Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS PROFIL PELAPORAN KEUANGAN
LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
(STUDI KASUS PADA LEMBAGA PAUD di KOTA KUPANG)
HALAMAN JUDUL
Oleh:
MEYRLIN MULYA H. PANIE
NIM : 232011263
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian Dari
Persyaratan-Persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018
ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES
iv
LEMBAR PENGESAHAN
v
LEMBAR KEASLIAN KARYA TULIS
vi
KATA PENGANTAR
Dengan adanya peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah diharapakan
setiap lembaga pendidikan dalam mengelola keuangannya dapat mengikuti aturan tersebut.
Standar keuangan lembaga PAUD diatur dalam peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan Republik Indonesia nomor 137 Tahun 2014 dan petunjuk teknis penyelenggaraan
PAUD oleh Direktorat Pembinaan PAUD Kementrian Pendidikan Nasional (kemdiknas,
2013) serta aturan-aturan pendukung lainnya yang dapat membantu atau menjadi acuan bagi
lembaga PAUD untuk menghasilkan pelaporan keuangan yang baik. Tugas akhir ini
bertujuan untuk mendeskripsikan profil pelaporan keuangan lembaga PAUD dan
kesesuaiannya dengan aturan yang berlaku.
Penulisan tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan
untuk mencapai gelar sarjana ekonomi. Besar harapan agar penulisan tugas akhir ini dapat
bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti selanjutnya. Penulis
menyadari masih banyak keterbatasan dan kelemahan dalam tugas akhir ini, untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat dihargai dan diterima untuk penyempurnaan tugas akhir
ini.
Salatiga, Februari 2018
Penulis
vii
UCAPAN TERIMAKASIH
Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan
(Yeremia 17:7). Ucapan syukur dan terima kasih penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus
Kristus, karena berkat dan karunia-Nya penulis dapat meyelesaikan tugas akhir ini. Dengan
rasa hormat, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada
semua pihak yang telah mendukung penyelesaian tugas akhir ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
1. Kedua Orang Tua dan Keluarga Besar. Terima kasih atas doa, kasih sayang,
pengorbanan, motivasi serta dukunganyang telah diberikan kepada penulis.
2. Bapak Priyo Hari Adi, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,Ph.D selaku dosen pembimbing Tugas
Akhir yang telah memberikan bimbingan serta arahan dengan penuh kesabaran
kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Dr. Usil Sis Sucahyo, SE.,MBA. selaku wali studi yang telah memberikan
dorongan dan motivasi kepada penulis dalam perkuliahan sejak semester 1 hingga
sekarang.
4. Ibu Rooskities Andadari, SE.,MBA.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
5. Ibu DR. Theresia Woro Damayanti, SE.,M.Si.,Akt.,CA. selaku Kepala Program Studi
Akuntansi
6. Seluruh dosen & pegawai Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana serta Civitas Akademika Universitas Kristen Satya Wacana yang telah
memberikan ilmu kepada penulis serta membantu penulis dari awal perkuliahan
sampai penulis menyelesaikan studi.
7. Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kota Kupang serta para Kepala Sekolah lembaga
PAUD yang telah bersedia membantu penulis dalam memberikan data dan informasi
yang dibutuhkan penulis guna menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Keluarga & sahabat di Salatiga: Om Antho, Risal, Ka Ella, Ka Dhyan, Novi Ibo, Ega,
Michi, Marce, Ida, Indah, Debry, Fanny dan Charly terima kasih untuk selalu
memberikan dukungan dan doa serta bantuan selama menuntut ilmu bersama di Kota
Salatiga. Tuhan berkati selalu.
viii
9. Ka Ronald yang selalu meluangkan waktu, pikiran, motivasi dan semangat selama
proses penelitian sampai tugas akhir ini diselesaikan.
10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 Piter, Engrith, Bonang, Rini, Susan, Ria,
Inry, Ratrih dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Dan untuk seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
hingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.Semoga Tuhan selalu dan senantiasa
melimpahkan Anugerah dan Rahmat-Nya.
Salatiga, 9 Februari 2018
Penulis
ix
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan profil pelaporan keuangan
lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) dan kesesuaiannya dengan aturan yang berlaku.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian (pendekatan) kualitatif. Hasil studi
menunjukkan bahwa: Pertama, pendirian 10 lembaga PAUD di Kota Kupang jika dilihat dari
profil pelaporan keuangan belum sepenuhnya mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah; Kedua, banyak lembaga yang masih mengalami keterbatasan dana; Ketiga,
partisipasi pemerintah dalam bentuk bantuan dana belum dirasakan oleh lembaga PAUD
karena sebagian besar lembaga PAUD mendapatkan sumber pembiayaan utama dari orang
tua dalam bentuk SPP.
Kata kunci: PAUD, Profil Pelaporan Keuangan
x
ABSTRACT
The purpose of this study is to describe the financial reporting profile of institutions of
early childhood education (PAUD) and it is suitability with applicable rules. This research
uses the qualitative research method (approach). The result show that: First, the
establishment of 10 PAUD institutions in Kupang city when viewed from the financial
reporting profile has not fully followed the rules already determined by the government;
Second, many institutions are still experiencing limited funds; Third, government
participation in the form of aid funds has not been felt by PAUD institutions because most
institutions/ PAUD obtain the main source of funding from parents in the form SPP.
Keywords: Early Childhood of Education (PAUD), Financial Reporting Profile
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .................................................................................. ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ....................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ iv
LEMBAR KEASLIAN KARYA TULIS ............................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ vi
UCAPAN TERIMAKASIH .............................................................................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................................... ix
ABSTRACT .......................................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiii
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................... 3
Pengelolaan Keuangan Pendidikan .................................................................................... 3
Pelaporan Keuangan .......................................................................................................... 4
Standar Pengelolaan Keuangan Pendidikan Anak Usia Dini............................................... 5
Penelitian Terdahulu .......................................................................................................... 9
METODA PENELITIAN ................................................................................................. 10
Jenis Penelitian ................................................................................................................ 10
Lokasi Penelitian ............................................................................................................. 10
Jenis dan Sumber Data..................................................................................................... 10
Kriteria baik/tidaknya lembaga PAUD ............................................................................. 11
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 11
xii
Dokumentasi ................................................................................................................... 13
Pemanfaatan Biaya .......................................................................................................... 14
Laporan Pembiayaan ....................................................................................................... 17
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN .............................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 22
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 24
Dokumen Keuangan ........................................................................................................ 24
Surat Penelitian ............................................................................................................... 42
Nama Lembaga PAUD .................................................................................................... 43
Panduan Wawancara........................................................................................................ 44
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel.1 Hasil Wawancara .................................................................................................... 12
1
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia telah diatur dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Penyelenggaraan pendidikan untuk
anak usia dini diselenggarakan dalam beberapa bentuk jalur pendidikan, seperti disebutkan
dalam Permendiknas nomor 58 Tahun 2009. Dewasa ini banyak anggota masyarakat yang
mendirikan berbagai lembaga pendidikan dan atau pengasuhan anak-anak usia dini. Hal ini
terjadi bukan saja di negara-negara yang sudah maju, melainkan juga di beberapa negara
adidaya termasuk Indonesia. Fokus perhatian pemerintah lebih tertuju pada jenjang
pendidikan dasar, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini. Gencarnya program pemerintah dalam
mensosialisasikan penyelenggaraan PAUD yang juga berkualitas bagi anak usia dini.
Kementrian pendidikan Republik Indonesia menyatakan bahwa kuantitas pendidik
PAUD jauh lebih sedikit dari jumlah tenaga pendidik pada jenjang lainnya yaitu terdapat
kurang lebih 250.000 pendidik PAUD yang tersebar di Indonesia dengan presentasi 15,7%
yang memiliki kualifikasi jurusan tidak relevan dengan PAUD (Novan dan Barnawi 2012).
Layanan PAUD sebagian besar ditangani oleh tenaga pendidik yang tidak sesuai dengan
kualifikasi yang seharusnya, sehingga proses pembelajaran yang ditargetkan tidak sesuai
dengan harapan. Masyarakat menjadi kurang berminat dengan profesi sebagai pendidik
PAUD karena identik dengan pendapatan yang minim.
Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah pengelolaan keuangan,
demikian pula lembaga PAUD. Persoalan menyangkut pengelolaan keuangan PAUD pada
garis besarnya berkisar pada uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), transport
pendidik, kegiatan peningkatan mutu pendidik serta keuangan yang berhubungan langsung
dengan penyelenggaraan PAUD seperti perbaikan sarana prasarana dan lain sebagainya. Hal-
hal tersebut sangat mempengaruhi kinerja pelayan PAUD. Sehingga, banyak lagi lembaga
PAUD tidak berfungsi sesuai dengan tujuan pendiriannya. Salah satu faktor yang
menyebabkan masalah di atas dapat terjadi karena penempatan sumber daya manusia (SDM)
yang tidak sesuai kualifikasi yang sudah ditetapkan dalam aturan yang ada serta kurang
pemahaman dalam mengelola keuangan lembaga itu sendiri.
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya kesesuaian antara pengelolaan
keuangan lembaga pendidikan dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dzulfikar (2015) menyebutkan bahwa perencanaan dan
2
realisasi anggaran dalam pengelolaan keuangan sekolah di SMA Negeri Se-Kabupaten
Kendal telah dilaksanakan dengan adil dan mematuhi peraturan yang ada. Penelitian lainnya
yang dilakukan oleh Suharti (2013) menunjukkan sudah adanya kesesuaian antara proses
manajemen keuangan sekolah antara lembaga PAUD Terpadu Negeri Pembina dan lembaga
PAUD Rabbi Roddiyah Kabupaten Rejang Lebong dengan peraturan yang ada, tetapi belum
melihat pada analisis profil pelaporan keuangan padahal performa lembaga PAUD yang
pertama-tama akan dapat dilihat adalah dari profil pelaporan keuangannya karena profil
keuangan merupakan salah satu output dari pengelolaan keuangan lembaga PAUD secara
keseluruhan.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2013) menyebutkan bahwa
tidak lancarnya operasional pada lembaga PAUD disebabkan oleh beberapa faktor salah
satunya karena masalah keuangan dan keterbatasan dana yang dimiliki lembaga. Dana
pendidikan yang dimiliki lembaga pendidikan haruslah dapat dikelola sesuai dengan
kebutuhannya. Seringkali dana yang dimiliki lembaga pendidikan terbatas atau kurang,
sehingga lembaga pendidikan harus membuat daftar anggaran pengeluaran sesuai dengan
prioritas kebutuhannya. Undang-Undang (UU) nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 49 menyatakan bahwa alokasi dana pendidikan selain gaji dan
biaya pendidikan kedinasan minimal 20 persen dari anggaran pendapatan belanja negara
(APBN) dan 20 persen dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).
Kota Kupang memiliki jumlah lembaga PAUD yang cukup signifikan yakni 209
lembaga PAUD (sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang tahun 2017).
Dalam wawancara awal terkait pengelolaan keuangan lembaga PAUD di Kota Kupang
terdapat banyak lembaga PAUD yang belum mengikuti ketentuan yang ada, serta adapula
lembaga PAUD diantaranya sudah ditutup setelah beroperasi 3 tahun. Berdasarkan hasil
wawancara awal dengan salah seorang pengelola lembaga PAUD menyatakan bahwa
masalah atau hambatan yang paling sering dihadapi oleh lembaga PAUD ialah masalah
dalam pengelolaan keuangan.
Melihat kondisi lembaga PAUD yang ada maka dalam penelitian ini peneliti akan
memfokuskan pada permasalahan pengelolaan keuangan dengan melakukan analisis terhadap
profil pelaporan keuangan. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini ialah faktor-faktor
apa sajakah yang menentukan baik atau buruknya pelaporan keuangan jika dilihat dari profil
pelaporan keuangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil
pelaporan keuangan lembaga PAUD di Kota Kupang dan kesesuaiannya dengan Peraturan
3
Pemerintah Nomor 137 pasal 37, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 58 tahun 2009, UU nomor 20 tahun 2003, dan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
PAUD Direktorat Pembinaan PAUD kemdiknas (2013). Adapun manfaat dari penelitian ini
yang pertama secara teoritis untuk melengkapi literatur-literatur yang berkaitan dengan profil
pengelolaan keuangan khususnya lembaga PAUD. Kedua, secara praktis diharapkan dapat
membantu pemerintah dalam pengelolaan PAUD dan bagi PAUD yang diteliti dapat menjadi
masukkan terkait pengelolaan data-data keuangannya.
KAJIAN PUSTAKA
Pengelolaan Keuangan Pendidikan
Pengelolaan keuangan dapat diartikan sebagai tindakan pengurusan/ketatausahaan
keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan
pelaporan (Depdiknas Ditjen Dikdasmen 2007). Dengan adanya pengelolaan keuangan yang
baik, maka diharapkan setiap informasi keuangan dapat diperoleh. Beberapa kegiatan
pengelolaan keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan,
pemanfaatan dana pelaporan, pemeriksaan, dan pertanggungjawaban (Lipham 1985; Keith
1991).
Menurut Nurteti (2008), pengelolaan dana pendidikan di lembaga pendidikan
mencakup 2 (dua) aspek, yakni: 1) dimensi penerimaan atau sumber dana; dan 2) dimensi
pengeluaran atau alokasi dana. Dimensi penerimaan, antara lain bersumber dari: penerimaan
umum pemerintah, penerimaan khusus pemerintah yang diperuntukkan bagi pendidikan,
iuran sekolah, dan sumbangan-sumbangan masyarakat, sedangkan dimensi pengeluaran
mencakup pengeluaran modal atau anggaran pembangunan. Melalui kegiatan pengelolaan
keuangan, kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan
pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan
program sekolah secara efektif dan efisien.
Tujuan pengelolaan keuangan adalah: 1) meningkatkan keefektifan dan efisiensi
penggunaan keuangan sekolah. 2) meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan
sekolah. 3) meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah. Untuk mencapai tujuan
tersebut dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana,
menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban
keuangan, serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
4
Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan
penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat
(misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi
profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi
Berterima Umum). Laporan keuangan merupakan salah satu medium dalam penyampaian
informasi. Setiap kegiatan perlu diatur agar berjalan tertib, lancar, efektif, dan efisien.
Kegiatan di sekolah yang sangat kompleks membutuhkan pengaturan yang baik, termasuk
dalam hal keuangan. Penyajian informasi keuangan dalam kaitannya dengan pengelolaan
keuangan perlu memperhatikan sejumlah prinsip.
UU nomor 20 tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan keuangan
pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, efektif, transparansi, dan
akuntabilitas publik. Keadilan dalam pengelolaan keuangan sekolah dilakukan dengan
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada calon dan atau peserta didik dalam
mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah.
Transparan berarti ada keterbukaan. Transparan di bidang pengelolaan berarti adanya
keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang pengelolaan
keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam pengelolaan keuangan lembaga
pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan
pertanggungjawabannya yang jelas sehingga memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan
untuk mengetahuinya.
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas
performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi
tanggungjawabnya. Akuntabilitas di dalam pengelolaan keuangan berarti penggunaan uang
sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yangtelah ditetapkan dan
peraturan yang berlaku serta pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab.
Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah.
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatukegiatan. Efficiency”characterized by
quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara
masukan (input) dan keluaran (output) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud
meliputi tenaga, pikiran, waktu, dan biaya.
5
Garner (2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi karena sebenarnya
efektivitas tidak hanya sampai pencapaian tujuan, tetapi juga pada kesesuaian kualitas hasil
dengan visi lembaga. Pengelolaan keuangan dikatakan memenuhi prinsip keefektifan kalau
kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka
mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitas outcomes-nya sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Standar Pengelolaan Keuangan Pendidikan Anak Usia Dini
Standar keuangan lembaga PAUD diatur dalam peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan Republik Indonesia nomor 137 tahun 2014 Pasal 37 yang terdiri dari: (1)
Komponen pembiayaan meliputi biaya operasional dan biaya personal. (2) Biaya operasional
digunakan untuk gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta tunjangan yang melekat,
penyelenggaraan program pembelajaran, pengadaan dan pemeliharaan sarana-prasarana, serta
pengembangan SDM. (3) Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk
anak dalam mengikuti proses pembelajaran. (4) Biaya operasional dan personal dapat berasal
dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, yayasan, partisipasi masyarakat, dan atau pihak
lain yang tidak mengikat. (5) Pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan lembaga
PAUD disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.
Dengan adanya standar yang dikeluarkan oleh pemerintah maka sangat diharapkan
semua pihak yang terkait dapat mengelola keuangan pendidikan mengikuti standar yang ada.
Dengan demikian, pengelolaan keuangan sekolah merupakan rangkaian aktivitas mengatur
keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan, dan
pertanggung-jawaban keuangan sekolah. Dalam pengelolaan keuangan sekolah terdapat
rangkaian aktivitas yang terdiri dari perencanaan program sekolah, perkiraan pemasukan dan
pengeluaran dalam pelaksanaan program, pengesahan, dan penggunaan anggaran sekolah.
