146
i ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN SUKU PESISIR DI KOTA SIBOLGA SKRIPSI SARJANA O L E H NAMA: ANNA PURBA NIM: 100707011 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2014

ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

  • Upload
    lytu

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

i

ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA UPACARA

ADAT PERKAWINAN SUKU PESISIR DI KOTA SIBOLGA

SKRIPSI SARJANA

O

L

E

H

NAMA: ANNA PURBA

NIM: 100707011

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2014

Page 2: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

ii

ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA UPACARA

ADAT PERKAWINAN SUKU PESISIR DI KOTA SIBOLGA

OLEH:

NAMA: ANNA PURBA

NIM: 100707011

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D. Dra. Heristina Dewi, M.Pd.

NIP 196512211991031001 NIP 196605271994032001

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan,

untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni

dalam bidang disiplin Etnomuskologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2014

Page 3: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

iii

PENGESAHAN

DITERIMA OLEH:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk

melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang disiplin

Etnomusikologi pada Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan

Pada Tanggal :

Hari :

Fakultas Ilmu Budaya USU,

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A.

NIP

Panitia Ujian: Tanda Tangan

1. Drs, Muhammad Takari, M.A., Ph.D

2. Dra. Heristina Dewi, M.Pd.

3.

4.

5.

Page 4: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

iv

DISETUJUI OLEH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

KETUA,

Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D.

NIP 196512211991031001

Page 5: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

v

ABSTRAKSI

Dalam skripsi ini, penulis menganalisis dampeng yang disajikan pada upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga dengan dua fokus, yakni struktur melodi dan teks. Dampeng merupakan nyanyian Suku Pesisir yang berarti nasehat-nasehat yang ditujukan kepada sepasang pengantin dalam suatu upacara adat perkawinan. Dalam suatu upacara adat, nyanyian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap mangarak marapule dan mampelok tampek basanding. Nyanyian ini disajikan tanpa iringan musik (a capella) dan digolongkan ke dalam gaya responsorial (call and reponse). Para penyajinya merupakan sekelompok laki-laki yang terdiri dari 7-12 orang dengan dua bagian kelompok penyanyi yaitu penyanyi solo dan perespon nyanyian.

Penelitian ini menggunakan dua teori utama yaitu teori semiotik untuk menganalisis teks dan teori weighted scale untuk menganalisis melodi dampeng. Penelitian ini mengggunakan metode kualitatif. Untuk melaksanakan penelitian, penulis telah melakukan beberapa proses kerja, yaitu: studi kepustakaan, observasi, wawancara, perekaman atau dokumentasi kegiatan, transkripsi, dan analisis laboratorium. Penelitian ini berpusat pada pendapat para informan dalam konteks studi emik. Namun, penulis tetap melakukan penafsiran-penafsiran sesuai dengan kaidah ilmiah dalam konteks studi etik.

Melalui metode dan teknik tersebut di atas diperoleh dua hasil penelitian. (1) Teks dampeng merupakan teks yang dinyanyikan oleh penyaji dampeng dalam bahasa Pesisir secara spontan. Teks disajikan dalam bentuk pantun yang terdiri dari isi dan sampiran. Secara umum, isi teks adalah nasehat-nasehat yang diambil dari pengalaman dan proses kehidupan Suku Pesisir. Teks tersebut disampaikan kepada kedua pengantin. (2) Struktur melodi dampeng berbentuk stropik yakni melodi yang sama atau hampir sama menggunakan teks yang baru dan berbeda. Dengan demikian, dampeng dikategorikan sebagai musik stropik logogenik. Tangga nada dampeng digolongkan ke dalam heptatonik. Ritme dampeng menggunakan meter 4.

Kata kunci: dampeng, teks, melodi, perkawinan, logogenik

Page 6: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

vi

ABSTRACT

In this thesis, dampeng has been analyzed in a traditional Pesisir marriage ceremony at Sibolga with two main points focused on melody and text structure. It is a folk song and defines as advices given to a married couple in traditional Pesisir marriage ceremony. There are two parts of ceremony which dampeng is performed namely mangarak marapule and mampelok tampek basanding. While performing, it is delivered by singing without any musical instrument (a capella) and classifying as responsorial style or call-and-response. The performer is a group of men consists of 7-12 with two part of singer groups. They are solo leader and group chorus.

The research of dampeng used two theories: semiotic in order to analyze the text of dampeng, and weighted scale to analyze the melody of dampeng. This research used qualitative method. For accomplishing it, some work processes have been executed. There are literature study, observation, interview, recording or documentation activities, transcription, and laboratory analysis. This research is concentrated to the informants opinions in emic study context. Nevertheless, I also support it by interpreting based on scientific principle in etic study context.

According to the methods and techniques mentioned before, 2 research results are able to harvest. (1) Text of dampeng is singing by dampeng singers in Pesisir language spontaneously. It is reserved with pantun form consist of isi (content couplet) and sampiran (first two lines couplet). Generally, text contains advices given to a couple married. (2) Melody structure of dampeng is classified into strophic form that has the same melody or almost with new text or different text. Therefore, it is called as logogenic strophic. Its scale is classified into heptatonic (seven-tone) scale with 2 kinds of intervals. Its rhythm is classified into isometric with 4 equal units.

Keywords: dampeng, text, melody, marriage, logogenic

Page 7: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus

Kristus, karena kasihNya yang begitu besar telah melimpahi kehidupan penulis.

Setip detik dalam perjalanan hidup penulis disertai dan diberi sukacita penuh.

Secara khusus dalam penyusunan skripsi ini, kekuatan dan penghiburan

diberikanNya jauh melebihi permohonan penulis.

Skripsi ini berjudul “Analisis Musikal dan Tekstual Dampeng pada

Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga.” Skripsi ini diajukan

dalam melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Seni pada

Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari banyak kekurangan dan tantangan yang terdapat dalam

penyusunan skripsi ini. Hal-hal tersebut berasal dari dalam dan luar diri penulis.

Kejenuhan dan kelelahan senantiasa mendekat ke dalam diri penulis. Namun,

energi baru selalu hadir melalui orang-orang di sekitar penulis.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan

mempersembahkan skripsi ini kepada kedua orang tua yang sangat penulis

sayangi, ayahanda Sanggam Purba dan ibunda Erika Betty Nainggolan. Terima

kasih untuk segala cinta kasih dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis.

Kesabaran, kebijaksanaan, dan kerendahan hati telah diajarkan kepada penulis

sejak kecil. Sehingga, saat ini merupakan buah karya dan karsa yang telah

dilakukan untuk penulis. Terlebih-lebih dalam penyusunan skripsi ini, suka dan

duka terlampaui atas doa-doa yang telah dipanjatkan setiap hari. Motivasi dan

Page 8: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

viii

dorongan selalu hadir saat penulis melakukan kelalaian dalam penyelesaian

skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada abang terkasih Mangisi

Sitorus, kakak terkasih Agustina Purba dan Friska Purba, adik terkasih Maria

Purba serta keponakan terkasih Theo Bagus Halomoan Sitorus. Terimakasih untuk

doa, bantuan, motivasi, waktu, dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.

Meskipun jarak memisahkan keberadaan kita, penulis dapat merasakan kehadiran

kalian. Sehingga penulis mampu melalui rintangan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis sungguh bersyukur kepada Tuhan karena telah menganugerahkan

keluarga yang luar biasa untuk penulis.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat Bapak

Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran di Dekanat

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada yang

terhormat Bapak Drs. M. Takari, M.Hum., Ph.D. sebagai Ketua Departemen

Etnomusikologi dan Dosen Pembimbing I penulis yang telah membimbing dan

memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk ilmu

pengetahuan, pengalaman, kebaikan dan nasehat-nasehat yang telah Bapak

berikan kepada penulis selama berada di perkuliahan. Kiranya Tuhan selalu

menyertai dan melimpahkan sukacita kepada Bapak. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada yang terhomat Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd. sebagai

Sekretaris Departemen Etnomusikologi, Dosen Pembimbing Akademik, dan

Dosen Pembimbing II penulis yang telah mengarahkan dan memberikan

bimbingan kepada penulis sejak memulai perkuliahan dan menyelesaikan skripsi

Page 9: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

ix

ini. Terimakasih untuk perhatian, ilmu, dan kebaikan yang ibu berikan. Kiranya

Tuhan senantiasi melindungi dan melimpahkan berkat untuk Ibu.

Begitu pula untuk Ibu Adry Wiyanni Ridwan, S.S., sebagai pegawai

adminitrasi di Departemen Etnomusikologi FIB USU yang telah berkenan untuk

membantu kelancaran administrasi kuliah dan mengingatkan semua urusan

administratif penulis selama ini. Penulis mengucapkan terima kasih untuk

kebaikan dan pertolongan yang telah diberikan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat seluruh

staf pengajar Departemen Etnomusikologi USU yang telah banyak memberikan

pemikiran dan wawasan baru kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

Kepada seluruh dosen di Etnomusikologi, Bapak Prof. Mauly Purba, M.A.,Ph.D,

Bapak Drs. Irwansyah Harahap, M.A., Ibu Drs. Rithaony Hutajulu, M.A., Bapak

Drs. Fadlin, M.A., Bapak Drs. Bebas Sembiring, M.Si., Ibu Arifni Netrosa,

SST,M.A., Ibu Dra. Frida Deliana, M.Si., Bapak Drs. Perikuten Tarigan, M.Si.,

Bapak Drs. Dermawan Purba, M.Si., dan Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu yang

telah membagikan ilmu dan pengalaman hidup Bapak/Ibu sekalian. Seluruh ilmu

dan pengalaman hidup Bapak/Ibu sekalian menjadi pelajaran berharga untuk

penulis.

Kepada semua informan yang telah memberikan dukungan dan bantuan

untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; Bapak Syahriman Irawady

Hutajulu, Bapak Khairil Siregar, Bapak Radjoki Nainggolan, Bapak Risman

Sihombing, Bapak Syahbuni Gorat, Bapak Ahmad Aritonang, Bapak Maskur

Hutagalung, Bapak Khairul Aman Hutagalung, Ibu Siti Zubaidah, dan informan-

informan lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Kesempatan dan

Page 10: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

x

pengalaman yang sungguh berharga telah penulis dapatkan atas kebaikan

Bapak/Ibu sekalian. Penulis dapat mengenal Suku Pesisir lebih dekat atas

pertolongan Bapak-bapak sekalian.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga besar Op.

Agustina Purba dan Op. Gold Parotua Nainggolan. Doa dan harapan yang telah

disampaikan kepada penulis menjadi penyemangat dan daya yang besar untuk

penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada abang terkasih Jusuf M.

Siburian, seluruh abang, kakak, dan teman-teman terkasih di PP (pemuda-pemudi)

GKPI Padang Bulan Medan: Pebrina Siburian, Meskayani Tamba, Yolanda

Simanjuntak, Triskin Simanungkalit, Eunike Agatha Pakpahan, Gabriela Pasaribu,

Gohana Siagian, Wenny Sirait, Susan Sinaga, Olyver Hutagalung, Arswendo

Sipahutar, Anry Hutagaol, Samuel Simanungkalit, Januardi Siregar, Benny

Sihotang, dan Hebron Sitorus. Sukacita, dorongan dan perhatian telah diberikan

kepada hari-hari penulis sejak memulai perkuliahan di Universitas Sumatera

Utara. Betapa penulis bersyukur dapat berjumpa dan bersekutu bersama kalian.

Atas anugerah Tuhan, kita telah menjalin kebersamaan dan kesatuan yang akan

menjadi memori yang terindah dalam kehidupan penulis.

Kepada ayahanda penulis yang kedua Drs. K. Lumbantoruan, abang Hiras

Lumbantoruan, kakak Clara Julieta Lumbantoruan, Adik Samuel Reynald

Lumbantoruan, dan Rican Kardinal Lumbantoruan, penulis mengucapkan terima

kasih atas perhatian dan kebaikan yang penulis terima selama ini. Semoga Tuhan

semakin melimpahkan berkatNya dalam keluarga besar Lumbantoruan.

Kepada senior penulis Pardon Simbolon, penulis mengucapkan terima

kasih atas bantuan dan arahan yang telah diberikan. Sehingga penulis

Page 11: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xi

mendapatkan kelancaran dalam proses penelitian dalam skripsi ini. Kepada

saudara-saudari penulis Etno 2010: Lido Hutagalung, Luhut Simarmata, Friska

Simamora, Frita Pakpahan, Miduk Nadeak, Pretty Manurung, Yusuf Siregar,

Rican Sianturi, Fernandes Simangunsong, Josua Siagian, Roman Hutagalung,

Kezia Purba, Agus Tampubolon, Ruth Marbun, Shelly Pelawi, Ayu Matondang,

Riska Prisila, Erni Banjarnahor, Meilinda Tarigan, Maharani Tarigan, Jenny

Simangunsong, dan Benny Purba, terimakasih untuk masa-masa yang telah kita

ciptakan di Etnomusikologi. Penulis sangat bersyukur dapat memiliki teman-

teman yang luar biasa seperti kalian. Penulis berdoa semoga kita dapat berhasil

dan berjumpa di lingkungan yang baru.

Kepada senior dan junior di Etnomusikologi stambuk 2006-2013, penulis

mengucapkan terimakasih untuk hari-hari yang penuh tawa dan canda selama

berada di Etnomusikologi. Penulis sangat kagum atas keharmonisan pluralisme

yang tercipta.

Medan, Juli 2014

Anna Purba

Page 12: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xii

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ........................................................................................... i

ABSTRACT ............................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ............................................................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii

DAFTAR BAGAN ................................................................................... xiii

DAFTAR DIAGRAM ............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

1.2 Pokok Masalah ..................................................................... 11

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 11

1.3.1 Tujuan Penelitian ......................................................... 11

1.3.2 Manfaat Penelitian ....................................................... 11

1.4 Konsep dan Teori .................................................................. 12

1.4.1 Konsep ......................................................................... 12

1.4.2 Teori ............................................................................ 18

1.5 Metode Penelitian ................................................................. 22

1.5.1 Studi Pustaka ................................................................ 22

1.5.2 Penelitian Lapangan ..................................................... 23

1.5.2.1 Observasi .......................................................... 24

1.5.2.2 Wawancara ....................................................... 25

Page 13: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xiii

1.5.2.3 Perekaman atau Dokumentasi ........................... 26

1.5.3 Kerja Laboratorium ...................................................... 27

1.6 Lokasi Penelitian .................................................................. 27

BAB II SUKU PESISIR DI KOTA SIBOLGA .............................. 29

2.1 Gambaran Umum Suku Pesisir ............................................. 29

2.1.1 Topografi ..................................................................... 29

2.1.2 Luas Wilayah ............................................................... 31

2.1.3 Demografi .................................................................... 32

2.2 Unsur Kebudayaan Suku Pesisir ............................................ 33

2.2.1 Adat-Istiadat ................................................................. 34

2.2.2 Sistem Kekerabatan ...................................................... 35

2.2.3 Sistem Religi ................................................................ 37

2.2.4 Bahasa ......................................................................... 38

2.2.5 Kesenian ...................................................................... 39

2.2.5.1 Alat Musik ........................................................ 40

2.2.5.2 Lagu ................................................................. 41

2.2.5.3 Tari ................................................................... 42

BAB III DESKRIPSI DAMPENG PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN SUKU PESISIR .................................... 45

3.1 Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir .............................. 45

3.2 Tahap-Tahap Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir ........ 46

3.2.1 Risik-Risik ................................................................. 47

3.2.2 Sirih Tanyo ................................................................ 48

Page 14: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xiv

3.2.3 Marisik ...................................................................... 49

3.2.4 Maminang ................................................................. 50

3.2.5 Manganta Kepeng ..................................................... 51

3.2.6 Mato Karajo .............................................................. 53

3.2.7 Balik ari atau Tapanggi ............................................. 67

3.3 Jenis-Jenis Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir ............ 68

3.3.1 Upacara Adat Perkawinan Gala XII .......................... 68

3.3.2 Upacara Adat Perkawinan Gala IX ............................ 69

3.4 Komponen Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir ............ 70

3.4.1 Tempat Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir ......... 70

3.4.2 Waktu Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir .......... 71

3.4.3 Benda dan Peralatan Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir ............................................................... 71

3.4.4 Pemimpin dan Peserta Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir ............................................................... 72

3.5 Dampeng ........................................................................... 73

3.6 Penyajian Dampeng ........................................................... 75

3.6.1 Dampeng Mangarak .................................................. 75

3.6.2 Dampeng Barande ..................................................... 76

3.6.3 Dampeng Basanding ................................................. 78

3.7 Fungsi dan Penggunaan Dampeng ...................................... 79

3.7.1 Fungsi Dampeng ....................................................... 79

3.7.2 Penggunaan Dampeng ............................................... 80

3.8 Penyaji Dampeng (Anak Alek) ............................................ 81

BAB IV ANALISIS TEKSTUAL ................................................... 82

4.1 Bentuk Teks Dampeng ....................................................... 82

Page 15: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xv

4.2 Analisis Semiotik Tekstual Dampeng ................................. 83

BAB V TRANSKRIPSI DAN ANALISIS MUSIKAL

DAMPENG ....................................................................... 95

5.1 Transkripsi ......................................................................... 95

5.1.1 Simbol dalam Notasi ................................................. 95

5.2 Analisis Melodi .................................................................. 99

5.2.1 Tangga Nada (Scale) ................................................. 99

5.2.2 Nada Dasar (Pitch Center) ......................................... 100

5.2.3 Wilayah Nada (Range) .............................................. 100

5.2.4 Jumlah Nada (Frequency of Notes) ............................ 101

5.2.5 Jumlah Interval (Prevalent Intervals) ......................... 102

5.2.6 Pola Kadensa (Cadence Patterns) ............................... 103

5.2.7 Formula Melodik (Melody Formula) ......................... 103

5.2.8 Kontur (Contour) ....................................................... 106

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 109

5.1 Kesimpulan ........................................................................ 109

5.2 Saran .................................................................................. 111

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. xv

DAFTAR INFORMAN ........................................................................... xvii

LAMPIRAN I (DAMPENG MANGARAK) ............................................ xxi

LAMPIRAN II (DAMPENG BARANDE) .............................................. xxii

LAMPIRAN III TEKS PENYAJIAN DAMPENG MANGARAK .......... xxiii

LAMPIRAN IV TEKS PENYAJIAN DAMPENG MANGARAK .......... xxv

Page 16: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Sibolga Berdasarkan Kecamatan ............... 32

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin ....... 32

Tabel 4.1 Contoh Kata yang Mempunyai Arti ......................................... 85

Tabel 4.2 Contoh Silabel Tambahan ........................................................ 85

Tabel 5.1 Jumlah Nada dalam Dampeng .................................................. 101

Tabel 5.2 Jumlah Interval Dampeng ........................................................ 102

Page 17: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Ayah marapule mendapat giliran pertama melakukan penaburan beras dan pemercikan air kepada marapule ........

54

Gambar 3.2 Kerabat dekat anak daro mendapat giliran pertama melakukan penaburan beras dan pemercikan air dengan daun pandan kepada anak daro ........................................... 55

Gambar 3.3 Marapule sedang dipakaikan inai oleh induk inang dalam upacara barinai ........................................................

56

Gambar 3.4 Anak daro sedang dipakaikan inai oleh induk inang di pelaminannya ...................................................................... 56

Gambar 3.5 Kerabat dekat memercikkan air dengan daun pandan kepada anak daro dalam upacara tepung tawar ................... 57

Gambar 3.6 Ayah anak daro memercikkan air dengan daun pandan kepada anak daro ....................................................

58

Gambar 3.7 Ibu marapule memercikkan air dengan daun pandan kepada marapule .................................................................

58

Gambar 3.8 Kerabat dekat memercikkan air dengan daun pandan kepada marapule ................................................................. 59

Gambar 3.9 Proses upacara bakonde dibantu oleh dua induk inang ......... 60

Gambar 3.10 Rambut bagian depan anak daro dipotong sedikit oleh ibu kandung anak daro ..............................................................

60

Gambar 3.11 Upacara mandi limo dilakukan oleh bapak kandung anak daro ............................................................................

61

Gambar 3.12 Persiapan upacara mangarak marapule menuju rumah anak daro ............................................................................

62

Gambar 3.13 Suasana pengarakan marapule bersama rombongan ............ 62

Gambar 3.14 Pertunjukan galombang XII dilakukan antara pihak marapule dan anak daro ......................................................

63

Gambar 3.15 Tari rande disajikan di hadapan marapule ........................... 64

Gambar 3.16 Suasana upacara akad nikah di rumah anak daro ................. 64

Gambar 3.17 Anak daro dan ibu-ibu keluarga anak daro mengaraknya .... 65

Gambar 3.18 Malam basikambang dilaksanakan di rumah anak daro ....... 66

Gambar 3.19 Dampeng mangarak dimulai saat marapule dan rombongan 75

Page 18: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xviii

keluarga marapule memulai keberangkatannya ...................

Gambar 3.20 Penyajian dampeng barande diiringi dengan tari rande ....... 77

Gambar 3.21 Marapule melangkah menuju pelaminan anak daro dengan diiringi dampeng basanding ....................................

78

Page 19: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Sistem Kekerabatan Patrilineal Suku Pesisir

Kota Sibolga ................................................................ 35

Bagan 2.2 Sistem Baso Suku Pesisir Kota Sibolga ................................ 36

Page 20: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xx

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Suku ......................................... 33

Page 21: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suku1 Pesisir merupakan salah satu suku yang secara administratif berada

di wilayah Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Di Kota Sibolga, suku

ini mendiami sebagian besar daerah pinggiran pantai dan sebagian kecil daerah

pegunungan yang terdapat dalam empat bagian wilayah kecamatan. Daerah

pinggiran pantai terdiri dari Kecamatan Sibolga Selatan dan Sibolga Kota.

Sedangkan daerah pegunungan terdiri dari Kecamatan Sibolga Utara dan Sibolga

Sambas. Mereka berasal dari keturunan beberapa suku, seperti Minangkabau,

Batak Toba, Mandailing, Angkola dan Melayu yang berinteraksi dan membentuk

adat-istiadatnya sebagai identitas baru (Takari 2008:124).

Setiap suku di seluruh Nusantara mempunyai adat-istiadat yang berbeda

satu dengan lain. Hal ini juga berlaku pada Suku Pesisir. Adat-istiadat tercipta

melalui gabungan gagasan dan mengandung norma berupa aturan-aturan yang

berfungsi sebagai pengatur tingkah laku dan perbuatan. Penciptaan tersebut

berhubungan erat dengan norma-norma dalam agama Islam. Suku Pesisir Sibolga

menyebutnya dengan istilah sumando.

1Suku dalam tulisan ini adalah memiliki makna yang sama atau hampir sama dengan

etnik, kelompok etnik, atau suku bangsa. Yang dimaksud suku adalah sekelompok manusia yang dipandang memiliki hubungan genelaogis secara umum sama pada awalnya, kemudian mereka memiliki bahasa dan kebudayaan yang sama, yang dipandang sebagai sebuah kelompok etnik sendiri yang mandiri, baik oleh etnik di luar mereka atau oleh mereka sendiri. Untuk dapat memahami siapakah orang Pesisir, yang menjadi pendukung seni dampeng dalam skripsi ini, maka sebelumnya dijelaskan pengertian kelompok etnik (ethnic group). Naroll memberikan pengertian kelompok etnik sebagai suatu populasi yang: (1) secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan; (2) mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaan dalam suatu bentuk budaya; (3) membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri; dan (4) menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima oleh kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain (Naroll 1965:32).

Page 22: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

2

Sumando memiliki beberapa pengertian dalam Suku Pesisir. Menurut

Pasaribu, sumando adalah satu kesatuan ruang lingkup kebudayaan Suku Pesisir,

meliputi adat-istiadat Pesisir, kesenian Pesisir, bahasa Pesisir, makanan Pesisir,

dan lain-lain (dalam Sitompul 2013:3). Sumando juga dapat diartikan sebagai

suatu pertambahan dan percampuran antara satu keluarga dengan keluarga lain

diikat dengan pernikahan menurut agama Islam dan dikukuhkan dengan adat

Pesisir (Radjoki 2012:29). Selain itu, sumando merupakan sebuah lembaga adat

yang memberikan status pengakuan pada suatu perkawinan yang

melaksanakannya sesuai dengan tata aturan yang berlaku.2 Dengan demikian,

sumando merupakan gabungan gagasan dan tindakan yang terwujud dalam

aktivitas.

