51
ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN TAX AMNESTY (Studi Empiris Pada Perusahaan Property di BEI tahun 2015-2016) (Skripsi) Oleh Regiza Palmi FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PERUSAHAAN ...digilib.unila.ac.id/28840/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSetelah tamat SMP pada tahun 2006, penulis melanjutkan di SMA Negri 12 Bandar

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PERUSAHAAN SEBELUM DANSESUDAH KEBIJAKAN TAX AMNESTY

(Studi Empiris Pada Perusahaan Property di BEI tahun 2015-2016)

(Skripsi)

Oleh

Regiza Palmi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2017

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAHKEBIJAKAN TAX AMNESTY

(Studi Empiris Pada Perusahaan Property di BEI tahun 2015-2016)

Oleh

REGIZA PALMI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan nilai perusahaan sebelum dansesudah kebijakan Tax Amnesty sampai dengan periode kedua program pengampunan pajakmenggunakan model Tobins’Q pada perusahaan di BEI sub sektor property dan real estate padaperusahaan yang mengikuti pengampuan pajak.

Jumlah populasi dari penelitian ini sebanyak 47 perusahaan. Pengambilan sample menggunakanpurposive sampling. Berdasarkan metode tersebut didapat 27 sample perusahaan dengan tahunpenelitian 2015-2016. Berdasarkan pengujian menggunakan Wilconson Signed Rank Test,terdapat penurunan nilai perusahaan yang signifikan pada perusahaan yang mengikutipengampunan pajak.

Kata Kunci: Pengampunan pajak, Tax amnesty, Nilai perusahaan

ABSTRAK

COMPARATIVE VALUE ANALYSIS OF THE COMPANY BEFORE AND AFTER TAXAMNESTY POLICY

(Empirical Study at Company Property on BEI 2015-2016)

By

REGIZA PALMI

This study aims to determine and compare the value of the company before and after TaxAmnesty policy up to the second period of tax forgiveness program using the Tobins'Q model oncompanies in the BEI property and real estate sub-sector on companies that follow tax capability.

The population of this research is 47 companies. Sampling using purposive sampling. Based onthe method, there are 27 sample companies with research year 2015-2016. Based on tests usingthe Wilconson Signed Rank Test, there is a significant decline in corporate value in companiesthat follow tax forgiveness.

Keywords: Tax forgiveness, Tax amnesty, Corporate value

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI PERUSAHAAN SEBELUM DAN

SESUDAH KEBIJAKAN TAX AMNESTY

(Studi Empiris Pada Perusahaan Property di BEI tahun 2015-2016)

Oleh

Regiza Palmi

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2017

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama lengkap Regiza Palmi dilahirkan di Bandar Lampung pada

tanggal 07 Agustus 1991. Merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan

dari Bapak Amirillah dan Ibu Syafrinayati.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Permata Biru Bandar Lampung pada

tahun 1996, dan menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) di SD Negri 2

Sukarame Bandar Lampung pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2002

melanjutkan ke SMPN 12 Bandar Lampung. Setelah tamat SMP pada tahun 2006,

penulis melanjutkan di SMA Negri 12 Bandar Lampung dan lulus pada tahun

2009. Selanjutnya pada tahun 2009 penulis melanjutkan studi di Universitas

Lampung Program Diploma III Jurusan Akuntansi dan selesai pada tahun 2012.

Tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Program Konversi

di Universitas Lampung, serta bekerja sebagai staff di Kantor Akuntan Publik

Weddie Andriyanto & Muhaemin.

MOTO

“Salah satu tanda kebahagian dan kesuksesan adalah tatkala seorang hamba

semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah juga tawadhu dan kasih

sayangnya. Semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut

dan waspadanya”

(Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah)

“Di antara berpalingnya Allah dari seorang hamba adalah,

Menjadikannya sibuk dengan perkara dunia yang tidak bermanfaat”

(Imam Hasan Al-Bashri)

“ Sesungguhnya, Sunnah tidak menjadikan gigimu bertaring kepada sesama

mukmin, tetapi Sunnah menjadikan senyum dan hatimu semakin tulus mencintai

sesama mukmin.

Sunnah tidak menjadikan dirimu sombong memandang rendah yang berbeda

darimu, tetapi Sunnah menjadikan dirimu semakin rendah hati merangkul hati

hamba yang beriman.

Sunnah tidak membuat dirimu mudah menjatuhkan fitnah terhadap orang yang

berselisih denganmu, tetapi Sunnah menjadikan dadamu semakin lebar memeluk

saudramamu.

Itulah Sunnah, manhaj indah kehidupan, bukan manhaj pencela dan penfitnah.”

( Ust. Oemar Mita, Lc)

“Choose a job you love and you will never have to work a day in your life”(Confucius via Amnesty Coffee)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini aku persembahkan untuk orang-orang

yang selalu menemaniku, menyayangiku, mengasihiku dan menyemangatiku.

1. Untuk Ibu dan Ayahku. Terimakasih untuk segala hal telah diberikan,

terimaksih untuk bahu, waktu, canda dan tawa yang selalu tersaji dirumah.

Kalian adalah alasan yang selalu membuatku untuk berusaha menjadi lebih

baik, kalian adalah alasan mengapa rumah disebut surga dan kalianlah

alasanku untuk pulang. Semoga rahmat dan kasih sayang Allah selalu

bersama mu dalam setiap detik umur kalian.

2. Untuk nenekku, nenek Misnar. Terimakasih untuk filosofi, falsafah dan

nasihat orang padang yang selalu diberikan, nasihat yang selalu

mengundang tawa dan selalu berhasil merubah kesedihan menjadi

kebahagian.

3. Untuk Kakak dan dua adikku. Semoga kita selalu bisa menjadi anak yang

bermanfaat untuk ayah, ibu, keluarga dan orang lain. Mari bersama perbaiki

sholat dan hubungan kita dengan Allah. Terus dan terus belajar sampai akhir

hayat.

4. Teman-teman terbaikku yang sangat luar biasa yang selalu ada dan

mendukung di setiap langkahku.

5. Almamaterku tercinta.

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PERBANDINGAN NILAI

PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN TAX AMNESTY

(Studi Empiris Pada Perusahaan Property di BEI tahun 2015-2016).”

Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari sempurna akibat masih kurangnya pengalaman dan

pengetahuan penulis. Karena itu penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan,

dan penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan,

bimbingan, saran, dan doa serta dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun

materil yang sangat berarti bagi penulis. Atas bantuan tersebut, dengan segala

kerendahan hati, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan banyak terima kasih

terutama kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan penulis untuk

menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya penulis menyampaikan

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan S.E.,M.si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Program Studi S1

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Bapak R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., CA., CPA. selaku Dosen

Pembimbing Utama yang telah berkenan membimbing dan telah meluangkan

waktu dan tenaga untuk memberi saran, kritik, serta nasihatnya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Yenni Agustina, S.E., M.Sc., Akt. selaku Dosen Pembimbing Dua yang

telah banyak membantu dalam memberikan masukan, bimbingan, kesabaran,

dan kesediaan meluangkan waktu selama proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak A. Zubaidi Indra, S.E., M.M., CA., CPA. selaku Dosen Penguji Utama

yang telah memberikan saran-saran yang membangun, dan masukan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuan yang bermanfaat selama penulis menyelesaikan pendidikan di

Universitas Lampung.

8. Bapak Sobari, Bang Feri, Mba Tina, Mas Yana, Mas Leman, Mas Yodi,

Mpok Nurul, Mbak Diah, Mbak Atun serta seluruh staf dan karyawan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung atas bantuannya selama

penulis bergabung di Universitas Lampung.

9. Sahabat satu almamater konversi 2011 Ryzga, Gadro, Roy, Singgih, Aziz,

Regina, Yossy, Puput, Desy, Ses, Citra, dan Bunga.

10. Seluruh rekan kerja di Kantor Akuntan Publik Weddie Andriyanto &

Muhaemin terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan.

11. Thanks to Nahar Annisa who never giving up on me, always supporting and

standing by my side on every moment that we have been through.

12. Teman-teman KKN Kebangsaan di Desa Buantan Besar, Kabupaten Siak,

Pekanbaru Tahun 2015; Okpi (UR), Aditia Tambunan (UR), Bari (UIN

Suska), Kevin Adrian (Unsri), Iin Sagita (UNIB), Yeni Sasmita (UNJA),

Nindi (Univ. Tanjung Pura), Desy Permata Sari (Univ. Syah Kuala) dan

Desyana Silaban (USU), terimakasih untuk perkenalan, pertemanan,

persahabatan dan kekeluargaan yang tidak mengenal tanda titik.

13. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

turut membantu terselesaikannya skripsi ini, semoga Allah SWT membalas

kebaikan semua pihak dengan balasan yang berlipat ganda.

Akhir kata penulis mengucapkan Terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan mudah-mudahan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan kita semua.

Wassallamu’alaikum wr.wb.

Bandar Lampung, 03 Oktober 2017Penulis

Regiza Palmi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPULDAFTAR ISI ................................................................................................ iDAFTAR TABEL ....................................................................................... iiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 11.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 31.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 41.4. Batasan Masalah .................................................................................. 41.5. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA2.1. Landasan Teori .................................................................................... 5

2.1.1. Pengampunan Pajak ................................................................. 52.1.2. PSAK 70 .................................................................................. 72.1.3. Wajib Pajak .............................................................................. 102.1.4. Laporan Keuangan ................................................................... 112.1.5. Unsur-unsur Laporan Keuangan .............................................. 122.1.6. Manajemen Laba ...................................................................... 152.1.7. Teori Signaling ......................................................................... 172.1.8. Teori Pasar Efisien.................................................................... 172.1.9. Penggelapan Pajak ................................................................... 202.1.10. Nilai Perusahaan ...................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN3.1. Populasi dan Sample ............................................................................ 24

3.1.1. Populasi .................................................................................... 243.1.2. Sample ..................................................................................... 24

3.2. Data Penelitian ..................................................................................... 253.2.1. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 25

3.3. Metode Penelitian ................................................................................ 273.4. Teknik Analisi Data ............................................................................. 27

3.4.1.Analisis Nilai Perusahaan (Metode Tobins’ Q) ......................... 273.4.2.Statistik Deskriptif ...................................................................... 283.4.3.Uji Normalitas ............................................................................ 283.4.4.Uji Beda ...................................................................................... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Hasil Analisis Data .............................................................................. 29

4.1.1. Analisis Deskriptif ................................................................... 294.1.2. Uji Normalitas .......................................................................... 304.1.3. Uji Beda ................................................................................... 31

4.2. Pembahasan ......................................................................................... 32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN5.1. Simpulan .............................................................................................. 345.2. Implikasi .............................................................................................. 355.3. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 355.4. Saran .................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Proses Seleksi Sample Penelitian ............................................. 22

Tabel 3.2. Daftar Perusahaan yang masuk dalam dalam SamplePenelitian .................................................................................. 22

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif ................................................................... 26

Tabel 4.2. Case Processing Summary ....................................................... 28

Tabel 4.3. Uji Normalitas .......................................................................... 28

Tabel 4.4. Hasil Wilcoxon Signed Ranks Test ......................................... 29

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Daftar Kode dan Nama Perusahaan Sample Penelitian.

Lampiran 1.2 Daftar Nilai Perusahaan Pengampunan Pajak (Tobins'Q )Tahun 2015.

Lampiran 1.3 Daftar Nilai Perusahaan Pengampunan Pajak (Tobins'Q )Tahun 2016.

Lampiran 1.4 Table Deskriptif.

Lampiran 1.5 Grafik uji normalitas kelompok perusahaan persertapengampunan pajak tahun 2015.

Lampiran 1.6 Grafik uji normalitas kelompok perusahaan persertapengampunan pajak tahun 2016.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pajak merupakan sumber penerimaan yang terbesar di Indonesia, hal ini

dibuktikan dengan struktur APBN Indonesia di tahun 2016 menganggarkan

penerimaan negara dari pajak sebesar1.546,7 Triliun (website kemenkeu).

Untuk memenuhi target tersebut, pemerintah menggulirkan kebijakan agar

target penerimaan negara dari sektor perpajakan dapat dicapai. Berbagai cara

dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara melalu sektor

perpajakan, salah satu cara yang digunakan pemerintah adalah dengan

memberikan insentif-insentif dalam perpajakan guna merangsang wajib pajak

untuk melaksanakan kewajiabanya. Bentuk insentif yang diberikan adalah

pengampunan pajak atau Tax Amnesty. Presiden Joko Widodo menghimbau

para pengusaha property untuk ikut ambil bagian dalam program

pengampunan pajak, hal ini disampaikan presiden Joko Widodo yang dikutip

dari surat kabar elektronik CNN Indonesia tanggal 29 November 2016.

