14
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 1 RESPON MASYARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PASIR BESI DI DESA MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG N. Susanti 1) , D, Sugandi 2) , Jupri 3) Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia [email protected] , [email protected] , [email protected] ABSTRAK Pertambangan pasir besi telah menimbulkan kerusakan pada lahan pertanian seluas 89.366 m 2 . Menurut peraturan pemerintah no 78 tahun 2010, lahan bekas pertambangan harus direklamasi dalam tenggang waktu 30 hari (satu bulan) kalender setelah tidak adanya kegiatan usaha pada lahan terganggu. Tujuan penelitian ini yaitu 1) menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap upaya reklamasi lahan, 2) menganalisis pengaruh sikap terhadap upaya reklamasi lahan, 3) menganalisis bentuk reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah masyarakat pemilik lahan bekas penambangan pasir besi sebanyak 75 orang. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel jenuh, artinya penelitian ini ditujukan kepada seluruh pemilik lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya. Variabel penelitian terdiri dari variable bebas yang meliputi pengetahuan, sikap, perilaku pemilik lahan dan variabel terikatnya yaitu upaya reklamasi lahan.Analisis data penelitian ini menggunakan analisis regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan masyarakat mempengaruhi upaya reklamasi lahan sebesar 0,105 atau 10,5% dan sikap hanya mempengaruhi 0,003 atau 0,3%. Bentuk reklamasi yang dilakukan masyarakat Desa Mandalajaya meliputi penutupan lubang galian, revegetasi, dan menggunakan lahan untuk peruntukan lain. Penutupan lubang galian sudah dilakukan 44%, revegetasi 29,33%, dan menggunakan lahan untuk peruntukan lain hanya dilakukan oleh 4% dari masyarakat pemilik lahan. Dengan demikian, respon masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan di Desa Mandalajaya termasuk dalam kategori sangat rendah. Kata kunci : Pertambangan Pasir Besi,Respon, Reklamasi 1) Penulis 2) , 3) Dosen FPIPS UPI

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April ...antologi.upi.edu/file/Respon_Masyarakat_Pemilik_Lahan_terhadap_Upaya... · menganalisis bentuk reklamasi lahan bekas penambangan

Embed Size (px)

Citation preview

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 1

RESPON MASYARAKAT PEMILIK LAHAN TERHADAP UPAYA REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN PASIR BESI

DI DESA MANDALAJAYA KECAMATAN CIKALONG

N. Susanti1), D, Sugandi 2), Jupri3)

Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial,

Universitas Pendidikan Indonesia

[email protected] , [email protected] , [email protected]

ABSTRAK

Pertambangan pasir besi telah menimbulkan kerusakan pada lahan pertanian seluas 89.366 m2.

Menurut peraturan pemerintah no 78 tahun 2010, lahan bekas pertambangan harus direklamasi

dalam tenggang waktu 30 hari (satu bulan) kalender setelah tidak adanya kegiatan usaha pada

lahan terganggu. Tujuan penelitian ini yaitu 1) menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap

upaya reklamasi lahan, 2) menganalisis pengaruh sikap terhadap upaya reklamasi lahan, 3)

menganalisis bentuk reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya

Kecamatan Cikalong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif.

Populasi penelitian ini adalah masyarakat pemilik lahan bekas penambangan pasir besi

sebanyak 75 orang. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel jenuh, artinya

penelitian ini ditujukan kepada seluruh pemilik lahan bekas penambangan pasir besi di Desa

Mandalajaya. Variabel penelitian terdiri dari variable bebas yang meliputi pengetahuan, sikap,

perilaku pemilik lahan dan variabel terikatnya yaitu upaya reklamasi lahan.Analisis data

penelitian ini menggunakan analisis regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa

pengetahuan masyarakat mempengaruhi upaya reklamasi lahan sebesar 0,105 atau 10,5% dan

sikap hanya mempengaruhi 0,003 atau 0,3%. Bentuk reklamasi yang dilakukan masyarakat

Desa Mandalajaya meliputi penutupan lubang galian, revegetasi, dan menggunakan lahan

untuk peruntukan lain. Penutupan lubang galian sudah dilakukan 44%, revegetasi 29,33%, dan

menggunakan lahan untuk peruntukan lain hanya dilakukan oleh 4% dari masyarakat pemilik

lahan. Dengan demikian, respon masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan di Desa

Mandalajaya termasuk dalam kategori sangat rendah.

Kata kunci : Pertambangan Pasir Besi,Respon, Reklamasi

1)Penulis 2), 3)Dosen FPIPS UPI

2 | Neti Susanti, dkk.

Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…

LAND OWNERS RESPONSE TO THE EFFORTS OF LAND RECLAMATION OF

USED IRON SAND MINING DISTRICT IN VILLAGE MANDALAJAYA CIKALONG

N. Susanti1), D. Sugandi 2), Jupri3)

Departement Of Geography Education, Faculty Of Social Sciences Education,

Indonesia University Of Education [email protected] , [email protected] , [email protected]

ABSTRACT

Iron sand mining has caused damage to the agricultural area of 89 366 m2. According to the

government regulation No. 78 of 2010, mined land must be reclaimed with in a period of 30

days (one month) after the calendar is not any business activities on disturbed land. The

purpose of this study is 1) to analyz ethe influence of knowledge on land reclamation efforts,

2) analyze the influence of attitudes toward land reclamation efforts, 3) analyze the form of

land reclamation of mined iron in the Village District of Cikalong Mandalajaya. The method

used in this research is descriptive method. The population of this research is the land owners

of mined iron oreby 75 people. The sample used in this study is the samples at urated, meaning

that this study is aimed to all owners of land after mining iron sands in the village Mandalajaya.

