Upload
lequynh
View
265
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK ASURANSI UNIT LINK
(STUDI PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA)
OLEH:
SITI MUYASARAH
NIM: 105046201731
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431H / 2010M
ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK ASURANSI UNIT LINK
(STUDI PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh:
SITI MUYASARAH
NIM: 105046201731
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Ela Patriana, MM, AAAIJ M. Riza Afwi, M.A Nip: 196905282008012010 Nip: 196105201999031002
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431H / 2010M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul Analisis SWOT Terhadap Produk Asuransi Unit Link (Studi Pada PT Asuransi Takaful Keluarga), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Jakarta, 17 Juni 2010 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag (......................................) NIP. 197107011998032002 Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (......................................) NIP. 197407252001121001 Pembimbing I : Ir. Ela Patriana, MM, AAAIJ (......................................) NIP. 196905282008012010 Pembimbing II: M. Riza Afwi, M.A (......................................)
NIP. 196105201999031002 Penguji I : Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM(......................................) NIP. 195505051982031012 Penguji II : Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag (......................................) NIP. 196511191998031002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 April 2010
Siti Muyasarah
ABSTRAK
Siti Muyasarah, 105046201731, Analisis SWOT Terhadap Produk Asuransi Unit Link (Studi Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga). Skripsi ini lahir didasari dengan alasan untuk menjelaskan apa saja kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dari produk asuransi takafulink. Dan bagaimana hasil prosedur analisis SWOT terhadap produk asuransi takafulink. Serta perkembagan jumlah premi dan jumlah polis asuransi takafulink Metode yang digunakan yaitu kualitatif-kuantitatif yang menggunakan variabel SWOT, dan jumlah kuesioner sebanyak 30 marketing Cabang Takaful Keluarga kebayoran lama. Hasil perhitungan analisis SWOT produk takafulink yang didapat adalah selisish antara kekuatan dan kelemahan sebesar 28 dan selisih antara peluang dan ancaman adalah sebesar 3. Oleh karena itu hasil dari analisis SWOT takafulink berada di posisi kuadran I (positif-Positif)/keunggulan komperatif dengan menggunakan strategi SO, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Kata Kunci: Asuransi Unit Link
KATA PENGANTAR
الرحيم ناهللا الرحم بسم
Puji syukur bagi Allah SWT senantiasa penulis panjatkan, karena hanya
dengan limpahan cinta kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan pendidikan strata I
pada Universitas Islam Negeri (UIN) “Syarif Hidayatullah” Jakarta.
Shalawat dan salam, yang mengiringi rasa syukur penulis hadiahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan yang paling sempurna dalam
sikap dan tutur katanya.
Rasa bahagia dan haturan terimakasih atas terselesaikannya skripsi yang
berjudul “ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK ASURANSI UNIT LINK
(STUDI PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA)” penulis sembahkan
khusus untuk Ayahanda M. Marwan, BA (Alm) serta Ibunda tercinta Lathifah yang
dengan perhatian dan do’anya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga menghaturkan banyak terima kasih kepada para pihak yang telah
membantu penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih penulis haturkan
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan
Fakultas Syariah
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat.
3. Bapak Ir. H. Muhammad Nadratuzzaman Hosen, MS, MEc, Ph.D., selaku
Pembimbing Akademik Asuransi Syariah 2005.
i
4. Ibu Ir. Ela Patriana.MM, AAAIJ serta Bapak M. Riza Afwi, M.A, selaku
pembimbing skripsi yang telah membantu dalam pemecahan masalah yang
dihadapi penulis.
5. PT. Asuransi Takaful Keluarga yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
6. Bapak Ade Suherman, kepala aktuaria PT. Asuransi Takaful Keluarga dan bapak
Junaidi Marthabi sebagai AVP Retail Business Area 2&5 PT Asuransi Takaful
Keluarga yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk wawancara dan
memberikan data-data yang diperlukan penulis dalam menyelesaikan skripsi.
7. Pegawai perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Keluarga ku tercinta yang banyak membantu penulis, terimakasih atas
dukungannya dan do’anya.
Tentunya segala kebaikan tersebut tidak dapat penulis balas dengan balasan
yang melebihi daripada balasan Allah SWT. Semoga Allah selalu memberikan
kepada kita jalan yang terbaik. Amin.
Jakarta,13 April 2010
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iii
TABEL …………………………………………………………………………. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………… 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………. 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………. . 7
E. Metode Penelitian …………………………………………… 8
1. Metode Analisis ……………………………………….. . 8
2. Pendekatan Penelitian …………………………………. . 9
3. Metode Pengumpulan Data ……………………………... 10
4. Sumber Data ……………………………………………. 12
5. Objek Penelitian ……………………………………….. . 12
6. Teknik Pengolaan Data …………………………………. 13
F. Review Studi Terdahulu ……………………………………. 13
G. Sistematika Penulis ………………………………………... . 18
iii
BAB II PERAN ANALISIS SWOT DALAM MENGANALISIS PRODUK
UNIT LINK
A. Pengertian Asuransi Jiwa Unit Link ………………………… 21
B. Karakteristik Asuransi Unit Link ………………………….... 22
C. Investasi Dalam Asuransi Unit Link ……………………….... 24
D. Perhitungan Manfaat Asuransi (Uang Pertanggungan)
Pada Produk Asuransi Unit Link ……………………………. 29
E. Analisis SWOT Dalam Menganalisis Produk Asuransi
Unit Link …………………………………………………….. 31
F. Mekanisme SWOT Dalam Proses Menciptakan Strategi
Unit Link ……………………………………………………. 32
1. Proses Analisis SWOT Dalam Menganalisa Produk
Asuransi Unit Link ……………………………………… 32
2. Pendekatan Analisis SWOT Untuk Menentukan Posisi
Dan Strategi Produk Asuransi Unit Link ……………….. 33
BAB III UNIT LINK PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
A. Sejarah Takafulink …………………………………………... 42
B. Jenis-Jenis Investasi Takafulink …………………………….. 42
1. Takaful Dana Istiqomah ……………………………….... 42
2. Takaful Dana Mizan …………………………………….. 46
3. Takaful Dana Alia ………………………………………. 50
iv
C. Mekanisme Pengelolaan Dana Investasi Takafulink ………… 53
D. Perhitungan Investasi Pada Takafulink ……………………… 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perkembangan Produk Asuransi Takafulink
Pada Tahun 2005-2008 ……………………………………. 57
1. Perkembangan Jumlah Polis…………………………….. 57
2. Perkembangan Premi Produk Takafulink……………….. 58
B. Analisis Strength, Weakness, Opportunity dan Threath ……. 58
C. Prosedur Analisis SWOT …………………………………… 61
D. Hasil Analisis SWOT Terhadap Produk Takafulink
PT. Asuransi Takaful Keluarga ……………………………… 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………. 72
B. Saran ………………………………………………………… 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Perkembangan Jumlah Polis Takafulink Tahun 2005-2008 …….. 57
Tabel 4.2 Perkembangan Premi Peserta Takafulink ………………………. 58
Tabel 4.3 Identifikasi Stakeholder PT. Asuransi Takaful Keluarga ………. 62
Tabel 4.4 Analisis Internal (IFAS) ………………………………………… 63
Tabel 4.5 Analisis Eksternal (EFAS) ……………………………………… 64
Tabel 4.6 Peta Interaksi SWOT Kearns …………………………………… 67
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu kegiatan usaha yang paling dominan dan sangat dibutuhkan
keberadaannya di dunia perekonomian Islam saat ini adalah industri asuransi
syariah. Perkembangan asuransi syariah ibarat si gadis manis, diburu banyak
orang dan menenangkan. Kini, nyaris semua perusahaan asuransi membentuk unit
syariah. Bahkan asuransi asing juga ikut membuka unit syariah. Mereka tentu
ingin mencicipi kue syariah di Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Syariah Indonesia Muhaimin Iqbal menyatakan
hingga Januari 2008, di Indonesia sudah ada 3 perusahaan yang full asuransi
syariah, 32 cabang asuransi syariah, dan 3 cabang reasuransi syariah. “Ini
pertumbuhan premi industri bisa menembus Rp 1 triliun tahun ini. Rencana
masuknya asuransi raksasa di pasar asuransi syariah diharapkan mendukung
pencapaian target itu. 1
Perkembangan asuransi syariah juga mencengangkan PT Asuransi Takaful
keluarga (ATK) yang merupakan pelopor perusahaan asuransi murni syariah,
sekaligus salah satu perusahaan terdepan di Indonesia yang berdiri sejak tahun
1994 yang menyediakan jasa asuransi dan perencanaan keuangan sesuai dengan
1 “Perkembangan Asuransi Syariah”, artikel diakses pada tanggal 30 September 2009 dari
http://asuransi-terbaik-syariah.blogspot.com/2009/02/perkembangan asuransi-syariah.html
1
2
prinsip syariah untuk memenuhi kebutuhan umat dan masyarakat di Indonesia.
Disamping terus melakukan berbagai inovasi produk, perusahaan asuransi syariah
terbesar di Indonesia itu terus menggalang aliansi strategis dengan perusahaan
sejenis. Asuransi Takaful Keluarga juga telah meluncurkan produk unit link
Takafulink Alia yang merupakan produk proteksi dan investasi berbasis saham.
ATK menargetkan pendapatan Rp 20 miliar – Rp 30 miliar di akhir 2007.
“Walaupun baru berjalan sebulan, pendaptan Takafulink Alia telah mencapai Rp
5 miliar. Oleh karena itu, target di atas dapat tercapai,” ungkap Presiden direktur
PT Asuransi Takaful Keluarga disela-sela grand launching Produk Takafulink
Alia di Jakarta. Karena investasi Alia berupa saham. Maka Presiden direktur PT
Asuransi Takaful Keluarga menilai produk tersebut potensial bagi mereka yang
agresif dalam berinvestasi.
Unit link masih menjadi bisnis yang ranum. PT Asuransi Takaful
Keluarga sangat mengandalkan atau mengunggulkan produk-produk untuk
kategori individual business (takafulink) dengan premi sekitar 70% dari total
premi individual business dalam penetrasinya dipasar industri asuransi.
Sebagaimana produk asuransi jiwa konvensional, diasuransi syariah produk
primadona dalam beberapa tahun terakhir adalah produk unit link. Tidak seperti
produk tradisional seperti kesehatan, pembiayaan maupun produk lainnya, unit
link memberikan kombinasi antara proteksi dan investasi. Pemegang polis dapat
tetap memiliki manfaat-manfaat asuransi sekaligus mendapatkan return dari
investasi.
3
Produk unit link syariah bila dipasarkan lebih menguntungkan
dibandingkan produk unit link konvensional. Hal itu karena produk unit link
syariah menggunakan sistem bebas bunga bank dalam berinvestasi. Sedangkan,
produk unit link konvensional menggunakan sistem bunga bank. “Dengan sistem
bagi hasil dan wakalah, unit link syariah lebih menguntungkan dan aman bagi
nasabah dan investor”.
Banyaknya keuntungan yang dimiliki produk unit link syariah
dibandingkan produk asuransi biasa. Hal itu karena produk tersebut merupakan
produk gabungan antara asuransi dengan investasi. Sehingga, hasil atau return
unit link bagi nasabah cenderung lebih besar dibandingkan return asuransi biasa.
Unit link menggunakan skim wakalah bil ujrah. Artinya, perusahaan atau
divisi asuransi syariah dipercayakan untuk mengelola dana unit link nasabah.
Seluruh hasil investasi tersebut, diberikan kepada nasabah. Pengelola hanya
mengambil sejumlah dana sebagai ujrah atau fee. Jadi, selain lebih
menguntungkan dari asuransi biasa, unit link syariah juga lebih menguntungkan
dari unit link konvensional.
Produk ini telah menjadi primadona, khususnya bagi masyarakat yang
selama ini sudah terbangun kesadarannya akan pentingnya asuransi jiwa. Sebab,
mereka yang telah sadar memasuki lingkaran proteksi jiwa itu, tentulah orang-
orang yang memang sudah memiliki dana lebih dari sekadar menutup biaya hidup
bulanan atau tahunan. Ketimbang hanya memproteksi diri saja, tentu lebih
optimal jika sumber dana itu juga sekaligus dibagi kedalam investasi yang
4
memberikan hasil. Produk ini memang sangat praktis karena memudahkan
nasabah dan calon nasabah. Pada produk jenis ini nasabah tidak perlu repot untuk
mengunjungi dua perusahaan yakni perusahaan asuransi dan perusahaan
pengelola investasi reksadana yakni manajer investasi, karena dengan produk ini
proteksi dan investasi sudah dikemas menjadi satu kesatuan.
Walaupun krisis global sempat merontokan pasar modal, tetapi tak
membuat bisnis asuransi unit link syariah mati gaya. Justru asuransi unit link
syariah terus berkibar, ini disebabkan karena menggunakan prinsip syariah yang
bersifat jangka panjang. Perusahaan Asuransi Takaful Keluarga ini yang
menjadikan unit link sebagai salah satu andalannya untuk kategori individual
business.
