183
ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI TERHADAP NENO WARISMAN PADA PROGRAM DUA SISI TV ONE Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Hawa Muharrama NIM 11140510000101 PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/ 2021 M

ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN

PERSEKUSI TERHADAP NENO WARISMAN

PADA PROGRAM DUA SISI TV ONE

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Hawa Muharrama

NIM 11140510000101

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU

KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/ 2021 M

Page 2: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hawa Muharrama

NIM : 11140510000101

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS

SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI

TERHADAP NENO WARISMAN PADA PROGRAM DUA

SISI TV ONE” adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri

dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya.

Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya

cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedian

melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini

sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang

lain.

Demikian pernyaytaan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 20 Juni 2021

Hawa Muharrama

NIM 11140510000101

Page 3: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …
Page 4: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN

PERSEKUSI TERHADAP NENO WARISMAN PADA

PROGRAM DUA SISI TV ONE” telah diajukan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 9 Juli 2021. Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial

(S.Sos) Program Studi Jurnalistik pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

Jakarta, 9 Juli 2021

Sidang Munaqasyah

Ketua

Kholis Ridho, M.si.

NIP. 19780114 200912 1 002

Sekretaris

Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA.

NIP. 19710412 200003 2 001

Anggota:

Penguji I

Dr. Rubiyanah, M.A

NIP. 19730822 199803 2 001

Penguji II

Ali Irfani, M.HI

NIDN. 2008087803

Dosen Pembimbing

Dr. Suhaimi, M.Si.

NIP. 196709061994031002

Page 5: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

i

ABSTRAK

Hawa Muharrama. ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL

PEMBERITAAN PERSEKUSI TERHADAP NENO

WARISMAN PADA PROGRAM DUA SISI TV ONE.

Pemberitaan gerakan #2019GantiPresiden menjadi

perhatian publik dan media massa karena adanya tindakan

persekusi yang terjadi kepada Neno Warisman dan sejumlah

aktifis #2019GantiPresiden di beberapa daerah. Dalam hal ini,

salah satu media televisi yang memberitakan kasus pesekusi

terhadap Neno Warisman adalah Dua Sisi TV One.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini

memunculkan pertanyaan mayor dan minor. Adapun pernyataan

mayornya adalah Bagaimana analisis Semiotik Sosial pada

pemberitaan persekusi di Dua Sisi? Kemudian, pertanyaan

minornya adalah Bagaimana Dua Sisi TV One

mengkonstruksikan pemberitaan persekusi yang terjadi kepada

Neno Warisman dan aktifis #2019GantiPresiden dilihat dari segi

medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacara?

Penelitian yang digunakan adalah paradigma kontruktivis

dengan pendekatan kualitatif. Kemudian peneliti menggunakan

metode penelitian Semiotik Sosial M.A.K. Halliday dalam

memaknai teks sebuah berita dan menelaah sistem tanda berupa

bahasa yang dihasilkan oleh manusia.

Dari tanda yang dikaji melalui Semiotik Sosial M.A.K.

Halliday, diperoleh data, yaitu: medan wacana di sini

menggambarkan situasi apa yang di wacanakan oleh Dua Sisi

mengenai kasus persekusi terhadap Neno Warisman. Pelibat

wacana pada berita tersebut dilihat dari siapa saja yang

dicantumkan pada teks tersebut. Selain itu, bagaimana peranan

dan kedudukan narasumber itu digambarkan pada teks berita

tersebut. Sarana wacana menggambarkan bagaimana Dua Sisi

menggunakan gaya bahasa dalam penulisan naskah berita

persekusi terhadap Neno Warisman.

Kata kunci: Persekusi, Neno Warisman,

#2019GantiPresiden, Semiotik Sosial

Page 6: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahhirrabbil’alamin, puja dan puji syukur

peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

nikmat yang begitu melimpah, sehingga dengan ridho-Nya

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

juga tidak lupa peneliti junjungkan kepada suri tauladan nabi

besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan umatnya dari

zaman jahiliah yang penuh dengan kegelapan menuju ke zaman

yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang terang benderang

seperti saat ini.

Begitu banyak kesan dan maanfat yang didapat oeleh

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti tidak hanya

mendapatkan ilmu pengetahuan tetapi juga mendapatkan

pelajaran berharga bahwa niat, ikhtiar, istiqomah dan doa tidak

akan pernah menghanati hasil.

Peneliti secara khusus ingin mengucapkan terima kasih

kepada kedua orang tua, yaitu Ummi Suharti dan Almarhum Abi

Setyo Hadi Seputro yang telah melahirkan, membesarkan,

merawat dan mendidik Hawa dengan penuh cinta, kasih, sayang,

kesabran dan pengorbanan, serta doa-doa yang tiada hentinya

untuk Hawa supaya Hawa bisa menjadi manusia yang selalu ingat

Allah, beriman, bertaqwa dan selamat di dunia dan akhirat.

Dengan ini Hawa memepersembahkan gelar sarjana Hawa untuk

Ummi dan Abi, semoga Hawa bisa selalu menjadi kebanggaan

Ummi dan Abi kapanpun dan dimanapun Hawa berada. Semoga

Page 7: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

iii

Allah mengampuni kesalahan Abi selama hidup di dunia dan

semoga Ummi diberikan kesehatan dan umur yang panjang oleh

Allah, serta senantiasa dalam dindungan-Nya.

Skripsi ini tentu juga tidak serta merta terselesaikan

dengan baik tanpa keterlibatan para pihak yang dari awal hingga

akhir penulisan skripsi ini memberikan bantuan dan

kerjasamanya. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan

terima kasih tak terhingga kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Prof. Dr. Amany Umar Burhanuddin Lubis, MA.

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D.,

Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Siti Napsiyah, MSW.,

Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Dr. Sihabudin

Noor, MA., serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan

Alumni dan Kerjasama Drs. Cecep Castawijaya, MA.

3. Ketua Program Studi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si., serta

Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah

Nurlaily, M.A. yang telah meluangkan waktunya untuk

membantu penulis dalam menyelesaikan persoalan-

persoalan akademis dan administrasi.

4. Dosen Pembimbing Skripsi, Dr. Suhaimi, M.Si., yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing,

mengarahkan, dan memberikan banyak pelajaran, serta

menyemangati peneliti dengan kesabaran untuk dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

Page 8: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

iv

5. Seluruh dosen pengajar dan staf akademik Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan

ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti.

6. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah menyediakan

buku serta fasilitas lainnya, sehingga peneliti mendapat

banyak referensi dalam penelitian ini.

7. Dodi Nasution selaku produser Dua Sisi TV One dan

seluruh tim redaksi Dua Sisi yang telah memberikan waktu

dan bantuannya dalam proses wawancara. Semoga Allah

SWT membalas amal dan kebaikannya.

8. Guru panutan peneliti Dr. Tubagus Wahyudi, ST., Msi.,

MCHt., CHI. yang telah mengajarkan peneliti supaya

menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang

banyak.

9. Kakak dan adik peneliti, yaitu Matryan Mauludin Putra dan

Ali Ma’ruf, serta mas Muhammad Hilal Baqi yang selalu

mendukung, memberi semangat, dan bantuan dalam bentuk

apapun sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini

dengan baik.

10. Sahabat peneliti sejak 2008 Ines Nur Afifah, Sarah Fadhilah,

Eka Unfa, Ratu Yanra yang tidak pernah bosan menjadi

teman di saat suka maupun duka walaupun sering

terpisahkan oleh jarak dan waktu.

11. Sobat-sobat terbawel Nani Yulianti, Khairunisa, Dede

Uswatun, Sinaida Fahima, dan Sururoh Tullah Adedoin

Page 9: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

v

Uthman. Terimakasih selalu memberi semangat dan

menjadi bawel agar skripsi ini segera selesai.

12. Sahabat DNK TV 5.0 Abdul Hafiz, Ahmad Muhajirin, Arita

Ambarani, Dede Uswatun, Devi Agustiana, Faradhita A.

Manaf, Irna Syahputri, Perwita Suci, Rosiana Efendi, Siti

Afifah, Sofie Medina Pasha, Wilu Analia, Sayyid Furqon,

kak Khairunnisa, kak Dhiyaurrahman, dan kak Ryan

Alamsyah. Terimakasih sudah mau berbagi kisah, tertawa,

dan menangis bersama menjadi keluarga. Momen bersama

kalian tak akan terlupakan.

13. Teman-teman Jurnalistik 2014 yang telah berjuang bersama

dalam mengikuti perkuliahan selama hampir empat tahun.

Terima kasih atas pertemanan, pembelajaran, dan

pengalaman yang telah diberikan kepada peneliti.

14. Keluaga besar Incredible Bee Kahfi BBC Motivator School

Angkatan 18, teman bertumbuhku untuk menjadi manusia

yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Juga kepada para

Dewan Wali, senior, dan seluruh masyrakat Kahfi.

15. Dedi Fahrudin, M.Ikom, General Manager Komunitas

Dakwah dan Komunikasi Televisi (DNK TV), kakak-kakak,

teman-teman serta adik-adikku yang telah memberikan

pengalaman dan berbagi ilmu seputar dunia pertelevisian

selama bergabung menjadi anggota DNK TV.

16. Teman curhat, main, dan jalan-jalan, Santri Eka, Devy

Nurul, Galuh Ayu, Anzah Muhimatul, Qory Maulidini,

Milah Karmilah.

Page 10: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

vi

17. My roommates selama tinggal di Ciputat, Ines, Sarah, Dhita,

Faizah, Dede, Wilu, dan Gege, juga tetangga kosan yang

selalu meramaikan suasana Caca dan Wiwin.

18. KKN Galaksi 39 yang sudah berbagi pengalaman yang tidak

terlupakan. Semoga silaturahmi yang terjalin akan tetap

terjaga selamanya.

19. Tim Arena Sepak Bola Indonesia TV One yang telah

memberikan pengalaman kepada peneliti selama menjadi

intern.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,

mendukung, mendo’akan, dan meluangkan waktu untuk berbagi

informasi dalam menyusun skripsi, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan

budi baik mereka dengan balasan yang setimpal.

Peneliti menyadari skripsi ini masih belum mencapai

kesempurnaan, namun peneliti telah berusaha semaksimal

mungkin untuk dapat menyelesaikannya dengan baik. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, Juni 2021

Hawa Muharrama

Page 11: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1

B. Batasan Masalah ....................................................... 7

C. Rumusan Masalah ..................................................... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................. 7

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ........................................ 8

F. Metodologi Penelitian ................................................ 10

G. Sistematika Penulisan ................................................ 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Semiotik Sosial .......................................................... 20

1. Pengertian Semiotik ............................................. 20

2. Semiotik Sosial M.A.K Halliday ........................ 26

B. Konstruksi Sosial Media Massa ................................. 34

C. Talkshow sebagai Media Pemberitaan ...................... 37

D. Teori Persekusi .......................................................... 43

1. Pengertian Persekusi ........................................... 43

2. Faktor Penyebab Terjadinya Persekusi ............... 47

3. Larangan Persekusi ............................................. 50

4. Unsur-unsur Yang Ada Pada Persekusi .............. 56

Page 12: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

viii

E. Majas sebagai Gaya Bahasa ...................................... 61

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. TV One ...................................................................... 70

1. Sejarah Singkat dan Profil TV One ..................... 70

2. Visi dan Misi TV One ......................................... 73

3. Struktur Organisasi ............................................. 74

B. Program Dua Sisi ...................................................... 75

1. Sejarah Singkat dan Profil Dua Sisi .................... 75

2. Struktur Redaksi Dua Sisi ................................... 77

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Medan Wacana (Field of Discourse) ........................ 80

Analisis Data Dua Sisi .............................................. 81

B. Pelibat Wacana (Tenor of Discourse) ....................... 95

Analisis Data Dua Sisi .............................................. 96

C. Sarana Wacana (Mode of Discourse) ........................ 101

Analisis Data Dua Sisi .............................................. 102

BAB V PEMBAHASAN

Interpretasi Penelitian ..................................................... 110

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan ................................................................... 115

B. Implikasi .................................................................... 116

C. Saran .......................................................................... 117

DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 119

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................. 123

Page 13: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Organisasi TV One

Tabel 3.2 Struktur Redaksi Dua Sisi

Tabel 4.1 Rekap Analisis Semiotik Sosial

Tabel 4.2 Data Medan Wacana

Tabel 4.3 Data Pelibat Wacana

Tabel 4.4 Data Sarana Wacana

Page 14: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo TV One

Gambar 3.2 Program Dua Sisi

Page 15: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menjelang Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019,

perang tanda pagar (tagar) antara pendukung calon presiden

mulai berlangsung di media sosial. Diketahui ada beberapa

tagar yang menggenggama di dunia maya. Di antaranya

#2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi.

Tagar #2019GantiPresiden pertama kali digagas oleh

politikus PKS Mardani Ali Sera, pada awalnya tagar tersebut

tidak dipermasalahkan, namun tagar ini mulai

dipermasalahkan karena eksistensi dalam bentuk deklarasi di

berbagai wilayah. Menyikapi tagar tersebut muncul tagar-tagar

seperti #Jokowi2Periode dan #2019TetapJokowi. Tagar

#2019GantiPresiden dianggap terlalu kontroversial oleh

pendukung Prabowo-Sandi, karena banyaknya kasus yang

membuat konflik di daerah, maka didengungkan tagar baru

#2019PrabowoPresiden.1

Dampak dari adanya gerakan #2019GantiPresiden

menyebabkan sejumlah daerah mengalami konflik antara

masyarakat pendukung dan penolak gerakan

#2019GantiPresiden. Seperti yang terjadi kepada Neno

Warisman, salah satu tokoh pendukung gerakan ini sekaligus

penyumbang terbesar yang juga menjadi korban persekusi

1 https://nasional.tempo.co/amp/1086128/deklarasi-hari-ini-begini-

awal-mula-gerakan-2019gantipresiden, diakses pada Minggu, 28 Oktober 2018

Pukul 22:19 WIB.

Page 16: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

2

akibat gerakan ini. Pada pukul 24.00 antara 19 dan 20 Juli,

mobilnya terbakar di depan rumahnya. Selepas insiden

kebakaran mobil, pada malam 28 Juli, sejumlah warga

menyatakan menolak kedatangannya melalui spanduk dan yel-

yel di Bandar Udara Hang Nadim, Batam. Kedatangan Neno

ini dalam rangka menghadiri tablig akbar dan deklarasi

#2019GantiPresiden di Batam. Penolakan tersebut sempat

menimbulkan keributan warga yang berupaya merangsek

kawasan kedatangan penumpang dengan polisi yang berjaga.

Neno menduga warga yang menolak kedatangannya

merupakan anggota Projo. Neno menyebut sekitar ratusan

orang menolak kedatangannya, tetapi sekitar 10.000 orang

berkumpul untuk menjemputnya. Neno menuturkan bahwa

semasa berada di bandara, warga mengepung Neno dan

mengambil foto Neno. Ketika Neno meminta untuk keluar dari

bandara, Neno dilempari tong sampah. Akibat peristiwa

tersebut, polisi menyatakan tabligh akbar dan deklarasai

#2019GantiPresiden dibatalkan.

Tidak hanya Neno Warisman, musisi Ahmad Dhani

yang juga merupakan aktifis #2019GantiPresiden juga

mengalami hal serupa. Dhani yang datang ke Surabaya untuk

menghadiri acara deklarasi 2019 ganti presiden, tiba-tiba

dikepung di tempat penginapannya oleh masa yang menolak

kedatangannya di kota Surabaya. Penolakan tak hanya dialami

aktivis #2019GantiPresiden, Ratna Sarumpet dan Rocky

Gerung juga mengalami hal serupa, mereka ditolak saat akan

Page 17: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

3

mengisi acara diskusi gerakan selamatkan Indonesia di

kepulauan Bangka Belitung.

Dari peristiwa persekusi yang banyak terjadi, tiba-tiba

istilah persekusi menjadi populer dan sering digunakan dalam

judul berita. Tidak lama setelah itu, Indonesia disibukkan

dengan kasus yang kebanyakan orang menamakan sebagai

persekusi. Media massa besar di Indonesia ramai-ramai

mengulas kasus persekusi yang ternyata menjamur dan sangat

banyak di Indonesia. Meskipun telat, karena ternyata kasus

persekusi ini sering terjadi di Indonesia dan mungkin tidak

disadari oleh sebagian besar orang.

Penggunaan istilah persekusi dan pemberitaan oleh

berbagai media memunculkan dugaan bahwa tindakan

persekusi telah terjadi dan nyata adanya di Indonesia. Akibat

aksi persekusi ini, muncul berbagai koalisi di masyarakat yang

meminta polisi bertindak dan mengamankan pelaku persekusi

karena dinilai meresahkan dan sudah tidak sesuai dengan

kaidah hukum yang berlaku.

Persekusi dalam perspektif komunikasi, sesungguhnya

hadir akibat dari berbagai komunikasi yang terhambat atau

tersumbat selama ini. Persekusi terjadi akibat kebebasan

berpendapat yang kebablasan di media sosial. Orang-orang

dengan bebas dan seenaknya menghina ulama atau tokoh lain.

Jadi, bisa dikatakan, maraknya persekusi akibat krisis

kepercayaan kepada penegak hukum dan tidak beretikanya

pengguna media sosial yang melakukan penghinaan pelecehan

terhadap orang lain.

Page 18: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

4

Bagaimanapun, selalu ada pemicu munculnya sebuah

tindakan, termasuk persekusi. Pelaku persekusi sudah muak

terhadap fenomena pengguna media sosial yang suka

menghina dan melecehkan dalam statusnya.2

Kasus persekusi yang melibatkan Neno Warisman ini

marak diperbincangkan di berbagai media massa. Media

berlomba-lomba memberitakan untuk mencari kebenaran atas

kasus ini. Media massa sendiri mempunyai peran penting

dalam menyebarluaskan isu-isu yang sedang terjadi, namun

setiap media mempunyai cara pandang tersendiri dalam

mengkonstruk sebuah peristiwa yang terjadi.

Dalam setiap pemberitaan yang dilakukan oleh media

tentu memiliki perbeaan pandangan atau persepsi dalam

memaknai setiap isu. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari

bagaimana media memaknai isu yang terjadi dari angle atau

sudut pandang berita yang ditonjolkan, gaya penulisan berita,

kata atau kalimat yang digunakan dalam berita, dan unsur-

unsur lainnya. Karena berita yang melibatkan Neno Warisman

dan beberapa aktifis #2019GantiPresiden ini merupakan isu

yang sangat sensitive maka menjadi tantangan tersendiri untuk

media dalam menyajikan informasi yang aktual, faktual dan

berimbang. Pemilihan dan penggunaankata tendu bisa saja

mengkonstruksi tokoh terkait menjadi buruk atau baik dalam

pandangan masyarakat.

2 https://www.komunikasipraktis.com/2017/06/pengertian-persekusi

.html diakses pada Rabu, 16 Januari 2019 pukul 12:00 WIB.

Page 19: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

5

Pasca terjadinya persekusi terhadap Neno Warisman,

berbagai media gencar memberitakan masalah terkait gerakan

ini, seperti pro-kontra dan juga dampak yang terjadi. Salah satu

yang memberitakan persekusi terhadap Neno Warisman adalah

Dua Sisi TV One. Dua Sisi merupakan salah satu program

berita dengan format talk show yang tayang di TV One.

Program ini merupakan salah satu acara gelar wicara yang

ditayangkan sejak 11 Agustus 2017, yang membahas soal isu

politik, hukum, kriminalitas dan berbagai macam topik hangat

di masyarakat selama 60 menit. Dua Sisi tayang setiap satu

minggu sekali pada hari Rabu pukul 20:30 - 21:30 WIB dan

dipandu oleh Indiarto Priadi. Program ini selalu membahas

topik-topik yang sedang hangat diperbincangkan oleh

masyarakat, salah satunya isu persekusi yang menimpa

presidium gerakan #2019GantiPresiden Neno Warisman

Dua Sisi pada episode dengan tema “Kebebasan

Berpendapat Berujung Persekusi” yang tayang pada Rabu, 29

Agustus 2018 menarik perhatian penulis. Episode ini

membahas tentang kasus persekusi yang menimpa dua tokoh

Gerakan 2019 Ganti Presiden, Neno Warisman dan Ahmad

Dhani. Keduanya dipersekusi saat menghadiri kegiatan aksi

pada Minggu, 27 Agustus 2018. Menariknya Dua Sisi selalu

menghadirkan narasumber dari dua sisi, pro dan kontra. Pada

episode ini Dua Sisi menghadirkan Fadli Zon dan

NenoWarisman sebagai narasumber yang pro terhadap gerakan

#2019GantiPresiden dan juga Ali Mochtar Ngabalin dan Arsul

Page 20: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

6

Sani sebagai narasumber yang kontra terhadap gerakan

#2019GantiPresiden.

Dari hal ini penulis tertarik untuk meneliti bagaimana

Dua Sisi mengkonstruksi topik berita yang dibahas. Penelitian

ini menggunakan analisis Semiotika Sosial untuk menelaah

sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia berupa lambang dan

kalimat.

Ahli semiotika, Umberto Eco menyebut tanda sebagai

suatu “kebohongan” dan dalam tanda ada sesuatu yang

tersembunyi di baliknya dan bukan merupakan tanda itu

sendiri.3 Teks media yang tersusun atas seperangkat tanda itu

tidak pernah membawa makna tunggal. Kenyataannya teks

media memiliki ideologi atau kepentingan tertentu, memiliki

ideologi dominan yang terbentuk melalui tanda tersebut.4

Berdasarkan uraian di atas, maka melalui penelitian ini

penulis ingin mengetahui bagaimana Dua Sisi mengkonstruk

teks pada pemberitaan persekusi terhadap presidium

#2019GantiPresiden Neno Warisman dengan judul

ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN

PERSEKUSI TERHADAP NENO WARISMAN PADA

PROGRAM DUA SISI TV ONE.

3 Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi “Aplikasi

Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi”, (Jakarta: Penerbit Mitra

Wacana Media, 2013) Cet 2, h. 9 4 Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi “Aplikasi

Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi”, (Jakarta: Penerbit Mitra

Wacana Media, 2013) Cet 2, h. 11

Page 21: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

7

B. Batasan Masalah

Untuk mempermudah penelitian ini, penulis membatasi

masalah penelitian dan memfokuskan penelitian pada

pemberitaan persekusi terhadap Neno Warisman yang terjadi

karena adanya dugaan makar dalam deklarasi gerakan

#2019GantiPresiden.

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah

penelitian dan memfokuskan penelitian pada episode

“Kebebasan Berpendapat Berujung Persekusi” yang tayang

pada 29 Agustus 2018 dalam program Dua Sisi TV One.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, penulis

merumuskan tentang bagaimana Dua Sisi mengkontsruksi

pemberitaan tentang persekusi terhadap Neno Wrisman dilihat

dari segi medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk

mendeskripsikan hasil analisis Semiotik Sosial yang

terdiri dari medan wacana, pelibat wacana, dan sarana

wacana dalam episode “Kebebasan Berpendapat Berujung

Persekusi” pada program Dua Sisi TV One.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademik

Page 22: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

8

Sebagai sumbangan dari perspektif akademis untuk

pengembangan ilmu komunikasi pada umumnya dan

pengembangan ilmu jurnalistik pada khususnya.

Penelitian ini memfokuskan dengan teknik analisis

Semiotik Sosial terhadap institusi sebuah media

dalam penulisan berita tentang politik. Bagaimana

cara pandang media dalam melihat dan memaknai

suatu peristwa melalui sebuah teks di media. Selain

itu juga sebagai penjelas dari konstruksi media massa.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan

penambah wawasan bagi penelitian selanjutnya.

Terutama pada sebuah metode penelitian Semiotik

Sosial dan memberikan gambaran tentang bagaimana

sebenarnya media massa televisi mengkonstruksi

berita. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat pada pemikiran institusi media televisi

dalam menayangkan berita seputar dunia politik

kepada khalayak.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa

tinjauan pustaka yang pembahasannya mendekati apa yang

diteliti oleh penulis. Diantaranya sebagai berikut:

a. Judul Skripsi “Analisis Semiotika Sosial Pemberitaan

Mahar Politik dari La Nyala kepada Prabowo Subianto

Page 23: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

9

dalam Program ILC TV One” oleh Dede Uswatun

Hasanah Jurusan Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Judul Skripsi “Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik

Melalui Media Internet Dari Perspektif Hukum Pidana”

oleh Aditya Burhan Mustofa Jurusan Ilmu Hukum

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

c. Judul Skripsi “Analisis Semiotika Sosial Pemberitaan

Pernikahan Beda Agama pada Asmirandah dengan Jonas

Rivano di Situs TEMPO.CO” oleh Ika Suci Agustin

Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

d. Judul Skripsi Kesenjangan Antara Motif dan Tingkat

Kepuasan Penonton Terhadap Tayangan Talkshow

Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One oleh Azmy Azis

Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

e. Jurnal dengan judul “Jejak Halliday dalam Linguistik

Kritis dan Analisis Wacana Kritis” oleh Anang Santoso

jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas

Negeri Malang.

F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma, menurut Dani Vardiansyah, diartikan

sebagai cara pandang seseorang terhadap diri dan

Page 24: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

10

lingkungannya yang akan mempengaruhi dalam berfikir,

bersikap, dan bertingkah laku.5

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini

adalah paradigma konstruktivis. Paradigma ini

menyatakan bahwa kebenaran suatu realitas sosial dilihat

sebagai hasil konstruksi sosial dan kebenaran suatu

realitas sosial bersifat relatif. Paradigma ini mempunyai

posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks

berita yang dihasilkan.

Rancangan konstruktivis melihat realitas

pemberitaan media sebagai aktivitas konstruksi sosial.

Menurut pandangan ini, bahasa tidak hanya dilihat dari

segi gramatikal, tetapi juga melihat apa isi atau makna

yang terdapat dalam bahasa itu. Analisis menurut

pandangan ini adalah suatu analisis yang membongkar

maksud-maksud dan makna-makna tertentu yang

disampaikan oleh sang subjek yang mengemukakan suatu

pernyataan.

Menurut Saussure, persepsi dan pandangan kita

tentang realitas dikonstruksikan oleh kata-kata dan tanda-

tanda lain yang digunakan dalam konteks sosial.6 Dengan

demikian paradigma ini ingin mengungkapkan makna

yang tersembunyi di balik suatu realitas. Paradigma

konstruktivis bermaksud untuk mengetahui bagaimana

5 Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,

(Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 27. 6 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi “Aplikasi

Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi”, h. 9.

Page 25: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

11

realitas mengenai pemberitaan persekusi terhadap Neno

Warisman di Dua Sisi TV One.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif untuk menganalisis isi dan teks berita di Dua Sisi

TV One yang berhubungan dengan berita persekusi

terhadap Neno Warisman.

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subyek penelitian, perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan

secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk

kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang

alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.7

Penelitian kualitatif dipakai untuk mengetahui dan

menganalisis apa yang justru tidak terlihat, atau dengan

kata lain penelitian kualitatif justru ingin melihat isi

komunikasi yang tersirat.8

Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif

menggunakan metode pengumpulan data dan metode

analisis yang bersifat nonkuantitatif, seperti penggunaan

instrumen wawancara mendalam dan pengamatan.

7 Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006), h.6. 8 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi “Aplikasi

Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi”, h. 27.

Page 26: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

12

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah

analisis Semiotik Sosial model M.A.K Halliday. Semiotik

sosial merupakan semiotik yang khusus menelaah sistem

tanda berwujud lambang, baik lambang berwujud kata

maupun lambang berwujud kalimat. Analisis semiotik

merupakan sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang

aneh. Sesuatu yang perlu dipertanyakan lebih lanjut ketika

membaca teks atau narasi/wacana tertentu. Analisisnya

bersifat paradigmatic dalam arti berupaya menemukan

makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi di balik

sebuah teks.9

Penggunaan Semiotik Sosial dari M.A.K Halliday

dalam analisis isi media adalah untuk menemukan hal

terkait dengan tiga komponen Semiotik Sosial, yaitu

medan wacana (field of discourse), pelibat wacana (tenor

of discourse), dan sarana wacana (mode of discourse).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana

media massa mengkonstruksi realitas pada suatu peristiwa

menjadi sebuah berita. Penelitian ini mengenai episode

“Kebebasan Berpendapat Berujung Persekusi” pada

program Dua Sisi TV One.

4. Subjek dan Objek Penelitian

9 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi “Aplikasi

Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi”, h. 8.

Page 27: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

13

Subjek penelitian ini adalah program Dua Sisi TV One,

sedangkan objek yang dimaksud adalah teks berita dalam

“Kebebasan Berpendapat Berujung Persekusi” yang

ditayangkan pada Rabu, 29 Agustus 2018 pukul 20.30 –

21.30 WIB.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu

terhitung dari Januari 2019 hingga Mei 2021. Sehubung

dengan subjek penelitian yang merupakan media massa

televisi dalam analisis Semiotik Sosial, maka peneliti

melakukan wawancara penelitian di gedung TV One Jl.

Rawa Terate II No. 2 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta

13260, Indonesia.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh

peneliti dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah sebuah proses tanya jawab

antara pewawancara dengan narasumber yang

dianggap memahami masalah atau peristiwa tertentu

untuk mendapatkan keterangan dan informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian. Dalam hal ini

wawancara digunakan sebagai alat pelengkap untuk

melengkapi informasi yang telah diperoleh.

