Upload
ghavi-yuda-sefaji
View
54
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
1
Integrasi Angkutan Kereta Api dan Angkutan Bus Kota
Sebagai Bagian dari Perencanaan Transportasi Umum Kota.Abstrak Pengintegrasian moda transportasi umum pada perencanaan transportasi umum kota dirasa penting pada zaman ini, dimana banyak masyarakat yang mulai menggunakan transportasi umum dibanding transportasi pribadi untuk melakukan perjalanan. Moda transportasi umum yang diintegrasikan berupa angkutan kereta api dan angkutan bus kota. Angkutan bus kota telah mendapatkan perhatian sedemikian banyak pada zaman ini, dan pembangunannya telah banyak dilakukan di kota-kota besar. Sementara angkutan kereta api yang telah lama mendapat perhatian spesial di mata masyarakat banyak, telah dikembangkan sedemikian rupa ke setiap sendi-sendi kehidupan perjalanan masyarakat, sehingga banyak jenis-jenis transportasi umum yang menggunakan dasar kereta api sebagai inti dari moda transportasi tersebut
1 PENDAHULUAN
Di zaman modern ini semua serba canggih, kecanggihan itu dimulai dari
yang kecil sampai ke yang rumit. Kecanggihan pada kerumitan itu membuat
manusia lebih dimudahkan dalam aktivitas hidup sehari-hari. Kemudahan yang
kita dapatkan itu terlepas dari berbagai dampak baik itu menguntungkan atau tidak
menguntungkan. Jika kita fokuskan perhatikan lingkungan sekitar kita,tentunya
banyak sekali tinndakan yang menguntungkan bahkan merusak lingkungan.
Contoh mudah yang dapat kita lihat adalah transportasi.
Transportasi yang marak digunakan oleh masyarakat adalah transportasi
pribadi. Transportasi jenis ini selalu memenuhi jalan-jalan umum, dan hal ini
menyebabkan masyarakat lambat laun mulai menyadari akibat dari terlalu
banyaknya kendaraan pribadi yang melintas di jalanan, dan menyebabkan banyak
kemacetan. Maka, transporasi umum mulai digemari oleh masyarakat luas.
Beberapa moda transportasi umum yang dikembangkan adalah angkutan kereta
api dan bus kota.
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga
gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang
akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi
2
massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak
yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan
kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas
sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar.
Sementara Bus kota atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai City bus atau
Transit bus adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam wilayah
perkotaan dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek
angkutan tetap dan teratur.
Sistem terpadu antara angkutan kereta api massal dan bus kota mulai
dimasukkan ke dalam perencanaan transportasi kota-kota besar. Perencanaan
transportasi adalah suatu perencanaan kebutuhan prasarana transportasi seperti
jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung sistem
transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan.
2 PEMBAHASAN
Perencanaan Kota dan regional melibatkan penyusunan pola ruang dari
waktu ke waktu. Namun demikian, penyusunan ruang bukanlah perencanaan.
Penyusunan Ruang itu merupakan obyek suatu proses, dan proses ini merupakan
proses perencanaan. Perencanaan Transportasi merupakan bagian dari proses ini.
Ahli teknik dan perencana mempersiapkan rencana-rencana masa
mendatang untuk menuntun kota dalam mengendalikan dan mengatur cara
bertindak. Proses perencanaan metodologis ini mengarah ke persiapan akhir suatu
rencana transportasi untuk, katakanlah, tahun 2020.
Perencanaan transportasi adalah proses yang bertujuan mementukan
perbaikan kebutuhan atau fasilitas baru yang layak sehingga memenuhi kebutuhan
transportasi daerah tertentu. Perencanaan transportasi juga merupakan proses
yang mengarah ke keputusan tentang kebijakan dan program transportasi.
