38
Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Terakreditasi A SK BAN PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014 Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam Film American Sniper Skripsi Oleh Sagita Andari Yeska 2012330008 Bandung 2017

Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

Universitas Katolik Parahyangan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Terakreditasi A

SK BAN –PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014

Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika

dalam Film American Sniper

Skripsi

Oleh

Sagita Andari Yeska

2012330008

Bandung

2017

Page 2: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

Universitas Katolik Parahyangan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Terakreditasi A

SK BAN –PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014

Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika

dalam Film American Sniper

Skripsi

Oleh

Sagita Andari Yeska

2012330008

Pembimbing

Sapta Dwikardana, Ph.D.

Bandung

2017

Page 3: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Tanda Pengesahan Skripsi

Nama : Sagita Andari Yeska

Nomor Pokok : 2012330008

Judul :Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam Film

American Sniper

Telah diuji dalam Ujian Sidang jenjang Sarjana

Pada Jumat, 28 Juli 2017

Dan dinyatakan LULUS

Tim Penguji

Ketua sidang merangkap anggota

Dr. Atom Ginting Munthe, M.S. : ________________________

Sekretaris

Sapta Dwikardana, Ph.D. : ________________________

Anggota

Giandi Kartasasmita, S.IP., M.A. : ________________________

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dr. Pius Sugeng Prasetyo, M.Si

Page 4: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Sagita Andari Yeska

NPM : 2012330008

Jurusan/Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional

Judul :Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam

Amerika dalam Film American Sniper

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini merupakan hasil karya tulis

ilmiah sendiri dan bukanlah karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

akademik pihak lain. Adapun karya atau pendapat pihak lain yang dikutip, ditulis

sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku.

Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia

menerima konsekuensi apapun sesuai dengan aturan yang berlaku apabila

dikemudian hari pernyataan saya ini tidak benar.

Bandung, 15 Juli 2017

Sagita Andari Yeska

Page 5: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

i

ABSTRAK

Nama : Sagita Andari Yeska

NPM : 2012330008

Judul : Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam Film

American Sniper

Anti-Islam merupakan fenomena dalam hubungan internasional dan

mengalami ekskalasi setelah terjadinya peristiwa 9/11 di Amerika Serikat, yang

merupakan negara adikuasa yang memiliki kemajuan dalam berbagai sektor, salah

satunya adalah industri perfilman Hollywood. Industri perfilman Hollywood

merajai pasar global dan tak jarang dalam perfilman hollywood memasukan unsur

propaganda di dalam filmnya. Film merupakan medium yang paling baik dalam

menyampaikan pengaruh propaganda. American Sniper merupakan salah satu film

yang diindikasikan sebagai film yang mengandung propaganda anti-Islam.

Pertanyaan penelitian adalah “Apakah film American Sniper merupakan

suatu propaganda yang mengandung unsur anti-Islam?”, teori serta konsep

yang akan dipakai di dalam penelitian diantaranya adalah konsep globalisasi,

komunikasi internasional, propaganda, psikologi dan politik, Islamophobia, dan

sistem sosial. Penelitian ini menggunakan metode analisa semiotika untuk

mengkonstruksikan realitas dan memahami makna dengan tanda di dalam film.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa propaganda juga dilakukan dalam

film-film produksi industri perfilman Hollywood. Diantaranya adalah film

American Sniper yang mengandung anti-Islam didalam adegan dan dialog

didukung sound effect dan special effect dalam film .

Kata Kunci: Propaganda, Anti-Islam, Hollywood, Amerika Serikat

Page 6: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

ii

ABSTRACT

Name : Sagita Andari Yeska

NPM : 2012330008

Title :A Semiotics Analysis of American Anti-Islam Propaganda in the

American Sniper Film

Anti-Islam is an international relations phenomenon that escalated after

the events of 9/11 in United States of America, one of the most powerful countries

in the world, including the leading edge in the film industry. Hollywood, the major

industry of global films, located in America often uses propaganda elements in

their movies, including those of anti-Islam. Film is the best medium to deliver the

effect of propaganda. American Sniper has been indicated as the film that

contains anti-Islam propaganda.

The research question is, “Is the American Sniper Film a propaganda

that contains principles of anti-Islam?”, the theory and concept that will be use

in the research is globalization, international communication, propaganda, the

psychology of politics, anti-Islam, dan social system. This research will make use

of semiotics method to construct reality and understand purpose and meaning

with signs in films.

This research has found that the propaganda is also shown on the

production of Hollywood film industry. Among them is the American Sniper film,

that contain anti-Islam propaganda in dialog and scene supported by the sound

effect and special effect in the film.

Keywords: Propaganda, Anti-Islam, Hollywood, United States of America

Page 7: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Penulisan karya

tulis ilmiah yang berjudul “Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam

Amerika dalam Film American Sniper”. Karya tulis ini dibuat sebagai syarat

untuk menyelesaian studi akademi penulis sebagai mahasiswa program studi Ilmu

Hubungan Internasional. Kiranya karya tulis ini menjadi tolak ukur kemampuan

penulis bagi para pengajar. Namun karya tulis ini masih jauh dari sempurna, maka

dari itu penulis bersedia menerima saran, kritik, dan masukkan dari pembaca agar

penulis dapat mengevaluasi dan memperbaiki karya ini dan tidak melakukan

kesalahan yang sama di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca dan penelitian selanjutnya. Terimakasih.

Bandung, 11 Juli 2017

Sagita Andari Yeska

Page 8: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang menyertai perjalanan penulis sebagai mahasiswi di Universitas

Katolik Parahyangan terutama pada saat penyusunan penelitian ini dari awal

hingga akhir. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan serta dukungan dari pihak-

pihak lain, penelitian tidak akan terselesaikan dengan lancar. Secara khusus

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang menjadi kekuatan

bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Kepada kedua orang tua penulis, yang menjadi dedikasi penulis untuk

terus memperjuangkan segalanya.

3. Mas Sapta Dwikardana selaku pembimbing yang telah memberikan

pengarahan dalam penyusunan penelitian dari awal hingga akhir, terima

kasih banyak Mas.

4. Kepada Ovi Karilia Dianti dan Michelle Ardelia Nathania sebagai sahabat,

rekan seperjuangan, teman bercerita, dan lain-lainnya. Doa penulis yang

terbaik untuk kalian berdua, semoga kita dapat bertemu di titik teratas,

semangat!

5. Kepada Allizia Zulfa sahabat dan juga teman dalam mengejar Mas Sapta.

Semoga segala apa yang telah dipelajari dalam penulisan skripsi dapat

Page 9: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

v

6. diaplikasikan dalam kehidupan nyata, begitu juga pengalaman-pengalaman

tidak mengenakkan selama mengerjakan skripsi dapat dijadikan pelajaran

kedepannya.

7. Raditia Rahmat Aulia, Marco Candino, Tantra Shalladin, dan Kharisma

Judior terima kasih atas segala masukan dan nasihat kalian terkait Mas

Sapta, semiotika, perbandingan dosen dalam menguji dan segala seluk

beluk skripsi yang begitu rumit dan pada akhirnya penulis menemukannya

tidak serumit itu.

