10
BLOK HEALTH MANAGEMENT SMALL GROUP DISCUSSION-1 SELF LEARNING REPORT Analisis SWOT Dosen Pembimbing: Disusun Oleh : Amalia Puteri Fidriani G1G013016 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Analisis Swot

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis Swot

Citation preview

BLOK HEALTH MANAGEMENT

SMALL GROUP DISCUSSION-1SELF LEARNING REPORTAnalisis SWOT

Dosen Pembimbing:

Disusun Oleh:Amalia Puteri FidrianiG1G013016

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN KEDOKTERAN GIGIPURWOKERTO

2015

Analisis SWOTI. PengertianSWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threat (ancaman). Analisis ini merupakan teknik yang terkenal dimana para manajer menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategis perusahaan. Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan dari dalam dan menganalisis peluang dan ancaman yang berasal dari luar. Analisis SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang melakukan penelitian di Samford University pada tahun 1960-1970. Hasil dari analisis ini biasanya berupa rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada. Tidak lupa untuk mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman (Pearce, 2008). Analisis SWOT merupakan satu cara untuk mengenali berbagai kondisi yang berbasis bagi perencanaan strategi. Setelah dialakukan analisis, buatlah rencana mengenai apa yang ingin dilakukan kedepan terhadap isu tersebut. Komponen-kompoen manakah yang harus dikurangi, ditingkatnya, atau bahkan digantiAnalisis SWOT bergantung pada 4 faktor utama yaitu Strength, Threat, Weakness, dan Opportunities:A. Strength ( kekuatan)Kekuatan ini berasal dari dalam dan menjadi potensi untuk menjadi keuntungan sebanyak-banyaknya. Kekuatan adalah ketrampilan, keunggulan dan sumber daya lain terhadap pesaing. Kekuatan juga disebut sebagai segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang sifatnya internal agar kegiatan-kegiatan organisasi berjalan (Rohman,2012).B. Threat (ancaman) Merupakan situasi yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Situasi ini merupakan penghalang utama apabila ingin mencapai situasi yang diinginkan (Rohman, 2012)C. Weakness (kelemahan)Kelemahan ini berupa potensi diri yang tidak dapat diandalkan dalam meraih apa yang ingin dicapai. Kelemahan adalah hal yang wajar adanya. Namun hal ini dapat menjadi sesuatu yang penting, karena disinilah tantangannya bagaimana caranya kelemahan itu bisa diminimalisi atau bahkan menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki orang lain (Pearce, 2008).

D. Opportunities (peluang)Peluang adalah hal yang mnguntungkan bahkan bisa menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Analisis ini sangat penting karena peluang ini bisa menjadi manfaat bagi sebuah organisasi apabila ingin mencapai suatu ujuan. Secara sekilas mungkin akan sulit menemukan peluang. Naun apabila dilihat lebih seksama, fokus, dan cobalah untuk melihat dari sisi yang berbeda (Rohman, 2012).

II. TujuanAnalisis SWOT memfokuskan analisis terhadap kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threat). Identifikasi masalah ini berujuan untuk menghilangkan ancaman untuk dijadikan peluang menciptakan kelemahan menjadi suatu kekuatan, sehingga perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekutan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan melalui telaah terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi perusahaan yang realistis dalam mewujudkan misi dan visinya (Rangkuti, 2006).Tujuan analisis SWOT adalah untuk membenarkan faktor-faktor internal dan eksternal yang telah dianalisis. Perlu mengolah masalah tersebut untuk mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik, perlu juga dalam mengetahui kelemahan yang dihadapi agar menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang (Rangkuti,2006).

III. FungsiFungsi dari analisis SWOT ini adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis keadaan dan memisahkannya menjadi 4 faktor. Dari analisis tersebut kita dapat memngetahui apakah hal tersebut bisa menjadi keuntungan atau ancaman. Berguna juga sebagai panduan yang sistematis sebagai dasar dalam menyusun alternatif. Selain itu berikut beberapa fungsi dari analisis SWOT:1. Mengidentifikasi keadaan yang sedang terjadi2. Untuk mendapatkan rekomendasi atau arahan3. Memanfaatkan keuntungan dari kekuatan yang dimiliki dan peluang yang ada4. Mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada5. Menghadapi ancaman dengan kekuatan yang ada 6. Mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.7. Meminimalisasi Kelemahan dan mengeliminasi ancaman. (Ommani, 2011)IV. Aplikasia. Strength1. Di Indonesia sudah ada pictorial healh warning (PHW) atau peringatan kesehatan bergambar seram di bungkus rokok meskipun belu efektifb. Weakness1. Harga rokok di Indonesia masih terlalu murah dibandingkan dengan negara-negara lainnya seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Laos. Sangat jauh perbandingannya dengan negara-negara tersebut. Di Singapura harga rokok mencapai Rp 90.000,00-Rp 100.000,00 sedangkan di Indonesia Rp 12.000,00-Rp 20.000,00.2. Anak-anak dan remaja masih sanggup membeli rokok karena harganya yang masih bisa dijangkau.3. Perokok di Indonesia meningkat pada kelompok usia di atas 15 tahun.c. Opportunities1. Pemerintah akan menaikkan harga rokok di Indonesia seperi negara-negara yang lain. Conohnya saja Thailand yang menaikkan cukai dan harga rokok, alhasil Thailand dapat menurunkan prevalensi merokok hingga 11 persen.2. Rokok yang diperjual belikan tidak boleh dalam bentuk batangan, dan harga rokok secara bertahap akan naik minimal Rp 30.000,00.d. Threat1. Anak-anak dan remaja beresiko tinggi terkena penyakit tidak menular pada beberapa puluh tahun kemudian.

