Upload
dangtuyen
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU
DALAM PEMBUATAN BENANG RAYON 100% DENGAN METODE EOQ
PADA PT. ADIKENCANA MAHKOTABUANA
KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi Syarat – syarat Mencapai
Gelar Ahli Madya di Bidang Manajemen Bisnis
Oleh :
IKE ISWANDAYANI
F3509037
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BENANG RAYON 100% DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER
QUANTITY) PADA PT. ADIKENCANA MAHKOTABUANA KARANGANYAR
IKE ISWANDAYANI
F3509037
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal, (2) mengetahui frekuensi pemesanan yang optimal, (3) mengetahui total biaya persediaan yang optimal, (4) mengetahui kuantitas persediaan pengaman (safety stock), (5) mengetahui waktu pemesanan kembali (reorder point). Data yang dipelajari berupa data tentang kebutuhan bahan baku, dan biaya – biaya yang ditimbulkan dalam pemesanan dan penyimpanan selama tahun 2011. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan pemeriksaan dokumen. Metode pembahasan yang digunakan adalah pembahasan deskriptif yaitu membuat gambaran secara sistematis dengan menggunakan obyek yang diteliti dan optimasi keputusan yaitu teknik untuk melakukan sintesa suatu keputusan optimal dalam bidang manajemen industri.
Pendekatan yang digunakan adalah Metode Economic Order Quantity (EOQ). Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) menentukan besarnya kuantitas pembelian bahan baku yang optimal, (2) menentukan frekuensi pembelian yang optimal, (3) menentukan total biaya persediaan, (4) menentukan besarnya titik pemesanan kembali, (5) menentukan waktu pemesanan kembali. Hasil analisis pengendalian persediaaan bahan baku PT. Adikencana Mahkotabuana diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) kuantitas pembelian optimal sebesar 782,81 karung, dengan frekuensi pembelian sebanyak 13 kali, (2) total biaya persediaan sebesar Rp. 2.499.955,49 (3) kuantitas persediaan pengaman sebesar 527 karung, (4) pemesanan kembali dilakukan pada 655 karung.
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran kepada PT. Adikecana Mahkotabuana agar mempertimbangkan penggunaan metode EOQ serta menetukan besarnya persediaan pengaman dan kapan perusahaan harus melakukan pemesanan kembali agar pengendalian persediaan yang efektif serta efisien dapat tercapai.
Kata Kunci : Persediaan Bahan Baku EOQ
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
v “ Jangan menyerah jika berada dalam keadaan yang serba salah, jangan
bingung jika tidak ada yang mendukung. Teruslah berusaha, dan
sekiranya orang-orang menganggapmu sebagai orang biasa, namun
yakinlah suatu saat engkau akan menjadi sesuatu yang luar biasa.
Bukankah untuk menjadi sebuah gambar, dimulai dari sebuah titik ?,
untuk menjadi sebuah danau dimulai dari setetes air ?, dan untuk menjadi
besar dimulai dari yg kecil ?, semua butuh proses , maka bersabarlah,
karena sabar akan membimbing kita menuju kemenangan yg besar”.
v “ Terkadang kita butuh Kesedihan untuk memahami arti sebuah
kebahagiaan, terkadang kita butuh Tangisan untuk menggali arti
senyuman dan terkadang kita butuh Kekurangan untuk mengetahui arti
sebuah kecukupan.
v Bahwa perjuangan yang suci itu senantiasa mendapat pertolongan dari
Tuhan. (Jenderal Soedirman)
v Aku belajar dari masa lalu, menjalani hari ini, dan menaruh harapan
pada masa depan. (Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan,
v Untuk Ibu-ku
Pijatan – pijatan hangat itu memudarkan lelahku.
Dengan segala do’a, pengorbanan darimu,
membuat semangatku kian menggebu.
v Untuk Bapak-ku
Atas segala curahan tenaga yang terkepak,
demi hidup anakmu agar lebih layak.
Baktiku untukmu hingga kelak.
v Untuk Adik-ku
Semoga untukmu aku selalu menjadi kakak yang baik.
v Untuk teman – teman Manajemen Bisnis 2009 v Untuk Almameter-ku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini
dengan judul “ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM
PEMBUATAN BENANG RAYON 100% DENGAN METODE EOQ PADA PT.
ADIKENCANA MAHKOTABUANA “. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini,
tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa
kelancaran dan keberhasilan dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas berkat
bantuan, dukungan, dorongan semangat dan bimbingan dari beberapa pihak,
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini, kepada :
1. Bapak Wisnu Untoro Ms, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
2. Ibu Sinto Sunaryo, SE, Msi selaku Ketua Program D3 Manajemen Bisnis
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Deny Dwi Hartomo, SE, Msi selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir yang dengan sabar membimbing dan memberikan arahan dalam
proses penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Aidy Hartono, selaku direktur utama PT. Adikencana
Mahkotabuana, yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian.
5. Bapak Hilmar Pangaribuan, selaku pembimbing lapangan dari PT.
Adikencana Mahkotabuana, yang telah berkenan memberikan
bimbingannya.
6. Seluruh karyawan PT. Adikencana Mahkotabuana, khususnya kepada
Bapak Joko, Ibu Dewi, Mbak Elli, yang senantiasa membantu dalam
pengumpulan data yang dibutuhkan serta mendampingi penulis selama
magang kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
7. Kedua Orang tuaku, yang telah membesarkan dan mendidikku. Terima
kasih yang mutlak dan sekaligus permintaan maaf kepada beliau berdua
karena hanya dengan dukungan beliaulah pendidikan hingga perguruan
tinggi dapat tergapai. Menyadari, tanpa keduanya mustahil ku bisa
menjadi seperti sekarang. Begitu banyak pengorbanan yang diberikan dari
kecil hingga dewasa. Pengorbanan serta kasih sayang yang tak terhingga.
8. Mas Agus (Si Dejavu) yang senantiasa mengiringi langkahku dengan
sentuhan semangat, rajutan canda dan sekotak angan.
9. Teman – teman Manajemen Bisnis 2009, khususnya untuk mereka yang
telah menjadi kawan terbaik menjalani serta melewati tiga tahun ini,
memberikan semangat , bantuan dan saran untuk menyelesaikan Tugas
Akhir ini. Mereka adalah Anggun Trisna Putri, Dewi Siti Zulaikha
(Dhede’), Dwi Saptutik (Mbak Wiek), Evi Dyah Verawati (Gembrot), Evy
Ari Kurniawati (Tiger), Fauzia Dinar Aprineza, Kartika Tri Utami dan
Andriani Melina Probowati (meski sekarang sudah terpisah dengan
fakultas yang berbeda).
10. Teman – teman kos, yang telah menjadi keluarga keduaku, yang selalu
kurepotkan, Windri, Sasa, Dek Fitri, spesial untuk Allan Dwi Budhiastuti
(terimakasih untuk pinjaman printernya dan selalu ku andalkan saat gagap
akan teknologi).
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan Tugas Akhir ini, kiranya Allah
SWT membalas kebaikan kalian semua.
Surakarta, 4 Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
ABSTRAK ........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iv
MOTTO ................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A.................................................................................. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. ................................................................................. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. ................................................................................. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D.................................................................................. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
E. ................................................................................. Metode Penelitian ...................................................................... 6
F. ................................................................................. Kerangka Pemikiran .................................................................... 13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.................................................................................. PERSEDIAAN 1. ............................................................................ Pengertian
Persediaan ............................................................. 15 2. ............................................................................ Fungsi
Persediaan ............................................................. 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
3. ............................................................................ Tujuan Persediaan ............................................................. 19
4. ............................................................................ Jenis Persediaan ............................................................. 20
5. ............................................................................ Biaya Persediaan ............................................................. 21
B. ................................................................................. BAHAN BAKU 1. ............................................................................ Pengertian
Bahan Baku ........................................................... 23 2. ............................................................................ Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Bahan Baku ................. ................................................................................ 24
C. ................................................................................. EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) 1. ............................................................................ Pengertian
Pengendalian Persediaan Economic Order Quantity (EOQ) ........................................... 25
2. ............................................................................ Biaya Dalam EOQ ........................................................... 26
3. ............................................................................ Metode EOQ ...................................................................... 28
D.................................................................................. TOTAL BIAYA PERSEDIAAN (TOTAL INVENTORY COST) ................................................. 29
E. ................................................................................. WAKTU TUNGGU (LEAD TIME) ........................................... 29
F. ................................................................................. PERSEDIAAN PENGAMAN (SAFETY STOCK) ......................
....................................................................................... 29
G.................................................................................. TITIK PEMESANAN ULANG (RE ORDER .......................... ....................................................................................... 30
BAB III. PEMBAHASAN
A.................................................................................. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. ............................................................................ Sejarah
Perusahaan ............................................................ 32 2. ............................................................................ Visi dan
Misi Perusahaan .................................................... 33 3. ............................................................................ Struktur
Organisasi .............................................................. 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
4. ............................................................................ Aspek Pemasaran dan Distribusi ...................................... 41
5. ............................................................................ Aspek Sumber Daya Manusia .......................................... 41
6. ............................................................................ Proses Produksi ................................................................ 44
B. ................................................................................. LAPORAN MAGANG KERJA 1. ............................................................................ Pengertian
Magang Kerja ........................................................ 49 2. ............................................................................ Tujuan
Magang Kerja ........................................................ 49 3. ............................................................................ Manfaat
Magang Kerja ........................................................ 49 4. ............................................................................ Waktu dan
Tempat Magang Kerja .......................................... 50 5. ............................................................................ Prosedur
Magang Kerja ........................................................ 50
C. ................................................................................. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1. ............................................................................ Kebutuhan
Bahan Baku ........................................................... 52 2. ............................................................................ Pembelian
Bahan Baku ........................................................... 53 3. ............................................................................ Kebijakan
Perusahaan ............................................................ 56 4. ............................................................................ Metode
EOQ ...................................................................... 58 5. ............................................................................ Perbanding
an Persediaan Bahan Baku Antara Kebijakan Perusahaan dengan Menggunakan Metode EOQ ......................................................... 63
BAB IV. PENUTUP
A.................................................................................. KESIMPULAN ............................................................................. 66
B. ................................................................................. SARAN ....................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
3.1 Data Jumlah Karyawan .................................................................... 42
3.2 Jam Kerja Bagian Kantor ................................................................. 43
3.3 Jam Kerja Bagian Produksi .............................................................. 43
3.4 Data Kebutuhan Bahan Baku ........................................................... 53
3.5 Rincian Biaya Pemesanan ................................................................ 54
3.6 Rincian Biaya Penyimpanan ............................................................ 56
3.7 Perhitungan Standar Deviasi ............................................................ 61
3.8 Tabel Perbandingan .......................................................................... 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
1.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 13
2.1 Biaya Persediaan Metode EOQ ..................................................... 27
3.1 Struktur Organisasi ....................................................................... 35
3.2 Alur Produksi Benang Rayon ....................................................... 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Jadwal Pelaksanaan Magang Kerja
Lembar Penilaian
Perhitungan dengan POM
Surat Pernyataan Magang Kerja
Surat Pernyataan Tugas Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BENANG RAYON 100% DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER
QUANTITY) PADA PT. ADIKENCANA MAHKOTABUANA KARANGANYAR
IKE ISWANDAYANI
F3509037
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal, (2) mengetahui frekuensi pemesanan yang optimal, (3) mengetahui total biaya persediaan yang optimal, (4) mengetahui kuantitas persediaan pengaman (safety stock), (5) mengetahui waktu pemesanan kembali (reorder point). Data yang dipelajari berupa data tentang kebutuhan bahan baku, dan biaya – biaya yang ditimbulkan dalam pemesanan dan penyimpanan selama tahun 2011. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan pemeriksaan dokumen. Metode pembahasan yang digunakan adalah pembahasan deskriptif yaitu membuat gambaran secara sistematis dengan menggunakan obyek yang diteliti dan optimasi keputusan yaitu teknik untuk melakukan sintesa suatu keputusan optimal dalam bidang manajemen industri.
