Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1. Analisa Pendekatan Arsitektur
Pada bagian ini yang harus diperhatikan dalam
pepembahasan pendekatan arsitektur yaitu membahas mengenai
studi aktifitas yang berkaitan dengan pengelompokan pelaku,
menganalisis jumlah pelaku serta aktifitas yang terjadi di dalam
pusat pertunjukan seni tari Bali.
Secara umum proyek ini memfasilitasi kegiatan umum wisata
dan masyarakat lokal yang memiliki fungsi sebagai wadah kesenian
Bali yangterpopuler, salah satunya seni tarinya. Oleh sebab itu,
maka penentuan kebutuhan ruang sebagai fungsi pertunjukan tari
dapat dikelompokkan dengan pengelompokan fasilitas utama,
penunjang dan servis.
Tabel 3.1 Analisis dan Studi Kebutuhan Ruang Sumber Analisa Pribadi
Fasilitas
- Teater tertutup
- Teater Terbuka (ampiteater)
- Ruang Gamelan Utama
- Ruang Properti
- Ruang Latihan (studio)
- Ruang Display karya lukisan
65
Kebutuhan Ruang
penari
- Ruang Komunitas
- Kantor pengelola
Penunjang
- Conference room
- Kafetaria dan kafetariae shop
- retail shop/ merchandize
- Taman/ open space
- lobby
- ticketing
- ATM Center
- Ruang karyawan
- Klinik
- Lavatory
- Gudang
- Ruang Genset
- Ruang Pompa
Servis - Ruang ME
- Ruang sound
- Ruang Ligthing
- Ruang Security
- TPS (sampah)
- Loading dock
- Parking area
66
3.1.1 Studi Aktifitas
a. Studi Aktifitas dan Pelaku
Pelaku kegiatan pada pusat pertunjukan seni tari Bali
secara umum dibedakan menjadi tiga bagian pelaku yaitu
pengelola, pengunjung dan Penyaji (seniman/Penari).
1. Pengelola dibedakan berdasarkan perdivisi pekerjaan
Tabel 3.2 Analisis dan studi aktifitas Pengelola
Sumber Analisa Pribadi
Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Ruang
- Mengatur kegiatan - Ruang Kepala
Kepala
dan kinerja PUSAT
- Mengawasi kerja
PERTUNJUK Gedung
setiap bidang/ staff
AN SENI TARI
- Melakukan rapat BALI
- Ruang Rapat
- Mengatur & - Ruang Kepala
Kepala
mengawasi Admin.
administrasi,
- Ruang Rapat Administrasi
keuangan, tata
usaha PUSAT
PERTUNJUKAN
SENI TARI BALI
- Melakukan rapat
Staff
- Mengelola administrasi - Ruang Staff
& arsip PUSAT
Administrasi
PERTUNJUKAN SENI
Pengelola TARI BALI
Staff Keuangan
- Mengelola keuangan & - Ruang Staff
tata usaha PUSAT
PERTUNJUKAN SENI
TARI BALI
Kepala
- Mengatur - Ruang Kepala
kegiatan
Bagian Bagian
Pertunjukan
- Ruang Rapat Umum
Seni
- Membuat laporan
- Mengawasi & - Ruang Kepala
Kepala Sie. mengelola Sie.
Pelayanan kegiatan
67
Umum pelayanan umum
(penunjang) di PUSAT PERTUNJUKAN SENI
TARI BALI
- Mengatur acara dan - Ruang Kepala
Kepala Sie. kegiatan yang Sie. Acara dilakukan
di PUSAT PERTUNJUKAN SENI
TARI BALI
Staff
- Mengatur, mengecek, - Ruang Staff
mendata pertunjukan
Pertunjukan
Staff Pameran
- Mengatur, - Ruang Staff mengecek,
mendata pameran
Staff - Mengatur pemasaran - Ruang Staff
&
Pemasaran
promosi acara
- Mengatur gagasan - Ruang Staff Staff - Mengatur
Kreatif & kegiatan publikasi Publikasi (jurnalistik,
dokumentasi)
Staff Produksi
- Mengatur dalam - Ruang staff pembukuan dan
mencatat semua kegiatan yang
berhubungan dengan
produksi seni pertunjukan
Staff Informasi - Membantu - Lobby
memberikan
informasi kegiatan Staff Kafetaria - Melayani jual beli - Kafetaria &
Pelayanan Umum & Kafetariae makanan & minuman Kafetariae shop Shop
Staff Kesehatan - Melayani & membantu - Klinik mengobati
Staff Souvenir
- Melayani jual beli - Merchandize
souvenir
Staff Ticketing
- Melayani jual beli tiket - Ticketing
pertunjukan, pameran
Cleaning servis - Membersihkan - Ruang areakomplek Karyawan PUSAT
Servis PERTUNJUKAN
SENI TARI BALI
Security - Menjaga - Ruang Jaga
- Pantry
68
keamanan
komplek
Operator - Mengoperasikan - Ruang CCTV sistem
komputer & CCTV
Kepala Teknisi - Mengatur kegiatan - Ruang Kerja
teknisi di komplek PUSAT
PERTUNJUKAN SENI
TARI BALI
Teknisi - Mengoperasikan - Ruang Kontrol
Audiovisual audiovisual Sound &
(sound, ligthing) Ligthing
di komplek
PUSAT PERTUNJUKAN SENI
TARI BALI
Teknisi - Mengatur, - Ruang ME
Electrical mengecek, - Ruang Kerja
mengurus segala
keperluan
kelistrikan komplek PUSAT
PERTUNJUKAN SENI TARI BALI Teknisi - Mengatur, - Ruang ME Mechanical mengecek, segala - Ruang Kerja
penggunaan
genset, AC,
hydrant system di PUSAT PERTUNJUKAN SENI
TARI BALI
Teknisi - Mengoperasikan dan - Ruang ME Gedung memperbaiki - Ruang Kerja Pertunjukan peralatan di komplek
PUSAT
Seni
PERTUNJUKAN
SENI TARI BALI
2. Pengunjung dibedakan menjadi 2 kategori
Tabel 3.3 Analisis dan studi aktifitas Pengunjung
Sumber Analisa Pribadi
Pelaku Jenis Kegiatan Ruang
69
Kegiatan
- Melihat pertunjukan
tari Teater indoor
- Melihat pertunjukan
Pengunjung dan
Pertunjukan
musik
Instansi
- Melihat pertunjukan
drama
- Berinteraksi dengan pengunjung
- Melihat live music
- Melihat pertunjukan Teater outdoor
- Berinteraksi dengan pengunjung Pameran - Melihat karya seni Gallery
- Berinteraksi dengan
pengunjung
- Berinteraksi dengan
karya/ obyek seni - Berinteraksi dengan seniman
Penunjang - Makan Kafetaria
- Minum
- Mengobrol - Membeli tiket
Ticketing
pertunjukan
- Membeli tiket pameran
- Menunggu pertunjukan
- Menanyakan informasi Lobby - Mengobrol - Membeli souvenir Merchandize
kesenian
- Mengobrol
- Diskusi
Taman - Berinteraksi dengan
pengunjung &
seniman
- BAB & BAK Toilet
- Berkunjung Ruang tamu
- Bertamu (kantor pengelola)
3. Seniman, dibedakan menjadi 3 kategori yaitu:
Seniman pertunjukan (penyaji) yaitu seniman yang
menyajikan pertunjukan tari (Utama)
70
Seniman Pameran, yang terdiri dari seni rupa, lukis dan
instalasi (pendukung)
Komunitas
Tabel 3.4 Analisis dan studi aktifitas Penyaji
Sumber Analisa Pribadi
Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Ruang
- Melihat pertunjukan - Teater indoor - Memainkan - Teater outdoor
pertunjukan tari - Ruang
Seniman Tari
- Berdiskusi dengan komunita
Komunitas s
- Gladi bersih - Ruang Latihan
- Latihan tari
Seni Pertunjukan - Melihat pameran - Ruang display pameran
- Melihat pertunjukan - Teater indoor
- Memainkan - Teater outdoor
Seniman Musik
pertunjukan musik - Ruang - Diskusi Komunita Gamelan s - Gladi bersih - Ruang Latihan
- Latihan musik Gamelan
- Melihat pameran - Gallery
Seniman Rupa - Melihat pertunjukan - Teater
Seni Pameran
Seniman Lukis - Melihat pameran - Gallery
Seniman - Memamerkan karya - Ruang
Instalasi - diskusi Komunita s Komunitas Komunitas - Berdiskusi - Ruang
- Berkumpul Komunitas
- Taman/Open space
4. Pelaku pentas/pertunjukan
Tabel 3.5 Analisis dan studi aktifitas Pelaku dalam
pementasan Sumber Analisa Pribadi
Pelaku Kegiatan Ruang
Penata Musik - Mempersiapkan soundsistem - Ruang Kontrol sebelum pertunjukan
- Menata sound
- Mengatur alunan musik saat jalannya pementasan
71
Penata Panggung - Mengatur jalannya pementasan - Ruang Teater
- Mengarahkan pemain - Panggung
- Melihat penampilan - Ruang Latihan
- Diskusi dengan pemain Penata cahaya - Menyiapkan ligthing - Ruang teater
yang akan digunakan - Panggung
- Ruang teknisi saat pementasan
- Menata ligthing sesuai
kebutuhan panggung
Penari - Menari - Ruang Teater
- Latihan - Ruang Latihan
- Panggung
Penata Suara - Berdiskusi dengan penyaji - Ruang Teater
pertunjukan - Ruang Latihan
- Mengatur aritistik sesuai naskah - Ruang kontrol Penata Rias dan - Berdiskusi dengan penari - Ruang latihan Kostum
- Merias sesuai karakter pemain - Ruas rias
- Vitting room
- Menentukan kostum sesuai
dengan karakter pemain
Untuk menunjang fasilitas pusat pertunjukan seni tari Bali yang dapat
dinikmati dan dimanfaatkan oleh para pengunjung maka kompleks
bangunan menyediakan fasilitas yang memadai untuk penggunanya,
tanpa terkecuali yaitu pengunjung difabel, penyandang cacat dan lansia
yang menggunakan kursi roda. Maka harus ada standart dalam besar
sirkulasi dan toilet. Berikut gambaran fasilitas difabel, penyandang cacat
dan lansia yang direncanakan dalam projek desain bangunan pusat
pertunjukan seni tari Bali.
Standar,berikut gambaran fasilitas difabel, penyandang cacat dan lansia
pada projek desain bangunan :
72
Gambar 3.1 Standart lebar koridor kursi roda Sumber: Analisa pribadi. 2018
Gambar 3. 2Tinggi perletakan Kloset pada difabel Sumber : difable space and dimension
73
Gambar 3.3 Analisa kebutuhan ruang gerak pada toilet difabel Sumber : difable space and dimension
b. Uraian Waktu Operasional Bangunan
Berikut adalah uraian waktu keaktifan pada bangunan pusat
pertunjukan seni tari Bali :
Tabel 3.6: Jadwal Operasional Gedung Sumber : Analisa Pribadi. 2018
Fasilitas (kegiatan)
Jadwal
Teater tertutup Setiap Hari : 13.00 – 21.00 WITA
Teater terbuka Setiap Hari
(amphitheatre)
Ruang Pameran Setiap Hari : 10.00 - 21.00 WITA
Loket Setiap hari : 09.00 – 20.00 WITA
74
Studio Tari Setiap Hari : 09.00 – 16.00 WITA
R. Gamelan Setiap Hari : 09.00 – 16.00 WITA
Retail Souvenir Setiap Hari : 10.00 – 21.00 WITA
Kafetaria Setiap hari : 09.00 – 21.00 WITA
Kantor Pengelola
Senin – Jumat : 08.00 – 16.00 WITA
Weekend : Tugas jadwal piket
Security 3 Shift 08.00 - 14.00 14.00 - 20.00 20.00 - 08.00
f. Jadwal Pertunjukan Tari
Tabel 3.7 : Jadwal pertunjukan tari Sumber : Analisa Pribadi. 2018
SENIN
Program Group Time Place
Barong Sandhi suara 09.30 – 10.30 WITA Amphiteater
Tari Joged Yowana 14.00 – 15.00 WITA Teater
Swara
Tari Mekar Buana 16.00 – 17.00WITA Teater
Genjekan
Kecak & Kr. Ds. Adat 18.30 – 19.30 WITA Amphiteater
Fire Junjungan
(ramayana)
Legong Sadha Budaya 19.30 – 21.00 WITA Teater
SELASA
Barong Semara Kanthi 09.30 – 10.30 WITA Amphiteater
Sendra tari Bina Remaja 13.45 – 15.00 WITA Teater
Mahabarata
Raja Pala Gang Werdha 16.00 – 17.00 WITA Teater
Armi
Legong Panca Arta 18.30 – 19.30 WITA Teater
Kecak Fire Sandhi Suara 19.30 - 21.00 WITA Amphiteater
75
& Trance
RABU
Barong Cenik Wajah 09.30 – 10.30 WITA Amphiteater
Parwa Pari Purna 15.00 – 17.00 WITA Teater
Ramayana
Kecak Trene 18.30 – 19.30 WITA Amphiteater
Jenggala
Legong Panca Arta 19.30 – 21.00 WITA Teater
KAMIS
Barong Raja Peni 09.30 – 10.30 WITA Amphiteater
Janger Oka kartini 16.00 – 17.00 WITA Teater
Kecak Kr.Ds. Adat 18.30 – 19.30 WITA Amphiteater
Taman Kaja
Legong Suara Guna 19.30 – 21.00 WITA Teater
Kanthi
JUMAT
Barong Sadha Budaya 09.30 – 10.30 WITA Amphiteater
Drama Padang 15.00 – 17.00 WITA Teater
Bimayu Subadra
Kecak Kr. Ds. Adat 18.30 – 19.30 WITA Amphiteater
Sambahan
Legong Arma Group 19.30 – 21.00 WITA Teater
SABTU
Barong Banjar Abasan 09.30 – 10.30 WITA Amphiteater
Calonarang Kiduling 13.45 – 15.00 WITA Teater
Suwari
Tari Gabor Karyasa 16.00 – 17.00 WITA Teater
Legong Puspa kirana 18.30 – 19.30 WITA Teater
Kecak Semara 19.30 – 20.30 WITA Amphiteater
Madya
Wayang ArmaGrup 20.00 – 21.00 WITA Teater
76
Wong
MINGGU
Barong Palgunadi 09.30 – 10.30 WITA Amphiteater
Sendra tari Gunung Sari 13.45 – 15.00 WITA Teater
Mahabarata
Tari Janger Suara Sakti 16.00 – 17.00 WITA Teater
Tari Topeng Luh Luwih 17.00 – 18.00 WITA Amphiteater
Kecak Padang 18.30 – 19.30 WITA Amphiteater
Subadra
Legong Sumara 19.30 – 21.00 WITA Teater
pegulingan
3.1.2 Pola Aktifitas
a. Pendekatan Jumlah Pelaku
Pengelola
Tabel 3.8 : Analisis Jumlah Pengelola Sumber : Analisa Pribadi. 2018
No
Pelaku
Analisis
Jumlah
Kepala PUSAT
1 PERTUNJUKAN 1
SENI TARI BALI 1
2
Staff Administrasi
2
Karyawan 2
3 Staff tata usaha Pengelola 1, Karyawan 3 4
4 Kasi Dokumentasi
3
dan Informasi
Pengelola 1, Karyawan 2
Staff Publikasi Karyawan 2 2
5 Staff Penyaji dan
3
pengembangan
Pengelola 1, Karyawan 2
6 Staff Event Pengelola 2 2
6
Staff Guide
10
Pengelola 1, Karyawan 9
Satff Pameran Pengelola 1, Karyawan 2 3
Staff Kesehatan
3
Dokter jaga 1 Karyawan 2
7 Penata
6
panggung/dekorasi Pengolola 1, karyawan5
8
Penata Lampu
Pengelola 1, karyawan 4
5
77
7
Staff penjual
15
souvenir 15 pengelola kerajinan
9
Staff kuliner
15
15 pengelola stant
Staff Kebersihan
13 Publik 4 , Office Boy 2 6
14
Staff Keamanan
5
Security 3, CCTV 2
15
Staff Gudang
2
Karyawan 2
16
Teknisi Pompa, Trafo, CCTV,
6
Genset, MEE
Total 90
Pengunjung
Pendekatan pengunjung dilakukan dengan melakukan
perbandingan jumlah pengunjung di tempat wisata Bali.