Perencanaan transportasi merupakan proses yang panjang, meliputi kebutuhan
perjalanan, pembangunan fasilitas bagi pergerakan penumpang dan barang
3
diantara beberapa kegiatan yang terpisah pada ruang. Bersepeda, perpipaan,
perpindahan orang, berjalan, dan perjalanan lainnya merupakan subyek yang
berhubungan dengan hal transportasi. (Catanese dan Snyder, Perencanaan Kota
Edisi Kedua, 1996:367)
Pola permukiman, kegiatan sehari-hari, pengaruh sosial, keadaan geografi,
ekonomi, dan konsumsi dibentuk oleh transportasi. Faktor utama dalam
perencanaan transportasi juga selalu saling mempengaruhi antara moda perjalanan
dan perkembangan kota. Oleh sebab itu, jika jita hanya menanggapi masalah
perjalanan dalam membentuk rencana tata ruang kota dan luar kota, akan
membuat rencana tersebut mempengaruhi moda perjalanan.
Perencanaan Transportasi merupakan pekerjaan luas dan membutuhkan
organisasi yang efektif. Proses perencanaan harus beroperasi didalam kerangka
kerja tujuan dan sasaran kawasan kajian. Pada awal-awal proses ini, cara-cara
untuk mengalakkan interaksi dengan pejabat umum, badan-badan umum, dan
warga kawasasn bersangkutan harus didefinisikan untuk memastika bahwa semua
tujuan dan sasaran telah mencerminkan nilai-nilai komunitas saat ini.
Perencanaan jenis transportasi kota yang kita bahas disini adalah
transportasi umum. Suatu pemahaman peran tansportasi umum dalam gambaran
menyeluruh transportasi perkotaan merupakan hal yang mendasar.
2.1 PERKEMBANGAN SEJARAH TRANSPORTASI PERKOTAAN
Melalui catatan sejarah kita sudah mengetahui, bahwa umat manusia telah
berjuang untuk kebebasan, kemerdekaan, dan mobilitas. Kebebasan dan
kemerdekaan telah dijamin oleh negara demokratis. Mobilitas disediakan melalui
teknologi modern dan ketimpangan saat ini menjadi barang mewah, walaupun kita
memperhatikan muncul ketimpangan dalam kaitan ini. Sebagian besar orang dapat
melakukan perjalanan kapan saja, kemana saja, dengan cara apapun, serta dengan
siapa mereka inginkan. Sebagian kecil orang tidak dapat menikmati kemewahan
ini.
4
Sejak 1920-an, perjalanan dengan mobil telah mengalami pertumbuhan
yang fenomenal, dan negara-negara maju telah mencoba untuk selalu mendahului
perkembangan ini dengan pengembangan sistem jalan baru. Jalan-jalan baru bebas
hambatan, jalan antar kota dan provinsi, perbaikan dan perluasan jalan-jalan kecil
dan kasar, serta harga mobil yang semakin murah menyebabkan banyak
kendaraan pribadi mulai digemari dan digunakan orang. Perubahan-perubahan ini
merupakan bukti bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan akan transportasi yang terus meningkat dengan mengembangkan
sistem-sistem baru dan membangun lebih banyak fasilitas-fasliltas baru. Namun
demikian, kebutuhan ini telah naik lebih besar daripada kemampuan pemerintah
untuk mengembangkan dan membangun faslilitas-fasilitas baru. (Khisty dan Lall,
Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 2, 2003:98-99)
Akibatnya mudah dilihat. Kemacetan yang terjadi hampir di setiap jam-jam
sibuk dan hari-hari besar, tingkat kecelakaan kendaraan yang tinggi, dan
pemborosan bahan bakar yang semakin naik. Benar-benar dirasakan bahwa inilah
saatnya untuk bertindak tegas-dengan meminta “pengorbanan” guna membuat
sistem yang lebih efisien. Moda-moda transportasi alternatif telah diusulkan
sebagai kemungkinan pengganti mobil-mobil pribadi. Angkutan kereta api cepat
kini telah mencapai titik dimana pengguna jasa ini telah berkembang lebih banyak
daripada jumlah angkutan yang tersedia. Tetapi, orang-orang tetap menggunakan
mobil-mobil dan motor pribadi sebagai alat transportasi, sebab mobil dan
terutama sepeda motor memiliki keluwesan untuk menjangkau ruang terbuka
diantara koridor-koridor kemacetan dan ruas-ruas jalan berukuran kecil. Orang
mulai menerimanya karena muncul kesempatan untuk memiliki hunian keluarga-
tungga di dalam dan di sekeliling kota-kota besar. Gaya hidup saat ini sebenarnya
telah menciptakan ketergantungan yang lebih tinggi pada mobil dan mobil dan
mengurangi kebutuhan akan transit massal.
