Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS TINGKAT PRODUKTIVITAS PETANI TAMBAK BANDENG DI DESA PARIA KECAMATAN DUAMPANUA
KABUPATEN PINRANG
SKRIPSI
TOMI WAHYUDI
105710225915
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ii
ANALISIS TINGKAT PRODUKTIVITAS PETANI TAMBAK BANDENG DI DESA PARIA KECAMATAN DUAMPANUA
KABUPATEN PINRANG
SKRIPSI
TOMI WAHYUDI 105710225915
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
iii
PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah ini ku persembahkan kepada :
Bapak & Ibu saya, Serta keluarga saya yang telah melimpahkan kasih sayang dan cintanya,
doa yang tak pernah putus, serta kerja keras ikhlas tanpa pernah lelah untuk memberikan
yang terbaik bagi keberhasilanku.
Almamaterku tercinta khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhamadiyah
Makassar
Temanku, Saudaraku di HIMAJEP, & Saudara seperjuangan di AGENSI-015 terkasih atas
motivasi dan semangatnya
Para dosen dan petani tambak bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang yang telah banyak membantu.
MOTTO HIDUP
“Badai Pasti Berlalu, Nikmati Segala Proses Yang Terjadi Hari Ini”
“Apa Yang Kita Pikirkan Menentukan Apa Yang Akan Terjadi Pada Kita, Jadi Jika Ingin
Mengubah Hidup Kita, Kita Perlu Mengembangkan Pikiran Kita”
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamb a-Nya. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupaka nikmat yang tiada ternilai
manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Produktivitas Petani
Tambak Bandeng Di Desa Paria Kecamatan Dampanua Kabupaten Pinrang”.
Skripsi yang penulis ini buat bertujuan untuk memenuh i syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhamm adiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua penulis bapak Jakri dan ibu Supiyah yang senantiasa memberi
harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan
seluruh keluargaku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan
semangat serta doa restu atas keberhasilan penulis dalam menuntut hingga akhir
studi ini. Semoga apa yang terlah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah
dan cahaya peneran g kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang
setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :
vii
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Uniersitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Hj. Naidah, SE., M. Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE, M. Si., selaku pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Andi Nur Fitrianti, SE, M.Si., selaku pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenan Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi
Pembangunan Angkatan 2015 yang selalu blajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Kawan-Kawan Seperjuangan AGENSI 2015 yang selalu memberi dukungan,
motivasi, & sudah menjadi seperti saudara kandung semuanya
10. Teman, Kawan, Rekan, Saudara, Kakak & Adik-Adik HIMAJEP yang selalu
memberi support dan dorongan bagi penulis untuk cepat menyelesaikan studi
penulis.
vii
11. Tak lupa teman seperjuangan teman kelas EP 15 D terkhusus Bella temanku
yang paling baik, cantik & maniezzt, juga Indah, Nisa, Ikka, Irma & Jayadi
mereka yang selalu terlibat yang selalu & mereka yang selalu memberikan
bantuan dalam proses penyelesaian studi penulis.
12. Untuk Saudara-saudaraku dari tanah Lazinrank & para penghuni Gubuk
Derita yang selalu memberikan dukungan serta wejangan-wejangan hidup
yang tak terpermanai.
13. Terima kasih teruntuk petani tambak atas bantuan dan kerjasamanya
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
14. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para
pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya
demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Makassar, 21 September 2020
Penulis
viii
ABSTRAK
Tomi Wahyudi. 2020. Analisis Tingkat Produktivitas Petani Tambak Bandeng Di Desa Paria
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang. Dibimbing Oleh : Andi Jam’an Pembimbing I,
A. Nur Fitrianti Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat produktivitas petani tambak
bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, mengetahui besarnya
pengaruh faktor-faktor tenaga kerja, luas lahan dan modal terhadap produktivitas petani
tambak bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, menganalisis
tingkat pendapatan petani tambak bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang.
Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode pengumpulan data berupa
metode kuisioner. Pengujian analisa data menggunakan regresi linier berganda untuk
mengetahui pengaruh variabel Tenaga Kerja (X1), Luas Lahan (X2), dan Modal (X3)
terhadap variabel Produktivitas Petani Tambak Bandeng (Y) di Desa Paria Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang. Dengan jumlah populasi Petani Tambak Bandeng di Desa
Paria sebanyak 198 dan sampel sebanyak 66 Petani Tambak Bandeng.
Kata Kunci : Produktivitas, Tenaga Kerja, Luas Lahan, Petani Tambak Bandeng
ix
ABSTRACK
Tomi Wahyudi. 2015. Analysis of the Productivity Level of Milkfish Farmers in Paria Village,
Duampanua District, Pinrang Regency. Guided by : Guided by Advisor I Andi Jam’an,. and
A. Nur Fitrianti II Advisor.
This study aims to analyze the productivity level of milkfish pond farmers in Paria
Village, Duampanua District, Pinrang Regency, know the magnitude of the influence of labor
factors, land area and capital on the productivity of milkfish pond farmers in Paria Village,
Duampanua District, Pinrang Regency, to analyze the income level of milkfish pond farmers
in Paria Village, Duampanua District, Pinrang Regency.
This study uses primary data with data collection methods in the form of a
questionnaire method. Testing data analysis using multiple linear regression to determine
the effect of variables Labor (X1), Land Area (X2), and Capital (X3) on the Productivity of
Milkfish Farmers (Y) in Paria Village, Duampanua District, Pinrang Regency. With a
population of 198 Milkfish Farmers in the Village of Paria and a sample of 66 Farmers of
milkfish pond.
Keywords: Productivity, Labor, Land Area, Milkfish Farmers
x
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ........................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERRSEMBAHAN ................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .................................................................................. 8
1. Pengertian produksi ...................................................................... 8
2. Fungsi produksi ............................................................................ 10
3. Usaha tambak .............................................................................. 11
4. Pengertian pendapatan ................................................................ 13
5. Hubungan antar variable .............................................................. 14
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi .................................. 17
7. Modal Usaha ................................................................................ 18
8. Tenaga Kerja ................................................................................ 20
B. Tinjauan Empiris .................................................................................. 23
C. Kerangka Fikir ..................................................................................... 31
D. Hipotesis ............................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 33
C. Devinisi Operasional Variabel dan Pengukuran ................................... 33
D. Populasi Dan Sampel .......................................................................... 34
E. Teknikn Pengumpulan Data ................................................................ 35
F. Teknik Analisis .................................................................................... 35
G. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 36
H. Uji Stastik ............................................................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum .......................................................................... 39
B. Hasil Penelitian .............................................................................. 45
C. Produktivitas .................................................................................. 50
D. Analisis Data.................................................................................. 53
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 66
B. Saran ............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 68
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Peneliitan Terdahulu ....................................................................... 23
Tabel 4.1 Data Kependudukan ........................................................................ 42
Tabel 4.2 Kualitas Angkatan Kerja .................................................................. 43
Tabel 4.3 Mata Pencaharian Penduduk .......................................................... 44
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................... 46
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Tingkat Umur ........................................... 47
Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Lama Bercocok Tanam ........................... 48
Tabel 4.7 Jumlah Responden Menurut Luas Lahan ........................................ 49
Tabel 4.8 Tingkat Pendidikan .......................................................................... 50
Tabel 4.9 Hasil Produksi Petani Tambak Bandeng Per Panen ........................ 51
Tabel 4.10 Tingkat Produktivitas Usaha Tambak Bandeng ............................. 52
Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov- Smirnov ...................................................... 54
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................... 55
Tabel 4.13 Hasil Analisis Linier Berganda ....................................................... 57
Tabel 4.14 Hasil Uji F ...................................................................................... 61
Tabel 4.15 Hasil Koefesien Determinasi (R2) .................................................. 62
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Fikir ............................................................................. 31
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan masyarakat semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Dalam bidang ekonomi mendapat prioritas utama
dalam pembangunan nasional, karena pembangunan ekonomi diharapkan dapat
menjadi motor penggerak pembangunan. Selain melalui pembangunan bidang
ekonomi dapat dihasilkan sumber yang lebih luas bagi pembangunan bidang lain.
Sebagai tolak ukur adanya pembangunan ekonomi adalah terjadinya
pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran nyata
dari kebijakan perubahan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi
yang dilakukan oleh masing-masing daerah.
Perkembangan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional
diarahkan untuk mengembangkan daerah masing-masing dan menyerasikan laju
pertumbuhan antar daerah. Hal ini dapat dilakukan melalui pembangunan yang
serasi dan terpadu antar sektor ekonomi. Oleh karena itu pembangunan sub
sektor perikanan perlu di tingkatkan, bukan saja untuk keperluan peningkatan
mutu gizi masyarakat, tetapi terutama ditujukan untuk keperluan meningkatan
produksi dan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan menunjang
komoditas ekspor non migas sebagai penghasil devisa negara.
Sektor perikanan yang ada di daerah Kabupaten Pinrang juga perlu
ditingkatkan guna meningkatkan usaha perikanan yang ada di Kabupaten
1
2
Pinrang, mengingat besarnya potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Pinrang yaitu
besarnya jumlah luas lahan tambak yang dimiliki, keadaan alam dan letak
geografis yang mendukung serta besarnya jumlah penduduk yang kebanyakan
tinggal di desa dan mata pencaharian petani tambak. Sektor perikanan
merupakan penyediaan lapangan kerja yang cukup signifikan, tetapi karena
semakin meningkatnya jumlah penduduk sedangkan lahan yang tersedia sangat
terbatas dan minimnya modal yang dimiliki petani untuk mengembangkan
usahanya maka penyerapan tenaga kerja pada sektor perikanan menurun.
Keadaan ini berakibat terjadinya perubahan dari sektor peikanan ke sektor
industri, padahal sektor ini tetap diharapkan mampu untuk menjamin penyediaan
bahan pangan nasional.
Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi masalah ini, pemerintah
mengambil kebijakan dalam menyerasikan dan menyeimbangkan pendapatan
masyarakat terhadap pada sektor permodalan yaitu dengan melalui pemberian
kredit perbankan. Hal ini disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai
penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat secara efektif dan efisien untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan dalam upaya pengembangan dana pada
sektor pembangunan ekonomi pedesaan untuk meningkatkan pengembangan
budidaya perikanan dan meningkatkan usahanya guna mencapai tujuan
kemakmuran. Semakin meningkatnya hasil produksi dan tingkat pendapatan
diharapkan dapat membuka kesejahteraan keluarganya, baik keluarga pemilik
modal itu sendiri maupun yang hanya sebagai buruh petani.dan tentunya secara
tidak langsung dapat membantu pemerintah didalam memberikan perkreditan
3
pada masyarakat. Mengingat pentingnya dalam mencapai pembangunan
ekonomi disektor perikanan terutama perikanan tambak. Kabupaten Pinrang
memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor pengembangan perikanan .
Bandeng adalah jenis ikan konsumsi yang tidak asing bagi masyarakat.
Bandeng merupakan hasil tambak, dimana budidaya hewan ini mula-mula
merupakan pekerjaan bagi petani khususnya petani tambak. Bandeng
merupakan hewan yang hidup di air tawar dan air asin, selain itu bandeng relative
tahan terhadap berbagai jenis penyakit yang biasanya menyerang hewan air.
Sampai saat ini sebagian besar budidaya bandeng masih dikelola dengan cara
yang relative sederhana dengan tingkat produksi yang sangat rendah. Dari aspek
konsumsi bandeng adalah sumber protein yang sehat sebab bandeng adalah
sumber protein yang tidak mengandung kolestrol. Budidaya bandeng tidak
menmbulkan pencemaran lingkungan baik air kotor maupun bau amis/bau tidak
sedap.
Jenis perikanan budi daya yang dilakukan di Indonesia meliputi budi daya
laut, budi daya tambak, budi daya kolam, dan budi daya sawah. Di antara
berbagai jenis perikanan budi daya tersebut, produksi tertinggi yaitu 559.612 ton
(38,10% dari total produksi perikanan budi daya) berasal dari budi daya tambak
denganluas mencapai 489.811 ha (luas kotor) ada tahun 2004 (Anonim, 2006).
Usaha perikanan budi daya tambak merupakan kegiatan yang memanfaatkan
kawasan pesisir yang mampu memberikan kontribusi cukup besar terhadap
pendapatan masyarakat pesisir, penyedia lapangan kerja, dan perolehan devisa
negara yang potensial. Sulawesi Selatan merupakan salah satu sentra produksi
4
budi daya tambak dan memiliki tambak terluas yaitu 104.240 ha atau sekitar
21,28% dari total luas tambak di Indonesia pada tahun 2004.
Tambak terluas di Sulawesi Selatan dijumpai di Kabupaten Pinrang yaitu
seluas 15.853 ha (16,51% dari total tambak di Sulawesi Selatan) pada tahun
2005 (Anonim, 2005) dan ditunjuk sebagai pusat pengembangan produksi udang
windu di Sulawesi Selatan. Komoditas selain udang windu (Penaeus monodon)
yang dibudidayakan di tambak Kabupaten Pinrang adalah ikan bandeng (Chanos
chanos), baik secara monokultur maupun polikultur dengan produksi 2.237 ton
udang windu dan 9.420 ton ikan bandeng pada tahun 2005 (Anonim, 2005).
Produktivitas tambak di Kabupaten Pinrang baru mencapai 141 kg/ha/tahun untuk
udang windu dan 594 kg/ha/tahun untuk ikan bandeng. Produktivitas tambak ini
masih dapat ditingkatkan melalui pengelolaan tambak yang tepat dan penerapan
teknologi yang sesuai dengan kesesuaian lahan tambak. Pengelolaan tambak
yang dilakukan oleh pembudi daya tambak sangat bervariasi, termasuk pembudi
daya tambak di Kabupaten Pinrang, sebagai contoh kapur yang diaplikasikan
berkisar antara 150 sampai 2.500 kg/ha dan padat penebaran benur windu antara
10.000 sampai 30.000 ekor/ha dan nener bandeng antara 500—2.500 ekor/ha
pada polikultur udang windu dan ikan bandeng (Ratnawati et al., 2002).
Pemupukan dan pengapuran serta ketersediaan air dan adanya saluran
memberikan pengaruh yang nyata terhadap produktivitas tambak di
KabupatenMaros, Takalar, dan Bulukumba – Sulawesi masam yang berlokasi di
Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan produksi rumput laut
sangat ditentukan oleh dosis pupuk urea, luas tambak, pengalaman petambak,
5
dosis pupuk KCl, umur tambak, padat penebaran nener bandeng, dan dosis
kapur yang diaplikasikan (Mustafa & Ratnawati, 2005). Oleh karena itu, perlu
upaya untuk mengetahui tingkat produktivitas tambak bandeng yang diharapkan
dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan produktivitas
tambak. Selain itu, faktor lingkungan tambak juga perlu diketahui yang sekaligus
merupakan upaya untuk melakukan modifikasi kriteria dalam penentuan
kelayakan tambak.
Pengelolaan tambak merupakan faktor penting setelah penentuan kelayakan
lahan budi daya tambak dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan
budi daya tambak berkelanjutan (Karthik et al., 2005). Oleh karena itu, dilakukan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas tambak di
Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah-masalah yang akan diteliti antara lain :
1. Apakah Faktor Tenaga Kerja Berpengaruh Terhadap Produktivitas Petani
Tambak Bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
?
2. Apakah Faktor Luas Lahan Berpengaruh Terhadap Produktivitas Petani
Tambak Bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
?
3. Apakah Faktor Modal Berpengaruh Terhadap Produktivitas Petani Tambak
Bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang ?
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah :
1. Mengetahui Besarnya Pengaruh Faktor-Faktor Tenaga Kerja Terhadap
Produktivitas Petani Tambak Bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang.
2. Mengetahui Besarnya Pengaruh Faktor-Faktor Luas Lahan Terhadap
Produktivitas Petani Tambak Bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang.
3. Mengetahui Besarnya Pengaruh Faktor-Faktor Modal Terhadap Produktivitas
Petani Tambak Bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang.
D. Manfaat Penelitian
1. Penelitian Ini Diharapkan Dapat Memberikan Masukan Bagi Masyarakat
Petani Tambak Dalam Menggunakan Tingkat Produktivitas Atau Efisiensi
Budidaya Bandeng Yang Lebih Baik.
2. Penelitian Ini Diharapkan Dapat Memberikan Kontribusi Terhadap Teori
Produktivitas Atau Efisiensi Dalam Aplikasinya Pada Budidaya Perikanan.
7
3. Dapat Memberikan Informasi dan Sebagai Bahan Referensi Kepada Semua
Pihak Terutama Kepada Mahasiswa Maupun Peneliti Yang Menelaah
Kasus Serupa.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Produksi
Menurut (Nuraini, 2015) telah dikemukakan sebelumnya bahwa
fungsi produksi merupakan hubungan teknis antara faktor produksi
(input) dengan hasil produksi (output). Faktor produksi merupakan hal
yang mutlak dalam prosesproduksi karena tanpa faktor produksi
kegiatan produksi tidak dapat berjalan. Fungsi produksi
menggambarkan teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan, suatu
industri atau suatu perekonomian secara keseluruhan. Secara umum
fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah barang produksi
tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakkan. Jadi hasil
produksi merupakan variabel tidak bebas, sedangkan faktor produksi
merupakan variabel bebas. Fungsi produksi dapat ditulis sebagai
berikut :
Q : (K,L,R,T)
Q : Output
K : Kapital/modal
L : Labour/tenaga kerja
R : Resources/sumber daya
T : Teknologi
Dari persamaan di atas pada dasarnya berarti bahwa besar
kecilnya tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah
8
9
modal, tenaga kerja, sumber daya dan teknologi yang digunakkan.
Jumlah produksi yang berbeda-beda tentunya memerlukan faktor
produksi yang berbeda pula. Tetapi ada juga bahwa jumlah produksi
yang tidak sama akan dihasilkan oleh faktor produksi yang di anggap
tetap, biasanya adalah faktor produksi seperti modal, mesin,
peralatannya serta bangunan perusahaan. Sedangkan faktor produksi
yang mengalami perubahan adalah tenaga kerja. ( Menurut Subyanto,
1989 dalam Prakoso, 2013) mengemukakan produksi adalah hasil
yang diperoleh sebagai akibat dari bekerjanya faktor-faktor produksi
sekaligus antara lain tanah, modal dan tenaga kerja. Pengertian
tentang produksi tersebut dapat disimpulkan sebagai sumber daya
atau input yeng terdiri dari tanah, tenaga kerja, modal dan skil yang
dibutuhkan atau digunakan sedemikian rupa untuk menghasilkan suatu
komoditi yang bernilai ekonomi. Kombinasi atas sumber daya tersebut
harus menunjukkan suatu proses produksi yang efisien, sehingga akan
meminimalkan pengeluaran dalam biaya produksi. Seorang produsen
termasuk nelayan dalam dalam melaksanakan setiap produksinya
tidak akan lepas dari kewajiban melakukan pengeluaran terhadap
berbagai input yang akan digunakan untuk menghasilkan sejumlah
produksi misalnya pada penggunaan tenaga kerja, pembelian bahan
bakar, kosumsi, biaya operasional, dll. Keseluruhan biaya ini telah
dikeluarkan dengan maksud untuk memperlancar kegiatan produksi.
10
2. Fungsi Produksi
Mengingat permasalahan yang ada, maka landasan teori yang
digunakan adalah analisis fungsi produksi. (Menurut Soediyono, 2000),
bahwa fungsi produksi menunjukkan output atau jumlah hasil produksi
maksimum yang dapat dihasilkan per-satuan waktu tertentu dengan
menggunakan berbagai kombinasi sumber-sumber daya yang dipakai
dalam berproduksi. (Soekartawi, 2017) menyatakan bahwa fungsi
produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan (Y)
dengan variabel yang menjelaskan (X). Variabel yang dijelaskan berupa
output sedang variabel yang menjelaskan berupa input. Secara
matematis, hubungan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Y = f (X1, X2, X3, ...... Xn) .................................................................
Dengan fungsi produksi seperti tersebut diatas, maka hubungan
Y dan X dapat diketahui dan sekaligus hubungan dengan X1..... Xn.
Dalam usahatani, produksi perikanan secara matematis dapat pula
dirumuskan sebagai berikut (Hasan BT dan Gunawan S, 1989) :
Q = f (X1, X2, X3... Xn) .....................................................................
Dimana :
Q : tingkat produksi
X1 ... Xn : faktor-faktor produksi (input)
Pengetahuan usahatani antara lain bertujuan meningkatkan hasil
produksi dan pendapatan petani. Kedua tujuan tersebut merupakan
faktor penentu bagi seorang petani untuk mengambil keputusan dalam
usahataninya. Petani sebagai pengelola usahatani harus dapat
mengalokasikan penggunaan faktor-faktor produksi tersebut agar
11
mencapai hasil yang optimum sehingga memperoleh pendapatan yang
maksimum. Kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi diusahakan
sedemikian rupa agar dalam jumlah tertentu menghasilkan keuntungan
tetinggi. Tindakan ini sangat berguna untuk memperkirakan tingkat
keuntungan usahatani relatif terhadap sumber daya yang tersedia.
Namun demikian, pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi
terhadap produksi yang dihasilkan dibatasi dengan hukum “The Law of
Diminishing Return”, yang menyatakan bahwa bila suatu macam input
ditambah penggunaannya sedang input lain tetap, maka tambahan
output yang dihasilkan mula-mula menaik, kemudian seterusnya
menurun bila input tersebut terus ditambahkan.
3. Usaha Tambak
Definisi tambak atau kolam menurut (Murtidjo, 2012) adalah
badan air yang berukuran 1 m2 hingga 2 ha yang bersifat permanen
atau musiman yang terbentuk secara alami atau buatan manusia.
Tambak atau kolam cenderung berada pada lahan dengan lapisan
tanah yang kurang porus. Istilah kolam biasanya digunakan untuk
tambak yang terdapat di daratan dengan air tawar, sedangkan tambak
untuk air payau atau air asin. Fungsi tambak bagi ekosistem perairan
adalah terjadinya pengkayaan jenis biota air. Bertambahnya jenis biota
tersebut berasal dari pengenalan biota-biota yang dibudidayakan.
Jenis-jenis tambak yang ada di Indonesia meliputi: tambak
intensif, tambak semi intensif, tambak tradisional dan tambak organik.
Perbedaan dari ketiga jenis tambak tersebut terdapat pada teknik
pengelolaan mulai dari padat penebaran, pola pemberiaan pakan,
12
serta sistem pengelolaan air dan lingkungan. Keberlanjutan budidaya
tambak sangat tergantung pada kondisi kualitas lingkungan perairan.
Kondisi lingkungan perairan yang berbeda mempengaruhi kondisi
kualitas lingkungan, baik secara fisika, kimia maupun biologi.
Pengembangan usaha budidaya tambak juga menghasilkan dampak
negatif terhadap lingkungan disamping keuntungan secara ekonomi,
jenis tambak yangberbeda akan menghasilkan kondisi kualitas
lingkungan yang berbeda pula. Kandungan klorofil-a, nitrat, nitrit, fosfat
anorganik, COD dan TOC cenderung lebih rendah pada tambak
organik dibandingkan dengan tambak konvensional. Dengan demikian,
tambak organik memberikan dampak yang lebih baik terhadap
lingkungan dibandingkan dengan tambak konvensional. Dampak
budidaya terhadap lingkungan tersebut dapat memberikan dampak
yang vital terhadap keberlanjutan budidaya yang dilakukan dan
adanya interaksi antara bahan organik dengan efisiensi produksi dari
tanah tambak dimana kandungan bahan organik pada tambak yang
produksinya rendah cenderung lebih rendah dibandingkan tambak
dengan produksi yang tinggi. Akumulasi bahan organik juga
menunjukkan bahwa pada tambak dengan substrat dominan pasir
cenderung lebih rendah dibandingkan dengan pada substrat dominan
lanau. Adanya pengaruh lingkungan tambak terhadap aliran sungai di
sekitarnya dimana kondisi air buangan tambak yang buruk (tercemar)
juga akan menurunkan kondisi kualitas air sungai. Pengelolaan
tambak tidak hanya sebatas pada upaya untuk menghasilkan ikan,
tetapi juga penting untuk menjaga kondisi lingkungan yang layak,
13
mengawasi panen dan pertumbuhan ikan, pemeriksaan keberhasilan
reproduksi ikan dan menjauhkan ikan-ikan yang tidak diinginkan
(predator/parasit). Disamping itu juga masih terdapat banyak faktor
yang harus diperhatikan dalam pengelolaan tambak seperti
pengelolaan populasi ikan, pengelolaan sistem, pemilihan spesies
ikan, pemberiaan pakan, pemasaran, dan sebagainya. Tambak yang
dikelola dengan baik cenderung memiliki kualitas air yang lebih baik.
4. Pengertian Pendapatan
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara jumlah produksi
yang diperoleh dengan harga produksi. Pendapatan usaha tani selisih
antara penerimaan dan seluruh biaya yang dilkeluarkan dalam selama
sekali periode. (Menurut Sukirno, 2002 dalam Yanutya 2013)
Pendapatan total usaha tani (pendapatan bersih) adalah selisih
penerimaan total dengan biaya total yang dikeluarkan dalam proses
produksi, dimana semua input milik keluarga diperhitungkan dalam
proses produksi. Total Revenue (TR) adalah jumlah produksi yang
dihasilkan, dikalikan dengan harga produksi dan secara sistematis
dapat dijelaskan sebagai berikut :
π = TR – TC
Keterangan : π = Pendapatan (Rp/musim tanam)
TR = Total Penerimaan (Rp/musim tanam)
TC = Total Biaya (Rp/musim tanam)
(Menurut Suratiyah, 2006 dalam Yanutya, 2013) pendapatan
dan biaya usahatani ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal terdiri dari umur petani, pendidikan, pengetahuan,
14
pengalaman, keterampilan, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan modal.
Faktor eksternal berupa harga dan ketersediaan sarana produksi.
Ketersediaan saran produksi dan harga dapat dikuasai oleh petani
sebagai individu meskipun dana tersedia. Bila salah satu sarana
produksi tidak tersedia maka petani akan mengurangi penggunaan
faktorproduksi tersebut, demikian juga dengan harga sarana produksi
misalnya harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan
mempengaruhi biaya dan pendapatan. Penerimaan usahatani adalah
perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual.
5. Hubungan Antar Variabel
a) Hubungan Luas lahan dengan Produksi
(Soekartawi, 2014) mengemukakan bahwa tanah sebagai
harta yang produktif adalah bagian organis rumah tangga tani.
Luas lahan usahatani menentukan pendapatan, taraf hidupnya dan
derajat kesejahteraan rumah tangga tani. Tanah berkaitan erat
dengan keberhasilan usahatani dan teknologi modern yang
dipergunakan. Untuk mencapai keuntungan usaha tani kualitas
tanah harus ditingkatkan, hal ini dapat dicapai dengan cara
pengelolaan yang hati-hati dan penggunaan metode terbaik.
Pentingnya faktor produksi tanah bukan saja dilihat dari segi luas
atau sempitnya tanah, tetapi juga segi yang lain, misalnya aspek
kesuburan tanah, macam penggunaan lahan (tanah sawah,
tegalan dan sebagainya) dan topografi (tanah daratan pantai,
rendah dan dataran tinggi). Kemampuan tanah untuk pertanian
penilaiiannya didasarkan kepada kemampuan tanah untuk
15
ditanami berbagai jenis tanaman. Makin banyak tanaman makin
baik kemampuan untuk berproduksi, sedangkan makin tinggi
produksi per satuan luas makin baik kemampuan untuk
berproduksi secara lestari, semakin sedikit pengawetan tanak
semakin baik.
b) Hubungan Modal dengan Produksi
(Soekartawi, 2015) menyatakan bahwa modal yang
dipergunakan dalam produksi boleh dikatakan tetap besarnya dan
hanya sedikit sekali perubahan. Seringkali dijumpai adanya pemilik
modal besar yang mampu mengusahakan usahataninya dengan
baik tanpa adanya bantuan kredit dari pihak lain. Golongan pemilik
modal yang kuat ini sering ditemukan pada petani besar, petani
kaya dan petani cukupan, petani komersial atau pada petani
sejenisnya. Sebaliknya, tidak demikian halnya pada petani kecil.
Golongan petani yang diklasifikasikan sebagai petani tidak
bermodal kuat yaitu petani kecil, petani miskin, petani tidak
cukupan dan petani tidak komersial. Karena itulah mereka
memerlukan kredit agar mereka mampu mengelola usahataninya
dengan baik. Modal dalam usahatani dapat diklasifikasikan sebagai
bentuk kekayaan baik berupa uang maupun barang yang
digunakan untuk mengasilkan sesuatu baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam suatu proses produksi. Dengan
demikian pembentukan modal mempunyai tujuan yaitu:
a) untuk menunjang pembentukan modal lebih lanjut; dan
b) untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usaha tani.
16
c) Hubungan Tenaga Kerja dengan Produksi
(Suroto, 2016) faktor tenaga kerja tidak hanya cukup dilihat
dari segi jumlahnya saja melainkan juga harus diperhatikan
kualitas dari tenaga kerja tersebut. Dengan adanya perbaikan
kualitas tenaga kerja maka batas penurunan produksi total karena
pertambahan jumlah tenaga kerja akan dapat ditunda sampai
jumlah tenaga kerja yang lebih besar. Pekerja adalah mereka
yangsungguh-sungguh bekerja atau melakukan kegiatan produksi
dalam suatu perekonomian dan mendapatkan upah sebagai balas
jasa mereka. Sebagai nilai output yang dihasilkan seorang tenaga
kerja dimana tingkat produksi ditentukan dari kemampuan untuk
menciptakan biaya produksi yang seefisien mungkin dan
menciptakan nilai tambah yang lebih baik dibandingkan dengan
pesaing. (Sukirno, 2018) perlu diperhatikan adanya kualitas tenaga
kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidak terdidik, kualitas kerja
keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini tidak
memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan
barang, tetapi jumlah jam kerja yang biasa dan semestinya
diperlukan untuk memproduksi barang. Tenaga kerja merupakan
salah satu faktor yang terpenting dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang maupun jasa disamping faktor produksi
modal, teknologi dan sumber daya alam. Tenaga kerja adalah
orang yang melaksanakan dan menggerakan segala kegiatan,
menggunakan peralatan maupun teknologi dalam menghasilkan
barang dan jasa yang bernilai ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
17
manusia. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya tenaga
kerja yang dibutuhkan dan juga membutuhkan tenaga kerja yang
mempunyai keahlian, penggunaan tenaga kerja sebagai variabel
dalam proses produksi lebih ditentukan oleh pasar tenaga kerja,
dalam hal ini dipengaruhi oleh upah tenaga kerja serta harga
outputnya.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi
a. Luas lahan
(Menurut G. J Vink, 2012), sewa adalah hak pakai atas tanah
yang dibayarkan dengan uang atau hasil produksi yang sudah
ditentukan terlebihdahulu. Dalam upaya budidaya kepiting bakau,
tanah atau lahan berupa lahan tambak di sekitar tanaman bakau
yang telah diatur sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk
budidaya, biasanya petani yang membudidayakan kepiting bakau
menggunakan media keramba yang teruat dari bambu dengan
spesifikasi dan ukuran tertentu. Lahan tambak besar kecil termasuk
faktor yang mempengaruhi produksi bandeng. Ukuran tambak yang
besar menjadikan jumlah ikan yang dibudidayakan juga semakin
banyak sehingga produksi ikan bandeng pun semakin besar. Luas
lahan yang tidak sebanding dengan jumlah ikan akan
mengakibatkan kondisi ikan menjadi tidak sehat. (Mubyarto, 2018)
lahan merupakan faktor produksi yang penting dalam pertanian
karena merupakan tempat dimana usaha pertanian dilakukan dan
tempat hasil produksi dikeluarkan. Tanah mempunyai sifat yang
tidak sama dengan faktor produksi yang lain karena luas tanah
18
relative tetap bahkan bisa dimungkinkan berkurang sementara
permintaan akan semakin meningkat sehingga sifatnya langka.
Tanah mempunyai beberapa sifat antara lain : luas lahan yang
relatif tetap atau dianggap tetap, tidak dapat dipindah-pindahkan,
dan dapat dipindah tangankan atau diperjual belikan. Dalam
pertanian di negara berkembang termasuk Indonesia faktor produksi
tanah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Hal ini terbukti
dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan
dengan faktor produksi produksi lainnya. Sebagai faktor produksi
tanah mendapatkan bagi hasil dari kegiatan produksi berupa sewa
tanah.
7. Modal Usaha
Modal adalah salah satu faktor yang menyumbang pada hasil
produksi, hasil produksi dapat meningkat karena digunakannya alat-alat
mesin produksi yang efisien, ketika hasil produksi meningkat maka
pendapatan juga akan meningkat. Dalam proses produksi tidak ada
perbedaan antara modal sendiridengan modal pinjaman, yang masing-
masing menyumbang langsung pada produksi. Akumulasi modal terjadi
apabila sebagian dari pendapatan di tabung dan di investasikan
kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan
dikemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan dan
bahan bakumeingkatkan stock modal secara fisik (yakni nilai riil atas
seluruh barang modal produktif secara fisik) dan hal ini jelas
memungkinkan akan terjadinya peningkatan output di masa
mendatang. (Hingan, 2013) berpendapat bahwa modal berarti
19
persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat direproduksi.
Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu, hal ini disebut
akumulasi modal. Jhingan menyebutkan makna pembentukan modal
adalah masyarakat tidak melakukan keseluruhan kegiatannya saat ini
sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi yang
mendesak, tetapi mengarahkan sebagian daripadanya untuk
pembuatan barang modal, alat-alat dan perlengkapan, mesin, fasilitas
pengangkuutan, dan pabrik dalam arti pembentukan modal merupakan
investasi dalam bentuk barang-barang modal yang dapat menaikkan
stok modal, output nasional dan pendapatan nasional. Faktor yang
menyebabkan rendahnya pembentukan modal adalahrendahnya
pendapatan masyarakat yeng menyebabkan rendahnya tabungan yang
sangat penting dalam pembentukan modal. Rendahnya produksi yang
berakibat laju pertumbuhan pendapatan nasional, yabungan, dan
pembentukan modal menjadi rendah, alas an kependudukan yang
sangat tinggi akan menyebabkan pendapatan perkapita yang menurun
dan akan terjadi kekurangan dana dan akumulasi modal dalam
pembiayaan pembangunan, dan kekurangan peralatan modal serta
ketervelakangan teknologi. Menurut (Todaro, 2006) akumulasi modal
merupakan bagian dari pendapatan nasional atau pengeluaran yang
digunakan untuk memproduksi baik barang modal maupun barang
untuk konsumsi dalam waktu tertentu. Akumulasi modal dapat terjadi
apabila sebagian dari pendapatan di tabung dan di investasikan
kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan
dikemudian hari.
20
8. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang melakukan pekerjaan baik
di dalam maupun diluar hubungan kerja, guna menghasilkan barang
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. (Simanjuntak,
2015:74) berpendapat tenaga kerja merupakan salah satu faktor
produksi selain faktor produksi tanah, modal yang memiliki peranan
penting dalam mendukung kegiatan produksi guna menghasilkan
barang dan jasa. Pertambahan permintaan barang dan jasa masyarakat
akan mengakibatkan peningkatan permintaan tenaga kerja. Permintaan
tenaga kerja disebut derived demand, karena sebagai input perubahan
permintaan tenaga kerja ditentukan olehperubahan permintaan
outputnya. Semakin besar permintaan output yang dihasilkan besar
pula permintaan tenaga kerjanya. Tenaga kerja merupakan salah satu
bagian terpenting dalam meningkatkan produktivitas, untuk itu perlu
dilakukan pengukuran terhadap produktivitas tenaga kerja adar
perusahaan dapat mengetahui perkembangan produksi yang terjadi.
Metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap
produktivitas tenaga kerja adalah metode pengukuran waktu tenaga
kerja (jam, hari atau tahun). Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit
pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat
dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja
menurut pelaksanaan standar, karena hasil masukkan dapat dinyatakan
dalam waktu peoduktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai suatu
indeks yang sangat sederhana = hasil dalam jam-jam standar :
masukan dalam jam-jam waktu. Untuk mengukur suatu produktivitas
21
perusahaan dapat digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia, yakni
jam-jam kerja yang harus dibayar dan jam-jam kerja yang dipergunakan
untuk bekerja. Jam kerja yang harus dibayar meliputi semua jam-jam
kerja yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang tidak digunakan untuk
bekerja namun harus dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit, tugas luar
dan sisa lainnya. Jadi bagi keperluan pengukuran umum produktivitas
tenaga kerja kita memiliki unit-unit yang diperlukan, yakni: kuantitas
hasil dan kuantitas penggunaan masukan tenaga kerja (Sinungan,
2013:24-25). Produktivitas secara umum akan dapat diformulasikan
sebagai berikut:
1) Produktivitas = output/input (measurable) + input (invisible)
Invisible input meliputi tingkah pengetahuan, kemampuan teknis,
metodologi kerja dan pengetahuan organisasi dan motivasi kerja.
Untuk mengukur produktivitas kerja dari tenaga kerja manusia,
operator mesin.
2) Produktivitas = total keluaran yang dihasilkan Tenaga kerja jumlah
tenaga kerja yang dipekerjakan. Di sini produktivitas dari tenaga
kerja ditunjukkan sebagai rasio dari jumlah keluaran yang
dihasilkan per total tenaga kerja yang jam manusia (man-hours),
yaitu jam kerja yang dipekerjakan dapat terdiri dari tenaga kerja
langsung ataupun tidak langsung, akan tetapi biasanya meliputi
keduanya.
(Asri Marwan, 2012) tenaga kerja dikelompokkan menjadi 2
macam, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak
langsung. Yang dinamakan tenaga kerja langsung adalah tenaga
22
kerja yang terlibat secara langsung padaproses produksi. Biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar tenaga kerja
jenis ini dikaitkan terhadap harga pokok barang yang dihasilkan
dan bersifat proporsional (sebanding) dengan tingkat kegiatan
yang dilakukan. Sedangkan yang dinamakan tenaga kerja tidak
langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara langsung terlibat
dalam proses produksi. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk membayar tenaga kerja jenis ini dikategorikan sebagai salah
satu elemen biaya-biaya pabrik, yang besarnya tidak berubah
secara proporsionil dengan tingkat kegiatan yang dilakukan.
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu
diperhitungkan dalam proses produksi. Jumlah yang cukup bukan
saja dilihat dari Luas lahan, Tenaga Kerja, Modal, Kapasitas
Produksi, Tersedianya tenaga kerja tapi juga kualitas dan macam
tenaga kerja. Penggunaan faktor tenaga kerja dalam produksi
barang dan jasa mempunyai 2 macam nilai ekonomi yaitu (Suroto,
2012:16) :
1) Penggunaan tenaga kerja juga memberikan pendapatan kepada
orang lain yang melakukan pekerjaan dan memungkinkan
penyumbang input lain memperoleh pendapatan.
2) Dengan tenaga kerja yang disumbangkan, input lain berupa
modal, bahan, energi dan informasi dapat diubah menjadi output
atau produk yang mempunyai nilai tambah.
23
B. Tinjauan Empiris
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Tahun Judul Hasil
1 Firdausia Wardah
2016 Analisis Tingkat Produktivitas Petani Tambak Bandeng Di Desa Kedung Pandan Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo
Menganalisis tingkat pendapatan petani tambak bandeng di desa kedung pandan kecamatan jabong kabupaten sidoarjo. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode pengumpulan data berupa metode kuisioner. Pengujian analisa data menggunakan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel indenpen terhadap variabel dependen. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dinyatakan bahwa variabel bebas yang signifikan berpengaruh positif terhadap produktivitas petani tambak bandeng adalah luas lahan, investasi pada peralatan, dan modal. Sedangkan tenaga kerja secara statistik
24
tidak signifikan berpengaruh terhadap produktivitas petani tambak bandeng. Variabel tenaga kerja tidak signifikan karena nilai signifikansi sebesar 0.096 sedangkan nilai signifikansi t lebih besar dari α 0.05 jadi variabel tenaga kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi
2 Sri Wahyuni Mustafa
2019 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Tambak Ikan Bandeng Di Desa Salekoe Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja, luas lahan, modal, dan jumlah produksi terhadap pendapatan petani tambak Ikan Bandeng di Desa Salekoe Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Uara. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis data regeresi linear berganda. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan dengan metode kuisioner yaitu data yang dikumpulkan pada waktu tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
25
luas lahan dan jumlah produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani tambak Ikan Bandeng di Desa Salekoe, variabel tenaga kerja berpengruh negaif dan signifikan terhadap pendapatan petani tambak Ikan Bandeng di Desa Salekoe, dan variabel modal petani tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani tambak Ikan Bandeng di Desa Salekoe
Tiar Muslim 2019 ANALISIS PRODUKTIVITAS TAMBAK BANDENG DAN DAMPAKNYA BAGI KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR
Berdasarkan hasil peneltian, diperoleh bahwa hasil memasang udang memberikan pendapatan yang sangat melimpah terhadap masyarakat desa Prapag Lor. Produktivitas tambak dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor teknologi, faktor musim dan faktor manusia. Hasil budidaya tambak membuat tingkat kesejahteraan petani tambak meningkat pada kondisi menegah.
26
Secara umum ada berbagai faktor yang mebuat hasil menjadi berkurang salah satunya adalah bibit bandeng yang hasil ternakan yang lebih rentan dalam menghadapi berbagi macam kondisi. Meningkatnya produktivitas tambak membuat pola pikir masyarakat menjadi lebih terbuka terhadap hal-hal yang terkait masa depan. Seperti menyekolahkan anaknya, menabung di bank dan sebagainya.
3 Nur Fadillah 2020 Analisis Pendapatan Petani Tambak Ikan Bandeng di Kecamatan Woha Kabupaten Bima
Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik survai. Unit analisis adalah petani yang mengusahakan tambak ikan bandeng di Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Jumlah responden ditentukan sebanyak 40 orangyang terdistribusisecara proportional sampling, Selanjutnya untuk mendapatkan petani yang
27
menjadi responden ditentukan secara insidental sampling. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder yang dianalisis secara kulaitatif dan kuantitaif. Hasil penelitian menujukkan bahwa:(1) Rata-rata Pendapatan usahatani tambak ikan bandeng di Kecamatan Woha Kabupaten Bima dalam satu kali budidaya yaitu sebesar Rp 20.632. 831/LLG atau sebesar Rp. 31.015. 154/Ha. Dimana rata-rata biaya produksi sebesar Rp. 2.415. 502/LLG atau Rp. 3.630. 969/Ha dan penerimaan sebesar Rp. 23.048. 333/LLG atau Rp. 34.646. 123/Ha.(2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani tambak ikan bandeng di Kecamatan Woha Kabupaten Bima adalah produksi, benih, luas lahan, HKO, pengalaman dan pendidikan. Yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani tambak ikan
28
bandeng adalah produksi dan HKO berdasarkan taraf nyata 0, 05%.
4 Akhmad Mustafa, Erna Ratnawati
2016 Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi produktivitas tambak di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas tambak di Kabupaten Pinrang rata-rata 499 kg/ha/musim. Produktivitas tambak di Kabupaten Pinrang masih dapat ditingkatkan melalui penambahan tenaga kerja dan pemisahan saluran pemasukan dan pengeluaran air serta penambahan tinggi pematang agar tinggi air juga dapat ditingkatkan. Aplikasi pupuk urea pada saat persiapan tambak dan aplikasi urea dan SP-36 sebagai pupuk susulan dapat meningkatkan produktivitas tambak, sebaliknya aplikasi KCl pada saat persiapan tambak dapat menurunkan produktivitas tambak. Pengurangan kapur susulan dan peningkatan pupuk yang mengandung fosfat dapat meningkatkan produktivitas
29
tambak.
5 Muhammad Yasir
2018 Analisis Pendapatan Petani Tambak Di Kabupaten Luwu
Penelitian Ini Bertujuan (1) Untuk Menganalisis Pendapatan Petani Tambak Secara Umum Di Kabupaten Luwu, (2) Memotivasi Petambak Untuk Menghasilkan Sebanyak – Banyaknya Produk Hasil Perikanan Tambak (Udang Windu, Ikan Bandeng, Rumput Laut, Dan Udang Vaname) Untuk Memenuhi Kebutuhan Protein Masyarakat Lokal Selain Sebagai Komoditas Ekspor Yang Dapat Meningkatkan Pendapatan Petambak Di Kabupaten Luwu. (3) Untuk Mengetahui Jenis Budidaya Perikanan Yang Memberikan Keuntungan Lebih Besar Bagi Petambak, (4) Dapat Digunakan Untuk Memperkaya Materi Ajar Pada Mata Kuliah Statistika Inference. Sampel Sebanyak 50 Petambak Responden Dipilih Dengan Cara
30
Sampel Kemudahan (Convenience Sampling) Dibagi Dalam Empat Kelompok. Analisis Data Dengan Oneway – Anova Atau Kruskal – Wallis Statistic, Menunjukkan Bahwa Secara Statistik, (1) Produktivitas Tambak Rumput Laut Secara Rata-Rata Lebih Tinggi Dibanding Produktivitas Budidaya Lainnya. Namun Keuntungan Petambak Rumput Laut Masih Lebih Rendah Dibanding Petambak Udang Vaname Karena Perbedaan Pada Harga Komoditas. (2) Terdapat Perbedaan Yang Signifikan Keuntungan Yang Diperoleh Diantara Kelompok Petambak.(3) Multiple Comparations Anova Disimpulkan Adanya Perbedaan Keuntungan Yang Menyolok Antara Petambak Udang Vaname Dengan Petambak Ikan Bandeng, Akan Tetapi Antara Petambak Udang
31
Windu, Rumput Laut Dan Petambak Ikan Bandeng Keuntungannya Relatif Sama.
C. Kerangka Fikir
Berdasarkan telaah pustaka dan diperkuat dengan penelitian
terdahulu diduga bahwa produksinya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
luas lahan, modal dan investasi pada peralatan. Variabel terikat dalam
penelitian ini yaituProduksi (Y) sedangkan variabel bebasnya adalah luas
lahan (X1), modal (X2) dan tenaga kerja (X3).
Gambar 2.1
Kerangka Fikir
Pengaruh Tenaga kerja (X1)
- Tenaga kerja
- Upah tenaga kerja
- Pengalaman kerja
Pengaruh Luas Lahan (X2)
- Luas lahan
- Hasil sekali panen
Pengaruh Modal (X3)
- Bibit
- Pupuk
- Kebutuhan lain -
lain
Produktivitas petani
tambak bandeng(Y)
- Hasil panen
dalam
setahun
32
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah
diuraikan, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga bahwa penggunaan faktor tenaga kerja berpengaruh
terhadap produktivitas usaha tambak bandeng Desa Paria
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang.
2. Diduga bahwa penggunaan faktor luas lahan berpengaruh
terhadap produktivitas usaha tambak bandeng Desa Paria
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang.
3. Diduga bahwa penggunaan faktor modal berpengaruh terhadap
produktivitas usaha tambak bandeng Desa Paria Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penellitian
kuantitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif. Penelitian kuantitatif
merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data, menggunakan instrument penelitian, analisis data
besifat kuantitatif atau statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2017:8).
Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan
variable mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri
sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan
mencari hubungan dengan variabel lain (Sugiyono, 2017:35).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Berlokasi di Desa Paria yaitu petani tambak yang berada di daerah muara
sungai dan sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani
tambak, kebun dan padi. Penelitian dilakukan di Desa Paria Kabupaten Pinrang.
Waktu penelitian di laksanakan pada tanggal 04 - agustus – 2020.
C. Devenisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Menurut (Sugiyono, 2017: 39) variabel adalah Suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
34
1. Variabel Dependen (Y)
Pendapatan yaitu pendapatan yang diambil dalam penelitian ini yaitu jumlah pendapatan
yang diperoleh petani tambak selama panen dan dikurangi dengan biaya dan dinyatakan
dalam satuan rupiah (Rp).
2. Variabel Independen (X)
a. Tenaga kerja (X1) merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan
dalam proses produksi dengan jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya
tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan.
Diukur dengan menggunakan satuan (Jiwa).
b. Luas lahan (X2) merupakan hal paling penting bagi produksi bandeng, besarnya atau
luasnya lahan tambak yang di gunakan untuk mengola bibit bandeng dan beberapa
pendapatan pendapatan sesuai luas lahan dalam sekali panen. Luas lahan dalam
penelitian ini di ukur dengan rata” pendapatan setiap kali panen denagn satuan (Rp)
c. Modal Kerja (X3) adalah jumlah biaya yang dibutuhkan responden dalam melakukan
proses produksi yang diukur dengan menggunakan satuan rupiah (Rp).
D. Populasi dan Sampel
Populasi yang ada dalam penelitian ini adalah seluruh petani tambak bandeng
yang ada di desa paria yang berjumlah 198 petani tambak. Penentuan sampel dilakukan
dengan menggunakan rumus slovin :
n = N
1+Ne2
n = 198
1 + 198(0.1)2
n = 198
1 +198(0.01)
n = 101
1 + 1.98
n = 101
2.98
35
n = 66.442953 (dibulatkan menjadi 66 sampel).
Keterangan:
n : Jumah Sampel
N : Jumah Populasi
e :Batas Toeransi Kesalahan (Error Tolerance).
E. Teknik Pengumpulan data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu dilakukan dengan teknik sebagai
berikut:
1. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
2. Dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data fisik dan kondisi
wilayah penelitian tersebut.
F. Teknik Analisis
Model analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda yang dimodifikasi dari persamaan fungsi Cobb-Douglas. Analisis fungsi
Cobb-Douglas bertujuan untuk menganalisis besarnya produktivitasdari vaiabel input
produksidalam memproduksi output produksi tambak bandeng.
Model matematis fungsi produksi yang digunakan dalam menganalisis petani
tambak bandeng dalam penelitian ini adalah:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 +µ
Dimana :
Y : Tingkat Produktivitas Tambak Bandeng
X1 : Luas lahan
36
X2 : Modal
X3 : Tenaga Kerja
β0 : Intersep
β1- β3 : Koefisien Regresi
G. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya memiliki distribusi normal.
Dalam penelitian ini uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menguji normal tidaknya
variabel-variabel penelitian. Data dinyatakan normal, jika nilai signifikan > 0,05, dan
sebaliknya jikanilai signifikan < 0,05 maka data dinyatakan tidak normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independent. Pada model regresi yang baik seharusnya antar
variabel independen tidak terjadi korelasi. Multikolinearitas dapat dilihat dengan nilai VIF
(Variance Inflation Factor). Model regresi dinyatakan tidak memiliki gejala
multikolinearitas jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu terdapat ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan dalam model regresi. Syarat yang harus
dipenuhi pada model regresi adalah tidak adanya heteroskedastisitas. Untuk melihat ada
atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat pola titik-titik pada
scatterplot regresi. Jika ada pola-pola tertentu, titik-titk yang membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, atau menyempit) maka dinyatakan terjadi
37
heteroskedastisitas. Bila tidak terdapat pola yang jelas, seperti titik tersebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak ada heteroskedastisitas
H. Uji Statistik
1. Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan sejauh mana pengaruh satu variabel
bebas secara individual dalam menjelaskan variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan
tingkat signifikan 0,05 (α=5%). Kriteria penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan
dengan:
a. Bila nilai signifikan lebih besar 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan). Ini berarti bahwa variabel bebas secara parsial tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel terikat.
b. Bila nilai signifikan kurang dari 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan ). Ini berarti bahwa variabel bebas tersebut secara parsial memiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
2. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang termasuk dalam model memiliki pengaruh secara bersama
terhadap variabel dependen. Kriteria uji statistik F:
a. Jika nilai F lebih besar dari 4 maka Ho ditolak pada tingkat kepercayaan 5%,
dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa
semua variabel independen secara simultan dan secara signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
b. Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Jika nilai F hitung lebih besar
dari nilai F tabel maka dinyatakan Ho ditolak dan H1 diterima.
38
3. Koefisien Determinasi (R²)
Pada dasarnya koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan model dalam menjelaskanvariasi variabel dependen. koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Jika nilai R² kecil berarti kemampuan variabel independen
untuk menjelaskan variasi dependen sangat terbatas. Jika nilai R² mendekati satu berarti
kemampuan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang diperlukan
guna memprediksi variasi variabel dependen. Jika dalam uji empiris nilai R² yang
disesuaikan adalah negatif, maka nilai R² yang disesuaikan dianggap nol.
R2 = 0 (nol) tidak memiliki pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen.
R2 = mendekati 0 (nol) pengaruh lemah variabel independen terhadap variabel dependen.
R2 = mendekati 1 (satu) berarti pengaruh kuat variabel independen terhadap variabel
dependen.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Kabupaten Pinrang adalah salah satu daerah dari 23
kabupaten/kota di Sulawesi Selatan yang letaknya berada dibagian Barat
Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan jarak sekitar 185 Km utara dari kota
Makassar ibukota Provinsi Sulawesi Selatan berada pada posisi letak
geografis yaitu sekitar 3°19’13 sampai 4°10’30 lintang selatan dan
199°26’30 sampai 199°47’20 bujur timur. Kabupaten Pinrang memiliki
luas wilayah 196.177 Ha atau dengan batas-batas yaitu: sebelah utara
perbatasan dengan Kabupaten Toraja , sebelah timur berbatasan
dengan Kabupaten Enrekang dan Sidrap, sebelah selatan berbatasan
dengan kota Pare-Pare, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Polewali Mandar dan Selat Makassar. Secara administrasi, Kabupaten
Pinrang terdiri dari 12 Kecamatan, 39 Kelurahan dan 65 Desa.
Kabupaten Pinrang memiliki garis pantai sepanjang 93 Km sehinga
terdapat areal pertambangan sepanjang pantai pada daratan rendah
didominasikan oleh areal persawahan bahkan sampai perbukitan dan
pegunungan.
Kondisi ini mendukung Kabupaten Pinrang sebagai daerah
potensial untuk sektor pertanian dan memungkinkan berbagai komoditin
pertanian (Tanaman Pangan, Perikanan, Perkebunan, dan Peternakan)
40
untuk dikembangkan. Ketinggian wilayah 0-500 Meter diatas pemukiman laut
(60,41), ketinggian 500-1000 Meter diatas permukaan laut (19,69) dan ketinggian
1000 Meter di atas permukaan (9,90%). Kabupaten Pinrang dipengaruhi oleh 2
musim pada satu periode yang sama untuk wilayah Kecamatan Suppa dan
Lembang di pengaruhi oleh musim sektor Barat dan lebih dikenal dengan sektor
peralihan 10 kecamatan lainnya termasuk sektor peralihan 10 kecamatan lainnya
termasuk sektor Timur.
Adapun lokasi penelitian peneliti yaitu di Desa Paria. Dimana Desa Paria
merupakan salah satu dari 14 desa dan kelurahan diwilayah Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang yang terbagi atas 3 Dusun yaitu: Dusun Paria,
Dusun Mangolo dan Dusun Pallameang yang daerah hanya meliputi daerah
pegunungan, dataran rendah, dan pesisir. Luas wilayah Desa Paria Kecamatan
Duampanua adalah 1.990 Hektar yang terbagi atas 3 dusun tersebut.
2. Visi dan Misi
a. VISI
Mewujudkan Desa Paria yang aman, nyaman, tentram, dinamis, dan
berbudaya religius yang berkualitas untuk menjadikan Desa Paria Wisata
masyarakat tradisional.
b. MISI
1) Mewujudkan kemanan dan ketertiban di Desa Paria
2) Meningkatkan kesehatan, kebersihan Desa serta mengusahakan jaminan
kesehatan masyarakat melalui program pemerintah.
3) mewujudkan dan meningkatkan serta meneruskan tata kelola pemerintahan Desa
yang baik.
41
4) Meningkatkan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat Desa dan daya sain
Desa.
5) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dengan mewujudkan badan usaha
milik Desa dan program lain untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat
Desa serta meningkatkan produksi rumah tangga kecil.
6) Meningkatkan saran dan prasarana dari segi fisik, Ekonomi, Pendidikan,
Kesehatan dan kebudayaan di Desa.
7) Meningkatkan kehidupan yang harmonis, Toleran, saling menghormati dalam
kehidupan berbudaya dan beragama di Desa Paria.
8) Mengedepankan kejujuran, Keadilan, Transparansi dalam kehidupan sehari-hari
baik dalam pemerintah maupun masyarakat Desa.
3. Pendudukan
Jumlah penduduk pada awal Juli 2019 mencapai 3.959 jiwa yang tersebar
kedalam 3 Wilayah Dusun dengan perincian data Statistik yaitu Dusun Paria
sebanyak 975 Penduduk, Dusun Mangolo sebanyak 692, dan Dusun Pallameang
sebanyak 1.928. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa Dusun
Pallameang jumlah penduduknya lebih banyak dibanding Dusun Paria dan dan
Dusun Mangolo. Selanjutnya untuk mengetahui jumlah penduduk menurut jenis
kelamin dari Desa tersebut yaitu Dusun Paria memiliki jenis kelamin sebanyak 472
dan perempuan sebanyak 503, Dusun Mangolo memiliki jenis kelamin laki-laki
sebanyak 351 dan perempuan sebanyak 341, dan Dusun pallameang laki-laki
sebanyak 978 dan perempuan sebanyak 950. Dari jumlah jenis kelamin pada
Dusun-Dusun tersebut menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan masyarakat dari
tiga Dusun adalah 3.595 jiwa.
42
Tabel 4.1 Data Kependudukan Tahun 2019
No
Nama Dusun
Statistik Keterangan
Jumlah Pria Wanita
1 Paria 472 503 975
2 Mangolo 351 341 692
Pallameang 978 950 1.928
Jumlah 1.801 1.794 3.595
Sumber : Buku Profil Desa Paria, 2019
Selain itu juga terlihat Dusun yang paling sedikit penduduknya
adalah Dusun Mangngolo yaitu sebanyak 692 jiwa yang terdiri dari 351
jiwa laki-laki dan 314 jiwa perempuan. Sedangkan Dusun Paria tidak
terlalu padat dan tidak terlalu sedikit penduduknya yaitu 975 jiwa yang
terdiri dari 472 jiwa laki-laki dan 503 jiwa perempuan. Jumlah penduduk
Desa Paria seperti yang disebutkan yang diatas semakin mengalami
perubahan dari tahun ke tahun dikarenakan adanya pertambahan
secara alamiah dan juga tingginya arus imigrasi.
4. Pendidikan
Untuk mengetahui keadaan penduduk wilayah Desa Paria
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang dilihat dari segi
pendidikan formal yang mereka tempuh dengan tingkat pendidikan
yang mendiami wilayah Desa Paria Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang sangat bervariasi mulai dari tingkat pendidikan
tertinggi. Dari 3.595 penduduk Desa Paria Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang tingkat pendidikan terbanyak diperoleh adalah
penduduk yang tidak tamat SD sebanyak 446 jiwa.
43
Tabel 4.2 Kualitas Angkatan Kerja
No Angkatan Kerja Laki-Laki Perempuan
1 Penduduk usia 18-56
tahun yang buta aksara
dan huruf /angka latin
25 orang 47 orang
2 Penduduk usia 18-56
tahun yang tidak tamat SD
73 orang 76 orang
3 Penduduk usia 18-56
tahun yang tamat SD
211 orang 235 orang
4 Penduduk usia 18-56
tahun yang tidak tamat
SLTP
150 orang 121 orang
5 Penduduk usia 18-56
tahun yang tamat SLTA
221 orang 180 orang
6 Penduduk usia 18-56
tahun yang tamat
perguruan tinggi
47 orang 91 orang
Jumlah 727 orang 750 orang
Sumber: Buku Profil Desa Paria 2019
44
5. Mata Pencaharian Penduduk
Sebagian besar penduduk Desa Paria Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang yaitu Pertanian & Budi Daya Tambak disamping itu
ada juga sebagai Nelayan dan bekerja di sektor jasa lainnya.
Tabel 4.3 Mata Pencaharian Penduduk
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Orang
1 Petani 310 orang
2 Budi daya tambak 271 orang
3 Nelayan 25 orang
4 Perkebunan 31 orang
5 PNS 42 orang
6 Polri 6 orang
7 TNI 5 orang
8 Pedagang 125 orang
9 Pertukangan 19 orang
10 Peternak 37 orang
11 Bidan 2 orang
12 Perawat 1 orang
13 Dosen 1 orang
Sumber: Buku Profil Desa Paria. 2019
Dengan data tersebut menunjukkan bahwa penduduk Desa Paria
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang didominasi oleh para
Petani dan Budi Daya Tambak, ini dikarenakan salah satu desa yang
dijadiakan pusat perairan yang memiliki sungai Saddang maka dari itu
pengembangan sektor Pertanian dan Budi Daya Tambak bisa
45
dikatakan pusat perairan yang cukup besar di Desa tersebut.
Sedangkan perdagangannya hanya mencapai 125 jiwa untuk
memenuhi dari beberapa sektor khususnya sektor Pertanian dan Budi
Daya Tambak.
6. Agama
Mayoritas masyarakat Desa Paria Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang beragama Islam, Fasilitas Ibadah terdiri dari 4
(empat) Mesjid.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin yaitu menjadi salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan kerja seseorang dan juga menjadi
patokan dalam menentukan perbedaan pembagian kerja. Karena
ada beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan mempunyai perbedaan. Berdasarkan data yang
diperoleh penduduk dapat dikelompokkan menurut jenis kelamin.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
46
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
Laki-laki 66 100
Perempuan - -
Jumlah 66 100
Sumber : Olah Data Primer, Tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.4, menunjukkan bahwa tingkat responden
petani tambak bandeng di Desa Paria mayoritas berjenis kelamin laki-
laki berjumlah 66 jiwa/orang dengan persentase 100%. Hal ini
menunjukkan bahwa petani tambak bandeng dominan oleh laki-laki di
Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang.
b. Umur Responden
Umur yaitu untuk melihat kemampuan fisik dan kesehatan
mentalspiritual untuk melakukan kegiatan produksi. Umur yang
produktif akan lebih efektif dalam beraktifitas dibandingkan dengan
belum atau tidak produktif. Tingkat kemampuan kerja dari manusia
sangat tergantung pada tingkat umur. Umur yang lebih muda atau tua
cenderung menuju pada kondisi yang belum atau sudah tidak optimal
untuk bekerja. Adapun distribusi responden berdasarkan tingkat umur
dapat dilihat pada tabel berikut:
47
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani Tambak
Bandeng, Tahun 2020
Umur Frekuensi (n) Presentase (%)
21 – 30 14 2
31 – 40 30 16
41 – 50 18 20
51 – 60 4 62
Jumlah 66 100
Sumber : Olah Data primer, Tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan bahwa dari 66 orang
responden dalam penelitian ini dari aspek umur yaitu berumur 31 - 40
tahun sebanyak 30 orang dari jumlah responden yang diteliti. Hal ini
berarti bahwa untuk usaha bertani tambak yang sangat dibutuhkan
adalah pengalaman, sehingga pengalaman yang dimiliki oleh petani
tambak bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang akan meningkatkan produktifitasnya .
c. Lama Bercocok Tanam
Distribusi responden berdasarkan Lama bercocok tanam dihitung
mulai dari responden menjadi petani tambak bandeng sejak awal, dapat
dilihat pada table berikut:
48
Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Lama Bercocok Tanam Tahun
2019
Lama Bercocok Tanam
(Tahun)
Frekuensi (n) Presentase (%)
1-5 19 29
6-10 38 57
11-15 9 14
Jumlah 66 100
Sumber : Olah Data Primer, Tahun 2020
Berdasarkan tabel 4.6, menunjukkan bahwa dari 66 orang
responden berdasarkan lama bercocok tanam, dengan jumlah tertinggi
yaitu dari 6-10 tahun sebanyak 38 orang dan tingkat lama yang
bercocok tanam yang tinggi maka0 akan mampu meningkatkan
keterampilan seseorang dalam bekerja dan akan mengurangi biaya
ongkos produksi yang akan digunakan dan menambah pendapatan.
d. Luas Lahan Responden
Luas lahan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap produksi dan pendapatan petani tambak bandeng. Luas lahan
juga akan berdampak pada petani dalam mengelolah tambak untuk
lebih produktif. Berikut merupakan tabel luas lahan yang dimiliki oleh
petani tambak bandeng Desa Paria :
49
Tabel 4.7 Jumlah Responden Menurut Luas Lahan Di Desa Paria
Sumber : Data primer diolah, 2020
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa luas lahan atau tambak
yang digunakan oleh petani tambak bandeng adalah 0 – 2 ha sebanyak
48 orang. Untuk luas lahan 3 – 5 ha sebanyak 24 orang. Luas lahan 6 –
9 ha sebanyak 4 orang. Besar kecilnya luas lahan yang digunakan akan
berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan. Bahwa semakin tinggi
luas lahan maka produksi yang dihasilkan semakin tinggi, sebaliknya
jika semakin rendah luas lahan makan produksi yang dihasilkan akan
semakin rendah. Luas lahan yang dimiliki petani tambak bandeng
seluruhnya adalah hak milik pribadi, sehingga tidak ada biaya yang
dikeluarkan untuk sewa lahan.
e. Pendidikan Responden
Pendidikan adalah suatu hal penting dalam memajukan tingkat
Sumber Daya Manusia yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang
pada peningkatan perekonomian. Tingkat pendidikan petani bandeng
Desa Paria dapat dilihat pada Tabel 4.8 .
No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Presentase (%)
1 0-2 38 57%
2 3-5 24 36%
3 6-9 4 7%
Jumlah 66 100%
50
Tabel 4.8 Tingkat Pendidikan Petani Tambak Bandeng di Desa
Paria
NO Tingkat
Pendidikan
Jumlah Persentase
1 SD 32 49%
2 SMP 15 23%
3 SMA 19 28%
JUMLAH 66 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat berdasarkan tingkat
pendidikan petani tambak bandeng yaitu tingkat pendidikan terakhir SD
sebanyak 32 responden dengan persentase 49%, dan tingkat
pendidikan SMP sebanyak 15 responden dengan persentase 23% dan
SMA sebanyak 19 responden dengan persentase sebanyak 28% .
C. Deskripsi Data
1. Produksi
Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu jumah fisik yang
dihasilkan dari usaha tambak bandeng dengan satuan produksinya
adalah kilogram (Kg). Fungsi produksi merupakan konsep dasar dalam
kegiatan ekonomi, melalui fungsi produksi dapat dilihat bentuk
hubungan perbedaan jumlah dari faktor produksi yang digunakan untuk
mendapatkan hasil produksi dan sekaligus menunjukkan produktivitas
dari hasil produksi itu sendiri. Hasil produksi petani tambak bandeng
Desa Paria dalam satu kali panen dapat dilihat pada tabel dibawah ini
:
51
Tabel 4.9 Hasil Produksi Petani Tambak Bandeng Per Panen
No Rata – Rata sekali panen
Ton
Jumlah Orang Presentase
1 0-3 39 60%
2 4-6 24 36%
3 7-9 3 4%
JUMLAH 66 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa hasil produksi
petani bandeng pada saat panen adalah 0-3 ton sebanyak 39 orang
dengan persentase 60%. 4 – 6 ton dengan 24 orang dengan
persentasee 36%. Dan menghasilkan 7 – 9 ton sebanyak 3 orang
dengan persentase 4%. Banyak tidaknya produksi yang dihasilkan
waktu panen dipengaruhi oleh kepadatan tebar benih bandeng dan
efisiensi dalam mengelola usaha tambak.
2. Harga
Bandeng merupakan salah satu produk dalam pasar persaingan
sempurna. Pasar dimana produk yang diperjual belikan bersifat
homogen, dan harga ditentukan oleh mekanisme pasar itu sendiri dan
juga oleh kekuatan permintaan. Oleh karena itu, harga produk yang
diperjual belikan relatif sama, harga bandeng dalam penelitian ini
adalah sebesar Rp. 10.000/ Kg.
3. Produktivitas
Produktivitas merupakan hubungan antara output dan input.
Prientasinya bukan hanya pada output atau inputnya saja tetapi
52
keduanya. Hubungan antara output dan input dinyatakan dalam rasio.
Produksi juga merupakan kegiatan atau usaha tani yang melibatkan
beberapa faktor produksi antara lain luas lahan, modal, dan tenaga
kerja. Produktivitas berkaitan dengan cara pencapaian faktor produksi
tersebut. Produktivitas petani tambak bandeng di Desa Paria dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10 Tingkat Produktivitas Usaha Tambak Bandeng di Desa
Paria
NO Tingkat Produktivitas Jumlah Persentase
1 Sangat Produktif 9 14%
2 Produktif 41 62%
3 Kurang Produktif 16 24%
Jumlah 66 100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2020
Dari tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa tingkat produktivitas
petani bandeng sangat produktif sebanyak 9 orang dengan persentase
14%. Produktif dengan jumlah 41 orang dengan persentase 62% dan
kurang produktif sebanyak 16 orang dengan persentase 24%. Tinggi
rendahnya produktivitas pada usaha tambak bandeng karena
perbedaan perlakuan dalam membudidayakan, perbedaan ini dilihat
dari padat tebar benih dan pemberian pakan secara intensif.
Perbedaan perlakuan ini berimplikasi pada pertumbuhan bandeng lebih
cepat, bobot bandeng lebih berat, serta waktu budidaya lebih cepat.
Produktivitas tertinggi berada pada tingkat 3,30 dan produktivitas
terendah berada pada tingkat 1,49.
53
Produktivitas total (keseluruhan) petani tambak bandeng di Desa
Paria dapat dihitung dengan hasil analisis sebagai berikut :
IP =Output
Input
IP = 763700000
269700000=2.83
Dari perhitungan produktivitas diatas menunjukkan produktivitas
total adalah output sebesar 763700000 dari jumlah seluruh responden
dan input sebesar 269700000 dari jumlah seluruh responden. Hasil dari
indeks produktivitas sebesar 2.83 menunjukkan bahwa rasio > 1 maka
dapat disimpulkan tingkat produktivitas petani tambak bandeng
menguntungkan. Jadi usaha tambak bandeng di Desa Watuagung
efisien untuk dikembangkan.
D. Analisis Data
1. Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya
mempunyai distribusi normal. Uji normalitas yang digunakan
adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan normal, apabila
nilai signifikan lebih besar 0,05, dan sebaliknya apabila nilai
signifikan lebih kecil dari 0,05 maka data dikatakan tidak normal.
54
Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov- Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 66
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.
Deviation ,09507939
Most Extreme
Differences
Absolute ,080
Positive ,080
Negative -,060
Test Statistic ,080
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test pada nilai
Asymp Sig 0,200. Karena nilai signifikan > 0,05 maka keputusannya adalah
menerima Ho yang berarti bahwa data bersistribusi normal. Berarti asumsi
normalitas data terpenuhi
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya
antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Multikolinearitas dapat dilihat
55
dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Model regresi dinyatakan tidak
memiliki gejala multikolinearitas jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1. Hasil
pengujian multikolinearits diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.12. Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas
memiliki tolerance di atas 0,1 dan memiliki nilai VIF dibawah 10. Hal ini
menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas pada variabel independen dalam model
regresi.
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
t
Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6,310 ,187
33,75
6 ,000
Tenaga
Kerja (x1) ,520 ,113 ,412 4,618 ,000 ,632 1,583
Luas Lahan
(x2) ,203 ,074 ,269 2,754 ,008 ,525 1,905
Modal (x3) ,120 ,030 ,337 4,023 ,000 ,715 1,398
56
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya heteroskedastisitas.
Dalam hal ini yang digunakan adalah dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot
regresi. Jika ada pola tertentu, titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar, atau menyempit) maka terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisita
(asumsi terpenuhi).
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Output SPSS 22
57
Dari hasil scatterplot pada gambar diatas, terlihat titik-titik tersebar secara
acak (tak berpola) baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y,
sehingga disimpulkan ragam residual homogen (asumsi terpenuhi).
2. Uji Statistik
Setelah semua asumsi terpenuhi, maka analaisis regresi di
gunakan untuk mendapatkan pengaruh variabel-variabel bebas ( X1, X2,
dan X3) terhadap variabel Y. Dalam pengolahan data dengan
menggunakan analisis liniear berganda, dilakukan beberapa tahapan
untuk mencari hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan
software SPSS 22 di dapatkan ringkasan eperti berikut :
Tabel 4.13 Hasil Analisis Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,310 ,187 33,756 ,000
Tenaga Kerja(
x1) ,520 ,113 ,412 4,618 ,000
Luas Lahan (x2) ,203 ,074 ,269 2,754 ,008
Modal (x3) ,120 ,030 ,337 4,023 ,000
Sumber : Output SPSS 22
58
Berdasarkan hasil analisa regresi liniear diatas, maka dapat dirumuskan
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 6,310 + 0,520 X1 + 0,203
X2 + 0,120 X3 + e Y = Variabel terikat yang nilainya akan diprediksi oleh variabel
bebas. Dimana dalam penelitian ini yang sebagai variabel terikat adalah
Produktivitas usaha tambak bandeng di Desa Paria yang nilainya diprediksi oleh
tenaga kerja, modal dan luas lahan.
Y = Variabel terikat yang nilainya akan diprediksi oleh variabel bebas. Dimana
dalam penelitian ini yang sebagai variabel terikat adalah Produktivitas
usaha tambak bandeng di Desa Paria yang nilainya diprediksi oleh tenaga
kerja, modal dan luas lahan.
β0 = 6,310. Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa tanpa adanya pengaruh
dari variabel-variabel bebas terhadap variabel Y (Produktivitas), maka nilai
dari variabel Y sudah meningkat sebesar 6,310.
β1 = 0,520. Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan 3 poin
pada variabel X1 (Tenaga Kerja) dan variabel yang lain dianggap tetap,
maka terjadi peningkatan terhadap variabel Y sebesar 0,520. Dapat dilihat
bahwa koefisien yang diperoleh bernilai negatif, jadi apabila terjadi
peningkatan pada X1, maka Y akan meningkatan begitupun sebaliknya.
β2 = 0,203. Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan 1 poin
pada variabel X2 (Luas Lahan) dan variabel yang lain dianggap tetap,
maka terjadi peningkatan terhadap variabel Y sebesar 0,203. Dapat dilihat
bahwa koefisien yang diperoleh bernilai positif, jadi apabila terjadi
peningkatan pada X2, maka Y akan meningkat begitupun sebaliknya.
β3 = 0,120. Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan 1 poin
pada variabel X3 (Modal) dan variabel yang lain dianggap tetap, maka
59
terjadi penurunan terhadap variabel Y sebesar 0,120. Dapat dilihat bahwa
koefisien yang diperoleh bernilai positif, jadi apabila terjadi peningkatan
pada X3, maka Y akan meningkat begitupun sebaliknya.
a. Uji T (Parsial)
Pengujian regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui
apakah masingmasing variabel independen pembentuk model regresi
secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. Untuk menguji hubungan tersebut digunakan uji t, yakni
dengan membandingkan nilai thitung dengan t tabel. Variabel
independen pembentuk model regresi dikatakan berpengaruh
signifikan jika nilai thitung > ttabel atau signifikan < α = 0,05.
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing
masing variabel independen terhadap variabel dependen.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengambilan keputusan :
Ho ditolak jika thitung > ttabel, atau nilai signifikan < α
Ho diterima jika thitung < ttabel, atau nilai signifikan > α
Dengan confindent interval sebesar 95% (α = 5%) diperoleh t tabel
sebesar 1,999. Kemudian secara uji parsial dan uji t dari ketiga variabel
yang digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Variabel Tenaga Kerja (X1)
X1 thitung 4,618 > ttabel 1,999 nilai sig 0,000 <0,05
60
Berarti ada pengaruh secara signifikan tenaga kerja (X1)
terhadap produktivitas petani tambak bandeng di Desa Paria
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
2) Variabel Luas Lahan (X2)
X2 thitung 2,754 > ttabel 1,999 nilai sig 0,008 < 0,05
Berarti ada pengaruh secara signifikan luas lahan (X2)
terhadap produktivitas petani tambak bandeng di Desa Paria
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang.
3) Variabel Modal (X3)
X3 thitung 4,023 > ttabel1,999 nilai sig 0,000 < 0,05
Berarti ada pengaruh secara signifikan modal (X3) terhadap
produktivitas petani tambak bandeng di Desa Paria Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang.
b. Uji F
Pengujian secara simultan dilakukan untuk mengetahui apakah
semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Semua
variabel tersebut diuji secara serentak dengan menggunakan uji F.
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen
61
terhadap variabel dependen.
Pengambilan keputusan :
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel, atau nilai signifikan < α
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel, atau nilai signifikan > α
Tabel 4.14 Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1,298 3 ,433 45,669 ,000b
Residual ,588 62 ,009
Total 1,886 65
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa diperoleh nilai F hitung
sebesar 45,669 dan nilai F tabel sebesar 2,75, karena F hitung lebih besar dari F
table dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05),
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan/ serentak variabel X1, X2, dan
X3 berpengaruh secara nyata terhadap variabel Y.
c. Koefesien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi berganda (R²) dimaksudkan untuk mengetahui
besarnya sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel-variabel terikat. Nilai
koefisien determinasi terletak antara 0 dan 1. Apabila R-square atau R² = 1, maka
62
garis regresi model tersebut memiliki sumbangan sebesar 100% terhadap variabel
terikat. Apabila R² = 0, maka model tersebut tidak bisa mempengaruhi atau tidak
bisa memberikan sumbangan terhadap perubahan variabel terikat. Kecocokan
model akan semakin baik apabila mendekati satu.
Tabel 4.15 Hasil Koefesien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change
1 ,830a ,688 ,673 ,09735 ,688 45,669
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil koefisien determinasi berganda
(R²) sebesar 0,673, hal ini berarti konstribusi dari variabel-variabel bebas yang
disertakan dalam persamaan regresi terhadap variabel Y adalah sebesar 67,3%,,
sedangkan 32,7% lainnya tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak
dimasukkan ke dalam persamaan ini.
E. Pembahasan Hasil Analisa Data
1. Pengaruh tenaga kerja terhadap produktivitas (X1)
Berdasarkan hasil uji statistik, variabel tenaga kerja (X1) secara statistik ada
pengaruh signifikan terhadap produktivitas dengan nilai statistik uji t-hitung
tersebut lebih besar dari t-tabel (4,618 > 1,999 ) dan nilai signifikan 0,000 artinya
lebih kecil dari nilai signifikan t < dari α (0,05). Hal ini berarti bahwa tidak
63
diterima maka disimpulkan variabel tenaga kerja memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap variabel Y. Variabel tenaga kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap produktivitas karena petani tambak bandeng menggunakan
tenaga kerja sesuai dengan luas lahan budidaya yang dibutuhkan hanya waktu
panen saja. Semakin luas lahan budidaya semakin banyak tenaga kerja yang
digunakan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Soekartawi,
1990) yakni penggunaan tenaga kerja dalam usaha tani tidak diperlukan merata
dalam proses produksi, tetapi hanya dalam waktu-waktu tertentu. Kebutuhan
tenaga kerja yang besar adalah saat penanaman dan kegiatan panen.
Ketersediaan tenaga kerja yang dapat memulai proses produksi, dalam hal
budidaya tentu akan meningkatkan produksi. Produksi yang tinggi akan
memberikan konstribusi pendapatan yang tinggi bagi petani. Padahal
pemborosan tenaga kerja akan mengurangi pendapatan petani karena harus
membayar upah tenaga kerja yang berlebihan. Tenaga kerja dalam usahatani
dalam teori produksi dengan satu faktor produksi tenaga kerja berada pada
Tahap III dimana kurva MP memotong sumbu TK, MP mulai negatif dan kurva
TP mulai menurun (tambahan tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan
produksi akan menurunkan hasil produksi) yang artinya tenaga kerja yang
digunakan jauh melebihi dari yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan
produksi secara efisien, terjadi Disguished Unemployment.
Dalam penelitian sebelumya menyatakan bahwa variabel tenaga kerja tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat produktivitas (Firdausia,
2015). (Madrin Takbir, 2017) menyatakan bahwa penggunaan tenaga kerja
tidak memiliki pengaruh terhadap pendapatan budidaya bandeng.
64
2. Pengaruh Luas Lahan terhadap produktivitas (X2)
Berdasarkan hasil uji statistik, variabel Luas Lahan (X2) secara statistik
ada pengaruh signifikan terhadap produktivitas. Pengaruh luas lahan terhadap
produktivitas yang berpengaruh signifikan dengan nilai uji statistik t-hitung
tersebut lebih besar dari t-tabel (2,754 > 1,999). dan nilai signifikan kecil 0,000
dari nilai signifikan t < dari α (0,05). Hal ini berarti bahwa Ho ditolak maka
disimpulkan bahwa variable Luas lahan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel Y. Hal ini sesuai dengan teori (Soekartawi, 1990) bahwa
tanah atah luas lahan pertanian mempengaruhi sekala usaha, dan skala usaha
ini pada akhirnya akan berpengaruh pada efisiensatau tidaknya suatu usaha.
Luas lahan tani mempengaruhi pendapatan, standar hidup, dan tingkat
kesejahteraan rumah tangga pertanian. Tanah berhubungan dengan
kesuksesan pertanian. Dalam mencapai kesuksesan usaha tani, kualitas tanah
yang digunakan harus dimaksimalkan dengan baik. Ini bisa dilakukan melalui
managemen yang baik dan hati-hati serta menggunakan metode yang baik.
Hasil analisis ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh
peneliti sebelumnya bahwa variabel luas lahan berpengaruh signifikan terhadap
hasil produksi, ukuran lahan tambak yang besar menjadikan jumlah ikan yang
dibudidayakan uga semakin banyak sehingga produksi ikan bandeng pun
semakin meningkat (Firdausia, 2015). (M. ‘Ula (2017) menyatakan bahwa
variabel luas lahan berpengaruh terhadap produksi. (Madrin Takbir Budiyanto
,2017) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa variabel luas lahan
berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha budidaya bandeng.
65
3. Pengaruh Modal terhadap produktivitas (X3)
Berdasarkan hasil uji statistik, variabel Modal (X3) secara statistik ada Nomor
Judul Halaman
pengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Pengaruh Modal
terhadap produktivitas yang berpengaruh secara signifikan dengan nilai uji
statistik t-hitung tersebut lebih besar dari t-tabel (4,023 > 1,999). dan nilai
signifikan sebesar 0,000 artinya lebih kecil dari nilai signifikan t > dari α (0,05).
Artinya Ho ditolak maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel modal memiliki
pengaruh signifikan terhadap variabel Y. Hal ini sesuai dengan teori
(Soekartawi, 1990) bahwa modal dalam usaha tani dapat diklasifikasikan
sebagaibentuk kekayaan baik berupa uang atau barang yang digunakan untuk
menghasilkan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
suatu proses produksi. Dengan demikian pembentukan modal bertujuan untuk
menunjang pembendtukan modal lebih lanjut dan untuk meningkatkan produksi
dan pendapatan usaha tani.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
bahwa variabel modal mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat
produktivitas (Firdausia, 2015). (Madrin Takbir Budiyanto, 2017) menyatakan
bahwa dalam budidaya bandeng modal berpengaruh positif terhadap tingkat
pendapatan. Faktor biaya produksi berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan budidaya bandeng (Faiq, 2012).
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang telah diuraikan sesuai perumusan masalah
maka penelitian tentang analisis tingkat produktivitas usaha tambak bandeng di
Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Variabel Tenaga Kerja berpengaruh terhadap Produktivitas Petani Tambak Bandeng
dengan nilai statistik uji t-hitung lebih besar dari t-tabel (4,618 > 1,999) dan nilai
signifikan 0,000 artinya lebih kecil dari nilai signifikan t < dari α (005).
2. Variabel Luas Lahan berpengaruh terhadap Produktivitas Petani Tambak Bandeng
dengan nilai statistik uji t-hitung lebih besar dari t-tabel (2,754 > 1,999) dan nilai
signifikan 0,000 artinya lebih kecil dari nilai signifikan t < dari α (005).
3. Variabel Modal berpengaruh terhadap Produktivitas Petani Tambak Bandeng dengan
nilai statistik uji t-hitung lebih besar dari t-tabel (4,618 > 1,999) dan nilai signifikan
0,000 artinya lebih kecil dari nilai signifikan t < dari α (005).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka peniliti ingin mengajukan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Pemerintah hendaknya diadakan penyuluhan secara rutin oleh Pemerintah
Daerah setempat, agar Petani Tambak lebih memahami kedepannya mengenai
pengelolaan tambak sehingga produksi yang didapat lebih maksimal dan ketika
terjadi perubahan cuaca atau bencana alam petani dapat menanggulanginya sedini
mungkin.
2. Untuk meningkatkan produktivitas petani tambak bandeng diharapkan kepada pihak
yang terkait agar memberikan bantuan dalam bentuk pupuk tambahan,
67
memperhatikan irigasi pengairan dan alat untuk bertani tambak karena butuh
beberapa pemberian pupuk dan alat untuk mendukung peningkatan produktivitas
petani tambak bandeng.
3. Untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani tambak bandeng di
butuhkan kemudahan akses sarana atau fasilitas pemasaran, agar petani tambak
bandeng dapat dengan mudah memasarkan langsung hasil tambaknya.
4. Untuk penelitian selanjutnya disarankan dapat menggunakan faktor eksternal selain
faktor internal untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas.
Juga untuk peneliti selanjutnya agar menambah variabel yang digunakan untuk
mengetahui faktor produksi yang mempengaruhi produktivitas Untuk peneliti
selanjutnya agar mmemperluas cakupan wilayah penelitian.
67
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Laporan Statistik Perikanan Sulawesi Selatan 2005. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. 261 pp.
Akhmad Mustofa. 2007. Faktor-Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Produktivitas. Jurnal
Vol. 2 No. 1:117- 133
Admi Athirah. 2013. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Produktivitas Menggunakan Aplikasi Analisis Jalur Di Tambak Bandeng Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Kelautan Nasional. Vol. 8 No. 1
Akhmad Nur Jamaluddin. 2013. Perencanaan Dan Perancangan Pusat Pengembangan Budidaya Ikan Bandeng Tambak Di Sidoarjo. Jurnal IPTEK Vol. 17 No. 1
Eko Joko Lelono. 2010. Penguatan Kinerja Budidaya Tambak Dalam Rangka Pencapaian Ketahanan Pangan. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 11 No.2
Tambak Di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan
Tsai, C.–K. 1989. Water quality management. In: D.M. Akiyama (ed.), Proceedings of the Southeast Asia Shrimp Farm Management, Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi produktivitas.... (Akhmad Mustafa) 133
Murtidjo, Bambang Agus. 2002. Budidaya dan pembenihan bandeng, Edisi pertama,
Kanisius, Yogyakarta. Sinungan Muchdarsyah, 1995. Produktivitas Apa dan Bagaimana, Edisi Ketiga, Bumi
Aksara, Jakarta. Soekartawi. 1993. Prinsip dasar ekonomi pertanian, Cetakan ketiga, CV. Rajawali, Jakarta. Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
Anallisis Tingkat Produktivitas Petan
Tambak Bandeng di Desa Paria Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang
Makassar, ..................................2020
Yth. Bapak/Ibu Responden
di.
Tempat.
Dengan Hormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Tomi Wahyudi
NIM : 105710225915
Status : Mahasiswa Stratar 1 (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Muhammadyah Makassar.
Sedang menyusun tugas akhir berupa penulisan skripsi. Adapun judul dari penelitian
yang diangkat adalah “Anallisis Tingkat Produktivitas Petan Tambak Bandeng di Desa
Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang”. Untuk dapat menyelesaikan tugas
penelitian tersebut, sangat diperlukan bantuan dari pihak-pihak terkait terutama Petani
Tambak Bandeng di Desa Paria, Peneliti sangat berharap agar kiranya dibantu dalam proses
pengambilan data yang diperoleh dengan jalan menjawab pertanyataan dalam kuesioner ini.
Atas kesediaan waktu dalam menjawab kuesioner ini, peneliti sampaikan terimakasih.
Di bawah ini adalah daftar pertanyaan mengenai identitas responden yang ditujukan untuk
mengetahui Modal Kerja, Tenaga Kerja, Luas Lahan, pendapatan sekali panen dan
pendapatan pertahun. Mohon dijawab pada tempat yang telah disediakan dan pilihlah
jawaban pada pertanyaan sesuai dengan kondisi anda yang sebenarnya.
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Lama bertani tambak :
5. Tenaga kerja dalam penelitian ini adalah banyaknya tenaga kerjayang digunakan
dalam dalam merawat dan mengerjakan pekerjaan dan bibit ikan di tambak. Jumlah
tenaga kerja dalam penelitian ini diukur dengan rata-rata satuan orang (X1).
Berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan : .........orang
Rp :.............
6. Luas Lahan dalam penelitian ini adalah besarnya atau luasnya lahan tambak yang di
gunakan untuk mengelola bibit bandeng dan berapa pendapatan sesuai luas lahan
dalam sekali panen. Luas lahan dalam penelitian ini diukur dengan rata-rata
pendapatan setiap panen (X2).
Bearapa luas lahan Bapak/Ibu dan berapa pendapatan dalam setiap panen?
7. Modal dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam proses
produksi mengelola tambak bandeng. Modal dalam penelitian ini dalam satuan rupiah
(X3).
Berapa modal yang Bapak/Ibu keluarkan selama proses awal menurunkan bibit ikan
bandeng hingga ikan siap panen?
Upah tenaga kerja Rp.......
Pembelian Bibit Rp......
Pakan/pupuk Rp.....
Kebutuhan yang lain Rp......
Total Rp....
8. Berapa pendapatan yang di peroleh Bapak/Ibu dalam proses panen dalam 1 tahun?
LAMPIRAN 2
Data Petani Tambak Bandeng Di Desa Paria Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang
Nama Jenis Kelamin
Umur Lama Bertani Tambak
Tenaga Kerja
Upah Luas Lahan
Panen dalam setahun
Rata-rata panen dalam setahun
Khusnul Khuluq laki-laki 28 4 200.000 3 2 kali 2,5 ton
Rivan laki-laki 28 4 200.000 3 2 kali 2,3 ton
Hasdilla laki-laki 29 2 100.000 1 2 kali 1 ton
H. Hasan laki-laki 50 2 100.000 3 2 kali 1,8 ton
Jamal laki-laki 31 2 100.000 2 2 kali 700 kg
Andri laki-laki 29 2 100.000 3 2 kali 2,1 ton
Faisal laki-laki 34 2 100.000 2 2 kali 1,2 ton
Paddang laki-laki 33 2 100.000 2 2 kali 800 kg
Syamsuddin laki-laki 37 2 100.000 4 2 kali 1,7 ton
Ikbal laki-laki 35 2 100.000 3 2 kali 1,2 ton
La Maji laki-laki 38 4 200.000 7 2 kali 2,5 ton
Ambo Illa laki-laki 39 2 100.000 2 2 kali 1 ton
Lutfhi laki-laki 38 2 100.000 1 2 kali 550 kg
Gaffar laki-laki 40 4 200.000 6 2 kali 1,7 ton
H.syakur laki-laki 43 2 100.000 2 2 kali 1,4 ton
Thalib laki-laki 25 2 100.000 2 2 kali 1 ton
Alamsyah laki-laki 42 2 100.000 1 2 kali 6500 kg
Rahmatullah laki-laki 42 4 200.000 4 2 kali 2 ton
Ismail laki-laki 45 2 100.000 2 2 kali 1 ton
Fian laki-laki 36 2 100.000 2 2 kali 1,1 ton
Mulyadi laki-laki 48 2 100.000 2 2 kali 1 ton
A. Arif laki-laki 52 2 100.000 2 2 kali 1,3 ton
Amran laki-laki 46 2 100.000 1 2 kali 700 kg
Rustam laki-laki 33 2 100.000 2 2 kali 850 kg
Ical laki-laki 34 2 100.000 2 2 kali 900 kg
Ilham Yunus laki-laki 33 2 100.000 2 2 kali 1,3 ton
Sahrul laki-laki 38 2 100.000 2 2 kali 970 kg
Busma laki-laki 39 2 100.000 3 2 kali 1 ton
Ipal laki-laki 33 2 100.000 3 2 kali 1,1 ton
Arfai laki-laki 37 4 200.000 4 2 kali 1,4 ton
Edi laki-laki 28 2 100.000 3 2 kali 950 kg
Hendri laki-laki 27 2 100.000 4 2 kali 950 kg
Adi laki-laki 29 2 100.000 2 2 kali 1,2 ton
Ahmad Rahmadi laki-laki 31 2 100.000 1 2 kali 800 kg
P. Talib laki-laki 31 2 100.000 1 2 kali 800 kg
Sahril laki-laki 28 2 100.000 1 2 kali 850 kg
Akmal laki-laki 30 2 100.000 3 2 kali 1,8 ton
Ye Aco laki-laki 35 2 100.000 3 2 kali 1,2 ton
Anto laki-laki 38 4 200.000 5 2 kali 1,6 ton
Ruswandi laki-laki 39 2 100.000 2 2 kali 1,7 ton
Wahab laki-laki 29 2 100.000 2 2 kali 1,4 ton
Nama Jenis Kelamin
Umur Lama Bertani Tambak
Tenaga Kerja
Upah Luas Lahan
Panen dalam setahun
Rata-rata panen dalam setahun
Amri laki-laki 30 2 100.000 2 2 kali 650 kg
Yusnandar laki-laki 39 2 100.000 3 2 kali 1,7 ton
A. Irwansyah laki-laki 42 2 100.000 2 2 kali 1,2 ton
Hamzah laki-laki 52 2 100.000 1 2 kali 900 kg
Darmawi laki-laki 33 2 100.000 2 2 kali 1 ton
Suryanto laki-laki 43 2 200.000 4 2 kali 1,1 ton
Parman laki-laki 44 2 100.000 3 2 kali 850 kg
Sahril laki-laki 35 2 100.000 3 2 kali 1,1 ton
Wahyu Nugraha laki-laki 42 6 300.000 7 2 kali 2,9 ton
A. Amirwan laki-laki 51 2 100.000 1 2 kali 750 kg
A. Khalil laki-laki 42 4 200.000 3 2 kali 1,3 ton
Mahadir Kadir laki-laki 37 2 100.000 2 2 kali 1,1 ton
Masriyadi laki-laki 42 6 300.000 5 2 kali 3 ton
Adi Setiawan laki-laki 44 4 200.000 4 2 kali 1,7 ton
Munir laki-laki 33 2 100.000 1 2 kali 750 kg
Darman laki-laki 43 4 200.000 6 2 kali 1,9 ton
Supardi laki-laki 30 2 100.000 3 2 kali 900 kg
Sukri laki-laki 31 3 150.000 4 2 kali 1,1 ton
Gunawan laki-laki 43 2 100.000 3 2 kali 700 kg
Nasir laki-laki 34 2 100.000 3 2 kali 1 ton
Dandi laki-laki 29 2 100.000 1 2 kali 950 kg
Syabir laki-laki 51 2 100.000 1 2 kali 600 kg
Saifullah laki-laki 43 2 100.000 3 2 kali 1,2 ton
Hamka laki-laki 36 2 100.000 2 2 kali 1,1 ton
Hasrullah laki-laki 45 4 200.000 2 2 kali 2 ton
Lanjutan Data Petani Tambak Bandeng Di Desa Paria Kecamatan Duampanua
Kabupaten Pinrang
Nama hasil sekali panen (RP) bibit pakan/pupuk
kebutuhan lain
hasil panen dalam sethun
Khusnul Khuluq 25.000.000 2.500.000 4.000.000 2.000.000 50.000.000
Rivan 23.000.000 2.500.000 4.800.000 2.050.000 46.000.000
Hasdilla 10.000.000 1.000.000 1.300.000 1.200.000 20.000.000
H. Hasan 18.000.000 2.000.000 2.500.000 1.500.000 36.000.000
Jamal 7.000.000 750.000 500.000 250.000 14.000.000
Andri 21.000.000 2.400.000 3.200.000 2.000.000 42.000.000
Faisal 12.000.000 1.300.000 1.800.000 400.000 24.000.000
Paddang 8.000.000 800.000 1.200.000 250.000 16.000.000
Syamsuddin 17.000.000 1.700.000 3.000.000 1.000.000 34.000.000
Ikbal 12.000.000 1.200.000 2.400.000 1.000.000 24.000.000
La Maji 25.000.000 2.700.000 4.300.000 2.500.000 50.000.000
Ambo Illa 10.000.000 700.000 1.500.000 600.000 20.000.000
Lutfhi 5.500.000 500.000 1.000.000 200.000 11.000.000
Gaffar 17.000.000 2.000.000 3.000.000 700.000 34.000.000
H.syakur 14.000.000 1.800.000 2.000.000 800.000 28.000.000
Nama hasil sekali panen (RP) bibit pakan/pupuk
kebutuhan lain
hasil panen dalam sethun
Thalib 10.000.000 800.000 1.700.000 500.000 20.000.000
Alamsyah 6.500.000 700.000 1.000.000 300.000 13.000.000
Rahmatullah 20.000.000 2.300.000 3.700.000 750.000 40.000.000
Ismail 11.500.000 800.000 1.700.000 500.000 23.000.000
Fian 11.000.000 1.000.000 1.700.000 300.000 22.000.000
Mulyadi 10.000.000 1.000.000 2.000.000 700.000 20.000.000
A. Arif 13.000.000 800.000 1.200.000 200.000 26.000.000
Amran 7.000.000 800.000 1.000.000 200.000 14.000.000
Rustam 8.500.000 800.000 900.000 200.000 17.000.000
Ical 9.000.000 850.000 1.000.000 200.000 18.000.000
Ilham Yunus 13.000.000 1.300.000 2.000.000 700.000 26.000.000
Sahrul 9.700.000 1.000.000 2.000.000 500.000 19.400.000
Busma 10.000.000 1.500.000 2.000.000 500.000 20.000.000
Ipal 11.500.000 1.500.000 2.000.000 200.000 23.000.000
Arfai 14.000.000 1.700.000 2.500.000 300.000 28.000.000
Edi 9.500.000 1.500.000 2.000.000 250.000 19.000.000
Hendri 9.500.000 1.750.000 2.000.000 500.000 19.000.000
Adi 12.500.000 1.000.000 1.500.000 200.000 25.000.000
Ahmad Rahmadi 8.000.000 850.000 1.000.000 150.000 16.000.000
P. Talib 8.000.000 800.000 1.000.000 100.000 16.000.000
Sahril 8.500.000 850.000 1.100.000 150.000 17.000.000
Akmal 18.000.000 1.700.000 3.500.000 1.500.000 36.000.000
Ye Aco 12.000.000 1.300.000 2.000.000 200.000 24.000.000
Anto 16.500.000 1.700.000 2.600.000 300.000 33.000.000
Ruswandi 17.000.000 1.900.000 3.000.000 500.000 34.000.000
Wahab 14.500.000 1.500.000 2.000.000 500.000 29.000.000
Amri 6.500.000 500.000 1.100.000 150.000 13.000.000
Yusnandar 17.000.000 1.800.000 3.200.000 500.000 34.000.000
A. Irwansyah 12.500.000 1.500.000 2.500.000 500.000 25.000.000
Hamzah 9.000.000 1.100.000 2.000.000 400.000 18.000.000
Darmawi 10.500.000 1.300.000 2.300.000 300.000 21.000.000
Suryanto 11.000.000 1.100.000 2.000.000 400.000 22.000.000
Parman 8.500.000 500.000 2.000.000 250.000 17.000.000
Sahril 11.500.000 1.500.000 2.000.000 500.000 23.000.000
Wahyu Nugraha 29.000.000 3.500.000 5.500.000 1.000.000 58.000.000
A. Amirwan 7.500.000 1.200.000 1.000.000 200.000 15.000.000
A. Khalil 13.000.000 1.500.000 2.500.000 300.000 26.000.000
Mahadir Kadir 11.500.000 1.300.000 2.200.000 200.000 23.000.000
Masriyadi 30.000.000 3.000.000 5.000.000 1.000.000 60.000.000
Adi Setiawan 17.500.000 1.800.000 3.000.000 450.000 35.000.000
Munir 7.500.000 1.000.000 1.200.000 300.000 15.000.000
Darman 19.000.000 2.300.000 3.200.000 500.000 38.000.000
Supardi 9.000.000 1.000.000 2.200.000 300.000 18.000.000
Sukri 11.500.000 900.000 2.100.000 250.000 23.000.000
Gunawan 7.000.000 1.000.000 1.200.000 300.000 14.000.000
Nasir 10.500.000 1.400.000 2.500.000 300.000 21.000.000
Dandi 9.500.000 1.000.000 2.000.000 200.000 19.000.000
Syabir 6.000.000 700.000 900.000 50.000 12.000.000
Nama hasil sekali panen (RP) bibit pakan/pupuk
kebutuhan lain
hasil panen dalam sethun
Saifullah 12.000.000 1.000.000 1.500.000 500.000 24.000.000
Hamka 11.000.000 1.500.000 2.000.000 500.000 22.000.000
Hasrullah 20.000.000 2.550.000 3.450.000 1.000.000 40.000.000
LAMPIRAN 3
ASUMSI KLASIK
1. UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 66
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,09507939
Most Extreme Differences Absolute ,080
Positive ,080
Negative -,060
Test Statistic ,080
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
2. Uji Multikolinearitas
a. Dependent Variable: Produktivitas (Y)
3. Uji Heteroskedastisitas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6,310 ,187
33,756 ,000
Tenaga Kerja
(x1) ,520 ,113 ,412 4,618 ,000 ,632 1,583
Luas Lahan
(x2) ,203 ,074 ,269 2,754 ,008 ,525 1,905
Modal (x3) ,120 ,030 ,337 4,023 ,000 ,715 1,398
LAMPIRAN 4
REGRESI LINIEAR BERGANDA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,310 ,187 33,756 ,000
Tenaga Kerja( x1) ,520 ,113 ,412 4,618 ,000
Luas Lahan (x2) ,203 ,074 ,269 2,754 ,008
Modal (x3) ,120 ,030 ,337 4,023 ,000
a. Dependent Variable: Produktivitas (Y)
b. ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,298 3 ,433 45,669 ,000b
Residual ,588 62 ,009
Total 1,886 65
a. Dependent Variable: Produktivitas (Y)
b. Predictors: (Constant), Modal (x3), Tenaga Kerja( x1), Luas Lahan (x2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change
1 ,830a ,688 ,673 ,09735 ,688 45,669
Charts
Distribution Nilai Tabel F0,05
Degrees of freedom for Nominator
Df untuk penyebut (N2)
df untuk pembilang (N1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
46 4.05 3.20 2.81 2.57 2.42 2.30 2.22 2.15 2.09 2.04 2.00 1.97 1.94 1.91 1.89
47 4.05 3.20 2.80 2.57 2.41 2.30 2.21 2.14 2.09 2.04 2.00 1.96 1.93 1.91 1.88
48 4.04 3.19 2.80 2.57 2.41 2.29 2.21 2.14 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88
49 4.04 3.19 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.08 2.03 1.99 1.96 1.93 1.90 1.88
50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.07 2.03 1.99 1.95 1.92 1.89 1.87
51 4.03 3.18 2.79 2.55 2.40 2.28 2.20 2.13 2.07 2.02 1.98 1.95 1.92 1.89 1.87
52 4.03 3.18 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.07 2.02 1.98 1.94 1.91 1.89 1.86
53 4.02 3.17 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86
54 4.02 3.17 2.78 2.54 2.39 2.27 2.18 2.12 2.06 2.01 1.97 1.94 1.91 1.88 1.86
55 4.02 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.06 2.01 1.97 1.93 1.90 1.88 1.85
56 4.01 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85
57 4.01 3.16 2.77 2.53 2.38 2.26 2.18 2.11 2.05 2.00 1.96 1.93 1.90 1.87 1.85
58 4.01 3.16 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.05 2.00 1.96 1.92 1.89 1.87 1.84
59 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.04 2.00 1.96 1.92 1.89 1.86 1.84
60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99 1.95 1.92 1.89 1.86 1.84
61 4.00 3.15 2.76 2.52 2.37 2.25 2.16 2.09 2.04 1.99 1.95 1.91 1.88 1.86 1.83
62 4.00 3.15 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.99 1.95 1.91 1.88 1.85 1.83
63 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.98 1.94 1.91 1.88 1.85 1.83
64 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.24 2.16 2.09 2.03 1.98 1.94 1.91 1.88 1.85 1.83
65 3.99 3.14 2.75 2.51 2.36 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98 1.94 1.90 1.87 1.85 1.82
66 3.99 3.14 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98 1.94 1.90 1.87 1.84 1.82
67 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.98 1.93 1.90 1.87 1.84 1.82
68 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.97 1.93 1.90 1.87 1.84 1.82
69 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.15 2.08 2.02 1.97 1.93 1.90 1.86 1.84 1.81
70 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.14 2.07 2.02 1.97 1.93 1.89 1.86 1.84 1.81
71 3.98 3.13 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.97 1.93 1.89 1.86 1.83 1.81
72 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.81
73 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.81
74 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.22 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.85 1.83 1.80
75 3.97 3.12 2.73 2.49 2.34 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.83 1.80
Distribusi Nilai ttabel
d.f t0.10 t0.05 t0.025 t0.01 t0.005
61 1.296 1.671 2.000 2.390 2.659
62 1.296 1.671 1.999 2.389 2.659
63 1.296 1.670 1.999 2.389 2.658
64 1.296 1.670 1.999 2.388 2.657
65 1.296 1.670 1.998 2.388 2.657
66 1.295 1.670 1.998 2.387 2.656
67 1.295 1.670 1.998 2.387 2.655
68 1.295 1.670 1.997 2.386 2.655
69 1.295 1.669 1.997 2.386 2.654
70 1.295 1.669 1.997 2.385 2.653
71 1.295 1.669 1.996 2.385 2.653
72 1.295 1.669 1.996 2.384 2.652
73 1.295 1.669 1.996 2.384 2.651
74 1.295 1.668 1.995 2.383 2.651
75 1.295 1.668 1.995 2.383 2.650
76 1.294 1.668 1.995 2.382 2.649
77 1.294 1.668 1.994 2.382 2.649
78 1.294 1.668 1.994 2.381 2.648
79 1.294 1.668 1.994 2.381 2.647
80 1.294 1.667 1.993 2.380 2.647
81 1.294 1.667 1.993 2.380 2.646
82 1.294 1.667 1.993 2.379 2.645
83 1.294 1.667 1.992 2.379 2.645
84 1.294 1.667 1.992 2.378 2.644
85 1.294 1.666 1.992 2.378 2.643
86 1.293 1.666 1.991 2.377 2.643
87 1.293 1.666 1.991 2.377 2.642
Uji T
Ttabel = t (a/2;n-k-1) = t(0,05/2;66-3)=0,025;63 =1,999
A = 0,05
n= jumlah sample
k= jumlah variabel x
uji F
Ftable = F(k;n-k) = F(3;66-3) = 3;63 = 2,75
k= variabel x
n= sample
Dokumentasi
(Akmal, 30 tahun, Salah Satu Petani Tambak Bandeng di Desa Paria Kecamatan
Duampanua)
(Ikbal, 35 Tahun, Salah Satu Petani Tambak Bandeng di Desa Paria Kecamatan
Duampanua)
(Ipal, 33 Tahun, Salah Satu Petani Tambak Bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua)
(Luthfi, 38 Tahun, Salah Satu Petani Tambak Bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua)
(Ilham Yunus, 33 Tahun, Salah Satu Petani Tambak Bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua)
( Hamzah, 52 Tahun, Salah Satu Petani Tambak Bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Nomor : 2084/05/C.4-II/V/41/2020 Makassar, 15 juni 2020 M Lamp. : - H a l : Permohonan Izin Penelitian
Kepada Yth. Petani Tambak Bandeng di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang di-
Tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka proses penelitian dan penulisan skripsi mahasiswa di bawah ini :
N a m a : Tomi Wahyudi Stambuk : 105710225915 Jurusan : EKONOMI PEMBANGUNAN Judul Penelitian : ANALISIS TINGKAT PRODUKTIVITAS PETANI
TAMBAK BANDENG DI DESA PARIA KECAMATAN DUAMPANUA KABUPATEN PINRANG
Dimohon kiranya mahasiswa tersebut dapat diberikan izin untuk melakukan penelitian sesuai tempat mahasiswa tersebut melakukan penelitan. Demikian permohonan kami, atas perhatian dan bantuannya diucapkan terima kasih.
Tembusan :
1. Rektor Unismuh Makassar 2. Ketua Jurusan
3. Mahasiswa Ybs. 4. Arsip
Jl. Sultan Alauddin No.259 HP. 085230309264 Telp. 0411-866972 Fax. 0411-865588 Makassar 90221 Menara Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
BIOGRAFI PENULIS
Tomi Wahyudi lahir di Sidomulyo pada tanggal 06 April 1997
sebagai anak tunggal dari pasangan Bapak Jakri dan Ibu Supiyah.
Penulis sekarang bertempat tinggal di Jl. Bontocinde no.20 Kota
Makassar. Penulis telah menempuh pendidikan sebagai berikut,
penulis masuk SDN 29 Sidomulyo dan lulus tahun 2009, kemudian
melanjutkan ke SMPN 1 Duampanua dan lulus pada tahun 2012. Setelah lulus dari
SMP, kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan tingkat lanjut di SMA
Muhammadiyah 983 Pinrang dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi pada jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar program strata satu sampai sekarang. Sebagai tugas akhir, maka
penulis menulis sebuah skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Produktivitas Petani
Tambak Bandeng Di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang”.