ANTONIMI DAN PENGAJARAN BAHASA

Embed Size (px)

Citation preview

ANTONIMI: KONSEP, JENIS, DAN GAYUTANNYA DENGAN PENGAJARAN BAHASA Gunawan Widiyanto Latar Bahasa merupakan sebuah entitas yang memiliki dua komponen internal utama, yakni bentuk dan makna. Secara lebih spesifik, dalam kajian makna bahasa (semantik), satuan lingual memiliki relasi bentuk dan makna dengan satuan lingual lainnya (Wijana, 1999:10). Satuan lingual yang berrelasi dalam dimensi bentuk dan makna itu bisa mengejawantah secara beraneka. Salah satunya adalah antonimi, yakni relasi yang menunjukkan bahwa makna satuan lingual yang satu berlawanan dengan makna satuan lingual lainnya. Satuan lingual (leksem) yang berlawanan itu disebut antonim. Tulisan ini secara deskriptif-teoretis bertali-temali dengan jenis relasi makna tersebut. Konsep dan Jenis Antonimi Antonimi atau keberlawanan makna telah lama dikenali sebagai salah satu relasi makna yang paling penting. Pemikiran manusia dan bahasanya begitu berkait erat dan tidak bisa dimungkiri bahwa signifikansi antonimi dalam pemikiran manusia tercermin dalam bahasanya. Berkenaan dengan hal ini, Lyons (1997:471) memercayai bahwa manusia memiliki kecenderungan umum untuk memolarisasikan pengalaman (experience) dan penilaian (judgement), dan berpikir sebaliknya (to think in opposite). Hal ini bisa menjelaskan adanya sejumlah besar antonimi dan leksem yang secara maknawi berkontras (semantically contrasting terms) dalam kosa kata bahasa-bahasa natural. Di sisi lain, kata-kata kelas sintaktis atau kategori dalam bahasa Inggris kebanyakan berantonim, utamanya kata-kata pokok (content word) seperti adjektiva, verba, nomina, dan adverbia. Dalam membincangkan keberlawanan makna, Lyons (1977) memakai istilah kontras (contrast). Baginya, istilah tersebut dianggap paling umum karena ia tidak mengimplikasikan jumlah elemen dalam pasangan leksem yang berlawanan. Kontras mencakupi opisisi (opposition) dan ketanlarasan (incompatibility). Oposisi merupakan kontras makna yang bersifat biner, dikotomis, dan beranggotakan dua buah leksem (Wijana, 1999:13), misalnya male dan female, boy and girl. Saeed (1997:66) menggunakan frasa antonim sederhana (simple antonym) untuk oposisi, yakni pemositifan satu leksem mengimplikasikan penegatifan leksem lainnya. Sebagai contoh, dead beroposisi dengan alive karena secara literal dead mengimplikasikan not alive. Contoh lainnya adalah pass dan fail, hate dan miss. Sementara itu, ketanlarasan adalah kontras makna yang bersifat tanbiner (Lyons, 1977:228) dan beranggotakan lebih dari dua leksem (Wijana, 1999:14), misalnya Sunday, Monday, Tuesday,....Saturday. Yang termasuk kontras biner atau oposisi adalah antonimi (antonymy), pemerlengkapan (complementarity), kebalikan atau kekonversian (converseness), oposisi direksional (directional opposition), oposisi ortogonal (orthogonal opposition), dan oposisi antipodal (antipodal opposition). Antonimi digunakan untuk konsep perlawanan berjenjang atau bergradasi, dalam arti bahwa ia adalah konsep perlawanan yang dapat 1

