277
ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN CERAMAH INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh Nama : Kristina Novitasari Juur NIM : 131424029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN

KOOPERATIF DAN CERAMAH INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X

MIPA PADA MATERI ENERGI

DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

Nama : Kristina Novitasari Juur

NIM : 131424029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

i

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN

KOOPERATIF DAN CERAMAH INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X

MIPA PADA MATERI ENERGI

DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

Nama : Kristina Novitasari Juur

NIM : 131424029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan

dan bukan untuk manusia”. ( Kolose 3: 23)

Jangan memulai sesuatu yang tak ingin kamu selesaikan dan jangan berhenti menyelesaikan

apa yang sudah kamu mulai.

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus, sahabat terbaik dan teristimewa

Bunda Maria Pendoa setia

Kelurga tercinta Alm. Mama Yuliana Niat, Alm. Maria, Bapak Hieronimus

Dembot, Mama Anastasia Sustriani, dan Kedua adik Leonardo Henry Dembot

serta Evodius Frederick Dembot yang tak pernah berhenti berdoa dan selalu

memberi dukungan

Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2013

Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya

atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar

pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 24 Juli 2017

Penulis,

Kristina Novitasari Juur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

vi

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Kristina Novitasari Juur

Nomor Induk Mahasiswa : 131424029

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya berjudul:

ANALSISI PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN

KOOPERATIF DAN CERAMAH INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X

MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMA N 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Unversitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk

media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu

meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan

nama saya sebagai Penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 24 Juli 2017

Yang menyatakan

Kristina Novitasari Juur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

vii

ABSTRAK

Kristina Novitasari Juur, “ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN CERAMAH INTERAKTIF UNTUK

MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1

DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA”

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unversitas Sanata

Dharma.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara metode

pembelajaran kooperatif dan ceramah interaktif dalam meningkatkan prestasi dan komunikasi

interpersonal pada pokok bahasan energi.

Pelaksanaan penelitian ini selama satu bulan dari bulan Maret hingga April 2017.

Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas X MIPA 1 (kelas yang menggunakan metode

kooperatif) dan siswa-siswi kelas X MIPA 2 (kelas yang menggunakan metode ceramah

interaktif). Kelas X MIPA 1 berjumlah 32 siswa dan kelas X MIPA 2 berjumlah 32 siswa.

Data diperoleh dari hasil pretest dan posttest untuk mengukur peningkatan prestasi siswa ,

angket dan observasi siswa untuk mengukur peningkatan komunikasi intepersonal siswa.

Untuk mengetahui peningkatan prestasinya diperoleh dari nilai pretest dan posttest berupa 7

soal esay. Dan untuk mengetahui peningkatan komunikasi interpersonalnya diperoleh dari

angket komunikasi interpersonal antar siswa yang terdiri dari 20 pernyataan dan angket

komunikasi interpersonal antara guru dan siswa yang terdiri dari 15 pernyataan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran kooperatif dan ceramah

interaktif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan analisis angket komunikasi

interpersonal antara guru dan siswa meningkat di kelas X MIPA , namun komunikasi

interpersonal antara siswa di kelas X MIPA 1 tidak meningkat. Sedangkan di kelas X MIPA 2

yang menggunakan metode pembelajaran ceramah interaktif komunikasi interpersonal antar

siswa dan komunikasi intepersonal antara guru dan siswa tidak meningkat. Dari hasil analisis

penilaian observer komunikasi interpersonal antara siswa dan komunikasi interpersonal

antara guru dan siswa pada kelas X MIPA 1 lebih meningkat daripada kelas X MIPA 2

Kata Kunci : Metode Kooperatif, Metode Ceramah Interkatif, Peningkatan Prestasi,

Peningkatan Komunikasi Interpersonal, Energi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

viii

ABSTRACT

Kristina Novitasari Juur, "COMPARATIVE ANALYSIS BETWEEN COOPERATIVE

METHOD AND INTERACTIVE LECTURE TO IMPROVE

INTERPERSONAL COMMUNICATION AND STUDENT LEARNING

ACHIEVEMENT OF CLASS 10th

NATURE OF SCIENCE ON ENERGY

SUBJECT IN SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA"

Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences,

Faculty of Teachers and Education, University of Sanata Dharma.

The purpose of this research is to know the comparison between cooperative

learning method and interactive lecture to improve achievement and interpersonal

communication on energy subject.

This research was done from March to April 2017. The subjects were students of

class X MIPA 1 (class using cooperative method) and students of class X MIPA 2 (class

using interactive lecture method). Class X MIPA 1 consisted of 32 students and class X

MIPA 2 consisted of 32 students. Data was obtained from the pretest and posttest result to

measure improvement of student achievement, questionnaire and student observation to

measure improvement of student intepersonal communication. To know the improvement of

his achievement is obtained from the value of pretest and posttest in the form of 7 problems

essay. And to know the improvement of interpersonal communication obtained from

questionnaire interpersonal communication between students consisting of 20 statements and

questionnaire of interpersonal communication between teacher and student which consist of

15 statements.

The result of the research shows that cooperative learning method and interactive

lecture improve student's learning achievement, while the result of questionnaire for

interpersonal communication between students or between teacher of class X MIPA 1 and X

MIPA 2 through independent group t test is not significant, but from the observer's

observation result. Interpersonal communication between students or interpersonal

communication between teachers and students increases after using the cooperative method

Keywords: Cooperative Method, Interactive Lecture Method, Performance Improvement,

Interpersonal Communication, Energy

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatnya,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Perbandingan

antara Metode Pembelajaran Kooperatif dan Ceramah Interaktif dalam Meningkatkan

Komunikasi Interpersonal dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MIPA pada Materi

Energi di SMAN 1 Depok SlemanYogyakarta”.

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari

berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Paulus Suparno, S.J., M.S.T. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan motivasi agar peneliti tetap semangat dan giat untuk berkonsultasi,

kritik dan saran untuk perbaikan penulisan menjadi lebih baik

2. Dr. Domi Severinus, M.Si., yang telah membantu dalam memvalidasi instrument

penelitian serta membarikan motivasi untuk tetap semangat dan rajin

menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapa Hieronimus Dembot dan Mama Anastasia Sustriani Unur yang setiap waktu

selalu ada untuk memberi dukungan, kasih sayang, dan doa kepada peneliti.

4. Kedua adik Leonardo Henry Dembot dan Evodius Frederick Dembot yang

menjadi penghibur tersendiri bagi peneliti

5. Kepala sekolah SMAN 1 Depok yang sudah memberikan ijin pelaksanaan

penelitian

6. Ibu Barbara Elena Nanlessy S.Pd. selaku guru fisika X MIPA 1 dan MIPA 2

SMAN 1 Depok yang telah banyak membantu dan memberikan masukkan yang

berharga buat peneliti agar selalu semangat.

7. Siswa/i kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 SMAN 1 Depok yang sudah mau bekerja

sama dan membantu peneliti selama penelitian ini berlangsung, serta memberi

semangat pada peneliti untuk segera memperpanjang nama.

8. Keluarga besar Persekutuan Doa Pekerja Muda Karismatik Katolik ( PDPKK)

Rhema Yogyakarta yang selalu memotivasi, mendoakan, menghibur, dan menjadi

tempat berbagi paling nyaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

x

9. Teman-teman RKB yang sudah memotivasi, menghibur, dan mejadi teman yang

selalu menemani peneliti dalam meraih mimpi-mimpi.

10. Teman-teman pendidikan Fisika 2013 yang memberikan motivasi, semangat, dan

masukan.

Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis

mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan serta

bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Yogyakarta, 24 Juli 2017

Penulis

Kristina Novitasari Juur

131424029

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................................. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH......................................vi

ABSTRAK ............................................................................................................................. vii

ABSTRACT .......................................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ....xi

DAFTAR TABEL...................................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah Penelitian .......................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 7

1. Bagi sekolah ................................................................................................................ 7

2. Bagi calon guru dan guru ............................................................................................ 7

3. Bagi siswa ................................................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Kontruktivis ........................................................ 8

1. Pengertian belajar ........................................................................................................ 8

2. Pengertian Pembelajaran ............................................................................................. 9

3. Pengertian konstruktivisme ....................................................................................... 10

B. Pembelajaran Kooperatif dan Ceramah Interaktif ( Ceramah Siswa Aktif) ................. 12

1. Pembelajaran Kooperatif ......................................................................................... 12

2. Pembelajaran Gabungan (TPS - kancing gemerincing- debat) ................................. 16

3. Ceramah siswa aktif .................................................................................................. 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

xii

C. Prestasi Belajar.............................................................................................................. 21

D. Komunikasi dan Komunikasi Interpersonal.................................................................. 23

1. Pengertian Komunikasi ............................................................................................. 23

2. Pengertian komunikasi interpersonal ........................................................................ 24

E. Materi Energi ............................................................................................................... 30

1. Energi ........................................................................................................................ 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Design Penelitian .......................................................................................................... 39

B. Tempat Penelitian ......................................................................................................... 40

C. Subyek dan Obyek Penelitian ....................................................................................... 40

D. Waktu Penelitan ............................................................................................................ 40

E. Treatment ...................................................................................................................... 41

F. Instrumen Penelitian ..................................................................................................... 42

1. Instrumen Pembelajaran, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran........................ 42

2. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................................... 43

G. Validitas .................................................................................................................... 68

H. Metode Analisis......................................................................................................... 68

BAB IV DATA DAN ANALISIS

A. PelaksanaaPenelitian....................................................................................................67

B. Data dan Analisis Data................................................................................................ 102

C. Pembahasan................................................................................................................. 158

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...................................................................................................................166

B. Saran............................................................................................................................ 167

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................169

LAMPIRAN...........................................................................................................................171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

xiii

DAFTAR TABEL

3.1 Kisi-kisi soal posttest...................................................................................... 44

3.2 Kisi-kisi soal pretest....................................................................................... 50

3.3 Kisi-kisi kuisioner interpersonal..................................................................... 57

3.4 Kisi-kisi penilaian observer............................................................................ 64

3.5 Skor pernyataan kuisioner komunikasi interpersonal interpersonal ........... . 70

3.6 Porsentase komunikasi interpersonal antar siswa berdasarkan kategorisasi.. 74

3.7 Porsentase komunikasi interpersonal antara guru dan siswa berdasarkan

kategorisasi ..............................................................................................

76

3.8 Porsentase komunikasi interpersonal antara siswa dari penilaian observasi

berdasarkan kategorisasi.................................................................................

81

4.1 Proses pelaksanaan penelitian kelas X MIPA 1 ................................. ..... 83

4.2 Proses pelaksaaan penelitian kelas X MIPA 2............................................... 87

4.3 Data dan nilai pretest dan posttest kelas X MIPA 1..................................... 104

4.4 Hasil uji test Tpretest dan posttest kelas X MIPA 1...................................... 105

4.5 Data dan nilai pretest dan posttest kelas X MIPA 2...................................... 106

4.6 Hasil uji test Tpretest dan posttest kelas X MIPA 2..................................... 107

4.7 Data dan nilai pretest kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA2.......................... 109

4.8 Hasil uji test T pretest kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA2......................... 109

4.9 Data dan nilai posttest kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA2........................ 111

4.10 Hasil uji test Tposttest kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA2........................ 112

4.11 Data komunikasi interpersonal antar siswa sebelum dan sesudah diberi

treatment pada kelas X MIIPA 1....................................................................

116

4.12 Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antar siswa sebelum dan

sesudah diberi treatment pada kelas X MIPA 1............................................

117

4.13 Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa sebelum dan sesudah

diberi treatment pada kelas X MIIPA 1..........................................................

118

4.14 Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

xiv

sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA 1..................... 120

4.15 Data komunikasi interpersonal antar siswa sebelum dan sesudah diberi

treatment pada kelas X MIIPA 2................................................................

121

4.16 Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antar siswa sebelum dan

sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA 2............................................

122

4.17 Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa sebelum dan sesudah

diberi treatment pada kelas X MIIPA 2........................................................

124

4.18 Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa

sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA..........................

125

4.19 Data komunikasi interpersonal antar siswa Kelas MIPA 1 dan X MIPA2

sebelum menggunakan treatment................................................................

126

4.20 Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antar siswa kelas X MIPA

1 dan X MIPA2 sebelum menggunakan treatment........................................

128

4.21 Data komunikasi interpersonal antar siswa Kelas MIPA 1 dan X MIPA2

setelah menggunakan treatment.....................................................................

129

4.22 Hasil uji Test-T data komunikasi interpersonal antar siswa kelas X MIPA

1 dan X MIPA 2 setelah menggunakan treatment.......................................

130

4.23 Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa kelas X MIPA 1 dan

X MIPA2 sebelum menggunakan treatment................................................

136

4.24 Tabel 4.24. Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antara guru

dan siswa kelas MIPA 1 dan X MIPA 2 Sebelum menggunakan treatment

137

4.25 Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa kelas X MIPA 1 dan

X MIPA2 setelah menggunakan treatment....................................................

139

4.26 hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa kelas

MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah menggunakan treatment.............................

140

4.27 Kategorisasi komunikasi interpersonal antr siswa X MIPA 1 dan X MIPA

2 setelah diberi treatment................................................................................

144

4.28 Tabel 4.28. Prosentase X MIPA 1 setelah diberi treatment..........................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

xv

144

4.29 Prosentase X MIPA 2 setelah diberi treatment...............................................

144

4.30 Kategorisasi X MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah diberi treatment................

147

4.31 Porsentase X MIPA 1 setelah diberi treatment...........................................

148

4.32 Prosentase X MIPA 2 setelah diberi treatment...........................................

148

4.33 Kategorisasi komunikasi interpersonal antar siswa X MIPA 1 dan X

MIPA 2 berdasarkan penilaian observer siswa...........................................

149

4.34 Prosentase komunikasi interpersonal antar siswa X MIPA 1 berdasarkan

penilain observer siswa.................................................................................

150

4.35 Prosentase komunikasi interpersonal antar siswa X MIPA 2 berdasarkan

penilain observer siswa.................................................................................

150

4.36 Komunikasi interpersonal antara peneliti dan siswa selama pembelajaran

berlangsung....................................................................................................

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

xvi

DAFTAR GAMBAR

2.1 Perubahan posisi benda yang diberi gaya F................................................ 32

2.2 Benda yang diangkat setinggi h dari tanah................................................... 35

2.3 benda yang bergerak vertikal ke bawah dari keadaan hingga keadaan

.................................................................................................................

36

2.4 sebuah benda yang jatuh bebas

4.1 Gambar seorang siswa sedang menjelaskan hubungan energi potensial

dengan usaha...............................................................................................

92

4.2 Gamabar posisi benda yang dijelaskan siswa.............................................. 95

4.3 Gambar siswa sedang mempresentasikan materi hukum kekekalan pada

gerak jatuh bebas............................................................................................

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika suatu negara tidak menaruh perhatian terhadap pendidikan, maka

negara tersebut tidak membangun sumber kekuatan, sumber kemajuan, sumber

kesejahteraan, dan sumber martabatnya yang selalu bisa diperbarui, yaitu kualitas

manusia dan kualitas masyarakatnya. Kualitas ini ditentukan oleh tingkat

kecerdasan dan kekuatan karakter rakyatnya. (Raka, Gede dkk. 2011: 3).

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

(Suparno, 2012. 7-8) salah satu nilai yang dianggap sebagai nilai karakter bangsa

yang perlu ditanamkan kepada anak didik sekolah adalah Nilai bersahabat/

Komunikasi.

Komunikasi ada dimana-mana: di rumah, di kampus, di kantor, di pasar, di

tempat-tempat ibadah, dsb. Para ahli menyebutkan lebih dari 80 % alokasi waku

kita dalam satu hari digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama. Komunikasi

menjadi salah satu faktor utama yang dapat meningkatkan kualitas hubungan kita

dengan sesama, bahkan kitapun tak dapat hidup tanpa berkomunikasi dengan

sesama kita. Komunikasi memperantarai setiap aliran informasi dalam relasi kita

dengan sesama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

2

Beberapa berita yang kita baca di media massa akhir-akhir ini

memperlihatkan betapa merosotnya moral bangsa akibat kurangnya komunikasi

dalam menjalin sebuah relasi. Kompas.com terbitan 28 Juni 2011 menulis bahwa

sejak periode 2006 sampai bulan Mei 2011, jumlah seluruh pengaduan

masyarakat yang masuk ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia

(MKDKI) terkait pelanggaran disiplin dokter mencapai 135 laporan. Hal ini

terjadi karena kurangnya komunikasi antara dokter dan pasien, dari 135 kasus

80% terjadi karena komunikasi yang kurang baik. Beberapa kasus yang

disebabkan karena komunikasi yang kurang baik juga terjadi di dalam pesawat,

seperti yang di tulis oleh Andri Donnal Putera (Kompas.com. 2012) sepanjang

tahun 2015 ada 6 kasus penumpang pesawat yang bercanda membawa bom

didalam pesawat, rata-rata penumpang ini bercanda pada saat pesawat mengudara,

tidak hanya menyebabkan keresahan diantara sesama penumpang pesawat tetapi

infomasi palsu ini juga membahayakan keselamatan penerbangan.

Tak hanya dilapisan masyarakat kelas bawah dan menengah, bahkan para

tokoh masyarakat dan para penjabat pemerintah pun kerap kali mengalami

masalah yang disebabkan kurangnya komunikasi yang baik antara sesama pejabat

ataupun antarpejabat pemerintah dan masyarakat. Seperti kasus yang baru-baru

ini dialami oleh gurbernur Jakarta Basuki Tjhaja Purnama (Ahok) dan anggota

DPRD Jakarta, dalam kompas.com terbitan 8 Meret 2016 ditulis bahwa anggota

baru DPRD Jakarta tersinggung ucapan Ahok, mereka mempermasalahkan

pernyataan Ahok yang meminta anggota DPRD Jakarta baru jangan berlagak lugu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

3

atau belagu. Anggota DPR baru tersebut mengaku terusik karena telah dikatakan

berlagak lugu atau biasa disebut belagu oleh Ahok.

Dari kasus diatas peneliti dapat menyimpulkan komunikasi menjadi salah

satu faktor utama yang dapat meningkatkan kualitas hubungan kita dengan

sesama. Komunikasi telah memperantarai informasi dari suatu pihak ke pihak

lain, dengan tujuan tersebarnya maksud dan makna yang sama antara pengirim

dan penerima pesan. Dengan tersampaikannya informasi maka akan membangun

pemahaman dan pengertian antara dua belah pihak. Dengan demikian membangun

komunikasi yang baik dengan sesama adalah salah satu hal yang penting.

Pendidikan nyata yang dapat kita lihat adalah pendidikan dalam kelas.

melalui proses belajar dan mengajar antara guru dan siswa. Relasi antara guru dan

siswa merupakan relasi utama yang kita jumpai dalam kelas dan relasi antara

komunitas ini sangat berpengaruh dalam menunjang keberhasilan sebuah proses

pembelajaran, melalui relasi keduanya maka akan tercipta lingkungan belajar

yang nyaman, aktif, dan kelas akan menjadi lingkungan yang baik untuk

menumbuhkan kemampuan akademis yang baik, kerohanian yang baik dan

karakter yang baik pula dari guru ataupun siswa.

Dalam membina relasi di antara komunitas kelas maka sangat diperlukan

komunikasi antara guru dan siswa, siswa dengan guru, ataupun antarsiswa. Harus

adanya aliran informasi dua arah antara guru dengan siswa ataupun antarsiswa itu

sendiri. Komunikasi dua arah antara komunitas kelas ini merupakan jenis

komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

4

terjadi antara satu individu dengan individu lain, dan memerlukan tanggapan dari

orang lain. Melalui komunikasi interpersonal ini, dapat diketahui bagaimana

pendapat orang lain mengenai sesuatu hal atau peristiwa, dapat diketahui pula

bagaiamana orang lain merespon atau menilai diri dan tingkah laku

antarsesamanya, serta dapat diketahui apa yang kita inginkan.

Dalam meningkatkan komunikasi interpersonal diantara komunitas kelas

dan meningkatkan prestasi belajar siswa peneliti menggunakan metode

pembelajaran kooperatif dan ceramah interaktif. Pendidikan kooperatif

mengajarkan nilai-nilai dan pengetahuan akademis secara bersamaan (Lickona.

1991). Pembelajaran kooperatif mengharuskan siswa bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil dengan dua, tiga, atau empat orang temannya dalam meyelesaikan

suatu tugas yang memerlukan pembelajaran saling ketergantungan anatara setiap

anggota kelompoknya dan masing-masing individu harus dapat menguasi materi

yang dikerjakan bersama.

Pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan siswa belajar dalam

kelompok-kelompok kecil yang didominasi oleh diskusi antarpribadi maupun

antarkelompok dapat meningkatkan rasa saling ketergantungan antarsiswa secara

positif, dengan demikian akan terjadi kesanggupan untuk saling membantu,

menerima, memberi, dan saling bekerja sama diantara siswa. Ketika berelasi

dalam kelompoknya, setiap siswa tentunya harus saling berkomunikasi agar aliran

informasi yang terjadi didalam kelompok dapat berlangsung dengan baik. Dengan

demikian metode ini dapat meningkatkan komunikasi antarsiswa dan antara siswa

dan guru. Metode pembelajaran kooperatif ini bisa membuat siswa mendominasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

5

pembicaraan di dalam kelas dan dalam kelompok kecil, komunikasi dua arah

antara siswa lebih dominan dan komunikasi antaraa siswa dan guru akan

didominasi oleh siswa.

Metode ceramah interaktif dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkat

komunikasi interpersonal. Dalam hal ini guru tidak menjelaskan prinsip atau

konsep fisika kepada siswa secara sendiri, tetapi guru juga berusaha untuk

membuat siswa aktif dalam pembelajaran, misalnya guru sering bertanya keadaan

siswa lalu meminta siswa untuk sejenak berpikir lalu menyampaikan pendapatnya.

SMA Negeri 1 Depok adalah salah satu sekolah negeri yang terletak di

Kabupaten Depok, SMA Negeri 1 Depok merupakan salah satu dari 3 SMA

Negeri yang mendapat NEM tertinggi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta ditinjau

dari data NEM minimal siswa baru tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan

pengalaman PPL (Program Pengalaman Lapangan) yang dialami peneliti di

SMAN 1 Depok, peneliti menemukan masalah yaitu kurangnya komunikasi

interpersonal yang baik antar siswa maupun antara guru dan siswa. Hal ini sangat

terlihat ketika peneliti mengajar, beberapa siswa malu untuk bertanya ketika

pelajaran berlangsung dan memilih bertanya pada saat jam peneliti selesai

megajar. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran Fisika

kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2, penelitian ini belum pernah dilakukan di

SMA Negeri 1 Depok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

6

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian

dengan topik “Analisis Perbandingan antara Metode Pembelajaran Kooperatif dan

Ceramah Interaktif untuk Meningkatkan Komunikasi Interpersonal dan Prestasi

Belajar Siswa Kelas X MIA dalam Materi Usaha dan Energi di SMA N 1 Depok

Sleman Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Bagaimana perkembangan komunikasi interpersonal dan prestasi belajar

siswa kelas X MIA SMA N 1 Depok sebelum dan sesudah menggunakan

metode pembelajaran kooperatif ?

2. Bagaimana perkembangan komunikasi interpersonal dan prestasi belajar

siswa kelas X MIA SMA N 1 Depok sebelum dan sessudah menggunakan

metode pembelajaran cermah interaktif ?

3. Bagaimana perbedaan penggunaan metode pembelajaran kooperatif dan

ceramah interaktif dalam meningkatkan komunikasi interpersonal dan

prestasi belajar siswa kelas X MIA SMA N 1 Depok?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

7

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara metode

pembelajaran kooperatif dan ceramah interaktif dalam :

1. Meningkatan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas XI MIPA

dalam materi energi

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI MIPA dalam materi energi

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi sekolah

Menjadi sebuah sumbangan bagi sekolah untuk dapat terus mengembangkan

komunikasi interpersonal siswa melalui pembelajaran Fisika

2. Bagi calon guru dan guru

Menjadi sebuah inspirasi bagi guru untuk terus menggunakan dan

mengembangan berbagai metode pembelajaran Fisika guna meningkatkan

komunikasi interpersonal siswa dan meningkatkan prestasi belajar

3. Bagi siswa

Melalui penelitian ini siswa diharapkan dapat lebih leluasa untuk

berkomunikasi secara interpersonal baik dengan guru atau antar siswa guna

memperluas wawasan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Kontruktivis

1. Pengertian belajar

Belajar adalah suatu proses yang sangat dibutuhkan. Proses belajar akan

menyebabkan adanya perubahan pada individu yang belajar. Konsep belajar

banyak dikemukakan oleh beberapa ahli pendidkan dan psikologi. Secara

ringkas konsep menurut beberapa ahli pendidikan dan psikologi adalah sebagai

berikut:

a. Menurut R Gagne (dalam Ranta Wilis Dahar 2006 : 2) belajar dapat

didefinisikan sebagai sutau proses di mana suatu organissai berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman.

b. Menurut James O Whittaker, belajar dapat didefenisikan sebagai proses

dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman (dalam Ahmadi 2013: 126).

c. Menurut Howard L Kingsley, belajar adalah proses dimana tingkah laku

(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

d. Witherington mengungkapkan bahwa belajar merupakan perubahan dalam

kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru

berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan

(Kosasih,2014:2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

9

e. Menurut Crow & Crow, belajar sebagai kondisi memperoleh kebiasaan-

kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan belajar merupakan suatu

proses perubahan tingkah laku yang ditandai dengan perubahan keterampilan,

sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan melaui pengalaman atau

latihan.

2. Pengertian Pembelajaran

Kata pembelajaran diidentikan dengan kata “mengajar” yang berasal dari

kata dasar “ajar”, yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya

diketahui. Ditambahi awalan “pe” dan akhiran “an” kemudian menjadi kata

“pembelajaran” yang diartikan sebagai proses, perbuatan, cara mengajar, atau

mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.

Menurut Gagne (1997) pembelajaran adalah seperangkat peristiwa

eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang sifatnya

internal (dalam Siregar, Evelina dan Hartini, 2010: 12). Gagne menjelaskan

bahwa untuk menghasilkan belajar, maka situasi eksternal harus dirancang

sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankann proses

internal yang terdapat didalam setiap peristiwa pembelajaran. Menurut Winkel

(dalam Siregar, 2012: 12) pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang

dirancang untuk mendukung proses belajar siswa dengan memperhitungkan

kejadian-kajadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian

intern yang berlangsung dialami siswa. Pengertian pembelajaran menurut Miarso

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

10

(dalam Siregar, 2012: 12) adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara

sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses

dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali.

Kegiatan pembelajaran ini merupakan perpaduan dari dua aktivitas yang

secara sengaja dilakukan yaitu aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas belajar

secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa, sementara aktivitas

mengajar secara instruksional dilakukan guru.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan

suatu usaha yang dilakukan secara sengaja, terarah, dan terencana oleh seluruh

komunitas kelas, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum

proses dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali, dengan maksud agar terjadi

belajar pada diri seseorang.

3. Pengertian konstruktivisme

Menurut Suparno (Kusniastuti, 2015: 8) konstruktivisme adalah aliran

filsafat pengetahuan yang berpendapat bahwa pengetahuan (Knowledge)

merupakan hasil konstruksi (bentukan) dari orang yang sedang belajar.

Gagasan konstruktivisme mengenai pengetahuan menurut Von Glasersfed

dan Kitcherner (dalam Suparno, 1997 , dalam Wisudawati, 2014: 45) adalah :

a. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang dimana konsepsi

dibentuk berdasarkan pengalaman-pengalaman seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

11

b. Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu

merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.

c. Subjek membentuk skema kognitif, katergori, konsep, dan struktur yang

perlu untuk pengetahuan.

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses

pembentukan pengetahuan yang dibentuk oleh siswa sendiri yang akan terjadi

secara terus menerus karena adaya pemahaman-pemahaman baru.

Proses membentuk suatu pengetahuan berlangsung secara bertahap dan akan

selalu melengkapi atribut-atribut yang belum ada dalam skema seseorang.

Pembentukan pengetahuan ini akan selalu dihadapkan dengan pengalaman dan

fenomena yang dijumpai oleh seorang individu. Pengetahuan bukanlah barang

jadi, tetapi terus berkembang seiring perkembangan mental seorang individu

(Wisudawati, Asih Widi dan Eka sulistyowati, 2014). Pengetahuan ada pada diri

seseorang yang sedang mengetahui, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu

saja dari otak seorang guru kepada orang lain dalam hal ini adalah siswa. Tugas

membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk

lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

12

B. Pembelajaran Kooperatif dan Ceramah Interaktif ( Ceramah Siswa

Aktif)

1. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger (Huda, 2012:29) pembelajaran kooperatif merupakan

aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh suatu prinsip bahwa

pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di

antara kelompok-kelompok pembelajaran yang didalamnya setiap

pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong

untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Dalam

pembelajaran kooperatif setiap siswa dituntut untuk saling berinteraksi agar

dapat bekerjasama dengan baik dan melakukan aktivitas-aktivitas demi

mendapatkan suatu manfaat yang juga dapat dirasakan bersama-sama. Salah

satu elemen dasar pembelajaran kooperatif menurut hudaa yaitu

keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Digunakan skil-skil

interpersonal dan kelompok kecil agar dapat bekerjasama secara efektif dan

dimotivasi untuk menerapkan keterampilan tersebut dalam kelompok-

kelompok kooperatif agar terwujud suasana yang produktif.

Menurut Arend (Wisudawati, 2014: 54) model pembelajaran

kooperatif bertujuan untuk meningkatkan pencapaian akademik,

peningkatan rasa toleransi, menghargai perbedaan, serta membangun

keterampilan sosial peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

13

Kesimpulannya dalam pembelajaran kooperatif para siswa akan

duduk bersama dalam kelompok, saling bertinteraksi, dan setiap peserta

didik mememliki tanggung jawab dalam mencapai tujuan kelompok.

b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Menurut Arend (Wisudawati, 2014: 54) ada 4 karakteristik

pembelajaram kooperatif, yaitu:

1) Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk mencapai kompetensi yang

telah ditentukan;

2) Tim yang dibentuk dari peserta didik dengan kemampuan tinggi, sedang,

dan rendah;

3) Tim yang dibentuk heterogen (ras, budaya, dan gender);

4) Sistem penghargaan diorientasikan kepada kelompok dan individu.

c. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Manfaat khusus dari pembelajaran kooperatif menurut Lickona adalah:

1) Pembelajaran kooperatif mengajarkan nilai kerjasama

Pembelajaran kooperatif mengajarkan siswa untuk saling bekerjasama

dalam kelompok, demi tercapainya tujuan kelompok. Kerja sama yang

terjalin adalah kerja sama antar anggota kelompok. Dalam relasi antar

sesama anggota kelompok, setiap pribadi tidak terlepas dari

komunikasi dengan sesama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

14

2) Pembelajaran kooperatif dapat membangun komunitas di dalam kelas

Melalui pembelajaran kooperatif setiap siswa dapat saling mengenal

dan saling peduli, dapat melatih siswa menerima setiap perbedaan

antar sesamanya, serta menumbuhkan perasaan keanggotaan dalam

setiap unit sosial maupun di dalam kelas.