Variable sconsisted of independent variables which include knowledge, attitude, behavior land

owner sand the dependent variable is land reclamation efforts. Analysis of research data using

multiple linear regression analysis. The results showed that the knowledge society affect land

reclamation efforts by 0,105 or 10,5% and attitude affects only 0,003 or 0.3%. Form of

reclamation villagers Mandalajaya include pitclo sure, revegetation, and use the land for other

uses. Pitclo sures already done 44%, 29.33% revegetation, and use the land for other uses only

doneby 4% of the land owners. Thus, the public response to land reclamation efforts in the

Village Mandalajaya included in the low category.

Keywords: Iron Sand Mining, Response, Reclamation

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 3

Pertambangan merupakan sebagian

tahapan untuk mengambil dan

memanfaatkan kekayaan alam yang

terkandung di dalam bumi Indonesia. Hasil

tambang Indonesia dari tahun ke tahun

sebagian besar diekspor ke berbagai negara

di dunia, hanya pasir besi lah yang lebih

banyak dimanfaatkan di dalam negeri. Pasir

besi dianggap sebagai salah satu sumberdaya

yang kurang ekonomis dan penggunaannya

kurang optimal, akan tetapi seiring

perkembangan teknologi, pasir besi telah

berubah menjadi sumber daya yang layak

tambang. Hal ini dipengaruhi oleh

perkembangan industrialisasi yang

meningkatkan permintaan pasir besi seiring

dengan peningkatan kebutuhan pasir besi

dunia. Pasir besi dimanfaatkan untuk bahan

baku di sektor industri dengan cara

mengolahnya menjadi bahan dasar

bangunan, bahan dasar logam, besi, semen,

dan lain-lain.

Pasir besi merupakan mineral yang

dapat ditemukan disekitar pesisir pantai.

Menurut Zen (1984, hlm. 127) pasir besi

terdapat di sepanjang pantai Pulau Jawa.

Jawa Barat misalnya, memiliki sumber daya

pasir besi sebanyak 35.612.966,9 ton yang

terdiri dari 28.297.032,29 ton (Fe) dan

7.315.934,61 (titan), sumber daya tersebut

tersebar di Kabupaten Ciamis, Kabupaten

Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur,

Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten

Subang (Rosana, dkk, 2013).

Kabupaten Tasikmalaya adalah salah

satu Kabupaten yang menjadi sasaran para

pengusaha penambangan pasir besi.Jumlah

potensi pasir besi di Kabupaten Tasikmalaya

cukup banyak yakni sekitar 3.659.390 ton

yang tersebar di tiga Kecamatan yakni

Kecamatan Cikalong, Kecamatan Cipatujah

dan Kecamatan Karangnunggal.

Penambangan pasir besi di Kabupaten

Tasikmalaya dimulai sejak tahun 2004

diawali dengan tahap eksplorasi yang hingga

saat ini umumnya telah dilakukan.

Kecamatan Cikalong merupakan salah

satu kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya

yang mengalami kerusakan lahan paska

penambangan pasir besi. Kerusakan lahan

dengan kategori sangat rusak terjadi di Desa

Mandalajaya dengan luas lahan bekas

tambang sekitar 89.366 m2. Masalah utama

kegiatan pertambangan ini yaitu perubahan

morfologi, perubahan pola hidrologi, dan

hilangnya vegetasi penutup lahan. Menurut

Alaudin (2013, hlm. 3) kegiatan

penambangan apabila tidak dikelola dengan

baik dapat menyebabkan kerusakan

lingkungan secara keseluruhan dalam

bentuk pencemaran tanah, air, dan udara.

Lahan-lahan bekas penambangan pasir besi

yang telah rusak, sekarang menjadi

terbengkalai dan tidak dapat berfungsi

sebagaimana mestinya.

Reklamasi lahan adalah tanggung

jawab perusahaan. Menurut Peraturan

Pemerintah No. 78 tahun 2010 pemberian

batas atau tenggang waktu pelaksanaaan

reklamasi harus dilakukan dalam waktu 30

hari (satu bulan) kalender setelah tidak

adanya kegiatan usaha pada lahan terganggu.

Perusahaan dan pemilik lahan telah

melakukan perjanjian yang salah satu isinya

menyebutkan bahwa perusahaan akan

mereklamasi lahan bekas penambangan

pasir besi, akan tetapi perusahaan-

perusahaan pasir besi di Desa Mandalajaya

telah mengingkari janjinya untuk

mereklamasi lahan. Apabila pemilik lahan

tidak mereklamasi lahan tersebut, maka

mereka akan kehilangan mata

pencahariannya yang secara langsung

mengurangi pendapatan masyarakat. Oleh

karena itu, masyarakat pemilik lahan

memiliki kesadaran atau inisiatif untuk

mereklamasi lahan secara bertahap sesuai

kemampuannya agar lahan tersebut dapat

segera digunakan kembali untuk pertanian.

