9
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 420-428 420 ANALISIS PERGERAKAN VARIABEL MONETER TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA Deviona Amalita 1 * dan Fakhruddin 2 1) Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email: [email protected] 2) Dosen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email : [email protected] Abstract This study aims to determine the effect of the monetray variables movement toward employment opportunities in Indonesia. In this study, employment opportunities are projected into laborforce, while the monetary variables movement that effect the employment is domestic inflation, interest rate, and exchange rate. The data used in this research is time series data in the form annual data starting from the year 1988 to 2015. Endurance testing on monetary variables movement toward laborforce uses the Auto Regressive Distributed Lag (ARDL) Model. The result showed that the laborforce of the current period is strongly influenced by the laborforce earlier period, the interest rate and exchange rate in both of the short and long term. The effect is last for four years and when there is movement on monetary variables that will affect the laborforce in Indonesia. Considering the major effect of laborforce toward Indonesia’s economy, the goverment should maintain the laborforce is always in ideal position. Keywords : Laborforce, Domestic Inflation, Interest Rate, Exchange rate, ARDL Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pergerakan variabel moneter terhadap kesempatan kerja di Indonesia. Dalam penelitian ini kesempatan kerja diproyeksikan kedalam angkatan kerja, sedangkan pergerakan variabel moneter yang memengaruhi kesempatan kerja yaitu inflasi domestik, nilai tukar, dan suku bunga. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series berupa data tahunan dimulai dari tahun 1988-2015.Pengujian pengaruh pergerakan variabel moneter terhadap kesempatan kerja menggunakan model Auto Regressive Distributed Lag (ARDL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa angkatan kerja periode sekarang sangat dipengaruhi oleh angkatan kerja periode sebelumnya, nilai tukar, dan suku bunga baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan inflasi tidak signifikan memengaruhi angkatan kerja baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengaruh tersebut berlangsung selama 4 tahun. Bila terjadi pergerakan pada variabel moneter maka akan berdampak terhadap angkatan kerja di Indonesia. Mengingat besarnya konstribusi angkatan kerja bagi kondisi perekonomian Indonesia, maka pemerintah harus menjaga setiap pergerakan variabel moneter berada pada posisi ideal. Kata Kunci : Angkatan Kerja, Suku Bunga, Inflasi, Kurs, Model Auto Regressive Distributed Lag (ARDL)

ANALISIS PERGERAKAN VARIABEL MONETER TERHADAP …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERGERAKAN VARIABEL MONETER TERHADAP …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 420-428

420

ANALISIS PERGERAKAN VARIABEL MONETER TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA

Deviona Amalita1* dan Fakhruddin2 1) Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda

Aceh, email: [email protected]

2) Dosen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, email : [email protected]

Abstract

This study aims to determine the effect of the monetray variables movement toward employment opportunities in Indonesia. In this study, employment opportunities are projected into laborforce, while the monetary variables movement that effect the employment is domestic inflation, interest rate, and exchange rate. The data used in this research is time series data in the form annual data starting from the year 1988 to 2015. Endurance testing on monetary variables movement toward laborforce uses the Auto Regressive Distributed Lag (ARDL) Model. The result showed that the laborforce of the current period is strongly influenced by the laborforce earlier period, the interest rate and exchange rate in both of the short and long term. The effect is last for four years and when there is movement on monetary variables that will affect the laborforce in Indonesia. Considering the major effect of laborforce toward Indonesia’s economy, the goverment should maintain the laborforce is always in ideal position.

Keywords : Laborforce, Domestic Inflation, Interest Rate, Exchange rate, ARDL

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pergerakan variabel moneter terhadap kesempatan kerja di Indonesia. Dalam penelitian ini kesempatan kerja diproyeksikan kedalam angkatan kerja, sedangkan pergerakan variabel moneter yang memengaruhi kesempatan kerja yaitu inflasi domestik, nilai tukar, dan suku bunga. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series berupa data tahunan dimulai dari tahun 1988-2015.Pengujian pengaruh pergerakan variabel moneter terhadap kesempatan kerja menggunakan model Auto Regressive Distributed Lag (ARDL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa angkatan kerja periode sekarang sangat dipengaruhi oleh angkatan kerja periode sebelumnya, nilai tukar, dan suku bunga baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan inflasi tidak signifikan memengaruhi angkatan kerja baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengaruh tersebut berlangsung selama 4 tahun. Bila terjadi pergerakan pada variabel moneter maka akan berdampak terhadap angkatan kerja di Indonesia. Mengingat besarnya konstribusi angkatan kerja bagi kondisi perekonomian Indonesia, maka pemerintah harus menjaga setiap pergerakan variabel moneter berada pada posisi ideal.

Kata Kunci : Angkatan Kerja, Suku Bunga, Inflasi, Kurs, Model Auto Regressive Distributed Lag (ARDL)

Page 2: ANALISIS PERGERAKAN VARIABEL MONETER TERHADAP …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 420-428

421

PENDAHULUAN Keseimbangan perekonomian merupakan kunci dasar yang menjadi tujuan esensial setiap

negara termasuk Indonesia. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang merupakan negara yang menganut model small open economy, dimana kondisi perekonomian Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh perekonomian domestik namun juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian negara maju dan juga negara yang menjadi tujuan ekspor. Dengan kata lain bahwa Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam menyeimbangkan pasar keuangan internasional dan pasar keuangan nasional.

Keynes menyebutkan bahwa keseimbangan perekonomian suatu negara dapat dilihat melalui pasar. Pasar yang dimaksud adalah pasar uang, pasar tenaga kerja, dan pasar luar negeri. Inti dari teori ini adalah antara ketiga pasar tersebut saling kait-mengait dalam proses tercapainya keseimbangan perekonomian. Keseimbangan ini dilihat dari proses keseimbangan umum (general equilibrium) yaitu ketiga pasar tersebut secara simultan bersama bergerak ke arah keseimbangan.

Penghubung antara pasar uang dan pasar barang dapat dilihat dari tingkat suku bunga, yaitu tingkat suku bunga akan menentukan seberapa besar pengeluaran investasi terencana oleh investor dan selanjutnya pengeluaran investasi ini menentukan tingkat permintaan agregat. Penghubung lain antara kedua pasar ini adalah tingkat harga dan output, karena variabel ini memengaruhi permintaan uang (liquidity preference) yang menciptakan hubungan timbal balik antara kedua variabel tersebut.

Pasar Tenaga Kerja mengikuti pasar barang apabila output naik maka jumlah orang yang mendapat pekerjaan atau tingkat kesempatan kerjat juga naik, begitupula sebaliknya. Apabila terjadi suatu perubahan (misalnya investasi, pengeluaran pemerintah, dan jumlah uang beredar), maka akan mempunyai pengaruh berantai terhadap semua pasar. Perekonomian akan menyesuaikan diri terhadap perubahan ini sampai tercapai posisi keseimbangan umum yang baru (Mankiew, 2009 :200)

Perubahan output dapat dianalisis melalui dua bagian, yaitu studi dalam jangka pendek dan studi dalam jangka panjang. Dalam jangka panjang kenaikan output dapat dipengaruhi oleh teknologi dan input faktor produksi, seperti kapital dan tenaga kerja. Investasi akan meningkatkan jumlah kapital. Sehingga adanya tambahan kapital tentu saja akan meningkatkan ketersediaan lapangan kerja yang kemudian dapat memicu peningkatan output nasional (Mubyarto, 2002). Implikasinya adalah ketika terjadi peningkatan ketersediaan lapangan kerja berarti telah ikut meningkatkan tingkat kesempatan kerja juga dan penggunaan tenaga kerja penuh (full employment).

Keynes menyebutkan bahwa tidak selalu perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment), pengangguran pasti akan terjadi namun besarnya tergantung kondisi perekonomian saat itu. Hal ini terbukti ketika depresi besar (great depression) terjadi di negara-negara kapitalis kurun periode 1929-1933, di mana output ekonomi berkurang drastis sementara tingkat kesempatan kerja rendah. Hal ini juga terjadi pada Indonesia ketika krisis ekonomi di tahun 90-an yang dampaknya masih terasa hingga saat ini, yaitu penggunaan tenaga kerja dari keseluruhan jumlah penduduk belum secara penuh. Hal ini bisa dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan namun tidak diiringi dengan peningkatan tingkat kesempatan kerja. Artinya dengan lonjakan pertumbuhan populasi setiap tahunnya, namun tidak memiliki kesempatan kerja yang biasnya akan mengakibatkan pengangguran. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut :

Page 3: ANALISIS PERGERAKAN VARIABEL MONETER TERHADAP …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 420-428

422

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja

Tahun Jumlah Penduduk (juta)

Bekerja (juta)

2000 205.1 89.8

2001 216.4 90.8

2002 210.7 91.6

2003 213.6 92.8

2004 216.4 96.9

2005 219.8 95.3

2006 222.7 96.8

2007 225.6 99.5

2008 231.6 103.2

2009 235 104.6

2010 238.5 109.1

2011 242 112.0

2012 245.4 114.0

2013 248.8 115.9

2014 252.2 118.1

2015 255.4 114.8 Sumber : BPS 2015 (diolah)

Berdasarkan Tabel 1 di atas, jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 adalah sebesar 255.4 juta jiwa dengan memiliki populasi penduduk yang muda Karena sekitar setengah dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun yang usia ini masih tergolong sangat produktif. Jika faktor tersebut diaplikasikan secara tepat, maka indikasinya bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar lagi ke depannya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Adioetomo (2005) bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi terbesar pada tahun 2020-2030 yang akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan juga akan meningkatkan tingkat kesempatan kerja.

Kondisi perekonomian tidak selalu berjalan mulus namun seringkali terpukul akibat adanya shock atau guncangan, di mana guncangan tersebut dapat menyebabkan terjadinya masalah makro seperti pengangguran (rendahnya tingkat kesempatan kerja), inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan neraca pembayaran. Salah satu guncangan tersebut terjadi pada 422ariable moneter sehingga memengaruhi jumlah output dan kesempatan kerja suatu negara (Doğan, 2012). Untuk meredam efek guncangan tersebut, sebagai otoritas moneter, bank sentral telah menerapkan kebijakan moneter yang dapat berbentuk pengendalian besaran moneter 422ariable suku bunga untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan (Warjiyo, 2004:62).

Page 4: ANALISIS PERGERAKAN VARIABEL MONETER TERHADAP …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 420-428

423

TINJAUAN PUSTAKA

Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Dalam UU No. 13 Tahun 20013, angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang

aktif dalam kegiatan ekonomi. Yang termasuk angkatan kerja yaitu warga Negara yang berusia 15 tahun ke atas baik yang sudah bekerja maupunyang sedang mencari pekerjaan. Konsep angkatan kerja merujuk pada kegiatan utama yang dilakukan oleh penduduk usia kerja selama periode tertentu. Menurut BPS, Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan penganggur. Sedangkan menurut BPS, Penduduk usia kerja yang tidak termasuk angkatan kerja mencakup penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya.

Kesempatan Kerja

Dalam UU No. 13 Tahun 20013, kesempatan kerja yaitu kebutuhan tenaga kerja yang kemudian secara riil diperlukan oleh perusahaan atau lembaga penerima kerja pada tingkat upah, posisi, dan syarat kerja tertentu, yang diinformasikan melalui iklan dan lain sebagainya yang proksi nya dilihat melalui angkatan kerja.

Suku Bunga Suku bunga menurut Khalwaty (2000:145) merupakan variabel konvensional untuk

mengendalikan atau menekan laju pertumbuhan tingkat inflasi. Suku bunga yang tinggi akan mendorong orang-orang untuk menanamkan dananya di bank daripada menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang resikonya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan menanamkan uang di bank terutama dalam bentuk deposito. Suku bunga yang tinggi menyedot jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Namun di sisi lain, tingginya suku bunga akan meningkatkan nilai uang selain menyebabkan besarnya opportunity cost pada sector industri atau sektor rill. Inflasi

Samuelson (2002: 683) yang menyatakan “Inflation occurs when the general level of prices is rising”, atau dengan kata lain inflasi terjadi ketika tingkat harga-harga secara umum meningkat. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama.

Kurs

Kurs (Exchange Rate) suatu mata uang adalah harga mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Sistem kurs valuta asing akan sangat tergantung dari sifat pasar. Dalam pasar bebas, kurs akan berubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran. (Mankiew, 2006 : 128)

Teori Hubungan Variabel Moneter dengan Kesempatan Kerja (Teori Kuantitas Uang)

Kuantitas uang dalam perekonomian sangat erat kaitannya dengan jumlah dollar yang dipertukarkan dalam suatu transaksi. Hubungan di antara transaksi dan uang dapat dilihat dari persamaan berikut yang disebut dengan persamaan kuantitas :

Uang x Perputaran = Harga x Transaksi M x V = P x T

Page 5: ANALISIS PERGERAKAN VARIABEL MONETER TERHADAP …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 420-428

424

Sisi kanan dari persamaan diatas menyatakan transaksi. T menunjukkan total jumlah transaksi selama periode tertentu, dengan kata lain T adalah seberapa banyak barang dan jasa dipertukarkan dalam kurun waktu setahun. P adalah harga suatu transaksi selama kurun waktu tertentu. Produk dari jumlah transaksi dan harga transaksi P x T itu sama dengan jumlah dolar yang dipertukarkan dalam kurun waktu setahun.

Sisi kiri dari persamaan diatas menyatakan uang yang digunakan dalam melakukan transaksi, M adalah kuantitas uang dan V adalah perputaran uang transaksi serta mengukur tingkat di mana uang bersikulasi dalam perekonomian. Ketika V diasumsikan konstan maka perubahan dalam kuantitas uang M harus menyebabkan perubahan yang proporsional dalam GDP nominal P x Y, artinya jika perputaran tetap, maka kuantitas uang menentukan nilai output perekonomian. (Mankiew, 2009)

Ketika jumlah uang beredar meningkat menyebabkan orang memegang uang lebih banyak sehingga meningkatkan permintaan akan barang dan jasa, inflasi tinggi, kurs terdepresiasi dan kesempatan kerja yang tinggi.

KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian ini tujuannya untuk melihat pengaruh dari variabel suku bunga, inflasi, dan

kurs terhadap kesempatan kerja di Indonesia. Ketika suku bunga, kurs, dan inflasi mengalami pergerakan atau guncangan maka pengaruh yang dihasilkan terhadap kesempatan kerja juga mungkin tidak stagnan, artinya kesempatan kerja juga akan mengalami perubahan sebesar guncangan yang terjadi.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

Sumber dan Jenis Data Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh guncangan variabel

moneter, yaitu suku bunga (r), inflasi (INF), dan kurs riil (KURS) terhadap kesempatan kerja di Indonesia.

Metode Analisis Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ARDL (Auto regressive Distributed Lag). Pemilihan model ARDL dipilih dikarenakan model ini memiliki banyak keunggulan diantaranya yaitu:

Kesempatan Kerja

Suku Bunga

Inflasi

Kurs

Page 6: ANALISIS PERGERAKAN VARIABEL MONETER TERHADAP …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 420-428

425

• ARDL tidak mementingkan tingkat stasioner dan tingkat integrasi. Maksudnya ialah ARDL tetap dapat digunakan meskipun masing-masing variabel berada pada tingkat stasioner yang berbeda baik itu pada tingkat level, first difference, second difference.

• Penggunaan model ARDL juga tidak mementingkan bahwa variabel terintegrasi pada ordo yang sama. Model ARDL tetap dapat digunakan meskipun variabel dengan ordo integrasi yang berbeda.

• Model ARDL tidak mempermasalahkan jumlah sampel yang sedikit. Sedangkan pada pengujian lain jumlah sampel yang panjang adalah menjadi salah satu syarat utama dalam penelitian.

Secara umum model ARDL yang digunakan dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut (Bekhet dan Matar, 2013): lnY= β0 + ∑ ��

��� 1 lnYt-i +∑ ����� 2 lnX1t-i + ∑ ��

��� 3 lnX2t-i + ∑ ����� 4 lnX3t-1 + �1lnYt-i + �2lnX1t-I +

�3lnX2t-i + �4lnX3t-i + �t…................................................................................................................................................................(1) Keterangan: β1 sampai β4, menjelaskan koefisien jangka pendek �1 sampai�4, menjelaskna koefisien jangka panjang k, sebagai panjangnya lag t, menunjukkan tahun i, menunjukkan urutan lag Penelitian ini menggunakan model ARDL untuk melihat pengaruh dari guncangan variabel moneter, yaitu suku bunga, inflasi dan kurs terhadap kesempatan kerja di Indonesia. Oleh sebab itu, maka persamaan (1) di atas, ditransformasikan menjadi : AK = β0 + ∑ ��

��� 1 AKt-i +∑ ����� 2 SBI t-i + ∑ ��

��� 4 INFt-I + ∑ ����� 5 KURS t-i + �1AKt-i + �2 SBIt-i+

�4INFt-i+�5KURSt-I+ �t.............................................................................................................(2)

Keterangan: SBIt-i merupakan lag dari suku bunga sertifikat Bank Indonesia INFt-i merupakan lag dari inflasi KURSt-i merupakan lag dari nilai tukar riil AKt-i merupakan lag dari angkatan kerja �� hingga ��, menjelaskan koefisien jangka pendek �1 hingga �5, menjelaskan koefisien jangka panjang k, merupakan panjang lag t, menunjukkan tahun i, menunjukkan urutan lag �t, menunjukkan error

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Stationeritas Berdasarkan pengujian stationeritas menggunakan ADF (Augmented Dickey Fuller) yang

dilakukan, didapati: Tabel 2. Hasil Uji Stasioneritas

No Variabel PP

At Level 1st 2 th 1 AK -11.155** - -

Page 7: ANALISIS PERGERAKAN VARIABEL MONETER TERHADAP …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 420-428

426

2 rSBI -12.598** - - 3 Inflasi -10.878** - - 4 Kurs -8.6462* - - Keterangan: * dan ** menjelaskan tingkat signifikansi 5%, dan10% Sumber : Hasil Penelitian (data diolah menggunakan Shazam 2008).

Berdasarkan Tabel 2. diatas menunjukkan bahwa semua variabel stasioner at level

dengan signifikansi 10 persen, kecuali variabel kurs stasioner at level dengan signifikansi 5 persen. Penentuan Lag Optimal Pada metode ARDL, penentuan lag optimal merupakan hal yang sangat penting sebab lag berperan dalam menjelaskan pengaruh yang terjadi antara suatu variabel dengan variabel lain. Menurut Azuma (2014) besarnya lag yang dipilih adalah nilai terkecil dari Akaike Information Criterion (AlC) ataupun nilai terkecil Auto Correlation Function ( ACF).

Tabel 3. Penentuan Lag Optimal

Variabel ACF

1 2 3 4 5

AK -0.08437 0.0058636 -0.022451 -0.0058462* -0.026169 rSBI -0.22881 -0.23001 0.12438 -0.014753* -0.15577 Inflasi -0.37973 -0.11076 0.22191 -0.043283 -0.053473*

Kurs -0.018975* -0.16580 0.16033 -0.13009 -0.21102

*Menunjukan Lag Optimal Sumber: Hasil Penelitian (Diolah menggunakan Shazam 2008).

Berdasarkan Tabel 3. diatas dapat dilihat bahwa hanya variabel Kurs berada pada lag optimal yang pertama, sedangkan variabel selain Kurs yaitu Angkatan Kerja dan Suku Bunga berada pada lag keempat. Sedangkan variabel inflasi berada pada lag kelima. Hal ini ditentukan dari hasil terkecil dari nilai Auto Correlation Function (ACF). Hasil Estimasi

Estimasi pada penelitia ini adalah untuk melihat pengaruh pergerakan variabel moneter, yaitu Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Inflasi, Kurs terhadap Kesempatan Kerja, di mana dalam penelitian ini proksinya adalah variabel Angkatan Kerja serta hubungan antara variabel moneter dengan kesempatan kerja dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Tabel 4. Hasil Estimasi Setiap Variabel dengan Variabel Dependen Dependent variabel :AK

Variabel Koefesien Standar Error T-Ratio P-Value

D2AK 0.18153*** 0.02948 6.158 0.000 D2INF -0.33689 1.032 -0.3265 0.748 D2KURS 0.0010281*** 0.0003498 2.939 0.008 D2R 0.043554 0.05557 0.7838 0.443 AK1 0.18792*** 0.3108 6.046 0.000 INF1 -2.7816 1.685 -1.651 0.115

Page 8: ANALISIS PERGERAKAN VARIABEL MONETER TERHADAP …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 420-428

427

KURS1 0.0013656 0.0003693 3.698 0.002 R1 -0.32203*** 0.08598 -3.745 0.001

CONSTANT 55.258*** 2.569 21.51 0.000

Ket :*,** dan *** menjelasakan Tingkat Signifikansi 90%, 95% dan 99% Sumber: Hasil Penelitian (diolahmenggunakanShazam 2008). Keterangan: D2AK = Angkatan Kerja pada lag pertama jangka pendek D2INF = Inflasi pada lag pertama jangka pendek D2KURS = Kurs pada lag pertama jangka pendek D2R = Suku Bunga SBI pada lag pertama jangka pendek AK1 = Angkatan Kerja pada lag pertama jangk panjang INF1 = Inflasi pada lag pertama jangka panjang KURS1 = Kurs pada lag pertama jangka panjang R1 = Suku Bunga SBI pada lag pertama jangka panjang Dari hasil estimasi yang ditunjukkan oleh Tabel diatas menjelaskan bahwa baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, variabel yang sangat memengaruhi angkatan kerja adalah angkatan kerja di periode selanjutnya, kurs, dan suku bunga pada periode yang sama, sedangkan variabel inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap angkatan kerja.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, terdapat kesimpulan yang dapat dirangkum dari hasil analisis hubungan serta pengaruh terhadapkesempatan kerja dan berbagai uji statistik terkait, antara lain sebagai berikut :

• Angkatan kerja periode sekarang sangat dipengaruhi oleh variabel angkatan kerja periode seblumnya.

• Variabel inflasi tidak memengaruhi angkatan kerja baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

• Variabel kurs bepengaruh terhadap angkatan kerja baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

• Variabel suku bunga berpengaruh terhadap angkatan kerja dalam jangka panjang namun tidak dalam jangka pendek.

SARAN • Mengingat besarnya konstribusi angkatan kerja terhadap kondisi perekonomian Indonesia

dan merupakan tolak ukur utama untuk melihat tingkat kesempatan kerja, maka pemerintah seharusnya menjaga setiap pergerakan variabel moneter agar selalu berada dalam posisi yang ideal dan sesuai dengan nilai ekonominya. Sehingga pemerintah sebaiknya menerapkan kebijakan yang memperhatikan kedua sisi, baik itu sisi makro (kesempatan kerja) dan sisi moneter (inflasi).

• Inflasi yang brfluktuatif dan tidak dapat diperkirakan secara pasti pada setiap waktu yang berdampak terhadap kesempatan kerja dan pengangguran. Hal ini sejalan dengan Hukum Okun di mana ketika inflasi meningkat maka jumlah pengangguran bertambah dan rendahnya kesempatan kerja. Maka dari itu pemerintah juga sebaiknya lebih meengupayakan agar inflasi tetap stabil.

Page 9: ANALISIS PERGERAKAN VARIABEL MONETER TERHADAP …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 Agustus 2016 : 420-428

428

• Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini dapat menambahkan rentang waktu penelitian dan memasukkan variabel-variabel lain seperti investasi dan pertumbuhan ekonomi domestik.

DAFTAR PUSTAKA Adioetomo.(2005). Proyeksi Pertumbuhan Penduduk dan Bonus Demografi di Indonesia.

Artikel. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. (2015) Indonesia dalam Angka. Jakarta

Doğan, T.T Macroeconomic Variables and Unemployment: The Case of Turkey. International Journal of Economics and Financial Issues Vol. 2, No. 1, 2012, pp.71-78 ISSN: 2146-4138. Turkey.

Khalwaty, Tajul. (2000). Inflasi dan Solusinya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Mankiew, G.N. (2006). Teori Makro Ekonomi. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.

____________. (2009). Teori Makro Ekonomi. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.

Mubyarto.(2002). ImplikasiKebijakanEkonomiMoneter. Jakarta : Setia Kawan.

Samuelson, P.A,.Nordhaus, W.D. (2001). Ilmu Makroekonomi. Edisi Tujuh Belas. PT. Media Global Edukasi. Jakarta.

UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat2 .(2003). Ketenagakerjaan. Jakarta. Kementrian Ketenagakerjaan.

Warjiyo.(2004). Penerapan Kebijakan Monete rSebagai Acuan Perekonomian.Artikel. Jakarta.