Upload
others
View
17
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN MASYARAKAT
TERHADAP INVESTASI ILEGAL MENURUT PERSPEKTIF
EKONOMI ISLAM (STUDI PADA OJK PROVINSI JAMBI)
SKRIPSI
SITI KHADIJAH
NIM: EES 160619
PEMBIMBING
Drs. H. FATHUDDIN ABDI, SM.Hk., M.M
Drs. MUHSIN RUSLAN, M.A
PROGRAMSTUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
J A M B I
2020 M/1441 H
ii
iii
Jambi, 27 Oktober 2020
Pembimbing I : Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk., M.M
Pembimbing II :Drs. Muhsin Ruslan,M.A
Alamat : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Jalan Arif Rahman Hakim Nomor 1 Telanaipura, 39122.
Telp./Fax: (0741) 583183-584118.
Website: febi-iainjambi.ac.id
Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
di-
Jambi
NOTA DINAS
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan
yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi, maka skripsi
mahasiswi SITI KHADIJAH, NIM: EES160619 dengan berjudul: ANALISIS
PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN MASYRAKAT
TERHADAP INVESTASI ILEGAL MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI
ISLAM (STUDI PADA OJK PROVINSI JAMBI). Telah disetujui dan dapat
diajukan untuk dimunaqasyahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Strata Satu (S.1) Program Studi Ekonomi Syariah pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak, semoga
bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb
Yang menyatakan,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk., M.M Drs. Muhsin Ruslan, M.Ag NIP. 19570415 198510 1 001 NIP. 196105121990011001
iv
v
MOTTO
يتاء ذي إلقرب وينى عن إلفحشاء وإلمنكر وإل حسان وإ
يأمر بلعدل وإل ن إلل
ك تذكرونإ .بغي يعظك لعل
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.1
1 Q.S An-Nahl (16): 90.
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
الر حمن الر حيم بسم الله
Alhamdulillahirabbil „alamin
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas karunia serta kemudahan yang
diberikan akhirnya karya yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat dan
salam selalu terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat.
Kupersempahkan karya yang sederhana ini kepada orang yang kukasihi dan
kusayangi
Kedua orang tuaku tercinta, Abbah dan emak, bapak H. Ghazali,HN dan ibu HJ.
Nurtang yang selalu berjuang, memberikan cinta dan kasih sayang kepadaku
berkat doa, usaha dan bimbingan abah dan emak yang tiada henti mengiringi
langkahku hingga dapat kuraih masa depan yang lebih indah. Terimaksih abah,
terimakasih emak.
Abang dan daeng tersayang, daeng Ita, daeng Ina, kak fiqhi, abang Aco’ serta
kakak ipar ku, kak Romlan yang selalu memberikan nasehat dan dukungan baik
berupa materi dan doa yang tiada henti.
Keluarga besar paman dan tanteku, Bapak Thomson Al-ghazali dan ibu Tasse
yang telah ikhlas menyayangi penulis selama penulis berada di tanah rantau.
Sahabat perjuangan kawan Ma’had Al-Jami’ah, Inok, Aidah, Nansiana, terkhusus
sahabat seperjuangan Ahmad Zidan, terimakasih sudah melengkapi keseharian
penulis, mensuport penulis, serta kedua sepupuku yang selalu menemani, Kiky
dan Icha. penulis ucapkan terimakasih karena telah memberikan semangat dan
motivasi selama masa pekuliahan ini.
`
Bapak Dosen Pembimbing (1) Bapak Fathuddin Abdi dan Bapak Dosen
Pembimbing (2) Bapak Muhsin Ruslan, yang telah berjasa membimbing dari awal
hingga terselesaikan karya sederhana ini.
Hidup terlalu berat untuk mengendalikan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan
Allah SWT dan orang lain semoga kita tetap berada di dalam RidhoNya.
vii
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang analisis pengawasan OJK dalam memberikan
perlindungan konsumen dan masyarakat terhadap investasi ilegal menurut
perspektif ekonomi Islam. Maraknya penawaran investasi ilegal yang dilakukan
oleh beberapa instansi mengakibatkan korban dan jumlah kerugian yang tidak
sedikit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengawasan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) bagaimana pengawasan OJK terhadap investasi ilegal di
Provinsi Jambi, kemudian bagaimana pandangan ekonomi Islam mengenai
pengawasan OJK terhadap investasi ilegal.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif,
menggunakan data primer, Kemudian data sekunder dalam penelitian ini
.diperoleh dari buku dan website. Subjek penelian ini adalah bagian Pengawasan,
Edukasi Perlindungan Konsumen, serta salah satu konsumen investasi ilegal.
Adapun teknik pengumpulan datanya adalah dengan wawancara langsung dengan
nara sumber, kemudian hasilnya diolah secara kualitatif.
Hasil dari penelitian ini yaitu: Otoritas Jasa Keuangan merupakan lembaga
pengawas sektor jasa keuangan yang memiliki peran penting bagi masyarakat
maupun konsumen, tugas OJK adalah mengawasi, memeriksa, dan menyidik
dengan tujuan mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Dalam
peran pengawasannya, OJK melakukan peran pencegahan preventif dan represif,
dibalik kedua peran tersebut OJK memiliki kendala tidak bisa menjanjikan
kembalinya uang konsumen yang telah dibawa entitas investasi bodong dan tidak
seimbangnya literasi keuangan yang terjadi dimasyarakat sehingga menyebabkan
banyaknya konsumen yang menjadi korban investasi bodong. Peran pengawasan
yang dilakukan OJK sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw yaitu dilakukan oleh
lembaga Hisbah, dalam melakukan perannya sebagai pengawas lembaga
keuangan seharus nya dilakukan atas dasar takut kepada Allah Swt.
Kata Kunci: Pengawasan, Otoritas Jasa Keuangan, Perlindungan, Investasi
Ilegal, dan Perspektif Ekonomi Islam
viii
ABSTARCT
This thesis discusses the analysis of OJK supervision in providing
consumer and public protection against illegal investment from an Islamic
economic perspective. The rise of illegal investment offers made by several
agencies has resulted in significant casualties and losses. The purpose of this
study is to determine the supervision of the Financial Services Authority (OJK) on
how OJK supervises illegal investment in Jambi Province, then what is the
Islamic economic view of OJK's supervision of illegal investment.
This type of research is descriptive qualitative research, using primary
data, then secondary data in this study were obtained from books and websites.
The subjects of this research are the part of Consumer Protection Supervision,
Education, and one of the consumers of illegal investment. The data collection
technique is through direct interviews with resource persons, then the results are
processed qualitatively.
The results of this research are: the Financial Services Authority is a
supervisory agency for the financial services sector that has an important role for
the public and consumers, OJK's job is to supervise, examine and investigate with
the aim of being able to protect the interests of consumers and society. In its
supervisory role, OJK plays a preventive and repressive role, behind these two
roles OJK has the obstacle of not being able to promise the return of consumer
money that has been brought by fraudulent investment entities and imbalance in
financial literacy that occurs in the community, which causes many consumers to
fall victim to fraudulent investments. The supervisory role carried out by the OJK
has existed since the time of the Prophet Muhammad, namely carried out by the
Hisbah institution, in carrying out its role as supervisor of financial institutions it
should be done on the basis of fear of Allah SWT.
Keywords: Supervision, Financial Services Authority, Protection, Illegal
Investment, and Islamic Economic Perspective
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Waroh Matullahi Wabarokatuh
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti sehingga peneliti diberikan
kekuatan dan ketegaran dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis
Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dalam Memberikan Perlindungan
Konsumen dan Masyarakat terhadap Investasi Ilegal Menurut Perspektif
Ekonomi Islam (Studi pada OJK Provinsi Jambi)”. Shalawat teriring salam
semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para
sahabat, keluarga dan umatnya sepanjang zaman. Aamiin ya rabbal „alamin.
Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan studi
pada Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Selama dalam proses penyusunan skripsi
ini, peneliti menghadapi berbagai kendala. Akan tetapi peneliti mencoba berusaha
semaksimal mungkin, dengan memohon kepada Allah SWT, serta bantuan dari
semua pihak yang tidak dapat terlupakan sehingga berbagai kendala tersebut dapat
teratasi dengan baik.
Selama penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan,
dukungan dan masukan, baik berupa ide ataupun saran dari berbagai pihak. Untuk
itu, dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya terutama kepada Bapak Drs. H.
Fathuddin Abdi, SM.Hk., M.M dan Bapak Drs. H. Muhsin, M.A, yang selalu
memberikan koreksi dan masukan demi kesempurnaannya skripsi ini. Selanjutnya
tak lupa pula peneliti sampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su'adi Asy'ari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi.
x
3. Ibu Dr. Rafidah, SE.,M.EI selaku Wakil Dekan bidang Akademik Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
4. Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE.,ME selaku Wakil Dekan bidang Administrasi
Umum dan Perencanaan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
STS Jambi.
5. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag.,MA selaku Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan
dan Kerja Sama Luar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
6. Bapak Ambok Pangiuk, S.Ag., M.SI dan Bapak M. Yunus M.SI selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS Jambi.
7. Pembimbing I (Bapak Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk., M.M) dan
pembimbing II (Bpk Drs. H. Muhsin Ruslan, M.A), yang telah membimbing
penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
8. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Karyawan/Karyawati Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
9. Keluarga tercinta Bapak H. Ghazali dan Ibu Hj. Nurtang serta Abang, Kakak
dan Keponakan Ku tersayang.
10. Rekan-rekan seperjuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS
Jambi.
11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Akhir kata, peneliti mohon maaf bila terdapat kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini.Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
untuk hasil yang lebih baik dikemudian hari.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
kita semua.Aamiin ya rabbal „alamin.
Jambi, 27 Oktober 2020
Peneliti
Siti Khadijah
EES 160619
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINIL................................................................ii
NOTA DINAS.......................................................................................................iii
MOTTO.................................................................................................................iv
PERSEMBAHAN...................................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN…......................................................................................x
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………...........................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................10
C. Batasan Masalah...................................................................................10
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................11
E. Kerangka Teori.....................................................................................12
F. Tinjauan Pustaka..................................................................................43
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian..........................................................................48
B. Jenis dan Sumber Data.........................................................................49
C. Teknik Pengumpulan Data...................................................................50
D. Teknik Analisis Data............................................................................52
E. Triangulasi Data...................................................................................54
F. Sistematika Penulisan...........................................................................54
xii
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum OJK.........................................................................56
B. Tinjauan Umum Investasi Ilegal..........................................................66
C. Investasi Ilegal di Provinsi Jambi........................................................67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap Investasi Ilegal di
Provinsi Jambi.................………….……………………....................70
B. Tinjauan Ekonomi Islam mengenai Peran Pengawasan OJK terhadap
Investasi Ilegal................................................................................….80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................83
B. Saran................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Pemeriksaan Umum Bank.…………………………………..............5
Tabel 1.2 Daftar Investasi Ilegal Provinsi Jambi....…………………………….....7
Tabel 1.3 Tinjauan Pustaka....................................................................................43
Tabel 2.1 Daftar Informan………………………………………………………..52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Kantor OJK Provinsi
Jambi....................................................................................................…………..65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan dunia globalisasi di zaman modern ini sudah menjadi suatu
hal yang tidak asing lagi bagi semua negara dan setiap penjuru dunia. Akibatnya
memberikan suatu dampak yang bernilai positif dan negatif, termasuk dalam hal
perekonomian, baik berupa penanaman modal maupun investasi yang memiliki
sisi positif dan negatif. Banyaknya keuntungan yang didapat dalam berinvestasi
membuat banyak orang tergiur untuk melakukan investasi, baik dalam bentuk
tabungan, saham, forex trading, dan lain-lain.2
Secara garis besar, investasi adalah suatu komitmen atas sejumlah dana
atau sumber daya lainnya seperti peralatan (Equipment), Asset tak bergerak, hak
atas kekayaan intelektual, maupun keahlian.3 Investasi dilakukan secara pribadi
maupun badan hukum.4 Investasi secara umum, memiliki beberapa tujuan yang
pertama, untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan
datang, yang kedua untuk mengurangi tekanan inflasi, yang ketiga untuk
menghemat pajak.5
Sedangkan menurut perspektif Islam, investasi merupakan suatu usaha
penanaman modal yang dilakukan masyarakat dengan berdasarkan prinsip
2 Camelia Ria Vurista, Peran Satuan Tugas (SATGAS) Waspada Investasi Otoritas Jasa
Keuangan dalam Melindungi dan Mengawasi Investasi dari Investasi Ilegal. Skripsi Fakultas
Syariah dan Hukum, Tahun 2019, hlm.01. 3 Agus Anita Sari, Analisis Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Mengawasi Investasi di
Provinsi Lampung. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Tahun 2018, hlm.5. 4Kamaruddin Ahmad, Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio, (Jakarta: Rineka
Cipta,2004) hlm.3. 5Ibid., hlm.4.
2
syariah, baik dalam sektor keuangan maupun sektor riil, yaitu dengan asas saling
setuju atau tidak mendzalimi dan tidak ada yang merasa terdzalimi, ridha sama
ridha, tidak ada unsur riba, tidak ada unsur Maysir (perjudian/spekulasi), dan tidak
terkandung ke ketidak jelasan (gharar-an).6
Allah menyeru kepada Hamba-Nya agar tidak melakukan kegiatan
Ekonomi yang tidak pasti / tidak jelas landasan hukumnya, sebagaimana Firman
Allah dalam Q.S Al- Baqarah : 283, yang berbunyi :
فاى أه قبىضت ي ه سفز ولن تجذوا كبتبب فزه ي بعضكن بعضب فليإد ٱلذ ۞وئى كتن عل
وهي يكتوهب فاهۥ ءاثن ق ذة ربهۥ ول تكتوىا ٱلشه ق ٱلل تهۥ وليت بوب تعولىى علين ٱؤتوي أه لبهۥ وٱلل
٣٨٢
Artinya :
“Dan jika kamu dalam perjalanan, dan kamu tidak mendapati seorang penulis, maka
hendaklah ada suatu tanggungan yang di pegang. Tetapi jika kamu saling mempercayai
satu sama lain, hendaklah orang yang di percayai itu menunaikan amanatnya, dan
hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Rabbnya. Dan jangan lah menyembunyikan
kesaksian, dan barang siapa menyembunyikannya maka hanya berdosa; dan Allah
mengetahui apa yang kamu perbuat”. (QS. Al-Baqarah : 283).7
Tujuan investasi menurut ekonomi Islam yaitu menimbulkan Multiplayer
effect, di antaranya tercipta lapangan usaha/lapangan kerja, menghindari dana
mengendap dan agar dana tersebut tidak berputar di antara orang kaya saja.8 Oleh
karena itu, Islam menganjurkan kepada manusia untuk memproduktifkan atau
tidak menumpuk hartanya tetapi untuk di kembangkan lewat investasi.
6Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008) hlm. 83.
7Q.S Al-Baqarah : 283.
8Elif Pardiansyah, Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi Islam, Vol.8
No.2 (2017) hlm.337.
Sebagaimana Allah Swt berfirman pada Qur’an Surah Al-Hasyr:18
خبير بما تعملون لل ن ٱ
إ لل
قوإ ٱ ت
وٱ مت لغد ا قد ولتنظر هفس م لل
قوإ ٱ ت
ين ءإمنو ٱ ل
ٱ ا إ أيه ي
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah di perbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-
Hasyr:18). 9
Ayat tersebut menjelaskan sekaligus mengisyaratkan kepada manusia agar
selalu siap siaga dalam segala hal yang mungkin terjadi di masa depan. Terkait
dengan masalah ekonomi yang dicontohkan oleh Nabi Yusuf a.s, beliau
mempersiapkan cadangan pangan yang cukup untuk menghadapi musim paceklik
yang akan datang. Dengan perencanaan yang baik, cadangan pangan tersebut
mampu memenuhi kebutuhan penduduk Mesir selama tujuh tahun. Bahkan
penduduk negeri tetangga berdatangan meminta bantuan ke negeri Mesir.10
Dalam melakukan kegiatan investasi, masyarakat harus memperhatikan
dua hal yang wajib di pahami yaitu tingkat imbal hasil yang di tawarkan (Return)
dan tingkat risiko (Risk). Namun kenyataan yang sering terjadi di lapangan yaitu
masyarakat lebih mementingkan tingkat imbal hasil yang tinggi (High Return)
saja di bandingkan risiko tinggi yang akan terjadi (High Risk). Hal tersebut
menyebabkan banyaknya perusahaan investasi yang tidak memiliki izin atas
penghimpunan dana atau sering disebut investasi ilegal/bodong.
9 Q.S Al-Hasyr : 18
10 Muhammad, Manajemen Keuangan Syariah, (Yogyakarta: UPP STM YKPN, 2014),
hlm. 435.
Meningkatnya kelas menengah di Indonesia menjadi salah satu pemicu
maraknya produk investasi yang beredar.11
Kelas menengah inilah yang menjadi
salah satu incaran para pemasar produk investasi, baik dari industri keuangan
maupun non keuangan yang beroperasi belakangan ini. Investasi ilegal biasanya
memberikan beberapa tawaran yang sangat menarik agar masyarakat tergiur untuk
menanamkan modal dengan berbagai macam modus agar masyarakat mau
menginvestasikan dananya tanpa harus memikirkan risiko selanjutnya, serta tidak
memiliki izin dari otoritas manapun termasuk pada Otoritas Jasa Keuangan.12
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa penyebab adanya investasi
ilegal yaitu kurangnya pengetahuan/literasi serta inklusi keuangan dari
masyarakat, berdasarkan hasil Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan
(SNLIK) OJK di Provinsi Jambi yang dilakukan tiga tahun sekali menunjukkan
bahwa tahun 2016 sebesar 32, 1% tingkat literasi keuangan dan 70% tingkat
inklusi keuangan dari pemudia usia 18-35 tahun. Kemudian 33,5% tingkat literasi
keuangan dan 68,4% tingkat inklusi keuangan dari usia 26-35 tahun.13
Berdasarkan Undang - Undang OJK Nomor 21 Tahun 2011, Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) merupakan suatu lembaga independen, bebas dari campur
tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, pengawasan, pemeriksaan, dan
11
Fitria Rahmadani , Perlindungan Hukum terhadap Investor oleh Otoritas Jasa Keuangan
dalam Hal Terjadi Investasi Ilegal(Studi Kasus PT Golden Traders Indonesia Syariah), Jurnal
Hukum, Vol. 5 No.2, Tahun 2016, hlm. 2. 12
Ciri-ciri Investasi Bodong, https://koinworks.co/blog/ciri-ciri-investasi-bodong/, akses
17 Desember 2019. 13
Fokus Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Pemuda https://www.ojk.go.id/berita-
dan-kegiatan/siaran-pers/Papers/OJK-Fokus-Tingkatkan-literasi-dan-Inklusi-Keuangan-
Pemuda.aspx 14 Oktober 2020.
penyidikan.14
Kegiatan – kegiatan yang dimaksud berupa sektor perbankan, sektor
jasa keuangan non bank seperti asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan,
pasar modal, investasi, dan lembaga jasa keuangan lainnya.15
OJK dibentuk
dengan tujuan agar seluruh kegiatan dalam sistem jasa keuangan dapat
terselenggara secara teratur, adil, transparan, akuntabel, mampu mewujudkan
sistem keuangan yang tumbuh secara stabil dan berkelanjutan, serta mampu
melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.16
Dalam pengawasannya pada bank, OJK melakukan pengawasan secara
On-site (turun langsung ke bank) dan Off-site (pengawasan berupa aanalisis
laporan bank). Serta melakukan pemeriksaan umum dan khusus. 17
Berikut data
pemeriksaan umum yang dilakukan OJK Provinsi Jambi pada Triwulan I hingga
III di tahun 2017:
Tabel 1.1
Data Pemeriksaan Umum Bank:
Sumber: Laporan Keuangan OJK (Otoritas Jasa Keuangan, 2017)
14
Veithzal Rivai, dkk, Financial Intitutional Management: Manajemen Kelembagaan
Keuangan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2013), hlm. 590. 15
Ummi Kalsum, Otoritas Pengawasan Perbankan Syariah di Indonesia, Jurnal Li Falah,
Vol. 3 No.2, Tahun 2018, hlm.59. 16
Buku saku OJK, https://www.ojk.go.id/id/Pages/FAQ-Otoritas-Jasa-Keuangan.aspx,
akses 16 Juli2019. 17
Andrian Sutedi, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, (Jakarta: Raih Asa Sukses,
2014) hlm. 237.
Jenis
Bank
Realisasi TW I-III 2017
KP KC Jumlah
Kantor
BUK 116 372 488
BUS 11 20 31
UUS 36 14 50
BPR 1.331 72 1.403
BPRS 124 5 129
Total 1.618 483 2.101
Dari data yang penulis dapatkan pada informasi website Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), tabel di atas menerangkan bahwa telah direalisasikan
pemeriksaan terhadap 2.101 kantor bank yang terdiri dari 1.618 Kantor Pusat
(KP), dan 483 Kantor Cabang (KC). Dari 2.101 kantor bank tersebut, 569
merupakan kantor Bank Umum dan 1.532 kantor BPR dan BPRS. Dibandingkan
rencana, realisasi pemeriksaan umum sudah mencapai 95,33%.
Perlindungan konsumen dan masyarakat termaktub dalam Pasal 28
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, dalam
tugas pengawasannya, OJK melakukan dua tindakan pengawasan yaitu tindakan
awal atau disebut tindakan preventif (dalam upaya pencegahan). Kemudian
tindakan represif (dalam upaya menindak lanjuti pidana).18
Mengingat pentingnya perlindungan bagi masyarakat maupun konsumen,
diperlukan perangkat hukum yang tegas dan jelas untuk mengaturnya, OJK
bersama dengan Kementrian Perdagangan, Kementrian Komunikasi dan
Informatika, Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kejaksaan,
Kepolisian RI, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sepakat
memperkuat kerjasama dalam Satuan Tugas Waspada Investasi untuk mencegah
dan menangani maraknya tawaran investasi ilegal. Satgas Waspada Investasi
(SWI) merupakan wadah antar regulator, instansi pengawas, instansi penegak
hukum dan pihak lain yang terkait dalam hal penanganan dugaan tindakan
18
Ibid ., hlm.91.
melawan hukum dibidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan
investasi.19
Otoritas Jasa Keuangan dalam publikasi/halaman website Investor Alert
Portal (IAP) tahun 2016 hingga 2020, dalam tugasnya melindungi konsumen dan
masyarakat, OJK telah menghentikan kegiatan investasi bodong pada 235 entitas
yang tidak terdaftar dan tidak dibawah pengawasan OJK. Akibat maraknya
investasi ilegal tersebut, data kerugian yang dialami oleh masyarakat Indonesia
mencapai Rp.250 Triliun.20
Dari 235 entitas bodong tersebut, tiga diantaranya terdapat di Provinsi
Jambi dan telah diberhentikan oleh pihak OJK serta Satgas Waspada Investasi
karena memiliki potensi merugikan masyarakat dan diduga melanggar ketentuan
yang berlaku.21
Data investasi ilegal di Provinsi Jambi dari tahun 2016-2020 antara lain
yaitu:22
Tabel 1.2
Daftar Investasi Ilegal Provinsi Jambi
No
Nama
Perusahaan
Alamat Jenis Kegiatan
Investasi
Tanggal
pemberhentian
1 Koperasi
Harus Sukses
Jl. K.H Ismail
Malik Blok A
Simpan Pinjam
dan Sembako.23
11 Juli 2017
19
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Siaran Pers OJK Perkuat Satgas Waspada Investasi,
Jakarta, 21 Juni 2020. 20
Kerugian Akibat Investasi Bodong Capai Rp.250 Triliun,
https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20191115/9/1170992/kerugian-akibat-
investasi-bodong-capai-rp250-triliun, akses 15 Desember 2019. 21
Daftar Lengkap Investasi yang Tidak Terdaftar dan Tidak di bawah Pengawasan OJK,
Sikapi Uangmu, https://bolasalju.com/artikel/daftar-investasi-bodong-ilegal-ojk/, akses 12
Desember 2019. 22
Wawancara dengan Agus Setiawan, Staff EPK Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi
Jambi, pada tanggal 25 Mei 2020.
Bersama
(HSB)
No.25 (Citra Land
NGK), Mayang
Mangurai, Kota
Jambi 36129.
2 PT Global
Mitra Group
(GMG)
Jl. K.H Ismail
Malik Blok A
No.27 (Citra Land
NGK), Mayang
Mangurai, Kota
Jambi 36129.
Investasi Uang
di bidang
arisan.24
15 Agustus 2017
3 CV NA
Sejahtera
Talang Datar,
Kec. Bahar Utara,
Kab. Muaro
Jambi, Jambi,
3611
Investasi
berkedok sapi
perah.25
28 Februari
2020
Sumber: Wawancara 2020
Dari hasil observasi yang dilakukan bersama staff Edukasi dan
Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saudara Agus Setiawan
Wibowo, pada tahun 2017 ditemukan terdapat dua entitas ilegal yang ditemukan
di Provinsi Jambi:
1. Koperasi Harus Sukses Bersama, melakukan kegiatan investasi simpan
pinjam dan sembako, dikatakan ilegal karena:
a. Perusahaan yang melakukan kegiatan simpan pinjam mengatas namakan
koperasi
b. Penyertaan modal yang tidak memiliki izin/legalitas yang sah dari otoritas
manapun dan diberhentikan oleh OJK pada tanggal 11 Juli 2017 dengan
nomor surat pencabutan izin usaha SP 57/DKNS/OJK/V/2017.
23
Nurul Fahmi, “Bodong Koperasi Harus Sukses Bersama di Jambi ditutup Satgas
Waspada Investasi”, https://www.inilahjambi.com/bodong-koperasi-harus-sukes-bersaama-di-
jambi-ditutup-satgas-waspada-investasi/ , akses 24 Desember 2019. 24
Muhammad Zaki, “korban Investasi Ilegal Sejumlah Warga Desa Tertipu Investasi
Bodong”, https://buktipers.com/sejumlah-warga-desa-tertipu-investasi-bodong/, akses 24
Desember 2019. 25
Daftar Investasi Ilegal, www.Investoralertportal.co.id, akses 12 Maret 2020.
c. Melanggar ketentuan PP Nomor 9 Tahun 1995 yaitu memberikan dana
pinjaman kepada selain anggota dari koperasi tersebut
2. PT Global Mitra Group (GMG), melakukan kegiatan investasi arisan,
dikatakan ilegal karena:
a. Kegiatan usaha tidak memiliki izin usaha, diberhentikan pada tanggal 15
Agustus 2017 dengan nomor surat pencabutan izin usaha SP
88/DKNS/OJK/VII/2017
b. Mengadakan investasi berkedok arisan dengan menjanjikan iming-iming
melipat gandakan keuntungan.
3. CV. NA Sejahtera, melakukan kegiatan investasi berkedok sapi perah,
dilakukan ilegal karena:
a. Status usaha legal, namun pelaksanaan usaha nya fiktif (sapi yang
dijanjikan tidak ada).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai peran pengawasan OJK dengan judul:
“ANALISIS PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN MASYARAKAT
TERHADAP INVESTASI ILEGAL MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI
ISLAM (STUDI PADA OJK PROVINSI JAMBI)”. Disini penulis akan
mendeskripsikan tentang OJK Provinsi Jambi yaitu bagaimana Pengawasan OJK
Memberikan Perlindungan Konsumen dan Msayarakat terhadap investasi ilegal di
Provinsi Jambi dalam Perspektif Ekonomi Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pokok rumusan masalah
yang ingin diselesaikan dalam penelitian adalah:
1. Bagaimana pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap Investasi Ilegal di
Provinsi Jambi?
2. Bagaimana Tinjauan Ekonomi Islam mengenai Peran Pengawasan Otoritas
Jasa Keuangan terhadap Investasi Ilegal?
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ditetapkan agar penelitian nanti
terfokus pada pokok permasalahan yang ada beserta pembahasannya, sehingga
diharapkan penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, penulis akan membatasi penelitian ini pada :
1. Peneliti hanya fokus pada pengawasan yang dilakukan OJK dalam memberikan
perlindungan konsumen dan masyarakat terhadap investasi ilegal di Jambi.
2. Hanya fokus pada pengawasan dan investasi ilegal dalam pandangan ekonomi
Islam.
3. Objek wawancara dalam penelitian ini adalah pihak OJK, khususnya bagian
pengawasan OJK dan staff Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK) serta
Masyarakat Provinsi Jambi.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah mengungkapkan dan memberikan informasi apa
yang hendak dicapai dari proses menemukan, membuktian, hingga
mengembangkan pengetahuan yang telah ada.26
Tujuan Penelitian ini terdiri dari:
a. Untuk mengetahui bagaimana pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap
Investasi Ilegal di Provinsi Jambi
b. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan Ekonomi Islam mengenai Peran
Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap Investasi Ilegal
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Secara Teoritis
Secara teoritis kegunaan penelitian ini adalah dapat memberikan
sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang peran
pengawasan OJK Provinsi Jambi dalam menangani investasi ilegal di
Provinsi Jambi dalam perspektif Islam.
b. Kegunaan Secara Praktis
1. Bagi peneliti sebagai wadah untuk mengasah daya nalar dan
meningkatkan intelektualitas peneliti dan untuk menyelesaikan studi
strata satu (S1) pada Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017) hlm. 3.
2. Bagi Lembaga Pendidikan sebagai modal tambahan bagi calon-calon
pengembang pendidikan khususnya dibidang ilmu perekonomian.
3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pengetahuan dan informasi kepada para mahasiswa ataupun pembaca
yang tertarik untuk melakukan studi yang relevan dengan masalah-
masalah yang berkaitan dengan OJK Provinsi Jambi.
E. Kerangka Teori
Menurut Kuncoro dalam kutipan Muhammad Fitrah & Luthfiyah,
kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu
teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah
tertentu.27
Sedangkan menurut Sugiyono, kerangka teori merupakan ringkasan
mengenai teori yang digunakan dengan cara menggunakan teori itu dalam
menjawab pertanyaan penelitian.28
Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat
sasaran, maka peneliti beranggapan perlunya penggunaan kerangka teori sebagai
landasan berfikir guna mendapatkan konsep yang benar dan tepat dalam
penyusunan skripsi ini sebagai berikut :
1. Pengawasan
Kata “pengawasan” menurut kamus bahasa Indonesia dari kata “awas”
yang diartikan dapat melihat baik-baik, tajam penglihatan. Pengawasan
27
Muh. Fitrah & Luthfiyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi
Kasus, (Sukabumi: CV Jejak, 2017) hlm.120. 28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D, hlm. 238.
diartikan penjagaan, pengarahan kebijakan jalannya pemerintahan.29
Pengertian
pengawasan menurut beberapa ahli sebagai berikutMenurut Suyamto:
“Pengawasan sebagai segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan
menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan kegiatan,
apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak.”
Sedangkan Menurut Siagian, “Pengawasan adalah proses pengamatan
dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua
pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
di tentukan sebelumnya.” 30
Kemudian Menurut Hanif Nurcholis, Pengawasan dibagi menjadi dua, yaitu:
Pengawasan preventif adalah pengawasan yang bersifat mencegah,
artinya jangan sampai suatu kegiatan itu terjerumus pada kesalahan,
pengendalian, dan penyimpangan. sedangkan Pengawasan represif adalah
pengawasan yang berupa penangguhan, pencabutan, perbaikan agar
pelaksanaan selanjutnya tidak terjadi penyimpangan lagi. Pengawasan ini
dilakukan setelah terjadinya penyimpangan.31
Menurut Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan (UU OJK), tugas dan wewenang OJK adalah mengawasi
seluruh sektor Lembaga Jasa Keuangan (LJK), baik di pasar modal maupun
industri keuangan non-bank (seperti asuransi, dana pensiun, perusahaan,
29
Amin Widjaja Tunggal, Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta: Renika Cipta, 1993)
hlm.343. 30
Angger Sigit Pramuki & Meylani Chahya Ningsih, Pengawasan Hukum terhadap
Aparatur Negara,(Yogyarakarta: Media Presindo, 2018) hlm. 15. 31
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, (Jakarta:
Gramedia Widiasmara, 2005) hlm.313.
pembiayaan, dan lain-lain) dimulai pada tahun 2012. Kemudian pada tahun
2014 OJK juga mengawasi sektor perbankan (Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat).32
Dalam mengawasi lembaga keuangan termasuk pada kegiatan investasi,
OJK melakukan pengawasan preventif dan represif, Sebagai berikut:33
a. Pengawasan Preventif (dalam tindakan pencegahan terjadinya
penyimpangan). Dalam pengawasan preventif, OJK melakukan beberapa
cara yaitu:
1) Melakukan pengawasan tidak langsung / berupa analisis laporan bank
(Off-Site) dan pengawasan secara langsung (On-Site).34
Menurut Rahmi,
selaku Staff pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jambi,
pengawasan secara On-Site dilakukan pada satu tahun sekali secara rutin.
Sedangkan pengawasan secara tidak langsung (Off-Site), Pengawasan
berdasarkan analisis laporan bank. Pengawasan dilakukan melalui alat
pemantauan seperti laporan berkala yang disampaikan bank, laporan hasil
pemeriksaan dan informasi lainnya. Dalam metode ini pihak perbankan
melaporkan kegiatan usahanya secara Continue yaitu secara berkala
sesuai dengan jenis laporan kepada pihak OJK. Laporan ini dikirim
melalui situs khusus. Berdasarkan laporan tersebut OJK mengelola data
tersebut kemudian melakukan Supervisor Action dan Supervisor
Approach, sehingga dapat dilihat dari kondisi keuangan dimana letak
32
Buku Saku OJK edisi ke 2, www.ojk.go.id diakses pada 7 Maret 2020 hlm. 317. 33
Agus Anita Sari, Analisis Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Mengawasi Investasi
di Provinsi Lampung, hlm.94. 34
Andrian Sutedi, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, hlm. 237.
masalahnya. Lalu menganalisis masalah tersebut kemudian membei
solusi. Pelaporan ini dilakukan secara online.35
2) Melakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.
pemeriksaan khusus ialah jawaban dari laporan analisis Off-Site Otoritas
Jasa Keuangan, apabila terdapat ketidak seimbangan atau permaslahan
dari laporan berkala Off-Site, maka OJK akan memeriksa langsung secara
khusus ke lembaga keuangan yang bermasalah.36
3) Melakukan pengawasan berdasarkan kepatuhan (Compliance Based
Supervision/ CBS), yaitu pemantauan kepatuhan bank terhadap
ketentuan-ketentuan yang terkait dengan operasi dan pengelolaan bank
dimasa lalu dengan tujuan untuk memastikan bahwa bank telah
beroperasi dan dikelola secara baik dan benar menurut prinsip kehati-
hatian.
4) Pengawasan berdasarkan risiko (Risk Based Supervision/ RBS) yaitu
pengawasan bank yang menggunakan strategi dan metodologi
berdasarkan risiko yang memungkinkan pengawas bank dapat
mendeteksi risiko yang signifikan secara dini dan mengambil
pengawasan yang sesuai dan tepat waktu.37
b. Pengawasan Represif (dalam upaya menindak lanjuti tindakan pidana
terhadap kegiatan jasa keuangan yang merugikan konsumen). Sesuai dengan
35
Wawancara dengan Ibu Rahmi, Staff Pengawas Bank OJK Provinsi Jambi, tanggal 24
April 2020. 36
Wawancara dengan Ibu Rahmi, Staff Pengawas Bank OJK Provinsi Jambi, tanggal 24
April 2020. 37
Otoritas Jasa Keuangan, Booklet Perbankan Indonesia edisi ke-1, (Jakarta: Departemen
Perizinan dan Informasi Perbankan, 2014) hlm. 26.
UU OJK No. 21 Pasal 6 poin (7) Dalam melakukan pengawasan represif,
OJK melakukan :
1) Mencabut izin usaha dan izin orang perseorangan dilakukan OJK
berdasarkan keputusan pengadilan. Pencabutan ini dilakukan jika
pelanggaran yang dilakukan oleh lembaga jasa keuangan sudah
merugikan konsumen dan masyarakat. Menetapkan sanksi administratif
terhadap pihak yang melakukan pelanggaran perundang-undangan
disektor jasa keuangan, penetapannya dilakukan setelah beberapa kali
diberikan teguran terlebih dahulu. Sanksi tersebut dilakukan apabila
pelanggaran yang dilakukan tidak sampai merugikan konsumen.
2) Pemberian keterangan ahli/atau saksi.
3) Alternative Dispute Solution atau pembelaan hukum dilakukan OJK
ketika terdapat nasabah atau konsumen dari lembaga keuangan yang
merasa dirugikan oleh lembaga keuangan tertentu. Pembelaan hukum
sendiri sudah dilakukan OJK dengan menyediakan alternatif
penyelesaian selain melalui pengadilan. Sejauh ini terdapat 6 Lembaga
Alternatif penyelesaian sengketa.38
2. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
a. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan
OJK adalah “lembaga yang independen yang mempunyai fungsi,
tugas, dan wewenang mengatur, mengawasi, memeriksa, dan menyelidiki
seluruh sektor jasa keuangan meliputi sektor perbankan, sektor pasar
38
Otoritas Jasa Keuangan, Buku saku Otoritas Jasa Keuangan edisi ke 2, (Jakarta:
Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan, 2014) hlm.316.
modal, sektor perasuransian, dana pensiun, dan lembaga jasa keuangan
lainnya di Indonesia.”39
OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan secara integrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam
sektor jasa keuangan, baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor
lembaga keuangan lainnya.40
b. Fungsi dan Tujuan OJK
Berikut fungsi, tujuan dibentuknya OJK:
1. Fungsi OJK
Sebagai Otoritas Pengawas Lembaga Jasa Keuangan yang bersifat
independen, Otoritas Jasa Keuangan memiliki beberapa fungsi yaitu:
a) Mengawasi aturan main yang dijalankan dari forum stabilitas
keuangan
b) Menjaga stabilitas sistem keuangan
c) Melakukan pengawasan kepada non – bank. Berlaku terhadap
kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal, perbankan,
perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga
jasa keuangan lainnya.
2. Tujuan OJK
Tertera pada pasal 4 Undang – Undang No. 21 Tahun 2011,
yang isinya adalah OJK dibentuk agar keseluruhan kegiatan didalam
39
Nasution &Azhary Hamzah,Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap Kejahatan
Perbankan. Skripsi Fakultas Hukum, Tahun 2018, hlm.10. 40
Masyithoh, Peranan OJK dalam Pengawasan Perbankan Syariah di Kota Jambi.
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Tahun 2018, hlm.14.
sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan,
akuntabel dan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh
secara berkelanjutan dan stabil, serta mampu melindungi konsumen
maupun masyarakat.
c. Wewenang OJK dalam mengawasi investasi
Wewenang OJK dapat diuraikan dilihat dari beberapa sektor yaitu
Sektor Perbankan dan Sektor Keuangan, sebagai berikut:
1. Sektor perbankan
a) Pengaturan dan pengawasan di Sektor Perbankan
Tugas pengaturan dan pengawasan di sektor perbankan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 UU No. 21 Tahun 2011
tentang Oroitas Jasa Keuangan, meliputi tiga aspek yaitu aspek
kelembagaan, aspek kesehatan bank, dan aspek kehati-hatian,
sebagai berikut:41
1) Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang
meliputi :
(a) Perizinan untuk pendirian bank, pembukuan kantor bank,
anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan
dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan
akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank
(b) Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan
dana, produk hibridasi, dan aktivitas dibidang jasa
41
Pasal 7 ayat (1)
2) Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang
meliputi:
(a) Likuiditas, rentabillitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio
kecukupan modal minimum, batas maksimum pemberian
kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan dan
(b) pencadangan bank
(c) Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja
bank
(d) Sistem informasi debitur
(e) Pengujian kredit (Credit testing)
(f) Standar akuntansi bank
3) Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian,
meliputi:
(a) Manajemen risiko
(b) Tata kelola bank
(c) Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang
(d) Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan
perbankan
4) Pemeriksaan bank.
2. Sektor Keuangan
Berdasarkan pada Pasal 9 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, sebagaimana
dimaksud dalam pasal 6, OJK memiliki kewenangan42
:
a) Menetapkan kebijakan operasional pengawasan pada kegiatan jasa
keuangan
b) Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh
Kepala Eksekutif
c) Melakukan pengawasan pemeriksaan, penyidikan, perlindungan
konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan,
pelaku, dan/atau pihak penunjang kegiatan jasa keuangan
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan
d) Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan
dan/atau pihak tertentu
e) Melakukan penunjukan pengelola statuer
f) Menetapkan penggunaan pengelola statuer
g) Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan, dan
h) Memberikan dan/atau mecabut:
1) Izin usaha
2) Izin orang perseorangan
42
Bambang Murdadi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Lembaga Keuangan
Baru yang Memiliki Kewenangan Penyidikan, Jurnal Value Added, Vol. 8 No. 2 (2012), hlm.34.
3) Efektifnya pernyataan pendaftaran
4) Surat tanda terdaftar
5) Persetujuan melakukan kegiatan usaha
6) Pengesahan
7) Persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain
8) Penetapan lain.
3. Perlindungan Konsumen dan Masyarakat
Menurut Bussines English Dictionary, perlindungan konsumen adalah
“Protecting Consumers Againts Of Illegal Traders”. Perlindungan konsumen
adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan perlindungan hukum yang
diberikan kepada konsumen dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya dari
hal-hal yang merugikan konsumen itu sendiri. perlindungan konsumen
mempunyai cakupan yang luas, meliputi perlindungan konsumen terhadap barang
dan jasa, yang berawal dari tahap kegiatan untuk mendapatkan barang/jasa sampai
akibat-akibat dari pemakaian barang/jasa tersebut.43
Upaya perlindungan konsumen dan masyarakat diarahkan mencapai dua
tujuan, pertama meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam setiap aktivitas dan
kegiatan usaha di sektor jasa keuangan, kedua memberikan peluang dan
kesempatan untuk perkembangan perusahaan secara adil, efesiensi, dan
43
Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Kencana, 2013) hlm.22.
transparan. Disisi lain masyarakat juga dapat memahami karakteristik, layanan,
dan produk sehingga tidak ada korban investasi lagi.44
Tujuan perlindungan konsumen terdapat pada Undang-Undang No. 8
pasal 3 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen:
a. Meningktakan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri
b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya
dari akses negatif pemakaian barang/jasa
c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan
menuntut hak-haknya sebagai konsumen
d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan
informasi
e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha
f. Meningkatkan kualitas barang/jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang/jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen.45
Sebagai usaha Otoritas Jasa Keuangan dalam menciptakan dan
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
44
Rizky Arisandi, Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan dalam Perllindungan Hukum bagi
Masyarakat terhadap Kegiatan Investasi Ilegal di Tasikmalaya. Skripsi Fakultas Syariah dan
Hukum, Tahun 2015, hlm.18. 45
Pasal 3 ayat (1).
keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan, maka berdasarkan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen
Sektor Jasa Keuangan Pasal 20 ayat (1) dan (2) menyebutkan bahwa setiap
perusahaan atau pelaku jasa keuangan yang melakukan promosi produk atau
layanan serta menjual produk atau layanan keuangan wajib terdaftar dan diawasi
oleh OJK.46
Adanya POJK tersebut merupakan salah satu bentuk perlindungan
terhadap kegiatan dan pengelolaan investasi, dengan adanya mekanisme
pemberian izin usaha tersebut oleh OJK diharapkan akan menciptakan sistem
pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap setiap kegiatan pengelolaan
investasi yang pada akhirnya akan memberikan perlindungan terhadap konsumen
maupun investor yang telah mempercayakan dananya untuk diinvestasikan di
sektor jasa keuangan.47
Dalam hal ini OJK membentuk Satuan Tugas Penanganan Dugaan Hukum
Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana dan Pengelolaan
Investasi atau disebut dengan Satgas Waspada Investasi yang di bentuk
berdasarkan keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan dengan
Nomor /KDK.04/2013 tanggal 26 Juni 2013. Pembentukan Satgas merupakan
hasil kerja sama dari beberapa instansi yang terkait, meliputi regulator dan
penegak hukum.48
46
Dilihat dari POJK Tahun 2013 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 20 ayat 1 dan 2 47
Ryan Filbert Wijaya, Negative Investement: Kiat Menghindari Kejahatan dalam Dunia
Investasi, (Jakarta : PT Elex Media Kompitundo, 2007) hlm.200. 48
Agus Anita Sari, Analisis Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Mengawasi Investasi
di Provinsi Lampung, hlm.87.
Terdapat dua strategi OJK dalam upaya melawan investasi ilegal di
masyarakat: 49
1) Peran Preventif
Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan Pasal 4 disebutkan bahwa tugas OJK yaitu melindungi konsumen
dan masyarakat. Makna konsumen disini merupakan konsumen Lembaga Jasa
Keuangan, sedangkan masyarakat yaitu masyarakat luas yang bukan termasuk
konsumen lembaga jasa keuangan.50
Dalam kasus investasi ilegal yang harus dilindungi oleh OJK yaitu
masyarakat luas, karena pada dasarnya investasi ilegal dilakukan oleh lembaga
yang tidak terdaftar dan diawasai oleh OJK. Untuk itu OJK melakukan peran
preventif, peran ini dikhususkan untuk masyarakat umum yang bukan termasuk
konsumen kerana bersifat mencegah.
OJK berwenang dalam hal pencegahan (preventif), yaitu dengan
melakukan :
a) Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai karakteristik kegiatan
penghimpunan dana dan pengelolaan investasi melalui seminar yang di
lakukan masing-masing instansi, untuk menginformasikan dan
mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap tawaran penanaman dana
dan upaya pengelolaan investasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu
secara ilegal disertai iming-iming Return yang tinggi diluar kewajaran.
49
Dian Husna Fadila Yunanto, Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam
Perlindungan Hukum Bagi Investor atau Dugaan Investasi Fiktif, Jurnal Hukum, Vol. 11 No. 2
(2015), hlm.210. 50
Pasal 4 ayat ( 1)
b) OJK Memberikan izin usaha pada instansi keuangan yang akan melakukan
kegiatan investasi dengan mengeluarkan aturan pelaksanaan pengawasan
atau layanan jasa keuangan berupa surat edaran dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 tanggal 6 Agustus 2013 tentang
perlindungan konsumen, dalam hal ini mengatur bahwa penawaran oleh
PUJK harus menggunakan data yang telah disetujui oleh konsumen atau
masyarakat yang bersedia dihubungi melalui sms, telepon atau email, dan
sebagainya.
c) Peningkatan literasi keuangan pada masyarakat, tujuannya yaitu untuk
membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan membaca
berbagai informasi bermanfaat. Baik melalui media cetak maupun media
online sehingga wawasan masyarakat tentang keuangan.51
2) PeranRepresif
Wewenang OJK dalam menindak lanjuti kasus yang sudah terlanjur terjadi
(Represif), OJK melakukan beberapa tindakan :
a) Dengan pemberian fasilitas pengaduan konsumen, sebagaimana diatur
dalam Pasal 29 Undang-Undang No.21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan. Memberikan pelayanan pengaduan masyarakat dan konsumen
dengan menyiapkan perangkat yang memadai untuk pelayanan pengaduan
konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan,
51
Amin Hidayat, Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Meningkatkan Lterasi Keuangan
pada Masyarakat terhadap Lembaga Jasa Keuangan. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam,Tahun 2018, hlm.42.
membuat mekanisme pengaduan konsumen yang dirugikan oleh Lembaga
Jasa Keuangan.
b) Tindakan penghentian kegiatan atau tindakan lain. Berdasarkan penjelasan
UU No. 21 Tahun 2011 pasal 6 tentang pengaturan dan pengawasan
lembaga keuangan, OJK berhak memberi tindakan penghentian kegiatan
atau pencabutan izin usaha dengan tetap berjalan sesuasi dengan pengadilan,
jika dinilai perusahaan jasa keuangan sudah merugikan konsumen dan
masyarakat
c) Alternative Dispute Solution atau pembela hukum. OJK memerintahkan atau
melakukan tindakan tertentu kepada perusahaan yang bergerak dibidang
jasa keuangan untuk menyelesaikan pengaduan konsumen yang telah
dirugikan dengan cara mengajukan gugatan ataupun ganti rugi.52
Mengajukan gugatan ke pengadilan untuk memperoleh harta kekayaan milik
pihak yang dirugikan kepada perusahaan yang menyebabkan kerugian
maupun dengan iktikad baik, mengingat mahalnya proses penyelesaian
sengketa dengan menggunakan badan peradilan.53
4. Investasi
a. Pengertian Investasi
Investasi pada umumnya merupakan suatu istilah dengan beberapa
pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi “to use (Money)
make more money out of something that expected to increase in value”,
52
Buku saku Otoritas Jasa Keuangan edisi ke 2, www.ojk.go.id hlm.317.
53
Sigit Pramono, Mimpi Punya Bank Besar-Pemikiran Seorang Banker, (Jakarta: Red &
White Publishing, cet. 1, 2014) hlm.154.
artinya investasi sebagai pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan
atau mempertahankan stok barang modal.54
Investasi dilakukan karena
dorongan untuk memperoleh keuntungan, mengingat daya beli yang semakin
menurun apabila kita memegang uang tunai untuk mempertahankan nilai
dana tersebut.
Menurut Antonio, investasi berasal dari bahasa inggris Investment dari
kata dasar Invest yang berarti menanam, atau Istathmara dalam bahasa Arab,
yang berarti menjadikan berbuah, berkembang dan bertambah jumlahnya.55
Menurut Sufmi Dasco, dari kutipan Dhaniswara, investasi Secara
umum adalah sebagai suatu kegiatan yang dilakukan baik oleh orang pribadi
(Natural person) maupun badan hukum (Juridical person), dalam upaya
meningkatkan dan/atau mempertahankan nilai modalnya, baik yang
berbentuk uang tunai (Cash money), peralatan (Equipment), asset tak
bergerak, hakatas kekayaan intelektual, maupun keahlian.56
Jadi, investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau
sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Dalam konteks
perekonomian, ada beberapa motif mengapa seseorang melakukan investasi
antara lain:
54
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010) hlm.4. 55
Elif Pardiansyah, Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi Islam,
Vol. 8 No.2, (2017), hlm.340. 56
Sufmi Dasco Ahmad, Peranan Otoritas Jasa Keuangan dalam Penanggulangan
Investasi Ilegal di Indonesia, Jurnal Hukum, Vol.6 No. 1 (2018), hlm.2.
1) Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa yang akan datang.
Kebutuhan untuk mendapatkan hidup yang lebih layak merupakan
keinginan setiap manusia, sehingga upaya untuk mencapai hal tersebut di
masa depan akan selalu dilakukan.
2) Mengurangi tekanan inflasi. Faktor inflasi tidak pernah dapat dihindari
dalam kehidupan ekonomi, yang dapat dilakukan adalah meminimalkan
risiko akibat adanya inflasi, hal demikian karena variabel inflasi dapat
mengoreksi seluruh pendapatan yang ada. Investasi dalam sebuah bisnis
tertentu dapat di kategorikan sebagai langkah mitigasi yang efektif.
3) Sebagai usaha untuk menghemat pajak. Beberapa Negara belahan dunia
banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya
investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan pada
masyarakat yang melakukan investasi pada usaha tertentu.57
Perlu diingat, bahwasanya OJK hanya mengawasi investasi dari
sektor Lembaga Jasa Keuangan (LJK) sajayaitu berupa sektor perbankan,
pasar modal, dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB), jadi apabila
terdapat kegiata jasa keuangan di luar dari tiga sektor tersebut, belum tentu
bisa dikatakan investasi bodong, karena masing-masing kegiatan jasa
keuangan tersebut terdapat lembaga pengawasan dari dinas yang terkait.
Perusahaan atau pihak yang melakukan penawaran investasi
ilegal/bodong hampir sebagian bukan berasal dari Lembaga Jasa
Keuangan (LJK), sehingga perusahaan atau pihak tersebut tidak terdaftar
57
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah,
(Jakarta: Kencana Prenada Group, 2008) hlm.9.
dan di awasi oleh OJK. Dengan demikian, OJK tidak dapat memastikan
aspek legalitas dari perusahaan tersebut.58
b. Tujuan investasi
Dalam konteks perekonomian, ada beberapa motif mengapa seseorang
melakukan investasi antara lain:
1) Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa yang akan datang.
Kebutuhan untuk mendapatkan hidup yang lebih layak merupakan
keinginan setiap manusia, sehingga upaya untuk mencapai hal tersebut di
masa depan akan selalu dilakukan.
2) Mengurangi tekanan inflasi. Faktor inflasi tidak pernah dapat dihindari
dalam kehidupan ekonomi, yang dapat dilakukan adalah meminimalkan
risiko akibat adanya inflasi, hal demikian karena variabel inflasi dapat
mengoreksi seluruh pendapatan yang ada. Investasi dalam sebuah bisnis
tertentu dapat di kategorikan sebagai langkah mitigasi yang efektif.
3) Sebagai usaha untuk menghemat pajak. Beberapa Negara belahan dunia
banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya
investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan pada
masyarakat yang melakukan investasi pada usaha tertentu.59
c. Jenis-jenis investasi
Untuk membedakan macam-macam jenis investasi, investasi dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagaiberikut:
58
Agus Anita Sari, Analisis Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Mengawasi Investasi di
Provinsi Lampung, hlm.38. 59
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi pada Pasar Modal Syariah, hlm..9.
1) Investatsi dalam bentuk aset riil / aset berwujud (real assets) , yaitu
investasi dalam bentuk aktiva berwujud fisik, seperti tanah, pabrik, emas,
batu mulia, dan sebagainya.
2) Investasi financial, dalam bentuk surat berharga/sekuritas (Marketable
securities Financial Assets), yaitu investasi dalam bentuk surat-surat
berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang di
awasi oleh suatu lembaga / perorangan tertentu.60
d. Risiko Investasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, risiko didefinisikan sebagai
kemungkinan untuk luka, rusak atau hilang. Sedangkan dalam pengertian
investasi, risiko selalu dikaitkan dengan variabilitas return yang diperoleh
dari surat berharga.61
Berikut ini adalah beberapa jenis risiko investasi yang mungkin
terjadi, yang harus diperhitungkan oleh manajer dalam membuat keputusan
investasi. Risiko-risiko tersebut antara lain : 1) Risiko kegagalan, 2) Risiko
tingkat bunga, 3) Risiko pasar, 4) Risiko manajemen, 5) Risiko kemampuan
pembeli, 6) Risiko politik, 7) Risiko kemampuan pasar (Marketiability risk),
8) Risiko kolabilitas (Collability risk), 9) Risiko konversi.62
e. Investasi Ilegal / investasi bodong
Investasi ilegal atau disebut juga investasi bodong pada esensinya
merupakan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
60
Bodie, Zvi, Alex Kane & Alan J. Marcus, Essential of Investment, (Amerika Serikat:
Irwin McGraw,1995) hlm. 3. 61
Pengertian Risiko, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Risiko, akses 21 April 2020. 62
Kamaruddin Ahmad, Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio, hlm.96.
namun dikemas dengan investasi.63
Dalam praktiknya, dana milik investor A
dipakai untuk membayar bunga kepada investor B, dan investor C, dan
seterusnya. Sampai suatu ketika tidak ada lagi investor baru menanamkan
dananya, atau dana yang tersedia tidak mencukupi64
Menurut arsil, investasi ilegal menggunakan skema Money game atau
Skema ponzi yaitu memutar dana masyarakat degan cara membayar bonus
kepada konsumen lama dengan sumber dana yang berasal dari konsumen
baru. Tidak ada sedikitpun aktivitas bisnis nyata untuk menompang
pembayaran keuntungan kepada masyarakat, akibatnya sudah dapat diduga,
akan kehilangan uang dalam waktu singkat karena uangnya telah di serahkan
kepada pihak lain yang telah ikut lebih dulu.65
Investasi ilegal dapat dilihat dari bentuk umum dan ciri-cirinya sebagai
berikut:
a) Bentuk – bentuk umum diduga kegiatan investasi ilegal
1) Fixed income products, dimana produk ini menawarkan imbal hasil
(Return) yang dijanjikan secara fixed / tetap dan tidak akan terpengaruh
oleh risiko pergerakan harga di pasar.
2) Simpanan yang menyerupai produk perbankan (tabungan atau
deposito), dimana pada beberapa kasus berupa surat Delivery Order
63
Paripurna, Kekosongan Hukum di Sektor Keuangan dalam Penanganan Investasi
Ilegal: Edisi Keuangan, www.sikapiuangmu.ojk.go.id, akses 21 April 2020. 64
Budi Untung, Buku Cerdas Investasi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2011) hlm. 106. 65
Sufmi Dasco Ahmad, Peranan Otoritas Jasa Keuangan dalam Penanggulangan
Investasi Ilegal di Indonesia, Jurnal Hukum, Vol. 6 No.1 (2018), hlm. 4.
(D/O) atau surat berharga yang di terbitkan Bank Indonesia akan suatu
perusahaan.
3) Penyertaan modal investasi, dimana dana yang terkumpul dari
masyarakat dijanjikan akan ditempatkan pada Bank Indonesia dari
suatu instrumen keuangan atau pada sektor riil.
4) Program investasi online melalui internet, yang menjanjikan
pengembalian dana investasi secara rutin.66
b) Ciri – ciri investasi Bodong sebagai berikut:
1) Memberikan iming-iming tingkat imbal hasil yang diluar batas
kewajaran / sangat tinggi.
2) Penekanan utama pada perekrutan
3) Tidak dijelaskan bagaimana cara investasinya
4) Tidak di jelaskan Under-lying usaha yang memenuhi asas kewajaran
dan kepatutan di sektor investasi keuangan
5) Tidak jelasnya struktur kepengurusan, struktur kepemilikan, struktur
kegiatan usaha dan alamat domisili usaha
6) Kegiatan yang dilakukan menyerupai money game dan skema
ponzi.Menyebabkan terjadinya kegagalan untuk mengembalikan dana
masyarakat yang diinvestasikan
7) Bila ada barang, kualitas barang tidak sebanding dengan harganya
66
Otoritas Jasa Keuangan, Bentuk Umum Produk Diduga Ilegal yang Ditawarkan,
http://sikapiuangmu.ojk.go.id/id/article/129/bentuk-umum-produk-diduga-ilegal-yang-ditawarkan,
akses 27 Desember 2019.
8) Pemberian bonus dan cashback yang sangat besar bagi konsumen yang
bisa merekrut konsumen baru.67
9) Masyarakat juga harus selalu ingat bahwa Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) bukan merupakan izin untuk melakukan
penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi.68
Pada kasus yang sering terjadi, perusahaan ilegal tersebut
berbentuk badan usaha seperti Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi
Simpan Pinjam dan hanya memiliki dokumen Akta Pendirian/
Perubahan Perusahaan, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
Keterangan domisili dari Lurah setempat, dengan legalitas usaha berupa
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan Tanda Daftar Perusahaan
(TDP). 69
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36/M-
DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP), diatur bahwa Perusahaan dilarang menggunakan SIUP untuk
melakukan kegiatan “Menghimpun dana masyarakat dengan
menawarkan janji keuntungan yang tidak wajar (Money game)”.70
67
Dina Rayanti, “Bagaimana Ciri-ciri Investasi Bodong”, https://finance.detik.com/bursa-
dan-valas/d-3225619/bagaimana-ciri-ciri-investasi-bodong-inipenjelasan-dari-ojk, akses 27
Desember 2019. 68
Ciri-ciri Investasi, https://koinworks.co/blog/ciri-ciri-investasi-bodong/ akses 17
Desember 2019. 69
Investasi Ada Keuntungan Ada Juga Risikonya,
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/article/127/investasi-ada-keuntungan-ada-juga-risikonya.. Tanggal
14 Mei 2020. 70
Otoritas Jasa Keuangan, Buku saku OJK edisi ke 2, www.ojk.go.id akses 7 Maret 2020
hlm. 325.
5. Tinjauan Ekonomi Islam tentang Pengawasan dan Investasi Ilegal
a. Pengawasan menurut pandangan Islam
Secara umum, pengawasan dalam bahasa arab yaitu Ar-riqobah atau
Muraqabah, yaitu mengetahui kejadian–kejadian yang sebenarnya dengan
ketentuan dan ketetapan peraturan, serta menunjuk secara tepat terhadap
dasar-dasar yang telah ditetapkan dalam perencanaan semula atau dapat
disimpulkan sebagai bentuk tindakan mengawasi.71
Rimawan mengatakan
bahwa pengawasan diperlukan karena adanya potensi moral Hazard
(penyelewengan penyalah gunaan) oleh para pelaku ekonomi yang tentunya
berdampak negatif pada perekonomian.72
Secara istilah, makna pengawasan dalam literatur islam terdapat
dalam kata “Hisbah”, yang bermakna Ihtisab yaitu meneliti, mentadbir,
melihat, mencegah seseorang dari melakukan kemunkaran atau mendapat
balasan seperti seseorang melakukan kebaikan untuk mendapat balasan dari
Allah.73
Menyeru melakukan ma’ruf (kebaikan) yang jelas ditinggalkan dan
mencegah melakukan kemungkaran yang jelas dilakukan.
Menurut Rafiq Yunus Al-mishri dalam kutipan Rozalinda, Hisbah
adalah petugas yang bertugas mengawasi pasar serta tingkah laku
masyarakat. Dalam kamus Al-hadi ila lughah al-arab, hisbah adalah tugas
yang dilakukan oleh Negara untuk memastikan bahwa rakyat melakukan
71
As sayyid Mahmud Al-Hawary, Idarah al Asasul wal Ushulil Ilmiyyah, (Kairo: 1976)
hlm.189. 72
Ibid , hlm. 9. 73
Neneng Nurhasanah, Pengawasan Islam dalam Operasional Lembaga Keuangan
Syariah, Jurnal Mimbar, Vol. 29 No. 1 (2013), hlm. 13.
perintah dan menjauhi larangan syara berkaitan dengan takaran dan
timbangan yang benar dan mengawasi jalannya jual beli untuk
menghilangkan tipuan dan sejenisnya.74
Praktik hisbah sudah dilaksanakan sejak zaman Nabi dan diikuti
dimasa khulafaur rasyidin dan pemerintahan islam selanjutnya. Rasulullah
Saw sendiri telah menjalankan fungsi sebagai Market Supervisior atau Al-
Hisbah, yang kemudian dijadikan acuan generasi selanjutnya, sebagai acuan
tentang adanya peran Negara dalam mengatur pasar.
Antin Rakhmawati dalam jurnalnya yang berjudul Implementasi
Lembaga Hisbah dalam Meningkatkan Bisnis Islami menyebutkan ada tiga
point penting mengenai institusi hisbah, yaitu: a) Bahwa hisbah adalah
sebuah lembaga (departemen) yang secara khusus dibentuk oleh pemerintah,
b) Tugas utamanya adalah melakukan ammar ma’ruf nahi munkar, c) Tugas
hisbah yang lebih spesifik adalah mengawasi berbagai kegiatan ekonomi di
pasar, menjaga mekanisme pasar berjalan dengan normal dan tidak
terdistorsi, dan melakukan tindakan korektif ketika terjadi distorsi pasar.75
Pengawasan Menurut Didin dan Hendri ialah: “pengawasan yang
dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan
74
Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014) hlm.176. 75
Antin Rakmawati, Implementasi Lembaga Hisbah dalam Meningkatkan Bisnis Islami,
Jurnal Malia, Vol. 7 No. 2 (2016), hlm. 317.
membenarkan yang hak”. Pengawasan menurut Didin dibagi menjadi dua
hal yaitu:76
Pertama, control yang berasal diri sendiri yang bersumber dari tauhid
dan keimanan kepada Allah SWT. Seseorang yang yakin bahwa Allah
mengawasi Hamba-Nya, maka ia akan bertindak hati-hati. Sebagaimana
Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 44.
ب أفل تعقلىى ۞أتأهزوى ٱلبس بٲلبز وتس ٤٤ىى أفسكن وأتن تتلىى ٱلكت
Artinya : “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu
melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab? Maka
tidaklah kamu berfikir.”
Ayat ke 44 ini diturunkan sengaja untuk memberi peringatan kepada
mereka yang memberi petunjuk dan memerintahkan kepada orang lain
melakukan kebajikan sedangkan mereka sendiri tidak mengerjakanya.77
Kaitan Controlling dalam ayat ini yaitu supaya kita melakukan pengawasan
atau control terhadap diri kita sendiri. Dalam hal ini kita telah diingatkan
oleh Allah untuk tetap taat pada perintah-Nya. Bukan melalaikan, padahal
kita sendiri sudah tahu apa kewajiban kita terhadap Allah tapi kita malah
melalaikannya.
Kedua, sebuah pengawasan akan lebih efektif jika sistem
pengawasan tersebut juga dilakukan dari luar diri sendiri. Bisa berasal dari
76
Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Pratik, (Jakarta:
Gema Insani, 2003) hlm.156. 77
M. Syaiful Anam, Makalah Qur'an Hadist Controlling menurut Al Qur’an dan Hadits,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan Islam,
http://mbahejeparakumpulankaryailmiah.blogspot.com/2015/08/makalah-quran-hadist-
controlling.html diakses pada tanggal 21 Februari 2020.
pimpinan yang menyangkut tugas yang diselegasikan, kesesuaian
penyelesaian dari perencananya dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan firman
Allah dalam Qur’an Surat At-taubat : 105 :
عبلن الغيب والشه عولكن ورسىله والوإهىى وستزدوى ئل بدة وقل اعولىا فسيزي الل
تن تعولىى فيبئكن بوب ك
Artinya:
“Dan katakanlah, “bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan lihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, Lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. At-taubat: 105).78
Untuk menjalankan peran hisbah, Negara harus menunjuk seseorang
atau sekelompok orang untuk menjalankan Hisbah tersebut. Seseorang yang
ditunjuk untuk mengelola Hisbah disebut Al-Muhtasib. Dia harus memiliki
kualifikasi tertentu untuk memastikan bahwa ia dapat memenuhi tugas nya
sesuai dengan hukum Islam. Kriteria paling penting untuk muhtasib adalah
keiklasan dan ketidak berpihakan, ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan,
disamping itu syarat adil, tegas, hati-hati dan tidak cepat marah.
Imam Al-Ghazali mengatakan, “semua etika pengawas bersumber
dari tiga sifat dalam diri pengawas, yaitu: ilmu, wara’ dan akhlaq yang
bagus. Karena tujuan dari Hisbah adalah untuk mellindungi anggota
masyarakat dari penyimpangan, melindungi iman mereka, dan memastikan
kesejahteraan masyarakat di dunia sesuai ketentuan Allah. Oleh karena itu
domain Hisbah pada dasarnya berhubungan dengan menjaga hukum-hukum
Allah terhadap pelanggaran melindungi, menghormati rakyat, dan
78
Q.S At-taubat: 105.
memastikan keamanan rakyat. Selain itu, mencakup juga pemantauan pasar
dan lainnya. Dengan kata lain, hisbah adalah mekasnisme control yang
ditetapkan oleh islam untuk menjaga tatanan kehidupan sosal, sehingga
setiap orang terjamin keamanan dan pemenuhan kebutuhan dasarnya.
b. Investasi ilegal menurut pandangan Islam
Sebelum membahas investasi ilegal menurut perspektif /pandangan
Islam, berikut pengertian, prinsip, transaksi yang dilarang dalam Islam:
1) Pengertian investasi syariah
Menurut Elif Pardiansyah, Investasi dalam Islam adalah penanaman
dana atau penyertaan modal untuk suatu bidang usaha tertentu yang
kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah baik
objeknya maupun prosesnya.79
Menurut Taufik Hidayat, investasi adalah salah satu bentuk
implementasi memanfatkan harta atau kegiatan produktif. Semakin
produktif penggunaan harta tersebut tidak hanya akan menghasilkan
pembayaran zakat yang semakin banyak namun juga membuat roda
perekonomian menjadi lebih baik.80
Pada sistem ekonomi Islam dalam prinsip kesamaan sosial,
seseorang yang memiliki modal dilarang menumpuk kekayaannya, tetapi
diisyaratkan untuk menginvestasikan dalam bentuk Mudharabah atau
79
Elif Pardiansyah, Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam, hlm. 340. 80
Taufik Hidayat, BukuPintar Investasi Syariahi, (Jakarta: Mediakita, 2011) hlm.26.
Musyarakah dengan cara menyerahkan modal kepada oranng yang
kekurangan modal dalam berusaha dalam prinsip bagi hasil.81
Dalam Islam setiap harta adalah zakat, jika harta tersebut didiamkan
maka lambat laun akan termakan oleh zakat dimana salah satu hikmah dari
zakat tersebut adalah mendorong setiap muslim untuk menginvestasikan
hartanya agar bertambah, lain halnya jika harta tersebut diinvestasikan
karena kewajiban zakat hanya akan diambil sebagian dari keuntungan yang
diperoleh dari investasi tersebut.82
Perlu digaris bawahi, fungsi investasi dalam sistem ekonomi Islam
berbeda dengan fungsi investasi dalam sistem ekonomi kapitalis ataupun
sosialis. Perbedaan tersebut terutama terletak bahwa para pelaku bisnis
Islam tidak menggunakan suku bunga dalam menghitung kelayakan suatu
investasi.83
2) Prinsip – prinsip Investasi Syariah
Adapun prinsip-prinsip investasi Syariah menurut Aziz adalah:
a) Tidak mencari rezeki pada sektor usaha haram, baik dari segi zatnya
(objeknya) maupun prosesnya (memperoleh, mengolah dan
mendistribusikan), serta tidak mempergunakan untuk hal-hal yang haram,
b) Tidak menzalimi dan tidak pula didzalimi (La tazlimun wa la tuzlamun)
c) Keadilan perndistribusian pendapatan
81
Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2015) hlm. 25. 82
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, hlm.20.
83 E. Saefuddin Mubarok, Ekonomi Islam:Pengertian, Prinsip dan Fakta,(Bogor: IN
MEDIA, 2016) hlm. 90.
d) Transaksi dilakukan atas dasar rida sama rida („An-taradin) tanpa ada
paksaan
e) Tidak ada unsur riba, perjudian/spekulatif (Maysir), ketidak jelasan
(Gharar), penipuan (Tadlis), kerusakan / kemudaratan (Darar) dan tidak
mengandung maksiat.84
c. Jenis transaksi yang dilarang dalam Islam
Transaksi dalam ilmu Ekonomi Islam, setiap transaksi pasti pada
hakekatnya adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang melarangnya.
Dalam kaidah Fikih muamalah, terdapat tiga penyebab transaksi yang
dilarang/ diharamkan dalam islam, yaitu :
a) Haram karena dzatnya (Li-dzatihi), misalnya jual beli minuman keras,
bangkai, babi, darah dan binatang yang tidak disebut nama Allah saat
menyembelih adalah zat yang haram. Maka transaksi yang dilakukan
dengan objek ini sudah jelas haram meski akad jual-beli nya sah.
Sebagaimana Firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah:173)
فوي اضطز زيز وهب أهل به لغيز الل م عليكن الويتت والذم ولحن الخ غيز ئوب حز
غف {371} ىر رحين ببغ ول عبد فل ئثن عليه ئى الل
Artinya: “Adapun yang diaharamkan Allah atasmu adalah bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Namun barang
siapa yang terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkan dan tidak pula
melebihi sekedar keperluan, tidaklah ia berdosa. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun dan Maha Penyayang”. (QS. Al-Baqarah: 173).85
84
Elif Pardiansyah, Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi Islam,
hlm.350. 85
Q.s Al-Baqarah: 173
Dalam kutipanTaufik Hidayat, di pasar modal, transaksi saham yang
aktivitas emitennya memproduksi barang atau jasa haram adalah haram
hukumnya semisal saham perusahaan rokok, minuman keras, dan lembaga
keuangan konvensional (lebih jelasnya dibahas dalam bab Saham
Syariah).86
b) Haram karena selain dzatnya (Li-ghairihi), pada hukum ini ada dua
keadaan yang menyebabkan haram, yaitu:
1) Haram karena melanggar prinsip rela sama rela („An taradin
minkum). Misalnya penipuan (Tadlis) atau pihak yang melakukan
transaksi tidak memperoleh informasi jelas dari segi kualitas,
kuantitas, harga (Ghaban) dan waktu penyerahan.
2) Haram karena mendzalimi dan didzalimi (La tazhlimuuna wa la
tuzhlamun). Misalnya ada nya unsur ketidak jelasan (Gharar)
misalnya promo palsu (Bai‟ najasy) dan menimbun barang (Ikhtikar),
mengambil tambahan dalam transaksi jual beli atau pinjam meminjam
dengan cara yang zalim (Riba), perjudian (Maysir) dalam kegiatan
investasi mengandung unsur spekulatif dan lainnya.
Hal ini serupa menurut Warkum Sumitro, Seperti halnya riba,
transaksi yang menandung unsurketidak jelasan (Gharar) dan
perjudian (Maysir) dilarang. Gharar artinya keraguan, tipuan atau
tindakan yang bertujuan untuk merugikan pihak lain (Dzalim).87
86
Taufik Hidayat, Buku Pintar Investasi Syariah, hlm.28. 87
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait, (Jakarta:
Grafindo Persada, 2004), hlm.206.
3) Tidak sah (lengkap) akadnya, meliputi tidak sempurna syarat dan
rukun, atau transaksi yang tidak dilakukan dengan ijab kabul.88
Menurut Irma Devita dalam kutipan Taufik Hidayat,
Pelaksanaan akad antara kedua belah pihak juga harus didasarkan
pada asas sukarela (Ikhtiyari), menepati janji (Amanah), kehati-hatian
(Ikhtiyati), tidak berubah (Luzum), saling menguntungkakn,
kesetaraan (Taswiyah), transparan, kemampuan, kemudahan (Taisir),
itikad baik, dan sebab yang halal.89
Dasar prinsip investasi syariah adalah semua bentuk investasi
pada dasarnya adalah boleh dilakukan sampai ada dalil yang
melarangnya, yaitu apabila ditemukan kegiatan-kegiatan transaksi
yang haram dalam islam baik objeknya maupun cara/prosesnya, maka
hal itu termasuk dalam kategori investasi ilegal dimana investasi
illegal melakukan beberapa kegiatan yang dilarang oleh islam, seperti:
(a) Ghrarar, yaitu ketidak pastian dalam legalitas entitas
(b) Taghrir, yaitu upaya mempengaruhi orang lain, baik dengan
ucapan maupun tindakan yang mengandung kebohongan, agar
terdorong untuk melakukan transaksi
(c) Darar, yaitu tindakan yang dapat menimbulkan bahaya atau
kerugian bagi pihak lain
88
Nur Asnawi & Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah: Teori, Filosofi, dan
Isu- isu Kontemporer,(Depok: Rajawali Pers, 2019) hlm. 284. 89
Taufik Hidayat, Buku Pintar Investasi Syariahi, hlm.36.
(d) Risywah, yaitu suatu pemberian yang bertujuan untuk mengambil
sesuatu yang bukan haknya dan menjadikan yang bathil sebagai
sesuatu yang benar.
(e) Dzalim, yaitu perbuatan yang merugikan, mengambil atau
menghalangi hak orang lain yang tidak dibenarkan secara syariah,
sehingga dapat dianggap sebagai salah satu penganiayaan.90
F. Tinjauan Pustaka
Berbagai karya ilmiah dijadikan penulis sebagai tinjauan pustaka, untuk
memudahkan penyusunan penelitian yang dilakukan penulis dan sebagai referensi
bagi penulis. Adapun penelitian terdahulu tentang “Analisis Pengawasan Otoritas
Jasa Keuangan dalam Melindungi Masyarakat dari Investasi Ilegal Menurut
Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada OJK Provinsi Jambi)” yaitu:
Tabel 1.3
Tinjauan Pustaka
No Identifikasi
Peneliti
Judul Pendekatan
Penelitian
Hasil Penelitian
1 Masyithoh,
Skripsi
Fakultas
Ekonomi
dan Bisnis
Islam, 2018.
Peranan
Otoritas
Jasa
Keuangan
(OJK)
dalam
Pengawasan
Perbankan
Syariah di
Kota Jambi
Kualitatif
Deskriptif
Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan pengawasan
OJK Provinsi Jambi Syariah
pada Bank Jambi Syariah
telah berjalan namun belum
maksimal. Kedua, kendala –
kendala OJK Provinsi Jambi
dalam melaksanakan
pengawasannya dalam Bank
Syariah Jambi yaitu kendala
internal, yaitu minimnya
SDM tidak adanya staff
pengawas bank syariah dan
90
Elif Pardiansyah, Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Ekonomi Islam,
hlm.352.
waktu yang sering
berbenturan, dan eksternal,
minimnya pengetahuan bank
khususnya analisis kredit dan
kurang patuhnya pegawai
bank dalam penulisan laporan
yang sesuai dengan ketentua
karena kurangnya
pemahaman pegawai bank
dalam pembuatan laporan
yang telah ditentukan.91
2 Agus Anita
Sari, Skripsi
Fakultas
Ekonomi
dan Bisnis
Islam, 2018.
Analisis
Peran
Otoritas
Jasa
Keuangan
dalam
mengawasi
investasi di
Provinsi
Lampung
dalam
Perspektif
Ekonomi
Islam
Kualitatif
Deskriptif
Pertama, peran OJK dalam
mengawasi investasi di
provinsi lampung sudah
dilakukan dengan baik,
namun dalam melakukan
sosialisasi dan informasi
terhadap investasi ilegal
belum dilakukan secara
maksimal dan menyeluruh ke
seluruh daerah di lampung.
Kedua, peran pengawasan
OJK sudah ada pada zaman
Rasulullah SAW yaitu
dilakukan oleh lembaga
hisbah, dalam melakukan
perannya sebagai pengawas
lembaga keuangan
seharusnya dilakukan dengan
tujuan meluruskan yang tidak
lurus, membenarkan yang
benar dan mengoreksi yang
salah. Sedangkan investasi
dalam islam sangat
dianjurkan agar harta yang
dimiliki tidak tergerus oleh
zakat, karena pada dasarnya
setiap harta pasti ada
zakatnya.92
91
Masyithoh, Peranan OJK dalam Pengawasan Perbankan Syariah di Kota Jambi,
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Tahun 2018, hlm. 65. 92
Agus Anita Sari, Analisis Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Mengawasi Investasi di
Provinsi Lampung (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden
Intan, 2018) http://repository.radenintan.ac.id/3926 diakses pada tanggal 19 Desember 2019,
hlm.116.
3 Amin
Hidayat,
Skripsi
Fakultas
Ekonomi
dan Bisnis
Islam, 2017.
Peran
Otoritas
Jasa
Keuangan
dalam
meningkatk
-an Literasi
Keuangan
pada
Masyarakat
Terhadap
Lembaga
Jasa
Keuangan
Kualitatif
Deskriptif
Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa pertama,
OJK Purwokwerto
menggunakan 3 pilar strategi
dalam meningkatkan literasi
keuangan, yaitu pertama,
dengan melaksanakan
edukasi dan kampanye
nasional literasi keuangan,
kedua, penguatan
infrastruktur literasi
keuangan, ketiga,
pengembangan produk dan
jasa keuangan.93
4 Dian Husna
Fadila,
Jurnal
Hukum,
Vol. 11, No.
2, Tahun
2015.
Peran
Otoritas
Jasa
Keuangan
(OJK)
dalam
Perlindunga
n Hukum
bagi
Investor
atas Dugaan
Investasi
Fiktif
Kualitatif OJK mencatat 262 laporan
masyarakat mengenai
perusahaan yang tidak
diawasi oleh OJK, maka
diadakan nya literasi
keuangan pada masyarakat.
5 Bambang
Murdadi,
Jurnal
Ekonomi,
Vol. 8, No.
2, 2012.
Otoritas
Jasa
Keuangan
(OJK)
Pengawasan
Lembaga
Keuangan
Baru yang
Memiliki
Kewenanga
n
Penyidikan
Kualitatif Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa Lembaga
OJK sebagai lembaga
independen pengawasn dan
pengatur lembaga keuangan
yang baik. Lembaga yang
memiliki wewenang sebagai
lembaga penyidik.
93
Amin Hidayat, Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Meningkatkan Lterasi Keuangan
pada Masyarakat terhadap Lembaga Jasa Keuangan (skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Institut Agama Islam Purwokerto, 2018)
https://www.google.com/amp/s/docplayer.info/amp/57305644.diakses pada tanggal 19 Desember
2019. hlm.117
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan peneliti tetap
memiliki perbedaan dengan hasil penelitian terdahulu:
Pertama, Skripsi karya Masyithoh, yang membahas tentang "Peranan
Otoritas Jasa Keuangan dalam Pengawasan Perbankan Syariah di Kota Jambi”.
Dalam hal ini sama-sama membahas tentang pengawasan Otoritas Jasa Keuangan
di Kota Jambi, akan tetapi perbedaan dalam skripsi ini adalah objek penelitian
dilakukan pada bank Jambi Syariah.
Kedua, Skripsi karya Agus Anita Sari "Analisis Peran Otoritas Jasa
Keuangan dalam Mengawasi Investasi di Provinsi Lampung". Dalam skripsi ini
sama-sama membahas tentang pengawasan OJK pada investasi dan sudutpandang
ekonomi Islam, akan tetapi perbedaan dalam skripsi ini membahas tentang
pengawasan OJK dalam melindungi masyarakat, kemudian hanya fokus pada
investasi ilegal nya saja di Provinsi Jambi. Sedangkan karya Agus Anita Sari
membahas pengawasan OJK di Lampung dan membahas investasi baik legal
maupun ilegal.
Ketiga, Skripsi karya Amin Hidayat "Peran Otoritas Jasa Keuangan
dalam Meningkatkan Literasi Keuangan pada Masyarakat terhadap Lembaga
Jasa Keuangan", dalam hal ini sama-sama membahas tentang Peran Otoritas Jasa
Keuangan, akan tetapi terdapat perbedaan dalam skripsi ini membahas literatur
(pengetahuan) bagi masyarakat.
Keempat, Jurnal dari Dian Husna Fadila, yang membahas tentang "Peran
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Perlindungan Hukum bagi Investor atas
Dugaan Investasi Fiktif". Jurnal ini sama-sama membahas tentang peran OJK
dalam memberikan perlindungan terhadap investor atas dugaan investasi bodong
(fiktif), yang membedakan nya adalah dalam jurnal tersebut lebih melihat dari
aspek hukumnya.
Kelima, Jurnal dari Bambang Murdadi, yang membahas tentang “Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Lembaga Keuangan Baru yang Memiliki
Kewenangan Penyidikan”. Penelitiian ini sama- sama membahas tentang peran
pengawasan OJK, yang membedakannya adalah dalam jurnal tersebut hanya
membahas tentang peran pengawasan OJK bagi Negara sebagai lembaga penyidik
sedangkan dalam skripsi saya sendiri membahas tentang peran pengawasan OJK
bagi Negara dan pengawasan OJK dalam memberikan perlindungan konsumen
dan masyarakat terhadap investasi ilegal.
48
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
tersebut dilandasi dengan metode keilmuan yang merupakan gabungan antara
pendekatan rasional (memberikan kerangka berfikir yang logis atau empiris
(memberikan kerangka pengujian dalam memastikan kebenaran).94
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif / penelitian
lapangan (Field Research) yang bersifat kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif
merupakan analisis yang berbentuk kalimat – kalimat atau lisan dari orang dan
perilaku yang diamati, tujuannya yaitu untuk memperoleh keterangan yang lebih
jelas dan terperinci dari analisis data yang telah terkumpul sebelumnya.95
Dalam metode kualitatif deskriptif, peneliti memberi gambaran tentang
suatu keadaan dari sebuah populasi saat ini baik dilihat dari segi gejala-gejala
maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kelompok masyarakat.Sehingga
penelitian ini disebut juga penelitian studi kasus atau pengumpulan kasus yang
mengorganisasi.96
94
Wagiran, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2019) hlm.8. 95
Iqbal Alisyahputra, Kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Penanganan
Tindak Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme pada Bank Syariah, Skripsi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam, Tahun 2019, hlm.6. 96
Natiazuriahms, “Pengertian Field Research”, http://natiazuriahms.blogspot.com/2014/10/field-research-penelitian-lapangan.html?m=1 akses 19
desember 2019.
Tujuan field research untuk membuktikan suatu teori benar atau tidak
dengan data yang ditemukan. Jadi teori ini dites kebenarannya di lapangan
dilakukan dengan mencari jawaban apakah data – data nya mendukung dengan
teori.97
Dalam hal ini, penelitian dilakukan pada lembaga Otoritas Jasa Keuangan
terkait pengawasan OJK dalam memberikan perlindungan konsumen dan
masyarakat terhadap investasi ilegal. Penelitian menggunakan pengamatan,
wawancara, atau penelaahan dokumen.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek yang
diteliti atau responden atau ada hubungannya dengan objek yang diteliti. Data
tersebut dapat diperoleh langsung dari personil yang diteliti dan dapat pula
berasal dari lapangan.Teknik data ini berupa hasil dari wawancara dan
observasi.98
Oleh karena itu, data primer adalah data yang langsung di
dapatkan dan dikumpulan dari sumber pertama yaitu informan penelitian.
Dalam penelitian ini, data primer diperoleh langsung dari observasi di
lapangan dan wawancara dengan salah satu Masyarakat Provinsi Jambi, staff
97
Bungaran Antonius Simanjuntak, Soedjito Sosrodihardjo, Metode penelitian sosial,
(Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,2014) hlm.12. 98
Agus Anita Sari, Analisis Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Mengawasi Investasi di
Provinsi Lampung , hlm.17.
Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK) serta staff Lembaga Pengawas
Keuangan OJK Provinsi Jambi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul
data dan dipublikasikan dengan tujuan tidak hanya untuk keperluan riset saja
melainkan keperluan untuk masyarakat sebagai pengguna jasa.99
Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari buku-buku (literatur),
koran, website, dan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang mendukung
penelitian ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa, keterangan-
keterangan, dan karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi
yang akan menunjang atau mendukung penelitian.100
Dalam penelitian ini, Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diperlukan
yaitu :
1. Observasi (pengamatan)
Observasi merupakan langkah yang efektif untuk mengetahui apa yang
dilakukan orang dalam konteks tertentu, pola rutinitas, pola interaksi dari
kehidupan mereka sehari-hari dengan tujuan dapat memberikan pemahaman
tentang apa yang terjadi dalam hubungan antara penyedia layanan atau
pengguna, atau dalam komite, keluarga, unit lingkungan atau tempat tinggal,
99
Nur Achmad Budi Yulianto, Mohammad Maskan, Alifiulahtin Utaminingsih,
Metodelogi Penelitian Bisnis, (Malang: Polinema Press, 2017) hlm.37. 100
Anak Agung Putu Agung, Metodologi Penelitian Bisnis, hlm.61.
sebuah organisasi besar ataupun sebuah komunitas.101
Jika ditinjau dari
keterlibatan observer dibedakan menjadi dua kategori sebagai berikut :
a. Observasi berperan serta (Participant Observation) adalah peneliti terlibat
dalam kegiatan sehari-hari dalam kegiatan mengamati apa yang dikerjakan
orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam
aktifitas mereka,
b. Observasi tidak berperan serta (non participant observation) adalah peneliti
tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen dengan
mengumpulkan data yang diperlukan tanpa menjadi bagian integral dari
sistem organisasi.
Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan metode observasi
non-pasrticipant karena peneliti tidak mengambil bagian secara penuh dari
aktifitas objek yang diteliti yaitu Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jambi.
Metode ini digunakan oleh penulis dengan tujuan untuk mencari data
tentang kebijakan OJK dalam memberikan perlindungan konsumen dan
masyarakat terhadap Investasi Ilegal di Provinsi Jambi.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu pembantu utama dalam observasi.
Wawancara sebagai metode yang digunakan untuk memperoleh informasi
secara langsung, secara mendalam, tidak ter struktur, secara individual dan
tatap muka dengan rentan waktu 30 menit – 1 jam.102
101
Albi Anggito& Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jawa Barat: CV
Jejak, 2018) hlm.110. 102
Istijanto, Riset Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2010 ) hlm.44.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode interview bebas
terpimpin, yaitu hanya tanya jawab terarah untuk mengumpulkan data yang
relevan saja. Dalam penelitian ini penulis hanya melakukan wawancara kepada
staff bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen dan Staff Pengawasan Bank
Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jambi.
Tabel 2.1
Daftar Informan
No Nama Pekerjaan
1 Ibu Rahmi Staff Pengawas Bank OJK
2 Bapak Agus Staff EPK
3 Ibu Neneng Ibu Rumah Tangga
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap proses pembuktian yang didasarkan atas
jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau
arkeologis. Misalnya jurnal kegiatan, catatan harian, foto, hasil rapat, dan lain-
lain.103
Penulis menggunakan metode ini untuk mendapatkan data-data yang
bersumber pada dokumentasi tertulis yang sesuai dengan keperluan penelitian
sekaligus pelengkap untuk mencari data-data yang lebih objektif dan konkrit.
D. Teknik Analisis Data
Setelah selesai penelitian ini, maka data yang diperoleh terlebih dahulu
diseleksi menurut variabel-variabel tertentu dan dianalisis melalui segi kualitatif,
data ini dianalisis dengan teknik sebagai berikut. Analisis data sebelum
kelapangan menurut Matthew B. Milles dan Michael Huberman yaitu peneliti
menganalisis data terhadap hasi studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan
103
Muh. Fitrah & Luthfiyah, Metodologi Penelitian, hlm.74.
digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Adapun analisis setelah di
lapangan menurut Miles dan Helman terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
1. Reduksi Data
Menurut Matthew dan Michael “Reduksi data artinya sebagai proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, peng-abstrakan dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan- catatan lapangan. Reduksi
data dalam penelitian ini berlangsung terus-menerus selama penelitian”.104
Makna dari pada tahap ini peneliti merekam atau mencatat data
lapangan kemudian ditafsirkan atau diseleksi masing-masing data yang relevan
dengan fokus masalah yang diteliti.
2. Penyajian
Menurut Matthew dan Michael “Penyajian data merupakan sekumpulan
informasi yang telah tersusun dari hasil reduksi data.Penyajian data ini
memungkinkan peneliti menarik kesimpulan atau pengambilan tindakan lebih
lanjut”.105
Penyajian data ini dilakukan ketika data yang diperoleh sudah
terkumpul. Sehingga memudahkan peneliti dalam menyimpulkan dari hasil
analisis reduksi data. Dengan cara ini, peneliti tidak kesulitan dalam
penguasaan informasi yang telah terkumpul.
3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi
Kesimpulan yang diambil dari data yang terkumpul perlu diverifikasi
terus menerus selama penelitian berlangsung agar data yang didapat terjamin
104
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, cet. Ke-4, (Bandung: Alfabeta, 2013),
hlm. 100. 105
Ibid., hlm. 10.
dan dapat dipertangungjawabkan. Analisis data kualitatif merupakan upaya
analisis yang berlanjut, berulang dan terus menerus, terjalin hubungan saling
terkait antara kegiatan reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.106
Untuk itu, penarikan kesimpulan ini masih bisa dapat diuji kembali
dengan data dilapangan, dengan cara merefleksikan kembali, peneliti dapat
bertukar pikiran dengan teman dan melakukan triangulasi data, sehingga
peneliti dapat menarik kesimpulan dalam bentuk deskripsi laporan penelitian.
E. Triangulasi Data
Menurut Lexy J. Moeleong, “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk
keperluan pengecekkan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.”107
Teknik Triangulasi pada penelitian kualitatif dimanfaatkan sebagai
pengecekan keabsahan data yang peneliti temukan dari hasil antara wawancara
peneliti dengan informan kunci dan hasil wawancara dengan beberapa orang
informan lainnya, kemudian peneliti mengkonfirmasikan dengan studi
dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian serta hasil pengamatan peneliti
dilapangan sehingga kemurnian dan keabsahan data terjamin.
F. Sistematika Penulisan
Agar sistematika dalam penelitian ini dapat mengarah pada tujuan yang
telah ditetapkan, maka disusun sedemikian rupa secara sistematis yang terdiri dari
106
Ibid., hlm. 101. 107
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
200) hlm. 330.
lima bab masing-masing menampakkan karekteristik yang berbeda namun dalam
satu kesatuan tak terpisah.
Penyusunan skripsi ini terbagi menjadi lima bab, antara babnya ada yang
terdiri dari sub-sub bab. Masing-masing bab membahas permasalahan-
permasalahan tersendiri, tetapi tetap saling berkaitan antara sub bab dengan bab
yang berikutya. Adapun sistematiknya sebagai berikut:
Bab I : Membahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari sub bab seperti Latar
belakang masalah, Rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, kerangka
teori, serta tinjauan pustaka.
Bab II : Membahas mengenai metode penelitian yaitu pendekatan penilitian, jenis
sumber data, instrument pengumpulan data, dan sistematika penulisan
Bab III : Memaparkan kondisi dan gambaran umum tentang proses penelitian
Bab IV : Berisikan pembahasan skripsi, yang didalamnya membahas jawaban dari
rumusan masalah yang telah di tentukan penelitian
Bab V : Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan saran-saran
56
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum OJK
1. Sejarah Pembentukan OJK
Keresahan dari beberapa pihak dalam hal fungsi pengawasan Bank
Indonesia juga muncul sebagai respons dari krisis Asia yang terjadi pada
1997-1998 yang berdampak sangat berat terhadap Indonesia, khususnya sector
perbankan. Menunjukan bahwa efektifivitas Bank Indonesia (BI) dalam
melaksanakan tanggung jawabnya terutama sebagai pengatur dan pengawas
bank dinilai gagal.108
Akibat kegagalan tersebut, pemerintah Indonesia memberikan
perhatiannya dengan membentuk suatu sistem pegawasan baru yang
independen yang bertujuan untuk melindungi konsumen dan meningkatkan
efesiensi lembaga keuangan. Lembaga pengawasan independen tersebut
adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adanya OJK secara otomatis
memisahkan wewenang pengawasan secara makro (makroprudensial) dan
pengawasan secara mikro (mikroprudensial).109
Ada tiga hal yang melatar belakangi pembentukan OJK yaitu pertama,
perkembangan industri sektor lembaga keuangan di Indonesia, kedua,
108
Rizky Arisandi, Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan dalam Perlindungan Hukum
Bagi Masyarakat terhadap Kegiatan Investasi Ilegal di Tasikmalaya, hlm.101. 109
Fauza Dwi Annisa, Telaah Kritis Pemisahan Wewenang Pengawasan Bank pada
Transisi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, Jurnal Ilmiah , 2014. Diakses pada tanggal
02 Maret 2020, hlm. 4.
permasalahan lintas sektor lembaga keuangan, ketiga, amanat Undang-undang
Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia (Pasal 34), yang berbunyi:
“(1) Tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor
lembaga keuangan yang independen, dan dibentuk dengan Undang-
Undang.(2) pembetukan lembaga pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) akan dilaksanakan selambat-lambatnya 31 Desember 2010.”110
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai berdiri sejak tahun 2011,
merupakan lembaga yang independen dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal
yang secara tegas diatur dalam Undang-Undang.111
Setelah terbentuknya Undang –Undang tersebut OJK tidak langsung
beroperasi, namun baru beroperasi pada awal tahun 2013. Tugas pengawasan
industri keuangan dan Bapepam-LK secara resmi beralih ke OJK pada
tanggal 31 Desember 2012. Sedangkan pengawasan di sektor perbankan
beralih ke OJK pada tanggal 31 Desember 2013 dan Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) pada tahun 2015.112
Terhitung 6 Januari 2014 Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi
Jambi telah resmi menjalankan tugasnya. Peresmian tersebut serentak 35
kantor di seluruh Indonesia yang terdiri dari 6 kantor Regional OJK dan 29
kantor OJK di daerah. Peresmian ini dilakukan di 15 kantor OJK yang
dihadiri anggota Dewan Komisioner OJK serta pimpinan OJK pusat.
110
Pasal 34 ayat (34) 111
Adrian Sutedi, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, hlm.36. 112
Ashinta Sekar bidari, Kedudukan Bank Indonesia (BI) Setelah Terbentuknya Otoritas
Jasa Keuangan, Skripsi Fakultas Hukum,hlm.8.
Provinsi Jambi tergabung dalam Regional 5 Sumatera yang berkantor
pusat di Medan, mencakup Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumut,
Sumsel, Sumbar, Riau, Jambi, Bengkulu, dan Kepulauan Riau, dengan lokasi
kantor OJK di Banda Aceh, Padang, Batam, Pekan Baru, Jambi, Bengkulu
dan Palembang.113
OJK Jambi diresmikan sejak kantor Regional 5 Sumatera diresmikan
oleh Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho di gedung Bank Indonesia
Medan. Dengan beroperasinya kantor-kantor OJK di daerah termasuk Jambi,
akan lebih memudahkan pengawasan seluruh industri jasa keuangan yang ada
di daerah. Kantor OJK Provinsi Jambi berlokasi di Jl. Prof DR Soemantri
Brojonegoro No.12 A, Kel. Selamat, Kec. Telanai Pura, Sipin, Kota Jambi.114
2. Visi Misi OJK
a. Visi OJK
Adapun Visi OJK adalah menjadi lembaga pengawas sektor jasa
keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan
masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi
pillar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat
memajukan kesejahteraan umum.115
b. Misi OJK adalah :
113
Sindonews, Kantor OJK dari Aceh sampai Jaya pura . 114
Wawancara dengan Agus, Staff Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK), OJK
Provinsi Jambi, tanggal 03 Maret 2020. 115
Otoritas Jasa Keuangan, Booklet Perbankan Indonesia, Edisi ke-1 (jakarta:
Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan, 2014) hlm. 3.
1) Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan dalam sektor jasa
keuangan secara teratur, adil, transparan, akuntabel.
2) Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan
dan stabil, dan
3) Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.116
3. Asas dan Nilai Strategis OJK
a. Asas OJK
Dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya, berlandaskan atas
asas-asas sebagai berikut:117
1) Asas independensi, yaitu independen dalam pengambilan keputusan
dan pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang OJK, dengan tetap
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku .
2) Asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan dan keadilan
dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan.
3) Asas kepentingan hukum, yakni asas yang membela dan melindungi
kepentingan konsumen dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan
umum
4) Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak
116
Muhammad Hamid, Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan
Tingkat SMA (Jakarta:2017), https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Download/338
diakses pada tanggal 29 Februari 2020, hlm. 18. 117
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, Cet-12 Agustus
2014) hlm. 273.
diskriminatif tentang penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan, dengan
tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, dan golongan,
serta rahasia negara, termasuk rahasia sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
5) Asas profesinalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam
pelaksaan tugas dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap
berlandaskan pada kode etik dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
6) Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral
dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam
penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan
7) Asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan Otoritas Jasa
Keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.118
b. Nilai – Nilai Strategis OJK
1) Integritas adalah bertindak objektif, adil dan konsisten sesuai
dengan kode etik dan kebijakan organisasi dengan menjunjung
tinggi kejujuran dan komitmen
2) Profesionalisme adalah bekerja dengan penuh tanggung jawab
berdasarkan kompetensi yang tinggi untuk mencapai kinerja
terbaik
118
Otoritas Jasa Keuangan, Booklet Perbankan Indonesia..., hlm.3.
3) Sinergi adalah berkolaborasi dengan seluruh pemangku
kepentingan baik internal maupun eksternal secara produktif dan
berkualitas
4) Inklusif adalah terbuka danmenerima keberagaman pemangku
kepentingan serta memperluas kesempatan dan akses masyarakat
terhadap industri keuangan
5) Visioner adalah memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat
kedepaan (Forward Looking) serta dapat berfikir di luar kebiasaan
(Out of The Box Thinking).
4. Tugas OJK
Berdasarkan pasal 6 UU No. 21 Tahun 2011, tugas OJK adalah
melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap:
a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan
Pengawasan oleh OJK dilakukan secara berkala melalui pengawasan
langsung (On-site Supervision) dan pengawasan tidak langsung (Off-site
Supervision). Selain itu, OJK juga melakukan beberapa pemeriksaan umum
dan pemeriksaan khusus serta terlibat dalam pemberian keterangan saksi/ahli
dalam penanganan dugaan tindak pidana perbankan. Berdasarkan Standard
Operating Procedure (SOP) pengawasan terhadap bank wajib dilakukan
pemeriksaan umum setahun sekali secara berkala. Namun demikian, tidak
menutup kemungkinan dilakukan pemeriksaan umum sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
Sedangkan dalam menjalankan tugas pengawasan terhadap ketiga
lembaga jasa keuangan, OJK melaksanakannya dengan menggunakan dua
pendekatan yaitu:
1) Pengawasan berdasarkan kepatuhan (Compliance Based Supervision),
yaitu pemantauan kepatuhan bank terhadap ketentuan-ketentuan yang
terkait dengan operasi dan pengelolaan bank dimasa lalu dengan tujuan
untuk memastikan bahwa bank telah beroperasi dan dikelola dengan baik
dan benar menurut prinsip kehati-hatian.
2) Pengawasan berdasarkan risiko (Risk based supervision), yaitu
pengawasan bank yang menggunakan strategi dan metodologi berdasaekan
risiko yang memungkinkan pengawas bank dapat mendeteksi risiko yang
signifikan secara dini dan mengambil tindakan pengawasan yang sesuai
dan tepat waktu.119
b. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal
Bidang pengawasan sektor pasar modal mempunyai tugas
penyelenggaraan sistem pengaturan dan pengawasan sektor pasar modal yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sector pasar modal mempunyai
tugas pokok:
1) Menyusun peraturan pelaksanaan dibidang pasar modal
2) Melaksanakan protocol manajemen krisis pasar modal
3) Menetapkan ketentuan akuntansi dibidang pasar modal
119Ibid.,
4) Merumuskan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur dibidang
pasar modal
5) Melaksanakan analisis, pengembangan dan pengawasan termasuk pasar
modal syariah
6) Melaksanakan penegakan hukum dibidang pasar modal
7) Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi
oleh OJK, Bursa Efek, Lembaga Kliring, dan Penjaminan, dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian
8) Merumuskan prinsip-prinsip pengelolaan investasi, transaksi dan lembaga
efek dan tata kelola emiten dan perusahaan publik
9) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh
izin usaha persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain yang bergerak
dibidang pasar modal
10) Memberikan perintah tertulis, menunjuk atau menetapkan penggunaan
pengelola statue terhadap pihak/lembaga jasa keuangan yang melakukan
kegiatan dibidang pasar modal dalam rangka mencegah dan mengurangi
kerugian konsumen, masyarakat dan sektor jasa keuangan
11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner.120
c. Kegiatan jasa IKNB (Industri Keuangan Non Bank)
Kegiatan IKNB meliputi Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya. Bidang pengawasan
sector IKNB mempunyai fungsi penyelenggaraan system pengaturan dan
120 Tugas Pengawasan Pasar Modal, www.ojk.go.id, diakses pada tanggal 13 Maret 2020
pengawasan sektor IKNB yang terintergrasi terhadap keseluruhan kegiatan
sector jasa keuangan. Dalam meleksanakan fungsi bidang pengawasan sector
iknb mempunyai tugas pokok :
1) Menyusun peraturan dibidang IKNB
2) Melaksanakan protokol manajemen krisis IKNB
3) Melakukan penegakan peraturan di bidang IKNB
4) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh
izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain yang
bergerakn dibidang IKNB
5) Menyiapkan rumusan kebijakan dibidang IKNB
6) Melaksanakan kebijakan dibidang IKNB sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan
7) Melakukan perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur
dibidang IKNB
8) Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi dibidang IKNB
9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner.
Pada prinsipnya pengawasan yang dilakukan OJK terhadap ketiga
sektor jasa keuangan tersebut adalah sama, yaitu pengawasan dilakukan
dengan tujuan agar perusahaan jasa keuangan yang diawasi tetap tumbuh
berkembang sesuai ketentuan dan tidak merugikan nasabahnya.121
121
Tugas Pengawasan Pasar Modal, www.ojk.go.id, diakses pada tanggal 13 Maret 2020
65
5. Struktur Organisasi OJK Provinsi Jambi
Gambar 1
Struktur Organisasi Kantor Otortitas Jasa Keuangan Provinsi Jambi
KEPALA OJK
Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan
Kepala subbagian
Pengawasan Bank 1
Pengawas
• Pengawas
Kepala subbagian
Pengawasan Bank 2
Pengawas
Kepala subbagian
Pengawasan IKNB
pengawas
Pengawas
Kepala subbagian
Pengawasan pasar
modal pengawas
Kepala subbagian
EPK
Kepala subbagian
administrasi
Pengawas Junior
Pengawas Junior
Pengawas Junior
Pengawas Junior
Staff Staff
……….. …………..
Pengawas pertama Pengawas pertama
Pengawas pertama
Pengawas pertama
PTU
…………. …………
66
B. Tinjauan Umum Investasi Ilegal
Kegiatan investasi atau menghimpun dana dari masyarakat merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh lembaga jasa keuangan seperti bank, pasar modal
dan lembaga jasa keuangan non bank. Semua lembaga keuangan tersebut
merupakan lembaga keuangan yang terdaftar dan diawasi oleh OJK. Hal ini
dikarenakan lembaga keuangan tersebut dibawah pengaturan dan pengawasan
OJK sebagai regulator tunggal pengawas industri jasa keuangan.
Pada prinsipnya investasi merupakan pengalokasian dana untuk
mendapatkan manfaat yang didapat melalui investasi sangatlah relatif, tergantung
pada besarnya suku bunga atau bagi hasil yang diberikan oleh sebuah industry
keuangan.122
Pada intinya suatu investasi dikatakan ilegal apabila sebuah perusahaan
yang menawarkan produk investasi tidak mengantongi izin, seperti:
1. Industri perbankan, harus mendapatkan izin usaha dari OJK
2. Pasar Modal, harus mendapatkan izin usaha dari OJK
3. Industri Keuangan Non Bank, harus menapatkan izin usaha dari OJK
4. Koperasi dan BMT, harus mendapatkan izin dari Dinas Koperasi
5. Industri Perdagangan, harus mendapatkan izin usaha dari dinas perdagangan.
Investasi ilegal yang beredar dimasyarakat pada umumnya menawarkan
keuntungan yang besar dan sifatnya tetap. Padahal jika dilihat dari risiko investasi
terdapat beberapa risiko yang dapat menyebabkan naik turunnya keuntungan yang
didapat. Jadi, sangat tidak wajar jika suatu investasi menjanjikan keuntungan yang
122
Wawancara dengan Agus Setiawan, Staff Edukasi dan Perlindungan Konsumen
(EPK), OJK Provinsi Jambi, tanggal 24 April 2020.
tetap setiap bulannya. OJK memberikan karakteristik perusahaan-perusahaan
invetasi yang tidak memiliki izin dari OJK yang perlu diwaspadai oleh
masyarakat, antara lain:
a. Menjanjikan manfaat investasi (keuntungan) besar/tidak wajar (money game)
b. Tidak ditawarkan melalui lembaga penyiaran (TV dan Radio), namun
ditawarkan melalui internet/online, tidak jelas domisili usaha dan tidak dapat
berinteraksi secara fisik
c. Bersifat berantai, “Member get member”, namun tidak terdaftar barang yang
menjadi objek invetsasi, atau terdapat barang namun harga barang tersebut
tidak wajar jika disbanding dengan barang sejenis yang dijual dipasar
d. Menggunakan Public Figure, tokoh, pejabat, agama dan etnis
e. Menjanjikan barang mewah (mobil mewah). Tour keluar negeri
f. Memberikan kesan seolah – olah bebas risiko
g. Member kesan seolah-olah dijamin atau berafiliasi dengan perusahaan
besar/multi nasional
h. Tidak memiliki izin usaha atau memiliki izin usaha tetapi tidak sesuai dengan
kegiatan usaha yang dilakukan.123
C. Investasi Ilegal di Provinsi Jambi
Terdapat 235 perusahaan kegiatan investasi yang tidak memiliki izin se
Indonesia, sedangkan di Kota Jambi terdapat 3 investasi ilegal yang telah ditindak
lanjuti oleh OJK dari tahun 2016 hingga 2020, yaitu:
123
Otoritas Jasa Keuangan, Booklet Perbankan Indonesia edisi ke-1, (Jakarta:
Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan, 2014) hlm. 26.
1. Pencabutan izin usaha dilakukan pada tanggal 11 Juli 2017, pada entitas ilegal
Koperasi Harus Sukses Bersama (HSB) beralamatkan di Jl. K.H Ismail Malik
Blok A No. 25 (Citra Land NGK), Mayang Mangurai, Kota Baru, Kota Jambi
36129.124
Koperasi Harus Sukses Bersama (HSB) adalah koperasi yang
bergerak dalam berbagai bidang usaha antara lain sembako dan simpanan
pinjam125
.
2. Pencabutan izin usaha dilakukan pada tanggal 15 Agustus 2017, pada
perusahaan investasi ilegal PT.Global Mitra Group (GMG) beralamat kan di
Citra Land NGK, Jl. K.H Ismail Malik Blok A No. 27 RT.46, Kel. Mayang
Mangurai, Kec. Alam Barajo, Kota Jambi 36129. PT. GMG adalah perusahaan
berkedok arisan.126
3. Pencabutan izin usaha dilakukan pada tanggal 28 Februari 2020, pada CV. NA
Sejahtera yang beralamatkan di Talang Datar, Kec. Bahar Utara, Kab. Muaro
Jambi, Jambi 36611 adalah investasi bodong berkedok sapi perah.127
Sementara sisanya tidak dapat ditelusuri lebih lanjut karena tidak memiliki
informasi yang cukup terkait dengan penawaran investasinya.128
124
Nurul Fahmi, Bodong Koperasi Harus Sukses Bersama di Jambi di Tutup Satgas
Waspada Investasi, https://www.inilahjambi.com/bodong-koperasi-harus-sukes-bersaama-di-
jambi-ditutup-satgas-waspada-investasi/ diakses pada tanggal 24 desember 2019. 125
Dilihat dari Surat Pers OJK Nomor 57/DKNS/OJK/V/2017 diakses pada tanggal 24
Desember 2019. 126
Muhammad Zaki, korban Investasi Ilegal https://buktipers.com/sejumlah-warga-desa-
tertipu-investasi-bodong/ Tanggal 25 Juli 2020. 127
Aryo Tondang, Tipu 3.700 Orang, Polda Jambi Kebut Berkas Perkara Investasi
Bodong Susu Perah CV NA Sejahtera,
https://www.google.com/amp/s/jambi.tribunnews.com/amp/2020/05/18/tipu-3700-orang-polda-
jambi-kebut-berkas-perkara-investasi-bodong-susu-sapi-perah-cv-na-sejahtera diakses pada
tanggal 24 April 2020. 128
www.Investoralertportal.co.id Daftar Investasi Ilegal, diakses pada tanggal 12 Maret
2020
Otoritas Jasa Keuangan juga menghimbau kepada masyarakat agar dapat
melapor kepada OJK ataupun pihak terkait ketika ditemukan praktek investasi
yang terindikasi bodong. Dalam pengaduannya masyarakat dapat mengadu
kepada Dinas terkait atau langsung dapat menghubungi OJK.129
129
Wawancara dengan Agus Setiawan, Staff Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK)
OJK Provinsi Jambi, tanggal 24 April 2020.
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap Investasi Ilegal di
Provinsi Jambi
Munculnya masalah investasi ilegal ini menjadi tanggung jawab besar yang
dihadapi oleh OJK sebagai lembaga yang bertugas untuk mengatur dan
mengawasi seluruh sektor jasa keuangan guna melindungi kepentingan konsumen
jasa keuangan.
OJK sendiri dalam bidang pengawasan hanya mengawasi 3 sektor
keuangan yaitu perbankan, pasar modal dan IKNB. Selain ke-tiga sektor tersebut
bukan dibawah pengawasan OJK lagi, melainkan dibawah pengawasan dinas
terkait. Jadi investasi yang tidak terdaftar di OJK belum tentu dikatakan investasi
ilegal, asalkan mendapatkan izin dari instansi yang terkait dengan sektor
usahanya.
Berbeda dalam pengawasan terhadap lembaga investasi legal, dalam
pengawasan investasi ilegal, OJK melakukannya tidak sendirian namun bersama
dengan tim yang dikenal dengan Satgas Waspada Investasi yang diketuai oleh
OJK. Sebagaimana pernyataan dari staff Edukasi Perlindungan Konsumen OJK
Provinsi Jambi, saudara Agus Setiawan:
“Tim Satgas Waspada Investasi di Provinsi Jambi terbentuk berdasarkan
keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 17/KDK.01/2016 tanggal 25 Juni 2016
tentang Pembentukan Tim Kerja Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan
Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan
Investasi Provinsi Jambi, dengan anggota: 1) Kantor OJK Provinsi Jambi, 2)
Kepolisian Daerah Jambi, 3) Kejaksaan Tinggi Provinsi Jambi, 4) Kantor
Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jambi, 5) Bank Indonesia Kantor
Perwakilan Provinsi Jambi,6) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Jambi, 7) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Provinsi
Jambi, 8) Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jambi, 9) Badan
Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Jambi.130
Berikut data investasi bodong dari Provinsi Jambi yang penulis dapatkan pada
tahun 2017 dan tahun 2020, diantaranya:
1) Kasus Koperasi Harus Sukses Bersama
Pada tanggal 11 Juli tahun 2017, tertera pada Surat Pers OJK No. SP
57/DKNS/OJK/V/2017 investasi oleh Koperasi Harus Sukses Bersama (HSB),
dalam perkembangan kasusnya diduga karena lemahnya pengawasan dari Dinas
Koperasi yang terkait dan juga koperasi ini memberikan pinjaman diluar
anggotanya. Padahal sudah tertulis jelas dalam PP Nomor 9 Tahun 1995 bahwa
koperasi dilarang memberikan pinjaman selain anggotanya. Serta melakukan
usaha penyertaan modal yang tidak memiliki izin dari otoritas yang berwenang
baik dari pihak kementrian koperasi maupun Otoritas Jasa Keuangan.
Paket investasi yang ditawarkan:
a. Penyertaan Modal : Rp. 200.000
b. Bantuan Modal Usaha Tahap I : Rp900.000
c. Bantuan Modal Usaha Tahap II : Rp9.000.000
d. Setelah full level 1 s.d 5 (4 level)
Dalam praktiknya, kegiatan yang dilakukan pada koperasi Harus Sukses
Bersama, Nasabah diberi modal usaha sebesar 2.500.000, dengan syarat setiap
hari nya nasabah menyetorkan uang sebesar 200.000. Nasabah akan menerima
130
Wawancara dengan Agus, Staff Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK) dan
Pengawas Bank, OJK Provinsi Jambi, tanggal 26 Juni 2020.
bantuan modal sebesar Rp. 900.000 pada tahap pertama, kemudian mendapatkan
bantuan modal kembali (tahap kedua) dengan ketentuan setelah full level 1
sampai dengan level 5 (4 level) sebesar Rp. 9.000.000. Hal tersebut tentu
mendorong nasabah untuk menaikkan level, karena semakin tinggi level semakin
besar jumlah point yang didapatkan.131
Koperasi bodong Harus Sukses Bersama ini bukanlah sebuah investasi
yang berbentuk koperasi, hanya saja investasi bodong ini memakai kedok sebuah
label koperasi. Sekretaris Kementrian Koperasi dan UKM, Agus Muharram
mengungkapkan:
“kasus tersebut dilakukan oleh pihak yang bukan koperasi sebenarnya. Nama
koperasi hanya disematkan didepan untuk menarik minat masyarakat menyimpan
uang di koperasi bodong tersebut. Artinya dia pakai usaha jasa keuangan, karena
ada juga memang koperasi simpan pinjam terus simpan dana gagal bayar ada.
Kalau kasus seperti itu biasanya mengatas namakan koperasi.132
Sebagaimana penjelasan Tongam L Tobing selaku ketua Satgas Waspada
Investasi saat menjelaskan kerugian yang dakibatkan oleh adanya 11 investasi
ilegal yang telah diberhentikan oleh OJK pada tahun 2017 pada saat itu sebagai
berikut :
“Kerugian nya memang tidak bisa kita deteksi secara jelas, tapi seperti
contohnya dipandawa Depok itu kerugiannya Rp. 5,8 Triliun. Kemudian CSI Rp.
3 Triliun lebih. Itu investasi bodong yang paling fatal merugikan masyarakat
indonesia diantara 11 investasi ilegal pada saat itu.
Selain dari pada itu koperasi harus sukses bersama, koperasi ini tidak besar, tapi
mencuat karena menyentuh masyarakat kecil, sehingga kita harus tetap
131
Surat Pers OJK No. SP 57/DKNS/OJK/V/2017 132
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Gunung Kidul, “Investasi
Bodong Sering Mengaku Koperasi”, https://kukm.gunungkidulkab.go.id/berita-568/investasi-
bodong-sering-mengaku-koperasi-bagaimana-cara-bedakannya.html, akses 25 Maret 2020.
memonitor agar masyarakat tidak dirugikan oleh penawaran-penawaran
investasi ilegal ini.133
Dari pernyataan Ketua Satgas Waspada Investasi tersebut, untuk di Jambi
potensi kerugian masyarakat dikatakan belum terlalu merugikan karena ruang
lingkupnya masih kecil namun dikhawatirkan apabila koperasi ini tidak di
berhentikan secara cepat, akan menyebabkan banyak masyarakat yang menjadi
korban investasi bodong ini. karena praktik investasi ilegal khususnya koperasi
pada penyertaan modal, pada umumnya tertuju pada masyarakat yang diawal
masa simpanannya mendapatkan keuntungan yang sudah dijanjikan, kemudian
masyarakat yang sudah mendapatkan keuntungan tersebut mencari anggota lagi
sehingga dana tersebut berjalan ketika ada anggota baru lagi. Sebagai,.mana
pernyataan dari Agus Muharram selaku Sekretaris Kementrian Koperasi dan
UKM:
“koperasi atau investasi ilegal mengumumkan terima simpanan dengan bunga
sekian, datanglah 100 orang, pada periode pertama dikeluarkan bunga sebesar
10% dengan jumlah anggota 20 orang. 20 anggota menceritakan kepada
masyarakat yang belum menjadi korban, sehingga anggota terakhir tidak
mendapatkan apa-apa.134
Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM, Suparno
mengakui, kementrianya juga tidak memiliki data khusus dan spesifik, terkait
koperasi bodong.135
133
Andri Wiranuri, “OJK Tindak 11 Kasus Penipuan Investasi Berkedok Koperasi”,
https://m.liputan6.com/bisnis/read/3799067/ojk-tindak-11-kasus-penipuan-investasi-berkedok-
koperasi, akses 25 Maret 2020. 134
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Gunung Kidul, “Investasi
Bodong Sering Mengaku Koperasi”, https://kukm.gunungkidulkab.go.id/berita-568/investasi-
bodong-sering-mengaku-koperasi-bagaimana-cara-bedakannya.html, akses 25 Maret 2020. 135
Rahen Jihad Akbar, Arrijal Rachman, “Tiga tahun Beroperasi, Satgas Waspada
Investasi Tindak 11 Koperasi Bodong”,, https://www.viva.co.id/amp/berita/bisnis/1100258-3-
Sehingga adanya kasus terkait investasi bodong ini, koperasi di Indonesia
saat ini memiliki gambaran yang kurang baik di masyarakat. Oleh karena itu,
perlu diadakannya edukasi dari pihak OJK khususnya staff EPK guna mengurangi
pandangan buruk masyarakat jadi koperasi harus Re-branding agar masyarakat
kembali mempercayai investasi dan mengetahui ciri-ciri investasi ilegal.
2) Kasus PT. Global Mitra Group (GMG)
Pada tanggal 19 Januari 2017, tertera pada Surat Pers OJK No. SP
88/DKNS/OJK/Vii/2017 investasi ilegal yang dilakukan oleh perusahaan yang
berkedok arisan yaitu PT. Global Mitra Group (GMG). Pernyataan salah satu
korban penipuan PT. GMG, saudara M. Zaki sebagai berikut:
“kami dijanjikan kelipatan uang yang cukup besar jika berinvestasi ke
perusahaan mereka misalnya dari Rp. 200 ribu bisa menjadi Rp. 900 ribu hingga
kelipatan besar. Awalnya dibayar namun ketika konsumen melipat gandakan
investasinya, dan menagih justru pihak perusahaan selalu berkelit dengan alasan.
136
Hal senada juga disampaikan oleh Indrawani:
“saya awalnya percaya karena mereka mengatakan bahwa bukan kami saja yang
ikut Arisan ini Pejabat, Polisi, TNI, dan Kepala Desa juga. 137
Sebagaimana pernyataan dari Agus Setiawan selaku Staff EPK OJK Jambi:
“setelah adanya berbagai pengaduan dari masyarakat melalui ketua LSM ABRI
kab. Batang hari, PT GMG dinyatakan tidak memiiliki izin usaha dari manapun.
pimpinan PT.GMG berulang kali dipanggil karena adanya laporan masyarakat
soal dugaan penipuan investasi keuangan tetapi mereka selalu mangkir.138
tahun-beroperasi-satgas-waspada-investasi-tindak-11-koperasi-
bodong?page=all&utm_medium=all-page, akses 25 Maret 2020. 136
Bukti Pers, “Sejumlah Warga Desa Ture Tertipu Investasi Bodong”,
https://buktipers.com/sejumlah-warga-desa-ture-tertipu-investasi-bodong/ akses 09 Juli 2020. 137
Ibid. 138
Wawancara dengan Agus, Staff Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK), tanggal
06 Juni 2020.
3) Kasus CV. NA Sejahtera
Selain kedua kasus tersebut, baru-baru ini pada tanggal 28 Februari 2020
OJK bersama tim Satgas Waspada Investasi dari pihak kepolisian Polda Jambi
yaitu Kombes Pol Yudha Setya Budi, telah memberhentikan kegiatan Investasi
bodong berkedok investasi di bidang peternakan sapi perah CV. NA Sejahtera
yang telah beroperasi sejak tahun 2017, yang berpusat di Ponorogo, Jawa Timur
dan beraksi di Jambi.
Dua tersangka yang merupakan warga kab.Muaro Jambi melakukan
penipuan terhadap 2.479 orang hingga menyebabkan kerugian lebih dari Rp. 156
Miliar. Selama 3 tahun beroperasi, CV NA Sejahtera memiliki 3.700 mitra kerja
yang tersebar di indonesia dan dalam menjalankan investasi fiktif itu, pelaku juga
mencatut nama tiga perusahaan besar yang berkaitan dengan susu perah guna
menarik para investor.139
Dalam pengembangan kasusnya, CV NA Sejahtera sebenarnya memiliki
izin legal. Namun mereka melakukan sejumlah penipuan dengan berkedok
investasi perah. Berikut pernyataan dari dari Kapolda Jambi, Irjen. Pol. Drs.
Firman Santyabudi, M. Si.dari berita Tribun Jambi:
“jadi ini perusahaannya memang lengkap semua tapi pelaksanaan usahanya
fiktif, yang namanya sapi (yang dijanjikan) itu memang sama sekali tidak ada.140
139
Pythag Kurniati, “Investasi Bodong Sapi Perah, Kerugian mencapai Rp. 156 Miiliar,
Pelaku Oknum PNS”
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/regional/read/2020/03/06/10450091/investasi-
bodong-sapi-perah-kerugianrp-156-miliar-pelaku-oknum-pns akses 26 Maret 2020. 140
Aryo Tondang, Tipu 3.700 Orang, Polda Jambi Kebut Berkas Perkara Investasi
Bodong Susu Perah CV NA Sejahtera,
https://www.google.com/amp/s/jambi.tribunnews.com/amp/2020/05/18/tipu-3700-orang-polda-
jambi-kebut-berkas-perkara-investasi-bodong-susu-sapi-perah-cv-na-sejahtera diakses pada
tanggal 24 April 2020.
Kemudian terdapat pernyataan juga dari salah satu warga Suka Makmur, Sungai
Bahar unit 1. Muaro Jambi yang sudah menjadi korban, Ibu Neneng:
“Awalnya saya tertarik, sudah banyak yang bergabung dan terbukti
mendapatkan keuntungan setiap bulannya. Kemudian saya ditawarkan sebuah
brosurnya dan sistem kerjasamanya satu paket 2 ekor sapi dengan harga 15 juta.
Dengan keuntungan satu bulan 1,2 juta per 3 tahun. Lalu saya tertarik dengan
sistem yang ditawarkan, dan akhirnya saya mengambil paket 1 dengan
menginvestasikan uang sebesar 15 juta.”141
Kemudian disambung kembali oleh Ibu Neneng:
“setelah saya investasikan uang, dengan perjanjian bulan depan saya akan
mendapatkan 1.2 juta uang yang masuk setiap bulannya, namun faktanya tidak
ada. Akhirnya muncullah berita di TV (TVRI Jambi) dan sosial media bahwa CV
tersebut melakukan penipuan. Bahwa bisnis sapi perah yang dijanjikan itu fiktif.
Setelah itu saya ikut rekan nasabah lain untuk melapor ke polisi bahwa saya telah
menjadi korban.”
Membahas tentang ganti rugi atas kerugian masyarakat terhadap investasi
bodong yang tidak memiliki izin dari otoritas manapun, OJK tidak menjamin
penggantian kerugian tersebut karena tugas OJK hanya melindungi konsumen
berupa memberikan fasilitas layanan pengaduan, edukasi literatur keuangan yaitu
sebagaimana saudara Agus Setiawan menyampaikan bahwa:
“perlindungan bagi masyarakat yang dilakukan oleh OJK sebatas preventif
(pencegahan) melalui kegiatan edukasi keuangan, OJK tidak menjamin
penggantian kerugian yang dialami konsumen. Artinya, perusahaan atau entitas
tersangka lah yang harus bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan.142
Kemudian disambung kembali oleh Kepala eksekutif Pengawas Pasar
Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida :
141
Wawancara dengan Ibu Neneng, Korban Investasi CV NA Sejahtera, tanggal 23
November 2020. 142
Wawancara dengan Agus Setiawan, Staff Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK)
OJK Provinsi Jambi, tanggal 24 Juli 2020.
“kalau tidak ada izin dari OJK, kita tidak bisa memberikan sanksi karena izin
dari OJK tidak ada. Mungkin, dia masuk pasal penipuan atau pidana umum.143
Berdasarkan wawancara penulis kepada pihak OJK selaku ketua tim
Satgas Waspada Investasi menjelaskan bahwa ada dua peran penting pada Satgas
Waspada Investasi dalam menjalankan tugasnya yaitu peran preventif dan
represif:
1. Peran preventif OJK pada Masyarakat
Adapun peran preventif yang dilakukan OJK ini merupakan suatu usaha
OJK dalam rangka melindungi calon konsumen atau masyarakat yang di
khawatirkan nantinya jumlah korban atas kasus penipuan akan menambah luas
nantinya. Maka berikut peran preventif OJK pada investasi ilegal yaitu:
a) melakukan Sosialisasi dan edukasi
Adanya sosialisasi dan edukasi yaitu untuk meningkatkan literasi
keuangan serta masyarakat bisa faham bagaimana karakteristik kegiatan
penghimpunan dana dan pengelolaan investasi yang ilegal. Sosialisasi dan
edukasi ini sudah dijalankan oleh OJK Provinsi Jambi dengan baik.
Sebagaimana pernyataan saudara Agus Setiawan sebagai berikut:
“Sejak terbentuk pada tahun 2016, OJK Provinsi Jambi memberikan edukasi
keuangan dan sosialisasi waspada investasi bodong pada setiap kegiatan
investasi. Objek sasaran edukasi dan sosialisasi tersebut yaitu mencakup
masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, guru, komunitas, dan lain-lain. Media
yang dilakukan melalui sosialisasi atau seminar, melalui iklan layanan
masyarakat di Koran, iklan di radio, iklan dibioskop, ataupun baliho di
143
Annisa Nurfitriyani, Investasi Bodong Bukan Tanggung Jawab OJK,
https://www.google.com/amp/s/amp.wartaekonomi.co.id/berita75205/investasi-bodong-bukan-
tanggung-jawab-ojk akses 29 Juli 2020.
pinggir jalan, serta melalui media sosial yang dimiliki oleh OJK Provinsi
Jambi (Instagram@ojkjambi).144
b) Berbagi pengetahuan (Knowledge Sharing)
Disamping kegiatan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat,
knowledge sharing juga dilakukan kepada para penegak hukum dan regulator
daerah. Contohnya penegak hukum disini ialah petugas pengawasan Satgas
Waspada Investasi dari badan hukum yang tertinggi contohnya kejaksaan dan
kepolisian.
2. Peran Represif OJK pada Konsumen
Berkaitan adanya peran represif yang disebabkan masih ada nya kasus
investasi bodong saat ini, disebabkan adanya beberapa kendala yang
menyebabkan kasus tersebut masih beredar. Berikut pernyataan Agus Setiawan
mengenai faktor atau kendala yang menyebabkan investasi bodong masih
tersebar:
a) Masih banyak masyarakat yang belum memiliki tingkat literasi keuangan yang
baik;
b) Masyarakat masih percaya dengan tingkat keuntungan/ pengembalian yang
sangat tinggi (diluar kewajaran);
c) Masyarakat masih banyak yang tidak mau untuk menjadi pelapor ketika
menjadi korban dalam kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan
pengelolaan investasi tanpa izin. Masyarakat masih beranggapan pelaku
bukan ornag yang harus bertanggungjawab atas tindakan yang dilakukan, dan
kegiatan yang dilakukan pelaku bukan merupakan suatu tindak pidana;
d) Ketentuan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan penghimpunan
dana dan pengelolaan investasi belum mengakomodir terkait dengan proses
penegakan hukum secara detail;
e) Proses penegakan hukum masih memerlukan dukungan data dan informasi
terkait dengan kerugian nyata yang dialami oleh korban. Penelusuran aset
terkait kerugian penghimpunan dana memakan waktu yang cukup lama”.145
144
Wawancara dengan Agus Setiawan Wibowo, Staff Edukasi Perlindungan Konsumen
(EPK) OJK Provinsi Jambi , pada tanggal 26 Juni 2020.
OJK melakukan peran represif pada saat kasus / kegiatan yang tidak
diinginkan sudah terlanjur terjadi, maka diadakan peran ini dengan harapan untuk
memperbaiki investasi serta mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga keuangan.
Peran represif yang dilakukan OJK yaitu membuka layanan atau fasilitas
pengaduan masyarakat yang ingin melapor kegiatan investasi bodong merupakan
fasilitas penyelesaian sengketa yang di lakukan oleh OJK. Sebagaimana UU No.
21 Tahun 2011 pasal 6 tentang pengaturan dan pengawasan lembaga keuangan,
OJK berhak memberikan tindakan penghentian kegiatan atau pencabutan izin
usaha jika dinilai perusahaan jasa keuangan sudah merugikan konsumen dan
masayarakat.
Dalam praktiknya, OJK Provinsi Jambi menyediakan beberapa fasilitas
untuk masyarakat sebagaimana pernyataan dari saudara Agus Setiawan :
“OJK telah memfasilitasi beberapa kanal akses bagi masyarakat terkait produk
dan jasa keuangan legal yang diawasi oleh OJK ataupun perusahaan yang
terdaftar/tidak terdaftar di OJK, yaitu : 1) Layanan Walk-in Konsumen di Kantor
OJK Provinsi Jambi, 2) Layanan surat baik ke kepada Kantor Pusat OJK dan
Kantor OJK Provinsi Jambi, 3) Layanan Kontak OJK 157, 4) Layanan Whatsapp
OJK 081-157-157-157, 5) Media sosial @ojkindonesia, @ojkjambi, dll, 6) Email
: [email protected] , 7) Website : https://www.ojk.go.id,
https://konsumen.ojk.go.id, https://sikapiuangmu/ojk.go.id,
http://waspadainvestasi.ojk.go.id dan 8) Facs : 021-385 8321.146
145
Wawancara dengan Agus Setiawan, Staff Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK)
OJK Provinsi Jambi, tanggal 24 Juli 2020. 146
Wawancara dengan Agus Setiawan, Staff Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK)
OJK Provinsi Jambi, tanggal 24 Juli 2020.
B. Tinjauan Ekonomi Islam Mengenai Peran Pengawasan OJK terhadap
Investasi Ilegal
Investasi merupakan salah satu ajaran Nabi yang menjanjikan untuk masa
depan yang lebih baik. konsep investasi selain sebagai pengetahuan juga
bernuansa spiritual karena menggunakan konsep syariah, oleh karena investasi
sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-qur’an Al-
hasyr:18 sebagai berikut :
خبير بما تعملون لل ن ٱ
إ لل
قوإ ٱ ت
وٱ مت لغد ا قد ولتنظر هفس م لل
قوإ ٱ ت
ين ءإمنو ٱ ل
ٱ ا إ أيه ي
Artinya: “Dan jika kamu dalam perjalanan, dan kamu tidak mendapati seorang penulis, maka
hendaklah ada suatu tanggungan yang di pegang. Tetapi jika kamu saling mempercayai
satu sama lain, hendaklah orang yang di percayai itu menunaikan amanatnya, dan
hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Rabbnya. Dan jangan lah menyembunyikan
kesaksian, dan barang siapa menyembunyikannya maka hanya berdosa; dan Allah
mengetahui apa yang kamu perbuat”. ( QS. Al-Hasyr: 18). 147
Dalam ayat diatas dapat ditafsirkan bahwa manusia bukan saja
memperhatikan kehidupan akherat namun harus pula memperhatikan kehidupan
dunia karena kata Ghad, dalam bahasa Arab, bisa berarti besok, pagi, lusa, atau
waktu yang akan datang. Dalam Islam investasi merupakan kegiatan muamalah
yang sangat dianjurkan, karena dapat berinvestasi harta yang dimiliki menjadi
produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Al-qur’an dengan
tegas melarang aktivitas penimbunan terhadap harta yang dimiliki.Suatu tindakan
atau kegiatan tentu diperlukan suatu pengawasan, fungsinya untuk mengoreksi,
memperbaiki dan mengontrol agar tidak tercipta nya suatu hal yang menyimpang
atau suatu hal yang tidak diinginkan. Begitu juga pengawasan dalam Islam, Allah
147
Q.S Al-Baqarah : 283.
menetapkan seluruh umat manusia agar melakukan transaksi dengan berpedoman
syariah Islam.
Mengenai peran OJK yaitu melindungi konsumen dan masayarakat, peran
tersebut bukanlah merupakan suatu hal yang baru. Karena dalam sejarah
perekonomian Islam sudah ada sejak zaman Nabi dan diikuti di masa Khulafaur
Rasyidin dan pemerintah Islam selanjutnya, yaitu tentang pengawasan dan
perlindungan. Jika perekonomian di Indonesia memiliki lembaga pengawasan
yaitu Otoritas Jasa keuangan (OJK) maka dalam Islam Terdapat sebuah lembaga
yang dinamakan Al-Hisbah (pengawasan) yang tugas utamanya adalah melakukan
ammar ma’ruf nahi munkar di bidang keuangan Al-Hisbah tidak hanya
mengawasi pasar saja (ekonomi) tetapi juga untuk bidang hukum.
Karakteristik fungsi dan wewenang hisbah hampir mirip dengan fungsi
Otoritas Jasa Keuangan. Namun pada zaman tersebut kegiatan serta lembaga
keuangan tidak sekompleks sekarang. Pada zaman nabi, hisbah berperan dalam
perekonomian bukan hanya sebagai pengawas namun juga membuat regulasi,
memberikan nasehat bersifat preventif atau pencegahan (edukasi dan pemahaman)
serta melakukan peran represif atau penindakan dalam hal memberikan sanksi
serta menjatuhi hukuman jika ada yang melakukan kegiatan yang menyimpang
dalam perekonomian.
Dalam Praktik perlindungan konsumen menurut perspektif Ekonomi
Islam, para pengawas maupun para pemegang saham yang membuka investasi
haruslah menanamkan niat yang sebenar-benarnya dengan memiliki rasa takut
kepada Allah SWT bukan karena tuntutan Negara atau pemerintah tetapi atas
dasar ketakwaan kita terhadap Allah SWT.
Oleh Karena itu, OJK sebagai penegak keadilan di sector jasa keuangan,
haruslah menjadi penegak keadilan yang sempurna lagi sebenar-benarnya. Tidak
hanya membela dan berlaku adil terhadap konsumen selaku pengguna jasa
keuangan yang diawasi oleh OJK saja, akan tetapi masyarakat yang juga terjebak
kasus investasi ini juga harus diberi perlindungan. Dengan adanya rasatakut
kepada allah dan adanya persamaan perlindungan, maka akan tercipta keadilan
dan ketenangan batin karena sesuai dengan ketentuan syariah, sehingga pada
akhirnya fungsi OJK yaitu menyelenggarakan system pengaturan dan pengawasan
yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan didalam sector keuangan akan
tercapai.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian tentang pengawasan
Otoritas Jasa Keuangan dalam Memberikan Perlindungan Konsumen dan
Masyarakat terhadap Investasi Ilegal di Provinsi Jambi dapat dikemukakan
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Otoritas Jasa Keuangan merupakan lembaga pengawas sektor jasa keuangan
yang memiliki peran penting bagi masyarakat maupun konsumen, tugas OJK
adalah mengawasi, memeriksa, dan menyidik dengan tujuan agar lembaga
keuangan yang diawasi tidak melakukan pelanggaran dan merugikan
masyarakat. Dalam peran pengawasan OJK melakukan peran pencegahan
(preventif) serta penyelesaian/tindak lanjuti kasus (represif), dibalik kedua
peran tersebut OJK memiliki kendala tidak bisa menjanjikan kembalinya uang
konsumen yang telah dibawa entitas investasi bodong dan tidak seimbangnya
literasi keuangan yang terjadi dimasyarakat sehingga menyebabkan banyaknya
konsumen yang menjadi korban investasi bodong.
2. Peran pengawasan yang dilakukan OJK sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw
yaitu dilakukan oleh lembaga Hisbah, dalam melakukan perannya sebagai
pengawas lembaga keuangan seharus nya dilakukan atas dasar takut kepada
Allah Swt. Sedangkan investasi sendiri sangat dianjurkan dalam Islam, selain
untuk mempersiapkan bekal untuk masa yang akan datang. Investasi juga
84
penting dilakukan agar harta yang dimiliki tidak habis oleh zakat, karena pada
dasarnya setiap harta ada zakatnya.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian tentang peran Otoritas Jasa
Keuangan dalam memberikan perlindungan konsumen dan masyarakat terhadap
investasi ilegal di Provinsi Jambi, OJK merupakan sebuah lembaga yang memiliki
tugas yang sangat mulia, yaitu melakukan tugas pengawasan dengan tujuan agar
lembaga keuangan yang diawasi tidak melakukan pelanggaran dan merugikan
masyarakat. Namun untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut terdapat beberapa
saran yang penulis kemukakan yaitu: untuk Otoritas Jasa Keuangan diharapkan
lebih tegas lagi dalam memberikan sanksi kepada entitas yang melanggar
peraturan perundang-undangan sehingga dapat memberikan efek jera bagi entitas
lainnya dan juga lebih aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat-
masyarakat awam agar lebih berhati-hati ketika ingin menginvestasikan dananya
kepada suatu entitas / perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Kementrian Agama RI Latief Awaluddin, M.A. Al-Quran dan Terjemahannya.
2018 (Jakarta: QASIS TERRACE RECIDENT)
Abdul Aziz. 2010. Manajemen Investasi Syariah. Bandung. Alfabeta
Albi Anggito& Johan Setiawan. 2018.Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa
Barat. CV Jejak
Amin Widjaja Tunggal.1993.Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta. Renika Cipta
Andrian Sutedi. 2014. Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangani. Jakarta. Raih Asa
Sukses
Budi Untung. 2011. Buku Cerdas Investasi. Yogyakarta. Andi Offset
Angger Sigit Pramuki & Meylani Chahya Ningsih.2018.Pengawasan Hukum
terhadap Aparatur Negara.Yogyarakarta.Media Presindo
Bungaran Antonius Simanjuntak & Soedjito Sosrodihardjo. 2014.Metode
penelitian sosial. Jakarta.Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung.2003.Manajemen Syariah dalam Pratik.
Jakarta. Gema Insani
E. Saefuddin Mubarok.2016.Ekonomi Islam: Pengertian, Prinsip dan Fakta.
Bogor. IN MEDIA
Hamid Patilima. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta
Hanif Nurcholis. 2005. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Jakarta. Gramedia Widiasmara
Istijanto. 2010.Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta. PT Gramedia Pustaka
Kamaruddin Ahmad. 2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio.
Jakarta. Rineka Cipta
Kasmir.2014.Dasar-dasar Perbankan. Jakarta. PT Grafindo Persada
Lexy J. Moeleong. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja
Rosdakarya
Muh.Fitrah & Luthfiyah. 2017. Metodologi PenelitianKualitatif, Tindakan Kelas
& Studi Kasus. Jawa Barat. CV Jejak
Muhammad. 2014. Manajemen Keuangan Syariah. Yogyakarta. UPP STM YKPN
Nur Achmad Budi Yulianto ,Mohammad Maskan, dkk. 2017. Metodelogi
Penelitian Bisnis. Malang. Polinema Press
Nur Asnawi & Muhammad Asnan Fanani. 2019. Pemasaran Syariah: Teori,
Filosofi, dan Isu- isu Kontemporer. Depok.Rajawali Pers
Nurul Huda & Mustafa Edwin Nasution. 2008. Investasi pada Pasar Modal
Syariah. Jakarta. Kencana Prenada Group
Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Booklet Perbankan Indonesia, Edisi ke-1. Jakarta.
Departememn Perizinan dan Informasi Perbankan
Rozalinda.2015.Ekonomi Islam: Teori HJdan Aplikasinya pada Aktivitas
Ekonomi. Jakarta. Rajawali Pers
Ryan Filbert Wijaya.Negative Investement : Kiat Menghindari Kejahatan dalam
Dunia Investasi. Jakarta. PT Elex Media Kompitundo
Sigit Pramono. 2014. Mimpi Punya Bank Besar-Pemikiran Seorang Banker.
Jakarta. Red & White Publishing
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D.
Bandung.Alfabeta
Sugiyono.2017. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D.
Bandung.Alfabeta
Taufik Hidayat. 2011. Buku Pintar Investasi Syariah. Jakarta. Mediakita
Veithzal Rivai, dkk. 2013.Financial Intitutional Management: Manajemen
Kelembagaan Keuangan. Jakarta. PT Grafindo Persada
Wagiran. 2019.Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta.Deepublish
Warkum Sumitro. 2004.Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga
Terkait. Jakarta. Grafindo Persada
Zainuddin Ali. 2008.Hukum Ekonomi Syariah. Jakarta. Sinar Grafika
Zulham. 2013. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta. Kencana
B. Jurnal dan Prodicing
Agus Anita Sari.2018.Analisis Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Mengawasi
Investasi di Provinsi Lampung. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Raden Intan.
Amin Hidayat. 2018.Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Meningkatkan Lterasi
Keuangan pada Masyarakat terhadap Lembaga Jasa Keuangan. Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Purwokerto
Antin Rakmawati. 2016. Implementasi Lembaga Hisbah dalam Meningkatkan
Bisnis Islami, Jurnal Malia, Vol. 7, No. 2.
Ashinta Sekar bidari. 2018. Kedudukan Bank Indonesia (BI) Setelah
Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan. Skripsi Fakultas Hukum .
Universitas Indonesia
Bambang Murdadi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Lembaga
Keuangan Baru yang Memiliki Kewenangan Penyidikan, Jurnal Value
Added, Vol. 8 No. 2
Camelia Ria Vurista. 2019. Peran Satuan Tugas (SATGAS) Waspada Investasi
Otoritas Jasa Keuangan dalam Melindungi dan Mengawasi Investasi dari
Investasi Ilegal. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Dian Husna Fadila Yunanto. 2015.Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam
Perlindungan Hukum Bagi Investor atau Dugaan Investasi Fiktif, Jurnal
Law Reform, Vol. 11 No. 2.
Elif Pardiansyah. 2017.Investasi dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal
Ekonomi Islam, Vol.8, No.2.
Fitria Rahmadani. 2016.Perlindungan Hukum Terhadap Investor Oleh Otoritas
Jasa Keuangan dalam Hal Terjadi Investasi Ilegal (Studi Kasus PT
Golden Traders Indonesia Syariah) Jurnal Hukum, Diponegoro Law
Review Vol. 5, No.2
Ida Syafrida. 2014. Perbandingan Kinerja Instrumen Investasi Berbasis Syariah
dengan Konvensional pada Pasar Modal di Indonesia, Jurnal Al-iqtishad
Vol. 6, No.2
Iqbal Alisyahputra. 2019.Kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam
Penanganan Tindak Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme pada
Bank Syariah. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Masyithoh.2018.Peranan OJK dalam Pengawasan Perbankan Syariah di Kota
Jambi. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Nasution.2018. Azhary Hamzah Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap
Kejahatan Perbankan, (Universitas Sumatera Utara, Fakultas Hukum).
Neneng Nurhasanah. 2013. Pengawasan Islam dalam Operasional Lembaga
Keuangan Syariah, Jurnal Mimbar, Vol. 29 No. 1
Rizky Arisandi. 2015.Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan dalam Perllindungan
Hukum bagi Masyarakat terhadap Kegiatan Investasi Ilegal di
Tasikmalaya. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta
Sufmi Dasco Ahmad. 2018.Peranan Otoritas Jasa Keuangan dalam
Penanggulangan Investasi Ilegal di Indonesia, Jurnal Hukum, Vol.6 No. 1.
Ummi Kalsum. 2018.Otoritas Pengawasan Perbankan Syariah di Indonesia,
Jurnal Li Falah Vol. 3 No.2.
C. Sumber Lainnya
Andri Wiranuri, “OJK Tindak 11 Kasus Penipuan Investasi Berkedok Koperasi”,
https://m.liputan6.com/bisnis/read/3799067/ojk-tindak-11-kasus-penipuan-
investasi-berkedok-koperasi,
Annisa Nurfitriyani, Investasi Bodong Bukan Tanggung Jawab OJK,
https://www.google.com/amp/s/amp.wartaekonomi.co.id/berita75205/inve
stasi-bodong-bukan-tanggung-jawab-ojk
Aryo Tondang, Tipu 3.700 Orang, Polda Jambi Kebut Berkas Perkara Investasi
Bodong Susu Perah CV NA Sejahtera,
https://www.google.com/amp/s/jambi.tribunnews.com/amp/2020/05/18/tip
u-3700-orang-polda-jambi-kebut-berkas-perkara-investasi-bodong-susu-
sapi-perah-cv-na-sejahtera
Bukti Pers, “Sejumlah Warga Desa Ture Tertipu Investasi Bodong”,
https://buktipers.com/sejumlah-warga-desa-ture-tertipu-investasi-bodong/
Ciri-ciri Investasi Bodong, https://koinworks.co/blog/ciri-ciri-investasi-bodong/
Ciri-ciri Investasi, https://koinworks.co/blog/ciri-ciri-investasi-bodong/
Daftar Lengkap Investasi yang Tidak Terdaftar dan Tidak di bawah Pengawasan
OJK, Sikapi Uangmu, https://bolasalju.com/artikel/daftar-investasi-
bodong-ilegal-ojk/
Dina Rayanti, “Bagaimana Ciri-ciri Investasi Bodong”,
https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-3225619/bagaimana-ciri-ciri-
investasi-bodong-inipenjelasan-dari-ojk
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Gunung Kidul, “Investasi
Bodong Sering Mengaku Koperasi”,
https://kukm.gunungkidulkab.go.id/berita-568/investasi-bodong-sering-
mengaku-koperasi-bagaimana-cara-bedakannya.html
Fokus Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Pemuda
https://www.ojk.go.id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Papers/OJK-Fokus-
Tingkatkan-literasi-dan-Inklusi-Keuangan-Pemuda.aspx
Investasi Ada Keuntungan Ada Juga Risikonya,
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/article/127/investasi-ada-keuntungan-ada-
juga-risikonya
Kerugian Akibat Investasi Bodong Capai Rp.250 Triliun,
https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20191115/9/11709
92/kerugian-akibat-investasi-bodong-capai-rp250-triliun
Muhammad Zaki, “korban Investasi Ilegal Sejumlah Warga Desa Tertipu
Investasi Bodong”, https://buktipers.com/sejumlah-warga-desa-tertipu-
investasi-bodong/
Natiazuriahms, “Pengertian Field Research”,
http://natiazuriahms.blogspot.com/2014/10/field-research-penelitian-
lapangan.html?m=1
Nurul Fahmi, “Bodong Koperasi Harus Sukses Bersama di Jambi ditutup Satgas
Waspada Investasi”, https://www.inilahjambi.com/bodong-koperasi-harus-
sukes-bersaama-di-jambi-ditutup-satgas-waspada-investasi/
Otoritas Jasa Keuangan, Bentuk Umum Produk Diduga Ilegal yang Ditawarkan,
http://sikapiuangmu.ojk.go.id/id/article/129/bentuk-umum-produk-diduga-
ilegal-yang-ditawarkan,
Paripurna, Kekosongan Hukum di Sektor Keuangan dalam Penanganan Investasi
Ilegal: Edisi Keuangan, www.sikapiuangmu.ojk.go.id
Pengertian Risiko, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Risiko
Pythag Kurniati, “Investasi Bodong Sapi Perah, Kerugian mencapai Rp. 156
Miiliar, Pelaku Oknum PNS”
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/regional/read/2020/03/0
6/10450091/investasi-bodong-sapi-perah-kerugianrp-156-miliar-pelaku-
oknum-pns
Rahen Jihad Akbar, Arrijal Rachman, “Tiga tahun Beroperasi, Satgas Waspada
Investasi Tindak 11 Koperasi Bodong”,
https://www.viva.co.id/amp/berita/bisnis/1100258-3-tahun-beroperasi-
satgas-waspada-investasi-tindak-11-koperasi-
bodong?page=all&utm_medium=all-page
Buku saku OJK, https://www.ojk.go.id/id/Pages/FAQ-Otoritas-Jasa-
Keuangan.aspx
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Siaran Pers OJK Perkuat Satgas Waspada
Investasi, Jakarta
Otoritas Jasa Keuangan, Booklet Perbankan Indonesia edisi ke-1, (Jakarta:
Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan, 2014)
Otoritas Jasa Keuangan, Buku saku OJK edisi ke 2, www.ojk.go.id akses 7 Maret
2020
Otoritas Jasa Keuangan, Buku saku Otoritas Jasa Keuangan edisi ke 2, (Jakarta:
Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan, 2014)
POJK Tahun 2013 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 20 ayat 1 dan 2
Surat Pers OJK Nomor 57/DKNS/OJK/V/2017
LAMPIRAN
Lampiran 1
Point wawancara Otoritas Jasa Keuangan
1. Apa saja yang menjadi hambatan OJK dalam memberantas investasi ilegal
yang ada di Provinsi Jambi?
2. Apakah OJK Melakukan pemeriksaan umum dan khusus (ON-SITE dan OFF-
SITE) pada lembaga keuangan yang ada di Jambi?
3. Apakah OJK melakukan pengawasan ON-SITE dan OFF-SITE tersebut secara
menyeluruh pada bank yang ada di Jambi?
4. Apakah OJK Provinsi Jambi telah melakukan pengawasan berdasarkan
kepatuhan (Complience Based Supervision/CBS) berjalan dengan lancar
terhadap lembaga keuangan di Jambi? Apakah dilakukan pada semua lembaga
keuangan di Jambi?
5. Apakah pengawasan berdasarkan risiko pada lembaga keuangan di Jambi
berjalan dengan lancar?
6. Bagaimanakah tingkat penurunan angka investasi ilegal di Provinsi Jambi dari
tahun 2016 hingga 2020?
7. Pada OJK Jambi sendiri dari tahun berapakah OJK melakukan edukasi dan
sosialisasi tersebut?
8. Dimanakah biasanya yang menjadi objek sasaran edukasi dan sosialisasi
tersebut?
9. Melalui acara/media apakah edukasi tersebut?
10. Dalam mengawasi investasi, fasilitas apa sajakah yang OJK berikan
kepada konsumen agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan?
11. Pada kasus Koperasi Harus Sukses Bersama, PT Global Mitra Group,CV
NA sejahtera, mengenai sanksi yang dinyatakan dalam UU OJK No. 21 pasal 6
point ke 7 yaitu sanksi “teguran”, pada saaat itu, Apakah pada saat terjadinya
pengaduan dari masyarakat soal investasi bodong, OJK memberikan sanksi
teguran terlebih dahulu sebelum mencabut / memberhentikan kegiatan usaha
bodong tersebut? Lalu , bagaimana respon dari instansi tersebut?
12. Apakah ada sanksi lebih lanjut yang dikenakan pada ketiga investasi
bodong tersebut ?
13. apakah ada jaminan atau yang diberikan dari pihak OJK maupun investasi
bodong yang bermasalah tersebut sebagai pengganti kerugian yang dialami
konsumen?
Point wawancara konsumen
1. bagaimana awal mula konsumen ( ibu Neneng) mengenal CV NA Sejahtera?
2. Bagaimana CV NA Sejahtera menawarkan produknya dari penjelasan sistem,
serta paket-paket yang ditawarkan?
3. Bagaimana keuntungan yang diiming-imingi?
4. Melalui apa konsumen (ibu Neneng) bisa memastikan bahwa investasi yang
sedang dijalani ialah ilegal?
Lampiran 2
Dokumentasi
Wawancara bersama Rahmiyati
selaku Staff Pengawas Lembaga Keuangan Otoritas Jasa Keuangan Jambi.
Wawancara bersama Agus Setiawan Wibowo
selaku Staff Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK) Otoritas Jasa Keuangan Jambi.
Wawancara bersama Ibu Neneng
selaku konsumen / korban investasi ilegal CV NA Sejahtera