Upload
doanthuy
View
266
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PERILAKU OJEK KONVENSIONAL TERHADAP KEBERADAAN OJEK
ONLINE DI BANDAR LAMPUNG
(Studi kepada driver Ojek Konvensional dan Ojek Online di Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh
Irfan Rafi Pontoh
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
ABSTRACT
ANALYSIS OF CONVENTIONAL DRIVER TAXI BEHAVIOR ON THE
EXISTENCE OF ONLINE DRIVER TAXI IN BANDAR LAMPUNG
(STUDY TO CONVENTIONAL DRIVERS TAXI AND ONLINE DRIVERS TAXI
BANDAR LAMPUNG)
By
IRFAN RAFI PONTOH
The purpose of this research is to know and explain the behavior generated by
conventional motorcycle taxi to the existence of ojek online in Bandar Lampung. The type
of research conducted is descriptive qualitative. Informant selection technique using
purposive sampling. Informants in this study are the drivers of motorcycle taxis and
motorcycle taxis online in Bandar Lampung. Data Techniques collection using
interviewing techniques, documentation, and observation. Based on Research can be
concluded that the behavior generated conventional motorcycle tax ojek on the existence
of ojek online is the behavior of rejection changes. The results are based on interviews
with researchers informants that 90% of informants in research has the behavior of
rejection of changes to motorcycle taxis online. 10% of informants in this study have a
desire to join, but there are obstacles that can not meet the requirements provided by an
online motorcycle company If conventional motorcycles do not develop innovations to
continue to grow following the technology then conventional motorcycle taxis can not
compete with motorcycle taxis online. It also resulted in the shift of conventional
motorcycle taxi drivers to online motorcycle taxis that resulted in a conflict between the
conventional motorcycle taxis and motorcycle taxis online.
Keywords: Behavior, Change, Organization
.
ABSTRAK
ANALISIS PERILAKU OJEK KONVENSIONAL TERHADAP
KEBERADAAN OJEK ONLINE DI BANDAR LAMPUNG
(STUDI KEPADA DRIVER OJEK KONVENSIONAL DAN OJEK
ONLINE DI BANDAR LAMPUNG)
Oleh
IRFAN RAFI PONTOH
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan perilaku
yang dihasilkan ojek konvensional terhadap keberadaan ojek online di Bandar Lampung.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pemilihan informan
menggunakan purposive sampling. Informan dalam penelitian ini adalah driver ojek
konvensional dan ojek online di Bandar Lampung.Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, dan observasi. Berdasarkan penemuan
dilapangan dan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku yang
dihasilkan ojek konvensional terhadap keberadaan ojek online adalah perilaku penolakan
perubahan. Hasil tersebut bedasarkan wawancara peneliti dengan informan bahwa 90%
informan dalam penenlitian ini memiliki perilaku penolakan perubahan terhadap ojek
online. 10% informan dalam penelitian ini memiliki keinginan bergabung, namun
terdapat hambatan yaitu tidak dapat memenuhi persyaratan yang disediakan oleh
perusahaan ojek online. Jika ojek konvensional tidak mengembangkan inovasi untuk
terus berkembang mengikuti teknologi maka ojek konvensional tidak dapat menyaingi
ojek online. Hal tersebut juga mengakibatkan beralihnya konsumen ojek konvensional
terhadap ojek online yang mengakibatkan konflik antara ojek konvensional dengan ojek
online.
Kata kunci: Perilaku, Perubahan, Organisasi
ANALISIS PERILAKU OJEK KONVENSIONAL TERHADAP
KEBERADAAN OJEK ONLINE DI BANDAR LAMPUNG
(Studi Kepada Driver Ojek Konvensional dan Ojek Online di Bandar
Lampung)
Oleh
Irfan Rafi Pontoh
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 28
September 1996. Penulis merupakan putra ketiga dari tiga
bersaudara, buah hati dari pasangan Syamsudin Pontoh.
Jenjang pendidikan penulis dimulai dari TK Pertiwi pada
tahun 2001-2002. Kemudian dilanjutkan di SD Negeri 2
Rawa Laut pada tahun 2002-2008, SMP Negeri 23 Bandar Lampung pada tahun
2008-2011 dan SMA Negeri 3 Bandar Lampung pada tahun 2011-2014. Pada
tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Administasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur
penerimaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kepengurusan Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Administrasi Bisnis pada tahun 2014-2015. Pada
tahun 2015-2016 penulis menjadi kepala bidang Dana dan Usaha HMJ Ilmu
Administrasi Bisnis. Pada tahun 2017 penulis mengikuti program Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Tematik selama 40 hari di Desa Kota Gunung Sugih Raya
Kabupaten Lampung Tengah.
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
(Al-Baqarah: 153)
“Tidak semua yang dapat dihitung diperhitungkan. Dan tidak semua yang
diperhitungkan dapat dihitung”
(Albert Einstein)
“Jangan fokus sama stresnya hidup kalian. Always be grateful dengan semua yang
kalian punya dalam hidup. Life cannot change if you still depressing”
(Irfan Rafi Pontoh)
Persembahan
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan nikmat-Nya, sehingga skripsi ini
dapat terselsaikan yang kemudian akan penulis persembahkan untuk:
Kedua orangtuaku, Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan yang
kasih sayang dan cinta kepadaku. Kalian tak pernah lelah mendo’akan dan
memberikan dukungan serta semangat dikala aku jatuh. Terimakasih atas segala
pengorbanan yang telah engkau berikan demi kesuksesanku di masa depan.
Kakak-kakak dan adikku yang aku sayangi dan kubanggakan, terimakasih do’a
dan dukungan yang kalian berikan.
Keluarga besarku yang selalu mendo’akan dan memberikan motivasi.
Seluruh dosen Ilmu Administrasi Bisnis dan staff tata usaha yang telah berjasa
dalam membimbing dan memberikan ilmunya serta membantu penulis selama
masa perkuliahan hingga proses penyusunan skripsi.
Teman-teman Ilmu Administrasi Bisnis 2014 yang memberikanku semangat
untuk terus berjuang dalam mengenyam bangku perkuliahan.
Almamaterku tercinta, Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Lampung.
SANWACANA
Alhamdulillahhirobbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis hanturkan kehadirat
Allah SWT, karena atas limpahan berkah dan karunia-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat waktunya sesuai dengan harapan penulis dengan
judul “Analisis perilaku ojek konvensional terhadap keberadaan ojek online di
Bandar Lampung) ( Studi kepada driver ojek konvensional dan ojek online di
Bandar Lampung)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung.
Berbekal pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, tanpa adanya
bantuan, dukungan, motivasi dan semangat dari berbagai pihak yang terlibat
dalam penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Allah SWT, atas segala yang telah Engkau berikan, dan atas semua yang
telah Engkau takdirkan. Hamba-Mu ini hanyalah lemah dan Engkaulah
Maha Segalanya.
2. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Susetyo, M.Si., selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si., selaku Wakil Dekan 2 Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Dadang Karya Bakti, M.M., selaku Wakil Dekan 3 Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
6. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung. Terima kasih atas nasihat yang telah diberikan kepada penulis.
7. Bapak Suprihatin Ali. S.Sos.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
Terima kasih atas nasihat yang telah diberikan kepada penulis.
8. Bapak Drs. Dian Komarsyah, D., M.S., selaku Dosen Penguji. Terimkasih
atas nasihat, kritikan, saran serta bimbingan yang telah diberikan kepada
penulis. Semoga Allah SWT selalu memberikan kebahagiaan bagi bapak
dan keluarga.
9. Bapak Dr. Nur Efendi.S.Sos.,M.Si selaku Dosen Pembimbing I.
Terimakasih atas saran, masukan, bimbingan, waktu luang serta motivasi
untuk tetap meneruskan judul skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu
memberikan kebahagiaan bagi bapak dan keluarga.
10. Bapak Diang Adistya S.Kom.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II.
Terimakasih atas saran, masukan, motivasi yang telah diberikan selama
proses bimbingan. Semoga Allah SWT selalu memberikan kebahagiaan
bagi ibu dan keluarga.
11. Ibu Merta selaku Staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Terimakasih atas
bantuannya dalam proses pengerjaan skripsi.
12. Seluruh Dosen dan Karyawan Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas ilmu dan nasihatnya.
13. Ibu dan Bapak tercinta, beribu ucapan terimakasihpun rasanya tidak akan
cukup untuk membalas segala kasih, cinta, sayang dan pengorbanan
kalian. Terimakasih telah menjadi orangtua dari seorang Irfan Rafi Pontoh,
tetaplah sehat dan terus mengiringi langkahku di masa depan. Semoga
Allah SWT selalu memberikan balasan dan kebahgiaan yang melimpah di
dunia maupun di akhirat nanti.
14. Kakak-kakaku tercinta, Marsha Octoria Pontoh dan Yusan Gamaro Pontoh
terimakasih atas segala dukungan dan do’a yang kalian berikan kepadaku.
Terimakasih telah menjadi tempatku berkeluh kesah. Maaf jika banyak
menyusahkan dan merepotkan kalian selama ini, semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan kalian. Do’akan agar adikmu ini sukses dan
dapat membalas kebaikan kalian.
15. Kakak iparku tercinta, Rangga Suma dan keponakanku Khizzy Safeeya
Saqhi Agasha Terimakasih atas canda tawannya saat dirumah. Do’akan
sukses agar dapat membahagiakan keluarga. Semoga kelak kalian jadi
orang yang sukses dan anak yang sholeh.
16. Rekan-rekanku, Sahabatku, teman seperjuangan dari semester 1. Adi
Wijaya Langnegara dan Umar Indra Cahya Abam, yang selalu membantu
selama mata perkuliahan ini
17. Rekan-rekanku, Sahabatku, Brudul terima kasih kalian telah memberikan
warna lain di dalam kehidupanku. Terima kasih untuk motivasi dan saran
yang selalu diberikan, semoga kelak masa depan kita cerah dan
persahabatan ini akan selamanya.
18. Rekan-rekanku, Sahabatku, para bujang Ferdian,Ijam, Bima, Ojan, Tamir,
Andey, Tio, Fahrul, Daniel terima kasih untuk kalian sukses bersama
untuk kita
19. Sahabat seperjuangan kuliah hingga skripsi: Aldi, Alfran, Andre, Angga
Yudha, Arif, Bonus, Febrianto, Cahya, Desi, Dina, Dika, Eka, Eko, Ervan,
Fadjar, Githa, Godho, Jefri, Muhlasin, Nenden, Niken, Nimas, Nudiya,
Nuriy, Putu Ari, Rani, Risma, Rudi, Refki, Sarah, Tari, Ully, Tiara, Utta,
dan Yogi Aprinaldi. Terima kasih untuk motivasi dan saran yang selalu
diberikan, semoga Saya mampu menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga
dikemudian hari kita bertemu dengan kesuksesan kita masing-masing.
20. Terima kasih kepada Dinda, Deany, Enda, Febria, Lusiana, Irene telah
menjadi sahabat-sahabat lucu diperkuliahan. Semoga dikemudian hari kita
bertemu dengan kesuksesan kita masing-masing.
21. Terima kasih kepada Adm Bisnis 2014, Alfabet A sampai Z, Reg A
maupun Reg B. Terima kasih atas pengalaman dan kisah yang telah Kalian
berikan dan semoga kita dapat bertemu lagi di kemudian hari dengan
membawa kesuksesan kita untuk membanggakan orang-orang disekitar
kita.
22. Teman-teman Administrasi Bisnis 2012, 2013, serta 2015 yang senantiasa
membantu saya dan memberikan kritik dan saran untuk kemajuan saya
kedepanya. Untuk adik tingkatku semangat terus kuliahnya.
23. Terima Kasih Kepada rekan-rekan KKN Gunung Sugih Raya. Untuk
Cakra, Deddy, Nabila, Kory, Umi. Terima kasih atas kerja samanya
selama 40 hari kita menjalani KKN dan masih bersilahturahmi semoga
kita dapat selalu bermanfaat bagi orang lain.
24. Terima kasih untuk Mutiara Chairunissa yang sudah memberi support
menjadi penyemangatku untuk kuliah. Terima kasih sudah memberikan
contoh yang baik. Sukses untuk kita berdua.
25. Untuk seluruh pengurus HMJ semangat kedepannya bangunlah HMJ kita,
sayangi HMJ kita dan kenalkan kepada Indonesia bahwa Unila punya
Administrasi Bisnis yang patut untuk dibanggakan.
Bandar Lampung, 03 Agustus 2018
Penulis,
Irfan Rafi Pontoh
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 10
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................. 10
1.4. Manfaat Penelitian................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pemasaran .......................................................... 11
2.2. Pemasaran Barang ................................................................ 12
2.2.1. Pemasaran Jasa ........................................................... 13
2.2.2. Karakteristik Jasa ....................................................... 14
2.3. Perilaku ................................................................................ 15
2.3.1. Perubahan perilaku ..................................................... 17
2.3.1.1. Faktor internal ......................................................... 17
2.3.1.2 Faktor eksternal ........................................................ 19
2.4. Perilaku penolakan terhadap perubahan............................... 20
2.4.1. Penolakan individu ...................................................... 21
2.4.2. Penolakan organisasi ................................................... 23
2.4.3. Mengatasi perilaku penolakan perubahan ................... 27
2.5.Teori Konflik ......................................................................... 28
2.5.1.Asumsi Dasar Teori Konflik......................................... 28
2.5.2 Fungsi-Fungsi Teori Konflik ........................................ 28
2.5.3 Dampak Konflik........................................................... 29
2.6. Penelitian Terdahulu ............................................................ 30
2.7. Kerangka Pemikiran ............................................................. 35
2.8. Hipotesis Kerja ..................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ..................................................................... 37
3.2. Fokus penelitian ................................................................... 38
3.3. Lokasi penelitian .................................................................. 40
3.4. Objek penelitian ................................................................... 40
3.5. Jenis data .............................................................................. 41
3.6. Sumber data .......................................................................... 43
3.7. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 44
3.8. Teknik Keabsahan Data ....................................................... 46
3.9. Teknik Analisis Data ............................................................ 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah ojek di Indonesia...................................................... 51
4.1.1. Visi Misi Pokbal………………………………………. 56
4.1.2. Motto Pokbal………………………………………….. 56
4.2. Deskripsi lokasi penelitian.................................................... 66
4.3. Daftar informan penelitian.................................................... 66
4.4. Hasil penelitian..................................................................... 68
4.4.1. Perilaku ojek konvensional terhadap ojek online.......... 68
4.4.1.1 Faktor Kebiasaan..................................................... 73
4.4.1.2 Rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui.......... 77
4.4.1.3 Faktor Keamanan.. .............................................. ..... 80
4.4.1.4 Faktor ekonomi ........................................................ 83
4.4.1.5 Faktor Pengolahan informasi ................................ ... 85
4.4.1.6 Tarif yang sudah ditentukan ..................................... 87
4.5. Keterbatasan Penelitian........................................................ 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan......................................................................... 89
5.2. Saran................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Daftar Tabel
Tabel Halaman
2.1 Penelitian terdahulu............................................................................... 34
4.1. Wawancara terhadap tiga informan ojek konvensional......... .............. 68
4.2. Perbandingan penghasilan ojek konvensional dan ojek Online............. 70
4.3. Hasil wawancara dengan informan Albert............................................. 72
4.4 Hasil wawancara dengan informan Amir............................................... 73
4.5 Hasil wawancara dengan informan Bayu............................................... 74
4.6 Hasil wawancara dengan informan Budi.............................................. 75
4.7 Hasil wawancara dengan informan Budi............................................... 77
4.8 Hasil wawancara dengan informan Albert............................................. 80
4.9 Hasil wawancara dengan informan ojek online...................................... 82
4.10 Hasil wawancara dengan informan Budi dan Amir................................ 84
4.11 Hasil wawancara dengan informan ojek konvensional.......................... 85
4.12 Hasil wawancara dengan informan Albert dan informan Amir............. 87
Daftar Gambar
Gambar Halaman
1.1. Macam-macam layanan Go-jek........................................................ 2
1.2. Driver ojek Online yang terdaftar di web......................................... 5
1.3. Aksi ojek konvensional terhadap ojek Online.................................. 7
4.1 Ojek sepeda pada zaman dahulu....................................................... 53
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Banyak orang-orang kreatif menciptakan beberapa terobosan-terobosan terbaru dan
tentunya sangat mengikuti teknologi. Kehadiran jasa transportasi berbasis aplikasi
online yang menggunakan internet sangat berpengaruh bagi masyarakat dalam segala
aktifitas secara cepat dan efisien. Jasa transportasi online tersebut terdiri dari go-jek,
grab, dan uber. Yang pertama kali muncul adalah go-jek yang merupakan sebuah
perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa ojek.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim. Layanan
Go-jek tersedia di beberapa kota besar di Indonesia diantaranya Jabodetabek, Bali,
Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, Palembang, Semarang, Solo, Malang,
Yogyakarta, Balikpapan, Manado, Bandar Lampung, Padang, Pekanbaru dan Batam.
Bicara soal tarif yang harus di bayar, tarif go-jek langsung tampil dengan sendirinya
ketika penumpang telah menentukan lokasi penjemputan dan lokasi tujuan karena tarif
go-jek di tentukan berdasarkan jarak yang ditempuh. Sesuai dengan kabarnya gojek
telah menetapkan harga terbaru pada 5 April 2017. Untuk mengenai tarif go-jek
terbaru khusus untuk layanan go-ride pada jam sibuk yaitu Rp2.500 per kilometer
untuk jarak 0-12 Kilometer, sedangkan untuk jarak tempuh diatas 12 km akan
dikenakan biaya Rp3.000 per km nya, jadi kalau anda menggunakan gojek untuk
2
menempuh jarah 4 kilometer jadi anda hanya bayar Rp10.000 dan jika menempuh
jarak 14 km maka anda akan dikenakan ongkos sebesar Rp42.000.
Gambar 1.1. Macam Macam layanan Go-jek. Sumber data Go-jek Indonesia (Di akses pada tanggal 18 Januari 2018, pukul 20.00 wib)
Namun dengan munculnya Go-jek pasti ada juga yang namanya pesaing. Kita sebut
saja grab. Grab merupakan sebuah perusahaan asal Singapura yang melayani aplikasi
penyedia transportasi yang didirikan oleh Anthony Tan dan Tai Hooi Ling. Grab
sendiri sudah tersedia di enam negara di Asia Tenggara, yakni Malaysia, Singapura,
Thailand, Vietnam, Indonesia dan Filipina. Grab memiliki visi untuk merevolusi
industri pertaksian di Asia Tenggara, sehingga dapat memberikan keamanan serta
kenyamanan bagi pengguna kendaraan seantero Asia Tenggara. Grab sendiri memiliki
layanan yang cukup lengkap seperti Grabcar, Grabtaxi, Grab Express dan Grabhitch.
Untuk mengenai tarif, Grab memiliki tarif harga yang lebih murah dibandingkan go-
3
jek yaitu Rp. 10.000 setiap dibawah 6 kilometerdan tambahan per kilometer Rp. 2.500.
Setelah go-jek dan grab bersaing lalu muncul sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang ojek Online yaitu uber. Uber didirikan pada tahun 2009 oleh Travis Kalanick di
San Franscisco, tetapi uber baru masuk di Indonesia pada tahun 2011. Munculnya
perusahaan ini menimbulkan beberapa kontroversi karena pada saat perusahaan uber
masuk ke Indonesia tidak memiliki izin sehingga uber dinyatakan ilegal. Diantara
aplikasi online lainnya uber memiliki fitur yang cukup menarik yaitu fitur jadwalkan
pesanan. Untuk memfasilitasi permintaan konsumen yang juga memerlukan
penjadwalan penjemputan, Uber menciptakan fitur jadwalkan perjalanan
atau “Schedule a ride.” Dengan fitur ini, pengguna dapat memesan layanan Uber 30
menit hingga 30 hari di depan. Pengguna dapat membatalkan pemesanan tanpa biaya
pembatalan apabila pembatalan dilakukan kurang dari 5 menit sebelum waktu
penjemputan. Saat ini, fitur jadwalkan perjalanan atau “Schedule a ride” baru tersedia
untuk layanan UberX namun dapat digunakan di berbagai kota seperti Jakarta,
Bandung, Bali, dan Surabaya.
Dari ketiga aplikasi tersebut, go-jek masih menduduki peringkat utama untuk
pengguna aplikasinya. Menurut lembaga riset global total pengguna aplikasi gojek
mencapai 21,6 persen dari total pengguna aplikasi teknologi yang dipakai di Indonesia.
Sementara pesaingnya, grab dan uber mencapai angka pengguna 6,4 persen. Hal ini
menyimpulkan bahwa grab dan uber masih kalah saing dengan go-jek yang
penggunanya lebih banyak.
4
Kotler (2005; 153) menyatakan bahwa pelayanan terhadap pelanggan merupakan
salah satu unsur terpenting untuk menarik minat pembeli, di simpulkan apabila
kuliatas pelayanan yang di tawarkan go-jek cukup baik maka gojek pun akan
mendapatkan persepsi yang baik pula dari penumpangnya. Dari pengalaman saya
setelah menggunakan jasa Go-jek pelayanan yang diberikan cukup baik dan driverpun
ramah, Karena kualitas pelayanan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam
berbisnis.
Munculnya Ojek online di Indonesia membawa banyak hal positif. Masyarakat yang
ingin berpindah lokasi ataupun ingin membeli makanan tidak perlu keluar rumah karna
dengan adanya transportasi ojek online ini masyarakat hanya perlu mebuat orderan
melalui smartphone mereka, hal ini sangat memudahkan masyarakat dalam melakukan
hal hal yang di butuhkan masyarakat karena tersedianya layanan layanan di aplikasi
tersebut. Dan juga munculnya ojek online ini mengurangi pengangguran yang terdapat
di Indonesia. Karena ojek online membuka lapangan pekerjaan yang luas untuk
menjadi mitra, syaratnya hanyalah mempunyai kendaraan di atas 2011, harus memiliki
SIM(Surat Izin Mengemudi), dan memakai handphone berjenis smartphone. Menurut
kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto yang dikutip oleh Antaranews (2016),
ojek online membantu menurunkan angka pengangguran di beberapa daerah. Badan
pusat statistik mencatat data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2016 yang mencapai
5,02 persen. Dalam data tersebut disebutkan, pada Agustus 2016, tingkat
pengangguran mencapai angka 7,03 juta orang. Pada tahun 2018 badan pusat statistik
menghitung tingkat pengganguan terbuka (TPT) sebesar 5,13 % Dalam setahun
5
terakhir, pengangguran berkurang 140 ribu orang, sejalan dengan TPT yang turun
menjadi 5,13 persen pada Februari 2018. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tertinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu
sebesar 8,92 persen.
Gambar 1.2 Driver ojek online yang terdaftar di Web
Sumber data aplikasi Go-jek, Grab, Uber mobile(Di akses pada tanggal 18 Januari 2018, pukul 20.00
wib)
Gambar di atas memperlihatkan bahwa driver ojek online semakin tahun semakin
menigkat peminat yang ingin menjadi mitra ojek online. Hal ini sangat baik karena
dengan adanya ojek online sangat mengurangi persentase pengangguran yang ada di
Indonesia.
Namun di balik munculnya hal positif ojek online yang mampu mengurangi
persentase pengganguran, hal negatif pun muncul . Saat ini banyak berita bermunculan
yang negatif dari ojek konvensional dengan ojek online seperti tawuran antara ojek
konvensional dengan ojek online, ojek konvensional membakar atribut ojek online,
6
dan juga perusakan pangkalan ojek konvensional. Tetntu hal ini sangat di sayangkan
karena sangat meresahkan warga . Mungkin ada beberapa faktor yang membuat
perselisihan antara ojek konvensional dengan ojek online tersebut, seperti
berpindahnya konsumen ojek konvensional ke ojek online. Hal ini di karenakan ojek
online sangat di minati oleh masyarakat sehingga membuat para konsumen ojek
konvensional pun berkurang, karena sebagian masyarakat yang malas memakai
kendaraan pribadinya mereka memakai jasa ojek online ini untuk berpergian. Seiring
berjalannya waktu, kini masyarakat lebih memilih ojek online di bandingkan dengan
ojek konvensional di karenakan ojek online telah di percaya memudahkan aktivitas
pelangganya dan juga kemudahan dengan menggunakannya. Hal ini menimbulkan
amarah kepada para driver ojek konvensional karena penumpang mereka yang dulu
kita berpindah kepercayaan kepada ojek Online. Beberapa belakangan terakhir ini
banyak bermunculan berita bentrok antara ojek online melawan ojek konvensional
seperti diberhentikan paksa dan juga merusak pangkalan ojek. Konflik antara
transportasi daring dan transportasi konvensional di Kota Bandar Lampung seperti Go-
jek dengan Pokbal (Persatuan Ojek Bandar Lampung) berawal dari Pokbal melakukan
aksi sweeping terhadap pengemudi Go-jek pada tanggal 14 Mei 2017, tepatnya di Jalan
Zainal Abidin Pagar Alam, banyak driver Go-jek yang diberhentikan kemudian
diambil atribut nya secara paksa seperti jaket dan helm, ada juga aksi kejar-kejaran
antara driver Go-jek dengan anggota Pokbal. Kemudian atribut yang disita dari driver
Go-jek tersebut dibakar Hal ini tentu membuat keresahan warga karena warga merasa
waswas ketika menggunakan jasa ini lalu di berhentikan secara paksa.
7
Gambar 1.3 Ojek pangkalan melakukan aksi terhadap ojek online
Sumber data Tribun news Lampung
Beberapa pihak berusaha melakukan mediasi konflik yang terjadi antara driver Go-jek
dan anggota Pokbal yaitu Polresta Kota Bandar Lampung DPRD Kota Bandar
Lampung dan Dishub Kota Bandar Lampung yang pernah terlibat dalam mediasi
kedua pihak. Dari mediasi yang dilakukan lembaga-lembaga pemerintah tersebut,
konflik hanya meredam sementara karena pada 27 Oktober 2017, kembali terjadi
keributan yang disertai penusukan seorang sopir angkot yang terjadi di Jalan Pulau
Sebesi pertigaan Ambon Sukarame yang terjadi karena kesalahpahaman antara Go-jek
dengan ojek pangkalan dan sopir angkot.
Hal ini muncul di karenakan ojek konvensional tidak terima konsumennya berpindah
ke ojek online. Cukup di sayangkan bentrokan ini bisa terjadi padahal General
Manager of Corporate Relations go-jek Sam Diah menyatakan go-jek hadir untuk
membantu pengemudi ojek pangkalan, dan bukan sebaliknya. Bentuk bantuan yang
diberikan go-jek kepada para pengojek menurutnya adalah dengan meningkatkan
8
penghasilan mereka dengan bantuan teknologi. Tak hanya itu, para pengojek ini juga
mendapat santunan kecelakaan dan jaminan asuransi kesehatan. Yang lebih
dibutuhkan untuk menyelesaikan konflik antara go-jek dengan para ojek pangkalan
adalah aturan yang jelas. Mungkin ada beberapa faktor yang membuat para driver ojek
konvensional ini tidak mengikuti ojek online. Karena untuk menjadi driver ojek online
kita perlu memenuhi beberapa syarat seperti, Mempunyai SIM, Menggunakan
handphone smartphone, dan mempunyai motor berkisar di atas tahun 2011. Mungkin
persyaratan tersebut yang membuat para driver ojek konvensional tidak berpindah ke
ojek online.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Wilayah Lampung, IB Ilham Malik kepada
RRI mengatakan, keberadaan ojek online merupakan fenomena global di bidang
teknologi transportasi yang berkembang pesat. Menurutnya, keberadaan ojek online di
Kota Bandarlampung saat ini, merupakan bagian dari kebijakan nasional, yang tidak
bisa dihindari. .Awalnya, Pemkot dan Wali Kota lebih berpihak pada ojek pangkalan.
Namun, dengan banyaknya desakan warga internet di Bandar Lampung mendukung
ojek online, Pemkot akhirnya melunak dan mendukung keberadaaan jasa transportasi
online ini.
Ada beberapa peraturan yang dibuat pemerintah untuk mengatasi konflik antara Ojek
konvensional dan ojek Online. Peraturan tersebut, di antaranya pelarangan ojek
berbasis aplikasi memarkirkan kendaraan di badan, trotoar maupun bahu jalan. Lalu,
larangan bagi ojek online mencari penumpang di terminal atau trayek angkutan kota.
el in l ng n men ikk n pen mp ng di j l ek ngko t, ojek online juga
9
dilarang menaikkan penumpang di kawasan terminal. Ojek online pun dilarang
menyimpan kendaraan di badan, bahu jalan, halte dan fasilitas pejalan kaki. Para
penyedia jasa angkutan online diminta menyediakan tempat khusus untuk memarkir
kendaraan anggotanya.
Kemunculan dan peningkatan teknologi khususnya dunia internet terus berlanjut, hal
ini di karenakan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat dan bermunculan orang
orang kreatif yang menciptakan terobosan terbaru. Hal ini dikarenakan masyarakat
sekarang menjadikan internet sebagai kebutuhan sehari hari seperti dalam pekerjaan
dan lain lain. Konten yang di sediakan dalam dunia internet maupun aplikasi sangat
menarik hal ini membuat masyarakat lebih memilih internet di bandinkan menonton
TV dan di era sekarang internet sudah membawa perubahan terhadap aspek kehidupan
manusia termasuk dalam perkembangan bisnis. Misalnya, ketika masyarakat ingin
mengirim pesan bisa menggunakan Gmail, jika masyarakat ingin transaksi bisa
menggunakan E-banking, adapun ojek online kita hanya perlu mengunduh aplikasi
untuk bisa memesan ojek. Ketiga tersebut adalah contoh-contoh bahwa aplikasi atau
teknologi di zaman sekarang sudah sangat memudahkan masyarakat yang
menggunakannya.
Dalam hal ini peneliti tertarik untuk meneliti dampak positif dan negatif dengan
keberadaannya ojek online terhadap ojek konvensional dan juga respon perilaku ojek
konvensional setelah munculnya ojek online . Karena di dalam permasalahan ini
apakah dengan munculnya ojek onIine ini akan menimbulkan perilaku yang negatif
terhadap ojek konvensional.
10
Be d s k n i n e seb m k pe l di l k k n peneli i n ng be j d l : “Analisis
Perilaku Ojek Konvensional Terhadap Keberadaan Ojek Online (Studi Pada
Driver Dan Penumpang Ojek Konvensional dan Ojek Online Di Bandar
Lampung
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimanakah perilaku yang di hasilkan Ojek Konvensional terhadap keberadaan
ojek Online di Bandar Lampung?
1.3 Tujuan Penelitian
1.Untuk mengetahui dan menjelaskan perilaku yang di hasilkan Ojek Konvensional
terhadap keberadaan ojek Online di Bandar Lampung.
1.4.Manfaat penelitian
1. Hasil dari penelitian ini berguna untuk mengurangi adanya dampak negatif antara
ojek konvensional dengan Ojek Online.
2. Hasil dari penelitian ini berguna untuk lebih mengembangkan Ojek konvensional
untuk lebih memakai teknologi dalam bekerja, karena di era globalisasi sekarang
masyarakat lebih memilih sesuatu yang memakai teknologi karena teknologi sangat
memudahkan masyarakat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan ,meng
komunikasikan ,menyampaikan ,dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi
pelanggan dan masyarakat umum. Pemasaran di mulai dengan pemenuhan kebutuhan
manusia yang bertumbuh menjadi keinginan manusia. Menurut Kotler (2004:7),
“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalam individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran
adalah salah satu komponen terpenting dalam sebuah perusahaan. Karena dalam
perusahaan pemasaran berfungsi sebagai meningkatkan usaha dan mempertahankan
kelangsungan perusahaan tersebut dan pemasaran akan menjelaskan fungsi manfaat
dan keunggulan sebuah perusahaan, dan juga untuk menginformasikan produk terbaru
dan layanan mereka . Hal tersebut lah yang membuat pemasaran adalah komponen
terpenting dalam perusahaan . Tanpa adanya proses pemasaran konsumen tidak akan
tahu produk yang di tawarkan dan tidak bisa membeli produk perusahaan tersebut
karena Men Downe (2002:3), ”Pem s n didefenisik n seb g i el h e h d p
aliran produk secara fisik dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara
s mp i ke ng n kons men”.
12
Namun, hal yang penting dalam pemasaran untuk perusahaan adalah harus
menerapkan strategi yang baik dan tentunya mengundang para konsumen untuk
membeli produk kita, karena dalam sebuah usaha jika produk kita biasa saja tetapi
strategi pemasaran kita yang cukup menarik untuk konsumen bisa jadi sukses. Karena
konsumen sebelum membeli barang mereka melihat dari cara mereka memasarkan
seperti promosinya dan lain lain. Di lihat dari berbagai promosi produk yang di
tawarkan perusahaan rela mengeluarkan uang yang cukup banyak hanya untuk
promosi karena promosi bisa menarik konsumen untuk membeli produk kita.
2.2. Pemasaran Barang
Menurut Garvin (2001:93-95) bahwa untuk menentukan kualitas produk berupa barang
berdasarkan pada:
1. Performance; aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama
yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
2. Feafures; berguna untuk menambah fungsi dasar atau berkaitan dengan pilihan
produk dan pengembangannya,
3. Realibility; probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan
fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu,
4. Confermance; tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan
berdasarkan pada keinginan pelanggan.
5. Durability; refleksi atau umur ekonomi berupa ukuran daya tahan atau masa pakai
barang,
13
6. Surviceability; kecepatan, kompetensi, kemudahan dan akurasi memberikan
layanan, strategi pemasaran barang dan jasa perusahaan melalui Media Iklan
7. Ethics; bersifat subyek mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan
pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual
8. Fit and finish; perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai
produk yang berkualitas.
2.2.1. Pemasaran Jasa
Terdapat dua produk yang dihasilkan setiap perusahaan produk berupa barang dan juga
produk jasa. Bedanya adalah jika produk barang adalah sebuah produk yang memiliki
fisik dan kita gunakan, tetapi dalam produk jasa adalah produk yang tidak terlihat
tetapi kita bisa merasakannya . Hair dan McDaniel (2001:482) mendefinisikan jasa
sebagai hasil dari usaha penggunaan manusia dan mesin terhadap sejumlah orang atau
objek. Jasa meliputi suatu perbuatan, suatu kinerja, atau suatu upaya yang tidak bisa
diproses secara fisik. Adapun pengertian jasa lainnya, yaitu jasa terdiri dari tindakan
dan interaksi yang merupakan kontak sosial ,jasa lebih dari sekedar hasil sesuatu yang
tak terhalang dan jasa merupakan interaksi sosial antara produsen dan konsumen.
2.2.2.Karakteristik jasa
Seringkali dikatakan bahwa jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya
dari barang atau produk-produk manufaktur. Tjiptono (2004:18) mengutarakan ada
Empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam jasa dan pembeda dari barang
pada umumnya adalah:
14
1. Tidak berwujud
Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, berarti jasa tidak dapat dilihat, Di
rasakan, di cicipi, di sentuh seperti barang lainnya. .
2. Heteregonitas
Jasa merupakan variabel non – standar dan sangat bervariasi. Artinya, karena jasa
itu berupa suatu unjuk kerja, maka tidak ada hasil jasa yang sama walaupun
dikerjakan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan oleh interaksi manusia (karyawan
dan konsumen) dengan segala perbedaan harapan dan persepsi yang menyertai
interaksi tersebut.
3. Tidak dapat dipisahkan
Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan
partisipasi konsumen dalam proses tersebut. Berarti, konsumen harus berada di
tempat jasa yang dimintanya, sehingga konsumen melihat dan bahkan ikut ambil
bagian dalam proses produksi tersebut.
4. Tidak tahan lama
Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Artinya, jasa tidak bisa disimpan,
dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan kepada produsen jasa dimana
ia membeli jasa. Adapun macam macam karakteristik jasa lainnya menurut para ahli
seperti menurut Kotler dan Armstrong (2012:223), terdapat empat point
karakteristik jasa, yaitu:
1. Segmen pasar
Berdasarkan segmen pasar jasa di bedakan menjadi jasa kepada konsumen
seperti taksi, asuransi jiwa,pendidikan,
15
2. Tingkat berkewujudan
Klasifikasi ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk fisik dan
konsumen. klasifikasi ini di bedakan menjadi Rented goods service, owned food
service.
3. Keterlampilan penyedia jasa
Kriteria jasa ini seperti Konsultan manajemen, konsultan hukum dan konsultan
pajak.
4. Tujuan organisasi jasa
Berdasarkan klasifikasi ini jasa dibagi menjadi commercial service atau profit
service (seperti bank dan penerbangan), serta Non-Profit (seperti sekola,
yayasan, panti asuhan dan museum).
2.3. Perilaku
Pengertian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan
atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan dalam pengertian umum
perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk
hidup.
16
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat,
berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai
macam aspek, baik fisik maupun non fisik.
Proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang berasal dari diri individu itu sendiri, antara lain susunan syaraf pusat,
persepsi, motivasi, emosi dan belajar. Susunan syaraf pusat memegang peranan
penting dalam perilaku manusia, karena perilaku merupakan perpindahan dari
rangsangan yang masuk ke respon yang dihasilkan. Perpindahan ini dilakukan oleh
susunan syaraf pusat dengan unit-unit dasarnya yang disebut neuron. Neuron
memindahkan energi dalam impuls-impuls syaraf. Perubahan perilaku dalam diri
seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi ini adalah pengalaman yang
dihasilkan melalui indra pendengaran, penciuman dan sebagainya. Para psikolog
mengemukakan bahwa perilaku terbentuk dari adanya interaksi antara domain
trikomponen sikap yakni interaktif antara komponen kognitif, afektif dan domain
konatif. Namun masih terdapat kekeliruan yang menganggap komponen konatif
salah satu komponen dalam trikomponent sikap sebagai perilaku (behaviour),
sehingga perilaku dianggap sebagai salah satu komponen sikap (Attitude).
Ada tiga asumsi yang saling berkaitan mengenai perilaku manusia. Pertama
perilaku itu disebabkan; Kedua, perilaku itu digerakan: Ketiga, perilaku itu
di j k n p d s s n/ j n”. Dalam hal ini berarti proses perubahan perilaku
mempunyai kesamaan untuk setiap individu, yakni perilaku itu ada penyebabnya,
dan terjadinya tidak dengan spontan, dan mengarah kepada suatu sasaran baik
17
secara eksklusif maupun inklusif “Pe il k p d d s n be o ien si ujuan
(goal oriented)”. Dengan perkataan lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi
oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu perilaku
terbentuk atas pengaruh pendirian, lingkungan eksternal, kepentingan yang
disadari, kepentingan responsif, ikut-ikutan atau yang tidak disadari serta rekayasa
dari luar.
2.3.1. Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar. Diartikan
sebagain proses perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu. Dalam
proses belajar ada tiga proses yang berkaitan yaitu masukan, proses dan keluaran
(Notoatmojo:2005). Perubahan perilaku merupakan suatu paradigma bahwa manusia
akan berubah sesuai dengan apa yang mereka pelajar dari keluarga, teman, sahabat
ataupun belajar dari diri sendiri. Proses pembelajaran inilah yang nantinya membuat
karakter perilaku tersebut. Dalam perkembangannya, perilaku seseorang dapat
berubah-ubah sesuai dengan hal-hal yang memungkinkan perubahan itu terjadi. Dalam
perkembangannya di kehidupan, perilaku manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor
intern dan ekstern yang memungkinkan suatu perilaku mengalami perubahan. Berikut
diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku pada manusia.
2.3.1.1. Faktor Internal
Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor yang
ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain jenis ras/keturunan,
18
jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan intelegensia. Faktor-faktor tersebut
akan dijelaskan secara lebih rinci seperti di bawah ini.
1. Jenis Ras/ Keturunan
Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas. Tingkah laku
khas ini berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri.
2. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian,
melakukan pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini
bisa dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian
tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang laki-
laki cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.
3. Sifat Fisik
tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya. Misalnya, orang yang pendek,
bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis. Orang dengan ciri demikian
dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan banyak teman.
4. Kepribadian
Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya
yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang
baik yang datang dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak
dan kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia
itu. Dari pengertian tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh
terhadap perilaku sehari-harinya.
5. Intelegensia
19
Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak
secara terarah dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah laku
individu sangat dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh
intelegensia adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara
cepat, tepat, dan mudah terutama dalam mengambil keputusan.
6. Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu
latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus,
misalnya berupa kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan
sebagainya.
2.3.1.2. Faktor Eksternal
1. Pendidikan
Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses
belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian
pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang
berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan
rendah.
2. Agama
Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai
yang diajarkan oleh agama yang diyakininya.
3. Kebudayaan
20
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia.
Tingkah laku seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang
yang hidup pada kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan
tingkah laku orang Papua.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan
perilaku individu karena lingkungan itu dapat merupakan lawan atau tantangan bagi
individu untuk mengatasinya. Individu terus berusaha menaklukkan lingkungan
sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya.
5. Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi perilaku seseorang.
2.4.. Perilaku Penolakan Terhadap Perubahan
Seperti yang kita tahu, perubahan sering mengalami penolakan di organisasi dan
anggota organisasi. Dari segi positif, penolakan pada perubahan menghindarkan
organisasi dari konflik fungsional. Selain itu penolakan juga merangsang terjadinya
debat yang sehat dalam menghasilkan keputusan yang baik. Tetapi dari segi negative,
penolakan pada perubahan akan membuat organisasi berada pada zona nyaman dan
enggan terhadap penyesuaian dan kemajuan jaman. Penolakan terhadap perubahan
dapat ditunjukkan secara langsung dan tertunda. Penolakan langsung merupakan
21
penolakan yang terang-terangan seperti mogok kerja, keluhan, ancaman, demo, dll.
Tantangan yang lebih besar bagi organisasi adalah penolakan secara tertunda. Upaya
penolakan tertunda lebih halus seperti hilangnya loyalitas, hilangnya motivasi,
meningkatnya kesalahan kerja, meningkatnya jumlah bolos kerja,dll. Berikut
merupakan sumber-sumber penolakan:
2.4.1. Penolakan Individu
Penolakan ini berasal dari sifat individual yang terletak pada karakter manusiawi
seseorang:
1. Kebiasaan
Manusia merupakan makhluk kebiasaan. Apabila harus mengambil keputusan untuk
setiap hari maka akan terlalu rumit. Dalam mengatasi kerumitan tersebut manusia
mengandalkan kebiasaan. Tetapi apabila dihadapkan pada perubahan, maka enggan
untuk mengubah kebiasaan. Contoh: apabila kantor anda pindah kelokasi yang
berubah dan lebih jauh, maka anda cenderung mengubah kebiasaan seperti bangun
pagi lebih awal, memahami jalanan baru, menyesuaikan dengan letak yang baru,
beradaptasi dengan kondisi yang baru, dll.
2. Keamanan
Orang dengan kebutuh yang tinggi akan keamanan cenderung menolak perubahan
karena perubahan itu mengancam rasa aman. Contoh: apabila sebuah perusahaan
menerapkan perubahan teknologi dengan menggunakan robot, maka karyawan
22
cenderung merasa kawatir karena pekerjaan mereka berada dalam bahaya dan dapat
digantikan fungsinya.
3. Faktor Ekonomi
Penolakan dari individu juga berasal dari kekawatiran akan pengurangan
penghasilan. Contoh : perubahan dalam tugas kerja karyawan dan system jam kerja
membuat karyawan merasa kawatir tidak mampu melakukan tugas yang baru atau
tidak dapat memenuhi standar apabila upah dikaitkan dengan produktivitas atau jam
kerja.
4. Rasa Takut terhadap hal yang tidak diketahui
Perubahan membuat segala sesuatu menjadi baru dan tidak pasti. Individu
cenderung tidak menyukai ketidakpastian. Contoh : Pada saat masih di SMA dan
menjadi senior, siswa merasa memahami segala sesuatu yang terjadi dalam
lingkungannya. Tetapi setelah lulus dan menjadi mahasiswa, otomatis kembali
menjadi junior yang kurang paham dengan system yang baru di perguruan tinggi.
Peralihan dari sesuatu yang sudah diketahui menjadi yang tidak diketahui membuat
rasa takut dan tidak aman.
5. Pengolahan informasi selektif
Individu membentuk dunia mereka menurut persepsi mereka masing-masing.
Persepsi inilah yang membuat individu susah menerima perubahan. Individu
cenderung membatasi diri dari informasi tentang perubahan, agar persepsinya tetap
benar.
23
2.4.2. Penolakan Organisasi
Penolakan ini berasal dari doktrin atau sesuatu yang sudah melekat dan berakar dalam
sebuah organisasi.
1. Kelembaman struktural
Organisasi biasanya sudah memiliki mekanisme atau tata cara yang dapat
menghasilkan kestabilan. Sehingga karyawan merasa sudah cocok dengan kondisi
organisasi mereka. Tetapi apabila terjadi perubahan, maka mekanisme tersebut akan
menjadi pengimbang atau mempertahankan stabilitas.
2. Fokus perubahan terbatas
Organisasi terbentuk dari subsystem yang saling bergantung. Apabila ingin
melakukan perubahan, tidak cukup hanya pada satu subsystem saja tetapi harus
mempengaruhi secara penuh.
3. Kelembaman kelompok
Ada kalanya, individu ingin menerima dan melakukan perubahan yang ada. Tetapi
kelompok dimana individu ini berada biasanya bertindak sebagai penghambat
perubahan itu sendiri atau ada penolakan dari kelompok yang akhirnya membuat
individu tersebut cenderung menyetujui penolakan kelompok.
4. Ancaman terhadap keahlian
Perbuahan dapat mengancam beberapa bagian dalam organisasi yang memiliki
keahlian khusus. Contoh : sebuah perusahaan menerapkan perubahan system
24
komputerisasi yang dapat diakses oleh siapa saja (desentralisasi). Hal ini
mengancam posisi keahlian bagian departemen system informasi (sentralisasi).
5. Ancaman terhadap hubungan kekuasaan yang mapan
Sistem kewenangan dalam pengambilan keputusan secara desentralisasi merupakan
ancaman bagi para manajer yang biasanya memiliki kekuasaan dalam pengambilan
keputusan.
6. Ancaman terhadap alokasi sumberdaya yang mapan
Kelompok – kelompok dalam organisasi yang mengendalikan sumber daya secara
besar cenderung menolak peruabahan. Karena dikawatirkan akan mengurangi
kemampuan mereka untuk menguasai sumber daya itu lagi dimasa yang akan
datang.
2.4.3. Mengatasi Penolakan Perubahan
Ada 6 taktik yang dapat digunakan oleh agen perubahan dalam menangani
penolakan terhadap perubahan :
1. Pendidikan dan Komunikasi
Penolakan dapat dikurangi lewat adanya komunikasi yang jelas dengan para
karyawan agar mereka mampu melihat logika perubahan. Pada dasarnya taktik ini
berasumsi bahwa penolak terjadi karena adanya salah paham atau kurangnya
informasi yang didapatkan tentang perubahan tersebut. Komunikasi bisa ditempuh
melalui pembahasan personal, memo, presentasi, . Taktik ini dapat berhasil jika ada
hubungan timbal balik antara manajemen dan karyawan serta ada kepercayaan
diantara mereka.
25
2. Partisipasi
Sulit bagi individu unutk menolak keputusan perubahan jika mereka juga
berpartisipasi didalam keputusan tersebut. Sebelum ada perubahan, orang-orang
yang menentang ini dapat diajak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan. Keterlibatan mereka ini dapat mengurangi penolakan, meningkatkan
komitemen dan meningkatkan kualitas keputusan terhadap perubahan. Kelemahan
taktik ini adalah potensi terjadinya pemecahan yang lebih buruk serta menghabiskan
banyak waktu.
3. Kemudahan dan dukungan
Agen perubahan dapat menawarkan upaya pendukung untuk mengurangi
penolakan. Bila rasa takut dan kecemasan karyawan tinggi maka dapat dilakukan
penyuluhan, pelatihan dan upaya-upaya lain yang membuat karyawan merasa lebih
tenang dalam perubahan. Kelemahannya adalah terlalu memakan waktu dan biaya
serta tidak ada jaminan untuk berhasil
4.Perundingan
Agen perubahan dapat melakukan pertukaran sesuatu yang berharga untuk
mengurangi penolakan.Taktik ini diharuskan apabila yang menolak perubahan
berasal dari sumber yang berkuasa. Risikonya adalah setelah agen perubahan
melakukan perundingan dengan satu pihak untuk menghindari penolakan,
kemungkinan besar ia akan diperas oleh individu-individu lain yang berada pada
kedudukan berkuasa.
5. Manipulasi dan kooptasi
26
Manipulasi mengacu pada upaya pengaruh yang tersembunyi seperti menghasut,
memutar balik fakta, menahan informasi yang tidak diinginkan dan menciptakan
informasi palsu agar karyawan mau menerima perubahan. Kooptasi merupakan
bentuk manipulasi dan sekaligus partisipasi. Kooptasi berusaha menyuap pemimpin
kelompok penolak dengan memberi mereka peran utama dalam keputusan
peruabahan. Hal ini dilakukan untuk seolah-olah mendaptkan dukungan mereka.
Manipulasi dan kooptasi cenderung mudah dilakukan dan tidak mahal tetapi taktik
ini dapat menjadi boomerang apabila sasaran menyadari bahwa diri mereka
dimanfaatkan. Selain itu kredibilitas agen perubahan bisa merosot.
6. Pemaksaan
Pemaksaan berarti penerapan ancaman atau kekuatan langsung terhadap para
penolak. Contohnya ancaman PHK, pemindahan kerja, hilangnya promosi, surat
rekomendasi buruk, dll. Kelebihan dan kelemahannya sama seperti manipulasi dan
kooptasi.
2.5.Teori Konflik
Menuru Lacey (2003:228) Konflik adalah pertengkaran, perkelahian, perselisihan
tentang perbedaan pendapat, pertentangan berlawanan atau berselisih, dengan artisan
teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi
melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat
adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi
semula.
27
Soekanto dalam Ahmadi (2009: 282) mendefinisikan konflik sebagai suatu proses
sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi
tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan
kekerasan. Jadi konflik tidak selalu diidentikan dengan kerusakan Konflik dalam hal
ini dipahami sebagai sebuah keadaan yang tidak diinginkan karena menimbulkan
kecemasan dan perasaan tidak nyaman. Konflik yang demikian, merupakan konflik
yang terjadi antar individu atau kelompok-kelompok yang menggunakan tindakan
ancaman dan kekerasan untuk memenuhi kebutuhan, melindungi kepentingan maupun
mencapai tujuannya.
Berdasarkan pemaparan ahli maka dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan
pertentangan atau perselisihan antara dua pihak atau lebih yang terjadi karena suatu
objek konflik yang sama, konflik bisa berupa konflik fisik ataupun non fisik. Kondisi
yang terjadi berupa pertentangan dan perbedaan yang akibatnya dapat menimbulkan
rasa cemas dan rasa tidak aman sebab sedikitnya konflik yang terjadi menggunakan
ancaman dan tindakan kekerasan dalam mencapai tujuannya.
2.5.1. Asumsi Dasar Teori Konflik
Ada beberapa asumsi dasar dari teori konflik ini. Teori konflik merupakan antitesis
dari teori struktural fungsional, dimana teori struktural fungsional sangat
mengedepankan keteraturan dalam masyarakat. Teori konflik melihat pertikaian dan
konflik dalam sistem sosial. Teori konflik melihat bahwa di dalam masyarakat tidak
akan selamanya berada pada keteraturan. Buktinya dalam masyarakat manapun pasti
28
pernah mengalami konflik-konflik atau ketegangan-ketegangan. Kemudian teori
konflik juga melihat adanya dominasi, koersi, dan kekuasaan dalam masyarakat. Teori
konflik juga membicarakan mengenai otoritas yang berbeda-beda. Otoritas yang
berbeda-beda ini menghasilkan superordinasi dan subordinasi. Perbedaan antara
superordinasi dan subordinasi dapat menimbulkan konflik karena adanya perbedaan
kepentingan.
Teori konflik juga mengatakan bahwa konflik itu perlu agar terciptanya perubahan
sosial. Ketika struktural fungsional mengatakan bahwa perubahan sosial dalam
masyarakat itu selalu terjadi pada titik ekulibrium, teori konflik melihat perubahan
sosial disebabkan karena adanya konflik-konflik kepentingan.
2.5.2. Fungsi Konflik
Kritik yang dilancarkan terhadap teori konflik dan fungsionalisme struktural maupun
kekurangan yang melekat di dalam masing-masing teori itu, menimbulkan beberapa
upaya untuk mengatasi masalahnya dengan merekonsiliasi atau mengintegrasikan
kedua teori tersebut. Asumsinya adalah bahwa dengan kombinasi maka kedua teori
tersebut itu akan menjadi lebih kuat ketimbang masing-masing berdiri sendiri. Karya
paling terkenal yang mencoba mengintegrasikan kedua perspektif ini berasal dari
Lewis A Coser, The Function of Social Conflict. Menurut Lewis A. Coser bahwa
konflik mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Konflik dapat membantu mengeratkan ikatan kelompok yang berstruktur secara
longgar. Masyarakat yang mengalami disintegrasi atau berkonflik dengan
masyarakat lain, dapat memperbaiki kepaduan integrasi.
29
2. Konflik dapat membantu menciptakan kohesi melalui aliansi dengan kelompok lain.
Contoh, konflik antara bangsa Arab dan Israel akan menimbulkan aliansi antara
Israel dan Amerika Serikat. Sehingga berkurangnya konflik Israel dengan Arab
mungkin dapat memperlemah hubungan antara Israel dan Amerika Serikat.
3. Konflik dapat membantu mengaktifkan peran individu yang semula terisolasi.
Protes terhadap perang Vietnam memotivasi kalangan anak muda untuk pertama
kali berperan dalam kehidupan politik di Amerika. Dengan berakhirnya konflik
Vietnam muncul kembali semangat apatis dikalangan pemuda Amerika.
4. Konflik juga dapat membantu fungsi komunikasi. Sebelum konflik,
kelompokkelompok mungkin tidak percaya terhadap posisi musuh mereka, tetapi
akibat konflik, posisi dan batas antar kelompok ini sering menjadi diperjelas. Oleh
karena itu individu bertambah mampu memutuskan untuk mengambil tindakan
yang tepat dalam hubungannya dengan musuh mereka. Konflik juga memungkinkan
pihak yang bertikai menemukan ide yang lebih baik mengenai kekuatan relatif
mereka dan meningkatkan kemungkinan untuk saling mendekati atau saling
berdamai.
2.5.3. Dampak Konflik
Pada dasarnya konflik menghasilkan dua dampak yaitu dampak positif dan negatif.
Konflik akan menghasilkan dampak negatif jika konflik itu dibiarkan, tidak dikelola
serta telah mengarah pada tindakan destruktif. Sebaliknya, konflik akan berdampak
positif jika konflik itu dapat dikelola sehingga konflik kemudian bersifat konstruktif.
Sebagaimana pendapat Lacey (2003: 53-57) yang mengatakan bahwa konflik tidak
hanya menghasilkan dampak yang negatif tetapi konflik juga memiliki dampak positif.
30
Konflik tidak harus merusakkan atau bersifat disfungsional untuk sistem di mana
konflik itu terjadi, melainkan bahwa konflik itu dapat mempunyai konsekuensi-
konsekuensi positif atau menguntungkan sistem ini
Konflik yang destruktif senantiasa muncul dalam bentuk kehancuran disemua sisi,
seperti kehancuran tata sosial dan fisik. Konflik destruktif menyertakan cara-cara
kekerasan didalamnya. Dampak dari konflik destruktif diantaranya : (1) korban luka,
(2) korban jiwa, (3) kerusakan sarana dan prasarana sosial, (4) kerugian materil, (5)
keretakan dan kehancuran hubungan sosial. Sedangkan konflik konstruktif akan
muncul dalam bentuk peningkatan kerjasama atau kesepakatan yang menguntungkan
seluruh pihak yang berkonflik.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat
dimaknai bahwa konflik selain bisa menimbulkan dampak negatif, namun nyatanya
konflik bisa menimbulkan dampak yang positif seperti bertambah kuatnya solidaritas
antar pihak-pihak yang berkonflik dan memunculkan sebuah kompromi baru apabila
pihak yang berkonflik dalam kekuatan yang seimbang
2.6. Penelitian terdahulu
1. Hasil penelitan yang di lakukan Y dh ningsih Resi ng be j d l ”Peningk n
efek ivi s ke j mel l i komi men”, pe b h n d n b d o g nis si. Tidak semua
pegawai dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan organisasi maka setiap
perubahan organisasi selalu menghadapi berbagai masalah, terutama adalah penolakan
atas perubahan (resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul
31
dalam bentuk standar (eksplisit) dan segera misalnya mengajukan protes, mengancam
mogok, demontrasi dan sejenisnya tetapi juga ada penolakan secara eksplisit dan
lambat laun seperti loyalitas pada organisasi menurun, motivasi berkurang, kesaahan
kerja meningkat, kedisipilnan berkurang dan lain-lain. Kultur atau kebiasaan memiliki
implikasi terhadap kecepatan dan ketepatan dalam penyelesaian pekerjaan. Budaya
organisasi yang sehat berpengaruh terhadap peningkatan efektivitas kerja. Terjadinya
perubahan-perubahan dalam organisasi juga mempunyai dampak pada terjadinya
perubahan dalam tugas dan kewajiban pegawai. Para pegawai diharapkan menjadi
lebih kreatif mencari cara baru untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi kerja di
organisasi. Ketika organisasi mengurangi jumlah pegawai, organisasi itu akan lebih
tergantung pada pegawai yang tetap tinggal untuk melakukan hal-hal melebihi apa
yang ditugaskan kepada mereka. Berkaitan dengan nilai profesional yang dianut, maka
pegawai seharusnya adaptif terhadap perubahan-perubahan nilai budaya organisasi.
Sikap terhadap budaya organisasi menjadi lebih bermakna dalam mempercepat atau
memperlambat kemampuan adaptif ini. Apabila pegawai memiliki nilai individual
yang bertentangan dengan budaya organisasi, hal ini menunjukkan tingkat afeksi yang
rendah, demikian pula sebaliknya. Dalam hal ini harus ada fakta yang jelas bagaimana
sikap pegawai terhadap budaya organisasi yang berlaku.
2. Hasil penlitian yang di lakukan oleh Lianna Sugandi ng be j d l “Dampak
implementasi Changde Management pada organisasi Faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya perubahan adalah:
1. Teknologi
2. Kondisi ekonomi
32
3. Kompetisi global
4. Adanya perubahan sosial dan demografik
5. Tantangan-tantangan internal.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada organisasi-organisasi ditimbulkan oleh aneka
macam kekuatan eksternal dan internal. Untuk dapat berkembang dan bertahan maka
organisasi-organisasi perlu bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap berbagai macam
kekuatan. Organisasi yang melaksanakan kegiatan inovasi dan secara kesinambungan
untuk memperbaiki produk guna memenuhi permintaan konsumen yang berubah dan
untuk menghadapi pesaing. Perubahan dalam organisasi dapat dihadapi dengan tiga
cara yaitu
1. Menentang
2. Mengikuti
3. Memimpin
Penentang mencoba untuk tidak berubah hal yang tak mungkin pada saat ini,
kebanyakan individu atau organisasi yang menolak perubahan akan ketinggalan atau
gagal dan akhirnya akan mengikuti perubahan, Mencoba untuk mengantisipasi
memimpin perubahan lebih aman karena aspek positif perubahannya tidak sejelas
aspek negatifnya jika telah terjadi perubahan dalam cara pandang dan dalam menyusun
strategi untuk masuk dan bermain di dalam bisnis maka tren perubahan organisasi
terus meningkat dalam frekuensi, kecepatan, kompleksitas dan gejolak dalam kondisi
saat ini dan sepertinya tidak ada tanda-tanda penurunan. Menurut Winardi J. (2007: 27
) perubahan dapat menimbulkan dampak negatif tetapi juga dapat menimbulkan
33
dampak positif bagi organisasi. Perubahan dapat mempengaruhi setiap aspek
kehidupan organisasi dengan bersikap proaktif terhadap perubahan yaitu dengan satu-
satunya cara untuk menguasai masa depan organisasi. Perubahan structural internal
organisasi dan pasar yang sering berakar pada perubahan yang lebih luas dalam
masyarakat, ekonomi dan teknologi. Ada banyak faktor yang bisa membuat
dibutuhkannya tindakan perubahan. Pakar perilaku didalam perusahaan yang dalam
bukunya Organizational Behavior yang ditulis oleh Kreiner Robert dan Kinicki Angelo
(2001) yang dikutip oleh Gunawan R., D., Suryono R., R., dan Purwanto I., (2010)
mengatakan bahwa ada dua kekuatan yang dapat mendorong munculnya kebutuhan
untuk melakukan perubahan yaitu:
1. Kekuatan eksternal, yaitu kekuatan yang muncul dari luar organisasi seperti
karakteristik demografis (usia pendidikan tingkat keterampilan, jenis kelamin, imigrasi
dll. Perkembangan teknologi perubahan-perubahan pasar, tekanan-tekanan social dan
politik
2. Kekuatan internal, yaitu kekuatan yang muncul dari dalam organisasi, seperti
masalah-masalah sumber daya manusia (kebutuhan yang tidak terpenuhi,
ketidakpuasan kerja, produktifitas, motivasi kerja dan sebagainya), perilaku dan
keputusan manajemen.
Tabel 2.1. Penelitian terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Tahun Hasil penelitian
1 Yudhaningsih Peningkatan
efektivitas kerja
2010 Tidak semua pegawai
dapat menyesuaikan
34
melaui komitmen
perubahan budaya
organisasi
diri terhadap
perkembangan
organisasi maka setiap
perubahan organisasi
selalu menghadapi
berbagai masalah,
terutama adalah
penolakan atas
perubahan (resistance
to change). Penolakan
atas perubahan tidak
selalu muncul dalam
bentuk standar
(eksplisit) dan segera
misalnya mengajukan
protes, mengancam
mogok, demontrasi dan
sejenisnya tetapi juga
ada penolakan secara
eksplisit dan lambat
laun seperti loyalitas
pada organisasi
menurun, motivasi
berkurang, kesaahan
kerja meningkat,
kedisipilnan berkurang
dan lain-lain. Kultur
atau kebiasaan
memiliki implikasi
terhadap kecepatan dan
ketepatan dalam
penyelesaian pekerjaan
2 Liana Sugandi Dampak
implementasi
Changde
Management
pada organisasi
Faktor-faktor yang
menyebabkan
2005 Perubahan-perubahan
yang terjadi pada
organisasi-organisasi
ditimbulkan oleh aneka
macam kekuatan
eksternal dan internal.
Untuk dapat
35
timbulnya
perubahan
berkembang dan
bertahan maka
organisasi-organisasi
perlu bereaksi dan
menyesuaikan diri
terhadap berbagai
macam kekuatan.
Organisasi yang
melaksanakan kegiatan
inovasi dan secara
kesinambungan untuk
memperbaiki produk
guna memenuhi
permintaan konsumen
yang berubah dan
untuk menghadapi
pesaing. perubahan
dapat menimbulkan
dampak negatif tetapi
juga dapat
menimbulkan dampak
positif bagi organisasi.
Perubahan dapat
mempengaruhi setiap
aspek kehidupan
organisasi dengan
bersikap proaktif
terhadap perubahan
yaitu dengan satu-
satunya cara untuk
menguasai masa depan
organisasi. Perubahan
structural internal
organisasi dan pasar
yang sering berakar
pada perubahan yang
lebih luas dalam
masyarakat, ekonomi
dan teknologi. Ada
36
banyak faktor yang bisa
membuat
dibutuhkannya
tindakan perubahan.
2.7.Kerangka Pemikiran
Menurut Sondang P. Siagian 2004:77), kecerendungan para individu dalam organisasi
menolak perubahan dapat dikatakan dari kebiasaan. Manusia cenderung mengandalkan
kebiasaan yang sudah mendarah daging. Akan tetapi apabila perubahan yang akan
terjadi di pandang sebagai ancaman terhadap rasa aman dalam pekerjaan, jabatan,
karier dan penghasilan seseorang akan cenderung menolak.
Manusia tidak menyukai sesuatu yang asing. Jika perubahan akan membawa sesuatu
yang asing, akan terjadi penolakan karena seseorang memandang bahwa yang asing itu
membawa ketidakjelasan dan ketidakpastian. Apabila perubahan biasa mengancam
terhadap berkurangnya penghasilan, seseorang pun akan menolak terhadap perubahan
tersebut.Seseorang menciptakan dunianya melalui persepsi tertentu yang di
kembangkannya. Dengan dunia ciptaannya seseorang akan menolak perubahan karena
dia tidak mau ada gangguan terhadap keutuhan persepsi yang telah di bentuknya. Dari
faktor-faktor tersebut dapat di teliti bahwa penolakan terhadap perubahan pada ojek
Online, masyarakat mempengaruhi perilaku penolakan pada perkembangan teknologi
Ojek Online Ojek konvensional Konflik
37
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
2.8. Hipotesis Kerja
Ojek konvensional memiliki perilaku penolakan terhadap ojek online dikarenakan
adanya rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui, kebiasaan dan faktor ekonomi
Faktor ekonomi Kebiasaan Rasa takut
terhadap hal yang
tidak diketahui
Keamanan Pengolahan
informasi
selektif
Terjadinya konflik
Resolusi pemerintah daerah
III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Istilah penelitian kualitatif
menurut Moleong (2007:6) adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah. Pada suatu penelitian deskriptif, tidak menggunakan dan
tidak melakukan pengujian, berarti tidak dimaksudkan unutk membangun dan
mengembangkan perbendaharaan teori.
Penelitian deskriptif tidak hanya terbatas pada masalah pengumpulan dan penyusunan
data, tapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut. Oleh karena
itu, penelitian deskriptif mungkin saja mengambil bentuk penelitian komparatif, yaitu
suatu penelitian yang membandingkan satu fenomena atau gejala dengan fenomena
atau gejala lain, atau dalam bentuk studi kuantitatif dengan mengadakan klasifikasi,
penilaian, menetapkan standar dan hubungan kedudukan satu unsur dengan unsur yang
lain. Penelitian deskriptif memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memusatkan penyelidikan pada pemecahan masalah aktual atau masalah yang
dihadapi pada masa sekarang.
39
2. Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik analitik.
3. Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci.
4. Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya.
5. Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik tertentu dan
bukan teknik lainnya.
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan penemuan
yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur statistik atau cara cara lain
dari pengukuran. Penlitian Kualitatif secara umum dapat di gunakan untuk penelitian
tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi,
aktivitas sosial dan lain lain. menurut Moleong (2007:6) adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan. Pendekatan kualitatif di
harapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan
atau perilaku yang di amati dari satu individu , kelompok, masyarakat, dan atau
organisasi tertentu dam satu setting konteks tertentu yang di kaji dari sudut pandang
yang utuh, kompetensi dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus
penelitian.
3.2. Fokus penelitian
Fokus penelitian adalah pemusatan fokus kepada intisari penelitian yang akan
dilakukan. hal tersebut harus dilakukan dengan cara eksplisit agar kedepannya dapat
40
meringankan peneliti sebelum turun atau melakukan observasi/pengamatan. Fokus
penelitian merupakan garis terbesar dalam jantungnya penelitian mahasiswa, sehingga
observasi dan analisa hasil penelitian bakal menjadi lebih terarah. Dalam memastikan
fokus penelitian, anda mesti menyertakan syarat-syarat yang merupakan sebagai
berikut
1. Logis
Logis disini lebih ditekankan terhadap penelitian yang akan anda lakukan terkait
dengan hasil observasi, bahwa rumusan masalah yang ditemukan harus masuk akal
dengan latar belakang yang anda temukan melalui hasil observasi.
2. Rasional
Dalam menentukan rancangan penelitian, selain rumusan masalah yang terkait
dengan latar belakang masalah, rancangan penelitian juga harus memiliki nilai
rasional dalam menentukan tujuan dan teori yang digunakan, sehingga fokus
penelitian dapat disesuaikan dengan keterbatasan dan kemampuan peneliti, jadi
dapat dikatakan juga bahwa rancangan peneltian harus memiliki fleksibilitas dalam
menguraikan masalah dan tujuan, dan penelitian yang akan dilakukan kelak
menjadi lebih efisien.
3. Propaganda
Dalam hal ini, sangat tidak etis jika mahasiswa melakukan propaganda terhadap
rancangan penelitian nya. karena perlu diketaui bahwa propaganda merupakan suatu
tujuan untuk mempengaruhi pendapat dengan memberikan informasi tidak secara
obyektif atau hasil pengamatan yang mengada-ngada. Fokus penelitian pada
penelitian ini adalah membahas faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi
41
perilaku dan juga perubahan perilaku sehingga dapat diketahui perilaku ojek
konvensional terhadap keberadaan ojek Online.
3.3. Lokasi Penelitian
Menurut Nasution (2010:43) lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat
atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat, dan
kegiatan yang dapat diobservasi. Dalam penentuan lokasi peneliti menentukan cara
terbaik untuk di tempuh dengan jalan mempertimbangkan teori subtansif dan
menjajaki lapangan dan mencari kesesuainan dengan kenyataan yang ada dilapangan.
Peneliti mengambil lokasi penelitian di pangkalan Ojek Unila dan juga pangkalan ojek
di daerah Kimaja Way Halim karna di sana ada beberapa tukang ojek yang berkumpul.
3.4. Objek Penlitian
Pemilihan informan dalam penelitian kualitatif adalah hal yang menjadi bahan
perimbangan utama. Karena, dalam penelitian kualitatif tidak digunakan istilah
populasi. Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sample.
Purposive sample adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2009:85). Selanjutnya menurut Arikunto (2010:183) pemilihan sampel
secara purposive pada penelitian ini akan berpedoman pada syarat-syarat yang harus
dipenuhi sebagai berikut :
1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik
tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling
banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjectis).
42
3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi
pendahuluan.
Pemilihan informan hal yang penting dalam mencari informasi yang dibutuhkan
mengenai objek yang diteliti. Sehingga peneliti harus cermat dalam menentukan
informan. Informan dalam penelitian ini untuk mencari informasi tentang analisis ojek
konvensional terhadap keberadaan ojek online. Informan dalam penelitian ini yaitu:
driver dan pengguna ojek online.
3.5. Jenis Data
Adapun jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif sebagai
data yang berbentuk kata-kata atau yang berwujud pernyataan-pernyataan verbal,
bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus,atau
observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).
Pengertian data kualitatif adalah data yang berupa tulisan mengenai tingkah laku
manusia yang dapat diamati. Data kualitatif itu berbentuk uraian terperinci, kutipan
langsung dan dokumentasi kasus. Data ini dikumpulkan sebagai suatu cerita
responden, tanpa mencoba mencocokkan suatu gejala dengan kategori baku yang telah
ditetapkan sebelumnya, sebagaimana jawaban pertanyaan dalam kuesioner.
Menurut Sutopo dan Arif (2010:1-2), data kualitatif adalah tangkapan atas perkataan
subjek penelitian dalam bahasanya sendiri. Pengalaman orang diterangkan secara
mendalam, menurut makna kehdupan, pengalaman dan interaksi sosial dari subjek
penelitian sendiri. Dengan demikian, peneliti dapat memahami masyarakat menurut
43
pengertian mereka sendiri. Hal ini berbeda dari penelitian kuantitatif yang
membakukan pengalaman responden ke dalam kategori-kategori baku peneliti sendiri.
Data kualitatif bersifat mendalam dan perinci, sehingga data kualitatif bersifat panjang
lebar. Akibatnya analisis data kualitatif bersifat spesifik, terutama untuk meringkas
data dan menyatukannya dalam suatu alur analisis yang mudah dipahami pihak lain.
Sifat data ini berbeda dari data kuantitatif yang relatif lebih sistematis terbakukan dan
mudah disajikan dalam format ringkas.
Dalam data kualitatif, sumber data primer adalah responden dan informan. Pengertian
Responden adalah sumber data mengenai keragaman dalam gejala-gejala, berkaitan
dengan perasaan, kebiasaan, sikap, motif dan persepsi. Pengertian Informan adalah
sumber data yang berhubungan dengan pihak ketiga dan data mengenai hal-hal yang
melembaga atau gejala umum, (Sutopo dan Arif : 2010).
Data kualitatif disimpan dalam catatan harian. Catatan harian atau catatan lapangan
merupakan instrumen utama yang melekat pada beragam teknik pengumpulan data
kualitatif. Isi catatan fakta tidak boleh berupa penafsiran pribadi peneliti, akan tetapi
fakta-fakta apa adanya dan telah teruji kesahihannya. Peneliti mencatat fakta selengkap
dan serinci mungkin. Catatan haruslah berisi hal-hal konkret. Hal-hal yang bersifat
abstrak hanya bisa dimasukkan ketika benar-benar dapat dipercaya atau diandalkan.
Setiap fakta mewakili peristiwa penting yang akan dimasukkan ke dalam proposisi-
proposisi yang nanti hendak disusun, atau sebagai konteks dari suatu kegiatan. Data
kualitatif yang penulis dapatkan adalah jawaban dari pertanyaan dengan melakukan
44
wawancara kepada responden. Wawancara tersebut dilakukan terhadap sampel yang
telah ditentukan.
3.6. Sumber Data
1. Data Primer
Pengertian data primer menurut Umi Narimawati (2008;98) dalam bukunya
“Me odologi Peneli i n K li if d n K n i if: Teo i d n Aplik si” b hw :
“D p ime i l h d ng be s l d i s mbe sli pertama. Data ini tidak
tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus
dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang
kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana
mendapatkan informasi ataupun data.
Menurut Umar (2003 : 56), data primer merupakan data yang diperoleh langsung di
lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan. Metode wawancara mendalam atau
in-depth interview dipergunakan untuk memperoleh data dengan metode wawancara
dengan narasumber yang akan diwawancarai. Wawancara yang akan dilakukan
peneliti yaitu dengan pedoman wawancara. Wawancara dengan penggunaan
pedoman (interview guide) dimaksudkan untuk wawancara yang lebih mendalam
dengan memfokuskan pada persoalan-pesoalan yang akan diteliti. Pedoman
wawancara biasanya tak berisi pertanyaan- pertanyaan yang mendetail, tetapi
sekedar garis besar tentang data atau informasi apa yang ingin didapatkan dari
narasumber yang nanti dapat disumbangkan dengan memperhatikan perkembangan
konteks dan situasi wawancara.
45
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari
sumber yang telah ada. Sumber data sekunder adalah catatan atau dokumentasi
perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, situs Web, internet
dan seterusnya. Menurut (Sugiono 2009: 402) data sekunder ini merupakan data
yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan
bacaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan kredit pada suatu bank.
3.7.Teknik Pengumpulan Data
B ngin (2003: 42), menjel sk n me ode peng mp l n d d l h “deng n c p
dan bagaimana data yang diperlukan dapat dikumpulkan sehingga hasil akhir
penelitian mampu menyajikan informasi yang valid dan reliable”. h simi A ik n o
(2002:136), berpend p b hw “me ode peneli i n d l h be b g i c ng
dig n k n peneli i d l m meng mp lk n d peneli i nn ”. C ng dim ks d
adalah wawancara, dan studi dokumentasi. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi:
1. Metode Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan keterangan yang dilakukan dengan
tanya jawab secara lisan secara sepihak berhadapan muka, dan dengan arah serta
tujuan yang telah ditetapkan. Sudijono (2005: 82) ada beberapa kelebihan
pengumpulan data melalui wawancara, diantaranya pewawancara dapat melakukan
kontak langsung dengan peserta yang akan dinilai, data diperoleh secara mendalam,
yang diinterview bisa mengungkapkan isi hatinya secara lebih luas, pertanyaan
46
yang tidak jelas bisa diulang dan diarahkan yang lebih bermakna. Wawancara
dilakukan secara mendalam dan tidak terstruktur kepada subjek penelitian dengan
pedoman yang telah di buat. Teknik wawancara digunakan untuk mengungkapkan
data tentang bentuk partisipasi orang tua siswa, berlangsungnya bentuk partisipasi,
manfaat partisipasi orang tua siswa dan faktor yang mempengaruhi partisipasi orang
tua siswa dalam pembelajaran.
2. Metode Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (2002:206) metode dokumentasi adalah mencari data yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,
agenda dan sebagainya. Studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui
peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai
pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Dalam penelitian
ini, dokumentasi diperoleh saat peneliti mewawancarai narasumber.
3. Observasi
Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-
fenomena yang diselidiki. Teknik ini banyak digunakan, baik dalam penelitian
sejarah maupun deskriptif . Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana
peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat
dari dekat kegiatan yang dilakukan. Adapun jenis-jenis observasi tersebut
diantaranya yaitu observasi terstruktur, observasi tak terstruktur, observasi
partisipan, dan observasi nonpartisipan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah pengamatan terhadap driver ojek konvensional setelah munculnya Go-jek.
47
3.8.Teknik Keabsahan Data
Terkait dengan pemeriksaan data, triangulasi berarti satu teknik pemeriksaan
keabsahan data yang dilakukan dengan cara memanfaatkan hal hal data lain untuk
pengecekan atau perbandingan data (Moelong, 2001:178). Hal hal lain yang di pakai
untuk pengecekan dan perbandingan data itu adalah sumber, metode, peneliti, dan
teori. Dalam penelitian kualitatif di kenal empat jenis teknik triangulasi yaitu
triangulasi sumber, triangulasi peneliti, triangulasi metode dan triangulasi teoritis.
Menurut Moleong (2007:324), terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk
memeriksa keabsahan data anatara lain:
1. Derajat Kepercayaan (credibility)
Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas
internal dan nonkualitatif. Fungsi derajat kepercayaan yaitu, Pertama,
penemuannya dapat dicapai; Kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil–
hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataaan yang
sedang diteliti.
2. Triangulasi Metode
Dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang
berbeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan
metode wawancara dan obervasi. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang
handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa
menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara terstruktur. Atau, peneliti
48
menggunakan wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek
kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda
untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau
pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Triangulasi
berupaya untuk mengecek kebenaran data dan membandingkan dengan data yang
diperoleh dengan sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu
yang berlainan dan dengan metode yang berlainan. Adapun triangulasi yang
dilakukan dengan beberapa macam teknik pemeriksaan yang memanfaatkan
penggunaan sumber data, metode, dan teori. Untuk itu maka peneliti dapat
melakukan dengan cara:
1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.
2. Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan wawancara.
3. Mengeceknya dengan berbagai sumber data.
4. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.
Berdasarkan hasil triangulasi tersebut maka akan sampai pada salah satu kemungkinan
yaitu apakah data yang diperoleh ternyata konsisten, tidak konsisten, atau berlawanan.
Maka selanjutnya mengungkapkan gambaran yang lebih memadai mengenai gejala
yang diteliti.
1. Kecukupan Referensial
Yaitu mengumpulkan berbagai bahan-bahan, catatan-catatan, atau rekaman-rekaman
yang dapat digunakan sebagai referensi dan patokan untuk menguji sewaktu
diadakan analisis dan penafsiran data.
49
2. Keteralihan (Transferability)
Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada pengamatan antara konteks
pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti
perlu mencari dan mengumpulkan data kejadian dalam konteks yang sama.
3. Kebergantungan (Dependability)
Kebergantungan merupakan substitusi reliabilitas dalam penelitian nonkualitatif.
Dalam penelitian ini, uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Kalau proses penelitiannya
tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tidak dependable.
Untuk mengetahui dan memastikan apakah hasil penelitian ini benar atau salah,
peneliti selalu mendiskusikannya dengan pembimbing secara bertahap mengenai
data-data yang didapat di lapangan mulai dari proses penelitian sampai pada taraf
kebenaran data yang didapat.
4. Kepastian (Confimability)
Dalam suatu penelitian uji kepastian mirip dengan uji kebergantungan, sehingga
pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji kepastian (confimability)
berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan dalam
penelitian. Kepastian yang dimaksud berasal dari konsep objektivitas, sehingga
dengan disepakati hasil penelitian tidak lagi subjektif tapi sudah objektif.
50
3.9Teknik Analisis Data
Sugiyono (2007:169) Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi. Jadi, analisis deskriptif adalah bagian dari statistik yang
digunakan untuk manggambarkan atau mendeskripsikan data tanpa bermaksud
mengenaralisir atau membuat kesimpulan tapi hanya menjelaskan kelompok data itu
saja.
Adapun teknik analisis data deskriptif merupakan tekhnik analisis yang dipakai untuk
menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang sudah
dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil penelitian,
Sugiyono (2005:21). Mengumpulkan data dan menganalisa data-data penting tentang
penelitian yang dilakukan, terutama yang berhubungan dengan laporan data yang
diperlukan. Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan
secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan
lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan,
pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal
yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Analisis data merupakan proses
dimana data yang telah ada disederhanakan ke dalam bentuk yang lebih mudah lagi
untuk dibaca dan diinterpretasikan finalis data dengan interpretasi data merupakan
upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil
penelitian yang akan dilakukan.
51
Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara
kritis dengan teori yang relevan dan informasi masyarakat yang diperoleh dari
penelitian Moloeng (2004:151). Setelah memperoleh data melalui metode wawancara,
peneliti mulai mangorganisasikan data – data tersebut dengan mendengarkan hasil
rekaman wawancara secara berulang –ulang. Dengan demikian data-data yang
diperoleh dapat disesuaikan dengan teori dan permasalahan penelitian yang dilakukan
sebelumnya. Analisis deskriptif mengacu pada transformasi dari data-data mentah ke
dalam suatu bentuk yang mudah dimengerti dan diterjemahkan.
Pendeskripsian respon atau hasil observasi merupakan ciri khas dari bentuk pertama
analisis. Jenis analisis deskriptif yang dapat dilakukan memiliki kaitan yang erat
dengan bentuk data atau jenis pengukuran yang dilakukan dalam riset tersebut. Secara
ringkas keterkaitan antara tipe analisis deskriptif dengan bentuk-bentuk pengukuran
data yang diambil.
91
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penemuan dilapangan dan hasil pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut wawancara yang dilakukan peneliti khususnya kepada
driver ojek konvensional dan ojek Online bahwa perilaku yang dihasilkan ojek
konvensional terhadap ojek Online adalah perilaku penolakan terhadap perubahan.
Perubahan sering mengalami penolakan di organisasi dan anggota organisasi. Dari segi
positif, penolakan pada perubahan menghindarkan organisasi dari konflik fungsional.
Selain itu penolakan juga merangsang terjadinya debat yang sehat dalam menghasilkan
keputusan yang baik. Tetapi dari segi negative, penolakan pada perubahan akan
membuat organisasi berada pada zona nyaman dan enggan terhadap penyesuaian dan
kemajuan jaman. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menimbulkan perilaku
penolakan terhadap perubahan :
1. Kebiasaan
Faktor ini sangat berpengaruh terhadap perilaku penolakan perubahan yang
dilakukan ojek konvensional. Karena rata-rata dari mereka sudah terbiasa dengan
hal-hal yang selama ini mereka kerjakan. Jadi, mereka enggan untuk merubah
kebiasaan mereka.
92
2. Rasa takut terhadap hal yang baru
Dalam faktor ini menjelaskan bahwa rasa takut terhadap hal-hal yang mereka tidak
ketahui sangat berpengaruh untuk driver ojek konvensional. Karena untuk
bergabung menjadi driver ojek Online mereka harus memahami teknologi karena
ojek Online saat ini sangat mengedepankan dan menggunakan teknologi untuk
bekerja. Dalam hal Emi beberapa dari driver ojek konvensional masih enggan untuk
merubah kebiasaan mereka.
3. Faktor ekonomi
Komponen ini sangat berpengaruh karena untuk mereka bergabung dengan ojek
Online membutuhkan modal seperti harus mempunyai motor diatas tahu 2012,
menggunakan smartphone. Persyaratan tersebut yang membuat para driver ojek
konvensional menolak dengan perubahan sehingga mereka masih melakukan
kebiasaan lama mereka.
4. Keamanan
Munculnya ojek Online membuat para driver ojek konvensional merasa tidak
nyaman dan khawatir dengan pendapatan mereka. Pasalnya ojek Online merusak
pasar konsumen mereka sehingga timbul persaingan antara ojek konvensional
dengan ojek Online yang membuat beberapa dari driver pun menolak untuk
bergabung dengan mitra ojek Online.
93
5. Pengolahan informasi yang selektif
Faktor pengolahan informasi yang selektif adalah dimana para individu membentuk
dunia menurut persepsi mereka asing asing. Faktor ini membuat mereka enggan untuk
mengetahui informasi. Faktor ini sangat menggambarkan dari hasil wawancara yang
dilakukan peneliti oleh ketiga informan dalam penelitian ini. Namun berbeda dengan
informan Amir salah satu driver ojek konvensional dia mengatakan bahwa dia
mengetahui banyak tentang ojek online seperti cara menggunakan aplikasi, dan juga
berapa bonus yang kita dapatkan.
6. Tarif yang Sudah Di tentukan
Faktor ini adalah faktor yang diluar dugaan dalam penelitian ini. Faktor ini muncul
setelah peneliti mewawancarai informan ojek konvensional. Dan hasilnya terdapat
kesamaan jawaban yaitu tarif pembayaran yang sudah di tentukan. Informan dari ojek
konvensional merasa dirugikan jika mereka dibayar oleh penumpang mereka dengan
tarif yang sudah di tentukan dari aplikasi ojek online tersebut. Hal ini dikarenakan
mereka sudah terbiasa dengan cara pembayaran tarif jasa di tentukan oleh mereka
sendiri.
5.2. Saran
1. Perusahaan ojek online seharusnya memberikan sosialisasi dan edukasi kepada para
ojek konvensional untuk lebih memahami teknologi yang dihadirkan ojek online
tersebut. Karena tujuan dari hadirnya ojek Online adalah untuk membantu para
tukang ojek konvensional untuk lebih mudah dalam bekerja, dan tidak bermaksud
94
untuk menjadi pesaing baru yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi ojek
konvensional itu sendiri.
2. Pihak ojek online dan Pokbal harus lebih terbuka dan bersikap tenang dalam
menyikapi masalah ini, sehingga bisa menyelesaikan masalah ini dengan tidak
mengedepankan emosi dan ego serta dapat mencegah konflik ini kembali terjadi
karena belum adanya regulasi yang sah dari pemerintah tentang transportasi roda 2
sebagai angkutan umum.
3. Jika konflik ini masih berlanjut pemerintah harus lebih tanggap untuk mencegah
konflik agar tidak terulang lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anindita, Rahmawaty, Arisanty. 2016. Analisis Penerapan Teknologi Komunikasi
Tepat Guna Pada Bisnis Transportasi Ojek Online (Studi pada Bisnis Gojek
dan Grab Bike dalam Penggunaan Teknologi Komuniasi Tepat Guna untuk
Mengembangkan Bisnis Transportasi). Jurnal Bakrie.
Ahmad Subhekti dan Moh. Jauhar, 2013, Pengantar Teori dan Perilaku Organisasi,
Jakarta : Prestasi Pustaka
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian satu pendekatan dan praktek.
Jakarta: Rineka cipta.
Arum Darmawati. 2010. Mengelola satu perubahan dalam organisasi. Jurnal ilmu
manajemen vol 3. No 1.
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif . Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
David, Downey. 2002. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Erlangga
Engel, Blackwell, Miniard. 2012. Perilaku Konsumen. Tangerang: Binarupa Aksara
Fitrianan Nur Dhea. 2017, 26 Ferbuari. Analisis sharing Economic Go-jek. Di akses
tanggal 6 Desember 2017 dari
https://dheanurfitrianti.wordpress.com/2017/02/26/analisis-sharing-economic-
gojek/
George Jennifer,M.George.2002. Understanding and Managing Organizational
Behaviour. Fifth Edition. Upper Saddle River:Pearson Prentice Hall
Haerani Siti. 2016. Strategi Menghadapi Penolakan Sdm Terhadap
Perubahan Organisasi. Jurnal Vol 2. No,1.
Handoyo Seger. 2012. Perbedaan Resistensi Terhadap Perubahan Ditinjau Dari
Generasi Kohort Dan Pemenuhan Kontrak Psikologis Pada Karyawan Pt.
Telkom Area Surabaya Metro (Witel Jatim-Suramadu). Jurnal psikologi
industri dan organisasi Vol, 3. No, 1
Handoko. 2010. Manajemen personalia & sumber daya manusia, edisi kedua. BPFE
UGM Yogyakarta.
Hanggreni. 2011. Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan. Cetakan
Pertama. Bandung: Penerbit Alfabeta
Husein Umar. (2001). Metode penelitian dan aplikasi dalam pemasaran. Jakarta: PT
Gramedia pustaka umum.
Husein Umar, 2003, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka
Kotler, P. & Amstrong, G. (2005). Dasar-dasar Pemasaran Edisi IX. Jakarta: PT.
Indeks.
Kotler Philip, dan Gary Amstrong 2012. Principles Of Marketing, Global Edition, 14
Edition, Pearson Education
Kotler, Philip, (2004), Manajemen Pemasaran, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Kotler Philip, dan Gary Amstrong 2012. Principles Of Marketing, Global Edition, 14
Edition, Pearson Education.
Lacey R, Suh J, Morgan RM (2003). Differential effects of preferential treatment
levels on relationtional outcomer. J.Serv.Res., 9(3) : 241-256.
Lacey R, (2009). How do resolve coflict. J.Serv.Res., 9(3) : 241-256.
Martiman.2014. Strategi Pemasaran Barang Dan Jasa Perusahaan Melalui Media
Iklan. Jurnal ilmiah Widya. Vol, 2. No,2.
Moleong, Lexy J. 2001. Metde Penelitian Kualitatif. Bandung: PT remaja
Rosidakarya
Moleong, Lexy J. 2007. Metde Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT
remaja Rosidakarya.
Mowen, J. Dan Minor, M. 2010. Perilaku konsumen. Jakarta: Erlangga
Nasutiom M.N. 2010. Manajemen mutu terpadu,(Total quality Management). Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pengembangan perilaku dan sumber daya manusia.
Jakarta: Rhineka Cipta
Notoadmodji, Soekidjo. 2005. Pengantar pendidikan kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rhineka cipta.
Parwasih Sari. 2016, 07 Mei. Teori perubahan perilaku. Di akses tanggal 16 Januari
2018 dari http://saniparwasih.blogspot.co.id/2016/05/teori-perubahan-
perilaku.html
Prasetya & Legowo. 2016. Rasionalitas Ojek Konvensional Dalam Mempertahankan
Eksistensi Di Tengah Adanya Gojek Di Kota Surabaya. Jurnal mahasiswa
ilmu sosial dan hukum.
Purnamasari Hanny. 2016Perilaku Organisasi Dalam Pelayanan Administrasi
Kependudukan (Studi Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga (Kk) Pada
Kantor Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang). Jurnal Politikom
Indonesiana, Vol.1 No.1,
Rasyid Herdanto. 2014. Resistance To Change (Studi Deskriptif Pada Perubahan
Peraturan Di Pt. Mitra Sentosa Plastik Industri Semarang). Jurusan Psikologi,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Dr. Riduwan, M.B.A., 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.
Alfabeta, Bandung.
Rajagukguk Tiur. 2017. Pengaruh Perilaku Organisasi Terhadap Prestasi Karyawan
Pada Pt. Perkebunan Nusantara Ii (Persero) Medan. Jurnal Ilmiah Methonomi
Vol. 3 No. 2
Rifaldy. 2016. Pengaruh Kualitas Pelayanan Transportasi Online Gojek Terhadap
Kepuasan Pelanggan Pada Mahasiswa/I Administrasi Niaga Politeknik Negeri
Jakarta. Epigram Vol. 13 No. 2
Rinawati. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Resistensi Individual
Pada Transformasi Organisasi Di Pt Telkom Indonesia Tbk. Bandung. Jurnal
Computech & Bisnis, Vol. 4, No. 2
1.
Samosir Zumni Zahra. 2005. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
mahasiswa menggunakan perpustakan USU.Jurnal Studi perpustakaan dan
informasi. Vol, 1. No, 1.
Setiawan Handri.2017, 12 Juni. Tarif Go-jek terbaru 2018. Di akses tanggal 20
Januari 2018 dari https://www.infoperbankan.com/bisnis/tarif-gojek-terbaru-
2017.html
Slide share. 2016, 16 Maret. Survei: Go-jek ungguli Grab. Di akses tanggal 17
November 2017 dari http://www.viva.co.id/digital/digilife/748464-survei-
gojek-ungguli-grab.
Siagian P Sondang. 2008. Manajemen dan sumber daya manusia. Jakarta, bumi
aksara.
Soekanto, Ahmadi. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta,
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. P. 115,122. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA
Sutopo, Arief, 2010, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan NVIVO, kencana,
Jakarta
Thongka Francisco. 2014. Perilaku Prganisasi. Di akses tanggal 1 Ferbuari 2018 dari
http://kelompok4po.blogspot.co.id/2014/06/nama-kelompok-francisco-
nugraha.html
Tualika Wahid. 2017. Teori Konflik Sosiologi Klasik dan Modern. Jurnal Al-
Hikmah, Volume, 3 Nomor, 1.
Tumengkol Selvi. 2017. Teori Sosiologi Suatu Perspektif Tentang Teori Konflik
Dalam Masyarakat Industri. Jurnal Studi perpustakaan dan informasi. Vol, 1.
No, 1.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan
Aplikasi. Bandung: Agung Media.
Winardi, 2007, Manajemen Perilaku Organisasi , Edisi Revisi, Jakarta, Kencana
Prenada Media Group.
Yohannie Linggasari. 2015, 6 Juni. Go-jek: Kami tak bersaing dengan ojek
pangkalan. Di akses tanggal 7 September 2017 dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150612182517-20-59732/gojek-
kami-tak-bersaing-dengan-ojek-pangkalan/
Yudaningsih Resi. 2011. Peningkatan Efektivitas Kerja Melalui Komitmen,
perubahan dan budaya organisasi. Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 11
No. 1
Zumroh Hasana.2010. Makalah Perubahan Perilaku Sebagai Dampak Adanya
Promosi Kesehatan. UNAIR Surabaya (
http://zumrohhasanah.wordpress.com/, Online, diakses tanggal 7 Desember
2017.