30
ANALISIS PENGARUH KEMENARIKAN PESAN IKLAN DAN KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER TERHADAP BRAND AWARENESS UNTUK MENINGKATKAN BRAND ATTITUDE PASTA GIGI MEREK PEPSODENT Hafiedz Elyasa C2A607073 Dosen Pembimbing : Sri Rahayu Tri Astuti, SE., MM ABSTRACT The era of free trade and globalization on the mark with the ever- expanding products and services, leading to competition faced by business firms increasingly stringent. This causes the management company claimed to be more careful in determining competitive strategy addressing. Toothpaste is an important requirement for every individual in all segments and demographics, so the production of such products is very high every day along with the high demand. For that big companies like Unilever did not want to be left to compete in terms of toothpaste, then Unilever created the toothpaste products, namely toothpaste Pepsodent. The purpose of this study was to determine the effect of attractiveness advertising messages and credibility of celebrity endorser of the brand awareness to enhance brand attitude. This research is a descriptive type of research, research that describes the objects that relate to decisions of a general nature. Keywords: attractiveness Message Advertishing, Celebrity endorser Credibility, Brand Awareness, Brand Attitude.

analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

ANALISIS PENGARUH KEMENARIKAN PESAN IKLAN DAN

KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER TERHADAP BRAND

AWARENESS UNTUK MENINGKATKAN BRAND ATTITUDE PASTA

GIGI MEREK PEPSODENT

Hafiedz Elyasa

C2A607073

Dosen Pembimbing : Sri Rahayu Tri Astuti, SE., MM

ABSTRACT The era of free trade and globalization on the mark with the ever-

expanding products and services, leading to competition faced by business firms

increasingly stringent. This causes the management company claimed to be more

careful in determining competitive strategy addressing. Toothpaste is an

important requirement for every individual in all segments and demographics, so

the production of such products is very high every day along with the high

demand. For that big companies like Unilever did not want to be left to compete

in terms of toothpaste, then Unilever created the toothpaste products, namely

toothpaste Pepsodent.

The purpose of this study was to determine the effect of attractiveness

advertising messages and credibility of celebrity endorser of the brand awareness

to enhance brand attitude. This research is a descriptive type of research,

research that describes the objects that relate to decisions of a general nature.

Keywords: attractiveness Message Advertishing, Celebrity endorser Credibility,

Brand Awareness, Brand Attitude.

Page 2: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

1. PENDAHULUAN

Era perdagangan bebas dan globalisasi di tandai dengan semakin

meluasnya produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi

perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini menyebabkan manajemen

perusahaan dituntut untuk lebih cermat menyikapi dalam menentukan strategi

bersaing. Perusahaan selalu mencari ide-ide kreatif dan mengembangkan

tekhnologi maupun berusaha untuk dapat meningkatkan penjualan dan juga

memuaskan kebutuhan pelangganya. (Makmun, 2008).

Untuk dapat bersaing dengan produk sejenis perusahaan dituntut untuk

mampu memposisikan produknya di benak konsumen. Positioning produk harus

memberi arti penting bagi konsumen. Positioning ditujukan untuk menciptakan

gambaran tentang produk yang akan selalu diingat oleh konsumen dalam hal

kualitas serta dapat menciptakan keinginan konsumen untuk tetap mengkonsumsi

produk tanpa beralih ke produk pesaing. Posisi produk erat kaitanya dengan

kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen merupakan faktor penentu

kelangsungan hidup produk dan perusahaan. Dalam upaya memposisikan

produknya perusahaan sering melakukan promosi terutama menjalin hubungan

komunikasi dengan konsumen sehingga produknya dikenal luas oleh konsumen.

Komunikasi pemasaran saat ini memasang peranan penting bagi pemasar

untuk mengkomunikasikan produk dan jasanya kepada konsumen maupun

masyarakat. Komunikasi ini dimaksudkan agar pasar sasaran atau pembeli

potensial menyadari, mengetahui dan menyukai apa yang disediakan perusahaan.

Oleh karena itu sangat diperlukan adanya suatu komunikasi pemasaran yang

disebut juga dengan promosi. Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran

(marketing mix) yang terdiri dari iklan (advertising), pemasaran langsung (direct

marketing), promosi penjualan (sales promotion), kehumasan (public relation and

publicity), penjualan perorangan/tatap muka ( direct selling) (Kotler, 1997).

Salah satu program komunikasi adalah promosi. Promosi merupakan salah satu

elemen dari marketing mix yang dipakai perusahaan untuk memasarkan

produknya. Periklanan merupakan salah satu dari alat promosi yang paling umum

digunakan perusahaan untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan

Page 3: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

pembeli sasaran atau masyarakat. Inti dari periklanan adalah untuk memasukkan

sesuatu ke dalam pikiran konsumen, mengubah persepsi konsumen, dan

mendorong konsumen untuk bertindak (Kotler, 2003).

Iklan menggunakan selebriti banyak digunakan untuk menarik perhatian

konsumen. Di Indonesia sangat mudah kita temui produk yang diiklankan di

media cetak, radio dan televisi menggunakan selebritas sebagai model.

Penggunaan selebriti tidak terbatas pada produk yang low involvement (produk

yang berukuran kecil seperti pena, handphone), namun juga produk high

involvement ( produk yang berukuran besar sepreti mobil, motor). Penggunaan

selebriti sebagai model iklan bertujuan untuk menumbuhkan citra yang baik bagi

produk itu sendiri. Target utamanya adalah meningkatkan kepercayaan.

Diharapkan dengan adanya bintang iklan tersebut membuat konsumen percaya

pada produk dan perusahaan yang memproduksinya, sehingga mendorong

masyarakat untuk membelinya. Fungsi selebriti dari sisi lain adalah karena

selebritis menjadi idola bagi orang awam. Apa yang menjadi impian masyarakat

umum mampu digambarkan oleh selebriti. Mereka kadang mengidentikan dirinya

dengan figur yang dikaguminya. Perusahaan menggunakan selebritas sebagai

bintang iklan karena melalui mereka suatu produk akan lebih mudah diterima

pasar, dan mendapatkan perhatian di pasar (Kusudyarsana, 2004).

Pasta gigi merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi

pemeliharaan dan kesehatan gigi dan gusi. Kesadaran masyarakat akan pentingnya

kebersihan gigi membuat produsen pasta gigi sering kali mengeluarkan pasta gigi

jenis baru. Hal ini dapat dilihat di pasaran, bahwa pasta gigi yang ada tidak lagi

seperti pasta gigi dengan rasa segar, tetapi sudah sangat beragam macamnya.

PT. Unilever untuk saat ini menjadi market leader di pemasaran Indonesia

terutama pasta gigi untuk merek Pepsodent dengan ukuran antara 25 gram – 190

gram, dimana tingkat produksi rata-rata per hari 870.000 pcs. Barang produksi

tersebut dipasarkan melalui depo maupun outlet yang dikelola oleh PT. Excell.

Untuk setiap depo rata-rata sirkulasi atau perputaran barang pasta gigi ini 2

minggu.

Page 4: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

Keunggulan pasta gigi Pepsodent pada awal launching melaksanakan

positioning pada gigi lebih putih dan sehat yang selanjutnya disempurnakan

sebagai perawatan gigi. Pepsodent kemudian dilengkapi dengan baking soda,

setelah sebelumnya sukses dengan Pepsodent Zinc zitrate dan Triclosant.

Beberapa tahun sebelum sukses dengan nilai tambahan tersebut, telah sukses

dengan Fluoride dan Kalsium, sehingga terakhir ini fluoride di tambah menjadi

Fluoride bicarbonate calcium. Bahkan diperluas dengan Fluoride washmouth.

Dalam mengembangkan pemasaran, Pepsodent menggunakan product life cycle

strategy. Di samping mengembangkan produk content sebagai bagian product life

cycle strategy, juga terus melakukan inovasi dalam kemasan, rasa, warna, bentuk,

ukuran dan merancang produknya sesuai dengan segmentasi pasarnya yakni

dewasa dan anak-anak. Selain itu warnanya disesuaikan dengan warna-warna

trendi, yakni putih dan hijau baik isi maupun kemasannya. Volume/isi dari pasta

gigi Pepsodent memiliki ukuran kecil sampai besar, kesuksesan Pepsodent

tentunya menjadikan pabrikan lain terus mengembangkan produknya.

Iklan Pepsodent yang ditampilkan di televisi memiliki teknik penyampaian

yang menarik, misalnya : iklan Pepsodent parsial maupun iklan Pepsodent berseri.

Iklan Pepsodent parsial merupakan iklan Pepsodent yang dibuat dengan tokoh

berbeda dan cenderung tidak ada kaitanya dengan iklan sebelumnya maupun iklan

selanjutnya. Contoh iklan parsial tersebut dapat dilihat pada salah satu iklan

Pepsodent, ditampilkan seorang kakek yang mengajak cucunya untuk memeriksa

gigi ke dokter, iklan dimana ada seorang dokter mengadakan penelitian dengan

mencelupkan kapur tulis warna putih ke dalam suatu gelas takar yang berisi cairan

kimia dan sebagainya. Sedangkan iklan berseri merupakan iklan yang diperankan

dengan tokoh yang sama secara terus menerus, memiliki pesan yang berbeda dan

jalan cerita yang ditampilkan menceritakan suatu rutinitas kehidupan yang

berkesinambunangan. Contohnya iklan berseri yang menampilkan tokoh Tasya

pada tahun lalu, dan sekarang ini iklan berseri terbaru diperankan oleh Irgy

Fahrezy dan Dika. Yang berperan sebagai Ayah dan Anak dalam iklan Pepsodent

tersebut.

Page 5: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

Pasta gigi Pepsodent selalu membangun komunikasi kepada konsumen

melalui kampanye-kampanye kesehatan gigi mereka, seperti kampanye yang

terbaru mengenai kampanye “Sikat Gigi Pagi + Malam” yang mengetengahkan

dua tokoh: Ayah Adi dan Dika, ayah dan anak yang berbagi tips dan trik tentang

bagaimana menjadikan menyikat gigi lebih bisa dinikmati, dan tidak menjadi

pengalaman buruk bagi orang tua dan anak-anak. Dengan adanya iklan yang

menarik tersebut, Pepsodent dapat meningkatkan brand attitude para konsumen

serta Pepsodent dapat menduduki peringkat paling tinggi dibandingkan dengan

pesaing-pesaingnya.

Masalah yang dihadapi dalam pesan iklan pepsodent adalah kurang

dimengerti dan dipahami oleh konsumen dalam penyampaian pesan iklan tersebut.

Selain itu, celebrity yang digunakan dalam iklan Pepsodent kurang begitu

terkenal, jadi kurangnya ketertarikan konsumen dalam melihat iklan tersebut.

Dengan adanya masalah tersebut, lama kelamaan pengaruhnya terhadap brand

awarness menurun, maka juga akan menurunkan brand attitude pada konsumen.

Berdasarkan latar belakang uraian di atas, perumusan masalah dalam

penelitian ini adalahsebagai berikut: Bagaimana kemenarikan pesan iklan

berpengaruh terhadap Brand Awareness suatu produk? Bagaimana penggunaan

kredibilitas celebrity endorser dalam iklan berpengaruh terhadap Brand

Awareness suatu produk? Apakah Brand Awareness berpengaruh terhadap Brand

Attitude suatu produk kepada konsumen?

