membaiat

    manusia untuk iman dan syahadat bahwa tiada Ilah kecuali Allah dan Muhammad

    adalah hamba dan utusanNya, Nabi Saw membaiat laki-laki dan wanita setelah Futuh

    Mekkah, Hindun binti Utbah, istri Abu Sofyan termasuk wanita yang dibaiat".

    (Baiat, M Ramli Kabiy Hayatus Shohabah Al Kandahlawi)

    Hindun berkata: "Aku ingin berbaiat kepada Nabi Saw", Nabi bersabda: " Kulihat

    engkau adalah seorang kafir", Hindun berkata: "Demi Allah !, Demi Allah ! aku tidak

    melihat hamba Allah yang bersungguh-sungguh dalam beribadah di mesjid ini

    sebelum malam tiba. Demi Allah mereka datang hanya untuk sholat, ruku dan sujud",

    Nabi bersabda: "Sesungguhnya kamu telah melakukan apa yang engkau telah

    lakukan, maka pergilah dengan seorang laki-laki dari kaummu!", kemudian ia pergi

    kepada Umar dan Umar berangkat bersamanya, Nabipun mengizinkannya, lalu ia

    masuk Islam, memakai cadar dan berbaiat. Dalam dialog bersama Nabi ia sangat

    mengesankan sekali, karena setiap teks-teks baiat itu dibacakan kepadanya, maka ia

    minta kepada beliau untuk mengulanginya dan menafsirkannya, sebab ia ingin benar-

    benar yakin dan mantap dan menerimanya secara gamblang dan sempurna.

    Pada ayat (walaa tazniin) Ia bertanya: "Apakah berzina dengan orang merdeka ya

    Rasulullah ?". Dan pada Ayat (walaa taqtulna aulad kunna) ia berkata lagi: "Kami

    telah memelihara mereka sejak kecil tapi engkau bunuh mereka setelah mereka besar

    seraya berkata: "Adakah seorang anak kami yang tersisa pada perang Badar itu ?",

    dan ketika nabi menyampaikan ayat: (walaa tasriqun) ia berkata: "sesungguhnya Abu

    Sufyan adalah suami yang pelit tidak memberi sesuatupun kepadaku, maka untuk

    mencukupi keperluanku terpaksa kuambil dengan tidak memberitahukan kepadanya",

    Nabi bersabda: "Ambillah hartanya dengan cara yang baik untuk mencukupi

    keperluanmu dan anak-anakmu", diriwayatkan bahwa Abu Sufyan pernah berkatadalam hal ini: "Hindun tidak mengambil hartaku, apa yang diambilnya dulu sudah

    kuhalalkan".

    Banyak lagi peristiwa lain yang terjadi berkenaan dengan permasalahan Baiat, tetapi

    kami mengetengahkan contoh-contoh ini karena hal itu, memberikan gambaran proses

    baiat bagi kaum wanita secara konkrit dalam aspek bentuk, cara dan batasan-batasan

    jalannya.

    Setelah baiat Alal Islam pada Aqobah pertama maka kemudian juga Nabi membaiat

    beberapa orang dari yastrib pada tahun berikutnya sebagaimana yang terjadi pada

    baiat Aqobah kedua yang salah satu isinya adalah masalah ketaatan dsb. Adapun isibaiat tersebut yaitu sbb:

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 24

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    25/30

    Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir Ra. berkata Jabir: "Ya Rasulullah apakah yang

    perlu kami nyatakan dalam baiat ini kepadamu ?" Nabi Saw menjawab: "Berjanji taat

    dan setia dalam keadaan sibuk dan senggang, Berinfak baik dalam keadaan sempit

    dan longgar, Menegakkan amar maruf nahi munkar, Teguh membela kebenaran Allah

    tanpa takut di cela orang, Tetap membantu dan membelaku bila aku berada ditengah-tengah kalian sebagaimana kalian membela diri kalian sendiri dan anak istri. Dengan

    demikian kalian akan memperoleh surga".

    "Sesungguhnya orang-orang yang berbaiat kepadamu, sesungguhnya mereka

    berbaiat kepada Allah. Tangan Allah diatas tangan mereka, maka barangsiapa yang

    melanggar baiatnya niscaya akibat ia melanggar baiat itu akan menimpa dirinya

    sendiri dan barangsiapa menepati baiatnya kepada Allah, maka Allah akan

    memberikan balasan yang besar". (Qs 48: 10)

    "Siapa yang melepaskan tangan dari taat akan bertemu Allah pada hari kiamat,

    dengan tidak dapat berhujjah, dan siapa yang mati sedang tiada di lehernya suatubaiat, mati sebagai jahiliyyah". (Hr. Muslim)