dipertatarkan (gradable opposites) (Kridalaksana, 1984:14). Dalam hal ini terdapat leksem penengah (intermediate terms) di antara leksem-leksem yang berlawanan (Saeed, 1997:67; Wijana, 1999:15; Palmer, 1981:94), misalnya old dan young, wide dan narrow, hot dan cold. Oleh karena itu, dapat dijumpai bentuk-bentuk very young, younger, very old, older, oldest, rather young, quite wide, dan extremely narrow. Berkaitan dengan hal ini, terdapat tiga karakteristik dalam antonimi. Pertama, pemositifan satu leksem tidak senantiasa mengimplikasikan penegatifan leksem lainnya; atau, penegatifan satu leksem tidak bersinonim dengan leksem lainnya (Rodman and Blair, 1990:210). Sebagai contoh, not happy tidak selalu bermakna sad. Kedua, kelebihan dari satu leksem merupakan kekurangan leksem lainnya. Misalnya, kelebihbesaran merupakan kekurangkecilan, wider bermakna less narrow, taller bermakna less short. Ketiga, leksem satu bersifat lumrah (unmarked) sedangkan leksem lainnya bersifat tak lumrah (marked). Dalam tall dan short, misalnya, kelumrahan itu terdapat dalam kalimat How tall is your boyfriend?, bukan dalam How short is your boyfriend? Jawabannya pun berupa Two hundred centimetres tall dan bukan Two hundred centimetres short. Pemerlengkapan dipakai sebagai istilah untuk menyebut konsep perlawanan yang tidak dapat dipertatarkan (non-gradable opposites), sebagaimana dalam single dan married, present dan absent (Rodman and Blair, 1990:210). Oleh karena itu , tidak dijumpai bentuk-bentuk *very single, *very married (Lehrer, 1974:26-28; Wijana, 1999:15). Kebalikan digunakan untuk menggambarkan relasi di antara dua entitas dari sudut pandang yang bergantian. Ia mencakupi konsep perlawanan yang bersifat timbal balik (reciprocal opposites), misalnya husband dan wife, doctor dan patient, employer dan employee, give dan receive; relasi kekerabatan (kinship relation), misalnya father dan mother; dan relasi ruang dan waktu (spatial and temporal relations), misalnya before dan after, in front of dan behind, above dan below (Lyons, 1977:200). Kebalikan dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa dua kalimat berparafrasa, yakni ia bisa digunakan untuk menggambarkan situasi yang sama, sebagaimana dalam Helen is Davids employer dan David is Helens employee, My office is above the library dan The library is below my office (Saeed, 1997:67; Kreidler, 1998:105). Secara formal, relasi ini bisa diformulasikan dengan postulat makna (x) employer (y) (y) employee (x), atau (a) gives (b, c) (c) receives (b, a). Oposisi direksional adalah oposisi yang bertali-temali dengan gerak dan arah yang berlawanan dari arah tertentu, misalnya come dan go; come adalah gerak yang mendekati tampat pembicara sedangkan go merupakan gerak yang menjauhi tempat pembicara (Wijana 1999:16). Saeed (1997:67) menyebut jenis oposisi ini reversi (reverse), yakni relasi di antara leksem yang menggambarkan gerakan, dalam arti bahwa leksem satu menggambarkan gerakan dalam satu arah dan leksem lainnya menggambarkan gerakan yang sama dalam arah yang berlawanan, misalnya ascend dan descend. Secara ekstensif, reversi juga mencakupi proses seperti inflate dan deflate, expand dan contract, fill dan empty. Oposisi ortogonal adalah oposisi yang mengandung makna perlawanan ortogonal atau tegak lurus. Dalam perangkat leksem north, south, east, west, misalnya, north beroposisi secara ortogonal dengan west dan east; east