Pendekatan yang digunakan adalah Metode Economic Order Quantity (EOQ). Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) menentukan besarnya kuantitas pembelian bahan baku yang optimal, (2) menentukan frekuensi pembelian yang optimal, (3) menentukan total biaya persediaan, (4) menentukan besarnya titik pemesanan kembali, (5) menentukan waktu pemesanan kembali. Hasil analisis pengendalian persediaaan bahan baku PT. Adikencana Mahkotabuana diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) kuantitas pembelian optimal sebesar 782,81 karung, dengan frekuensi pembelian sebanyak 13 kali, (2) total biaya persediaan sebesar Rp. 2.499.955,49 (3) kuantitas persediaan pengaman sebesar 527 karung, (4) pemesanan kembali dilakukan pada 655 karung.
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran kepada PT. Adikecana Mahkotabuana agar mempertimbangkan penggunaan metode EOQ serta menetukan besarnya persediaan pengaman dan kapan perusahaan harus melakukan pemesanan kembali agar pengendalian persediaan yang efektif serta efisien dapat tercapai.
Kata Kunci : Persediaan Bahan Baku EOQ
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada situasi perkembangan dunia global yang terjadi saat ini
menempatkan suatu negara berada pada jalur perdagangan bebas dan
terbuka, hal tersebut memicu lahirnya suatu persaingan yang kuat.
Persaingan tersebut secara dominan terjadi pada sektor perindustrian. Ini
mendorong pelaku industri untuk berkompetisi menciptakan produk-
produk bermutu lebih tinggi dari industri sejenis lainnya. Tentu saja hal
tersebut di imbangi dengan harga jual yang ekonomis, serta tetap
mempertahankan keuntungan dari perusahaan itu sendiri.
Semua aspek di dalam suatu perusahaan akan menentukan serta
mempengaruhi baik tidaknya mutu dari produk yang dihasilkan. Aspek-
aspek tersebut meliputi tenaga kerja atau Man Power, mesin-mesin
produksi, metode yang digunakan dalam produksi , dan tentu saja bahan
baku. Bahan baku adalah sumber dari produk yang akan dihasilkan oleh
perusahaan, dengan adanya bahan baku yang berkualitas baik maka akan
menghasilkan produk yang baik pula. Yang perlu diperhatikan dalam hal
pengelolaan bahan baku bukan hanya dari segi kualitasnya saja, namun
juga dari segi ketersediaanya.
Di setiap perusahaan pasti memiliki persediaan bahan baku, baik
itu dalam jumlah yang banyak ataupun yang sedikit. Pada saat permintaan
akan produk melonjak, maka penggunaan bahan baku pun akan bertambah
besar, begitupun sebaliknya jika permintaan terhadap produk menurun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
maka penggunaan bahan baku juga akan lebih sedikit. Pada intinya
ketersediaan bahan baku tersebut bertujuan untuk menghadapi suatu
ketidakpastian dalam permintaan produk, serta untuk berjaga – jaga jika
terjadi kesulitan dalam mendapatkan pasokan bahan baku. Adanya
pengadaan bahan baku yang besar dapat menyebabkan tingginya biaya
penyimpanan serta investasi dalam persediaan bahan baku. Keadaan
tersebut akan memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan gudang,
memperbesar kerugian karena kerusakan yang berakibat terhadap turunnya
kualitas bahan baku sehingga semua ini akan memperkecil keuntungan
perusahaan. Di sisi lain adanya pengadaan bahan baku yang terlalu kecil
atau sedikit dapat menekan keuntungan perusahaan juga, dengan tidak
tercukupinya kebutuhan bahan baku proses produksi akan terhambat, ini
menjadikan perusahaan tidak dapat berproduksi dengan kapasitas hasil
yang penuh. Persediaan bahan baku yang kecil juga dapat mengakibatkan
frekuensi pemesanan menjadi sangat tinggi, sehingga menyebabkan biaya-
biaya persiapan pembelian bahan baku akan menjadi sangat tinggi.
Agar persediaan bahan baku dapat tercukupi untuk suatu proses
produksi sangat diperlukan adanya pembelian bahan baku yang optimal.
Akan tetapi pada dasarnya bahan baku sebenarnya tidak hanya untuk
menjaga kelangsungan proses produksi saja, tetapi mempunyai tujuan
yang lebih jauh yaitu penentuan persediaan bahan baku yang betul-betul
dapat menimbulkan efisiensi bagi perusahaan. Setiap perusahaan berusaha
meminimalkan biaya total operasi yang ada dalam perusahaan dengan
menentukan seberapa besar persediaan bahan baku perusahaan itu sendiri,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
berapa jumlah bahan baku yang harus dipesan setiap kali melakukan
pemesanan dan kapan pemesanan bahan baku dilakukan.
Selama ini PT. Adikencana Mahkotabuana belum menerapkan
perhitungan bahan baku dengan menggunakan metode EOQ. Karena
selama proses produksi berlangsung, terkadang pernah sampai kehabisan
stok bahan baku. Sistem yang diterapkan dalam perusahaan adalah
pemesanan bahan baku baru dilakukan ketika ada permintaan produk dari
konsumen dan ketika persediaan bahan baku di gudang mulai menipis.
Untuk itu penulis ingin menerapkan metode EOQ di dalam pengadaan
bahan baku serta membandingkan antara kebijakan persediaan perusahaan
yang tidak menggunakan EOQ dengan jika perusahaan menggunakan
EOQ.
Berdasarkan uraian diatas, dalam penulisan tugas akhir ini penulis
tertarik untuk mengetahui pengadaan bahan baku yang optimal pada
perusahaan yang bergerak di bidang pemintalan benang tersebut dengan
mengambil judul “ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM
PEMBUATAN BENANG RAYON 100% DENGAN METODE EOQ
PADA PT. ADIKENCANA MAHKOTABUANA”.
B. Rumusan Masalah
Masalah – masalah pokok yang mendorong penelitian tentang
penerapan analisis Pengendalian Bahan Baku pada PT. Adikencana
Mahkotabuana adalah :
1. Berapa jumlah persediaan bahan baku optimal sebelum memakai
metode EOQ dan sesudah memakai metode EOQ ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Berapa kali frekuensi pemesanan bahan baku optimal pada PT.
Adikencana Mahkotabuana ?
3. Berapa total biaya persediaan bahan baku yang optimal pada PT.
Adikencana Mahkotabuana ?
4. Berapa jumlah persediaan pengaman yang dibutuhkan pada PT.
Adikencana Mahkotabuana ?
5. Kapan harus dilakukan pemesanan kembali bahan baku untuk
persediaaan PT. Adikencana Mahkotabuana ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui jumlah persediaan bahan baku yang optimal dengan
menggunakan metode EOQ.
2. Untuk mengetahui frekuensi pemesanan bahan baku PT. Adikencana
Mahkotabuana dengan menggunakan metode EOQ.
3. Untuk mengetahui jumlah total biaya persediaan bahan baku yang
optimal pada PT. Adikencana Mahkotabuana.
4. Untuk mengetahui jumlah persediaan pengaman yang dibutuhkan PT.
Adikencana Mahkotabuana.
5. Untuk mengetahui kapan harus dilakukan pemesanan kembali bahan
baku pada PT. Adikencana Mahkotabuana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain :
1. Manfaat Akademis
a. Bagi Penulis
1) Memperoleh gambaran secara langsung mengenai
pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan.
2) Mengetahui bagaimana penerapan pengendalian persediaan
bahan baku dari teori ke dalam praktik nyata di perusahaan.
3) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengendalian
persediaan bahan baku yang nyata dilakukan perusahaan.
4) Memperoleh gambaran dunia kerja secara langsung dari
perusahaan yang akan diteliti.
b. Bagi Peneliti Lain
1) Memberikan tambahan informasi khususnya mengenai
pengendalian bahan baku dengan menggunakan metode EOQ.
2) Sebagai salah satu referensi keilmuan bagi kepentingan penulis
dan peneliti yang lain dalam masalah yang sama atau yang
terkait dengan manajemen persediaan dimasa yang akan
datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perusahaan
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
perusahaan dalam menetapkan kebijakan – kebijakan
perusahaan dalam pengendalian bahan baku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2) Sebagai bahan pertimbangn dalam menentukan strategi
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan manajemen
persediaan PT. Adikencana Mahkotabuana.
3) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi
pimpinan perusahaan dalam membuat keputusan maupun
kebijakan terutama yang berkaitan dengan pengendalian
persediaan bahan baku untuk meminimalisasi biaya.
E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode EOQ (Economic Order
Quantity) yang digunakan untuk mengetahui jumlah pembelian
persediaan bahan baku optimal, total biaya persediaan bahan baku,
jumlah persediaan pengaman yang dibutuhkan, dan kapan melakukan
pemesanan kembali bahan baku.
2. Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Adikencana Mahkotabuana yang
beralamatkan di jln. Solo – Sragen KM. 13,5, Waru, Kebakkramat,
Karanganyar.