Dengan demikian, tampaklah bahwa faktor-faktor utama yang menentukan
penurunan penggunaan angkutan umum adalah:
1. Kemakmuran masyarakat
5
2. Ketersediaan mobil dan motor yang terus membaik
3. Keinginan memiliki rumah di kawasan yang tenang
4. Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perumahan dan
pengembangan jalan raya, yang secara tidak langsung mendorong
penggunaan mobil pribadi.
Faktor-faktor ini telah berpadu untuk menciptakan gaya hidup sehingga
angkutan umum tidak akan pernah kembali ke peran sebelumnya sebagai cara-
cara utama dalam melakukan perjalanan di perkotaan. Namun tampaknya kini
kebutuhan yang meningkat akan beberapa bentuk transportasi umum. Angkutan
Kereta api cepat bukanlah hal baru, tetapi sekarang peminatnya semakin banyak,
dan permintaan akan penambahan jumlah moda semakin banyak dilontarkan.
Di banyak kota, lajur bebas hambatan dicadangkan untuk penggunaan
khusus bus dan kendaraan penumpang lainnya, sudah mulai diadakan. Kota-kota
juga sedang menerapkan prosedur untuk mempercepat operasi bus di kawasan
pusat kota, seperti lajur cadangan yang khusus bus selama jam sibuk. Hal ini akan
memungkinkan bus tetap bergerak dan bukan berhenti pada kemacetan lalulintas.
Penyelesaian untuk masalah transportasi perkotaan bukanlah hal yang
sederhana. Masalah:masalah itu tak dapat hanya disesuaikan dengan ditetapkan,
diatur, atau dibeli. Suatu cara perencanaan transportasi umum kota yang matang
dan berkelanjutan harus dirancang sebaik mungkin, termasuk metode dasar
perencanaan sistem jalan rel dan bus.
2.2 DEFINISI DAN KLASIFIKASI ANGKUTAN MASSAL
Klasifikasi moda dilakukan untuk angkutan yang didasarkan pada tiga
karakteristik: (1) Hak-prioritas-jalan (R/W-right-of-way), (2) teknologi, dan (3)
Jenis pelayanan. Hak-prioritas-jalan (R/W) ialah sebidang lahan tempat
beroperasinya kendaraan angkutan umum. Ada tiga kategori dasar R/W, yang
dibedakan oleh derajat pemisahannya dari lalulintas lain:
6
1. Kategori A: “terpisah-bidang atau “khusus”. Kategori ini merupakan
R/W yang terkendali sepenuhnya tanpa persilangan dengan rel kereta api
atau dengan jalur kendaraan lain. Dalam arti tertentu, kategori ini mirip
dengan sistem jalan bebas-hambatan
2. Kategori B: mencakup jenis R/W yang secara fisik terpisah dari
lalulintas lain, tetapi dengan persilangan sebidang untuk kendaraan dan
pedestrian, termasuk pula persimpangan biasa. Sistem kereta api-ringan
yang menyilangkan beberapa jalan pada permukaan tanah termasuk ke
dalam kategori ini
3. Kategori C: jalan permukaan tanah dengan lalulintas campuran.
Sebagian besar sistem bus dan sistem trem termasuk dalam kategori ini.
Teknologi moda transit berkaitan dengan fitur mekanis kendaraan dan jenis
rodanya. Setidaknya terdapat empat karakteristik penting moda transit: (1)
tumpuan antara kendaraan dan jenis rodanya – ban karet pada badan jalan aspal
dan roda baja pada rel baja; (2) kendaraan yang dapat dikemudikan atau
berpenuntun; (3) metode pendorongan; dan (4) cara-cara mengatur atau
mengendalikan kecepatan dan jarak antara kendaraannya secara longitudinal.
