Upload
ratna-sawitri
View
151
Download
18
Embed Size (px)
Citation preview
RESUME SISTEM ENDOKRIN
Oleh : Ni KADEK RATNA SAWITRI
1002105005
UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2011
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
Dalam tubuh manusia ada 2 sistem pengaturan utama yaitu sistem endokrin (hormonal) dan
system syaraf. Umumnya fungsi hormonal berhubungan dengan pengaturan berbagai fungsi
metabolisme tubuh, mengatur kecepatan reaksi kimia di dalam sel atau transport zat-zat melalui
membrane sel ataua spek-aspek metabolism sel lainnya seperti pertumbuhan dan sekresi. Sistem
endokrin mempunyai 5 fungsi umum, yaitu: (1) Membedakan sistem saraf dan
sistem reproduksi pada janin yang sedang berkembang (2) Menstimulasi urutan perkembangan
tersebut (3) Mengkoordinasi sistem reproduksi (4) Memelihara lingkungan internal secara
optimal (5) Melakukan respon korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.
Kalenjar Endokrin
Kelenjar endokrin terdapat pada hipotalamus, kalenjar pituitary (hipofisis) yang terletak di dalam
rongga kepala dekat dasar otak, kalenjar tiroid yang letaknya di leher bagian depan, kalenjar
paratiroid yang letaknya dekat kalenjar tiroid, kalenjar adrenal yang letaknya di kutub atas ginjal
kiri-kanan, pulau Langerhans di dalam jaringan kalenjar pankreas, kalenjar kelamin (gonad) laki
di testis dan ovarium pada wanita. Kalenjar endokrin ini tidak memiliki saluran dan
mensekresikan zat kimia (hormon) lansung ke dalam tubuh yaitu ke darah. Hormone adalah zat
kimia yang yang disekresikan ke dalam cairan tubuh oleh satu atau sekelompok sel dan memiliki
efek fisiologis mengatur sel-sel tubuh yang lain. Hormon diperlukan sebagai pembawa pesan
kimia dari suatu bagian tubuh ke bagian lain, komunikasi diperlukan untuk mengatur tubuh
keseluruhan serta homeostasis & regulasi dalam metabolisme, pertumbuhan, perkembangan,
maturasi dan reproduksi.
Dua kelenjar endokrin yang utama adalah hipotalamus dan hipofisa. Hipotalamus
menghubungkan sistem endokrin dengan sistem persarafan. Seperti merespon input dari tempat
lain dalam otak serta dari hormon dan dari hormon dalam darah. Sel saraf dalam hipotalamus
mensekresi hormon-hormon yang bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang
mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofisa. Kedua kelenjar ini dihubungkan oleh
infundibulum.
Hipotalamus disebut master gland sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin menjalankan
fungsinya melalui hormonal dan saraf. Hormon hipotalamus dikenal dengan faktor R dan I yang
mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofisa.
Hipofisa terletak di sela tursika. Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas 2
lobus. Lobus anterior (adhenohipofisa) adalah bagian terbesar dari hipofisa sekitar 2/3 dari
bagian hipofisa. Lobus posterior sekitar 1/3 bagiannya dan terdiri dari jaringan saraf yang disebut
neurohipofisa. Jaringan saraf yang menghubungkan antara hipotalamus dan lobus posterior
hipofisa disebut hipofisa stalk.
Kalenjar hipofisis dibagi menjadi 2 yaitu
1. Hipofisis anterior yang menghasilkan hormon ACTH (adrenocorticotropic hormone), TSH
(Thyroid-stimulating hormone), GH (growth hormone), PRL (prolactin), FSH (follicie-
stimulating hormone), LH (luiteinizing hormone) dan MSH (melanocyte-stimulating
homone) . GH banyak dihasilkan pada saat masa pertumbuhan, tetapi menurun setelah
manusia mencapai usia dewasa. Jika hormone ini dihasilkan dalam jumlah berlebih selama
masa pertumbuhan akan didapatkan anak menjadi sangat tinggi (gigatism) . acromegali.
Hormon yang kurang pada masa anak-anak menyebabkan anak tumbuh menjadi orang
dewasa yang kerdil dengan tubuh berimbang. Hormon hipofise lain adalah follicle
stimulating hormone yang merangsang produksi hormon seks, dan prolactin yang mengatur
produksi air susu ibu setelah melahirkan. Kekurangan hormon tiroid (thyroxin) dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan pula. Secara fisik dapat dijumpai akibatnya sebagai
seorang yang keeil dengan bagian tubuh yang kurang proporsional. Ada juga yang tumbuh
kerdil dengan mental terbelakang (cretin).Produksi hormon tiroid dirangsang oleh hormone
hipofise (thyroid stimulating hormone) dan membutuhkan iodium
2. Hipofisis posterior yang menghasilkan hormone antidiuretik (ADH) dan oksitosin. Fungsi
ADH yaitu untuk mengatur konsentrasi ion Na pada ECF, sedangkan pada konsentrasi
sedang dan tinggi mempunyai pressure effect (meningkatkan tekanan darah dengan
merangsang kontriksi pembuluh darah perifer). Oksitosin menstimulasi kontaksi sel-sel otot
polos uterus saat persalinan serta kelahiran pada ibu hamil, juga menyebabkan keluarnya air
susu dari kalenjar mammae pada ibu menyusui dengan menstimulasi sel-sel mio epitelliel
disekitar elveoli kalenjar mammae
Kalenjar Tiroid
Kalenjar tiroid atau kalenjar gondok berbentuk mirip kupu-kupu yang menempel di bagian
depan batang tenggorok (trachea). Kalenjar ini ikut naik turun pada waktu menelan. Kalenjar
ini mensekresikan 3 hormon yaitu Tiroksin (T4) dari seluruh sekresi kalenjar tiroid ,
Triiodotironin (T3) dalam jumlah kecil dan sedikit kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan
oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan
hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium
yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke
dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa
iodida, yang dapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.Hormone ini
meningkatkan laju metabolic hampir semua sel tubuh dengan menstimulasi komsumsi
oksigen dan memperbesar pengeluaran energi, terutama dalam bentuk panas, serta berfungsi
untuk pertumbuhan dan maturasi normal tulang, gigi, dan jaringan ikat serta syaraf.
Kalenjar Paratiroid
Kalenjar paratiroid adalah empat organ kecil yang masing-masing berukuran sebesar biji
apel, terletak pada permukaan posterior kalenjar tiroid dan dipisahkan dari kalenjar tiroid
oleh kapsul jaringan ikat. Menghasilkan parathormone = hormon parathyroid yang berfungsi
mengatur kadar kalsium dalam darah . Kalsium dibutuhkan tubuh: 1. Dalam proses
mempercepat pembekuan darah apabila terdapat luka 2. Dalam proses pembentukan &
memperkuat tulang & gigi
Kalenjar Adrenal
Kalenjar adrenal adalah 2 massa triangular pipih berwarna kuning yang terutama pada
jaringan adipose. Organ ini berada dikutub atas ginjal. Hormone yang dihasilkan yaitu pada
medulla : Epinephrine dan Nonepinephrine yang fungsinya untuk mempersiapkan tubuh
terhadap aktivitas fisik yang merespon stress, kegembiraan, cedera, latihan dan penurunan
kadar gula darah. Sedangkan pada korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormon steroid yaitu
1. Mineralokortikoid
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada zona
glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan
meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya
membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung
2. Glukokortikoid (terutama kortisol)
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid
utama pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam:
metabolisme glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah;
metabolisme protein; keseimbangan cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas; dan
terhadap stressor
3. Hormon seks terutama androgen (hormon pria)
Hormon seks korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis.
Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan dengan
sejumlah besar hormon seks yang disekresi oleh gonad.
Pulau langerhans
Pulau-pulau Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang
menghasilkan glukagon, sel beta yang menghasilkan insulin, dan sel deltha yang
menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas diketahui. Organ sasaran kedua
hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan lemak. Glukagon dan insulin memegang peranan
penting dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar
gula darah sangat ,dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling
bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin menurunkan kadar gula darah sebaliknya
untuk glukagon meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula
darah rendah, dan asam amino darah meningkat.
Kalenjar Gonad
Gonad yang terdiri dari testis pada laki-laki dan indung telur (ovary) pada wanita
menghasilkan hormon seks pria atau wanita. Pada setiap laki-Iaki dan wanita sebenarnya
terdapat hormon seks wanita dan pria bersama-sama, dihasilkan oleh gonad dan kalenjar
suprarenal. Pada wanita keseimbangannya terletak pada hormone wanita yang lebih banyak
dan pada laki-Iaki pada hormon laki-laki.
Kalenjar Thymus
Kalenjar ini terletak di belakang tulang dada anak-anak hingga usia pubertas. Setelah usia
pubertas kalenjar ini mengecil dan tidak ditemukan lagi. Menghasilkan thymosin dengan
fungsi untuk kekebalan tubuh manusia. Kekebalan ada 2 (dua) macam:
1. Kekebalan seluler à kekebalan yang diberikan pada saat kita dalam kandungan ibu à
ibu makan protein atau disuntik à akan terbentuk antibodi yang akan diberikan ke anak
sehingga anak menjadi kebal
2. Kekebalan humoral à kekebalan yang diberikan setelah anak dilahirkan melalui
vaksinasi/imunisasi mulai dari BCG; DPT 1, 2, 3; polio 1, 2, 3, campak, rubella, hepatitis
dan dilakukan pengulangan setelah 1 thn, 3 thn, 6 thn
BIOKIMIA SISTEM ENDOKRIN
Hormon adalah zat kimia yang yang disekresikan ke dalam cairan tubuh melalui darah oleh
satu atau sekelompok sel dan memiliki efek fisiologis mengatur sel-sel tubuh yang lain.
Hormon mengatur perkembangan, pertumbuhan, pubertas dan reproduksi pada individu.
Sebuah hormone mempunyai tipe sel target yang berbeda-beda. Konsentasi hormon dalam
cairan ekstrasel sangat rendah berkisar 10-15 –10-9. Sel target harus membedakan antara
berbagai hormon dengan konsentrasi yang kecil, juga antar hormon dengan molekul lain.
Derajad pembeda dilakukan oleh molekul pengenal yang terikat pada sel target disebut
Reseptor.
→Reseptor Hormon: Molekul pengenal spesifik dari sel tempat hormon berikatan sebelum
memulai efek biologiknya. Umumnya pengikatan Hormon Reseptor ini bersifat reversibel
dan nonkovalen. Reseptor hormon bisa terdapat pada permukaan sel (membran plasma) atau
pun intraselluler. Reseptor permukaan sel dibagi menjadi :
G-protein – coupled reseptors seperti epineprin, glucagon dan serotonin. Ligan yang
masuk ditangkap oleh reseptor pada permukaan sel yang kemudian akan berikatan
dengan G-protein dan mengaktifkan efektor menjadi second messenger. Contohnya
hormone polipeptida dan katekolamin.
Ion chanel reseptors sepeti asetilkolin. Ligan yang berikatan dengan reseptor protein akan
membuka jalan untuk masukknya ion kedalam sel.
Tyrosin kinase-linked reseptors (eritropoietin dan intesferon).
Reseptor with intrinsic enzymatic activities. Contohnya hormone polipeptida yang
bekerja melalui inteaksi dengan membrane sel yang dapat mengikat enzim yaitu adenilat
sikase teraktivasi sehingga ATP diubah menjadi 3’,5’-monofosfat (GMP cyclic).
Interaksi hormon dengan reseptor permukaan sel akan memberikan sinyal pembentukan
senyawa yang disebut sebagai second messenger (hormon sendiri dianggap sebagai first
messenger). Yang merupakan kelompok second messenger adalah senyawa cAMP, cGMP,
Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase. Jika hormon sudah berinteraksi dengan reseptor
spesifiknya pada sel-sel target, maka peristiwa-peristiwa komunikasi intraseluler dimulai.
Hal ini dapat melibatkan reaksi modifikasi seperti fosforilasi dan dapat mempunyai pengaruh
pada ekspresi gen dan kadar ion. Peristiwa-peristiwa ini hanya memerlukan dilepaskannya
zat-zat pengatur . Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut
komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja
hormon di dalam sel
Sebagian hormone bekerja dalam tubuh dalam bentuk prekursornya yang mempunyai berat
molekul lebih besar dan bekerja sebagai prohormon pada tahap awal. Beberapa hormone
yang berasal dari ikatan kimia :
Kolesterol (glucocorticoids, mineralocorticoids, estrogens, progestins, and 1,25(OH)2-
D3)
Precursor molekul untuk hormone yang lainnya (progesterone)
Derivate asam amino (tiroksin (T4) dan triodotironin (T3))
Polipeptida atau glikoprotein (thyrotropin-releasing hormone (TRH), adrenocorticotropic
hormone (ACTH), parathyroid hormone (PTH) and growth hormone (GH))
Kelompok hormon steroid seperti Estrogen,Progsteron, dan Kortison memberi pengaruh
dominan pada transkripsi gen.Hormon ini akan berikatan dengan reseptornya di intrasel dari
sel target. Kompleks hormon reseptor berbertindak sebagai sinyal intrasel akan terikat pada
pada unsur respon hormon yang barfungsi mengaktivasi proses tanskripsi menyebabkan
pembentukan mRNA spesifik. Hormon steroid merupakan hormon yang dapat larut dalam
lemak dan bekerja secara long acting dan mempunyai efek jangka panjang. Hormon peptide
terbentuk dari rantai asam amino (protein) yang mempunyai reseptor terletak pada membrane
sel dan bekerja secara short acting.
PATOLOGI SISTEM ENDOKRIN
Kalenjar endokrin merupakan kumpulan sel khusus yang dapat melakukan sintesa,
penyimpanan & pengiriman sekresi langsung keperedaran darah. Sintesa & sekresi hormone
diatur oleh mekanisme umpan balik yang cukup kompleks.
Seperti halnya kelainan pada pada organ tubuh, kelainan pada kelenjar endokrin membuat
gangguan fungsi saraf yang terjadi akibat adanya peradangan atau infeksi, tumor ganas,
degenerasi, dan idiopatik. Kasus seperti ini sering terjadi pada di dunia kedokteran di mana
kondisi patologis tersebut dapat berdampak pada kelenjar endokrin seperti:
Perubahan bentuk kelenjar yang tidak disertai perubahan sekresi hormonal. Sekresi
hormonal semakin meningkat sehingga mengakibarkan hiperfungsi kelenjar.
Dapat pula terjadi penurunan fungsi sekresi hormonal yang disebut hipofungsi kelenjar.
Hipofisa sebagai master of gland melakukan hubungan timbal balik dengan kelenjar
targetnya sehingga kasus penyakit kelenjar ini bisa lebih dari satu. Maka dari itu, perlu
diketahui penyebabnya, apakah dari kelenjar penghasil hormon itu sendiri, ataukah dari
kelenjar di atasnya dan atau penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat berpengaruh
pada fungsi kelenjar.
Patogenesa patologi organ sistem endokrin secara umum:
Gangguan perkembangan organ endokrin (terjadi sejak masa fetus & mengakibatkan
gangguan perkembangan fetus serta memperpanjang masa gestasi seperti gangguan
pertumbuhan adenohipofise sementara bagian neurohpofisenya normal, keracunan
tumbuhan veratum California, pada domba).
Hiperfungsi (primer: hyperplasia nodular/tumor, tumor menyebabkan proliferasi tidak
terkontrol dari sel endokrin, tumor dari suatu kelenjar endokrin akan menghasilkan
sekresi berlebihan. Sekunder: tumor pada hipofise akan menyebabkan hipertrofi &
hyperplasia dari sel endokrin lain).
Hipofungsi produksi hormonal dibawah normal (Primer: kerusakan sel endokrin akibat
perjalanan penyakit, Sekunder: kerusakan akan menyebabkan hipofungsi dari sel
endokrin lain yang merupakan target dari hormone hipofise)
Tumor organ non-endokrin yang menyebabkan hipersekresi hormone/ substansi serupa
hormone seperti tumor dari kelenjar apokrin pada kantung perinial
Disfungsi (kegagalan respon dari sel target kegagalan sel target dalam merespon hormone
bisa disebabkan oleh hilangnya enzim pada sel membrane, gangguan degradasi hormone
seperti kasus serosis, penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan kondisi hiperkalsemia).
