Upload
muhammad-adi-suryaman
View
56
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Audit Experience, Audit Knowlage, KAP, affiliate
Citation preview
ANALISIS PERBANDINGAN PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN
AUDIT ANTARA AUDITOR PADA KAP BERAFILIASI DENGAN KAP
TIDAK BERAFILIASI DALAM KAITANNYA KEPERCAYAAN
MASYARAKAT DI JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Oleh :
Nama : Muhammad Adi Suryaman
NIM : 2007320075
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
TAHUN 2011
JUDUL : ANALISIS PERBANDINGAN PENGALAMAN DAN
PENGETAHUAN AUDIT ANTARA AUDITOR PADA
KAP BERAFILIASI DENGAN KAP TIDAK
BERAFILIASI DALAM KAITANNYA
KEPERCAYAAN MASYARAKAT DI JAKARTA
NAMA : MUHAMMAD ADI SURYAMAN
NIM : 2007320075
FAKULTAS : EKONOMI
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
KONSENTRASI SKRIPSI : AUDITING
Diterima dan disahkan
Pada Tanggal
Pembimbing Utama, Pembimbing Kedua,
(Drs. H. Hasnil, Ak., MM.) (Hairul Triwarti, SE., Ak., MM.)
Mengetahui ;
Dekan Fakultas Ekonomi, Ketua Program Studi,
(Muhammad Yusuf, SE., MM.) (Hairul Triwarti, SE., Ak., MM.)
ABSRACT
This research aim to test difference of audit experience between Auditor KAP
affiliate with KAP non-affiliate and to test difference of audit knowledge between
Auditor at KAP affiliate with KAP non-affiliate. Auditor at KAP affiliate in
perception have Experience and Knowledge which is better to be compared to
Auditor at KAP non-affiliate.
This research use primary data with disseminated quisioner to four KAP
affiliate and four KAP non-affiliate in Jakarta. Criterion Responder is patner,
manager, senior of audit junior person and audit. disseminated by quisoner
counted 80 quisioner with rate of return 62.5% or counted 50 quisioner which
return, from 50 quisioner there are one kuisioner which do not loaded complete
so that 49 kuisioner which is used in data analysis. Examination use Independent
sample t-test.
First hypothesis show do not there difference of audit experience between
Auditor KAP affiliate with KAP non-affiliate. hypothesis test showing t count
bigger than t tables of with value 2.244 > 2.012. second hypothesis which show
there are difference of audit knowledge between Auditor KAP affiliate with KAP
non-affiliate. hypothesis test showing t count smaller than t tables of with value
1.453 < 2.012.
Keyword : Audit Experience, Audit Knowlage, KAP, affiliate
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
pengalaman audit antara auditor KAP berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi dan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengetahuan audit Auditor pada KAP
berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi. Auditor yang bekerja pada KAP
berafiliasi di persepsikan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik
dibandingkan dengan auditor yang bekerja pada KAP tidak berafiliasi.
Penelitian ini mengunakkan data primer dengan mengunakkan kuisioner yang
disebar kepada empat KAP berafiliasi dan empat KAP tidak Berafiliasi di Jakarta.
Kriteria responden adalah patner, manager, senior audit dan junior audit. Kuisoner
yang disebar sebanyak 80 kuisioner dengan tingak pengembalian 62.5% atau
sebayak 50 kuisioner yang kembali, dari 50 kuisioner terdapat satu kuisioner yang
tidak terisi lengkap sehingga 49 kuisioner yang digunakan dalam analisa data.
Pengujian dilakukan mengunakan Independent sample t-test.
Hipotesis pertama menunjukan tidak terdapat perbedaan pengalaman audit
antara Auditor KAP berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi tidak terbukti dalam
uji hipotesis yang menunjukan t hitung lebih besar dari t tabel dengan nilai 2.244
> 2.012. Hipotesis kedua yang menunjukan terdapat perbedaan pengetahuan audit
antara Auditor KAP berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi tidak terbukti dalam
uji hipotesis yang menunjukan t hitung lebih kecil dari t tabel dengan nilai 1.453 <
2.012.
Kata Kunci : Pengalaman Audit, Pengetahuan Audit, KAP, Afiliasi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdullilahirabbilalamin, segala puji dan syukur yang tak terhingga
penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
juga inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang
berjudul Analisis Perbandingan Pengalaman dan Pengetahuan Audit Antara
Audtor KAP Berafiliasi dengan KAP Tidak Berafiliasi di Jakarta.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Muahmmadiyah Jakarta.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk
memberikan hasil yang terbaik. Namun demikian penulis juga mempunyai
keterbatasan kemampuan dalam penulisan skripsi. Oleh karena itu penulis
menyadari tanpa bimbingan, arahan, dukungan dan bantuan berbagai pihak, maka
skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Mama dan Papa, terima kasih buat semuanya, doa dan kasih sayang yang
tulus yang engkau berikan kepada ananda dan terima kasih telah menerima
ananda dalam berbagai bentuk. Setiap doa yang engkau lantunkan adalah
ketulusan yang tiada pernah ternilai dengan apa pun jua dan semoga Allah
SWT slalu meridhoi setiap langkah engkau di dunia dan akhirat..Amiiin.
2. Ka Narni dan ka Nina serta Ka iparku mas Muji dan Bang Arma terima kasih
atas dukungan dan Motivasinya Perjalanan hidup kalian telah memotivasi
adik mu tuk lebih keras dan tegar dalam memandang kehidupan dan smoga
apa yang menjadi impian kita semua terwujud, walau terkadang realita tak
sejalan dengan impian.
3. Bapak Muhammad Yusuf SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
4. Ibu Siti Hafnidar Harun SE., MM. dan Ibu Siti Asmanah SE., Ak. Selaku
Wakil Dekan I dan Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
5. Ibunda Hairul Triwarti SE., Ak., MM. selaku Ketua Program Studi Akuntansi
dan juga sebagai Pembimbing Kedua dalam skripsi ini. Terima kasih bunda
atas bimbingan, bantuan dan selalu memotivasi saya dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Bapak Drs. H. Hasnil Ak. MM selaku pembimbing utama dalam skripsi ini.
Terima kasih Pa atas bimbingan dan waktu luangnya dalam proses
pembimbingan.
7. Pasukan kecil Anhar, Tengku dan Rifat keponakanku tersayang yang selalu
mengangguku disaat lagi mengetik,,hehehe, namun kalian bagaikan empun
pagi yang menyegarkan pikiranku, yang selalu membuatku tertawa.
8. Untuk teman teman seperjungan Fairuz, Karim, Dian, Sintia, Iim, Asep,
Rina kalian adalah sahabat2 terbaik yang kumiliki, trima kasih buat
kebersamaan kita slama ini dalam suka duka, canda-tawa dan sedih-senang
yang telah kita lalui, smoga persahabatan kita tak lengkang oleh waktu.
9. Buat teman teman angaktan 2007, Sinta alias teteh, Nela, Dian Palupi, Ari,
Rara, Wenny, Agus, Anis, Gatot, Galih, Fandi, Ginar, Irvan, Midah, Sule, Didi
Cs, Didik Cs, Miki Cs, dan kawan kawan lainnya maaf ga bisa disebutin
satu satu karena keterbatasan karakter..hehe.. Jaga terus Kekompakan n
silahtihturahmi y??
10. Terima kasih juga untuk keluarga Besar HIMA AKSI FE UMJ, baik angkatan
2008, 2009, dan juga 2010, terima kasih atas doa kalian semua.
11. Terima kasih juga tidak lupa untuk seluruh Citivas Akademika FE UMJ tanpa
kalian mungkin kampus berantakan.heheh
12. Buat semua pihak yang tak dapat ku sebutkan satu persatu, atas perhatian,
bantuan dan dukungannya..thaxs to all
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini
dikarenakan keterbatasan yang penulis miliki. Untuk saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikkan masa mendatang. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT
membimbing dan menyertai langkah kita. Amiiin.
Penulis
(Muhammad Adi Suryaman)
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN
ABSRTACT
ABSRTAK
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ................................. 6
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Auditing dan Ruang Lingkup Audit ........................... 9
1. Pengertian Auditing ........................................................... 9
2. Jenis Jenis Audit ............................................................. 10
3. Jenis Jenis Auditor ......................................................... 12
B. Profesi Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik ..................... 13
1. Profesi Akuntan Publik ..................................................... 13
2. Standar Umum Akuntan Publik ........................................ 14
3. Kantor Akuntan Publik ..................................................... 16
4. Kantor Akuntan Publik Berafiliasi .................................... 19
C. Pengalaman Audit ......................................................................... 22
D. Pengetahuan Audit ........................................................................ 25
E. Independent Sample t test .......................................................... 27
F. Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ........... 27
1. Penelitian Terdahulu ......................................................... 27
2. Kerangka Pemikiran .......................................................... 29
3. Hipotesis ............................................................................ 30
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 31
B. Jenis dan Sifat Penelitian .............................................................. 32
C. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 33
D. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ........................................ 33
E. Metode Analisis ............................................................................ 35
1. Statistik Deskriptif ............................................................ 35
2. Uji Kualitas Data ............................................................... 36
3. Uji Normalitas Data .......................................................... 37
4. Uji Hipotesis ..................................................................... 38
F. Operasional Variabel dalam Penelitian ......................................... 39
1. Variabel Independen ......................................................... 39
2. Sampel ............................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 43
B. Gambaran Umum Responden ....................................................... 45
C. Statistik Deskriptif ........................................................................ 52
D. Hasil Uji Kualitas Data ................................................................. 53
1. Hasil Uji Validitas ............................................................. 53
2. Hasil Uji Reliabilitas ......................................................... 55
E. Hasil Uji Normalitas Data ............................................................ 56
F. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 57
1. Hasil Uji Hipotesis Pertama .............................................. 57
2. Hasil Uji Hipotesis Kedua ................................................. 58
G. Pembahasan ................................................................................... 60
A. Perbandingan Pengalaman Audit antara auditor KAP
berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi ........................... 60
B. Perbandingan Pengetahuan Audit Antara Auditor KAP
Berafiliasi dengan KAP tidak Berafiliasi ........................... 61
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 63
B. Saran .............................................................................................. 64
C. Keterbatasan .................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Level dan Tanggung jawab staff audit ......................................... 18
Tabel 2.2 Kantor Akuntan Publik Big Four ................................................. 19
Tabel 3.1 KAP Penyebaran Kuisiober ......................................................... 31
Tabel 3.2 Operasional Variabel .................................................................... 41
Tabel 3.3 Operasional Sampel ..................................................................... 42
Tabel 4.1 Rincian Tingkat Pengembalian Kuisioner ................................... 46
Tabel 4.2 Pengembalian Kuisioner Berdasarkan KAP ................................ 47
Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden ............................................................ 48
Tabel 4.4 Pendidikan Responden ................................................................. 48
Tabel 4.5 Lama Kerja Sebagai Auditor ........................................................ 49
Tabel 4.6 Jabatan Responden ....................................................................... 50
Tabel 4.7 Banyaknya Pelatihan Yang Pernah Diikuti Responden ............... 51
Tabel 4.8 Penugasan Audit Responden ........................................................ 52
Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Variabel ......................................................... 52
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Data ............................................................. 54
Tabel 4.11 Hasil Uji Reabilitas Data ............................................................ 55
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Data .......................................................... 56
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Pertama ....................................................... 57
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Kedua ......................................................... 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 30
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Kuisioner Penelitian
LAMPIRAN 2 : Data Penelitian
LAMPIRAN 3 : Hasil Statistik Deskriptif
LAMPIRAN 4 : Hasil Uji Validitas Data
LAMPIRAN 5 : Hasil Uji Reliabilitas Data
LAMPIRAN 6 : Hasil Uji Normalitas Data
LAMPIRAN 7 : Hasil Uji Hipotesis
LAMPIRAN 8 : Tabel t
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan dunia usaha dan juga era globalisasi yang
datang, maka diperlukan suatu transparansi dan akuntabilitas dalam
melakukan aktivitas bisnis. Setiap perusahaan dalam bersaing
menghasilkan keuntungan dituntut untuk dapat menyajikan laporan
keuangan yang andal dan dapat dipercaya, dalam hal ini maka diperlukan
jasa akuntan publik, yaitu pihak ketiga yang bertugas untuk memberikan
pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan suatu perusahaan.
Banyak perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan publik yang
berkualitas untuk mengetahui apakah laporan keuangan telah disajikan
sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) di Indonesia.
Kebutuhan akan auditor yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh
perusahan perusahaan agar dapat melihat apakah kinerja perusahaan
sudah baik dalam satu periode tertentu.
Dalam pekerjaannya akuntan publik dituntut untuk bekerja secara
professional dan sesuai dengan kode etik profesi. Profesionalisme
mensyaratkan tiga hal yaitu keahlian, berpengetahuan dan berkarakter
(Simamora, 2000 dalam Asih, 2006). Kode etik profesi akuntan publik
yaitu Standart Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengatur berbagai
tentang Akuntan publik, salah satunya tentang keahlian auditor.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001) Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 210 (PSA No. 04) menegaskan perlunya
pendidikan dan pengalaman memadai dalam bidang auditing sebagai
syarat utama untuk melakukan audit. Sebagaimana dinyatakan dalam
Standar Umum yang pertama bahwa audit harus dilaksanakan oleh
seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
cukup sebagai auditor. Dari peryataan diatas maka auditor dalam
melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor
harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi
dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan
pendidikan formalnya, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman
selanjutnya dalam praktik audit.
Selanjutnya pendidikan formal auditor independen dan pengalaman
profesionalnya saling melengkapi satu sama lain. Perlu disadari bahwa
yang dimaksudkan dengan pelatihan seorang profesional mencakup pula
kesadarannya untuk secara terus-menerus mengikuti perkembangan yang
terjadi dalam bisnis dan profesinya dan harus mempelajari, memahami,
dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan
standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
Banyak Penelitian yang menggunakan ukuran KAP dengan
mengindikasikan bahwa KAP dengan Big Firm lebih professional dari
pada KAP non big firm. Menurut Craswell et al. (1995) dalam Arfan
(2007) KAP akan mengembangkan keahlian spesifik industri, yang berarti
spesialisasi dan peningkatan keahlian yang akan berdampak pada kualitas
audit. Hasil penelitian itu didukung oleh Shockley dan Holt (1983),
Eichenser dan Danos (1983), William (1988) serta Francis dan Wilson
(1988) dalam Ikhsan (2007) yang menyimpulkan bahwa kualitas dan
expertise adalah atribut servis yang dimiliki oleh big eight akuntan, dan
merupakan faktor yang menyebabkan banyak klien memilih kantor
akuntan besar.
KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu KAP yang berafiliasi dengan
KAP big four dan KAP lainnya (non big Four), seorang auditor yang
bekerja pada KAP big four dianggap memiliki skill dan pengalaman dalam
hal mengaudit yang lebih baik (Amilin dan Ady, 2008). Dalam prakteknya
di Indonesia KAP yang masuk dalam Big Four yaitu :
1. Erns&Young, Purwantono Suherman dan Surja,
2. Price WaterhouseCooper Haryanto Sahari &Rekan,
3. Deloitte Touche Tohmatsu Osman Bing Satrio & Rekan,
4. KPMG Siddharta, Siddharta & Widjaja
Kemudian menurut Mustafa (2009) ditambah RSM Aryanto, Amir Jusuf &
Mawar dan Grant Thornton Int Hendrawinata, Gani & Hidayat menjadi
The Big Six KAP di Indonesia dengan jumlah akuntan publik sedikitnya
sepuluh.
Namun selain KAP KAP besar diatas terdapat juga KAP yang dapat
dikatakan sebagai KAP menengah besar atau medium big. Menurut
Mustafa (2009) KAP medium big merupakan KAP yang memiliki
Akuntan Publik (AP) sebanyak 4 (empat) orang atau lebih. KAP dengan
minimum 4 AP dapat dikatakan menengah besar karena 4 AP bisa
melaksanakan fungsi manajemen KAP dengan lebih baik. Kebijakan salin
review antar partner, program quality control hasil pekerjaan, pelatihan
internal dll akan bisa berjalan setidaknya di kantor dengan 4 AP. KAP
yang dapat dikatagorikan medium big ada sekitar 40 KAP di Jakarta,
diantara 40 KAP tersebut beberapa diantara sudah berafiliasi asing dan
juga masih ada yang belum berafiliasi atau masih KAP lokal namun juga
memiliki kualitas yang sama dengan yang sudah berafiliasi (Akuntan
Indonesia, 2009).
Namun pada prakteknya terdapat perbedaan keahlian dan kualitas
diantara para auditor pada KAP berafiliasi dengan auditor pada KAP tidak
berafiliasi baik dari segi latar belakang pendidikan formal, pengalaman-
pengalaman dan kemampuan teknis lainnya yang akan berkaitan dengan
kepercayaan masyarakat dalam pengunaan jasa auditor. Maka dari
pemaparan diatas penulis mengambil judul penelitian ANALISA
PERBANDINGAN PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN AUDIT
ANTARA AUDITOR KAP BERAFILIASI DENGAN KAP TIDAK
BERAFILIASI DALAM KAITANNYA KEPERCAYAAN
MASYARAKAT DI JAKARTA.
B. Identifikasi Masalah
Dari penjelasan diatas maka dapat diidentifikasi masalah bahwa dalam
bayak penelitian perusahaan cendrung memilih KAP dengan big firm yang
merupakan KAP yang berafiliasi dengan KAP asing. Auditor KAP
berafiliasi memiliki keahlian yang berpengaruh kepada kualitas audit lebih
baik dari pada Auditor KAP tidak berafiliasi sehingga terjadi perbedaan
didalam keahlian auditor Antara KAP berafiliasi dan KAP tidak berafiliasi.
Keahlian auditor didapat dari pendidikan formal berarti auditor harus
memiliki pengetahuan audit yang memadai dan didapat dari peningkatan
pengalaman-pengalaman dalam melaksanakan penugasan audit dan
didukung dengan peningkatan kemapuan teknis lainnya.
C. Pembatasan Masalah
Untuk membatasi masalah agar tidak meluas dan menjadi bias maka
penulis membatasi dengan mengambil responden penelitian terhadap patner,
manager, auditor senior dan auditor junior dengan pemasalahan
perbandingan pengalaman Audit dan pengetahuan audit antara auditor pada
empat KAP berafilasi dengan empat KAP tidak berafiliasi.
D. Perumusan Masalah
Dari pemaparan diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah ada perbedaan pengalaman audit antara Auditor KAP
berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi?
2. Apakah ada perbedaan pengetahuan audit antara Auditor pada KAP
berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi?
E. Tujuan dan Keguanaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perbedaan pengalaman audit antara Auditor KAP
berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi.
2. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan audit Auditor pada KAP
berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi.
Keguanaan penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan penulis dalam bidang akuntansi
dan sebagai suatu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta.
2. Bagi KAP
Untuk mengetahui perbedaan pengalaman dan pengetahuan audit
auditor KAP berafiliasi dan auditor KAP tak berafiliasi dan dapat
membantu KAP agar dapat membantu meningkatkan keahlian
auditornya dan menambah daya saing KAP tersebut.
3. Bagi Almamater
Untuk menambah penelitian dan pengetahuan dibidang auditing
yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa agar
dapat lebih mengenal bidang auditing lebih dalam.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini dibagi dalam lima bab, yang terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas latar belakang, indentifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dibahas tinjauan pustaka yang menjadi landasan
pada penelitian ini, meliputi pengertian audit, jenis jenis audit,
profesi akuntan publik, kantor akuntan publik, pengalaman audit,
pengetahuan audit, telaan penelitian sebelumnya, kerangka
pemikiran dan hipotesis.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Pada bab ini dibahas mengenai metode yang digunakan dalam
penelitian ini. Meliputi waktu dan tempat penelitian, jenis dan
sifat penelitian, metode pengambilan sampel, metode
pengumpulan data, dan metode analisis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian yang meliputi
gambaran umum objek penelitian, gambaran umum responden,
statistik deskriptif, uji kualitas data, uji normalitas dan uji
hipotesis penelitian.
BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini dibahas tentang kesimpulan dari penelitian ini yang
merupakan jawaban atas perumusan masalah dan juga membahas
tentang saran dan keterbatasan dalam penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Auditing dan Ruang Lingkup Audit
1. Pengertian Audit
Menurut Alvin (2003:15) Mendefinisikan auditing sebagai berikut :
Pengumpulan serta pengevaluasian bukti bukti atas informasi untuk
menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut
dengan kriteria kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus
dilakukan oleh seorang kompeten dan independen
Selanjutnya menurut Agoes (2007:3) mendefinisikan auditing
sebagai berikut :
Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh
pihak pihak yang independent terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen, beserta catatan catatan pembukuan dan
bukti pendukungnya dengan tujuan untuk memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut
Sementara Boynton (2002:5) memberikan definisi auditing sebagai
berikut :
Suatu Proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi buktin
secara objektif mengenai asersi asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi
dengan tujuan untuk menetapkan derajat kesesuaian antara asersi
asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta
penyapaian hasil kepada pihak pihak yang berkepentingan.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada empat
elemen fundamental dalam auditing :
1. Dilakukan oleh seseorang yang independen
2. Bukti yang cukup kompeten yang diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi secara obyektif
selama menjalankan tugasnya sebagai dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
3. Kriteria yang dijadikan pedoman sebagai dasar untuk menyatakan
pendapat audit berupa peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan
legislatif, anggaran yang ditetapkan oleh manajemen, dan PABU
(Prinsip akuntansi berterima umum).
4. Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam
mengkomunikasikan hasil pekerjaannya terhadap laporan keuangan
yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yang dapat
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.
2. Jenis Jenis Audit
Agoes (2004:9) menyebutkan tiga jenis Auditing yang umum
dilaksanakan. Ketiga jenis tersebut yaitu :
a) Pemeriksaan Operasional/ Manajemen (Operational Audit)
Operasional atau management audit merupakan pemeriksaan atas
semua atau sebagian prosedur dan metode operasional suatu
organisasi untuk menilai efisiensi , efektifitas, dan ekonomisasinya.
Audit operasional dapat menjadi alat manajemen yang efektif dan
efisien untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil dari audit
operasional berupa rekomendasi-rekomendasi perbaikan bagi
manajemen sehingga audit jenis ini lebihmerupakan konsultasi
manajemen.
b) Audit Ketaatan (Compliance Audit )
Compliance Audit merupakan pemeriksaan untuk mengetahui
apakah prosedur dan aturan yang telah ditetapkan otoritas
berwenang sudah ditaati oleh personel di organisasi tersebut.
Compliance Audit biasanya ditugaskan oleh otoritas berwenang
yang telah menetapkan prosedur / peraturan dalam perusahaan
sehingga hasil audit jenis ini tidak untuk dipublikasikan tetapi untuk
intern manajemen.
c) Audit atas Laporan Keuangan (Financial audit )
Pemeriksaan atas laporan keuangan merupakan evaluasi kewajaran
laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen secara
keseluruhan dibandingkan dengan Standar Akuntansi Keuangan
yang berlaku umum. Dalam pengertiannya apakah laporan
keuangan secara umum merupakan informasi yang dapat ditukar
dan dapat diverifikasi lalu telah disajikan sesuai dengan Kriteria
tertentu. Umumnya kriteria yang dimaksud adalah Standar
Akuntansi yang berlaku umum seperti prinsip akuntansi yang
berterima umum. Hasil audit atas laporan keuangan adalah opini
auditor yaitu Unqualified Opinion, Qualified Opinion, Disclaimer
Opinion dan Adverse Opinion.
3. Jenis Jenis Auditor
Selanjutnya menurut Agoes (2004:11) berdasarkan kelompok atau
pelaksana audit, audit dibagi 4 jenis yaitu:
a) Auditor Ekstern
Auditor ekstern/independent bekerja untuk kantor
akuntan publik yang statusnya diluar struktur
perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor
ekstern menghasilkan laporan atas financial audit.
b) Auditor Intern
Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit.
Laporan audit manajemen umumnya berguna bagi manajemen
perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas internal auditor
biasanya adalah audit manajemen yang termasuk jenis compliance
audit.
c) Auditor Pajak
Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib
pajak yang diaudit terhadap undangundang perpajakan yang
berlaku.
d) Auditor Pemerintah
Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi
keuangan yang disusun oleh instansi pemerintahan. Disamping itu
audit juga dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan
ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik
pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan
yang dikeluarkan pemerintah. Audit yang dilaksanakan oleh
pemerintahan dapat dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan
(BPKP).
B. Profesi Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
1. Profesi Akuntan Publik
Menurut Mulyadi (2002:2) Profesi akuntan publik dikenal oleh
masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi
keuangan. Tumbuh dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu
negara sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk
badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan -
perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih berskala kecil
dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk membelanjai
usahanya, jasa audit yang dihasilkan masih belum diperlukan oleh
perusahaan-perusahaan tersebut.
Menurut Mulyadi (2002:3) Pihak-pihak di luar perusahaan
memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan
keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan. Umumnya,
mereka mendasarkan pada laporan keuangan yang disajikan oleh pihak
manajemen. Dengan demikian, terdapatnya dua kepentingan antara
pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan yang berlawanan akan
menyebabkan tumbuh dan berkembangnya profesi akuntan publik
(Mulyadi, 2002: 3).
2. Standar Umum Akuntan Publik
Menurut Ikatan Akuntan Indionesia (IAI, 2001) Standar auditing
merupakan panduan umum bagi auditor dalam memenuhi tanggung
jawab profesinya untuk melakukan audit atas laporan keuangan historis.
Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka
auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada
standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indionesia (IAI),
sebagai berikut :
a) Standar Umum
1) Audit harus dilakukan oleh seorang yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
idependen dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib mengunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama.
b) Standar Pekerjaan Lapangan
1) Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya, dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman yang memadai tentang struktur pengendalian
intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sikap, saat, dan lingkup pengujian yang akan
dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yanga memadai harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan komfirmasi
sebagai dasar yang memadai utuk meyatakan pendapat atas
laporan keuangan hasil audit.
c) Standar Pelaporan
1) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum.
2) Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya
prinsip prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan
dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam priode
sebelumnya.
3) Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
4) Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan, atau asersi bahwa
pernyataan demikian tidak diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya dinyatakan.
Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung
jawab auditor yang bersangkutan.
3. Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik (KAP) menurut Peraturan Menteri
Keuangan RI No. 17/PMK.01/2008 adalah badan usaha yang telah
mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik
dalam memberikan jasanya.
Badan usaha KAP berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI
No. 17/PMK.01/2008 dapat berbentuk:
1. Perseorangan; atau
2. Persekutuan.
KAP yang berbentuk badan usaha perseorangan hanya dapat
didirikan dan dijalankan oleh seorang Akuntan Publik yang sekaligus
bertindak sebagai pemimpin. Sedangakan KAP yang berbentuk
badan usaha persekutuan adalah persekutuan perdata atau
persekutuan firma. KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan
hanya dapat didirikan oleh paling sedikit 2 (dua) orang Akuntan
Publik, dimana masing-masing sekutu merupakan rekan dan salah
seorang sekutu bertindak sebagai Pemimpin Rekan. Dalam hal KAP
berbentuk usaha persekutuan mempunyai rekan non Akuntan Publik,
persekutuan dapat didirikan dan dijalankan apabila paling kurang
75% (tujuh puluh lima per seratus) dari seluruh sekutu adalah
Akuntan Publik.
Tipe KAP dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang (AL.
Haryono, 2001 dalam Siboro, 2007:46). KAP dapat diklasifikasikan
berdasarkan;
1. Jumlah auditor yang bekerja pada KAP,
2. Wilayah yang menjadi cakupan KAP dan,
3. Reputasi.
Berdasarkan jumlah auditor yang bekerja KAP digolongkan atas:
1. KAP kecil dengan jumlah auditor staf tidak lebih dari 25 orang,
2. KAP menengah dengan jumlah auditor staf antara 25 sampai
dengan 50 orang dan,
3. KAP besar dengan jumlah auditor staf lebih dari 50 orang.
Level dan Tanggung jawab staff audit dalam Arens dkk
(2001,41) dapat dibagi sebagai berikut :
Tabel 2.1
Level dan Tanggung jawab staff audit
Level Staff Rata-rata
Pengalaman
Tanggung jawab yang Khas
Auditor Pemula
( Junior Audit)
0 2 Tahun Melaksanakan sebagian besar detail audit
Senior Auditor 2 5 Tahun Mengkoordinasikan dan bertanggung jawab
atas audit dilapangan, termasuk mengawasi
auditor pemula
Manager 5 10 Tahun Membantu auditor yang memimpin audit
dalam merencanakan dan mengelola audit,
mereview pekerjaan auditor penanggung
jawab serta menjaga hubungan dengan klien.
Manajer dapat bertanggung jawab atas lebih
dari satu pekerjaan pada saat bersamaan
Rekan Lebih dari 10
Tahun
Mereview keseluruhan pekerjaan audit dan
terlibat dalam pembuatan keputusan audit
yang penting. Rekan adalah pemilik
perusahaan, dan ia memilki tanggung jawab
mutlak untuk melaksanakan audit dan
melayani kliennya.
Sumber : Arens Dkk,2003:41
AL. Haryono (2001) dalam Siboro (2007:46) mengklasifikasikan KAP
berdasarkan wilayah kerjanya menjadi: KAP International, KAP
Nasional, KAP Regional dan KAP Lokal. Berdasarkan reputasi KAP
digolongkan atas:
1. KAP Big-Four. KAP ini merupakan empat KAP Nasional yang
berafiliasi dengan KAP Internasional yang tergolong empat besar
KAP di dunia,yang masuk dalam KAP Big-Four adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.2
Kantor Akuntan Publik Big Four
No. The Big Four KAP yang berafiliasi
1 Deloitte Touche Tohmatsu Osman, Ramli, Satrio, dan rekan
2 Ernst & Young Purwantono, Suherman, dan Surja
3 Pricewaterhouse Coopers Haryanto Sahari dan rekan
4 KPMG Siddharta Siddharta dan Widjaja
Sumber : IAPI (2011)
2. KAP non Big-Four. KAP ini merupakan KAP diluar Big-Four,
didalamnya terdapat KAP menengah dan KAP kecil. Menurut
Mustafa (2009:57) Papan tengah akuntan publik Indonesia bisa
dikelompokkan menjadi 2 yaitu The Medium Big yang mempunyai
kerjasama internasional jumlahnya 19 firm. Banyak nama beken disini
seperti akuntan senior Hadori, Soejatna, Doli, Kanaka, Hertanto,
Rasidi, Paul Hadiwinata, Sensi, Nurdiyaman, Tanubrata, Tasnim dll.
The Medium Big berikutnya 20 firm yang tanpa kerjasama
internasional, banyak nama-nama senior juga.
4. Kantor Akuntan Publik Berafiliasi
Sekar (2002) dalam Siboro (2007:47) menyatakan bahwa penelitian
tentang KAP di Indonesia sering menggunakan istilah afiliasi dan non
afiliasi dengan kantor akuntan asing dan dikatakan pula bahwa investor
mempersepsikan auditor yang berafiliasi dengan kantor akuntan asing
memiliki kualitas yang tinggi karena auditor tersebut memiliki
karakteristik yang bisa dikaitkan dengan kualitas.
Afiliasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002) adalah
pertalian sebagai anggota atau cabang, perhubungan, bentuk kerjasama
antara dua lembaga, biasanya yang satu lebih besar daripada yang lain,
tetapi masing masing berdiri sendri, bantuan yang diberikan oleh
lembaga yang lebih besar dalam bentuk personel, peralatan atau fasilitas.
Berafiliasi adalah mempunyai pertalian dan hubungan sebagai anggota
atau cabang. Jadi KAP berafiliasi adalah KAP Nasional yamg memiliki
kerjasama dengan KAP internasional. KAP Internasional dalam Peraturan
Menteri Keuangan RI No. 17/PMK.01/2008 disebut dengan Kantor
Akuntan Publik Asing (KAPA) atau Organisasi Akuntan Asing (OAA)
Menurut Peraturan Menteri Keuangan RI No. 17/PMK.01/2008
Kantor Akuntan Publik Asing atau disingkat KAPA adalah badan usaha
jasa profesi di luar negeri yang memiliki izin dari otoritas di negara yang
bersangkutan untuk melakukan kegiatan usaha paling sedikit di bidang
audit umum atas laporan keuangan. Organisasi Audit Asing atau disingkat
OAA adalah organisasi di luar negeri, yang didirikan berdasarkan
peraturan perundang-undangan di negara yang bersangkutan, yang
anggotanya terdiri dari badan usaha jasa profesi yang melakukan kegiatan
usaha paling sedikit di bidang audit umum atas laporan keuangan.
Persyaratan kerjasama dan pencantuman nama KAPA atau OAA
diatur dalam dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No. 17/PMK.01/2008
pasal 27 yang berbunyi :
1. KAP hanya dapat mencantumkan nama KAPA atau OAA pada nama
kantor, kepala surat, dokumen, dan media lainnya setelah mendapat
persetujuan Sekretaris Jenderal atas nama Menteri.
2. Penulisan huruf pada nama KAPA atau OAA sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilarang melebihi besarnya huruf nama KAP tersebut.
3. Persetujuan pencantuman nama KAPA atau OAA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan apabila memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a) Melakukan perjanjian kerja sama secara langsung dengan satu
KAPA atau OAA;
b) Kerja sama bersifat berkelanjutan yaitu tidak terbatas hanya untuk
suatu penugasan tertentu yang dinyatakan dalam perjanjian kerja
sama;
c) Terdapat review mutu paling sedikit sekali dalam 4 (empat) tahun
oleh KAPA atau OAA yang dinyatakan dalam perjanjian kerja
sama;
d) Kerja sama yang dilakukan paling sedikit mencakup bidang jasa
audit umum atas laporan keuangan yang dinyatakan dalam
perjanjian kerja sama;
e) Tidak menggunakan nama KAPA atau OAA yang sedang
digunakan oleh KAP lain;
f) Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai
dengan huruf e harus disahkan notaris;
g) Keanggotaan OAA paling sedikit diikuti oleh KAPA yang terdapat
di 20 (dua puluh) negara di dunia; dan
h) Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan
Persetujuan Pencantuman Nama KAPA atau OAA Bersama-sama
dengan Nama KAP, dan membuat surat pernyataan bermeterai
cukup bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar
dengan menggunakan Lampiran X sebagaimana terlampir dalam
Peraturan Menteri Keuangan ini.
4. Sekretaris Jenderal atas nama Menteri berwenang membatalkan
persetujuan pencantuman nama KAPA atau OAA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), apabila:
a) KAP tidak lagi memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3);
b) KAPA dicabut izin usahanya oleh negara asal KAPA;
c) OAA bubar; atau
d) KAP dicabut izin usahanya;
5. Persetujuan pencantuman nama KAPA atau OAA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dinyatakan tidak berlaku, apabila izin usaha
KAP dinyatakan tidak berlaku.
C. Pengalaman Audit
Menurut Loehoer (2002) dalam penelitian Nataline (2010:35)
pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh
melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan sesama
benda alam, keadaan, gagasan, dan penginderaan. Sedang menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2002:26), pengalaman adalah sesuatu yang
pernah dialami, dijalani, dirasai, ditanggung dan sebagainya. Jadi
kesimpulannya secara umum pengalaman adalah gabungan dari semua
yang dialami, dijalani, dirasai, dan ditanggung melalui interaksi secara
berulang-ulang dengan sesama benda, alam, keadaan, gagasan dan
penginderaan.
Gusnardi (2003:8) dalam Susetyo (2009:30) mengemukakan bahwa
pengalaman audit (audit experience) dapat diukur dari jenjang jabatan
dalam struktur tempat auditor bekerja, tahun pengalaman, gabungan antara
jenjang jabatan dan tahun pengalaman, keahlian yang dimiliki auditor
yang berhubungan dengan audit, serta pelatihan-pelatihan yang pernah
diikuti oleh auditor tentang audit. Masalah penting yang berhubungan
dengan pengalaman auditor akan berkaitan dengan tingkat ketelitian
auditor.
Penelitian yang dilakukan Hamilton dan Wright (1982) dalam Sri dan
Edi (2003:11) menggunakan konsensus sebagai salah satu bentuk kerja
auditor. Tipe tugas evaluasi yang dilakukan auditor relatif sama berulang
ulang, sehingga keputusan yang diambil relatife sama pula dan stabil,
sehingga peningkatan kestabilan ini akan berhubungan dengan
peningkatan pengalaman.
Shelton (1999) dalam penelitian Susetyo (2009:31) menyatakan bahwa
pengalaman akan mengurangi pengaruh informasi yang tidak relevan
dalam pertimbangan (judgment) auditor. Auditor yang berpengalaman
(partner dan manajer) dalam membuat pertimbangan (judgment) mengenai
going concern tidak dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak
relevan. Sedangkan auditor yang kurang pengalamannya dalam membuat
pertimbangan (judgment) mengenai going concern dipengaruhi oleh
kehadiran informasi yang tidak relevan.
Seperti dikatakan Boner & Walker (1994) dalam penelitian Dwi
(2006:13) peningkatan pengetahuan yang muncul dari penambahan
pelatihan formal sama bagusnya dengan yang didapat dari pengalaman
khusus dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang professional.
Auditor harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan disini dapat
berupa kegiatan-kegiatan seperi seminar, simposium, lokakarya, dan
kegiatan penunjang ketrampilan lainnya. Selain kegiatan-kegiatan tersebut,
pengarahan yang diberikan oleh auditor senior kepada auditor pemula
(yunior) juga bisa dianggap sebagai salah satu bentuk pelatihan karena
kegiatan ini dapat meningkatkan kerja auditor, melalui program pelatihan
dan praktek-praktek audit yang dilakukan para auditor juga mengalami
proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan situasi
yang akan ia temui, struktur pengetahuan auditor yang berkenaan dengan
kekeliruan mungkin akan berkembang dengan adanya program pelatihan
auditor ataupun dengan bertambahnya pengalaman auditor.
Pengalaman yang dimiliki oleh akuntan pemerikasan yang dirasa
mendukung kemampuan untuk melakukan audit atau pemeriksaan adalah
(Hartadi, 2004 dalam Syamsiah, 2010:30)
a. Pengalaman atas penaganan berbagai bentuk kecurangan dan
kekeliruab secara menyeluruh. Hal tersebut membuka peluang
semakin besar bahwa pihak auditor akan mudah untuk
mengindetifikas berbagai bentuk kekeliruan dan kecurangan dalam
laporan keuangan.
b. Pengalaman atas pengidenfikasian berbagai bentuk yang terjadi
dalam laporan keuangan, dengan adanya pengalaman tersebut
maka auditor akan tau berbagai bentuk kecurangan yang dapat
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.
c. Pengalaman dalam melakukan analisa alur dokumen operasi
perusahaan. Hal ini akan semakin memperlancar pemeriksaan yang
dilakukan oleh auditor dan mempercepat proses pemeriksaan
laporan keuangan.
D. Pengetahuan Audit
Pengetahuan adalah suatu fakta atau kondisi mengetahui sesuatu
dengan baik yang didapat lewat pengalaman dan pelatihan. Adapaun
defenisi lain dari pengetahuan menurut Chabris (1983) dalam hafifah
(2010:26) adalah segala maklumat yang berguna bagi tugas yang akan
dilakukan. Jadi dapat disimpulkan pengetahuan adalah persepsi yang jelas
mengenai sesuatu, pemahaman, pembelajaran, pengalaman praktikal,
kemahiran, pengecaman, serta kumpulan maklumat tersusun yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah, kebiasaan terhadap bahasa,
konsep, ide, fakta fakta, perhubungan antara fakta maklumat, dan
kesanggupan menggunakan semua ini.
Definisi pengetahuan menurut ruang lingkup audit (Hafifah,2010:26)
adalah kemampuan penugasan auditor atau akuntan pemeriksa terhadap
medan audit (penganalisaan terhadap laporan keuangan perusahaan.
Menurut Brown dan Stanter (1983) dalam Hafifah (2010:26), perbedaan
pengetahuan diantara auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor
menyelesaikan sebuah pekerjaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa seorang
auditor akan bisa menyelesaikan sebuah pekerjaan secara efektif jika
dihubungkan dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kesalahaan diartikan
dengan seberapa banyak perbedaan (deviasi) antara kebijakan kebijakan
perusahaan tentang pencatatan akuntansi dengan criteria yang telah
distandartkan.
Menurut Raharjo (1998) dalam penelitian Hafifah (2010:27)
pengetahuan auditor yang berhubungan dengan pemeriksaan atau audit
adalah :
a) Pengetahuan tentang penugasan teknis dan seluk beluk kewajiban
audit.
b) Pengetahuan jenis jenis dokumen dalam operasi perusahaan dan alur
dokumen dalam operasi perusahaan.
c) Pengetahuan atas berbagai indikasi terjadinya kekeliruan dan
kecurangan dan kemampuan auditor untuk menguasai sisi psikologis.
Auditor yang berpendidikan tinggi akan mempunyai pendangan yang
lebih luas mengenai berbagai hal. Dia akan mempunyai semakin banyak
pengetahuan mengenai bidang yang digelutinya, sehingga dapat
mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam. Selain itu dengan
ilmu pengetahuan yang cukup luas, auditor akan lebih mudah dalam
mengikuti perkembangan yang kompleks ( Sri dan Edi, 2003:12).
F. Independent Sample t test
Untuk melakukan perbandingan suatu sampel diperlukan pengujian beda
rata rata yang tidak berhubungan yang disebut Independent sample t test.
Independent Sample t test digunakan untuk membandingkan dua kelompok
mean dari dua sampel yang berbeda (independent). Prinsipnya ingin
mengetahui apakah ada perbedaan mean antara dua populasi, dengan
membandingkan dua mean sample-nya
E. Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang perbandingan pengalaman dan pengetahuan audit
antara auditor KAP berafiliasi dengan KAP tak berafiliasi masih
terbatas. Hanya terdapat beberapa penelitian yang menggunakan
variable yang sama yaitu pengalaman dan pengetahuan namun yang
memperbandingkannya terhadap KAP yang berafiliasi dan tidak
berafiliasi masih sangat terbatas. Pengalaman dan pengetahuan
merupakan komponen dalam pembentuk keahlian auditor yang harus
dimiliki oleh setiap auditor baik auditor KAP berafiliasi maupun KAP
tidak berafiliasi. Oleh sebab itu penulis akan menelaah penelitian yang
berjudul faktor faktor yang mempengaruhi keahlian Auditor oleh Sri
dan Edi (JAPI:2003).
Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa pengalaman audit
memiliki dampak yang positif dan signifikan terhadap kinerja dan
pengetahuan audit sangat berdampak positif terhadap pertimbangan
dalam melaksankan tugas tugas ketika pengetahuan tersebut
dibutuhkan dan cara penggunaan pengetahuan tersebut untuk
menyelesaikan tugas. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keahlian auditor sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan
audit yang memadai.
Dalam penelitian lain yang dibuat oleh Siboro (2008) dengan judul
Persepsi Auditor yang Bekerja di KAP yang Berafiliasi dan non
Afiliasi Terhadap Efektifits Metode Metode Pendeteksian dan
Pencegahan Kecurangan (Study Empiris di DKI Jakarta).
Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji perbedaan persepsi
antara auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik yang berafiliasi
dan non-afiliasi terhadap efektifitas metode-metode pendeteksian dan
pencegahan kecurangan. Auditor yang bekerja di kantor akuntan yang
berafiliasi dipersepsikan memiliki pengalaman yang lebih banyak
daripada yang berkerja di kantor akuntan publik non-afiliasi. Sebagai
konsekuensinya, hal ini akan menyebabkan perbedaan persepsi terhadap
efektifitas metode-metode pendeteksian dan pencegahan kecurangan.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden yang terpilih. Kriteria
responden adalah bekerja pada kantor akuntan berafiliasi dan non-
afiliasi yang berada di DKI Jakarta, telah bekerja selama 2 tahun dan
memiliki pengalaman pekerjaan lapangan. Tingkat pengembalian
responden adalah sebesar 18%, yang berjumlah 100 kuesioner dari 550
yang disebarkan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan independent
sample t test.
Penelitian tersebut tidak berhasil membuktikan bahwa terdapat
perbedaan persepsi antara auditor yang bekerja pada kantor akuntan
publik yang berafiliasi dan nonafiliasi terhadap efektivitas metode-
metode pendeteksian dan pencegahan kecurangan. Dalam pengujian
lebih lanjut, penelitian ini juga tidak berhasil membuktikan bahwa
persepsi auditor terhadap efektivitas metode-metode pendeteksian dan
pencegahan kecurangan dipengaruhi oleh jenis perusahaan yang pernah
diaudit, jenis kecurangan yang ditemukan, frekuensi menemukan
kecurangan, pihak yang melakukan kecurangan, pihak yang
memperoleh manfaat dari kecurangan, lama kerja sebagai auditor, lama
kerja di KAP dan jabatan auditor.
2. Kerangka Pemikiran
Pengalaman dan pengetahuan audit harus dimiliki oleh seorang
auditor baik auditor KAP berafiliisi atau pun Auditor KAP tidak
berafiliasi. Oleh sebab itu penulis memperbandingkan pengalaman audit
yang dimiliki dan pengetahuan audit yang dimiliki antara auditor KAP
berafiliasi dan KAP tidak Berafiliasi. Kedua variabel akan
diperbandingakan secara sendiri sendiri terhadap dua sampel yang
berbeda yaitu auditor KAP berafiliasi dan auditor KAP tidak berfiliasi.
Kerangka pemikiran penulis dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
3. Hipotesis
Dari perumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis
dapat dirumuskan sebagai berikut :
HO1 : Terdapat Perbedaan Pengalaman audit antara auditor KAP
berafiliasi dengan KAP tidak Berafiliasi.
HO2 : Terdapat Perbedaan Pengetahuan audit antara auditor KAP
berafiliasi dengan KAP tidak Berafiliasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
PENGALAMAN
AUDIT
AUDITOR KAP
BERAFILIASI
PENGETAHUAN
AUDIT
AUDITOR KAP TAK
BERAFILIASI
AUDITOR KAP
BERAFILIASI
AUDITOR KAP TAK
BERAFILIASI
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada empat KAP berafiliasi dan empat KAP tidak
berafiliasi di DKI Jakarta, seperti yang terlihat dalam tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
KAP Penyebaran Kuisiober
Nama KAP Nama KAPA/OAA Alamat
Hertanto, Sidik &
Rekan Polaris International
Dharmawangsa Square
No.23 Jl. Darmawangsa
VI, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Riza, Wahono &
Rekan
Clarkson Hyde
International
Jl. Anggrek Garuda Raya
No.9 Slipi Jakarta Barat
11480
Tanudiredja Wibisana
& Rekan PricewaterhouseCoopers
Gedung PWC
Jl. H.R. Rasuna Said X-7
No.6 Jakarta Selatan
12940
Purwanto, Suherman &
Surja Ernst&Young Global
Limited
IDX Building
Tower II, 7th Floor Jl.
Jend. Sudirman Kav.52 53 Jakarta 12190
Harry & Rekan - Jl. KS. Tubun No.81 B
Slipi Jakarta Barat 11410
Nugroho & Rekan -
Jl. RS. Fatmawati Raya
No.43 B Cilandak
Barat,Jakarta Selatan
12430
Herman, Dody,
Tanumihardja & Rekan -
Kebayoran Center Blok A
No.3 Jl. Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12240
Drs. Bambang
Mudjiono & Widiarto -
Menara Imperium 33rd
Suite AI Jl. H. R. Rasuna
Said Kav.1 Jakarta Selatan
12960
Sumber : IAPI (2011)
Waktu penelitian dilakukan mulai tamggal 07 Juni 2011 sampai dengan 30
Juni 2011.
B. Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian komparatif, yaitu suatu
penelitian yang bersifat membandingkan. Disini variabelnya masih sama
dengan variable mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu, atau dalam
waktu yang berbeda (Sugiyono,2006:11). Data yang digunakan adalah
kuisioner yang dibagikan penulis kepada objek penelitian tentang pengalaman
dan pengetahuan audit yang dimiliki antara auditor KAP berafiliasi dengan
auditor KAP tidak berafiliasi.
Adapun sifat penelitian ini adalah survei lapangan, yaitu penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian kejadian relative, distribusi, dan hubungan hubungan
antar variable sosiologis maupun psikologis (Sugiyono,2006:7). Untuk survei
lapangan dalam penelitian ini, yang menjadi tempat penelitian adalah KAP
berafiliasi dan KAP tidak berafiliasi untuk mengsurvei pengalaman dan
pengetahuan audit. Dalam hal ini, survei dilakukan bukan untuk mengambil
kesimpulan umum tentang pengalaman dan pengetahuan audit, akan tetapi
untuk memperbandingkan pengalaman dan pengetahuan audit antara KAP
berafiliasi dengan auditor KAP tidak berafiliasi.
C. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi penelitian di Jakarta
karena sebagian besar KAP berada di Jakarta dengan Jumlah 223 KAP
berdasarkan data direktorat IAPI dengan jumlah KAP berafiliasi 46 KAP dan
177 KAP tidak berafiliasi, dengan jumlah patner, manager, senior audit dan
junior audit tidak dapat dipastikan berapa jumlahnya. Oleh karena itu
diperlukan penentuan sampel. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini
sampling Purposive. Sampling Proposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2010:85).
Dengan Pertimbangan jumlah populasi yang besar, jumlah dari patner,
manager, senior audit dan junior audit tidak dapat dipastikan berapa
jumlahnya, dan waktu penelitian yang terbatas maka jumlah kuisioner yang
akan disebarkan sebayak 80 eksemplar dengan responden patner, manager,
senior audit dan junior audit yang bekerja pada empat KAP berafiliasi dan
empat KAP tidak berafiliasi di Jakarta. Kuisioner yang kembali dari responden
sebanyak 50 kuisioner dengan 26 dari KAP berafiliasi dan 24 dari KAP tidak
berafiliasi.
D. Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Sumber dan metode pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini
adalah menggunakan data primer dan data sekunder, berikut penjelasan dari
penggunaan metode tersebut, yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (sugiyono,2006:129). Dalam penelitian ini,
data diperoleh melalui survei lapangan dengan metode kuesioner
melalui daftar pertanyaan tertulis kepada responden. Kuesioner yang
digunakan diadopsi dari pertanyaan yang dimuat dalam buku auditing
dan juga dari penelitian yang terdahulu. Selanjutnya pertanyaan
pertanyaan tersebut dimodifikasi dan direvisi agar dapat dimengerti
responden. Skala pengukuran kuesioner mengunakan skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang suatu fenomena social
(Sugiyono, 2010:93). Setiap jawaban dalam kuesioner akan diberi
rentang skor mulai dari Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S)
diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 dan Sangat Tidak Setuju
(STS) diberi skor 1. Untuk memperoleh data yang sebenarnya,
kuesioner dibagikan kepada responden dengan mendatangi langsung
ketempat responden bekerja dan titipkan kepada sekretasis kantor
tersebut untuk diberikan kepada para auditor yang menjadi objek
penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006:129).
Dalam penelitian ini, data sekunder didapat dari :
a) Buku buku teks yang berkaitan dengan auditing yang
datanya masih relevan untuk digunakan.
b) Skripsi, tesis, jurnal jurnal, artikel, dan majalah yang
berkaitan dengan pengalaman audit dan pengetahuan audit.
c) Media Online yang memuat data yang relevan dengan ilmu
auditing, pengalaman dan pengetahuan audit.
E. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistic yang perhitungannya dilakukan dengan mengunakan SPSS
Versi 16. Analisis ini bertujuan memperbadingkan variable bebas dengan dua
sampel yang berbeda. Dimana variable X ( variable bebas ) adalah
Pengalaman audit (X1) dan Pengetahuan audit (X2) sedangkan sampel (Y)
adalah KAP Berafiliasi (Y1) dan KAP tidak Berafiliasi (Y2).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasikan
mengenai karakteristik variable penelitian yang utama dan demografi
responden. Statistic deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata rata (mean), standart deviasi variance,
maksimum, dan minimum.
2. Uji Kualitas Data
Uji kualitas data dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel. Hasil penelitian yang
valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Selanjutnya penelitian yang
reliabel, bila terdapat kesamaan dalam waktu yang berbeda
(Sugiyono,2010:121). Berikut uji kualitas data yang dilakukan dalam
penelitian ini.
a) Uji Validitas Data
Uji validitas data dilakukan untuk menguji apakah kenyataan dalam
kuesioner dapat mengukur suatu konstruksi. Instrument yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)
itu valid. Valid berarti insrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,2006:109). Untuk
melakukan uji validitas instrument penelitian digunakan tehnik pearson
correlation yaitu dengan cara mengkorelasi skor tiap item dengan skor
totalnya. Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan r
tabel dengan r hitung (korelasi). Bila koefisien korelasi (r) hitung lebih
besar dari r tabel (product moment), berarti butir pertanyaan tersebut
valid. Suatu instrument penelitian dikatakan valid apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Bila r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid
2. Bila r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid.
Dalam penelitian ini kisaran r hitung dari 0.311 sampai 0.725 lebih
besar dari nilai r tabel 0.282, r tabel didapat dari tabel r product moment
dengan level of significan 5% dan N sebanyak 49 responden.
b) Uji Reliabilitas Data
Suatu instrumen dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadapa pertanyaan adalah konsisten atau setabil dari waktu ke
waktu. Pengujian reliabilitas instrumen terhadapa butir butir
pertanyaan dilakukan dengan one shot method, dengan uji statistik
Cronbach Alpha. Menurut Sekaran (1992) dalam Priyanto (2010:98),
suatu konstruk atau variabel dikatakan realibel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60. uji ini dapat diselesaikan dengan
menggunakan SPSS versi 16.
Dari hasil uji reliabilitas diapat nilai Cronbach Alpha 0.871. hal ini
menunjukkan nilai Chonbach Alpha lebih besar dari 0.60 yang berarti
semua pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman dan
pengetahuan audit dinyatakan baik dan reliabiel.
3. Uji Normalitas data
Dalam suatu penelitian yang menggunakkan statistik paramentrik
mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisa harus
berdistribusi normal. Oleh karena itu sebelum melakukan pengujian
hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian
normalitas data (Sugiyono,2010:172). Jika terdapat normalitas, maka
residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Pada penelitian
ini untuk menguji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
Persyaratan data tersebut normal apabila probalitas diatas 0,05
(Priyanto,2010:71).
Dari hasil uji normalitas hasil untuk nilai signifikansi masing-masing
0.144 dan 0.77, nilai signifikansi untuk pengalaman dan pengetahuan audit
keduannya diatas 0.05, hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel
berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan untuk uji hipotesis.
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan rata-rata di antara dua kelompok sampel. Karena diantara
masing-masing kelompok sampel yang diuji saling independen, maka
pengujiannya dilakukan dengan menggunakan alat analisis independent
sample t-test yang terdapat pada program SPSS 16.
Sebelum Melakukan Uji hipotesis Perlu dilakukan uji terhadap homogenitas
data, Pengambilan keputusan untuk mengetahui variance populasi identik ataukah
tidak maka pengambilan keputusannya berdasarkan hasil Levenes Test. Harga F
table dengan pembilang pembilang dk = n1 1 dan penyebut dk = n2 1
dengan taraf kesalahan 5 %.. bila F sig. lebih besar dari 0.05 maka data
dua sampel tersebut homogen dan bila F hitung lebih kecil dari 0.05 maka
data dua sampel tersebut tidak homogen (Priyanto,2010:35). selanjutnya t
hitung akan dibandingkan dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut
(Priyanto,2010:36) :
Ho diterima jika t tabel t hitung t tabel
Ho ditolak jika t tabel < - t hitung atau t hitung > t tabel
F. Operasional Variabel dalam Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengalaman dan pengetahuan audit.
a. Pengalaman Audit
Pengalaman audit merupakan kemapuan yang dimiliki auditor atau
akuntan pemerikasa untuk belajar dari kejadian kejadian masa lalu
yang berkaitan dengan dunia auditing atau pemeriksaan. Pengalaman
audit merupakan variable independen yang diukur mengunakan skala
interval dari angka 1 sampai 4, dengan rentang skor mulai dari Sangat
Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS)
diberi skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.
b. Pengetahuan Audit
Pengetahuan audit merupakan segala sesuatu yang mengambarkan
semua ilmu yang dimiliki auditor khususnya ilmu akuntansi dan
auditing yang berguna dalam melaksanakan pemeriksaan baik itu
akuntansi, auditing, ekomomi dan lain lain. Pengetahuan merupakan
variabel independen yang diukur dengan mengunakan skala interval
dari angka 1 sampai 4, dengan rentang skor mulai dari Sangat Setuju
(SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi
skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.
2. Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan dua sampel yang akan
diperbandingkan pada variabel indepanden yang berbeda. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. KAP Berafiliasi
KAP berafiliasi merupakan KAP nasional yang memilki kerja sama
dengan KAP internasional. Dalam sampel ini penulis mengambil
responden dengan level patner, manager, auditor senior dan auditor
junior yang bekerja pada KAP berafiliasi.
2. KAP tidak berafiliasi
KAP tidak berafiliasi merupakan KAP nasional yang tidak memiliki
kerja sama dengan KAP internasional. Dalam sampel ini penulis
mengambil responden dengan level patner, manager, auditor senior
dan auditor junior yang bekerja pada KAP berafiliasi.
Tabel 3.2
Operasional Variabel
No
.
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengukuran
Alat
1. Variabel
Pengalaman
Audit
(Hartiningsih,
2009 dalam
Hafifah 2010)
Jangka
waktu
dalam audit
Kemampuan Prediksi dan Deteksi
Kemampuan mendeteksi
kekeliruan
Kemampuan memetakan
informasi
Keahlian / profesionalisme
Pembuatan Judgmen
Jenjang karir
Interval Angket
2. Variabel
Pengetahuan
Audit
(Bedard &
Michelene,
1993 dalam
Hafifah,2010
Komponen
pengetahuan General Auditing
Funcional area
Computer auditing
Accounting Issue
Specipic Industri
Problem solving knowladge
Interval Angket
Tabel 3.3
Operasional Sampel
No. Sampel Defenisi Level jabatan
1. KAP Berafiliasi Memiliki kerja sama dengan
KAPA/OAA
1. Patner
2. Manager
3. Senior audit
4. Junior Audit
2. KAP tidak berafiliasi Tidak memiliki kerja sama
dengan KAPA/OAA
1. Patner
2. Manager
3. Senior audit
4. Junior Audit
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan pada bab ini meliputi hasil penelitian untuk mengetahui apakah
ada perbedaan pengalaman dan pengetauan audit antara auditor KAP berafiliasi
dan KAP tidak berafiliasi di Jakarta. Hasil penelitian meliputi gambaran umum
objek penelitian, gambaran umum responden, deskripsi variabel penelitian, uji
kualitas data, uji normalitas, uji hipotesis dan pembahasan.
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari
mentri keuangan sebagai wadah bagi akuntan dalam menjalankan
pekerjaannya. Kantor Akuntan Publik (KAP) menurut Peraturan Menteri
Keuangan RI No. 17/PMK.01/2008 adalah badan usaha yang telah
mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam
memberikan jasanya. Izin untuk membuka KAP akan diberikan apabila
pemohon memenuhi persyaratan sebagai bentuk :
1. Memiliki nomor Register Negara untuk Akuntan
2. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
(USAP) yang diselenggarakan oleh IAPI;
3. Dalam hal tanggal kelulusan Ujian Sertifikat Akuntan Publik telah
melewati masa 2 (dua) tahun, maka wajib menyerahkan bukti telah
mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60
(enam puluh) Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 (dua) tahun terakhir;
4. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan
paling sedikit 1000 (seribu) jam dalam 5 (lima) tahun terakhir dan paling
sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau
mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh
Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP;
5. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
7. Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin Akuntan Publik; dan
8. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin
Akuntan Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan.
Badan usaha KAP berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No.
17/PMK.01/2008 dapat berbentuk:
3. Perseorangan; atau
4. Persekutuan.
KAP yang berbentuk badan usaha perseorangan hanya dapat didirikan dan
dijalankan oleh seorang Akuntan Publik yang sekaligus bertindak sebagai
pemimpin. Sedangakan KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan adalah
persekutuan perdata atau persekutuan firma. KAP yang berbentuk badan usaha
persekutuan hanya dapat didirikan oleh paling sedikit 2 (dua) orang Akuntan
Publik, dimana masing-masing sekutu merupakan rekan dan salah seorang
sekutu bertindak sebagai Pemimpin Rekan. Dalam hal KAP berbentuk usaha
persekutuan mempunyai rekan non Akuntan Publik, persekutuan dapat
didirikan dan dijalankan apabila paling kurang 75% (tujuh puluh lima per
seratus) dari seluruh sekutu adalah Akuntan Publik.
B. Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP
berafiliasi dan KAP tidak berafiliasi di DKI Jakarta. Pengiriman kuisioner
dimulai pada tanggal 7 Juni 2011 dengan menitipkan kuisioner kepada
karyawan KAP untuk diberikan kepada Auditor yang bekerja di KAP tersebut,
dengan total kuisioner sebanyak 80 eksemplar dan masing masing 40
eksemplar untuk KAP berafiliasi dan KAP tidak Berafiliasi.
Jumlah kuisioner yang kembali sampai dengan tanggal 30 Juni 2011
sebanyak 50 eksemplar atau 62.5% dari total pengiriman dengan 26 eksemplar
kembali dari KAP berafiliasi dan 24 eksemplar dari KAP tidak berafiliasi.
Dari jumlah tersebut terdapat satu kuisioner dari KAP berafiliasi yang tidak
dapat digunakan karena tidak diisi dengan lengkap. Sehingga jumlah kuisioner
yang dapat digunakan untuk analisis data sebayak 49 eksemplar atau 61% dari
total pengiriman kuisioner dengan 25 eksemplar dari KAP berafiliasi dan 24
eksemplar dari KAP tidak berafiliasi., dengan rincian tingkat pengembalian
kuisioner sebagai berikut :
Tabel 4.1
Rincian Tingakat Pengembalian Kuisioner
Keteranagan
Jumlah Persentase
Kuisioner yang Dikirim
80 100%
KAP Afiliasi 40
KAP Tidak Berafiliasi 40
Kuisioner yang Kembali
50 62.5%
KAP Afiliasi 26
KAP Tidak Berafiliasi 24
Kuisioner yang tidak Kembali
30 37.5%
KAP Afiliasi 14
KAP Tidak Berafiliasi 16
Kuisioner yang terisi lengkap
49 98%
KAP Afiliasi 25
KAP Tidak Berafiliasi 24
Kuisioner yang tidak terisi lengkap
1 2%
KAP Afiliasi 1
KAP Tidak Berafiliasi 0
Kuisioner yang digunakan dalam
analisis data 49 61%
KAP Afiliasi 25
KAP Tidak Berafiliasi 24
Sumber : Data Diolah
Penyebaran kuisioner dilakukan pada 8 KAP di Jakarta dengan 4 KAP
Berafiliasi dan 4 KAP tidak Berafiliasi, setiap kantor dikirim 10 eksemplar
untuk diisi, dari KAP Hertanto, Sidik & Rekan kembali 10 eksemplar atau
100%, KAP Riza, Wahono & Rekan kembali 9 eksemplar atau 90%, KAP
Tanudiredja Wibisana & Rekan kembali 3 eksemplar atau 30%, KAP
Purwanto, Suherman & Surja kembali 4 eksemplar atau 40%, KAP Harry &
Rekan kembali 5 eksemplar atau 40%, KAP Nugroho & Rekan kembali 4
eksemplar atau 40%, KAP Herman, Dody, Tanumihardja & Rekan kembali 10
eksemplar atau 100%, dan KAP Drs. Bambang Mudjiono & Widiarto kembali
5 eksemplar atau 50%. Rincian pengiriman dan pengembalian kuisioner dari
KAP sebagai berikut :
Tabel 4.2
Pengembalian Kuisioner Berdasarkan KAP
Nama KAP Nama KAPA/OAA Kuisioner
Dikirim
Kuisioner
Kembali
Persentase
Pengembalian
Hertanto, Sidik & Rekan
Polaris International 10 10 100%
Riza, Wahono & Rekan Clarkson Hyde International
10 9 90%
Tanudiredja Wibisana & Rekan
PricewaterhouseCoopers
10 3 30%
Purwanto, Suherman & Surja
Ernst&Young
Global Limited 10 4 40%
Harry & Rekan - 10 5 50%
Nugroho & Rekan - 10 4 40%
Herman, Dody, Tanumihardja & Rekan
- 10 10 100%
Drs. Bambang
Mudjiono &
Widiarto
- 10 5 50%
Sumber : Data Diolah
Responden berdasarkan jenis kelamin yaitu laki laki sebanyak 35
responden atau 71% yang terdiri dari 18 responden KAP berafiliasi dan 17
responden KAP tidak berafiliasi sedangkan perempuan sebanyak 14 responden
atau 29% yang terdiri dari 7 reponden KAP berafiliasi dan 7 responden dari
KAP tidak berafiliasi, seperti yang terlihat pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Jenis Kelamin Responden
Keterangan Afiliasi Tidak Total Persentase
Berafiliasi
Laki Laki 18 17 35 71%
Perempuan 7 7 14 29%
Jumlah 25 24 49 100%
Sumber : Data Diolah
Pendidikan responden sebanyak 8 responden atau 16% berpendidikan
diploma tiga yang terdiri dari 1 responden KAP berafiliasi dan 7 responden
KAP tidak berafiliasi, sebanyak 38 responden atau 78% berpendidikan strata
satu yang terdiri dari 23 responden KAP berafiliasi dan 15 responden dari KAP
tidak berafiliasi, sebanyak 3 responden atau 6% berpendidikan strata dua yang
terdiri dari 1 responden KAP berafiliasi dan 2 responden dari KAP tidak
berafiliasi seperti yang terlihat pada tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4
Pendidikan Responden
Keterangan Afiliasi Tidak
Berafiliasi Total Persentase
D3 1 7 8 16%
S1 23 15 38 78%
S2 1 2 3 6%
S3 0 0 0 0%
Jumlah 25 24 49 100%
Sumber : Data Diolah
Lama responden bekerja sebagai auditor dengan lama bekerja kurang dari 1
tahun terdapat 7 responden atau 14% yang terdiri dari 6 responden KAP
berafiliasi dan 1 responden KAP tidak berafiliasi, dengan lama kerja 1 sampai
3 tahun terdapat 32 responden atau 65% yang terdiri dari 15 responden KAP
berafiliasi dan 17 responden KAP tidak berafiliasi, selanjutnya dengan lama
kerja 4 sampai 6 tahun terdapat 6 responden atau 12% yang terdiri dari 4
responden KAP berafiliasi dan 2 responden KAP tidak berafiliasi, dan lama
kerja lebih dari 6 tahun terdapat 4 responden atau 8% yang semuanya dari KAP
tidak berafiliasi. Seperti yang terlihat pada tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5
Lama Kerja Sebagai Auditor
Keterangan Afiliasi Tidak
Berafiliasi Total Persentase
6 0 4 4 8%
4 6 4 2 6 12%
1 3 15 17 32 65%
< 1 6 1 7 14%
Jumlah 25 24 49 100%
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan tingkat jabatan responden sebanyak 34 atau 69% responden
sebagai auditor junior yang terdiri dari 16 responden KAP berafiliasi dan 18
responden KAP tidak berafiliasi, Sebanyak 14 responden atau 29% sebagai
auditor senior yang terdiri dari 9 responden KAP berafiliasi dan 5 responden
KAP tidak berafiliasi, dan sebanyak 1 responden atau 2% sebagai manager
yang berasal dari KAP tidak berafiliasi. Seperti yang terlihat pada tabel 4.6
berikut ini :
Tabel 4.6
Jabatan Rasponden
Keterangan Afiliasi Tidak
Berafiliasi Total Persentase
Patner 0 0 0 0%
Manager 0 1 1 2%
Senior Audit 9 5 14 29%
Junior Audit 16 18 34 69%
Jumlah 25 24 49 100%
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan jumlah pelatihan yang pernah diikuti dalam dua tahun terakhir
terdapat 12 responden atau 24% belum pernah mengikuti pelatihan dalam dua
tahun terakhir yang terdiri dari 8 responden KAP berafiliasi dan 4 responden
KAP tidak berafiliasi, sebanyak 27 atau 55% responden telah mengikuti
pelatihan dalam dua tahun terakhir sebanyak 1 sampai 3 kali yang terdiri dari 9
responden KAP berafiliasi dan 18 responden KAP tidak berafiliasi, sebanyak 4
atau 8% responden telah mengikuti pelatihan dalam dua tahun terakhir
sebanyak 4 sampai 6 kali yang terdiri dari 3 responden KAP berafiliasi dan 1
responden KAP tidak berafiliasi, dan sebanyak 6 atau 12% responden telah
mengikuti pelatihan dalam dua tahun terakhir sebanyak lebih dari 6 kali yang
terdiri dari 5 responden KAP berafiliasi dan 1 responden KAP tidak berafiliasi,
Seperti yang terlihat pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7
Banyaknya Pelatihan yang Pernah diikuti Responden
Keterangan Afiliasi Tidak
Berafiliasi Total Persentase
6 5 1 6 12%
4 6 3 1 4 8%
1 3 9 18 27 55%
Belum Pernah 8 4 12 24%
Jumlah 25 24 49 100%
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan jumlah penugasan yang diterima dalam satu tahun terdapat 30
atau 61% responden yang menerima penugasan 1 sampai 3 kali dalam satu
tahun yang terdiri dari 15 responden KAP berafiliasi dan 15 responden KAP
tidak berafiliasi, sebanyak 9 atau 18% responden yang menerima penugasan 4
sampai 6 kali dalam satu tahun yang terdiri dari 4 responden KAP berafiliasi
dan 4 responden KAP tidak berafiliasi, sebanyak 8 atau 16% responden yang
menerima penugasan 7 sampai 9 kali dalam satu tahun yang terdiri dari 4
responden KAP berafiliasi dan 4 responden KAP tidak berafiliasi, dan
sebanyak 2 atau 4% responden yang menerima penugasan lebih dari 9 kali
dalam satu tahun yang terdiri dari 1 responden KAP berafiliasi dan 1 responden
KAP tidak berafiliasi, Seperti yang terlihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8
Penugasan Audit Responden
Keterangan Afiliasi Tidak
Berafiliasi Total Persentase
> 9 1 1 2 4%
7 9 4 4 8 16%
4 6 5 4 9 18%
1 3 15 15 30 61%
Jumlah 25 24 49 100%
Sumber : Data Diolah
C. Statistik Deskriftif
Gambaran mengenai variabel penelitian, disajikan dalam tabel statistik
deskriptif yang menunjukkan angka kisaran teoritis, kisaran sesungguhnya,
rata-rata serta standar deviasi dapat dilihat pada tabel 4.9. pada tabel tersebut
disajikan kisaran teoritis yang merupakan kisaran atas bobot jawaban yang
secara teoritis didesain dalam kuesioner dan kisaran sesungguhnya yaitu nilai
terendah sampai nilai tertinggi atas jawaban responden yang sesungguhnya.
Tabel 4.9
Statistik Deskriptif Variabel
Variabel Kisaran
Teoritis
Kisaran
Sesungguahnya Mean
Standar
Deviasi
Pengalaman Audit 10 40 27 40 32.35 3.093
Pengetahuan Audit 10 40 29 40 32.65 2.720
Total 20 80 56 80 65 5.813
Sumber : Data Diolah
Tiap tiap variabel memiliki kisaran skor jawaban secara teoritis mulai
dari 10 sampai dengan 40, karena setiap variabel terdiri dari 10 pertanyaan
dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 4, sehingga bila responden
menjawab 10 pertanyaan dengan skor 1 maka akan memperoleh skor jawaban
terendah yaitu 10, dan bila responden menjawab 10 pertanyaan dengan skor 4
maka akan memperoleh skor tertinggi yaitu 40.
Variabel Pengalaman audit menunjukkan nilai mean 32.35 dan standart
deviasi 3.093. Variabel pengetahuan audit menunjukan nilai mean 32.65 dan
standart deviasi 2.750.
Kisaran skor sesungguahnya untuk variabel pengalaman audit skor
terendah 27 dan skor tertinggi 40, jika dibadingkan dengan kisaran teoritis
skor terendah sesunguhnya lebih mendekati skor tertinggi hal ini menunjukan
kecenderungan pengalaman audit responden cukup baik secara umum.
Selajutnya untuk variabel pengetahuan audit skor terendah 29 dan skor
tertinggi 40, jika dibadingkan dengan kisaran teoritis skor terendah
sesunguhnya lebih mendekati skor tertinggi hal ini menunjukkan
kecenderungan pengetahuan audit responden cukup baik secara umum.
D. Uji Kualitas Data
Uji kualitas data dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel. Uji validitas dan Uji
reliabelitas dilakukan sebagai berikut.
1. Uji Validitas Data
Uji validitas data dilakukan untuk menguji apakah kenyataan dalam
kuesioner dapat mengukur suatu konstruksi. Instrument yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Valid berarti insrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono,2006:109). Untuk melakukan uji validitas
instrument penelitian digunakan tekhnik pearson correlation yaitu dengan
cara mengkorelasi skor tiap item dengan skor totalnya. Kriteria yang
digunakan adalah dengan membandingkan r tabel dengan r hitung
(korelasi). Bila koefisien korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel
(product moment), berarti butir pertanyaan tersebut valid
(Sugiyono,2006:124).
Hasil dari Uji Validitas data dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Data
Variabel Nomer
Pertanyaan
r kritis r tabel Keterangan
Pengalaman Audit 1 .511 0.282 Valid
2 .616 0.282 Valid
3 .632 0.282 Valid
4 .661 0.282 Valid
5 .476 0.282 Valid
6 .650 0.282 Valid
7 .656 0.282 Valid
8 .666 0.282 Valid
9 .409 0.282 Valid
10 .538 0.282 Valid
Pengetahuan Audit 1 .680 0.282 Valid
2 .662 0.282 Valid
3 .523 0.282 Valid
4 .311 0.282 Valid
5 .569 0.282 Valid
6 .523 0.282 Valid
7 .725 0.282 Valid
8 .726 0.282 Valid
9 .609 0.282 Valid
10 .346 0.282 Valid
Sumber : Data Diolah
Dari tabel 4.11 diperoleh data yang menyatakan seluruh pertanyaan
dinyatakan valid, karena nilai korelasi diatas r tabel. r tabel 0.282 yang
diperoleh dari tabel r product moment dengan level of significan 5% dan N
sebanyak 49 responden. Nilai korelasi berkisar dari 0.311 sampai 0.725
lebih besar dari nilai r tabel 0.282,sehingga