Page 28: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

14

Wawancara dilakukan dengan Dodi Renaldi

Nasution selaku produser Program Dua Sisi mengenai

pemberitaan persekusi terhadap Neno Warisman

sebagai upaya untuk menemukan data yang lebih

akurat sesuai penelitian ini.

b. Observasi

Observasi adalah proses memerhatikan dan

mengamati secara teliti dan sistematis pada sasaran

objek yang dituju. Dalam metode ilmiah, observasi

adalah suatu cara bagi peneliti untuk memperoleh data

dengan pengamatan secara sistematis terhadap

fenomena yang diselidiki.10 Dalam penelitian ini

observasi yang dilakukan merupakan observasi

tayangan pada episode “Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi” pada program Dua Sisi TV One.

c. Dokumentasi

Peneliti mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, buku-buku, video,

jurnal, dan lain sebagainya yang dapat menunjang

penulisan skripsi ini.

Dokumentasi merupakan salah satu cara untuk

mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek

melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya

10 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset,

1989), h.92.

Page 29: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

15

yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang

bersangkutan.11

7. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan

oleh peneliti adalah model analisis semiotik M.A.K

Halliday. Pada umumnya ada tiga jenis masalah yang

hendak diulas dalam analisis semiotik. Pertama adalah

masalah makna (the problem of meaning) bagaimana orang

memahami pesan? Informasi apa yang terkandung dalam

struktur sebuah pesan? Kedua, masalah tindakan atau

pengetahuan tentang bagaimana memperoleh sesuatu

melalui pembicaraan. Ketiga masalah koherensi yang

menggambarkan bagaimana membentuk pola pembicaraan

masuk akal dan logis dan dapat dimengerti.12

Semiotik Sosial digunakan untuk menafsikan

konteks sosial teks, yaitu lingkungan terjadinya pertukaran

makna dengan menggunakan tiga konsep sebagai berikut:13

a. Medan wacana (field of discourse) menunjuk pada hal

yang sedang terjadi, pada sifat tindakan sosial yang

berlangsung, apa sesungguhnya yang sedang

disibukkan oleh para pelibat, yang di dalamnya

11 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Imu

Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012) Cet ke-3, h.143. 12 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi “Aplikasi

Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi”, h. 30. 13 MAK Halliday, Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-

Aspek Bahasa dalam Pandangan Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 1992) Cet. ke-1, h. 16.

Page 30: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

16

bahasa ikut serta sebagai unsur pokok penentu

maksud dari kesimpulan pembahasan yang

terkandung dalam suatu konteks.

b. Pelibat wacana (tenor of discourse) menunjuk pada

orang-orang yang mengambil bagian, pada sifat para

pelibat, kedudukan dan peranan mereka, jenis-jenis

hubungan peranan apa yang terdapat di antara para

pelibat, termasuk hubungan–hubungan tetap dan

sementara, baik jenis peranan tuturan yang mereka

lakukan dalam percakapan maupun rangkaian

keseluruhan hubungan-hubungan yang secara

kelompok mempunyai arti penting yang melibatkan

mereka.

c. Sarana wacana (mode of discourse) menunjuk pada

bagian yang diperankan oleh bahasa, hal yang

diharapkan oleh para pelibat diperankan bahasa dalam

situasi itu; organisasi simbolik teks, kedudukan yang

dimilikinya, dan fungsinya dalam konteks, termasuk

salurannya (apakah dituturkan atau dituliskan atau

semacam gabungan keduanya) dan juga mode

retorikanya, yaitu apa yang akan dicapai teks

berkenaan dengan pokok pengertian seperti bersifat

membujuk, menjelaskan, mendidik, dan semacamnya.

8. Pedoman Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini mengacu pada buku

pedoman yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Page 31: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

17

Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman tersebut dipakai

penulis untuk mengikuti aturan tentang keseragaman

penulisan karya ilmiah. Buku pedoman karya ilmiah ini

diterbitkan berdasarkan Keputusan Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017.

G. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini bersifat sistematis, maka

penulis membaginya menjadi enam bab, yang pada tiap-tiap

babnya terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematika

penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori yang digunakan yaitu

definisi semiotik, semiotik sosial M.A.K Halliday, Definisi

Konstruksi Sosial Media Massa, Definisi Pemberitaan, dan

Hukum Persekusi.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Bab ini memaparkan tetang profile dan sejarah

berdirinya TV One, visi dan misi TV One, profil program Dua

Sisi, dan redaksi program Dua Sisi.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Page 32: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

18

Bab ini berisi analisis Semiotik Sosial, membahas

konstruksi terhadap pemberitaan persekusi di Dua Sisi dengan

cara mengurai realitas objektif pemberitaan persekusi terhadap

Neno Warisman. Temuan penelitian menggunakan analisis

Semiotik Sosial M.A.K Halliday yang dilihat dari medan

wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian yang mengaitkan latar belakang,

teori, dan rumusan teori baru dari penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi penutup yang memuat kesimpulan

penelitian dan sekaligus untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan dalam perumusan masalah, serta menyampaikan

implikasi, saran-saran dan lampiran-lampiran yang terkait

dengan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Menguraikan judul-judul sumber bacaan selama

penelitian ini baik dari buku, jurnal, skripsi dan lain-lain.

Page 33: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Semiotik Sosial

1. Pengertian Semiotik

Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan

sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang

memiliki unit dasar yang disebut dengan “tanda”.1 Secara

etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani

Semeion yang berarti “tanda”. Secara terminologis,

semiotik didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, dan

seluruh kebudayaan sebagai tanda.2

Seperti dikutip oleh Alex Sobur dalam Analisis Teks

Media, Preminger menjelaskan bahwa semiotik adalah

ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa

fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu

nmerupakan tanda-tanda. Maka secara sederhana dapat

dikatakan bahwa semiotik itu mempelajari sistem-sistem,

aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan

tanda-tanda tersebut mempunyai arti.

Oleh Ferdinanrd de Saussure semiotik didefinisikan di

dalam Course in General Linguistic sebagai ilmu yang

1 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012) Cet. ke-6, h. 87. 2 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, h. 95.

Page 34: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

21

mengkaji tentang peran tanda sebagai bagian dari

kehidupan sosial. Sementara itu Charles Sanders Pierce

mendefinisikan semiotik sebagai studi tentang tanda dan

segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya

(sintaksis semiotik), hubungan dengan tanda-tanda lain

(semantik semiotik), serta pengirim dan penerimanya oleh

mereka yang menggunakannya (pragmatik semiotik).3

Oleh karena itu, melalui tanda memungkinkan manusia

berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada

fenomena alam.

Konsep dasar dari semiotik sendiri adalah ‘tanda’ yang

diartikan sebagai a stimulus designating something other

than itself (suatu stimulus yang mengacu pada sesuatu yang

bukan dirinya sendiri).4 Menurut Umberto Eco tanda

merupakan suatu yang atas dasar konvensi sosial yang

terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu

yang lain.5

Di antara tipologi tanda yang terkenal adalah

pengelompokan tanda menjadi tiga jenis oleh Founding

Father Semiotik Charles Sanders Pierce yaitu ikon (icon),

indeks (index), dan simbol (symbol). Icon adalah tanda

yang mengandung kemiripan ‘rupa’ sehingga tanda itu

3 Dadan Rusmana, Filsafat Semiotik: Paradigma, Teori, dan Metode

Interpretasi Tanda dari Semiotik Struktural hingga Dekonstruksi Praktis, h. 22. 4 Bambang Mujiyanto, Emilsyah Nur, Semiotik dalam Metode

Penelitian Komunikasi Semiotics in Research Method of Communication, Vol.

16 No 1, April 2013, h. 74. 5 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotik Komunikasi: Aplikasi

Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, h. 7.

Page 35: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

22

mudah dikenali oleh para pemakainya. Index adalah tanda

yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di

antara representamen dan objeknya. Di dalam indeks,

hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat kongkret,

aktual, dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial

atau kausal. Symbol merupakan jenis tanda yang bersifat

abriter dan konvensional sesuai kesepakatan atau konvensi

sejumlah orang atau masyarakat. Menurut Pierce, tanda-

tanda kebahasaan pada umumnya adalah simbol-simbol.6

Teori semiotik dari Pierce lebih menekankan pada

logika dan filosofi tanda-tanda yang ada di masyarakat dan

seringkali disebut sebagai ‘grand theory’. Semiotik bagi

Pierce terbagi atas tiga unsur yaitu tanda (sign), objek

(object), dan interpretan (interpretant).

“Menurut Pierce, salah satu bentuk tanda adalah kata.

Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda.

Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak

seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak

seseorang, maka munculah makna tentang sesuatu yang

diwakili oleh tanda tersebut.”

Ferdinand de Saussure merupakan tokoh semiotik

linguistik yang menganggap bahasa sebagai sistem tanda.

Saussure melihat bahasa sebagai sebuah sistem yang utuh

dan harmonis. Dalam istilah Saussure atau secara internal

6 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotik Komunikasi: Aplikasi

Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, h. 18.

Page 36: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

23

disebut sebagai langue. Sedikitnya ada lima pandangan

Saussure yang terkenal yaitu soal penanda dan petanda,

bentuk dan isi, bahasa (langue) dan tuturan (parole),

synchronic dan diachronic, serta syntagmatic dan

paradigmatik.

Penerus dari pemikiran Saussure, Roland Barthes

mendefinisikan tanda sebagai sebuah sistem yang terdiri

dari sebuah ekspresi (signifier) dalam hubungannya dengan

content (signified). Gagasan Barthes ini dikenal dengan

“Order of Significations” (tatanan pertandaan). Barthes

membahas konsep tanda melalui konotasi dan denotasi

sebagai kunci dari analisisnya. Lewat model ini Barthes

menjelaskan bahwa signifikasi tahap pertama merupakan

hubungan antara signifier (ekspresi) dan signified (content)

di dalam sebuah tanda terhadap realitas external. Itu yang

disebut Barthes sebagai denotasi yaitu makna paling nyata

dari tanda (sign).7 Sedangkan konotasi adalah istilah yang

digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap

kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi

ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari

pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya.8 Pada

signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda

bekerja melalui mitos (myth). Mitos adalah bagaimana

7 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotik Komunikasi: Aplikasi

Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, h. 21. 8 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotik Komunikasi: Aplikasi

Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, h. 21.

Page 37: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

24

kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek

tentang realitas atau gejala alam.9

Pada dasarnya, analisis semiotik memang merupakan

sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang “aneh”,

sesuatu yang perlu dipertanyakan lebih lanjut ketika

membaca atau mendengar suatu teks atau narasi tertentu.

Analisisnya bersifat paradigmatik, dalam arti berupaya

menemukan makna termasuk dari hal-hal yang

tersembunyi di balik sebuah teks. Maka itu, orang lebih

sering mengatakan bahwa semiotik adalah upaya

menemukan makna “berita di balik berita”.10

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan dari

definisi di atas bahwa semiotik adalah ilmu yang

mempelajari tanda. Tanda dapat menunjukkan adanya

suatu peristiwa, sifat, benda, dan lain sebagainya. Seperti,

bendera kuning menandakan adanya kematian, lampu

merah menandakan kendaraan untuk berhenti, gambar api

pada benda tertentu menandakan benda mudah terbakar,

menangis tanda kesedihan, dan sebagainya.

Secara keseluruhan, luas atau tidaknya cakupan

semiotik bergantung pada batasan pengertian terhadap

fokus kajiannya, yakni tanda. Mansoer Pateda

menyebutkan ada sembilan macam semiotik yang dikenal

9 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotik Komunikasi: Aplikasi

Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, h. 22. 10 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, h.117.

Page 38: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

25

sekarang. Jenis-jenis semiotik itu diantaranya sebagai

berikut:11

a. Semiotik analitik merupakan semiotik yang

menganalisis sistem tanda. Pierce mengatakan

bahwa semiotik berobjekkan tanda dan

menganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna.

b. Semiotik deskriptif merupakan semiotik yang

memerhatikan sistem tanda yang dapat dialami oleh

setiap orang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu

tetap seperti yang disaksikan sekarang.

c. Semiotik faunal (zoosemantic) merupakan semiotik

yang menganalisis sistem tanda yang dihasilkan

oleh hewan ketika berkomunikasi di antara mereka

dengan menggunakan tanda-tanda tertentu.

d. Semiotik kultural merupakan semiotik yang khusus

menelaah sistem tanda yang berlaku dalam

kebudayaan masyarakat tertentu.

e. Semiotik naratif merupakan semiotik yang

menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud

mitos dan cerita lisan (folklore).

f. Semiotik natural merupakan semiotik yang khusus

menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam.

g. Semiotik normatif merupakan semiotik yang khusus

menelaah sistem tanda yang dibuat manusia

berwujud norma-norma.

11 Dadan Rusmana, Filsafat Semiotik: Paradigma, Teori, dan Metode

Interpretasi Tanda dari Semiotik Struktural hingga Dekonstruksi Praktis, h. 35.

Page 39: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

26

h. Semiotik sosial merupakan semiotik yang khusus

menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh

manusia berwujud lambang, baik lambang

berwujud kata maupun kalimat.

i. Semiotik struktural merupakan semiotik yang

khusus menelaah sistem tanda yang

dimanifestasikan melalui struktur bahasa.

Adapun fokus yang menjadi objek kajian penelitian

ini termasuk ke dalam Semiotik Sosial. Peneliti

bermaksud untuk menelaah sistem tanda yang

dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik

lambang berwujud kata maupun lambang berwujud

kata dalam satuan yang disebut kalimat. Untuk itu,

yang akan menjadi bahan kajian di sini adalah setiap

tanda yang disusun oleh pogram Dua Sisi. Secara

spesifik, adalah tiap kata dan kata dalam satuan yang

disebut kalimat, dalam naskah Dua Sisi mengenai

kasus persekusi yang terjadi kepada Neno Warisman.

2. Analisis Semiotik Sosial M.A.K Halliday

Semiotik sosial dijelaskan oleh Michael Alexander

Kirkwood Halliday (M.A.K. Halliday) dalam bukunya

yang berjudul Language Social Semiotic. Semiotik sosial

merupakan semiotik yang khusus menelaah sistem tanda

yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang,

baik lambang berwujud kata maupun lambang berwujud

kata dalam satuan yang disebut kalimat. Dengan demikian,

Page 40: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

27

semiotik sosial menelaah sistem tanda yang terdapat dalam

bahasa.12

Halliday dan Hasan menjelaskan bahwa istilah

semiotik sosial harus ditafsirkan secara berbeda yaitu

semiotik dan sosial. Konsep ‘semiotik’ mulanya berasal

dari konsep tanda, dan kata modern ini ada hubungannya

dengan istilah semainon (penanda) dan semainomenon

(petanda) yang digunakan dalam ilmu bahasa Yunani kuno

oleh pakar filsafat stoik.13 Sedangkan istilah ‘sosial’

memiliki dua arti yaitu kebudayaan dan sistem sosial.

Dengan demikian semiotik sosial merupakan suatu

pendekatan yang memberi tekanan pada konteks sosial,

yaitu pada fungsi sosial yang menentukan bentuk bahasa.

Perhatian utama dari semiotik sosial terletak pada

hubungan antara bahasa dengan struktur sosial yang

memandang struktur sosial sebagai satu segi dari sistem

sosial.14 Halliday menilai, karena teks itu ditentukan oleh

fungsi sosial, maka di balik sebuah teks sesungguhnya

terdiri dari makna-makna.

Halliday mengembangkan semiotik sosial sebagai

pendekatan studi makna yang tidak hanya melihat bahasa

12 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis FrAmieng, h.101. 13 MAK Halliday, Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-

Aspek Bahasa dalam Pandangan Sosial, h.3. 14 MAK Halliday, Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-

Aspek Bahasa dalam Pandangan Sosial, h.5.

Page 41: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

28

sebagai entitas yang secara otomatis dirujuk sebagai

hubungan antara “yang ditandai” dan “yang menandai”.

Pendekatan ini lebih melihat bahasa sebagai suatu

realitas sosial sekaligus realitas semiotik. Sebagai realitas

sosial, bahasa merupakan fenomena sosial yang digunakan

masyarakat penutur untuk berinteraksi dan berkomunikasi

dalam konteks situasi dan konteks kultural tertentu.

Sedangkan sebagai realitas semiotik, bahasa dianggap

sebagai simbol yang merealisasikan realitas-realitas sosial

di atas dalam konteks situasi dan konteks kultural tertentu

pula. Dengan demikian, konsep semiotik lebih melihat

bahasa sebagai sistem makna yang diperoleh melalui

jaringan hubungan antara sistem sosiokultural suatu

masyarakat dan sistem bahasa yang dipakainya.15

Halliday dalam berbagai tulisannya selalu menegaskan

bahwa bahasa adalah produk proses sosial. Tidak ada

fenomena bahasa yang vakum sosial, bahasa selalu

berhubungan erat dengan aspek-aspek sosial. Menurut

Halliday, dalam proses sosial konstruk realitas tidak dapat

dipisahkan dari konstruk sistem semantis tempat realitas itu

dikodekan.

Formulasi ‘bahasa sebagai semiotik sosial’ berarti

menafsirkan bahasa dalam konteks sosiokultural tempat

kebudayaan itu ditafsirkan dalam terminologis semiotis

15 Dadan Rusmana, Filsafat Semiotik: Paradigma, Teori, dan Metode

Interpretasi Tanda dari Semiotik Struktural hingga Dekonstruksi Praktis, h.

217.

Page 42: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

29

sebagai sebuah ‘sistem informasi’. Dalam level yang

konkret, bahasa tidak berisi kalimat-kalimat, tetapi bahasa

itu berisi teks atau wacana, yakni pertukaran makna

(exchange of meaning) dalam konteks interpersonal.

Mengkaji bahasa hakikatnya mengkaji teks atau wacana.16

Dalam kajian bahasa berkaitan pula dengan teks dan

konteks. Istilah teks dan konteks merupakan dua aspek dari

proses yang sama. Ada teks dan ada teks lain yang

menyertainya. Menurut Halliday dan Hasan, teks adalah

bahasa yang sedang melaksanakan tugas untuk

mengekspresikan fungsi atau makna sosial dalam konteks

situasi.17

Mengutip dari Ricoer, Alex sobur mengatakan bahwa

teks adalah wacana (berarti lisan) yang difiksasikan ke

dalam bentuk tulisan. Teks juga diartikan sebagai

seperangkat tanda yang ditransmisikan dari seorang

pengirim kepada seorang penerima melalui medium

tertentu dan dengan kode-kode tertentu.18

Sedangkan teks yang menyertai teks disebut sebagai

konteks. Namun pengertian mengenai konteks tidak hanya

meliputi yang dilisankan atau ditulis, melainkan termasuk

16 Anang Santoso, Jejak halliday dalam Linguistik Kritis dan Analisis

Wacana Kritis, No 1 Februari 2018, h.2. 17 MAK Halliday, Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-

Aspek Bahasa dalam Pandangan Sosial, h. 13. 18 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, h.53.

Page 43: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

30

pula kejadian-kejadian yang nirkita (non-verbal) lainnya

(keseluruhan lingkungan teks itu).19

Konteks situasi itu sendiri adalah keseluruhan

lingkungan, baik lingkungan tutur (verbal) maupun

lingkungan tempat teks itu diproduksi (diucapkan atau

ditulis). Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang

berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa,

seperti partisipan dalam bahasa, situasi di mana teks

tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan

sebagainya.20

Dalam pandangan Halliday, konteks situasi terdiri atas

tiga unsur yang biasa disebut Trilogi Konteks Situasi, yaitu

medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana.21

a. Medan Wacana (field of discourse)

Medan wacana (field of discourse)

menunjuk pada hal yang sedang terjadi serta latar

institusi tempat satuan-satuan bahasa itu muncul.

Apa sesungguhnya yang sedang disibukkan oleh

para pelibat, yang di dalamnya bahasa ikut serta

sebagai unsur pokok tertentu. Medan wacana

merujuk pada apa yang dijadikan wacana oleh

pelaku mengenai sesuatu yang sedang terjadi.

19 MAK Halliday, Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-

Aspek Bahasa dalam Pandangan Sosial, h. 6. 20 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, h.56. 21 MAK Halliday, Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-

Aspek Bahasa dalam Pandangan Sosial, h. 16.

Page 44: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

31

Untuk menganalisis medan wacana bisa

menggunakan pertanyaan yang mencakup tiga hal

yakni ranah pengalaman, tujuan jangka pendek, dan

tujuan jangka panjang. Ranah pengalaman merujuk

kepada ketransitifan yang mempertanyakan apa

yang terjadi dengan seluruh ‘proses’, ‘partisipasi’,

dan ‘keadaan’. Tujuan jangka pendek merujuk pada

tujuan yang harus segera dicapai. Tujuan ini

bersifat konkret. Tujuan jangka panjang merujuk

pada tempat teks dalam skema suatu persoalan yang

lebih besar. Tujuan ini bersifat lebih abstrak.22

Maka melalui medan wacana ini peneliti

ingin melihat apa sebenarnya yang diwacanakan

oleh Dua Sisi terkait dengan kasus persekusi yang

terjadi kepada Neno Warisman. Di mana dalam

acara Dua Sisi tak hanya dibahas mengenai kasus

persekusi terhadap Neno Warisman, tetapi juga ada

pembicaraan lain mengenai tidakan makar yang

dilakukan oleh Neno Warisman dan para aktifis

#2019GantiPresiden yang juga mengalami

tindakan anarkis berupa persekusi di berbagai

daerah.

b. Pelibat Wacana (tenor of discourse)

Pelibat wacana menunjuk pada orang-orang

yang mengambil bagian, pada sifat para pelibat,

22 Anang Santoso, Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Analisis

Wacana Kritis, No 1, Februari 2018, h.4.

Page 45: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

32

kedudukan, dan peranan mereka. Jenis-jenis

hubungan peranan apa yang terdapat di antara para

pelibat, termasuk hubungan–hubungan tetap dan

sementara. Baik jenis peranan tuturan yang mereka

lakukan dalam percakapan maupun rangkaian

keseluruhan hubungan-hubungan yang secara

kelompok mempunyai arti penting yang melibatkan

mereka. Dengan kata lain, siapa saja yang dikutip

dan bagaimana sumber itu digambarkan sifatnya.

Melalui pelibat wacana ini peneliti ingin

melihat siapa saja sebenarnya yang dilibatkan oleh

program Dua Sisi TV One yang mengambil bagian

dalam pembahasan kasus persekusi ini. Bagaimana

pula Dua Sisi memilih para pelibat terkait dengan

kedudukan dan peran mereka dalam kasus

persekusi ini. Di mana terlihat para pelibat yang

dikutip atau diminta pendapatnya justru lebih

banyak yang berada di pihak Neno Warisman yang

diangkap melakukan tindakan makar sehingga

mengalami tindakan persekusi di beberapa daerah.

c. Sarana Wacana (mode of discourse)

Sarana wacana menunjuk pada bagian yang

diperankan oleh bahasa, hal yang diharapkan oleh

para pelibat diperankan bahasa dalam situasi itu.

Sarana wacana merujuk pada bagaimana

komunikator (media massa) menggunakan gaya

bahasa untuk menggambarkan medan (situasi) dan

Page 46: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

33

pelibat (orang-orang yang dikutip). Apakah

menggunakan bahasa yang diperhalus atau

hiperbolik, eufemistik atau vulgar. Termasuk

salurannya (apakah dituturkan atau dituliskan atau

semacam gabungan keduanya) dan juga mode

retorikanya, yaitu apa yang akan dicapai teks

berkenaan dengan pokok pengertian seperti bersifat

membujuk, menjelaskan, mendidik, dan

semacamnya.

Melalui sarana wacana ini ingin melihat

bagaimana sebenarnya Dua Sisi menggambarkan

wacana dan para pelibat dengan gaya bahasa yang

dipilih. Selain itu, melalui sarana wacana juga

ingin mengetahui apa sebenarnya yang ingin

dicapai oleh Dua Sisi dalam proses pembentukan

wacana terkait dengan kasus persekusi yang terjadi

kepada Neno Warisman. Di mana dalam tayangan

Dua Sisi, ada wacana mengenai Persekusi, sesuai

tema yang di angkat pada episode ini “Kebebasan

Berpendapat Berujung Persekusi”.

Menurut sudut pandang Halliday dan Hasan,

semiotik sosial melihat teks dari segi prosesnya sebagai

peristiwa yang timbal balik, suatu pertukaran makna yang

bersifat sosial. Teks, sebagaimana telah dikemukakan,

adalah suatu contoh proses dan hasil dari makna sosial dan

konteks situasi tertentu. Konteks situasi, tempat teks itu

Page 47: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

34

terbentang, dipadatkan dalam teks melalui suatu hubungan

yang sistematis antara lingkungan sosial di satu pihak,

dengan organisasi bahasa yang berfungsi di lain pihak.

Dalam hal ini teks dijadikan sebagai mode of meaning

dalam semiotik.23

Dalam penerapannya, metode semiotik ini

menghendaki pengamatan secara menyeluruh dari semua

isi berita (teks), termasuk cara pemberitaan (frame)

maupun istilah-istilah yang digunakannya. Penelitian

metode semiotik ini memperhatikan koherensi makna antar

bagian dalam teks dan koherensi teks dengan konteksnya.

Karena itu dalam penelitian ini pun analisis dilakukan

terhadap semua isi berita.24

B. Konstruksi Sosial Media Massa

Konsep mengenai konstruksionisme diperkenalkan oleh

sosiolog interpretatif Peter L. Berger bersama dengan Thomas

Luckman melalui buku The Social Construction of Reality: A

Treatise in the Sociological of Knowledge. Teori ini

menjelaskan tentang proses sosial melalui tindakan dan

interaksinya, di mana individu secara intens menciptakan suatu

realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.

Dalam pandangan ini, menurut Berger, manusia dan

23 MAK Halliday, Ruqaiya Hasan, Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-

Aspek Bahasa dalam Pandangan Sosial, h. 16. 24 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, h.148.

Page 48: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

35

masyarakat adalah produk yang dialektis, dinamis, dan

plural.25

Bagi Berger, realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak

juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya, ia

dibentuk dan dikonstruksi. Dengan demikian, realitas bersifat

ganda/plural. Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang

berbeda-beda atas suatu realitas. Setiap orang yang mempunyai

pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu, dan lingkungan

pergaulan atau sosial tertentu akan menafsirkan realitas sosial

itu dengan konstruksinya masing-masing.26

Menurut Berger dan Luckman, realitas sosial dikonstruksi

melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.

Konstruksi sosial tidak berlangsung dalam ruang hampa,

namun sarat dengan kepentingan-kepentingan.27

Berkaitan dengan konstruksi realitas, pada dasarnya

pekerjaan media massa adalah pekerjaan yang berhubungan

dengan pembentukan realitas. Media sibuk mengkonstruksi

realitas yang akan disiarkan dari berbagai peristiwa yang ada.

Proses konstruksi realitas oleh pelaku dalam media massa

dimulai dengan adanya realitas pertama berupa keadaan,

benda, pikiran, orang, peristiwa, dan sebagainya. Untuk

melakukan konstruksi realitas, pelaku konstruksi memakai

25 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media,

(Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang), h. 16. 26 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media,

h. 18. 27 Alex Sobur, Analiss Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana , Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, h. 91.

Page 49: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

36

strategi tertentu. Tidak terlepas dari pengaruh eksternal dan

internal, strategi konstruksi ini mencakup pilihan bahasa mulai

dari kata hingga paragraf. Hasil proses ini adalah wacana atau

realitas yang dikonstruksikan berupa tulisan (text), ucapan

(talk), tindakan (act) atau peninggalan (artifact). Karena

wacana yang terbentuk sudah dipengaruhi oleh berbagai faktor,

wacana itu pun mengandung citra dan makna yang diinginkan

serta kepentingan yang diperjuangkan.28

Konstruksionis melihat komunikasi sebagai produksi dan

pertukaran makna. Titik perhatian dalam pendekatan

konstruksionis bukanlah pesan, melainkan makna. Karena

pesan tidak hanya cukup dari apa yang terlihat atau tertulis,

tetapi juga apa yang tak terkatakan yang justru menjadi maksud

utama. Konstruksionis melihat sisi lain, pesan adalah suatu

konstruksi tanda melalui hubungan dalam produksi dan

pertukaran makna. Penekanan terletak pada teks dan

bagaimana ia dibaca. Pembacaan itu adalah suatu proses dan

penemuan makna yang terjadi ketika pembaca berinteraksi dan

berhubungan dengan teks.29

Ada dua karakteristik penting dari pendekatan

konstruksionisme. Pertama, pendekatan konstruksionis yang

menekankan pada politik pemaknaan dan proses bagaimana

seseorang membuat gambaran tentang realitas. Kedua,

28 Karman, Wacana Media Massa tentang Keikutsertaan Unjuk Rasa

Kepala Daerah Menolak Kenaikan Harga BBM, Vol 16 No 2, (Juli-Desember

2012), 125. 29 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media,

h. 49.

Page 50: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

37

pendekatan konstruksionis memandang kegiatan komunikasi

sebagai proses yang dinamis.30

Sebagai hasil dari konstruksi sosial maka realitas tersebut

merupakan realitas subjektif dan realitas objektif sekaligus.

Dalam realitas subjektif, realitas tersebut menyangkut makna,

interpretasi, dan hasil relasi antara individu dan objek.

Sedangkan realitas objektif berkaitan dengan sesuatu yang

dialami, bersifat eksternal, berada di luar – atau dalam istilah

Berger, tidak dapat ditiadakan dengan angan-angan. 31

Jadi paradigma ini ingin mengungkapkan makna yang

tersembunyi di balik suatu realitas. Paradigma konstruktivis

bermaksud untuk mengetahui bagaimana realitas pemberitaan

persekusi terhadap Neno Warisman dalam program Dua Sisi

TV One.

C. Talkshow sebagai Media Pemberitaan

Pada dasarnya program televisi dibagi menjadi dua bagian

besar yaitu program hiburan dan program informasi.32 Program

hiburan biasanya berisikan segala bentuk siaran yang bertujuan

untuk menghibur penonton dalam bentuk sinetron, musik,

drama, film atau permainan.