8. Dewanti Ratnasarira, Faridah Zakiyah, dan Andhyni Umra Verona, terima

kasih sudah meluangkan waktunya untuk membantu penulis

menyelesaikan skripsi ini terlepas dari tugas arsitektur kalian.

9. Kepada Dina Fiandari, Dearezita Khalissa, Lutesha Sadhewa, dan Gema

Arinda, semoga pertemanan kita berlanjut selama-lamanya ya, terima

kasih mau meluangkan waktu untuk membantu mengerjakan dan

membuka sesi tanya jawab layaknya sidang yang sesungguhnya. Terima

kasih juga kepada Gema Arinda dan Dearezita yang sudah mau mendengar

segala curahan hati penulis di tahun terakhir ini, doa kesuksesan untuk

kalian berempat, sayang kalian.

10. Omar Abdul, Helmi Alfriandi, Wynona Gabriella, Indah Permatasari,

Fadila Khoirunissa, Fajar Hadiyusuf, Ardiya Bima, Pierre Senna, dan

Aradea Abidin telah menjadi teman yang baik bagi penulis dan terima

kasih atas segala dorongan, hiburan, motivasi, dan masukan yang membuat

Page 10: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

vi

11. penulis bersemangat untuk memperjuangkan skripsi ini. Terima kasih juga

kepada Roland Octoviano sudah menjadi pendengar yang baik atas segala

keluh kesah penulis dan segala pikiran penulis yang begitu rumit.

12. Terima kasih kepada rekan-rekan teman Komplek PU No.5, Hendar

Prihatin, Akbar Ibrahim, Jeremy Ratulangi, dan Eddy Indra semoga

dilancarkan kelulusannya.

13. Rekan-rekan kepanitian Parahyangan Sport Combat 2015 dan juga Persada

2015 sungguh dua kepanitiaan yang memberikan pengalaman dan juga

pelajaran yang tidak terlupakan.

14. Dan terakhir, kepada yang telah memberikan pengalaman tersendiri bagi

penulis, terima kasih atas segala pengalaman dan cerita yang membangun

penulis untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, saya doakan yang

terbaik.

Page 11: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................3

1.2.1 Pembatasan Masalah.....................................................................................6

1.2.2 Perumusan Masalah.......................................................................................7

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian....................................................................7

1.3.1 Tujuan Penelitian............................................................................................7

1.3.2 Kegunaan Penelitian.......................................................................................7

1.4 Kajian Literatur..............................................................................................8

1.5 Kerangka Pemikiran.......................................................................................9

1.6 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data...................................................23

1.6.1 Metode Penelitian.........................................................................................23

1.6.2 Teknik Pengambilan Data..........................................................................26

1.7 Sistematika Pembahasan..............................................................................27

BAB II Anti-Islam di Amerika Serikat dan Industri Perfilman Hollywood.........28

2.1 Amerika Serikat Sebagai Negara Adikuasa................................................30

2.2 Islam di Amerika Serikat............................................................................33

Page 12: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

viii

2.2.1 Islam dan Muslim Pra 11 September 2001.........................................33

2.2.2 Islam dan Muslim Pasca 11 September 2001........................................33

2.2.3 Peningkatan Gerakan Anti-Islam di Amerika Serikat pasca 9/11........35

2.2.4 Kasus-kasus Gerakan Anti-Islam di Amerika Serikat...........................36

2.3 Industri Perfilman Hollywood sebagai Hiburan dan Propaganda................38

2.3.1 Sejarah Singkat Industri Perfilman Hollywood 38

2.3.2 Sejarah Industri Perfilman Hollywood sebagai Alat Propaganda..........39

2.4 Propaganda dalam Industri Perfilman Hollywood.......................................43

2.4.1 Film sebagai Alat Propaganda....................................................................50

BAB III Analisis Semiotika dalam film American Sniper.....................................46

3.1 Film American Sniper...................................................................................47

3.1.1 Sinopsis Film American Sniper.............................................................47

3.1.2 Fakta-fakta di Balik Film American Sniper...........................................48

3.2. Analisis Semiotika film American Sniper...................................................52

3.2.1 Adegan, Dialog, Sound Effect, musik, dan Special Effect....................52

3.2.1.1 Adegan dan Dialog.......................................................................55

3.3 Reaksi masyarakat terhadap Film American Sniper.....................................64

BAB IV Kesimpulan.............................................................................................68

Page 13: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Poster Film American Sniper............................................................47

Gambar 3.2 Sosok Chris Kyle yang sedang beribadah di Gereja........................63

Gambar 3.3 Chris Kyle sedang dinasehati ayahnya.............................................63

Gambar 3.4 Mobil yang ditumpangi oeh seorang Irak yang berusaha melakukan

peledakan...............................................................................................................65

Gambar 3.5 Tasbih yang menjadi atribut Islam untuk berzikir............................66

Page 14: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penggalan Adegan I: Chris Kyle tengah memantau situasi .................55

Tabel 3.2 Penggalan Adegan II: Menunjukkan Adegan dalam Camp..................58

Tabel 3.3 Penggalan adegan III: Ketidaktahuan Chris Kyle akan Al-Quran........59

Tabel 3.4 Penggalan Adegan IV: Penyergapan rumah Sheikh Al Obeidi.............62

Tabel 3.5 Penggalan adegan V: Tokoh The Butcher sebagai target utama Tentara

Navy Seal...............................................................................................................64

Tabel 3.6 Penggalan Adegan VI: Target Sasaran Utama Navy SEAL yaitu Abu

Mashab Al- Zarqawi..............................................................................................66

Page 15: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

1

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Agama merupakan salah satu fokus utama dalam kehidupan. Agama

mempunyai peranan penting dalam kehidupan setiap manusia, karena agama

merupakan bentuk keyakinan dan juga menjadi nilai moral yang memberikan arah

kepada manusia dalam bertindak. Seiring berkembangnya zaman, penafsiran serta

sudut pandang dalam agama meluas, seperti halnya perkembangan paham

radikalisme yang ada di dalam Islam. Radikalisme sebagai ideologi paham yang

dilakukan secara radikal tanpa cara-cara yang damai, dan tujuannya untuk

memperluas eksistensi.1 Kehadiran agama yang seharusnya ditujukan sebagai

pencapaian kedamaian justru diwujudkan sebaliknya, salah satu contohnya adalah

aksi terorisme 9/11. Radikalisme tersebut diwujudkan dalam bentuk terorisme,

yakni jihad yang dilakukan untuk mengerahkan segala upaya untuk mencapai

kebenaran.2

11 September 2001 atau 9/11 merupakan hari yang tidak dapat dilupakan

oleh Amerika Serikat. Pada hari itu, World Trade Center berhasil diruntuhkan

dengan pesawat American Airlines boeing 767 oleh kelompok jaringan terorisme

Islam Al-Qaeda tanpa pertahanan apapun. Serangan tersebut merupakan bentuk

1M. Alie Humaedi, Islam dan Kristen di Pedesaan Jawa: Kajian Konflik Sosial Keagamaan dan

Ekonomi Politik di Pedesaan Pegunungan Dieng, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jilid

XXXIV , No.1, 2008, 173. 2 Prof. Dr. Ahmad Tayyeb, ―Pengertian Jihad Dalam Islam”, http://www.waag-

azhar.org/id/Makalat1.aspx?id=312, diakses 20 Oktober 2016.