Tabel 3.9 : Jumlah pengunjung wisata Bali Sumber : data statistik Dinas pariwisata daerah provinsi Bali
Weekday/
Taman
Presen- Tahun
Uluwatu
GWK
Total
tase
Weekend
Budaya
kenaikan
2016 Weekday 575.990 820.070 710.341 2.106.401 90%
Weekend 670.876 1.122.358 783.921 2.577.155
2017 Weekday 782.287 1.129.306 931.271 2.842.864 100%
Weekend 1.201.874 1.604.333 1.200.931 4.007.138
Jumlah rata-rata wisatawan di Bali dilihat dari 3 tempat
wisata budaya yang cukup sering dikunjungi saat berlibur
ke Bali yang terlihat dari 2 tahun terakhir ini.
2016 = 575.990 + 820.070 + 710.341
= 2.106.401 : 3
= 702.134 : 365hari
= 1.924/Hari
78
2017 = 782.287 + 1.129.306 + 931.271
= 2.842.864 : 3
= 947.621
= 2.596/Hari
b. Pola Aktifitas
Pola Aktifitas Pengelola
Diagram 3.1 Pola Aktifitas Kepala Pengelola Gedung
PUSAT PERTUNJUKAN SENI TARI BALI
Datang
Aktifitas Sekunder
Kepala
Gedung
Makan, Bersantai
Ibadah
Servis
PPSTB
-kafetaria -Pura -Toilet
Parkir
-pantry -Klinik
-Taman
Aktifitas Primer
-Bekerja di kantor -Keliling dan mengecek Progam Acara
-Rapat -Menerima tamu
Dinas Luas
Pulang
Diagram 3.2 Pola Aktifitas staff/Karyawan PUSAT
PERTUNJUKAN SENI TARI BALI
79
Datang
Aktifitas Sekunder
Staff/
Karyawan
Makan, Bersantai
Ibadah
Servis
PPSTB
-kafetaria -Pura -Toilet
Parkir
-pantry -Klinik
-Taman
Aktifitas Primer
-Bekerja dikantor -Rapat
-Menerima Tamu
-Keliling dan mengecek
Pulang
Program Acara
Diagram 3.3 Pola Aktifitas staff kreatif & Publikasi PUSAT
PERTUNJUKAN SENI TARI BALI
Datang
Aktifitas Sekunder
Staff Kreatif
Makan, Bersantai
Ibadah
& Publikasi Servis -kafetaria -Pura -Toilet
Parkir
-pantry -Klinik
-Taman
Aktifitas Primer
-Membersihkan Lantai
-Membersikan Toilet
Pulang
-Membersihkan Ruang
Pengelola & menjaga
Kebersihan Komplek
-
80
Diagram 3.4 Pola Aktifitas staff Maintenance PUSAT
PERTUNJUKAN SENI TARI BALI
Datang
Aktifitas Sekunder
Staff
Makan, Bersantai
Ibadah
Maintenance Servis
-kafetaria -Pura -Toilet
Parkir -pantry -Klinik
-Taman
Aktifitas Primer -Membersihkan Lantai
-Membersikan Toilet -Membersihkan Ruang Pengelola & menjaga
Kebersihan Komplek Pulang -
Diagram 3.5 Pola Aktifitas staff Engineering PUSAT
PERTUNJUKAN SENI TARI BALI
Datang
Aktifitas Sekunder
Staff
Ibadah
Enginering Makan, Bersantai Servis
-kafetaria -Pura -Toilet Parkir -pantry -Klinik
Aktifitas Primer
-Mengecek segala utilitas
Komplek bangunan -Mengatur & Mengecek
Pulang
Genset,AC,Hydrant, Pompa, & Kelistrikan
81
Diagram 3.6 Pola Aktifitas staff Security PUSAT
PERTUNJUKAN SENI TARI BALI
Datang
Aktifitas Sekunder
Staff
Ibadah
Security Makan, Bersantai Servis
-kafetaria -Pura -Toilet Parkir -pantry -Klinik
Aktifitas Primer
-Mengecek dan menjaga
Keamanan seluruh Komplek bangunan
Pulang
PPSTB -Mengawasi CCTV
Pola Aktifitas Pengunjung (perorangan dan
kelompok/instansi)
Diagram 3.7 Pola Aktifitas Pengunjung Perseorangan
PUSAT PERTUNJUKAN SENI TARI BALI
Pengunjung
Datang
Aktifitas Primer
(Perorangan) Drop Off -Menonton pertunjukan
Parkir -Melihat Pameran -Jalan berkeliling komplek PPSTB
Aktifitas Sekunder
-Makan Minum -Belanja
-Refreshing
Pulang
-Berkumpul -Diskusi -Menonton pertunjuan
82
Diagram 3.8 Pola Aktifitas Pengunjung Kelompok PUSAT
PERTUNJUKAN SENI TARI BALI
Pengunjung
Datang
Aktifitas Primer
-Menonton pertunjukan (Kelompok) Drop Off -Studi Banding, Diskusi, Rapat
Parkir
-Melihat Pameran
-Jalan berkeliling komplek PPSTB
Aktifitas Sekunder
-Makan Minum -Belanja
-Refreshing
Pulang
-Berkumpul -Diskusi -Toilet
Pola Aktifitas Seniman/Penyaji/Penari
Diagram 3.9 Pola Aktifitas Seniman/Penyaji Pertunjukan
PUSAT PERTUNJUKAN SENI TARI BALI
Datang
Aktifitas Primer
Seniman/
Penyaji
-Menonton pertunjukan Latihan Drop Off Pertunjukan (Tari, Musik Gamelan, Teater)
Parkir
-Gladi Bersih
-Diskusi -Berkumpul -Mementaskan Pertunjukan
Aktifitas Sekunder
-Makan Minum -Ibadah
-Refreshing
-Berkumpul
-Diskusi Pulang
-Toilet
83
Diagram 3.10 Pola Aktifitas Seniman Lukisan Pertunjukan
Kelompok PUSAT PERTUNJUKAN SENI TARI BALI
Datang Seniman
Seni Lukis
Instalasi Parkir
Aktifitas Sekunder
-Makan Minum -Ibadah -Refreshing -Diskusi -Toilet
Aktifitas Primer -Memamerkan karya Seni Lukis -Melihat Pameran -Berdiskusi
-Berkumpul dengan Komunitas
Pulang
c. Pola Hubungan Ruang
Ruang-ruang yang dibutuhkan ditentukan dari jenis kegiatan
yang akan ditampung.
Pola hubungan ruang yang mencakup fasilitas utama,
fasilitas penunjang, fasilitas pelayanan dan servis (Makro)
Diagram 3.11 Pola Hubungan Makro Pengunjung
Sumber Analisa Pribadi. 2018
84
Loading
dock
Ruang Gudang Teater
Gamelan Outdoor
Ruang R. Properti
R.Pameran
Pelatihan Teater
TPS
Indoor
Klinik R. Komunitas
Cafe Taman Kantor Coffeshop Pengelola
Merchandize Parkir MEE
Main Hubungan Sedang
Hubungan Erat Entrance
Pola hubungan ruang yang mencakup dari kegiatan tiap
kelompok (Mikro)
Diagram 3.12 Pola Hubungan Mikro Pengunjung
Sumber Analisa Pribadi. 2018
Cafe Merchandize
Coffeshop
Pengunjung Parkir Taman
L O K E T
Teater
Outdoor
R.Pameran
Teater Indoor
Kantor
Klinik
Hubungan Sedang Pengelola
Hubungan Erat
Diagram 3.13 Pola Hubungan Mikro Pengelola
Sumber Analisa Pribadi. 2018
85
Taman
L O K E T
Teater Outdoor
R.Pameran
Teater Indoor
Pengelola Parkir
Kantor
R. Kepala Pengelola PPSTB
Toilet
R. Staff R. Rapat
Hubungan Sedang Hubungan Erat
Diagram 3.14 Pola Hubungan Mikro Seniman/Penyaji/Komunitas tari
Sumber Analisa Pribadi
Merchandize Cafe
R. Komunitas Toilet
Coffeshop
Teater
Seniman Outdoor
Ruang Parkir
Taman
Komunitas Tari
Gamelan
R.Pameran
Ruang
Kantor Klinik
Teater Pelatihan
Pengelola Indoor
Hubungan Sedang Hubungan Erat
Diagram 3.15 Pola Hubungan Mikro Staff MEE
Sumber Analisa Pribadi
86
Cafe
Merchandize
R. Komunitas Coffeshop
Teater
Outdoor
Staff MEE Parkir Ruang
Taman
Gamelan
R.Pameran
Ruang
MEE Teater Pelatihan
Kantor
Indoor
Pengelola
Ruang Staff Toilet
Ruang Ruang Ruang
Pompa Genset ME
Hubungan Sedang Hubungan Erat
3.1.3 Studi Fasilitas (kebutuhan-Besaran Ruang)
Ruang-ruang yang dibutuhkan ditentukan dari jenis kegiatan
yang akan ditampung. Kegiatan yang akan difasilitasi dalam Pusat
pertunjukan seni tari Bali:
Tabel 3.10 : Pengelompokan Ruang, kegiatan dan peralatan Sumber : Analisa pribadi. 2018
Fasilitas Nama Ruang
Kegiatan Peralatan/
Prasarana
- Pemetasan seni (musik, - Stage
Teater Indoor
tari, teater) - sound system
- Menonton pertunjukan - lighting system
seni - kursi
- Pemetasan seni (musik, - Stage
Fasilitas Teater Outdoor
tari, teater) - sound system
- Menonton pertunjukan - lighting system Utama
seni - kursi
87
- merias diri
- meja
- kursi - berganti kostum
- lemari Ruang Persiapan - mempersiapkan diri
- loker - persiapan peralatan - wastafel pentas - toilet
- memamerkan karya
- panel - meja display Ruang Pameran - menonton karya
- lampu pamer Lukisan - menikmati karya - kursi
- latihan/ gladi kotor
- Kaca
Ruang Latihan
untuk pentas
(studio)
Ruang Gamelan - Berlatih musik gemelan
- Panggung - Alat gamelan
- Memainkan alat musik
gamel khas Bali - meja - kursi - membaca - rak buku Perpustakaan - mencari buku - komputer - diskusi - loker - wastafel - toilet
Fasilitas - berlatih
- meja Penunjang - kursi
- berkumpul - lemari Ruang Komunitas - diskusi - loker
- menampung kegiatan - wastafel komunitas kesenian - toilet
- meja display Retail shop/ - membeli souvenir - kursi merchadize - mengambil uang - komputer - mesin ATM
- makan - gazebo
- minum Taman/ open space - kursi taman
- diskusi - lampu taman
- bersantai
- menunggu pertunjukan - meja
Lobby - diskusi - kursi/ sofa
- bersantai
- memberikan informasi
- membeli tiket - meja
Ticketing - kursi - mengantri - komputer
Office/ Kantor
Pengelola
- Ruang Direktur - meja - Ruang Bag. Admin
- kursi - Ruang Bag. Umum
- bekerja - komputer
- Ruang Bag. Acara - wastafel
- Ruang Staff Admin
- toilet
- Ruang Staff Umum
88
- Ruang Staff event
- Ruang Staff ME
- Toilet
- BAB, BAK - wastafel
- Lavatory - toilet
Pantry - menyiapkan minum - Kitchen set
- - Kursi
Fasilitas - Membuat minuman
- Membuat makanan - Kitchen set Servis Dapur - Membersihkan - Kursi
peralatan makanan Parking area
- Parkir Karyawan - Lampu taman
- Parkir Pengunjung
- Mesin tiket - Parkir difabel - Parkir kendaraan
- Tempat - Parkir Motor
penitipan - Parkir Mobil
- Parkir Sepeda
- Parkir barang
Loading dock
- Memindahkan barang - trolly
- Memasukkan barang - lift barang
- Mengeluarkan barang
Ruang Genset - Memonitoring genset
- genset - panel genset
Ruang Pompa - Mengecek air dan - pompa
pompa/ utilitasi air - panel pompa
Ruang ME - Mengecek panel listrik - panel listrik
- peralatan ME
Tempat Pembuangan
- Membuang sampah
- Memgangkut sampah - bak sampah Sementara (sampah) - Mengumpulkan sampah
- Memeriksa keamanan
- meja
- kursi Security Room - Menahan orang yang - komputer
tidak bertindak sesuai - wastafel
- Menyimpan barang - lemari
Gudang - Menyimpan penyimpanan perlengkapan
Ruang sound - Mengatur sound
- peralatan sound system
Ruang ligthing - Mengatur ligthing
- peralatan ligthing
89
- lemari obat - meja
- cek kesehatan untuk - kursi
Medical Center - komputer
pemain/ artis/ karyawan - kasur
- wastafel - toilet
Pura Mini - beribadah
3.1.4 Studi Ruang Khusus
Studi ruang khusus dilakukan terhadap ruang indoor
maupun outdoor pada teater.
Agar teater dapat diguakan dengan baik, maka (Doelle; 1990):
Lantai dimana enonton duduk dibuat cukup landai untuk
memberikan bunyi lebih mudah diserap oleh penonton
Kemiringan yang ditetapkan tidak boleh lebih dari 30º,
demi kemanan dan keselatan
Jarak pandang ke penonton tidak boleh dari 20m, agar
pertunjukan lebih jelas dan terdengar.
Pendengaran dan penglihatan yang terbaik berada
dalam rentang sudut 45º dari sumber bunyi.
Masalah akustik dalam perencanaan dan perancangan
arsitektur untuk pertunjukan seni juga mempengaruhi dalam
pemilihan bentuk ruang teater. Hubungan daerah pentas
(panggung) dengan penonton adalah faktor yang penting, berikut
adalah bentuk panggung untuk teater
Panggung Proscenium, bentuk panggung di mana terdapat
90
sekat/ bingkai yang menutup area belakang panggung dan
posisi penonton berhadapan dengan area depan panggung.
Panggung Arena, bentuk panggung yang melingkar yaitu
posisi penonton mengitari wilayah panggung.
Panggung Tapal Kuda, bentuk panggung hasil kombinasi dari panggung proscenium dan panggung arena. Panggung
ini merupakan panggung yang sesuai dengan pertunjukan
seni dua jenis yaitu seni gerak dan vocal.