Perubahan tatanan lingkungan akibat

penambangan pasir besi, memunculkan

respon dari masyarakat pemilik lahan

terhadap reklamasi lahan. Respon yang

dimaksud adalah tingkah laku yang

didahului oleh pengetahuan yang mendalam,

dan sikapyang ditunjukkan dengan cara suka

atau tidak suka. Menurut Azwar (2013, hlm.

7) respon diklasifikasikan dalam tiga

macam, yaitu respon kognitif (respon

perseptual dan pernyataan mengenai apa

4 | Neti Susanti, dkk.

Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…

yang diyakini), respon afektif (respons

syaraf simpatetik dan pernyataan afeksi),

serta respons perilaku atau konatif (respons

berupa tindakan dan pernyataan mengenai

perilaku). Respon masyarakat ini akan

menentukan bentuk reklamasi lahan bekas

penambangan pasir besi tergantung jenis

responnya apakah bersifat positif atau

negatif.

Tujuan penelitian ini yaitu 1)

menganalisis pengaruh pengetahuan

terhadap upaya reklamasi lahan, 2)

menganalisis pengaruh sikap terhadap upaya

reklamasi lahan, 3) menganalisis bentuk

reklamasi lahan bekas penambangan pasir

besi di Desa Mandalajaya Kecamatan

Cikalong.

METODE

Desa mandalajaya merupakan salah

satu desa di Kecamatan Cikalong dengan

luas 1.332.096 Ha. Pertambangan pasir besi

dilaksanakan di tiga dusun yaitu Dusun

Sukahaji, Dusun Mangkabaya, dan Dusun

Cijulangadeg pada lahan seluas 89.366 m2.

Metode dalam penelitian ini

menggunakan metode deskriptif, yakni

menggambarkan keadaan dilapangan sesuai

dengan fakta mengenai respon masyarakat

(kognitif, afektif, dan konatif terhadap upaya

reklamasi lahan bekas penambangan pasir

besi).Desain penelitian iniadalah desain

korelasional kumulatif, tujuannya yaitu

untuk menyelidiki dua atau lebih variabel

dan menemukan hubungan-hubungan

(relation) atau yang ada diantara mereka ke

dalam suatu lingkungan tertentu.

Populasi dalam penelitian ini adalah

masyarakat pemilik lahan bekas

penambangan pasir besi di Desa

Mandalajaya sebanyak 75 orang yang

tersebar di tujuh lokasi yaitu Beslahan,

Cibenda, Nyomplong, Rancawiru, Cikuul,

Kokocong, dan Cikamurangdengan

luas89.366 m2, adapun lokasi penelitian

dapat dilihat pada gambar 1. Sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalah sampel

jenuh, artinya penelitian ini ditujukan bagi

seluruh masyarakat pemilik lahan bekas

penambangan pasir besi sebanyak 75 orang.

Variabel dalam penelitian ini terdiri

dari variabel bebasdan variabel terikat.

Variabel bebasnya yaiturespon masyarakat

terhadap upaya reklamasi lahan bekas

penambangan pasir besi meliputi aspek

kognitif (pengetahuan) , afektif (sikap), dan

konatif (perilaku), sedangkan variabel

terikatnyayaitu upaya reklamasi lahan bekas

penambangan pasir besi.

Instrumen penelitian ini yaitu berupa

angket yang ditujukan kepada seluruh

masyarakat pemilik lahan bekas

penambangan pasir besi di Desa

Mandalajaya sebanyak 75 orang. Tujuan

menggunakan angket dan wawancara dalam

penelitian ini adalah untuk memudahkan

dalam pengkodean.

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 5

Gambar 1. Peta Lokasi Pertambangan Pasir Besi

Penelitian dilakukan menggunakan cara

ilmiah dan langkah-langkah yang sistematis.

Penelitian berawal dari suatu masalah tentang

pertambangan pasir besi di Desa Mandalajaya.

Pertambangan pasir besi menimbulkan

dampak yang berkelanjutan terhadap

lingkungan termasuk didalamnya

masyarakat..Melihat dampak tersebut, maka

masyarakat mulai memberikan respon

terhadap upaya reklamasi lahan yang

dimilikinya.Respon tersebut ada yang bersifat

positif maupun negatif tergantung

pengetahuan mereka tentang konsep dan

manfaat reklamasi lahan. Prosedur penelitian

atau rencana penelitian dijabarkan pada

gambar 2.

Teknik pengumpulan data yang

digunkan dalam penelitian ini yaitu observasi,

angket, studi literatur, dan dokumentasi. Data-

data yang telah dikumpulkan selanjutnya

dianalisis sehingga tujuan dari penelitian ini

akan tercapai. Teknik analisis data dalam

penelitian ini menggunakan Skala Likert dan

anlisis regresi linear ganda. Skala likert

digunakan untuk menskor setiap jawaban

responden, kemudian dianalisis menggunakan

regresi linier ganda untuk menganalisis

pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap

upaya reklamasi lahan serta menganalisis

bentuk perilaku masyarakat terhadap upaya

reklamasi lahan.

6 | Neti Susanti, dkk.

Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…

Gambar 2 Prosedur Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Manusia merupakan bagian dari

lingkungan. Tingkah laku manusia akan

menentukan kelestarian atau kerusakan

lingkungan. Menurut Sumatmadja (2000, hlm.

72) manusia dengan alam ada dalam konteks

keruangan yang saling mempengaruhi.Kadar

saling pengaruh tersebut sangat dipengaruhi

oleh tingkat penguasaan IPTEK oleh manusia

sendiri.Atas dasar penguasaan IPTEK

tersebut, ada masyarakat manusia yang masih

bergantung pada alam, ada yang sudah mampu

menyesuaikan diri, dan ada pula yang yang

mampu mengelola dan memanfaatkannya bagi

kesejahteraan mereka.

Perkembangan industrialisasi

menyebabkan sektor pertambangan semakin

dibutuhkan. Penambangan mineral untuk

berbagai keperluan secara berlebihan akan

membawa bencana masalah lingkungan bagi

masyarakat disekitarnya. Menurut Noor

(2006, hlm. 1) permasalahan lingkungan akan

muncul ketika eksploitasi sumberdaya lam

mengabaikan prinsip-prinsip pengelolaan

sumberdaya lam dan lingkungan yang

berkelanjutan. Oleh karena itu, pengusaha

Variabel

Penelitian

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Metode Penelitian

Pengumpulan Data

Kesimpulan dan Saran

Upaya Reklamasi

lahan Bekas

Tambang

Lahan Bekas

Pertambangan Pasir Besi

Analisis Data

Instrumen

Penelitian

Teori

Respon Masyarakat

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 7

yang mau melakukan pertambangan harus

memperhatikan kaidah lingkungan.

Pertambanganpasir besi di Desa

Mandalajaya dimulai sejak tahun 2010 hingga

akhir tahun 2012.. Pertambangan pasir besi

sebagian besar dilakukan di lahan pertanian

warga seperti sawah dan kebun kelapaseluas

89.366 m2.. Pengambilan sumber daya pasir

besi yang berlebihan tanpa memperhatikan

lingkungan dapat menyebabkan lahan menjadi

rusak. Kerusakan lingkungan yang

diakibatkan pertambangan pasir besi

diantaranya: hilangnya vegetasi penutup

lahan, perubahan topografi, dan perubahan

pola hidrologi.

Kerusakan lahan akibat pertambangan

ini dapat menimbulkan dampak yang

berkelanjutan jika tidak diiringi dengan upaya

reklamasi. Idealnya, reklamasi lahan

dilakukan dalam tenggang waktu 30 hari

setelah tidak adanya kegiatan

pertambangan.Akan tetapi, perusahaan-

perusahaan pasir besi di Desa Mandalajaya

telah mengingkari perjanjiannya untuk

mereklamasi lahan.Mereka tidak bertanggung

jawab untuk mengembalikan kondisi lahan

sebagaimana mestinya.

Dalam kurun waktu beberapa tahun ini

masyarakat Desa Mandalajaya khususnya

yang memiliki lahan bekas penambangan pasir

besi banyak memberikan respon terhadap

aktivitas penambangan tersebut, baik respon

positif maupun respon negatif. Menurut

Iskandar (2012, hlm. 18) respon diartikan

sebagai perilaku atau tingkah laku yang

terjadi pada manusia setelah ia mendapatkan

stimulus atau objek yang terdapat di

lingkungan. Untuk mengetahui respon

masyarakat terhadap pertambangan pasir besi

dapat dilihat dari tiga komponen yaitu

pengetahuan (kognitif), sikap (apektif), dan

perilaku (konatif) masyarakat.

1. Pengaruh Pengetahuan Masyarakat

Terhadap Upaya Reklamasi Lahan

Komponen kognitif terdiri dari kategori-

kategori yang digunakan untuk berpikir yang

akan mempengaruhi perilaku/tindakan.

Berbagai informasi yang diterima oleh panca

indera, diproses oleh sistem otak sehingga

menghasilkan sebuah pemahaman, kemudian

ditunjukkan dengan sikap, dan diwujudkan

dengan perilaku.

Tindakan manusia dalam ruang

bersumber dari persepsi manusia tentang suatu

objek yang ada dilingkungan sekitarnya.

Pengetahuan masyarakat memberikan

kontribusi yang cukup besar terhadap upaya

reklamasi lahan. Komponen kognitif ini akan

menimbulkan pemahaman, sikap, serta bentuk

reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi

di Desa Mandalajaya. Masyarakat yang

mengikuti penyuluhan atau mengetahui

konsep serta manfaat reklamasi lahan akan

memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi

sehingga ia akan segera mereklamasi lahan

sesuai dengan kemampuannya.

Pengetahuan masyarakat terhadap upaya

reklamasi lahan dilihat dari pengetahuan

mengenai konsep dan manfaat reklamasi

lahan, serta penyuluhan/pelatihan tentang

reklamasi lahan.Rekapitulasi skor

pengetahuan masyarakat pemilik lahan bekas

penambangan pasir besi di Desa Mandalajaya

Kecamatan Cikalong dapat dilihat pada Tabel

1 berikut ini :

8 | Neti Susanti, dkk.

Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…

Tabel 1

Rekapitulasi Pengetahuan Pemilik Lahan

Pernyataan

Skor Jumlah

Skor SS S N TS STS

5 4 3 2 1

Pengetahuan tentang konsep reklamasi

lahan 45 116 18 24 19 222

Pengetahuan tentang manfaat reklamasi

lahan 40 104 24 30 18 216

Perusahaan sering melakukan penyuluhan 0 0 0 92 29 121

Penyuluhan meningkatkan pengetahuan 5 84 45 14 3 151

Penyuluhan meningkatkan keterampilan 0 24 6 44 16 90

Penyuluhan mengembalikan produktivitas

lahan 0 36 6 62 4 108

Penyuluhan dapat mengembalikan lahan

pertanian 0 32 12 62 3 109

Jumlah 90 396 111 328 92 1017

Sumber : Hasil Penelitian, 2014

Pengetahuan pemilik lahan dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Nilai Indeks Maksimal=

Skor tertinggi x jumlah soal x jumlah sampel

= 5 x 7x 75

= 2.625

Nilai Indeks Minimal =

Skor terendah x jumlah soal x jumlah sampel

= 1 x 7 x 75

= 525

Jarak Interval =

(Nilai Maksimal – Nilai Minimal) : 4

= (2.625 – 525) : 4

= 525

Persentase Skor =

(Total Skor: Nilai Maksimal) x 100

= (1.017 : 2.625) x 100

= 38,74 (Lemah)

38,74

0 20 40 60 80 100

Hasil perhitungan diatas, menunjukkan

bahwa pengetahuan masyarakat terhadap

upaya reklamasi lahan bekas penambangan

pasir besi memiliki jumlah skor 38,74 yang

artinya bahwa pengetahuan masyarakat masih

tergolong rendah. Penyuluhan yang dilakukan

perusahaan/ pemerintah tidak mampu

meningkatkan pengetahuan masyarakat secara

signifikan sehingga masyarakat belum

memahami konsep, manfaat dan teknik-teknik

mereklamasi lahan.Tidak adanya pelatihan

mereklamasi lahan membuat masyarakat tidak

mampu mengembalikan produktivitas lahan

yang biasa digunakan untuk pertanian.

Rendahnya pengetahuan masyarakat akan

berpengaruh terhadap sikap dan tindakan

masyarakat dalam mereklamasi lahan.

Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear

ganda, pengetahuan masyarakat pemilik lahan

memiliki pengaruh sebesar 0,105 atau 10,5%

terhadap upaya reklamasi lahan bekas

penambangan pasir besi yang artinya semakin

tinggi pengetahuan masyarakat, maka akan

semakin baik pula upaya reklamasi lahan yang

dilakukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Sangat

Lemah

Lemah Cukup Kuat Sangat

Kuat

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 9

Abdurachman (1988, hlm.29) yang

menyatakan bahwa pengetahuan atau persepsi

lingkungan berpengaruh terhadap perilaku

keruangan individu.

Model persamaan regresi linier

berganda yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Tabel 2

Persamaan Regresi Linier Berganda

Tabel 2 menghasilkan nilai a sebesar

11,795, β1 sebesar 0,193 dan β2 sebesar 0,032.

Dengan demikian, persamaan regresi linier

berganda yang akan dibentuk adalah sebagai

berikut:

Y= 11,795 + 0,193X1 + 0,032X2

Hasil persamaan regresi linier berganda

tersebut, masing-masing variabel dapat

diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 11,795 menyatakan

bahwa ketika pengetahuan dan sikap

bernilai 0 (nol) dan tidak ada perubahan,

maka upaya reklamasi lahan akan bernilai

sebesar 11,795.

b. Nilai variabel X1 yaitu pengetahuan

memiliki nilai koefisien regresi sebesar

0,193, artinya jika pengetahuan meningkat,

sementara sikap masyarakat konstan, maka

upaya reklamasi lahan akan meningkat

sebesar 0,193.

c. Nilai variabel X2 yaitu sikap masyarakat

memiliki nilai koefisien regresi sebesar

0,032, artinya jika sikap masyarakat

meningkat, sementara pengetahuan

masyarakat konstan, maka upaya reklamasi

lahan akan meningkat sebesar 0,032.

Pengetahuan dan sikap memberikan

kontribusi terhadap upaya reklamasi lahan

bekas penambangan pasir besi di Desa

Mandalajaya. Pengaruh variabel independen

(X) terhadap variabel dependen (Y) yang

dinyatakan dalam persentasesecara parsial

dengan menggunakan perhitungan SPSS,

diperoleh koefisien determinasi sebagai

berikut:

10 | Neti Susanti, dkk.

Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…

Tabel 3

Koefisien Determinasi Simultan

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa

bahwa kedua variabel bebas yang terdiri dari

pengetahuan dan sikap masyarakat

mempengaruhi upaya reklamasi lahan.

Pengaruh X1 terhadap Y =

0,320 x 0,328 = 0,105 atau 10,5%

Pengaruh X2 terhadap Y =

0,029 x 0,118 = 0,003 atau 0,3%

Pengaruh pengetahuan masyarakat terhadap

upaya reklamasi lahan memberikan kontribusi

sebesar 0,105 atau 10,5%, sedangkan

pengaruh sikap masyarakat terhadap upaya

reklamasi lahan hanya memberikan kontribusi

sebesar 0,003 atau 0,3%, Sisanya sebesar

89,2% merupakan kontribusi dari variabel lain

yang tidak diteliti seperti faktor sosial dan

ekonomi. Pengaruh pengetahuan lebih tinggi

dibandingkan dengan pengaruh sikap terhadap

upaya reklamasi lahan, akan tetapi keduanya

sama-sama termasuk ke dalam kategori sangat

rendah.