3) Pembelajaran kooperatif mengajarkan keterampilan dasar kehidupan

Keterampilan dasar yang dapat dikembangkan melalu pembelajaran

kooperatif adalah mendengar, mengambil perspektif orang lain,

berkomunikasi dengan efektif, menyelesaikan konflik, dan

bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

4) Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pencapaian akademis,

penghargaan diri, dan sikap terhadap sekolah

Melalui pembelajaran kooperatif guru dan siswa mengidentifikasi

perilaku-perilaku yang menghadirkan kooperasi efektif dan terus-

menerus menilai dan memonitor bagaimana efektifnya pasangan

kelompok bekerjasama. Dengan demikian siswa yang memiliki

kemampuan tinggi dan rendah dapat menarik manfaat dari

pembelajaran kooperatif ini. Bukan hanya dibidang akademis,

melainkan dalam perkembangan karakter pembelajaran kooperatif

memberikan banyak kontribusi.

5) Pembelajaran kooperatif menawarkan sebuah alternatif untuk

pengelompokan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

15

Menurut Orkes (dalam Lickona, 243) pembelajaran kooperatif

menawarkan salah satu dari beberapa cara terbaik untuk menghindari

dampak negatif pengelompokan dan mencapai kesetaran dalam

pendidikan. Semua pihak bisa menaraik manfaat dari kerjasama

kelompok dengan berbagai macam kemampuan.

6) Pembelajaran kooperatif berpotensi mengurangi aspek-aspek negatif

persaingan

Pembelajaran kooperatif membentuk karakter siswa untuk berpikir win

win solution. Kerja sama demi kepentingan bersama lebih berharga

dari pada persaingan untuk menentukan siap yang kalah dan siapa

yang menang

d. Kendala-kendala utama Pembelajaraan Kooperatif

Menurut Slavin (2005:68) ada 3 kendala utama terkait dengan pembelajaran

kooperatif

1) Free rider

Yang dimaksudkan dengan Free rider adalah beberapa siswa yang

tidak bertanggung jawab secara personal pada tugas kelompoknya; mereka

hanya “Mengekor” saja apa yang dilakukan oleh teman-teman satu

kelompoknya.

2) Diffusion of Responsibility

Yang dimaksudkan dengan Diffusion Of Responsibility (penebaran

tanggung jawab) adalah suatu kondisi dimana beberapa angggota yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

16

dianggap tidak mampu cenderung diabaikan oleh anggota-anggota lainnya

yang “ lebih mampu”.

3) Learning a part of task specialization

Hal ini terjadi pada saat siswa hanya terfokus pada bagian materi yang

menjadi tanggung jawabnya saja, sementara materi yang dikerjakan oleh

kelompok lain hampir tidak digubris sama sekali, padahal semua materi

tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Menurut Slavin (Huda, 2012: 69), ketiga kendala ini dapat diatasi

apabila guru mampu untuk melakukan 3 hal berikut:

1) Mengenali sedikit banyak karakteristik dan level kemampuan siswa-

siswanya;

2) Selalu menyediakan waktu khusus untuk mengetahui kemajuan setiap

siswanya dengan mengevaluasi mereka secara individual setelah

bekerja kelompok;

3) Mengintegrasikan metode yang satu dengan metode yang lain.

2. Pembelajaran Gabungan (TPS - kancing gemerincing- debat)

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode pembelajaran

gabungan dari metode Think-Pair-share, kancing gemerincing, dan debat. Metode

gabungan ini akan digunakan secara bersama-sama.

Metode TPS ini dikembangkan oleh Frank Lyman dari University of

Maryland. Manfaat metode ini ( Huda, 2012: 136) adalah :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

17

1) Memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang

lain

2) Mengoptimalkan partisipasi siswa

3) Bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.

Metode Kancing gemerincing dikembangkan oleh Spencer Kagan. Metode

ini memiliki kelebihan (Huda, 2012: 142) yaitu :

1) Dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan tingkatan kelas;

2) Dalam metode Kancing gemerincing, masing-masing anggota kelompok

bekesempatan memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan

pandangan anggota lain;

3) Dapat digunakan untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang

sering mewarnai kerja kelompok. Sering kali ada satu anak/anggota yang

terlalu dominan dan banyak bicara. Sebaliknya, ada anak yang pasif dan

pasrah saja pada rekannya yang lebih dominan. Dengan menggunakan

metode ini setiap anak akan memiliki kesempatan berbicara dan mereka

pula diberikan kancing yang menjadi tanda saat kapan mereka berbicara dan

saat kapan kesempatan berbicara untuk setiap siswa telah selesai.

Langkah-langkah teknik pembelajaran gabungan (TPS - Kancing

gemerincing- Debat)

1) Siswa dibagi dalam kelompok menggunakan game kursi bernomor. Setiap

siswa akan diberi nomor dan siswa akan duduk pada kursi yang sesuai

dengan nomor yang ia dapat. Setiap kelompok terdiri dari empat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

18

anggota/siswa. Dalam kelompok akan dipilih satu siswa yang menjadi ketua

kelompok

2) Guru memberikan dua tugas. Tugas pertama berupa penyelesaian soal

hitungan yang langsung dikumpulkan ketika siswa selesai bekerja dan tugas

kedua berupa pernyataan yang kemudian akan analisis oleh siswa. Tugas

untuk pernyataan analisis ini akan menjadi pengantar untuk teknik belajar

selanjutnya, yaitu debat. Kelompok yang setuju dengan pernyataan akan

menjadi kelompok pro dan kelompok yang tidak setuju dengan pernyataan

akan menjadi kelompok kontra.

3) Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompoknya. Sebelum

berdiskusi siswa diberi 2 atau 3 kancing untuk masing-masing siswa. Setiap

kali anggota selesai berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus

meletakan satu kancing yang dimilikinya ditengah-tengah meja. Apabila

kancing yang dimiliki salah seorang siswa telah habis, maka ia tidak boleh

berbicara sampai semua rekannya menghabiskan kancingnya masing-

masing. Apabila kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai,

kelompok boleh mengambil kesempatan untuk membagi-bagi kancing

kembali dan mengulang prosedurnya kembali.

4) Apabila diskusi siswa dalam kelompok selesai, maka guru membimbing

siswa untuk mulai berdebat antara kelompok kotra dan pro. Selama debat

berlangsung teknik kancing gemerincing tetap digunakan. Setiap siswa dalm

kelompok pro ataupun kontra mendapat 3 atau 4 kancing . Setiap siswa pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

19

setiap kelompok memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat saat

mereka berdebat

5) Apabila perdebatan telah selesai, maka guru mengambil kesimpulan dan

memperbaiki apabila terjadi miskonsepsi saat perdebatan berlangsung

6) Untuk materi yang tidak masuk dalam debat akan digunakan metode TPS.

Dalam kelompok siswa berdiskusi, kemudian mempresentasikan hasil

diskusi didepan kelas

3. Ceramah siswa aktif

Menurut Suparno (2013: 180), model ceramah adalah model pembelajaran

dimana guru sendiri menerangkan dengan kata-kata, menjelaskan prinsip atau

bahan Fisika kepada siswa. Biasanya siswa menjadi pasif dan hanya

mendengarkan apa yang diceramahkan guru. Model ceramah seringkali digunakan

karena model ini sangat praktis, tidak memerlukan banyak waktu, biaya, dan

persiapan.

Menurut Asih Wisudawati dan Eka Sulistyowati (Wisudawati, 2014: 144-

145) metode ceramah memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode

ceramah yaitu:

1) Metode ceramah sangat baik untuk materi-materi yang belum tersedia dalam

bentuk hard copy sehingga dapat dilaksanakan di sekolah-sekolah yang

memiliki buku-buku ajar;

2) Guru mampu mengontrol materi yang akan diberikan;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

20

3) Guru dapat merencanakan waktu penyampaian materi sesuai dengan waktu

yang telah disediakan dalam kurikulum;

4) Guru dapat menyampaikan materi dalam waktu singkat;

5) Dapat digunakan dalam kelas besar;

6) Metode ceramah dapat digunakan dengan baik unutk tingkat kognisi

dan/atau afeksi rendah;

7) Metode ceramah lebih praktis, ekonomis, dan efisien.

Sedangkan kekurangan metode ceramah adalah:

1) Metode ceramah memaksa peserta didik untuk menjaga konsentrasi dengan

menggunakan indra telinga yang terbatas;

2) Metode ceramah membuat peserta didik terganggu oleh hal-hal visual;

3) Metode cermah membuat peserta didik sulit untuk menentukan gagasan

guru yang bersifat analisis, sintesis, kritis, dan evaluatif;

4) Metode cearamah membuat peserta didik cenderung diperlakukan sama rata

oleh guru;

5) Metode ceramah membuat guru cenderung bersifat otoriter;

6) Metode ceramah membuat kelas monoton;

7) Metode ceramah membuat kelas doktiner;

8) Metode ceramah yang disampaikan guru tidak pandai bertutur kata akan

membuat kelas menjadi membosankan.

Model ceramah yang digunakan dalam penelitian ini bukanlah model

ceramah yang bersifat tradisioanal seperti diatas, tetapi model ceramah yang saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

21

ini berlaku yaitu model ceramah interaktif atau model ceramah siswa aktif.

Dengan model ceramah siswa aktif, guru bukan menjadi pribadi yang lebih

dominan aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung, tetapi diantara ceramah

dan penjelasannya guru menuntut keterlibatan siswa melalui pertanyaan, latihan

soal, dan diskusi dalam kelompok yang membuat siswa berpikir dan aktif selama

kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan demikian siswa menjadi aktif

mengelolah bahan melalui pertanyaan, diskusi, dan mengerjakan persoalan yang

ditawarkan guru.

Menurut Huda (2011) pembelajaran kelompok kecil dalam hal ini adalah

kelompok yang dibentu pada pembelajaran ceramah interaktif keterampilan social

tidak diajarkan secara sistematis dan siswa bekerjasama hanya untuk

kesuksesannya sendiri.

C. Prestasi Belajar

Kata “prestasi” berasal dari kata bahasa Belanda yaitu prestatie. Dalam

bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Arifin (1998)

mendefenisikan prestasi sebagai kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang

dalam menyelesaikan sesuatu.

Ahmadi (2013: 139) mengemukakan beberapa faktor internal dan eksternal

prestasi belajar. Yang tergolong dalam faktor internal adalah:

Faktor jasmaniah (Fisiologi) yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang

termasuk faktor ini adalah

a. Faktor intelektif yang meliputi:

1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

22

2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

b. Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

Sedangkan yang tergolong dalam faktor eksternal yaitu

1. Faktor sosial yang terdiri atas : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok

2. Faktor budaya seperti adat istiadat , ilmu pengetahuan, dan teknologi.

3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim

Menurut Arifin (2009: 12) ada 5 fungsi utama prestasi belajar antara

lain. Prestasi belajar sebgai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai peserta didik;

a. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli

psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan

(couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”

b. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi

peserta didik dalam meningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

berperan sebagai umpan balik (feeback) dalam meningkatkan mutu

pendidikan;

c. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu intitusi pendidikan

sedangkan indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

23

prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan perserta

didik di masyarakat;

d. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

peserta didik dalam proses pembelajaran peserta didik menjadi fokus

utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang

diharapkan dapat menyerap seluruh materi pembelajaran.

D. Komunikasi dan Komunikasi Interpersonal

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Kata

komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu Communicatio yang berarti

pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum

atau bersama-sama. Kata komunikasi ini didefinisikan menurut sudut pandang

masing-masing ahli, karena sejarah ilmu komunikasi dikembangkan dari ilmuwan

yang berasal dari berbagai disiplin ilmu.

a. Menurut Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (dalam Wiryanto 2004: 6)

komunikasi adalah suatu proses dimana sumber menstramisikan pesan

kepada penerima melalui beragam saluran.

b. Menurut Hoveland (dalam Wiryanto 2004: 6) Komunikasi adalah proses

dimana individu menstrasamisikan stimulus untuk mengubah perilaku

individu yang lain.

c. Menurut Albig (dalam Siahan 2000:3) komunikasi adalah proses

pengoperan lambang-lambang yang berarti antara individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

24

Dari buah pikiraan diatas dapat disimpulkan ada dua nilai mendasar dalam

komunikasi yaitu informasi yang berupa lambang-lambang atau berupa gambaran

yang menjadi stimulan dan nilai kedua adalah persuasif, yakni proses pemindahan

itu hendaknya mencapai satu sarana, orang yang menerima dan memahaminya.

Secara ontologis komunikasi merupakan proses pemindahan dan

pengoperan arti , nilai, pesan melalui media atau lambang-lambang berupa bahasa,

tulisan, ataupun isyarat. Sedangkan secara epistemologis nampak bahwa

komunikasi bertujuan merubah tingkah laku sesama, merubah pola pikir atau

sikap orang lain (komunikan) agar dapat membangun kebersamaan dan mencapai

ide yang sama demi tujuan bersama pula.

Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian komuniksi adalah proses

penyampai informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari komunikator kepada

komunikan untuk merubah perilaku komunikan (pola, sikap, pandangan, dan

pemahamannya) ke pola dan pemahaman yang dihendaki oleh komunikator.

2. Pengertian komunikasi interpersonal

Menurut Wiranto (2004: 32), komunikasi antarpribadi (interpersonal

communication) merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap

muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada

kerumunan orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

25

Trenholm dan Jensen (dalam Wiranto, 2004: 32) mendefinisikan

komunikasi antar pribadi sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung

secara tatap muka.

Komunikasi ini terjalin di antara dua pribadi, bersifat langsung, dan sering

dalam bentuk percakapan. Ciri khas dari komunikasi antar pribadi ini bersifat dua

arah atau timbal bailk yang biasa disebut two way traffic communication.

Didalam kelas komunikasi dua arah ini dapat terjalin antara siswa dengan siswa

atau antara siswa dengan guru.

Komunikasi antar pribadi ini dapat berjalan dengan efektif apabila

komunikator dan komunikan mempunyai kebersamaan, persoalan yang sama,

perjuangan yang sama, dan tujuan yang sama

Menurut Devi (Maulana, 2013:77-78) tujuan komunikasi interpersonal adalah:

1) Proses belajar

Komunikasi interpersonal membantu kita untuk mengerti, memahami, dan

merespon lingkungan di sekitar kita, seperti peraturan, norma-norma, dan

etika yang berlaku. Kita juga dapat mengetahui bagaimana pendapat orang

lain tentang suatu hal ataupun suatu peristiwa, serta mengetahui bagaimana

orang lain menilai diri dan tingkah laku kita

2) Untuk membangun hubungan

Komunikasi interpersonal membantu kita untuk dapat membangun dan

mempertahankan hubungan sosial yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

26

3) Untuk mempengaruhi

Dalam komunikasi interpersonal, kita sering mencoba mempengaruhi sikap

dan perilaku orang lain

4) Untuk bermain

Berdiskusi tentang hobi dan menceritakan lelucon merupakan hal yang

sangat penting. Hal ini dapat membuat pikiran kita beristirahat sejenak dari

hal-hal yang serius.

5) Untuk menolong

Melalui komunikasi interpersonal kita dapat menenangkan, menghibur, dan

memberi saran kepada teman. Secara profesional atau bukan, keberhasilan

menolong tergantung pada keterampilan komunikasi interpersonal

seseorang

3. Aspek-aspek Kemampuan Interpersonal

Menurut de Vito (1995) ada lima aspek umum yang perlu dpertimbangkan

dalam komunikasi interpersonal agar komunikasi dapat berjalan dengan

baik yaitu:

a. Keterbukaan

Kualitas keterbukaan mengacu ada tiga hal. Pertama kesediaan

membukan diri, mengungkapkan informasi tentang diri kepada orang

lain.

kedua, kesediaan untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang

datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

27

umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Dalam

menjalin komunikasi interpersonal diharapkan individu penerima

pesan bereaksi terbuka terhadap apa yang diucapkan individu

pembawa pesan.

Ketiga, kesadaran untuk memiliki dan mengakui perasaan dan

gagasan yang timbul. Dalam hal ini diharapakan adanya keberanian

untuk mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan

adalah memang “milik” anda dan anda bertanggung jawab atasnya.

b. Empati

Empati diartikan sebagai ikut merasakan, dalam hal ini ikut merasakan

sesuatu seperti yang dirasakan orang lain. Langkah yang digunakan

dalam mencapai empati adalah menahan godaan godaan untuk

mengevaluasi, menilai, menafsirkan, dan mengkritik. Bukan karena

reaksi ini “salah”, melainkan reaksi ini sering kali menghambat

pemahaman. Langkah kedua yang dilakukan untuk berempati adalah

dengan mengenal seseorang, keinginananya, pengalamannya,

kemampuannya, ketakutannya, dan sebagianya agar kita. Langkah

ketiga yang dapat dilakukan adalah mencoba merasakan apa yang

sedang dirasakan oarang lain dari sudut pandangnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

28

c. Sikap mendukung

Sikap mendukung dapat diperlihatkan dengan cara:

1) Deskriptif, bukan evaluatif

Pada umumnya suasana evaluatif membuat orang merasa

defensif daripada dalam suasana deskriptif. Suasana yang

bersifat deskriptif dan bukan evaluatif membantu terciptanya

sikap saling mendukung. Sikap yang deskriptif itu akan

menjadikan orang lain bebas dalam mengungkapkan perasaanya.

2) Spontanitas

Gaya spontan pada saat berkomunikasi akan menciptakan

suasana saling mendukung. Orang yang spontan dalam

komunikasi akan terus terang dan terbuka dalam mengutarakan

pikirannya.

3) Profesionalisme

Bersikap profesional artinya bersikap tentatif dan berpikiran

terbuka serta bersedia mendengarkan padangan yang

berlawanan dari orang lain serta bersedia mengubah posisi jika

perubahan itu dipandang perlu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

29

d. Sikap Positif

Sikap positif dalam komunikasi iterpersonal dikomunikasikan

dengan cara:

1) Menyatakan sikap positif

Komunikasi interpersonal terbina jika orang mamiliki sikap

positof terhadap diri mereka sendiri. Orang yang merasa positif

terhadap diri sendiri mengisyaratkan perasaan ini kepada orang

lain, yang selanjutnya juga akan merefleksikan perasaan positif

ini.

2) Dorongan

Perilaku mendorong dapat berupa verbal seperti pujian, atau non

verbal seperti senyuman atau menepuk bahu. Dorongan positif

pada umumnya berbentuk pujian atau penghargaan, dan terdiri

atas perilaku yang biasanya kita harapkan, kita nikmati, dan kita

banggakan. Dorongan positif ini mendukung citra pribadi

seseorang dan membuat seseorang merasa lebih baik.

e. Kesetaraan

Komunikasi interpersonal menjadi efektif apabila adanya

kesetaraan. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa

kedua pihak sama-sama bernilai atau berharga, dan bahwa masing-

masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

Dalam suatu hubungan antar pribadi yang ditandai oleh kesetaraan,

ketidaksependapatan,dan konflik lebih dilihat sebagai upaya unutk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

30

memahami perbedaan yang pasti daripada sebagai kesempatan untuk

menjatuhkan pihak lain.

Kesetaraan tidak mengaruskan kita untuk unutk menerima dan

menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak

lain. Kesetaraan berati kita menerima pihak lain, atau memberikan

penghargaan tak bersyarat kepada orang lain.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa unutk menjalin

komunikasi interpersonal yang baik perlu diperhatikan kelima aspek

komunikasi interpersonal, yaitu keterbukaan, empati, dukungan,

kepositifan, dan kesetaraan diantara pelaku komunikasi. Dalam

penelitian ini peneliti meggunakan aspek-aspek sebagai dasraa

penyususnan alat ukur tigkat komunikasi interpersonal baik anatar

siswa maupun anatara guru dan siswa.

E. Materi Energi

1. Energi

Istilah energi bukanlah istilah yang asing bagi kita. Dalam beraktivitas

sehari-hari kita selalu membutuhkan energi, baik ketika kita tidur, berjalan,

menulis, membaca dan kegiatan lainya. Bukan hanya manusia, alat-alat

seperti TV, Kipas angin, Sepeda motor, mobil dan lain sebagainya juga

memerlukan energi untuk melakukan usaha.

Jadi untuk melakukan usaha diperlukan sejumlah energi. Dengan

begitu energi diartikan sebagai sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar

dapat melakukan usaha (Kanginan, 2006: 203).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

31

Sumber energi dibagi atas dua: sumber energi tak terbaharui, seperti

energi fosil dan minyak mentah dan sumber energi terbaharui, seperti eergi

Matahari, energi angin, energi air, dll.

Satuan energi sama dengan satuan usaha yaitu joule. Satu joule sama

dengan besar usaha yang dilakukan oleh gaya sebesar satu newton untuk

memindahkan benda sejauh satu meter. Satuan lain untuk menyatakan

energi adalah kalori (disingkat Kal). Satuan kalori dapat dikonversi kedalam

satuan joule sehingga :

1 kalori = 4,2 joule

1 joule = 0,24 kalori

2. Energi Kinetik

a. Pengertian energi kinetik

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena

geraknya (Kanginan, 2006: 206). Nama energi kinetik diperkenalkan

pertama kali oleh Lord Kelvin fisikawan Inggris. Kata “Kinetik”

berasal dari bahasa Yunani yang berarti “gerak”.

Energi kinetik merupakan besaran skalar; energi kinetik

bergantung pada massa dan laju benda. Makin besar kelajuan , maka

makin besar juga energi kinetiknya. Makin besar massa benda, makin

besar juga energi kinetiknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

32

b. Rumus energi kinetik

Energi kinetik bergantungg pada massa dan kelajuan benda,

secara matematis persamaan energi kinetik adalah sebagai berikut

Posisi awal Posisi Akhir

F V

Gambar 2. 1 Perubahan posisi benda yang diberi gaya F

Pada gambar 2.1 sebuah benda bermassa m yang diam. Ketika

gaya konstan diberikan selama benda menempuh jarak , benda

akan bergerak dengan percepatan a sampai mencapai kecepatan akhir

v. Usaha yang dilakukan pada benda W= F seluruhnya diubah

menjadi energi kinetik benda pada keadaan akhir. Jadi, EK = W atau

EK = F

Gunakan persamaan kecepatan dari GLBB

; ; (1)

Gunakan persamaan perpindahan dari GLBB

;

( ) ;

(2)

Energi kinetik EK dapat ditulis dengan

EK = F = (ma)(

) =

( )=

Maka persamaan energi kinetik adalah EK =

.

(Kanginan, 2006: 207)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

33

3. Hubungan Usaha dan Energi Kinetik ( Teorema usaha-energi)

Usaha yang dilakukan pada suatu benda memenuhi persamaan

W= F (w = usaha, F = gaya, dan = perpindahan). Dengan

mengganti F = m a (F = gaya, m = massa, dan a = percepatan). Jika

kedua ruas dari persamaan F = m a dikalikan dengan , maka akan

tampil usaha yang dilakukan oleh gaya pada benda.

F = m (a )

Hasil kali berkaitan dengan kecepatan awal v1 dan

kecepatan akhir v2 sesuai persamaan GLBB.

( )

[

]

Persamaan diatas dapat kita tulis sebagai

F [

]

F

(Kanginan, 2006: 209)

sebagai energi kinetik benda ( EK), sehingga persamaan

diatas dapat kita tulis sebagai

F =

Kerja total yang dilakukan pada sebuah benda sama dengan

perubahan energi kinetiknya. ( Giancoli, 1998:180) .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

34

4. Energi Potensial Gravitasi

Energi potensial adalah energi yang berkaitan dengan posisi

suatu benda. Misalnya, sebuah benda dengan massa m diangkat dari

permukaan tanah sampai ketinggian h dari tanah. Apabila percepatan

gravitasi bumi g, maka gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda

adalah F = W = mg. Jadi, usaha yang diperlukan untuk mengangkat

benda setinggi h adalah

W = Fh

W = mgh

Gambar 2.2 Benda yang diangkat setinggi h dari tanah

Dengan demikian, benda yang berada pada ketinggian h

mempunyai potensi untuk melakukan usaha sebesar W = m.g.h.

Dikatakan benda tersebut mempunyai energi potensial gravitasi, yang

besarnya

mgh=Ep

dengan Ep sama dengan energi, m sama dengan massa, g sama

dengan percepatan gravitasi bumi, dan h sama dengan ketinggian dari

permukaan bumi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

35

Apabila benda mula-mula berada pada ketinggian h1, karena

gaya beratnya benda bergerak vertikal ke bawah hingga ketinggian h2

dari bidang acuan

Gambar 2.3 benda yang bergerak vertikal ke bawah dari keadaan

hingga keadaan

W = mgh1- mgh2

= - mg (h2 - h1)

W = EP

Sehingga kerja yang dilakukan oleh gaya berat merupakan

selisih perubahan energi potensial benda tersebut.

( ) = EP

Tanda negatif pada di depan ( ) merupakan hal yang

penting. Ketika benda bergerak naik, h akan semakin besar,kerja yang

dilakukan gaya gravitasi akan negatif, maka energi potensial gravitasi

akan bertambah. Sebaliknya ketika benda bergerak turun, h akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

36

berkurang gaya gravitasi akan melakukan kerja positif maka energi

potensial gravitasi akan berkurang.

5. Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Energi mekanik merupakan gabungann dari energi potensial dan

energi kinetik.

a. Menurunkan Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Jika tidak ada gaya-gaya nonkonservatif, maka = 0, prinsip

umuum teorema usaha-energi kita peroleh

= ( 1)

Usaha oleh gaya resultan adalah usaha yang dilakukan oleh

gaya-gaya konservatif, , dan gaya-gaya tak konservatif, ,

seingga

= (2)

Jika pada sistem hanya bekerja gaya-gaya konservatif, ,

dan persamaan tersebut menjadi

=

= (3)

Telah kita ketahui bahwa = , sehingga =

atau . Jumlah , sehingga dapat

kita tulis

= 0

Atau (4)

Energi Mekanik EM = EP + EK, sehingga dapat juga kita tulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

37

= (5)

Persamaaan 4 dan 5 dikenal dengan sebutan hukum kekekalan

energi mekanik. Hukum Ini berbunyi enrgi mekanik sistem pada

posisi akhir sama dengan energi mekanik sistem pada posisi awal.

b. Aplikasi hukum kekekalan energi meknik pada benda jatuh

bebas

Untuk sistem yang bergerak di bawah gaya berat, misalnya pada

kasus gerak jatuh bebas. Energi mekaniknya terdiri dari energi

potensial gravitasi konstan EP = mgh dan energi kinetik EK =

m ,

sehingga hukum kekekalan energi mekanik dapat kita tulis

=

Gerak jatuh bebas dari sebuah benda yang mula-mula berada

pada ketinggian H diatas tanah. Kita tetapkan tanah sebagi bidang

acuan h= 0 ( atau EP= 0). Pada gambar 2. 4, di posisi 1 benda belum

bergerak,sehingga = 0 atau =

= 0. Semua energi

mekanik berbentuk energi potensial: EM= =mgH.

Di posisi 2, energi mekanik sebagian berbentuk energi potensial

dan sebagian lagi energi kinetik, sehingga

=

= mgh +

m

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

38

Sesaat sebelum benda menyentuh tanah, h= 0 atau Ep= 0. Semua

energi mekanik berbentuk energi kinetik

= =

m

Dengan mengaplikasikan hukum kekekalan energi mekanik pada

kasus gerak jatuh bebas seperti gambar 4, kita peroleh

EM = = =

= = mgh +

m

= mgH

=

Gambar 2.4 Sebuah benda yang jatuh bebas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Design Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif Design One-Grup Pretest-

Posttest dan kualitatif. Penelitian ini akan dilakukan pada dua kelas yang berbeda

dengan metode yang berbeda pula. Penelitian kuantitatif akan menggunakan data

berupa skor atau angka dan menggunakan statistik untuk analisis. Data prestasi

dan komunikasi interpersoanal pada siswa akan dianalisis dengan menggunakan

test-T. Dalam hal ini dua kelompok dari dua kelas yang berbeda ini diukur bukan

hanya pada akhir treatment (post-test), tetapi juga sebelumnya (pre-test). Data

yang diolah secara kualitatif untuk menjelaskan peningkatan komunikasi

interpersonal dari masing-masing siswa terhadap metode pembelajaran yang

digunakan. Skema penelitian adalah sebagai berikut:

O11 X1 O21

O12 X2 O22

Keterangan :

O11 : prestest kelas dengan metode pembelajaran kooperatif

O12 : prestest kelas dengan metode pembelajaran ceramah

interaktif

X1 : Kelas dengan metode pembelajaran kooperatif

X2 : Kelas dengan metode pembelajaran ceramah siswa aktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

40

O21 : posttest kelas dengan metode pembelajaran kooperatif

O22 : posttest kelas dengan metode pembelajaran ceramah

interaktif

Penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu (1) observasi (2) pengambilan

data (3) analisis data (4) pembuatan laporan. Data yang diambil berupa hasil test

siswa sebelum dan sesudah diajarakan dengan menggunakan metode ceramah

siswa aktif dan metode pembelajaran kooperatif, angket penilaian diri siswa

tentang komunikasi interpersonal dengan sesama siswa dan anatara siswa dan

guru, dan penilaian observer.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan diadakan di SMA N 1 Depok yang beralamat Jln.

Babarsari, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1) Subyek Penelitan

Subyek penelitan ini adalah siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2

SMA N 1 Depok yang masing-masing berjumlah 32 siswa.

2) Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perbandingan antara metode pembelajaran

kooperatif dan cermah interaktif dalam pembelajaran fisika untuk

materi usaha dan energi.

D. Waktu Penelitan

Penelitan ini akan dilaksakan pada tanggal Maret 2017 – April 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

41

E. Treatment

Treatment merupakan perlakuan khusus dari peneliti dalam hal ini adalah

adalah metode pembelajaran kepada subyek atau sampel yang mau diteliti agar

nantinya mendapatkan data yang diinginkan. Treatment yang digunakan dalam

penelitian ini adalah treatment pada dua kelas eksperimen dengan metode

kooperatif dan metode ceramah interaktif. Dalam pelaksanaan treatment ini untuk

kelas X MIPA 1, setiap siswa akan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil.

Masing-masing kelompok terdiri 3-4 orang dan setiap siswa akan diberikan

kancing sebagai kuota bicara, namun sebelum dibagi dalam kelompok setiap

siswa akan diberi kuisioner penilaian diri tentang komunikasi interpersonal

antarsiswa dan masing-masing siswa akan menyelesaikan soal prestest. Setelah

itu para siswa akan masuk dalam kelompok dan mulai berdiskusi dan

mengerjakan latihan soal. Pada saat berdiskusi, peneliti akan mengontrol kegiatan

siswa agar siswa menggunakan kancing yang dibagikan dengan baik dan sesuai

yang diharapkan peneliti. Setelah selesai berdiskusi latihan soal yang berupa

latihan soal akan dikumpulkan kepada peneliti, sedangkan latihan soal yang berisi

argumen-argumen siswa akan digunakan siswa pada saat debat. Pada akhir

kegiatan peneliti akan memberikan penjelasan secara umum dan memberikan soal

post-test kepada siswa serta memberikan kuisioner penilain diri tentang

komunikasi interpersonal kepada siswa.

