88
ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) SIJUNJUNG SKRIPSI Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam RINA MEYZA 14 231 094 JURUSAN EKONOMI SYARIAH KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR 2018

ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA

KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN)

SIJUNJUNG

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

RINA MEYZA

14 231 094

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

BATUSANGKAR

2018

Page 2: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …
Page 3: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …
Page 4: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …
Page 5: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

i

ABSTRAK

Rina Meyza. NIM 14 231 094 (2014). Judul Skripsi: ”Analisis Proses

Rekonsiliasi Eksternal pada Kantor Pelayanan Perbendaharan Negara

(KPPN) Sijunjung”. Fakultas Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah Proses Rekonsiliasi

Eksternal pada Kantor Pelayanan Perbendaharan Negara (KPPN) Sijunjung.

Tujuan pembahasan adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan

antara data Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)

pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sijunjung dan untuk

mengetahui cara Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sijunjung

menyelesaikan perbedaan yang terjadi antara Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

dengan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field

Research) untuk mendapatkan data-data dari permasalahan yang diteliti. Teknik

pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melalui wawancara dan

dokumentasi. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif kualitatif, kemudian

diuraikan serta melakukan klasifikasi terhadap aspek masalah tertentu dan

memaparkan melalui kalimat yang efektif.

Dari penelitian yang penulis lakukan di lapangan dapat disimpulkan

bahwa Penyebab terjadinya perbedaan antara data Sistem Akuntansi Instansi

(SAI) dan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara (KPPN) Sijunjung adalah Satuan kerja lupa atau tidak merekam data

SP2D di aplikasi SAIBA, Satker salah menginput atau merekam kode akun (tidak

sesuai data akun di SP2D), SiAP belum update data SP2D, dan adanya perbedaan

tanggal di SAI dan SiAP (biasanya penerimaan/setoran diakhir bulan) dan di SAI

dicatat tanggal akhir bulan, di SiAP di catat awal bulan, sehingga rekonsiliasi

bulan berkenaan selisih. Cara Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)

Sijunjung meminimalisirkan perbedaan yang terjadi antara Sistem Akuntansi

Instansi (SAI) dengan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) yaitu dengan cara

melakukan sosialisasi/BIMTEK kepada satker mitra kerja KPPN Sijunjung secara

berkala dan kontinyu.

Kata kunci : Rekonsiliasisi eksternal dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara (KPPN)

Page 6: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1

B. Fokus Penelitian ........................................................................................... 9

C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9

E. Manfaat dan Luaran Penelitian .................................................................. 10

F. Definisi Operasional................................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori ........................................................................................... 12

1. Rekonsiliasi ............................................................................................ 12

2. Jenis Rekonsiliasi ................................................................................... 13

3. Kebijakan Rekonsiliasi ........................................................................... 26

4. Waktu Pelaksanaan Rekonsiliasi ............................................................ 30

5. Prosedur Rekonsiliasi ............................................................................. 31

6. Gambaran Umum Pelaksanaan Rekonsiliasi .......................................... 33

7. Mekanisme Pelaporan SiAP ................................................................... 39

8. Sanksi ..................................................................................................... 41

B. Penelitian Relevan ...................................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 47

B. Latar dan Waktu Penelitian ........................................................................ 47

C. Instrumen Penelitian................................................................................... 47

Page 7: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

iii

D. Sumber Data ............................................................................................... 48

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 48

F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 49

BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kppn Sijunjung............................................................. 52

B. Hasil Temuan dan Pembahasan Penelitian ................................................ 63

C. Penyebab Terjadinya Selisih Rekonsiliasi ................................................. 73

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 76

B. SARAN ...................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Perbedaan data setelah melakukan pengulangan input data ...................7

Tabel 2. 1 Pedoman Penyesuaian ...........................................................................15

Tabel 4. 1 Daftar Satuan Kerja Pada KPPN Sijunjung .........................................54

Tabel 4. 2 Daftar Nama Pegawai KPPN Sijunjung, keadaan per 1 Januari 2018 .60

Page 9: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Proses Rekonsiliasi Oline ................................................................. 39

Gambar 2. 2 MEKANISME PELAPORAN SiAP ................................................ 40

Gambar 4. 1 Struktur organisasi KPPN Sijunjung ................................................ 59

Gambar 4.2 Sortir hasil rekonsiliasi DIPA berdasarkan elemen rekonsiliasi

KDGIAT .......................................................................................... 64

Gambar 4.3 Sortir hasil rekonsiliasi DIPA berdasarkan elemen rekonsiliasi

NODOK1 ......................................................................................... 66

Gambar 4.4 Sortir hasil rekonsiliasi DIPA berdasarkan elemen rekonsiliasi

KDGIAT .......................................................................................... 68

Gambar 4.5 Sortir hasil rekonsiliasi DIPA berdasarkan elemen rekonsiliasi

KDGIAT .......................................................................................... 71

Page 10: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) adalah instansi

vertikal Direktorat Jenderal (Ditjen) Perbendaharaan yang memperoleh kuasa

dari Bendahara Umum Negara (BUN) unuk menjalankan sebagai fungsi kuasa

Bendahara Umum Negara (BUN). Tugas pokok KPPN adalah melaksanakan

penerimaan dan pengeluaran kas Negara dalam rangka pengendalian

pelaksanaan anggaran Negara dan melakukan pembayaran tagihan kepada

penerima hak sebagai pengeluaran anggaran, sedangkan fungsi KPPN sebagai

kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) yang sangat strategis dalam rangka

pelaksanaan anggaran, yaitu pengujian terhadap surat perintah pembayaran

berdasarkan peraturan perundang-undangan dan penerbitan Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D) dari kas Negara atas nama Menteri Keuangan selaku

Bendahara Umum Negara (BUN).

Berbicara tentang Bendahara Umum Negara (BUN), Al-Qur‟an telah

membahas bagaimana tentang Bendahara Umum Negara (BUN) yang bisa

dipercaya dan mampu mengelola uang negara seperti seorang nabi Yusuf AS.

Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam Al-Qur‟an pada surat Yusuf ayat 55 yang

berbunyi.

Artinya: Berkata Yusuf: “Jadikanlah Aku bendaharawan negara

(Mesir); Sesungguhnya Aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi

berpengetahuan.”(Yusuf [12]:55)

Ayat diats mendahulukan kata hafizh/pemelihara dari pada kata

„alim/amat berpengetahuan. Ini karena pemeliharaan amanat lebih penting

dari pada pengetahuan. Seseorang yang memeliha amanat dan tidak

berpengetahuan akan terdorong untuk meraih pengetahuan yang belum

dimilikinya. Sebaliknya, seseorang berpengetahuan tetapi tidak memiliki

Page 11: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

2

amanat, bisa jadi ia menggunakan pengetahuannya untuk menghianati amanat.

Ini serupa dengan surat Al-Baqarah [2]: 282 yang mendahulukan keadilan dari

pada pengetahuan tulis menulis utang piutang. Di sana penulis

mengemukakan bahwa hal itu disebabkan karena keadilan, di samping

menuntut adanya pengetahuan bagi yang akan berlaku adil, juga karena

seseorang yang adil tatpi tidak mengetahui, keadilannya akan mendorong ia

untuk belajar. Berbeda dengan yang mengetahui tetapi tidak adil. Ketika itu,

pengetahuannya akan ia gunakan untuk menutupi ketidakadilannya. Ia akan

mencari celah hukum untuk membenarkan penyelewengan dan menghindari

sanksi (Shihab, 2002:471).

Tafsir dalam ayat diatas menjelaskan Yusuf meminta pekerjaan itu

karena ia memiliki pengetahuan yang menguasai bidang teersebut dan ia dapat

menanganinya, serta akan membawa kemaslahatan bagi manusia.

Sesungguhnya Yusuf a.s. meminta kepada raja agar mendudukkannya di

jabatan kebendaharaan Negara-yang saat itu bermarkas di piramida-piramida

sebagai lubang tempat pengumpulan bahan makanan-guna menghadapi musim

paceklik mendatang yang diberitakan olehnya. Dengan demikian, Yusuf a.s.

dapat mengaturnya dengan cara yang hati-hati, baik dan tepat. Dan ternyata

permintaannya itu dikabulkan sebagai kehormatan buatnya (Ar-Rifa'i, 1999 :

863-864).

Sebagai kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) daerah, KPPN harus

bertanggung jawab kepada Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Provinsi Sumatera Barat. Dalam hal ini KPPN mempunyai tugas

menggabungkan seluruh laporan keuangan yang mencakup wilayah kerjanya

atau bisa disebut sebagai rekonsiliasi tingkat Unit Akuntans Kuasa Pengguna

Anggaran (UAKPA) atau satuan kerja dengan Kantor Pealayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) sebagai Unit Akuntansi Kuasa Bendahara

Umum Negara Daerah (UAKBUN-D).

Sebagaimana diketahui Satuan Kerja memiliki suatu aplikasi yang bisa

menghasilkan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu SAIBA. Sementara

KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Daerah juga memiliki akses ke data

Page 12: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

3

Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) dari Sistem Perbendaharaan dan Anggaran

Negara (SPAN) yang datanya terpusat.

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.

40/PMK.05/2009 tentang Sistem Akuntansi Hibah, Sistem Akuntansi Instansi

(SAI) adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi

mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan

pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian

Negara/Lembaga. SAI disusun oleh Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggara

(UAKPA) atau Satuan Kerja (Satker). Menurut (Harjowiryono, 2015, : 1)

Satuan kerja (Satker) adalah unit organisasi Kementerian Negara/Lembaga

(K/L) atau unit organisasi pemerintah daerah yang melaksanakan kegiatan

K/L dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab pengguna anggaran.

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.

40/PMK.05/2009 tentang Sistem Akuntansi Hibah, Sistem Akuntansi Pusat

(SiAP) adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi

mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran samapai dengan

pelaporan posisi keuangan, dan operasi keuangan pada kementerian keuangan

selaku Bendahara Umum Negara (BUN).

Tahapan yang harus dilalui SAI dan SiAP yaitu Rekonsilisasi.

Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses

dengan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen

sumber yang sama. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

No. 40/PMK.05/2009 tentang Sistem Akuntansi Hibah, dokumen sumber

adalah dokumen yang berhubungan dengan transaksi keuangan yang

digunakan sebagai sumber atau bukti untuk menghasilkan data akuntansi.

Dokumen sumber yang digunakan dalam melaksankan akuntansi atas alokasi

anggaran dan estimasi pendapatan pada kementerian Negara/Lembaga adalah

Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA), sedangkan dokumen sumber yang

digunakan dalam melaksanakan akuntansi atas alokasi anggaran dan estimasi

pendapatan pada pemerintah Pusat adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN). Rekonsiliasi ini dilakukan sebelum Laporan Keuangan yang

Page 13: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

4

disusun oleh UAKPA maupun Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN) sebagai Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara Daerah

(UAKBUN-D) disampaikan kepada unit akuntansi diatasnya. Rekonsiliasi

penting dan wajib untuk dilaksanakan untuk menjamin keandalan informasi

yang akan dituangkan/disajikan dalam laporan keuangan.

Berdasarkan dokumen sumber yang sama, pencatatan yang dilakukan

oleh Unit UAKPA dengan KPPN sebagai UAKBUN-D seharusnya sama.

Namun dengan pencatatan atau input data secara manual di satuan kerja sangat

memungkinkan terjadinya kesalahan perekaman atau tidak direkamnya salah

satu transaksi keuangan pada aplikasi SAIBA dan salah penginputan kode

akun, kode bank, dan nomor dokumen. Kesalahan mungkin juga bisa terjadi

pada sistem di KPPN/SiAP meskipun kemungkinannya kecil, salah satunya

disebabkan belum di posting oleh SiAP (Krismawan, wawancara, tanggal 6

Juni 2018).

Rekonsiliasi eksternal merupakan pencocokan data untuk penyusunan

laporan keuangan yang dilaksanakan antara Unit Akuntansi dan Pelaporan

yang satu dengan Unit Akuntansi dan Pelaporan yang lain, misalnya

rekonsiliasi antara UAKPA dengan UAKBUN-D/KPPN. Rekonsiliasi sebagai

bentuk pengendalian intern dalam sistem akuntansi pemerintah dan salah satu

kunci utama dalam upaya penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

(LKPP), hal ini merupakan peranan yang cukup penting dalam rangka

meminimalisir terjadinya perbedaan pencatatan yang berdampak pada

validitas dan akurasi data yang disajikan dalam laporan keuangan.

Pentingnya rekonsiliasi yang dilakukan oleh satuan kerja kepada mitra

kerja KPPN atas pencocokan data Siatem Akuntansi Pusat (SiAP) dengan data

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) adalah salah satu pertanggungjawaban atas

pengguna dan Daftar Isian Pengguna Anggaran (DIPA) yang diterbitkan

kepada satuan kerja sehingga pengeluaran atas Surat Perintah Membayar

(SPM) yang diterbitkan dapat dipertanggungjawabkan melalui sistem pada

satuan kerja atau pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

Page 14: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

5

Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL) merupakan

pertanggungjawaban dari pengelolaan kegiatan yang dilaksanakan oleh

UAKPA pada Satuan Kerja yang dananya bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Setiap Kantor/Dinas/Satuan Kerja

Daerah yang merupakan unit terkecil dari Kementerian/Lembaga selaku

Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang, melakukan pemrosesan

data SAI untuk menghasilkan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Menuru

(Indra, 2010 : 231) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan proses

pelaksanaan segala sesuatu yang telah direncanakan dan dianggarkan oleh

organisasi publik. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

No. 40/PMK.05/2009 tentang Sistem Akuntansi Hibah, Neraca adalah laporan

yang menyajikan informasi posisi keuangan pemerintah yaitu aset, utang, dan

ekuitas dana pada tanggal tertentu. Menurut Pedoman Penyusunan Kebijakan

Akuntansi Pemerintah Daerah, Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang

disajikan dalam laporan realisasi anggaran, neraca dan laporan arus kas.

Termasuk pula dalam catatan atas laporan keuangan adalah penyajian

informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintah serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk

penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontijensi dan

komitmen-komitmen lainnya. Untuk CaLK bukan merupakan output dari

aplikasi SAIBA, tetapi perlu dilakukan secara manual berdasarkan laporan-

laporan lainnya yang dicetak dari aplikasi SAIBA.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 210/pmk.05/2013

Tentang pedoman rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan keuangan

lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga yang

dilaksankan oleh Sistem Akuntansi Umum yang ada di KPPN dengan

Kantor/Dinas/Satuan Kerja Daerah melalui prosedur pembandingan data

sebagai berikut:

Page 15: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

6

1. Rekonsiliasi estimasi pendapatan

2. Rekonsiliasi pagu belanja

3. Rekonsiliasi realisasi pendapatan

4. Pendapatan pajak

5. Pendapatan negara bukan pajak (PNBP)

6. Rekonsiliasi realisasi belanja

7. Rekonsiliasi realisasi pengembalian belanja

8. Rekonsialisasi mutasi uang persediaan

Elemen data yang akan direkonsiliasi adalah sebagai berikut:

1. Pagu belanja

2. Belanja

3. Pengembalian Belanja

4. Estimasi Pendapatan Bukan Pajak

5. Pendapatan Bukan Pajak

6. Pengembalian Pendapatan Bukan Pajak

7. Mutasi Uang Persediaan

8. Kas di bendahara pengeluaran

9. Kas pada Badan Layanan Umum

10. Kas lainnya di Kementerian Negara/Lembaga dari hibah

Mekanisme pencairan dana yang perlu direkonsiliasi yaitu Surat

Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas Surat Perintah Membayar Uang

persediaan/Tambahan Uang Persediaan/Ganti Uang Persediaan (SPM

UP/TUP/GUP) dan Langsung (LS) bendahara yang diajukan ke Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). SPM UP untuk keperluan sehari-

hari kantor yang tidak dapat dibayarkan LS. SPM TUP untuk keperluan

mendesak selama satu bulan. SPM GUP untuk mengganti dana UP yang sudah

digunakan minimal lima puluh persen (50%). SPM LS Bendahara yaitu SPM

yang pencairan dananya langsung ke rekening bendahra berbentuk belanja

pegawai non gaji seperti pembayaran uang makan, lembur, tunjangan, honor,

perjalanan dinas dan sebagainya (Gintting, wawancara tanggal 5 Mei 2018).

Page 16: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

7

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sijunjung memiliki

67 satuan kerja, dari 67 satuan kerja sering ditemukan perbedaan data Sistem

Akuntansi Pusat (SiAP) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) setelah

melakukan rekonsiliasi. Walaupun Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN) Sijunjung telah melakukan konfirmasi kepada beberapa satuan kerja

yang datanya berbeda untuk memperbaiki dan melakukan pengulangan input

data pada aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA), namun

masih juga ada beberapa satuan kerja yang masih terdapat perbedaan (Selisih)

data anatara SiAP dan SAI.