2. Pengaruh Sikap Masyarakat Terhadap

Upaya Reklamasi Lahan

Komponen afektif berhubungan dengan

kecenderungan individu untuk bereaksi secara

emosional terhadap suatu objek atau situasi-

situasi yang dihadapi. Perasaan-perasaan

emosional tersebut akan berwujud tingkah

laku terhadap stimulus dan objek yang

bersangkutan. Menurut Hanurawan (2010,

hlm. 65) komponen respon afektif adalah

perasaan atau emosi yang dihubungkan

dengan suatu objek sikap. Adanya

pertambangan pasir besi yang dilakukan

perusahaan pada lahan masyarakat di Desa

Mandalajaya telah merangsang respon afektif

masyarakat pemilik lahan. Respon yang

ditimbulkan pun berbeda-beda, ada yang

marah, benci, dan suka tergantung bagaimana

cara pandang masyarakat dalam menyikapi

kondisi tersebut.

Respon afektif atau sikap masyarakat

dapat dilihat dari sikap masyarakat terhadap

tanggung jawab mereklamasi lahan, sikap

terhadap kondisi lahan, dan sikap terhadap

dampak pertambangan pasir besi.Sikap

tersebut dapat mempengaruhi perilaku

masyarakat dalam mereklamasi lahan bekas

penambangan pasir besi.Hasil perhitungan

regresi linear gandadan koefisien determinasi

pada tabel 1 dan tabel 2, pengaruh sikap

masyarakat terhadap upaya reklamasi lahan

bekas penambangan pasir besi yaitu 0,003 atau

0,3%, artinya jika sikap masyarakat meningkat

maka upaya reklamasi lahan akan meningkat

sebesar 0,003 atau 0,3%. Pengaruh sikap ini

lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh

pengetahuan yang mencapai 10,5%. Hal ini

terjadi karena sikap masyarakat yang terlalu

melimpahkan tanggung jawab mereklamasi

lahan kepada perusahaan, sedangkan

perusahaan yang menggali lahan mereka

sudah meninggalkan lokasi penggalian sekitar

setahun yang lalu. Perusahaan seolah lepas

tangan dari permasalahan tersebut tanpa

adanya bantuan baik berupa ide, tenaga, alat,

biaya, maupun yang lainnya.

Rekapitulasi sikap masyarakat pemilik

lahan di Desa Mandalajaya Kecamatan

Cikalong dapat dilihat pada Tabel 4

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 11

Tabel 4

Rekapitulasi Sikap Pemilik Lahan

Pernyataan

Skor Jumlah

Skor SS S N TS STS

5 4 3 2 1

Menguntungkan masyarakat 0 76 24 68 14 182

Meningkatkan Kesejahteraan 40 236 3 14 0 293

Kerusakan lahan 115 196 9 0 0 320

Merusak Lahan Pertanian 110 200 9 0 0 310

Menurunkan nilai lahan 105 208 3 2 0 318

Lahan yang rusak harus direklamasi 190 128 0 10 0 328

Reklamasi lahan adalah tanggung jawab

perusahaan 335 20 0 6 0 361

Perusahaan harus mengembalikan

kesuburan lahan 105 204 0 6 0 315

Jumlah 1005 1264 48 106 14 2436

Sumber : Hasil Penelitian, 2014

Sikap pemilik lahan dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut :

Nilai Indeks Maksimal=

Skor tertinggi x jumlah soal x jumlah sampel

= 5 x 8x 75

= 3000

Nilai Indeks Minimal =

Skor terendah x jumlah soal x jumlah sampel

= 1 x 8 x 75

= 600

Jarak Interval =

(Nilai Maksimal – Nilai Minimal) : 4

= (3.000 – 600) : 4

= 600

Persentase Skor =

(Total Skor: Nilai Maksimal) x 100

= (2.4.36 : 3.000) x 100

= 81,2 (Sangat Kuat)

81,2

0 20 40 60 80 100

Hasil perhitungan diatas, menunjukkan

bahwa sikap masyarakat terhadap upaya

reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi

di Desa Mandalajaya memiliki jumlah skor

81,2 yakni termasuk kategori sangat kuat.

Sikap masyarakat terhadap upaya reklamasi

lahan dapat diketahui melalui sikap

masyarakat terhadap kondisi lahan, dampak

pertambangan, dan tanggung jawab

mereklamasi lahan. Masyarakat cukup peduli

dengan kondisi lingkungannya, hanya saja

pengetahuan masyarakat yang kurang menjadi

faktor penghambat dalam upaya reklamasi

lahan.Lahan bekas penambangan pasir besi

yang luas dan termasuk ke dalam kategori

sangat rusak sulit untuk dilakukan reklamasi

secara cepat apalagi tanpa bantuan dari

pemerintah/perusahaan. Sebagian besar

masyarakat mengatakan bahwa reklamasi

lahan adalah tanggung jawab perusahaan

sehingga mereka merasa tidak mempunyai

kewajiban untuk mereklamasi lahan tersebut.