Metode cermah interaktif atau ceramah siswa aktif unutk kelas X MIPA 2,

dalam pelakasaan metode ini. Metode ceramah yang digunakan peneliti jauh

berbeda dengan metode ceramah tradisional yang dulu sering digunakan. Metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

42

ceramah yang digunakan peneliti adalah metode ceramah siswa aktif, guru bukan

menjadi pribadi yang lebih dominan aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Dalam pelaksanaan treatment ini untuk kelas X MIPA 2, peneliti akan

menjelaskan materi dengan bantuan media Power point, ketika menjelaskan

peneliti juga berinteraksi dengan siswa melalui pertanyaan-pertanyaan dan

diskusi, kemudian siswa akan mengerjakan latihan soal. Namun, sebelum

memberi treatment, siswa akan diberikan kuisioner tentang komunikasi

interpersonal pada masing-masing siswa serta menyelesaikan soal prestest.

Setelah pemberian treatment, peneliti akan memberikan soal post-test kepada

siswa serta memberikan kuisioner penilain diri tentang komunikasi interpersonal

setelah siswa di beri treatment.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran, yaitu Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

Rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) dibuat untuk menentukan

kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama proses penelitian. RPP yang

disusun merupakan RPP yang berdasarkan aturan dari Kurikulum 2013

(Kutilas).

RPP terdiri atas : (1) Identitas Sekolah, (2) Kompetensi Inti, (3)

Tujuan Pembelajaran, (3) Kompetensi Dasar dan Indikator, (4) Penguraian

Tujuan Pembelajaran pada Setiap Pertemuan, (5) Materi Pembelajaran, (6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

43

Kegiatan Pembelajaran, (7) Teknik Penilaian, (8) Media/Alat, Bahan, dan

Sumber Belajar.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Pre-Test dan Post-Test

Pre-Test dilakukan sebelum para siswa diberikan treatment atau

sebelum diberikan metode pembelajaran. Tujuan diberikan pre-test

adalah unutk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan

treatment. Sedangkan post-test dilakukan setelah siswa diberi

treatment. Post-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir

siswa tentang materi usaha dan energi setelah menggunakan metode

pembelajaran kooperatif dan metode ceramah interaktif. Masing-

masing kelas akan mendapatkan soal pre-test dan post-test yang sama.

Bentuk soal-soal pre-test dan post-test dalam penelitan ini

adalah dalam bentuk esay. Soal pre-test dan post-test yang diberikan

sebanyak 7 soal yang telah divalidasi oleh guru mata pelajaran fisika

SMA N 1 Depok dan juga divalidasi pakar oleh dosen pembimbing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

44

Posttest Materi Energi Kelas X

Kompetensi Dasar : 3. 9 Menganalisis konsep energi,usaha (kerja), hubungan usaha (kerja) dan perubahan energi, hukum kekekalan

energi, serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari

4.9 Menerapkan metode ilmiah untuk mengajukan gagasan penyelesaian masalah gerak dalam kehidupan

sehari-hari, yang berkaitan dengan konsep energi, usaha (kerja) dan hukum kekekalan energi

Materi Pokok : Energi

Tabel 3.1. Kisi-kisi soal posttest materi energi

IPK No.

Soal

Soal Penyelesaian Bobot

maksimum

Menjelaskan

perbedaan energi

kinetik dan energi

potensial

2 Apa yang dimaksud dengan

a. energi potensial bernilai

maksimum ?

b. energi kinetik bernilai

maksimum

c. Energi potensial bernilai maksimum

saat kecepatan benda bernilai 0 dan

energi mekanik sama dengan energi

potensial

d. Energi kinetik bernilai maksimum saat

posisi benda adalah sama dengan 0 dan

energi mekanik sam dengan energi

kinetik

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

45

Menghitung besar,

energi kinetik dan

potensial yang

dimiliki oleh suatu

benda

3

Benda pertama memiliki

massa m dan kecepatan v.

Benda kedua memiliki massa

3 kali benda pertama dan

kecepatan 2 kali benda

pertama. Tentukan

perbandingan energi kinetik

yang dimiliki oleh benda

kedua dan benda pertama!

Dik = = 1 Kg ( misal)

= 3 Kg

= 1 m/s

= 2 m/s

Dit = Perbandingan EK benda adalah =...?

10

7 Sebuah benda berada pada

ketinggian seperti yang

terlihat pada gambar berikut.

Dik = = 6000 J

=10 m

= 8m

Dit = =......

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

46

Jika benda telah turun

sejauh 2 meter dari

posisi mula-mula,

berapakah energi

potensial yang

dimiliki benda itu

sekarang?

= m g

6000 J= m (10 m/s2) (10 m)

6000 = 100 . m

m = 60 Kg

maka,

= m g

= (60 Kg) (10 m/s2) (8 m)

= 4800 J

Menggunakan

teorema usaha dan

energi untuk

5 Berapa usaha yang diperlukan

untuk mempercepat sebuah

mobil dengan massa 1000 Kg

1. Dik= m = 1000 Kg

= 20 m/s

= 30 m/s

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

47

menentukan besaran-

besaran

yang bergerak dengan

kecepatann 20 m/s sampai

30 m/s ?

Dit = W =...?

W = EK2 – EK1

W = ⁄ m - ⁄

= ⁄ ( ) ( ) - ⁄ ( ) ( )

= (500 Kg) (900 m2/s

2) - (500

Kg) (400 m2/s

2)

= 450 000J – 200000 J

= 250 000 J

Menggunakan

persamaan kekekalan

energi mekanik

untuk memecahkan

persoalan

6 Seekor burung sedang

melayang terbang pada

ketinggian 10 m di atas tanah

dengan kecepatan konstan

sebesar 10 m/s. Jika massa

burung adalah 2 kg, tentukan

energi mekanik burung!

Dik = h = 12 m

m= 2 kg

Dit = EM= ...?

EM = Ep + Ek

= m g h + ½ m v2

= ( 2 Kg) (10 m/s2) (12 m) +1/2 ( 2 Kg) (10

m/s)2

=240 J + 100 J

= 340 J

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

48

Menentukan energi

mekanik dari suatu

benda

4 Tinggi bukit adalah 40 m,

sebuah roller-coaster mulai

dari keadaan diam pada

puncak. Hitunglah laju roller-

coaster di kaki bukit!

Dik = = 40 m

= 0 m

= 0 ( saat pelepasan)

= 10 m/s2

Dit = = ... ?

⁄ m

+ m g = ⁄ m

+ m g

( m dapat di coret)

+ g = ⁄

+ g

0 + (10 m/s2) (40 m) = ⁄

+ 0

400 m2/s

2 = ⁄

= 2 (400 m

2/s

2)

= 28,3 m/s

15

Menjelaskan hukum

kekekalan energi dan

1 Apakah energi itu bersifat

kekal ? jika iya, lalu Mengapa

Ya, energi itu bersifat kekal. 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

49

contohnya kita harus menghemat

penggunaan energi (

misalnya bensin) ?

Alasan kita harus menghemat bensin adalah

karena energi dalam hal ini adalah bensin

berubah bentuk menjadi gas buangan

kendaraa bermotor. Energi ( bensin) berubah

bentuk, namun tak dapat kembali lagi

menjadi bensin. Maka dari itu kita harus

menghemat penggunaan bensin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

50

Pretest Materi Energi Kelas X

Kompetensi Dasar : 3. 9 Menganalisis konsep energi,usaha (kerja), hubungan usaha (kerja) dan perubahan energi, hukum kekekalan

energi, serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari

4.9 Menerapkan metode ilmiah untuk mengajukan gagasan penyelesaian masalah gerak dalam kehidupan

sehari-hari, yang berkaitan dengan konsep energi, usaha (kerja) dan hukum kekekalan energi

Materi Pokok : Energi

Tabel 3.2 Kisi-kisi soal pretest materi energi

IPK No.

Soal

Soal Penyelesaian Bobot

maksimum

Menjelaskan

perbedaan energi

kinetik dan energi

potensial

7 Apa perbedaaan energi

kinetik dan energi

potensial ?

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki

benda karena kecepatannya, sedangkan

energi potensial adalah energi yang dimiliki

benda karena posisinya

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

51

Menghitung besar,

energi yang dimiliki

oleh seuatu benda

1

Buah kelapa dengan

massa 4 kg berada pada

tangkainya setinggi 6

meter di atas tanah

sedangkan buah nangka

bermassa 3 kg berada

pada 4 meter di atas

tanah. Tentukan

perbandingan energi

pontesnsial benda itu !

Dik = m1= 4 Kg

= 6 m

= 4 m

m2= 3 Kg

Dit = Perebandingan energi potensial= ...?

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

52

2 Air terjun dalam tiap

detik mengalirkan 100 m3

air. Tinggi air terjun 12 m

( g = 10 m/s2). Hitunglah

energinya tiap detik!

Dik = Vol= 100 m3

= 1 gr/ cm3 = 1000 Kg/m

3

= 12 m

= 10 m/s2

= Vol. = ( 100 m3) (1000

Kg/m3) = 10

5 Kg

Dit = energi tiap detik =...?

energi tiap detik = m.g.h

= (105 Kg) (10 m/s

2) (12

m)

= 12 .106 J

10

Menggunakan

teorema usaha dan

energi untuk

menentukan

besaran- besaran

5 Berapa usaha yang

diperlukan oleh untuk

mempercepat sebuah

mobil dengan massa 2000

Kg yang bergerak dengan

kecepatan 40 Km/jam

menjadi 60 Km/s ?

Dik= m = 2000 Kg

= 30 m/s

= 40 m/s

Dit = W =...?

W = EK2 – EK1

W = ⁄ m - ⁄

= ⁄ ( ) ( ) –

⁄ ( ) ( )

= (1000 Kg) (16,67 m2/s

2) - (1000 Kg)

(11,11 m2/s

2)

= 16670 J – 11110 J

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

53

= 5060 J

Menggunakan

persamaan

kekekalan energi

mekanik untuk

memecahkan

persoalan

4 Sebuah batu dilepaskan

dari ketinggian 3,0 m

diatas tanah, hitunglah

laju batu ketika telah

mencapai posisi 1,0 m

diatas tanah!

Dik = = 3,0 m

= 1,0 m

= 0 ( saat pelepasan)

= 10 m/s2

Dit = = ... ?

⁄ m

+ m g = ⁄

m + m g ( m dapat di

coret)

+ g = ⁄ + g

0 + (10 m/s2) (3,0 m) = ⁄

+

(10 m/s2) (1,0 m)

30 m2/s

2 = ⁄

+ 10 m2/s

2

= 2 (30 m

2/s

2 - 10 m

2/s

2)

= 6,32 m/s

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

54

Menentukan energi

mekanik dari suatu

benda

3 Seekor burung sedang

melayang terbang pada

ketinggian 10 m di atas

tanah dengan kecepatan

konstan sebesar 10 m/s.

Jika massa burung adalah

2 kg. Tentukan energi

mekanik burung !

Dik = h = 10 m

m= 2 kg

Dit = EM= ...?

EM = Ep + Ek

= m g h + ½ m v2

= ( 2 Kg) (10 m/s2) (10 m) +1/2 ( 2 Kg) (10

m/s)2

= 200 J + 100 J

= 300 J

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

55

Menjelaskan hukum

kekekalan energi

dan contohnya

6 Apakah yang dimaksud

dengan hukum kekekalan

energi ? berikan

contohnya !

Energi itu tidak dapat dimusnahkan dan

tidak dapat diciptkan, energi hanya dapat

berubah bentuk dari bentuk satu ke bentuk

lainnya. Contohnya energi listrik yang

berubah bentuk menjadi enegi cahaya.

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

56

b. Kuisioner/ Angket Komunikasi Interpersonal

Menurut Suparno (2010: 61), angket/kuisioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang

ingin diketahui. Kuisioner akan digunakan untuk menilai seberapa

sering siswa berkomunikasi secara interpersonal dan seberapa penting

komunikasi interpersonal bagi siswa sebelum dan sesudah

mendapatkan treatment dengan metode pembelajaran kooperatif dan

ceramah interaktif.

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

kuisioner yang bersifat tertutup, yaitu kuisioner yanng sudah

disedikan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih

jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya. Kuisioner ini terdiri dari

35 item pernyataan dengan 4 alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat

Setuju), Setuju (S), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).

Siswa hanya boleh memilih salah satu jawaban.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

57

Berikut adalah kisi-kisi kuisioner komunikasi interpersonal

Tabel 3.3. Kisi-kisi kuisioner komunikasi interpersonal

No

Aspek

Indikator

Indikator Pernyataan

kuisioner

Antarsiswa

No

Indikator Pernyataan

kuisioner

Antar guru dan siswa

No

1 Keterbukaan 1. Berani membuka

diri

Terbuka untuk menyapa

teman lain

1, 20

Keterbukaan siswa pada

guru pada saat mengalami

kesulitan dalam

memahami materi

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

58

2. Berani

mengungkapkan

pendapat secara

jujur

3. Berani mengakui

perasaan yang

ditunjukan kepada

orang lain

Berani mengungkapkan

pendapat saat berdiskusi

dalam kelompok

Berani mengungkapkan

perasaan saat dilukai dan

kecewa pada teman serta

berani untuk untuk

mengungkapan perasaan

saat melihat teman lain

berhasil

2,3

4,5

Siswa berani

mengancungkan tangan

dan berpendapat saat guru

bertanya

Siswa berani untuk jujur

atau tidak ketika

mengalami kebingungan

2,3

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

59

4. Berani

bertanggungjawab

atas pernyataan

atau perasaan

yang dilontarkan

Menyambut baik setiap

kritikan dari teman dan

kebersediaan untuk

merubah atau tidak

pendapat yang salah

6,7

Menerima dan bersedia

merubah pendapat atau

marah saat guru

mengatakan pendapat

siswa belum tepat

5,6

2 Empati 1. Mendengarkan

pendapat orang

lain

kemauan siswa untuk

mendengarkan pendapat

temannya

8 kemauan siswa untuk

mendengarkan guru dan

tidak menggunakan HP

pada saat guru

menjelaskan materi

7,8,9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

60

3 Dukungan 1. Mendukung

pendapat teman

2. Spontanitas

3. profesionlisme

kemauan siswa untuk

mendukung pendapat

serta berbicara temannya

Spontanitas siswa saat

berbicara dengan

temannya

Sikap profesionalisme

siswa saat berdiskusi.

Bersedia mengubah sudut

pandangnya saat salah

atau merasa

pendapatnyalah yang

9,10

11

12

-

Spontanitas siswa saat

menjawab pertanyaan guru

-

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

61

paling benar

4 Kepositifan 1. memiliki sikap

positif terhadap

diri sendiri

2. menerima sikap

orang lain

Sikap positif berupa rasa

percaya diri menjadi

lawan biacar yang baik

bagi temannya

Kemauan siswa untuk

menerima atau tidak sikap

dari temannya yang tidak

disukainya pada saat

berinteraksi

13

14

Sikap positif berupa rasa

percaya diri menjadi lawan

biacar yang baik bagi guru

Kemauan siswa belajar

bersama bersama guru

yang tidak disukainya

11

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

62

3. Berani

memberikan

pujian terhadap

lawan bicara

Kemauan siswa untuk

memberikan pujian

kepada lawan biacanya

yang memperoleh prestasi

yang baik

15

-

5 Kesetaraan 1. Mampu

menghargai

pendapat orang

lain

Kemauan siswa untuk

menghargai pendapat

temannya.

16,17

Kemauan siswa untuk

menghargai pendapat guru

yang berbeda dengan

pendapatnya

13, 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

63

2. Mampu

memahami

perbedaan

Kemauan siswa untuk

memahami setiap

perbedaan pandangan

dengan temannya

18,19

Kemauan siswa untuk

memehami setiap

perbedaan pandangan

dengan guru

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

64

3. Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat penelitian berlangsung, yaitu

pada saat peneliti mengajar 2 orang observer menilai

komunikasi yang terjalin antara siswa dan siswa, sedangkan

komunikasi yang terjalin antara peneliti dan siswa diobservasi

oleh peneliti.

Penilaian observer siswa adalah dengan cara memberikan

centag (skor 1) apabila pernyataan yang dinilai terlaksana,

sedangkan apabila pernyataan yang dinilai tidak terlaksana,

maka observer akan memberikan silang ( skor 0).

Berikut adalah indikator penilain observer siswa

Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Observer

No

Aspek

Indikator

pernyataan

1 Keterbukaan 1. Berani membuka diri

2. Berani

mengungkapkan

pendapat secara

jujur

Terbuka untuk menyapa

teman lain

Berani mengungkapkan

pendapat saat berdiskusi

dalam kelompok

Berani mengungkapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

65

No

Aspek

Indikator

pernyataan

3. Berani mengakui

perasaan yang

ditunjukan kepada

orang lain

4. Berani

bertanggungjawab

atas pernyataan atau

perasaan yang

dilontarkan

perasaan saat dilukai dan

kecewa pada teman serta

berani untuk untuk

mengungkapan perasaan

saat melihat teman lain

berhasil

Menyambut baik setiap

kritikan dari teman dan

kebersediaan untuk merubah

atau tidak pendapat yang

salah

2 Empati Mendengarkan

pendapat orang lain

kemauan siswa untuk

mendengarkan pendapat

temannya

3 Dukungan 1. Mendukung

pendapat teman

kemauan siswa untuk

mendukung pendapat serta

berbicara temannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

66

No

Aspek

Indikator

pernyataan

2. Spontanitas

3. Profesionlisme

Spontanitas siswa saat

berbicara dengan temannya

Sikap profesionalisme siswa

saat berdiskusi. Bersedia

mengubah sudut

pandangnya saat salah atau

merasa pendapatnyalah

yang paling benar

4 Kepositifan 1. Memiliki sikap

positif terhadap diri

sendiri

2. Menerima sikap

orang lain

Sikap positif berupa rasa

percaya diri menjadi lawan

biacara yang baik bagi

temannya

Kemauan siswa untuk

menerima atau tidak sikap

dari temannya yang tidak

disukainya pada saat

berinteraksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

67

No

Aspek

Indikator

pernyataan

3.Berani memberikan

pujian terhadap lawan

bicara

Kemauan siswa untuk

memberikan pujian kepada

lawan biacanya yang

memperoleh prestasi yang

baik

5 Kesetaraan Mampu menghargai

pendapat orang lain

Kemauan siswa untuk

menghargai pendapat

temannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

68

G. Validitas

Validitas digunakan untuk mengukur atau menentukan apakah suatu

tes sungguh mengukur apa yang mau diiukur. Menurut Suparno (2014: 65)

validitas menunjuk pada kesesuaian, kepenuh-artian, bergunanya

kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan.

Kesimpulannya Valid apabila sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini

menggunakan validitas isi atau content validity. Validitas isi mengukur

apakah isi dari instrumen yang akan digunakan sungguh mengukur isi dari

domain yang mau diukur (Suparno, 2014: 65).

Kuisioner dan soal-soal yang digunakan diuji validitasnya dengan uji

experts judgment yaitu menggunakan pendapat atau penilaian dari para ahli.

H. Metode Analisis

1. Kuisioner/angket

Data kuisioner/angket komunikasi interpersonal baik anata

siswa maupaun antara siswa dan guru sebelum dan sesudah diterapkan

metode pembelajaran koopertif dan ceramah interaktif akan dianalisis

meggunakan penilaian dengan kriteria sebagai berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

70

Tabel 3.5 Skor pernyataan kuisioner komunikasi interpersonal

Jawaban Skor

Pernyataan Positif

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Jumlah skor keseluruhan diperoleh dengan cara

menjumlahkan skor dari setiap soal dalam kuisioner yang telah

dijawab oleh siswa masing-masing untuk sebelum dan sesudah diberi

treatment.

Untuk membandingkan komunikasi interpersonal sebelum dan

sesudah digunakan uji statistik berupa uji T untuk kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

71

dependen. Persamaan umum yang digunakan adalah sebagai

berikut :

( X X )

√(∑ )

(∑ )

( )

Dengan :

X Skor komunikasi interpersonal awal

X Skor komunikasi interpersonal akhir

= selisih Skor (Suparno, 2011:87)

Dalam penelitian ini perhitungan menggunakan SPSS.

Penelitian ini dikatakan signifikan bila hasil perhitungan P maka

ada perbedaan antara komunikasi interpersonal sebelum dan

komunikasi interpersonal setelah menggunakan metode (ada

peningkatan komunikasi interpersonal) , tetapi apabila penelitian tidak

signifikan maka maka tidak ada perbedaan antara komunikasi

interpersonal sebelum dan komunikasi interpersonal setelah

menggunakan metode (tidak terjadi peningkatan komunikasi

interpersonal siswa).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

72

Untuk membandingkan perbedaan komunikasi interpersonal

sebelum menggunakan metode ceramah interaktif dan metode

kooperatif ataupun sesudah menggunakan metode ceramah interaktif

dan metode kooperatif , maka digunakan uji statistik berupa uji T

untuk kelompok independen. Persamaan umum yang digunakan

adalah sebagai berikut :

( X X )

√[( )

( )

( )] [ ]

Dengan :

X Skor komunikasi interpersonal sesudah (metode

kooperatif)

X Skor komunikasi interpersonal sesudah (metode

ceramah interaktif)

n = Jumlah sampel (Suparno, 2011:83)

Dalam penelitian ini perhitungan menggunakan SPSS. Penelitian

ini dikatakan signifikan bila hasil perhitungan P maka ada

perbedaan komunikasi interpersonal pada siswa setelah menggunakan

metode kooperatif dan metode ceramah interaktif , tetapi apabila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

73

penelitian tidak signifikan maka tidak ada perbedaan komunikasi

interpersonal siswa setelah menggunakan metode kooperatif dan

metode ceramah interaktif.

Untuk menentukan tingkat komunikasi interpersonal siswa,

maka perlu adanya klasifikasi tingkat komunikasi interpersonal siswa.

Tingkatan-tingkatan ini dibagi atas 4 kategori, yaitu: sangat tinggi,

tinggi, kurang, dan sangat kurang. Namun, karena perbedaan jumlah

pernyataan dari kuisioner yang akan menilai peningkatan komunikasi

interpersonal antar siswa dan peningkatan kamunikasi interpersonal

antar siswa dan guru, maka penilaian kuisioner dibedakan atas dua

yaitu:

1. Kuisioner komunikasi interpersonal antar siswa

a. Menentukan skor tertinggi

Skor tertinggi dapat ditentukan dengan mengalikan banyak

pernyataan dengan skor maksimum. Maka skor tertinggi :

4 x 20 = 80.

b. Menentukan skor terendah

Skor terrendah dapat ditentukan dengan mengalikan

banyak pernyataan dengan skor minimum. Maka skor

tertinggi : 1 x 20 = 20.

c. Menentukan banyaknya interval

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

74

Besarnya interval dihitung dengan cara: menghitung

selisih skor tertinggi dengan skor terendah kemudian

dibagi banyaknya interval.

Besarnya interval skor adalah :

= 15.

Tabel 3.6. Porsentase komunikasi interpersonal siswa

berdasarkan kategorisasi

Interval Jumlah

Skor

Kategori

Komunikasi

interpersonal

Frekuensi Prosentase

(%)

20-34 Kurang

35-49 Cukup

50-64 Baik

65-80 sangat baik

d. Menghitung Frekuensi

Frekuensi diperoleh dengan menghitung jumlah siswa

yang mendapatkan skor serupa pada suatu interval jumlah

skor tertentu.

e. Menghitung Prosentase (%)

Prosentase ihitung dengan menggunakan persamaan

Porsentase =

X 100 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

75

2. Kuisioner komunikasi interpersonal antar siswa dan guru

a. Menentukan skor tertinggi

Skor tertinggi dapat ditentukan dengan mengalikan banyak

pernyataan dengan skor maksimum. Maka skor tertinggi :

4 x 15 = 60.

b. Menentukan skor terendah

Skor tertinggi dapat ditentukan dengan mengalikan banyak

pernyataan dengan skor minimum. Maka skor tertinggi : 1

x 15= 15.

c. Menentukan banyaknya interval

Besarnya interval dihitung dengan cara: menghitung

selisih skor tertinggi dengan skor terendah kemudian

dibagi banyaknya interval.

Besarnya interval skor adalah :

= 11,25 dibulatkan

menjadi 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

76

Tabel 3.7. Porsentase komunikasi interpersonal antara

siswa dan guru berdasarkan kategorisasi

Interval

Jumlah

Skor

Kategori

Komunikasi

interpersonal

Frekuensi Prosentase (%)

15-25 kurang

26-36 cukup

37-47 baik

48-60 sangat baik

d. Menghitung Frekuensi

Frekuensi diperoleh dengan menghitung jumlah siswa

yang mendapatkan skor serupa pada suatu interval jumlah

skor tertentu.

e. Menghitung Prosentase (%)

Prosentase ihitung dengan menggunakan persamaan

Porsentase =

X 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

77

2. Pre-test dan Post-test

Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran

fisika dengan metode pembelajran kooperatif dan ceramah interaktif unutk

materi usaha dan energi diukur dengan menggunkan analsis berikut:

a. Memberikan skor pada setiap pertanyaan

Pre-test dan post-test berupa soal esay, setiap soal memiliki bobot

masing-masing sesuai dengan tingkat kesulitan dalan

menyelesaikannya.

b. Membuat skor total

Jumlah soal Pre-test dan post-test yang diberikan terdiri dari 5 soal

esay. Keseluruhan skor soal akan dijumlahkan. Hasil penjumlah

keseluruhan skor soal ini akan menjadi skor total.

c. Menghitung nilai akhir

Nilai akhir diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut

Nilai akhir =

x 100

d. Menganalisis nilai akhir

Analsis yang digunakan adalah T-test untuk kelompok dependen. Test

ini digunakan untuk mengetes dua kelompok dependen atau satu

kelompok yang dites dua kali, yaitu pada pre-test dan post-test (

Suparno, 2011:87). Persamaannya adalah sebagai berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

78

( X X )

√(∑ )

(∑ )

( )

Dengan :

X Skor prestasi awal

X Skor prestasi akhir

= selisih Skor

N= Jumlah pasangan skor (Suparno, 2011:87)

Dalam penelitian ini perhitungan menggunakan SPSS.

Penelitian ini dikatakan signifikan bila hasil perhitungan P maka ada

perbedaan antara pretest dan posttest (ada peningkatan prestasi belajar

pada siswa), , tetapi apabila penelitian tidak signifikan maka maka tidak

ada perbedaan antara pretest dan posttest ( tidak tejadi peningkatan

prestasi belajar pada siswa).

Untuk membandingkan perbedaan prestasi belajar siswa

sebelum menggunakan metode ceramah interaktif dan metode

kooperatif ataupun sesudah menggunakan metode ceramah interaktif

dan metode kooperatif , maka digunakan uji statistik berupa uji T

untuk kelompok independen. Persamaan umum yang digunakan

adalah sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

79

( X X )

√[( )

( )

( )] [ ]

Dengan :

X Skor prestasi belajar sesudah (metode kooperatif)

X Skor prestasi belajar sesudah (metode ceramah

interaktif)

n = Jumlah sampel (Suparno, 2011:83)

Dalam penelitian ini perhitungan menggunakan SPSS.

Penelitian ini dikatakan signifikan bila hasil perhitungan P maka

ada perbedaan prestasi belar pada siswa setelah menggunakan

metode kooperatif dan metode ceramah interaktif , tetapi apabila

penelitian tidak signifikan maka tidak ada perbedaan prestasi belajar

siswa setelah menggunakan metode kooperatif dan metode ceramah

interaktif.

3. Observasi

Ada 12 pernyataan dari 4 aspek komunikasi interpersonal yang

akan akan dinilai observer. Apabila terlaksan maka akan diberi

skor 1 (satu) dan apabila tidak terlaksana akan diberi nilai 0 (

nol).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

80

Untuk menentukan tingkat komunikasi interpersonal siswa,

maka perlu adanya klasifikasi tingkat komunikasi interpersonal siswa.

Tingkatan-tingkatan ini dibagi atas 4 kategori, yaitu: sangat tinggi,

tinggi, kurang, dan sangat kurang

a. Menentukan skor tertinggi

Skor tertinggi dapat ditentukan dengan mengalikan banyak

pernyataan dengan skor maksimum. Maka skor tertinggi :

1 x 12 = 12.

f. Menentukan skor terendah

Skor terrendah dapat ditentukan dengan mengalikan

banyak pernyataan dengan skor minimum. Maka skor

tertinggi : 0 x 12 = 0.

g. Menentukan banyaknya interval

Besarnya interval dihitung dengan cara: menghitung

selisih skor tertinggi dengan skor terendah kemudian

dibagi banyaknya interval.

Besarnya interval skor adalah :

= 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

81

Tabel 3.6. Porsentase komunikasi interpersonal siswa

dari penilaian observer berdasarkan

kategorisasi

Interval Jumlah

Skor

Kategori

Komunikasi

interpersonal

Frekuensi Prosentase

(%)

0-2 Kurang

3-5 Cukup

6-8 Baik

9-12 sangat baik

h. Menghitung Frekuensi

Frekuensi diperoleh dengan menghitung jumlah siswa

yang mendapatkan skor serupa pada suatu interval jumlah

skor tertentu.

i. Menghitung Prosentase (%)

Prosentase ihitung dengan menggunakan persamaan

Porsentase =

X 100 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

82

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. Pelaksaaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 SMA

Negeri 1 Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta, tanggal 9 Maret 2017.

Penelitian ini menggunakan kelas X MIPA 1 sebagai kelas yang menggunakan

metode pembelajaran, sedangkan kelas X MIPA 2 yang menggunakan metode

pembelajaran ceramah interaktif.

SMA Negeri 1 Depok sudah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X,

sehingga kelas X sudah masuk kelas penjurusan MIPA dan sosial. Mata pelajaran

Fisika pada kelas X dilaksanakasn 3 jam dalam seminggu.

1. Sebelum Penelitian

Sebelum memulai penelitan, peneliti mempersiapkan instrumen- instrumen

yanag akan digunakan selama melaksanakan penelitain. Instrumen yang

digunakan dalam melaksakan penelitian ada 2 jenis, yaitu instrumen pengajaran

dan instrumen pengambilan data. Instrumen pembelajaran terdiri dari: RPP dan

LKS. Sedangkan instrumen pengambilan data antara lain soal prestest, soal

posttest, kuisoner komunikasi interpersonal, lembar penilaian observer, soal-soal

wawancara, dan dokumentasi menggunakan kamera digital.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

83

2. Selama Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini tidak sesuai dengan rencana awal peneliti, karena

alokasi waktu yang mendadak dirubah oleh pihak sekolah, hal ini terjadi karena

adanya pelaksaan ujian USBN untuk siswa kelas XII, serta pelaksaan ujian tengah

semester untuk semua siswa SMA Negeri 1 Depok. Alokasi waktu untuk setiap

kelas responden juga berbeda. Tabel berikut merupakan jadwal pengambilan data

yang dilakukan di kelas X MIPA 1 yang menggunakan metode pembelajaran

kooperatif dan kelas X MIPA 2 yang menggunakan metode pembelajaran

ceramah interaktif.

