131
ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI (Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2009 - 2014) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Bambang Rizki Saputra NIM. 108084000053 JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH

ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN

INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

(Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2009 - 2014)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Bambang Rizki Saputra

NIM. 108084000053

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

i

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH

ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN

INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

(Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di Provinsi BengkuluTahun 2009 - 2014)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat – syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Bambang Rizki Saputra

NIM. 108084000053

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Yoghi Citra Pratama, M.Si.

NIP. 19570617 198503 1 002 NIP. 19830717 201101 1 011

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 3: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, tanggal 12 Januari 2016 telah dilakukan ujian komprehensif atas

Mahasiswa:

1. Nama : Bambang Rizki Saputra

2. NIM : 108084000053

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas

Infrastruktur, Pendidikan, Kesehatan dan Investasi

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus Pada

Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2009 - 2014)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke

tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Januari 2016

1. Arief Fitrijanto, M. Si ( )

NIP. 19711118 200501 1 003 Penguji 1

2. Rizqon Halal Syah Aji, M. Si ( )

NIP. 19790710 200912 2 002 Penguji 2

3. M. Hartana I, Putra, M. Si ( )

NIP. 1504 09504 Penguji 3

Page 4: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Jum’at, tanggal 1 Februari 2016 telah dilakukan ujian Skripsi atas

Mahasiswa:

1. Nama : Bambang Rizki Saputra

2. NIM : 108084000053

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas

Infrastruktur, Pendidikan, Kesehatan dan Investasi

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus Pada

Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2009 - 2014)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama

ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 1 Februari 2016

1. Arief Fitrijanto, M.Si ( )

NIP. 1971118 200501 1 003 Ketua

2. Najwa Khairina, M.Si ( )

Penguji Ahli

3. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( )

NIP. 19570617 198503 1 002 Pembimbing I

4. Yoghi Citra Pratama, M.Si ( )

NIP. 19830717 201101 1 011 Pembimbing II

Page 5: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Bambang Rizki Saputra

NIM : 108084000053

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan

telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan

sesuangguhnya.

Jakarta, 25 Januari 2016

Yang Menyatakan

(Bambang Rizki Saputra)

Page 6: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Bambang Rizki Saputra

2. Tempat Tanggal Lahir : Depok, 16 September 1990

3. Alamat : Jalan Arif Rachman Hakim Kota Depok

4. Agama : Islam

5. Nama Ayah : Tabrani

6. Nama Ibu : Komariah

7. No. Telpon (HP) : 085319175152

8. Email : [email protected]

B. Data Pendidikan Formal

1. 1996 – 2002 : MI Annuriyah Depok

2. 2002 – 2005 : SMP Islam Al Muhajirin Depok

3. 2005 – 2008 : MA Negeri 7 Jakarta

4. 2008 – 2016 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

C. Pengalaman Organisasi

1. BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Jurusan IESP

2. BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas Ekonomi dan Bisnis

3. CPA (Corruption Preventing Alliance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. UKM KMPLHK RANITA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. IMEPI (Ikatan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Indonesia) JABAGBAR

(Jawa Bagian Barat)

6. IMEPI NASIONAL (Ikatan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Indonesia)

Page 7: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

vi

ABSTRACT

ANALYSIS OF EFFECT OFLOCAL

GOVERNMENTSPENDINGONINFRASTRUCTURE, EDUCATION,

HEALTHANDINVESTMENTSON ECONOMIC GROWTH

(Case Study atregencies / cities inthe province of Bengkulu)

By:

Bambang Rizki Saputra

NIM. 108084000053

This study aimed to analyze the influence of local government spending on

infrastructure, education, health and investment to economic growth, especially in

the government district / city in the province of Bengkulu with a sample of nine

districts and one city of Bengkulu province, especially in the period 2009-2014.

The samples in this study using a convenience sampling method, while data

analysis tools used in this research is multiple linear regression panel data.

Results from this study indicate that local government spending on

infrastructure significantly influence economic growth. Local government

spending on education significantly influence economic growth, local government

spending on health significantly influence economic growth, and investing

significant effect on economic growth. While simultaneously local government

spending on infrastructure, education, health and investment significantly

influence economic growth.

Keywords: local governments pending on infrastructure, education, health,

investment, and economic growth

Page 8: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

vii

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH

ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN

INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

(Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di ProvinsiBengkulu)

Oleh:

Bambang Rizki Saputra

NIM. 108084000053

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah

daerah atas infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan investasi terhadap pertumbuhan

ekonomi terutama pada pemerintah Kabuipaten/Kota di Provinsi Bengkulu dengan

menggunakan sampel sebanyak 10 Kabupaten dan 1 Kota khususnya di Provinsi

Bengkulu periode 2009-2014. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode convenience sampling, sedangkan alat analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda data panel.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah

daerah atas infrastruktur berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Pengeluaran pemerintah daerah atas pendidikan berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah daerah atas kesehatan

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, dan investasi

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan secara

simultan pengeluaran pemerintah daerah atas infrastruktur, pendidikan, kesehatan

dan investasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Kata Kunci: pengeluaran pemerintah daerah atas infrastruktur, pendidikan,

kesehatan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi

Page 9: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah

SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul“Analisis Pengaruh

Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Infrastruktur, Pendidikan, Kesehatan,

dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus Pada

Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2009 - 2014)”. Shalawat beserta

salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta

keluarga dan parasahabat. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penyusunan skripsi in peneliti mendapatkan bimbingan,

arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikat, rahmat dan karunia-Nya serta tetap

menuntun peneliti dijalan yang benar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Kedua orang tua, ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan

limpahan kasih sayang, perhatian, dan do’a tak pernah putus-putusnya untuk

ananda.

3. Bapak Dr. Arif Mufraini, LC., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

ix

4. Bapak Dr. Amilin, SE., AK., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan

Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Arief Fitrijanto M.Si selaku kajur IESP dan Bapak Rizqon Halal Syah

Aji, M.Si selaku sekjur IESP.

6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu

pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya

skripsi ini bisa terselesaikan.

7. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat,

dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga

akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan.

8. Bapak Dr. Lukman, M.Si, Ibu Utami Baroror M.Si, Bapak M. Hartana I Putra

M.Si, Bapak Zuhairan Yunmi Yunan, M.Sc dan Ibu Najwa Khairina, M.Si

selaku dosen IESP.

9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang

bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

10. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam

mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

Page 11: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

x

11. Teman-teman seperjuangan di UKM KMPLHK RANITA Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan semangat,

motivasi serta dukungan terhadap penulis.

12. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2008 Jurusan Ilmu Ekonomi Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

13. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak

membantu dan memberi inspirasi bagi peneliti, suatu kebahagiaan telah

dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih banyak.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti

harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan

informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Jakarta, 1 Februari 2016

(Bambang Rizki Saputra)

Page 12: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

xi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................ i

Lembar Pengesahan Komprehensif ............................................................... ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................. iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................. iv

Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... v

Abstact ............................................................................................................... vi

Abstrak .............................................................................................................. vii

Kata Pengantar ................................................................................................ viii

Daftar Isi ........................................................................................................... xi

Daftar Tabel ...................................................................................................... xiii

Daftar Gambar ................................................................................................. xiv

Daftar Lampiran .............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................... 10

1. Tujuan Penelitian ..................................................................... 10

2. Manfaat Penelitian ................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 12

A. Landasan Teori ............................................................................. 12

1. Teori Pengeluaran Pemerintah ................................................. 12

2. Pengeluaran Pemerintah Atas Infrastruktur ............................. 22

3. Pengeluaran Pemerintah Atas Pendidikan ............................... 26

4. Pengeluaran Pemerintah Atas Kesehatan ................................. 29

5. Investasi .................................................................................... 30

6. Teori Pertumbuhan Ekonomi ................................................... 34

B. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 38

C. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 41

D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 44

Page 13: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 46

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 46

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 46

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 46

D. Metode Analisis Data .................................................................... 47

E. Operasional Variabel ..................................................................... 52

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. 64

A. Gambaran Umum Provinsi Bengkulu ........................................... 64

B. Hasil Analisis Deskriptif ............................................................... 65

C. Hasil Analisis Data ....................................................................... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 96

A. Kesimpulan ................................................................................... 96

B. Saran ............................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 99

LAMPIRAN ...................................................................................................... 102

Page 14: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Data Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) Kabupaten

Kota Provinsi Bengkul Periode Tahun 2007 - 2014 ........................ 4

2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 38

4.1 Hasil Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Infrastruktur Periode

Tahun 2009 - 2014 ........................................................................... 66

4.2 Hasil Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Pendidikan Periode

Tahun 2009 – 2014 .......................................................................... 68

4.3 Hasil Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Kesehatan Periode

Tahun 2009 - 2014 ........................................................................... 69

4.4 Hasil Investasi Periode Tahun 2009 - 2014 ..................................... 70

4.5 Hasil Pertumbuhan Ekonomi/PDRB Tahun 2009 – 2014 ............... 71

4.6 Regresi Data Panel Pooled Least Square ........................................ 73

4.7 Regresi Data Fixed Effect ................................................................ 74

4.8 Regresi Data Random Effect ........................................................... 74

4.9 Hasil Pengujian Chow Test .............................................................. 77

4.10 Hasil Uji Hausman Test ................................................................... 79

4.11 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................... 80

4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji White) ........................................ 83

4.13 Hasil Uji Autokorelasi ...................................................................... 84

4.14 Tabel Uji Durbin-Watson ................................................................ 85

4.15 Hasil Adjusted R2 ............................................................................. 86

4.16 Hasil Uji F (Simultan) ..................................................................... 88

4.17 Hasil Uji t (Parsial) .......................................................................... 90

4.18 Hasil Uji Data Panel ........................................................................ 93

Page 15: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 43

4.1 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 81

Page 16: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Data Mentah .................................................................................... 102

2 Hasil Olah Data Eviews 7.0 ............................................................ 107

Page 17: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang

mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap

masyarakat dan institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar ekselerasi

pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta

pengentasan kemiskinan (Todaro, 2006:6). Oleh karena itu, pada hakekatnya,

pembangunan itu harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau

penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman

kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial

yang ada di dalamnya, untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan

yang serba lebih baik secara material maupun spiritual.

Kapasitas dasar menurut Todaro (2006:12) yang sekaligus merupakan

tiga nilai pokok keberhasilan pembangunan ekonomi adalah kecukupan, jati

diri, serta kebebasan. Kecukupan dalam hal ini merupakan kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar yang meliputi pangan, sandang, papan,

kesehatan dan keamanan.

Fungsi dasar dari kegiatan ekonomi pada dasarnya adalah untuk

menyediakan sebanyak mungkin kebutuhan dasar masyarakat, atas dasar itulah

syarat penentu keberhasilan ekonomi adalah membaiknya kualitas kehidupan

seluruh lapisan masyarakat (Ginting, 2008:11). Pemerintah pusat sebagai

Page 18: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

2

pemangku kepemimpinan negara Indonesia tentunya harus bertanggung jawab

atas hal tersebut, di mana pembangunan merupakan pemicu dan pemacu dari

pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah, namun tentunya juga jika

dilaksanakan secara adil dan merata di semua wilayah di Indonesia.

Salah satu tujuan suatu negara adalah untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonominya. Salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi adalah

pendapatan nasional. Pendapatan nasional suatu negara dapat menunjukkan

seberapa besar aktivitas perekonomian secara keseluruhan. Konsep pendapatan

nasional adalah ukuran yang paling sering dipakai sebagai indikator

pertumbuhan ekonomi namun bukan satu-satunya indikator pertumbuhan

ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan total output suatu

perekonomian. Jika output tumbuh lebih cepat daripada penduduk, output per

kapita meningkat dan standar kehidupan terangkat (Case dan Fair, 2007:19).

Suatu negara harus memiliki pemerintahan yang berfungsi sebagai

peredam gejolak ekonomi dan politik baik dari dalam negeri maupun luar

negeri. Peredam gejolak dalam arti mampu menstabilkan situasi menjadi lebih

kondusif melalui berbagai kebijakan. Pemerintah merupakan aktor yang sangat

penting dalam perekonomian suatu negara. Suatu kegiatan ekonomi akan

optimal jika terdapat aktivitas pemerintah didalamnya. Pemerintah dapat

menjadi pelaku kegiatan ekonomi yang memacu produksi dan konsumsi. Pihak

swasta biasanya mengalokasikan sumber daya yang dimiliki melalui

mekanisme pasar, jika sistem pasar benar-benar efisien di dalam

mengalokasikan sumber daya, maka peranan pemerintah terbatas, salah satunya

Page 19: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

3

ketika terjadi kegagalan dalam private market (Samuelson dan Nordhaus,

2005:23). Pemerintah akan masuk dan menyelesaikan permasalahan kegagalan

pasar jika pihak swasta dan individu-individu tidak bersedia memperbaiki

keadaan dan mengeluarkan biaya.

Pemerintah dapat melakukan dua jenis kebijakan yaitu kebijakan

moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter merupakan kebijakan

pemerintah dalam mempengaruhi tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar.

Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah melalui pengeluaran pemerintah.

Pengeluaran pemerintah mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam

meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Pemerintah melalui instrument

kebijakan dapat menyelamatkan keadaan ketika perekonomian mengalami

kelesuan akibat adanya resesi ekonomi.

Menurut Samuelson dan Nordhaus (2005:22) ada empat faktor sebagai

sumber pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor tersebut adalah (1) sumber daya

manusia, (2) sumber daya alam, (3) pembentukan modal, dan (4) teknologi.

Pengeluaran pemerintah berperan dalam pembentukan modal melalui

pengeluaran pemerintah di berbagai bidang seperti sarana dan prasarana.

Pembentukan modal di bidang sarana dan prasarana ini umumnya menjadi

social overhead capital (SOC) yang sangat penting dalam pertumbuhan

ekonomi. SOC ini sangat penting karena pihak swasta tidak akan mau

menyediakan berbagai fasilitas publik, namun tanpa adanya fasilitas publik ini

maka pihak swasta tidak berminat untuk menanamkan modalnya. Pertumbuhan

ekonomi dan peningkatan pendapatan akan terdorong naik dengan adanya

Page 20: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

4

berbagai fasilitas publik. Berikut data PDRB Per kapita Berdasarkan 10

Kabupaten kota provinsi Bengkulu tahun 2011 - 2014:

Tabel 1.1

Data Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) Kabupaten

Kota Provinsi Bengkul Periode Tahun 2007 - 2014

(Dalam Persen)

No. Kabupaten / Kota 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1. Bengkulu Utara 5,58 4,14 5,09 4,87 4,86 4,76

2. Muko-Muko 3,37 4,18 3,97 4,23 4,28 3,37

3. Bengkulu Selatan 4,04 3,93 4,42 4,12 3,78 4,63

4. Seluma 5,30 4,69 5,88 6,11 4,56 5,28

5. Kaur 4,69 5,57 5,30 6,21 5,14 4,21

6. Rejang Lebong 4,02 4,15 4,27 3,57 4,78 3,44

7. Lebong 4,95 4,92 5,07 5,28 4,74 7,39

8. Kepahiang 4,28 4,51 4,87 4,21 4,87 6,22

9. Bengkulu Tengah 4,91 5,08 5,21 3,44 8,34 4,12

10. Kota Bengkulu 4,57 4,73 4,63 4,18 5,88 6,11

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, 2014

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa pertumbuhan gross domestic

product (GDP) setiap kabupaten/kota provinsi Bengkulu mengalami penurunan

dari tahun 2013 sampai tahun 2014. Laju pertumbuhan terendah pada tahun

2014 berada pada kota Rehang Lebong yaitu sebesar 5,23%. Sedangkan

pertumbuhan tertingi pada tahun 2014 adalah pada wilayah muko-muko

sebesar 6,45. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan

salah satu indicator yang amat penting dalam analisis pembangunan ekonomi

suatu wilayah.

Untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian suatu wilayah perlu

mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya. Salah satu faktornya

adalah pengeluaran pemerintahan atas infrastruktur. Untuk meningkatkan

Page 21: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

5

pembangunan suatu wilayah dibutuhkan infrastruktur yang baik, karena

infratruktur merupakan komponen yang penting dalam proses pembangunan.

Menurut Friawan (2008:15) ada tiga alasan utama mengapa infrastruktur

penting dalam sebuah integrasi ekonomi. Alasan pertama adalah ketersediaan

infrastruktur yang baru merupakan mesin utama pembangunan ekonomi.

Kedua, untuk memperoleh manfaat yang penuh dari integrasi, ketersediaan

jaringan infrastruktur sangat penting dalam memperlancar aktivitas

perdagangan dan investasi. Alasan ketiga adalah perhatian terhadap perbaikan

infrastruktur juga penting untuk mengatasi kesenjangan pembangunan ekonomi

antar negara. Infrastruktur terdiri dari beberapa subsektor, infrastruktur dalam

bentuk perumahan dan transportasi merupakan cukup penting untuk menunjang

kehidupan masyarakat.

Infrastruktur pada wilayah Bengkulu cukup rendah, hal ini ditandai

masih banyaknya jalan yang rusak yang cukup tinggi yaitu sebesar 30 persen.

Kondisi jalan yang rusak ini akan berakibat lambatnya perekonomian daerah

yang disebabkan karena memperbesar biaya distribusi barang. Semakin

tingginya biaya distribusi akan menyebabkan semakin tingginya harga barang

yang akan berakibat tingginya inflasi di Bengkulu, maka perlu adanya peran

pemerintah dalam menanggulangi kerusakan jalan pada provnsi Bengkulu

(http://www.antarabengkulu.com, diakses pada tanggal 2 Februari 2016).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah

pendidikan, dalam pembangunan ekonomi pendidikan dipandang sebagai

investasi dalam kapital manusia. Dengan investasi ini diharapkan akan

Page 22: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

6

diperoleh keuntungan, diantaranya adalah pendapatan yang diperoleh melalui

partisipasinya dalam pasar kerja (Ali, 2009:188). Pendapat lain juga

diungkapkan oleh Abdullah (2006:10) menyatakan bahwa hanya pendidikan

yang dapat menemukan cara dan metode pembangunan ekonomi dan hanya

dengan hasil pendidikan, masyarakat akan bisa merawat ekonominya. Di lain

pihak, orang juga berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi dapat menjadi

penyebab dari pertumbuhan pendidikan karena pertumbuhan ekonomi

membutuhkan orang-orang terdidik.

Pendidikan di Bengkulu masih cukup rendah, hal ini terlihat dari indeks

pendidikan 91,9 dengan melek hurup sebesar 95,30 persen, terdapat taraf

pendidikan di Bengkulu dengan rata-rata lama sekolah hanya 8,2 tahun. IPM

Bengkulu pada 2010 dalam empat indicator indek pembangunan manusia

sebesar 79,92, indek pendidikan 81,9 terdapat angka melek hurup hanya

sebesar 95.30 persen serta rata-rata lama sekolah hanya 8,2 tahun atau sama

saja tidak tamat SMP. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pengembangan

sumber daya manusia yang lebih baik lagi (http://bengkulu.bkkbn.go.id,

diakses pada tanggal 2 Februari 2016).

Menurut Mankiw (2012:15) pengembangan sumber daya manusia dapat

dilakukan dengan perbaikan kualitas modal manusia. Modal manusia dapat

mengacu pada pendidikan, namun juga dapat digunakan untuk menjelaskan

jenis investasi manusia lainnya yaitu investasi yang mendorong ke arah

populasi yang sehat yaitu kesehatan. Pendidikan dan kesehatan merupakan

tujuan pembangunan yang mendasar di suatu wilayah. Kesehatan merupakan

Page 23: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

7

inti dari kesejahteraan, dan pendidikan adalah hal yang pokok untuk mencapai

kehidupan yang layak. Pendidikan memiliki peran yang penting dalam

membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi

modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta

pembangunan yang berkelanjutan (Todaro, 2006:20).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah

tingkat kesehatan masyarakat, pertumbuhan ekonomi yang tinggi atau

peningkatan pendapatan dapat tidak mempunyai makna jika tidak adanya akses

pada kebutuhan dasar, jika kebutuhan dasar itu adalah pelayanan kesehatan,

pelayanan pendidikan, pelayanan administrasi pemerintah, pertumbuhan

ekonomi yang tinggi atau peningkatan pendapatan dapat tidak mempunyai

makna jika rakyat tidak mempunyai akses pada pelayanan kesehatan,

pelayanan pendidikan dan pelayanan administrasi pemerintahan (Wrihatnolo

dan Nugroho, 2006:78).

Tingkat pelayanan kesehatan pada kabupaten / kota di Bengkulu masih

cukup rendah, hal ini ditandai dengan masih kurangnya sarana dan prasarana

kesehatan pada kabupaten / kota Bengkulu. Jumlah posyandu dan puskesmas

yang masih sangat rendah (http://www.antarabengkulu.com, diakses pada

tanggal 2 Februari 2016).

Pengalokasian anggaran pemerintah untuk bidang pendidikan dan

kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam kebijakan anggaran,

kebijakan ini dikaitkan dengan peran pemerintah sebagai penyedia barang

publik. Dampak eksternalitas dari kebijakan pengalokasian anggaran untuk

Page 24: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

8

kedua bidang tersebut tentunya diharapkan berpengaruh pada peningkatan

kemampuan dari human capital untuk dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi. Anggaran pengeluaran pendidikan terdiri dari pengeluaran untuk

pelaksanaan pelajaran, untuk tata usaha sekolah, pemeliharaan sarana dan

prasarana sekolah, kesejahteraan pegawai sekolah, administrasi, pembinaan

teknis educative dan pendataan (Sudjana, 2007:289).

Keberhasilan pembangunan di suatu daerah disamping ditentukan oleh

besarnya pengeluaran pemerintah tersebut juga dipengaruhi oleh besarnya

investasi. Investasi merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi (Sjafii,

2009:27). Investasi dapat menjadi titik tolak bagi keberhasilan dan

keberlanjutan pembangunan di masa depan karena dapat menyerap tenaga

kerja, sehingga dapat membuka kesempatan kerja baru bagi masyarakat yang

pada gilirannya akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.

Adhisasmita (2005:21) menjelaskan bahwa investasi merupakan sarana

bagi proses kumulatif, mengarah ke atas di daerah yang bernasib baik dan

mengarah ke bawah di daerah yang bernasib tidak baik. Di daerah perkotaan

yang sedang mengalami perkembangan, kenaikan permintaan akan mendorong

pendapatan dan permintaan, yang selanjutnya menaikkan investasi, dan

demikian seterusnya. Di daerah-daerah lainnya dimana perkembangan sangat

lamban maka permintaan terhadap modal untuk investasi adalah rendah

sebagai akibat dari rendahnya penawaran modal dan pendapatan yang

cenderung makin rendah. Perbedaan perkembangan terseut dan

terkonsentrasinya investasi di daerah-daerah yang mapan mengakibatkan

terjadinya ketimpangan atau bertambahnya ketidakmerataan.

Page 25: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

9

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

masalah yang terkait tentang pertumbuhan ekonomi. Dan tentunya timbul suatu

masalah apakah yang menyebabkan rendahnya pertumbuhan ekonomi. Oleh

karena itu peneliti mengajukan judul “Analisis Pengaruh Pengeluaran

Pemerintah Daerah Atas Infrastruktur, Pendidikan, Kesehatan, dan

Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus Pada

Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2009-2014)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat ditarik

beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara pengeluaran pemerintah

daerah atas infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi dengan asumsi

ceteris paribus?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara pengeluaran pemerintah

daerah atas pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan asumsi

ceteris paribus?

3. Apakah terdapat pengaruh secara parisl antara pengeluaran pemerintah

daerah atas kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan asumsi ceteris

paribus?

4. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara pengeluaran pemerintah

daerah atas investasi terhadap pertumbuhan ekonomi dengan asumsi ceteris

paribus?

5. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara pengeluaran pemerintah

daerah atas infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan investasi terhadap

pertumbuhan ekonomi dengan asumsi ceteris paribus ?

Page 26: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Agar penelitian ini dapat dicapai hasil seperti apa yang diharapkan

dapat terlaksana dengan baik dan terarah. Adapun tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara pengeluaran

pemerintah daerah atas infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi

dengan asumsi ceteris paribus

b. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara pengeluaran

pemerintah daerah atas pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi

dengan asumsi ceteris paribus

c. Untuk mengetahui pengaruh secara parisl antara pengeluaran pemerintah

daerah atas kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan asumsi

ceteris paribus

d. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara pengeluaran

pemerintah daerah atas investasi terhadap pertumbuhan ekonomi dengan

asumsi ceteris paribus

e. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara pengeluaran

pemerintah daerah atas infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan investasi

terhadap pertumbuhan ekonomi dengan asumsi ceteris paribus

Page 27: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

11

2. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat

dan kontribusi sebagai berikut:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah

dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang terkait dengan APBN dan

APBD.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melihat pengaruh pengeluaran

pemerintah daerah atas fungsi infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan

terhadap upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi.

c. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai tambahan informasi bagi

pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa pada khususnya.

Page 28: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Pengeluaran Pemerintah

a. Definisi Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah.

apabila pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli

barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang

harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan

tersebut. Dalam kebijakan fiskal dikenal ada beberapa kebijakan

anggaran yaitu anggaran berimbang, anggaran surplus dan anggaran

defisit. Menurut Usmaliadanti (2011:15) anggaran surplus digunakan jika

pemerintah ingin mengatasi masalah pengangguran dan peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Jika pemerintah merencanakan peningkatan

pertumbuhan ekonomi untuk mengurangi angka pengangguran maka

pemerintah dapat meningkatkan pengeluarannya.

Pengeluaran pemerintah merupakan komponen relatif paling kecil

dibandingkan pengeluaran yang lain, namun efek yang ditimbulkan

cukup besar, baik sebagai fungsi alokasi, distribusi, maupun stabilisasi.

Pengeluaran pemerintah bersifat otonom, karena penentuan anggaran

pemerintah lebih pada: a. Pajak yang diharapkan akan diteriman; b.

Pertimbangan politik; dan c. Permasalahan yang dihadapi (Samuelson

dan Nordhaus, 2001).

Page 29: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

13

Pengeluaran Indonesia membagi pengeluaran pemerintah menjadi

dua macam (Bastian, 2006:205):

1) Pengeluaran Rutin

Pengeluaran rutin adalah pengeluaran yang digunakan oleh

pemerintah untuk kepentingan pemeliharaan dan penyelenggaraan

roda pemerintahan sehari-hari, meliputi belanja pegawai, belanja

barang, berbagai macam subsidi pembayaran angsuran dan bunga

utang negara. Anggaran belanja rutin tersebut memiliki peran yang

penting guna menjunjung jalannya pemerintahan, melalui pengeluaran

rutin, pemerintah dapat menjalankan misinya dalam rangka menjaga

kelancaran penyelenggaraan pemerintah, kegiatan operasional dan

pemeliharaan asset negara, pemenuhan kewajiban pemerintah kepada

pihak ketiga, perlindungan kepada masyarakat miskin dan kurang

mampu serta menjaga stabilitas perekonomian (Bastian, 2006:205).

2) Pengeluaran Pembangunan

Pengeluaran pembangunan yaitu pengeluaran yang digunakan

untuk membiayai ptoyek-proyek pembangunan yang dibebankan pada

anggrana belanja Negara dalam rangka pelaksanaan sasaran

pembangunan nasional. Pengeluaran pembangunan terdiri dari 1)

pengeluaran pembangunan dalam bentuk pembiayaan rupiah yang

pendanaannya bersumber dari dalam negeri dan dari luar negeri dalam

bentuk pinjaman program, 2) pengeluaran pembangunan dalam bentuk

pembiayaan proyek yang pendanaannya bersumber dari luar negeri

dalam bentuk pinjaman proyek (Bastian, 2006:205).

Page 30: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

14

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan yang telah

diambil oleh pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan suatu

kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah

mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan

kebijakan tersebut (Mangkoesoebroto, 2001:45). Dasar teori pengeluaran

pemerintah adalah identitas keseimbangan pendapatan nasional (Y = C +

I + G + (X - M)) dimana Y mengambarkan pendapatan nasional

sekaligus penawaran agregat, permintaan agregat digambarkan pada

persamaan C + I + G + (X - M) dimana G merupakan pengeluaran

pemerintah yang merupakan bentuk dari campur tangan pemerintah

dalam perekonomian. Kenaikan atau penurunan pengeluaran pemerintah

akan menaikkan atau menurunkan pendapatan nasional. Pemerintah tidak

cukup hanya meraih tujuan akhir dari setiap kebijakan pengeluarannya,

tetapi juga harus memperhitungkan sasaran antara yang akan menikmati

atau terkena kebijakan tersebut. Pemerintah pun perlu menghindari agar

peningkatan perannya dalam perekonomian tidak justru melemahkan

kegiatan swasta (Dumairy, 2007:42).

Pengertian Pengeluaran Pemerintah menurut Sukirno (2011:192)

adalah sebagai berikut: “Pengeluaran pemerintah adalah keseluruhan

pengeluaran yang dilakukan yaitu pengeluaran yang meliputi konsumsi

dan investasi”. Sedangkan pengertian Pengeluaran Pemerintah menurut

Sukirno (2011:61) adalah sebagai berikut: “Pengeluaran (Perbelanjaan)

pemerintah adalah perbelanjaan pemerintah ke atas barang-barang modal,

barang konsumsi dan ke atas jasa-jasa”.

Page 31: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

15

Menurut Susanti (2000:69) pengeluaran pemerintah adalah

sebagai berikut: “Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu aspek

penggunaan sumber daya ekonomi yang secara dikuasai dan dimiliki oleh

masyarakat melalui pembayaran pajak”.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Pemerintah

Menurut Suminto (2004:26) format baru belanja negara adalah

sebagai berikut:

1) Belanja Pemerintah Pusat

Pengertian Belanja Pemerintah Pusat berdasarkan Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 11 adalah sebagai berikut:

“Belanja pemerintah pusat menurut jenis adalah belanja pemerintah

pusat yang digunakan untuk membiayai belanja pegawai, belanja

barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi, belanja

hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain”. Belanja Pemerintah Pusat

terdiri dari:

a) Belanja Pegawai

Pengertian belanja pegawai menurut Suminto (2004:27)

adalah belanja pegawai yang menampung seluruh pengeluaran

negara yang digunakan untuk membayar gaji pegawai, termasuk

berbagai tunjangan yang menjadi haknya, dan membayar

honorarium, lembur, tunjangan khusus dan belanja pegawai, serta

membayar pensiun dan asuransi kesehatan (kontribusi sosial).

Dalam klasifikasi tersebut termasuk pula belanja gaji/upah proyek

Page 32: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

16

yang selama ini diklasifikasikan sebagai pengeluaran

pembangunan. Dengan format ini, maka akan terlihat pos yang

tumpang tindih antara belanja pegawai yang diklasifikasikan

sebagai rutin dan pembangunan. Di sinilah nantinya efisiensi akan

bisa diraih”.

Sedangkan pengertian Belanja Pegawai menurut Sri Lestari

(2011:4) adalah Belanja pegawai yang mencakup seluruh

pengeluaran negara yang digunakan untuk membayar gaji pegawai,

termasuk berbagai tunjangan yang menjadi haknya, membayar

honorarium, lembur, vakasi, tunjangan khusus dan belanja pegawai

transito, pensiun serta asuransi kesehatan”.

b) Belanja Barang

Pengertian Belanja Barang menurut Suminto (2004:27)

adalah sebagai berikut: “Belanja barang digunakan untuk

membiayai kegiatan operasional pemerintahan untuk pengadaan

barang dan jasa, dan biaya pemeliharaan aset negara. Demikian

juga sebaliknya sering diklasifikasikan sebagai pengeluaran

pembangunan”. Sedangkan pengertian Belanja Barang menurut

Lestari (2011:4) adalah sebagai berikut: “Belanja barang digunakan

untuk membiayai kegiatan operasional pemerintahan untuk

pengadaan barang dan jasa”.

c) Belanja Modal

Pengertian Belanja Modal menurut Suminto (2004:27)

adalah sebagai berikut: “Belanja modal menampung seluruh

pengeluaran negara yang dialokasikan untuk pembelian barang-

Page 33: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

17

barang kebutuhan investasi (dalam bentuk aset tetap dan aset

lainnya). Pos belanja modal dirinci atas belanja modal asset

tetap/fisik dan belanja modal aset lainnya/non-fisik. Dalam

prakteknya selama ini belanja lainnya non fisik secara mayoritas

terdiri dari belanja pegawai, bunga dan perjalanan yang tidak

terkait langsung dengan investasi untuk pembangunan”.

d) Pembayaran Bunga Utang

Pengertian Pembayaran Bunga Utang menurut Sri Lestari

(2011:4) adalah sebagai berikut: “Pembayaran bunga utang yaitu

meliputi utang dalam negeri dan utang luar negeri”.

e) Subsidi Pengertian Subsidi

Menurut Suminto (2004:27) adalah sebagai berikut:

“Subsidi menampung seluruh pengeluaran negara yang

dialokasikan untuk membayar beban subsidi atas komoditas vital

dan strategis tertentu yang menguasai hajat hidup orang banyak,

dalam rangka menjaga stabilitas harga agar dapat terjangkau oleh

sebagian besar golongan masyarakat. Subsidi tersebut dialokasikan

melalui perusahaan negara dan perusahaan swasta”.

f) Belanja Hibah

Pengertian Belanja Hibah berdasarkan Permendagri No.

59/2007 tentang Perubahan Permendagri No. 13/2006 Pasal 42

Ayat 1 adalah sebagai berikut: “Belanja hibah digunakan untuk

menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang,

dan/atau jasa kepada pemerintah atau Pemerintah Daerah lainnya,

Perusahaan Daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan

Page 34: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

18

yang secara spesifik telah ditetapkan”. Sedangkan pengertian

Belanja Hibah menurut Lestari (2011:5) adalah sebagai berikut:

“Belanja hibah merupakan belanja pemerintah pusat dalam bentuk

uang atau barang atau jasa dari pemerintah kepada Pemerintah

Daerah dan instansi lainnya yang tidak perlu dibayar kembali,

sifatnya tidak wajib dan tidak mengikat”.

g) Bantuan Sosial

Pengertian bantuan sosial menurut Suminto (2004:27)

adalah sebagai berikut: “Bantuan sosial menampung seluruh

pengeluaran negara yang dialokasikan sebagai transfer uang/barang

yang diberikan kepada penduduk, guna melindungi dari

kemungkinan terjadinya resiko sosial, misalnya transfer untuk

pembayaran dana kompensasi sosial”. Sedangkan pengertian

bantuan sosial menurut Lestari (2011:5) adalah sebagai berikut:

“Bantuan sosial merupakan transfer uang atau barang yang

diberikan kepada masyarakat guna melindungi kemungkinan

terjadinya resiko sosial, yaitu berupa bantuan untuk pemenuhan

kebutuhan dasar di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan

masyarakat, dan perlindungan sosial”.

h) Belanja Lain-lain

Pengertian Belanja Lain-lain berdasarkan Buletin Teknis

No. 04 Penyajian Dan Pengungkapan Belanja Pemerintah adalah

sebagai berikut: “Belanja lain-lain adalah pengeluaran anggaran

untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan

berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial,

Page 35: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

19

dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan

dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah

pusat/daerah”. Sedangkan pengertian Belanja Lain-lain menurut

Lestari (2011:5) adalah sebagai berikut: “Belanja lain-lain adalah

merupakan pengeluaran pemerintah yang bersifat mendesak dan

belum terprogram, terprogram, belanja penunjang, dan cadangan”.

2) Belanja Untuk Daerah

Pengertian Belanja Untuk Daerah menurut Suminto (2004:27)

adalah sebagai berikut: “Belanja untuk daerah menampung seluruh

pengeluaran pemerintah pusat yang dialokasikan ke daerah, yang

pemanfaatannya diserahkan sepenuhnya kepada daerah”.Sedangkan

pengertian Belanja Untuk Daerah menurut Suminto (2004:26) adalah

sebagai beikut: “Belanja untuk daerah, sebagaimana yang berlaku

selama ini terdiri dari dana perimbangan dan dana otonomi khusus dan

penyesuaian”.

c. Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah

Menurut Suparmoko (2003:12) pengeluaran pemerintah dapat

dinilai dari berbagai segi sehingga dapat dibedakan menjadi empat

klasifikasi sebagai berikut:

1) Pengeluaran pemerintah merupakan investasi untuk menambah

kekuatan dan ketahanan ekonomi di masa yang akan datang.

2) Pengeluaran pemerintah langsung memberikan kesejahteraan bagi

masyarakat.

3) Pengeluaran pemerintah merupakan pengeluaran yang akan datang.

Page 36: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

20

4) Pengeluaran pemerintah merupakan sarana penyediaan kesempatan

kerja yang lebih banyak dan penyebaran daya beli yang lebih luas.

Oleh karena itu pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menjadi

beberapa golongan yaitu sebagai berikut:

1) Pengeluaran yang self liquiditing sebagian atau seluruhnya, artinya

pengeluaran pemerintah mendapatkan pembayaran kembali dari

masyarakat yang menerima jasa atau barang yang bersangkutan.

Contohnya, pengeluaran untuk jasa negara pengeluaran untuk jasa-

jasa perusahaan pemerintah atau untuk proyek-proyek produktif

barang ekspor.

2) Pengeluaran yang reproduktif, artinya mewujudkan keuntungan-

keuntungan ekonomis bagi masyarakat, dimana dengan naiknya

tingkat penghasilan dan sasaran pajak yang lain pada akhirnya akan

menaikan penerimaan pemerintah. misalnya, pemerintah menetapkan

pajak progresif sehingga timbul redistribusi pendapatan untuk

pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat.

3) Pengeluaran yang tidak self liquiditing maupun yang tidak produktif,

yaitu pengeluaran yang langsung menambah kegembiraan dan

kesejahteraan masyarakat. Misalnya, untuk bidang rekreasi, objek-

objek pariwisata dan sebagainya. Sehingga hal ini dapat juga

menaikkan penghasilan dalam kaitannya jasa-jasa tadi.

4) Pengeluaran yang secara langsung tidak produktif dan merupakan

pemborosan, misalnya untuk pembiayaan pertahanan atau perang

meskipun pada saat pengeluaran terjadi penghasilan yang

menerimanya akan naik.

Page 37: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

21

5) Pengeluaran yang merupakan penghematan di masa yang akan datang.

Misalnya pengeluaran unuk anak-anak yatim piatu. Jika hal ini tidak

dijalankan sekarang, kebutuhan-kebutuhan pemeliharaan bagi mereka

di masa yang akan datang pasti akan lebih besar.

Menurut Suparmoko (2003:17), pengeluaran pemerintah juga

dapat dibedakan macam klasifikasi sebagai berikut:

1) Perbedaan antara pengeluaran atau belanja rutin dan pengeluaran atau

belanja pembangunan.

2) Perbedaan antara Current Account atau Current Expenditure dengan

Capital Expenditure atau Capital Account.

a) Current Expenditure atau Current Budget (anggaran rutin), yaitu

anggaran untuk penyelenggaraan pemerintah sehari-hari termasuk

belanja pegawai dan belanja barang serta belanja pemeliharaan.

b) Capital Expenditure atau Capital Budget (belanja pembangunan),

yaitu rencana untuk pembelian capital (tetap).

3) Perbedaan Obligatory Expenditure dengan Optional Expenditure,

antara Real Expenditure dengan Transfer Expenditure dan antara

Liquidated Expenditure dengan Cash Expenditure.

a) Obligatory Expenditure atau pengeluaran wajib adalah pengeluaran

yang bersifat wajib adalah pengeluaran yang bersifat wajib harus

dilakukan agar efektivitas pelaksanaan dapat terselenggara dengan

baik.

b) Optional Expenditure atau pengeluaran opsional adalah

pengeluaran yang dilakukan pada saat tiba-tiba dibutuhkan.

Page 38: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

22

c) Real Expenditure atau pengeluaran nyata adalah pengeluaran untuk

pembelian barang dan jasa.

d) Transfer Expinditure atau pengeluaran yang tidak ada kaitannya

dengan mendapatkan barang dan jasa, jadi tidak ada direct quid

quo.

e) Liquidated Expenditure adalah pengeluaran pemerintah yang sudah

diajukan dan disetujui oleh DPR atau DPRD. Semula dalam

RAPBN/RAPBD setelah mendapatkan pengesahan menjadi

APBN/APBD.

f) Cash Expenditure adalah pengeluaran yang telah sungguh-sungguh

dilaksanakan berupa pembayaran-pembayaran konkrit.

2. Pengeluaran Pemerintah Atas Infrastruktur

Menurut Kodoatie (2003:24) mendefinisikan infrastruktur sebagai

fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen

publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga

listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan lainnya

untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial.

Infrastruktur merupakan input penting bagi kegiatan produksi dan

dapat memengaruhi kegiatan ekonomi dalam berbagai cara baik secara

langsung maupun tidak langsung. Infrastruktur tidak hanya merupakan

kegiatan produksi yang akan menciptakan ouput dan kesempatan kerja,

namun keberadaan infrastruktur juga memengaruhi efisiensi dan kelancaran

kegiatan ekonomi di sektor-sektor lainnya.

Page 39: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

23

Hanafie (2010:21) adanya infrastruktur ekonomi yang memadai

merupakan prakondisi bagi tumbuh kembangnya kegiatan agribisnis dan

perekonomian secara umum di pedesaan, infrastruktur esensial bagi

agribisnis dan perekonomian pedesaan secara umum mencakup sistem

pengairan, pasar, komoditas pertanian, jalan raya, kelistrikan, dan jaringan

telekomunikasi.

Menurut Hanafie (2010:27), infrastruktur dapat dikategorikan ke

dalam tiga jenis, yaitu:

a. Infrastruktur ekonomi, merupakan asset fisik yang diperlukan untuk

menunjang aktivitas ekonomi baik dalam produksi maupun konsumsi

final, meliputi public utilities (tenaga, telekomunikasi, air minum,

sanitasi dan gas), public work (jalan, bendungan, kanal, saluran irigasi

dan drainase) serta sektor transportasi (jalan, rel, kereta api, angkutan

pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya).

b. Infrtastruktur sosial, merupakan asset yang mendukung kesehatan dan

keahlian masyarakat, meliputi pendidikan (sekolah dan perpustakaan),

kesehatan (rumah sakit dan pusat kesehatan), perumahan dan rekreasi

(taman, museum, dan lain-lain).

c. Infrastruktur administrasi/institusi, meliputi penegakan hukum, kontrol

administrasi dan koordinasi serta kebudayaan.

Infrastruktur juga dapat digolongkan menjadi infrastruktur dasar dan

pelengkap. Infrastruktur dasar meliputi sektor-sektor yang mempunyai

karakteristik publik dan kepentingan yang mendasar untuk perekonomian

Page 40: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

24

lainnya, tidak dapat diperjualbelikan dan tidak dapat dipisah-pisahkan baik

secara teknis maupun apesial. Contohnya jalan raya, rel kereta api,

pelabuhan laut, drainase, bendungan dan sebaginya.sedangkan infrastruktur

pelengkap misalnya gas, listrik, telepon dan pengadaan air minum.

Infrastruktur dasar biasanya diselenggarakan oleh pemerintah karena

sifatnya yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Namun dalam

penyediaannya pemerintah dapat bekerja sama dengan badan usaha sesuai

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2005

tentang kerjasama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan

infrastruktur. Perbedaan antara infrastruktur dasar dan pelengkap tidaklah

selalu sama dan dapat berubah menurut waktu. Misalnya pengadaan air

minum yang dulunya digolongkan sebagai infrastruktur pelengkap, sekarang

digolongkan sebagai infrastruktur dasar.

Fasilitas infrastruktur bukan hanya berfungsi melayani berbagai

kepentingan umum tetapi juga memegang peranan penting pada kegiatan-

kegiatan swasta di bidang ekonomi. Kebutuhan prasarana merupakan

pilihan, dimana tidak ada standar umum untuk menentukan berapa besarnya

fasilitas yang tepat di suatu daerah atau populasi. Fasilitas pelayanan

meliputi kategori-ketegori sebagai berikut:

a. Pendidikan, berupa Sekolah Dasar, SMP, SMA dan perpustakaan umum.

b. Kesehatan, berupa rumah sakit, rumah perawatan, fasilitas pemeriksaan

oleh dokter keliling, fasilitas perawatan gigi dengan mobil keliling,

fasilitas kesehatan mental dengan mobil keliling, rumah yatim piatu,

Page 41: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

25

perawatan penderita gangguan emosi, perawatan pecandu alkohol dan

obat bius, perawatan penderita cacat fisik dan mental, rumah buta dan

tuli, serta mobil ambulans.

c. Transportasi, berupa jaringan rel kereta api, bandar udara dan fasilitas

yang berkaitan, jalan raya, dan jembatan di dalam kota dan antar kota

serta terminal penumpang.

d. Kehakiman, berupa fasilitas penegakan hukum dan penjara.

e. Rekreasi, berupa fasilitas rekreasi masyarakat dan olahraga.

Menurut Hanafie (2010:31) fasilitas produksi meliputi kategori-

kategori sebagai berikut:

a. Energi, yaitu penyuplai energi langsung.

b. Pemadam kebakaran, berupa stasiun pemadam kebakaran, mobil

pemadam kebakaran, sistem komunikasi, suplai air dan penyimpanan air.

c. Sampah padat, berupa fasilitas pengumpulan dan peralatan sampah padat

dan lokasi pembuangannya.

d. Telekomunikasi, berupa televisi kabel, televisi udara, telepon kabel dan

kesiagaan menghadapi bencana alam.

e. Air limbah, berupa waduk dan sistem saluran air limbah, sistem

pengolahan dan pembuangannya.

f. Air bersih, berupa sistem suplai untuk masyarakat, fasilitas penyimpanan,

pengolahan dan penyalurannya, lokasi sumur dan tangki air di bawah

tanah.

Page 42: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

26

Dengan melihat jenis-jenis infrastruktur yang banyak berhubungan

dengan masyarakat, peranan pemerintah sangat penting dalam

penyediaannya. Walaupun pengadaan infrastruktur bisa dilakukan dengan

kerjasama dengan badan usaha yang telah ditunjuk, tidak semua layanan

infrastruktur bisa dilaksanakan oleh pihak swasta karena ada layanan

infrastruktur yang memerlukan modal yang besar dengan waktu

pengembalian yang lama dan resiko investasi yang besar.

Pemerintah sebagai pemain utama dalam penyediaan infrastruktur

selayaknya menjaga kesinambungan investasi pembangunan infrastruktur

dan memprioritaskan infrastruktur dalam rencana pembangunan nasional,

sehingga infrastruktur dapat dibenahi baik secara kuantitas maupun kualitas.

Selain itu perlu pendekatan yang lebih terpadu dalam pembangunan

infrastruktur guna menjamin sinergi antar sektor dan wilayah (Bulohlabna,

2008:14).

3. Pengeluaran Pemerintah Atas Pendidikan

Sumber daya manusia bagi suatu bangsa merupakan salah satu faktor

yang menentukan pembangunan ekonomi dan sosial bangsa tersebut. Untuk

itu pendidikan formal merupakan kebutuhan mutlak bagi masyarakat yang

wajib disediakan oleh negara. Tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan,

norma-norma, nilai luhur dan cita-cita pun bisa sekaligus tertanam, yang

ikut andil dalam pembangunan bangsa.

Pendidikan yang kurang memadai dan tidak dikembangkan secara

terus menerus tentu akan membuat suatu bangsa tidak siap bersaing dengan

Page 43: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

27

bangsa-bangsa lainnya. Walaupun sulit dicatat dalam dokumen statistik,

perluasan kesempatan bersekolah dalam segala tingkat telah mendorong

pertumbuhan ekonomi secara agresif melalui: (Todaro and Smith, 2003:47)

a. Terciptanya angkatan kerja yang lebih produktif karena pengetahuan dan

bekal keterampilan yang lebih baik.

b. Tersedianya kesempatan kerja yang lebih luas.

c. Terciptanya kelompok pimpinan yang terdidik untuk mengisi lowongan

di suatu unit usaha atau lembaga.

d. Terciptanya berbagai program pendidikan dan pelatihan untuk membina

sikap-sikap modern.

Teori pertumbuhan ekonomi yang berkembang saat ini didasari

kepada kapasitas produksi tenaga manusia di dalam proses pembangunan

atau disebut juga investment in human capital. Hal ini berarti peningkatan

kemampuan masyarakat menjadi suatu tumpuan yang paling efisien dalam

melakukan pembangunan di suatu wilayah.

Asumsi yang digunakan dalam teori human capital adalah bahwa

pendidikan formal merupakan faktor yang dominan untuk menghasilkan

masyarakat berproduktivitas tinggi. Teori human capital dapat diaplikasikan

dengan syarat adanya sumber teknologi tinggi secara efisien dan adanya

sumber daya manusia yang dapat memanfaatkan teknologi yang ada. Teori

ini percaya bahwa investasi dalam hal pendidikan sebagai investasi dalam

meningkatkan produktivitas masyarakat.

Page 44: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

28

Investasi dalam hal pendidikan mutlak dibutuhkan maka pemerintah

harus dapat membangun suatu sarana dan sistem pendidikan yang baik.

Alokasi anggaran pengeluaran pemerintah terhadap pendidikan merupakan

wujud nyata dari investasi untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.

Pengeluaran pembangunan pada sektor pembangunan dapat dialokasikan

untuk penyediaan infrastruktur pendidikan dan menyelenggarakan

pelayanan pendidikan kepada seluruh penduduk secara perata. Anggaran

pendidikan sebesar 20 persen merupakan wujud realisasi pemerintah untuk

meningkatkan pendidikan.

Menurut Setiawan (2006:12) implikasi dari pembangunan dalam

pendidikan adalah kehidupan manusia akan semakin berkualitas. Dalam

kaitannya dengan perekonomian secara umum (nasional) semakin tinggi

kualitas hidup suatu bangsa, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan

kesejahteraan bangsa tersebut. Semakin tinggi kualitas hidup/investasi

sumber daya manusia yang kualitas tinggi akan berimplikasi juga terhadap

tingkat pertumbuhan ekonomi nasional.

Pembangunan pendidikan penting dilaksanakan supaya masyarakat

dapat maju, sehingga menambah ilmu pengetahuan, kecakapan, dan

keterampilan pembangunan pendidikan diusahakan untuk membantu

masyarakat yang ingin bergerak maju ke arah perkembangan yang

dikehendaki.

Belajar secara terus-menerus memang multak perlu, akan tetapi

orang dapat belajar dari pengalaman tanpa menerima pengajaran secara

Page 45: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

29

formal. Jika ada pengangkutan maka dengan sendirinya akan banyak petani

yang bepergian mengunjungi kota-kota. Sebagai akibatnya, akan

memperoleh pengetahuan dan gagasan yang baru. Jadi, orang dapat belajar

tanpa harus ada fasilitas-fasilitas formal untuk pendidikan. Adanya fasilitas

formal dapat mempercepat proses belajar (Hanafie, 2010:16).

4. Pengeluaran Pemerintah Atas Kesehatan

Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia,

tanpa kesehatan masyarakat tidak dapat menghasilkan suatu produktivitas

bagi negara. Kegiatan ekonomi suatu negara akan berjalan jika ada jaminan

kesehatan bagi setiap penduduknya. Terkait dengan teori human capital

bahwa modal manusia berperan signifikan, bahkan lebih penting daripada

faktor teknologi dalam memacu pertumbuhan ekonomi (Setiawan, 2006:11).

Tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat berdasarkan mutu dan

layanan yang diberikan pemerintah terhadap kesehatan masyarakat. Pasien /

masyarakat melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan

kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakan dan

diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap

dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya

atau meluasnya penyakit (Pohan, 2004:13).

Untuk mewujudkan tingkat kesehatan masyarakat, perlu adanya

anggaran yang menjadi pengeluaran bagi suatu kota melalui pemungutan

pajak bagi masyarakat. Pemilihan jenis pajak menjadi sangat penting dalam

upaya meningkatkan kepatuhan pajak. Fluktuasi kepatuhan pajak akan

Page 46: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

30

mempengaruhi perolehan penerimaan pajak dan selanjutnya akan

berdampak pada pengeluaran pemerintah daerah yang pada akhirnya akan

berdampak pada pertumbuhan ekonomi (Siamanjuntak dan Mukhlis,

2012:198).

5. Investasi

Investasi yang sering dikenal dengan istilah penanaman modal.

Kegiatan investasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga

dapat meningkatkan perekonomian guna memperbesar dan meningkatkan

tingkat produksi dalam suatu usaha dan meningkatkan kesempatan kerja.

Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau

pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli

barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam

perekonomian (Sukirno, 2011:22).

Investasi adalah setiap wahana dimana dana ditempatkan dengan

harapan untuk dapat memelihara atau menaikkan nilai atau memberikan

hasil yang positif (Elyani, 2010:12). Adhisasmita (2005:9), mengemukakan

bahwa investasi atau perpindahan modal (Swasta maupun pemerintah)

merupakan sarana bagi proses kumulatif, mengarahkan ke atas di daerah

yang bernasib baik dan mengarah ke bawah di daerah yang bernasib tidak

baik. Di daerah perkotaan yang sedang mengalami perkembangan, kenaikan

permintaan akan mendorong pendapatan dan permintaan, yang selanjutnya

menaikkan investasi, dan demikian seterusnya. Di daerah-daerah lainnya

Page 47: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

31

dimana perkembangan sangat lamban maka permintaan terhadap modal

untuk investasi adalah rendah sebagai akibat dari rendahnya penawaran

modal dan pendapatan yang cenderung makin rendah. Perbedaan

perkembangan tersebut dan terkonsentrasinya investasi di daerah-daerah

yang mapan mengakibatkan terjadinya ketimpangan atau bertambahnya

ketidakmerataan.

Todaro (2006:25) mengatakan bahwa sumber daya yang akan

digunakan untuk meningkatkan pendapatan dan konsumsi di masa yang

akan datang disebut investasi. Investasi merupakan suatu hal yang penting

dalam pembangunan ekonomi karena investasi ini dibutuhkan sebagai faktor

penunjang didalam peningkatan proses produksi. Dengan demikian investasi

diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal

atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-

perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang

dan jasa yang tersedia dalam perekonomian, sehingga investasi disebut juga

dengan penanaman modal (Sukirno, 2011:14).

Investasi merupakan langkah mengorbankan konsumsi saat ini untuk

memperbesar konsumsi di masa datang. Selain itu investasi mendorong

terjadinya akumulasi modal. Penambahan stok bangunan gedung dan

peralatan penting lainnya akan meningkatkan output potensial suatu bangsa

dan merangsang pertumbuhan ekonomi untuk jangka panjang.

Investasi ini memiliki peran aktif dalam menentukan tingkat output,

dan laju pertumbuhan output tergantung pada laju investasi (Arsyad,

Page 48: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

32

2009:23). Lebih lanjut, Jhingan (2008:27) menyebutkan salah satu efek

kegiatan investasi pada sisi permintaan agregat yang mempengaruhi

pendapatan bila investasi meningkat, maka pengeluaran agregat akan

meningkat, yang kemudian meningkatkan pendapatan daerah melalui proses

multiplier.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan investasi

dari waktu ke waktu, ada tiga macam cara (berdasarkan tiga gugus data)

yang bisa dilakukan (Dumairy, 2007:42). Pertama, dengan menyoroti

kontribusi pembentukan modal domestik bruto dalam konteks permintaan

agregat, yakni dengan melihat sumbangan atau perkembangan variabel

investasi dalam persamaan pendapatan nasional, Y=C+I+G+X-M. Data

investasi merupakan data keseluruhan investasi domestik bruto, meliputi

baik investasi oleh swasta (PMDN dan PMA) maupun oleh pemerintah.

Kedua, ialah dengan mengamati data PMDN dan PMA, dimana dengan cara

ini berarti hanya mengamati investasi oleh kalangan dunia usaha swasta

saja. Ketiga, adalah dengan menelaah perkembangan dana investasi yang

disalurkan oleh dunia perbankan. Cakupan data dengan cara ini relatif lebih

terbatas, karena belum memperhitungkan modal sendiri yang ditanam oleh

investor.

Pembentukan modal tetap bruto mencakup pengadaan, pembuatan

atau pembelian barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal baru

maupun bekas dari luar negeri.Barang modal yang dibeli atau dibuat sendiri

adalah barang tahan lama yang digunakan untuk berproduksi dan biasanya

Page 49: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

33

berusia pakai satu tahun lebih. Pembentukan modal tetap domestik bruto

dibedakan atas: (Jhingan, 2008:26)

a. Pembentukan modal tetap berupa bangunan/konstruksi; nilainya dihitung

dengan menjumlahkan nilai seluruh keluaran (output) sektor konstruksi

yaitu nilai bahan bangunan/konstruksi ditambah ongkos angkut dan

marjin perdagangan serta biaya lain berupa jasa serta biaya primer. Nilai

keluaran sektor bangunan yang berasal dari perbaikan-perbaikan

ringan/kecil tidak dihitung sebagai pembentukan modal.

b. Pembentukan modal tetap berupa mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan

baik yang berasal dari impor maupun hasil produksi dalam negeri yang

nilainya dihitung dengan menjumlahkan nilai mesin/alat yang

bersangkutan ditambah ongkos angkut dan marjin perdagangan serta

biaya-biaya lainnya.

Secara garis besar investasi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:

(Sukirno, 2011:29)

a. Autonomous investment, yaitu investasi yang tidak dipengaruhi oleh

tingkat pendapatan, misalnya investasi pada rehabilitasi prasarana jalan

dan irigasi. Investasi jenis ini biasanya lebih banyak dilakukan oleh

sektor pemerintah, karena investasi ini akan menyangkut banyak aspek

sosial budaya yang ada di masyarakat.

b. Induced investment, yaitu macam investasi yang mempunyai kaitan

dengan tingkat pendapatan, misalnya adanya kanaikan pendapatan yang

ada pada masyarakat di suatu tempat atau negara menyebabkan kenaikan

Page 50: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

34

kebutuhan barang tertentu. Kenaikan atau pertambahan permintaan

terhadap barang sudah tentu akan mendorong untuk melakukan investasi.

c. Investasi yang sifatnya dipengaruhi oleh adanya kenaikan tingkat bunga

uang atas modal yang berlaku di masyarakat.

6. Pertumbuhan Ekonomi

Namun demikian pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ciri

pokok dalam proses pembangunan, hal ini diperlukan berhubungan dengan

kenyataan adanya pertambahan penduduk. Bertambahnya penduduk dengan

sendirinya menambah kebutuhannya akan pangan, sandang, pemukiman,

pendidikan dan pelayanan kesehatan.

Harga yang berubah merupakan salah satu masalah yang harus

dipercahkan ahli ekonomi ketika mereka menggunakan uang sebagai tolak

ukur. Salah satu alat ukur yang digunakan dalam mengukur nilai uang dari

barang dan jasa adalah menggunakan harga pasar untuk barang dan jasa

yang berbeda (Samuelson, 2004). Berdasarkan teori tersebut peneliti

mengunakan PDRB harga berlaku sebagai alat ukur untuk menilai

pertumbuhan ekonomi.

Blakely (1994) dalam Darwanto (2007:19) juga mengemukakan

akan pentingnya peran pemerinah, dengan mengemukakan sejumlah faktor

yang mempengaruhi pembangunan daerah. Faktor-faktor tersebut adalah

sumber daya alam, tenaga kerja, investasi modal, kewirausahaan,

transportasi, komunikasi, komposis sektor industri, teknologi, pasar ekspor,

situasi perekonomian internasional, kapasitas Pemerintah Daerah,

Page 51: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

35

pengeluaran pemerintah dan dukungan pembangunan. Berdasarkan uraian

tersebut disimpulkan semakin tinggi tingkat pertumbuhan perekonomian

tentu akan mengakibatkan bertumbuhnya investasi modal swasta maupun

pemerintah. Hal inilah mengakibatkan pemerintah lebih leluasa dalam

menyusun anggaran belanja modal.

Tingkat kemajuan ekonomi merupakan outcome dari kesesuaian

preferensi masyarakat dengan Pemerintah Daerah yang tercipta karena

makin pentingnya peran Pemerintah Daerah dalam otonomi daerah. Secara

teori, desentralisasi fiskal diperkirakan akan memberikan peningkatan

ekonomi mengingat Pemerintah Daerah mempunyai kedekatan dengan

masyarakatnya dan mempunyai keunggulan informasi dibanding

Pemerintah Pusat, sehingga Pemerintah Daerah dapat memberikan

pelayanan publik yang benar-benar dibutuhkan di daerahnya. Tanggung

jawab fiskal yang semakin besar oleh Pemda dapat menstimulus

pembangunan. Hal ini akan berdampak pada hubungan positif yang akan

terjadi antara pendelegasian fiskal yang semakin besar dengan tingkat

kesejahteraan penduduk di daerah. Adanya desentralisasi fiskal akan

berpotensi memberikan kontribusi dalam bentuk peningkatan efisiensi

pemerintah dan laju pertumbuhan ekonomi (Wibowo, 2008:15).

Menurut Adam Smith dalam Kuncoro (2004:11), proses

pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan memiliki hubungan

keterkaitan antara satu dengan yang lain. Timbulnya peningkatan kinerja

pada suatu sektor akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal,

Page 52: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

36

mendorong kemajuan teknologi, meningkatkan spesialisasi dan memperluas

pasar. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi semakin pesat.

Boediono (2001:28), menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi

adalah proses kenaikan output dalam jangka panjang. Pemakaian indikator

pertumbuhan ekonomi akan dilihat dalam kurun waktu yang cukup lama,

misalnya sepuluh, dua puluh, lima puluh tahun atau bahkan lebih.

Pertumbuhan ekonomi akan terjadi artinya harus berasal dari kekuatan yang

ada di dalam perekonomian itu sendiri.

Model yang dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave dalam

Todaro (2006:13) mengemukakan hubungan perkembangan pengeluaran

pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan

antara tahap awal, tahap menengah dan tahap lanjut. Pada tahap awal

perkembangan ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap total

investasi besar sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan

prasarana, seperti misalnya pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi

dan sebagainya. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi

pemerintah tetap diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

agar dapat tinggal landas, namun pada tahap ini peranan investasi swasta

sudah semakin membesar. Peranan pemerintah tetap besar pada tahap

menengah, oleh karena peranan swasta yang semakin besar ini banyak

menimbulkan kegagalan pasar, dan juga menyebabkan pemerintah harus

menyediakan barang dan jasa publik dalam jumlah yang lebih banyak dan

Page 53: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

37

kualitas yang lebih baik selain itu, pada tahap ini perkembangan ekonomi

menyebabkan terjadinya hubungan antar sektor yang semakin rumit.

Ada tiga faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap

bangsa, yaitu (Syafrizal, 2008:95):

a. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru

yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber

daya manusia. Investasi produktif yang bersifat langsung harus

dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut investasi

infrastruktur ekonomi dan sosial. Contohnya adalah pembangunan jalan-

jalan raya, penyediaan listrik, persediaan air bersih dan perbaikan

sanitasi, pembangunan fasilitas komunikasi dan sebagainya, yang

kesemuanya itu mutlak dibutuhkan dalam rangka menunjang dan

mengintegrasikan segenap aktivitas ekonomi produktif.

b. Pertumbuhan penduduk, yang pada akhirnya memperbanyak jumlah

angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja

secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang

mencakup pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja produktif,

sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan

ukuran pasar domestiknya.

c. Kemajuan teknologi, terdapat tiga klasifikasi yaitu:

1) Kemajuan teknologi yang bersifat netral.

2) Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja.

3) Kemajuan teknologi yang hemat modal.

Page 54: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

38

B. Penelitian Terdahulu

Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian

maka perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai

acuan dalam membandingkan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu

sehingga akan menghasilkan suatu analisa yang sesuai dengan teori dan

penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu seperti yang dijelaskan di

bawah ini:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti

dan Judul

Persamaan

Penelitian

Perbedaan

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Ilyas, dkk

(2014).

Pengaruh

Pengeluaran

Pemerintah

Sektor

Pendidikan

Dan Sektor

Kesehatan

Terhadap IPM

dan

Pertumbuhan

Ekonomi

Kabupaten

Sinjai

a. Menggunakan

Variabel

independen

pengeluaran

sektor

pendidikan

dan sector

kesehatan

b. Menggunakan

Variabel

dependen

pertumbuhan

ekonomi

c. Analisis

regresi linier

dengan two

stage least

square

a. Objek

penetlitian di

Sinjai

b. Menggunakan

variabel

tingkat

pendidikan

tenaga kerja

sektor

pertanian,

Indeks

Pembangunan

Manusia

c. Menggunakan

variabel IPM

Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa belanja

sektor pendidikan

dan sektor

kesehatan memiliki

hubungan positif

dan signifikan

terhadap

pertumbuhan

ekonomi melalui

Indeks

Pembangunan

Manusia (IPM)

Kabupaten Sinjai.

Tingkat pendidikan

tenaga kerja sektor

pertanian memiliki

hubungan positif

dan signifikan

terhadap

pertumbuhan

ekonomi

Kabupaten Sinjai

Berlanjut Ke Halaman Berikutnya

Page 55: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

39

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Nama Peneliti

dan Judul

Persamaan

Penelitian

Perbedaan

Penelitian

Hasil Penelitian

2. Suparno (2014) Pengaruh pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pembangunan manusia di Provinsi Kalimantan Timur.

a. Menggunakan variabel pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pertumbuhan ekonomi.

a. Menggunakan variabel indeks pembangunan manusia.

b. Metode analisa data menggunakan analisis jalur.

c. Sampel penelitian Provinsi Kalimantan Timur

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung antara pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, kesehatan dan infrastuktur terhadap indeks pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi. Terdapat pengaruh tidak langsung antara pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, kesehatan dan infrastuktur terhadap indeks pembangunan manusia melalui pertumbuhan ekonomi.

3. Rahayu (2011) Analisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.

a. Menggunakan variabel pertumbuhan ekonomi

a. Menggunakan variabel pengeluaran aparatur, dan pelayanan publik

b. Metode analisa data menggunakan Ordinary Least Square (OLS)

c. Sampel penelitian Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian, pengeluaran aparatur daerah (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, Variabel X2 (pelayanan publik) mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi

Berlanjut Ke Halaman Berikutnya

Page 56: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

40

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Nama Peneliti

dan Judul

Persamaan

Penelitian

Perbedaan

Penelitian

Hasil Penelitian

4. Lubis 2012).

Pengaruh

pengeluaran

publik

terhadap

pembangunan

(Studi kasus

pada negara-

negara

ASEAN-4).

a. Menggunakan

variabel

Pengeluaran

Pendidikan,

Pengeluaran

Kesehatan,

Pengeluaran

Infrastruktur,

dan

Pertumbuhan

Ekonomi

a. Metode analisa

data

menggunakan

Three Stages

Least Square

(3SLS)

b. Sampel

penelitian

Negara

ASEAN-4.

Dari hasil estimasi

dan uji statistik

diperoleh bahwa

pengeluaran publik

ketiga sektor

tersebut

berpengaruh positif

terhadap Indeks

Pembangunan

Manusia (IPM) dan

Pertumbuhan

Ekonomi melalui

peningkatan

pendapatan

perkapita

masyarakat.

Sementara

Investasi

bermanfaat dalam

meningkatkan

pertumbuhan

ekonomi yang

diketahui dari hasil

uji statistik yang

positif dan

signifikan, tetapi

tidak berpengaruh

dalam peningkatan

IPM secara

langsung pada

model penelitian

ini karena investasi

yang digunakan

adalah investasi

secara keseluruhan

yang tidak khusus

untuk investasi

human capital

Berlanjut Ke Halaman Berikutnya

Page 57: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

41

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Nama Peneliti

dan Judul Persamaan Penelitian

Perbedaan Penelitian

Hasil Penelitian

5. Fasoranti (2012), The Effect of Goverment Expenditure on Infrastructure on the Growth of the Nigerian Economy, 1977-2009,

a. Menggunakan variabel Pengeluaran Infrastruktur, dan Pertumbuhan Ekonomi

a. Metode analisa data menggunakan regresi linear sederhana

b. Sampel penelitian pemerintah Nigeria

Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara pertumbuhan pengeluaran ekonomi dan pemerintah dalam pendidikan, lingkungan dan perumahan, pelayanan kesehatan, sumber daya air, tingkat inflasi, pertanian, keamanan, transportasi dan komunikasi. Makalah ini mengamati bahwa pengeluaran pemerintah pada layanan kesehatan, transportasi dan komunikasi berdampak negatif pada pertumbuhan sementara pengeluaran di bidang pertanian dan keamanan yang tidak signifikan dalam pertumbuhan ekonomi.

6. Suryanto (2009), Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Subosukawonosraten Tahun 2004-2008

a. Menggunakan variabel Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, dan Pengeluaran Pemerintah

b. Menggunakan variabel dependen pertumbuhan ekonomi

a. Objek penelitian pada peruahaan Subosukawonosraten Tahun 2004-2008

Dari hasil istimasi regresi, variabel tenaga kerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan

Berlanjut Ke Halaman Berikutnya

Page 58: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

42

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Judul dan

Nama Peneliti

Persamaan

Penelitian

Perbedaan

Penelitian

Hasil Penelitian

7. Robinson Monday Olulu, Eravwoke Kester Erhieyovwe and Ukavwe, Government Expenditures and Economic Growth: The Nigerian Experience, Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol. 5 No. 10 June 2014.

a. Menggunakan variabel Pengeluaran pemerintah atas pendidikan, pengeluaran pemerintah atas kesehatan dan Pertumbuhan Ekonomi

a. Menggunakan variabel utang pelayanan publik dan total pengeluaran pemerintah.

b. Metode analisa data menggunakan regresi linear berganda.

c. Sampel penelitian pemerintah Nigeria.

Hasil tes menunjukkan bahwa ada hubungan terbalik antara pengeluaran pemerintah pada kesehatan dan pertumbuhan ekonomi; sementara pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan, dipandang tidak cukup untuk memenuhi sektor pengeluaran di Nigeria. Hal itu juga menemukan bahwa pengeluaran pemerintah di Nigeria bisa di investasi asing dan lokal lipatan. Itu kertas yang direkomendasikan pemerintah harus menghabiskan lebih banyak pada makro-variabel kunci, seperti kesehatan, infrastruktur, listrik, dll Itu ini diyakini bahwa pengeluaran bijaksana pemerintah, akan daya agenda transformasi pemerintahan serta menimbulkan pertumbuhan ekonomi Nigeria.

Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu

Page 59: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

43

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Kabupaten / Kota Propinsi Bengkulu

Pendidikan (X2) Investasi (X4) Kesehatan (X3) Pengeluaran

Pemerintah (X1)

Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Analisis Model Regresi Linier

Berganda Data Panel 1. Chow Test

2. Random Effect

3. Hausman Test

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Model Regresi Linier

Berganda Data Panel

Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinearitas 3. Uji Autokrelasi 4. Uji Heteroskedastisitas

Analisis Regresi Linier Berganda

Page 60: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

44

Berdasarkan telaah pustaka dan hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini, dikembangkan model sebagai kerangka pikir teoritis dari

penelitian ini seperti pada gambar di atas. Kerangka berpikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diindentifikasi sebagai masalah (Sugiyono, 2012:88). Menurut Hamid

(2012:37), kerangka pemikiran merupakan sinetesa dari serangkaian teori yang

tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran

sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari

serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat berupa bagan,

deskriptif kualitatif, atau bahkan gabungan keduanya. Kerangka berpikir dalam

penelitian ini difokuskan pada analisis pengaruh pengeluaran pemerintah atas

infrastruktur, pendidikan dan kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Bengkulu.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga pengeluaran pemerintah daerah atas infrastruktur berpengaruh

secara parsial terhadap pertumbuhan ekonomi dengan asumsi ceteris paribus

2. Diduga pengeluaran pemerintah daerah atas pendidikan berpengaruh secara

parsial terhadap pertumbuhan ekonomi dengan asumsi ceteris paribus

3. Diduga pengeluaran pemerintah daerah atas kesehatan berpengaruh secara

parsial terhadap pertumbuhan ekonomi dengan asumsi ceteris paribus

Page 61: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

45

4. Diduga pengeluaran pemerintah daerah atas investasi berpengaruh secara

parsial terhadap pertumbuhan ekonomi dengan asumsi ceteris paribus

5. Diduga pengeluaran pemerintah daerah atas infrastruktur, pendidikan,

kesehatan dan investasi berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan

ekonomi dengan asumsi ceteris paribus

Page 62: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dimana

peneliti terlibat langsung dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk

menganalisis seberapa besar pengaruh pengeluaran pemerintah daerah atas

infrastruktur (X1), pengeluaran pemerintah daerah atas pendidikan (X2),

pengeluaran pemerintah daerah atas kesehatan (X3), dan investasi (X4)

terhadap pertumbuhan ekonomi (Y).

B. Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini tidak diperlukan sampel. Karena keseluruhan

objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Populasi yang diteliti adalah

Pengeluaran pemerintah atas infrstruktur, pendidikan, kesehatan, investasi dan

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten / Kota Bengkulu tahun 2009 - 2014.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dipakai dalam pengumpulan data adalah melalui studi

pustaka, studi pustaka merupakan teknik untuk mendapatkan informasi melalui

catatan, literatur, dokumentasi dan lain-lain yang masih relevan dengan

penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi dari www.djpk.depkeu.go.id dan

www.bps.go.id. Data yang diperoleh adalah data dalam bentuk tahunan untuk

masing-masing variabel.

Page 63: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

47

D. Metode Analisis Data

Metode analisis dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif

yang bersifat angka karena sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang telah

dirumuskan dalam penelitian. Dalam metode analisis kuantitatif ini digunakan

analisis dengan format deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan dan

meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau beberapa variabel yang

timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian ini. Metode analisis dalam

penelitian ini menggunakan beberapa teknik analisis yaitu:

1. Metode Data Panel

Data panel atau pooled data merupakan kombinasi dari data time

series dan cross section. Dengan mengakomodasi informasi baik yang

terkait dengan variabel-variabel cross section maupun time series, data

panel secara substansial mampu menurunkan masalah omitted-variables,

model yang mengabaikan variabel yang relevan (Wibisono, 2005:91).

Untuk mengatasi interkorelasi di antara variabel-variabel bebas yang pada

akhirnya dapat mengakibatkan tidak tepatnya penaksiran regresi, metode

data panel lebih tepat untuk digunakan (Griffiths, 2001:351). Menurut

Gujarati (2003:166) keuntungan data panel antara lain:

a. Bila data panel berhubungan dengan individu, perusahaan, negara, daerah

dan lain-lain pada waktu tertentu, maka data tersebut adalah homogen,

sehingga penaksiran dan dapat dipertimbangkan dalam perhitungan.

b. Kombinasi data time series dan cross section akan memberi informasi

yang lebih lengkap, beragam, kurang berkorelasi antar variabel, derajat

bebas lebih besar dan lebih efisien.

c. Studi data panel lebih memuaskan untuk menentukan perubahan dinamis

dibanding dengan studi berulang dari cross section.

Page 64: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

48

d. Data panel lebih baik mendeteksi dan mengukur efek yang secara

sederhana tidak dapat diukur oleh data time series atau cross section.

e. Data panel membantu studi untuk menganalisis perilaku yang lebih

kompleks.

f. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi

individu atau perusahaan karena unit data yang lebih banyak.

2. Permodelan Data Panel

Menurut Nachrowi dan Usman (2006:311) untuk mengestimasi

parameter model dengan data panel, terdapat beberapa teknik antara lain:

a. Pool Least Square (PLS)

Pendekatan yang paling sederhana dalam pengolahan data panel

adalah dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa yang

diterapkan dalam data berbentuk pool, sering disebut pula dengan Pooled

Least Square. Kelemahan metode Ordinary Least Square ini adalah

ketidak sesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi ini

tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan

sangat berbeda pada kondisi objek tersebut pada waktu yang lain

(Winarno, 2007:91).

b. Fixed Effect Model (FEM)

Metode efek tetap ini dapat menunjukkan perbedaan antar objek

meskipun dengan koefisien regresor yang sama. Model ini dikenal

dengan model regresi Fixed Effect (efek tetap). Efek tetap ini

dimaksudkan adalah bahwa satu objek, memiliki konstan yang tetap

besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien

regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu (time invariant).

Page 65: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

49

Keuntungan metode efek tetap ini adalah dapat membedakan efek

individual dan efek waktu serta tidak perlu mengasumsikan bahwa

komponen error tidak berkorelasi dengan variabel bebas yang mungkin

sulit dipenuhi. Dan kelemahan metode efek tetap ini adalah

ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap

objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat

berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain.

c. Random Effect Model (REM)

Keputusan untuk memasukkan variabel boneka dalam model efek

tetap (fixed effect) tak dapat dipungkiri akan dapat menimbulkan

konsekuensi (trade off). Penambahan variabel boneka ini akan dapat

mengurangi banyaknya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada

akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi.

Model panel yang di dalamnya melibatkan korelasi antar error term

karena berubahnya waktu karena berbedanya observasi dapat diatasi

dengan pendekatan model komponen error (error component model) atau

disebut juga model efek acak (Random effect).

Metode ini digunakan untuk mengatasi kelemahan metode efek

tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami

ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode efek random

menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan

antar objek. Syarat untuk menganalisis efek random yaitu objek data

saling harus lebih besar daripada banyaknya koefisien (Winarno,

2007:82).

Page 66: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

50

3. Pemilihan Model Data Panel

Ada 2 tahap dalam memilih metode dalam data panel. Pertama kita

harus membandingkan PLS dengan FEM terlebih dahulu. Kemudian

dilakukan uji F-test. Jika hasil menunjukkan model PLS yang diterima,

maka model PLS lah yang akan dianalisa. Tetapi jika model FEM yang

diterima, maka tahap kedua dijalankan, yakni melakukan perbandingan lagi

dengan model REM. Setelah itu dilakukan pengujian dengan Hausman test

untuk menentukan metode mana yang akan dipakai, apakah FEM atau REM

(Winarno, 2007:84).

a. Uji Chow

Uji ini dilakukan untuk mengetahui model Pooled Least Square

(PLS) atau FEM yang akan digunakan dalam estimasi. Relatif terhadap

Fixed Effect Model, Pooled Least Sqaure adalah restricted model dimana

ia menerapkan intercept yang sama untuk seluruh individu. Padahal

asumsi bahwa setiap unit cross section memiliki perilaku yang sama

cenderung tidak realistis mengingat dimungkinkan saja setiap unit

tersebut memiliki perilaku yang berbeda. Untuk mengujinya dapat

digunakan restrictred F-test, dengan hipotesis sebagai berikut (Winarno,

2007:86):

H0 : Model PLS (Restricted)

H1 : Model Fixed Effect (Unrestrited)

Jika nilai Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, artinya model panel yang

baik untuk digunakan adalah Fixed Effect Model, dan sebaliknya jika H0

diterima, maka model FEM harus diuji kembali untuk memilih apakah

akan memakai model FEM atau REM baru dianalisis.

Page 67: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

51

b. Uji Hausman

Ada beberapa pertimbangan teknis empiris yang dapat digunakan

sebagai panduan untuk memilih Fixed Effect Model atau Random Effect

Model yaitu (Winarno, 2007:88):

1) Bila T (jumlah unit time series) besar sedangkan N (Jumlah unit cross

section) kecil, maka hasil FEM dan REM tidak jauh berbeda, dalam

hal ini pilihan umumnya akan didasarkan kenyamanan perhitungan,

yaitu FEM.

2) Bila N besar dan T kecil, maka hasil estimasi kedua pendekatan dapat

berbeda signifikan. Jadi, apabila kita menyakini bahwa unit cross

section yang kita pilih dalam penelitian diambil secara acak (random)

maka REM harus digunakan. Sebaliknya, apabila kita meyakini bahwa

unit cross section yang kita pilih dalam penelitian tidak diambil secara

acak maka kita menggunakan FEM.

3) Apabila cross section error component (€i) berkorelasi dengan

variabel bebas X maka parameter yang diperoleh dengan REM akan

bias sementara parameter yang diperoleh dengan FEM tidak habis.

4) Apabila N dan T kecil, dan apabila asumsi yang mendasari REM

dapat terpenuhi, maka REM lebih efisien dibandingkan tidak bias.

Keputusan penggunaan FEM dan REM dapat pula ditentukan

denganmenggunakan spesifikasi yang dikembangkan dengan Hausman.

Spesifikasi ini akan memberikan penilaian dengan menggunakan Chi-

sqaure statistik sehingga keputusan pemilihan model akan dapat

ditentukan secara statistik. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa

sebagai berikut (Winarno, 2007:91):

Page 68: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

52

H0 Random Effect Model

H1 : Fixed Effect Model

Setelah dilakukan pengujian ini, hasil dari Hausman test

dibandingkan dengan Chi-square statistik dengan df = k, di mana k

adalah jumlah koefisien variabel yang diestimasi. Jika hasil dari

Hausman test signifikan, maka H0 ditolak, yang FEM digunakan.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dimaksudkan untuj menguji apakah nilai residual

yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau

tidak. Nilai residual berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi

tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya.

Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan karena

distribusi data yang dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem

pada data yang diambil. Hipotesis dalam uji normalitas adalah sebagai

berikut:

H0 : Residual dalam model berdistribusi normal

H1 : Residual dalam model tidak berdistribusi normal

Menurut (Winarno, 2007:37) didalam Eviews untuk mendekteksi

masalah normalitas data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu histogram

dan uji Jarque-Bera. Uji normalitas dengan menggunakan histogram

namun dengan menggunakan histogram seringkali polanya tidak

mengikuti bentuk kurva normal sehingga sulit disimpulkan.

Page 69: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

53

Jarque-Bera merupakan uji statistic untuk mengetahui apakah

data berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan

kurtosis. Rumus yang digunakan untuk menghitung Jarque-Bera adalah:

Dimana: S adalah skewness dan K adalah Kurtosis

Dengan Ho pada dadta berdistribusi normal, uji Jarque-Bera

didistribusi dengan X2

dengan derajat bebas (degree of freedom) sebesar

2. Probability menunjukkan kemungkinan nilai Jarque-Bera melebihi

(dalam nilai absolute) nilai terobservasi dibawah hipotesis nol. Nilai

probabilitas yagn kecil cenderung mengarahkan pada penolakan hipotesis

nol berdistribusi normal.

Untuk mengatahui normalitas sebuah data lebih mudah jika

dilakukan dengan melihat koefisien Jarque-Bera dan Probabilitas-nya.

Kedua angka ini bersifat saling mendukung. Dengan ketentuan sebagai

beikut:

1) Bila nilai J-B tidak seignifikan (lebih kecil dari 2), maka data

berdistribusi normal

2) Bola probabilitas lebih besar dari 5% (Jika menggunakan tingkat

signifikansi tersebut), maka data berdistribusi normal (hipotesis

nolnya adalah data berdistribusi normal).

Page 70: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

54

b. Uji Multikolineritas

Multikolinieritas berarti terjadi korelasi linier yang mendekatai

sempurna antar dua variabel bebas. Uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada kolerasi yang

tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak. Jika dalam

model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna

di antara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan

mengandung gejala multikolinier. (Suliyanto, 2011:81)

Menurut Widarjono (2013:101) Adanya multikolinieritas masih

menghasilkan estimator yang BLUE, tetapi menyebabkan suatu model

mempunyai varian yang besar. Dampak adanya multikolinieritas di

dalam model regresi jika kita menggunakan teknik estimasi dengan

model kuadrat terkecil (OLS) tetapi masih mempertahankan asumsi lain

adalah sebagai berikut:

1) Estimator masih bersifat BLUE dengan adanya multikolinieritas

namun estimator mempunyai varian dank ovarian yang besar sehingga

sulit mendapatkan estimasi yang tepat.

2) Akibat no.1, maka interval estimasi akan cenderung lebih besar dan

nilai hitung statistic uji t akan kecil sehingga membuat variabel

independen secara statistic tidak signifikan mempengarui variabel

independen.

3) Walaupun secara individu variabel independen tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen melalui uji statistic t, namun nilai

koefisien determinasi R2 masih bisa relative tinggi.

Page 71: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

55

Untuk mendeteksi masalah multikkolinieritas dengan menguji

koefisien korelasi (r) antar variabel independen. Sebbagai aturan kasar

(rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi di atas 0,85 sehingga

disimpulkan mengandung unsur multikolinieritas dalam model.

Sebaliknya jika koefisien korelasi rendah dibawah 0,85 sehingga

disimpulkan tidak mengandung unsure multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi

yang tidak sama (konstan). Yang diharapkan pada model regresi adalah

yang homokedastisitas. Masalah heteroskedastisitas sering terjadi pada

penelitian yang menggunakan data cross-section.

Widarjono (2013:115) mengatakan bahwa dengan adanya

heteroskedaastisitas, estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang

Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) hanya menghasilkan Linear

Unbiased Estimator (LUE). Jika terdapat heteroskedastisitas dan tetap

menggunakan model OLS sehingga mengakibatkan sebagai berikut:

1) Jika varian tidak minimum maka menyebabkan perhitungan standard

error metode OLS tidak lagi bisa dipercaya kebenarannya.

2) Akibat no.1 maka interval estimasi maupun uji hipotesis yang

didasarkan pada dsitribusi t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk

evaluasi hasil regresi.

Dalam mendeteksi masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan metode GoldFeld-Quandt. Menurut metode GoldFeld-Quandt,

Page 72: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

56

mengasumsikan bahwa metode deteksi heteroskedastisitas

merupakan fungsi positif dari variabel independen. Hipotesis yang

digunakan dalam uji GoldFeld-Quandt ini adalah:

H0 : Tidak ada Heteroskedastisitas

Ha : Ada Heteroskedastisitas

Metode GoldFeld-Quandt meliputi perhitungan dua regresi.

Regresi kelompok pertama merupakan kelompok data yang diduga

mempunyai varian variabel gangguan yang rendah dan regresi yang

kedua berdasarkan data yang diduga mempunyai varian variabel

gangguan yang tinggi. Jika varian variabel gangguan setiap kelompok

hampir sama maka diduga varian variabel gangguan mempunyai

karakteristik homokedastisitas. Jika varian variabel gangguan

menunjukkan tren yang meningkat maka model mengandung

heteroskedastisitas. Prodedur metode GoldFeld-Quandt adalah sebagai

berikut:

1) Mengurutkan data sesuai dengan X, dimulai dari yang kecil hingga

yang paling besar.

2) Menghilangkan observasi yang ditengah (c). Membagi data yang

tersisa (n-c) menjadi dua kelompok. Kelompok pertama berkaitan

dengan nilai X yang kecil dan kelompok kedua berhubungan dengan

data dengan nilai X yang besar.

3) Melakukan regresi pada setiap kelompok secara terpisah. Data setiap

regresi terdiari dari .

Page 73: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

57

4) Dapatkan SSR1 yang berhubungan dengan nilai X kecil dan SSR2

yang berhubungan dengan nilai X yang besar.

5) Menghitung nilai F dengan rumus:

Dimana:

SSR1 = Sum squared resid kelompok 1

SSR2 = Sum squared resid kelompok 2

df = degree of freedom, ditentukan dengan menggunakan rumus

Jika nilai Fhitung lebih besar dari nilai Fkritis maka dapat ditarik

kesimpulan menolak hipotesis nol dan menerima hipotesis alternatif yang

berarti terdapat masalah heterokedastisitas. Sebaliknya jika Fhitung lebih

kecil dari nilai Fkritis sehingga menerima hipotesis nol dan menolak

hipotesis alternatif sehingga dapat ditarik kesimpulan tidak ada masalah

heterokedastisitas.(Widardjono, 2013:121).

d. Uji Autokorelasi

Menurut Winarno (2007:26) Autokorelasi adalah hubungan

antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya.

Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu,

karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dpengaruhi oleh data

masa-masa sebelumnya. Autokorelasi juga sering terjadi pada data yang

bersifat antar objek (cross section).

Page 74: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

58

Menurut Widarjono (2013:139) Dengan adanya autokorelasi,

estimator OLS tidak menghasilkan estimator yang BLUE ( Best Linear

Unbiased Estimator) hanya LUE (Linear Unbiased Estimator). Jika

estimator tidak mempunyai varian yang minimum akan menyebabkan :

1) Jika varian tidak minimum akan menyebabkan perhitungan standard

error metode OLS tidak lagi bisa dipercaya kebenarannya.

2) Interval estimasi maupun uji hipotesis yang didasarkan pada

distribusi t maupun F tidak lagi bisa dipercaya untuk evaluasi hasil

regresi.

Hipotesis penelitian dalam uji ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak ada masalah autokorelasi

H1 : Ada masalah autokorelasi.

Dalam mendeteksi masalah autokorelasi dapat digunakan metode

Durbin-Watson. Metode Durbin-Watson (D-W) diperkenalkan oleh

J.Durbin dan GS. Watson tahun 1951. Untuk menarik kesimpulan ada

tidak autokorelasi dapat digunakan kriteria sebagai berikut :

1) 0 < d < dL maka menolak hipotesis nol dan dapat disimpulkan ada

autokorelasi positif.

2) dL < d < dU merupakan daerah tidak dapat diputuskan

3) dU < d < 4-dU maka menerima hipootesis nol dan dapat disimpulkan

tidak ada autokorelasi positif / negative.

4) 4-dU < d < 4-dL merupakan daerah tidak dapat diputuskan.

5) 4-dL < d < 4 maka menolak hipotesis nol dan dapat disimpulkan ada

autokorelasi negatif.

Page 75: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

59

5. Uji Signifikasi

a. Koefisien Determinasi.

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa baik

garis regresi cocok dengan datanya atau mengukur presentase total

variasi Y yang dijelaskan oleh garis regresinya. Nilai koefisisen

determinasi mempunyai interval sebagai berikut :

Semakin angkanya mendekati 1 maka semakin baik garis regresi

karena mampu menjelaskan data aktualnya. Semakin mendekati nol

maka kita mempunyai garis regresi yang kurang baik.

Koefisisen determinasi tidak pernah menurun terhadap jumlah

variabel independen. Artinya koefisisen determinasi akan semakin besar

jika menambah variabel independen di dalam model. Oleh karena nilai

R2 yang selalu naik dika menambah variabel independen walaupun

variabel tersebut belum tentu mempunyai pembenaran dari teori ekonomi

maupun logika ekonomi, sebagai alternatifnya adalah dengan

menggunakan R2 yang disesuaikan (Adjusted R square).(Widardjono,

2013:70)

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel

independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan

membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Nilai Fhitung diperoleh dengan

rumus sebagai berikut:

Page 76: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

60

Dimana:

Fhitung : Nilai dari koefisien F

R2 : Koefisien Determinasi.

n : Jumlah Observasi

k : Jumlah variabel bebas.

Dalam hasil regresi yang dilakukan dengan pengolahan software

sudah di hitung nilai F hitung. Langkah selanjutnya adalah mencari nilai

F tabel. F kritis ditetapkan berdasarkan besarnya dan df (degree of

freedom) dimana bbesarnya ditentukan oleh numerator (k-1) dan df untuk

denominator (n-k) n merupakan jumlah observasi dan k merupakan

jumlah variabel bebas.

Pengambilan keputusan dalam Uji F ini didasarkan pada nilai F

hitung dan nilai F kritis. Jika nilai F hitung > dari F kritis sehingga

menolak hipotesis nol yang berarti secara bersama-sama variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika F

hitung < F kritis sehingga menerima hipotesis nol yang berarti secara

bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Selain itu didalam menentukan menerima atau menolak hipotesis

nol dapat dilakukan dengan melihat besarnya probabilitas yang

menunjukkan besarnya , Dari perhitungan Eviews dapat dilihat nilai

Page 77: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

61

probabilitasnya. Jika nilai probabilitas > 5% maka menerima hipotesis

nol yang berarti secara bersama-sama variabel independen tidak

berpengaruh terrhadap variabel independen. Sebaliknya jika nilai

probabilitas < 5% maka menolak hipotesis nol yang berarti secara

bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel

independen (Widarjono, 2013:67).

c. Uji Parsial (Uji t)

Uji t merupakan suatu prosedur yang mana hasil sampel dapat

digunakan untuk verivikasi kebenaran atau kesalahan hipotesis nol (H0).

Keputusan untuk menolak atau menerima H0 dibuat berdasarkan nilai uji

statistik yang diperoleh dari data.

Uji hipotesis dua sisi digunakan jika peniliti tidak mempunyai

landasan teori atau dugaan yang kuat. Dalam uji dua sisi hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen dalam persamaan regresi

bisa positif maupun negatif. Pengambilan kesimpulandilakukan dengan

membandingka antara nilai t hitung dengan nilai t kritis. t hitung dapat

diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Dimana : merupakan nilai pada hipotesis nol.

Nilai thitung umumnya telah disediakan pada hasil regresi.

Sedangkan nilai ttabel terletak pada besarnya df (degree of freedom) yang

digunakan df pada regresi berganda (n-k). Jika thitung > nilai ttabel maka

Page 78: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

62

menolak hipotesis nol yang berarti secara individu variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika thitung < ttabel

maka menerima hipotesis nol yang berari secara individu variabel

independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Widarjono,

2013:65).

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Variabel-

variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Pengeluaran Pemerintah Atas Infrastruktur (X1)

Merupakan besarnya pengeluaran pemerintah Provinsi Sumatera Utara

untuk sektor infrastruktur yang mencerminkan pengeluaran pemerintah dari

total anggaran pendapatan dan belanja yang dialokasikan untuk sektor

infrastruktur.

2. Pengeluaran Pemerintah Atas Pendidikan (X2)

Merupakan besarnya pengeluaran pemerintah Provinsi Sumatera Utara

untuk sektor pendidikan yang mencerminkan pengeluaran pemerintah dari

total anggaran pendapatan dan belanja yang dialokasikan untuk sektor

pendidikan.

Page 79: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

63

3. Pengeluaran Pemerintah Atas Kesehatan (X3)

Merupakan besarnya pengeluaran pemerintah Provinsi Bengkulu

untuk sektor kesehatan yang mencerminkan pengeluaran pemerintah dari

total anggaran pendapatan dan belanja yang dialokasikan untuk sektor

kesehatan.

4. Investasi (X4)

Investasi merupakan pembentukan modal tetap bruto oleh sektor

swasta yang digunakan untuk pengadaan, pembuatan, dan pembelian

barang-barang modal baru yang berasal dari dalam negeri (domestik) dan

barang modal baru ataupun barang bekas dari luar negeri. Investasi

dianalisis yaitu investasi perkapita yang dinyatakan dalam ribuan rupiah

5. Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Pertumbuhan ekonomi adalah sebagai suatu ukuran kuantitatif yang

menggambarkan perkembangan suatu perekonomian daerah dari suatu tahun

ke tahun berikutnya diproksikan dengan PDRB, semakin tinggi PDRB suatu

daerah berarti pertumbuhan ekonomi semakin meningkat yang

mengakibatkan pengalokasian anggaran belanja modal yang semakin

dinamis.

Page 80: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

64

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Provinsi Bengkulu

1. Keadaan Geografis

Secara geografis terletak di antara 2016’-3

031’ Lintang Selatan dan

10101-103

041’ Bujur Timur. Bentuk wilayah Provinsi Bengkulu memanjang

dari utara ke selatan menyerupai pulau Sumatera, pada bagian timur

merupakan daerah perbukitan yang didominasi pegunungan bukit barisan,

pada bagian dataran rendah merupakan daerah pemukiman dan budidaya

dan pada bagian barat merupakan dataran rendah yang berbatasan langsung

dengan Samudera Indonesia dan membentuk garis pantai dengan panjang

mencapai 525 km.

2. Iklim

Provinsi Bengkulu termasuk daerah beriklim tropis suhu udara

berkisar antara 23,30 sampai 31,4

0 C. Curah hujan yang tinggi terjadi pada

bulan Juni 490 mm dan terendah terjadi pada bulan September 53 mm, tidak

ada perbedaan yang tegas antara musim kemarau dan musim penghujan

sehingga daerah Bengkulu kurang cocok ditanami Jati. Pada daerah dataran

rendah suhu udara cukup panas sementara kelembaban nisbi antara 82-85%

menyebabkan nyamuk cepat berkembang biak. Daerah Bengkulu termasuk

daerah rawan gempa dengan frekuensi antara 114 kali sampai 200 kali

terjadi gempa dalam satu bulan.

Page 81: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

65

3. Topologi

Provinsi Bengkulu memiliki topologi datar dan bergelombang serta

berbukit (curam). Topologi datar terletak di bagian Barat yang merupakan

daerah dataran rendah (pantai) memanjang dari batas sebelah Utara sampai

batas sebelah bagian Selatan. Topografi bergelombang berada di sebelah

Timur merupakan lereng pegunungan bukit barisan sedangkan topografi

berbukit (curam) berada pada jalur kedua sampai ke punggung pegunungan

Bukit Barisan. Topografi datar seluas 708.435 Ha, topografi bergelombang

seluas 625.323 Ha dan topografi berbukit sampai curam seluas 239.924 Ha.

4. Luas Wilayah

Luas wilayah Provinsi Bengkulu ± 2.003.050 Ha atau 20.003

kilometer persegi. Wilayah Provinsi Bengkulu memanjang dari perbatasan

Provinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Provinsi Lampung dan

jaraknya lebih kurang 567 kilometer, dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Barat.

b. Sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia dan Provinsi Lampung.

c. Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia.

d. Sebelah Timur dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan.

B. Hasil Analisis Deskriptif

Pengolahan data dilakukan secara elektronik mempergunakan Microsoft

Excel dan Eviews 7 untuk mempercepat perolehan data hasil yang dapat

menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Tabel deskriptif menunjukkan

semua variabel yang digunakan dalam model analisis panel regresi berganda,

Page 82: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

66

yaitu variabel Y (pertumbuhan ekonomi / PDRB) sebagai variabel terikat,

variabel X1 pengeluaran pemerintah daerah atas infrastruktur, X2 pengeluaran

pemerintah daerah atas pendidikan, X3 Pengeluaran pemerintah daerah atas

kesehatan, dan X4 Investasi sebagai variabel bebas. Penjelasan lengkap

masing-masing variabel adalah:

1. Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Infrastruktur

Pada tabel berikut ini disajikan deskripsi data berdasarkan

pengeluaran pemerintah daerah atas infrastruktur berdasarkan

Kabupaten/Kota wilayah masing-masing yang terdapat di Provinsi

Bengkulu.

Tabel 4.1

Hasil Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas

Infrastruktur Periode Tahun 2009 - 2014

No. Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Bengkulu Utara 121.528.090.522 108.325.200.477 56.593.753.918 95.472.246.938 57.262.246.216 151.470.132.574

2 Muko-Muko 149.050.431.746 47.688.732.899 43.719.406.000 43.364.673.000 37.141.843.519 108.362.737.565

3 Bengkulu Selatan 112.993.269.881 368.114.753.526 98.020.849.944 295.872.657.539 75.734.678.447 105.139.143.759

4 Seluma 78.726.878.206 121.806.526.122 51.084.738.648 63.762.505.978 45.701.261.064 134.904.280.570

5 Kaur 99.509.385.033 164.969.568.983 53.630.238.779 85.774.809.490 50.554.420.874 48.060.653.695

6 Rejang Lebong 175.962.755.206 219.408.164.211 62.795.317.321 45.413.861.110 60.152.958.154 191.996.877.456

7 Lebong 205.076.471.299 75.837.164.985 55.006.408.041 48.060.653.695 60.249.143.950 46.069.068.387

8 Kepahiang 84.168.802.399 71.179.630.442 39.096.255.714 78.396.949.902 47.371.076.678 129.742.848.486

9 Bengkulu Tengah 26.487.512.086 24.160.567.805 76.266.927.425 58.331.734.000 56.343.044.757 60.019.497.757

10 Kota Bengkulu 63.762.505.978 60.019.497.757 59.885.813.566 84.168.802.399 32.490.204.721 78.078.408.740

Sumber: data diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa wilayah

Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu yang memiliki pengeluaran

pemerintah daerah atas infrastruktur terbesar pada periode tahun 2009-2014

adalah Bengkulu Selatan sebesar 1,055,875,353,096 dan pengeluaran

Page 83: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

67

pemerintah daerah atas infrastruktur terkecil pada periode tahun 2009-2014

adalah Bengkulu Tengah sebesar 301,609,283,830. Kabupaten yang

memiliki tingkat pengeluaran atas infrastruktur tertinggi tentu akan

mengakibatkan pertumbuhan perekonomian bertumbuhnya investasi modal

swasta maupun pemerintah meningkat. Hal inilah mengakibatkan

pemerintah lebih leluasa dalam menyusun anggaran belanja modal.Sesuai

dengan data diatas, maka Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan daerah

yang belum memiliki infrastruktur memadai dari segi kualitas maupun

kuantitas.Kebutuhan infrastruktur wilayah tidak terlepas dari fungsi dan

peranannya terhadap pembangunan wilayah sebagai pengarah pembentukan

struktur tata ruang, pemacu pertumbuhan wilayah serta pengikat

wilayah.Rendahnya pelayanan infrastruktur wilayah baik dari segi

ketersediaan dan kualitas masih merupakan permasalahan besar di

Kabupaten Bengkulu Selatan.Sehingga Kabupaten tersebut memiliki

pengeluaran atas bidang infrastruktur yang paling besar dibandingkan

dengan daerah Kabupaten lainnya.

2. Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Pendidikan

Pada tabel berikut ini disajikan deskripsi data berdasarkan

pengeluaran pemerintah daerah atas pendidikan berdasarkan

Kabupaten/Kota wilayah masing-masing yang terdapat di Provinsi

Bengkulu.

Page 84: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

68

Tabel 4.2

Hasil Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas

Pendidikan Periode Tahun 2009 - 2014

No. Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Bengkulu Utara 77.743.263.942 268.021.784.236 109.551.037.429 355.285.284.116 196.971.694.278 183.370.480.498

2 Muko-Muko 72.091.324.283 200.450.219.553 238.846.605.938 210.755.608.500 99.497.691.768 94.213.317.888

3 Bengkulu Selatan 299.164.434.600 154.792.621.020 136.724.046.754 147.497.054.149 169.058.334.139 63.589.678.043

4 Seluma 24.834.064.283 213.040.017.152 137.694.778.655 356.209.114.957 235.815.295.112 74.892.576.925

5 Kaur 52.851.637.621 311.160.635.942 213.269.590.755 246.700.094.484 127.103.182.520 127.269.782.704

6 Rejang Lebong 62.981.861.733 159.443.719.202 73.502.333.999 184.937.002.580 183.007.384.685 79.823.003.180

7 Lebong 77.517.167.307 27.158.374.120 145.936.530.388 299.164.434.600 30.342.089.809 34.229.130.231

8 Kepahiang 184.381.808.350 144.105.859.702 101.289.837.614 101.462.182.952 82.657.964.508 139.734.040.678

9 Bengkulu Tengah 150.126.189.479 257.745.387.944 136.310.600.040 181.361.373.257 173.156.452.777 231.649.146.800

10 Kota Bengkulu 101.462.182.952 128.532.671.343 57.262.553.355 236.277.218.623 21.417.665.598 135.680.000.473

Sumber: data diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa wilayah

Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu yang memiliki pengeluaran

pemerintah daerah atas pendidikan terbesar pada periode tahun 2009-2014

adalah Bengkulu Utara sebesar 1,190,943,544,499 dan pengeluaran

pemerintah daerah atas pendidikan terkecil pada periode tahun 2009-2014

adalah Kabupaten Lebong sebesar 614,347,726,455. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa Kabupaten yang memiliki tingkat pengeluaran atas

pendidikan tertinggi tentu akan mengakibatkan perubahan kualitas angkatan

kerja yang kemudian meningkatkan produktivitas kerja. Sehingga

Kabupaten tersebut akan menjadi maju dan lebih sejahtera.

3. Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Kesehatan

Pada tabel berikut ini disajikan deskripsi data berdasarkan

pengeluaran pemerintah daerah atas kesehatan berdasarkan Kabupaten/Kota

wilayah masing-masing yang terdapat di Provinsi Bengkulu.

Page 85: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

69

Tabel 4.3

Hasil Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas

KesehatanPeriode Tahun 2009 - 2014

No. Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Bengkulu Utara 64.462.257.886 76.359.535.838 68.871.600.023 57.362.406.046 48.711.362.212 41.665.573.965

2 Muko-Muko 48.662.272.499 48.353.197.438 58.479.721.633 52.200.795.000 61.058.517.766 82.434.359.559

3 Bengkulu Selatan 10.997.045.088 15.039.609.866 32.881.144.061 16.534.863.419 15.377.509.989 42.236.880.532

4 Seluma 58.045.946.591 69.038.529.205 66.655.465.250 73.219.194.038 21.806.463.890 26.445.338.876

5 Kaur 88.375.736.886 79.912.900.732 35.708.642.237 72.154.023.620 11.830.638.641 45.402.067.577

6 Rejang Lebong 76.950.239.852 11.087.388.094 59.274.131.929 45.373.791.381 44.641.375.888 31.502.854.377

7 Lebong 42.173.045.198 17.091.116.349 89.554.000.326 41.612.159.811 85.598.757.170 39.561.078.505

8 Kepahiang 34.935.562.502 61.962.407.932 21.312.418.910 45.402.067.577 55.920.157.611 43.984.479.033

9 Bengkulu Tengah 78.752.610.718 94.553.956.685 37.034.878.239 85.854.397.500 81.145.420.518 20.636.603.815

10 Kota Bengkulu 43.824.655.020 47.232.503.216 41.543.914.611 41.200.952.444 80.941.747.645 36.574.535.324

Sumber: data diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa wilayah

Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu yang memiliki pengeluaran

pemerintah daerah atas kesehatan terbesar pada periode tahun 2009-2014

adalah Bengkulu Tengah sebesar 397,977,867,475 dan pengeluaran

pemerintah daerah atas kesehatan terkecil pada periode tahun 2009 - 2014

adalah Bengkulu Selatan sebesar 133,067,052,955. Hal ini menunjukkan

bahwa Kabupaten Bengkulu Tengah yang memiliki pengeluaran anggaran

belanja pemerintah daerah atas kesehatan yang paling besar dibandingkan

dengan Kabupaten lainnya, maka hal ini akan berdampak kepada pelayanan

kesehatan melalui rumah sakit dan puskesmas serta pelayanan kesehatan

lainnya dapat meningkatkan mutu kesehatan yang menjangkau seluruh

masyarakat untuk mewujudkan pembangunan kesehatan yang merata.

Pengembangan infrastruktur kesehatan, baik secara kuantitas maupun

kualitas, akan mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang

merupakan faktor input pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

Page 86: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

70

4. Investasi

Pada tabel berikut ini disajikan deskripsi data berdasarkan investasi

berdasarkan Kabupaten/Kota wilayah masing-masing yang terdapat di

Provinsi Bengkulu.

Tabel 4.4

Hasil Investasi Periode Tahun 2009 - 2014

No. Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Bengkulu Utara 191,996,877,456 67,587,695,631 61,020,103,736 52,073,483,692 28,915,079,005 121,528,090,522

2 Muko-Muko 46,069,068,387 92,124,272,520 76,859,860,623 76,369,180,135 52,898,202,672 149,050,431,746

3 Bengkulu Selatan 129,742,848,486 69,984,509,111 45,347,895,113 45,665,367,042 61,334,588,194 112,993,269,881

4 Seluma 60,019,497,757 47,337,239,606 52,618,798,961 84,061,085,119 78,359,118,794 78,726,878,206

5 Kaur 78,078,408,740 59,555,563,528 53,224,950,797 42,257,625,280 56,671,539,160 99,509,385,033

6 Rejang Lebong 96,037,973,745 92,524,007,229 63,490,463,554 88,426,227,083 55,767,210,700 175,962,755,206

7 Lebong 152,197,668,212 61,996,792,124 44,471,857,887 85,134,251,376 63,280,000,522 205,076,471,299

8 Kepahiang 163,969,775,378 45,541,361,389 64,872,190,080 62,068,731,637 45,654,597,569 84,168,802,399

9 Bengkulu Tengah 88,426,227,083 94,916,997,126 20,631,510,000 77,715,681,663 63,157,395,331 296,487,512,086

10 Kota Bengkulu 85,134,251,376 110,235,153,480 52,242,140,625 85,783,101,203 21,455,486,600 63,762,505,978

Sumber: data diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa wilayah

Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu yang memiliki investasiterbesar

pada periode tahun 2009-2014 adalah Bengkulu Tengah sebesar

641,335,323,289, hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Bengkulu Tengah

yang memiliki investasi yang paling besar dibandingkan dengan Kabupaten

lainnya, maka hal ini akan berdampakpada besarnya investasi fisik di daerah

ini tidak lepas dari pengaruh sektor pariwisata yang menjadi tulang

punggung perekonomian daerah tersebut. Ketersediaan infrastruktur yang

relatif lebih baik di daerah ini juga menjadi pendorong bagi investor untuk

menanamkan modalnya di daerah tersebut.Sedangkan investasi terendah

terjadi di Kabupaten Seluma yaitu 401,122,618,443, ini dikarena investor

enggan berinvestasi pada sector pertanian, sehingga sangaty sulit bersaing

dengan kabupaten lainnya.

Page 87: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

71

5. Pertumbuhan Ekonomi

Pada tabel berikut ini disajikan deskripsi data berdasarkan

pertumbuhan ekonomi berdasarkan Kabupaten / Kota wilayah masing-

masing yang terdapat di Provinsi Bengkulu.

Tabel 4.5

Hasil Pertumbuhan Ekonomi

Periode Tahun 2009 - 2014

No. Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Bengkulu Utara 5,58 4,14 5,09 4,87 4,86 4,76

2 Muko-Muko 3,37 4,18 3,97 4,23 4,28 3,37

3 Bengkulu Selatan 4,04 3,93 4,42 4,12 3,78 4,63

4 Seluma 5,30 4,69 5,88 6,11 4,56 5,28

5 Kaur 4,69 5,57 5,30 6,21 5,14 4,21

6 Rejang Lebong 4,02 4,15 4,27 3,57 4,78 3,44

7 Lebong 4,95 4,92 5,07 5,28 4,74 7,39

8 Kepahiang 4,28 4,51 4,87 4,21 4,87 6,22

9 Bengkulu Tengah 4,91 5,08 5,21 3,44 8,34 4,12

10 Kota Bengkulu 4,57 4,73 4,63 4,18 5,88 6,11

Sumber: data diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa wilayah

Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu yang memiliki pertumbuhan

ekonomi terbesar pada periode tahun 2009-2014 adalah Lebong dengan

rata-rata 32,35 dan pertumbuhan ekonomi terkecil pada periode tahun 2009-

2014 adalah Kabupaten Muko-Muko dengan rata-rata 23,40. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa Kabupaten yang memiliki tingkat pertumbuhan

perekonomian tertinggi tentu akan mengakibatkan bertumbuhnya investasi

modal swasta maupun pemerintah meningkat,sehingga mengakibatkan

pemerintah lebih leluasa dalam menyusun anggaran belanja modal begitu

Page 88: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

72

pula sebaliknya, apabila pertumbuhan ekonomi rendah maka akan

mengakibatkan investasi modal di wilayah menjadi berkurang dan akan

berdampak kepada tingkat pertumbuhan ekonomi dari wilayah tersebut.

C. Hasil Analisis Data

1. Hasil Estimasi Metode Data Panel

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian dan perumusan

hipotesis yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumya maka langkah

selanjutnya melakukan analisis data. Penelitian ini menggunakan data panel

yang merupakan gabungan dari data time series dan cross section. Teknik

analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda dengan menggunakan software eviews 7.0. Sebelum melakukan

analisis data langkah pertama adalah melakukan pemilihan model terbaik

untuk menghasilkan analisis yang baik. Terdapat tiga pendekatan dalam

pemilihan model terbaik yaitu: Common Effect, Fixed Effect, Random

Effect.

Untuk menentukkan model estimasi terbaik tersebut akan dilakukan

beberapa prosedur pengujian formal, yaitu uji chow untuk memilih antara

model common effects atau fixed effects; uji Hausman untuk memilih

antara model fixed effects atau random effects. Selanjutnya, untuk model

estimasi data panel terpilih akan dilakukan pengujian untuk estimator

dengan struktur varians - kovarians residual yang lebih baik.

Page 89: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

73

a. Hasil Model Pooled Least Square

Merupakan pengolahan data dengan menggunakan pendekatan

Pooled Least Square (PLS), yang digunakan sebagai salah satu

persyaratan untuk melakukan uji F-Restricted. Dari hasil pengolahan

EViews 7.0 mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6

Regresi Data Panel Pooled Least Square

Dependent Variable: PERTUMBUHAN_EKONOMI?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/20/16 Time: 12:04

Sample: 2009 2014

Included observations: 6

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. INFRASTRUKTUR? 2.29E-13 1.00E-13 2.282813 0.0263

PENDIDIKAN? 7.65E-14 7.65E-14 0.999702 0.3218

KESEHATAN? 4.60E-13 2.31E-13 1.988975 0.0516

INVESTASI? 6.01E-13 1.31E-13 4.587604 0.0000 R-squared 0.393886 Mean dependent var 0.101980

Adjusted R-squared 0.361416 S.D. dependent var 0.067846

S.E. of regression 0.054217 Akaike info criterion -2.927316

Sum squared resid 0.164609 Schwarz criterion -2.787693

Log likelihood 91.81948 Hannan-Quinn criter. -2.872702

Durbin-Watson stat 1.153368

Sumber: Data diolah

b. Hasil Model Fixed Effect

Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan

pendekatan Fixed Effect Model dengan metode pendekatan Pooled

Least Square pada uji F-restricted. Dari hasil pengolahan Eviews 7.0

mendapatkan hasil sebagai berikut:

Page 90: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

74

Tabel 4.7

Regresi Data Fixed Effect

Dependent Variable: PERTUMBUHAN_EKONOMI? Method: Pooled Least Squares Date: 04/20/16 Time: 12:04 Sample: 2009 2014 Included observations: 6 Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.076103 0.023789 -3.199133 0.0025

INFRASTRUKTUR? 3.04E-13 9.47E-14 3.208070 0.0024 PENDIDIKAN? 2.34E-13 6.77E-14 3.459114 0.0012

KESEHATAN? 1.02E-12 2.41E-13 4.237347 0.0001

INVESTASI? 7.63E-13 1.29E-13 5.911981 0.0000

Fixed Effects (Cross) _A--C 0.003022 _B--C -0.037875

_C--C 0.062075

_D--C 0.069174

_E--C -0.008873

_F--C -0.064966

_G--C -0.025427

_H--C 0.000816

_I--C -0.016321

_J--C 0.018374 Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.780626 Mean dependent var 0.101980

Adjusted R-squared 0.718629 S.D. dependent var 0.067846

S.E. of regression 0.035989 Akaike info criterion -3.610270

Sum squared resid 0.059578 Schwarz criterion -3.121590

Log likelihood 122.3081 Hannan-Quinn criter. -3.419121

F-statistic 12.59132 Durbin-Watson stat 2.612179

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa semua variabel memiliki

nilai prob < 0,05 maka hasil model Fixed Effect baik digunakan.

c. Hasil Model Random Effect

Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan

pendekatan Random Effect Model dengan metode pendekatan Pooled

Least Square pada uji F-restricted. Efek random digunakan untuk

Page 91: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

75

mengatasi kelemahan metode efek tetap yang menggunakan variabel

semu, metode random efek menggunakan residual, yang diduga memiliki

hubungan antar waktu dan antar objek (Winarno, 2007:17). Dari hasil

pengolahan Eviews 7.0 mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8

Regresi Data Random Effect

Dependent Variable: PERTUMBUHAN_EKONOMI?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 04/20/16 Time: 12:04 Sample: 2009 2014 Included observations: 6 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 60

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.075549 0.028075 -2.691007 0.0094

INFRASTRUKTUR? 3.10E-13 9.28E-14 3.341441 0.0015

PENDIDIKAN? 2.26E-13 6.65E-14 3.402170 0.0013

KESEHATAN? 1.02E-12 2.39E-13 4.269848 0.0001

INVESTASI? 7.65E-13 1.25E-13 6.107539 0.0000

Random Effects (Cross) _A--C 0.002154 _B--C -0.034712 _C--C 0.056660 _D--C 0.063843 _E--C -0.008107 _F--C -0.058905

_G--C -0.022853

_H--C 0.000876

_I--C -0.015401

_J--C 0.016446 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.049030 0.6499

Idiosyncratic random 0.035989 0.3501 Weighted Statistics

R-squared 0.573132 Mean dependent var 0.029273 Adjusted R-squared 0.542088 S.D. dependent var 0.051684 S.E. of regression 0.034974 Sum squared resid 0.067276 F-statistic 18.46140 Durbin-Watson stat 2.312230

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.437787 Mean dependent var 0.101980

Sum squared resid 0.152686 Durbin-Watson stat 1.018811

Sumber: Data diolah

Page 92: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

76

Berdasarkan data di atas hasil random effect terlihat bahwa nilai

prob. < 0,05 maka dinyatakan signifikan, maka hasil random effect

dinyatakan baik digunakan dalam penelitian.

d. Uji Chow Test

Chow Test merupakan uji untuk menentukan model yang paling

tepat antara Common effect dengan Fixed effect yang akan digunakan

dalam untuk mengestimasi data panel. Hipotesis dalam pengujian ini

adalah:

H0 : Model yang terbaik adalah Common effect

Ha: Model yang terbaik adalah Fixed effect.

Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis diatas dengan

membadingkan antara F-statistik dengan F tabel. Jika F-statistik > F tabel

maka H0 ditolak sehingga model yang baik adalah Model Fixed effect.

Begitu sebaliknya. Jika F-statistik < F tabel maka H1 ditolak sehingga

model yang baik adalah Model Common effect.

Langkah lain dalam pengambilan keputusan dilihat dari nilai

Probabilitas. Jika probalilitas > 5% maka H1 ditolak sehingga model

yang baik adalah model Common effect. Begitu sebaliknya jika

probabillitas < 5% maka H0 ditolak sehingga model yang baik adalah

Fixed effect.

Page 93: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

77

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Chow Test

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 7.763312 (9,46) 0.0000

Cross-section Chi-square 55.429549 9 0.0000

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: PERTUMBUHAN_EKONOMI Method: Panel Least Squares Date: 04/20/16 Time: 12:04 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.068011 0.029464 -2.308232 0.0248

INFRASTRUKTUR 3.61E-13 1.12E-13 3.215389 0.0022 PENDIDIKAN 1.61E-13 8.23E-14 1.954852 0.0557 KESEHATAN 9.81E-13 3.17E-13 3.092844 0.0031

INVESTASI 7.62E-13 1.44E-13 5.284153 0.0000 R-squared 0.447416 Mean dependent var 0.101980

Adjusted R-squared 0.407228 S.D. dependent var 0.067846 S.E. of regression 0.052236 Akaike info criterion -2.986445 Sum squared resid 0.150071 Schwarz criterion -2.811916 Log likelihood 94.59334 Hannan-Quinn criter. -2.918177 F-statistic 11.13309 Durbin-Watson stat 1.071074

Prob(F-statistic) 0.000001

Sumber : data diolah

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat hasil chow test bahwa

nilai probalilitas < 5% sehingga dapat disimpulkan menolak H0 dan

menerima H1 sehingga model yang paling baik adalah mengikuti model

Fixed effect.

Page 94: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

78

e. Hasil Uji Hausman Test

Hausman test merupakan uji untuk menentukan model yang baik

antara Fixed effect dengan Random effect yang akan digunakan untuk

mengestimasikan data panel. Hipotesis dalam pengujian ini adalah:

H0: Model yang baik adalah Fixed effect.

Ha: Model yang baik adalah Random effect

Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis diatas dengan

membandingkan antara F-statistik dengan F tabel. Jika F statistic > F

tabel maka H0 ditolak sehingga model yang baik adalah model random

effect. Begitu sebaliknya, jika F statistic < F tabel maka H1 ditolak

sehingga model yang baik adalah model Fixed effect.

Cara lain untuk mengambil keputusan dari uji hipotesis ini

dengan melihat nilai probabilitas hasil uji. Jika nilai probabilitas > 5%,

maka model yang baik adalah model Random effect. Begitu sebaliknya,

Jika nilai probabilitas < 5%, maka model yang baik adalah model Fixed

effect.

Page 95: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

79

Tabel 4.10

Hasil Uji Hausman Test

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 35944.316599 4 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. INFRASTRUKTUR 0.000000 0.000000 0.000000 0.7393

PENDIDIKAN 0.000000 0.000000 0.000000 0.5309 KESEHATAN 0.000000 0.000000 0.000000 0.9533 INVESTASI 0.000000 0.000000 0.000000 0.9304

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: PERTUMBUHAN_EKONOMI Method: Panel Least Squares Date: 04/20/16 Time: 12:05 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.076103 0.023789 -3.199133 0.0025

INFRASTRUKTUR 3.04E-13 9.47E-14 3.208070 0.0024 PENDIDIKAN 2.34E-13 6.77E-14 3.459114 0.0012 KESEHATAN 1.02E-12 2.41E-13 4.237347 0.0001 INVESTASI 7.63E-13 1.29E-13 5.911981 0.0000

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.780626 Mean dependent var 0.101980

Adjusted R-squared 0.718629 S.D. dependent var 0.067846 S.E. of regression 0.035989 Akaike info criterion -3.610270 Sum squared resid 0.059578 Schwarz criterion -3.121590 Log likelihood 122.3081 Hannan-Quinn criter. -3.419121 F-statistic 12.59132 Durbin-Watson stat 2.612179 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data diolah

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat nilai probablitas hasil uji

hausman < 0,05 (5%), sehingga dapat disimpulkan menolak H1 dan

menerima H0. Model yang baik berdasarkan Hausman test adalah model

Fixed effect.

Page 96: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

80

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual

yang telah terstandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau

tidak. Nilai residual dikatakan berdistriibusi normal jika nilai residual

terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya

(Sulisyanto, 2011:69).

Hipotesis dalam uji normalitas adalah:

H0 : Residual dalam model berdistribusi normal

Ha : Residual dalam model tidak berdistribusi normal.

Menurut Winarno untuk melihat data berdistribusi normal dapat

dilakukan dengan melihat koefisien Jarque-Bera dan Probabilitas-nya.

Kedua angka tersebut bersifat saling mendukung.

1) Bila nilai J-B tidak signifikan (lebih kecil dari 2), maka data

berdistribusi normal.

2) Bila probabilitas lebih besar dari 5% (bila menggunakan tingkat

signifikasi tersebut), maka data berdistribusi normal (hipotesis nolnya

adalah data berdistribusi normal)

Berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan variabel dependen

PDRB.

Page 97: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

81

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

-0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08

Series: Standardized Residuals

Sample 2009 2014

Observations 60

Mean -1.50e-18

Median -0.002353

Maximum 0.079453

Minimum -0.072782

Std. Dev. 0.031777

Skewness 0.366659

Kurtosis 3.203677

Jarque-Bera 1.448100

Probability 0.484785

Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil uji di atas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas

dari uji tersebut adalah 0,484785 yang berarti lebih besar dari 5%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti terjadi korelasi linier yang mendekati

sempurna antar lebih dari dua variabel bebas. Uji Multikolinieritas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk

terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas. Jika

dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau

sempurna diantara variabel bebas maka model regresi tersebut

dinyatakan mengandung gejala multikolinieritas (Suliyanto, 2011:81).

Metode yang digunakan untuk mengetahui adanya masalah

multikolinieritas dengan menguji koefisien korelasi (r) antar variabel

independen. Sebagai aturan yang kasar (rule of thumb), jika koefisien

korelasi cukup tinggi diatas 0,85 maka kita duga ada masalah

Page 98: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

82

multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi relative

rendah maka kita duga model tidak mengandung unsur multikolinieritas.

(Widarjono, 2013:104). Berikut ini hasil Uji Multikolinirtitas:

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolinieritas

INF PEND KES INV

INFRASTRUKTUR 1.000000 -0.054506 -0.306739 0.097844

PENDIDIKAN -0.054506 1.000000 0.019173 -0.012859

KESEHATAN -0.306739 0.019173 1.000000 -0.185081

INVESTASI 0.097844 -0.012859 -0.185081 1.000000

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel hasil uji diatas dapat dilihat bahwa hubungan

antar varibel independen diatas 0,85. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

data penelitian tersebut bebas dari masalah multikolinieritas.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel dalam model

regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada

model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut

homokedastisitas. Masalah Heteroskedastisitas sering terjadi pada

penelitian yang menggunakan data cross-section

Dengan adanya heteroskedastisitas estimator OLS (Ordinary

Least Square) tidak menghasilkan estimator yang Best Linear Unbiased

Estimator (BLUE) hanya Linear Unbiased Estimator (LUE).

Dalam mendeteksi masalah heteroskedastisitas dalam model

dapat dilakukan dengan uji white, yaitu:

Page 99: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

83

Tabel 4.12

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji White)

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.396302 Prob. F(14,45) 0.2135

Obs*R-squared 2.62621 Prob. Chi-Square(14) 0.4289

Scaled explained SS 30.57595 Prob. Chi-Square(14) 0.6764

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 04/20/16 Time: 12:03

Sample: 1 60

Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.003458 0.007805 0.443123 0.6598

INFRASTRUKTUR 2.14E-14 6.30E-14 0.339732 0.7356

INFRASTRUKTUR^2 -3.76E-26 1.13E-25 -0.332499 0.7411

INFRASTRUKTUR*PENDIDIKAN 1.86E-25 1.65E-25 1.128314 0.2652

INFRASTRUKTUR*KESEHATAN 3.07E-26 5.32E-25 0.057688 0.9543

INFRASTRUKTUR*INVESTASI -3.16E-25 2.45E-25 -1.285899 0.2051

PENDIDIKAN -2.98E-14 3.54E-14 -0.842939 0.4037

PENDIDIKAN^2 -2.25E-26 6.28E-26 -0.357627 0.7223

PENDIDIKAN*KESEHATAN 6.48E-25 2.84E-25 2.278662 0.0275

PENDIDIKAN*INVESTASI 6.11E-26 1.75E-25 0.349114 0.7286

KESEHATAN -1.04E-13 1.36E-13 -0.763228 0.4493

KESEHATAN^2 1.32E-25 1.02E-24 0.129150 0.8978

KESEHATAN*INVESTASI 6.95E-25 7.87E-25 0.883641 0.3816

INVESTASI -2.50E-14 8.27E-14 -0.302038 0.7640

INVESTASI^2 1.05E-25 1.68E-25 0.622914 0.5365 R-squared 0.427104 Mean dependent var 0.002501

Adjusted R-squared 0.248869 S.D. dependent var 0.004251

S.E. of regression 0.003684 Akaike info criterion -8.157382

Sum squared resid 0.000611 Schwarz criterion -7.633796

Log likelihood 259.7215 Hannan-Quinn criter. -7.952578

F-statistic 0.396302 Durbin-Watson stat 1.584237

Prob(F-statistic) 0.213518

Sumber: data diolah

Berdasarkan table di atas terlihat bahwa nilai Obs*R-squared

(2,62621) dan probabilitasnya 0,4289 (> 0,05), sehingga dapat

disimpulkan menerima hipotesis nol dan menolak hipotesis alternatif

sehingga data tersebut terbebas dari masalah heterokedastisitas.

Page 100: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

84

d. Hasil Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan hubungan antara residual satu observasi

dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada

data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa

sekarang dipengarui oleh data pada masa-masa sebelumnya. Meskipun

demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada data yang

bersifat antarobjek (cross section).

Dalam mendeteksi masalah autokorelasi digunakan dengan Uji

Durbin-Watson.

Tabel 4.13

Hasil Uji Autokorelasi

Dependent Variable: PERTUMBUHAN_EKONOMI Method: Panel Least Squares Date: 04/20/16 Time: 12:03 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.076103 0.023789 -3.199133 0.0025

INFRASTRUKTUR 3.04E-13 9.47E-14 3.208070 0.0024 PENDIDIKAN 2.34E-13 6.77E-14 3.459114 0.0012 KESEHATAN 1.02E-12 2.41E-13 4.237347 0.0001 INVESTASI 7.63E-13 1.29E-13 5.911981 0.0000

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.780626 Mean dependent var 0.101980

Adjusted R-squared 0.718629 S.D. dependent var 0.067846 S.E. of regression 0.035989 Akaike info criterion -3.610270 Sum squared resid 0.059578 Schwarz criterion -3.121590 Log likelihood 122.3081 Hannan-Quinn criter. -3.419121 F-statistic 12.59132 Durbin-Watson stat 2.612179

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data diolah

Page 101: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

85

Tabel 4.14

Tabel Uji Durbin-Watson

Ada Tidak dapat Tidak ada Tidak dapat Ada

Autokorelasi diputuskan Autokorelasi diputuskan Autokorelasi

Positif 2,612179 Negatif

0 dl du 4-du 4-dl 4

0 1,5955 1,7851 2,9149 2,9845 4

Dari tabel uji Durbin-Watson dapat dilihat nilai uji Durbin-

Watson sebesar 2,612179. Hal ini berarti nilai hasil uji Durbin-Watson

terletak diantara 1,7851 – 2,9149 sehingga dapat disimpulkan menerima

hipotesis nol atau penelitian ini tidak ada masalah autokorelasi.

3. Hasil Uji Signifikasi

a. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Menurut Widarjono (2013:69) Koefisien Determinasi adalah

untuk menjelaskan seberapa besar proporsi variasi variabel dependen

dijelaskan oleh variabel independen. Semakin besar nilai R2 maka sekin

baik hasil dari model regresi tersebut.

Koefisien determinasi selalu naik jika menambah jumlah variabel

independen dalam suatu model walaupun penambahan variabel

indeppenden tersebut belum tentu mempunyai pengaruh terhadap

variabel dependen. Sebagai alternatif digunakan R2 yang disesuaikan

(Adjusted R2).Berikut ini hasil Adjusted R

2:

Page 102: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

86

Tabel 4.15

Hasil Adjusted R2

Dependent Variable: PERTUMBUHAN_EKONOMI Method: Panel Least Squares Date: 04/20/16 Time: 12:03 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.076103 0.023789 -3.199133 0.0025

INFRASTRUKTUR 3.04E-13 9.47E-14 3.208070 0.0024 PENDIDIKAN 2.34E-13 6.77E-14 3.459114 0.0012

KESEHATAN 1.02E-12 2.41E-13 4.237347 0.0001

INVESTASI 7.63E-13 1.29E-13 5.911981 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.780626 Mean dependent var 0.101980

Adjusted R-squared 0.718629 S.D. dependent var 0.067846

S.E. of regression 0.035989 Akaike info criterion -3.610270

Sum squared resid 0.059578 Schwarz criterion -3.121590

Log likelihood 122.3081 Hannan-Quinn criter. -3.419121

F-statistic 12.59132 Durbin-Watson stat 2.612179

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil uji di atas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R2

adalah 0,718629 yang berarti bahwa kemapuan variabel independen yang

digunakan dalam penelitian yaitu pengeluaran pemerintah daerah atas

infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan investasi dalam menjelaskan

variabel dependen sebesar 71,86% sisanya 28,14% dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

Page 103: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

87

b. Hasil Uji Signifikasi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel

independen (pengeluaran pemerintah daerah atas infrastruktur,

pendidikan, kesehatan dan investasi) terhadap variabel dependen.

Hipotesis dalam uji ini adalah:

H0 : Variabel independen secara simultan tidak berpengaruh

H1 : Variabel independen secara simultan berpengaruh.

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai F

tabel dengan nilai F hitung. Jika F-hitung > F-tabel dapat disimpulkan

bahwa hipotesis nol ditolak atau Variabel independen secara simultan

berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya, jika F-hitung < F-tabel

dapat disimpulkan hipotesis nol diterima atau Variabel independen secara

simultan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selain dilihat dari nilai F-hitung, alternatif lain bisa dilihat dari

hasil probabilitas F-hitung. Jika nilai probabilitas F-hitung > 5%, dapat

disimpulkan bahwa menerima hipotesis nol atau Variabel Independen

secara simultan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sebaliknya, Jika probabilitas F-hitung < 5%, dapat disimpulkan bahwa

menolak hipotesis nol atau Variabel independen secara simultan

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Berikut ini hasil uji F:

Page 104: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

88

Tabel 4.16

Hasil Uji F (Simultan)

Dependent Variable: PERTUMBUHAN_EKONOMI Method: Panel Least Squares Date: 04/20/16 Time: 12:03 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.076103 0.023789 -3.199133 0.0025

INFRASTRUKTUR 3.04E-13 9.47E-14 3.208070 0.0024

PENDIDIKAN 2.34E-13 6.77E-14 3.459114 0.0012

KESEHATAN 1.02E-12 2.41E-13 4.237347 0.0001

INVESTASI 7.63E-13 1.29E-13 5.911981 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.780626 Mean dependent var 0.101980

Adjusted R-squared 0.718629 S.D. dependent var 0.067846

S.E. of regression 0.035989 Akaike info criterion -3.610270

Sum squared resid 0.059578 Schwarz criterion -3.121590

Log likelihood 122.3081 Hannan-Quinn criter. -3.419121

F-statistic 12.59132 Durbin-Watson stat 2.612179

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data diolah

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa nilai F-hitung

sebesar 12,59132 dan F-tabel sebesar 2,54. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa F-hitung > F-tabel maka menolak hipotesis nol yang artinya

variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Selain itu dapat dilihat bahwa nilai F probablitas sebesar 0,000

yang lebih kecil dari 5% maka dapat disimpulkan menolak hipotesis nol

yang artinya variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Page 105: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

89

c. Hasil Uji Signifikasi Parsial ( Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel

independen secara individu terhadap variabel dependen. Pengambilan

keputusan pada uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung

dengan t-tabel. Hipotesis dalam uji ini adalah:

H0 : Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh.

H1 : Variabel independen secara parsial berpengaruh.

Jika nilai t-hitung > t-tabel dapat disimpulkan menolak hipotesis

nol yang berarti Variabel independen secara simultan berpengaruh

terhadap harga saham. Sebaliknya, Jika nilai t-hitung < t-tabel dapat

disimpulkan menerima hipotesis nol yang berarti Variabel indepeneden

secara parsial berpengaruh terhadap harga saham.

Uji t dilakukan dengan menggunakan uji 2 arah (two tail test)

dengan =5%, sehingga t-tabel diperoleh sebagai berikut:

= { ; df = (n-k)}

= { ; df = (60 - 4)}

= 2,00488

Berikut ini merupakan tabel hasil uji t:

Page 106: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

90

Tabel 4.17

Hasil Uji t (Parsial)

Dependent Variable: PERTUMBUHAN_EKONOMI Method: Panel Least Squares Date: 04/20/16 Time: 12:03 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.076103 0.023789 -3.199133 0.0025

INFRASTRUKTUR 3.04E-13 9.47E-14 3.208070 0.0024

PENDIDIKAN 2.34E-13 6.77E-14 3.459114 0.0012

KESEHATAN 1.02E-12 2.41E-13 4.237347 0.0001

INVESTASI 7.63E-13 1.29E-13 5.911981 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.780626 Mean dependent var 0.101980

Adjusted R-squared 0.718629 S.D. dependent var 0.067846

S.E. of regression 0.035989 Akaike info criterion -3.610270

Sum squared resid 0.059578 Schwarz criterion -3.121590

Log likelihood 122.3081 Hannan-Quinn criter. -3.419121

F-statistic 12.59132 Durbin-Watson stat 2.612179

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil estimasi t-tabel sebesar 2,00488 maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Infrastruktur terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai t-hitung sebesar

3,208070 berarti lebih besar dari 2,00488. Nilai probabilitas sebesar

0,0024 < 0,05 sehingga menolak hipotesis nol yang berarti bahwa

pengeluaran pemerintah daerah atas infrastruktur berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Rahayu (2011), hasil penelitian, pengeluaran aparatur

Page 107: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

91

daerah (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi, Variabel X2 (pelayanan publik) mempunyai pengaruh positif

terhadap pertumbuhan ekonomi

2) Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Pendidikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi.

Berdasarkan tabel di atas nilai thitung sebesar 3,208070 yang

berarti lebih besar dari 2,00488. Nilai probabilitas pengeluaran

pemerintah daerah atas pendidikan adalah 0,0012 < 0,05 sehingga

menolak hipotesis nol dan dapat disimpulkan bahwa pengeluaran

pemerintah daerah atas pendidikan berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Suparno (2014), hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

langsung antara pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, kesehatan

dan infrastuktur terhadap indeks pembangunan manusia dan

pertumbuhan ekonomi. Terdapat pengaruh tidak langsung antara

pengeluaran pemerintah sektor pendidikan, kesehatan dan infrastuktur

terhadap indeks pembangunan manusia melalui pertumbuhan

ekonomi.

3) Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Kesehatan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi.

Berdasarkan hasil uji diatas bahwa t-hitung pengeluaran

pemerintah daerah atas kesehatan sebesar 3,459114 yang berarti lebih

besar dari t-tabel 2,00488. Sedangkan nilai probabilitas hasil uji

pengeluaran pemerintah daerah atas kesehatan sebesar 0,0001 < 0,05.

Page 108: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

92

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah

daerah atas kesehatan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan Suryanto (2009) Dari

hasil istimasi regresi, variabel tenaga kerja, tingkat pendidikan dan

pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan

4) Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Investasi terhadap

Pertumbuhan Ekonomi.

Berdasarkan hasil uji di atas bahwa t-hitung pengeluaran

pemerintah daerah atas investasi sebesar 5,911981 yang berarti lebih

besar dari t-tabel 2,00488. Sedangkan nilai probabilitas hasil uji

pengeluaran pemerintah daerah atas investasi sebesar 0,0000 < 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah

daerah atas investasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ilyas, dkk (2014)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa belanja sektor pendidikan

dan sektor kesehatan memiliki hubungan positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi melalui Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Kabupaten Sinjai. Tingkat pendidikan tenaga kerja

sektor pertanian memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sinjai.

d. Analisis Regresi Data Panel

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengeluaran

pemerintah daerah atas infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan investasi

terhadap pertumbuhan ekonomi. Model analisis yang digunakan adalah

model Fixed Effect. Berikut ini hasil regresi data panel:

Page 109: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

93

Tabel 4.18

Hasil Uji Data Panel

Dependent Variable: PERTUMBUHAN_EKONOMI Method: Panel Least Squares Date: 04/20/16 Time: 12:03 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.076103 0.023789 -3.199133 0.0025

INFRASTRUKTUR 3.04E-13 9.47E-14 3.208070 0.0024 PENDIDIKAN 2.34E-13 6.77E-14 3.459114 0.0012

KESEHATAN 1.02E-12 2.41E-13 4.237347 0.0001

INVESTASI 7.63E-13 1.29E-13 5.911981 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.780626 Mean dependent var 0.101980

Adjusted R-squared 0.718629 S.D. dependent var 0.067846

S.E. of regression 0.035989 Akaike info criterion -3.610270

Sum squared resid 0.059578 Schwarz criterion -3.121590

Log likelihood 122.3081 Hannan-Quinn criter. -3.419121

F-statistic 12.59132 Durbin-Watson stat 2.612179

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data diolah

Persamaan regresi dari output diatas dengan variabel dependen

pertumbuhan ekonomi adalah sebgai berikut:

Berdasarkan persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai

berikut:

a. Konstanta (-0,076103)

Nilai konstanta sebesar -0,076103 yang berarti jika variabel bebas

yang terdiri dari pengeluaran pemerintah daerah atas infrastruktur,

pendidikan, kesehatan dan investasi bernilai nol maka variabel

pertumbuhan ekonomi akan turun sebesar 0,076103.

Y = -0,076103 – 3,04 X1 (INF) + 2,34 X2 (PEND) + 1,02 X3 (KES) + 7,63 X4 (INV)

Page 110: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

94

b. Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Infrastruktur (3,04)

pengeluaran pemerintah daerah atas infrastruktur memiliki nilai

probabilitas sebesar 0,0024 yang berada dibawah tingkat signifikasi

sehingga menolak Ho1 dan menerima Ha1. Dengan nilai koefisien

pengeluaran pemerintah daerah atas infrastruktur sebesar 3,04 yang

menunjukkan bahwa jika pengeluaran pemerintah daerah atas

infrastruktur mengalami kenaikan 1 satu satuan sehingga akan

mengakibatkan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebanyak 3,04

satuan. Dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

c. Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Pendidikan (2,34)

Pengeluaran pemerintah daerah atas pendidikan memiliki nilai

probabilitas 0,0012 yang berada dibawah tingkat signifikasi sehingga

menolak Ho2 dan menerima Ha2. Dengan nilai koefisien pengeluaran

pemerintah daerah atas pendidikan sebesar 2,34 yang menunjukkan

bahwa jika pengeluaran pemerintah daerah atas pendidikan mengalami

kenaikan 1 satu satuan sehingga akan mengakibatkan peningkatan

pertumbuhan ekonomi sebanyak 2,34 satuan. Dengan asumsi variabel

lain bernilai konstan.

d. Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Kesehatan (1,02)

Pengeluaran pemerintah daerah atas kesehatan memiliki nilai

probabilitas sebesar 0,0001 yang berada dibawah tingkat signifikasi

sehingga menolak Ho3 dan menerima Ha3. Dengan nilai koefisien

pengeluaran pemerintah daerah atas kesehatan sebesar 1,02 yang

Page 111: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

95

menunjukkan bahwa jika pengeluaran pemerintah daerah atas

kesehatan mengalami kenaikan 1 satu satuan sehingga akan

mengakibatkan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebanyak 1,02

satuan. Dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

e. Pengeluaran Pemerintah Daerah Atas Investasi (7,63)

Pengeluaran pemerintah daerah atas investasi memiliki nilai

probabilitas sebesar 0,0000 yang berada dibawah tingkat signifikasi

sehingga menolak Ho4 dan menerima Ha4. Dengan nilai koefisien

pengeluaran pemerintah daerah atas investasi sebesar 7,63 yang

menunjukkan bahwa jika pengeluaran pemerintah daerah atas

investasi mengalami kenaikan 1 satu satuan sehingga akan

mengakibatkan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebanyak 7,63

satuan. Dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.

Page 112: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan beberapa uraian di atas, dapat ditarik

beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut:

1. Pengeluaran pemerintah daerah atas infrastruktur berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Terlihat dari nilai probabilitas sebesar

0,0024 < 0,05, sedangkan nilai koefisien sebesar 3,04 yang menunjukkan

bahwa jika pengeluaran pemerintah daerah atas infrastruktur mengalami

kenaikan 1 satu satuan sehingga akan mengakibatkan peningkatan

pertumbuhan ekonomi sebanyak 3,04 satuan.

2. Pengeluaran pemerintah daerah atas pendidikan berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Terlihat dari nilai probabilitas sebesar

0,0012 < 0,05, sedangkan nilai koefisien sebesar 2,34 yang menunjukkan

bahwa jika pengeluaran pemerintah daerah atas pendidikan mengalami

kenaikan 1 satu satuan sehingga akan mengakibatkan peningkatan

pertumbuhan ekonomi sebanyak 2,34 satuan.

3. Pengeluaran pemerintah daerah atas kesehatan berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Terlihat dari nilai probabilitas sebesar

0,0001 < 0,05, sedangkan nilai koefisien sebesar 1,02 yang menunjukkan

bahwa jika pengeluaran pemerintah daerah atas kesehatan mengalami

kenaikan 1 satu satuan sehingga akan mengakibatkan peningkatan

pertumbuhan ekonomi sebanyak 1,02 satuan. Dengan asumsi variabel lain

bernilai konstan.

Page 113: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

97

4. Investasi secara langsung menunjukkan pengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Terlihat dari nilai probabilitas sebesar

0,0000 < 0,05, sedangkan nilai koefisien sebesar 7,63 yang menunjukkan

bahwa jika pengeluaran pemerintah daerah atas investasi mengalami

kenaikan 1 satu satuan sehingga akan mengakibatkan peningkatan

pertumbuhan ekonomi sebanyak 7,63 satuan.

5. Pengeluaran pemerintah daerah atas infrastruktur, pendidikan, kesehatan,

dan investasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu. Terlihat dari nilai 0,000

yang lebih kecil dari 5% maka dapat disimpulkan menolak hipotesis nol

yang artinya variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi.

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian yang didapat, maka diajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Masih kecilnya pengaruh investasi pemerintah bukan berarti harus

diabaikan, artinya pemerintah tetap harus mengeluarkan biaya untuk

infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan yang terfokus kepada penduduk di

daerah. Pemberian subsidi untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan

dan kesehatan kepada masyarakat daerah akan meningkatkan kualitas

mereka, sehingga produktivitasnya akan meningkat.

2. Investasi pemerintah pada sektor infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan

seharusnya tidak hanya digunakan untuk membangun sarana fisik saja.

Page 114: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

98

Terutama untuk bidang infrastruktur yang sangat berdampak langsung

kepada tingkat investasi baik swasta maupun pemerintah sehingga sektor ini

yang paling diutamakan oleh pemerintah daerah dalam membelanjakan

anggaran yang sudah tersedia. Dan juga selain infrastruktur, kualitas

pelayanan pendidikan dan kesehatan harus ditingkatkan, yaitu dengan

peningkatan kemampuan tenaga pendidik dan kesehatan. Ini dilakukan

untuk meningkatkan efektivitas investasi pemerintah sektor pendidikan dan

kesehatan yang dikeluarkan.

Page 115: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

99

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Raharjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Ali, Mohammad. 2009. Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional, Bandung:

Penerbit INTIMA.

Arsyad, Lincolin. 2009. Pengantar Perencanaan Dan Pembangunan Ekonomi

Daerah. Yogyakarta: BPFE.

Bastian, Indra. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Boediono. 2001. Ekonomi Makro. Edisi - 4. Yogyakarta: BPFE

Case, Karl dan Ray C. Fair. 2007. Prinsip - Prinsip Ekonomi. Edisi Kedelapan

Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Dumairy. 2007. Perekonomian Indonesia. Cetakan kelima. Jakarta:Erlangga.

Darwanto, S. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Elyani. 2010. Faktor Yang Mempengaruhi Penanam Modal Asing Berinvestasi Di

Indonesia. Jurnal Vol. 3 No.1 April 2010 ISSN : 1979 – 5408. Medan.

Friawan, Deni. 2008. Kondisi Pembangunan Infrastruktur di Indonesia. CSIS

Vol. 37 No. 2 Juni 2008. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: CV. Andi

Offset.

Ginting, Kuriata S. Charisma. 2008. Analisis Pembangunan Manusia Di

Indonesia, Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Tesis.

Griffiths, Cox & Rial-Gonzalez, E. 2001, Reaserch on Work-related Stress.

European Agency for Safety and Health at Work, Belgium.

Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta:

Erlangga.

Page 116: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

100

Jhingan, ML. 2008. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Kodoatie, R.J. 2003. Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi Dan Pembangunan Daerah: Reformasi,

Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta: Erlangga.

Mankiw, N.G. 2012. Teori Makro Ekonomi. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Mangkoesoebroto, Guritno. 2001. Ekonomi Publik. Yogyakaarta: BPFE.

Pohan, Imbolo, 2004. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Penerbit Buku

Kedokteran ECG, Jakarta.

Prasetyo, Rindang Bangun dan Muhammad Firdaus. 2009. Pengaruh

Infrastruktur Pada Pertumbuhan Ekonomi Wilayah di Indonesia. Jurnal

Penelitian antara Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah dan Departemen

Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian

Bogor.

Samuelson, Paul A., William D Nordhaus. 2005. Pengantar Teori Ekonomi Edisi

11. Jakarta: Erlangga.

Setiawan, Abdi. (2006). Analisis Pengaruh Investasi Domestik dan Ekspor

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1981-2005. Jurnal

Ekonomi. Yogyakarta: Atmajaya.

Simanjuntak, Timbul Hamonangan dan Mukhlis Imam. 2012. Dimensi Ekonomi

Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Raih Asa Sukses

Sjafii, Ahmad. 2009. Pengaruh Investasi Fisik dan Investasi Pembangunan

Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 1990 – 2004.

Journal of Indonesia Applied Economics, Vol 3, No 1 hal 59 – 76.

Sudjana. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Raja Grafindo Persada.

Sukarniati, Lestari. 2009. Pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap

Pertumbuhan Ekonomi dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang. Jurnal

Penelitian Universitas Ahmad Dahlan.

Sulistyowati, Niken dkk. 2010. Dampak Peningkatan Pengeluaran Pendidikan

terhadap Output Sektoral dan Distribusi Pendapatan Kabupaten dan Kota

di Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Juni 2010 Vol. XX No. 1.

Page 117: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

101

Suminto. 2004. Pengelolaan APBN Dalam Sistem Manajemen Keuangan Negara.

Jakarta : Ditjen Anggaran, Depkeu.

Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi, Teori Pengantar; Edisi Ketiga. Jakarta:

Rajawali Press.

Suparmoko. 2003. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktik, Edisi ke-5.

Yogyakarta: BPFE.

Suryanto. 2009. Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, dan

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di

Subosukawonosraten Tahun 2004-2008. Jurnal Universitas Diponegoro.

Semarang.

Susanti, Irawaty. 2000. Manajemen Keuangan. Bandung: Bandung Pustaka.

Syafrizal. 2008. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Padang: Baduse

Todaro, M.P. and Smith, S.C. 2003. Economic Development. Eighth Edition,

United Kingdom: Pearson Education Limited.

Todaro, Michael P. 2006. Pembangunan Ekonomi: Di Dunia Ketiga Edisi 9,

Jakarta: Penerbit Erlangga. Alih Bahasa Drs. Haris Munandar.

Usmaliadanti, Christina. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat Kemiskinan,

Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan dan Kesehatan terhadap

Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-

2009. Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Semarang.

Wibowo, Puji. 2008. Mencermati Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Daerah.Journal Keuangan Publik. Jurnal Vol. 5,

No. 1, Oktober 2008.

Widarjono, Agus, “ Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya” Ekonosia FE UII,

Yogyakarta, 2013.

Wrihatnolo, Randy R. dan Riant Nugroho. 2006. Manajemen Pembangunan

Indonesia (sebuah pengantar dan panduan). Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

www. bengkulu.bps.go.id/

www.djpk.depkeu.go.id

Page 118: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

102

Lampiran 1: Data Mentah

Pengeluaran Pemerintah atas Infrastruktur (X1) di Provinsi Bengkulu

No. Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Bengkulu Utara (A) 121.528.090.522 108.325.200.477 56.593.753.918 95.472.246.938 57.262.246.216 151.470.132.574

2 Muko-Muko (B) 149.050.431.746 47.688.732.899 43.719.406.000 43.364.673.000 37.141.843.519 108.362.737.565

3 Bengkulu Selatan (C) 112.993.269.881 368.114.753.526 98.020.849.944 295.872.657.539 75.734.678.447 105.139.143.759

4 Seluma (D) 78.726.878.206 121.806.526.122 51.084.738.648 63.762.505.978 45.701.261.064 134.904.280.570

5 Kaur (E) 99.509.385.033 164.969.568.983 53.630.238.779 85.774.809.490 50.554.420.874 48.060.653.695

6 Rejang Lebong (F) 175.962.755.206 219.408.164.211 62.795.317.321 45.413.861.110 60.152.958.154 191.996.877.456

7 Lebong (G) 205.076.471.299 75.837.164.985 55.006.408.041 48.060.653.695 60.249.143.950 46.069.068.387

8 Kepahiang (H) 84.168.802.399 71.179.630.442 39.096.255.714 78.396.949.902 47.371.076.678 129.742.848.486

9 Bengkulu Tengah (I) 26.487.512.086 24.160.567.805 76.266.927.425 58.331.734.000 56.343.044.757 60.019.497.757

10 Kota Bengkulu 63.762.505.978 60.019.497.757 59.885.813.566 84.168.802.399 32.490.204.721 78.078.408.740

Page 119: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

103

Pengeluaran Pemerintah atas Pendidikan (X2) di Provinsi Bengkulu

No. Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Bengkulu Utara 77.743.263.942 268.021.784.236 109.551.037.429 355.285.284.116 196.971.694.278 183.370.480.498

2 Muko-Muko 72.091.324.283 200.450.219.553 238.846.605.938 210.755.608.500 99.497.691.768 94.213.317.888

3 Bengkulu Selatan 299.164.434.600 154.792.621.020 136.724.046.754 147.497.054.149 169.058.334.139 63.589.678.043

4 Seluma 24.834.064.283 213.040.017.152 137.694.778.655 356.209.114.957 235.815.295.112 74.892.576.925

5 Kaur 52.851.637.621 311.160.635.942 213.269.590.755 246.700.094.484 127.103.182.520 127.269.782.704

6 Rejang Lebong 62.981.861.733 159.443.719.202 73.502.333.999 184.937.002.580 183.007.384.685 79.823.003.180

7 Lebong 77.517.167.307 27.158.374.120 145.936.530.388 299.164.434.600 30.342.089.809 34.229.130.231

8 Kepahiang 184.381.808.350 144.105.859.702 101.289.837.614 101.462.182.952 82.657.964.508 139.734.040.678

9 Bengkulu Tengah 150.126.189.479 257.745.387.944 136.310.600.040 181.361.373.257 173.156.452.777 231.649.146.800

10 Kota Bengkulu 101.462.182.952 128.532.671.343 57.262.553.355 236.277.218.623 21.417.665.598 135.680.000.473

Page 120: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

104

Pengeluaran Pemerintah atas Kesehatan (X3) di Provinsi Bengkulu

No. Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Bengkulu Utara 64.462.257.886 76.359.535.838 68.871.600.023 57.362.406.046 48.711.362.212 41.665.573.965

2 Muko-Muko 48.662.272.499 48.353.197.438 58.479.721.633 52.200.795.000 61.058.517.766 82.434.359.559

3 Bengkulu Selatan 10.997.045.088 15.039.609.866 32.881.144.061 16.534.863.419 15.377.509.989 42.236.880.532

4 Seluma 58.045.946.591 69.038.529.205 66.655.465.250 73.219.194.038 21.806.463.890 26.445.338.876

5 Kaur 88.375.736.886 79.912.900.732 35.708.642.237 72.154.023.620 11.830.638.641 45.402.067.577

6 Rejang Lebong 76.950.239.852 11.087.388.094 59.274.131.929 45.373.791.381 44.641.375.888 31.502.854.377

7 Lebong 42.173.045.198 17.091.116.349 89.554.000.326 41.612.159.811 85.598.757.170 39.561.078.505

8 Kepahiang 34.935.562.502 61.962.407.932 21.312.418.910 45.402.067.577 55.920.157.611 43.984.479.033

9 Bengkulu

Tengah 78.752.610.718 94.553.956.685 37.034.878.239 85.854.397.500 81.145.420.518 20.636.603.815

10 Kota Bengkulu 43.824.655.020 47.232.503.216 41.543.914.611 41.200.952.444 80.941.747.645 36.574.535.324

Page 121: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

105

Investasi (X4) di Provinsi Bengkulu

No. Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Bengkulu Utara 191,996,877,456 67,587,695,631 61,020,103,736 52,073,483,692 28,915,079,005 121,528,090,522

2 Muko-Muko 46,069,068,387 92,124,272,520 76,859,860,623 76,369,180,135 52,898,202,672 149,050,431,746

3

Bengkulu

Selatan 129,742,848,486 69,984,509,111 45,347,895,113 45,665,367,042 61,334,588,194 112,993,269,881

4 Seluma 60,019,497,757 47,337,239,606 52,618,798,961 84,061,085,119 78,359,118,794 78,726,878,206

5 Kaur 78,078,408,740 59,555,563,528 53,224,950,797 42,257,625,280 56,671,539,160 99,509,385,033

6 Rejang Lebong 96,037,973,745 92,524,007,229 63,490,463,554 88,426,227,083 55,767,210,700 175,962,755,206

7 Lebong 152,197,668,212 61,996,792,124 44,471,857,887 85,134,251,376 63,280,000,522 205,076,471,299

8 Kepahiang 163,969,775,378 45,541,361,389 64,872,190,080 62,068,731,637 45,654,597,569 84,168,802,399

9

Bengkulu

Tengah 88,426,227,083 94,916,997,126 20,631,510,000 77,715,681,663 63,157,395,331 296,487,512,086

10 Kota Bengkulu 85,134,251,376 110,235,153,480 52,242,140,625 85,783,101,203 21,455,486,600 63,762,505,978

Page 122: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

106

Data Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kota Provinsi Bengkul Periode Tahun

2007 - 2014

No. Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Bengkulu Utara 5,58 4,14 5,09 4,87 4,86 4,76

2 Muko-Muko 3,37 4,18 3,97 4,23 4,28 3,37

3 Bengkulu Selatan 4,04 3,93 4,42 4,12 3,78 4,63

4 Seluma 5,30 4,69 5,88 6,11 4,56 5,28

5 Kaur 4,69 5,57 5,30 6,21 5,14 4,21

6 Rejang Lebong 4,02 4,15 4,27 3,57 4,78 3,44

7 Lebong 4,95 4,92 5,07 5,28 4,74 7,39

8 Kepahiang 4,28 4,51 4,87 4,21 4,87 6,22

9 Bengkulu Tengah 4,91 5,08 5,21 3,44 8,34 4,12

10 Kota Bengkulu 4,57 4,73 4,63 4,18 5,88 6,11

Page 123: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

107

Lampiran 2: Hasil Olah Data Eviews 7.0 Common Effect

Dependent Variable: PERTUMBUHAN?

Method: Pooled Least Squares

Date: 06/08/16 Time: 08:39

Sample: 2009 2014

Included observations: 6

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. INFRASTRUKTUR? -0.049911 0.138164 -0.361247 0.7193

PENDIDIKAN? -0.108011 0.122584 -0.881125 0.3820

KESEHATAN? -0.184512 0.122444 -1.506907 0.1375

INVESTASI? 0.241640 0.159418 1.515762 0.1352 R-squared 0.017564 Mean dependent var -2.495040

Adjusted R-squared -0.035066 S.D. dependent var 0.675534

S.E. of regression 0.687277 Akaike info criterion 2.152181

Sum squared resid 26.45155 Schwarz criterion 2.291803

Log likelihood -60.56542 Hannan-Quinn criter. 2.206795

Durbin-Watson stat 1.522182

Page 124: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

108

Fixed Effect

Dependent Variable: PERTUMBUHAN?

Method: Pooled Least Squares

Date: 06/08/16 Time: 08:40

Sample: 2009 2014

Included observations: 6

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -47.60512 5.572081 -8.543509 0.0000

INFRASTRUKTUR? 0.394031 0.107388 3.669220 0.0006

PENDIDIKAN? 0.284039 0.083813 3.388973 0.0014

KESEHATAN? 0.471940 0.098309 4.800575 0.0000

INVESTASI? 0.655875 0.121138 5.414280 0.0000

Fixed Effects (Cross)

_A--C 0.170780

_B--C -0.449774

_C--C 0.510887

_D--C 0.648242

_E--C -0.191047

_F--C -0.682409

_G--C -0.237855

_H--C 0.129576

_I--C -0.123227

_J--C 0.224827 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.779610 Mean dependent var -2.495040

Adjusted R-squared 0.717326 S.D. dependent var 0.675534

S.E. of regression 0.359162 Akaike info criterion 0.990876

Sum squared resid 5.933873 Schwarz criterion 1.479557

Log likelihood -15.72629 Hannan-Quinn criter. 1.182026

F-statistic 12.51701 Durbin-Watson stat 2.339359

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 125: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

109

Randaom Effect

Dependent Variable: PERTUMBUHAN?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 06/08/16 Time: 08:41

Sample: 2009 2014

Included observations: 6

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 60

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -47.36294 5.466676 -8.663939 0.0000

INFRASTRUKTUR? 0.399460 0.105059 3.802245 0.0004

PENDIDIKAN? 0.270385 0.082237 3.287892 0.0018

KESEHATAN? 0.464771 0.097245 4.779385 0.0000

INVESTASI? 0.661735 0.117954 5.610098 0.0000

Random Effects (Cross)

_A--C 0.146581

_B--C -0.410118

_C--C 0.464097

_D--C 0.600204

_E--C -0.172938

_F--C -0.615740

_G--C -0.210603

_H--C 0.117671

_I--C -0.117868

_J--C 0.198712 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.481964 0.6430

Idiosyncratic random 0.359162 0.3570 Weighted Statistics R-squared 0.579721 Mean dependent var -0.726200

Adjusted R-squared 0.549155 S.D. dependent var 0.520536

S.E. of regression 0.349514 Sum squared resid 6.718798

F-statistic 18.96634 Durbin-Watson stat 2.513774

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.437369 Mean dependent var -2.495040

Sum squared resid 15.14854 Durbin-Watson stat 1.114929

Page 126: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

110

Uji Chow Test

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: REGRESI

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 7.622007 (9,46) 0.0000

Cross-section Chi-square 54.767371 9 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: PERTUMBUHAN?

Method: Panel Least Squares

Date: 06/08/16 Time: 08:42

Sample: 2009 2014

Included observations: 6

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -44.31156 6.725166 -6.588917 0.0000

INFRASTRUKTUR? 0.422177 0.126475 3.338029 0.0015

PENDIDIKAN? 0.173095 0.101837 1.699729 0.0948

KESEHATAN? 0.393970 0.127434 3.091568 0.0031

INVESTASI? 0.685810 0.137861 4.974649 0.0000 R-squared 0.450951 Mean dependent var -2.495040

Adjusted R-squared 0.411021 S.D. dependent var 0.675534

S.E. of regression 0.518439 Akaike info criterion 1.603666

Sum squared resid 14.78283 Schwarz criterion 1.778194

Log likelihood -43.10997 Hannan-Quinn criter. 1.671934

F-statistic 11.29332 Durbin-Watson stat 1.211080

Prob(F-statistic) 0.000001

Page 127: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

111

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: REGRESI

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 1.084826 4 0.8967

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. INFRASTRUKTUR? 0.394031 0.399460 0.000495 0.8072

PENDIDIKAN? 0.284039 0.270385 0.000262 0.3987

KESEHATAN? 0.471940 0.464771 0.000208 0.6192

INVESTASI? 0.655875 0.661735 0.000761 0.8318

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: PERTUMBUHAN?

Method: Panel Least Squares

Date: 06/08/16 Time: 08:42

Sample: 2009 2014

Included observations: 6

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -47.60512 5.572081 -8.543509 0.0000

INFRASTRUKTUR? 0.394031 0.107388 3.669220 0.0006

PENDIDIKAN? 0.284039 0.083813 3.388973 0.0014

KESEHATAN? 0.471940 0.098309 4.800575 0.0000

INVESTASI? 0.655875 0.121138 5.414280 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.779610 Mean dependent var -2.495040

Adjusted R-squared 0.717326 S.D. dependent var 0.675534

S.E. of regression 0.359162 Akaike info criterion 0.990876

Sum squared resid 5.933873 Schwarz criterion 1.479557

Log likelihood -15.72629 Hannan-Quinn criter. 1.182026

F-statistic 12.51701 Durbin-Watson stat 2.839359

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 128: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

112

Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0

Series: Standardized Residuals

Sample 2009 2014

Observations 60

Mean -1.35e-14

Median -0.078047

Maximum 1.043607

Minimum -1.495839

Std. Dev. 0.500556

Skewness -0.069597

Kurtosis 3.341194

Jarque-Bera 0.339471

Probability 0.843888

Uji Multikolinearitas

INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN KESEHATAN INVESTASI

INFRASTRUKTUR 1.000000 -0.014773 -0.315027 0.158417

PENDIDIKAN -0.014773 1.000000 -0.069763 0.049720

KESEHATAN -0.315027 -0.069763 1.000000 -0.153338

INVESTASI 0.158417 0.049720 -0.153338 1.000000

Page 129: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

113

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.396302 Prob. F(14,45) 0.2135

Obs*R-squared 2.62621 Prob. Chi-Square(14) 0.4289

Scaled explained SS 30.57595 Prob. Chi-Square(14) 0.6764

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 06/08/16 Time: 11:56

Sample: 1 60

Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.003458 0.007805 0.443123 0.6598

INFRASTRUKTUR 2.14E-14 6.30E-14 0.339732 0.7356

INFRASTRUKTUR^2 -3.76E-26 1.13E-25 -0.332499 0.7411

INFRASTRUKTUR*PENDIDIKAN 1.86E-25 1.65E-25 1.128314 0.2652

INFRASTRUKTUR*KESEHATAN 3.07E-26 5.32E-25 0.057688 0.9543

INFRASTRUKTUR*INVESTASI -3.16E-25 2.45E-25 -1.285899 0.2051

PENDIDIKAN -2.98E-14 3.54E-14 -0.842939 0.4037

PENDIDIKAN^2 -2.25E-26 6.28E-26 -0.357627 0.7223

PENDIDIKAN*KESEHATAN 6.48E-25 2.84E-25 2.278662 0.0275

PENDIDIKAN*INVESTASI 6.11E-26 1.75E-25 0.349114 0.7286

KESEHATAN -1.04E-13 1.36E-13 -0.763228 0.4493

KESEHATAN^2 1.32E-25 1.02E-24 0.129150 0.8978

KESEHATAN*INVESTASI 6.95E-25 7.87E-25 0.883641 0.3816

INVESTASI -2.50E-14 8.27E-14 -0.302038 0.7640

INVESTASI^2 1.05E-25 1.68E-25 0.622914 0.5365 R-squared 0.427104 Mean dependent var 0.002501

Adjusted R-squared 0.248869 S.D. dependent var 0.004251

S.E. of regression 0.003684 Akaike info criterion -8.157382

Sum squared resid 0.000611 Schwarz criterion -7.633796

Log likelihood 259.7215 Hannan-Quinn criter. -7.952578

F-statistic 0.396302 Durbin-Watson stat 1.584237

Prob(F-statistic) 0.213518

Page 130: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

114

Uji Autokorelasi

Dependent Variable: PERTUMBUHAN_EKONOMI

Method: Panel Least Squares

Date: 04/20/16 Time: 12:03

Sample: 2009 2014

Periods included: 6

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.076103 0.023789 -3.199133 0.0025

INFRASTRUKTUR 3.04E-13 9.47E-14 3.208070 0.0024

PENDIDIKAN 2.34E-13 6.77E-14 3.459114 0.0012

KESEHATAN 1.02E-12 2.41E-13 4.237347 0.0001

INVESTASI 7.63E-13 1.29E-13 5.911981 0.0000 Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.780626 Mean dependent var 0.101980

Adjusted R-squared 0.718629 S.D. dependent var 0.067846

S.E. of regression 0.035989 Akaike info criterion -3.610270

Sum squared resid 0.059578 Schwarz criterion -3.121590

Log likelihood 122.3081 Hannan-Quinn criter. -3.419121

F-statistic 12.59132 Durbin-Watson stat 2.612179

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 131: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH … · ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH ATAS INFRASTRUKTUR, PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN

115

Regresi Data Panel

Dependent Variable: PERTUMBUHAN_EKONOMI

Method: Panel Least Squares

Date: 04/20/16 Time: 12:03

Sample: 2009 2014

Periods included: 6

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.076103 0.023789 -3.199133 0.0025

INFRASTRUKTUR 3.04E-13 9.47E-14 3.208070 0.0024

PENDIDIKAN 2.34E-13 6.77E-14 3.459114 0.0012

KESEHATAN 1.02E-12 2.41E-13 4.237347 0.0001

INVESTASI 7.63E-13 1.29E-13 5.911981 0.0000 Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.780626 Mean dependent var 0.101980

Adjusted R-squared 0.718629 S.D. dependent var 0.067846

S.E. of regression 0.035989 Akaike info criterion -3.610270

Sum squared resid 0.059578 Schwarz criterion -3.121590

Log likelihood 122.3081 Hannan-Quinn criter. -3.419121

F-statistic 12.59132 Durbin-Watson stat 2.612179

Prob(F-statistic) 0.000000