Aktivitas-aktivitas tersebut dikategorikan sebagai upacara-upacara adat

sumando. Pelaksanaan upacara adat sumando merupakan “campuran” dari hukum

Islam, adat Minangkabau, dan Batak (Sitompul 2013:9). Hal ini menunjukkan

bahwa setiap upacara adat sumando bersifat sakral dan penting. Upacara adat

sumando meliputi siklus kehidupan suatu individu, antara lain upacara adat

perkawinan, kehamilan (manuju bulan), turun tanah (turun karai), sunat Rasul

(khitanan), membangun atau menempati rumah baru, upa-upa sumangek,

penyambutan tamu, dan kematian atau pengebumian.

Upacara adat perkawinan Suku Pesisir melibatkan aspek adat dan agama.

Upacara ini dapat dilihat di Kota Sibolga setiap minggunya. Umumnya, upacara

adat perkawinan dan akad nikah dilaksanakan pada hari sabtu. Sedangkan resepsi

perkawinan dilaksanakan pada hari Minggu. Penulis yang lahir di Kota Sibolga,

sejak kecil telah melihat resepsi perkawinan Suku Pesisir secara jelas, tetapi

2Hasil wawancara penulis dengan Bapak Khairil Hasni. Beliau adalah seorang musisi Sikambang. Wawancara ini dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2014 di Desa Jago-jago, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Page 23: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

3

penulis belum mengetahui bagaimana proses upacara adat perkawinan Suku

Pesisir dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya intensitas pemakaian

suatu perkawinan Suku Pesisir dengan melaksanakan adat sumando.

Menurut adat sumando, upacara adat Perkawinan Suku Pesisir dibagi

dalam dua jenis gala, yaitu gala IX dan gala XII. Gala merupakan gelar yang

ditentukan dalam upacara adat perkawinan pengantin dan berkenaan dengan

seluruh syarat perlengkapan upacara adat perkawinan. Gala lazimnya dibicarakan

dan disepakati bersama oleh pihak pengantin laki-laki, pengantin perempuan,

kepala desa, dan pemuka adat dalam upacara adat mengantar uang (mangata

kepeng). Gala IX dipakai apabila kedua pihak pengantin menghias rumah

pengantin perempuan dengan 9 warna selendang dan menyembelih kambing.

Sedangkan gala XII dipakai apabila kedua pihak pengantin menghias rumah

pengantin perempuan dengan 12 warna selendang dan menyembelih lembu.

Selendang dan penyembelihan hewan memiliki makna dalam upacara adat

perkawinan Suku Pesisir. Selendang bermakna untuk mempersatukan

keberagaman masyarakat Pesisir yang berlatar belakang dari beberapa suku

seperti, Batak Toba, Melayu, Mandailing, Angkola, dan Minangkabau yang

dilambangkan oleh persatuan warna-warna yang terdapat dalam latar belakang

suku-suku tersebut di atas. Sedangkan penyembelihan hewan bermakna

menunjukkan status golongan dari masyarakat Suku Pesisir yang melangsungkan

upacara adat perkawinan tersebut.

Pada tanggal 15 Maret 2014 lalu, penulis mendapat informasi tentang

adanya pelaksanaan perkawinan Suku Pesisir dengan adat sumando melalui

informan kunci. Penulis tertarik untuk mengenal dan mengetahui pelaksanaan

sumando dengan gala IX atau gala XII yang dilaksanakan dalam perkawinan

Page 24: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

4

Suku Pesisir. Hal itu disebabkan oleh pelaksanaan upacara adat Perkawinan

sumando dengan gala IX atau XII turut melibatkan kesenian Pesisir.

Kesenian Pesisir dikenal dengan istilah kesenian sikambang. Kesenian

sikambang terdapat dalam tahap puncak pelaksanaan upacara adat perkawinan.

Kesenian tersebut meliputi musik instrumental, musik vokal, dan tari. Musik

instrumental disebut dengan alat musik yaitu permainan repertoar-repertoar

ansambel sikambang. Musik vokal disebut dengan lagu meliputi lagu kapulo

pinang, lagu dampeng, lagu kapri, lagu duo, dan lagu sikambang. Sedangkan tari

meliputi tari saputangan, tari payung, tari selendang, tari barande, dan tari anak.

Kesenian ini dibawakan oleh para seniman-seniman yang berasal dari masyarakat

Suku Pesisir. Secara umum, seniman kesenian sikambang berumur 40-50 tahun.

Salah satu peranan kesenian sikambang tertuang dalam upacara adat perkawinan

Suku Pesisir.

Pada suatu upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kelurahan Pasar

Belakang Kota Sibolga pada tanggal 15 Maret 2014 yang lalu juga, penulis

melihat sekelompok laki-laki yang merupakan seniman kesenian sikambang.

Fakta yang penulis dapat yaitu mereka berasal dari 3 domisili daerah dan grup

yang berbeda, yaitu grup Nyiur Melambai dari kecamatan Badiri, Kabupaten

Tapanuli Tengah, grup Kesenian Sikambang Sepakat Bersama (KSSB) dari

Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah dan grup Rajo Janggi dari

Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga. Dari wawancara itu, penulis ingin

mengenal dan mengetahui tentang seniman sikambang Pesisir dari 3 domisili

daerah.

Menurut Ahmad Aritonang, seorang anggota grup Rajo Janggi, biasanya

dalam suatu upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga, grup seniman

Page 25: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

5

kesenian sikambang Pesisir Kota Sibolga dipanggil secara khusus dalam suatu

upacara adat perkawinan. Namun saat upacara adat tersebut, kedua grup lainnya

dipanggil dan digabungkan karena jumlah seniman grup Rajo Janggi semakin

berkurang dan kurangnya kemampuan dalam menyajikan kesenian sikambang

dengan jumlah penyaji yang terbatas.

Selain itu, menurut Bapak Syahriman Hutajulu, penyajian kesenian

sikambang juga telah sering ditiadakan atau tidak dilaksanakan secara

keseluruhan dalam suatu upacara adat perkawinan. Hal itu terjadi atas dasar

permintaan dan kesepakatan bersama antara pihak keluarga pengantin laki-laki

dan perempuan dengan pemuka adat dan kepala desa.

Kesenian sikambang baik nyanyian, musik iringan, tarian, maupun aspek

sosial yang terdapat di dalam sumando menarik perhatian penulis. Dari

wawancara itu, penulis ingin mengenal dan memahami lebih jauh lagi tentang

dampeng. Dampeng merupakan bagian kesenian sikambang dan bagian adat

perkawinan Suku Pesisir. Dampeng berperan penting dalam upacara adat

perkawinan Suku Pesisir. Namun, pelaksanaan dampeng berintensitas rendah

dalam setiap perhelatan upacara adat perkawinan.

Dampeng adalah nyanyian tanpa iringan instrumen (a capella). Menurut

adat sumando, dampeng dinyanyikan oleh sekelompok laki-laki. Penyaji dampeng

terdiri dari 7 sampai 12 orang. Penyaji tersebut merupakan seniman sikambang

yang dipanggil secara khusus untuk menyajikan dampeng. Namun kini, penyaji

dampeng dalam suatu upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga

tidak dibatasi jumlahnya. Hal ini didasarkan pada kemampuan ekonomi dan

kesepakatan keluarga kedua pengantin dalam melaksanakan upacara adatnya.

Page 26: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

6

Mereka biasanya terbagi dalam dua bagian kelompok yakni pemimpin

dampeng (solo leader) yang dilakukan secara bergantian dan yang lainnya

menjadi perespon nyanyian (group chorus). Dalam penyajiannya, dampeng

dibawakan dengan gaya responsorial (call and response). Selain itu, dampeng

merupakan nyanyian dengan bentuk melodi yang sama tetapi dengan teks

nyanyian yang baru (strophic).

Teks dampeng berisikan nasihat-nasihat atau pengalaman-pengalaman

yang diambil dari proses kehidupan Suku Pesisir. Teks tersebut dinyanyikan

dalam bentuk pantun yang bersahut-sahutan. Isi teks dampeng disampaikan dan

ditujukan kepada kedua pengantin, orang tua kedua pengantin, dan undangan yang

hadir dalam upacara.

Dalam suatu upacara adat perkawinan, dampeng akan disajikan pada dua

tahap, yaitu (1) tahap memberangkatkan pengantin laki-laki (marapule) dan pihak

keluarga pengantin laki-laki untuk memulai acara mengarak pengantin laki-laki

dari rumahnya menuju rumah pengantin perempuan (anak daro) dalam menjalani

akad nikah (mangarak marapule) dan (2) mengantarkan pengantin laki-laki dari

pelaminannya menuju pelaminan pengantin perempuan untuk menyandingkan

kedua pengantin (mampelok tampek basanding).

Dalam tahap mangarak marapule, dampeng disajikan pada siang hari dan

dibawakan pada dua bagian acara, yaitu (1) dampeng mangarak dinyanyikan pada

saat pengantin laki-laki diberangkatkan menuju rumah pengantin perempuan, (2)

dampeng barande dinyanyikan pada saat tari rande ditampilkan di depan

pengantin laki-laki dan orangtua pengantin laki-laki sebelum menjalani acara akad

nikah. Sedangkan dalam tahap mampelok tampek basanding, (3) dampeng

basanding disajikan di dalam rumah pengantin perempuan pada malam hari

Page 27: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

7

dalam acara malam kesenian sikambang.3 Dampeng merupakan bagian dari

upacara adat perkawinan Suku Pesisir yang khusus disajikan apabila kedua

pengantin menentukan dan memilih adat gala IX atau gala XII.

Berdasarkan penentuan gala, dampeng akan dibawakan sesuai dengan

jumlah gala yang dimilikinya, yaitu gala IX atau gala XII. Apabila upacara adat

perkawinan tersebut menggunakan gala IX, maka dampeng akan dibawakan

sebanyak 9 kali dalam setiap tahap upacara. Demikian pula dengan gala XII,

dampeng akan dinyanyikan sebanyak 12 kali dalam setiap tahap upacara, baik

upacara mangarak marapule maupun upacara mampelok tampek basanding.

Penyajian dampeng dalam tahap mangarak marapule memiliki satu

aturan, yakni dampeng mangarak dan dampeng barande harus dibawakan dengan

hitungan ganjil. Hal ini terlihat melalui penyajian dampeng mangarak dibawakan

sebanyak 5 kali dan dampeng barande dibawakan sebanyak 7 kali. Selanjutnya,

penyajian dampeng basanding dalam tahap mampelok tampek basanding

dibawakan sebanyak 12 kali.

Namun sekarang ini telah dijumpai suatu upacara adat perkawinan gala

XII yang menyimpang dari syarat-syarat yang ditentukan. Misalnya,

penyembelihan lembu digantikan dengan ayam dan pemasangan selendang

berkurang jumlahnya dari 12 warna. Selain itu, penyajian dampeng telah

dilaksanakan secara tidak menyeluruh dalam suatu upacara adat perkawinan.

Berdasarkan pengamatan penulis, dalam beberapa upacara perkawinan dampeng

hanya dibawakan dalam tahap mampelok tampek basanding atau tahap mangarak

marapule.

3Hasil wawancara penulis dengan Pak Khairil Hasni pada tanggal 14 Maret 2014 dan

pengamatan penulis pada upacara adat perkawinan Suku Pesisir pada tanggal 15 Maret 2014 di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga.

Page 28: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

8

Pemahaman akan aspek-aspek tersebut akan memberikan suatu

pemahaman makna-makna yang terkandung dalam upacara adat perkawinan Suku

Pesisir. Makna-makna tersebut terpendam dalam masyarakatnya, adat-istiadatnya,

senimannya, dan kebudayaan musikalnya. Melalui pemahaman itu, penulis akan

melakukan penelitian yang dapat menjadi wawasan, pengayaan referensi, dan

pengenalan tentang kebudayaan Suku Pesisir.

Berdasarkan pemaparan-pemaparan di atas, dampeng mencakup empat

aspek yang menarik perhatian penulis, yakni (1) struktur melodi dampeng sebagai

musik vokal Suku Pesisir; (2) makna teks dampeng yang disajikan untuk kedua

pengantin pada upacara adat perkawinan Suku Pesisir Kota Sibolga; (3) proses

penyajian dampeng dalam upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga;

dan (4) proses upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga.

Keempat hal ini sangat relevan untuk dikaji secara etnomusikologis

sebagai bidang keilmuan yang penulis geluti selama empat tahun terakhir ini. Apa

yang dimaksud etnomusikologi itu adalah seperti berikut ini:

Ethnomusicology is the study of music in its cultural context. Ethnomusicologists approach music as a social process in order to understand not only what music is but why it is: what music means to its practitioners and audiences, and how those meanings are conveyed.

Ethnomusicology is highly interdisciplinary. Individuals working field may have training in music, cultural, anthropology, folkore, performance studies, dance, cultural studies, gender studies, race or ethnic studies, area studies, or other fields in the humanities, and social sciences. Yet all ethnomusicologists share a coherent foundation in the following approaches and methods: (1) Taking a global approach to music (regardless of area of origin, style, or genre). (2) Understanding music as social practice (viewing music as a human activity that is shaped by its cultural context). (3) Engaging in ethnographic fieldwork (participating in and observing the music being studied, frequently gaining facility in another music tradition as a performer or theorist), and historical research.

Ethnomusicologists are active in a variety of spheres. As researchers, they study music from any part of the world and investigate its connections to all elements of social life. As educators, they teach courses in musics of the world, popular music, the cultural

Page 29: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

9

study of music, and a range of more specialized classes (e.g., sacred music traditions, music and politics, disciplinary approaches, and methods). Ethnomusicologists also play a role in public culture. Partnering with the music communities that they study, ethnomusicologists may promote and document music traditions or participate in projects that involve cultural policy, conflict resolution, medicine, arts programming, or community music. Ethnomusicolo-gists may work with museums, cultural festivals, recording labels, and other institutions that promote the appreciation of the world’s musics. http://www.ethnomusicology.org/ ?page= whatisethnomusicology

Dari kutipan dalam situs web etnomusikologi.org tersebut, maka dapat

dipahami bahwa etnomusikologi adalah studi musik dalam konteks budayanya.

Etnomusikolog biasanya melakukan pendekatan musik sebagai proses sosial

untuk memahami tidak hanya apa musik tapi mengapa: apa artinya praktik musik

dan khalayak, dan bagaimana makna yang disampaikan musik tersebut.

Etnomusikologi sangat interdisipliner. Para ilmuwan yang bekerja di

lapangan etnomusikologi ini mungkin saja berasal dari pelatihan musik, ilmuwan

antropologi budaya, cerita rakyat, kajian pertunjukan, tari, studi budaya, studi

gender, studi ras atau etnik, studi kawasan, atau bidang lainnya di bidang ilmu-

ilmu humaniora dan sosial. Namun, semua etnomusikolog berbagi landasan yang

koheren dalam pendekatan dan metodenya, seperti berikut: 1) Mengambil

pendekatan global untuk musik (terlepas dari daerah asal, gaya, atau genre). 2)

Memahami musik sebagai praktik sosial (melihat musik sebagai aktivitas manusia

yang dibentuk oleh konteks budaya). 3) Melakukan penelitian lapangan etnografi

(berpartisipasi aktif dalam mengamati musik yang sedang dipelajari, mengkaji

tradisi musik baik sebagai pemain atau ahli teori sekeligus), dan penelitian

sejarah musik.

Etnomusikolog aktif dalam berbagai bidang. Sebagai peneliti, mereka

belajar musik dari setiap bagian di dunia ini dan menyelidiki koneksi ke semua

Page 30: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

10

elemen kehidupan sosial. Sebagai pendidik, mereka mengajar kursus musik dunia,

musik populer, studi budaya musik, dan berbagai kelas yang lebih khusus

(misalnya, tradisi musik sakral, musik dan politik, mengajarkan pendekatan

disiplin ilmu dan metode). Etnomusikolog juga berperan dalam budaya

masyarakat. Bermitra dengan komunitas musik yang mereka pelajari,

etnomusikolog dapat mempromosikan dan mendokumentasikan musik tradisi

atau berpartisipasi dalam proyek-proyek yang melibatkan kebijakan budaya,

penyelesaian konflik, pengobatan, pemrograman seni, atau komunitas musik.

Etnomusikolog dapat bekerja pada museum, festival budaya, rekaman label, dan

lembaga lain yang mempromosikan apresiasi musik dunia. Dengan demikian,

kerja keilmuan yang penulis lakukan adalah sesuai dengan uraian mengenai apa

itu etnomusikologi seperti tersebut di atas.

Melalui empat hal yang telah penulis tentukan dalam seni dampeng ini,

maka akan dapat menjelaskan kepada kita tentang struktur melodi dan makna

teks dampeng serta rangkaian upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota

Sibolga. Berdasarkan rumusan masalah dan beberapa alasan yang menarik

perhatian penulis di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: menganalisis

dampeng dalam upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga, sehingga

mendapatkan dan memberikan makna yang terkandung dalam dampeng terhadap

Suku Pesisir Kota Sibolga. Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penulis

memfokuskan penelitian pada dampeng dan menuliskannya dalam karya ilmiah

dengan judul: Analisis Musikal dan Tekstual Dampeng pada Upacara Adat

Perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga.

Page 31: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

11

1.2 Pokok Masalah

Berdasarkan uraian dan penjelasan latar belakang di atas, penulis

menentukan dua pokok masalah untuk membatasi wilayah pembahasan. Adapun

pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah struktur melodi dampeng yang disajikan dalam upacara

adat perkawinan Suku Pesisir di Kelurahan Pasar Belakang, Kota Sibolga?

2. Apakah makna teks dampeng yang disajikan dalam upacara adat

perkawinan Suku Pesisir di Kelurahan Pasar Belakang, Kota Sibolga?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Melalui penyusunan skripsi ini, penulis menentukan tujuan dan

memperoleh manfaat penelitian. Berikut ini, penulis menguraikan tujuan dan

manfaat penelitian sesuai dengan latar belakang dan pokok masalah yang telah

dipaparkan sebelumnya.

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui struktur melodi dampeng dalam upacara adat

perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga.

2. Untuk mengetahui makna teks dampeng dalam upacara adat perkawinan

Suku Pesisir di Kota Sibolga.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 32: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

12

1. Sebagai modal awal bagi penulis untuk mengasah dan membekali kemampuan

selaku mahasiswi Etnomusikologi, Universitas Sumatera Utara.

2. Sebagai dokumentasi kebudayaan Suku Pesisir Kota Sibolga dan secara

khusus dapat memotivasi generasi muda Suku Pesisir Kota Sibolga.

3. Sebagai informasi dan catatan kebudayaan bagi Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kota Sibolga.

4. Sebagai sumber bacaan yang dapat memberikan informasi tentang kebudayaan

Suku Pesisir di Perpustakaan Umum Kota Sibolga.

5. Sebagai sumber referensi bagi peneliti lain yang memiliki keterkaitan judul

penelitian dengan dampeng.

1.4 Konsep dan Teori

Melalui konsep dan teori, penulis diarahkan dan difokuskan untuk

memperoleh gambaran tentang objek penelitian dan memecahkan pokok

permasalahan yang telah ditentukan. Selain itu, konsep dan teori juga berfungsi

sebagai pedoman dan dasar untuk mencari dan melengkapi data-data yang

dibutuhkan.

1.4.1 Konsep

Konsep menurut R. Merton (dalam buku Koetjaraningrat 1983:21)

merupakan definisi dari apa yang perlu diamati; konsep menentukan antara

variabel-variabel mana kita ingin menentukan adanya hubungan empiris.

Sedangkan Koentjaraningrat (2009:85) mengatakan bahwa, konsep merupakan

penggabungan dan perbandingan bagian-bagian dari suatu penggambaran dengan

bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis, berdasarkan asas-

Page 33: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

13

asas tertentu secara konsisten. Berdasarkan pengertian di atas, penulis

menggambarkan hubungan beberapa konsep yang berkaitan dengan tulisan ini

melalui definisinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat (2008:58), kajian

atau analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh

pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Berpedoman dengan

definisi di atas, kata analisis dalam tulisan ini berarti hasil penguraian dan

penelaahan objek penelitian. Melodi dan teks dampeng yang diperoleh sebagai

inti penelitian diuraikan dan ditelaah untuk mendapat pengertian dan pemahaman

tentang dampeng secara keseluruhan.

Musik dalam Oxford Universal Dictionary Third Edition

(Merriam1964:27) didefinisikan sebagai berikut: That one of the fine arts which is

concerned with the combination of sounds with a view to beauty of form and the

expression of thought or feeling. Artinya secara harfiah adalah salah satu bagian

seni murni yang meliputi kombinasi bunyi-bunyian dengan suatu pandangan

dalam memperindah bentuk dan ekspresi hasil pikiran atau perasaan.

Selain itu, musik diartikan American College Dictionary Text Edition

(Merriam 1964:27) sebagai: An art of sound in time which expresses ideas and

emotions in significant forms through the elements of rhythm, melody, harmony,

and color. Definisinya secara harfiah yakni suatu seni bunyi dalam waktu yang

bersamaan mengungkapkan berbagai ide dan emosi dengan bentuk-bentuk yang

berarti melalui elemen-elemen dari ritme, melodi, harmoni, dan warna.

Berdasarkan dua pengertian musik di atas, dapat disimpulkan bahwa musikal

adalah suatu hal yang berkaitan dengan hasil pikiran dan perasaan di mana

Page 34: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

14

mengandung kombinasi bunyi-bunyian (ritme, melodi, harmoni, dan warna) dan

berbagai ide serta emosi.

Dampeng pada upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga

dapat penulis nyatakan sebagai objek kajian Etnomusikologi, karena terbentuk

dari bunyi-bunyian, emosi, struktur, dan bentuk dan diklasifikasikan sebagai

nyanyian. Selain itu, dampeng juga mengandung elemen melodi, ritme, harmoni,

dan tekstur. Berdasarkan seluruh pemaparan di atas, tulisan ini membahas tentang

struktur musik dampeng yang difokuskan pada melodi.

Melodi menurut Michael Pilhofer and Holly Day (2007:219) dalam buku

Music Theory for Dummies, adalah sebagai berikut: The melody is the part of the

song we can’t get out of our heads. The melody is the lead line of a song, the part

that the harmony is built around, and the part of the song that gives as much

glimpse into the emotion of a piece as the rhythm does. Artinya secara harfiah

yaitu melodi adalah bagian dari lagu di mana kita tidak dapat melepaskannya dari

kepala kita. Melodi adalah garis awal dan akhir dari sebuah lagu, bagian yang

membangun harmoni, dan bagian dari lagu yang memberikan banyak pengenalan

ke dalam suatu emosi sebagaimana ritme juga.

Kebudayaan musik dunia mengandung unsur-unsur musikal secara murni.

Unsur-unsur musikal tersebut meliputi nada, ritme, harmoni, tekstur, dan bentuk.

Namun, unsur-unsur musikal terbentuk bersama berbagai unsur lainnya. Berbagai

unsur lainnya memiliki peranan dan tujuan yang sama. Mereka terlibat dan

mendukung unsur-unsur musikal.

Bahasa merupakan salah satu unsur pendukung kebudayaan musik dunia.

Bahasa dapat dikatakan sebagai jembatan yang mengantarkan proses

penyampaian suatu kebudayaan musik, baik dalam seni pertunjukan maupun

Page 35: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

15

pertunjukan kultural. Dengan demikian, bahasa menjadi sarana komunikasi lisan

dalam setiap pertunjukan seni. Bahasa dalam pertunjukan seni sering disebut

sebagai teks.

Teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang, kutipan

dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan, bahan tertulis untuk dasar

memberikan pelajaran, berpidato, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa

Indonesia edisi keempat 2008:1474). Dari definisi teks di atas, tekstual berarti hal

yang berikatan dengan suatu teks. Teks mengacu pada syair-syair dampeng yang

disajikan dalam bentuk pantun. Dalam tulisan ini, penulis menganalisis makna

teks yaitu berupa naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang dampeng.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat (2008:1595), ada

3 pengertian upacara, yaitu (1) tanda-tanda kebesaran; (2) peralatan (menurut

adat-istiadat); tingkah laku atau perbuatan yang terikat pada aturan-aturan tertentu

menurut adat atau agama; dan (3) perbuatan atau perayaan yang dilakukan atau

diadakan sehubungan dengan peristiwa penting. Berdasarkan 3 pengertian di atas

maka dapat disimpulkan bahwa upacara adalah perayaan yang diadakan

sehubungan dengan peristiwa penting dan sakral yang terikat pada aturan-aturan

tertentu menurut adat atau agama.