Tabel 4.1. Proses Pelaksaan Penelitian kelas X MIPA 1

No Hari/Tanggal Pukul Kegiatan Pembelajaran

1 Kamis, 9 Maret

2017

12.00-13.30

WIB

a. Peneliti menginformasikan

kepada siswa materi yang

akan dipelajari bersama dan

memberikan pretest kepada

siswa.

b. Peneliti memperkenalkan

kepada siswa metode

pembelajaran yang

digunakan dan aturan

penggunaan kancing

c. Peneliti membentuk

kelompok baru dengan

bantuan game kursi

bernomor dan mengatur agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

84

distribusi siswa yang

memiliki pemahaman yang

baik merata ke setiap

kelompok

d. Peneliti mulai mengajar

dengan metode kooperatif.

Pada pertemuan ini siswa

sampai pada tahap

pembuatan argumen dengan

aturan metode kancing

gemerincing yang siap

didebatkan di pertemuan

berikutnya

Senin, 13 Maret

2017

10.45-11.15

WIB

a. Peneliti melanjutkan

pelajaran mengenai energi

menggunakan metode

kooperatif. Pada pertemuan

ini siswa dibagi dalam

kelompok afirmatif dan

negasi.

b. Siswa mulai berdebat dengan

dengan aturan metode

kancing gemerincing

c. Peneliti menyimpulkan

materi yang didebatkan dan

peneguhan konsep siswa

d. Peneliti memberikan

pernyataan untuk debat

pertemuan berikutnya.

Argumen disiapkan siswa

dari rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

85

Kamis, 16 Maret

2017

11.00-12.00 a. Peneliti memberikan

kuisoner komunikasi

interpersonal kepada siswa

sebelum menggunakan

metode kooperatif.

b. Peneliti mulai membagi

kelompok afirmatif dan

kelompk negasi.

c. Siswa mulai berdebat dengan

aturan kancing gemerincing

untuk masalah “Kita harus

berhemat, padahal energi itu

kekal”.

d. Peneliti belum

menyimpulkan hasil debat

karena akan digunakan

sebagi apersepsi untuk

pertemuan tentang energi

mekanik dan hukum

kekekalan energi mekanik.

Senin, 27 Maret 10.45-11.15 a. Peneliti melanjutkan

pembelajaran dengan

menggunakan metode

kooperatif. Metode yang

paling menonjol pada

pertemuan ini adalah metode

TPS.

b. Peneliti memberikan latihan

soal kepada siswa, kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

86

siswa mengerjakan soal

latihan dan

mempresentasikan jawaban

di depan kelas.

Kamis, 6 April

2017

12.00-13.00

WIB

a. Peneliti melanjutkan

pembelajaran dengan metode

koopertif. Siswa diminta

untuk berdiskusi tentang apa

itu energi mekanik dna

hukum kekekalan energi

b. Setelah berdiskusi, peneliti

memilih 3 kelompok yang

jarang aktif untuk

menjelaskan hasil diskusi di

depan kelas disertai dengan

tanya jawab

c. Kelompok yang tidak

mendapat bagian untuk

menjelaskan mendapat tugas

unutk menyelesaikan latihan

soal di depan kelas kemudian

dijelaskan kepada teman-

teman

d. Siswa diberi posttest dan

angket

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

87

Tabel 4.2. Proses Pelaksaan Penelitian kelas X MIPA 2

No Hari/Tanggal Pukul Kegiatan Pembelajaran

1. Kamis, 6

Maret 207

08.45-11.15 a. Guru mata pelajaran Fisika

menyampaikan bahwa

selama kurang lebih satu

bulan, siswa/i akan belajar

Fisika bersama peneliti

b. Peneliti menginformasikan

kepada siswa materi yang

akan dipelajari bersama dan

memberikan pretest kepada

siswa.

c. Peneliti membagi kelompok

siswa menggunakan game

kursi bernomor dan

menyamaratakan

pendistribusian siswa yang

memiliki kemampuan yang

baik

d. Peneliti mulai mengajar

menggunakan metode

ceramah interaktif

Kamis,13

Maret 2017

8.30-10.45 WIB a. Peneliti memberikan

kuisioner komunikasi

interpersonal

b. Peneliti melanjutkan Materi

Energi dengan menggunakan

metode ceramah interaktif.

Pada pertemuan kedua ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

88

peneliti dibantu oleh

observer siswa untuk menilai

siswa-siswa yang aktif

berkomunikasi dalam kelas

c. Siswa mengerjakan post-test.

Penelitian ini tidak berjalan sesuai dengan rencana karena ada beberapa

kendala, yaitu:

a. Beberapa siswa tidak mengikuti seluruh proses pembelajaran, ada siswa

yang sakit,

b. Banyak waktu terpotong secara mendadak dari pihak sekolah karena

persipan ujian USBN untuk kelas XII yang menggunakan ruang kelas X

MIPA 1 dan X MIPA 2 sebagai ruang ujian, akibatnya proses pembelajaran

yang seharusnya berlangsung 90 menit menjadi 60 menit. Waktu 60 menit

(dari pukul 11.00 WIB - Pukul 12.00 WIB) ini pun tidak digunakan

seutuhnya karena Pukul 12.00 sekolah harus dalam kondisi clean area dan

kursi-kursi sudah ditata rapi. Dengan demikian waktu eferktif pembelajaran

hanya berlangsung 50 menit, sedangkan 10 menit terakhir digunakan siswa

untuk menata ruangan kelas agar siap digunakan sebagai ruangan ujian.

c. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa/i kelas XII dari kelas

berbeda berulang kali masuk ke kelas yang sedang diteliti untuk meminta

doa agar lancarkan saat ujian. Alokasi waktu 3 JP yang diberikan oleh pihak

sekolah adalah 1 JP 30 menit. Pertemuan pada jam pembelajaran digunakan

untuk mengisi angket pre-test, hal ini terjadi karena perubahan waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

89

mendadak dari pihak sekolah yang tidak diketahui oleh peneliti. Pertemuan

kedua digunakan untuk mempelajari energi mekanik dan hukum kekekalan

energi dan pertemuan ketiga digunakan untuk post-test. Namun kegiatan

pembelajaran pada jam kedua mengalami kendala karena kelas XII yang

berulang kali masuk untuk meminta doa agar lancar pada saat ujian. Hal ini

menyebaabkan waktu untuk mengerjakan post-test di jam ketiga semakin

sedikit.

Secara rinci proses pelaksaan penelitian dijelaskan sebagi berikut:

a. Penelitian di kelas yang menggunakan metode ceramah interaktif

Penelitian dengan menggunakan metode ceramah interaktif

dilaksanakan di kelas X MIPA 2. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali

pertemuan dengan alokasi waktu yang tidak menentu. Pada penelitian ini

peneliti dibantu oleh 3 orang mahasiswa yang bertugas sebagai observer

sebanyak dua orang dan satu orang yang lain sebagai pengambil gambar.

Penelitian pertama dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2017.

Peneliti melaksakan penelitian bersama salah seorang teman yang bertugas

untuk mengambil gambar. Diawal pertemuan peneliti didampingi oleh

guru mata pelajaran yang menyampaikan maksud kedatangan peneliti,

kemudian waktu diserahkan sepenuhnya kepada peneliti. Setelah guru

meninggalkan kelas, peneliti kemudian memberikan informasi kepada

siswa mengenai pembelajaran yang akan dilakukan bersama dengan

peneliti untuk beberapa minggu kedepan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

90

Pada hari pertama penelitian, ada salah seorang siswa yang tidak bisa

mengikuti pelajaran karena sakit. Sehingga jumlah responden kelas X MIPA

2 berkurang menjadi 31 siswa. Setelah mengabsen siswa, peneliti mulai

memberikan topik dan tujuan pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk

mengerjakan pretest.

Setelah mengerjakan soal pretest, peneliti membagi siswa dalam

kelompok dengan menggunakan game kursi bernomor. Jumlah kelompok

yang terbentuk adalah 8 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri

dari 4 orang. Pada saat pembagian kelompok, peneliti juga berusaha agar

pendistribusian siswa yang memiliki kemampuan yang baik tersebar merata

di setiap kelompok.

Kegiatan selanjutnya adalah mengajar siswa dengan metode ceramah

siswa aktif. Metode ceramah interaktif ini diberikan peneliti dengan

menggunakan media berupa PPT disertai tanya jawab dengan siswa. Di

awal peneliti bertanya kepada siswa apa itu energi. Sebagain siswa spontan

memberikan jawaban, namun ketika peneliti meminta siswa mengacungkan

tangan sebelum menjawab beberapa siswa berani mengacungkan tangan,

sementara siswa lain hanya duduk diam. Dari jawaban yang diberikan

siswa, sebagian besar siswa sudah paham apa itu energi, kemudian dalam

kelompok siswa mendiskusikan contoh-cntoh energi, dan selanjutnya

perwakilan dari kelompok menjelaskan contoh-contoh dari energi. Setelah

itu, dengan menggunakan media PPT peneliti menjelaskan energi kinetik.

Sebelum menjelaskan pengertian energi kinetik, peneliti bertanya kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

91

siswa apa itu enegri kinetik dan siswa secara spontan menjawab. Setelah

mempelajari konsep energi kinetik, peneliti meminta siswa untuk

menjelaskan hubungan energi kinetik dan usaha. Pada saat berdiskusi dalam

kelompok, hampir semua siswa aktif berdiskusi namun ada dua kelompok

yang jarang berdiskusi yaitu kelompok 5 dan 8. Kelompok 8 jarang

berdiskusi karena semua aktif mencari di internet, setelah mendapatkan

hasil barulah mereka mulai berdiskusi; sedangkan kelompok 5 hanya 1

orang siswa yang aktif mencari sedangkan 3 orang lainnya hanya diam saja

sibuk dengan urusannya masing-masing. Kelompok 5 ini juga tidak pernah

bertanya kepada peneliti, padahal peneliti sudah berusaha untuk

membangun komunikasi, namun tak ada komunikasi timbal balik dari

anggota kelompok. Sedangkan, kelompok lain berlomba-lomba untuk

mendapatkan kesempatan bertanya-tanya dengan peneliti. Setelah

membuktikan atau menemukan hubungan usaha dan energi kinetik, peneliti

meminta siswa untuk kembali berdiskusi tentang energi potensial gravitasi.

Kelompok 5 mulai berdiskusi dalam kelompok, namun belum berani untuk

mengerjakan di depan kelas. Pada saat menentukan hubungan energi

potensial dan usaha ada 3 kelompok yang aktif bertanya yaitu keompok 1, 2

dan 4. Diantara ketiganya yang lebih aktif adalah kelompok 2. Setelah

beberapa kali bertanya akhirnya kelompok 2 menemukan jawaban, dan

salah seorang perwakilan kelompok 2 dengan nomor absen 13 maju

kedepan kelas, menulis hasil yang diperoleh kelompoknya di papan tulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

92

kemudian ia menjelaskan langkah-langkah untuk menentukan hubungan

usaha dan energi potensial.

Setelah itu siswa kembali dalam kelompok dan mengerjakan latihan

soal sebanyak 7 soal. Masing-masing kelompok mendapat kesempatan

untuk menjelaskan penyelesaian soal di depan kelas.

Di akhir pembelajaran peneliti meminta siswa untuk merefleksi materi

yang belum dipahami dan apabila ada yang belum mengerti peneliti

memberi waktu untuk bertanya, tetapi tidak ada yang bertanya. Maka dari

itu peneliti mencoba mereview kembali materi yang dipelajari dengan

mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari hari itu.

Gambar 4.1. Seorang siswa sedang menjelaskan tentang

potensial gravitasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

93

Berdasarkan pengamatan hari pertama pada kelas X MIPA 2, hampir

semua siswa sudah paham dengan materi yang dijelaskan, hal ini terbukti

ketika siswa aktif membahas soal, serta beberapa orang aktif untuk

menjelaskan baik dalam kelompok maupun di depan kelas. Namun, di hari

pertama, peneliti mengalami kesulitan untuk menilai peningkatan

komunikasi interpersonal antar siswa, karena siswa berdiskusi dalam

kelompok. Hasil rekaman video yang diperoleh pun tidak menampilkan

seluruh aktivitas dalam kelas, dengan demikian peneliti berinisiatif untuk

menambah instrumen penilaian yaitu dengan bantuan observer siswa.

Penelitian kedua berlangsung pada hari Kamis 16 Maret 2017 di kelas

X MIPA 2 dengan metode ceramah interaktif berjalan dengan baik. Ada

perubahan alokasi waktu pembelajaran yang mendadak dari pihak sekolah

yang tidak di ketahui peneliti. Peneliti tidak mendapat informasi bahwa

pada hari Kamis 13 Maret 2017 alokasi jam pembelajaran di sekolah

berubah yaitu 1 jam pelajaran berlangsung selama 30 menit. Hal ini

menyebabkan satu jam pertama pembelajaran terbengkelai, peneliti

terlambat dan 10 menit sebelum jam pertama berakhir peneliti baru datang.

Waktu 10 menit yang tersisa tersebut digunakan peneliti untuk mengisi

kuisioner komunikasi interpersonal sebelum diberi treatment. Setelah

pelajaran jam pertama selesai peneliti mengajar materi energi mekanik dan

Hukum Kekekalan energi mekanik. Di pertemuan kedua ini peneliti dibantu

oleh observer siswa untuk menilai siswa. Sebelum pembelajaran dimulai

siswa diberi nomor punggung sesuai nomor absen, dengan demikian saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

94

siswa berdiskusi observer dengan mudah menilai siswa-siswa yang

berbicara atau tidak. Pada pertemuan kedua ini semua siswa hadir, peneliti

tetap mengajar dengan menggunakan metode ceramah interaktif dengan

menggunakan media PPT dan latihan soal untuk menunjang pembelajaran.

Kegiatan diskusi berjalan dengan baik. Kelompok 5 mulai mengalami

perubahan, salah seorang siswa mulai berkomunikasi dengan peneliti.

Sedangkan siswa lain berdiskusi ketika peneliti meninggalkan kelompok.

Respon spontan dari siswa ketika ditanya mengapa kita harus menghemat

penggunaan energi, padahal energi itu bersifat kekal sempat membuat kelas

menjadi berisik, namun tanpa diminta untuk mengacungkan tangan,

beberapa orang siswa mulai megacungkan tangan, dan peneliti memberikan

kesempatan kepada semua siswa yang megacungkan tangan untuk

menjawab. Peneliti juga berusaha agar siswa-siswa yang tidak aktif untuk

menjawab pertanyaan. Salah satunya adalah siswa di kelompok 5. Ketika

ditunjuk, siswa kelompok 5 mulai berdiskusi dan salah seorang perwakilan

kelompok menjawab. Meski jawaban semua siswa belum tepat, peneliti

tetap berusaha untuk menggali pemahaman siswa. Ketika peneliti

menjelaskan, respon spontan siswa kembali membuat kelas menjadi berisik.

Materi hukum kekekalan energi mekanik pada benda jatuh bebas

dijelaskan oleh setiap kelompok. Ada tiga keadaan yaitu ketika benda di

atas, di tengah , dan di tanah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

95

Gambar 4.2. Gambar posisi benda yang dijelaskan siswa

Setelah materi selesai, siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan

latihan soal. Beberapa siswa mulai mengacungkan tangan dan mulai

mengerjakan latihan soal di depan kelas serta menjelaskan kepada teman-

teman. Namun, Ketika siswa sedang menjelaskan beberapa kali siswi-siswa

dari kelas XII meminta ijin untuk masuk ke kelas dalam rangka meminta

doa restu dari siswa/i kelas X agar lancar saat USBN ataupun saat UN yang

akan dilaksanakan pada hari Senin. Peneliti sudah berusaha agar kegiatan ini

dilaksanakan ketika pembelajaran selesai, namun beberapa siswa mulai

berteriak-teriak di luar kelas dan mereka beralasan bahwa setelah

pembelajaran mereka harus masuk ke kelasnya masing-masing untuk

belajar.

Setelah mengerjakan soal latihan , siswa diberi post-test. Pada saat

memberikan post-test waktu yang tersisa kurang dari 30 menit, sedangkan

jumlah soal post-test sebanyak 7 butir soal esay. Siswa dapat mengerjakan

soal post-test tersebut, bahkan ada beberapa siswa yang mengumpulkan

lembar jawaban sebelum waktunya. Kuisioner setelah treatment belum bisa

diberikan karena waktu yang kurang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

96

b. Penelitian di kelas yang menggunakan metode kooperatif

Penelitian hari pertama dilaksanakan pada hari Kamis 6 Maret 2017.

Diawal pembelajaran peneliti didampingi oleh guru mata pelajaran fisika

dan guru tersebut menyampaikan alasan peneliti mengajar. Setelah guru

mata pelajaran meninggalkan kelas, peneliti langsung memberikan pre-test

kepada siswa. Setekah pre-test diberikan siswa dibagi dalam kelompok,

ketika dibagi dalam kelompok salah seorang siswa meminta kepada peneliti

agar diusahakan siswa/i yang sering remidi bisa berbaur dalam kelompok

dengan siswa/iyang memiliki kemampuan yang baik. Dengan menggunakan

game kursi bernomor siswa mulai masuk dalam kelompok, setelah itu

peneliti memeriksa kembali kelompok yang terbentuk agar penyebaran

siswa yang sering remidi dan siswa yang memiliki kemampuan yang baik

tersebar merata. Setelah pembagian kelompok siswa diberikan kancing, satu

orang mendapatkan dua kancing. Kemudian peneliti menjelaskan cara

menggunakan kancing sesuai aturan kancing gemerincing. Setelah itu

peneliti menjelaskan metode yang digunakan selama pembelajaran. Ada

beberapa siswa yang protes ketika peneliti menjelaskan bahwa metode debat

akan digunakan selama pembelajaran.

Pada awal pembelajaran ini siswa secara sukarela maju untuk

mendemostrasikan kegiatan melepaskan buku dari ketinggian tertentu, lalu

peneliti mengajukan pertanyaan energi apa saja yang ada ada saat buku

dilepakan. Secara keseluruhan siswa bisa menjawab. Namun, ketika peneliti

menunjuk salah satu buku yang diam diatas meja, apakah memiliki energi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

97

atau tidak, banyak terjadi perbedaan pendapat dari setiap kelompok.

Kemudian peneliti meminta siswa berdiskusi dalam kelompok dengan

memilih dua opsi yaitu kelompok pro apabila kelompok setuju jika buku

yang diletakan diatas meja dan dalam kedaan diam memiliki energi dan

kelompok kontra apabila kelompok setuju jika buku yang diletakan diatas

meja dan dalam kedaan diam tidak memiliki energi menggunakan aturan

kancing gemerincing.

Pembelajaran yang paling menonjol saat siswa berdiskusi adalah

metode kancing gemerincing. Pada saat menggunakan metode ini siswa

mengalami kendala yaitu siswa tidak terbiasa menggunakan metode ini

sehingga beberapa siswa merasa metode ini malah mempersulit siswa

karena ada batasan bicara pada masing-masing siswa ketika berdiskusi dan

kendala yang paling sering dijumpai pada setiap kelompok adalah pada

beberapa kelompok ada siswa yang tidak mau berbicara, akibatnya teman

lain yang kehabisan kouta berbicara dan mau berbicara dalam kelompok

diam. Namun, kendala-kendala ini bisa diatasi oleh masing-masing ketua

kelompok. Ketua kelompok tetap mengkoordinir dan mengkondisikan

anggota-anggota kelompoknya untuk berbicara, agar pembuatan argumen

yang digunakan pada saat debat dapat selesai pada waktunya.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 13 Maret 2017

dengan alokasi waktu pembelajaran adalah 1 JP (30 menit). Diawal

pembelajaran peneliti megucapkan salam dan berdoa, kemudian mengabsen

siswa, ternyata semua siswa mengikuti pelajaran. Setelah mengabsen siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

98

peneliti langsung mengkondisikan siswa agar langsung duduk di tempatnya

masing-masing. Kemudian setelah duduk peneliti menentukan kelompok-

kelompok yang akan berdebat. Dalam perencanaannya akan ada 4 topik

yang diperdebatkan dengan alokasi wakku satu topik 20 menit, namun

karena kekurangan waktu peneliti menggunakan 2 topik perdebatan dengan

pembagian kelompok satu kelompok pro atau kontra terdiri dari 8 orang.

Pemilihan kelompok pro dan kontra juga tidak berdasarkan jawaban dan

argumen yang sudah dikerjakan siswa. Dari 4 kelompok yang dipilih

peneliti menetukan 1 kelompok yaitu kelompok 6 menjadi kelompok kontra,

sebelumnya kelompok 6 menjadi kelompok kontra bergabung dengan

kelompok 3 yang semula menjadi kelompok pro. Sedangkan 2 kelompok

lainnya bergabung menjadi satu kelompok, yaitu kelompok 4 yang semula

pro bergabung bersama kelompok 5 yang semula juga menjawab pro.

Penggabungan kelompok ini juga berdasarkan kemampuan masing-masing

kelompok. Kelompok yang kurang dapat berbicara dan memiliki

kemampuan yang baik akan bergabung dengan kelompok yang paling

berisik namun memiliki kamampuan yang rendah. Dengan adanya

pembagain kelompok seperti ini, kelompok yang semula pro yang kemudian

masuk ke kelompok kontra akan banyak belajar karena pada saat dimasukan

dalam kelompok kontra, kelompok tersebut akan berusaha mencari argumen

agar bisa berkompetisi saat berdebat, hal ini membuat wawasan siswa

bertambah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

99

Debat berlangsung selama 25 menit, setiap mempertahankan

argumennya masing-masing. Ketika menyampaikan pendapat masing-

masing siswa mempunyai 2 kuota bicara yang ditandai dengan kancing.

Namun, karena waktu yang tidak cukup peneliti kemudian manarik

kesimpulan dan menjelaskan. Pada saat berdebat salah seoarang siswa yang

pada pertemuan sebelumnya dibentak oleh teman ketua kelompoknya

bergabung dengan kelompok kontra. Ketika perdebatan berlangsung siswa

tersebut hanya diam dan tidak berinisiatif untuk beradu argumen, siswa

hanya biacara beberapa kali dalam kelompok. Sedangkan pada kelompok

pro ada satu orang siswa yang suka menyendiri, dia hanya bicara kepada

peneliti dan bertukar pikiran dengan peneliti. Ketika peneliti memintanya

untuk berpendapat dalam kelompok siswa tersebut hanya diam saja dan

sesekali berbicara dengan kelompoknya, namun tidak berani beradu

pendapat dengan kelompok kontra.

Pertemuan ketiga untuk kelas X MIPA berlangsung pada hari Kamis

16 Maret 2017. Pada pertemuan ini alokasi waktu untuk 1 JP adalah 30

meit. Peneliti memiliki kesempatan melaksakan kegiatan pembelajaran

selama 60 menit ( 2 JP) yang dimulai pukul 11.00- 12.00, tetapi pada pukul

12 sekolah harus dalam kondisi clean area dan kelas harus sudah

dibersihkan untuk persiapan USBN kelas XII. Dengan demikian

pembelajaran berlangsung selama 50 menit. Karena 10 menit terakhir

digunakan siswa untuk membersihkan kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

100

Debat kedua dengan tema energi itu kekal atau tidak. Apabila kekal

megapa harus hemat energi ?. Penyusunan argumen untuk debat kedua ini

tidak dilakukan di dalam kelas tetapi sebelum pembelajaran dimulai, hal ini

dilakukan agar waktu tidak digunakan untuk berdebat dan mulai masuk ke

materi tentang energi, namun siswa masih berargumen dalam kelompoknya

masing-masing dan 5 menit kemudian debat dimulai. Kelompok yang

menjadi kelompk pro adalah kelompok 2 dan 7, sedangkan kelompok yang

menjadi kelompok kontra adalah kelompok 1 dan 8. Pemilihan kelompok ini

berdasarkan kemampuan siswa dan keaktifan kelompok masing-masing.

Misalnya kelompok 7 yang kurang serius saat berdiskusi bergabung dengan

kelompok 2 yang disiplin saat berdiskusi dan memiliki kemampuan yang

baik sedangkan kelompok 1 yang kurang banyak berbicara bergabung

dengan kelompok 8 yang banyak bicara dan disiplin dalam menggunakan

kancing. Pada saat perdebatan dimulai setiap orang diberi 1 kancing sebagia

kouta biacara, hal ini dilakukan agar semua siswa memiliki kesempatan

berbicara. Metode debat pada pertemuan kedua ini berlangsung selama 25

menit. Setelah itu peneliti membuat kesimpulan dan memberi peneguhan

terhadap argumen-argumen yang sudah benar. Selanjutnya siswa belajar

tentang energi kinetik, energi potensial, hubungan usaha dengan energi

kinetik, dan hubungan usaha dengan energi potensial. Siswa aktif

mengutarakan pendapat, namun saat menentukan persamaan hubungan

energi kinetik dan usaha, siswa mengalami kebingungan. Kemudian setelah

dipecahkan bersama siswa mulai mengerti. Untuk materi hubungan usaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

101

dan energi potensial salah satu kelompok sukarela maju ke depan kelas dan

menjelaskan kepada teman-teman hubungan usaha dan energi kinetik.

Setelah keempat topik ini selesai, peneliti memberi kesempatan kepada

siswa untuk merefleksikan kembali materi yang belum dipahami, namun

tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan. Siswa malah meminta agar

pelajaran berakhir karena meraka belum membersihkan kelas.

Pertemuan terakhir untuk kelas X MIPA 1 adalah pada hari Kamis, 6

April 2017. Pada hari terakhir penelitian semua siswa kelas X MIPA 1

hadir.

Pertemuan ini diawali dengan salam pembuka, absensi, dan doa

pembuka, kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan model

pembelajaran yang digunakan dalam pertemuan. Peneliti juga

menginformasikan bahwa diakhir pembelajaran siswa akan mengerjakan

post-test.

Pada bagian isi pmbelajaran peneliti menampilkan gambar (lihat

gambar 1). Dalam kelompk siswa berdiskusi dengan aturan kancing

gemerincing, kelompok-kelompok terpilih akan mempresentasikan bagian-

bagian tertentu yang menjadi tugas mereka. Setelah materi energi mekanik

dan hukum kekekalan energi selesai, siswa diberi post-test dan siswa juga

mengisi kuisioner akhir setelah diberi treatment.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

102

Gambar 4.3. Siswa sedang mempresentasikan materi hukum

kekekalan energi pada gerak jatuh bebas.

B. Data dan Analisis Data

1. Prestasi Belajar

a. Data dan analisis pretest dan posttest Kelas X MIPA 1

b. Data dan analisis pretest dan posttest Kelas X MIPA 2

c. Data dan analisis pretest Kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2

d. Data dan analisis posttest Kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2

2. Komunikasi Interpersonal

a. Data dan analisis komunikasi interpersonal antarsiswa kelas X

MIPA 1

b. Data dan analisis komunikasi interpersonal antara guru dan

siswa kelas X MIPA 1

c. Data dan analisis komunikasi interpersonal antarsiswa kelas X

MIPA 2

d. Data dan analisis komunikasi interpersonal antara guru dan

siswa kelas X MIPA 1

e. Data dan analisis komunikasi interpersonal antarsiswa kelas X

MIPA 1 dan kelas X MIPA 2 sebelum diberi treatment

f. Data dan analisis komunikasi interpersonal antarsiswa kelas X

MIPA 1 dan kelas X MIPA 2 setelah diberi treatment

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

103

g. Data dan analisis komunikasi interpersonal antara guru dan

siswa kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2 sebelum diberi

treatment

h. Data dan analisis komunikasi interpersonal antara guru dan

siswa kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2 setelah diberi

treatment

i. Data dan analisis kategorisasi porsentase tingkat komunikasi

interpersonal anatar siswa kelas X MIPA 1 dan MIPA 2 setelah

diberi treatment

j. Data dan analisis kategorisasi porsentase tingkat komunikasi

interpersonal anatar guru dan siswa kelas X MIPA 1 dan MIPA

2 setelah diberi treatment

k. Data dan analisis kategorisasi porsentase tingkat komunikasi

interpersonal anatar guru dan siswa kelas X MIPA 1 dan MIPA

2 berdasarkan penilaian observer.

l. Data dan analisis kategorisasi porsentase tingkat komunikasi

interpersonal anatar guru dan siswa kelas X MIPA 1 dan MIPA

2 berdasarkan penilaian observer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

104

a. Data dan analsisi pretest dan posttest kelas X MIPA 1

Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajara pada kelas X

MIPA 1, peneliti melakukan Uji test-t pada pretest dan posttest siswa.

Data pretest dan posttest kelas X MIPA 1 dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel 4.3. Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas X MIPA 1

No Nilai Pretest Nilai Posttest

1 36,92 60

2 36,92 95,38

3 44,62 81,54

4 43,08 81,54

5 43,08 86,15

6 24,62 58,46

7 21,54 83,08

8 44,62 86,15

9 43,85 100

10 58,46 58,46

11 33,85 73,85

12 56,92 67,69

13 44,62 96,92

14 36,92 90,77

15 44,62 98,46

16 40 70,77

17 50,77 90,77

18 44,62 86,15

19 30 64,62

20 47,69 96,92

21 44,62 90,77

22 52,31 90,77

23 50,77 72,31

24 50,77 100

25 52,31 60

26 32,31 96,92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

105

No Nilai Pretest Nilai Posttest

27 43,08 89,23

28 32,31 98,46

29 35,38 78,46

30 50,77 89,23

Rata-rata 42,41 83,13

Data pretest dan posttest kelas X MIPA 1 kemudian dianalisisi

dengan bantuan program SPSS. Uji test-t ini menggunakan analisis

Paired Sample Test. Hasil output SPSS data pretest dan posttest kelas

X MIPA 1 dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil uji Test-T Pretest dan Posttest Kelas X MIPA 1

Dari hasil output SPSS dapat dilihat bahwa t = -13,925,

p = 0,000 dengan level signifikan 0,05, mean pretest kelas X

MIPA 1 adalah 42,41, mean Posttest kelas X MIPA 1 adalah 83,13.

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 42.4117 30 8.96990 1.63767

Posttest 83.1277 30 13.57747 2.47889

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair

1

Pretest -

Posttest

-40.71600 16.01509 2.92394 -46.69613 -34.73587 -13.925 29 .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

106

Oleh karena p = 0,000 0,05 maka hasil signifikan. Dengan

demikian pretest dan Posttest kelas X MIPA 1 ada perbedaan. Oleh

karena nilai mean Posttest lebih besar dari mean pretest maka dapat

disimpulkan bahwa ada peningkatan prestasi belajar siswa setelah

siswa diajar dengan meggunakan metode kooperatif.

b. Data dan analisis pretest dan posttest kelas X MIPA 2

Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar pada kelas X

MIPA 2, peneliti melakukan Uji test-t pada pretest dan posttest siswa.

Data nilai pretest dan posttest kelas X MIPA 2 dapat dilihat pada

Tabel 4. 5.

Tabel 4. 5. Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas X MIPA 2

No Nilai Pretest Nilai Posttest

1 40 84,62

2 43,08 87,69

3 41,54 86,15

4 55,38 81,54

5 40 100

6 44,62 84,62

7 33,85 80

8 38,46 55,38

9 50,77 81,54

10 40 80

11 47,69 70,77

12 53,85 98,46

13 47,69 87,69

14 44,62 40

15 47,69 67,69

16 38,46 70,77

17 38,46 72,31

18 49,23 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

107

No Nilai Pretest Nilai Posttest

19 47,69 93,85

20 52,31 80

21 24,62 64,62

22 44,62 92,31

23 36,92 58,46

24 44,62 61,54

25 44,62 92,31

26 21,54 80

27 43,08 89,23

28 40 73,85

29 40 61,54

30 47,69 73,85

Rata-rata 42,77 78,4

Data analisis kelas X MIPA 2 kemudian dianalisis dengan

bantuan program SPSS. Uji test-t ini menggunakan analisis Paired

Samples Test. Hasil output SPSS data pretest dan posttest kelas X

MIPA 2 dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Hasil uji Test-T Pretest dan Posttest Kelas X MIPA 2

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest2 42.7700 30 7.44263 1.35883

Posttest2 78.3597 30 14.24971 2.60163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

108

Dari hasil output SPSS dapat dilihat bahwa t = - 13, 821, p =

0,000 dengan level signifikan 0,05, mean pretest = 42,77 , mean

posttest = 78,34.

Oleh karena p = 0,000 0,05 maka hasil signifikan. Dengan

demikian pretest dan Posttest kelas X MIPA 2 ada perbedaan. Oleh

karena nilai mean Posttest lebih besar dari mean pretest aka dapat

disimpulkan bahwa ada peningkatan prestasi belajar siswa setelah

siswa diajar dengan meggunakan metode ceramah interaktif.

c. Analisis Pretest Kelas X MIPA 1 dan Kelas X MIPA 2

Untuk mengetahui prestasi belajar awal siswa, peneliti

memberikan pretest pada masing-masing siswa kelas X MIPA 1 dan

kelas X MIPA 2. Data ini kemudian dianalisis dengan

menggunakanuji statistik test-t untuk kelompok independen. Data nilai

pretest kelas kotrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tebel 4.7.

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest2

-

Posttest

2

-35.58967 14.10422 2.57507 -40.85627 -30.32306 -13.821 29 .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

109

Tabel 4.7. Data Nilai Pretest X MIPA 1 dan Nilai Pretest X

MIPA

No

Nilai Pretest

X MIPA 1 X MIPA 2

1 36,92 40

2 36,92 43,08

3 44,62 41,54

4 43,08 55,38

5 43,08 40

6 24,62 44,62

7 21,54 33,85

8 44,62 38,46

9 43,85 50,77

10 58,46 40

11 33,85 47,69

12 56,92 53,85

13 44,62 47,69

14 36,92 44,62

15 44,62 47,69

16 40 38,46

17 50,77 38,46

18 44,62 46,15

19 30 49,23

20 47,69 47,69

21 44,62 52,31

22 52,31 24,62

23 50,77 44,62

24 50,77 36,92

25 52,31 44,62

26 32,31 44,62

27 43,08 21,54

28 32,31 43,08

29 35,38 40

30 50,77 40

31 - 47,69

Rata-rata 42,41 42,98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

110

Data nilai pretest kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 kemudian

dianalisis dengan bantuan program SPSS. Uji test-t ini menggunkan

anaslsisi Independen Sample Test. Hasil output kelas X MIPA 1 dan X

MIPA 2 dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil uji Test-T Nilai Pretest X MIPA 1 dan Nilai

Pretest X MIPA 2

Dari hasil output SPSS dapat dilihat bahwa nilai t = -0,269, p =

0,789 dengan level signifikan 0,05, mean pretest1 sebagai kelas

X MIPA 1 = 42,41, mean pretest2 sebagai kelas X MIPA 2 = 42.98.

Group Statistics

Code N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pretest MIPA1 30 42.4117 8.96990 1.63767

MIPA2 31 42.9784 7.40894 1.33069

Independent Samples Test

pretest

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed

)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Skor Equal variances

assumed 1.431 .236 -.269 59 .789 -.56672 2.10351 -4.77583 3.64239

Equal variances not

assumed

-.269 56.238 .789 -.56672 2.11014 -4.79345 3.66001

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

111

Oleh karena p = 0,789 0,05 maka hasil tidak signifikan.

Dengan demikian secara statistik pemahaman awal kedua kelas

sebelum diberikan treatmenttidak berbeda.

d. Data dan analisis posttest kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA

2

Untuk mengetahui prestasi akhir siswa, peneliti memberikan

posttest pada masing-masing siswa dari kedua kelas tersebut. Data

nilai posttest ini kemudian dianalisis dengan uji statistik tes-t untuk

kelompok independen. Data nilai posttest pada kelas X MIPA 1 dan

Kelas X MIPA 2 dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9. Data Nilai posttset X MIPA 1 dan Nilai Pretest X

MIPA 2

No

Nilai Posttest

X MIPA 1 X MIPA 2

1 60 84,62

2 95,38 87,69

3 81,54 86,15

4 81,54 81,54

5 86,15 100

6 58,46 84,62

7 69,23 80

8 83,08 55,38

9 86,15 81,54

10 100 80

11 58,46 70,77

12 73,85 98,46

13 67,69 87,69

14 96,92 40

15 90,77 67,69

16 98,46 70,77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

112

No

Nilai Posttest

X MIPA 1 X MIPA 2

17 70,77 72,31

18 90,77 100

19 86,15 93,85

20 64,62 80

21 96,92 64,62

22 90,77 92,31

23 90,77 58,46

24 72,31 61,54

25 100 75,38

26 60 92,31

27 96,92 80

28 89,23 89,23

29 96,92 73,85

30 98,46 61,54

31 78,46 73,85

32 89,23 -

Rata-rata 83,12 78,26

Data nilai posttest kelas X MIPA 1 dan Kelas X MIPA 2

kemudian diuji dengan menggunakan prograa SPSS. Uji test-t

menggunakan analisis Independent Sample. Hasil output SPSS data

posttest kelas X MIPA 1 dan Kelas X MIPA 2 dapat dilihat pada

Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Hasil uji Test-T Posttset X MIPA 1 dan Nilai X

MIPA 2

Group Statistics

Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Posttest MIPA1 32 83.1244 13.59489 2.40326

MIPA2 31 78.2635 14.02042 2.51814

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

113

Dari hasil SPSS dapat dilihat bahwa t = 1.396 dengan dengan

level signifikan 0,05, mean posttest X MIPA 1 = 83,12 , mean

pretest X MIPA 2 = 78.26.

Oleh karena p = 0,168 0,05 maka hasil tidak signifikan.

Dengan demikian secara statistik prestasi akhir siswa kelas X MIPA 1

dan X MIPA 2 tidak berbeda.

Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa prestasi akhir belajar

dari kedua kelas adalah sama. Dengan demikian peningkatan prestasi

belajar pada kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2 yang diberi

treatment berbeda adalah sama. Hal ini dapat disebabkan karena

beberapa hal, antar lain :

Independent Samples Test

Post test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Skor Equal variances assumed .050 .824 1.397 61 .167 4.86083 3.47917 -2.09621 11.81787

Equal variances not

assumed 1.397 60.758 .168 4.86083 3.48090 -2.10023 11.82188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

114

a) Metode ceramah interaktif yang biasa dilakukan

Metode cermah interaktif yang biasa diajarkan kepada siswa Hal

ini membuat siswa di kelas X MIPA 2 terbiasa. Bebeda dengan kelas

X MIPA 1 yang belum terbiasa menggunakan metode kooperatif.

Dalam penggunaan metode kooeratif ini keaktifan siswa dalam

kelompok lebih dominan daripada keaktifan siswa bersama guru.

Beberapa siswa yang mengalami kesulitan berkomunikasi dan malu

berbicara baik dengan teman kelompok maupun dengan guru dikelas

X MIPA 1 menyebabkan mereka mengalami kesulitan saat terutama

saat belajar menggunakan metode kancing gemerincing. Terkadang

ada beberapa yang susah berbicara sehingga membuat diskusi

dikelompok menjadi terhambat. Namun bukan berarti metode

koperatif ini tidak baik digunakan. Justru sebaliknya, bahwa dengan

metode ini siswa menjadi berani berbicara, berani mengungkapkan

pendapat, dan berani bertanya. Apabila dibiasakan, maka prestasi

belajar siswa dapat lebih meningkat

b) Keterbatasan waktu pada kelas X MIPA 1

Alokasi waktu yang sering berubah karena adanya kegiatan-

kegiatan dadakan di sekolah yang menyebabkan jam pelajaran terkahir

harus diperpendek. Jadwal pelajaran Fisika di kelas X MIPA 1 adalah

pada jam 7-8 di hari kamis dan jam 4 di hari senin. Pada hari senin

jadwa pelajaran sering kali berubah karena adanya upacara bendera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

115

yang membuat alokasi waktu pelajaran harus diperpendek, sedangkan

pada hari kamis didua pertemuan terakhir alokasi waktu diperpendek

karena ertepatan dengan waktu untuk membersihkan ruangan untuk

persiapan ujian USBN kelas XII dan ujian mid semester kelas X dan

XI.

Perubahan alokasi waktu yang diketahui secara mendadak oleh

peneliti menyebabkan pembelajaran tidak sesuai dengan rencana

pelaksaan pembelajaran (RPP) yang sudah diencakanakan peneliti.

Dengan demikian beberapa latihan soal dikerjakan dengan terburu-

buru oleh siswa, dan beberapa siswa tidak bertanya ketika bingung,

mereka khawatir petugas sekolah akan memarahi mereka karena kelas

masih dalam keadaan kotor dan belum dirapikan.

Namun, nilai mean dari kedua kelas berbeda. Nilai mean kelas

X MIPA 1 lebih besar dari pada nilai mean kelas X MIPA 2. Selisih

peningatan nilai mean kelas X MIPA 1 sebelum dan sesudah diberi

treatment juga lebih besar dari pada selisih peningkatan nilai mean

kelas X MIPA 2 sebelum dan sesudah diberi tretament.

3. Komunikasi Interpersonal

a. Data dan analisisi komunikasi interpersonal antar siswa kelas X

MIPA 1

Untuk mengetahui peningkatan komunikasi interpersonal antara

siswa pada kelas X MIPA 1, peneliti melakukan Uji test-t pada data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

116

komunikasi interpersonal antar siswa awal dan komunikasi

interpersonal antar siswa akhir. Data komunikasi interpersonal antar

siswa awal dan komunikasi interpersonal antar siswa akhir kelas X

MIPA 1 dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11. Data komunikasi interpersonal antar siswa sebelum

dan sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA 1

No Sebelum Sesudah

1 63 57

2 60 60

3 60 61

4 61 60

5 60 60

6 68 57

7 63 65

8 60 57

9 60 58

10 59 58

11 60 61

12 49 49

13 59 60

14 62 62

15 67 70

16 62 59

17 57 58

18 54 54

19 63 63

20 56 87

21 58 62

22 57 60

23 61 61

24 61 65

25 60 63

26 64 63

27 69 67

28 61 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

117

No Sebelum Sesudah

29 60 58

30 67 67

Rata-rata 60,7 61,4

Analisis statistik menggunakan SPSS untuk mengetahui

peningkatan komunikasi interpersonal antar siswa kelas X MIPA 1,

peneliti melakukan Uji test-t yaitu Paired Sample Test. Hasil output

SPSS data komunikasi interpersonal antar siswa awal dan komunikasi

interpersonal antar siswa akhir kelas X MIPA 1 dapat dilihat pada

tabel 4.12.

Tabel 4.12. Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antar

siswa sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas

X MIPA 1

Paired Samples Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Awal 60.7000 30 4.06965 .74301

Akhir 61.4000 30 6.31692 1.15331

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Awal– Akhir -70000 6.44419 1.17654 -3.10630 1.70630 -.595 29 .556

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

118

Dari hasil output SPSS dapat dilihat bahwa t = - 0, 595, p =

0,556 dengan level signifikan 0,05, mean awal = 60,70 , mean

akhir = 61,40.

Oleh karena p = 0,556 0,05 maka hasil tidak signifikan.

Dengan demikian secara statistik Komunikasi interpersonal antar

siswa kelas X MIPA 1 sebelum dan sesudah menggunakan metode

kooperatif tidak ada perbedaan.

b. Data dan analisis komunikasi interpersonal antara guru dan

siswa kelas X MIPA 1

Untuk mengetahui peningkatan komunikasi interpersonal antara

guru dan siswa pada kelas X MIPA 1, peneliti melakukan Uji test-t

pada data komunikasi interpersonal antara guru siswa awal dan

komunikasi interpersonal antara guru dan siswa akhir. Data data

komunikasi interpersonal antar siswa awal dan komunikasi

interpersonal antar siswa akhir kelas X MIPA 1 dapat dilihat pada

tabel 4.13.

Tabel 4.13. Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa

sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA 1

No Total skor ( awal) Total Skor (akhir)

1 44 44

2 41 41

3 41 48

4 46 42

5 45 45

6 41 40

7 49 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

119

Untuk mengetahui peningkatan komunikasi interpersonal antara

guru dan siswa kelas X MIPA 1, peneliti melakukan Uji test-t yaitu

Paired Sample Test. Hasil output SPSS data komunikasi interpersonal

antara guruu dan siswa awal dan komunikasi interpersonal antara

guru dan siswa akhir kelas X MIPA 1 dapat dilihat pada Tabel 4. 14

.

8 41 43

9 44 44

10 44 47

11 43 44

12 36 36

13 44 47

14 45 45

15 45 52

16 42 45

17 42 46

18 36 39

19 46 50

20 44 43

21 47 44

22 41 40

23 44 46

24 4 49

25 42 46

26 43 44

27 48 50

28 45 42

29 43 43

30 51 54

Rata-rata 43,5 45,1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

120

Tabel 4.14. Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antara

guru dan siswa sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas

X MIIPA 1

Dari hasil output SPSS dapat dilihat bahwa t = - 3,051, p =

0,005 dengan level signifikan 0,05, mean awal = 43,50 , mean

akhir = 45,10.

Oleh karena p = 0,005 0,05 maka hasil signifikan. Dengan

demikian secara statistik Komunikasi interpersonal antara guru dan

siswa kelas X MIPA 1 sebelum dan sesudah menggunakan metode

kooperatif ada perbedaan.

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair

1

Sebelum 43.5000 30 3.19212 .58280

Sesudah 45.1000 30 4.21287 .76916

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviatio

n

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Sebelum–

Sesudah -1.60000 2.87198 .52435 -2.67242 -3.051 -.595 29 .005

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

121

c. Data dan analisis komunikasi interpersonal antar siswa kelas X

MIPA 2

Seperti halnya kelas X MIPA 1, untuk mengetahui peningkatan

komunikasi interpersonal antara siswa pada kelas X MIPA 2, peneliti

melakukan Uji test-t pada data komunikasi interpersonal antar siswa

awal dan komunikasi interpersonal antar siswa akhir. Data data

komunikasi interpersonal antar siswa awal dan komunikasi

interpersonal antar siswa akhir kelas X MIPA 2 dapat dilihat pada

tabel 4. 15

Tabel 4.15. Data komunikasi interpersonal antar siswa sebelum

dan sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA 2

No Total skor ( awal) Total Skor (akhir)

1 58 57

2 64 62

3 61 56

4 62 58

5 63 59

6 55 60

7 62 64

8 59 61

9 65 66

10 69 59

11 61 61

12 60 54

13 69 58

14 53 57

15 65 66

16 65 58

17 58 57

18 62 61

19 56 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

122

No Total skor ( awal) Total Skor (akhir)

20 59 62

21 59 58

22 61 57

23 58 57

24 61 61

25 56 61

26 62 58

27 56 57

28 61 61

29 57 58

Rata-rata 60,59 59,41

Untuk mengetahui peningkatan komunikasi interpersonal antara

siswa kelas X MIPA 2, peneliti melakukan Uji test-t yaitu Paired

Sample Test. Hasil output SPSS data komunikasi interpersonal antara

siswa awal dan komunikasi interpersonal antara siswa akhir kelas X

MIPA 2 dapat dilihat pada tabel 4.16

Tabel 4.16. Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antar

siswa sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA

2

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Awal 60.5862 29 3.86853 .71837

Akhir 59.4138 29 2.83495 .52644

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

123

Dari hasil output SPSS dapat dilihat bahwa t = 1.557, p = 0,131

dengan level signifikan 0,05, mean awal = 60,59, mean akhir =

59,41.

Oleh karena p = 0, 131 0,05 maka hasil tidak signifikan.

Dengan demikian secara statistik Komunikasi interpersonal antar

siswa kelas X MIPA 2 sebelum dan sesudah menggunakan metode

ceramah interaktif tidak ada perbedaan. Demikian tidak ada

peningkatan komunikasi interpersonal antar siswa setelah siswa diajar

dengan meggunakan metode ceramah interaktif.

d. Data dan analisis komunikasi interpersonal antara guru dan

siswa kelas X MIPA 2

Untuk mengetahui peningkatan komunikasi interpersonal antara

guru dan siswa pada kelas X MIPA 2, peneliti melakukan Uji test-t

pada data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa awal dan

komunikasi interpersonal antara guru dan siswa akhir. Data data

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

awal– akhir 1.17241 4.005383 .752789 -.36958 2.71441 1.557 28 .131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

124

komunikasi interpersonal antara guru dan siswa awal dan komunikasi

interpersonal antara guru dan siswa akhir kelas X MIPA 2 dapat

dilihat pada tabel 4.17

Tabel 4.17. Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa

sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA 2

No Total skor ( awal) Total Skor (akhir)

1 40 40

2 37 44

3 42 41

4 49 42

5 44 40

6 38 43

7 41 43

8 42 44

9 43 51

10 46 44

11 47 47

12 43 41

13 50 40

14 40 42

15 50 50

16 45 41

17 42 40

18 44 44

19 42 45

20 43 44

21 45 47

22 41 40

23 44 45

24 45 43

25 40 43

26 45 44

27 43 43

28 38 44

29 41 45

Rata-rata 43,10 43,45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

125

Untuk mengetahui peningkatan komunikasi interpersonal antara

guru dna siswa kelas X MIPA 2, peneliti melakukan Uji test-t yaitu

Paired Sample Test. Hasil output SPSS data komunikasi interpersonal

antara guru dan siswa awal dan komunikasi interpersonal antara guru

dan siswa akhir kelas X MIPA 2 dapat dilihat pada 4.18

Tabel 4.18.Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antara

guru dan siswa sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas

X MIIPA

D

a

r

Dari hasil output SPSS dapat dilihat bahwa t = - 0,478, p =

0,636 dengan level signifikan 0,05, mean awal = 43,10 , mean

akhir = 43,45.

Oleh karena p = 0, 636 0,05 maka hasil tidak signifikan.

Dengan demikian secara statistik Komunikasi interpersonal antar

siswa kelas X MIPA 1 sebelum dan sesudah menggunakan metode

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Awal 43.1034 29 3.30956 .61457

Akhir 43.4483 29 2.78499 .51716

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Std.

Deviatio

n

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

awal–

akhir -.34483 3.88473 .72138 -1.82250 1.13284 -.478 28 .636

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

126

ceramah interaktif tidak ada perbedaan. Dengan demikian tidak ada

peningkatan komunikasi interpersonal antar guru dan siswa setelah

siswa diajar dengan meggunakan metode ceramah interaktif.

e. Data dan analisis komunikasi interpersonal antar siswa kelas

MIPA 1 dan X MIPA 2 sebelum menggunakan treatment

Untuk membandingkan perbedaan kedua metode

pembelajaran ini yaitu metode kooperatif dan metode ceramah

interaktif, maka dilihat perbandigan komunikasi interpersonal antar

siswa di kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2. Peneliti melakukan Uji

test-t pada data komunikasi interpersonal antar siswa psebelum

diberikan treatment. Data komunikasi interpersonal antar siswa

sebelum diberikan treatment dapat dilihat pada Tabel 4.19

Tabel 4.19. Data komunikasi interpersonal antar siswa Kelas

MIPA 1 dan X MIPA2 sebelum menggunakan treatment

No

Komunikasi Interpersonal antar

siswa sebelum diberikan

treatment

X MIPA 1 X MIPA 2

1 63 58

2 60 64

3 60 61

4 61 62

5 60 63

6 68 57

7 63 55

8 60 62

9 60 59

10 59 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

127

No

Komunikasi Interpersonal antar

siswa sebelum diberikan

treatment

X MIPA 1 X MIPA 2

11 60 69

12 49 61

13 59 60

14 62 69

15 67 53

16 62 65

17 57 65

18 54 58

19 63 62

20 56 59

21 58 56

22 57 59

23 61 59

24 61 61

25 60 58

26 64 58

27 69 61

28 61 56

29 60 62

30 67 56

31 - 61

32 - 57

Rata- rata 60,7 60,34

Data komunikasi antara siswa kelas X MIPA 1 dan Kelas X

MIPA 2 kemudian diuji dengan menggunakan program SPSS. Uji

test-t menggunakan analisis Independent Sample. Hasil output SPSS

data komunikasi interpersonal antara siswa kelas X MIPA 1 dan

Kelas X MIPA 2 sebelum diberi treatment dapat dilihat pada tabel

4.20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

128

Tabel 4.20. Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antar

siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA2 sebelum menggunakan

treatment

Dari hasil SPSS dapat dilihat bahwa t = 0.357 dengan level

signifikan 0,05, mean kelas X MIPA 1 = 60,70 , mean kelas X

MIPA 2 = 60.34.

Oleh karena p = 0,722 0,05 maka hasil tidak signifikan.

Dengan demikian secara statistik komunikasi interpersonal awal

antara siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 sebelum diberi

treatment tidak berbeda.

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Sebelum MIPA 1 30 60.7000 4.06965 .74301

MIPA 2 32 60.3438 3.76409 .66540

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Skor Equal variances

assumed .056 .814 358 60 .722 .35625 .99487 -1.63378 2.34628

Equal variances

not assumed .357 58.793 .722 .35625 .99741 -1.63971 2.35221

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

129

f. Data dan analisis komunikasi interpersonal antar siswa kelas X

MIPA 1 dan kelas X MIPA 2 setelah diberi treatment.

Untuk membandingkan perbedaan kedua metode pembelajaran

ini yaitu metode kooperatif dan metode ceramah interaktif dalam

memingkatkan komunikasi interpersonal antara siswa, maka dilihat

perbandingan komunikasi interpersonal antar siswa di kelas X MIPA

1 dan kelas X MIPA 2 setelah diberi treatment. Peneliti melakukan

Uji test-t pada data komunikasi interpersonal antar siswa setelah diberi

treatment. Data komunikasi interpersonal antar siswa setelah

diberikan treatment dapat dilihat pada tabel 4.21

Tabel 4.21. Data komunikasi interpersonal antar siswa

Kelas MIPA 1 dan X MIPA2 setelah menggunakan treatment

No

Komunikasi Interpersonal antar siswa

setelah diberikan treatment

X MIPA 1 X MIPA 2

1 57 57

2 60 62

3 61 56

4 60 58.

5 60 59

6 57 60

7 65 64

8 57 61

9 58 66

10 58 59

11 61 61

12 63 54

13 49 58

14 60 57

15 62 66

16 66 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

130

Uji test-t menggunakan analisis Independent Sample. Hasil

output SPSS data komunikasi interpersonal antara siswa kelas X

MIPA 1 dan Kelas X MIPA 2 setelah diberi treatment dapat dilihat

pada tabel berikut

Tabel 4.22. Hasil uji Test-T data komunikasi interpersonal antar

siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah menggunakan

treatment

Group Statistics

code N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Setelah MIPA1 32 61.5938 6.16891 1.09052

MIPA2 29 59.4138 2.83495 .52644

17 70 57

18 59 61

19 58 59

20 54 62

21 63 58

22 87 57

23 62 57

24 60 61

25 61 61

26 65 58

27 63 57

28 63 61

29 67 58

30 60 -

31 58 -

32 67

Rata-rata 61,59 59,41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

131

Dari hasil SPSS dapat dilihat bahwa t = 1.800 dengan dengan

level signifikan 0,05, mean kelas X MIPA 1 = 61,59 , mean X

MIPA 2 = 59.41.

Oleh karena p = 0.079 0,05 maka hasil tidak signifikan. Dengan

demikian secara statistik komunikasi interpersonal akhir antara siswa

kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah diberikan treatment tidak

berbeda.

Salah satu instrumen pengukur tingkat komunikasi interpersonal

antar siswa adalaha angket. Angkat yang diberikan terdiri dari 20

pernyataan,mencakup 5 aspek, yaitu keterbukaan, empati, dukungan,

kepositifan, dan kesetaraan. Untuk aspek keterbukaan ada 4 indikator

yaitu berani membuka diri, berani mengungkapkan pendapat secara

jujur, berani mengakui perasaan yang ditunjukan kepada orang lain, dan

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Skor Equal variances

assumed 3.040 .086 1.743 59 .087 2,17996 1.25102 -.32333 4.68325

Equal variances

not assumed

1.800 44.459 .079 2.17996 1.21094 -.25982 4.61973

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

132

berani bertanggung jawab atas pernyataan atau perasaan yang

dilontarkan. Masing-masing indikator ini terdiri dari 2 pernyataan. Pada

kelas X MIPA 1 pernyataan yang paling tinggi skornya adalah

pernyataan nomor 6 dan nomor 3 yaitu “Saya bersedia merubah

pendapat saya bila ternyata pendapat saya salah” dan “Saya

mengatakan pendapat saya secara jujur bila orang lain meminta bantuan

saya”. Pada saat pembelajaran berlangsung hal ini sangat kelihatan

ketika siswa siswa berdiskusi dengan metode kancing gemerincing.

Setiap siswa memiliki pendapat yang berbeda, namun siswa tetap

berdiskusi dan memperbanyak referensi internet untuk mendukung

setiap argumen yang dimiliki siswa hingga siswa menemukan jawaban

yang tepat. Sedangkan pada kelas X MIPA 2 pernyataan yang

memeiliki skor paling tinggi adalah pernyataan nomor 1 yaitu “ Dalam

kelompok saya terlebih dahulu menyapa”. Pada saat pembelajaran hal

ini begitu terlihat pada saat siswa masuk dalam kelompok baru yang

dibentuk dengan game kursi bernomor.

Untuk aspek empati terdiri dari satu indikator yaitu

mendengarkan pendapat orang lain nomor 8 yaitu Saya senang

mendengarkan pendapat dari orang lain. Pada kelas X MIPA 1 skor

nomor 8 merupakan skor paling besar dibandingkan skor pada nomor

pernyataan lainnya. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa yang

tidak ikut berdebat mendengarkan dengan baik setiap alur debat. Pada

saat teman lain menjelaskan di depan kelas setiap siswa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

133

mendengarkan dengan baik apa yang dijelaskan, meski terkadang ada

yag masih berbicara, tapi apa yang dibicarakan siswa adalah bagian dari

materi. Pada kelas X MIPA 2 skor untuk pernyataan nomor 8 setara

dengan beberapa skor dari aspek lain, pada saat pembelajaran

berlangsung terkadang siswa tidak saling mendengarkan terutama

ketika siswa bekerja dalam kelompok. Ada yang mendominasi

pembicaraan dan jarang mendengar pendapat teman lain dan ada yang

menjadi pendengar pasif tanpa memberi kontribusi selama bekerja

sama dalam kelompok.

Untuk aspek dukungan terdiri dari 3 indikator yaitu mendukung

pendapat teman, spontanitas, dan profesionalisme. Setiap indikator ini

memiliki jumlah pernyataan yang berbeda. Pada kelas X MIPA 1

pernyataan 9 yang memiliki skor tertinggi yaitu “saya merasa

memberikan dukungan kepada teman-teman adalah tindakan yang

baik”. Bentuk dukungan siswa sangat menonjol pada saat debat, setiap

siswa dalam kelompok debat saling mendukung argumen teman satu

kelompoknya. Pada kelas X MIPA 2 pernyataan nomor 9 ini juga

adalah pernyataan yang memiliki skor paling tinggi. Pada saat

pembelajaran di kelas X MIPA 2 dukungan yang diberikan siswa

kepada temannya tidak begitu menonjol. Selama pembelajaran hanya

beberapa orang siswa dalam beberapa kelompok yang memberikan

dukungan kepada teman, ketika ditunjuk untuk mengerjakan soal di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

134

depan kelas dan menjelaskan keada siswa. Bentuk dukungan yang

terlihat yaitu siswa meyakinkan temannya.

Untuk aspek kepositifan ada 3 indikator, yaitu memiliki sikap

positif terhadap diri sendiri, menerima sikap orang lain, dan berani

memberikan pujian terhadap lawan bicara. Untuk kelas X MIPA 1

pernyataan yang paling besar bobotnya adalah 15 yang berbuyi “saya

memuji orang lain yang memperoleh prestasi’. Hal ini sangat berbeda

dengan yang terjadi di kelas. Siswa jarang memberikan pujian kepada

temannya. Hanya beberapa siswa yang saling memuji siswa lain.

Sedangkan untuk kelas X MIPA 2 pernyataan yang memiliki skor

teringgi adalah nomor 13 yaitu “ saya merasa diri mampu menjadi

teman bicara yang baik bagi orang lain” . Hal ini sangat berbeda dengan

yang terjadi didalam kelas. Pada saat pembelajaran siswa-siswa yang

biasa aktif selalu mendominasi pembicaraan sedangkan siswa-siswa

yang lain jarang berbicara. Selain pernyataan nomor 13, pernyataan

yang memiliki skor paling tinggi juga adalah skor momor 15 yaitu “

saya memuji orang lain yang memperoleh prestasi” . Hal ini juga sangat

tidak sesuai dengan kejadian selama pembelajaran berlangsung. Siswa

jarang memberikan pujian kepada teman yang memperoleh prestasi.

Ketika ada teman yang bisa memecahkan persoalan dalam kelas

misalnya ketika memperlajari hubungan usaha potensial dan energi,

hanya sau orang siswa yang berhasil menjawab benar dan bersedia

menjelaskan kepada teman-teman sekelasnya. Teman-teman sekelasnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

135

tidak memberikan apresiasi, mereka hanya mencatat dan mencocokan

jawaban saja.

Untuk aspek kesetaraan ada 2 indikator yaitu mampu menghargai

pendapat orang lain dan mampu menghargai perbedaan. Masing-masing

indikator terdiri dari 2 pernyataan. Pada kelas X MIPA 1 Pernyataan

yang memiliki skor paling tinggi yaitu pernyataan 18 dan 19 yaitu “saya

berpikir perbedaan pendapat adalah hal yang biasa dalam rangka

pemecahan masalah” dan “dengan adanya perbedaan pendapat,

wawasan saya akan semakian luas”. Hal ini sangat nampak ketika

pembelajaran di kelas, perbedaan pendapat sangat jelas ketika siswa

berdebat. Masing-masing kelompok mempertahankan argumennya dan

berdebat untuk saling menemukan titik temu. Pada saat berdiskusi juga

terjadi perbedaan kelompok antar siswa. Ketika terjadi perbedaan

pendapat, siswa tetap berdiskusi seperti biasa dan mencoba mencari

jalan keluar dengan memperbanyak referensi. Sedangkan pada kelas X

MIPA 2 skor paling tinggi adalah pada nomor 18 yaitu “saya berpikir

perbedaan pendapat adalah hal yang biasa dalam rangka pemecahan

masalah”. Perbedaan pendapat yang ada pada kelas X MIPA 2 itu

jarang terjadi, karena siswa terkadang ikut-ikutan setuju ketika teman

lainnya berpendapat. Biasanya siswa percaya begitu saja terhadap saran

atau pendapat dari teman yng dianggap pintar dalam kelompok atau

dari teman yang aktif mencari pemecahan masalah. Terkadang siswa

bermental “ ikut-ikutan “.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

136

g. Data dan Analisis komunikasi interpersonal awal antara guru

dan siswa kelas X MIPA 1 dan Kelas X MIPA 2 sebelum diberi

treatment

Sebelum diberi treatment yang berbeda pada dua kelas yang

berbeda, peneliti ingin membandingkan dan melihat komunikasi

interpersonal awal antara siswa dan guru pada kedua kelas ini.

Peneliti melakukan Uji test-t pada data komunikasi interpersonal

antara guru dan siswa sebelum diberikan diberikan treatment. Data

komunikasi interpersonal antara guru dan siswa sebelum diberikan

treatment dapat dilihat pada tabel 4.23.

Tabel 4.23. Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa

kelas X MIPA 1 dan X MIPA2 sebelum menggunakan treatment

No Komunikasi Interpersonal antara guru dan

siswa sebelum diberikan treatment

X MIPA 1 X MIPA 2

1 44 40

2 41 37

3 41 42

4 46 49

5 45 44

6 41 39

7 49 38

8 41 41

9 44 42

10 44 43

11 43 46

12 36 47

13 44 43

14 45 50

15 45 40

16 42 50

17 42 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

137

No Komunikasi Interpersonal antara guru dan

siswa sebelum diberikan treatment

X MIPA 1 X MIPA 2

18 36 42

19 46 44

20 44 44

21 47 42

22 41 43

23 44 45

24 42 41

25 42 44

26 43 44

27 48 45

28 45 40

29 43 45

30 51 43

31 - 38

32 - 41

Rata-rata 43.50 43.03

Uji test-t menggunakan analisis Independent Sample. Hasil

output SPSS data komunikasi interpersonal antara siswa dan guru

pada kelas X MIPA 1 dan Kelas X MIPA 2 sebelum diberi treatment

dapat dilihat pada tabel 4.24.

Tabel 4.24. Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal

antara guru dan siswa kelas MIPA 1 dan X MIPA 2 Sebelum

menggunakan treatment

Group Statistics

Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Sebelum MIPA1 30 43.5000 3.19212 .58280

MIPA2 32 43.0313 3.23772 .57235

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

138

Dari hasil SPSS dapat dilihat bahwa t = 0. 574 dengan dengan

level signifikan 0,05, mean kelas X MIPA 1 = 43,50 , mean kelas

X MIPA 2 = 43,03.

Oleh karena p = 0,568 0,05 maka hasil tidak signifikan.

Dengan demikian secara statistik komunikasi interpersonal awal

antara guru dan siswa siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 sebelum

diberi treatment tidak berbeda.

h. Data dan Analisis komunikasi interpersonal anatara siswa dan

guru setelah diberikan treatment yang berbeda

Setelah diberikan treatet berupa metode pembelajaran kooperatif

pada kelas X MIPA 1 dan Metode pembelajaran ceramah interaktif

pada kelas X MIPA 2. Peneliti melakukan Uji test-t pada data

komunikasi interpersonal antara guru dan siswa setelah diberikan

treatment. Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa

setelah diberikan treatment dapat dilihat pada tabel 4.25

Group Statistics

Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Sebelum MIPA1 30 43.5000 3.19212 .58280

MIPA2 32 43.0313 3.23772 .57235

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Skor Equal variances

assumed .069 .794 .574 60 .568 .46875 .81723 -1.16595 2.10345

Equal variances

not assumed .574 59.842 .568 .46875 .81685 -1.16528 2.10278

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

139

Tabel 4.25. Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa

kelas X MIPA 1 dan X MIPA2 setelah menggunakan treatment

Sampel Komunikasi Interpersonal antara guru dan

siswa setelah diberikan treatment

X MIPA 1 X MIPA 2

1 44 40

2 41 44

3 48 41

4 42 42

5 45 40

6 40 43

7 54 43

8 43 44

9 44 51

10 47 44

11 44 47

12 46 41

13 36 40

14 47 42

15 45 50

16 38 41

17 52 40

18 45 44

19 46 45

20 39 44

21 50 47

22 43 40

23 44 45

24 40 43

25 46 43

26 49 44

27 46 43

28 44 44

29 50 45

30 42 -

31 43 -

32 54 -

Rata-rata 44,91 43.45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

140

Uji test-t menggunakan analisis Independent Sample. Hasil

output SPSS data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa

kelas X MIPA 1 dan Kelas X MIPA 2 setelah diberi treatment dapat

dilihat pada tabel 4.26.

Tabel 4. 26. hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal

antara guru dan siswa kelas MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah

menggunakan treatment

Group Statistics

kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Setelah MIPA1 32 44.9063 4.26811 .75450

MIPA2 29 43.4483 2.78499 .51716

Dari hasil SPSS dapat dilihat bahwa t = 1,594 dengan level

signifikan 0,05, mean X MIPA 1 = 44.91 , mean kelas X MIPA

2 = 43,45.

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Skor Equal

variances

assumed

3.733 .058 1 .562 59 .124 1.45797 .93334 -.40963 3.32558

Equal

variances not

assumed

1.594 59.819 .117 1.45797 .91473 -.37609 3.29203

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

141

Oleh karena p = 0,117 0,05 maka hasil tidak signifikan.

Dengan demikian secara statistik komunikasi interpersonal akhir

antara guru dan siswa siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 sebelum

tidak berbeda.

Salah satu instrumen pengukur tingkat komunikasi interpersonal

antara guru dan siswa adalah angket. Angket yang diberikan terdiri

dari 15 pernyataan ini mencakup 5 Aspek, yaitu keterbukaan, empati,

dukungan, kepositifan, dan kesetaraan. Untuk aspek keterbukaan ada

4 indikator yaitu keterbukaan siswa pada guru pada saat mengalami

kesulitan dalam memahami materi, siswa berani mengancungkan

tangan dan berpendapat saat guru bertanya, siswa berani untuk jujur

atau tidak ketika mengalami kebingungan, dan menerima dan bersedia

merubah pendapat atau marah saat guru mengatakan pendapat siswa

belum tepat. Pada kelas X MIPA 1 pernyataan yang mendapat skor

paling tinggi adalah pernyataan nomor 5 yaitu “saya bersikap tenang

saat guru mengatakan bahwa saya pendapat saya belum tepat”. Pada

saat berinteraksi dalam kelas, beberapa kali siswa mengalami

miskonsepsi dan ada beberapa siswa yang salah ketika mengerjakan

soal latihan, ketika dikomentari peneliti siswa menerima dan

mencoba mengerjakan lagi. Sedangkan pada kelas X MIPA 2

pernyataan yang mendapat skor tetinggi adalah pernyataan nomor 3

yaitu “ saya bersedia untuk mendengar penjelasan guru”. Pada saat

pelajaran berlangsung siswa sangat antusias untuk mendengarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

142

penjelasan dari peneiti, namun respon sebagia siswa setelah

mendengarkan adalah pasif.

Untuk aspek empati ada satu indikator yaitu kemauan siswa

untuk mendengarkan guru dan tidak bermain HP pada saat guru

mejelaskan materi. Indiktor ini memiliki 3 pernyataan, pernyataan

yang memiliki skor paling tinggi pada kelas X MIPA 1 yaitu

pernyataan “ saya bersedia mendengarkan pendapat guru, meskipun

berbeda dengan pendapat saya”. Selama penelitian, sering terjadi

perbedaan pendapat antara siswa dengan guru dan siswa, misalnya

siswa sering bingung dalam menentukan titik acuan unutk nilai h

(ketinggian) pada persamaan energi potensial. Namun, siswa tetap

mendengarkan penjelasan peneliti. Pada kelas X MIPA 2 , pernyataan

yang mendapat skor paling tinggi sama dengan kelas X MIPA 1.

Perbedaan pendapat yang peneliti jumpai selama pembelajaran hanya

terjadi pada satu kelompok yaitu kelompok 2 dengan siswa yang

bernomor absen 13. Sedangkan siswa lain itu tidak beradu pendapat

dengan peneliti, maka dapat disimpulkan siswa tidka konsisiten dan

tidak serius pada ssaat mengisi angket karena pada kenyataannya apa

yang terjadi selama pembelajaran tidak sesuai deengan apa yang diisi

siswa dalam angket.

Untuk aspek dukungan, ada satu indikator yaitu spontanitas

siswa saat menjawab pertanyaan guru. Satu indikator ini memiliki

satu pernyataan yaitu “Saya akan memberikan respon secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

143

spontan pada saat guru bertanya”. Pada kelas X MIPA 1

pernyaatan ini juga memiliki skor yang tinggi. Pada saat

meaksanakan penelitian terkadang siswa merespon spontan dengan

menjawab secara bersama-sama tanpa menunjuk tangan untuk

menjawab pada saat peneliti bertanya. Pada kelas X MIPA 2

pernytaan diatas merupakan pernyataan dengan skor paling rendah.

Pada kenyataanya siswa menjawab secara spontan jika peneliti

bertanya dan lebih siswa lebih sering menjawab bersama-sama.

Ketidak seriusan siswa mengisi angket kembali terjadi.

Untuk aspek Kepositifan ada 2 indikator, dengan jumlah

pernyataan masing-masing 1. Pada kelas X MIPA 1 skor tertinggi

yaitu pada pernytaaan “Saya menyambut baik setiap kritikan dan

saran dari guru tentang pendapat saya”. Saat berdiskusi dengan

siswa, siswa tetap semangat berdiskusi dan memiliki rasa ingin

tahu yang tinggi ketika pendapatnya berbeda dengan pendapat

peneliti. Pada kelas X MIPA 2 pernyataan diatas merupakan

pernyataan dengan skor tertinggi, pada kenyataannya hal ini benar-

benar terjadi. Ketika terjadi perbedaan pendapat siswa akan

menyembut baik setiap kritikan dan saran dari peneliti dan

mencoba mencari tahu kebearannya, namun hal ini terjadi hanya

pada beberapa siswa yang angktif dikelas.

Untuk aspek kesetaraan ada 2 indikator dengan jumlah

pernyataan yang berbeda. Pada kelas X MIPA 1 pernyataan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

144

memiliki skor paling tinggi adalah “Saya berpikir perbedaan

pendapat adalah hal yang biasa dalam rangka pemecahan masalah”.

Siswa tetap berdiskusi dengan baik meskipun terjadi perbedaan

pendapat dengan guru. Pernyataan diatas juga merupakan

pernyataan yang memiliki skor tertinggi pada kelas X MIPA 2.

Pada kenyataanya perbedaaan pendapat antara peneliti dan siswa

itu jarang terjadi.

i. Data dan analisis kategorisasi porsentase tingkat komunikasi

interpersonal antar siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah

diberi treatment

a) Data kategorisasi

Tabel 4. 27. Kategorisasi komunikasi interpersonal antr siswa X

MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah diberi treatment

Kode

siswa X MIPA 1

Kategori X MIPA 2 Kategori

1 57 baik 57 baik

2 60 baik 62 baik

3 61 baik 56 baik

4 60 baik 58 baik

5 60 baik 59 baik

6 57 baik 0 -

7 65 sangat baik 60 baik

8 57 baik 64 baik

9 58 baik 61 baik

10 58 baik 66 sangat baik

11 61 baik 59 baik

12 63 baik 61 baik

13 49 cukup 54 baik

14 60 baik 58 baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

145

b) D

a

ta Prosentase X MIPA 1 dan X MIPA 2

Tabel 4.28. Prosentase X MIPA 1 setelah diberi treatment

Tabel 4.29. Prosentase X MIPA 2 setelah diberi treatment

Interval Frekuensi Prosentase ( % ) kategori

20-34 0 0 kurang

35-49 0 0 cukup

50-64 27 93,1 baik

65-80 2 6,89 sangat baik

Kode

siswa X MIPA 1

Kategori X MIPA 2 Kategori

15 62 baik 57 baik

16 66 baik 66 sangat baik

17 70 sangat baik 58 baik

18 59 baik 57 baik

19 58 baik 61 baik

20 54 baik 0 -

21 63 baik 59 baik

22 57 sangat baik 62 baik

23 62 baik 58 baik

24 60 baik 57 baik

25 61 baik 57 baik

26 65 sangat baik 0 -

27 63 baik 61 baik

28 63 baik 61 baik

29 67 sangat baik 58 baik

30 60 baik 57 baik

31 58 baik 61 baik

32 67 sangat baik 58 baik

Mean 61,59 baik 53,84 baik

interval frekuensi Prosentase ( % ) kategori

20-34 0 0 kurang

35-49 1 3,13 cukup

50-64 24 75 baik

65-80 7 21,88 sangat baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

146

Analisis porsentase dan kategorisasi komunikasi interpersonal

antar siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 hanya dianalisis dari data

komunikasi interpersonal antar siswa setelah diberi treatment.

Berdasarkan perhitungan seperti yang disajikan dalam tabel 4.27 X

MIPA 1. Komunikasi interpersonal antara siswa selama pembelajaran

dengan menggunakan metode kooperatif diperoleh sebanyak 21,88 %

siswa termasuk dalam kategori komunikasi interpersonal anatar siswa

sangat baik, sebanyak 75 % termasuk dalam kategori baik, dan

sebanyak 3,13 % termasuk dalam kategori cukup. Sedangkan pada

kelas X MIPA 2 sebanyak 6,89 % siswa termasuk dalam kategori

komunikasi interpersonal antar siswa sangat baik dan sebanyak

93,1 % termasuk dalam kategori baik. Namun rata-rata komunikasi

interpersonal antar siswa setelah diberi treatment berbeda meskipun

dalam kategori yang sama, yaitu kategori baik. Rata- rata akhir

komunikasi interpersonal antara siswa pada tabel 4.26, kelas X MIPA

1 adalah 61,59 lebih besar dari rata-rata akhir komunikasi

interpersonal antar siswa pada kelas X MIPA 2 yaitu 53,84.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

147

j. Data dan analisis kategorisasi serta porsentase tingkat komunikasi

interpersonal antara guru siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA

a) Data kategorisasi

Tabel 4.30. Kategorisasi X MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah

diberi treatment

Kode siswa X MIPA 1 Kategori X MIPA 2 Kategori

1 44 baik 40 baik

2 41 baik 44 baik

3 48 sangat baik 41 baik

4 42 baik 42 baik

5 45 baik 40 baik

6 40 baik 0 -

7 54 sangat baik 43 baik

8 43 baik 43 baik

9 44 baik 44 baik

10 47 baik 51 Sangat baik

11 44 baik 44 baik

12 46 baik 47 baik

13 36 cukup 41 baik

14 47 baik 40 baik

15 45 baik 42 baik

16 38 baik 50 Sangat baik

17 52 sangat baik 41 baik

18 45 baik 40 baik

19 46 baik 44 baik

20 39 baik 0 -

21 50 sangat baik 45 baik

22 43 baik 44 baik

23 44 baik 47 baik

24 40 baik 40 baik

25 46 baik 45 baik

26 49 sangat baik 0 -

27 46 baik 43 baik

28 44 baik 43 baik

29 50 sangat baik 44 baik

30 42 baik 43 baik

31 43 baik 44 baik

32 54 sangat baik 45 baik

Mean 44,91 baik 39,38 baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

148

b) Data Prosentase X MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah diberi

treatment

Tabel 4. 31. Porsentase X MIPA 1 setelah diberi treatment

Interval Frekuensi Prosentase ( % ) Kategori

15-25 0 0 kurang

26-36 1 3,13 cukup

37-47 24 75 baik

48-60 7 21,88 sangat baik

Tabel 4. 32. Prosentase X MIPA 2 setelah diberi treatment

Interval Frekuensi Prosentase ( % ) Kategori

15-25 0 0 kurang

26-36 0 0 cukup

37-47 27 93,10 baik

48-60 2 6,89 sangat baik

Analisis porsentase dan kategorisasi komunikasi

interpersonal antara guru dan siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA

2 hanya dianalisis dari data komunikasi interpersonal antara guru

dan siswa setelah diberi treatment. Berdasarkan perhitungan seperti

yang disajikan dalam tabel 4.30, yaitu tabel kategorisasi tingkat

komunikasi interpersonal antara guru dan siswakelas X MIPA 1

sebanyak 21, 88 % siswa masuk dalam kategori sangat baik,

sebanyak 75 % masuk dalam kategori baik, dan sebanyak 3, 13 %

siswa masuk dalam kategori cukup. Sedangakan pada tabel 4.31

untuk kelas X MIPA 2 sebanyak 6, 89 % siswa masuk dalam

kategori sangat baik dan sebanyak 93,10 siswa termasuk dalam

kategori baik. Dari perbandingan kedua tabel 4.30 dan tabel 4.31

diatas dapat dilihat pada porsentase kategori sangat baik lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

149

besar pada kelas X MIPA 1 dibanding kelas X MIPA 2. Dari hasil

rata-rata komunikasi interpersonal antara guru dan siswa setelah

diberi treatment pada tabel 4.29 kelas X MIPA 1 memperoleh

mean 44,91 lebih besar dari kelas X MIPA 2 yaitu 39,38.

k. Data dan analisis kategorisasi porsentase tingkat komunikasi

interpersonal antar siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2

berdasarkan penilaian observer siswa selama pembelajaran

berlangsung

a) Data kategorisasi

Tabel 4.33. Kategorisasi komunikasi interpersonal antar

siswa X MIPA 1 dan X MIPA 2 berdasarkan penilaian

observer siswa

Kode siswa X MIPA 1 Kategori X MIPA 2 Kategori

1 9 Sangat baik 5 cukup

2 5 cukup 2 kurang

3 3 cukup 6 baik

4 6 baik 7 baik

5 5 cukup 5 cukup

6 5 cukup 5 cukup

7 7 baik 7 baik

8 7 baik 5 cukup

9 6 baik 3 cukup

10 7 baik 6 baik

11 8 baik 7 baik

12 2 kurang 7 baik

13 7 baik 6 baik

14 8 baik 3 cukup

15 7 baik 4 cukup

16 7 baik 4 cukup

17 9 Sangat baik 4 cukup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

150

b) Data Prosentase X MIPA 1 dan X MIPA 2

Tabel 4.34. Prosentase komunikasi interpersonal antar

siswa X MIPA 1 berdasarkan penilain observer siswa

Tabel 4.35. Prosentase komunikasi interpersonal antar

siswa X MIPA 2 berdasarkan penilain observer siswa

Interval Frekuensi Prosentase ( % ) Kategori

0 - 2 2 6,25 Kurang

3 - 5 15 46,88 Cukup

6 - 8 14 43,75 Baik

9 -12 1 3,13 Sangat baik

Kode siswa X MIPA 1 Kategori X MIPA 2 Kategori

18 8 baik 5 cukup

19 7 baik 6 baik

20 8 baik 8 baik

21 5 cukup 3 cukup

22 7 baik 6 baik

23 10 Sangat baik 4 cukup

24 7 baik 5 cukup

25 9 Sangat baik 5 cukup

26 10 Sangat baik 7 baik

27 8 baik 4 cukup

28 8 baik 2 kurang

29 8 baik 7 baik

30 7 baik 6 baik

31 5 cukup 9 Sangat baik

32 10 Sangat baik 8 baik

Mean 7,03 Sangat baik 5,34 Cukup

Interval Frekuensi Prosentase ( % ) Kategori

0 - 2 1 3,13 Kurang

3 - 5 6 18,75 Cukup

6 - 8 19 59,38 Baik

9 -12 6 18,75 Sangat baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

151

Analisis porsentase dan kategorisasi komunikasi

interpersonal antar siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2

dianalisis dari data komunikasi interpersonal siswa pada saat

diberi treatment. Berdasarkan perhitungan seperti yang disajikan

pada tabel 33 yaitu tabel porsentase komunikasi interpersonal

siswa berdasarkan penilaian observer sebanyak 18, 75 % siswa

masuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 5,38 % masuk dalam

kategori baik, sebanyak 18,75 % siswa masuk dalam kategori

cukup, dan sebanyak 3,13 % siswa masuk dalam kategori kurang.

Hasil analisis prosentase pada kelas X MIPA 1 jauh berbeda

dengan hasil analisis data prosentase pada kelas X MIPA 2. Pada

kelas X MIPA 2 sebaanyak 3, 125 % siswa masuk dalam kategori

sangat baik, sebanyak 43,75 % siswa termasuk dalam kategori

baik, sebanyak 46, 88 % siswa masuk dalam kategori cukup dan

sebanyak 6,25 % siswa masuk dalam kategori kurang. Dari

perbandingan kedua tabel 4.34 dan tabel 4.35 diatas dapat dilihat

pada porsentase kategori sebagian besar kelas X MIPA 1 berada

pada kategori baik yaitu sebanyak 56,25 %, sedangkan kelas X

MIPA 2 lebih dominan berada pada kategori cukup yaitu sebnayak

46, 875 %. Dari hasil rata-rata komunikasi interpersonal antar

siswa pada tabel 4.32 pun mean yang diperolah kelas X MIPA 1

lebih besar yaitu 7, 03 dan termasuk kategori baik, sedangkan

kelas X MIPA 2 memilik mean 5,34375 dan termasuk pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

152

kategori cukup. Maka selama pembelajaran berlangsung

berdasarkan penilaian observer yaitu komunikasi interpersonal

yang terjalin anatara siswa dikelas X MIPA 1 yang meggunakan

metode kooperatif lebih meningkat daripada komunikasi

interpersonal pada kelas X MIPA 2 yang diajar dengan metode

ceramah interaktif.

c) Data dan analisis kategorisasi serta porsentase tingkat komunikasi

interpersonal antara guru dan siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA

2 berdasarkan penilaian Observer

Tabel 4.36. Komunikasi interpersonal antara peneliti dan

siswa selama pembelajaran berlangsung

Hari/tanggal Kelas Jam

Pelajaran

Jumlah

siswa yang

bertanya

Keterangan

Kamis, 9

Maret 2017

X MIPA

2

3 3 Bertanya tentang mengapa

mereka diberi pretest,

padahalmateri belum dipelajari

4 4

4

3

1

4 orang siswa protes karena

kelompok yang mereka

dapatkan tidak sesuai dengan

yang mereka mau

Ketika berdiskusi dalam

kelompok dan peneliti

membimbing diskusi, 4 orang

siswa bertanya contoh-contoh

energi

Pada saat belajar tentang

teorema usaha dan energi

kinetik ada 6 siswa yang

bertanya dan meminta agar

peneliti menjelaskan secara

rinci

1 orang siswa aktif bertanya

tentang energi petensial

gravitasi. Setelah paham siswa

ini yang bernama Arta maju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

153

Hari/tanggal Kelas Jam

Pelajaran

Jumlah

siswa yang

bertanya

Keterangan

dan menjelaskan kepada

peneliti dan teman-teman

sekelas.

5 7

kelomp

ok

Perwakilan

dari

kelompok

yait 1 orang

Beberapa siswa dalam 7 ,

yatu kelompok 1,2,3,5,6,7,

dan 8 kelompok aktif bertanya

mengenai latihan soal.

Sedangkan kelompok 4 hanya

diam saja. Berasarkan

pengematan peneliti,

kelompok 4 jarang

berkomunikasi engan peneliti

meski beberapa kalai peneliti

mencoba membangun

kmunikasi, namun mereka

hanya senyum dan terkdang

menjawab singkat.

Perwakilan dari masing-

masing kelompok

menegerjakan soal latihan

didepan kelas dan

menjelaskan kepada teman-

teman lain.

Kamis , 9

Maret 2017

X

MIPA 1

7 4 orang

siswa 4 orang siswa bertanya

mengapa diadakan prestest

padahal materinya belum

dipelajari

8 8

kelompok

Beberapa siswa dalam

kelompok merasa

kebingungan ketika

menggunakan metode kancing

gemerincing, sehingga setiap

kelompok kerap kali

memeanggil peneliti untuk

menjelaskan secara berulang-

ulang cara menggunakan

kancing

Satu kelompok menegalami

masalah, yaitu salah satu

temannya tidak mau berbicara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

154

Hari/tanggal Kelas Jam

Pelajaran

Jumlah

siswa yang

bertanya

Keterangan

1

kelompok

Akibarnya ketua kelompok

memanggil peneliti dan

teman-teman lainnya juga

berkomentar bahwa salah satu

orang teman mereka tidak mau

berbicara akibatnya mereka

tidak bisa berpendapat saat

menyusun argumen debat,

namun karena kondisi tersebut

siswa yang tidak mau

berbicara akhirnya berbicara

Senin, 13

Maret 2017

X MIPA

1

4 ( 30

Menit) 2

Kelomp

ok yang

berdeba

t

Secara umum 2 kelompok

yang berdebat berkomunikasi

kepada peneliti. Namun, dari

hasil ada 2 orang siswa yang

tidak aktif berdebat.

Kamis, 16

Maret 2017

X MIPA

2

3 ( 10

menit)

- Mengisi angket

4 ( 30

Menit) 7 siswa

1 siswa

5 siswa

7 orang siswa aktif mengankat

tangan dan menjawab

pertanyaan diawal

pembelajran

1 orang siswa yang aktif

bertanaya kepada peneliti dan

berdiskusi bersama peneliti

sedangkan siswa lain hanya

berdiskusi dengan teman lain.

3 orang siswa yang merupakan

perwakilan dari kelompok

yang kurang akif untuk

menjelaskan hukum energi

mekenakik pada benda jatuh

bebas pada posisi tertentu,

sedangkan 2 orang lainnya

menrupakan sukarelawan yang

mau mengerjakan soal latihan

sekaligus menjelaskan

penyelesaiannya kepad ateman

lain

5 ( 30

Menit)

Post test Waktu posttest siswa 25

menit, 5 menit lainnya

diguanakn unutk proses

pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

155

Hari/tanggal Kelas Jam

Pelajaran

Jumlah

siswa yang

bertanya

Keterangan

Kamis, 16

Maret 2017

X MIPA

1

7 ( 30) 2 kelompok

yang

berdebat

Debat unutk kelompok yang

kedua ini agak berbeda dengan

debat dari kelompok yang

pertama, perdebatan dari

kelompok yang kedua ini

sanagat memakan waktu yag

lama, karena siswa merasa

berkompetisi unutk menenang.

n pada saat berdebat mereka

lebih berkomunikasi anatar

siswa. Namun, beberapa kali

siswa bertanaya kepada

peneliti karena ada beberapa

pernyataan kelompok pro

yang sudah benar namun tetap

dibantah oleh kelompok

kontra.

8 (20) Semua

kelomp

ok

Satu

kelomp

ok

Secara umum semua

kelompok aktif bertanya

kepada peneliti ketika mereka

harus menemukan hubungan

usaha dan energi kinetik dan

hubungan usaha dan energi

potensial.

Salah satu kelompok bersedia

maju menjelaskan kepada

teman-teman, namun karena

salah siswa tersebut meminta

bimbingan peneliti.

Senin, 27

Maret 2017

X

MIPA 1

1 ( 30

Menit) Semua

kelomp

ok

Semua

kelomp

ok

Secara umum semua

kelompok aktif bertanya

kepada peneliti ketika

menyelesaikan latian soal.

Setiap kelompok mendapat

kesempatan menjeleaskan

peneyelasian soal didepan

kelas dan meminta konfirmasi

dari peneliti. Ketika penenlit

bertanya setiap kelompok juga

berusaha unutk menjelaskan

kapada peneliti dan kepada

teman-teman lain.

Kamis, 6

April 2017

X MIPA

1

7 ( 30

menit) 3

Kelomp

Setelah berdiskusi, 3

Kelompok maing-masing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

156

Hari/tanggal Kelas Jam

Pelajaran

Jumlah

siswa yang

bertanya

Keterangan

ok

Perwaki

lan dari

setiap

kelomp

ok yang

sudah

berdisk

usi

mendapatkan kesempatan

unutk menjelaskan hukum

kekekalan energi pada benda

jatuh bebas pada posisi tertetu

dan selanjtunya meminta

konfirmasi dari peneliti serta

memberi kesempatan kepada

peneliti unutk bertanya.

Kelompok juga aktif

menjawab pertanyaan peneliti

.

Setiap kelompok mengutus

perwakilannya untuk

mengerjakan soal latihan.

Stelah mnegerjakan setiap

orang menjelaskan dan aabil

aada pertanyaan dari peneliti,

setiap orang yang

mengerjakan soal latihan akan

menjwaba pertanyaan dan

kalau tidak bisa dijaab maka

teman satu kelompoknya akan

membantu menjawan.

8 ( 30

Menit)

Post test Waktu post test 22 menit.

Dari tabel diatas secara umum dapat dilihat bahwa siswa yang

diajarkan dengan metode kooperatif memiliki tingkat komunikasi

interpersonal antara siswa dan guru yang baik. Hal ini dapat dilihat

dari frekuensi siswa yang sering melakukan komunikasi bersama guru

dalam setiap pertemuan. Pada saat pembelajaran kooperatif siswa

lebih dituntut untuk dominan beraktivitas dalam kelas baik dalam hal

mencari materi maupaun dalam hal berkomunikasi.

Setelah dilakukan treatment di kelas X MIPA 1 dengan metode

kooperatif ada 2 orang siswa yang memiliki skor paling rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

157

berdasarkan skor kategorisasi dari data komunikasi interpersonal antar

siswa yang dikumpulkan oleh observer siswa ada 2 orang siswa yang

memiliki skor paling rendah yaitu siswa dengan kode 3 dan 12. Skor

yang diperoleh siswa sangat rendah yaitu 3 untuk siswa dengan kode

siswa 3 dan 2 untuk siswa dengan kode siswa 12. Menyadari hal ini

peneliti melakukan wawancara kepada kedua siswa tersebut. Berikut

adalah alasan ketidakaktifan siswa untuk berkomunikasi antara siswa

yaitu

1) Siswa merasa lebih nyaman untuk berdiskusi dengan guru,

karena guru sudah mengerti materi yang didiskusikan siswa.

Siswa tidak merasa nyaman ketika berdiskusi antar siwa karena

pemahaman yang mereka miliki minim dibandingkan

pemahaman guru. Dengan demikian siswa merasa kesulitan saat

berbicara dan siswa lebih suak berdiskusi dengan guru.

2) Pada saat berdiskusi siswa bingung apa yang mau didiskusikan,

karena ketidakpahaman siswa pada materi.

3) Siswa juga merasa dalam kelompok terkadang siswa tidak

didengarkan oleh siswa lain, selain itu siswa juga tidak suka

dikritik oleh siswa lain karena siswa tidak mau mencari alasan

apabila siswa sedang dikritik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

158

Pembahasan

1. Prestasi Belajar

Dari hasil Uji T Test Pretest kemampuan awal siswa kelas X MIPA 1

dan X MIPA 2 adalah tidak signifikan. Artinya tidak ada perbedaan tingkat

pemahaman awal siswa sebelum diberikan treatment.

Setelah diberikan treatment yang berbeda pada kedua kelas yaitu

ceramah interaktif untuk kelas X MIPA 2 dan metode pembelajaran

kooperatif untuk kelas X MIPA 1, kedua kelas diberikan posttest pada

kedua kelas. Skor rata-rata posttest lebih timggi daripada pretest. Hasil uji

T menunjukan adanya perbedaan yang signifikan, dengan demikian baik

pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif maupun dengan

menggunakan metode ceramah interaktif sama-sama meningkatkan

prestasi belajar siswa.

Penelitian ini mendukung teori dari Thomas Lickona, Arend, dan

Roger yang mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan pencapaian akademis, salah satunya yaitu prestasi belajar

siswa yang meningkat setelah menggunakan pembelajaran kooperatif.

Penelitian ini juga mendukung teori dari Suparno ( Suparno, 2013:

180) yang mengatakan bahwa pada umumnya metode ceramah yang

digabungkan dengan beberapa metode akan membuat siswa sungguh aktif

dan berpikir membangun pengetahuannya. Metode ceramah siswa aktif

yang dilakukan peneliti digabugkan dengan metode demonstrasi, metode

diskusi kelompok , serta menggunakan media pembelajaran berupa PPT,

dengan demikian siswa sungguh aktif dan berpikir mambangun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

159

pengetahuannnya, sehingga prestasi belajar siswa setelah diberi treatment

akan meningkat.

Untuk melihat perbandingan prestasi belajar pada kedua kelas ini,

maka dilakukan uji T menggunakan analisis Independent Sample. Secara

statistik peningkatan prestasi belajar dari kedua kelas adalah tidak signifikan

atau sama .

2. Komunikasi interpersonal

a. Komunikasi intepersonal berdasarkan angket

1) Komunikasi interpersonal antar siswa

Diawal pembelajaran siswa diberi angket komunikasi

interpersonal antara siswa yang berjumlah 20 pernyataan dan

setelah treatment siswa diberikan angket . Dari hasil Uji T Test

komunikasi interpersonal awal siswa kelas X MIPA 1 dan X

MIPA 2 adalah tidak siginifikan. Artinya tidak ada perbedaan

tingkat pemahaman awal.

Setelah diberikan treatment pada kelas X MIPA 1 secara

statistik komunikasi interpersonal antar siswa sebelum dan

sesudah diberikan treatment tidak memiliki perbedaaan atau

tidak signifikan. Namun jika dilihat dari nilai mean, nilai mean

sesudah diberikan treatment lebih besar dari pada mean sesudah

diberi treatment.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

160

Di kelas X MIPA 2 secara statistik juga tidak signifikan

atau tidak ada perbedaan, namun jika dilihat dari nilai mean

komunikasi interpersonal anatar siswa pada kelas X MIPA 2

sedikit berbeda. Nilai mean sebelum treatment lebih besar

daripada nilai mean setelah treatment. Dengan demikian

komunikasi interpersonal siswa setalah diberi treatment tidak

meningkat.

Untuk mengetahui perbandingan penggunaan metode

pembelajaran ceramah interaktif dan pembelajaran kooperatif

siswa terhadap meningkatan komunikasi interpersoanal anatar

siswa. analisis Independent Sample. Untuk perbandingan

komunikasi interpersonal anata siswa pada kelas X MIPA 1 dan

kelas X MIPA 2 dan secara statistik perbandingan komunikasi

interpersonal antara siswa dari kedua model pembeljaran ini

tidak signifikan. Artinya komunikasi interpersonal akhir antara

siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah diberikan

treatment tidak berbeda. Namun nilai mean kelas X MIPA 1

lebih besar daripada nilai mean kelas X MIPA 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

161

2) Komunikasi interpersonal antara siswa dan guru

Diawal pembelajaran siswa diberi angket komunikasi

interpersonal antara siswa dan guru yang berjumlah 15

pernyataan. Uji T dengan analisis Independent Sample untuk

membandingkan komunikasi interpersonal awal siswa kelas X

MIPA 1 dan X MIPA 2. Secara statistik, komunikasi

interpersonal anatara guru dan siswa pada kelas X MIPA 1 dan

X MIPA 2 adalah sama atau tidak singnifikan.

Dari hasil Uji T Test yaitu Paired Sample Test

komunikasi interpersonal sesudah dan sebelum menggunakan

metode kooperatif pada siswa kelas X MIPA 1 adalah

siginifikan. Artinya adanya perbedaan komunikasi interpersonal

antarasiswa dan guru setelah menggunkana metode kooperatif,

sedangkan pada kelas X MIPA 2 hasil uji T menunjukan tidak

adanya perbedaan komunikasi interpersonal antara guru dan

siswa setelah menggunakan metode ceramah interaktif.

Untuk membandingkan peningkatan komunikasi

interpersonal antara guru dan siswa pada kelas X MIPA 1 dan

kelas X MIPA 2, peneliti menggunakan uji T yaitu Independent

Sample. Setelah diberikan treatment yang berbeda pada kelas X

MIPA 1 dan kelas X MIPA 2, secara statistik peningkatan

komunikasi interpersonal antara guru dan siswa pada kedua

kelas ini sama atau tidak signifikan. Namun, nilai mean pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

162

kedua kelas sedikit berbeda, kelas X MIPA 1 memiliki nilai

mean lebih tinggi dari pada nilai mean dari kelas x MIPA 2.

Berikut adalah beberapa faktor yang menyebakan hasil

analisis komunikasi interpersonal antar siswa maupun

komunikasi antara guru dan siswa tidak signifikan pada kedua

kelas , yaitu

(a) Ketidak seriusan siswa mengisi angket

Pada saat mengisi angket setelah treatment siswa amat

tergesa-gesah karena siswa waktu mengisi angket adalah

jam pulang sekolah. Siswa igin cepat pulang, karena sudah

dijemput.

(b) Ada siswa yang tidak suka belajar kelompok

Beberapa orang siswa yang diwawancarai oleh peneliti

tidak suka belajar kelompok, karena mereka merasa bahwa

mereka sama-sama tidak tahu sehingga ketika berdiskusi

mereka lebih memilih untuk langsung bertanya kepada

peneliti daripada berdiskusi dalam kelompok.

(c) Tidak benar-benar mengukur keadaaan siswa

Apa yang diisi siswa tidak sepenuhnya mengukur

keadaaan siswa. Menurut pengamatan peneliti, pada saat

pengisian angket ada siswa yang berdiskusi dan cendrung

memilih jawaban yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

163

b. Komunikasi interpersonal berdasarkan peilain observer

1) Komunikasi interpersonal antar siswa

Pada tabel 4.27 dengan jelas diperlihatkan data

kategorisasi antar siswa kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2

setelah diberi treatment. Mean komunikasi interpersonal antar

siswa pada kelas X MIPA 1 berada kategori baik, sedangkan

mean komunikasi interpersonal kelas X MIPA 2 berada pada

kategori cukup.

Pada tabel 4.27 dan tabel 4.28 dapat dilihat perbedaan

prosentase dan kategori komunikasi interpersonal anatar siswa

pada kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2. Sebagian besara

kelas siswa X MIPA 1 berada pada kategori baik, sedangkan

sebagain besar siswa kelas X MIPA 2 berada pada kategori

cukup baik.

2) Komunikasi interpersonal antara guru dan siswa

berdasarkan penilaian peneliti

Pada tabel 4.35 dalam setiap pertemuan pada masing-

masing kelas, jumlah siswa yang aktif berkomunikasi secara

interpersonal dengan peneliti sangat berbeda. Kelas X mIPA 1

sering kali berkomunikasi interpersonal dengan peneliti,

sedangkan pada kelas X MIPA 2 jumlah siswa yang

berkomunikasi dengan peneliti sangat sedikit dan yang paling

aktif berbicara dengan peneliti hanya orang yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

164

Dari penilaian observer diatas baik itu komunikasi interpersonal

antar siswa maupaun komunikasi antara guru dan siswa, maka dapat

disimpulkan metode pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan

kmunikasi interpersonal pada siswa daripada dengan menggunakan

metode ceramah interaktif. Hal ini mendukung teori dari Miftahul

(2011: 82) yang mangatakan bahwa perbedaan pemebelajaran

kooperatif dengan metode ceramah interaktif aadalah pada kelompok

kooperatif adanya keterampilan sosial untuk bekerjasama secara

efektif salah satunya adalah komunikasi interpersonal, sedangkan pada

kelompok kecil yang diajarkan dengan metode ceramah interaktif

keterampilan-keterampilan sosial tidak diajarkan secara sistematis.

Selain itu dengan adanya pembelajaran kooperatif setiap siswa

mendapat kesempatan untuk berkontribusi pada kelompoknya masing-

masing yang akan membawa dampak posifit bagi kelompok,

sedangkan pada pembelajarn dengan menggunakan metode ceramah

interaktif ada siswa yang membiarkan teman satu kelompoknya

bekerja sendiri, sementara teman lain tinggal mencopy-paste jawaban

jika sudah selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

165

C. Keterbatasan Penelitian

1. Alokasi waktu yang kurang untuk kelas X MIPA 1 sehingga

jumlah pertemuan lebih banyak dari pada kelas X MIPA 2.

2. Ada siswa kelas X MIPA 1 yang tidak suka belajar bersama

teman, alasannya karena dia tidak suka belajar dengan teman

yang sama-sama tidak paham. Akibatnya diskusi menggunakan

kancing dalam kelompok menjadi terhambat.

3. Ketidak seriusan siswa saat mengisi angket

Apa yang diisi siswa pada angket terkadang tidak sesuai dengan

keadaaan yang sebenarnya, akibatnya beberapa hasil uji T tidak

signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

166

166

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analsis yang telah disampaikan sebelumnya,

dapat diambil kesimpulan berikut:

1. Secara umum pembelajaran Fisika pada materi energi dengan

menggunakan metode kooperatif jenis gabungan dari model TPS ( Think

- Pair – Share ), kancing gemerincing, dan debat dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa. Berdasarkan analisis angket komunikasi

interpersonal antara guru dan siswa meningkat di kelas X MIPA , namun

komunikasi interpersonal antara siswa di kelas. X MIPA 1 tidak

meningkat sedangkan dari hasil analisis penilaian observer komunikasi

interpersonal antara siswa dan komunikasi interpersonal antara guru dan

siswa pada kelas X MIPA 1

2. Secara umum pembelajaran Fisika pada materi energi dengan

menggunakan metode ceramah interaktif dapat meningkatakan prestasi

belajar siswa. Berdasarkan analisis angket dan analisis penilaian observer

komunikasi interpersonal antar siswa dan komunikasi intepersonal antara

guru dan siswa di kelas X MIPA 2 tidak meningkat.

3. Metode pembelajaran kooperatif dan ceramah interaktif sama-sama

meningkatkan komunikasi interpersonal siswa, namun prestasi belajar

siswa lebih meningkat di kelas yang menggunakan metode pembelajaran

kooperatif. Komunikasi interpersonal baik itu antar siswa maupun antar

guru dan siswa meningkat di kelas yang menggunakan metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

167

pembelajaran kooperatif daripada di kelas yang menggunakan

ceramah interakif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Guru dapat menggunakan metode koopertif model gabungan dari 3

model yaitu TPS, kancing gemerincing, dan debat dalam mengajar

materi-materi tertentu dalam Fisika. Karena selain meningkatakan

prestasi belajar siswa, metode ini juga dapat meningkakan salah satu

karakter yaitu karakter komunikasi interpersonal siswa

2. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat memperhitungkan pemerataan

waktu penelitian di masing-maing kelas, agar terus memotivasi siswa

yang tidak suka belajar kelompok sehingga aktif dalam kelompok, dan

agar peneliti selanjutnya lebih mengawasi ketika siswa mengisi

angket.

3. Topik-topik debat yang dipilih sebaiknya adalah topik-topik yang ada

dalam kehidupan siswa sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

168

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu H dan Widodo Supriyono. 2013. Psikologi belajar. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Arifin, Zainal.2009. Evalusi Pembelajaran Prinsip teknik Prisedur. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Cardoyo, Hemana. 2016. (Skripsi) Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw II dalam Pembelajaran Fisika pada Materi

Suhu dan Kalor Terhadap Motivasi dan Prestasi Siswa Kelas X SMA

Pangudi Luhur Sedayu. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Dahar, Ratna Wilis.2006. Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta :

Erlangga

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta. Erlangga

Khairani, Makmun. 2015. Psikologi komunikasi dalam pembelajaran.

Yogyakarta: aswaja Presindo

Koesoema, Doni. 2012. Pendidikan Karakter Utuh Dan Meluruh. Yogyakarta:

Kanisius

Kusniastuti,Indah. 2015. (Skripsi) Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan

Metode Eksperimen unutk Materi Pengukuran dalam Meniingatkan

Prestasi Belajar, minat, dan nilai karakter pada siswa kelas X SMAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

169

Sendawar, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Yogyakarta: Universitas

sanata arma

Kosasih, E. 2014. Strategi belajar dan pembelajaran implementasi kurikulum

2013. Bandung: Yrama Widya

Lickona, Thomas.2008. Pendidikan karakter panduan lengkap mendidikk siswa

menjadi pintar dan baik . Diterjemahkan oleh Lita S. Bandung: Nusa

Media

Maksum, dkk. 2009 . Fisika SMA/MA kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional.

Maulana, Herdiyan dan Gumgu, Gumelar. 2013. Psikologi Kounikasi dan

Persuasi. Jakarta: Akademia Permata

Siahan, S. M.1990. Komunikasi Pemahaman dan Penerapannya. Jakarta: PT BPK

Gunung Mulia

Siswanto. Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta : Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional

Sukoco, Benediktus Heru. 2013. (skripsi) Deskripsi Komunikasi Interpersonal

Mahasiswa Semester Tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

170

Suparno, Paul. 2013. Sumbangan Pendidikan Fisika Terhadap Pembangunan

Karakter Bangsa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

___________. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivisme dan

Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

___________.2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

___________.2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma

Raka, Gede dkk. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah. Jakarta: Elek Media

Komputindo

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo

Wisudawati, Asih Widi dan Eka sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran

IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

171

LAMPIRAN

1. Surat Ijin

2. Validasi

3. RPP

4. Scan pretest, posttest, angket dan lembar observasi

5. Daftar Nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

172

Surat Ijin JPMIPA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

173

Surat Ijin Bappeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

174

Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMAN 1 Depok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

175

Lembar Validasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

183

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Identitas

Sekolah : SMA Negeri 1 Depok

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X MIPA 1 / II

AlokasiWaktu : 6 X 45 menit

A. KompetensiInti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

184

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik diharapkan dapat :

1. Menjelaskan teorema usaha dan energi , energi kinetik dan energi

potensial

2. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan energi

3. Menghitung energi kinetik dan potensial dari suatu benda

4. Menjelaskan hukum kekekalan energi

5. Menggunakan persamaan kekekalan energi mekanik untuk memecahkan

persoalan.

C. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9

Menganalisis konsep

energi,usaha (kerja),

hubungan usaha (kerja)

dan perubahan energi,

hukum kekekalan

energi, serta

penerapannya dalam

peristiwa sehari-hari

Pertemuan 1 ( 3 JP)

Pre-test dan pembagian kelompok

1. Menjelaskan konsep teorema usaha dan

energi, energi kinetik, dan energi potensial

2. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan

dengan teorema usaha dan energi, energi

kinetik, dan energi potensial

Pertemuan 2 ( 3 JP )

1. Menentukan energi energi mekanik suatu

benda

2. Menjelaskan hukum kekekalan energi

3. Menggunakan persamaan kekekalan energi

mekanik untuk memecahkan persoalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

185

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

Post test ( 1 JP)

4.9

Menerapkan metode

ilmiah untuk

Mengajukan gagasan

penyelesaian masalah

gerak dalam kehidupan

sehari-hari, yang

berkaitan dengan

konsep energi, usaha

(kerja) dan hukum

kekekalan energi

E. Materi Pembelajaran

Pertemuan 1 :

• Konsep usaha dan energi

• Energi kinetik

• Energi potensial

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1 ( 2 J P)

1. Pendahuluan (45 menit)

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, meminta

salah seorang peserta didik memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa,

kemudian mengatur tempat duduk secara berkelompok.

Pretest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

186

Sebagai apersepsi, guru mereview kembali tentang energi, energi

potensial, dan energi kinetik yang pernah dipelajari siswa di bangku

SMP

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan.

2. Kegiatan Inti ( 85 menit)

No

Sintaks/Tahapan

Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

(1) (2) (3)

1. Mengamati

1. Guru meletakan sebuah buku diatas meja,

kemudian meminta siswa mengamati ada atau

tidaknya energi pada buku yang diam diatas meja

dengan ketinggian m

2. Guru meminta seorang siswa untuk melepaskan

sebuah buku dari ketinggian tertentu. Siswa lain

mengamati.

2. Menanya

1. Apakah benda yang diam diatas meja dengan

ketinggian m memiliki energi ?

2. Apakah buku yang dilempar memiliki energi?

3 Mencoba

Mencoba

1. Guru membagikan soal latihan yang, kemudian siswa

berdiskusi dalam anggota kelompok dan mencoba

mencari informasi dari buku dan internet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

187

No

Sintaks/Tahapan

Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

2. Siswa bersama kelompoknya mencermati

permasalahan yang diberikan pada soal-soal latihan

dan mencari jawaban dari buku ataupun internet.

4 Mengasosiasi

1. Siswa dibimbing guru melakukan diskusi tentang

teorema usaha- energi , konsep energi, dan macam-

macam energi

2. Siswa menerapkan persamaan energi untuk

menyelesaikan soal-soal yang diberikan

5 Mengomunikasikan

Mengkomunikasikan

1. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi yang

telah dilakukan

2. Perwakilan dari setiap kelompok akan mengerjakan

salah satu soal hitungan didepan kelas dan

menjelaskan teorema usaha-energi

3. Guru melakukan penguatan materi dari hasil diskusi

siswa

3. Kegiatan Penutup (5 menit)

Siswa diberi kesempatan untuk membuat rangkuman dan melakukan

refleksi terhadap pengalaman belajar yang dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

188

Konfirmasi guru agar seluruh hasil belajar tentang konsep usaha, konsep

energi, energi kinetik, dan energi potensial

Pertemuan 2( 2 J P)

2. Pendahuluan (10 menit)

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, meminta

salah seorang peserta didik memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa,

kemudian mengatur tempat duduk secara berkelompok.

Sebagai apersepsi, guru mereview kembalimateri SMP tentang kaitan

energi potensial dan energi kinetik serta energi mekanik. Guru juga

mereview kembali bunyi hukum kekekalan energi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan

2. Kegiatan Inti (85 menit)

No

Sintaks/Tahapan

Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

(1) (2) (3)

1. Mengamati

1. Siswa mengamati guru yang menampilkan slogan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

189

No

Sintaks/Tahapan

Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

hemat BBM

2. Siswa mengamati guru yang menampilkan foto

bunyi hukum kekekalan energi dari buku fisika

3. Siswa mengamati gambar benda jatuh bebas

2. Menanya

1. Mengapa harus berhemat kalau energi itu kekal ?

2. Bagaimanakah perubahan energi pada benda jatuh

bebas ?

3 Mencoba

1. Siswa bersama kelompoknya mencermati

permasalahan yang diberikan pada soal latihan ,

mencari jawaban dengan membuka buku atau

internet.

2. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan

guru

3. Siswa mencari tahu perubahan energi pada benda

yang jatuh bebas

4 Mengasosiasi

1. Siswa dibimbing guru melakukan diskusi tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

190

No

Sintaks/Tahapan

Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

konsep energi mekanik dan kekekalan energi

2. Siswa menerapkan persamaan kekekalan energi

mekanik pada benda jatuh bebas untuk

menyelesaikan soal-soal yang diberikan

5 Mengomunikasikan

1. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi “

Mengapa harus berhemat ? “.

2. 3 kelompok terpilih akan menjelaskan perubahan

energi pada benda yang jatuh bebas

3. Perwakilan dari setiap kelompok akan mengerjakan

salah satu soal hitungan didepan kelas

3. Kegiatan Penutup (10 menit)

Siswa diberi kesempatan untuk membuat rangkuman dan melakukan

refleksi terhadap pengalaman belajar yang dilakukan.

Konfirmasi guru agar seluruh hasil belajar tentang konsep usaha, konsep

energi, energi kinetik, dan energi potensial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

191

Posttest

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

B. Identitas

Sekolah : SMA Negeri 1 Depok

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X MIPA 2/ II

AlokasiWaktu : 6 X 45 menit

D. KompetensiInti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

192

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

E. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik diharapkan dapat :

1. Menjelaskan konsep energi , energi kinetik dan energi potensial

2. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan energi

3. Menghitung energi kinetik dan potensial dari suatu benda

4. Menjelaskan hukum kekekalan energi

5. Menggunakan persamaan kekekalan energi mekanik untuk

memecahkan persoalan

6. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9

Menganalisis konsep

energi,usaha (kerja),

hubungan usaha (kerja)

dan perubahan energi,

hukum kekekalan

energi, serta

Pertemuan 1 ( 2 JP)

Pre-test dan pembagian kelompok

1. Menjelaskan teorema usaha dan energi, energi

kinetik, dan energi potensial

Pertemuan 2 ( 1 JP)

1. Menghitung energi mekanik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

193

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

penerapannya dalam

peristiwa sehari-hari

2. Menghitung besaran yang berkaitan

dengan teorema usaha-energi, energi

kinetik, dan energi potensial

Pertemuan 3 ( 2JP)

1. Menjelaskan konsep kekekalan energi

2. Menggunakan persamaan kekekalan energi

mekanik untuk memecahkan persoalan

Pertemuan 4 (1 JP)

Posttest

4.9

Menerapkan metode

ilmiah untuk

Mengajukan gagasan

penyelesaian masalah

gerak dalam kehidupan

sehari-hari, yang

berkaitan dengan

konsep energi, usaha

(kerja) dan hukum

kekekalan energi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

194

G. Materi Pembelajaran

Pertemuan 1 :

• Energi

• Energi kinetik

• Energi potensial

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1 ( 1 J P)

1. Pendahuluan (40 menit)

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, meminta

salah seorang peserta didik memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa,

kemudian mengatur tempat duduk secara berkelompok.

Pretest

Sebagai apersepsi, guru mereview kembali tentang energi, energi

potensial, dan energi kinetik yang pernah dipelajari siswa di bangku

SMP. Guru juga meriview kembali konsep usaha yang sudah dipelajari.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan.

Pembagian kancing sebagai kuota bicara

2. Kegiatan Inti ( 40 menit)

No

Sintaks/Tahapan

Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

(1) (2) (3)

1. Mengamati

1. Guru memeinta siswa meletakan sebuah buku diatas

meja, kemudian meminta siswa mengamati ada atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

195

tidaknya energi pada buku yang diam diatas meja

dengan ketinggian h

2. Guru meminta siswa lain untuk melepaskaan buku

ke meja pada kegiatan tertentu. Lalu siswa

mengamati apakah buku tersebut memiliki energi.

2. Menanya

1. Apakah benda yang diam diatas meja dengan

ketinggian m memiliki energi ?

2. Apakah buku yang dilepaskan dari ketinggian

tertentu ke meja memiliki energi ?

3 Mencoba

1. Peserta didik mulai berdiskusi untuk menjawab

pertanyaan debat, pada saat berdiskusi siswa

menggunakan kancing sebagai kuota bicara .

Masing-masing kelompok menyiapkan argumen-

argumen yang mendukung. Kelompok yang

menjawab setuju akan menjadi kelompok pro dan

kelompok yang menjawab tidka setuju akan menjadi

kelompok kontra

2. Dua Kelompok pro dan dua kelompok kontra yang

dipilih untuk berdebat mencoba berdiskusi kembali

dalam kelompok sekaligus menggabungan argumen

yang sudah dibuat.

4 Mengasosiasi

1. Siswa menganalisis kejadian yang didemostrasikan dan

membuat argumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

196

5 Mengomunikasikan

1. Dalam kelompok siswa saling berkomunikasi dan

saling bependapat untuk menyusun argumen debat.

Dari hasil komunikasi, setiap kelompok memutuskan

untuk masuk kedalam kelompok pro atau kelompok

kontra, selanjutnya siswa menyusun argumen.

2. Siswa mengomunikasikan jawabannya dengan aturan

debat yang berlaku. Kelompok pro pertama-tama

membacakan argumennya selanjutnya kelompok

kontra membacakan argumennya. Setelah kedua

kelompok membacakan argumennya, kelompok pro

dipersilahkan untuk bertanya atau membantah kepada

kelompok kontra, kemudian akan terjadi tanya jawab

dengan tetap menggunakan kancing sebagai kuota

berbicara. Setelah pertanyaan kelompok pro bisa

dijawab dengan baik maka giliran kelompok kontra

untuk bertanya atau membantah kepada kelompok pro.

Dengan aturan yan sama yaitu kancing sebagai kuota

biacara. Apabila kedua keompok sudah menemukan

jawabannya maka guru mengambil kesimpulan dan

memperbaiki segala macam miskonsepsi dari siswa.

3. Kegiatan Penutup (5 menit)

Siswa diberi kesempatan untuk melakukan refleksi terhadap pengalaman

belajar yang dilakukan

Pertemuan 2 ( 1 J P)

1. Pendahuluan (5 menit)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

197

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, meminta

salah seorang peserta didik memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa,

kemudian mengatur tempat duduk secara berkelompok.

Guru meriviem kembali materi tentang Energi dipertemuan sebelumnya

2. Kegiatan Inti ( 30 menit)

No

Sintaks/Tahapan

Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

(1) (2) (3)

1. Mengamati

-

2. Menanya

-

3 Mencoba

1. Siswa mencari dari sumber lain hubungan usaha dan

energi kinetik serta hubungan usaha dengan energi

potensial

2. Siswa mencari dari sumber-sumber belajar konsep

energi mekanik dan kekalan energi mekanik pada

benda jatuh bebas

4 Mengasosiasi

Siswa mengggunakan persamaan energi kinetik, energi

potensial, teorema usaha dan energi , serta persamaan

energi mekanik untuk menyelesaikan persoalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

198

5 Mengomunikasikan

Perwakilan dari setiap kelompok mengerjakan soal dipapan

dan menjelaskan teknik penyelesaiannya kepada teman-

teman disertai tanya jawab. Setiap kelompok yang

mendapat giliran untuk mengerjakan dan menjelaskan

teknik penyelesaian soal bertangung jawab unutk

menjelasakan dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain

yang bertanya.

3. Kegiatan Penutup (10 menit)

Siswa diberi kesempatan untuk membuat rangkuman dan melakukan

refleksi terhadap pengalaman belajar yang dilakukann

Konfirmasi guru agar seluruh hasil belajar tentang konsp usaha dan energi

serta penyelesaian soal dari setiap siswa

Pertemuan 3 ( 2 J P)

1. Pendahuluan (10 menit)

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, meminta salah

seorang peserta didik memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa,

kemudian mengatur tempat duduk secara berkelompok.

Guru merivew kembali materi Energi mekanik

2. Kegiatan Inti ( 70 menit)

No

Sintaks/Tahapan

Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

(1) (2) (3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

199

No

Sintaks/Tahapan

Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

1. Mengamati

1. Siswa mengamati gambar yang bertuliskan slogan

hemat energi

2. Siswa membaca bunyi hukum kekekalan energi

2. Menanya

1. Mengapa kita perlu berhemat energi, padalah energi

itu kekal? ( pertanyaan debat)

3 Mencoba

1. Siswa mengerjakan latihan soal yang berkaitan dengan

energi.

2. Siswa berdiskusi tentang energi itu kekal atau tidak.

4 Mengasosiasi

1. Menganalisis masalah dan menentukan argumen dan

peserta didik didampingi oleh guru. Siswa yang

mendukung energi itu kekal akan menjadi kelompok

pro, sedangkan yang tidak mendukung akan menjadi

kelompok kontra

2. Siswa menggunakan persamaan hukum kekekalan

energi mekanik untuk memecahkan persoalan

5 Mengomunikasikan

1. Dalam kelompok siswa saling berkomunikasi dan

saling bependapat untuk menyusun argumen debat.

Dari hasil komunikasi, setiap kelompok

memutuskan untuk masuk kedalam kelompok pro

atau kelompok kontra, selanjutnya siswa menyusun

argumen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

200

No

Sintaks/Tahapan

Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

2. Siswa mengomunikasikan jawabannya dengan

aturan debat yang berlaku. Kelompok pro pertama-

tama membacakan argumennya selanjutnya

kelompok kontra membacakan argumennya.

Setelah kedua kelompok membacakan

argumennya, kelompok pro dipersilahkan untuk

bertanya atau membantah kepada kelompok kontra,

kemudian akan terjadi tanya jawab dengan tetap

menggunakan kancing sebagai kuota berbicara.

Setelah pertanyaan kelompok pro bisa dijawab

dengan baik maka giliran kelompok kontra untuk

bertanya atau membantah kepada kelompok pro.

Dengan aturan yang sama yaitu kancing sebagai

kuota biacara. Apabila kedua keompok sudah

menemukan jawabannya maka guru mengambil

kesimpulan dan memperbaiki segala macam

miskonsepsi dari siswa.

3. Mengerjakan latihan soal didepan kelas dan

menjelaskan kepada teman-teman lain

3. Kegiatan Penutup ( 10 menit)

Siswa diberi kesempatan untuk membuat rangkuman dan melakukan

refleksi terhadap pengalaman belajar yang dialami

Konfirmasi guru agar seluruh hasil belajar tentang konsep hukum

kekekalan energi pada gerak jatuh bebas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

201

Pertemuan ke-4

Posttest ( 30 Menit).

G. Teknik Penilaian

Sikap : lembar observasi siswa ( komunikasi

interpersonal)

Pengetahuan : tes tulis uraian

H. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media/alat : Laptop, LCD,

2. Sumber Belajar :

Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika

jilid 1. Jakarta: Erlangga

Martin Kanginan. Fisika untuk SMA

Kelas XI. Jakarta. Erlangga.

Young & Freedman. 2000. Fisika

Universitas jilid 1. Jakarta: Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

202

Lampiran Materi

A. Materi Energi

2. Energi

Istilah energi bukanlah istilah yang asing bagi kita. Dalam beraktivitas

sehari-hari kita selalu membutuhkan energi, baik ketika kita tidur, berjalan,

menulis, membaca dan kegiatan lainya. Bukan hanya manusia, alat-alat

seperti TV, Kipas angin, Sepeda motor, mobil dan lain sebagainya juga

memerlukan energi untuk melakukan usaha.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

203

Jadi untuk melakukan usaha diperlukan sejumlah energi. Dengan

begitu energi diartikan sebagai sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar

dapat melakukan usaha( Kanginan, 2006: 203).

Sumber energi dibagi atas dua: sumber energi tak terbaharui, seperti

energi fosil dan minyak mentah dan sumber energi terbaharui, seperti eergi

Matahari, energi angin, energi air, dll.

Satuan energi sama dengan satuan usaha yaitu joule . Satu joule sama

dengan besar usaha yang dilakukan oleh gaya sebesar satu newton untuk

memindahkan benda sejauh satu meter.

Satuan lain untuk menyatakan energi adalah kalori (disingkat Kal). Satuan

kalori dapat dikonversi kedalam satuan joule sehingga :

1 kalori = 4,2 joule

1 joule= 0,24 kalori

3. Energi Kinetik

a. Pengertian energi kinetik

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena

geraknya (Kanginan, 2006: 206). Nama energi kinetik diperkenalkan

pertama kali oleh Lord Kelvin fisikawan Inggris. Kata “Kinetik”

berasal dari bahasa Yunani yang berarti “gerak”.

Energi kinetik merupakan besaran skalar; energi kinetik

bergantung pada massa dan laju benda. Makin besar kelajuan , maka

makin besar juga energi kinetiknya. Makin besar massa benda, makin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

204

besar juga energi kinetiknya.

b. Rumus energi kinetik

Energi kinetik bergantungg pada massa dan kelajuan benda,

secara matematis persamaan energi kinetik adalah sebagai berikut

Posisi awal Posisi Akhir

F V

Gambar 1 Perubahan posisi benda yang diberi gaya F

Pada gambar 1 sebuah benda bermassa m yang diam. Ketika

gaya konstan diberikan selama benda menempuh jarak , benda

akan bergerak dengan percepatan a sampai mencapai kecepatan akhir

v. Usaha yang dilakukan pada benda W= F seluruhnya diubah

menjadi energi kinetik benda pada keadaan akhir. Jadi, EK = W atau

EK = F

Gunakan persamaan kecepatan dari GLBB

; ; (1)

Gunakan persamaan perpindahan dari GLBB

;

( ) ;

(2)

Energi kinetik EK dapat ditulis dengan

EK = F = (ma)(

) =

( )=

Maka persamaan energi kinetik adalah EK =

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

205

(Kanginan, 2006: 207)

3. Hubungan Usaha dan Energi Kinetik ( Teorema usaha-energi)

Usaha yang dilakukan pada suatu benda memenuhi persamaan

W= F (w = usaha, F = gaya, dan = perpindahan). Dengan

mengganti F = m a (F = gaya, m = massa, dan a = percepatan). Jika

kedua ruas dari persamaan F = m a dikalikan dengan , maka akan

tampil usaha yang dilakukan oleh gaya pada benda.

F = m (a )

Hasil kali berkaitan dengan kecepatan awal v1 dan

kecepatan akhir v2 sesuai persamaan GLBB.

( )

[

]

Persamaan diatas dapat kita tulis sebagai

F [

]

F

(Kanginan, 2006: 209)

sebagai energi kinetik benda ( EK), sehingga persamaan

diatas dapat kita tulis sebagai

F =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

206

Kerja total yang dilakukan pada sebuah benda sama dengan

perubahan energi kinetiknya. ( Giancoli, 1998:180)

.

4. Energi Potensial Gravitasi

Energi potensial adalah energi yang berkaitan dengan posisi

suatu benda. Misalnya, sebuah benda dengan massa m diangkat dari

permukaan tanah sampai ketinggian h dari tanah. Apabila percepatan

gravitasi bumi g, maka gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda

adalah F = W = mg. Jadi, usaha yang diperlukan untuk mengangkat

benda setinggi h adalah

W = Fh

W = mgh

Gambar 2 Benda yang diangkat setinggi h dari tanah

Dengan demikian, benda yang berada pada ketinggian h

mempunyai potensi untuk melakukan usaha sebesar W = m.g.h.

Dikatakan benda tersebut mempunyai energi potensial gravitasi, yang

besarnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

207

mgh=Ep

dengan Ep sama dengan energi potensial, m sama dengan massa ,g

sama dengan percepatan gravitasi bumi, h sama dengan ketinggian

dari permukaan tanah.

Apabila benda mula-mula berada pada ketinggian h1, karena

gaya beratnya benda bergerak vertikal ke bawah hingga ketinggian h2

dari bidang acuan

Gambar 3 benda yang bergerak vertikal ke bawah dari keadaan

hingga keadaan

W = mgh1- mgh2

= - mg (h2 - h1)

W = EP

Sehingga kerja yang dilakukan oleh gaya berat merupakan

selisih perubahan energi potensial benda tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

208

( )

Tanda negatif pada di depan ( ) merupakan hal yang

penting. Ketika benda bergerak naik, h akan semakin besar,kerja yang

dilakukan gaya gravitasi akan negatif, maka energi potensial gravitasi

akan bertambah. Sebaliknya ketika benda bergerak turun, h akan

berkurang gaya gravitasi akan melakukan kerja positif maka energi

potensial gravitasi akan berkurang.

8. Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Ene rgi mekanik merupakan gabungann dari energi potensial

dan energi kinetik.

a. Menurunkan Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Jika tidak ada gaya-gaya nonkonservatif, maka = 0, prinsip

umuum teorema usaha-energi kita peroleh

= ( 1)

Usaha oleh gaya resultan adalah usaha yang dilakukan oleh

gaya-gaya konservatif, , dan gaya-gaya tak konservatif, ,

seingga

= (2)

Jika pada sistem hanya bekerja gaya-gaya konservatif, ,

dan persamaan tersebut menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

209

=

= (3)

Telah kita ketahui bahwa = , sehingga =

atau . Jumlah , sehingga dapat

kita tulis = 0

Atau (4)

Energi Mekanik EM = EP + EK, sehingga dapt juga kita tulis

= (5)

Persamaaan 4 dan 5 dikenal dengan sebutan hukum kekekalan

energi mekanik. Hukum Ini berbunyi enrgi mekanik sistem pada

posisi akhir sama dengan energi mekanik sistem pada posisi awal.

b. Aplikasi hukum kekekalan energi meknik pada benda jatuh

bebas

Untuk sistem yang bergerak di bawah gaya berat, misalnya pada

kasus gerak jatuh bebas. Energi mekaniknya terdiri dari energi

potensial gravitasi konstan EP = mgh dan energi kinetik EK =

m ,

sehingga hukum kekekalan energi mekanik dapat kita tulis

=

Gerak jatuh bebas dari sebuah benda yang mula-mula berada

pada ketinggian H diatas tanah. Kita tetapkan tanah sebagi bidang

acuan h= 0 ( atau EP= 0). Pada gambar 4, di posisi 1 benda belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

210

bergerak,sehingga = 0 atau =

= 0. Semua energi

mekanik berbentuk energi potensial: EM= =mgH.

Di posisi 2, energi mekanik sebagian berbentuk energi potensial

dan sebagian lagi energi kinetik, sehingga

=

= mgh +

m

Sesaat sebelum benda menyentuh tanah, h= 0 atau Ep= 0. Semua

energi mekanik berbentuk energi kinetik

= =

m

Dengan mengaplikasikan hukum kekekalan energi mekanik pada

kasus gerak jatuh bebas seperti gambar 4, kita peroleh

EM = = =

= = mgh +

m

= mgH

=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

211

Gambar 4. sebuah benda yang jatuh bebas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

212

Instrumen Penilaian kognitif

Materi tentang energi potensial dan energi kinetik

No Indikator Soal Kunci Jawaban Skor

1. Menghitung besaran-

besaran yang

berkaitan dengan

konsep usaha dan

energy, energi

kinetik, dan energi

potensial

Teorema usaha-energi

Sebuah benda bermassa 4 kg

mula-mula diam kemudian

bergerak lurus dengan percepatan

3 m/s². Hitunglah usaha yang

diubah menjadi energi kinetik

setelah 3 detik!

Diketahui:

m = 4 kg

a = 3 m/s²

t = 3 detik

Ditanya: Usaha (W)

Hitung terlebih dahulu nilai v1

dan v2.

Pada soal diatas benda mula-

mula diam, sehingga v1 = 0.

Maka v2 dapat dicari dengan

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

213

menggunakan rumus gerak

lurus berubah beraturan

(GLBB):

v2 = v1 + a.t

v2 = 0 + 3 (3) = 9 m/s

Selanjutnya kita dapat

menghitung usaha (W) dengan

rumus:

2 Sebuah peti bermassa 80 Kg Dik : m = 80 Kg 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

214

dinaikan dari atas tanah .Jika

tinggi truk 1,5 m dan percepatan

gravitasi 10 m/s2, maka besar

usaha yang harus dilakukan

untuk menaikan peti tersebut

adalah..

h= 1,5 m

g= 10 m/s2

Dit= w=..?

W= F. S

W = F.

W = mg.

W = (80) (10) ( 1,5-0)

W = 1200 J

3 Energi kinetik

Sebuah sepeda yang massanya 40

kg bergerak dengan kecepatan 10

m/s. Tentukan besar energi

Dik= m= 40 Kg

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

215

kinetik sepeda tersebut!

v= 10 m/s

Dit = ... ?

Energi kinetik suatu benda :

Ek = 1/2 m v

2

Ek = 1/2 x 40 x 10

2

Ek = 2000 joule

4 Perhatikan gambar berikut! a. Energi kinetik dititik A

Pada soal di samping ,

benda mengalami gerak

jatuh bebas sehingga vA =

0. Maka energi kinetik saat

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

217

Skor Total =

5 Energi Potensial

Sebuah bola besi massanya 0,2

kg dilempar vertikal keatas.

Energi potensial benda pada

ketinggian maksimum adalah 40

J. Bila g = 10 m/s², maka

hitunglah ketinggian maksimum

yang dicapai bola tersebut!

Diketahui: Ep = 40 Joule

m = 0,2 kg

g = 10 m/s²

Ditanya: ketinggian maksimum

(h)

Jawab:

Ep = m.g.h

40 = 0,2 (10). h

h = 40/2

h = 20 meter

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

218

Latihan soal Hukum Kekekalan Energi

No Indikator Soal Kunci Jawaban Skor

1 Menghitung besar

energi mekanik pada

benda jatuh bebas

Sebuah apel memiliki massa 300

gram jatuh dari pohonnya pada

ketinggian 10 meter. Jika g =10

m/s2, berapakah energi mekanik

pada apel?

Dik m = 300 gram = 0,4 kg

g =10 m/s2

h = 10 m

Dit Em?

Jawab

Em = Ep + Ek

Karena bendanya sudah

jatuh dan tidak

diketahui

kecepatannya, maka Ek

dikatakan nilainya nol.

(Ek = 0)

Em = Ep

`10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

219

Em = m g h

Em = 0,3 x 10 x 10 =

30 joule

Jadi energi mekanik

pada apel yang jatuh

tersebut adalah 30 J.

2 Menghitung energi

mekanik benda

Sebuah mangga yang massanya

100 gram dilempar secara

vertikal ke atas. Pada waktu

ketinggiannya 10 meter dari

permukaan tanah memiliki

kecepatan 4 m/s. Berapakah

energi mekanik buah mangga

pada saat tersebut? Jika g =10

m/s2

Dik : m = 100 gram = 0,1 kg

h = 10 m ;

v = 4 m/s

g =10 m/s2

Dit Em…?

Jawab

Em = Ep + Ek

Em = m g h + ½ m v2

Em = 0,1 . 10 . 10 + ½ . 0.1. 42

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

220

Em = 10 + 0,8

Em = 10,8 joule

3 Menjelaskan hukum

kekekalan energi

Apa yang dimaksudakan dengan

hukum kekekalan energi?

Energi itu bersifat kekal yang

artinya energi tidak dapat

diciptakan atau dimusnahkan,

energi hanya dapat berubah

bentuk dari suatu bentuk

kebentuk lainnya.

5

Skor Total =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

221

Lembar penilaian komunikasiasi interpersonal ( Oleh observer siswa)

Lembar Observasi Siswa

Sekolah : SMA N 1 Depok

Kelas : X MIPA 1

Jam Pelajaran :

Berilah tanda centang ( ) pada kolom dibawah ini apabila siswa sudah memenuhi

indikator peningkatan komunikasi interpersonal.

Kelompok :

Indikator komunikasi komunikasi

interpersonal antara siswa

Nomor siswa Komentar

Terbuka untuk menyapa teman lain

Berani mengungkapkan pendapat

saat berdiskusi dalam kelompok

Berani mengungkapkan perasaan

saat dilukai dan kecewa pada teman

serta berani untuk untuk

mengungkapan perasaan saat

melihat teman lain berhasil

Menyambut baik setiap kritikan dari

teman dan bersedia untuk merubah

pendapat yang salah

kemauan siswa untuk

mendengarkan pendapat temannya

kemauan siswa untuk mendukung

pendapat serta berbicara temannya

Spontanitas siswa saat berbicara

dengan temannya

Bersedia mengubah sudut

pandangnya saat salah

Sikap positif berupa rasa percaya

diri menjadi lawan biacara yang

baik bagi temannya

Kemauan siswa untuk menerima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

222

atau tidak sikap dari temannya yang

tidak disukainya pada saat

berinteraksi

Kemauan siswa untuk memberikan

pujian kepada lawan biacanya yang

memperoleh prestasi yang baik

Kemauan siswa untuk menghargai

pendapat temannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

223

Kelas X MIPA 1

Pembuatan Argumen

Mempresentasikan Hasil diskusi

Posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

224

Kelas X MIPA 2

Menjelaskan Teorema usaha dan energi

Berdiskusi dalam kelompok

Mengerjakan latihan soal , setelah itu menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

225

Jawaban pretest siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

226

Jawaban angket setelah treaatment

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

227

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

228

Jawaban angket sisiwa sebelum treatmet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

229

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

230

Lambar penilaian observer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

231

Jawaban posttest siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

232

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

233

Lampiran Rekapitulasi Nilai Kelas X MIPA 1

Kode

siswa

Skor soal Pretest

Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7

1 10 0 10 2 2 0 0 24 36,92

2 10 0 10 0 2 0 2 24 36,92

3 10 4 10 2 0 0 3 29 44,62

4 10 4 10 2 2 0 0 28 43,08

5 10 2 10 0 2 0 4 28 43,08

6 10 2 2 0 2 0 0 16 24,62

7 - - - - - - - - --

8 10 2 2 0 0 0 0 14 21,54

9 10 2 10 2 2 0 3 29 44,62

10 10 0 10 2 2 2 2,5 28,5 43,85

11 10 2 10 2 10 0 4 38 58,46

12 10 2 10 0 0 0 0 22 33,85

13 10 0 5 2 10 5 5 37 56,92

14 10 2 10 2 2 0 3 29 44,62

15 10 0 10 0 2 0 2 24 36,92

16 10 3 10 2 2 0 2 29 44,62

17 10 2 10 0 2 2 0 26 40

18 10 2 10 2 2 2 5 33 50,77

19 10 2 10 2 2 0 3 29 44,62

20 10 2 2 0 0 3 2,5 19,5 30

21 10 2 10 2 2 0 5 31 47,69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

234

Kode

siswa

Skor soal Pretest

Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7

22 10 2 10 2 2 0 3 29 44,62

23 10 2 10 2 2 4 4 34 52,31

24 10 2 10 2 2 3 4 33 50,77

25 10 0 10 2 2 4 5 33 50,77

26 10 2 10 2 10 0 0 34 52,31

27 10 2 2 2 2 0 3 21 32,31

28 10 2 10 0 2 0 4 28 43,08

29 - - - - - - - - -

30 10 2 5 0 2 0 2 21 32,31

31 10 0 10 0 0 0 3 23 35,38

32 10 2 10 2 2 3 4 33 50,77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

235

Kode

siswa

Skor soal Posttest

Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7

1 4 3 4 15 3 10 0 39 60

2 4 3 10 15 10 10 10 62 95,38

3 5 5 10 3 10 10 10 53 81,54

4 3 2 10 8 10 10 10 53 81,54

5 5 5 10 12 10 4 10 56 86,15

6 3 5 6 0 10 4 10 38 58,46

7 3 4 6 15 10 4 3 45 69,23

8 4 4 6 15 10 10 5 54 83,08

9 4 4 10 15 3 10 10 56 86,15

10 5 5 10 15 10 10 10 65 100

11 5 5 8 3 3 10 4 38 58,46

12 5 3 6 15 4 5 10 48 73,85

13 5 5 6 4 10 10 4 44 67,69

14 3 5 10 15 10 10 10 63 96,92

15 5 5 10 15 4 10 10 59 90,77

16 5 4 10 15 10 10 10 64 98,46

17 5 4 10 3 4 10 10 46 70,77

18 5 5 10 15 4 10 10 59 90,77

19 3 4 10 15 4 10 10 56 86,15

20 5 5 4 15 4 5 4 42 64,62

21 3 5 10 15 10 10 10 63 96,92

22 5 5 10 15 10 4 10 59 90,77

23 5 4 10 15 5 10 10 59 90,77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

236

24 5 4 10 4 4 10 10 47 72,31

25 5 5 10 15 10 10 10 65 100

26 3 3 4 5 4 10 10 39 60

27 4 4 10 15 10 10 10 63 96,92

28 4 5 4 15 10 10 10 58 89,23

29 4 4 10 15 10 10 10 63 96,92

30 5 4 10 15 10 10 10 64 98,46

31 4 4 10 3 10 10 10 51 78,46

32 5 4 4 15 10 10 10 58 89,23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 253: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

237

No.

Skor jawaban angket antar siswa X MIPA 1 sebelum treatment

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1

4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 63

2

4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 60

3

3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 2 60

4

3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 61

5

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60

6

3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 68

7

3 4 3 1 3 4 3 4 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 63

8

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60

9

3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 60

10

3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 59

11

3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 60

12

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

13

2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 49

14

4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 254: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

238

No.

Skor jawaban angket antar siswa X MIPA 1 sebelum treatment

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

15

3 3 4 2 1 4 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 4 4 4 3 62

16

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

17

4 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 67

18

3 2 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 1 4 2 3 4 4 3 62

19

3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 57

20

2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 54

21

4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 63

22

2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 56

23

2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 2 58

24

2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 57

25

2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 61

26

3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 61

27

3 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 60

28

3 2 4 1 2 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 4 4 4 4 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 255: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

239

No.

Skor jawaban angket antar siswa X MIPA 1 sebelum treatment

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

29

4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 69

30

3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61

31

3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 60

32

4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 256: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

240

No.

Skor jawaban angket antar siswa X MIPA 1 setelah treatment

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 57

2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 60

3 2 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 61

4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 60

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60

6 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 57

7 3 4 3 2 3 4 3 4 4 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 65

8 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 57

9 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 58

10 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 58

11 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 61

12 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 63

13 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 49

14 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 60

15 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 62

16 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 2 3 4 4 3 66

17 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 70

18 4 2 3 2 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 4 2 3 3 4 2 59

19 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 58

20 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 257: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

241

NO

Skor jawaban angket antar siswa X MIPA 1 setelah treatment

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 63

22 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 57

23 3 2 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 4 4 3 62

24 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 60

25 3 3 3 2 2 4 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 61

26 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 65

27 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 63

28 2 2 4 2 2 4 3 4 4 3 3 4 2 2 3 4 4 4 4 3 63

29 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 67

30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60

31 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 58

32 4 2 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 258: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

242

Kode

siswaa

Skor jawaban angket komunikasi interpersonal siswa dan guru sebelum Treatment

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 2 2 4 3 2 3 3 3 2 2 4 3 4 4 44

2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 41

3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 41

4 3 3 3 4 2 4 3 2 3 4 2 3 3 4 3 46

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45

6 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 41

7 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 49

8 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 41

9 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44

10 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44

11 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 43

12

0

13 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 36

14 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44

15 3 2 4 3 4 2 1 3 4 3 2 4 3 4 3 45

16

0

17 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 45

18 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 4 3 42

19 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 42

20 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 36

21 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 259: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

243

Kode

siswaa

Skor jawaban angket komunikasi interpersonal siswa dan guru sebelum Treatment

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

22 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 44

23 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 47

24 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 41

25 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 44

26 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 42

27 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 42

28 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 4 3 4 4 43

29 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 48

30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45

31 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 43

32 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 260: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

244

Kode

siswa

Total jawaban angket komunikasi interpersonal siswa dan guru setelah treatment

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44

2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 41

3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 48

4 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 42

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45

6 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 40

7 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 54

8 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 43

9 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44

10 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47

11 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44

12 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 46

13 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 36

14 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47

15 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 1 3 3 3 4 45

16 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 38

17 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 52

18 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 4 3 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 261: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

245

Kode

siswa

Total jawaban angket komunikasi interpersonal siswa dan guru setelah treatment

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

19 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46

20 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 39

21 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 50

22 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 43

23 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 2 4 3 4 3 44

24 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 4 3 40

25 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 46

26 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 49

27 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 46

28 3 2 2 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 4 3 44

29 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 50

30 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 42

31 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43

32 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 262: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

246

Kode

siswa

Penilai Observer untuk komunikasi interpersonal antar siswa

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 1 1 1

1 1 1

1

1 1 9

2 1 1

1 1

1 5

3

1

1 1 3

4 1 1

1 1

1

1 6

5 1

1 1

1

1 5

6 1

1 1

1

1 5

7 1 1

1

1 1 1

1 7

8 1 1

1 1 1 1

1 7

9 1 1

1 1

1

1 6

10 1 1

1

1 1

1 1 7

11 1 1

1 1 1 1 1

1 8

12

1

1 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 263: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

247

Kode

siswa

Penilai Observer untuk komunikasi interpersonal antar siswa

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

13 1 1

1 1 1

1 1 7

14 1 1

1 1 1 1

1

1 8

15 1 1 1

1 1 1

1 7

16 1 1

1 1 1

1

1 7

17 1 1 1 1 1

1 1

1

1 9

18 1 1 1

1 1 1 1

1 8

19 1 1

1 1

1

1 1 7

20 1 1

1 1 1

1 1

1 8

21 1 1

1

1 1 5

22 1 1

1 1 1

1 1 7

23 1 1

1 1 1 1 1 1 1

1 10

24 1 1

1 1 1

1

1 7

25 1 1

1

1 1

1 1 1 1 9

26 1 1

1

1 1 1 1 1 1 1 10

27 1 1

1

1

1 1 1

1 8

28 1 1

1 1 1

1

1 1 8

29 1 1

1 1 1

1

1 1 8

30 1 1

1 1 1

1

1 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 264: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

248

Kode

siswa

Penilai Observer untuk komunikasi interpersonal antar siswa

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

31 1 1 1

1

1 5

32 1 1 1 1

1 1 1 1 1

1 10

Lampiran Rekapitulasi Nilai Kelas X MIPA 2

.Kode

siswa

Skor nilai pre-test X MIPA 2

Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7

1 8 2 10 0 2 0 4 26 40

2 10 0 7 2 2 3 4 28 43,08

3 10 2 5 2 2 2 4 27 41,54

4 10 3 10 2 2 5 4 36 55,38

5 10 0 10 0 0 2 4 26 40

6 10 0 10 0 3 2 4 29 44,62

7 10 3 0 2 0 5 2 22 33,85

8 10 3 5 0 2 1 4 25 38,46

9 10 2 10 2 2 3 4 33 50,77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 265: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

249

.Kode

siswa

Skor nilai pre-test X MIPA 2

Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7

10 10 0 7 5 0 0 4 26 40

11 10 2 10 0 2 3 4 31 47,69

12 10 0 10 3 2 5 5 35 53,85

13 10 2 10 0 0 5 4 31 47,69

14 10 2 10 0 2 0 5 29 44,62

15 10 2 10 2 2 2 3 31 47,69

16 10 2 5 0 5 0 3 25 38,46

17 10 0 10 2 0 0 3 25 38,46

18 10 2 10 2 2 0 4 30 46,15

19 10 2 10 2 2 2 4 32 49,23

20 10 2 10 2 0 3 4 31 47,69

21 10 0 10 4 3 2 5 34 52,31

22 10 2 0 2 2 0 0 16 24,62

23 10 2 10 0 2 0 5 29 44,62

24 10 0 10 4 0 0 0 24 36,92

25 10 2 7 2 4 3 1 29 44,62

26 0 0 0 0 0 0 0 0 0

27 10 3 5 3 2 3 3 29 44,62

28 10 0 2 0 0 2 0 14 21,54

29 10 2 10 0 2 0 4 28 43,08

30 10 2 10 2 2 0 0 26 40

31 10 2 10 2 2 0 0 26 40

32 10 3 10 2 2 0 4 31 47,69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 266: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

250

Kode

siswa

Skor nilai post-test X MIPA 2

Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7

1 5 5 10 15 0 10 10 55 84,61538

2 5 3 4 15 10 10 10 57 87,69231

3 2 5 4 15 10 10 10 56 86,15385

4 5 5 4 15 10 4 10 53 81,53846

5 5 5 10 15 10 10 10 65 100

6 5 3 10 7 10 10 10 55 84,61538

7 3 5 10 10 10 10 4 52 80

8 4 4 5 4 2 10 7 36 55,38462

9 3 3 10 15 2 10 10 53 81,53846

10 5 5 3 15 10 4 10 52 80

11 5 4 4 10 3 10 10 46 70,76923

12 5 4 10 15 10 10 10 64 98,46154

13 5 5 10 15 2 10 10 57 87,69231

14 3 5 4 0 2 10 2 26 40

15 5 5 7 4 10 10 3 44 67,69231

16 4 4 4 4 10 10 10 46 70,76923

17 5 4 4 4 10 10 10 47 72,30769

18 - - - - - - - - -

19 5 5 10 15 10 10 10 65 100

20 5 3 8 15 10 10 10 61 93,84615

21 3 5 6 15 10 10 3 52 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 267: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

251

Kode

siswa

Skor nilai post-test X MIPA 2

Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7

22 5 5 4 10 2 10 6 42 64,61538

23 5 5 10 10 10 10 10 60 92,30769

24 5 3 10 0 0 10 10 38 58,46154

25 5 5 10 2 4 10 4 40 61,53846

26 3 5 2 15 4 10 10 49 75,38462

27 5 5 10 15 5 10 10 60 92,30769

28 5 4 4 15 10 10 4 52 80

29 5 5 10 15 8 5 10 58 89,23077

30 5 5 10 10 4 10 4 48 73,84615

31 5 5 2 4 10 10 4 40 61,53846

32 5 5 4 7 7 10 10 48 73,84615

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 268: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

252

Kode

siswa

pre Jawaban siswa kuisioner kominkasi interpersonal antara siswa X MIPA 2 ( Sebelum

treatment)

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 58

2 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 64

3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 3 2 3 3 2 3 4 4 3 61

4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 1 3 3 2 3 3 3 4 4 3 62

5 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 63

6 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 57

7 3 3 3 3 1 2 1 2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 4 4 4 55

8 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 2 4 4 4 3 62

9 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 59

10 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 2 3 2 4 3 4 4 65

11 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 69

12 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 1 3 3 4 3 61

13 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 60

14 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 69

15 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 53

16 3 2 3 2 3 4 4 4 4 3 2 4 2 3 4 2 4 4 4 4 65

17 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 65

18 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58

19 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 62

20 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 269: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

253

Kode

siswa

pre Jawaban siswa kuisioner kominkasi interpersonal antara siswa X MIPA 2 ( Sebelum

treatment)

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

21 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 56

22 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 59

23 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3 59

24 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 61

25 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 58

26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 58

27 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 4 4 3 61

28 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 56

29 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 62

30 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 56

31 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 61

32 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 270: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

254

Kode

siswa

Jawaban siswa kuisioner kominkasi interpersonal antara siswa X MIPA 2 ( Sebelum treatment)

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 58

2 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 64

3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 3 2 3 3 2 3 4 4 3 61

4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 1 3 3 2 3 3 3 4 4 3 62

5 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 63

6 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 57

7 3 3 3 3 1 2 1 2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 4 4 4 55

8 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 2 4 4 4 3 62

9 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 59

10 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 2 3 2 4 3 4 4 65

11 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 69

12 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 1 3 3 4 3 61

13 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 60

14 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 69

15 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 53

16 3 2 3 2 3 4 4 4 4 3 2 4 2 3 4 2 4 4 4 4 65

17 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 65

18 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58

19 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 62

20 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59

21 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 271: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

255

Kode

siswa

Jawaban siswa kuisioner kominkasi interpersonal antara siswa X MIPA 2 ( Sebelum treatment)

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

22 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 59

23 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3 59

24 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 61

25 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 58

26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 58

27 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 4 4 3 61

28 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 56

29 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 62

30 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 56

31 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 61

32 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 272: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

256

Kode

siswa

Pretest kuisioner komunikasi interpersonal antara guru dengan siswa X MIPA 2 ( sebelum Treatment)

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 40

2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 37

3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 4 3 42

4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 49

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 44

6 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 39

7 2 2 3 2 3 2 1 2 2 4 3 3 3 3 3 38

8 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 3 41

9 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 42

10 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 43

11 4 3 3 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 46

12 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47

13 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 43

14 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 50

15 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 40

16 4 2 4 4 3 2 4 4 4 2 3 4 3 4 3 50

17 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 45

18 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 42

19 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 44

20 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44

21 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42

22 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 43

23 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 273: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

257

Kode

siswa

Pretest kuisioner komunikasi interpersonal antara guru dengan siswa X MIPA 2 ( sebelum Treatment)

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

24 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 41

25 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44

26 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44

27 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 45

28 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 40

29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 45

30 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 43

31 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 38

32 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 274: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

258

Kode

siswa. Komunikasi interpersonal post guru siswa setelah treatment Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 40

2 3 2 4 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 4 3 44

3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 41

4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 42

5 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 40

6 - - - - - - - - - - - - - - - -

7 3 2 4 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 43

8 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 2 43

9 3 2 4 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 4 3 44

10 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 2 4 4 4 3 51

11 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44

12 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 47

13 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 2 41

14 2 3 3 2 2 2 4 4 3 2 2 3 2 3 3 40

15 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 42

16 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 2 4 4 4 3 50

17 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 41

18 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 40

19 2 2 3 2 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 44

20 - - - - - - - - - - - - - -

-

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 275: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

259

Kode

siswa. Komunikasi interpersonal post guru siswa setelah treatment Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45

22 3 2 4 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 4 3 44

23 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 47

24 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 40

25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45

26 - - - - - - - - - - - - - - - -

27 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 43

28 3 2 4 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 43

29 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44

30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 43

31 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44

32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 276: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

260

Kode

siswa

Skor Penilaian komunikasi interpersonal antar siswa ( Observer) Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 1 1

1 1 1

5

2 1

1

2

3 1 1 1

1

1 1 6

4 1 1

1 1 1 1

1

7

5 1

1 1

1

1 5

6 1 1

1

1

1

5

7 1 1

1 1 1 1

1 7

8 1

1 1

1

1 5

9

1

1

1

3

10

1 1 1 1

1

1 6

11 1 1

1 1 1

1

1 7

12 1 1

1 1 1

1

1 7

13 1 1

1 1 1

1 6

14 1

1

1 3

15 1

1

1

1 4

16 1

1

1 1 4

17

1

1 1

1 4

18 1 1

1 1

1 5

19 1

1 1 1

1

1 6

20 1 1 1 1 1

1

1

1

8

21

1

1

1 3

22 1 1

1 1 1

1 6

23

1

1

1

1 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 277: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN ... · BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA” Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

261

Kode

siswa

Skor Penilaian komunikasi interpersonal antar siswa ( Observer) Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

24 1 1

1 1

1 5

25 1 1

1 1

1 5

26 1 1

1 1 1

1

1 7

27

1

1

1

1 4

28

1

1 2

29 1 1

1 1 1

1

1 7

30 1 1

1 1 1

1 6

31 1 1 1 1 1 1 1

1

1 9

32 1 1 1

1

1 1

1 1 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI