95
Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia SKRIPSI Diajukan Oleh: Marnov P. P. Nainggolan 050501118 Ekonomi Pembangunan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Medan 2009

Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

  • Upload
    haduong

  • View
    222

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN

Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA

Bank Umum Indonesia

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

Marnov P. P. Nainggolan

050501118

Ekonomi Pembangunan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan

2009

Page 2: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

ABSTRACT

The Performance of a bank is determined by its ability to manage it self in

order to get the maximum profit. The used indicator that how we can see a bank

might be had good performance, can be seen through The Bank Soundness.. The aim

of this research is to find out wheter The Soundness of commercial bank such as

LDR, NIM, BOPO as independent variable have significant effect to ROA as

dependent variable to achieve high performance to get a maximum profit for the

bank. The Result of this research proves that both overall test and parsial LDR, NIM

and BOPO have significant effect to the commercial bank’s ROA with confidant

interval at 99 %. The independent variable influences the dependent variable up to 71

% and the 29 % remain is explained by other variable which is not included in the

estimation model of this research.

Keywords : Bank Soundness, ROA, LDR, NIM, BOPO.

Page 3: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

ABSTRAK

Kinerja suatu bank ditentukan oleh seberapa baiknya suatu bank dalam

mengelola usahanya sehingga dapat memperoleh profitabilitas yang maksimal. Dalam

usahanya untuk memperoleh profit, dapat dilihat melalui indikator tingkat kesehatan

yang akan menentukan kinerja bank dalam memperoleh profit yang maksimal.

Tujuan dari penelitian ini adalah dengan melihat Tingkat kesehatan bank umum yang

menjadi indikator adalah LDR, NIM, BOPO yang merupakan variabel bebas yang

akan menjelaskan pengaruhnya terhadap ROA sebagai variabel terikat dalam

mencapai kinerja yang maksimal untuk memperoleh profit bagi bank. Hasil penelitian

ini membuktikan bahwa baik secara bersama-sama maupun parsial LDR, NIM dan

BOPO mempunyai pengaruh yang signifikan pada kepercayaan 99 % terhadap ROA

bank umum di Indonesia. Variabel bebas mampu menjelaskan 71 % terhadap

variabel terikat dan sisanya 29 % merupakan variabel-variabel yang tidak termasuk

dalam model estimasi.

Kata kunci : Tingkat Kesehatan Bank, ROA, LDR, NIM, BOPO

Page 4: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Kata Pengantar

Sungguh betapa indah kasih Allah Bapa di Surga, oleh karena Berkat dan

Hikmat yang selalu dianugrahkanNya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Merupakan kewajiban penulis untuk menyelesaikan skripsi sebagai tugas

akhir untuk memperoleh gelar sarjana di program Strata I Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara dengan judul “Analisis Pengaruh LDR, NIM, dan

BOPO terhadap ROA Bank Umum Indonesia”. Dan melalui penelitian kita

sebagai mahasiswa ekonomi tentunya dapat melihat kinerja perbankan terutama bank

umum di Indonesia dalam menjalankan usahanya dalam memperoleh keuntungan

serta memberi peningkatan juga terhadap perekonomian.

Menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan dan kelamahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik

dari pembaca sehinga dapat menambah wawasan pengetahuan penulis.

Dalam kesempatan ini, penulis menyadari bahwa selama ini begitu banyak

dukungan semangat melalui doa maupun bantuan secara materi kepada berbagai

pihak sehingga skripsi dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

Page 5: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, sebagai Ketua Departemen

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. A. Samad Zaino, MS sebagai Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan mulai dari awal pengerjaan skripsi sampai dengan

selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Arifin Siregar, MSP sebagai Dosen Pembanding I.

5. Ibu Ilyda Sudardjat, SSi, M.Si sebagai Dosen Pembanding II.

6. Orangtua yang sangat kusayangi, M.Nainggolan dan N. Br. Simatupang serta

keempat abangku Josep, Marudut, Marolop, Marliando yang begitu banyak

memberi dukungan doa, semangat dan masukan dalam menyelesaikan skrpsi

ini.

7. ”EPO5!!!.. U are unforgetable for me”. God Bless and Thanks all...miz u!

8. Teman-Teman Mahasiswa Kebanggaan Bangsa Fakultas Ekonomi terutama

Ekonomi Salute baik angkatan senior maupun junior , kepada Unit Pelayanan

KMK FE USU dan pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu sebagai pemberi motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.

Page 6: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Akhirnya, penulis berharap supaya penulisan skrpsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca. Terima kasih.

Medan, Maret 2009

Penulis

Marnov P. P. Nainggolan

Page 7: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

ABSTRACT .................................................................................................................i

ABSTRAK ...................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ...............................................................................................iii

DAFTAR ISI ..............................................................................................................vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah ..............................................................................7

1.3 Hipotesis ...............................................................................................7

1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................8

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................8

BAB II URAIAN TEORITIS .................................................................................9

2.1 Pengertian Bank .....................................................................................9

2.2 Klasifikasi Bank....................................................................................10

2.3 Prinsip-Prinsip Dasar Operasional Bank...............................................15

2.4 Neraca Bank .........................................................................................16

2.5 Penilain Kerja........................................................................................16

2.6 Kesahatan Bank.....................................................................................18

2.7 Kualitas Kredit......................................................................................23

2.8 Analisis Likuiditas................................................................................28

Page 8: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

2.8.1 Loan Deosit Ratio..............................................................29

2.9 Analisis Rentabilitas..................................................................................30

2.9.1 Return ON Assets..............................................................31

2.9.2 Net Interest Margin............................................................34

2.9.3 BOPO.................................................................................36

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................38

3.1 Ruang Lingkup Penelitian..............................................................38

3.2 Jenis Dan Sumber Data.........................................................................38

3.3 Metode Dan Teknik Pengumpulan Data...............................................38

3.4 Pengolahan Data……. ..........................................................................39

3.5 Model Analisis..............................................,.......................................39

3.6 Test Of Godness Of Fit………….........................................................40

3.6.1 Koefisien Determinasi.......................................................40

3.6.2 Uji F- Statistik …………………………………….……..40

3.6.3 Uji T- Statistik………………………………………...…42

3.7 Uji Penyimpangan Klasik…………………………………………….44

3.7.1 Multikolinieritas…………………………………………44

3.7.2 Autokorelasi………………………………….………….44

3.8 Definisi Operasional ............................................................................46

Page 9: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ...........................................................48

4.1 Gambaran Perekonomian Indonesia……………............................................48

4.2 Perkembangan Perbankan Dalam Perekonomian............................................50

4.3 Perkembangan Bank Umum ...........................................................................52

4.4 Perkembangan ROA Bank Umum...................................................................54

4.5 Perkembangan LDR Bank Uum........................... .........................................56

4.6 Perkembangan NIM Bank Umum………………………….………………..58

4.7 Perkembangan BOPO Bank Umum...............................................................60

4.8 Analisis Dan Pembahasan..............................................................................62

4.8.1 Analisis Dan Pengumpulan Data……..…………………................62

4.8.2 Interpretasi Model..............................................................................63

4.8.3 Test Of Godness Of Fit......................................................................64

4.8.4 Uji Penyimpangan Klasik..................................................................70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................74

5.1 Kesimpulan .............................................................................................74

5.2 Saran .......................................................................................................76

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................78

Lampiran 1.............................................................................................................79

Lampiran 2............................................................................................................80

Lampiran 3............................................................................................................81

Page 10: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Lampiran 4....................................................................................................82

Lampiran 5.....................................................................................................83

Page 11: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

No. TABEL JUDUL HALAMAN

2.1 CAMEL 22

2.2 Kriteria Tingkat Kesehatan 28

4.1 Likuidasi 16 Bank Umum 51

4.2 Jumlah (kantor) Bank Umum Indonesia 53

4.3 Perkembangan Roa Bank Umum Indonesia 55

4.4 Perkembangan LDR Bank Umum 57

4.5 Perkembangan NIM Bank Umum 59

4.6 Perkembangan BOPO Bank Umum 61

4.7 Hasil Regresi 63

Page 12: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

No. GAMBAR JUDUL HALAMAN

3.1 Kurva Uji F-Statistik 42

3.2 KurvaUji t-statistik 43

3.3 Uji Durbin – Watson 45

4.1 Uji F-Statisitk 66

4.2 Uji t-statistik terhadap LDR 67

4.3 Uji t-statistik terhadap NIM 68

4.4 Uji t-statistik terhadap BOPO 69

4.5 Kurva Uji Durbin Watson 72

Page 13: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN JUDUL

1. Data Variabel Penelitian

2. Hasil Uji Regresi

3. Hasil Uji Multikolinearitas LDR (X1), NIM (X2),

dan BOPO (X3)

4. Hasil Uji Multikolinearitas NIM (X2), LDR (X1),

dan BOPO (X3)

5. Hasil Uji Multikolinearitas BOPO (X3), LDR

(X1), dan NIM (X2)

Page 14: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan

suatu bank. Perekonomian mendapatkan manfaat berupa mekanisme alokasi sumber-

sumber dana secara efektif dan efisien. Ini yang dinamakan fungsi intermediasi yang

dapat dikatakan bahwa bank merupakan penyalur dana dari unit-unit ekonomi yang

mempunyai kelebihan dana kepada unit-unit yang kekurangan dana (Sinungan

1993:3). Dengan proses intermediasi seperti ini, bank sebagai lembaga intermediasi

berperan penting dalam mobilisasi dana-dana masyarakat untuk diputar sebagai salah

satu sumber pembiayaan utama bagi dunia usaha, baik untuk investasi maupun

produksi, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.

Bank juga memberikan pelayanan dalam lalu lintas sistem pembayaran

sehingga kegiatan ekonomi masyarakat dapat berjalan dengan lancar. Dengan sistem

pembayaran yang efisien, aman dan lancar maka perekonomian dapat berjalan dengan

baik. Selain itu, bank juga berfungsi sebagai media dalam mentransmisikan

kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral karena kebijakan moneter sendiri

bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi. Karena

manfaatnya yang begitu penting bagi perekonomian, maka setiap negara berupaya

agar perbankan selalu berada dalam kondisi yang sehat, aman dan stabil.

Page 15: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Kebijakan perbankan pada dasarnya bertujuan untuk menunjang pelaksanaan

pembangunan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas

nasional ke arah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan perbankan juga

diarahkan untuk menyehatkan bank, baik secara individu maupun perbankan

nasional.

Kebijakan 1 Juni 1983, bank-bank pemerintah diberikan kebebasan untuk

menetapkan sendiri suku bunga deposito dan pinjaman untuk sektor-sektor yang tidak

berprioritas tinggi. Selain itu, pada tanggal 1 Februari 1985, Bank Indonesia

memperkenalkan pula piranti operasi pasar terbuka yang berupa Surat Berharga Pasar

Uang (SBPU). Kebijakan moneter diharapkan dapat memberi sumbangan dalam

menggairahkan sektor produksi dan ekspor sehingga bisa memelihara posisi neraca

pembayaran. Akhirnya hal ini memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi dan

perluasan kesempatan kerja. Kebijakan yang selanjutnya dikeluarkan oleh pemerintah

tampak pada Kebijakan 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang

keuangan, moneter dan perbankan. Pakto juga memberikan kesempatan bagi

berkembangnya lembaga-lembaga keuangan bukan bank (LKBB) dan bank.

Ketentuan lain yang berkaitan dengan ini adalah tentang batas maksimum pemberian

kredit (Legal Lending Limit) kepada debitur dan debitur group, pemegang saham dan

pengurus bank.

Dengan deregulasi perbankan 1988, kebijakan ini telah membuka peluang

yang lebih luas dan relatif mudah dalam mendirikan dan memperluas daya jangkuan

perbankan dan LKBB (Lembaga Keuangan Bukan Bank) dikeranakan syaratnya yang

Page 16: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

begitu mudah. Misalnya kita dapat melihat jumlah bank umum meningkat dari 111

buah bank pada tahun 1988 saat deregulasi dimulai menjadi 240 bank pada tahun

1995 yang merupakan jumlah bank tertinggi sebelum krisis moneter 1997/1998.

Namun, setelah krisis jumlah bank umum menurun dari 240 buah di tahun 1995

manjadi 145 bank umum pada tahun 2002 dan pada bulan Juni 2004 jumlah Bank

umum yang ada di Indoesia sebanyak 133.

Di samping itu, dikemukakan beberapa ketentuan mengenai pembukaan

kantor cabang baru untuk memperluas jaringan usaha bank. Pembukaan kantor yang

berstatus kantor cabang harus memperoleh izin dari Menteri Keuangan. Untuk

memantapkan dan menindaklanjuti penyempurnaan ketentuan perbankan, dikeluarkan

pula Paket Kebijakan 29 Januari 1990 (PAKJAN 1990). Kebijakan tersebut

menyempurnakan sistem perkreditan, dengan mengurangi secara bertahap

ketergantungan bank kepada kredit likuiditas Bank Indonesia. Langkah yang diambil

adalah penyederhanaan mekanisme pemberian pinjaman yang tentunya menjamin

tersedianya dana bagi pengusaha kecil dan koperasi.

Kinerja Perbankan Indonesia tentunya tidak lepas dari bagaimana sistem

perbankan yang diterapkan oleh pemerintah. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan

tentunya memiliki maanfaat dan efek terhadap seluruh perekonomian. Tahun 1997

pemerintah telah mencabut izin usaha 16 bank umum swasta nasional atau dengan

kata lain melikuidasi. Tindakan tersebut terpaksa dilakukan pemerintah setelah Bank

Indonesia sebagai otoritas moneter pemerintahan melihat perkembangan usaha atau

kinerja keenambelas bank tersebut dinilai tidak sehat. Sementara, Bank Indonesia

Page 17: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

telah melakukan berbagai upaya penyelamatan. Diantaranya dengan mengganti

Dewan Komisaris atau Direksi Bank, memperbaki kualitas aktiva produktif, mencari

investor baru baik asing maupun dalam negeri, meminta pemegang saham untuk

menambah modal dan lain sebagainya. Namun, tetap saja tidak mampu menunjukkan

kinerja yang semakin baik bagi bank yang bersangkutan. Dengan tindakan tersebut

pemerintah berupaya untuk memperbaiki kinerja perbankan nasional, karena jika

kondisi ini terus berlangsung maka dapat membahayakan kelangsungan usahanya dan

merugikan kepentingan nasabah dan masyarakat.

Tetapi di sisi lain tindakan tersebut merupakan upaya dari pemerintah untuk

menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat yang sempat hilang terhadap

perbankan nasional. Ada beberapa kriteria yang menjadi dasar pemerintah yang telah

melakukan pencabutan ijin usaha 16 bank umum swata nasional. Kriteria-kriteria

yang dikemukakan oleh Mentri Keuangan RI Mar’ie Muhammad untuk pencabutan

izin usaha Bank antara lain adalah :

1. Asset yang dimiliki bank tidak mencukupi untuk memenuhi kewajibannya

(baik jangka pendek maupun jangka panjang).

2. Pendapatan Bank tidak cukup utuk menutup biaya operasional bank.

3. Kemampuan bank untuk menghimpun dana masyarakat semakin besar.

4. Teguran maupun usul-usul perbaikan dari Bank Indonesia kurang ditanggapi

oleh para pemilik dan pengurus bank bermasalah.

Page 18: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Mencermati apa yang telah dilakukan pemerintah dengan melikuidasi bank

tersebut, sebenarnya ada dua permasalahan penting yakni masalah likuiditas dan

disiplin yang dihadapi bagi bank-bank yang dilikuidasi tersebut. Likuiditas yang

buruk terlihat pada ketidakmampuan bank menutup kewajiban dan sebagian bank

telah menggunakan dana mahal. Menjaga dan memelihara likuiditas adalah

merupakan prinsip bagi sebuah bank dalam menjalankan usahanya. Sedangkan untuk

masalah kedisiplinan, bank yang dilikuidasi tersebut kurang disiplin dalam

menanggapi teguran dan saran perbaikan dari Bank Indonesia serta tidak patuh dalam

mengumumkan laporan keuangan yang dipublikasikan di media massa.

Sementara kinerja yang diperlihatkan perbankan dengan melihat indikator

keuangan sangat menentukan kinerja bank tersebut. Kinerja keuangan perbankan

dapat dilihat dari beberapa indikator keuangan seperti CAR (Capital Adequacy Ratio)

yang merupakan sebagai kecukupan pemenuhan KPMM (Kewajiban Penyediaan

Modal Minimum) sesuai ketentuan berlaku (Pakmei 29,1993), BOPO sebagai suatu

indikator rentabilitas perbankan. LDR (Loan Deposit Ratio) untuk menunjukkan

sebagai indikator likuiditas perbankan. Termasuk juga ROA (Return ON Asset) serta

NIM (Net Interest Margin).

Besarnya porsi kredit yang disalurkan oleh perbankan dalam aktiva bank

menunjukan pentingnya peranan kredit dalam rangka menghasilkan pendapatan

bunga (Dahlan Siamat 2004:165). Peningkatan pendapatan/keuntungan dari total

aktiva yang dimiliki oleh bank dapat menggambarkan kondisi bank dan kemampuan

pengelolaannya. Oleh sebab itu, kredit merupakan aktiva yang paling produktif.

Page 19: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Menilai suatu kinerja lembaga keuangan sangatlah penting. Penilaian untuk

menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan alat ukur. BI selaku otoritas

moneter menetapkan ketentuan standarisasi kemampuan menghasilkan pendapatan.

Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat

(Kasmir 2002:44). Ini juga berkaitan dengan efisiensi dan kemampuan bank dalam

melakukan kegiatan operasi, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang

diperoleh bank akan semakin besar (Lukman D.Wijaya 2000:120). Hasil yang

diperoleh akan menggambarkan kondisi bank umum dan kemampuan pengelolaanya.

Misalnya, bank yang memiliki ROA yang makin tinggi dapat dikatakan semakin

efisien, karena tingkat pertambahan laba meningkatkan pertumbuhan aset. Dengan

melihat indikator tingkat kesehatan suatu bank kita dapat mengetahui pengaruh

terhadap kinerja perbankan itu sendiri, sehingga memberikan profitabilitas secara

keseluruhan baik bagi bank tersebut serta dunia perbankan Indonesia.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul Analisis Pengaruh

LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia.

Page 20: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penyusunan penelitian ini

penulis terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai dasar kajian penelitian yang

dilakukan, yakni :

1. Bagaimanakah pengaruh LDR (Loan Deposit Ratio) terhadap ROA (Return

ON Assets) pada Bank Umum di Indonesia ?

2. Bagaimanakah pengaruh NIM (Net Interest Margin) terhadap ROA (Return

ON Assets) pada Bank Umum di Indonesia ?

3. Bagaimanakah pengaruh BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional) terhadap ROA (Return ON Assets) pada Bank Umum di

Indonesia?

1.3 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian

yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah di

atas, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :

1. LDR (Loan Deposit Ratio) memiliki pengaruh yang positif terhadap terhadap

ROA (Return ON Assets).

2. NIM (Net Interest Margin) memiliki pengaruh yang positif terhadap ROA

(Return ON Assets).

3. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) memiliki

pengaruh yang negatif terhadap ROA (Return ON Assets).

Page 21: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan LDR (Loan Deposit Ratio)

terhadap ROA (Return ON Assets) pada Bank Umum di Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan NIM (Net Interest Margin)

terhadap ROA (Return ON Assets) pada Bank Umum di Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan BOPO (Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional) terhadap ROA (Return ON Assets) pada

Bank Umum di Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi industri perbankan dalam

mengelola kinerja perusahaannya.

2. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi yang ingin melakukan penelitian

selanjutnya, khususnya bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Departemen

Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

3. Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam

disiplin ilmu yang penulis tekuni.

Page 22: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Bank

Bank merupakan lembaga keuangan yang yang menawarkan jasa keuangan

seperti kredit, tabungan, pembayaran jasa dan melakukan fungsi-fungsi keuangan

lainnya secara professional. Keberhasilan bank ditentukan oleh kemampuan

mengidientifikasi permintaan masyarakat akan jasa-jasa keuangan, kemudian

memberi pelayanan secara efisien, dan menjualnya dengan harga bersaing (Peter S

Rose,1993).

Menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah

diubah dengan UU No. 10 tahun 1998, bank memiliki pengertian yaitu :

1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat banyak.

2. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

3. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau yang berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Page 23: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

2.2 KLASIFIKASI BANK

1. Menurut Fungsi :

a. Bank Sentral yaitu bank milik pemerintah yang memegang otoritas

moneter, dengan tujuan menjaga kestabilan nilai mata uang dalam

negeri.

b. Bank Umum yaitu bank yang menerima simpanan dana masyarakat

dalam bentuk giro, tabungan dan deposito serta memberikan kredit

dalam jangka pendek dan panjang. Atau bisa dikatakan sering disebut

juga Bank Komersil.

c. Bank Perkreditan Rakyat yaitu bank yang hanya menerima simpanan

dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan di mana ruang lingkup

operasinya biasanya terbatas.

2. Menurut Kepemilikan :

a. Bank Pemerintah Pusat yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki

pemerintah pusat.

b. Bank Pemerintah Daerah yaitu bank seluruh sahamnya dimilik oleh

pemerintah daerah.

c. Bank Swasta Nasional yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki

pihak swasta nasional.

d. Bank Asing yaitu bank yang seluruhnya sahamnya dimiliki pihak

asing, yang membuka kantor cabang di Indonesia sedangkan kantor

pusatnya berada di luar negeri.

Page 24: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

e. Bank Campuran yaitu bank yang sebagian sahamnya dimiliki pihak

asing dan sebagian dimiliki pihak swasta nasional.

3. Menurut Transaksi Valuta Asing :

a. Bank Devisa yaitu bank yang menggunakan lebih dari satu mata uang

dalam transaksi perbankan.

b. Bank Non Devisa yaitu bank yang hanya menggunakan satu mata

uang (Rupiah) dalam transaksi perbankan.

4. Menurut PerhitunganBiaya dan Pendapatan :

a. Bank Komersil yaitu bank yang menggunakan sistem bunga sebagai

sumber pendapatan dan biaya bank. Penabung pasti memperoleh

bunga meskipun bank menderita rugi. Peminjam wajib membayar

bunga pinjaman meskipun usahanya rugi.

b. Bank Bagi Hasil (Syariah) yaiu bank yang menggunakan sistem bagi

hasil antara penabung (kreditur), peminjam (debitur) dan bank dalam

penghitungan biaya dan pendapatan. Keuntungan maupun kerugian

suatu usaha akan dibagi secara adil sesuai konstribusi dan kesepakatan

bersama.

Pengertian dan klasifikasi bank di atas memberikan tekanan bahwa bank

dalam melakukan usahanya terutama menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang

merupakan sumber dana bank. Demikian pula dari segi penyaluran dana, hendaknya

bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik,

tapi juga kegiatannya itu harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup

Page 25: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

masyarakat. Dan ini menjadi komitmen bagi setiap bank yang menjalankan usahanya

di Indonesia.

Untuk pengertian bank umum diatas pada dasarnya merupakan fungsi

tambahan bank umum dalam hal pemberian pelayanan atau jasa-jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hanya bank umumlah yang

dapat melakukan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan BPR tidak

diperkenankan melakukan kegiatan tersebut. Bank umum merupakan bank yang

paling banyak dan luas kegiatannya yaitu mencakup :

a. Menghimpun dana dari masyarakat (funding)

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari

masyarakat. Kegiatan ini juga dikenal dengan kegiatan funding. Kegiatan

membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis

simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account.

Jenis-jenis simpanan yang ada adalah sebagai berikut :

1. Simpanan Giro (Demand Deposit)

Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat

dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang

rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro.

Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro

biasa digunakan oleh para usahawan, baik untuk perorangan maupun

perusahaannya. Bagi bank jasa giro merupakan dana murah karena bunga

Page 26: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

yang diberikan kepada nasabah relatif lebih rendah dari bunga simpanan

lainnya.

2. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)

Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai dengan persyaratan

yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku

tabungan, slip penarikan, kuitansi atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Kepada pemegang rekening tabungan akan diberikan bunga tabungan yang

merupakan jasa atau tabungannya. Sama seperti halnya dengan rekening giro,

besarnya bunga tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan. Dalam

praktiknya bunga tabungan lebih besar dari jasa giro.

3. Simpanan Deposito (Time Deposit)

Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh

tempo). Penarikannyapun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Namun saat

ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya

dapat dilakukan setiap saat. Jenis depositopun beragam sesuai dengan

keinginan nasabah. Dalam praktiknya jenis deposito terdiri dari deposito

berjangka, sertifikat deposito dan deposito on call.

b. Menyalurkan dana ke masyarakat (lending)

Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun

dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan lending.

Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian

pinjaman yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit. Kredit

Page 27: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

yang diberikan oleh bank terdiri dari berbagai macam jenis, tergantung dari

kemampuan bank yang menyalurkannya. Demikian pula dengan jumlah serta

tingkat suku bunga yang ditawarkan. Sebelum kredit dikucurkan bank terlebih

dahulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini

meliputi berbagai aspek penilaian. Penerima kredit akan dikenakan bunga

kredit yang besarnya tergantung dari bank yang menyalurkannya. Besar

kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat

keuntungan utama bank adalah selisih dari bunga kredit dengan bunga

simpanan. Secara umum kredit-kredit yang ditawarkan adalah kredit investasi,

kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit perdagangan, kredit produktif dan

kredit profesi.

c. Memberikan jasa-jasa lainnya (services)

Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung

kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana sekalipun sebagai

kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi

bank dan nasabah, bahkan dewasa ini memberikan konstribusi keuntungan

yang tidak sedikit bagi keuntungan bank, apalagi misalnya keuntungan dari

Spread based semakin mengecil, bahkan cendrung negative spread (bunga

simpanan lebih besar dari bunga kredit). Adapun jasa-jasa bank yang

ditawarkan adalah kliring, inkaso, transfer, Letter of Credit (L/C), Safe

Deposit Box, Bank Card, menerima setoran-setoran, pembayaran-

pembayaran, pasar modal dan jasa-jasa lainnya.

Page 28: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

2.3 Prinsip-prinsip Dasar Operasional Bank Umum

a. Biaya Total

Untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan, bank umum harus memberikan

balas jasa atau kompensasi. Untuk dana deposito, bank umum memberikan

balas jasa bunga deposito, sedangkan untuk pinjaman bank umum harus

memberikan balas jasa seperti pendapatan bunga bagi para pemberi pinjaman.

Untuk menjalankan kegiatan operasional, bank umum memerlukan dana

untuk biaya-biaya operasional. Biaya operasional yang paling utama adalah

tenaga kerja dan administrasi. Dengan demikian biaya total yang harus

dikeluarkan bank umum adalah biaya dan ditambah biaya operasional.

b. Pendapatan Total

Bank umum memperoleh pendapatan atas dana-dana yang disalurkan berupa

bunga yang dibayar debitur dan jasa-jasa yang diberikan bank. Bank umum

memperoleh pendapatan berupa fee.

c. Laba

Bank akan memperoleh laba bila pendapatan total (total revenue) lebih besar

dari biaya total (total cost). Laba bank akan bertambah besar apabila

peningkatan pendapatan dapat dilakukan dengan penambahan biaya total yang

lebih kecil. Sekalipun pendapatan menurun, bank dapat saja meningkatkan

laba bila penurunan pendapatan tersebut diimbangi dengan penurunan biaya

yang lebih besar.

Page 29: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

2.4 Neraca Bank

Untuk mempermudah pemahaman bagaimana bank beroperasi, perlu

dipahami sebagaimana halnya dalam neraca perusahaan, neraca bank juga merupakan

persamaan dari :

TOTAL ASSET = Kewajiban + Modal

Neraca bank menggambarkan sumber-sumber dana dan penggunaan dana bank. Bank

mendapat dana dengan cara menerima simpanan giro, tabungan dan deposito

berjangka kemudian mengalokasikannya dengan memberi pinjaman atau membeli

surat-surat berharga. Bank memperoleh pendapatan dari bunga kredit atau surat-surat

berharga. Agar bank mendapatkan margin, maka tingkat bunga kredit harus lebih

tinggi dari biaya yang dibayarkan kepada pemilik dana. Penyaluran dana dalam

bentuk kredit mendominasi aset bank. Sementara dana masyarakat merupakan

sumber utama dana bank terutama dalam bentuk giro, tabungan dan deposito

berjangka.

2.5 Penilaian Kinerja

Kinerja bisa dikatakan seberapa baik hasil yang dicapai atau prestasi yang

diperlihatkan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan atau target yang telah

ditetapkan dan yang pada akhirnya untuk dapat mendukung perekonomian sehingga

tercapai kesejahteraan. Kinerja perbankan sendiri dalam beberapa tahun terakhir,

terutama setelah terjadi krisis perbankan, perhatian pemerintah di berbagai negara

termasuk Indonesia terhadap kebijakan pengaturan dan pengawasan bank semakin

Page 30: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

besar. Perhatian tersebut antara lain karena semakin disadari arti penting dan peran

strategis sektor perbankan dalam suatu perekonomian. Kegagalan suatu bank

khususnya yang bersifat sistemik akan dapat mengakibatkan terjadinya krisis yang

dapat mengganggu kegiatan suatu perekonomian. Kajian yang dilakukan Lindgren

(1996) menunjukkan bahwa banyak negara yang perekonomian rusak sebagai akibat

tidak sehatnya sektor perbankan. Sektor keuangan, terutama di negara-negara

berkembang, masih didominasi oleh lembaga perbankan. Di Indonesia, misalnya,

menurut Yunus Husein (2003), industri perbankan menguasai sekitar 93% dari total

industri keuangan. Dalam kondisi yang demikian, apabila lembaga perbankan tidak

sehat dan tidak befungsi secara optimal, maka dapat dipastikan akan berakibat pada

terganggunya kegiatan perekonomian. Menurut Andrew Crocket (!997) stabilitas dan

kesehatan sektor perbankan sebagai bagian dari stabilitas sektor keuangan yang

terkait erat dengan kesehatan suatu perekonomian.

Kinerja perbankan tersebut dapat diukur dengan menggunakan (Kidwell &

Peterson, 1981 : 274) :

Rata-rata tingkat bunga pinjaman

Rata-rata tingkat bunga simpanan

Profitabilitas perbankan

Ketiga ukuran di atas dapat kita uraikan menurut sudut pandang yang

berbeda-beda, baik itu dari sudut pandang pemilik (private performance) ataupun dari

sudut sosial (social performance). Misalnya,tingkat bunga pinjaman yang rendah

akan dinilai baik oleh pemerintah karena dilihat dari sudut pandang sosial, tetapi hal

Page 31: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

ini belum tentu baik jika dilihat dari sudut pandang pemilik sehingga ini yang

membuat tingkat bunga pinjaman dan tingkat bunga simpanan menjadi indikator yang

lemah dalam penilaian kinerja suatu bank.

Untuk profitabilitas menjadi alat ukur kinerja yang tepat (Gilbert : 1984).

Profitabilitas mencerminkan seberapa besar kemampuan bank untuk memperoleh

keuntungan dan ini ditunjukan melalui tingkat kesehatan bank.

2.6 Kesehatan Bank

Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam berbagai bidang

kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Sama seperti manusia yang harus

selalu menjaga kesehatannya, perbankan juga harus selalu dinilai kesehatannya agar

tetap prima dalam melayani para nasabahnya. Bank yang tidak sehat, bukan hanya

membahayakan dirinya sendiri, akan tetapi kepada pihak lain juga. Penilaian

kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana masyarakat

yang dipercayakan kepada bank. Masyarakat sebagai pemilik dana dapat saja menarik

dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang

dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya.

Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Dalam

peraturannya, Bank Indonesia mengatur kualifikasi sektor manajemen dan usaha

setiap bank dengan tujuan mengendalikan kompleksitas usaha bank dan risiko yang

dimilikinya, sehingga diharapkan terciptanya perbankan yang dapat mengakomodir

kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola bank, masyarakat

pengguna jasa bank dan Bank Indonesia sebagai otoritas pengawasan bank. Dalam

Page 32: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

perkembangannya Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang menyatakan

tingkat kesehatan dan berfungsi sebagai alat pengukur atas suatu kondisi laporan

keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai standard yang berlaku.

Peraturan itu dimulai dari Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang

perbankan yang menyebutkan beberapa ketentuan adalah sebagai berikut :

1. Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia.

2. Bank Indonesia menetapkan ketentuan tentang kesehatan bank dengan

memperhatikan aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen,

rentabilitas, likuiditas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan

usaha bank.

3. Bank wajib memlihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (2) dan wajib melakukan usaha sesuai dengan prinsip

kehati-hatian.

Kemudian peraturan di atas diperlengkap dengan peraturan Bank Indonesia

No. 10 tahun 1998 yang menyatakan bahwa tingkat kesehatan suatu bank didasarkan

atas :

1. Faktor Permodalan

2. Faktor kualitas Aktiva

3. Faktor Manajemen dengan Penekanan pada Manajemen Umum dan

Manajemen Resiko.

4. Faktor Rentabilitas

5. Faktor Likuiditas

Page 33: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

6. Pelaksanaan ketentuan lain yang mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan

bank.

Selanjutnya Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 Tentang Sistem

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, di mana untuk menciptakan kondisi yang

lebih kondusif dan prudent di dunia perbankan Indonesia. Dan peraturan pemerintah

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia di atas mengenai alat ukur penilaian tingkat

kesehatan perbankan mencakup penilaian faktor CAMEL atau sering disebut Analisis

CAMEL yakni :

1. Aspek Permodalan (Capital)

Penilaian pertama adalah aspek permodalan suatu bank. Dalam aspek ini yang

dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank yand didasarkan kepada

kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilain tersebut didasarkan

kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan BI.

Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang

Menurut Resiko. Ketentuan pencapaian CAR yang ditetapkan pemerintah

memerlukan waktu, sehingga pemerintahpun memberikan waktu sesuai

dengan ketentuan. Apabila sampai waktu yang telah ditentukan, target CAR

tidak tercapai, maka bank yang bersangkutan akan dikenai sanksi.

2. Aspek Kualitas Aset (Asset)

Aspek yang kedua adalah mengukur kualitas aspek bank. Dalam hal ini upaya

yang dilakukan adalah untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki bank.

Penilaian aset oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva

Page 34: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio

penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif

diklasifikasikan. Rasio dapat dilihat dari neraca yang dilaporkan secara

berkala kepada Bank Indonesia.

3. Aspek Kualitas Manajemen (Management)

Aspek yang ketiga meliputi penilaian kualitas manajemen bank. Untuk

melihat kualitas manajemen dapat dilihat hari kualitas manusianya dalam

mengelola bank. kualitas manusia juga dapat dilihat dari segi pendidikan dan

pengalaman para karyawan dalam menangani berbagai kasus yang terjadi.

Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen

kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen

likuiditas.

4. Aspek Earning

Merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

meningkatkan keuntungan. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode.

Kegunaaan aspek ini juga untuk mengukur tingkat efiiensi usaha dan

profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah

bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat di atas standard

yang telah ditetapkan. Penilaian ini meliputi :

a. Rasio Laba terhadap Total Aset (ROA)

b. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

c. Net Interest Margin (NIM)

Page 35: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

5. Aspek Likuiditas (Likuidity)

Aspek kelima penilaian terhadap aspek likuditas bank. Suatu bank dapat

dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan mampu membayar semua

hutangnya terutama hutang-hutang jangka pendek. Dalam hal ini yang

dimaksud hutang-hutang jangka pendek yang ada di bank antara lain adalah

simpanan masyarakat seperti simpanan tabungan, giro dan deposito.

Dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu membayar. Kemudian

bank juga harus dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak

dibiayai. Penilaian dalam aspek ini meliputi :

a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar.

b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank KLBI, giro,

tabungan, deposito dan lain-lain.

Tabel 2.1 Faktor-faktor yang Dinilai dan Bobotnya

Faktor yang dinilai Bobot

1. Capital (Permodalan)

25 %

2. Asset (kualitas Aktiva produktif)

30 %

3. Management (Manajement)

25 %

4. Earning (Rentabilitas)

10 %

5. Liquidity (Likuiditas)

10 %

Sumber:Surat Edaran Bank Indonesia, 30 April 1997

Page 36: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan tersebut dilakukan dengan

mengkuantifikasikan komponen dari masing-masing faktor. Selanjutnya, faktor dan

komponen diberikan bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan

bank. Penilaian faktor dan komponen dilakukan dengan sistem kredit (reward system)

yang dinyatakan dalam nilai kredit 0 sampai 100. Berdasarkan hasil penilaian atas

dasar bobot, kemudian ditetapkan 4 predikat tingkat kesehatan bank yaitu :

a. Sehat, jika nilai kredit 81 sampai 100

b. Cukup sehat, jika nilai kredit 66 sampai dengan kurang 81

c. Kurang sehat, jika nilai kredit 51 sampai dengan kurang 66

d. Tidak sehat, jika nilai kredit 0 sampai dengan kurang 51

2.7 Kualitas Kredit

Hidup matinya suatu bank sangatlah dipengaruhi oleh jumlah kredit yang

disalurkan dalam suatu periode. Artinya semakin banyak kredit yang disalurkan

semakin besar pula perolehan laba (Kasmir :119). Bahkan hampir semua bank masih

mengandalkan penghasilan utamanya dari jumlah penyaluran kredit (spread based),

di samping dari penghasilan atas fee based yang berupa biaya-biaya dari jasa-jasa

bank lainnya yang dibebankan pada nasabah.

Dalam praktiknya banyaknya jumlah kredit yang disalurkan juga harus

memperhatikan kualitas kredit tersebut. Artinya semakin berkualitas kredit yang

disalurkan atau kredit yang diberikan, akan memperkecil resiko terhadap

kemungkinan kredit tersebut bermasalah. Dalam hal ini prinsip kehati-hatian bank

dalam menyalurkan kredit perlu memperhatikan kualitas kredit. Bukan tidak mungkin

Page 37: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

kredit yang jumlahnya cukup banyak akan mengakibatkan kerugian apabila kredit

yang disalurkan tersebut ternyata tidak berkualitas dan mengakibatkan kredit tersebut

bermasalah. Oleh karena itu, dalam melepaskan kreditnya agar berkualitas, pihak

perbankan perlu memperhatikan dua unsur yaitu sebagai berikut :

1. Tingkat perolehan laba (return), artinya jumlah laba yang akan diperoleh

atas penyaluran kredit. Jumlah perolehan laba tersebut terus harus

memenuhi ketentuan yang berlaku apabila ingin dinilai baik kesehatannya.

2. Tingkat resiko (risk). Artinya tingkat resiko yang akan dihadapi terhadap

kemungkinan melesetnya perolehan laba bank dari kredit yang disalurkan.

Dalam memenuhi tingkat perolehan laba bank agar dikatakan dapat memenuhi

kriteria ketentuan yang berlaku, perbankan harus memperhatikan empat faktor seperti

di bawah ini agar kesehatan bank dapat diukur sesuai ketentuan tersebut.

1. Tingkat Return ON Assets (ROA)

2. Return ON Equity (ROE)

3. Timing of Return (waktu perolehan laba)

4. Future Prospect (prospek ke dapan)

Selanjutnya, tingkat perolehan laba bank juga harus mengetahui resiko-resiko

yang akan dihadapinya. Resiko ini merupakan kondisi dan situasi yang akan dihadapi

di masa yang akan datang yang sangat besar pengaruhnya terhadap perolehan laba

bank. Secara umum jenis-jenis resiko yang mungkin atau bakal dihadapi meliputi

sebagai berikut :

Page 38: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

1. Resiko Lingkungan

Resiko yang berkaitan dengan lingkungan perbankan terutama yang

berkaitan dengan lingkungan luar (eksternal) perbankan. Resiko

lingkungan terdiri dari resiko ekonomi, resiko kompetisi dan resiko

peraturan.

2. Resiko Manajemen

Resiko yang berkaitan dengan resiko dari dalam perusahaan (internal)

seperti resiko organisasi, resiko kemampuan dan resiko kegagalan.

3. Resiko Penyerahan

Resiko penyerahan ini juga lebih terpengaruh oleh internal bank seperti

resiko operasional, resiko teknologi dan resiko strategik.

4. Resiko Keuangan

Resiko keuangan bekaitan dengan pengaruh internal dan eksternal bank

seperti resiko kredit, resiko likuiditas, resiko suku bunga dan resiko

internasional.

Untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu kredit perlu diberikan

ukuran-ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan kualitas kredit menurut

ketentuan sebagai berikut :

Page 39: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

1. Lancar (pas)

Dikatakan lancar apabila :

a. Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga tepat waktu.

b. Memiliki mutasi rekening yang aktif

c. Bagian dari kredit dijamin dengan agunan tunai (cash collateral).

2. Dalam Perhatian Khusus (special mention)

Dikatakan dalam perhatian khusus apabila :

a. Terdapat tunggakkan pada angsuran pokok atau bunga yang belum

melampaui 90 hari.

b. Terjadi cerukan

c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang disepakati.

d. Mutasi Rekening relatif aktif dan didukung oleh pinjaman baru.

3. Kurang Lancar (substandard)

Dikatakan kurang lancar apabila :

a. Terdapat tunggakkan pembayaran angsuran pokok atau bunga yang

telah melampaui 90 hari.

b. Sering terjadi cerukan

c. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak lebih dari 90 hari.

d. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.

e. Adanya indikasi masalah pada keuangan debitur.

f. Dokumen pinjaman yang lemah.

Page 40: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

4. Diragukan (doubtful)

Dikatakan diragukan apabila :

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga yang telah melampaui

180 hari.

b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen.

c. Adanya wanprestasi lebih dari 180 hari.

d. Terjadi kapitalisasi bunga.

e. Dokumen hukum uang lemah, baik pada perjanjian dan jaminan.

5. Macet (loss)

Dikatakan macet apabila :

a. Terdapat tunggakkan angsuran pokok dan atau bunga yang telah

melampaui 270 hari.

b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.

c. Jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar, baik dari segi

hukum dan kondisi pasar.

Selanjutnya, dalam hubungannya dengan tingkat kesehatan bank ditetapkan

melalui kriteria sebagaai berikut :

Page 41: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 2.2

No Kriteria Bobot

1 Permodalan (Capital Adequacy Ratio) 20,0 %

2 Aktiva Produktif

a. Non Performing Loan (NPL)

b. Pemenuhan PPAP

12,5 %

7,5 %

3 Rentabilitas

a. Return On Assets

b. Return On Equity

10.0 %

10.0 %

4 Likuiditas

a. Loan to Deposit Ratio

b. Pertumbuhan kredit/pertumbuhan dana

15,0 %

5,0 %

5 Efisiensi

a. Beban Operasional/Pendapatan Opersional

b. Net Interest Margin (NIM)

10,0 %

10,0 %

T O T A L 100,0 %

2.8 Analisis Likuiditas

Bank dalam melakukan analisis perencanaan likuiditas pertama-tama harus

mengidentifikasi kebutuhan utama likuiditas. Kemudian membandingkan kebutuhan

tersebut dengan jumlah aktiva lancar yang dimiliki bank saat itu. Analisis ini

selanjutnya dilakukan dengan beberapa tahap diantaranya melalui klasifikasikan kas

sumber-sumber dana utama bank berdasarkan sifat dananya yang stabil atau tetap dan

yang berfluktuasi. Kemudian estimasi masing-masing sumber dana utama bank itu

Page 42: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

serta perlu dianalisis juga fluktuasinya dengan memperkirakan situasi ekonomi,

keuangan, bisnis dan persaingan yang ada. Lalu perlu dikelompokan jenis aktiva yang

likuid dan tidak likuid. Umumnya bank yang menganut konsep konservatif tidak

mamasukkan kredit yang disalurkan sebagai komponen sumber likuiditas.

Pengelompokan tersebut dimaksudkan unutuk mengukur kemampuan bank dalam

memenuhi kebutuhan likuiditasnya dari aktiva lancar yang dimilikinya. Setelah itu,

Bandingkan total aktiva lancar dengan dana yang berubah-ubah. Apabila

perbandinganya tersebut hasilnya sama dengan satu, berarti keadaan likuiditas seperti

ini disebut dengan Balance Liquidity Position.

Ada beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas bank selain

yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat suatu rasio umum sebagai indikator

likuiditas bank yang disebut Loan Deposit Ratio (LDR).

2.8.1 Loan Deposit Ratio

Loan Deposit Ratio atau bisa diartikan sebagai rasio kredit terhadap total dana

pihak ketiga. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito

berjangka, giro, tabungan dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi pinjaman

nasabahnya (Julius R.L :23). Rasio ini menggambarkan sejauh mana simpanan

digunakan untuk pemberian pinjaman. Semakin besar kredit maka pendapatan yang

diperoleh meningkat, karena pendapatan meningkat secara otomatis laba juga akan

mengalami kenaikan.

LDR = Kredit Total Deposito

x 100 %

Page 43: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Rasio yang tinggi menunjukkan suatu bank meminjamkan seluruh dananya

(loan-up) atau relatif tidak liquid. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukan bank

yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan. Oleh

karena itu, rasio ini juga dapat untuk memberi isyarat apakah suatu pinjaman masih

dapat mengalami ekspansi atau sebaliknya harus dibatasi.

Dalam membicarakan masalah LDR maka yang perlu kita ketahui adalah

tujuan penting dari perhitungan LDR. Tujuan perhitungan LDR adalah untuk

mengetahui serta menilai sampai seberapa jauh suatu bank memiliki kondisi sehat

dalam menjalankan kegiatan operasinya. Dengan kata lain, LDR digunakan sebagai

suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank.

2.9 Analisis Rentabilitas

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur

tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.

Selain itu rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur

tingkat kesehatan bank. Analisis rentabilitas juga dimaksudkan untuk mengukur

produktivitas aset yaitu kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan

menggunakan aktiva yang dimilikinya dan juga mengukur efisiensi penggunaan

modal.

Bank Indonesia menilai kondisi rentabilitas perbankan di Indonesia

didasarkan beberapa indikator, yaitu :

Page 44: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

a. Return ON Assets (ROA) atau tingkat Pengembalian Aset

b. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

c. Net Interest Margin (NIM)

Dalam perhitungan rasio-rasio rentabilitas ini biasanya dicari hubungan timbal

balik antar pos, yang terdapat pada laporan laba rugi ataupun hubungan timbal

antarpos, yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan pos-pos pada neraca bank

guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat

efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan.

2.9.1 Return ON Assets (ROA)

Menurut Bringham, Roa diartikan sebagai perbandingan antara keuntungan

yang diperoleh dengan aset total dalam menjalankan usaha selama kurun waktu yang

telah ditentukan. Ada tiga unsur pokok yaitu keuntungan, kekayaan dan waktu.

Biasanya unsur waktu ini bias dihilangkan dengan anggapan bahwa kurun waktu

yang dipakai satu tahun. Dari pengertian ini maka dapat dikatakan bahwa ROA

adalah salah satu alat yang penting dalam menilai kinerja keuangan dari suatu

lembaga keuangan. Dilihat dari rumusnya maka semakin tinggi ROA yang diperoleh

suatu perusahaan maka dapat diartikan lembaga keuangan tersebut memiliki kinerja

keuangan yang makin baik.

Sebenarnya ada suatu pengukuran yang hampir sama dengan ROA yaitu yang

disebut dengan ROE (Return ON Equity). ROE merupakan perbandingan antara

keuntungan dengan equity (kepemilikan murni) dalam kurun waktu yang telah

ditentukan. Kepemilikan di sini diartikan bahwa seluruh nilai kekayaan dari lembaga

Page 45: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

keuangan dikurangi hutang yang dimilikinya. Jadi merupakan kekayaan murni tanpa

hutang dari perusahaan tersebut. Dengan demikian angka ROE selalu lebih tinggi dari

ROA dan lebih mencerminkan perkembangan dari kepemilikan yang sebenarnya.

Tidak selamanya suatu perusahaan itu memperoleh keuntungan, ada kalanya

mengalami kerugian. Kerugian ini merupakan kebalikan dari keuntungan.

Keuntungan akan menambah kekayaan untuk periode berikutnya, sedangkan kerugian

akan mengurangi kekayaan periode selanjutnya. Dengan demikian apabila perusahaan

mengalami kerugian maka angka ROA maupun ROE yang diperoleh menjadi angka

yang negatif, karena saat terjadi kerugian, angka yang dipakai dalam perhitungan

ROA dan ROE adalah angka yang negatif.

Terdapat berbagai tehnik analisis dari berbagai rasio keuangan yang dapat

dipergunakan untuk melakukan penilaian kinerja suatu bank. Salah satunya yang

telah dibahas sebelumnya adalah ROA (Return ON Assets). ROA yaitu rasio antara

laba setelah pajak dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan suatu peruasahaan menghasilkan tingkat keuntungan dengan keseluruhan

aktiva yang tersedia dalam bank.

ROA = Pendapatan Bersih Setelah Pajak Total Aktiva

x 100 %

Laba bersih setelah pajak adalah laba bersih setelah pajak yang dihasilkan

oleh bank di mana tercantum di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh

bank. Sedangkan total aset adalah total aktiva yang dimiliki oleh bank yang tercantum

dalam laporan keuangan bank tersebut.

Page 46: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Berdasarkan formula di atas, maka ROA merupakan hasil perkalian antara

tingkat profitabilitas bank dengan tingkat efisiensi pengguna aktiva. Bila ROA

meningkat berarti tingkat profitabilitas serta efisiensi penggunaan aktiva meningkat

juga.

Komposisi Perhitungan ROA

1. Tingkat Profitabilitas

Tingkat profitabilitas dapat dievaluasi dengan mengguanakan indikator

margin keuntungan (profit margin)

Profit margin = Pendapatan Total

laba bersih setelah pajak

Profit margin yang semakin besar menunjukkan pertumbuhan laba bersih

setelah pajak lebih tinggi dibanding pertumbuhan pendapatan total. Laba

bersih setelah pajak akan semakin besar bila selisih positif antara total

pendapatan dikurangi dengan total biaya semakin besar. Untuk

memperbesar selisih keduanya maka perlu perbaikan di sisi biaya dan

pendapatan. Pada pendapatan, bank umum harus meningkatkan jumlah

dan kualitas aktiva produktif. Sementara pada biaya, penghematan tanpa

menurunkan kualitas pelayanan, karena biaya total terdiri atas biaya bunga

dan non bunga. Maka efisiensi penggunaan dana dan penggunaan faktor

produksi non dana terutama tenaga kerja sangat dibutuhkan.

Page 47: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

2. Tingkat Penggunaan Aktiva

Ukuran tingkat penggunaan aktiva (asset utilization) adalah rasio antara

total pendapatan dengan total aktiva.

Asset Utilization = Total Asset

Total Revenue

Tingkat penggunaan aktiva yang semakin baik disebabkan pertumbuhan

pendapatan yang lebih tinggi dari pertumbuhan aktiva. Karena itu

pendapatan bunga dan non bunga harus ditingkatkan dengan cara

memperbanyak dan meningkatkan kualitas aktiva produktif, serta

meningkatkan kuantitas dan kualitas produk jasa-jasa perbankan.

Berdasarkan uraian di atas, walaupun perhitungan ROA sangat sederhana,

namun angka yang dihasilkan memberikan gambaran kemampuan pengelolaan atau

manajemen bank umum tersebut. Dengan demikian ROA cukup baik digunakan

untuk menilai tingkat kesehatan/kinerja bank umum dan tentunya prospek kedepan

sebuah bank umum.

Bank Indonesia sebagai otoritas moneter menetapkan angka ROA ≥ 2 %, agar

bank umum dapat dikatakan dalam kondisi sehat.

2.9.2 Net Interest Margin (NIM)

Kondisi rentabilitas suatu bank memberikan gambaran peningkatan kesahatan

suatu bank yang baik. Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha

dengan modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan biasanya

dinyatakan dalam bentuk persentase/kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

Page 48: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. Di sini termasuk juga

NIM (Net Interest Margin) yang merupakan indikator rentabilitas sebagai rasio

keuangan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva

untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Atau dapat dilihat ke dalam bentuk

rumusan di bawah ini :

NIM = Pendapatan Bunga – Biaya BungaTotal Aktiva

x 100 %

Ini berkaitan juga dengan aspek Earning. Salah satu aspek penilain tingkat

kesehatan suatu bank, di mana kegunaan aspek ini juga untuk mengukur tingkat

efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank bersangkutan. Semakin besar

angka rasio ini, tetunya akan semakin baik bagi kesehatan perbankan, karena berhasil

memperoleh profitabilitas dalam mengelola aktivanya.

Biaya bunga atau sering disebut juga cost of money yaitu biaya atas dana-dana

bank seperti bunga deposito, bunga tabungan, jasa giro dan bunga pinjaman pada

Bank Indonesia (bunga kredit likuiditas, bunga pinjaman antar bank dan bunga

pinjaman pada pihak ketiga lainnya yang bukan bank. Sedangkan pendapatan bunga

merupakan penghasilan/pendapatan terbesar bank yang diperoleh dari bunga setiap

jasa-jasa bank yang ada.

Page 49: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

2.9.3 Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Untuk mengukur efisiensi bank, salah satu indikator yang dipakai adalah

perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO). Rasio

BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional termasuk beban bunga dan

pendapatan opersional termasuk pendapatan bunga. Semakin besar rasio BOPO,

maka semakin tidak efisien suatu bank. Efisiensi bank dikatakan membaik

ditunjukkan oleh penurunan nilai BOPO.

Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap

pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya

operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu

bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Biaya operasional dihitung

berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya.

Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total

pendapatan operasional lainnya. Berdasarkan Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tgl 14

Desember 2001, maka rasio ini dirumuskan :

BOPO = Biaya Operasional Pendapatan operasional

x 100 %

Rasio BOPO (Biaya Opersional terhadap Pendapatan Operasional) digunakan

untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan

operasinya. Nilai BOPO (Biaya Opersional terhadap Pendapatan Operasional) yang

ideal agar suatu bank dinyatakan efisien adalah 70% - 80%. Bank Indonesia

Page 50: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

menetapkan BOPO ≥ 80% agar sebuah bank umum dapat dikatakan dalam kondisi

sehat.

Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai

perantara yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana yang dihimpun dari

masyarakat, maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya dan

hasil bunga.

Secara teoritis, biaya bunga ditentukan berdasarkan perhitungan cost of

loanable funds (COLF) secara weighted average cost, sedangkan penghasilan bunga

sebagian terbesar diperoleh dari interest income (pendapatan bunga) dari jasa

pemberian kredit kepada masyarakat, seperti bunga pinjaman, provisi kredit,

appraisal fee, commitment fee, syndication fee dan lain-lain.

Page 51: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan dalam

mengumpulkan informasi empiris guna memecahkan masalah dan menguji hipotesis

dari penelitian.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis tingkat kesehatan

Bank Umum di Indonesia, yakni LDR (Loan Deposit Ratio), NIM (Net Interest

Margin) ,BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan ROA

(Return ON Asset) pada kurun waktu 2004-2008 (dalam bulanan).

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari sumber informasi yang berkaitan dengan penelitian ini, yakni melalui

Bank Indonesia kantor Cabang Medan dan Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi

Sumatera Utara.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian kepustakaan

(Library Research) yaitu penulisan yang dilakukan melalui bahan-bahan kepustakaan

berupa tulisan-tulisan ilmiah, jurnal, dan laporan-laporan penelitian ilmiah yang ada

hubungan dengan topik yang diteliti. Sedangkan untuk teknik pengumpulan data yang

Page 52: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

dipergunakan adalah melakukan pencatatan secara langsung data perbankan di

Indonesia pada kurun waktu 2004-2008 (dalam bulanan).

3.4 Pengolahan Data

Dalam melakukan pengolahan data penelitian, penulis menggunakan program

Eviews 4.1.

3.5 Model Analisis

Model Analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah model

ekonometrika. Teknik analisis yang digunakan adalah model kuadrat terkecil biasa

(Ordinary Least Square atau OLS).

Data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan

analisis statistika yaitu persamaan linier berganda. Model persamaan yang digunakan

adalah sebagai berikut :

Y = f ( X1, X2, X3 ) ……………………………………...( 1 )

Kemudian fungsi tersebut ditranformasikan ke dalam model persamaan regresi linier

berganda dengan spesifikasi menggunakan model semi-log sebagai berikut :

LogY = α + β1X1+ β2X2 +β3X3 + µ ……………………( 2 )

Di mana :

Y = ROA (Return ON Asset) dalam satuan %

α = Intercept

β1β2β3 = Koefisien regresi

X1 = LDR (Loan Deposit Ratio ) dalam satuan %

Page 53: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

X2 = NIM (Net Interest Margin) dalam satuan %

X3 = BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dalam

satuan %

µ = Term of error

Bentuk hipotesis diatas secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

Artinya jika terjadi kenaikan pada X1 (LDR), maka Y (ROA)

mengalami kenaikan, ceteris paribus.

Artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (NIM), maka Y (ROA)

Mengalami kenaikan, ceteris paribus.

Artinya jika terjadi kenaikan pada X3 ( BOPO), maka Y (ROA)

mengalami penurunan, ceteris paribus.

3.6. Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)

3.6.1. Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan

variabel independen secara bersama-sama memberi penjelasan terhadap variabel

dependen . Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0< R2 ≤1).

3.6.2. Uji F-statistik

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variabel

dependen.

Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :

∂Y ∂X1

> 0

∂Y ∂X2

> 0

∂Y ∂X3

< 0

Page 54: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

210 : bbH ≠ ........................................................bk = 0 (tidak ada pengaruh)

0: 2 =bH a ........................................................ i = 1 (ada pengaruh)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistik dengan F-

tabel. Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak, yang berarti variabel independen

secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat

diperoleh dengan rumus :

F-hitung = ( )( ) ( )knR

kR−−

−2

2

11

Dimana :

R2 = Koefisien determinasi

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah sampel

Kriteria pengambilan keputusan :

0: 210 == ββH H0 diterima (F*<F-tabel) artinya variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh

nyata terhadap variabel dependen.

0: 21 ≠≠ ββaH Ha diterima (F*>F-tabel) artinya variabel

independen secara parsial berpengaruh nyata

terhadap variabel dependen.

Page 55: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

3.6.3. Uji t-statistik

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan

untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak

terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam uji

ini digunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 : bi = b

Ha : bi ≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter

hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap

Y. Bila nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 ditolak. Hal

ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata

(signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :

t-hitung = ( )

Sbibbi −

Page 56: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Dimana :

bi = Koefisien variabel independen ke-i

b = Nilai hipotesis nol

Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 : 0=β H0 diterima (t*<t-tabel) artinya variabel independen secara

parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha : 0≠β Ha diterima (t*>t-tabel) artinya variabel independen secara

parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Page 57: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

3.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

3.7.1. Multikolinearity

Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi apakah

terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lainnya. Untuk mengetahui

ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R2, F-hitung, t-hitung, dan

standart error.

Adanya multikolinearity ditandai dengan :

• Standard error tidak terhingga

• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 1%, α = 5%, α = 10%

• Membandingkan R2 regresi pertama dengan R2 regresi variabel-variabel

independent

• R2 sangat tinggi.

3.7.2. Autokorelasi (Serial Correlation)

Serial Correlation didefenisikan sebagai korelasi antara anggota

serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Model regresi linear

klasik mengasumsikan autokorelasi tidak terdapat didalamnya distribusi atau

gangguan μi dilambangkan dengan :

( ) 0: =jiE µµ ji ≠

Ada beberapa cara untuk menguji keberadaan autokorelasi, yaitu :

1. Dengan menggunakan atau memplot grafik

Page 58: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

2. Dengan D-W Test (Uji Durbin-Watson)

Uji D-W ini dirumuskan sebagai berikut :

Dw-hitung = ∑

∑ −−2

21 )(

t

tt

eee

Dengan hipotesis sebagai berikut :

,0:0 =ρH artinya tidak ada autokorelasi

,0: ≠ρaH artinya ada autokorelasi

Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu

diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai

nilai α. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.3

Kurva Durbin-Watson

Page 59: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Keterangan :

H0 : Tidak ada korelasi

DW<dl : Tolak H0 (ada korelasi positif)

DW>4-dl : Tolak H0 (ada korelasi negatif)

du<DW<4-du : Terima H0 (tidak ada korelasi)

dl≤Dw<4-du : Tidak bisa disimpulkan (inconclusive)

(4-du)≤Dw≤ (4-dl) : Tidak bisa disimpulkan (inconclusive)

3.8. Defenisi Operasional

1. ROA (Return on Assets) adalah rasio antara pendapatan bersih bank setelah

pajak dengan total aktiva yang merupakan indikator pengukuran kemampuan

manajemen bank untuk memperoleh profitabilitas secara keseluruhan.

ROA = Pendapatan Bersih Setelah Pajak Total Aktiva

x 100 %

2. LDR (Loan Deposit Ratio) adalah rasio antara kredit (jumlah dana yang

disalurkan) dengan total deposito (Simpanan Giro, tabungan, deposito) yang

merupakan indikator kemampuan bank dalam mambayar kembali penarikan

dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan.

LDR = Kredit Total Deposito

x 100 %

3. NIM (Net Interest Margin) adalah rasio antara selisih pendapatan dan biaya

bunga dengan total aktiva yang merupakan indikator rentabilitas bank.

Page 60: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

NIM = Pendapatan Bunga – Biaya Bunga Total Aktiva

x 100 %

4. BOPO adalah rasio total biaya operasional (biaya bunga dan biaya operasional

lainnya) dengan total pendapatan operasional (pendapatan bunga dan

pendapatan operasional lainnya) yang merupakan indikator pengukuran

tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan

operasionalnya.

BOPO = Biaya Operasional Pendapatan operasional

x 100 %

Page 61: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Perekonomian Indonesia

Indonesia terletak di posisi geografis antara benua Asia dan Eropa serta

samudra Pasifik dan Hindia. Merupakan sebuah posisi yang strategis dalam jalur

pelayaran niaga antar benua yang akan memberikan keuntungan begitu banyak yang

berguna bagi pambangunan perekonomian. Oleh karena itu, Indonesia secara

keseluruhan baik pertanian dan perniagaan memberikan pengaruh dalam

perkembangan perekonomian Indonesia, bahkan hingga saat ini. Perekonomian

Indonesia tumbuh dengan dinamika sesuai dengan alkuturasi kebudayaan yang terjadi

sehingga lkut membuat perubahan sistem-sistem perekonomian yang pernah ada.

Jika melihat gambaran perekonomian Indonesia mulai dari demokrasi

liberal dan terpimpin pada era Orde Lama kemudian masuk pada era Orde Baru di

mana mulai menunjukan hasil yang baik dengan mengutamakan stabilitas ekonomi

dan stabilisasi politik menjadi prioritas utama. Program pemerintah berorientasi pada

usaha pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan

kebutuhan pokok rakyat. Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di

segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan

dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha,

partisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan.

Semua itu dilakukan dengan pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang

(25-30 tahun) secara periodik lima tahunan yang disebut Pelita (Pembangunan lima

Page 62: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

tahun). Hasilnya, pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras, penurunan

angka kemiskinan, perbaikan indikator kesejahteraan rakyat seperti angka partisipasi

pendidikan dan penurunan angka kematian bayi, dan industrialisasi yang meningkat

pesat.

Selanjutnya adalah masa reformasi di mana perekonomian lebih

diprioritaskan dalam pemulihan dari krisis moneter 1997/1998 yang terjadi saat itu,

yang merontokan peekonomian nasional. Salah satunya yaitu dengan Kebijakan

privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode

krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan

politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi,

karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.

Pemulihan Perekonomian terus dilanjutkan hingga saat ini di mana untuk

mencapai tujuan pembangunan ekonomi nasional di segala bidang. Kebijakan yang

ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan

pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta

mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya

adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006

lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah. Menurut

Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja.

Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi

kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salah satunya adalah revisi

Page 63: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

undang-undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia,

diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.

Dalam menuju pembangunan ekonomi nasional, justru perekonomian

Indonesia kembali di uji oleh apa yang disebut Krisis Ekonomi Global. Krisis

keuangan yang terjadi di Amerika Serikat telah membawa dampak bagi stabilitas

perekonomian dunia. Krisis tersebut berawal dari pemberian kredit yang sangat

ekspansif (mekanisme Sub Prime Mortgage),sehingga menyebabkan lembaga

keuangan dan penjamin simpanan mengalami kerugian. Keadaan tersebut memicu

hilangnya kepercayaan kepada lembaga keuangan dan pasar keuangan. Keterikatan

sistem keuangan dengan pasar keuangan global pada akhirnya membawa dampak

krisis tersebut bagi perekonomian dunia. Sebagai negara yang menjadi bagian dari

perekonomian dunia, Indonesia akan terkena dampak langsung maupun tidak

langsung dari krisis keuangan di Amerika Serikat

4.2 Perkembangan Perbankan dalam Perekonomian

Dunia perbankan merupakan hal yang sangat mempengaruhi suatu

perekonomian. Karena aktivitas taransaksi keuangan banyak terjadi di sini sehingga

perbankan menjadi indikator kemajuan serta perkembangan perekonomian suatu

negara, termasuk Indonesia. Dalam perkembangannya industri perbankan mengalami

kemajuan dapat kita melihat melalui deregulasi-deregulasi yang dikeluarkan

pemerintah. Krisis perbankan yang terjadi pada akhir 1997 dan awal 1998 kembali

telah mendorong pemerintah untuk mengamandemen undang-undang perbankan

dengan UU No. 10 tahun 1998. Sejak terjadinya krisis tersebut, serta berdasarkan

Page 64: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

pertimbangan kesehatan perbankan Indonesia, sejumlah bank telah dilikuidasi oleh

pemerintah. Yaitu dengan melikuidasi 16 bank swasta yang antara lain adalah :

Tabel 4.1

Likuidasi 16 Bank Swsata

No Nama Bank Berdiri 1. Bank Jakarta 1918 2. South East Asia Bank 1950 3. Sejahtera Bank Umum 1952 4. Bank Pacifik 1958 5. Bank Umum Majapahit 1966 6. Anrico Bank Limited 1966 7. Bank Harapan Sentosa 1969 8. Bank Pinaesaan 1969 9. Bank Industri 1970

10. Bank Anromeda 1989 11. Astria Raya Bank 1990 12. Bank Dwima Semesta 1990 13. Bank Guna Internasional 1990 14. Bank Kosagrha Semesta 1991 15. Bank Citra Hasta Dhana 1993 16. Bank Mataram Dhanarta 1993

Sumber: Info Bank (per Juni 1997)

Sebagaimana diketahui krisis telah mengakibatkan merosotnya

kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, terganggunya fungsi intermediasi dan

sistem pembayaran. Oleh karena itu dalam menghadapi krisis keuangan global saat

ini, berbagai macam perbaikan pada semua sektor mulai dilakukan, sehingga

menyebabkan situasi yang ada pada tahun 2008 berbeda dengan situasi pada tahun

1998 pada saat menghadapi krisis.

Berbagai macam capaian dan kemajuan dalam perekonomian, merupakan

modal tersendiri bagi Indonesia untuk menghadapi krisis keuangan 2008 dengan

Page 65: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

optimis dan percaya diri sehingga diharapkan tidak lagi menjadi krisis ekonomi serius

seperti tahun 1998. Situasi tersebut antara lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia

dalam jalur di atas 6 %, perekonomian meningkat lebih dari dua kali yang diiringi

dengan pendapatan per kapita, sumber pertumbuhan makin bertumpu pada sumber

dalam negeri, risiko ekonomi makro makin menurun, serta terutama perbankan yang

jauh lebih sehat, dan persiapan menghadapi krisis yang lebih baik.

4.3 Perkembangan Bank Umum

Dalam menjalankan fungsi intermediasi dan memegang kepercayaan

masyarakat, bank umum tumbuh menjadi bank komersil yang paling banyak beredar

di Indonesia. Bank umum memiliki kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap dan

dapat beroperasi di seluruh wilyah Indonesia. Dengan adanya deregulasi perbankan

tahun 1988 yang membuka peluang dan kemudahan dalam mendirikan dan

memperluas daya jangkauan perbankan sehingga semakin banyak bank yang berdiri

hingga sekarang. Dapat kita lihat perkembangan jumlah bank dan kantor bank umum

di Indonesia dalam tabel di bawah ini :

Page 66: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 4.2

Jumlah (Kantor) Bank Umum di Indonesia (1988-2007)

Tahun Bank Persero

Bank Pemerintah

Daerah

Bank Swasta

Nasional

Bank Asing Dan

Campuran

Jumlah Bank

Umum

JB JK JB JK JB JK JB JK JB JK 1988 7 1.034 27 270 66 631 11 22 111 1.957 1992 7 1.434 27 613 144 2.855 30 63 208 5495 1993 7 1.455 27 639 161 3.036 39 78 234 5.773 1994 7 1.490 27 645 166 3.203 40 86 240 6.590 1995 7 1.635 27 705 165 3.458 41 90 240 6.590 1996 7 1.707 27 745 164 3.964 41 94 239 7.314 1997 7 1.843 27 822 144 4.150 44 100 222 7.860 1998 7 1.875 27 822 144 4.150 44 100 222 7.860 1999 5 1.853 27 825 92 4.150 44 106 208 7.661 2000 5 1.736 26 826 81 3.837 39 101 151 6.500 2003 5 2.072 26 1.003 76 4.529 31 126 138 7.868 2004 5 2.112 26 1.064 72 4.635 30 128 133 7.939 2005 5 2.171 26 1.217 71 4.882 29 136 131 8.406 2006 5 2.548 26 1.217 71 5.154 28 191 130 9.110 2007 5 2.765 26 1.205 71 5.472 28 238 130 9.680 Sumber: Statstik Perbankan Indonesia 1990-2008,BI. (JB=Jumlah Bank ; JK=Jumlah

kantor)

Jumlah bank umum telah meningkat demikin pesat dari 111 buah bank

pada tahun 1988 saat deregulasi dimulai menjadi 240 buah bank pada tahun 1995,

yang merupakan jumlah bank tertinggi sebelum krisis. Namun setelah krisis jumlah

bank umum menurun menjadi 138 bank umum pada tahun 2003 dan terakhir berturut-

turut turun hingga tahun 2007 menjadi 130 bank umum, hal ini disebabkan karena

adanya pembekuan pada bank-bank yang dianggap tidak sehat ataupun karena adanya

merger dan likuidasi.

Page 67: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

4.4 Perkembangan ROA Bank Umum

Return on Assets (ROA) menjadi indikator kinerja suatu bank yang

mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas secara

keseluruhan mengalami perekembangan yang cukup memberikan kontribusi nyata

bagi perkembangan usaha serta kinerja bank kedepannya. Bank Indonesia sendiri

sebagai otoritas moneter menetapkan ROA ≥ 2%, agar suatu bank umum dapat

dikatakan dalam kondisi sehat.

Bisa dikatakan pasca krisis moneter tahun 1997/1998 masih mempengaruhi

kinerja perbankan Indonesia. Kemampuan bank umum dalam memperoleh

profitabilitas melalui ROA menunjukkan angka yang negatif. Menurut data yang

dipublikasikan BI sepanjang tahun 2001 hingga awal 2002, ROA menunjukkan nilai

yang negatif yaitu dengan rata-rata tiap bulannya sebesar. Namun, mulai tahun

berikutnya perkembangan ROA mulai membaik. Untuk tahun 2004 tingkat ROA

bank umum menujukkan rata-rata sebesar 2,12 % tiap bulannya. Kemudian untuk

tahun 2005, nilai ROA menunjukkan peningkatan dengan tingkat rata-rata sebesar

2,66 %. Lalu pada tahun 2006 mengalami penurunan dengan rata-rata ROA sebesar

1,56 % di setiap bulannya. Selanjutnya, setahun kemudian pada 2007 dan diikuti

tahun 2008, ROA bank umum kembali membaik dengan peningkatan dari tahun

sebelumnya menjadi rata-rata 2,1 % tiap bulannya. Berikut adalah tabel

perkembangan ROA Bank Umum di Indonesia tahun 2004-2008 (dalam bulanan) :

Page 68: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 4.3 ROA BANK UMUM

(2004-2008) Tahun Bulan

ke- ROA

2004 1 0.64%

2004 2 0.68%

2004 3 0.93%

2004 4 1.07%

2004 5 2.04%

2004 6 2.56%

2004 7 2.48%

2004 8 2.88%

2004 9 2.62%

2004 10 2.80%

2004 11 3.42%

2004 12 3.33%

2005 1 1.90%

2005 2 2.14%

2005 3 2.65%

2005 4 2.94%

2005 5 2.06%

2005 6 2.44%

2005 7 2.48%

2005 8 3.14%

2005 9 3.25%

2005 10 2.79%

2005 11 3.50%

2005 12 2.68%

2006 1 2.36%

2006 2 0.96%

2006 3 1.66%

2006 4 1.48%

2006 5 1.43%

2006 6 1.59%

2006 7 1.44%

2006 8 1.48%

2006 9 1.56%

2006 10 1.65%

2006 11 1.67%

2006 12 1.34%

2007 1 1.31%

2007 2 2.14%

2007 3 1.88%

2007 4 2.09%

2007 5 1.84%

2007 6 1.42%

2007 7 1.84%

2007 8 2.35%

2007 9 2.36%

2007 10 2.52%

2007 11 3.11%

2007 12 2.34%

2008 1 1.38%

2008 2 1.31%

2008 3 1.95%

2008 4 1.86%

2008 5 2.32%

2008 6 2.00%

2008 7 1.98%

2008 8 2.49%

2008 9 3.61%

Sumber: Statstik Perbankan Indonesia 2004-2008,BI

Tetapi peningkatan ROA di atas belum melampaui tingkat rata-rata ROA pada

tahun 2005 yang merupakan terbesar sepanjang tahun. Namun, dengan perkembangan

ROA tersebut, telah memenuhi ketetapan BI tentang batas ROA jika dikatakan dalam

Page 69: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

kondisi sehat. Karena, rata-rata tingkat rasio ROA sebesar 2,1 % tiap tahunnya

(waktu penelitan).

4.5 Perkembangan LDR Bank Umum

Sebagai indikator tingkat kesehatan yang menunjukkan kemampuan bank

dalam membayarkan kembali penarikan dana yang dilakukan dengan mengandalkan

kredit yang diberikan. Sehingga peningkatan rasio LDR (Loan Deposit to Ratio)

memberikan keuntungan pada bank umum yang membuat kinerja bank umum

semakin baik dan sehat dalam kegiatan operasinya. LDR yang baik adalah sebesar 80

% - 110 %. Jika melebihi 110 % maka akan semakin tinggi juga resiko likuiditasnya

(risk liquidity).

Dalam kasus tahun 1997/1998 di mana tingginya kredit macet yang

merontokan perbankan, ini memberikan indikasi yang tidak baik terhadap penyaluran

kredit saat itu. Karena dinilai tidak berhasil memberikan profitabilitas yang maksimal

terhadap kinerja bank umum. Tetapi pemulihan sistem perbankan yang dilakukan

pemerintah serta mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada perbankan mulai

meunjukkan hasil. Pada tahun 2004, rasio LDR menunjukkan rata-rata tiap bulannya

sebesar 53.8 %. Sedangkan untuk untuk tahun 2005 mencatat peningkatan rasio LDR

yang rata-rata sebesar 64,4 % tiap bulannya. Kemudian di tahun 2006 kembali terus

meningkat dengan rata-rata tiap bulannya sebesar 68,1 %. Berikut adalah tabel

perkembangan LDR Bank Umum di Indonesia tahun 2004-2008 (dalam bulanan) :

Page 70: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 4.4 LDR BANK UMUM (2004-2008)

Tahun Bulan ke-

LDR

2004 1 49.78%

2004 2 49.50%

2004 3 50.81%

2004 4 51.42%

2004 5 53.30%

2004 6 53.97%

2004 7 53.10%

2004 8 55.49%

2004 9 56.08%

2004 10 56.89%

2004 11 57.73%

2004 12 58.08%

2005 1 58.46%

2005 2 60.60%

2005 3 61.31%

2005 4 61.57%

2005 5 65.42%

2005 6 65.33%

2005 7 65.39%

2005 8 67.04%

2005 9 65.64%

2005 10 67.54%

2005 11 66.65%

2005 12 67.46%

2006 1 67.18%

2006 2 67.52%

2006 3 67.90%

2006 4 68.07%

2006 5 68.62%

2006 6 68.63%

2006 7 68.62%

2006 8 68.27%

2006 9 68.22%

2006 10 67.63%

2006 11 68.26%

2006 12 68.38%

2007 1 67.05%

2007 2 69.69%

2007 3 68.18%

2007 4 68.00%

2007 5 71.04%

2007 6 71.56%

2007 7 72.76%

2007 8 72.49%

2007 9 72.85%

2007 10 73.60%

2007 11 75.53%

2007 12 75.90%

2008 1 75.56%

2008 2 75.62%

2008 3 75.90%

2008 4 77.48%

2008 5 79.96%

2008 6 82.23%

2008 7 80.92%

2008 8 83.43%

2008 9 84.36%

Sumber: Statstik Perbankan Indonesia 2004-2008,BI

Dalam perkembangannya rasio LDR terus membaik di mana pada rahun

2007, peningkatan LDR dengan rata-rata sebesar 71,6 %. Setahun kemudian yaitu

tahun 2008, rasio LDR menembus hampir angka 80 % yang merupakan tingkat rasio

LDR yang paling baik dan ideal dicapai oleh bank umum sebagai kondisi bank yang

sehat.

Page 71: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

4.6 Perkembangan NIM Bank Umum

Salah satu tingkat kesehatan suatu bank adalah dengan melihat indikator

rentabilitasnya. NIM (Net Interest Margin) merupakan rasio yang menggambarkan

pendapatan atau penghasilan bagi bank umum sehingga dapat meningkatkan

profitabilitas serta kinerja dalam kegiatan pengoperasian bank umum.

Kinerja bank umum dapat dilihat dari bagaiamana besarnya pemasukan

atau penghasilan yang mampu diperoleh sebagai profit yang maksimal dari kegiatan-

kegiatan yang dilakukan. Seperti yang diketahui sebelumnya, rentabilitas yang baik

maka akan semakin baik kondisi kesehatan suatu bank. Rasio NIM yang menjadi

salah satu indikator rentabilitas tadi, menunjukan perkembangan yang baik seperti

indikator rentabilitas lainnya. Pada tahun 2004 NIM bank umum menunjukkan rata-

rata sebesar 3,2 % tiap bulannya, walaupun di awal tahun rasio NIM tidak

memberikan profit yang maksimal terhadap bank umum. Kemudian pada tahun 2005

mengalami penurunan dengan rata-rata tiap bulannya hanya 3 % dan kembali turun

menjadi 2,6 % tiap bulannya di tahun 2006. Tetapi setahun kemudian di tahun 2007

mengalami peningakatan, dengan rasio NIM mencatat sebesar 3,26 % melebihi

pencapaian di tahun 2004.. Berikut adalah tabel NIM Bank Umum di Indonesia tahun

2004-2008 (dalam bulanan) :

Page 72: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 4.5 NIM BANK UMUM

(2004-2008) Tahun Bulan

ke- NIM

2004 1 0.43%

2004 2 0.94%

2004 3 1.44%

2004 4 1.97%

2004 5 2.52%

2004 6 3.01%

2004 7 3.47%

2004 8 3.91%

2004 9 4.46%

2004 10 5.11%

2004 11 5.56%

2004 12 5.68%

2005 1 0.54%

2005 2 1.02%

2005 3 1.53%

2005 4 1.97%

2005 5 2.44%

2005 6 2.89%

2005 7 3.33%

2005 8 3.67%

2005 9 4.01%

2005 10 4.42%

2005 11 4.82%

2005 12 4.89%

2006 1 0.37%

2006 2 0.74%

2006 3 1.15%

2006 4 1.57%

2006 5 1.95%

2006 6 2.39%

2006 7 2.80%

2006 8 3.17%

2006 9 3.55%

2006 10 4.01%

2006 11 4.34%

2006 12 4.74%

2007 1 0.50%

2007 2 1.08%

2007 3 1.63%

2007 4 2.16%

2007 5 2.67%

2007 6 3.16%

2007 7 3.59%

2007 8 4.16%

2007 9 4.51%

2007 10 4.60%

2007 11 5.29%

2007 12 5.72%

2008 1 0.53%

2008 2 1.04%

2008 3 1.64%

2008 4 2.16%

2008 5 2.63%

2008 6 3.08%

2008 7 3.71%

2008 8 4.14%

2008 9 4.62%

Sumber: Statstik Perbankan Indonesia 2004-2008,BI

Namun, untuk tahun 2008 rasio NIM kembali turun menjadi 2,6 % rata-rata

tiap bulannya. Ada suatu fenomena di mana tiap awal tahun rasio NIM tidak begitu

baik dan ini yang telah membuat perkembangan rasio NIM yang tidak konsisten.

Page 73: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

4.7 Perkembangan BOPO Bank Umum

Dalam pengoperasian kegiatannya, bank harus mampu melakukannya

dengan efisien. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendpatan Operasional) sebagai

indikator tingkat kesehatan yang menunjukkan tingkat efisiensi suatu bank dalam

beropersi, tentunya dengan semakin efisiensi suatu bank umum, maka akan

memberikan keuntungan serta kinerja yang baik dalam kegiatan operasionalnya. Di

mana BOPO yang ideal adalah sebesar 70 % - 80 %.

Rasio BOPO yang menjadi indikator rentabilitas bank umum dalam

pengoperasiannya mengalami perkembangan yang paling berbeda. Karena dengan

semakin kecil rasio ini akan memberikan keuntungan yang semakin baik terhadap

kinerja bank umum. Pada tahun 2004 gambaran BOPO bank umum menunjukkan

belum baiknya kinerja pengoperasian karena tingkat efisiensinya masih belum baik.

Rasio BOPO menunjukkan rata-rata sebesar 116,7 % tiap bulannya. Kemudian pada

tahun 2005, rasio BOPO tercatat rata-rata tiap bulannya sebesar 95,2 % tetapi

kembali naik dengan rata-rata di tahun 2006 yaitu sebesar 98,5 % tiap bulannya.

Setahun kemudian BOPO kembali membaik walau masih belum stabil, yakni dengan

penurunan menjadi rata-rata sebesar 89,5 % tiap bulannya di tahun 2007. Berikut

adalah tabel BOPO Bank Umum di Indonesia tahun 2004-2008 (dalam bulanan) :

Page 74: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 4.6 BOPO BANK UMUM (2004-2008)

Tahun Bulan ke-

BOPO

2004 1 194.66%

2004 2 153.16%

2004 3 131.76%

2004 4 123.05%

2004 5 103.89%

2004 6 98.68%

2004 7 100.36%

2004 8 98.12%

2004 9 101.41%

2004 10 101.61%

2004 11 94.40%

2004 12 99.14%

2005 1 89.95%

2005 2 97.07%

2005 3 85.11%

2005 4 85.06%

2005 5 94.39%

2005 6 95.30%

2005 7 97.20%

2005 8 100.79%

2005 9 98.71%

2005 10 104.51%

2005 11 96.83%

2005 12 98.06%

2006 1 85.99%

2006 2 97.95%

2006 3 98.81%

2006 4 97.88%

2006 5 98.40%

2006 6 97.68%

2006 7 98.58%

2006 8 100.27%

2006 9 101.12%

2006 10 100.33%

2006 11 100.57%

2006 12 104.38%

2007 1 94.69%

2007 2 79.74%

2007 3 90.87%

2007 4 89.18%

2007 5 84.64%

2007 6 99.07%

2007 7 95.02%

2007 8 92.50%

2007 9 88.90%

2007 10 86.44%

2007 11 87.01%

2007 12 86.60%

2008 1 85.43%

2008 2 77.35%

2008 3 77.91%

2008 4 78.99%

2008 5 79.17%

2008 6 79.40%

2008 7 77.54%

2008 8 76.56%

2008 9 76.46%

Sumber: Statstik Perbankan Indonesia 2004-2008,BI

Pada tahun 2007 BOPO kembali membaik walau masih belum stabil, yakni

dengan penurunan menjadi rata-rata sebesar 89,5 % tiap bulannya. Tetapi gambaran

rasio BOPO yang baik dan mampu dicapai oleh bank umum sebagai kondisi

Page 75: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

kesehatan yang ideal ternyata diperoleh di tahun 2008, dengan rata-rata sebesar 78,8

% tiap bulannya

4.8 Analisis dan Pembahasan

4.8.1 Analisis dan Pengumpulan Data

Dalam menganalisis data-data yang diperoleh dari sumber-sumber data

untuk melihat pengaruh tingkat kesehatan bank umum sebagai variabel bebas

(independent) yaitu LDR (Loan Deposit to Ratio), NIM (Net Interest Margin) dan

BOPO (Biaya Pendapatan terhadap Pendapatan Operasional) terhadap kinerja bank

umum dalam memperoleh profitabilitasnya melalui indikator ROA (Return ON

Assets) sebagai variabel terikat (dependent). Maka digunakan spesifikasi model semi-

log seperti di bawah ini :

LogY = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µ

Pegujian hipotesis yang ada, dilakukan dengan melihat hubungan korelasi

antara variabel bebas dan variabel terikat melalui model matematika yang akan

menjelaskan pengaruh yang diberikan LDR, NIM, BOPO terhadap ROA pada bank

umum di Indonesia. Seberapa jauh tingkat pencapaian data yang tersedia dalam

pencapaian kebenaran akan dijelaskan dalam perhitungan serta pengujian terhadap

masing-masing koefesien regresi, yaitu uji-F, uji-t, dan uji D-W yang diperoleh

dengan menggunakan alat bantu program komputer.

Page 76: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dan telah diolah

dengan menggunakan program komputer Eviews 4.1 dapat dilihat hasilnya dalam

tabel hasil regres di lampiran

4.8.2 Interpretasi Model

Berdasarkan hasil regresi linier berganda dengan menggunakan program

eviews 4.1 diperoleh estimasi sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Regresi

LOGY = - 1.539441 - 1.840025X1 + 13.47166X2 - 1.606428X3 Std.Error = (0.478902) (0.460573) (1.921569) (0.215856)

t- Statistik= (-3.995083)*** (7.010762)*** (-7.442124)***

R2 = 0.71 F-statistik = 41.45443

Adjusted R2 = 0.684264 Prob.Statistik = 0.000000

DW- stat = 1.095335

Keterangan: **) Signifikan pada α = 5% ***) Signifikan pada α = 1%

Dari hasil estimasi diatas, dijelaskan pengaruh independen yaitu LDR,

NIM, dan BOPO terhadap ROA pada bank umum di Indonesia sebagai berikut:

Page 77: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

1. LDR memiliki pengaruh negatif terhadap ROA pada bank umum di Indonesia

dan besarnya koefisien 1,84 . Artinya setiap kenaikan LDR sebesar 1 persen

maka akan menyebabkan penurunan rasio ROA sebesar 1,84 persen.Dengan

demikian koefisien negatif yang diperoleh dari hasil estimasi di atas tidak

sesaui dengan hipotesis yang menyatakan bahwa LDR memiliki pengaruh

yang positif terahadap rasio ROA bank umum di Indonesia.

2. NIM memiliki pengaruh positif terhadap ROA pada bank umum di Indonesia

dan besarnya koefisien 13,47. Artinya setiap kenaikan NIM sebesar 1 persen

maka akan menyebabkan peningkatan rasio ROA sebesar 13,47% persen

3. BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap peningkatan ROA pada bank

umum di Indonesia dan besarnya koefisien 1,61. Artinya setiap kenaikan

BOPO sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan penurunan rasio ROA

sebesar 1,61 persen.

4.8.3 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)

1. Koefisien Determinasi (R-Square)

Dari tabel regresi diatas dapat diperoleh koefesien Determinasi (R-square)

sebesar 0.71 atau 71%, hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variasi yang

terjadi pada variabel independen (LDR, NIM, BOPO) dapat menjelaskan variabel

dependen (ROA) bank umum di Indonesia sebesar 71% sedangkan sisanya sebanyak

29% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model estimasi.

Page 78: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

2. Uji F-Statistik

Uji F ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel

independen mampu secara bersama-sama mempengaruhi peningkatan variabel

dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut:

Ho:bi = 0 ........................................................ Tidak signifikan

Ha: bi ≠ 0 ........................................................ Signifikan

Dengan kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima: jika F hitung < F tabel artinya variabel independen secara parsial tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha diterima: jika F hitung > F tabel artinya variabel independen secara parsial

berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Dari hasil analisis regresi diketahui F-hitung = 41.45443

Dimana, α = 1%

V1 = k = 3

V2 = 57 – 3 – 1 = 53

Maka F- tabel = 4,19

Page 79: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh bahwa F-hitung > F-tabel (41.45443>

4,19). Dengan demikian Ha diterima yang artinya bahwa variabel LDR (X1), NIM

(X2), BOPO (X3) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap ROA pada bank

umum di Indonesia pada tingkat kepercayaan sebesar 99%.

Ho diterima

Ha diterima

0 4,19 41,45443

Gambar 4.1 Uji F-Statistik 3. Uji t-statistik (Uji Parsial)

Uji t-statistik dilakukan untuk menguji apakah variabel independen diatas

secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Hipotesis: Ho:bi = 0 Tidak signifikan

Ha:bi ≠ 0 Signifikan

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho:β1 = 0 Ho diterima, artinya variabel independen secara parsial tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel independen (t* < t-tabel).

Ha: β2 ≠ 0 Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh

nyata terhadap variabel independen (t* > t-tabel).

Page 80: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

1. Variabel LDR (Loan Deposit Ratio)

Dari analisa regresi diketahui t-hitung = 3,99

α = 1%, df = n-k-1 =57-3-1

df = 53

maka t-tabel = 2,576

Dari hasil estimasi diatas dapat diketahui LDR (X1) signifikan pada = 1%

dengan t-hitung > t-tabel (-3,99 > -2,576). Dengan demikian Ha diterima, artinya

variabel LDR (X1) berpengaruh nyata terhadap variabel (Y) ROA pada bank umum di

Indonesia pada tingkat kepercayaan 99%.

Ha diterima

Ho diterima

-3,99 -2,576 2,576

Gambar 4.2 Uji t-statistik terhadap LDR

Page 81: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

2. Variabel NIM (Net Interest Margin)

Dari analisa regresi diketahui t-hitung = 7,01

α = 1%, df = n-k-1 =57-3-1

df = 53

maka t-tabel = 2,576

Dari hasil estimasi diatas dapat diketahui NIM (X2) signifikan pada = 1%

dengan t-hitung > t-tabel (7,01 > 2,576). Dengan demikian Ha diterima, artinya

variabel NIM (X2) berpengaruh nyata terhadap variabel (Y) ROA pada bank umum di

Indonesia pada tingkat kepercayaan 99%.

Ho diterima Ha diteima

-2,576 2,576 7,01

Gambar 4.3 Uji t-statistik terhadap NIM

3. Variabel BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Dari analisa regresi diketahui t-hitung = 7,44

α = 5%, df = n-k-1 = 57-3-1

df = 53

maka t-tabel = 2,576

Page 82: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Dari hasil estimasi diatas dapat diketahui BOPO (X3) signifikan pada =1%

dengan t-hitung > t-tabel (-7,44 > -2,576). Dengan demikian Ha diterima, artinya

variabel BOPO (X3) berpengaruh nyata terhadap variabel (Y) ROA pada bank umum

di Indonesia pada tingkat kepercayaan 99%.

Ha diterima

Ho diterima

-7,44 -2,576 2,576

Gambar 4.4 Uji t-statistik terhadap BOPO

4.8.4 Uji Penyimpangan Klasik

1. Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terdapat hubungan variabel

independen diantara satu dengan lainnya. Dalam penelitian ini tidak terdapat

multikolinearitas diantara variabel bebas (independent). Hal ini dapat dilihat dari

setiap koefesien masing-masing variabel sesuai dengan hipotesis yang telah

ditentukan.

Dari model analisa:

LogY = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µ ....................................................(1)

R2 = 0.71

Page 83: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Maka dilakukan pengujian diantara masing-masing variabel independen.

Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara masing-masing variabel

bebas (independent).

LDR (X1) = f ( NIM (X2), BOPO (X3) )

β1LogX1= α + β2X2 + β3X3 + µ ............................................................(2)

Maka didapat R2 = 0.50 artinya variabel LDR (X1) mampu memberi

penjelasan sebesar 50 persen terhadap variabel NIM (X2), BOPO (X3). Dari hasil R2

persamaan (2) ini dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antara variabel bebas

(independen). Karena R2 persamaan (2) lebih kecil dari R2 model analisis persamaan

(1) (0.50 < 0.71).

NIM (X2) = f ( LDR (X1), BOPO (X3) )

β2LogX2 = α + β1X1+ β3X3 + µ .................................................................. (3)

Maka didapat R2 = 0.06 artinya variabel NIM (X2) mampu memberi

penjelasan sebesar 6 persen terhadap variabel LDR (X1), BOPO (X3). Dari hasil R2

persamaan (3) ini dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antara variabel bebas

(independen). Karena R2 persamaan (3) lebih kecil dari R2 model analisis persamaan

(1) (0.06< 0.71).

BOPO (X3) = f ( LDR (X1), NIM (X2) )

β3LogX3 = α + β1X1+ β2X2 + µ ..................................................................(4)

Maka didapat R2 = 0.55 artinya variabel BOPO (X3) mampu memberi

penjelasan sebesar 55 persen terhadap variabel LDR (X1), NIM (X2). Dari hasil R2

Page 84: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

persamaan (4) ini dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antara variabel bebas

(independen). Karena R2 persamaan (4) lebih kecil dari R2 model analisis persamaan

(1) (0.55< 0.71).

2. Autokorelasi (Serial Correlation)

Uji Durbin-Watson (Uji D-W) digunakan untuk mengetahui apakah

didalam model yang digunakan terdapat autokorelasi diantara variabel-variabel yang

diamati.

Hipotesis:

Ho : ρ = 0, artinya tidak ada autokorelasi

Ha : ρ ≠ 0, artinya ada autokorelasi positif

Dari hasil analisa regresi diketahui DW-hitung = 1.095335

K = 3; n = 57; α = 5%

dl = 1.48

Page 85: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Autokolerasi(-)

Ho diterima

(no serial correlation)

0 1.48 1.69 2 4-du 4-dl

Gambar 4.5 Kurva Uji Durbin Watson

Berdasarkan hasil regresi dapat diperoleh bahwa DW-hitung= 1.095335,

berada pada posisi DW < dl. Dengan demikian, Ho ditolak dan dapat disimpulkan

bahwa dibuktikan ada autokorelasi positif dalam pengujian dengan tingkat

kepercayaan 95%.

Autokorelasi (+)

Page 86: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Dengan koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,71.Menjelaskan bahwa

secara keseluruhan variabel bebas (independent) yaitu LDR, NIM dan BOPO

cukup mampu menjelaskan variasi terhadap ROA bank umum di Indonesia

sebesar 71% dan sisanya sebesar 29% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

terdapat dalam model estimasi.

2. Dalam menganalisis secara lebih mendalam lagi dengan melihat variabel

bebasnya secara stimultan (bersama), maka pengaruh variabel bebas dalam

persamaan tersebut terhadap ROA bank umum di Indonesia memiliki

pengaruh yang signifikan pada tingkat kepercayaan 99 %. Hal ini bisa dilihat

dari hasil estimasi F-hitung sebesar 41.45443 yang lebih besar dari F-tabel

sebesar 4.19 pada level 1% (F-hitung > F-tabel).

3. Melalui ujt t-statistik diperoleh :

a. LDR (X1) signifikan pada α = 1% dengan t-hitung > t-tabel (-3,99 > -

2,576). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel NIM (X1)

berpengaruh nyata terhadap variabel (Y) ROA bank umum di

Indonesia pada tingkat kepercayaan 99%.

Page 87: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

b. NIM (X2) signifikan pada α = 1% dengan t-hitung > t-tabel (7,01 >

2,576). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel NIM (X2)

berpengaruh nyata terhadap variabel (Y) ROA bank umum di

Indonesia pada tingkat kepercayaan 99%.

c. BOPO (X3) signifikan pada α = 1% dengan t-hitung > t-tabel (-7,44 >-

2,576). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel BOPO (X3)

berpengaruh nyata terhadap variabel (Y) ROA bank umum di

Indonesia pada tingkat kepercayaan 99%.

4. Hasil regres menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan terikat adalah

sebagai berikut :

a. LDR memiliki pengaruh negatif terhadap ROA pada bank umum di

Indonesia dan besarnya koefisien 1,84. Artinya setiap kenaikan LDR

sebesar 1 persen maka akan menyebabkan penurunan rasio ROA sebesar

1,84 persen. Dengan demikian koefisien regresi bertanda negatif tidak

sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa LDR memberikan

pengaruh yang positif terhadap ROA bank umum di Indonesia, cateris

paribus. Hal ini bisa saja terjadi, karena kredit yang diberikan

dipengaruhi tingkat kualitasnya, bila semakin tinggi kredit yang diberikan

dan jika kredit tersebut bermasalah , maka hal ini akan menghambat profit

yang semestinya diperoleh, apalagi bila kredit bermasalah tersebut tidak

terselesaikan tentu penyelesain masalahnya akan menimbulkan biaya-

Page 88: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

biaya taktis seperti biaya penarikan jaminan, ongkos pengadilan, biaya

kuasa hukum dan sebagainya.

b. NIM memiliki pengaruh positif terhadap ROA pada bank umum di

Indonesia dan besarnya koefisien 13,47. Artinya setiap kenaikan NIM

sebesar 1 persen maka akan menyebabkan peningkatan rasio ROA

sebesar 13,47 persen.

c. BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap ROA pada bank umum di

Indonesia dan besarnya koefisien 1,61. Artinya setiap kenaikan BOPO

sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan penurunan rasio ROA sebesar

1,61 persen.

5.2 SARAN

1. Pemerintah melalui otoritas moneternya, hendaknya dapat mentransmisikan

kebijakan-kebijakan pada bank-bank umum untuk lebih mengutamakan

pencapaian sasaran setiap aspek yang memberikan pengaruh signifikan

terhadap kinerja bank mulai dari permodalan, kualitas aktiva, manajemen,

likuiditas serta secara keseluruhan mengelolanya untuk memperoleh

profitabilitas sehingga rentabilitasnya dapat meningkat.

2. Dengan menstabilkan rasio tingkat kesehatan dengan analisis likuiditas

dimana menjaga rasio LDR di posisi yang ideal dengan memperhatikan

kualitas kredit yang disalurkan supaya tidak menjadi kredit yang bermasalah

sehingga dapat memperoleh keuntungan dari kredit yang disalurkan bagi

bank.

Page 89: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

3. Kemudian melalui analisis rentabilitas yang baik yakni menjaga kestabilan

rasio ROA, NIM, dan BOPO pada posisi yang ideal dengan memaksimalkan

pendapatan/penghasilan dari seluruh kegiatan operasional bank, tentunya

dengan meminimalisasi biaya-biaya yang ada dalam kegiatan operasional

sehingga profit yang diharapkan dapat diperoleh melalui mekanisme yang

efektif dan efisien. Selain itu, dengan melakukan merger dan akuisisi dapat

meningkatkan ROA yang akan membuat bank memperoleh profit margin

yang baik.

4. Kesalahan pada masa lalu yaitu krisis moneter tahun 1997/1998 yang

merontokan perbankan harus menjadi pelajaran bagi pelaku atau setiap bankir

untuk menjaga masing-masing banknya dengan mengikuti standard kesehatan

bank yang sudah ditetapkan oleh otoritas moneter untuk mencapai kinerja

usaha yang terbaik.

5. Sejalan dengan itu, diharapkan penelitian yang akan datang agar lebih lagi

mengkaji perbankan secara keseluruhan dalam kinerjanya terhadap dunia

perbankan itu sendiri dan perekonomian secara umum sehingga hasil yang

diharapkan dapat lebih akurat.

Page 90: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian. Jakarta : UI Press.

Gudjarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kasmir.2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Keenam. Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada.

Kasmir 2002. Manajemen Perbankan. Edisi satu. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Manurung, Mandala. 2004. Uang Perbankan dan Ekonomi Moneter. Jakarta : UI

Press.

Nachrowi, Nachrowi Djajal, dan Hardius Usman. 2006. Ekonometrik Untuk Analisis

Ekonomi dan Keuangan. Jakarta : LPFE UI.

Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan

Eviews Dalam Ekonometrika. Medan : USU Press.

Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Kebijakan Moneter dan

Perbankan. Edisi Kelima. Kakarta : Lembaga Penerbit FE UI.

Sinungan, Muchdarsyah. 1994. Strategi Manajemen Bank Menghadapi Tahun 2000.

Jakarta : Rineka Cipta.

Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Warjiyo, Perry. 2004. Bank Sentral Republik Indonesia Sebuah Pengantar. Jakarta:

PPSK – Bank Indonesia.

, google.co.id. Penelusuran info perbankan indonesia

_____, Statistik Ekonomi & Perbankan Indonesia. 2002-2008. Bank Indonesia

Page 91: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Lampiran 1 DATA VARIABEL PENELITIAN Rasio Pokok Bank Umum di Indonesia

2006 5 1.43% 68.62% 98.40% 1.95% 2006 6 1.59% 68.63% 97.68% 2.39% 2006 7 1.44% 68.62% 98.58% 2.80% 2006 8 1.48% 68.27% 100.27% 3.17% 2006 9 1.56% 68.22% 101.12% 3.55% 2006 10 1.65% 67.63% 100.33% 4.01% 2006 11 1.67% 68.26% 100.57% 4.34% 2006 12 1.34% 68.38% 104.38% 4.74% 2007 1 1.31% 67.05% 94.69% 0.50% 2007 2 2.14% 69.69% 79.74% 1.08% 2007 3 1.88% 68.18% 90.87% 1.63% 2007 4 2.09% 68.00% 89.18% 2.16% 2007 5 1.84% 71.04% 84.64% 2.67% 2007 6 1.42% 71.56% 99.07% 3.16% 2007 7 1.84% 72.76% 95.02% 3.59% 2007 8 2.35% 72.49% 92.50% 4.16% 2007 9 2.36% 72.85% 88.90% 4.51% 2007 10 2.52% 73.60% 86.44% 4.60% 2007 11 3.11% 75.53% 87.01% 5.29% 2007 12 2.34% 75.90% 86.60% 5.72% 2008 1 1.38% 75.56% 85.43% 0.53% 2008 2 1.31% 75.62% 77.35% 1.04% 2008 3 1.95% 75.90% 77.91% 1.64% 2008 4 1.86% 77.48% 78.99% 2.16% 2008 5 2.32% 79.96% 79.17% 2.63% 2008 6 2.00% 82.23% 79.40% 3.08% 2008 7 1.98% 80.92% 77.54% 3.71% 2008 8 2.49% 83.43% 76.56% 4.14% 2008 9 3.61% 84.36% 76.46% 4.62%

TAHUN BULAN KE ROA LDR BOPO NIM TAHUN BULAN

KE ROA LDR BOPO NIM

2004 1 0.64% 49.78% 194.66% 0.43% 2004 2 0.68% 49.50% 153.16% 0.94% 2004 3 0.93% 50.81% 131.76% 1.44% 2004 4 1.07% 51.42% 123.05% 1.97% 2004 5 2.04% 53.30% 103.89% 2.52% 2004 6 2.56% 53.97% 98.68% 3.01% 2004 7 2.48% 53.10% 100.36% 3.47% 2004 8 2.88% 55.49% 98.12% 3.91% 2004 9 2.62% 56.08% 101.41% 4.46% 2004 10 2.80% 56.89% 101.61% 5.11% 2004 11 3.42% 57.73% 94.40% 5.56% 2004 12 3.33% 58.08% 99.14% 5.68% 2005 1 1.90% 58.46% 89.95% 0.54% 2005 2 2.14% 60.60% 97.07% 1.02% 2005 3 2.65% 61.31% 85.11% 1.53% 2005 4 2.94% 61.57% 85.06% 1.97% 2005 5 2.06% 65.42% 94.39% 2.44% 2005 6 2.44% 65.33% 95.30% 2.89% 2005 7 2.48% 65.39% 97.20% 3.33% 2005 8 3.14% 67.04% 100.79% 3.67% 2005 9 3.25% 65.64% 98.71% 4.01% 2005 10 2.79% 67.54% 104.51% 4.42% 2005 11 3.50% 66.65% 96.83% 4.82% 2005 12 2.68% 67.46% 98.06% 4.89% 2006 1 2.36% 67.18% 85.99% 0.37% 2006 2 0.96% 67.52% 97.95% 0.74% 2006 3 1.66% 67.90% 98.81% 1.15% 2006 4 1.48% 68.07% 97.88% 1.57%

Page 92: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Lampiran 2

Hasil Regresi Dependent Variable: LOG ROA Method: Least Squares Date: 01/18/09 Time: 01:12 Sample: 01 57 Included observations: 57

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -1.539441 0.478902 -3.214522 0.0022

LDR -1.840025 0.460573 -3.995083 0.0002 NIM 13.47166 1.921569 7.010762 0.0000

BOPO -1.606428 0.215856 -7.442124 0.0000 R-squared 0.711178 Mean dependent var -3.926130

Adjusted R-squared 0.684264 S.D. dependent var 0.387495 S.E. of regression 0.217735 Akaike info criterion -0.143487 Sum squared resid 2.512646 Schwarz criterion -0.000115 Log likelihood 8.089380 F-statistic 41.45443 Durbin-Watson stat 1.085335 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 93: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Lampiran 3

Uji Multikolinearitas LDR (X1), NIM (X2) dan BOPO (X3) Dependent Variable: LOG LDR Method: Least Squares Date: 03/04/09 Time: 12:18 Sample: 01 57 Included observations: 57

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.062468 0.078351 0.797288 0.4288

NIM 0.347072 0.852184 0.407273 0.6854 BOPO -0.500936 0.070836 -7.071735 0.0000

R-squared 0.496610 Mean dependent var -0.411456

Adjusted R-squared 0.477966 S.D. dependent var 0.133863 S.E. of regression 0.096718 Akaike info criterion -1.782829 Sum squared resid 0.505141 Schwarz criterion -1.675300 Log likelihood 53.81061 F-statistic 26.63632 Durbin-Watson stat 0.229613 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 94: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Lampiran 4

Uji Multikolinearitas NIM (X2), LDR (X1) dan BOPO (X3) Dependent Variable: LOG NIM Method: Least Squares Date: 03/04/09 Time: 12:21 Sample: 01 57 Included observations: 57

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.118982 1.553041 -2.008306 0.0496

LDR 0.340471 1.503276 0.226486 0.8217 BOPO -0.865819 0.701853 -1.233618 0.2227

R-squared 0.063829 Mean dependent var -3.728160

Adjusted R-squared 0.029156 S.D. dependent var 0.722434 S.E. of regression 0.711824 Akaike info criterion 2.209224 Sum squared resid 27.36145 Schwarz criterion 2.316753 Log likelihood -59.96289 F-statistic 1.840873 Durbin-Watson stat 1.031602 Prob(F-statistic) 0.168498

Page 95: Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank

Marnov P.P. Nainggolan : Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

Lampiran 5

Uji Multikolinearitas BOPO (X3), LDR (X1) dan NIM (X2) Dependent Variable: LOG BOPO Method: Least Squares Date: 03/04/09 Time: 12:24 Sample: 01 57 Included observations: 57

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.866453 0.113603 7.627005 0.0000

NIM -0.200595 0.958621 -0.209253 0.8350 LDR -1.359560 0.170672 -7.965933 0.0000

R-squared 0.550188 Mean dependent var -0.048191

Adjusted R-squared 0.533528 S.D. dependent var 0.159908 S.E. of regression 0.109215 Akaike info criterion -1.539803 Sum squared resid 0.644106 Schwarz criterion -1.432274 Log likelihood 46.88439 F-statistic 33.02503 Durbin-Watson stat 0.510784 Prob(F-statistic) 0.000000