    Keterangan tentang dalil-dalil baiah tentunya masih berpuluh-puluh dalil. Baiah itu

    merupakan pengukuhan untuk menjadi pegawai Mulkiyyah (pemerintahan) Allah,

    yang walaupun gajinya kecil tapi punya harapan untuk mendapatkan pensiunan,

    menempati rumah dan taman indah komplek surga yang penuh kenikmatan dengan

    segala isinya, dilayani dengan pelayan (bidadari yang cantik-cantik). Sedangkan

    pegawai swasta (orang yang tidak ikut menjadi pegawai Khilfah Islam, negara Islam/

    Jamaah Islamiyyah mereka tidak dapat pensiunan surga, sebab balasan/ gajinya

    sudah dinimati di dunia, sehingga yang mereka dapatkan di akhirat hanyalah

    pensiunan yang tidak diharapkan yaitu berupa azab karena mereka bersekutu menjadi

    pegawai pemerintahan zholim, kafir musyrik dengan berloyalitas kepada toghut demi

    membela pemerintahan tandingan Allah tersebut. Berarti justru merekalah yang

    dianggap oleh Allah (penguasa pemerintahan dunia/ Akhirat) sebagai orang-orang

    ekstrim dan pengacau kedaulatan Allah diwilayah bumi. Apalagi bagi pegawai

    wiraswasta, mereka itu adalah orang-orang jahil (bodoh) yang matinya adalah

    jahiliyyah, karena mereka menganggap hidup di dunia ini untuk bebas tidak terikat

    dengan siapapun juga. Padahal hidup ini harus terikat dengan pengabdian untuk

    menjadi abdi-abdi Allah di pemerintahan Nya. (Qs Adz Dzariyaat : 56)

    Maka baiat itu merupakan pengikatan diri degan bersumpah setia kepada Allahmelalui tangan-tangan Ulil Amri yang beriman yang merupakan pejabat-pejabat

    pegawai negeri Allah. Kesimpulan Baiat adalah syarat syahnya menjadi pegawai

    negeri dalam Mulkiyayah (pemerintahan) Allah, tanpa mengikrarkan baiat berarti

    belum di resmikan sebagai pegawai negeri/ tentara negeri Allah.

    19. Mau berinfak dalam keadaan longgar atau sempit membayar zakat dan

    shodaqoh.

    Menjadi ikhwan/ Akhwat tanpa mau berinfak adalah munafiq hal itu termasuk

    kekikiran (Qs. Al Munafiquun : 7-11). Dan berinfak adalah tand-tand muttaqin dan

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 25

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    26/30

    Muhsinin, (Qs. Ali Imron : 133-134). Isi baiat yang kedua setelah mendengar dan

    taat adalah berinfak dalam keadaan longgar atau sempit.

    "Dan infakkanlah (harta bendamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan

    dirimu sendiri ke dalam kebinasaan..". (Qs. Al Baqoroh : 195)

    "Hai orang-orang yang beriman infakkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil

    usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk

    kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu infakkan dari

    padanya...".(Qs. Al Baqaroh: 267)

    Tentang kewajiban zakat itu adalah fardhu hukumnya, oleh karena itu Ikhwan/

    Akhwat harus membayar zakat dan disalurkan fi sabilillah melalui Ulil amri yang

    beriman bukan disalurkan pada penguasa-penguasa dan aparat-aparatnya yang berada

    di jalan thoghut, jika Ikhwan/ Akhwat menyalurkan infak atau zakatnya kesana maka

    batallah apa-apa yang dinfakkan dan dizakatkannya itu, karena para thoghut

    menyalurkan infak atau zakat yang diberikan untuk menghalangi manusia dari jalanAllah.

    "Sesungguhnya orang-orang kafir itu menginfakkan harta mereka untuk menghalangi

    (manusia) dari jalan Allah. Mereka akan menginfakkan harta mereka itu kemudian

    menjadi sesalan bagi mereka dan mereka akan dikalahkan, dan ke neraka jahannamlah

    orang-prang kafir itu dikumpulkan". (Qs Al Anfaal : 36)

    Dalam kita zakat (Yusuf Qordhowi) menerangkan bahwa zakat tidak boleh diberikan

    kepada orang kafir, murtad dan orang-orang yang memerangi Islam (pent). Ulil amri

    mumin wajib memperhatikan maisyah ummatnya (apakah halal atau haram) dan

    memungut zakat, infak shodaqoh dari tiap-tiap ummatnya dan mendoakan mereka,

    sehingga ummatnya bersih dan suci serta tentram jiwanya.

    "Ambillah dari sebgian harta mereka shodaqoh (zakat), yang dengan itu kamu

    membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka.

    Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka, dan Allah

    Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Qs. At Taubah : 103)

    Nabi tidak mau membaiat sahabat yang tidak mau berzakat (bershodaqoh) dan tidak

    mau berjihad, dengan sabdanya:

    "Hai .. Basyir kalau kamu tidak mau berzakat (bershodaqoh) dan tidak mau berjihad,

    dengan amalan apakah kamu akan masuk jannah ?"

