94
ANALISIS PERBANDINGAN PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN AUDIT ANTARA AUDITOR PADA KAP BERAFILIASI DENGAN KAP TIDAK BERAFILIASI DALAM KAITANNYA KEPERCAYAAN MASYARAKAT DI JAKARTA Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta Oleh : Nama : Muhammad Adi Suryaman NIM : 2007320075 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI TAHUN 2011

ANALISIS PERBANDINGAN PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN AUDIT ANTARA AUDITOR PADA KAP BERAFILIASI DENGAN KAP TIDAK BERAFILIASI DALAM KAITANNYA KEPERCAYAAN MASYARAKAT DI JAKARTA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Audit Experience, Audit Knowlage, KAP, affiliate

Citation preview

  • ANALISIS PERBANDINGAN PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN

    AUDIT ANTARA AUDITOR PADA KAP BERAFILIASI DENGAN KAP

    TIDAK BERAFILIASI DALAM KAITANNYA KEPERCAYAAN

    MASYARAKAT DI JAKARTA

    Skripsi

    Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar

    Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi

    Fakultas Ekonomi

    Universitas Muhammadiyah Jakarta

    Oleh :

    Nama : Muhammad Adi Suryaman

    NIM : 2007320075

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

    FAKULTAS EKONOMI

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    TAHUN 2011

  • JUDUL : ANALISIS PERBANDINGAN PENGALAMAN DAN

    PENGETAHUAN AUDIT ANTARA AUDITOR PADA

    KAP BERAFILIASI DENGAN KAP TIDAK

    BERAFILIASI DALAM KAITANNYA

    KEPERCAYAAN MASYARAKAT DI JAKARTA

    NAMA : MUHAMMAD ADI SURYAMAN

    NIM : 2007320075

    FAKULTAS : EKONOMI

    PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

    KONSENTRASI SKRIPSI : AUDITING

    Diterima dan disahkan

    Pada Tanggal

    Pembimbing Utama, Pembimbing Kedua,

    (Drs. H. Hasnil, Ak., MM.) (Hairul Triwarti, SE., Ak., MM.)

    Mengetahui ;

    Dekan Fakultas Ekonomi, Ketua Program Studi,

    (Muhammad Yusuf, SE., MM.) (Hairul Triwarti, SE., Ak., MM.)

  • ABSRACT

    This research aim to test difference of audit experience between Auditor KAP

    affiliate with KAP non-affiliate and to test difference of audit knowledge between

    Auditor at KAP affiliate with KAP non-affiliate. Auditor at KAP affiliate in

    perception have Experience and Knowledge which is better to be compared to

    Auditor at KAP non-affiliate.

    This research use primary data with disseminated quisioner to four KAP

    affiliate and four KAP non-affiliate in Jakarta. Criterion Responder is patner,

    manager, senior of audit junior person and audit. disseminated by quisoner

    counted 80 quisioner with rate of return 62.5% or counted 50 quisioner which

    return, from 50 quisioner there are one kuisioner which do not loaded complete

    so that 49 kuisioner which is used in data analysis. Examination use Independent

    sample t-test.

    First hypothesis show do not there difference of audit experience between

    Auditor KAP affiliate with KAP non-affiliate. hypothesis test showing t count

    bigger than t tables of with value 2.244 > 2.012. second hypothesis which show

    there are difference of audit knowledge between Auditor KAP affiliate with KAP

    non-affiliate. hypothesis test showing t count smaller than t tables of with value

    1.453 < 2.012.

    Keyword : Audit Experience, Audit Knowlage, KAP, affiliate

  • ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

    pengalaman audit antara auditor KAP berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi dan

    untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengetahuan audit Auditor pada KAP

    berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi. Auditor yang bekerja pada KAP

    berafiliasi di persepsikan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik

    dibandingkan dengan auditor yang bekerja pada KAP tidak berafiliasi.

    Penelitian ini mengunakkan data primer dengan mengunakkan kuisioner yang

    disebar kepada empat KAP berafiliasi dan empat KAP tidak Berafiliasi di Jakarta.

    Kriteria responden adalah patner, manager, senior audit dan junior audit. Kuisoner

    yang disebar sebanyak 80 kuisioner dengan tingak pengembalian 62.5% atau

    sebayak 50 kuisioner yang kembali, dari 50 kuisioner terdapat satu kuisioner yang

    tidak terisi lengkap sehingga 49 kuisioner yang digunakan dalam analisa data.

    Pengujian dilakukan mengunakan Independent sample t-test.

    Hipotesis pertama menunjukan tidak terdapat perbedaan pengalaman audit

    antara Auditor KAP berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi tidak terbukti dalam

    uji hipotesis yang menunjukan t hitung lebih besar dari t tabel dengan nilai 2.244

    > 2.012. Hipotesis kedua yang menunjukan terdapat perbedaan pengetahuan audit

    antara Auditor KAP berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi tidak terbukti dalam

    uji hipotesis yang menunjukan t hitung lebih kecil dari t tabel dengan nilai 1.453 <

    2.012.

    Kata Kunci : Pengalaman Audit, Pengetahuan Audit, KAP, Afiliasi

  • KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Alhamdullilahirabbilalamin, segala puji dan syukur yang tak terhingga

    penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah

    juga inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang

    berjudul Analisis Perbandingan Pengalaman dan Pengetahuan Audit Antara

    Audtor KAP Berafiliasi dengan KAP Tidak Berafiliasi di Jakarta.

    Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

    Muahmmadiyah Jakarta.

    Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk

    memberikan hasil yang terbaik. Namun demikian penulis juga mempunyai

    keterbatasan kemampuan dalam penulisan skripsi. Oleh karena itu penulis

    menyadari tanpa bimbingan, arahan, dukungan dan bantuan berbagai pihak, maka

    skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis

    mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Mama dan Papa, terima kasih buat semuanya, doa dan kasih sayang yang

    tulus yang engkau berikan kepada ananda dan terima kasih telah menerima

    ananda dalam berbagai bentuk. Setiap doa yang engkau lantunkan adalah

    ketulusan yang tiada pernah ternilai dengan apa pun jua dan semoga Allah

    SWT slalu meridhoi setiap langkah engkau di dunia dan akhirat..Amiiin.

  • 2. Ka Narni dan ka Nina serta Ka iparku mas Muji dan Bang Arma terima kasih

    atas dukungan dan Motivasinya Perjalanan hidup kalian telah memotivasi

    adik mu tuk lebih keras dan tegar dalam memandang kehidupan dan smoga

    apa yang menjadi impian kita semua terwujud, walau terkadang realita tak

    sejalan dengan impian.

    3. Bapak Muhammad Yusuf SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Muhammadiyah Jakarta.

    4. Ibu Siti Hafnidar Harun SE., MM. dan Ibu Siti Asmanah SE., Ak. Selaku

    Wakil Dekan I dan Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas

    Muhammadiyah Jakarta.

    5. Ibunda Hairul Triwarti SE., Ak., MM. selaku Ketua Program Studi Akuntansi

    dan juga sebagai Pembimbing Kedua dalam skripsi ini. Terima kasih bunda

    atas bimbingan, bantuan dan selalu memotivasi saya dalam penyusunan

    skripsi ini.

    6. Bapak Drs. H. Hasnil Ak. MM selaku pembimbing utama dalam skripsi ini.

    Terima kasih Pa atas bimbingan dan waktu luangnya dalam proses

    pembimbingan.

    7. Pasukan kecil Anhar, Tengku dan Rifat keponakanku tersayang yang selalu

    mengangguku disaat lagi mengetik,,hehehe, namun kalian bagaikan empun

    pagi yang menyegarkan pikiranku, yang selalu membuatku tertawa.

    8. Untuk teman teman seperjungan Fairuz, Karim, Dian, Sintia, Iim, Asep,

    Rina kalian adalah sahabat2 terbaik yang kumiliki, trima kasih buat

    kebersamaan kita slama ini dalam suka duka, canda-tawa dan sedih-senang

    yang telah kita lalui, smoga persahabatan kita tak lengkang oleh waktu.

  • 9. Buat teman teman angaktan 2007, Sinta alias teteh, Nela, Dian Palupi, Ari,

    Rara, Wenny, Agus, Anis, Gatot, Galih, Fandi, Ginar, Irvan, Midah, Sule, Didi

    Cs, Didik Cs, Miki Cs, dan kawan kawan lainnya maaf ga bisa disebutin

    satu satu karena keterbatasan karakter..hehe.. Jaga terus Kekompakan n

    silahtihturahmi y??

    10. Terima kasih juga untuk keluarga Besar HIMA AKSI FE UMJ, baik angkatan

    2008, 2009, dan juga 2010, terima kasih atas doa kalian semua.

    11. Terima kasih juga tidak lupa untuk seluruh Citivas Akademika FE UMJ tanpa

    kalian mungkin kampus berantakan.heheh

    12. Buat semua pihak yang tak dapat ku sebutkan satu persatu, atas perhatian,

    bantuan dan dukungannya..thaxs to all

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini

    dikarenakan keterbatasan yang penulis miliki. Untuk saran dan kritik yang

    membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikkan masa mendatang. Semoga

    skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT

    membimbing dan menyertai langkah kita. Amiiin.

    Penulis

    (Muhammad Adi Suryaman)

  • DAFTAR ISI

    Hal

    LEMBAR PENGESAHAN

    ABSRTACT

    ABSRTAK

    KATA PENGANTAR ................................................................................ i

    DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 4

    C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5

    D. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

    E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ................................. 6

    F. Sistematika Penulisan .................................................................... 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Auditing dan Ruang Lingkup Audit ........................... 9

    1. Pengertian Auditing ........................................................... 9

    2. Jenis Jenis Audit ............................................................. 10

  • 3. Jenis Jenis Auditor ......................................................... 12

    B. Profesi Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik ..................... 13

    1. Profesi Akuntan Publik ..................................................... 13

    2. Standar Umum Akuntan Publik ........................................ 14

    3. Kantor Akuntan Publik ..................................................... 16

    4. Kantor Akuntan Publik Berafiliasi .................................... 19

    C. Pengalaman Audit ......................................................................... 22

    D. Pengetahuan Audit ........................................................................ 25

    E. Independent Sample t test .......................................................... 27

    F. Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ........... 27

    1. Penelitian Terdahulu ......................................................... 27

    2. Kerangka Pemikiran .......................................................... 29

    3. Hipotesis ............................................................................ 30

    BAB III METODELOGI PENELITIAN

    A. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 31

    B. Jenis dan Sifat Penelitian .............................................................. 32

    C. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 33

    D. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ........................................ 33

    E. Metode Analisis ............................................................................ 35

    1. Statistik Deskriptif ............................................................ 35

    2. Uji Kualitas Data ............................................................... 36

    3. Uji Normalitas Data .......................................................... 37

    4. Uji Hipotesis ..................................................................... 38

    F. Operasional Variabel dalam Penelitian ......................................... 39

  • 1. Variabel Independen ......................................................... 39

    2. Sampel ............................................................................... 40

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 43

    B. Gambaran Umum Responden ....................................................... 45

    C. Statistik Deskriptif ........................................................................ 52

    D. Hasil Uji Kualitas Data ................................................................. 53

    1. Hasil Uji Validitas ............................................................. 53

    2. Hasil Uji Reliabilitas ......................................................... 55

    E. Hasil Uji Normalitas Data ............................................................ 56

    F. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 57

    1. Hasil Uji Hipotesis Pertama .............................................. 57

    2. Hasil Uji Hipotesis Kedua ................................................. 58

    G. Pembahasan ................................................................................... 60

    A. Perbandingan Pengalaman Audit antara auditor KAP

    berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi ........................... 60

    B. Perbandingan Pengetahuan Audit Antara Auditor KAP

    Berafiliasi dengan KAP tidak Berafiliasi ........................... 61

    BAB V KESIMPULAN

    A. Kesimpulan ................................................................................... 63

    B. Saran .............................................................................................. 64

    C. Keterbatasan .................................................................................. 65

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Level dan Tanggung jawab staff audit ......................................... 18

    Tabel 2.2 Kantor Akuntan Publik Big Four ................................................. 19

    Tabel 3.1 KAP Penyebaran Kuisiober ......................................................... 31

    Tabel 3.2 Operasional Variabel .................................................................... 41

    Tabel 3.3 Operasional Sampel ..................................................................... 42

    Tabel 4.1 Rincian Tingkat Pengembalian Kuisioner ................................... 46

    Tabel 4.2 Pengembalian Kuisioner Berdasarkan KAP ................................ 47

    Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden ............................................................ 48

    Tabel 4.4 Pendidikan Responden ................................................................. 48

    Tabel 4.5 Lama Kerja Sebagai Auditor ........................................................ 49

    Tabel 4.6 Jabatan Responden ....................................................................... 50

    Tabel 4.7 Banyaknya Pelatihan Yang Pernah Diikuti Responden ............... 51

    Tabel 4.8 Penugasan Audit Responden ........................................................ 52

    Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Variabel ......................................................... 52

    Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Data ............................................................. 54

    Tabel 4.11 Hasil Uji Reabilitas Data ............................................................ 55

  • Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Data .......................................................... 56

    Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Pertama ....................................................... 57

    Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Kedua ......................................................... 59

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 30

  • DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 : Kuisioner Penelitian

    LAMPIRAN 2 : Data Penelitian

    LAMPIRAN 3 : Hasil Statistik Deskriptif

    LAMPIRAN 4 : Hasil Uji Validitas Data

    LAMPIRAN 5 : Hasil Uji Reliabilitas Data

    LAMPIRAN 6 : Hasil Uji Normalitas Data

    LAMPIRAN 7 : Hasil Uji Hipotesis

    LAMPIRAN 8 : Tabel t

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dalam perkembangan dunia usaha dan juga era globalisasi yang

    datang, maka diperlukan suatu transparansi dan akuntabilitas dalam

    melakukan aktivitas bisnis. Setiap perusahaan dalam bersaing

    menghasilkan keuntungan dituntut untuk dapat menyajikan laporan

    keuangan yang andal dan dapat dipercaya, dalam hal ini maka diperlukan

    jasa akuntan publik, yaitu pihak ketiga yang bertugas untuk memberikan

    pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan suatu perusahaan.

    Banyak perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan publik yang

    berkualitas untuk mengetahui apakah laporan keuangan telah disajikan

    sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) di Indonesia.

    Kebutuhan akan auditor yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh

    perusahan perusahaan agar dapat melihat apakah kinerja perusahaan

    sudah baik dalam satu periode tertentu.

    Dalam pekerjaannya akuntan publik dituntut untuk bekerja secara

    professional dan sesuai dengan kode etik profesi. Profesionalisme

    mensyaratkan tiga hal yaitu keahlian, berpengetahuan dan berkarakter

    (Simamora, 2000 dalam Asih, 2006). Kode etik profesi akuntan publik

    yaitu Standart Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengatur berbagai

    tentang Akuntan publik, salah satunya tentang keahlian auditor.

  • Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001) Standar Profesional

    Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 210 (PSA No. 04) menegaskan perlunya

    pendidikan dan pengalaman memadai dalam bidang auditing sebagai

    syarat utama untuk melakukan audit. Sebagaimana dinyatakan dalam

    Standar Umum yang pertama bahwa audit harus dilaksanakan oleh

    seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang

    cukup sebagai auditor. Dari peryataan diatas maka auditor dalam

    melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor

    harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi

    dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan

    pendidikan formalnya, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman

    selanjutnya dalam praktik audit.

    Selanjutnya pendidikan formal auditor independen dan pengalaman

    profesionalnya saling melengkapi satu sama lain. Perlu disadari bahwa

    yang dimaksudkan dengan pelatihan seorang profesional mencakup pula

    kesadarannya untuk secara terus-menerus mengikuti perkembangan yang

    terjadi dalam bisnis dan profesinya dan harus mempelajari, memahami,

    dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan

    standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan

    Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

    Banyak Penelitian yang menggunakan ukuran KAP dengan

    mengindikasikan bahwa KAP dengan Big Firm lebih professional dari

    pada KAP non big firm. Menurut Craswell et al. (1995) dalam Arfan

    (2007) KAP akan mengembangkan keahlian spesifik industri, yang berarti

  • spesialisasi dan peningkatan keahlian yang akan berdampak pada kualitas

    audit. Hasil penelitian itu didukung oleh Shockley dan Holt (1983),

    Eichenser dan Danos (1983), William (1988) serta Francis dan Wilson

    (1988) dalam Ikhsan (2007) yang menyimpulkan bahwa kualitas dan

    expertise adalah atribut servis yang dimiliki oleh big eight akuntan, dan

    merupakan faktor yang menyebabkan banyak klien memilih kantor

    akuntan besar.

    KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu KAP yang berafiliasi dengan

    KAP big four dan KAP lainnya (non big Four), seorang auditor yang

    bekerja pada KAP big four dianggap memiliki skill dan pengalaman dalam

    hal mengaudit yang lebih baik (Amilin dan Ady, 2008). Dalam prakteknya

    di Indonesia KAP yang masuk dalam Big Four yaitu :

    1. Erns&Young, Purwantono Suherman dan Surja,

    2. Price WaterhouseCooper Haryanto Sahari &Rekan,

    3. Deloitte Touche Tohmatsu Osman Bing Satrio & Rekan,

    4. KPMG Siddharta, Siddharta & Widjaja

    Kemudian menurut Mustafa (2009) ditambah RSM Aryanto, Amir Jusuf &

    Mawar dan Grant Thornton Int Hendrawinata, Gani & Hidayat menjadi

    The Big Six KAP di Indonesia dengan jumlah akuntan publik sedikitnya

    sepuluh.

    Namun selain KAP KAP besar diatas terdapat juga KAP yang dapat

    dikatakan sebagai KAP menengah besar atau medium big. Menurut

    Mustafa (2009) KAP medium big merupakan KAP yang memiliki

    Akuntan Publik (AP) sebanyak 4 (empat) orang atau lebih. KAP dengan

  • minimum 4 AP dapat dikatakan menengah besar karena 4 AP bisa

    melaksanakan fungsi manajemen KAP dengan lebih baik. Kebijakan salin

    review antar partner, program quality control hasil pekerjaan, pelatihan

    internal dll akan bisa berjalan setidaknya di kantor dengan 4 AP. KAP

    yang dapat dikatagorikan medium big ada sekitar 40 KAP di Jakarta,

    diantara 40 KAP tersebut beberapa diantara sudah berafiliasi asing dan

    juga masih ada yang belum berafiliasi atau masih KAP lokal namun juga

    memiliki kualitas yang sama dengan yang sudah berafiliasi (Akuntan

    Indonesia, 2009).

    Namun pada prakteknya terdapat perbedaan keahlian dan kualitas

    diantara para auditor pada KAP berafiliasi dengan auditor pada KAP tidak

    berafiliasi baik dari segi latar belakang pendidikan formal, pengalaman-

    pengalaman dan kemampuan teknis lainnya yang akan berkaitan dengan

    kepercayaan masyarakat dalam pengunaan jasa auditor. Maka dari

    pemaparan diatas penulis mengambil judul penelitian ANALISA

    PERBANDINGAN PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN AUDIT

    ANTARA AUDITOR KAP BERAFILIASI DENGAN KAP TIDAK

    BERAFILIASI DALAM KAITANNYA KEPERCAYAAN

    MASYARAKAT DI JAKARTA.

    B. Identifikasi Masalah

    Dari penjelasan diatas maka dapat diidentifikasi masalah bahwa dalam

    bayak penelitian perusahaan cendrung memilih KAP dengan big firm yang

    merupakan KAP yang berafiliasi dengan KAP asing. Auditor KAP

  • berafiliasi memiliki keahlian yang berpengaruh kepada kualitas audit lebih

    baik dari pada Auditor KAP tidak berafiliasi sehingga terjadi perbedaan

    didalam keahlian auditor Antara KAP berafiliasi dan KAP tidak berafiliasi.

    Keahlian auditor didapat dari pendidikan formal berarti auditor harus

    memiliki pengetahuan audit yang memadai dan didapat dari peningkatan

    pengalaman-pengalaman dalam melaksanakan penugasan audit dan

    didukung dengan peningkatan kemapuan teknis lainnya.

    C. Pembatasan Masalah

    Untuk membatasi masalah agar tidak meluas dan menjadi bias maka

    penulis membatasi dengan mengambil responden penelitian terhadap patner,

    manager, auditor senior dan auditor junior dengan pemasalahan

    perbandingan pengalaman Audit dan pengetahuan audit antara auditor pada

    empat KAP berafilasi dengan empat KAP tidak berafiliasi.

    D. Perumusan Masalah

    Dari pemaparan diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai

    berikut:

    1. Apakah ada perbedaan pengalaman audit antara Auditor KAP

    berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi?

    2. Apakah ada perbedaan pengetahuan audit antara Auditor pada KAP

    berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi?

  • E. Tujuan dan Keguanaan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui perbedaan pengalaman audit antara Auditor KAP

    berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi.

    2. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan audit Auditor pada KAP

    berafiliasi dengan KAP tidak berafiliasi.

    Keguanaan penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :

    1. Bagi Penulis

    Untuk menambah pengetahuan penulis dalam bidang akuntansi

    dan sebagai suatu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana

    Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta.

    2. Bagi KAP

    Untuk mengetahui perbedaan pengalaman dan pengetahuan audit

    auditor KAP berafiliasi dan auditor KAP tak berafiliasi dan dapat

    membantu KAP agar dapat membantu meningkatkan keahlian

    auditornya dan menambah daya saing KAP tersebut.

    3. Bagi Almamater

    Untuk menambah penelitian dan pengetahuan dibidang auditing

    yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa agar

    dapat lebih mengenal bidang auditing lebih dalam.

    F. Sistematika Penulisan

    Dalam penelitian ini dibagi dalam lima bab, yang terdiri dari :

  • BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini dibahas latar belakang, indentifikasi masalah,

    pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

    manfaat dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bab ini dibahas tinjauan pustaka yang menjadi landasan

    pada penelitian ini, meliputi pengertian audit, jenis jenis audit,

    profesi akuntan publik, kantor akuntan publik, pengalaman audit,

    pengetahuan audit, telaan penelitian sebelumnya, kerangka

    pemikiran dan hipotesis.

    BAB III METODELOGI PENELITIAN

    Pada bab ini dibahas mengenai metode yang digunakan dalam

    penelitian ini. Meliputi waktu dan tempat penelitian, jenis dan

    sifat penelitian, metode pengambilan sampel, metode

    pengumpulan data, dan metode analisis.

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian yang meliputi

    gambaran umum objek penelitian, gambaran umum responden,

    statistik deskriptif, uji kualitas data, uji normalitas dan uji

    hipotesis penelitian.

  • BAB V KESIMPULAN

    Pada bab ini dibahas tentang kesimpulan dari penelitian ini yang

    merupakan jawaban atas perumusan masalah dan juga membahas

    tentang saran dan keterbatasan dalam penelitian ini.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Auditing dan Ruang Lingkup Audit

    1. Pengertian Audit

    Menurut Alvin (2003:15) Mendefinisikan auditing sebagai berikut :

    Pengumpulan serta pengevaluasian bukti bukti atas informasi untuk

    menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut

    dengan kriteria kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus

    dilakukan oleh seorang kompeten dan independen

    Selanjutnya menurut Agoes (2007:3) mendefinisikan auditing

    sebagai berikut :

    Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh

    pihak pihak yang independent terhadap laporan keuangan yang telah

    disusun oleh manajemen, beserta catatan catatan pembukuan dan

    bukti pendukungnya dengan tujuan untuk memberikan pendapat

    mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut

    Sementara Boynton (2002:5) memberikan definisi auditing sebagai

    berikut :

    Suatu Proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi buktin

    secara objektif mengenai asersi asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi

  • dengan tujuan untuk menetapkan derajat kesesuaian antara asersi

    asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta

    penyapaian hasil kepada pihak pihak yang berkepentingan.

    Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada empat

    elemen fundamental dalam auditing :

    1. Dilakukan oleh seseorang yang independen

    2. Bukti yang cukup kompeten yang diperoleh melalui inspeksi,

    pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi secara obyektif

    selama menjalankan tugasnya sebagai dasar yang memadai untuk

    menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

    3. Kriteria yang dijadikan pedoman sebagai dasar untuk menyatakan

    pendapat audit berupa peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan

    legislatif, anggaran yang ditetapkan oleh manajemen, dan PABU

    (Prinsip akuntansi berterima umum).

    4. Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam

    mengkomunikasikan hasil pekerjaannya terhadap laporan keuangan

    yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yang dapat

    dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.

    2. Jenis Jenis Audit

    Agoes (2004:9) menyebutkan tiga jenis Auditing yang umum

    dilaksanakan. Ketiga jenis tersebut yaitu :

  • a) Pemeriksaan Operasional/ Manajemen (Operational Audit)

    Operasional atau management audit merupakan pemeriksaan atas

    semua atau sebagian prosedur dan metode operasional suatu

    organisasi untuk menilai efisiensi , efektifitas, dan ekonomisasinya.

    Audit operasional dapat menjadi alat manajemen yang efektif dan

    efisien untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil dari audit

    operasional berupa rekomendasi-rekomendasi perbaikan bagi

    manajemen sehingga audit jenis ini lebihmerupakan konsultasi

    manajemen.

    b) Audit Ketaatan (Compliance Audit )

    Compliance Audit merupakan pemeriksaan untuk mengetahui

    apakah prosedur dan aturan yang telah ditetapkan otoritas

    berwenang sudah ditaati oleh personel di organisasi tersebut.

    Compliance Audit biasanya ditugaskan oleh otoritas berwenang

    yang telah menetapkan prosedur / peraturan dalam perusahaan

    sehingga hasil audit jenis ini tidak untuk dipublikasikan tetapi untuk

    intern manajemen.

    c) Audit atas Laporan Keuangan (Financial audit )

    Pemeriksaan atas laporan keuangan merupakan evaluasi kewajaran

    laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen secara

    keseluruhan dibandingkan dengan Standar Akuntansi Keuangan

    yang berlaku umum. Dalam pengertiannya apakah laporan

  • keuangan secara umum merupakan informasi yang dapat ditukar

    dan dapat diverifikasi lalu telah disajikan sesuai dengan Kriteria

    tertentu. Umumnya kriteria yang dimaksud adalah Standar

    Akuntansi yang berlaku umum seperti prinsip akuntansi yang

    berterima umum. Hasil audit atas laporan keuangan adalah opini

    auditor yaitu Unqualified Opinion, Qualified Opinion, Disclaimer

    Opinion dan Adverse Opinion.

    3. Jenis Jenis Auditor

    Selanjutnya menurut Agoes (2004:11) berdasarkan kelompok atau

    pelaksana audit, audit dibagi 4 jenis yaitu:

    a) Auditor Ekstern

    Auditor ekstern/independent bekerja untuk kantor

    akuntan publik yang statusnya diluar struktur

    perusahaan yang mereka audit. Umumnya auditor

    ekstern menghasilkan laporan atas financial audit.

    b) Auditor Intern

    Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit.

    Laporan audit manajemen umumnya berguna bagi manajemen

    perusahaan yang diaudit. Oleh karena itu tugas internal auditor

    biasanya adalah audit manajemen yang termasuk jenis compliance

    audit.

  • c) Auditor Pajak

    Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib

    pajak yang diaudit terhadap undangundang perpajakan yang

    berlaku.

    d) Auditor Pemerintah

    Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi

    keuangan yang disusun oleh instansi pemerintahan. Disamping itu

    audit juga dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

    ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik

    pemerintah. Dan sering juga audit atas ketaatan pada peraturan

    yang dikeluarkan pemerintah. Audit yang dilaksanakan oleh

    pemerintahan dapat dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan

    (BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan

    (BPKP).

    B. Profesi Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik

    1. Profesi Akuntan Publik

    Menurut Mulyadi (2002:2) Profesi akuntan publik dikenal oleh

    masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi

    keuangan. Tumbuh dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu

    negara sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk

    badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan -

  • perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih berskala kecil

    dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk membelanjai

    usahanya, jasa audit yang dihasilkan masih belum diperlukan oleh

    perusahaan-perusahaan tersebut.

    Menurut Mulyadi (2002:3) Pihak-pihak di luar perusahaan

    memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan

    keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan. Umumnya,

    mereka mendasarkan pada laporan keuangan yang disajikan oleh pihak

    manajemen. Dengan demikian, terdapatnya dua kepentingan antara

    pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan yang berlawanan akan

    menyebabkan tumbuh dan berkembangnya profesi akuntan publik

    (Mulyadi, 2002: 3).

    2. Standar Umum Akuntan Publik

    Menurut Ikatan Akuntan Indionesia (IAI, 2001) Standar auditing

    merupakan panduan umum bagi auditor dalam memenuhi tanggung

    jawab profesinya untuk melakukan audit atas laporan keuangan historis.

    Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka

    auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada

    standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indionesia (IAI),

    sebagai berikut :

    a) Standar Umum

    1) Audit harus dilakukan oleh seorang yang memiliki keahlian dan

    pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.

  • 2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,

    idependen dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

    3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

    wajib mengunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat

    dan seksama.

    b) Standar Pekerjaan Lapangan

    1) Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya, dan jika

    digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

    2) Pemahaman yang memadai tentang struktur pengendalian

    intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan

    menentukan sikap, saat, dan lingkup pengujian yang akan

    dilakukan.

    3) Bukti audit kompeten yanga memadai harus diperoleh melalui

    inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan komfirmasi

    sebagai dasar yang memadai utuk meyatakan pendapat atas

    laporan keuangan hasil audit.

    c) Standar Pelaporan

    1) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

    disusun dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum.

    2) Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya

    prinsip prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan

  • dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan sesuai

    dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam priode

    sebelumnya.

    3) Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus

    dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

    4) Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat mengenai

    laporan keuangan secara keseluruhan, atau asersi bahwa

    pernyataan demikian tidak diberikan. Jika pendapat secara

    keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya dinyatakan.

    Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan

    keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas

    mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung

    jawab auditor yang bersangkutan.

    3. Kantor Akuntan Publik

    Kantor Akuntan Publik (KAP) menurut Peraturan Menteri

    Keuangan RI No. 17/PMK.01/2008 adalah badan usaha yang telah

    mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik

    dalam memberikan jasanya.

    Badan usaha KAP berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI

    No. 17/PMK.01/2008 dapat berbentuk:

    1. Perseorangan; atau

    2. Persekutuan.

  • KAP yang berbentuk badan usaha perseorangan hanya dapat

    didirikan dan dijalankan oleh seorang Akuntan Publik yang sekaligus

    bertindak sebagai pemimpin. Sedangakan KAP yang berbentuk

    badan usaha persekutuan adalah persekutuan perdata atau

    persekutuan firma. KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan

    hanya dapat didirikan oleh paling sedikit 2 (dua) orang Akuntan

    Publik, dimana masing-masing sekutu merupakan rekan dan salah

    seorang sekutu bertindak sebagai Pemimpin Rekan. Dalam hal KAP

    berbentuk usaha persekutuan mempunyai rekan non Akuntan Publik,

    persekutuan dapat didirikan dan dijalankan apabila paling kurang

    75% (tujuh puluh lima per seratus) dari seluruh sekutu adalah

    Akuntan Publik.

    Tipe KAP dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang (AL.

    Haryono, 2001 dalam Siboro, 2007:46). KAP dapat diklasifikasikan

    berdasarkan;

    1. Jumlah auditor yang bekerja pada KAP,

    2. Wilayah yang menjadi cakupan KAP dan,

    3. Reputasi.

    Berdasarkan jumlah auditor yang bekerja KAP digolongkan atas:

    1. KAP kecil dengan jumlah auditor staf tidak lebih dari 25 orang,

    2. KAP menengah dengan jumlah auditor staf antara 25 sampai

    dengan 50 orang dan,

  • 3. KAP besar dengan jumlah auditor staf lebih dari 50 orang.

    Level dan Tanggung jawab staff audit dalam Arens dkk

    (2001,41) dapat dibagi sebagai berikut :

    Tabel 2.1

    Level dan Tanggung jawab staff audit

    Level Staff Rata-rata

    Pengalaman

    Tanggung jawab yang Khas

    Auditor Pemula

    ( Junior Audit)

    0 2 Tahun Melaksanakan sebagian besar detail audit

    Senior Auditor 2 5 Tahun Mengkoordinasikan dan bertanggung jawab

    atas audit dilapangan, termasuk mengawasi

    auditor pemula

    Manager 5 10 Tahun Membantu auditor yang memimpin audit

    dalam merencanakan dan mengelola audit,

    mereview pekerjaan auditor penanggung

    jawab serta menjaga hubungan dengan klien.

    Manajer dapat bertanggung jawab atas lebih

    dari satu pekerjaan pada saat bersamaan

    Rekan Lebih dari 10

    Tahun

    Mereview keseluruhan pekerjaan audit dan

    terlibat dalam pembuatan keputusan audit

    yang penting. Rekan adalah pemilik

    perusahaan, dan ia memilki tanggung jawab

    mutlak untuk melaksanakan audit dan

    melayani kliennya.

    Sumber : Arens Dkk,2003:41

    AL. Haryono (2001) dalam Siboro (2007:46) mengklasifikasikan KAP

    berdasarkan wilayah kerjanya menjadi: KAP International, KAP

    Nasional, KAP Regional dan KAP Lokal. Berdasarkan reputasi KAP

    digolongkan atas:

  • 1. KAP Big-Four. KAP ini merupakan empat KAP Nasional yang

    berafiliasi dengan KAP Internasional yang tergolong empat besar

    KAP di dunia,yang masuk dalam KAP Big-Four adalah sebagai

    berikut :

    Tabel 2.2

    Kantor Akuntan Publik Big Four

    No. The Big Four KAP yang berafiliasi

    1 Deloitte Touche Tohmatsu Osman, Ramli, Satrio, dan rekan

    2 Ernst & Young Purwantono, Suherman, dan Surja

    3 Pricewaterhouse Coopers Haryanto Sahari dan rekan

    4 KPMG Siddharta Siddharta dan Widjaja

    Sumber : IAPI (2011)

    2. KAP non Big-Four. KAP ini merupakan KAP diluar Big-Four,

    didalamnya terdapat KAP menengah dan KAP kecil. Menurut

    Mustafa (2009:57) Papan tengah akuntan publik Indonesia bisa

    dikelompokkan menjadi 2 yaitu The Medium Big yang mempunyai

    kerjasama internasional jumlahnya 19 firm. Banyak nama beken disini

    seperti akuntan senior Hadori, Soejatna, Doli, Kanaka, Hertanto,

    Rasidi, Paul Hadiwinata, Sensi, Nurdiyaman, Tanubrata, Tasnim dll.

    The Medium Big berikutnya 20 firm yang tanpa kerjasama

    internasional, banyak nama-nama senior juga.

    4. Kantor Akuntan Publik Berafiliasi

    Sekar (2002) dalam Siboro (2007:47) menyatakan bahwa penelitian

    tentang KAP di Indonesia sering menggunakan istilah afiliasi dan non

    afiliasi dengan kantor akuntan asing dan dikatakan pula bahwa investor

  • mempersepsikan auditor yang berafiliasi dengan kantor akuntan asing

    memiliki kualitas yang tinggi karena auditor tersebut memiliki

    karakteristik yang bisa dikaitkan dengan kualitas.

    Afiliasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002) adalah

    pertalian sebagai anggota atau cabang, perhubungan, bentuk kerjasama

    antara dua lembaga, biasanya yang satu lebih besar daripada yang lain,

    tetapi masing masing berdiri sendri, bantuan yang diberikan oleh

    lembaga yang lebih besar dalam bentuk personel, peralatan atau fasilitas.

    Berafiliasi adalah mempunyai pertalian dan hubungan sebagai anggota

    atau cabang. Jadi KAP berafiliasi adalah KAP Nasional yamg memiliki

    kerjasama dengan KAP internasional. KAP Internasional dalam Peraturan

    Menteri Keuangan RI No. 17/PMK.01/2008 disebut dengan Kantor

    Akuntan Publik Asing (KAPA) atau Organisasi Akuntan Asing (OAA)

    Menurut Peraturan Menteri Keuangan RI No. 17/PMK.01/2008

    Kantor Akuntan Publik Asing atau disingkat KAPA adalah badan usaha

    jasa profesi di luar negeri yang memiliki izin dari otoritas di negara yang

    bersangkutan untuk melakukan kegiatan usaha paling sedikit di bidang

    audit umum atas laporan keuangan. Organisasi Audit Asing atau disingkat

    OAA adalah organisasi di luar negeri, yang didirikan berdasarkan

    peraturan perundang-undangan di negara yang bersangkutan, yang

    anggotanya terdiri dari badan usaha jasa profesi yang melakukan kegiatan

    usaha paling sedikit di bidang audit umum atas laporan keuangan.

  • Persyaratan kerjasama dan pencantuman nama KAPA atau OAA

    diatur dalam dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No. 17/PMK.01/2008

    pasal 27 yang berbunyi :

    1. KAP hanya dapat mencantumkan nama KAPA atau OAA pada nama

    kantor, kepala surat, dokumen, dan media lainnya setelah mendapat

    persetujuan Sekretaris Jenderal atas nama Menteri.

    2. Penulisan huruf pada nama KAPA atau OAA sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1), dilarang melebihi besarnya huruf nama KAP tersebut.

    3. Persetujuan pencantuman nama KAPA atau OAA sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan apabila memenuhi ketentuan

    sebagai berikut:

    a) Melakukan perjanjian kerja sama secara langsung dengan satu

    KAPA atau OAA;

    b) Kerja sama bersifat berkelanjutan yaitu tidak terbatas hanya untuk

    suatu penugasan tertentu yang dinyatakan dalam perjanjian kerja

    sama;

    c) Terdapat review mutu paling sedikit sekali dalam 4 (empat) tahun

    oleh KAPA atau OAA yang dinyatakan dalam perjanjian kerja

    sama;

    d) Kerja sama yang dilakukan paling sedikit mencakup bidang jasa

    audit umum atas laporan keuangan yang dinyatakan dalam

    perjanjian kerja sama;

    e) Tidak menggunakan nama KAPA atau OAA yang sedang

    digunakan oleh KAP lain;

  • f) Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai

    dengan huruf e harus disahkan notaris;

    g) Keanggotaan OAA paling sedikit diikuti oleh KAPA yang terdapat

    di 20 (dua puluh) negara di dunia; dan

    h) Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan

    Persetujuan Pencantuman Nama KAPA atau OAA Bersama-sama

    dengan Nama KAP, dan membuat surat pernyataan bermeterai

    cukup bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar

    dengan menggunakan Lampiran X sebagaimana terlampir dalam

    Peraturan Menteri Keuangan ini.

    4. Sekretaris Jenderal atas nama Menteri berwenang membatalkan

    persetujuan pencantuman nama KAPA atau OAA sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1), apabila:

    a) KAP tidak lagi memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (3);

    b) KAPA dicabut izin usahanya oleh negara asal KAPA;

    c) OAA bubar; atau

    d) KAP dicabut izin usahanya;

    5. Persetujuan pencantuman nama KAPA atau OAA sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dinyatakan tidak berlaku, apabila izin usaha

    KAP dinyatakan tidak berlaku.

    C. Pengalaman Audit

    Menurut Loehoer (2002) dalam penelitian Nataline (2010:35)

    pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh

  • melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan sesama

    benda alam, keadaan, gagasan, dan penginderaan. Sedang menurut Kamus

    Besar Bahasa Indonesia (2002:26), pengalaman adalah sesuatu yang

    pernah dialami, dijalani, dirasai, ditanggung dan sebagainya. Jadi

    kesimpulannya secara umum pengalaman adalah gabungan dari semua

    yang dialami, dijalani, dirasai, dan ditanggung melalui interaksi secara

    berulang-ulang dengan sesama benda, alam, keadaan, gagasan dan

    penginderaan.

    Gusnardi (2003:8) dalam Susetyo (2009:30) mengemukakan bahwa

    pengalaman audit (audit experience) dapat diukur dari jenjang jabatan

    dalam struktur tempat auditor bekerja, tahun pengalaman, gabungan antara

    jenjang jabatan dan tahun pengalaman, keahlian yang dimiliki auditor

    yang berhubungan dengan audit, serta pelatihan-pelatihan yang pernah

    diikuti oleh auditor tentang audit. Masalah penting yang berhubungan

    dengan pengalaman auditor akan berkaitan dengan tingkat ketelitian

    auditor.

    Penelitian yang dilakukan Hamilton dan Wright (1982) dalam Sri dan

    Edi (2003:11) menggunakan konsensus sebagai salah satu bentuk kerja

    auditor. Tipe tugas evaluasi yang dilakukan auditor relatif sama berulang

    ulang, sehingga keputusan yang diambil relatife sama pula dan stabil,

    sehingga peningkatan kestabilan ini akan berhubungan dengan

    peningkatan pengalaman.

    Shelton (1999) dalam penelitian Susetyo (2009:31) menyatakan bahwa

    pengalaman akan mengurangi pengaruh informasi yang tidak relevan

  • dalam pertimbangan (judgment) auditor. Auditor yang berpengalaman

    (partner dan manajer) dalam membuat pertimbangan (judgment) mengenai

    going concern tidak dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak

    relevan. Sedangkan auditor yang kurang pengalamannya dalam membuat

    pertimbangan (judgment) mengenai going concern dipengaruhi oleh

    kehadiran informasi yang tidak relevan.

    Seperti dikatakan Boner & Walker (1994) dalam penelitian Dwi

    (2006:13) peningkatan pengetahuan yang muncul dari penambahan

    pelatihan formal sama bagusnya dengan yang didapat dari pengalaman

    khusus dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang professional.

    Auditor harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan disini dapat

    berupa kegiatan-kegiatan seperi seminar, simposium, lokakarya, dan

    kegiatan penunjang ketrampilan lainnya. Selain kegiatan-kegiatan tersebut,

    pengarahan yang diberikan oleh auditor senior kepada auditor pemula

    (yunior) juga bisa dianggap sebagai salah satu bentuk pelatihan karena

    kegiatan ini dapat meningkatkan kerja auditor, melalui program pelatihan

    dan praktek-praktek audit yang dilakukan para auditor juga mengalami

    proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan situasi

    yang akan ia temui, struktur pengetahuan auditor yang berkenaan dengan

    kekeliruan mungkin akan berkembang dengan adanya program pelatihan

    auditor ataupun dengan bertambahnya pengalaman auditor.

    Pengalaman yang dimiliki oleh akuntan pemerikasan yang dirasa

    mendukung kemampuan untuk melakukan audit atau pemeriksaan adalah

    (Hartadi, 2004 dalam Syamsiah, 2010:30)

  • a. Pengalaman atas penaganan berbagai bentuk kecurangan dan

    kekeliruab secara menyeluruh. Hal tersebut membuka peluang

    semakin besar bahwa pihak auditor akan mudah untuk

    mengindetifikas berbagai bentuk kekeliruan dan kecurangan dalam

    laporan keuangan.

    b. Pengalaman atas pengidenfikasian berbagai bentuk yang terjadi

    dalam laporan keuangan, dengan adanya pengalaman tersebut

    maka auditor akan tau berbagai bentuk kecurangan yang dapat

    dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.

    c. Pengalaman dalam melakukan analisa alur dokumen operasi

    perusahaan. Hal ini akan semakin memperlancar pemeriksaan yang

    dilakukan oleh auditor dan mempercepat proses pemeriksaan

    laporan keuangan.

    D. Pengetahuan Audit

    Pengetahuan adalah suatu fakta atau kondisi mengetahui sesuatu

    dengan baik yang didapat lewat pengalaman dan pelatihan. Adapaun

    defenisi lain dari pengetahuan menurut Chabris (1983) dalam hafifah

    (2010:26) adalah segala maklumat yang berguna bagi tugas yang akan

    dilakukan. Jadi dapat disimpulkan pengetahuan adalah persepsi yang jelas

    mengenai sesuatu, pemahaman, pembelajaran, pengalaman praktikal,

    kemahiran, pengecaman, serta kumpulan maklumat tersusun yang dapat

    digunakan untuk menyelesaikan masalah, kebiasaan terhadap bahasa,

    konsep, ide, fakta fakta, perhubungan antara fakta maklumat, dan

    kesanggupan menggunakan semua ini.

  • Definisi pengetahuan menurut ruang lingkup audit (Hafifah,2010:26)

    adalah kemampuan penugasan auditor atau akuntan pemeriksa terhadap

    medan audit (penganalisaan terhadap laporan keuangan perusahaan.

    Menurut Brown dan Stanter (1983) dalam Hafifah (2010:26), perbedaan

    pengetahuan diantara auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor

    menyelesaikan sebuah pekerjaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa seorang

    auditor akan bisa menyelesaikan sebuah pekerjaan secara efektif jika

    dihubungkan dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kesalahaan diartikan

    dengan seberapa banyak perbedaan (deviasi) antara kebijakan kebijakan

    perusahaan tentang pencatatan akuntansi dengan criteria yang telah

    distandartkan.

    Menurut Raharjo (1998) dalam penelitian Hafifah (2010:27)

    pengetahuan auditor yang berhubungan dengan pemeriksaan atau audit

    adalah :

    a) Pengetahuan tentang penugasan teknis dan seluk beluk kewajiban

    audit.

    b) Pengetahuan jenis jenis dokumen dalam operasi perusahaan dan alur

    dokumen dalam operasi perusahaan.

    c) Pengetahuan atas berbagai indikasi terjadinya kekeliruan dan

    kecurangan dan kemampuan auditor untuk menguasai sisi psikologis.

    Auditor yang berpendidikan tinggi akan mempunyai pendangan yang

    lebih luas mengenai berbagai hal. Dia akan mempunyai semakin banyak

    pengetahuan mengenai bidang yang digelutinya, sehingga dapat

    mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam. Selain itu dengan

  • ilmu pengetahuan yang cukup luas, auditor akan lebih mudah dalam

    mengikuti perkembangan yang kompleks ( Sri dan Edi, 2003:12).

    F. Independent Sample t test

    Untuk melakukan perbandingan suatu sampel diperlukan pengujian beda

    rata rata yang tidak berhubungan yang disebut Independent sample t test.

    Independent Sample t test digunakan untuk membandingkan dua kelompok

    mean dari dua sampel yang berbeda (independent). Prinsipnya ingin

    mengetahui apakah ada perbedaan mean antara dua populasi, dengan

    membandingkan dua mean sample-nya

    E. Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

    1. Penelitian Terdahulu

    Penelitian tentang perbandingan pengalaman dan pengetahuan audit

    antara auditor KAP berafiliasi dengan KAP tak berafiliasi masih

    terbatas. Hanya terdapat beberapa penelitian yang menggunakan

    variable yang sama yaitu pengalaman dan pengetahuan namun yang

    memperbandingkannya terhadap KAP yang berafiliasi dan tidak

    berafiliasi masih sangat terbatas. Pengalaman dan pengetahuan

    merupakan komponen dalam pembentuk keahlian auditor yang harus

    dimiliki oleh setiap auditor baik auditor KAP berafiliasi maupun KAP

    tidak berafiliasi. Oleh sebab itu penulis akan menelaah penelitian yang

    berjudul faktor faktor yang mempengaruhi keahlian Auditor oleh Sri

    dan Edi (JAPI:2003).

  • Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa pengalaman audit

    memiliki dampak yang positif dan signifikan terhadap kinerja dan

    pengetahuan audit sangat berdampak positif terhadap pertimbangan

    dalam melaksankan tugas tugas ketika pengetahuan tersebut

    dibutuhkan dan cara penggunaan pengetahuan tersebut untuk

    menyelesaikan tugas. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

    keahlian auditor sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan

    audit yang memadai.

    Dalam penelitian lain yang dibuat oleh Siboro (2008) dengan judul

    Persepsi Auditor yang Bekerja di KAP yang Berafiliasi dan non

    Afiliasi Terhadap Efektifits Metode Metode Pendeteksian dan

    Pencegahan Kecurangan (Study Empiris di DKI Jakarta).

    Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji perbedaan persepsi

    antara auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik yang berafiliasi

    dan non-afiliasi terhadap efektifitas metode-metode pendeteksian dan

    pencegahan kecurangan. Auditor yang bekerja di kantor akuntan yang

    berafiliasi dipersepsikan memiliki pengalaman yang lebih banyak

    daripada yang berkerja di kantor akuntan publik non-afiliasi. Sebagai

    konsekuensinya, hal ini akan menyebabkan perbedaan persepsi terhadap

    efektifitas metode-metode pendeteksian dan pencegahan kecurangan.

    Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan

    menyebarkan kuesioner kepada responden yang terpilih. Kriteria

    responden adalah bekerja pada kantor akuntan berafiliasi dan non-

    afiliasi yang berada di DKI Jakarta, telah bekerja selama 2 tahun dan

  • memiliki pengalaman pekerjaan lapangan. Tingkat pengembalian

    responden adalah sebesar 18%, yang berjumlah 100 kuesioner dari 550

    yang disebarkan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan independent

    sample t test.

    Penelitian tersebut tidak berhasil membuktikan bahwa terdapat

    perbedaan persepsi antara auditor yang bekerja pada kantor akuntan

    publik yang berafiliasi dan nonafiliasi terhadap efektivitas metode-

    metode pendeteksian dan pencegahan kecurangan. Dalam pengujian

    lebih lanjut, penelitian ini juga tidak berhasil membuktikan bahwa

    persepsi auditor terhadap efektivitas metode-metode pendeteksian dan

    pencegahan kecurangan dipengaruhi oleh jenis perusahaan yang pernah

    diaudit, jenis kecurangan yang ditemukan, frekuensi menemukan

    kecurangan, pihak yang melakukan kecurangan, pihak yang

    memperoleh manfaat dari kecurangan, lama kerja sebagai auditor, lama

    kerja di KAP dan jabatan auditor.

    2. Kerangka Pemikiran

    Pengalaman dan pengetahuan audit harus dimiliki oleh seorang

    auditor baik auditor KAP berafiliisi atau pun Auditor KAP tidak

    berafiliasi. Oleh sebab itu penulis memperbandingkan pengalaman audit

    yang dimiliki dan pengetahuan audit yang dimiliki antara auditor KAP

    berafiliasi dan KAP tidak Berafiliasi. Kedua variabel akan

    diperbandingakan secara sendiri sendiri terhadap dua sampel yang

    berbeda yaitu auditor KAP berafiliasi dan auditor KAP tidak berfiliasi.

    Kerangka pemikiran penulis dapat digambarkan sebagai berikut :

  • Gambar 2.1

    Kerangka Pemikiran

    3. Hipotesis

    Dari perumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis

    dapat dirumuskan sebagai berikut :

    HO1 : Terdapat Perbedaan Pengalaman audit antara auditor KAP

    berafiliasi dengan KAP tidak Berafiliasi.

    HO2 : Terdapat Perbedaan Pengetahuan audit antara auditor KAP

    berafiliasi dengan KAP tidak Berafiliasi.

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    PENGALAMAN

    AUDIT

    AUDITOR KAP

    BERAFILIASI

    PENGETAHUAN

    AUDIT

    AUDITOR KAP TAK

    BERAFILIASI

    AUDITOR KAP

    BERAFILIASI

    AUDITOR KAP TAK

    BERAFILIASI

  • A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada empat KAP berafiliasi dan empat KAP tidak

    berafiliasi di DKI Jakarta, seperti yang terlihat dalam tabel 3.1 berikut ini :

    Tabel 3.1

    KAP Penyebaran Kuisiober

    Nama KAP Nama KAPA/OAA Alamat

    Hertanto, Sidik &

    Rekan Polaris International

    Dharmawangsa Square

    No.23 Jl. Darmawangsa

    VI, Kebayoran Baru

    Jakarta Selatan 12160

    Riza, Wahono &

    Rekan

    Clarkson Hyde

    International

    Jl. Anggrek Garuda Raya

    No.9 Slipi Jakarta Barat

    11480

    Tanudiredja Wibisana

    & Rekan PricewaterhouseCoopers

    Gedung PWC

    Jl. H.R. Rasuna Said X-7

    No.6 Jakarta Selatan

    12940

    Purwanto, Suherman &

    Surja Ernst&Young Global

    Limited

    IDX Building

    Tower II, 7th Floor Jl.

    Jend. Sudirman Kav.52 53 Jakarta 12190

    Harry & Rekan - Jl. KS. Tubun No.81 B

    Slipi Jakarta Barat 11410

    Nugroho & Rekan -

    Jl. RS. Fatmawati Raya

    No.43 B Cilandak

    Barat,Jakarta Selatan

    12430

    Herman, Dody,

    Tanumihardja & Rekan -

    Kebayoran Center Blok A

    No.3 Jl. Kebayoran Baru

    Jakarta Selatan 12240

    Drs. Bambang

    Mudjiono & Widiarto -

    Menara Imperium 33rd

    Suite AI Jl. H. R. Rasuna

    Said Kav.1 Jakarta Selatan

    12960

    Sumber : IAPI (2011)

    Waktu penelitian dilakukan mulai tamggal 07 Juni 2011 sampai dengan 30

    Juni 2011.

    B. Jenis dan Sifat Penelitian

  • Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian komparatif, yaitu suatu

    penelitian yang bersifat membandingkan. Disini variabelnya masih sama

    dengan variable mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu, atau dalam

    waktu yang berbeda (Sugiyono,2006:11). Data yang digunakan adalah

    kuisioner yang dibagikan penulis kepada objek penelitian tentang pengalaman

    dan pengetahuan audit yang dimiliki antara auditor KAP berafiliasi dengan

    auditor KAP tidak berafiliasi.

    Adapun sifat penelitian ini adalah survei lapangan, yaitu penelitian yang

    dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari

    adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga

    ditemukan kejadian kejadian relative, distribusi, dan hubungan hubungan

    antar variable sosiologis maupun psikologis (Sugiyono,2006:7). Untuk survei

    lapangan dalam penelitian ini, yang menjadi tempat penelitian adalah KAP

    berafiliasi dan KAP tidak berafiliasi untuk mengsurvei pengalaman dan

    pengetahuan audit. Dalam hal ini, survei dilakukan bukan untuk mengambil

    kesimpulan umum tentang pengalaman dan pengetahuan audit, akan tetapi

    untuk memperbandingkan pengalaman dan pengetahuan audit antara KAP

    berafiliasi dengan auditor KAP tidak berafiliasi.

    C. Metode Penentuan Sampel

    Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi penelitian di Jakarta

    karena sebagian besar KAP berada di Jakarta dengan Jumlah 223 KAP

    berdasarkan data direktorat IAPI dengan jumlah KAP berafiliasi 46 KAP dan

  • 177 KAP tidak berafiliasi, dengan jumlah patner, manager, senior audit dan

    junior audit tidak dapat dipastikan berapa jumlahnya. Oleh karena itu

    diperlukan penentuan sampel. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini

    sampling Purposive. Sampling Proposive adalah teknik penentuan sampel

    dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2010:85).

    Dengan Pertimbangan jumlah populasi yang besar, jumlah dari patner,

    manager, senior audit dan junior audit tidak dapat dipastikan berapa

    jumlahnya, dan waktu penelitian yang terbatas maka jumlah kuisioner yang

    akan disebarkan sebayak 80 eksemplar dengan responden patner, manager,

    senior audit dan junior audit yang bekerja pada empat KAP berafiliasi dan

    empat KAP tidak berafiliasi di Jakarta. Kuisioner yang kembali dari responden

    sebanyak 50 kuisioner dengan 26 dari KAP berafiliasi dan 24 dari KAP tidak

    berafiliasi.

    D. Sumber dan Metode Pengumpulan Data

    Sumber dan metode pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini

    adalah menggunakan data primer dan data sekunder, berikut penjelasan dari

    penggunaan metode tersebut, yaitu :

    1. Data Primer

    Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

    kepada pengumpul data (sugiyono,2006:129). Dalam penelitian ini,

    data diperoleh melalui survei lapangan dengan metode kuesioner

  • melalui daftar pertanyaan tertulis kepada responden. Kuesioner yang

    digunakan diadopsi dari pertanyaan yang dimuat dalam buku auditing

    dan juga dari penelitian yang terdahulu. Selanjutnya pertanyaan

    pertanyaan tersebut dimodifikasi dan direvisi agar dapat dimengerti

    responden. Skala pengukuran kuesioner mengunakan skala Likert.

    Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

    seseorang atau kelompok orang tentang suatu fenomena social

    (Sugiyono, 2010:93). Setiap jawaban dalam kuesioner akan diberi

    rentang skor mulai dari Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S)

    diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 dan Sangat Tidak Setuju

    (STS) diberi skor 1. Untuk memperoleh data yang sebenarnya,

    kuesioner dibagikan kepada responden dengan mendatangi langsung

    ketempat responden bekerja dan titipkan kepada sekretasis kantor

    tersebut untuk diberikan kepada para auditor yang menjadi objek

    penelitian.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

    memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006:129).

    Dalam penelitian ini, data sekunder didapat dari :

    a) Buku buku teks yang berkaitan dengan auditing yang

    datanya masih relevan untuk digunakan.

    b) Skripsi, tesis, jurnal jurnal, artikel, dan majalah yang

    berkaitan dengan pengalaman audit dan pengetahuan audit.

  • c) Media Online yang memuat data yang relevan dengan ilmu

    auditing, pengalaman dan pengetahuan audit.

    E. Metode Analisis

    Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    analisis statistic yang perhitungannya dilakukan dengan mengunakan SPSS

    Versi 16. Analisis ini bertujuan memperbadingkan variable bebas dengan dua

    sampel yang berbeda. Dimana variable X ( variable bebas ) adalah

    Pengalaman audit (X1) dan Pengetahuan audit (X2) sedangkan sampel (Y)

    adalah KAP Berafiliasi (Y1) dan KAP tidak Berafiliasi (Y2).

    1. Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasikan

    mengenai karakteristik variable penelitian yang utama dan demografi

    responden. Statistic deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

    data yang dilihat dari nilai rata rata (mean), standart deviasi variance,

    maksimum, dan minimum.

    2. Uji Kualitas Data

    Uji kualitas data dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

    digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel. Hasil penelitian yang

    valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

  • sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Selanjutnya penelitian yang

    reliabel, bila terdapat kesamaan dalam waktu yang berbeda

    (Sugiyono,2010:121). Berikut uji kualitas data yang dilakukan dalam

    penelitian ini.

    a) Uji Validitas Data

    Uji validitas data dilakukan untuk menguji apakah kenyataan dalam

    kuesioner dapat mengukur suatu konstruksi. Instrument yang valid

    berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)

    itu valid. Valid berarti insrumen tersebut dapat digunakan untuk

    mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,2006:109). Untuk

    melakukan uji validitas instrument penelitian digunakan tehnik pearson

    correlation yaitu dengan cara mengkorelasi skor tiap item dengan skor

    totalnya. Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan r

    tabel dengan r hitung (korelasi). Bila koefisien korelasi (r) hitung lebih

    besar dari r tabel (product moment), berarti butir pertanyaan tersebut

    valid. Suatu instrument penelitian dikatakan valid apabila memenuhi

    kriteria sebagai berikut :

    1. Bila r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid

    2. Bila r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid.

  • Dalam penelitian ini kisaran r hitung dari 0.311 sampai 0.725 lebih

    besar dari nilai r tabel 0.282, r tabel didapat dari tabel r product moment

    dengan level of significan 5% dan N sebanyak 49 responden.

    b) Uji Reliabilitas Data

    Suatu instrumen dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

    terhadapa pertanyaan adalah konsisten atau setabil dari waktu ke

    waktu. Pengujian reliabilitas instrumen terhadapa butir butir

    pertanyaan dilakukan dengan one shot method, dengan uji statistik

    Cronbach Alpha. Menurut Sekaran (1992) dalam Priyanto (2010:98),

    suatu konstruk atau variabel dikatakan realibel jika memberikan nilai

    Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60. uji ini dapat diselesaikan dengan

    menggunakan SPSS versi 16.

    Dari hasil uji reliabilitas diapat nilai Cronbach Alpha 0.871. hal ini

    menunjukkan nilai Chonbach Alpha lebih besar dari 0.60 yang berarti

    semua pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman dan

    pengetahuan audit dinyatakan baik dan reliabiel.

    3. Uji Normalitas data

    Dalam suatu penelitian yang menggunakkan statistik paramentrik

    mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisa harus

    berdistribusi normal. Oleh karena itu sebelum melakukan pengujian

    hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian

    normalitas data (Sugiyono,2010:172). Jika terdapat normalitas, maka

  • residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Pada penelitian

    ini untuk menguji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

    Persyaratan data tersebut normal apabila probalitas diatas 0,05

    (Priyanto,2010:71).

    Dari hasil uji normalitas hasil untuk nilai signifikansi masing-masing

    0.144 dan 0.77, nilai signifikansi untuk pengalaman dan pengetahuan audit

    keduannya diatas 0.05, hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel

    berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan untuk uji hipotesis.

    4. Uji Hipotesis

    Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya

    perbedaan rata-rata di antara dua kelompok sampel. Karena diantara

    masing-masing kelompok sampel yang diuji saling independen, maka

    pengujiannya dilakukan dengan menggunakan alat analisis independent

    sample t-test yang terdapat pada program SPSS 16.

    Sebelum Melakukan Uji hipotesis Perlu dilakukan uji terhadap homogenitas

    data, Pengambilan keputusan untuk mengetahui variance populasi identik ataukah

    tidak maka pengambilan keputusannya berdasarkan hasil Levenes Test. Harga F

    table dengan pembilang pembilang dk = n1 1 dan penyebut dk = n2 1

    dengan taraf kesalahan 5 %.. bila F sig. lebih besar dari 0.05 maka data

    dua sampel tersebut homogen dan bila F hitung lebih kecil dari 0.05 maka

    data dua sampel tersebut tidak homogen (Priyanto,2010:35). selanjutnya t

    hitung akan dibandingkan dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut

    (Priyanto,2010:36) :

  • Ho diterima jika t tabel t hitung t tabel

    Ho ditolak jika t tabel < - t hitung atau t hitung > t tabel

    F. Operasional Variabel dalam Penelitian

    1. Variabel Independen

    Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    pengalaman dan pengetahuan audit.

    a. Pengalaman Audit

    Pengalaman audit merupakan kemapuan yang dimiliki auditor atau

    akuntan pemerikasa untuk belajar dari kejadian kejadian masa lalu

    yang berkaitan dengan dunia auditing atau pemeriksaan. Pengalaman

    audit merupakan variable independen yang diukur mengunakan skala

    interval dari angka 1 sampai 4, dengan rentang skor mulai dari Sangat

    Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS)

    diberi skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.

    b. Pengetahuan Audit

    Pengetahuan audit merupakan segala sesuatu yang mengambarkan

    semua ilmu yang dimiliki auditor khususnya ilmu akuntansi dan

    auditing yang berguna dalam melaksanakan pemeriksaan baik itu

    akuntansi, auditing, ekomomi dan lain lain. Pengetahuan merupakan

    variabel independen yang diukur dengan mengunakan skala interval

    dari angka 1 sampai 4, dengan rentang skor mulai dari Sangat Setuju

  • (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi

    skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.

    2. Sampel

    Dalam penelitian ini menggunakan dua sampel yang akan

    diperbandingkan pada variabel indepanden yang berbeda. Sampel yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. KAP Berafiliasi

    KAP berafiliasi merupakan KAP nasional yang memilki kerja sama

    dengan KAP internasional. Dalam sampel ini penulis mengambil

    responden dengan level patner, manager, auditor senior dan auditor

    junior yang bekerja pada KAP berafiliasi.

    2. KAP tidak berafiliasi

    KAP tidak berafiliasi merupakan KAP nasional yang tidak memiliki

    kerja sama dengan KAP internasional. Dalam sampel ini penulis

    mengambil responden dengan level patner, manager, auditor senior

    dan auditor junior yang bekerja pada KAP berafiliasi.

    Tabel 3.2

    Operasional Variabel

  • No

    .

    Variabel Dimensi Indikator Skala

    Pengukuran

    Alat

    1. Variabel

    Pengalaman

    Audit

    (Hartiningsih,

    2009 dalam

    Hafifah 2010)

    Jangka

    waktu

    dalam audit

    Kemampuan Prediksi dan Deteksi

    Kemampuan mendeteksi

    kekeliruan

    Kemampuan memetakan

    informasi

    Keahlian / profesionalisme

    Pembuatan Judgmen

    Jenjang karir

    Interval Angket

    2. Variabel

    Pengetahuan

    Audit

    (Bedard &

    Michelene,

    1993 dalam

    Hafifah,2010

    Komponen

    pengetahuan General Auditing

    Funcional area

    Computer auditing

    Accounting Issue

    Specipic Industri

    Problem solving knowladge

    Interval Angket

  • Tabel 3.3

    Operasional Sampel

    No. Sampel Defenisi Level jabatan

    1. KAP Berafiliasi Memiliki kerja sama dengan

    KAPA/OAA

    1. Patner

    2. Manager

    3. Senior audit

    4. Junior Audit

    2. KAP tidak berafiliasi Tidak memiliki kerja sama

    dengan KAPA/OAA

    1. Patner

    2. Manager

    3. Senior audit

    4. Junior Audit

    BAB IV

  • HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Pembahasan pada bab ini meliputi hasil penelitian untuk mengetahui apakah

    ada perbedaan pengalaman dan pengetauan audit antara auditor KAP berafiliasi

    dan KAP tidak berafiliasi di Jakarta. Hasil penelitian meliputi gambaran umum

    objek penelitian, gambaran umum responden, deskripsi variabel penelitian, uji

    kualitas data, uji normalitas, uji hipotesis dan pembahasan.

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian

    Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari

    mentri keuangan sebagai wadah bagi akuntan dalam menjalankan

    pekerjaannya. Kantor Akuntan Publik (KAP) menurut Peraturan Menteri

    Keuangan RI No. 17/PMK.01/2008 adalah badan usaha yang telah

    mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam

    memberikan jasanya. Izin untuk membuka KAP akan diberikan apabila

    pemohon memenuhi persyaratan sebagai bentuk :

    1. Memiliki nomor Register Negara untuk Akuntan

    2. Memiliki Sertifikat Tanda Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik

    (USAP) yang diselenggarakan oleh IAPI;

    3. Dalam hal tanggal kelulusan Ujian Sertifikat Akuntan Publik telah

    melewati masa 2 (dua) tahun, maka wajib menyerahkan bukti telah

    mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60

    (enam puluh) Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 (dua) tahun terakhir;

  • 4. Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan

    paling sedikit 1000 (seribu) jam dalam 5 (lima) tahun terakhir dan paling

    sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau

    mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh

    Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP;

    5. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan

    Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku;

    6. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

    7. Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin Akuntan Publik; dan

    8. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin

    Akuntan Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan.

    Badan usaha KAP berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No.

    17/PMK.01/2008 dapat berbentuk:

    3. Perseorangan; atau

    4. Persekutuan.

    KAP yang berbentuk badan usaha perseorangan hanya dapat didirikan dan

    dijalankan oleh seorang Akuntan Publik yang sekaligus bertindak sebagai

    pemimpin. Sedangakan KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan adalah

    persekutuan perdata atau persekutuan firma. KAP yang berbentuk badan usaha

    persekutuan hanya dapat didirikan oleh paling sedikit 2 (dua) orang Akuntan

    Publik, dimana masing-masing sekutu merupakan rekan dan salah seorang

    sekutu bertindak sebagai Pemimpin Rekan. Dalam hal KAP berbentuk usaha

    persekutuan mempunyai rekan non Akuntan Publik, persekutuan dapat

  • didirikan dan dijalankan apabila paling kurang 75% (tujuh puluh lima per

    seratus) dari seluruh sekutu adalah Akuntan Publik.

    B. Gambaran Umum Responden

    Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP

    berafiliasi dan KAP tidak berafiliasi di DKI Jakarta. Pengiriman kuisioner

    dimulai pada tanggal 7 Juni 2011 dengan menitipkan kuisioner kepada

    karyawan KAP untuk diberikan kepada Auditor yang bekerja di KAP tersebut,

    dengan total kuisioner sebanyak 80 eksemplar dan masing masing 40

    eksemplar untuk KAP berafiliasi dan KAP tidak Berafiliasi.

    Jumlah kuisioner yang kembali sampai dengan tanggal 30 Juni 2011

    sebanyak 50 eksemplar atau 62.5% dari total pengiriman dengan 26 eksemplar

    kembali dari KAP berafiliasi dan 24 eksemplar dari KAP tidak berafiliasi.

    Dari jumlah tersebut terdapat satu kuisioner dari KAP berafiliasi yang tidak

    dapat digunakan karena tidak diisi dengan lengkap. Sehingga jumlah kuisioner

    yang dapat digunakan untuk analisis data sebayak 49 eksemplar atau 61% dari

    total pengiriman kuisioner dengan 25 eksemplar dari KAP berafiliasi dan 24

    eksemplar dari KAP tidak berafiliasi., dengan rincian tingkat pengembalian

    kuisioner sebagai berikut :

    Tabel 4.1

    Rincian Tingakat Pengembalian Kuisioner

    Keteranagan

    Jumlah Persentase

  • Kuisioner yang Dikirim

    80 100%

    KAP Afiliasi 40

    KAP Tidak Berafiliasi 40

    Kuisioner yang Kembali

    50 62.5%

    KAP Afiliasi 26

    KAP Tidak Berafiliasi 24

    Kuisioner yang tidak Kembali

    30 37.5%

    KAP Afiliasi 14

    KAP Tidak Berafiliasi 16

    Kuisioner yang terisi lengkap

    49 98%

    KAP Afiliasi 25

    KAP Tidak Berafiliasi 24

    Kuisioner yang tidak terisi lengkap

    1 2%

    KAP Afiliasi 1

    KAP Tidak Berafiliasi 0

    Kuisioner yang digunakan dalam

    analisis data 49 61%

    KAP Afiliasi 25

    KAP Tidak Berafiliasi 24

    Sumber : Data Diolah

    Penyebaran kuisioner dilakukan pada 8 KAP di Jakarta dengan 4 KAP

    Berafiliasi dan 4 KAP tidak Berafiliasi, setiap kantor dikirim 10 eksemplar

    untuk diisi, dari KAP Hertanto, Sidik & Rekan kembali 10 eksemplar atau

    100%, KAP Riza, Wahono & Rekan kembali 9 eksemplar atau 90%, KAP

    Tanudiredja Wibisana & Rekan kembali 3 eksemplar atau 30%, KAP

    Purwanto, Suherman & Surja kembali 4 eksemplar atau 40%, KAP Harry &

    Rekan kembali 5 eksemplar atau 40%, KAP Nugroho & Rekan kembali 4

    eksemplar atau 40%, KAP Herman, Dody, Tanumihardja & Rekan kembali 10

    eksemplar atau 100%, dan KAP Drs. Bambang Mudjiono & Widiarto kembali

    5 eksemplar atau 50%. Rincian pengiriman dan pengembalian kuisioner dari

    KAP sebagai berikut :

    Tabel 4.2

  • Pengembalian Kuisioner Berdasarkan KAP

    Nama KAP Nama KAPA/OAA Kuisioner

    Dikirim

    Kuisioner

    Kembali

    Persentase

    Pengembalian

    Hertanto, Sidik & Rekan

    Polaris International 10 10 100%

    Riza, Wahono & Rekan Clarkson Hyde International

    10 9 90%

    Tanudiredja Wibisana & Rekan

    PricewaterhouseCoopers

    10 3 30%

    Purwanto, Suherman & Surja

    Ernst&Young

    Global Limited 10 4 40%

    Harry & Rekan - 10 5 50%

    Nugroho & Rekan - 10 4 40%

    Herman, Dody, Tanumihardja & Rekan

    - 10 10 100%

    Drs. Bambang

    Mudjiono &

    Widiarto

    - 10 5 50%

    Sumber : Data Diolah

    Responden berdasarkan jenis kelamin yaitu laki laki sebanyak 35

    responden atau 71% yang terdiri dari 18 responden KAP berafiliasi dan 17

    responden KAP tidak berafiliasi sedangkan perempuan sebanyak 14 responden

    atau 29% yang terdiri dari 7 reponden KAP berafiliasi dan 7 responden dari

    KAP tidak berafiliasi, seperti yang terlihat pada tabel 4.3 berikut ini :

    Tabel 4.3

    Jenis Kelamin Responden

    Keterangan Afiliasi Tidak Total Persentase

  • Berafiliasi

    Laki Laki 18 17 35 71%

    Perempuan 7 7 14 29%

    Jumlah 25 24 49 100%

    Sumber : Data Diolah

    Pendidikan responden sebanyak 8 responden atau 16% berpendidikan

    diploma tiga yang terdiri dari 1 responden KAP berafiliasi dan 7 responden

    KAP tidak berafiliasi, sebanyak 38 responden atau 78% berpendidikan strata

    satu yang terdiri dari 23 responden KAP berafiliasi dan 15 responden dari KAP

    tidak berafiliasi, sebanyak 3 responden atau 6% berpendidikan strata dua yang

    terdiri dari 1 responden KAP berafiliasi dan 2 responden dari KAP tidak

    berafiliasi seperti yang terlihat pada tabel 4.4 berikut ini :

    Tabel 4.4

    Pendidikan Responden

    Keterangan Afiliasi Tidak

    Berafiliasi Total Persentase

    D3 1 7 8 16%

    S1 23 15 38 78%

    S2 1 2 3 6%

    S3 0 0 0 0%

    Jumlah 25 24 49 100%

    Sumber : Data Diolah

    Lama responden bekerja sebagai auditor dengan lama bekerja kurang dari 1

    tahun terdapat 7 responden atau 14% yang terdiri dari 6 responden KAP

    berafiliasi dan 1 responden KAP tidak berafiliasi, dengan lama kerja 1 sampai

    3 tahun terdapat 32 responden atau 65% yang terdiri dari 15 responden KAP

    berafiliasi dan 17 responden KAP tidak berafiliasi, selanjutnya dengan lama

    kerja 4 sampai 6 tahun terdapat 6 responden atau 12% yang terdiri dari 4

  • responden KAP berafiliasi dan 2 responden KAP tidak berafiliasi, dan lama

    kerja lebih dari 6 tahun terdapat 4 responden atau 8% yang semuanya dari KAP

    tidak berafiliasi. Seperti yang terlihat pada tabel 4.5 berikut ini :

    Tabel 4.5

    Lama Kerja Sebagai Auditor

    Keterangan Afiliasi Tidak

    Berafiliasi Total Persentase

    6 0 4 4 8%

    4 6 4 2 6 12%

    1 3 15 17 32 65%

    < 1 6 1 7 14%

    Jumlah 25 24 49 100%

    Sumber : Data Diolah

    Berdasarkan tingkat jabatan responden sebanyak 34 atau 69% responden

    sebagai auditor junior yang terdiri dari 16 responden KAP berafiliasi dan 18

    responden KAP tidak berafiliasi, Sebanyak 14 responden atau 29% sebagai

    auditor senior yang terdiri dari 9 responden KAP berafiliasi dan 5 responden

    KAP tidak berafiliasi, dan sebanyak 1 responden atau 2% sebagai manager

    yang berasal dari KAP tidak berafiliasi. Seperti yang terlihat pada tabel 4.6

    berikut ini :

    Tabel 4.6

    Jabatan Rasponden

    Keterangan Afiliasi Tidak

    Berafiliasi Total Persentase

  • Patner 0 0 0 0%

    Manager 0 1 1 2%

    Senior Audit 9 5 14 29%

    Junior Audit 16 18 34 69%

    Jumlah 25 24 49 100%

    Sumber : Data Diolah

    Berdasarkan jumlah pelatihan yang pernah diikuti dalam dua tahun terakhir

    terdapat 12 responden atau 24% belum pernah mengikuti pelatihan dalam dua

    tahun terakhir yang terdiri dari 8 responden KAP berafiliasi dan 4 responden

    KAP tidak berafiliasi, sebanyak 27 atau 55% responden telah mengikuti

    pelatihan dalam dua tahun terakhir sebanyak 1 sampai 3 kali yang terdiri dari 9

    responden KAP berafiliasi dan 18 responden KAP tidak berafiliasi, sebanyak 4

    atau 8% responden telah mengikuti pelatihan dalam dua tahun terakhir

    sebanyak 4 sampai 6 kali yang terdiri dari 3 responden KAP berafiliasi dan 1

    responden KAP tidak berafiliasi, dan sebanyak 6 atau 12% responden telah

    mengikuti pelatihan dalam dua tahun terakhir sebanyak lebih dari 6 kali yang

    terdiri dari 5 responden KAP berafiliasi dan 1 responden KAP tidak berafiliasi,

    Seperti yang terlihat pada tabel 4.7 berikut ini:

    Tabel 4.7

    Banyaknya Pelatihan yang Pernah diikuti Responden

    Keterangan Afiliasi Tidak

    Berafiliasi Total Persentase

  • 6 5 1 6 12%

    4 6 3 1 4 8%

    1 3 9 18 27 55%

    Belum Pernah 8 4 12 24%

    Jumlah 25 24 49 100%

    Sumber : Data Diolah

    Berdasarkan jumlah penugasan yang diterima dalam satu tahun terdapat 30

    atau 61% responden yang menerima penugasan 1 sampai 3 kali dalam satu

    tahun yang terdiri dari 15 responden KAP berafiliasi dan 15 responden KAP

    tidak berafiliasi, sebanyak 9 atau 18% responden yang menerima penugasan 4

    sampai 6 kali dalam satu tahun yang terdiri dari 4 responden KAP berafiliasi

    dan 4 responden KAP tidak berafiliasi, sebanyak 8 atau 16% responden yang

    menerima penugasan 7 sampai 9 kali dalam satu tahun yang terdiri dari 4

    responden KAP berafiliasi dan 4 responden KAP tidak berafiliasi, dan

    sebanyak 2 atau 4% responden yang menerima penugasan lebih dari 9 kali

    dalam satu tahun yang terdiri dari 1 responden KAP berafiliasi dan 1 responden

    KAP tidak berafiliasi, Seperti yang terlihat pada tabel 4.8 berikut ini:

    Tabel 4.8

    Penugasan Audit Responden

    Keterangan Afiliasi Tidak

    Berafiliasi Total Persentase

  • > 9 1 1 2 4%

    7 9 4 4 8 16%

    4 6 5 4 9 18%

    1 3 15 15 30 61%

    Jumlah 25 24 49 100%

    Sumber : Data Diolah

    C. Statistik Deskriftif

    Gambaran mengenai variabel penelitian, disajikan dalam tabel statistik

    deskriptif yang menunjukkan angka kisaran teoritis, kisaran sesungguhnya,

    rata-rata serta standar deviasi dapat dilihat pada tabel 4.9. pada tabel tersebut

    disajikan kisaran teoritis yang merupakan kisaran atas bobot jawaban yang

    secara teoritis didesain dalam kuesioner dan kisaran sesungguhnya yaitu nilai

    terendah sampai nilai tertinggi atas jawaban responden yang sesungguhnya.

    Tabel 4.9

    Statistik Deskriptif Variabel

    Variabel Kisaran

    Teoritis

    Kisaran

    Sesungguahnya Mean

    Standar

    Deviasi

    Pengalaman Audit 10 40 27 40 32.35 3.093

    Pengetahuan Audit 10 40 29 40 32.65 2.720

    Total 20 80 56 80 65 5.813

    Sumber : Data Diolah

    Tiap tiap variabel memiliki kisaran skor jawaban secara teoritis mulai

    dari 10 sampai dengan 40, karena setiap variabel terdiri dari 10 pertanyaan

    dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 4, sehingga bila responden

    menjawab 10 pertanyaan dengan skor 1 maka akan memperoleh skor jawaban

    terendah yaitu 10, dan bila responden menjawab 10 pertanyaan dengan skor 4

    maka akan memperoleh skor tertinggi yaitu 40.

  • Variabel Pengalaman audit menunjukkan nilai mean 32.35 dan standart

    deviasi 3.093. Variabel pengetahuan audit menunjukan nilai mean 32.65 dan

    standart deviasi 2.750.

    Kisaran skor sesungguahnya untuk variabel pengalaman audit skor

    terendah 27 dan skor tertinggi 40, jika dibadingkan dengan kisaran teoritis

    skor terendah sesunguhnya lebih mendekati skor tertinggi hal ini menunjukan

    kecenderungan pengalaman audit responden cukup baik secara umum.

    Selajutnya untuk variabel pengetahuan audit skor terendah 29 dan skor

    tertinggi 40, jika dibadingkan dengan kisaran teoritis skor terendah

    sesunguhnya lebih mendekati skor tertinggi hal ini menunjukkan

    kecenderungan pengetahuan audit responden cukup baik secara umum.

    D. Uji Kualitas Data

    Uji kualitas data dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

    digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel. Uji validitas dan Uji

    reliabelitas dilakukan sebagai berikut.

    1. Uji Validitas Data

    Uji validitas data dilakukan untuk menguji apakah kenyataan dalam

    kuesioner dapat mengukur suatu konstruksi. Instrument yang valid berarti

    alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

    Valid berarti insrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

    seharusnya diukur (Sugiyono,2006:109). Untuk melakukan uji validitas

    instrument penelitian digunakan tekhnik pearson correlation yaitu dengan

    cara mengkorelasi skor tiap item dengan skor totalnya. Kriteria yang

  • digunakan adalah dengan membandingkan r tabel dengan r hitung

    (korelasi). Bila koefisien korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel

    (product moment), berarti butir pertanyaan tersebut valid

    (Sugiyono,2006:124).

    Hasil dari Uji Validitas data dapat dilihat dalam tabel berikut :

    Tabel 4.10

    Hasil Uji Validitas Data

    Variabel Nomer

    Pertanyaan

    r kritis r tabel Keterangan

    Pengalaman Audit 1 .511 0.282 Valid

    2 .616 0.282 Valid

    3 .632 0.282 Valid

    4 .661 0.282 Valid

    5 .476 0.282 Valid

    6 .650 0.282 Valid

    7 .656 0.282 Valid

    8 .666 0.282 Valid

    9 .409 0.282 Valid

    10 .538 0.282 Valid

    Pengetahuan Audit 1 .680 0.282 Valid

    2 .662 0.282 Valid

    3 .523 0.282 Valid

    4 .311 0.282 Valid

    5 .569 0.282 Valid

    6 .523 0.282 Valid

    7 .725 0.282 Valid

    8 .726 0.282 Valid

    9 .609 0.282 Valid

    10 .346 0.282 Valid

    Sumber : Data Diolah

    Dari tabel 4.11 diperoleh data yang menyatakan seluruh pertanyaan

    dinyatakan valid, karena nilai korelasi diatas r tabel. r tabel 0.282 yang

    diperoleh dari tabel r product moment dengan level of significan 5% dan N

    sebanyak 49 responden. Nilai korelasi berkisar dari 0.311 sampai 0.725

  • lebih besar dari nilai r tabel 0.282,sehingga