Contohnya motor, seorang pengemudi perlu mengendalikan kecepatan dan jarak
antara kendaraannya dan kendaraan lainnya yang searah untuk mencegah
kecelakaan.
Pelayanan angkutan umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
berdasarkan jenis rute dan perjalanan yang dilayaninya:
a. Angkutan jarak pendek. Angkutan ini melayani dengan kecepatan rendah
pada kawasan sempit dengan densitas perjalanan tinggi, seperi kawasan
perdagangan utama (CBD – Central Business District)
b. Angkutan kota, yang merupakan jenis lazim, melayani orang-orang yang
membutuhkan transportasi dalam kota
c. Angkutan regional yang melayani perjalanan jauh, berhenti beberapa kali, dan
umumnya memiliki kecepatan tinggi. Sistem kereta api cepat dan bus ekspres
termasuk ke dalam kategori ini.
7
Cara lain untuk mengklasifikasikan pelayanan angkutan umum adalah
berdasarkan jadwal berhentinya, seperti pelayanan setempat dan pelayanan
ekspres. Klasifikasi ini berkaitan erat dengan kecepatan dan kepadatan penduduk.
Klasifikasi lainnya mengacu pada waktu operasi, seperti pelayanan jam sibuk atau
pelayanan keperluan khusus.
2.3 JENIS MODA TRANSIT UMUM
Beberapa uraian moda transportasi transit umum ialah:
Taksi, mobil yang dioperasikan oleh pengemudi dan disewa oleh pengguna
untuk perjalanan pribadi, yang disesuaikan seluruhnya pada keinginan
pengguna.
Angkutan umum, mobil yang dioperasikan oleh pengemudi dan beroperasi
di rute tetap, dengan jadwal disesuaikan dengan kemauan pengemudi.
Bus biasa, bus yang beroperasi di sepanjang rute tetap pada jadwal tetap.
Kendaraannya beragam dari minibus (20 hingga 35 tempat duduk) hingga
bus gandeng (hingga 130 tempat duduk)
Bus ekspres, bus yang menyediakan perjalanan cepat, nyaman di sepanjang
rutenya dengan tempat perhentian yang berjarak jauh.
Transit cepat, mencakup yang berikut: (1) Transit cepat kereta api-ringan
yang terdiri atas kendaraan kereta api-ringan yang beroperasi pada jalur
khusus saja. (2) Angkutan kereta api cepat, biasanya memiliki kendaraan rel
empat-gardan yang beroperasi dalam bentuk rangkaian hingga 10 gerbong
pada jalur khusus yang dikendalikan dengan kecepatan, keandalan, dan
kapasitas tinggi. Sebagian lagi menggunakan sistem otomatis.
2.3.1 Sistem Transit Bus
Sistem Transit bus meliputi bus yang berpoerasi pada jalan umum. Otorita
transit setempat biasanya mementukan rute, frekuensi, ongkos, dan tempat
perhentiannya. Ongkos ditentukan sama dan seragam atau didasarkan pada zona
atau jarak. Kendaraannya dapat mengangkut 12 sampai 240 penumpang dengan
campuran penumpang yang berdiri dan duduk. Layanan lokal dapat menerapkan
8
perhentian yang lebih sering, sementara layanan ekspres mungkin hanya
membutuhkan sedikit tempat perhentian. Standar pelayanan ditentukan menurut
keandalan, frekuensi, waktu perjalanan, dan mutu pengendaraan.
Transit Bus memiliki keunggulan dalam hal keluwesan memenuhi
perubahan kebutuhan, dengan hampir tanpa biaya sama sekali. Perpanjangan,
perluasan, dan rute baru dapat diberikan dengan sedikit upaya dan biaya rendah.
Sistem transit yang menggunakan bus berkapasitas 40 sampai 120 tempat duduk
mampu mengangkut 2.400 hingga 15.000 penumpang dalam lalulintas campuran,
dengan kecepatan perjalanan (termasuk perhentian) dalam kisaran 12 hingga 25
km/jam.
