Upload
trinhkhanh
View
223
Download
0
Embed Size (px)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL,
KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN
PENJUALAN PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007-2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh:
DHERMAGA SURYA WICAKSANA
F0208053
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Keluargaku tercinta, Ibu, Bapak, Mas Dhita,
Mbak Nana, dan Keisha yang selalu
mendoakan dan menyemangatiku
Sahabat dan teman-teman yang selalu
penulis bangggakan
Almamater Fakultas Ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN MOTTO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, sang
penguasa alam semesta beserta isinya serta pemegang kendali roda kehidupan,
atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN
STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN,
DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN PERUSAHAAN PADA KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007-
2010,” yang merupakan sebagian persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat lepas dari
bantuan banyak pihak. Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Dr. Hunik Sri Runing S.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
3. Bapak Reza Rahardian, Se, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Prof. Dr. Hartono, M.S., selaku pembimbing skripsi yang telah
mengarahkan dan membimbing penulis hingga terselesaikannya
penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Atmadji, M.M., selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan pengarahan dalam perkuliahan selama di Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan, dan pengalaman yang penulis miliki. Akhir kata,
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi semua pihak
yang berkepentingan.
Surakarta, Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….. iv
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………….. v
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xii
ABSTRAK …………………………………………………………………… xiii
ABSTRACT ………………………………………………………………….. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………. 7
C. Tujuan penelitian …………………………………………... 8
D. Manfaat penelitian …………………………………………. 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Landasan teori ……………………………………………… 10
1. Struktur Modal …………………………………………. 10
2. Teori Struktur Modal …………………………………… 12
a. Teori Pertukaran (Trade-off)………………………… 12
b. Teori Pecking Order………………………………… 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
3. Dividend Policy ………………………………………… 15
4. Ukuran Perusahaan ……………………………………... 16
a. Teori Teknologi …………………………………….. 17
b. Teori Organisasi ……………………………………. 17
c. Teori Institusional ………………………………….. 19
5. Pertumbuhan Penjualan ………………………………… 19
6. Kinerja Keuangan Perusahaan ………………………….. 20
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ……………………………… 21
C. Kerangka Pemikiran ………………………………………… 23
D. Hipotesis …………………………………………………….. 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ……………………………………………… 28
B. Populasi dan Sampel ………………………………………… 28
C. Jenis dan Sumber Data …………………………………….... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………….. 30
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................... 30
F. Metode Analisis Data …………………………………………….. 32
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Distribusi Sampel .................................................................... 39
B. Statistik Deskriptif .................................................................. 40
C. Pengujian Data ........................................................................ 42
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
a. Uji Normalitas ............................................................. 42
b. Uji Multikolinearitas ................................................... 44
c. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 45
d. Uji Autokorelasi ........................................................... 46
2. Uji Hipotesis dan Pembahasan ........................................... 47
a. Uji koefisien determinasi (Uji R2) ................................ 48
b. Uji koefisien regresi secara simultan (Uji F) ............... 49
c. Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t) .................... 50
D. Pembahasan ............................................................................... 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………... 56
B. Keterbatasan Penelitian ……………………………………… 57
C. Saran …………………………………………………………. 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 23
Gambar IV.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Hasil Pengambilan Sampel .................................................................. 40
Tabel IV.2 Hasil Output Descriptive Statistics ...................................................... 41
Tabel IV.3 Hasil Output Uji Kolmogorov-Smirnov .............................................. 43
Tabel IV.4 Hasil Output Uji Kolmogorov-Smirnov .............................................. 44
Tabel IV.5 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................. 45
Tabel IV.6 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 47
Tabel IV.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 48
Tabel IV.8 Hasil Uji Koefisien Regresi secara Simultan .................................... 49
Tabel IV.9 Hasil Uji Koefisien Regresi secara Parsial ........................................ 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN
DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN
PERUSAHAAN PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007-2010
Dhermaga Surya Wicaksana
F0208053
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kebijakan struktur modal,
kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan pada kinerja
keuangan perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public beroperasi
di Indonesia dan terdaftar di BEI pada periode 2007-2010. Purposive sampling
digunakan untuk memilih sampel dan diperoleh 191 sampel perusahaan. Peneliti
menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan bantuan software SPSS 15 for
Windows.
Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa struktur modal, kebijakan dividen,
ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh
signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Penelitian pengaruh secara parsial
dengan tingkat signifikansi 5% menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh
negatif dan signifikan pada kinerja keuangan perusahaan, ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja keuangan perusahaan, sedangkan
kebijakan dividen dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan pada
kinerja keuangan perusahaan.
Kata kunci: struktur modal, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, pertumbuhan
penjualan, kinerja keuangan perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF THE EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE,
DIVIDEND POLICY, FIRM SIZE, AND SALES GROWTH
ON FINANCIAL PERFORMANCE OF FIRMS LISTED ON
INDONESIA STOCK EXCHANGE 2007-2010
Dhermaga Surya Wicaksana
F0208053
This study aims to examine the effect of capital structure policy, dividend
policy, firm size, and sales growth on firm’s financial performance.
The population in this study is all firms listed on Indonesia Stock Exchange in
2007-2010. Purposive sampling is used to select the samples and 191 firms obtained
as samples. The researchers uses a simple linear regression with SPSS 15 for
Windows.
The results reveal that capital structure, dividend policy, firm size, and sales
growth simultaneously have significant effects on the firm’s financial performance. At
the 5% level of significance, the capital structure has significant negative effect on
firm’s financial performance, company size has significant positive effect on firm’s
financial performance, while the dividend policy and sales growth have no effect on
the firm’s financial performance.
Keywords: capital structure, dividend policy, firm size, sales growth, financial
performance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN
DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN
PERUSAHAAN PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007-2010
Dhermaga Surya Wicaksana
F0208053
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kebijakan struktur modal,
kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan pada kinerja
keuangan perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public beroperasi
di Indonesia dan terdaftar di BEI pada periode 2007-2010. Purposive sampling
digunakan untuk memilih sampel dan diperoleh 191 sampel perusahaan. Peneliti
menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan bantuan software SPSS 15 for
Windows.
Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa struktur modal, kebijakan dividen,
ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh
signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Penelitian pengaruh secara parsial
dengan tingkat signifikansi 5% menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh
negatif dan signifikan pada kinerja keuangan perusahaan, ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja keuangan perusahaan, sedangkan
kebijakan dividen dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan pada
kinerja keuangan perusahaan.
Kata kunci: struktur modal, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, pertumbuhan
penjualan, kinerja keuangan perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF THE EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE,
DIVIDEND POLICY, FIRM SIZE, AND SALES GROWTH
ON FINANCIAL PERFORMANCE OF FIRMS LISTED ON
INDONESIA STOCK EXCHANGE 2007-2010
Dhermaga Surya Wicaksana
F0208053
This study aims to examine the effect of capital structure policy, dividend
policy, firm size, and sales growth on firm’s financial performance.
The population in this study is all firms listed on Indonesia Stock Exchange in
2007-2010. Purposive sampling is used to select the samples and 191 firms obtained
as samples. The researchers uses a simple linear regression with SPSS 15 for
Windows.
The results reveal that capital structure, dividend policy, firm size, and sales
growth simultaneously have significant effects on the firm’s financial performance. At
the 5% level of significance, the capital structure has significant negative effect on
firm’s financial performance, company size has significant positive effect on firm’s
financial performance, while the dividend policy and sales growth have no effect on
the firm’s financial performance.
Keywords: capital structure, dividend policy, firm size, sales growth, financial
performance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan
sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi pemilik atau para pemegang saham.
Salah satu caranya adalah dengan mendapatkan laba yang maksimal. Agar
perusahaan mampu mendapatkan laba maksimum, diperlukan efisiensi dan efektivitas
manajemen yang tinggi.
Pengukuran tingkat efektivitas manajemen diindikasikan oleh laba yang
dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi yang dapat diketahui dari
besar rasio profitabilitas yang dimiliki (Weston dan Brigham dalam Georgopoulos
dan Efthymoglou, 1993). Dalam usaha meningkatkan dan memaksimalkan laba yang
bisa diperoleh perusahaan, manajer keuangan harus mampu mengidentifikasi faktor-
faktor yang berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan, dalam hal ini
profitabilitas perusahaan. Setelah faktor-faktor tersebut teridentifikasi, maka manajer
keuangan dapat memikirkan langkah yang perlu dilakukan perusahaan demi
mendapatkan laba yang diinginkan.
Pemilihan kebijakan struktur modal memiliki peran penting dalam
menjalankan sebuah perusahaan. Selain untuk mendapatkan pengembalian yang
maksimal, kebijakan yang dipilih juga memiliki pengaruh pada kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
perusahaan untuk menghadapi lingkungan kompetitifnya. Secara umum, struktur
modal merupakan mix dari sekuritas yang berbeda-beda. Perusahaan dapat
menggunakan utang yang besar ataupun kecil tergantung kebijakan pendanaan yang
dipilih (Abor, 2005).
Sampai saat ini, telah banyak penelitian yang mencoba mencari tahu pengaruh
struktur modal pada kinerja dan nilai suatu perusahaan. Dimulai dengan penelitian
yang dilakukan Modigliani dan Miller (1958) yang menyatakan bahwa struktur modal
tidak berpengaruh pada nilai suatu perusahaan. Akan tetapi, penelitian tersebut
dibatasi oleh beberapa asumsi yang sangat ketat, yaitu tidak ada biaya kebangkrutan,
ekspektasi investor yang homogen, perekonomian yang bebas pajak, dan tak adanya
biaya transaksi. Berdasarkan hal tersebut, nilai suatu perusahaan ditentukan oleh aset
perusahaan yang sebenarnya, bukan ditentukan oleh kumpulan dari sekuritas yang
diterbitkan perusahaan.
Akan tetapi, asumsi tersebut sangat tidak realistis dan sulit diterapkan di
dalam dunia nyata. Hal ini mendorong banyak peneliti untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dengan melonggarkan asumsi-asumsi yang dibuat oleh Miller dan
Modigliani sehingga menjadi lebih realistis (Brigham dan Houston, 2006). Beberapa
penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa struktur modal memiliki pengaruh pada
nilai dan kinerja perusahaan. Ebaid (2009) menyatakan bahwa penelitian yang
dilakukan Jensen dan Meckling menunjukkan bahwa agency conflict antara manajer
dan pemegang saham bisa dipengaruhi oleh jumlah leverage dalam struktur modal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
suatu perusahaan sehingga manajer perusahaan dapat mengubah perilaku dan
kebijakan-kebijakannya karena terpaksa mengikuti keinginan pemegang saham. Hal
ini menunjukkan bahwa jumlah leverage dalam struktur modal berpengaruh pada
kinerja perusahaan.
Sejak Jensen dan Meckling melakukan penelitian tersebut yang kemudian
menghasilkan argumen bahwa ada kemungkinan struktur modal berpengaruh pada
kinerja perusahaan, semakin banyak peneliti yang melakukan penelitian lanjutan
(Ebaid, 2009). Akan tetapi hasil yang ditemukan oleh para peneliti berbeda-beda dan
kontradiktif. Sebagian penelitian menunjukkan bahwa tingkat leverage berpengaruh
positif pada kinerja perusahaan seperti hasil dari beberapa penelitian ini (Abor, 2005;
Saeedi dan Mahmoodi, 2011). Ada juga yang menemukan pengaruh negatif leverage
level pada kinerja perusahaan (Gleason et al., 2000; Simerly dan Li, 2000).
Struktur modal yang optimal harus mampu menyeimbangkan antara risiko
dan pengembalian demi memaksimalkan harga saham perusahaan. Manajer harus
bijak dalam membuat keputusan mengenai struktur modal perusahaan. Rasio utang
yang tinggi akan meningkatkan ancaman kebangkrutan dan peningkatan risiko yang
ditanggung oleh pemegang saham. Namun demikian, bunga utang dapat menjadi
pengurang pajak, sehingga menurunkan biaya efektif utang tersebut. Oleh karena itu,
kecermatan dalam menentukan proporsi utang menjadi sangat penting bagi
perusahaan (Brigham dan Houston 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Perusahaan berusaha mendapatkan laba. Laba tersebut kemudian bisa
diinvestasikan kembali dalam aktivitas-aktivitas operasi, digunakan untuk membeli
sekuritas, melunasi utang, atau didistribusikan kepada para pemegang saham.
(Brigham dan Houston, 2006). Berkaitan dengan pendistribusian kepada para
pemegang saham yang berupa dividen, manajemen berada dalam suatu dilema antara
memilih untuk membayar banyak, sedikit, atau tidak membayar dividen sama sekali,
sehingga laba yang ditahan tersebut bisa digunakan untuk investasi di masa depan.
Hal ini terjadi karena manajemen berusaha untuk memenuhi kebutuhan berbagai
macam pemegang saham. Pemegang saham yang menginginkan uang sekarang
karena memiliki kesempatan berinvestasi yang menguntungkan akan memilih untuk
menerima dividen yang tinggi. Sebaliknya, pemegang saham yang menginginkan
berinvestasi di masa depan akan memilih dividennya ditahan oleh perusahaan untuk
diinvestasikan kembali. Oleh karena manajemen berhadapan dengan keinginan dari
berbagai macam pemegang saham, maka kebijakan dividen yang mereka lakukan
bisa memiliki pengaruh positif ataupun negatif pada harga saham perusahaan (Amidu,
2007).
Glean et al., dalam Amidu (2007) menyatakan bahwa kebijakan dividen di
pasar berkembang berbeda dengan pasar maju. Mereka menyatakan bahwa dividend
payout di pasar berkembang hanya sekitar dua pertiga dari pasar maju. Ramcharran
dalam Amidu (2007) yang juga meneliti mengenai dividen pun juga menyatakan
bahwa dividend yield di pasar berkembang lemah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Terdapat banyak penelitian yang menguji pengaruh ukuran (size) perusahaan
pada kinerja keuangan perusahaan, dalam hal ini profitabilitas. Hasilnya pun
bervariasi. Sebagian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
pada profitabilitas, sebagian lagi menunjukkan hal sebaliknya (Abu-Tapanjeh, 2006).
Amato dan Wilder (1985) menyatakan bahwa pengaruh ukuran perusahaan pada
profitabilitas bisa positif untuk suatu rentang ukuran perusahaan dan negatif untuk
rentang lainnya. Mereka juga menambahkan bahwa ketika ukuran perusahaan
mencapai suatu batas tertentu, peningkatan ukuran perusahaan dapat menjauhkan
kepemilikan dari kontrol perusahaan. Dengan kata lain, pengaruh ukuran perusahaan
pada profitabilitas menjadi negatif jika ukuran perusahaan melebihi suatu batas
tertentu.
Dhawan (2001) menghasilkan temuan bahwa ukuran perusahaan berdampak
negatif pada profitabilitas. Leledakis et al., (2004) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh kecil pada profitabilitas. Di lain pihak, Singapurwoko dan
Wahid (2011) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif ukuran perusahaan pada
profitabilitas. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa
penelitian tentang ukuran perusahaan menghasilkan berbagai macam hasil.
Pertumbuhan perusahaan telah menjadi bagian penting dari penelitian
manajemen selama beberapa dekade. Penelitian tentang pertumbuhan pun merupakan
bagian penting dalam penelitian mengenai kewiraswastaan (Senderovits et al., 2010).
Menurut Greiner dalam Serrasqueiro (2009) hubungan antara pertumbuhan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
profitabilitas perusahaan bisa positif atau negatif. Di satu sisi, pertumbuhan dapat
mengganggu hubungan informal di antara para karyawan yang terbentuk sejak lama
dalam suatu perusahaan. Selain itu pertumbuhan yang lebih besar membutuhkan
formalitas yang lebih besar dalam hubungan di tempat kerja, yang dalam jangka
pendek akan sulit untuk dicapai secara efisien, sehingga menyebabkan penurunan
profitabilitas perusahaan. Di sisi lain, pertumbuhan yang lebih besar dapat
meningkatkan profitabilitas karena meningkatnya motivasi para karyawan yang
disebabkan oleh harapan akan adanya keuntungan lebih yang bisa mereka dapatkan
karena bertambah besarnya perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Serrasqueiro (2009) menghasilkan temuan bahwa
pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif pada profitabilitas perusahaan. Sama
halnya dengan hasil yang ditemukan oleh Samiloglu dan Demirgunes (2008) yang
meneliti tentang modal kerja dan juga memasukkan variabel pertumbuhan penjualan
perusahaan di dalamnya. Ditemukan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh
positif pada profitabilitas. Dalam penelitian mengenai kebijakan dividen yang
dilakukan Amidu (2007) yang turut memasukkan variabel pertumbuhan penjualan
pun menghasilkan temuan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif
terhadap profitabilitas.
Mengingat keputusan struktur modal dan kebijakan dividen sangat penting
bagi kelangsungan hidup perusahaan dan hasil dari mempelajari beberapa penelitian
terdahulu mengenai ukuran dan pertumbuhan perusahaan, maka peneliti tertarik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
untuk meneliti masalah struktur modal dan pengaruhnya pada kinerja keuangan
perusahaan di Indonesia. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh struktur modal, payout ratio, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan
perusahaan pada kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek
Indonesia) selama periode 2007-2010 menggunakan salah satu ukuran Akuntansi
untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu ROA (Return on Assets). Sementara itu,
kebijakan struktur modal diukur dengan total debt terhadap total aset, kebijakan
dividen diukur dengan dividend payout ratio, ukuran perusahaan diukur dengan
logaritma total aset, dan pertumbuhan perusahaan diukur dengan perbandingan
penjualan tahun ini dikurangi penjualan tahun lalu dengan penjualan tahun lalu.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mengambil judul: “ANALISIS PENGARUH
KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN
PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN PERUSAHAAN PADA
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN
2007-2010.”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah struktur modal berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan?
2. Apakah kebijakan dividen berpengaruh pada pada kinerja keuangan
perusahaan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan?
4. Apakah pertumbuhan penjualan perusahaan berpengaruh pada kinerja
keuangan perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh struktur modal pada kinerja keuangan perusahaan.
2. Pengaruh kebijakan dividen pada kinerja keuangan perusahaan.
3. Pengaruh ukuran perusahaan pada kinerja keuangan perusahaan.
4. Pengaruh pertumbuhan penjualan perusahaan pada kinerja keuangan
perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi banyak pihak, baik
manajer perusahaan, akademisi, maupun masyarakat.
1. Bagi pihak perusahaan, penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan struktur modal dan kebijakan
dividen yang perlu diambil oleh perusahaan serta memberikan pengetahuan
mengenai ukuran dan pertumbuhan perusahaan.
2. Bagi akademisi dan masyarakat, penelitian ini akan memperluas wawasan
dalam hal pengaruh kebijakan struktur modal dan kebijakan dividen pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kinerja keuangan perusahaan terutama pada pasar yang masih berkembang
seperti di Indonesia. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan untuk sebagai
referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Struktur Modal
Struktur modal mengacu pada komposisi modal suatu perusahaan dengan
sumber pendanaan yang berbeda, terutama untuk pendanaan jangka panjang
(Gajurel, 2005). Struktur modal adalah salah satu isu paling kontroversial dalam
keuangan perusahaan. Isu ini mulai mengemukan setelah munculnya penelitian
Modigliani dan Miller (1958). Keputusan struktur modal penting karena adanya
keinginan perusahaan untuk memaksimalkan pengembalian serta keputusan
tersebut ikut mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghadapi
lingkungan yang kompetitif.
Struktur modal perusahaan merupakan komposisi antara utang dan ekuitas.
Dana yang berasal dari utang mempunyai biaya modal dalam bentuk biaya bunga.
Sementara itu, dividen merupakan biaya modal untuk dana yang berasal dana
yang berasal dari ekuitas. Secara umum, perusahaan berusaha mencari sumber
dana yang paling rendah biayanya di antara berbagai alternatif sumber dana yang
dapat dipilih perusahaan. Apabila komposisi antara utang dan ekuitas tidak
optimal, hal tersebut akan mengurangi profitabilitas perusahaan dan begitu pula
sebaliknya (Nugroho, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Dalam suatu perusahaan, pihak manajemenlah yang menentukan
kebijakan struktur modal dalam rangka memperoleh sumber dana untuk
membiayai kegiatan operasioanl perusahaan tersebut. Manajemen mengambil
keputusan dengan pertimbangan-pertimbangan yang dipengaruhi oleh para
pemegang saham. Sesuai dengan tujuan utama perusahaan, yaitu untuk
meningkatkan kemakmuran para pemegang saham, maka setiap kebijakan yang
akan diambil oleh pihak manajemen selalu dipengaruhi oleh keinginan para
pemegang saham (Brigham dan Houston, 2006).
Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan yang
memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan pemegang
saham. Perusahaan yang menggunakan sumber dana yang memiliki beban tetap
memiliki harapan bahwa sumber dana tersebut akan memberikan tambahan
keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan
meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi para pemegang sahamnya. Namun
demikian, leverage juga meningkatkan risiko penuruan keuntungan karena jika
keuntungan yang didapatkan lebih rendah dari biaya tetapnya, hal ini berdampak
dalam turunnya keuntungan pemegang saham. (Sartono, 1996).
Dalam penelitian ini, struktur modal diukur dengan leverage ratio. Hal itu
mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Abor (2005), Abor
(2007), Ebaid (2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Teori Struktur Modal
Secara umum, struktur modal perusahaan dapat dijelaskan dengan dua
teori dominan, yaitu teori pertukaran (trade off) dan teori pecking order.
a. Teori Pertukaran (Trade-off)
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan menentukan sendiri
seberapa besar pembiayaan dengan utang dan ekuitas dengan
membandingkan antara keuntungan-keuntungannya dan biaya-biayanya.
Menurut Modigliani dan Miller dalam Ebaid (2009) keuntungan dari
utang (debt benefits) termasuk tax shields yang didapat dari pengurangan
beban bunga dari pre-tax income suatu perusahaan. Selain itu, ada
keuntungan lainnya yaitu pengurangan agency cost dari ancaman likuidasi
yang mengakibatkan kerugian pribadi bagi manajer, reputasi, keuntungan,
dan kebutuhan untuk menghasilkan cash flow untuk membayar biaya
bunga (Grossman dan Hart; Williams dalam Ebaid, 2009). Leverage yang
tinggi juga mampu meningkatkan kinerja perusahaan dengan mengurangi
konflik di antara manajer dan pemegang saham mengenai free cash flow,
(Jensen dalam Ebaid, 2009), strategi investasi yang optimal, serta jumlah
risiko yang dijalani (Jensen dan Meckling dalam Ebaid, 2009).
Hal yang termasuk debt cost di antaranya adalah bankruptcy cost
baik langsung maupun tidak langsung. Selain itu, pembiayaan dengan
utang (debt financing) berarti perusahaan berkomitmen untuk memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
aliran kas masa depan untuk membayar bunga secara periodik. Komitmen
ini akan meningkatkan kemungkinan kebangkrutan. Akan tetapi, beberapa
penelitian terdahulu menemukan bahwa memang benar ada bankruptcy
cost, tapi dampaknya relatif kecil dibandingkan dengan kemungkinan
mendapatkan tax saving karena berutang (Miller; Warber dalam Ebaid,
2009)
Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan yang lebih
menguntungkan memiliki pendapatan yang lebih besar untuk dilindungi
dan sebaiknya berutang lebih banyak untuk mengejar keuntungan dari
pajak, yaitu beroperasi dengan leverage yang lebih tinggi. Oleh karena itu,
pengaruh positif dapat ditemukan dari debt level pada kinerja perusahaan,
yaitu profitabilitas perusahaan tersebut. Terdapat banyak penelitian-
penelitian terdahulu yang menguatkan hal tersebut (Abor, 2005; Saeedi
dan Mahmoodi, 2011).
b. Teori Pecking Order
Teori pecking order menyatakan bahwa asimetri informasi antara
manajer dan investor mengenai peluaang investasi perusahaan
menyebabkan saham baru yang dikeluarkan perusahaan dinilai lebih
rendah oleh pasar daripada nilai yang seharusnya yang bisa didapat jika
informasi dari manajer mengenai kesempatan investasi di perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
tersebut terbuka lebar kepada pasar. Teori ini dikembangkan oleh Myers
dan Majluf sebagaimana dikutip oleh Ebaid (2009).
Menururt teori ini, jika perusahaan mengeluarkan saham baru, hal
tersebut dapat merugikan pemegang saham saat ini karena adanya
perubahan nilai dari pemegang saham saat ini dan pemegang saham baru.
Oleh karena itu, manajer-manajer relatif lebih memilih pembiayaan
investasi dengan sumber dari dalam, misalnya laba ditahan. Jika tidak
mencukupi, maka manajer lebih memilih berutang sebagai sumber
eksternal daripada harus menerbitkan ekuitas baru. Pembiayaan dengan
ekuitas merupakan langkah terakhir yang diambil para manajer.
Inti dari teori ini adalah bahwa perusahaan yang lebih
menguntungkan dan sanggup menghasilkan earnings yang lebih tinggi
yang bisa ditahan, relatif lebih sedikit menggunakan utang di dalam
struktur modalnya daripada perusahaan yang tidak mampu menghasilkan
earnings yang lebih tinggi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
negatif debt level pada kinerja perusahaan, dalam hal ini profitabilitasnya.
Beberapa penelitian terdahulu yang mendukung hal tersebut adalah
sebagai berikut (Obert dan Olawale, 2010; Mojtahedzadeh et al., 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3. Dividend Policy
Pada awalnya, kebijakan dividen (dividend policy) diartikan sebagai
pilihan perusahaan tentang langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam
memutuskan antara memilih untuk membagikan dividen tunai atau menahan
labanya. Hal tersebut termasuk frekuensi pembayaran (baik tahunan, setengah
tahunan, maupun seperempat tahunan) dan jumlah yang perlu dibayarkan
perusahaan jika seandainya memilih untuk membagikan dividen tunai.
Saat ini, isu-isu mengenai kebijakan dividen tidak hanya sekadar
pembagian dividen biasa, namun sudah jauh melewati lingkup yang ada dengan
memasukkan isu-isu seperti memilih untuk mendistribukan tunai via share
repurchase (pembelian kembali saham). Masalah lain yang dipertimbangkan
adalah cara untuk memelihara dan meningkatkan nilai dari harga saham-
sahamnya di pasar saham, dsb. (Hussainey et al, 2011)
Akan tetapi menurut Brigham dan Houston (2006), pertanyaan-pertanyaan
vital yang saat ini sering ditanyakan oleh manajer perusahaan ketika perusahaan
meraih keuntungan adalah:
Berapa banyak arus kas bebasnya yang harus diberikan kepada para
pemegang saham?
Akankah perusahaan sebaiknya memberikan uang ini kepada para
pemegang sahamnya dengan menaikkan dividen atau membeli
kembali sahamnya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Apakah perusahaan sebaiknya membayar dividen secara konsisten dan
stabil, atau membiarkan saja pembayaran mengalami perubahan yang
disesuaikan pada kondisi perusahaan?
Kebijakan dividen perusahaan kemudian menjadi bahan penelitian yang
umum selama lebih dari setengah abad. (Lintner, 1956; Gordon dan Shapiro,
1956; Modigliani, 1982) dan sering dihubungkan pada masalah vital perusahaan
mulai dari masalah agency hingga share valuation.
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan (size) menunjukkan nilai aset yang dimiliki
perusahaan. Apabila suatu perusahaan memiliki aset lebih banyak daripada
perusahaan lain yang sejenis, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
tidak hanya lebih besar daripada perusahaan yang lain, tetapi juga bahwa
perusahaan tersebut memiliki kapasitas produksi yang lebih baik. Ketika sebuah
perusahaan memiliki kapasitas produksi yang lebih baik daripada perusahaan lain
yang sejenis, maka perusahaan tersebut memiliki potensi untuk menghasilkan
keuntungan lebih tinggi daripada perusahaan lain yang sejenis. Namun,
produktivitas akan mencapai maksimum untuk memenuhi permintaan, pada saat
asetnya mencapai suatu jumlah tertentu. (Singapurwoko dan Wahid, 2011).
Menurut Kusuma (2005), ada tiga teori yang secara implisit menjelaskan
hubungan antara ukuran perusahaan dan tingkat keuntungan, antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
a. Teori Teknologi
Teori ini menekankan pada modal fisik, economies of scale, dan
lingkup (scope) sebagai faktor-faktor yang mejadi penentu besarnya ukuran
perusahaan yang optimal serta pengaruhnya pada profitabilitas. Fokus teori
ini adalah pada proses produksi dan investasi pada modal fisik yang
diperlukan untuk menghasilkan output. Jika diasumsikan terdapat
perkembangan teknologi pada fungsi produksi, maka akan ada peningkatan
pada output..
Peningkatan skala ekonomis (economies of scale) membuat biaya tetap
menyebar ke dalam volume produksi yang lebih banyak. Dengan demikian,
akan terdapat penurunan rata-rata biaya dan peningkatan tingkat
pengembalian modal yang diinvestasikan. Teori teknologi tidak bisa
menjelaskan bahwa efisiensi dan profitabilitas akan terjadi terus-menerus
ketika perusahaan berekspansi dengan memanfaatkan hanya teknologi murni.
b. Teori Organisasi
Teori ini menjelaskan hubungan profitabilitas dengan ukuran
perusahaan yang dikaitkan dengan biaya transaksi organisasi, biaya keagenan
dan rentang biaya-biaya pengendalian (span of control costs). Teori ini juga
memasukkan teori organisasi critical resources dan teori kompetensi. Biaya
transaksi merupakan biaya perencanaan, pengadaptasian, dan pemonitoran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
penyelesaian tugas dan kinerja pada suatu organisasi. Termasuk di dalamnya
biaya yang terjadi dalam menyiapkan dan menegosiasikan kesepakatan kerja
serta biaya penyelesaian Biaya keagenan berkaitan dengan adanya konflik
kepentingan di antara stakeholders sebagai akibat adanya asimetri informasi
dan keinginan untuk mencari keuntungan pribadi (self-seeking behavior).
Jika rentang asimetri informasi semakin besar, maka akan semakin besar
pula biaya keagenannya. Teori organisasi perusahaan yang didasarkan pada
biaya transaksi, keagenan, dan rentang kendali memperkirakan bahwa pada
output tertentu rata-rata per unit biaya transaksi dan keagenan akan
meningkat, namun akan menghapus (offset) luas dan skala ekonomi
(economies of scale and scope) sehingga menghasilkan ukuran perusahaan
yang optimal untuk mendapatkan profitabilitas.
Teori critical resource menekankan pada pengendalian oleh pemilik
perusahaan terhadap sumberdaya perusahaan seperti aset, teknologi, dan
kekayaan intelektual sebagai faktor-faktor penentu ukuran perusahaan. Teori
ini juga mengindikasikan bahwa semakin besar ukuran perusahan maka
profitabilitas juga akan meningkat, tetapi pada suatu ukuran tertentu
profitabilitas perusahaan akan menurun. Teori kompetensi menyatakan
bahwa perusahaan merupakan kumpulan kompetensi yang mampu
memperoleh laba melebihi biaya modal. Kompetensi tersebut dapat berupa
teknologi produksi yang lebih unggul, kemampuan dalam memasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
produk, kemampuan dalam riset dan pengembangan produk, dan sebagainya.
Apabila suatu perusahaaan memiliki satu atau lebih dari kompetensi tersebut,
perusahaan akan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya dan sanggup
mendapatkan profit lebih dari yang diharapkan. Akan tetapi, agar perusahaan
dapat melindungi posisi tersebut, pihak perusahaan harus merahasiakan
kompetensi yang dimilikinya dalam membuat produk yang lebih unggul agar
tidak dititru oleh perusahaan yang lainnya. Teori kompetensi tidak
mengasumsikan bahwa perusahaan besar lebih menguntungkan daripada
perusahaan kecil. Teori ini justru menyatakan bahwa perusahaan kecil bisa
mendapatkan tingkat laba yang sama dengan perusahaan besar karena
keduanya memiliki perbedaan kompetensi yang memungkinkan perusahaan
kecil tersebut mendapatkan kelebihan laba.
c. Teori institusional
Teori institusional menjelaskan tentang ukuran perusahaan dengan
faktor-faktor seperti sistem perundang-undangan, peraturan anti-trust,
perlindungan paten, ukuran pasar, dan perkembangan pasar keuangan.
5. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke
tahun atau dari waktu ke waktu. Perusahaan dengan penjualan yang stabil dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap
yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat penjualannya
tidak stabil (Brigham dan Houston, 2006). Pertumbuhan penjualan yang dapat
dijadikan sebagai indikator peluang perusahaan merupakan faktor penting yang
membuat perusahaan dapat menikmati peningkatan profitabilitas (Teruel dan
Solano, 2007).
6. Kinerja Keuangan Perusahaan
Terdapat beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja
peusahaan, termasuk di antaranya adalah dengan menggunakan profitability
ratios. Profitability ratios adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan
keputusan (Brigham dan Houston, 2001). Investor jangka panjang akan sangat
berkepentingan dengan profitability ratios, misalnya pemegang saham akan
melihat keuntungan yang benar-benar diterima dalam bentuk dividen (Sartono,
1996). Rasio yang termasuk dalam profitability ratios yang sering digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan dalam berbagai penelitian adalah ROA, ROE,
dan profit margin (Abor, 2007; Kyereboah-Coleman, 2007; Ebaid, 2009). Rasio
yang digunakan sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian
ini adalah ROA.
ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva
yang digunakan (Sartono, 1996). Rasio ROA sering digunakan oleh top
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
manajemen untuk mengevaluasi unit-unit usaha dalam perusahaan multidivisional.
Manajer divisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap aktiva yang digunakan
dalam divisi tersebut, tetapi kurang memiliki pengaruh terhadap cara agar aktiva
tersebut dibiayai karena divisi tersebut tidak merancang untuk mencari pinjaman
sendiri, pengeluaran obligasi maupun saham (Munawir, 2008).
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Ebaid (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh pemilihan kebijakan
struktur modal pada kinerja perusahaan yang ada di Mesir selama periode 9 tahun.
Dalam penelitian tersebut struktur modal diproksikan dengan utang jangka pendek
terhadap total aset, utang jangka panjang terhadap total asset, total utang terhadap
total aset. Sementara itu, kinerja keuangan diproksikan dengan ROE, ROA, dan GM.
Hasil penelitiannya membuktikan bahwa utang jangka pendek berpengaruh negatif
pada ROA, begitu pula dengan pengaruh total utang pada ROA. Akan tetapi, ketika
diuji dengan ROE dan GM, baik utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan
total utang tidak memiliki pengaruh signifikan.
Abor (2007) melakukan penelitian tentang kebijakan utang (struktur modal)
dan dampaknya pada perusahaan kecil dan menengah yang berada di Ghana dan
Afrika Selatan selama periode enam tahun. Penelitiannya menemukan bahwa
kebijakan utang berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan kecil dan menengah
di Ghana. Dalam penelitian tersebut utang jangka panjang berpengaruh positif pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
GM, sementara utang jangka pendek berpengaruh sebaliknya dan berlaku pada kedua
negara. Ketika diuji di Ghana, baik utang jangka panjang, utang jangka pendek,
maupun total utang berpengaruh negatif pada ROA. Di lain pihak, ketika diuji di
Afrika Selatan, utang jangka pendek berpengaruh positif pada ROA, akan tetapi
utang jangka panjang dan total utang berpengaruh negatif pada ROA
Amidu (2007) melakukan penelitian mengenai dampak yang ditimbulkan
kebijakan dividen dengan proksi dividend payout ratio pada kinerja perusahaan yang
diproksikan dengan ROA, ROI, dan Tobin’s Q. Hasilnya adalah dividend payout
ratio berpengaruh negatif pada ROA dan ROE. Penelitiannya juga memasukkan
variabel pertumbuhan penjualan yang setelah diuji ternyata pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif pada ROA.
Teruel dan Solano (2007) melakukan penelitian tentang modal kerja dengan
variabel dependennya adalah account receivable, inventories, account payable, cash
conversion cycle, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, struktur modal, annual
GDP growth dan variabel dependennya ada kinerja keuangan (ROA). Hasil
penelitiannya adalah ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan berpengaruh positif
pada kinerja keuangan, sementara account receivable, inventories, account payable,
cash conversion cycle, dan struktur modal berpengaruh negatif pada ROA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
C. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, ingin diuji pengaruh kebijakan struktur modal, kebijakan
dividen, dan ukuran perusahaan pada kinerja keuangan perusahaan. Kebijakan
struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan dengan rasio leverage. Rasio
tersebut adalah total debt to total assets (TDA). Lalu, kebijakan dividen diukur
dengan dividend payout ratio. Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma dari total
assets. Pertumbuhan penjualan diukur dengan menghitung penjualan tahun ini
dikurangi penjualan tahun lalu kemudian dibagi penjualan tahun lalu. Sementara itu,
kinerja keuangan perusahaan diukur dengan rasio profitabilitas, yaitu ROA.
Oleh karena itu, dimasukkan struktur modal, kebijakan dividen, ukuran
perusahaan, dan pertumbuhan penjualan sebagai variabel independen, sedangkan
kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel dependen. Alur penelitian tersebut
digambarkan sebagai kerangka penelitian sebagai berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
H1
H2
H3
H4
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
1. Pengaruh Struktur Modal pada Kinerja Keuangan Perusahaan
Rasio leverage (utang) menekankan pada peran penting pendanaan utang
bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang
didukung oleh pendanaan utang. Berdasarkan teori Pecking Order, semakin besar
rasio ini, menunjukkan bahwa semakin besar biaya yang harus ditanggung
perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang dimilikinya. Hal ini dapat
menurunkan profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Abor (2007) menghasilkan temuan bahwa
struktur modal berpengaruh negatif siginifikan pada kinerja keuangan perusahaan
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
Kebijakan
Dividen
Ukuran
Perusahaan
Struktur
Modal
Pertumbuhan
Penjualan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
(ROA). Hasil ini didukung oleh penelitian Saeedi dan Mahmoodi (2011) yang
menghasilkan temuan bahwa struktur modal berpengaruh negatif siginifikan pada
kinerja keuangan perusahaan (ROA). Berdasarkan temuan tersebut, dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H1 : Struktur modal berpengaruh negatif pada kinerja keuangan perusahaan.
2. Pengaruh Kebijakan Dividen (DPR) pada Kinerja Keuangan Perusahaan
Manajemen dalam suatu perusahaan akan berurusan dengan berbagai
macam keinginan para pemegang saham. Oleh karena itu, kebijakan dividen yang
dilakukan bisa berpengaruh negatif maupun positif. Namun, Amidu (2007)
menyatakan bahwa perusahaan yang membayar dividen akan mengurangi jumlah
laba ditahan yang akan mempengaruhi pembiayaan atau investasi dengan dana
internal.
Penelitian yang dilakukan Amidu (2007) menghasilkan temuan bahwa
kebijakan dividen berpengaruh signifikan negatif pada kinerja keuangan
perusahaan (ROE dan ROA). Berdasarkan temuan tersebut, dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H2 : Kebijakan dividen berpengaruh negatif pada kinerja keuangan
perusahaan
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Kinerja Keuangan Perusahaan
Rajan dan Zingales dalam Hadri Kusuma (2005) menyebutkan bahwa
menurut teori critical resources, semakin besar ukuran perusahaan perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
maka profitabilitas juga akan meningkat, tetapi pada titik atau jumlah tertentu
ukuran perusahaan akhirnya akan menurunkan laba (profit) perusahaan. Teori
critical resources menekankan pada pengendalian oleh pemilik perusahaan
terhadap sumberdaya perusahaan seperti aset, teknologi, kekayaan intelektual
sebagai faktor-faktor yang menentukan ukuran perusahaan.
Dengan adanya sumberdaya yang besar, maka perusahaan dapat
melakukan investasi baik untuk aktiva lancar maupun aktiva tetap dan juga
memenuhi permintaan produk. Hal ini akan semakin memperluas pangsa pasar.
Teruel dan Solano (2007) menghasilkan temuan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan positif pada kinerja keuangan perusahaan (ROA).
Berdasarkan temuan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada kinerja keuangan
perusahaan.
4. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Perusahaan pada Kinerja Keuangan
Perusahaan
Suatu perusahaan tidak akan berjalan tanpa didukung sistem penjualan
yang baik. Penjualan merupakan salah satu esensi utama dari suatu perusahaan.
Perusahaan yang memiliki tingkat penjualan yang baik cenderung lebih
menguntungkan daripada yang tidak. Oleh karena itu, ramalan penjualan yang
tepat sangatlah diperlukan, agar perusahaan dapat mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan. Dengan menggunakan rasio pertumbuhan penjualan, perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dapat mengetahui trend penjualan dari produknya dari tahun ke tahun. Brigham
dan Houston (2006) menyebutkan bahwa penjualan harus dapat menutupi biaya
sehingga dapat meningkatkan keuntungan. Maka dari itu, perusahaan dapat
menentukan langkah yang akan diambil untuk mengantisipasi kemungkinan naik
atau turunnya penjualan pada tahun yang akan datang.
Penelitian yang dilakukan Amidu (2007) menghasilkan temuan bahwa
pertumbuhan penjualan berpengaruh siginifikan positif pada kinerja keuangan
perusahaan (ROA). Berdasarkan temuan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H4 : Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif pada kinerja keuangan
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini berupa studi kasus, yaitu permasalahan yang
ditentukan dalam penelitian ini merupakan masalah yang terjadi pada objek
penelitian ini yaitu perusahaan-perusahaan yang go public di BI. Studi kasus ini
digunakan untuk menjelaskan permasalahan-permasalahan yang terjadi dan
pemecahan masalah tersebut berdasarkan data yang ada sesuai dengan yang
diteliti pada perusahaan-perusahaan yang go public tersebut.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang menarik
perhatian yang ingin diteliti oleh peneliti (Sekaran dan Bougie, 2010). Populasi
penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang beroperasi di Indonesia
setidaknya mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 dan secara rutin
melaporkan posisi keuangannya kepada Bursa Efek Indonesia. Sampel adalah
bagian dari populasi (Sekaran dan Bougie, 2010). Sampel penelitian ini diambil
dari populasi dengan metode purposive sampling. Metode purposive sampling
adalah metode pengambilan sampel yang berdasar pada pertimbangan tertentu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria yang ditetapkan adalah
sebagai berikut:
1. Telah go publik sejak tahun 2007 sampai tahun 2010.
2. Menerbitkan laporan keuangan empat tahun berturut-turut selama tahun
2007-2010.
3. Perusahaan tersebut pernah membagikan dividen pada rentang waktu
tersebut.
4. Tidak memiliki saldo laba negatif selama periode 2007-2010.
5. Mengalami pertumbuhan penjualan selama periode 2007-2010.
6. Demi menghindari pengaruh parsial dalam perhitungan rasio keuangan,
maka laporan keuangan perusahaan tersebut harus mempunyai tahun
buku yang berakhir 31 Desember.
7. Perusahaan yang bergerak di sektor keuangan tidak dimasukkan.
Alasan yang mendasari tidak dimasukkannya perusahaan yang bergerak di
sektor keuangan adalah karena mereka memiliki sifat dan peraturan-peraturan
yang berbeda atau khusus (specialised regulatory nature) daripada perusahan
yang bergerak di sektor non-keuangan (Hussaeny et al., 2011).
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data kuantitatif yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
perantara berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang go public di
Indonesia Stock Exchange tahun 2007-2010. Sumber data diperoleh peneliti
melalui melalui website www.idx.go.id dan Indonesia Capital Market Directory
(ICMD).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu dengan cara
mengumpulkan, mencatat, dan/atau memfotokopi dari arsip maupun dokumentasi
perusahaan yang relevan dengan masalah yang diteliti. Data yang digunakan
diambil dari laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan.
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, dalam penelitian ini
digunakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu Return on Assets. Return on
Asset atau biasa disingkat ROA adalah pengembalian atas total aktiva yang
merupakan rasio laba bersih terhadap total aktiva. ROA merefleksikan
seberapa banyak hasil yang diperoleh oleh perusahaan atas segala sumberdaya
keuangan yang telah ditanamkan pada perusahaan.
ROA =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur modal, kebijakan
dividen, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan
a. Struktur Modal
Struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan debt ratio. Debt ratio
merupakan rasio antara total debt dan total aset dan dalam penelitian ini
disimbolkan dengan TDA.
TDA =
b. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen dalam penelitian ini diukur dengan Dividend Payout
Ratio (DPR). Dividend payout ratio adalah rasio dividen per saham
dengan laba per saham untuk semua tahun tersedia. Dihitung dengan
membagi dividen per saham (dividend per share) dengan pendapatan per
saham (earnings per share).
Dividend Payout Ratio =
c. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan, dalam penelitian ini disimbolkan dengan size, dapat
diukur dengan menghitung log dari total assets.
Size = log total assets
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
d. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan, disimbolkan dengan growth, diperoleh dengan
membandingkan penjualan periode sekarang minus penjualan periode
sebelumnya dengan penjualan periode sebelumnya.
Growth =
F. Metode Analisis Data
1. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
uji, normalitas, multikolinearitas, heteroskedatisitas, dan autokorelasi.
Masing-masing pengujian asumsi klasik tersebut secara rinci dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji kenormalan distribusi
dalam model regresi pada variabel penggganggu atau variabel residual
(Ghozali, 2005). Seperti diketahui, dalam uji t dan uji F diasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2005). Kalau
asumsi ini dilarang maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sample kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali,
2005).
b. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi
antarvariabel bebas (independen) di dalam model regresi. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini
tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai
korelasi antar-sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali,
2005).
Multikolinearitas antar variabel independen dapat dilihat dari nilai
tolerance dan variances inflation factor (VIF) (Ghozali, 2005). Kedua
ukuran tersebut menunjukkan setiap variabel independen yang satu yang
dijelaskan oleh variabel independen yang lain. Nilai tolerance yang
rendah sama artinya dengan nilai VIF yang tinggi (Ghozali, 2005). Jika
nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 maka
tidak terjadi multikoliniearitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji adanya
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain dalam model regresi. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdastis.
Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskesdastis karena
data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang,
dan besar) (Ghozali, 2005).
Untuk menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
ZPRED dengan residuaalnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Titik-titik
harus menyebar secara acak (random), baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
d. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji adanya korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
periode t-1 (sebelumnya) dalam model regresi linier. Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena
“gangguan” pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi
“gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.
Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang
terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari
individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2005). Kriteria adanya
autokorelasi dengan uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut:
1) Jika 0 < d < dl, maka terdapat autokorelasi positif.
2) Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada kepastian adanya
autokorelasi.
3) Jika 4-dl < d < 4, maka terdapat korelasi negatif.
4) Jika 4-du ≤ d ≤ 4-dl, maka tidak ada kepastian adanya
autokorelasi.
5) Jika du < d < 4-du, maka tidak terdapat autokorelasi, baik
positif maupun negatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Pengujian Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur
dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t.
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah Ho ditolak). Sebaliknya,
disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah Ho
diterima (Ghozali, 2005).
Pengaruh kinerja keuangan perusahaan pada leverage keuangan diukur
dengan persamaan rumus sebagai berikut:
ROAI,t = β0 + β1TDAI,t + β2DPR I,t + β3Size I,t + β4Growth + eI,t
Keterangan:
ROAI,t = Kinerja keuangan perusahaan
TDAI,t = Struktur modal
DPR I,t = Kebijakan dividen
SizeI,t = Ukuran perusahaan
Growth I,t = Pertumbuhan penjualan
E = error
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur tingkat kemampuan
model dalam menerangkan variabel independen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data
silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara
masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series)
biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2005).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statisitk F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (Ho)
yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan
nol, atau :
Ho : b1 = b2 = ........= bk = 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak
semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau :
HA : b1 ≠ b2 ≠ .......≠ bk ≠ 0
artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005).
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu
parameter (bi) sama dengan nol, atau :
Ho : bi = 0
artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA)
parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau :
HA : bi ≠ 0
artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal, kebijakan
dividen ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan pada kinerja keuangan
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-
2010.
Dalam bab ini akan disajikan analisis data penelitian dan pengujian hipotesis
yang telah dikemukakan di bab sebelumnya dengan metode analisis yang telah
ditentukan. Hipotesis tersebut adalah pengaruh struktur modal, kebijakan dividen,
ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan pada kinerja keuangan perusahaan
pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2007-2010. Hipotesis tersebut masih bersifat sementara yang memerlukan pengujian
secara empiris yang akan dibahas lebih lanjut dalam bab ini. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan program SPSS 15 for Windows.
A. Distribusi Sampel
Objek penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI
pada periode 2007-2010. Penelitian ini menggunakan teknik pengambil sampel
secara purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Data
yang digunakan sebagai sampel di penelitian ini adalah data sekunder diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
dari ICMD 2010 dan 2011. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya, diperoleh sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut:
Tabel IV.1
Hasil Pengambilan Sampel
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2010 430
2 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sampel tahun 2007 379
3 Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel tahun 2007 51
4 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sampel tahun 2008 380
5 Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel tahun 2008 50
6 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sampel tahun 2009 397
7 Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel tahun 2009 33
8 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sampel tahun 2010 373
9 Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel tahun 2010 57
Total perusahaan yang dijadikan sampel 191
Dari tabel IV.1, diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan pada
penelitian ini sebanyak 191 perusahaan.
B. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
mendeskripsikan variabel-variabel penelitian tanpa menghubungkan atau
membandingkan dengan variabel lain, jadi menceritakan karakteristik statistik
suatu variabel secara mandiri. Nilai deskriptif data dari masing-masing variabel
penelitian ini disajikan dalam tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel IV.2
Hasil Output Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TDA 191 .06 .95 .4519 .18890
DPR 191 .01 152.18 31.5119 28.34398
Size 191 4.80 8.05 6.3821 .67958
Growth 191 .07 512.28 29.1818 43.85599
ROA 191 .41 62.16 10.1110 9.37699
Valid N (listwise) 191
Berdasarkan hasil output statistik deskriptif data variabel penelitian yang
disajikan dalam Tabel IV.2, dapat diketahui:
1. Struktur Modal (TDA)
Struktur modal memiliki nilai minimum sebesar 0,06 dan nilai maksimum
sebesar 0,95. Nilai rata-ratanya sebesar 0,4519 dan standar deviasinya
sebesar 0,18890.
2. Kebijakan Dividen (DPR)
Kebijakan dividen memiliki nilai minimum sebesar 0,01% dan nilai
maksimum sebesar 152,18%. Nilai rata-ratanya sebesar 31,5119 dan standar
deviasinya sebesar 28,34398.
3. Ukuran Perusahaan (Size)
Ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 4,80 dan nilai
maksimum sebesar 8,05. Nilai rata-ratanya sebesar 6,3821 dan standar
deviasinya sebesar 0,67958.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
4. Pertumbuhan Perusahaan (Growth)
Pertumbuhan perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0,07 dan nilai
maksimum sebesar 512,28. Nilai rata-ratanya sebesar 29,1818 dan standar
deviasinya sebesar 43,85599.
5. Kinerja Keuangan Perusahaan (ROA)
Kinerja peuangan perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0,41% dan
nilai maksimum sebesar 62,16%. Nilai rata-ratanya sebesar 10,1110% dan
standar deviasinya sebesar 9,37699%.
C. Pengujian Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas mempunyai tujuan untuk menentukan normal-
tidaknya distribusi variabel dependen dan independen dalam persamaan
regresi. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-
Smirnov dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
1) Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2) Apabila angka signifikansi < 0,05 maka data berdistribusi normal.
Hasi uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel IV.3
Hasil Output Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TDA DPR Size Growth ROA
N 191 191 191 191 191
Normal Parameters(a,b) Mean .4519 31.5119 6.3821 29.1818 10.1110
Std. Deviation .18890 28.34398 .67958 43.85599 9.37699
Most Extreme Differences
Absolute .063 .136 .080 .253 .151
Positive .063 .136 .080 .200 .151
Negative -.056 -.133 -.040 -.253 -.150
Kolmogorov-Smirnov Z .865 1.880 1.110 3.502 2.082
Asymp. Sig. (2-tailed) .443 .002 .170 .000 .000
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Berdasarkan Tabel IV.3, data untuk variabel TDA dan Size
berdistribusi normal karena masing-masing memiliki nilai signifikansi
yang lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,443 dan 0,170. Sementara itu,
data untuk variabel DPR, Growth, dan ROA tidak berdistribusi normal
dengan nilai signifikansi di bawah 0,05 yaitu 0,00 untuk Growth dan
ROA, sementara nilai signifikansi DPR sebesar 0,002.
Oleh karena DPR, Growth, dan ROA tidak normal, maka perlu
ditransformasikan terlebih dahulu ke dalam bentuk akar kuadrat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel IV.4
Hasil Output Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TDA Size SQRTDPR SQRTGrowth SQRTROA
N 191 191 191 191 191
Normal Parameters(a,b) Mean .4519 6.3821 4.9635 4.7501 2.9008
Std. Deviation .18890 .67958 2.62905 2.57930 1.30582
Most Extreme Differences
Absolute .063 .080 .091 .089 .067
Positive .063 .080 .084 .089 .067
Negative -.056 -.040 -.091 -.068 -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .865 1.110 1.254 1.236 .921
Asymp. Sig. (2-tailed) .443 .170 .086 .094 .364
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Tabel IV.4 menunjukkan bahwa SQRTGrowth, SQRTROA, dan
SQRTDPR telah berditrisbusi normal.
Setelah semua variabel berdistribusi normal, sebagian variabel
ternyata berubah ke bentuk akar kuadrat, sehingga model persamaan
regresi yang digunakan dalam persamaan ini adalah sebagai berikut:
SQRTROAI,t = β0 + β1TDAI,t + β2SQRTDPRI,t + β3Size I,t +
β4SQRTGrowth I,t + eI,t
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi
antar-variabel bebas di dalam model regresi. Untuk mengetahui adanya
multikolinearitas dapat diukur dengan Variance Inflation Factor (VIF)
dan nilai tolerance. Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada
variabel yang digunakan dalam model tersebut.
Model persamaan regresi ini bertujuan untuk menguji pengaruh
variabel TDA, Size, SQRTDPR, dan SQRTGrowth pada variabel
SQRTROA. Hasil uji multikolinearitas pada model regresi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel IV.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
TDA 0,935 1,070 Tidak terjadi multikolinearitas
Size 0,947 1,056 Tidak terjadi multikolinearitas
SQRTDPR 0,963 1,039 Tidak terjadi multikolinearitas
SQRTGrowth 0,918 1,089 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: Data sekunder diolah (lampiran)
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa pada model
persamaan regresi tersebut tidak terjadi multikolinearitas karena
keempat variabel tersebut memiliki nilai VIF < 10 dan nilai tolerance
lebih dari 0,1.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui adanya
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Ghozali, 2005). Hasil uji heteroskedastisitas pada model
regresi dalam penelitian ini ditunjukkan oleh Gambar IV. 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Gambar IV.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Output SPSS 15
Penyebaran titik yang acak mengindikasikan tidak adanya
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode sebelumnya dalam model regresi linear. Untuk mendeteksi
autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson (DW test). Dari tiap model
kemudian dicari nilai Durbin Watson-nya untuk kemudian dibandingkan
dengan nilai tabel dengan nilai signifikansi 5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel IV.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .454(a) .206 .189 1.17578 1.964
a Predictors: (Constant), SQRTGrowth, Size, SQRTDPR, TDA b Dependent Variable: SQRTROA
Hasil uji autokorelasi yang disajikan dalam Tabel IV.6
menunjukan bahwa nilai Durbin-Watson dalam model regresi tersebut
adalah sebesar 1,964 yang memiliki nilai lebih besar dari 1,810 (du) dan
lebih kecil daripada 2,190 (4-du). Artinya, tidak terjadi autokorelasi
dalam model regresi tersebut.
2. Uji Hipotesis dan Pembahasan
Dalam penelitian ini, hipotesis dianalisis dengan analisis regresi linear
berganda (multiple regression) untuk mengetahui pengaruh beberapa
variabel independen, yaitu struktur modal (TDA), kebijakan dividen (DPR),
ukuran perusahaan (Size), dan pertumbuhan penjualan (Growth) pada
variabel dependen, yaitu kinerja keuangan (ROA). Pengujian hipotesis
terdiri dari uji koefisien determinasi (Uji R2), uji koefisien regresi secara
simultan (Uji F), dan uji koefisien regresi secara parsial (Uji t).
Di dalam penelitian ini, beberapa variabel independen maupun
variabel dependen ditransformasikan ke dalam bentuk akar kuadrat dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
tujuan untuk normalitas data. Transformasi data tersebut mengakibatkan
perubahan pada persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
SQRTROAI,t = β0 + β1TDAI,t + β2SQRTDPRI,t + β3Size I,t +
β4SQRTGrowth I,t + eI,t
Setelah dilakukan analisis regresi berganda, didapatkan hasil sebagai
berikut:
SQRTROAI,t = 2,688 + -3,164 TDAI,t + 0,015 SQRTDPRt + 0,263
Size I,t + 0,009 SQRTGrowth
a. Uji koefisien determinasi (Uji R2)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan
dalam analisis regresi dan besar persentase variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Tabel IV.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .454(a) .206 .189 1.17578
a Predictors: (Constant), SQRTGrowth, Size, SQRTDPR, TDA
Tabel IV.7 menunjukkan bahwa besar adjusted R2 adalah 0,189.
Artinya, 18,9% variasi SQRTROA dapat dijelaskan oleh variabel
independen TDA, Size, SQRTDPR dan SQRTGrowth. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
sisanya sebesar 81.1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar keempat
variabel tersebut.
b. Uji koefisien regresi secara simultan (Uji F)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara bersama-sama (simultan) pada variabel dependen.
Tabel IV.8
Hasil Uji Koefisien Regresi secara Simultan
Variabel
Dependen F Sig. Keterangan
SQRTROA 12,088 0,000
Berpengaruh
signifikan
Sumber: Data sekunder diolah (lampiran)
Hasil pengolahan data pada tabel menunjukkan nilai uji F sebesar
12,088 dengan signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil dari α (0,05).
Pengujian statistik ini menunjukkan bahwa H0 ditolak, dan Ha diterima.
Artinya TDA, Size, SQRTDPR, dan SQRTGrowth secara bersama-sama
berpengaruh signifikan pada SQRTROA. Kesimpulannya, semua
variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi secara
signifikan variabel dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
c. Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh individu
(parsial) variabel independen pada variabel dependen dengan asumsi
variabel lain konstan.
Tabel IV.9
Hasil Uji Koefisien Regresi secara Parsial
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B Std. Error
1 (Constant) 2.688 .854 3.148 .002
TDA -3.164 .467 -.458 -6.775 .000
Size .263 .129 .137 2.035 .043
SQRTDPR -.015 .033 -.031 -.463 .644
SQRTGrowth .009 .035 .018 .266 .791
a Dependent Variable: SQRTROA
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa pada model regresi
pertama:
a) Variabel Struktur Modal (TDA)
Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -6,775
dengan signifikansi 0,000 yang artinya signifikan pada tingkat
signifikan 0,05.
b) Variabel Size
Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,035
dengan signifikansi 0,043 yang artinya signifikan pada tingkat
signifikan 0,05.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
c) Variabel Kebijakan Dividen (SQRTDPR)
Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -0,463
dengan signifikansi 0,644 yang artinya tidak signifikan pada
tingkat signifikan 0,05.
d) Variabel Pertumbuhan Penjualan (SQRTGrowth)
Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 0,266
dengan signifikansi 0,791 yang artinya tidak signifikan pada
tingkat signifikan 0,05.
D. Pembahasan
Setelah dilakukan pengujian variabel-variabel secara simultan (Uji F),
parsial (Uji t), dan uji ketepatan koefisien determinasi (Uji R2), dapat
diinterpretasikan hasilnya sebagai berikut:
1. Pengaruh Struktur Modal pada Kinerja Keuangan Perusahaan
Hasil pengujian yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa
struktur modal (TDA) berpengaruh negatif signifikan pada kinerja keuangan
perusahaan yang diproksikan oleh ROA. Nilai koefisien variabel independen
TDA sebesar -3,164 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan
variabel TDA, maka akan menurunkan SQRTROA sebesar -3,164 dengan
syarat variabel lain dianggap konstan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Hasil ini sesuai dengan teori pecking order yang menyatakan bahwa
perusahaan yang lebih profitable menggunakan utang lebih sedikit dalam
struktur modalnya. Para manajer relatif lebih sering menggunakan dana internal
sebagai sumber dana utama pembiayaan peluang investasi. Manajer akan
mencari dana eksternal apabila dana internal tidak mencukupi.
Hasil ini mendukung penelitian Abor (2007) yang meneliti mengenai
pengaruh kebijakan struktur modal pada kinerja perusahaan yang salah satunya
diproksikan dengan ROA. Berdasarkan hasil penelitiannya, ditemukan bahwa
TDA berpengaruh negatif pada ROA. Artinya, jika mendasarkan pada ROA,
perusahaan yang lebih profitable, relatif sedikit bergantung pada utang sebagai
kebijakan pendanaan mereka. Perusahaan yang menggunakan kebijakan
struktur modal yang proporsi utangnya cenderung lebih besar sebagai sumber
pendanaan utama akan berakibat pada menurunnya profitabilitas (ROA).
Bahkan, dapat mengakibatkan kebangkrutan jika proporsi utangnya terlalu besar.
Maka dari itu, kebijakan struktur modal cukup krusial bagi suatu perusahaan.
Namun demikian, bukan berarti perusahaan harus menghapus utang.
Dalam mencapai struktur modal yang optimal, peningkatan utang dapat
berpengaruh positif pada kinerja keunagan, tetapi setelah melewati batas
optimal rasio utang, utang dapat menurunkan profitabilitas. Atas dasar itu, maka
dimungkinkan perusahaan-perusahaan yang tercatat sebagai sampel dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
penelitian ini mempunyai utang dengan proporsi yang melebihi batas optimal
rasio utang.
2. Pengaruh Kebijakan Dividen pada Kinerja Keuangan Perusahaan
Hasil pengujian yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa
kebijakan dividen (SQRTDPR) berpengaruh negatif tidak signifikan pada
kinerja perusahaan yang diproksikan oleh ROA.
Hasil ini tidak mendukung penelitian Amidu (2005) yang meneliti
mengenai pengaruh kebijakan dividen (DPR) pada kinerja perusahaan yang
menggunakan ROA dan ROE sebagai proksi profitabilitas. Berdasarkan hasil
penelitiannya, ditemukan bahwa DPR berpengaruh negatif baik pada ROA
maupun ROE.
Dengan demikian, proporsi pembayaran dividen tidak berpengaruh pada
kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan tidak perlu ragu-ragu
dalam menentukan besarnya dividen yang diberikan kepada para pemegang
saham karena tidak berefek pada profitabilitas perusahaan tersebut.
Akan tetapi, dimungkinkan tidak terdapat pengaruh signifikan karena
persentase DPR di perusahaan-perusahaan yang tercatat sebagai sampel di
penelitian ini relatif kecil.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Kinerja Keuangan Perusahaan
Hasil pengujian yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan (Size) berpengaruh positif signifikan pada kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
perusahaan yang diproksikan oleh ROA. Nilai koefisien variabel independen
Size sebesar 0,263 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel
Size, maka akan menaikkan SQRTROA sebesar 0,263 dengan syarat variabel
lain dianggap konstan.
Hasil ini mendukung penelitian Teruel dan Solano (2007) yang dalam
penelitiannya turut meneliti pengaruh Size pada ROA. Hasil penelitiannya
menghasilkan temuan bahwa Size berpengaruh positif pada ROA.
Hasil ini juga sejalan dengan teori critical resources yang menekankan
pada pengendalian oleh pemilik perusahaan terhadap sumberdaya perusahaan
seperti aset, teknologi, dan kekayaan intelektual yang diungkapkan oleh Rajan
dan Zingales dalam Hadri Kusuma (2009). Teori tersebut menyatakan bahwa
semakin besar ukuran perusahaan, maka profitabilitasnya akan meningkat.
Sama halnya dengan teori tekonologi yang berfokus pada proses
produksi dan investasi pada modal fisik yang diperlukan untuk menghasilkan
output. Apabila dalam fungsi produksi diasumsikan terjadi perkembangan
teknologi maka outputnya bisa meningkat Hal ini bisa dikarenakan karena
perusahaan yang besar tentunya juga menghasilkan lebih banyak produk/jasa
karena memiliki faktor-faktor produksi yang juga lebih banyak daripada
perusahaan yang kecil. Produk/jasa yang lebih banyak tentu saja akan
menghasilkan profit yang lebih banyak pula. Perusahaan yang lebih besar juga
dapat menikmati economies of scale, yaitu keuntungan yang didapatkan karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
menurunnya komponen biaya tetap per unit karena jumlah output yang semakin
besar.
4. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan pada Kinerja Perusahaan
Hasil pengujian yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa
pertumbuhan perusahaan (Growth) berpengaruh positif tidak signifikan pada
kinerja perusahaan yang diproksikan oleh ROA.
Hasil ini tidak mendukung penelitian Amidu (2005) yang meneliti
mengenai pengaruh pertumbuhan penjulan perusahaan pada kinerja perusahaan.
Penelitiannya menghasilkan temuan bahwa pertumbuhan penjualan perusahaan
berpengaruh positif pada ROA. Pertumbuhan perusahaan merupakan gambaran
dari prospek masa depan perusahaan dan peluang investasi, namun tampaknya
hal tersebut tak memiliki pengaruh signifikan pada kinerja keuangan perusahaan.
Hal ini bisa terjadi karena bila beban-beban juga meningkat, misalnya beban
pokok penjualan, maka, ketika penjualan meningkat, belum tentu profitabilitas
akan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis statistik mengenai pengaruh struktur modal,
kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan pada kinerja
keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2010, maka didapat
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel independen yang meliputi struktur modal (TDA), kebijakan
dividen (DPR), ukuran perusahaan (Size), pertumbuhan penjualan (Growth)
secara simultan berpengaruh positif signifikan pada variabel dependen, yaitu
kinerja keuangan perusahaan (ROA).
2. Variabel struktur modal (TDA) secara negatif berpengaruh signifikan pada
kinerja keuangan perusahaan. Hal ini sesuai dengan hipotesis yaitu diduga
struktur modal berpengaruh negatif pada kinerja keuangan perusahaan.
3. Variabel kebijakan dividen (DPR) tidak berpengaruh signifikan pada kinerja
keuangan perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yaitu diduga
kebijakan dividen berpengaruh negatif pada kinerja keuangan perusahaan.
4. Variabel ukuran perusahaan (Size) secara positif berpengaruh signifikan
pada kinerja keuangan perusahaan. Hal ini sesuai dengan hipotesis yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
diduga ukuran perusahaan berpengaruh positif pada kinerja keuangan
perusahaan.
5. Variabel pertumbuhan penjualan (Growth) tidak berpengaruh signifikan
pada kinerja keuangan perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis
yaitu diduga pertumbuhan penjualan berpengaruh positif pada kinerja
keuangan perusahaan.
6. Besarnya kemampuan variabel independen yang meliputi struktur modal
(TDA), kebijakan dividen (DPR), ukuran perusahaan (Size), pertumbuhan
penjualan (Growth) secara simultan dalam menjelaskan variabel dependen,
yaitu kinerja keuangan perusahaan (ROA) adalah sebesar 18,9%. Artinya,
sisa sebesar 81.1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar keempat
variabel tersebut.
B. Keterbatasan Penelitian
Selama proses penelitian, ada beberapa keterbatasan-keterbatas yang
menyebabkan penelitian ini memiliki kekurangan-kekurangan sehingga bisa
dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar
mendapatkan hail yang lebih baik lagi. Keterbatasan dalam penelitian ini antara
lain:
1. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder sehingga
peneliti tidak bisa mengendalikan dan mencegah apabila terjadi kesalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
perhitungan dalam sumber yang digunakan sebagai sumber data sehingga
penelitian ini bergantung pada keakuratan sumber data tersebut, yang dalam
penelitian ini adalah Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan
laporan keuangan.
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini relatif singkat, yaitu tahun 2007-
2010, sehingga kurang dapat menggambarkan kinerja perusahaan dalam
jangka panjang.
3. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya berjumlah
empat variabel, sehingga kekuatan penjelas pada model regresi dalam
penelitian ini kurang kuat.
C. Saran
Terdapat beberapa saran yang diharapkan mampu mnjadi penunjang dan
media penambah informasi bagi beberapa pihak yang berkepentingan. Di
antaranya adalah:
1. Bagi Perusahaan
Dapat mempertimbangkan keempat variabel dalam penelitian ini dalam
menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan perusahaan demi
meningkatkan kinerja keuangan (profitabilitas) sehingga dapat
mempengaruhi pihak ketiga dalam memperoleh dana. Perusahaan bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
mengurangi rasio utang dan memanfaatkan dana internal serta menambah
total aset demi meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
2. Bagi Investor
Para investor sebaiknya menggunakan hal-hal yang berpengaruh signifikan
pada profitabilitas sebagai bahan pertimbangan agar bisa menentukan
kebijakan investasi yang tepat.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya.
a. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan data dengan rentang
periode penelitian yang lebih panjang sehingga hasilnya lebih akurat dan
lebih bisa menggambarkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
b. Menambah variabel-variabel lain yang dapat menjelaskan kinerja
keuangan perusahaan sehingga penelitian selanjutnya dapat menemukan
hasil dan pemahaman baru.