Page 16: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

2

balas dendam atas sikap Amerika Serikat yang mendukung Israel, serta

keterlibatan Amerika Serikat di Perang Teluk yang terus memperlihatkan

kehadiran militernya di Timur Tengah.3 Sekitar tiga ribu jiwa yang mayoritas

adalah warga negara Amerika Serikat tewas pasca peristiwa tersebut, termasuk

diantaranya adalah empat ratus anggota kepolisian dan pemadam kebakaran.4

Osama Bin Laden, pemimpin jaringan Islam Al-Qaeda dituding sebagai dalang

dari peristiwa tersebut.5 Aksi radikal tersebut telah menewaskan ribuan orang dan

dianggap sebagai serangan terburuk dalam sejarah Amerika Serikat.6 Pasca

kejadian tersebut memicu perubahan warna pada politik luar negeri Amerika

Serikat yang dulu terfokus pada sektor perekonomian lalu berubah fokus pada

sektor keamanan. George W. Bush selaku Presiden Amerika Serikat dikala itu

mengambil kebijakan untuk merespon serangan dengan Global war on terror

yakni memberantas jaringan terorisme internasional.

Pada tahun 2003, Amerika Serikat memutuskan untuk mencanangkan

serangkaian invasi terhadap negara-negara di Timur Tengah sebagai bentuk

serangan balasan atas peristiwa 9/11. Peristiwa tersebut membawa pengaruh

terhadap hubungan Amerika Serikat dengan umat Islam. Salah satu contohnya

adalah tindakan diskriminasi yang dialami sebagian besar umat Muslim di

Amerika Serikat.

3 Fajar Nugraha, 2015, ―11 September 2001, Serangan di Tanah Amerika Serikat‖,

http://news.metrotvnews.com/read/2015/09/11/168453/11-september-2001-serangan-di-tanah-

amerika-serikat, diakses 14 April 2017. 4 History:―9/11 Attacks‖, http://www.history.com/topics/9-11-attacks, diakses 10 April 2017 5 Lilih Prilian Ari Pranowo, The Rape of Iraq: Kisah-kisah pemerkosaan di Irak dan Guantanamo,

Narasi: Yogyakarta, 16. 6 BBC: ― Kronologis 11 September 2001”, 2011,

http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2011/09/110908_kronologiseptember.shtml,

diakses 14 April 2017.

Page 17: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

3

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka penelitian ini

mengambil judul, “Analisis semiotika propaganda anti-Islam Amerika dalam film

American Sniper.”

1.2 Identifikasi Masalah

Reputasi Islam yang menurun pasca peristiwa 11 September 2001 telah

menggeser citra Islam menjadi agama radikal. Banyak masyarakat Islam yang

dianggap sebagai pelaku tindak kekerasan sehingga jumlah masyarakat anti-Islam

pun bertambah.7 Masyarakat Amerika Serikat semakin melihat Islam dengan

penuh kecurigaan dan menjadikan umat Islam sulit untuk bergerak bebas di

lingkungan sekitarnya. Pada beberapa kasus, seorang Muslim dikeluarkan dari

airport karena beragama Islam, penyiksaan terhadap masyarakat beragama Islam

yang dianggap mencurigakan, serta pembakaran tempat ibadah atas dasar

ketakutan terhadap agama Islam.8 Contoh pada kasus-kasus tersebut merupakan

sebagian kecil bentuk penghinaan terhadap pemeluk agama Islam yang membuat

setiap individu menjadi lebih waspada terhadap lingkungan sekitar.9

Amerika Serikat sebagai salah satu negara adikuasa tentu memiliki

kekuatan dan pengaruh lebih secara internasional.10

Pengaruh Amerika Serikat

sebagai negara adikuasa memberikan efek ketergantungan terhadap negara-negara

7Amad Shaik, 2011, “Remembering 9/11 as a Muslim American”,

http://www.aljazeera.com/indepth/opinion/2011/09/20119893039787215.html, diakses 8

September 2016. 8Aliyah Frumin dan Amanda Sakuma, “Hope and Despair: Being Muslim in America After 9/11”,

http://www.nbcnews.com/storyline/9-11-anniversary/hope-despair-being-muslim-america-after-9-

11-n645451, diakses 4 April 2017. 9 Carol Morello, Muslim Americans Say Life is More Difficult Since 9/11,

https://www.washingtonpost.com/local/muslim-americans-say-life-is-more-difficult-since-

911/2011/08/29/gIQA7W8foJ_story.html, diakses 19 Oktober 2016. 10 Ian Bremmer, “These are the Five Reasons Why the U.S. Remains the Worlds Only Super

Power”, http://time.com/3899972/us-superpower-status-military/, diakses 15 April 2017.

Page 18: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

4

berkembang baik dalam sektor perekonomian, industri, bahkan budaya. Negara

yang bergantung kepada negara-negara adikuasa secara tidak langsung

tereksploitasi secara moral, politik, bahkan dari film. Hollywood yaitu industri

perfilman Amerika serikat dan menjadi pusat produksi film dunia selama

beberapa dekade terakhir, dimana dalam satu tahun Hollywood dapat

memproduksi kurang lebih 400 judul film.11

Beberapa film yang dirilis oleh Hollywood menggambarkan sejarah atau

hubungan Amerika Serikat dengan negara tertentu yang berpengaruh terhadap

asumsi massa. Sebagai industri hiburan ataupun media edukasi, film telah

memberikan nilai-nilai baru kepada massanya, nilai-nilai tersebut dapat

berdampak positif ataupun negatif. Beberapa film pun digarap menjadi media

propaganda bertujuan untuk menjatuhkan pihak tertentu, sebagai contoh beberapa

produksi film Amerika Serikat adalah film karya Walt Disney yang berjudul Song

of the South, film tersebut menceritakan kisah tentang seorang berkulit hitam.

yang mana selalu dalam berbagai profesi rendah di masyarakat.12

Adapun film

Hollywood seperti The Siege dan Rules of Engagement yang mengesankan kepada

khalayak bahwa Islam identik dengan kekerasan, Islam dijadikan sebagai momok

dan hantu yang meresahkan.13

Dalam film Innocence of Muslims juga menjadi

kontroversi karena dianggap menyudutkan agama Islam dengan menceritakan

Nabi Muhammad SAW yang bertolak belakang dengan ajaran Al-Quran dan

11 Schramm, wilbur, The Process and Effects of Mass communication, (University of Ilonois:

Press Urbana,1961), 74. 12Jason Sperb, Disney‘s Most Notorious Film: Race, Convergence, and the Hidden Stories of

Song of The South, (University of Texas: Austin, 2012), 1. 13 Drs. Mohammad Shoelhi, Propaganda: Dalam Komunikasi Internasional, ( Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2012) , 163.

Page 19: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

5

bagaimana di dalam film tersebut Nabi Muhammad SAW dirupakan, padahal

dalam Islam hal itu sangat dilarang.14

Selain itu banyaknya film-film produksi

Amerika Serikat yang memiliki daya imajinasi tinggi selalu membuat massa

terpukau dengan kecanggihannya, sebagai contoh film dengan genre action yang

selalu menempatkan Amerika Serikat sebagai pahlawan ataupun pusat peradaban

dunia, beberapa contoh film antara lain Pearl Harbour, American Sniper dan

Black Hawk Down yang menggambarkan citra kepahlawanan Amerika Serikat

secara tidak langsung membentuk pola pikir masyarakat bahwa kekuatan ada pada

Amerika Serikat. Film pun secara tidak langsung menjadi alat kontrol budaya

pada masyarakat.

Propaganda sebagai salah satu cara untuk memanipulasi opini publik.

Dibandingkan seni lain, propagandistik yang ditampilkan melalui film mampu

menimbulkan dampak psikologis yang abadi dan pengaruhnya sangat kuat karena

efeknya tidak melekat pada pikiran tetapi pada emosi.15

Pengaruh terhadap emosi

tersebut berpengaruh terhadap asumsi massa terhadap suatu isu yang ingin dibawa

oleh propaganda tersebut. Dalam penelitian ini penulis akan mengangkat film

American Sniper sebagai objek penelitian. American Sniper merupakan buku yang

lalu diangkat menjadi film menceritakan memoar Chris Kyle, yaitu salah seorang

penembak jitu dan anggota SEAL (Sea, Earth, Air and Land) yang ditugaskan ke

medan perempuran di Irak. Disutradarai oleh Clint Eastwood film American

Sniper menjadi film terlaris yang mendapat nominasi film terbaik di Oscars pada

14 Peter Bradshaw ,“Innocence of Muslims Demonstration Film”,

https://www.theguardian.com/film/filmblog/2012/sep/17/innocence-of-muslims-demonstration-

film, diakses 15 April 2017. 15 Drs. Mohammad Shoelhi, loc.cit.

Page 20: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

6

tahun 2015.16

Dalam film ini terkandung banyak sekali kontroversi yang dinilai

oleh masyarakat maupun dari unsur pemerintahan khususnya melalui media

massa bahwa film tersebut merupakan propaganda yang dibuat untuk

menjatuhkan Islam. Salah satunya berasal dari mantan Presiden Iran Ali

Khamenei yang mengecamkan bahwa, “Film American Sniper telah membuat

begitu banyak kebisingan, mendorong pemuda, misalnya seorang penganut

Kristen atau non-Muslim, untuk melecehkan seorang Muslim sebanyak

mungkin.”17

1.2.1 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian pada film American

Sniper yang dinilai sebagai propaganda anti-Islam, dimana propaganda digunakan

sebagai cara untuk memengaruhi massa secara persuasif. Penulis akan membatasi

penelitian dengan menganalisa isi film dan menjabarkan bagian-bagian yang

diduga sebagai teknik propaganda. Penelitian akan dijabarkan menggunakan

analisis semiotika yang difokuskan pada lambang dan tanda pada adegan dan

dialog, aspek-aspek lain seperti media massa merupakan latar belakang pemicu

film tersebut dinilai sebagai propaganda anti-Islam.

1.2.2 Perumusan Masalah

Dengan melihat dari latar belakang, identifikasi masalah dan juga

pembatasan masalah yang ada, penulis ingin membahas masalah utama dalam

16 Rizky Sekar Afrisia, “Berkat Oscar American Sniper tampil di Box Office”,

http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20150119100055-220-25577/berkat-oscar-american-sniper-

panen-di-box-office/, diakses 15 April 2017. 17 Amanda Puspita Sari, ―Khamenei American Sniper Film Anti Islam”,

http://www.cnnindonesia.com/internasional/20150218120807-120-33069/khamenei-american-

sniper-film-propaganda-anti-islam/, diakses 14 April 2017.

Page 21: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

7

penelitian dan dibuat menjadi satu pertanyaan yang mengerucut yaitu, “Apakah

film American Sniper merupakan suatu propaganda yang mengandung

unsur anti-Islam?”

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa film American Sniper lalu

mendeskripsikan isi film dari kacamata ilmu hubungan internasional, mengetahui

bahwasanya dari sekian banyak film Hollywood tidak sedikit dari film-film

tersebut yang mengandung pesan propaganda, dalam penelitian ini pemicunya

adalah anti-Islam, dan juga bagaimana simbol serta pesan film American Sniper

sebagai bentuk propaganda terhadap Islam.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penulis berharap dengan penelitian ini dapat memberikan informasi dalam

ruang lingkup akademis, khususnya terkait mengenai propaganda. Menjelaskan

peran industri perfilman Hollywood sebagai sarana propaganda. Selain itu setelah

penelitian selesai, penulis berharap penelitian ini dapat membantu berkontribusi

dengan kepustakaan hubungan internasional terkait isu yang ada di dalam

penelitian.

1.4 Kajian Literatur

Dalam menyusun penelitian ini, penulis menggunakan referensi-referensi

sebagai berikut sebagai acuan. Kajian literatur pertama adalah milik Anthony R

Dimaggio dalam buku Mass Media, Mass Propaganda: Examining American

Page 22: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

8

News in the World of Terrorm. Di dalamnya dibahas mengenai hubungan antara

media dengan opini publik, bagaimana pengaruh media massa terhadap warga

Amerika Serikat, perang Irak dan juga pelanggaran hak asasi manusia di Irak.

Buku karya Anthony R Dimaggio ini memiliki keterkaitan bagaimana propaganda

serta media massa yang saling berhubungan menjadi pemicu permasalahan lalu

dijabarkan bentuk media massa dari Australian press, American press, British

Press dan juga Arab electronic media.

Kajian literatur kedua yang menjadi acuan dari penelitian ini adalah dalam

skripsi “Propaganda Film Fahrenheit 9/11 Dalam Menentang Kebijakan Perang

Terhadap Terorisme Milik Amerika Serikat Pasca Peristiwa 11 September 2001”

yang diteliti oleh Yohanes Billy Haryanto, di dalamnya dijabarkan bagaimana

hubungan antara propaganda film dengan peristiwa 11 September 2001, dan juga

membahas mengenai terorisme Amerika Serikat pasca peristiwa 11 September

2001.

Kajian literatur ketiga adalah buku Nazi Propaganda: The Power and the

Limitations karangan David Welch, merupakan sebuah buku novel yang

menceritakan bagaimana Adolf Hitler menggembangkan pandangan serta teknik-

teknik propagandanya. Hitler merupakan salah satu pemimpin yang mendunia,

cara-caranya yang kejam demi mengejar cita-citanya untuk menang

mempergunakan propaganda sebagai media untuk mempengaruhi orang, termasuk

salah satunya adalah propaganda melalui film. Kekuatan propaganda dapat

memberikan nilai positif terhadap orang-orang yang ketakutan saat perang dunia

Page 23: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

9

ke II. Propaganda dianggap sebagai alat yang ampuh apabila dipegang oleh orang-

orang yang memang ahli untuk mengembangkannya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Untuk mengkaji permasalahan dalam penelitian, penulis menggunakan

kerangka pemikiran untuk menjelaskan teori, konsep, paradigma, kajian, yang

bertujuan untuk membentuk konten penelitian yang terstruktur.

Globalisasi merupakan suatu fenomena yang berpengaruh terhadap semua

aspek dalam kehidupan. Fenomena ini ditandai dengan adanya kemajuan

teknologi, pesatnya laju komunikasi global, munculnya beragam budaya, hingga

peningkatan masalah di masyarakat sehingga menciptakan masyarakat yang lebih

variatif. Menurut Manfred B Steger, globalisasi merupakan penyusutan ruang dan

waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang mencerminkan interkoneksi

dan interdependensi sosial, politik, ekonomi, dan kultural dalam skala global.18

Pesatnya laju globalisasi juga memengaruhi perkembangan komunikasi. Setiap

bangsa di dunia memanfaatkan kemajuan tersebut untuk menyatukan bangsa di

seluruh dunia, yang dapat memperkuat suatu negara dengan negara lain dan

mendorong adanya saling ketergantungan, sehingga globalisasi membuat

intensifikasi pada hubungan antar negara yang menjadi semakin erat.

Sebagai salah satu disiplin ilmu, hubungan internasional merupakan ilmu

yang mempelajari permasalahan antar negara berdaulat ataupun aktor non negara.

Hubungan internasional tidak terlepas dari globalisasi dan keduanya merupakan

18 Manfred B Steger, Globalisme: Bangkitnya Ideologi Pasar, ( Yogyakarta: Laafadl, 2005), xii.

Page 24: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

10

aspek yang saling berkaitan. Menurut Robert Jackson dan George Sorenson,

hubungan internasional dilatar belakangi keadaan dimana populasi manusia

terbagi dalam komunitas politik yang berbeda-beda, serta kedaulatan negara yang

berbeda, dan hal tersebut berpengaruh terhadap cara hidup seseorang.19

Dalam

perkembangannya, teori-teori dalam hubungan internasional berusaha

menyelaraskan pemikiran-pemikiran kritis yang ada di dalamnya dengan kondisi

dunia. Untuk menyelaraskan pemikiran dengan perkembangan yang terus

menerus, maka dibutuhkan komunikasi lintas batas negara demi menjaga

hubungan antar satu negara dengan negara lain. Ditinjau dari segi wilayahnya,

komunikasi lintas batas atau komunikasi internasional pada umumnya

menyangkut keterlibatan dua atau lebih negara dengan memanfaatkan komunikasi

massa yang tersebar melintasi batas negara dan memiliki struktur jaringan

komunikasi tertentu.20

Dengan adanya komunikasi internasional, membuat

hubungan antar negara semakin mudah, sehingga suatu permasalahan dapat

terselesaikan lebih cepat. Pesatnya globalisasi pun menciptakan variasi terhadap

alat komunikasi yang membuatnya semakin cepat dan terjangkau oleh

masyarakat.

Komunikasi internasional dan hubungan internasional saling mendukung

antar satu sama lain, dimana komunikasi internasional menitikberatkan perhatian

pada etika internasional yang menjadi dasar moral internasional, begitu juga

dengan hubungan internasional, dalam hubungan antar negara dibutuhkan suatu

19 Robert Jackson and George Sorenson, Introduction to International Relations: Theories and

Approaches, ( New York: :Oxford University Press, 2010), 2. 20 Drs. Mohammad Shoelhi, op.cit., 1.

Page 25: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

11

sikap negara yang saling mengindahkan hukum internasional.21

Davison dan

George dalam buku Drs. Mohammad Shoelhi, menggambarkan komunikasi

internasional sebagai “By International Political Communication, we refer to the

use by national states of Communication to influence the politically relevent

behaviour in other national states,22

sehingga komunikasi pun digunakan sebagai

cara untuk melakukan berbagai macam kepentingan politik. Maka komunikasi

dapat dimasukan ke dalam segala macam bentuk kegiatan seperti propaganda,

informasi, dan juga diplomasi. Bahkan kepentingan negara untuk pertahanan

suatu negara ataupun demi kepentingan nasional suatu negara melalui komunikasi

yang diplomatis. Komunikasi juga menjadi bentuk komunikasi antar bangsa dan

juga negara.

Propaganda sebagai salah satu instrumen dalam komunikasi digunakan

sebagai alat untuk mengendalikan seseorang. Dalam pelaksanaannya, propaganda

tidak hanya dilakukan oleh aktor negara saja tetapi juga dengan aktor non negara.

Menurut Terence Qualter dalam buku K.J Holsti mendefinisikan propaganda

sebagai “Deliberate attempt by some individual or group to form, control, or alter

the attitudes of other groups by the use of the instruments of communication, with

the intention that in any given situation the reaction of those so influenced will be

that desired by the propagadist.... in phase the deliberate attempt lies the key to

the idea of propaganda.‖23

Propagandist merupakan sebutan bagi orang-orang

yang menjalankan dan mencanangkan sebuah propaganda. Propaganda juga

21 Ibid., 4. 22 Ibid. 23 K.J Holsti, International Politics: A Framework of Analysis, (Prentice-Hall of India Privated:

India,1995), 220.

Page 26: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

12

banyak berhubungan dengan pemanfaatan kondisi psikologis terutama rangsangan

pada aspek emosi yang membuat targetnya tidak menggunakan akal sehatnya24

,

sehingga melibatkan banyak cara dengan unsur psikologis.

Pengaruh propaganda dapat dirasakan ketika ia berhasil mewujudkan

kondisi kesatuan psikologis atau opini publik yang berkembang di suatu negara

dengan opini publik di negara lain hingga berintegrasi menjadi opini

internasional.25

Dengan berkembangnya opini publik tersebut, mendapatkan

dukungan rakyat serta pemerintahan merupakan target propaganda untuk

menghadapi lawan yang dibenci.26

Propaganda dapat mengubah pola pikir

seseorang tanpa orang tersebut harus menggunakan cara-cara kekerasan. Maka

dari itu dalam propaganda juga menjadi salah satu cara yang banyak dilakukan

dengan tujuan politik, karena dilakukan berdasarkan pendekatan-pendekatan yang

persuasif. Untuk menjelaskan pengaruh propaganda terhadap perilaku, maka dari

itu dibutuhkan teori lain yang menjelaskan pengaruh dari aspek emosi, yaitu

melalui psikologi politik. Psikologi politik merupakan penggabungan dari dua

disiplin ilmu, yaitu ilmu politik dan ilmu psikologi yang gagal menjelaskan

mengenai perilaku politik. Pada ilmu politik, proses psikologis meliputi persepsi,

kognisi seperti keyakinan, nilai, representasi sosial, identitas sosial, konflik,

komunikasi, dan juga kekuasaan.27

Manusia bertindak sesuai dengan pengaruh

yang ada disekitarnya, termasuk emosi memengaruhi perilaku seseorang dalam

berpolitik, karena emosi memengaruhi seseorang untuk bertindak sesuai dengan

24 Ibid., 27. 25 Ibid., 89. 26 Ibid., 10. 27 Dennis Fox dan Isaac Prileltensky, Psikologi Kritis: Metaanalisis Psikologi Modern,

(Yogyakarta: Teraju, 2005), 211.

Page 27: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

13

perasaan sehingga mengantarkan seseorang untuk menjadi rasional maupun tidak

rasional sehingga emosi berpengaruh terhadap hasil akhir setiap keputusan yang

dibuat. Kebanyakan tindakan manusia pun lebih berdasarkan pada aspek emosi.

Menurut IPA (Institute of Propaganda Analysis, 1937), teknik-teknik propaganda

terbagi menjadi berbagai tujuh macam bentuk :28

1. Name Calling

Merupakan teknik propaganda dengan pelabelan buruk kepada

seseorang, ataupun lembaga. Propagandis menggunakan gagasan dengan simbol

emosional (negatif) dalam propagandanya. Dalam pengaplikasiannya,

propagandis bermaksud untuk menjatuhkan seseorang ataupun suatu ideologi.

Sebagai contoh penerapan dalam teknik ini adalah pelabelan “teroris” pada orang-

orang anti-Amerika atau dibunuh karena pemerintah yang pro-Amerika

menganggap mereka membahayakan keamanan negara. 29

2. Glittering Generality (kemilau Generalitas)

Berlawanan dengan Name Calling, dalam teknik ini berusaha

menyampaikan kata yang sangat baik, sehingga target merasa senang dan

menerima ide yang ditawarkan. Dalam penerapannya, propagandis berusaha untuk

membangkitkan semangat, emosi khalayak sebagai contoh pernyataan seorang

ulama, “Islam mengajarkan toleransi, dan perdamaian,” atau saat Presiden George

Bush menyampaikan, “rakyat Amerika mencintai kebebasan.”

3. Transfer (Pengalihan)

28 Drs. Mohammad Shoelhi, loc.cit, 58. 29 Ibid., 59.

Page 28: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

14

Propagandis berusaha untuk membuat suatu visualisasi konsep untuk

mengalihkan karakter tertentu kepada suatu pihak. Dalam teknik ini, dibutuhkan

suatu kesan otoritas, dukungan, gengsi dari sesuatu yang dihargai dan disanjung,

sehingga sesuatu yang lain dapat lebih diterima. Dalam teknik pengalihan

menjadikan orang, produk atau organisasi diasosiasikan dengan sesuatu yang

memiliki kredibilitas yang baik.30

4. Testimony (Kesaksian)

Digunakan untuk meminta dukungan seseorang yang berstatus tinggi

untuk memperkuat tindakannya dengan pengakuan ataupun dengan kesaksian.

Teknik ini memberi kesempatan kepada orang yang mengagumi atau membenci

untuk mengatakan bahwa sebuah gagasan, program seseorang itu baik atau

buruk.31

5. Plain Folk (Rakyat Biasa)

Teknik menggunakan pendekatan dimana propagandis menunjukan

empati dan rendah hatinya terhadap penduduk. Dengan mengenalkan motif tulus

seseorang yang berkecimpung dalam kegiatan sosial kemasyarakatan atau sosial

politik.32

6. Card Stacking (Menimbang-nimbang Kartu untuk Digunakan)

Teknik ini adalah pemilihan dan pemanfaatan fakta atau kebohongan,

ilustrasi, atau penyimpangan, serta pernyataan logis atau tidak logis untuk

30 Ibid., 62. 31 Ibid., 63-64. 32 Ibid., 65.

Page 29: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

15

memberikan kasus terbaik atau terburuk pada suatu gagasan, program, orang, atau

produk.33

7. Frustration atau Scapegoat (Menutupi Frustasi atau kambing hitam)

Teknik propaganda dengan menciptakan kebencian melalui kambing

hitam. Rezim revolusioner yang berhadapan degan ketidakpastian ekonomi dan

sosial di dalam negerinya serta mengetahui frustasi rakyat-sering menciptakan

hantu internal atau eksternal untuk menyalurkan penderitaan rakyat. 34

8. Bandwagon (Seruan mengikuti Pihak Mayoritas)

Imbauan kepada khalayak untuk ikut bergabung ke dalam kelompoknya

karena kelompoknya memiiki tujuan yang baik dan menyenangkan. Teknik

digunakan dalam upaya meyakinkan target bahwa semua anggota menerima

programnya.35

9. Fear Arousing (Membangkitkan Ketakutan)

Propaganda dengan mendapatkan dukungan dari target massa dengan

menimbulkan emosi negatif seperti ketakutan, maka propagandis menciptakan

semacam hantu untuk menimbulkan emosi negatif tersebut. Penerapan pada

teknik ini kita temukan ketika menyaksikan permainan gugahan emosional.36

Dari konsep-konsep mengenai propaganda diatas, propaganda

membutuhkan media yang baik untuk menyalurkan pengaruhnya kepada massa,

yaitu melalui film. Film hadir sebagai media representasi. Setiap film memiliki

alur ceritanya masing-masing yang menjadikan tontonan tersebut menakutkan,

33 Ibid., 67. 34 Ibid., 68. 35 Ibid., 69. 36 Ibid., 69-70.

Page 30: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

16

mengharukan, menghibur, dan sebagainya. Anatoli Lunacharsky telah

merumuskan: “Cinemas strength lies in the fact that, like any art, it imbues an

idea with feeling and with captivating form but, unlike the other arts, cinema is

actually cheap, portable and unusually graphic. Its effect reach where even the

book cannot reach and it is, of course, more powerful than anykind of narrow

propaganda.37

Film dengan efek visualisasinya membuatnya dapat dipahami tanpa

terjemahan, yang membuatnya sebagai kekuatan dalam komunikasi visual.

John A. Broadwin dan V.R. Berghahn dalam bukunya The Triumph of

Propaganda (1996), mengutip pernyataan Fritz Hippler bahwa dibandingkan

dengan seni lain, film mampu menimbulkan dampak psikologis dan

propagandistik yang abadi dan pengaruhnya sangat kuat karena efeknya tidak

melekat pada pikiran, tetapi pada emosi dan bersifat visual sehingga bertahan

lebih lama daripada pengaruh yang dapat dicapai oleh ajaran sekolah, buku, surat

kabar, atau radio.38

Film sebagai suatu media komunikasi merupakan kombinasi

antara usaha penyampaian pesan melalui gambar yang bergerak, pemanfaat

teknologi, kamera, warna dan suara dimana unsur-unsur tersebut dilatarbelakangi

oleh suatu cerita yang mengandung suatu pesan yang ingin disampaikan sutradara

kepada khalayak film.39

Cakupan bahasan dalam ilmu Hubungan Internasional sangatlah luas, isu

agama pun berkembang menjadi bahasan internasional. Agama merupakan sudut

pandang manusia dalam menjalani kehidupan maka agama berpengaruh terhadap

37 Nicholas Reeves, The Power of Film Propaganda: Myth of Reality, (Continuum: New York,

1999), 4. 38 Drs. Mohammad Shoelhi, op, cit., 165. 39 Phil Astrid S. Susanto, komunikasi Massa, (PT Binacipta: Jakarta, 1982), 40.