Kecepatan dan kapasitas angkut dapat diperbaiki dengan menyediakan jalur
khusus bus, seperti yang sudah ada sekarang. Kinerja bus dapat menjadi
maksimum jika jalur bus tersebut dipisah dari lalulintas umum dengan median
atau penghalang, dengan persimpangan bersusun, atau prioritas di persimpangan.
Volume penumpang yang melebihi 30.000 penumpang per jam per lajur dan
kecepatan perjalanan hingga 30 km/jam pun dapat dicapai.
2.3.2 Sistem Transit Kereta Api Ringan
Sistem kereta api ringan (LRT-light rail transit) merupakan istilah umum
untuk kendaraan bertenaga listrik yang berjalan pada rel baja yang menjangkau
wilayah yang luas. Sistem ini beroperasi di sepanjang jalan, tetapi bisa saja
dibangun pada jalur layang, seperti sistem transit cepat yang dibangun di beberapa
kota besar di Asia. Sistem ini beroperasi dengan rangkaian satu hingga empat
gerbong. LRT yang lazim dengan dua gerbong memiliki kapasitas 500
penumpang. LRT yang beroperasi pada jalur khusus, seperti jalur layang,
kapasitasnya dapat mencapai 20.000 penumpang per jam per jalur pada kecepatan
antara 15-40 km/jam. LRT dimaksudkan untuk menyediakan pelayanan kapasitas-
tinggi, cepat, dan sering. Secara teknologi, LRT lebih maju daripada trem dari
segi persinyalan dan kendali.
9
2.3.3 Sistem Transit Kereta Api Cepat
Sistem kereta api cepat (RRT - rapid rail transit) yang disebut metro,
subway, atau tube, beroperasi pada hak prioritas-jalan khusus dan pada kecepatan
relatif tinggi dan dengan demikian menyediakan kapasitas jaringan yang paling
tinggi. Jalan layang dan bawah tanah adalah bentuk hak prioritas hak jalan yang
lazim. Ongkos yang tetap, ongkos zona, atau ongkos berdasarkan jarak ditagih
melalui sistem otomatos atau sistem penjualan karcis tertentu. Kereta api ini bisa
memuat 4 sampai 10 gerbong per rangkaian. Rangkaian yang lazim, katakanlah
enam gerbong dapat memiliki kapasitas 1.500 penumpang, duduk dan berdiri.
Beroperasi setiap 5-10 menit hingga maksimal per 2 jam dan dengan kecepatan
100 km/jam, kapasitasnya dapat mencapai 70.000 penumpang per jam per
jaringan.
RRT biasanya membutuhkan peralatan persinyalan dan kendali yang
canggih untuk memepertahankan kecepatan dan frekuensi tinggi dengan standar
keselamatan yang sangat tinggi. Penaikan dan penurunan penumpang yang cepat
dicapai dengan menyediakan peron berlantai tingg Sistem ventilasi dan eskalator
diperlukan untuk model bawah tanah. Biaya pembangunan, pemeliharaan, dan
pengoperasiannya sangat besar dan perubahan rutenya hampir tidak mungkin.
Rute RRT biasanya dari antar kota hingga antar provinsi.
2.4 PERENCANAAN INTEGRASI MODA TRANSPORTASI UMUM KOTA
Perencanaan integrasi transportasi umum kota yang kita bahas disini
meliputi pembangunan prasarana transportasi, penentuan jaringan rute perjalanan,
dan integrasi antarmoda yang efisien dan efektif.
Prasarana adalah segala hal yang dibutuhkan oleh sebuah sistem agar dapat
berjalan lancar. Pada bidang transportasi, kita kenal prasarana transportasi untuk
angkutan bus dan kereta api yang biasa kita jumpai adalah jalan raya, rel kereta
api, serta terminal.