Menurut Koentjaraningrat (2009:93), adat merupakan seluruh

pengetahuan, gagasan, dan konsep yang dianut oleh sebagian besar warga suatu

masyarakat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat

(2008:58), ada 2 pengertian adat yakni: (1) aturan yang lazim diturut atau

dilakukan sejak dahulu kala; (2) kebiasaan; cara yang sudah menjadi kebiasaan.

Berpedoman pada 2 pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa adat

Page 36: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

16

adalah aturan dan kebiasaan yang lazim dilakukan berdasarkan gabungan

pengetahuan, gagasan, dan konsep yang dianut oleh suatu masyarakat.

Adat dalam Suku Pesisir disebut dengan istilah adat sumando. Adat

sumando Pesisir memiliki beberapa konsep pengertian. Sumando dapat diartikan

sebagai kebudayaan Pesisir meliputi keseluruhan aspeknya, baik adat istiadat,

kesenian, bahasa, dan makanan. Sumando dapat mengacu pada panggilan untuk

setiap pemuda yang menikah dengan pemudi Pesisir. Selain itu, sumando juga

merupakan pertambahan dan percampuran antara satu keluarga dengan keluarga

lain diikat dengan pernikahan menurut Agama Islam dan dikukuhkan dengan adat

Pesisir. Dengan demikian, sumando adalah lembaga adat yang memberikan status

pengakuan pada suatu upacara yang melaksanakannya sesuai dengan tata aturan

yang berlaku.

Menurut Djojodigoeno (dalam Koentjaraningrat 2009:119), suku

merupakan suatu masyarakat yang terdiri dari warga suatu kelompok kekerabatan.

Sedangkan suku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat (2008:58)

adalah golongan orang-orang (keluarga) yg seturunan; suku sakat; golongan

bangsa sebagai bagian dari bangsa yang besar; golongan orang sebagian dari

kaum yang seketurunan. Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan

bahwa, suku merupakan suatu masyarakat hidup berdampingan yang terdiri dari

golongan kelompok yang seturunan, bangsa, dan kekerabatan serta mempunyai

rasa identitas yang sama.

Pesisir adalah suatu masyarakat yang hidup berdampingan dengan

melaksanakan sistem, aktivitas adat tertentu sebagai gabungan golongan

kelompok yang seturunan, bangsa, dan kekerabatan serta rasa identitas yang

sama. Menurut Takari dkk. (dalam Sitompul 2013:2) menyatakan bahwa

Page 37: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

17

kebudayaan masyarakat Pesisir adalah merupakan melting pot (creole) antara

keturunan beberapa kelompok etnik, seperti: Minangkabau, Batak Toba,

Mandailing, Angkola, dan Melayu. Namun, secara mendalam seseorang dikenal

dan diidentitaskan sebagai masyarakat pendukung Suku Pesisir apabila ia

melakukan, melaksanakan dan mengikuti sumando Pesisir, yaitu: 1) adat Pesisir;

2) kesenian Pesisir; 3) bahasa Pesisir; dan 4) makanan Pesisir (Radjoki 2012:29).

Ada 6 tahap proses upacara adat perkawinan Suku Pesisir, yaitu (1) risik-

risik atau sirih tanyo; (2) marisik; (3) maminang; (4) manganta kepeng atau

batunangan; (5) mato karajo; dan (6) balik ari atau tapanggi (dalam Sitompul

2013:62).

Koentjaraningrat (1989:92) menyatakan bahwa perkawinan merupakan

salah satu tahap dalam siklus hidup manusia. Tahap-tahap yang ada di sepanjang

hidup manusia seperti masa bayi, masa anak-anak, masa remaja, masa pubertas,

masa sesudah menikah, masa tua, dan sebagainya. Perkawinan juga merupakan

media budaya dalam mengatur hubungan antar sesama manusia yang berlainan

jenis kelamin. Perkawinan bertujuan untuk mencapai suatu tingkat kehidupan

yang lebih dewasa dan pada beberapa kelompok masyarakat kesukuan

perkawinan dianggap sebagai alat agar seorang mendapat status yang lebih diakui

ditengah kelompoknya.

Berdasarkan pengertian di atas, pelaksanaan upacara adat perkawinan

Suku Pesisir di Kota Sibolga merupakan media budaya agar masyarakat Suku

Pesisir mendapat status yang lebih diakui ditengah kelompoknya. Hal tersebut

tercermin dalam pelaksanaan sumando dalam setiap perkawinan Suku Pesisir di

Kota Sibolga. Selain itu, perkawinan juga menandakan bahwa sudah terlewatinya

satu bagian dari siklus hidupnya.

Page 38: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

18

1.4.2 Teori

Teori merupakan landasan utama yang digunakan dalam penelitian ilmiah.

Kerlinger (dalam Sugiono 2009:79), mengemukakan bahwa: Theory is a set of

interrelated construct (concepts), definitions, and proposition that present a

systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with

purpose of explaining and predicting the phenomena.

Artinya secara harafiah, teori adalah sebuah rangkaian hubungan konsep,

definisi, dan proposisi yang menunjukkan suatu urutan yang sistematis dari

fenomena dengan menggambarkan hubungan antara banyak variabel, dengan

tujuan menjelaskan dan memprediksikan fenomena tersebut. Dengan ini, penulis

menggunakan teori untuk membahas dan menjawab pokok permasalahan.

Untuk mengetahui sistem upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota

Sibolga, penulis berpedoman pada sistem upacara keagamaan yang menjadi

perhatian dari para ahli antropologi yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat

(2009:296), yakni secara khusus mengandung empat aspek: (1) tempat upacara

dilakukan; (2) saat-saat upacara dijalankan; (3) benda-benda dan alat upacara; dan

(4) orang-orang yang melakukan dan memimpin upacara.

Setiap kebudayaan musik dunia memiliki sistem-sistem musik yang

berbeda. Karena kebudayaan musik dunia dikerjakan dengan cara yang tidak sama

oleh setiap pendukung kebudayaan (Nettl 1977:3). Sistem-sistem musik tersebut

dapat berupa teori, penciptaan, pertunjukan, pendokumentasian, penggunaan,

fungsi, pengajaran, estetika, kesejarahan, dan lain-lain.

Salah satu sistem yang terlihat jelas dalam suatu kebudayaan musik dunia

adalah pengajarannya yang diwariskan dari mulut ke mulut (oral tradition) (Nettl

1973:3). Dengan demikian pewarisan kebudayaan melalui mulut ke mulut dapat

Page 39: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

19

menciptakan hasil kebudayaan musik yang berbeda dari setiap generasi. Hal ini

tentu dapat dijadikan sebagai hal yang menarik untuk diteliti dan harus diketahui

tentang materi-materi lisan dan variasi ragam musik yang menggunakan istilah-

istilah ideal dari suatu kebudayaan musik itu sendiri.

Tradisi lisan dalam pewarisan kebudayaan musik menciptakan berbagai

ragam variasi musik dan materi-materi lisan. Dampeng merupakan bagian dari

pewarisan musik vokal Suku Pesisir yang tercipta bersamaan dengan perubahan

waktu dan lingkungan sebagai konsekuensi dari tradisi lisan. Selain itu, generasi

pewaris dampeng juga menambahkan ragam baru melalui bakat musikalitas dan

semangat yang menambah keindahan bunyi dampeng.

Suatu kebudayaan musik mengandung tiga level analisis, antara lain

konseptualisasi tentang musik, perilaku yang berhubungan dengan musik, dan

bunyi musik itu sendiri (Merriam 1964: 32). Dalam hal ini, peneliti memilih

analisisi level ketiga yaitu bunyi musik itu sendiri. Merriam menyatakan bahwa

bunyi mempunyai struktur dan merupakan sebuah sistem. Berdasarkan pernyataan

di atas, peneliti melakukan analisis struktur bunyi musik yaitu struktur melodi

dampeng dalam kebudayaan musik Suku Pesisir.

Dalam menganalisis struktur melodi dampeng penulis berpedoman pada

teori weighted scale (bobot tangga nada) yang dikemukakan oleh William P.

Malm. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan melodi, yaitu (1)

tangga nada (scale); (2) nada dasar (pitch center); (3) wilayah nada (range); (4)

jumlah nada (frequency of notes); (5) jumlah interval (prevalent intervals); (6)

pola kadensa (cadence patterns); (7) formula melodik (melodic formulas); dan (8)

kontur (contour) (Malm dalam terjemahan Takari 1993:13).

Page 40: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

20

Selain itu, untuk mendukung teori weighted scale (bobot tangga nada)

digunakan juga cara mendeskripsikan musik (description of musical

compositions) yang dikemukakan oleh Bruno Nettl. Hal-hal yang patut

diperhatikan dalam mendeskripsikan melodi dampeng, yaitu (1) tonalitas, (2)

ritme, (3) bentuk, (4) tempo, dan (5) kontur melodi (1964:1450-1550).

Untuk membantu proses analisa struktur melodi dampeng, penulis

menggunakan metode transkripsi. Transkripsi merupakan proses menotasikan

bunyi yang didengar dan mengalihkan bunyi menjadi simbol visual. Dalam

menyelesaikan transkripsi, penulis berpedoman pada notasi musik yang

dikemukakan oleh Seeger (1967), yaitu notasi preskriptif dan deskriptif. Notasi

preskriptif merupakan notasi yang dimaksudkan sebagai alat pembantu untuk

penyaji supaya dapat menyajikan komposisi musik. Sedangkan notasi deskriptif

adalah notasi yang dimaksudkan untuk menyampaikan ciri-ciri dan detail-detail

komposisi musik yang belum diketahui oleh pembaca.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis menggunakan notasi deskriptif

dalam pembahasan transkripsi melodi dampeng. Hal ini didasari oleh tujuan

notasi deskriptif yang menyampaikan informasi tentang dampeng secara jelas dan

mendetail, sehingga harapan komponis dampeng dapat diungkapkan.

Salah satu sumber daya untuk dapat memahami perilaku manusia melalui

hubungannya dengan musik adalah teks. Meskipun teks adalah perilaku bahasa,

tetapi bunyi musik dan teks merupakan satu bagian integral dalam musik

(Merriam 1964:187). Dalam musik vokal dampeng, teks merupakan karakteristik

penting lainnya, di mana melodi dampeng yang sama dinyanyikan dengan teks

yang berbeda-beda (strophic).

Page 41: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

21

Studi teks juga memberikan kesempatan dalam menemukan hubungan-

hubungan antara aksen bahasa dan aksen musik sebagai reaksi musikal (Nettl

1977:9). Untuk menganalisa struktur teks dampeng, penulis berpedoman pada

teori William P. Malm. Dalam buku terjemahan Music Culture of the Pasific, the

Near East, and Asia, ia menyatakan bahwa dalam musik vokal, hal sangat penting

diperhatikan adalah hubungan antara musik dengan teksnya. Apabila setiap nada

dipakai untuk setiap silabel atau suku kata, gaya ini disebut silabis. Sebaliknya

bila satu suku kata dinyanyikan dengan beberapa nada disebut melismatik.

Dalam mendalami makna-makna teks dalam dampeng, penulis

menggunakan teori semiotik. Teori semiotik adalah sebuah teori mengenai

lambang yang dikomunikasikan. Istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani,

semeion. Panuti Sudjiman dan van Zoest (dalam Bakar 2006:45-51) menyatakan

bahwa semiotika berarti tanda atau isyarat dalam satu sistem lambang yang lebih

besar. Menurut Ferdinand de Saussure (perintis semiotika dan ahli bahasa),

semiotik adalah the study of “the life of signs within society”.

Secara harafiah dapat diartikan dengan studi dari tanda-tanda kehidupan

dalam masyarakat. Selain itu, teori pendekatan semiotik sosial (social semiotics)

yang diperkenalkan oleh Halliday juga menyatakan bahwa bahasa adalah sistem

arti dan sistem lain (yaitu sistem bentuk dan ekspresi) untuk merealisasikan arti

tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, kedua teori di atas akan mengarahkan

penulis untuk menganalisis makna tersurat dan tersirat dampeng di balik

penggunaan lambang dalam kehidupan Suku Pesisir di Kota Sibolga.

Page 42: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

22

1.5 Metode Penelitian

Menurut Koetjaraningrat (2009:35), metode ilmiah dari suatu pengetahuan

merupakan segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut, untuk mencapai

suatu kesatuan. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu

pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis

2006:24). Jadi, metode penelitian adalah segala cara yang digunakan untuk

memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sistematis untuk mewujudkan

kebenaran dan kesatuan pengetahuan. Dalam melaksanakan penelitian, penulis

menggunakan metode kualitatif yang bersifat mengumpulkan, mengkhususkan,

dan menerangkan data dengan penguraian makna-makna.

1.5.1 Studi Pustaka

Koetnjaraningrat (2009:35) menyatakan bahwa studi pustaka bersifat

penting karena membantu penulis untuk menemukan gejala-gejala dalam objek

penelitian. Melalui studi pustaka, penulis sebagai peneliti awam diperkaya dengan

informasi-informasi pendukung awal dalam berbagai sumber buku yang

berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

Dalam ilmu Etnomusikologi, ada dua sistem kerja dalam penelitian, yaitu

desk work (kerja laboratorium) dan field work (kerja lapangan). Studi kepustakaan

tergolong ke dalam kerja laboratorium. Di mana sebelum melakukan penelitian,

peneliti mengumpulkan data-data dan merangkum data-data yang telah didapat.

Kerja ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti saat terjun ke lapangan.

Selain itu, penulis dipersiapkan dan diarahkan untuk melakukan penelitian

lapangan.

Page 43: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

23

Studi kepustakaan juga membantu penulis dalam menemukan data-data

yang berhubungan dengan kinerja dan pengembangan tulisan ini. Tahap awal

yang penulis lakukan dalam studi kepustakaan adalah melakukan studi

kepustakaan dengan cara mempelajari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan

objek pembahasan. Selanjutnya, penulis mencari dan mengumpulkan informasi

dan referensi dari skripsi yang ada di Departemen Etnomusikologi. Penulis juga

mempelajari bahan lain seperti buku dari Badan Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pariwisata Kota Sibolga, dan

artikel-artikel lainnya yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknologi internet,

sesuai dengan kemajuan teknologi yang ada pada saat ini. Dengan melakukan

penelusuran data online di situs www.google.com dan website resmi Kota

Sibolga, penulis mendapat banyak anjuran-anjuran situs lain seperti

www.wikipedia.com, repository Universitas Sumatera Utara, blog-blog, dokumen

PDF (portable data file), dan lain-lain. Semua informasi dan data yang didapat

baik melalui skripsi, buku, artikel, dan internet membantu penulis untuk

mempelajari dan membandingkannya untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

1.5.2 Penelitian Lapangan

Dalam penelitian lapangan, peneliti sekaligus penulis menunggu terjadinya

gejala yang menjadi objek dan masuk ke dalamnya yaitu dampeng dalam suatu

upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga. Untuk itu, penelitian

lapangan bersifat penting untuk mengumpulkan fakta-fakta dan keterangan

melalui pengamatan, wawancara, dan perekaman atau dokumentasi. Observasi

dilakukan dengan menceburkan diri dan mengamati dampeng secara berulang-

Page 44: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

24

ulang dalam upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga untuk

memperoleh data yang maksimal. Wawancara dilakukan dengan berinteraksi pada

peserta upacara adat perkawinan Suku Pesisir. Secara khusus dilaksanakan dengan

informan pangkal terutama kepada informan pokok atau kunci sebagai

narasumber penulis. Perekaman atau dokumentasi dilakukan dengan sebaik-

baiknya di mana penulis melakukan rekaman audio secara fokus untuk

memperoleh data melodi dampeng dan rekaman audiovisual untuk memperoleh

proses penyajian dampeng dalam upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota

Sibolga.

1.5.2.1 Observasi

Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data

dalam suatu penelitian merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh

perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan,

atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena

sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat (Mardalis

2006:63). Metode observasi menggunakan kerja pancaindera mata sebagai alat

bantu utamanya selain pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan

kulit (Burhan Bungin 2007:115).

Observasi yang dilakukan penulis bertujuan untuk melihat dan mengetahui

secara jelas tentang dampeng dalam upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota

Sibolga. Selain mengamati dampeng dalam suatu upacara adat perkawinan Suku

Pesisir, penulis juga berkomunikasi dengan pelaku upacara adat lainnya secara

langsung.

Page 45: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

25

Tahap awal kerja lapangan ini dilakukan dengan cara observasi langsung

ke lapangan, yaitu mengikuti dan melihat upacara adat perkawinan Suku Pesisir di

Kota Sibolga yang melaksanakan adat sumando dan dampeng, melakukan

pengamatan serta berbaur dengan peserta upacara, baik pengantin, orang tua

pengantin, tamu dan undangan, serta penyaji dampeng. Hal itu dilakukan agar

mendapat komunikasi yang baik dengan masyarakat dan peserta upacara adat

yang lainnya demi mendapat informasi yang lebih baik.

1.5.2.2 Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

melengkapi dan menjelaskan data yang diperoleh melalui observasi.

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti (Mardalis 2006:64).

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dalam rangka mengumpulkan

keterangan-keterangan tentang dampeng dalam kehidupan Suku Pesisir.

Koentjaraningrat (1983:138-139) menyatakan pada umumnya ada

beberapa macam wawancara yang dikenal oleh para peneliti.

Beberapa macam wawancara dibagi ke dalam dua golongan besar: (1) wawancara berencana (standardized interview) dan (2) wawancara tak berencana (standardized interview). Wawancara berencana selalu terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun sebelumnya. Sebaliknya wawancara tak berencana tak mempunyai suatu persiapan sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan dengan susunan kata dan dengan tata urut tetap yang harus dipatuhi oleh peneliti secara ketat. Demikian macam metode wawancara tak berencana secara lebih khusus dapat dibagi ke dalam (a) metode wawancara berstruktur (structured interview) dan (b) metode wawancara tak berstruktur (unstructured interview). Wawancara tak berstruktur juga dapat dbedakan secara lebih khusus lagi dalam dua golongan, ialah (1) wawancara yang berfokus (focused interview) dan (2) wawancara bebas (free interview).

Page 46: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

26

Metode wawacara yang digunakan penulis adalah wawancara berstruktur,

tak berstruktur, dan kombinasi keduanya. Pada awal penerapan wawancara,

penulis telah mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada

informan pokok. Namun, kenyataannya siklus wawancara itu berubah. Hal itu

disebabkan oleh munculnya pertanyaan lain berdasarkan hasil saat wawancara

berlangsung. Dalam wawancara yang berikutnya, penulis akan melakukan

kolaborasi wawancara di mana akan dipersiapkan baik pertanyaan-pertanyaan

terfokus kepada informan pokok dan garis-garis besar topik wawancara diluar

daftar pertanyaan yang akan menggali informasi sedetail mungkin.

Dalam wawancara kali ini, penulis menetapkan 2 narasumber, yaitu Bapak

Khairil Hasni Siregar dan Bapak Syahriman Irawady Hutajulu. Kedua narasumber

tersebut adalah budayawan Suku Pesisir, sekaligus yang mempunyai pengetahuan

tinggi tentang kesenian yang ada di Sibolga dan Tapanuli Tengah. Kedua

narasumber juga termasuk dalam penyaji dampeng dalam upacara-upacara adat

perkawinan yang dilaksanakan di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Selain itu, penulis juga mewawancarai penyaji dampeng lainnya serta beberapa

tokoh masyarakat lainnya yang berkaitan dengan pengembangan tulisan ini.

1.5.2.3 Perekaman atau Dokumentasi

Untuk pendokumentasian data yang berkaitan dengan dampeng dalam

upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga, penulis menggunakan

kamera digital dan perekam suara. Spesifikasi dari kamera digital yang dipakai

adalah merek Samsung Smart Camera WB30F, sedangkan spesifikasi dari

perekam suara adalah merek Sony IC Recorder ICD-312. Data rekaman atau

dokumentasi sebagai data penelitian diperoleh melalui rekaman audio dan

Page 47: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

27

audiovisual pada upacara adat perkawinan sumando saudara Dewi Astuti Bandar

dengan Surya Dharma Kombih pada hari Sabtu tanggal 15 Maret 2014.

1.5.3 Kerja Laboratorium

Dalam kerja laboratorium, penulis akan mengumpulkan seluruh data yang

terkumpul dari observasi, wawancara, dan perekaman atau dokumentasi. Data

wawancara dituliskan kembali untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam. Selanjutnya, penulis seluruh data observasi, wawancara, dan

perekaman diuraikan secara detail dan ditafsirkan dengan pendekatan emik dan

etik.

Data audio yang menjadi objek penelitian penulis ditranksripsikan dengan

cara didengar berulang kali dan dituliskan dalam bentuk notasi. Selanjutnya,

seluruh data dibentuk dan dijadikan sebagai data secara detail sesuai dengan objek

penelitian dalam penulisan skripsi. Data yang dipergunakan dalam tulisan ini

merupakan data-data yang diperlukan sesuai dengan kriteria disiplin ilmu

Etnomusikologi.

1.6 Lokasi Penelitian

Secara umum, suatu upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga

diadakan di rumah pengantin perempuan. Dengan demikian, lokasi penelitian

penulis berada di rumah pengantin perempuan yang beralamat di Jalan Perintis

Kemerdekaan No. 52, Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota

Sibolga. Penulis memilih kota Sibolga sebagai lokasi penelitian karena upacara

adat perkawinan Suku Pesisir masih dapat ditemukan di Kota Sibolga. Selain itu,

Page 48: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

28

lokasi penelitian ini juga masih menggunakan bahasa Pesisir, kesenian Pesisir,

makanan pesisir sebagai bagian dari sumando Pesisir.

Page 49: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

29

BAB II

SUKU PESISIR DI KOTA SIBOLGA

2.1 Gambaran Umum Suku Pesisir

Bab ini akan mengenalkan Suku Pesisir melalui lokasi penelitian. Lokasi

penelitian berada di Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota

Sibolga, Provinsi Sumatera Utara. Di wilayah ini, dampeng masih didapati dalam

suatu upacara adat perkawinan Suku Pesisir.

2.1.1 Topografi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, topografi merupakan kajian atau

atau penguraian yang terperinci tentang keadaan muka bumi pada suatu daerah

(2008:1482). Kota Sibolga merupakan daerah yang terletak di wilayah Pesisir

Pantai Barat Sumatera Utara. Menurut Sogiarto dan Keputusan Menteri Kelautan

dan Perikanan, pesisir itu adalah wilayah pertemuan antara darat dan laut dimana

ekosistem darat dan laut saling berinteraksi; ke arah darat meliputi bagian daratan,

baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti

pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi

bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat

seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan

manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

Kota Sibolga berjarak lebih kurang 340 km dari Kota Medan, ibukota

Provinsi Sumatera Utara. Posisinya berada pada sisi pantai Teluk Tapian Nauli

menghadap ke arah Samudera Hindia. Seluruh wilayahnya berbatasan dengan

Page 50: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

30

Kabupaten Tapanuli Tengah di sebelah Timur, Selatan, dan Utara. Sedangkan

sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

Secara geografis, wilayah Kota Sibolga terletak terletak antara 1º 42'-1º 46'

Lintang Utara dan 98º 44' - 98º 48' Bujur Timur. Wilayah Kota Sibolga berdiri di

atas daratan pantai, lereng, dan pegunungan di mana sebagian besar penduduknya

bermukim di dataran pantai yang rendah. Bentuk Kota Sibolga memanjang dari

Utara ke Selatan mengikuti garis pantai. Sebelah Timurnya terdiri dari gunung.

Sedangkan sebelah Barat terdiri dari lautan. Lebar kota ini berjarak lebih kurang

500 meter dari garis pantai ke pegunungan sedangkan panjangnya adalah 8.520

km.

Keadaan alamnya relatif kurang beraturan. Kemiringan (lereng) lahan

bervariasi antara 0-2 % sampai dengan 40%. Sebagian besar (69%) wilayah kota

madya ini merupakan perairan dan pulau-pulau yang tersebar di Teluk Tapian

Nauli. Sedangkan sisanya merupakan dataran bekas rawa di dataran pantai

Sumatera yang ditimbun membujur dari Barat Laut ke Tenggara dengan ukuran

5,6 kali 0,5 km. Dataran ini merupakan tempat pemukiman penduduk.

Beberapa pulau yang tersebar di sekitar teluk Tapian Nauli yang termasuk

ke dalam wilayah administratif Kota Sibolga adalah pulau Poncan Gadang, Pulau

Poncan Ketek, Pulau Sarudik, dan pulau Panjang. Kota Sibolga dipengaruhi oleh

letaknya yang berada pada daratan pantai, lereng, dan pegunungan terletak pada

ketinggian di atas permukaan laut berkisar antara 0 - 150 meter.

Wilayah ini memiliki iklim yang cukup panas sekitar 21,6°C-32°C.

Sementara curah hujannya cenderung tidak teratur di sepanjang tahunnya. Curah

Page 51: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

31

hujan tertinggi terjadi pada bulan November dengan jumlah sekitar 798 mm.

Sedangkan hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember selama 26 hari.4

2.1.2 Luas Wilayah

Kota Sibolga merupakan wilayah yang cukup sempit dengan cakupan

wilayah daratan seluas 1077 ha. Cakupan wilayah ini terdiri dari 889,16 ha

(82,5%) daratan, 187,84 ha (17,44%) daratan kepulauan. Sedangkan wilayah

lautannya memiliki luas sekitar 2.171,6 ha.

Secara administratif daerah ini terdiri dari empat kecamatan. Berdasarkan

data wilayah BPS Kota Sibolga tahun 2012, Kota Sibolga terdiri dari empat

kecamatan dengan 17 kelurahan dan 68 lingkungan.

17 kelurahan dalam wilayah kecamatan Kota Sibolga, yakni:

1. Kecamatan Sibolga Utara, meliputi Kelurahan Sibolga Ilir, Kelurahan

Angin Nauli, Kelurahan Hutabarangan, Kelurahan Hutatonga-tonga, dan

Kelurahan Simaremare;

2. Kecamatan Sibolga Kota, meliputi Kelurahan Pasar Baru, Kelurahan Pasar

Belakang, Kelurahan Pancuran Gerobak dan Kelurahan Kota Beringin;

3. Kecamatan Sibolga Sambas, meliputi Kelurahan Pancuran Kerambil,

Kelurahan Pancuran Pinang, Kelurahan Pancuran Bambu, dan Kelurahan

Pancuran Dewa;

4. Kecamatan Sibolga Selatan, meliputi Kelurahan Aek Muara Pinang,

Kelurahan Aek Habil, Kelurahan Aek Parombunan, dan Kelurahan Aek

Manis.

4Dikutip dari situs: www.sibolgakota.go.id

Page 52: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

32

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kota Sibolga berdasarkan Kecamatan

No. Kecamatan Luas Wilayah (km2)

1 Sibolga Utara 3,33

2 Sibolga Kota 2,73

3 Sibolga Selatan 3,14

4 Sibolga Sambas 1,57

Total 10,77

Sumber BPS Kota Sibolga Tahun 2010

2.1.3 Demografi

Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kota

Sibolga adalah sebanyak 85.981 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 43.100 jiwa

laki-laki dan 42.881 jiwa perempuan.

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki-laki dan

Perempuan

1 Sibolga Utara 10.107 10.239 20.346

2 Sibolga Kota 7.194 7.417 14.611

3 Sibolga Selatan 15.419 15.140 30.559

4 Sibolga Sambas 10.380 10.085 20.465

Total 43.100 42.881 85.981

Sumber BPS Kota Sibolga Tahun 2010

Kota Sibolga dikenal dengan semboyan “Negeri berbilang kaum”. Hal ini

dapat dibuktikan dengan keanekaragaman suku di dalam daerah ini. Keempat

Page 53: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

33

kecamatan ini dihuni oleh berbagai suku, antara lain Suku Melayu 2.382 jiwa,

Karo 425 jiwa, Simalungun 295 jiwa, Toba 45.695 jiwa, Mandailing 4.612 jiwa,

Pakpak 164 jiwa, Nias 6.293 jiwa, Jawa 5.283 jiwa, Minang 8.793 jiwa, Cina

3.496 jiwa, Aceh 2.613 jiwa, dan suku lainnya 1.690 jiwa. Total keseluruhan

berjumlah 81.699 jiwa (Hasil Sensus Dinas Kependudukan Kota Sibolga Tahun

2000). Berikut ini digambarkan secara grafis jumlah penduduk di Kota Sibolga

menurut Suku.

Diagram 2.1

Jumlah Penduduk Menurut Suku

2.2 Unsur Kebudayaan Suku Pesisir

Unsur Kebudayaan Suku Pesisir di Kota Sibolga meliputi, (1) adat-istiadat

Pesisir dikenal dengan adat sumando; (2) kesenian Pesisir terdiri dari kesenian

sikambang, yaitu tari-tarian, alat musik, lagu dan tata rias pengantin, pelaminan,

dan pernak-pernik pelaminan; (3) masakan khas pesisir seperti kue dan gulei

(Pasaribu 2008:54, 81, 273). Berikut ini disajikan beberapa unsur kebudayaan

Suku Pesisir Kota Sibolga.

Melayu

Karo

Simalungun

Toba

Mandailing

Pakpak

Nias

Jawa

Minang

Cina

Suku Lainnya

Page 54: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

34

2.2.1. Adat-istiadat

Menurut Soedarsono (dalam Pasaribu 2008:54), adat-istiadat mengatur dan

memberi arah kepada tindakan dan karya manusia, baik pikiran-pikiran dan ide-

ide, maupun tindakan dan karya manusia dalam menghasilkan benda-benda

kebudayaan fisiknya. Dengan demikian, adat istiadat merupakan hasil ide dan

tindakan manusia yang diarahkan menjadi kebiasaan dari masyarakat penghasil

ide tersebut. Adat-istiadat Suku Pesisir dikenal dengan adat sumando. Adat

sumando secara umum berdasar kepada ajaran-ajaran Agama Islam. Konsepnya

tercermin dalam adat bersendikan syarak dan syarak bersendikan kitabullah. Ini

berarti bahwa adat sumando mendasarkan ide, pelaksanaan, dan penghayatannya

pada ajaran-ajaran Islam (Sitompul 2013:3).

Menurut Panggabean (1995:193), adat sumando berasal dari Pulau Poncan

yang diawali dengan perpindahan penduduk dari Poncan ke Sibolga dan kemudian

berkembang ke seluruh daerah Tapanuli Tengah. Istilah Sumando berasal dari

kata suman dalam bahasa Batak berarti serupa, atau terjemahan bebasnya

dipasuman-suman. Selanjutnya, kata suman berubah menjadi sumando artinya

hampir serupa tetapi tidak sama dengan adat yang ada pada Suku Minangkabau di

Sumatera Barat. Pada mulanya, adat yang tertinggi berada pada Raja atau Kuria.

Seterusnya, tingkat pelaksanaan adat berada pada empat lapisan, yaitu fakir

miskin (dada), orang miskin (lamukku), orang kaya (ata), dan keturunan raja

(bare).

Adat sumando adalah ”campuran”dari hukum Islam, adat Minangkabau,

dan adat Batak. Ini berarti bahwa semua hal-hal yang baik diterima dan yang tidak

sesuai dengan tata krama dan sikap hidup sehari-hari masyarakat Suku Pesisir

diabaikan. Hal tersebut sesuai dengan konsep sumando yakni adat bersandi sarak

Page 55: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

35

dan sarak bersandi kitabullah, artinya adat berdampingan dengan kebiasaan atau

perilaku dan perilaku berlandaskan kepada kitab Allah (Sitompul 2013:9).

Orang sumando merupakan sebutan yang sering dipanggil untuk Suku

Pesisir. Mereka mempunyai motto, yaitu bulek ai dek dipambulu, bulek kato dek

mufakat, dek saiyo mangko sakato, dek sakato mangko sapakat (Sitompul

2013:9). Bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

semua permasalahan pada akhirnya diputuskan lewat musyawarah dan dalam

musyawarah itu akan disatukan pendapat dengan tujuan untuk memperoleh hasil

yang terbaik.

2.2.2. Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan pada Suku Pesisir Kota Sibolga bersifat patrilineal.

Patrilineal artinya garis keturunan diwariskan dari pihak ayah. Garis keturunan

tersebut dapat dilihat dari marga yang dibawa oleh keturunannya, misalnya

seorang laki-laki bermarga Bandar menikahi seorang perempuan bermarga

Sitompul, maka anaknya laki-laki atau perempuan memiliki marga ayahnya yaitu

Bandar. Skema di bawah ini menjelaskan tentang sistem patrilineal Suku pesisir.

Bagan 2.1:

Sistem Kekerabatan Patrilineal Suku Pesisir Kota Sibolga

♂ ♀ (R. Bandar) (S. Sitompul)

♀ ♂ ♂ (T. Bandar) (U. Bandar) (V. Bandar)

Page 56: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

36

Dalam adat Pesisir, marga yang diterima dari pihak laki-laki atau ayah

tidak dipermasalahkan. Namun, marga tetap dipakai oleh seorang anak sebagai

pemberian dari orang tua. Sistem patrilineal dalam adat Suku Pesisir merupakan

sistem yang berbeda dari patrilineal lainnnya. Hal ini tercermin dari pembagian

harta warisan. Menurut adat sumando, semua anak yang dilahirkan baik anak laki-

laki maupun anak perempuan dalam keluarga pesisir mendapatkan hak warisan

yang sama rata.

Dalam adat Pesisir juga terdapat adat untuk memanggil atau menyebut

orang-orang yang terdekat dan menjadi bagian keluarga. Sistem tersebut dikenal

dan disebut Suku Pesisir dengan baso. Berikut ini, baso Suku Pesisir digambarkan

oleh penulis dengan diagram sederhana.

Bagan 2.2

Sistem Baso Suku Pesisir Kota Sibolga

♂ ♀ 1. R. Bandar 2. S. Sitompul

♂ + ♀ ♂ ♀ ♀ ♂ 3. T. Bandar 4. A.Gorat 5. B.Siregar + 6. U. Bandar 7. W.Ritonga + 8. V. Bandar

♀ + ♂ ♀ ♂

9. K. Bandar 10. L. Hutagalung 11. M. Bandar 12.

N. Bandar

Page 57: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

37

Keterangan:

Kakek dipanggil 9, 10, 11, dan 12 terhadap 1 dengan angku.

Nenek dipanggil 9, 10, 11, dan 12 terhadap 2 dengan uci.

Ayah dipanggil 9, 10, 11, dan 12 terhadap 3 dengan aya.

Ibu dipanggil 9, 10, 11, dan 12 terhadap 4 dengan umak.

Abang dipanggil 11 dan 12 terhadap 9 dengan ogek.

Kakak dipanggil 12 terhadap 11 dengan uning.

Abang ipar dipanggil 5 terhadap 3 dengan ta’ajo.

Kakak Ipar dipanggil 6 terhadap 4 dengan ta’uti.

Tante dipanggil 9, 10, 11, dan 12 terhadap 6 dengan oncu.

Paman dipanggil 9, 10, 11, dan 12 terhadap 5 dengan pa’oncu.

3 dipanggil 9, 10, 11, dan 12 dengan pak tuo.

4 dipanggil 9, 10, 11, dan 12 dengan mak tuo.

2.2.3. Sistem Religi

Secara keseluruhan, masyarakat Suku Pesisir menganut Agama Islam.

Seluruh aktivitas kehidupan mereka disesuaikan dengan adat yang didasarkan

kepada ajaran Islam. Hal ini dapat dilihat dalam adat sumando yang berdasar pada

ajaran-ajaran Agama Islam. Konsep tersebut tercermin dalam adat bersendikan

syarak dan syarak bersendikan kitabullah. Hal itu diartikan dengan Suku Pesisir

mendasarkan ide, pelaksanaan, dan penghayatan ajaran-ajaran Agama Islam

dalam adat sumando.

Tingkah laku dan perbuatan Suku Pesisir sehari-hari merupakan suatu

kesatuan dalam masyarakat menurut kebiasaan yang telah di atur oleh norma-

norma Agama Islam. Seluruh tingkah laku dan perbuatan Suku Pesisir tersebut

Page 58: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

38

disebut sebagai adat Pesisir. Selain itu, adat Pesisir yang bersendikan Hukum

Islam juga berhubungan dengan pembagian harta warisan. Pada dasarnya,

pembagian warisan kepada anak laki-laki dan anak perempuan dalam Suku Pesisir

mendapat bagian yang sama. Namun, jika anak laki-laki tidak menyetujui

pembagian tersebut maka akan dikembalikan kepada Hukum Islam (faraid). Di

mana, anak laki-laki mendapat dua bagian dari harta warisan. Sedangkan anak

perempuan mendapat sebagian dari harta warisan, tetapi emas dan rumah

diserahkan kepada perempuan. Hal ini dimaksudkan bahwa apabila saudara laki-

laki mengunjungi kampung halaman, maka mereka akan mendatangi saudara

perempuannya.

2.2.4. Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi untuk Bahasa yang dipakai oleh Suku

Pesisir di Kota Sibolga adalah bahasa Pesisir. Bahasa Pesisir merupakan bahasa

yang hidup dalam masyarakat Pesisir Kota Sibolga dan dipakai untuk

berkomunikasi. Selain diterapkan dalam percakapan sehari-hari, peranan bahasa

Pesisir memiliki cakupan yang luas terhadap budaya Pesisir, di antaranya untuk

sambutan (tamu, perkawinan, nasihat), sentilan atau ajaran moral (pribahasa), seni

(sikambang, pantun, sair), cerita rakyat (legenda), dan silsilah atau jenjang tutur

dalam keluarga (baso).5

Bahasa Pesisir digunakan secara lisan maupun tulisan untuk

menyampaikan maksud dan tujuan sehingga tercapai rasa saling pengertian saat

berkomunikasi. Menurut Radjoki Nainggolan, bahasa Pesisir merupakan

perwujudan hubungan persaudaraan yang penuh keakraban dalam penyampaian

5 Lembaga Budaya Pantai Barat Sumatera Utara, 24 Juni 2014

Page 59: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

39

pesan dan kesan. Hal ini dapat tercapai melalui ucapan yang indah dan

mengandung petatah-petitih sehingga menyentuh perasaan.

2.2.5. Kesenian

Kesenian Suku Pesisir lazim disebut dengan kesenian pesisir sikambang.

Kesenian sikambang secara umum mewakili seluruh kesenian yang berlaku bagi

masyarakat Pesisir Pantai Barat Sumatera, mulai dari Meulaboh di Banda Aceh,

sampai ke Tapanuli, Minangkabau, dan Bengkulu. Selain di Pantai Barat,

sikambang juga berlaku di Pantai Timur Kepulauan Nias dan Pulau Telo.

Kesenian Pesisir memiliki bagian pokok yang terdiri dari tarian dan

nyanyian dan mengemban unsur kebudayaan bernafaskan seni budaya. Kesenian

ini juga mengemban falsafah-falsafah kontemporer yang sarat makna, bercorak

petuah, berirama lagu, dan berwujud tari. Kesenian sikambang biasanya digelar

dalam berbagai upacara baik yang bersifat adat maupun hiburan, seperti upacara

perkawinan, upacara sunat Rasul (khitanan), penyambutan tamu, penobatan atau

pemberian gelar, turun karai (turun tanah), menabalkan dan mengayun anak,

memasuki rumah baru, peresmian, dan pertunjukan kesenian atau pagelaran

Seni budaya zaman dahulu seperti tari, lagu, pantun, dan talibun hadir bak

gayung bersambut dengan menunjukkan kepribadian masyarakat Pesisir yang

memiliki perasaan halus dan tenggang rasa yang tinggi sesuai dengan alamnya,

seperti malam disinari bulan, alunan ombak dan riak gelombang ombak gulung-

menggulung saling ikut satu sama lain (Radjoki 2012:47).

Sikambang berasal dari 2 kata, yakni “si” dan “kambang”. Kata “si”

merupakan kata sandang yang diletakkan di depan sebuah nama. Sedangkan

Page 60: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

40

“kambang” merupakan sebuah nama. Menurut Suku Pesisir, sikambang

mempunyai beberapa pengertian, yaitu:

1. Nama salah satu jenis ansambel pada masyarakat Pesisir

2. Nama repertoar yaitu sikambang dan sikambang botan

3. Nama salah satu jenis pertunjukan pada masyarakat Pesisir

4. Sebutan untuk nyanyian atau lagu yang akrab.

Penyajian kesenian tersebut dibagi dalam empat, yakni alat musik, lagu,

tari, dan pantun. Kesenian ini dikenal dengan sebutan sikambang yang memiliki

ciri khas tersendiri baik dalam bentuk alat musik, lagu, tari, maupun pantun.

2.2.5.1 Alat Musik

Menurut Radjoki Nainggolan, kesenian Pesisir terasa lengkap apabila

diiringi dengan alat musik, antara lain:

1. Gandang sikambang terbuat dari kayu bulat dengan satu bagian sisi

dilapisi kulit kambing sedangkan bagian sisi satu lagi dibiarkan kosong.

Bagian yang kosong diganjal dengan kayu tipis diikat dengan rotan.

Gendang ini berfungsi sebagai pembawa ritme yang konstan dalam

ansambel.

2. Singkadu terbuat dari bambu dengan panjang 25 cm. Alat musik ini

memiliki tujuh lobang nada pada bagian atas dan berjarak 1 cm pada

masing-masing lobang. Sebelah bawah terdapat satu lobang. Lobang ini

berfungsi untuk keserasian suara. Singkadu berperan sebagi pembawa

melodi lagu.

3. Biola berperan sebagai pembawa melodi dalam satu ansambel.

Page 61: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

41

4. Akordion juga berperan sebagai pembawa melodi dalam memainkan

sebuah lagu dalam kesenian sikambang.

Alat musik biola dan akordion merupakan alat musik yang dibawa oleh

Bangsa Eropa pada Abad ke-16 yang berdagang dan mencari rempah-rempah di

Pelabuhan Barus. Selanjutnya, alat musik ini dipakai dalam ansambel sikambang

(Radjoki 2012:58). Alat musik dipakai untuk mengiringi vokal atau lagu dalam

setiap kesenian Pesisir.

2.2.5.2 Lagu

Lagu dalam kesenian sikambang memiliki hubungan yang erat dengan

berbalas pantun. Dengan kata lain, teks lagu kesenian ini berupa pantun yang

diambil dari kehidupan masyarakat Suku Pesisir. Pantun terdiri atas 2 bagian,

yaitu (1) sampiran pantun diambil dari ungkapan-ungkapan tentang alam, tempat

tinggal, dan perihal kehidupan; (2) isi pantun disesuaikan dengan pesan yang

ingin disampaikan, misalnya ekspresi perasaan berupa ungkapan kesedihan dan

kasih sayang, nasihat, pujian, dan sindiran.

Pantun yang dibawakan dengan bernyanyi bersifat bersahut-sahutan. Teks

lagu dalam pantun digarap dan disesuaikan oleh pembawanya dengan melakukan

berbagai cara, misalnya pengulangan baris, penambahan beberapa kata,

penambahan kalimat yang berfungsi sebagai penjelasan atau keterangan,

pengurangan kata, dan penggantian kata.

Ada 5 jenis lagu dalam kesenian sikambang yang dinyanyikan dalam

upacara-upacara adat Suku Pesisir, yaitu:

1. Lagu kapri merupakan lagu pembukaan dalam setiap upacara adat atau

perayaan.

Page 62: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

42

2. Lagu kapulo pinang merupakan lagu inti dalam suatu upacara adat atau

perayaan.

3. Lagu duo juga merupakan lagu inti dalam suatu upacara adat atau

perayaan.

4. Lagu dampeng merupakan lagu inti dalam suatu upacara adat.

5. Lagu sikambang merupakan lagu penutup dalam setiap upacara atau

perayaan.

Dalam suatu upacara adat, kelima lagu di atas merupakan bagian yang

terikat dan tidak terpisahkan satu sama lain. Lagu-lagu tersebut harus dinyanyikan

secara lengkap mulai dari lagu kapri sampai lagu sikambang. Menurut Khairil

Hasni, lagu dalam kesenian sikambang berisi tentang siklus hidup seorang

manusia. Lagu-lagunya menggambarkan proses kehidupan sepasang remaja dalam

masa perkenalan yang tercermin dalam lagu kapri. Selanjutnya, hubungan

perkenalan tersebut bertambah dalam dengan jalinan kasih dan keseriusan di

antara keduanya yang tercermin dalam lagu kapulo pinang dan lagu duo. Di mana

saat menyanyikan lagu kapulo pinang, tari payung mengiringinya dengan

memakai properti payung dan dibawakan seorang laki-laki untuk melindungi

kekasihnya. Sedangkan, saat menyanyikan lagu duo, tari selendang mengiringinya

dengan memakai selendang yang digunakan seorang perempuan. Lagu

mempunyai satu kesatuan yang utuh dengan tarian untuk saling mendukung.

2.2.5.3 Tari

Tari dalam kesenian sikambang berhubungan erat dengan lagu-lagunya.

Berdasarkan 5 jenis lagu di atas, ada 5 jenis tari pula dalam kesenian sikambang

yang ditarikan dalam upacara-upacara adat Suku Pesisir, yaitu:

Page 63: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

43

1. Tari saputangan diiringi oleh lagu kapri. Tari ini merupakan tari pembuka

untuk memulai setiap tarian yang dilaksanakan pada setiap upacara adat

perkawinan. Tari ini menggunakan saputangan atau menari dengan memakai

saputangan. Menurut Siti Zubaidah, tari ini melambangkan curahan hati dan

perasaan seorang pemuda terhadap seorang pemudi di saat terang bulan.

Karena di saat terang bulan, para pemuda tidak turun ke laut. Dengan

demikian, itulah kesempatan bagi mereka untuk bersenda gurau dalam

mempererat silahturahmi.

2. Tari payung diiringi oleh lagu kapulo pinang. Jenis tari ini merupakan tari

yang dapat ditarikan pada upacara adat perkawinan yang berfungsi sebagai

hiburan. Tari ini merupakan tarian sepasang pemuda-pemudi, di mana pemuda

menggunakan payung dan pemudi menggunakan selendang. Siti Zubaidah

menyatakan bahwa tari ini melambangkan pergaulan pemuda-pemudi yang

telah diikat oleh suatu acara pertunangan. Di mana, si pemuda telah

mengganggap si pemudi telah menjadi pilihannya. Sebaliknya, si pemudi pun

telah beranggapan bahwa si pemuda itulah yang menjadi tambatan hatinya.

3. Tari selendang diiringi oleh lagu duo. Tarian ini merupakan tarian

kepahlawanan dengan menggunakan gerakan-gerakan silat yang diperhalus.

Tari ini adalah tarian berpasangan dengan menggunakan selendang, baik

pemuda maupun pemudi dan menarikan gerakan yang sama.

4. Tari rande diiringi oleh lagu dampeng. Tari ini merupakan tarian yang

disajikan oleh sekolompok laki-laki. Pada umumnya, tari ini merupakan tari

yang bersifat hiburan. Gerakan yang paling dikenali dalam tari ini adalah

gerakan berputar yang dilakukan berkali-kali sampai lagu pengiring selesai.

Page 64: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

44

5. Tari anak diiringi oleh lagu sikambang. Tari berpasangan ini juga

menggunakan selendang saat menari. Siti Zubaidah menyatakan, bahwa

selendang menggambarkan perlindungan untuk seorang anak dari gangguan

yang menimbulkan penyakit. Secara khusus, tarian ini melambangkan curahan

kasih sayang seorang suami terhadap istrinya dan seorang ayah terhadap

anaknya.

Page 65: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

45

BAB III

DESKRIPSI DAMPENG

PADA UPACARA ADAT PERKAWINAN SUKU PESISIR

3.1 Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir

Berdasarkan pemerincian unsur kebudayaan besar oleh R. Linton,

perkawinan merupakan wujud sistem budaya dan sistem sosial suatu unsur

kebudayaan universal yang diperinci ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil,

berupa adat-istiadat dan aktivitas sosial. Adat-istiadat dan aktivitas sosial diperinci

ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil, berupa kompleks budaya dan kompleks

sosial. Selanjutnya, kompleks budaya dan kompleks sosial dapat diperinci ke

dalam unsur tema budaya dan pola sosial. Unsur-unsur tersebut terdapat dalam

semua Suku di dunia. Namun, perkawinan tidak disebut sebagai kebudayaan yang

universal. Hal ini disebabkan oleh sub-subunsur golongan yang lebih kecil yaitu

gagasan dan tindakan sudah terlampau kecil dan bersifat tidak universal

(Koentjaraningrat 2009:166-167,169).

Perkawinan Suku Pesisir merupakan wujud sistem budaya dan sistem

sosial kebudayaan Suku Pesisir. Unsur tersebut diperinci ke dalam adat-istiadat

dan aktivitas sosial yang dikenal dengan upacara adat perkawinan sumando.

Upacara adat perkawinan sumando Suku Pesisir harus dilaksanakan dalam

beberapa proses tahapan sesuai dengan ketentuannya.