Oleh karena itu, untuk mendukung proses pengelolaan keuangan yang baik
dibutuhkan sumber daya yang baik pula. Standar pendidik dan tenaga kependidikan dalam
peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 137 tahun 2014 Pasal 24 menyebutkan
bahwa: (1) Pendidik anak usia dini merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan
pembimbingan, pelatihan, pengasuhan dan perlindungan. (2) Pendidik anak usia dini terdiri
atas guru PAUD, guru pendamping, dan guru pendamping muda. (3) Tenaga kependidikan
anak usia dini merupakan tenaga yang bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
6
pengembangan, pengawasan,dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada
satuandan atau program PAUD. (4) Tenaga Kependidikan terdiri atas Pengawas TK/RA/BA,
Penilik KB/TPA/SPS, Kepala PAUD (TK/RA//BA/KB/TPA/SPS), tenaga administrasi, dan
tenaga penunjang lainnya. (5) Pendidik dan Tenaga Kependidikan anak usia dini memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi yang dipersyaratkan, sehat jasmani, rohani/mental, dan
sosial.
Ada beragam sumber dana yang dimiliki oleh suatu lembaga, baik dari pemerintah
maupun pihak lain. Dana yang disediakan oleh pemerintah untuk setiap lembaga, baik pusat
maupun daerah sebagaimana diamanatkan dalam UU tersebut guna penyelenggaraan PAUD
diusahakan agar dipenuhi sesuai dengan salah satu isi standar PAUD dalam peraturan menteri
pendidikan nasional Republik Indonesia nomor 58 Tahun 2009, yaitu perihal standar
pembiayaan. Jenis pembiayaan yang dikemukakan dalam standar tersebut meliputi: 1) biaya
investasi, dipergunakan untuk pengadaan sarana prasarana, pengembangan SDM, dan modal
kerja tetap; 2) biaya operasional yang dipergunakan untuk gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta tunjangan yang melekat, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai dan
biaya operasional pendidikan tak langsung; dan 3) biaya personal, meliputi biaya pendidikan
yang dikeluarkan oleh peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaraan.
Lebih lanjut untuk mengetahui setiap informasi keuangan yang pada lembaga PAUD
terutama untuk mengetahui jenis pelaporan keuangan yang masuk kategori paling baik dan
paling buruk/ekstrem maka dibutuhkan standar untuk mengkaji informasi keuangan yang ada.
Berdasarkan petunjuk teknis penyelenggaraan PAUD oleh Direktorat Pembinaan PAUD
kemdiknas (2013) dengan berdasarkan pada prinsip pengelolaan sekolah dalam UU nomor 20
tahun 2003 pasal 48 menyebutkan bahwa suatu lembaga PAUD memiliki
administrasi/informasi keuangan PAUD sebagai berikut:
1. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
Setiap sekolah wajib menyusun RAPBS sebagaimana diamanatkan didalam pasal 53
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan yaitu
Rencana kerja tahunan hendaknya memuat rencana anggaran pendapatan dan belanja
satuan pendidikan untuk masa kerja satu tahun. RAPBS adalah rencana biaya dan
pendanaan rinci untuk tahun pertama dan merupakan dokumen anggaran sekolah resmi
yang harus ditandatangani oleh komite sekolah dan kepala sekolah serta rumusan
pertanggung jawaban perumusan RAPBS, untuk menjadi anggaran pendapatan dan
belanja sekolah. RAPBS dibuat hanya untuk satu tahun anggaran dan terdiri dari 2 bagian
7
yaitu Pendapatan dan Pengeluaran. RAPBS mencakup semua biaya dan pendapatan yang
ada pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Tahunan khususnya untuk tahun
anggaran mendatang. Pendapatan yang dicantumkan di RAPBS hanya mencakup dana
dalam bentuk uang baik yang akan diterima dan dikelola langsung oleh sekolah.
Pendidikan Anak Usia Dini sebagai institusi penyelenggara pendidikan dan
pembelajaran yang mendapatkan dukungan masyarakat, maka salah satu aspek penting
dalam RAPBS adalah keterbukaan. Setiap poin kegiatan merupakan program bersama
civitas di sekolah dan stakeholder sekolah maka mereka harus memahami dan
mengertiapa yang terjadi saat perencanaan dan penerapan RAPBS di sekolah. Pemasukan
dan pengeluaran keuangan PAUD di atur dalam RAPBS. Ada beberapa hal yang
berhubungan dengan penyusunan RAPBS yaitu penerimaan, penggunaan dan
pertanggungjawaban yang merupakan rencana perolehan pembiayaan pendidikan dari
berbagai sumber pendapatan serta susunan program kerja tahunan yang terdiri dari
sejumlah kegiatan rutin serta beberapa kegiatan lainnya disertai rincian rencana
pembiayaannya dalam satu tahun anggaran. Dengan demikian, RAPBS berisi tentang
ragam sumber pendapatan dan jumlah nominalnya, baik rutin maupun pembangunan,
ragam pembelanjaan, dan jumlah nominalnya dalam satu tahun anggaran.
Dengan tersedianya dokumen tertulis mengenai RAPBS maka pengelola dapat
mengkonsumsinya secara terbuka kepada semua pihak yang memerlukan. Sumber dana
yang tersedia didalam RAPBS dimanfaatkan untuk membiayai berbagai kegiatan
pengelolaan operasional sekolah pada tahun yang berjalan. Dana yang tersedia di dalam
RAPBS sekaligus mencakup kegiatan untuk pengembangan sekolah dapat disediakan
secara khusus sebagai tambahan dari RAPBS yang telah di susun. Untuk mencapai suatu
tujuan tertentu yang telah diprogramkan sekolah dalam satu pelajaran maka diperlukan
tersedianya sejumlah dana tertentu pula. Berapa besarnya dana yang diperlukan oleh
sekolah agar tujuan itu dapatdicapai telah dihitung secara cermat oleh setiap sekolah
melalui penyusunan RAPBS.
2. Buku Kas Umum
Kas berarti uang tunai (Anggawirya 2000). Istilah kas dalam akuntansi meliputi uang
tunai (uang kertas atau uang logam), simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan,
serta cek dan bilyet giro yang diterima dari pihak lain. Berbagai macam transaksi yang
terjadi merupakan penerimaan dan pengeluaran kas dicatat dalam buku yang disebut buku
kas yang disertai dengan bukti-bukti lengkap. Buku kas umum digunakan untuk mencatat
8
semua transaksi penerimaan dan pengeluaran baik kas secara tunai maupun giral, mutasi
kas dari bank ke tunai dan perbaikan/koneksi kesalahan pembukuan.
Format Buku Kas Umum dibuat sesuai dengan Peraturan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Nomor Per-47/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat diketahui
bahwa bendaharawan selaku pemegang kas menyimpan uang selain dikas juga di bank
pemerintah. Selanjutnya, penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan melalui kas secara
tunai maupun bank harus dibukukan dalam buku kas umum. Sehingga saldo pada buku
kas umum merupakan saldo uang yang terdiri dari saldo yang ada di kas (saldo kas) dan
saldo yang ada di bank.
3. Buku Kas Harian
Buku kas harian berisi semua transaksi penerimaan dan pengeluaran secara tunai atau
transaksi penjualan dan pembelian secara tunai. Semua transaksi kas ekternal maupun
internal dibukukan dalam buku ini. Bukti transaksi eksternal sama dengan bukti transaksi
yang dipergunakan dalam buku kas umum.
4. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu
organisasi, dimana selanjutnya itu akan menajdi suatu informasi yang menggambarkan
tentang kinerja organisasi tersebut (Fahmi 2011). Laporan keuangan merupakan hasil
tindakan pembuatan ringkasan data keuangan. Laporan keuangan ini disusun dan
ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau
mempunyai kepentingan dengan data keuangan tersebut (Jumingan 2006). Laporan
keuangan sendiri memiliki banyak sekali pengertiannya, laporan keuangan adalah laporan
yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu (Kasmir 2010).
Tujuan laporan keuangan untuk lembaga pemerintah atau lembaga non profit adalah
untuk memberikan informasi yang berguna untuk memonitor keefektifan manajemen
dalam mengelola sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi (Jones 1992).Oleh
karena itu, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk
memenuhi kebutuhan informasi kepada seluruh kelompok penguna (Kasijan 2009).
9
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Suharti (2013) melihat secara umum mengenai
manajemen lembaga PAUD dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran.Dalam
penelitian ini, ditemukan bahwa manajemen keuangan lembaga PAUD sudah mengikuti
ketentuan yang ada, namun dalam penelitian ini tidak menunjukkan seperti apa dan
bagaimana pelaporan keuangan dari kedua lembaga PAUD tersebut.
Penelitian lainnya oleh hasil studi kasus di Kabupaten Kulon Progo yang dilakukan
Tedjawati (2012) menunjukkan bahwa perkembangan jumlah lembaga PAUD di Kabupaten
Kulon Progo mengalami kemajuan yang pesat karena adanya dukungan Pemda (dinas
pendidikan) yang menangani dan menjamin keberlangsungan program PAUD dan Pemda
Kabupaten Kulon Progo telah berkontribusi dalam perencanaan dan pelaksancanaan PAUD
terutama penyediaan dana yang bersumber dari APBD serta adanya dukungan dari mitra
PAUD (Forum PAUD dan HIMPAUD) dan instansi lain. Hasil studi tersebut
mengindikasikan bahwa keberadaan lembaga PAUD memerlukan partisipasi dan kontribusi
(dana) dari seluruh komponen dan para pemangku kepentingan pendidikan (stake holders).
Selaras dengan itu, dalam penelitian Tedjawati (2013) menunjukkan bahwa
pendanaan pendidikan anak usia dini umumnya masih bersumber dari pemerintah pusat dan
daerah. Namun, hal itu dirasakan masih belum mencukupi untuk biaya operasional
pendidikan anak usia dini. Selama ini, pemerintah daerah masih mengutamakan program
wajib belajar pendidikan dasar. Berkaitan dengan peran pemerintah, penelitian UNICEF
(2009) menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia secara umum menghabiskan sekitar satu
persen anggaran pendidikan untuk PAUD antara tahun 2005-2009. Hal ini disebabkan
pembiayaan penyelenggaraan PAUD di Indonesia pada dasarnya dibiayai oleh pemerintah,
pemda, dan masyarakat. Dana yang bersumber dari masyarakat dan masih terbatas dan
tergantung pada kemampuan ekonomi masyarakat dan kesediaan masyarakat. Dana yang
bersumber dari lembaga penyelenggara masih belum memadai, hal ini sangat tergantung
kemampuan ekonomi orangtua peserta didik. Selain itu bantuan dari pemerintah dan
sumbangan masyarakat/instansi terkait berupa uang, insentif pendidik, dan alat permainan
edukatif, buku, obat-obatan, dan pemeriksaan kesehatan bagi peserta didik.
10
METODA PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun
pengertian dari metode deskriptif menurut Nazir (2005) adalah suatu metode dalam meneliti
status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Alasan memilih metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif karena penelitian ini berusaha mengungkap kesesuaian profil pelaporan
keuangan di PAUD dengan Peraturan Pemerintah Nomor 137 pasal 37, Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009, dan Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan PAUD Direktorat Pembinaan PAUD kemdiknas (2013) dan UU nomor 20
tahun 2003.
Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian iniadalah lembaga PAUD di Kota Kupang.Lembaga PAUD yang
diteliti adalah 10 lembaga PAUD yang direkomendasikan dari Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kota Kupang yang disesuaikan dengan tujuan dari penelitian ini.
Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari sumber-sumber yang berkepentingan
dengan obyek penelitian yaitu melalui wawancara terkait pelaporan keuangan yang
ada pada setiap lembaga PAUD dan kesesuaiannya dengan peraturan yang ada.
Wawancara merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden
(Subagyo 2011). Wawancara bermakna berhadapan langsung antara interview
dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan.
Wawancara dilakukan secara mendalam dengan pihak terkait yakni kepala
sekolah, tenaga administrasi keuangan (bendahara) dan pihak terkait lainnya dengan
mempersiapkan garis besar pertanyaan tentang yang akan diajukan kepada informan
untuk memperoleh informasi yang lebih jelas dan mendalam tentang berbagai aspek
yang sesuai dengan penelitian ini. Dalam pengumpulan data dari wawancara ini, data
diperoleh dari keterangan lisan, berkomunikasi langsung atau dengan tatap muka dan
11
mengajukan pertanyaan kepada responden yang terkait dengan permasalahan yang
akan diteliti.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui data-data keuangan atau.
Teknik pengumpulan data yang berasal dari catatan-catatan maupun arsip-arsip yang
berkaitan dengan pelaporan keuangan pada lembaga PAUD yang akan diteliti. Hal ini
dilakukan guna mendukung informasi yang akan diolah dalam penelitian.
Kriteria baik/tidaknya lembaga PAUD
Memenuhi indikator pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh pemerintah:
= 4
Kriteria:
Tidak baik, jika rata-rata ≤ 4
Menengah, jika rata-rata diantara 4-8
Baik, jika rata-rata ≥ 8
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Perkembangan lembaga PAUD di Kota Kupang tidak terlepas dari kerjasama berbagai
pihak antara lain pengelola lembaga, kepala sekolah, guru, orang tua murid, pemerintah dan
pihak lainnya. Secara umum jumlah lembaga PAUD mengalami peningkatan yang baik
namun hal tersebut tidak diikuti dengan peningkatan pelaporan keuangannya. Hal tersebut
dapat dilihat pada tabel dibawah ini dimana berdasarkan hasil wawancara dan observasi
terkait dokumen keuangan ditemukan adanya lembaga PAUD yang belum mengikuti standar
atau acuan yang ada dalam mengelola keuangan lembaga.
12
Tabel 1 Hasil Wawancara
No Indikator Responden Wawancara1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Dokumentasi:
a. Laporan Keuangan
b. Buku Kas Umum
c. Buku Kas Harian
d. Bukti Pembayaran Pajak
e. Bukti Pertanggungjawaban
f. Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah (RAPBS)
2. Pemanfaatan Biaya:
a. Pengalokasian Biaya Investasi
b. Biaya Operasional Lembaga
c. Biaya Pembelajaran
3. Laporan Pembiayaan:
a. Laporan Keuangan
b. Penyusunan Laporan Keuangan
c. Pendistribusian Laporan
Keuangan
TOTAL 7 4 12 4 8 11 8 5 3 3
Berdasarkan hasil wawancara pada ke-10 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di
Kota Kupang dapat diketahui bahwa hanya 4 (empat) lembaga PAUD yang sudah baik dalam
pengelolaan keuangan.
1 Nama lembaga PAUD terdapat dalam lampiran
13
Dokumentasi
Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan
penyampaian informasi keuangan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan terkait pelaporan keuangan yang terdapat pada 10 (sepuluh) lembaga PAUD,
ditemukan bahwa sebagian besar lembaga PAUD memiliki dokumen keuangan yang
bervariasi. Hanya 4 (empat) lembaga PAUD dari 10 (sepuluh) lembaga PAUD yang
digunakan dalam penelitian yang bisa dikategorikan baik jika dilihat dari segi kelengkapan
dokumen keuangan. Digolongkan dalam kategori baik karenadalam membuat dokumen
keuangan lembaga PAUD tersebut telah mengikuti aturan yang sudah ditetapkan yakni
Peraturan Pemerintah Nomor 137 pasal 37, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009, dan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan PAUD
Direktorat Pembinaan PAUD Kemdiknas (2013) dan telah memenuhi prinsip-prinsip
pengelolaan keuangan dalam UU nomor 20 tahun 2003 pasal 48, sedangkan 6 (delapan)
lembaga PAUD lainnya dikategorikan kurang baik karena belum mampu menyajikan
informasi-informasi keuangan dalam bentuk dokumen keuangan dengan baik sesuai
dengan aturan yang sudah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan salah
seorang kepala sekolah bahwa,
“Kami hanya membuat dokumen keuangan yang kami sesuaikan dengan kebutuhan di
sekolahini.Sejauh ini kami hanya membuat pembukuan sederhana yang berisi jumlah
uang yang masuk dan uang yang keluar atau yang kami sebut dengan Buku Kas
Umum.”
Hal ini terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor misalnya adanya ketidakpahaman
dalam membuat dokumen keuangan serta dokumen keuangan yang harus dimiliki tidak
sesuai dengan kebutuhan lembaga PAUD. Seperti pada lembaga PAUD 3 yaitu Tk St.
Maria Ratu Karmel yang memiliki dokumen keuangan berupa: Laporan Keuangan
Pogram, Buku Kas Umum, Buku Kas Harian, Bukti Pembayaran Pajak, Bukti
pertanggungjawaban serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Lembaga,
sedangkan lembaga PAUD 9 & 10 hanya memiliki dokumen keuangan berupa Buku Kas
Umum. Perbedaan ini terjadi karena pihak yang diberi wewenang untuk membuat
dokumen keuangan memiliki pemahaman yang berbeda dalam membuat dokumen
keuangan. Ada yang sudah sangat paham membuat dokumen keuangan dan adapula yang
14
belum paham membuat dokumen keuangan karena kurangnya pengalaman dan latar
belakang pendidikan yang tidak sesuai.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2013) bahwa
kualfikasi tenaga pendidik yang tidak sesuai berdampak padakualitas pelayanan lembaga
PAUD. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 137 Tahun 2014 pasal 24 ayat 5 sudah
ditegaskan bahwa tenaga pendidik dan kependidikan harus memiliki kualifikasi akademik
dan kompetensi yang disyaratkan yaitu harus bisa mengaplikasikan teknologi informasi
dalam administrasi pendidikan dan mendokumentasikan data kelembagaan (keuangan)
menggunakan berbagai media.
Pemanfaatan Biaya
a. Biaya Investasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2009, yaitu perihal standar pembiayaan. Jenis pembiayaan yang
dikemukakan dalam standar tersebut meliputi biaya investasi yang dipergunakan
untuk pengadaan sarana prasarana, pengembangan SDM, dan modal kerja tetap.
Hasil wawancara diketahui bahwa terdapat 6 (enam) lembaga PAUD yang tidak
secara khusus memiliki biaya investasi.
Tidak tersedianya biaya investasi dikarenakan oleh beberapa faktor,
diantaranya karena keterbatasan dana yang dimiliki sehingga sekolah lebih
memprioritaskan hal lain yang dirasa lebih penting sehingga kegiatan belajar
mengajar tetap berlangsung dan faktor terbatasnya jumlah murid sehingga sekolah
menganggap tidak perlu banyak membuat biaya-biaya lain yang tidak perlu. Hal ini
sesuai pernyataan seorang kepala sekolah,
“Untuk sementara sekolah kami belum secara khusus membuat biaya investasi.
Kalau mau dilihat dari kegunaan itu biaya investasi, yang pertama jumlah murid
kami tidak terlalu banyak sehingga tidak perlu adanya penambahan guru atau
pengembangan SDM, yang kedua gereja telah memberikan fasilitas gedung untuk
belajar dan untuk modal kerja tetap sejauh ini masih bersumber dari iuran murid
dan bantuan jemaat.”
Adanya keterbatasan dana atau kekurangan dana secara terus menerus yang
menyebabkan banyak pos-pos dana yang tidak terpenuhi.Terkait dengan pendanaan,
UU nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 46 menyatakan
bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah pusat,
15
pemerintah daerah, dan masyarakat. Pada pasal 47 sumber pendanaan pendidikan
ditentukan berdasarkan prinsip-prinsip keadilan, kecukupan, dan berkelanjutan. Untuk
itu dibutuhkan kreativitas dari para kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber
dana sehingga pos-pos dana yang seharusnya ada dapat terpenuhi dan sesuai dengan
ketentuan yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara terlihat bahwa ada lembaga PAUD yang belum
memiliki gedung sekolah sendiri serta ruang belajar yang layak.Pemerintah harus
lebih memperhatikan hal-hal seperti ini, gedung sekolah dan ruang belajar adalah
sarana untuk menunjang proses belajar dan mengajar yang menjadi kegiatan utama
dari sebuah lembaga pendidikan. Dalam Nurteti (2008) dinyatakan bahwa
keberhasilan pengelolaan atas dana pendidikan itu akan menimbulkan berbagai
manfaat diantaranya memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara
efisien artinya dengan dana tertentu diperoleh hasil yang maksimal atau dengan dana
minimal tercapai sebuah tujuan tertentu. Pada lembaga PAUD lainnya yang secara
pelaporan keuangannya dikategorikan baik, biaya investasi yang ada dialokasikan
untuk beberapa bagian penting guna menunjang keberlangsungan lembaga seperti
membangun gedung sekolah dan penambahan sarana prasarana belajar.
b. Biaya Operasional Lembaga
Sumber biaya operasional untuk setiap lembaga PAUD yang diteliti telah
sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 137 pasal 37 ayat 4 yaitu biaya
operasional dan personal lembaga dapat bersumber dari pemerintah, yayasan,
partisipasi masyarakat dan pihak lain yang tidak mengikat. Besarnya jumlah biaya
operasional untuk masing- masing lembaga PAUD berbeda antara satu dengan
lainnya. Jika dana tersebut bersumber dari pemerintah yaitu dalam bentuk bantuan
operasional pemerintah (BOP) biasanya disesuaikan dengan jumlah murid.
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa besarnya BOP adalah Rp.
600.000/murid. Hal ini sesuai dengan pernyataan seorang kepala sekolah,
“sonde setiap tahun katong bisa terima dana bantuan operasional pemerintah
(BOP), karena untuk bisa dapat bantuan katong musti ajukan proposal. Besarnya
jumlah yang bisa diperoleh tergantung dari berapa jumlah murid, kalo ada 60 murid
berarti katong terima sekitar 36 juta (Rp 600.000 x 60).”[tidak setiap tahun kita dapat
memperoleh dana BOP, karena untuk dapat memperoleh dana tersebut kita perlu
membuat proposal dan megajukannya kepada pemerintah. Besarnya dana bantuan
16
disesuaikan dengan jumlah murid. Setiap murid mendapatkan bantuan sebesar Rp
600.000, jika total murid 60 maka 60 x Rp 600.000 = 36.000.000.]
Beberapa sekolah tidak mendapatkan dana BOP karena ada faktor-faktor
teknis yang tidak dipatuhi. Biaya operasional PAUD, khsusunya bagi kalangan
masyarakat yang kurang mampu (prasejahtera) secara proporsional seyogyanya
ditanggung bersama (subsidi silang) oleh pemerintah kabupaten/kota, masyarakat, dan
keluarga sesuai tingkat kemamapuan masing-masing. Artinya, semakin status sosial
masyarakat mampu (segi ekonomi), maka peran pemerintah kabupaten/kota semakin
sedikit. Ada 3 (tiga) lembaga PAUD yang dikelola bersama gereja sehingga
pengurusan terkait keuangan sedikit berbeda dengan lembaga PAUD yang dikelola
sendiri.Semua biaya yang masuk dan keluar harus melalui prosedur karena keuangan
sekolah dan gereja menjadi 1 (satu) bagian. Hal ini sesuai dengan pernyataan seorang
kepala sekolah,
“katong disini kalo butuh uang sonde bisa langsung ambil sa kk, karena yang pegang
uang semua bendahara gereja, jadi untuk beli keperluan sekolah biasanya ibu pake
uang pribadi dulu baru nanti dia punya kwintansi atau bukti pembayaran kasi di
bendahara gereja tapi itu tidak langsung diganti, tunggu rapat gereja dulu.”[di
sekolah ini semua uang termasuk biaya operasional dipegang oleh bendahara gereja,
sehingga untuk membeli keperluan sekolah sering menggunakan dana pribadi yang
akan diganti oleh bendahara gereja setelah melakukan rapat bersama semua
pengurus gereja dengan menunjukkan bukti-bukti pembayaran.]
Masalah keterbatasan biaya operasional lembaga PAUD, hasil penelitian
Tejawati (2013) mengindikasikan bahwa walaupun pendanaan pendidikan PAUD
bersumber dari para pemangku kepentingan pendidikan (pemerintah daerah,
masyarakat, dan dunia usaha/dunia industri serta lembaga penyelenggara PAUD
sendiri), namun biaya operasional dirasakan belum mencukupi. Namun sebagian
besar lembaga PAUD yang diteliti memperoleh dana untuk biaya operasional yaitu
dari orang tua murid dalam bentuk sumbangan pembinaan pendidikan (SPP). Hal ini
sesuai dengan pernyataan seorang kepala sekolah,
“sebagian besar sumber pembiayaan operasional kami peroleh dari SPP tiap
bulan dari orang tua, karena tidak setiap tahun kami dapat memperoleh
bantuan dana dari pemerintah.”
17
Semua sumbangan itu tergantung dari kemampuan masing-masing pemberi
dana (termasuk pemerintah) dan juga dana dari masyarakat sangat tergantung dari
kemampuan ekonomi masyarakat dan kesediaan itu sendiri bervariasi. Adapun
danadari penyelenggara PAUD itu sendiri masih belum memadai dan sangat
tergantung dari kemampuan ekonomi orangtua peserta didik. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara bahwa biaya operasional yang ada bersumber dari dana
BOP dialokasikan untuk membayar honor pendidik, transport pendidik, konsumsi
anak didik pada hari tertentu dan pembayaran daya. Untuk sekolah yang sudah sangat
baik dalam pengelolaan keuangannya maka semua rincian biaya dapat dilihat dengan
jelas pada RAPBS/RAPBL sehingga semua biaya dapat dipertanggungjawabkan.
Walaupun sebagian besar biaya operasional sudah biayai oleh dana BOP maupun
SPP, pengembangan mutu pendidikan lembaga PAUD masih kurang maksimal.
c. Biaya Pembelajaran
Biaya pembelajaran pada lembaga PAUD ada yang bersumber dari dana BOP
dan ada yang bersumber dari peserta didik. Rata-rata biaya pembelajaran dialokasikan
untuk pengembangan internal lembaga PAUD seperti pengembangan kurikulum,
pengembangan bahan ajar, pengembangan media belajar, bahan praktek, alat peraga
dan alat tulis peserta didik. Sumber pendanaan yang diperoleh dari pemerintah dan
pihak lainnya diharapkan dapat digunakan untuk memenuhi kekurangan biaya
pembelajaran.Untuk itu dibutuhkan partisipasi dan kontribusi dari seluruh pihak agar
semua perencanaan terkait biaya pembelajaran dapat terpenuhi. Hal ini didukung oleh
penelitian Suharti (2013) yang menyebutkan perencanaan dan pelaksaanaan lembaga
PAUD dapat berlangsung dengan adanya kontribusi pemerintah dan pemangku
kepentingan lainnya dalam hal pendanaan.
Laporan Pembiayaan
a. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi
suatu organisasi, dimana selanjutnya itu akan menajdi suatu informasi yang
menggambarkan tentang kinerja organisasi tersebut (Fahmi 2011). Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi pada beberapa dokumen keuangan, isi dari laporan
18
keuangan dari lembaga PAUD sangat bervariasi.Ada lembaga PAUD yang sudah
mencatat semua informasi keuangan disertai dengan bukti-bukti transaksi dan ada
juga lembaga yang mencatat dengan tidak disertai bukti-bukti transaksi. Faktor yang
menyebabkan perbedaan isi dari laporan keuangan karena tidak adanya format
laporan keuangan yang menjadi acuan dalam penyusunan laporan keuangan. Hal ini
menjadi kelemahan dari peraturan yang dibuat oleh pemerintah, karena belum
mencakup kebutuhan masyarakat secara luas.
Administrasi umum yang harus dimiliki oleh lembaga PAUD diatur dalam
petunjuk teknis penyelenggaraan PAUD oleh Direktorat Pembinaan PAUD
kemdiknas (2015) dan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia nomor 137 tahun 2014 Pasal 37 tentang standar keuangan lembaga PAUD.
Untuk menghasilkan pelaporan keuangan yang baik dibutuhkan tenaga yang
kompeten dalam membuat laporan keuangan sehingga benar-benar memahami isi
dalam laporan tersebut.Masalah utama bagi lembaga PAUD yang belum secara
maksimal dalam membuat laporan keuangan ialah lembaga PAUD tidak
menempatkan tenaga yang kompeten untuk mengelola keuangan lembaga. Hal ini
berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan berdasarkan UU
nomor 20 tahun 2003 pasal 48. Ketika lembaga menempatkan tenaga yang kompeten
maka diharapkan tujuan yang sudah ditetapkan oleh lembaga itu sendiri dapat
tercapai. Salah satunya adalah menghasilkan pelaporan keuangan yang baik.
Kekurangan tenaga PAUD perlu mendapat perhatian secara khusus bagi
Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah serta masyarakat peduli pendidikan untuk
pemenuhan tenaga PAUD sesuai dengan kualifikasi yang dipersyaratkan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Kemendiknas 2013). Ditempatkannya
tenaga didik dan kependidikan yang tidak sesuai dengan kualifikasi yang diatur dalam
peraturan pemerintah dalam hubungannya dengan pelaporan keuangan dapat
menurunkankualitas pelaporan keuangan suatu lembaga PAUD. Peraturan pemerintah
nomor 137 pasal 30 yaitu: (1) Kualifikasi akademik tenaga administrasi PAUD
memiliki ijazah minimum Sekolah Menegah Atas (SMA); (2) Kompetensi Tenaga
Administrasi satuan atau program PAUD memenuhi kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi manajerial.
19
b. Penyusunan Laporan Keuangan
Jangka waktu penyusunan laporan keuangan dan jenis laporan keuangan
masing-masing lembaga berbeda. Ada yang membuat laporan keuangan harian,
mingguan, bulanan dan tahunan. Untuk sekolah yang dikelola bersama dengan gereja
maka laporan keuangan setiap harinya secara harus dilaporkan kepada bendahara
gereja. Untuk sekolah yang dikelola sendiri cenderung membuat laporan keuangan
bulanan.Bentuk fisik laporan keuangan sendiri tidak jauh berbeda dengan bentuk
Buku Kas umum yang hanya berisi catatan kas masuk dan keluar. Setiap sekolah yang
memperoleh dana BOP wajib membuat laporan penggunaan dana BOP. Laporan
penggunaan dana BOP dibuat setiap akhir tahun sebagai bentuk laporan
pertanggungjawaban kepada dinas.
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi
keuangan suatu perusahaan atau organisasi, dan lebih jauh informasi tersebut dapat
dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan atau organisasi tersebut
(Fahmi 2013). Teknik penyusunan laporan keuangan yang berbeda disebabkan karena
acuan dan aturan yang dibuat oleh pemerintah tentang bagaimana mengelola
keuangan lembaga PAUD tidak disosialisasikan kepada para pengelola lembaga
sehingga masing-masing lembaga menyusun laporan keuangan berdasarkan
kebutuhan dari masing-masing lembaga.
Penyusunan laporan keuangan sebagian besar dilakukan langsung sendiri oleh
para kepala sekolah karena keterbatasan tenaga pendidik lainnya dalam mengelola
keuangan sekolah. Fakta ini menunjukkan bahwa lembaga PAUD belum mengikuti
standar kompetensi tenaga didik dan kependidikan terkait wewenang untuk mengelola
data keuangan. Bahkan ada kepala sekolah yang tidak memiliki latar belakang yang
kompeten sehingga mengharapkan bantuan pihak ketiga dalam melakukan
pengelolaan laporan keuangan.
c. Pendistribusian Laporan Keuangan
Laporan keuangan program didistribusikan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing laporan. Untuk laporan penggunaan dana BOP didistribusikan kepada
pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang. Untuk
laporan yang lain biasanya hanya didistribusikan kepada ketua lembaga dan yayasan
jika dikelola bersama dengan gereja. Pendistribusian laporan keuangan merupakan
20
bentuk pertanggungjawaban dari sekolah kepada pihak-pihak terkait atas penggunaan
dana dalam kurun waktu tertentu. Hal ini sesuai dengan prinsip akuntabilitas dalam
UU nomor 20 Tahun 2003 pasal 48 yang mengatur tentang pengelolaan keuangan
sekolah.
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Mengacu pada hasil kajian dan pembahasan disimpulkan sebagai berikut. Pertama,
pendirian 10 lembaga PAUD di Kota Kupang jika dilihat dari profil pelaporan keuangan
belum sepenuhnya mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Hal tersebut
dapat dilihat dari kelengkapan dokumentasi data keuangan yang ada dari tiap-tiap lembaga
PAUD masih jauh dari kata baik karena hanya 4 lembaga PAUD dari 10 lembaga yang
diteliti yang sudah menaati aturan yang ada. Sedangkan dari sisi pemanfaatan biaya, masih
banyak PAUD yang belum memanfaatkan dana sesuai dengan pos-pos dana yang ditetapkan
karena adanya keterbatasan dana yang dimiliki sehingga keberlangsungan lembaga tidak
memiliki perkembangan yang signifikan. Partisipasi pemerintah dalam bentuk bantuan dana
belum dirasakan oleh lembaga PAUD karena sebagian besar lembaga PAUD mendapatkan
sumber pembiayaan utama dari orang tua dalam bentuk SPP .
Keterbatasan dalam penelitian yang ini sebagai berikut. Pertama, pemilihan lembaga
PAUD sebagai lokasi penelitian terbatas oleh karena lembaga yang diteliti sudah ditetapkan
oleh pemerintah setempat. Kedua, pada saat proses wawancara dan observasi dokumen
keuangan dimana peneliti tidak dapat memperoleh informasi yang lebih rinci terkait dokumen
keuangan dan tidak diijinkan untuk melihat data keuangan dari beberapa lembaga PAUD
yang diteliti. Keterbatasan lainnya adalah waktu penelitian yang terlalu singkat sehingga
tidak semua informasi penting dapat diperoleh.
Atas dasar kesimpulan, maka disarankan sebagai berikut. Pertama, bagi pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah secara khusus mengadakan diklat/sosialisasi tentang
pengelolaan keuangan. Kedua, pemerintah harus lebih teliti dalam memberikan ijin bagi para
pengelola untuk mendirikan lembaga PAUD agar kualifikasi Kepala Lembaga, Tenaga didik
dan kependidikan, serta Tenaga Administrasi sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang
sudah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Ketiga, lembaga PAUD yang ada
mulai mencadangkan biaya investasi sekian % dari dana yang diperoleh serta diharapkan
21
adanya keterlibatan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses pengelolaan
keuangan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anggawirya.2000. Akuntansi Berdasarkan Prinsip Akuntansi Perusahaan Jasa dan Dagang.
Jakarta: PT Ercontara Rajawali.
Barnawi & Ardy. W. N. 2011. Format PAUD. Jakarta: Ar-Ruzzmedia. BK 2009.
Depdiknas. 2012.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini 2013. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
PAUD. Jakarta: Kemdiknas.
Depdiknas. 2009. Peraturan MenteriPendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini. Jakarta: Kemdiknas.
Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 53 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta: Kemdiknas.
Irham, Fahmi. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: CV Alfabeta.
Jones. 1992. The Development of conceptual Frameworks of Accounting For The Public
Sector. Jurnal Financial Accounting and Management. 8 (4): 249-264).
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke Satu. Jakarta: Bumi Aksara.
Kasijan. 2009. Perbedaan Presepsi Antar Stakeholders Terhadap Dukungan Pejabat dalam
Penerapan SAP, Akuntabilitas Keuangan dan Transparansi pada Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris di Kabupaten Kulon Progo).
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
23
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014.Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: Kemendikbud.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurteti, L. 2008. Analisis Kebijakan Pembiayaan Pendidikan di Indonesia. Surabaya.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementrian Keuangan. 2009. Peraturan Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-47/PB/2009 tentang Petunjuk
PelaksanaanPenatausahaandanPenyusunan Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja
Purnamasari, W. W. 2013. Studi Perbandingan Pengembangan Layanan PAUD di Kecamatan
Brebes dan di Kecamatan Bulukamba Kabupaten Brebes.Indonesian Journal of
Early Childhood Education StudiesVol 2 (1).
Suharti.2013. Manajemen pendidikan anak usia dini (paud) dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajaran (studi perbandingan pada paud terpadu negeri pembina dan paud
rabbi roddiyah kabupaten Rejang Lebong.Tesis tidak diterbitkan.Bengkulu:
Universitas Bengkulu.
Tejawati, J. M. 2012. Penyelenggaraan program pendidikan anak usia dini (paud) dalam
rangka otonomi daerah: studi kasus di kabupaten Kulon Progo. Jurnal Penelitian
Kebijakan PendidikanVol 5 (2): 233-237.
Tejawati, J. M. 2013. Pendanaan pendidikan anak usia dini. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan Vol 19 (3): 353-361.
UNICEF. 2009.Holistic ECD for All in Indonesia: Supporting Communities to Close the
Gap. (PAUD Holistik Untuk Semua. Mendukung Masyarakat Dalam
Menjembatani Kesenjangan). Indonesia.
24
LAMPIRAN
Dokumen Keuangan
BUKU KAS UMUM
TANGGAL KETERANGAN Fol. DEBIT
(Rp)
KREDIT
(Rp)
SALDO
(Rp) TRANSAKSI Ke
SALDO AWAL
1,574,050
01 JUNI 2016
01 Juni
2016
Bayar 21 lembar
sertifikat anak TK
242,000
Bayar 15 Lembar
Fotocopi surat tugas
2,500
Bayar Jilid 1 buku
3,500
Bayar 1 lembar
fotocopi warna
5,000
03 Juni
2016
Bayar 1 rim kertas
duplicator
21,000
Bayar 1 buah lakban
12,500
09 Juni
2016 Terima 1 bulan SPP
50,000
10 Juni
2016 Terima 1 bulan SPP
50,000
11 Juni
2016 Bayar 1 pak map biasa
22,500
Bayar 220 lembar fc
raport anak TK
48,000
13 Juni
2106 Terima 1 bulan SPP
50,000
14 Juni
2016
Bayar biaya makan
anak TK
200,000
25
Terima 1 bulan SPP 50,000
Bayar 1 dos tissue
paseo
15,000
15 Juni
2016
Bayar 1 bolpoint tanda
tangan
17,500
200,000 589,500 1,774,050
(589,500)
1,184,550
26
RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH TAHUN
AJARAN
2016/2017
NO RENCANA
PENDAPATAN/SUMBER
JUMLAH
DANA
(Rp)
NO RENCANA
PENGELUARAN
JUMLAH
DANA
(Rp)
1 Subsidi Dari Jemaat 34,600,000 1 1.1 Honor kepala
sekolah
@Rp 750000 x 12 = 9,000,000
1.2 Honor guru TK
@Rp 650000 x 12 = 15,600,000
1.3 Seragam sekolah
olahraga
(Rp 100000 x 50) 5,000,000
seragam yayasan (Rp
100000 x 50) 5,000,000
2 Biaya Pendaftaran (Orang
Tua Murid) 1,350,000 2
2.1 Administrasi
pendaftaran MB -
2.2 Buku
penghubung
@Rp10000 x 50 500,000
2.3 Buku catatan
anekdot
@Rp10000 x 50 500,000
2.4 Buku Induk 100,000
2.5 Biaya
penyusunan program
tahunan
250,000
2.6 Transport panitia
tahunan -
27
3
Dana Operasional
Pendidikan (Orang tua
Murid)
2,380,000 3 3.1 Pembinaan
pendidikan/ATK dll 1,000,000
3.2
Pelatihan/supervisi
dan workshop
500,000
3.3 Insentif guru -
3.4 Transport lokal -
3.5 Biaya kegiatan
ekstrakurikuler 200,000
3.6 Biaya foto copy
dan pengadaan
laporan
@Rp15000 x 12= 180,000
3.7 Biaya
pemeliharaan
komputer
250,000
3.8 Biaya suguhan 250,000
4
Sumbangan Peningkatan
Mutu Pendidikan (Orang
Tua Murid)
3,780,000 4 4.1 Lomba kreatifitas
guru dan anak 500,000
4.2 Iuran MKTK, 60,000
IGTKI 120,000
KKKTK @Rp10000
x 12= 120,000
Gugus Guru
@Rp5000 x 3 x 12= 180,000
Yapenkris @Rp
2000 x 12 x 50= 1,200,000
4.3 Biaya
pelaksanaan
pembelajaran/
1,100,000
pendekatan saintifik
4.4 Tak terduga 500,000
28
5 Dana Pembangunan - 5 5.1 pembayaran air -
5.2 pembayaran
listrik -
5.3 pembayaran
telpon/internet -
6 Sumbangan Gizi 9,000,000 6 6.1 biaya gizi anak
TK
@Rp15000 x 12 x
50= 9,000,000
TOTAL 51,110,000
51,110,000
29
LAPORAN DANA BOP
NO TANGGAL URAIAN DEBIT
(Rp)
KREDIT
(Rp)
SALDO
(Rp)
SALDO
AWAL -
-
1
11 Agustus
2016 Terima dana BOP 2016
12,600,000
I. BUKU-BUKU
PENUNJANG PELAJARAN
Bayar pengadaan dan penjilian
perangkat pembelajaran
program semester 1 dan 2,
program mingguan, pedoman
kompetensi, SOP, Penilaian
Kurikulum 2103 PAUD
800,000
Bayar 25 buku rapor anak @
Rp 15,000
375,000
Bayar 1 buah buku induk
100,000
1) Bayar 18 buah buku judul
"ditempat Baik" @ 12,000
216,000
2) Bayar 25 buah buku judul
"Anak Yang Baik" @ Rp
12,000
300,000
3) Bayar 25 buah buku "Bisa
Menjaga Diri" @ Rp 12,000
300,000
4) Bayar 25 buah buku judul
"Kegiatanku" @ Rp 12,000
300,000
5) Bayar 25 buah buku judul
"Anak Terampil" @ Rp
12,000
300,000
6) Bayar 25 buah buku judul
300,000
30
"Siap Berkarya" @ Rp 12,000
7) Bayar 25 Buah buku judul
"Sopan dan Peduli " @ Rp
12,000
300,000
8) Bayar 25 buah buku judul
"Menulis Lambang Bilangan"
@ Rp 12,000
300,000
9) Bayar 25 buah buku judul
"Membentuk Kata" @ Rp
12,000
300,000
10) Bayar 25 buah buku judul
"Pandai Berbahasa" @ Rp
12,000
300,000
11) Bayar 25 buah buku judul
"Menyusun Kalimat
Sederhana" @ Rp 12,000
300,000
31
RINCIAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN DANA TAHUN AJARAN
2016/2017
NO RENCANA
PENDAPATAN/SUMBER
JUMLAH
DANA
(Rp)
RENCANA PENGELUARAN
JUMLAH
DANA
(Rp)
1 Subsidi Dari Jemaat 34,600,000 1.1 Honor kepala sekolah
@Rp 750000 x 12 = 9,000,000
1.2 Honor guru TK
@Rp 650000 x 12= 15,600,000
1.3 Seragam sekolah olahraga
(Rp 100000 x 50) 5,000,000
seragam yayasan (Rp 100000 x 50) 5,000,000
2 Biaya Pendaftaran (Orang
Tua Murid) 1,350,000 2.1 Administrasi pendaftaran MB -
2.2 Buku penghubung
@Rp10000 x 50 500,000
2.3 Buku catatan anekdot
@Rp10000 x 50 500,000
2.4 Buku Induk 100,000
2.5 Biaya penyusunan program tahunan 250,000
2.6 Transport panitia tahunan -
3
Dana operasional
pendidikan (orang tua
murid)
2,380,000 3.1 Pembinaan pendidikan/ATK dll 1,000,000
3.2 Pelatihan/supervisi dan workshop 500,000
3.3 Insentif guru -
3.4 Transport lokal -
32
3.5 Biaya kegiatan ekstrakurikuler 200,000
3.6 Biaya foto copy dan pengadaan
laporan
@Rp15000 x 12= 180,000
3.7 Biaya pemeliharaan komputer 250,000
3.8 Biaya suguhan 250,000
4 Sumbangan peningkatan
mutu 3,780,000 4.1 Lomba kreatifitas guru dan anak 500,000
pendidikan (orang tua
murid)
4.2 Iuran MKTK, 60,000
IGTKI 120,000
KKKTK @Rp10000 x 12= 120,000
gugus guru @Rp5000 x 3 x 12= 180,000
yapenkris @Rp 2000 x 12 x 50= 1,200,000
4.3 Biaya pelaksanaan pembelajaran/ 1,100,000
pendekatan saintifik
4.4 Tak terduga 500,000
5 Dana pembangunan (orang
tua murid) - 5.1 pembayaran air -
5.2 pembayaran listrik -
5.3 pembayaran telpon/internet -
6 Sumbangan gizi (orang tua
murid) 9,000,000 6.1 15 kg kacang hijau @ Rp 20000 300,000
6.2 10 kg gula lempeng @ Rp 20000 200,000
6.3 15 kg gula pasir @ Rp 15000 225,000
6.4 15 rak telur ayam @ Rp 52000 780,000
6.5 20 kg beras @ Rp 10000 200,000
6.6 20 ekor ayam @ Rp 50000 1,000,000
33
6.7 sayur @ Rp 50000 840,000
6.8 120 liter minyak tanah @ Rp 5000 600,000
6.9 10 dos mie sedap goreng @ Rp
120000 1,200,000
6.10 bumbu-bumbu @ Rp 1000000 1,000,000
6.11 10 kg daging sapi @ Rp 60000 600,000
6.12 tahu dan tempe @ Rp 45000 450,000
6.13 12 dos susu dancow @ Rp 90000 1,080,000
6.14 minyak bimoli 15 liter @ Rp 15000 225,000
6.15 kue-kue 200 buah @ Rp 1500 300,000
TOTAL 51,110,000
51,110,000
34
LAPORAN PENGGUNAAN DANA BOP
PENERIMAAN PENGELUARAN
NO TANGGAL
URAIAN
JUMLAH
(Rp) NO TANGGAL
URAIAN
NO.
BKU &
KWTS
JUMLAH
(Rp) UANG MASUK
1
08 Desember
2016
Pemasukan
Dana BOP 20,400,000 1 17 Oktober 2016 A. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Buku-buku pembelajaran PAUD A.1.1
Anak baik 5 eks x Rp 11000
55,000
Anak terampil 5 eks x Rp 12500
62,500
Ciri-ciri benda 5 eks x Rp 12500
62,500
Membuat makanan 5 eks x Rp 12500
62,500
Menyusun kalimat sedrhana 5 eks x Rp 12500
62,500
Menulis lambang bilangan 5 eks x Rp 11500
57,500
Di tempat baru 5 eks x Rp 12500
62,500
Siap berkarya 5 eks x Rp 12500
62,500
Sopan dan peduli 5 eks x Rp 11000
55,000
35
Bisa menjaga diri 5 eks x Rp 12000
60,000
Maze dan puzzle 5 eks x Rp 11000
55,000
Pencobaan sederhana 5 eks x Rp 12500
62,500
Pandai berbahasa 5 eks x Rp 12500
62,500
Membentuk kata 5 eks x Rp 12500
62,500
Kegiatanku 5 eks x Rp 11000
55,000
Perilaku baik 3 eks x Rp 11000
33,000
Hasil karyaku 3 eks x Rp 12500
37,500
Suka berteman 3 eks x Rp 12500
37,500
Kata ajaib 3 eks x Rp 11000
33,000
Gerak tubuh 3 eks x Rp 12000
36,000
Bermain maze 3 eks x Rp 11000
33,000
Benda berteknologi sederhana 3 eks x Rp 12500
37,500
Latihan berbahasa 3 eks x Rp 12500
37,500
Memasangkan huruf 3 eks x Rp 12500
37,500
Bisa memilih 3 eks x Rp 11000
33,000
Lincah dan sehat 3 eks x Rp 12500
37,500
36
Mengelompokkan benda 3 eks x Rp 12500
37,500
Fungsi benda 3 eks x Rp 12500
37,500
Mengenal kalimat pendek 3eks X Rp 12500
37,500
Mengenal angka dan huruf 3 eks X Rp 11000
33,000
Total A.1
1,438,500
20 September
2016 2. Peralatan pembelajaran habis pakai
A.2.1
Kertas folio 70 gr 10 rim x Rp 40000
400,000
Buku Folio 200 kiky 2 pak x Rp 170000
3,400,000
Spidol 612 htm snowman kecil 2 pak x Rp 7500
15,000
Spidol 612 br snowman kecil 2 pak x Rp 7500
15,000
Bolpoint NX7 2 pak x Rp 27500
55,000
Spidol 612 warna 2 pak x Rp 12500
25,000
double tip 1 pcs x Rp 35000
35,000
Flackban bebning 48 mm 2 rol x Rp 18000
36,000
Flackban hitam 48 mm 2 rol x Rp 18000
36,000
22 September Buku folio 100 kiky 2 pak x Rp 150000 A.2.2 300,000
37
2016
Gunting star 13 cm 4 lusin x Rp 75000
300,000
pensil 2B fabel castel 5 pak x Rp 35000
175,000
spidol hitam snowman besar 2 pak x Rp 72500
145,000
26 September
2016 Plastik laminating 2 rim x Rp 110000
A.2.3 220,000
Hecter kenko besar 1 buah x Rp 71000
71,000
Isi hecter besar 1 pak x Rp 45000
45,000
Buku tulis kiky isi 38 20 pak x Rp 25000
500,000
Kertas origami 2123 1 lusin x Rp 26000
26,000
04 Nopember
2016 Plastisin 2 pak x Rp 12500
A.2.4 25,000
Catrik hitam 810 1 buah x Rp 225500
225,000
Balok geometri 1 pcs x Rp 500000
500,000
38
BUKU KAS UMUM
PENERIMAAN PENGELUARAN
NO
TANGGAL
URAIAN JUMLAH
(Rp) NO TANGGAL URAIAN
NO.
BKU
&
KWT
S
JUMLA
H
(Rp) UANG MASUK
1 08 Desember
2016
Pemasukan
dana BOP
20,400,00
0 1
20 September
2016 Kertas folio 70gr 10 rim x Rp 40000 A.2.2 400,000
Buku folio 100 kiky 2 pak x Rp
170000
340,000
Spidol 612 htm snowman kecil 2 pak
x Rp 7500
15,000
Spidol 612 br snowman kecil 2 pak x
Rp 7500
15,000
Bolpoint NX7 2 pak x Rp 27500
55,000
Spidol 612 warna 2 pak x Rp 27500
25,000
Double tip 1 pcs x Rp 35000
35,000
Flackban bening 48 mm 2 rol x Rp
18000
36,000
39
Flackban hitam 48 mm 2 rol x Rp
18000
36,000
2
22 September
2016
Buku folio 100 kiky 2 pak x Rp
150000 A.2.2 300,000
Gunting star 13 cm 4lusin x Rp 75000
300,000
pensil 2B fabel castel 5 pak x Rp
35000
175,000
Spidol hitam snowman besar 2 pak x
Rp 72500
145,000
3
23 September
2016 Buku raport 42 x Rp 15000 B.1.1 630,000
4
24 September
2016
Penggunaan pulsa internet bulan
september 2016 C.3.1 250,000
5
26 September
2016 Plastik laminating 2 rim x Rp 110000 A.2.3 220,000
Hecter kenko besar 1 buah x Rp 71000
71,000
Isi hecter besar 1 pak x Rp 45000
45,000
Buku tulis kiky isi 38 20 pak x Rp
25000
500,000
Kertas origami 2123 1 lusin x Rp
26000
26,000
40
6
27 September
2016
Penyediaan makanan tambahan bulan
september 2016 minggu I B.5.1 225,000
7
28 September
2016
Transport guru untuk kegiatan KKG
bulan september 2016 B.3.1 107,500
Transport guru untuk kegiatan KKG
bulan september 2016 B.3.2 107,500
8
29 September
2016 Kotak P3K
175,000
Minyak nona mas 2 pcs
44,000
Balsem Tjingjiau 369 2 pcs
32,000
Caplang minyak GPU 2 pcs
33,400
Minyak tawon FF 2 pcs
75,000
Stella all in one lemon 1 pcs
15,000
Pettol hand soap 2 pcs
70,000
Sunlight jeruk nipis 2 pcs
37,000
Domestos wipol classic 2 pcs
35,000
Soklin lantai rose 2 pcs
39,000
porstex biru 100 ml 1 pcs
22,500
41
Vixal kuat harum 800 ml 1 pcs
29,100
9
30 September
2016 Tambahan transport pendidik (kepsek) B.4.1 225,000
Penyediaan makanan tambahan bulan
september 2016 minggu II B.5.2 225,000
Dokumentasi kegiatan anak didik
bulan september 2016 C.2.1 140,000
TOTAL
5,256,00
0
42
Surat Penelitian
43
Nama Lembaga PAUD
44
Panduan Wawancara
45