Kesadaran lingkungan yang rendah dapat

menimbulkan kerusakan lingkungan yang

berkelanjutan.

3. Bentuk Perilaku Masyarakat Dalam

Mereklamasi Lahan

Manusia merupakan bagian dari

lingkungan.Menurut Sarwono (1995, hlm. 3)

dalam pembangunan berwawasan lingkungan,

peranan tingkah laku manusia menjadi sangat

penting. Peranan tingkah laku manusia bisa

Sangat

Lemah

Lemah Cukup Kuat Sangat

Kuat

12 | Neti Susanti, dkk.

Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…

menjadi titik sentral dalam hubungan manusia

dengan lingkungannya. Dalam memanfaatkan

lingkungan alam, kemampuan manusia

semakin bertambah canggih sehingga jumlah

sumber daya yang diambil akan semakin

banyak. Pengambilan dan pengurasan sumber

daya alam khususnya mineral biasanya kurang

memperhatikan lingkungan, sebab yang

penting ialah mendapatkan sumber daya alam

sebanyak-banyaknya dan secepat mungkin.

Respon konatif atau perilaku merupakan

jawaban terhadap stimulus yang

mengenainya.Menurut Azwar (2013, hlm. 27)

komponen perilaku atau komponen konatif

dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana

perilaku atau kecenderungan berperilaku yang

ada dalam diri seseorang berkaitan dengan

objek sikap yang dihadapinya. Perilaku

masyarakat dalam mereklamasi lahan

cukupberagam baik bentuk reklamasi yang

dilakukan maupun intensitas dari rekalamasi

tersebut. Perilaku ini dipengaruhi oleh

pemahaman dan sikap masyarakat terhadap

upaya reklamasi lahan bekas penambangan

pasir besi.Kegiatan reklamasi yang sudah

dilakukan pemilik lahan di Desa Mandalajaya

yakni antara 20-70% yang hampir seluruhnya

menggunakan biaya sendiri tanpa bantuan

perusahaan maupun pemerintah.Bentuk

reklamasi lahan yang dilakukan terdiri dari

menutup lubang galian, revegetasi, dan

menggunakan lahan bekas penambangan pasir

besi untuk peruntukan lain. Masyarakat

menutup lubang galian bekas penambangan

pasir besisudah mulai dilakukan oleh 33 orang

dari 75 masyarakat pemilik lahandengan

menggunakan material seperti tanah, pasir,

kerikil, dan kerakal yang mereka dapatkan dari

bekas galian, bukit, dan limbah tailing.

Revegetasi lahan juga sudah mulai dilakukan

oleh oleh 22 orang dari 75 masyarakat pemilik

lahan. Jenis tanaman yang paling banyak

digunakan yaitu pohon albasiyah dan kelapa

dengan alasan bahwa tanaman tersebut mudah

tumbuh dimana saja dengan pemeliharaan

yang relatif mudah. Masyarakat yang

lahannya kurang subur atau tidak mempunyai

biaya untuk menutup lubang galian dan

revegetasi lahan memilih menggunakan lahan

untuk peruntukan lain seperti kolam ikan.

Untuk melihat bentuk perilaku masyarakat

dalam mereklamasi lahan bekas penambangan

pasir besidapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5

Rekapitulasi Perilaku Pemilik Lahan

Pernyataan

Skor Jumlah

Skor SS S N TS STS

5 4 3 2 1

Ketersediaan mereklamasi lahan 0 136 6 76 1 219

Menutup lubang galian 50 92 0 82 1 225

Revegetasi 10 80 0 100 3 193

Tata guna lahan pasca tambang 0 12 0 142 1 155

Perusahaan/pemerintah telah

membantu reklamasi 0 13 0 9 53 75

Jumlah 60 320 0 404 6 792

Sumber : Hasil Penelitian, 2014

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 3, Nomor 1, April 2015 | 13

Bentuk perilakupemilik lahan dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Nilai Indeks Maksimal=

Skor tertinggi x jumlah soal x jumlah sampel

= 5 x 5 x 75

= 1875

Nilai Indeks Minimal =

Skor terendah x jumlah soal x jumlah sampel

= 1 x 5 x 75

= 375

Jarak Interval =

(Nilai Maksimal – Nilai Minimal) : 4

= (1875– 375) : 4

= 375

Persentase Skor =

(Total Skor: Nilai Maksimal) x 100

= (792 : 1.875) x 100

= 42,24 (Cukup)

42,24

0 20 40 60 80 100

Hasil perhitungan diatas, dapat

disimpulkan bahwa bentuk perilaku

masyarakat dalam mereklamasi lahan bekas

penambangan pasir besi memiliki jumlah skor

52,67 yakni termasuk kategori cukup.

Perilaku masyarakat dalam mereklamasi lahan

bekas penambangan pasir besi di Desa

Mandalajaya terdiri dari menutup lubang

galian, revegetasi, dan menggunakannya

untuk peruntukan lain. Pengetahuan dan sikap

masyarakat yang masih rendah membuat

upaya reklamasi lahan terhambat. Kurangnya

biaya dan tidak adanya bantuan

perusahaan/pemerintah juga merupakan

alasan masyarakat belum mereklamasi lahan

sehingga upaya reklamasi yang dilakukan baru

sekitar 20% - 70%.

