Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENERAPAN PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN
PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN PROPERTI
(STUDI KASUS PT. ERA MAXIMA SEMESTA)
IRMAWATY. R.
10573 02292 10
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
M A K A S S A R
2 0 1 4
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Analisis penerapan psak nomor 23 tentang pengakuan
pendapatan pada perusahaan property (studi kasus
PT. Era Maxima Semesta)
Nama : IRMAWATY. R
No. Induk : 10573 02292 10.
Jurusan : Akuntansi.
Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis.
Telah diujikan oleh tim penguji pada hari kamis, tanggal 05 Juni 2014
Makassar, Juni 2014
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Abd. Salam, HB SE., M.Si. Ak.
KTAM: 497 794 NBM: 885 533
Mengetahui
Dekan Ketua Jurusan
Dr. H. Mahmud Nuhung, MA. Ismail Badolahi SE., M.Si. Ak.
KTAM: 497 794 NBM: 1073 428
iii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi ini telah disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar dengan Surat Keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar No…………….tahun ……….H/2014 M
yang dipertahankan di depan Tim Penguji pada hari Kamis, 05 Juni 2014 sebagai
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 06 Juni 2014
Panitia Ujian :
1. Pengawas Umum : Dr. H. Irwan Akib, M.Pd ( )
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, MA. ( )
(Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis)
3. Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM. ( )
(Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. H. Mahmud Nuhung, MA ( )
2. Drs. H. Sultan Sarda, MM ( )
3. Abd. Salam, HB, SE, Msi. Ak. ( )
4. Ismail Badolahi SE., M.Si. Ak. ( )
iv
KATA PENGANTAR
حِيمِِ حْمناِلرَّ بِسْمِاللهِالرَّ
AssalamuAlaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan
Hidayah-nyajualah, sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Salam dan Shalawat semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para
sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis skripsi ini merupakan salah satu syara tuntuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Muhammadiyah Makassar.
berdasarkan persyaratan ersebut, maka penulis menyusun skripsi ini dengan judul
“Analisis penerapan psak nomor 23 tentang pengakuan pendapatan pada
perusahaan property (studi kasus PT. Era maxima semesta)”.
Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini
namun berkat dari Allah SWT dan bantuan semua pihak, skripsi ini dapat
diselesaikan.Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada ;
1. Kepada kedua orangtuaku ibunda ST. Ama danAyahanda Abd. Rahman.
Ucapan terimakasih takcukup menggambarkan wujud penghormatan
ananda atas doa, nasehat-nasehat, bimbingan dan dorongansemangat.
Senyum kalian berdua adalah sumber kekuatan bagiku. Ananda sangat
menyanyangi kalian.
2. Saudara-saudaraku Bachtiar, Iman Setiawan dan Irawaty Rahman yang
senantiasa memberikan dukungan dan selalu membantuku.
v
3. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Drs. H. Sultan Sarda, MM. Selaku Wakil Dekan 1 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Bapak Ismail Badolahi SE., M.Si. Ak. Selaku ketua rusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA dan Abd. Salam HB, SE. M.Si,Ak.
selaku dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Terima
kasih atas bimbingannya.
7. Segenap Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
membekali penulis dengan ilmu pengetahuan yang berharga serta
karyawan dan karyawati dalam lingkup Universitas Muhammadiyah
Makassar.
8. Bapak Direktur Utama PT. Era Maxima Semesta Akhmad Ariesta
Gemilang, SP dan Seluruh Karyawan PT. Era Maxima Semesta yang
telah mendukung dan memberikan bantuan selama kegiatan penelitian.
9. Sahabat-sahabatku Asriani, Risni Indriani S, Sri Wahyuni, Asni, Yusran
Adi Pratama, Zoelkifli, Junarti Hamzah terima kasih karena selalu ada
dan setia mendampingi saat dibutuhkan. Tanpa kalian semua jauh terasa
sulit. Semoga persahabatan kita selalu kekal abadi.
vi
10. Spesial buatWandi, yang telah member dukungan baik moril dan
material serta dukungan yang begitu besar. Karena dirimu semuanya
menjadi lebih mudah.
11. Abang Hengky Ramadhan Amd, ATT 3 yang selalu mendoakan, dan
memberi dukungan serta semangat Serta semua pihak yang, semangat
dan bantuan yang tidak sempat disebutkan satupersatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka saran dan kritiknya dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan selanjutnya, akhirnya hanya Allah SWT kita kembalikan semua
urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi
penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhoi dan
dicatat sebagai ibadah disisi-Nya. Amin
WassalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Makassar, Mei 2014
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAM AN PENGESAHAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
DAFTAR ISI ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Masalah Pokok ............................................................................ 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5
A. Pengertian Akuntansi .................................................................. 5
B. Pendapatan .................................................................................. 6
1. Pengertian Pendapatan .......................................................... 6
2. Klasifikasi Pendapatan .......................................................... 7
3. Karakteristik Pendapatan ...................................................... 8
C. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23 .... 9
1. PengukuranPendapatan ......................................................... 9
2. PengakuanPendapatan ........................................................... 11
D. Perusahaan Real Estate (Property) .............................................. 13
1. Pengertian perusahaan Real Estate........................................ 13
viii
2. Fungsi Real Estate ................................................................. 14
3. Macam-macam real Estate .................................................... 16
E. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 44 .... 19
F. Pencatatan AKuntansi atas Pendapatan pada Perusahaan
Property ....................................................................................... 20
G. Kerangka Pikir ............................................................................ 25
H. Hipotesis ...................................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 28
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 28
B. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 28
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 29
D. Metode Analisis .......................................................................... 29
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................. 31
A. Sejarah Singkat PT. Era Maxima Semesta .................................. 31
B. Visi dan Misi PT. Era Maxima Semesta ..................................... 32
1. Visi Perusahaan ..................................................................... 32
2. Misi Perusahaan .................................................................... 32
3. Aktivitas Perusahaan ............................................................. 32
C. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas ................................. 33
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 44
A. Aktivitas dan Pendapatan PT. Era Maxima Semesta .................. 44
B. Pengukuran Pendapatan .............................................................. 45
C. Pengakuan PT. Era Maxima Semesta ......................................... 46
ix
D. Pengakuan Pendapatan Menurut Pernyaaan Standar
Akuntansi (PSAK) Nomor 23 ..................................................... 49
E. Analisis Pengukuran Pendapatan ................................................ 51
F. Analisis Pengakuan Pendapatan .................................................. 54
BAB VI PENUTUP ................................................................................ 59
A. Kesimpulan ................................................................................. 59
B. Saran ............................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Harga Jual Tanah Kavling PT. Era Maxima Semesta .................... 48
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar I Kerangka pikir ............................................................................... 28
Gambar II Struktur Organisasi PT. Era Maxima Semesta ............................. 34
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk yang sangat cepat dan pesat
membawa yang sangat besar terhadap kebutuhan masyarakat akan
perumahan, dimana rumah adalah salah satu kebutuhan primer manusia
karena rumah merupakan sarana untuk berteduh, berlindung dan beristirahat.
Rumah juga sebagai tempat berbagi suka dan duka serta membina rumah
tangga bagi suatu keluarga. Namun tidak semua masyarakat langsung dapat
membeli rumah, hal ini dikarenakan tingginya harga rumah sehingga
masyarakat cenderung kepada tanah sebagai langkah awal dalam
membangun rumah impian mereka.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang
properti, maka persaingan juga semakin ketat sehingga perusahaan dituntut
untuk meningkatkan pemasaran dan pelayanan agar mampu menjaring
konsumen sehingga tidak tersingkir dari persaingan. Setiap perusahaan
didirikan dengan tujuan mencari laba, secara berkala menerbitkan laporan
keuangan yang mengikhtisarkan operasinya untuk waktu tertentu dan rincian
dari posisi harta dan utang pada saat tertetntu sehingga berdasarkan laporan-
laporan tersebut, pihak- pihak yang berkepentingan dapat menilai posisi
keuangan dan kinerja perusahaan sebgai dasar pengambilan keputusan.
Salah satu unsur dari komponen laba adalah pendapatan. Pendapatan pada
umumnya adalah hasil dari kegiatan perusahaan.
2
Masalah utama dalam pendapatan adalah pada saat pengakuan
pendapatan yanga harus dilakukan secara akurat sehingga dapat menyajikan
laporan keuangan yang wajar. Apabila pengakuan pendapatan tidak tepat
maka operasional perusahaan dianggap kurang efektif dan dapat
berpengaruh besar pada kondisi perusahaan, oleh karena itu pengakuan
pendapatan telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) Nomor 23.