beroposisi secara ortogonal dengan nort dan south (Wijana, 1999:15; Wedhawati, 1998:65). Oposisi antipodal adalah oposisi yang terjadi di antara leksem yang diperlawankan secara antipodal atau diametris, misalnya north dan south. Yang termasuk kontras makna tanbiner adalah kontras makna yang memiliki tata urutan berseri (serial order) dan kontras makna yang memiliki tata urutan berdaur (cyclical order). Kontras berseri adalah kontras makna yang berkait rapat dengan leksem yang berlawanan di antara dua kutub. Jenis kontras ini mencakupi kontras berskala (scale) dan kontras berperingkat (rank). Kontras berskala adalah kontras yang berkait rapat dengan perlawanan makna secara bertingkat namun batas pertingkatannya kabur, misalnya hot, boiling, warm, tepid, cold. Kontras berperingkat adalah kontras yang bertali-temali dengan perlawanan makna secara bertingkat namun batas pertingkatannya jelas. Misalnya general, colonel, corporal. Kontras berdaur adalah kontras yang menunjukkan satuan atau periode waktu dalam peredaran masa, misalnya January, Pebruary, March,.....December; Spring, Summer, Autumn, Winter; Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu (Wedhawati, 1998:66). Saeed (1997:68) memasukkan jenis kontras ini ke dalam taksonomi. Secara lebih spesifik, ia menggolongkan hari dalam minggu ke dalam taksonomi tertutup (closed taxonomy), karena tidak dimungkinkannya menambah hari dalam seminggu. Untuk taksonomi terbuka (open taxonomy), dicontohkannya rasa es krim, dalam arti bahwa pemakai bahasa bisa menambah rasa baru sesuai kesukaannya dan memperluas taksonominya. Contoh lain adalah adjektiva warna dalam bahasa Inggris, yakni red, orange, yellow, green, blue, purple, brown. Gayutan Antonimi dengan Pengajaran Bahasa dan Leksikografi Antonimi memiliki signifikansi dalam pemelajaran dan pengajaran bahasa. Dalam sebuah pendefinisian, adanya suatu hal acap kali didefinisikan dalam kaitannya dengan apa yang ditiadakan. Sebagai percontoh, big didefinisikan sebagai not small. Dalam kerangka inilah, big berantonim dengan small karena big mengimplikasikan not small. Tatkala mengajarkan kata-kata baru kepada para siswanya, guru bisa menggunakan cara ini. Pengajaran kosa kata kepada siswa pun akan terasa kering kerontang tanpa menyinggung sentuh antonimi. Ahli perkamusan (leksikograf) sering kali juga melakukan hal yang sama dalam mendefinisikan sebuah kata dalam kamus. Berkaitan dengan hal ini, Jackson (1988) menyatakan, antonimi menduduki aras kedua setelah sinonimi dalam hal kekerapan panggunaannya di antara berbagai relasi makna dalam definisi leksikografis. Ia pun mengakui bahwa seorang ahli perkamusan tidak akan berhasil secara optimal menyusun kamus yang baik manakala ia tidak melibatkan konsep antonimi. Pada saat yang sama, bagi banyak pemelajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing dan bagi penutur jati, memperluas kosa kata dengan menggunakan antonimi merupakan cara yang mangkus (efektif). Hal ini karena setiap pasangan antonimis itu sendiri sebenarnya merupakan sebuah perangkat makna (semantic set) yang berkait rapat.

3

Penutup Dalam jagat semantik, antonimi merupakan jenis relasi makna yang boleh dikatakan relatif pelik. Dinyatakan demikian karena ia tidak hanya berkait erat dengan perkara dikotomisasi pasangan leksem yang berlawanan, tetapi juga lengket erat dengan persoalan gradasi dan polaritas. Hasil penelusuran secara teoretis pun menunjukkan terdapatnya kepelbagaian jenis keberlawanan itu. Secara singkat, kepelbagaian itu bisa dituangwujudkan dalam bentuk matriks visual berikut ini.

k o n t r a soposisi (biner)oposisi direksio nal oposisi ortogo nal oposisi antipod al skal a

ketanlarasan (tanbiner) seriperingk at daur

antoni mi

pemerlengka pan

kebalik an

Akhirnya, keberlawanan makna pun ternyata secara potensial bisa menimbulkan ketaksaan makna, yang juga potensial mengundang peminat bahasa untuk membincangkannya secara mendalam. Contohnya adalah old dan young. Adjektiva old bersifat taksa karena ia berlawanan dengan young manakala kita membincangkan benda hidup (animatif). Namun, ia juga berlawanan dengan new apabila kita membincangkan objek tak hidup (inanimatif), sebagaimana dalam old year, new year, old people, young people. Di dalam theyre old friends of mine pun terdapat ketaksaan makna. Demikian pula, short tentunya berlawanan dengan long manakala ia mengacu pada sebuah pensil dan perjalanan (journey). Akan tetapi, ia bisa pula berlawanan dengan tall jika ia mengacu pada manusia dan binatang. Senarai AcuanJackson, H. 1988. Words and their meaning. London: Longman. Kreidler, Charles W. 1998. Introducing English semantics. New York: Routledge. Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus linguistik. Jakarta: Gramedia. Lehrer, Adrienne J. 1974. Semantic fields and lexical structure. Amsterdam: North Holland. Lyons, John. 1977. Semantics. Cambridge: Cambridge University Press. Palmer, Frank R. 1981. Semantics. Cambridge: Cambridge University Press. Rodman, Fromkin and Collins Blair. 1990. An Introduction to language. Sydney: Holt, Rinehart and Winston. Saeed, John J. 1997. Semantics. Oxford: Blackwell. Wedhawati. 1998. Medan leksikal verbal Indonesia yang berkomponen makna suara insani. Disertasi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Wijana, I Dewa Putu. 1999. Semantik. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.*) Penulis adalah pekerja bahasa di PPPPTK Bahasa Kemendiknas dan dapat dihubungi melalui [email protected]