10
Jalan raya merupakan salah satu prasarana yang setiap saat kita gunakan
untuk melakukan perjalanan. Jalan raya dapat dikonstruksikan di bawah tanah
(kereta api bawah tanah), di permukaan tanah, dan melayang. Jalan raya dapat
dimanfaatkan dengan menggunakan kendaraan bermotor( mobil dan sepeda
motor) dan kendaraan tak bermotor (tenaga manusia, tenaga hewan, atau jalan
kaki)
Jalan rel merupakan kelompok jalan buatan yang terbuat dari baja yang
dilewati oleh roda yang terbuat dari baja dan sama dengan jalan raya, yaitu dapat
dikonstruksikan di bawah tanah (kereta api bawah tanah), di permukaan tanah,
dan melayang. Jalan rel hanya dapat digunakan oleh kendaraan beroda besi saja
(kereta api) secara eksklusif dalam arti tidak ada jenis kendaraan lain yang dapat
melewatinya.
Sedangkan terminal, secara umum pengertiannya untuk semua moda
transportasi adalah sama, yaitu tempat untuk memulai dan mengakhiri pergerakan
pindah. Untuk bus, istilah-istilah lainnya yang berkaitan adalah garasi, halte,
pangkalan, serta tempat parkir. Untuk kereta api, istilah ini dikenal dengan nama
stasiun kereta api.
Pada kondisi sekarang, dengan aktivitas penduduk yang semakin banyak
dan beragam jenisnya, tersebar lokasinya dan jadwal kegiatannya tak beraturan,
melakukan perjalanan dengan berjalan kaki pada jarak maksimal 500 sampai
1.000 meter mungkin suatu hal yang tidak bisa lagi dilakukan. Apalagi jika
membawa banyak barang, tuntutan kecepatan jadwal kegiatan (waktu) serta
pertimbangan lain seperti faktor kenyamanan, status, dan sebagainya, semakin
menyulitkan penduduk untuk berjalan kaki. Karena itu, siperlukan sekali suatu
dukungan alat transportasi sebagai penyambung setelah berjalan kaki. Akibatnya,
tentu saja dalam melakukan satu kali perjalanan, dari titik asal ke titik tujuan
pelaku perjalanan mutlak dan harus menggunakan satu atau lebih jenis moda
(bentuk) alat transportasi, mulai dari 2 jenis, 3 jenis, dan seterusnya. (Miro,
Pengantar Sistem Transportasi, 2012:93)
11
Bergabungnya dua atau lebih jenis moda alat transportasi dalam melayani
pelaku perjalanan dalam satu kali perjalanan asal-tujuan dikenal dengan
keterpaduan atau integrasi moda transportasi. Keterpaduan ini biasanya sering
dijumpai di titik-titik pembarhentian atau pembaerangkatan seperti pada terminal
mulai dari bentuk garasi rumah, tempat pemberhentian pinggir jalan, halte,
terminal bus, stasiun kereta api, pelabuhan sungai, penyeberangan, pelabuhan,
bahkan sampai ke bandar udara. Dalam prakteknya, keterpaduan (integrasi) dua
atau lebih jenis alat transportasi ini dibagi menjadi dua, yaitu:
2.4.1 Keterpaduan Dua Kendaraan Sejenis
Terpadunya dua atau lebih moda transportasi sejenis (intra-moda) dalam
melayani satu kali perjalanan asal-tujuan disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
a. Kondisi rute (trayek) transportasi di suatu daerah, wilayah, atau kota
b. Kondisi pola tata ruang dan tata guna lahan suatu wilayah dan kota
c. Penyebaran lokasi kegiatan yang tidak berimbang mendapatkan
pelayanan sistem transportasi
d. Tidak samanya karakteristik dan kondisi teknis setiap jenis alat
transportasi, dll
Dengan demikian, akhirnya pelaku perjalanan terpaksa menggunakan dua
atau lebih kendaraan yang sama (sejenis) untuk satu kali perjalanan asal-tujuan.
Sebagai contoh, bus kota dari terminal “a” ke terminal “b” berintegrasi dengan
bus kota dari terminal “x” ke terminal “y” untuk perjalanan dari titik asal terminal
“a” ke titik tujuan terminal “y”.