Berikut adalah Besaran Ruang terdiri dari besaran perabot
yang tersedia dan aktifitas pelaku dimana perhitungannya mengikuti
standart dari buku Data Arsitek 1 & 2 karya Ernest Neuferd
Besaran Ruang = Luasan perabot + Luasan Gerak+sirkulasi
Ruang
Standart sirkulasi yang digunakan adalah 30%
Tabel 3.11 : Studi besaran Ruang Sumber : Analisa pribadi. 2018
Teater Indoor
R. Loket Pertunjukan
Kegiatan: Mendata (20%),Mengantri Kapasitas : 5 Petugas + 1500
(50%), Duduk ( 30%) Pengunjung
Sirkulasi: 20% + 30% + 50%= 100%
Perabot: Meja loker (5), Kursi Kerja(5)
Kebutuhan luas gerak 1 orang:
= (lebar berdiri) x (lebar duduk)
=87.5cm x 87.5cm
= 7.656,25 cm² = 0,77m²
Kebutuhan Luas total :
91
=
(L.mejax5)+(L.kursix2)+(L.1orangx300)
+ 100% Luas
= (1.2m x 0.9m x 5)+(0.45 x 0.5 x 5) + (0.77m² x 300) + 100% luas =5,4m² + 1,12m² + 231 + 100% luas = 237,52 + (100% x 237,52) = 475,04m²
Foyer
Kegiatan : Berjalan (20%), Berkeliling
(50%) duduk (30%)
Kapasitas : 500 pengunjung Sirkulasi : 20% + 30% + 50% = 100% Perabot : Kursi panjang (10) Kebutuhan luas gerak 1 orang : = (lebar berdiri) x (lebar duduk) = 87.5cm x 87.5 cm = 7.656,25 cm² = 0,77m² Kebutuhan luas total : = L. kursi x 10)+(L. 1 orang x 500)
+ 100% luas = (1.6m x 0.7m x 10)+(0.77 m2 x 500) +100% luas = 11,2m² + 385m² + 100% luas = 396,2+ (100% x) = 792,4m²
Panggung
Kegiatan : Menari (20%), Duduk (30%),
Berjalan, berlari, berputar (50%)
Kapasitas : 70 pemain Sirkulasi : 20% + 30% + 50% = 100% Perabot : - Kebutuhan luas gerak 1 orang : = (lebar rentangan) x (lebar duduk) = 175cm x 87.5 cm = 15.312,5 cm² = 1.53 m²
Kebutuhan luas total : = (L. 1 orang x 70) + 100% luas
92
= (1.53 m² x 70) + 100% luas
= 107,1m² + (100% x 107,1)
= 214,2 m²
Tribun Penonton Kegiatan : Duduk dan menonton pertunjukan
(30%), Berjalan (20%)
Kapasitas : 1000 pengunjung Sirkulasi : 50% Perabot : Kursi (1000) Kebutuhan luas gerak 1 orang : = (lebar kursi) x (panjang kursi +
jarak kursi) = 50cm x (50cm + 45cm) = 4750cm2 = 0,475 m2 Kebutuhan luas total : = (L. 1 orang x 1000) + 50% luas = (0.475 m2 x 1000) + 50% luas = 475+ (50% x475) = 712,5m²
Ruang Ganti kostum dan rias Kegiatan : Duduk sambil merias (30%), Kapasitas : 15 penata + 70 pemain
Berjalan berganti kostum (20%) Sirkulasi : 20% + 30% = 50%
Perabot : Lemari Perlengkapan (2), Loker
baju (2),
kursi rias (70)
Kebutuhan luas gerak 1 orang :
= (lebar rentangan) x (lebar duduk)
= 175cm x 87.5 cm
= 15.312,5 cm2 = 1.53 m²
93
Kebutuhan luas total : = (L. lemari x 2)+(L.loker x 2)+( L kursi x
70)+(L. 1 orang x 85) + 50% luas = (1.2m x 0.5m x 2) + (1m x 0.5m x 2) +
(0.45m x0.5m x 70) + (1.53 m2 x 85) +
50% luas = 1.2 m² + 1 m²+ 15,75 m² + 130 m²+
50% luas = 147,95 m²+ (50% x147,95 m²) = 221,9 m²
R. Backstage (ruang tunggu pemain) Kegiatan : Duduk menunggu (30%) Kapasitas : 70 pemain
Sirkulasi : 30%
Perabot : -
Kebutuhan luas gerak 1 orang :
= (lebar rentangan) x (lebar duduk)
= 175 cm x 86 cm
= 15.050 m²
= 1.50 m²
Kebutuhan luas total :
= (L. 1 orang x 70) + 30% luas
= (1.50 m² x 70) + 30% luas
= 105 m² + (30% x105)
= 136,5 m²
R.Downstage Kegiatan : Pengaturan mekanis, menunggu Berdasarkan prinsip panggung pada
gambar di
samping, maka :
Luasan ruang bawah panggung = Luas
94
panggung
= 214,2 m²
R. Kontrol
Kegiatan : Duduk mengamati, (30%), Kapasitas : 2 petugas berdiri Sirkulasi : 50% koordinasi (20%) Perabot : Meja panel (2), Kursi (2)
Kebutuhan luas gerak 1 orang :
= (lebar berdiri) x (lebar duduk)
= 87.5cm x 87.5 cm
= 7.656,25 cm² = 0,77 m²
Kebutuhan luas total :
= (L. 1 orang x 2) + (L. meja panel x
2) + (L.kursi x 2)
+ 50% luas
= (0.77 m² x 2) + (1.2 m x 0.9 m x 2)
+ (0.45m x 0.5m
x 2) + 50% luas
= 1.54 + 2.16 + 0.45 + (50% x 4.15)
= 6.23 m²
Teater Terbuka (outdoor)
Area Pementasan Kegiatan : Menari (20%), Duduk (30%), Berjalan, berlari, berputar (50%)
Kapasitas : 150 pemain Sirkulasi : 20% + 30% + 50% = 100% Perabot : - Kebutuhan luas gerak 1 orang : = (lebar rentangan tangan) x (lebar
duduk) = 175cm x 87.5 cm = 15.312,5 cm² = 1.53 m²
95
Kebutuhan luas total :
= (L. 1 orang x 150) + 100% luas
= (1.53 m²x150) + 100% luas
= 229,5 m² + (100% x 229,5)
= 459 m²
Tribun Penonton Kegiatan : Duduk dan menonton pertunjukan (30%), Berjalan (20%)
Kapasitas : 500 pengunjung Sirkulasi : 50% Perabot : Kursi beton Kebutuhan luas gerak 1 orang : = (lebar kursi) x (panjang kursi + jarak
kursi) = 50cm x (50cm + 45cm) = 4750cm² = 0,475 m² Kebutuhan luas total : = (L. 1 orang x 500) + 50% luas = (0.475 m² x 500) + 50% luas = 237,5+ (50%
x237,5) =356,25 m²
R. ganti kostum dan rias Kegiatan : Duduk sambil merias (30%), Berjalan berganti kostum (20%)
Kapasitas : 5 penata + 150 pemain Sirkulasi : 20% + 30% = 50% Perabot : Lemari Perlengkapan (1), Loker baju
(1), kursi rias (50) Kebutuhan luas gerak 1 orang : = (lebar rentangan) x (lebar duduk)
96
= 175cm x 87.5 cm
= 15.312,5 cm² = 1.53 m²
Kebutuhan luas total :
= (L. lemari x 1)+(L.loker x 1)+( L kursi x
150)+(L. 1orang x 155) + 50% luas
= (1.2m x 0.5m) + (1m x 0.5m) + (0.45m x
0.5m x 150)+ (1.53 m2 x 155) + 50% luas
= 0.6 m² + 0.5 m² + 33.75 m² + 237.15 m²
+ 50% luas
= 272 m² + (50% x 272)
= 408m²
Studio Pelatihan Tari
Kegiatan : Menari (50%), Duduk (30%),
Berjalan (20%)
Kapasitas : 20 pengunjung Sirkulasi : 50% + 30% + 20% = 100% Perabot : - Kebutuhan luas gerak 1 orang : = (lebar rentangan) x (lebar duduk) = 175cm x 87.5 cm = 15.312,5 cm² = 1.53 m²
Kebutuhan luas total : = (L. 1 orang x 20) + 100% luas = (1.53 m² x 20) + 100% luas = 30,6 + (100% x 30,6 ) = 61,2m²
Ruang Gamelan
97
Kegiatan : Main gamelan dan Duduk
(30%) Kapasitas : 30 pemain Sirkulasi : 30% Perabot : Kendang (1) ,Gong dan
kempul (1), Bonang (1), Bonang
Penerus (1), Rebab (1), Demung (3), Suling (1), Saron peking (3), Saron
ricik (2), Bonang Panembung (2),
Gamelan (2), Siter (1), Kethuk kenong renteng (1), Kethuk
kempyang (1)
Kebutuhan luas gerak 1 orang : = (lebar bersila) x (lebar duduk) = 75 cm x 62.5 cm = 4.687,5 cm² = 0.47 m²
Kebutuhan luas total : = L. Gamelan total + (L. 1 orang x 30)
+ 30% luas = ((Kendang x 1)+(Gong dan kempul
x1)+(Bonang x 1)+(Bonang Penerus x
1)+(Rebab x 1)+(Demungx 3)+(Suling x
1)+(Saron peking x 3)+(Saron ricik
x1)+(BonangPanembung x 2)+(
Gamelan x 2)+(Siterx 1)+(Kethuk
98
kenong renteng x 1) + (Kethuk
kempyang x1)+(L. 1 orang x 30) +
30% luas) = (1.5+ 1.68 + 3.51 + 2.9 + 0.48 + 5.47
+ 0.48 + 3.63 + 2.42 + 6.5 + 2.42 +
1.68 + 7.29 +0.48) + (0.47 m² x 33) + 30% luas
= 42.64 m² + 14.1 + 30% luas
= 56.74 + (30% x 56.74) = 56.74 + 17.022 = 73.762
m², dibulatkan 73.76 m²
Toko Souvenir
Kegiatan : Melihat dan membeli barang Kapasitas : 50 orang
(30%), Sirkulasi : 100%
berjalan berkeliling dengan leluasa (70%) Perabot : Rak display (5)
Kebutuhan luas gerak 1 orang :
= (lebar berdiri) x (lebar melangkah)
= 87.5cm x 75 cm
= 6.562,5 cm2 = 0,66 m²
Kebutuhan luas total :
= (L. 1 orang x 50) + (L.rak display x
5) + 100% luas
= (0.66 m²x 50) + (1.2 m x 1.25 m x
5) + 100% luas
= 33 + 7.5 + (100% x 40.5) = 81 m²
3.1.5 Studi Kebutuhan Luas Bangunan
Tabel 3.12 : perhitungan luasan Fasilitas indoor Sumber : analisa pribadi. 2018
Fasilitas Utama
99
NO
RUANG
STANDAR SUM-
KAPASITAS
PERHITUNGAN
JUMLAH
LUAS (m2)
LUASAN
BER
RUANG
1 Lobby 0.90 m2
/org SB 1000 orang 1000 x 0.90+
(30%) 1 1.170
2 R. Teater
-
SB
1000 orang -
1
712,5
Indoor
3 Stage - SB 70 Orang - 1 214,2
4 Area pemain
1,5 m²/org
SB
30 Orang
30x 1,5+ (30%) 1
58,5
Gamel
5 Foyer - AS 500 orang - 792,4
6 R. Studio
2m²/org
SB
20 orang
52m² 3
156
Pelatihan
7 R. Gamelan - SB 30 orang - 1 73,76
R. Kostum
8
dan rias -
SB
85 orang - 1
221,9
(indoor)
9 r.backstage - SB 70 orang - 1 136,5
10 r. downstage - SB - - 1 214,2
Jumlah 3.750
Sirkulasi 1.125
30%
TOTAL 4.875m²
Teater terbuka (Ampiteater Besar)
Tabel 3.13:Perhitungan Luas Fasilitas outdoor Sumber : Analisa Pribadi. 2018 (menurut standart sumber)
NO
RUANG
STANDAR SUM-
KAPASITAS
PERHITUNGAN
JUMLAH
LUAS (m2)
LUASAN
BER
RUANG
1 Tribun - SB 500 orang - 1 356,25
100
2 Stage - SB 150 Orang - 1 459
3 R. Gamelan - SB 30 orang - 1 58,5
R. Kostum
4 dan rias - SB 55 orang - 1 144,75
(indoor)
5 r.backstage 0.90 m2
/org SB 150 orang 0,90x150+(30%) 1 175,5
Jumlah 1.194
Sirkulasi 358
30%
TOTAL 1.552m²
Teater terbuka (Ampiteater Kecil)
Tabel 3.14:Perhitungan Luas Fasilitas outdoor Sumber : Analisa Pribadi. 2018 (menurut standart sumber)
NO
RUANG
STANDAR SUM-
KAPASITAS
PERHITUNGAN
JUMLAH
LUAS (m2)
LUASAN
BER
RUANG
1 Tribun - SB 100 orang - 1 71,25
2 Stage - SB 20 Orang - 1 61,32
3 Area Gamelan - SB 15 orang - 1 29,25
4 r.backstage 0.90 m2
/org SB 20 orang 0,90x20+(30%) 1 48,18
Jumlah 210
Keterangan= 273m² x 2 Amphiteater kecil Sirkulasi 63
= 546m²
30%
TOTAL 273m²
Fasilitas Penunjang
Tabel 3.15:Perhitungan Luas Fasilitas Penunjang Sumber : Analisa Pribadi. 2018 (menurut standart sumber)
101
NO
RUANG
STANDAR
SUMBER
KAPASITAS
PERHITUNGAN
JUMLAH
LUAS (m2)
LUASAN
RUANG
1 Loket Tiket 6 m2
/org NAD 1 orang 1 x 6+ (30%) 5 39
2 ATM Center 2 m2
/org AS 6 orang 6 x 2 + (30%) 1 15,6
3 Pura 2 m2
/org AS 10 orang 10 x 2+ (30%) 1 26
Pusat souvenir
R.display -
SB
5pembeli 81 m
2 5
405
4
1Penjual
Area Display Pameran
5 R. Display 2,25 m²/org AS 150 150x2,25+(30%) 1 438,75
6 Gudang 2 m2
/org AS 1 orang 1 x 2 + (30%) 1 2,6
7 Kasir 2 m2
/orang AS 6 orang 6 x 2 + (30%) 1 15,6
Foodcourt
R. Makan
8 (indoor & 5,6 m2
/unit NAD 50 unit 50 x 5,6 + (30%) 1 159,7
outdoor)
9 Dapur 5,48 m2
/org NAD 3 orang 2 x 50 + (30%) 10 130
10 R. penyaji 2 m2
/org AS 1 orang 5 x 2+ (30%) 10 13
Jumlah 957,15
Sirkulasi 287,145
30%
TOTAL 1.244,30m2
Ruang Pengelola
Tabel 3.16:Perhitungan Luas Fasilitas pengelola Sumber : Analisa Pribadi. 2018 (menurut standart sumber)
NO
RUANG
STANDAR SUM- KAPASITAS
PER- JUMLAH LUAS
LUASAN
BER
HITUNGAN
RUANG
(m2)
102
R. Kepala
PUSAT
1 PERTUNJU 5 m2/org NAD 1 orang 1 x 5 + (30%) 1 6,5
KAN SENI
TARI BALI
2 R. Staff
6 m2/org SB 2 orang 2 x 6+ (30%) 1
15,6 Administrasi
3 R. Staff
6 m2/org SB 4 orang 4 x 6+ (30%) 1
31,2 Tata Usaha
R. Staff
4 Dokumentasi 6 m2/org SB 3 orang 3 x 6+ (30%) 1 23,4
& Informasi
5 R. Staff
6 m2/org SB 10 orang 10 x 2 + (30%) 1
26 Guide
6 R. Staff
6m2/org SB 2 orang 2 x 6+ (30%) 1
15,6 Publikasi
7 R. Staff
6 m2/org SB 1 orang 1x 6+ (30%) 10
78 Penjualan
R. Staff
8 Foodcurt/ 2 m2/org NAD 1 orang 1x 2+ (30%) 10 39
Kuliner
9 R. Staff
6 m2/org SB 2 orang 2 x 6+ (30%) 1
15,6 Event
R. Staff
10 Penata 6 m2/org SB 6 orang 6 x 6+ (30%) 1 46,8
panggung
R. Staff
11 Penata 6 m2/org SB 5 orang 5 x 6+ (30%) 1 39
Lampu
12 R. Staff
6 m2/org SB 6 orang 6 x 6+ (30%) 1
46,8 Kebersihan
13 R. Staff
6 m2/org SB 6 orang 6 x 6+ (30%) 1
46,8 Teknisi
103
14
R. Rapat
2,5 m22/org NAD 20 orang
20 x 2,5 +
1 65 Pengelola (30%)
15
R. staff
6m2/org SB 5 orang 5 x 6+ (30%) 1 39
keamanan
16 Gudang 8m2/org AS 1 orang 8 x 1+ (30%) 1 10,4
Jumlah 544,7
Sirkulasi 163,41
30%
TOTAL 708,11m²
Perhitungan Luas Fasilitas Servis
Tabel 3.17:Perhitungan Luas Fasilitas Servis Sumber : Analisa Pribadi. 2018 (menurut standart sumber)
NO
RUANG
STANDAR SUM
KAPASITAS
PERHITUNGAN
JUMLAH
LUAS (m2)
LUASAN
BER
RUANG
1 R. Pompa 25 m2
/unit NAD 1 unit 1 x 25 + (30%) 1 32,5
2 R. Tandon 50 m2
/unit NAD 1 unit 1 x 50 + (30%) 1 65
3 R. Trafo 9 m2
/unit NAD 1 unit 1 x 9 + (30%) 1 11,7
4 R. CCTV 6 m2
/org AS 2orang 2 x 6+ (30%) 1 15,6
5 R. Genset 60 m2
/unit MEE 1 unit 1 x 60 + (30%) 1 78
6 R. MEE 25 m2
/unit NAD 1 unit 1 x 25 + (30%) 1 32,5
7 R. Panel 9 m2
/unit MEE 1 unit 1 x 9 + (30%) 1 11,7
8 R. PABX 15 m2
/unit NAD 1 unit 1 x 15 + (30%) 1 19,5
9 Loading Dock 2,4 m2
/org AS 2 unit 2 x 2,4 x 8,6 +
(30%) 1 53,66
Pos 3 m
2/org
AS
3 orang
3 x 3+ (30%) 1
11,7
10
Keamanan
11 Bak Sampah - NAD 1 unit 1 x 8 + (30%) 1 10.4
12 Drop Off 2 m2
/org AS 30 orang 30 x 2+ (30%) 1 78
13 Toilet Pria 0,89 m2/ur TSS 2 set 2 x 0,89 + (30%) 4 13,88
104
1,53 m2/wc TSS 2 set 2 x 1,53 + (30%) 4 15,91
0,92 m2
/ws TSS 2 set 2 x 0,92 + (30%) 4 9,57
14 Toilet Wanita 1,53 m2/wc TSS 3 set 2 x 1,53 + (30%) 4 31,82
0,92 m2
/ws TSS 2 set 2 x 0,92 + (30%) 4 14,35
15 Toilet Difabel
3,04
NAD 1unit 1 x 2,85 + (30%) 4 13,88 m
2/unit
Klinik
- R. Periksa 9 m2
/unit SB 1 unit
16 - R. Dokter 6 m2
/org SB 1 Orang 25 m2 x 50% 1 37,5
- R. Obat 10 m2
/unit SB 1 Unit
17 R. Nursery 6 m2
/unit SB 2 2x6 + (30%) 1 15,6
Jumlah 572,8
Sirkulasi 171,8
30%
TOTAL 744,6m²
Perhitungan Luas Fasilitas Parkir
Tabel 3.18: Perhitungan Fasilitas Parkir Sumber : Analisis pribadi. 2018
NO
RUANG STANDAR
SUMBER
KAPASITAS PER- JUMLAH LUAS
LUASAN
HITUNGAN
RUANG
(m2)
1 Ruang Parkir Pengunjung
Jumlah pengunjung : 1500 orang
Asumsi : 30% naik mobil (1 mobil 4 orang), 25% naik motor (1 motor 2
105
orang), 40% naik bus (1 bus 20 orang), 5% pengunjung disabilitas (1
mobil 2 orang).