Proses upacara perkawinan adat sumando Suku Pesisir Sibolga, meliputi

beberapa tahap antara lain: (1) risik-risik merupakan tahap untuk mencari

informasi dan menanyakan status tentang keberadaan seorang perempuan yang

Page 66: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

46

belum menikah di suatu rumah; (2) sirih tanyo merupakan tahap untuk dan

menyatakan keinginan menjadikan perempuan tersebut sebagai menantu kepada

orang tuanya; (3) marisik merupakan tahap untuk menanyakan kesediaan

perempuan tersebut untuk dipersunting menjadi istri; (4) Maminang merupakan

tahap untuk menanyakan dan merundingkan pemberian bantuan atau mahar

kepada pihak perempuan; (5) manganta kepeng merupakan tahap untuk

mengantar bantuan (hantaran) yang telah disepakati kedua belah pihak dan

menentukan hari pernikahan yang disetujui kedua belah pihak; (6) mata karajo

merupakan tahap pelaksanaan pernikahan, yaitu a) akad nikah dengan Hukum

Islam yang diyakini kedua pengantin dan b) adat Suku Pesisir dengan adat

sumando; dan (7) balik ari atau tapanggi merupakan tahap untuk mengunjungi

dan memohon doa restu kepada orang tua pengantin laki-laki, karena kedua

pengantin akan tinggal selama kurang lebih setahun di rumah orang tua pengantin

perempuan atau sampai mempunyai anak. Seluruh rangkaian upacara adat berada

dalam lingkup konteks budaya dan agama Islam yang mengandung makna-makna

tersirat. Makna-makna tersirat tersimpan dalam setiap tahap upacara adat

perkawinan Suku Pesisir.

3.2 Tahap-tahap Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir

Tahap-tahap upacara adat perkawinan terlaksana dengan berbagai cara.

Seluruhnya berjalan dalam konteks budaya, tetapi tetap memegang nilai-nilai

dalam konteks agama Islam. Hal tersebut dilihat melalui cara-cara untuk

mengawali dan mengakhiri setiap tahap. Tahap awal dimulai dengan menjalin

silaturahim, yakni keluarga pihak laki-laki melakukan kunjungan ke rumah pihak

perempuan. Berikutnya, tahap tersebut dilanjutkan dengan menciptakan hubungan

Page 67: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

47

saling menghormati, bermusyawarah, dan melangsungkan beberapa tradisi yang

bertujuan untuk mendoakan kedua pengantin. Tahap akhir dilakukan dengan

menjalin silaturahim, yakni keluarga pihak perempuan melakukan kunjungan ke

rumah pihak laki-laki.

Dalam pelaksanaannya, setiap tahap upacara adat melibatkan unsur-unsur

pendukung. Unsur-unsur pendukung utama tersebut meliputi keluarga pihak laki-

laki dan perempuan. Unsur-unsur pendukung utama lainnya meliputi kepala desa,

tokoh agama, dan tokoh adat. Unsur-unsur lainnya merupakan para tetangga dan

kerabat keluarga pihak laki-laki dan perempuan.

Ditinjau dari konteks budaya tujuh tahap dalam upacara adat perkawinan

Suku Pesisir berupa (1) tahap risik-risik; (2) tahap sirih tanyo; (3) tahap marisik;

(4) tahap maminang; (5) tahap manganta kepeng; (6) tahap mato karajo; dan (7)

tahap balik ari/tapanggi. Namun, saat ini dua tahap upacara telah berkurang

pelaksanaannya, yaitu tahap sirih tanyo dan marisik. Hal tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor, misalnya faktor ekonomi dan faktor keefisienan waktu.

3.2.1 Risik-risik

Tahap risik-risik diawali dengan perbincangan antara ibu dan anaknya

laki-laki tentang keinginan untuk mencarikan jodoh dan menikahkan anaknya.

Kriteria anak laki-laki yang akan menikah sesuai dengan tradisi Suku Pesisir yaitu

telah cukup umur dan dewasa menurut Hukum Islam. Apabila anak laki-laki telah

menyetujuinya, si ibu memberitahukan hal tersebut kepada suami dan sanak

saudaranya. Selanjutnya, keluarga pihak laki-laki berdiskusi dan memutuskan

wakil (talangke) sebagai juru bicara pencarian calon istri anak laki-laki tersebut.

Page 68: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

48

Wakil-wakil (talangke) merupakan ibu-ibu yang diutus dari keluarga pihak laki-

laki.

Para talangke mengunjungi pihak perempuan (calon istri) dan menanyakan

keberadaan dan statusnya. Perbincangan (risik-risik) ini dilakukan dengan santai.

Setelah perbincangan selesai, para talangke menyampaikan hasil perbincangan

tersebut kepada orang tua laki-laki untuk melakukan persiapan dalam

menanyakan kesediaan orang tua perempuan tersebut.

Tahap risik-risik menunjukkan awal permulaan proses upacara adat

perkawinan. Keberlangsungan tahap ini menentukan tahap upacara adat

berikutnya. Hal ini dikarenakan risik-risik bermakna sebagai penjalinan

silahturahim antara keluarga pihak laki-laki dan perempuan. Dengan demikian,

risik-risik menandakan telah diletakkannya hubungan silaturahmi yang baik.

3.2.2 Sirih Tanyo

Tahap sirih tanyo merupakan tahap kelanjutan dari hasil perbincangan

(risik-risik) yang lalu. Tahap ini dilanjutkan dengan kunjungan kedua para

talangke dari pihak laki-laki. Para talangke mengingatkan kembali kedatangannya

dan memperjelas kedatangan yang kedua tersebut. Perbincangan dimulai dengan

menaruh tepak sirih yang dibawa para talangke kepada pihak perempuan sebagai

adat-istiadat pembukaan perbincangan.

Setelah itu, para talangke menanyakan kesediaan orang tua pihak

perempuan untuk melamar anaknya menjadi menantu. Talangke dari pihak

perempuan juga menaruh tepak sirih untuk mengawali perbincangan mereka.

Akhirnya, pihak perempuan menjawab dan menyatakan persetujuan lamarannya.

Penyuguhan tepak sirih (kampi siri bakatuk) juga dilakukan keluarga pihak

Page 69: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

49

perempuan untuk memulai perbincangan dalam adat Suku Pesisir kepada keluarga

pihak laki-laki.

Tahap sirih tanyo diawali dengan pemberian tepak sirih oleh keluarga

pihak laki-laki terhadap keluarga pihak perempuan. Selanjutnya, keluarga pihak

laki-laki menyatakan maksud dan tujuannya. Kemudian, diakhiri dengan

pemberian tepak sirih oleh keluarga perempuan dalam menjawab maksud dan

tujuan tersebut. Pemberian tepak sirih dalam memulai dan menjawab pembicaraan

menandakan sikap saling menghormati oleh kedua pihak. Dengan demikian, tahap

ini menghasilkan hubungan silahturahmi yang semakin erat.

3.2.3 Marisik

Tahap marisik merupakan tahap kelanjutan dari hasil perbincangan (sirih

tanyo) yang lalu. Tahap ini dilanjutkan dengan kunjungan ketiga para talangke

dan para kerabat dekat pihak laki-laki. Para talangke mengingatkan kembali

kedatangannya dan memperjelas kedatangan yang kedua tersebut. Perbincangan

dimulai dengan menaruh tepak sirih yang dibawa para talangke kepada pihak

perempuan sebagai adat-istiadat pembukaan perbincangan. Setelah itu, para

talangke menanyakan kesediaan anak perempuan untuk melamarnya menjadi

menantu. Talangke dari pihak perempuan juga menaruh tepak sirih untuk

mengawali perbincangan mereka. Akhirnya, anak perempuan tersebut menjawab

dan menyatakan persetujuan lamarannya.

Tahap marisik dilanjutkan oleh pihak perempuan dengan membicarakan

dan menentukan jadwal pelaksanaan adat pertunangan (maminang) bersama pihak

laki-laki. Setelah itu, kedua belah pihak keluarga membicarakan pemberian

Page 70: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

50

bantuan dan mahar dari pihak laki-laki yang dibawa pada pelaksanaan adat

bertunangan.

Tahap marisik juga diawali dengan pemberian tepak sirih oleh keluarga

laki-laki terhadap. Selanjutnya, keluarga pihak laki-laki menyatakan maksud dan

tujuan kedatangannya. Kemudian, diakhiri dengan pemberian tepak sirih oleh

keluarga perempuan dalam menjawab maksud dan tujuan tersebut. Pemberian

tepak sirih dalam memulai dan menjawab pembicaraan menandakan sikap saling

menghormati oleh kedua pihak.

Selain itu, tahap ini menunjukkan proses musyawarah antara kedua pihak

keluarga. Itu terlihat dalam proses penentuan jadwal pelaksanaan adat

bertunangan. Kedua pihak keluarga membicarakannya bersama-sama sehingga

akhirnya didapat keputusan bersama yang menguntungkan pihak laki-laki atau

perempuan.

3.2.4 Maminang

Sebelum tahap maminang dilaksanakan, seluruh pihak laki-laki

memusyawarahkan bantuan dan mahar bersama-sama. Hal ini dilakukan agar

segala persiapan adat bertunangan telah terselesaikan dengan baik. Musyawarah

tersebut dihadiri oleh ketua adat sebagai pemberi nasihat dan arahan kepada

semua utusan pihak laki-laki. Setelah musyawarah selesai, pihak laki-laki

mempersiapkan kampi sirih bakatuk untuk membuka dan mengawali

pembicaraan, nasi tue untuk disajikan kepada seluruh peserta yang hadir.

Setelah semua persiapan selesai, kedatangan pihak laki-laki disambut di

rumah pihak perempuan. Sebelum pembicaraan dimulai, pihak laki-laki

memberikan tepak sirih satu persatu kepada pihak perempuan. Kemudian, kedua

Page 71: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

51

pihak keluarga menyepakati pemberian bantuan dan mahar secara detail. Setelah

itu selesai, pihak laki-laki menanyakan waktu pengantaran kepada pihak

perempuan.

Seluruh proses pembicaraan dalam tahap maminang dimulai dan diakhiri

dengan pemberian tepak sirih. Kedua pihak keluarga tetap menjaga hubungan

silaturahmi yang baik dan saling menghargai. Tahap ini menunjukkan

kesepakatan yang cukup penting dan serius di antara kedua belah pihak keluarga.

Di mana penentuan mahar perempuan dimusyawarahkan bersama-sama sesuai

dengan konteks situasi.

Pembicaraan mahar biasanya berlangsung lebih lama dari tahap-tahap

sebelumnya. Setelah dicapai mufakat bersama, anak laki-laki dan perempuan

yang merajut hubungan telah bertunangan secara resmi di hadapan seluruh

keluarga dan talangke. Namun, kesepakatan ini mempunyai sangsi-sangsi yang

jelas apabila salah satu pihak mengingkarinya.

3.2.5 Manganta Kepeng

Sebelum tahap mangata kepeng dilaksanakan, pihak laki-laki mengadakan

pertemuan dengan ketua adat, alim ulama, dan sanak saudara serta tetangga yang

kemudian juga mengantarkan bantuan dan mahar ke rumah pihak perempuan.

Pertemuan tersebut merupakan penjelasan proses pelaksanaan mahar dan bantuan

kepada seluruh undangan yang hadir. Mahar6 dan bantuan dimasukkan ke dalam

kampi (sejenis tas anyaman) dan dilengkapi dengan berbagai syarat-syarat adat

6 Menurut Panggabean, dkk (dalam Sitompul 2013:8) salah satu ketentuan dalam adat sumando yaitu pernikahan dapat terjadi apabila pria meminang wanita terlebih dahulu dengan menyerahkan sejumlah uang atau barang. Uang atau barang disebut mahar, sebagai tanda pengikat, bahwa pada waktu tertentu akan dilangsungkan pernikahan nantinya dilaksanakan ijab qabul di hadapan wali dan saksi. Adat sumando tidak mengenal tuhor atau jujuran seperti dalam pernikahan adat Batak.

Page 72: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

52

sumando Suku Pesisir Sibolga. Rombongan yang hadir pada tahap ini telah

ditentukan sebelumnya, sehingga keluarga pihak perempuan dapat

mempersiapkan segala sesuatunya.

Kampi tersebut dijinjing oleh oncu (adik ayah calon pengantin laki-laki)

dan berjalan di depan serta diiringi oleh rombongan lainnya. Setelah tiba, pihak

perempuan menyambut kedatangan tersebut dengan menaburkan beras kunyit

kepada rombongan yang hadir. Keluarga pihak laki-laki dan perempuan duduk

saling berhadapan. Sedangkan kepala desa, tokoh adat, dan tokoh agama duduk di

tengah untuk menengahi seluruh proses upacara.

Pembicaraan diawali oleh pihak perempuan dengan berpantun untuk

menanyakan maksud dan tujuan kehadiran keluarga pihak laki-laki. Setelah

seluruh undangan mengetahui maksud dan tujuannya, kepala desa dan tokoh adat

memimpin adat bertunangan. Kepala desa dan tokoh adat mempersilahkan pihak

rombongan laki-laki untuk menunjukkan segala sesuatu yang menjadi tanggung

jawab mereka. Salah seorang dari pihak laki-laki menyerahkan kampi yang berisi

bantuan, mahar, dan seperangkat syarat adat yang diwajibkan.

Setelah seluruhnya dilihat oleh kepala desa dan tokoh adat dan dikatakan

telah lengkap, selanjutnya kepala desa mengumumkan bahwa pertunangan telah

sah menurut hukun adat yang berlaku dan pihak laki-laki dan perempuan resmi

bertunangan. Bantuan dan mahar diserahkan kepada ibu calon pengantin

perempuan atas perintah kepala desa. Selanjutnya, ibu calon pengantin perempuan

menjinjing segala hantaran dan disimpan di dalam kamar.

Tahap ini dilanjutkan kedua pihak pengantin dengan membicarakan dan

menentukan hari pernikahan dan masalah sangsi yang berlaku pada masa

pertunangan. Sangsi-sangsi tersebut terdiri dari: (1) Bantuan dan mahar

Page 73: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

53

dikembalikan sebanyak dua kali lipat kepada pihak calon pengantin laki-laki,

apabila pihak perempuan mengingkarinya. Sebaliknya, bantuan dan mahar

dikatakan hilang, apabila pihak laki-laki mengingkarinya; (2) Bantuan dan mahar

dimusyawarahkan kembali untuk mengambil jalan terbaik, apabila hal-hal yang

tidak diinginkan terjadi, misalnya salah satu di antara kedua calon pengantin

meninggal. Setelah perjanjian sangsi disepakati, masa bertunangan ditetapkan

sesuai dengan kesepakatan kedua pihak calon pengantin. Selanjutnya, acara

malam berinai dilakukan kedua calon pengantin di rumah pihak perempuan

dengan pemotongan kambing dan pemanggilan kenduri. Kenduri merupakan

acara mengundang kaum kerabat terdekat masing-masing pihak, tokoh

masyarakat, dan kepala desa.

3.2.6 Mato Karajo

Tahap mato karajo berlangsung selama 2 hari dari pagi hingga malam hari.

Sebelum tahap mato karajo dilaksanakan, keluarga pihak perempuan mengadakan

budaya menghias rumah. Semua dinding rumah dihiasi dengan kain 12 warna.

Bagian dalam dan luar rumah dihias oleh kaum muda dan induk inang. Kegiatan

ini dilakukan dengan tujuan agar rumah kelihatan seperti rumah raja. Hal ini

disebabkan oleh kedua pengantin dianggap seperti raja dan ratu sehari.

Tahap mato karajo dilaksanakan dengan diadakannya dua jenis upacara

yaitu (1) upacara adat Pesisir; (2) upacara akad nikah. Dalam upacara adat,

diadakan beberapa rangkaian acara di rumah anak daro. Upacara adat Pesisir

dimulai dengan upacara barinai, tepung tawar, bakonde, dan mandi limo.

Upacara barinai dan tepung tawar dilaksanakan untuk anak daro dan

marapule. Sedangkan upacara bakonde dan mandi limo dilaksanakan khusus

Page 74: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

54

untuk anak daro. Saat ketiga proses upacara berlangsung baik anak daro maupun

marapule duduk di pelaminannya masing-masing. Seluruh rangkaian upacara

dibantu oleh induk inang yang mengetahui tiga proses upacara tersebut.

Upacara barinai dilaksanakan untuk marapule dan anak daro. Upacara ini

dilakukan oleh 12 perwakilan dari masing-masing pihak keluarga kedua

pengantin. 12 perwakilan tersebut yaitu kedua orang tua dan kerabat dekat kedua

pengantin. Kedua orangtua merupakan pihak-pihak yang memulai upacara ini

terlebih dahulu. Setelah itu, anggota keluarga lainnya melanjutkan gilirannya

dalam upacara tersebut. Namun, di antara 12 perwakilan tersebut kedua ibu anak

daro dan marapule mendapat 2 giliran baik di pelaminan marapule maupun

pelaminan anak daro.

Gambar 3.1

Ayah marapule mendapat giliran pertama melakukan penaburan beras dan

pemercikan air kepada marapule.

Sumber: Dokumentasi penulis (2014)

Upacara ini dilakukan dengan penaburan beras kuning dan pemercikan air

dengan daun pandan kepada anak daro dan marapule. Saat menaburkan beras dan

Page 75: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

55

memercikkan air 12 perwakilan tersebut menyampaikan doa dan harapan mereka

kepada kedua pengantin. Setelah itu, anak daro dan marapule disalami oleh 12

perwakilan tersebut.

Gambar 3.2

Kerabat dekat anak daro mendapat giliran pertama melakukan penaburan

beras dan pemercikan air dengan daun pandan kepada anak daro.

Setelah seluruh perwakilan menyelesaikan bagiannya, upacara ini

dilanjutkan dengan memakaikan inai kepada anak daro dan marapule. Inai

dipakaikan di seluruh jari kaki dan tangan kedua pengantin. Upacara barinai

disaksikan oleh kedua orang tua dan kerabat dekat keluarga kedua pengantin.

Upacara barinai berlangsung pada hari pertama mato karajo. Upacara ini

dilaksanakan di hadapan kedua orang tua dan kerabat dekat anak daro dan

marapule. Anak daro dan marapule mengenakan pakaian adat sumando Pesisir

dengan lengkap.

Page 76: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

56

Gambar 3.3

Marapule sedang dipakaikan inai oleh induk inang dalam upacara barinai.

Sumber: Dokumentasi penulis (2014)

Gambar 3.4

Anak daro sedang dipakaikan inai oleh induk inang di pelaminannya.

Sumber: Dokumentasi penulis (2014)

Page 77: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

57

Berikutnya, upacara tepung tawar juga dilaksanakan untuk marapule dan

anak daro. Upacara ini dilakukan dengan penaburan beras kuning dan pemercikan

air dengan daun pandan. Upacara ini dilakukan oleh 12 perwakilan dari pihak

keluarga, yaitu orang tua dan kerabat dekat anak daro dan marapule.

Satu per satu dari 12 perwakilan keluarga berdiri di hadapan anak daro

dan marapule. Upacara tepung tawar dimulai dengan menaburkan beras kuning

sebanyak 3 kali kepada anak daro dan marapule. Selanjutnya, masing-masing

perwakilan keluarga memercikkan air dengan beberapa helai daun pandan. Pada

akhir upacara ini, anak daro dan marapule disalami dan diberikan ucapan harapan

dan doa.

Gambar 3.5

Kerabat dekat memercikkan air dengan daun pandan kepada anak daro

dalam upacara tepung tawar.

Sumber: dokumentasi penulis (2014)

Page 78: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

58

Gambar 3.6 Ayah anak daro memercikkan air dengan daun pandan kepada anak daro.

sumber: dokumentasi penulis (2014)

Sumber: dokumentasi penulis (2014)

Gambar 3.7

Ibu marapule memercikkan air dengan daun pandan kepada marapule.

sumber: dokumentasi penulis (2014)

Page 79: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

59

Gambar 3.8

Kerabat dekat memercikkan air dengan daun pandan kepada marapule.

Sumber: dokumentasi penulis (2014)

Selanjutnya, upacara bakonde dan mandi limo secara khusus dilaksanakan

untuk anak daro. Seluruh rangkaian upacara dibantu oleh induk inang yang

mengetahui proses upacara tersebut. Empat proses upacara dilaksanakan dengan

tujuan untuk menghindari bahaya dan perbuatan jahat manusia terhadap kedua

pengantin. Selain itu, upacara tersebut merupakan suatu penghormatan kepada

kedua pengantin bahwa mereka diposisikan sebagai raja dan ratu sehari (Sitompul

2013:76).

Upacara bakonde dimulai dengan penyisiran dan pendadanan rambut

bagian depan anak daro. Pendandanan rambut berjumlah 12 ikat. Setelah selesai,

ibu anak daro mengambil giliran pertama untuk menggunting ikat dandanan.

Selanjutnya, ibu-ibu kerabat dekat anak daro menggunting ikatan lainnya

Page 80: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

60

Gambar 3.9

Proses upacara bakonde dibantu oleh dua induk inang.

sumber: dokumentasi penulis (2014)

Gambar 3.10

Rambut bagian depan dipotong sedikit oleh ibu kandung anak daro.

sumber: dokumentasi penulis (2014)

Page 81: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

61

Setelah pengguntingan 12 ikatan rambut anak daro tersebut, upacara

mandi limo dipersiapkan oleh induk inang. Upacara ini dimulai dengan penaburan

beras dan pemercikkan air dengan daun pandan oleh 12 perwakilan ibu-ibu

kerabat dekat anak daro. Kemudian, ayah anak daro menyiramkan limo yang

telah disiapkan. Limo tersebut disiram dari bagian kepala hingga seluruh tubuh.

Gambar 3.11

Upacara mandi limo dilakukan oleh bapak kandung anak daro.

sumber: dokumentasi penulis (2014)

Upacara adat berikutnya yaitu pemberangkatan, penyambutan, dan

penerimaan marapule di rumah anak daro (mangarak marapule). Upacara

pemberangkatan marapule menuju rumah anak daro dilengkapi dengan sunting

pernikahan tempat sirih yang dijunjung oncu marapule, pakaian adat marapule,

pasukan galombang XII sebagai pengarak marapule, payung kuning untuk

memayungi marapule, dua orang pengawal marapule, panji-panji nan duo bale,

bebarapa anak perawan, dan anak alek (pemusik sikambang) serta masyarakat

yang turut mengantar. Setelah seluruhnya lengkap, rombongan bergerak perlahan

Page 82: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

62

menuju rumah anak daro. Pemberangkatan diiringi oleh lagu dan musik

sikambang hingga tiba di rumah anak daro.

Gambar 3.12 Persiapan upacara mangarak marapule menuju rumah anak daro.

Sumber: Dokumentasi penulis (2014)

Gambar 3.13

Suasana pengarakan marapule bersama rombongan.

Sumber: Dokumentasi penulis (2014)

Page 83: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

63

Rombongan pihak pengantin laki-laki disambut oleh pasukan galombang

XII pihak pengantin perempuan. Kedua pasukan tersebut bersilat untuk membela

raja (marapule) dan ratu (anak daro) mereka dan dipisahkan oleh langgue. Pihak

pasukan marapule harus mengalahkan pasukan anak daro untuk dapat memasuki

halaman rumah anak daro.

Gambar 3.14

Pertunjukan galombang XII dilakukan antara pihak marapule dan anak daro.

Sumber: Dokumentasi penulis (2014)

Selanjutnya, pertunjukan tari rande dilaksanakan untuk mempersiapkan

penyambutan marapule. Dengan demikian, tari ini dipertunjukkan di hadapan

kedua orang pengantin dan marapule. Tari ini dibawakan oleh 4 orang laki-laki.

Page 84: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

64

Gambar 3.15 Tari rande disajikan di hadapan marapule.

Sumber: Dokumentasi penulis (2014)

Gambar 3.16 Suasana upacara akad nikah di rumah anak daro.

Sumber: Dokumentasi penulis (2014)

Page 85: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

65

Akhirnya, marapule diterima oleh ibu anak daro dan dicuci kakinya

dengan air dalam galeta. Lalu, marapule disambut dengan taburan beras kunyit

dan digiring ke atas kasur kain tingkah. Sebelum melangsungkan akad nikah,

marapule mengganti pakaian adatnya dengan pakai jas.

Upacara akad nikah dilaksanakan sekitar pukul 14.00 WIB. Upacara ini

dipimpin oleh kepala kecamatan dan kepala lingkungan tempat tinggal anak daro.