Perbedaan data tersebut yang sudah melakukan pengulangan input data

ditemukan pada satuan kerja yang terdapat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. 1

Perbedaan data setelah melakukan pengulangan input data

NO Kode Satuan Keja Akun yang

berbeda SAI SiAP

Transakdi Dalam

Konfirmasi

1 025.03.299333 Kantor

Kementerian

Agama Kota

Sawahlunta

Pagu

belanja

Rp-3.300.600.000 Rp-3492.600.000 Rp-192.000.000

Belanja Rp1.045.641.747 Rp1.077.641.747 Rp32.000.000

2 025.04.299334 Kantor

Kementerian

Agama Kota

Sawahlunta

Pagu

belanja

Rp-11.167.857.000 Rp-11.176.857.000 Rp-9.000.000

3 033.05559960 Pembangunan

Infrastruktur

Permukiman

Kota Sawah

Lunto

Pagu

belanja

Rp-1.754.900.000 Rp– 5.8552.000 Rp-1.696.348.000

Page 17: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

8

Penjelasan dari tabel 1.1 mengenai perbedaan data setelah melakukan

pengulangan input data sebagai berikut:

1. Satuan kerja Kantor Kementerian Agama Kota Sawahlunta dengan kode

025.03.299333 memiliki akun data pagu belanja yang berbeda antara data

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) sebesar Rp–3.300.600.000 dan Sistem

Akuntansi Pusat (SiAP) sebesar Rp-3.492.600.000 dengan keterangan

Transaksi Dalam Konfirmasi (TDK) sebesar Rp-192.000.000 dan akun

data belanja yang berbeda antara Sistem Akuntansi Instansi (SAI) sebesar

Rp1.045.641.747 dan pada Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) sebesar

Rp1.077.641.747 dengan keterangan Transaksi Dalam Konfirmasi (TDK)

sebesar Rp32.000.000

2. Satuan kerja Kantor Kementerian Agama Kota Sawahlunta dengan kode

025.04.299334 memiliki akun data pagu belanja yang berbeda antara data

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) sebesar Rp-11.167.857.000 dan Sistem

Akuntansi Pusat (SiAP) sebesar Rp-11.176.857.000 dengan keterangan

Transaksi Dalam Konfirmasi (TDK) sebesar Rp-9.000.000

3. Satuan kerja Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kota Sawah Lunto

dengan kode 033.05559960 memiliki akun data pagu belanja yang berbeda

antara data Sistem Akuntansi Instansi (SAI) sebesar Rp-1.754.900.000 dan

Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) sebesar Rp–58.552.000 dengan keterangan

Transaksi Dalam Konfirmasi (TDK) sebesar Rp–16.96.348.000

Proses rekonsiliasi dilakukan setiap awal bulan paling lambat sepuluh

hari kerja setelah bulan berakhir atau sesuai dengan pemberitahuan dari

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (Dit. APK) mengenai open

dan close period untuk mengunggah ADK rekonsiliasi, satuan kerja

berkewajiban melakukan rekonsiliasi di KPPN setempat. Rekonsiliasi

dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara data SAI yang dikelola oleh

Satuan Kerja dengan data SiAP yang dikelola oleh KPPN selaku Kuasa

Bendahara Umum Negara, data inilah yang kemudian menjadi sumber dalam

pembuatan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca Pemerintah Pusat.

Page 18: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

9

Berdasarkan hasil rekonsiliasi yang masih terdapat perbedaan atau

selisih, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

“Analisis Proses Rekonsiliasi Eksternal pada Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) Sijunjung“.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini di

fokuskan pada proses rekonsiliasi ekternal yang terjadi pada Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) Sijunjung.

C. Rumusan Masalah

1. Apa penyebab terjadinya perbedaan antara data Sistem Akuntansi Instansi

(SAI) dan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) pada Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) Sijunjung?

2. Bagaimana cara Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)

Sijunjung menyelesaikan perbedaan yang terjadi antara Sistem Akuntansi

Instansi (SAI) dengan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan antara data Sistem

Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) pada Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sijunjung

2. Untuk mengetahui cara Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)

Sijunjung menyelesaikan perbedaan yang terjadi antara Sistem Akuntansi

Instansi (SAI) dengan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP

Page 19: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

10

E. Manfaat dan Luaran Penelitian

1. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

a. Manfaat penelitian bagi penulis

1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

pada jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah pada

Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.

2) Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan baik secara teori

maupun praktek

b. Manfaat penelitian bagi akademik

Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk perkembangan ilmu

pengetahuan serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya

c. Manfaat penelitian bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar

pertimbangan atau masukan untuk mengambil kebijakan dan dapat

diperbaiki apabila ada kesalahan dan kelemahan serta kekurangan.

2. Luaran Penelitian

Agar hasil penelitian ini dapat menjadi karya ilmiah yang terbaik dan

diterbitkan pada jurnal ilmiah.

F. Definisi Operasional

Proses Rekonsiliasi Eksternal adalah rangkaian tindakan untuk

melakukan pencocokan data transaksi keuangan yakni data Sistem Akuntansi

Pusat (SiAP) yang diproses oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN) selaku Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara-Daerah

dengan data Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang disusun oleh satuan kerja

selaku Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran(UAKPA).

Page 20: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

11

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat

KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang

memperoleh kuasa dari Bendahara Umum Negara (BUN) untuk melaksanakan

sebagian fungsi kuasa BUN (Peraturan Menteri Keuangan No

215/PMK.05/2016 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Pusat)

Page 21: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Rekonsiliasi

a. Pengertian

Secara umum rekonsiliasi adalah kegiatan membandingkan dan

menjelaskan perbedaan yang terjadi terhadap dua angka (saldo) yang

berasal dari sumber yang berbeda. Menurut (Ardiyos, 2010 : 799)

Reconciliation (rekonsiliasi) adalah penyesuaian perbedaan antara dua

item/pos (jumlah, saldo, perkiraan, atau laporan), sehingga angka-

angkanya cocok. Menurut Peraturan Menteri Keuangan No

215.05/2016 Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi

keuangan yang diproses dengan beberapa sistem/subsistem yang

berbeda berdasarkan sumber yang sama.

Jadi rekonsiliasi adalah proses penyesuain data transaksi

keuangan yang diproses dengan dua item/pos yang berbeda

berdasarkan dokumen sumber yang sama.

Aplikasi yang digunakan pada rekonsiliasi yaitu E-Rekon-LK

merupakan: (Verifikasi dan AKuntansi, 2016 : 1)

1) Aplikasi berbasis web (e-rekon-lk.djpbn.kemenkeu.go.id)

2) Untuk mendukung pelaksanaan rekonsiliasi antara KPPN dan

satker

3) Sekaligus proses konsolidasi pelaporan keuangan Kementerian

Negara/Lembaga

b. Kewajiban Umum Rekonsiliasi

Kewajiban melakukan rekonsiliasi merupakan amanat

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 pasal 3, yang

menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun oleh UAKPA dan

UAKPA BUN wajib dilakukan rekonsiliasi sebelum disampaikan

kepada unit akuntansi diatasnya untuk tujuan penggabungan.

Page 22: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

13

Rekonsiliasi dilakukan antara UAKPA dan UAKPA BUN dengan

UAKBUN-D/KPPN setiap bulan dengan melampirkan laporan

pertanggungjawaban bendahara. Rekonsiliasi dilaksanakan sampai

dengan tanggal 10 (sepuluh) setelah bulan bersangkutan berakhir.Jika

tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, rekonsiliasi dilaksanakan

paling lambat pada hari kerja sebelumnya.

2. Jenis Rekonsiliasi

Rekonsiliasi pada Unit Akuntansi dan Pelaporan Instansi dibagi

menjadi 2 (dua) macam yaitu:

a. Rekonsiliasi Internal

Rekonsiliasi internal adalah rekonsiliasi data untuk penyususnan

laporan keuangan yang dilaksanakan antar subsistem pada masing-

masing unit akuntansi dan pelaporanatau antara unit akuntansi dan

pelaporan yang masih dalam satu entitas pelaporan. Termasuk sebagai

rekonsiliasi internal adalah rekonsiliasi antara unit pelaporan keuangan

dengan unit pelaporan barang serta rekonsiliasi internal antara

UAKPA dengan Bendahara.

Rekonsiliasi antara unit pelaporan keuangan dengan unit

pelaporan barang dimaksudkan untuk memastikan kesesuaian antara

data transaksi dan saldo BMN dengan laporan keuangan. Sedangkan

rekonsiliasi internal antara UAKPA dengan Bendahara

pengeluaran/penerimaan dimaksud untuk memastikan kesesuaian nilai

kas di negara. (Peraturan Menteri Keuangan No 215/PMK.05/2016

tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat).

Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor

Per/-36/Pb/2009 Tentang Pedoman Rekonsiliasi Dan Penyusunan

Laporan Keuangan Kuasa Bendahar Umum Negara, Rekonsiliasi

internal terdiri dari :

Page 23: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

14

1) Tingkat KPPN

a) Rekonsiliasi Bank

Sistem pengendalian intern mengharuskan agar seluruh

penerimaan dan pengeluaran harus dibukukan Transaksi

penerimaan dan pengeluaran harus dibukukan pada buku bank

KPPN dan setiap berkala akan menerima laporan dari bank

berupa rekening koran bank. Pada prinsipnya saldo buku bank

menurut KPPN harus sama dengan saldo Rekening koran bank,

akan tetapi ada kemungkinan perbedaan antara kedua saldo

tersebut. Perbedaan atau selisih antara saldo kas menurut buku

KPPN yang dicatat oleh seksi Bendum dengan saldo kas

menurut Rekening Koran pada setiap akhir periode dapat

terjadi karena :

Time Lag : perbedaan waktu pencatatan transaksi dalam suatu

periode,

Error : kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh bank

ataupun oleh KPPN

Rekonsiliasi Bank dilakukan dengan mengikuti tahapan

sebagai berikut:

(1) Pada setiap akhir periode, KPPN akan menerima Rekening

Koran Bank dari setiap rekening yang dimiliki;

(2) Bandingkan antara saldo buku KPPN dengan saldo

Rekening Koran Bank;

(3) Telusuri penyebab terjadinya perbedaan antara saldo

Rekening Koran Bank dengan saldo buku KPPN;

(4) Sajikan laporan rekonsiliasi bank yang memperlihatkan

penyesuaian terhadap saldo kas, baik menurut Rekening

Koran Bank maupun menurut saldo buku KPPN.

Page 24: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

15

(5) Setelah dilakukan penyesuaian terhadap penyebab

terjadinya selisih maka jumlah saldo kas menurut

Rekening Koran Bank harus sama dengan jumlah saldo

kas menurut saldo buku KPPN;

(6) Penyesuaian yang mempengaruhi saldo kas menurut buku

bank KPPN harus dilakukan koreksi data sehingga saldo

kas menurut rekonsiliasi bank sama dengan saldo kas

menurut data;

(7) Penyesuaian pada buku bank KPPN dilakukan mengikuti

petunjuk koreksi yang ditetapkan (diatur dalam suatu

ketetapan).

(8) Saldo Kas Penyesuaian ini akan menjadi Saldo Kas

KPPN;

Tabel 2. 1

Pedoman Penyesuaian

Saldo Kas menurut

Rekening Koran

Saldo Kas menurut

Buku Bank KPPN

Penyesuaian Penyesuaian

(a) Deposit in Transit

(+)

(a) Nota kredit (+)

(b) Outstanding cek (-) (b) Kesalahan

pencatatan bendum

(+ atau -)

(c) Jasa giro (-) (c) Nota debet lainnya

(-)

(d) Kesalahan bank ( +

atau - ) Saldo akhir

kas setelah

penyesuaian

(d) Saldo akhir kas

setelah penyesuaian

Page 25: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

16

Penjelasan tabel diatas :

(a) Deposit in Transit

Hal ini terjadi jika penerimaan sudah dicatat oleh

seksi Bendum sebagai penerimaan,sedangkan oleh Bank

Persepsi yang menampung semua penerimaan belum

dicatatsebagai penerimaan pada Rekening Koran yang

diterima dari Bank. Penyesuaian perludilakukan pada

Rekening Koran Bank dengan menambah saldo kas

menurut Rekening Koran pada akhir periode tersebut.

Contoh dari Transaksi ini adalah : Nota Kredit yang belum

dibukukan oleh pihakBank/Kantor Pos

(b) Outsanding Check

Hal ini terjadi jika SP2D telah dikeluarkan dan

dicatat sebagai pengurang kas oleh seksiBendum tetapi

belum disajikan sebagai pengurang kas di bank pada

rekening koranbank. Penyesuaian perlu dilakukan pada

Rekening koran bank dengan mengurangi saldokas

vmenurut Rekening Koran pada akhir periode tersebut.

Contoh transaksi ini adalah : SP2D yang sudah disahkan

dan dicatat oleh KPPN tetapi belum dicairkan oleh pihak

bank.

(c) Jasa Giro

Hal ini Hal ini terjadi karena Bank memberikan jasa

giro atas saldo kas yang ada pada selain BOI. Oleh sebab

itu, saldo kas menurut rekening bank harus dikurangkan

sejumlah jasa giro tersebut.

(d) Kesalahan Bank

Kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh bank dapat

disebabkan oleh berbagai hal antara lain; kesalahan jumlah

dan kesalahan pemindahbukuan. Penyesuaian atas

Page 26: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

17

kesalahan dimaksud dilakukan dengan menambah atau

mengurang saldo kas Rekening Koran sesuai dengan

kesalahan yang terjadi. Contoh : bank salah membukukan

jumlah rupiah dari SP2D, Nota Kredit atau Nota Debet

yang ada. Bank telah mendebet KPPN dalam rekening

koran, sementara KPPN belum membukukan pengeluaran.

Karena sesuatu dan lain hal pengeluaran tersebut belum

sampai ke bank tujuan (misalnya Bank Indonesia),

Sehingga Bank Indonesia belum bisa menerbitkan Nota

Kredit. Karena belum menerima nota kredit atas

pelimpahan tersebut, KPPN belum membukukan transaksi

dimaksud. Seharusnya pengeluaran tersebut dibukukan

sebagai pemindahbukuan. KPPN mencatat pengeluran

pada saat Bank persepsi melimpahkan ke BI, bukan

menunggu Nota Kredit dari BI.

(e) Nota Kredit

Nota Kredit terjadi manakala terdapat penambahan kas

pada rekening koran bank atas penerimaan yang berasal

dari berbagai jenis penerimaan negara antara lain PBB,

BPHTB, jasa giro dan penerimaan lainnya yang belum

dicatat sebagai penerimaan oleh KPPN. Penyesuaian

dilakukan terhadap saldo kas buku bank Bendum. Contoh:

Setiap hari Selasa dan Jumat jumlah uang yang ada pada

BO III harus dilimpahkan. Namun pada akhir tahun

kadangkala ditemui bahwa penerimaan PBB dan BPHTB

pada BO III belum dilimpahkan ke bank persepsi, dan jasa

giro pada BO I belum disetorkan ke Bank Persepsi.

Penyesuaian yang harus dilakukan adalah menambah

jumlah saldo kas menurut buku bank Bendum sejumlah

penerimaan PBB, BPHTB, jasa giro dan penerimaan

lainnya yang memang belum dicatat sebagai penerimaan

Page 27: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

18

oleh KPPN. Penerimaan lain sehubungan dengan

mengendapnya uang pada BO III adalah pendapatan berupa

denda atas keterlambatan pelimpahan.

(f) Jasa giro bank

Sesuai dengan SE-119/A/56/1091, SE-47/A/2003

bahwa pada BO I dikenakan jasa giro sebesar 2 % setahun

dihitung dari saldo terendah setiap bulannya, dan atas jasa

giro tersebut harus disetorkan ke Bank Persepsi.Sedangkan

pada BO II, BO III dan Bank Persepsi tidak dikenakan jasa

giro.

(g) Kesalahan pencatatan oleh Bendum

Kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh Bendum

dapat disebabkan oleh berbagai macam hal antara lain

kesalahan jumlah, kesalahan pemindah bukuan dan lain

sebagainya, maka penyesuaian dilakukan dengan

menambah atau mengurangi saldo kas buku bank Bendum

sesuai dengan kesalahan yang terjadi. Contoh : KPPN salah

membukukan jumlah rupiah dari SP2D, Nota Kredit atau

Nota Debet yang ada. KPPN belum membukukan

pendapatan. Sementara bank sudah mengkredit KPPN pada

rekening Koran. Sebagai ilustrasi Pada akhir Tahun 2007

diambil kebijakan bahwa bank harus buka sampai dengan

jam 22.00 pada tanggal 28 Desember 2007 untuk

menampung penerimaan Negara. Kenyataannya

penerimaan Negara masih terjadi sampai dengan tanggal 31

Desember 2007 misalnya Rp.100.000,-. Dalam Rekening

Koran Bank Persepsi akan disajikan angka Rp.100.000,-

tersebut dan Buku Bank KPPN belum mencatatnya,

sehingga kas menurut Buku Bank KPPN akan lebih kecil

dibandingkan dengan Kas menurut Rekening Koran Bank.