DAFTAR PUSTAKARangkuti, Freddy, 2006, Analisis SWOT: teknik membedah kasus bisnis, Gramedia Pusaka Utama, Jakarta: 18-25Pearce, J.A., Robinson, R.B., 2008, Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, Salemba Empat, Jakarta:197-209Rohman, M.F., 2012, Teknik Analisis Manajemen, AFJ Mobicons, Malang: 11-14Ommani, A.R., 2011, African Journal of Business Management: SWOT Analusis for Farming System Businesses Management: Case of Wheat Farmers of Shadervan District, Shoustar Township, 5(22): 9448-9454

Harga Rokok di Indonesia terlalu Murah

Harga rokok di Indonesia masih sangat murah jika dibandingkan negara lain, termasuk negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Laos. Di Singapura misalnya, harga rokok jika dirupiahkan sekitar Rp 90.000 - Rp100.000. Begitu pula di Malaysia. Ketua Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan dari Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany mengatakan, murahnya harga rokok di Indonesia membuat anak-anak atau remaja masih sanggup untuk membeli rokok. Kelompok usia anak-anak dan remaja di Indonesia yang merokok pun mengalami peningkatan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar, perokok di Indonesia meningkat pada kelompok usia di atas 15 tahun, yaitu 34,2 persen (2007), 34,7 persen (2010), dan data terakhir mencapai 36,3 persen (2013). Menurut Hasbullah, adanya pictorial health warning (PHW) atau peringatan kesehatan bergambar seram di bungkus rokok, belum terbukti efektif untuk menurunkan prevalensi perokok dan mencegah munculnya perokok baru.Satu-satunya jalan paling efektif menurunkan angka perokok yang sudah dibuktikan di dunia, adalah harga rokok dinaikkan, tegas Hasbullah saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu. Salah satu contoh dilakukan pemerintah Thailand yang menaikkan cukai dan harga rokok. Tahun 1991, pemerintah Thailand menaikkan cukai rokok dari 55 persen menjadi 85 persen pada 2009. Alhasil, Thailand berhasil menurunkan prevalensi merokok hingga 11 persen. Thailand juga menggunakan 2 persen dari pendapatan cukai rokok dan alkohol untuk promosi kesehatan. Menurut Hasbullah, pemerintah Indonesia harus menaikkan harga rokok secara bertahap minimal Rp 30.000 per bungkus pada 2019 mendatang. Selain itu, rokok tidak boleh dijual per batang. Hasbullah pun menegaskan, petani tembakau tidak akan terpuruk jika konsumsi rokok menurun. Selama ini, penghasilan petani tembakau di Indonesia terbilang sedikit, karena industri rokok lebih banyak impor tembakau.Mereka (petani tembakau) justru dikorbanin untuk kepentingan industri rokok yang besar, karena kita (Indonesia) mengimpor 2/3 tembakau dari kebutuhan. Kalau pun konsumsi rokok berkurang, impornya bisa kita kurangi, bukan tembakau kita, kata Hasbullah. Menurut Hasbullah, pemerintah harus tegas jika ingin melindungi anak bangsa dari rokok. Jika sejak anak-anak atau remaja sudah merokok, maka mereka berisiko tinggi terkena penyakit tidak menular pada beberapa puluh tahun kemudian. Beban negara pun menjadi tinggi untuk mengobati penyakit terkait asap rokok. Indonesia surga bagi industri rokok, tapi neraka buat rakyatnya, ucap Hasbullah. Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) yang jatuh setiap tanggal 31 Mei ini pun, harus menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya merokok dan asap rokok bagi orang-orang di sekelilingnya.

Minggu, 31 Mei 2015 | 10:20 WIBSumber:http://health.kompas.com/read/2015/05/31/102015323/Harga.Rokok.di.Indonesia.Terlalu.MurahPenulis: Dian Maharani