Upacara ini disaksikan kedua orang tua, dua orang saksi dari pihak keluarga dan

kerabat atau tetangga. Akad nikah dimulai dengan permohonan izin marapule dan

anak daro kepada kedua orang tuanya. Selanjutnya, ayah anak daro memimpin

ijab kabul nikah dengan marapule. Seusai ijab Kabul anak daro dan marapule

mengganti pakaiannya dengan pakaian adat Pesisir. Kemudian, anak daro diarak

di sekitar daerah tempat tinggalnya. Oncu, ibu, dan ibu-ibu rombongan kerabat

dekat anak daro turut mengaraknya, di mana ini merupakan suatu pernyataan

bahwan anak daro telah resmi menikah.

Gambar 3.17 Anak daro dan ibu-ibu keluarga anak daro mengaraknya.

Sumber: Dokumentasi penulis (2014)

Page 86: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

66

Pada malam harinya, dilakukan acara malam basikambang untuk

meyakinkan dan menyandingkan pengantin di pelaminan yang sama. Upacara

tersebut diisi dengan pertunjukan alat musik, lagu, dan tari dalam kesenian

sikambang untuk menghibur kedua pengantin. Upacara ini dilaksanakan di dalam

rumah pengantin perempuan. Dalam upacara ini, pihak pengantin perempuan

menyediakan makanan nasi lamak untuk menjamu tamu yang datang. Pada

penghujung acara, kedua pengantin melakukan upacara bersanding di pelaminan

(mampelok tampek basanding) yang menandakan pengantin laki-laki diterima

seutuhnya menjadi bagian dalam keluarga pihak perempuan.

Gambar 3.18

Malam basikambang dilaksanakan di rumah anak daro.

Sumber: Dokumentasi penulis (2014)

Penerimaan pengantin laki-laki menjadi bagian keluarga pihak pengantin

perempuan menunjukkan suatu makna. Makna penerimaan tersebut yaitu kedua

Page 87: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

67

belah pihak telah menjadi satu keluarga. Ini berarti bahwa segala sesuatu yang

dikerjakan dalam keluarga dilaksanakan dengan rasa saling menghormati dan

penuh persaudaraan.

Setelah bersanding, mereka mengikuti sub-upacara yaitu basuok-suokan

dan bacokki. Basuok-suokan merupakan acara saling suap-suapan yang bermakna

lambang tugas dan tanggung jawab istri untuk melayani suami. Selain itu juga

bermakna sebagai wujud kasih sayang suami kepada istri. Sedangkan bacokki

merupakan acara bermain halma dan saling merampas buah cokki dengan malu-

malu. Hal ini melambangkan makna wujud kasih sayang di antara mereka.

3.2.7 Balik Ari atau Tapanggi

Menurut tradisi Suku Pesisir, tahap balik ari atau tapanggi dilaksanakan

satu minggu setelah pesta pernikahan. Kedua pengantin diwajibkan untuk

mengunjungi ayah dan ibu pengantin laki-laki. Upacara ini bertujuan untuk

menyampaikan sembah sujud dan permohonan doa restu karena pengantin laki-

laki akan berpisah dengan kedua orang tuanya. Dalam hal ini, pengantin laki-laki

tinggal bersama di rumah orang tua istrinya hingga mereka memperoleh seorang

anak.

Kedua pengantin datang bersama orang tua dan kerabat dari keluarga

perempuan. Upacara ini bertujuan untuk menyambut kedatangan menantu di

rumah pihak laki-laki. Kedatangan mereka disambut keluarga laki-laki dengan

taburan beras kuning. Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar kedatangan

pengantin dan rombongan diberkati Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam upacara ini,

kedua orangtua pengantin memberikan nasihat-nasihat kepada kedua pegantin.

Page 88: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

68

Nasihat-nasihat tersebut berupa kedua pengantin menjalani hubungan dengan

baik, menghargai kedua orang tua dan keluarga, dan mendapat keturunan.

Sebelumnya, makanan Pesisir disiapkan seperti nasi kunik panggang ayam

panggang geleng, panggang pacak, goreng geleng, sambam, dan beragam jenis

kue seperti nasi tue, kue koci, lappek, bainti, kue abuk, dan putu bendera. Namun,

persiapan makanan tersebut diberikan secara khusus kepada kedua orangtua

pengantin. Saat melakukan kunjungan tersebut, kedua pengantin mengenakan

pakaian tradisi adat Pesisir. Pengantin perempuan mengenakan palekat dan

selendang manduara. Sedangkan pengantin laki-laki mengenakan baju gunting

cino, sarung sesamping, dan peci.

3.3 Jenis-jenis Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir

Ada dua jenis perkawinan Suku Pesisir yang dibedakan dan diatur menurut

adat sumando, yaitu perkawinan gala IX dan gala XII. Pada awalnya, perkawinan

adat sumando dengan gala IX dan XII dilaksanakan untuk para raja-raja zaman

dahulu.7 Perkawinan dengan gala IX atau XII membutuhkan persiapan-persiapan

yang wajib dan khusus. Perkawinan dengan menyandang gala dapat dilaksanakan

jika pemilik pesta mampu untuk memenuhi syarat-syaratnya. Dengan kata lain,

perkawinan gala IX dan XII menunjukkan status pihak keluarga perempuan dan

laki-laki.

3.3.1 Upacara Adat Perkawinan Gala XII

Menurut Radjoki Nainggolan, perkawinan gala XII harus mempersiapkan

segala sesuatu sesuai dengan adat Sumando, yaitu:

7 Hasil wawancara penulis dengan Bapak Khairil Husni pada tanggal 20 Maret 2014.

Page 89: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

69

1. Menggantung tabi dan langik-langik

2. Memasang pelaminan dengan perangkatnya yaitu mengikatkan 12 bambu

dengan ukuran dua meter

3. Menggantungkan 12 helai selendang yang beraneka warna di atas pelaminan

pengantin

4. Memakai banta basusun (tempat duduk pengantin)

5. Memakai cincin Nabi Sulaiman (selendang diikat dengan gelang)

6. Memakai kelambu tujuh lapis yang berwarna-warni

7. Memasang bi di pintu pelaminan (kain berbentuk celana laki-laki)

8. Memasang sauh di tengah kelambu yang bergambar kuda laut (tempat kaitan

kain kelambu kiri dan kanan)

9. Memakain bua buntun (tiang berbentuk bulat dibalut dengan kain kuning)

10. Memakai tali ai

11. Memakai nane sarumpun

12. Memakai lapik pandan berwarna hitam, kuning dan kain candei

13. Memakai laba mangirok

14. Memakai jajak lalu marapule (payung kuning)

15. Menyembelih kerbau

3.3.2 Upacara Adat Perkawinan Gala IX

Perkawinan gala IX harus mempersiapkan segala sesuatu sesuai dengan

adat Sumando, yaitu:

1. Memasang pelaminan dengan perangkatnya yaitu mengikatkan 9 bambu

dengan ukuran dua meter

Page 90: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

70

2. Menggantungkan 9 helai selendang yang beraneka warna di atas pelaminan

pengantin

3. Memakai bua buntun (tiang berbentuk bulat dibalut dengan kain kuning)

4. Memakai tali ai

5. Memakai banta basusun (tempat duduk pengantin)

6. Memakai tingka

7. Menyembelih kambing

3.4 Komponen Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir

Dalam komponen upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga,

penulis berpedoman pada sistem upacara keagamaan yang menjadi perhatian dari

para ahli antropologi yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (2009:296), yakni

secara khusus mengandung empat aspek: (1) tempat upacara dilakukan; (2) saat-

saat upacara dijalankan; (3) benda-benda dan alat upacara; dan (4) orang-orang

yang melakukan dan memimpin upacara.

3.4.1 Tempat Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir

Tempat upacara adat perkawinan Suku Pesisir dilaksanakan pada dua

tempat, yaitu di rumah pengantin perempuan jalan Perintis Kemerdekaan No. 52

Sibolga dan rumah pengantin Laki-laki jalan Jamin Ginting No.7 Medan, antara

lain:

1. Tahap risik-risik dilaksanakan di rumah pihak pengantin perempuan dan

pengantin laki-laki.

2. Tahap sirih tanyo dilaksanakan di rumah pengantin perempuan.

3. Tahap marisik dilaksanakan di rumah pengantin perempuan.

Page 91: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

71

4. Tahap maminang dilaksanakan di rumah pengantin laki-laki terlebih dahulu

sebagai tahap persiapan. Setelah itu, tahap ini dilanjutkan di rumah pengantin

perempuan.

5. Tahap manganta kepeng dilaksanakan di rumah pengantin laki-laki terlebih

dahulu sebagai tahap persiapan. Setelah itu, tahap ini dilanjutkan di rumah

pengantin perempuan.

6. Tahap mato karajo dan akad nikah dilaksanakan di rumah pengantin

perempuan.

7. Tahap balik ari atau tapanggi dilaksanakan di rumah pengantin laki-laki.

3.4.2 Waktu Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir

Menurut para informan, waktu pelaksanaan dibicarakan dan disepakati

oleh pihak pengantin perempuan dan pihak pengantin laki-laki. Setiap tahap

upacara adat mulai tahap risik-risik, sirih tanyo, marisik, mangata kepeng, mato

karajo sampai tahap balik ari atau tapanggi tidak dibatasi kuantitas waktunya.

Dengan demikian, waktu pelaksanaan setiap tahap bersifat relatif dan tergantung

pada hasil proses pembicaraan pihak pengantin perempuan dan pengantin laki-

laki.

3.4.3 Benda dan Peralatan Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir

Setiap tahap upacara adat perkawinan Suku Pesisir selalu dilaksanakan

dengan dukungan dari berbagai jenis benda dan peralatan. Setiap tahap upacara

adat memerlukan benda dan peralatan yang berbeda, antara lain:

1. Tahap risik-risik terlaksana dengan tidak menggunakan benda dan

peralatan apapun.

Page 92: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

72

2. Tahap sirih tanyo terlaksana dengan menggunakan kampi siri bakatuk yang

diisi dengan daun sirih.

3. Tahap marisik terlaksana dengan menggunakan kampi siri bakatuk yang diisi

dengan daun sirih.

4. Tahap maminang terlaksana dengan menggunakan kampi siri bakatuk yang

berisi beras kunyit, lilin, imbalo, kemiri, benang dua warna, jarum, dan sirih.

5. Tahap manganta kepeng terlaksana dengan menggunakan uang (mahar) dan

kampi siri bakatuk.

6. Tahap mato karajo terlaksana dengan menggunakan kampi siri bakatuk,

sunting, pisang manis, kelapa muda yang diukir, gunting, payung berwarna

kuning, beras kuning, dua buah pedang bacabuk, langik-langik, banta

basusun, cincin nabi sulaiman, sauh, bi, bua buntun, tali ai, nane sarumpun,

lapik pandan, laba mangirok, tingka, selendang 12 warna, bambu, halma, dan

galeta.

7. Tahap balik ari atau tapanggi terlaksana dengan beras kuning..

3.4.4 Pemimpin dan Peserta Upacara Adat Perkawinan Suku Pesisir

Secara khusus, setiap tahap upacara adat dipimpin oleh dua orang

talangke, baik yang diutus oleh pihak pengantin laki-laki maupun yang diutus

oleh pihak pengantin perempuan. Berikut ini, penulis menguraikan pemimpin dan

peserta upacara adat Perkawinan Suku Pesisir:

1. Tahap risik-risik dipimpin oleh talangke pihak perempuan dan pihak laki-

laki dengan peserta yang terdiri dari ibu-ibu kerabat dekat marapule dan

orang tua anak daro.

Page 93: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

73

2. Tahap sirih tanyo dipimpin oleh talangke pihak perempuan dan pihak laki-laki

dengan peserta yang terdiri dari ibu-ibu kerabat dekat marapule dan orang tua

anak daro.

3. Tahap marisik dipimpin oleh talangke pihak perempuan dan pihak laki-laki

dengan peserta yang terdiri dari ibu-ibu kerabat dekat marapule, anak daro,

dan orang tua anak daro.

4. Tahap maminang dipimpin oleh talangke pihak perempuan dan laki-laki,

kepala desa dan tokoh adat dengan peserta yang terdiri dari kedua orang tua,

dan kerabat dekat kedua pengantin.

5. Tahap manganta kepeng dipimpin oleh talangke pihak perempuan dan laki-

laki, kepala desa, alim ulama dan tokoh adat serta para tamu undangan.

6. Tahap mato karajo dipimpin oleh talangke pihak perempuan dan laki-laki,

kepala desa, tokoh agama, dan tokoh adat. Peserta tahap ini yaitu anak daro,

marapule, induk inang, orang tua pihak perempuan dan laki-laki, masyarakat

setempat, dan undangan.

7. Tahap balik ari atau tapanggi dipimpin oleh tokoh adat dan diikuti oleh anak

daro, marapule, dan keluarga pihak laki-laki dan perempuan.

3.5 Dampeng

Dampeng adalah salah satu musik vokal (lagu) kesenian sikambang Suku

Pesisir Sibolga yang harus disajikan dalam setiap upacara adat perkawinan

sumando. Musik vokal ini digunakan Suku Pesisir sebagai nyanyian nasihat yang

ditujukan kepada kedua pengantin dan orang tuanya. Selain itu juga dapat

ditujukan kepada undangan yang hadir dalam suatu upacara adat.

Page 94: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

74

Dampeng merupakan nyanyian yang disajikan tanpa iringan alat musik.

Setiap penyaji memulai nyanyian ini dengan menarik nada berdasarkan yang

sudah dipelajarinya secara lisan sejak awal. Dalam penyajiannya, setiap penyaji

bernyanyi dengan melodi yang sama, tetapi teks yang dinyanyikan berubah-ubah.

Menurut Syahriman Hutajulu, teks dampeng dibentuk dari seluruh proses

kehidupan masyarakat Suku Pesisir Kota Sibolga. Dengan demikian, teks

dampeng bersifat penting dalam penyajian dampeng.

Dampeng terdapat dalam dua bagian suatu upacara adat yakni tahap

mangarak marapule yang dilakukan pada siang hari dan mampelok tampek

basanding yang dilakukan pada malam hari. Nyanyian ini bersifat penting dan

hanya dapat dibawakan oleh orang-orang yang mampu menyajikannya.

Dampeng dibawakan dengan cara berpantun. Setiap penyaji menyanyikan

dua bagian dalam pantun, yaitu sampiran dan isi pantun. Sampiran dan isi pantun

dinyanyikan secara call and responsorial, artinya terdapat dua kelompok penyaji.

Penyaji solo (pemimpin dampeng) menyanyikan sampiran dan isi pantun.

Sedangkan penyaji kelompok (perespon dampeng) menyanyikan bagian chorus

yang selalu diulangi saat sampiran dan isi pantun disajikan.

Dalam tahap mangarak marapule terdapat dua sub-upacara, yaitu

pemberangkatan dan penyambutan marapule. Saat pemberangkatan marapule,

dampeng dinyanyikan untuk mengawali keberangkatan. Sedangkan saat

penyambutan marapule, dampeng dinyanyikan sambil mengiringi tari rande.

Page 95: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

75

3.6 Penyajian Dampeng

Dalam suatu upacara adat perkawinan Suku Pesisir, dampeng akan

disajikan dalam dua tahap, yaitu (1) memberangkatkan pengantin laki-laki

(marapule) menuju rumah pengantin perempuan (anak daro) dalam menjalani

akad nikah (mangarak marapule) dan (2) mengantarkan pengantin laki-laki dari

pelaminannya menuju pelaminan pengantin perempuan untuk menyandingkan

kedua pengantin (mampelok tampek basanding). Dalam tahap upacara ini,

dampeng disajikan sebanyak 3 kali, yaitu: (1) dampeng mangarak; (2) dampeng

barande; dan (3) dampeng basanding.

3.6.1 Dampeng Mangarak

Dampeng mangarak merupakan nyanyian nasihat yang dilaksanakan

untuk memberangkatkan marapule dari rumahnya. Nyanyian ini dapat dimulai

apabila seluruh rombongan berkumpul di halaman rumah marapule dan bersiap

untuk menuju rumah anak daro. Berdasarkan gala XII dalam upacara adat,

dampeng ini dibagi 2 secara ganjil. Bagian pertama dinyanyikan sebanyak 5 kali.

Dengan demikian, terdapat 5 pantun dengan masing-masing 5 sampiran

dan 5 isi pantun. Bagian kedua dinyanyikan dalam dampeng barande. Dampeng

mangarak dinyanyikan pada siang hari sekitar pukul 13.00 WIB. Setelah dampeng

mangarak dibawakan dengan 5 pantun, rombongan dapat bergerak menuju rumah

anak daro. Selama dalam perjalanan, rombongan diiringi alat musik dan lagu

kesenian sikambang.

Page 96: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

76

Gambar 3.19

Dampeng mangarak dimulai saat marapule dan rombongan keluarga

marapule memulai keberangkatannya.

Sumber: Dokumentasi penulis (2014)

3.6.2 Dampeng Barande

Dampeng barande merupakan nyanyian nasihat yang dilaksanakan untuk

menyambut marapule di halaman rumah anak daro. Nyanyian ini dimulai dengan

pertunjukan dua pasukan galombang XII. Selanjutnya, pasukan galombang

marapule harus memenangkan pertunjukan tersebut. Dengan demikian,

rombongan marapule baru dapat memasuki halaman rumah anak daro.

Setelah memenangkannya, seluruh rombongan berdiri di halaman rumah

anak daro. Kedatangan mereka disambut oleh kedua orang tua marapule dan anak

daro. Lalu marapule, orang tua marapule, dan orang tua anak daro duduk

Page 97: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

77

bersama dan menikmati tari rande yang berfungsi untuk menghibur mereka. Tari

rande dimulai oleh dampeng mangarak.

Nyanyian ini merupakan nasihat-nasihat yang ditujukan kepada marapule,

orang tua marapule, dan orang tua anak daro dan seluruh undangan untuk

bersiap-siap dalam melaksanakan upacara akad nikah. Setelah selesai, marapule,

orang tua marapule, dan orang tua anak daro memasuki rumah anak daro.

Berdasarkan gala XII, dampeng barande disajikan dengan 7 pantun dengan

masing-masing 7 sampiran dan 7 isi pantun. Penyaji solo (pemimpin dampeng)

dilakukan secara bergantian dan bergiliran.

Gambar 3.20

Penyajian dampeng barande diiringi dengan tari rande.

Sumber: Dokumentasi penulis (2014)

Page 98: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

78

3.6.3 Dampeng Basanding

Dampeng basanding merupakan nyanyian nasihat yang dilaksanakan

untuk menerima marapule secara utuh di rumah anak daro. Seluruh rangkaian

dampeng basanding dilakukan pada malam hari sekitar pukul 23.00 WIB.

Upacara ini juga dikenal dengan malam basikambang. Di mana, seluruh kesenian

sikambang Pesisir Sibolga dapat disaksikan. Seluruh kesenian sikambang Pesisir

Sibolga ini dipertunjukkan di depan marapule. Dalam hal ini, marapule dianggap

sebagai raja dan harus dihibur. Upacara dimulai dengan pertunjukan tari

saputangan yang diiringi oleh lagu kapri. Selanjutnya, tari payung diiringi lagu

kapulo pinang. Berikutnya, tari selendang diiringi lagu duo. Pertunjukan diakhiri

oleh tari anak yang diiringi oleh lagu sikambang.

Sesuai dengan upacara adat perkawinan gala XII, dampeng basanding

dibawakan secara penuh, yaitu 12 pantun dengan 12 sampiran dan 12 isi pantun.

Secara khusus, nyanyian yang berisi nasihat-nasihat ini ditujukan kepada

marapule dan anak daro. Penyaji solo (pemimpin dampeng) dilakukan secara

bergantian dan bergiliran. Saat dampeng basanding dinyanyikan sampai dengan

pantun ke-5, marapule berdiri di tempat dan bersiap menuju pelaminan anak

daro. Selanjutnya, saat dampeng basanding dinyanyikan sampai dengan pantun

ke-8, marapule menggerakkan satu langkah kakinya menuju pelaminan anak

daro.

Berikutnya, saat dampeng basanding dinyanyikan sampai dengan pantun

ke-10, marapule menggerakkan satu langkah kakinya menuju pelaminan anak

daro. Akhirnya, saat dampeng basanding dinyanyikan sampai dengan pantun ke-

12, marapule menggerakkan satu langkah kakinya dan bertatapan muka dengan

anak daro di pelaminan anak daro.

Page 99: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

79

Gambar 3.21

Marapule melangkah menuju pelaminan anak daro dengan diiringi

dampeng basanding.

Sumber: Dokumentasi penulis (2014)

3.7 Fungsi dan Penggunaan Dampeng

Pada bagian ini, penulis mengemukakan fungsi dan penggunaan dampeng

dalam konteks upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga. Dalam

menemukan fungsi dan penggunaan dampeng, penulis berpedoman pada teori

Alan P. Merriam.

3.7.1 Fungsi Dampeng

Dampeng mempunyai fungsi dalam upacara adat perkawinan Suku Pesisir.

Menurut Merriam (1964 : 219-227), ada 10 fungsi musik dalam kebudayaan yaitu:

(1) sebagai hiburan; (2) sebagai perlambangan (simbolisme); (3) sebagai alat

komunikasi; (4) sebagai penghayatan estetis; (5) sebagai reaksi jasmani; (6)

sebagai pengungkapan emosional; (7) sebagai pengintegrasian masyarakat; (8)

Page 100: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

80

sebagai kesinambungan kebudayaan; (9) sebagai pengesahan lembaga sosial dan

upacara agama/kepercayaan; serta (10) sebagai penekanan norma-norma sosial.

Dengan memperhatikan teori tersebut, penulis menyimpulkan bahwa terdapat 5

fungsi dampeng dalam upacara adat perkawinan Suku Pesisir, yaitu:

1. Sebagai hiburan, yaitu Suku Pesisir melaksanakan kesenian sikambang,

secara khusus dampeng dalam upacara adat perkawinan untuk menghibur

anak daro dan marapule, keluarga besar, dan masyarakat yang datang

dalam pesta tersebut.

2. Sebagai pengungkapan emosional, yaitu dampeng dilakukan berdasarkan

pengungkapan perasaan dan ekspresi sukacita yang dituangkan ke dalam

melodi dan teks dampeng.

3. Sebagai alat komunikasi, yaitu teks dampeng mengandung nasihat-nasihat

yang berguna untuk kehidupan baru pengantin dan kedua orang tua

pengantin.

4. Sebagai kesinambungan kebudayaan, yaitu dampeng diselenggarakan

untuk mempertahankan dan melanjutkan tradisi yang ada pada kebudayaan

Suku Pesisir.

5. Sebagai pengesahan lembaga sosial dan upacara agama/kepercayaan, yaitu

dampeng terlaksana menjadi simbol bahwa upacara perkawinan tersebut

telah sah berjalan.

3.7.2 Penggunaan Dampeng

Dampeng merupakan bagian iringan dari berbagai kegiatan dalam upacara

adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga. Dengan kata lain, dampeng tidak

dapat dijadikan sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. Dampeng dipakai dalam

Page 101: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

81

setiap upacara adat sumando perkawinan Suku Pesisir. Namun, penggunaannya

dapat dilaksanakan apabila adat perkawinan merupakan adat perkawinan gala IX

dan gala XII.

3.8 Penyaji Dampeng (Anak alek)

Penyaji dampeng (anak alek) selalu melakukan pertunjukan secara

berkelompok. Anak alek tidak dapat melakukan suatu pertunjukan secara

perseorangan. Secara umum, mereka berjumlah 20-30 orang. Pada awalnya, anak

alek diundang dengan mendatangi pemimpin kelompok atau anggota-anggota

anak alek untuk melakukan serangkaian upacara yang berkaitan dengan

sikambang. Kedatangan itu ditandai dengan syarat membawa langue perak

(sejenis tepak terbuat dari perak) yang berisikan sirih. Pemimpin atau anggota

anak alek tidak dapat menolak jemputan tersebut apabila tidak didapati tugas yang

sama pada waktu yang bersamaan (Radjoki 2012:66-67).

Secara umum, proses pemberian langue perak tidak membicarakan hal-hal

yang berkenaaan dengan pembayaran. Namun, pembayaran diberikan secara

sukarela dan disesuaikan dengan kemampuan pihak yang mengadakan mato

karajo. Kedudukan pimpinan dan anggota anak alek sangat dihormati dan

dipercaya di kalangan Suku Pesisir. Hal itu dapat dilihat melalui cara

pengundangannya yang mempersembahkan langue perak. Selain itu, kepercayaan

masyarakat Suku Pesisir terhadap anak alek dapat dilihat melalui proses

pengaturan dan penyelenggaraan upacara yang diserahkan sepenuhnya.

Page 102: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

82

BAB IV

ANALISIS TEKSTUAL

4.1 Bentuk Teks Dampeng

Dampeng sebagai salah satu pertunjukan kultural Suku Pesisir

mengandung unsur-unsur musikal. Di samping itu, dampeng juga mengandung

teks yang menjadikannya fungsional dalam kebudayaan Suku Pesisir, khususnya

dalam upacara adat perkawinan Suku Pesisir. Teks dampeng memiliki peranan

yang sangat penting dalam konteks upacara adat perkawinan Suku Pesisir.

Penyampaian teks dampeng membentuk komunikasi lisan di antara

penyaji dampeng, kedua pengantin (marapule dan anak daro), kedua orang tua

pengantin, dan para undangan yang hadir. Berbagai komunikasi lisan dalam

pertunjukan dampeng berdasarkan pada pola-pola budaya Pesisir. Dengan

demikian, komunikasi dua arah tersebut menciptakan interpretasi para

pendengarnya.

Teks dampeng berbentuk pantun secara keseluruhan dengan dua bagian

utama, yaitu sampiran dan isi. Sampiran dalam teks dampeng disampaikan dengan

menggunakan kata-kata berupa kata kiasan dan perumpamaan. Sedangkan isi teks

dampeng disampaikan dengan menggunakan kata-kata berupa kata-kata ungkapan

yang memiliki makna. Bagian utama dalam dampeng dibawakan secara solo dan

berganti-gantian.

Selain berbentuk pantun, teks dampeng juga memiliki bentuk lain yaitu

chorus. Chorus adalah pengulangan satu bagian lagu secara teratur. Bagian chorus

Page 103: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

83

selalu dinyanyikan untuk mengawali dan mengakhiri bagian utama teks dampeng.

Bagian ini disajikan oleh seluruh penyaji dampeng secara bersama-sama.

Teks dampeng digolongkan sebagai teks yang bersifat logogenik.8

Logogenik berarti teks dalam dampeng tercipta secara spontan. Teks dampeng

diciptakan oleh penyaji dampeng dan bertemakan tentang proses kehidupan suatu

insan.

Teks dampeng juga digolongkan sebagai teks yang bersifat melismatik.

Melismatik berarti satu suku kata dapat dinyanyikan dengan beberapa nada.

Dalam teks dampeng ditemukan berbagai suku kata yang diciptakan penyaji dan

dinyanyikan dengan beberapa nada.

Dalam Bab IV ini, penulis mengkaji teks dampeng yang disajikan dalam

upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga. Kajian ini menggunakan

teori semiotik yang meletakkan lambang sebagai bagian dari komunikasi.

Komunikasi dapat terjadi dengan dua arah dan mengandung makna-makna

tertentu. Makna digunakan untuk menyampaikan suatu pesan.

4.2 Analisis Semiotik Tekstual Dampeng

Teks dampeng merupakan sastra tradisional (sastra lisan) Pesisir yang

bermuatan nilai-nilai budaya Suku Pesisir. Isi teks dampeng secara khusus

8 Logogenik adalah satu kebudayaan musik etnik atau musik dunia dengan ciri khas utamanya adalah menggunakan dan menumpukan teks yang dikomunikasikan secara verbal. Biasanya menggunakan salah satu atau perpaduan unsur-unsur ritme, melodi, atau harmoni. Dalam kebudayaan musik logogenik ini, unsur sastra dan folklor mendapat peranan penting. Namun, berbeda dengan bahasa sehari-hari, teks dipertunjukan melalui lagu bukan bahasa sehari-hari. Dengan demikian nyanyian jenis ini selalu menggunakan bahasa yang digayakan dan mengandung unsur-unsur perlambangan. Ada kalanya bersifat rahasia seperti pada mantra. Seterusnya, jika sebuah kebudayaan musik mengutamakan aspek melodi atau ritme saja, bukan menekankan kepada teks, maka musik seperti ini dapat dikategorikan sebagai budaya musik melogenik. Musik seperti ini, lebih menumpukan pertunjukan pada aspek komunikasi bukan lisan terutama menggunakan dimensi waktu dan ruang. Untuk mengkaji makna yang diungkapkan melalui ritme, melodi, atau bunyi-bunyian lainnya, diperlukan pemahaman dan penafsiran dengan cara menelitinya, terutama apa yang ingin dikomunikasikan pencipta musik atau senimannya, yang bisa dijejaki melalui pemikiran mereka (lihat Malm, 1977).

Page 104: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

84

merupakan nasihat-nasihat yang disajikan dalam bentuk pantun. Dengan demikian

teks dampeng bernilai sama dengan karya sastra yang berkaitan erat dengan

sistem bahasa masyarakat pendukungnya.

Menganalisis teks dampeng berarti mencari tahu dan menemukan makna-

makna yang muncul dari teks dampeng tersebut. Sehubungan dengan penemuan

makna-makna tersebut, Alan P. Merriam mengemukakan bahwa musik juga

mempengaruhi bahasa di mana keperluan musikal meminta perubahan dalam

bentuk-bentuk percakapan yang normal. Ciri-ciri bahasa dalam lagu adalah jenis

terjemahan yang istimewa yang mana kadang kala memerlukan pengetahuan

bahasa yang istimewa pula (1964:188). Ini berarti teks dalam dampeng tidak

mengikuti struktur yang biasa dalam bahasa Pesisir.

Selanjutnya Merriam menyatakan bahwa salah satu kesulitan yang serius

melakukan terjemahan beberapa lagu ditemukan dari bentuk-bentuk kata untuk

kepentingan eufonis. Eufonis merupakan penambahan, pengubahan, atau

penghilangan silabel pada sebuah kata untuk mencapai efek musikal. Dengan

demikian, penemuan makna-makna dalam teks dampeng berdasarkan kepada

tafsiran-tafsiran penyaji dampeng.

Teks dampeng terdiri dari silabel-silabel yang tersusun berdasarkan

aturan-aturan tertentu. Artinya susunan silabel-silabel dalam teks dampeng diatur

sesuai dengan kebutuhan melodi dan keindahan pengembangan melodi dampeng.

Sebagian dari silabel tersebut berbentuk kata yang mempunyai arti. Sebagian lain,

berbentuk kata yang tidak mempunyai arti atau silabel tambahan. Yang dimaksud

dengan kata yang mempunyai arti adalah kata yang dapat diartikan ke dalam

bahasa daerah setempat atau bahasa Pesisir dan bahasa Indonesia. Berikut ini

merupakan contoh kata-kata yang mempunyai arti.

Page 105: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

85

Tabel 4.1

Contoh Kata yang Mempunyai Arti

No. Kata Bahasa Pesisir Arti dalam Bahasa Indonesia

1. kawanei Kawan Teman

2. dusanakei Dusanak saudara

3. Kininei Kini sekarang

Sedangkan silabel tambahan tidak dapat diartikan ke dalam bahasa daerah

setempat atau bahasa Pesisir dan Bahasa Indonesia. Jumlah silabel tambahan

dalam penyajian dampeng tidak sama karena hal itu tergantung pada penggarapan

teks seorang penyaji. Berikut ini merupakan contoh silabel tambahan dalam teks

dampeng.

Tabel 4.2

Contoh Silabel Tambahan

No. Kata

1. oi

2. da

3. are

4. to

Dalam analisis ini, penulis memilih teks dampeng yang dilaksanakan pada

malam hari, yaitu dampeng basanding. Teks dampeng tersebut terdiri dari 12

pantun. Selanjutnya untuk memudahkan proses penganalisisan teks dampeng¸

penulis membaginya menjadi dua bagian, yaitu 12 sampiran dan 12 isi pantun.

Selain itu penulis memisahkan silabel-silabel tambahan dari teks dampeng.

Berikut ini teks dampeng basanding dan artinya dalam Bahasa Indonesia. Arti

teks dampeng basanding ini langsung diterjemahkan oleh salah seorang penyaji

Page 106: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

86

dampeng yang merupakan informan kunci penulis yaitu Bapak Syahriman

Hutajulu.

Dampeng Basanding

1. Sampiran Karambi dusun mangatari,

Tumbu di belok kampung cino

Kelapa dari kampung

Tumbuh di kampung Cina

Isi Tolan badusun managari,

tolong manompang dagang hino

Manusia bermasyarakat dalam satu kampung

Tolong menumpang perantau ini

2. Sampiran Indak baruba nibung di tabang,

Asalkan condong katapian

Tidak berubah nibung ditebang

Asalkan condong ke tepian

Isi Indak baruba dagang di tompang,

Asalkan samo paratian

Tidak berubah pilihan hati

Asalkan sama-sama perhatian

Page 107: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

87

3. Sampiran Sakkik bana kane jilatang

Indahlah buli di baok mandi

Sakit sekali kena jilatang

Tidaklah dapat dibawa mandi

Isi Sakkik bana dagang manompang

Indaklah buli ba sukko ati

Sakit sekali bila menumpang

Tidaklah dapat sesuka hati

4. Sampiran Kok pande bakain panjang

Ala saraso bakain sarung

Jikalau pandai memakai kain panjang

Sudah serasa memakai kain sarung

Isi Kok pande bainduk samang

Ala sarupo ba umak kandung

Jikalau pandai berinduk semang

Sudah sama seperti ibu kandung

5. Sampiran Kok pande tolan malenggang

Malengganglah di tapi pasi

Jikalau saudara pandai berjalan

Berjalanlah di tepi pasir

Page 108: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

88

Isi Kok pande tolan ba tenggang,

Diganggam indak tiri

Jikalau saudara pandai memegang

Digenggam tidak lepas

6. Sampiran Ujung pasi bakelok-kelok,

Bakelok lalu ka ujung karang

Ujung pantai berkelok-kelok

Berkelok ke ujung karang

Isi Bakasi-kasi mak buli elok

Jangan di danga fitanah urang

Saling menyayangi supaya mesra

Jangan didengar gunjingan orang

7. Sampiran Tali kai turunla bantaian,

Pangai anak kerong bali

Tali pancing disiapkan

Untuk memancing kerong bali

Isi Ala di maksud jadila pakaian,

Jangan diduo tigo lai

Telah dipilih jadilah dipakai

Janganlah dijadikan dua atau tiga

Page 109: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

89

8. Sampiran Atak-atak bantalan basusun

Ambikla piso turila indayan

Diatur bantal bersusun

Ambillah pisau untuk membelah

Isi Tatap-tatap hunikan dusun

Janganla tolan kumari layan

Tetaplah hidup di kampung

Janganlah saudara hidup tidak menentu

9. Sampiran Siboga jolongla basusuk,

Banda di kali urang rante

Sibolga pada awalnya

Parit digali oleh tawanan perang

Isi Jangan manyasa tolan isuk

Tatompang dagang urang sangse

Jangan saudara menyesal kemudian

Hidup dengan orang yang melarat

10. Sampiran Siboga di lingkung gunung,

Panjang jambatan di kalangan

Sibolga dikelilingi gunung

Panjang jembatan di Kalangan

Page 110: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

90

Isi Jiko tolan mandapek untung,

Kampung halaman lupokan jangan

Jika saudara mendapat untung

Kampung halaman jangan lupakan

11. Sampiran Ala datang si kapa puti,

Tagak bandera saputangan

Telah datang si kapal putih

Berdiri bendera saputangan

Isi Ala datang si kandak ati,

Mancari labuan agak tanang

Telah datang si jantung hati

Mencari labuhan hati yang tenang

12. Sampiran Limo puruk di ganggam ampek,

Siso balimo kalamari

Jeruk purut digenggam empat

Sisa dua hari yang lalu

Isi Pasang surut ombaknyo rapek

Jawek aluan biduk kami

Pasang yang sudah surut ombaknya kecil

Sambut haluan perahu kami

Page 111: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

91

Teks dampeng di atas merupakan nasihat-nasihat yang disampaikan oleh

para penyaji dampeng secara khusus kepada kedua pengantin. Namun, teks

dampeng tersebut juga ditujukan kepada kedua orang tua pengantin dan undangan

yang hadir. Secara umum, dampeng yang dinyanyikan kepada kedua pengantin

berisikan pedoman-pedoman dalam memulai dan mengarungi kehidupan rumah

tangga yang baru.

Setiap teks dampeng dimulai dengan kata-kata: “o dampeng si dampeng”

atau “o beleng si dampeng”. Teks “O dampeng si dampeng” dibawakan dalam

dampeng mangarak dan dampeng basanding. Menurut informan, kata “dampeng”

tidak mempunyai arti dalam bahasa Indonesia. Sedangkan teks “o beleng si

dampeng” dibawakan dalam dampeng barande. Kata “beleng”dalam bahasa

Pesisir berarti berputar. Kata-kata tersebut di atas selalu dinyanyikan untuk

memulai isi dan sampiran teks dampeng.

Dalam mengakhiri isi dan sampiran teks dampeng, kata-kata: “Oi da

kawanei tolongla iyokan, iyola, iyo, a ,are, to” selalu dinyanyikan. Arti kalimat ini

dalam bahasa Indonesia adalah ya teman, tolonglah iyakan. Namun, kata

“kawanei” dapat juga digantikan dengan kata-kata lain seperti sanakei, sayangei.

Secara struktural, seluruh teks dampeng terdiri dari 24 pantun. Teks ini

disajikan dengan menggunakan melodi yang terdiri dari delapan unsur seperti

tangga nada, wilayah nada, nada dasar, formula melodi, interval, nada, dan kontur.

Seluruh teks dampeng tersebut disajikan dengan penuh penghayatan.

Berikut ini, penulis menguraikan makna teks dampeng basanding dalam

upacara adat perkawinan Suku Pesisir Kota Sibolga. Pantun pertama yaitu

karambi dusun mangatari, tumbu di belok kampung cino, tolan badusun

managari, tolong manompang dagang hino. Artinya dalam bahasa Indonesia yaitu

Page 112: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

92

kelapa dari kampung tumbuh di kampung Cina, manusia bermasyarakat dalam

satu kampung tolong menumpang perantau ini. Pantun ini berisi tentang tata

krama dalam menempati wilayah tempat tinggal yang baru. Dengan kata lain,

seorang perantau sebaiknya memohon izin kepada masyarakat setempat untuk

tinggal dalam suatu wilayah yang baru.

Selanjutnya, pantun kedua berbunyi sebagai berikut: indak baruba nibung

di tabang asalkan condong katapian, indak baruba dagang di tompang asalkan

samo paratian. Dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai berikut: tidak berubah

nibung ditebang, asalkan condong ke tepian, tidak berubah pilihan hati asalkan

sama-sama perhatian. Pantun ini mengingatkan kedua pengantin bahwa

suami/istri tidak akan berubah asal keduanya saling memperhatikan.

Berikutnya, pantun ketiga yakni sakkik bana kane jilatang indahlah buli di

baok mandi, sakkik bana dagang manompang indaklah buli ba sukko ati. Bila

diartikan ke dalam bahasa Indonesia yakni sakit sekali kena jilatang tidaklah dapat

dibawa mandi, sakit sekali bila menumpang tidaklah dapat sesuka hati. Pantun ini

menyatakan bahwa seseorang tidak dapat berlaku seenaknya apabila sedang

berada di tempat yang asing atau baru.

Pantun keempat berbunyi sebagai berikut: kok pande bakain panjang ala

saraso bakain sarung, kok pande bainduk samang ala sarupo ba umak kandung.

Berikut ini arti pantun keempat dalam bahasa Indonesia: jikalau pandai memakai

kain panjang sudah serasa memakai kain sarung, jikalau pandai berinduk semang

sudah sama seperti ibu kandung. Pantun ini mengingatkan kedua pengantin bahwa

jikalau seseorang beradaptasi dengan bijaksana bersama orang lain, maka akan

terasa seperti keluarga sendiri.

Page 113: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

93

Selanjutnya, pantun kelima berisikan sebagai berikut: kok pande tolan

malenggang malengganglah di tapi pasi, kok pande tolan ba tenggang diganggam

indak tiri. Dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai berikut: jikalau saudara

pandai berjalan berjalanlah di tepi pasir, jikalau saudara pandai memegang yang

digenggam tidak lepas. Pantun ini berpesan kepada kedua pengantin bahwa setiap

masalah yang hadir dalam rumah tangga, sebaiknya disimpan rapat-rapat dan

tidak diketahui oleh orang lain.

Berikutnya, pantun keenam yaitu ujung pasi bakelok-kelok bakelok lalu ka

ujung karang, bakasi-kasi mak buli elok jangan didanga fitanah urang. Bila

diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: ujung pantai

berkelok-kelok berkelok ke ujung karang, saling menyayangi supaya mesra,

jangan didengar gunjingan orang. Dalam pantun ini, kedua pengantin diingatkan

untuk saling menyayangi dan mempercayai sebagai sepasang suami istri.

Pantun ketujuh berbunyi sebagai berikut: tali kai turunla bantaian pangai

anak kerong bali, ala di maksud jadila pakaian jangan diduo tigo lai. Dalam

bahasa Indonesia berarti tali pancing disiapkan untuk memancing kerong bali,

telah dipilih jadilah dipakai janganlah dijadikan dua atau tiga. Pantun ini tetap

mengingatkan kedua pengantin untuk saling setia dan tidak berselingkuh.

Berikutnya pantun kedelapan yaitu atak-atak bantalan basusun ambikla

piso turila indayan, tatap-tatap hunikan dusun janganla tolan kumari layan. Arti

pantun ini dalam bahasa Indonesia adalah diatur bantal bersusun ambillah pisau

untuk membelah, tetaplah hidup di kampung janganlah saudara hidup tidak

menentu. Pantun ini berpesan untuk tetap menyatu dalam keluarga atau membina

hubungan yang baik dengan keluarga.

Page 114: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

94

Selanjutnya, pantun ke Sembilan yakni Siboga jolongla basusuk banda di

kali urang rante, jangan manyasa tolan isuk tatompang dagang urang sangse.

Dalam bahasa Indonesia diartikan berikut ini: Sibolga pada awalnya parit digali

oleh tawanan perang, jangan saudara menyesal kemudian hidup dengan orang

yang melarat. Pantun ini mengingatkan kedua pengantin untuk saling menerima

pasangan sebagaimana adanya dan tidak menyesal di hari yang akan datang.

Pantun kesepuluh berbunyi sebagai berikut: Siboga di lingkung gunung

panjang jambatan di Kalangan, jiko tolan mandapek untung kampung halaman

lupokan jangan. Pantun diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah sebagai

berikut: Sibolga dikelilingi gunung panjang jembatan di Kalangan, jika saudara

mendapat untung kampung halaman jangan lupakan. Pantun ini menyatakan

bahwa jika seseorang telah berhasil dan sukses tetaplah mengingat kampung

halaman.

Berikutnya, pantun kesebelas yaitu ala datang si kapa puti tagak bandera

saputangan, ala datang si kandak ati mancari labuan agak tanang. Di dalam

bahasa Indonesia diartikan sebagai berikut telah datang si kapal putih berdiri

bendera saputangan, telah datang si jantung hati mencari labuhan hati yang

tenang. Pantun kesebelas ini menyatakan kepada pengantin perempuan bahwa

pengantin laki-laki telah datang untuk hidup bersama dengannya.

Pantun terakhir berbunyi sebagai berikut: limo puruk diganggam ampek

siso balimo kalamari, pasang surut ombaknyo rapek jawek aluan biduk kami.

Dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai berikut: jeruk purut digenggam empat

sisa dua hari yang lalu, pasang yang sudah surut ombaknya kecil sambut haluan

perahu kami. Pantun menyatakan isi hati pengantin laki-laki agar kedatangannya

diterima oleh pengantin perempuan.

Page 115: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

95

BAB V

TRANSKRIPSI DAN ANALISIS MUSIKAL DAMPENG

5.1 Transkripsi

Dalam ilmu Etnomusikologi, transkripsi merupakan proses penulisan

bunyi-bunyian sebagai hasil dari pengamatan dan pendengaran suatu musik ke

dalam bentuk simbol-simbol yang disebut dengan notasi. Untuk melakukan

transkripsi melodi dampeng, penulis memilih notasi deskriptif yang dikemukakan

oleh Charles Seeger. Notasi deskriptif adalah notasi yang ditujukan untuk

menyampaikan kepada pembaca tentang ciri-ciri atau detail-detail komposisi

musik yang belum diketahui oleh pembaca.

Dalam bab ini, penulis memilih untuk mentranskripsi dan menganalisis

melodi dampeng basanding. Hasil transkripsi dan analisis dikerjakan dengan

menggunakan notasi Barat. Penulis memilih notasi Barat agar dapat

menggambarkan pergerakan melodi dampeng secara grafis. Hasil transkripsi yang

dibuat oleh penulis merupakan hasil penelitian pada upacara adat perkawinan

Surya Dharma Kombih dengan Dewi Astuti Bandar di Kota Sibolga pada tanggal

14 Maret 2014.

5.1.1 Simbol Dalam Notasi

Simbol-simbol yang digunakan dalam notasi transkripsi melodi dampeng

merupakan simbol-simbol dalam notasi Barat. Berikut ini, beberapa simbol yang

digunakan dalam hasil transkripsi melodi dampeng.

Page 116: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

96

1. : merupakan garis paranada yang memiliki lima buah

garis paranada dan empat buah spasi dengan tanda

kunci C.

2. : merupakan birama 4/4 dalam kunci C.

3. : merupakan dua buah not 1/16 dan satu buah not

1/8 yang digabung menjadi 1 not yang bernilai 1 ketuk.

4. : merupakan 8 not 1/32 yang digabung

menjadi 1 not bernilai 1 ketuk.

5. : merupakan satu buah not 1/4 yang bernilai 1 ketuk.

6. : merupakan satu buah not penuh yang bernilai 4 ketuk.

7. : merupakan satu buah not 1/8 yang bernilai 1/2 ketuk.

8. : merupakan satu buah not 1/2 dengan satu buah titik di

depannya yang bernilai 3 ketuk.

9. : merupakan satu buah not 1/32 dengan tanda pugar di

depannya yang berarti nada dikembalikan dengan

menaikkan atau menurunkan 1/2 laras dari

nada sebelumnya.

10. : merupakan satu buah not 1/32 dengan tanda kress di

depannya yang berarti nada dinaikkan 1/2 laras dari

nada sebelumnya.

11. : merupakan satu buah not 1/32 dengan tanda mol di

depannya yang berarti nada diturunkan 1/2 laras

dari nada sebelumnya.

12. : merupakan tanda diam yang bernilai 4 ketuk.

13. : merupakan tanda diam yang bernilai 1 ketuk.

Page 117: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

97

Simbol-simbol di atas merupakan simbol-simbol yang terdapat dalam

lampiran partitur yang perlu diketahui agar pembaca memahami artinya. Ini

penting untuk menjelaskan tentang hal-hal yang dimaksud dalam notasi. Dari cara

bekerja transkripsi seperti diurai di atas, maka hasilnya adalah seperti di bawah

ini.

Page 118: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

98

Page 119: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

99

5.2 Analisis Melodi Dampeng

Dalam menganalisis melodi dampeng, penulis berpedoman kepada teori

yang dikemukakan oleh William P. Malm yang dikenal dengan teori weighted

scale. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendeskripsikan melodi, yaitu (1)

tangga nada (scale); (2) nada dasar (pitch center); (3) wilayah nada (range); (4)

jumlah nada (frequency of notes); (5) jumlah interval (prevalent intervals); (6)

pola kadensa (cadence patterns); (7) formula melodik (melody formula); dan (8)

kontur (contour) (Malm dalam terjemahan Takari 1993: 13).

5.2.1 Tangga Nada (Scale)

Dalam mendeskripsikan tangga nada (scale), penulis mengurutkan nada-

nada yang terdapat dalam dampeng tersebut dimulai dari nada terendah sampai

nada yang tertinggi. Penulis memperoleh bahwa terdapat 11 nada dengan nada

terendah adalah Dis dan nada tertinggi adalah E pada oktaf yang berikutnya.

Berdasarkan struktur tangga nada yang digunakan di atas, maka tangga

nada dampeng dapat dikategorikan ke dalam jenis tangga nada heptatonik, yaitu

tangga nada yang terdiri dari tujuh nada dengan dua jenis interval yaitu 1 laras dan

1/2 laras. Dalam hal ini interval tersebut adalah satu laras atau 200 sent dan

setengah laras atau 100 sent. Selengkapnya deretan nada yang digunakan dalam

melodi dampeng ini adalah sebagai berikut bersama dengan komposisi laras yang

digunakannya.