Page 28: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

19

Pada kertas kerja rekonsiliasi bank, akan ditambahkan

pendapatan pada Buku Bank KPPN, dan sebesar

pendapatan tersebut harus dibukukan oleh KPPN sebagai

pendapatan pada tahun 2007.

(h) Nota Debet

Peristiwa ini terjadi manakala terdapat pengurangan

kas pada rekening koran bank atas biaya-biaya antara lain

biaya administrasi bank, pajak atas bunga dan lain

sebagainya yang belum dibukukan sebagai pengurang kas

pada buku bank Bendum di KPPN Penyesuaian terhadap

saldo kas buku bank Bendum dilakukan dengan

mengurangi saldo menurut buku Bendum dengan

menerbitkan nota debet.

b) Rekonsiliasi dengan Rekening Koran Satker Blu

Rekonsiliasi Rekening Satker BLU dengan KPPN

dilakukan sebagai berikut:

(1) Pada setiap akhir periode, KPPN meminta semua

rekening koran yang dimiliki oleh satker BLU

(rekening penerimaan, rekening pengeluaran, dan

rekening deposito).

(2) Bandingkan antara saldo Buku Bank KPPN dengan

saldo Rekening Koran Bank.

(3) Telusuri penyebab terjadinya perbedaan antara saldo

Rekening Koran Bank dengan saldo Buku Bank KPPN.

(4) Sajikan laporan rekonsiliasi bank yang memperlihatkan

penyesuaian terhadap saldo kas, baik menurut

Rekening Koran Bank maupun menurut saldo buku

KPPN.

(5) Setelah dilakukan penyesuaian terhadap penyebab

terjadinya selisih maka jumlah saldo kas menurut

Page 29: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

20

Rekening Koran Bank harus sama dengan jumlah saldo

kas menurut saldo Buku Bank KPPN.

(6) Penyesuaian yang mempengaruhi saldo kas menurut

Buku Bank KPPN harus dilakukan koreksi data

sehingga saldo kas menurut rekonsiliasi bank sama

dengan saldo kas menurut data.

(7) Penyesuaian pada Buku Bank KPPN dilakukan

mengikuti petunjuk koreksi yang ditetapkan (diatur

dalam suatu ketetapan).

(8) Saldo Kas Penyesuaian ini akan menjadi Saldo Akhir

Kas BLU.

c) Rekonsiliasi SAU – SAKUN

Rekonsiliasi SAU - SAKUN dilakukan sebelum

dilakukan rekonsiliasi eksternal dengan UAKPA. Tahapan

rekonsiliasi SAU – SAKUN dapat dilakukan sebagai berikut :

(1) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pendapatan

dan Hibah (6 digit) antara LRA dengan LAK;

(2) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran

Pengembalian Pendapatan dan Hibah (6 digit) antara LRA

dengan LAK;

(3) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Belanja (6

digit) antara LRA dengan LAK;

(4) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran

Pengembalian Belanja (6 digit) antara LRA dengan LAK;

(5) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pembiayaan

(6 digit) antara LRA dengan LAK:

(6) Bandingkan jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran antara

Neraca SAU dengan Neraca KUN. Jika terjadi perbedaan,

telusuri penyebab terjadinya perbedaan.

Page 30: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

21

2) Tingkat Kanwil

Rekonsiliasi SAU - SAKUN dilakukan sebelum dilakukan

rekonsiliasi eksternal dengan UAPPA-W. Tahapan rekonsiliasi

SAU – SAKUN dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pendapatan

dan Hibah (6 digit) antara LRA dengan LAK;

b) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian

Pendapatan dan Hibah (6 digit) antara LRA dengan LAK;

c) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Belanja (6

digit) antara LRA dengan LAK;

d) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian

Belanja (6 digit) antara LRA dengan LAK;

e) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pembiayaan (6

digit) antara LRA dengan LAK:

f) Bandingkan jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran antara

Neraca SAU dengan Neraca KUN.Jika terjadi perbedaan,

telusuri penyebab terjadinya perbedaan.

3) Tingkat Pusat

Rekonsiliasi SAU - SAKUN dilakukan sebelum dilakukan

rekonsiliasi eksternal dengan UAPPA-E1/UAPA. Tahapan

rekonsiliasi SAU – SAKUN dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pendapatan

dan Hibah (6 digit) antara LRA dengan LAK;

b) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian

Pendapatan dan Hibah (6 digit) antara LRA dengan LAK;

c) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Belanja (6

digit) antara LRA dengan LAK;

d) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian

Belanja (6 digit) antara LRA dengan LAK;

Page 31: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

22

e) Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pembiayaan (6

digit) antara LRA dengan LAK:

f) Bandingkan jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran antara

Neraca SAU dengan Neraca KUN. Jika terjadi perbedaan,

telusuri penyebab terjadinya perbedaan dan penyelesaiannya

disampaikan ke KPPN terkait. Perbaikan data setelah tahun

anggaran ditutup mengacu ke Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan mengenai Koreksi Kesalahan.

b. Rekonsiliasi Eksternal

Rekonsiliasi eksternal adalah rekonsiliasi data untuk

penyususnan laporan keuangan yang dilaksanakan antara unit

akkuntansi dan pelaporan yang satu dengan Unit Akuntansi dan

pelaporan yang lain atau pihak lain yang terkait, tidak dalam satu

entitas pelaporan. Rekonsiliasi ekternal dalam SAPP meliputi

rekonsiliasi pengguna anggaran dengan BUN, Rekonsiliasi pelaporan

barang antar pengguna barang denngan pengelola barang, dan

Rekonsiliasi antara BUN dengan pengelola barang. (PMK No

215.05/2016)

Rekonsiliasi eksternal dilakukan antara pihak Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan satuan kerja

(pengguna anggaran) yamg terkait. Rekonsiliasi ini dilakukn dengan

cara membandingkan antara data Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)

menurut pihak Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)

dengan data Sistem Akuntansi Instansi (SAI) menurut satuan kerja

(pengguna anggaran) (Ningrum, 2014, : 17).

Rekonsiliasi eksternal dilaksanakan antara data SAI (Sistem

Akuntansi Instansi) dan SAU (Sistem Akuntansi Umum). Rekonsiliasi

SAI – SAU meliputi:

1) Rekonsiliasi DIPA

2) Rekonsiliasi LRA (Laporan Realisasi Anggaran)

Page 32: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

23

3) Rekonsiliasi Neraca, terkait Kas di Bendahara Pengeluaran, Kas

Lainnya dan Setara Kas yang Berasal dari Hibah Langsung dan Kas

pada Badan Layanan Umum (BLU) (Muryantini, 2017, :10).

Pedoman rekonsiliasi eksternal sebagai berikut :(Muryantini,

2017 :10-12).

1) Rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran

a) Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan Membandingkan elemen

data Estimasi Pendapatan yang dialokasikan berupa kode

Bagian Anggaran (BA), Eselon 1, kode Satker, Akun dan

Jumlah Rupiah antara KPPN dengan UAKPA.

b) Rekonsiliasi Pagu Belanja Membandingkan elemen data Pagu

Belanja (dalam DIPA dan/atau Revisi DIPA/POK) berupa

kode Bagian Anggaran (BA), Eselon 1, kode Satker, Fungsi,

Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Output, Jenis Kewenangan,

Sumber Dana, Cara Penarikan, Akun dan jumlah rupiah antara

KPPN dengan UAKPA

c) Rekonsiliasi Realisasi Pendapatan Membandingkan elemen

data Pendapatan berupa kode Bagian Anggaran (BA), Eselon

1, kode Satker, Akun dan Jumlah Rupiah antara KPPN dengan

UAKPA.

d) Rekonsiliasi Realisasi Belanja

(1) Rekonsiliasi realisasi belanja ini berlaku untuk satker yang

pengeluarannya bersumber dari Rupiah Murni, PNBP dan

hibah langsung dalam negeri/rupiah.

(2) Membandingkan elemen data Realisasi Belanja berupa

kode Bagian Anggaran (BA), Eselon 1, kode Satker,

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Output, Jenis

Kewenangan, Sumber Dana, Cara Penarikan, Akun dan

Jumlah Rupiah antara KPPN dengan UAKPA

Page 33: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

24

(3) Membandingkan Jumlah Rupiah ringkasan belanja antara

data KPPN dengan UAKPA

2) Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Belanja.

a) Rekonsiliasi realisasi pengembalian belanja ini berlaku untuk

satker yang pengeluarannya bersumber dari Rupiah Murni,

PNBP dan hibah langsung dalam negeri/rupiah.

b) Membandingkan elemen data Realisasi Pengembalian Belanja

berupa kode Bagian Anggaran (BA), Eselon 1, kode Satker,

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Output, Jenis

Kewenangan, Sumber Dana, Cara Penarikan, Akun dan jumlah

rupiah antara KPPN dengan UAKPA.

3) Rekonsiliasi Neraca

a) Mutasi Uang Persediaan

Membandingkan elemen data transaksi Uang

Persediaan/Tambahan Uang Persediaan berupa kode Bagian

Anggaran (BA), Eselon 1, kode Satker, Akun dan Jumlah

Rupiah antara KPPN dengan UAKPA.

b) Kas di Bendahara Pengeluaran

Membandingkan Kas di Bendahara Pengeluaran yang

terdapat dalam Neraca Satker (UAKPA) dengan Neraca KPPN

c) Kas Lainnya dan Setara Kas dari Hibah Langsung Uang

Membandingkan Kas Lainnya dan Setara Kas dari Hibah

Langsung Uang yang terdapat dalam Neraca Satker (UAKPA)

dengan Neraca KPPN

d) Kas pada Badan Layanan Umum (BLU)

Membandingkan Kas pada Badan Layanan Umum

(BLU) yang terdapat dalam Neraca Satker (UAKPA) dengan

Neraca KPPN

Page 34: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

25

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor

210/pmk.05/2013 Tentang pedoman rekonsiliasi dalamrangka

penyusunan laporan keuangan lingkup bendahara umum negara dan

kementerian negara/lembaga yang dilaksankan oleh Sistem Akuntansi

Umum yang ada di KPPN dengan Kantor/Dinas/Satuan Kerja Daerah

melalui prosedur pembandingan data sebagai berikut:

1) Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan

Membandingkan estimasi pendapatan menurut data yang dicatat

Satuan Kerja dengan data SiAP. Apabila ada perbedaan

diklarifikasi dengan Satuan Kerja yang bersangkutan;

2) Rekonsiliasi Pagu Belanja

Membandingkan Pagu Belanja menurut catatan Satuan Kerja

dengan data SiAP. Apabila ada perbedaan diklarifikasi dengan

Satuan Kerja yang bersangkutan. Kemungkinannya ada revisi

DIPA yang belum dicatat oleh Satuan Kerja.

3) Rekonsiliasi Realisasi Pendapatan

Membandingkan data realisasi pendapatan menurut data SAI

dengan data SiAP. Apabila ada perbedaan diklarifikasi ke Satuan

Kerja yang bersangkutan. Salah satu kemungkinannya adalah

Satuan Kerja salah saat menginput kode Bagian Anggaran atau

kode satuan kerja.

4) Pendapatan Pajak

Rekonsiliasi terhadap realisasi penerimaan pajak belum dapat

dilakukan, namun demikian untuk meyakini kebenaran laporan

realisasi penerimaan pajak pada Satuan Kerja Kantor Pelayanan

Pajak (KPP), pada saat rekonsiliasi diwajibkan untuk melampirkan

laporan rekapitulasi penerimaan pajak yang dihasilkan dan bagian

Pengolahan Data Dan Informasi (PDI) sebagai bahan pencocokan

dengan laporan realisasi Pendapatan Negara dan Hibah yang

dihasilkan oleh SAI. Hal ini dilakukan karena Satuan Kerja

Page 35: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

26

merekam penerima pajak pada aplikasi SAI dengan menggunakan

dokumen sumber yang dihasilkan dari PDI.

5) Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Rekonsiliasi terhadap realisasi penerimaan negara bukan

pajak dilakukan dengan membandingkan realisasi PNPB menurut

data SAI dengan data SiAP. Apabila ada selisih diklarifikasi

dengan Satuan Kerja yang bersangkutan.

6) Rekonsiliasi Realisasi Belanja

Membandingkan jumlah belanja yang dicatat berdasarkan

SP2D yang diterbitkan KPPN oleh satuan Kerja dengan data SiAP.

Apabila ada perbedaan diklarifikasi ke Satuan Kerja yang

bersangkutan.

7) Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Belanja

Membandingkan realisasi pengembalian belanja yang

dicatat oleh Satuan Kerja dengan dengan data SiAP. Apabila ada

perbedaan diklarifikasi ke Satuan Kerja yang bersangkutan.

8) Rekonsialisasi Mutasi Uang Persediaan

Membandingkan Mutasi Uang Persediaan data uang

persediaan menurut catatan Satuan Kerja dengan data SiAP.

Apabila ada perbedaan diklarifikasi dengan Satuan Kerja yang

bersangkutan.

3. Kebijakan Rekonsiliasi

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

104/PMK. 05/2017 tentang pedoman rekonsiliasi dalam penyusunan

laporan keuangan lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian

Negara/Lembaga, kebijakan rekonsiliasi yaitu:

Page 36: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

27

a. Rekonsiliasi antara UAKPA/UAKPA BUN dengan Bendahar

Pengeluaran/ Penerimaan

1) Rekonsiliasi internal antara UAKPA/UAKPA BUN dengan

Bendahara Pengeluaran/Penerimaan dilaksanakan untuk

meyakinkan keandalan saldo Kas di Bendahara

Pengeluaran/Penerimaan yang disajikan di dalam Neraca.

2) Rekonsiliasi antara UAKPA/UAKPA BUN dengan Bendahara

Pengeluaran/Penerimaan dilakukan setiap bulan sebelum laporan

keuangan dilakukan rekonsiliasi dengan UAKBUN Daerah

3) Hasil rekonsiliasi antara UAKPA/UAKPA BUN dengan Bendahara

Pengeluaran/Penerimaan dituangkan dalam BAR.

b. Rekonsiliasi antara UAKPA/UAKPA BUN dengan UAKBUN-Daerah

1) Seluruh jenjangjtingkat unit akuntansi dan pelaporan keuangan

pada SAl telah menggunakan single database, demikian pula

seluruh tingkat unit akuntansi dan pelaporan keuangan pada SiAP

juga telah menggunakan single database. Tetapi karena database

SiAP terpisah dengan database SAl, · maka untuk menghasilkan

data yang akurat dan andal wajib dilakukan rekonsiliasi atas data

transaksi keuangan yang diproses oleh kedua sistem tersebut.

2) UAKPA BUN melaksanakan akuntansi· dan pelaporan dengan

menggunakan sistem aplikasi terintegrasi (SPAN) yang terkoneksi

secara single database dengan UAKBUN-Daerah. Dalam hal

terdapat UAKPA BUN yang penyusunan laporan keuangannya

tidak menggunakan aplikasi SPAN (UAKPA BUN non SPAN)

sehingga tidak terkoneksi secara single database dengan Kuasa

_BUN, maka UAKPA BUN tersebut wajib melakukan rekonsiliasi

dengan UAKBUN-Daerah

3) Rekonsiliasi data laporan keuangan antara UAKPA/ UAKPA BUN

non SPAN dengan UAKBUN-Daerah dilaksanakan secara

elektronik menggunakan aplikasi rekonsiliasi dan penyusunan

laporan keuangan berbasis web (e-Rekon&LK) dan hanya

Page 37: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

28

dilakukan di tingkat UAKPA/UAKPA BUN dan UAKBUN-

Daerah, dalam hal unit-unit akuntansi pada jenjang di atas

UAKPA/UAKPA BUN non SPAN dan UAKBUN-Daerah masing-

masing telah terkoneksi secara single database.

4) Elemen data yang dilakukan Rekonsiliasi paling sedikit meliputi:

a) Pagu Belanja;

b) Belanja;

c) Pengembalian Belanja;

d) Estimasi Pendapatan Bukan Pajak;

e) Pendapatan Bukan Pajak;

f) Pengembalian Pendapatan Bukan Pajak;

g) Mutasi Uang Persediaan;

h) Kas di Bendahara Pengeluaran;

i) Kas pada BLU; dan

j) Kas Lainnya di kementerian negarajlembaga dari Hibah antara

yang dicatat pada SAI/SABUN dengan yang dicatat pada

SiAP.

