75
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA BATANGMATA SAPO KECAMATAN BONTOMATENE KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR ANDI ANGGUN HIDAYAT 105961123516 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

i

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA

BATANGMATA SAPO KECAMATAN BONTOMATENE

KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

ANDI ANGGUN HIDAYAT

105961123516

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

ii

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA

BATANGMATA SAPO KECAMATAN BONTOMATENE

KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

ANDI ANGGUN HIDAYAT

105961123516

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

iii

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

iv

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Pendapatan

Usahatani Jeruk di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten

Kepulauan Selayar adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi

yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 22 Agustus 2020

Andi Anggun Hidayat

105961123516

Page 6: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

vi

ABSTRAK

ANDI ANGGUN HIDAYAT. 105961123516. Analisis Pendapatan Usahatani Jeruk

di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar.

Dibimbing oleh AMRUDDIN dan NADIR.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan

usahatani jeruk di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten

Kepulauan Selayar.

Pengambilan populasi dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja atau

purposive yaitu di Desa Batangmata Sapo. Sementara untuk penentuan sampel

dilakukan dengan metode Simple Random Sampling atau teknik penentuan sampel

secara acak sederhana dengan populasi 298 orang, sampel yang diambil sebanyak

15% dari jumlah populasi yakni 45 orang petani jeruk. Analisis data yang digunakan

Analisis R/C ratio, B/C ratio dan Break Event Point (BEP).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata petani jeruk di

Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

sebesar Rp.12.669.907,9 pertahun. Dari hasil uji kelayakan usahatani jeruk di Desa

Batangmata Sapo menunjukkan bahwa nilai R/C ratio sebesar 4,02, B/C ratio sebesar

4,85, BEP Produksi sebesar 29,87 kg dan BEP Harga sebesar Rp. 957,24 sehingga

usahatani jeruk di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten

Kepulauan Selayar layak untuk di usahakan karena dapat memberikan keuntungan

kepada petani jeruk.

Kata kunci: Jeruk, Pendapatan, Kelayakan

Page 7: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

vii

ABSTRACT

ANDI ANGGUN HIDAYAT. 105961123516. Analysis of Citrus Farming Income in

Batangmata Sapo Village, Bontomatene District, Selayar Islands Regency. Guided by

AMRUDDIN and NADIR.

This study aims to find out the income and feasibility of citrus farming in

Batangmata Sapo Village, Bontomatene District, Selayar Islands Regency.

Population retrieval in this study was done intentionally or purposively,

namely in Batangmata Sapo Village. While for the determination of samples is done

by Simple Random Sampling method or simple random sample determination

technique with a population of 298 people, the sample taken as much as 15% of the

population of 45 citrus farmers. Data analysis used R/C ratio, B/C ratio and Break

Event Point (BEP).

The results showed that the average income of citrus farmers in Batangmata

Sapo Village, Bontomatene District, Selayar Islands, amounted to Rp.12,669,907.9

per year. From the results of the feasibility test of citrus farming in Batangmata Sapo

Village shows that the value of R/C ratio of 4.02, B/C ratio of 4.85, Production BEP

of 29.87 kg and BEP Price of Rp. 957.24 so that citrus farming in Batangmata Sapo

Village Bontomatene District Selayar Islands is worth trying because it can provide

benefits to citrus farmers.

Keywords: Orange, Income, Feasibility

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak

lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarganya, sahabat dan

para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Pendapatan Usahatani Jeruk di Desa Batangmata Sapo Kecamatan

Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar”.

Skripsi ini merupakan tugas yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Amruddin, S.Pt., M.Pd., M.Si., selaku pembimbing utama dan Nadir, S.P., M.Si

selaku pembimbing pendamping yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat selesai.

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin S.Pi, M.P., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

ix

4. Kedua orangtua Ayahanda Masrum dan ibunda Andi Nur Hidayat, Adik-adikku

tercinta Andi Firahayu Angraeni, Andi Ikram Maulana dan segenap keluarga

yang senatiasa memberikan bantuan, baik moril maupun materil sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene

Kabupaten Kepulauan Selayar beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis

untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir

yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang

telah terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan

dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang mrmbutuhkan. Semoga

kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.

Makassar, 22 Agustus 2020

Andi Anggun Hidayat

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ x

I. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4

1.4 Kegunaan Penelitian ......................................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 6

2.1 Usahatani Jeruk ................................................................................................ 6

2.2 Pendapatan ....................................................................................................... 8

2.3 Kelayakan Usahatani ...................................................................................... 12

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................................. 13

2.5 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 16

III. METODE PENELITIAN .................................................................................... 19

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 19

3.2 Teknik Penentuan Informan ........................................................................... 19

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................................... 20

3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 20

3.5 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 21

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

xi

3.6 Defenisi Operasional ...................................................................................... 24

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ............................................ 25

4.1 Keadaan Geografis ......................................................................................... 25

4.2 Keadaan Demografis ...................................................................................... 26

4.3 Sejarah UsahaTani ......................................................................................... 31

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 33

5.1 Identitas Responden ....................................................................................... 33

5.2 Analisis Pendapatan Usahatani ...................................................................... 38

5.3 Analisis Kelayakan......................................................................................... 42

VI. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 44

6.1 Kesimpulan .................................................................................................... 44

6.2 Saran ............................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 15

2. Jumlah Penduduk Desa Batangamata Sapo ....................................................... 28

3. Usia Penduduk Desa Batangmata Sapo ............................................................. 29

4. Mata Pencaharian Pokok Desa Batangmata Sapo ............................................. 29

5. Tingkat Pendidikan Desa Batangmata Sapo ...................................................... 31

6. Pengalaman Usahatani Desa Batangmata Sapo................................................ 32

7. Tingkat Umur Responden .................................................................................. 33

8. Tingkat Pendidikan Responden ......................................................................... 34

9. Pengalaman Usahatani ....................................................................................... 35

10. Luas Lahan Responden ...................................................................................... 36

11. Jumlah Tanggungan Keluarga ........................................................................... 37

12. Biaya Variabel ................................................................................................... 39

13. Biaya Tetap ........................................................................................................ 40

14. Pendapatan Rata-rata Petani .............................................................................. 41

15. Hasil Kelayakan R/C Racio ............................................................................... 43

16. Hasil kelayakan B/C Racio ................................................................................ 44

17. Hasil Break Event Point .................................................................................... 44

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Pikir Analisis Pendapatan Usahatani Jeruk ........................................ 19

2. Pola Usahatani Jeruk .......................................................................................... 39

3. Wawancara Dengan Salah Satu Responden ........................................................ 56

4. Foto Bersama Dengan Kepala Desa Batangmata Sapo....................................... 56

5. Salah Satu Lahan Petani Jeruk Di Desa Batangmata Sapo ................................. 57

6. Wawancara Dengan Pedagang Jeruk .................................................................. 57

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian ........................................................................................... 54

2. Identitas Responden ............................................................................................ 55

3. Dokumentasi Penelitian Usahatani Jeruk ............................................................ 56

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman jeruk merupakan tanaman tahunan yang berasal dari daratan

Australia Utara, New Celedonia dan India (Ashari, 1995). Sejak ratusan tahun yang

lalu tanaman jeruk sudah banyak dikembangkan di Indonesia baik secara alami atau

dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang

Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika (Haryono, 1999).

Tumbuhan ini merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik didaerah tropis dan

subtropis. Jeruk manis dapat beradaptasi dengan baik didaerah tropis pada ketinggian

900-1200 meter diatas permukaan air laut dan udara lembab, serta mempunyai

persyaratan air tertentu (Rismunandar, 1986). Tanaman jeruk manis dapat mencapai

ketinggian 3-5 m.

Jeruk di Indonesia menduduki peringkat kedua tertinggi setelah pisang dengan

angka 1,8 juta ton, (BPS, 2011). Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk,

pemenuhan kebutuhan jeruk juga Indonesia merupakan salah satu negara berkembang

dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas

penduduknya. Jeruk merupakan salah satu tanaman buah yang penting dan

dibudidayakan secara luas di Indonesia.

Usahatani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya

dengan maksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa mengakibatkan

berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk memperoleh hasil

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

2

selanjutnya. Usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal yan ditujukan

kepada produksi di sektor pertanian (Salikin, 2003). Usahatani dilaksanakan agar

petani memperoleh keuntungan secara terus menerus dan bersifat komersial (Dewi,

2012). Kegiatan usahatani biasanya berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang

apa, kapan, dimana dan berapa besar usahatani itu dijalankan.

Konsep dasar biasa disebut sebagai Tri Tunggal usahatani. Tri Tunggal

usahatani adalah suatu konsep yang di dalamnya terdapat tiga fondasi atau modal

dasar dari kegiatan usahatani. Tiga model dasar tersebut adalah petani, lahan dan

tanaman atau ternak. Petani memiliki suatu kedudukan yang memegang kendali

dalam menggerakkan kegiatan uahatani (Soeharjo dan Patong, 1999). Petani adalah

orang yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian sebagai mata

pencaharian utamanya.

Secara garis besar terdapat tiga jenis petani, yaitu petani milik lahan, petani

pemilik sekaligus juga menggarap lahan, dan buruh tani. Lahan diperlukan sebagai

tempat untuk menjalankan usahatani. Sebagian besar petani di Indonesia selain

bercocok tanam mereka juga memiliki ternak atau ikan yang dipelihara dalam

menunjang kegiatan usahataninya (Tambunan, 2003).