Pada tahun 1964 Indonesia melakukan Tax Amnesty untuk pertama kalinya.

Melalui skema pengampunan pajak dengan penghapusan sanksi administrasi

dan sanksi pidana, pemerintah mengeluarkan PP No 5 Tahun 1964 sebagai

2

dasar pelaksaaan kebijakan ini. Kemudian ditahun 1984 pemerintah kembali

melakukan upaya serupa dengan skema yang berbeda, yaitu pengampunan

pajak dengan uang tebusan bagi wajib pajak orang pribadi atau badan dengan

tarif sebesar 1% bagi wajib pajak yang telah menyerahkan SPT tahunan dan

tarif 10% bagi wajib pajak belum melaporkan SPT tahunan. Kemudian pada

tahun 2008 pemerintah mengeluarkan kebijakan serupa dengan nama yang

berbeda, Sunset Policy. Hingga akhirnya pada tahun 2016 pemerintah

mengeluarkan kebijakan Tax Amnesty dengan harapan peningkatan

penerimaan pajak tahun 2016.

Pengampunan pajak atau Tax Amnesty merupakan penghapusan pajak yang

seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi

pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap harta dan membayar

uang tebusan. Pengampunan pajak bertujuan untuk mempercepat

pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan harta,

mendorong reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih

berkeadilan dan meningkatkan penerimaan pajak (UU No 11 Tahun 2016).

Undang-undang tersebut memberikan waktu bagi wajib pajak untuk

berpatisipasi dalam program tersebut dalam tiga periode, periode pertama

dimulai pada bulan juli sampai dengan september 2016, periode kedua pada

bulan oktober samapi dengan desember 2016 dan periode ketiga pada januari

sampai maret 2017.

Dewan Standar Akuntanis Keuangan (DSAK) mengeluarkan kebijakan

berupa PSAK 70 yang mengatur tentang penyajian aset dan liabilitas setelah

Tax Amnesty dan bagaiamana dampaknya terhadap ekuitas. PSAK 70

3

mengatur bahwa selisih aset dan liabilitas tersebut dicatat sebagai tambahan

modal disetor dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar

penyajian yang disyaratkan dalam PSAK 70. Keikutsertaan perusahaan dalam

program pengampunan pajak dengan mekanisme pengungkapan harta dimana

perolehan harta dalam neraca merupakan aset yang timbul dari hutang,

kontribusi pemilik atau kinerja perusahaan. Hal ini merupakan indikasi

bahwa perusahaan telah “alpa” dalam laporan keuangannya.

Berdasarkan uraian diatas tentu menarik melihat kondisi nilai perusahaan

pasca mengikuti pengampunan pajak, dimana saat ini pemegang saham dan

pasar mengetahui “kealpaan” dalam perusahaan, maka judul untuk penelitian

ini adalah Analisis Perbandingan Nilai Perusahaan Sebelum dan Sesudah

Kebijakan Tax Amnesty. (Studi Empiris Pada Perusahaan Property di

Bursa Efek Indonesia 2015-2016).

1.2. Perumusan Masalah

Pengimplemntasian program tax amnesty yang diikuti perusahaan melalui

mekanisme pengungkapan harta dimana perolehan harta dalam neraca

merupakan aset yang timbul dari hutang, kontribusi pemilik atau kinerja

perusahaan . Maka rumusan masalah dalam hal ini adalah bagaiamana

kondisi nilai perusahaan sebelum dan sesudah kebijakan tax amnesty sampai

dengan periode kedua menggunakan model perhitungan Tobins’Q?

4

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi nilai perusahaan sebelum dan

sesudah kebijakan tax amnesty.

1.4. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini diberikan batasan masalah agar masalah yang diteliti

tetap fokus dan tidak meluas ke arah yang lain. Batasan maslaah dalam

penelitian ini adalah:

1. Perusahaan yang menjadi sample penelitian adalah perusahaan jasa yang

bergerak pada bidang property dan kontruksi yang aktif di BEI tahun

2015-2016.

2. Perusahaan yang menjadi sample penelitian adalah perusahaan yang

mengikuti program Tax Amnesty sampai dengan periode kedua.

1.5. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Untuk menambah literatur atau pun bahan acuan bagi penelitian

selanjutnya dalam bidang akuntansi terutama bagi yang ingin meneliti

pengampunan pajak dan PSAK 70 di kemudian hari.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi bagi

perusahaan yang mengikuti program tax amnesty dalam memperhitungkan

nilai perusahaannya di kemudian hari.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengampunan Pajak

Berdasarkan Undang-Undang No 11 Tahun 2016, pengampunan pajak

adalah penghapusan pajak yang seharusnya terhutang, tidak dikenai

sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidanan dibidang perpajakan

dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagai

mana yang diatur dalam undang-undang tersebut.

Berdasarkan Undang-Undang No 11 Tahun 2016, harta yang dimaksud

adalah akumulasi tambahan kemampuan ekonomis berupa seluruh

kekayaan, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun

tidak bergerak, baik yang digunakan untuk usaha maupun bukan untuk

usaha, yang berada didalam dan atau diluar wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Uang tebusan adalah sejumlah uang yang

dibayarkan ke kas negara untuk mendapatkan Pengampunan Pajak.

Pengampuna pajak ini bertujuan untuk:

1. Mempercepat pertumbuhan dan rekonstruksi ekonomi melalu

pengalihan harta, yang antara lain berdampak terhadap peningkatan

6

likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar rupiah, penurunan suku

buka dan peningkatan investasi.

2. Mendorong reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang

lebih berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan yang lebih

valid, komprehensif dan terintegrasi, dan

3. Meningkatkan penerimaan pajak yang antara lain akan digunakan

untuk pembiayaan pembangunan.

Mekanisme pengampunan pajak berdasarkan Undang-undang No 11

Tahun 2016 adalah dengan mengungkapkan harta yang belum

dilaporkan pada SPT Badan Tahun 2015 dengan cara menghitung nilai

harta bersih yang mana harta bersih diperoleh dari nilai harta yang

belum diungkapkan dikurangkan dengan hutang yang berkaitan dengan

perolehan harta tersebut kemudian dikalikan dengan tarif uang

tembusan. Menurut pasal 4 ayat 1 UU No 11 Tahun 2016 tarif uang

tebusan untuk harta yang berada di dalam negara kesatuan republik

indonesia atau harta yang berada diluar negara kesantuan republik

indonesia yang dialihkan dalam negara kesatuan republik indoneesia

dan di investasikan dalam jangka waktu paling sedikit 3 tahun sejak

dialihkan, mendapatkan tarif 2% untuk 3 bulan pertama sejak di

undangkan dan 3% untuk bulan ke empat sampai desember 2016 dan

5% untuk periode 1 januari samapai 31 maret 2017.

Berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2016 pasal 10, wajib pajak yang

akan mengikuti pengampunan pajak melaporakan Surat Pernyataan

kepada Menteri melalui KPP tempat terdaftarnya wajib pajak. Wajib

7

pajak yang mengikuti program pengampunan pajak dan telah

meyampaikan surat pernyataan kepada Menteri, tidak akan dilakukan:

1. Pemeriksaan

2. Pemeriksaan bukti pendahuluan

3. Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan untuk masa pajak

Untuk masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak sampai dengan

akhir tahun pajak terakhir.

2.1.2. PSAK 70

PSAK 70 Tentang Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak

bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas

pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2016 tentang pengampunan pajak. Dalam PSAK 70 paragraf 5

mendefinisikan istilah yang digunakan dalam PSAK tersebut sebagai

berikut :

a. Biaya perolehan aset pengampunan pajak adalah nilai aset

berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak.

b. Liabilitas pengampunan pajak adalah liabilitas yang berkaitan

langsung dengan perolehan aset pengampunan pajak.

c. Pengampunan pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya

terhutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi

pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkapkan aset

dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam UU

Pengampunan Pajak.

8

d. Surat keterangan pengampunan pajak ( Surat Keterangan ) adalah

surat yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan sebagai bukti

pemberian pengampunan pajak. Dalam hal jangka waktu 10 hari

kerja terhitung sejak tanggal diterimanya Surat Pernyataan Harta

untuk Pengampunan Pajak, Menteri Keuangan atau pejabat yang

ditunjuk atas nama Menteri Keuangan belum menerbitkan Surat

Keterangan, maka Surat Pernyataan Harta untuk Pengampunan

Pajak dianggap sebagai Surat Keterangan.

e. Uang tebusan adalah sejumlah uang yang dibayarkan ke kas

negara untuk mendapatkan pengampunan pajak.

Dalam paragraf 9 PSAK 70 menyebutkan bahwa entitas mengakui aset

dan liablitas pengampunan pajak, jika pengakuan atas aset dan liabilitas

tersebut disyartkan oleh SAK. Entitas tidak mengakui suatu item sebagai

aset dan liabilitas, jika SAK tidak memperkenankan pengakuan item

terebut. Dalam pengukuran dan pengakuan awal paargaf 10 sampai 13

menerangkan bahwa aset pengampunan pajak diukur sebesar biaya

perolehan aset pengampunan pajak sebagaimana didefinisikan dalam

paragraf 5. Liabilitas pengampunan pajak diukur sebesar kewajiban

kontraktual untuk menyerahkan kas atau setara kas untuk menyelesaikan

kewajiban yang berkaitan langsung dengan perolehan langsung aset

penganpunan pajak. Entitas mengakui selisih antara pengakuan aset

pengampunan pajak dan liabilitas pengampunan pajak di ekuitas dalam

pos tambahan modal disetor dan entitas mengakui uang tebusan yang

dibayarkan dalam laba rugi pada periode surat keterangan di sampaikan.

9

Dalam paragraf 16. pengukuran setelah pengakuan awal aset dan

liabilitas pengampuan pajak mengacu pada SAK yang relevan. Entitas

dipersilahkan untuk namun tidak disyaratkan untuk mengukur kembali

aset dan liabilitas berdasarkan nilai wajar sesuai dengan SAK pada

tanggal surat keterangan. Selisih pengukuran kembali antara nilai wajar

pada tanggal surat keterangan dengan biaya perolehan aset dan liabilitas

pengampunan pajak yang telah diakui sebelumnya disesuaikan dengan

dalam saldo tambahan modal disetor.

Dalam paragraf 19 menernagkan tentang penyajian aset dan liabilitas

pengampunan pajak disajikan secara terpisah dari aset dan liabilitas

lainnya jika entitas memilih kebijakan akuntansi sesuai dengan paragraf

7. Jika entitas menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar serta liabilitas

jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi tersebdiri dalam

laporan posisi keuangan.

Entitas mereklasifikasi aset dan liabitilas pengampunan pajak, yang

sebelumnya disajikan sesuai dengan paragraf 19 kedalam pos aset dan

liabilitas serupa jika:

a. Entitas mengkur kembali aset dan liabilitas pengampunan pajak

sesuai paragraf 16

b. Entitas memperoleh pengendalian atas investee

10

2.1.3. Wajib Pajak

Resmi (2014) wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi

pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai

hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

Setiap wajib pajak memiliki hak untuk ikut serta dalam pengampunan

pajak, mengenai subjek dalam pengampunan pajak, diatur lebih lanjut

dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak No Per-11/PJ/2016 Tanggal 29

Agustus 2016.

Dalam peraturan tersebut di pasal satu, dijelaskan bahwa:

1. Wajib pajak yang mempunyai kewajiban menyampaikan Surat

Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan berhak mendapat

pengampunan pajak.

2. Orang pribadi sepertu petani, nelayan, pensiunan, tenaga kerja

indonesia atau subjek pajak warisan yang belum dibagi, yang

jumlah penghasilannya pada tahun pajak terakhir dibawah

Penghasilan Tidak Kena Pajak dapat tidak menggunakan haknya

untuk mengikuti pengampunan pajak.

3. Warga negara indonesia yang tidak betempat tinggal di indonesia

lebih dari 183 ( Seratus Delapan Puluh Tiha) hari dalam hangka

waktu 12 ( Dua Belas) bulan dan tidak memiliki penghasilan dari

indonesia, murupakan subjek pajak luar negri dan dapat tidak

menggukan haknya untuk mengikuti pengampunan pajak.

11

2.1.4. Laporan Keuangan

Menurut PSAK no. 1 Paragraf 9(Revisi 2013), “ Laporan keuangan

dalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk

memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan

arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan

keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Dalam rangka

mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi

mengenai entitas yang meliputi:

1. Aset

2. Liabilitas

3. Ekuitas

4. Penghasilan dan Beban, termasuk keuntungan dan kerugian

5. Kontribusi dari dan distribusi keuntungan dan kerugian

6. Arus Kas

7. Catatan atas laporan keuangan

Laporan keuangan disusun dengan dasar akrual dimana dengan dasar ini,

pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan

bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan) dan dicatat

dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada

periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar

akrual memberikan informasi kepada pengguna tidak hanya transaksi

masa lalu yang melibatkan peneriamaan dan pembayaran kas tetapi juga

12

liabilitas pembayaran kas di masa mendatang serta sumber daya yang

merepresentasikan kas yang akan diterima dimasa mendatang.

