Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF DAN CERAMAH INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X
MIPA PADA MATERI ENERGI
DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Nama : Kristina Novitasari Juur
NIM : 131424029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF DAN CERAMAH INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X
MIPA PADA MATERI ENERGI
DI SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Nama : Kristina Novitasari Juur
NIM : 131424029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia”. ( Kolose 3: 23)
Jangan memulai sesuatu yang tak ingin kamu selesaikan dan jangan berhenti menyelesaikan
apa yang sudah kamu mulai.
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus, sahabat terbaik dan teristimewa
Bunda Maria Pendoa setia
Kelurga tercinta Alm. Mama Yuliana Niat, Alm. Maria, Bapak Hieronimus
Dembot, Mama Anastasia Sustriani, dan Kedua adik Leonardo Henry Dembot
serta Evodius Frederick Dembot yang tak pernah berhenti berdoa dan selalu
memberi dukungan
Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2013
Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya
atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar
pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 24 Juli 2017
Penulis,
Kristina Novitasari Juur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Kristina Novitasari Juur
Nomor Induk Mahasiswa : 131424029
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya berjudul:
ANALSISI PERBANDINGAN ANTARA METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF DAN CERAMAH INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X
MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMA N 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Unversitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan
nama saya sebagai Penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 24 Juli 2017
Yang menyatakan
Kristina Novitasari Juur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Kristina Novitasari Juur, “ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA METODE
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN CERAMAH INTERAKTIF UNTUK
MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS X MIPA PADA MATERI ENERGI DI SMAN 1
DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA”
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unversitas Sanata
Dharma.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara metode
pembelajaran kooperatif dan ceramah interaktif dalam meningkatkan prestasi dan komunikasi
interpersonal pada pokok bahasan energi.
Pelaksanaan penelitian ini selama satu bulan dari bulan Maret hingga April 2017.
Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas X MIPA 1 (kelas yang menggunakan metode
kooperatif) dan siswa-siswi kelas X MIPA 2 (kelas yang menggunakan metode ceramah
interaktif). Kelas X MIPA 1 berjumlah 32 siswa dan kelas X MIPA 2 berjumlah 32 siswa.
Data diperoleh dari hasil pretest dan posttest untuk mengukur peningkatan prestasi siswa ,
angket dan observasi siswa untuk mengukur peningkatan komunikasi intepersonal siswa.
Untuk mengetahui peningkatan prestasinya diperoleh dari nilai pretest dan posttest berupa 7
soal esay. Dan untuk mengetahui peningkatan komunikasi interpersonalnya diperoleh dari
angket komunikasi interpersonal antar siswa yang terdiri dari 20 pernyataan dan angket
komunikasi interpersonal antara guru dan siswa yang terdiri dari 15 pernyataan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran kooperatif dan ceramah
interaktif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan analisis angket komunikasi
interpersonal antara guru dan siswa meningkat di kelas X MIPA , namun komunikasi
interpersonal antara siswa di kelas X MIPA 1 tidak meningkat. Sedangkan di kelas X MIPA 2
yang menggunakan metode pembelajaran ceramah interaktif komunikasi interpersonal antar
siswa dan komunikasi intepersonal antara guru dan siswa tidak meningkat. Dari hasil analisis
penilaian observer komunikasi interpersonal antara siswa dan komunikasi interpersonal
antara guru dan siswa pada kelas X MIPA 1 lebih meningkat daripada kelas X MIPA 2
Kata Kunci : Metode Kooperatif, Metode Ceramah Interkatif, Peningkatan Prestasi,
Peningkatan Komunikasi Interpersonal, Energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Kristina Novitasari Juur, "COMPARATIVE ANALYSIS BETWEEN COOPERATIVE
METHOD AND INTERACTIVE LECTURE TO IMPROVE
INTERPERSONAL COMMUNICATION AND STUDENT LEARNING
ACHIEVEMENT OF CLASS 10th
NATURE OF SCIENCE ON ENERGY
SUBJECT IN SMAN 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA"
Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences,
Faculty of Teachers and Education, University of Sanata Dharma.
The purpose of this research is to know the comparison between cooperative
learning method and interactive lecture to improve achievement and interpersonal
communication on energy subject.
This research was done from March to April 2017. The subjects were students of
class X MIPA 1 (class using cooperative method) and students of class X MIPA 2 (class
using interactive lecture method). Class X MIPA 1 consisted of 32 students and class X
MIPA 2 consisted of 32 students. Data was obtained from the pretest and posttest result to
measure improvement of student achievement, questionnaire and student observation to
measure improvement of student intepersonal communication. To know the improvement of
his achievement is obtained from the value of pretest and posttest in the form of 7 problems
essay. And to know the improvement of interpersonal communication obtained from
questionnaire interpersonal communication between students consisting of 20 statements and
questionnaire of interpersonal communication between teacher and student which consist of
15 statements.
The result of the research shows that cooperative learning method and interactive
lecture improve student's learning achievement, while the result of questionnaire for
interpersonal communication between students or between teacher of class X MIPA 1 and X
MIPA 2 through independent group t test is not significant, but from the observer's
observation result. Interpersonal communication between students or interpersonal
communication between teachers and students increases after using the cooperative method
Keywords: Cooperative Method, Interactive Lecture Method, Performance Improvement,
Interpersonal Communication, Energy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatnya,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Perbandingan
antara Metode Pembelajaran Kooperatif dan Ceramah Interaktif dalam Meningkatkan
Komunikasi Interpersonal dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MIPA pada Materi
Energi di SMAN 1 Depok SlemanYogyakarta”.
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Paulus Suparno, S.J., M.S.T. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan motivasi agar peneliti tetap semangat dan giat untuk berkonsultasi,
kritik dan saran untuk perbaikan penulisan menjadi lebih baik
2. Dr. Domi Severinus, M.Si., yang telah membantu dalam memvalidasi instrument
penelitian serta membarikan motivasi untuk tetap semangat dan rajin
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapa Hieronimus Dembot dan Mama Anastasia Sustriani Unur yang setiap waktu
selalu ada untuk memberi dukungan, kasih sayang, dan doa kepada peneliti.
4. Kedua adik Leonardo Henry Dembot dan Evodius Frederick Dembot yang
menjadi penghibur tersendiri bagi peneliti
5. Kepala sekolah SMAN 1 Depok yang sudah memberikan ijin pelaksanaan
penelitian
6. Ibu Barbara Elena Nanlessy S.Pd. selaku guru fisika X MIPA 1 dan MIPA 2
SMAN 1 Depok yang telah banyak membantu dan memberikan masukkan yang
berharga buat peneliti agar selalu semangat.
7. Siswa/i kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 SMAN 1 Depok yang sudah mau bekerja
sama dan membantu peneliti selama penelitian ini berlangsung, serta memberi
semangat pada peneliti untuk segera memperpanjang nama.
8. Keluarga besar Persekutuan Doa Pekerja Muda Karismatik Katolik ( PDPKK)
Rhema Yogyakarta yang selalu memotivasi, mendoakan, menghibur, dan menjadi
tempat berbagi paling nyaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
9. Teman-teman RKB yang sudah memotivasi, menghibur, dan mejadi teman yang
selalu menemani peneliti dalam meraih mimpi-mimpi.
10. Teman-teman pendidikan Fisika 2013 yang memberikan motivasi, semangat, dan
masukan.
Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan serta
bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
Yogyakarta, 24 Juli 2017
Penulis
Kristina Novitasari Juur
131424029
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH......................................vi
ABSTRAK ............................................................................................................................. vii
ABSTRACT .......................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ....xi
DAFTAR TABEL...................................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah Penelitian .......................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 7
1. Bagi sekolah ................................................................................................................ 7
2. Bagi calon guru dan guru ............................................................................................ 7
3. Bagi siswa ................................................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Kontruktivis ........................................................ 8
1. Pengertian belajar ........................................................................................................ 8
2. Pengertian Pembelajaran ............................................................................................. 9
3. Pengertian konstruktivisme ....................................................................................... 10
B. Pembelajaran Kooperatif dan Ceramah Interaktif ( Ceramah Siswa Aktif) ................. 12
1. Pembelajaran Kooperatif ......................................................................................... 12
2. Pembelajaran Gabungan (TPS - kancing gemerincing- debat) ................................. 16
3. Ceramah siswa aktif .................................................................................................. 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
C. Prestasi Belajar.............................................................................................................. 21
D. Komunikasi dan Komunikasi Interpersonal.................................................................. 23
1. Pengertian Komunikasi ............................................................................................. 23
2. Pengertian komunikasi interpersonal ........................................................................ 24
E. Materi Energi ............................................................................................................... 30
1. Energi ........................................................................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Design Penelitian .......................................................................................................... 39
B. Tempat Penelitian ......................................................................................................... 40
C. Subyek dan Obyek Penelitian ....................................................................................... 40
D. Waktu Penelitan ............................................................................................................ 40
E. Treatment ...................................................................................................................... 41
F. Instrumen Penelitian ..................................................................................................... 42
1. Instrumen Pembelajaran, yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran........................ 42
2. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................................... 43
G. Validitas .................................................................................................................... 68
H. Metode Analisis......................................................................................................... 68
BAB IV DATA DAN ANALISIS
A. PelaksanaaPenelitian....................................................................................................67
B. Data dan Analisis Data................................................................................................ 102
C. Pembahasan................................................................................................................. 158
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...................................................................................................................166
B. Saran............................................................................................................................ 167
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................169
LAMPIRAN...........................................................................................................................171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
3.1 Kisi-kisi soal posttest...................................................................................... 44
3.2 Kisi-kisi soal pretest....................................................................................... 50
3.3 Kisi-kisi kuisioner interpersonal..................................................................... 57
3.4 Kisi-kisi penilaian observer............................................................................ 64
3.5 Skor pernyataan kuisioner komunikasi interpersonal interpersonal ........... . 70
3.6 Porsentase komunikasi interpersonal antar siswa berdasarkan kategorisasi.. 74
3.7 Porsentase komunikasi interpersonal antara guru dan siswa berdasarkan
kategorisasi ..............................................................................................
76
3.8 Porsentase komunikasi interpersonal antara siswa dari penilaian observasi
berdasarkan kategorisasi.................................................................................
81
4.1 Proses pelaksanaan penelitian kelas X MIPA 1 ................................. ..... 83
4.2 Proses pelaksaaan penelitian kelas X MIPA 2............................................... 87
4.3 Data dan nilai pretest dan posttest kelas X MIPA 1..................................... 104
4.4 Hasil uji test Tpretest dan posttest kelas X MIPA 1...................................... 105
4.5 Data dan nilai pretest dan posttest kelas X MIPA 2...................................... 106
4.6 Hasil uji test Tpretest dan posttest kelas X MIPA 2..................................... 107
4.7 Data dan nilai pretest kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA2.......................... 109
4.8 Hasil uji test T pretest kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA2......................... 109
4.9 Data dan nilai posttest kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA2........................ 111
4.10 Hasil uji test Tposttest kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA2........................ 112
4.11 Data komunikasi interpersonal antar siswa sebelum dan sesudah diberi
treatment pada kelas X MIIPA 1....................................................................
116
4.12 Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antar siswa sebelum dan
sesudah diberi treatment pada kelas X MIPA 1............................................
117
4.13 Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa sebelum dan sesudah
diberi treatment pada kelas X MIIPA 1..........................................................
118
4.14 Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA 1..................... 120
4.15 Data komunikasi interpersonal antar siswa sebelum dan sesudah diberi
treatment pada kelas X MIIPA 2................................................................
121
4.16 Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antar siswa sebelum dan
sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA 2............................................
122
4.17 Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa sebelum dan sesudah
diberi treatment pada kelas X MIIPA 2........................................................
124
4.18 Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa
sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA..........................
125
4.19 Data komunikasi interpersonal antar siswa Kelas MIPA 1 dan X MIPA2
sebelum menggunakan treatment................................................................
126
4.20 Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antar siswa kelas X MIPA
1 dan X MIPA2 sebelum menggunakan treatment........................................
128
4.21 Data komunikasi interpersonal antar siswa Kelas MIPA 1 dan X MIPA2
setelah menggunakan treatment.....................................................................
129
4.22 Hasil uji Test-T data komunikasi interpersonal antar siswa kelas X MIPA
1 dan X MIPA 2 setelah menggunakan treatment.......................................
130
4.23 Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa kelas X MIPA 1 dan
X MIPA2 sebelum menggunakan treatment................................................
136
4.24 Tabel 4.24. Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antara guru
dan siswa kelas MIPA 1 dan X MIPA 2 Sebelum menggunakan treatment
137
4.25 Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa kelas X MIPA 1 dan
X MIPA2 setelah menggunakan treatment....................................................
139
4.26 hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa kelas
MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah menggunakan treatment.............................
140
4.27 Kategorisasi komunikasi interpersonal antr siswa X MIPA 1 dan X MIPA
2 setelah diberi treatment................................................................................
144
4.28 Tabel 4.28. Prosentase X MIPA 1 setelah diberi treatment..........................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
144
4.29 Prosentase X MIPA 2 setelah diberi treatment...............................................
144
4.30 Kategorisasi X MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah diberi treatment................
147
4.31 Porsentase X MIPA 1 setelah diberi treatment...........................................
148
4.32 Prosentase X MIPA 2 setelah diberi treatment...........................................
148
4.33 Kategorisasi komunikasi interpersonal antar siswa X MIPA 1 dan X
MIPA 2 berdasarkan penilaian observer siswa...........................................
149
4.34 Prosentase komunikasi interpersonal antar siswa X MIPA 1 berdasarkan
penilain observer siswa.................................................................................
150
4.35 Prosentase komunikasi interpersonal antar siswa X MIPA 2 berdasarkan
penilain observer siswa.................................................................................
150
4.36 Komunikasi interpersonal antara peneliti dan siswa selama pembelajaran
berlangsung....................................................................................................
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
2.1 Perubahan posisi benda yang diberi gaya F................................................ 32
2.2 Benda yang diangkat setinggi h dari tanah................................................... 35
2.3 benda yang bergerak vertikal ke bawah dari keadaan hingga keadaan
.................................................................................................................
36
2.4 sebuah benda yang jatuh bebas
4.1 Gambar seorang siswa sedang menjelaskan hubungan energi potensial
dengan usaha...............................................................................................
92
4.2 Gamabar posisi benda yang dijelaskan siswa.............................................. 95
4.3 Gambar siswa sedang mempresentasikan materi hukum kekekalan pada
gerak jatuh bebas............................................................................................
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika suatu negara tidak menaruh perhatian terhadap pendidikan, maka
negara tersebut tidak membangun sumber kekuatan, sumber kemajuan, sumber
kesejahteraan, dan sumber martabatnya yang selalu bisa diperbarui, yaitu kualitas
manusia dan kualitas masyarakatnya. Kualitas ini ditentukan oleh tingkat
kecerdasan dan kekuatan karakter rakyatnya. (Raka, Gede dkk. 2011: 3).
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
(Suparno, 2012. 7-8) salah satu nilai yang dianggap sebagai nilai karakter bangsa
yang perlu ditanamkan kepada anak didik sekolah adalah Nilai bersahabat/
Komunikasi.
Komunikasi ada dimana-mana: di rumah, di kampus, di kantor, di pasar, di
tempat-tempat ibadah, dsb. Para ahli menyebutkan lebih dari 80 % alokasi waku
kita dalam satu hari digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama. Komunikasi
menjadi salah satu faktor utama yang dapat meningkatkan kualitas hubungan kita
dengan sesama, bahkan kitapun tak dapat hidup tanpa berkomunikasi dengan
sesama kita. Komunikasi memperantarai setiap aliran informasi dalam relasi kita
dengan sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Beberapa berita yang kita baca di media massa akhir-akhir ini
memperlihatkan betapa merosotnya moral bangsa akibat kurangnya komunikasi
dalam menjalin sebuah relasi. Kompas.com terbitan 28 Juni 2011 menulis bahwa
sejak periode 2006 sampai bulan Mei 2011, jumlah seluruh pengaduan
masyarakat yang masuk ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
(MKDKI) terkait pelanggaran disiplin dokter mencapai 135 laporan. Hal ini
terjadi karena kurangnya komunikasi antara dokter dan pasien, dari 135 kasus
80% terjadi karena komunikasi yang kurang baik. Beberapa kasus yang
disebabkan karena komunikasi yang kurang baik juga terjadi di dalam pesawat,
seperti yang di tulis oleh Andri Donnal Putera (Kompas.com. 2012) sepanjang
tahun 2015 ada 6 kasus penumpang pesawat yang bercanda membawa bom
didalam pesawat, rata-rata penumpang ini bercanda pada saat pesawat mengudara,
tidak hanya menyebabkan keresahan diantara sesama penumpang pesawat tetapi
infomasi palsu ini juga membahayakan keselamatan penerbangan.
Tak hanya dilapisan masyarakat kelas bawah dan menengah, bahkan para
tokoh masyarakat dan para penjabat pemerintah pun kerap kali mengalami
masalah yang disebabkan kurangnya komunikasi yang baik antara sesama pejabat
ataupun antarpejabat pemerintah dan masyarakat. Seperti kasus yang baru-baru
ini dialami oleh gurbernur Jakarta Basuki Tjhaja Purnama (Ahok) dan anggota
DPRD Jakarta, dalam kompas.com terbitan 8 Meret 2016 ditulis bahwa anggota
baru DPRD Jakarta tersinggung ucapan Ahok, mereka mempermasalahkan
pernyataan Ahok yang meminta anggota DPRD Jakarta baru jangan berlagak lugu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
atau belagu. Anggota DPR baru tersebut mengaku terusik karena telah dikatakan
berlagak lugu atau biasa disebut belagu oleh Ahok.
Dari kasus diatas peneliti dapat menyimpulkan komunikasi menjadi salah
satu faktor utama yang dapat meningkatkan kualitas hubungan kita dengan
sesama. Komunikasi telah memperantarai informasi dari suatu pihak ke pihak
lain, dengan tujuan tersebarnya maksud dan makna yang sama antara pengirim
dan penerima pesan. Dengan tersampaikannya informasi maka akan membangun
pemahaman dan pengertian antara dua belah pihak. Dengan demikian membangun
komunikasi yang baik dengan sesama adalah salah satu hal yang penting.
Pendidikan nyata yang dapat kita lihat adalah pendidikan dalam kelas.
melalui proses belajar dan mengajar antara guru dan siswa. Relasi antara guru dan
siswa merupakan relasi utama yang kita jumpai dalam kelas dan relasi antara
komunitas ini sangat berpengaruh dalam menunjang keberhasilan sebuah proses
pembelajaran, melalui relasi keduanya maka akan tercipta lingkungan belajar
yang nyaman, aktif, dan kelas akan menjadi lingkungan yang baik untuk
menumbuhkan kemampuan akademis yang baik, kerohanian yang baik dan
karakter yang baik pula dari guru ataupun siswa.
Dalam membina relasi di antara komunitas kelas maka sangat diperlukan
komunikasi antara guru dan siswa, siswa dengan guru, ataupun antarsiswa. Harus
adanya aliran informasi dua arah antara guru dengan siswa ataupun antarsiswa itu
sendiri. Komunikasi dua arah antara komunitas kelas ini merupakan jenis
komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
terjadi antara satu individu dengan individu lain, dan memerlukan tanggapan dari
orang lain. Melalui komunikasi interpersonal ini, dapat diketahui bagaimana
pendapat orang lain mengenai sesuatu hal atau peristiwa, dapat diketahui pula
bagaiamana orang lain merespon atau menilai diri dan tingkah laku
antarsesamanya, serta dapat diketahui apa yang kita inginkan.
Dalam meningkatkan komunikasi interpersonal diantara komunitas kelas
dan meningkatkan prestasi belajar siswa peneliti menggunakan metode
pembelajaran kooperatif dan ceramah interaktif. Pendidikan kooperatif
mengajarkan nilai-nilai dan pengetahuan akademis secara bersamaan (Lickona.
1991). Pembelajaran kooperatif mengharuskan siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil dengan dua, tiga, atau empat orang temannya dalam meyelesaikan
suatu tugas yang memerlukan pembelajaran saling ketergantungan anatara setiap
anggota kelompoknya dan masing-masing individu harus dapat menguasi materi
yang dikerjakan bersama.
Pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil yang didominasi oleh diskusi antarpribadi maupun
antarkelompok dapat meningkatkan rasa saling ketergantungan antarsiswa secara
positif, dengan demikian akan terjadi kesanggupan untuk saling membantu,
menerima, memberi, dan saling bekerja sama diantara siswa. Ketika berelasi
dalam kelompoknya, setiap siswa tentunya harus saling berkomunikasi agar aliran
informasi yang terjadi didalam kelompok dapat berlangsung dengan baik. Dengan
demikian metode ini dapat meningkatkan komunikasi antarsiswa dan antara siswa
dan guru. Metode pembelajaran kooperatif ini bisa membuat siswa mendominasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pembicaraan di dalam kelas dan dalam kelompok kecil, komunikasi dua arah
antara siswa lebih dominan dan komunikasi antaraa siswa dan guru akan
didominasi oleh siswa.
Metode ceramah interaktif dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkat
komunikasi interpersonal. Dalam hal ini guru tidak menjelaskan prinsip atau
konsep fisika kepada siswa secara sendiri, tetapi guru juga berusaha untuk
membuat siswa aktif dalam pembelajaran, misalnya guru sering bertanya keadaan
siswa lalu meminta siswa untuk sejenak berpikir lalu menyampaikan pendapatnya.
SMA Negeri 1 Depok adalah salah satu sekolah negeri yang terletak di
Kabupaten Depok, SMA Negeri 1 Depok merupakan salah satu dari 3 SMA
Negeri yang mendapat NEM tertinggi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta ditinjau
dari data NEM minimal siswa baru tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan
pengalaman PPL (Program Pengalaman Lapangan) yang dialami peneliti di
SMAN 1 Depok, peneliti menemukan masalah yaitu kurangnya komunikasi
interpersonal yang baik antar siswa maupun antara guru dan siswa. Hal ini sangat
terlihat ketika peneliti mengajar, beberapa siswa malu untuk bertanya ketika
pelajaran berlangsung dan memilih bertanya pada saat jam peneliti selesai
megajar. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran Fisika
kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2, penelitian ini belum pernah dilakukan di
SMA Negeri 1 Depok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian
dengan topik “Analisis Perbandingan antara Metode Pembelajaran Kooperatif dan
Ceramah Interaktif untuk Meningkatkan Komunikasi Interpersonal dan Prestasi
Belajar Siswa Kelas X MIA dalam Materi Usaha dan Energi di SMA N 1 Depok
Sleman Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
1. Bagaimana perkembangan komunikasi interpersonal dan prestasi belajar
siswa kelas X MIA SMA N 1 Depok sebelum dan sesudah menggunakan
metode pembelajaran kooperatif ?
2. Bagaimana perkembangan komunikasi interpersonal dan prestasi belajar
siswa kelas X MIA SMA N 1 Depok sebelum dan sessudah menggunakan
metode pembelajaran cermah interaktif ?
3. Bagaimana perbedaan penggunaan metode pembelajaran kooperatif dan
ceramah interaktif dalam meningkatkan komunikasi interpersonal dan
prestasi belajar siswa kelas X MIA SMA N 1 Depok?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara metode
pembelajaran kooperatif dan ceramah interaktif dalam :
1. Meningkatan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas XI MIPA
dalam materi energi
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI MIPA dalam materi energi
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah
Menjadi sebuah sumbangan bagi sekolah untuk dapat terus mengembangkan
komunikasi interpersonal siswa melalui pembelajaran Fisika
2. Bagi calon guru dan guru
Menjadi sebuah inspirasi bagi guru untuk terus menggunakan dan
mengembangan berbagai metode pembelajaran Fisika guna meningkatkan
komunikasi interpersonal siswa dan meningkatkan prestasi belajar
3. Bagi siswa
Melalui penelitian ini siswa diharapkan dapat lebih leluasa untuk
berkomunikasi secara interpersonal baik dengan guru atau antar siswa guna
memperluas wawasan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Kontruktivis
1. Pengertian belajar
Belajar adalah suatu proses yang sangat dibutuhkan. Proses belajar akan
menyebabkan adanya perubahan pada individu yang belajar. Konsep belajar
banyak dikemukakan oleh beberapa ahli pendidkan dan psikologi. Secara
ringkas konsep menurut beberapa ahli pendidikan dan psikologi adalah sebagai
berikut:
a. Menurut R Gagne (dalam Ranta Wilis Dahar 2006 : 2) belajar dapat
didefinisikan sebagai sutau proses di mana suatu organissai berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman.
b. Menurut James O Whittaker, belajar dapat didefenisikan sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman (dalam Ahmadi 2013: 126).
c. Menurut Howard L Kingsley, belajar adalah proses dimana tingkah laku
(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
d. Witherington mengungkapkan bahwa belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan
(Kosasih,2014:2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
e. Menurut Crow & Crow, belajar sebagai kondisi memperoleh kebiasaan-
kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku yang ditandai dengan perubahan keterampilan,
sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan melaui pengalaman atau
latihan.
2. Pengertian Pembelajaran
Kata pembelajaran diidentikan dengan kata “mengajar” yang berasal dari
kata dasar “ajar”, yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui. Ditambahi awalan “pe” dan akhiran “an” kemudian menjadi kata
“pembelajaran” yang diartikan sebagai proses, perbuatan, cara mengajar, atau
mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.
Menurut Gagne (1997) pembelajaran adalah seperangkat peristiwa
eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang sifatnya
internal (dalam Siregar, Evelina dan Hartini, 2010: 12). Gagne menjelaskan
bahwa untuk menghasilkan belajar, maka situasi eksternal harus dirancang
sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankann proses
internal yang terdapat didalam setiap peristiwa pembelajaran. Menurut Winkel
(dalam Siregar, 2012: 12) pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar siswa dengan memperhitungkan
kejadian-kajadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian
intern yang berlangsung dialami siswa. Pengertian pembelajaran menurut Miarso
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(dalam Siregar, 2012: 12) adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara
sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali.
Kegiatan pembelajaran ini merupakan perpaduan dari dua aktivitas yang
secara sengaja dilakukan yaitu aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas belajar
secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa, sementara aktivitas
mengajar secara instruksional dilakukan guru.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan
suatu usaha yang dilakukan secara sengaja, terarah, dan terencana oleh seluruh
komunitas kelas, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum
proses dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali, dengan maksud agar terjadi
belajar pada diri seseorang.
3. Pengertian konstruktivisme
Menurut Suparno (Kusniastuti, 2015: 8) konstruktivisme adalah aliran
filsafat pengetahuan yang berpendapat bahwa pengetahuan (Knowledge)
merupakan hasil konstruksi (bentukan) dari orang yang sedang belajar.
Gagasan konstruktivisme mengenai pengetahuan menurut Von Glasersfed
dan Kitcherner (dalam Suparno, 1997 , dalam Wisudawati, 2014: 45) adalah :
a. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang dimana konsepsi
dibentuk berdasarkan pengalaman-pengalaman seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu
merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.
c. Subjek membentuk skema kognitif, katergori, konsep, dan struktur yang
perlu untuk pengetahuan.
Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan yang dibentuk oleh siswa sendiri yang akan terjadi
secara terus menerus karena adaya pemahaman-pemahaman baru.
Proses membentuk suatu pengetahuan berlangsung secara bertahap dan akan
selalu melengkapi atribut-atribut yang belum ada dalam skema seseorang.
Pembentukan pengetahuan ini akan selalu dihadapkan dengan pengalaman dan
fenomena yang dijumpai oleh seorang individu. Pengetahuan bukanlah barang
jadi, tetapi terus berkembang seiring perkembangan mental seorang individu
(Wisudawati, Asih Widi dan Eka sulistyowati, 2014). Pengetahuan ada pada diri
seseorang yang sedang mengetahui, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu
saja dari otak seorang guru kepada orang lain dalam hal ini adalah siswa. Tugas
membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk
lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
B. Pembelajaran Kooperatif dan Ceramah Interaktif ( Ceramah Siswa
Aktif)
1. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Roger (Huda, 2012:29) pembelajaran kooperatif merupakan
aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh suatu prinsip bahwa
pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di
antara kelompok-kelompok pembelajaran yang didalamnya setiap
pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong
untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Dalam
pembelajaran kooperatif setiap siswa dituntut untuk saling berinteraksi agar
dapat bekerjasama dengan baik dan melakukan aktivitas-aktivitas demi
mendapatkan suatu manfaat yang juga dapat dirasakan bersama-sama. Salah
satu elemen dasar pembelajaran kooperatif menurut hudaa yaitu
keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Digunakan skil-skil
interpersonal dan kelompok kecil agar dapat bekerjasama secara efektif dan
dimotivasi untuk menerapkan keterampilan tersebut dalam kelompok-
kelompok kooperatif agar terwujud suasana yang produktif.
Menurut Arend (Wisudawati, 2014: 54) model pembelajaran
kooperatif bertujuan untuk meningkatkan pencapaian akademik,
peningkatan rasa toleransi, menghargai perbedaan, serta membangun
keterampilan sosial peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Kesimpulannya dalam pembelajaran kooperatif para siswa akan
duduk bersama dalam kelompok, saling bertinteraksi, dan setiap peserta
didik mememliki tanggung jawab dalam mencapai tujuan kelompok.
b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Menurut Arend (Wisudawati, 2014: 54) ada 4 karakteristik
pembelajaram kooperatif, yaitu:
1) Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk mencapai kompetensi yang
telah ditentukan;
2) Tim yang dibentuk dari peserta didik dengan kemampuan tinggi, sedang,
dan rendah;
3) Tim yang dibentuk heterogen (ras, budaya, dan gender);
4) Sistem penghargaan diorientasikan kepada kelompok dan individu.
c. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Manfaat khusus dari pembelajaran kooperatif menurut Lickona adalah:
1) Pembelajaran kooperatif mengajarkan nilai kerjasama
Pembelajaran kooperatif mengajarkan siswa untuk saling bekerjasama
dalam kelompok, demi tercapainya tujuan kelompok. Kerja sama yang
terjalin adalah kerja sama antar anggota kelompok. Dalam relasi antar
sesama anggota kelompok, setiap pribadi tidak terlepas dari
komunikasi dengan sesama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Pembelajaran kooperatif dapat membangun komunitas di dalam kelas
Melalui pembelajaran kooperatif setiap siswa dapat saling mengenal
dan saling peduli, dapat melatih siswa menerima setiap perbedaan
antar sesamanya, serta menumbuhkan perasaan keanggotaan dalam
setiap unit sosial maupun di dalam kelas.