KESIMPULAN

Respon masyarakat terhadap upaya

reklamasi lahan bekas penambangan pasir besi

di Desa Mandalajaya Kecamatan Cikalong

yang meliputi pengetahuan (kognitif), sikap

(afektif), dan perilaku (konatif) masyarakat

pemilik lahan yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh pengetahuan masyarakat pemilik

lahan terhadap upaya reklamasi lahan

menunjukan pengaruh yang sangat rendah

yakni 10,5% karena meskipun sebagian

besar masyarakat pemilik lahan di Desa

Mandalajaya telah mengikuti penyuluhan

yang diadakan oleh

pemerintah/perusahaan, akan tetapi masih

banyak masyarakat yang tidak mengerti

tentang konsep, manfaat, dan pentingnya

mereklamasi lahan yang telah ditambang.

Intensitas penyuluhan dan tidak adanya

pelatihan tentang tata cara mereklamasi

lahan membuat masyarakat kurang

memahami teknik mereklamasi lahan yang

baik dan benar sehingga beberapa

masyarakat memilih untuk membiarkan

lahannya tanpa upaya reklamasi sampai ada

bantuan dari perusahaan/pemerintah.

2. Pengaruh sikap masyarakat pemilik lahan

terhadap upaya reklamasi lahan

menunjukan pengaruh yang sangat rendah

yakni 0,3% karena rendahnya pengetahuan

masyarakat mengenai dampak yang

ditimbulkan jika lahan tidak direklamasi,

dan sikap masyarakat yang melimpahkan

tanggung jawab mereklamasi lahan kepada

perusahaan membuat upaya reklamasi

terhambat. Kondisi lahan masyarakat yang

luas dan sangat rusak membutuhkan biaya

yang sangat besar sehingga masyarakat

tidak bersedia mereklamasi lahan dan

menuntut janji perusahaan untuk

mereklamasi lahan tersebut.

3. Bentuk reklamasi lahan yang dilakukan

masyarakat Desa Mandalajaya terdiri dari

menutup lubang galian, revegetasi, dan

menggunakan lahan bekas penambangan

pasir besi untuk peruntukan lain. Penutupan

lubang galian sudah dilakukan 44%,

Sangat

Lemah

Lemah Cukup Kuat Sangat

Kuat

14 | Neti Susanti, dkk.

Respon Masyarakat Terhadap Upaya Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Pasir Besi…

revegetasi 29,33%, dan menggunakan

lahan untuk peruntukan lain hanya

dilakukan oleh 4% dari masyarakat pemilik

lahan. Kegiatan reklamasi tersebut

sebagian besar dilakukanoleh masyarakat

yang memahami dampak pertambangan

pasir besi dan memiliki kesadaran

lingkungan yang tinggi sehingga iamau

mereklamasi lahan sesuai dengan

kemampuannya. Masyarakat yang tidak

mereklamasi lahan adalah mereka yang

tidak mempunyai cukup biaya, waktu atau

tenaga untuk melakukan reklamasi.

Adapun saran yang diberikan dari kajian

ini adalah: 1) Pemerintah memberikan

pengetahuan/pelatihan secara intensif

mengenai teknik-teknik mereklamasi lahan

bekas penambangan pasir besi sampai lahan

tersebut produktif kembali dan dapat

digunakan untuk pertanian; 2) Pemerintah dan

instansi terkait agar lebih memperketat

perizinan dan mengawasi perusahaan yang

mengekploitasi sumber daya di Desa

Mandalajaya agar tercipta keharmonisan

antara perusahaan, lingkungan, dan

masyarakat setempat; 3) Bagi masyarakat

setempat, agar tidak melimpahkan tanggung

jawab reklamasi kepada

perusahaan/pemerintah dan segera melakukan

upaya reklamasi lahan sesuai dengan

kemampuan agar tidak menimbulkan dampak

yang berkelanjutan, selain itu masyarakat

hendaknya selalu mengikuti setiap

penyuluhan/pelatihan yang diadakan oleh

pemerintah/perusahaan terkait upaya

reklamasi lahan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, Maman. (1988). Geografi

Perilaku. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi.

Alaudin, Andi. (2013). Kajian Yuridis

Tentang Waktu Pelaksanaan Reklamasi

Lahan Pasca Pertambangan Ditinjau

Dari Peraturan Pemerintah No 78 Tahun

2010 Tentang Reklamasi dan Pasca

Tambang.Jurnal Hukum.2 (4), hlm. 3.

Azwar, Saifuddin. (2013). Sikap Manusia.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hanurawan, Fattah. (2010). Psikologi Sosial.

PT. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Iskandar, Zulrizka. (2012). Psikologi

Lingkungan. Bandung: PT Refika

Aditama.

Noor, Djauhari. (2006). Geologi Lingkungan.

Jakarta: Graha Ilmu.

Rosana, dkk.(2013)Potensi Sumber Daya

Mineral Jawa Barat.Jurnal Sumber

Daya Mineral.1.(1), hlm. 4.

Sarwono, W. S. (1995). Psikologi

Lingkungan. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Sumaatmadja, Nursid. (2000). Manusia

Dalam Konteks Sosial, Budaya, dan

Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Zen, M.T. (1984). Sumberdaya dan Industri

Mineral. Jakarta: Gadjah Mada

University Press.