2.4.2 Keterpaduan Dua atau Lebih Kendaraan Berlainan Jenis.
Terpadunya dua atau lebih moda transportasi yang berlainan jenis (antar-
moda) dalam melayani satu kali perjalanan asal-tujuan disebabkan oleh faktor-
faktor berikut:
a. Karakteristik alat transportasi baik dari segi teknis, ekonomis, dan
praktis.
12
b. Kondisi geografis wilayah tempat beradanya perjalanan manusia atau
barang dari asal ke tujuan
c. Lokasi tujuan perjalanan; termasul di sini maksud dari pelaku perjalanan
(manusia atau barang)
Dengan demikian, akhirnya pengintegrasian dua atau lebih moda
transportasi yang berbeda jenis/bentuk untuk melayani perjalanan manusia atau
barang dari asal ke tujuan merupakan suatu yang mutlak dilakukan.
Pada perencanaan sistem transportasi di kota-kota besar, pengintegrasian
moda-moda transportasi, baik intra maupun antar-moda menjadi penting untuk
dibangun. Di bagian pusat kota yang sibuk dan sempit, penyediaan moda
transportasi yang lengkap, terpadu, dan teratur sangat dibutuhkan. Di kota-kota
seperti itu, perjalanan antar-moda jalan raya-jalan rel menjadi keharusan.
Sebagai contoh (dari yang sederhana) adalah:
1. Pelaku perjalanan (manusia) yang menggunakan angkutan umum dengan
maksud melakukan perjalanan untuk tugas rutin harian (bekerja) dengan
lokasi kerja di lantai 15 dalam suatu gedung bertingkat. Untuk satu kali
perjalanan menggunakan 4 jenis moda transportasi yang berlainan yang
diintegrasikan yaitu:
Pertama : moda berjalan kaki dari rumah ke pangkalan ojek
Kedua : moda ojek dari pangkalan ojek ke terminal bus kota
Ketiga : moda bus kota ke lokasi gedung kantor
Keempat : moda lift dari lantai 1 ke ruang kerja di lantai 15
2. Pelaku perjalanan (barang ekspor sebuah pabrik) yang akan dikirim ke negara
tujuan ekspor memerlukan dua jenis alat/moda transportasi yang berlainan
untuk diintegrasikan dalam satu kali perjalanan ke lokasi pasar negara tujuan
ekspor yaitu:
Pertama : moda truk dari gudang pabrik ke gudand pelabuhan negara
asal
13
Kedua : moda (kendaraan) kapal laut dari pelabuhan negara asal ke
pelabuhan negara tujuan untuk selanjutnya dengan truk ke lokasi
pasar.
3 PENUTUP
Perencanaan sistem transportasi umum kota membutuhkan pengintegrasian
moda transportasi, baik integrasi intra-moda maupun antar-moda. Moda
transportasi yang diintegrasikan umumnya berupa angkutan bus kota dan
angkutan kereta api, karena keduanya dirasa paling mudah diintegrasikan dan
pembuatan rute perjalanan yang menggunakan kedua moda juga mudah
dilakukan. Tentu saja, negara-negara maju dan berkembang sudah
mengembangkan model perencanaan ini sejak lama, karena perkembangan kota
dimotori salah satunya oleh kemudahan perjalanan dari dan ke suatu daerah, dan
ketersediaan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang distribusinya dipengaruhi
oleh sistem transportasi yang handal. Di masa mendatang, sistem transportasi
akan semakin dikembangkan dengan teknologi-teknologi baru yang semakin
canggih, dan perencanaan-perencanaan yang semakin matang, mengingat
kebutuhan masyarakat akan kemudahan bepergian dan penyediaan barang ke
dalam maupun ke luar daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Catanese, Anthony J. Dan Snyder. James C. (1988), Perencanaan Kota
(Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Khisty, C. Jotin dan Lall, B. Kent (2003), Dasar-dasar Rekayasa Transportasi
(Terjemahan). Edisi ke-3, Jilid 2, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Miro, Fidel (2012), Pengantar Sistem Transportasi, Jakarta: Penerbit Erlangga.