Ini terbukti bahwa unit link masih kuat walau dalam kondisi krisis,
terbukti premi baru produk ini per semester I/2009 tumbuh 12,5% menjadi Rp 9
triliun dibandingkan perolehan periode yang sama tahun sebelumnya Rp8 triliun.2
Sebab minat masyarakat terhadap produk ini besar. Sifat unit link yang sangat
transparan dan dangkalnya pasar atau masih rendahnya penetrasi asuransi di
Indonesia membuka peluang yang besar untuk bisnis ini.
Kata unit link walaupun sudah menjadi suatu produk yang populer dan
menjadi primadona hanya pada kalangan atas saja, tetapi belum begitu banyak
diketahui oleh semua kalangan masyarakat luas, yang pada dasarnya bahwa unit
2 Hanna Prabandari, “Pertumbuhan Unit Link” artikel diakses pada tanggal 7 September 2009 dari http://web.bisnis.com.
5
link mempunyai pilihan investasi serta dapat juga terjangkau oleh kalangan
bawah. Oleh karena itu, agar kita dapat mengetahui sampai sejauh mana produk
unit link syariah menarik minat masyarakat pada umumnya serta keunggulan apa
saja yang dimilikinya, maka digunakan analisis SWOT.
Teknik SWOT pada dasarnya merupakan salah satu teknik menganalisa
berbagai kondisi yang mempengaruhi proses kekuatan produk unit link ini.
Tujuan dilakukan analisis SWOT ini adalah untuk melakukan diagnosa produk,
sehingga dapat menentukan yang tepat terhadap produk yang dimilikinya.
Langkah awal yang bisa dikembangkan adalah menginventasikan faktor internal
dan eksternal yang ada pada produk asuransi syariah ini. Keberadaan faktor
internal dan eksternal inilah yang akan menggambarkan bagaimana kondisi rill
produk asuransi syariah saat ini.
Dengan menggunakan analisis SWOT akhirnya bisa ditentukan faktor
kunci sukses yang mungkin dimiliki oleh produk unit link asuransi syariah di
Indonesia. Faktor kunci sukses ini sangat penting sekali sebab akan memberi
informasi bagaimana sebenarnya profil keunggulan bersaing yang dimiliki oleh
produk unit link asuransi jiwa syariah .
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mencoba
membahas dan mengkaji seberapa besar kekuatan dan kelemahan serta seberapa
banyak peluang dan ancaman yang terdapat pada produk unit link. Oleh karena
itu, penulis tertarik mengambil judul untuk penelitian dengan judul: “ANALISIS
6
SWOT TERHADAP PRODUK ASURANSI UNIT LINK SYARIAH.”
(STUDI PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELURGA).
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi penelitian ini dilihat dari faktor-faktor eksternal dan internal
yang menjadi sub-sub komponen bagian dari analisis SWOT yang berguna untuk
menghasilkan sebuah penganalisaan yang komperhensif untuk merumuskan suatu
strategi perusahaan dengan mempertimbangkan konsep asuransi unit link,
gambaran umum perusahaan dan mekanisme pengelolaan produk unit link.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi yang telah diuraikan diatas, maka untuk
menghindari pembiasan dalam memahami pembahasan skripsi, penulis
membatasi masalah pada konsep analisis SWOT dan konsep asuransi unit link
untuk menghasilkan analisis terhadap produk asuransi unit link pada PT Asuransi
Takaful Keluarga, serta data yang digunakan untuk penelitian ini adalah laporan
perkembangan produk asuransi unit link dari Mei 2005- 2008.
Selanjutnya untuk mempermudah alur bahasan ini, penulis merumuskan
permasalahan yang akan dibahas dalam rumusan sebagai berikut:
1. Bagaimana peran analisis SWOT dalam menganalisis produk asuransi unit
link Asuransi Takaful Keluarga?
2. Bagaimana perkembangan asuransi unit link pada Asuransi Takaful Keluarga?
7
3. Apa saja kekuatan dan kelemahan produk asuransi unit link pada Asuransi
Takaful Keluarga?
4. Apa saja peluang dan ancaman produk asuransi unit link pada Asuransi
Takaful Keluarga?
5. Bagaimana hasil prosedur analisis SWOT terhadap produk unit link Asuransi
Takaful Keluarga?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mencoba menganalisis hal-hal yang
berkaitan dengan produk asuransi unit link, dengan tujuan:
1. Untuk menjelaskan peran analisis SWOT dalam menganalisis produk asuransi
unit link Asuransi Takaful Keluarga.
2. Untuk menjelaskan perkembangan produk asuransi unit link pada asuransi
Takaful Keluarga.
3. Untuk menjelaskan bagaimana kekuatan dan kelemahan produk asuransi unit
link pada asuransi Takaful Keluarga.
4. Untuk menjelaskan apa saja peluang dan ancaman produk asuransi unit link
pada asuransi Takaful Keluarga.
5. Untuk menjelaskan hasil prosedur analisis SWOT terhadap produk Asuransi
Takaful Keluarga.
8
Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis sendiri, bermanfaat sebagai penambah wawasan terhadap
masalah yang diteliti mengenai segala aspek yang berhubungan dengan
analisis SWOT dan asuransi unit link.
2. Untuk jurusan muamalat, untuk memberikan sumbangan pemikiran dan
pengetahuan dalam khazanah ekonomi islam khususnya, serta memperkaya
literatur perpustakaan mengenai analisis SWOT terhadap produk asuransi unit
link.
3. Untuk PT. Asuransi Takaful Keluarga, riset penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan guna
mengembangkan usaha dan bisnis asuransi syariah serta perekonomian
khususnya.
4. Untuk masyarakat pada umumnya dan khusus umat islam, riset ini semoga
dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih investasi yang
memberikan proteksi asuransi sesuai syariah.
E. Metode Penelitian
1. Metode Analisis
Dalam skripsi yang berjudul “ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK
ASURANSI UNIT LINK (Studi pada PT Asuransi Takaful Keluarga).” Maka,
skripsi ini termasuk dalam bentuk studi sosial. Oleh karena itu, judul skripsi ini
9
masuk kedalam tipe deskriptif. Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan
informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang.
Menurut Travers (1978) tujuan utama dalam menggunakan metode
penelitian deskriptif ini untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang
sementara berjalan pada saaat penelitan dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab
dari suatu gejala tertentu.3
Menurut Gay (1976) metode penelitian deskriptif adalah kegiatan yang
meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab
pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari
pokok suatu penelitian.4
Kegunaan penelitian diskriptif ini adalah banyak memberikan informasi
yang mutakhir dan dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang
berguna untuk pelaksaaan penelitian. Contohnya, mengidentifikasikan faktor-
faktor eksternal dan internal perusahaan untuk mengetahui seberapa besar
kekuatan dan kelemahan produk serta berapa banyak peluang dan ancaman yang
dihadapi perusahaan terhadap produk asuransi unit link.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriftif analisis dengan cara
mengumpulkan, menyusun, mendeskripsikan dokumen dan informasi yang
faktual yang kemudian dianalisis.
3 Consuelo G. Sevilla, Pengantar Metode Penelitian, cet.I, (Jakarta: UI-Press, 1993), h.71. 4 Consuelo G. Sevilla, Pengantar Metode Penelitia., h.71.
10
3. Metode Pengumpulan Data
Sedangkan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan judul
penelitian, penulis menggunakan dua jenis penelitian yaitu:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu penulis membaca,
mengutip dan merangkai hal-hal yang diperlukan pada buku-buku,
dokumen serta berbagai rujukan.
b. Penelitian Lapangan (Field Research) bermaksud untuk mempelajari
secara intensif tentang masalah yang akan diteliti. Bentuk penelitian ini
ada beberapa macam, yaitu:
1) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti.5
Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila
sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara
sistematik dan dapat dikontrol keandalannya (reabilitasnya) dan
keshahihannya (validitasnya).
2) Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung.
Wawancara berguna untuk mendapatkan data ditangan pertama,
pelengkap teknik pengumpulan dan menguji hasil pengumpulan
5 Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodology Penelitian Sosial (Jakarta:PT.
Bumi Aksara,2000), h.54.
11
data lainnya.6 Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu dengan melakukan wawancara checklist. Cara ini dilakukan
melalui percakapan langsung dengan pihak-pihak asuransi takaful
keluarga yang terkait dan berwenang menjelaskan latar belakang PT
Asuransi Takaful Keluarga yang menerbitkan asuransi unit link, dan
apakah kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman terhadap
produk tersebut. Setelah dilakukan wawancara, maka langkah
selanjutnya adalah sebagai berikut:
1) Hasil identifikasi faktor-faktor SWOT akan menjadi bahan
scoring, pembobotan, dan rating masing-masing faktor.
2) Menghitung total yang diperoleh dari hasil perkalian skor
dengan bobot dan rating akan menunjukan nilai faktor SWOT
sesungguhnya.
3) Hasil perhitungan akan memberikan strategi untuk masing-
masing pendekatan dan menghasilkan strategi terbaik dari
penggabungan kedua pendekatan tersebut.
3) Dokumentasi ialah teknik pengambilan data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen.7
6 Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodology Penelitian Sosial, h.57. 7 Usman Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodology Penelitian Sosial, h.73.
12
4. Sumber Data
Sumber data terdiri dari:
a. Data Primer merupakan data yang langsung didapat dari pihak pertama
yaitu data-data yang diperoleh dari PT Asuransi Takaful Keluarga melalui
instrument observasi dan wawancara terstruktur.
b. Data Skunder adalah data-data yang diperoleh dari berbagai literature dan
referensi seperti buku, majalah serta surat kabar dengan setiap artikel yang
mengandung informasi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas,
dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs
internet.
5. Objek Penelitian
Objek dari penelitian judul skripsi adalah data-data dan informasi yang
diambil dari dalam dan lingkungan perusaahaan PT Asuransi Takaful Keluarga.
Penelitian ini menggunakan beberapa rumus SWOT, yaitu:
a. Rumus c
c = a x b
Penjelasan:
c = Total elemen S-W-O-T
a = Skor
b = Bobot
b. Rumus variable x
x = S – W
13
Penjelasan:
x = Selisish antara kekuatan dan kelemahan
S = Strength (kekuatan)
W = Weaknesess (kelemahan)
c. Rumus variabel y
y = O – T
Penjelasan:
y = Selisih antara peluang dan ancaman
O = Opportunity (peluang)
T = Threath (ancaman)
6. Teknik Pengolaan Data
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-kuantitatif. Oleh karena itu,
data dan informasi yang telah didapat kemudian dikumpulkan dan dikelolan atau
dianalisis lalu disusun ulang, serta data-data yang telah diolah diubah kedalam
bentuk tabel agar menjadi bagian yang menyatu dari teks-teks skripsi.
F. Review Studi Terdahulu
Agar tidak terjadi pengulangan terhadap objek atau bahasan yang sama,
maka ada baiknya penulis melakukan review terdahulu. Adapun review yang
telah dikaji adalah:
1. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Produk Unit Liked Asuransi Jiwa
Konvensional oleh Purbowarsono, Konsentrasi Asuransi Syariah, Program
14
Studi Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2004. Dalam skripsi ini membahas tentang unsur-unsur
yang terdapat pada produk unit liked, seperti akad serta pengelolaan dana
premi untuk investasi, sistem administrasi yang dipandang dalam hukum
Islam. Persamaan dari yang saya tulis yaitu mempunyai tema unit link yang
sama. Sedangkan perbedaannya adalah skripsi ini lebih membahas unit link
dilihat dari tinjauan hokum Islam, sedangkan yang skripsi yang saya bahas
mengenai analisis SWOT pada produk unit link.
2. Analisis SWOT Terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus: Bank
Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Pembantu Kalimalang), oleh Muhammad
roni Neskens, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program studi Muamalah
(Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2006. Persamaan dengan skripsi ini yaitu sama-sama membahas
analisis SWOT, yang menjadi perbedaannya pada skripsi tersebut hanya
membahas mengenai elemen SWOTnya saja sedangkan skripsi yang saya
tulis tidak hanya membahas elemen SWOTnya saja, tetapi strategi perpaduan
antara SO, ST, WO, dan WT serta mengitung posisi SWOT atau dengan
katalain mengitu prosedur SWOT, perbedaan laiinya yaitu dari segi produk
yang dianalisis.