Petani sebagai pelaksana mengharapkan produksi skala besar sehingga

menghasilkan pendapatan yang besar, petani menggunakan modal, tenaga kerja dan

peralatan produksi sebagai umpan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Pertanian

dikatakan efektif hanya jika pertanian dapat memenuhi kewajiban untuk membayar

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

3

bunga atas peralatan yang digunakan upah tenaga luar serta sarana produksi lainnya

(Suratiyah 2015).

Batangmata Sapo merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan

Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar. Batangmata Sapo memiliki kondisi

geografis yang berada di daerah dataran tinggi atau pegunungan yang menyimpan

potensi alam yang subur seperti daerah perkebunan kelapa, mangga, jeruk dan mente.

Masyarakat Batangmata Sapo merupakan penduduk asli Selayar yang hidup rukun

berdampingan. Dengan kondisi geografis yang baik membuat masyarakat Batangmata

Sapo memanfaatkan lahan perkebunannya dengan menanam berbagai jenis tanaman

yang memiliki daya jual untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.

Pada dasarnya petani jeruk Selayar sudah berusaha semaksimal mungkin untuk

menggabungkan sumber dayanya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Usahatani jeruk memiliki potensi besar untuk pengembangan dan peluang pasar serta

didukung oleh kondisi iklim dan tanah yang mendukung pertumbuhan dan produksi.

Terdapat sekitar 6.750 ha lahan potensial untuk pengembangan jeruk di Kabupaten

Kepulauan Selayar.

Jeruk Selayar merupakan salah satu komoditas holtikultura unggulan. Tanaman

ini sudah lama diusahakan oleh petani dengan keuntungan usahatani yang cukup

tinggi. Jeruk keprok Selayar merupakan komoditas primadona bagi petani setempat.

Pertanaman jeruk tersebar di daratan Pulau Selayar terutama di Kecamatan

Bontoharu, Bontomatene, dan Bontosikuyu. Oleh karena itu, pemerintah daerah

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

4

setempat menetapkan jeruk sebagai salah satu komoditas unggulan dan berkembang

dalam skala agribisnis.

Potensi pengembangan jeruk di Selayar sangat menjanjikan. Karena tanaman

jeruk terbilang gampang dalam perawatan dan juga cenderung cepat berbuah.

Produksi jeruk di Selayar layak dikembangkan karena Selayar juga dikenal penghasil

jeruk. Pengelolaan usahatani jeruk di Selayar bertujuan untuk meningkatkan produksi

dan pendapatan petani. Karena dengan meningkatnya produksi yang dihasilkan maka

keuntungan atau pendapatan petani akan lebih maksimal. Sehingga jika petani tidak

mendapatkan keuntungan yang cukup, petani akan menentukan pilihan lain serta

kemungkinan petani akan berpindah kejenis tanaman yang dapat memberikan taraf

hidup yang lebih tinggi.

Pendapatan petani sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dari usaha yang

dilakukan. Analisis pendapatan dibutuhkan untuk menggambarkan keadaan sekarang

suatu kegiatan usahatani dan menggambarkan keadaan masa yang akan datang dari

perencanaan atau tindakan. Sehingga diharapkan pula mendapatkan keuntungan yang

tinggi dari usahatani yang diusahakan. Pendapatan yang tinggi selalu diharapkan oleh

petani dalam penghasilan produksi pertaniannya. Untuk mendapatkan pendapatan

yang lebih maksimum petani harus mampu menyediakan input usahatani secara

efisien.

Produksi dan harga jual jeruk berpengaruh terhadap pemasaran yang berperan

penting untuk mendukung pengembangan agribisnis jeruk. Dengan adanya pasar

yang jelas petani tidak akan kesulitan menjual hasil panennya dan semakin

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

5

bersemangat dalam usahatani jeruk. Tetapi pemasaran juga berpengaruh negatif

terhadap harga jual karena petani memanen secara bersamaan sehingga harga buah

jeruk menjadi jatuh, dikarenakan buah jeruk yang merupakan tanaman musiman dan

juga pengaruh musim panen buah lain yang mengakibatkan harga buah jeruk menjadi

tidak stabil. Sehingga petani tidak mendapatkan keuntungan yang maksimal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat dikemukakan

yaitu:

1. Bagaimana pendapatan usahatani jeruk di desa Batangmata Sapo Kecamatan

Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar?

2. Bagaimana kelayakan usahatani jeruk di desa Batangmata Sapo Kecamatan

Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pendapatan usahatani jeruk di desa Batangmata

Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

2. Untuk mengetahui kelayakan usahatani jeruk di desa Batangmata Sapo

Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

6

1. Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan

wawasan berfikir kritis guna melatih kemampuan, memahami dan

menganalisis sosial ekonomi petani.

2. Penelitian ini berguna sebagai bahan dokumentasi dan penambah wawasan

sehingga dapat mengembangkan pengetahuan dengan wawasan lebih luas baik

secara teoritis maupun praktis.

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usahatani Jeruk

Usahatani adalah suatu organisasi produksi dimana petani sebagai pelaksana

mengorganisasikan alam, tenaga kerja dan modal ditunjukan pada produksi di sektor

pertanian, baik berdasarkan pada pencarian laba atau tidak. Keadaan alam serta iklim

juga mempunyai pengaruh pada proses produksi. Untuk mencapai hasil produksi

diperlukan pengaturan yang cukup intensif dalam penggunaan biaya, modal dan

faktor-faktor dalam usahatani.

Petani subsistem adalah petani yang bercocok tanam hanya untuk memenuhi

kebutuhan dirinya dan keluarganya. Misalnya petani padi atau umbi-umbian yang

hasil tanamannya hanya cukup untuk dimakan dirinya dan keluarganya. Petani semi

komersial adalah petani yang menanam untuk keperluan dirinya dan keluarganya tapi

dapat menyisihkan sebagian hasil tanamannya untuk dapat dijual atau menyisihkan

sebagian dari lahannya untuk ditanami tanaman lain yang kemudian di jual. Petani

komersial adalah petani yang bercocok tanam dengan tujuan menjual hasil

tanamannya di pasar untuk mendapatkan keuntungan, petani komersial termasuk

petani dengan metode intensif yang memanfaatkan lahan semaksimal mungkin.

Secara umum, buah jeruk terdiri dari bagian daging buah dan kulit. Bagian

daging buah yang dapat dimakan disebut dengan endocarp. Endokarp terdiri atas

segmen-segmen yang disebut carple atau locule. Di dalam segmen-segmen tersebut

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

8

terdapat kantung-kantung sari buah yang berdinding tipis. Endokarp dikelilingi oleh

bagian jeruk yang dinamakan kulit. Kulit buah jeruk terdiri dari flavedo dan albedo.

Flavedo merupakan bagian kulit luar yang terletak di bagian bawah lapisan epidermis

dan mengandung kromoplas dan kantung minyak, sedangkan kulit bagian dalam yang

disebut dengan core atau central plasenta yang berbatasan dengan biji yang terdapat

di dalam segmen (Ting dan Attaway, 1971).

Jeruk dapat tumbuh di dataran tinggi, kulit buah tipis, kasar dan mudah

terkelupas, warna daging buah orange. Luas daun lebih sempit daripada daun jeruk

manis. Ketinggian tanah yang di butuhkan jeruk jenis ini adalah sekitar 1.200-900

mdpl. Jeruk-jeruk ini memiliki nilai ekonomis tinggi (Soelarso,1996).

Pada umumnya tanaman jeruk koprok tidak memiliki duri. Batangnya bulat

atau setengah bulat. Daunnya berbentuk bulat telur memanjang, elips atau lanset.

Permukaan di atas daun berwarna hijau tua mengkilat dan permukaan daun berwarna

hijau muda. Panjang daun 4-8 cm dan lebarnya 1,5-4 cm. Tangkai daun bersayap

sangat sempit sampai dikatakan tidak bersayap (johani,2008).

Komponen utama dari total padatan terlarut sari buah jeruk adalah gula yang

mencapai 75-85%. Jenis gula yang terpenting adalah 2 monosakarida, yaitu D-

glukosa dan D-fruktosa, serta disakarida sukrosa dengan perbandingan jumlah D-

glukosa : D-fruktosa : sukrosa yaitu 1:1:2. Setiap 100 ml sari buah jeruk siam

mengandung 1.02-1.24 g glukosa, 17.49-1.58 g fruktosa, 2.19-4.90 g sukrosa dengan

total gula berkisar antara 4.93-7.57 gram. Kandungan gula meningkat dengan

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

9

semakin matangnya buah dan sebanding dengan berkurangnya cadangan pati (Ting

dan Attaway, 1971).

Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28-36

minggu, tergantung jenis dan varietasnya. Cara panen buah jeruk yaitu dengan cara

dipetik dengan menggunakan gunting pangkas. Usia produktif tanaman jeruk sekitar

7 tahun, sehingga saat tanaman sudah melewati usia tersebut produksi buah akan

mulai berkurang dan rasa manis akan berkurang. Tanaman yang sudah melewati usia

produktif masih bias berproduksi tetapi jumlahnya akan mengalami penurunan, untuk

mengatasinya maka petani bias melakukan tanam sulam secara bertahap.

2.2 Profitabilitas (Pendapatan)

Profitabilitas adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya roduksi

yang digunakan selama proses produksi (biaya pembeliaan benih, pupuk, obat-obatan

dan tenaga kerja) (Soekartawi, (1995) dalam Syafruwardi et al (2012). Pendapatan

didalam usahatani dapat dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan kotor dan pendapatan

bersih. Pendapatan kotor adalah pendapatan yang belum dikurangi dengan biaya

produksi atau yang biasa disebut dengan penerimaaan. Pendapatan bersih aadalah

pendapatan yang sudah dikurangi oleh biaya produksi (Tumoka, 2013).

Menurut Soekartawi (2002), pendapatan usahatani merupakan selisih antara

penerimaan dan biaya semua produksi pengeluaran cash dan non cash untuk proses

produksi, sedangkan penerimaan usahatani merupakan nilai jasa/jual produksi terkait

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

10

dgn nilai transfer/pemasaran dan biaya usahatani merupakan semua pengeluaran yang

dipergunakan dalam proses produksi.

Secara umum pendapatan usahatani terdiri dari dua faktor utama yaitu

pendapatan dan pengeluaran (biaya) selama jangka waktu tertentu. Pendapatan

usahatani yaitu selisih antara penerimaan yang diperoleh atau diterima dengan biaya

yang dikeluarkan selama berusahatani (Dalas, 2004). Dari segi ekonomi, keberhasilan

usahatani dapat dinilai dari pendapatan yang diperoleh dari usahatani tersebut. Petani

yang rasional selalu berusaha untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar dari

setiap usahanya.

Menurut Tuwo (2011), suatu usahatani dikatakan berhasil apabila keadaan

pendapatannya memenuhi syarat, terutama usahatani harus menghasilkan pendapatan

yang cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi, cukup untuk

membayar bunga atas modal yang diinvestasikan, cukup untuk membayar upah

tenaga kerja atau bentuk upah lainnya, ada tabungan untuk investasi pengembangan

usahatani, serta ada dana yang cukup untuk membayar pendidikan keluarga dan

melaksanakan ibadah serta membayar pajak pembangunan.

Dalam pendapatan pertanian terdapat dua unsur yang digunakan yaitu unsur

permintaan dan pengeluaran pertanian. Penerimaan merupakan hasil penggandaan

jumlah produk total dengan harga jual, sedangkan biaya digunakan sebagai nilai

penggunaan sarana produksi dan hal lain yang terjadi dalam proses produksi.

Produksi berkaitan dengan penerimaan dan biaya produksi,penerimaan tersebut

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

11

diterima petani karena masih harus dikurangi biaya produksi yaitu total biaya yang

digunakan dalam proses produksi (Suratiyah 2015).

Pendapatan bersih petani dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Pendapatan = TR – TC

TR = Py . Y

TC = VC + FC

Keterangan :

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya

Py = Harga per satuan hasil produksi

Y = Jumlah Produksi

VC = Biaya variabel

FC = Biaya tetap

2.2.1 Penerimaan

Menurut Tuwo (2011), penerimaan usahatani yaitu penerimaan dari berbagai

sumber usahatani meliputi hasil penjualan tanaman, ternak, ikan atau produk yang

dijual, produk yang dikonsumsi pengusaha dan keluarga selama melakukan kegiatan,

dan kenaikan nilai inventaris, maka penerimaan usahatani mempunyai beberapa

bentuk penerimaan dari sumber penerimaan usahatani itu sendiri. Penerimaan

usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Dalam

menghitung penerimaan usahatani, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

12

lebih teliti dalam menghitung produksi pertanian, penerimaan dan bila peneliti

usahatani menggunakan responden, maka dibutuhkan teknik wawancara yang baik

terhadap petani (Soekartawi, 2002).

Bentuk pendapatan dapat menentukan tingkat perkembangan ekonomi

usahatani dalam spesialisasi dan pembagian kerja. Total pendapatan tunai atau

besarnya proporsi yang diperoleh dari semua penerimaan termasuk jenis dapat

digunakan untuk membandingkan keberhasilan petani satu sama lain. Oleh karena itu,

jika kita mencoba menerapkan perbandingan, itu menjadi tidak efektif dan tidak

sepenuhnya benar. Dalam masyarakat yang demikian, penerimaan tunai hanya

merupakan sebagian kecil saja, sedangkan yang terbesar berupa penerimaan dalam

bentuk natura yang dikonsumsi keluarga (Dalas, 2004).

2.2.2 Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang harganya masuk akal atau biaya yang relatif

tetap jumlahnya dan terus direalisasikan meskipun produksi diperoleh lebih banyak

atau lebih sedikit. Jadi, besarnya biaya tetap tidak tergantung dari besar kecilnya

produksi yang dihasilkan. Semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya

satuan dan sebaliknya jika volume kegiatan semakin rendah maka biaya satuan akan

semakin tinggi. Contoh biaya tetap antara lain : sewa tanah, pajak, dan alat pertanian.

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

13

2.2.3 Biaya Variabel

Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang mempengaruhi

produksi yang diperoleh. Semakin besar jumlah aktivitas maka semakin besar total

biaya variabel dan sebaliknya semakin rendah aktivitas, maka semakin rendah total

biaya variabel. Biaya satuan pada biaya variabel bersifat konstan karena tidak

terpengaruh oleh perubahan total aktivitas. Misalnya biaya untuk sarana produksi.

2.3 Kelayakan Usahatani

Analisis finansial adalah analisis kelayakan yang melihat dari sudut pandang

pengusaha sebagai pemilik. Analisis finansial diperhatikan dari segi cash flow yaitu

perbandingan antara hasil penerimaan atau penjualan kotor (gross sales) dengan

jumlah biaya-biaya (total cost) yang dinyatakan dalam nilai sekarang untuk

mengetahui kriteria kelayakan atau keuntungan suatu proyek (Soekarwati, 1995).

Analisis kelayakan usaha berfungsi untuk menentukan suatu usaha layak

dijalankan atau tidak. Hal tersebut penting dilakukan agar suatu usaha yang sedang

dirintis atau dikembangkan terhindar dari kerugian. Kesalahan dalam merencanakan

suatu usaha akan berakibat pembengkakan investasi. Hal ini juga dapat terjadi apabila

pemilik usaha ingin mengembangkan usahanya yang telah berjalan tanpa perhitungan

yang matang. Oleh karena itu analisis kelayakan usaha menjadi penting sekali untuk

diperhatikan (Karim,2012).

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

14

Informasi mengenai kelayakan dan permasalahan usahatani jeruk di

Kabupaten Kepulauan Selayar masih terbatas, sedangkan hasil dan analisis kelayakan

finansial akan menunjukkan apakah usahatani layak atau belum berkembang atau

dikembangkan. Informasi ini berguna bagi petani dan investor yang tertarik untuk

mengembangkan atau berinvestasi usahatani jeruk keprok. Investasi dalam

pengembangan pertanian ini diharapkan dapat meningkatkan volume produksi jeruk

keprok Selayar dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan atau pendapatan petani

atau investor itu sendiri.

Menurut (Suwarsono, 1994) kelayakan merupakan salah satu masalah yang

perlu dilakukan dalam usaha yang merencanakan penanaman modal dalam jangka

panjang. Untuk melihat kelayakan usahatani digunakan pendekatan analisis

keseimbangan antara penerimaan dan biaya atau TR/TC yang dikemukakan Rahadi,

(1995) dengan rumus sebagai berikut:

TR/TC = Penerimaan / Biaya

Dari analisis tersebut dapat dilihat berapa rupiah penerimaan yang akan

diperoleh petani dari setiap rupiah yang dikeluarkan petani dalam usahatani tersebut

sehingga dapat dilihat kelayakan sebagai berikut :

TR/TC ›1, Maka usaha tersebut menguntungkan karena menunjukkan

penerimaan yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.

TR/TC =1, Maka usaha tersebut hanya cukup untuk menutup biaya atau tidak

untung tidak rugi.

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

15

TR/TC ‹1, Maka usaha tersebut tidak menguntungkan sebaiknya usaha tersebut

tidak dilaksanakan.

2.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 1. Hasil Penelitian Terdahulu

Nama Judul Hasil Penelitian

Maramba (2011) Analisis Pendapatan

Usahatani Jeruk

Manis pada Petani

Peserta Sekolah

Lapang Good

Agriculture Practise

di Kecamatan Dau

kabupaten Malang.

diperoleh bahwa besarnya produksi

dan pendapatan petani yang mengikuti

anjuran Sekolah Lapang Good

Agriculture Practice (SL-GAP) lebih

tinggi dibandingkan sebelum

mengikuti Sekolah Lapang Good

Agriculture Practice (SL-GAP). Rata-

rata produksi sebelum adanya SL-

GAP sebesar 2.966 Kg dengan harga

jual Rp. 3.500/Kg dan sesudah adanya

SL-GAP sebesar 3.080 Kg dengan

harga jual Rp. 4.000/Kg. Rata-rata

pendapatan sesudah SL-GAP sebesar

Rp. 5.342.498 lebih tinggi daripada

sebelum adanya SL-GAP sebesar Rp.

3.103.843. Nilai R/C ratio sebelum

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

16

adanya SL-GAP sebesar 1,42 dan

sesudah adanya SL-GAP sebesar 1,76

maka dapat dinyatakan bahwa

usahatani jeruk manis tersebut sudah

efisien. Perbedaannya dari penelitian

ini terletak pada objek penelitian

berupa komoditas tembakau di daerah

Jombang.

Wanda (2015) Analisis Pendapatan

Usahatani Jeruk

Siam (Studi Kasus

Di Desa Padang

Pangrapat

Kecamatan Tanah

Grogot Kabupaten

Paser)

Penelitian ini dilakukan mengenai,

dengan menggunakan jumlah

produksi, biaya produksi, penerimaan,

harga dan pendapatan sebagai variable

dalam penelitian serta menggunakan

R/C rasio sebagai alat analisis data

mengungkapkan bahwa nilai R/C ratio

usahatani jeruk siam sebesar 3,35 dan

dapat dikatakan bahwa usahatani jeruk

siam di Desa Padang Prapat

Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten

Paser layak untuk dijalankan.