Objek yang diteliti yaitu persediaan bahan baku untuk pembuatan
benang rayon 100%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
1) Data Kualitatif
Adalah data yang tidak berupa angka, meliputi :
a) Informasi tentang sejarah dan perkembangan perusahaan
b) Struktur organisasi PT. Adikencana Mahkotabuana
c) Proses produksi benang rayon 100%
2) Data Kuantitatif
Adalah data yang berupa angka, meliputi :
a) Data jumlah kebutuhan bahan baku tahun 2011
b) Data biaya pemesanan tahun 2011
c) Data biaya penyimpanan tahun 2011
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan antara lain :
1) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya
(Marzuki, 2002 : 55).
Data tersebut diperoleh dengan cara wawancara langsung
dengan staf maupun karyawan bagian produksi dan logistik PT.
Adikencana Mahkotabuana yang berkaitan dengan persediaan
bahan baku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti (Marzuki, 2002 : 56).
Data sekunder tersebut berasal dari catatan dan dokumen yang
berada di perusahaan dan buku – buku referensi.
4. Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
a. Wawancara (Interview)
Wawancara (interview) adalah metode pengumpulan data dengan
jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan
berlandaskan kepada tujuan penelitian (Marzuki, 2002 : 62).
Dalam pengumpulan data dan informasi, peneliti melakukan
wawancara kepada staf maupun karyawan bagian produksi dan
loggistik PT. Adikencana Mahkotabuana tentang bagaimana
perusahaan tersebut melakukan pengendalian persediaan.
b. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan (Observasi) adalah pengumpulan data yang
menggunakan panca indra, jadi tidak hanya dengan pengamatan
menggunakan mata tetapi juga mendengar, mencium, mengecap
dan meraba termasuk salah satu bentuk observasi. Instrumen yang
digunakan dalam observasi adalah pengamatan dan lembar
observasi (Suliyanto, 2006 : 129).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c. Metode Pendekatan Dokumentasi
Metode pendekatan dokumentasi adalah cara pengumpulan data
dengan menggunakan dokumen – dokumen yang berhubungan
dengan penelitian tersebut atau mencari data mengenai hal – hal
atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
legger, notulen, dan lain sebagainya (Arikunto, 2002 : 206). Data
yang diperoleh berasal dari mencatat data dari arsip – arsip dan
dokumen yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan sesuai
dengan metode yang diteliti penulis dari perusahaan.
d. Studi pustaka
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengambil atau
membaca dari beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
5. Teknik Pembahasan
Metode analisis data yang digunakan adalah pembahasan deskriptif
yaitu membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai suatu obyek yang diteliti dan optimasi keputusan yaitu
teknik untuk melakukan sintesa suatu keputusan optimal dalam bidang
manajemen industri. Beberapa alat pendukung untuk sintesa keputusan
adalah penggunaan teknik matematika dan Operation Research untuk
membuat keputusan optimal dalam bidang manajemen bisnis, dimana
akan menggunakan metode analisis data sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
a. EOQ (Economic Order Quantity)
EOQ merupakan jumlah pembelian yang ekonomis sehingga
perusahaan akan menanggung biaya – biaya pengadaan bahan baku
yang paling minimal.
Rumus :
Q* (EOQ)=
Dimana :
Q* = Jumlah pesanan yang ekonomis
D (demand) = Jumlah kebutuhan bahan dalam satuan unit
pertahun
S (set up) = Biaya pemesanan untuk setiap kali pesan
H = biaya penyimpanan per unit per tahun
b. Menentukan Frekuensi Pembelian
F =
Dimana :
F = Frekuensi pembelian
Q = Jumlah barang pada setiap pesanan
D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan
c. Menentukan Total Biaya Persediaan
Total biaya persediaan merupakan penjumlahan dari biaya
simpan dan biaya pesan. Total biaya persediaaan minimum akan
tercapai pada saat biaya simpan sama dengan biaya pesan. Pada
saat total biaya persediaan minimum, maka jumlah pesanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
tersebut dapat dikatakan jumlah pesanan yang paling ekonomis
(EOQ). Untuk menentukan total biaya persediaan digunakan rumus
sebagai berikut :
TC = +
Dimana :
TC = Total biaya persediaan
Q = Jumlah barang setiap pemesanan
D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit
S = Biaya pemesanan untuk setiap pemesanan
H = Biaya penyimpanan per tahun
d. Menentukan Besarnya Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Dalam menentukan biaya persediaan penyelamat digunakan analisa
statistik, yaitu dengan mempertimbangkan penyimpangan –
penyimpangan yang telah terjadi antara perkiraan pemakaian bahan
baku dengan pemakaian sebenarnya, sehingga diketahui standar
deviasinya.
SD =
Dimana :
SD = Standart deviasi
x = Pemakaian sesungguhnya
= Perkiraan Pemakaian
n = Jumlah data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Dengan asumsi bahwa perusahaan menggunakan 5%
penyimpangan serta menggunakan satu sisi dari kurva normal
(nilai dapat dilihat pada tabel standar = 1.65, maka perhitungan
Safety Stock adalah sebagai berikut :
SS = SD x Z
Dimana :
SS = Persediaan pengaman (Safety Stock)
SD = Standart deviasi
Z = Standart deviasi diatas rata – rata (1.65)
e. Menentukan Besarnya Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Reorder point adalah salah satu titik dimana harus diadakan
pemesanan lagi sehingga bahan baku yang dipesan tiba tepat pada
waktunya, yaitu pada saat persediaan sama dengan nol.
Re Order Point dapat dihitung dengan menjumlahkan kebutuhan
bahan baku selama Lead Time ditambah dengan jumlah persediaan
pengaman (Safety Stock)
Rumus :
ROP = (Lx d) + SS
Dimana :
L = Lead time
d = Permintaan per hari / tingkat kebutuhan
SS = Safety Stock
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
F. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Data kebutuhan Bahan Baku Tahun 2011
Metode EOQ Kebijakan
Perusahaan
Dibandingkan
Persediaan Bahan Baku yang Optimal
1. Data Biaya Pesan Bahan Baku dan Biaya Simpan Bahan Baku Tahun 2011
2. Frekuensi Pembelian
Penentuan Re Order Point
Penentuan Safety Stock
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, perusahaan akan melakukan
pembelian atau pemesanan terlebih dahulu. Faktor - faktor yang mempengaruhi
dalam pembelian ataupun pemesanan bahan baku, antara lain : kebutuhan akan
bahan baku, biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan lead time. Untuk itulah
perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah pembelian yang ekonomis. Untuk
dapat memperoleh persediaan bahan baku yang optimal, maka akan dibandingkan
antara penggunaan metode EOQ (Economic Order Quantity) dengan kebijakan
Perusahaan. Selain itu perlu adanya pengaman (Safety Stock) untuk melindungi
atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan barang. Disamping itu,
perusahaan harus menetapkan kapan mengadakan pembelian atau pemesanan
barang (re order point) yang dipengaruhi wakyu tunggu (lead time).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERSEDIAAN
1. Pengertian Persediaan
Persediaaan merupakan sesuatu yang harus ada guna menunjang
kelancaran proses produksi. Setiap perusahaan, baik perusahaan
perdagangan atau perusahaan industri selalu mengadakan persediaan
untuk menjalankan operasinya karena persediaan merupakan salah satu
faktor yang memegang peran aktif dalam perusahaan, yang secara
kontinyu diperoleh, diolah dan selanjutnya dijual.
Menurut Ristono (2009 : 1) Persediaan dapat diartikan sebagai
barang – barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa
atau periode yang akan datang.
Persediaan menurut Nasution (2003 : 103) adalah sumber daya
menganggur yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud
proses lebih lanjut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem
manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi / kegiatan
konsumsi pangan pada sistem rumah tangga. Dalam sistem
manufaktur, persediaan terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu :
a) Bahan baku
Yaitu barang yang merupakan input awal dari proses transformasi
menjadi produk jadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b) Barang setengah jadi
Yaitu bentuk peralihan antara bahan baku dengan produk setengah
jadi.
c) Barang jadi
Yaitu bentuk hasil akhir transformasi yang siap dipasarkan kepada
konsumen.
Sedangkan meunurut Ishak (2010 : 159) persediaan menurut
konteksi, dapat diartikan sebagai sumber daya menganggur (idle
resource). Sumber daya menganggur ini belum digunakan karena
menunggu proses lebih lanjut.
Adanya persediaaan menimbulkan konsekuensi berupa resiko-
resiko tertentu yang harus di tanggung perusahaan akibat adanya
persediaan tersebut. Persediaan yang disimpan perusahaan bisa saja
rusak sebelum digunakan. Selain itu perusahaan juga harus
menanggung biaya-biaya yang timbul akibat adanya persediaan
tersebut.
Lebih lanjut menurut Ishak (2010 : 160), alasan perlunya persediaan
adalah :
a. Transaction Motive
Menjamin kelancaran proses pemenuhan (secara ekonomis)
permintaan barang sesuai dengan kebutuhan pemakai.
b. Precatuionary Motive
Meredam fluktuasi permintaan atau pasokan yang tidak beraturan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
c. Speculation Motive
Alat spekulasi untuk mendapatkan keuntungan berlipat dikenudian
hari.
2. Fungsi persediaan
Efisiensi operasional pada suatu organisasi dapat ditingkatkan
karena berbagai fungsi penting persediaan. Persediaan memiliki fungsi
penting yang menambah fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan.
Fungsi persediaan menurut Render dan Heizer (2010:82) antara
lain :
a. “Decouple” atau memisahkan beberapa tahapan dari proses
produksi. Sebagai contoh, jika persediaaan sebuah perusahaan
berfluktuasi, persediaan tambahan mungkin diperlukan untuk
melakukan decouple proses produksi dari pemasok.
b. Melakukan “decouple” perusahaan dari fluktuasi permintaan dan
menyediakan persediaan barang – barang yang akan memberikan
pilihan bagi pelanggan. Persediaan seperti ini digunakan secara
umum pada bisnis eceran.
c. Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian
dalam jumlah lebih besar dapat mengurangi biaya pengiriman
barang.
d. Melindungi dari inflasi dan kenaikan harga.
Ishak (2010 : 162) mengemukakan bahwa fungsi utama persediaan
yaitu sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan
distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan. Lebih
spesifik, persediaan dapat dikategorikan berdasar fungsinya
sebagai berikut :
a) Persediaan dalam Lot Size
Persediaan muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk
menyediakan (replishment) kembali. Penyediaan dalam lot
yang besar atau dengan kecepatan sedikit lebih cepat dari
permintaan akan lebih ekonomis. Faktor penentu persyaratan
ekonomis antara lain biaya set up, biaya persiapan produksi
atau pembelian dan transportasi.
b) Persediaaan Cadangan
Pengendalian cadangan timbul berkenaan dengan ketidapastian.
c) Persediaan Antisipasi
Persediaan dapat timbul mengantisipasi terjadinya penurunan
persediaan (suply) dan kenaikan permintaan (demand) atau
kenaikan harga.
d) Persediaan Pipeline
Jumlah dari persediaan setengah jadi dan persediaan
transportasi dan merupakan total investasi perubahan dan harus
dikendalikan.
e) Persediaan Lebih
Yaitu persediaan yang tidak dapat digunakan karena kelebihan
atau kerusakan fisik yang terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3. Tujuan Persediaan
Berdasarkan tujuannya, persediaan terdiri dari 3 macam yaitu
sebagai berikut (Ristono, 2009 : 7)
a. Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Persediaan pengaman adalah persediaan untuk mengantisipasi
unsur ketidakpastian permintaaan dan penyediaan. Apabila
persediaan tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian
tersebut,akan terjadi kekurangan persediaan.
b. Persediaan Antisipasi
Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock karena
merupakan persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya.
c. Persediaan dalam Pengiriman
Persediaaan dalam pengiriman disebut work in procces adalah
persediaan yang masih dalam pengiriman, yaitu :
1) Eksternal transit stock adalah persediaan yang masih dalam
transportasi.
2) Internal transit stock adalah persediaan yang masih menunggu
untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan.
Menurut Ishak (2010 : 164) definisi yang berbeda dalam industri
manufaktur akan memiliki tujuan pengendalian persediaan yang
berbeda, tujuan diadakannya persediaan yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
a. Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga
menginginkan persediaaan dalam jumlah yang banyak.
b. Produksi ingin beroperasi secara efisien.
c. Pembelian, dalam rangka efisiensi juga menginginkan peramalan
produksi yang besar dalam jumlah sedikit daripada pesanan yang
kecil dalam jumlah banyak.
d. Keuangan (finance) menginginkan minimalisasi semua bentuk
investasi persediaan karena biaya investasi dan efek negatif yang
terjadi pada perhitungan pengembalian aset (return of asset)
perusahaan.
e. Personalia (personel and industrial relationship) menginginkan
adanya persediaan untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan
tenaga kerja dan PHK tidak perlu dilakukan.
f. Rekayasa (enginnering) menginginkan persediaan minimal untuk
mengantisipasi jika terjadi perubahan rekayasa / enginnering.
4. Jenis Persediaan
Menurut Nasution (2003 : 103) mengemukakan bahwa sistem
manufaktur, persediaan terdiri dari tiga bentuk yaitu sebagai berikut :
a. Bahan baku, yaitu yang merupakan input awal dari proses
transformasi menjadi produk jadi.
b. Barang setengah jadi, yaitu yang merupakan bentuk peralihan
antara bahan baku dengan produk jadi.
c. Barang jadi, yaitu yang merupakan hasil akhir proses transformasi
yang siap dipasarkan kepada konsumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Menurut Render dan Heizer (2010 : 83) membagi persediaan
menjadi empat jenis, yaitu :
a. Persediaan bahan mentah (Raw Material Inventory)
Persediaan bahan mentah adalah bahan yang telah dibeli tetapi
belum diproses.
b. Persediaan barang setengah jadi (Work In Procces)
Yaitu komponen-komponen atau bahan mentah yang telah
melewati beberapa proses perubahan, tetapi belum selesai. WIP
ada karena waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah
produk (disebut waktu siklus)
c. Persediaan MRO (Maintenance, Repair, Operating)
MRO adalah persediaan-persediaan yang disediakan untuk
persediaan pemeliharaan, perbaikan, operasi yang dibutuhkan
untuk menjaga agar mesin-mesin dan proses-proses tetap produktif.
d. Persediaan barang jadi
Produk yang telah selesai dan tinggal menunggu pengiriman.
5. Biaya Persediaan
Menurut Render dan Heizer (2010 : 91), dalam pembuatan setiap
keputusan yang akan mempengaruhi jumlah persediaan, biaya-biaya
variabel yang harus dipertimbangkan meliputi :
a. Biaya Penyimpanan (holding cost)
Adalah biaya yang terkait dengan menyimpan atau “membawa”
persediaan selama waktu tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b. Biaya Pemesanan (order cost)
Mencakup biaya dari persediaan, formulir, proses pesanan,
pembelian, dukungan administrasi, dan seterusnya.
c. Biaya Penyiapan (setup cost)
Adalah biaya untuk mempersiapkan sebuah mesin atau proses
untuk membuat sebuah pesanan.
Sedangkan menurut Nasution (2003 : 105) biaya-biaya dalam
sistem persediaan adalah sebagai berikut :
a. Biaya pembelian yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli
barang.
b. Biaya pengadaan, dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1) Biaya pemesanan, yaitu semua pengeluaran yang timbul untuk
mendatangkan barang dari luar.
2) Biaya pembuatan, yaitu semua pengeluaran yang timbul dalam
mempersiapkan produksi suatu barang.
c. Biaya penyimpanan, yaitu semua pengeluaran yang timbul akibat
penyimpanan barang, biaya ini meliputi :
1) Biaya persediaan
2) Biaya gudang
3) Biaya kerusakan dan penyusutan
4) Biaya kadaluarsa
5) Biaya asuransi
6) Biaya administrasi dan pemindahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
d. Biaya kekurangan persediaan, yaitu bila perusahaan kehabisan
barang pada saat permintaan maka akan terjadi keadaan
kekurangan persediaan. Biaya kekurangan persediaan dapat di
ukur dari :
1) Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi
2) Waktu pemenuhan
3) Biaya pengadaan darurat
B. BAHAN BAKU
1. Pengertian Bahan Baku
Setiap perusahaan yang menghasilkan produk akan memerlukan
bahan baku, dimana bahan baku merupakan integrasi produk jadi. Cara
pengadaan bahan baku biasanya diperoleh dari suatu sumber – sumber
alam atau dari perusahaan lain yang menghasilkan bahan baku bagi
perusahaan lain yang menggunakannya. Misalnya : serat fibre / rayon
yang merupakan bahan baku perusahaan pemintalan benang (spinning
mills).
Bahan baku menurut Nasution (2003 : 103) adalah bahan yang
merupakan input awal dari proses transformasi produk jadi. Analisis
penggunaan bahan baku pada perusahaan, penentuan jumlah
pembelian serta frekuensi pembelian, adanya ketidakpastian bahan
baku serta penilaian persediaan bahan baku merupakan beberapa hal
yang seharusnya mendapatkan perhatian yang cukup dari perusahaan,
karena sistem produksi tergantung pada bahan baku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Menurut Ristono (2009 : 5) terdapat dua macam kelompok bahan
baku, yaitu :
a. Bahan baku langsung yaitu bahan baku yang membentuk dan
merupakan bagian dari barang jadi yang biayanya dengan
mudah ditelusuri dari biaya barang jadi tersebut. Jumlah bahan
baku langsung bersifat variabel artinya sangat tergantung atau
dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi atau
perubahan output.
b. Bahan baku tidak langsung adalah bahan – bahan yang dipakai
dalam proses produksi, tetapi sulit menentukan biayanya pada
setiap barang jadi.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku
Menurut Ristono (2009 : 6) faktor yang menentukan besar kecilnya
persediaan bahan baku atau bahan penolong adalah yaitu :
a. Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yaitu yang dimaksudkan
untuk menjaga kelangsungan atau kontinuitas proses produksi.
b. Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan
bahan baku yang tinggi dan sebaliknya.
c. Sifat bahan baku atau bahan penolong, apakah cepat rusak (durable
good) atau tahan lama (undurable good). Barang yang tidak tahan
lama tidak dapat disimpan lama, oleh karena itu bila bahan baku
yang diperlukan tergolong barang yang tidak tahan lama tidak
perlu disimpan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
bahan baku yang mempunyai sifat tahan lama, maka tidak ada
salahnya perusahaan menyimpannya dalam jumlah besar.
C. EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)
1. Pengertian Pengendalian Persediaan Economic Order Quantity (EOQ)
Menurut Render dan Heizer (2010 : 92) Model kuantitas pesanan
ekonomis (economic order quantity) EOQ adalah salah satu teknik
kontrol persediaan yang tertua dan paling dikenal yaitu sebuah teknik
kontrol persediaan yang meminimalkan biaya total pemesanan dan
penyimpanan. Teknik ini relatif mudah digunakan, tetapi berdasarkan
pada beberapa ansumsi sebagai berikut :
a) Jumlah permintaan diketahui, konstan dan independen.
b) Waktu tunggu, yakni waktu antara pemesanan dan penerimaan
pesanan diketahui dan konstan.
c) Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya.
Dengan kata lain, persediaan dari sebuah pesanan datang dalam
satu kelompok pada satu waktu.
d) Tidak tersedia diskon kuantitas.
e) Biaya variabel hanya biaya untuk menyiapkan atau melakukan
pemesanan (biaya penyetelan) dan biaya menyimpan persediaan
dalam waktu tertentu (biaya penyimpanan atau membawa).
f) Kehabisan persediaan (kekurangan persediaan) dapat sepenuhnya
dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2. Biaya dalam EOQ
Dalam menerapkan EOQ ada biaya-biaya yang diperhitungkan
dalam penentuan jumlah pembelian yaitu :
a) Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan merupakan biaya yang langsung terkait
dengan kegiatan pemesanan yang dilakukan perusahaan. Biaya
pemesanan berubah – ubah sesuai frekuensi pemesanan, dengan
demikian semakin sering perusahaan melakukan pemesanan bahan,
maka biaya pemesanan akan semakin besar. Biaya pemesanan
berfluktuasi, bukan dengan jumlah yang dipesan tetapi dengan
frekuensi pesan.
b) Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan adalah biaya yang harus ditanggung
perusahaan sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan
di dalam perusahaan. Biaya penyimpanan berfluktuasi sesuai
dengan tingkat persediaan, semakin besar pula biaya simpannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Hubungan antara kedua jenis biaya (biaya pesan dan biaya
simpan) dengan jumlah pesanan dapat dilihat dari gambar sebagai
berikut :
Kurva untuk biaya total dari penyimpanan dan penyetelan
Biaya total minimum
Kurva biaya penyimpanan
Kurva biaya pesanan
Gambar 2.1
Biaya Persediaan Metode EOQ
(Sumber : Render dan Heizer, 2010 : 93)
Biaya pesan menunjukkan kurva menurun dengan tingkat
yang semakin rendah. Walaupun demikian, kurva ini tidak akan
pernah memotong sumbu mendatar, yaitu sumbu jumlah pesanan.
Hal ini disebabkan karena apabila jumlah yang dipesan sedikit,
maka dalam satu tahun berarti melakukan pesanan yang berulang
kali (frekuensi pemesanan tinggi). Dengan demikian biaya
pesannya juga tinggi. Sebaiknya apabila jumlah yang dipesan
besar, maka frekuensi pesanan rendah, dengan demikian biaya
pesannya rendah.
Biaya simpan sebaliknya, merupakan garis yang selalu
meningkat dengan semakin besarnya jumlah barang yang dipesan.
Dan garis ini berbentuk lurus, karena biaya simpan dianggap
Bia
ya T
ahun
an
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
proporsional kenaikannya. Dengan demikian garisnya akan berasal
dari titik nol, kemudian meningkat sesuai dengan jumlah barang
yang dipesan.
3. Metode EOQ
Menurut Render dan Heizer (2010 : 94) dengan model EOQ,
kuantitas pesanan optimal akan muncul pada satu titik dimana biaya
penyetelan totalnya sama dengan biaya penyimpanan total. Kita
mengguanakan fakta ini untuk mengembangkan persamaa-persamaan
yang menyelesaikan secara langsung untuk Q*. Berikut langkah-
langkah yang diperlukan :
a. Mengembangkan sebuah pernyataan untuk biaya penyetelan atau
pemesanan.
b. Mengembangkan sebuah pertanyaan untuk biaya penyetelan atau
pemesanan.
c. Menentukan biaya penyetelan sama dengan biaya penyimpanan.
d. Selesaikan persamaan untuk kuantitas pesanan optimal.
Dengan menggunakan variabel-variabel berikut, kita dapat
menentukan biaya penyetelan dan penyimpanan dan menyelesaikan
untuk Q* (Render dan Heizer, 2010 : 94).
Q = Jumlah unit per pesanan,
Q* = Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ),
D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan
S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan
H = Biaya penyimpanan atau penyimpanan per unit per tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
a. Biaya penyetelan per tahun =
b. Biaya penyimpanan tahunan =
c. Jumlah optimum unit per pesanan Q* =
D. TOTAL BIAYA PERSEDIAAN (TOTAL INVENTORY COST)
TIC =
Keterangan :
H = Biaya penyimpanan per unit
Q* = Jumlah barang yang optimum pada setiap pesanan
S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan
D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan.
E. WAKTU TUNGGU (LEAD TIME)
Waktu tunggu dalam sistem pembelian (lead time) yaitu waktu
antara penempatan pesanan dan menerimanya, dalam sistem produksi,
waktu tunggu memindahkan, antrean, penyetelan, dan menjalankan untuk
setiap komponen yang dihasilkan (Render dan Heizer, 2010 : 99).
F. PERSEDIAAN PENGAMAN (SAFETY STOCK)
SD =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Keterangan :
SD = Standart Deviasi
x = Jumlah pemakaian bahan baku sesungguhnya tiap – tiap periode
= Jumlah rata-rata pemakaian bahan baku
n = Periode pemakaian bahan baku
Sedangkan rumus yang digunakan untuk menghitung persediaan bahan
pengaman adalah :
SS = SD x Z
Keterangan:
SS = Persediaaan pengaman adalah (Safety Stock)
Z = Faktor keamanan ditentukan atas dasar kemampuan perusahaan
G. TITIK PEMESANAN ULANG (RE ORDER POINT)
Titik pemesanan ulang atau Re Order Point (ROP) adalah tingkat
persediaan di mana ketika persediaan telah mencapai tingkat tersebut,
pemesanan harus dilakukan. Tingkat persediaan dimana tindakan harus
diambil untuk mengisi kembali persediaan barang (Render dan Heizer,
2010 : 99).
Apabila jangka waktu antar pemesanan bahan baku dengan
datangnya bahan ke dalam berubah-ubah, maka perlu ditentukan waktu
tunggu atau yang optimal digunakan untuk menentukan pemesanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
kembali dari bahan baku perusahaan tersebut, agar risiko perusahaan dapat
ditekan seminimal mungkin.
Pemesanan Kembali (Reorder Point)
ROP = (L x d ) + SS (Aminudin, 2005 : 157)
Keterangan :
ROP = Pemesanan kembali (re order point)
L = Lead Time
d = permintaan per hari
SS = Persediaan pengaman (safety stock)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah perusahaan
Perusahaan PT. Adikencana Mahkotabuana merupakan industri
tekstil yang bergerak dibidang pemintalan benang (spinning Mill).
Perusahaan ini berdiri sejak tanggal 23 Februari 1998 yang berlokasi di
desa waru kecamatan Kebakkramat kabupaten Karanganyar, dan
menempati lahan seluas ± 53 Ha dan didirikan oleh Bapak Aidy
Hartono.
Pada tahun 1998 PT. Adikencana Mahkotabuana terpaksa harus
menghentikan produksinya karena mengalami kebakaran, namun
dengan adanya penanggulangan yang cepat maka perusahaan ini
mampu memproduksi kembali hingga sampai saat ini. PT. Adikencana
Mahkotabuana ini merupakan salah satu dari sekian perusahaan yang
bekerjasama dengan PT. Sritex Group. Perusahaan ini sudah
berstandar ISO 2008 : 2009 (International Standart Organization)
Untuk bahan baku pembuatan benang PT. Adikencana
Mahkotabuana mendatangkan dari Purwakarta yaitu berupa serat
buatan / fibre. Setiap harinya perusahaan tersebut mampu
memproduksi benang sekitar 843.696 kg atau 880.994.816 cones.
Perusahaan ini juga yang mengirim sebagian produk benangnya untuk
PT. Sritex Group yang nantinya akan diolah kembali menjadi kain
maupun baju. Selain mengirim ke PT. Sritex Group perusahaan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
juga meng - eksport produk tesebut keluar negeri, seperti Singapore,
Amerika selatan, dan Korea.
PT. Adikencana Mahkotabuana mempunyai karyawan yang terlatih
dibidangnya, hal ini guna mengembangkan kualitas produknya agar
mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis baik didalam
maupun diluar negeri.
2. Visi dan Misi Perusahaan
Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi yang hendak
dicapai perusahaan. Penetapan visi merupakan tindakan manajemen
yang sangat tepat, karena visi dan misi menjadi pedoman dalam
menjalankan organisasi dan akan menentukan ke arah mana
perusahaan akan mengarah. Disamping itu visi dan misi menjadi
sebuah alat pengendali dari seorang pemimpin dalam menjalankan
akivitas dari suatu pekerjaan.
Pada PT. Adikencana Mahkotabuana ini merubah sebutan visi dan
misi menjadi kebijakan mutu dan sasaran mutu, yaitu :
a. Kebijakan Mutu
Sritex Group adalah perusahaan tekstil terpadu yang menghasilkan
produk :
1) Sesuai dengan persyaratan pelanggan.
2) Mengutamakan kepuasan pelanggan.
3) Menyerahkan produk tepat waktu.
4) Selalu melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b. Sasaran Mutu
1) Produktifitas hasil produksi yang dicapai per bulan :89%
2) Jumlah keluhan pelanggan eksternal per bulan :0,5
kali
3) Jumlah keluhan pelanggan internal per bulan :1 kali
4) Jumlah un useable waste yang terjadi di setiap
material proses per bulan :
Rayon 100% :3%
5) Jumlah stop mesin per bulan karena kerusakan mekanik :0,5%
-
6) Pengiriman produk tepat waktu : 100%
7) Jumlah stop mesin per bulan karena kerusakan electric : 0,2%
8) Jumlah kecelakaan per bulan : 0 kali
9) Jumlah kebakaran yang terjadi per bulan : 0 kali
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Adikencana Mahkotabuana berbentuk garis
atau lini, yang berarti wewenang mengalir dari pimpinan kepada
bawahan dan setiap bawahan bertanggungjawab terhadap atasannya
secara langsung.
Berikut ini adalah struktur organisasi PT. Adikencana Mahkotabuana :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
STRUKTUR ORGANISASI
PT. ADIKENCANA MAHKOTABUANA
Gambar 3.1
Gambar Struktur Organisasi PT. Adikencana Mahkotabuana
(Sumber : Personalia PT. Adikencana Mahkotabuana)
Presiden Direktur
General Manager
Kepala Bagian Wakil Kepala Bagian
Kepala Bag. Personalia
Kepala Bag. Keuangan
Kepala Bag. Produksi
Kepala Bag. Utility
Kepala Bag. Kualitas
Kepala Bag. Mekanik
Karyawan /Operator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Dari bagan struktur organisasi diatas, pada setiap jabatan memiliki
fungsi dan tugas yang berbeda – beda. Berikut fungsi dan tugas dari
setiap jabatan yang ada di PT. Adikencana Mahkotabuana :
a. Presiden Direktur
1) Fungsi
a) Untuk merencanakan dan melaksanakan usaha.
b) Mencari inisiatif dan mengambil langkah / tindakan yang
tepat agar perusahaan tetap berjalan.
2) Tugas
a) Penetapan Visi dan Misi perusahaan.
b) Merencanakan program pemanfaatan investasi.
c) Mengambil tindakan secepat mungkin apabila terjadi hal –
hal yang mengganggu berlangsungnya kehidupan
perusahaan.
d) Merencanakan anggaran biaya dan
mempertanggungjawabkan aktualitas pemakaian biaya
kepada komisaris.
b. General Manager
1) Fungsi
a) Bertanggungjawab pada pelaksanaan operasional produksi /
pendukung produksi seperti mesin, peralatan, kerja / kantor,
SDM / karyawan dan fasilitas lain.
b) Merencanakan, menganggarkan, mempersiapkan dan
melaksanakan program kerja produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2) Tugas
a) Bertindak sebagai manajer / kepatik.
b) Memberi perintah kepada pelaksana produksi untuk
kelangsungan program yang telah ditetapkan.
c) Mengsahkan penggunaan biaya yang telah dikeluarkan
dalam jalannya produksi.
c. Ka. Personalia
1) Fungsi
a) Merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan
penarikan, pemeliharaan, pemutusan dan integritas tenags
kerja.
2) Tugas
a) Mempersiapkan dan melaksanakan penarikan tenaga kerja
mulai dari menghubungi pelamar, pelaksanaan testing dan
mengumumkan kelulusan karyawan.
b) Bertanggungjawab menghitung, mendata dan
mempersiapkan untuk di uji pada General Manager (GM)
tentang :
Gaji
Biaya atas makan
Uniform (biaya untuk atribut pendukung produksi).
c) Melaksanakan penilaian / perhitungan untuk mendukung
pengakuan atas keberadaan satu karyawan dengan
karyawan lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
d) Melaksanakan koordinasi dengan masyarakat / instansi
terkait agar tercipta hubungan yang harmonis di antara
perusahaan dengan lingkungan diluarnya.
d. Ka. Keuangan
1) Fungsi
a) Membukukan pengeluaran dan pemasukan uang selama
proses produksi secara teliti, benar dan efisien.
2) Tugas
a) Membuktikan dengan benar pemasaran / pemgeluaran uang.
b) Mengatur penerimaan dan pembayaran dengan pihak bank /
pihak yang terkait.
c) Memilah pos – pos keuangan yang diperlukan untuk
menjalankan usaha.
d) Melengkapi rekap neraca R/L dan forto folio keuangan
perusahaan pada direksi melalui General Manager.
e. Ka. Produksi
1) Fungsi
a) Mengatur program kerja dan pengeluaran tenaga kerja serta
penjadwalan kerja bidang produksi.
2) Tugas
a) Menyarankan kepada General Manager untuk
pengembangan dan difersifikasi produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b) Menetapkan jenis produksi.
c) Menghasilkan produksi dengan jumlah sebesar – besarnya
dengan mutu yang sebaik – baiknya pada kondisi yang
dimiliki perusahaan.
f. Ka. Mekanik
1) Fungsi
a) Mencari informasi, mengatur dan melaksanakan organisasi
baik untuk keperluan perizinan / hal – hal untuk penjualan
produksi dan pengadaan bahan baku, spare part serta alat –
alat kerja.
2) Tugas
a) Mempersiapkan alat – alat kerja seperti mesin – mesin
produksi agar berjalan baik.
b) Mengatur penjadwalan perawatan mesin – mesin produksi.
c) Memperbaiki kerusakan – kerusakan pada mesin produksi.
d) Menyarankan kepada General Manager untuk penggantian
mesin- mesin / bagian mesin.
g. Ka. Sie Kualitas
1) Fungsi
a) Merencanakan, mempersiapkan, dan menetapkan standart
mutu untuk disahkan General Manager melalui kepala
produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2) Tugas
a) Melaksanakan koordinasi dengan supervisor produksi,
mekanik dan utility agar mesin / alat bantu kerjanya dapat
menghasilkan produksi standart mutu yang ditetapkan.
b) Menetapkan dan memperhitungkan jumlah produksi.
c) Melaksanakan pengambilan sample produksi dan mengukur
mutunya.
h. Ka. Utilitas
1) Fungsi
a) Mempersiapkan sarana prasarana bagi penerangan,
transportasi, diesel dan kompresor untuk mendukung
lingkungan kerja.
2) Tugas
a) Merawat dan memperbaiki sarana yang tersedia.
b) Menjaga penerangan dan aliran listrik serta aliran udara
tetap terjamin.
c) Melaksanakan pemetaan untuk pengambilan dan
penggunaan lahan baik yang dipakai untuk produksi
maupun lahan terbuka agar pemanfaatannya optimal.
4. Aspek Pemasaran dan Distribusi
Produk dari PT. Adikencana Mahkotabuana di distribusikan
ke 2 wilayah, yaitu wilayah intern (dalam negeri) dan wilayah
internasional. Wilayah intern (dalam negeri hanya di distribusikan ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Sritex Group,
diantaranya :
a) PT. Sritex (Sri Rejeki Isman)
b) PT. Sari Warna Asli
c) PT. Dasar Rukun
d) PT. Senang Karisma
e) PT. Djohartex
Dan melakukan Ekspor ke luar negeri dengan tujuan :
a) Singapura
b) Amerika Selatan
c) Korea
5. Aspek Sumber Daya Manusia
a. Tenaga kerja
PT. Adikencana Mahkotabuana memiliki 997 karyawan,
keseluruhan itu adalah karyawan yang telah diangkat oleh
perusahaan sebagai karyawan tetap, dan sebagian merupakan
karyawan yang berstatus karyawan kontrak.
Dengan rincian sebagai berikut :
1) Karyawan dengan sistem kontrak
Karyawan yang bekerja hanya sementara, biasanya mereka
bekerja hanya 5 - 12 bulan. Jika pekerjaannya telah selesai /
mengundurkan diri saat masa kontrak belum habis, maka sisa
hari kerja harus dibayar sesuai dengan persetujuan sebelumnya
yang tercantum pada kontrak kerja tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2) Karyawan tetap
Karyawan tetap biasanya jika terjadi pemutusan kerja, maka
akan mendapatkan pesangon dari berapa persen gaji mereka
saat bekerja.
Tabel 3.1 Tabel Data Jumlah Karyawan
Pegawai Laki-laki Perempuan Total
WNI Tetap 155 363 518 Tidak tetap 143 335 478
WNA General Managemen (GM)
1 1
Jumlah 299 698 997
Sumber : Bagian Personalia PT. Adikencana Mahkotabuana
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa PT. Adikencana
Mahkotabuana memiliki total 997 karyawan yang meliputi, 1
General Management (GM), 518 karyawan tetap dan 478
karyawan kontrak / tidak tetap.
b. Ketentuan Hari dan Jam Kerja
Pembagian jam kerja karyawan PT. Adikencana Mahkotabuana
dibagi pada 2 bagian, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.2 Tabel Jam Kerja Bagian Kantor
Hari Jam Kerja Istirahat
Senin – Jum’at 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00
Sabtu 08.00 – 14.00 11.00 – 12.00
Sumber : Bagian Personalia PT. Adikencana Mahkotabuana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 3.3
Tabel Jam Kerja Bagian Produksi
Shift Hari Jam Kerja Shift 1 (Pagi) Senin – Minggu 06.00 – 14.00 Istirahat 10.00 – 11.00 Shift 2 (Siang) Senin – Minggu 14.00 – 22.00 Istirahat 18.00 – 19.00 Shift 3 (Malam) Senin – Minggu 22.00 – 06.00 Istirahat 02.00 – 03.00 General Shift Senin – Minggu 08.00 – 16.00
Istirahat 12.00 – 13.00 Sumber : Bagian Personalia PT. Adikencana Mahkotabuana
c. Sistem Gaji
Sistem penggajian yang dilakukan oleh PT. Adikencana
Mahkotabuana diatur menurut kelompok dan klasifikasi standar upah
yang telah ditentukan oleh perusahaan dan sesuai dengan Upah
Minimum Regional (UMR).
d. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan
Untuk menunjang aktifitas kerja dan kesejahteraan dari staf dan
semua karyawan PT. Adikencana Mahotabuana menyediakan fasilitas,
diantaranya :
1) Mushola
2) Kupon makan
3) Jaminan sosial tenaga kerja / Jamsostek (saat ini masih di
terapkan pada 71% karyawan kontrak maupun tetap beserta
staff, sisanya sedang dalam proses)
4) Tunjangan hari raya
5) Tunjangan masa kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
6) Bus karyawan (digunakan untuk memulangkan shift 2 dan
menjemput shift 3)
6. Proses Produksi
PT. Adikencana Mahkotabuana merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang pemintalan benang (spinning mills) yang
memproduksi benang Rayon 100%. Dalam pembuatan benang Rayon
ini harus melalui beberapa proses produksi.
Proses produksi yang dijalankan PT. Adikencana Mahkotabuana terdiri
dari beberapa tahapan, antara lain :
a. Mixing
Pencampuran serat yang sejenis yang mempunyai grade yang sama
namun mempunyai sifat yang berbeda. Perbedaan ini dikarenakan
asal serat dari daerah yang berbeda kondisinya.
b. Blowing
Mesin blowing merupakan rangkaian pertama dalam proses
pembuatan benang, disini kapas mengalami pembukaan gumpalan-
gumpalan, pencampuran serat-serat, dan juga pembersihan dari
kotoran-kotoran yang terdapat pada kapas itu.
Fungsi dari mesin blowing ini adalah :
1) Membuka serat - serat yang menggumpal akibat pengebalan.
2) Membersihkan serat dengan cara pemukulan dan membuka.
3) Mencampur serat – serat yang sedang diolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
c. Carding
Hasil olahan dari mesin carding, dimana pada mesin carding, lap
dari blowing akan mengalami pembersihan, penguraian serta
pendek dan panjang, juga pensejajaran serat pada mesin.
Fungsi dari mesin carding ini adalah :
1) Membuka dan menggunakan serat menjadi serat individu.
2) Memisahkan antara serat – serat pendek dengan serat – serat
panjang.
d. Mc. Drawing (Mesin Drawing)
Proses pada mesin drawing merupakan langkah yang sangat
penting dalam tahap pembuatan benang dan dilakukan setelah
proses pada mesin carding. Bertujuan meluruskan dan
mensejajarkan serat, memperbaiki kerataan berat tiap satuan
panjang, campuran atau sifat-sifat lainnya dengan jalan
perangkapan, menyesuaikan berat sliver tiap satuan panjang dengan
cara penarikan untuk keperluan proses berikutnya.
e. Mesin Flyer
Mesin ini mempunyai fungsi untuk penarikan, pemuntiran dan
merubah dari bentuk sliver lembut menjadi bentuk roving dan
pemberian twist. Hasil akhir dari mesin fliyer ini adalah roving
yang ditempatkan pada cone untuk diantarkan ke mesin ring
spinning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
f. Mesin Ring Spinning
Roving hasil dari mesin flyer kemudian dibawa ke mesin ring
spinning untuk diproses, dimana material yang berupa roving
masuk pada bagian roll-roll peregang. Hasil dari proses ini adalah
benang yang kemudian dibawa ke mesin winding berupa gulungan
kecil (cop).
g. Mesin Winding
Proses pada mesin winding merupakan proses finishing pembuatan
benang, bertujuan memperbaiki kualitas benang meliputi
ketidakrataan benang hasil dari mesin ring spinning, dan merubah
gulungan kecil (cop) menjadi gulungan besar (cones).
h. Packing
Setelah melalui aliran proses, maka selanjutnya benang ini menuju
ke pengepakann (packing). Pengepakan adalah menempatkan cones
- cones kedalam suatu tempat sehingga memungkinkan susunan
benang rapi, menghindarkan kerusakan benang akibat kotoran -
kotoran ataupun tercabik, dan menghindari tercampurnya jenis
benang. Disini benang per cones di bungkus dengan menggunakan
plastik, kemudian dibungkus lagi dengan karung atau karton. Tiap
karung berisi 16 cones benang, dan tiap karton berisi 24 cones
benang.
Gambaran proses produksi Benang Rayon 100% di PT.
Adikencana Mahkotabuana adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Alur Produksi Benang Rayon PT. Adikencana Mahkotabuana
Gambar 3.2
Alur Produksi Benang Rayon PT. Adikencana Mahkotabuana
(Sumber : Bagian Produksi PT. Adikencana Mahkotabuana)
Bahan Baku
Mixing Mc. Blowing
Mc. Carding
Mc. Drawing Breaker
Mc. Roving
Mc. Ring
Spinning
Mc. Winding
Inspecting
Packing Gudang Marketing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
B. LAPORAN MAGANG KERJA
1. Pengertian Magang Kerja
Magang kerja adalah kegiatan penunjang perkuliahan yang wajib
dilakukan oleh mahasiswa dengan terjun secara langsung ke dunia
kerja.
2. Tujuan Magang Kerja
a. Agar mahasiswa mendapat pengalaman langsung dan pengetahuan
tentang berbagai aktivitas di dalam dunia kerja.
b. Melatih mahasiswa untuk bekerja sebelum masuk dalam dunia
kerja yang sebenarnya.
c. Melatih mahasiswa untuk menemukan penyebab masalah dan
mampu memberikan solusi bagi perusahaan.
3. Manfaat Magang Kerja
a. Bagi Mahasiswa
1) Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang
sudah didapat selama menempuh pendidikan.
2) Agar mahasiswa setelah lulus dapat menghadapi masalah yang
timbul dalam dunia kerja.
b. Bagi Perusahaan
1) Perusahaan akan mendapatkan sumber daya manusia yang
berkualitas dimasa yang akan datang.
2) Hasil penelitian mahasiswa selam magang kerja dapat
dijadikan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang Kerja
Tempat :
Kegiatan magang kerja dilakukan di PT. Adikencana Mahkotabuana,
yang beralamatkan jln. raya Solo – Sragen Km. 13,5 Waru,
Kebakkramat, Karanganyar.
Waktu :
Magang kerja tersebut dilaksanakan selama satu bulan, tepatnya pada
tanggal 6 Februari – 2 Maret 2012.
5. Prosedur Magang Kerja
Selama dalam kegiatan magang kerja, perusahaan memberikan
beberapa prosedur atau peraturan yang harus ditaati oleh mahasiswa
magang, yaitu sebagai berikut :
a. Mahasiswa magang wajib mengenakan pakaian yang sopan dan
rapi dengan ketentuan, pakaian atas bewarna putih dan bawah
(celana) bewarna hitam.
b. Mahasiswa magang harus sampai di perusahaan pukul 07.30 dan
mengikuti apel pagi bersama dengan staf dan karyawan lainnya.
c. Setiap hari mahasiswa magang harus melakukan absensi daftar
hadir.
d. Mahasiswa magang mengikuti magang dari jam 07.30 – 16.00.
e. Mahasiswa magang harus mengikuti tata tertib umum PT.
Adikencana Mahkotabuana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
6. Kegiatan Magang
a. Minggu pertama
1) Orientasi lingkungan perusahaan oleh pembimbing lapangan
2) Membantu mengisi dokumen ISO perusahaan
3) Mendapatkan tugas menghitung kalkulasi produksi
4) Berkeliling tempat produksi, dikenalkan secara langsung pada
proses – proses produksi.
b. Minggu kedua
1) Mulai melakukan wawancara dan observasi untuk
mengumpulan data penulisan Tugas Akhir.
2) Mendapatkan penjelasan yang lebih detail tentang data yang
sudah didapat.
3) Membantu mengisi dokumen ISO perusahaan.
c. Minggu ketiga
1) Melengkapi data yang sebelumnya
2) Melaksanakan tugas yang diberikan
d. Minggu keempat
1) Melaksanakan tugas yang diberikan
2) Melengkapi data Tugas Akhir
C. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Kebutuhan Bahan Baku
Selama ini PT. Adikencana Mahkotabuana mempunyai jumlah
persediaan bahan baku yang tidak terlalu banyak, karena perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
baru akan melakukan pemesanan bahan baku jika ada permintaan
produk dari konsumen. PT. Adikencana Mahkotabuana tidak
menggunakan metode EOQ untuk mengendalikan persediaan bahan
baku, tetapi hanya menggunakan perkiraan – perkiraan perhitungan
manual saja.
Metode EOQ ini dicoba diterapkan pada PT. Adikencana
Mahkotabuana untuk mengendalikan persediaan bahan baku dan
mengharapkan adanya hasil yang lebih efisien, baik untuk tingkat
pembelian bahan baku, frekuensi pembelian, persediaan pengaman
dan titik pemesanan kembali.
Berikut ini tabel jumlah kebutuhan bahan baku tahun 2011 :
Tabel 3.4 Data Kebutuhan Bahan Baku
Tahun 2011 Bulan Jumlah Fibre
(Karung/bale) Januari 863 Februari 788 Maret 906 April 868 Mei 886 Juni 848 Juli 750 Agustus 682 September 797 Oktober 851 November 832 Desember 824
Total 9895 Sumber : Bagian Logistik PT.Adikencana Mahkotabuana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2. Pembelian Bahan Baku
PT. Adikencana Mahkotabuana melakukan pembelian atas
pemesanan bahan baku rata – rata 3 kali dalam sebulan, dengan
frekuensi pemesanan tersebut, berarti pemesanan bahan baku
dilakukan 36 kali dalam 1 tahun.
Jumlah pembelian rata – rata :
Q =
= = 274.86 karung
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku PT. Adikencana
Mahkotabuana harus menanggung beberapa biaya persediaan yang
meliputi biaya pesan dan biaya simpan.
a. Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan tergantung jumlah frekuensi pembelian yang
dilakukan yang secara otomatis mempengaruhi besarnya jumlah
bahan baku yang dibeli. Biaya pemesanan yang ditanggung PT.
Adikencana Mahkotabuana antara lain :
1) Biaya Telepon
Biaya yang timbul dalam pemesanan yaitu salah satunya biaya
telepon yang digunakan untuk pemesanan bahan baku. Biaya
telepon ditetapkan perusahaan 10% dari total biaya telepon PT.
Adikencana Mahkotabuana yaitu sebesar Rp. 3.110.000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
2) Biaya Fax
Biaya fax pada dasarnya sudah menyatu dengan telepon, jadi
biaya fax ini yang dihitung adalah dari biaya kertas yang
dipakai untuk keperluan fax, yaitu Rp. 450.000,00
Tabel 3.5
Rincian Biaya Pemesanan PT. Adikencana Mahkotabuana Tahun 2011
No Jenis Biaya Jumlah (Rp) 1 Biaya telepon Rp 3.110.000,00 2 Biaya fax Rp 450.000,00
TOTAL Rp 3.560.000,00 Sumber : Bagian Keuangan, PT. Adikencana Mahkotabuana
Jadi, biaya pemesanan sekali pesan adalah :
S =
=
= Rp. 98.888.88
b. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan karena
perusahaan melakukan penyimpanan persediaan bahan baku. Biaya
penyimpanan. Biaya penyimpanan yang ditanggung PT.
Adikencana Mahkotabuana antara lain :
1) Biaya listrik
Biaya listrik gudang yang timbul akibat penggunaan gudang
sebgai tempat penyimpanan bahan baku. Namun sebenarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pada gudang bahan baku PT. Adikencana Mahkotabuana ini
tidak diperbolehkan menggunakan listrik sebagai penerangan,
karena mengingat bahan baku yang mudah terbakar. Jadi
penerangan hanya dipasang di bagian luar gudang. Biaya listrik
gudang adalah sebesar 5% dari total biaya listrik perusahaan,
jadi biaya listrik gudang adalah Rp 1.350.000,00
2) Biaya pemeliharaan gudang
Biaya ini timbul untuk memelihara gudang, seperti menjaga
kebersihan dari kotoran dan lain sebagainya agar bahan baku
tidak rusak, biaya pemeliharaan gudang adalah Rp.
3.250.000,00
3) Biaya tenaga kerja
Yang mengurusi atau mengelola di bagian gudang ada 3 orang
karyawan, dan gaji karyawan gudang setiap orangnya adalah
Rp 750.000,00
Tabel 3.6 Rincian Biaya Penyimpanan PT. Adikencana Mahkotabuana
Tahun 2011 No Jenis Biaya Jumlah (Rp) 1 Biaya listrik Rp 1.350.000,00 2 Biaya pemeliharaan
gudang Rp 3.250.000,00
3 Biaya tenaga kerja ( Rp 750.000,00 x 3 x 12)
Rp 27.000.000,00
TOTAL Rp 31.600.000,00 Sumber : Bagian Keuangan, PT. Adikencana Mahkotabuana
Biaya Simpan Bahan Baku per unit atau per karung adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
H =
=
= Rp. 3193.53 / karung
Jadi, biaya yang dikeluarkan untuk penyimpanan bahan baku
adalah Rp. 3193.53 / karung.
3. Kebijakan Perusahaan
PT. Adikencana Mahkotabuana baru melakukan pemesanan bahan
baku setelah mendapat pesanan dari pelanggan. Dalam satu bulan
biasanya benang sudah rutin dipesan oleh konsumen, tetapi ada juga
pesanan benang yang dipesan tidak rutin, dan semua itu tergantung
pada konsumen. Oleh karena itu frekuensi pemesanan bahan baku tiap
bulannya rata – rata adalah 3 kali pemesanan. Hal ini menyebabkan
kurang ekonomisnya biaya pemesanan yang dilakukan oleh PT.
Adikencana Mahkotabuana. Hal tersebut dapat merugikan perusahaan
karena harga bahan baku setiap saat akan mengalami kenaikan dan
pada waktu tertentu perusahaan harus mengeluarkan biaya pemesanan
bahan baku yang cukup tinggi.
Total Biaya Persediaan
Untuk memperhitungkan Total Biaya Persediaan telah diketahui :
a) Total kebutuhan bahan baku (D) 9895 karung
b) Pembelian rata – rata bahan baku (Q) 274,86 karung
c) Biaya tiap kali pesan (S) Rp. 98.888,88
d) Biaya simpan per tahun (H) Rp. 3193,53 / karung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Maka :
TIC =
= +
= Rp. 3.560.014,07 + 438.886,82
= Rp. 3.998.900,89
Jadi, Total biaya Persediaan yang harus ditanggung perusahaan
selama 1 tahun adalah Rp. 3.998.900,89
4. Metode EOQ
Untuk menentukan jumlah pembelian persediaan bahan baku yang
paling ekonomis pada PT. Adikencana Mahkotabuana dapat
menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity). Metode ini
digunakan untuk menentukan jumlah pembelian persediaan yang
meminimumkan biaya langsung, penyimpanan persediaan dan biaya
pemesanan kembali. Langkah – langkah dalam metode EOQ yaitu
sebagai berikut :
a) Analisis besarnya persediaan barang yang optimal
1) Biaya simpan / unit (H) Rp. 3193,53
2) Biaya pemesanan sekali pesan (S) Rp. 98.888,88
3) Kebutuhan bahan baku selama 1 tahun (D) 9895 karung
Maka persediaan barang yang optimal adalah :
Q* =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
=
=
= 782.81 karung
Jadi pembelian bahan baku yang ekonomis untuk bahan baku
baku serat fibre adalah 782,81 karung.
b) Frekuensi pemesanan yang ekonomis untuk kebutuhan bahan baku
selama tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Frekuensi Pemesanan Bahan Baku
=
=
= 12,64 (dibulatkan menjadi 13)
Jadi frekuensi pemesanan bahan baku dilakukan 13 kali dalam 1
tahun.
c) Total Biaya Persediaan atau TIC (Total Inventory Cost)
Total biaya persediaan adalah jumlah persediaan meliputi biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan barang. Langkah – langkah
menghitung total biaya persediaan dengan metode EOQ adalah
sebagai berikut :
1) Biaya Simpan / unit (H) Rp. 3193,53
2) Kebutuhan barang selama 1 tahun (D) 9895 karung
3) Biaya pesan sekali pesan (S) Rp. 98.888,88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
4) Persediaan barang
optimal (Q*) 728,81 karung
Maka :
TIC =
=
= 1.249.991,88 + 1.249.963,61
= Rp. 2.499.955,49
d) Menentukan Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Kebutuhan perusahaan akan adanya barang tidak akan sama setiap
bulannya, selain itu barang yang dipesan oleh perusahaan belum
tentu selalu datang tepat pada waktunya. Hal ini perlu diantisipasi
oleh manajemen perusahaan yaitu dengan menyediakan persediaan
pengaman atau safety stock. Hal ini dimaksudkan agar konsumen
tidak kecewa apabila barang yang digudang dalam keadaan
kosong. Penentuan jumlah persediaan pengaman dilakukan dengan
metode statistik yaitu dengan membandingkan pemakaian barang
sesungguhnya dengan rata – rata pemakaian barang kemudian
dicari berapa besarnya penyimpangan atau standar deviasi (SD).
Standar Deviasi dapat dihitng dengan rumus sebagai berikut :
SD =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 3.7 Perhitungan Standar Deviasi
No Bulan x x - 1 Januari 863 274,86 588.14 345908,7 2 Februari 788 274,86 513,14 263312,7 3 Maret 906 274,86 631,14 398337,7 4 April 868 274,86 593,14 351815,1 5 Mei 886 274,86 611,14 373492,1 6 Juni 848 274,86 573,14 328489,5 7 Juli 750 274,86 475,14 225758 8 Agustus 682 274,86 407,14 165763 9 September 797 274,86 522,14 272630,2 10 Oktober 851 274,86 576,14 331937,3 11 November 832 274,86 557,14 310405 12 Desember 824 274,86 549,14 301554,7 JUMLAH 9895 6596,68 3669404
SD =
=
=
=
= 319,26
Dengan asumsi bahwa manajemen perusahaan menggunakan
standart penyimpangan sebesar 5% dengan standart deviasi yaitu
sebesar 1,65.
Maka :
Safety Stock (SS) = SD x Z
= 319,26 x 1,65
= 526,77 (dibulatkan menjadi 527 karung)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Jadi persediaan bahan baku yang harus disediakan perusahaan
sebagai persediaan pengaman sebesar 527 karung.
e) Analisis Titik Pemesanan Kembali (Re Order Point)
Re order point adalah saat pemesanan kembali bahan baku.
Metode ini digunakan untuk menentukan saat pesanan kembali
yang tepat, ketika perusahaan sudah harus mengadakan pemesanan
kembali untuk material yang digunakan. Selama ini PT.
Adikencana Mahkotabuana akan menerima bahan baku yang
dipesan dalam waktu 4 hari setelah pemesanan, jadi lead time-nya
4 hari. Untuk menentukan re order point dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
ROP = (lead time x permintaan/pemakaian per hari) + safety stock
Permintaan per harinya ( d ) dihitung dengan membagi permintaan
tahunannya (D) dengan jumlah hari kerja dalam satu tahun :
Jumlah permintaan dalam 1 tahun : 9895
Jumlah hari kerja dalam 1 tahun : 312 hari
Pemintaan rata- rata/hari (d) =
=
= 31,71
= 32 karung (dibulatkan)
Perhitungan titik pemesanan kembali
Diketahui :
d = permintaan/pemakaian per hari 32 karung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
L = waktu tunggu 4 hari
Safety stock 527 karung
Maka :
ROP = (L x d) + safety stock
= (4 x 32) + 527
= 655 karung
Jadi perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku kembali
pada saat bahan baku berada pada tingkat sebesar 655 karung.
5. Perbandingan Persediaan Bahan Baku Antara Kebijakan Perusahaan
dengan Menggunakan Metode EOQ
Perbandingan persediaan bahan baku antara kebijakan perusahaan
dengan menggunakan metode EOQ. Dari hasil perhitungan yang telah
dilakukan, maka dapat dilihat perbandingan persediaan bahan baku
antara kebijakan perusahaan dengan menggunakan EOQ. Adapun
perbandingan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8 Tabel Perbandingan
Keterangan Kebijakan Perusahaan
Metode EOQ Selisih
Pembelian rata – rata bahan baku
274,86 karung 782,81 karung 507,95 karung
Frekuensi pemesanan 36 kali 13 kali 23
Total biaya persediaan
Rp 3.998.900,89 Rp 2.499.955,49 Rp 1.498.945,4
Safety Stock - 527 karung - Reorder Point - 655 karung -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
a) Pembelian rata – rata bahan baku dengan metode EOQ lebih
efisien.
Untuk bahan baku serat fibre dalam jumlah 782,81 karung dengan
13 kali pesan dalam 1 tahun dan hanya menghabiskan biaya
persediaan sebesar Rp. 2.499.955,49
Jika dibandingkan dengan kebijakan perusahaan yang melakukan
pemesanan sebanyak 36 kali dalam waktu 1 tahun dalam jumlah
274,86 karung yang menghabiskan biaya persediaan sampai
dengan Rp. 3.998.900,89 maka dengan menggunakan metode EOQ
perusahaan dapat menghemat biaya persediaan sebesar Rp.
1.498.945,4
b) PT. Adikencana Mahkotabuana tidak menetapkan adanya
persediaan pengaman dalam kebijakannya. Sedangkan dengan
metode EOQ perusahaan harus mengadakan persediaan pengaman
untuk memperlancar proses produksi, dimana untuk bahan baku
serat fibre sebesar 527 karung.
c) Adanya titik pemesanan kembali dengan metode EOQ untuk
mengantisipasi keterlambatan pengiriman bahan baku kembali
pada saat persediaan bahan baku berada dalam jumlah 655 karung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada bab- bab
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pengadaan
persediaan bahan baku yang dilakukan PT. Adikencana Mahkotabuana
selama ini belum menunjukkan biaya yang minimum dalam arti biaya
persediaannya masih lebih besar dibandingkan dengan apabila perusahaan
menerapkan pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan
metode EOQ, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Jumlah persediaan bahan baku fibre menurut kebijakan perusahaan
adalah sebanyak 274,86 karung, sedangkan menurut metode EOQ
jumlah pembelian bahan baku fibre yang optimal adalah sebanyak
782,81 karung.
2. Kebijakan perusahaan tentang pengadaan bahan baku belum dilakukan
secara optimal, hal itu dapat diperoleh dari Total Biaya Persediaan
(TIC) dengan menggunakan metode EOQ yang lebih kecil dari total
biaya persediaan (TIC) menurut kebijakan perusahaan yang jumlahnya
adalah sebesar Rp. 3.998.900,89 sedangkan dengan menggunakan
metode EOQ besarnya biaya persediaan adalah Rp. 2.499.955,49
sehingga terdapat selisih sebesar Rp. 1.498.945,4
3. Perusahaan belum menentukan besarnya safety stock, sedangkan
menurut metode EOQ, besarnya safety stock (persediaan pengaman)
yang harus disediakan oleh PT. Adikencana Mahkotabuana adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
sebanyak 527 karung. PT. Adikencana Mahkotabuana seharusnya
melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan bahan baku fibre
sebanyak 655 karung.
B. SARAN
Setelah melewati perhitungan – perhitungan dan menganalisis
masalah yang dihadapi PT. Adikencana Mahkotabuana tersebut, maka
penulis mengajukan saran yang dapat dijadikan pertimbangan dalam
kebijakan pengadaan bahan baku. Adapun saran – saran tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Perusahaan seharusnya menerapkan metode EOQ dalam kebijakan
pengadaan persediaan bahan baku karena dengan menggunakan
metode EOQ perusahaan akan mendapatkan kuantitas pembelian
bahan baku yang optimal dengan biaya minimum dibandingkan
kebijakan perusahaan sebelumnya.
2. Perusahaan seharusnya menentukan besarnya safety stock dan re
order point dalam pengendalian persediaan bahan baku untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan kekurangan bahan baku
yang lebih besar dari perkiraan.
3. Dan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan bahan baku yang
di pesan. Perusahaan sebaiknya menyediakan persediaan pengaman
untuk mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan sehubungan
dengan penyediaan bahan baku, sehingga proses produksi tidak
terganggu dan dapat berjalan lancar.