3) Pembelajaran kooperatif mengajarkan keterampilan dasar kehidupan
Keterampilan dasar yang dapat dikembangkan melalu pembelajaran
kooperatif adalah mendengar, mengambil perspektif orang lain,
berkomunikasi dengan efektif, menyelesaikan konflik, dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
4) Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pencapaian akademis,
penghargaan diri, dan sikap terhadap sekolah
Melalui pembelajaran kooperatif guru dan siswa mengidentifikasi
perilaku-perilaku yang menghadirkan kooperasi efektif dan terus-
menerus menilai dan memonitor bagaimana efektifnya pasangan
kelompok bekerjasama. Dengan demikian siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dan rendah dapat menarik manfaat dari
pembelajaran kooperatif ini. Bukan hanya dibidang akademis,
melainkan dalam perkembangan karakter pembelajaran kooperatif
memberikan banyak kontribusi.
5) Pembelajaran kooperatif menawarkan sebuah alternatif untuk
pengelompokan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Menurut Orkes (dalam Lickona, 243) pembelajaran kooperatif
menawarkan salah satu dari beberapa cara terbaik untuk menghindari
dampak negatif pengelompokan dan mencapai kesetaran dalam
pendidikan. Semua pihak bisa menaraik manfaat dari kerjasama
kelompok dengan berbagai macam kemampuan.
6) Pembelajaran kooperatif berpotensi mengurangi aspek-aspek negatif
persaingan
Pembelajaran kooperatif membentuk karakter siswa untuk berpikir win
win solution. Kerja sama demi kepentingan bersama lebih berharga
dari pada persaingan untuk menentukan siap yang kalah dan siapa
yang menang
d. Kendala-kendala utama Pembelajaraan Kooperatif
Menurut Slavin (2005:68) ada 3 kendala utama terkait dengan pembelajaran
kooperatif
1) Free rider
Yang dimaksudkan dengan Free rider adalah beberapa siswa yang
tidak bertanggung jawab secara personal pada tugas kelompoknya; mereka
hanya “Mengekor” saja apa yang dilakukan oleh teman-teman satu
kelompoknya.
2) Diffusion of Responsibility
Yang dimaksudkan dengan Diffusion Of Responsibility (penebaran
tanggung jawab) adalah suatu kondisi dimana beberapa angggota yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dianggap tidak mampu cenderung diabaikan oleh anggota-anggota lainnya
yang “ lebih mampu”.
3) Learning a part of task specialization
Hal ini terjadi pada saat siswa hanya terfokus pada bagian materi yang
menjadi tanggung jawabnya saja, sementara materi yang dikerjakan oleh
kelompok lain hampir tidak digubris sama sekali, padahal semua materi
tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Menurut Slavin (Huda, 2012: 69), ketiga kendala ini dapat diatasi
apabila guru mampu untuk melakukan 3 hal berikut:
1) Mengenali sedikit banyak karakteristik dan level kemampuan siswa-
siswanya;
2) Selalu menyediakan waktu khusus untuk mengetahui kemajuan setiap
siswanya dengan mengevaluasi mereka secara individual setelah
bekerja kelompok;
3) Mengintegrasikan metode yang satu dengan metode yang lain.
2. Pembelajaran Gabungan (TPS - kancing gemerincing- debat)
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode pembelajaran
gabungan dari metode Think-Pair-share, kancing gemerincing, dan debat. Metode
gabungan ini akan digunakan secara bersama-sama.
Metode TPS ini dikembangkan oleh Frank Lyman dari University of
Maryland. Manfaat metode ini ( Huda, 2012: 136) adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
1) Memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang
lain
2) Mengoptimalkan partisipasi siswa
3) Bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.
Metode Kancing gemerincing dikembangkan oleh Spencer Kagan. Metode
ini memiliki kelebihan (Huda, 2012: 142) yaitu :
1) Dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan tingkatan kelas;
2) Dalam metode Kancing gemerincing, masing-masing anggota kelompok
bekesempatan memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan
pandangan anggota lain;
3) Dapat digunakan untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang
sering mewarnai kerja kelompok. Sering kali ada satu anak/anggota yang
terlalu dominan dan banyak bicara. Sebaliknya, ada anak yang pasif dan
pasrah saja pada rekannya yang lebih dominan. Dengan menggunakan
metode ini setiap anak akan memiliki kesempatan berbicara dan mereka
pula diberikan kancing yang menjadi tanda saat kapan mereka berbicara dan
saat kapan kesempatan berbicara untuk setiap siswa telah selesai.
Langkah-langkah teknik pembelajaran gabungan (TPS - Kancing
gemerincing- Debat)
1) Siswa dibagi dalam kelompok menggunakan game kursi bernomor. Setiap
siswa akan diberi nomor dan siswa akan duduk pada kursi yang sesuai
dengan nomor yang ia dapat. Setiap kelompok terdiri dari empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
anggota/siswa. Dalam kelompok akan dipilih satu siswa yang menjadi ketua
kelompok
2) Guru memberikan dua tugas. Tugas pertama berupa penyelesaian soal
hitungan yang langsung dikumpulkan ketika siswa selesai bekerja dan tugas
kedua berupa pernyataan yang kemudian akan analisis oleh siswa. Tugas
untuk pernyataan analisis ini akan menjadi pengantar untuk teknik belajar
selanjutnya, yaitu debat. Kelompok yang setuju dengan pernyataan akan
menjadi kelompok pro dan kelompok yang tidak setuju dengan pernyataan
akan menjadi kelompok kontra.
3) Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompoknya. Sebelum
berdiskusi siswa diberi 2 atau 3 kancing untuk masing-masing siswa. Setiap
kali anggota selesai berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus
meletakan satu kancing yang dimilikinya ditengah-tengah meja. Apabila
kancing yang dimiliki salah seorang siswa telah habis, maka ia tidak boleh
berbicara sampai semua rekannya menghabiskan kancingnya masing-
masing. Apabila kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai,
kelompok boleh mengambil kesempatan untuk membagi-bagi kancing
kembali dan mengulang prosedurnya kembali.
4) Apabila diskusi siswa dalam kelompok selesai, maka guru membimbing
siswa untuk mulai berdebat antara kelompok kotra dan pro. Selama debat
berlangsung teknik kancing gemerincing tetap digunakan. Setiap siswa dalm
kelompok pro ataupun kontra mendapat 3 atau 4 kancing . Setiap siswa pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
setiap kelompok memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat saat
mereka berdebat
5) Apabila perdebatan telah selesai, maka guru mengambil kesimpulan dan
memperbaiki apabila terjadi miskonsepsi saat perdebatan berlangsung
6) Untuk materi yang tidak masuk dalam debat akan digunakan metode TPS.
Dalam kelompok siswa berdiskusi, kemudian mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas
3. Ceramah siswa aktif
Menurut Suparno (2013: 180), model ceramah adalah model pembelajaran
dimana guru sendiri menerangkan dengan kata-kata, menjelaskan prinsip atau
bahan Fisika kepada siswa. Biasanya siswa menjadi pasif dan hanya
mendengarkan apa yang diceramahkan guru. Model ceramah seringkali digunakan
karena model ini sangat praktis, tidak memerlukan banyak waktu, biaya, dan
persiapan.
Menurut Asih Wisudawati dan Eka Sulistyowati (Wisudawati, 2014: 144-
145) metode ceramah memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode
ceramah yaitu:
1) Metode ceramah sangat baik untuk materi-materi yang belum tersedia dalam
bentuk hard copy sehingga dapat dilaksanakan di sekolah-sekolah yang
memiliki buku-buku ajar;
2) Guru mampu mengontrol materi yang akan diberikan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3) Guru dapat merencanakan waktu penyampaian materi sesuai dengan waktu
yang telah disediakan dalam kurikulum;
4) Guru dapat menyampaikan materi dalam waktu singkat;
5) Dapat digunakan dalam kelas besar;
6) Metode ceramah dapat digunakan dengan baik unutk tingkat kognisi
dan/atau afeksi rendah;
7) Metode ceramah lebih praktis, ekonomis, dan efisien.
Sedangkan kekurangan metode ceramah adalah:
1) Metode ceramah memaksa peserta didik untuk menjaga konsentrasi dengan
menggunakan indra telinga yang terbatas;
2) Metode ceramah membuat peserta didik terganggu oleh hal-hal visual;
3) Metode cermah membuat peserta didik sulit untuk menentukan gagasan
guru yang bersifat analisis, sintesis, kritis, dan evaluatif;
4) Metode cearamah membuat peserta didik cenderung diperlakukan sama rata
oleh guru;
5) Metode ceramah membuat guru cenderung bersifat otoriter;
6) Metode ceramah membuat kelas monoton;
7) Metode ceramah membuat kelas doktiner;
8) Metode ceramah yang disampaikan guru tidak pandai bertutur kata akan
membuat kelas menjadi membosankan.
Model ceramah yang digunakan dalam penelitian ini bukanlah model
ceramah yang bersifat tradisioanal seperti diatas, tetapi model ceramah yang saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
ini berlaku yaitu model ceramah interaktif atau model ceramah siswa aktif.
Dengan model ceramah siswa aktif, guru bukan menjadi pribadi yang lebih
dominan aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung, tetapi diantara ceramah
dan penjelasannya guru menuntut keterlibatan siswa melalui pertanyaan, latihan
soal, dan diskusi dalam kelompok yang membuat siswa berpikir dan aktif selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan demikian siswa menjadi aktif
mengelolah bahan melalui pertanyaan, diskusi, dan mengerjakan persoalan yang
ditawarkan guru.
Menurut Huda (2011) pembelajaran kelompok kecil dalam hal ini adalah
kelompok yang dibentu pada pembelajaran ceramah interaktif keterampilan social
tidak diajarkan secara sistematis dan siswa bekerjasama hanya untuk
kesuksesannya sendiri.
C. Prestasi Belajar
Kata “prestasi” berasal dari kata bahasa Belanda yaitu prestatie. Dalam
bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Arifin (1998)
mendefenisikan prestasi sebagai kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang
dalam menyelesaikan sesuatu.
Ahmadi (2013: 139) mengemukakan beberapa faktor internal dan eksternal
prestasi belajar. Yang tergolong dalam faktor internal adalah:
Faktor jasmaniah (Fisiologi) yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang
termasuk faktor ini adalah
a. Faktor intelektif yang meliputi:
1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki
b. Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
Sedangkan yang tergolong dalam faktor eksternal yaitu
1. Faktor sosial yang terdiri atas : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok
2. Faktor budaya seperti adat istiadat , ilmu pengetahuan, dan teknologi.
3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim
Menurut Arifin (2009: 12) ada 5 fungsi utama prestasi belajar antara
lain. Prestasi belajar sebgai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai peserta didik;
a. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli
psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan
(couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”
b. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
peserta didik dalam meningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
berperan sebagai umpan balik (feeback) dalam meningkatkan mutu
pendidikan;
c. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu intitusi pendidikan
sedangkan indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan perserta
didik di masyarakat;
d. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)
peserta didik dalam proses pembelajaran peserta didik menjadi fokus
utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang
diharapkan dapat menyerap seluruh materi pembelajaran.
D. Komunikasi dan Komunikasi Interpersonal
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Kata
komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu Communicatio yang berarti
pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum
atau bersama-sama. Kata komunikasi ini didefinisikan menurut sudut pandang
masing-masing ahli, karena sejarah ilmu komunikasi dikembangkan dari ilmuwan
yang berasal dari berbagai disiplin ilmu.
a. Menurut Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (dalam Wiryanto 2004: 6)
komunikasi adalah suatu proses dimana sumber menstramisikan pesan
kepada penerima melalui beragam saluran.
b. Menurut Hoveland (dalam Wiryanto 2004: 6) Komunikasi adalah proses
dimana individu menstrasamisikan stimulus untuk mengubah perilaku
individu yang lain.
c. Menurut Albig (dalam Siahan 2000:3) komunikasi adalah proses
pengoperan lambang-lambang yang berarti antara individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Dari buah pikiraan diatas dapat disimpulkan ada dua nilai mendasar dalam
komunikasi yaitu informasi yang berupa lambang-lambang atau berupa gambaran
yang menjadi stimulan dan nilai kedua adalah persuasif, yakni proses pemindahan
itu hendaknya mencapai satu sarana, orang yang menerima dan memahaminya.
Secara ontologis komunikasi merupakan proses pemindahan dan
pengoperan arti , nilai, pesan melalui media atau lambang-lambang berupa bahasa,
tulisan, ataupun isyarat. Sedangkan secara epistemologis nampak bahwa
komunikasi bertujuan merubah tingkah laku sesama, merubah pola pikir atau
sikap orang lain (komunikan) agar dapat membangun kebersamaan dan mencapai
ide yang sama demi tujuan bersama pula.
Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian komuniksi adalah proses
penyampai informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari komunikator kepada
komunikan untuk merubah perilaku komunikan (pola, sikap, pandangan, dan
pemahamannya) ke pola dan pemahaman yang dihendaki oleh komunikator.
2. Pengertian komunikasi interpersonal
Menurut Wiranto (2004: 32), komunikasi antarpribadi (interpersonal
communication) merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap
muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada
kerumunan orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Trenholm dan Jensen (dalam Wiranto, 2004: 32) mendefinisikan
komunikasi antar pribadi sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung
secara tatap muka.
Komunikasi ini terjalin di antara dua pribadi, bersifat langsung, dan sering
dalam bentuk percakapan. Ciri khas dari komunikasi antar pribadi ini bersifat dua
arah atau timbal bailk yang biasa disebut two way traffic communication.
Didalam kelas komunikasi dua arah ini dapat terjalin antara siswa dengan siswa
atau antara siswa dengan guru.
Komunikasi antar pribadi ini dapat berjalan dengan efektif apabila
komunikator dan komunikan mempunyai kebersamaan, persoalan yang sama,
perjuangan yang sama, dan tujuan yang sama
Menurut Devi (Maulana, 2013:77-78) tujuan komunikasi interpersonal adalah:
1) Proses belajar
Komunikasi interpersonal membantu kita untuk mengerti, memahami, dan
merespon lingkungan di sekitar kita, seperti peraturan, norma-norma, dan
etika yang berlaku. Kita juga dapat mengetahui bagaimana pendapat orang
lain tentang suatu hal ataupun suatu peristiwa, serta mengetahui bagaimana
orang lain menilai diri dan tingkah laku kita
2) Untuk membangun hubungan
Komunikasi interpersonal membantu kita untuk dapat membangun dan
mempertahankan hubungan sosial yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3) Untuk mempengaruhi
Dalam komunikasi interpersonal, kita sering mencoba mempengaruhi sikap
dan perilaku orang lain
4) Untuk bermain
Berdiskusi tentang hobi dan menceritakan lelucon merupakan hal yang
sangat penting. Hal ini dapat membuat pikiran kita beristirahat sejenak dari
hal-hal yang serius.
5) Untuk menolong
Melalui komunikasi interpersonal kita dapat menenangkan, menghibur, dan
memberi saran kepada teman. Secara profesional atau bukan, keberhasilan
menolong tergantung pada keterampilan komunikasi interpersonal
seseorang
3. Aspek-aspek Kemampuan Interpersonal
Menurut de Vito (1995) ada lima aspek umum yang perlu dpertimbangkan
dalam komunikasi interpersonal agar komunikasi dapat berjalan dengan
baik yaitu:
a. Keterbukaan
Kualitas keterbukaan mengacu ada tiga hal. Pertama kesediaan
membukan diri, mengungkapkan informasi tentang diri kepada orang
lain.
kedua, kesediaan untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang
datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Dalam
menjalin komunikasi interpersonal diharapkan individu penerima
pesan bereaksi terbuka terhadap apa yang diucapkan individu
pembawa pesan.
Ketiga, kesadaran untuk memiliki dan mengakui perasaan dan
gagasan yang timbul. Dalam hal ini diharapakan adanya keberanian
untuk mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan
adalah memang “milik” anda dan anda bertanggung jawab atasnya.
b. Empati
Empati diartikan sebagai ikut merasakan, dalam hal ini ikut merasakan
sesuatu seperti yang dirasakan orang lain. Langkah yang digunakan
dalam mencapai empati adalah menahan godaan godaan untuk
mengevaluasi, menilai, menafsirkan, dan mengkritik. Bukan karena
reaksi ini “salah”, melainkan reaksi ini sering kali menghambat
pemahaman. Langkah kedua yang dilakukan untuk berempati adalah
dengan mengenal seseorang, keinginananya, pengalamannya,
kemampuannya, ketakutannya, dan sebagianya agar kita. Langkah
ketiga yang dapat dilakukan adalah mencoba merasakan apa yang
sedang dirasakan oarang lain dari sudut pandangnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
c. Sikap mendukung
Sikap mendukung dapat diperlihatkan dengan cara:
1) Deskriptif, bukan evaluatif
Pada umumnya suasana evaluatif membuat orang merasa
defensif daripada dalam suasana deskriptif. Suasana yang
bersifat deskriptif dan bukan evaluatif membantu terciptanya
sikap saling mendukung. Sikap yang deskriptif itu akan
menjadikan orang lain bebas dalam mengungkapkan perasaanya.
2) Spontanitas
Gaya spontan pada saat berkomunikasi akan menciptakan
suasana saling mendukung. Orang yang spontan dalam
komunikasi akan terus terang dan terbuka dalam mengutarakan
pikirannya.
3) Profesionalisme
Bersikap profesional artinya bersikap tentatif dan berpikiran
terbuka serta bersedia mendengarkan padangan yang
berlawanan dari orang lain serta bersedia mengubah posisi jika
perubahan itu dipandang perlu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
d. Sikap Positif
Sikap positif dalam komunikasi iterpersonal dikomunikasikan
dengan cara:
1) Menyatakan sikap positif
Komunikasi interpersonal terbina jika orang mamiliki sikap
positof terhadap diri mereka sendiri. Orang yang merasa positif
terhadap diri sendiri mengisyaratkan perasaan ini kepada orang
lain, yang selanjutnya juga akan merefleksikan perasaan positif
ini.
2) Dorongan
Perilaku mendorong dapat berupa verbal seperti pujian, atau non
verbal seperti senyuman atau menepuk bahu. Dorongan positif
pada umumnya berbentuk pujian atau penghargaan, dan terdiri
atas perilaku yang biasanya kita harapkan, kita nikmati, dan kita
banggakan. Dorongan positif ini mendukung citra pribadi
seseorang dan membuat seseorang merasa lebih baik.
e. Kesetaraan
Komunikasi interpersonal menjadi efektif apabila adanya
kesetaraan. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa
kedua pihak sama-sama bernilai atau berharga, dan bahwa masing-
masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
Dalam suatu hubungan antar pribadi yang ditandai oleh kesetaraan,
ketidaksependapatan,dan konflik lebih dilihat sebagai upaya unutk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
memahami perbedaan yang pasti daripada sebagai kesempatan untuk
menjatuhkan pihak lain.
Kesetaraan tidak mengaruskan kita untuk unutk menerima dan
menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak
lain. Kesetaraan berati kita menerima pihak lain, atau memberikan
penghargaan tak bersyarat kepada orang lain.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa unutk menjalin
komunikasi interpersonal yang baik perlu diperhatikan kelima aspek
komunikasi interpersonal, yaitu keterbukaan, empati, dukungan,
kepositifan, dan kesetaraan diantara pelaku komunikasi. Dalam
penelitian ini peneliti meggunakan aspek-aspek sebagai dasraa
penyususnan alat ukur tigkat komunikasi interpersonal baik anatar
siswa maupun anatara guru dan siswa.
E. Materi Energi
1. Energi
Istilah energi bukanlah istilah yang asing bagi kita. Dalam beraktivitas
sehari-hari kita selalu membutuhkan energi, baik ketika kita tidur, berjalan,
menulis, membaca dan kegiatan lainya. Bukan hanya manusia, alat-alat
seperti TV, Kipas angin, Sepeda motor, mobil dan lain sebagainya juga
memerlukan energi untuk melakukan usaha.
Jadi untuk melakukan usaha diperlukan sejumlah energi. Dengan
begitu energi diartikan sebagai sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar
dapat melakukan usaha (Kanginan, 2006: 203).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Sumber energi dibagi atas dua: sumber energi tak terbaharui, seperti
energi fosil dan minyak mentah dan sumber energi terbaharui, seperti eergi
Matahari, energi angin, energi air, dll.
Satuan energi sama dengan satuan usaha yaitu joule. Satu joule sama
dengan besar usaha yang dilakukan oleh gaya sebesar satu newton untuk
memindahkan benda sejauh satu meter. Satuan lain untuk menyatakan
energi adalah kalori (disingkat Kal). Satuan kalori dapat dikonversi kedalam
satuan joule sehingga :
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
2. Energi Kinetik
a. Pengertian energi kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena
geraknya (Kanginan, 2006: 206). Nama energi kinetik diperkenalkan
pertama kali oleh Lord Kelvin fisikawan Inggris. Kata “Kinetik”
berasal dari bahasa Yunani yang berarti “gerak”.
Energi kinetik merupakan besaran skalar; energi kinetik
bergantung pada massa dan laju benda. Makin besar kelajuan , maka
makin besar juga energi kinetiknya. Makin besar massa benda, makin
besar juga energi kinetiknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Rumus energi kinetik
Energi kinetik bergantungg pada massa dan kelajuan benda,
secara matematis persamaan energi kinetik adalah sebagai berikut
Posisi awal Posisi Akhir
F V
Gambar 2. 1 Perubahan posisi benda yang diberi gaya F
Pada gambar 2.1 sebuah benda bermassa m yang diam. Ketika
gaya konstan diberikan selama benda menempuh jarak , benda
akan bergerak dengan percepatan a sampai mencapai kecepatan akhir
v. Usaha yang dilakukan pada benda W= F seluruhnya diubah
menjadi energi kinetik benda pada keadaan akhir. Jadi, EK = W atau
EK = F
Gunakan persamaan kecepatan dari GLBB
; ; (1)
Gunakan persamaan perpindahan dari GLBB
;
( ) ;
(2)
Energi kinetik EK dapat ditulis dengan
EK = F = (ma)(
) =
( )=
Maka persamaan energi kinetik adalah EK =
.
(Kanginan, 2006: 207)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3. Hubungan Usaha dan Energi Kinetik ( Teorema usaha-energi)
Usaha yang dilakukan pada suatu benda memenuhi persamaan
W= F (w = usaha, F = gaya, dan = perpindahan). Dengan
mengganti F = m a (F = gaya, m = massa, dan a = percepatan). Jika
kedua ruas dari persamaan F = m a dikalikan dengan , maka akan
tampil usaha yang dilakukan oleh gaya pada benda.
F = m (a )
Hasil kali berkaitan dengan kecepatan awal v1 dan
kecepatan akhir v2 sesuai persamaan GLBB.
( )
[
]
Persamaan diatas dapat kita tulis sebagai
F [
]
F
(Kanginan, 2006: 209)
sebagai energi kinetik benda ( EK), sehingga persamaan
diatas dapat kita tulis sebagai
F =
Kerja total yang dilakukan pada sebuah benda sama dengan
perubahan energi kinetiknya. ( Giancoli, 1998:180) .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
4. Energi Potensial Gravitasi
Energi potensial adalah energi yang berkaitan dengan posisi
suatu benda. Misalnya, sebuah benda dengan massa m diangkat dari
permukaan tanah sampai ketinggian h dari tanah. Apabila percepatan
gravitasi bumi g, maka gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda
adalah F = W = mg. Jadi, usaha yang diperlukan untuk mengangkat
benda setinggi h adalah
W = Fh
W = mgh
Gambar 2.2 Benda yang diangkat setinggi h dari tanah
Dengan demikian, benda yang berada pada ketinggian h
mempunyai potensi untuk melakukan usaha sebesar W = m.g.h.
Dikatakan benda tersebut mempunyai energi potensial gravitasi, yang
besarnya
mgh=Ep
dengan Ep sama dengan energi, m sama dengan massa, g sama
dengan percepatan gravitasi bumi, dan h sama dengan ketinggian dari
permukaan bumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Apabila benda mula-mula berada pada ketinggian h1, karena
gaya beratnya benda bergerak vertikal ke bawah hingga ketinggian h2
dari bidang acuan
Gambar 2.3 benda yang bergerak vertikal ke bawah dari keadaan
hingga keadaan
W = mgh1- mgh2
= - mg (h2 - h1)
W = EP
Sehingga kerja yang dilakukan oleh gaya berat merupakan
selisih perubahan energi potensial benda tersebut.
( ) = EP
Tanda negatif pada di depan ( ) merupakan hal yang
penting. Ketika benda bergerak naik, h akan semakin besar,kerja yang
dilakukan gaya gravitasi akan negatif, maka energi potensial gravitasi
akan bertambah. Sebaliknya ketika benda bergerak turun, h akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
berkurang gaya gravitasi akan melakukan kerja positif maka energi
potensial gravitasi akan berkurang.
5. Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Energi mekanik merupakan gabungann dari energi potensial dan
energi kinetik.
a. Menurunkan Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Jika tidak ada gaya-gaya nonkonservatif, maka = 0, prinsip
umuum teorema usaha-energi kita peroleh
= ( 1)
Usaha oleh gaya resultan adalah usaha yang dilakukan oleh
gaya-gaya konservatif, , dan gaya-gaya tak konservatif, ,
seingga
= (2)
Jika pada sistem hanya bekerja gaya-gaya konservatif, ,
dan persamaan tersebut menjadi
=
= (3)
Telah kita ketahui bahwa = , sehingga =
atau . Jumlah , sehingga dapat
kita tulis
= 0
Atau (4)
Energi Mekanik EM = EP + EK, sehingga dapat juga kita tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
= (5)
Persamaaan 4 dan 5 dikenal dengan sebutan hukum kekekalan
energi mekanik. Hukum Ini berbunyi enrgi mekanik sistem pada
posisi akhir sama dengan energi mekanik sistem pada posisi awal.
b. Aplikasi hukum kekekalan energi meknik pada benda jatuh
bebas
Untuk sistem yang bergerak di bawah gaya berat, misalnya pada
kasus gerak jatuh bebas. Energi mekaniknya terdiri dari energi
potensial gravitasi konstan EP = mgh dan energi kinetik EK =
m ,
sehingga hukum kekekalan energi mekanik dapat kita tulis
=
Gerak jatuh bebas dari sebuah benda yang mula-mula berada
pada ketinggian H diatas tanah. Kita tetapkan tanah sebagi bidang
acuan h= 0 ( atau EP= 0). Pada gambar 2. 4, di posisi 1 benda belum
bergerak,sehingga = 0 atau =
= 0. Semua energi
mekanik berbentuk energi potensial: EM= =mgH.
Di posisi 2, energi mekanik sebagian berbentuk energi potensial
dan sebagian lagi energi kinetik, sehingga
=
= mgh +
m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Sesaat sebelum benda menyentuh tanah, h= 0 atau Ep= 0. Semua
energi mekanik berbentuk energi kinetik
= =
m
Dengan mengaplikasikan hukum kekekalan energi mekanik pada
kasus gerak jatuh bebas seperti gambar 4, kita peroleh
EM = = =
= = mgh +
m
= mgH
=
Gambar 2.4 Sebuah benda yang jatuh bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Design Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif Design One-Grup Pretest-
Posttest dan kualitatif. Penelitian ini akan dilakukan pada dua kelas yang berbeda
dengan metode yang berbeda pula. Penelitian kuantitatif akan menggunakan data
berupa skor atau angka dan menggunakan statistik untuk analisis. Data prestasi
dan komunikasi interpersoanal pada siswa akan dianalisis dengan menggunakan
test-T. Dalam hal ini dua kelompok dari dua kelas yang berbeda ini diukur bukan
hanya pada akhir treatment (post-test), tetapi juga sebelumnya (pre-test). Data
yang diolah secara kualitatif untuk menjelaskan peningkatan komunikasi
interpersonal dari masing-masing siswa terhadap metode pembelajaran yang
digunakan. Skema penelitian adalah sebagai berikut:
O11 X1 O21
O12 X2 O22
Keterangan :
O11 : prestest kelas dengan metode pembelajaran kooperatif
O12 : prestest kelas dengan metode pembelajaran ceramah
interaktif
X1 : Kelas dengan metode pembelajaran kooperatif
X2 : Kelas dengan metode pembelajaran ceramah siswa aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
O21 : posttest kelas dengan metode pembelajaran kooperatif
O22 : posttest kelas dengan metode pembelajaran ceramah
interaktif
Penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu (1) observasi (2) pengambilan
data (3) analisis data (4) pembuatan laporan. Data yang diambil berupa hasil test
siswa sebelum dan sesudah diajarakan dengan menggunakan metode ceramah
siswa aktif dan metode pembelajaran kooperatif, angket penilaian diri siswa
tentang komunikasi interpersonal dengan sesama siswa dan anatara siswa dan
guru, dan penilaian observer.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan diadakan di SMA N 1 Depok yang beralamat Jln.
Babarsari, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1) Subyek Penelitan
Subyek penelitan ini adalah siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2
SMA N 1 Depok yang masing-masing berjumlah 32 siswa.
2) Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah perbandingan antara metode pembelajaran
kooperatif dan cermah interaktif dalam pembelajaran fisika untuk
materi usaha dan energi.
D. Waktu Penelitan
Penelitan ini akan dilaksakan pada tanggal Maret 2017 – April 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E. Treatment
Treatment merupakan perlakuan khusus dari peneliti dalam hal ini adalah
adalah metode pembelajaran kepada subyek atau sampel yang mau diteliti agar
nantinya mendapatkan data yang diinginkan. Treatment yang digunakan dalam
penelitian ini adalah treatment pada dua kelas eksperimen dengan metode
kooperatif dan metode ceramah interaktif. Dalam pelaksanaan treatment ini untuk
kelas X MIPA 1, setiap siswa akan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil.
Masing-masing kelompok terdiri 3-4 orang dan setiap siswa akan diberikan
kancing sebagai kuota bicara, namun sebelum dibagi dalam kelompok setiap
siswa akan diberi kuisioner penilaian diri tentang komunikasi interpersonal
antarsiswa dan masing-masing siswa akan menyelesaikan soal prestest. Setelah
itu para siswa akan masuk dalam kelompok dan mulai berdiskusi dan
mengerjakan latihan soal. Pada saat berdiskusi, peneliti akan mengontrol kegiatan
siswa agar siswa menggunakan kancing yang dibagikan dengan baik dan sesuai
yang diharapkan peneliti. Setelah selesai berdiskusi latihan soal yang berupa
latihan soal akan dikumpulkan kepada peneliti, sedangkan latihan soal yang berisi
argumen-argumen siswa akan digunakan siswa pada saat debat. Pada akhir
kegiatan peneliti akan memberikan penjelasan secara umum dan memberikan soal
post-test kepada siswa serta memberikan kuisioner penilain diri tentang
komunikasi interpersonal kepada siswa.
Metode cermah interaktif atau ceramah siswa aktif unutk kelas X MIPA 2,
dalam pelakasaan metode ini. Metode ceramah yang digunakan peneliti jauh
berbeda dengan metode ceramah tradisional yang dulu sering digunakan. Metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
ceramah yang digunakan peneliti adalah metode ceramah siswa aktif, guru bukan
menjadi pribadi yang lebih dominan aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Dalam pelaksanaan treatment ini untuk kelas X MIPA 2, peneliti akan
menjelaskan materi dengan bantuan media Power point, ketika menjelaskan
peneliti juga berinteraksi dengan siswa melalui pertanyaan-pertanyaan dan
diskusi, kemudian siswa akan mengerjakan latihan soal. Namun, sebelum
memberi treatment, siswa akan diberikan kuisioner tentang komunikasi
interpersonal pada masing-masing siswa serta menyelesaikan soal prestest.
Setelah pemberian treatment, peneliti akan memberikan soal post-test kepada
siswa serta memberikan kuisioner penilain diri tentang komunikasi interpersonal
setelah siswa di beri treatment.
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran, yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) dibuat untuk menentukan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama proses penelitian. RPP yang
disusun merupakan RPP yang berdasarkan aturan dari Kurikulum 2013
(Kutilas).
RPP terdiri atas : (1) Identitas Sekolah, (2) Kompetensi Inti, (3)
Tujuan Pembelajaran, (3) Kompetensi Dasar dan Indikator, (4) Penguraian
Tujuan Pembelajaran pada Setiap Pertemuan, (5) Materi Pembelajaran, (6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Kegiatan Pembelajaran, (7) Teknik Penilaian, (8) Media/Alat, Bahan, dan
Sumber Belajar.
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Pre-Test dan Post-Test
Pre-Test dilakukan sebelum para siswa diberikan treatment atau
sebelum diberikan metode pembelajaran. Tujuan diberikan pre-test
adalah unutk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan
treatment. Sedangkan post-test dilakukan setelah siswa diberi
treatment. Post-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir
siswa tentang materi usaha dan energi setelah menggunakan metode
pembelajaran kooperatif dan metode ceramah interaktif. Masing-
masing kelas akan mendapatkan soal pre-test dan post-test yang sama.
Bentuk soal-soal pre-test dan post-test dalam penelitan ini
adalah dalam bentuk esay. Soal pre-test dan post-test yang diberikan
sebanyak 7 soal yang telah divalidasi oleh guru mata pelajaran fisika
SMA N 1 Depok dan juga divalidasi pakar oleh dosen pembimbing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Posttest Materi Energi Kelas X
Kompetensi Dasar : 3. 9 Menganalisis konsep energi,usaha (kerja), hubungan usaha (kerja) dan perubahan energi, hukum kekekalan
energi, serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari
4.9 Menerapkan metode ilmiah untuk mengajukan gagasan penyelesaian masalah gerak dalam kehidupan
sehari-hari, yang berkaitan dengan konsep energi, usaha (kerja) dan hukum kekekalan energi
Materi Pokok : Energi
Tabel 3.1. Kisi-kisi soal posttest materi energi
IPK No.
Soal
Soal Penyelesaian Bobot
maksimum
Menjelaskan
perbedaan energi
kinetik dan energi
potensial
2 Apa yang dimaksud dengan
a. energi potensial bernilai
maksimum ?
b. energi kinetik bernilai
maksimum
c. Energi potensial bernilai maksimum
saat kecepatan benda bernilai 0 dan
energi mekanik sama dengan energi
potensial
d. Energi kinetik bernilai maksimum saat
posisi benda adalah sama dengan 0 dan
energi mekanik sam dengan energi
kinetik
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Menghitung besar,
energi kinetik dan
potensial yang
dimiliki oleh suatu
benda
3
Benda pertama memiliki
massa m dan kecepatan v.
Benda kedua memiliki massa
3 kali benda pertama dan
kecepatan 2 kali benda
pertama. Tentukan
perbandingan energi kinetik
yang dimiliki oleh benda
kedua dan benda pertama!
Dik = = 1 Kg ( misal)
= 3 Kg
= 1 m/s
= 2 m/s
Dit = Perbandingan EK benda adalah =...?
⁄
⁄
10
7 Sebuah benda berada pada
ketinggian seperti yang
terlihat pada gambar berikut.
Dik = = 6000 J
=10 m
= 8m
Dit = =......
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Jika benda telah turun
sejauh 2 meter dari
posisi mula-mula,
berapakah energi
potensial yang
dimiliki benda itu
sekarang?
= m g
6000 J= m (10 m/s2) (10 m)
6000 = 100 . m
m = 60 Kg
maka,
= m g
= (60 Kg) (10 m/s2) (8 m)
= 4800 J
Menggunakan
teorema usaha dan
energi untuk
5 Berapa usaha yang diperlukan
untuk mempercepat sebuah
mobil dengan massa 1000 Kg
1. Dik= m = 1000 Kg
= 20 m/s
= 30 m/s
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
menentukan besaran-
besaran
yang bergerak dengan
kecepatann 20 m/s sampai
30 m/s ?
Dit = W =...?
W = EK2 – EK1
W = ⁄ m - ⁄
= ⁄ ( ) ( ) - ⁄ ( ) ( )
= (500 Kg) (900 m2/s
2) - (500
Kg) (400 m2/s
2)
= 450 000J – 200000 J
= 250 000 J
Menggunakan
persamaan kekekalan
energi mekanik
untuk memecahkan
persoalan
6 Seekor burung sedang
melayang terbang pada
ketinggian 10 m di atas tanah
dengan kecepatan konstan
sebesar 10 m/s. Jika massa
burung adalah 2 kg, tentukan
energi mekanik burung!
Dik = h = 12 m
m= 2 kg
Dit = EM= ...?
EM = Ep + Ek
= m g h + ½ m v2
= ( 2 Kg) (10 m/s2) (12 m) +1/2 ( 2 Kg) (10
m/s)2
=240 J + 100 J
= 340 J
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Menentukan energi
mekanik dari suatu
benda
4 Tinggi bukit adalah 40 m,
sebuah roller-coaster mulai
dari keadaan diam pada
puncak. Hitunglah laju roller-
coaster di kaki bukit!
Dik = = 40 m
= 0 m
= 0 ( saat pelepasan)
= 10 m/s2
Dit = = ... ?
⁄ m
+ m g = ⁄ m
+ m g
( m dapat di coret)
⁄
+ g = ⁄
+ g
0 + (10 m/s2) (40 m) = ⁄
+ 0
400 m2/s
2 = ⁄
= 2 (400 m
2/s
2)
= 28,3 m/s
15
Menjelaskan hukum
kekekalan energi dan
1 Apakah energi itu bersifat
kekal ? jika iya, lalu Mengapa
Ya, energi itu bersifat kekal. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
contohnya kita harus menghemat
penggunaan energi (
misalnya bensin) ?
Alasan kita harus menghemat bensin adalah
karena energi dalam hal ini adalah bensin
berubah bentuk menjadi gas buangan
kendaraa bermotor. Energi ( bensin) berubah
bentuk, namun tak dapat kembali lagi
menjadi bensin. Maka dari itu kita harus
menghemat penggunaan bensin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Pretest Materi Energi Kelas X
Kompetensi Dasar : 3. 9 Menganalisis konsep energi,usaha (kerja), hubungan usaha (kerja) dan perubahan energi, hukum kekekalan
energi, serta penerapannya dalam peristiwa sehari-hari
4.9 Menerapkan metode ilmiah untuk mengajukan gagasan penyelesaian masalah gerak dalam kehidupan
sehari-hari, yang berkaitan dengan konsep energi, usaha (kerja) dan hukum kekekalan energi
Materi Pokok : Energi
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal pretest materi energi
IPK No.
Soal
Soal Penyelesaian Bobot
maksimum
Menjelaskan
perbedaan energi
kinetik dan energi
potensial
7 Apa perbedaaan energi
kinetik dan energi
potensial ?
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki
benda karena kecepatannya, sedangkan
energi potensial adalah energi yang dimiliki
benda karena posisinya
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Menghitung besar,
energi yang dimiliki
oleh seuatu benda
1
Buah kelapa dengan
massa 4 kg berada pada
tangkainya setinggi 6
meter di atas tanah
sedangkan buah nangka
bermassa 3 kg berada
pada 4 meter di atas
tanah. Tentukan
perbandingan energi
pontesnsial benda itu !
Dik = m1= 4 Kg
= 6 m
= 4 m
m2= 3 Kg
Dit = Perebandingan energi potensial= ...?
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2 Air terjun dalam tiap
detik mengalirkan 100 m3
air. Tinggi air terjun 12 m
( g = 10 m/s2). Hitunglah
energinya tiap detik!
Dik = Vol= 100 m3
= 1 gr/ cm3 = 1000 Kg/m
3
= 12 m
= 10 m/s2
= Vol. = ( 100 m3) (1000
Kg/m3) = 10
5 Kg
Dit = energi tiap detik =...?
energi tiap detik = m.g.h
= (105 Kg) (10 m/s
2) (12
m)
= 12 .106 J
10
Menggunakan
teorema usaha dan
energi untuk
menentukan
besaran- besaran
5 Berapa usaha yang
diperlukan oleh untuk
mempercepat sebuah
mobil dengan massa 2000
Kg yang bergerak dengan
kecepatan 40 Km/jam
menjadi 60 Km/s ?
Dik= m = 2000 Kg
= 30 m/s
= 40 m/s
Dit = W =...?
W = EK2 – EK1
W = ⁄ m - ⁄
= ⁄ ( ) ( ) –
⁄ ( ) ( )
= (1000 Kg) (16,67 m2/s
2) - (1000 Kg)
(11,11 m2/s
2)
= 16670 J – 11110 J
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
= 5060 J
Menggunakan
persamaan
kekekalan energi
mekanik untuk
memecahkan
persoalan
4 Sebuah batu dilepaskan
dari ketinggian 3,0 m
diatas tanah, hitunglah
laju batu ketika telah
mencapai posisi 1,0 m
diatas tanah!
Dik = = 3,0 m
= 1,0 m
= 0 ( saat pelepasan)
= 10 m/s2
Dit = = ... ?
⁄ m
+ m g = ⁄
m + m g ( m dapat di
coret)
⁄
+ g = ⁄ + g
0 + (10 m/s2) (3,0 m) = ⁄
+
(10 m/s2) (1,0 m)
30 m2/s
2 = ⁄
+ 10 m2/s
2
= 2 (30 m
2/s
2 - 10 m
2/s
2)
= 6,32 m/s
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Menentukan energi
mekanik dari suatu
benda
3 Seekor burung sedang
melayang terbang pada
ketinggian 10 m di atas
tanah dengan kecepatan
konstan sebesar 10 m/s.
Jika massa burung adalah
2 kg. Tentukan energi
mekanik burung !
Dik = h = 10 m
m= 2 kg
Dit = EM= ...?
EM = Ep + Ek
= m g h + ½ m v2
= ( 2 Kg) (10 m/s2) (10 m) +1/2 ( 2 Kg) (10
m/s)2
= 200 J + 100 J
= 300 J
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Menjelaskan hukum
kekekalan energi
dan contohnya
6 Apakah yang dimaksud
dengan hukum kekekalan
energi ? berikan
contohnya !
Energi itu tidak dapat dimusnahkan dan
tidak dapat diciptkan, energi hanya dapat
berubah bentuk dari bentuk satu ke bentuk
lainnya. Contohnya energi listrik yang
berubah bentuk menjadi enegi cahaya.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Kuisioner/ Angket Komunikasi Interpersonal
Menurut Suparno (2010: 61), angket/kuisioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang
ingin diketahui. Kuisioner akan digunakan untuk menilai seberapa
sering siswa berkomunikasi secara interpersonal dan seberapa penting
komunikasi interpersonal bagi siswa sebelum dan sesudah
mendapatkan treatment dengan metode pembelajaran kooperatif dan
ceramah interaktif.
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
kuisioner yang bersifat tertutup, yaitu kuisioner yanng sudah
disedikan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih
jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya. Kuisioner ini terdiri dari
35 item pernyataan dengan 4 alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat
Setuju), Setuju (S), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).
Siswa hanya boleh memilih salah satu jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Berikut adalah kisi-kisi kuisioner komunikasi interpersonal
Tabel 3.3. Kisi-kisi kuisioner komunikasi interpersonal
No
Aspek
Indikator
Indikator Pernyataan
kuisioner
Antarsiswa
No
Indikator Pernyataan
kuisioner
Antar guru dan siswa
No
1 Keterbukaan 1. Berani membuka
diri
Terbuka untuk menyapa
teman lain
1, 20
Keterbukaan siswa pada
guru pada saat mengalami
kesulitan dalam
memahami materi
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2. Berani
mengungkapkan
pendapat secara
jujur
3. Berani mengakui
perasaan yang
ditunjukan kepada
orang lain
Berani mengungkapkan
pendapat saat berdiskusi
dalam kelompok
Berani mengungkapkan
perasaan saat dilukai dan
kecewa pada teman serta
berani untuk untuk
mengungkapan perasaan
saat melihat teman lain
berhasil
2,3
4,5
Siswa berani
mengancungkan tangan
dan berpendapat saat guru
bertanya
Siswa berani untuk jujur
atau tidak ketika
mengalami kebingungan
2,3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
4. Berani
bertanggungjawab
atas pernyataan
atau perasaan
yang dilontarkan
Menyambut baik setiap
kritikan dari teman dan
kebersediaan untuk
merubah atau tidak
pendapat yang salah
6,7
Menerima dan bersedia
merubah pendapat atau
marah saat guru
mengatakan pendapat
siswa belum tepat
5,6
2 Empati 1. Mendengarkan
pendapat orang
lain
kemauan siswa untuk
mendengarkan pendapat
temannya
8 kemauan siswa untuk
mendengarkan guru dan
tidak menggunakan HP
pada saat guru
menjelaskan materi
7,8,9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
3 Dukungan 1. Mendukung
pendapat teman
2. Spontanitas
3. profesionlisme
kemauan siswa untuk
mendukung pendapat
serta berbicara temannya
Spontanitas siswa saat
berbicara dengan
temannya
Sikap profesionalisme
siswa saat berdiskusi.
Bersedia mengubah sudut
pandangnya saat salah
atau merasa
pendapatnyalah yang
9,10
11
12
-
Spontanitas siswa saat
menjawab pertanyaan guru
-
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
paling benar
4 Kepositifan 1. memiliki sikap
positif terhadap
diri sendiri
2. menerima sikap
orang lain
Sikap positif berupa rasa
percaya diri menjadi
lawan biacar yang baik
bagi temannya
Kemauan siswa untuk
menerima atau tidak sikap
dari temannya yang tidak
disukainya pada saat
berinteraksi
13
14
Sikap positif berupa rasa
percaya diri menjadi lawan
biacar yang baik bagi guru
Kemauan siswa belajar
bersama bersama guru
yang tidak disukainya
11
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3. Berani
memberikan
pujian terhadap
lawan bicara
Kemauan siswa untuk
memberikan pujian
kepada lawan biacanya
yang memperoleh prestasi
yang baik
15
-
5 Kesetaraan 1. Mampu
menghargai
pendapat orang
lain
Kemauan siswa untuk
menghargai pendapat
temannya.
16,17
Kemauan siswa untuk
menghargai pendapat guru
yang berbeda dengan
pendapatnya
13, 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2. Mampu
memahami
perbedaan
Kemauan siswa untuk
memahami setiap
perbedaan pandangan
dengan temannya
18,19
Kemauan siswa untuk
memehami setiap
perbedaan pandangan
dengan guru
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
3. Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat penelitian berlangsung, yaitu
pada saat peneliti mengajar 2 orang observer menilai
komunikasi yang terjalin antara siswa dan siswa, sedangkan
komunikasi yang terjalin antara peneliti dan siswa diobservasi
oleh peneliti.
Penilaian observer siswa adalah dengan cara memberikan
centag (skor 1) apabila pernyataan yang dinilai terlaksana,
sedangkan apabila pernyataan yang dinilai tidak terlaksana,
maka observer akan memberikan silang ( skor 0).
Berikut adalah indikator penilain observer siswa
Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Observer
No
Aspek
Indikator
pernyataan
1 Keterbukaan 1. Berani membuka diri
2. Berani
mengungkapkan
pendapat secara
jujur
Terbuka untuk menyapa
teman lain
Berani mengungkapkan
pendapat saat berdiskusi
dalam kelompok
Berani mengungkapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
No
Aspek
Indikator
pernyataan
3. Berani mengakui
perasaan yang
ditunjukan kepada
orang lain
4. Berani
bertanggungjawab
atas pernyataan atau
perasaan yang
dilontarkan
perasaan saat dilukai dan
kecewa pada teman serta
berani untuk untuk
mengungkapan perasaan
saat melihat teman lain
berhasil
Menyambut baik setiap
kritikan dari teman dan
kebersediaan untuk merubah
atau tidak pendapat yang
salah
2 Empati Mendengarkan
pendapat orang lain
kemauan siswa untuk
mendengarkan pendapat
temannya
3 Dukungan 1. Mendukung
pendapat teman
kemauan siswa untuk
mendukung pendapat serta
berbicara temannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
No
Aspek
Indikator
pernyataan
2. Spontanitas
3. Profesionlisme
Spontanitas siswa saat
berbicara dengan temannya
Sikap profesionalisme siswa
saat berdiskusi. Bersedia
mengubah sudut
pandangnya saat salah atau
merasa pendapatnyalah
yang paling benar
4 Kepositifan 1. Memiliki sikap
positif terhadap diri
sendiri
2. Menerima sikap
orang lain
Sikap positif berupa rasa
percaya diri menjadi lawan
biacara yang baik bagi
temannya
Kemauan siswa untuk
menerima atau tidak sikap
dari temannya yang tidak
disukainya pada saat
berinteraksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
No
Aspek
Indikator
pernyataan
3.Berani memberikan
pujian terhadap lawan
bicara
Kemauan siswa untuk
memberikan pujian kepada
lawan biacanya yang
memperoleh prestasi yang
baik
5 Kesetaraan Mampu menghargai
pendapat orang lain
Kemauan siswa untuk
menghargai pendapat
temannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
G. Validitas
Validitas digunakan untuk mengukur atau menentukan apakah suatu
tes sungguh mengukur apa yang mau diiukur. Menurut Suparno (2014: 65)
validitas menunjuk pada kesesuaian, kepenuh-artian, bergunanya
kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan.
Kesimpulannya Valid apabila sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini
menggunakan validitas isi atau content validity. Validitas isi mengukur
apakah isi dari instrumen yang akan digunakan sungguh mengukur isi dari
domain yang mau diukur (Suparno, 2014: 65).
Kuisioner dan soal-soal yang digunakan diuji validitasnya dengan uji
experts judgment yaitu menggunakan pendapat atau penilaian dari para ahli.
H. Metode Analisis
1. Kuisioner/angket
Data kuisioner/angket komunikasi interpersonal baik anata
siswa maupaun antara siswa dan guru sebelum dan sesudah diterapkan
metode pembelajaran koopertif dan ceramah interaktif akan dianalisis
meggunakan penilaian dengan kriteria sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 3.5 Skor pernyataan kuisioner komunikasi interpersonal
Jawaban Skor
Pernyataan Positif
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Jumlah skor keseluruhan diperoleh dengan cara
menjumlahkan skor dari setiap soal dalam kuisioner yang telah
dijawab oleh siswa masing-masing untuk sebelum dan sesudah diberi
treatment.
Untuk membandingkan komunikasi interpersonal sebelum dan
sesudah digunakan uji statistik berupa uji T untuk kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dependen. Persamaan umum yang digunakan adalah sebagai
berikut :
( X X )
√(∑ )
(∑ )
( )
Dengan :
X Skor komunikasi interpersonal awal
X Skor komunikasi interpersonal akhir
= selisih Skor (Suparno, 2011:87)
Dalam penelitian ini perhitungan menggunakan SPSS.
Penelitian ini dikatakan signifikan bila hasil perhitungan P maka
ada perbedaan antara komunikasi interpersonal sebelum dan
komunikasi interpersonal setelah menggunakan metode (ada
peningkatan komunikasi interpersonal) , tetapi apabila penelitian tidak
signifikan maka maka tidak ada perbedaan antara komunikasi
interpersonal sebelum dan komunikasi interpersonal setelah
menggunakan metode (tidak terjadi peningkatan komunikasi
interpersonal siswa).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Untuk membandingkan perbedaan komunikasi interpersonal
sebelum menggunakan metode ceramah interaktif dan metode
kooperatif ataupun sesudah menggunakan metode ceramah interaktif
dan metode kooperatif , maka digunakan uji statistik berupa uji T
untuk kelompok independen. Persamaan umum yang digunakan
adalah sebagai berikut :
( X X )
√[( )
( )
( )] [ ]
Dengan :
X Skor komunikasi interpersonal sesudah (metode
kooperatif)
X Skor komunikasi interpersonal sesudah (metode
ceramah interaktif)
n = Jumlah sampel (Suparno, 2011:83)
Dalam penelitian ini perhitungan menggunakan SPSS. Penelitian
ini dikatakan signifikan bila hasil perhitungan P maka ada
perbedaan komunikasi interpersonal pada siswa setelah menggunakan
metode kooperatif dan metode ceramah interaktif , tetapi apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
penelitian tidak signifikan maka tidak ada perbedaan komunikasi
interpersonal siswa setelah menggunakan metode kooperatif dan
metode ceramah interaktif.
Untuk menentukan tingkat komunikasi interpersonal siswa,
maka perlu adanya klasifikasi tingkat komunikasi interpersonal siswa.
Tingkatan-tingkatan ini dibagi atas 4 kategori, yaitu: sangat tinggi,
tinggi, kurang, dan sangat kurang. Namun, karena perbedaan jumlah
pernyataan dari kuisioner yang akan menilai peningkatan komunikasi
interpersonal antar siswa dan peningkatan kamunikasi interpersonal
antar siswa dan guru, maka penilaian kuisioner dibedakan atas dua
yaitu:
1. Kuisioner komunikasi interpersonal antar siswa
a. Menentukan skor tertinggi
Skor tertinggi dapat ditentukan dengan mengalikan banyak
pernyataan dengan skor maksimum. Maka skor tertinggi :
4 x 20 = 80.
b. Menentukan skor terendah
Skor terrendah dapat ditentukan dengan mengalikan
banyak pernyataan dengan skor minimum. Maka skor
tertinggi : 1 x 20 = 20.
c. Menentukan banyaknya interval
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Besarnya interval dihitung dengan cara: menghitung
selisih skor tertinggi dengan skor terendah kemudian
dibagi banyaknya interval.
Besarnya interval skor adalah :
= 15.
Tabel 3.6. Porsentase komunikasi interpersonal siswa
berdasarkan kategorisasi
Interval Jumlah
Skor
Kategori
Komunikasi
interpersonal
Frekuensi Prosentase
(%)
20-34 Kurang
35-49 Cukup
50-64 Baik
65-80 sangat baik
d. Menghitung Frekuensi
Frekuensi diperoleh dengan menghitung jumlah siswa
yang mendapatkan skor serupa pada suatu interval jumlah
skor tertentu.
e. Menghitung Prosentase (%)
Prosentase ihitung dengan menggunakan persamaan
Porsentase =
X 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2. Kuisioner komunikasi interpersonal antar siswa dan guru
a. Menentukan skor tertinggi
Skor tertinggi dapat ditentukan dengan mengalikan banyak
pernyataan dengan skor maksimum. Maka skor tertinggi :
4 x 15 = 60.
b. Menentukan skor terendah
Skor tertinggi dapat ditentukan dengan mengalikan banyak
pernyataan dengan skor minimum. Maka skor tertinggi : 1
x 15= 15.
c. Menentukan banyaknya interval
Besarnya interval dihitung dengan cara: menghitung
selisih skor tertinggi dengan skor terendah kemudian
dibagi banyaknya interval.
Besarnya interval skor adalah :
= 11,25 dibulatkan
menjadi 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 3.7. Porsentase komunikasi interpersonal antara
siswa dan guru berdasarkan kategorisasi
Interval
Jumlah
Skor
Kategori
Komunikasi
interpersonal
Frekuensi Prosentase (%)
15-25 kurang
26-36 cukup
37-47 baik
48-60 sangat baik
d. Menghitung Frekuensi
Frekuensi diperoleh dengan menghitung jumlah siswa
yang mendapatkan skor serupa pada suatu interval jumlah
skor tertentu.
e. Menghitung Prosentase (%)
Prosentase ihitung dengan menggunakan persamaan
Porsentase =
X 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Pre-test dan Post-test
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran
fisika dengan metode pembelajran kooperatif dan ceramah interaktif unutk
materi usaha dan energi diukur dengan menggunkan analsis berikut:
a. Memberikan skor pada setiap pertanyaan
Pre-test dan post-test berupa soal esay, setiap soal memiliki bobot
masing-masing sesuai dengan tingkat kesulitan dalan
menyelesaikannya.
b. Membuat skor total
Jumlah soal Pre-test dan post-test yang diberikan terdiri dari 5 soal
esay. Keseluruhan skor soal akan dijumlahkan. Hasil penjumlah
keseluruhan skor soal ini akan menjadi skor total.
c. Menghitung nilai akhir
Nilai akhir diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut
Nilai akhir =
x 100
d. Menganalisis nilai akhir
Analsis yang digunakan adalah T-test untuk kelompok dependen. Test
ini digunakan untuk mengetes dua kelompok dependen atau satu
kelompok yang dites dua kali, yaitu pada pre-test dan post-test (
Suparno, 2011:87). Persamaannya adalah sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
( X X )
√(∑ )
(∑ )
( )
Dengan :
X Skor prestasi awal
X Skor prestasi akhir
= selisih Skor
N= Jumlah pasangan skor (Suparno, 2011:87)
Dalam penelitian ini perhitungan menggunakan SPSS.
Penelitian ini dikatakan signifikan bila hasil perhitungan P maka ada
perbedaan antara pretest dan posttest (ada peningkatan prestasi belajar
pada siswa), , tetapi apabila penelitian tidak signifikan maka maka tidak
ada perbedaan antara pretest dan posttest ( tidak tejadi peningkatan
prestasi belajar pada siswa).
Untuk membandingkan perbedaan prestasi belajar siswa
sebelum menggunakan metode ceramah interaktif dan metode
kooperatif ataupun sesudah menggunakan metode ceramah interaktif
dan metode kooperatif , maka digunakan uji statistik berupa uji T
untuk kelompok independen. Persamaan umum yang digunakan
adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
( X X )
√[( )
( )
( )] [ ]
Dengan :
X Skor prestasi belajar sesudah (metode kooperatif)
X Skor prestasi belajar sesudah (metode ceramah
interaktif)
n = Jumlah sampel (Suparno, 2011:83)
Dalam penelitian ini perhitungan menggunakan SPSS.
Penelitian ini dikatakan signifikan bila hasil perhitungan P maka
ada perbedaan prestasi belar pada siswa setelah menggunakan
metode kooperatif dan metode ceramah interaktif , tetapi apabila
penelitian tidak signifikan maka tidak ada perbedaan prestasi belajar
siswa setelah menggunakan metode kooperatif dan metode ceramah
interaktif.
3. Observasi
Ada 12 pernyataan dari 4 aspek komunikasi interpersonal yang
akan akan dinilai observer. Apabila terlaksan maka akan diberi
skor 1 (satu) dan apabila tidak terlaksana akan diberi nilai 0 (
nol).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Untuk menentukan tingkat komunikasi interpersonal siswa,
maka perlu adanya klasifikasi tingkat komunikasi interpersonal siswa.
Tingkatan-tingkatan ini dibagi atas 4 kategori, yaitu: sangat tinggi,
tinggi, kurang, dan sangat kurang
a. Menentukan skor tertinggi
Skor tertinggi dapat ditentukan dengan mengalikan banyak
pernyataan dengan skor maksimum. Maka skor tertinggi :
1 x 12 = 12.
f. Menentukan skor terendah
Skor terrendah dapat ditentukan dengan mengalikan
banyak pernyataan dengan skor minimum. Maka skor
tertinggi : 0 x 12 = 0.
g. Menentukan banyaknya interval
Besarnya interval dihitung dengan cara: menghitung
selisih skor tertinggi dengan skor terendah kemudian
dibagi banyaknya interval.
Besarnya interval skor adalah :
= 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 3.6. Porsentase komunikasi interpersonal siswa
dari penilaian observer berdasarkan
kategorisasi
Interval Jumlah
Skor
Kategori
Komunikasi
interpersonal
Frekuensi Prosentase
(%)
0-2 Kurang
3-5 Cukup
6-8 Baik
9-12 sangat baik
h. Menghitung Frekuensi
Frekuensi diperoleh dengan menghitung jumlah siswa
yang mendapatkan skor serupa pada suatu interval jumlah
skor tertentu.
i. Menghitung Prosentase (%)
Prosentase ihitung dengan menggunakan persamaan
Porsentase =
X 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Pelaksaaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 SMA
Negeri 1 Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta, tanggal 9 Maret 2017.
Penelitian ini menggunakan kelas X MIPA 1 sebagai kelas yang menggunakan
metode pembelajaran, sedangkan kelas X MIPA 2 yang menggunakan metode
pembelajaran ceramah interaktif.
SMA Negeri 1 Depok sudah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas X,
sehingga kelas X sudah masuk kelas penjurusan MIPA dan sosial. Mata pelajaran
Fisika pada kelas X dilaksanakasn 3 jam dalam seminggu.
1. Sebelum Penelitian
Sebelum memulai penelitan, peneliti mempersiapkan instrumen- instrumen
yanag akan digunakan selama melaksanakan penelitain. Instrumen yang
digunakan dalam melaksakan penelitian ada 2 jenis, yaitu instrumen pengajaran
dan instrumen pengambilan data. Instrumen pembelajaran terdiri dari: RPP dan
LKS. Sedangkan instrumen pengambilan data antara lain soal prestest, soal
posttest, kuisoner komunikasi interpersonal, lembar penilaian observer, soal-soal
wawancara, dan dokumentasi menggunakan kamera digital.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
2. Selama Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini tidak sesuai dengan rencana awal peneliti, karena
alokasi waktu yang mendadak dirubah oleh pihak sekolah, hal ini terjadi karena
adanya pelaksaan ujian USBN untuk siswa kelas XII, serta pelaksaan ujian tengah
semester untuk semua siswa SMA Negeri 1 Depok. Alokasi waktu untuk setiap
kelas responden juga berbeda. Tabel berikut merupakan jadwal pengambilan data
yang dilakukan di kelas X MIPA 1 yang menggunakan metode pembelajaran
kooperatif dan kelas X MIPA 2 yang menggunakan metode pembelajaran
ceramah interaktif.
Tabel 4.1. Proses Pelaksaan Penelitian kelas X MIPA 1
No Hari/Tanggal Pukul Kegiatan Pembelajaran
1 Kamis, 9 Maret
2017
12.00-13.30
WIB
a. Peneliti menginformasikan
kepada siswa materi yang
akan dipelajari bersama dan
memberikan pretest kepada
siswa.
b. Peneliti memperkenalkan
kepada siswa metode
pembelajaran yang
digunakan dan aturan
penggunaan kancing
c. Peneliti membentuk
kelompok baru dengan
bantuan game kursi
bernomor dan mengatur agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
distribusi siswa yang
memiliki pemahaman yang
baik merata ke setiap
kelompok
d. Peneliti mulai mengajar
dengan metode kooperatif.
Pada pertemuan ini siswa
sampai pada tahap
pembuatan argumen dengan
aturan metode kancing
gemerincing yang siap
didebatkan di pertemuan
berikutnya
Senin, 13 Maret
2017
10.45-11.15
WIB
a. Peneliti melanjutkan
pelajaran mengenai energi
menggunakan metode
kooperatif. Pada pertemuan
ini siswa dibagi dalam
kelompok afirmatif dan
negasi.
b. Siswa mulai berdebat dengan
dengan aturan metode
kancing gemerincing
c. Peneliti menyimpulkan
materi yang didebatkan dan
peneguhan konsep siswa
d. Peneliti memberikan
pernyataan untuk debat
pertemuan berikutnya.
Argumen disiapkan siswa
dari rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Kamis, 16 Maret
2017
11.00-12.00 a. Peneliti memberikan
kuisoner komunikasi
interpersonal kepada siswa
sebelum menggunakan
metode kooperatif.
b. Peneliti mulai membagi
kelompok afirmatif dan
kelompk negasi.
c. Siswa mulai berdebat dengan
aturan kancing gemerincing
untuk masalah “Kita harus
berhemat, padahal energi itu
kekal”.
d. Peneliti belum
menyimpulkan hasil debat
karena akan digunakan
sebagi apersepsi untuk
pertemuan tentang energi
mekanik dan hukum
kekekalan energi mekanik.
Senin, 27 Maret 10.45-11.15 a. Peneliti melanjutkan
pembelajaran dengan
menggunakan metode
kooperatif. Metode yang
paling menonjol pada
pertemuan ini adalah metode
TPS.
b. Peneliti memberikan latihan
soal kepada siswa, kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
siswa mengerjakan soal
latihan dan
mempresentasikan jawaban
di depan kelas.
Kamis, 6 April
2017
12.00-13.00
WIB
a. Peneliti melanjutkan
pembelajaran dengan metode
koopertif. Siswa diminta
untuk berdiskusi tentang apa
itu energi mekanik dna
hukum kekekalan energi
b. Setelah berdiskusi, peneliti
memilih 3 kelompok yang
jarang aktif untuk
menjelaskan hasil diskusi di
depan kelas disertai dengan
tanya jawab
c. Kelompok yang tidak
mendapat bagian untuk
menjelaskan mendapat tugas
unutk menyelesaikan latihan
soal di depan kelas kemudian
dijelaskan kepada teman-
teman
d. Siswa diberi posttest dan
angket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 4.2. Proses Pelaksaan Penelitian kelas X MIPA 2
No Hari/Tanggal Pukul Kegiatan Pembelajaran
1. Kamis, 6
Maret 207
08.45-11.15 a. Guru mata pelajaran Fisika
menyampaikan bahwa
selama kurang lebih satu
bulan, siswa/i akan belajar
Fisika bersama peneliti
b. Peneliti menginformasikan
kepada siswa materi yang
akan dipelajari bersama dan
memberikan pretest kepada
siswa.
c. Peneliti membagi kelompok
siswa menggunakan game
kursi bernomor dan
menyamaratakan
pendistribusian siswa yang
memiliki kemampuan yang
baik
d. Peneliti mulai mengajar
menggunakan metode
ceramah interaktif
Kamis,13
Maret 2017
8.30-10.45 WIB a. Peneliti memberikan
kuisioner komunikasi
interpersonal
b. Peneliti melanjutkan Materi
Energi dengan menggunakan
metode ceramah interaktif.
Pada pertemuan kedua ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
peneliti dibantu oleh
observer siswa untuk menilai
siswa-siswa yang aktif
berkomunikasi dalam kelas
c. Siswa mengerjakan post-test.
Penelitian ini tidak berjalan sesuai dengan rencana karena ada beberapa
kendala, yaitu:
a. Beberapa siswa tidak mengikuti seluruh proses pembelajaran, ada siswa
yang sakit,
b. Banyak waktu terpotong secara mendadak dari pihak sekolah karena
persipan ujian USBN untuk kelas XII yang menggunakan ruang kelas X
MIPA 1 dan X MIPA 2 sebagai ruang ujian, akibatnya proses pembelajaran
yang seharusnya berlangsung 90 menit menjadi 60 menit. Waktu 60 menit
(dari pukul 11.00 WIB - Pukul 12.00 WIB) ini pun tidak digunakan
seutuhnya karena Pukul 12.00 sekolah harus dalam kondisi clean area dan
kursi-kursi sudah ditata rapi. Dengan demikian waktu eferktif pembelajaran
hanya berlangsung 50 menit, sedangkan 10 menit terakhir digunakan siswa
untuk menata ruangan kelas agar siap digunakan sebagai ruangan ujian.
c. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa/i kelas XII dari kelas
berbeda berulang kali masuk ke kelas yang sedang diteliti untuk meminta
doa agar lancarkan saat ujian. Alokasi waktu 3 JP yang diberikan oleh pihak
sekolah adalah 1 JP 30 menit. Pertemuan pada jam pembelajaran digunakan
untuk mengisi angket pre-test, hal ini terjadi karena perubahan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
mendadak dari pihak sekolah yang tidak diketahui oleh peneliti. Pertemuan
kedua digunakan untuk mempelajari energi mekanik dan hukum kekekalan
energi dan pertemuan ketiga digunakan untuk post-test. Namun kegiatan
pembelajaran pada jam kedua mengalami kendala karena kelas XII yang
berulang kali masuk untuk meminta doa agar lancar pada saat ujian. Hal ini
menyebaabkan waktu untuk mengerjakan post-test di jam ketiga semakin
sedikit.
Secara rinci proses pelaksaan penelitian dijelaskan sebagi berikut:
a. Penelitian di kelas yang menggunakan metode ceramah interaktif
Penelitian dengan menggunakan metode ceramah interaktif
dilaksanakan di kelas X MIPA 2. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan dengan alokasi waktu yang tidak menentu. Pada penelitian ini
peneliti dibantu oleh 3 orang mahasiswa yang bertugas sebagai observer
sebanyak dua orang dan satu orang yang lain sebagai pengambil gambar.
Penelitian pertama dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2017.
Peneliti melaksakan penelitian bersama salah seorang teman yang bertugas
untuk mengambil gambar. Diawal pertemuan peneliti didampingi oleh
guru mata pelajaran yang menyampaikan maksud kedatangan peneliti,
kemudian waktu diserahkan sepenuhnya kepada peneliti. Setelah guru
meninggalkan kelas, peneliti kemudian memberikan informasi kepada
siswa mengenai pembelajaran yang akan dilakukan bersama dengan
peneliti untuk beberapa minggu kedepan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pada hari pertama penelitian, ada salah seorang siswa yang tidak bisa
mengikuti pelajaran karena sakit. Sehingga jumlah responden kelas X MIPA
2 berkurang menjadi 31 siswa. Setelah mengabsen siswa, peneliti mulai
memberikan topik dan tujuan pembelajaran, kemudian siswa diminta untuk
mengerjakan pretest.
Setelah mengerjakan soal pretest, peneliti membagi siswa dalam
kelompok dengan menggunakan game kursi bernomor. Jumlah kelompok
yang terbentuk adalah 8 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri
dari 4 orang. Pada saat pembagian kelompok, peneliti juga berusaha agar
pendistribusian siswa yang memiliki kemampuan yang baik tersebar merata
di setiap kelompok.
Kegiatan selanjutnya adalah mengajar siswa dengan metode ceramah
siswa aktif. Metode ceramah interaktif ini diberikan peneliti dengan
menggunakan media berupa PPT disertai tanya jawab dengan siswa. Di
awal peneliti bertanya kepada siswa apa itu energi. Sebagain siswa spontan
memberikan jawaban, namun ketika peneliti meminta siswa mengacungkan
tangan sebelum menjawab beberapa siswa berani mengacungkan tangan,
sementara siswa lain hanya duduk diam. Dari jawaban yang diberikan
siswa, sebagian besar siswa sudah paham apa itu energi, kemudian dalam
kelompok siswa mendiskusikan contoh-cntoh energi, dan selanjutnya
perwakilan dari kelompok menjelaskan contoh-contoh dari energi. Setelah
itu, dengan menggunakan media PPT peneliti menjelaskan energi kinetik.
Sebelum menjelaskan pengertian energi kinetik, peneliti bertanya kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
siswa apa itu enegri kinetik dan siswa secara spontan menjawab. Setelah
mempelajari konsep energi kinetik, peneliti meminta siswa untuk
menjelaskan hubungan energi kinetik dan usaha. Pada saat berdiskusi dalam
kelompok, hampir semua siswa aktif berdiskusi namun ada dua kelompok
yang jarang berdiskusi yaitu kelompok 5 dan 8. Kelompok 8 jarang
berdiskusi karena semua aktif mencari di internet, setelah mendapatkan
hasil barulah mereka mulai berdiskusi; sedangkan kelompok 5 hanya 1
orang siswa yang aktif mencari sedangkan 3 orang lainnya hanya diam saja
sibuk dengan urusannya masing-masing. Kelompok 5 ini juga tidak pernah
bertanya kepada peneliti, padahal peneliti sudah berusaha untuk
membangun komunikasi, namun tak ada komunikasi timbal balik dari
anggota kelompok. Sedangkan, kelompok lain berlomba-lomba untuk
mendapatkan kesempatan bertanya-tanya dengan peneliti. Setelah
membuktikan atau menemukan hubungan usaha dan energi kinetik, peneliti
meminta siswa untuk kembali berdiskusi tentang energi potensial gravitasi.
Kelompok 5 mulai berdiskusi dalam kelompok, namun belum berani untuk
mengerjakan di depan kelas. Pada saat menentukan hubungan energi
potensial dan usaha ada 3 kelompok yang aktif bertanya yaitu keompok 1, 2
dan 4. Diantara ketiganya yang lebih aktif adalah kelompok 2. Setelah
beberapa kali bertanya akhirnya kelompok 2 menemukan jawaban, dan
salah seorang perwakilan kelompok 2 dengan nomor absen 13 maju
kedepan kelas, menulis hasil yang diperoleh kelompoknya di papan tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
kemudian ia menjelaskan langkah-langkah untuk menentukan hubungan
usaha dan energi potensial.
Setelah itu siswa kembali dalam kelompok dan mengerjakan latihan
soal sebanyak 7 soal. Masing-masing kelompok mendapat kesempatan
untuk menjelaskan penyelesaian soal di depan kelas.
Di akhir pembelajaran peneliti meminta siswa untuk merefleksi materi
yang belum dipahami dan apabila ada yang belum mengerti peneliti
memberi waktu untuk bertanya, tetapi tidak ada yang bertanya. Maka dari
itu peneliti mencoba mereview kembali materi yang dipelajari dengan
mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari hari itu.
Gambar 4.1. Seorang siswa sedang menjelaskan tentang
potensial gravitasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Berdasarkan pengamatan hari pertama pada kelas X MIPA 2, hampir
semua siswa sudah paham dengan materi yang dijelaskan, hal ini terbukti
ketika siswa aktif membahas soal, serta beberapa orang aktif untuk
menjelaskan baik dalam kelompok maupun di depan kelas. Namun, di hari
pertama, peneliti mengalami kesulitan untuk menilai peningkatan
komunikasi interpersonal antar siswa, karena siswa berdiskusi dalam
kelompok. Hasil rekaman video yang diperoleh pun tidak menampilkan
seluruh aktivitas dalam kelas, dengan demikian peneliti berinisiatif untuk
menambah instrumen penilaian yaitu dengan bantuan observer siswa.
Penelitian kedua berlangsung pada hari Kamis 16 Maret 2017 di kelas
X MIPA 2 dengan metode ceramah interaktif berjalan dengan baik. Ada
perubahan alokasi waktu pembelajaran yang mendadak dari pihak sekolah
yang tidak di ketahui peneliti. Peneliti tidak mendapat informasi bahwa
pada hari Kamis 13 Maret 2017 alokasi jam pembelajaran di sekolah
berubah yaitu 1 jam pelajaran berlangsung selama 30 menit. Hal ini
menyebabkan satu jam pertama pembelajaran terbengkelai, peneliti
terlambat dan 10 menit sebelum jam pertama berakhir peneliti baru datang.
Waktu 10 menit yang tersisa tersebut digunakan peneliti untuk mengisi
kuisioner komunikasi interpersonal sebelum diberi treatment. Setelah
pelajaran jam pertama selesai peneliti mengajar materi energi mekanik dan
Hukum Kekekalan energi mekanik. Di pertemuan kedua ini peneliti dibantu
oleh observer siswa untuk menilai siswa. Sebelum pembelajaran dimulai
siswa diberi nomor punggung sesuai nomor absen, dengan demikian saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
siswa berdiskusi observer dengan mudah menilai siswa-siswa yang
berbicara atau tidak. Pada pertemuan kedua ini semua siswa hadir, peneliti
tetap mengajar dengan menggunakan metode ceramah interaktif dengan
menggunakan media PPT dan latihan soal untuk menunjang pembelajaran.
Kegiatan diskusi berjalan dengan baik. Kelompok 5 mulai mengalami
perubahan, salah seorang siswa mulai berkomunikasi dengan peneliti.
Sedangkan siswa lain berdiskusi ketika peneliti meninggalkan kelompok.
Respon spontan dari siswa ketika ditanya mengapa kita harus menghemat
penggunaan energi, padahal energi itu bersifat kekal sempat membuat kelas
menjadi berisik, namun tanpa diminta untuk mengacungkan tangan,
beberapa orang siswa mulai megacungkan tangan, dan peneliti memberikan
kesempatan kepada semua siswa yang megacungkan tangan untuk
menjawab. Peneliti juga berusaha agar siswa-siswa yang tidak aktif untuk
menjawab pertanyaan. Salah satunya adalah siswa di kelompok 5. Ketika
ditunjuk, siswa kelompok 5 mulai berdiskusi dan salah seorang perwakilan
kelompok menjawab. Meski jawaban semua siswa belum tepat, peneliti
tetap berusaha untuk menggali pemahaman siswa. Ketika peneliti
menjelaskan, respon spontan siswa kembali membuat kelas menjadi berisik.
Materi hukum kekekalan energi mekanik pada benda jatuh bebas
dijelaskan oleh setiap kelompok. Ada tiga keadaan yaitu ketika benda di
atas, di tengah , dan di tanah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Gambar 4.2. Gambar posisi benda yang dijelaskan siswa
Setelah materi selesai, siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan
latihan soal. Beberapa siswa mulai mengacungkan tangan dan mulai
mengerjakan latihan soal di depan kelas serta menjelaskan kepada teman-
teman. Namun, Ketika siswa sedang menjelaskan beberapa kali siswi-siswa
dari kelas XII meminta ijin untuk masuk ke kelas dalam rangka meminta
doa restu dari siswa/i kelas X agar lancar saat USBN ataupun saat UN yang
akan dilaksanakan pada hari Senin. Peneliti sudah berusaha agar kegiatan ini
dilaksanakan ketika pembelajaran selesai, namun beberapa siswa mulai
berteriak-teriak di luar kelas dan mereka beralasan bahwa setelah
pembelajaran mereka harus masuk ke kelasnya masing-masing untuk
belajar.
Setelah mengerjakan soal latihan , siswa diberi post-test. Pada saat
memberikan post-test waktu yang tersisa kurang dari 30 menit, sedangkan
jumlah soal post-test sebanyak 7 butir soal esay. Siswa dapat mengerjakan
soal post-test tersebut, bahkan ada beberapa siswa yang mengumpulkan
lembar jawaban sebelum waktunya. Kuisioner setelah treatment belum bisa
diberikan karena waktu yang kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
b. Penelitian di kelas yang menggunakan metode kooperatif
Penelitian hari pertama dilaksanakan pada hari Kamis 6 Maret 2017.
Diawal pembelajaran peneliti didampingi oleh guru mata pelajaran fisika
dan guru tersebut menyampaikan alasan peneliti mengajar. Setelah guru
mata pelajaran meninggalkan kelas, peneliti langsung memberikan pre-test
kepada siswa. Setekah pre-test diberikan siswa dibagi dalam kelompok,
ketika dibagi dalam kelompok salah seorang siswa meminta kepada peneliti
agar diusahakan siswa/i yang sering remidi bisa berbaur dalam kelompok
dengan siswa/iyang memiliki kemampuan yang baik. Dengan menggunakan
game kursi bernomor siswa mulai masuk dalam kelompok, setelah itu
peneliti memeriksa kembali kelompok yang terbentuk agar penyebaran
siswa yang sering remidi dan siswa yang memiliki kemampuan yang baik
tersebar merata. Setelah pembagian kelompok siswa diberikan kancing, satu
orang mendapatkan dua kancing. Kemudian peneliti menjelaskan cara
menggunakan kancing sesuai aturan kancing gemerincing. Setelah itu
peneliti menjelaskan metode yang digunakan selama pembelajaran. Ada
beberapa siswa yang protes ketika peneliti menjelaskan bahwa metode debat
akan digunakan selama pembelajaran.
Pada awal pembelajaran ini siswa secara sukarela maju untuk
mendemostrasikan kegiatan melepaskan buku dari ketinggian tertentu, lalu
peneliti mengajukan pertanyaan energi apa saja yang ada ada saat buku
dilepakan. Secara keseluruhan siswa bisa menjawab. Namun, ketika peneliti
menunjuk salah satu buku yang diam diatas meja, apakah memiliki energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
atau tidak, banyak terjadi perbedaan pendapat dari setiap kelompok.
Kemudian peneliti meminta siswa berdiskusi dalam kelompok dengan
memilih dua opsi yaitu kelompok pro apabila kelompok setuju jika buku
yang diletakan diatas meja dan dalam kedaan diam memiliki energi dan
kelompok kontra apabila kelompok setuju jika buku yang diletakan diatas
meja dan dalam kedaan diam tidak memiliki energi menggunakan aturan
kancing gemerincing.
Pembelajaran yang paling menonjol saat siswa berdiskusi adalah
metode kancing gemerincing. Pada saat menggunakan metode ini siswa
mengalami kendala yaitu siswa tidak terbiasa menggunakan metode ini
sehingga beberapa siswa merasa metode ini malah mempersulit siswa
karena ada batasan bicara pada masing-masing siswa ketika berdiskusi dan
kendala yang paling sering dijumpai pada setiap kelompok adalah pada
beberapa kelompok ada siswa yang tidak mau berbicara, akibatnya teman
lain yang kehabisan kouta berbicara dan mau berbicara dalam kelompok
diam. Namun, kendala-kendala ini bisa diatasi oleh masing-masing ketua
kelompok. Ketua kelompok tetap mengkoordinir dan mengkondisikan
anggota-anggota kelompoknya untuk berbicara, agar pembuatan argumen
yang digunakan pada saat debat dapat selesai pada waktunya.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 13 Maret 2017
dengan alokasi waktu pembelajaran adalah 1 JP (30 menit). Diawal
pembelajaran peneliti megucapkan salam dan berdoa, kemudian mengabsen
siswa, ternyata semua siswa mengikuti pelajaran. Setelah mengabsen siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
peneliti langsung mengkondisikan siswa agar langsung duduk di tempatnya
masing-masing. Kemudian setelah duduk peneliti menentukan kelompok-
kelompok yang akan berdebat. Dalam perencanaannya akan ada 4 topik
yang diperdebatkan dengan alokasi wakku satu topik 20 menit, namun
karena kekurangan waktu peneliti menggunakan 2 topik perdebatan dengan
pembagian kelompok satu kelompok pro atau kontra terdiri dari 8 orang.
Pemilihan kelompok pro dan kontra juga tidak berdasarkan jawaban dan
argumen yang sudah dikerjakan siswa. Dari 4 kelompok yang dipilih
peneliti menetukan 1 kelompok yaitu kelompok 6 menjadi kelompok kontra,
sebelumnya kelompok 6 menjadi kelompok kontra bergabung dengan
kelompok 3 yang semula menjadi kelompok pro. Sedangkan 2 kelompok
lainnya bergabung menjadi satu kelompok, yaitu kelompok 4 yang semula
pro bergabung bersama kelompok 5 yang semula juga menjawab pro.
Penggabungan kelompok ini juga berdasarkan kemampuan masing-masing
kelompok. Kelompok yang kurang dapat berbicara dan memiliki
kemampuan yang baik akan bergabung dengan kelompok yang paling
berisik namun memiliki kamampuan yang rendah. Dengan adanya
pembagain kelompok seperti ini, kelompok yang semula pro yang kemudian
masuk ke kelompok kontra akan banyak belajar karena pada saat dimasukan
dalam kelompok kontra, kelompok tersebut akan berusaha mencari argumen
agar bisa berkompetisi saat berdebat, hal ini membuat wawasan siswa
bertambah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Debat berlangsung selama 25 menit, setiap mempertahankan
argumennya masing-masing. Ketika menyampaikan pendapat masing-
masing siswa mempunyai 2 kuota bicara yang ditandai dengan kancing.
Namun, karena waktu yang tidak cukup peneliti kemudian manarik
kesimpulan dan menjelaskan. Pada saat berdebat salah seoarang siswa yang
pada pertemuan sebelumnya dibentak oleh teman ketua kelompoknya
bergabung dengan kelompok kontra. Ketika perdebatan berlangsung siswa
tersebut hanya diam dan tidak berinisiatif untuk beradu argumen, siswa
hanya biacara beberapa kali dalam kelompok. Sedangkan pada kelompok
pro ada satu orang siswa yang suka menyendiri, dia hanya bicara kepada
peneliti dan bertukar pikiran dengan peneliti. Ketika peneliti memintanya
untuk berpendapat dalam kelompok siswa tersebut hanya diam saja dan
sesekali berbicara dengan kelompoknya, namun tidak berani beradu
pendapat dengan kelompok kontra.
Pertemuan ketiga untuk kelas X MIPA berlangsung pada hari Kamis
16 Maret 2017. Pada pertemuan ini alokasi waktu untuk 1 JP adalah 30
meit. Peneliti memiliki kesempatan melaksakan kegiatan pembelajaran
selama 60 menit ( 2 JP) yang dimulai pukul 11.00- 12.00, tetapi pada pukul
12 sekolah harus dalam kondisi clean area dan kelas harus sudah
dibersihkan untuk persiapan USBN kelas XII. Dengan demikian
pembelajaran berlangsung selama 50 menit. Karena 10 menit terakhir
digunakan siswa untuk membersihkan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Debat kedua dengan tema energi itu kekal atau tidak. Apabila kekal
megapa harus hemat energi ?. Penyusunan argumen untuk debat kedua ini
tidak dilakukan di dalam kelas tetapi sebelum pembelajaran dimulai, hal ini
dilakukan agar waktu tidak digunakan untuk berdebat dan mulai masuk ke
materi tentang energi, namun siswa masih berargumen dalam kelompoknya
masing-masing dan 5 menit kemudian debat dimulai. Kelompok yang
menjadi kelompk pro adalah kelompok 2 dan 7, sedangkan kelompok yang
menjadi kelompok kontra adalah kelompok 1 dan 8. Pemilihan kelompok ini
berdasarkan kemampuan siswa dan keaktifan kelompok masing-masing.
Misalnya kelompok 7 yang kurang serius saat berdiskusi bergabung dengan
kelompok 2 yang disiplin saat berdiskusi dan memiliki kemampuan yang
baik sedangkan kelompok 1 yang kurang banyak berbicara bergabung
dengan kelompok 8 yang banyak bicara dan disiplin dalam menggunakan
kancing. Pada saat perdebatan dimulai setiap orang diberi 1 kancing sebagia
kouta biacara, hal ini dilakukan agar semua siswa memiliki kesempatan
berbicara. Metode debat pada pertemuan kedua ini berlangsung selama 25
menit. Setelah itu peneliti membuat kesimpulan dan memberi peneguhan
terhadap argumen-argumen yang sudah benar. Selanjutnya siswa belajar
tentang energi kinetik, energi potensial, hubungan usaha dengan energi
kinetik, dan hubungan usaha dengan energi potensial. Siswa aktif
mengutarakan pendapat, namun saat menentukan persamaan hubungan
energi kinetik dan usaha, siswa mengalami kebingungan. Kemudian setelah
dipecahkan bersama siswa mulai mengerti. Untuk materi hubungan usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
dan energi potensial salah satu kelompok sukarela maju ke depan kelas dan
menjelaskan kepada teman-teman hubungan usaha dan energi kinetik.
Setelah keempat topik ini selesai, peneliti memberi kesempatan kepada
siswa untuk merefleksikan kembali materi yang belum dipahami, namun
tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan. Siswa malah meminta agar
pelajaran berakhir karena meraka belum membersihkan kelas.
Pertemuan terakhir untuk kelas X MIPA 1 adalah pada hari Kamis, 6
April 2017. Pada hari terakhir penelitian semua siswa kelas X MIPA 1
hadir.
Pertemuan ini diawali dengan salam pembuka, absensi, dan doa
pembuka, kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan model
pembelajaran yang digunakan dalam pertemuan. Peneliti juga
menginformasikan bahwa diakhir pembelajaran siswa akan mengerjakan
post-test.
Pada bagian isi pmbelajaran peneliti menampilkan gambar (lihat
gambar 1). Dalam kelompk siswa berdiskusi dengan aturan kancing
gemerincing, kelompok-kelompok terpilih akan mempresentasikan bagian-
bagian tertentu yang menjadi tugas mereka. Setelah materi energi mekanik
dan hukum kekekalan energi selesai, siswa diberi post-test dan siswa juga
mengisi kuisioner akhir setelah diberi treatment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Gambar 4.3. Siswa sedang mempresentasikan materi hukum
kekekalan energi pada gerak jatuh bebas.
B. Data dan Analisis Data
1. Prestasi Belajar
a. Data dan analisis pretest dan posttest Kelas X MIPA 1
b. Data dan analisis pretest dan posttest Kelas X MIPA 2
c. Data dan analisis pretest Kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2
d. Data dan analisis posttest Kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2
2. Komunikasi Interpersonal
a. Data dan analisis komunikasi interpersonal antarsiswa kelas X
MIPA 1
b. Data dan analisis komunikasi interpersonal antara guru dan
siswa kelas X MIPA 1
c. Data dan analisis komunikasi interpersonal antarsiswa kelas X
MIPA 2
d. Data dan analisis komunikasi interpersonal antara guru dan
siswa kelas X MIPA 1
e. Data dan analisis komunikasi interpersonal antarsiswa kelas X
MIPA 1 dan kelas X MIPA 2 sebelum diberi treatment
f. Data dan analisis komunikasi interpersonal antarsiswa kelas X
MIPA 1 dan kelas X MIPA 2 setelah diberi treatment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
g. Data dan analisis komunikasi interpersonal antara guru dan
siswa kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2 sebelum diberi
treatment
h. Data dan analisis komunikasi interpersonal antara guru dan
siswa kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2 setelah diberi
treatment
i. Data dan analisis kategorisasi porsentase tingkat komunikasi
interpersonal anatar siswa kelas X MIPA 1 dan MIPA 2 setelah
diberi treatment
j. Data dan analisis kategorisasi porsentase tingkat komunikasi
interpersonal anatar guru dan siswa kelas X MIPA 1 dan MIPA
2 setelah diberi treatment
k. Data dan analisis kategorisasi porsentase tingkat komunikasi
interpersonal anatar guru dan siswa kelas X MIPA 1 dan MIPA
2 berdasarkan penilaian observer.
l. Data dan analisis kategorisasi porsentase tingkat komunikasi
interpersonal anatar guru dan siswa kelas X MIPA 1 dan MIPA
2 berdasarkan penilaian observer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
a. Data dan analsisi pretest dan posttest kelas X MIPA 1
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajara pada kelas X
MIPA 1, peneliti melakukan Uji test-t pada pretest dan posttest siswa.
Data pretest dan posttest kelas X MIPA 1 dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 4.3. Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas X MIPA 1
No Nilai Pretest Nilai Posttest
1 36,92 60
2 36,92 95,38
3 44,62 81,54
4 43,08 81,54
5 43,08 86,15
6 24,62 58,46
7 21,54 83,08
8 44,62 86,15
9 43,85 100
10 58,46 58,46
11 33,85 73,85
12 56,92 67,69
13 44,62 96,92
14 36,92 90,77
15 44,62 98,46
16 40 70,77
17 50,77 90,77
18 44,62 86,15
19 30 64,62
20 47,69 96,92
21 44,62 90,77
22 52,31 90,77
23 50,77 72,31
24 50,77 100
25 52,31 60
26 32,31 96,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No Nilai Pretest Nilai Posttest
27 43,08 89,23
28 32,31 98,46
29 35,38 78,46
30 50,77 89,23
Rata-rata 42,41 83,13
Data pretest dan posttest kelas X MIPA 1 kemudian dianalisisi
dengan bantuan program SPSS. Uji test-t ini menggunakan analisis
Paired Sample Test. Hasil output SPSS data pretest dan posttest kelas
X MIPA 1 dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil uji Test-T Pretest dan Posttest Kelas X MIPA 1
Dari hasil output SPSS dapat dilihat bahwa t = -13,925,
p = 0,000 dengan level signifikan 0,05, mean pretest kelas X
MIPA 1 adalah 42,41, mean Posttest kelas X MIPA 1 adalah 83,13.
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 42.4117 30 8.96990 1.63767
Posttest 83.1277 30 13.57747 2.47889
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair
1
Pretest -
Posttest
-40.71600 16.01509 2.92394 -46.69613 -34.73587 -13.925 29 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Oleh karena p = 0,000 0,05 maka hasil signifikan. Dengan
demikian pretest dan Posttest kelas X MIPA 1 ada perbedaan. Oleh
karena nilai mean Posttest lebih besar dari mean pretest maka dapat
disimpulkan bahwa ada peningkatan prestasi belajar siswa setelah
siswa diajar dengan meggunakan metode kooperatif.
b. Data dan analisis pretest dan posttest kelas X MIPA 2
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar pada kelas X
MIPA 2, peneliti melakukan Uji test-t pada pretest dan posttest siswa.
Data nilai pretest dan posttest kelas X MIPA 2 dapat dilihat pada
Tabel 4. 5.