5) UAKPA/UAKPA BUN melakukan rekonsiliasi dengan KPPN

mitra kerja, termasuk transaksi yang dilakukan melalui KPPN di

luar KPPN mitra kerja, seperti:

a) Transaksi setoran melalui MPN -G2 yang rekening

penyetorannya dikelola oleh KPPN Khusus Penerimaan;

b) Transaksi setoran langsung ke Rekening Kas Umum Negara

(RKUN) ;

c) Transaksi pener1maan dan pengeluaran yang dilakukan

melalui KPPN Khusus Penerimaan dan Hibah; dan

d) SPM KP (SPM Pengembalian Pendapatan Pajak) yang

penca1rannya

6) Rekonsiliasi antara UAKPA/UAKPA BUN dengan UAKBUN-

Daerah dilaksanakan setiap bulan paling lambat tanggal 14 bulan

berikutnya

Page 38: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

29

7) Apabila tanggal 14 jatuh pada hari libur I diliburkan, rekonsilias:.

antara UAKPAIUAKPA BUN dengan UAKBUN-Daerah

dilaksanakan paling lambat pada hari kerja sebelumnya.

8) Dalam kondisi tertentu seperti: adanya kebijakan pemerintah

mengenai libur I cuti nasional, kebijakan penyusunan dan

penyampian laporan keuangan unaudited dan audited, atau terjadi

permasalahan sistem, Direktur Jenderal Perbendaharaar: dapat

mengatur kembali jadwal pelaksanaan rekonsiliasi. Hal in:. perlu

dilakukan agar entitas akuntansil pelaporan mendapatkar: alokasi

waktu yang memadai dan wajar untuk melakukan proses

rekonsiliasi, penyusunan, dan penyampaian laporan keuangar: yang

berkualitas.

9) Hasil rekonsiliasi antara UAKPAIUAKPA BUN dengan

UAKBUN Daerah dituangkan ke dalam Berita Acara Rekonsiliasi

(BAR) yang ditandangani oleh penanggung jawab rekonsilasi pad2.

UAKPA/UAKPA BUN dan UAKBUN-Daerah.

10) Penandatangan BAR dilaksanakan secara elektronik melalui

aplikasi e-Rekon&LK. Apabila diperlukan, penandatanganan BAR

dapat dilakukan secara manual.

11) Dalam kondisi tertentu, rekonsiliasi data laporan keuangan dapat

dilaksanakan secara terpusat antara Satker pada kantor pusat

Kementerian Negara\Lembaga dengan Kantor Pusat Ditjen

Perbendaharaan atau KPPN Khusus Penerimaan.

12) Pelaksanaan rekonsiliasi secara terpusat antara lain dapat dilakukan

terhadap penerimaan yang volume transaksinya besar: seperti:

a) Pendapatan perpajakan; dan

b) PNBP tertentu pada Satuan Kerja Pengguna PNBP secara

terpusat yang antara lain meliputi:

(1) pendapatan hak dan perijinan serta pendapatan uang

pewarganegaraan pada Direktorat Jenderal Administrasi

Page 39: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

30

Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Man

usia;

(2) pendapatan layanan pertanahan dan pendapatan uang

pendidikan pada Kantor Pusat Badan Pertanahan Nasional;

(3) pendapatan jasa Kantor Urusan Agama pada Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian

Agama; dan

(4) Pendapatan Dana Reboisasi dan Pendapatan Provisi

Sumber Daya Hutan pada Biro Keuangan Sekretariat

Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

13) Perubahan penambahan terhadap PNBP yang dilakukan

rekonsoliasi secara terpusat ditetapkan dengan Keputusan Direktur

Jenderal Perbendaharaan.

14) UAKPA/l!AKPA BUN yang tidak/terlambat melakukan

rekonsilisasi dikenakan sanksi administratif berupa pengembalian

SPM yang diajukan oleh Satker. Pengenaan sanksi administratif

dikecualikan terhadap SPM LS Belanja Pegawai, SPM LS kepada

pihak ketiga, dan SPM Pengembalian.

4. Waktu Pelaksanaan Rekonsiliasi

Rekonsiliasi dilaksanakan setiap bulan dan paling lambat satker

sudah harus melakukan rekonsiliasi pada tanggal 10 bulan berikutnya. Jika

tanggal 10 bertepatan dengan hari libur / hari yang diliburkan maka paling

lambat dilaksanakan pada hari kerja sebelumnya (Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 pasal 3 ayat (7) dan (8) tentang

Pedoman Rekonsiliasi dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan

Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga).

Kebijakan mengenai waktu pelaksanaan rekonsiliasi dapat berubah dalam

kondisi tertentu dan akan diberitahukan kemudian oleh KPPN.

Page 40: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

31

Pelaksanaan rekonsiliasi paling lambat tanggal sepuluh (10) pada

bulan berikutnya, jika tanggal tersebut bertepan hari libur, maka paling

lambat pada tanggal sebelumnya.

5. Prosedur Rekonsiliasi

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

104/PMK. 05/2017 tentang pedoman rekonsiliasi dalam penyusunan

laporan keuangan lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian

Negara/Lembaga,menjelaskan proses rekonsiliasi yaitu untuk keperluan

rekonsiliasi dan penyusunan laporan keuangan, operator satuan kerja

mengunggah ADK rekonsiliasi ke aplikasi e-Rekon&LK. Penggunggahan

ADK sekaligus penyampaian Laporan Keuangan secara elektronik un tuk

keper luan rekonsiliasi. Satker kementerian negarajlembaga dan Satker BA

BUN menghasilkan ADK rekonsiliasi dari Aplikasi SAIBA. ADK tersebut

bersifat kumulatif, misalnya untuk ADK bulan Juni, tercakup data mulai

dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 30 Juni. Data yang diunggah

ke aplikasi e-Rekon&LK merupakan data untuk kebutuhan rekonsiliasi

dan penyusunan laporan keuangan, sehingga sebelum melakukan

pengunggahan ADK ke Aplikasi .e-Rekon&LK, Satuan Kerja harus

memastikan data Aplikasi SAIBA sudah lengkap dan benar, misalnya:

a. Sudah melengkapi data transaksi harian yang diperoleh dari Aplikasi

SAS.

b. Seluruh transaksi Persediaan telah direkam di Aplikasi Persediaan dan

telah dikirimkan datanya ke Aplikasi SIMAK BMN.

c. Seluruh transaksi Aset Tetap/Aset Lainnya telah direkam di Aplikasi

SIMAK BMN dan telah dilakukan penyusutan dan/ atau amortisasi

sesuai ketentuan serta telah dikirimkan datanya ke Aplikasi SAIBA.

d. Aplikasi SAIBA telah menerima data dari Aplikasi Persediaan dan

Aplikasi SIMAK BMN dan telah dilakukan perekaman transaksi

akrual dan jurnal penyesuaian sesuai ketentuan.

e. Telah dilakukan analisis telaah terhadap validitas data.

Page 41: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

32

Elemen Data Rekonsiliasi dilakukan atas pendapatan yang

dialokasikan, data pagu belanja, estimasi pendapatan, pengembalian

pendapatan, belanja, pengembalian belanja, , mutasi UP /TUP, serta posisi

Kas di Bendahara Pengeluaran, Kas pada Badan Layanan Umum, dan Kas

Lainnya di kementerian negarajlembaga dari Hibah. Elemen data yang

direkonsiliasi paling sedikit meliputi:

a. Pagu Belanja:

Bandingkan elemen data pagu belanja berupa kode BA, Es 1, Kode

Satker, Program, Kegiatan, Output, Akun, Jumlah Rupiah, Jenis

Kewenangan, Sumber Dana, dan Cara Penarikan an tara data SiAP

dengan SAI/SABUN.

b. Belanja

Bandingkan elemen data belanja berupa kode Satker, KPPN, Akun,

Program, Output, Dana, Jenis Kewenangan, BA, ESl, dan jumlah

rupiah antara data SiAP dengan SAI/SABUN.

c. Pengembalian Belanja

Bandingkan elemen data pengembalian belanja berupa kode Satker,

KPPN, Akun, Program, Output, Dana, Jenis Kewenangan, BAESl,

dan jumlah rupiah antara data SiAP dengan SAI/SABUN.

d. Estimasi Pendapatan Bukan Pajak

Bandingkan elemen data Estimasi Pendapatan Bukan Pajak yang

dialokasikan berupa kode BA, ESl, satker, KPPN, akun, dan jumlah

rupiah antara data SiAP dengan SAI/SABUN.

e. Pendapatan Bukan Pajak

Bandingkan elemen data Pendapatan Bukan Pajak berupa kode

KPPN, Akun, BA, ESl, dan jumlah rupiah antara data SAI/SABUN

dan SiAP. k. Pengembalian Pendapatan Bukan Pajak Bandingkan

elemen data Pengembalian Pendapatan Bukan Pajak berupa kode

Satker, KPPN, Akun, BA, ESl dan jumlah rupiah antara data

SAI/SABUN dan SiAP.

Page 42: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

33

f. Pengembalian Pendapatan Bukan Pajak

Bandingkan elemen data Pengembalian Pendapatan Bukan Pajak

yaitu: Satker, KPPN, Akun, BA, ESl dan jumlah rupiah antara data

SAI/SABUN dan SiAP.

g. Mutasi Uang Persediaan

Bandingkan elemen data Mutasi Uang Persediaan berupa kode

Satker, KPPN, Akun, BA, ESl, dan jumlah rupiah antara data

SAI/SABUN dan SiAP.

h. Kas di Bendahara Pengeluaran

Bandingkan saldo Kas di Bendahara Pengeluaran yang terdapat

pada Neraca SAI/SABUN dengan Neraca SiAP.

i. Kas pada Badan Layanan Umum

Bandingkan saldo Kas pada Badan Layanan Umum yang terdapat

pada Neraca SAI/SABUN dengan Neraca SiAP. Apabila terdapat

perbedaan karena Satker BLU telah melakukan reklasifikasi Kas pada

BLU menjadi aset yang lain (misalnya menjadi investasi jangka

pendek atau dana yang dibatasi penggunaannya) maka pada saat

pelaksanaan rekonsiliasi, satker BLU harus menjelaskan selisih

tersebut.

j. Kas Lainnya di Kementerian NegarajLembaga dari Hibah

Bandingkan saldo Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga

dari Hibah yang terdapat pada Neraca SAI/SABUN dengan Neraca

SiAP.

6. Gambaran Umum Pelaksanaan Rekonsiliasi

a. Gambaran Umum Pelaksanaan Rekonsiliasi Sebelum Implementasi E-

Rekon&LK

Sebelum E-Rekon&LK diimplementasikan, terdapat beberapa

metode yang digunakan untuk melakukan rekonsiliasi di KPPN.

Sampai dengan tahun anggaran 2014 proses rekonsiliasi tingkat KPPN

Page 43: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

34

(UAKPA dengan UAKBUN) dilaksanakan dengan cara manual,

satker datang ke KPPN mitra kerjanya, atau bisa juga melalui email

untuk menyerahkan ADK/ file kirim dari aplikasi SAKPA untuk

kemudian diunggah pada aplikasi Vera KPPN. Hasil rekonsiliasi yang

sudah sama akan dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi yang

ditandatangani oleh Pejabat Penanggungjawab rekonsiliasi satker atas

nama KPA dan Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi KPPN.

Ketika SPAN diimplementasikan, prosedur rekonsiliasi juga

memanfaatkan aplikasi tersebut. Namun pada saat pelaksanaannya,

rekonsiliasi eksternal dirasa terlalu membebani SPAN, karena

mengganggu fungsi pencairan dana. Hal ini menjadi cikal bakal

dikembangkannya aplikasi rekonsiliasi baru yang terpisah dari SPAN,

namun tetap menggunakan database dari SPAN.

Pada tahun anggaran 2015 prosedur rekonsiliasi masih sama

namun aplikasi di satker berganti menjadi SAIBA seiring dengan

pemberlakuan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual.

Sedangkan di KPPN juga berubah menjadi Aplikasi Rekon Eksternal

SPAN, atau yang dikenal dengan sebutan Konek SPAN. Aplikasi

Konek SPAN merupakan pengembangan dari aplikasi rekonsiliasi

instansi (APRESISASI) yang dimaksudkan untuk memberikan solusi

terhadap beberapa kendala yang ada pada SPAN, khususnya terkait

dengan rekonsiliasi eksternal. Penggunaan aplikasi Konek SPAN ini

merujuk pada surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Nomor S-9175/PB.6/2015, yang penerapannya dimulai pada bulan

November 2015 (untuk data laporan keuangan sampai dengan bulan

Oktober 2015). Rekonsiliasi melalui aplikasi Konek SPAN termasuk:

1) Rekonsiliasi transaksi pengembalian pendapatan perpajakan

dengan elemen data serupa satker, KPPN, Akun, BAES1, dan

jumlah rupiah antara SAI dan SPAN.

2) Rekonsiliasi posisi kas di bendahara pengeluaran, kas ada BLU,

dan kas lainnya dari hibah.

Page 44: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

35

3) Rekonsiliasi atas koreksi pada modul general ledger.

b. Gambaran Umum Pelaksanaan Rekonsiliasi Menggunakan Aplikasi

E-Rekon&LK

Pada tahun anggaran 2016 prosedur rekonsiliasi mengalami

perubahan setelah Direktorat Jenderal Perbendaharaan me-launching

aplikasi rekonsiliasi eksternal terbaru yang berbasis web, yaitu

aplikasi E-Rekon&LK. Aplikasi ini pertama kali digunakan untuk

pelaksanaan rekonsiliasi eksternal tingkat KPPN bulan Januari s.d.

Mei 2016 berdasarkan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor

S-4839/PB/2016. Penggunaan aplikasi tersebut terus berlanjut hingga

sekarang.

Aplikasi E-Rekon&LK dianggap menjadi solusi terhadap

prosedur rekonsiliasi manual yang pelaksanaannya cukup melelahkan.

Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat membantu

mempermudah satuan kerja dalam melakukan proses rekonsiliasi

sendiri karena dapat dilakukan secara mandiri, tanpa harus datang ke

KPPN. Elemen data yang direkonsiliasi adalah:

1) Pagu belanja

2) Belanja

3) Pengembalian belanja

4) Estimasi pendapatan bukan pajak

5) Pendapatan bukan pajak

6) Pengembalian pendapatan bukan pajak

7) Mutasi uang persediaan

8) Kas di bendahara pengeluaran

9) Kas pada Badan Layanan Umum

10) Kas lainnya di Kementerian Negara/Lembaga dari hibah

Page 45: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

36

Prosedur dalam pelaksanaan rekonsiliasi secara onvertikal adalah

sebagai berikut :

1) Satker menghubungi KPPN (FO Seksi Verifikasi dan Akuntansi)

untuk mendapatkan username dan password Aplikasi e-Rekon-LK.

2) Setelah mendapatkan username dan password, satker segera

melengkapi identitas user operator dan KPA pada Aplikasi e-Rekon-

LK meliputi Nama, NIP, Jabatan, Alamat, Telepon, dan e-Mail.

Password dapat dirubah oleh user sesuai yang dikehendaki. Apabila

user lupa dengan password, maka dapat meminta KPPN untuk

melakukan reset password.

3) Operator SAIBA satker mengunggah ADK dari aplikasi SAIBA versi

terbaru ke Aplikasi e-Rekon-LK melalui menu upload rekonsiliasi

kemudian pilih periode rekonsiliasi dan pilih file yang akan diupload

dengan mengklik tombol browse file. ADK yang diunggah berupa

ADK kumulatif sampai dengan bulan berkenaan dan berformat zip.

(contoh SPAN_KD015085287850716K.zip).

4) Setelah upload ADK, tunggu hingga kolom status menampilkan status

(Menunggu Persetujuan BAR) Jika status masih (upload) atau <proses

rekon (SAI Bawah)> berarti proses rekonsiliasi masih berlangsung

pada sistem.

5) Setelah status rekon berubah menjadi (Menunggu Persetujuan

BAR),operator satker dan KPPN men-download file hasil rekon

berformat excel dengan meng-klik tombol menu warna hijau (contoh

file : 160500_528785_excel.xls).

6) Buka file dan analisa hasil rekon tersebut. Data yang ditampilkan

hanya data yang beda.

a) Pada sheet excel Rekap SEMUA akan menampilkan nilai total

masing2 transaksi. Pastikan tidak ada selisih pada masing-masing

transaksi.

b) Jika tidak ada selisih, kemudian cek pada transaksi Pagu Belanja,

Belanja, dan Pengembalian Belanja untuk menganalisa perbedaan

Page 46: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

37

yang ada. Jika kesalahan ada pada SAI/satker, maka perlu

dilakukan perbaikan transaksi pada SAIBA (kemungkinan salah

rekam nilai, belum direkam, salah tulis nomor/tanggal SP2D dll).

c) Perbedaan detail (selain nilai) pada selain ketiga transaksi tersebut

dapat diabaikan, namun harus dilakukan perbaikan pada periode

rekonsiliasi berikutnya.

d) Jika sudah diperbaiki, segera upload lagi ADK rekonsiliasi ke

Aplikasi e-Rekon-LK.

7) Jika data sudah sama, maka operator KPPN akan melakukan

persetujuan/ approve

8) Setelah disetujui oleh KPPN, maka status rekonsiliasi akan berubah

menjadi (Menunggu ttd KPA)

9) Selanjutnya KPA akan melakukan penandatanganan BAR secara

elektronis dengan menekan tombol hijau (pada user KPA). KPA dapat

melihat hasil rekon (dengan download file) sebelum menandatangani

BAR. Pastikan data KPA sudah diisi sebelum melakukan

penandatanganan agar nama KPA, NIP dan Jabatan di BAR tidak

kosong.

10) Status rekonsiliasi akan berubah menjadi (Menunggu ttd Kasi Vera),

dan akan ditandatangani juga secara elektronis oleh Kasi Vera KPPN.

11) BAR yang sudah ditandatangani Kasi Vera KPPN maka akan

memunculkan status (BAR Siap Download), yang berarti proses

rekonsiliasi di Aplikasi e-Rekon-LK sudah selesai.

12) BAR yang diproses dengan Aplikasi e-Rekon-LK tidak perlu lagi

dibubuhi tandatangan basah maupun cap dinas oleh satker dan KPPN.

13) Operator satker mendownload BAR beserta rincian hasil rekon dengan

menekan tombol menu bergambar printer (warna biru tua), download

di menu (Download (ZIP) dan (Cetak BAR).

14) Satker menyampaikan BAR dan rincian BAR ke KPPN dengan

dilampiri:

Page 47: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

38

15) Laporan keuangan bulanan/semesteran/tahunan yang dicetak dari

Aplikasi SAIBA dan sudah ditandatangani oleh pejabat yang

berwenang, meliputi :

a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA Face, LRA Belanja, LRA

Pengembalian Belanja, LRA Pendapatan, dan LRA Pengembalian

Pendapatan),

(1) Neraca sesuai periode rekonsiliasi

(bulanan/semesteran/tahunan),

(2) Laporan Operasional sesuai periode rekonsiliasi

(bulanan/semesteran/tahunan),

(3) Laporan Perubahan Ekuitas sesuai periode rekonsiliasi

(bulanan/semesteran/tahunan),

(4) Neraca Percobaan Kas dan Akrual sesuai periode rekonsiliasi

(bulanan/semesteran/tahunan),

(5) Neraca Percobaan Saldo Awal (per 1 Januari).

b) Copy Laporan Pertanggungjawaban (LPj) Bendahara bulan

berkenaan.

16) KPPN membandingkan laporan keuangan yang disampaikan oleh

satker (dari SAIBA) dengan laporan keuangan yang dicetak dari

Aplikasi e-Rekon-LK. Jika ada perbedaan, KPPN menghubungi satker

untuk melakukan perbaikan/upload ulang jika data di SAIBA yang

valid, atau menyampaikan lagi laporan keuangan dari SAIBA jika data

e-Rekon-LK yang valid. (KPPN Manna, Proses

http://www.kppnmanna.net/prosedure/layananseksiveraki/prosedur

rekonsiliasi-tingkat-uakpa/, diakses tanggal 04Januari 2018)

Page 48: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

39

17) Alur Proses Rekonsiliasi digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. 1 Proses Rekonsiliasi Oline

Sumbar: https://portalkppn.com/vera/rekon/cara-rekon-menggunakan-

aplikasi-e-rekon-lk/ diakses tanggal 04 januari 2018

7. Mekanisme Pelaporan SiAP

Untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai mekanisme

pelaporan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) di Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) berikut disajikan dalam bentuk gambar di

bawah ini:

Page 49: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

40

Mekanisme Pelaporan SiAP

Gambar 2. 2 MEKANISME PELAPORAN SiAP

Penjelasan Bagan Arus Mekanisme Pelaporan SiAP menrurt

PeraturanMenteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007

sebagai berikut:

a. UAKPA mengirimkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca disertai

ADK ke KPPN setiap bulan sebagai bahan rekonsiliasi;

b. KPPN selaku UAKBUN-D KPPN melakukan rekonsiliasi dengan

UAKPA setiap bulan;

c. KPPN mengirim semua file data setiap hari dan laporan keuangan

setiap bulan ke Kanwil DJPBN c.q. Bidang AKLAP;

d. KPPN yang khusus memproses data BLN mengirim semua file data

setiap hari ke DAPK;

Page 50: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

41

e. UAPPA-W/Koordinator Wilayah menyampaikan file data dan laporan

keuangan wilayah secara bulanan ke Kanwil DJPBN c.q. Bidang

AKLAP sebagai bahan rekonsiliasi;

f. Kanwil DJPBN c.q. Bidang AKLAP selaku UAKKBUN-Kanwil

melaksanakan rekonsiliasi untuk tingkat wilayah dengan UAPPA-

W/Koordinator Wilayah setiap triwulan;

g. Kanwil DJPBN menyampaikan file data dan laporan keuangan setiap

bulan ke DAPK sebagai bahan penyusunan laporan keuangan

pemerintah pusat;

h. Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan ADK dan laporan

keuangan secara triwulanan ke DAPK sebagai bahan rekonsiliasi;

i. Apabila diperlukan DAPK dapat melakukan rekonsiliasi laporan

keuangan tingkat eselon I setiap semester;

j. UAPA melakukan rekonsiliasi data dengan DAPK;

k. Dit. PKN dan unit terkait lainnya menyampaikan data berupa laporan

dan ADK ke DAPK selaku UAPBUN dalam rangka penyusunan

laporan keuangan Pemerintah Pusat;

l. Presiden c.q. Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan

menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat kepada BPK tiap

semester dan tahunan;

m. BPK melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah

Pusat yang disampaikan Presiden.

8. Sanksi

Satuan kerja yang tidak/terlambat melakukan rekonsiliasi sampai

batas akhir jadwal pelaksanakan rekonsiliasi dikenakan sanksi

administratif. Indikator pengenaan sanksi adalah apabila sampai batas

akhir jadwal pelaksanaan rekonsiliasi belum mendapatkan persetujuan atas

hasil rekonsiliasi dari KPPN atau di aplikasi e-Rekon&LK belum

memperoleh status “Menunggu Tanda Tangan KPA”.

Page 51: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

42

Satuan kerja yang belum mendapatkan persetujuan KPPN berarti

data satker belum memenuhi persayaratan penerbitan BAR. Misalnya

satker melakukan upload ADK pada hari terakhir upload ADK, yaitu

tanggal 12 Agustus 20xx. Apabila sampai dengan batas akhir rekonsiliasi

masih belum mendapat persetujuan KPPN sehingga belum memperoleh

status “Menunggu Tanda Tangan KPA” di aplikasi e-Rekon&LK, satker

tersebut dikenakan sanksi administratif.

Menurut Ginting,wawancara, tanggal 5 Mei 2018 (Pelaksana

Pencairan Dana) sanksi bagi yang belum rekonsiliasi yaitu Surat Perintah

membayar (SPM) tidak dicairkan dan penundaan penerbitan Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D) atas Surat Perintah Membayar Uang

Persediaan/Tambahan Uang Persediaan/Ganti Uang Persediaan (SPM

UP/TUP/GUP) dan Langsung (LS) bendahara yang diajukan ke Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). SPM UP untuk keperluan

sehari-hari kantor yang tidak dapat dibayarkan LS. SPM TUP untuk

keperluan mendesak selama 1 bulan. SPM GUP untuk mengganti dana UP

yang sudah digunakan minimal 50%. SPM LS Bendahara yaitu SPM yang

pencairan dananya langsung ke rekening bendahra berbentuk belanja

pegawai non gaji seperti pembayaran uang makan, lembur, tunjangan,

honor, perjalanan dinas dan sebagainya.

Dalam rangka pengenaan sanksi, KPPN menerbitkan SP2S (Surat

Pemberitahuan Pengenaan Sanksi) kepada satuan kerja yang terkena

sanksi. Pengenaan sanksi tersebut tidak membebaskan satuan kerja dari

kewajiban menyelesaikan rekonsiliasi. Sanksi diberikan dalam bentuk

pengembalian SPM yang diajukan satker, kecuali untuk:

a. SPM LS Belanja Pegawai

b. SPM LS Kontraktual kepada pihak ketiga, dan

c. SPM Pengembalian

Satuan kerja yang terkena sanksi wajib menyelesaikan rekonsiliasi

dengan mengunggah ADK ke aplikasi e-Rekon-LK pada saat masa

pengunggahan ADK rekonsiliasi dibuka. Sanksi akan dicabut setelah

Page 52: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

43

satker menyelesaikan rekonsiliasi hingga mendapatkan persetujuan KPPN

atau mendapatkan status “Menunggu Tanda Tangan KPA”. Pencabutan

sanksi dilakukan dengan penerbitan SP3S (Surat Pemberitahuan

Pencabutan Pengenaan Sanksi) oleh KPPN kepada satuan kerja

(Muryantini, 2017: 51).

B. Penelitian Relevan

Adapun mengenai penelitian yang penulis bahas ini, penelitian mengaju

pada beberapa penelitian-penelitian sebelumnya yang akan dijadikan

pembanding dalam mengembangkan penelitian ini. Peneltian-penelitian yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dalam bentuk journal oleh Saiful Anuar Syahdan dan Jharir Al

Amjad (2012) dengan Judul “Analisis proses rekonsiliasi pada Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Banjarmasin”. Volume 13

Nomor 1. Nama jurnal Prrogram Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ekonomi

Indonesia Banjarmasin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses

rekonsiliasi yang merupakan bagian dari sistem akuntansi umum yang

dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)

Banjarmasin dan menilai kepatuhan terhadap regulasi yang menjadi dasar

penciptaan. Hasil dari penelitian ini adalah Rekonsiliasi yang diartikan

sebagai pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan

beberapa sistem/subsistem yang membentuk Sistem Akuntansi Pemerintah

Pusat merupakan langkah awal dalam menyusun Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat yaiu sebagai jembatan dari sistem/subsistem dalam

sistem akuntansi pemerintah pusat untuk menghasilkan data yang akurat

sebagai bahan pembentukan laporan keuangan yang akuntabel. Dalam

proses rekonsiliasi itu sendiri terdapat kendala diantaranya: a. Letak satuan

kerja yang jauh dari KPPN Banjarmasin, b. Kurangnya koordinasi antara

Bendahara Pengeluaran satuan kerja dengan pengelola laporan SAI, c.

Kesalaha input data oleh pihak Bank/Pos persepse dalam hal penerimaan

setoran SSBP (Surat setoran Bukan Pajak) dan SSPB (Surat Setoran

Pengembalian Belanja), d. Satuan kerja kurang memahami mata anggaran

Page 53: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

44

yang digunakan saat melakukan penyetoran Uang Persediaan maupun

pengembalian belanja, e. Satuan kerja kurang telliti dalam melakukan

pengolahan data, f. Terdapat revisi DIPA yang menyebabkan Pagu

bertambah/berkurang, g. Kurangnya petugas rekonsiliasi yang ada di

KPPN dan, h. Satuan kerja tidak menyediakan tempat penyimpanan data

khusus untuk data yang akan dikirim ke KPPN. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah mengkaji tentang

rekonsiliasi tingkat KPPN. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

yang akan peneliti lakukan terletak pada lokasi dan bidang kajiannya.

Lokasi dalam Penelitian ini adalah KPPN Banjarmasin, sedangkan

penelitian yang akan dilakukan peneliti berada di KPPN Sijunjung. Jika

peneliti yang sudah ada membandingkan prosedur rekonsiliasi pada KPPN

Banjarmasin, Sedangkan peneliti akan meneliti tentang membandingkan

prosedur rekonsiliasi eksternal antara Unit Akuntansi Kuasa Pengguna

Anggaran (UAKPA)atau satuan kerja dengan Unit Akuntansi Kuasa

Bendahara Umum Negara Daerah (UAKBUN-D) atau KPPN Sijunjung.

2. Penelitian dalam bentuk jurnal oleh Dedye Priyo Wibowo (2013) dengan

judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Waktu Penyelesaian

Rekonsiliasi Data SAI Satuan Kerja (Studi Kasus Satuan Kerja di

Wiilayah Kerja KPPN Malang“. Volume 1 Nomor 2. Nama jurnal Ilmiah

Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi waktu penyelesaian

rekonsiliasi data Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Satuan Kerja. Hasil

dalam penelitian ini adalah dua factor baru yaitu ukuran satuan kerja yang

terdiri dari variabel-variabel dasar pagu belanja, jumlah realisasi belanja

dan asset, serta factor kapasitas sumber daya manusia yang terdiri dari

variabel-variabel dasar pendidikan, pengalaman, dan jumlah perbaikan.

Dari factor yang terbentuk dilakukan analisis data panel dengan hasil

factor yang berpengaruh secara signifikan terhadap waktu penelesaian

rekonsiliasi data SAI adalah factor kapasitas sumber daa manusia.

Implementasi penelitian ini terhadap satuan kerja adalah satuan kerja dapat

Page 54: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

45

meningkatkan waktu penyelesaian rekonsiliasi data SAI dengan

meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pengelola SAI. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah

mengkaji tentang rekonsiliasi pada tingkat KPPN. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada lokasi dan

bidang kajiannya. Lokasi dalam Penelitian ini adalah KPPN Malang,

sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berada di KPPN

Sijunjung. Bidang kajiannya dalam penelitian ini tentang menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi waktu penyelesaian rekonsiliasi data

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Satuan Kerja. Sedangkan peneliti akan

meneliti tentang menganalisis prosedur rekonsiliasi eksternal antara Unit

Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)atau satuan kerja dengan

Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara Daerah (UAKBUN-D)

atau KPPN Sijunjung.

3. Penelitian dalam bentuk jurnal oleh Eko Sigit Purnomodan Febriliyan

Samopa (2013) dengan Judul “Pembuatan Sistem Informasi Rekonsiliasi

Keuangan Negara Menggunakan PHP dan MySQL”. Volume 2 Nomor2.

Nama Jurnal Jurusan Sstm Informasi, Fakultas Teknik Informatika, Institut

Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Tujuan dari penelitian ini yaitu

untukmemudahkan satuan kera dalam melaksanakan proses rekonsiliasi

dengan KPPN serta mempermudah pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

KPPN sebagai Kuasa Bendahara Umum Neara di daerah. Hasil dari

penelitian ini adalah Sitem Informasi Rekonsiliasi Keuangan Negara dapat

mempermudah satuan kerja dalam melakukan rekonsiliasi dengan KPPN

dan mempercepat proses pelaksanaan anggaran oleh satuan kerja yang

bersangkutan. Proses Bisnis rekonsiliasi dapat lebih cepat dilakukan dan

satuan kerja dapat langsung mendapatkan Berita Acara Rekonsiliasi

sebagai syarat pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM). Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah

mengkaji tentang proses rekonsiliasi pada tingkat KPPN. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada

Page 55: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

46

bidang kajiannya. Penelitian yang sudah ada mengkaji tentang pembuatan

Sitem Informasi Rekonsiliasi Keuangan Negara Menggunakan PHP dan

MySQL untuk memudahkan terjadinya proses rekonsiliasi yang dilakukan

oleh satuan kerja dan dikelola oleh KPPN. Sedangkan peneliti akan

meneliti tentang menganalisis prosedur rekonsiliasi eksternal antara Unit

Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) atau satuan kerja dengan

Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara Daerah (UAKBUN-D)

atau KPPN Sijunjung.

Page 56: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapanngan (Field Reseach)

dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

lapangan adalah penelitian tentang status subjek peneitian yang berkenaan

dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Asnawi,

2011:31). Deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang

(Noor, 2010 : 34). Penelitian deskriptif kualitaif disini dimaksudkan untuk

memperoleh gambaran kejadian apa yang terjadi di lapangan mengenai proses

rekonsiliasi eksternal.

B. Latar dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini pada Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) Sijunjung dan melakukan penelitian ini

dimulai dari bulan Juni sampai bulan Juli 2018.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

peneliti sendiri (human instrument), daftar wawancara dan dokumentasi.

Instrumen dalam penelitian ini adalah instrumen terbuka yang disiapkan oleh

peneliti sendiri sebagai instrumen kunci (human instrument). Penelitian yang

menggunakan human instrument berarti peneliti bertindak sebagai perencana,

pelaksana pengumpul data, analisis dan akhirnya ia menjadi pelapor hasil

penelitian. Sedangkan daftar wawancara membuat peneliti memiliki

tambahan ilmu tentang proses rekonsiliasi eksternal, dokumentasi juga

membuat peneliti memiliki beberapa bahan dan masukan untuk bahan tulisan

skripsi yang sedang peneliti lakukan.

Page 57: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

48

D. Sumber Data

Sumber data yang penulis gunakan adalah data primer dan data

sekunder.

1. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

individu atau perseorangan seperti hasil wawancara (Umar, 2009 : 42).

Data yang diperoleh berbentuk wawancara dari Bapak Krismawan

sebagai Kepala Seksi Verifikasi Akuntansi dan Kepatuhan Internal(Kasi

Vera & Ki), dan Ibu Onika Ofrany Ginting sebagai Pelaksana Pecairan

Dana danManajemen Satker (PD&MS).