Page 31: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

17

kebiasaan setiap individu manusia. Kehadiran agama dapat menjadi penghubung

sekaligus sebagai pemecah antar satu umat dengan umat yang lainnya, oleh

karenanya agama memunculkan rasa tanggung jawab untuk menjalani ajaran

agamanya masing-masing.40

Agama merupakan unsur yang melengkapi

komunikasi, karena agama merupakan identitas serta legitimasi setiap masyarakat

dan juga negara.41

Komunikasi yang menghubungkan semua bagian di dunia

dapat membangun hubungan serta kesepahaman antar pemeluk agama, serta

meminimalisir konflik agama. Sehingga nilai-nilai yang ada dalam agama dapat

dijadikan pesan moral antar sesama manusia, dan sebagai alat pengontrol dalam

beretika. Dalam disiplin ilmu hubungan internasional, agama bukan isu utama

yang menjadi permasalahan oleh pemikir-pemikir awal dalam hubungan

internasional, karena isu yang berkembang sejak lahirnya teori-teori tradisional

dalam hubungan internasional dilatar belakangi oleh konflik, peperangan, serta

ekonomi internasional. Sebagian besar pemikir dalam hubungan internasional pun

berlatarbelakang ilmu sosiologi ataupun ilmu sosial.42

Islam adalah kepercayaan yang mengimani satu Tuhan yaitu Allah SWT,

dengan nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya dan Al-Quran sebagai kitab

suci. Muslim merupakan sebutan untuk orang-orang yang memeluk agama Islam.

Islam tidak hanya diliputi permasalahan antar manusia dengan manusia, manusia

dengan Tuhan, ataupun manusia dengan alam sekitarnya. Didalam Al-Quran serta

hadits-haditsnya pun membicarakan mengenai hubungan manusia dengan

40 Jonathan Fox and Shmuel Sandler, Bringing Religion into International Relations, ( Palgrave

macmillan: New York, 2004), 180. 41 Ibid., 180. 42 Ibid., 18.

Page 32: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

18

kekuasaan, ataupun dengan negara-negara berdaulat.43

Sehingga ajaran dalam

agama Islam menjadi dasar petunjuk bagi manusia untuk menjalani kehidupannya.

Pasca peristiwa 9/11 merupakan pemicu terhadap kenaikan kebencian anti-Islam.

Terbukti dari jumlah angka kekerasan terhadap orang Muslim yang mengalami

kenaikan lima kali lebih banyak pasca peristiwa tersebut.44

Kata anti-Islam pun

sudah mulai berkembang sejak tahun 1980-an di dunia barat, dan awalnya

berkembang sebagai bentuk manifestasi dan respons terhadap dunia Islam.45

Untuk memperdalam mengenai fenomena anti-Islam maka akan digunakan

konsep Islamophobia. Islamophobia menurut Runnymede trust adalah kebencian

yang tidak berdasar terhadap Islam, atau Islamophobia adalah diskriminasi

terhadap individu atau komunitas Islam sebagai konsekuensi dari adanya kebecian

serta pengesampingan Muslim dari urusan politik dan sosial pada

umumnya.46

Tindakan kekerasan terhadap Muslim serta peraturan-peraturan yang

menentang tradisi Islam dapat diartikan sebagai tindakan rasis, sekularis,

nasionalis, ataupun anti-Imigran.47

Islamophobia dapat menjadi alat bagi

pergerakan politik.48

Dimana masyarakat yang tidak memiliki hubungan secara

langsung terhadap orang-Muslim, dan melihat pemberitaan buruk berupa konflik

yang dilakukan oleh orang-orang Muslim, membuat masyarakat menerima dengan

43Ibid., 95. 44 Aliyah Frumin dan Amanda Sakuma, 2016, Hope Despair being Muslim America after 9/11,

http://www.nbcnews.com/storyline/9-11-anniversary/hope-despair-being-muslim-america-after-9-

11-n645451, diakses 7 Juli 2017. 45Osman Bakar, Post 9/11 Islamophobia and The Future of American Islam,

http://www.searcct.gov.my/publications/our-publications?id=44, diakses 9 juni 2017. 46 Andrew Shryock, Isamophobia/Islamophilia: Beyond the Politics of Enemy and Friends,

(Bloomington:Indiana University Press. 2010), .4. 47 Ibid. 47Pew Research Center, Muslims and Islam Key Findings in the US and Around the World,

http://www.pewresearch.org/fact-tank/2017/02/27/muslims-and-islam-key-findings-in-the-u-s-

and-around-the-world/, 2, diakses 9 Juni 2017. 48 Ibid., 3.

Page 33: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

19

mudah pengarahan dari politisi. Anti-Islam identik dengan negara barat terutama

Amerika Serikat dan Eropa, walaupun sebenarnya tidak hanya berkembang di

negara-negara barat saja, anti-Islam pun berkembang pula di negara-negara di

benua Afrika yang mayoritas non-Muslim, India, China. Bahkan negara-negara

mayoritas Muslim sendiri seperti Turki, Mesir, Lebanon.49

Untuk membahas lebih mendalam terkait proses perubahan pada

masyarakat, penulis akan menggunakan teori sistem sosial, bagaimana sistem

kehidupan sosial, elemen-elemen sosial yang ada di dalam masyarakat saling

terikat. Menurut Talcott parsons sistem sosial adalah mode organisasi dari unsur

tindakan terhadap proses perubahan yang persisten atau berurutan dari pola

interaktif sejumlah aktor individu.50

Asumsi dasar dari konsep ini adalah adanya

action (tindakan). Manusia pada dasarnya selalu ingin melakukan perubahan

sesuai dengan hakikat dan sifat dasarnya, karena manusia sebagai mahluk sosial

cenderung mudah bosan sehingga ingin melakukan hal-hal yang baru. Tindakan

dari masing-masing individu bertemu dan menciptakan suatu interaksi. Situasi

dimana unit dari action melakukan interaksi menciptakan relasi. Struktur dan

proses dari sistem dibangun dari relasi unit-unit dalam suatu situasi.51

Action

disini berarti adanya pertukaran makna di dalam interaksi melalui simbol yang

dipahami bersama.52

Action berada sejajar dan saling bergantung dengan hal

mendasar dari matter (masalah) dan life (kehidupan).53

Terdapat tiga jenis struktur

49 Ibid., 4. 50 Talcott Parsons, The Social System, (New York: The Free Press,1951), 24. 51 Ibid., 4. 52 Bernard Barber, “Neofunctionalism and the Theory of the Social System.” Dalam buku The

Dynamics of Social Systems, ed. Paul Colomy (London: Sage Publications Ltd, 1992), 43. 53 Ibid.

Page 34: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

20

dalam sistem, yaitu struktur sosial, struktur budaya, dan struktur kepribadian.

Struktur sosial merupakan unit peran. Sebagai contoh pemerintah merupakan

komponen dari struktur sosial yang memiliki fungsi untuk membuat aturan sosial

diantara anggota sistem sosial melalui hukum.54

Untuk memahami makna dibalik simbol-simbol yang ada di dalam film,

penulis akan menggunakan semiotika sebagai alat analisis. Propaganda yang

dilakukan melalui film biasanya memasukan pesan melalui lambang-lambang dan

juga pada bahasa. Semiotika secara etimologis berasa dari bahasa Yunani yaitu

semeion yang berarti tanda. Semiotika sebagai model dari ilmu pengetahuan

sosial, digunakan untuk menjelaskan gejala atau realitas yang ditunjuk dengan

lambang-lambang,55

karena dari tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Semiotik

seringkali digunakan sebagai metode untuk menganalisis teks pada media. Dalam

semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna.

Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang

terdapat dalam lambang yang mengacu kepada objek tertentu. Teks media

seringkali memuat makna ganda dibalik tulisan yang sebenarnya, metode semiotik

tidak dipusatkan pada transmisi pesan, melainkan pada penurunan dan pertukaran

makna. Pada hakikatnya, media adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa

sebagai perangkat dasarnya, sedangkan bahasa bukan saja sebagai alat

54 Ibid., 47. 55 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (LKIS: Yogyakarta, 2007), 164.

Page 35: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

21

mempresentasikan realitas namun juga bisa menentukan relief seperti apa yang

akan diciptakan oleh bahasa tentang realitas tersebut.56

Menurut Bapak semiotika modern Ferdinand de Saussure, menyatakan

bahwa persepsi dan pandangan masyarakat tentang realitas dikonstruksikan oleh

kata-kata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam konteks sosial.57

Beliau juga

menyatakan bahwa tanda itu sendiri merupakan kombinasi dari konsep dan citra

suara (sound image). Sehingga keduanya tidak dapat dipisahkan. Alex Sobur

dalam bukunya semiotika komunikasi menyatakan bahwa film memiliki potensi

yang sangat besar dalam memengaruhi khalayaknya58

,karena di dalam film

terdapat banyak tanda, yang mana tanda tersebut ditinjau dari struktur film, dan

struktur paling penting di dalam sebuah film adalah gambar dan suara.59

Berdasarkan salah satu penelitian mengenai film yang berorientasi semiotika,

dalam desertasi J.M. Peters yang berjudul De Taal van de Film (1950), dikutip

oleh Van zoest, bahwa “kita hampir dapat mengatakan bahwa semua penelitian

kita telah menjadi suatu teori mengenai tanda ikonis.” Musik film sebagai tanda

ikonis, namun dengan cara-cara yang misterius dan dengan caranya tertentu, mirip

ancaman yang mendekati kita (ikonisitas metaforis).60

Menurut John Fiske dalam

buku analisis teks media yang ditulis Alex Sobur, terdapat tiga area penting dalam

studi semiotika yaitu:61

56 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk analisis wacana, analisis semiotik,

dan analisis framing, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung,2001) , 87. 57 Ibid. 58 Ibid, 127. 59 Ibid., 125. 60 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Remaja Rosdakarya: Bandung, 2016), hlm 128. 61 Ibid., 94

Page 36: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

22

1. The Sign Itself (studi tentang berbagai tanda yang berbeda), hal ini berkaitan

dengan beragam tanda berbeda, seperti cara mengantarkan makna serta cara

menghubungkannya dengan orang yang menggunakannya. Tanda adalah

buatan manusia dan hanya dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang

menggunakannya;

2. The Codes or System( kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda) ,

studi ini meliputi beragam kode yang berbeda dibangun untuk

mempertemukan dengan kebutuhan masyarakat dalam suatu kebudayaan;

3. The Culture within which these codes and signs operate (kebudayaan tempat

kode dan tanda bekerja, Penggunaan kode dan tanda-tanda untuk keberadaan

dan bentuknya sendiri.

Dalam menganalisis film, maka pengambilan gambar juga berperan

penting dalam memberikan penekanan terhadap kata-kata yang diucapkan

pemeran, dan film pun memiliki tata bahasanya sendiri, seperti special effect,

sound effect yang ada di dalamnya, kemudian pemotretan jarak dekat (close up),

pemotretan dua (two shot), pemotretan jarak jauh (long shot), pembesaran gambar

(zoom in), pengecilan gambar (zoom out), gerakan lambat (slow motion).62

Dalam

menjelaskan makna di dalam film lebih mudah untuk menggunakan metafora

ataupun metonimi.63

Dalam metafora, dimana hubungan antara dua hal dilakukan

melalui analogi, hal yang paling umum adalah berbentuk kiasan. Sedangkan

metonomi adalah figur percakapan secara mendetail. Penelitian ini akan

menjelaskan peristiwa yaitu dikaitkan dengan propaganda anti-Islam dalam

62 Ibid, 127. 63 Arthur Asa Berger, Media analisis teknik, (Yogyakarta: Penerbitan Universitas

Atmajaya:Yogyakarta, 2000), 27-29.

Page 37: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

23

perfilman Hollwood yaitu American Sniper yang diduga sebagai bentuk

propaganda anti-Islam.

1.6 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data

1.6.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian menggunakan metode

kualitatif yang memusatkan pada proses analisa teori di dalam kerangka

pemikiran. Penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksikan realitas dan

memahami maknanya sehingga penelitian kualitatif biasanya sangat

memperhatikan proses, peristiwa, dan otentitas atau keaslian, penelitian kualitatif

akan menjelaskan peristiwa.64

1.6.2 Teknik Pengambilan Data

Dalam penulisan penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yaitu

data yang diperoleh dari berbagai sumber yang sudah ada. Peneliti menggunakan

data sekunder karena penelitian dilakukan dari studi kepustakaan yang berasal

dari buku, artikel, jurnal, dokumen, serta sumber-sumber lain dari internet.

1.7 Sistematika Pembahasan

Dalam sistematika pembahasan penulis akan menjabarkan ringkasan

singkat dari setiap bab berupa gambaran penulisan penelitian, yang akan terbagi

kedalam 4 bab.

64 Gumilar Rusliwa Somantri, “Memahami Metode Kualitatif”, Makara Sosial Humaniora FISIP

Universitas Indonesia Vol. 9, No.2 (2005), 58.

Page 38: Analisis Semiotika Propaganda Anti-Islam Amerika dalam

24

Pada bab I yang membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi

masalah yang didalamnya membahas deskripsi masalah secara umum, dilanjutkan

dengan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian.

Di dalam bab I juga dijabarkan mengenai kajian literatur, kerangka pemikiran,

metode penelitian serta teknik pengumpulan data.

Pada bab II penulis akan menjabarkan bagaimana Muslim di Amerika

Serikat pasca 9/11, Amerika Serikat sebagai negara adikuasa yang memiliki

pengaruh lebih secara internasional. Juga akan dijabarkan mengenai Hollywood

industri perfilman Amerika Serikat, dan propaganda dalam film-film Amerika

Serikat.

Pada bab III merupakan analisis dari film American Sniper dengan

menggunanakan analisis semiotika serta dilihat dari teknik-teknik propaganda

sehingga dapat dibuktikan upaya propaganda anti-Islam yang ada di dalam film.

Pada bab IV penulis memberikan kesimpulan dari seluruh bab yang telah

didapat berdasarkan hasil dari penelitian serta saran dari penulis