    (diceritakan Hasan bin sufya, Thabrani dalam kitan Al Ausal, abu Nuaim, Al Hakim

    dan abu As Sakir semua meriwayatkan dari Basyir ra Dan dalam Hayatus Sahabah, Al

    Kandahlawi dan Kanzul Ummal jilid 7 hal 12) atau dalam keterangan lain menolak

    dengan bersabda :

    "Dien tanpa shodaqoh dan jihad, lalu dengan apa kalian masuk jannah". (Al Hadist)

    Harta adalah modal jihad yang harus diinfakkan, di korbankan untuk ditukar denganjannah, oleh karena itu harta yang diinfakkan , dizakatkan, dishodaqohkan harus harta

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 26

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    27/30

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    28/30

    Bagaimana untuk mengetahui bahwa sebuah organisasi, kelompok, golongan,

    harokah, atau suatu negara itu sebagai jamaah atau firqoh ? ( Baca buku Gelar

    Ikhwan seri kedua, sedang di terjemahkan Insya Allah segera terbit).

    Jadi, orang walaupun:

    mengaku muslim, mumin, muhajir, mujahid

    mengaku berwala dan baro, sholihin, muttaqiin

    mengaku menjalankan ukhuwwah, menjaga istri dan keluarga dari api neraka

    mengaku berakhlaq Islami, Dai (mubaligh)

    mengaku menempuh jalan yang lurus, shobirin

    mengaku tidak zholim, munafik, fasiq

    mengaku tidak bertasabbuh dengan orang-orang musyrik, kafir, jahil

    mengaku tidak membantu program syetan

    mengaku zakat, infaq, dan shodaqohnya diterima Allah

    mengaku rela diatur oleh Allah, RasulNya dan Ulil Amri Muminin

    Mengaku menepati baiat (janji setianya) kepada Allah

    Anggapan dan semua pengakuannya itu adalah dusta, apabila mereka tidak mau

    menetapi/ melazimi Al Jamaah atau hidupnya berpisah dari Al Jamaah, masih

    mengikuti firqoh sesat. Karena berjihad fi sabilillah, yang merupakan inti/ puncaknya

    Islam itu harus dilaksanakan melalui proses atau manajemen yang sudah ditentukan

    Allah dan RasulNya.

    Berikut ini hadist mengenai proses/ manajemen (manhaj) untuk dapat berjihad fi

    sabilillah.

    (tulis hadist bhs arab)

    "Aku perintahkan kepadamu dengan lima perkara, sebagaimana Allah telah

    memerintahkan aku dengan lima perkara tersebut: Dengan Al Jamaah, Mendengar

    dan Thaat dan Jihad fi sabilillah, karena sesungguhnya barang siapa keluar dari Al

    Jamaah kadar sejengkal, maka ia telah melepaskan tali ikatan Islam dari lehernya

    sampai dia kembali. Dan barangsiapa yang berdakwah dengan dawahan Jahiliyyah,

    maka ia bertekuk lutut dalam neraka Jahannam", sahabat bertanya: "ya Rasulullah

    sekalipun dia shaum dan dia sholat ?", jawab Rasulullah Saw: "Sekalipun dia shaum

    dan dia sholat dan sekalipun dia mengaku muslim".

    (Diriwayatkan oleh Ahmad, 4/202, At Thayalisy, no 1161, Ibnu Hibban, no 1550, Al

    Hakim, 1.236, dari jalan Al Harits Al Asyary, sanadnya shohih)

    Jihad fi sabilillah yang merupakan Tijaroh (bisnis) (Qs 61: 10-12), jika dilaksanakan

    tanpa manajemen yang benar, maka akan mengalami kerugian dan kesia-siaan. Tanpa

    mengaplikasikan manajemen (manhaj) yang ditetapkan tersebut jihad hanya omongan

    kosong tanpa arti. Jadi sebelum melaksanakan jihad fi sabilillah untuk menegakkan

    sebuah pemerintahan Islam, baik tingkat negara, maupun tingkat Internasional,

    terlebih dahulu harus memahami manajemen (manhaj) yang telah ditetapkan oleh

    sang Top Manajer (Allah Al Malik) dengan mengambil silabus/juklak sebagaimana

    yang dijalankan Rasul Saw dan para sahabatnya ra. Proses setelah keimanan yaitu,

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 28

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    29/30

    Jamaah (organiting), mendengar (listening), Taat (obeying), hijrah (depenturing/ to

    evacuating), Jihad (struggle) dan Iltizam (comitmen) dengan Jamaah.

    Yang jadi persoalan kita sekarang dan juga merupakan permasalahan kaum muslimin

    seluruh dunia pada zaman sekarang, Jamaah mana ? atau negara Islam mana ? yang

    harus kita lazimi dan kita ikuti untuk menjadi wadah bagi kita yang ingin menjadiIkhwan Nabi dan para sahabatnya, untuk menjadi Mujahid/ Mujahidah fi sabilillah

    dalam rangka menegakkan wujudnya Mulkiyyah Allah (Khilafah Islamiyah),

    Walaupun di zaman yang penuh fitnah ini, zamannya MULKAN JABARIYYAH,

    dimana ummat Islam dikuasai oleh penguasa- penguasa diktator, namun kita perlu

    ingat akan janji Rasul Saw, bahwa Al Jamaah (Thoifah) penegakkan kebenaran akan

    tetap eksis, akan tetap zhohir, hingga datang urusan Allah, bersegeralah

    menggabungkan diri dimanapun mereka berada.

    "Senantiasa akan akan sekelompok ummatku yang menegakkan kebenaran, sampai

    datang ketentuan Allah". (Al Haditst)

    Mudah-mudahan pembahasan dalam buku seri II dari buku ini (sedang diterjemahkan)

    dapat memberikan jawaban bagi kita sekalian. buku ini merupakan pembahasan yang

    lebih rinci dari buku seri I ini. Ambilllah dan amalkan isi buku ini bila sesuai dengan

    Allah dan RasulNya. Terimalah kebenaran, apapun resikonya, Jangan menolak Al

    Haq, karena Al Haq itu datangnya dari Allah. Menolak Al Haq karena ashobiyyah

    (bangga dengan golongan/ ketokohannya), menolak Al Haq karena kesombongan

    adalah kebinasaan, karena orang- orang sombong tidak akan masuk surga sampai unta

    masuk ke lubang jarum (Qs. 7:40).

    "Tidak masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat seberat atom (zarrah)

    kesombongan", seorang berkata: "Bagaimana kalau orang suka pakaian bagus dan

    sandal bagus, apakah itu termasuk kesombongan? ", jawab Rasulullah Saw :

    "Sesungguhnya Allah indah dan suka kepada keindahan, kesombongan itu adalah :

    Menolak/ menentang kebenaran dan merendahkan orang lain". (Hr. Muslim)

    Wallahu Alam bisshowaab !!

    Dari Abu Hurairah ra. katanya: "Suatu ketika Rasulullah berkunjung ke sebuah

    pekuburan, lalu beliau mengucapkan salam: "Assalamualaikum daara qaumin

    muminin. Wa inna Insya Allah bikum laahiquun (selamatlah engkau wahai

    penduduk kampung kaum mumin Insya Allah kami akan menyusul kalian). Setelahitu Nabi saw. berkata: "Aku ingin benar kalaulah kita dapat melihat ikhwan-ikhwan

    kita", para sahabat berkata: "bukankah kami ikhwan-ikhwanmu, ya Rasulullah ?",

    jawab Nabi: "Anda semua adalah sahabatku, Ikhwan-ikhwan kita yang kumaksudkan

    adalah orang-orang yang belum datang (tetapi akan datang kelak pada hari kiamat",

    mereka bertanya: "Bagaimana anda dapat mengenal ummat anda yang belum datang

    tetapi akan datang di hari kemudian ya Rasulullah ?", jawab Rasulullah saw:

    "Bagaimana pendapat anda jika seseorang mempunyai kuda putih keningnya, kakinya

    dan tangannya, kemudian kuda itu berada ditengah-tengah kuda-kuda banyak tetapi

    hitam semuanya, dapatkah orang mengenali kudanya ?", mereka menjawab, "tentu ya

    Rasulullah, tentu dapat". Sabda Nabi Saw: "Nah ! mereka nanti akan datang nanti

    dalam keadaan putih bercahaya-cahaya mukanya, tangan dan kakinya, karena daribekas wudhu. Dan aku mendahului mereka datang ke telagaku, Ketahuilah ada orang-

    Mafahim Maani Kalimatil Ikhwati, As Syuruth wa Khosoisuhum 29

  • 8/14/2019 Apa Dan Siapa Ikhwan Itu

    30/30

    orang yang aku larang mendekati ke telagaku itu, seperti halnya seekor unta sesat, lalu

    kupanggil mereka: "kemarilah !" tetapi nanti ada yang mengatakan: "mereka itu telah

    bertukar agama sepeninggal anda !", karena itu kuusir mereka, "pergilah jauh-jauh!",

    kataku. (Hr. Muslim).

    Downloaded from:---------------------------------------------------------

    ARS PERSONAL WEBLOGhttp://goldenpen007x-donlot.blogdrive.com---------------------------------------------------------

    http://goldenpen007x-donlot.blogdrive.com/http://goldenpen007x-donlot.blogdrive.com/