Faisal Properda Analisis Pendapatan Penelitian ini dilakukan dalam

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

17

(2015) Usahatani Jeruk

Siam Studi Kasus Di

Desa padang

Pangrapat

Kecamatan Tanah

Grogot Kabupaten

Paser.

penelitiannya berjudul Bertujuan

untuk mengetahui pendapatan

usahatani dan tingkat nilai efisiensi

usahatani. Alat analisis yang dapat

digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis pendapatan dan efisiensi

usahatani RC ratio. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa hasil dari

pendapatan keseluruhan pada

usahatani jeruk siam sebesar Rp

831.846.166,67 tahun dengan rata-rata

Rp 41.592.308,33 anggota kelompok

tani tahun dan nilai RC ratio sebesar

3,55 layak

2.5 Kerangka Pemikiran

Usahatani merupakan kegiatan produksi dilapangan yang pada akhirnya akan

dinilai dari penerimaan yang diperoleh dari usahatani yang dijalankan dan biaya

produksi usahatani, karena dalam kegiatan tersebut seorang petani berperan sebagai

pekerja dan sebagai penanam modal pada usahatani maka pendapatan itu dapat

digambarkan sebagai balas jasa dari kerja sama faktor produksi.

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

18

Usahatani jeruk ini merupakan usaha penghasilan para petani dengan

memanfaatkan pekarangan atau perkebunan yang ada. Dengan pengembangan

usahatani jeruk diharapkan dapat lebih meningkatkan pendapatan pada petani.

Pendapatan usahatani jeruk terdiri dari penerimaan dan pengeluaran selama jangka

waktu tertentu penerimaan hasil kali jumlah input yang dihasilkan dengan output.

Seorang petani akan berfikir untuk mengalokasikan input atau faktor produksi yang

bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang cukup.

Dalam penelitian ini biaya produksi yang dikeluarkan meliputi biaya tetap dan

biaya variabel Biaya tetap berupa penyusutan peralatan, sedangkan biaya variabel

berupa biaya benih dan tenaga kerja. Sedangkan pendapatan yang digunakan adalah

total nilai hasil usahatani jeruk yang diterima petani dapat dikalikan dengan jumlah

produksi dengan harga jual produk / kilogram (kg) yang terjadi selama penelitian.

Pendapatan merupakan selisih upah petani dan biaya produksi pertanian untuk

kegiatan pertanian selama musim panen.. Kelayakan usahatani berfungsi untuk

menentukan suatu usahatani layak dijalankan atau tidak. Hal tersebut penting

dilakukan agar suatu usaha yang sedang dirintis atau dikembangkan terhindar dari

kerugian. Kesalahan dalam merencanakan suatu usaha akan berakibat pembengkakan

investasi. Hal ini juga dapat terjadi apabila pemilik usaha ingin mengembangkan

usahanya yang telah berjalan tanpa perhitungan yang matang. Berikut kerangka Pikir

penelitian.

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

19

Gambar 1 : Kerangka Pikir Analisis Pendapatan Usahatani Jeruk di Desa Batangmata

Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

Usahatani Jeruk

Biaya Produksi Penerimaan

Biaya

Tetap

(TFC)

Harga Produksi

(Output)

Biaya

Variabel

(TVC)

Pendapatan

Kelayakan

R/C Ratio

B/C Ratio

BEP Produksi

BEP Harga

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

20

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi dan waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

dengan bulan Agustus di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene

Kabupaten Kepulauan Selayar.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Populasi adalah Jumlah keseluruhan dari individu-individu yang

karakteristinya hendak diteliti. Dan individu tersebut dinamakan unit analisis, dan

dapat juga disebut orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst. (Djawranto,

1994:420). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah petani jeruk

yang ada di desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar dengan jumlah populasi 298 orang. Teknik penentuan sampel dilakukan

dengan metode Simple Random Sampling, teknik penentuan sampel secara acak

sederhana. Sampel yang akan diambil pada penelitian ini sebanyak 15% dari jumlah

populasi, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 45 orang yang

melakukan usahatani jeruk. Menurut Arikunto (2008), mengatakan bahwa dalam

pengambilan sampel apabila sampel kurang dari 100 maka diambil semua. Jika

jumlah populasinya besar dapat diambil 10%, 15% sampai 20%.

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

21

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer diambil dari wawancara langsung dengan petani yang

diperoleh dari sejumlah data produksi pada tahun 2016 lalu, sedangkan data sekunder

diambil dari sumber yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan penelitian

seperti dinas pertanian, jurnal dan skripsi serta literatur lain yang relevan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data meliputi 3 tahap yaitu:

1. Obrservasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya

mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat

digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi).

Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang

tidak terlalu besar.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti

terhadap narasumber atau sumber data.

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

22

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan

gambar-gambar yang terjadi pada lokasi penelitian dengan menggunakan bukti

yang akurat dari pencatatan sumber-sumber.

3.5 Teknik Analisi Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik.

Untuk tujuan utama, analisis yang digunakan adalah menganalisis pendapatan jeruk.

Dimana struktur biaya yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

pengelompokan biaya dalam biaya tetap dan biaya tidak tetap.

3.5.1 Analisis Pendapatan

Untuk menghitung pendapatan usahatani jeruk digunakan rumus :

Pd = TR – TC

Keterangan :

Pd = Pendapatan Usahatani

TR = Total Penerimaan

TC = Total Pengeluaran

3.5.2 Analisis Revenue Cost Ratio (R/C)

Revenue/Cost Ratio merupakan perbandingan antar total penerimaan

perbandingan antara penerimaan dan biaya di mana penerimaan dengan total biaya

dengan rumus (Soekartawi, 2006) sebagai berikut:

Pd = TR – TC

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

23

Keterangan:

R/C Ratio = Perbandingan antara Penerimaan dan Biaya

TR = Total Penerimaan/Total Revenue (Rp)

TC = Biaya Total/Total Cost (Rp)

Keputusan:

Jika R/C > 1, maka usaha yang di jalankan mengalami keuntungan atau layak

untuk dikembangkan. Jika R/C Ratio > 1, maka usaha tersebut mengalami kerugian

atau tidak layak untuk tdak dikembangkan. Selanjutnya R/C Ratio = 1, maka usaha

berada pada titik impas.

3.5.3 Analisis Benevit Cost Ratio (B/C)

B/C ratio merupakan rasio perbandingan pendapatan terhadap biaya yang

digunakan untuk merealisasikan perencanaan pendirian dan mengoperasikan suatu

usaha untuk melihat manfaat yang diperoleh dari proyek dengan biaya satu rupiah.

Jika nilai B/C ratio lebih besar dari satu, usaha menguntungkan dan layak

untuk dikerjakan dan jika kurang dari satu perusahaan tidak menguntungkan dan

sebaiknya tidak dilanjutkan (Yacob 2003)

Rumus matematis untuk mencari B/C ratio yaitu:

Revenue Cost Ratio (R/C)=𝑻𝑹

𝑻𝑪

B/C ratio = 𝐓𝐈

𝐓𝐂

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

24

Dimana :

B/C = Benefit/Cost Ratio

TI = Total Pendapatan (Rp)

TC = Total Biaya (Rp)

Kriteria :

B/C > 1, usahatani layak diusahakan

B/C < 1, usahatani tidak layak diusahakan

B/C = 1, usahatani dikatakan impas

3.5.4 Analisis Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) merupakan suatu perhitungan batas kuantitas produksi

yang mengalami keuntungan dan kerugian pada usaha perkebunan yang dilakukan

oleh petani. Analisis Break Even Point (BEP) adalah suatu cara yang digunakan oleh

seorang pengambil keputusan proyek finansial untuk mengetahui kondisi batas pada

kuantitas produksi atau penjualan berapa biaya usahatani tersebut mengalami

keuntungan atau kerugian (Pasaribu, 2012).

Menurut Wicaksono (2007), menyebutkan bahwa Break Even Point (BEP)

merupakan keadaan yang menggambarkan suatu perusahaan yang tidak memperoleh

laba tetapi juga tidak menderita kerugian.

Rumus matematis untuk mencari Break Even Point (BEP) yaitu:

BEP Produksi (Kg) =

𝑻𝑭𝑪

𝑷−(𝑻𝑽𝑪)

𝒀

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

25

Dimana:

TC = Total Biaya

TFC = Total Biaya Tetap

P = Harga Jual Per Unit

TVC = Biaya Variabel per unit

TR = Total Penerimaan

Y = Produksi

3.6 Defenisi Operasional

1. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani jeruk dan total

biaya usahatani jeruk yang diukur dalam satuan rupiah (Rp/musim tanam).

2. Penerimaan usahatani adalah produksi jeruk yang dihasilkan selama satu kali

musim tanam dikali dengan harga yang diperoleh petani. Penerimaan usahatani

dihitung dengan satuan rupiah (Rp/musim tanam).

3. Produksi jeruk adalah besarnya jumlah produksi tanaman jeruk yang dihasilkan

oleh petani yang datanya diambil satu tahun terakhir 2016 dan dihitung dalam

satuan ton per hektar per musim tanam (ton/ha/musim tanam).

4. Harga jeruk merupakan sejumlah uang yang diterima petani dari penjualan jeruk.

5. Biaya total adalah jumlah biaya variabel dan biaya tetap per usahatani jeruk dan

dihitung dalam satuan rupiah (Rp).

BEP Harga (Rp) = 𝑻𝑪

𝑷

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

26

6. Biaya variabel adalah biaya yang dipakai dalam satu kali proses produksi selama

satu tahun. Biaya variabel dihitung dengan satuan rupiah (Rp).

7. Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu kali proses

produksi selama satu tahun dan dihitung dalam satuan rupiah (Rp).