3. Produk Asuransi Unit Link Syariah Tinjauan Histories Dan Praktis (Studi
Kasus Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga) oleh Muhammad, Konsentrasi
Asuransi Syariah, Program Studi Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas
15
4. Strategi Fund Manager PT Prudential Life Assurance Dalam Mengelola
Produk unit link Syariah oleh Faizi El Abbasy. Konsentrasi Asuransi Syariah,
Program Studi Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. dalam skripsi ini membahas tentang
investasi dan manajemen investasi produk unit link serta strategi yang disusun
oleh fund manager dalam mengelola investasi. Persamaanya yaitu dari segi
tema unit link yang menjadi perbedaannya dari segi tempat penelitiannya dan
dari segi pembahasannya saya lebih membahas mengenai analisis SWOT,
sedangkan skripsi tersebut menegnai pengelolaan unit link.
5. Analisis SWOT Dalam Mengembangkan Produk Pembiayaan Ijarah
Muntahiya Bitamlik (IMBT) pada bank syariah (Studi pada PT bank DKI
Cabang Wahid Hasyim) oleh Ifdhal Yuri Hendry, Konsentrasi Perbankan
Syariah, Program studi Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan
Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. Dalam hal ini membahas
perkembangan produk IMBT, serta membahas analisis SWOT. Persamaan
darii skripsi yang penulis tulis adalah dari segi SWOT tetapi ada perbedaan
16
didalamnya, pada skripsi tersebut diatas hanya membahas mengenai faktor-
faktor kekuatan, kelemahan dan peluang serta acaman, dan membahas antara
perpaduan strategi SO,ST, WO, WT. Skripsi yang saya susun membahas lebih
detail lagi bukan hanya faktor-faktor SWOT dan perpaduan strategi saja tetapi
sudah membahas mengenai prosedur SWOT yang akan menghasilkan sebuah
posisi akan produk tersebut.
6. Sistem Operasional Produk Unit Link Pada PT Allianz Life Syariah
Indonesia, oleh Anna Isana, Konsentrasi Asuransi Syariah, Prgram studi
Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2008. Dalam skripsi ini membahas mengenai operasional
produk unit link, yang menjadi persamaan dari skripsi yang saya tulis yaitu
dari segi tema unit link, serta perbedaannya pada skripsi ini tempat penelitian
penelitian berbeda serta unit link yang dibahas adalah unit link Allianz,
sedangkan yang saya tulis adalah unit link yang ada di Takaful, perbedaan
lainnya skripsi ini membahas proses unit link, sedangkan saya membahas dari
segi analisis SWOT.
7. Manajemen Pengelolaan Pada Produk Takafulink Pada PT Asuransi Takaful
Keluarga, oleh Elly Wayuni, Konsentrasi Asuransi Syariah, Prgram studi
Muamalah (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2008. dalam skripsi ini membahas tentang manajemen
pengelolaan produk takafulink PT Asuransi Takaful Keluarga. Persamaan dari
17
skripsi ini adalah pada tema unit link, serta tempat penelitiannya. Perbedaan
dengan skripsi yang saya bahas yaitu mengenai analisis SWOT.
8. Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Upaya Menarik Minat
Nasabah Pada Pengadaian Syariah, Cabang Dewi Sartika, oleh Faridatun
Saadah, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program studi Muamalah (Ekonomi
Islam) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.
skripsi ini membahas mengenai strategi pemasaran pada produk gadai.
Persamaan dengan skripsi ini yang digunakan aalah variabel SWOT, tetap ada
perbedaan didalamnya, pada skripsi ini hanya membahas menegnai kekuatan,
kelemahan , peluang dan ancamannya saja, sedangkan skipsi yang saya tulis
lebih mengikut proses SWOT dan didalamnya terdapat perhitungan SWOT.
9. Studi Komparasi Produk Asuransi Unit Link Dan Reksadana (Studi PT
Asuransi Takaful Keluarga dan PNM Investment Manajemen, oleh Putri
Haryani, Konsentrasi Asuransi Syariah, Program studi Muamalah (Ekonomi
Islam) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.
skripsi ini membahas mengenai perbandingan pengelolaan dana dan
manfaatnya. Persamaan dengan skripsi ini yaitu dari segi tema unit link yang
ada pada PT Asuransi Takaful Keluarga, sedangkan perbedaannya skripsi
yang saya tulis membahas mengenai analisis SWOT.
10. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Strategi Penghimpunan Dan Pengelolaan
Dana Premi Pada Produk Paket Motorkoe Syariah, oleh Candra Setio Adi,
Konsentrasi Asuransi Syariah, Program studi Muamalah (Ekonomi Islam)
18
Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.
Persamaan dengan skripsi yang say tulis yaitu strategi yang digunakan adalah
analisis SWOT tetapi ada perbedaannya yaitu skripsi ini hanya membahas
tentang elemen kekuatan, kelemahan, peluang serta ancamannya saja.
Berdasarkan kesemua review diatas, maka skripsi yang saya tulis ini
sangat berbeda dengan kesemua review diatas. Dapat dilihar dari analisis
SWOT yang saya gunakan yaitu tidak hanya membahas mengenai elemen
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman , serta membahas mengenai
perpaduan strategi anatara kekuatan-peluang (SO), kekuatan-ancaman (ST),
kelemahan-peluang (WO), kelemahan-ancaman (WT) saja, tetapi lebih
menggunakan prosedur SWOT yaitu dengan menggunakan perhitungan
elemen SWOT untuk mendapatkan hasil posisi/ kuadran SWOT Pearce dan
Robinson.
G. Sistematika Penulisan
Dalam mempermudah penilisan dan pembahasan pada skripsi ini, maka
penulis membaginya dalam beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Merupakan bab Pendahuluan, sebagai gambaran umum tentang
skripsi ini erat sekali dengan masalah yang akan dibahas. Pada bab
ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaaat
19
penelitian, metode penelitian dan studi review kerangka teori dan
kerangka berfikir serta sistematika penulisan.
Bab II Merupakan bab yang menjelaskan tentang peran analisis SWOT
dalam menganalisis produk unit link, yang membahas tentang
pengertian asuransi jiwa unit link, karakteristik asuransi unit link,
investasi dalam unit link, perhitungan manfaat asuransi (uang
pertanggungan) pada produk asuransi unit link, dan menjelaskan
peran analisis SWOT dalam menganalisis produk asuransi unit link
serta menjelaskan tentang mekanisme SWOT dalam proses
menciptakan strategi unit link yang didalamnya meliputi proses
analisis SWOT dalam menganalisa produk asuransi unit link dan
pendekatan analisis SWOT untuk menentukan posisi dan strategi
produk asuransi unit link.
Bab III Menjelaskan tentang unit link pada PT Asuransi Takaful Keluarga,
yang membehas tentang sejarah takafulink, jenis-jenis investasi
takafulink yang meliputi takaful dana istiqomah, takaful dana
mizan, takaful dana alia. Serta menjelaskan tentang mekanisme
pengelolaan dana investasi takafulink, dan perhitungan investasi
pada takafulink.
Bab VI Membahas mengenai perkembangan produk Asuransi Takafulink
pada tahun 2005- 2008 serta membahas mengenai analisis SWOT
yang terdiri dari analisis strength, weskness, opportunity dan threat
20
serta prosedur analisis SWOT dan hasil analisis SWOT asuransi
unit link pada asuransi takaful keluarga..
Bab V Terdiri penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
Dalam bab ini, penulis membuat kesimpulan-kesimpulan atas
masalah-masalah dan mengemukakan saran-saran sebagai solusi
dari permasalahan-permasalahan tersebut.
21
BAB II
PERAN ANALISIS SWOT DALAM MENGANALISIS
PRODUK ASURANSI UNIT LINK
A. Pengertian Asuransi Jiwa Unit link
Asuransi unit link adalah produk asuransi yang menggabungkan layanan
asuransi dan investasi sekaligus. Dengan menjadi nasabah produk unit link,
seseorang bisa mendapatkan manfaat ganda yaitu perlindungan asuransi (proteksi)
dan investasi.
Asuransi unit link syariah adalah perlindungan asuransi syariah melalui
usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang atau
pihak melalui investasi dalam bentuk aset. Unit link yang merupakan gabungan
asuransi sekaligus investasi ini memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Asuransi unit link merupakan produk keuangan yang mempunyai dasar
hukum yang tetap. Pengaturan dilakukan oleh Pemerintah melalui Departemen
Keuangan, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Untuk itu,
Ketua Bappepam-LK, Bapak A. Fuad Rahmany, pada tanggal 31 Oktober tahun
2006 mengeluarkan keputusan No. KEP-104/BL/2006 tentang Unit Link. 8.
Dalam unit link syariah, akad yang digunakan adalah akad perwakilan
(wakalah bil ujrah) Karena perusahaan adalah sebagai pemegang amanah
8 Dony Adi Wiguna, “Produk Unit Link”, artikel diakses pada tanggal 6 Juli 2009 dari
http://www.sequis-reproagency.com
21
22
(mudharib) sedangkan nasabah sebagai pemegang saham/pemilik (shahibul mal).
Akad wakalah bil ujrah ini atau menggunakan akad bagi hasil (mudharabah)
untuk premi asuransinya.
Dalam investasinya, unit link syariah hanya boleh ditempatkan di produk
keuangan yang sesuai dengan syariah, seperti tabungan di bank syariah, deposito
di bank syariah, obligasi syariah (sukuk), dan saham syariah yang terdapat pada
Daftar Efek Syariah (DES). Selain itu, unit link syariah juga tetap
memperhitungkan zakat harta dalam pengelolaannya.
Sifat utama produk unit link adalah unbundled, artinya terdiri dari
komponen investasi, biaya dan asuransi jiwa, pada asuransi jiwanya saling
terpisah dan bisa diidentifikasi.9
B. Karakteristik Asuransi Unit Link
Karakteristik asuransi unit link itu adalah:
1. Asuransi unit link dapat digunakan sebagai alat tabungan dan proteksi.
Elemen proteksi dapat dalam bentuk proteksi meninggal, cacat tetap total,
meninggal karena kecelakaan atau asuransi kesehatan.
2. Asuransi unit link umumnya atau tidak selalu memiliki elemen investasi
saham yang besar. Oleh karena itu asuransi unit link mempunyai pilihan jenis
investasi yang beragam mulai dari konservatif , moderate dan agresif.
9 Ketut Sendra, Konsep Dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link: Proteksi Sekaligus
Berinvestasi, h. 43
23
3. Biaya proteksi umumnya terpenuhi dengan membebankan biaya tersebut
sesuai dengan usia dan besarnya proteksi. Biaya ini dibebankan dengan
melakukan pengurangan jumlah unit dari dana yang tersedia kecuali untuk
premi tunggal , biaya dikenakan melalui biaya awal.
4. Transparansi dalam pengelolaanya menjadi salah satu ciri asuransi unit link.
Pemegang polis dapat secara leluasa memantau perkembangan harga unit
setiap saat melalui media cetak seperti Bisnis Indonesia atau link website dari
perusahaan asuransi yang mengeluarkan produk unit link tersebut.
5. Setiap pemegang polis mendapatkan laporan dari besarnya asuransi yang
harus dibayarkan di tahun pertama serta hasil investasi yang diperoleh selama
satu tahun berjalan.
6. Tingkat fleksibilitas yang ditawarkan untuk masyarakat bila membeli jenis
produk ini. Beberapa ciri fleksibilitas yang diberikan produk ini adalah
sebagai berikut:
a. Premi yang harus dikeluarkan dapat dikurangi atau ditinggalkan selama
nilai tunai dari investasi yang ditempatkan dan perkembangannya masih
mencukupi untuk membayar premi tersebut. Tingkat proteksi juga dapat
dirubah sesuai dengan keinginan pemegang polis tentunya harus sesuai
dengan persyaratan yang berlaku.
b. Pengambilan nilai tunai dari investasi ditempatkan dan
perkembangannya dapat dilakukan kapan saja. Penambahan premi untuk
24
menambah jumlah investasi yang ditempatkan dapat juga dilakukan dari
waktu ke waktu.
C. Investasi Dalam Asuransi Unit Link
Investasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan
perdagangan, dimana kegiatan usaha dapat berbentuk usaha yang berkaitan
dengan suatu produk atau asset maupun usaha jasa. Namun, investasi keuangan
syariah harus terkait langsung dengan suatu asset atau kegiatan usaha yang
spesufik dan menghasilkan manfaaat, karena dengan manfaat tersebut dapat
dilakukan bagi hasil.10
Asuransi unit link masuk kedalam kategori investasi fortofolio, karena
penempatan uang atau penanaman modalnya melalui pasar modal dengan
instrument surat berharga, seperti saham, obligasi dan deposito. Portofolio
investasi dilakukakan oleh perseorangan, perushaan dan lembaga keuangan yang
mengharapkan peningkatan nilai dari surat-surat berharga. Tetapi pada asuransi
unit link ini, investasinya dikelola oleh fund manager yang dipilih oleh
perusahaan. Tujuan investasi dalam asuransi jiwa unit link ini adalah untuk
memanfaatkan dan mengembangkan dana yang diterima perusahaan (premi)
secara optimal.
10 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General: Konsep dan Sistem
Operasional, h.359.