Pusat Pertunjuan seni tari Bali buka pukul 09.00 WITA hingga 21.00
WITA jadi terdapat 12jam dalam menonton 5 pertunjukan tari. Jadi
dalam pergantian parkir terjadi 2.5jam sekali.
Naik mobil = 1500 (pengunjung) : 5 (kali pertunjukan)
= 300 x 30%
=90 : 4 (penumpang mobil)
=22 - 25 Mobil
Penumpang Disabilitas = 300 x 5%
= 15 : 2 (penumpang mobil disabilitas)
= 7 – 10 Mobil
= 75 : 2 (penumpang motor)
= 37,5
= 38 motor
= 120 : 20 (penumpang Bus)
= 6Bus (dalam 1 kali Pertunjukan)
Mobil 15 m2
/mobil HED 25 mobil 25 x 15 1 375
Motor 2 m2
/motor HED 38 motor 38 x 2 1 76
Bus 45 m2
/bus HED 6 bus 6 x 45 1 270
Disabilitas 18,5 m2
/mobil HED 10 mobil 10 x 18,5 1 185
2 Ruang Parkir Pengelola
Jumlah pengelola bangunan : orang
Asumsi : 20% naik angkutan umum/jalan kaki, 20% naik mobil (1 mobil
1 orang) , 50% naik motor (1 motor 2 orang)
Naik angkutan umum/jalan kaki : 20% x 90 orang = 18 orang
106
Naik mobil : 20% x 90 orang = 18 mobil
Naik motor : 60% x 90 orang = 54 motor
Mobil 15 m2
/mobil HED 18 mobil 18 x 15 1 270
Motor 2m2/motor HED 54 motor 54 x 2 1 108
Jumlah 1.284
Sirkulasi 150% 1.924,5
TOTAL 3.207,5m²
Keterangan:
AS : Asumsi Sendiri (Studi Ruang)
SB : Studi Banding (Survei)
HED : Handbook of Environmental Design
MEE : Mechanical Electrical Equipment
NAD : Neufert Architect Data
TSS : Times Saver Standart
Tabel 3.19: total Luas Keseluruhan Sumber : Analisa perhitungan Pribadi. 2018
FASILITAS Sifat KEBUTUHAN LUAS(m2)
Fasilitas Utama Publik 4.875
Fasilitas Penunjang Publik 1.244,30
Fasilitas Pengelola Privat 708,11
Fasilitas Servis Privat 744,6
Fasilitas ampiteater Besar Publik 1.552
107
Fasilitas ampiteater kecil Publik 546
TOTAL BANGUNAN 9.670
Fasilitas Parkir Publik 3.207,5
Taman (Luas Indoor x40%) Publik 3.868
TOTAL AREA LUAR 7.075,5
3.1.5 Studi Citra Arsitektural
Citra Arsitektural bangunan terlihat dari fungsi dan kegunaan
bangunan sesuai dengan kebutuhan tersebut. Pusat pagelaran seni
tari Bali adalah sebuah bangunan publik yang mewadahi kegiatan
pertunjukan tari, sesuai dengan kebutuhan komunitas dan seniman
seni tari, hiburan dan edukasi bagi wisatawan maupun masyarakat
setempat.
Fungsi utama bangunan pusat pertunjukan seni tari Bali adalah
sebagai tempat pertunjukan, hiburan dan edukasi wisatawan. Dalam
hal ini adalah pusat pertunjukan seni tari Bali diharapkan sangat
menunjang perkembangan seni tari yang sudah menjadi bagian dari
diri masyarakat Hindu Bali serta dapat memfasilitasi dan menjadi
pusat komunitas seni tari yang membentuk sanggar-sanggar di Bali.
Sebagai bangunan publik, citra arsitektur bangunan pusat
pertunjukan seni tari Bali haruslah yang inovatif dan modern dengan
menunjukan perpaduan kemajuan dan kecanggihan teknologi yang
baik dengan tradisi budaya lokal. sehingga dapat menjadikannya
daya tarik bagi wilayah kabupaten Badung/ kota bahkan provinsi.
108
3.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan
3.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure
Beberapa alternatif pendekatan yang digunakan dalam
pemilihan sistem struktur pada perencanaan dan perancangan pusat
pertunjukan seni tari Bali :
Safety, Keamanan sistem struktur terhadap bangunan,
penghuni dan terutama bencana alam
Strength, kekuatan sistem struktur dalam menumpu beban
bangunan
Stability, kestabilan sistem struktur yang berkesinambungan.
Sustainability, dapat dikembangkan di masa yang akan datang
(futuristic)
Durability, Ketahanan bahan bangunan yang dipergunakan.
Service Ability, struktur yang dipergunakan dapat melayani dan
mendukung semua kegiatan di dalam bangunan
Kriteria perencanaan dan perancangan pusat pertunjukan seni tari
Bali :
Pertimbangan aspek strength, stability, sustainability, safety,
durability, dan ability.
Struktur bangunan diperuntukan bangunan bertingkat rendah
(2-3lantai).
Mendukung segala aktifitas para pelaku di dalam bangunan.
109
Mempertimbangkan bahaya yang tak terduga, seperti bencana
alam dan kebakaran.
Mempertimbangkan aspek sistem akustik pada ruang
pertunjukan.
Sistem struktur harus memperhatikan kondisi tapak dan
lingkungan sekitarnya.
a. Sistem Struktur
Tabel 3.20. sistem struktur Sumber : Analisa Pribadi. 2018
Struktur Bawah (Sub Structure)
Alternatif Keterangan
Pondasi Sumuran Kelebihan :
Biaya relatif ringan.
Daya dukung yang dimiliki sangat baik untuk kedalaman mencapai 8 meter.
Kekurangan :
Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak
Gambar 3.4 . Pondasi Sumuran dapat di kontrol (Karena
batu dan adukan
Sumber :
dilempar/ dituang dari
http://belajarsipil.blogspot.com/10022014
atas)
Pondasi Plat Lajur Kelebihan :
Termasuk kedalam kategori Biaya relatif murah.
pondasi menengah. Dapat digunakan untuk Sifatnya lebih kuat karena bangunan bertingkat menggunakan material beton dari lantai satu sampai bertulang. empat lantai.
Daya dukung yang dimiliki sangat baik.
Galian tanah lebih sedikit.
Kekurangan :
Waktu pengeringan
110
beton cukup lama lebih kurang 2-4 minggu.
Rumit dalam pelaksanaan pembesian untuk pondasi.
Gambar 3.5 : Pondasi Lajur Sumber : https://pondasiplatlajur.com
2018 Struktur Tengah (Middle Structure)
Alternatif Keterangan Flyslab (plat Lantai) - Menghemat waktu dalam
pengerjaan - Mengurangi penggunaan kayu untuk bekisting
- Merupakan material pabrikasi yang dapat disesuaikan dengan desain
- Mereduksi durasi
pelaksanaan projek,
sehingga overhead
yang di keluarkan kecil - Akurasi dimensi dan mutu yang lebih baik
Gambar 3.6 Plat lantai
Sumber: http://desainomahku
.blogspot.com/2010/10022014
Half precast (Balok) - Waktu pengerjaan lebih
cepat - Mutu terjamin dan
mengurangi pemakaian
bekesting sehingga
lebih ramah lingkungan - Tidak terpengaruh
111
Gambar 3.7 Half precast dengan cuaca Sumber:
http://www.jekseng.com/portfolio/preca
st-beams-half/
Kolom dan balok beton bertulang Kelebihan : Bangunan memerlukan struktur
Pembentukannya
yang kaku dan kuat, sehingga mudah dengan
menggunakan bekisting menggunakan struktur rangka yang
disesuaikan
beton.
dengan kebutuhan.
Beton bertulang merupakan
Kekuatannya tinggi
komposisi kontruksi beton yang sesuai dengan mutu
diperkuat dengan rangka besi. beton, seperti mutu K- 225, K-250, K-350, dan lainnya.
Tahan terhadap suhu yang tinggi (kebakaran).
Biaya pemeliharaannya lebih terjangkau.
Bahan baku pembuatannya mudah
Gambar 3.8 : Kolom bertulang didapatkan.
Kekurangan :
Sumber: https://kolom.bertulang.com 2018 Membutuhkan ketelitian dan perhitungan yang tepat dalam
pelaksanaanya.
Gaya tarik lebih kecil daripada gaya tekan.
Kolom dan balok beton komposit Kelebihan :
Beton komposit merupakan struktur Penampang tinggi profil
yang terdiri dari dua meterial yaitu baja lebih rendah
sehingga dapat gelagar baja dan beton.
menghemat tinggi lantai
bangunan.
Kekakuan lantai pelat beton bertulang semakin tinggi
Bentang untuk jenis atau tipe tertentu dapat lebih besar.
Kekurangan :
Aksi komposit kurang
Gambar 3.9 : Kolom dan balok beton
bermanfaat pada penampang yang
112
Komposit memikul momen negatif Sumber : http://kolom.baja.beton.com ayitu pada sekitar
2018 momen negatif hanya tulangan beton yang memikul gaya tarik.
Struktur Atas (Upper Structure)
Alternatif Keterangan
Atap Rangka Kayu Kelebihan : Atap ini terbuat dari kayu yang Lebih tahan terhadap
dirangkai sedemikian rupa dengan panas.
dimensi batang kayu yang bervarasi Tahan terhadap dan motif yang beragam. Dalam perubahan cuaca dan Arsitektur Bali atap yang digunakan iklim.
yaitu atap rangka kayu dengan jenis Bahan realtif murah
atap limasan. dan mudah didapatkan.
Terdapat ruang yang dapat dimanfaatkan untuk sesuatu.
Kekurangan :
Membutuhkan waktu yang lama dalam prosesnya (proses pengeringan).
Gambar 3.10 : Atap Limasan Jika terdapat beban Sumber : www.yanbawa9.blogspot.com yang lebih berat di
2018 atasnya, haruslah balok dan kolom di bawahnya diperkuat dengan memperbesar dimensinya.
Space frame Kelebihan :
Merupakan struktur atap yang terdiri Bentuk lebih fleksibel.
dari batang - batang baja yang Kuat dan ringan.
disusun secara linier membentuk Barang fabrikasi.
segitiga. Menghemat struktural
Merupakan konfigurasi batang tarik dibawahnya.
dan tekan. Memiliki bentuk struktural yang indah. Kekurangan :
Harga relatif mahal.
Tak tahan api jika terjadi kebakaran.
Memerlukan ketelitian
113
yang tinggi dalam pelaksanaan dan pengaplikasiannya ke dalam bangunan.
Gambar 3.11: atap space frame Sumber : http://hindustanalcoxlimited.com
2018
Selain sistem struktur, terdapat juga sistem enclosure yang
mendukung performa bangunan. Enclosure pada bangunan pusat
pertunjukan seni tari Bali ini menggunakan material pelingkup
bangunan sesuai perkembangan zaman yang sekaligus sebagai
elemen estetis pada bangunan.
a. Penutup Lantai
Tabel 3.21: Alternatif pemilihan sistem enclosur Sumber : Analisa Pribadi. 2018 (menurut standart sumber)
Alternatif pemilihan sistem enclosur:
Lantai Keramik Adalah material penutup lantai
yang umum digunakan oleh
masyarakat perumahan maupun
gedung perkantoran danlainlain.