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

27

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis

Penelitian ini dilakukan di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene

Kabupaten Kepulauan Selayar. Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu

provinsi di Sulawesi Selatan terletak di ujung selatan pulau Sulawesi yang

memanjang dari utara ke selatan. Berbeda dengan kabupaten lain di Sulawesi

Selatan Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki ciri khas dimana satu-satunya

kabupaten yang seluruh wilayahnya terpisah dari daratan Sulawesi serta terdiri dari

gugusan beberapa pulau.

Batangmata Sapo merupakan salah satu desa di Kecamatan Bontomatene,

yang terletak di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Atau

lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Sebelah Utara Berbatasan dengan Bontona Saluk

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Onto

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Balang Butung

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Tamalanrea

4.2 Keadaan Demografis

Penduduk di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten

Kepulauan Selayar pada tahun 2017 berjumlah 983 jiwa yang tersebar di Desa

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

28

tersebut, jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada

jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki, sebesar 474 berjenis kelamin laki-

laki dan 509 berjenis kelamin perempuan.

A. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data tahun 2018 jumlah penduduk Desa Batangmata Sapo

tercatat 308 (KK). Adapun banyaknya penduduk yang berjumlah 983 terdiri dari laki-

laki sebanyak 474 jiwa dan perempuan sebanyak 508 jiwa yang kesemuanya terbagi

dalam usia yang berbeda-beda, mulai dari penduduk yang berusia antara 1-20 tahun

sampai pada penduduk yang berusia 70 tahun keatas.

Komposisi penduduk Desa Batangmata Sapo berdasarkan kelompok umur

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Batangmata Sapo

Keterangan Orang

Jumlah Penduduk Laki-laki 474 Orang

Jumlah Penduduk Perempuan 508 Orang

Jumlah Total 983 Orang

Jumlah Kepala Keluarga 308 KK

Kepadatan Penduduk - Per km

Sumber : Kantor Desa Batangmata Sapo, 2019

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang berjenis

kelamin laki-laki lebih sedikit daripada jumlah penduduk yang berjenis kelamin

perempuan. Dengan perbandingan 474 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki dan 508

jiwa yang berjenis kelamin perempuan.

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

29

B. Usia

Tabel 3. Usia Penduduk Desa Batangmata Sapo

Usia Penduduk

0-20 Tahun 281 Orang

21-40 Tahun 147 Orang

41-60 Tahun 270 Orang

61-71 Tahun 109 Orang

Sumber : Kantor Desa Batangmata Sapo, 2019

Berdasarkan Tabel di atas dilihat bahwa jumlah penduduk usia 61-71 tahun

menempati posisi terendah dengan jumlah 109 Jiwa dan jumlah penduduk usia 0-20

tahun menempati posisi tertinggi dengan jumlah Jiwa 281.

C. Mata Pencaharian Pokok

Mata pencaharian penduduk Batangmata Sapo yang berada di Desa

Batangmata Sapo sebagian besar adalah petani. Adapun jenis dan jumlah mata

pencaharian masyarakat yang ada di Desa Batangmata Sapo selengkapnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Batangmata Sapo

Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

Petani 186 Orang 16 Orang

Buruh Tani - Orang - Orang

Buruh Migran Perempuan - Orang - Orang

Buruh Migran Laki-laki - Orang - Orang

Pegawai Negeri Sipil 35 Orang 43 Orang

Pengrajin Industri Rumah Tangga 8 Orang - Orang

Pedagang Keliling - Orang - Orang

Ibu rumah tangga - Orang 695 Orang

Sumber : Kantor Desa Batangmata Sapo, 2019

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

30

Data pada Tabel di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk

Desa Batangmata Sapo terbesar yaitu sebagai ibu rumah tangga berjumlah 695 jiwa,

kemudian disusul oleh sektor pertanian yaitu 202 jiwa. Hal ini didukung oleh potensi

Desa Batangmata Sapo yang berada pada wilayah perkebunan, kemudian terdapat

pada bidang pegawai negeri sipil berjumlah 78 jiwa kemudian yang terendah terdapat

pada bidang mata pencaharian Pengrajin Industri Rumah Tangga berjumlah 8 jiwa.

Beberapa jenis mata pencaharian lain yang dikembangkan oleh masyarakat di Desa

Batangmata Sapo tersebut yaitu sebagai buruh tani, buruh migran laki-laki, buruh

migran perempuan dan pedagang keliling.

D. Pendidikan

Penduduk merupakan salah satu variabel yang sangat menentukan kemajuan

suatu wilayah. Semakin banyak penduduk yang berpendidikan tinggi disuatu wilayah

maka semakin tinggi pula tingkat kemajuan atau pengetahuan teknologi suatu wilayah

tersebut dan sebaliknya semakin banyak penduduk yang berpendidikan rendah maka

tingkat kemajuan wilayah tersebut semakin lambat. Untuk mengetahui secara jelas

keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan. Dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

31

Tabel 5. Tingkat pendidikan penduduk Desa Batangmata Sapo

TINGKAT PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK - -

Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Play group 16 Orang 14 Orang

Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah - -

Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 91 Orang 104 Orang

Usia 18-56 tahun yang tidak pernah sekolah - -

Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak

tamat 60 Orang 75 Orang

Tamat SD/sederajat 67 Orang 45 Orang

Jumlah usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP 8 Orang 9 Orang

Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 10 Orang 12 Orang

Tamat SMP/sederajat 39 Orang 66 Orang

Tamat SMA/sederajat 79 Orang 81 Orang

Tamat D-1/sederajat - -

Tamat D-2/sederajat - -

Tamat D-3/sederajat 3 Orang 4 Orang

Tamat S-1/sederajat 43 Orang 63 Orang

Tamat S-2/sederajat - -

Tamat S-3/sederajat - -

Tamat SLB A - -

Tamat SLB B - -

Tamat SLB C - -

Jumlah Total 416 473

Sumber : Kantor Desa Batangmata Sapo, 2019

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan penduduk di

desa Batangmata Sapo yang sarjana berjumlah 106 orang, Diploma 3 berjumlah 7

orang, SMA berjumlah 160 orang, SMP berjumlah 105 orang, SD berjumlah 112

orang. Jadi dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan penduduk desa Batangmata Sapo

umumnya Berpendidikan tinggi sehingga dapat dipastikan tingkat pengetahuan di

suatu wilayah tersebut cukup baik.

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

32

4.3 Sejarah Berdirinya Usahatani

Pengalaman berusahatani juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi efektifitas kegiatan produksi pertanian. Pengalaman jangka panjang

memungkinkan petani menjadi lebih terampil dalam produksi pertanian daripada

petani yang tidak berpengalaman. Namun, tidak sepenuhnya benar bahwa petani yang

berpengalaman akan lebih diuntungkan daripada petani yang tidak berpengalaman

karena terdapat faktor lain dalam kegiatan produksi pertanian.

Pengalaman bertani yang dimaksud adalah kemampuan petani dalam

membudidayakan tanaman baik dari teknik bercocok tanam dengan menggunakan

pupuk yang tepat maupun kemampuan mengatasi kendala dalam proses produksi.

Untuk mengetahui karakteristik responden menurut pengalaman usahatani jeruk di

Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar dapat

dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 6. Pengalaman Usahatani Penduduk Desa Batangmata Sapo

No Pengalaman Usahatani Jumlah Responden

(Tahun) (Orang)

1 18-Oct 10

2 20-25 14

3 25-30 11

4 30-40 10

Jumlah 45

Sumber : Kantor Desa Batangmata Sapo, 2019

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Identitas responden petani dalam melakukan usahatani jeruk, meliputi tingkat

umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, luas lahan dan jumlah

tanggungan keluarga yang dipaparkan sebagai berikut:

5.1.1. Tingkat Umur

Tingkat umur petani terbagi dalam dua kelompok atau bervariasi, yaitu

kelompok umur tidak produktif dan kelompok umur produktif. Kelompok umur

produktif adalah kelompok umur 0-14 tahun dan umur lebih dari 65 tahun serta

kelompok umur produktif adalah umur antara 15-64 tahun. Berdasarkan hasil

penelitian jumlah petani responden berdasarkan kelompok umur terlihat pada tabel 5

berikut:

Tabel 7. Tingkat Umur Responden di Desa Batangmata Sapo Kecamatan

Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

No Klasifikasi Umur (tahun) Jumlah (responden) Persentase (%)

1 30 – 39 4 9

2 40 – 45 8 17,7

3 46 – 51 15 33.3

4 > 52 18 40

Jumlah 45 100,00

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2020

Tabel 7. Dapat dilihat bahwa jumlah responden yang paling sedikit berada

pada kelompok umur 30-39 tahun dengan jumlah 4 responden atau 9% dan yang

paling banyak berada pada kelompok umur > 52 dengan jumlah 18 responden atau

sebesar 40%, hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini memiliki

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

34

tingkat usia yang berbeda-beda, meskipun demikian tingkat umur petani berada pada

umur produktif. Dengan tingkat usia yang produktif petani dapat memberikan

kontribusi tenaga kerja yang lebih besar kepada petani, diharapkan akan

meningkatkan produksi dan otomatis menambah pendapatan.

5.1.2. Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan usahatani jeruk

karena selain keterampilan dan kemampuan pada petani itu sendiri, pendidikan dasar

terutama baca, tulis dan hitung sangat mempengaruhi keputusan yang diambil

responden dalam menjalankan usahatani dan juga pemasaran dan juga dapat

meminimalkan resiko tindak kecurangan yang mengakibatkan kerugian yang terjadi

pada petani. Jumlah persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat

dilihat pada Tabel 8.