30 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media,

h. 47. 31 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media,

h. 18. 32 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2010), h.

25.

Page 51: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

38

Program informasi di televisi, sesuai dengan namanya,

memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu

penonton terhadap berbagai hal-hal menarik yang sedang

terjadi. Program informasi adalah segala jenis siaran yang

tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan atau

informasi kepada khalayak. Daya tarik dari program ini adalah

informasi dan informasi itulah yang menjadi daya jual kepada

audiens. Dengan demikian, program informasi tidak selalu

program berita di mana presenter atau penyiar membacakan

berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga

talkshow.

Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar

yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news):

a. Berita keras (hard news)

Berita keras atau hard news merupakan segala

informasi penting dan menarik yang harus segera

disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus

segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak

secepatnya. Aktualitas merupakan unsur penting dari

berita langsung.33 Peristiwa atau kejadian yang sudah lama

terjadi tidak lagi bernilai untuk berita langsung. Namun,

aktualitas bukan hanya menyangkut waktu, makin baru

(aktual) berita itu disiarkan, maka berita-berita tersebut

makin baik. Aktualitas juga menyangkut sesuatu yang

33 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, h. 70.

Page 52: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

39

baru diketahui atau diketemukan. Misalnya, cara baru, ide

baru, penemuan baru, dan lain-lain.

Berita keras dapat dibagi lagi ke dalam beberapa

bentuk berita yakni straight news, features, dan

infotainment. Straight news merupakan bentuk berita

langsung yang singkat yang hanya menyajikan informasi

terpenting saja yang mencakup 5W + 1 H (who, what,

where, when, why, dan how) terhadap suatu peristiwa yang

diberitakan. Feature merupakan bentuk berita ringan yang

berdurasi singkat namun menarik. Pengertian “menarik”

di sini adalah informasi yang lucu, unik, aneh,

menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Sedangkan

Infotainment merupakan jenis berita yang menyajikan

informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal

masyarakat seperti celebrity. Infotainment termasuk ke

dalam bentuk berita keras karena memuat informasi yang

harus segera ditayangkan.34

b. Berita lunak (softnews)

Berita lunak atau soft news adalah segala informasi

yang penting dan menarik yang disampaikan secara

mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera

ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan

pada satu program tersendiri di luar program berita.

Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini

34 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, h. 26-27.

Page 53: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

40

yaitu magazine, current affair, dokumenter, dan

talkshow.35

Magazine adalah program yang menampilkan

informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain

magazine adalah feature dengan durasi yang lebih

panjang. Currrent affair adalah program berita yang

menyajikan informasi ringan terkait dengan suatu berita

penting yang dibuat secara lengkap dan mendalam.

Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan

untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan

dengan menarik. Talkshow atau perbincangan adalah

program yang menampilkan satu atau beberapa orang

untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh

seorang pembawa acara (host). Narasumber yang

diundang adalah orang-orang yang berpengalaman

langsung dengan peristiwa atau topik yang

diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah

yang tengah dibahas.

Sampai saat ini, talkshow merupakan format berita

paling mutakhir yang digemari khalayak.36 Program

talkshow merupakan kombinasi seni berbicara dan seni

wawancara yang dikemas secara santai dan mengangkat

35 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, h.27. 36 Hasan Asy’ari Oramahi, Jurnalistik Televisi, (Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2015), h. 60.

Page 54: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

41

tema-tema yang menjadi fenomena terkini di

masyarakat.37

Mengutip dari Harley Prayuda, Juniawati

mengatakan bahwa talkshow menjadi bagian dari

keterampilan pemandu acara dalam mewawancarai

narasumber terkait suatu permasalahan yang sedang

menjadi sorotan, interaktif dengan narasumber dan

menghasilkan kesimpulan terbuka.38 Peran pemandu atau

moderator juga sangat menentukan sukses-tidaknya acara

talkshow. Program talkshow akan lebih menarik jika

moderatornya cukup cekatan, komunikatif, dan menguasai

persoalan secara detail dan rinci. Pemandu atau moderator

juga harus fair dan rapi dalam menjelaskan fakta atau opini

kepada pendengar.

Menurut instruktur radio Klaus Kastan, pemandu

acara harus memiliki talkshow skill berupa harmony,

actual, responsible, leading, entertainment, dan yield.39

Maksudnya pemandu harus mampu melakukan beberapa

tindakan yang meliputi (1) mengambil keputusan, (2)

menyusun topik dan pertanyaan dengan cepat, (3)

37 Juniawati, Program Talk show dan Ruang Public Sphere: Upaya

Media Sebagai Industri Pro Publik,

https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/79/73, di

akses pada 9 Juli 2018, pukul 10.47 WIB. 38 Juniawati, Program Talk show dan Ruang Public Sphere: Upaya

Media Sebagai Industri Pro Publik,

https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/79/73, di

akses pada 9 Juli 2018, pukul 10.47 WIB. 39 Masduki, Jurnalistik Radio, (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2001),

h. 44.

Page 55: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

42

memotong pembicaraan narasumber yang melenceng, (4)

kemampuan melakukan kompromi dan meyakinkan

narasumber, dan (5) memadukan kemasan program secara

interaktif.

Talkshow memiliki daya tarik tersendiri karena

beberapa pelaku berita hadir sekaligus, seperti moderator,

panelis, narasumber, dan audiensi. Selain itu, talkshow juga

bisa disiarkan secara langsung/interaktif dan atraktif. Dua

komponen yang selalu ada dalam program talkshow yaitu

obrolan dan musik yang berfungsi sebagai selingan.40

Perbedaan paling penting antara talkshow dan

wawancara berita adalah talkshow bersifat dinamis, tidak

terpaku pada aktualitas topik perbincangan, dan jam

tayangnya fleksibel.41

Berdasarkan Keputusan Komisi Penyiaran

Indonesia (KPI) Nomor 009/SK/KPI/8/2004 Tentang

Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran

Komisi Penyiaran Indonesia pada Pasal 8 disebutkan

bahwa talkshow termasuk ke dalam program faktual.

Adapun pengertian program faktual merujuk pada program

siaran yang menyajikan fakta non-fiksi.42

Saluran televisi di Indonesia mempunyai beberapa

acara talkshow berita yang unik dan menarik. TV One

40 Masduki, Jurnalistik Radio, h. 45. 41 Masduki, Jurnalistik Radio, h.45. 42http://pusdatin.rri.co.id/file/docs/1/1496367778Kep%20KPI%20Ttg

%20Pedoman%20Perilaku%20Penyiaran.pdf, diakses pada Senin, 9 Juli 2018

pukul 10.33 WIB.

Page 56: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

43

adalah salah satu saluran televisi di Indonesia yang

memproduksi program-program acara talkshow berita yang

unik dan menarik. Salah satu program talkshow TV One

adalah Dua Sisi. Program talkshow berita ini dipandu oleh

Indiarto Priadi dan tayang setiap Rabu pukul 20:30 - 21:30

WIB.

Berita (news) sendiri diartikan sebagai informasi

yang layak disajikan kepada publik. Berita yang tergolong

layak adalah informasi yang sifatnya faktual, aktual,

akurat, objektif, penting, dan tentu saja menarik perhatian

publik. Biasanya berita berupa pertanyaan yang

dipublikasikan melalui media massa.43

Menurut Mitchel V. Charnley dalam buku

Jurnalistik Suatu Pengantar, berita adalah laporan yang

tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya

tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat

luas.

D. Teori Persekusi

1. Pengertian Persekusi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Persekusi adalah pemburuan sewenang-wenang terhadap

seorang atau sejumlah warga dan disakiti, dipersusah atau

ditumpas. Adapun memersekusi (kata kerja persekusi)

adalah menyiksa, menganiaya tanpa memikirkan lagi

43 Indah Suryawati, Jurnalistik suatu pengantar, h.67.

Page 57: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

44

keadilan atau kemanusiaan, mereka (lawan politiknya)

bagai iblis.44

Selain itu istilah Persekusi menurut Sufmi Dasco

Ahmad, anggota Komisi III DPR menilai bahwa “Persekusi

yang dimaksud KBBI berbeda dengan yang dilakukan

Ormas-ormas tertentu di Indonesia. Justru, Persekusi itu

bisa ditujukan pada kelompok penjahat bermotor yang

membabibuta menganiaya korbannya di jalanan.” 45

Meskipun istilah persekusi masih mengandung banyak

penafsiran, namun istilah kejahatan persekusi (persecution)

ini setidak-tidaknya telah dirumuskan secara jelas dalam

Statuta Roma tentang Pengadilan Pidana Internasional

(Rome Statute of the International Criminal Court) pada 17

Juli 1998. Ada 124 negara pihak (state parties) dari statuta

ini. Kebetulan Indonesia belum termasuk di dalamnya.

Tidak bisa sembarangan menggunakan istilah persekusi

(persecution) yang dalam hukum internasional Statuta

Roma tentang ICC mengakui tiga jenis kejahatan luar biasa

yang dapat diadili di ICC, yaitu pembunuhan massal

(genosida), kejahatan atas kemanusiaan (crimes against

humanity), dan kejahatan perang (war crimes).46

44 Diakses di http://www.kompasiana.com/pardosi/memaknai-

perbedaan-main-hakim-sendiri-dan-persekusi pada tanggal 16 Agustus 2017

pukul 12:12 WIB 45 Diakses di http://poskotanews.com/2017/06/04/dpr-nilai-persekusi-

bukan-istilah-hukum-kuhp/ pada tanggal 11 Juli 2017, pukul 14.07 WIB 46 Diakses di https://nasional.sindonews.com/read/kejahatan-persekusi-

atau-tindakan-intimidasi pada tanggal 16 Agustus 2017 pukul 12:25 WIB

Page 58: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

45

Maka perbuatan Persekusi (bahasa Inggris:

persecution) adalah perlakuan buruk atau penganiyaan

secara sistematis oleh individu atau kelompok terhadap

individu atau kelompok lain, khususnya karena suku,

agama, atau pandangan politik. Persekusi adalah salah satu

jenis kejahatan kemanusiaan yang didefinisikan di dalam

Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional. Timbulnya

penderitaan, pelecehan, penahanan, ketakutan, dan

berbagai faktor lain dapat menjadi indikator munculnya

persekusi, tetapi hanya penderitaan yang cukup berat yang

dapat dikelompokkan sebagai persekusi.47

Dalam Statuta Roma tentang Pengadilan Pidana

Internasional tersebut, kejahatan persekusi setara dengan

kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes against humanity)

sebagaimana diatur dalam Pasal 7(h). Untuk masuk

kategori tindak pidana ini, perbuatan penyerangan itu

dilakukan secara tersebar luas atau sistematis terhadap

kelompok sipil dengan kesadaran oleh pelaku. Ini artinya

suatu kejahatan untuk dapat dikategorikan sebagai

persekusi apabila memenuhi enam unsur kejahatan.

Keenam unsur tersebut adalah sebagai berikut: Pertama,

pelaku kejahatan secara nyata menghilangkan hak-hak

dasar orang lain. Kedua, pelaku kejahatan menargetkan

seseorang atau sekelompok orang atas dasar identitas yang

berbeda. Ketiga, orang atau kelompok yang disasar atas

47 Diakses di https://id.wikipedia.org/wiki/Persekusi, diakses pada Rabu,

16 Januari 2019 pukul 12:00 WIB.

Page 59: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

46

dasar politik, ras, kewarganegaraan, etnik, budaya, agama,

gender atau atas alasan lain yang secara universal dilarang

dalam hukum internasional. Keempat, yang harus dipenuhi

untuk dikategorikan sebagai kejahatan persekusi,

perbuatan itu dikaitkan dengan perbuatan mana pun

sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat 1 (di antaranya

pembunuhan, pembasmian, perbudakan, deportasi atau

pemindahan paksa penduduk, pemenjaraan atau tekanan-

tekanan kebebasan fisik yang kejam yang melanggar

peraturan dasar hukum internasional, penyiksaan,

penculikan/ penghilangan paksa, kejahatan apartheid) atau

kejahatan lain yang menjadi yurisdiksi ICC. Kelima,

kejahatan itu dilakukan sebagai bagian dari serangan yang

meluas dan sistematik yang ditujukan kepada sekelompok

sipil tertentu. Keenam, pelaku kejahatan (persekusi)

mengetahui bahwa perbuatannya merupakan atau dengan

niat menjadi bagian serangan yang meluas dan sistematis

terhadap kelompok sipil tertentu. 48

Meskipun definisi persekusi dan implikasi moralnya

yaitu "apa yang salah" belum mendapat banyak perhatian

dari banyak akademisi, namun Jaakko Kuosmanen (2014)

telah menetapkan definisi persekusi dengan membongkar

asumsi umum berdasarkan kasus historis. Menurutnya,

agar sebuah pelanggaran dianggap sebagai bentuk

persekusi, ada tiga syarat yang diperlukan, tapi tidak

48 https://nasional.sindonews.com/read/kejahatan-persekusi-atau-

tindakan-intimidasi, diakses pada Rabu, 16 Januari 2019 pukul 12.25 WIB.

Page 60: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

47

mencukupi, kondisi yang harus ditetapkan: (1) ancaman

asimetris dan sistemik; (2) bahaya berat dan berkelanjutan;

dan, (3) sasaran diskriminatif yang tidak adil.49

2. Faktor Penyebab Terjadinya Persekusi

a. Kebebasan berpendapat yang kebablasan di media

sosial

Salah satu penyebab terjadinya persekusi

sebenarnya merupakan dampak dari keterbukaan era

informasi di dunia sekarang ini, khususnya dalam

memfungsikan media sosial sebagai sarana

mengekspresikan pemikiran-pemikiran politik atau

bidang-bidang kehidupan kemasyarakatan lainnya.

Intinya adalah, pihak-pihak yang tidak suka atau yang

tidak dapat menerima pandangan seseorang dalam

media sosial (khususnya) tentang suatu isu yang

bertentangan dengan pandangan-pandangan pihak-

pihak yang tidak suka tersebut, menunjukan

ketidakpuasannya dengan melakukan aksi

“menghukum” orang yang mengeluarkan pendapat

yang tidak disukai tersebut dengan cara “main hakim

sendiri” dan hal inilah yang menyebabkan perbuatan

tersebut melanggar aturan yang berlaku .50

49

https://www.kontras.org/data/20170615_Pilkada_Persekusi_dan_Teror_Negar

a_pdf, diakses pada Selasa, 15 Januari 2019 pukul 22.37 WIB.

50 Aryojati Ardipandanto, Persekusi: Perspektif Demokrasi, Majalah info

singkat pemerintah dalam negeri, vol. IX, No. 11/I/Puslit, (Juni, 2017), h. 19.

Page 61: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

48

Disini kemudian terjadi apa yang seharusnya

dipraktikkan sebagai demokrasi yang konsekuen dan

bertanggung jawab menjadi mobokrasi. Mobokrasi

adalah istilah demokrasi yang “kebablasan” baik dari

sisi pihak yang menyatakan pendapat maupun dari

pihak yang tidak suka dengan pendapat itu. Dalam

demokrasi, sudah seharusnya kedua belah pihak

memiliki “rem”. Pihak yang berpendapat hendaknya

menahan diri agar tidak terlalu menyinggung perasaan

pihak-pihak tertentu terkait dengan keyakinan atau

kepercayaan, lebih-lebih terkait dengan masalah

agama. Pihak yang tidak suka dengan penyebab

pendapat seseorang juga tidak boleh “kebablasan”

dalam menyatakan ketidaksukaannya dengan cara

melakukan persekusi. Jadi, penyebab terjadinya

persekusi akhir-akhir ini adalah karena adanya

“kebablasan” dalam berdemokrasi. Demokrasi yang

“kebablasan” adalah demokrasi yang kurang dilandasi

oleh sikap saling menghormati dalam menyikapi

pandangan orang atau pihak lain.51

b. Krisis kepercayaan masyarakat kepada penegak hukum

Maraknya persekusi tidak terlepas dari lambatnya

pihak kepolisian dalam menindaklanjuti laporan

penghinaan yang terjadi di media sosial. Sehingga

51 Aryojati Ardipandanto, Persekusi: Perspektif Demokrasi, Majalah

info singkat pemerintah dalam negeri, vol. IX, No. 11/I/Puslit, (Juni, 2017), h.

19.

Page 62: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

49

melihat hal itu maka ormas atau simpatisannya

menggunakan kekuatan massa dalam menyelesaikan

ujaran kebencian di media sosial tersebut. Oleh karena

cepat proses penyelesaiannya maka pola itu dijadikan

sebagai “Trend” untuk diterapkan terhadap orang-

orang yang dianggap menista agama atau ulama

menurut versinya.52

Kemudian Hidayat Nur Wahid berpendapat bahwa

menurutnya, lahirnya persekusi akibat lambatnya

aparat kepolisian dalam menindak kasus ujaran

kebencian (hate speech). Bahkan aparat kepolisian

cenderung melakukan pembiaran terhadap ujaran

kebencian (karena lambat bertindak). Oleh karena itu

agar persekusi tidak muncul ia meminta agar polisi

menindak cepat ujaran kebencian. Masyarakat

cenderung menggunakan cara mereka sendiri ketika

polisi tidak bertindak terhadap pelaku ujaran

kebencian. Polisi menurutnya harus bertindak adil.

Siapa pun yang melanggar hukum harus ditindak.

Pelaku ujaran kebencian adalah pelanggar hukum

sehingga polisi harus berani menindak, sebagaimana

yang dilakukan terhadap pelaku persekusi.53

52 http://www.hukumonline.com/berita/baca/persekusi-bukan-solusi--

dahulukan-mediasi-dan-litigasi-oleh--reda-manthovani, diakses pada tanggal 11

Januari 2019, pukul 14.07 WIB. 53 Mohammad Teja, Media Sosial: Ujaran Kebencian dan Persekusi,

Majalah info singkat pemerintah dalam negeri, vol. IX, No. 11/I/Puslit, (Juni,

2017), h. 11.

Page 63: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

50

Maka salah satu upaya agar hukum dapat efektif

berlaku di masyarakat adalah dengan adanya

penegakan hukum. Yang dimaksud dengan penegakan

hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk

tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum

secara nyata sebagai pedoman perilaku manusia dalam

melakukan kontak sosial.54

c. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang hukum

Pada umumnya kesadaran terhadap hukum yang

baik akan menyebabkan masyarakat akan mematuhi

ketetapan peraturan undang-undang negara yang

berlaku. Dan juga sebaliknya, jika kesadaran

masyarakat terhadap hukum lemah maka akan terjadi

kepatuhan terhadap peraturan negara yang berlaku pun

lemah.

Salah satu ciri dari lemahnya kesadaran suatu

masyarakat akan penegakan hukum adalah terjadinya

tindakan main hakim sendiri oleh massa tanpa

melaporkan atau melibatkan aparat penegak hukum

untuk menangani kasus yang tengah terjadi di tengah

masyarakat tersebut.

3. Larangan Persekusi

Hukum tidak lepas dari kehidupan manusia. Maka

untuk membicarakan hukum kita tidak dapat lepas

54 Sudarto, Kapita Hukum Pidana, (Bandung: Alumni, 2006), h. 112.

Page 64: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

51

membicarakannya dari kehidupan manusia. Hukum

sebagai produk budaya yang timbul dan berkembang bukan

sekedar memenuhi aspek fisik, melainkan juga untuk

memenuhi aspek eksistensial manusia dalam hidup

bermasyarakat.55

Karenanya manusia dalam kehidupan sehari-hari

berinteraksi satu sama lain dipandu oleh norma-norma

dalam kehidupan sosial. Norma yang ada dalam

masyarakat sekiranya mampu dijadikan pedoman

masyarakat dalam memperoleh ketentraman, perdamaian

dan kesejahteraan sebagai tujuan hidup karena norma

memberikan batas-batas pada perilaku individu,

mengindentifikasi individu dengan kelompoknya, menjaga

solidaritas antar anggota masyarakat. Pada kenyataannya

sangat sulit menerapkan norma yang ada dalam masyarakat

mengingat tidak sedikit dari sebagian masyarakat itu

melanggar norma dengan keserakahan, keangkuhan dan

lebih mementingkan kepentingan pribadi.

Tindakan tersebut dapat memicu masyarakat untuk

melakukankejahatan karena menurut perspektif teori

kontrol sosial bahwa pola-pola perilaku jahat merupakan

masalah sosial (dan hukum) yang membawa masyarakat

pada keadaan anomie, yakni keadaan kacau karena tidak

adanya patokan tentang perbuatan-perbuatan apa yang baik

55 Rayon Syaputra, Penegakan Hukum Terhadap Kasus Perbuatan

Main Hakim Sendiri (Eigenrichting) Di Wilayah Hukum Kepolisian Sektor

Cerenti, vol. I, No. 1 (Februari 2015), h. 2.

Page 65: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

52

dan yang tidak baik. Para ahli (misalnya para kriminolog)

beranggapan bahwa setiap masyarakat mempunyai warga

yang jahat, karena masyarakat dan kebudayaan yang

memberikan kesempatan atau peluang kepada seseorang

untuk menjadi jahat. Perilaku jahat adalah perbuatan-

perbuatan yang menyeleweng dari kaidah-kaidah yang

berlaku, menyeleweng dari perbuatan-perbuatan yang

secara wajar dapat ditoleransikan oleh masyarakat.56

Telah diketahui bahwasannya negara Indonesia

merupakan negara hukum, sesuai dengan maksud

ketentuan pasal 1 ayat (3) UUD 1945 pascaamandemen.

Itulah sebabnya cara untuk mengakhiri polemik dan upaya

menyelesaikan kasus-kasus hukum yang terkait dengan

dugaan pelanggaran hukun hanya dapat dilakukan dengan

konsensus supremasi hukum berdasarkan KUHP dan

KUHAP. Tentu dengan melibatkan aparatur hukum (polisi,

jaksa dan hakim) dan diputuskan oleh institusi pengadilan.

Bukan atas dasar supremasi kelompok tertentu.57

Oleh karena itu perbuatan persekusi yang dilakukan

oleh kelompok tertentu tidak disebut sebagai bentuk

pelanggaran oleh pelakunya, pelaku persekusi tidak

melihat salah dalam tindakan mereka atau membiarkan

kesalahan kecil untuk melawan apa yang mereka lihat

sebagai kesalahan yang lebih besar dan lebih serius.

56 Soerjono Soekanto, Pokok-pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2006), h. 214. 57 Agus Riewanto, Bahaya Persekusi dan Pelecehan Hukum, (Jakarta:

Surat Kabar Kedaulatan Rakyat, 2017), h. 12.

Page 66: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

53

Persekusi biasanya dinyatakan sebagai upaya untuk

melindungi diri sendiri, keluarga, kelompok atau

masyarakat dari apa yang mereka lihat sebagai potensi

ancaman atau berlawanan dengan kepercayaannya.58

Namun sejatinya ormas atau simpatisannya yang

melakukan persekusi adalah korban kejahatan dan korban

persekusi adalah pelaku kejahatan (pelaku

penghinaan/pencemaran) namun karena ulah provokator

yang menyebarkan ujaran kebencian maka situasi jadi

terbalik. Korban yang “main hakim sendiri” akhirnya

menjadi “pelaku kejahatan persekusi” dan pelaku kejahatan

(penghinaan) yang “dipersekusi malah jadi korban

kejahatan”.59

Facebook, Twitter, Instagram dan Path ataupun media

sosial yang lainnya, lazim digunakan untuk berinteraksi di

dunia maya. Akan tetapi media sosial kini bukan hanya

sebagai sarana komunikasi dan interaksi, tetapi sudah

menjadi sarana untuk eksis, bisnis online, berbagi ide,

menyebarkan informasi bahkan efektif digunakan untuk

berbagai penipuan, intimidasi, fitnah, provokasi kebencian

58https://www.kontras.org/data/20170615_Pilkada_Persekusi_dan_Te

ror _NegaRa_pdf, diakses pada Selasa, 15 Januari 2019, pukul 22.37 WIB. 59 http://www.hukumonline.com/berita/baca/persekusi-bukan-solusi--

dahulukan-mediasi-dan-litigasi-oleh--reda-manthovani, diakses pada Jumat, 11

Januari 2019, pukul 14.07 WIB.

Page 67: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

54

dan sejenisnya. Singkatnya media sosial kini dapat

digunakan untuk tujuan apapun dan sulit di bendung.60

Maka tindakan persekusi di Indonesia kendati masih

berskala kecil tidak bisa dibiarkan. Karena akan dapat

menjalar menjadi konflik etnis, agama, suku dan ras, hanya

karena memiliki pandangan politik yang berbeda. Maka tak

ada jalan lain kecuali pemerintah melalui Kapolri perlu

melakukan tindakan tegas agar tak boleh ada seseorang dan

juga ormas di negeri ini yang dapat menafsirkan kebenaran

dan lalu melakukan tindakan persekusi terhadap siapapun

di negeri ini yang memiliki pandangan yang berbeda.

Perbuatan persekusi membuat demokrasi terancam

karena sekelompok orang mengambil alih negara untuk

menetapkan seseorang bersalah dan melakukan

penghukuman tanpa melalui proses hukum. Ketakutan

yang menyebar akan menjadi teror yang melumpuhkan

fungsi masyarakat sebagai ruang untuk saling berbicara

dan berdebat secara damai sehingga menjadi masyarakat

yang dewasa dalam menyikapi perdebatan. Untuk dapat

melakukan hal itu kebebasan berpendapat adalah

syaratnya.61

60 Mohammad Teja, Media Sosial: Ujaran Kebencian dan Persekusi,

Majalah info singkat pemerintah dalam negeri, vol. IX, No. 11/I/Puslit, (Juni,

2017), h. 10. 61 Aryojati Ardipandanto, Persekusi: Perspektif Demokrasi, Majalah

info singkat pemerintah dalam negeri, vol. IX, No. 11/I/Puslit, (Juni, 2017), h.

19.

Page 68: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

55

Karena dalam alam demokrasi, pandangan politik yang

berbeda adalah merupakan keniscayaan. Itulah sebabnya

setiap orang dijamin Pasal 28 UUD 1945 untuk

mengekspresikan pendapat, gagasan, dan pikirannya

melalui media apapun, sepanjang dilakukan bertanggung

jawab disertai dengan bukti-bukti yang kuat.

Maka dalam kasus tindakan persekusi yang

menghakimi seseorang menulis ujaran kebencian di sosial

media ini, pihak yang mem-posting dapat dikenakan Pasal

27 Ayat 3 UU ITE jika kontennya memiliki unsur fitnah

dan pencemaran nama baik seseorang. Jika kontennya

dapat menyebabkan rasa permusuhan dan kebencian yang

mengandung unsur SARA, ia melanggar Pasal 28 Ayat 2

UU ITE. Sedangkan, pelaku atau kelompok yang

melakukan persekusi dapat dikenakan pasal-pasal dalam

KUHP, seperti pengancaman Pasal 368, penganiayaan 351,

pengeroyokan 170, dan lain-lain. 21 Selain itu apabila

pihak yang mempersekusi tersebut memaksa masuk ke

rumah atau kantor yang merupakan wilayah privasi, turut

melanggar KUHP Pasal 167 ayat 1 tentang masuk

pekarangan orang lain dimana dapat dikenakan sanksi

pidana penjara 9 bulan. Dan juga memaksa seseorang

untuk menandatangani pernyataan maaf, juga melanggar

KUHP Pasal 335 ayat 1, butir 1, tentang perbuatan tidak

menyenangkan, dikenakan sanksi pidana penjara 1 tahun.

Serta jika pihak yang mempersekusi membawa paksa

target ke suatu tempat diluar kehendak yang bersangkutan,

Page 69: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

56

melanggar KUHP Pasal 333 ayat 1 tentang penculikan,

sanksinya pidana penjara 8 tahun.62

Tindakan main hakim sendiri atau persekusi

merupakan suatu tindakan yang dilarang menurut peraturan

perundang undangan di Indonesia terlebih lagi menurut

Syari'at Islam. Tentu pelaku tindakan main hakim sendiri

sudah melakukan perbuatan keji yang sungguh dilarang

dalam ajaran Islam, sebagaimana dalam Al-Qur’an surat

An-Nahl ayat 90, Allah SWT berfirman:

حسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء يأمر بالعدل وال إن الل

كر والبغي يعظكم لعلكم تذكرونوالمن

Artinya :

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku

adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum

kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,

kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi

pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil

pelajaran.” (Q.S. An-Nahl:90)

Di dalam surat An-Nahl ayat 90, sudah dituliskan

dengan jelas bahwa Allah SWT. melarang perbuatan

persekusi karena persekusi adalah perbuatan keji, mungkar

dan permusuhan. Selain tindak kekerasan fisik, persekusi

juga bisa berupa kekerasan verbal, berupa hinaan, cacian

atau ejekan dengan kata-kata, dan hal ini juga sangat

62 http://www.jawapos.com/read/2017/06/04/kawal-persekusi-pelaku-

bisa-dipidana-berdasarkan-uu-ini, diakses pada Rabu, 16 Januari 2019, pukul

12:30 WIB.

Page 70: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

57

dilarang oleh Allah SWT, hal ini ada dalam firman Allah

dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 11;

أن يكونوا ن قوم عسى أيها ٱلذين ءامنوا ل يسخر قوم م ي

ا نهن ول تلمزو أن يكن خيرا م ن ن ساء عسى نهم ول نساء م خيرا م

ن ومن لم يم ب بئس ٱلسم ٱلفسوق بعد ٱل أنفسكم ول تنابزوا بٱللق

لمون ئك ه م ٱلظ

يتب فأول

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah

sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang

lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari

mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan

merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang

direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela

dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang

mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah

(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa

yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang

zalim. (QS. Al-Hujurat : 11)

4. Usur-unsur Yang Ada Pada Persekusi

Usur-unsur yang terdapat pada perbuatan persekusi

atau dapat dikatakan juga sebagai tindakan-tindakan

kejahatan yang terkandung pada persekusi. Jika dilihat dari

kasus-kasus persekusi yang ada di Indonesia maka dapat

dikatakan dalam persekusi mengandung perbuatan

intimidasi dan penganiayaan serta pencemaran nama baik

terhadap korban persekusi.

a. Intimidasi

Intimidasi (intimidation dalam bahasa Inggris)

bermakna “menakut-nakuti”, atau intimidatie (dalam

bahasa Belanda) sebagai perbuatan menakut-nakuti.