Page 120: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

100

dis e fis g gis a b cis d dis e

1/2 1 1/2 1/2 1/2 1 1 1/2 1/2 1/2 laras

100 200 100 100 100 200 200 100 100 100 sen

5.2.2 Nada Dasar (Pitch Center)

Dalam menentukan nada dasar dampeng ini, penulis beracuan pada hasil

rekaman video maupun audio yang penulis peroleh saat pelaksanaan upacara adat

perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga. Selanjutnya, hasil rekaman telah

ditranskripsikan ke dalam notasi Barat. Hasil yang didapatkan dalam transkripsi

dampeng adalah E.

5.2.3 Wilayah Nada (Range)

Wilayah nada adalah jarak antara nada tertinggi dan nada terendah dalam

tangga nada. Wilayah nada dampeng dalam upacara adat perkawinan Suku Pesisir

di Kota Sibolga adalah sebagai berikut:

dis e

6 ½ Laras

1300 sent

Page 121: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

101

5.2.4 Jumlah Nada (Frequency of Notes)

Jumlah nada adalah banyaknya nada-nada yang dipakai secara keseluruhan

dalam suatu musik baik musik instrumental atau vokal. Dalam melodi dampeng,

penulis memperoleh 4 nada Dis, 73 nada E, 29 nada Fis, 7 nada G, 51 nada Gis,

43 nada A, 31 nada B, 31 nada Cis, 4 nada D, 5 nada Dis’, dan 1 Nada E’ dalam 1

sampiran dampeng. Selengkapnya lihat gambar di bawah ini.

Nada yang paling sering muncul dalam dampeng adalah nada E, disusul

nada Gis dan A. Nada-nada lain muncul berkisar antara 4 sampai 31. Sementara

nada yang paling sedikit muncul adalah nada E’. Dengan demikian, intensitas

kemunculan yang paling banyak yaitu nada E sehingga mengindikasikan nada

tersebut sebagai pusat tonalitasnya.

Berdasarkan jumlah nada-nada yang diperoleh dalam 1 bait sampiran

dampeng, maka jumlah nada-nada secara keseluruhan dalam 24 bait dampeng

yaitu:

Tabel 5.1

Jumlah Nada dalam Dampeng

No. Nada Jumlah Nada dalam 1 Bait Total ( x 24 bait)

1. Dis, 4 96

2. E 73 1752

3. Fis 29 696

4. G 7 168

5. Gis 51 1224

6. A 43 1032

7. B 31 744

Page 122: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

102

8. Cis 31 744

9. D 4 96

10 Dis’ 5 120

11. E’ 1 24

5.2.5 Jumlah Interval (Prevalent Intervals)

Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain yang terdiri

dari interval naik maupun turun. Di bawah ini merupakan tabel jumlah interval

dalam dampeng.

Tabel 5.2

Jumlah Interval Dampeng

Interval Posisi Jumlah Total Total (x 24 ) 1P - 49 49 1176

1Aug ↑ 4 9 216 ↓ 5

2M ↑ 45 101 2424 ↓ 56

2m ↑ 37 82 1968 ↓ 45

3M ↑ 5 11 264 ↓ 6

3m ↑ 6 10 240 ↓ 4

4P ↑ 6 9 216 ↓ 3

Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa interval yang paling banyak

digunakan dalam penyajian dampeng adalah interval 1P dengan jumlah 1176 kali,

interval 2M dengan jumlah 2424 kali, dan interval 2m dengan jumlah 1968 kali.

Selanjutnya interval yang paling sedikit digunakan dalam penyajian dampeng

adalah interval 1Aug, 3M, 3m dan 4P. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa interval 1P, 2M, dan 2m memiliki peranan yang sangat penting dalam

membentuk dampeng.

Page 123: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

103

5.2.6 Pola Kadensa

Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni atau melodi yang menjadi

penutup pada bagian akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup

sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut

dalam satu frasa. Dalam dampeng hanya terdapat 1 jenis pola kadensa baik pada

akhir melodi maupun pertengahan melodi.

Pola pada akhir melodi

Pola pada pertengahan melodi

5.2.7 Formula Melodik

Formula melodik yang akan dibahas tulisan ini meliputi bentuk dan frasa.

Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola

melodi. Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi. William P. Malm

mengemukakan bahwa ada beberapa istilah dalam menganalisis bentuk, yaitu:

1. Repetitive adalah bentuk nyanyian dengan melodi pendek yang diulang-

ulang.

2. Iterative adalah bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang

kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan di dalam

keseluruhan nyanyian.

Page 124: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

104

3. Strophic adalah bentuk nyanyian yang diulang tetapi menggunakan teks

nyanyian yang baru atau berbeda.

4. Reverting adalah bentuk yang apabila dalam nyanyian terjadi pengulangan

pada frasa pertama setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan melodi.

5. Progressive adalah bentuk nyanyian yang terus berubah dengan menggunakan

materi melodi yang selalu baru.

Berpedoman pada apa yang dikemukakan Malm mengenai bentuk

nyanyian, maka penulis menarik kesimpulan bahwa bentuk yang terdapat dalam

dampeng pada upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga adalah

bentuk nyanyian dengan kategori strophic.

Dampeng dalam upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Sibolga terdiri

dari 2 bentuk, yaitu bentuk A dan B. Namun dalam penyajiannya, bentuk A akan

diulangi pada bagian akhir. Dengan demikian, dampeng memiliki bentuk A-B-A.

Bentuk A merupakan bagian dampeng yang dinyanyikan pada bagian response.

Sedangkan bentuk B merupakan bagian dampeng yang dinyanyikan pada bagian

call.

Dampeng merupakan nyanyian yang terdiri dari 8 frasa. 8 frasa tersebut

adalah sebagai berikut:

Frasa 1

Page 125: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

105

Frasa 2

Frasa 3

Frasa 4

Frasa 5

Page 126: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

106

Frasa 6

Frasa 7

Frasa 8

5.2.8 Kontur

Kontur adalah garis melodi dalam sebuah nyanyian. Malm membedakan

kontur ke dalam beberapa jenis, sebagai berikut:

1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada

yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi.

Page 127: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

107

2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari nada

yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah.

3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari nada

yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi ke nada

yang lebih tinggi atau sebaliknya.

4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu nada

ke nada yang lain baik naik maupun turun.

5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang

lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih

rendah ke nada yang lebih tinggi.

6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada

yang lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor maupun

minor.

7. Static yaitu garis melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya mempunyai

batas-batasan.

Garis kontur yang terdapat pada melodi dampeng pada umumnya adalah

ascending, descending, conjuct, dan juga static. Untuk lebih jelasnya lihat gambar

di bawah ini:

Kontur Ascending dan Descending

Page 128: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

108

Kontur Static

Kontur Conjuct

Page 129: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

109

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Suku Pesisir merupakan salah satu suku yang secara administratif berada

di wilayah Kota Sibolga. Suku ini mendiami sebagian besar daerah pinggiran

pantai dan sebagian kecil daerah pegunungan yang terdapat dalam empat bagian

wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Sibolga Selatan, Sibolga Kota, Sibolga

Utara dan Sibolga Sambas. Mereka berasal dari keturunan beberapa suku, seperti

Minangkabau, Batak Toba, Mandailing, Angkola, dan Melayu yang berinteraksi

dan membentuk adat-istiadatnya sebagai identitas baru.

Suku Pesisir mempunyai adat-istiadat yang berbeda dengan suku lain.

Adat-istiadat tersebut berhubungan erat dengan norma-norma dalam Agama

Islam. Suku Pesisir Sibolga menyebutnya dengan istilah sumando. Sumando

memiliki beberapa pengertian dalam Suku Pesisir. Sumando adalah satu kesatuan

ruang lingkup kebudayaan Suku Pesisir, meliputi meliputi adat-istiadat Pesisir,

kesenian Pesisir, bahasa Pesisir, dan makanan Pesisir.

Kesenian Pesisir dikenal dengan istilah kesenian sikambang. Kesenian

sikambang terdapat dalam tahap puncak pelaksanaan upacara adat perkawinan.

Kesenian tersebut meliputi musik instrumental, musik vokal, dan tari. Dampeng

merupakan bagian musik vokal sikambang dan bagian adat perkawinan Suku

Pesisir. Dampeng berperan penting dalam upacara adat perkawinan Suku Pesisir.

Dampeng dalam suatu pelaksanaan upacara adat perkawinan Suku Pesisir terdiri

dari 3, yaitu dampeng mangarak, dampeng barande, dan dampeng basanding.

Page 130: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

110

Dampeng adalah nyanyian tanpa iringan instrumen (a capella). Menurut

adat sumando, dampeng dinyanyikan oleh sekelompok laki-laki. Penyaji dampeng

biasanya terdiri dari 7-12 orang. Penyaji tersebut merupakan seniman sikambang

yang dipanggil secara khusus untuk menyajikan dampeng. Mereka biasanya

terbagi dalam dua bagian kelompok yakni seorang penyaji berperan sebagai

pemimpin dampeng (solo leader) yang dilakukan secara bergantian. Sedangkan

penyaji lainnya menjadi perespon nyanyian (group chorus). Dalam penyajiannya,

dampeng dibawakan dengan gaya responsorial (call and response).

Teks dampeng berisikan nasihat-nasihat atau pengalaman-pengalaman

yang diambil dari proses kehidupan Suku Pesisir. Teks tersebut dinyanyikan

dalam bentuk pantun yang bersahut-sahutan. Dalam penyajiannya, dampeng

terdiri dari 12 pantun dengan 12 sampiran dan 12 isi. Isi teks dampeng

disampaikan dan ditujukan kepada kedua pengantin, orang tua kedua pengantin,

dan undangan yang hadir dalam upacara adat perkawinan.

Dampeng yang dibahas dalam tulisan ini terdiri dari 12 Pantun. Bentuk

atau pola nyanyiannya adalah stropic atau gaya nyanyian yang diulang dengan

teks yang baru atau berbeda. Dengan kata lain, dampeng adalah nyanyian yang

lebih mementingkan teks daripada melodi atau disebut dengan logogenic. Gaya

musik vokal yang dipakai dalam pujian ini adalah melismatis. Melismatis adalah

apabila satu suku kata dinyanyikan dengan beberapa nada.

Page 131: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

111

6.2 Saran

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam proses penyusunan tulisan

ini. Salah satunya adalah kurangnya sumber-sumber referensi mengenai Suku

Pesisir yang dapat mendukung tulisan ini. Penulis berharap peneliti-peneliti

berikutnya dapat menyempurnakan tulisan ini.

Bagi para peneliti berikutnya, penulis menyarankan beberapa hal untuk

dipersiapkan dalam penyusunan tulisan ini. Pertama, kita harus mempunyai

pengetahuan umum tentang kebudayaan Suku Pesisir. Sehingga pada saat

menerapkan teknik-teknik penelitian lapangan kita dapat mengetahui dan

menyusun konsep pengerjaan selanjutnya secara bertahap dan sistematis, antara

lain wawancara, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya, kita juga harus

mempunyai kemampuan menjadi sebagai seorang insider. Dengan kata lain,

pengetahuan tentang bahasa Pesisir dapat mendukung proses penelitian nantinya.

Terakhir, penulis menyarankan agar peneliti berikutnya dapat mengkaji

kebudayaan musikal Suku Pesisir lainnya. Karena dalam ilmu Etnomusikologi

tulisan-tulisan yang membahas tentang Suku Pesisir masih terhitung sedikit

jumlahnya.

Bagi pemilik kebudayaan Suku Pesisir, penulis berharap agar bersedia

memberikan pengetahuan tentang seluruh kebudayaan musikal yang terdapat

dalam Suku Pesisir. Dengan demikian, seluruh kebudayaan tersebut akan

terdokumentasi nantinya. Penulis juga berharap, Suku Pesisir sebagai pendukung

dan pemilik kebudayaan Pesisir dapat menggenerasikan kebudayaannya dengan

tetap menjalankannya sesuai dengan adat-istiadat yang terdapat dalam Suku

Pesisir.

Page 132: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

112

Demikiaan tulisan ini diselesaikan, semoga tulisan ini memberikan

manfaat kepada budaya dan pendidikan secara umum dan ilmu Etnomusikologi

secara khusus.

Page 133: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

113

DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Abdul Latiff Abu.2006.Aplikasi Teori Semiotika dalam Seni Pertunjukan. Etnomusikologi (Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Seni),(53), 45-51.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Pusat Bahasa. Hast, Dorothea E., James R. Cowdery, dan Stan Scott. 1999. Exploring the World

of Music. United States of America:Kendall/Hunt Publishing Company. Cowie, A.P. 1987. Kamus Oxford Learner’s Pocket.Oxford:Oxford University

Press. Kamal, Zahara. 1992. Analisis Musik Vokal Dampeang Luambeak di Nagari

Kepala Hilalang Kecamatan 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Paraiman Sumatera Barat. Skripsi Sarjana Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

Koentjaraningrat. 1983. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:

Gramedia. Koentjaraningrat. 1989. Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru

Page 134: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xxi

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Malm, William P. 1977. Music Culture of the Pasific, the Near East, and Asia

(terjemahan). Medan. Departemen Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (terjemahan Takari).

Mardalis. 2006. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: Bumi

Aksara. Merriam, Alan P. 1964. The Antropology of Music. Indiana: Northwestern

University Press. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosda Karya. Nainggolan, Radjoki. 2012. Buku Kesenian Pesisir Sikambang. Medan: Badan

Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara. Narrol, R. 1965. "Ethnic Unit Classification." Current Anthropology, volume 5

No. 4." Nettl, Bruno.1964.Theory and Method of Ethnomusicology. New York: The Free

Press. Pilhofer, Michael dan Holly Day. 2007. Music Theory for Dummies. Canada:

Wiley Publishing, Inc. Silaban, Nehemia Herwinka. 2012. Kirtan Pada Ibadah Mingguan Masyarakat

Sikh Di Gurdwara Tegh Bahadur Polonia Medan: Kajian Struktur Tekstual Dan Melodi. Skripsi Sarjana Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Simbolon, Pardon. 2012. Organologi Gendang Sikambang di Desa Jago-jago,

Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah. Skripsi Sarjana Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Sitompul, Risman Arbi. 2013. Tradisi Kelisanan Baralek Gadang Pada Upacara

Perkawinan Adat Sumando Masyarakat Pesisir Sibolga: Pendekatan Semiotik Sosial. Skripsi Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Page 135: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xxii

www.sibolgakota.bps.go.id www.sibolgakota.go.id www.ethnomusicology.org repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29774/4/Chapter%20II.pdf repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41364/4/CHapter%20II.pdf

Page 136: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xxiii

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Khairil Hasni Siregar

Umur : 54 tahun

Alamat : Desa Jago-jago, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah

Pekerjaan : Nelayan

2. Nama : Radjoki Nainggolan

Umur : 66 tahun

Alamat : Jl. Sei Ban-Ban, No. 7, Kota Medan

Pekerjaan : Dosen

3. Nama : Siti Zubaidah

Umur : 44 tahun

Alamat : Jl. KH. Ahmad Dahlan, Gg. Puskesmas, No.3, Kota Sibolga

Pekerjaan : Guru

4. Nama : Syahriman Irawady Hutajulu

Umur : 44 tahun

Alamat : Jl. Sisingamangaraja, Gg. Kenanga, Kota Sibolga

Pekerjaan : Penarik Becak

5. Nama : Ahmad Aritonang

Umur : 40 tahun

Alamat : Jl. SM. Raja Gg. Siopo-opoo, Kelurahan Aek Manis,

Kota Sibolga

Pekerjaan : Penarik Becak

6. Nama : Maskur Hutagalung

Umur : 57 tahun

Alamat : Pasar Sorkam, Desa Binasi, Kecamatan Sorkam, Kabupaten

Tapanuli Tengah

Pekerjaan : Petani

Page 137: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xxiv

7. Nama : Khairul Aman Hutagalung

Umur : 57 tahun

Alamat : Desa Jago-jago, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah

Pekerjaan : Nelayan

8. Nama : Risman Sihombing

Umur : 40 tahun

Alamat : Pasar Sorkam, Desa Binasi, Kecamatan Sorkam, Kabupaten

Tapanuli Tengah

Pekerjaan : Nelayan

9. Nama : Syahbuni Gorat

Umur : 54 tahu

Alamat : Sorkam Kanan, Kecamatan Sorkam, Kabupaten

Tapanuli Tengah

Pekerjaan : Petani

10. Nama : Dewi Astuti Bandar (Pengantin Perempuan)

Umur : 24 tahun

Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan No. 52 Sibolga

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

11. Nama : Surya Dharma Kombih (Pengantin Laki-laki)

Umur : 27 tahun

Alamat : Jl. Jamin Ginting No. 7 Medan

Pekerjaan : Wiraswasta

12. Nama : Eddy Syahputra Bandar (Ayah Pengantin Perempuan)

Umur : 50 tahun

Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan No. 52 Sibolga

Pekerjaan : Wiraswasta

Page 138: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xxv

13. Nama : Hj. Dernawati (Ibu Pengantin Perempuan)

Umur : 54 tahun

Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan No. 52 Sibolga

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

14. Nama : Robulut Kombih (Ayah Pengantin Laki-laki)

Umur : 54 tahun

Alamat : Jl. Jamin Ginting No. 7 Medan

Pekerjaan : Perwira

15. Nama : Yosnita Sitompul (Ibu Pengantin Laki-laki)

Umur : 48 tahun

Alamat : Jl. Jamin Ginting No. 7 Medan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Page 139: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xxvi

LAMPIRAN I

Dampeng Mangarak

No. Pantun Terjemahan Bahasa Indonesia

1. Lape nan dari pondok budu

Pasabalakkang anyo lai

Lape nan dari tangan ibu

Pai badagang anyo lai

Lepat dari kampung

Pasar Belakang lagi

Lepat yang dari tangan ibu

Pergi didagangkan lagi

2.

Paku sarumpun jongon banto

Padi nan jangan ditugakan

Santano jau tolan di ranto

Bundo kandung jangan lupokan

Pakis serumpun sayur lain

Padi jangan dituangkan

Kalaulah kita pergi merantau

Ibu kandung jangan dilupakan

3. Usa baladang ujung pau

Rakkik siapo mangelokan

Usa badagang jau-jau,

Sakkik siapo mahebokan

Tidak usah berladang di ujung kampung

Rakit siapa mengemudinya

Tidak usah merantau jauh-jauh

Sakit siapa yang memperhatikan

4. Kayu gadang di lereng gunung

Ditabang lalu bala duo

Sanangla hati bundo kandung

Anak sorang jadilah ba duo

Kayu besar di lereng gunung

Dibelah jadi dua

Senanglah hati ibu kandung

Anak seorang sudah jadi dua

5. Tinggi gunungnyo Panakkalan,

Nampak nan dari si bura-bura

Salamat-salamat tolan bajalan,

Umu panjang rajakki mura

Tinggi gunungnya Panakkalan

Tampak dari si bura-bura

Selamat-selamat saudara berjalan

Umur panjang rejeki murah

Page 140: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xxvii

LAMPIRAN II

Dampeng Barande

No. Pantun Terjemahan Bahasa Indonesia

1. Di pilin-pilin basahan mandi

Di baok lalu katapian

Di pili-pili tampek hati,

Jangan manyasa kamudian

Diperas-peras kain basahan

Dibawa ke tepian

Dipilih-pilih tempat hati

Jangan menyesal kemudian

2. Badarak buni kilangan

Tadanga lalu katapian

Tagarak raso kahilangan

Raso di dalam kamatian

Berbunyi suara kilang

Terdengar sampai ke tepian

Tergerak rasa kehilangan

Serasa di dalam kematian

3. Marapati batali ijo

Taserak padi di halaman

Biala tabang kalangik ijo

Asalkan tali di tapak tangan

Merpati bertali hijau

Terserak padi di halaman

Biarlah terbang ke langit yang jauh

Asalkan tali di telapak tangan

4. Cubadak duo namonyo

Di tanam urang di tapi jalan

Kok taragak sabuk namonyo

Ai mato di buang jangan

Cempedak dua namanya

Ditanam orang ditepi jalan

Kalau teringat sebut namanya

Air mata jangan dibuang

5. Kian tasingki kian dalam

Dalam bacampu ai rimbo

Kian tapikki kian dalam

Dalam bacampu ati hibo

Semakin dalam air laut

Tercampur dengan limbah

Semakin terpikir semakin dalam

Dalam bercampur hati yang sedih

Page 141: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xxviii

6. Ancimun bungkuk dalam padi,

Luko di dalam paramasan

Bia baramuk dalam hati

Di muko jangan kalihatan

Mentimun bungkuk dalam padi

Luka di dalam peremasan

Biarlah berkecamuk dalam hati

Di muka jangan kelihatan

7. Indak baruba nibung di tabang,

Asalkan condong katapian

Indak baruba dagang di tompang

Asalkan samo paratian

Tidak berubah nibung ditebang

Asalkan condong ke tepian

Tidak berubah orang yang merantau

Asalkan sama perhatian

Page 142: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xxix

LAMPIRAN III

Teks Penyajian Dampeng Mangarak

1. O dampeng si dampeng . . . Lape nan dari da sanak ei Oi pondok budu, pasabalakkang kininei anyo lai Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan . . . Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

O dampeng si dampeng . . . Lape nan dari da sanak ei Oi tangan ibu, pai badagang kininei anyolai Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan . . . Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

2. O dampeng si dampeng . . .

Paku sarumpun da sanak ei Oi Jongon banto, padi nan jangan kininei ditugakan Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan . . . Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

O dampeng si dampeng . . . Santano jau da sanak ei Oi tolan di ranto, bundo kandung kininei jangan lupokan Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan . . . Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

3. O dampeng si dampeng . . .

Usa baladang da kawanei Oi ujung pau, rakkik siapo kininei mangelokan Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan . . . Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

Page 143: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xxx

O dampeng si dampeng . . . Usa badagang da sanak ei Oi jau-jau, sakkik siapo kininei mahebokan Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan . . . Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

4. O dampeng si dampeng . . .

Kayu gadang da sanak ei Oi di lereng gunung, ditabang lalu kininei oi bala duo Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan . . . Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

O dampeng si dampeng . . . Sanangla hati da sanak ei Oi bundo kandung, anak sorang kininei jadilah ba duo Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan . . . Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

5. O dampeng si dampeng . . .

Tinggi gunungnyo da sanak ei Oi panakkalan, nampak nan dari kininei si bura-bura Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan . . . Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

O dampeng si dampeng . . . Salamat-salamat da sanak ei Oi tolan bajalan, umu panjang kininei rajakki mura Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan . . . Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

Page 144: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xxxi

LAMPIRAN IV

Teks Penyajian Dampeng Barande

1. O beleng si dampeng . . .

Di pilin-pilin da sanak ei Oi basahan mandi, di baok lalu kininei katapian Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan . . . Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

O beleng si dampeng . . . Di pili-pili da sanak ei Oi tampek hati, jangan manyasa kininei kamudian Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan . . . Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

2. O beleng si dampeng

Badarak da sanak ei Oi buni kilangan, tadanga lalu kininei katapian Oi da sanak ei tolongla iyo kan Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

O beleng si dampeng Tagarak da sanak ei Oi raso kahilangan, raso di dalam kamatian Oi anta-anta Oi da sanak ei tolongla iyokan Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

3. O beleng si dampeng

Marapati da sanak ei Oi batali ijo, taserak padi kininei di halaman Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

Page 145: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xxxii

O beleng si dampeng Biala tabang da sanak ei Oi kalangik ijo, asalkan tali kininei di tapak tangan Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

4. O beleng si dampeng

Cubadak da sanak ei Oi duo namonyo di tanam urang kininei di tapi jalan Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

O beleng si dampeng Kok taragak da sanak ei Oi sabuk namonyo, ai mato kininei di buang jangan Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

5. O beleng si dampeng

Kian tasingki da sanak ei Oi kian dalam, dalam bacampu kininei ai rimbo Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

O beleng si dampeng Kian tapikki da sanak ei Oi kian dalam, dalam bacampu kininei ati hibo Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

6. O beleng si dampeng

Ancimun bungkuk da sanak ei Oi dalam padi, luko di dalam kininei paramasan Oi anta-anta Oi da kawanei tolongla iyokan Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

Page 146: ANALISIS MUSIKAL DAN TEKSTUAL DAMPENG PADA … · vii KATA PENGANTAR Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasihNya yang begitu besar

xxxiii

O beleng da sanak ei Oi dalam hati di muko jangan kalihatan Oi anta-anta Oi da sanak ei tolongla iyokan Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

7. O beleng si dampeng Indak baruba da sanak ei Oi nibung di tabang, asalkan condong kininei katapian Oi anta-anta Oi da sanak ei tolongla iyokan Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .

O dampeng si dampeng Indak baruba da sanak ei Oi dagang di tompang, asalkan samo kininei paratian Oi anta-anta Oi da sanak ei tolongla iyokan Iyola . . . iyo . . . a . . . Are . . . to . . .