Tabel 4. 5. Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas X MIPA 2
No Nilai Pretest Nilai Posttest
1 40 84,62
2 43,08 87,69
3 41,54 86,15
4 55,38 81,54
5 40 100
6 44,62 84,62
7 33,85 80
8 38,46 55,38
9 50,77 81,54
10 40 80
11 47,69 70,77
12 53,85 98,46
13 47,69 87,69
14 44,62 40
15 47,69 67,69
16 38,46 70,77
17 38,46 72,31
18 49,23 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
No Nilai Pretest Nilai Posttest
19 47,69 93,85
20 52,31 80
21 24,62 64,62
22 44,62 92,31
23 36,92 58,46
24 44,62 61,54
25 44,62 92,31
26 21,54 80
27 43,08 89,23
28 40 73,85
29 40 61,54
30 47,69 73,85
Rata-rata 42,77 78,4
Data analisis kelas X MIPA 2 kemudian dianalisis dengan
bantuan program SPSS. Uji test-t ini menggunakan analisis Paired
Samples Test. Hasil output SPSS data pretest dan posttest kelas X
MIPA 2 dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil uji Test-T Pretest dan Posttest Kelas X MIPA 2
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest2 42.7700 30 7.44263 1.35883
Posttest2 78.3597 30 14.24971 2.60163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Dari hasil output SPSS dapat dilihat bahwa t = - 13, 821, p =
0,000 dengan level signifikan 0,05, mean pretest = 42,77 , mean
posttest = 78,34.
Oleh karena p = 0,000 0,05 maka hasil signifikan. Dengan
demikian pretest dan Posttest kelas X MIPA 2 ada perbedaan. Oleh
karena nilai mean Posttest lebih besar dari mean pretest aka dapat
disimpulkan bahwa ada peningkatan prestasi belajar siswa setelah
siswa diajar dengan meggunakan metode ceramah interaktif.
c. Analisis Pretest Kelas X MIPA 1 dan Kelas X MIPA 2
Untuk mengetahui prestasi belajar awal siswa, peneliti
memberikan pretest pada masing-masing siswa kelas X MIPA 1 dan
kelas X MIPA 2. Data ini kemudian dianalisis dengan
menggunakanuji statistik test-t untuk kelompok independen. Data nilai
pretest kelas kotrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tebel 4.7.
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Pretest2
-
Posttest
2
-35.58967 14.10422 2.57507 -40.85627 -30.32306 -13.821 29 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel 4.7. Data Nilai Pretest X MIPA 1 dan Nilai Pretest X
MIPA
No
Nilai Pretest
X MIPA 1 X MIPA 2
1 36,92 40
2 36,92 43,08
3 44,62 41,54
4 43,08 55,38
5 43,08 40
6 24,62 44,62
7 21,54 33,85
8 44,62 38,46
9 43,85 50,77
10 58,46 40
11 33,85 47,69
12 56,92 53,85
13 44,62 47,69
14 36,92 44,62
15 44,62 47,69
16 40 38,46
17 50,77 38,46
18 44,62 46,15
19 30 49,23
20 47,69 47,69
21 44,62 52,31
22 52,31 24,62
23 50,77 44,62
24 50,77 36,92
25 52,31 44,62
26 32,31 44,62
27 43,08 21,54
28 32,31 43,08
29 35,38 40
30 50,77 40
31 - 47,69
Rata-rata 42,41 42,98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Data nilai pretest kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 kemudian
dianalisis dengan bantuan program SPSS. Uji test-t ini menggunkan
anaslsisi Independen Sample Test. Hasil output kelas X MIPA 1 dan X
MIPA 2 dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Hasil uji Test-T Nilai Pretest X MIPA 1 dan Nilai
Pretest X MIPA 2
Dari hasil output SPSS dapat dilihat bahwa nilai t = -0,269, p =
0,789 dengan level signifikan 0,05, mean pretest1 sebagai kelas
X MIPA 1 = 42,41, mean pretest2 sebagai kelas X MIPA 2 = 42.98.
Group Statistics
Code N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pretest MIPA1 30 42.4117 8.96990 1.63767
MIPA2 31 42.9784 7.40894 1.33069
Independent Samples Test
pretest
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Skor Equal variances
assumed 1.431 .236 -.269 59 .789 -.56672 2.10351 -4.77583 3.64239
Equal variances not
assumed
-.269 56.238 .789 -.56672 2.11014 -4.79345 3.66001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Oleh karena p = 0,789 0,05 maka hasil tidak signifikan.
Dengan demikian secara statistik pemahaman awal kedua kelas
sebelum diberikan treatmenttidak berbeda.
d. Data dan analisis posttest kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA
2
Untuk mengetahui prestasi akhir siswa, peneliti memberikan
posttest pada masing-masing siswa dari kedua kelas tersebut. Data
nilai posttest ini kemudian dianalisis dengan uji statistik tes-t untuk
kelompok independen. Data nilai posttest pada kelas X MIPA 1 dan
Kelas X MIPA 2 dapat dilihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9. Data Nilai posttset X MIPA 1 dan Nilai Pretest X
MIPA 2
No
Nilai Posttest
X MIPA 1 X MIPA 2
1 60 84,62
2 95,38 87,69
3 81,54 86,15
4 81,54 81,54
5 86,15 100
6 58,46 84,62
7 69,23 80
8 83,08 55,38
9 86,15 81,54
10 100 80
11 58,46 70,77
12 73,85 98,46
13 67,69 87,69
14 96,92 40
15 90,77 67,69
16 98,46 70,77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
No
Nilai Posttest
X MIPA 1 X MIPA 2
17 70,77 72,31
18 90,77 100
19 86,15 93,85
20 64,62 80
21 96,92 64,62
22 90,77 92,31
23 90,77 58,46
24 72,31 61,54
25 100 75,38
26 60 92,31
27 96,92 80
28 89,23 89,23
29 96,92 73,85
30 98,46 61,54
31 78,46 73,85
32 89,23 -
Rata-rata 83,12 78,26
Data nilai posttest kelas X MIPA 1 dan Kelas X MIPA 2
kemudian diuji dengan menggunakan prograa SPSS. Uji test-t
menggunakan analisis Independent Sample. Hasil output SPSS data
posttest kelas X MIPA 1 dan Kelas X MIPA 2 dapat dilihat pada
Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Hasil uji Test-T Posttset X MIPA 1 dan Nilai X
MIPA 2
Group Statistics
Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Posttest MIPA1 32 83.1244 13.59489 2.40326
MIPA2 31 78.2635 14.02042 2.51814
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Dari hasil SPSS dapat dilihat bahwa t = 1.396 dengan dengan
level signifikan 0,05, mean posttest X MIPA 1 = 83,12 , mean
pretest X MIPA 2 = 78.26.
Oleh karena p = 0,168 0,05 maka hasil tidak signifikan.
Dengan demikian secara statistik prestasi akhir siswa kelas X MIPA 1
dan X MIPA 2 tidak berbeda.
Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa prestasi akhir belajar
dari kedua kelas adalah sama. Dengan demikian peningkatan prestasi
belajar pada kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2 yang diberi
treatment berbeda adalah sama. Hal ini dapat disebabkan karena
beberapa hal, antar lain :
Independent Samples Test
Post test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Skor Equal variances assumed .050 .824 1.397 61 .167 4.86083 3.47917 -2.09621 11.81787
Equal variances not
assumed 1.397 60.758 .168 4.86083 3.48090 -2.10023 11.82188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
a) Metode ceramah interaktif yang biasa dilakukan
Metode cermah interaktif yang biasa diajarkan kepada siswa Hal
ini membuat siswa di kelas X MIPA 2 terbiasa. Bebeda dengan kelas
X MIPA 1 yang belum terbiasa menggunakan metode kooperatif.
Dalam penggunaan metode kooeratif ini keaktifan siswa dalam
kelompok lebih dominan daripada keaktifan siswa bersama guru.
Beberapa siswa yang mengalami kesulitan berkomunikasi dan malu
berbicara baik dengan teman kelompok maupun dengan guru dikelas
X MIPA 1 menyebabkan mereka mengalami kesulitan saat terutama
saat belajar menggunakan metode kancing gemerincing. Terkadang
ada beberapa yang susah berbicara sehingga membuat diskusi
dikelompok menjadi terhambat. Namun bukan berarti metode
koperatif ini tidak baik digunakan. Justru sebaliknya, bahwa dengan
metode ini siswa menjadi berani berbicara, berani mengungkapkan
pendapat, dan berani bertanya. Apabila dibiasakan, maka prestasi
belajar siswa dapat lebih meningkat
b) Keterbatasan waktu pada kelas X MIPA 1
Alokasi waktu yang sering berubah karena adanya kegiatan-
kegiatan dadakan di sekolah yang menyebabkan jam pelajaran terkahir
harus diperpendek. Jadwal pelajaran Fisika di kelas X MIPA 1 adalah
pada jam 7-8 di hari kamis dan jam 4 di hari senin. Pada hari senin
jadwa pelajaran sering kali berubah karena adanya upacara bendera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
yang membuat alokasi waktu pelajaran harus diperpendek, sedangkan
pada hari kamis didua pertemuan terakhir alokasi waktu diperpendek
karena ertepatan dengan waktu untuk membersihkan ruangan untuk
persiapan ujian USBN kelas XII dan ujian mid semester kelas X dan
XI.
Perubahan alokasi waktu yang diketahui secara mendadak oleh
peneliti menyebabkan pembelajaran tidak sesuai dengan rencana
pelaksaan pembelajaran (RPP) yang sudah diencakanakan peneliti.
Dengan demikian beberapa latihan soal dikerjakan dengan terburu-
buru oleh siswa, dan beberapa siswa tidak bertanya ketika bingung,
mereka khawatir petugas sekolah akan memarahi mereka karena kelas
masih dalam keadaan kotor dan belum dirapikan.
Namun, nilai mean dari kedua kelas berbeda. Nilai mean kelas
X MIPA 1 lebih besar dari pada nilai mean kelas X MIPA 2. Selisih
peningatan nilai mean kelas X MIPA 1 sebelum dan sesudah diberi
treatment juga lebih besar dari pada selisih peningkatan nilai mean
kelas X MIPA 2 sebelum dan sesudah diberi tretament.
3. Komunikasi Interpersonal
a. Data dan analisisi komunikasi interpersonal antar siswa kelas X
MIPA 1
Untuk mengetahui peningkatan komunikasi interpersonal antara
siswa pada kelas X MIPA 1, peneliti melakukan Uji test-t pada data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
komunikasi interpersonal antar siswa awal dan komunikasi
interpersonal antar siswa akhir. Data komunikasi interpersonal antar
siswa awal dan komunikasi interpersonal antar siswa akhir kelas X
MIPA 1 dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11. Data komunikasi interpersonal antar siswa sebelum
dan sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA 1
No Sebelum Sesudah
1 63 57
2 60 60
3 60 61
4 61 60
5 60 60
6 68 57
7 63 65
8 60 57
9 60 58
10 59 58
11 60 61
12 49 49
13 59 60
14 62 62
15 67 70
16 62 59
17 57 58
18 54 54
19 63 63
20 56 87
21 58 62
22 57 60
23 61 61
24 61 65
25 60 63
26 64 63
27 69 67
28 61 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
No Sebelum Sesudah
29 60 58
30 67 67
Rata-rata 60,7 61,4
Analisis statistik menggunakan SPSS untuk mengetahui
peningkatan komunikasi interpersonal antar siswa kelas X MIPA 1,
peneliti melakukan Uji test-t yaitu Paired Sample Test. Hasil output
SPSS data komunikasi interpersonal antar siswa awal dan komunikasi
interpersonal antar siswa akhir kelas X MIPA 1 dapat dilihat pada
tabel 4.12.
Tabel 4.12. Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antar
siswa sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas
X MIPA 1
Paired Samples Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Awal 60.7000 30 4.06965 .74301
Akhir 61.4000 30 6.31692 1.15331
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Awal– Akhir -70000 6.44419 1.17654 -3.10630 1.70630 -.595 29 .556
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Dari hasil output SPSS dapat dilihat bahwa t = - 0, 595, p =
0,556 dengan level signifikan 0,05, mean awal = 60,70 , mean
akhir = 61,40.
Oleh karena p = 0,556 0,05 maka hasil tidak signifikan.
Dengan demikian secara statistik Komunikasi interpersonal antar
siswa kelas X MIPA 1 sebelum dan sesudah menggunakan metode
kooperatif tidak ada perbedaan.
b. Data dan analisis komunikasi interpersonal antara guru dan
siswa kelas X MIPA 1
Untuk mengetahui peningkatan komunikasi interpersonal antara
guru dan siswa pada kelas X MIPA 1, peneliti melakukan Uji test-t
pada data komunikasi interpersonal antara guru siswa awal dan
komunikasi interpersonal antara guru dan siswa akhir. Data data
komunikasi interpersonal antar siswa awal dan komunikasi
interpersonal antar siswa akhir kelas X MIPA 1 dapat dilihat pada
tabel 4.13.
Tabel 4.13. Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa
sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA 1
No Total skor ( awal) Total Skor (akhir)
1 44 44
2 41 41
3 41 48
4 46 42
5 45 45
6 41 40
7 49 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Untuk mengetahui peningkatan komunikasi interpersonal antara
guru dan siswa kelas X MIPA 1, peneliti melakukan Uji test-t yaitu
Paired Sample Test. Hasil output SPSS data komunikasi interpersonal
antara guruu dan siswa awal dan komunikasi interpersonal antara
guru dan siswa akhir kelas X MIPA 1 dapat dilihat pada Tabel 4. 14
.
8 41 43
9 44 44
10 44 47
11 43 44
12 36 36
13 44 47
14 45 45
15 45 52
16 42 45
17 42 46
18 36 39
19 46 50
20 44 43
21 47 44
22 41 40
23 44 46
24 4 49
25 42 46
26 43 44
27 48 50
28 45 42
29 43 43
30 51 54
Rata-rata 43,5 45,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tabel 4.14. Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antara
guru dan siswa sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas
X MIIPA 1
Dari hasil output SPSS dapat dilihat bahwa t = - 3,051, p =
0,005 dengan level signifikan 0,05, mean awal = 43,50 , mean
akhir = 45,10.
Oleh karena p = 0,005 0,05 maka hasil signifikan. Dengan
demikian secara statistik Komunikasi interpersonal antara guru dan
siswa kelas X MIPA 1 sebelum dan sesudah menggunakan metode
kooperatif ada perbedaan.
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair
1
Sebelum 43.5000 30 3.19212 .58280
Sesudah 45.1000 30 4.21287 .76916
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviatio
n
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Sebelum–
Sesudah -1.60000 2.87198 .52435 -2.67242 -3.051 -.595 29 .005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
c. Data dan analisis komunikasi interpersonal antar siswa kelas X
MIPA 2
Seperti halnya kelas X MIPA 1, untuk mengetahui peningkatan
komunikasi interpersonal antara siswa pada kelas X MIPA 2, peneliti
melakukan Uji test-t pada data komunikasi interpersonal antar siswa
awal dan komunikasi interpersonal antar siswa akhir. Data data
komunikasi interpersonal antar siswa awal dan komunikasi
interpersonal antar siswa akhir kelas X MIPA 2 dapat dilihat pada
tabel 4. 15
Tabel 4.15. Data komunikasi interpersonal antar siswa sebelum
dan sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA 2
No Total skor ( awal) Total Skor (akhir)
1 58 57
2 64 62
3 61 56
4 62 58
5 63 59
6 55 60
7 62 64
8 59 61
9 65 66
10 69 59
11 61 61
12 60 54
13 69 58
14 53 57
15 65 66
16 65 58
17 58 57
18 62 61
19 56 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
No Total skor ( awal) Total Skor (akhir)
20 59 62
21 59 58
22 61 57
23 58 57
24 61 61
25 56 61
26 62 58
27 56 57
28 61 61
29 57 58
Rata-rata 60,59 59,41
Untuk mengetahui peningkatan komunikasi interpersonal antara
siswa kelas X MIPA 2, peneliti melakukan Uji test-t yaitu Paired
Sample Test. Hasil output SPSS data komunikasi interpersonal antara
siswa awal dan komunikasi interpersonal antara siswa akhir kelas X
MIPA 2 dapat dilihat pada tabel 4.16
Tabel 4.16. Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antar
siswa sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA
2
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Awal 60.5862 29 3.86853 .71837
Akhir 59.4138 29 2.83495 .52644
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Dari hasil output SPSS dapat dilihat bahwa t = 1.557, p = 0,131
dengan level signifikan 0,05, mean awal = 60,59, mean akhir =
59,41.
Oleh karena p = 0, 131 0,05 maka hasil tidak signifikan.
Dengan demikian secara statistik Komunikasi interpersonal antar
siswa kelas X MIPA 2 sebelum dan sesudah menggunakan metode
ceramah interaktif tidak ada perbedaan. Demikian tidak ada
peningkatan komunikasi interpersonal antar siswa setelah siswa diajar
dengan meggunakan metode ceramah interaktif.
d. Data dan analisis komunikasi interpersonal antara guru dan
siswa kelas X MIPA 2
Untuk mengetahui peningkatan komunikasi interpersonal antara
guru dan siswa pada kelas X MIPA 2, peneliti melakukan Uji test-t
pada data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa awal dan
komunikasi interpersonal antara guru dan siswa akhir. Data data
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
awal– akhir 1.17241 4.005383 .752789 -.36958 2.71441 1.557 28 .131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
komunikasi interpersonal antara guru dan siswa awal dan komunikasi
interpersonal antara guru dan siswa akhir kelas X MIPA 2 dapat
dilihat pada tabel 4.17
Tabel 4.17. Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa
sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas X MIIPA 2
No Total skor ( awal) Total Skor (akhir)
1 40 40
2 37 44
3 42 41
4 49 42
5 44 40
6 38 43
7 41 43
8 42 44
9 43 51
10 46 44
11 47 47
12 43 41
13 50 40
14 40 42
15 50 50
16 45 41
17 42 40
18 44 44
19 42 45
20 43 44
21 45 47
22 41 40
23 44 45
24 45 43
25 40 43
26 45 44
27 43 43
28 38 44
29 41 45
Rata-rata 43,10 43,45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Untuk mengetahui peningkatan komunikasi interpersonal antara
guru dna siswa kelas X MIPA 2, peneliti melakukan Uji test-t yaitu
Paired Sample Test. Hasil output SPSS data komunikasi interpersonal
antara guru dan siswa awal dan komunikasi interpersonal antara guru
dan siswa akhir kelas X MIPA 2 dapat dilihat pada 4.18
Tabel 4.18.Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antara
guru dan siswa sebelum dan sesudah diberi treatment pada kelas
X MIIPA
D
a
r
Dari hasil output SPSS dapat dilihat bahwa t = - 0,478, p =
0,636 dengan level signifikan 0,05, mean awal = 43,10 , mean
akhir = 43,45.
Oleh karena p = 0, 636 0,05 maka hasil tidak signifikan.
Dengan demikian secara statistik Komunikasi interpersonal antar
siswa kelas X MIPA 1 sebelum dan sesudah menggunakan metode
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Awal 43.1034 29 3.30956 .61457
Akhir 43.4483 29 2.78499 .51716
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Std.
Deviatio
n
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
awal–
akhir -.34483 3.88473 .72138 -1.82250 1.13284 -.478 28 .636
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
ceramah interaktif tidak ada perbedaan. Dengan demikian tidak ada
peningkatan komunikasi interpersonal antar guru dan siswa setelah
siswa diajar dengan meggunakan metode ceramah interaktif.
e. Data dan analisis komunikasi interpersonal antar siswa kelas
MIPA 1 dan X MIPA 2 sebelum menggunakan treatment
Untuk membandingkan perbedaan kedua metode
pembelajaran ini yaitu metode kooperatif dan metode ceramah
interaktif, maka dilihat perbandigan komunikasi interpersonal antar
siswa di kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2. Peneliti melakukan Uji
test-t pada data komunikasi interpersonal antar siswa psebelum
diberikan treatment. Data komunikasi interpersonal antar siswa
sebelum diberikan treatment dapat dilihat pada Tabel 4.19
Tabel 4.19. Data komunikasi interpersonal antar siswa Kelas
MIPA 1 dan X MIPA2 sebelum menggunakan treatment
No
Komunikasi Interpersonal antar
siswa sebelum diberikan
treatment
X MIPA 1 X MIPA 2
1 63 58
2 60 64
3 60 61
4 61 62
5 60 63
6 68 57
7 63 55
8 60 62
9 60 59
10 59 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
No
Komunikasi Interpersonal antar
siswa sebelum diberikan
treatment
X MIPA 1 X MIPA 2
11 60 69
12 49 61
13 59 60
14 62 69
15 67 53
16 62 65
17 57 65
18 54 58
19 63 62
20 56 59
21 58 56
22 57 59
23 61 59
24 61 61
25 60 58
26 64 58
27 69 61
28 61 56
29 60 62
30 67 56
31 - 61
32 - 57
Rata- rata 60,7 60,34
Data komunikasi antara siswa kelas X MIPA 1 dan Kelas X
MIPA 2 kemudian diuji dengan menggunakan program SPSS. Uji
test-t menggunakan analisis Independent Sample. Hasil output SPSS
data komunikasi interpersonal antara siswa kelas X MIPA 1 dan
Kelas X MIPA 2 sebelum diberi treatment dapat dilihat pada tabel
4.20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Tabel 4.20. Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal antar
siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA2 sebelum menggunakan
treatment
Dari hasil SPSS dapat dilihat bahwa t = 0.357 dengan level
signifikan 0,05, mean kelas X MIPA 1 = 60,70 , mean kelas X
MIPA 2 = 60.34.
Oleh karena p = 0,722 0,05 maka hasil tidak signifikan.
Dengan demikian secara statistik komunikasi interpersonal awal
antara siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 sebelum diberi
treatment tidak berbeda.
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Sebelum MIPA 1 30 60.7000 4.06965 .74301
MIPA 2 32 60.3438 3.76409 .66540
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Skor Equal variances
assumed .056 .814 358 60 .722 .35625 .99487 -1.63378 2.34628
Equal variances
not assumed .357 58.793 .722 .35625 .99741 -1.63971 2.35221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
f. Data dan analisis komunikasi interpersonal antar siswa kelas X
MIPA 1 dan kelas X MIPA 2 setelah diberi treatment.
Untuk membandingkan perbedaan kedua metode pembelajaran
ini yaitu metode kooperatif dan metode ceramah interaktif dalam
memingkatkan komunikasi interpersonal antara siswa, maka dilihat
perbandingan komunikasi interpersonal antar siswa di kelas X MIPA
1 dan kelas X MIPA 2 setelah diberi treatment. Peneliti melakukan
Uji test-t pada data komunikasi interpersonal antar siswa setelah diberi
treatment. Data komunikasi interpersonal antar siswa setelah
diberikan treatment dapat dilihat pada tabel 4.21
Tabel 4.21. Data komunikasi interpersonal antar siswa
Kelas MIPA 1 dan X MIPA2 setelah menggunakan treatment
No
Komunikasi Interpersonal antar siswa
setelah diberikan treatment
X MIPA 1 X MIPA 2
1 57 57
2 60 62
3 61 56
4 60 58.
5 60 59
6 57 60
7 65 64
8 57 61
9 58 66
10 58 59
11 61 61
12 63 54
13 49 58
14 60 57
15 62 66
16 66 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Uji test-t menggunakan analisis Independent Sample. Hasil
output SPSS data komunikasi interpersonal antara siswa kelas X
MIPA 1 dan Kelas X MIPA 2 setelah diberi treatment dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel 4.22. Hasil uji Test-T data komunikasi interpersonal antar
siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah menggunakan
treatment
Group Statistics
code N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Setelah MIPA1 32 61.5938 6.16891 1.09052
MIPA2 29 59.4138 2.83495 .52644
17 70 57
18 59 61
19 58 59
20 54 62
21 63 58
22 87 57
23 62 57
24 60 61
25 61 61
26 65 58
27 63 57
28 63 61
29 67 58
30 60 -
31 58 -
32 67
Rata-rata 61,59 59,41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Dari hasil SPSS dapat dilihat bahwa t = 1.800 dengan dengan
level signifikan 0,05, mean kelas X MIPA 1 = 61,59 , mean X
MIPA 2 = 59.41.
Oleh karena p = 0.079 0,05 maka hasil tidak signifikan. Dengan
demikian secara statistik komunikasi interpersonal akhir antara siswa
kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah diberikan treatment tidak
berbeda.
Salah satu instrumen pengukur tingkat komunikasi interpersonal
antar siswa adalaha angket. Angkat yang diberikan terdiri dari 20
pernyataan,mencakup 5 aspek, yaitu keterbukaan, empati, dukungan,
kepositifan, dan kesetaraan. Untuk aspek keterbukaan ada 4 indikator
yaitu berani membuka diri, berani mengungkapkan pendapat secara
jujur, berani mengakui perasaan yang ditunjukan kepada orang lain, dan
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Skor Equal variances
assumed 3.040 .086 1.743 59 .087 2,17996 1.25102 -.32333 4.68325
Equal variances
not assumed
1.800 44.459 .079 2.17996 1.21094 -.25982 4.61973
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
berani bertanggung jawab atas pernyataan atau perasaan yang
dilontarkan. Masing-masing indikator ini terdiri dari 2 pernyataan. Pada
kelas X MIPA 1 pernyataan yang paling tinggi skornya adalah
pernyataan nomor 6 dan nomor 3 yaitu “Saya bersedia merubah
pendapat saya bila ternyata pendapat saya salah” dan “Saya
mengatakan pendapat saya secara jujur bila orang lain meminta bantuan
saya”. Pada saat pembelajaran berlangsung hal ini sangat kelihatan
ketika siswa siswa berdiskusi dengan metode kancing gemerincing.
Setiap siswa memiliki pendapat yang berbeda, namun siswa tetap
berdiskusi dan memperbanyak referensi internet untuk mendukung
setiap argumen yang dimiliki siswa hingga siswa menemukan jawaban
yang tepat. Sedangkan pada kelas X MIPA 2 pernyataan yang
memeiliki skor paling tinggi adalah pernyataan nomor 1 yaitu “ Dalam
kelompok saya terlebih dahulu menyapa”. Pada saat pembelajaran hal
ini begitu terlihat pada saat siswa masuk dalam kelompok baru yang
dibentuk dengan game kursi bernomor.
Untuk aspek empati terdiri dari satu indikator yaitu
mendengarkan pendapat orang lain nomor 8 yaitu Saya senang
mendengarkan pendapat dari orang lain. Pada kelas X MIPA 1 skor
nomor 8 merupakan skor paling besar dibandingkan skor pada nomor
pernyataan lainnya. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa yang
tidak ikut berdebat mendengarkan dengan baik setiap alur debat. Pada
saat teman lain menjelaskan di depan kelas setiap siswa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
mendengarkan dengan baik apa yang dijelaskan, meski terkadang ada
yag masih berbicara, tapi apa yang dibicarakan siswa adalah bagian dari
materi. Pada kelas X MIPA 2 skor untuk pernyataan nomor 8 setara
dengan beberapa skor dari aspek lain, pada saat pembelajaran
berlangsung terkadang siswa tidak saling mendengarkan terutama
ketika siswa bekerja dalam kelompok. Ada yang mendominasi
pembicaraan dan jarang mendengar pendapat teman lain dan ada yang
menjadi pendengar pasif tanpa memberi kontribusi selama bekerja
sama dalam kelompok.
Untuk aspek dukungan terdiri dari 3 indikator yaitu mendukung
pendapat teman, spontanitas, dan profesionalisme. Setiap indikator ini
memiliki jumlah pernyataan yang berbeda. Pada kelas X MIPA 1
pernyataan 9 yang memiliki skor tertinggi yaitu “saya merasa
memberikan dukungan kepada teman-teman adalah tindakan yang
baik”. Bentuk dukungan siswa sangat menonjol pada saat debat, setiap
siswa dalam kelompok debat saling mendukung argumen teman satu
kelompoknya. Pada kelas X MIPA 2 pernyataan nomor 9 ini juga
adalah pernyataan yang memiliki skor paling tinggi. Pada saat
pembelajaran di kelas X MIPA 2 dukungan yang diberikan siswa
kepada temannya tidak begitu menonjol. Selama pembelajaran hanya
beberapa orang siswa dalam beberapa kelompok yang memberikan
dukungan kepada teman, ketika ditunjuk untuk mengerjakan soal di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
depan kelas dan menjelaskan keada siswa. Bentuk dukungan yang
terlihat yaitu siswa meyakinkan temannya.
Untuk aspek kepositifan ada 3 indikator, yaitu memiliki sikap
positif terhadap diri sendiri, menerima sikap orang lain, dan berani
memberikan pujian terhadap lawan bicara. Untuk kelas X MIPA 1
pernyataan yang paling besar bobotnya adalah 15 yang berbuyi “saya
memuji orang lain yang memperoleh prestasi’. Hal ini sangat berbeda
dengan yang terjadi di kelas. Siswa jarang memberikan pujian kepada
temannya. Hanya beberapa siswa yang saling memuji siswa lain.
Sedangkan untuk kelas X MIPA 2 pernyataan yang memiliki skor
teringgi adalah nomor 13 yaitu “ saya merasa diri mampu menjadi
teman bicara yang baik bagi orang lain” . Hal ini sangat berbeda dengan
yang terjadi didalam kelas. Pada saat pembelajaran siswa-siswa yang
biasa aktif selalu mendominasi pembicaraan sedangkan siswa-siswa
yang lain jarang berbicara. Selain pernyataan nomor 13, pernyataan
yang memiliki skor paling tinggi juga adalah skor momor 15 yaitu “
saya memuji orang lain yang memperoleh prestasi” . Hal ini juga sangat
tidak sesuai dengan kejadian selama pembelajaran berlangsung. Siswa
jarang memberikan pujian kepada teman yang memperoleh prestasi.
Ketika ada teman yang bisa memecahkan persoalan dalam kelas
misalnya ketika memperlajari hubungan usaha potensial dan energi,
hanya sau orang siswa yang berhasil menjawab benar dan bersedia
menjelaskan kepada teman-teman sekelasnya. Teman-teman sekelasnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
tidak memberikan apresiasi, mereka hanya mencatat dan mencocokan
jawaban saja.
Untuk aspek kesetaraan ada 2 indikator yaitu mampu menghargai
pendapat orang lain dan mampu menghargai perbedaan. Masing-masing
indikator terdiri dari 2 pernyataan. Pada kelas X MIPA 1 Pernyataan
yang memiliki skor paling tinggi yaitu pernyataan 18 dan 19 yaitu “saya
berpikir perbedaan pendapat adalah hal yang biasa dalam rangka
pemecahan masalah” dan “dengan adanya perbedaan pendapat,
wawasan saya akan semakian luas”. Hal ini sangat nampak ketika
pembelajaran di kelas, perbedaan pendapat sangat jelas ketika siswa
berdebat. Masing-masing kelompok mempertahankan argumennya dan
berdebat untuk saling menemukan titik temu. Pada saat berdiskusi juga
terjadi perbedaan kelompok antar siswa. Ketika terjadi perbedaan
pendapat, siswa tetap berdiskusi seperti biasa dan mencoba mencari
jalan keluar dengan memperbanyak referensi. Sedangkan pada kelas X
MIPA 2 skor paling tinggi adalah pada nomor 18 yaitu “saya berpikir
perbedaan pendapat adalah hal yang biasa dalam rangka pemecahan
masalah”. Perbedaan pendapat yang ada pada kelas X MIPA 2 itu
jarang terjadi, karena siswa terkadang ikut-ikutan setuju ketika teman
lainnya berpendapat. Biasanya siswa percaya begitu saja terhadap saran
atau pendapat dari teman yng dianggap pintar dalam kelompok atau
dari teman yang aktif mencari pemecahan masalah. Terkadang siswa
bermental “ ikut-ikutan “.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
g. Data dan Analisis komunikasi interpersonal awal antara guru
dan siswa kelas X MIPA 1 dan Kelas X MIPA 2 sebelum diberi
treatment
Sebelum diberi treatment yang berbeda pada dua kelas yang
berbeda, peneliti ingin membandingkan dan melihat komunikasi
interpersonal awal antara siswa dan guru pada kedua kelas ini.
Peneliti melakukan Uji test-t pada data komunikasi interpersonal
antara guru dan siswa sebelum diberikan diberikan treatment. Data
komunikasi interpersonal antara guru dan siswa sebelum diberikan
treatment dapat dilihat pada tabel 4.23.
Tabel 4.23. Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa
kelas X MIPA 1 dan X MIPA2 sebelum menggunakan treatment
No Komunikasi Interpersonal antara guru dan
siswa sebelum diberikan treatment
X MIPA 1 X MIPA 2
1 44 40
2 41 37
3 41 42
4 46 49
5 45 44
6 41 39
7 49 38
8 41 41
9 44 42
10 44 43
11 43 46
12 36 47
13 44 43
14 45 50
15 45 40
16 42 50
17 42 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
No Komunikasi Interpersonal antara guru dan
siswa sebelum diberikan treatment
X MIPA 1 X MIPA 2
18 36 42
19 46 44
20 44 44
21 47 42
22 41 43
23 44 45
24 42 41
25 42 44
26 43 44
27 48 45
28 45 40
29 43 45
30 51 43
31 - 38
32 - 41
Rata-rata 43.50 43.03
Uji test-t menggunakan analisis Independent Sample. Hasil
output SPSS data komunikasi interpersonal antara siswa dan guru
pada kelas X MIPA 1 dan Kelas X MIPA 2 sebelum diberi treatment
dapat dilihat pada tabel 4.24.
Tabel 4.24. Hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal
antara guru dan siswa kelas MIPA 1 dan X MIPA 2 Sebelum
menggunakan treatment
Group Statistics
Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Sebelum MIPA1 30 43.5000 3.19212 .58280
MIPA2 32 43.0313 3.23772 .57235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Dari hasil SPSS dapat dilihat bahwa t = 0. 574 dengan dengan
level signifikan 0,05, mean kelas X MIPA 1 = 43,50 , mean kelas
X MIPA 2 = 43,03.
Oleh karena p = 0,568 0,05 maka hasil tidak signifikan.
Dengan demikian secara statistik komunikasi interpersonal awal
antara guru dan siswa siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 sebelum
diberi treatment tidak berbeda.
h. Data dan Analisis komunikasi interpersonal anatara siswa dan
guru setelah diberikan treatment yang berbeda
Setelah diberikan treatet berupa metode pembelajaran kooperatif
pada kelas X MIPA 1 dan Metode pembelajaran ceramah interaktif
pada kelas X MIPA 2. Peneliti melakukan Uji test-t pada data
komunikasi interpersonal antara guru dan siswa setelah diberikan
treatment. Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa
setelah diberikan treatment dapat dilihat pada tabel 4.25
Group Statistics
Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Sebelum MIPA1 30 43.5000 3.19212 .58280
MIPA2 32 43.0313 3.23772 .57235
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Skor Equal variances
assumed .069 .794 .574 60 .568 .46875 .81723 -1.16595 2.10345
Equal variances
not assumed .574 59.842 .568 .46875 .81685 -1.16528 2.10278
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Tabel 4.25. Data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa
kelas X MIPA 1 dan X MIPA2 setelah menggunakan treatment
Sampel Komunikasi Interpersonal antara guru dan
siswa setelah diberikan treatment
X MIPA 1 X MIPA 2
1 44 40
2 41 44
3 48 41
4 42 42
5 45 40
6 40 43
7 54 43
8 43 44
9 44 51
10 47 44
11 44 47
12 46 41
13 36 40
14 47 42
15 45 50
16 38 41
17 52 40
18 45 44
19 46 45
20 39 44
21 50 47
22 43 40
23 44 45
24 40 43
25 46 43
26 49 44
27 46 43
28 44 44
29 50 45
30 42 -
31 43 -
32 54 -
Rata-rata 44,91 43.45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Uji test-t menggunakan analisis Independent Sample. Hasil
output SPSS data komunikasi interpersonal antara guru dan siswa
kelas X MIPA 1 dan Kelas X MIPA 2 setelah diberi treatment dapat
dilihat pada tabel 4.26.
Tabel 4. 26. hasil uji Test-T Data komunikasi interpersonal
antara guru dan siswa kelas MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah
menggunakan treatment
Group Statistics
kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Setelah MIPA1 32 44.9063 4.26811 .75450
MIPA2 29 43.4483 2.78499 .51716
Dari hasil SPSS dapat dilihat bahwa t = 1,594 dengan level
signifikan 0,05, mean X MIPA 1 = 44.91 , mean kelas X MIPA
2 = 43,45.
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Skor Equal
variances
assumed
3.733 .058 1 .562 59 .124 1.45797 .93334 -.40963 3.32558
Equal
variances not
assumed
1.594 59.819 .117 1.45797 .91473 -.37609 3.29203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Oleh karena p = 0,117 0,05 maka hasil tidak signifikan.
Dengan demikian secara statistik komunikasi interpersonal akhir
antara guru dan siswa siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 sebelum
tidak berbeda.
Salah satu instrumen pengukur tingkat komunikasi interpersonal
antara guru dan siswa adalah angket. Angket yang diberikan terdiri
dari 15 pernyataan ini mencakup 5 Aspek, yaitu keterbukaan, empati,
dukungan, kepositifan, dan kesetaraan. Untuk aspek keterbukaan ada
4 indikator yaitu keterbukaan siswa pada guru pada saat mengalami
kesulitan dalam memahami materi, siswa berani mengancungkan
tangan dan berpendapat saat guru bertanya, siswa berani untuk jujur
atau tidak ketika mengalami kebingungan, dan menerima dan bersedia
merubah pendapat atau marah saat guru mengatakan pendapat siswa
belum tepat. Pada kelas X MIPA 1 pernyataan yang mendapat skor
paling tinggi adalah pernyataan nomor 5 yaitu “saya bersikap tenang
saat guru mengatakan bahwa saya pendapat saya belum tepat”. Pada
saat berinteraksi dalam kelas, beberapa kali siswa mengalami
miskonsepsi dan ada beberapa siswa yang salah ketika mengerjakan
soal latihan, ketika dikomentari peneliti siswa menerima dan
mencoba mengerjakan lagi. Sedangkan pada kelas X MIPA 2
pernyataan yang mendapat skor tetinggi adalah pernyataan nomor 3
yaitu “ saya bersedia untuk mendengar penjelasan guru”. Pada saat
pelajaran berlangsung siswa sangat antusias untuk mendengarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
penjelasan dari peneiti, namun respon sebagia siswa setelah
mendengarkan adalah pasif.
Untuk aspek empati ada satu indikator yaitu kemauan siswa
untuk mendengarkan guru dan tidak bermain HP pada saat guru
mejelaskan materi. Indiktor ini memiliki 3 pernyataan, pernyataan
yang memiliki skor paling tinggi pada kelas X MIPA 1 yaitu
pernyataan “ saya bersedia mendengarkan pendapat guru, meskipun
berbeda dengan pendapat saya”. Selama penelitian, sering terjadi
perbedaan pendapat antara siswa dengan guru dan siswa, misalnya
siswa sering bingung dalam menentukan titik acuan unutk nilai h
(ketinggian) pada persamaan energi potensial. Namun, siswa tetap
mendengarkan penjelasan peneliti. Pada kelas X MIPA 2 , pernyataan
yang mendapat skor paling tinggi sama dengan kelas X MIPA 1.
Perbedaan pendapat yang peneliti jumpai selama pembelajaran hanya
terjadi pada satu kelompok yaitu kelompok 2 dengan siswa yang
bernomor absen 13. Sedangkan siswa lain itu tidak beradu pendapat
dengan peneliti, maka dapat disimpulkan siswa tidka konsisiten dan
tidak serius pada ssaat mengisi angket karena pada kenyataannya apa
yang terjadi selama pembelajaran tidak sesuai deengan apa yang diisi
siswa dalam angket.
Untuk aspek dukungan, ada satu indikator yaitu spontanitas
siswa saat menjawab pertanyaan guru. Satu indikator ini memiliki
satu pernyataan yaitu “Saya akan memberikan respon secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
spontan pada saat guru bertanya”. Pada kelas X MIPA 1
pernyaatan ini juga memiliki skor yang tinggi. Pada saat
meaksanakan penelitian terkadang siswa merespon spontan dengan
menjawab secara bersama-sama tanpa menunjuk tangan untuk
menjawab pada saat peneliti bertanya. Pada kelas X MIPA 2
pernytaan diatas merupakan pernyataan dengan skor paling rendah.
Pada kenyataanya siswa menjawab secara spontan jika peneliti
bertanya dan lebih siswa lebih sering menjawab bersama-sama.
Ketidak seriusan siswa mengisi angket kembali terjadi.
Untuk aspek Kepositifan ada 2 indikator, dengan jumlah
pernyataan masing-masing 1. Pada kelas X MIPA 1 skor tertinggi
yaitu pada pernytaaan “Saya menyambut baik setiap kritikan dan
saran dari guru tentang pendapat saya”. Saat berdiskusi dengan
siswa, siswa tetap semangat berdiskusi dan memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi ketika pendapatnya berbeda dengan pendapat
peneliti. Pada kelas X MIPA 2 pernyataan diatas merupakan
pernyataan dengan skor tertinggi, pada kenyataannya hal ini benar-
benar terjadi. Ketika terjadi perbedaan pendapat siswa akan
menyembut baik setiap kritikan dan saran dari peneliti dan
mencoba mencari tahu kebearannya, namun hal ini terjadi hanya
pada beberapa siswa yang angktif dikelas.
Untuk aspek kesetaraan ada 2 indikator dengan jumlah
pernyataan yang berbeda. Pada kelas X MIPA 1 pernyataan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
memiliki skor paling tinggi adalah “Saya berpikir perbedaan
pendapat adalah hal yang biasa dalam rangka pemecahan masalah”.
Siswa tetap berdiskusi dengan baik meskipun terjadi perbedaan
pendapat dengan guru. Pernyataan diatas juga merupakan
pernyataan yang memiliki skor tertinggi pada kelas X MIPA 2.
Pada kenyataanya perbedaaan pendapat antara peneliti dan siswa
itu jarang terjadi.
i. Data dan analisis kategorisasi porsentase tingkat komunikasi
interpersonal antar siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah
diberi treatment
a) Data kategorisasi
Tabel 4. 27. Kategorisasi komunikasi interpersonal antr siswa X
MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah diberi treatment
Kode
siswa X MIPA 1
Kategori X MIPA 2 Kategori
1 57 baik 57 baik
2 60 baik 62 baik
3 61 baik 56 baik
4 60 baik 58 baik
5 60 baik 59 baik
6 57 baik 0 -
7 65 sangat baik 60 baik
8 57 baik 64 baik
9 58 baik 61 baik
10 58 baik 66 sangat baik
11 61 baik 59 baik
12 63 baik 61 baik
13 49 cukup 54 baik
14 60 baik 58 baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
b) D
a
ta Prosentase X MIPA 1 dan X MIPA 2
Tabel 4.28. Prosentase X MIPA 1 setelah diberi treatment
Tabel 4.29. Prosentase X MIPA 2 setelah diberi treatment
Interval Frekuensi Prosentase ( % ) kategori
20-34 0 0 kurang
35-49 0 0 cukup
50-64 27 93,1 baik
65-80 2 6,89 sangat baik
Kode
siswa X MIPA 1
Kategori X MIPA 2 Kategori
15 62 baik 57 baik
16 66 baik 66 sangat baik
17 70 sangat baik 58 baik
18 59 baik 57 baik
19 58 baik 61 baik
20 54 baik 0 -
21 63 baik 59 baik
22 57 sangat baik 62 baik
23 62 baik 58 baik
24 60 baik 57 baik
25 61 baik 57 baik
26 65 sangat baik 0 -
27 63 baik 61 baik
28 63 baik 61 baik
29 67 sangat baik 58 baik
30 60 baik 57 baik
31 58 baik 61 baik
32 67 sangat baik 58 baik
Mean 61,59 baik 53,84 baik
interval frekuensi Prosentase ( % ) kategori
20-34 0 0 kurang
35-49 1 3,13 cukup
50-64 24 75 baik
65-80 7 21,88 sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Analisis porsentase dan kategorisasi komunikasi interpersonal
antar siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 hanya dianalisis dari data
komunikasi interpersonal antar siswa setelah diberi treatment.
Berdasarkan perhitungan seperti yang disajikan dalam tabel 4.27 X
MIPA 1. Komunikasi interpersonal antara siswa selama pembelajaran
dengan menggunakan metode kooperatif diperoleh sebanyak 21,88 %
siswa termasuk dalam kategori komunikasi interpersonal anatar siswa
sangat baik, sebanyak 75 % termasuk dalam kategori baik, dan
sebanyak 3,13 % termasuk dalam kategori cukup. Sedangkan pada
kelas X MIPA 2 sebanyak 6,89 % siswa termasuk dalam kategori
komunikasi interpersonal antar siswa sangat baik dan sebanyak
93,1 % termasuk dalam kategori baik. Namun rata-rata komunikasi
interpersonal antar siswa setelah diberi treatment berbeda meskipun
dalam kategori yang sama, yaitu kategori baik. Rata- rata akhir
komunikasi interpersonal antara siswa pada tabel 4.26, kelas X MIPA
1 adalah 61,59 lebih besar dari rata-rata akhir komunikasi
interpersonal antar siswa pada kelas X MIPA 2 yaitu 53,84.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
j. Data dan analisis kategorisasi serta porsentase tingkat komunikasi
interpersonal antara guru siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA
a) Data kategorisasi
Tabel 4.30. Kategorisasi X MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah
diberi treatment
Kode siswa X MIPA 1 Kategori X MIPA 2 Kategori
1 44 baik 40 baik
2 41 baik 44 baik
3 48 sangat baik 41 baik
4 42 baik 42 baik
5 45 baik 40 baik
6 40 baik 0 -
7 54 sangat baik 43 baik
8 43 baik 43 baik
9 44 baik 44 baik
10 47 baik 51 Sangat baik
11 44 baik 44 baik
12 46 baik 47 baik
13 36 cukup 41 baik
14 47 baik 40 baik
15 45 baik 42 baik
16 38 baik 50 Sangat baik
17 52 sangat baik 41 baik
18 45 baik 40 baik
19 46 baik 44 baik
20 39 baik 0 -
21 50 sangat baik 45 baik
22 43 baik 44 baik
23 44 baik 47 baik
24 40 baik 40 baik
25 46 baik 45 baik
26 49 sangat baik 0 -
27 46 baik 43 baik
28 44 baik 43 baik
29 50 sangat baik 44 baik
30 42 baik 43 baik
31 43 baik 44 baik
32 54 sangat baik 45 baik
Mean 44,91 baik 39,38 baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
b) Data Prosentase X MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah diberi
treatment
Tabel 4. 31. Porsentase X MIPA 1 setelah diberi treatment
Interval Frekuensi Prosentase ( % ) Kategori
15-25 0 0 kurang
26-36 1 3,13 cukup
37-47 24 75 baik
48-60 7 21,88 sangat baik
Tabel 4. 32. Prosentase X MIPA 2 setelah diberi treatment
Interval Frekuensi Prosentase ( % ) Kategori
15-25 0 0 kurang
26-36 0 0 cukup
37-47 27 93,10 baik
48-60 2 6,89 sangat baik
Analisis porsentase dan kategorisasi komunikasi
interpersonal antara guru dan siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA
2 hanya dianalisis dari data komunikasi interpersonal antara guru
dan siswa setelah diberi treatment. Berdasarkan perhitungan seperti
yang disajikan dalam tabel 4.30, yaitu tabel kategorisasi tingkat
komunikasi interpersonal antara guru dan siswakelas X MIPA 1
sebanyak 21, 88 % siswa masuk dalam kategori sangat baik,
sebanyak 75 % masuk dalam kategori baik, dan sebanyak 3, 13 %
siswa masuk dalam kategori cukup. Sedangakan pada tabel 4.31
untuk kelas X MIPA 2 sebanyak 6, 89 % siswa masuk dalam
kategori sangat baik dan sebanyak 93,10 siswa termasuk dalam
kategori baik. Dari perbandingan kedua tabel 4.30 dan tabel 4.31
diatas dapat dilihat pada porsentase kategori sangat baik lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
besar pada kelas X MIPA 1 dibanding kelas X MIPA 2. Dari hasil
rata-rata komunikasi interpersonal antara guru dan siswa setelah
diberi treatment pada tabel 4.29 kelas X MIPA 1 memperoleh
mean 44,91 lebih besar dari kelas X MIPA 2 yaitu 39,38.
k. Data dan analisis kategorisasi porsentase tingkat komunikasi
interpersonal antar siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2
berdasarkan penilaian observer siswa selama pembelajaran
berlangsung
a) Data kategorisasi
Tabel 4.33. Kategorisasi komunikasi interpersonal antar
siswa X MIPA 1 dan X MIPA 2 berdasarkan penilaian
observer siswa
Kode siswa X MIPA 1 Kategori X MIPA 2 Kategori
1 9 Sangat baik 5 cukup
2 5 cukup 2 kurang
3 3 cukup 6 baik
4 6 baik 7 baik
5 5 cukup 5 cukup
6 5 cukup 5 cukup
7 7 baik 7 baik
8 7 baik 5 cukup
9 6 baik 3 cukup
10 7 baik 6 baik
11 8 baik 7 baik
12 2 kurang 7 baik
13 7 baik 6 baik
14 8 baik 3 cukup
15 7 baik 4 cukup
16 7 baik 4 cukup
17 9 Sangat baik 4 cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
b) Data Prosentase X MIPA 1 dan X MIPA 2
Tabel 4.34. Prosentase komunikasi interpersonal antar
siswa X MIPA 1 berdasarkan penilain observer siswa
Tabel 4.35. Prosentase komunikasi interpersonal antar
siswa X MIPA 2 berdasarkan penilain observer siswa
Interval Frekuensi Prosentase ( % ) Kategori
0 - 2 2 6,25 Kurang
3 - 5 15 46,88 Cukup
6 - 8 14 43,75 Baik
9 -12 1 3,13 Sangat baik
Kode siswa X MIPA 1 Kategori X MIPA 2 Kategori
18 8 baik 5 cukup
19 7 baik 6 baik
20 8 baik 8 baik
21 5 cukup 3 cukup
22 7 baik 6 baik
23 10 Sangat baik 4 cukup
24 7 baik 5 cukup
25 9 Sangat baik 5 cukup
26 10 Sangat baik 7 baik
27 8 baik 4 cukup
28 8 baik 2 kurang
29 8 baik 7 baik
30 7 baik 6 baik
31 5 cukup 9 Sangat baik
32 10 Sangat baik 8 baik
Mean 7,03 Sangat baik 5,34 Cukup
Interval Frekuensi Prosentase ( % ) Kategori
0 - 2 1 3,13 Kurang
3 - 5 6 18,75 Cukup
6 - 8 19 59,38 Baik
9 -12 6 18,75 Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Analisis porsentase dan kategorisasi komunikasi
interpersonal antar siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2
dianalisis dari data komunikasi interpersonal siswa pada saat
diberi treatment. Berdasarkan perhitungan seperti yang disajikan
pada tabel 33 yaitu tabel porsentase komunikasi interpersonal
siswa berdasarkan penilaian observer sebanyak 18, 75 % siswa
masuk dalam kategori sangat baik, sebanyak 5,38 % masuk dalam
kategori baik, sebanyak 18,75 % siswa masuk dalam kategori
cukup, dan sebanyak 3,13 % siswa masuk dalam kategori kurang.
Hasil analisis prosentase pada kelas X MIPA 1 jauh berbeda
dengan hasil analisis data prosentase pada kelas X MIPA 2. Pada
kelas X MIPA 2 sebaanyak 3, 125 % siswa masuk dalam kategori
sangat baik, sebanyak 43,75 % siswa termasuk dalam kategori
baik, sebanyak 46, 88 % siswa masuk dalam kategori cukup dan
sebanyak 6,25 % siswa masuk dalam kategori kurang. Dari
perbandingan kedua tabel 4.34 dan tabel 4.35 diatas dapat dilihat
pada porsentase kategori sebagian besar kelas X MIPA 1 berada
pada kategori baik yaitu sebanyak 56,25 %, sedangkan kelas X
MIPA 2 lebih dominan berada pada kategori cukup yaitu sebnayak
46, 875 %. Dari hasil rata-rata komunikasi interpersonal antar
siswa pada tabel 4.32 pun mean yang diperolah kelas X MIPA 1
lebih besar yaitu 7, 03 dan termasuk kategori baik, sedangkan
kelas X MIPA 2 memilik mean 5,34375 dan termasuk pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
kategori cukup. Maka selama pembelajaran berlangsung
berdasarkan penilaian observer yaitu komunikasi interpersonal
yang terjalin anatara siswa dikelas X MIPA 1 yang meggunakan
metode kooperatif lebih meningkat daripada komunikasi
interpersonal pada kelas X MIPA 2 yang diajar dengan metode
ceramah interaktif.
c) Data dan analisis kategorisasi serta porsentase tingkat komunikasi
interpersonal antara guru dan siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA
2 berdasarkan penilaian Observer
Tabel 4.36. Komunikasi interpersonal antara peneliti dan
siswa selama pembelajaran berlangsung
Hari/tanggal Kelas Jam
Pelajaran
Jumlah
siswa yang
bertanya
Keterangan
Kamis, 9
Maret 2017
X MIPA
2
3 3 Bertanya tentang mengapa
mereka diberi pretest,
padahalmateri belum dipelajari
4 4
4
3
1
4 orang siswa protes karena
kelompok yang mereka
dapatkan tidak sesuai dengan
yang mereka mau
Ketika berdiskusi dalam
kelompok dan peneliti
membimbing diskusi, 4 orang
siswa bertanya contoh-contoh
energi
Pada saat belajar tentang
teorema usaha dan energi
kinetik ada 6 siswa yang
bertanya dan meminta agar
peneliti menjelaskan secara
rinci
1 orang siswa aktif bertanya
tentang energi petensial
gravitasi. Setelah paham siswa
ini yang bernama Arta maju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Hari/tanggal Kelas Jam
Pelajaran
Jumlah
siswa yang
bertanya
Keterangan
dan menjelaskan kepada
peneliti dan teman-teman
sekelas.
5 7
kelomp
ok
Perwakilan
dari
kelompok
yait 1 orang
Beberapa siswa dalam 7 ,
yatu kelompok 1,2,3,5,6,7,
dan 8 kelompok aktif bertanya
mengenai latihan soal.
Sedangkan kelompok 4 hanya
diam saja. Berasarkan
pengematan peneliti,
kelompok 4 jarang
berkomunikasi engan peneliti
meski beberapa kalai peneliti
mencoba membangun
kmunikasi, namun mereka
hanya senyum dan terkdang
menjawab singkat.
Perwakilan dari masing-
masing kelompok
menegerjakan soal latihan
didepan kelas dan
menjelaskan kepada teman-
teman lain.
Kamis , 9
Maret 2017
X
MIPA 1
7 4 orang
siswa 4 orang siswa bertanya
mengapa diadakan prestest
padahal materinya belum
dipelajari
8 8
kelompok
Beberapa siswa dalam
kelompok merasa
kebingungan ketika
menggunakan metode kancing
gemerincing, sehingga setiap
kelompok kerap kali
memeanggil peneliti untuk
menjelaskan secara berulang-
ulang cara menggunakan
kancing
Satu kelompok menegalami
masalah, yaitu salah satu
temannya tidak mau berbicara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Hari/tanggal Kelas Jam
Pelajaran
Jumlah
siswa yang
bertanya
Keterangan
1
kelompok
Akibarnya ketua kelompok
memanggil peneliti dan
teman-teman lainnya juga
berkomentar bahwa salah satu
orang teman mereka tidak mau
berbicara akibatnya mereka
tidak bisa berpendapat saat
menyusun argumen debat,
namun karena kondisi tersebut
siswa yang tidak mau
berbicara akhirnya berbicara
Senin, 13
Maret 2017
X MIPA
1
4 ( 30
Menit) 2
Kelomp
ok yang
berdeba
t
Secara umum 2 kelompok
yang berdebat berkomunikasi
kepada peneliti. Namun, dari
hasil ada 2 orang siswa yang
tidak aktif berdebat.
Kamis, 16
Maret 2017
X MIPA
2
3 ( 10
menit)
- Mengisi angket
4 ( 30
Menit) 7 siswa
1 siswa
5 siswa
7 orang siswa aktif mengankat
tangan dan menjawab
pertanyaan diawal
pembelajran
1 orang siswa yang aktif
bertanaya kepada peneliti dan
berdiskusi bersama peneliti
sedangkan siswa lain hanya
berdiskusi dengan teman lain.
3 orang siswa yang merupakan
perwakilan dari kelompok
yang kurang akif untuk
menjelaskan hukum energi
mekenakik pada benda jatuh
bebas pada posisi tertentu,
sedangkan 2 orang lainnya
menrupakan sukarelawan yang
mau mengerjakan soal latihan
sekaligus menjelaskan
penyelesaiannya kepad ateman
lain
5 ( 30
Menit)
Post test Waktu posttest siswa 25
menit, 5 menit lainnya
diguanakn unutk proses
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Hari/tanggal Kelas Jam
Pelajaran
Jumlah
siswa yang
bertanya
Keterangan
Kamis, 16
Maret 2017
X MIPA
1
7 ( 30) 2 kelompok
yang
berdebat
Debat unutk kelompok yang
kedua ini agak berbeda dengan
debat dari kelompok yang
pertama, perdebatan dari
kelompok yang kedua ini
sanagat memakan waktu yag
lama, karena siswa merasa
berkompetisi unutk menenang.
n pada saat berdebat mereka
lebih berkomunikasi anatar
siswa. Namun, beberapa kali
siswa bertanaya kepada
peneliti karena ada beberapa
pernyataan kelompok pro
yang sudah benar namun tetap
dibantah oleh kelompok
kontra.
8 (20) Semua
kelomp
ok
Satu
kelomp
ok
Secara umum semua
kelompok aktif bertanya
kepada peneliti ketika mereka
harus menemukan hubungan
usaha dan energi kinetik dan
hubungan usaha dan energi
potensial.
Salah satu kelompok bersedia
maju menjelaskan kepada
teman-teman, namun karena
salah siswa tersebut meminta
bimbingan peneliti.
Senin, 27
Maret 2017
X
MIPA 1
1 ( 30
Menit) Semua
kelomp
ok
Semua
kelomp
ok
Secara umum semua
kelompok aktif bertanya
kepada peneliti ketika
menyelesaikan latian soal.
Setiap kelompok mendapat
kesempatan menjeleaskan
peneyelasian soal didepan
kelas dan meminta konfirmasi
dari peneliti. Ketika penenlit
bertanya setiap kelompok juga
berusaha unutk menjelaskan
kapada peneliti dan kepada
teman-teman lain.
Kamis, 6
April 2017
X MIPA
1
7 ( 30
menit) 3
Kelomp
Setelah berdiskusi, 3
Kelompok maing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Hari/tanggal Kelas Jam
Pelajaran
Jumlah
siswa yang
bertanya
Keterangan
ok
Perwaki
lan dari
setiap
kelomp
ok yang
sudah
berdisk
usi
mendapatkan kesempatan
unutk menjelaskan hukum
kekekalan energi pada benda
jatuh bebas pada posisi tertetu
dan selanjtunya meminta
konfirmasi dari peneliti serta
memberi kesempatan kepada
peneliti unutk bertanya.
Kelompok juga aktif
menjawab pertanyaan peneliti
.
Setiap kelompok mengutus
perwakilannya untuk
mengerjakan soal latihan.
Stelah mnegerjakan setiap
orang menjelaskan dan aabil
aada pertanyaan dari peneliti,
setiap orang yang
mengerjakan soal latihan akan
menjwaba pertanyaan dan
kalau tidak bisa dijaab maka
teman satu kelompoknya akan
membantu menjawan.
8 ( 30
Menit)
Post test Waktu post test 22 menit.
Dari tabel diatas secara umum dapat dilihat bahwa siswa yang
diajarkan dengan metode kooperatif memiliki tingkat komunikasi
interpersonal antara siswa dan guru yang baik. Hal ini dapat dilihat
dari frekuensi siswa yang sering melakukan komunikasi bersama guru
dalam setiap pertemuan. Pada saat pembelajaran kooperatif siswa
lebih dituntut untuk dominan beraktivitas dalam kelas baik dalam hal
mencari materi maupaun dalam hal berkomunikasi.
Setelah dilakukan treatment di kelas X MIPA 1 dengan metode
kooperatif ada 2 orang siswa yang memiliki skor paling rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
berdasarkan skor kategorisasi dari data komunikasi interpersonal antar
siswa yang dikumpulkan oleh observer siswa ada 2 orang siswa yang
memiliki skor paling rendah yaitu siswa dengan kode 3 dan 12. Skor
yang diperoleh siswa sangat rendah yaitu 3 untuk siswa dengan kode
siswa 3 dan 2 untuk siswa dengan kode siswa 12. Menyadari hal ini
peneliti melakukan wawancara kepada kedua siswa tersebut. Berikut
adalah alasan ketidakaktifan siswa untuk berkomunikasi antara siswa
yaitu
1) Siswa merasa lebih nyaman untuk berdiskusi dengan guru,
karena guru sudah mengerti materi yang didiskusikan siswa.
Siswa tidak merasa nyaman ketika berdiskusi antar siwa karena
pemahaman yang mereka miliki minim dibandingkan
pemahaman guru. Dengan demikian siswa merasa kesulitan saat
berbicara dan siswa lebih suak berdiskusi dengan guru.
2) Pada saat berdiskusi siswa bingung apa yang mau didiskusikan,
karena ketidakpahaman siswa pada materi.