PT. Era Maxima Semesta merupakan perusahaan yang bergerak pada
bidang properti khususnya dalam penjualan tanah Kavling. Produk tanah
Kavling perusahaan yaitu Maxima Indahland Mamminasata, Maxima
Indahland Maminasata Adelia, Maxima Indahland Maminasata Chrysan, dan
Maxima Indahland Maminasata Taman Safari. Agar aktivitas perusahaan
dapat berkembang dan berjalan dengan baik, maka perusahaan memandang
perlu memaksimalkan pendapatan. Sumber pendapatan perusahaan berasal
dari pendapatan operasional perusahaan yaitu melalui penjualan baik secara
tunai ataupun kredit (angsuran). Pada pelaksanaannya perusahaan tidak
mengalami kesulitan dalam pengakuan pendapatan akan tetapi apakah
pengakuan pendapatan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan telah sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan sehingga perusahaan
memandang perlunya pemberlakuan akuntansi terhadap pendapatan agar
informasi yang diperoleh akurat.
PT. Era Maxima Semesta dalam penjualan tanah kavling baik secara
tunai maupun secara kredit (angsuran) pada awalnya mengadopsi konsep
3
metode AccrualBasic,akan tetapi pada pelaksanaannya penerapan
pengakuan pendapatan perusahaaan berdasarkan kejadian-kejadian yang
terjadi dalam perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui
pengakuan pendapatan yang diterapkan pada PT. Era Maxima Semesta, hal
ini mengingat pendapatan adalah kegiatan penting dalam menjalankan
operasi perusahaan maka diambilah judul: “ANALISIS PENERAPAN
PSAK NOMOR 23 TENTANG PENGAKUAN PENDAPATAN PADA
PERUSAHAAN PROPERTY (STUDI KASUS PT. ERA MAXIMA
SEMESTA)”.
B. Masalah Pokok
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis mengangkat masalah pokok yang dikemukakan adalah:
a. Bagaimana pengakuan pendapatan usaha properti pada PT. Era Maxima
Semesta?
b. Apakah pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh PT. Era Maxima
Semesta sudah sesuai dengan PSAK No. 23?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka
tujuan penelitian ini antara lain:
a. untuk mengetahui penerapan pengakuan pendapatan pada PT. Era
Maxima Semesta.
4
b. Untuk mengetahui kesesuaian pengakuan pendapatan yang diterapkan
oleh PT. Era Maxima Semesta dengan PSAK No. 23.
Sedangkan manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
a. Bagi penulis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman penulis
tentangpengakuan pendapatan, apakah sudah sesuai dengan Standar
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23 dan
diharapkan dapat digunakan sebagai referensi penulisan selanjutnya.
b. Bagi Perusahaan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan
pemikiran dan bahan masukan mengenai kebijakan akuntansi dalam
pengukuran pendapatan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Akuntansi
Menurut Haryono (2005:4), akuntansi adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan
suatu organisasi.
Menurut Arman, et al (2011:1), Akuntansi adalah:
a. Aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tenttang entitas (kesatuan)
usaha yang dipandang akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan
ekonomi dalam menetapkan pilihan tepat diantara berbagai alternatif
tindakan. (dari sudut pemakai).
b. Merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan
dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi. (dari sudut proses
kegiatan).
Menurut Weygant (dalam yadiati dan wahyudi,2007) akuntansi
adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak
yang berkepentingan.
Dari beberapa pengertian diatas, akuntansi berarti rekening atau
perkiraan. Interpresentasi akuntansi terdiri dari empat bagian yaitu:
6
a. Pengidentifikasian, mengenali atau memilah peristiwa-peristiwa
ekonomi yang merupakan laporan keuangan/transaksi.
b. Mencatat, pencatatan dilakukan secara sistematis kemudian pencatatan
ini diklasifikasi dan diringkas.
c. Pengukuran, menetapkan nilai dari peristiwa yang dipilih tersebut dalam
satuan uang.
d. Pengkomunikasian, menyajikan informasi berdasarkan transaksi yang
sedang atau sudah berlangsung.
B. Pendapatatan
1. Pengertian Pendapatan
Dalam bisnis, Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh
perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau
jasa kepada pelanggan.
Menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam PSAK Nomor 23
(2009:3), Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas normal entitas selama satu periode jika arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
SAFC mendefinisikan pendapatan merupakan pemasukan atau
peningkatan aktiva suatu perusahaan atau penyelesaian kewajiban
perusahaan atau campuran keduanya selama satu periode tertentu akibat
penyerahan atau pembuatan suatu produk, pelayanan jasa, atau kegiatan
7
lain yang merupakan kegiatan utama perusahaan berkesinambungan
(Santoso, 2010:26).
Menurut Kieso, et al, (2007:516), Pendapatan adalah arus masuk
aktiva atau penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang,
pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan laba lainnya yang membentuk
operasi utama atau inti perusahaan yang berkelanjutan selama suatu periode.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pendapatan adalah hasil kegiatan yanga diperoleh atas kegiatan-kegiatan
yang diperoleh dalam suatu periode tertentu. Pendapatan timbul dari
peristiwa ekonomi antara lain penjualan barang, penjualan jasa, penggunaan
aktiva perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan
dividen.
2. Klasifikasi pendapatan
Pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :
a. Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan
barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka
kegiatan utama atau menjadi tinjuan utama perusahaan yang
berhubungan langsung dengan usaha (operasi) perusahaan yang
bersangkutan..
b. Pendapatan non operasional.
Pendapatan non operasional adalah pendapatan yang diperoleh bukan
dari kegiatan operasional perusahaan.
8
3. Karakteristik pendapatan.
Ada beberapa karakteristik dari pendapatan yang akan membatasi
atau menentukan bahwa sejumlah rupiah uang masuk dalam perusahaan
merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik
itu antara lain :
a. Sumber pendapatan
Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi tidak
semua cara tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah
aktiva perusahaan dapat berasal dari transaksi modal, laba dari penjualan
aktiva yang bukan barang dagangan seperti aktiva tetap,surat berharga,
ataupun penjualan anak atau cabang perusahaan,hadiah, sumbangan atau
penemuan, revaluasi aktiva tetap, dan penjualan produk perusahaan.
b. Produk dan kegiatan utama perusahaan
Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa.
Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam
produk atau baik berupa barang atau jasa atau keduanya yang sangat
berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan
c. Jumlah rupiah pendapatan dan proses perbandingan.
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali
kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya
laba yaitu jumlah rupiah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang
dibebankan.
9
C. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23
Pernyataan Standar akuntansi keuangan (PSAK) merupakan
pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi
didalamnya mencakup semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi yang
dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan
dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang
dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Dengan kata lain Pernyataan Standar akuntasi Keuangan adalah buku
petunjuk bagi pelakuan kuntansi yang berisi pedoman tentang segala hal
yang ada hubungannya dengan akuntansi.
Pernyataan Standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 23 berisi
mengenai pendapatan.Tujuan Pernyataan ini adalah untuk mengatur
perlakuan akuntasi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian
tertentu.
Kemampuan dari akuntansi memberi suatu informasi yang baik
dapat dilihat dari kemampuannya untuk memberikan konsep pengakuan
pendapatandengan tepat sehingga membantu pemakai dalam mengambil
keputusan.
1. Pengukuran pendapatan
Pendapatan harus diukur dengan nilaiwajar imbalan yang diterima
atau yang dapatditerima.Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi
biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau
pemakai aktiva tersebut.
10
Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima
atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan
rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.
Nilai wajar yang dimaksud dalam Pernyataan standar Akuntansi
keuangan (PSAK) Nomor 23 (2009:23.3) yaitu jumlah dimana suatu asset
dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami
dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan
jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau
yang dapat diterima. Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan
jumlah nominal,maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.
Nilaiwajar disinidimaksudkan sebagaisuatu jumlah dimana kegiatan
mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang
memakai dan berkeinginan untuk meakukant ransaksi wajar, kemungkinan
kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima.
Barang yang dijual atau jasa yang diberikan untuk diperkirakan atau
barter dengan barang atau jasa yang tidak sama, maka pertukaran dianggap
sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Tetapi bila barang atau
jasa yang dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat dan nilaiyang
sama maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai transaksi yang
mengakibatkan pendapatan.
11
2. Pengakuan Pendapatan
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Pernyataan standar
akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23 (2009:23.8) menyatakan bahwa
pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan
yang akan mengalir ke perusahaan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23
(2009:23.6) menyatakan pendapatan dari penjualan barang diakui jika
seluruh kondisi berikut dipenuhi:
a. Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang
secara signifikan kepada pembeli.
b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pongendalian efektif atas
barang yang dijual.
c. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berkaitan dengan transaksi
tersebut akan mengalir kepada entitas tersebut.
d. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.
e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan
tersebut dapat diukur dengan andal.
Bila salah satu kriteria diatas tidak dipenuhi, maka pengakuan
pendapatan harus ditangguhkan. Pendapatan tidak diakuia pabila
perusahaan tersebut menahan resiko dari kepemilikan, antara lain:
12
a. Bila perusahaan menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan
suatu hal yang tidak memuaskan yang tidak dijamin sebagaimana
lazimnya.
b. Bila penerimaan pendapatan dari suatu penjualan tertentu tergantung
pada pendapatan pembeli yang bersumber daripenjualan barang yang
bersangkutan.
c. Bila pengirimanbarangtergantungpada instalasinya,daninstalasi tersebut
merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh
perusahaan
d. Bila pembeli berhak untuk membatalkan pembelian berdasarkan alasan
yang ditentukan dalam kontrak dan perusahaan tidak dapat memastikan
apakah akan terjadi pengembalian.
Kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah
kepada setiap transaksi namun dalam keadaan tertentu perlu menerapkan
kriteria pengakuan kepada komponen- komponen yang diidentifikasi secara
terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan subtansi dari
transaksi tersebut. Kriteria pengakuan pendapatan diterapkan pada dua atau
lebih transaksi bersama-sama jika transaksi tersebut terkait sedemikian rupa
sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat
rangkaian transaksi tersebut secara keseluruhan.
13
D. Perusahaan Real Estate (Properti)
1. Pengertian Perusahaan Real Estate
Real Estate berasal dari Bahasa Inggris, yang asal katanya berasal
dari bahasa Spanyol, “real = royal = kerajaan. Real estate adalah sebagai
suatu kawasan tanah yang dikuasai oleh raja, bangsawan dan landlord (tuan
tanah pada jaman feodal di abad pertengahan), atau singkatnya properti
milik kerajaan.
Real estate merupakan salah satu bentuk asset, perwujudan real
estate tidak hanya berupa kepemilikan hunian mewah. Pada esensinya real
estate adalh hak untuk memiliki sebidang tanah dan memanfaatkan apa saja
yang ada didalamnya.
Menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia, pengertian
mengenai industri Real Estat tercantum dalam PDMN No.5 Tahun 1974
yang mengatur tentang industri Real Estate. Dalam peraturan ini pengertian
industri real estate adalah perusahaan properti yang bergerak dalam bidang
penyediaan, pengadaan, serta pematangan tanah bagi keperluan usaha-usaha
industri,termasuk industri pariwisata.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:44.5), Perusahaan
pemgembang real estate adalah perusahaan yang kegiatannya memperoleh
tanah kemudian dibangun perumahan dan atau bangunan komersial dan atau
bangunan industri. Bangunan tersebut dimaksudkan untuk dijual atau
disewakan sebagai satu kesatuan atau secara eceran (retail). Aktivitas
Pengembangan real estate juga mencakup perolehan kavling tanah untuk
dijual tanpa bangunan.
14
Dengan perkembangan kepemilikan properti pribadi, real estat telah
menjadi area utama bisnis. Pembelian real estate membutuhkan investasi
yang signifikan, dan masing-masing bidang tanah memiliki karakteristik
yang unik, sehingga industri real estate telah berevolusi menjadi beberapa
bidang yang berbeda.Spesialis sering diminta untuk menilai real estate dan
memfasilitasi transaksi.
2. Fungsi Real Estate
Dalam kegiatannya sebagai salah satu unsur penyelenggaraan
pembangunan perumahan, Suatu real estate memiliki fungsi antara lain :
a. Sebagai perencana (designer)
Real estate merencana dan merancang sendiri proyek perumahan yang
akan dilaksanakan, berikut sarana dan prasarana yang harus disediakan.
b. Sebagai pengawasan (supervisor)
Real estate dapat mengawasi segala kegiatan maupun jalannya proyek
pembangunan perumahan yang terjadi dilapangan.
c. Sebagai penjualan (produsen)
Dalam memasarkan produk perumahan kepada konsumen, maka real
estate sebagai produsennya mempunyai wewenang untuk menjual,
memasarkan produk dengan harga yang ditentukan sendiri beserta
fasilitas KPR dan suku bunganya serta keuntungan untuk pihak
pengembang sendiri.
d. Sebagai pembangun
Real estate dapat mengawasi sendiri segala kegiatan maupun jalannya
proyek pembangunan yang terjadi sebagai penyelenggara pembangunan
15
perumahan. Sebagai penyelenggara pembangunan perumahan, maka real
estate harus dapat mengerjakan sendiri proyek perumahan termasuk
masalah biaya yang ditanggung sendiri.
Persyaratan Pengaruh Lingkungan dalam rangka manjaga keserasian
dan kelestarian ekologi lingkungan, Real Estate harus menyerahkan data-
data sebagai berikut :
a. Deskripsi proyek.
b. Pengaruh lingkungan pada kondisi geografis, lahan, kebisingan, udara,
kualitas udara, kualitas air, vegetasi dan kehidupan fauna, ruang terbuka
dan preservasi lingkungan.
c. Pengaruh pembangunan yang tidak dapat dihindari.
d. Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi pengaruh negatif
pembangunan.
e. Usulan perbaikan lingkungan.
f. Hubungan penggunaan jangka panjang.
g. Kesanggupan penggantian sumber-sumber yang rusak akibat
pembangunan sehingga ekologi lingkungan tetap terjaga.
Suatu Real Estate dalam kegiatan pembangunannya sangat
memerlukan adanya persetujuan pemerintah kota karena Persetujuan
Perijinan Planning berupa rancangan kavling jalan dan jaringan uilitasnya
harus ada. Terdapat tiga tahapan perijinan itu, antara lain :
16
1. Perijinan Rencana Umum setelah direview oleh Badan Perancangan
Kota.
2. Persetujuan resmi untuk Land Planning Engineering, termasuk batasan-
batasan tata guna lahan baik individu maupun umum.
3. Pengamanan Kontrak antara Real Estate dengan sub kontrak yang harus
diketahui oleh pemerintah baik kualitas maupun kuantitas sebagai bagian
dan pengawasan pembangunan.
3. Macam Real Estate
Perusahaan real estate biasanya melakukan beberapa usaha antara
lain:
a. Pembebasan tanah
Perusahaan harus bekerja sama dengan pemerintah untuk menentukan
daerah khusus untuk perumahan setelah sesuai dan mendapatkan izin
dari pemerintah daerah maka perusahaan akan melakukan pembebasan
tanah. Perusahaan mendapat surat izin penggunaan/pemanfaatan tanah
(SIPPT) dari pemerintah daerah untuk memanfaatkan dan menggunakan
tanah di lokasi yang telah di tentukan.
b. Pematangan tanah
Proses pematangan tanah ini bermula dari perataan tanah, pembentukan
tanah kapling, pembuatan jalan, salutan air, dan listrik sehingga menjadi
siap bangun. Pada tahap ini perusahaan real estate bisa melakukan
17
penyerahan hal tersebut tergantung dari permintaan pembeli apakah
hendak membeli kapling tanah matang yang siap bangun atau tanah
beserta bangunan rumah di atasnya.
c. Pembangunan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan antara lain
luas tanah, standar biasa bangunan permeter,dan modal bangunan.
Berdasarkan kemurnian usahanya, perusahaan real estate terbagi
atas:
a. Perusahaan real estate mewah, Merupakan perusahaan pembangunan
yang terutama membangun rumah mewah, baik dalam luas maupun
kualitas dengan tipe non standar dan dibuat sesuai dengan permintaan
pembeli.
b. Real estate murni
Artinya perusahaan tersebut hanya bergerak dan berkecimpung dalam
usaha perencanaan dan perancangan serta pemukiman saja.
c. Real estate campuran
Artinya selain berkecimpung dalam usaha perencanaan dan juga
pemukiman juga merangkap usaha lain, misalnya kontraktor ataupun
supplier.
Berdasarkan harga rumah yang dijual, perusahaan real estate dibagi
menjadi:
18
a. Perusahaan real estate BTN
Merupakan perusahaan pembangunan yang sebagian besar produknya
adalah rumah sederhana (T-36, T-45) dan rumah sangat sederhana (T-15,
T-21) yang diperuntukkan bagi penghuni yang berpenghasilan maksimal
Rp. 300.000,00
b. Perusahaan real estate menengah
Adalah perusahaan pembangunan yang salah satu cirinya adalah
menyediakan rumah sesuai dengan KPR Bank Sejahtera atau KPR bank
swasta lainnya. Rumah yang dibangun bervariasi antara tipe 45 ke atas
dengan kualitas bangunan diatas standar BTN.
Berdasarkan asal modalnya, real estate dibagi menjadi :
a. Modal swasta
Dalam pasal 5 ayat 2 PMDN No. 5 tahun 1974, apabila subjek
hukumnya swasta, maka perusahaan itu wajib memenuhi persayaratan
sebagai badan hukum indonesia dan berkedudukan di indonesia dan jika
badan itu bermodal asing maka harus berbentuk perusahaan campuran
dengan modal nasional. Kepada badan hukum swasta ini akan diberikan
tanah hak guna bangunan/hak pakai atas tanah menurut kebutuhan dan
berdasarkan kebutuhan yang berlaku.
b. Modal dari pemerintah pusat/ daerah
Jika modal ini berasal dari pemerintah pusat/ daerah, maka dapat
diberikan hak pengolahan, hak bangunan, hak pakai. Sedangkan jika
19
diberikan hak miliknya tidak akan putus hubungan antara pemegang
pengolahan atas tanah tersebut.
E. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 44.
Berdasarkan PSAK Nomor 44, Penjualan Tanak Kavling Tanpa
bangunan, Diakui dengan metode pengakuan akrual penuh (Full
AcrualMethod) pada saat pengikatan jual beli apabila seluruh kriteria berikut
ini terpenuhi :
a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual
yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali
oleh pembeli.
b. Harga jual akan tertagih.
c. Tagihan penjual tidak akan subordinari terhadap pinjaman lain yang
akan diperoleh pembeli dimasa yang akan datang
d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak
berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual seperti
kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban untuk
membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau yang
menjadi kewajiban penjual sesuai dengan pengikatan jual beli atau
ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Hanya kavling tanah saja yang dijual tanpa diwajibkan keterlibatan
penjual dalam pendirian banguna di atas kavling tanah tersebut.
20
Untuk pengakuan pendapatan tanah kavling tanpa bangunan,
kewajiban penjual untuk membangun fasilitas yang dijanjikan atau menjadi
kewajiban penjual dianggap telah terpenuhi apabila fasilitas-fasilitas pokok
(seperti jalan penghubung dan saluran drainase/pembuangan) telah selesai
dibangun.
Apabila kriteria pengakuan pendapatan penjualan tanah kavling
tanpa metode akrual penuh tidak terpenuhi, maka penjualan tanah kavling
tanpa bangunan diakui dengan metode deposit.
F. Pencatatan Akuntansi Atas Pendapatan Pada Perusahaan Properti.
Tujuan dari semua usaha pada akhirnya adalah untuk mendapatkan
yang bisa meningkatkan nilai perusahaan. Pendapatan diakui pada saat
realisasinya.
Pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan
dan laporan keuangan seperti aktiva,kewajiban, pendapatan,
beban,keuntungan dan kerugian. Pengakuan itu termasuk penggambaran
suatu item baik dalam kata-kata maupun dalamjumlahnya, dimana jumlah
mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Ada 4 macam kriteria yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat
diakui, antara lain:
a. Definisi
Item dalam suatu pernyataan harus memenuhi satu dari tujuh unsur-
unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, beban,
pendapatan, keuntungan dan kerugian.
21
b. Dapat diukur.
Item tersebut harus memiliki atribut relevan sehingga dapat diukur
secara andal.
c. Relevansi
Informasi mengenai item tersebut mampu membuat suatu perbedaan
dalam pengambilan keputusan.
d. Realibilitas
Informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar
sehingga dapat diuji dan netral.
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) Nomor 23 menjelaskan kapan suatu pendapatan diakui
sebagai berikut :
a. Pendapatan dari transaksi produk penjualan diakui pada saaat tanggal
penjualan, biasanya merupakan penyerahan atas produk kepada
pelanggan.
b. Pendapatan atau jasa yang diberikan perusahaan jasa diakui pada saat
jasa tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya
c. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi
perusahaaan oleh pihak lain seperti pendapatan bunga, royalty diakui
sejalan dengan berlakunya waktu atau saat digunakan.
22
d. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti
penjualan aktiva tetap atau surat berharga diakui saat penjualan.
Menurut Concept statement No. 5 dari FASB (Financial
AccountingStandard Board), Recognised and Measurement In financial
statetmentof Bussiness Enterprises (2006:338),” Pengakuan Adalah Proses
pencatatan atau pencantuman secara formal suatu hal ke dalam laporan dari
entitas seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, pengeluaran, atau sejenisnya.”
Menurut Hery (2009), Pendapatan harus diakui dalam laporan
keuangan ketika antara lain:
a. Telah direalisasi atau dapat direalisasi.Pendapatan dikatakan telah
direalisasi atau dapat direalisasi apabila barang atau jasa telah
dipertukarkan dengan kas atau klaim terhadap kas (piutang).
b. Telah dihasilkan.Pendapatan dikatakan telah diperoleh apabila
perusahaan secara substansial telah menyelesaikan apa yang seharusnya
dikerjakan utuk memperoleh pendapatan tersebut.
Menurut Belkuoi (2006:281), pendapatan diakui atas dasar:
a. Dasar Akrual
Pengakuan pendapatan dengan metode ini termasuk yang paling
mendasar, sehingga paling banyak diterapkan dalam berbagai usaha.
Metode akrual penuh, mengakui penerimaan kas dan pendapatan
diterima di muka sebelum suatu kontrak diselesaikan.Pada dasar akrual
23
ini pengakuan pendapatan dapat mengimplikasikan bahwa pendapatan
dilaporkan selama produksi, pada akhir produksi, pada saat penjualan
produk, atau pada saat penagihan produk.Pendapatan diakui pada
periode terjadinya transaksi pendapatan.
Jadi dalam transaksi penjualan atau penyerahan barang dan jasa yang
dilakukan walaupun kas belum diterima, maka transaksi tersebut sudah
diakui dan dicatat sebagai pendapatan perusahaan.
Pada saat diakui pendapatan yang ditandai dengan perpindahan pemilik
dari penjual kepada pembeli.
Piutang xxxx
Penjualan xxxx
Pada saat kas diterima
Kas xxxx
Piutang xxx
b. Dasar kejadian penting
Pengakuan pendapatan dipicu oleh kejadian penting dalam siklus
operasi.Pendapatan dari penjualan barang/jasa hanya dapat
diperhitungkan saat tagihan telah diterima.
Jurnal:
Pencatatan pada saat pendapatan dan kas diterima
Kas xxxx
Penjualan xxxx
24
Menurut Kiesso (2004:559), dalam bukunya pengakuan pendapatan
dilakukan dengan empat cara antara lain:
a. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan).
Pendapatan dari penjualan barang biasanya dianggap relisasi pada saat
produk yang dijual telah meninggalkan perusahaan dan telah diganti
dengan asset yang lain. Pada ssat itu harga jual disepakati, pembeli
mendapatkan hak atas kepemilikan barang tersebut, dan pembeli
mempunya tuntutan yang sah atas barang tersebut.
b. Pengakuan pendapatan pada saat sebelum penjualan (penyerahan).
Pada situasi tertentu pendapatan dapat diakui saat sebelum penjualan
(penyerahan), dimana aktivitas perolehan pendapatan yang berhubungan
dengan jangka waktu serta jumlah pendapatan yang harus diakui atau
aktivitas produktifnya.
c. Pengakuan pendapatan pada saat sesudah penjualan (penyerahan).
pengakuan pendapatan terjadi setelah penyedian jasa atau penyerahan
barang telah terjadi. Namun dalam beberapa kasus, transaksi yang
berhubungan dengan upaya memperoleh pendapatan yang menyangkut
ketidakpastian dengan penerima kasnya membuat pengakuan pendapatan
menunggu sampai diterimanya kas dari penjualan seperti penjualan
secara kredit (angsuran).Metode pengakuan pendapatan setelah
penyerahan barang dan jasa antara lain:
1. Akrual.
Pengakuan pendapatan dengan metode akrual, perusahaan
mengakui pendapatan pada saat penjualan.
25
2. Metode kas
Pada metode ini, perusahaan hanya mengakui pendapatan bila kas
(atas penyerahan barang/jasa) sudah diterima.
3. Metode pemulihan biaya
Pengakuan pendapatan dengan metode pemulihan biaya ini,
perusahaan mengakui pendapatam berdasarkan jumlah kas yang
diterima hanya saja laba/rugi kotor tangguhan tidak diakui sebagai
laba/rugi kotor sesungguhnya di kahir periode melainkan setelah
semua biaya dipuluhkan di periode cicilan akhir.
4. Metode pencicilan penjualan
Pengakuan pendapatan dengan metode pencicilan penjualan ini,
perusahaan mengakui pendapatan hanya sebesar kas yang diterima
pada saat pencicilan.
d. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan khusus(konsinyasi).
Pada metode ini, mengakui pendapatan setelah consignor menerima
pemberitahuan penjualandan dilakukan pengiriman kas dari consignee.
G. Kerangka Pikir
PT. Era Maxima Semesta merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang properti khususnya dalam Penjualan Tanah kavling,
dimana pada penulisan proposal penelitian ini penulis mengangkat tema
mengenai penerapan pengakuan yang dilakukan oleh perusahaan kemudian
membandingakannya dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
26
(PSAK) nomor 23 Untuk lebih jelasnya, berikut dapat dilihat pada bagan
kerangka pikir berikut:
Bagan Kerangka Pikir
Pendapatan
Analisa Deskriptif
PT. Era Maxima Semesta
Hasil
PSAK Nomor 23
27
H. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
dapat diajukan Hipotesis sebagai berikut :
a. Diduga pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan adalah
dasar akrual
b. Diduga tidak ada perbedaan pengakuan pendapatan oleh perusahaan
dengan Pernyataan Standar akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23.”
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penulisan ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Era
Maxima semesta yang berlokasi di Jl. Datuk Ripanggentungan Ruko Griya
Asri sakinah No. 10-11 Gowa, sedangkan waktu penelitiannya adalah bulan
April-Mei 2014
B. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik Field
Research dan Library Research.
1. Field Research (Penelitian Lapangan)
Penelitian dengan melakukan kunjungan secara langsung ke perusahaan
dan melakukan wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan dan
para staf serta karyawan lainnya untuk mendapatkan informasi atau data
yang sesuai serta memiliki hubungan dengan penelitian ini untuk
dijadikan dasar pembahasan secara ilmiah.
2. Library Research (Penelitian kepustakaan)
Penelitian dengan mencari literatur, buku, jurnal, materi perkuliahan
dan sebagainya mengenai masalah yang diteliti.
29
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data untuk penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata,
baik lisan maupun tulisan. Dalam penelitian ini yang merupakan data
kualitatif seperti bagaimana pengakuan pendapatan terhadap penjualan.
b. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka,
Dalam penelitian ini yang menjadi data kuantitatif adalah harga jual
tanah yang ada hubungannya dengan penulisan ini.
2. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam pembahasan ini adalah
sebagai berikut:
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian
baik lisan maupun tulisan, seperti laporan yang ada kaitannya dengan
masalah yang dibahas.
b. Data sekunder adalah Yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen
serta literatur-literatur yang erat hubungannya dengan masalah yang
sedang dihadapi penulis.
D. Metode Analisis
Untuk menguji dan membuktikan hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini digunakan Metode Analisisis Deskriptif, dimana data yang
diperoleh lalu dianalisis berdasarkan situasi atau kejadian yang telah
30
ditetapkan yang bertujuan sebagai untuk menjelaskan secara sistematis,
akurat berdasarkan fakta yang ada dalam perusahaan.
31
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat PT. Era Maxima Semesta
PT. Era Maxima Semesta didirikan pada tanggal 09 Oktober 2012
dan mulai beroperasi pada tanggal 26 Oktober 2012 yang beralamat di jalan
Datuk Ripanggentungan Ruko Griya Asri Sakinah Nomor 10-11
Sungguminasa-Gowa
PT. Era Maxima Semesta berbentuk perusahaan perseorangan
dimana pimpinan perusahaan juga merupakan pemilik perusahaan.
Perusahaan ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang property
khususnya di bidang penjualan tanah kavling, Produk tanah kavling
perusahaan antara lain Maxima Indahland Mamminasata, Maxima Indahland
Mamminasata Adelia, Maxima Indahland Mamminasata Chrysan, Maxima
Indahland Mamminasata Adelia. Tujuan perusahaan adalah untuk
menyelenggarakan bisnis tanah kavling dan properti sebagai pengembang
ataupun Agent juga untuk menghasilkan laba dari hasil operasi perusahaan.
PT. Era maxima Semesta memiliki logo jabat tangan yang dikelilingi
lingkaran tiga warna yakni hijau, biru, dan orange dan di bawahnya terdapat
gambar jabat tangan dengan tulisan EMS. Maksud dari simbol ini adalah
keinginan yang dicapai oleh PT. Era Maxima Semesta berupa kerjasama
yang saling menguntungkan yang dijaga oleh tiga pilar dasar yakni biru
berarti kepercayaan, orange berarti profesionalisme dan hijau berarti inovasi
dan rasa ingin belajar yang terus menerus untuk menjadi semakin baik.
31
32
B. Visi dan Misi PT. Era maxima Semesta
1. Visi Perusahaan
Visi PT. Era Maxima Semesta adalah bertujuan untuk tumbuh dan
berkembang menjadi salah satu pengembang kavling serta perumahan
terbesar dan terpercaya di Indonesia Timur.
2. Misi Perusahaan
Misi PT. Era Maxima Semesta antara lain:
1. Mengembangkan lahan yang prospektif, sehingga menguntungkan bagi
user dan perusahaan.
2. Terus berinovasi dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
3. Menjalin sinergi dengan mitra untuk tumbuh dan berkembang bersama.
4. Menjawab kebutuhan konsumen dan memberikan kepuasaan optimal
serta nilai lebih.
3. Aktivitas Perusahaan
PT. Era Maxima Semesta adalah perusahaan yang aktivitasnya
bergerak dalam bidang property khususnya dalam bidang penjualan tanah
kavling.Produk tanah kavling yang dijual perusahaan adalah Maxima
Indahland Maminasata, Maxima Indahland Maminasata Adelia, Maxima
Indahland Maminasata Chrysan dan Maxima Indahlannd Mamminasata
Taman Safari.Pada PT. Era Maxima Semesta, pendapatan yang diperoleh
berasal dari pendapatan operasional perusahaan yang bersumber dari
33
aktivitas utama perusahaan yaitu penjualan tanah kavling dimana imbalan
diterima dalam bentuk kas atau setara kas. Pendapatan operasional
perusahaan terdiri penjualan Penjualan tanah kavling secara tunai dan
Penjualan tanah kavling secara kredit
C. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas
Struktur organisasi dalam setiap perusahaan diperlukan untuk
memudahkan pengkoordinasian antara fungsi-fungsi, bagian-bagian,
maupun individu dengan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab
yang berbeda-beda sehingga dapat terbentuk kerjasama yang baik antar
kelompok yang terlibat di dalamnya untuk mencapai visi dan misi
perusahaan.
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Era maxima Semesta
terdiri atas Direktur Eksekutif, Divisi Keuangan, Manager Pemasaran,
Manager Tekhnik, Manager SDM, Manager Riset dan Pengembangan,
Administrasi, Supervisor Area, Marketing Area dan Marketing Officer, .
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
34
Struktur Organisasi PT. Era Maxima Semesta
Sumber : Doc.PT. Era Maxima Semesta
Manager
Tekhnik
Manager
Pemasaran
Manager
SDM
Manager Riset
dan Pengembangan
Staff Lapangan
Marketing
Officer
Divisi SDM Divisi Riset dan
Pengembangan
Marketing
Area
Supervisor
Area
Direktur Eksekutif
Administrasi
Devisi Keuanagan
35
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing divisi yang ada di
perusahaan PT. Era Maxima Semesta adalah sebagai berikut:
1. Direktur Eksekutif
Tugas dan Tanggung Jawab, antara lain:
a. Bertanggung jawab terhadap perkembangan perusahaan.
b. Menetapkan kebijakan umum dan strategi yang harus dijalankan
perusahaan.
c. Meminta laporan pertanggung jawaban dari setiap direktur divisi.
d. Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan perusahaan
e. Memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan yang ada serta
menjaga hubungan baik dengan lingkungan
2. Manager Sumber Daya Manusia (SDM)
Tugas dan Tanggung Jawab, Antara lain:
a. Merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi
di bidang pengelolaan dan pengembangan SDM (termasuk
perekrutan dan pemilihan kebijakan / practices, disiplin, keluhan,
konseling, upah dan peryaratannya, kontrak-kontrak, pelatihan dan
pengembangan, perencanaan suksesi, moril dan motivasi, kultur dan
pengembangan sikap dan moral kerja, manajemen penimbangan
prestasi dan hal seputar manajemen mutu dan lain-lain.
36
b. Mengatur dan mengembangkan staff perusahaan.
c. Mengelola dan mengendalikan pembelanjaan SDM per departemen
sesuai anggaran-anggaran yang disetujui
d. Memonitor, mengukur dan melaporkan tentang permasalahan,
peluang, rencana pengembangan yang berhubungan dengan SDM
dan pencapaiannya dalam skala waktu dan bentuk yang sudah
disepakati.
e. Berperan untuk evaluasi dan pengembangan strategi pengelolaan
SDM dan kinerja dalam pengimplementasian strategi tersebut,
dengan bekerja sama dengan tim eksekutif.
f. Menetapkan dan memelihara sistem yang sesuai untuk mengukur
aspek penting dari pengembangan Tekhnik dan Sumber daya
Manusia (SDM).
g. Bertanggung lawab langsung kepada Direktur Utama.
3. Manager Riset dan Pengembangan.
Tugas dan Tanggung Jawab, Antara lain:
a. Mengadakan Penelitian dan Pengembangan Perusahaan.
b. Meneliti kemungkinan-kemungkinan ikut dalam pengembangan
teknologi perusahaan.
37
c. Melakukan penelitian dan pengembangan analisa pemasaran secara
umum untuk membantu penelitian, promosi serta pengembangan
perusahaan.
d. untuk mengetahui seberapa besar kekuatan para pesaing usaha yang
akan dihadapi oleh perusahaan.
e. Mencari informasi mengenai harga, kuantitas, kualitas tanah kavling
yang ada di pasaran.
f. Menerbitkan laporan-laporan dari penerbit-penerbit lainnya mengenai
aktivitas perusahaan, dalam rangka aktivitas penelitian dan
pengembangan
g. Memberikan saran-saran atau pertimbangan kepada Direktur tentang
langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya
4. Manager Pemasaran.
Tugas dan Tanggung Jawab, Antara lain:
a. Merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang
menyangkut pemasaran.
b. Memonitoring dan mengarahkan proses-proses yang ada pada divisi
pemasaran
c. Melakukan koordinasi strategis antar direktorat.
38
d. Memberikan masukan kepada Direktur Utama dalam memutuskan
hal-hal yang berkaitan dengan Pemasaran.
5. Divisi Keuangan.
Tugas dan Tanggung Jawab, antara lain:
a. Mengelola fungsi akuntansi dalam proses data dan informasi
keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan
perusahaan secara akurat dan tepat waktu.
b. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan
pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat
waktu, dan sesuai peraturan pemerintah yang berlaku.
c. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kas
perusahaan terutama dalam pengelolaan piutang dan hutang,
sehingga memastikan ketersediaan dana untuk operasional
perusahaan dan kesehatan kondisi keuangan.
d. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran
perusahaan dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk
memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam
menunjang kegiatan operasional perusahaan.
e. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan
prosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya
39
untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan
dengan tertib dan teratur serta mengurangi resiko keuangan.
f. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa
keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi
pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk
kebutuhan investasi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya.
g. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh
perusahaan untuk memastikan efensiensi biaya dan kepatuhan
terhadap peraturan perpajakan.
6. Manager Tekhnik
Tugas dan tanggung jawab, antara lain:
a. Menerima petunjuk dan arahan dari Direktur tetang cara-cara
pelaksanaan tugas,pembinaan,dan kebijakan umum.
b. Menyusun program kerja dibidang tugas sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
c. Menyusun rencana umum kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan
pengembangan perusahaan di bagian teknik.
d. Memantau pelaksanaan pekerjaan di bagian teknik serta
membandingkan dengan rencana yang telah di tetapkan guna diambil
tindakan seperlunya jika terjadi penyimpangan
40
e. Membuat, merawat, memperbaharui dokumen peta nyata laksana
(assbuilddrawing) untuk setiap asset dibagian teknik yang di miliki
f. Menyelenggarakan pemeriksaan dan pengawasan atas segala
peralatan secara teratur dan terus menerus pada semua fasilitas
perusahaan.
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur baik
secara lisan maupun tertulis sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan yang berlaku
h. Memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahannya agar
melaksanakan tugas berjalan lancar sesuai dengan ketentuan
peraturan yang berlaku.
7. Administrasi
Tugas dan Tanggung Jawab, Antara lain:
a. Membuat kartu kontrol angsuran untuk user dan perusahaan
b. Membuat surat pengikatan perjanjian jual beli antara perusahaan dan
user
c. Membuat kartu kontrol penjualan untuk marketing.
d. Mencatat semua surat masuk dan surat keluar
e. Menginformasikan kepada seluruh user perusahaan mengenai info-
info terbaru mengenai perusahaan
41
f. Mencatat seluruh penerimaan dan pengeluaran kas harian
g. Membuat lapoan penjualan terbaru
h. Memeriksa absen karyawan dan Staff perusahaan
i. Membuat slip gaji karyawan dan staff perusahaan.
j. Menyimpan semua Sertifikat tanah dan Akte Jual Beli (AJB) yang
telah selesai.
8. Supervisor Area
Tugas dan Tanggung Jawab, antara lain:
a. Mengkoordinir bawahannya untuk mengetahui sejauh mana target
yang sudah di capai
b. Memberikan Pelatihan kepada bawahannya, misalnya dalam
mencari, melayani dan memanage user
c. Memberikan motivator pada bawahannya.
d. Membantu memberikan solusi jika bawahannya mengalami masalah.
e. Memonitoring aktivitas dari bawahan
f. Membuat strategi yang strategis dalam penjualan dan
mengajarkannya kepada bawahannya.
g. Memastikan bahwa bawahan tidak bingung terhadap tugas yang
diberikannya.
42
9. Marketing Area
Tugas dan tanggung jawab, antara lain:
a. Menangani kegiatan marketing, pengembangan bisnis dan jaringan
penjualan produk tanah kavling
b. Melakukan analisa penjualan dan berorientasi pada pencapaian target
penjualan dan kepuasan user.
10. Marketing Officer
Tugas dan tanggung jawab, antara lain:
a. Menjelaskan mengenai produk perusahaan kepada user
b. Memasarkan produk perusahaan berupa tanah kavling
c. Bertanggung jawab langsung kepada manajer perusahaan
11. Staff Lapangan
Tugas dan tanggung jawab, antara lain:
a. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan
persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.
b. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil
pekerjaan dilapangan.
c. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan
dilapangan.
43
d. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar
selalu sesuai dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang
telah ditetapkan.
e. Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di
lapangan.
44
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Aktivitas Dan Pendapatan PT. Era Maxima Semesta
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi
sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan. Dalam
menjalankan usahanya, PT. Era Maxima Semesta memperoleh pendapatan
dari pendapatan operasional perusahaan yang bersumber dari aktivitas utama
perusahaan meskipum perusahaan juga memperoleh pendapatan dari
kegiatan non operasional perusahaan sehingga keuangan perusahaan sangat
bergantung pada pendapatan dari kegiatan operasional perusahaan.
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang diperoleh
perusahaan dari hasil kegiatan utama perusahaan.Pendapatan operasional
PT. Era Maxima Semesta berasal penjualan tanah kavling baik penjualan
tanah kavling secara tunai dan penjualan tanah kavling secara kredit.
Dalam penjualan tanah kavling baik secara tunai atau secara kredit
(angsuran), PT. Era Maxima Semesta melakukan beberapa proses yang
dilakukan antara lain:
1. Membuat jadwal pertemuan antara user dan marketing
2. Calon user diantar ke lokasi tanah kavling yang akan dijual untuk
menentukan lokasi mana yang dipilih.
45
3. User membayar uang tanda jadi atau uang muka sesuai dengan harga
yang ditetapkan oleh perusahaan.
4. User Menandatangani surat perikatan perjanjian jual beli.
5. Apabila terjadi pembatalan perjanjian oleh user, maka user akan
dikenakan biaya potongan sebesar 50% dari total dana yang telah
disetorkan oleh user (khusus bagi penjualan kredit).
B. Pengukuran Pendapatan
Pengukuran pendapatan pada PT. Era Maxima Semesta dilakukan
dengan memandang nilai tukar dan jumlah uang yang telah disepakati harus
dibayarkan oleh user pada saat terjadinya transaksi. Nilai tukar yang telah
disepakati adalah ukuran terbaik bagi pendapatan perusahaan pada saat
terjadi penjualan tanah kavling. Nilai dari penjualan tanah kavling tersebut
akan menunjukkan nilai wajar yang diterima oleh perusahaan dalam bentuk
kas maupun piutang, dimana nilai wajar tersebut merupakan nilai dari
penjualan tanah kavling tanpa adanya pertambahan jumlah pembayaran pada
saat menunggu hingga tagihan diperoleh.
Dengan kata lain, jumlah yang diakui pada saat transaksi sama
dengan jumlah yang diterima saat pelunasan. Jadi, pengukuran pendapatan
yang ada pada PT. Era Maxima Semesta terjadi berdasarkan tingkat harga
pada saat transaksi di lakukan baik pada penjualan tunai maupun penjualan
secara kredit.
46
C. Pengakuan Pendapatan PT. Era Maxima Semesta
Pengakuan pendapatan merupakan penentuan yang sangat penting,
mengingat kesalahan dalam penentuan ini akan berakibat fatal pada
pengukuran pendapatan dan kelayakan laba yang akan mempengaruhi mutu
dari informasi keuangan yang diperoleh dalam hal pengambilan keputusan
oleh pimpinan perusahaan.
Pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan
dan laporan keuangan seperti aktiva,kewajiban, pendapatan,
beban,keuntungan dan kerugian. Pengakuan itu termasuk penggambaran
suatu item baik dalam kata-kata maupun dalamjumlahnya, dimana jumlah
mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23
mendefinisikan Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus
masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal, jadi pendapatan hanya terdiri dari arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang diterima perusahaan itu sendiri, di luar
dari pernyataan di atas yang tidak memiliki manfaat ekonomi dalam
peningkatan ekuitas bagi perusahaan dikeluarkan dari pendapatan.
Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki
identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan
biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam
keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut
47
kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari
suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi
tersebut.
Ayat jurnal yang dibuat yaitu:
a. Penjualan Tunai
Jurnalnya :
Kas xxx
Penjualan xxx
b. Penjualan Kredit
Saat pengikatan antara perusahaan dan user
Jurnalnya:
Piutang Dagang xxx
Penjualan xxx
Saat pembayaran uang muka
Jurnalnya:
Kas xxx
Penjualan xxx
Saat pembayaran angsuran
Jurnalnya:
Kas xxx
Piutang dagang xxx
48
Pendapatan PT. Era Maxima Semesta dari penjualan tanah kavling
dikatakan telah diperoleh apabila telah memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual
yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh
pembeli.
b. Harga jual akan tertagih.
c. Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan
diperoleh pembeli di masa yang akan datang.
d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak
berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual,
seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban
untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau
yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau
ketentuan perundang-undangan.
e. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan
penjual dalam pendirian bangunan di atas kavling tanah tersebut.
Apabila kriteria pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh
tidak terpenuhi, maka semua pembayaran dicatat saat tagihan telah diterima.
49
D. Pengakuan Pendapatan Menurut Penyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) Nomor 23.
Menurut PSAK Nomor 23, Pendapatan dari penjualan barang diakui
jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
a. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang
secara signifikan kepada pembeli
b. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual
c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal
d. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi
tersebut akan mengalir kepada entitas tersebut
e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan
tersebut dapat diukur dengan andal.
Penentuan kapan entitas telah memindahkan risiko dan manfaat
kepemilikan secara signifikan kepada pembeli memerlukan pengujian atas
keadaan transaksi tersebut.
Pada umumnya, pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan terjadi
pada saat yang bersamaan dengan pemindahan hak milik atau penguasaan
atas barang tersebut kepada pembeli.Hal ini terjadi pada kebanyakan
penjualan eceran. Dalam hal lain, pemindahan risiko dan manfaat
50
kepemilikan terjadi pada saat yang berbeda dengan pemindahan hak milik
atau penguasaan atas barang tersebut.
Jika entitas tersebut menahan risiko signifikan dari kepemilikan,
transaksi tersebut bukanlah penjualan dan pendapatan tidak diakui. Entitas
dapat menahan risiko kepemilikan yang signifikan dengan berbagai cara.
jika entitas hanya menahan risiko tidak signifikan atas kepemilikan,
transaksi tersebut adalah penjualan dan pendapatan yang diakui.
Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi
sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada
entitas.terkadang kemungkinan besar tersebut baru tercapai pada saat
imbalan diterima atau ketidakpastian dihilangkan.
Ayat jurnal untuk mencatat pendapatan pengakuan dan pengukuran
menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23 adalah
sebagai berikut:
a. Penjualan tunai
Kas xxx
Penjualan xxx
b. Penjualan secara kredit
Saat pembayaran uang muka
Jurnalnya:
Kas xxx
Pendapatan diterima Di Muka xxx
51
Saat pembayaran angsuran
Kas xxx
Piutang Dagang xxx
E. Analisis Pengukuran Pendapatan
Nilai tukar merupakan ukuran terbaik untuk mengetahui hasil
perolehan dari penjualan dan pemberian jasa.Nilai tukar tersebut diukur
dalam rupiah, bukan dalam bentuk dollar ataupun dalam bentuk mata uang
asing lainnya.
PT. Era Maxima Semesta mempraktekkan bahwa nilai tukar
penjualan tanah kavling adalah ukuran yang akan diterima pada saat kas
diterima.Pendapatan dari hasil penjualan dinilai wajar.
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 23
bahwa jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya
ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai
aktiva tersebut.
Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima
atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan
rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.
pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan
jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau
yang dapat diterima. Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas
ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah
nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima. Misalnya, suatu
52
perusahaan dapat memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau
menerima wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga di bawah pasar
sebagai imbalan dari penjualan barang. Bila perjanjian tersebut secara
efektif merupakan suatu transaksi finansial, nilai wajar imbalan ditentukan
dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan
menggunakan suatu tingkat bunga tersirat (imputed).
Tingkat bunga tersirat tersebut adalah yang paling mudah ditentukan
dari:
a. tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang serupa dari suatu
penerbit (issuer) dengan penilaian kredit (credit rating) yang sama atau
b. suatu tingkat bunga untuk mengurangi (discount) nilai nominal
instrumen tersebut ke harga jual tunai pada saat ini dari barang atau jasa.
Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa
dengan sifat dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap
sebagai suatu transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Hal ini sering
terjadi dengan komoditi seperti minyak atau susu di mana penyalur
menukarkan (swap) persediaan di berbagai lokasi untuk memenuhi
permintaan dengan suatu dasar tepat waktu dalam suatu lokasi tertentu. Bila
barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan
jasa yang tidak serupa, pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang
mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari
53
barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara
kas yang ditransfer.
Suatu perusahaan dapat membuat estimasi yang handal terhadap
pendapatan yang akan diterima setelah perusahaan mencapai persetujuan
dengan pihak lain dalam hal berikut:
a. Hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipaksakan
dengan kekuatan hukum berkenaan dengan jasa yang diberikan dan
diterima pihak-pihak tersebut.
b. Imbalan yang harus dipertukarkan
c. Cara dan persyaratan pembayaran serta penyelesaiannya.
Dari keterangan diatas, unsur teknis dan objektivitas yang dapat
dijadikan sebagai dasar pengukuran pendapatan yang akan dijadikan data
akuntansi yang objektif bagi perusahaan. Pengukuran pendapatan dilakukan
berdasarkan jumlah uang yang akan diterima atau pendapatan diukur dengan
nilai wajar imbalan yang diterima atau yang akan diterima perusahaan.
Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan
oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai
tersebut.Sesuai dengan Pernyataan standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
yang menyatakan kriteria pendapatan dari penjualan barang dagang dapat
diakui apabila dipenuhi keadaan atau dalam kondisi-kondisi tertentu.
Pengukuran pendapatan PT. Era Maxima Semesta telah sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, karena selama ini
54
perusahaan mengakui pendapatan berdasarkan satuan rupiah. Maka transaksi
yang berlaku dalam mata uang asing akan disesuaikan dengan kurs standar
yang berlaku pada saat terjadinya transaksi.
F. Analisis Penerapan Pengakuan Pendapatan
Pada dasarnya ada 2 (dua) metode pencatatan pendapatan yaitu
a. metode accrual basis
Apabila dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah accrual basis,
maka baik pendapatan maupun beban akan dilaporkan dalam laporan
laba rugi dalam periode dimana pendapatan dan beban tersebut terjadi
tanpa memperhatikan arus kas uang masuk ataupun arus kas unag keluar.
b. Metode cash basis.
Apabila dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah cash basis,
maka pendapatan dan beban akan dilaporkan dalam laporan laba rugi
dalam periode dimana uang kas diterima (pendapatan) atau uang kas
dibayarkan (beban).
Pendapatan PT. Era Maxima Semesta sebagai hasil dari penjualan
atas tanah kavling dapat dikatakan telah diperoleh apabila telah memenuhi
syarat-syarat yang sebagai berikut :
a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual
yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh
pembeli.
55
b. Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan
diperoleh pembeli di masa yang akan datang.
c. Harga jual akan tertagih.
d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak
berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual,
seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau kewajiban
untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau
yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau
ketentuan perundang-undangan.
e. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan
penjual dalam pendirian bangunan di atas kavling tanah tersebut.
Untuk menganalisa pendapatan pada PT. Era Maxima Semesta dapat
dilihat pada penjelasan berikut:
56
Tabel 5.1
Harga Jual Tanah kavling PT. Era Maxima Semesta
Ukuran
Kavling Harga Cash DP Angs. 5x Angs. 10x
7,5 x 15
35.000.000 7.000.000 5.600.000 2.800.000
10 x 15
50.000.000 10.000.000 8.000.000 4.000.000
10 x 20
70.000.000 14.000.000 11.200.000 5.600.000
Sumber: PT. Era Maxima Semesta
Harga Jual untuk tanah kavling dengan ukuran 7,5 x 10 m adalah
Rp.35.000.000, untuk tanah kavling 10 x 15 m adalah Rp. 50.000.000, serta
untuk tanah kavling ukuran 20 x 10 m adalah Rp. 70.000.000.
Pengakuan pendapatan atas penjualan tanah kavling pada PT. Era
Maxima Semesta dengan mengadopsi konsep metode accrual basic adalah
sebagai berikut:
Contoh 1:Tn. Kurniawan B membeli tanah kavling pada PT. Era
Maxima Semesta ukuran 15 x 10 m dengan harga Rp. 50.000.000, secara
tunai.
Pada saat penerimaan pembayaran perusahaan mencatat:
Kas 50.000.000
Penjualan 50.000.000
57
Contoh 2:Tn. Kurniawan membeli tanah kavling pada PT. Era
Maxima Semesata ukuran 15 x 10 m dengan harga Rp. 50.000.000, dengan
uang muka sebesar Rp. 10.000.000. dan diangsur selama 10 bulan.
Pada saat pengikatan perusahaan dan Tn. Kurniawan, perusahaan mencatat
Piutang Dagang 50.000.000
Penjualan 50.000.000
Pada saat penerimaan pembayaran uang muka, perusahaan mencatat:
Kas 10.000.000
Penjualan 10.000.000
Pada saat penerimaan pembayaran angsuran, perusahaan mencatat:
Kas 4.000.000
Penjualan 4.000.000
Dari transaksi di atas, awalnya perusahaan menggunakan pengakuan
pendapatan mengadopsi metode accrual basic.Akan tetapi pada saat
pencatatannya ternyata ada perbedaan pencatatan dengan pernyataan standar
akuntansi keuangan (PSAK) Nomor 23.
Berdasarkan uraian di atas Pengakuan Pendapatan yang diterapkan
oleh PT. Era Maxima Semesta belum mengacu pada Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23 karena masih ada kriteria yang
masih belum terpenuhi antara lain Proses pengembangan tanah yang belum
selesai sehingga penjual masih berkewajiban untuk menyelesaikan kavling
58
tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kavling tanah atau
kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh
atau yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli
atau ketentuan perundang-undangan. sehingga Apabila kriteria pengakuan
pendapatan dari penjualan dengan metode akrual penuh tidak terpenuhi,
maka semua pembayaran oleh perusahaan dicatat menggunakan cash basis
yaitu metode yang didasarkan pada saat kejadian atau kas diterima.
59
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Era Maxima Semesta
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pendapatan perusahaan bersumber dari pendapatan operasional yakni
pendapatan atas penjualan barang dagangan berupa tanah kavling baik
penjualan secara tunai maupun secara kredit.
2. Metode pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan
mengadopsi metode accrual basic, karena pada konsep penerapan
pendapatan di perusahaan sebagian penerapannya mengakui sesuai
dengan konsep accrual basic namun sebagian lagi belum dimana pada
saat terjadinya transaksi digunakan konsep Cash basic.
3. Penerapan pengakuan pendapatan perusahaan belum sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 dengan
demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diajukan oleh penulis
ditolak
60
B. Saran
Penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya perusahaan menerapkan konsep accrual basic seutuhnya
supaya dalam pelaporan keuangannya bisa menggambarkan pendapatan
yang sebenarnya pada tahun berjalan.
2. Dalam mengakui pendapatan dan beban sebaiknya PT. Era Maxima
Semesta mengacu pada PSAK no.23 mengingat akhir-akhir ini
perusahaan mengalami perkembangan yang cukup pesat.
3. Sebaiknya perusahaan menyelanggarakan pendidikan dan pelatihan
khususnya penggunaan computer dalam kegiatan operasional agar
pencatatan dan pelaporan khususnya pendapatan dan beban bisa lebih
akurat.
4. Dengan semakin meningkatnya kinerja perusahaan dalam kegiatan
penjualan tanah kavling, hendaknya perusahaan meningkatkan kualitas
produk tanah kavling disertai dengan pelayanan lebih baik sehingga
user dapat semakin mengenal dan mempercayai PT. Era Maxima
Semesta. Hal ini akan berdampak positif bagi perusahaan.
5. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan
penelitian lainnyayang berhubungan dengan variable atau objek
penelitian ini dan diharapkan dapat dipakai untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dibidang akuntansi keuangan.
61
DAFTAR PUSTAKA
Arman, Andi dan Ismail. 2012. Praktikum Akuntansi, Makassar: Kencana jaya
Harahap, Sofyan Safri. 2012. Teori Akuntansi. Edisi revisi 2011. Jakarta: Rada
Grafindo Persada.
Hery. 2009. Teori Akuntansi. Edisi Pertama. Cetakan kedua. Jakarta: Kencana
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar akuntansi Keuangan. Jakarta: salemba
Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Kieso, Donald E.,Weygant, Jerry J, Warfield, Terry D. 2007. Diterjemahkan oleh
Emil Smith. Akuntansi Intermediate, Edisi ke 12, Jilid 2. Jogjakarta:
Erlangga.
Munira. 2009. Bahasa Indonesia. Makassar.
Riahi, Ahmed., Belkaoiu. 2006. Accounting theory : Teori Akuntansi,
Edisikelima. Jakarta: Salemba Empat.
Santoso, Imam. 2010. Akuntansi Keuangan Menengah ( Intermediate accounting).
Buku Satu. Bandung: Satu Refika Aditama.
Yadiati., Wiwin dan Ilham Wahyudi. 2007. Pengantar Akuntansi. Jakarta:
Kencana.
Yusuf, Haryono Al., 2005. Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 1, Cetakan kelima.
Jogjakarta: STIE YKPN.
Website:www.wikipedia.com( Diakses tanggal 24 maret 2014)
Website:http://aconx-arsitekbisagila.blogspot.com/2011/03/real-estate.html
(Diaksestanggal 24 maret 2014)
Website:http://cepiar.wordpress.com/2007/10/30/mengelola-investasi-real-
estat/(Diakses tanggal 24 maret 2014)