Gambar 3.12 : Lantai keramik
Kelebihan : Biaya yang murah Pemasangannya mudah
Terdiri dari berbagai
macam motif dan ukuran
serta bahan Bisa digunakan juga untuk
pelapis dinding Kekurangan :
Gampang pecah
Sambungan (nat) antar keramik
114
Sumber : mudah kotor
chooseandbuild.wordpress.com
2018
Lantai Kayu Parket Kelebihan :
Parket merupakan material Mudah dalam perawatan
penutup lantai yang terbuat dari dan pembersihan
kayu. Parket terdiri dari beberapa Motif, warna dan tekstur
jenis, yaitu : Solid, Layer, dan yang alami
Laminate. Parket biasanya Cukup aman untuk anak –
digunakan pada rumah-rumah anak dan manula karena
beriklim dingin karena bersifat materialnya bersifat soft.
menyerap panas. Kekurangan :
Memiliki sifat menyerap air
Rentan terhadap rayap
Membutuhkan perawatan
berkala untuk tetap
berkualitas
Rentan terhadap sinar
matahari, sehingga mudah
Gambar 3.13: Lantai Parket pudar
Sumber : www.omfirdaus.com
2018
Lantai Marmer Kelebihan :
Marmer merupakan batuan alami Bahan alami marmer
yang terbentuk melalui tekanan memberikan motif yang
dan panas.Batuan sedimen atau beragam dan tidak sama
kapur yang mengandung kalsium pada setiap potongan
tinggi.Marmer dapat dijadikan Memberikan kesan mewah
sebagai material penutup lantai. Daya tahan terhadap beban
relative tinggi.
Kekurangan :
Harga relative mahal
Proses pemasangannya
membutuhkan keahlian
khusus
Memberikan kesan dingin
Memiliki pori – pori sehingga
noda sulit dihilangkan
Akan membekan jika tergores.
115
Gambar 3.14 : lantai Marmer
Sumber : insigniabd.com 2018
Lantai Vinyl Kelebihan :
Vinyl merupakan material Pemasangan mudah,
penutup lantai lunak yang menghemat waktu
memiliki karakteristik lentur Dapat meredam suara
namun kuat. Jenis material ini Stabil terhadap suhu, air
memiliki tiga lapisa utama, yaitu dan rayap karena
compact layer, glass layer, dan materialnya sintetis
printed layer. Finishing terluarnya Tampilan seperti kayu adalah UV Coated Wear Layer. Kekurangan :
Warna yang mudah pudar
Rentan terhadap goresan
Tingkat usia pakai lebih
pendek
Gambar 3.15: Lantai Vinyl
Sumber :
idebangunan.blogspot.co.id 2018
Lantai Karpet Kelebihan :
Karpet terbuat dari berbagai Bersifat menyerap
bahan yang disesuaikan dengan gelombang suara, sehingga
kebutuhan dan meredam kebisingan
kegunaan.Umumnya bahan Dapat dipasang di
karpet difungsikan sebagai permukaan beton
oenutup lantai secara Memunculkan sifat estetis
keseluruhanataupun hanya interior ruangan.
sebagian.Karpet yang digunakan Memiliki motif, warna dan
secara keseluruhan dibagi tekstur yang bervariasi
menjadi 2, yaitu Karpet Roll dan Kekurangan :
Karpet Tile. Mudah berjamur karena
kelembaban
Warna karpet yang mudah
memudar
Mudah disispi kotoran yang
116
rentan debu Rentan penyusutan
Rentan terhadap api
Gambar 3.16: lantai karpet Sumber :
supplierkarpetlantai.com 2018
b. Dinding
Tabel 3.22 : Alternatif Pemilihan sistem Enclosure (dinding) Sumber : Analisa Pribadi. 2018
Atlernatif Pemilihan Sistem Enclosure :
Batu Bata Merah Bata merah merupakan
material untuk dinding pada
pembanguan sebuah rumah
ataupun bangunan – bangunan
pada umumnya.Bata merah
terbuat dari tanah yang
kemudian dicetak dan dibakar
dengan suhu tinggi sehingga
menjadi benar – benar
mengeras.
Gambar 3.17 : Batu bata merah Sumber : jasasipil.com 2018
Kelebihan : Pemasangan mudah Harganya relatif murah Tahan panas Mudah didapatKekurangan :
Susah untuk membuat
tatanan yang rapi Menyerap panas saat musim
panas dan menyerap dingin
pada musim dingin Kualitas beragam Berat, membebani struktur
yang menopangnya.
Beton Precast Kelebihan :
Adalah komponen struktur yang Kualitas terjamin dengan
117
tidak di cor ditempat, melainkan baik
sudah terbuat di pabrik dengan Mempunyai ketahanan
ukuran yang sudah ditentukan. yang tinggi terhadap cuaca
Sehingga kualitas yang ada pun Dapat mengurangi waktu
terjamin. pelaksanaan Kekurangan :
Memerlukan alat berat
untuk pemasangannya
Biaya relative mahal karena harus dilengkapi dengan hal – hal yang mendukung dalam pemasangannya.
Gambar 3.18 : Beton precast
Sumber :
menulisilmiah123.blogspot.co.id
2018
Partisi GRC (Glassfibre Kelebihan :
Reinforced Cement) Pemasangan lebih cepat
Merupakan partisi untuk Tahan terhadap air,
dinding. Bahan yang digunakan kelembaban, api, jamur dan
dari serat fibelglass yang di rayap
campur dengan semen dan Permukaan rata
pasir. Kekurangan :
Kurang kokoh
Mudah rusak bila tertekan
benturan
Tidak dapat menyerap
gelombang bunyi
Gambar 3.19: partisi GRC
Sumber :
www.distributoratapbaja-
ringan.com 2018
Curtain Wall – Kaca Kelebihan :
Dinding kaca merupakan Pencahayaan alami dapat
dinding partisi yang dimaksimalkan
memisahkan ruang. Pada Memaksimalkan view
umunya curtain wall di gunakan Mudah perawatannya
118
sebagai elemen fasad yang Kedap suara, kedap air
berbahan dasar kaca jenis Mampu menahan panas
laminated yang tidak mudah dari luar
pecah dengan farame yang Kekurangan :
berbahan aluminium. Harga relatif mahal
Pemasangan butuh
ketelitian dan keahlian
khusus
Tidak tahan terhadap
getaran
Mudah pecah, tidak tahan
benturan
Mudah kotor
Gambar 3.20: dinding kaca
Sumber :
pmaaluminiumbandung.co.id
Aluminium Composite Panel Kelebihan :
ACP adalah bahan material Bangunan terlihat rapi
bangunan yang berbentuk panel Tampilan elegan dan
datar yang terbuat dari bahan
modern
composite yaitu menggunakan Tahan cuaca panas dan
hujan
dua lapisan aluminium yang
Mudah di aplikasikan
disekat pada bagian tengah
Pilihan
warna cukup dengan bahan non-aluminium.
banyak
Kekurangan :
Kurang efektif di aplikasikan pada dinding melengkung
Harga lumayan mahal
Gambar 3.21: ACP (aluminium Composite Panel)
Sumber : www.indiamart.com 2018
119
Gambar 3.22: Rangkaian ACP Sumber : www.kingaluc.com
2018
c. Plafon
Tabel 3.23 : Alternatif Pemilihan Plafon Sumber : Analisa Pribadi. 2018 (menurut standart sumber)
Alternatif Pemilihan Sistem Enclosure
Gypsum Kelebihan :
Jenis plafond yang banyak Menghasilkan plafon yang digunakan untuk langit-langit rata dan mulus serta tidak
bangunan. Ukuran umumnya tampak sambungan.
adalah 122 cm x 244 cm Dapat dibuat beragam bentuk
seperti bertingkat (drop/up
celling), kubah (dome), dan
lain-lain.
Perawatan dan perbaikannya
gampang. Jika ada yang
rusak tidak perlu mengganti
seluruh lembaran, namun
cukup dengan memperbaiki
bagian yang rusak saja
dengan sistem dempul
memakai kompon (plester).
Proses pemasangannya cepat
dan rapi.
Tidak gampang terbakar dan
Gambar 3.23 : Plafon Gypsum dimakan oleh rayap.
Sumber : hargaper.com/harga- Dapat dipasang dengan
120
gypsum.html 2018 memakai rangka kayu dan
besi hollow.
Kekurangan :
Tidak tahan terhadap air. Jika
terjadi rembesan air dari atap
mengenai plafon, maka akan
meninggalkan noda bercak
pada permukaan gipsum dan
dapat membuat hancur plafon.
Membutuhkan keahlian dalam
pemasangannya.
Tidak tahan terhadap
benturan.
PVC Kelebihan :
Jenis plafon yang dibuat dari Tahan air
bahan PVC yang ringan dan Anti rayap
lentur. Dari bahan ini mudah Tidak merambat api (flame
dibongkar dan dipasang kembali,
retadant)
tahan air, anti rayap. Mudah di bongkar pasang Kekurangan :
Akan lebih banyak mengeluarkan biaya pasang dan matrialnya.
Gambar 3.24 : plafon PVC
Sumber :
Harvestplafondpvc.blogspot.co.id
2018
Papan Akustik Kelebihan :
Merupakan plafon yang didesain Dapat meredam suara
untuk memecahkan solusi Bahan memiliki kelenturan
terhadap kebisingan didalam secara maksimal.
121
bangunan. Pemasangan dapat Proses pemasangan lebih
menggunakan rangka kayu atau
cepat
bahan metal dari pabrik yang Material memiliki bobot lebih
sudah jadi. ringan
Kekurangan :
Harga plafond mahal
Gambar 3.25: papan akusti
Sumber :
Paparaihan.wordpress.com 2018
Kayu / Lambersering Kelebihan :
Adalah kayu olahan yang dibuat Bahan kayu dapat dibentuk, bentuk lembaan-lembaran yang dipotong, dan digunakan
kemudian dikeringkan dengan
secara fleksibel
oven untuk mengurangi kadar air Dapat menampilkan kesan
yang terkandung, sehingga saat alami
Kekurangan :
pemasangan tidak terjadi dan rentan penyusutan dalam ruangan. Mudah terbakar
terserang rayap.
Mengalami proses mengembangdan menyusut
Gambar 3.26: Plafon
lambersering
Sumber: Dokumen pribadi. 2018
d. Penutup Atap
122
Kriteria yang di gunakan untuk penutup atap pusat pertunjukan
seni tari Bali adalah ringan, tidak mudah bocor, kuat dan tidak
memerlukan perawatan khusus.
Tabel 3.24 : Alternatif pemilihan penutup Atap Sumber : Analisa Pribadi. 2018 (menurut standart sumber)
Alternatif Pemilihan Sistem Enclosure
Polycarbonate Kelebihan :
Dipilih karena mampu menahan Meredam radiasi panas
panas karena dilapisi lapisan matahari
UV. Tahan lama & Fleksible
Bebas rayap dan
pemasangan mudah.
Kekurangan :
Harga relatif mahal
Sulit dibersihkan
Gambar 3.27 : atap
Polycarbonate
Sumber : indiamart.com 2018
Genteng Tanah Liat Atap genteng tanah liat dibuat
dari taah liat secara tradisional
dengan cetakan dan kemudian
dibakar dengan suhu yang
tinggi. Selainitu genteng tanah
liat punya usia pemakaian yang
jauhlebih lama.
Gambar 3.28: Genteng tanah
liat
Sumber : edupaint.com 2018
Aluminium Kelebihan :
Bahan ini cukup baik di Dapat memantulkan radiasi
gunakan untuk penutup atap. panas matahari
Atap aluminium dapat Kekurangan :
memantulkan radiasi panas Harganya mahal
123
matahari. Panas
Tidak kedap suara
Gambar 3.29: penutup atap
Aluminium
Sumber : www.agattruss.com
2018
Kain Terpal (PTFE)
Umumnya digunakan untuk
atap pada balkon. Terbuat dari
bahan kain terpal serta plastik
padat yang elastis.
Gambar 3.30: penutup atap
PTFE
Sumber : alibaba.com 2018
Atap Sirap Atap ini terbuat dari kepingan
kayu ulin (eusideroxylon
zwageri) ketahanannya
tergantung dimana
lingkungannya, kualitas kayu
yang digunakan, dan besarnya
sudut atap. Atap ini sangat
cocok untuk bangunan yang
Gambar 3.31 : Penutup atap bergaya tradisional.
Sirap
Sumber : putrauyungjaya.com
2018
Roof Glass Kelebihan :
Atap ini berfungsi sebagai - Menghemat biaya
penutup atas bangunan dan - Dapat ditembus sinar
befungsi meneruskan cahaya matahari sehingga
124
matahari. menghemat energi listrik - Tahan lama/kuat - Mampu memantulkan panas matahari - Tahan terhadap benturan dan beban berat Kekurangan :
- Tidak tahan terhadap api (mudah terbakar)
Gambar 3.32 : roof glass
Sumber : www.dreamstime.com
2018
3.2.2 Studi Sistem Pencahayaan dan Penghawaan
a. Pencahayaan Alami
Pemanfaatan secara optimal melalui bukaan misalnya dengan
adanya sun shading.
Cahaya langsung, dapat dengan pengaturan bukaan
agar cahaya dapat masuk kedalam ruang secara
maksimal.
Gambar 3.33: Pengaturan Cahaya Sumber : arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id 2018
125
Gambar 3.34: contoh pencahayaan alami pada bangunan
Sumber : www.klcbs.net 2018 Cahaya tak langsung, dengan penganturan bidang pantul
pada bangunan agar cahaya yag masuk tidak mencapai
maksimal sehingga radiasi sinar ultraviolet dapat
dikurangi.
Gambar 3.35: pencahayaan tak langsung Sumber : rumah190.com 2018
b. Pencahayaan Buatan
Dalam pencahayaan buatan dalam bangunan publik perlunya
memperhatikan faktor berikut :
1. Cahaya terdistribusi secara merata dalam ruang
2. Mendukung suasana dalam ruang
3. Meningkatkan performa bangunan
Jenis Pencahayaan Buatan :
126
Menurut Luigina de Grands, berdasarkan sumber cahaya
buatan dibagi menjadi tiga, yaitu cahaya lampu pijar
(incandescent), cahaya listrik neon dan cahaya yang
mengandung fosfor (fluorescent) (de Grands 1986).
Menurut intensitasnya, cahaya buatan dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu penyinaran penuh (full light), penyinaran sedang
(medium light), dan penyinaran rendah atau temaram (low
light).
Berdasarkan penempatannya, pencahayaanbuatan dibagi
menjadi lima, yaitu pada langit-langit (ceiling lamp), diatas meja
(table lamp) dan terdiri drngan kaki (tanding lamp).
Berdasarkan arah cahaya, pencahayaan buatan di bagi
menjadi tiga, yaitu cahaya yang mengarah ke atas (uplight),
cahaya yang mengarah kebawah (downlight) dan sorot
(spotlight). Berdasarkan fungsi atau kebutuhannya,
pencahayaan buatan dibagi menjadi tigas jenis yaitu
pencahayaan umum (general lighting), pencahayaan khusus
(ask lighting) dan pencahayaan aksen (accent lighting).
Berdasarkan penampakannya, pencahayaan buatan dibagi
dua, yaitu pencahayaan langsung (direct light) dan
pencahayaan tidak langsung (indirect light).
Sitem Penghawaan
a. Penghawaan Alami
127
Sirkulasi udara diperlukan dalam suatu bangunan agar
udara yang lama dapat ditukar dengan udara yang baru yang
lebih segar. Sirkulasi udara yang memanfaatkan udara alami
untuk sistem penghawaannya disebut sebagai sistem
penghawaan alami. Beberapa cara yang dilakukan untuk
mendapatkan penghawaan alami adalah sebagai berikut:
1. Pemberian bukaan lubang pada dinding.
Bukaan lubang pada dinding dapat menjadi jalur
pertukaran udara bagi ruangan. Penempatan bukaan-
bukaan lubang memperhatikan arah pergerakan angin di
lokasi tapak untuk mendapatkan sirkulasi udara yang
optimal.
Selain pintu dan jendela, pemakaian roster juga dapat
memberikan jalur sirkulasi udara alami. Roster biasanya
digunakan untuk ruangan yang tidak memakai
penghawaan buatan atau ruangan yang cenderung
pengap.
Gambar 3.36. Roster
128
(Sumber: https://tokoroster.com)
2. Sistem cross ventilation
Sistem ventilasi silang atau cross ventilation merupakan
cara memaksimalkan penghawaan alami dengan
memberikan bukaan-bukaan yang lebih dari satu buah yang
disusun saling berhadapan (Gallo, et al., 1999).
Gambar 3.37. Sistem Cross Ventilation
(Sumber: https://septanabp.wordpress.com)
Dengan formasi ini maka udara di dalam ruangan
yang banyak mengandung karbondioksida (CO2) dapat
terus digantikan dengan udara dari luar bangunan yang
mengandung banyak oksigen (O2), sehingga udara di
dalam ruangan dapat selalu baru dan segar untuk
memberikan kenyamanan dalam beraktifitas. Sistem cross
ventilation digunakan pada ruangan yang digunakan untuk
aktivitas yang bermacam-macam dan pada waktu yang
lama.
b. Penghawaan Buatan
Exahaust fan 129
Alat yang berfungsi menghisap udara dari dalam ruangan
menuju keluar ruangan untuk bersirkulasi dengan udara
segar.
Gambar 3.38: Exhaust fan Sumber : www.northerntool.com. 2018
Air Conditioner - Sistem Split
AC split memiliki desain yang terdiri dari eksternal unit
outdoor yang didalamnya terdapat compressor AC dan
indoor unit.
Gambar 3.39 Ac split Sumber : www.serviceac.net
130
Berikut adalah material lampu / lighting yang digunakan
untuk kegiatan pertunjukan:
Lampu khusus / spotlight digunakan untuk menyinari
objek secara khusus
Gambar 3.40: spotlight Sember : www.tokoeceran.com
Follow spotlight, lampu sentral yang berfungsi mengikuti
objek
Gambar 3.41 : follow spotlight Sumber : www.ebay.com 2018
Strip light lampu berderet dan bermacam warna
Gambar 3.42: striplight bermacam warna
131
Sumber : http://theateristic21.com
General light sebagai penerangan keseluruhan arena
pentas.
Gambar 3.44: General light teater Sumber : www.erco.com 2018
Studi Elemen-elemen pada gedung pertunjukan Kriteria PadaTeater
Pada pusat pertunjukan seni tari Bali ada beberapa yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan dalam perancangan elemen-
elemen sebuah teater.
Langit –langit
Langit-langit yang dirancang pada gedung pertunjukan
memantulkan suara dari panggung ke penonton, baik
langsung maupun suara yang sudah dipantulkan dari
dinding. Ketinggian langit-langit harus dipengaruhi dari
pertimbangan terhadap kecepatan suara. Panjang
132
gelombang pertama yang langsung memantul ke langit-
langit tidak lebih dari 50 ft (15,27 m)
Dinding Samping dan Belakang
Posisi dinding samping dan belakang tidak boleh sejajar dan
di tentukan oleh pandangan penonton ke arah panggung.
Penyelesaian pada dinding belakang teater utnuk mencegah
terjadinya gema dilakukan dengan dilapisi bahan penyerap
bunyi. Dibuat bersifar difusi atau dinding dimiringkan.
Gambar 3.45 : teknik penyelesaian dinding belakang teater
Balkon
Bentuk, peletakan, ukuran dan kantilever balkon mempengaruhi
kualitas akustik. Kriteria desain balkon tergantung dari jenis
auditorium. Beberapa bentuk balkon yang disarankan :
a) Tidak terdapat kantilever yang panjang
b) Kantilever yang pendek dan bukaan yang lebar
133
c) Balkon tengah baik, kecuali untuk tigabaris kursi dari
belakang.
(a) (b)
(c) Gambar 3.46: Kriteria Balkon
Tempat Duduk Teater
Pengaturan tempat duduk bagi penonton juga harus
diperhatikan untuk memberikan kenyamanan saat duduk
maupun untuk sirkulasinya. Beberapa aspek yang harus
diperhatikan di antaranya:
a. Kepadatan jumlah tempat duduk
Pengaturan jumlah baris tempat duduk audience pada
umumnya maksimal 22 kursi untuk baris yang memiliki 2
gangway di tiap ujung baris dan 11 kursi untuk baris yang
memiliki 1 gangway saja.
b. Jarak atau spasi antar baris
134
Spasi merupakan jarak dari dudukan depan kursi
belakang dengan sandaran kursi terdepan. Untuk continental
seating, spasi yang digunakan minimal 40 cm dan tidak lebih
dari 50 cm.
Gambar 3.47. Spasi antar Baris (Sumber: Appleton, 2008)
c. Gangway
Gangway adalah jarak pemisah antar baris penonton
ataupun pembatas antar blok baris penonton. Gangway
berfungsi sebagai jalur sirkulasi untuk penonton. Adapun lebar
minimumnya adalah 110 cm atau 130 cm untuk sirkulasi orang
difabel.
Gambar 3.48. Gangway
135
(Sumber: Appleton, 2008)
d. Sightline atau garis pandang
Garis pandang penonton harus diperhatikan agar
pandangan penonton tidak terhalang oleh kepala penonton
yang ada di baris depannya. Berikut merupakan gambar
penjelasan dari persyaratan sightline yang ideal.
Gambar 3.49 Sightline (Sumber: Pickard, 2002)
e. Ketentuan dimensi tempat duduk
Dimensi tempat duduk mempengaruhi kenyamanan
penonton saat melihat pertunjukan. Dimensi yang diperlukan
136
untuk gedung tempat pertunjukan atau auditorium dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.50. Dimensi Tempat Duduk Auditorium (Sumber: David, 2003)
f. Seating geometry
Bentuk barisan tempat duduk biasanya disusun linear
atau melengkung. Baris tempat duduk yang linear lebih
murah dalam segi konstruksi, namun kurang efisien dalam
hal jumlah kursi penontonnya apabila dibandingkan dengan
susunan yang melengkung.
137
Gambar 3.51. Macam Bentuk pola penataan seat (Sumber: Appleton, 2008)
Persyaratan Akustik pada teater
Akustik sebagai teknologi mendesain ruang, struktur dan
sistem mekanikal yang diharapkan pada kebutuhan manusia
untuk mendengar dalam sebuah ruangan. Akustik dapat
dijelaskan dengan adanya elemen-elemen akustik berupa
sumber suara, jalur untuk menghantarkan suara dan penerima
suara.
Auditorium / teater merupakan sebuah tempat orang
melihat dan mendengarkan suatu pertunjukan. Perancangan
sistem akustik pada auditorium/teater diawali dengan
merencanakan jenis kegiatan yang akan ditampung
didalamnya. Kemudian dilakukan penentuan pemakaian sistem
akustik pada tiap kegiatan tersebut. Desain akustik pada
138
auditorium/teater meliputi akustik ruangan, pengendalian bising
dan desain sistem penguat sauara (sound system).
a. Akustik Ruangan
Kualitas suara yang didengar penonton pada suatu
auditorium/teater sangat bergantung pada bentuk ruang,
dimensi dan volume ruang.
Waktu Dengung
Jenis kegiatan atau pertunjukan mempengaruhi tingkat
reverberasi (waktu dengung) yang dihasilkan.
Reverberation time adalah waktu keterlambatan bunyi
yang dipantulkan dari permukaan-permukaan dalam
ruangan. Faktor yang mempengaruhi waktu dengung
(T) adalah volume ruangan (V) dan total penyerapan
bunyi pada ruangan (A) : T=0.05V/A (detik).
Distribusi Bunyi
Distribusi bunyi dapat dicapai dengan pemakaian
permukaan yang tidak teratur serta penggunaan lapisan
pemantul dan penyerap secara bergantian. Untuk hasil
yang baik,pantulan bunyi harus sampai pada pendengar
tidak lebih dari 30 milidetik. Langit-langit harus keras dan
ridak menggunakan bahan penyerap bunyi. Pemantulan
bunyi yang baik oleh langit-langit bergantung pada
bentuknya (datar atau melengkung)
139
(a) (b)
Gambar : 3.52 a. Perbandingan hasil pantulan bunyi yang
diterima pendengar.
b. Distribusi bunyi sampai pada area dibawah balkon, bentuk langit-langit (convex,concaf atau datar)
Sumber :
Material penyerap bunyi
Penyerapan bunyi dilakukan dengan tujuan mereduksi
level kebisingan, mengontrol pembalikan suara, dan
mengeliminisai echo (repetisi yang nyata dari bunyi
yang dipantulkan dari permukaan yang jauh, dan selalu
tidak diharapkan) atau refleksi bunyi lain yang tidak di
inginkan. Berikut adalah bahan-bahan dan konstruksi
penyerap bunyi dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Bahan berpori : terdiri dari unit siap pakai,
plesteran/bahan yang disemprotkan (digunakan
pada permukaan yang melengkung dan tidak
140
teratur), selimut akustik (rock wool, glass wool, dll.)
dan karpet/kain.
2. Penyerap panel, contohnya panel kayu, gypsum
board dan langit-langit plesteran gantung.
3. Resonator rongga.
b. Pengendalian Bising
Bising terbagi menjadi dua yaitu bunyi yang merambat
dari struktur bangunan dan bunyi yang merambat melalui
udara. Sumber bunyi yang merambat melalui struktur
bangunan berasal dari getaran pompa,blower, dan lainnya
dapat diatasi dengan menggunakan lapisan lantai tertentu
seperti karept, gabus, karet dan lain-lain.
Pengendalian bising dari udara dapat diatasi melalui
perencanaan lingkungan sekita bangunan berupa
penghalang (pagar) yang tidak terputus, padat dan tidak
berlubang antara sumber kebisingan dengan penerima.
Deteran pohon dan semak hanya membantu mengurangi
kebisingan pada frekuensi tinggi sekitar 1-2dB.
Pengendalian kebisingan dapat juga dilakukan dengan
mengatur peletakan fungsi bangunan berdasarkan tingkat
kebisingan yang dapat diteria pada masing-masing fungsi.
141
3.2.3 Studi Sistem Utilitas
A. Listrik
Pelayanan distribusi listrik sangat vital dalam menjaga
berlangsungnya aktifitas di dalam teater tertutup. Suplai listri
utama diperoleh dari PLN dan genset. Pemakaian genset
sendiri digunakan saat listrik tidak terdistribusi dari PLN atau
saat padam. Jaringan kabel yang akan digunakan adalah
melalui jaringan kabel bawah tanah. Sistem pendistribusian
daya listrik yang diterapkan adalah sistem konvensional,
sebagai berikut.
Diagram 3.16 : sistem distribusi Listrik Sumber : analisa pribadi. 2018
GENSET
JARINGAN PLN GARDU PANEL PUSAT SELURUH FASILITAS
Gambar 3.48 : sistem pendistribusi listrik Sumber: www.quora.com 2018
142
B. Sistem Telekomunikasi
Jaringan tata suara pada bangunan biasanya
digabungkan dengan sistem keamanan, sistem tanda bahaya,
dan sistem pengaturan waktu terpusat, terutama pada
bangunan auditorium. Sistem tata suara biasanya
diintegrasikan dengan sistem tanda bahaya, sehingga bila
terjadi hal darurat (kebakaran) sistem tanda bahaya
mendapakan sinyal dari sistem tata suara untuk membunyikan
sirine atau program panduan evakuasi ke seluruh bangunan.
Jaringan tata suara secara sederhana ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
Gambar 3.53: Jaringan tata suara Sumber : wikiwand.com 2018
Sistem tata suara untuk lobby, koridor, area pakir dan
ruang administrasi selain digunakan untuk panduan evakuasi
juga digunakan untuk keperluan program musik.
143
Selain itu untuk jaringan telepon, office pusat pertunjukan
seni tari Bali menggunakan jaringan telepon kabel yag
menggunakan sistem wireline, sehingga membutuhkan kabel
supaya dapat berfungsi.
Gambar 3.54: Jaringan telepon Sumber : wikiwand.com 2018
C. Sistem Penangkal Petir
Penangkal Petir digunakan pada bangunan yang memiliki
lebih dari dua lantai. Penangkal petir berfungsi meneruskan
aliran listrik dari petir untuk dinetralkan di tanah. Sistem
penangkal petir yang digunakan adalah sistem konvensional.
D. Penyediaan Air Bersih
Air bersih dalam bangunan pusat pertunjukan seni tari ini
digunakan sebagian besar untuk keperluan lavatory, kafetaria
dan untuk penyiraman tanaman. Untuk penyediaan air bersih
untuk fasilitas Pusat pertunjukan seni tari Bali menggunakan
144
system pasokan up feed. Hal ini dikarenakan sistem ini
umumnya digunakan untuk bangunan yang tidak melebihi 12
lantai.
Pengoperasiannya akan membutuhkan energi listrik yang
besar karena menggunakan pompa untuk mendistribusikan air
ke atas. Dengan sistem ini, tandon air dapat ditanam di bawah
tanah.
Diagram 3.17 : Skema penyaluran air bersih Sumber : analisis Pribadi. 2018
PDAM Tandon Water
atas Supply
Tandon Pompa Plumbing Ruang -
bawah Ruang
Studi Kebutuhan Tandon Air
Kebutuhan air manusia per hari berdasarkan survey
Direktorat Pengembangan Air Minum, Dirjen Cipta Karya
pada tahun 2006 :
- Kamar mandi / WC = 60 L / 10 menit
- Cafe / rumah makan = 2000 L / hari
Kebutuhan air perhari :
Toilet (asumsi pengguna tetap adalah pengelola dan ½ dari
total pengunjung pusat pertunjukan seni tari Bali:
60 L x (82+750) = 49.920 L
145
Cafe / foodcourt = 2000 L
Total = 49.920 + 2000
= 51.920 L
Kebutuhan statis untuk pemadam kebakaran:
30% x 51.920 = 15.576 L
Kebutuhan akan kebocoran tandon :
20% x 51.920 = 10.384 L
Total Volume air
Asumsi pengisian 2kli sehari, maka volume tandon yang
digunakan:
(51.920 + 15.576 + 10.384) : 2 = 77.880 L
Maka tandon yang dibutuhkan adalah 4 tandon
dengan kapasitas 22.500 L
E. Penyaluran Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor dengan cara memisahkan
pipa antara kotoran padat dan cair. Sistem pembuangan ini
lebih mudah pengontrolannya dan tidak perlu menggunakan
pipa yang terlalu besar.
Diagram 3.18 : Skema penyaluran air kotor Sumber : Analisa pribadi. 2018
146
Limbah Pemakaian
Kembali
Bak Bio Plumbing
Penangkap Filtration
F. Sistem Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah yang baik diperlukan dalam suatu
bangunan. Sistem pengelolaan limbah yang ada berbeda-beda,
bergantung kepada jenis limbahnya. Pengelolaan limbah
tersebut dibedakan menjadi 3 macam menurut jenis limbahnya,
antara lain:
1. Sistem pengelolaan air hujan
Pengelolaan limbah air hujan pada SMM Semarang
menggunakan metode pemanenan air hujan atau rain water
harvesting. Metode ini memanfaatkan air hujan untuk dapat
digunakan untuk cadangan air untuk berbagai macam
kebutuhan penyiraman tanaman di halaman sekolah.
Gambar 3.55. Rain Water Harvesting
(Sumber: http://dokumen.tips/)
147
Secara garis besar, bagian-bagian dalam sistem ini
terbagi menjadi tiga, yaitu area pengumpulan atau koleksi,
sistem pengangkutan dan fasilitas penyimpanan. Area
pengumpulan air hujan adalah atap bangunan. Luasan area
atap mempengaruhi kuantitas jumlah air yang didapatkan
dan bahan penutup atap mempengaruhi kualitas airnya.
Gambar 3.55. Area Koleksi Rain Water Harvesting
(Sumber: http://www.rainbow-roof.co.id) 2018
Setelah air hujan diterima pada atap bangunan, sistem
pengangkutan menerima limpahan air dari atap dan
meneruskannya ke fasilitas penyimpanan. Talang air dan
pipa talang merupakan sistem pengangkutan air, dimana
bahan materialnya harus diperhatikan agar kualitas airnya
tetap bersih.
Gambar 3.56. Sistem pengangkutan Rain Water Harvesting
(Sumber: http://mozaic.co.id)
148
Air hujan yang disalurkan ditampung di fasilitas
penyimpanan yang disebut penampung air hujan (PAH). PAH
yang baik adalah yang terbuat dari bahan beton bertulang,
inert, fiberglass dan stainless steel. PAH dapat ditempatkan di
atas permukaan tanah atau di bawah permukaan tanah. Pada
SMM Semarang, PAH direncanakan terletak di atas
permukaan tanah.
Gambar 3.57. PAH pada Rain Water Harvesting
Sumber: https://bebasbanjir2025.wordpress.com
2. Sistem pengelolaan limbah cair (grey water)
Limbah cair merupakan air-air sisa yang berasal dari
kamar mandi atau dapur, seperti air sabun dan air cucian
dapur. Pada SMM Semarang tidak menghasilkan limbah cair
yang berbahaya bagi lingkungan sekitar, sehingga
pengelolaan limbah cair menggunakan cara yang sederhana
yaitu langsung dibuang ke saluran kota. Skema pengelolaan
limbah cair ditunjukkan dalam bagan di bawah ini.
149
Diagram 3.19. Pengelolaan Limbah Cair (Sumber: Analisis Pribadi)
Bak
3. Sistem pengelolaan limbah padat (dark water)
Limbah padat merupakan limbah yang berasal dari
kamar mandi, berupa kotoran manusia. Limbah padat yang
berasal dari kamar mandi disalurkan melalui pipa-pipa
pembuangan yang langsung dialirkan ke septtictank. Skema
pengelolaan limbah padat ditunjukkan dalam bagan di bawah
ini.
Diagram 3.20 . Pengelolaan Limbah Padat (Sumber: Analisis Pribadi)
Pipa
G. Sistem Pengelolaan Sampah
Sampah menurut jenisnya dibagi menjadi 2 macam, yaitu
sampah organik dan sampah non organik. Sampah organik
merupakan sampah yang dapat membusuk dan mudah terurai,
contohnya sampah daun, kulit buah atau sayuran, kertas dan
ranting pohon. Sedangkan sampah non organik merupakan
sampah yang sulit terurai, seperti plastik, sterofoam, kaca dan
lain sebagainya. Pengelolaan sampah di SMM Semarang
memakai 2 metode dalam pembuangannya, antara lain:
150
1. Pembusukkan sampah melalui lubang biopori
Metode ini hanya bisa diaplikasikan pada sampah
organik berupa sisa-sisa tumbuhan. Sampah organik yang
telah dikumpulkan dimasukkan kedalam lubang biopori di
taman. Lubang biopori ini berfungsi sebagai media
pembusukkan sampah-sampah organik serta dapat
membantu penyerapan air kedalam tanah.
Gambar 3.58. Lubang Biopori
(Sumber: https://niniksaja.wordpress.com)
2. Pembuatan shaft sampah
Shaft sampah merupakan sebuah saluran yang ada
pada tiap lantai sebagai jalur pembuangan sampah organik
(kulit buah atau sayur) dan sampah anorganik yang tidak
dapat didaur ulang dari tong sampah dari tiap lantai. Jalur
pembuangan ini langsung menuju ke tempat sampah utama
yang berukuran besar di luar bangunan. Petugas sampah
yang ada langsung dapat mengambil sampah-
sampah dari bak sampah tersebut untuk dibawa ke Tempat
151
Pembuangan Sementara (TPS) lalu kemudian dibawa ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Gambar 3.59. Shaft Sampah
(Sumber: http://www.kompasiana.com)
3. Daur ulang sampah
Sampah-sampah anorganik dimanfaatkan kembali
dengan didaur ulang agar tidak menimbun sampah yang
terlalu banyak di TPA. Sampah yang dapat didaur ulang
seperti plastik, kardus, kaleng dan barang-barang lain yang
dapat didaur ulang.
Gambar 3.60. Daur Ulang Sampah
(Sumber: https://www.balihorecadistributor.com)
152
H. Sistem Penanggulangan Kebakaran
Dalam perancangan sistem pemadam kebakaran pada
bangunan pusat pertunjukan seni tari Bali digunakan sebuah
sistem pencegahan yaitu berupa : alarm, control panel box,
smoke detector, flame detector dan heat detector. Sedangkan
alat pemadam yang digunakan pada bangunan adalah
chemical exthinguisersystem, Fire Exthinguiser System, dan
Hydrant Box.
Hydrant Box, jenis Hidran ini perlu diletakkan pada 35 meter
satu dengan yang lainnya. Peletakkannya dekat dengan pintu
darurat.
Gambar 3.61 : Hydrant box Sumber : www.tradekorea.com 2018
Sistem Penanggulangan Pasif merupakan respon
terhadap kebakaran yang dilakukan oleh gedung baik itu
padamaterial bangunan maupun komponen-komponen yang
dapat mencegah kebakaran seperti berikut :
153
a. Tangga darurat, merupakan jalur sirkulasi yang digunakan
saat terjadi kebakaran maupun kejadian yang
membahayakan. Aksesnya pun harus mudah terlihat oleh
pengguna bangunan.
b. Pintu darurat, merupakan pintu yang darurat dan
mengarahkan langsung ke luar ruangan untuk pelaku
bangunan yang berada di lantai dasar. Pintu ini harus
mudah terlihat oleh banyak orang dan akses menuju pintu
harus mudah juga.
c. Smoke detector, merupakan alat pendeteksi asap yang
berfungsi sebagai tanda peringatan utama terhadap bahaya
kebakaran.
d. Sprinkler, merupakan alat yang berfungsi memadamkan api
dengan menggunakan air pada jaringan air. Sprinkler aktif
saat alarm kebakaran atau smoke detector mengirimkan
sinyal kebakaran ke sprinkler.
I. Sistem Transportasi Vertikal
Sistem transportasi vertikal digunakan pada bangunan
berlantai lebih dari satu lantai.
1. Tangga, sistem transportasi ini paling banyak digunakan
untuk bangunan berlantai dua atau lebih. Tangga juga dapat
berfungsi sebagai jalur evakuasi saat terjadi darurat.
154
2. Ramp, biasanya digunakan sebagai jalur bagi orang
difabel yang menggunakan kursi roda. Selain itu ramp
juga digunakan sebagai jalur pengangkutan barang.
3. Lift, adalah sarana transportasi yang memudahkan pelaku
didalam bangunan mengakses ruang yang letaknya
melebihi dua lantai.
J. Sistem Keamanan
Sistem keamanan pada pusat pertunjukan seni tari Bali
menggunakan tenaga manusia dan bantuan alat-alat
keamanan. Satpam bertugas menjaga keamanan selama 24jam
di Pusat pertunjukan seni tari Bali. Alat-alat keamanan yag
digunakan adalah CCTV yang diletakkan di ruangab-ruangan
penting dan titik-titik yang memungkinkan untuk memantau
segala area pusat pertunjukan seni tari Bali.
3.2.4 Studi Pemanfaatan Teknologi
Aspek teknologi yang diterapkan lebih mengacu terhadap fasilitas
utamanya, salah satunya yaitu :
Sistem Penghawaan
Penghawaan yang digunakan lebih ke arah penghawaan
buatan dikarenakan melakukan kegiatan di dalam ruangan
tanpa memasukkan kebisingan ke dalam bangunan (teater),
untuk mengurangi kerusakan barang/ karya (pameran).
155
Penghawaan buatan yang digunakan adalah AC dengan sistem
VRV.
Pipa tembaga yang digunakan lebih sedikit sehingga
mengutngkan dalam pembuatan shaft dan penghematan
gantungan pipa
Instalasi mudah dan cepat, serta perawatan mudah seperti
AC konvensional
Refrigrant yang digunakan telah ramah lingkungan
Penggunaan AC outdoorI hanya 1 dan AC indoor dapat 40 AC
Dapat menghemat penggunaan listrik hingga 50%
Gambar 3.62 AC daikin VRC system Sumber : http://cvastro.com/ac-daikin-vrv-system.htm/09092014
156
Overstage Machinery
Merupakan serangkaian peralatan yang berada diatas
panggung. Overstage Machinery harus memiliki tingkat keamanan
yang tinggi dan dioperasikan oleh tenaga ahli.
Gambar 3.63 Control Booth Sumber:https://www.controlbooth.com/threads/loading-bridge.20157/
Gambar 3.64: Seni Akrobatik Sumber : www.devdanshow.com
157
Overstage Machinery terdiri dari hemp fly gallery dan lock rope.
Hemp fly galley adalah sejumlah tali yang berfungsi membawa
hiasan / stage poperty dan tempat para penari akrobatik mengaitkan
talinya. Tali tersebut melewati katrol pada grid dan diikat ke cleat / rel
substansial yang berada di atas panggung. Sedangkan lock rope
adalah alat yang digunakan untuk menghentikan hiasan / stage
property tersebut sesuai kebutuhan. Tenaga ahli yang
mengoperasikan hemp fly gallery dan lock rope berada di flytower /
sisi galeri panggung.
158
3.2.5 Studi Sistem Khusus
Dalam pusat pertunjukan seni tari Bali sangat dekat dengan sistem
pencahayaan dan sistem akustik dikarenakan dalam sebuah
pertunjukan membutuhkan visual dan audio yang baik. Maka berikut
adalah penjelasan untuk sistem pencahayaan dan sistem akustik.
Tabel 3.25 Studi sistem khusus Sumber Analisa pribadi. 2018
No Sistem Khusus
1. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan pada Gedung Pertunjukan Seni sangat
dibutuhkan untuk mendukung akan visual yang ditampilkan dalam
pertunjukan bahkan hal yang mendukung kesenian (pameran),
berikut adalah beberapa sistem pencahayaan pada bangunan.
Sistem pencahayaan dikelompokan menjadi 3 yaitu :
a. Sistem Merata, tingkat pencahayaan yang merata
keseluruh bangunan dengan cara menggunakan armatur
b. Sistem Setempat, pemberian pencahayaan pada bidang tidak
merata dan diperlukan untuk kegiatan yang memerlukan
tingkat pencahayaan yang tinggi
c. Sistem gabungan Merata dan Setempat, sistem ini dianjurkan
digunakan untuk memperlihatkan bentuk dan tekstur serta yang
memerlukan tingkat pencahayaan yang sesui dengan kebutuhan
Pencahayaan buatan terbagi menjadi 3 yaitu :
a. General lighting, digunakan untuk diseluruh ruangan dan
bersifat umum
b. Task lighting, digunakan untuk kegiatan belajar dan bekerja
c. Decorative lighting, digunakan untuk kegiatan pameran,
pertunjukan dan kegiatan yang memperlihatkan akan estetika
serta kegiatan yang detail
159
Pencahayaan berdasarkan arah datang cahaya dibedakan menjadi
3, yaitu :
a. Direct, pencahayaan secara langsung untuk menyinari objek
yang dituju (pertunjukan, pameran)
b. Indirect, pencahayaan secara tidak langsung untuk menyinari
objek tetapi dengan cara dipantulan ke bagian yang lain
c. Direct-indirect, sistem gabungan pencahayaan dan sistem ini
dapat digunakan di bagian outdoor bahkan pertunjukan
Berikut adalah material lampu/ lighting yang digunakan untuk
kegiatan pertunjukan :
Lampu LED, digunakan untuk sebagai elemen estetis agar
lebih menonjol.
Lampu spot light, digunakan untuk kegiatan pertunjukan
maupun pameran.
Gambar 3.65 Macam-macam Lampu LED
Sumber : www.indocin/product.com/11022014 2. Sistem Akustik
Gedung Pertunjukan Seni merupakan bangunan yang memiliki
ruang teater yang membutuhkan akustik yang baik agar audio yang
dihasilkan sempurna. Serta mencegah akan masuknya kebisingan
dari luar masuk ke dalam ruangan. Maka dari itu, ruang teater haru
memiliki dan menerapan akustik bangunan yang standart. Dari
pemilihan bahan akustik hingga perhitungannya:
160
Rumus waktu dengung : RT= 0,163 x V
∑Sα
RT : waktu dengung (s) V : volume ruang
(m3)
∑Sα : penyerapan total pada
frekuendi bunyibersangkutan
(125,250,500,1000dan 2000 Hz)
Perhitungan tersebut berasal dari perhitungan bahan akustik yang
akan digunakan kemudian akan mengtahui waktu dengung dalam
ruang tersebut.
Berikut adalah waktu dengung (RT) minimum dan maksimal yang
telah disepakati oleh para akustisi dunia :
a. Teater : 1-1,8 detik
b. Konser pop : 1,4-2 detik
c. Orchestra : 1,6-3 detik
Pengurangan kebisingan dengan penambahan peredam,
dilakukan dalam gedung teater (NR), sebagai berikut rumusnya :
NR = 10log(a1/a2) dB
dengan, a1 = total penyerapan bunyi ruangan pada
kondisi peredaman awan,
Sabine
a2 = total penyerapan bunyi ruangan pada kondisi
etelah diperbaiki, Sabine
Bunyi akan dipantulkan bila mengenai permukaan dan ada 3 macam
karakter pemantulan bunyi terkait dengan bidang pantulnya (Frick,
2008:130):
a. Pemantulan merata bila bunyi memantul pada bidang datar
b. Pemantulan menyebar bila bunyi memantul pada
bidang cembung
161
Pemantulan memusat bila bunyi memantul pada bidang cekung.
3.3 Analisa Pendekatan Konteks Lingkungan
3.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi
Dalam merencanakan dan merancang projek pusat pertunjukan
seni tari Bali ini perlu adanya analisa tentang studi kelayakan kondisi
dan keberadaan lokasi di wilayah tersebut. Sesuai dengan peraturan
derah kabupaten Badung nomor 26 tahun 2013 tentang rencana tata
ruang wilayah kabupaten Badung, pasal 42 ayat 1 :
(1) Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud
dalam pasal 23 ayat (3) huruf d dengan luas kurang lebih
3.515,41 Ha atau sekitar 8,40% dari luas wilayah kabupaten,
terdiri atas :
a. Kawasan Pariwisata
b. KDTWKp, dan
c. DTW
(2) Kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, meliputi :
a. Kawasan pariwisata Nusa Dua meliputi sebagai dari
wilayah kelurahan Benoa, kelurahan Tanjung Benoa,
Kelurahan jimbaran, Desa Ungasan, Desa Pecatu dan
Desa Kutuh di kecamatan Kuta selatan.
Pasal 46 ayat (1) :
162
1. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala
Wilayah diarahkan sepanjang koridor utama menuju
Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Kuta dan Tuban,
Kawasan Perkotaan Kuta, Kawasan Perkotaan
Jimbaran dan Kawasan Perkotaan Mangupura;
2. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala
Kawasan diarahkan pada koridor utama menuju pusat
pelayanan kecamatan.
3. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala
lingkungan diarahkan pada koridor utama menuju pusat
permukiman perdesaan dan perkotaan.
A. Alternatif Lokasi 1 (Nusa Dua)
Berkembangnya sektor pariwisata di Nusa Dua Bali
kecamatan kuta selatan mendorong pemerintah lokal untuk
menyediakan infrastruktur yang lebih baik, penyediaan air
bersih, listrik, telekomunikasi transportasi umum dan fasilitas
pendukung lainnya sebagai konsekuensi logis dan semua itu
dapat meningkatkan kualitas hidup baik wisatawan dan juga
masyrakat local sebagai tuan rumah.
Letak Geografis :
Nusa dua terletak di kecamatan kuta selatan
kecamatan Benoa. Kecamatan Kuta Selatan terletak di
selatan Kabupaten Badung tepatnya pada 8º46‟58.7” LS
163
dan 115º05‟00”-115º10‟41.3” BT, berada pada ketinggian
0-200 meter di atas permukaan laut (Badan Pusat Statistik
Kabupaten Badung, 2012).
Kecamatan Kuta Selatan secara administratif terdiri
dari Desa Pecatu, Desa Ungasan, Desa Kutuh, Kelurahan
Benoa, Kelurahan Tanjung Benoa dan Kelurahan Jimbaran.
Desa dan kelurahan yang ada dibagi lagi menjadi 62 banjar
atau lingkungan (Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung,
2012).
Gambar 3.66 : Peta Nusa Dua kecamatan kuta selatan Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kuta_Selatan,_Badung diakses
februari 2018.
Kelebihan Kecamatan Kuta selatan (Nusa Dua) Sebagai
Lokasi Projek :
Dalam peraturan Daerah Kabupaten Badung, Kecamatan
Kuta selatan, terutama Nusa Dua adalah Wilayah yang
164
diarahkan sepanjang koridor utama menuju Kawasan
Pariwisata.
Memiliki potensi untuk dikembangkan lebih jauh lagi
mengingat masih luasnya lahan yang tersedia dan mampu
menampung berbagai kebutuhan yang direncanakan.
Aksesbilitas pencapaian yang mudah dari berbagai Kota,
memiliki jaringan infrastruktur yang cukup baik dan
terpenuhi.
Terdapatnya tol Mandara-Bali yang menghubungkan
Nusa Dua dengan Denpasar dan Ngurahrai
Kekurangan Kecamatan Kuta selatan (Nusa Dua) Sebagai
Lokasi Projek adalah berada di area yang relatif masih sepi.
Peluang Lokasi Kecamatan Kuta Selatan (Nusa Dua):
Pengembangan Nusa dua dari tahun-ketahun sangat
meningkat, sesuai dengan peraturan Daerah Provinsi Bali
yang menyebutkan bahwa Nusa Dua adalah koridor utama
menuju Kawasan Pariwisata. Cukup baik bila pusat
pertunjukan seni tari Bali ikut mendongkrak sektor pariwisata
Nusa Dua kabupaten Badung.
165
B. Alternatif Lokasi 2 (Kecamatan Kuta Utara)
Gambar 3.67 : Peta Administrasi Kec. Kuta Utara
Sumber : Perda Kab. Badung No. 26 Tahun 2013. 2016
Letak Geografis :
Kecamatan Kuta Utara memiliki luas wilayah 33.86
km . Terdapat 6 kelurahan yaitu :Kerobokan Klod,
Kerobokan, Kerobokan Kaja, Tibu Beneng, Canggu dan
Dalung.
Batas – Batas Wilayah Kecamatan Kuta Utara :
Sebelah Utara : Kecamatan Mengwi
Sebelah Timur : Kota Denpasar
Sebelah Selatan : Kecamatan Kuta
Sebelah Barat :Kecamatan Mengwi dan
Samudra Hindia
166
Kelebihan Kecamatan Kuta Utara Sebagai Lokasi Projek :
Dalam Peraturan DaerahKabupaten Badung,
Kecamatan Kuta Utara memiliki tata guna lahan sebagai
Ibu Kota Kabupaten Badung, rencana pengembangan
fungsi utama sebagai pertanian berkelanjutan. Namun
Kecamatan Kuta Utara merupakan pusat pemerintahan
Kabupaten Badung dan juga merupakan akses utama
menuju ke daerah wisata Kuta dan sekitarnya. Yang mana
kawasan Kuta merupakan destinasi wisata yang sudah
mendunia, dan menjadi daya tarik sendiri jika projek ini
berada di kawasan Kuta Utara.
Kelemahan Kecamatan Kuta Utara Sebagai Lokasi Projek
Memiliki tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi
dikarenakan Kuta Utara merupakan pusat pemerintahan
Kabupaten Badung.
Peluang Lokasi Kecamatan Kuta Utara:
Pengembangan Kecamatan Kuta Utara dalam bidang
kawasan pendidikan dan rekreasi dapat membantu
rencana pemerintah seperti yang tertera didalam
Peraturan DaerahKabupaten Badung mengenai RTRW.
Berbagai fasilitas dan sarana prasarana yang ada di
Kecamatan Kuta Utara sudah cukup guna mendukung
projek tersebut.Lokasi yang relatif dekat dengan pusat
167
kota akan membuat antusias masyarakat dan pelaku
kegiatan meningkat.
Kriteria Pemilihan Lokasi
Penentuan lokasi disesuaikan dengan tata guna lahan
sebagai pariwisata serta perdagangan dan jasa.
Berada di area yang strategis dan merupakan area public
space guna masyarakat dapat mengunjunginya dengan
mudah.
Aksesibilitas menuju lokasi mudah dijangkau oleh
transportasi umum dan pribadi baik dalam maupun luar
kota. Jalan yang memiliki dua jalur.
Jaringan infrastruktur dan utilitas lingkungan yang lengkap.
Di antaranya jaringan listrik, telepon, air bersih, pengolahan
limbah, dan sistem drainase. Untuk pusat pertunjukan seni
tari Bali ini lebih mengutamakan jaringan listrik dikarenakan
membutuhkan daya listrik yang cukup untuk menunjang
kegiatan - kegiatan di dalamnya.
168
Pemilihan Lokasi
Matriks Pemilihan Lokasi :
Ketrerangan : 10 = kurang ; 20 = cukup baik ; 30 = baik.
Tabel 3.26: Kriteria pemilihan lokasi Sumber : data dan analisis pribadi. 2018
Alternatif 2
Alternatif 1
Kecamatan Kuta
Nusa Dua
Kriteria
Bobot
Utara
Skor
Skor x
Skor
Skor x
Bobot
Bobot
1. Wilayah peruntukan kota
(wisata, perdagangan & 35% 30 10,5 20 7
jasa)
2. Lokasi berada di area
komersil dan public 25% 30 7,5 20 5
space
3. Aksesibilitas mudah
(transportasi umu & 20% 30 6 30 6
pribadi)
4. Jaringan infrastruktur 20%
30
4
30
6
dan utilitas lengkap
Total 100% 31 24
Berdasarkan hasil penilaian di atas, lokasi yang terpilih untuk
poryek pusat pertunjukan seni tari Bali berada di Nusa Dua
Kecamatan Kuta selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
3.3.2 Analisa Pemilihan Tapak
Kriteria Pemilihan Tapak :
a. Jaringan infrastruktur yang memadahi, antara lain jaringan listrik,
komunikasi, air bersih, sistem drainase maupun persampahan.
169
b. Berada di area komersil dan strategis serta pusat keramaian dan
sendang berkembang.
c. Dilewati jalur transportasi umum dan pribadi untuk
mempermudah aksesibilitas menuju tapak.
Alternatif Tapak A
Lokasi : Jl.Pratama Raya
Gambar 3.68: Map kawasan Resort Nusa Dua
Sumber : Google earth pro. 2018
Sebelum memilih tapak, sebaiknya terlebih dahulu
mendeskripsikan tapak dari berbagai aspek, diantaranya
kekuatan alami, buatan, ameitas alami dan amenitas buatan.
170
Tabel 3.27: Alternatif tapak A
Sumber : Analisa pribadi. 2018
Aspek Kekuatan Alami
Iklim Iklim yang bersifat tropis lembab. Suhu udara relatif tinggi dikarenakan dekat dengan pantai dengan rata - rata berkisar antara 20 - 27ᵒ C
Ekologi Tapak eksisting dekat dengan mangrove. Dengan bangunan komersil di sekitarnya.
Kemiringan Kontur tapak relatif datar atau landai dengan tapak kemiringan 0 - 2%.
Vegetasi Pepohonan di kawasan sekitar tapak cukup baik dan terawat. Jarak antar pohon berkisar 3 - 5 meter dengan dimensi yang besar dan cukup rindang berupa pohon angsana. Berada di sebelah utara dan timur tapak.
Potensi sumber Air yang digunakan sebagian bear berasal dari air PDAM
Arah angin Ke arah selatan dan barat daya
Lingkungan Batas tapak: sekitar Utara : Area komersil, Jalan Pratama
Selatan : Permukiman penduduk Barat : Hutan Mangrove Timur : kawasan komersil, Nusa Dua Resort
Aspek Kekuatan Buatan
Pranata / Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Peraturan Badung Nomor 26 Tahun 2013 Tentang daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Badung Tahun 2013 - 2033 pasal 42 dan 46 tentang pengembangan kawasan kota bidang kepariwisataan dan perdagangan & jasa.
Regulasi KDB : maks. 60 % KLB : 3 GSB: 1,5 lebar jalan Sumber : Perda Kabupaten Badung No. 26 dan 27 Tahun 2013 Tentang RTRW Kabupaten Badung dan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan).
Fungsi dan Pusat Kepariwisataan Hierarki Kota Pusat Perdagangan dan Jasa
Sumber : Perda Kabupaten Badung No. 26 Tahun 2013 Tentang RTRW Kabupaten Badung Tahun 2013-2033.
Aspek Amenitas Alami
View View from site : Berupa, kawasan Nusa Dua
171
resort, hutan mangrove, area perhotelan View to site : terlihat dari jalan Pratama Raya dan jalan pratama (jalan benuju benoa).
Topografi Relatif datar dengan kemiringan lahan 0 - 2%
Air Curah hujan di Kecamatan kuta selatan relatif dengan rata - rata 2000mm per tahun. Dengan intensitas tinggi pada bulan November - April.
Aspek Amenitas Buatan
Jaringan kota Terletak di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Berada di persimpanan Jalan Pratama Raya (dari Nusa Dua) dan jalan Pratama (dari arah Benoa). Adanya jaringan listrik, air bersih, komunikasi, drainase terbuka.
Citra arsitektural Bangunan sekitar tapak banyak yang berupa bangunan komersial (toko, hotel, dll) dengan gaya arsitektur modern. Serta adanya permukiman penduduk di sekitar tapak.
Kelebihan Alternatif Tapak A :
Lokasi mudah ditemukan karena sejalur dengan Tanjung
Benoa
Terletak di kawasan komersil, banyak hotel berbintang
disekitar site
Jalan di sekitar tapak adalah jalan primer dan
sekunder Kekurangan Alternatif Tapak A:
Berada di sekitar jalur rawan kemacetan, karena dilalui
bus pariwasata yang menuju ke tanjung Benoa
172
Alternatif Tapak B
Lokasi : Jalan By Pass Ngurah Rai
Gambar 3.69 : peta lokasi B
Sumber : google earth pro
Deskripsi alternatif tapak B dari berbagai aspek, seperti halnya
pada alternatif tapak A, yaitu :
Tabel 3.28 : Alternatif Tapak B
Sumber : Analisa pribadi. 2018
Aspek Kekuatan Alami
Iklim Iklim yang bersifat tropis lembab. Suhu udara
relatif tinggi dikarenakan dekat dengan pantai
dengan rata - rata berkisar antara 20 - 27ᵒ C
Ekologi Tapak eksisting berupa lahan kosong yang
ditanami dengan pohon - pohon. Dengan
bangunan komersil di sekitarnya.
Kemiringan Kontur tapak relatif datar atau landai dengan
tapak kemiringan 0 - 2%.
Vegetasi Pepohonan di kawasan sekitar tapak cukup baik
dan terawat. Jarak antar pohon berkisar 3 - 5
meter dengan dimensi yang besar dan cukup
rindang berupa pohon angsana yang berada di
sebelah utara dan timur tapak.
Potensi sumber Air yang digunakan sebagian bear berasal dari
air PDAM
173
Arah angin Ke arah selatan dan barat daya
Lingkungan Batas tapak:
sekitar Utara : Jalan By Pass Ngurah Rai dan bangunan Komersil
Selatan : Permukiman Warga
Barat :Permukiman Penduduk, SMP, SMA, kator kelurahan Benoa dan pertokoan, serta Kawasan Perdagangan & Jasa.
Timur : Jalan Nusa Dua, Kawasan perhotelan dan resort .
Aspek Kekuatan Buatan
Pranata / Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Peraturan Badung Nomor 26 Tahun 2013 Tentang Rencana daerah Tata Ruang Wilayah Kabupaten Badung Tahun
2013 - 2033 pasal 42 dan 46 tentang pengembangan kawasan kota bidang kepariwisataan dan perdagangan & jasa.
Regulasi KDB : 60%
KLB : 3
GSB : 1,5 lebar jalan Sumber : Perda Kabupaten Badung No. 26 dan 27 Tahun 2013 Tentang RTRW Kabupaten Badung dan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan).
Fungsi dan Pusat Kepariwisataan
Hierarki Kota Pusat Perdagangan dan Jasa Sumber : Perda Kabupaten Badung No. 26 Tahun 2013 Tentang RTRW Kabupaten Badung Tahun 2013-2033.
Aspek Amenitas Alami
View View from site : berupa gedung - gedung pertokoan (area komersil), Pembangkit listrik dan keramaian lalu lintas kota.
View to site : terlihat dari Jalan By pass Ngurah Rai dan Jalan Nusa Dua
Topografi Relatif datar dengan kemiringan lahan 0 - 2%
Air Curah hujan di Kecamatan Kuta selatan relatif dengan rata - rata 2000mm per tahun. Dengan intensitas tinggi pada bulan November - April.
Aspek Amenitas Buatan
Jaringan kota Terletak di Jalan By pass Ngurah rai, dekat dengan akses tol Mandara-Bali
Adanya jaringan listrik, air bersih, komunikasi, drainase terbuka.
Citra arsitektural Bangunan sekitar tapak banyak yang berupa bangunan komersial (toko, hotel, dll) dengan
174
gaya arsitektur modern. Serta adanya permukiman penduduk di sekitar tapak.
Kelebihan Alternatif Tapak B :
Lokasi berada di jalur menuju kawasan Nusa dua resort,
yaitu di jalan By Pass Ngurah Rai
Sangat dekat dengan akses tol Mandara-Bali
Terletak dikawasan perdagangan dan jasa
Jalan disekitar tapak adalah jalan primer dengan 2 jalur
Kekurangan Alternatif Tapak B:
Berada di kawasan relatif ramai yang dilalui bus pariwisata
Pemilihan Tapak
Matriks Pemilihan Tapak :
Ketrerangan : 10 = kurang ; 20 = cukup baik ; 30 = baik.
Tabel 3.29: Pemilihan Tapak
Sumber : Analisa pribadi. 2018
Alternatif A Alternatif B
(Jalan Pratama (Jalan By Pass
Kriteria
Bobot
Raya)
Ngurah Rai)
Skor
Skor x
Skor
Skor x
Bobot
Bobot
1. Ketersediaan luas tapak 35% 20 7 30 10,5
2. Wilayah peruntukan kota
(wisata, perdagangan & 25% 30 7,5 30 7,5
jasa)
175
3. Aksesibilitas mudah
(transportasi umum & 20% 30 6 30 6
pribadi)
4. Jaringan infrastruktur 20% 30 6 30 4
dan utilitas lengkap
Total 100% 26,5 31
Alternatif tapak terpilih untuk lokasi Pusat Pertunjukan seni tari
Bali berdasarkan matrik pemilihan di atas adalah Alternatif Tapak B
di Jalan By Pass Ngurah Rai, Kecamatan Kuta selatan, Kabupaten
Badung, Bali.
176