Patologi kelenjar Hipofise
Kelainan yang tersering adalah karena gangguan pada stem infundibulum sehingga
hubungan antara hipotalamus dan hipofisa terputus. Gangguan dapat berupa lesi
destruktif, trauma rudapaksa, tindakan bedah, atau tumor. Contoh: diabetes insipidus
(defisiensi ADH) dapat terjadi karena lesi pada stem infundibulum yang dekat dengan
hipotalamus. Makin jauh lesi tersebut dari hipotalamus, makin kecil kemungkinan
terjadinya diabetes insipidus. Kekurangan hormon hipotalamus memberikan bermacam-
macam manifestasi (Gambar). Pada wanita, menstruasi berhenti dan pada pria terjadi
hambatan spermatogenesis karena kurangnya stimulasi GnRH terhadap FSH dan LH.
Kekurangan hormon (hiposekresi) hormon pertumbuhan (growth hormone) dapat
menyebabkan dwarfisme dengan ciri penderita tampak bertubuh pendek (hanya sekitar
satu meter atau bahkan kurang) tapi tetap memiliki proporsi tubuh yang normal
Kelebihan hormon (hipersekresi) hormon pertumbuhan (growth hormone) dapat
menyebabkan Gigantisme (giantism ) yang terjadi pada masa kanak – kanak, dimana
terjadi pertumbuhan berlebihan bahkan dapat sampai mencapai 8 kaki dan akromegali
yang terjadi pada saat dewasa dimana penderita mengalami pembesaran tulang rahang
dan wajah, kulit bertambah tebal, diikuti gangguan akibat penekanan saraf oleh massa
tulang yang bertambah
Patologi Kalenjar Tiroid
Hipersekresi hormone tiroksin (Hipertiroidisme) menyebabkan Grave’s disease/ morbus
basedow dengan gejala penderita ini mengalami metabolisme yang amat meningkat;
penderita cenderung bertambah kurus walaupun disaat yang sama penderita memiliki
nafsu makan yang meningkat . Keringat berlebihan, denyut nadi yang cepat, tidak tahan
panas dan kelemahan badan. Dapat juga ditemukan penonjolan bola mata (exophtalmus)
Hiposekresi hormon tiroid (Hipotiroidisme) menyebabkan Kretinisme (Kerdil) yang
terjadi pada masa kanak – kanak, cirinya penderita tidak dapat mencapai pertumbuhan
fisik dan mental yang normal serta Mix Oedema (Miksedema) terjadi pada orang dewasa,
cirinya laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan, bentuk badan menjadi kasar,
dan rambut rontok
Patologi Kalenjar Paratiroid
Hipersekresi hormon paratiroid menyebabkan Hiperparathormon yaitu kelainan pada
tulang seperti tulang rapuh, bentuk abnormal dan mudah patah. Kelebihan kalsium yang
diekskresikan dalam air seni bersama ion fosfat dapat menyebabkan batu ginjal
Hiposekresi hormon paratiroid menyebabkan Hipoparathormon yaitu terjadi gejala
kekejangan otot (tetani)
Patologi Kalenjar Pankreas
Hiposekresi hormone insulin menyebabkan Diabetes tipe I dimana penyakit ini
sepenuhnya bergantung dengan insulin, penyakit ini sering didapatkan pada anak-anak
atau dewasa muda. Pengobatan dengan mengganti insulin sesuai dengan jumlah yang
diperlukan. Serta Diabetes tipe 2 dimana pada penyakit ini insulin diproduksi dalam
jumlah memadai tetapi terdapat gangguan dalam kualitas dan mekanisme kerjanya.
Faktor resiko penyakit ini seperti riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus dan obesitas
Patologi Kalenjar Korteks Adrenal
Hipersekresi hormon kelenjar adrenal menyebabkan Cushing’s syndrome dimana
penderita mengalami peningkatan tekanan darah, gula darah akibat pengeluaran hormon
kortisol yang berlebihan.
Hiposekresi hormon kelenjar adrenal menyebabkan Addison’s disease dengan gejala
gejala berupa Hipoglikemia (kadar gula dalam darah menurun), gangguan pembentukan
glukosa oleh jaring (glukoneogenesis), penurunan kadar glikogen di liver yang menjadi
cadangan glukosa dalam tubuh, gangguan akibat kekurangan aldosteron seperti
pengeluaran natrium dan cairan yang berlebihan di ginjal, dehidrasi, penurunan tekanan
darah, shock yang dapat menimbulkan kematian, terutama bila tidak ditangani secara
cepat.
Patologi Kalenjar Gonad
Hiposekresi hormon kelenjar gonad dapat mengakibatkan gangguan terutama dalam
proses reproduksi manusia