3) Siswa juga merasa dalam kelompok terkadang siswa tidak
didengarkan oleh siswa lain, selain itu siswa juga tidak suka
dikritik oleh siswa lain karena siswa tidak mau mencari alasan
apabila siswa sedang dikritik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Pembahasan
1. Prestasi Belajar
Dari hasil Uji T Test Pretest kemampuan awal siswa kelas X MIPA 1
dan X MIPA 2 adalah tidak signifikan. Artinya tidak ada perbedaan tingkat
pemahaman awal siswa sebelum diberikan treatment.
Setelah diberikan treatment yang berbeda pada kedua kelas yaitu
ceramah interaktif untuk kelas X MIPA 2 dan metode pembelajaran
kooperatif untuk kelas X MIPA 1, kedua kelas diberikan posttest pada
kedua kelas. Skor rata-rata posttest lebih timggi daripada pretest. Hasil uji
T menunjukan adanya perbedaan yang signifikan, dengan demikian baik
pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif maupun dengan
menggunakan metode ceramah interaktif sama-sama meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Penelitian ini mendukung teori dari Thomas Lickona, Arend, dan
Roger yang mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan pencapaian akademis, salah satunya yaitu prestasi belajar
siswa yang meningkat setelah menggunakan pembelajaran kooperatif.
Penelitian ini juga mendukung teori dari Suparno ( Suparno, 2013:
180) yang mengatakan bahwa pada umumnya metode ceramah yang
digabungkan dengan beberapa metode akan membuat siswa sungguh aktif
dan berpikir membangun pengetahuannya. Metode ceramah siswa aktif
yang dilakukan peneliti digabugkan dengan metode demonstrasi, metode
diskusi kelompok , serta menggunakan media pembelajaran berupa PPT,
dengan demikian siswa sungguh aktif dan berpikir mambangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
pengetahuannnya, sehingga prestasi belajar siswa setelah diberi treatment
akan meningkat.
Untuk melihat perbandingan prestasi belajar pada kedua kelas ini,
maka dilakukan uji T menggunakan analisis Independent Sample. Secara
statistik peningkatan prestasi belajar dari kedua kelas adalah tidak signifikan
atau sama .
2. Komunikasi interpersonal
a. Komunikasi intepersonal berdasarkan angket
1) Komunikasi interpersonal antar siswa
Diawal pembelajaran siswa diberi angket komunikasi
interpersonal antara siswa yang berjumlah 20 pernyataan dan
setelah treatment siswa diberikan angket . Dari hasil Uji T Test
komunikasi interpersonal awal siswa kelas X MIPA 1 dan X
MIPA 2 adalah tidak siginifikan. Artinya tidak ada perbedaan
tingkat pemahaman awal.
Setelah diberikan treatment pada kelas X MIPA 1 secara
statistik komunikasi interpersonal antar siswa sebelum dan
sesudah diberikan treatment tidak memiliki perbedaaan atau
tidak signifikan. Namun jika dilihat dari nilai mean, nilai mean
sesudah diberikan treatment lebih besar dari pada mean sesudah
diberi treatment.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Di kelas X MIPA 2 secara statistik juga tidak signifikan
atau tidak ada perbedaan, namun jika dilihat dari nilai mean
komunikasi interpersonal anatar siswa pada kelas X MIPA 2
sedikit berbeda. Nilai mean sebelum treatment lebih besar
daripada nilai mean setelah treatment. Dengan demikian
komunikasi interpersonal siswa setalah diberi treatment tidak
meningkat.
Untuk mengetahui perbandingan penggunaan metode
pembelajaran ceramah interaktif dan pembelajaran kooperatif
siswa terhadap meningkatan komunikasi interpersoanal anatar
siswa. analisis Independent Sample. Untuk perbandingan
komunikasi interpersonal anata siswa pada kelas X MIPA 1 dan
kelas X MIPA 2 dan secara statistik perbandingan komunikasi
interpersonal antara siswa dari kedua model pembeljaran ini
tidak signifikan. Artinya komunikasi interpersonal akhir antara
siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 setelah diberikan
treatment tidak berbeda. Namun nilai mean kelas X MIPA 1
lebih besar daripada nilai mean kelas X MIPA 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
2) Komunikasi interpersonal antara siswa dan guru
Diawal pembelajaran siswa diberi angket komunikasi
interpersonal antara siswa dan guru yang berjumlah 15
pernyataan. Uji T dengan analisis Independent Sample untuk
membandingkan komunikasi interpersonal awal siswa kelas X
MIPA 1 dan X MIPA 2. Secara statistik, komunikasi
interpersonal anatara guru dan siswa pada kelas X MIPA 1 dan
X MIPA 2 adalah sama atau tidak singnifikan.
Dari hasil Uji T Test yaitu Paired Sample Test
komunikasi interpersonal sesudah dan sebelum menggunakan
metode kooperatif pada siswa kelas X MIPA 1 adalah
siginifikan. Artinya adanya perbedaan komunikasi interpersonal
antarasiswa dan guru setelah menggunkana metode kooperatif,
sedangkan pada kelas X MIPA 2 hasil uji T menunjukan tidak
adanya perbedaan komunikasi interpersonal antara guru dan
siswa setelah menggunakan metode ceramah interaktif.
Untuk membandingkan peningkatan komunikasi
interpersonal antara guru dan siswa pada kelas X MIPA 1 dan
kelas X MIPA 2, peneliti menggunakan uji T yaitu Independent
Sample. Setelah diberikan treatment yang berbeda pada kelas X
MIPA 1 dan kelas X MIPA 2, secara statistik peningkatan
komunikasi interpersonal antara guru dan siswa pada kedua
kelas ini sama atau tidak signifikan. Namun, nilai mean pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
kedua kelas sedikit berbeda, kelas X MIPA 1 memiliki nilai
mean lebih tinggi dari pada nilai mean dari kelas x MIPA 2.
Berikut adalah beberapa faktor yang menyebakan hasil
analisis komunikasi interpersonal antar siswa maupun
komunikasi antara guru dan siswa tidak signifikan pada kedua
kelas , yaitu
(a) Ketidak seriusan siswa mengisi angket
Pada saat mengisi angket setelah treatment siswa amat
tergesa-gesah karena siswa waktu mengisi angket adalah
jam pulang sekolah. Siswa igin cepat pulang, karena sudah
dijemput.
(b) Ada siswa yang tidak suka belajar kelompok
Beberapa orang siswa yang diwawancarai oleh peneliti
tidak suka belajar kelompok, karena mereka merasa bahwa
mereka sama-sama tidak tahu sehingga ketika berdiskusi
mereka lebih memilih untuk langsung bertanya kepada
peneliti daripada berdiskusi dalam kelompok.
(c) Tidak benar-benar mengukur keadaaan siswa
Apa yang diisi siswa tidak sepenuhnya mengukur
keadaaan siswa. Menurut pengamatan peneliti, pada saat
pengisian angket ada siswa yang berdiskusi dan cendrung
memilih jawaban yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
b. Komunikasi interpersonal berdasarkan peilain observer
1) Komunikasi interpersonal antar siswa
Pada tabel 4.27 dengan jelas diperlihatkan data
kategorisasi antar siswa kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2
setelah diberi treatment. Mean komunikasi interpersonal antar
siswa pada kelas X MIPA 1 berada kategori baik, sedangkan
mean komunikasi interpersonal kelas X MIPA 2 berada pada
kategori cukup.
Pada tabel 4.27 dan tabel 4.28 dapat dilihat perbedaan
prosentase dan kategori komunikasi interpersonal anatar siswa
pada kelas X MIPA 1 dan kelas X MIPA 2. Sebagian besara
kelas siswa X MIPA 1 berada pada kategori baik, sedangkan
sebagain besar siswa kelas X MIPA 2 berada pada kategori
cukup baik.
2) Komunikasi interpersonal antara guru dan siswa
berdasarkan penilaian peneliti
Pada tabel 4.35 dalam setiap pertemuan pada masing-
masing kelas, jumlah siswa yang aktif berkomunikasi secara
interpersonal dengan peneliti sangat berbeda. Kelas X mIPA 1
sering kali berkomunikasi interpersonal dengan peneliti,
sedangkan pada kelas X MIPA 2 jumlah siswa yang
berkomunikasi dengan peneliti sangat sedikit dan yang paling
aktif berbicara dengan peneliti hanya orang yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Dari penilaian observer diatas baik itu komunikasi interpersonal
antar siswa maupaun komunikasi antara guru dan siswa, maka dapat
disimpulkan metode pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
kmunikasi interpersonal pada siswa daripada dengan menggunakan
metode ceramah interaktif. Hal ini mendukung teori dari Miftahul
(2011: 82) yang mangatakan bahwa perbedaan pemebelajaran
kooperatif dengan metode ceramah interaktif aadalah pada kelompok
kooperatif adanya keterampilan sosial untuk bekerjasama secara
efektif salah satunya adalah komunikasi interpersonal, sedangkan pada
kelompok kecil yang diajarkan dengan metode ceramah interaktif
keterampilan-keterampilan sosial tidak diajarkan secara sistematis.
Selain itu dengan adanya pembelajaran kooperatif setiap siswa
mendapat kesempatan untuk berkontribusi pada kelompoknya masing-
masing yang akan membawa dampak posifit bagi kelompok,
sedangkan pada pembelajarn dengan menggunakan metode ceramah
interaktif ada siswa yang membiarkan teman satu kelompoknya
bekerja sendiri, sementara teman lain tinggal mencopy-paste jawaban
jika sudah selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
C. Keterbatasan Penelitian
1. Alokasi waktu yang kurang untuk kelas X MIPA 1 sehingga
jumlah pertemuan lebih banyak dari pada kelas X MIPA 2.
2. Ada siswa kelas X MIPA 1 yang tidak suka belajar bersama
teman, alasannya karena dia tidak suka belajar dengan teman
yang sama-sama tidak paham. Akibatnya diskusi menggunakan
kancing dalam kelompok menjadi terhambat.
3. Ketidak seriusan siswa saat mengisi angket
Apa yang diisi siswa pada angket terkadang tidak sesuai dengan
keadaaan yang sebenarnya, akibatnya beberapa hasil uji T tidak
signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
166
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan analsis yang telah disampaikan sebelumnya,
dapat diambil kesimpulan berikut:
1. Secara umum pembelajaran Fisika pada materi energi dengan
menggunakan metode kooperatif jenis gabungan dari model TPS ( Think
- Pair – Share ), kancing gemerincing, dan debat dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Berdasarkan analisis angket komunikasi
interpersonal antara guru dan siswa meningkat di kelas X MIPA , namun
komunikasi interpersonal antara siswa di kelas. X MIPA 1 tidak
meningkat sedangkan dari hasil analisis penilaian observer komunikasi
interpersonal antara siswa dan komunikasi interpersonal antara guru dan
siswa pada kelas X MIPA 1
2. Secara umum pembelajaran Fisika pada materi energi dengan
menggunakan metode ceramah interaktif dapat meningkatakan prestasi
belajar siswa. Berdasarkan analisis angket dan analisis penilaian observer
komunikasi interpersonal antar siswa dan komunikasi intepersonal antara
guru dan siswa di kelas X MIPA 2 tidak meningkat.
3. Metode pembelajaran kooperatif dan ceramah interaktif sama-sama
meningkatkan komunikasi interpersonal siswa, namun prestasi belajar
siswa lebih meningkat di kelas yang menggunakan metode pembelajaran
kooperatif. Komunikasi interpersonal baik itu antar siswa maupun antar
guru dan siswa meningkat di kelas yang menggunakan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
pembelajaran kooperatif daripada di kelas yang menggunakan
ceramah interakif.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru dapat menggunakan metode koopertif model gabungan dari 3
model yaitu TPS, kancing gemerincing, dan debat dalam mengajar
materi-materi tertentu dalam Fisika. Karena selain meningkatakan
prestasi belajar siswa, metode ini juga dapat meningkakan salah satu
karakter yaitu karakter komunikasi interpersonal siswa
2. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat memperhitungkan pemerataan
waktu penelitian di masing-maing kelas, agar terus memotivasi siswa
yang tidak suka belajar kelompok sehingga aktif dalam kelompok, dan
agar peneliti selanjutnya lebih mengawasi ketika siswa mengisi
angket.
3. Topik-topik debat yang dipilih sebaiknya adalah topik-topik yang ada
dalam kehidupan siswa sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu H dan Widodo Supriyono. 2013. Psikologi belajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Arifin, Zainal.2009. Evalusi Pembelajaran Prinsip teknik Prisedur. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Cardoyo, Hemana. 2016. (Skripsi) Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw II dalam Pembelajaran Fisika pada Materi
Suhu dan Kalor Terhadap Motivasi dan Prestasi Siswa Kelas X SMA
Pangudi Luhur Sedayu. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Dahar, Ratna Wilis.2006. Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta :
Erlangga
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta. Erlangga
Khairani, Makmun. 2015. Psikologi komunikasi dalam pembelajaran.
Yogyakarta: aswaja Presindo
Koesoema, Doni. 2012. Pendidikan Karakter Utuh Dan Meluruh. Yogyakarta:
Kanisius
Kusniastuti,Indah. 2015. (Skripsi) Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan
Metode Eksperimen unutk Materi Pengukuran dalam Meniingatkan
Prestasi Belajar, minat, dan nilai karakter pada siswa kelas X SMAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Sendawar, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Yogyakarta: Universitas
sanata arma
Kosasih, E. 2014. Strategi belajar dan pembelajaran implementasi kurikulum
2013. Bandung: Yrama Widya
Lickona, Thomas.2008. Pendidikan karakter panduan lengkap mendidikk siswa
menjadi pintar dan baik . Diterjemahkan oleh Lita S. Bandung: Nusa
Media
Maksum, dkk. 2009 . Fisika SMA/MA kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Maulana, Herdiyan dan Gumgu, Gumelar. 2013. Psikologi Kounikasi dan
Persuasi. Jakarta: Akademia Permata
Siahan, S. M.1990. Komunikasi Pemahaman dan Penerapannya. Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia
Siswanto. Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Sukoco, Benediktus Heru. 2013. (skripsi) Deskripsi Komunikasi Interpersonal
Mahasiswa Semester Tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Suparno, Paul. 2013. Sumbangan Pendidikan Fisika Terhadap Pembangunan
Karakter Bangsa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
___________. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivisme dan
Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
___________.2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
___________.2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma
Raka, Gede dkk. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah. Jakarta: Elek Media
Komputindo
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo
Wisudawati, Asih Widi dan Eka sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
LAMPIRAN
1. Surat Ijin
2. Validasi
3. RPP
4. Scan pretest, posttest, angket dan lembar observasi
5. Daftar Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Surat Ijin JPMIPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Surat Ijin Bappeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Surat keterangan telah melakukan penelitian di SMAN 1 Depok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Lembar Validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Identitas
Sekolah : SMA Negeri 1 Depok
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X MIPA 1 / II
AlokasiWaktu : 6 X 45 menit
A. KompetensiInti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik diharapkan dapat :
1. Menjelaskan teorema usaha dan energi , energi kinetik dan energi
potensial
2. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan energi
3. Menghitung energi kinetik dan potensial dari suatu benda
4. Menjelaskan hukum kekekalan energi
5. Menggunakan persamaan kekekalan energi mekanik untuk memecahkan
persoalan.
C. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9
Menganalisis konsep
energi,usaha (kerja),
hubungan usaha (kerja)
dan perubahan energi,
hukum kekekalan
energi, serta
penerapannya dalam
peristiwa sehari-hari
Pertemuan 1 ( 3 JP)
Pre-test dan pembagian kelompok
1. Menjelaskan konsep teorema usaha dan
energi, energi kinetik, dan energi potensial
2. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan
dengan teorema usaha dan energi, energi
kinetik, dan energi potensial
Pertemuan 2 ( 3 JP )
1. Menentukan energi energi mekanik suatu
benda
2. Menjelaskan hukum kekekalan energi
3. Menggunakan persamaan kekekalan energi
mekanik untuk memecahkan persoalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Post test ( 1 JP)
4.9
Menerapkan metode
ilmiah untuk
Mengajukan gagasan
penyelesaian masalah
gerak dalam kehidupan
sehari-hari, yang
berkaitan dengan
konsep energi, usaha
(kerja) dan hukum
kekekalan energi
E. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1 :
• Konsep usaha dan energi
• Energi kinetik
• Energi potensial
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 ( 2 J P)
1. Pendahuluan (45 menit)
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, meminta
salah seorang peserta didik memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa,
kemudian mengatur tempat duduk secara berkelompok.
Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Sebagai apersepsi, guru mereview kembali tentang energi, energi
potensial, dan energi kinetik yang pernah dipelajari siswa di bangku
SMP
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Kegiatan Inti ( 85 menit)
No
Sintaks/Tahapan
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
(1) (2) (3)
1. Mengamati
1. Guru meletakan sebuah buku diatas meja,
kemudian meminta siswa mengamati ada atau
tidaknya energi pada buku yang diam diatas meja
dengan ketinggian m
2. Guru meminta seorang siswa untuk melepaskan
sebuah buku dari ketinggian tertentu. Siswa lain
mengamati.
2. Menanya
1. Apakah benda yang diam diatas meja dengan
ketinggian m memiliki energi ?
2. Apakah buku yang dilempar memiliki energi?
3 Mencoba
Mencoba
1. Guru membagikan soal latihan yang, kemudian siswa
berdiskusi dalam anggota kelompok dan mencoba
mencari informasi dari buku dan internet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
No
Sintaks/Tahapan
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
2. Siswa bersama kelompoknya mencermati
permasalahan yang diberikan pada soal-soal latihan
dan mencari jawaban dari buku ataupun internet.
4 Mengasosiasi
1. Siswa dibimbing guru melakukan diskusi tentang
teorema usaha- energi , konsep energi, dan macam-
macam energi
2. Siswa menerapkan persamaan energi untuk
menyelesaikan soal-soal yang diberikan
5 Mengomunikasikan
Mengkomunikasikan
1. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi yang
telah dilakukan
2. Perwakilan dari setiap kelompok akan mengerjakan
salah satu soal hitungan didepan kelas dan
menjelaskan teorema usaha-energi
3. Guru melakukan penguatan materi dari hasil diskusi
siswa
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
Siswa diberi kesempatan untuk membuat rangkuman dan melakukan
refleksi terhadap pengalaman belajar yang dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Konfirmasi guru agar seluruh hasil belajar tentang konsep usaha, konsep
energi, energi kinetik, dan energi potensial
Pertemuan 2( 2 J P)
2. Pendahuluan (10 menit)
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, meminta
salah seorang peserta didik memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa,
kemudian mengatur tempat duduk secara berkelompok.
Sebagai apersepsi, guru mereview kembalimateri SMP tentang kaitan
energi potensial dan energi kinetik serta energi mekanik. Guru juga
mereview kembali bunyi hukum kekekalan energi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan
2. Kegiatan Inti (85 menit)
No
Sintaks/Tahapan
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
(1) (2) (3)
1. Mengamati
1. Siswa mengamati guru yang menampilkan slogan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
No
Sintaks/Tahapan
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
hemat BBM
2. Siswa mengamati guru yang menampilkan foto
bunyi hukum kekekalan energi dari buku fisika
3. Siswa mengamati gambar benda jatuh bebas
2. Menanya
1. Mengapa harus berhemat kalau energi itu kekal ?
2. Bagaimanakah perubahan energi pada benda jatuh
bebas ?
3 Mencoba
1. Siswa bersama kelompoknya mencermati
permasalahan yang diberikan pada soal latihan ,
mencari jawaban dengan membuka buku atau
internet.
2. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan
guru
3. Siswa mencari tahu perubahan energi pada benda
yang jatuh bebas
4 Mengasosiasi
1. Siswa dibimbing guru melakukan diskusi tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
No
Sintaks/Tahapan
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
konsep energi mekanik dan kekekalan energi
2. Siswa menerapkan persamaan kekekalan energi
mekanik pada benda jatuh bebas untuk
menyelesaikan soal-soal yang diberikan
5 Mengomunikasikan
1. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi “
Mengapa harus berhemat ? “.
2. 3 kelompok terpilih akan menjelaskan perubahan
energi pada benda yang jatuh bebas
3. Perwakilan dari setiap kelompok akan mengerjakan
salah satu soal hitungan didepan kelas
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
Siswa diberi kesempatan untuk membuat rangkuman dan melakukan
refleksi terhadap pengalaman belajar yang dilakukan.
Konfirmasi guru agar seluruh hasil belajar tentang konsep usaha, konsep
energi, energi kinetik, dan energi potensial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Posttest
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
B. Identitas
Sekolah : SMA Negeri 1 Depok
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X MIPA 2/ II
AlokasiWaktu : 6 X 45 menit
D. KompetensiInti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik diharapkan dapat :
1. Menjelaskan konsep energi , energi kinetik dan energi potensial
2. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan energi
3. Menghitung energi kinetik dan potensial dari suatu benda
4. Menjelaskan hukum kekekalan energi
5. Menggunakan persamaan kekekalan energi mekanik untuk
memecahkan persoalan
6. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9
Menganalisis konsep
energi,usaha (kerja),
hubungan usaha (kerja)
dan perubahan energi,
hukum kekekalan
energi, serta
Pertemuan 1 ( 2 JP)
Pre-test dan pembagian kelompok
1. Menjelaskan teorema usaha dan energi, energi
kinetik, dan energi potensial
Pertemuan 2 ( 1 JP)
1. Menghitung energi mekanik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
penerapannya dalam
peristiwa sehari-hari
2. Menghitung besaran yang berkaitan
dengan teorema usaha-energi, energi
kinetik, dan energi potensial
Pertemuan 3 ( 2JP)
1. Menjelaskan konsep kekekalan energi
2. Menggunakan persamaan kekekalan energi
mekanik untuk memecahkan persoalan
Pertemuan 4 (1 JP)
Posttest
4.9
Menerapkan metode
ilmiah untuk
Mengajukan gagasan
penyelesaian masalah
gerak dalam kehidupan
sehari-hari, yang
berkaitan dengan
konsep energi, usaha
(kerja) dan hukum
kekekalan energi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
G. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1 :
• Energi
• Energi kinetik
• Energi potensial
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 ( 1 J P)
1. Pendahuluan (40 menit)
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, meminta
salah seorang peserta didik memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa,
kemudian mengatur tempat duduk secara berkelompok.
Pretest
Sebagai apersepsi, guru mereview kembali tentang energi, energi
potensial, dan energi kinetik yang pernah dipelajari siswa di bangku
SMP. Guru juga meriview kembali konsep usaha yang sudah dipelajari.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan.
Pembagian kancing sebagai kuota bicara
2. Kegiatan Inti ( 40 menit)
No
Sintaks/Tahapan
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
(1) (2) (3)
1. Mengamati
1. Guru memeinta siswa meletakan sebuah buku diatas
meja, kemudian meminta siswa mengamati ada atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
tidaknya energi pada buku yang diam diatas meja
dengan ketinggian h
2. Guru meminta siswa lain untuk melepaskaan buku
ke meja pada kegiatan tertentu. Lalu siswa
mengamati apakah buku tersebut memiliki energi.
2. Menanya
1. Apakah benda yang diam diatas meja dengan
ketinggian m memiliki energi ?
2. Apakah buku yang dilepaskan dari ketinggian
tertentu ke meja memiliki energi ?
3 Mencoba
1. Peserta didik mulai berdiskusi untuk menjawab
pertanyaan debat, pada saat berdiskusi siswa
menggunakan kancing sebagai kuota bicara .
Masing-masing kelompok menyiapkan argumen-
argumen yang mendukung. Kelompok yang
menjawab setuju akan menjadi kelompok pro dan
kelompok yang menjawab tidka setuju akan menjadi
kelompok kontra
2. Dua Kelompok pro dan dua kelompok kontra yang
dipilih untuk berdebat mencoba berdiskusi kembali
dalam kelompok sekaligus menggabungan argumen
yang sudah dibuat.
4 Mengasosiasi
1. Siswa menganalisis kejadian yang didemostrasikan dan
membuat argumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
5 Mengomunikasikan
1. Dalam kelompok siswa saling berkomunikasi dan
saling bependapat untuk menyusun argumen debat.
Dari hasil komunikasi, setiap kelompok memutuskan
untuk masuk kedalam kelompok pro atau kelompok
kontra, selanjutnya siswa menyusun argumen.
2. Siswa mengomunikasikan jawabannya dengan aturan
debat yang berlaku. Kelompok pro pertama-tama
membacakan argumennya selanjutnya kelompok
kontra membacakan argumennya. Setelah kedua
kelompok membacakan argumennya, kelompok pro
dipersilahkan untuk bertanya atau membantah kepada
kelompok kontra, kemudian akan terjadi tanya jawab
dengan tetap menggunakan kancing sebagai kuota
berbicara. Setelah pertanyaan kelompok pro bisa
dijawab dengan baik maka giliran kelompok kontra
untuk bertanya atau membantah kepada kelompok pro.
Dengan aturan yan sama yaitu kancing sebagai kuota
biacara. Apabila kedua keompok sudah menemukan
jawabannya maka guru mengambil kesimpulan dan
memperbaiki segala macam miskonsepsi dari siswa.
3. Kegiatan Penutup (5 menit)
Siswa diberi kesempatan untuk melakukan refleksi terhadap pengalaman
belajar yang dilakukan
Pertemuan 2 ( 1 J P)
1. Pendahuluan (5 menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, meminta
salah seorang peserta didik memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa,
kemudian mengatur tempat duduk secara berkelompok.
Guru meriviem kembali materi tentang Energi dipertemuan sebelumnya
2. Kegiatan Inti ( 30 menit)
No
Sintaks/Tahapan
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
(1) (2) (3)
1. Mengamati
-
2. Menanya
-
3 Mencoba
1. Siswa mencari dari sumber lain hubungan usaha dan
energi kinetik serta hubungan usaha dengan energi
potensial
2. Siswa mencari dari sumber-sumber belajar konsep
energi mekanik dan kekalan energi mekanik pada
benda jatuh bebas
4 Mengasosiasi
Siswa mengggunakan persamaan energi kinetik, energi
potensial, teorema usaha dan energi , serta persamaan
energi mekanik untuk menyelesaikan persoalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
5 Mengomunikasikan
Perwakilan dari setiap kelompok mengerjakan soal dipapan
dan menjelaskan teknik penyelesaiannya kepada teman-
teman disertai tanya jawab. Setiap kelompok yang
mendapat giliran untuk mengerjakan dan menjelaskan
teknik penyelesaian soal bertangung jawab unutk
menjelasakan dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain
yang bertanya.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
Siswa diberi kesempatan untuk membuat rangkuman dan melakukan
refleksi terhadap pengalaman belajar yang dilakukann
Konfirmasi guru agar seluruh hasil belajar tentang konsp usaha dan energi
serta penyelesaian soal dari setiap siswa
Pertemuan 3 ( 2 J P)
1. Pendahuluan (10 menit)
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, meminta salah
seorang peserta didik memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa,
kemudian mengatur tempat duduk secara berkelompok.
Guru merivew kembali materi Energi mekanik
2. Kegiatan Inti ( 70 menit)
No
Sintaks/Tahapan
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
(1) (2) (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
No
Sintaks/Tahapan
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
1. Mengamati
1. Siswa mengamati gambar yang bertuliskan slogan
hemat energi
2. Siswa membaca bunyi hukum kekekalan energi
2. Menanya
1. Mengapa kita perlu berhemat energi, padalah energi
itu kekal? ( pertanyaan debat)
3 Mencoba
1. Siswa mengerjakan latihan soal yang berkaitan dengan
energi.
2. Siswa berdiskusi tentang energi itu kekal atau tidak.
4 Mengasosiasi
1. Menganalisis masalah dan menentukan argumen dan
peserta didik didampingi oleh guru. Siswa yang
mendukung energi itu kekal akan menjadi kelompok
pro, sedangkan yang tidak mendukung akan menjadi
kelompok kontra
2. Siswa menggunakan persamaan hukum kekekalan
energi mekanik untuk memecahkan persoalan
5 Mengomunikasikan
1. Dalam kelompok siswa saling berkomunikasi dan
saling bependapat untuk menyusun argumen debat.
Dari hasil komunikasi, setiap kelompok
memutuskan untuk masuk kedalam kelompok pro
atau kelompok kontra, selanjutnya siswa menyusun
argumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
No
Sintaks/Tahapan
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
2. Siswa mengomunikasikan jawabannya dengan
aturan debat yang berlaku. Kelompok pro pertama-
tama membacakan argumennya selanjutnya
kelompok kontra membacakan argumennya.
Setelah kedua kelompok membacakan
argumennya, kelompok pro dipersilahkan untuk
bertanya atau membantah kepada kelompok kontra,
kemudian akan terjadi tanya jawab dengan tetap
menggunakan kancing sebagai kuota berbicara.
Setelah pertanyaan kelompok pro bisa dijawab
dengan baik maka giliran kelompok kontra untuk
bertanya atau membantah kepada kelompok pro.
Dengan aturan yang sama yaitu kancing sebagai
kuota biacara. Apabila kedua keompok sudah
menemukan jawabannya maka guru mengambil
kesimpulan dan memperbaiki segala macam
miskonsepsi dari siswa.
3. Mengerjakan latihan soal didepan kelas dan
menjelaskan kepada teman-teman lain
3. Kegiatan Penutup ( 10 menit)
Siswa diberi kesempatan untuk membuat rangkuman dan melakukan
refleksi terhadap pengalaman belajar yang dialami
Konfirmasi guru agar seluruh hasil belajar tentang konsep hukum
kekekalan energi pada gerak jatuh bebas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Pertemuan ke-4
Posttest ( 30 Menit).
G. Teknik Penilaian
Sikap : lembar observasi siswa ( komunikasi
interpersonal)
Pengetahuan : tes tulis uraian
H. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat : Laptop, LCD,
2. Sumber Belajar :
Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika
jilid 1. Jakarta: Erlangga
Martin Kanginan. Fisika untuk SMA
Kelas XI. Jakarta. Erlangga.
Young & Freedman. 2000. Fisika
Universitas jilid 1. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
Lampiran Materi
A. Materi Energi
2. Energi
Istilah energi bukanlah istilah yang asing bagi kita. Dalam beraktivitas
sehari-hari kita selalu membutuhkan energi, baik ketika kita tidur, berjalan,
menulis, membaca dan kegiatan lainya. Bukan hanya manusia, alat-alat
seperti TV, Kipas angin, Sepeda motor, mobil dan lain sebagainya juga
memerlukan energi untuk melakukan usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Jadi untuk melakukan usaha diperlukan sejumlah energi. Dengan
begitu energi diartikan sebagai sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar
dapat melakukan usaha( Kanginan, 2006: 203).
Sumber energi dibagi atas dua: sumber energi tak terbaharui, seperti
energi fosil dan minyak mentah dan sumber energi terbaharui, seperti eergi
Matahari, energi angin, energi air, dll.
Satuan energi sama dengan satuan usaha yaitu joule . Satu joule sama
dengan besar usaha yang dilakukan oleh gaya sebesar satu newton untuk
memindahkan benda sejauh satu meter.