2. Data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dan dan

disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya

dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram (Umar, 2009 : 42). Data

yang diperoleh berbentuk laporan hasil rekonsiliasi, Berita Acara

Rekonsliasi (BAR) pada KPPN Sijunjung,

E. Teknik Pengumpulan Data

Tekni pengumpulan data yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data

adalah melalui wawancara dan dokumetasi.

1. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-inormasi atau keterangan-

keterangan (Kholid, 2015 : 83). Pada penelitian ini penulis melakukan

wawancara kepada Kepala (Pengawas) Verifikasi Akuntansi dan

Kepatuhan Internal (Vera & Ki) dan Karyawan (Pelaksana) Pecairan

Dana danManajemen Satker (PD&MS) pada KPPN Sijunjung

Page 58: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

49

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk

menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat

dari pencatatan sumber-sumber informasi berupa laporan keuangan yang

berbentuk Daftar rekosiliasi dan Transaksi Dalam Konfirmasi (TDK)

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah penafsiran peneliti terhadap data dan pemecahan

masalah-masalah yang telah diolah (Syofian, 2011 : 26). Data yang diperoleh

dari penelitian lapangan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan

teori-teori yang bersumber dari kepustakaan yanng relevan guna memecahkan

masalah yang sedang dihadapi.

Langkah-langkah pencocokan data dalam rekonsiliasi antara UAKPA

dan KPPN dilakukan setelah UAKPA mengunggah ADK rekonsiliasi ke

aplikasi e-rekon oleh KPPN antara lain sebagai berikut :

1. Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan

Membandingkan estimasi pendapatan menurut data yang dicatat

Satuan Kerja dengan data SiAP. Apabila ada perbedaan diklarifikasi

dengan Satuan Kerja yang bersangkutan;

2. Rekonsiliasi Pagu Belanja

Membandingkan Pagu Belanja menurut catatan Satuan Kerja

dengan data SiAP. Apabila ada perbedaan diklarifikasi dengan Satuan

Kerja yang bersangkutan. Kemungkinannya ada revisi DIPA yang belum

dicatat oleh Satuan Kerja.

3. Rekonsiliasi Realisasi Pendapatan

Membandingkan data realisasi pendapatan menurut data SAI

dengan data SiAP. Apabila ada perbedaan diklarifikasi ke Satuan Kerja

yang bersangkutan. Salah satu kemungkinannya adalah Satuan Kerja

salah saat menginput kode Bagian Anggaran atau kode satuan kerja.

Page 59: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

50

4. Pendapatan Pajak

Rekonsiliasi terhadap realisasi penerimaan pajak belum dapat

dilakukan, namun demikian untuk meyakini kebenaran laporan realisasi

penerimaan pajak pada Satuan Kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP),

pada saat rekonsiliasi diwajibkan untuk melampirkan laporan rekapitulasi

penerimaan pajak yang dihasilkan dan bagian Pengolahan Data Dan

Informasi (PDI) sebagai bahan pencocokan dengan laporan realisasi

Pendapatan Negara dan Hibah yang dihasilkan oleh SAI. Hal ini

dilakukan karena Satuan Kerja merekam penerima pajak pada aplikasi

SAI dengan menggunakan dokumen sumber yang dihasilkan dari PDI.

5. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Rekonsiliasi terhadap realisasi penerimaan negara bukan pajak

dilakukan dengan membandingkan realisasi PNPB menurut data SAI

dengan data SiAP. Apabila ada selisih diklarifikasi dengan Satuan Kerja

yang bersangkutan.

6. Rekonsiliasi Realisasi Belanja

Membandingkan jumlah belanja yang dicatat berdasarkan SP2D

yang diterbitkan KPPN oleh satuan Kerja dengan data SiAP.Apabila ada

perbedaan diklarifikasi ke Satuan Kerja yang bersangkutan.

7. Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Belanja

Membandingkan realisasi pengembalian belanja yang dicatat oleh

Satuan Kerja dengan dengan data SiAP. Apabila ada perbedaan

diklarifikasi ke Satuan Kerja yang bersangkutan.

8. Rekonsialisasi Mutasi Uang Persediaan

Membandingkan Mutasi Uang Persediaan data uang persediaan

menurut catatan Satuan Kerja dengan data SiAP. Apabila ada perbedaan

diklarifikasi dengan Satuan Kerja yang bersangkutan.

Page 60: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

51

Pengolahan data ini akan penulis lakukan dengan langkah sebagai

berikut:

1. Menghimpun data hasil rekonsiliasi.

2. Menemukan selisih antara data SAI dan SiAP setelah rekonsiliasi

3. Menganalis data yang telah dikumpulkan

4. Membahas masalah yang diteliti. Adapun pada permasalahn pertama

penulis melihat hasil rekonsiliasi ekternal pada Kantor Pelayan

Perbendaharaan Negara (KPPN) Sijunjung pada bulan Mei. Untuk

permasalahan yang kedua penulis Menemukan selisih antara data SAI dan

SiAP setelah rekonsiliasi dengan satuan kerja Kementerian Agama Kota

Sawahlunto (Kode Transaksi Dalam Konfirmasi 025.03.299333), satuan

kerja Kementerian Agama Kota Sawahlunto (Kode Transaksi Dalam

Konfirmasi 025.04.299334), dan Pembangunan Infrastruktur Permukiman

Kota Sawahlunto (Kode Transaksi Dalam Konfirmasi 033.05.559960),

yang ketiga penulis akan menganalisis hasil rekonsiliasi ekternal yang

menimbulkan selisih setelah proses rekonsiliasi ekternal.

5. Merumuskan kesimpulan dari masalah-masalah yang telah dibahas

Page 61: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

52

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kppn Sijunjung

1. Profil KPPN Sijunjung

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sijunjung pada

awal berdirinya, pada tahun 1981 dengan nama Kantor Perbendaharaan

Negara (KPN) dan Kantor Kas Negara (KKN). Selanjutnya pada tahun

1990, KPN dan KKN berintegrasimenjadi Kantor Perbendaharaan dan Kas

Negara (KPKN) Sijunjung.

Pada tahun 1997 KPKN Sijunjung ditutup dan wilayah kerjanya

dilimpahkan ke KPKN Solok. Namun, untuk memudahkan satker-satker

yang berlokasi di Kabupaten Sawahlunto, Sijunjung dan Dharmasraya

menjangkau KPKN, maka KPKN Sijunjung dibuka kembali pada tahun

2001.

Seiring reformasi di bidang keuangan negara yang ditandai dengan

keluarnya Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan

UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

jawab Keuangan Negara, memicu reorganisasi Kementerian Keuangan.

Maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Republik

Indonesia Nomor 303/KMK.01/2004, KPKN Sijunjung mengalami

perubahan menjadi KPPN Sijunjung yang merupakan instansi vertikal

Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

KPPN Sijunjung merupakan KPPN Tipe A2 yang berada di wilayah

Provinsi Sumatera Barat dan bertanggungjawab langsung kepada Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sumatera Barat.

Page 62: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

53

Adapun Kepala Kantor yang pernah menjabat sejak berdirinya KPPN

adalah sebagai berikut :

a. A. Murodi (1981-1983) KPN

b. Pardomuan Siregar (1981-1984) KKN

c. Syahrial Nurdin (1983-1986) KPN

d. Boni Simorangkir (1983-1988) KKN

e. Zainal As (1986-1990) KPKN

f. Drs. Wahyudi (1991-1996) KPKN

g. 1997-2001 Ditutup sementara, dan dipindahkan ke KPKN Solok.

h. Drs. Zaizul Anwar (2002 s.d 2004)

i. Drs. Soedarman (2004 s.d 2006)

j. Drs. Sutowo (2006 s. d 2008)

k. Arif Wibawa, S.Sos,M.M. (2008 s. d 2010)

l. Tisari Yona Geumila, S.E,M.M. (2010 s.d 2012)

m. Armaneli, S.E. (2012 s.d. 2014)

n. Mercy Monika R. Sitompul, S.H,C.N,M.Hum (2014 s.d 2016)

o. Ahmad juanda (2016 s.d sekarang)

Dengan demikian, setelah 37 tahun sejak KPPN Sijunjung berdiri,

telah mengalami 14 kali pergantian kepemimpian. Saat ini KPPN

Sijunjung dinahkodai oleh seorang kepala KPPN yakniBapakAhmad

Juanda.

2. Wilayah KPPN Sijunjung

Kantor Pealayanan Perbendaharaan Negara (Sijunjung) melayani

instansi-instansi vertikal pemerintah ditiga wilayah yakni Kabupaten

Dharmasraya, Kota Sawahlunto dan Kabupaten Sijunjung.untuk ketiga

wilayah tersebut adalah sebanyak 67 satuan kerja periode Juli 2018.

Page 63: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

54

Tabel 4. 1 Daftar Satuan Kerja Pada KPPN Sijunjung

No. Kode UAKPA Nama UAKPA

1 098764 Pengadilan Negeri Sawahlunto

2 099206 Pengadilan Negeri Sawahlunto

3 400461 Pengadilan Negeri Muaro

4 400462 Pengadilan Negeri Muaro

5 401931 Pengadilan Agama sawahlunto

6 401932 Pengadilan Agama Sawahlunto

7 401978 Pengadilan Agama Sijunjung

8 401979 Pengadilan Agama Sijunjung

9 006650 Kejaksaan Negeri Sawahlunto

10 006685 Kejaksaan Negeri Sijunjung

11 673631 Kejaksaan Negeri Dharmasraya

12 406121 Rumah Tahanan Negara Sawahlunto

13 406143 Lembaga Pemasyarakatan Sijunjung

14 683993 Lapas Narkotika Kelas III Sawahlunto

15 683994 Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Dhamasraya

16 477590 Kantor pelayanan penyuluhan & konsultasi

perpajakan kotobaru

17 477601 Kantor Pelayanan Penyuluhan & Konsultasi

Perpajakan Muaro Sijunjung

18 527802 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

Sijunjung

19 551132 Kantor Pelayanan Penyuluhan & Konsultasi

Perpajakan Sawahlunto

20 652013 Balai pendidikan & Pelatihan Tambang Bawah

tanah di Sawahlunto

21 299318 Kantor Kementerian Agama Kota Sawahlunto

22 299333 Kantor Kementerian Agama Kota Sawahlunto

23 299334 Kantor Kementerian Agama Kota Sawahlunto

Page 64: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

55

24 299335 Kantor Kementerian Agama Kota Sawahlunto

25 299495 Kantor Kementerian Agama Kab. Sijunjung

26 299496 Kantor Kementerian Agama Kab. Sijunjung

27 299497 Kantor Kementerian Agama Kab. Sijunjung

28 299498 Kantor Kementerian Agama Kab. Sijunjung

29 299521 Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sijunjung Kab.

Sijunjung

30 299538 Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Sawahlunto Kota

Sawahlunto

31 299542 Madrasah Aliyah Negeri 1 Sijunjung Kab.

Sijunjung

32 309175 Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sawahlunto Kota

Sawahlunto

33 309222 Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Sijunjung Kab.

Sijunjung

34 309239 Madrasah Aliyah Negeri Padang Sibusuk Kab.

Sijunjung

35 424741 Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Sijunjung Kab.

Sijunjung

36 552830 Madrasah Tsanawitah Negeri 4 Sijunjung Kab.

Sijunjung

37 553722 Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Baru

Sijunjung Kab.Dharmasraya

38 554507 Madrasah Aliyah Negeri Koto Baru Kab.

Dharmasraya

39 575820 Madrasah Aliyah Negeri Beringin Kodya sawah

lunto

40 590435 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Dharmasraya kab.

Dharmasraya

41 590442 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Dharmasraya Kab.

Page 65: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

56

Dharmasraya

42 663949 Kantor Kementerian Agama Kab. Dharmasraya

43 663950 Kantor Kementerian Agama Kab. Dharmasraya

44 663951 Kantor Kementerian Agama Kab. Dharmasraya

45 663952 Kantor Kementerian Agama Kab. Dharmasraya

46 674306 Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Sijunjung Kab.

Sijunjung

47 676331 Madrasah Tsanawiyah Negeri 6 Sijunjung Kab.

Sijunjung

48 498077 SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Ws

Batanghari Provinsi Sumatera Barat

49 559960 Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kota

Sawah Lunto

50 400755 Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kab.

Sijunjung

51 501773 Pembangunan infrastruktur permukiman kab.

Dharmasraya

52 081004 Dinas koperasi Ukm dan perdagangan kab.

Dharmasraya

53 019983 Badan Pusat Statistik Kab. Sijunjung

54 428001 Badan Pusat Statistik Kota Sawahlunto

55 667172 Badan Pusat Statistik Kab. Dharmasraya

56 430901 Kantor Pertanahan Kabupaten Sijunjung

57 528881 Kantor Pertanahan Kota Sawahlunto

58 669041 Kantor Pertanahan Kab. Dharmasraya Prov.

Sumatera barat

59 640761 Polres Sawah Lunto Sijunjung

60 665196 Polres Sawahlunto

61 665201 Polres Damasraya

62 419177 Badan Narkotika Nasional Kota Sawahlunto

Page 66: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

57

63 350149 Dinas sosial, Tenaga Kerja dan transmigrasi Kab.

Sijunjung

64 419091 Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

Kab. Dharmas Raya

65 656113 KPU Kabupaten Sawahlunto Sijunjung

66 656120 KPU Kabupaten Dharmas Raya

67 656223 KPU Kota Sawahlunto

3. Visi Dan Misi KPPN Sijunjung

a. Visi

“Menjadi pengelola perbendaharaan negara yang profesional, modern,

dan akuntabel guna mewujudkan manajemen keuangan pemerintah

yang efektif dan efisien”

b. Misi

1) Menciptakan fungsi pelaksanaan anggaran yang efektif.

2) Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.

3) Menciptakan sistem manajemen investasi yang tepat sasaran.

4) Mewujudkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum yang

fleksibel, efektif, dan akuntabel.

5) Mewujudkan akuntansi keuangan negara yang akuntabel,

transparan, tepat waktu dan akurat.

6) Mewujudkan dukungan teknis perbendaharaan yang handal,

terintegrasi, terotomatisasi, dan mudah diterapkan.

7) Menyempurnakan proses bisnis sistem perbendaharaan sesuai best

practice.

8) Melaksanakan pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber daya

organisasi secara optimal

Page 67: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

58

4. Motto KPPN Sijunjung

Motto KPPN Sijunjung

“Senyum Kami Berikan Pelayanan Prima Anda dapatkan”

berusaha untuk benar-benar diterapkan pada seluruh jajaran kantor,

baik di Front Office, Middle Office maupun Back Office. Dengan

tersenyum, diharapkan suasana ramah tercipta sehingga dapat

meningkatkan mutu layanan pada kantor kami.

Senyum ikhlas akan tercipta dari keikhlasan hati yang bersumber

dari jiwa yang memiliki pikiran positif. Oleh sebab itu, para pegawai juga

dihimbau untuk selalu mengedepankan agar memiliki jiwa positif yang

didapat dari pikiran yang juga selalu positif.

Motto tersebut terinspirasi dari 5 (lima) nilai dan 10 Perilaku utama

yang merupakan Karakter dan Ciri Khas pegawai Kementerian Keuangan,

yaitu:“Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, dan Kesempurnaan”

Sedangkan sepuluh perilaku utama itu yakni: pertama, bersikap

jujur, tulus, dan dapat dipercaya; kedua,menjaga martabat dan tidak

melakukan hal-hal tercela; ketiga, mempunyai keahlian dan pengetahuan

yang luas; keempat, bekerja dengan hati; kelima, memiliki sangka baik,

saling percaya dan menghormati; keenam, menemukan dan melaksanakan

solusi terbaik; ketujuh, melayani dengan berorientasi pada kepuasan

pemangku kepentingan; delapan, bersikap proaktif dan cepat tanggap;

sembilan, melakukan perbaikan terus-menerus; dan sepuluh,

mengembangkan inovasi dan kreativitas.

5. Janji Layanan KPPN Sijunjung

Janji layanan KPPN Sijunjung adalah

“Cepat, Tepat, Akurat, Transparan dan Tanpa Biaya”.