Table 8. Tingkat pendidikan responden di Desa Batangmata Sapo Kecamatan

Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (responden) Persentase (%)

1 Tidak ada 3 6,67

2 SD 26 57,78

3 SMP 12 26,67

4 SMA 4 8,88

Jumlah 45 100,00

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2020

Tabel 8. Menunjukkan bahwa responden yang tidak mempunyai pendidikan

adalah yang terendah dengan jumlah 3 responden atau 6,67% dan tingkat pendidikan

terbanyak adalah pendidikan SD dengan jumlah 26 responden atau 57,78%. Hal ini

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

35

menunjukkan bahwa pendidikan responden dianggap cukup untuk menerima dan

menyerap setiap informasi baik dalam pengembangan usahatninya sendiri serta

memiliki kemampuan baca, tulis dan hitung, meskipun ada yang tidak mengikuti

jenjang pendidikan tapi memiliki kemampuan berdasarkan pengalaman dan juga

biasanya dibantu oleh keluarga. Menurut Nurhayati, Sahara dan Ranti (2009), bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan cepat tanggap terhadap

teknologi dan kemampuan seseorang.

5.1.3. Pengalaman Usahatani

Pengalaman dapat dilihat dari seorang petani menekuni suatu usahatani.

Semakin lama petani menekuni usahanya maka semakin besar pengalaman yang

dimiliki oleh petani sendiri. Dengan pengalaman yang cukup besar akan berkembang

suatu keterampilan dan keahlian dalam menentukan cara yang lebih tepat secara

efektif dan efisien. Pengalaman usahatani responden di Desa Batangmata Sapo

Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai berikut :

Tabel 9. Pengalaman Usahatani Responden di Desa Batangmata Sapo Kecamatan

Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar.

No Pengalaman

Usahatani (tahun) Jumlah (responden) Persentase (%)

1 2 – 11 10 22,22

2 12 – 21 14 31,11

3 22 – 31 11 24,44

4 > 32 10 22,22

Jumlah 45 100,00

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2020

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

36

Berdasarkan Tabel 9. Terlihat bahwa sebagian besar responden yang bekerja

di bidang pertanian dengan pengalaman kerja yang lebih lama yaitu 12-21 tahun yaitu

sebanyak 14 responden atau sebesar 31,11%, sedangkan hanya 10 responden atau

sebesar 22,22% yang telah menjalankan usahatani jeruk selama 2-11 tahun. Lamanya

menjalankan usahatani jeruk menunjukkan bahwa usahatani tetap berjalan dan

bertahan. Meskipun pendidikan mereka rendah, pengalaman bertani mereka akan

membawa kesuksesan karena semakin tinggi tingkat usahataninya, mereka semakin

terbiasa mengambil risiko dan tahu bagaimana cara menyelesaikan masalah jika

mereka mendapatkan kesulitan dalam usahataninya.

5.1.4. Luas Lahan

Lahan merupakan salah satu factor produksi yang penting dalam usahatani.

Luas lahan tanam berpengaruh pada jumlah produksi jeruk yang akan dihasilkan serta

pendapatan yang akan diperoleh petani. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data

jumlah petani responden berdasarkan luas lahan tanaman usahatani jeruk seperti

terlihat pada tabel 10.

Tabel 10. Luas Lahan Responden di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene

Kabupaten Kepulauan Selayar.

No Luas Lahan (ha) Jumlah (responden) Persentase (%)

1 0,68 – 0,90 8 17,78

2 0,91 – 0,98 12 26,67

3 1,13 – 1,30 15 33,33

4 > 1,31 10 22,22

Jumlah 45 100,00

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2020

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

37

Pada Tabel 10. Dapat dilihat bahwa sebagian besar petani memiliki luas lahan

tanaman jeruk antara 1,13 – 1,30 hektar yaitu sebanyak 15 responden atau sebesar

33,33% dan jumlah responden yang paling sedikit yaitu sebanyak 8 orang dengan luas

lahan 0,68 – 0,90 hektar atau 17,78%. Dalam hal ini petani yang memiliki luas lahan

jeruk lebih dari 1 hektar pada umumnya memiliki lahan di beberapa tempat yang

berbeda-beda sehingga akan berdampak pada semakin besarnya biaya yang akan

dikeluarkan. Luas lahan juga mempengaruhi produksi jeruk, semakin luas lahan maka

akan semakin besar pula produksi jeruk yang dihasilkan.

5.1.5. Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan adalah orang atau orang-orang yang masih berhubungan

keluarga serta hidupnya pun ditanggung oleh kepala rumah tangga. Jumlah

tanggungan adalah banyaknya jumlah jiwa atau anggota rumah tangga yang masih

menempati atau menghuni satu rumah dengan kepala rumah tangga dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data jumlah petani

responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga seperti terlihat pada tabel berikut:

Table 11. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden di Desa Batangmata Sapo

Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar.

No Tanggungan Keluarga Jumlah (responden) Persentase (%)

1 0 – 3 25 55,56

2 4 – 6 10 22,22

3 6 – 8 8 17,78

4 > 9 2 4,44

Jumlah 45 100,00

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2020

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

38

Tabel 11. Dapat dilihat bahwa jumlah responden yang paling sedikit pada

jumlah tanggungan keluarga > 9 orang dengan jumlah 2 responden atau 4,44% dan

yang paling banyak berada pada kelompok 0 – 3 dengan jumlah 25 responden atau

55,56%, hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini memiliki

tanggungan keluarga yang berbeda-beda.

Menurut Yasin dan Ahmad (2008) ukuran ketergantungan keluarga tidak serta

merta meningkatkan produksi tetapi tidak mempengaruhi dan memotivasi petani

untuk meningkatkan produktivitasnya dalam bekerja dengan anggota keluarga.

Hernanto dan Noprizal (2000) berpendapat bahwa anggota keluarga bukan

merupakan tanggungan yang ketergantungan namun sebagai tenaga kerja yang dapat

dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan usahatni.

5.2 Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis pendapatan usahatani jeruk bersumber dari 45 responden pada tahun

2020 dengan jumlah luas lahan rata-rata 1,13–1,30 haktar per responden, pelaksanaan

usaha memerlukan biaya dalam proses produksi begitu juga usahatani jeruk. Biaya

tersebut terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Berikut pemaparan tentang biaya,

biaya variable, biaya tetap dan total pendapatan :

5.2.1 Biaya Usahatani Jeruk

Biaya adalah suatu pengorbanan yang harus dilakukan untuk melaksanakan

suatu proses produksi yang dinyatakan dengan satuan uang sesuai harga pasar yang

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

39

berlaku, baik yang sudah terjadi ataupun yang akan terjadi. Namun, beberapa lainnya

juga mengatakan bahwa biaya adalah sebuah bentuk pengeluaran yang dilakukan oleh

suatu pihak, baik itu individu maupun petani dalam usahatani untuk mendapatkan

manfaat lebih dari tindakan tersebut. Biaya produksi usahatani terbagi 2 yaitu biaya

tetap dan biaya variabel atau tidak tetap. Adapun pola biaya usahatani jeruk

berdasarkan “Analisis Pendapatan usahatani Jeruk di Desa Batangmata Sapo

Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar” sebagai berikut:

Gambar 2. Pola Usahatani Jeruk Berdasarkan Analisis Pendapatan usahatani Jeruk di

Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar

Pada Gambar 2. di atas tahun 2009 mulai dari proses pengolahan lahan, bibit

dan proses penanaman yang merupakan biaya investasi selama 10 tahun sesuai

dengan umur tanaman jeruk.sementara itu pada tahun 2019 tepatnya bulan Agustus

dilakukan penyiangan dengan cara membersihakan tanaman-tanaman liar atau biasa

disebut dengan gulma yang tumbuh disekitar tanaman jeruk, setelah itu dilakukan

2009 2019 2020

Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Pengolahan Penyiangan Pestisida Penyiangan Panen

Lahan

Bibit Pemupukan Pemupukan

Penanaman

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

40

pemupukan. Pada tahun 2020 tepatnya bulan Maret dilakukan penyiangan dan

pemupukan kembali, dimana penyiangan dan pemupukan dilakukan 2 kali dalam

setahun kemudian pada bulan Juli dilakukan panenan jeruk.

5.2.2 Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang besar kecilnya tergantung dari volume

usahatani atau sifatnya berubah sesuai dengan besarnya produksi. Biaya variabel

adalah biaya yang mewakili jumlah biaya-biaya untuk faktor-faktor produksi variabel.

Biaya ini dapat berbentuk tunai, barang atau jasa dan kerja sesungguhnya tidak

dibayarkan. Yang termasuk kedalam biaya variabel yaitu benih, pemberian obat-

obatan dan biaya tenaga kerja. Adapun rata-rata biaya variabel usahatani jeruk dapat

dilihat pada Tabel 12 berikut:

Tabel 12. Biaya Variabel Usahatani Jeruk

No Rincian Biaya Harga

1 Bibit Rp. 107.544,89

3 Obat Tanaman Rp. 172.533,33

4 Tenaga kerja pengolah lahan Rp. 733.333,33

5 Pupuk Rp. 840.022,22

Jumlah Rp. 1.853.433,77

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel diatas menjelaskan bahwa biaya variabel usahatani jeruk

terdiri dari biaya bibit dengan rata-rata Rp. 107.544,89 dimana biaya bibit tersebut

merupakan biaya investasi selama 10 tahun sesuai dengan rata-rata umur tanaman

jeruk yaitu 10 tahun dengan tingkat suku bunga 12% untuk mendapatkan biaya bibit

yang digunakan setiap tahun, pupuk sebesar Rp. 840.022,22 dimana pupuk yang

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

41

digunakan petani jeruk yaitu pupuk urea dan pupuk kompos. Biaya obat tanaman

sebesar Rp. 172.533,33 dan biaya tenaga kerja usahatani jeruk Rp. 733.333,33. Jadi

total biaya variable yang digunakan untuk usahatani jeruk yaitu sebesar Rp.

1.853.433,77 per musim panen.

5.2.3 Biaya Tetap

Penggunaan alat pertanian yang digunakan dalam proses produksi jeruk

dimaksudkan untuk mempercepat petani dalam melakukan proses usahataninya. Alat

pertanian yang digunakan oleh para petani jeruk adalah cangkul, bajak, parang, sabit

dan sprayer.

Biaya peralatan usahatani tergantung dari biaya peralatan yang digunakan

setiap tahun. Biaya penyusutan adalah selisih antara harga beli dan harga jual saat

dibagi dengan lama penggunaan alat tersebut. Adapun biaya tetap yang digunakan

dalam kegiatan produksi jeruk dapat dilihat pada Tabel 13 berikut :

Tabel 13. Biaya Tetap Usahatani Jeruk

No Jenis Alat Jumlah Harga Penyusutan Lama Pemakaian

1 Cangkul 2 Rp. 179.888,89 Rp.16.675,30 8 Tahun

2 Bajak 2 Rp. 181.111,11 Rp. 17.775,31 7 Tahun

3 Parang 2 Rp. 184.444,44 Rp. 16.187,65 7 Tahun

4 Sabit 2 Rp. 87.777,78 Rp. 7.483,86 6 Tahun

5 Sprayer 1 Rp. 135.111,11 Rp.12.110,58 6 Tahun

Jumlah Rp. 768.333,33 Rp. 70.232,7

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel di atas menjelaskan bahwa terdapat 5 jenis alat yang

digunakan oleh petani sampel dalam melakukan usahataninya sehingga lebih

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

42

memudahkan petani jeruk dalam melakukan pekerjaannya. Total pengeluaran biaya

tetap yaitu Rp. 768.333,33. Tingginya rendahnya biaya alat tersebut disebabkan oleh

penggunaan dan keawetan alat pertanian yang digunakan petani sampel.

5.2.4. Total Pendapatan

Mengetahui jumlah pendapatan yang diperoleh petani dari petani jeruk yang

dikelola perlu dilakukan analisis pendapatan. Analisis pendapatan dihitung

berdasarkan jumlah keuntungan dikurangi semua biaya.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka besarnya pendapatan yang diperoleh

petani dalam satu kali panen di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene

Kabupaten Kepulauan Selayar dapat dilihat pada Tabel 14 berikut:

Tabel 14. Pendapatan Rata-rata Petani Desa Batangmata Sapo

Uraian Rata-rata

Produksi Jeruk (kg) 6.116,67

Harga Jual 2.5

Jumlah Penerimaan Rp. 15.291.675

Biaya Produksi

Biaya Tetap(Rp) 768.333,33

Biaya Variabel(Rp) 1.853.433,77

Jumlah Biaya Rp. 2.621.767,1

Pendapatan(Rp)(1+2) Rp. 12.669.907,9

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penerimaan petani

jeruk adalah sebesar Rp. 15.291.675, sedangkan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk

proses usahataninya adalah sebesar Rp. 2.621.767,1. Jadi jumlah pendapatan rata-rata

yang diperoleh petani jeruk untuk satu kali panen adalah sebesar Rp. 12.669.907,9.

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

43

5.2.5. Penerimaan

Pendapatan menurut Suratiyah (2015) merupakan perkalian antara harga

produksi dan harga jual, besarnya penerimaan yang diterima petani untuk setiap

rupiah yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi pertanian dipengaruhi oleh volume

produksi dan harga unit produksi yang diproduksi. Semakin tinggi jumlah produksi

dan harga satuan produksi yang dihasilkan maka penerimaan usahatani menjadi

semakin besar sebaliknya, semakin rendah jumlah produksi dan harga satuan produksi

yang dihasilkan maka penerimaan usahatani juga akan semakin kecil.

Berdasarkan hasil penelitian lapangan, rata-rata hasil produksi jeruk adalah

6.11667 kg dengan rata-rata harga Rp 2.500. Berdasarkan produksi dan harga jual

satuan produksi didapat hasil rata-rata penerimaan usahatani jeruk pertahun adalah

sebesar Rp. 15.291.675. Besar kecilnya penerimaan petani di Daerah penelitian

bervariasi tergantung dengan banyaknya produksi jeruk yang dihasilkan serta harga

jual yang berlaku saat itu.

5.3 Analisis Kelayakan R/C Ratio

Analisis R/C Ratio adalah singkatan dari return Cosl Ratio. Atau dikenal

sebagai perbandingan antara penerimaan dan biaya atau pengeluaran. Analisis R/C

atau ratio dalam penelitian yang digunakan untuk mengetahui apakah usahatani jeruk

yang dikembangkan oleh petani di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomtene

Kabupaten Kepulauan Selayar menguntungkan atau layak di usahakan atau tidak.

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

44

Secara umum R/C ratio adalah suatu hasil yang merupakan perbandingan antara total

penerimaan dengan total biaya.

Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang analisis kelayakan R/C Ratio

usahatani jeruk di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten

Kepulauan selayar dapat dilihat pada Tabel 15 berikut:

Tabel 15. Hasil Analisis Kelayakan R/C Ratio Usahatani Jeruk Di Desa Batangmata

Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

No Uraian Jumlah Rata-rata

1. R/C Ratio 4,02

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 15. Menunjukkan bahwa hasil analisis kelayakan R/C

Ratio sebesar 4,02, hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani jeruk di Desa

Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan selayar layak

untuk di usahakan.

5.3.1 Analisis Kelayakan B/C Ratio

B/C Ratio merupakan rasio perbandingan antara keuntungan dengan biaya-

biaya yang digunakan dalam merealisasikan perencanaan pendirian dan

mengoperasikan suatu usaha untuk melihat manfaat yang didapat oleh proyek dengan

satu rupiah pengeluaran.

Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang analisis kelayakan B/C Ratio

Usahatani Jeruk di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten

Kepulauan Selayar dapat dilihat pada Tabel 12 berikut:

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

45

Tabel 16. Hasil Analisis kelayakan B/C Ratio Usahatani Jeruk di Desa Batangmata

Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

No Uraian Jumlah rata-rata

1 B/C Ratio 4,85

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel 16. Menunjukkan bahwa hasil analisis kelayakan B/C

Ratio sebesar 4,85, hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Usahatani Jeruk di Desa

Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar layak

untuk dikembangkan atau dikerjakan. Jika nilai B/C ratio lebih besar dari 1 usaha

tersebut menguntungkan atau layak untuk dijalankan, sebaliknya jika lebih kecil dari

1 maka usaha tersebut tidak menguntungkan dan sebaiknya tidak baik untuk

dilanjutkan (Yacob, 2003).

5.3.2 Analisis Break Event Point (BEP)

Analisis Break Event Point (BEP) adalah satu cara untuk mengetahui dan

menentukan harga produksi terendah petani agar tidak mengalami rugi dan tidak

untung. Break Event Point (BEP) atau titik impas adalah total penerimaan (Total

Revenue) pada kondisi sama dengan total biaya (Total Cost) pada kondisi tersebut

dikatakan usahatani mengalami impas.

Tabel 17. Hasil Analisis BEP Usahatani Jeruk di Desa Batangmata Sapo Kecamatan

Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar 2020

No Uraian Nilai BEP

1. BEP Produksi (Kg) 29,87

2. BEP Harga (Rp) 957,24

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2020

Page 60: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

46

Berdasarkan Tabel 17 diperoleh nilai Break Event Point (BEP) produksi pada

usahatani Jeruk di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten

Kepulauan Selayar yaitu sebesar 29,87 kg, jadi petani usahatani jeruk harus menjual

jeruk sebesar 29,87kg dalam satu kali panen agar memperoleh titik impas sehingga

petani tidak mengalami kerugian. Sedangkan hasil Break Event Point (BEP) harga

yaitu sebesar Rp 957,24dalam satu kali panen, jadi petani jeruk harus menjual

dengan harga Rp 957,24 agar memperoleh titik impas sehingga petani tidak rugi

maupun untung, dengan hasil analisis Break Event Point (BEP) tersebut maka petani

jeruk di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar sudah memperoleh keuntungan dengan melampui nilai BEP nya.

5.4 Analisis Pendapatan Usahatani Jeruk

Dalam kehidupan sehari-hari, mereka mungkin menghadapi keputusan yang

akan mereka buat. Begitu pula dengan pengalaman petani menentukan pilihan dalam

menggunakan sumber daya alam untuk mendulang nilai ekonomis dalam penunjang

hidup. Hal yang sama berlaku untuk petani di wilayah Batangmata Sapo dalam

menentukan opsi konservasi sumber daya alam yang ada. Selain itu tentunya ada

dampaknya mengelola usahatani dengan mengolah sumber daya pertanian menurut

orang yang diwawancarai. “Karena produksi jeruk lebih banyak keuntungannya

dibandingkan dengan kelapa, dikarenakan struktur tanah Batangmata Sapo yang

memang bebatuan sehingga cocok ditanami jeruk daripada kelapa. Jeruk bisa berbuah

tergantung dari pemeliharaanya. Petani suka menanam jeruk karena sekali panen bisa

Page 61: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

47

menghasilkan puluhan juta dibandingkan dengan kelapa. Disisi lain kelapa juga ada

upah petik lima ribu per pohon dikali banyak, kalau jeruk itu buahnya bisa kita petik

sendiri tanpa memakai upah petik”.

Berdasarkan survey di atas, diketahui bahwa masyarakat di kawasan

Batangmata Sapo khususnya para petani terpacu untuk menanam jeruk karena lebih

produktif dibandingkan budidaya kelapa bagi petani. memindahkan sebagian tanah

mereka untuk menanam jeruk. Jenis buah ini dapat berbuah atau berproduksi banyak

tergantung bagaimana cara petani memelihara tanaman tersebut. Selain itu juga

karena struktur tanah Batangmata Sapo berupa bebatuan yang ideal yang mampu

mengondisikan jeruk dalam keadaan stress sehingga meningkatkan hasil produksi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani jeruk

yaitu sebesar Rp. 12.669.907,9. Potensi pengembangan jeruk di Selayar sangat

menjanjikan. Karena tanaman jeruk terbilang gampang dalam perawatan dan juga

cenderung cepat berbuah. Produksi jeruk di Selayar layak dikembangkan karena

Selayar juga dikenal penghasil jeruk. Pengelolaan usahatani jeruk di selayar bertujuan

untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Karena dengan meningkatnya

produksi yang dihasilkan maka keuntungan atau pendapatan petani akan lebih

maksimal. Sehingga jika petani tidak mendapatkan Dengan pendapatan yang

menggiurkan, petani akan mengidentifikasi opsi lain dan bahkan kemungkinan petani

akan beralih ke jenis tanaman yang dapat memberikan taraf hidup lebih tinggi.

Page 62: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

48

Analisis R/C rasio yang diperoleh adalah 4,02, artinya nilai rasionya 4,02 atau

lebih besar dari 1 yang berarti setiap rupiah yang dikeluarkan petani jeruk dapat

menghasilkan pendapatan sebesar 4,02 rupiah. Kecamatan Bontomatene, Kabupaten

Kepulauan Selayar memang menguntungkan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai lebih

dari satu hasil Analisis R/C lebih besar dari satu.

Page 63: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

49

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kesimpulan mengenai Analisis Pendapatan

Usahatani di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar memperoleh kesimpulan :

Usahatani Jeruk di Desa Batangmata Sapo Kecamatan Bontomatene

Kabupaten Kepulauan Selayar dapat meningkatkan pendapatan petani secara nyata.

Adapun jumlah pendapatan petani jeruk adalah sebesar Rp. 12.669.907,9 pertahun.

Dari hasil analisis kelayakan usahatani jeruk menunjukkan bahwa nilai R/C

ratio sebesar 4,02, B/C Ratio sebesar 4,85, BEP Produksi sebesar 29,87 kg, dan BEP

Harga sebesar Rp 957,24, sehingga Usahatani Jeruk di Desa Batangmata Sapo

Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar Layak untuk dijalankan

karena memberikan keuntungan kepada petani jeruk.

6.2 Saran

Setelah dikemukakan beberapa kesimpulan tentang hasil analisis, maka

selanjutnya dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik diperlukan peran serta semua pihak

baik dari pemerintah maupun dari instansi di bidang pertanian untuk

membantu petani dalam memberikan edukasi tentang usahatani jeruk yang

baik seperti cara penggunaan pestisida dan pupuk.

Page 64: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

50

2. Diharapkan petani berpartisipasi aktif dalam penyuluhan yang dilakukan oleh

dinas pertanian setempat agar pengetahuan tentang usahatani jeruk dapat

ditingkatkan sehingga petani dapat meningkatkan produksi dari segi kualitas

dan kuantitas.

Page 65: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

51

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta

Ashari, 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Buku. Penerbit Universitas Indonesia.

Jakarta. 141-161 p.

Dewi, N. 2012. Untung Segunung Bertanam. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Dalas, 2004. Analisis Pendapatan Usahatani Jeruk di Kecamatan Saliabu Kabupaten

Talaud. Skripsi, Universitas Sam Ratulangi Manado.

Djarwanto, PS. (1994 : 420), Penentuan Sampel Pengertian Populasi. Cetakan I,

Yogyakarta.

Johani, E.2008. Tanaman Pekarangan Pilihan. Bandung: Salamadani.

Nadir dan Mutmainnah. 2018. Analisis Usahatani Perikanan Nelayan Patoranni.

Jurnal Penelitian SNP2M 978-602-60766-4-9.

Nadir dan Mutmainnah. 2018. Analisis Usahatani Perikanan Nelayan Patoranni. CV

Inti Mediatama, Makassar.

Rismunandar. 1986. Mengenal Tanaman Buah-buahan. Penerbit Sinar Baru.

Bandung

Soeharjo dan Patong, D. 1999. Sendi-Sendi Proyek Ilmu Usahatani. Departemen

Ilmu-Ilmu Sosial. Institute Pertanian Bogor.

Soekartawi, 2002. Analisis Pendapatan Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia

(UI- Press), Jakarta

Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatani. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta

Timur.

Soerjono Soekanto, 2009 : 208. Ukuran Tau Kriteria. Anggota Masyarakat. Jakarta

Soelarso, R.B. 1996. Budidaya Jeruk bebas Penyakit. Kanisius, Yogyakarta.

Ting, dan Attaway. 1971. Core atau Central Plasenta. Biji dalam Segmen

Page 66: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

52

Tulus Tambunan, 2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia, Beberapa Isu

Penting. Ghalia Indonesia Jakarta.

Page 67: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

53

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 68: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

54

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Kecamatan Bontomatene Kabupaten

Kepulauan Selayar

Page 69: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

55

Lampiran 2. Identitas Responden Usahatani Jeruk di Desa Batangamata Sapo

Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar No Nama Alamat Usia Pendidikan terakhir

1 Densi Desa Batangmata Sapo 65 SD

2 Tari Desa Batangmata Sapo 60 SD

3 Malik Desa Batangmata Sapo 50 SMP

4 Keba Desa Batangmata Sapo 60 SD

5 Bala Lolo Desa Batangmata Sapo 55 SMA

6 Dg. Manombong Desa Batangmata Sapo 50 SD

7 Maridaeng Desa Batangmata Sapo 30 SD

8 Malling Desa Batangmata Sapo 40 SMP

9 Haeruddin Desa Batangmata Sapo 40 SD

10 Dg. Maturung Desa Batangmata Sapo 50 SD

11 Arman Desa Batangmata Sapo 38 SD

12 Dg. Mattajang Desa Batangmata Sapo 46 SD

13 Rahman Desa Batangmata Sapo 55 SD

14 Muh. Amin Desa Batangmata Sapo 43 SMP

15 Muh. Jaya Desa Batangmata Sapo 56 SD

16 Abdullah Desa Batangmata Sapo 50 SMA

17 St. Fatima Desa Batangmata Sapo 44 SD

18 Raba Desa Batangmata Sapo 53 SD

19 Laudding Desa Batangmata Sapo 65 SD

20 Dg. Maratang Desa Batangmata Sapo 54 SD

21 Makmur Desa Batangmata Sapo 49 SMP

22 Bora’ Desa Batangmata Sapo 53 SMP

23 Ahmad Desa Batangmata Sapo 42 SMA

24 Muh. Bora Desa Batangmata Sapo 40 SMP

25 Rasyid Desa Batangmata Sapo 61 SD

26 Pattalasang Desa Batangmata Sapo 53 SD

27 Siga’ Desa Batangmata Sapo 49 SD

28 Roha Desa Batangmata Sapo 38 SMP

29 Nujeng Desa Batangmata Sapo 41 SMP

30 Dg. Sibeta Desa Batangmata Sapo 52 SD

31 Patta Sabang Desa Batangmata Sapo 69 SD

32 Anwar Desa Batangmata Sapo 53 SD

33 Muh. Amir Desa Batangmata Sapo 56 SMP

34 Demmatanang Desa Batangmata Sapo 47 Tidak Sekolah

35 Bau Ratang Desa Batangmata Sapo 63 SD

36 Andi Rospu Desa Batangmata Sapo 38 SD

37 Sulemang Desa Batangmata Sapo 47 SMP

38 Jalang Desa Batangmata Sapo 50 SD

39 Demmanappu Desa Batangmata Sapo 66 Tidak Sekolah

40 Arifin Desa Batangmata Sapo 54 SD

41 Muh. Amin Desa Batangmata Sapo 47 SMP

42 Datu’ Desa Batangmata Sapo 45 SMP

43 Juma’ Desa Batangmata Sapo 50 SMA

44 Basri Desa Batangmata Sapo 46 SD

45 Jaharuddin Desa Batangmata Sapo 49 Tidak Sekolah

Page 70: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

56

Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian Usahatani Jeruk di Desa Batangamata

Sapo Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

Gambar 2. Wawancara Dengan Salah Satu Responden

Gambar 3. Foto Bersama Kepala Desa Batangmata Sapo

Page 71: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

57

Gambar 4. Salah Satu Lahan Petani Jeruk di Desa Batangmata Sapo

Gambar 5. Wawancara Dengan Pedagang Jeruk

Page 72: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

58

Page 73: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

59

Page 74: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

60

Page 75: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JERUK DI DESA …

61

RIWAYAT HIDUP

Andi Anggun Hidayat lahir di Ujung Pandang, pada tanggal 15

februari 1999. Penulis merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara dari Ayahanda Masrum dan Ibunda Andi Nur

Hidayat. Pada tahun 2005 penulis memasuki sekolah dasar di

SDN BENTENG 3 dan lulus pada tahun 2010, kemudian

melanjutkan sekolah menengah pertama di SMPN 2 BENTENG dan lulus pada tahun

2013. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan sekolah menengah atas di SMKN 1

BENTENG dan lulus pada tahun 2016. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi

masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah magang di Balai Penelitian

Tanaman Pangan Hortikultura dan Serelia Maros.

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi di Selesaikan dengan menulis skripsi

dengan judul “Analisis Pendapatan Usahatani Jeruk di Desa Batangmata Sapo

Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar”.