Page 71: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

58

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia intimidasi

dimaknai sebagai tindakan menakut-nakuti (terutama

untuk memaksa orang atau pihak lain berbuat sesuatu);

gertakan, ancaman.

Intimidasi Menurut Peraturan Perundang-

undangan, bahwasannya pada kata intimidasi

terkandung makna secara memaksa, menggertak atau

mengancam. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP), khususnya Buku II (Kejahatan), tidak

ada tertera langsung tema “intimidasi”. Dalam hukum

pidana Indonesia, “intimidasi” umumnya dirumuskan

sebagai “dengan kekerasan atau ancaman kekerasan‟

(door geweld atau door bedreiging met geweld).63

Kemudian dalam tindak pidana di luar KUHP,

rumusan intimidasi itu juga dikenal. Misalnya istilah

“ancaman kekerasan” yang dirumuskan dalam

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

(UU TPPO). Disini, ancaman kekerasan dimaknai

sebagai setiap perbuatan secara melawan hukum

berupa ucapan, dtulisan, gambar, simbol, atau gerakan

tubuh, baik dengan atau tanpa menggunakan sarana

yang menimbulkan rasa takut atau mengekang

kebebasan hakiki seseorang. Penggunaan ancaman

63 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/makna-intimidasi-

menurut-hukum-pidana, diakses pada Rabu, 6 Februari 2019 pukul 10.08 WIB.

Page 72: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

59

juga disebut dalam Pasal 335 ayat (1) KUHP jo.

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 1/PUU-

XI/2013, yaitu dengan melawan hukum memaksa

orang lain supaya melakukan sesuatu, tidak melakukan

sesuatu, atau membiarkan sesuatu. Paksaan itu

dilakukan dengan memakai kekerasan atau dengan

memakai ancaman kekerasan,baik terhadap orang itu

sendiri maupun orang lain.64

b. Penganiayaan

Secara umum, tindak pidana terhadap tubuh pada

KUHP disebut “penganiayaan”. Dibentuknya

pengaturan tentang kejahatan terhadap tubuh manusia

ini ditujukan bagi perlindungan kepentingan hukum

atas tubuh dari perbuatan-perbuatan berupa

penyerangan atas tubuh atau bagian dari tubuh yang

mengakibatkan rasa sakit atau luka, bahkan karena luka

yang sedemikian rupa pada tubuh dapat menimbulkan

kematian.

Penganiayaan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia dimuat artinya sebagai berkut: “perlakuan

yang sewenang-wenang (penyiksaan, penindasan, dan

sebagainya)”. Pengertian tersebut adanya pengertian

dalam arti luas yakni, termasuk yang menyangkut

64http://www.hukumonline.com/klinik/detail/makna-intimidasi-

menurut-hukum-pidana,

diakses pada Rabu, 6 Februari 2019 pukul 10.08 WIB.

Page 73: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

60

“perasaan” atau batiniah.

Menurut yurisprudensi, maka yang diartikan

dengan “penganiayaan” yaitu sengaja menyebabkan

perasaan tidak enak, rasa sakit, atau luka. Jadi

pengeniayaan adalah dengan sengaja menimbulkan

rasa sakit atau luka, yang akibatnya merupakan tujuan

si petindak.65

c. Pencemaran nama baik

Dalam KUHP pencemaran nama baik diistilahkan

sebagai penghinaan/penistaan terhadap seseorang,

terdapat dalam Bab XVI, Buku II KUHP khususnya

pada Pasal 310 ayat (1) dan (2), Pasal 311 ayat (1) dan

Pasal 318 ayat (1) KUHP yang menyebutkan:66

Pasal 310 KUHP

(1) Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau

nama baik seseorang, dengan menuduh sesuatu hal

yang maksudnya terang supaya diketahui oleh umum,

diancam karena pencemaran, dengan pidana penjara

paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak

tiga ratus rupiah.

65 Ismu Gunadi dan Jonaedi Efendi, Cepat dan Mudah Memahami

Hukum Pidana, Jakarta: kencana prenadamedia group, 2014. h. 96-97. 66 Aditya Burhan Mustofa, Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik

Melalui Media Internet Dari Perspektif Hukum Pidana, Ilmu Hukum, Fak.

Hukum, Universitas Sebelas Maret, Tahun 2010, h. 31.

Page 74: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

61

(2) Jika hal itu di dilakukan dengan tulisan atau

gambaran yang disiarkan, dipertunjukan atau

ditempelkan di muka umum, maka yang bersalah,

karena pencemaran tertulis, diancam pudan apenjara

paling lama satu tahun empat bulan atau denda paling

banyak tiga ratus rupiah.

Pasal 311 ayat (1)

“Jika yang melakukan pencemaran atau pencemaran

tertulis, dalam hal dibolehkan untuk membuktikan

bahwa apa yang dituduhkan itu benar, tidak

membuktikannya dan tuduhan dilakukan bertentangan

dengan apa yang diketahui, maka dia diancam karena

melakukan fitnah, dengan pidana penjara paling lama

empat tahun”.

Pasal 318 ayat (1)

“Barang siapa dengan sesuatu perbuatan sengaja

menimbulkan secara palsu persangkaan terhadap

seseorang bahwa dia melakukan perbuatan pidana,

diancam, karena menimbulkan persangkaan palsu,

dengan pidana penjara paling lama empat tahun”.67

E. Majas Sebagai Gaya Bahasa

67 Aditya Burhan Mustofa, Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik

Melalui Media Internet Dari Perspektif Hukum Pidana, Ilmu Hukum, Fak.

Hukum, Universitas Sebelas Maret, Tahun 2010, h. 31.

Page 75: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

62

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk

meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta

memperbandingan suatu benda atau hal tertentu dengan benda

atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata penggunaan gaya

bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi

tertentu. Gaya bahasa adalah cara mempergunakan bahasa

secara imajinatif, bukan dalam pengertian secara kalamiah

saja.68

Secara umum, majas atau gaya bahasa terdiri atas empat

bagian besar yaitu majas pertentangan, majas perbandingan,

majas penegasan, dan majas sindiran.69

1. Majas Pertentangan

Biasanya dalam suatu konteks terdapat kata-kata yang

berkias menyatakan suatu pertentangan, macam-macam

majas pertentangan diantaranya:70

a. Antithesis

Majas yang menggunakan kata-kata berlawanan atau

antonim untuk mengungkapkan suatu maksud tertentu.

b. Paradoks

Gaya bahasa yang mengandung makna pertentangan

antara pernyataan dengan fakta sebenarnya.

c. Oksimoron

68 As Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan

Jurnalis, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h. 146. 69 Ernawati Waridah, Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Plus

Kesusastraan Indonesia, (Bandung: Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka, 2014)

Cet.1, h.2. 70 Ernawati Waridah, Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Plus

Kesusastraan Indonesia, h.2-4.

Page 76: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

63

Gaya bahasa yang di dalamnya terdapat pertentangan.

Gaya bahasa ini biasanya menggunakan kata-kata yang

berlawanan dalam frase yang sama.

d. Anakronisme

Gaya bahasa yang mengandung ketidaksesuaian antar

peristiwa dengan waktu terjadinya.

e. Kontradiksi Interminus

Gaya bahasa yang di dalamnya berisi sangkalan

terhadap suatu pernyataan yang telah disebutkan

sebelumnya. Biasanya berisikan pengecualian.

2. Majas Perbandingan

Majas yang di dalamnya terdapat maksud perbandingan

untuk membandingkan sesuatu yang nantinya akan

menimbulkan makna perbandingan di antara yang

dimaksud. Ada beberapa macam majas perbandingan

diantaranya:71

a. Metafora

Gaya bahasa yang mengungkapkan perbandingan

antara dua benda dengan perbandingan analogis.

b. Sinestesia

Gaya bahasa yang mempertukarkan dua indera yang

berbeda.

c. Simile

71 Ernawati Waridah, Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Plus

Kesusastraan Indonesia, h.5-16

Page 77: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

64

Gaya bahasa perbandingan dengan menggunakan kata

depan dan kata penghubung seperti layaknya, ibarat,

seperti, umpama, dan bagai.

d. Alegori

Gaya bahasa yang menggunakan kiasan atau

penggambaran untuk mengungkapkan suatu hal.

e. Alusio

Gaya bahasa yang menyugestikan bahwa ada kesamaan

antara orang, tempat, atau peristiwa.

f. Metonimia

Gaya bahasa yang menggunakan nama merk atau

atribut tertentu untuk menyebut suatu benda dalam

sebuah kalimat.

g. Antonomasia

Gaya bahasa yang menggunakan nama diri, gelar resmi,

atau jabatan untuk menggantikan nama diri.

h. Antropomorfisme

Gaya bahasa yang menggunakan kata atau bentuk lain

yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang

bukan manusia.

i. Hiperbola

Gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan sesuatu.

j. Litotes

Gaya bahasa yang maknanya mengecilkan fakta yang

tujuannya untuk merendahkan diri.

k. Hipokorisme

Page 78: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

65

Gaya bahasa yang menggunakan nama timangan atau

kata yang mengandung hubungan karib antara

pembicara dengan topik yang dibicarakan.

l. Personifikasi

Gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-

benda mati seolah-olah memiliki sifat-sifat

kemanusiaan.

m. Sinekdoke

Gaya bahasa yang menyebutkan sebagian, tetapi yang

dimakusd ialah seluruh bagian atau sebaliknya. Pars

pro toto (sebagian untuk seluruh bagian) dan totem pro

parte (keseluruhan untuk sebagian).

n. Eufemise

Gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang halus

untuk menggantikan kata-kata yang dipandang

kasar/tabu.

o. Perifrase

Gaya bahasa untuk menggantikan suatu kata atau

kelompok kata lain. Kata atau kelompk kata tersebut

dapat berupa nama tempat, negara, benda, atau sifat

tertentu.

p. Simbolik

Gaya bahasa untuk melukiskan suatu maksud dengan

menggunakan simbol atau lambang.

q. Kiasmus

Gaya bahasa yang terdiri dari atas dua bagian, baik

frasa atau klausa, yang sifatnya berimbang dan

Page 79: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

66

dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa

atau klausanya itu terbalik bila dibanding dengan frasa

atau klausa lainnya.

3. Majas Penegasan

Gaya bahasa yang berisikan gagasan yang sifatnya

terdapat penjelasan sebagai penegasan, macam-macam

majas penegasan diantaranya:72

a. Repetisi

Gaya bahasa yang terdapat pengulangan kata, frase,

atau kalimat untuk memberikan penekanan.

b. Apofasis atau Preterisio

Gaya bahasa untuk menegaskan sesuatu dengan cara

seolah-olah menyangkal hal yang ditegaskan.

c. Aliterasi

Pengulangan konsonan pada awal kata secara

berurutan.

d. Pleonasme

Gaya bahasa yang menyampaikan suatu pemikiran atau

gagagasan secara berlebihan, sehingga ada beberapa

keterangan yang kurang dibutuhkan.

e. Paralelisme

Gaya bahasa yang menggunakan kata, frase, atau

klausa yang kedudukannya sama atau sejajar.

f. Tautologi

72 Ernawati Waridah, Kumpulan Majas, Pantun, dan peribahasa Plus

kesusastraan indonesia, h. 17-28.

Page 80: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

67

Gaya bahasa yang berupa pengulangan kata dengan

menggunakan sinonimnya.

g. Inversi

Gaya bahasa yang mendahulukan predikat sebelum

subjek dalam suatu kalimat.

h. Ellipsis

Gaya bahasa yang menghilangkan beberapa unsur

kalimat. Biasanya unsur-unsur yang hilang itu mudah

ditafsirkan oleh pembaca.

i. Retoris

Gaya bahasa untuk menanyakan sesuatu yang

jawabannya telah terkandung dalam pertanyaan

tersebut.

j. Klimaks

Gaya bahasa untuk menuturkan satu gagasan secara

berturut-turut dari yang sederhana meningkat kepada

gagasan yang lebih kompleks.

k. Antiklimaks

Gaya bahasa yang menentukan gagasan penting

menurun kepada gagasan yang sederhana.

l. Antanaklasis

Gaya bahasa yang menggunakan pengulangan kata

yang sama tetapi maknanya berlainan.

m. Pararima

Gaya bahasa yang berupa pengulangan konsonan awal

dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.

n. Koreksio

Page 81: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

68

Gaya bahasa yang pada mulanya menegaskan sesuatu

yang dianggap kurang tepat, kemudian diperbaiki.

o. Asindeton

Gaya bahasa yang bersifat padat, beberapa kata. Frasa

atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan

kata sambung, biasanya hanya dipisahkan dengan

koma.

p. Polisindeton

Gaya bahasa kebalikan dari asindeton, menggunakan

kata penghubung unuk kata dan frasa yang berurutan.

q. Eklamasio

Gaya bahasa yang menggunakan kata seru.

r. Alonim

Gaya bahasa yang menggunakan varian nama untuk

menegaskan.

s. Interupsi

Gaya bahasa yang menyisipkan keterangan tambahan

di antara unsur-usnur kalimat.

t. Silepsis

Gaya bahasa yang menggunakan dua konstruksi

sintaksis yang dihubungkan oleh kata sambung. Namun

hanya salah satu konstruksi yang maknanya utuh.

4. Majas Sindiran

Page 82: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

69

Majas yang di dalamnya terdapat makna berupa kata

sindiran. Majas ini terbagi ke dalam beberapa jenis

diantaranya:73

a. Ironi

Gaya bahasa untuk menyatakan maksud tertentu

dengan menggunakan kata-kata yang berlainan dengan

maksud tersebut.

b. Sarkasme

Gaya bahasa yang berisi sindiran yang kasar.

c. Sinisme

Gaya bahasa sindiran yang mengandung ejekan

terhadap suatu ketulusan hati.

d. Antifrasis

Gaya bahasa ironi dengan kata atau kelompok kata

yang maknanya berlawanan.

e. Inuendo

Gaya bahasa sindiran yang bersifat mengecilkan fakta

sesungguhnya.

73 Ernawati Waridah, Kumpulan Majas, Pantun, dan peribahasa Plus

kesusastraan Indonesia, h. 29-31.

Page 83: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

70

BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. TV One

1. Sejarah Singkat dan Profil TV One

TV One adalah salah satu stasiun televisi swasta di

Indonesia. Stasiun televisi ini didirikan pada 9 Agustus

2002 oleh pengusaha Abdul Latief dan dimiliki oleh

Alatief Corporation. Awalnya stasiun televisi ini bernama

Lativi dengan konsep penyusunan acara lebih banyak

menonjolkan masalah yang berbau klenik, erotisme, berita

kriminalitas, dan beberapa program hiburan lainnya.

Pada 14 Februari 2008, Lativi secara resmi berganti

nama menjadi TV One. Peresmian dilakukan oleh

Presiden Republik Indonesia (2004) Susilo Bambang

Yudhoyono di istana negara. TV One menjadi staisun TV

pertama di Indonesia yang mendapatkan kesempatan

untuk diresmikan secara langsung di Istana Presiden

Republik Indonesia.1

Setelah resmi berganti nama, Abdul latief tidak lagi

berada dalam kepemilikan saham TV One. Pada tahun

2006, sebagian saham TV One juga sudah dimiliki oleh

Grup Bakrie yang juga memiliki stasiun televisi ANTV.

Kini komposisi kepemilikan saham TV One terdiri dari PT

Visi Media Asia Tbk sebesar 49 %, PT Redal Semesta 31

1 http://www.tvonenews.tv/profil, diakses pada Rabu, 27 Maret 2019

pukul 14.25 WIB.

Page 84: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

71

%, Good Response Ltd 10 %, dan Promise Result Ltd

10%.2 Direktur Utama TV One saat ini adalah Ahmad R.

Widarmana.

TV One kini hadir dengan kemasan program yang lebih

fresh dengan komposisi 70% program berita dan sisanya

gabungan program olahraga dan hiburan. TV One secara

progresif menginspirasi masyarakat Indonesia melalui

berbagai program news dan sport. Hal ini dilakukan agar

pemuda Indonesia yang berumur 15 tahun ke atas mampu

berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri

dan masyarakat sekitar.

TV One membuktikan keseriusannya dalam

menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan

format-format yang inovatif dalam hal penerbitan dan

penyajian program.3

TV One mengklasifikasikan programnya dalam

kategori News One, Sport One, Info One, dan Reality One.

Gambar 3.1 Logo TV One

2 https://www.merdeka.com/tvone/, diakses pada Rabu, 10 April 2019

pukul 11.49 WIB. 3 http://www.tvonenews.tv/profil, diakses pada Rabu, 27 Maret 2019

pukul 14.25 WIB.

Page 85: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

72

sumber: www.tvonenews.tv

Di awal tahun berdirinya TV One mempunyai tag line

“MEMANG BEDA”, karena menyajikan berbagai

informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan penyajian

yang berbeda dan belum pernah ada sebelumnya. Seperti

Apa Kabar Indonesia yang merupakan program informasi

dalam bentuk diskusi ringan yang membahas topik-topik

terhangat bersama para narasumber dan masyarakat yang

disiarkan secara langsung pada pagi hari. Sedangkan

untuk program hardnews TV One dikemas dengan judul:

Kabar Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar Siang,

Kabar Petang, dan Kabar Malam.4

Pada ulang tahun ke-2, TV One mengubah tag line-nya

menjadi “TERDEPAN MENGABARKAN”. Perubahan

ini dilakukan sebagai pembuktian hasil share dan rating

kepemirsaan dalam kurun waktu dua tahun. TV One

selalu menjadi yang terdepan dalam mengabarkan dan

menayangkan program-program berita seperti Breaking

News yang tayang setiap saat secara langsung, yang mana

tidak dapat dilakukan oleh televisi lain.

Menginjak usia ke-3 tahun, TV One “GO

INTERNASIONAL” dengan membuat terobosan baru

sebagai langkah untuk terus berkembang dan

mengepakkan sayap dikancah internasional. TV One

4 http://www.tvonenews.tv/profil, diakses pada Rabu, 27 Maret 2019

pukul 14.25 WIB.

Page 86: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

73

membuka kantor biro dibeberapa negara seperti Amerika

Serikat, Australia, Jerman, Rusia, Timur Tengah, dan

Malaysia. Tak hanya itu, TV One juga menjalin

kerjasama dengan Televisi Berita Internasional seperti

CNN dan Al Jazeera.

TV One memiliki beberapa program unggulan

diantaranya Indonesia Lawyers Club, Kabar Pagi, Kabar

Petang, Apa Kabar Indonesia Malam, One Pride

Indonesia MMA, dan Damai Indonesiaku yang mengupas

berbagai isu, fakta, dan peristiwa di tanah air dengan

kemasan penyajian yang menarik.5

Selain itu, ada juga program sport pilihan seperti

World Boxing yang menampilkan pertandingan tinju

kelas dunia dalam perebutan gelar yang disertai dengan

pertandingan partai-partai tinju dengan kelas bawahnya.

Serta Kabar Arena yang merupakan program berita

olahraga dengan mengusung informasi terbaru seputar

dunia olahraga baik dalam negeri maupun luar negeri.

2. Visi dan Misi TV One

a. Visi

Untuk mencerdaskan semua lapisan masyarakat

yang pada akhirnya memajukan bangsa.

5 http://www.tvonenews.tv/program, diakses pada Selasa, 9 April

2019 pukul 14.35 WIB.

Page 87: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

74

b. Misi

a) Menjadi stasiun TV olahraga & berita nomor satu

b) Menanyangkan program news & sport yang secara

progresif mendidik pemirsa untuk berpikiran maju,

positif, dan cerdas.

c) Memilih program news & sport yang informatif

dan inovatif dalam penyajian dan kemasan.

3. Struktur Organisasi TV One

Tabel 3.1

Struktur Organisasi TV One

Direktur Utama Ahmad R. Widarmana

Wakil Direktur Utama/Editor

in Chief

Karni Ilyas

Direktur Technical & Sports Reva Deddy Utama

Direktur Finance Andi Pravidia Saliman

Direktur Operation &

Synergy

David Eric Burke

Vice Editor in Chief Totok Suryanto

Chief Bussiness Development

& Corporate Communication

Harya M. Hidayat

Chief Human Capital

Development

Budi Benzani

sumber: www.tvonenews.tv

Page 88: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

75

B. Program Dua Sisi

1. Sejarah Singkat dan Profil Dua Sisi

Gambar 3.2 Program Dua Sisi

sumber: www.tvonenews.tv

Dua Sisi adalah salah satu acara gelar wicara yang

ditayangkan di TV One sejak 11 Agustus 2017. Acara

ini membahas soal isu politik, hukum, kriminalitas dan

berbagai macam topik hangat yang sedang terjadi di

masyarakat dengan durasi 60 menit.

Sepanjang perjalannya, TV One selalu punya

program yang memiliki unsur debat di dalamnya,

karena selalu menuai kontroversi dikarenakan ada dua

pendapat yang bersebrangan. Bermula ketika Pemilu

tahun 2014, bermunculanlah program debat dan

berlanjut sampai awal 2015. Ketika Pilkada DKI

terdapat banyak pro-kontra, dan TV One membuat

program debat yang bernama Dua Sisi untuk

mengakomodir ada dua pandangan yang berbeda, yang

Page 89: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

76

memang sedang menjadi headline atau berita yang

sedang diperbincangkan di tengah masyarakat.6

Untuk pertama kalinya program Dua Sisi

mengudara pada 11 Agustus 2017 dengan durasi 60

menit. Saat ini, acara ini tayang setiap hari Rabu pukul

20.30 – 21.30 WIB. Awalnya acara ini dipandu oleh

Dwi Anggia, namun sejak Dwi Anggia sedang berfokus

pada kehamilannya, pembawa acaranya digantikan

oleh Indiarto Priadi. Pada tahun 2018, posisi Dwi

Anggia yang sebelumnya menjadi pembawa acaranya

kini ia berperan sebagai produser acara ini.

Program ini diberi nama Dua Sisi karena program

ini selalu menghadirkan dua pendapat yang berbeda,

yang pro dan yang kontra sebagai pembahasan

utamanya. Oleh kerena itu, disetiap episode tayangan

Dua Sisi juga selalu menghadirkan narasumber yang

akan beradu argument dengan tempo yang cepat dari

dua sisi yang berbeda.

Sesuai dengan citra TV One, Dua Sisi juga selalu

menampilkan fakta-fakta dan kejadian yang ada di

lapangaan dan dibawa ke layar, dengan mengutamakan

6 Wawancara pribadi dengan Dodi Renaldi Nasution Produser Dua

Sisi, Jakarta 15 Mei 2020, via telepon, pukul 15.55 WIB.

Page 90: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

77

cover both side, untuk menjaga keseimbangan dan

kenetralan program ini.

2. Struktur Redaksi Dua Sisi

Berikut ini merupakan susunan redaksi tim Dua Sisi:7

Tabel 3.2

Struktur Redaksi Dua Sisi

Pemimpin Redaksi Karni Ilyas

Wakil Pemimpin Redaksi Reva Deddy Utama

General Manager Indiarto Priadi

Manager Andianto Prasetyo

Produser Eksekutif Dwi Anggia

Produser Dedi Nurstanyo

Dodi Renaldi Nasution

Production Assistant Kholid

Yane

Reporter Desi

7 Wawancara pribadi dengan Dodi Renaldi Nasution Produser Dua

Sisi, Jakarta 15 Mei 2020, via telepon, pukul 15.55 WIB.

Page 91: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

78

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Sebelum menganalisis data, dalam bab ini penulis akan

menjelaskan terlebih dahulu mengenai pemberitaan persekusi

terhadap Neno Warisman yang diberitakan dalam program Dua

Sisi TV One.

Pemberitaan persekusi ini menarik untuk diperbincangkan

di semua media massa terutama di program Dua Sisi Tv One,

karena pemberitaan langsung menghadirkan narasumber utama,

yaitu Neno Warisman. Pemberitaan ini dimulai sejak terjadinnya

aksi penolakan terhadap gerakan #2019GantiPresiden di sejumlah

daerah yang dimulai pada akhir Juli 2018, Neno Warisman yang

merupakan presidium #2019GantiPresiden dihadang warga di

bandara Hang Nadim Batam saat akan menghadiri acara deklarasi

2019 ganti presiden.

Kemudian tim redaksi Dua Sisi mengangkat berita tersebut

karena ingin mengungkap apa yang sebenarnya terjadi kepada

Neno Warisman, kenapa Neno Warisman dipersekusi, dan oleh

siapa Neno Warisman dipersekusi. Dalam kesempatan ini juga

Dua Sisi menghadirkan langsung Neno Warisman sebagai

narasumber utama, untuk mngetahui secara langsung apa yang

terjadi.

Pada bab ini akan membahas mengenai masalah pokok

yang diambil untuk bahan penelitian. Penulis menggunakan teori

Semiotik sosial M.A.K Halliday yang mengungkapkan makna di

balik suatu teks, diantaranya medan wacana (field of discourse),

Page 92: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

79

pelibat wacana (tenor of discourse), dan sarana wacana (mode of

discourse). Sehingga tiga unsur inilah yang akan diteliti oleh

penulis dalam memaknai dan mangamati makna teks di dalam

pemberitaan persekusi terhadap Neno Warisman pada Program

Dua Sisi TV One.

Program Dua Sisi TV One memberitakan kasus pesekusi

ini pada pada Rabu, 29 Agustus 2019 dalam episode “Kebebasan

Berpendapat Berujung Persekusi”. Topik ini diangkat saat masih

menjadi perbincangan hangat di tengah kalangan masyarakat dan

media massa. Isu persekusi dibahas secara mendalam oleh Dua Sisi

dalam empar segmen.

Tabel 4.1

Rekap Analisis Semiotik Sosial

Medan Wacana

(Field of Discourse)

Pelibat

Wacana

(Tenor of

Discourse)

Sarana

Wacana

(Mode of

Discourse)

Adanya aksi penolakan

terhadap gerakan

#2019GantiPresiden di

sejumlah daerah yang

dimulai pada akhir Juli

2018, Neno Warisman

yang merupakan

presidium

#2019GantiPresiden

dihadang warga di

bandara Hang Nadim

Batam saat akan

menghadiri acara

deklarasi 2019 ganti

presiden.

12 Narasumber Majas Perifrase

Majas Retoris

Majas Paradoks

Majas Tautologi

Majas

Pleonasme

Majas Alegori

Majas Simbolik

Majas Repetisi

Page 93: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

80

Dengan demikian peneliti akan merinci secara jelas sesuai

tiga unsur yang menjadi fokus penelitian pada Analisis Semiotik

Sosial, yakni medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana.

A. Medan Wacana (Field of Discourse)

Tabel 4.2

Data Medan Wacana

Tanggal Temuan

29 Agustus

2019

Medan wacana ini membahas mengenai

persekusi atau aksi penolakan terhadap

gerakan #2019GantiPresiden di sejumlah

daerah yang dimulai pada akhir Juli 2018,

Neno Warisman yang merupakan

presidium #2019GantiPresiden dihadang

warga di bandara Hang Nadim Batam saat

akan menghadiri acara deklarasi 2019 ganti

presiden.

1. Analisis Data (Kebebasan Berpendapat Berujung

Pesekusi)

Terkait temuan mengenai aspek medan wacana

pada pemberiataan ini, maka wacana yang ingin

dikemukakan oleh Dua Sisi bukan hanya persoalan adanya

kasus pesekusi terhadap Neno Wrisman dan para aktifis

gerakan #2019GantiPresiden, wacana lain yang dibahas

adalah mengenai dugaan makar disejumlah daerah yang

dilakukan oleh Neno Wrisman dan para aktifis gerakan

#2019GantiPresiden.

Page 94: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

81

Wacana ini dimulai dengan pembahasan mengenai

persekusi yang terjadi kepada Neno Wrisman pada akhir

Juli 2018. Neno Warisman yang merupakan presidium

#2019GantiPresiden dihadang warga di bandara Hang

Nadim Batam saat akan menghadiri acara deklarasi 2019

ganti presiden. Pernyataan ini diungkapkan oleh Neno

Warisman pada video wawancara yang ditampilkan

sebagai pembuka acara talkshow Dua Sisi, yakni sebagai

berikut:

“Dan hampir juga tangan saya juga ditarik lalu saya

bilang saya ngga mau kekerasan, saya ngga suka

kekerasan, saya bilang gitu, tolong biarkan saya di

sini silahkan pergi semuanya. Saya bilang sama

polisi-polisi perempuan, ga usah, ga usah ini saya,

saya mau solat kata saya. Saya mewakili sebuah

hak bagi warga negara untuk menjalankan

demokrasi ini sehingga saya bertanya kedalam diri

saya, saya mempertanyakan ini negara apa ya gitu,

kenapa hak kita yang dijamin undang-undang ini

terus-menerus dihalangi seperti ini.” (segmen 1)1

Penolakan tak hanya dialami Neno Warisman dan

aktifis #2019GantiPresiden, Ratna Sarumpet dan Rocky

Gerung juga mengalami hal serupa, mereka ditolak saat

akan mengisi acara diskusi gerakan selamatkan Indonesia

di kepulauan Bangka Belitung. Menaggapi aksi gerakan

#2019GantiPresiden yang kian meluas, Ali Mochtar

1 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 95: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

82

Ngabalin pun angkat bicara. Sesuai dengan naskah berikut

ini:

“Hati-hati itu yang saya sebut dengan makar, ganti

itu kata kerja, Bahasa Arabnya fi’il amar, fi’il amr

itu artinya perintah dengan segala macam cara

dipakai untuk menggantikan presiden itulah yang

saya bilang amar itu saya sebut dengan makar.”