25
Dalam asuransi unit link dana premi nasabah terbagi menjadi dua yaitu
dana proteksi (pertanggungan) dan dana investasi. Kedua dana tersebut
dipisahkan dalam pengelolaannya yaitu dana pengolaan pertanggungan (proteksi)
dan dana pengolaan investasi. Dana proteksi dikelola oleh perusahaan dan
dipergunakan sebagai dana pertanggungan. Sedangkan dana investasi dikelolaan
oleh fund manager yang telah ditentukan oleh perusahaan untuk mendapatkan
return yang optimal.
Dana investasi pada asuransi unit link yang dikelola oleh fund manager
hanya boleh ditempatkan pada produk keuangan yang sesuai dengan syariah,
seperti tabungan di bank syariah, deposito di bank syariah, obligasi syariah
(sukuk), dan saham syariah yang terdapat pada Daftar Efek Syariah (DES). Selain
itu, unit link syariah juga tetap memperhitungkan zakat harta dalam
pengelolaannya.
Apabila kita ingin melakukan investasi pada unit link, premi kita telah
dipotong biaya loding dan biaya asuransi akan dibelikan unit penyertaan sesuai
dengan harga beli (offer-price) dan jika ingin mencairkan seluruh dananya atau
mengambil sebagian investasinya, maka nilai unitnya akan disesuaikan dengan
harga jual (bid-price) nya. Jadi keuntungan atau kerugian investasi dalm unit link
ini ada pada selisih harga jual dan harga beli unit penyertaan tersebut, dimana
26
nilai pernyertaan unit ini selalu berubah-ubah setiap harinya sesuai dengan
perkembangan hasil investasi yang dilakukan oleh fund manager.11
Perhitungan Investasi pada unit link
Apabila diketahui: Premi tunggal Rp 9.000.000
Offer price Rp 1.500
Maka dana yang dialokasikan dalam unit adalah Rp 9.000.000/ Rp 1.500 = 6.000
unit, dengan asumsi biaya-biaya lainnya dihitung dalam unit dan dibebankan pada
saat polis pertama berlaku, sehingga tidak semuanya dibebankan kedalam selisih
offer- price.
Selisih bid price umumnya sebesar 5% dan sangat umum diterapkan pada unit
link. Oleh karena itu, jika offer-price adalah Rp 1.500 dan selisih bid-price akan
menjadi 95% x Rp 1.500 = Rp 1.425
Jika biaya polis Rp25.000 serta biaya administrasi dan mortalita adalah 2.5%.
Maka jumlah unit akun dikurangi dengan biaya-biaya adalah sebagai berikut:
Biaya polis = Rp 25.000
Biaya administrasi dan mortalita 2.5% x Rp 9.000.000 = Rp 225.000
Jumlah biaya dalam unit Rp 225.000 + Rp 25.000/Rp 1.425
= 175,438 unit
Saldo unit 6.000 unit – 175, 438 = 5.824,562 unit
11 Muhammad, “Produk Asuransi Unit Link Syariah Tinjauan Histories Dan Praktis (Studi
Kasus Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga)”, ( Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h.43.
27
Jika peserta ingin menebus polis asuransinya dan diasumsikan belum ada
pengeluaran harga dalam investasi. Maka, nilai tunainya adalah 5.824,562 x
Rp1.425 = Rp 8.300.000,85
Sebagai ilustrasi jika harga unit naik, misalnya 7% dalam sepuluh tahun, maka:
Offer-price selama sepuluh tahun = Rp 1.500 x 1,0710
= Rp 1.500 x 1,97
= Rp 2.955
Bid-price dalam sepuluh tahun = Rp 1.425 x 1,0710
= Rp 1.425 x 1,97
= Rp 2.807,25
Maka nilai tunai dana peserta adalah 5.824,562 x Rp 2.807,25
= Rp 16.351.001,67
Dalam investasi pada unit link nasabah dapat memilih jenis investasi apa
yang sesuai dengan keinginannya.ada tiga jenis tipe investasi, yaitu:
a. Konservatif :
Disebut juga dengan ”Risk Averse”. Sangat takut menghadapi risiko
investasi.
b. Moderate :
Disebut juga dengan ”Risk Neutral”. Bersikap hati-hati ketika melakukan
investasi dan cenderung tidak berani mengambil risiko.
28
c. Agresif :
Disebut juga dengan ”Risk Taker / Risk Lover”. Tipe ini sangat berani
menghadapi risiko.
Pada dasarnya, ketiga tipe investor tersebut dapat diakomodir dan dicover
dalam bentuk unit link. Biasanya, setiap perusahaan asuransi yang mengeluarkan
produk unit link akan membagi produknya kedalam empat jenis dana (fund) yang
berbeda yang sesuai dengan sifat dasar para investor. Keempat jenis fund tersebut
dapat dikategorikan kedalam bentuk sebagai berikut:
1) Managed fund (Dana Campuran)
Biasanya instrumen ini dialokasikan pada beberapa instrumen investasi
yang memiliki tingkat investasi yang berbeda agar dapat
mengoptimalkan return. Beberapa instrumen investasi yang dipilih
adalah obligasi, saham, dan peposito. Dana ini lebih cocok untuk tipikal
orang yang moderat.
2) Equity fund
Instrumen ini lebih disukai oleh tipikal investor yang agresif atau risk
taker. Sebagian besar dana yang diinvestasikan kedalam equity fund akan
dialokasikan kedalam instrumen saham.
3) Fixed income fund
Fund ini diminati juga untuk tipikal investor moderat. Sebagian besar
dana akan dialokasikan kedalam instrumen obligasi.
29
4) Cash fund
Untuk mereka yang konservatif dalam menghadapi risiko investasi, dana
yang disimpan di cash fund adalah yang paling cocok untuk
mempresentasikan sikapnya dalam berinvestasi. Cash fund tidak ubahnya
seperti orang menyimpan uang dipasar uang, seperti deposito dan
obligasi.
Perusahaan asuransi biasanya menegluarkan dua jenis produk unit link,
yaitu:
a) Produk unit link dengan premi tunggal (Single Premium)
b) Produk unit link dengan premi regular (Reguler Premium)
Perbedaan yang mendasar dari kedua jenis produk tersebut adalah dari
alokasi dana investasinya. Unit link premi tunggal (Single Premium) lebih
menekankan pada unsur investasinya, ketimbang asuransi jiwanya. Sedangkan
unit link dengan premi regular (Reguler Premium) lebih besar proporsinya dalam
hal elemen proteksinya dalam artian lebih besar asuransi jiwanya, ketimbang
investasinya.
D. Perhitungan Manfaat Asuransi (Uang Pertanggungan) Pada Produk
Asuransi Unit Link
Asuransi unit link memberikan manfaat kepada masyarakat luas yang
ingin berinvestasi di saham, obligasi maupun deposito, yaitu dengan menerima
manfaat meninggal. Biasanya manfaat meninggal minimum ditentukan oleh
30
perusahaan, yaitu besarnya bervariasi antara 125% sampai 200% dari premi
tunggal.
Manfaat meninggal dunia (MD) atau uang pertanggungan (UP) dapat
dijelaskan dengan dua cara, yaitu:12
1. MD-1: nilai unit direkening pemegang polis (u) ditambah jumlah proteksi
meninggal dunia yang diinginkan (v). Atau MD-1 = u + v
2. MD-2: nilai unit direkening pemegang polis (u) atau jumlah proteksi
meninggal dunia yang diinginkan (v), tergantung dari nilai mana yang lebih
tinggi. Atau MD-2 = u atau v (tergantung nilai mana yang lebih tinggi)
Contoh manfaat asuransi yang didapat pada unit link
Peserta diasumsikan tidak melakukan penambahan dana investasi
selama kontrak asuransi masih berjalan, sehingga unit yang dimilikinya masih
tetap 5.824,562 dan nilai bid-price pada waktu mengajukan klaim adalah
sebesar Rp 3.040 Sedangkan offer-price ebesar Rp 3.200
Dengan menggunakan metode MD-1
UP = Nilai tunai pada bid-price + 150% x Rp 9.000.000
= 3.040 x 5.824,562 + 150% x 9.000.000
=17.706.668,48 + 13.500.000
= Rp 31.206.668,48
12 Ketut Sendra, Konsep Dan Penerapan Asuransi Jiwa Unit Link:Proteksi Sekaligus
Berinvestasi, h. 47
31
Dengan menggunakan metode MD-2
UP = Nilai tunai yang lebih tinggi antara nilai unit pada bid-price
atau 125% x 9.000.000
= 3.040 x 5.824,562 atau 125% x 9.000.000
= Rp 17.706.668,48 atau Rp 11.250.000
UP yang dibayarkan pada saat mengajukan klaim meninggal adalah sebesar
Rp 17.706.668,48 yaitu nilai yang lebih tinggi.
E. Analisis SWOT Untuk Menganalisis Produk Asuransi Unit Link
Analisis SWOT dalam menganalisa produk unit link adalah untuk
membenarkan faktor-faktor elemen SWOT ekternal dan internal dari produk unit
link yang telah dianalisis. Apabila terdapat kesalahan dan agar perusahaan dapat
berjalan dengan baik, maka perusahaan tersebut harus mengelolanya untuk
mempertahankan dan memanfaatkan peluang yang ada secara baik. Begitu juga
perusahaan dalam mengatasi kelemahan yang ada pada produk unit link agar
menjadi kekuatan, serta mengatasi ancaman menjadi peluang.
Serta peran analisis SWOT dalam menganalisa produk unit link adalah
sebagai alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi produk unit link
yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh perusahan atau
sebagai alat untuk menganalisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
oleh produk asuransi unit link yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi
32
internal serta penganalisaan mengenai peluang dan ancaman yang dilakukan
dengan mentelaah kondisi eksternal dari produk unit link.
Peran lainnya dalam analisa SWOT untuk menganalisa produk unit link
adalah sebagai strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sasaran saat ini
atau dimasa yang akan datang terhadap kualitas internal maupun eksternal dari
produk asuransi unit link. Serta analisis SWOT juga bermanfaat untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi perusahaan untuk menjalankan
sebuah produk asuransi berbasis investasi (unit link)
F. Mekanisme SWOT Dalam Proses Menciptakan Strategi Unit Link
1. Proses Analisis SWOT Dalam Menganalisa Produk Asuransi Unit Link
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis sebuah SWOT
adalah 13:
a. Identifikasi stakeholder utama pada lingkungan analisis yaitu
mengidentifikasikan pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengelola
asuransi unit link.
b. Identifikasi lingkungan internal (S-W). elemen kekuatan dan kelemahan
itu diperoleh dari dalam lingkungan perusahaan. Meliputi laporan
keuangan, kegiatan dan sistem operasional, pemasaran, SDM.
13 Nining Soesilo, Manajemen Strategik Di Sektor Publik: Pendekatan Praktis (Jakarta:
Megister Perencanaa & Kebijakan Publik FEUI, 2002), h.5-2, 5-5.
33
c. Identifikasi lingkungan eksternal (O-T). Elemen peluang dan ancaman itu
diperoleh dari luar lingkungan perusahaan. Meliputi analisis pasar,
kompetensi pasar, konsumen dan pemerintah.
d. Mempetakan interaksi tabel matriks SWOT, yaitu pada tabel 2.2 adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Tabel Matriks SWOT Kearns
Faktor internal
Faktor ekstenal O T
S SO ST W WO WT
e. Urgensi prioritas issue (Ranking) perlu dilakukan karena kita tidak bisa
mengerjakan semua pekerjaan sekaligus sehingga perlu dianalisisi dalam
SWOT.
2. Pendekatan Analisis SWOT Untuk Menentukan Posisi Dan Strategi
Produk Asuransi Unit Link
Apabila elemen-elemen SWOT yang berupa faktor-fakror ekternal dan
internal telah diidentifikasi dan telah disepakati atas semua variabel-variabelnya,
maka langkah penyusunan analisis SWOT berikutnya adalah menilai dan
memasukan variabel-variabel SWOT kedalam dua cara yang telah lazim
digunakan, yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif matrik SWOT
34
Kearns dan analisis SWOT dari Pearce dan Robinson.14 Penjelasan dari kedua
bentuk pendekatan analisis SWOT diatas adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan Kualitatif Matrik SWOT Kearns
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang
berpasangan antara S dan W serta O dan T. Kondisi berpasangan ini
terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada
kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka
selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu
rumusan Strength (S) harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W)
dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan
Threath (T).
Pada model Matrik SWOT Kearns ini menampilkan delapan
kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak matrik ekternal (peluang dan
ancaman), sedangkan kotak sebelah kiri adalah faktor internal (kekuatan
dan kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis
yang timbul sebagai titik hasil pertemuan antara faktor-faktor eksternal
dan internal. Pada langkah ini, komponen-komponen faktor SWOT
perusahaan yang telah didapat dimasukan kedalam kotak yang tersedia.
Berikut adalah penjabaran dari interaksi matrik SWOT yang
dikembangkan oleh Kearns pada tabel 2.4 dibawah ini:
14 M.Ismail Yusanto dan M.K Widjajakusuma. Manajemen Stratesia Perspektif Syariah
(Jakarta: Khairu Bayan, 2003), h.31
35
Tabel 2.3 Tabel Matriks SWOT Kearns
Faktor internal
Faktor ekstenal O T
S SO ST W WO WT
Kemudian komponen-komponen diatas dijelaskan lebih terperinci lagi.
Berikut penjelasan dari matrik SWOT Kearns:
Tabel 2.4 Tabel Matriks SWOT Kearns
PELUANG (OPPORTUNIYT)
ANCAMAN (THREATS)
KEKUATAN (STRENGHT)
(SO) Keunggulan Kompratif
(Comparative Advantage) A
(ST) Mobilisasi
(Mobilization) B
KELEMAHAN (WEAKNESS)
(WO) Divestasi/Investasi
(Divestement/Investment)
C
(WT) Kendala
Kerusakan/mengendaliakn kerugian
(Damage Control) D
1) Strategi SO dibuat berdasarkan jalan pikiran perushaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.
2) Strategi ST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3) Strategi WO diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
36
4) Strategi WT didasarkan pada kegiatan yang bersifat definitive dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
Tabel 2.5 Kombinasi dan Strategi Matrik SWOT Kearns
IFAS
EFAS
OPPORTUNITY (O) Tentukan 5-10 faktor kelemahan eksternal
THREATS (T) Tentukan 5-10 faktor kelemahan
STRENGTH (S) Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal
STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
A
STRATEGI ST Ciptakan stertegi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
B WEAKNESS (W) Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal
STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
C
STRATEGI WT Ciptakan startegi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
D 1) Sel A Comparative Advantage (Keunggulan Kompratif) yaitu
pertemuan antara dua elemen kekuatan dan peluang sehingga jangan
sampai peluang tersebut hilang begitu saja, namun sebaliknya
perusahaan harus segera memperkuat dengan berbagai perencanaan
yang mampu mendukungnya. Pada sel ini memberi kemungkinan
bagi perusahaan untuk berkembang lebih cepat, namun harus
senantiasa waspada dengan perubahan yang tidak menentu dalam
lingkungan perusahaan.
37
2) Sel B Mobilization (Mobilisasi) yaitu pertemuan antara elemen
kekuatan dan ancaman dari luar perusahaan yang diidentifikasi
dengan kekuatan. Pada sel ini yang harus dilakukan oleh perusahaan
yaitu memobilisasikan sumberdaya yang berasal dari kekuatan
perusahaan untuk memperlunak ancaman. Bahkan ancaman itu
diubah menjadi peluang.
3) Sel C Divestement/Investment (Divestasi/Investasi) yaitu pertemuan
antara kelemahan dan peluang. Pada sel C ini peluang yang tersedia
sangat meyakinkan, namun perusahaan tidak memiliki kemampuan
untuk menggarapnya. Kalau dipaksakan dapat memerlukan biaya
yang cukup besar sehingga akan merugikan perusahaan.
4) Sel D Damage Control (Kerusakan/mengendalikan kerugian yaitu
pertemuan antara elemen kelemahan dan ancaman. Pada sel ini
termasuk posisi yang paling lemah, karena merupakan dua titik
pertemuan yang kurang bagus. Apabila adanya keputusan yang
salah akan membawa bencana bagi perusahaan. Strategi yang
digunakan adalah meminimalkan kerugian dan mengontrol kerugian
sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
b. Pendekakan Kuantitatif
Urut-urutan dalam membuat analisa SWOT kualitatif tidak
berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar
diantara keduanya adalah pada saat pembuatan sub komponen dari
38
masing-masing komponen. Apabila pada model kualitatif setiap sub
komponen S memiliki pasangan sub komponen W, dan satu sub
komponen O memiliki pasangan satu sub komponen T, maka dalam
model kuantitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, Sub komponen pada
masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak
memiliki hubungan satu sama lain.
Dalam pendekatan ini merupakan kuantitatif yang berarti data
yang digunakan menggunakan angka-angka yang diambil dari data
elemen SWOT kualitatif. Analisis ini menggunakan perhitungan
kuantitatif matrik SWOT Kearns dan analisis SWOT dari Pearce dan
Robinson. Kegunaan matrik kuantitatif ini adalah agar dapat diketahui
secara langsung posisi perusahaan yang sebenarnya. Perhitungan ini
terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1) Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) poin faktor serta
jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap
elemen faktor S-W-O-T. Untuk mempermudah penilaian dan
perhitungan EFAS, digunakan rentang skor (a) 1 sampai 5.
Sedangkan untuk menghitung bobot (b) masing-masing poin faktor
saling ketergantungan.
2) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d
=S-W) dan faktor O dengan T (e =O-T). perolehan angka d = x
selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X. begitu juga
39
dengan angka e + Y selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu
Y.
3) Mencari posisi organisasi yang ditunjukan oleh sumbu titik (x,y)
pada kuadran SWOT.
Pada perhitungan satu dan dua dapat digambarkan pada tabel 2.6
dan 2.7 yaitu tabel scoring hasil curah pendapat analisis internal dan
eksternal.
Tabel 2.6 EFAS Scoring Hasil Curah Pendapat Analisis Eksternal
No PELUANG (OPPORTUNITY) Skor a
Bobot b
Total c (a x b)
1 5 – 10 kekuatan eksternal 2 Dst
Total Peluang
No ANCAMAN (THREATH) Skor a
Bobot b
Total c (a x b)
1 5 – 10 kelemahan eksternal 2 Dst
Total Ancaman Selisih total peluang – total ancaman = O - T = y
Tabel 2.7 IFAS
Scoring Hasil Curah Pendapat Analisis Internal No KEKUATAN (STRENGTH) Skor
a Bobot
b Total
c (a x b) 1 5 – 10 kekuatan internal 2 Dst
Total Kekuatan
No KELELMAHAN (WEAKNES) Skor a
Bobot b
Total c (a x b)
1 5 – 10 kelemahan internal 2 Dst
Total Kelemahan Selisih total kekuatan – total kelemahan = S - W = x
40
Keterangan dan penjelasan dari penjabaran SWOT Pearce dan Robinson
memberikan empat kemungkinan posisi yang ditempati oleh suatu
perusahaan. Yaitu:
a) Kuadran I (pertama) mempunyai arti (positif-positif) yang
menandakan perusahaan mempunyai situasi kuat dan
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
progresif, maksudnya situasi perusahaan dalam kondisi prima
dan mantap sehingga sangat memungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal.
b) Kuadran II (kedua) mempunyai arti (positif-negatif) yang
menandakan perusahaan sebagian kuat namun menghadapi
tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Diversifikasi strategis, maksudnya perusahaan dalam
kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan yang
berat, sehingga disarankan untuk memperbanyak strategi.
c) Kuadran III (tiga) mempunyai arti (negatif-positif) yang
menandakan perusahan lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah merubah strategi
atau meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan
sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik.
41
d) Kuadran IV (empat) mempunyai arti (negatif-negatif) yang
menandakan perusahaan lemah dan menghadapi ancaman serta
tantangan. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi
bertahan sambil membenahi diri.
Gambar 1.1
Kuadran SWOT Pearce dan Robinson
Opportunity O
(-,+) (+,+) Ubah Progresif Strategi Kuadran III Kuadran I
Weakness Strength
W S
(-,-) (+,-) Strategi Diversifikasi
Bertahan Kuadran IV Kuadran II Strategi
T
Threath
42
BAB III
UNIT LINK PADA PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
A. SejarahTakafulink
Takafulink adalah produk unit link yang dikeluarkan oleh PT Asuransi
Takaful Keluarga. Produk ini Muncul dilatarbelakangi dengan boomingnya
reksadana sekitar tahun 2005, kemudian PT Asuransi Takaful Keluarga sangat
membaca pangsa pasar pada saat itu. Pada bulan Mai 2005, akhirnya PT Asuransi
Takaful Keluarga melakukan inovasi produk dengan meluncurkan sebuah produk
asuransi dengan menggabungkan dua manfaat didalamnya yaitu proteksi dan
investasi .
Sejak diluncurkan pertengahan tahun 2005, Takafulink ternyata mendapat
sambutan hangat dari masyarakat. Takafulink telah menjadi pilihan dalam
berinvestasi, karena masyarakat yakin bahwa produk asuransi ini sejalan dengan
syariah. Dengan mengikuti Takafulink, peserta tidak hanya mendapatkan manfaat
asuransi dan hasil investasi. Mereka juga bisa sekaligus beramal karena produk
ini sudah diperhitungkan zakatnya.
B. Jenis-Jenis Investasi Takafulink
1. Takaful Dana Istiqomah
Takaful dana istiqomah menawarkan cara berinvestasi dengan hasil
yang stabil dan risiko yang aman, dan pada pilihan ini seluruh dana nasabah akan
ditempatkan pada instrumen investasi berpendapatan tetap. Strategi investasinya
42
43
dengan menempatkan dana peserta pada instrument investasi berbasis pendapatan
tetap, yaitu sebesar 95% dari dana ditempatkan dalam deposito syariah, sukuk,
dan surat berharga lainnya, sisanya ditempatkan dalam bentuk kas. Risiko
investasi dalam instrument ini dapat dikategorikan risiko rendah
Komposisi Investasi Takaful Istiqomah
• 0%-20% Sharia Money Market
• 20% - 80% Fixed Income
Persentase komposisi Dana Investasi di atas dapat berubah-ubah setiap saat sesuai
kebijakan investasi fund Manager
Manfaat Takafulink
• Apabila peserta panjang umur sampai dengan akhir perjanjian akan
menerima: Seluruh dana investasi x NAB (saat habis kontrak)
Unit (yang ada)
• Apabila peserta yang ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian, ahli
warisnya akan menerima: Seluruh dana investasi + Santunan
Manfaat Asuransi (manfaat takaful awal)
• Takafulink menyediakan manfaat asuransi (dana santunan) sebesar 800%
dari premi tahunan atau 125% dari premi sekaligus. peserta dapat
memperluas manfaat asuransi dengan menambahkan program asuransi
takaful kecelakaan diri dan/ atau asuransi kesehatan.
Manfaat takaful awal = 800% x Besar premi percara bayar x t
44
Premi Dasar
Untuk menjadi peserta program Takafulink anda dapat memilih cara bayar:
• Bulanan = Min Rp 250.000,-
• Triwulan = Min Rp 750.000,-
• Semesteran = Min Rp 1.500.000,-
• Tahunan = Min Rp 2.000.0000,-
• Sekaligus =Min Rp 12.000.000,-
Fleksibilitas
• Top Up
Peserta dapat meningkatkan dana investasi melalui fasilitas Top Up yang
dapat dilakukan kapan saja dengan ketentuan minimum sebesar Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah)
• Pengalihan Investasi
Setelah masa kepesertaan 1 tahun, peserta dapat menentukan kembali
pilihan investasi yang diinginkan
• Penarikan Dana
Setelah masa kepesertaan 1 tahun, peserta dapat melakukan penarikan
dana. Khusus untuk penarikan dana sebagian diberlakukan ketentuan:
Minimum penarikan Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan
Minimum dana yang tersisa Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
45
Tabarru
Dana yang digunakan untuk saling menanggung atau tolong menolong bila terjadi
musibah antar peserta. Besarnya tabarru yang diikhlaskan peserta sebagai berikut:
• 7,5% dari Premi Dasar Tahunan maksimum selama 8 tahun
• 1,25% dari Premi Dasar Sekaligus maksimum selama 8 tahun
Biaya-Biaya
• Biaya Polis:
Rp. 50.000,- (Lima Puluh Ribu Rupiah)
• Biaya Pengelolaan Investasi:
Maksimum 2,5% per tahun
• Biaya Top Up:
3% dari Premi Top Up
• Biaya setiap kali Penarikan Dana :
Maksimum Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah)
• Biaya pengelolaan yang dibebankan hanya pada tahun pertama: 32,50%
dari Premi Dasar Tahunan atau 3,75% dari Premi Dasar Sekaligus
Free Look
Hak bebas lihat selama 14 hari sejak polis diterima.
Ketentuan Kepesertaan
• Sehat jasmani dan rohani
• Usia Masuk : 17 sd 60 tahun
46
• Masa Perjanjian : 16 tahun untuk usia 17 sd 54 tahun atau masa
perjanjian ditambah usia masuk tidak melebihi 70 tahun.
Hal-hal Penting Lainnya
• Peserta memiliki kebebasan untuk memilih jenis investasi
• Atas pilihan tersebut segala risiko investasi menjadi tanggung jawab
peserta.
• Perusahaan tidak menjamin besarnya kinerja investasi.
2. Takaful Dana Mizan
Takaful dana mizan menawarkan cara berinvestasi dengan hasil yang
optimal dan risiko yang moderat, dan pada pilihan ini sebagian dana nasabah akan
ditempatkan pada instrumen investasi berpendapatan tetap dan sebagian lainnya
pada saham. Strategi investasinya dengan menempatkan dana peserta pada
instrument campuran antara instrument pendapatan tetap dan ekuitas, dalam hal
ini sekitar 50-80% dana ditempatkan dalam instrument pendapatan tetap, seperti
deposito, sukuk, dan surat berharga syariah lainnya. Sisanya, ditempatkan dalam
bentuk saham dan sebagian kecil dalam kas. Risiko investasi dalam jenis dana ini
dapat dikategorikan risiko sedang.
Komposisi Investasi Takaful Mizan
• 0%-20% Sharia Money Market
• 20% - 80% Equity & Fixed Icome
47
Persentase komposisi dana investasi di atas dapat berubah-ubah setiap saat sesuai
kebijakan investasi fund Manager.
Manfaat Takafulink
• Bila perjanjian berakhir atau peserta mengundurkan diri pada masa
perjanjian maka ahli waris akan mendapatkan seluruh dana investasi.
• Bila Peserta meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka Ahli Waris
akan mendapatkan seluruh dana investasi dan manfaat takaful awal.
• Bila peserta meninggal dunia karena kecelakaan pada tahun pertama,
maka ahli waris akan mendapatkan santunan sebesar 800% premi
tahunan atau sebesar 100% premi sekaligus (maksimal tambahan
santunan Rp. 1 miliar).
• Manfaat tambahan santunan ini tidak berlaku untuk usia masuk 6 sampai
dengan 16 tahun (juvenille).
Manfaat Asuransi Awal
Takafulink menyediakan manfaat asuransi (dana santunan) sebesar 800% dari
premi tahunan atau 125% dari premi sekaligus. Peserta dapat memperluas
manfaat asuransi dengan menambahkan program asuransi takaful kecelakaan
diri dan/ atau asuransi kesehatan.
Premi Dasar
Untuk menjadi peserta program takafulink. Peserta dapat memilih cara bayar:
• Premi Tahunan minimal Rp 2.000.000,-
• Premi Sekaligus Minimal Rp. 12.000.000,-
48
Fleksibilitas
• Top Up
Peserta dapat meningkatkan dana investasi melalui fasilitas top up yang dapat
dilakukan kapan saja dengan ketentuan minimum sebesar Rp. 1.000.000,-
(satu juta rupiah)
• Pengalihan Investasi
Setelah masa kepesertaan 1 tahun, peserta dapat menentukan kembali pilihan
investasi yang diinginkan, dengan ketentuan pengalihan dana hanya dapat
dilakukan 100% pada satu jenis dana investasi.
• Penarikan Dana
Setelah masa kepesertaan 1 tahun, peserta dapat melakukan penarikan dana.
Khusus untuk penarikan dana sebagian diberlakukan ketentuan:
Minimum penarikan Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan
Minimum dana yang tersisa Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
Tabarru
Dana yang digunakan untuk saling menanggung atau tolong menolong bila
terjadi musibah antar peserta. Besarnya tabarru’ sama yang dikarenakan
sepanjang masa perjanjian.
Biaya-Biaya
• Biaya Polis:
Rp. 25.000,- (Lima Puluh Ribu Rupiah) .
49
• Biaya pengelolaan tahun pertama 75%dari Premi Tahunan atau 7,5% dari
premi sekaligus. Biaya pengelolaan tahun kedua 20% dari premi
Tahunan.
• Biaya Administrasi Rp 25.000,- perbulan.
• Dan biaya-biaya lainnya, sesuai yang tercantum dalam polis.
Free Look
Hak bebas lihat selama 14 hari sejak polis diterima.
Ketentuan Kepesertaan
• Sehat jasmani dan rohani
• Usia Masuk :
• Juvenille : 6 s/d 16 tahun.
• Dewasa : 17 s/d 65 tahun
• Masa perjanjian 16 tahun untuk usia 6 s/d 54 tahun atau 70 tahun
dikurangi usia masuk untuk usia 55 s/d 65 tahun.
Hal-hal Penting Lainnya
• Peserta memiliki kebebasan untuk memilih jenis investasi
• Atas pilihan tersebut segala risiko investasi menjadi tanggung jawab
peserta
• Perusahaan tidak menjamin besarnya kinerja investasi.
50
3. Takaful Dana Alia
Takaful dana Alia menawarkan cara berinvestasi dengan hasil investasi
optimal dengan jenis investasi campuran melalui sistem pengelolaan syariah.
Jenis investasi ini mengupayakan perolehan hasil investasinya lebih tinggi sesuai
dengan risiko yang harus ditanggungnya. Alokasi investasinya sebagian besar
sekitar 80% ditempatkan dalam saham dan sisanya ditempatkan instrument
pendapatan tetap.
Manfaat Utama
• Bila perjanjian berakhir atau peserta mengundurkan diri dalam masa
perjanjian maka Peserta akan mendapatkan seluruh dana investasi.
• Bila Peserta meninggal dalam masa perjanjian, maka ahli waris akan
mendapatkan seluruh dana investasi dan dana santunan (selama dana
investasi belum melebihi manfaat takaful awal).
• Bila peserta meninggal atau cacat tetap total karena kecelakaan pada
tahun pertama maka akan mendapat tambahan Santunan sebesar 50 kali
premi tahunan (maksimal Rp. 1 Milyar).
Manfaat Tambahan
Takafulink Alia menawarkan manfaat tambahan, seperti program asuransi
kecelakaan diri dan atau asuransi kesehatan.
Premi
Untuk menjadi peserta program takafulink peserta dapat memilih cara bayar:
• Premi Tahunan minimum Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)
51
• Premi Sekaligus minimum Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah)
Fleksibilitas
• Top Up
Peserta dapat meningkatkan Dana Investasi melalui fasilitas Top Up
yang dapat dilakukan kapan saja dengan ketentuan minimum sebesar Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah)
• Penarikan/Penebusan Dana
Setelah masa kepesertaan 1 tahun, Anda dapat melakukan penarikan
dana. Khusus untuk penarikan dana sebagian diberlakukan ketentuan:
Minimum penarikan Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan
Minimum dana yang tersisa Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
Tabarru
Dana yang digunakan untuk saling menanggung atau tolong menolong bila terjadi
musibah antar peserta. tabarru’ akan dipotong dari Dana Investasi dan besarnya
tergantung usia dan Dana Santunan
Biaya
• Biaya polis Rp. 50.000,-
• Biaya pengelolaan tahun pertama 50% dari premi tahunan
• Biaya administrasi Rp. 25.000,- perbulan
• Biaya setiap kali penarikan dana 1% dari dana penarikan maksimal Rp.
50.000,-
• Biaya top up 2,5% dari premi top up
52
• Biaya pengelolaan investasi maksimal 2% setelah dipotong
• Fee fund manager eksternal
• Biaya dapat berubah sewaktu-waktu
Free Look
Hak bebas lihat selama 14 hari sejak polis diterima
Syarat Kepesertaan
• Usia Masuk : 18 sd 65 tahun
• Maksimal usia masuk ditambah masa perjanjian adalah 70 tahun
Hal-hal Penting Lainnya
• Peserta memiliki kebebasan untuk memilih jenis investasi
• Atas pilihan tersebut segala risiko investasi menjadi tanggung jawab
peserta
• Perusahaan tidak menjamin besarnya kinerja investasi.
53
C. Mekanisme Pengelolaan Dana Investasi Takafulink
Skema Pengelolaan Dana Investasi Takafulink
Takaful (Dana Pemegang Saham)
Pendapatan Perusahaan
Beban Operasional
Profit
Investasi Hasil Investasi
UJRAH
Dana Investasi
TABARRU’
Total Dana Investasi
Total Dana Investasi
+ Hasil
investasi
Total Dana Investasi
Beban Asuransi:
Re-As, Klaim, Pajak
IJARAH
perusahaan klaim
nasabah
P N R A E S M A I B A H
Ujrah Akad Wakalah + Surplus Tabarru’
Berdasarkan skema pengelolaan dana investasi takafulink tersebut,
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Nasabah membayar premi. Pada saat pembayaran premi, nasabah sudah
harus mengetaui berapa besarnya ujrah dan besarnya tabarru’ dari premi yang
dibayarkan.
Ujrah akan menjadi milik perusahaan yang dialokasikan untuk biaya
pengelolaan (gaji karyawan, marketing fee, dan sebagainya). Adapun tabarru’
akan digunakan sebagai dana tolong-menolong dan tetap menjadi milik nasabah.
54
Kumpulan dana tabarru’ akan diinvestasikan pada-investasi-investasi
syariah. Hasil dari investasi tersebut akan kembali ke kumpulan dana tabarru’
menjadi hak milik nasabah. Kumpulan dana tabarru’ dan hasil investasinya
digunakan untuk biaya klaim (manfaat takaful), reasuransi, dan sebagainya.
Apabila ada surplus dari dana tabarru’ dana dialokasikan pada tiga bagian sebagai
berikut:
• Sebagian dikembalikan kembalikan kepada nasabah (nasabah yang tidak
mengajukan klaim) mendapatkan manfaat berupa pengembalian surplus
dana tabarru’
• Sebagian lagi disisihkan untuk cadangan tabarru’
• Sebagian lagi dialokasikan kepada perusahaan asuransi syariah
D. Perhitungan Investasi Pada Unit Link
Investasi yang didapat dari produk takafulink dapat dilihat dari contoh dibawah
ini:
Perhitungan Investasi pada Takafulink
Apabila diketahui: Premi tunggal Rp 6.000.000
Offer price Rp 1.500
Maka dana yang dialokasikan dalam unit adalah Rp 6.000.000/ Rp 1.500 =
4.000 unit, dengan asumsi biaya-biaya lainnya dihitung dalam unit dan
55
dibebankan pada saat polis pertama berlaku, sehingga tidak semuanya
dibebankan kedalam selisih offer- price.
Selisih bid price umumnya sebesar 5% dan sangat umum diterapkan pada unit
link. Oleh karena itu, jika offer-price adalah Rp 1.500 dan selisih bid-price
akan menjadi 95% x Rp 1.500 = Rp 1.425
Jika biaya polis Rp50.000 serta biaya pengolaan investasi adalah 2.5%. Maka
jumlah unit akun dikurangi dengan biaya-biaya adalah sebagai berikut:
Biaya polis = Rp 50.000
Biaya administrasi dan mortalita 2.5% x Rp 6.000.000 = Rp 150.000
Jumlah biaya dalam unit Rp 150.000 + Rp 50.000/Rp 1.425
= 140,351 unit
Saldo unit 4.000 unit – 140,351 = 3.859,649 unit
Jika peserta ingin menebus polis asuransinya dan diasumsikan belum ada
pengeluaran harga dalam investasi. Maka, nilai tunainya adalah 3.859,649 x
Rp1.425 = Rp 5.499.999,83
Sebagai ilustrasi jika harga unit naik, misalnya 7% dalam sepuluh tahun,
maka:
Offer-price selama sepuluh tahun = Rp 1.500 x 1,0710
= Rp 1.500 x 1,97
= Rp 2.955
56
Bid-price dalam sepuluh tahun = Rp 1.425 x 1,0710
= Rp 1.425 x 1,97
= Rp 2.807,25
Maka nilai tunai dana peserta adalah 3.859,649 x Rp 2.807,25
= Rp 10.834.999,66
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perkembangan Produk Asuransi Takafulink pada Tahun 2005-2008
Dibawah ini akan disajikan data perkembangan jumlah polis,
pertumbuhan dana Takafulink sejak tahun 2005-2008:
1. Perkembangan Jumlah Polis
Tabel 4.1 Perkembangan Jumlah Polis Takafulink Tahun 2005-2008
Tahun Jumlah Polis
2005
2006
2007
2008
689
1.831
3.331
5.010
Sumber: Rekap Penerbitan Polis Takaful Individu
Berdasarkan pada tabel 4.1 terlihat jelas bahwa dari tahun-ketahun jumlah polis
pada produk takafulink selalu mengalami peningkatan, pada tahun 2005 jumlah
polis hanya 689, sedangkan pada tahun 2006 jumlah polis adalah 1.831 dengan
tingkat kenaikan sebesar 1142 (165%) dan ditahun 2007 jumlah polis diketahui
sebanyak 3.331 dengan tingkat kenaikan 1.500 (81%), serta pada tahun 2008
jumlah polis sebesar 5.010 dengan tingkat kenaikan sebesar 1.679 (50%).
57
58
2. Perkembangan Premi Produk Takafulink
Dana peserta takafulink adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Perkembangan Premi Peserta Takafulink
Tahun Jumlah Premi
2005
2006
2007
2008
7.700.026.652,04
18.017.833.199.37
53.240.569.650,33
84.063.353.129,29
Sumber: Rekap Penerbitan Polis Takaful Individu
Berdasarkan data tersebut diatas nampak bahwa pertumbuhan premi peserta dari
tahun-ketahun selalu meningkat, pada tahun 2005 jumlah premi sebesar Rp
7.700.026.652,04, pada tahun 2006 jumlah premi sebesar Rp 18.017.833.199.37
dengan tingkat kenaikan Rp 10.317.806.547,33 (133%), sedangkan ditahun 2007
jumlah premi adalah sebesar Rp 53.240.569.650,33, dengan tingkat kenaikan Rp
35.222.736.450,96 (195%), sedangkan pada tahun 2008 jumlah premi sebesar Rp
84.063.353.129,29; dengan tingkat kenaikan sebesar Rp 30.822.783.478,96
(57%).
B. Analisis Strength, Weakness, Opportunity dan Threath
1. Strenght (Kekuatan)
a. Brand lebih kuat karena asuransi syariah pertama di Indonesia.
59
b. Tenaga kerja profesional/sumber daya manusia inti yang kompeten dan
memiliki integritas moral dan ghirah Islam, yang berada dalam sebuah
teamwork yang solid.
c. Pemegang saham yang memiliki visi dan misi syari’ah yang jelas.
d. Dalam aspek legal, sifat perjanjian yang memenuhi syarat syari’ah
mampu memberi rasa aman kepada peserta asuransi, selain unsur
duniawi semata.
e. Biaya pengelolaan produk Takafulink terendah dibandingkan produk unit
link sejenis yang dipasarkan asuransi lainnya.
f. Premi cukup bersaing.
g. Pembayaran premi bisa melalui via pos.
h. Cabang/ jaringan sangat luas.
i. Integritas para agen yang loyalis terhadap konsep asuransi yang full
syariah, bekerja bukan hanya mencari komisi tapi lebih dari itu yakni
dakwah muamalah.
j. Produk asuransi takafulink bersifat trasparan (berkeadilan).
2. Weakness (Kelemahan)
a. Belum tersedianya paket produk Takafulink yang komprehensif (satu
paket bisa meng-cover semua kebutuhan nasabah).
b. Belum bersifat fleksibilitas dalam switching.
c. Dalam hal pemasaran produk, alternatif distribusi relatif masih terbatas
dibanding pola konvensional.
60
d. Jumlah agen yang masih sedikit sehingga penetrasi market masih sangat
terbatas.
e. Selama empat tahun Takaful Keluarga menerapkan sistem branch
system, oleh sebab itu pertumbuhan agen sangat lambat.
3. Opportunity (Peluang)
a. Keunggulan konsep syari’ah pada takafulink dapat memenuhi
peningkatan tuntutan ”fairness” atau rasa keadilan dari masyarakat
b. Kompetitor dalam bisnis asuransi syari’ah ini masih sedikit.
c. Meningkatnya kebutuhan jasa asuransi sekaligus investasi karena
perkembangan ekonomi umat
d. Jumlah penduduk Indonesia yang demikian besar, jika diambil 80% saja
yang muslim, maka ada lebih 180 juta potensi pasar yang bisa digarap
oleh asuransi.
e. Kesadaran masyarakat terhadap ekonomi syariah sudah semakin
meningkat.
f. Globalisasi (teknologi Internet sebagai penunjang bisnis).
4. Threath (Ancaman)
a. Terjadi market crash, sebagaimana yag telah dialami Indonesia tahun
tahun 1998 dan 2008 yang lalu, sector investasi financial drop secara
signifikan sehingga berdampak juga kepada semua produk unitlink
(takafulink) yang NAB (Nilai Aktiva Bersih) juga jatuh, secara
psikologis berdampak mengurangi kepercayaan masyarakat tidak mau
61
membeli produk tersebut karena dikhawatirkan nilai uangnya jatuh lebih
dalam.
b. Krisis politik yang berkepanjangan sebagaimana yang terjadi di Thailand
menyebabkan ketidakpercayaan dunia internasional dan para investor
lokal tentunya sehingga sector financial dan rill juga bisa stagnan.
c. Citra lembaga keuangan syariah belum mapan di mata masyarakat,
padahal ekspektasi masyarakat terhadap LKS sangat tinggi.
d. Sarana investasi syari’ah yang ada sekarang belum mendukung secara
optimal untuk peerkembangan asuransi syariah.
e. Kondisi perekonomian yang masih belum stabil.
f. Munculnya pendatang baru pada pengelolaan produk yang sejenis.
C. Prosedur Analisis SWOT
Setelah mengetahui tentang pendahuluan, kerangka teori serta mengenai
produk takafulink, maka barulah prosedur analisis dapat diidentifikasikan
dengan menggunakan metode deskriptif analisis.
Bila berpedoman pada prosedur analisis SWOT, maka tentu saja harus
mengikuti analisis yang ada. Berikut prosedur dan kombinasi pendekatan
kualitatif dan kuantitatif analisis SWOT untuk menganalisa produk takafulink
pada asuransi takaful keluarga, yaitu:
62
1. Identifikasi Stakeholder Utama
Dalam mengidentifikasi stakeholder utama produk takafulink ini, akan
dipaparkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Identifikasi Stakeholder
STAKEHOLDER KEPENTINGAN
Unit Surplus (Investor) Menyimpan dana lewat investasi Takafulink, memproduktifkan harta, memaksimalkan return
Produk Takafulink dengan manager investasi: PT. Schroder Investment Managemen Indonesia
Mengelola dana investor takafulink, memilih instrument investasi yang tepat, memaksimalkan keuntungan investor, menyampaikan semua laporan dan informasi pengelolaan dana pada direksi.
Unit defisit (kreditor) Menerbitkan surat berharga (sertifikat hutang), memberikan return mudharabah kepada MI
Bank Kustodian Bank Niaga Syariah
Menyimpan dan mengembalikan dana investor, memvonis setiap keputusan MI, memberikan laporan
Agen penjualan produk Agency pondok indah, madinah, madinah I dan agency Ababil
Menjaring dan melayani para nasabah investor untuk membeli produk Takafulink
Pasar uang dan modal (Bapepam) Menghubungkan unit surflus dengan unit defisit dalam investasi
Pemerintah Melindungi, membina dan mendorong berkembangnya sector investasi.
Pada tabel 4.3 diatas yang menjadi stakeholder utama atau yang akan menjadi
fokus analisa adalah produk Takafulink dengan sifat proteksi sekaligus
investasi dengan tiga pilihan jenis investasi yaitu istiqomah, mizan, dan alia
yang dikelola oleh manager investasi yaitu PT. Schroder Investment
Managemen Indonesia dan bank kustodian Bank Niaga Syariah serta agen
63
penjualan produksi yaitu agency Pondok Indah, Madinah, Madinah I dan
agency Ababil.
2. Identifikasi Lingkungan Internal (S-W)
Dalam mengidentifikasi lingkungan internal (S-W) produk takafulink, dapat
menggunakan kombinasi pendekatan kualitatif Kearns dan kuantitatif Pearce
dan Robinson dengan strategi IFAS (International Strategy Factor Analisysis
Summary) dengan tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Analisis Internal (IFAS)
Faktor- faktor Strategi Internal Bobot
(a) Rating
(b) Total a x b
Kekuatan (S) 1. Brand lebih kuat karena asuransi syariah
pertama di Indonesia 2. Tenaga kerja profesional/sumber daya
manusia inti yang kompeten dan memiliki integritas moral dan ghirah Islam, yang berada dalam sebuah teamwork yang solid.
3. Pemegang saham yang memiliki visi dan misi syari’ah yang jelas.
4. Dalam aspek legal, sifat perjanjian yang memenuhi syarat syari’ah mampu memberi rasa aman kepada peserta asuransi, selain unsur duniawi semata.
5. Biaya pengelolaan produk Takafulink terendah dibandingkan produk unit link sejenis yang dipasarkan asuransi lainnya.
6. Premi cukup bersaing. 7. Pembayaran premi bisa melalui via pos. 8. Cabang/ jaringan sangat luas. 9. Integritas para agen yang loyalis terhadap
konsep asuransi yang full syariah, bekerja bukan hanya mencari komisi tapi lebih dari itu yakni dakwah muamalah.
10. Produk asuransi takafulink bersifat trasparan (berkeadilan).
5
5
5
5
5
5 5 5 5
5
16/10
15/10
13/10
18/10
17/10
18/10 20/10 15/10 16/10
21/10
8
8
7
9
9
9 10 8 8
11
Total (S) 87
64
Kelemahan (W) 1. Belum tersedianya paket produk Takafulink
yang komprehensif (satu paket bisa meng-cover semua kebutuhan nasabah).
2. Belum bersifat fleksibilitas dalam switching. 3. Dalam hal pemasaran prosuk, alternatif
distribusi relatif masih terbatas dibanding pola konvensional.
4. Jumlah agen yang masih sedikit sehingga penetrasi market masih sangat terbatas.
5. Selama empat belas tahun Takaful Keluarga menerapkan sistem branch system, oleh sebab itu pertumbuhan agen sangat lambat.
4
4
4
4
5
17/5
14/5
10/5
18/5
12/5
14
11
8
14
12
Total (W) 59 Total (S-W)= x 87-59=28
3. Identifikasi Lingkungan Eksternal (O-T)
Dalam mengidentifikasi lingkungan eksternal juga dapat mnggunakan
kombinasi pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan strategi EFAS
(Eksternal Strategy Factor Analisysis Summary) sebagai berikut:
Tabel 4.5 Analisis Eksternal (EFAS) Faktor- faktor Strategi Eksternal Bobot
(a) Rating
(b) Total a x b
Peluang (O) 1. Keunggulan konsep syari’ah pada takafulink
dapat memenuhi peningkatan tuntutan ”fairness” atau rasa keadilan dari masyarakat.
2. Kompetitor dalam bisnis asuransi syari’ah ini masih sedikit.
3. Meningkatnya kebutuhan jasa asuransi sekaligus investasi karena perkembangan ekonomi umat.
4. Jumlah penduduk Indonesia yang demikian besar, jika diambil 80% saja yang muslim, maka ada lebih 180 juta potensi pasar yang bisa digarap oleh asuransi.
5. Kesadaran masyarakat terhadap ekonomi syariah sudah semakin meningkat.
6. Globalisasi (teknologi Internet sebagai penunjang bisnis).
4
2
5
5
5
5
16/6
13/6
14/6
16/6
15/6
14/6
11
4
12
13
13
12
Total (O) 65
65
Ancaman (T) 1. Terjadi market crash, sebagaimana yg telah
dialami Indonesia tahun tahun 1998 dan 2008 yang lalu, sector investasi financial drop secara signifikan sehingga berdampak juga kepada semua produk unitlink (takafulink) yang NAB (Nilai Aktiva Bersih) juga jatuh, secara psikologis berdampak mengurangi kepercayaan masyarakat tidak mau membeli produk tersebut karena dikhawatirkan nilai uangnya jatuh lebih dalam.
2. Krisis politik yang berkepanjangan sebagaimana yangg terjadi di Thailand menyebabkan ketidakpercayaan dunia internasional dan para investor lokal tentunya sehingga sector financial dan rill juga bisa stagnan.
3. Citra lembaga keuangan syariah belum mapan di mata masyarakat, padahal ekspektasi masyarakat terhadap LKS sangat tinggi.
4. Sarana investasi syari’ah yang ada sekarang belum mendukung secara optimal untuk perkembangan asuransi syariah.
5. Kondisi perekonomian yang masih belum stabil.
6. Munculnya pendatang baru pada pengelolaan produk yang sejenis.
4
4
4
4
4
5
17/6
16/6
10/6
18/6
14/6
14/6
11
11
7
12
9
12
Total (T) 62 Total (O-T)=y 65-62=3
Setelah kedua elemen lingkungan internal dan eksternal diidentifikasikan
lewat analisa IFAS dan EFAS atau penyepakatan persepsi untuk tiap variable
elemen SWOT telah diisi sehingga menghasilkan masing-masing skor pada
elemen internal maupun eksternal, maka hasilnya adalah pada elemen internal
atau pada sumbu x menghasilkan skor 28 pada elemen kekuatan dan pada elemen
eksternal atau sumbu y menghasilkan skor 3 pada elemen peluang.
Jadi kesimpulan dari kombinasi pendekatan analisa diatas dengan kekuatan yang
besar mencapai skor 28 dan peluang cukup yaitu 3, maka posisi berada pada
66
kuadran I yaitu (positif, positif) yaitu menandakan organisasi kuat dan memiliki
peluang maka rekomendasi strategi yang tepat adalah progresif yaitu enggunakan
seluruh kekuatan yang tersedia untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada
namun harus mengantisipasi ancaman yang akan datang atau situasi perusahaan
dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat memungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
maksimal.
Gambar 4.1 Kuadran SWOT Pearce dan Robinson
3
2 1
0 7 14 21 28
Weakness Strenght
“TAKAFULINK” Kuadran I Progresif
Opportunity
Threath
Jadi produk takafulink pada PT. Asuransi Takaful Keluarga sangat baik, yaitu
berada pada kuadran 1 yang berarti positif. Produk takafulink di PT. Asuransi
Takaful Keluarga memiliki kekuatan yang begitu banyak sebesar 28 kekuatan,
67
yang menyebabkan produk itu bagus dipasaran, yang elah dibuktikan dengan
peningkatatan jumlah polis dan jumlah premi disetiap tahunnya mengalami
peningkatan serta PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam mengelola produk
takafulink memiliki 3 peluang yang cukup untuk terus mengembangkan atau
memperbesar pertumbuhan produk dan memajukan perusahaan.
4. Mempetakan Interaksi SWOT
Tabel 4.6 Peta Interaksi SWOT Kearns
EFAS
Peluang (O) 1. Keunggulan konsep
syari’ah pada takafulink dapat memenuhi peningkatan tuntutan ”fairness” atau rasa keadilan dari masyarakat.
2. Kompetitor dalam bisnis asuransi syari’ah ini masih sedikit.
3. Meningkatnya kebutuhan jasa asuransi sekaligus investasi karena perkembangan ekonomi umat.
4. Jumlah penduduk Indonesia yang demikian besar, jika diambil 80% saja yang muslim, maka ada lebih 180 juta potensi pasar yang bisa digarap oleh asuransi.
5. Kesadaran masyarakat terhadap ekonomi syariah sudah semakin meningkat.
6. Globalisasi (teknologi
Ancaman (T) 1. Terjadi market crash,
sebagaimana yg telah dialami Indonesia tahun tahun 1998 dan 2008 yang lalu, sector investasi financial drop secara signifikan sehingga berdampak juga kepada semua produk unitlink (takafulink) yang NAB (Nilai Aktiva Bersih) juga jatuh, secara psikologis berdampak mengurangi kepercayaan masyarakat tidak mau membeli produk tersebut karena dikhawatirkan nilai uangnya jatuh lebih dalam.
2. Krisis politik yang berkepanjangan sebagaimana yg terjadi di Thailand menyebabkan ketidakpercayaan dunia internasional dan para
68
IFAS
Internet sebagai penunjang bisnis).
investor lokal tentunya sehingga sector financial dan rill juga bisa stagnan.
3. Citra lembaga keuangan syariah belum mapan di mata masyarakat, padahal ekspektasi masyarakat terhadap LKS sangat tinggi.
4. Sarana investasi syari’ah yang ada sekarang belum mendukung secara optimal untuk perkembangan asuransi syariah.
5. Kondisi perekonomian yang masih belum stabil.
6. Munculnya pendatang baru pada pengelolaan produk yang sejenis.
Kekuatan (S) 1. Brand lebih kuat
karena asuransi syariah pertama di Indonesia.
2. Tenaga kerja profesional/sumber daya manusia inti yang kompeten dan memiliki integritas moral dan ghirah Islam, yang berada dalam sebuah teamwork yang solid.
3. Pemegang saham yang memiliki visi dan misi syari’ah yang jelas.
4. Dalam aspek legal, sifat perjanjian yang
Strategi SO 1. Mengoptimalkan sistem
informasi dan jaringan yang luas dalam meningkatkan sosialisasi produk takafulink kepada seluruh masyarakat
2. Peningkatan sosialisasi pasar/ memperbesar market share
3. Adanya kerjasama dengan lembaga keuangan lain
4. Menciptakan dan meningkatkan SDM yang berkualitas khususnya bagian pemasaran harus lebih memahami ekonomi syariah untuk
Strategi ST
1. Menjaga kualitas produk
2. Penguatan pada citra lembaga keuangan syariah
3. Peningkatan brand & tenaga kerja yang profesional
4. Senantiasa mengevaluasi kinerja takafulink dan meningkatkan service secara optimal dan konsisten pada nasabah dengan seluruh sumberdaya yang ada
5. meningkatkan jalinan kemitraan kerja pada
69
memenuhi syarat syari’ah mampu memberi rasa aman kepada peserta asuransi, selain unsur duniawi semata.
5. Biaya pengelolaan produk Takafulink terendah dibandingkan produk unit link sejenis yang dipasarkan asuransi lainnya.
6. Premi cukup bersaing
7. Pembayaran premi bisa melalui via pos
8. Cabang/ jaringan sangat luas
9. Integritas para agen yang loyalis terhadap konsep asuransi yang full syariah, bekerja bukan hanya mencari komisi tapi lebih dari itu yakni dakwah muamalah.
10. Produk asuransi takafulink bersifat trasparan (berkeadilan).
memanfaatkan setiap potensi peluang yang ada.
5. Mengkoordinasikan kekuatan perusahaan dalam bentuk integrasi kinerja dalam optimalisasi manajerial dapat terus dipertahankan bahkan ditingkatkan.
pemerintah dan lembaga keuangan domestik
Kelemahan (W) 1. Belum tersedianya
paket produk Takafulink yang komprehensif (satu paket bisa meng-cover semua kebutuhan nasabah).
2. Belum bersifat fleksibilitas dalam switching.
Strategi WO 1. Pemasaran produk yang
lebih luas dan komprehensif
2. Memperbanyak jumlah agen sebaga perbandingan untuk menjadi lebih berkembang.
3. Memperioritaskan investasi pada skim syariah yang sesuai
Strategi WT 1. Pemanfaatan tenga
kerja untuk perluasanpenjualan
2. Peningkatan sarana yang menunjang perkembangan lembaga
3. Penciptaan sistem yang baru dan update
4. Mengevaluasi kelemahan,
70
3. Dalam hal pemasaran produk, alternatif distribusi relatif masih terbatas dibanding pola konvensional.
4. Jumlah agen yang masih sedikit sehingga penetrasi market masih sangat terbatas.
5. Selama empat belas tahun Takaful Keluarga menerapkan sistem branch system, oleh sebab itu pertumbuhan agen sangat lambat.
dengan kebutuhan masyarakat.
4. Menambah kuantitas karyawan khususnya divisi agen dalam meningkatkan kualita pelayanana dan pemasaran produk.
melakukan konsultasi strategis dan terus memonitoring kinerja untuk mempertahankan prestasi dan meningkatkan potensi yang ada.
5. Urgensi Prioritas (Ranking)
Bagian ini merupakan suatu keputusan dari hasil analisis SWOT setelah
mengalami beberapa proses prosedur interaksi analisis SWOT, dengan
mempertimbangkan melalui analisis internal serta analisis eksternal dari
SWOT diatas, maka strategi utama (grand strategic) yang perlu
dikembangkan dari produk takafulink saat ini adalah keunggulan komparatif
(comparative advantages) yaitu perpaduan kombinasi elemen kekuatan dan
peluang maka strategi yang tepat adalah strategi agresif.
D. Hasil Analisis SWOT Asuransi Terhadap Produk Asuransi Takafulink
Setelah mempertimbangkan prosedur analisis SWOT sehingga
menghasilkan sebuah analisis SWOT yang tepat untuk strategi perusahaan PT
71
Asuransi Takaful Keluarga dalam mengelola produk takafulink kedepan yaitu
perusahaan ada pada posisi yang positif-positif maka strategi yang tepat adalah
keunggulan komperatif, dengan mempertimbangkan analisa sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan sistem informasi dan jaringan yang luas dalam
meningkatkan sosialisasi produk takafulink kepada seluruh masyarakat
2. Peningkatan sosialisasi pasar/ memperbesar market share
3. Adanya kerjasama dengan lembaga keuangan lain
4. Menciptakan dan meningkatkan SDM yang berkualitas khususnya bagian
pemasaran harus lebih memahami ekonomi syariah untuk memanfaatkan
setiap potensi peluang yang ada.
5. Mengkoordinasikan kekuatan perusahaan dalam bentuk integrasi kinerja
dalam optimalisasi manajerial dapat terus dipertahankan bahkan ditingkatkan.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan, maka penulis dapat mengambil
kesipulan sebagai beikut:
1. Peran analisis SWOT dalam menganalisis produk asuransi takafulink adalah
sebagai alat untuk membenarkan faktor-faktor elemen SWOT dan sebagai
alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi produk unit link
serta sebagai strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sasaran saat ini
atau dimasa yang akan datang terhadap kualitas internal maupun eksternal
dari produk asuransi unit link.
2. Perkembangan penjualan produk takafulink dari awal peluncuran (2005)
sampai 2008 mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu dari 2005 ke-
2006 meningkat sebesar 113%, tahun 2006 ke-2007 meningkat sebesar 195%,
tahun 2007 ke-2008 meningat sebesar 57% (dilihat berdasarkan jumlah
premi).
3. Kekuatan produk takafulink adalah dari segi brand lebih kuat, SDM yng
profesional, pemegang saham yang memiliki visi-misi syariah, Biaya
pengelolaan terendah, premi cukup bersaing, cabang/jaringan yang luas,
memiliki agen yang loyalitas terhadap konsep asuransi syariah, dan bersifat
transparan serta berkeadilan. Kelemahan produk takafulink yaitubelum ada
paket yang bisa mengcover semua kebutuhan nasabah, belum bersifat
72
73
fleksibel dalam switching, distribusi masih terbatas, danjumlah agen yang
masih sedikit
4. Peluang produk takafulink adalah keunggulan konsep syariah pada takafulink
meningkatkan rasa keadilan, kompetitor yang tidak terlalu banyak,
meningkatkan kebutuhan jasa asuransi sekaligus investasi karena
perkembangan umat, masih banyaknya jumlah penduduk Indonesia, kesadaran
masyarakat Indonesia terhadapekonomi syariah semakin meningkat, dan
adanya globalisasi. Ancaman yang dimili produk takafulink yaituterjadinya
market crash, krisis politik di Thailand yang berkepanjangan, citra lembaga
keuangan syariah yang belum mapan dimata masyarakat, dan kondisi
perekonomian yang belum stabil, serta munculnya pendatang baru yang
sejenis.
5. Hasil prosedur analisis SWOT terhadap produk takafulink yaitu berada pada
posisi kuadran 1 (positif-positif) yang berarti keunggulan komperatif atau
strategi progresif yaitu produk takafulink PT. Asuransi Takaful Keluarga
memiliki begitu banyak kekuatan serta peluang yang cukup untuk terus
melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
maksimal.
B. Saran
Dalam seluruh segmen dan dimensi kehidupan pengetahuan merupakan
pondasi yang paling mendasar untuk mengerjakan segala sesuatu dan manajemen
merupakan strategi yang paling jitu untuk mendukung kearah keberhasilan.
74
Dalam sebuah pepatah klasik ulama mengatakan “ Kebenaran yang tak
terorganisir dengan baik dapat dikalahkan dengan kejahatan yang terorganisir
dengan baik.”
Dalam berbangsa, bermasyarakat, bermuamalah dan berbisnis yang
merupakan aktivitas mengelola keuangan dibutuhkan sebuah pengorganisasian
yang kondisional. Maka saran yang saya tawarkan adalah:
1. Bagi peneliti, dalam menyusun skripsi harus lebih luas lagi dalam mengelola
judul tersebut, dan apabila peneliti ingin mengambil tema unit link, harus
lebih mengetahui latar belakang dari produk tersebut serta menjelaskan hal-
hal baru.
2. Bagi perusahaan, haruslah tetap menjaga kekuatan yang dimilikinya, yaitu
harus tetap menjaga nama baik perusahaan yang sudah melekat pada brand
atau image syariah sebagai perusahaan asuransi pertama di Indonesia serta
terus-menerus menjaring tenaga kerja (marketing-marketing) yang
professional dan kompeten yang memiliki gairah islami agar dapat menjaring
nasabah yang sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan penjualan dan terus-
menerus membaca peluang yang ada dipasaran agar dapat menggembangkan
produk-produknya serta dengan segera menyempurnakan kelemahan-
kelemahan yang ada pada prodak takafulink seperti sistem switching agar
nasabah lebih tertarik lagi dengan prodak unit link yang ada pada PT.
Asuransi Takaful Keluarga.
75
3. Investasi untuk sekarang ini sedang menjamur oleh karena itu bagi para
investor yang sekaligus ingin mendapatkan lebih dari satu manfaat
didalamnya pilihlah produk unit link karena didalamnya terdapat manfaat
proteksi dan hasil investasi.
4. Bagi para masyarakat harus lebih selektif dalam memilih produk investasi
yang tepat sesuai dengan syar’i, jangan hanya melihat pada return semata
yang sebenarnya telah ditempatkan pada instrument- instrument yang
diharamkan Allah.
5. Bagi pemerintah sebagai regulator diharapkan dapat memfasilitasi keberadaan
asuransi syariah yaitu dengan membuat perundang-undangan yang khusus
menangani masalah-masalah asuransi syariah agar asuransi syariah tetap
berjalan dengan lancar dan baik.