Page 68: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

59

6. Struktur Organisasi KPPN Sijunjung

Struktur Organisasi KPPN Sijunjung

Gambar 4. 1 Struktur organisasi KPPN Sijunjung

KASUBBAG UMUM

AMINAH NIP

197510261996022002

Zulfikar NIP

196311141985031002

Endrawati NIP 197612261998032001

Enrico Tunggul Dewangga

NIP 199204232014111001

KASI PDMS

Agustina SKA NIP

197108291992012001

Hamiruddin NIP 196006291981101001

Onika Ofrany Ginting NIP 199506302016122003

KASI BANK

Sugino NIP

197103151993031001

Osli Mardinal NIP

196012311981101002

KASI VERA & KI

Krismawan NIP

197311211994021001

Jon Hendri NIP196806081999031002

Ridwan Abdillah NIP 199409292016121001

KEPALA KANTOR Ahmad Juanda

NIP

196410251985031002

Page 69: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

60

7. Sumber Daya Manusia KPPN Sijunjung

Tabel 4. 2 Daftar Nama Pegawai KPPN Sijunjung, keadaan per 1

Januari 2018

No Nama Pegawai Jabatan GOL Tgl Lahir Pendidi

kan

1 Ahmad Juanda Kepala Kantor IV/A 25-10-1964 S1

2 Aminah Kasubbag

Umum III/C 26-10-1975 S1

3 Agustina SKA Kasi Pd & Ms III/D 29-08-1971 S2

4 Sugino Kasi Bank III/D 15-03-1971 D3

5 Krismawan Kasi Vera & Ki III/C 21-11-1973 D3

6 Zulfikar Pelaksana III/B 14-11-1963 SMA

7 Osli Mardinal Pelaksana III/B 31-12-1960 SMA

8 Onika Ofrany G Pelaksana II/C 30-06-1995 D1

9 Ridwan Abdillah Pelaksana II/C 29-09-1994 D3

10 Enrico Tunngul D Pelaksana II/C 23-04-1992 D3

11 Jon Hendri Pelaksana III/A 18-06-1958 S1

12 Hamiruddin Pelaksana II/D 29-06-1960 SMA

13 Endrawati Pelaksana III/A 26-12-1976 S1

Page 70: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

61

8. Tugas dan Fungsi KPPN Sijunjung

Sesuai dengan PMK Nomor 169/PMK.01/2012 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Perbendaharaan, KPPN

Sijunjung sebagai salah satu KPPN Tipe A2, mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum negara,

penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan

penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara

berdasarkan peraturan perundang-undangan. Jadi tugas pokok KPPN

tersebut adalah melaksanakn penerimaan dan pengeluaran kas negara

dalam rangka pengendalian pelaksanaan anggaran negara dan melakukan

pembayaran tagihan kepada penerima hak sebagai pengeluaran anggaran.

Dalam melaksanakan tugas, KPPN Sijunjung menyelenggarakan

fungsi:

a. Pengujian terhadap surat perintah pembayaran berdasarkan peraturan

perundang-undangan;

b. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari kasnegara atas

nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara;

c. Penyaluran pembiayaan atas beban APBN;

d. Penilaian dan pengesahan terhadap penggunaan uang yang telah

disalurkan;

e. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara melalui dan dari

Kas Negara;

f. Pengiriman dan penerimaan kiriman uang;

g. Penyusunan laporan pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja

negara;

h. Penyusunan laporan realisasi pembiayaan yang berasal dari pinjaman

dan hibah luar negeri;

i. Penatausahaan penerimaan Negara bukan pajak;

j. Penyelenggaraan verifikasi transaksi keuangan dan akuntansi;

Page 71: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

62

k. Pembuatan tanggapan dan penyelesaian temuan hasil pemeriksaan;

l. Pelaksanaan kehumasan; dan

m. Pelaksanaan administrasi KPPN.

Dari sekian banyak fungsi KPPN diatas, terdapat dua fungsi KPPN

sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara yang sangat strategis dalam

rangka pelaksanaan anggaran, yaitu pengujian terhadap surat perintah

pembayaran berdasarkan peraturan perundang-undangan dan penerbitan

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari kas negara atas nama Menteri

Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

9. Tugas Pokok dan Fungsi Masing-masing Seksi

a. Seksi Pencairan Dana dan Manajemen Satker

Seksi PDMS mempunyai tugas melakukan pengujian resume

tagihan dan SPM, penerbitan SP2D, penerbitan Surat Pengesahan

Pendapatan dan Belanja BLU, penerbitan Surat Pengesahan atas Ralat

SPM dari satuan kerja dan Nota Dinas Kesalahan dan Perbaikan SP2D

Hasil Verifikasi pada KPPN, dan pengelolaan data kontrak, data

supplier, belanja pegawai satker, dan monitoring dan evaluasi

penyerapan anggaran satker, serta melakukan pembinaan dan

bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan, fungsi customer

service, supervisi teknis SPAN dan helpdesk SAKTI, pemantauan

standar kualitas layanan KPPN, dan penyediaan layanan

perbendaharaan.

b. Seksi Bank

Seksi Bank mempunyai tugas melakukan penyelesaian transaksi

pencairan dana, fungsi cash management, penerbitan Daftar Tagihan,

pengelolaan rekening Kuasa BUN dan Bendahara serta penatausahaan

penerimaan negara.

Page 72: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

63

c. Verifikasi Akuntansi dan Kepatuhan Internal (VERA dan KI)

Seksi VERA dan KI mempunyai tugas melakukan verifikasi

pembayaran, rekonsiliasi laporan akuntansi, penyusunan Laporan

Keuangan tingkat Kuasa BUN, realisasi dan analisis kinerja anggaran,

analisis data statistik laporan keuangan, pemantauan pengendalian

intern, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin

pegawai, dan tindak lanjut hasil pengawasan.

d. Sub bagian Umum

Sub bagian Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan

organisasi, kinerja, SDM, dan keuangan, penatausahaan user SPAN,

penyusunan bahan masukan dan konsep Renstra, Renja, RKT, PK,

LAKIP KPPN, penerbitan dan pengiriman SPM DBH PBB serta tata

usaha, rumah tangga dan kehumasan.

B. Hasil Temuan dan Pembahasan Penelitian

Analisis dari hasil Rekonsiliasi yang berpedoman pada Peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 104/PMK. 05/2017 tentang pedoman

rekonsiliasi dalam penyusunan laporan keuangan lingkup Bendahara Umum

Negara dan Kementerian Negara/Lembaga pada bulan Mei tahun Anggaran

2018 dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Kantor Kementerian Agama Kota Sawahlunto (Kode Transaksi Dalam

Konfirmasi 025.03.299333).

a. Analisa Rekonsiliasi pagu belanja

Elemen kunci pada jenis rekonsiliasi ini adalah NODOK (Nomor

Dokumen) dan KDGIAT (Kode Kegiatan). Maka untuk melakukan

analisa terkait jenis rekonsiliasi pagu belanja. penulis akan melakukan

sortir data berdasarkan KDGIAT.

Page 73: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

64

Gambar 4. 2 Sortir hasil rekonsiliasi DIPA berdasarkan elemen

rekonsiliasi KDGIAT

Gambar diatas menunjukan data jenis rekonsiliasi DIPA (sheet

Pagu Belanja) yang berdasarkan elemen rekonsiliasi “kode kegiatan”.,

langkah selanjutnya adalah penulis membandingkan elemen

rekonsiliasi NODOK (Nomor Dokumen), KDGIAT (Kode Kegiata)

dan nilainya (SiAP & SAI). Hasil rekonsiliasi dari gambar diatas yaitu

Nomor Dokumen (NO DOK) DIPA-025.03.2.299333/2018 Revisi ke

01, tanggal dokumen 23 Maret 2018 dan KDGIAT (Kode Kegiata))

2123 dengan letak perbedaan di SiAP adalah 0 sedangkan di SAI

adalah Rp-192.000.000. Dengan hasil analisa, SiAP belum posting

Dari hasil rekonsiliasi diatas menunjukkan tidak sama antara

data Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Akuntansi Pusat

(SiAP) yang disebabkan karena Satker melakuan revisi DIPA yang

mengakibatkan pergeseran dana tanpa memperhitungkan realisasi

belanja yang telah dilakukan sehingga berakibat terjadinya pagu

minus.

Unit organisasi vertikal Kementerian Negara/Lembaga membuat

Revisi DIPA yang akan dikirim ke Kanwil Direktorat Jenderal

Perbendahara (DJPb) setelah diproses dan disetujui maka berlanjut ke

Page 74: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

65

Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), setelah itu di upload oleh satker

dan itu dinamakan data Sistem Akuntansi Isntansi (SAI) berupa Arsip

Data Komputer (ADK).

Data yang sudah disetuji oleh Direktorat Jenderal Anggaran

(DJA) dikirmkan Arsip Dokumen Komputer (ADK)nya ke Direktorat

Jenderal Perbendahara (DJPb) dan di proses sesuai ketentuan dan

kelengkapannya. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)

langsung mengupload ADK dari Direktorat Jenderal Perbendahara

(DJPb) dan disebut data Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SiAP).

Perbedaan tanggal dan bulan revisi DIPA dapat terjadi karena

secara sistem terdapat perbedaan pencatatan revisi DIPA antara SPAN

dan SAIBA. Pada Aplikasi SPAN, revisi dicatat sesuai dengan tanggal

ketika Direktorat Jenderal Anggaran melakukan upload ADK ke

SPAN, sedangkan pada Aplikasi SAIBA dicatat sesuai dengan

dokumen revisi DIPA. Apabila terdapat perbedaan tanggal revisi

DIPA karena sistem, misal dokumen revisi DIPA tertanggal 25 Maret

2017, tetapi di SPAN dicatat revisi DIPA tanggal 31 Maret 2017,

maka dapat diabaikan. Apabila terdapat perbedaan bulan revisi DIPA

karena sistem, misalnya dokumen revisi DIPA tertanggal 25 Maret

2017, tetapi di SPAN dicatat revisi DIPA tanggal 2 April 2017, maka

perbedaan tersebut perlu dijelaskan dalam Berita Acara Rekonsiliasi

(BAR) bahwa perbedaan revisi DIPA karena sistem yaitu adanya

perbedaan metode pembukuan pada SPAN dan SAIBA sebagaimana

telah dijelaskan di atas.

b. Analisa Rekonsiliasi Belanja

Untuk jenis rekonsiliasi ini, semua elemen rekon wajib sama.

Sedangkan untuk elemen kunci pada jenis rekonsiliasi ini adalah

NODOK1 (nomor dokumen). Maka itu kita akan mensortir hasil

rekonsiliasi untuk jenis rekonsiliasi realisasi belanja berdasarkan

elemen NODOK1.

Page 75: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

66

Gambar 4. 3 Sortir hasil rekonsiliasi DIPA berdasarkan elemen

rekonsiliasi NODOK1

Gambar diatas menunjukan data hasil rekonsiliasi belanja yang

telah disortir berdasarkan elemen rekonsiliasi NODOK1 (nomor

dokumen). Dari gambar diatas menunjukkan bahwa Nomor

Dokumen (NO DOK) 180771301001311 tanggal 26 Maret 2018

dengan letak perbedaan di SiAP adalah 32.000.000 sedangkan di

SAI adalah 0. Hasil analisa, SAI belum posting

Dari hasil rekonsiliasi menunjukkan tidak sama antara data

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Akuntansi Pusat

(SiAP) yang disebabkan karena kurangnya koordinasi antara

Bendahara pengeluaran satuan kerja dengan pengelolaan laporan

Sistem Akintansi Instansi (SAI) sehingga belanja dan penerimaan

yang kurang ditatausahakan yang mengakibatkan salah input atau

kurang input. Berdasarkan informasi dari Bapak Krismawan,

diketahui dari aplikasi OM-SPAN Rp32000000 ini merupakan

belanja pada bulan maret yang belum diinputkan oleh satker ke

aplikasi SAIBA.

Berdasarkan perbedaan tersebut KPPN akan mengonfirmasi

ke Satker Kantor Kementerian Agama Kota Sawahlunto bahwa

Page 76: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

67

adanya kurang penginputan data di aplikasi SAIBA, berdasarkan

dokumen sumber yaitu SP2D dengan Nomor Dokumen (NO DOK)

180771301001311 tanggal 26 Maret 2018. Maka KPPN meminta

ke satker Kantor Kementerian Agama Kota Sawahlunto untuk

melakukan perbaikan pada aplikasi SAIBA sesuai data SiAP.

c. Pengembalian Belanja, status hasil rekonsiliasi seluruhnya sama

d. Realisasi Pendapatan bukan Pajak, status hasil rekonsiliasi

seluruhnya sama

e. Pengembalian Pendapatan Bukan Pajak, status hasil rekonsiliasi

seluruhnya sama

f. Pengembalian pajak, status hasil rekonsiliasi seluruhnya sama

g. Mutasi Uang Persediaan, status hasil rekonsiliasi seluruhnya sama

h. Kas di Bendahara Pengeluaran, status hasil rekonsiliasi seluruhnya

sama

i. Saldo Kas lainnya dan Hibah Langsung, status hasil rekonsiliasi

seluruhnya sama

j. Saldo Kas Badan Layanan Umum, status hasil rekonsiliasi

seluruhnya sama

Berdasarkan keterangan dari Bapak Krismawan tanggal 16 Juni

2018 bahwa satuan kerja Kantor Kementerian Agama Kota Sawahlunto

telah melakukan perbaikan pada aplikasi SAIBA saat melakukan

rekonsiliasi pada bulan Juni 2018 dan tidak ada lagi selisih atau

perbedaan antara data SAI dan SiAP.

2. Kantor Kementerian Agama Kota Sawahlunto (Kode Transaksi Dalam

Konfirmasi 025.04.299334).

a. Analisa Rekonsiliasi Pagu Belanja

Elemen kunci pada jenis rekonsiliasi ini adalah NODOK

(Nomor Dokumen) dan KDGIAT (Kode Kegiatan). Maka untuk

melakukan analisa terkait jenis rekonsiliasi pagu belanja. penulis akan

melakukan sortir data berdasarkan KDGIAT.

Page 77: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

68

Gambar 4. 4 Sortir hasil rekonsiliasi DIPA berdasarkan elemen

rekonsiliasi KDGIAT

Gambar diatas menunjukan data jenis rekonsiliasi DIPA (sheet

Pagu Belanja) yang berdasarkan elemen rekonsiliasi “kode kegiatan”.,

langkah selanjutnya adalah penulis membandingkan elemen

rekonsiliasi NODOK (Nomor Dokumen) dan KDGIAT (Kode

Kegiata) dan nilainya (SiAP & SAI). penulis akan ambil 3 baris

pertama pada gambar diatas, terdapat informasi Pagu Belanja dengan

NODOK (Nomor Dokumen) DIPA-025.04.2.299334/2018 dan

KDGIAT (Kode Kegiatan) 2127, yang terdiri dari KDPERK 51

dengan nilai SAI Rp36.000.000,- (baris pertama) lalu KDPERK 51

dengan nilai SAI Rp3.632.970.000,- (baris kedua) dan KDGIAT

(Kode Kegiatan) 2128 yang terdiri dari KDPERK 52 dengan nilai SAI

Rp2.000.000,- (baris ketiga). Penulis akan membandingkan apakah

nilai KDPERK pada sisi SiAP sama dengan nilai KDPERK pada sisi

SAI. Bila berdasarkan contoh diatas, maka 3 baris pertama hasil

rekonsiliasi telah sama karena baris pertama sama dengan baris ke dua

puluh, yaitu KDPERK 51 dengan nilai pada sisi SiAP Rp36.000.000,-

Page 78: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

69

dan sisi SiAP Rp3.632.970.000,-begitu pula baris kedua sama dengan

baris dua puluh satu dan baris ketiga sama dengan baris ke dua puluh

dua.

Jika elemen rekonsiliasi diatas telah sesuai, maka elemen yang

lain dapat diabaikan karena termasuk dalam elemen yang dapat

dikecualikan. Selama jumlah total dari sisi SAI dan SiAP sama maka

data beda yang terdapat pada hasil rekonsiliasi e-rekon & LK tersebut

dianggap sama.

Namun terletak perbedaan dari data diatas dari baris pertama

samapi baris empat puluh dua yaitu terletak pada tanggal dokumen,

kecuali pada baris empat puluh dengan NoDok1 (nomor dokumen)

DIPA-025.04.2.299334/2018 yang terdiri dari KDGIAT (Kode

Kegiatan) 2128 dan KDPERK 51 pada sisi SiAP Rp9.000.000,-.Hasil

analisa, SiAP belum posting

Hasil rekonsiliasi diatas menunjukkan tidak sama antara data

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)

yang disebabkan karena adanya jeda waktu (time lag) yang

disebabkan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) mengunggah Arsip

Dokumen Komputer (ADK) revisi DIPA pada tanggal 6 Desember

2017 dan Dit. PA mengunggah Arsip Dokumen Komputer (ADK)

Revisi DIPA tersebut pada tanggal 5 Desember 2017 akan

menimbulkan perbedaan data antara Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

dan Sistem Akuntansi Pemerintahi (SiAP), maka terjadinya jeda

waktu (time lag). Satker melakuan revisi DIPA yang mengakibatkan

pergeseran dana tanpa memperhitungkan realisasi belanja yang telah

dilakukan sehingga berakibat terjadinya pagu minus.