(segmen 1)2

Pernyataan dalam video wawancara Neno

Warisman dan Ali Mochtar Ngabalin tersebut mewakilkan

dua pendapat dari dua kubu pro dan kontra dalam

pembahasan yang dibahas Dua Sisi pada episode ini,

pernyataan ini sesuai dengan kalimat pebuka Indiarto

Priadi selaku host Dua Sisi pada saat talkshow

berlangsung, yakni sebagai berikut:

“Ketika pesta olahraga Asia berlangsung kita

sebagai tuan rumah sudah menunjukan kita orang

hebat, semua pihak bersatu padu untuk merayakan

kehebatan ini, tapi pada saat yang sama ada hal-hal

yang kemudian banyak orang mengatakan, kenapa

masyarakat Indonesia harus terpecah ketika ada

sekelompok manusia berbeda pendapat dan ada

tindakan-tindakan yang kemudian dianggap sebuah

tindakan negatif berupa persekusi.” (segmen 1)3

Selain Neno Warisman, salah satu musisi tanah air

yang juga aktifis gerakan 2019 ganti presiden, Ahmad

2 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018 3 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 96: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

83

Dhani juga mengalami hal serupa seperti yang terjadi oleh

Neno Warisman. Kutipan ini sesuai dengan naskah berita

berikut:

“Inikan negara hukum ya, kenapa kok anarkisme

yang didahulukan gitu loh, dikedepankan, saya kan

bingung. Orang saya ini musisi, saya bukan

penguasa kok didemo gitu loh, aneh kan.” (segmen

1)4

Pembahasan secara live di studio Dua Sisi dia awali

oleh pernyataan host Indiarto Priadi mengenai pernyataan

Ali Mochtar Ngabalin dalam video wawancaranya pada

awal segmen yang mengatakan bahwa

#2019GantiPresiden itu berperadaban rendah. Berikut

percakapannya:

“Ali Mochtar Ngabalin:

Ya saya harus mengatakan bahwa gerakan

#2019GantiPresiden itu memang selain memang

memiliki value terkait dengan peradaban rendah,

peradaban moral paling terendah dalam sebuah

proses demokrasi, karena apa? Karena kita memang

perlu memberikan pendidikan, dan tanggungjawab

kita kepada publik memberikan edukasi tentang

sebuah proses demokrasi. Kita bergeser dari sebuah

rezim feodal kepada rezim demokrasi. Karena itu

saya, pak sekjen, mbak Neno, Fadli Zon, dan

kawan-kawan sebagai the young generation the

next ini punya tanggung jawab untuk memberikan

pendidikan kepada rakyat Indonesia.

Indiarto Priadi:

4 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 97: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

84

Kenapa harus pake kata rendah?

Ali Mochtar Ngabalin:

Iya dong, karena kalau anda mengemas itu dengan

tabligh akbar mbak Neno, Fadli Zon, kemudian

pengajian, sillaturahmi, tapi intinya adalah anda

menyebarkan kebencian kepada masyarakat,

kepada umat, kepada bangsa, itu peradaban apa?

Moral apa yang dipakai? Sementara kita ini adalah

orang-orang yang mempunyai intelektual

knowledge yang bagus, punya pengetahuan pejabat

negara, tokoh yang dikenal, tapi kita menggunakan

narasi dan diksi yang mencederai orang lain dalam

proses demokrasi, peradaban apa itu?” (segmen 1)5

Menanggapi pernyataan Ngabalin yang menuding

gerakan 2019 ganti presiden berperadapan rendah dan

menyebarkan kebencian, Neno Warisman membantah

pernyataan tersebut dan menegaskan bahwa kultur 2019

ganti presiden menjunjung nilai-nilai keluhuran dan tidak

berafiliasi pada partai tertentu. Berikut kutipannya:

“Ya tidak apa-apa, pak Ngabalin kan tugasnya

memang seperti itu jadi kita pahami saja. Pak

Ngabalin memang senang dengan diksi itu kalau

saya tidak senang, yang jelas didalam kultur 2019

ganti presiden kami menjunjung nilai-nilai

keluhuran bahkan walaupun saya kenal baik dengan

Fadli Zon saya tetap mengatakan bahwa 2019 ganti

presiden tidak berafiliasi ke partai, tidak menjadi

underbong ke suatu entitas tertentu, kita hanya

kumpulan orang-orang yang memiliki keluhuran

budi saja, peduli pada negeri ini, kita peduli pada

persoalan-persoalan yang ada di masyarakat,

5 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 98: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

85

apalagi saya mewakili para ibu, kami tahu persis

bagaimana susahnya hidup hari ini dan saya kira

seluruh emak-emak di negeri ini semuanya ibu-ibu

tahu gimana susahnya, dan juga gimana susahnya

mendidik anak, gimana susahnya kita menjaga

kehidupan kita dalah hal sosial yang sulit sekali.”

(segmen 1)6

Melihat kejadian persekusi yang telah beberapa kali

dialami oleh Neno Warisman, host menanyakan kenapa

Neno dan aktifis 2019 ganti presiden lainnya masih

melakukan deklasi ke daerah-daeran padahal sudah pernah

ditolak sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pertanyaan host

kepada Neno yang dijawab secara langsung sebagai

berikut:

“Indiarto Priadi:

Bulan lalu anda ditolak masuk di batam, tapi anda

juga dan teman-teman masih kemudian berkeliling,

itu sengaja atau ular cari gebuk atau gimana?

Neno Warisman:

Yah saya sih gak terlalu paham soal hukum,

masalahnya sih saya cuma bisa bilang itu para ahli

hukum tahu saya sekedar bisa mengatakan saya

ibu-ibu, saya perempuan biasa, ini hak setiap warga

negara.” (segmen 1)7

Neno Warisman menyatakan bahwa ia tidak

mencari popularitas dan tujuan mengadakan deklarasi

6 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018 7 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 99: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

86

hanya untuk mengungkapkan aspirasinya melalui

kegiatan-kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan

pertanyaan host kepada Neno sebagai berikut:

“Indiarto Priadi:

Tidak mencari popularitas?

Neno Warisman:

Yang di berikan, melekat kedalam setiap diri untuk

mengungkapkan aspirasinya, berkumpul,

melakukan kegiatan-kegiatan yang menyampaikan

aspirasi kita dan saya kira itupun sudah cukup untuk

dimengerti bahwa kita memang tidak pernah keluar

dari sana.

Indiarto Priadi:

Saya garis bawah, tidak ingin mencari popularitas,

sengaja agar terjadi fiktimisasi terhadap anda dan

teman-teman?

Neno Warisman:

Saya suka bilang saya ini sudah terkenal dari dulu

dari kecil bahkan jadi enggak lah, sama sekali

engga lah, kalau kayak gitu tuh jauh dari adab kita.

Seperti saya katakan kita menjunjung nilai-nilai

yang tinggi, yang luhur, bahkan berpolitik pun kita

berpolitik yang luhur berpolitik yang

bermasyarakat, good will from the society, kita

benar-benar merekan jejak perasaan dan hati

masyarakat itu adalah nilai-nilai yang saya kira

luhur.” (segmen 1)8

Menaggapi pernyatan Neno Warisman mengenai

gerakannya yang tidak berafiliasi pada partai politik, Ali

8 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 100: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

87

Mochtar Ngabalin menganggap gerakan 2019 ganti

presiden adalah makar, dan pernyataan ini langung

dibantah oleh Neno Warisman. Pernyaan tersebut

ditegaskan sebaiberikut:

“Ali Mochtar Ngabalin:

Tadi mbak Neno bilang tidak ada afiliasi terhadap

partai politik, intentitas yang baru, tapi

menggunakan diksi dan narasi berpolitik yang

luhur, what is it lifes happend? Narasi apa itu? Satu,

yang kedua rakyat Indonesia tahu bahwa

#2019GantiPresiden itu produksi siapa itu, pikiran

siapa itu, gerakan siapa itu, iya dong itukan dibikin

oleh Mardani Ali Sera dengan Fadli Zon dan

kawan-kawan PKS

Neno Warisman:

Salah, salah

Ali Mochtar Ngabalin:

Artinya apa, biarkan anda menggunakan narasi dan

diksi apa, dan masyarakat akan menilai, orang

boleh bekuasa pak, tapi jangan kebelet, jangan

terasa seperti memaksakan keadaan situasi gitu loh,

ketika anda menggukan narasi dan diksi, kemudian

#2019gantipresiden, kemudian saya menyebutkan

itu adalah makar kok seperti kebakaran jenggot,

lucu, kayak tidak siap menghadapi sebuah

pedebatan panjang.” (segmen 1)9

Segmen pertama episode ini ditutup dengan

perdebatan Ali Mochtar Ngabalin dan Neno Warisman.

Dan segmen kedua dibuka dengan tayangan video

9 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 101: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

88

wawancara ketua DPR, Fahri hamzah yang mengatakan

bahwa menyampaikan pendapat adalah hak bagi setiap

warga negara. Berikut kutipannya:

“Kita menyatakan pendapat itu bagian dari pada

rakyat Indonesia itu sendiri apa pun pendapatnya

apa lagi kalau sekedar minta orang yang kita angkat

untuk turun, itu punya hak kita itu.” (segmen 2)10

Sebaliknya, di video wawancara kedua yang

ditayangkan Dua Sisi salah satu politisi partai Nasdem, Irna

Chaniago berpendapat bahwa Neno dan timnya bukanlah

korban persekusi melainkan pelaku demo ganti presiden

sehingga Neno ditolak masuk ke daerah-daerah. Berikut

pernyataannya:

“Saya kira Neno tuh bukan korban, Neno tuh

pelaku loh, pelaku bukan korban jangan salah ya,

yang melakukan deklarasi atau demo ganti presiden

itukan dia, dia dedengkotnya loh, dia dengan

timnya, ini bukan rakyat, bukan rakyat biasa, kalau

rakyat biasa seperti kejadian rakyat yang menolak-

menolak itu.” (segmen 2)11

Sama seperti pendapat Fahri Hamzah di video

wawancara sebelumnya, salah satu politisi parta Gerindra,

Muhammad Syafi’i mengatakan bahwa setiap rakyat punya

hak untukmenyampaikan aspirasinya, seperti 2019 ganti

10 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018 11 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 102: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

89

presiden, selama tidak melanggar aturan. Berikut

kutipannya:

“Dengan hak yanga dimiliki rakyat Indonesia

sesuai dengan konstitusi bahwa masa tugas

presiden ynag sekarang akan berakhir di 2019 tentu

rakyat boleh kemudian menyampaikan aspirasinya

2019 ganti presiden, jadi tidak ada aturan yang

dilanggar.” (segmen 2)12

Video wawancara selanjutnya menunjukan

pendapat sebaliknya, Hasto Kristanto yang merupakan

Sekjen PDIP berpendapat bahwa gerakan 2019 ganti

presiden merupakan gerakan yang bukan intitusional dan

tidak sesuai dengan harkat martabat bangsa. Berikut

kutipan wawancaranya:

“Gerakan untuk ganti presiden merupakan gerakan

bukan institusional, boleh saja mereka

mempromosikan gerakan presiden A, presiden B,

gerakan presiden baru, silahkan tapi ketika ganti

presiden itu merupakan hal yang tidak sesuai

dengan harkat dan martabat kita.” (segmen 2)13

Setelah video wawancara dari beberpa tokoh

ditampilkan, segmen kedua secara live diawali dengan

pertannyan host yang meminta tanggapan Fadli Zon

terhadap penyataan Ali Mochtar Ngabalin yang menyatkan

bahwa gerakan 2019 berperadaban rendah, menanggapi

12 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018 13 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 103: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

90

pernyataan itu Fadli Zon berpendapat sebaliknya, bahwa

pelaku persekusi yang harus dikatakan sebagai

berperadaban rendah. Berikut pernyataan Fadli Zon:

“Tadi saudara Ali mengatakan #2019gantipresiden

ini berperadaban rendah, kalau menurut saya

terbalik, yang melakukan persekusi itulah yang

peradabannya rendah, bahkan menurut saya bukan

peradaban rendah itu biadab, itu melanggar

konstitusi, jelas hak berpendapat itu dijamin,

tertulis, bahkan undang-undang juga menjamin

demikian, dan kalau ada tuduhan makar itu lebih

ngawur lagi, tidak mengerti hukum saudara Ali ini,

makar itu adalah kata pengganti dari anslah, anslah

itu artinya suatu perbuatan yang harus dengan

kekerasan, ada violence attack, ketika seseorang

berbicara apalagi 2019 ganti presiden terlihat

berbicara nama dan 2019 memang waktunya untuk

melakukan pergantian presiden itu adalah hak

konstitusional, bahkan KPU, Banwaslu

mengatakan bahwa itu bukan kampanye, kampenye

apa, sampai hari ini, sampai detik ini belum ada

calon presiden, calon wakil presiden, nanti calon

presiden calon wakil presiden itu baru ada pada

tanggal 23 September.” (segmen 2)14

Selain itu Fadli Zon juga menyayangkan atas tidak

tanggapnya pihak kepolisian yang tidak tanggap dengan

masalah keamanan yang mengakibatkan terjadinya

persekusi. berikut cuplikannya:

“Yang jelas ada polisi disana yang bertanggung

jawab terhadap masalah keamanan, ada yang

namanya objek vital itu, instalasi vital itu adalah

14 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 104: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

91

bandara yang harusnya netral secure dari tindakan

apapun, masa ada orang bakar ban disitu

didiamkan.” (segmen 2)15

Setelah mendengar pernyataan Fadli Zon, tim Dua

Sisi menayangkan video wawancara dengan Kabid Humas

Polda Riau, Kombes Pol Sunarto mengenai hal yang terjadi

diwilayah TKP persekusi. Berikut pernyataanya:

“Jadi yang kita lakukan adalah mengamankan,

rekan-rekan ketahui kemarin kita juga sampai

tempatkan personil dan polwan disitu. Yang kedua,

bahwa wilayah TKP itu berada dalam otoritas

bandara. Yang kedua dari wasari tidak ada

persekusi yang ada adalah kita mengamankan

semua pihak dari potensi gangguan.” (segmen 2)16

Mendengar pernyataan dari Kombes Pol Sunarto,

Fadli Zon tidak menerima pernyataan sepihak dari

kepolisian Riau, yang tidak bisa mengamanka Neno

Warisman. Berikut kutipannya:

“Ya contoh, inikan sepihak dari polisi, dari kapolda

riau, bagaimana Kapolda tidak mampu

mengamankan, bu Neno ini disandra dihadang

selama 7,5 jam di dalam mobil, ya 7,5 jam

bagaimana tidak bisa mengamankan satu orang ini,

melindungi warga negara dari segala macam, kita

kan udah lama jadi orang Indonesia, orang-orang

itukan bisa saja direkayasa ya kan, kemudian

setelah sekian jam orang itu sudah tidak ada tapi

15 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018 16 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 105: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

92

tidak boleh melaju, ini Republik Indonesia.”

(segmen 2)17

Segemen kedua ditutup dengan perdebatan antara

Ali Mochtar Ngabalin dan Fadli Zon dan juga walkout-nya

Neno Warisman dari studio Dua Sisi. Dan segmen ketiga

dibuka dengan pertanyaan host kepada Neno Warisman

tentang alasan Neno walkout dari studio. Berikut jawaban

Neno Warisman:

“Kekerasan nggak menyelesaikan masalah, bangsa

ini sudah terlalu banyak melakukan kekerasan.”

(segmen 3)18

Neno Warisman juga meceritakan hal-hal yang

terjadi kepadanya saat persekusi terjadi. Sesuai dengan

pernyataan Neno Warisman berikut:

“Gak tau pokoknya saya kan di dalam mobil, batu

beterbangan terus kemudian sebelumnya kan ada

air mineral dipukul ada benda keras 2 atau 3 kali,

tapi ini hujan batu sungguh-sungguh membuat

semua di dalam mobil sedikit kaget, nah ketika

kemudian, adalagi mengetuk disebelah kanan, ibu

ini situasinya gawat, terus saya bilang, pak, bapak

yang bertugas untuk mengamankan saya, maka

bapak tolong amankan keadaan, ada hal yang saya

rasakan sendiri, jadi kan yang punya mobil kan

sayang sama mobilnya, mobil itu supaya mundur,

mau dimundurin nggga bisa, mobil itu diganjal,

siapa yang ganjal saya ngga tau, mengganjal

17 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018 18 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 106: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

93

kemudian bertubi-tubi lagi, seperti yang teman-

teman dengar atau lihat, itu ada seorang bapak ada

beberapa tangan menggebrak kemudian

mengeluarkan paksa semuanya diseret, supir

diseret, jadi seketika kejadian yang terjadi.”

(segmen 3)19

Neno Warisman juga menyatakan harapannya

kedepan agar tidak ada lagi hal-hal yang telah terjadi

seperti sebelumnya. Berikut kutipannya:

“Yang menolak itu gini, spanduknya kan juga sama

dimana-mana, perilakunya juga sama, saya kira

akan reda dengan sendirinya, apalagi kemarin kan

pak Jokowi juga sudah mengatakan jangan bersikap

barbar apalagi kepada, saya ga tau jelasnya,

pokoknya ada kata jangan persekusi itu barbar jadi

jangan seperti itu, jadi saya kira insyaallah relawan

ganti presiden akan aman melakukan deklarasi

dimana-mana.” (segmen 4)20

Selanjutnya Arsul Sani juga menyatakan dengan

telah terjadi penolakan-penolakan yang terjadi, kepada

pihak yang bersangkutan supaya bisa mengintropeksi diri.

Berikut kutipannya:

“Nah saya ingin meminta pertama tentu kepada

koalisi saya sendiri dan kepada yang ada di

koalisinya pak Prabowo hal-hal yang kemudian

mendatangkan katakanlah penolakan yang meluas,

penolakan massa memang harus kita sikapi dengan

bijak masing-masing kita itu ya harus punya

19 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018 20 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 107: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

94

keberanian untuk bermuhasabah tadi, mengoreksi,

merenungkan diri, jangan-jangan pada diri kita ada

yang salah dengan apa yang kita lakukan.” (segmen

4)21

Fadli Z on pun berharap agar perbedaan pendapat

bisa dihargai, karena tidak ada demokrasi tanpa perbedaan

pendapat. Berikut kutipannya:

“Saya kira kita sudah berdemokrasi ini lebih dari 20

tahun ya artinya di era reformasi demokrasi

menjadi jalan yang sudah kita pilih dalam

bernegara, jangan sampai kita ditarik mundur lagi,

marilah kita berdemokrasi secara dewasa, kita

saling menghargai pendapat orang, mereka

mempunyai sikap yang berbeda, dan saya kira ini

yang kita harapkan, kita demokrasi yang dewasa itu

menghargai perbedaan pendapat, tidak ada

demokrasi tanpa ada perbedaan pendapat dan saya

kira ini yang harus kita tunjukan apalagi hak warga

negara yang dijamin oleh konstitusi kita jadi sejauh

ini selama ini ya yang #2019gantipresiden mereka

bikin deklarasi dimana-mana jauh sebelum itu dan

saya kira baik-baik saja, kalau sekarang kebetulan

sudah ada calon itu hak mereka, kalau kemarin ada

3-4 calon jugakan akan berbeda situasinya saya kira

apapun termasuk mau 2019 tetap Jokowi saya kira

itu sah-sah saja semuanya ini baik-baik saja tinggal

bagaimana aparat juga berpihak secara netral,

berpihaknya juga kepada netralistas dan

profesionalitas jadi jangan sampai ada lagi kedepan

ini presekusi dan sebagainya karena itu yang

menimbulkan apa yang disebut juga oleh pak Arsul

persekusi itu menimbulkan aksi reaksi di

21 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 108: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

95

masyarakat ini yang kita harapkan kedepan.”

(segmen 4)22

B. Pelibat Wacana (Tenor of Discourse)

Tabel 4.3

Data Pelibat Wacana

Tanggal Temuan

29 Agustus

2018

Dalam naskah ini terdapat 12 orang sebagai

pelibat wacana, yaitu Neno Warisman

sebagai Presidium #2019gantipresiden dan

juga korban persekusi, Ali Mochtar

Ngabalin sebagai tenaga ahli utama Kantor

Staf Presiden, Fadli Zon sebagai wakil

ketua DPR RI dan juga Politisi Gerindra,

Arsul Sani sebagai wakil ketua tim

kampanye Jokowi – Ma’ruf Amin, Ahmad

Dhani sebagai aktifis #2019gantipresiden

dan juga seorang musisi, Fahri Hamzah

sebagai ketua DPR RI, Irna Chaniago

sebagai Politisi Nasdem, Muhammad Syafii

sebagai Politisi Gerindra, Hasto Kristianto

sebagai Sekjen PDIP, Kombes Pol Sunarto

sebagai Kabid Humas Polda Riau,

Mahendradatta sebagai pengacara Neno

Warisman, Indiarto Priadi sebagai host Dua

Sisi dan sekaligus sebagai General Manager

program Dua Sisi TV One.

1. Analisis Data (Kebebasan Berpendapat Berujung

Pesekusi)

22 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 109: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

96

Dari hasil temuan pada segmen satu hingga segmen

empat dalam teks berita Dua Sisi episode “Kebebasan

Berpendapat Berujung Persukusi”, maka dapat diketahui

bahwa pelibat wacana terdapat sebanyak 12 orang, yakni

pertama, Neno Warisman yang merupakan Presidium

#2019gantipresiden. Narasumber di sini berperan sebagai

korban persekusi. pada pernyataannya Neno mengaku

dihadang warga di bandara Hang Nadim Batam saat akan

menghadiri acara deklarasi 2019 ganti presiden. Sesuai

dengan kutipan wawancaranya pada awak media berikut:

“Dan hampir juga tangan saya juga ditarik lalu saya

bilang saya ngga mau kekerasan, saya ngga suka

kekerasan, saya bilang gitu, tolong biarkan saya di

sini silahkan pergi semuanya. Saya bilang sama

polisi-polisi perempuan, ga usah, ga usah ini saya,

saya mau sholat kata saya. Saya mewakili sebuah

hak bagi warga negara untuk menjalankan

demokrasi ini sehingga saya bertanya kedalam diri

saya, saya mempertanyakan ini negara apa ya gitu,

kenapa hak kita yang dijamin undang-undang ini

terus-menerus dihalangi seperti ini.” (segmen 1)23

Kedua, Ali Mochtar Ngabalin sebagai tenaga ahli

utama Kantor Staf Presiden, salah satu pihak yang kontra

terhadap gerakan #2019GantiPresiden. Ia mengatakan

bahwa tidakan dekalarasi #2019GantiPresiden yang

dilakukan Neno Warisman dan aktifis #2019GantiPresiden

23 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 110: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

97

lainnya adalah tindakan makar. Berikut pernyataannya

sesuai dengan naskah:

“Jadi kalau anda datang ke daerah-daerah kemudian

mengganggu wilayah orang di daerah itu dia berhak

punya kewenangan untuk bisa menolak anda,

bahkan harus diusir, diusir keluar, seperti di

Surabaya itu, karena itu mengacau, maka

#2019GantiPresiden itu dimaknai bahwa pada

tanggal 1 Januari 2019 pukul 00.00 ganti presiden,

hati-hati itu yang saya sebut dengan makar.”

(segmen 1)24

Ketiga, Fadli Zon sebagai wakil ketua DPR RI yang

juga merupakan Politisi Partai Gerindra yang pro terhadap

gerakan #2019GantiPresiden dan juga membela Neno

Warisman sebagai korban persekusi. Keempat, Arsul Sani

sebagai wakil ketua tim kampanye Jokowi – Ma’ruf Amin

yang mengatakan bahwa deklarasi #2019GantiPresiden

mengandung unsur-unsur ujaran kebencian di dalamnya,

sehingga Neno Warisman dan aktifis #2019GantiPresiden

ditolak masuk disuatu daerah dan mengalami persekusi.

Kelima, Ahmad Dhani sebagai musisi dan sebagai salah

satu aktifis #2019gantipresiden yang juga dipersekusi.

Dalam wawancaranya dengan awak media, Ahmad Dhani

hadir ke Surabaya untuk deklarasi sebagai musisi bukan

24 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 111: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

98

sebagai politisi. Berikut pernyataan Ahmad Dhani pada

media:

“Inikan negara hukum ya, kenapa kok anarkisme

yang didahulukan gitu loh, dikedepankan, saya kan

bingung. Orang saya ini musisi, saya bukan

penguasa kok didemo gitu loh, aneh kan.” (segmen

1)25

Keenam, Fahri Hamzah sebagai ketua DPR RI,

yang mendukung gerakan #2019GantiPresiden, dalam hal

ini Fahri Hamzah mengatakan bahwa menyatakan

pendapat itu bagian dari hak rakyat Indonesia, dan ia juga

mengatakan bahwa meminta orang yang rakyat angkat

untuk turun juga adalah hak rakyat. Ketujuh, Irna Chaniago

sebagai Politisi Nasdem, yang menentang gerakan

#2019GantiPresiden, ia juga mengatakan bahwa Neno

Warisman bukanlah korban persekusi, melainkan pelaku.

Berikut kutipannya:

“Saya kira Neno tuh bukan korban, Neno tuh

pelaku loh, pelaku bukan korban jangan salah ya,

yang melakukan deklarasi atau demo ganti presiden

itukan dia, dia dedengkotnya loh, dia dengan

timnya, ini bukan rakyat, bukan rakyat biasa, kalau

rakyat biasa seperti kejadian rakyat yang menolak-

menolak itu.” (segmen 2)26

25 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018 26 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 112: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

99

Kedelapan, Muhammad Syafii sebagai Politisi

Gerindra, yang mendukung gerakan #2019GantiPresiden

mengakatakan bahwa dengan hak yang dimiliki rakyat

Indonesia sesuai dengan konstitusi bahwa masa tugas

presiden yang sekarang akan berakhir di 2019 tentu rakyat

boleh kemudian menyampaikan aspirasinya 2019 ganti

presiden, jadi tidak ada aturan yang dilanggar. Kesembilan,

Hasto Kristianto sebagai Sekjen PDIP yang menentang

gerakan #2019GantiPresiden mengatakan bahwa gerakan

ini bukan gerakan institutional karena tidak sesuai dengan

harkat dan martabat bangsa. Ke-10, Kombes Pol Sunarto

sebagai Kabid Humas Polda Riau, yang mengatakan bahwa

tidak ada persekusi yang ada personil sudah mengamankan

semua pihak dari potensi gangguan. Berikut pernyataan

Kombes Pol Sunarto:

“Jadi yang kita lakukan adalah mengamankan,

rekan-rekan ketahui kemarin kita juga sampai

tempatkan personil dan polwan disitu. Yang kedua,

bahwa wilayah TKP itu berada dalam otoritas

bandara. Yang kedua dari wasari tidak ada

persekusi yang ada adalah kita mengamankan

semua pihak dari potensi gangguan.” (segmen 2)27

Ke-11, Mahendradatta sebagai pengacara Neno

Warisman yang dihubungi oleh tim Dua Sisi melalui

telepon, ia mengatakan bahwa kliennya, Neno Warisman

27 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 113: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

100

datang ke Riau dan daerah-daerah lainnya hanya untuk

berdeklarasi dan menyampaikan keinginannya. Ke-12,

Indiarto Priadi sebagai host Dua Sisi dan juga sebagai

General Manager program Dua Sisi TV One. Dalam hal ini

Indiarto Priadi yang menengahi diskusi sekaligus

memoderatori dan juga menggiring kemana arah

berjalannya diskusi. Pada awal acara ini berlangsung, ia

mengungkapakan sedikit kekecewaan ditengah

kegembiraan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games

dan sudah memenagkan 29 emas, yang seharusnya semua

pihak bersatu padu untuk merayakan kehebatan ini, tapi

pada saat yang sama masyarakat Indonesia harus terpecah

kerena ada sekelompok masyarakat yang berbeda pendapat

dan disusul dengan tindakan-tindakan negatif berupa

persekusi.

C. Sarana Wacana (Mode of Discourse)

Tabel 4.4

Data Sarana Wacana

Tanggal Temuan

29 Agustus

2019

Sarana wacana yang terdapat di naskah ini

adalah Majas Perifrase, Majas Retoris,

Majas Paradoks, Majas Tautologi, Majas

Pleonasme, Majas Alegori, Majas Simbolik,

dan Majas Repetisi.

Majas Perifrase adalah Gaya bahasa untuk

menggantikan suatu kata atau kelompok

kata lain. Kata atau kelompok kata tersebut

Page 114: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

101

dapat berupa nama tempat, negara, benda,

atau sifat tertentu.

Majas Retoris adalah Gaya bahasa untuk

menanyakan sesuatu yang jawabannya telah

terkandung dalam pertanyaan tersebut.

Majas Paradoks adalah Gaya bahasa yang

mengandung makna pertentangan antara

pernyataan dengan fakta sebenarnya.

Majas Tautologi adalah Gaya bahasa yang

berupa pengulangan kata dengan

menggunakan sinonimnya.

Majas Pleonasme adalah Gaya bahasa yang

menyampaikan suatu pemikiran atau

gagagasan secara berlebihan, sehingga ada

beberapa keterangan yang kurang

dibutuhkan.

Majas Alegori adalah Gaya bahasa yang

menggunakan kiasan atau penggambaran

untuk mengungkapkan suatu hal.

Majas Simbolik adalah Gaya bahasa untuk

melukiskan suatu maksud dengan

menggunakan simbol atau lambang.

Majas Repetisi adalah Gaya bahasa yang

terdapat pengulangan kata, frase, atau

kalimat untuk memberikan penekanan.28

1. Analisis Data (Kebebasan Berpendapat Berujung

Pesekusi)

Sarana wacana di dalam naskah ini ditemukan

Majas Perifrase. Majas Perifrase merupakan Gaya bahasa

untuk menggantikan suatu kata atau kelompok kata lain.

Kata atau kelompok kata tersebut dapat berupa nama

28 Ernawati Waridah, Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Plus

Kesusastraan Indonesia, h.2-28.

Page 115: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

102

tempat, negara, benda, atau sifat tertentu, seperti pada

kalimat berikut:

“Hati-hati itu yang saya sebut dengan makar, ganti

itu kata kerja, Bahasa Arabnya fi’il amar, fi’il amr

itu artinya perintah dengan segala macam cara

dipakai untuk menggantikan presiden itulah yang

saya bilang amar itu saya sebut dengan makar.”

(segmen 1)29

Pengunaan kata makar pada kaliamat di atas

memiliki sinonim yaitu pengkhianatan negara, atau juga

sama dengan kejahatan pidana berupa penghianatan yang

dilakuakn oleh seorang warga negara atau bangsanya seniri

dengan melakukan satu atau beberapa tindak kejahatan

yang serius. Dalam kalimat di atas, Ali Mochtar Ngabalin

berpendapat bahwa Neno Warisman dan aktifis

#2019GantiPresiden melakukan makar di sejumlah daerah,

yang mengakibatkan Neno Warisman dan beberapa aktifis

#2019GantiPresiden ditolak masuk ke daerah-daerah

tertentu.

Selain majas perifrase, dalam naskah ini juga

ditemukan majas retoris pada kalimat pertanya host Dua

Sisi Indiarto Priadi pada kalimat di bawah ini. Majas

Retoris adalah Gaya bahasa untuk menanyakan sesuatu

yang jawabannya telah terkandung dalam pertanyaan

tersebut.

29 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 116: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

103

“Kenapa masyarakat Indonesia harus terpecah

ketika ada sekelompok manusia berbeda pendapat

dan ada tindakan-tindakan yang kemudian

dianggap sebuah tindakan negatif berupa

persekusi?” (segmen 1)30

Pada naskah selanjutnya ditemukan Majas Repetisi.

Majas Repetisi adalah Gaya bahasa yang terdapat

pengulangan kata, frase, atau kalimat untuk memberikan

penekanan. Majas Repetisi ditemukan pada pernyataan

Neno Warisman berikut ini:

“Dan hampir juga tangan saya juga ditarik lalu saya

bilang saya ngga mau kekerasan, saya ngga suka

kekerasan, saya bilang gitu, tolong biarkan saya di

sini silahkan pergi semuanya.” (segmen 1)31

Dalam pernyataan tersebut Neno Warisman

mengulang kata kekerasan. Pengulan kata ini untuk

memberikan penekanan bahwa dalam situasi tersebut ia

benar-benar tidak mau terjadi kekerasan dan tidak suka

dengan kekerasan.

Selain itu dalam pernyataan Neno Warisman juga

ditemukan Majas Paradoks. Majas Paradoks adalah Gaya

bahasa yang mengandung makna pertentangan antara

pernyataan dengan fakta sebenarnya.

“Saya mewakili sebuah hak bagi warga negara

untuk menjalankan demokrasi ini sehingga saya

30 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018 31 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 117: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

104

bertanya kedalam diri saya, saya mempertanyakan

ini negara apa ya gitu, kenapa hak kita yang dijamin

undang-undang ini terus-menerus dihalangi seperti

ini?” (segmen 1)32

Dalam kalimat tersebut terdapat majas paradoks

dalam kalimat kenapa hak kita yang dijamin undang-

undang ini terus-menerus dihalangi seperti ini. Kalimat

tersebut bertentanggan maknanya karena kalimat hak kita

yang dijamin undang-undang bertentangan dengan kalimat

terus-menerus dihalangi seperti ini, karena seharusnya

kata hak diiringi dengan kata kebebasan, bukan kata

dihalangi. Terlebih lagi kata hak tersebut berdampingan

dengan kalimat dijamin undang-undang.

Selanjutnya ditemukan juga Majas Tautologi.

Majas Tautologi adalah Gaya bahasa yang berupa

pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.

Majas ini ditemukan dalam penyataan Ahmad Dhani

berikut ini:

“Inikan negara hukum ya, kenapa kok anarkisme

yang didahulukan gitu loh, dikedepankan, saya kan

bingung. Orang saya ini musisi, saya bukan

penguasa kok didemo gitu loh, aneh kan.” (segmen

1)33

Dalam pernyataan tersebut Ahmad Dhani,

mengulang kata didahulukan dengan kata

32 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018 33 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 118: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

105

dikedepankan,dan kedua kata tersebut memiliki makna

yang sama.

Selain pernyataan Ahmad Dhani di atas, majas

Taotologi juga ditemukan dalam pernyataan Ali Mochtar

Ngabalin berikut ini:

“Karena itu berbohong, itu menipu, itu pernyataan

menipu, krisis kepemimpinan apa yang anda

maksud, kau bilang krisis kepemimpinan apa?

Akhlak mulia apa? Narasi itu yang anda keliru,

anda menipu orang banyak kau menipu rakyat,

narasimu tidak benar, itu berbohong, menipu,

menipu.” (segmen 3)34

Ali Mochtar Ngabalin mengatakan kata berbohong

dan menipu secara berulang, dimana kata berbohong dan

menipu memili arti dan makna yang sama. Selain itu dalam

pernyataan Ali Mochtar Ngabalin lainnya juga terdapat

majas taotologi. Berikut kutipannya:

“Di situlah ketidaktahuanmu, kedunguanmu,

kebodohanmu” (segmen 3)35

Dalam kalimat tersebut Ali Mochtar Ngabalin

mengukang kata ketidaktahuanmu, kedunguanmu dan

kebodohanmu dalam satu kalimat, ketiga kata tersebut

memiliki arti kata dan makna yang sama. Majas Tautologi

34 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018 35 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 119: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

106

juga ditemukan dalam pernyataan Arsul Sani. Berikut

kutipannya:

“Kita itu ya harus punya keberanian untuk

bermuhasabah tadi, mengoreksi, merenungkan

diri, jangan-jangan pada diri kita ada yang salah

dengan apa yang kita lakukan” (segemen 4)36

Arsul Sani mengulang kata bermuhasabah,

mengoreksi dan merenungkan, ketiga kata ini memiliki ati

kata dan makna yang sama.

Selain itu ditemukan juga Majas Pleonasme dalam

pernyataan Ali Mochtar Ngabalin. Majas Pleonasme

adalah Gaya bahasa yang menyampaikan suatu pemikiran

atau gagagasan secara berlebihan, sehingga ada beberapa

keterangan yang kurang dibutuhkan.

“Jadi kalau anda datang ke daerah-daerah kemudian

mengganggu wilayah, orang di daerah itu dia

berhak punya kewenangan untuk bisa menolak

anda, bahkan harus diusir, diusir keluar, seperti di

Surabaya itu, karena itu mengacau, maka

#2019GantiPresiden itu dimaknai bahwa pada

tanggal 1 Januari 2019 pukul 00 ganti presiden,

hati-hati itu yang saya sebut dengan makar.”

(segmen 1)37

Ali Mochtar Ngabalin mengatakan kalimat diusir

keluar, kalimat tersebut dianggap berlebihan, karena bisa

36 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018 37 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 120: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

107

saja memamangkas kata keluar dan hanya menggunakan

kata diusir saja.

Selanjutnya ditemukan Majas Alegori pada kalimat

pertanyaan yang dilontarkan host kepada Neno Warisman.

Majas Alegori adalah Gaya bahasa yang menggunakan

kiasan atau penggambaran untuk mengungkapkan suatu

hal.

“Bulan lalu anda ditolak masuk di batam, tapi anda

juga dan teman-teman masih kemudian berkeliling,

itu sengaja atau ular cari gebuk atau gimana?”

(segmen 1)38

Kalimat “ular cari gebuk” dalam pertanyaan host

tersebut bisa bermakna mencari bahaya, atau bisa juga

bermakna mencari masalah. Selain itu, majas alegori juga

ditemukan dalam pernyataan Ali Mochtar Ngabalin berikut

ini:

“Artinya apa, biarkan anda menggunakan narasi

dan diksi apa, dan masyarakat akan menilai, orang

boleh bekuasa pak, tapi jangan kebelet, jangan

terasa seperti memaksakan keadaan situasi gitu loh,

ketika anda menggunakan narasi dan diksi,

kemudian #2019gantipresiden, kemudian saya

menyebutkan itu adalah makar kok seperti

kebakaran jenggot, lucu, kayak tidak siap

menghadapi sebuah pedebatan panjang.” (segmen

1)39

38 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018 39 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 121: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

108

Kalimat kebakaran jenggot memiliki makna dalam

kodisi yang bingung dan tidak karuan. Kiasan ini

digunakan Ali Mochtar Ngabalin untuk memojokan lawan

diskusinya.

Ditemukan juga Majas Simbolik dalam kalimat

pernyataan yang diungkapkan oleh Neno Warisman. Majas

Simbolik adalah Gaya bahasa untuk melukiskan suatu

maksud dengan menggunakan simbol atau lambang.

Berikut pernyatannya:

“Kekerasan gak menyelesaikan masalah, bangsa ini

sudah terlalu banyak melakukan kekerasan.”

(segmen 3)40

Dalam kalimat tersebut Neno Warisman

menggunakan kata “bangsa” sebagai simbol untuk

mewakilkan banyak orang atau sekelompok orang yang

telah melakukan kekerasan terhadap dirinya.

40 Transkrip naskah Dua Sisi, episode Kebebasan Berpendapat

Berujung Persekusi, pada Rabu, 29 Agustus 2018

Page 122: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

109

BAB V

PEMBAHASAN

A. Interpretasi Penelitian

Sebagaimana telah diungkapkan pada awal tulisan ini,

bahwa tujuan dari penelitian ini adalah berupaya untuk

mengetahui bagaimana program Dua Sisi TV One

mengkonstruksi melai tampilan simbol dan tanda-tanda dalam

talkshownya mengenai kasus persekusi yang dialami oleh

Neno Warisman khususnya dan beberapa aktifis

#2019GantiPresiden di beberapa daerah. Guna kepentingan

tersebut penelitian ini menjadikan tayangan Dua Sisi pada

Rabu, 29 Agustus 2019 sebagai sumber datanya dengan

ditranskrip terlebih dahulu.

Kasus persekusi ini erat kaitannya dengan gerakan

#2019GantiPresiden. Dampak dari adanya deklarasi gerakan

#2019GantiPresiden menyebabkan sejumlah daerah

mengalami konflik antara masyarakat pendukung dan penolak

gerakan #2019GantiPresiden.

Dari peristiwa yang menimpa Neno Warisman, tiba-

tiba istilah persekusi menjadi populer dan sering digunakan

dalam judul berita. Tidak lama setelah itu, Indonesia

disibukkan dengan kasus yang kebanyakan orang menamakan

sebagai persekusi. Media massa besar di Indonesia ramai-

ramai mengulas kasus persekusi yang ternyata menjamur dan

sangat banyak di Indonesia. Meskipun telat, karena ternyata

Page 123: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

110

kasus persekusi ini sering terjadi di Indonesia dan mungkin

tidak disadari oleh sebagian besar orang.

Persekusi dalam perspektif komunikasi, sesungguhnya

hadir akibat dari berbagai komunikasi yang terhambat atau

tersumbat selama ini. Onong Uchjana Efendy dalam buku

Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (2003: 47) berpendapat

bahwa hambatan komunikasi terjadi karena beberapa hal

yakni; pertama, gangguan yang bersifat mekanik dimana

terjadinya gangguan pada saluran komunikasi atau kegaduhan

yang bersifat fisik, gangguan ini lebih mengarah kepada

medium yang digunakan dalam berkomunikasi seperti suara

ganda pada radio karena gelombang yang berimpitan, atau

suara riuh hadirin ketika orang berpidato. Kedua, karena

gangguan semantik. Gangguan jenis ini bersangkutan dengan

pengertian kata-kata yang sebenarnya atau perubahan

pengertian kata-kata. Lambang kata-kata yang sama

mempunyai pengertian yang berbeda untuk orang-orang yang

berlainan. Ini disebabkan dua jenis pengertian mengenai kata-

kata mempunyai pengertian denotatif atau sesuai dengan apa

yang ada di dalam kamus, serta konotatif yakni pengertian

yang bergantung kepada emosional dan latar belakang

seseorang.

Persekusi terjadi akibat kebebasan berpendapat yang

kebablasan di media sosial. Orang dengan bebas dan

seenaknya menghina ulama atau tokoh lain.

Jadi, bisa dikatakan, maraknya persekusi akibat krisis

kepercayaan kepada penegak hukum dan tidak beretikanya

Page 124: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

111

pengguna media sosial yang melakukan penghinaan pelecehan

terhadap orang lain.

Telah diketahui bahwasannya negara Indonesia

merupakan negara hukum, sesuai dengan maksud ketentuan

pasal 1 ayat (3) UUD 1945 pascaamandemen. Itulah sebabnya

cara untuk mengakhiri polemik dan upaya menyelesaikan

kasus-kasus hukum yang terkait dengan dugaan pelanggaran

hukun hanya dapat dilakukan dengan konsensus supremasi

hukum berdasarkan KUHP dan KUHAP. Tentu dengan

melibatkan aparatur hukum (polisi, jaksa dan hakim) dan

diputuskan oleh institusi pengadilan. Bukan atas dasar

supremasi kelompok tertentu.

Oleh karena itu perbuatan persekusi yang dilakukan

oleh kelompok tertentu tidak disebut sebagai bentuk

pelanggaran oleh pelakunya, pelaku persekusi tidak melihat

salah dalam tindakan mereka atau membiarkan kesalahan kecil

untuk melawan apa yang mereka lihat sebagai kesalahan yang

lebih besar dan lebih serius. Persekusi biasanya dinyatakan

sebagai upaya untuk melindungi diri sendiri, keluarga,

kelompok atau masyarakat dari apa yang mereka lihat sebagai

potensi ancaman atau berlawanan dengan kepercayaannya.

Berita mengenai persekusi bermula karena semakin

meluasnya aksi penolakan terhadap gerakan

#2019GantiPresiden disejumlah daerah, yang menyebabkan

Neno Warisman yang merupakan salah satu aktifis

#2019GantiPresiden dihadang warga di bandara Hang Nadim,

Batam, saat akan menghadiri acara deklarasi

Page 125: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

112

#2019GantiPresiden. Neno Warisman juga dihadang ratusan

orang saat akan menghadi acara deklarasi #2019GantiPresiden

di Pekanbaru, Riau.

Dalam tayangannya, Dua Sisi lebih membahas isu tersebut

pada kronologis peristiwa persekusi terjadi dan kenapa bisa

terjadi pesekusi atau penolakan-penolakan di sejumlah daerah.

Selain itu hal yang juga banyak dibahas dalam talkshow ini

adalah adanya dugaan makar dalam deklarasi

#2019GantiPresiden yang digawangi oleh Neno Warisman.

Supaya peristiwa ini memiliki kualitas berita yang baik

maka haruslah ditentukan narasumber dan sumber berita yang

dikutip. Pernyataan dan kutipan dari narasumber yang

berkompeten dapat menunjukan berita itu berbobot atau tidak.

Sesuai dengan nama programnya, Dua Sisi yang selalu

mengedepankan cover both side, pada setiap episodenya Dua

Sisi selalu mengundang narasumber dari sisi pro dan kontra

dengan kuantitas jumlah yang sama. Dari sisi yang pro dengan

gerakan #2019GantiPreasiden Dua Sisi menghadirkan Neno

Warisman dan Fadli Zon, sedangkan dari sisi kontra Dua Sisi

menghadirkan Ali Mochtar Ngabalin dan Arsul Sani. Dilihat

dari narasumber ini maka peneli menyimpulkan bahwa

narasumber yang dipilih oleh Dua Sisi menandakan simbol

kenetralan Dua Sisi terhadap kasus ini.

Citra yang ingin ditampilkan oleh Dua Sisi kepada publik

adalah program talkshow berita yang menyajikan berita

Persekusi terhadap Neno Warisman dengan cara berimbang

dan netral. Hal ini bisa dilihat dari kuntitas jumlah narasumber

Page 126: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

113

yang dihadirkan baik itu secara live maupun melalui cuplikan

wawancara yang di tampilkan. Selain itu juga host selalu

menengahi diskusi yang berlangsung jika terjadi perdebatan,

dan memberi waktu kepada masing-masing narasumber untuk

berbicara sesuai dengan pendapatnya.

B. Perspektif Islam

Membahas hukum dan Islam adalah hal sangat penting bagi

kehidupan seorang muslim yang hidup di negara hukum seperti

Indonesia. Seperti yang kita banyak ketahui juga bahwa Islam

adalah agama yang sangat menjujung tinggi syariatnya.

Di Indonesia sebagai negara yang penuduknya mayoritas

beragama Islam juga banyak mengadaptasi dan menetapkan

hukum negara dari syari’at islam yang terulis dalam Al-Qur’an

dan Hadist. Tapi dalam praktiknya tidak jarang banyak oknum-

oknum yang melanggar dan meremehkan hukum yang telah

ditepakan negara yang sesuai dengan syariat Islam, contohnya

seperti pelanggaran hukum tindak pidan kekerasan.

Di Indonesia, kekerasan masih menjadi hal yang sepele dan

sangat sering terjadi, padahal tindakan kekerasan adalah hal

yang dilarang oleh Allah dan diperingatkan oleh Allah berkali-

kali dalam Al-Qur’an. Hal ini juga berlaku untuk tindakan

persekusi.

Tidakan persekusi adalah tindak pidana kekerasan baik

berupa tindakan taupun perkataan, hal ini bisa menyakiti fisik

maupun mental orang lain dan dapat menyebabkan perpecahan

dan perselisihan.

Page 127: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

114

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dari penelitian skripsi yang telah

peneliti paparkan tentang pemberitaan persekusi terhadap

Neno Warisman yang di tayangkan oleh Dua Sisi TV One pada

Rabu, 29 Agustus 2019, maka peneliti dapat menarik hasil

penelitian terhadap medan wacananya yaitu dengan memaknai

isi teks yang diproduksi oleh Dua Sisi. Dalam hal ini, makna

yang diproduksi oleh Dua Sisi menunjukan bahwa adanya

persekusi terhadap Neno Warisman dan beberapa aktifis

#2019GantiPresiden di sejumlah daerah. Dalam pernyataan

Neno Warisman mengaku di demo oleh sejumlah massa dan

mengalami tidakan kekerasan secara verbal. Tindakan

pesekusi ini dipicu karena adanya dugaan makar dalam

deklarasi #2019GantiPresiden yang membuat para aktifis

#2019GantiPresiden ditolak masuk ke daerah-daerah dan

dipersekusi. Dugaan adanya makar dalam deklarasi

#2019GantiPresiden ini pertama kali dicetuskan oleh Ali

Mochtar Ngabalin kepada media massa.

Selain memberitakan persoalan persekusi, Dua Sisi

juga memproduksi makna teks yang menunjukan bahwa

adanya dugaan makar dalam deklarasi #2019GantiPresiden

yang menjadi penyebab adanya persekusi.

Dalam peberitaannya, dilihat dari sisi pelibat

wacananya, yakni narasumber yang dihadirkan oleh Dua Sisi

Page 128: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

115

sebagai simbol dari pihak pro dan kontra terhadap gerakan

#2019GantiPresiden. Dari pihak pro ada dua narasumber, yaitu

Neno Warisman yang merupakan Presidium

#2019gantipresiden dan juga korban persekusi, dan juga Fadli

Zon sebagai wakil ketua DPR RI dan juga Politisi Gerindra.

Selain itu dari pihak kontra juga ada dua narasumber, yaitu Ali

Mochtar Ngabalin sebagai tenaga ahli utama Kantor Staf

Presiden, dan Arsul Sani sebagai wakil ketua tim kampanye

Jokowi – Ma’ruf Amin.

Pemilihan narasumber ini menjadi simbol bahwa Dua

Sisi tidak berpihak kepada pihak pro maupun pihak kontra.

Kerena menghadirkan narasumber dengan jumlah yang

seimbang dan masing-masing memiliki peran dalam wacana

pemberitaan yang sedang diangkat.

Kemudian terdapat pernyataan langsung dari Neno

Warisman saat live Dua Sisi, ia mengatakan bahwa Gerakan

#2019GantiPresiden tidak berafiliasi pada partai politik dan

dalam deklarasinya ia hanya menyatakan pendapat dan

aspirasinya yang mewakili masyarakat khususnya kalangan

ibu-ibu dan wanita. Tetapi dari lain sisi, Ali Mochtar Ngabalin

mengatakan bahwa gerakan #2019GantiPresiden digagas oleh

partai politik dan ada dugaan makar didalamnya.

Sarana wacana di Dua Sisi terdapat penggunaan majas

pertentangan, majas perbandingan, dan majas penegasan.

Setelah meneliti tayangan Dua Sisi episode “Kebebasan

Berpendapat Berujung Persekusi” Peneliti dapat memaknai

lebih dalam pada wacana yang ada dalam tayang tersebut.

Page 129: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

116

B. Implikasi

Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa

kejahatan pesekusi yang marak terjadi dan menimpa tokoh atau

aktifis menjelang Pemilu di Indonesia. Seharusnya pemerintah

dan aparat keamanan negara menindak tegas terhadap pelaku

persekusi yang telah terjadi di beberapa daerah, seperti yang

terjadi kepada aktifis #2019GantiPresiden yang akan

mengadakan deklasi. Pasca kejadian persekusi yang menimpa,

diketahui apparat keamanan hanya mengamankan korban

tanpa tahu siapa-siapa saja pelaku pesekusi.

Pemerintah dan DPR juga seharusnya menyusun

undang-undang tentang tindak pidana persekusi yang efektif

dan menegaskannya kepada rakyat Indonesia mana saja hal-hal

atau tindakan yang termasuk dalam persekusi. Dengan begitu,

bisa meminimalisir dan mencegah terjadinya tindakan

persekusi di masyarakat.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah peneliti lakukan,

maka peneliti ingin memberikan beberapa saran baik kepada

segenap akademisi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, khususnya Program Studi Jurnalistik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, serta bagi penikmat tayangan televisi,

yaitu sebagai berikut:

1. Melihat hasil penelitian ini berupa simbol yang

memaknai terkait tayangan pemberitaan persekusi

Page 130: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

117

dengan cara menggunakan metode analisis Semiotik

Sosial M.A.K. Halliday untuk memahami makna teks

dalam peristiwa yang terjadi. Sehingga metode M.A.K.

Halliday ini bisa menjadi acuan dalam meneliti simbol,

tanda, dan makna yang terdapat pada teks berita.

2. Peneliti berharap kepada masyarakat sebagai penikmat

berita supaya lebih selektif dalam melihat dan memaknai

tayangan berita dengan mencermati kata, kaliamat, isi

berita, dan keakuratan sumber informasi yang di berikan

oleh media massa baik itu secara verbal atau pun non-

verbal. Oleh karena itu sebagai penikmat berita

seharusnya khalayak tidak hanya menerima informasi

dari satu sumber saja tapi juga bisa membaca, menonton,

dan mendengarkan berita dari berbagai media massa agar

mengetahui kualitas kebenaran dari suatu informasi.

Page 131: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

118

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:

PT Raja Grafindo.

Eriyanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan

Politik Media. Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang.

Gunadi, Ismu, Jonaedi Efendi. 2014. Cepat dan Mudah Memahami

Hukum Pidana. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi

Offset.

Halliday, M.A.K, Ruqaiya Hasan. 1992. Bahasa, Konteks, dan

Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalam Pandangan Sosial.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk

Ilmu-Imu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Maleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Masduki. 2001. Jurnalistik Radio. Yogyakarta: Lkis Yogyakarta.

Morissan. 2010. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana.

Oramahi, Hasan Asy’ari. 2015. Jurnalistik Televisi. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Rusmana, Dadan. 2014. Filsafat Semiotik: Paradigma, Teori, dan

Metode Interpretasi Tanda dari Semiotik Struktural hingga

Dekonstruksi Praktis. Bandung: CV Pustaka Setia.

Riewanto, Agus. 2017. Bahaya Persekusi dan Pelecehan Hukum.

Jakarta: Surat Kabar Kedaulatan Rakyat.

Page 132: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

119

Sobur, Alex. 2012. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk

Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soekanto, Soerjono. 2006. Pokok-pokok Sosiologi Hukum. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Sudarto. 2006. Kapita Hukum Pidana. Bandung: Alumni.

Suryawati, Indah. 2011. Jurnalistik Suatu Pengantar. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Sumadiria, As Haris. 2006. Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis

Penulis dan Jurnalis. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu

Pengantar. Jakarta: PT Indeks.

Waridah, Ernawati. 2014. Kumpulan Majas, Pantun, dan

Peribahasa Plus Kesusastraan Indonesia. Bandung: Ruang

Kata Imprint Kawan Pustaka.

Wibowo, Indiawan Seto Wahyu. 2013. Semiotika Komunikasi

“Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi”.

Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Jurnal

Ardipandanto, Aryojati. (2017). Persekusi: Perspektif Demokrasi,

Majalah info singkat pemerintah dalam negeri, 9(11), 19.

Karman. (2012). Wacana Media Massa tentang Keikutsertaan

Unjuk Rasa Kepala Daerah Menolak Kenaikan Harga BBM,

16(2), 125.

Mujiyanto, Bambang, Emilsyah Nur. (2013). Semiotik dalam

Metode Penelitian Komunikasi Semiotics in Research

Method of Communication, 16(1), 74.

Page 133: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

120

Santoso, Anang. (2018). Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis

dan Analisis Wacana Kritis, (1), 2&4.

Syaputra, Rayon. (2015). Penegakan Hukum Terhadap Kasus

Perbuatan Main Hakim Sendiri (Eigenrichting) Di Wilayah

Hukum Kepolisian Sektor Cerenti, 1(1), 2.

Teja, Mohammad. (2017). Media Sosial: Ujaran Kebencian dan

Persekusi, Majalah info singkat pemerintah dalam negeri,

9(11), 10&11.

Referensi Pendukung

Company Profile TV One, diakses pada Rabu, 27 Maret 2019

pukul 14.25 WIB, dari situs http://www.tvonenews.tv/profil.

Program TV One, diakses pada Selasa, 9 April 2019 pukul 14.35

WIB, dari situs http://www.tvonenews.tv/program.

Juniawati, Program Talk show dan Ruang Public Sphere: Upaya

Media Sebagai Industri Pro Publik. Diunduh pada 9 Juli

2018, pukul 10.47 WIB, di

https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/

download/79/73.

Mustofa, Aditya Burhan. (2010). Tindak Pidana Pencemaran

Nama Baik Melalui Media Internet Dari Perspektif Hukum

Pidana. Ilmu Hukum, Fak. Hukum, Universitas Sebelas

Maret. 31

http://www.hukumonline.com/berita/baca/persekusi-bukan-

solusi--dahulukan-mediasi-dan-litigasi-oleh--reda-

manthovani, diakses pada Jumat, 11 Januari 2019, pukul

14.07 WIB.

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/makna-intimidasi-

menurut-hukum-pidana, diakses pada Rabu, 6 Februari 2019

pukul 10.08 WIB.

Page 134: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

121

http://www.jawapos.com/read/2017/06/04/kawal-persekusi-

pelaku-bisa-dipidana-berdasarkan-uu-ini, diakses pada

Rabu, 16 Januari 2019, pukul 12:30 WIB.

http://www.kompasiana.com/pardosi/memaknai-perbedaan-main-

hakim-sendiri-dan-persekusi diakses pada tanggal 16

Agustus 2017 pukul 12:12 WIB

https://www.komunikasipraktis.com/2017/06/pengertian-

persekusi.html diakses pada Rabu, 16 Januari 2019 pukul

12:00 WIB.

https://www.kontras.org/data/20170615_Pilkada_Persekusi_dan_

Teror_Negara_pdf, diunduh pada Selasa, 15 Januari 2019

pukul 22.37 WIB.

https://www.merdeka.com/tvone/, diakses pada Rabu, 10 April

2019 pukul 11.49 WIB.

https://nasional.tempo.co/amp/1086128/deklarasi-hari-ini-begini-

awal-mula-gerakan-2019gantipresiden, diakses pada

Minggu, 28 Oktober 2018 Pukul 22:19 WIB.

https://nasional.sindonews.com/read/kejahatan-persekusi-atau-

tindakan-intimidasi diakses pada tanggal 16 Agustus 2017

pukul 12:25 WIB

http://poskotanews.com/2017/06/04/dpr-nilai-persekusi-bukan-

istilah-hukum-kuhp/ diakses pada tanggal 11 Juli 2017,

pukul 14.07 WIB

http://pusdatin.rri.co.id/file/docs/1/1496367778Kep%20KPI%20

Ttg%20Pedoman%20Perilaku%20Penyiaran.pdf, diunduh

pada Senin, 9 Juli 2018 pukul 10.33 WIB.

Page 135: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

122

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 136: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber : Dodi Renaldi Nasution

Jabatan : Produser Dua Sisi

Hari, Tanggal : Jumat, 15 Mei 2020, Via Telpon

Waktu : 15.55 WIB

1. Bagaimana sejarah terbentuknya dua sisi?

Dua sisi itu kan dulu, sepanjang perjalan TV One kan selalu

punya program debat, selalu kontroversi, ada dua pendapat

yang bersebrangan, pas 2014 itu selesai semuanya, jadi

program-program yang bergenre debat 2014 masih ada sampai

awal 2015 udah ngga ada, ketika Pilkada DKI ada pro kontra

lagi, ada banyak pro kontra, kita coba bikin lagi program yang

sejenis namanya Dua Sisi memang untuk mengakomodir ada

dua pandangan yang berbeda pro konta yang memang menjadi

headline atau berita di masyarakat, kalau ngga salah 11

Agustus 2017, itu dibikin juga karena 2018nya kan ada pilpres,

jadi memang itu persiapan kita di 2018 bakal ada pilpres, bakal

ada banyak ….. program dua sisi, gitu awal-awalnya.

2. Mengapa diberi nama dua sisi?

Karena memang kan ada dua pro kontra, kalau pro kontra kan

ada beberapa pendapat, ada sisi-sisi yang berbeda, makanya

kita ngambil namanya dua sisi, kita diputuskan usulan dari kita

tim di redaksi kemudian diputuskan oleh pemimpin redaksi.

3. Berapa rating & share rata-rata program Dua Sisi?

Page 137: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Kalau di 2018-2019 saya ngga terlalu aware dengan angka

pastinya, 0.9/1 kalau ngga salah, nah kalau sekarang ini di 2020

sampai bulai mei ini 0.8, 0.8 kalau dibandingkan dengan

stasiun lain itu lumayan banget. Data lama dari 2017-2019,

year to date Dua Sisi 2020 rating 0.8 share 3.1.

4. Apa prestasi yang pernah diraih oleh program Dua Sisi?

Nominasi Panasonic award program talkshow terfavorit, kalau

pemenangnya sudah bisa dipastikan ILC atau mata najwa

karena kan kita satu genre dengan program-program itu. Kalau

dari perusahaan ada target dan di tahun sebelumnnya tercapai.

5. Bagaimana Konsep program Dua Sisi?

Konsepnya ya itu tadi ada dua pihak yang bersebrangan, ada

isu pro dan kontra, ada dua pihak yang bersebrangan, itu yang

kita mainkan nanti di layar itu memang akan beradu argumen

dengan tempo yang cepat, kalau dua sisi yang biasanya ya

bukan posisi yang sekarang. Makanya ketika kondisi politik

kita DI 2018, 2019, ada pilpres itu memang bagus banget dan

kalau misalnya ada kasus-kasus besar dari dulu itu ada E-KTP,

setya novanto, semua orang berpolemik soal itu biasanya

disukai sama publik.

6. Siapa target penonton program Dua Sisi?

Kalau target penonton ya sesuai target penontonya TV One

yang meature, 30-an lah, kalau secara operan station sih 15+,

Page 138: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

tapi TV One kan banyak penontonnya yang di atas 30-45 lebih

spesifik lagi, karena kalau dibawah 15 kita ngga ada.

7. Apa kesan atau citra yang ingin dibentuk oleh Dua Sisi

dihadapan penonton?

Sesuai dengan TV One, kita menampilkan fakta-fakta

dilapangaan terus kita bawa ke layar nanti penonton yang bisa

mengambil kesimpulan, kita kan ngga berpihak, kita cuma

menampilkan ada permasalahan ada pandangan dari sisi A ada

opini dari sisi B. nah, kita ada di tengah, dan kita selalu cover

both side, jadi kalau misalnya narasumber kita 4 orang, dua-

dua, dua yang setuju dengan A, duanya lagi kontra A.

8. Bagaimana tahapan pelaksanaan produksi program Dua Sisi,

mulai dari pra prodksi, produksi, hingga pasca produksi?

Kalau di sini pasca produksi ngga ada ya, karena kan kita live,

jadinya ya memang pra produksi kita ada meeting harian untuk

menentukan tema, dan tema itu bisa berubah, jadi kalau kita

tayang hari kamis kita sudah mulai meeting hari senin, untuk

mengecek tema belum tentu tema itu yang akan kita pakai, kita

juga akan mengecek narasumber pedapatnya seperti apa soal

tema yang sudah kita proyeksikan, nah nanti bisa jadi juga tema

berubah dihari H, kalau tiba-tiba ada isu yang lebih besar dan

di hari H dikejar lagi narasumber yang semuanya, biasanya

narasumbernya based on wawancara, jadi memang ada pra-

interview dulu ke narasumber-narasumber, politisi-politisi,

ataupun ke pejabat-pejabat publik.

Page 139: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

9. Apakah terdapat SOP yang berlaku dalam memproduksi

program Dua Sisi?

Kita harus cover both side, harus ada dua sisi, dua orang, kalau

dia satu orang ya lawannya satu, kalau dua orang ya lawannya

dua. Misalnya kalau ada anggota DPR atau ada orang

pemerintahan ya dia ada yang nemenin, jadi ga mungkin kita

bikin di sini di program debatnya ini ngga imbang, jadi

memang harus imbang dua-duanya sama, dari dua sisinya itu

tinggal nanti kan mereka beradu argumennya bisa berbeda,

cuma kalau secara kuantitasnya itu memang pasti sama.

10. Apa yang menentukan tayangan Dua Sisi dilakukan secara

live?

Memang dari awal konsepnya program live, karena isu-isunya

hard issue, kalau hard issue kan kita sudah menentukan

dibeberapa hari sebelumnya pasti live dan dari awal memang

selalu live, kecuali untuk kondisi-kondisi tertentu, kalau

misalnya lebaran, atau apa, kita berubah hari karena sesuatu,

kita beradaptasi bisa menyesuaikan, ngga harus berdebat keras.

11. Bagaimana tim Dua Sisi memilih isu masyarakat untuk

diangkat menjadi materi produksi atau tema mingguan?

Dipilih, nanti diputuskan di redaksi mana yang bakal

ditayangkan, mana isu yang lebih kuat kira-kira, mana yang

lebih jadi concern publik, dan kemungkinan untuk

Page 140: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

meningkatkan rating, makannya pertimbangan subjektif di

redaksi nanti untuk memutuskan itu.

12. Seperti apakah riset yang dilakukan untuk memperdalam

tema?

Bisa pra-interview narasumber, bisa riset dari internet, tapi

yang paling penting ya pasti pra-interview dulu kan, kita harus

tahu dulu orang itu mau ngomong apa, apa opininya dia atau

pendapatnya dia tentang satu tema itu.

13. Siapa saja yang terlibat dalam proses penentuan tema?

Semua tim, satu tim, satu tim itu terdiri dari ada manager kalau

di kita tim produksinya itu kan, kemudian ada produser

eksekutif, produser eksekutif ini nanti ynag menentukan

penanggung jawab untuk proses produksinya, kemudian ada

produser, asisten produser, dan reporter, ya dari hasil meeting

produksi itu nanti di tentukan mana temanya siapa

narasummbernya dan anglenya ke arah mana.

14. Apakah tema dapat di-cancel atau diubah apabila sewaktu-

waktu terdapat hambatan?

Bisa jadi, kalau misalnya ada isu-isu yang lebih besar lagi ya

pasti di ubah itu hal yang lumrah dan ngga berarti kalau kita

sudah undang orang terus kita menetukan tema sebelumnya

tapi tiba-tiba di hari H ada suatu peristiwa besar ya bisa saja

berubah.

Page 141: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

15. Bagaimana Dua Sisi sebagai program talkshow membingkai

isu yang diangkat?

Tadi kan saya sudah jelaskan soal pemilihan isu dan segala

macamnya itu, apa yang menjadi concern publik, nanti kita

juga bakal menentukannya juga di redaksi, misalnya ada isu A,

B, C, nanti ditentukannya di redaksi.

16. Bagaimana menentukan pertanyaan yang sekaligus menjadi

bahan diskusi dalam Dua Sisi?

Bisa dari VT, bisa dari pernyataan-pernyataan pejabat publik

jadi ga harus dari kita langsung duluan, tapi memang kalau

pertanyaan dan turunannya itu sesuai dengan angle dari tema

yang kita pilih itu, kita bawa angle nya kemana baru kita bikin

turunannya kan.

17. Apakah host Dua Sisi, Indiarto Priadi ikut terlibat dalam

menentukan pertanyaan?

Pasti, dulu iya, sekarang hostnya Tisa, beliau pasti terlibat, kita

pasti diskusi.

18. Bagaimana menentukan tokoh yang akan menjadi narasumber

dalam Dua Sisi?

Tadikan proses produksi kita menentukan tema itu sekalian

dengan narasumbernya, kalau kita sudah menentukan tema kan

kita bisa tahu siapa-siapa yang terlibat dengan tema itu.

Page 142: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

19. Apa yang akan dilakukan jika tim Dua Sisi tidak mendapatkan

narasumber atau narasumber yang sudah ditentukan

berhalangan hadir?

Pasti ada alternative kan, kita juga bikin proyeksi bukan hanya

satu dua orang saja, kalau kita butuh dua narasumber

diproyeksinya kita pasti ada tiga atau empat atau malah lima

orang narasumber untuk tema tersebut, jadi bukan hanya harus

dia, kecuali memang dia itu narasumber utama jadi ngga bisa

diganti, kayak yang kamu teliti itu soal Neno Warisman, ya

Neno Warismannya harus ada, kalau Neno Warismannya ngga

ada ya ngga bisa tayang programnya, karena siapa yang mau

bercerita, tapi kalau pendampingnya Neno Warisman di situ

Fadli Zon, kalau Fadli Zon kan bisa diganti siapapun ngga

harus Fadli Zon, tapi kalau Nenonya kan wajib ada, karena

memang kan story-nya itu tentang Neno, Neno yang diusir di

Batam, dia mau datang ke Batam diusir , nah kalau untuk sisi

sebelahnya kan ada Ali Mochtar Ngabalin sama Arsul Sani itu

kita pilihnya ada anggota DPR, Arsul Sani ini dari Komisi III

ini kenapa kayak gini, Fadli Zon juga dari anggota DPR Cuma

dia satu kubu sama Neno waktu itu kubunya Prabowo,

sementara waktu itu Arsul Sani sama Ngabalin itu kubunya

Jokowi, Ngabalin itu mobilnya pemerintah waktu itu dia KSP

kan staff presiden, ya kayak gitu penentuan narasumbernya.

20. Apakah jawaban dari narasumber diarahkan oleh tim Dua Sisi

ataupun host?

Page 143: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Engga, kita cuma menggali, sebenernya kalau udah

ditayanginkan kita udah tahu dia bakal apa tinggal kita

menggalinya mau ke sudut mananya kan angle yang mananya,

tapi kita tidak menentukan dia harus kesini, engga, kita hanya

menggali, kita hanya mengarahkan, diarahkannya dari

angelnya itu dari tema yang kita tentukan tema dan anglenya

kemana.

21. Kenapa program Dua Sisi memberitakan kasus persekusi yang

terjadi pada Neno Warisman dan beberapa tokoh pergerakan

aksi 2019 ganti presiden?

Karena memang waktu itu jadi head line kan, ketika Neno

diusir kemudian menjadi head line, dan secara rasional semua

pemberitaan pasti mengankat tema soal itu termasuk kita, kita

juga ketika bisa mastiin Nenonya hadir baru kita angkat

temanya soal itu dan kalau ga salah itu berdebat keras dan Neno

sampai walk out itu keluar dari segmen, cuma dua segmen

kalau ngga salah, dia walk out, segmen tiganya dia sendiri,

setelah itu dia cabut udah ga mau lagi dia ngomong.

22. Apa tujuan yang ingin dicapai pada episode “Kebebasan

Berpendapat Berujung Persekusi”?

Tujuannya kita ingin membuka seperti apa sih kejadian pada

saat itu, kenapa bisa ada orang dilarang untuk berpindah dari

satu kota ke kota yang lain, kenapa harus dilarang-larang,

kenapa harus sampe diusir dari sumber A-1 langsung yang

bersangkutan, terus juga ada konfirmasinya dari tim kapanye

Page 144: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

sebelahnya itu ada Arsul Sani yang waktu itu posisinya kalau

ngga salah dia posisi direktur TKN, selain dari petinggi di

polisi pemerintah dia juga direktur di tim kampanye nah di satu

sisinya Fadli Zon salah satu jubir di tim kampanye nasional kan

di sisinya Prabowo PKN, apakah memang pengusiran Neno

mengandung politik atau apa, itu yang kita gali di program ini.

23. Apakah sejauh ini pemberitaan tersebut berpengaruh pada

pihak-pihak yang bersangkutan?

Iya, dengan adanya remnya pemerintahan soal itu, kan akhinya

neno kan udah ga mau lagi, dia juga di-bully kan , itu terakhir

kalau ngga salah, kita undang berikutnya juga udah ngga mau

lagi kalau lawannya TKN, karena dia juga merasa ngga bakal

ada solusi, padahal dia ngerasa dia itu dipersekusi bahkan

sampe ke aparat pemerintah, aparat pengamanan polisi.

24. Apa yang menyebabkan terjadinya persekusi menurut program

Dua Sisi?

Pasti karena persoalan politiklah, kan udah jelas 2019 ganti

presiden, kan digagas oleh Neno dan kawan-kawannya itu,

pasti karena itu, dia juga dilarang kesana oleh pendukung-

pendukungnya TKN, tapi memang persoalanynya persoalan

politik.

25. Bagaiman Dua Sisi melihat peran pemerintah pada kasus

tersebut?

Page 145: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Ya kita kan posisinya di tengah, kita cuma menyajikan ini

fakta, nah ada orang pemerintahan , ada pihak dari istana, ya

tinggal dari masyarakat yang melihat, kita cuma

menyajikannya , kita ngga ada berpihak pemerintah harus gini,

engga, kita cuma menyajikan ini fakta-fakta dilapangan tuh ada

kejadian seperti ini, nah tinggal masyarakatlah yang menilai.

26. Seperti apa gaya bahasa yang digunakan dalam naskah episode

ini?

Gaya bahasa kita pasti netral lah, kita ngga mungkin menghujat

salah satu pihak juga, kita memberitakan apa yang memang

menjadi fakta, nah termasuk di narasi itu.

27. Bagaimana evaluasi program Dua Sisi khususnya episode

“Kebebasan Berpendapat Berujung Persekusi”?

Evaluasi kalau dari ini kan jadi concern publik dan apa yang

kita sampaikan itu menerut kita tersampaikan , apa yang kita

tampilakan itu ter-delivery dengan baik, cuma memang ada

beberapa hal, kayak Neno yang walk out karena ngga suka

sama Ngabalin yang marah-marah, tinggal publik aja yang

melihat dan yang memutuskan.

28. Apakah sejauh ini isu-isu yang diangkat oleh Dua Sisi

berpengaruh pada penilaian khalayak, sehingga berpengaruh

pada kebijakan pemerintah?

Beberapa kali iya, karena memang ada kadang dari istana yang

menghubungi ke redaksi, ya berarti kan jadi concern juga di

Page 146: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

pemerintah ya bukan cuma istana lah, dari pemerintaan ada

dari kementrian, artinya dari kementrian juga ada concern,

cuma kalau isu-isu yang diangkat.

Page 147: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

TRANSKRIP NASKAH DUA SISI TV ONE

Kebebasan Berpendapat Berujung Persekusi

Rabu, 29 Agustus 2019

SEGMENT 1

[VIDEO TYPE]

Neno Warisman:

Saya mewakili sebuah hak bagi warga negara untuk menjalankan

demokrasi ini sehingga saya bertanya ke dalam diri saya, saya

mempertanyakan ini negara apa ya gitu, kenapa hak kita yang

dijamin undang-undang ini terus-menerus dihalangi seperti ini.

Ali Mochtar Ngabalin:

Hati-hati itu yang saya sebut dengan makar, ganti itu kata kerja,

Bahasa Arabnya fi’il amar, fi’il amr itu artinya perintah dengan

segala macam cara dipakai untuk menggantikan presiden itulah

yang saya bilang amar itu saya sebut dengan makar.

[LIVE]

Indiarto Priadi:

Selamat malam, pemirsa sampai malam hari ini sebetulnya

Indonesia sedang berpesta, sedikitnya 29 emas sudah di tangan.

Ketika pesta olahraga Asia berlangsung kita sebagai tuan rumah

sudah menunjukan kita orang hebat, semua pihak bersatu padu

untuk merayakan kehebatan ini, tapi pada saat yang sama ada hal-

hal yang kemudian banyak orang mengatakan, kenapa masyarakat

Page 148: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Indonesia harus terpecah ketika ada sekelompok manusia berbeda

pendapat dan ada tindakan-tindakan yang kemudian dianggap

sebuah tindakan negatif berupa persekusi. Kami ajak anda untuk

berdiskusi pada malam hari ini sebelum kami memperkenalkan

narasumber, kami ajak anda untuk melihat tayangan berikut ini.

[VIDEO TYPE]

Narator Dua Sisi:

Aksi penolakan terhadap gerakan #2019GantiPresiden kian meluas

disejumlah daerah, sebelumnya akhir Juli lalu, Neno Warisman

yang merupakan presidium #2019GantiPresiden dihadang warga

di bandara Hang Nadim Batam saat akan menghadiri acara

deklarasi 2019 ganti presiden. Yang terkini, Minggu 29 Agustus

Neno Warisman kembali dihadang ratusan orang saat menghadi

acara deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru, Riau. Kala itu

Neno Warisman dihadang di pintu gerbang bandara Sultan Syarif

Hasyim 2 Pekanbaru, Riau.

Neno Warisman:

Dan hampir juga tangan saya juga ditarik lalu saya bilang saya

ngga mau kekerasan, saya ngga suka kekerasan, saya bilang gitu,

tolong biarkan saya di sini silahkan pergi semuanya. Saya bilang

sama polisi-polisi perempuan, ga usah, ga usah ini saya, saya mau

solat kata saya. Saya mewakili sebuah hak bagi warga negara untuk

menjalankan demokrasi ini sehingga saya bertanya kedalam diri

saya, saya mempertanyakan ini negara apa ya gitu, kenapa hak kita

Page 149: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

yang dijamin undang-undang ini terus-menerus dihalangi seperti

ini.

Narator Dua Sisi:

Musisi Ahmad Dhani yang juga merupakan aktifis

#2019GantiPresiden juga mengalami hal serupa. Dhani yang

datang ke Surabaya untuk menghadiri acara deklarasi 2019 ganti

presiden, tiba-tiba dikepung di tempat penginapannya oleh masa

yang menolak kedatangannya di kota Surabaya.

Ahmad Dhani:

Inikan negara hukum ya, kenapa kok anarkisme yang didahulukan

gitu loh, dikedepankan, saya kan bingung. Orang saya ini musisi,

saya bukan penguasa kok didemo gitu loh, aneh kan.

Narator Dua Sisi:

Penolakan tak hanya dialami aktivis #2019GantiPresiden, Ratna

Sarumpet dan Rocky Gerung juga mengalami hal serupa, mereka

ditolak saat akan mengisi acara diskusi gerakan selamatkan

Indonesia di kepulauan Bangka Belitung. Menaggapi aksi gerakan

#2019GantiPresiden yang kian meluas, Ali Mochtar Ngabalin pun

angkat bicara.

Ali Mochtar Ngabalin:

Jadi kalau anda datang ke daerah-daerah kemudian mengganggu

wilayah orang di daerah itu dia berhak punya kewenangan untuk

bisa menolak anda, bahkan harus diusir, diusir keluar, seperti di

Surabaya itu, karena itu mengacau, maka #2019GantiPresiden itu

Page 150: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

dimaknai bahwa pada tanggal 1 Januari 2019 pukul 00 ganti

presiden, hati-hati itu yang saya sebut dengan makar.

Narator Dua Sisi:

Ya, semoga saja demokrasi negeri ini tak tercederai dengan adanya

perbedaan pilihan politik ditengah masyarakat.

[LIVE]

Indiarto Priadi:

Pemirsa kami ajak anda untuk berdiskusi dengan para narasumber

disini bahkan saya sudah diprotes oleh bang Ali Mochtar Ngabalin,

salah satu narasumber, kenapa tadi pendek. Ada bang Ali Mochtar

Ngabalin tenaga ahli dari kantor staf kepresidenan, kemudian ada

pak Arsul Sani sekjen PPP yang juga wakil ketua tim kampanye

kemudian ada bung Fadli Zon

Fadli Zon:

Assalamualaikum

Indiarto Priadi:

Waalaikumsalam, di tim kampanye jadi apa? Belum ada tim

kampanyenya ya?

Fadli Zon:

Sedang dibentuk

Indiarto Priadi:

Sedang dibentuk ya, belum ketauan ya, itu sudah keliatan soalnya.

Serta mbak Neno beliau adalah salah satu dari tiga nama yang kami

Page 151: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

ketahui yang mengalami persekusi. Kalau tidak salah sekitar

sebulan yang lalu anda ditolak di Batam kemudian di Pekanbaru,

Riau. Saya ke bang Ali dulu, anda kok keras sekali tadi terakhir

pada saat potongan itu?

Ali Mochtar Ngabalin:

Ya saya harus mengatakan bahwa gerakan #2019GantiPresiden itu

memang selain memang memiliki value terkait dengan peradaban

rendah, peradaban moral paling terendah dalam sebuah proses

demokrasi, karena apa? Karena kita memang perlu memberikan

pendidikan, dan tanggungjawab kita kepada publik memberikan

edukasi tentang sebuah proses demokrasi. Kita bergeser dari

sebuah rezim feodal kepada rezim demokrasi. Karena itu saya, pak

sekjen, mbak Neno, Fadli Zon, dan kawan-kawan sebagai the

young generation the next ini punya tanggung jawab untuk

memberikan pendidikan kepada rakyat Indonesia.

Indiarto Priadi:

Kenapa harus pake kata rendah?

Ali Mochtar Ngabalin:

Iya dong, karena kalau anda mengemas itu dengan tabligh akbar

mbak Neno, Fadli Zon, kemudian pengajian, sillaturahmi, tapi

intinya adalah anda menyebarkan kebencian kepada masyarakat,

kepada umat, kepada bangsa, itu peradaban apa? Moral apa yang

dipakai? Sementara kita ini adalah orang-orang yang mempunyai

intelektual knowledge yang bagus, punya pengetahuan pejabat

negara, tokoh yang dikenal, tapi kita menggunakan narasi dan diksi

Page 152: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

yang mencederai orang lain dalam proses demokrasi, peradaban

apa itu?

Indiarto Priadi:

Akan kita tanyakan, mbak Neno kalimat yang muncul adalah anda

dan teman-teman 2019 ganti presiden berperadaban rendah,

menyebarkan kebencian terutama kepada rezim yang sekarang

Ali Mochtar Ngabalin:

Iya, tidak mendidik kepada masyarakat

Indiarto Priadi:

Tidak mendidik, sehingga anda ditolak masuk

Neno Warisman:

Ya tidak apa-apa, pak Ngabalin kan tugasnya memang seperti itu

jadi kita pahami saja. Pak Ngabalin memang senang dengan diksi

itu kalau saya tidak senang, yang jelas didalam kuntur 2019 ganti

presiden kami menjunjung nilai-nilai keluhuran bahkan walaupun

saya kenal baik dengan Fadli Zon saya tetap mengatakan bahwa

2019 ganti presiden tidak berafiliasi ke partai, tidak menjadi

underbong ke suatu entitas tertentu, kita hanya kumpulan orang-

orang yang memiliki keluhuran budi saja, peduli pada negeri ini,

kita peduli pada persoalan-persoalan yang ada di masyarakat,

apalagi saya mewakili para ibu, kami tahu persis bagaimana

susahnya hidup hari ini dan saya kira seluruh emak-emak di negeri

ini semuanya ibu-ibu tahu gimana susahnya, dan juga gimana

susahnya mendidik anak, gimana susahnya kita menjaga

kehidupan kita dalah hal sosial yang sulit sekali

Page 153: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Indiarto Priadi:

Bulan lalu anda ditolak masuk di batam, tapi anda juga dan teman-

teman masih kemudian berkeliling, itu sengaja atau ular cari gebuk

atau gimana?

Neno Warisman:

Yah saya sih gak terlalu paham soal hukum, masalahnya sih saya

cuma bisa bilang itu para ahli hukum tahu saya sekedar bisa

mengatakan saya ibu-ibu, saya perempuan biasa, ini hak setiap

warga negara

Indiarto Priadi:

Tidak mencari popularitas

Neno Warisman:

Yang di berikan, melekat kedalam setiap diri untuk

mengungkapkan aspirasinya, berkumpul, melakukan kegiatan-

kegiatan yang menyampaikan aspirasi kita dan saya kira itupun

sudah cukup untuk dimengerti bahwa kita memang tidak pernah

keluar dari sana

Indiarto Priadi:

Saya garis bawah, tidak ingin mencari popularitas, sengaja agar

terjadi fiktimisasi terhadap anda dan teman-teman?

Neno Warisman:

Saya suka bilang saya ini sudah terkenal dari dulu dari kecil bahkan

jadi enggak lah, sama sekali engga lah, kalau kayak gitu tuh jauh

Page 154: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

dari adab kita. Seperti saya katakan kita menjunjung nilai-nilai

yang tinggi, yang luhur, bahkan berpolitik pun kita berpolitik yang

luhur berpolitik yang bermasyarakat, good will from the sociaty,

kita benar-benar merekan jejak perasaan dan hati masyarakat itu

adalah nilai-nilai yang saya kira luhur.

Indiarto Priadi:

Pernyataan ini bang Ali Mochtar ngaak cukup untuk mengatakan

ini perbincangan yang coba ingin kita jelaskan bahwa tidak ingin

ada terjadi perpecahan di masyarakat, pendidikan, keluhuran,

bukan seperti kerendahan seperti yang anda katakan.

Ali Mochtar Ngabalin:

Tadi mbak Neno bilang tidak ada afiliasi terhadap partai politik,

intentitas yang baru, tapi menggunakan diksi dan narasi berpolitik

yang luhur, what is it lifes happend? Narasi apa itu? Satu, yang

kedua rakyat Indonesia tahu bahwa #2019GantiPresiden itu

produksi siapa itu, pikiran siapa itu, gerakan siapa itu, iya dong

itukan dibikin oleh Mardani Ali Sera dengan Fadli Zon dan

kawan-kawan PKS

Neno Warisman:

Salah, salah

Ali Mochtar Ngabalin:

Artinya apa, biarkan anda menggunakan narasi dan diksi apa, dan

masyarakat akan menilai, orang boleh bekuasa pak, tapi jangan

kebelet, jangan terasa seperti memaksakan keadaan situasi gitu loh,

ketika anda menggukan narasi dan diksi, kemudian

Page 155: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

#2019gantipresiden, kemudian saya menyebutkan itu adalah

makar kok seperti kebakaran jenggot, lucu, kayak tidak siap

menghadapi ssebuah pedebatan panajang

Indiarto Priadi:

Bang Fadli Zon akan menjawab setelah pariwara di Dua Sisi

SEGMENT 2

[VIDEO TYPE]

Fahri Hamzah:

Kita menyatakan pendapat itu bagian dari pada rakyat Indonesia

itu sendiri apa pun pendapatnya apa lagi kalau sekedar minta orang

yang kita angkat untuk turun, itu punya hak kita itu

Irma Chaniago:

Saya kira Neno tuh bukan korban, Neno tuh pelaku loh, pelaku

bukan korban jangan salah ya, yang melakukan deklarasi atau

demo ganti presiden itukan dia, dia dedengkotnya loh, dia dengan

timnya, ini bukan rakyat, bukan rakyat biasa, kalau rakyat biasa

seperti kejadian rakyat yang menolak-menolak itu.

Muhammad Syafii:

Dengan hak yanga dimiliki rakyat Indonesia sesuai dengan

konstitusi bahwa masa tugas presiden ynag sekarang akan berakhir

di 2019 tentu rakyat boleh kemudian menyampaikan aspirasinya

2019 ganti presiden, jadi tidak ada aturan yang dilanggar

Hasto Kristiyanto:

Page 156: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Gerakan untuk ganti presiden merupakan gerakan bukan

institusional, boleh saja mereka mempromosikan gerakan presiden

A, presiden B, gerakan presiden baru, silahkan tapi ketika ganti

presiden itu merupakan hal yang tidak sesuai dengan harkat dan

martabat kita

[LIVE]

Indiarto Priadi:

Kembali ke dua sisi kami persilahkan bung Fadli untuk

menanggapi bang Ali

Fadli Zon:

Ya terimakasih, saya tertarik dengan saudara Ali Mochtar

Ngabalin tentang peradaban, ini saya menulis catatan tentang

peradaban dalam bentuk puisi,

Sajak tangan besi

Kini kau tak malu lagi

Topengmu yang terbuka menampakkan wajah sebenarnya

Disaksikan ratusan juta mata

Kau adalah penguasa durjana

Menindas segala cara

Kau tak segan lagi memberangus diskusi

Memperbanyak pesekusi

Page 157: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Membegal demokrasi

Kau tak segan lagi memaki samabil main hakim sendiri

Memperalat aparat keparat

Merusak hak berpendapat

Menginjak hukum

Menghujat daulat rakyat

Kau tebar intimidasi dimana-mana

Adu domba anak bangsa

Kau sang tirani tangan besi

Keadilan kini kian mati

Tapi jangan pernah kau mimpi

Harga diri tak bisa dibeli

Suara kebenaran tak mungkin dibungkam

Ketakutan menumpuk sekam

Terpercik bara menjadi api

Api perlawanan tak akan padam

Samapi kau tumbang dihantam badai gelombang

Dan seterusnya. Ini adalah… tadi saudara Ali..

Page 158: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Indiarto Priadi:

Tapi anda tunjukan ke siapa itu, kenapa harus ada puisi seperti itu?

Fadli Zon:

Inikan catatan peradaban, saya berekspresi, berekspresi adalah

bagian dari berpendapat yang dijamin oleh konstitusi kita, jelas itu

adalah hak yang pertama kali diperjuangkan oleh para pendiri

bangsa untuk merdeka

Indiarto Priadi:

Atau seperi sebuah tuduhan terhadap seseorang atau sesuatu atau

beberapa orang?

Fadli Zon:

Tadi saudara Ali mengatakan #2019gantipresiden ini berperadaban

rendah, kalau menurut saya terbalik, yang melakukan persekusi

itulah yang peradabannya rendah, bahkan menurut saya bukan

peradaban rendah itu biadab, itu melanggar konstitusi, jelas hak

berpendapat itu dijamin, tertulis, bahkan undang-undang juga

menjamin demikian, dan kalau ada tuduhan makar itu lebih ngawur

lagi, tidak mengerti hukum saudara Ali ini, makar itu adalah kata

pengganti dari anslah, anslah itu artinya suatu perbuatan yang

harus dengan kekerasan, ada violence attack, ketika seseorang

berbicara apalagi 2019 ganti presiden terlihat berbicara nama dan

2019 memang waktunya untuk melakukan pergantian presiden itu

adalah hak konstitusional, bahkan KPU, Banwaslu mengatakan

bahwa itu bukan kampanye, kampenye apa, sampai hari ini, sampai

detik ini belum ada calon presiden, calon wakil presiden, nanti

Page 159: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

calon presiden calon wakil presiden itu baru adapada tanggal 23

September.

Indiarto Priadi:

Tapi pelaku persekusi bisa saja bukan siapa-siapa tanpa arahan

sekelompok orang atau sebuah institusi

Fadli Zon:

Yang jelas ada polisi disana yang bertanggung jawab terhadap

masalah keamanan, ada yang namanya objek vital itu, instalasi

vital itu adalah bandara yang harusnya netral secure dari tindakan

apapun, masa ada orang bakar ban disitu didiamkan.

Indiarto Priadi:

Kita putar tayangan berkaitan dengan hal ini tentang jawaban dari

kepolisian daerah Riau.

[VIDEO TYPE]

Kombes Pol Sunarto (Kabid Humas Polda Riau):

Jadi yang kita lakukan adalah mengamankan, rekan-rekan ketahui

kemarin kita juga sampai tempatkan personil dan polwan disitu.

Yang kedua, bahwa wilayah TKP itu berada dalam otoritas

bandara. Yang kedua dari wasari tidak ada persekusi yang ada

adalah kita mengamankan semua pihak dari potensi gangguan.

[LIVE]

Fadli Zon:

Page 160: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Ya contoh, inikan sepihak dari polisi, dari kapolda riau, bagaimana

Kapolda tidak mampu mengamankan, bu Neno ini disandra

dihadang selama 7,5 jam di dalam mobil, ya 7,5 jam bagaimana

tidak bisa mengamankan satu orang ini, melindungi warga negara

dari segala macam, kita kan udah lama jadi orang Indonesia, orang-

orang itukan bisa saja direkayasa ya kan, kemudian setelah sekian

jam orang itu sudah tidak ada tapi tidak boleh melaju, ini Republik

Indonesia.

Indiarto Priadi:

Anda menuduh siapa pelakunya itu?

Fadli Zon:

Harus diselidiki dong

Indiarto Priadi:

Anda akan minta polisi untuk menyelidiki itu?

Fadli Zon:

Tapi yang jelas polisi di riau atau ada oknum polisi di riau sudah

gagal untuk melakukan pengamanan di situ

Indiarto Priadi:

Saya ingin menanyakan pak Arsul

Arsul Sani:

Iya jadi kalau para politisi atau aktivis politik itu bicara biasanya

itu dia memang selalu gagah mengarahkan telunjuknya kepada

pihak lain, tapi pada saat yang sama dia lupa bahwa 4 jarinya itu

sedang mengarah kepada dirinya sendiri.

Page 161: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Indiarto Priadi:

Maksudnya bagaimana itu?

Fadli Zon:

Yang jelas bukan saya

Arsul Sani:

Nah jadi yang ingin saya sampaikan misalnya kalau tadi

menaggapi mbak Neno gitu yak an bukan politik tonenya tone

agama, pendidikan, ibu-ibu, dan sebagainya, kita kebetulan sama-

sama muslim ya, saya gak tahu nih apakah misalnya mbak Neno

itu setelah mengalami beberapa kejadian ini ada muhasabahnya

ga, kenapa kok saya mengalami seperti itu, apa ada yang salah pada

cara saya, pada diri saya, introspeksinya itu penting, karna

memang kalau kemudian kita angkat ini dalam koridor demokrasi

jelas dalam demokrasi ada hak, tetapikan kemudian hak ini ketika

dilaksanakan tidak dalam sebuah ruang yang kosong, ketika

kemudian itu dilaksanakan karena begitu banyak elemen

masyarakat yang bisa jadi berbeda dengan posisi-posisi kita maka

kemudian terjadilah, kalau saya boleh pinjam istilah yang alektika

dialektika ada aksi ada reaksi mesitinya kemudian menimbulkan

sebuah sintesa. Nah, saya ingin misalnya mengutip, ini bukan

pendapat saya, tapi ada di twittnya prof. jimbley, jadi

#2019gantipresiden as a hastag oke saja sebagai bagian dari hak

demokrasi, persoalnannya kemudian timbul ketika itu dibawa

kesebuah ruang, ke sebuah forum yang bersifat publik melibatkan

begitu banyak konsentrasi massa dan di dalamnya itu si isi oleh apa

Page 162: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

yang prof. jimley disebut adalah nada-nada kebencian, konten-

konten kebencian disitulah mulai terjadi masalah

Fadli Zon:

Sekarang to the point aja, misalnya kebenciannya itu apa? Ini kan

deklarasi, pernyataan publik dan bukan di ruang kosong, mana ada

ruang kosong semuanya adalah ruang publik

Arsul Sani:

Betul di dalam ruang publik tetapi kan tidak sekedar misalnya

mengeluhkan kenaikan harga ini, kan ada juga misalnya kata-kata

bohong, antek asing dan segala macem, itukan sebuah

Fadli Zon:

Apakah itu bu Neno yang mengatakan itu

Arsul Sani:

Loh kan saya tidak mengatakan bu Neno sebagaimana bu Neno

tidak mengatakan ini, yang ingin saya sampaikan adalah ya mesti

ada introspeksi kenapa itu kemudian ditolak berulang

Fadli Zon:

Berapa orang sih yang menolak? Dalam kasus ini berapa ribu

orang yang menolak paling cuma beberapa puluh orang

Arsul Sani:

Kan bukan hanya riau, anda kan liahat juga di Surabaya, kenapa

kok kenapa ya kita itu sebagai politisi ingin agar proses demokrasi

ini

Page 163: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Fadli Zon:

Sekarang saya tanya, anda setuju ngga dengan persekusi terhadap

bu Neno?

Ali Mochtar Ngabalin:

Begini saya jawab, yang mau anda tuduh itu adalah Kombes

Sunarko polisi Riau dan polisi Indonesia melakukan persekusi, tadi

anda bilang polisi itu biadab kau yang bilang polisi biadab,

Fadli Zon:

Saya mengatakan begini bahwa tindakan ini

Ali Mochtar Ngabalin:

Fadli kau yang bilang polisi biadab?

Fadli Zon:

Loh iya,

Ali Mochtar Ngabalin:

Polisi biadab karena melakukan persekusi?

Fadli Zon:

Saya tidak mengatakan itu tindakan polisi

Ali Mochtar Ngabalin:

Saya mau bilang seluruh polisi Indonesia, wakil ketua DPR RI

Fadli Zon bilang kalian biadab melakukan persekusi

Fadli Zon:

Ini salah besar, bahwa tindakan persekusi adalah tidakan biadab

Page 164: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Ali Mochtar Ngabalin:

Kau wakil ketua DPR RI yang bilang polisi persekusi

Fadli Zon:

Anda ini mewakili presiden atau mewakili apa

Ali Mochtar Ngabalin:

Sudah, narasimu tidak bagus, kau yang bilang

Fadli Zon:

Salah

Ali Mochtar Ngabalin:

Kau yang bilang polisi persekusi

Fadli Zon:

Salah besar

SEGMENT 3

[LIVE]

Indiarto Priadi:

Pemirsa saya mengajak mbak Neno karena tadi dia keluar dari

tempat diskusi, kenapa anda keluar?

Neno Warisman:

Kekerasan gak menyelesaikan masalah, bangsa ini sudah terlalu

banyak melakukan kekerasan

Indiarto Priadi:

Page 165: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Tapi andakan bisa menyampaikan bahwa anda tidak suka dalam

diskusi tadi

Neno Warisman:

Biasanya saya lebih senang bicara yang teratur yang jernih dan

itulah ciri khas dari ganti presiden, kita teratur, bersih, hatinya

bersih, pikirannya jernih, itu yang menjadi ciri khas yang kita

sosialisasikan

Indiarto Priadi:

Salah satu pertanyaan dari pak Arsul adalah mengatakan bahwa

mengapa bu Neno dan teman-teman dari 2019 ganti presiden yang

ditolak masuk itu tidak introspeksi, kenapa anda ditolak?

Bukankah itu karena anda dan teman-teman itu dianggap bikin

“masalah”, apa komentar anda?

Neno Warisman:

Ya saya mencatat hal-hal ini mulai dari deklarasi tanggal 6 Mei,

jadi deklarasinya ada kita mengungkapkan keprihatinan kita

kepadakeadaan negara ini dan kita ingin sekali mengawal proses

sampai ke jelas tertulis 17 April 2019

Indiarto Priadi:

Pertanyaannya belum anda jawab, kenapa apakah anda pernah

introspeksi?

Neno Warisman:

Page 166: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Sebentar, sabar. Kemarin juga puluhan orang mengetuk jendela

dan meminta saya membelokan mobil supaya saya kembali, saya

hanya bilang, bapak, bapak jalani tugas bapak

Indiarto Priadi:

Yang mengetuk siapa itu?

Neno Warisman:

Ada dir intel, ada sabara, ada petugas dari macem-macem,

petinggi-petinggi, semua menginginkan saya kembali dan

kemudian saya tetap mengatakan, pak, bapak sabar menjalankan

tugas bapak dalam mengatasi aksi, kita juga bisa lihat itu hanya

anak-anak remaja ada 30 orangan bakar-bakar ban, kemudian ada

yang nari-nari seperti mabuk dan akhirnya

Indiarto Priadi:

Kok bisa anda bilang seperti mabuk?

Neno Warisman:

Gerakannya tuh begitu-gitu, yah gerakannya seperti tidak terlalu

konsen, gapapa itu ga masalah, nah tapi yang penting adalah saya

selalu mengatakan pak, saya sabar, bapak juga sabar, saya sabar

menunggu sampai gerbang dibuka, tetapi terusmenerus ketika

terjadi negosiasi dari datuk budi ya dari pihak LAM, terus menerus

tidak kunjung datang sampai pukul 9, nah ada yang menarik

sebenarnya di pukul 9 setengah itu yah, waktu itu sudah gak ada

apa-apa, sekali lagi saya katakana bahwa jiwa saya adalah jiwa

yang penyayang sehingga kalau saya bilang saya punya makanan

saya kepengen kasih polisi-polisi yang sudah kecapean dan itu saya

Page 167: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

katakana kepada diana tabrani disebelah saya, saya sedih

melihatnya, aduh mereka jalanin kerjaan tugasnya, nah baru saya

ngomong kayak begitu datang makanan, gak lama kemudian ga

lama ada hujan batu, bang bang bak bak, hujan batu yang bunyinya

sangat keras dan bertubi-tubi

Indiarto Priadi:

Pelakunya gak tau anda?

Neno Warisman:

Gak tau pokoknya saya kan di dalam mobil, batu beterbangan terus

kemudian sebelumnya kana da air mineral dipukul ada benda keras

2 atau 3 kali, tapi ini hujan batu sungguh-sungguh membuat semua

di dalam mobil sedikit kaget, nah ketika kemudian, adalagi

mengetuk disebelah kanan, ibu ini situasinya gawat, terus saya

bilang, pak, bapak yang bertugas untuk mengamankan saya, maka

bapak tolong amankan keadaan, ada hal yang saya rasakan sendiri,

jadi kan yang punya mobil kan sayang sama mobilnya, mobil itu

supaya mundur, mau dimundurin ga bisa, mobil itu diganjal, siapa

yang ganjal saya ngga tau, mengganjal kemudian bertubi-tubi lagi,

seperti yang teman-teman dengar atau lihat, itu ada seorang bapak

ada beberapa tangan menggebrak kemudian mengeluarkan paksa

semuanya diseret, supir diseret, jadi seketika kejadian yang terjadi.

Indiarto Priadi:

Jadi hal-hal yang tidak menyenangkan saat itu, saya tau anda pasti

merasa sedih, tertekan, marah dan sebagainya

Neno Warisman:

Page 168: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Saya gini, saya gini, saya gini, saya ini ibu-ibu, saya ini

perempuan, saya ga suka kekerasan makannya saya bilang itu

siapap yang teriak-teriak itu, tolong jangan teriak-teriak kita bisa

ngomong baik-baik dan empat mata

Indiarto Priadi:

Siap, saya harus kembali kesana, mbak Neno terimakasih. Bang,

Bang Ali ikutan kesini, kalau ini perlakuan terhadap mbak Neno

Warisman atau kemudian terhadap beberapa yang lainnya intinya

beliau mengatakan tadi tuh ngga nyaman, ketika disana dilemparin

dan sebagainya, artinya dugaannya orang yang tidak setuju dengan

gerakan hastag itu tagar itu dan itu pasti arahnya ketempat yang

bersebrangan dengan mereka

Ali Mochtar Ngabalin:

Bapak tahu ga, pertanyaannya sederhana, kenapa? Karena anda

datang membuat kekacauan ditempatnya orang, orang tenang

memikirkan hidup saja dengan bagus, anda datang membuat

kekacauan membuat orang terhambat dengan aktifitas keseharian,

anda membawa massa dengan begitu besar, orang terganggu orang

datang membuat deklarasi di kampungnya

Indiarto Priadi:

Dia masih didalam, dia belum melakukan apa-apa, tapi kemudian

dianggap sudah mengganggu

Ali Mochtar Ngabalin:

Karena itu preventif perintah undang-undang kepada kepolisian

negara, undang-undang nomer Sembilan tahun 1998, karena

Page 169: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

mereka tidak memenuhi unsur-unsur dalam pasal 15, saya bekas

DPR, ini DPR, ini DPR, yang mengerti

Fadli Zon:

Kalau yang kita lihat, apa yang disampaikan dalam deklarasi-

deklarasi, nih saya juga baru liat kok ini, deklarasi, apa sih yang

dideklarasikan, deklarasi luar biasa bagus, “kami relawan nasional

2019 ganti presiden dengan ini menyatakan sikap atas kemiskinan,

ketidakadilan, ketidakberpihakan, dan ancaman terhadap

kedaulatan, serta krisis kepemimpinan yang terjadi saat ini di bumi

NKRI, karena itu kami bertekad akan terus berjuang bersama

seluruh rakyat untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik,

berdaulat, bermartabat, adil, makmur, dan berakhlaq mulia.

Dengan memohon ridho Allah SWT. dan dukungan dari seluruh

rakyat kami siap mengawal jalannya proses pemilihan umum

yang..”

Indiarto Priadi:

Baik sudah cukup

Fadli Zon:

Apa yang ditakutkan

Ali Mochtar Ngabalin:

Karena itu berbohong, itu menipu, itu pernyataan menipu, krisis

kepemimpinan apa yang anda maksud, kau bilang krisis

kepemimpinan apa? Akhlak mulia apa? Narasi itu yang anda

keliru, anda menipu orang banyak kau menipu rakyat, narasimu

tidak benar, itu ber bohong, menipu, menipu.

Page 170: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Arsul Sani:

Tadikan saya katakana, persoalan 2019 ganti presiden itu kan ada

pada forum dan forum itu kan bukan cuma kemudian membacakan

deklarasi setelah itu bubar, kan tidak seperti itu,

Fadli Zon:

Jangan beranda-andai

Arsul Sani:

yang ada kemudian anda pidato

Fadli Zon:

terus kenapa dengan pidato, ada masalah apa dengan pidato?

Arsul Sani:

Kalau anda bilang terserah pada pidato, berarti saya juga berhak

mengatakan terserah pada reaksi masyarakat setempat, jangan

seperti itu, itu namanya anda mau menang sendiri

Fadli Zon:

Itu hak berpendapat, berekspresi

Arsul:

Hak berpendapat kita hormati, tapi juga ada rambu-rambunya

Fadli Zon:

Apa rambu-rambunya?

Ali Mochtar Ngabalin:

Page 171: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Ada rambu-rambunya, dengar sini, sebagai wakil ketua DPR RI

saya ingatkan anda, dengar baik-baik Fadli, UU no. 9 98 pasal 6

menghargai hak perbedaan orang

Fadli Zon:

Persis

Ali Mochtar Ngabalin:

Satu, menjanga norma-norma yang belaku ditengah-tengah

kehidupan masyarakat

Fadli Zon:

Dijaga selama ini baik-baik saja

Ali Mochtar Ngabalin:

Persoalan keamanan

Fadli Zon:

Persoalan keamanan ngga ada masalah

Ali Mochtar Ngabalin:

Apa yang kau bilang? Dimana?

Fadli Zon:

Disitulah kewajiban aparat keamanan

Ali Mochtar Ngabalin:

Di situlah ketidaktahuanmu, kedunguanmu, kebodohanmu

Fadli Zon:

Anda yang tidak tahu, kamu yang bodoh

Page 172: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Ali Mochtar Ngabalin:

Kau tidak mengerti, gimana ketua DPR tidak mengerti

Fadli Zon:

Belajar dulu demokrasi saudara Ali

Indiarto Priadi:

Cukup-cukup, ini diksi yang dibangun, narasi yang dibangun,

mohon maaf, mohon maaf, saya harus jadi moderator yang baik,

cukup, cukup, cukup, ini perbincangannya menjadi tidak moderasi

lagi. Baik, saya ingin memberi kesempatan, sebentar, silakan di

ujung telpon ada Mahendradatta, ini akan ngomong pada hukum

karena tadi sudah disinggung-singgung soal hukum, bung

Mahendradatta sebagai penasehat hukum Neno Warisman, silakan.

Ali Mochtar Ngabalin:

Siapa ini namanya?

Indiarto Priadi:

Mahendradatta

Ali Mochtar Ngabalin:

Nah ngomong, saya mau dengar apa pernyataanmu

Mahendradatta: (pengacara Neno Warisman)

Apa yang mau ditanyakan?

Indiarto Priadi:

Page 173: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Apa yang mau anda sampaikan? Karena anda merasa ada hal

hukum yang harus anda teruskan sebagai penasehat hukum dari

Neno Warisman

Mahendradatta:

Iya, inikan sesuai dengan fakta yang sudah saya pelajari yang yang

diberikan kepada saya bahwa RGT ini sebetulnya cuma sekedar

deklarasi, menyatakan keinginan, menyatakan keingingin kok

masa ga boleh, yah, ga usahlah bentak-bentak, ga usahlah teriak-

teriak kayak gitu, saya denger kayak saya ga bisa denger

Ali Mochtar Ngabalin:

Kayak apa, kau mau apa?

Mahendradatta:

Hei, apa kamu? Mau apa?

Ali Mochtar Ngabalin:

Saya tunggu kau di studio, datang kemari cepat

Mahendradatta:

Saya mau bicara baik-baik, kita mau bicara baik-baik, ga boleh?

Inikan talk show

Ali Mochtar Ngabalin:

Saya tunggu kau di studio

Indiarto Priadi:

Maaf, silakan bicara, bang Ali cukup

Mahendradatta:

Page 174: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Sekarang begini saya tidak akan mengikuti dia

Ali Mochtar Ngabalin:

Ga usah kau bilang bentak-bentak, kemari kau mahendradatta,

saya tunggu kau

Mahendradatta:

Saya ngga mau ngikuti dia, sekarang masalahnya itu Cuma

tanggung aja, sekarang saya katakan kalau ada orang yang

tersinggung dengan deklarasi-deklarasi RGT apakah kemudian

dipikirkan orang yang deklarasi RGT juga tersinggung dengan

deklarasi-deklarasi , oleh karena itu jangan baper sama-samalah

tidak ada dalam hal ini Cuma ingin menyatakan keinginan saja,

orang menyatakan keninginan saja kok dimarah-marahin kamu, ga

boleh? Orang cuma ingin bilang bahwa saya itu ingin begini di

tahun 2019, boleh-boleh ajalah, keinginan saja sudah

dipermasalahkan, baru keinginan sudah dipermasalahkan,

keinginan kan konstitusional jangan terlalu sadis lah, jangan terlalu

kejam, orang itu ingin menyatakan keinginannya, masa ga boleh

sih

Indiarto Priadi:

Pak mahendra, saya ingin mengunci pernyataan anda, kalau

keinginan tersebut dianggap negatif oleh kelompok yang lain

bukan kah itu sebuah hak juga bagi orang lain?

Mahendradatta:

Yah kita berpikir dengan dua sisi, namanya aja dua sisi, yah kalau

kita menyinggung kelompok yang lain, yah apakah kita tidak

Page 175: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

tersinggung bahwa orang-orang yang ingin ganti presiden itu tidak

tersinggung dengan pernyataan dukungan-dukungan ke pak

presiden, kan sama aja, hanya saja penyelesaiannya yang berbeda

Indiarto Priadi:

Baik, terimakasih pak Mahendradatta, kita dengarkan suara pak

Arsul

Arsul Sani:

Jadi sekali lagi mau saya samapaikan, persoalan itu bagi

masyarakat yang menolak bukan ada pada isi deklarasi tapi kan

sebagaimana bisa kita saksikan misalnya ketika deklarasi pertama

kAli itukan tidak hanya sekedar membaca itu selesai, ada pidato-

pidato yang dalam istilah professor jimbley assidiqi itulah yang

menggambar kebencian

Fadli Zon:

Tidak ada masalah pada pidato pak, gini loh pak, mau 2019 tetap

Jokowi kita hargai, mau 2019 ganti presiden kita hargai, itulah

demokrasi

Arsul Sani:

Setuju saya, persoalannya bukan di hastag, persoalannya itu tadi

pada konten

Fadli Zon:

Kalau deklarasi Jokowi dua periode, tetap Jokowi, kok diaman

kan?

Arsul Sani:

Page 176: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Karena tidak menjelek-jelekan pak Prabowo misalnya, tidak

Fadli Zon:

Ini juga menyatakan keadaan kok, kalau punya bukti laporan saja

Arsul Sani:

Coba, anda pasti akan marah kalau ada deklarasi Jokowi dua

periode yang disertai dengan ujaran kebencian kepada pak

Prabowo, persoalannya kan ada disitu

Fadli Zon:

Ada ujaran kebencian ngga?

Arsul Sani:

Ya ada, ketika orang bicara soal

Indiarto Priadi:

Saya harus menghentikan perbincangan ini karena, maaf tidak ada

alasan. Bapak Mahendradata yang terakhir, apakan anda akan

menuntut seseorang atau kelompok karena anda sudah mengatakan

sendiri sebagai penasehat hukum dari seorang Neno Warisman,

pak Mahendradata? Sudah tidak ada, oke kita akan break, kami

akan kembali sesaat lagi.

SEGMENT 4

[LIVE]

Indiarto Priadi:

Pemirsa ini segmen terakhir, saya akan minta dulu komentar dari

mbak Neno Warisman, mbak Neno, apa pernyataan terakhir anda,

Page 177: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

apa anda mau menuntut seseorang atau suatu kelompok

masyarakat karena apa yang anda alami?

Neno Warisman:

Saya cuma mau bilang bahwa bangsa ini masa depan itu bukan

milik kita tapi milik anak cucu kita, karena itu anak cucu kita

membutuhkan keteladanan, membutuhkan kepastian akan nasib

mereka di masa datang, maka kita harus memberi teladan yang

baik, acara ini bukan hanya orang dewasa tapi anak remaja juga

ikut menyaksikan sehingga kita punya tanggung jawab untuk

memberikan teladan kepada mereka

Indiarto Priadi:

Khusus pada kasus anda bagaimana?

Neno Warisman:

Soal kasus yang kemarin

Indiarto Priadi:

Anda ditolak, apa yang akan anda sampaikan kepada publik?

Neno Warisman:

Yang menolak itu gini, spanduknya kan juga sama dimana-mana,

perilakunya juga sama, saya kira akan reda dengan sendirinya,

apalagi kemarin kan pak Jokowi juga sudah mengatakan jangan

bersikap barbar apalagi kepada, saya ga tau jelasnya, pokoknya ada

kata jangan persekusi itu barbar jadi jangan seperti itu, jadi saya

kira insyaallah relawan ganti presiden akan aman melakukan

deklarasi dimana-mana

Page 178: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Indiarto Priadi:

Terimakasih semoga pesan anda sampai. Pak Arsul Sani, sebagai

pernyataan terakhir, apa yang ingin anda sampaikan terutama

kepada mereka yang masih mendukung hashtag 2019 ganti

presiden? Mungkin akan deklarasi lagi akan pindah ketempat yang

lain juga

Arsul Sani:

Yang ingin saya sampaikan pak Jokowi dan pak Prabowo sore ini

dibalut oleh merah putih telah berpelukan nah kita harus bisa

mengambil makna, mengambil makna itu artinya kita menjaga

kesejukan menjelang menuju pilpres di bulan April 2019 nanti, nah

saya ingin meminta pertama tentu kepada koalisi saya sendiri dan

kepada yang ada di koalisinya pak Prabowo hal-hal yang kemudian

mendatangkan katakanlah penolakan yang meluas, penolakan

massa memang harus kita sikapi dengan bijak masing-masing kita

itu ya harus punya keberanian untuk bermuhasabah tadi,

mengoreksi, merenungkan diri, jangan-jangan pada diri kita ada

yang salah dengan apa yang kita lakukan

Indiarto Priadi:

Yang hastag ini maupun yang disini

Arsul Sani:

Meskipun itu hak berdemokrasi

Indiarto Priadi:

Yang dijamin oleh konstitusi

Page 179: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Arsul Sani:

Betul, itu saja yang ingin saya sampaikan

Indiarto Priadi:

Bang Fadli yang terakhir

Fadli Zon:

Saya kira kita sudah berdemokrasi ini lebih dari 20 tahun ya artinya

di era reformasi demokrasi menjadi jalan yang sudah kita pilih

dalam bernegara, jangan sampai kita ditarik mundur lagi, marilah

kita berdemokrasi secara dewasa, kita saling menghargai pendapat

orang, mereka mempunyai sikap yang berbeda, dan saya kira ini

yang kita harapkan, kita demokrasi yang dewasa itu menghargai

perbedaan pendapat, tidak ada demokrasi tanpa ada perbedaan

pendapat dan saya kira ini yang harus kita tunjukan apalagi hak

warga negara yang dijamin oleh konstitusi kita jadi sejauh ini

selama ini ya yang #2019gantipresiden mereka bikin deklarasi

dimana-mana jauh sebelum itu dan saya kira baik-baik saja, kalau

sekarang kebetulan sudah ada calon itu hak mereka, kalau kemarin

ada 3-4 calon jugakan akan berbeda situasinya saya kira apapun

termasuk mau 2019 tetap Jokowi saya kira itu sah-sah saja

semuanya ini baik-baik saja tinggal bagaimana aparat juga

berpihak secara netral, berpihaknya juga kepada netralistas dan

profesionalitas jadi jangan sampai ada lagi kedepan ini presekusi

dan sebagainya karena itu yang menimbulkan apa yang disebut

juga oleh pak Arsul persekusi itu menimbulkan aksi reaksi di

masyarakat ini yang kita harapkan kedepan

Page 180: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Indiarto Priadi:

Terakhir dari istana keprisedanan

Ali Mochtar Ngabalin:

Ya saya mau bilang kepada masyarakat Indonesia utamanya Fadli,

Neno Warisman dan semua para penyebar kebencian

#2019gantipresiden

Indiarto Priadi:

Tolong yang adem-adem

Fadli Zon:

Kalau itu dianggap sebagai penyebar kebencian saya sangat

keberatan

Ali Mochtar Ngabalin:

Ingat, freedom of ekspresion itu adalah… kau dengar dulu karena

kau bicara tadi saya dengar

Fadli Zon:

Anda menyebut penyebar kebencian, ya tapi tadi anda menuduh

penyebar kebencian

Ali Mochtar Ngabalin:

Tidak usah kau panas dingin dengan komentar saya

Fadli Zon:

Anda menuduh penyebar kebencian

Ali Mochtar Ngabalin:

Memang anda penyebar kebencian

Page 181: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

Fadli Zon:

Tidak penyebar kebencian itu berpendapat

Ali Mochtar Ngabalin:

Jadi kebebasan berpendapat itu adalah kebebasan yang tidak

absolute, memang diatur oleh undang-undang dasar 1945 pasal 28

e tapi ada turunannya undang-undang nomer 9

Fadli Zon:

Tapi anda tidak boleh menuduh itu penyebaran kebencian

Ali Mochtar Ngabalin:

Ada ketentuan ada aturan karena negara ini negara ada aturannya,

negara ini ada sistemnya yang mengatur sebuah proses tetapi kalau

proses itu diatur dengan cara-cara menipu, berbohong,

mengkalabuhi publik mengatas namakan agama, itulah yang saya

katakana anda menipu, berbohong gitu loh

Fadli Zon:

Itu salah, anda yang menipu dan berbohong

Indiarto Priadi:

Cukup, anda kami ajak untuk melihat tayangan berikut ini karena

ini menunjukkan bahwa pada saat ini hal yang melegakan terjadi

ketika di final pencak silat pemenangnya Hanifan kalau tidak salah

memeluk pak Jokowi dan memeluk pak Prabowo bersama-sama,

berbeda pendapat boleh tapi kalau sudah urusan negeri ini yang

harus menang adalah Indonesia, NKRI harus satu.

Page 182: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …
Page 183: ANALISIS SEMIOTIK SOSIAL PEMBERITAAN PERSEKUSI …

DOKUMENTASI