2.1.5. Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan

peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar

menurut karekteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan

unsur laporan keuangan. Unsur yang berkaitan langsung dengan

pengukuran posisi keuangan adalah aset, liabilitas, dan ekuitas. Sedang

unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi

adalah penghasilan dan beban.

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi

keuangan adalah aset, liabilitas dan ekuitas. Pos-pos ini didefinisikan

sebagai berikut:

1. Aset

Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai

akibat dari peristiwa masa lalu dari manfaat ekonomi di masa

depan akan diperoleh perusahaan. Manfaat ekonomik masa depan

yang terwujud dalam aset adalah potensi dari aset tersebut untuk

memberikan sumbangan, bai langsung maupun tidak langsung,

arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat

berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari

aktivitas operasional perusahaan. Mungkin juga berbentuk sesuatu

yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atau berbentuk

13

kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan

biaya akibat penggunakan proses produksi alternatif.

2. Liabilitas

Liabilitas merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari

peristiwa masa lalu, penyelesaianya diharapkan mengakibatkan

arus kas keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung

manfaat ekonomik.

Karekteristik esensial liabilitas adalah bahwa perusahaan

mempunyai kewajiban masa kini. Kewajiban adalah suatu tugas

atau tanggung jawab untuk bertindak atau melaksanakan sesuatu

dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum

sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan

perundangan.

3. Ekuitas

Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi

semua liabilitas. Ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca,

sebagai contoh, dalam perseroan terbatas, setoran modal oleh para

pemegang saham, saldo awal periode (retained earnings),

penyisihan saldo laba oleh pemegang saham, penyisihan saldo laba

dan penyesihan penyesuaian pemeliharaan modal masing-masing

disajikan secara terpisah.

Unsur-unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja adalah

penghasilan dan beban, pos-pos ini didefinisakan sebagai berikut:

14

1. Penghasilan

Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomik selama suatu

periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan

aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan

ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Definisi penghasilan meliputi baik pendapatan (revenue) dan

keuntungan (gain). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan

aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang

berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, deviden,

royalti , dan sewa.

Keuntungan mencerminkan pos lainya yang memenuhi definisi

penghasilan yang mungkin timbul atau tidak timbul dalam

pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.

2. Beban

Beban adalah penurunan manfaat ekonomik selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset

atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas

yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Definisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang

timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan biasa. Beban

yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa

meliputi , harga pokok penjualan, gaji, dan penyusutan. Beban

tersebut baisanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset

berupa kas, persediaan atau aset tetap.

15

2.1.6. Manajemen Laba

Schiper (1992) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu

kesengajaan dalam mengintervensi pelaporan keuangan ekternal dengan

maksud untuk memperoleh keuntungan pribadi. Menurut Aditama dan

Purwaningsih (2014) intervensi yang dimaksud adalah upaya yang

dilakukan manajer untuk mepengaruhi informasi-informasi dalam

laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang

ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Menurut Heavly and

Wahlen (1999) manajemen laba terjadi ketika manager menggunakan

pertimbangannya dalam laporan keuangan dan dalam strukturisasi

transaksi dalam laporan keuangan yang mungkin akan menyesatkan

stakeholder tentang kemampuan pokok dari perusahaan atau

mempengaruhi hasil kontraktual yang sangat bergantung dengan angka

dalam laporan keuangan.

Aditama dan Purwaningsing (2014) terdapat dua teori yang berkaitan

dengan manajemen laba, yaitu agency theory dan postive accounting

theory. Jensen and Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan

sebagai suatu kontrak dimana satu atau lebih principal akan

menggunakan pihak lain (agen) manajer untuk menjalankan perusahaan.

Adanya kepentingan yang berbeda antara principal dan manajamen

dimana masing-masing pihak menginginkan kemakmurannya masing-

masing sehingga muncullah asimetri informasi antara manajamen dan

pemilik yang dapat memberikan peluang bagi manajer untuk melakukan

manajemen laba.

16

Watts and Zimmerman (1986) menggulirkan teori akuntansi posif

dengan tiga hipotesis utama, yaitu :

1. Rencana Bonus

Manajer akan cendrung untuk memergunakan metode metode

akuntansi yang dapat mempengaruhi nilai akhir dari laporan

keuangan, baik dengan cara memperkecil atau meperbesar angka

terebut agar laporan keuangan menampakan hasil yang di inginkan

oleh principle agar manajer dapat memperoleh bonus.

2. Perjanjian Hutang

Hal ini berkaitan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh

perusahaan ketika perusahaan membutuhkan “suntikan” dana dari

luar perusahaan. Sebagian besar pemberi pinjaman memberikan

syarat sedemikian rupa sehingga perusahaan harus memilih

metode-metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba dan

pendapatan perusahaan.

3. Biaya Politik

Scott (2000) mengemukaan bahwa terdapat beberapa motivasi

yang mendorong manajer untuk melakukan penurunan laba dengan

tujuan meminimalkan biaya politik yang harus mereka tanggung.

Biaya politik tersebut mencakup regulasi pemerintah (CSR),

Subsidi Pemerintah, Tarif Pajak, dan tuntutan buruh.

17

2.1.7. Teori Signaling

Signaling Theory mengindikasi bahwa organisasi akan berusaha untuk

selalu memberikan signal positif kepada investor dan principal melalui

pengungkapan dalam laporan keuangan (Miller dan Whitening 2005).

Miller dan Whitening (2005) dalam Wahyu Widarjo (2011) menyatakan

bahwa pengungkapan sukarela mengenai modal intelektual

memungkinkan stakeholder dan investor lainnya lebih baik dalam

menilai kemampuan perusahaan di masa depan. Perusahaan

mengungkapkan intelectual capital pada laporan keuangan mereka dalam

rangka memnuhi kebutuhan informasi bagi investor serta meningkatkan

nilai perusahaan.

2.1.8. Hipotesis Pasar Efisien

Bentuk efisien pasar dapat dikelompokan menjadi tiga yang dikenal

dengan hipotesis pasar efisien. Ketiga hipotesis tersebut terbagi menjadi

(1) hipotesis pasar efisien bentuk lemah, (2) hipotesis pasar efisien

bentuk semi kuat dan (3) hipotesis pasar efisien bentuk kuat. Masing-

masing bentuk pasar efisien tersebut terkait erat dengan sejauh mana

penyerapan informasi terjadi di pasar. Jika informasi yang diterima oleh

pasar hanya sedikit maka pasar akan memiliki efisiensi yang sempurna,

sebaliknya jika pasar memiliki informasi yang banyak maka pasar akan

menjadi tidak efisien. Definisi pasar efisien menurut Beaver (1986:130)

dalam Gumanti dan Utami (2004), harga merupakan cerminan dari

adanya pemahaman yang menyeluruh dari sebuat informasi yang

18

diterima pasar, maka dikatakan bahwa harga yang terbentuk ‘sepenuhnya

mencerminkan’ sistem informasi.

a. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah.

Dalam hipotesis ini harga saham di asumsikan mencerminkan semua

informasi yang terkandung dalam sejarah masa lalu tentang harga

sekuritas yang bersangkutan. Artinya harga yang terbentuk atas suatu

saham, merupakan cerminan dari pergerakan harga saham yang

bersangkutan di masa lalu. Misalkan, ada bentuk musiman atas

kinerja harga suatu saham yang menunjukkan bahwa harga saham

akan naik menjelang tutup tahun (akhir tahun) dan kemudian turun

pada awal tahun.

Berdasarkan pada hipotesis pasar efisien bentuk lemah, pasar akan

segera mengetahui dan merevisi kebijakan harganya dengan

melakukan perubahan terhadap strategi perdagangannya.

Mengantisipasi kemungkinan penurunan harga pada awal tahun,

pedagang akan menjual saham yang dimilikinya sesegera mungkin

untuk menghindari kerugian sebagai akibat dari “jatuhnya” harga

saham perusahaan yang diamati.

b. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Semi Kuat.

Menurut konsep semi-kuat, investor tidak akan mampu untuk

memperoleh abnormal returns dengan menggunakan strategi yang

dibangun berdasarkan informasi yang tersedia di publik. Dengan

kata lain, analisis terhadap laporan keuangan tidak memberikan

manfaat apa-apa. Ide dari pandangan ini adalah bahwa sekali

19

informasi tersebut menjadi informasi publik (umum), artinya

tersebar di pasar, maka semua investor akan bereaksi dengan cepat

dan mendorong harga naik untuk mencerminkan semua informasi

publik yang ada.

c. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Kuat.

Pasar efisien bentuk kuat menyatakan bahwa harga yang terjadi

mencerminkan semua informasi yang ada, baik informasi publik

(public information) maupun informasi pribadi (private information).

Jadi, dalam hal ini, bentuk kuat mencakup semua informasi historis

yang relevan dan juga informasi yang ada di publik yang relevan,

disamping juga informasi yang hanya diketahui oleh beberapa pihak

saja, misalnya manajemen perusahaan, dewan direksi, dan kreditor.

Bentuk pasar efisien kuat merupakan bentuk pasar efisien paling

ketat. Hal ini terkait dengan pengertiannya bahwa harga pasar

mencerminkan semua informasi, baik publik maupun nonpublik.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka dalam konteks pasar

efisien bentuk kuat tidak ada seorangpun baik individu maupun

institusi dapat memperoleh abnormal return, untuk suatu periode

tertentu, dengan menggunakan informasi yang tersedia di publik

dalam konteks kelebihan informasi, termasuk di dalamnya informasi

yang hanya dapat diakses oleh orang-orang tertentu.

20

2.1.9. Penggelapan Pajak

Penggelapan Pajak adalah strategi dan teknik penghindaran pajak

dilakukan secara ilegal dan tidak aman bagi wajib pajak, dan cara

penyelundupan pajak ini bertentangan dengan ketentuan perpajakan,

karena metode dan teknik yang digunakan tidak berada dalam koridor

undang-undang dan peraturan perpajakan.

Beberapa Hal yang mempengaruhi prilaku wajib pajak untuk

meminimumkan kewajiban pembayaran pajak mereka, baik secara legal

maupun illegal, adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Kerumitan Suatu Peraturan (Complexity of Rule)

Makin rumit peraturan perpajakan, muncul kecenderungan wajib

pajak untuk menghindarinya karena biaya untuk mematuhinya

menjadi tinggi.

2. Besarnya Pajak yang Dibayar (Tax Required to Pay)

Makin besar jumlah pajak yang harus dibayar, akan makin besar

pula kecendrungan wajib pajak untuk melakukan kecurangan

dengan cara memperkecil jumlah pembayaran pajaknya.

3. Biaya Untuk Negosiasi (Cost of Bribe)

Disengaja atau tidak, kadang-kadang wajib pajak melakukan

negosiasi dan memberikan uang sogokan kepada fiskus dalam

pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakannya. Makin tinggi uang

sogokan yang dibayarkan, semakin kecil pula kecenderungan wajib

pajak untuk melakukan pelanggaran.

21

4. Risiko Deteksi (Probability of Detection)

Risiko deteksi ini berhubungan dengan tingkat probabilitas apakah

pelanggaran ketentuan perpajakan ini akan terdeteksi atau tidak.

Makin rendah risiko terdeteksi, wajib pajak cenderung untuk

melakukan pelanggaran dan sebaliknya.

5. Besarnya Denda (Size of Penalty)

Makin berat sanksi perpajakan yang bisa dikenakan, maka wajib

pajak akan cenderung mengambil posisi konservatif dengan tidak

melanggar ketentuan perpajakan. Sebaliknya makin ringan sanksi

atau bahkan ketiadaan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan wajib

pajak, maka kecenderungan untuk melanggar akan lebih besar.

6. Moral Masyarakat

Moral masyarakat akan memberi warna tersendiri dalam

menentukan kepatuhan dan kesadaran mereka dalam melaksanakan

hak dan kewajiban perpajakannya.

2.1.10 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang

tinggi akan diikuti tingginya kemankmuran pemegang saham (Brigham

dan Gapenski, 1996), semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula

nilai perusahaan. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan

dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan

dari keputusan investasi, pendanaan dan manajemen aset.

Nilai perusahaan lazim di indikasikan dengan price to book value. Price

to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek

22

perusahaan kedepannya. Formula untuk menghitung price to book value

ditunjukan sebagai berikut (Brigham dan Ehrhardt, 2002): Price to Book

Value = Nilai Buku Saham / Harga Saham. Nilai Buku Saham (Book

Value Per Share) dapat dihitung dengan formula, Total Ekuitas / Jumlah

Saham Biasa Beredar. Nilai perusahaan dapat dibagi menjadi dua bagian,

yaitu Nilai Buku dan Nilai Pasar.

a. Nilai Buku (Book Value)

Menurut Sartono (2010), nilai buku adalah nilai suatu aset menurut

pengertian akuntansi. Nilai buku selembar saham biasa sama dengan

modal (saham bisa ditambah laba ditahan) perusahaan dibagi dengan

jumlah saham yang beredar.

b. Nilai Pasar (Market Value)

Menurut Sulystiastuti (2002), nilai pasar adalah nilai suatu saham

yang di tentukan oleh permintaan dan penawaran saham di bursa efek.

Diketahui bahwa harga saham merupakan hasil perkalian antara Price

Earning Ratio dan Earning Per Share

23

c. Nilai Tobins’Q

Nilai Tobins’Q adalah suatu rasio yang dirancang oleh James Tobin

dari Universitas Yale pemenang nobel bidang ekonomi sebagai ukuran

penilaian pasar. Ia menghipotesiskan bahwa nilai pasar yang

dikombinasikan dari semua dari semua saham pada bursa saham harus

sepadan dengan nilai gantinya. Perhitungannya adalah:

Q = (P) (N) + DBVA

Dimana : Q = Nilai Perusahaan, P = Harga Pasar Saham (Closing

Price), N = Jumlah Lembar Saham yang berredar, D = Nilai Buku

Hutang, BVA = Nilai Buku Total Aset

24

4

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

3.1.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik yang telah ditetapkan oleh

peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia dari tahun 2015-2016. Pemilihan Perusahaan

Property dan Kontruksi karena partisipan dalam program tax amnesty

yang banyak adalah dari sektor perkebunan dan property.

3.1.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang

hendak diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi.

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

Purposive Sampling. Purposive sampling merupakan suatu metode

pengambilan sample non probabilita yang disesuaiakan dengan kriteria

tertentu. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan sample

penelitian ini adalah perusahaan property dan jasa kontruksi yang telah

terdaftar dari tahun 2015-2016 dan melaporkan laporan keuangan auditan

per 31 Desember 2015 dan 2016.

25

Berikut ini proses seleksi sample penelitian pada perusahaan Property dan

Jasa Kontruksi yang telah terdaftar di BEI tahun 2015-2016.

Table 3.1 Proses Seleksi Sample Penelitiaan

Keterangan Jumlah

Total Perusahaan Property dan Jasa Kontruksi yang terdaftarDi BEI tahun 2015-2016 47Tidak Ikut Program Pengampunan Pajak tahun 2016 sampaidengan Periode kedua -15

Laporan keuangan audit tidak bisa diperoleh -5Jumlah Perusahaan yang dapat diteliti 27

Sumber : Data sekunder yang diolah tahun 2017

Terdapat dua pulu tujuh perusahaan yang telah memenuhi kriteria yang

telah di tentukan untuk dijadikan sample dalam penelitan dengan rincian

sebagai berikut:

Table 3.2 Daftar Perusahaan yang masuk dalam dalam SamplePenelitian

KODE NAMA PERUSAHAANAPLN AGUNG PODOMORO LANDASRI ALAM SUTERA REALITYBAPA BEKASI ASRI PEMULABEST BEKASI FAJAR INDUSTRIAL ESTATEBIKA BINAKHARYA JAYA ABADIBIPP BHUWANATALA INDAH PERMAIBSDE BUMI SERPONG DAMAICOWL COWELL DEVELOPMENTCTRA CIPUTRA DEVELOPMENTDART DUTA ANGGADA REALITYDUTI DUTA PERTIWIEMDE MEGAPOLITAN DEVELOPMENTFMII FORTUNE MATE INDONESIAGMTD GOA MAKASAR TOURISM DEVELOPMENTGPRA PERDANA GAPURA PRIMAJRPT JAYA REAL PROPERTY

26

KIJA KAWASAN INDUSTRI JABABEKALPCK LIPPO CIKARANGLPKR LIPPO KARAWACIMKPI METROPOLITAN KENTJANANIRO NIRVANA DEVELOPMENTPUDP PUDIJATI PRESTIGEPWON PAKUWON JATIRDTX RODA VIVATEXSCBD DADANAYASA ARTHATAMASMDM SURYAMAS DUTAMAKMUR

SMRA SUMMARECON AGUNG

Sumber : http://www.sahamok.com/emiten/sektor-property-real-estate/sub-sektor-konstruksi-bangunan

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu

data yang diukur dalam skala angka (numerik). Penelitian ini

menggunakan data sekunder. Data sekunder. Menurut Sugiyono

(2013:193) data sekunder merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data Sekunder berasal dari data

yang diperoleh dari bursa efek Indonesia yang di unduh tahun 2017

dengan data yang digunakan berupa laporan keuangan tahun 2015 dan

tahun 2016.

27

3.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

deskriptif Kuantitatif dengan menggunakan pendekatan studi empiris.

3.4. Teknik Analisis Data

3.4.1. Analisis Nilai Perusahaan (Metode Tobins’ Q)

Pengukuran nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan Metode

Tobins’Q dengan menggunakan empat elemen dalam perhitungannya, yaitu

harga pasar saham, jumlah lembar saham yang beredar, nilai buku total

hutang, dan nilai buku total asset pada masing masing perusahaan pada

tahun 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2016. Model perhitungan

dengan metode Tobins’Q di rumuskan sebagai berikut:

= ( )( ) +Keterangan:

Q = Nilai Perusahaan

P = Harga Pasar Saham

N = Jumlah Lembar Saham Beredar

D = Book Value of Liabilities (Nilai Buku Hutang)

BVA = Book Value of Asseti (Nilai Buku Aset)

3.4.2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

28

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

umum atau generalisasi.

3.4.3. Uji Normalitas

Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan menguji metode

Kolmogorov-smirnov test. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal

atau tidak. Sampel berdistribusi normal apabila Asymptotic sig > tingkat

keyakinan yang digunakan dalam pengujian, dalam hal ini adalah 95% atau

= 5%. Sebaliknya dikatakan tidak normal apabila Asympototic sig < tingkat

keyakinan.

3.4.4. Uji Beda

Pengujian ini ditentukan dari hasil uji normalitas yang dilakukan dan

sampel penelitian yang digunakan. Sampel yang digunakan dalam uji beda

adalah saling berhubungan dan jika hasil uji normalitas menunjukan sampel

berdistribusi normal maka uji beda yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji parametik (Paired Sampel T-Test). Tetapi jika sampel tidak

berdistribusi normal maka uji beda yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah uji non-parametik (Wilcoxon Signed Rank Test).

Hasil uji pada sampel dikatakan signifikan jika nilai Asymptotic sig lebih

kecil dari tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu 5%

atau 0.05. Sebaliknya, dikatakan tidak signifikan ketika nilai Asymptotic

sig lebih besar dari tingkat keyakinan.

34

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa nilai perusahaan yang terdaftar

di bursa efek Indonesia sub sektor property dan real estate sebelum dan

sesudah mengikuti program pengampunan pajak. Terdapat 27 sample

perusahaan dari 47 perusahaan yang terdaftar dalam sektor property dan real

estate di tahun 2015 dan 2016. Penelitian ini menggunakan model

perhitungan Tobins’Q dalam menghitung nilai perusahaan. Berdasarkan

hasil analisi menggunakan model Tobins’Q, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa dari 27 sample perusahaan yang dijadikan sample, terdapat sembilan

belas perusahaan yang mengalami penurunan pada nilai perusahaannya

dengan rata-rata penurunan sebesar 14,53% dan delapan perusahaan yang

mengalami kenaikan pada nilai perusahaannya dengan rata-rata kenaikan

sebesar 12,75%. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan yang mengikuti

program pengampunan pajak mengalamai penurunan nilai perusahaan

dengan hasil signifikansi sebesar 0,037 yang mana nilai lebih kecil dari

standar nilai signifikansi sebesar 0,05. Dengan kata lain, perusahaan yang

mengikuti pengampunan pajak mengalami penurunan nilai perusahaan yang

signifikan.

35

5.2. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, kondisi nilai perusahaan mengalami

penurunan nilai yang signifikan jika dibandingkan dengan sebelum

mengikuti program pengampunan pajak. Hal ini mengindikasikan bahwa

kealpaan perusahaan dalam pelaporan perpajakan khususnya perusahaan

yang terdaftar di bursa efek indonesia memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan kata lain, kealpaan perusahaan

dalam pelaporan perpajakan memberikan dampak yang negatif pada nilai

perusahaan, dimana hal ini dibuktikan dengan terjadinya penuruan nilai

perusahaan di tahun 2016 pada persusahaan property dan real estate yang

terdaftar di bursa efek Indonesia.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatan dalam penlitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menggunakan satu model perhitungan nilai

perusahaan. Hal ini dikarenakan variable perhitungan metode tobins’q

memiliki variable yang sama dalam skema pengampunan pajak tahun

2016.

2. Penelitian ini tidak mempertimbangan besaran dan metode

pengungkapan harta yang dilakukan perusahaan berdasrkan PSAK 70,

dimana PSAK 70 memberikan pilihan pilihan dalam pengungkapan harta

dalam program pengampunan pajak. Hal ini dikarenakan dari 27

perusahaan yang mengikuti pengampunan pajak dalam penelitian ini,

36

tidak semua perusahaan mengungkapan metode pencatatan dan besaran

harta yang diuangkap dalam surat keterangan pengampunan pajaknya.

3. Penelitian ini hanya mengambil satu sub sektor usaha dalam penelitan,

yaitu perusahaan property dan real estate.

5.4. Saran

Berdasarkan hasil analisis, pembahasan, kesimpulan, dan keterbatasan pada

penelitian ini, ada beberapa saran-saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan lebih dari satu model

perhitungan nilai perusahaan.

2. Mempertimbangan besaran harta dan metode pengungkapan harta

sebagai variabel yang mempengaruhi perubahan nilai perusahaan.

3. Penelitain selanjutnya diharapakan menambah jumlah sample penelitian

dengan tidak terbatas hanya pada perusahaan property dan real estate.

DAFTAR PUSTAKA

Ary Gumanti, Tatang dan Elok Sri Utami. 2014. Bentuk Pasar Efisiensi dan

Pengujiannya. Jember.

Budi S, Prianto. 2016. Manajemen Perpajakan - Teori dan Aplikasi. PT Pratama

Indomitra Konsultan. Jakarta.

Ferry Aditama dan Anna Purwaningsing.2014. Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap

Manajemen Laba Pada Perusahaan Non Manufaktur Yang Terdapat di BEI.

Jakarta :Modus Vol 26 33-50

Healy, P. M. and J. M. Wahlen. 'A review of the earnings management literature and its

implications for standard setting. Tangal di Akses 28 Oktober 2016.

http://homepages.rpi.edu/home/17/wuq2/public_html/restatement%20reference/he

aly%201999.pdf

Jensen, Michael C and Meckling.1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior,

Agency Costs and Ownership Structure. Tangal di Akses 28 Oktober 2016,

dikutip dari https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=94043

Mustika Sari, Elia, 2016 .Tax Amnesty, Simposium Nasional Akuntansi 2016.

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 6 Buku 1.Jakarta : Salemba Empat

Santoso, Imam dan Ning Rahayu. 2013. Corporate Tax Management (Mengulas Upaya

Pengelolaan Pajak Perusahaan Secara Konseptual-Praktik. Jakarta: Ortax

Schipper, Katherine. 1992. Commentary on Earnings Management, Accounting

Horizons,vol. 3, issue 4, p. 91 – 102.

Scoot, William R. (2000). Financial Accounting Theory 2 Edition. Scarrborough

Ontario: Prentice Hall Canada, Inc.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Surat Edaran No. SE-66/PJ/2010 Tentang Penegasan Atas Pelaksanaan Pasal 31E Ayat

1 UU No 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan.

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Wahyu Widarjo (2011), Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal

Intelektual Pada Nilai Perusahaan, SNA Aceh 2011.

Watts. R.L. & Zimmerman. J.L., (1978), ―Towards a Positive Theory of the

Determination of Accounting Standards‖, The Accounting Review, Vol. 53, No 1,

pp. 112-134.

____________. 2016. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-11/PJ/2016 tentang

pengaturan lebih lanjut mengenai pelaksanaan undang-undang no 11 tahun 2016

____________.2015. Standar Akuntansi Keuangan Revisi 2015. Jakarta. Ikatan

Akuntan Indonesia

____________.2016. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 70. Jakarta. Ikatan

Akuntan Indonesia