Menurut keterangan Bapak Krismawan bahwa

permasalahannya biasanya timbul karena adanya jeda waktu (time

lag) yang disebabkan ketika Direktorat Jenderal Anggaran (DJA)

menyetujui usulan revisi DIPA dari Kanwil Direktorat Jenderal

Perbendahara (DJPb) dan mengunggah pada website Direktorat

Page 79: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

70

Jenderal Anggaran (DJA), hanya satuan kerja yang bisa mengakses

secara langsung website tersebut dengan menggunakan username

dan password yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Anggaran

(DJA). Akan tetapi website Direktorat Jenderal Anggaran (DJA)

tersebut tidak bisa diakses oleh Direktorat Jenderal Perbendahara

(DJPb) sehingga Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) sesuai dengan

SOP harus mengirimkan ADK revisi ke DJPb u.p. Direktorat

Pelaksanaan Anggaran (Dit. PA). Kemudian Dit. PA mengunggah

ADK tersebut pada Aplikasi SPAN yang bisa diakses oleh unit

vertikal DJPb termasuk KPPN. Kalau DJA dan Dit. PA mengunggah

revisi DIPA tersebut pada tanggal yang sama tidak ada masalah

karena data SAI (yang diunduh satker melalui website DJA) akan

sama dengan data SiAP (yang diunduh oleh KPPN melalui aplikasi

SPAN). Namun apabila DJA mengunggah ADK revisi DIPA

tersebut berbeda waktu dengan Dit. PA mengunggah ADK Revisi

DIPA akan menimbulkan perbedaan data antara SAI dan SiAP.

b. Belanja, status hasil rekonsiliasi seluruhnya sama

c. Pengembalian Belanja, status hasil rekonsiliasi seluruhnya sama

d. Realisasi Pendapatan bukan Pajak, status hasil rekonsiliasi

seluruhnya sama

e. Pengembalian Pendapatan Bukan Pajak, status hasil rekonsiliasi

seluruhnya sama

f. Pengembalian pajak, status hasil rekonsiliasi seluruhnya sama

g. Mutasi Uang Persediaan, status hasil rekonsiliasi seluruhnya sama

h. Kas di Bendahara Pengeluaran, status hasil rekonsiliasi seluruhnya

sama

i. Saldo Kas lainnya dan Hibah Langsung, status hasil rekonsiliasi

seluruhnya sama

j. Saldo Kas Badan Layanan Umum, status hasil rekonsiliasi

seluruhnya sama

Page 80: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

71

Berdasarkan keterangan dari Bapak Krismawan tanggal 16 Juni

2018 bahwa satuan kerja Kantor Kementerian Agama Kota Sawahlunto

telah melakukan perbaikan pada aplikasi SAIBA saat melakukan

rekonsiliasi pada bulan Juni 2018 dan tidak ada lagi selisih atau

perbedaan antara data SAI dan SiAP.

3. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kota Sawahlunto (Kode

Transaksi Dalam Konfirmasi 033.05.559960)

a. Analisa Rekonsiliasi Pagu belanja

Elemen kunci pada jenis rekonsiliasi ini adalah NODOK

(Nomor Dokumen) dan KDGIAT (Kode Kegiatan). Maka untuk

melakukan analisa terkait jenis rekonsiliasi pagu belanja. penulis

akan melakukan sortir data berdasarkan KDGIAT.

Gambar 4. 5 Sortir hasil rekonsiliasi DIPA berdasarkan elemen

rekonsiliasi KDGIAT

Gambar diatas menunjukan data jenis rekonsiliasi DIPA

(sheet Pagu Belanja) yang berdasarkan elemen rekonsiliasi “kode

kegiatan”., langkah selanjutnya adalah penulis membandingkan

elemen rekonsiliasi NODOK (Nomor Dokumen) dan KDGIAT

(Kode Kegiata) dan nilainya (SiAP & SAI). pada baris pertama pada

gambar diatas, terdapat informasi Pagu Belanja dengan NODOK

(Nomor Dokumen) DIPA-033.05.1.559960/2018 dan KDGIAT

(Kode Kegiatan) 2412, yang terdiri dari KDPERK 52 dengan nilai

SiAP Rp58.552.000,- (baris pertama) lalu KDPERK 52 dengan nilai

Page 81: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

72

SAI Rp58.552.000,- (baris kedua) dengan letak perbedaan pada

tanggal dokumen yaitu pada SiAP tanggal dokumen 28 November

2017 sedangkan pada SAI tanggal dokumen 05 Desember 2017.

Namun selama jumlah total nya sama maka boleh diabaikan. Pada

baris ketiga yang terdapat perbedaan pada Nomor Dokumen (NO

DOK) DIPA-033.05.1.559960/2018 Revisi ke 01 tanggal 31 Mei

2018 dengan letak perbedaan di SiAP adalah 0 sedangkan di SAI

adalah 1696348000. Dengan hasil analisa, SiAP belum posting

Dari hasil rekonsiliasi diatas menunjukkan tidak sama antara

data Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Akuntansi Pusat

(SiAP) yang disebabkan karena Satker melakuan revisi DIPA yang

mengakibatkan pergeseran dana tanpa memperhitungkan realisasi

belanja yang telah dilakukan sehingga berakibat terjadinya pagu

minus.

Penjelasan dari hasil rekonsiliasi diatas yaitu:

a) Satker mengecek pada OM SPAN melalui Modul

Penganggaran informasi Revisi DIPA, untuk mengetahui

status revisi DIPA pada SPAN

b) Perbedaan tanggal dan bulan revisi DIPA dapat terjadi

karena secara sistem terdapat perbedaan pencatatan revisi

DIPA antara SPAN dan SAIBA. Pada aplikasi SPAN, revisi

dicatat sesuai dengan tanggal ketika Direktorat Jenderal

Anggaran melakukan upload ADK ke SPAN, sedangkan

pada Aplkasi SAIBA dicatat sesuai dengan dokumen revisi

DIPA. Apabila terdapat perbedaan tanggal revisi DIPA

karena sistem, missal dokumen revisi DIPA tanggal 5

Desember 2017, tetapi di SPAN dicatat revisi DIPA tanggal

31 Mei 2018, Maka perbedaan tersebut perlu dijelaskan

dalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) bahwa perbedaan

revisi DIPA karena sistem yaitu adanya perbedaan metode

Page 82: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

73

pembukuan pada SPAN dan SAIBA sebagaimana telah

dijelaskan di atas.

b. Belanja, status hasil rekonsiliasi seluruhnya sama

c. Pengembalian Belanja, status hasil rekonsiliasi seluruhnya sama

d. Realisasi Pendapatan bukan Pajak, status hasil rekonsiliasi

seluruhnya sama.

e. Pengembalian Pendapatan Bukan Pajak, status hasil rekonsiliasi

seluruhnya sama

f. Pengembalian pajak, status hasil rekonsiliasi seluruhnya sama

g. Mutasi Uang Persediaan, status hasil rekonsiliasi seluruhnya sama

h. Kas di Bendahara Pengeluaran, status hasil rekonsiliasi seluruhnya

sama

i. Saldo Kas lainnya dan Hibah Langsung, status hasil rekonsiliasi

seluruhnya sama

j. Saldo Kas Badan Layanan Umum, status hasil rekonsiliasi

seluruhnya sama

Berdasarkan keterangan dari Bapak Krismawan tanggal 16 Juni

2018 bahwa satuan kerja Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kota

Sawahlunto telah melakukan perbaikan pada aplikasi SAIBA saat

melakukan rekonsiliasi pada bulan Juni 2018 dan tidak ada lagi selisih

atau perbedaan antara data SAI dan SiAP.

C. Penyebab Terjadinya Selisih Rekonsiliasi

Penyebab yang sering terjadi saat melakukan rekonsiliasi antara

SiAP dan SAI, sebagai berikut:

1. Setelah melakukan revisi DIPA/SKPA (Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran/Surat Keterangan Pengalokasian Anggaran) terkadang

satuan kerja lupa melakukan input data setelah revisi, dan hal ini baru

diketahui saat rekonsiliasi di KPPN, dampak yang ditimbulkan jika

satker lupa melakukan penginputan revisi DIPA yaitu berbedanya data

Page 83: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

74

SAI yang dimiliki oleh data KPPN. Apabila hal ini diketahui saat

rekonsiliasi maka hal ini juga akan mengakibatkan terlambatnya

penyelesaian Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Untuk

menyelesaikan permasalahan diatas maka Sumber daya manusia pada

Satua kerja harus lebih berkompeten dan teliti terhadap bidang yang

dikerjakannya.

2. Ketika satuan kerja melakukan revisi yang mengakibatkan pergeseran

dana tanpa memperhitungkan realisasi belanja yang telah dilakukan

sehingga berakibat terjadinya pagu minus. Untuk hal ini perlu

diklasifikasi apakah harus melakkukan revisi DIPA kembali atau

cukup meralat SPM yang telah terbit. Dampak dari permasalahan ini

yaitu memperlambat dalam pembuatan Laporan Pemerintah Pusat

karena satker tidak memerhitungkan realisasi belanja yang telah

dilakukan shinnga berakibat pagu minus. Untuk menyeleaikan

permasalahan ini satuan kerja harus dapat memperhitungkan realisasi

belanja yang digunakan dan dibuktikan dengan adanya bukti transaksi

sehingga tidak berakibat pagu minus.

3. Kurangnya koordinasi antara bendahara pengeluaran satker dengan

pengelolaan laporan keuangan yang mengakibatkan kurang input atau

salah input yang dilakukan oleh petugas SAI. Dampak yang

ditimbulkan dari perasalahan ini yaitu satuan kerja akan

memperlambat penyelesaian rekonsiliasi karena dengan adanya

ketidak sesuaian data SiAP yang dimiliki KPPN dengan data SAI yang

dibawa oleh satuan kerja saat rekonsiliasi, satuan kerja harus

memperbaiki data SAI untuk melakukan rekonsiliasi kembali

sehingga apabila telah lewat tanggal waktu yang diharuskan untuk

rekonsiliasi akan berakibat Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

kurang valid. Untuk menyelesaikan permasalahan ini seharusnya

Ketua Pengguna Anggaran (KPA), Bendahara Pengeluaran dan

Operator SAIBA bekomunikasi dengan baik, karena jika ketiganya

saling melaporkan transaksi yang terjadi dan mengumpulkan bukti

Page 84: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

75

transaksi seluruh pengeluaran makan operator SAIBA tidak akan

melakukan kesalahan atau kurang input atau salah input.

Di pertegas dari hasil wawancara penulis dengan Bapak

Krismawan selaku Kasi Verifikasi Akuntansi dan Kepatuhan Internal

selaku Pelaksana Verifikasi Akuntansi dan Kepatuhan Internal tanggal 6

juli 2018, yang menjadi penyebab terjadinya perbedaan antara data SAI

dan SiAP pada KPPN Sijunjung yaitu:

a Satker lupa atau tidak merekam data SP2D di aplikasi SAIBA

b Satker salah menginput atau merekam kode akun (tidak sesuai data

akun di SP2D)

c SiAP belum update data SP2D

d Ada perbedaan tanggal di SAI dan SiAP (biasanya

penerimaan/setoran diakhir bulan). Di SAI dicatat tanggal akhir

bulan, di SiAP di catat awal bulan, sehingga rekonsiliasi bulan

berkenaan selisih

Untuk menyeelesaikan perbedaan yang terjadi antara data Sistem

Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) setelah

rekonsiliasi ekternal pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN) yaitu dengan cara melakukan sosialisasi/BIMTEK kepada satker

mitra kerja KPPN Sijunjung secara berkala dan kontinyu.

Page 85: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

76

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Penyebab terjadinya perbedaan antara data Sistem Akuntansi Instansi

(SAI) dan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) pada Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) Sijunjung sebagai berikut:

a. Satker lupa atau tidak merekam data SP2D di aplikasi SAIBA

b. Satker salah menginput atau merekam kode akun (tidak sesuai data

akun di (SP2D)

c. SiAP belum update data SP2D

d. Ada perbedaan tanggal di SAI dan SiAP (biasanya

penerimaan/setoran diakhir bulan). Di SAI dicatat tanggal akhir

bulan, di SiAP di catat awal bulan, sehingga rekonsiliasi bulan

berkenaan selisih

2. Cara Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sijunjung

menyelesaikan perbedaan yang terjadi antara Sistem Akuntansi Instansi

(SAI) dengan Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) yaitu dengan cara

melakukan sosialisasi/BIMTEK kepada satker mitra kerja KPPN

Sijunjung secara berkala dan kontinyu.

B. SARAN

Setelah melakukan tinjauan rekonsiliasi ekternal pada KPPN Sijunjung,

maka penulis mengusulkan saran sebagai berikut:

1. Jika ada perbedaan, maka perbedaan tersebut harus dijelaskan pada

Berita Acara Rekonsiliasi mengenai penyebab perbedaan tersebut.

Dalam kasus di atas perbedaan terjadi karena operator Direkorat

Jenderal Anggaran (DJA) yang kurang kompete dalam meoperasikan

sistem.

Page 86: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

77

2. Melakukan konfirmasi kepada Unit Akuntansi Kuasa Pengguna

Anggaran (UAKPA) atau satker dan melakukan revisi yang belum

disetujui oleh Sistem Pemerintah Pusat (SiAP).

3. Pada Aplikasi SPAN di KPPN sebaiknya ditambahkan tools atau menu

untuk koreksi data

4. Dimanfaatkannya Fasilitas Pengiriman surat cepat oleh KPPN yang

menyampaikan surat permintan koreksi data, seperti electronic mail

(email), ekspedisi surat cepat dan konfirmasi via telepon untuk

memastikan surat permintaan telah diterima oleh KPPN yang akan

melakukan koreksi data.

Page 87: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

DAFTAR PUSTAKA

Asnawi, N. (2011). Metodologi Riset Manajemen Pemasaran. Malang: UIN

Maliki Pres

Ar-Rifa‟I,M.N. (1999). Kemudahan dari Allah :Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir

Jilid 2 (Surah al-Maidah – an-Nahl). Jakarta :Gema Insani Press..

Harjowiryono, M. (2015). Bungga Rampai Karya Tulis Penyuluh

Perbendaharaan Tahun 2015. Jakarta: Direktorat Jenderal

Perbendaharaan.

http://www.kppnmanna.net/prosedure/layananseksiveraki/prosedur rekonsiliasi-

tingkat-uakpa/, diakses tanggal 04Januari 2018

https://portalkppn.com/vera/rekon/cara-rekon-menggunakan-aplikasi-e-rekon-lk/

diakses tanggal 04 januari 2018

Indra, B. (2010). Akuntansi Sektor Publik suatu Pengantar. Yogyakarta:

Erlangga.

Kholid, N. (2015). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Muryantini, H. (2017). Kupas Tuntas Rekonsiliasi. Jakarta: KPPN Jakarta VII

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Republik

Indonesia.

Ningrum, S. (2014). Analisis Proses Rekonsiliasi Eksternal Antara KPPN

Jakarta IV dengan Sekretariat Utama. Tugas Akhir, Depok: Universitas

Indonesia.

Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor PER/-36/PB/2009 tentang

Pedoman Rekonsiliasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Kuasa

Bendahar Umum Negara

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171 tahun 2007 tentang

Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 40/PMK.05/2009

tentang Sistem Akuntansi Hibah

Page 88: ANALISIS PROSES REKONSILIASI EKSTERNAL PADA …

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 210/PMK.05/2013

tentang Pedoman Rekonsiliasi dalam Rangka Penyusunan Laporan

Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian

Negara/Lembag.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 215/PMK.05/2016

Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013

Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 104/PMK. 05/2017

tentang pedoman rekonsiliasi dalam penyusunan laporan keuangan

lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga.

Purnomo, E. S. (2013). Pembuatan Sistem Informasi Rekonsiliasi Keuangan

Negara Menggunakan PHP dan MySQL. Jurnal Teknik Promits vol.2, No.

2 , 2301-9271

Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Nomor S-9175/PB.6/2015

tanggal 30 Oktober 2015 hal Penggunaan Aplikasi Rekonsiliasi Eksternal

SPAN (KonekSPAN) Dalam Proses Rekonsiliasi Eksternal tingakt KPPN

Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-4839/PB/2016 tanggal 14 Juni

2016 hal Pelaksanaan Rekonsiliasi Eksternal Tingkat KPPN Bulan

Januari sampai dengan Mei 2016

Shihab,M. Q. (2002). Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Kesesuaian Al-Qur’an.

Jakarta:Lintera hati

Syahdan,S.(2012). Analisis Proses Rekonsiliasi pada Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Ngara (KPPN) Banjarmasin . Jurnal STIE Banjarmasin

Volume 13 Nomor 1, April 2012. Diambil dari http://journal.stie-

kayutangi-bjm.ac.id pada hari Senin 8 Januari 2018

Syofian, S. (2011). Statistika Deskriptif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Umar, H. (2009). Metode Penelitian untuk Skripsi Dan Tesis Bisni. Jakarta:

Rajawali Pers.

Verifikasi dan AKuntansi. (2016). Materi Bimtek Stabilisasi SPAN . Jakarta:

Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Wibowo,D. P. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi waktu

penyelesaian Rekonsiliasi Data SAI Satuan Kerja.. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya Volume 1 Nomor 2.