Berdasarkan permaslahan yang dirumuskan, maka tujuan penelitian yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk menganalisa

pengaruh daya tarik penyampaian pesan iklan terhadap Brand Awareness suatu

produk. Untuk menganalisa pengaruh penggunaan Celebrity Endorser pada iklan

terhadap Brand Awareness suatu poduk. Untuk menganalisa pengaruh Brand

Awareness terhadap Brand Attitude suatu produk kepada konsumen.

Page 6: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

2. TELAAH TEORI

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa

yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005).

Konsep dasar pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai

sasaran organisasi adalah perusahaan harus lebih menjadi efektif dibandingkan

para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai

pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.

Konsep pemasaran terdiri dari empat pilar, yaitu:

a. Pasar sasaran

b. Kebutuhan pelanggan

c. Pemasaran terintegrasi

d. Laba melalui kepuasan pelanggan (Kotler, 2005).

Peter dan Olson (2000) menyatakan bahwa brand awareness adalah

sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan

menciptakan brand awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan

kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang

selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan

keputusan.

Peter dan Olson (2000) menyatakan tingkat brand awareness dapat diukur

dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand yang mana yang dianggap

akrab oleh konsumen. Apakah pengingatan ulang atau brand awareness sudah

mulai memadai tergantung pada di mana dan kapan suatu keputusan pembelian

dilakukan. Strategi brand awareness yang tepat tergantung pada seberapa terkenal

brand tersebut. Kadang kala tujuan promosi adalah untuk memelihara tingkat

brand awareness yang sudah tinggi.

Brand awareness memiliki beberapa tingkatan dari tingkatan yang paling

rendah (tidak menyadari brand) sampai tingkatan yang paling tinggi yaitu Top of

Mind, yang bisa digambarkan dalam sebuah piramida. Piramida brand awareness

dari rendah sampai tingkat tertinggi adalah sebagai berikut:

Page 7: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness

Top of Mind

Brand Recal

Brand recognition

Unware of Brand

Sumber: David A. Aaker (1997)

1. Unware of Brand (Tidak menyadari brand) adalah tingkat paling rendah

dalam piramida brand awareness di mana konsumen tidak menyadari adanya

suatu brand.

2. Brand Recognition (pengenalan brand) adalah tingkat minimal brand

awareness, di mana pengenalan suatu brand mucul lagi setelah dilakukan

pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall).

3. Brand Recall (pengingatan kembali brand) adalah pengingatan kembali

brand tanpa bantuan.

4. Top of Mind (puncak pikiran) adalah brand yang disebutkan pertama kali

muncul dalam benak konsumen (Durianto dkk., 2004).

Efektifitas iklan dapat dilihat dari dua sudut pandang hasil/dampak, yaitu

dampak komunikasi dari suatu iklan yang meliputi pengaruhnya pada kesadaran,

pengetahuan dan preferensi, dan yang kedua adalah dampak terhadap penjualan

dimana dampak ini lebih sulit untuk diukur karena penjualan dipengaruhi oleh

banyak faktor (Kotler, 2003).

Iklan yang menarik adalah iklan yang mempunyai daya tarik, yaitu

memiliki kemampuan untuk menarik pasar (audience) sasaran. Pesan-pesan yang

akan disampaikan dapat dapat disajikan dalam gaya penyampaian yang berbeda-

Page 8: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

beda yaitu dengan menampilkan : cuplikan kehidupan individu atau kelompok,

gaya hidup individu, fantasi tentang produk, suasana hati (mood) atau citra seputar

produk, musik untuk lebih menghidupkan pesan, simbol kepribadian untuk

menciptakan karakter yang mempersonifikasikan produk, memamerkan keahlian

dan pengalaman perusahaan dalam menghasilkan produk, bukti-bukti ilmiah

keunggulan produk, bukti kesaksian dari orang-orang terkenal (Fandi Tjiptono,

1997).

Shimp (2003) membagi endorser ke dalam dua tipe, yaitu celebrity

endorser dan typical-person endorser. Penggunaan selebriti di dalam mendukung

iklan memiliki empat alasan utama, yaitu: Pemasar rela membayar tinggi selebriti

yang banyak disukai oleh masyarakat. Selebriti digunakan untuk menarik

perhatian khalayak dan meningkatkan awareness produk. Pemasar mengharapkan

persepsi konsumen terhadap produk tersebut akan berubah. Penggunaan selebriti

menimbulkan kesan bahwa konsumen selektif dalam memilih dan meningkatkan

status dengan memiliki apa yang digunakan oleh selebriti. Sedangkan pemasar

memilih typical-person endorser untuk mendukung iklan, dengan alasan: Typical-

person endorser biasanya digunakan sebagai bentuk promosi testimonial untuk

meraih kepercayaan konsumen. Typical-person endorser dapat lebih diakrabi oleh

konsumen karena mereka merasa memiliki kesamaan konsep diri yang aktual

(actual-self concept), nilai-nilai yang dianut, kepribadian, gaya hidup (life styles),

karakter demografis, dan sebagainya.

Untuk mengukur kredibilitas endorser, menurut Kotler (2000) dalam

Kussudyarsana (2004) ada tiga faktor/indikator yaitu expertise, trustworthiness

dan likability. Keahlian (expertise) yaitu pengetahuan khusus yang dimiliki oleh

komunikator. Trustworthiness berkaitan dengan seberapa objektif dan kejujuran

dari endorser bisa diterima. Likability menggambarkan daya tarik endorser.

Semakin memenuhi syarat ketig komponen tersebut, maka akan semakin kredibel

endorser. Hal yang sama dikemukakan oleh Ohanian (1990), menurutnya ada tiga

komponen yang mempengaruhi kredibilitas endorser, yaitu keahlian, kepercayaan,

dan ketertarikan. Sedangkan menurut Royan (2005) penggunaan endorser dalam

Page 9: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

iklan perlu dievaluasi dengan empat indikator, yaitu popularitas, kredibilitas, daya

tarik, dan kekuatan untuk menggerakkan target.

Sikap terhadap merek ditampilkan sebagai fungsi ganda dari kepercayaan

yang terpenting yang dimiliki konsumen tentang suatu merek (sebagai contoh,

tingkatan tentang sejauh mana sesuatu yang dipikirkan konsumen bahwa suatu

merek memiliki beberapa atribut atau kegunaan di dalamnya). Dan juga penilaian

evaluative dari kepercayaan itu (maksudnya, seberapa baik atau buruk atribut atau

kegunaan yang dimiliki oleh suatu merek) (Fishbein, Keller, 1998).

Selanjutnya Chaundhuri (1999) mengatakan bahwa sikap terhadap merek

(brand attitude) adalah evaluasi keseluruhan konsumen terhadap merek, dalam

model ekuitas merek ditemukan bahwa peningkatan pangsa pasar terjadi ketika

sikap terhadap merek makin positif. Sikap terhadap merek tertentu sering

mempengaruhi apakah konsumen akan membeli atau tidak. Sikap positif terhadap

merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap

merek tersebut, sebaliknya jika negatif akan menghalangi konsumen tersebut

untuk melakukan pembelian (Sutisna, 2002).

Hipotesis

Penulis mengemukakan suatu hipotesis untuk identifikasi masalah dan

tujuan penelitian sebagai berikut :

H1 : Kemenarikan pesan iklan berpengaruh positif terhadap brand awareness.

Semakin baik kemenarikan pesan iklan maka semakin baik brand

awareness suatu produk.

H2 : Kredibilitas celebrity endorser berpengaruh positif terhadap brand

awareness. Semakin baik kredibilitas celebrity endorser maka semakin baik

brand awareness suatu produk.

H3 : Brand awareness berpengaruh positif terhadap brand attitude. Semakin baik

brand awareness maka semakin baik brand attitude suatu produk.

Page 10: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

3. METODE PENELITIAN

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat / nilai dari orang objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2001).

Variabel penelitian ini terdiri dari tiga macam variabel, yaitu variabel

terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya.

Variabel intervening atau variabel yang menghubungkan antara variabel bebas

dengan variabel terikat. Serta variabel bebas (independent variable) atau variabel

yang tidak tergantung pada variabel yang lainnya. Variabel-variabel yang

digunakan pada penelitian ini adalah:

a) Variabel terikat (Dependent Variable) yaitu brand attitude pasta gigi merek

Pepsodent (Y2).

b) Variabel Intervening yaitu brand awareness pasta gigi merek Pepsodent (Y1).

c) Variabel bebas (Independent Variable) yaitu alasan keputusan pembelian

pasta gigi merek Pepsodent (X) yang meliputi 2 dimensi, yaitu:

1) Kemenarikan Pesan Iklan (X1)

2) Kredibilitas Celebrity Endorser (X2)

Dalam penelitian tersebut, brand attitude menjadi variabel dependent

dengan indikator sebagai berikut: Tertarik (tertarik untuk menggunakan merek

tersebut), kepercayaan (percaya terhadap merek tersebut), sikap positif (konsumen

ingin memakai serta menggunakan kembali merek tersebut).

Brand awareness yang menjadi variabel intervening, memiliki indikator

sebagai berikut: Mudah diingat (Tertanam dalam benak konsumen tentang brand

suatu produk/ kemampuan mengingat merek dalam level top of mind), Mudah

dikenali (merek mudah dikenali jenis dan tipenya), ingat merek (kemampuan

konsumen dalam mengingat kembali merek).

Variabel independen yaitu kemenarikan pesan iklan dengan indikator

sebagai berikut: Menarik (Iklan menampilkan sesuatu yang beda dan unik

sehingga dapat menarik konsumen), kreatif (iklan menampilkan hal-hal yang baru

dan berbeda dari pesaingnya), kesan positif (memiliki kesan positif dimata

konsumen). Sedangkan variabel independen yang kedua adalah kredibilitas

Page 11: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

celebrity endorser dengan indikator sebagai berikut: Kepribadian selebritis

(selebriti yang digunakan harus memliki kepribadian yang baik), terkenal atau

ternama (selebriti yang digunakan harus terkenal dan ternama di masyarakat),

karakter selebritis (Selebritis yang digunakan memiliki karakter yang sesuai

dengan produknya).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Universitas

Diponegoro Semarang yang mengetahui iklan pasta gigi merek Pepsodent.

Penentuan jumlah sampel yang representatif menurut (Ferdinand, 2003) adalah

tergantung pada jumlah indikator dikalikan 5-10

n = Jumlah indikator x 9

Dalam penelitian ini kuesioner menggunakan pertanyaan tertutup dan

terbuka. Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih 2 minggu. Pengukuran

variabel dilakukan dengan skala Likert yang menggunakan metode scoring

sebagai berikut :

Sangat

tidak setuju

Sangat

Setuju

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Angka 1 menunjukkan bahwa responden tidak mendukung terhadap pertanyaan

yang diberikan. Sedangkan angka 10 menunjukkan bahwa responden mendukung

terhadap pertanyaan yang diberikan.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2006). Suatu kuesioner dikatakan

reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu.

Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam

penelitian ini adalah mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha.

Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliable akan dilakukan pengujian

reliablitas kuesioner dengan bantuan kuesioner dengan bantuan program komputer

SPSS. Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah (Ghozali, 2006) :

Page 12: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

• Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikansi 60% atau 0,6

maka kuesioner tersebut reliable.

• Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60% atau 0,6

maka kuesioner tersebut tidak reliable.

1∑

dan ∑ ∑

Dimana :

r = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

2 = varian total

2 = jumlah varian butir

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih

Uji Validitas

Untuk mendukung analisis regresi dilakukan uji validitas dan uji

reliabilitas. Uji validitas dalam penelitian ini digunkan untuk menguji kevalidan

kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,

2006).

digunakan rumus teknik korelasi product moment ( Umar, 2003 ) :

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Dimana :

r = koefisien korelasi

Page 13: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

n = jumlah observasi/responden

X = skor pertanyaan

Y = skor total

Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing-

masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur yaitu

menggunakan Coefficient Corelation Pearson dalam SPSS. Jika nilai signifikansi

(P Value) > 0,05 maka tidak terjadi hubungan yang signifikan.

Model penelitian ini dapat dijelaskan dengan model linier sebagai berikut:

Y1 = α + b1X1 + b2X2 + e (Persamaan 1)

Y2 = α + b1Y1 + e (Persamaan 2)

Dimana:

Y1 = Brand awareness

Y2 = Brand attitude

α = Konstanta

X1 = Kredibilitas celebrity endorser

X2 = Kemenarikan pesan iklan

b1, b2 = Besaran koefisien dari masing-masing variabel

e = Error

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. (Ghozali, 2006).

Pengujian reliabillitas dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus cronbach

alpha. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing variabel dapat dilihat

pada Tabel di bawah ini:

Uji Reliabilitas

No Variabel Penelitian Cronbach

Alpha

Alpha Kritis Keterangan

1 Kemenarikan Pesan

Iklan 0,794 > 0,60 Reliabel

Page 14: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

2 Kredibilitas

Celebrity Endorser 0,733 > 0,60 Reliabel

3 Brand Awareness 0,729 > 0,60 Reliabel

4 Brand Attitude 0,760 > 0,60 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah (2011)

Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel

mempunyai koefisien alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,6 sehingga dapat

dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah

reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan kuesioner yang handal.

Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut

(Ghozali, 2006). Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS. Nilai

korelasi lebih besar dari nilai r tabel maka menunjukkan nilai item yang valid.

Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Uji Validitas

No Keterangan Korelasi r Tabel Keterangan

1 Kemenarikan Pesan Iklan:

Indikator 1 0,827 0,187 Valid

Indikator 2 0,860 0,187 Valid

Indikator 3 0,838 0,187 Valid

2 Kredibilitas Celebrity Endorser:

Indikator 1 0,832 0,187 Valid

Indikator 2 0,838 0,187 Valid

Indikator 3 0,750 0,187 Valid

3 Brand Awareness:

Indikator 1 0,839 0,187 Valid

Indikator 2 0,834 0,187 Valid

Page 15: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

Indikator 3 0,740 0,187 Valid

4 Brand Attitude:

Indikator 1 0,788 0,187 Valid

Indikator 2 0,881 0,187 Valid

Indikator 3 0,797 0,187 Valid

Sumber: Data primer yang diolah (2011)

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan untuk

mengukur variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai nilai

korelasi item-total lebih besar dari r tabel. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa

semua indikator tersebut adalah valid.

Analisis Regresi

Berdasarkan perhitungan regresi berganda antara kemenarikan pesan iklan,

kredibilitas celebrity endorser, dan brand awareness terhadap brand attitude

dengan menggunakan program SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:

Uji Model Regresi Persamaan Pertama

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 7.878 2.640 2.984 .004

Kemenarikan Pesan

Iklan

.468 .065 .589 7.211 .000 .949 1.054

Kredibilitas Celebrity

Endorser

.196 .080 .201 2.461 .015 .949 1.054

endent Variable: Brand Awareness

Dari tabel 4.8 maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut:

Y1 = 0,589 X1+ 0,201 X2

Adapun ringkasan hasil pengolahan data persamaan regresi dua dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Page 16: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

Uji Model Regresi Persamaan Kedua

Dari tabel 4.9 maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut:

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 19.531 1.573 12.419 .000

Brand

Awareness

.209 .067 .288 3.102 .002 1.000 1.000

endent Variable: Brand Attitude

Y2= 0,288 Y1

Uji Normalitas Data

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang

baik adalah data distribusi yang normal.

Uji Normalitas Persamaan Pertama

 

Page 17: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

Gambar di atas menunjukkan bahwa residual terdistribusi dengan normal,

hal ini dibuktikan dengan bentuknya yang simetris, tidak menceng kekanan

ataupun kekiri.

Berdasarkan hasil analisis data pada gambar di atas maka dapat diketahui

bahwa data pada kedua model regresi tersebut menyebar di sekitar garis diagonal

dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas, karena data dari hasil jawaban responden tentang kemenarikan pesan

iklan, kredibilitas celebrity endorser dan brand awareness adalah menyebar

diantara garis diagonal.

Uji Normalitas Persamaan Kedua

Page 18: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

Gambar di atas menunjukkan bahwa residual terdistribusi dengan normal,

hal ini dibuktikan dengan bentuknya yang simetris, tidak menceng kekanan

ataupun kekiri.

Begitu juga dengan hasil analisis data pada gambar di atas maka dapat

diketahui bahwa data pada kedua model regresi tersebut menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas, karena data dari hasil jawaban responden tentang variabel

brand awareness dan brand attitude adalah menyebar diantara garis diagonal.

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara independennya.

Uji Multikolinearitas Persamaan Pertama Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

Page 19: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

(Constant) 7.878 2.640 2.984 .004

Kemenarikan Pesan Iklan .468 .065 .589 7.211 .000 .949 1.054

Kredibilitas Celebrity

Endorser

.196 .080 .201 2.461 .015 .949 1.054

endent Variable: Brand Awareness

Sumber: Data primer yang diolah (2011)

Berdasarkan hasil tersebut maka dalam model regresi tidak terjadi

multikolinearitas atau korelasi yang sempurna antara variabel-variabel bebas,

yaitu kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas celebrity endorser mempunyai VIF

< 10 dan TOLERANCE > 0,1. Hal ini berarti tidak terjadi Multikolinearitas.

Uji Multikolinearitas Persamaan Kedua

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 19.531 1.573 12.419 .000

Brand

Awareness

.209 .067 .288 3.102 .002 1.000 1.000

ndent Variable: Brand Attitude

Hal serupa juga terjadi pada tabel di atas maka dalam model regresi tidak

terjadi multikolinearitas atau korelasi yang sempurna pada variabel brand

awareness mempunyai VIF < 10 dan TOLERANCE > 0,1. Hal ini berarti tidak

terjadi Multikolinearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan VARIANCE dari suatu pengamatan

kepengamatan yang lain. Jika VARIANCE dari residual satu pengamatan

lain tetap, maka disebut homokedastis dan jika berbeda maka disebut

heterokedastis. Model regresi yang baik adalah bersifat homokedastis.

Page 20: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

Uji Heterokedastisitas Persamaan Pertama

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa tidak ada pola yang jelas,

serta titik titik menyebar di atas dan di baawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi Heterokedastisitas.

Uji Heterokedastisitas Persamaan Kedua

Berdasarkan uji heterokedastisitas kedua pada gambar di atas diketahui

bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heterokedastisitas

Uji Hipotesis

1. Uji t

Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas

secara parsial atau individual menerangkan variabel terikat.

Page 21: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

Uji t Persamaan Pertama

Uji t Persamaan Kedua

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 7.878 2.640 2.984 .004

Kemenarikan Pesan Iklan .468 .065 .589 7.211 .000 .949 1.054

Kredibilitas Celebrity Endorser .196 .080 .201 2.461 .015 .949 1.054

endent Variable: Brand Awareness

Hasil analisis uji t adalah sebagai berikut:

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 19.531 1.573 12.419 .000

Brand Awareness .209 .067 .288 3.102 .002 1.000 1.000

endent Variable: Brand Attitude

1. Uji hipotesis kemenarikan pesan iklan terhadap brand awareness. Dari

hasil perhitungan yang diperoleh t hitung untuk X1 sebesar 7,211 dengan

probabilitas sebesar 0,000. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%

diperoleh nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, dengan demikian berarti

Hipotesis 1 (H1) diterima. Arah koefisien regresi positif dan signifikan

terhadap brand awareness. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika

kemenarikan pesan iklan semakin baik , maka brand awareness juga akan

semakin baik.

2. Uji hipotesis pengaruh kredibilitas celebrity endorser terhadap brand

awareness. Dari hasil perhitungan yang diperoleh t hitung untuk X2

sebesar 2,461 dengan probabilitas sebesar 0,015. Dengan menggunakan

taraf signifikansi 5% diperoleh nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05,

dengan demikian berarti Hipotesis 2 (H2) diterima. Arah koefisien regresi

Page 22: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

positif dan signifikan terhadap brand awareness. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa jika daya tarik iklan semakin baik, maka brand

awareness juga akan semakin baik.

3. Uji hipotesis pengaruh brand awareness terhadap brand attitude. Dari

hasil perhitungan yang diperoleh t hitung untuk Y1 sebesar 3,102 dengan

probabilitas sebesar 0,002. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%

diperoleh nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, dengan demikian berarti

Hipotesis 3 (H3) diterima. Arah koefisien regresi positif dan signifikan

terhadap brand attitude. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika brand

awareness semakin baik, maka brand attitude juga akan semakin baik.

2. Uji F

Untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variable-variabel

independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variable

dependen dilakukan dengan menggunakan uji F test yaitu dengan cara

membandingkan antara F hitung dengan F tabel.

Uji F Persamaan Pertama ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 312.084 2 156.042 26.360 .000a

Residual 621.574 105 5.920

933.657 107

ctors: (Constant), Kredibilitas Celebrity Endorser, Kemenarikan Pesan Iklan

endent Variable: Brand Awareness

Sumber: Data primer yang diolah (2011)

Dari hasil perhitungan statistik yang menggunakan SPSS yang tertera pada

tabel di atas, diperoleh nilai F sebesar 26,360 dengan tingkat signifikansi 0,000.

Nilai signifikansi yang dihasilkan tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti

bahwa variabel brand awareness dapat dijelaskan secara signifikan oleh

kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas celebrity endorser.

Page 23: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

Uji F Persamaan Kedua ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 40.711 1 40.711 9.622 .002a

Residual 448.474 106 4.231

489.185 107

ctors: (Constant), Brand Awareness

endent Variable: Brand Attitude

Sumber: Data primer yang diolah (2011)

Begitu juga dengan tabel di atas, diperoleh nilai F sebesar 9,622 dengan

tingkat signifikansi 0,002. Nilai signifikansi yang dihasilkan tersebut lebih kecil

dari 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel brand attitude dapat dijelaskan secara

signifikan oleh brand awareness.

Uji Kebaikan Model (R2)

Koefisien determinasi merupakan petunjuk mengenai besarnya pengaruh

variable bebas terhadap variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi

ditunjukkan dengan nilai adjusted R2. Hasil penelitian ini memberikan hasil nilai

adjusted R2 pada tabel di bawah sebesar 0,322. Hal ini mengindikasikan bahwa

32,2 % brand awareness dapat dijelaskan oleh kemenarikan pesan iklan dan

kredibilitas celebrity endorser, sedangkan selebihnya 67,8 % brand awareness

dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak termasuk dalam model ini. Hal ini

mengindikasikan bahwa brand awareness tidak hanya dipengaruhi oleh

kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas celebrity endorser, namun ada variabel

lain yang mempengaruhi brand awareness.

Koefisien Determinasi Persamaan Pertama

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .578a .334 .322 2.43305

Page 24: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

a. Predictors: (Constant), Kredibilitas Celebrity Endorser,

Kemenarikan Pesan Iklan

b. Dependent Variable: Brand Awareness

Koefisien Determinasi Persamaan Pertama

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

.288a .083 .075 2.05691

a. Predictors: (Constant), Brand Awareness

b. Dependent Variable: Brand Attitude

Pada tabel 4.17 nilai adjusted R2 pada sebesar 0,075. Hal ini

mengindikasikan bahwa 7,5% brand attitude dapat dijelaskan oleh brand

awareness, sedangkan selebihnya 92,5% brand attitude dipengaruhi oleh variabel

lainnya yang tidak termasuk dalam model ini. Hal ini mengindikasikan bahwa

brand attitude tidak hanya dipengaruhi oleh brand awareness, namun ada variabel

lain yang mempengaruhi brand attitude.

5. SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Variabel Kemenarikan Pesan Iklan (X1) yang memiliki tingkat signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05 memenuhi syarat untuk menjadi variabel pendukung

Brand Awareness. Dilihat dari alasan-alasan yang dikemukakan oleh

beberapa responden, mereka mengemukakan bahwa, pesan dalam iklan

pasta gigi Pepsodent sifatna mendidik dan mudah diingat, selain itu dalam

pesan iklan yang disampaikan tersebut mengajarkan cara menggosok gigi

yang benar dan asyiknya menggosok gigi. Maka kemenarikan pesan iklan

tersebut dapat mempengaruhi brand awareness pasta gigi Pepsodent.

Page 25: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

2. Variabel Kredibilitas Celebrity Endorser (X2) menjadi variabel kedua

yang memiliki tingkat signifikansi 0,015. Nilai signifikansi tersebut

memenuhi syarat untuk menjadi variabel pendukung terhadap brand

awareness karena nilainya < 0,05. Dilihat dari alasan-alasan yang

dikemukakan oleh beberapa responden, mereka mengemukakan bahwa,

bintang iklan pasta gigi Pepsodent memiliki kepribadian yang baik, serta

sudah memiliki karakter yang cocok untuk membawakan iklan pasta gigi

Pepsodent tersebut.

3. Variabel Brand Awareness (Y1) merupakan variabel intervening yang

memiliki tingkat signifikansi 0,002 < 0,05, maka brand awareness memenuhi

syarat untuk menjadi variabel pendukung untuk brand attitude. Dilihat dari

alasan-alasan yang dikemukakan oleh responden, mereka mengemukakan

bahwa, para responden memiliki kesadaraan akan pasta gigi Pepsodent yang

besar karena dari iklan yang mudah diingat, pesan iklan yang disampaikan

mendidik, serta kualitas Pepsodent yang memang bagus membuat para

konsumen sadar akan merek tersebut. Maka dari hal tersebut juga dapat

mempengaruhi sikap akan merek tersebut, konsumen akan memiliki sikap

yang positif terhadap pasta gigi Pepsodent dan akan loyal untuk

menggunakanya kembali.

4. Variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah variabel

Kemenarikan Pesan Iklan (X1) dengan tingkat signifikansi 0,000 diikuti

variabel Brand Awareness (Y1) dengan tingkat signifikansi 0,002 dan

pengaruh yang paling kecil adalah variabel Kredibilitas Celebrity

Endorser (X2) dengan tingkat signifikansi 0,015.

5. Dengan menggunakan uji F didapatkan hasil bahwa variabel independen

dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap Brand Awareness (Y1), serta variabel

Brand Awareness yang memiliki tingkat signifikansi 0,002 < 0,05, maka

variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Brand

Attitude (Y2).

Page 26: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

Keterbatasan Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa kekurangan

dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini. Kelemahan dan kekurangan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Jumlah responden yang diteliti hanya 108 orang, hal ini dikarenakan

sulit menentukan responden yang dapat mengemukakan pendapat apa

adanya dan sejujur-jujurnya.

b. Variabel-variabel yang diteliti hanya terdiri atas tiga variabel

(Kemenarikan Pesan Iklan, Kredibilitas Celebrity Endorser, serta

Brand Awareness yang menjadi variabel interveningnya), karena

keterbatasan waktu dan responden serta karena ketiga variabel tersebut

dianggap dapat menjelaskan variabel yamg mempengaruhi Brand

Attitude.

Saran bagi Perusahaan

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

diajukan saran-saran pelengkap terhadap hasil penelitian yang dapat diberikan

sebagai berikut :

1. Perusahaan harus mampu membuat iklan yang pesan dalam iklan

Pepsodent tersebut mudah dipahami masyarakat atau konsumen,

karena dengan iklan yang menarik, akan memunculkan ketertarikan

para konsumen untuk membeli produk tersebut.

2. Pepsodent sebaiknya menggunakan atau menampilkan celebrity endorser

lebih terkenal dan popular pada saat ini serta diusahakan celebrity yang

digunakan memiliki gigi yang bagus agar konsumen lebih yakin dan

percaya akan produk tersebut. Karena dengan iklan yang berbeda dari

pesaingnya dan apabila iklan tersebut lebih menarik, maka dapat

berpengaruh juga terhadap konsumen untuk menggunakan produk

tersebut.

3. Pepsodent harus lebih gencar lagi untuk melakukan program-program

yang diadakan di sekolah-sekolah, serta membawa langsung dokter

gigi untuk menunjukkan bahwa Pepsodent merupakan pasta gigi yang

Page 27: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

dapat diunggulkan, dengan adanya kegiatan tersebut, maka akan

menambah keyakinan pada konsumen untuk menggunakan produk

tersebut.

Saran untuk Penelitian yang akan Datang

1. Jumlah responden yang diteliti hanya 108 orang, disarankan untuk

penelitian selanjutnya jumlah responden yang diteliti lebih banyak.

2. Responden yang diambil tidak hanya mencakup mahasiswa Fakultas

Ekonomi S1 Universitas Diponegoro, sehingga bisa mewakili seluruh

lapisan masyarakat terhadap brand attitude pasta gigi Pepsodent.

3. Pengumpulan data yang dilakukan sebaiknya bukan hanya melalui

kuesioner namun dapat dilakukan dengan wawancara langsung sehingga

akan memperoleh informasi yang lebih mendalam dari responden.

4. Penelitian terbatas pada tiga variabel, untuk penelitian selanjutnya

diharapkan untuk menggunakan variabel yang lebih banyak atau

berbeda dengan penelitian ini untuk menguji konsistensi penelitian.

Page 28: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

REFERENSI

Assael H. (2002), Consumers Behavior and Marketing Action, Edisi 3,

SouthWestern College Publishing, Cincinatti,OH.

Burton, Graeme. 2007. Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kepada

KajianTelevisi. Yogyakarta: Jalasutra.

Byrne, Whitehead, dan Breen. 2003. The truth of celebrity endorsement

Durianto, Darmadi, Sugiarto, dan Budiman, Lie Joko. 2004. Brand Equity

Ten,Strategi Memimpin Pasar. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Durianto, Darmadi, CICILIA Liana. 2004. ”Analisa efektifitas iklan Televisi

SoftenerSoft & Fresh di Jakarta”. Jurnal Ekonomi Perusahaan. VOL. 11

No. 1, Maret

Basu, Swastha, dan Hani, Handoko, 2002, Manajemen Pemasaran : Analisa

Perilaku Konsumen, Edisi I, BPFE Yogyakarta.

Basu, Swastha, DH dan Irawan, 2002, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty:

Yogyakarta.

Belch, George E & Michael A. Belch, 2003. Advertising and Promotion : An

Integrated Marketing Communication Perspective, Internasional Edition,

McGraw Hill, New York. Kotler,Philip dan Gary Amstrong. 1997. Dasar- Dasar Pemasaran Jilid

2.Prenhallindo. Jakarta

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2006. Marketing Management. 12th

edition..New Jersey : Prentice Hall

Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran jilid 1, edisi kesebelas, Indeks,

Jakarta.

Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran jilid 2, edisi kesebelas, Indeks,

Jakarta.

Kurniawati,Dyah. 2009. Studi Tentang Sikap Terhadap merek dan Implikasinya

PadaMinat Beli Ulang. Universitas Dipongoro, Semarang

Kussudyarsana. 2004. Fenomena Selebritas sebagai Model Iklan Dari

SudutPandang Sumber Pesan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Marketing.No O3/X/Maret 2010

Page 29: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

Marketing.No O2/X/Februari 2010

Mittal, Banwari.1994. ”Public Assessment of TV Advertising ; Faint Praise

andHarsh Criticism”. Jurnal of Advertising Reseach. Januari-Februari,

Vol. 34 (1)

Ohanian, Roobina,1990. ”Construction and Validation of a scale to

measureCelebrity Endorsers Perceived Expertise, Trustworthinesess

andAttractiveness”, Journal of Marketing. Vol 19 (3)

Peter, J. Paul. dan Jerry, C. Olson. 2000. Consumer Behavior, Perilaku

Konsumendan Strategi Pemasaran; alih bahasa, Sihombing, Damos.

Jakarta: ErlanggaPublishing Company, Boston Massachusset, AS.

Riyanto, Makmun. 2008. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Iklan

danImplikasinya Terhadap Sikap Merek.

Shimp, Terence A. 2000/2003. Advertising Promotion and Supplement Aspect

ofIntegrated Marketing Communication5th Edition ; Alih Bahasa :

PeriklananPromosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran

Terpadu, edisi ke-5 ,Terjemahan: Reyvani Syahrial. Jakarta : Erlangga

Simamora, Bilson. 2003. Aura Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Silvera, dan Austad. 2003. Factors Predicting the effectiveness of

celebrityendorsement advertisement.

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeto. Bandung

Susanto, dan Wijanarko, Himawan. 2004. Power Branding, Membangun

MerekUnggul dan Organisasi Pendukungnya. Jakarta: PT. Mizan.

Tampubolon, Viviyanti. 2006. Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan

Pembelian Pasta Gigi Pepsodent.

Wulandari. 2009. Analisis Pengaruh kreatifitas Iklan dan Kredibilitas

EndorserTerhadap Efektifitas Iklan Serta Implikasinya pada sikap

terhadap Merek.Universitas Diponegoro.

Husni, Ahmad Rifqy. 2010. Analisis Pengaruh Brand Awareness terhadap

Brand Attitude. Universitas Diponegoro.

Page 30: analisis pengaruh kemenarikan pesan iklan dan kredibilitas

Novita, Eta. 2010. the Effect of Brand Characteristic, Company

Characteristicand Consumer–Brand CharacteristictoBrand Loyaltyof

Pepsodent Toothpaste Product. Universitas Gunadarma.

Yulistiano, Muhammad, Retno Tanding Suryandari, 2003, Pengukuran

AdvertisingRespone Modelling (ARM) Iklan Televisi Denag Endorser

Selebritis dannonSelebritis. Emperika, Vol.16 no 2 Desember, UNS

Surakarta.

Tjiptono, Fandi, 1997, Strategi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandi, 2001, Strategi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Ferdinand, Augusty, 2006, Metode Penelitian Manajemen, edisi kedua, Badan

Penerbit UNDIP, Semarang.

Ghozali, Imam, 2007, Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS, Badan

Penerbit UNDIP, Semarang.

Ghozali, Imam, 2009, Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS

17, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

http//www.google.com

http//www.unilever.com

http//www.Pepsodent.com