Satuan lain untuk menyatakan energi adalah kalori (disingkat Kal). Satuan
kalori dapat dikonversi kedalam satuan joule sehingga :
1 kalori = 4,2 joule
1 joule= 0,24 kalori
3. Energi Kinetik
a. Pengertian energi kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena
geraknya (Kanginan, 2006: 206). Nama energi kinetik diperkenalkan
pertama kali oleh Lord Kelvin fisikawan Inggris. Kata “Kinetik”
berasal dari bahasa Yunani yang berarti “gerak”.
Energi kinetik merupakan besaran skalar; energi kinetik
bergantung pada massa dan laju benda. Makin besar kelajuan , maka
makin besar juga energi kinetiknya. Makin besar massa benda, makin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
besar juga energi kinetiknya.
b. Rumus energi kinetik
Energi kinetik bergantungg pada massa dan kelajuan benda,
secara matematis persamaan energi kinetik adalah sebagai berikut
Posisi awal Posisi Akhir
F V
Gambar 1 Perubahan posisi benda yang diberi gaya F
Pada gambar 1 sebuah benda bermassa m yang diam. Ketika
gaya konstan diberikan selama benda menempuh jarak , benda
akan bergerak dengan percepatan a sampai mencapai kecepatan akhir
v. Usaha yang dilakukan pada benda W= F seluruhnya diubah
menjadi energi kinetik benda pada keadaan akhir. Jadi, EK = W atau
EK = F
Gunakan persamaan kecepatan dari GLBB
; ; (1)
Gunakan persamaan perpindahan dari GLBB
;
( ) ;
(2)
Energi kinetik EK dapat ditulis dengan
EK = F = (ma)(
) =
( )=
Maka persamaan energi kinetik adalah EK =
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
(Kanginan, 2006: 207)
3. Hubungan Usaha dan Energi Kinetik ( Teorema usaha-energi)
Usaha yang dilakukan pada suatu benda memenuhi persamaan
W= F (w = usaha, F = gaya, dan = perpindahan). Dengan
mengganti F = m a (F = gaya, m = massa, dan a = percepatan). Jika
kedua ruas dari persamaan F = m a dikalikan dengan , maka akan
tampil usaha yang dilakukan oleh gaya pada benda.
F = m (a )
Hasil kali berkaitan dengan kecepatan awal v1 dan
kecepatan akhir v2 sesuai persamaan GLBB.
( )
[
]
Persamaan diatas dapat kita tulis sebagai
F [
]
F
(Kanginan, 2006: 209)
sebagai energi kinetik benda ( EK), sehingga persamaan
diatas dapat kita tulis sebagai
F =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Kerja total yang dilakukan pada sebuah benda sama dengan
perubahan energi kinetiknya. ( Giancoli, 1998:180)
.
4. Energi Potensial Gravitasi
Energi potensial adalah energi yang berkaitan dengan posisi
suatu benda. Misalnya, sebuah benda dengan massa m diangkat dari
permukaan tanah sampai ketinggian h dari tanah. Apabila percepatan
gravitasi bumi g, maka gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda
adalah F = W = mg. Jadi, usaha yang diperlukan untuk mengangkat
benda setinggi h adalah
W = Fh
W = mgh
Gambar 2 Benda yang diangkat setinggi h dari tanah
Dengan demikian, benda yang berada pada ketinggian h
mempunyai potensi untuk melakukan usaha sebesar W = m.g.h.
Dikatakan benda tersebut mempunyai energi potensial gravitasi, yang
besarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
mgh=Ep
dengan Ep sama dengan energi potensial, m sama dengan massa ,g
sama dengan percepatan gravitasi bumi, h sama dengan ketinggian
dari permukaan tanah.
Apabila benda mula-mula berada pada ketinggian h1, karena
gaya beratnya benda bergerak vertikal ke bawah hingga ketinggian h2
dari bidang acuan
Gambar 3 benda yang bergerak vertikal ke bawah dari keadaan
hingga keadaan
W = mgh1- mgh2
= - mg (h2 - h1)
W = EP
Sehingga kerja yang dilakukan oleh gaya berat merupakan
selisih perubahan energi potensial benda tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
( )
Tanda negatif pada di depan ( ) merupakan hal yang
penting. Ketika benda bergerak naik, h akan semakin besar,kerja yang
dilakukan gaya gravitasi akan negatif, maka energi potensial gravitasi
akan bertambah. Sebaliknya ketika benda bergerak turun, h akan
berkurang gaya gravitasi akan melakukan kerja positif maka energi
potensial gravitasi akan berkurang.
8. Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Ene rgi mekanik merupakan gabungann dari energi potensial
dan energi kinetik.
a. Menurunkan Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Jika tidak ada gaya-gaya nonkonservatif, maka = 0, prinsip
umuum teorema usaha-energi kita peroleh
= ( 1)
Usaha oleh gaya resultan adalah usaha yang dilakukan oleh
gaya-gaya konservatif, , dan gaya-gaya tak konservatif, ,
seingga
= (2)
Jika pada sistem hanya bekerja gaya-gaya konservatif, ,
dan persamaan tersebut menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
=
= (3)
Telah kita ketahui bahwa = , sehingga =
atau . Jumlah , sehingga dapat
kita tulis = 0
Atau (4)
Energi Mekanik EM = EP + EK, sehingga dapt juga kita tulis
= (5)
Persamaaan 4 dan 5 dikenal dengan sebutan hukum kekekalan
energi mekanik. Hukum Ini berbunyi enrgi mekanik sistem pada
posisi akhir sama dengan energi mekanik sistem pada posisi awal.
b. Aplikasi hukum kekekalan energi meknik pada benda jatuh
bebas
Untuk sistem yang bergerak di bawah gaya berat, misalnya pada
kasus gerak jatuh bebas. Energi mekaniknya terdiri dari energi
potensial gravitasi konstan EP = mgh dan energi kinetik EK =
m ,
sehingga hukum kekekalan energi mekanik dapat kita tulis
=
Gerak jatuh bebas dari sebuah benda yang mula-mula berada
pada ketinggian H diatas tanah. Kita tetapkan tanah sebagi bidang
acuan h= 0 ( atau EP= 0). Pada gambar 4, di posisi 1 benda belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
bergerak,sehingga = 0 atau =
= 0. Semua energi
mekanik berbentuk energi potensial: EM= =mgH.
Di posisi 2, energi mekanik sebagian berbentuk energi potensial
dan sebagian lagi energi kinetik, sehingga
=
= mgh +
m
Sesaat sebelum benda menyentuh tanah, h= 0 atau Ep= 0. Semua
energi mekanik berbentuk energi kinetik
= =
m
Dengan mengaplikasikan hukum kekekalan energi mekanik pada
kasus gerak jatuh bebas seperti gambar 4, kita peroleh
EM = = =
= = mgh +
m
= mgH
=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Gambar 4. sebuah benda yang jatuh bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Instrumen Penilaian kognitif
Materi tentang energi potensial dan energi kinetik
No Indikator Soal Kunci Jawaban Skor
1. Menghitung besaran-
besaran yang
berkaitan dengan
konsep usaha dan
energy, energi
kinetik, dan energi
potensial
Teorema usaha-energi
Sebuah benda bermassa 4 kg
mula-mula diam kemudian
bergerak lurus dengan percepatan
3 m/s². Hitunglah usaha yang
diubah menjadi energi kinetik
setelah 3 detik!
Diketahui:
m = 4 kg
a = 3 m/s²
t = 3 detik
Ditanya: Usaha (W)
Hitung terlebih dahulu nilai v1
dan v2.
Pada soal diatas benda mula-
mula diam, sehingga v1 = 0.
Maka v2 dapat dicari dengan
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
menggunakan rumus gerak
lurus berubah beraturan
(GLBB):
v2 = v1 + a.t
v2 = 0 + 3 (3) = 9 m/s
Selanjutnya kita dapat
menghitung usaha (W) dengan
rumus:
2 Sebuah peti bermassa 80 Kg Dik : m = 80 Kg 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
dinaikan dari atas tanah .Jika
tinggi truk 1,5 m dan percepatan
gravitasi 10 m/s2, maka besar
usaha yang harus dilakukan
untuk menaikan peti tersebut
adalah..
h= 1,5 m
g= 10 m/s2
Dit= w=..?
W= F. S
W = F.
W = mg.
W = (80) (10) ( 1,5-0)
W = 1200 J
3 Energi kinetik
Sebuah sepeda yang massanya 40
kg bergerak dengan kecepatan 10
m/s. Tentukan besar energi
Dik= m= 40 Kg
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
kinetik sepeda tersebut!
v= 10 m/s
Dit = ... ?
Energi kinetik suatu benda :
Ek = 1/2 m v
2
Ek = 1/2 x 40 x 10
2
Ek = 2000 joule
4 Perhatikan gambar berikut! a. Energi kinetik dititik A
Pada soal di samping ,
benda mengalami gerak
jatuh bebas sehingga vA =
0. Maka energi kinetik saat
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
Sebuah benda yang massanya 1
kg jatuh bebas dari ketinggian 25
m seperti pada gambar.
Hitunglah:
a. Energi kinetik dititik A
b. Energi kinetik benda saat
berada dititik B (10 m diatas
tanah)
dititik A:
b. Energi kinetik pada saat
dititik B
Dengan hukum kekekalan
energi mekanik:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
Skor Total =
5 Energi Potensial
Sebuah bola besi massanya 0,2
kg dilempar vertikal keatas.
Energi potensial benda pada
ketinggian maksimum adalah 40
J. Bila g = 10 m/s², maka
hitunglah ketinggian maksimum
yang dicapai bola tersebut!
Diketahui: Ep = 40 Joule
m = 0,2 kg
g = 10 m/s²
Ditanya: ketinggian maksimum
(h)
Jawab:
Ep = m.g.h
40 = 0,2 (10). h
h = 40/2
h = 20 meter
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
Latihan soal Hukum Kekekalan Energi
No Indikator Soal Kunci Jawaban Skor
1 Menghitung besar
energi mekanik pada
benda jatuh bebas
Sebuah apel memiliki massa 300
gram jatuh dari pohonnya pada
ketinggian 10 meter. Jika g =10
m/s2, berapakah energi mekanik
pada apel?
Dik m = 300 gram = 0,4 kg
g =10 m/s2
h = 10 m
Dit Em?
Jawab
Em = Ep + Ek
Karena bendanya sudah
jatuh dan tidak
diketahui
kecepatannya, maka Ek
dikatakan nilainya nol.
(Ek = 0)
Em = Ep
`10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
Em = m g h
Em = 0,3 x 10 x 10 =
30 joule
Jadi energi mekanik
pada apel yang jatuh
tersebut adalah 30 J.
2 Menghitung energi
mekanik benda
Sebuah mangga yang massanya
100 gram dilempar secara
vertikal ke atas. Pada waktu
ketinggiannya 10 meter dari
permukaan tanah memiliki
kecepatan 4 m/s. Berapakah
energi mekanik buah mangga
pada saat tersebut? Jika g =10
m/s2
Dik : m = 100 gram = 0,1 kg
h = 10 m ;
v = 4 m/s
g =10 m/s2
Dit Em…?
Jawab
Em = Ep + Ek
Em = m g h + ½ m v2
Em = 0,1 . 10 . 10 + ½ . 0.1. 42
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
Em = 10 + 0,8
Em = 10,8 joule
3 Menjelaskan hukum
kekekalan energi
Apa yang dimaksudakan dengan
hukum kekekalan energi?
Energi itu bersifat kekal yang
artinya energi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan,
energi hanya dapat berubah
bentuk dari suatu bentuk
kebentuk lainnya.
5
Skor Total =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
Lembar penilaian komunikasiasi interpersonal ( Oleh observer siswa)
Lembar Observasi Siswa
Sekolah : SMA N 1 Depok
Kelas : X MIPA 1
Jam Pelajaran :
Berilah tanda centang ( ) pada kolom dibawah ini apabila siswa sudah memenuhi
indikator peningkatan komunikasi interpersonal.
Kelompok :
Indikator komunikasi komunikasi
interpersonal antara siswa
Nomor siswa Komentar
Terbuka untuk menyapa teman lain
Berani mengungkapkan pendapat
saat berdiskusi dalam kelompok
Berani mengungkapkan perasaan
saat dilukai dan kecewa pada teman
serta berani untuk untuk
mengungkapan perasaan saat
melihat teman lain berhasil
Menyambut baik setiap kritikan dari
teman dan bersedia untuk merubah
pendapat yang salah
kemauan siswa untuk
mendengarkan pendapat temannya
kemauan siswa untuk mendukung
pendapat serta berbicara temannya
Spontanitas siswa saat berbicara
dengan temannya
Bersedia mengubah sudut
pandangnya saat salah
Sikap positif berupa rasa percaya
diri menjadi lawan biacara yang
baik bagi temannya
Kemauan siswa untuk menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
atau tidak sikap dari temannya yang
tidak disukainya pada saat
berinteraksi
Kemauan siswa untuk memberikan
pujian kepada lawan biacanya yang
memperoleh prestasi yang baik
Kemauan siswa untuk menghargai
pendapat temannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
Kelas X MIPA 1
Pembuatan Argumen
Mempresentasikan Hasil diskusi
Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
Kelas X MIPA 2
Menjelaskan Teorema usaha dan energi
Berdiskusi dalam kelompok
Mengerjakan latihan soal , setelah itu menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
Jawaban pretest siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
Jawaban angket setelah treaatment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
Jawaban angket sisiwa sebelum treatmet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
Lambar penilaian observer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
Jawaban posttest siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
Lampiran Rekapitulasi Nilai Kelas X MIPA 1
Kode
siswa
Skor soal Pretest
Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7
1 10 0 10 2 2 0 0 24 36,92
2 10 0 10 0 2 0 2 24 36,92
3 10 4 10 2 0 0 3 29 44,62
4 10 4 10 2 2 0 0 28 43,08
5 10 2 10 0 2 0 4 28 43,08
6 10 2 2 0 2 0 0 16 24,62
7 - - - - - - - - --
8 10 2 2 0 0 0 0 14 21,54
9 10 2 10 2 2 0 3 29 44,62
10 10 0 10 2 2 2 2,5 28,5 43,85
11 10 2 10 2 10 0 4 38 58,46
12 10 2 10 0 0 0 0 22 33,85
13 10 0 5 2 10 5 5 37 56,92
14 10 2 10 2 2 0 3 29 44,62
15 10 0 10 0 2 0 2 24 36,92
16 10 3 10 2 2 0 2 29 44,62
17 10 2 10 0 2 2 0 26 40
18 10 2 10 2 2 2 5 33 50,77
19 10 2 10 2 2 0 3 29 44,62
20 10 2 2 0 0 3 2,5 19,5 30
21 10 2 10 2 2 0 5 31 47,69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
Kode
siswa
Skor soal Pretest
Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7
22 10 2 10 2 2 0 3 29 44,62
23 10 2 10 2 2 4 4 34 52,31
24 10 2 10 2 2 3 4 33 50,77
25 10 0 10 2 2 4 5 33 50,77
26 10 2 10 2 10 0 0 34 52,31
27 10 2 2 2 2 0 3 21 32,31
28 10 2 10 0 2 0 4 28 43,08
29 - - - - - - - - -
30 10 2 5 0 2 0 2 21 32,31
31 10 0 10 0 0 0 3 23 35,38
32 10 2 10 2 2 3 4 33 50,77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
Kode
siswa
Skor soal Posttest
Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7
1 4 3 4 15 3 10 0 39 60
2 4 3 10 15 10 10 10 62 95,38
3 5 5 10 3 10 10 10 53 81,54
4 3 2 10 8 10 10 10 53 81,54
5 5 5 10 12 10 4 10 56 86,15
6 3 5 6 0 10 4 10 38 58,46
7 3 4 6 15 10 4 3 45 69,23
8 4 4 6 15 10 10 5 54 83,08
9 4 4 10 15 3 10 10 56 86,15
10 5 5 10 15 10 10 10 65 100
11 5 5 8 3 3 10 4 38 58,46
12 5 3 6 15 4 5 10 48 73,85
13 5 5 6 4 10 10 4 44 67,69
14 3 5 10 15 10 10 10 63 96,92
15 5 5 10 15 4 10 10 59 90,77
16 5 4 10 15 10 10 10 64 98,46
17 5 4 10 3 4 10 10 46 70,77
18 5 5 10 15 4 10 10 59 90,77
19 3 4 10 15 4 10 10 56 86,15
20 5 5 4 15 4 5 4 42 64,62
21 3 5 10 15 10 10 10 63 96,92
22 5 5 10 15 10 4 10 59 90,77
23 5 4 10 15 5 10 10 59 90,77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
24 5 4 10 4 4 10 10 47 72,31
25 5 5 10 15 10 10 10 65 100
26 3 3 4 5 4 10 10 39 60
27 4 4 10 15 10 10 10 63 96,92
28 4 5 4 15 10 10 10 58 89,23
29 4 4 10 15 10 10 10 63 96,92
30 5 4 10 15 10 10 10 64 98,46
31 4 4 10 3 10 10 10 51 78,46
32 5 4 4 15 10 10 10 58 89,23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
No.
Skor jawaban angket antar siswa X MIPA 1 sebelum treatment
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1
4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 63
2
4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 60
3
3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 2 60
4
3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 61
5
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
6
3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 68
7
3 4 3 1 3 4 3 4 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 63
8
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
9
3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 60
10
3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 59
11
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 60
12
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
13
2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 49
14
4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
No.
Skor jawaban angket antar siswa X MIPA 1 sebelum treatment
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
15
3 3 4 2 1 4 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 4 4 4 3 62
16
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
17
4 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 67
18
3 2 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 1 4 2 3 4 4 3 62
19
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 57
20
2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 54
21
4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 63
22
2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 56
23
2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 2 58
24
2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 57
25
2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 61
26
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 61
27
3 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 60
28
3 2 4 1 2 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 4 4 4 4 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
No.
Skor jawaban angket antar siswa X MIPA 1 sebelum treatment
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
29
4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 69
30
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61
31
3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 60
32
4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
No.
Skor jawaban angket antar siswa X MIPA 1 setelah treatment
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 57
2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 60
3 2 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 61
4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 60
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
6 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 57
7 3 4 3 2 3 4 3 4 4 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 65
8 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 57
9 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 58
10 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 58
11 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 61
12 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 63
13 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 49
14 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 60
15 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 62
16 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 2 3 4 4 3 66
17 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 70
18 4 2 3 2 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 4 2 3 3 4 2 59
19 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 58
20 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
NO
Skor jawaban angket antar siswa X MIPA 1 setelah treatment
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 63
22 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 57
23 3 2 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 4 4 3 62
24 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 60
25 3 3 3 2 2 4 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 61
26 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 65
27 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 63
28 2 2 4 2 2 4 3 4 4 3 3 4 2 2 3 4 4 4 4 3 63
29 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 67
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
31 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 58
32 4 2 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
Kode
siswaa
Skor jawaban angket komunikasi interpersonal siswa dan guru sebelum Treatment
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 2 2 4 3 2 3 3 3 2 2 4 3 4 4 44
2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 41
3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 41
4 3 3 3 4 2 4 3 2 3 4 2 3 3 4 3 46
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
6 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 41
7 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 49
8 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 41
9 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
10 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
11 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 43
12
0
13 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 36
14 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
15 3 2 4 3 4 2 1 3 4 3 2 4 3 4 3 45
16
0
17 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 45
18 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 4 3 42
19 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 42
20 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 36
21 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
Kode
siswaa
Skor jawaban angket komunikasi interpersonal siswa dan guru sebelum Treatment
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
22 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 44
23 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 47
24 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 41
25 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 44
26 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 42
27 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 42
28 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 4 3 4 4 43
29 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 48
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
31 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 43
32 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
Kode
siswa
Total jawaban angket komunikasi interpersonal siswa dan guru setelah treatment
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 41
3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 48
4 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 42
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
6 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 40
7 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 54
8 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 43
9 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
10 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47
11 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
12 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 46
13 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 36
14 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47
15 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 1 3 3 3 4 45
16 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 38
17 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 52
18 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 4 3 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
Kode
siswa
Total jawaban angket komunikasi interpersonal siswa dan guru setelah treatment
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
19 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46
20 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 39
21 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 50
22 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 43
23 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 2 4 3 4 3 44
24 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 4 3 40
25 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 46
26 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 49
27 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 46
28 3 2 2 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 4 3 44
29 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 50
30 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 42
31 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43
32 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
Kode
siswa
Penilai Observer untuk komunikasi interpersonal antar siswa
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1 1
1 1 1
1
1 1 9
2 1 1
1 1
1 5
3
1
1 1 3
4 1 1
1 1
1
1 6
5 1
1 1
1
1 5
6 1
1 1
1
1 5
7 1 1
1
1 1 1
1 7
8 1 1
1 1 1 1
1 7
9 1 1
1 1
1
1 6
10 1 1
1
1 1
1 1 7
11 1 1
1 1 1 1 1
1 8
12
1
1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
Kode
siswa
Penilai Observer untuk komunikasi interpersonal antar siswa
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 1 1
1 1 1
1 1 7
14 1 1
1 1 1 1
1
1 8
15 1 1 1
1 1 1
1 7
16 1 1
1 1 1
1
1 7
17 1 1 1 1 1
1 1
1
1 9
18 1 1 1
1 1 1 1
1 8
19 1 1
1 1
1
1 1 7
20 1 1
1 1 1
1 1
1 8
21 1 1
1
1 1 5
22 1 1
1 1 1
1 1 7
23 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 10
24 1 1
1 1 1
1
1 7
25 1 1
1
1 1
1 1 1 1 9
26 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 10
27 1 1
1
1
1 1 1
1 8
28 1 1
1 1 1
1
1 1 8
29 1 1
1 1 1
1
1 1 8
30 1 1
1 1 1
1
1 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
Kode
siswa
Penilai Observer untuk komunikasi interpersonal antar siswa
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
31 1 1 1
1
1 5
32 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 10
Lampiran Rekapitulasi Nilai Kelas X MIPA 2
.Kode
siswa
Skor nilai pre-test X MIPA 2
Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7
1 8 2 10 0 2 0 4 26 40
2 10 0 7 2 2 3 4 28 43,08
3 10 2 5 2 2 2 4 27 41,54
4 10 3 10 2 2 5 4 36 55,38
5 10 0 10 0 0 2 4 26 40
6 10 0 10 0 3 2 4 29 44,62
7 10 3 0 2 0 5 2 22 33,85
8 10 3 5 0 2 1 4 25 38,46
9 10 2 10 2 2 3 4 33 50,77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
.Kode
siswa
Skor nilai pre-test X MIPA 2
Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7
10 10 0 7 5 0 0 4 26 40
11 10 2 10 0 2 3 4 31 47,69
12 10 0 10 3 2 5 5 35 53,85
13 10 2 10 0 0 5 4 31 47,69
14 10 2 10 0 2 0 5 29 44,62
15 10 2 10 2 2 2 3 31 47,69
16 10 2 5 0 5 0 3 25 38,46
17 10 0 10 2 0 0 3 25 38,46
18 10 2 10 2 2 0 4 30 46,15
19 10 2 10 2 2 2 4 32 49,23
20 10 2 10 2 0 3 4 31 47,69
21 10 0 10 4 3 2 5 34 52,31
22 10 2 0 2 2 0 0 16 24,62
23 10 2 10 0 2 0 5 29 44,62
24 10 0 10 4 0 0 0 24 36,92
25 10 2 7 2 4 3 1 29 44,62
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 10 3 5 3 2 3 3 29 44,62
28 10 0 2 0 0 2 0 14 21,54
29 10 2 10 0 2 0 4 28 43,08
30 10 2 10 2 2 0 0 26 40
31 10 2 10 2 2 0 0 26 40
32 10 3 10 2 2 0 4 31 47,69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
Kode
siswa
Skor nilai post-test X MIPA 2
Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7
1 5 5 10 15 0 10 10 55 84,61538
2 5 3 4 15 10 10 10 57 87,69231
3 2 5 4 15 10 10 10 56 86,15385
4 5 5 4 15 10 4 10 53 81,53846
5 5 5 10 15 10 10 10 65 100
6 5 3 10 7 10 10 10 55 84,61538
7 3 5 10 10 10 10 4 52 80
8 4 4 5 4 2 10 7 36 55,38462
9 3 3 10 15 2 10 10 53 81,53846
10 5 5 3 15 10 4 10 52 80
11 5 4 4 10 3 10 10 46 70,76923
12 5 4 10 15 10 10 10 64 98,46154
13 5 5 10 15 2 10 10 57 87,69231
14 3 5 4 0 2 10 2 26 40
15 5 5 7 4 10 10 3 44 67,69231
16 4 4 4 4 10 10 10 46 70,76923
17 5 4 4 4 10 10 10 47 72,30769
18 - - - - - - - - -
19 5 5 10 15 10 10 10 65 100
20 5 3 8 15 10 10 10 61 93,84615
21 3 5 6 15 10 10 3 52 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
Kode
siswa
Skor nilai post-test X MIPA 2
Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7
22 5 5 4 10 2 10 6 42 64,61538
23 5 5 10 10 10 10 10 60 92,30769
24 5 3 10 0 0 10 10 38 58,46154
25 5 5 10 2 4 10 4 40 61,53846
26 3 5 2 15 4 10 10 49 75,38462
27 5 5 10 15 5 10 10 60 92,30769
28 5 4 4 15 10 10 4 52 80
29 5 5 10 15 8 5 10 58 89,23077
30 5 5 10 10 4 10 4 48 73,84615
31 5 5 2 4 10 10 4 40 61,53846
32 5 5 4 7 7 10 10 48 73,84615
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
Kode
siswa
pre Jawaban siswa kuisioner kominkasi interpersonal antara siswa X MIPA 2 ( Sebelum
treatment)
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 58
2 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 64
3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 3 2 3 3 2 3 4 4 3 61
4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 1 3 3 2 3 3 3 4 4 3 62
5 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 63
6 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 57
7 3 3 3 3 1 2 1 2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 4 4 4 55
8 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 2 4 4 4 3 62
9 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 59
10 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 2 3 2 4 3 4 4 65
11 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 69
12 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 1 3 3 4 3 61
13 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 60
14 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 69
15 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 53
16 3 2 3 2 3 4 4 4 4 3 2 4 2 3 4 2 4 4 4 4 65
17 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 65
18 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58
19 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 62
20 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
Kode
siswa
pre Jawaban siswa kuisioner kominkasi interpersonal antara siswa X MIPA 2 ( Sebelum
treatment)
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 56
22 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 59
23 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3 59
24 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 61
25 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 58
26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 58
27 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 4 4 3 61
28 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 56
29 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 62
30 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 56
31 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 61
32 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
Kode
siswa
Jawaban siswa kuisioner kominkasi interpersonal antara siswa X MIPA 2 ( Sebelum treatment)
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 58
2 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 64
3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 3 2 3 3 2 3 4 4 3 61
4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 1 3 3 2 3 3 3 4 4 3 62
5 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 63
6 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 57
7 3 3 3 3 1 2 1 2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 4 4 4 55
8 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 2 4 4 4 3 62
9 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 59
10 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 2 3 2 4 3 4 4 65
11 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 69
12 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 1 3 3 4 3 61
13 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 60
14 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 69
15 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 53
16 3 2 3 2 3 4 4 4 4 3 2 4 2 3 4 2 4 4 4 4 65
17 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 65
18 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58
19 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 62
20 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59
21 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
Kode
siswa
Jawaban siswa kuisioner kominkasi interpersonal antara siswa X MIPA 2 ( Sebelum treatment)
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
22 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 59
23 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3 59
24 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 2 61
25 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 58
26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 58
27 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 4 4 3 61
28 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 56
29 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 62
30 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 56
31 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 61
32 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
Kode
siswa
Pretest kuisioner komunikasi interpersonal antara guru dengan siswa X MIPA 2 ( sebelum Treatment)
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 40
2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 37
3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 4 3 42
4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 49
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 44
6 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 39
7 2 2 3 2 3 2 1 2 2 4 3 3 3 3 3 38
8 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 3 41
9 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 42
10 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 43
11 4 3 3 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 46
12 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47
13 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 43
14 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 50
15 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 40
16 4 2 4 4 3 2 4 4 4 2 3 4 3 4 3 50
17 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 45
18 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 42
19 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 44
20 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
21 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42
22 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 43
23 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
Kode
siswa
Pretest kuisioner komunikasi interpersonal antara guru dengan siswa X MIPA 2 ( sebelum Treatment)
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
24 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 41
25 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44
26 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44
27 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 45
28 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 40
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 45
30 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 43
31 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 38
32 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
Kode
siswa. Komunikasi interpersonal post guru siswa setelah treatment Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 40
2 3 2 4 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 4 3 44
3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 41
4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 42
5 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 40
6 - - - - - - - - - - - - - - - -
7 3 2 4 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 43
8 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 2 43
9 3 2 4 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 4 3 44
10 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 2 4 4 4 3 51
11 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44
12 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 47
13 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 2 41
14 2 3 3 2 2 2 4 4 3 2 2 3 2 3 3 40
15 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 42
16 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 2 4 4 4 3 50
17 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 41
18 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 40
19 2 2 3 2 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 44
20 - - - - - - - - - - - - - -
-
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
Kode
siswa. Komunikasi interpersonal post guru siswa setelah treatment Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
22 3 2 4 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 4 3 44
23 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 47
24 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 40
25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
26 - - - - - - - - - - - - - - - -
27 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 43
28 3 2 4 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 43
29 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 43
31 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 44
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
Kode
siswa
Skor Penilaian komunikasi interpersonal antar siswa ( Observer) Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1
1 1 1
5
2 1
1
2
3 1 1 1
1
1 1 6
4 1 1
1 1 1 1
1
7
5 1
1 1
1
1 5
6 1 1
1
1
1
5
7 1 1
1 1 1 1
1 7
8 1
1 1
1
1 5
9
1
1
1
3
10
1 1 1 1
1
1 6
11 1 1
1 1 1
1
1 7
12 1 1
1 1 1
1
1 7
13 1 1
1 1 1
1 6
14 1
1
1 3
15 1
1
1
1 4
16 1
1
1 1 4
17
1
1 1
1 4
18 1 1
1 1
1 5
19 1
1 1 1
1
1 6
20 1 1 1 1 1
1
1
1
8
21
1
1
1 3
22 1 1
1 1 1
1 6
23
1
1
1
1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
Kode
siswa
Skor Penilaian komunikasi interpersonal antar siswa ( Observer) Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
24 1 1
1 1
1 5
25 1 1
1 1
1 5
26 1 1
1 1 1
1
1 7
27
1
1
1
1 4
28
1
1 2
29 1 1
1 1 1
1
1 7
30 1 1
1 1 1
1 6
31 1 1 1 1 1 1 1
1
1 9
32 1 1 1
1
1 1
1 1 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI