Upload
ines-syadza
View
60
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
anatomi telinga
Citation preview
LO 1
Anatomi
Telinga luar
• Daun telinga (auricula) – Terdiri dari: Helix, Tuberculum auriculae, Antihelix, Tragus.– Perdarahan:
• A. Temporalis superficialis• A. Auricularis posterior
• Liang telinga (Meatus Acusticus Externus)– Dasar cavum conchae s/d membrana tympani (2,5 cm pada
dewasa).– 1/3 lateral tulang rawan berbentuk huruf S.– 2/3 medial tulang + kulit tipis, sedikit kelenjar tanpa folikel
rambut.
Membrana tympani
Membran fibrosa tipis dilapisi kulit tipis di lateral dan mukosa di medial, bentuk elips, permukaan konkaf, diameter ± 1 cm, warna putih mutiara mengkilat.
Umbo
Cone of light
Pars flaccida
Pars tensa
Telinga tengah
• Ruang sempit di pars petrosa ossis temporalis yang mengandung:– Udara– Tulang2 pendengaran:
- Malleus- Incus- Stapes
– Otot:• M. Tensor tympani• M. Stapedius
– Chorda tympani mengandung saraf parasimpatis.
Telinga dalam
• Berada di pars petrosa ossis temporalis.• Terdiri dari:– Labyrinthus osseus
• Panjangnya 17 mm• Terdiri dari Canales semicirculares, Vestibulum dan Cochlea
– Labyrintus membranaceus• Mengikuti bentuk Labyrinthus osseus, berisi endolympha• Terdiri dari Ductus semicirculares, Utriculus dan Sacculus, dan
Ductus cochlearis• Diperdarahi oleh A. labyrinthi
Perjalanan N. Fascialis
MALLEUS
INCUS
STAPES
Tuba Eustachius
• B’asal pharyngeal pouch.• Otopharyngeal tube - pharyngotympanic tube.• menghub kavitas telinga tengah dengan nasofaring• proteksi ventilasi (keseimbangan telinga tengah) & bersihan kavitas telinga tengah (pengeringan cairan )• Normal = tertutup. •Saat lahir 17-17mm, sempit, horizontal. Terbuka o/ otot palati tensor• Dewasa 36mm. Lebar dan 45o. Terbuka o/ otot palati tensor dan palati levator
Histologi
Saccule and semicircular canal
Macula of saccule
Crista of semicircular canal
Koklea
Koklea
Organ Corti
Spiral ganglion
Fisiologi
FISIOLOGI PENDENGARAN• Daun telinga menangkap energi bunyi dalam bentuk
gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke kokleamenggetarkan membran tymphanitelinga tengah, melalui rangkaian tulangdiamplifikasimenuju stapestingkap lonjong bergerakperilimfa bergerakmembrana Reissnermendorong endolimfa sehingga menimbulkan gerak relatif antar membran basilaris dan membran tektoria.
• Kejadian di atas adlh rangsang mekanikdefleksi strereosilia sel rambutmelepaskan neurotransmitter ke sinapspotensial aksi pd saraf auditoriusnukleus auditoriuskorteks pendengaran di lobus temporalis
Ada 2 jalur
Jalur pendengaran sentral
• Setiap daerah di membran basilaris berhubungan dengan daerah tertentu di lobus temporalis
• N. VIII membawa sinyal dari organ pendengaran ke pusat pendengaran di otak
• Sinyal pendengaran dari kedua telinga disalurkan ke kedua lobus temporalis sehingga gangguan pada salah satu jalur pendengaran tidak akan menggangu pendengaran kedua telinga
Mekanisme pendengaran
• Mengubah gelombang suara dari hantaran udara menjadi getaran cairan di telinga dalam.• Telinga luar (Pinna, meatus auditorius eksternus dan membrana timpani)
Pinna(mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga luar)
↓Masuk ke kanalis telinga (saluran telinga) terdapat rambut-rambut halus untuk menyaring
partikel-paartikel asing↓
Membrana timpani sebagai pintu masuk ke telinga tengah bergetar↓
Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membrana timpani ke cairan telinga dalam dibantu oleh osikula (maleus,inkus,stapes)
↓Tekanan membrana timpani dan efek pengungkit dari osikuler
↓Mengenai jendela oval (pintu masuk koklea)
↓Pergerakkan cairan koklea
↓Getarana membrana basalis (terdapat organ corti)
↓Sel rambut organ corti mengubah gerakan cairan menjadi sinyal saraf
↓Perambatan potensial aksi ke korteks auditorius d lobus temporalis otak untuk presepsi suara
Air Condaction
Bone condaction• berjalan melalui penghantar tulang getaran sumber suara
menggetarkan tulang kepala menggetarkan perylimph pada skala vestibuli skala tympani penghantaran udara
• penghantaran melalui tulang dapat dilakukan dengan percobaaan rine, sedangkan penghantaran bunyi melalui tulang kemudian dilan-jutkan melalui udara dapat dilakukan dengan percobaan weber
• kecepatan penghantaran suara terbatas, makin tambah usia makin berkurang daya tangkap suara atau bunyi yang dinyatakan antara 30 – 20.000 siklus/detik
Transmisi Gelombang Suara• Gelombang suara getaran membran timpani gerakan
tulang2 telinga tengah getaran jendela oval gerakan cairan koklea
• Melalui 2 jalur :– Melalui skala vestibuli helikotrema skala timpani
jendela bundar bergetar penghamburan energi (tidak ada persepsi suara) – Skala vestibuli membrana basilaris pembengkokan sel2
rambut reseptor organ corti perubahan posisi membran tektorial perubahan potensial pembentukan potensial aksi perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di lobus temporalis otak untuk persepsi suara
2 Jalur Transmisi Suara
• Sel-sel rambut meghasilkan sinyal saraf jika rambut di permukaannya secara mekanis mengalami perubahan bentuk karena gerakan cairan di telinga dalam
• Rambut-rambut ini secara mekanis terbenam di dalam membrana tektorial
• Transmisi gelombang tekanan melalui membrana basilaris menyebabkan membran ini bergerak ke atas-bawah atau bergetar secara sinkron sel-sel rambut bergerak naik-turun membrana basilaris bergeser terhadap membrana tektorial sel-sel rambut terbuka dan tertutup bergantian perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi
Transmisi Gelombang Suara
Gerakan Sel Rambut Potensial Aksi
• Perubahan bentuk mekanis rambut pembukaan dan penutupan saluran di sel reseptor perubahan potensial berjenjang perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi yang merambat ke otak
• Depolarisasi sel rambut:Saat membrana basilaris bergeser ke atas meningkatkan kecepatan pengeluaran zat perantara menaikkan kecepatan potensial aksi di serat aferen
• Hiperpolarisasi sel rambut:Membrana basilaris bergerak ke bawah penurunan pengeluaran zat perantara kecepatan potensial aksi berkurang
Transmisi Gelombang Suara
Diskriminasi Nada
• Diskriminasi nada adalah kemampuan membedakan berbagai frekuensi gelombang suara yang datang
• Bergantung pada bentuk dan sifat membrana basilaris
• Ujung membran (pendek & kaku) bergetar maximum pd nada frekuensi tinggi
• Daerah Helikotrema ( lebar & lentur) bergetar maximum pd nada frekuensi rendah
Membrana Basilaris Bergetar pada Frekuensi yg Berbeda
Korteks Pendengaran• Setiap daerah di membrana basilaris berhubungan
dengan daerah tertentu di korteks pendengaran dalam lobus temporalis
• Neuron korteks hanya diaktifkan oleh nada-nada tertentu
• Neuron aferen menangkap sinyal auditorius dari sel rambut keluar dari koklea melalui saraf auditorius
• Jalur saraf antara organ corti dan korteks pendengaran melibatkan beberapa sinaps terutama sinaps di batang otak dan talamus
• Batang Otak masukan pendengaran untruk kewaspadaan & arousal
• Talamus menyortir & memancarkan sinyal ke atas
Organ corti• Mengandung sel rambut auditori yg merupakan reseptor
suara.• Ada 15000 sel rambut di setiap koklea, disusun menjadi 4
baris pararel (1 baris sel rambut dalam dan 3 baris sel rambut luar)
• Menonjol dari setiap sel rambut sejumlah 100 rambut yg disebut stereocilia
• Sel rambut merupakan mekanoreseptor, menghasilkan signal neural ketika permukaan rambut tertekan secara mekanik karena gerakan cairan di telinga dalam
• Sel rambut dalam mentrasformsikan kekuatan mekanik suara menjadi impulse elektrik pendengaran, mengirim signal pendengaran ke otak melalui jalur aferen
Kelainan Telinga
Fistula Preaurikula
• Fistula terbentuk akibat kegagalan penggabungan tuberkel pertama dan kedua
• kelainan herediter yang dominan• Lokasi : depan tragus; berbentuk bulat/lonjong dengan
ukuran seujung pensil.• sering keluar sekret asal kelenjar sebasea di muara fistula• Bila obstruksi dan infeksi fistula -> pioderma atau selulitis
fasial• Th/ : antibiotik (akut), insisi (abses), operasi (cairan keluar
berkepanjangan/rekuren)
Fistula Preaurikular
Microtia dan Atresia Liang TelingaMikrotia : daun telinga lebih kecil dan tidak sempurnaMikrotia sering disertai atresia liang telinga dan
kelainan tulang pendengaranAtresia : tidak terbentuknyaSering : laki-laki, telinga kanan Angka kejadian = 1:7000 kelahiranUnilateral : bilateral = 3:1Etio : belum jelas -> diduga faktor genetik, infeksi virus,
intoksikasi bahan kimia dan obat teratogenik pada kehamilan muda
Microtia dan Atresia Liang Telinga
Diagnosis ditegakkan dengan bentuk daun telinga yang tidak sempurna dan liang telinga yang atresia
Pemeriksaan : fungsi pendengaran dan CT-Scan tulang temporal dengan resolusi tinggi -> menilai telinga tengah dan dalam, membantu menentukan kemungkinan berhasilnya operasi konstruksi kelainan telinga tengah
Microtia dan Atresia Liang Telinga
Th/:1. Atresia bilateral -> bone conduction hearing aid2. Kanaloplasti saat usia 5-7 th3. Atresia unilateral -> operasi setelah usia dewasaKomplikasi operasi : 1. paresis N VII2. Hilangnya pendengaran3. Restenosis (sering)
Bat’s ear
Daun telinga > lebar dan > menonjolTidak mengganggu fungsi pendengaranMenimbulkan dampak psikis -> perlu operasi
otoplasti
Hematoma Daun Telinga
Terdapat kumpulan darah di antara perikondrium dan tulang rawan
Etiologi : traumaTh/: darah dikeluarkan secara sterilKomplikasi : perikondritis
Perikondritis
Radang tulang rawan pada kerangka daun telingaEtiologi : trauma akibat kecelakaan, operasi daun
telinga yang terinfeksi, dan komplikasi pseudokista daun telinga
Tatalaksana: antibiotikKomplikasi : cauliflower ear
Inflammation of Auricle
Pseudokista
Benjolan di daun telinga akibat kumpulan cairan kekuningan diantara lapisan perikondrium dan tulang rawan telinga
Manifestasi klinis : benjolan di daun telinga yang tidak nyeri dan tanpa sebab
Terapi: mengeluarkan cairan secara steril -> balut tekan dengan bantuan semen gips selama seminggu -> perikondrium melekat pada tulang rawan
Komplikasi : perikondritis
Serumen
hasil poduksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu
Letak normal : 1/3 luar liang telingaKonsistensi normal : lunak, terkadang keringPengaruh : faktor usia, iklim, keturunan, dan
lingkunganMempunyai efek proteksiPenumpukan serumen -> Tuli konduktifTelinga masuk air -> serumen mengembang
Serumen
Th/ : 1. Serumen lunak -> kapas yang dililitkan pada pelilit kapas2. Serumen keras -> pengait/kuret3. Apabila kedua cara di atas tidak berhasil : serumen
dilunakkan terlebih dahulu dengan tetes karbogliserin 10% selama 3 hari
4. Bila serumen sudah terlalu jauh terdorong ke liang telinga maka dilakukan irigasi air hangat ( sesuai suhu tubuh )
Benda Asing di Liang Telinga
Benda mati/hidup, binatang, komponen tumbuh-tumbuhan, mineral
Anak kecil : manik, kacang hijau, mainan, karet penghapus, dan terkadang baterai
Orang dewasa : kapas cotton bud yang tertinggal, potongan korek api, patahan pensil, terkadang serangga
Mematikan serangga : memasukkan tampon basah ke liang telinga lalu meneteskan cairan misalnya larutan rivanol atau obat anestesi lokal + 10 menit
Benda Asing di Liang Telinga
Benda asing seperti baterai jangan dibasahiTerapi : 1. Benda asing besar -> pengait serumen2. Benda asing kecil -> cunam atau pengait3. Binatang -> pinset/diirigasi dengan air bersih hangat
Otitis Eksterna
Radang liang telinga akut maupun kronisEtiologi : infeksi jamur, virus, dan bakteriFaktor predisposisi : 1.perubahan pH di liang telinga -> basa2.Keadaan udara yang hangat dan lembab3.Trauma ringan ketika mengorek telinga
Otitis Eksterna Akut
1. Otitis eksterna sirkumkripta (furunkel : bisul ) 1/3 kulit luar liang telinga mengandung adneksa
kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar serumen -> infeksi pada pilosebaseus -> furunkel
Etiologi : Staphylococcus aureus dan Staphylococcus albus
Gejala dan tanda : 1. rasa nyeri hebat tidak sesuai besar bisul2. gangguan pendengaran (furunkel besar)
Otitis Eksterna Akut Pemeriksaan: • inspeksi dan palpasipembengkakan tragus dngn bts
tegas,nyeri hebat pada 1/3luar CAE • Otoskop: kulit pada CAE tampak merah, bengkak dan terisi
debris. Membran timpani normalTerapi : 1. abses -> aspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanah. 2. Lokal -> antibitioka dalam bentuk salep seperti polymixin B
atau bacitrasin, atau antiseptik ( asam asetat 2-5 % dalam alkohol )
3. Dinding furunkel tebal -> insisi -> dipasang salir untuk mengalirkan nanahnya
Otitis Eksterna Akut 2. Otitis eksterna difus 2/3 kulit liang telinga dalam Etiologi : Pseudomonas (sering), Staphylococcus albus
dan Escherichia coli Gejala dan tanda : kulit liang telinga dalam nampak hiperemis dan edema
yang tidak jelas batasnya. Nyeri tekan tragus Liang telinga sangat sempit
Otitis Eksterna Akut
Kadang kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan
Ada sekret yang berbau( tidak mengandung musin) Terapi : Membersihkan liang telinga memasukkan tampon yang mengandung
antibiotika ke liang telinga kadang –kadang : obat antibiotika sistemik
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telingaEtiologi : Pityrosporum, Aspergillus, Candida albicanFaktor presisposisi : kelembaban yang tinggi di liang
telingaPityrosporum -> terbentuknya sisik yang mirip
ketombe ; predisposisi otitis eksterna bakterialisTanda dan gejala : rasa gatal dan penuh di liang
telinga, sering pula tanpa keluhan
Otomikosis
Terapi : 1. Membersihkan liang telinga dengan asam asetat 2%
dalam alkohol, larutan iodium povidon 5% atau tetes telinga yang mengandung antibiotik dan steroid.
2. Kadang diperlukan salep antijamur yang mengandung nistatin,klotrimazol
Herpes zoster otikus
Etiologi : varicella zosterVirus ini menyerang 1 atau lebih dermatom saraf
kranialDapat mengenai nevus trigeminus, ganglion
genikulatum, dan radiks servikalis bagian atas Sindroma Ramsay Hunt
Tanda dan gejala : tampak lesi kulit yang vesikuler pada kulit daerah
muka sekitar liang telinga. otalgia
Herpes zoster otikus
terkadang disertai paralisis otot wajah berat : + tuli sensorineuralTerapi : sesuai tatalaksana herpes zoster
Herpes Zoster Otikus
Keratosis Obturans dan Kolesteatoma Eksterna
• Keratosis obturans -> gumpalan epidermis di liang telinga akibat
pembentukkan sel epitel berlebihan dan tidak bermigrasi ke arah telinga luar
-> manifestasi klinis : tuli konduktif akut, nyeri hebat, liang telinga lebih lebar, membran timpani utuh + > tebal, jarang ada sekresi telinga, erosi tulang liang telinga menyeluruh
Keratosis Obturans dan Kolesteatoma Eksterna
• Kolesteatoma Eksterna-> manifestasi klinis : 1. erosi tulang liang tengah hanya di daerah
posteroinferior2. otore, nyeri tumpul menahun-> th/: operasi, pemberian obat tetes telinga campuran
alkohol/gliserin dalam H2O2 3% 3x seminggu
Perbandingan Keratosis obturans Kolesteatoma eksterna
Umur Dewasa muda Tua
Penyakit terkait SinusitisBronkiektasi
-
Nyeri Akut/ berat Kronis/ nyeri tumpul
G3 pendengaran Konduktif/sedang -/ ringan
Sisi telinga Bilateral Unilateral
Erosi tulang Sirkumferensial Terlokalisi
Kulit telinga Utuh Ulserasi
Osteonekrosis - Bisa ada
Otorea Jarang Sering
Otitis Eksterna MalignaInfeksi difus di liang telinga luar dan struktur lain
di sekitarnya.Biasanya terjadi pada orang tua yang terkena
diabetes melitusEtiologi tersering Pseudomonas AerugenosaGejala dan tanda : 1. Rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat
diikuti nyeri2. Sekret yang banyak disertai pembengkakan liang
telinga
Otitis Eksterna Maligna
Terapi :1. Sementara menunggu hasil kultur diberikan
golongan fluoroquinolone ( ciprofloxasin ) dosis tinggi per oral
2. Pada keadaan yanglebih berat diberikan antibiotika parenteral kombinasi dengan golongan aminoglikosida selama 6-8 minggu.
3. Selain obat – obatan perlu dilakukan membersihkan luka secara radikal.
Bullous Myringitis
• Merupakan bentuk khusus dr otitis externa, yg dikarakteristikan dgn gambaran fluid-filled hemorrhagic blebs pada membran timpani dan kulit bagian dalam meatus external.
• Etiologi :– Virus influenza– Mycoplasma pneumoniae
• Sering berkaitan dgn infeksi saluran napas atas
Tanda & Gejala Bullous Myringitis
• Nyeri lokal di telinga• Biasanya diikuti jg spontaneous appearance of
a blood-tinged serous / serousanguineous discharge
Diagnosis Bullous Myringitis
• Otoscopic examination– Terdapat lesi vesicular & multipel kecil pd
membran timpani– Kadang2, membran timpani inflamasi dan adanya
efusi pd telinga tengah– Sering terdapat posterior cervica
lymphadenopathy
Bullous Myringitis
Manajemen• Terapi analgesia adekuat• Terapi antibiotik
oral/topikal : bila ada inflamasi
• Menjaga telinga tetap bersih dan kering utk preventif dari infeksi sekunder
Komplikasi• Sensorineural hearing loss• Perforasi membran timpani
Kelainan Telinga Tengah
1. Gangguan fungsi Tuba Eustachius
• Fungsi Tuba Eustachius :– Ventilasi menjaga tekanan udara telinga tengah= tekanan udara
luar.– Drenase sekret– Menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah.
• Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila ada oksigen diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan dan menguap.
• Pembukaan tuba dibantu otot tensor veli palatini apabila terdapat perbedaan tekanan 20-40 mmHg.
• Gangguan fungsi tuba dapat terjadi karena :– Tuba terbuka abnormal.– Myoklonus palatal– Palatoskisis– Obstruksi tuba
Tuba Terbuka Abnormal
• Hilangnya jar lemak sekitar mulut tuba -> tuba terbuka terus-menerus -> Udara masuk ke telinga tengah saat respirasi
• Etio: turun BB hebat, penyakit kronis tertentu (rinitis atrofi dan faringitis), gangguan fungsi otot (myastenia gravis), penggunaan obat anti hamil (wanita) dan estrogen (laki-laki)
• Keluhan: rasa penuh dalam telinga/autofoni
Tuba Terbuka Abnormal
• Pemeriksaan klinis : terlihat membran timpani atrofi, tipis dan bergerak pada respirasi
• th/: obat penenang -> gagal -> pasang pipa ventilasi (Grommet)
Obstruksi Tuba
• Dapat terjadi oleh berbagai kondisi : peradangan nasofaring, peradangan adenoid atau tumor nasofaring
• Gejala klinik awal (sumbatan o/ tumor) : terbentuk cairan pada telinga tengah (OM serosa)
• OM serosa kronik -> kemungkinan karsinoma nasofaring
• Sumbatan mulut tuba di nasofaring ok Bellocq tampon atau sikatriks akibat trauma operasi (adenoidektomi)
2. Barotrauma (Aerotitis)
a. Definisi• perubahan tekanan yang tiba-tiba di luar telinga
tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam → tuba gagal membuka
b. PatofisiologiPerbedaan tekanan >90 cmHg otot tidak mampu membuka tuba tekanan negatif di rongga telinga tengah cairan keluar dari pembuluh darah kapiler mukosa & ruptur pembuluh darah cairan di telinga tengah dan rongga mastoid tercampur darah.
Kelainan Telinga Tengahc. Gejala :• Kurang dengar• Nyeri dalam telinga• Autofoni• Perasaan ada air dalam telinga• Tinitus• Vertigo
Kelainan Telinga Tengahd. Penatalaksanaan• Dekongestan lokal• Perasat Valsava (bila tidak ada infeksi pada jalan
napas atas)• Miringotomi (bila cairan menetap di telinga tengah
sampai beberapa minggu)• Pipa ventilasi (Grommet)
e. Pencegahan• Mengunyah permen karet atau melakukan perasat
valsava (sewaktu pesawat terbang mulai mendarat)
3. Otitis Media
• Adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid,
dan sel-sel mastoid.
3. Otitis Media
ETIOLOGI:BarotitisAlergiInfeksiSumbatan (sekret, tampon, tumor)
Gg tubaTekanan negatif telinga tengah Efusi
Sembuh / normal
OME
OMA
OMEOMSKSembuh
Tuba tetap terganggu + infeksi
Tuba tetap terganggu tanpa infeksi
Skema Pembagian Otitis Media
Klasifikasi
• Otitis media supuratif– Otitis media supuratif akut– Otitis media supuratif kronis
• Otitis media serosa – Otitis media serosa akut (barotrauma = aerotitis)– Otitis media serosa kronis
• Otitis media spesifik– Otitis media tuberkulosa– Otitis media sifilitika
• Otitis media adhesif
Otitis Media Supuratif Akut (Otitis Media Akut)
Otitis Media Supuratif Akut (Otitis Media Akut)
a. Definisi• peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum
telinga tengah akibat faktor pertahanan tubuh terganggu
b. Etiologi• Bakteri piogenik seperti :– Streptococcus hemolyticus– Staphylococcus aureus– Pneumokok– H.influenzae– E.coli– Streptococcus anhemolyticus– Proteus vulgaris– Pseudomonas aeruginosa
Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Stadium Hiperemis
Stadium Supurasi Stadium Perforasi
Stadium Resolusi
•Gambaran retraksi membran timpani•Kadang membran timpani nampak normal/keruh pucat•Efusi mungkin sudah terjadi,tetapi susah dideteksi•Sukar dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus/alergi
•Pembuluh darah melebar•Membran timpani hiperemis + edem•Sekret mungkin masih bersifat eksudat yang serosa
•Edema hebat pada mukosa telinga tengah•Hancurnya sel epitel superficial•Eksudat yang purulen di kavum timpanibulging ke arah liang telinga luar•Sangat sakit, nadi dan suhu ↑, nyeri di telinga ber+•Tekanan nanah tidak ber- iskemia•Nekrosis: daerah yang lebih lembek, kekuningan
•Terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke telinga luar•Suhu badan turun•Anak menjadi tenang
•Membran timpani ttp utuhnormal kembali•Terjadi perforasisekret ber-,kering•Daya tahan tubuh baik/virulensi kumah rendahresolusi tanpa pengobatan•OMAOMSK jika perforasi menetap•OMA otitis media serosa
c. Patofisiologi• Faktor penyebab utama : sumbatan tuba eustachius
sehingga pencegahan invasi kuman terganggu.• Pencetusnya : infeksi saluran napas atas.• Mudah terjadi pada bayi
d. Manifestasi klinis• Gejala klinis tergantung stadium penyakit dan umur
pasien• anak : – Rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh yang
tinggi– Biasanya terdapat riwayat batuk pilek
sebelumnya
• orang dewasa :– Gangguan pedengaran berupa rasa penuh dan
kurang dengar• bayi dan anak kecil :– Suhu tubuh yang tinggi (>39,50c)– Gelisah– Sulit tidur– Tiba-tiba menjerit saat tidur– Diare– Kejang– Kadang memegang telinga yang sakit.
Acute otitis media
Otitis Media Supuratif Akut (Otitis Media Akut)
e. Penatalaksanaan• Terapi bergantung pada stadium
penyakitnya.• Pengobatan pada stadium awal ditujukan
untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik dan antipiretik.
Stadium oklusi Stadium presupurasi
Stadium supurasi
Stadium perforasi
Stadium resolusi
Obat tetes hidung:•HCl efedrin 0.5% dalam larutan fisiologik (<12thn)•HCl 1% dalam larutan fisiologik (>12thn dan dewasa)Antibiotik bila ec. kuman
Obat tetes hidungAnalgetikaAntibiotik•Ampisilin 50-100mg/kg BB per hari 4dosis•Amoksisilin 40mg/kg BB/hari 3 dosis•Eritromisin 40mg/kg BB/hari
AntibiotikMiringotomi bila membran timpani masih utuh
Obat cuci telinga H2O2 3% 3-5hariAntibiotik
Membran timpani berangsur normalSekret tidak ada lagiPerforasi menutup
Terapi
• Bila tidak terjadi resolusi, tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui perforasi membran timpani
• Antibiotik dilanjutkan sampai 3 minggu, >3minggu tidak sembuh mungkin terjadi mastoiditis
• OMA berlanjut dengan keluarnya sekret > 3minggu otitis media supuratif subakut
• Perforasi menetap dan sekret tetap keluar lebih dari 1.5 bulan atau 2 bulan otitis media supuratif kronis (OMSK)
Otitis Media Supuratif Akut (Otitis Media Akut)
f. Komplikasi• Sebelum adanya antibiotik, OMA
menimbulkan komplikasi yaitu abses sub-periosteal sampai abses otak dan meningitis.
• Sekarang semua jenis komplikasi tersebut biasanya didapat pada OMSK.
Otitis Media Supuratif Akut (Otitis Media Akut
Miringotomi• tindakan insisi pada pars tensa membran
timpani agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke telinga luar.
• Bila pasien mendapat terapi adekuat, miringotomi tidak perlu dilakukan, kecuali bila jelas tampak adanya nanah di telinga tengah.
• Komplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan akibat trauma liang telinga luar, dislokasi tulang pendengaran, trauma fenestra rotundum, trauma nervus fasialis dan trauma pada bulbus jugulare.
Otitis Media Supuratif Kronik
a. Definisi• infeksi kronik telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul.
• Sekret mungkin encer atau kental, bening, atau nanah.
• Biasanya disertai gangguan pendengaran.
Otitis Media Supuratif Kronikb. Etiologi• Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan OMA
yang prosesnya sudah berjalan lebih dari 2 bulan.• Beberapa faktor penyebab adalah – Terapi yang terlambat – Terapi tidak adekuat– Virulensi kuman tinggi– Daya tahan tubuh rendah– higiene buruk
Otitis Media Supuratif Kronikb. Etiologi• Bila <2 bulan subakut.• Sebagian kecil perforasi membran timpani terjadi
akibat trauma telinga tengah.• Kuman penyebab biasanya Gram positif aerob,
sedangkan pada infeksi yang telah berlangsung lama sering juga terdapat kuman Gram negatif dan anaerob.
Letak perforasi
• Letak perforasi penting u/ menentukan jenis/tipe OMSK
• Perforasi dpt ditemukan daerah sentral, marginal, atau atik.
• Perforasi sentral perforasi trdpt di pars tensa, sedangkan di seluruh tepi perforasi masih ada sisa membran timpani.
• Perforasi marginal sebagian tepi perforasi lgsg berhubungan dg anulus atau sulkus timpanikum
• Perforasi atik perforasi yg terletak di pars flaksida
Otitis Media Supuratif Kronikc. Klasifikasi• OMSK dibagi dalam 2 jenis :– OMSK Benigna atau Tipe Mukosa• Peradangan terbatas pada mukosa saja• Tidak mengenai tulang• Perforasi terletak di sentral• Jarang menimbulkan komplikasi berbahaya dan
tidak terdapat kolestatom
Otitis Media Supuratif Kronikc. Klasifikasi– OMSK Maligna atau Tipe Tulang• Disertai dengan kolesteatom• Perforasi terletak marginal, subtotal atau di
atik.• Sering menimbulkan komplikasi yang
berbahaya atau fatal• Berdasarkan sekret yang keluar dari kavum timpani,
juga dikenal tipe aktif dan tipe tenang.
Otitis Media Supuratif Kronik
d. Manifestasi Klinis• Otore• Vertigo• Tinitus• Rasa penuh di telinga• Gangguan pendengaran
Otitis Media Supuratif Kronik
e. Diagnosis• Berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan THT
terutama pemeriksaan otoskopi.• Pemeriksaan penala mengetahui gangguan
pendengaran.• Pemeriksaan audiometri nada murni , audiometri
tutur (speech audiometry) dan BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) jenis dan derajat gangguan pendengaran.
• Foto rontgen mastoid• Kultur dan uji resistensi kuman dari sekret telinga
Otitis Media Supuratif Kronikf. Terapi OMSK Benigna• Bila sekret keluar terus, diberikan obat cuci telinga yaitu
H2O2 3% selama 3-5 hari.• Setelah sekret berkurang -> obat tetes telinga yang
mengandung antibiotik dan kortikosteroid, tidak lebih dari 2 minggu -> bersifat ototoksik.
• Antibiotik oral : ampisilin atau eritromisin sebelum hasil tes resistensi diterima.
• Bila sekret telah kering namun perforasi tetap ada setelah diobservasi selama 2 bulan miringoplasti atau timpanoplasti. Sumber infeksi harus diobati dulu
Otitis Media Supuratif Kronik
Terapi OMSK Maligna• Pembedahan yatu mastoidektomi dengan
atau tanpa timpanoplasti.• Bila terdapat abses subperiosteal
retroaurikular, maka dilakukan insisi abses tersendiri sebelum mastoidektomi.
Otitis Media Supuratif Kronik
g. Komplikasi1. Telinga tengah• Perforasi membran timpani persisten• Erosi tulang pendengaran• Paralisis nervus fasialis2. Telinga dalam• Fistula labirin• Labirinitis supuratifa• Tuli saraf (sensorineural)
Otitis Media Supuratif Kronik
g. Komplikasi3. Ekstradural• abses ekstradural• Trombosis sinus lateralis• Petrositis 4. SSP• meningitis • Abses otak• Hidrosefalus otitis
Otitis Media Supuratif Kronik
Komplikasi Otitis Media :Komplikasi Intratemporal1. Komplikasi di telinga tengah– Paresis nervus fasialis– kerusakan tulang pendengaran– Perforasi membran timpani
2. Komplikasi ke rongga mastoid– Petrositis– Mastoiditis koalesen
3. Komplikasi ke telinga dalam– Labirinitis– Tuli saraf/sensorineural
Otitis Media Supuratif Kronik
Komplikasi ekstratemporal1. Komplikasi intrakranial– Abses ekstradura– Abses subdura– Abses otak– Meningitis– Tromboflebitis sinus lateralis– Hidrosefalus otikus
2. Komplikasi ekstrakranial– Abses retroaurikular– Abses Bezold’s– Abses zigomatikus
Otitis Media Supuratif Kronis
1. Komplikasi Telinga Tengah• hampir selalu berupa tuli konduktif.• Pada membran timpani yang masih utuh, tetapi
rangkaian tulang pendengaran terputus tuli konduktif berat.
• Contoh :– Paresis nervus fasialis
• Otitis media akut Penyebaran infeksi langsung ke kanalis fasialis
• Otitis media kronis erosi tulang oleh kolesteatom atau jaringan granulasi infeksi ke dalam kanalis fasialis.
Otitis Media Supuratif Kronis
2. Komplikasi Telinga Dalam• Penyebaran oleh proses destruksi, seperti oleh
kolesteatoma (suatu kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel atau keratin) atau infeksi langsung ke labirin akan menyebabkan gangguan keseimbangan dan pendengaran.
• Terdiri dari :a. Fistula labirin dan labirinitis
• Otitis media supuratif kronis terutama yang dengan koleosteatoma kerusakan pada bagian vestibuler labirin fistula.
• Pada keadaan ini infeksi dapat masuk, sehingga terjadi labirinitis dan akhirnya akan terjadi komplikasi tuli total atau meningitis.
Otitis Media Supuratif Kronikb. Labirinitisa. Definisi• infeksi pada telinga dalam (labirin) yang disebabkan oleh
bakteri atau virus.• = vestibular neuritis, vestibular neuronitis,
neurolabyrinthitis dan acute peripheral vestibulopathy.b. Gejala akibat penyebaran infeksi ke ruang perilimfa.• Labirinitis umum (General) :– Vertigo berat dan tuli saraf berat
• Labirinitis terbatas (Labirinitis sirkumskripta)– Vertigo saja atau tuli saraf saja
Otitis Media Supuratif Kronikc. Klasifikasi• Labirinitis serosa– Labirinitis serosa difus– Labirinitis serosa sirkumskripta
• Labirinitis supuratif– Labirinitis supuratif akut difus– Labirinitis supuratif kronik difus
d. Prognosis• Labirinitis serosa toksin disfungsi labirin tanpa invasi
sel radang.• Labirinitis supuratif sel radang menginvasi labirin
fibrosis dan osifikasi.
Otitis Media Supuratif Kronik
e. Penatalaksanaan• Operasi menghilangkan infeksi dari telinga
tengah.• Drenase nanah dari labirin mencegah
meningitis.• Antibiotika adekuat pada pengobatan otitis
media kronik dengan/tanpa kolesteatoma.
Otitis Media Supuratif Kronikg. Pemeriksaan Penunjang• Terlihat bayangan kolesteatom pada foto mastoid.Kolesteatoma• Merupakan suatu kista epiterial yang berisi
deskuamasi epitel (keratin), deskuamasi terbentuk terus lalu menumpuk sehingga kolesteatoma bertambah besar.
• Apabila terdapat serumen padat dalam waktu lama epitel kulit yang berada medial dari serumen terperangkap kolesteatoma
• Kolestatoma merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman (infeksi) inflamasi stimulasi sel-sel keratinosit matriks kolesteatoma hiperproliferatif, destruktif dan mampu berangiogenesis.
Kolesteatoma
Otitis media non supuratif
• Keadaan terdapatnya sekret yang nonpurulen
di telinga tengah, sedangkan membran
timpani utuh
• Efusi encer otitis media serosa, efusi kental
seperti lem otitis media mukoid
• Otitis media serosa adanya transudat atau plasma
yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga
tengah perbedaan tekanan hidrostatik
• Otitis media mukoid timbul akibat sekresi aktif
dari kelenjar dan kista yang terdapat di dalam
mukosa telinga tengah, tuba eustachius, dan rongga
mastoid
Etiologi
• Terganggunya fungsi
tuba eustachius
• Adenoid hipertrofi
• Adenoitis
• Sumbing palatum
• Tumor di nasofaring
• Barotrauma
• Sinusitis
• Rinitis
• Defisiensi imunologik
atau metabolik
Klasifikasi
• Otitis media serosa akut
• Otitis media serosa kronik
Otitis media serosa akut
• Keadaan terbentuknya sekret di telinga
tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh
gangguan fungsi tuba
Etiologi
• Sumbatan tuba karena tersumbatnya tuba secara
tiba-tiba seperti pada barotrauma
• Virus berhubungan dengan dengan infeksi pada
jalan napas atas
• Alergi keadaan alergi pada jalan napas atas
• Idiopatik
Gejala
• Pendengaran berkurang utama
• Rasa tersumbat pada telinga
• Suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pada
telinga yang sakit
• Terasa cairan yang bergerak dalam telinga
• Tinitus, vertigo, atau pusing ringan
• Otoskopi membran timpani retraksi
• Tuli konduktif garpu tala
Pengobatan
• Medikamentosa
– Obat vasokonstriktor lokal (tetes hidung)
– Antihistamin
– Perasat valsava ≠ tanda-tanda infeksi jalan napas atas
• Pembedahan
– Miringitomi gejala menetap
– Pemasangan pipa ventilasi masih belum sembuh
Otitis media serosa kronik
• Lebih sering pada anak-anak
• Sekret kental seperti lem glue ear
Glue ear
Etiologi
• Karena gejala sisa dari OMA
• Infeksi virus
• Keadaan alergi
• Gangguan mekanis tuba
Gambaran klinik
• Perasaan tuli lebih menonjol (40-50 dB)
• Otoskopi membran timpani utuh, retraksi,
suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan
Pengobatan
• Mengeluarkan sekret dengan miringitomi dan
memasang pipa ventilasi
• Pada kasus baru dekongestan tetes hidung
serta kombinasi anti histamin-dekongestan
per oral kadang bisa berhasil
Pemeriksaan
• Otoskopi• Pneumatic otoscope– Meniupkan udara secara perlahan ke gendang telinga, dan
melihat pergerakannya
• Tympanometry. – Mengukur gerakan membran timpani dengan mengubah
tekanan di dalam telinga
• Acoustic reflectometry. – Menggunakan alat yang menghasilkan suara dalam
berbagai frekuensi
Tympanograms “Normal” “Flat”
Otitis media adhesiva
• Keadaan terjadinya jaringan fibrosis di telinga tengah sebagai
akibat proses radang yang berlangsung lama
• Komplikasi dari otitis media supuratif atau otitis non supuratif
rusaknya mukosa telinga tengah
• Waktu penyembuhan terbentuk jaringan fibrotik yang
menimbulkan perlekatan
• Kasus berat angkilosis pada tulang-tulang pendengaran
Gambaran klinik
• Pendengaran berkurang dengan riwayat infeksi
telinga
• Otoskopi gambaran membran timpani bervariasi
mulai dari sikatriks minimal, suram sampai sikatriks
berat, disertai bagian-bagian yang atrofi atau
timpanosklerosis plaque
Otitis media adhesiva
PERFORASI MEMBRAN TIMPANI
PERFORASI MEMBRAN TIMPANI
• Definisi:– Perforasi: lubang– Membran timpani: gendang telinga• Hilangnya sebagian jaringan dari membrane timpani
yang menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi dari membrane timpani.
ETIOLOGI PERFORASI MEMBRAN TIMPANI
• Infeksi akut pada telinga tengah • Trauma fisik dari telinga, yang tersering adalah
pukulan yang keras kearah telinga dalam, tenaga yang timbul dapat memecahkan atau merobek membran timpani.
• Beberapa trauma yang lain adalah, perubahan tekanan pada telinga yang berubah secara mendadak, pada contohnya sering pada penyelam, yang didahului dengan gangguan pada saluran telinga dan mulut, peradangan ataupun infeksi.
GEJALA KLINIS PERFORASI MEMBRAN TIMPANI
• Gejala klinis yang timbul pada perforasi membran timpani adalah:– Penurunan pendengaran – Sensasi mendengar suara siulan saat meniup telinga atau
bersin – Cairan yang keluar dari telinga dapat terus menerus – Tanda-tanda infeksi telinga tengah (demam, nyeri, telinga
berdenging) – Hilangnya fungsi pendengaran (test pendengaran), hal ini
menentukan apakah penderita membutuhkan alat bantuan pendengaran atau tidak.
PEMERIKSAAN PERFORASI MEMBRAN TIMPANI
• Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan biasanya adalah: – Otoskopi – Timpanometri – Test pendengaran (Audiologi) (Swabach,
Webber, dan Rinne)
NORMAL
PENGOBATAN PERFORASI MEMBRAN TIMPANI
• Terapi pengobatan pada perforasi membran timpani ditujukan untuk mengendalikan infeksi pada telinga tengah.
• Penggunaan anti bacterial (Antibiotik oral atau tetes telinga) sebaiknya digunakan jika hasil kultur dan resistensi sudah didapatkan.
• Penyumbatan pada lubang baik dengan lemak atau bahan sintetis yang tidak menimbulkan reaksi tubuh penerima (timpanoplasty). – Pengobatan ini memiliki tingkat keberhasilan 80 hingga 90
% tergantung dari besarnya perforasi maupun komplikasi yang timbul.
• Pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri yang timbul
PROGNOSIS PERFORASI MEMBRAN TIMPANI
• Adanya perforasi atau robekan pada membran timpani menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2 bulan.
• Hilangnya fungsi pendengaran biasanya untuk sementara waktu.
Otosklerosis
• Penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis di daerah kaki stapes -> stapes kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik
• Faktor penyebab : faktor keturunan dan gangguan perdarahan pada stapes
• Insiden tertinggi pada bangsa kulit putih (8-10%), 1% bangsa Jepang, 1% bangsa kulit hitam
• Bilateral, perempuan > sering, usia 11-45 th
Otosklerosis
• Manifestasi klinis1. Pendengaran terasa berkurang secara progresif2. Tinitus3. Kadang vertigo• Pemeriksaan -> membran timpani utuh• Tuba biasanya paten dan tidak ada riwayat penyakit/
trauma telinga atau kepala sebelumnya• Diagnosis diperkuat dengan pemeriksaan audiometri
nada murni dan impedance
Otosklerosis
• Mungkin dapat terlihat Schwarte’s sign dan Paracusis Willisii
• Th/: operasi stapedektomi atau stapedotomi, ABD dapat digunakan sementara
Tympanosclerosis
• Tympanosclerosis adalah suatu kondisi di mana terdapat kalsifikasi jaringan di telinga tengah yg jika meluas dapat mempengaruhi pendengaran.
• Tympanosclerosis dapat diklasifikasikan sebagai:– Myringosclerosis - hanya melibatkan membran
timpani– Intratympanic tympanosclerosis – mempengaruhi
bagian telinga tengah lain: the ossicular chain, atau yg lebih jarang mastoid cavity
Patofisiologi Tympanosclerosis
• Terdapat deposit kalsifikasi pd membran timpani, ossicular chain, tympanic cavity dan mastoid
• Diperkirakan merupakan hasil dari inflamasi persisten dan biasanya berhubungan dgn infeksi kronik telinga tengah
• Terdapat proliferasi fibroblast → penumpukan serat kolagen dlm jumlah yg byk → hyaline mass formation → penumpukan kalsium
Etiologi Tympanosclerosis
• Etiologi masih belum jelas, mungkin disebabkan suatu bentuk jaringan parut yang terkait dengan peradangan kronis telinga tengah
• Faktor penyebab dan yg berkaitan :– Chronic otitis media– Grommet (tympanostomy tube) insertion– Systemic slerosis– Carotid atheroma atau atherosclerosis– cholesteatoma
Tanda & Gejala Tympanosclerosis
• Karakteristik chalky white patches pada eardrum
• Pd bbrp kasus , tuli konduktif
Pemeriksaan Penunjang Tympanosclerosis
• Otoscopic examination• Pure tone audiometry - defines extent and
type of hearing loss• Tympanometry - the tympanogram result can
be affected by tympanosclerosis• CT - may help with diagnosis of disease within
the middle ear cavity
Tympanosclerosis
Diagnosa Banding• Auditory canal obstruction
due to wax or debris• Otosclerosis• Tympanic perforation• Chronic otitis media
(chronic suppurative otitis media and otitis media with effusion or 'glue ear')
• Cholesteatoma• Glomus tumours (rare)
Manajemen• Hearing aids• Surgery
CHOLESTEATOMA
• Definisi: kista epitelial yg berisi deskuamasi epitel (keratin) terbentuk terus + menumpuk– (Gray) kolesteatoma: ep. Kulit yg berada pada tempat
yg salah• Klasifikasi:– Kongenital– Kolesteatoma didapat primer (paling sering)– Kolesteatoma didapat sekunder
• Teori² patogenesis:– teori invaginasi (primer), teori migrasi & metaplasi
(sekunder)
Fs t. eustachius tergggInflamasi kronik t. tengah cth: chronic otitis media
Tekanan negatif retraksi area lemah di m.timfani (pars flacida)
Akumulasi keratin ok efek retraksi
FR infeksi (pseudomonas, proteus, coccus) + inflamasi
↑ proliferasi sel keratinosit & aktivitas osteoclastic+ ↑cholesteatoma
• Kolesteatoma merupakan media pertumbuhan yang baik untuk mikroba ( Proteus sp. Dan Pseudomonas sp. )
• Gejala tanda yang berbahaya :– Abses / fistel retroaurikuler– Polip / granulasi pada liang telinga luar– Kolesteatoma yang terlihat– Sekret nanah dan berbau khas– Tampak bayangan kolesteatoma pada rontgen
mastoid
Kolesteatoma akuisital
• Terbentuk setelah anak lahir• Terbagi atas :
a. Kolesteatom akuisital primer• Terbentuk tanpa di dahului oleh perforasi membran
timpani• Patogenesis : teori invaginasi
b. Kolesteatom akuisital sekunder• Terbentuk setelah adanya perforasi membran
timpani• Patogenesis : teori imigrasi atau teori metaplasi
Dasar terapi• Untuk tipe aman dapat dilakukan terapi
konservatif ataupun medikamentosa– Pemberian obat cuci telinga ( H2O2 3% )– Antibiotik & kortikosteroid tetes– Antibiotik oral ( ampicillin atau eritromycin )– Miringoplasti / timpanoplasti
• Untuk tipe berbahaya umumnya surgikal– Mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti
Penyulit terapi• Perforasi membran timpani• Sumber infeksi dari faring, nasofaring, hidung,
sinus paranasal• Terbentuk jaringan patologis yang irreversibel
pada rongga mastoid• Gizi dan higien yang kurang
Prognosis
Labirinitis • adalah infeksi pada telinga dalam (labirin) yang
disebabkan oleh bakteri atau virus.• Terjadi karena penyebaran ke ruang perilimfa • Labirinitis merupakan komplikasi intratemporal yang
paling sering dari radang telinga tengah. • Di klinis, dibagi atas labirinitis lokalisata (serosa) dan
labirinitis difusa (supuratif). • Gejala klinis yang timbul pada keduanya hampir sama,
yaitu gangguan vestibular, vertigo, nistagmus, mual dan muntah serta gangguan fungsi pendengaran sensorineural, hanya gejala klinis pada labirinitis difusa bersifat lebih berat.
• Pada kedua bentuk labirinitis, operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan infeksi
• Kadang diperlukan drainase nanah dari labirin untuk mencegah terjadinya meningitis
Miringitis • Peradangan membran timpani• Dapat meneyrtai radang telinga tengah, otitis eksterna.• Miringitis bulosa atau hemoragik t’bentuk bula /
bleb(cairan serosa, darah, atau keduanya) pd membran timpani & dinding kanalis.
• Diagnosis banding : otitis eksterna, herpes zoster otikus (sindrom Ramsayn-Hunt).
• Komplikasi : g3 pendengaran sensorineural.• Penatalaksanaan :
Bleb dipecahkan dgn jarum halus/pisau miringotomiEritromisin (infeksi sistemik)
Keganasan THT (head + neck)
• Leukoplakia• Polyps • Karsinoma nasofaring• Pleomorphic adenoma• Warthins tumor