Upload
others
View
31
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KINERJA PENJUALAN DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KINERJA PEMASARAN
(STUDI KASUS PADA BANK DANAMON SIMPAN PINJAM
CLUSTER SURABAYA 2)
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pascasarjana
Oleh :
AHMAD RIEFQI TAUFIQI
2012611042
PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA 2016
2
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
Nama : Ahmad Riefqi Taufiqi
Tempat, Tanggal Lahir : Gresik, 09 November 1986
N.I.M : 2012611042
Program Pendidikan : Pascasarjana (Magister Manajemen)
Judul : Analisis Kinerja Penjualan Dan Dampaknya
Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi Kasus Pada
Bank Danamon Simpan Pinjam Cluster
Surabaya 2)
Disetujui dan diterima baik oleh :
Dosen Pembimbing,
Tanggal :
(Dr. Ronny, S. Kom, M. Kom, M. H)
Ketua Program Studi Magister Manajemen
Tanggal :
Prof. Dr. Tatik Suryani, Psi.,M.M
1
ANALISIS KINERJA PENJUALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP
KINERJA PEMASARAN
(STUDI KASUS PADA BANK DANAMON SIMPAN PINJAM
CLUSTER SURABAYA 2)
Ahmad Riefqi Taufiqi
Magister Manajemen STIE Perbanas Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the factors that affecting sales
persons performance to increase marketing performance of Danamon Bank of
Surabaya 2 Cluster. This research is categorized as causal quantitative research
with dependent variables consisted of sales territory design quality, level of
selling experience, the behavior of salesperson, sales adjustment planning, and
the role of supervisors; intervening variable consisted of one variable, namely the
performance of the sales person, and the dependent variable is the marketing
performance.
The data collection is conducted using questionnaires distributed to the
samples of the study consisted of 52 people of Accounts Officer of the Bank
Danamon of Surabaya 2 Cluster per December 2015, with the working age
between 6-12 months and more than 1 year. The data obtained were analyzed
using Partial Least Square (PLS) to test the nine hypothesis proposed in this
study.
The findings show that the quality of sales territories design has
significant positive effect on the effectiveness of the activities of the sales person;
level selling experience has significant positive effect on the technical competence
of the salesperson; engineering competencies of salesperson has significant
positive effect on the effectiveness of the activities of the salesperson; engineering
competencies of salesperson has significant positive effect on the performance of
the salesperson; the effectiveness of the activities of sales person has significant
positive effect on the performance of the salesperson; the behavior of salesperson
has significant positive effect on the performance of the salesperson; planning
and adjustment of the sales approach has significant positive effect on the
performance of the salesperson; the role of supervisor has significant positive
effect on the performance of the salesperson; and the performance of the
salesperson has signifikan positive effect on the marketing performance.
Keyword: Performance of sales persons ,Marketing performance.
2
Pendahuluan
Ketatnya persaingan antar
perusahaan dalam era ekonomi global
menuntut perusahaan untuk selalu
menjadi yang terdepan dan terbaik
dalam memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada konsumen.
Persaingan yang terjadi merupakan
suatu bagian yang tidak terpisahkan
dari perusahaan, karena dengan
adanya persaingan dapat menjadi
salah satu pendorong dalam
menyusun strategi pemasaran yang
tepat, dapat memberikan keuntungan
positif bagi perusahaan dalam
meningkatkan volume penjualan dan
pangsa pasar sehingga mampu
memenangkan persaingan di pasar.
Salah satu strategi yang dapat
digunakan perusahaan sebagai
pendukung keberhasilan perusahaan
yaitu sumber daya manusia yang
berkualitas Hal ini pula yang juga
dirasakan oleh Bank Danamon selaku
pihak yang ikut sebagai pemain dalam
pasar persaingan pemberian layanan
jasa simpan pinjam. Berdasarkan
fenomena yang terjadi, diketahui
bahwa fenomena kinerja pemasaran
Bank Danamon Simpan Pinjam
Cluster Surabaya mulai dari tahun
2012 sampai periode Juni tahun 2015
belum optimal karena realisasi
penjualan (Balance) masih dibawah
target penjualan (Plan Loan Volume
& Prosentase Achievement) dan
relative fluktuasi dimana pada periode
desember tahun 2012 Cluster
Surabaya 2 total pencairan kredit
(Balance) sebesar 164,484 milyar
dengan jumlah noa / debitur sebesar
2,323 ribu, sedangkan target yang
ditetapkan oleh perusahaan pada
bulan desember 2012 sebesar 201,038
milyar (Target MTD & YTD) dan
prosentase pencapaian dari target
yang telah ditetapkan sebesar 81,82%
(Achievement MTD & YTD).
Kondisi ini menjelaskan
bahwa tenaga penjualan yang dimiliki
oleh Bank Danamon sedang
mengalami penurunan kinerja. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh dan
Grant, et al. (2001) dijelaskan bahwa
kepuasan terhadap desain wilayah
penjualan mempunyai dampak
penting pada sikap dan perilaku.
Tenaga penjualan yang merasa puas
terhadap desain wilayah penjualannya
mempunyai kesempatan untuk
memiliki performa yang baik dan
akan lebih mendorong tenaga
penjualan untuk melakukan
pekerjaannya dengan baik.
Selain desain wilayah
penjualan, dijelaskan lebih lanjut oleh
Shoemaker dan Johlke, (2002), bahwa
pengalaman menjual juga
berpengaruh terhadap adaptive
selling, pengetahuan akan produk
perusahaan, firm knowledge dan
pengetahuan mengenai pesaing.
Kemudian pada Aspek kompetensi
teknik tenaga penjualan dalam
aktivitas penjualan mencerminkan
kompetensi yang dimiliki oleh tenaga
penjualan yang relevan dengan
aktivitas transaksi barang atau jasa
yang sering kali ditunjukkan kepada
pelanggan dalam bentuk informasi
(pengetahuan tentang produk, pasar
dan logistik) yang disediakan oleh
tenaga penjualan tersebut.
Kinerja tenaga penjual
memiliki peran penting di dalam
perusahaan sehinga banyak peneliti di
bidang manajemen pemasaran yang
mencoba mengidentifikasi faktor-
faktor yang berdampak pada
peningkatan kinerja penjual
(Corner,1991 dalam Ellis dan
Raymond, 1993, p.17; Skiner, 2000,
3
p.37). Lebih lanjut dijelaskan bahwa
tenaga penjual disimpulkan memiliki
kinerja yang unggul bila target yang
ditetapkan oleh perusahaan tercapai,
misalnya jumlah produk yang terjual
mengalami peningkatan. Selain
kinerja, efektivitas juga memiliki
peranan yang tidak kalah penting.
Seperti yang dijelaskan oleh Piercy, et
al. (1997) memandang aktivitas
tenaga penjualan yang terintensitas
dengan baik akan mampu mendorong
tercapainya kinerja penjualan yang
lebih baik, oleh sebab itu intensitas
aktivitas tenaga penjualan merupakan
alur atau arah strategi yang tepat
sebagai kunci mekanisme pencapaian
kinerja tenaga penjualan.
Intensitas aktivitas kerja yang
dimaksud ialah berhubungan dengan
perilaku, penyusunan dan penyesuaian
penjualan yang dilakukan oleh tenaga
penjual, serta peran pengawasan yang
dilakukan oleh perusahaan, yang
dalam hal ini ialah Bank Danamon
Berdasarkan uraian latar
belakang yang telah dijelaskan,
diketahui bahwa tenaga penjual
memiliki peran penting terhadap
pertumbuhan bisnis Bank Danamon,
terutama pada Divisi Simpan Pinjam.
Namun seiring dengan berjalannya
waktu, Divisi Simpan Pinjam
mengalami penurunan kinerja dan
efektivitas namun jumlah
pertumbuhan kredit yang ditawarkan
mengalami peningkatan. Oleh karena
itu, penelitian ini mengangkat judul
“Analisis Kinerja Penjualan Dan
Dampaknya Terhadap Kinerja
Pemasaran(Studi Kasus Pada Bank
Danamon Simpan Pinjam Cluster
Surabaya 2).
Kerangka Teoritis Dan Hipotesis
Studi yang dilakukan oleh
Grant, et al. (2001), menyatakan
bahwa desain wilayah penjualan
merupakan elemen kunci yang
mampu mendorong atau memotivasi
tenaga penjualan untuk semakin
efektif dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab tenaga penjualan.
Oleh karena itu, pihak manajemen
harus tepat menentukan berapa jumlah
pelanggan bagi masing-masing tenaga
penjualan, tanggung jawab produk
dan wilayah geografis yang dicakup
(Baldauf, et al. 2001). Desain wilayah
penjualan yang buruk dapat menjadi
penghalang besar untuk meningkatkan
kinerja tenaga penjualan sehingga
desain wilayah penjualan merupakan
faktor penting dalam menghasilkan
tenaga penjualan yang mempunyai
kinerja yang baik (Babakus, et al.
1994).
H1 : Semakin tinggi kualitas desain
wilayah penjualan maka semakin
tinggi efektivitas kegiatan/aktivitas
tenaga penjualan pada Bank
Danamon Simpan Pinjam Cluster
Surabaya 2.
Menurut Baldauf, et al. (2001),
kemampuan tenaga penjual
merupakan ketrampilan yang
diperlukan dalam melakukan
presentasi penjualan, selanjutnya
dijelaskan bahwa kemampuan tenaga
penjualan dalam menjalankan
pekerjaannya dipengaruhi oleh
tingkah laku tenaga penjualan,
pelatihan, dan pengalaman yang
dimilikinya. Kohli (1998)
menerangkan bahwa aktivitas
penjualan akan lebih efektif bila
dilakukan oleh tenaga penjualan yang
lebih memiliki kemampuan dan
pengalaman.
4
H2 : Semakin tinggi tingkat
pengalaman menjual tenaga
penjualan maka semakin tinggi
kompetensi teknik tenaga penjualan
pada Bank Danamon Simpan
Pinjam Cluster Surabaya 2.
Aspek keahlian tenaga
penjualan dalam aktivitas penjualan
sebagai sebuah atribut dari tenaga
penjualan dihipotesakan pada
penelitian Crosby, et al. (1990)
mempunyai pengaruh positif terhadap
efektivitas peningkatan kinerja tenaga
penjualan. Hasil penelitian
menjelaskan perlu meyakinkan tenaga
penjualan mengenai pentingnya
keahlian tenaga penjualan dalam
aktivitas penjualan ke depan,
sementara memberi perhatian yang
cukup pada isu mutu keahlian tenaga
penjualan dalam aktivitas penjualan
(Keillor, et al. 1999). Oleh sebab itu,
menegaskan bahwa tenaga penjualan
yang memiliki keahlian tenaga
penjualan dalam aktivitas penjualan
yang bermutu akan dapat memberikan
kontribusi yang positif bagi kondisi
perusahaan untuk tetap bertahan dan
menghasilkan laba bagi perusahaan.
H3 : Semakin tinggi kompetensi
teknik tenaga penjualan maka
semakin efektif kegiatan/aktivitas
tenaga penjualan pada Bank
Danamon Simpan Pinjam Cluster
Surabaya 2.
Badger, et al. (2000)
menjelaskan bahwa keahlian dapat
mempermudah dan membentuk
sebuah pemahaman serta
implementasi atas hubungan strategi
antara perusahaan dengan
pelanggannya. Oleh sebab itu,
menegaskan bahwa tenaga penjualan
yang memiliki keahlian tenaga
penjualan dalam aktivitas penjualan
yang bermutu akan dapat memberikan
kontribusi yang positif bagi kondisi
perusahaan untuk tetap bertahan dan
menghasilkan laba bagi perusahaan.
H4 : Semakin tinggi kompetensi
teknik tenaga penjualan maka
semakin tinggi kinerja tenaga
penjual pada Bank Danamon
Simpan Pinjam Cluster Surabaya 2.
Sujan, et al. (1994)
menerangkan bahwa orientasi pada
keahlian tenaga penjualan dalam
aktivitas penjualan akan menyebabkan
kinerja tenaga penjualan diharapkan
berkembang cepat, sesuai dengan
harapan yang ingin dicapai. Kinerja
tenaga penjualan ditunjukkan dengan
efektivitas aktivitas penjualan yang
dilakukan oleh tenaga penjualan.
Pernyataan ini ditambahkan oleh
Baldauf, et al. (2001) yang
menyatakan bahwa intensitas aktivitas
tenaga penjualan yang semakin efektif
akan membantu tenaga penjualan
untuk dapat menyelesaikan setiap
tugas dan tanggung jawabnya sesuai
dengan target penjualan.
H5 : Semakin efektif
kegiatan/aktivitas tenaga penjualan
maka semakin tinggi kinerja tenaga
penjual pada Bank Danamon
Simpan Pinjam Cluster Surabaya 2.
Perilaku tenaga penjual adalah
aktivitas tenaga penjual yang
dibutuhkan dalam setiap proses
penjualan dan aktivitas yang berkaitan
dengan pembentukan hubungan
dengan pelanggan berkaitan dengan
kinerja tenaga penjual meliputi
pencarian peserta asuransi, pencarian
informasi, penjualan dan melayani
pelanggan (Brasher, et al., 1997, p.31).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa
5
aktivitas yang berkaitan dengan
penjualan dan melayani pelanggan
secara positif berpengaruh terhadap
kinerja tenaga penjual.
H6 : Semakin baik perilaku tenaga
penjual maka akan semakin baik
kinerja tenaga penjual pada Bank
Danamon Simpan Pinjam Cluster
Surabaya 2.
Melalui perencanaan kegiatan
penjualan tersebut, diharapkan tenaga
penjual dapat bekerjasama agar
supaya target penjualan dapat tercapai
(Baldauf dan Cravens, 2002, p. 1371).
Barker (1999, p. 101) menyatakan
bahwa perencanaan kegiatan
penjualan merupakan aktivitas yang
perlu dilakukan karena dapat
meningkatkan kinerja tenaga penjual.
Piercy, et al. (1997, p. 54)
menerangkan bahwa tenaga penjual
yang memiliki kinerja tenaga penjual
yang tinggi bila supervisor mampu
merencanakan strategi penjualan bagi
pelanggannya dan merencanakan
wilayah penjualan dan pelanggan,
merencanakan kunjungan penjualan
dan kegiatan harian bagi tenaga
penjual.
H7 : Semakin baik perencanaan
dan penyesuaian penjualan maka
akan semakin baik kinerja tenaga
penjual pada Bank Danamon
Simpan Pinjam Cluster Surabaya 2.
Morgan dan Piercy (1998,
p.194) mengatakan bahwa peran
supervisor untuk terlibat secara aktif
akan memberikan pengaruh positif
dalam interaksi yang terjadi dalam
perusahaan. Pernyataan ini dibuktikan
dalam penelitian yang dilakukan oleh
Piercyet al. (1997, p.52-54)
memberikan bukti empiris bahwa
pencapaian kinerja tenaga penjual
yang optimal tidak terlepas dari
keterlibatan manajer dalam
perencanaan strategi penjualan,
perencanaan wilayah dan memotivasi
tenaga penjual.
H8 : Semakin baik peran supervisor
maka akan semakin baik kinerja
tenaga penjual pada Bank
Danamon Simpan Pinjam Cluster
Surabaya 2.
Penelitian mengenai hubungan antara
kinerja tenaga penjual dengan kinerja
pemasaran masih jarang dilakukan
sehingga tidak ditemukan bukti
empiris mengenai bentuk hubungan
tersebut dan seberapa besar kontribusi
kinerja tenaga penjual dalam
meningkatkan kinerja pemasaran.
Berhrman dan Perreault (1982 dalam
Baldauf dan Cravens, 2002, p.1388)
mengatakan bahwa peningkatan
kinerja tenaga penjual akan
berdampak pada peningkatan
penjualan, peningkatan pangsa pasar
dan peningkatan kemampulabaan,
yang kesemuanya yaitu merupakan
indikator dari kinerja pemasaran.
Selain itu, dari penelitian Berhrman
dan Perreault (1982) tersebut
memberikan bukti empiris bahwa
kinerja tenaga penjual berpengaruh
terhadap kinerja pemasaran sehingga
semakin tinggi kinerja tenaga penjual
maka kinerja pemasaran, yang dilihat
dari dimensinya, akan mengalami
peningkatan juga.
H9 : Semakin baik kinerja tenaga
penjual maka kinerja pemasaran
akan semakin meningkat pada
Bank Danamon Simpan Pinjam
Cluster Surabaya 2.
Berdasarkan penjelasan di atas,
berikut adalah rerangka teori dari
penelitian ini:
6
Gambar 1 Kerangka Teori
Identifikasi Variabel dan Definisi
Operasional Variabel
Pada penelitian ini ada 9 (sembilan)
variabel yang dikelompokkan menjadi
3 bagian yaitu dependent variabel (Y),
variabel intervening (Z) dan
independent variabel (X). Kinerja
pemasaran adalah sebagai variabel
dependen (Y), efektivitas
kegiatan/aktivitas tenaga penjualan,
kompetensi teknik tenaga penjualan,
dan kinerja tenaga penjual adalah
sebagai variabel intervening (Z), dan
kualitas desain wilayah penjualan
(X1), tingkat pengalaman menjual
(X2), perilaku tenaga penjual (X3),
perencanaan dan penyesuaian
penjualan (X4), dan peran supervisor
(X5) adalah sebagai variabel
independen (X).
Pada kinerja pemasaran (Y),
indikator yang digunakan terdiri dari:
volume penjualan, tingkat
pertumbuhan penjualan dan
pertumbuhan pelanggan. Kemudian
pada variabel intervening, yang
pertama ialah Efektivitas
kegiatan/aktivitas tenaga penjualan
(Z1) menggunakan indikator yang
terdiri dari: kecepatan ketepatan
dalam kegiatan/aktivitas
mengumpulkan informasi, ketepatan
dalam kegiatan/aktivitas
mengumpulkan informasi, efektif
dalam kegiatan/aktivitas melakukan
kunjungan kepada konsumen, dan
efektif dalam kegiatan/aktivitas
pengaturan distribusi produk.
Selanjutnya variabel intervening
kedua, yakni kompetensi teknik
tenaga penjualan (Z2), menggunakan
indikator yang terdiri dari:
mengetahui keistimewaan produk
yang dipasarkan, mengetahui manfaat
produk yang dipasarkan, ketrampilan
dalam hal memasarkan produknya
kepada pembeli, dan Mempunyai
pengetahuan mengenai produk
pesaing. Pada variabel intervening
yang ketiga, yakni kinerja tenaga
penjual (Z3) indikator yang digunakan
terdiri dari kemampuan
mengidentifikasi pelanggan,
kemampuan penjualan, dan
kemampuan mengaplikasikan strategi
perusahaan.
7
Pada variabel independen,
yakni kualitas desain wilayah
penjualan (X1), menggunakan
indikator yang terdiri dari: jangkauan
pasar dalam wilayah penjualan,
kualitas dalam pemetaan pasar,
identifikasi pelanggan potensial pada
wilayah penjualan, dan tugas tenaga
penjualan pada wilayah penjualan.
Pada variabel tingkat pengalaman
menjual tenaga penjual (X2),
indikator yang digunakan untuk
menjelaskan variabel terdiri dari:
pengalaman adaptive selling dalam
proses penjualan, pengalaman dalam
modikasi presentasi penjualan, dan
pengalaman gagal/berhasil dalam
menjual. Selanjutnya pada variabel
perilaku tenaga penjual (X3),
menggunakan indikator yang terdiri
dari: orientasi pembelajaran,
keinginan tenaga penjualan untuk
meningkatkan kualitas diri,
komunikasi yang terjalin antar rekan
kerja, komunikasi yang terjalin antar
supervisor, komunikasi yang terjalin
antar pelanggan, dan kerja cerdas dan
keras yang ditunjukkan oleh tenaga
penjualan. Kemudian variabel
perencanaan dan penyesuaian
penjualan (X4), menggunakan
indikator yang terdiri dari:
perencanaan kunjungan penjualan,
perencanaan strategi penjualan, dan
perencanaan kegiatan harian tenaga
penjual. Variabel independen yang
terakhir, yakni peran supervisor (X5),
menggunakan indikator yang terdiri
dari: kemampuan memotivasi tenaga
penjualan, komitmen yang tinggi
terhadap kinerja penjualan, dan
kemampuan dalam penyusunan
strategi penjualan.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah Account Officer (AO) dari
Bank Danamon Simpan Pinjam
Cluster Surabaya 2 yang diketahui
jumlah keseluruhan Account Officer
(AO) dari Bank Danamon Simpan
Pinjam Cluster Surabaya 2 adalah
sebanyak 77 AO per Desember 2015.
Kemudian pada penentuan
menggunakan sampel purposive
sehingga diketahui jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebanyak 52 responden yang
merupakan Account Officer yang
umur kerjanya 6-12 bulan dan lebih
dari 1 tahun.
Teknik Analisis Data
Sebelum masuk ke tahap
analisis data penelitian, hasil
pengumpulan data yang diperoleh dari
kuesioner, dianalisis terlebih
menggunakan uji validitas dan
reliabilitas. Setelah melakukan
pengujian validitas dan reliabilitas,
langkah berikutnya ialah analisis
secara statistik deskriptif dan terakhir
melakukan analisis pengaruh setiap
variabel menggunakan analisis Partial
Least Square (PLS).
Hasil Penelitian
Analisis Deskriptif
Pada bagian ini akan diuraikan terkait
dengan deskriptif jawaban responden
berdasarkan hasil penyebaran
kuesioner yang telah diisi oleh
responden tersebut.
Analisis Deskriptif Kualitas Desain
Wilayah Penjualan
Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa setiap Account
Officer dalam melakukan desain
wilayah penjualan adalah dengan
8
melakukan pemetaan pasar terlebih
dahulu. Langkah tersebut dapat
mempermudah karyawan dalam
melakukan pemasaran karena dengan
pemetaan tersebut maka karyawan
akan mengetahu manakah pasar yang
berpotensi dan mana pasar yang akan
sulit dijangkau. Sehingga kegiatan
pemasaran yang dilakukan dapat lebih
efektif dan efisien.
Analisis Deskriptif Tingkat
Pengalaman Menjual
Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa sebagian besar
Account Officer dari Bank Danamon
Simpan Pinjam Cluster Surabaya 2
sering mengalami kegagalan dalam
melakukan pemasaran produk
perusahaan. Hal ini tentunya
memerlukan strategi pemasaran yang
efektif dan efisien supaya penjualan
yang dilakukan tidak lagi mengalami
kegagalan yang sama. Sebab, dalam
persaingan yang ketat seperti yang
terjadi saat ini, maka pemasar
memerlukan strategi yang kreatif dan
inovatif untuk dapat menarik
konsumennya.
Analisis Deskriptif Perilaku Tenaga
Penjual
Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa setiap tenaga penjual
yang ada di Bank Danamon Simpan
Pinjam Cluster Surabaya 2 memiliki
etos kerja yang tinggi dan kecerdasan
yang cukup untuk dapat memenuhi
target yang telah ditentukan.
Analisis Deskriptif Perencanaan
dan Penyesuaian Penjualan
Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwakegiatan pemasaran
yang dilakukan oleh Accaunt Officer
di Bank Danamon Simpan Pinjam
Cluster Surabaya 2 sudah cukup baik,
karena diawali dengan melakukan
sebuah perencanaan. Sehingga setiap
pemasar memiliki target pasar yang
jelas untuk dituju. Hal ini akan
menjadikan kemungkinan berhasil
dalam melakukan pemasaran lebih
besar karena sudah terencana dan
terstruktur sebelumnya.
Analisis Deskriptif Peran
Supervisor
Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa peran supervisor
yang ada di Bank Danamon Simpan
Pinjam Cluster Surabaya 2 cukup baik,
terlebih lagi peran supervisor telah
diakui oleh para stafnya bahwa
supervisor mampu menumbuhkan
semangat para tenaga pemasar dengan
cara memberikan memotivasi pada
para Account Officer. Motivasi ini
dirasa cukup penting untuk
memberikan dorongan semangat agar
para tenaga pemasar mampu bekerja
dengan baik.
Analisis Deskriptif Peran
Supervisor
Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa setiap tenaga penjual
rata-rata memiliki kemampuan
pengumpulan data dan informasi
terkait dengan pelanggan secara cepat.
Hal ini akan membantu para tenaga
penjual dalam mempercepat proses
dealing dalam kegiatan pemasarannya.
Sehingga target yang ditentukan
perusahaan pun juga dapat dipenuhi
dengan baik.
Analisis Deskriptif Kompetensi
Teknik Tenaga Penjualan
Berdasarkan hasil analisis
diketahuipara karyawan yang
menduduki posisi Account Officer di
Bank Danamon Simpan Pinjam
Cluster Surabaya 2 sudah memiliki
product knowledge terkait produk
perusahaan maupun produk-produk
pesaing di pasar. Sehingga para tenaga
9
pemasar akan mampu dengan baik
membaca pangsa pasar dan
melakukan penjualan produk
perusahaan dengan baik, sehingga
target yang ditentukan dapat terpenuhi
dengan baik.
Analisis Deskriptif Kinerja Tenaga
Penjual
Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa para Account Officer
di Bank Danamon Simpan Pinjam
Cluster Surabaya 2 telah memiliki
kemampuan yang baik dalam
mengidentifikasi pelanggan-
pelanggan yang potensial. Sehingga
pelaksanaan kegiatan pemasaran akan
menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.
Analisis Deskriptif Kinerja
Pemasaran
Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa setiap tenaga penjual
mampu memperoleh pertumbuhan
dalam setiap kegiatan penjualannya
dengansalah satu cara yang digunakan
adalah selalu memperoleh pelanggan
baru yang potensial untuk
meningkatkan nilai penjualannya.
Analisis Statistik Partial Least
Square
Evaluasi Outer Model
Gambar 2 Outer Model
Convergen Validity
Berdasarkan hasil pengujian
yang telah dilakukan diketahui bahwa
rata-rata pada masing-masing
indikator variabel penelitian memiliki
nilai loading faktor > 0,7. Namun,
dari sajian data di atas juga masih
terlihat ada beberapa indikator yang
memiliki nilai loading factor < 0,7.
Hal ini masih dapat ditoleransi sebab
menurut Hulland (1999) menjelaskan
bahwa nilai indicator reliability diatas
0,70 termasuk dalam kategori baik,
0,40 sampai 0,70 dianggap cukup.
Discrimant Validity
Berdasarkan hasil pengujian
yang telah dilakukan diketahui bahwa
indikator-indikator yang digunakan
dalam penelitian ini telah memiliki
discriminant validity yang baik dalam
menyusun variabelnya masing-masing.
Selain itu diketahui pula bahwa nilai
AVE semua variabel > 0,5. Diketahui
juga bahwa semua nilai korelasi lebih
kecil dari nilai akar AVE. Berdasarkan
hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa
setiap variabel telah memiliki
discriminant validity yang baik.
Composite Reliability
Berdasarkan hasil pengujian
yang telah dilakukan diketahui bahwa
nilai composite reliability semua
variabel penelitian > 0,7. Hasil ini
menunjukkan bahwa masing-masing
variabel telah memenuhi composite
reliability sehingga dapat disimpulkan
bahwa keseluruhan variabel memiliki
level internalconsistency reliability
yang tinggi.
Cronbach Alpha
Berdasarkan hasil pengujian
yang telah dilakukan diketahui bahwa
nilai cornbach alpha dari masing-
masing variabel peneliti > 0,6.
10
Sehingga hasil ini dapat menunjukkan
bahwa masing-masing variabel
penelitian telah memenuhi persyaratan
nilai cornbach alpha, sehingga dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan
variabel memiliki level
internalconsistency reliability yang
tinggi.
Evaluasi Inner Model
Gambar 3Inner Model
Uji Path Coefficient
Evaluasi path coefficient
digunakan untuk menunjukkan
seberapa kuat efek atau pengaruh
variabel independen kepada variabel
dependen. Berdasarkan hasil
pengujian yang ditunjukkan pada
Gambar 3, dapat disimpulkan bahwa
keseluruhan variabel dalam model ini
memiliki path coefficient dengan
angka yang positif. Hal ini
menunjukkan bahwa jika semakin
besar nilai path coefficient pada satu
variabel independen terhadap variabel
dependen, maka semakin kuat juga
pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen tersebut.
Uji Goodness of Fit
Berdasarkan pengolahan data
yang dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan program SmartPLS dan
hasil penilaian goodness of fit dengan
nilai Q square, menunjukkan besarnya
keragaman dari data penelitian yang
dapat dijelaskan oleh model penelitian
adalah sebesar 90,5%, sedangkan 9,5%
sisanya dijelaskan oleh faktor lain
yang berada di luar model penelitian
ini. Berdasarkan hasil tersebut, maka
model pada penelitian ini dapat
dinyatakan telah memiliki goodness of
fit yang baik.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian
ini dilakukan dengan melihat nilai t
hitung dan nilai p-value. Hipotesis
penelitian dapat dinyatakan diterima
apabila nilai p-value< 0,05 dan nilai t
hitung bernilai positif. Hasil uji
hipotesis disajikan pada Tabel 1
berikut:
Tabel 1 Hasil Uji Hipotesis
Hipotesi
s Pengaruh
t-
Hitung
P-
Value
Hasil
H1
Kualitas desain
wilayah penjualan =>
efektivitas
kegiatan/aktivitas tenaga
penjualan
2,530 0,01
2 Diterim
a
H2
Tingkat
pengalaman menjual =>
kompetensi
teknik tenaga penjualan
4,285 0,00
0
Diterim
a
H3
Kompetensi
teknik tenaga penjualan =>
efektivitas
kegiatan tenaga penjual
3,239 0,00
1
Diterim
a
H4
Kompetensi
teknik tenaga penjualan =>
kinerja tenaga
penjual
2,234 0,02
6
Diterim
a
H5
Efektivitas kegiatan/aktivit
as tenaga
penjual =>
kinerja tenaga
penjual
2,789 0,00
5
Diterim
a
H6
Perilaku tenaga penjual =>
kinerja tenaga
penjual
2,217 0,02
7
Diterim
a
H7 Perencanaan dan
penyesuaian
2,748 0,00
6
Diterim
a
11
penjualan =>
kinerja tenaga penjual
H8
Peran
supervisor =>
kinerja tenaga penjual
3,044 0,00
2
Diterim
a
H9
kinerja tenaga
penjual => kinerja
pemasaran
6,070 0,00
0 Diterim
a
Pembahasan
Pengaruh Kualitas Desain Wilayah
Penjualan Terhadap Efektivitas
Kegiatan/Aktivitas Tenaga
Penjualan
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis dengan menggunakan
program SmartPLS diketahuibahwa
terdapat pengaruh positif dan
signifikan dari kualitas desain wilayah
penjualan terhadap efektivitas
kegiatan/aktivitas tenaga penjualan.
Hasil tersebut menjelaskan ketika
seorang tenaga penjualan yaitu dalam
hal ini disebut dengan Account Officer
memiliki dan mampu membuat
rancangan atau desain wilayah
penjualan dengan baik, maka hal
tersebut akan mampu mempengaruhi
efektivitas kegiatan/aktivitas dari para
tenaga penjualan tersebut.
Pengaruh Tingkat Pengalaman
Menjual Terhadap Kompetensi
Teknik Tenaga Penjualan
Hasil analisis dari uji hipotesis
yang telah dilakukan dalam penelitian
ini menunjukkan bahwaterdapat
pengaruh yang positif dan signifikan
dalam pengaruh tingkat pengalaman
penjualan terhadap kompetensi teknik
tenaga penjual. Temuan tersebut
menjelaskan apabila tingkat
pengalaman menjual dari para
Account Officer Bank Danamon
Simpan Pinjam Cluster Surabaya 2
tinggi, maka akan mempengaruhi
tingkat kompetensi teknik dari para
tenaga penjual itu sendiri.
Pengaruh Kompetensi Teknik
Tenaga Penjualan Terhadap
Efektivitas Kegiatan/Ativitas
Tenaga Penjualan
Berdasarkan hasil uji hipotesis
yang telah dilakukan dalam penelitian
ini diketahui bahwaterdapat pengaruh
positif dan signifikan dari kompetensi
teknik tenaga penjual terhadap
efektivitas kegiatan tenaga penjualan.
Hal ini menjelaskan bahwa semakin
baik kompetensi teknik dari tenaga
penjual, akan memberikan dampak
pada tingginya efektivitas kegiatan
penjualan yang dilakukan oleh tenaga
penjual. Hasil ini juga dapat
menjelaskan bahwa semakin tinggi
tingkat kompetensi teknik tenaga
penjualan, maka kegiatan penjualan
yang dilakukan oleh tenaga penjual
juga akan semakin efektif.
Pengaruh Kompetensi Teknik
Tenaga Penjualan Terhadap
Kinerja Tenaga Penjual
Berdasarkan hasil uji hipotesis
yang telah dilakukan dalam penelitian
ini menunjukkan adanya pengaruh
yang positif dan signifikan dari
kompetensi teknik tenaga penjualan
terhadap kinerja tenaga penjual. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa semakin
baik kompetensi teknik tenaga
penjualan, maka akan memberikan
dampak yang positif pada kinerja
tenaga penjual. Kompetensi yang baik
tersebut akan mempengaruhi kualitas
kinerja dari tenaga penjual.Temuan
dalam penelitian ini juga menjelaskan
bahwa tingkat kemampuan tenaga
penjual dalam melakukan kegiatan
penjualan dapat menjadi faktor
12
penentu dari kinerja yang dimiliki
oleh tenaga penjual.
Pengaruh Efektivitas
Kegiatan/Aktivitas Tenaga
Penjualan Terhadap Kinerja
Tenaga Penjual
Hasil uji hipotesis yang telah
dilakukan menunjukkan
bahwaterdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari efektivitas
kegiatan/aktivitas tenaga penjualan
terhadap kinerja tenaga penjual.
Pernyataan tersebut menunjukkan
bahwa dengan semakin efektif
kegiatan/aktivitas yang dilakukan oleh
para tenaga penjualan, maka semakin
baik pula kinerja yang dimiliki oleh
setiap tenaga penjual. Hasil penelitian
ini juga menjelaskan bahwa
efektivitas dari setiap kegiatan
penjualan yang dilakukan oleh para
tenaga penjual akan memberikan
dampak yang besar bagi diri tenaga
penjual maupun bagi perusahaan
sendiri. Hal ini dapat terjadi karena
ketika kegiatan yang dilakukan oleh
tenaga penjual dinilai efektif, maka
hal tersebut menunjukkan bahwa
tenaga penjual telah mampu
melaksanakan tanggungjawabnya
sebagai tenaga penjual dengan baik.
Pengaruh Perilaku Tenaga Penjual
Terhadap Kinerja Tenaga Penjual
Berdasarkan hasil uji hipotesis
yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan adanya pengaruh yang
positif dan signifikan dari perilaku
tenaga penjual terhadap kinerja tenaga
penjual. Hal ini menunjukkan jika
perilaku yang ditunjukkan oleh tenaga
penjual selama melakukan kegiatan
penjualan baik, maka kinerja dari
tenaga penjual tersebut juga akan
dinilai baik. Namun sebaliknya, jika
perilaku tenaga penjual kurang baik,
maka akan mempengaruhi penilaian
terhadap kinerja tenaga penjual
tersebut juga kurang baik.Hasil
penelitian ini juga menjelaskan
bahwaperilaku tenaga penjual
merupakan segala aktivitas, sikap, dan
tindakan yang ditunjukkan oleh
tenaga penjual dalam setiap terjadinya
kegiatan penjualan terutama yang
berkaitan dengan pelanggan. Hal ini
dikarenakan pelanggan merupakan
faktor yang sangat sensitif, sebab
pelanggan merupakan penentu
keberhasilan dari kegiatan penjualan
yang sedang dilakukan.
Pengaruh Perencanaan Dan
Penyesuaian Penjualan Terhadap
Kinerja Tenaga Penjual
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis yang telah dilakukan
menunjukkan adanya pengaruh yang
positif dan signifikan dari
perencanaan dan penyesuaian
penjualan terhadap kinerja tenaga
penjual. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan semakin baiknya perencanaan
dan penyesuaian penjualan yang
dilakukan oleh tenaga penjual, akan
mempengaruh penilaian kinerja pada
tenaga penjual yang juga akan dinilai
semakin baik. Hasil penelitian ini juga
menjelaskan bahwa sangat penting
bagi setiap tenaga penjual memiliki
strategi dan perencanaan yang matang
untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
Terlebih lagi dengan adanya kondisi
yang menunjukkan bahwa konsumen
di pasar memiliki selera, keinginan,
dan kebutuhan yang berbeda-beda.
Sehingga menuntut setiap tenaga
penjual agar mampu memahami dan
memenuhi apa yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh pelanggan. Ketika
seorang tenaga penjual mampu
13
memenuhi hal tersebut, maka kegiatan
penjualan yang dilakukan akan
terbilang sukses sehingga kinerja yang
dimiliki dapat dinilai baik.
Pengaruh Peran Supervisor
Terhadap Kinerja Tenaga Penjual
Uji hipotesis yang telah
dilakukan oleh peneliti memperoleh
hasil yang menunjukkan
bahwaterdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari peran supervisor
terhadap kinerja tenaga penjual. Hal
ini menunjukkan ketika peran
supervisor semakin baik, maka peran
yang ditunjukkan tersebut akan
mampu meningkatkan kinerja tenaga
penjual.Adanya pengaruh yang
diberikan oleh supervisor terhadap
kinerja tenaga penjual karena
supervisor berperan sebagai pimpinan
dari tenaga penjual yang turut
menentukan strategi dan target yang
harus dijalani ataupun yang harus
dipenuhi oleh tenaga penjual.
Keterlibatan supervisor dalam
memimpin tenaga penjual merupakan
salah satu variabel yang
mempengaruhi interaksi dengan
tenaga penjual.
Pengaruh Kinerja Tenaga Penjual
TerhadapKinerja Pemasaran
Berdasarkan hasil uji hipotesis
yang dilakukan oleh peneliti diketahui
bahwaterdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari kinerja tenaga
penjual terhadap kinerja pemasaran.
Kondisi yang demikian ini dapat
terjadi karena kinerja pemasaran yang
baik merupakan dampak dari kinerja
tenaga penjual yang baik pula terkait
dengan kemampuannya dalam
memenuhi target-target yang telah
ditetapkan dalam kegiatan penjualan.
Semakin baik kemampuan tenaga
penjual dalam memenuhi target yang
ditetapkan perusahaan, maka kinerja
pemasaran juga akan turut terangkat
menjadi baik.
Kondisi yang demikian ini
juga dapat dikaitkan dengan tujuan
dilakukannya kegiatan penjualan yaitu
memperoleh profit atau laba. Setiap
perusahaan tentunya memiliki target
omset yang harus dipenuhi oleh
bagian penjualan sebagai lini yang
berkaitan dengan perolehan laba
melalui proses penjualan dalam
kegiatan penjualan yang dilakukan.
Ketika seorang tenaga penjual
dinyatakan memiliki kinerja yang,
maka tenaga penjual tersebut
memiliki kemampuan penjualan yang
baik sehingga mampu memenuhi
target yang ditetapkan perusahaan
dalam pemenuhan omset perusahaan.
Semakin besar tenaga penjual
memberikan kontribusi dalam
pencapaian target tersebut, maka
semakin baik pula penilaian kinerja
tenaga penjual tersebut oleh
perusahaan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang telah dilakukan,
kesimpulan dari penelitian ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Kualitas desain wilayah penjualan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kegiatan/
aktivitas tenaga penjualan pada
Bank Danamon Simpan Pinjam
Cluster Surabaya 2.
2. Tingkat pengalaman menjual
seorang tenaga penjualan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kompetensi
teknik tenaga penjualanpada
Bank Danamon Simpan Pinjam
Cluster Surabaya 2.
14
3. Kompetensi teknik tenaga
penjualan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kegiatan/
aktivitas tenaga penjualanpada
Bank Danamon Simpan Pinjam
Cluster Surabaya 2.
4. Kompetensi teknik tenaga
penjualan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja tenaga
penjual pada Bank Danamon
Simpan Pinjam Cluster Surabaya
2.
5. Efektivitas/aktivitas tenaga
penjualan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja tenaga
penjual pada Bank Danamon
Simpan Pinjam Cluster Surabaya
2.
6. Perilaku tenaga penjual
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja tenaga
penjual pada Bank Danamon
Simpan Pinjam Cluster Surabaya
2.
7. Perencanaan dan penyesuaian
penjualan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja tenaga
penjual pada Bank Danamon
Simpan Pinjam Cluster Surabaya
2.
8. Peran supervisor berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kinerja tenaga penjual pada Bank
Danamon Simpan Pinjam Cluster
Surabaya 2.
9. Kinerja tenaga penjual
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
pemasaran pada Bank Danamon
Simpan Pinjam Cluster Surabaya
2.
Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat
beberapa keterbatasan yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Lingkup responden yang menjadi
sampel penelitian yang cukup
kecil.
2. Terdapat kemungkinan responden
dalam melakukan pengisian
kuesioner secara tergesa-gesa
karena keterbatasan waktu yang
dimiliki.
3. Bank Danamon Simpan Pinjam
Cluster Surabaya 2 membawahi 9
unit kerja di wilayah Surabaya,
Gresik dan Lamongan sehingga
dalam penyebaran kuesioner
peneliti tidak bisa mengontrol
jawaban responden secara
langsung sehingga dimungkinkan
adanya blas di dalam pengisian
kuesioner.
4. Terjadi perubahan jumlah sampel
selama proses pengumpulan data
dari responden.
Saran
Adapun saran yang
direkomendasikan dari kesimpulan
penelitian ini ialah:
1. Pihak manajemen untuk dapat
lebih memperhatikan faktor-
faktor tersebut seperti faktor
kualitas desain wilayah penjualan,
faktor tingkat pengalaman
menjual, faktor perilaku tenaga
penjual, faktor perencanaan dan
penyesuaian penjualan, faktor
peran supervisor, faktor
efektivitas kegiatan/aktivitas
tenaga penjualan, faktor
kompetensi teknik tenaga
penjualan untuk bisa lebih efektif
dan efisien dalam melakukan
peningkatan kinerja tenaga
penjual maupun kinerja
pemasaran.
2. perusahaan juga tetap
memperhatikan dan melakukan
evaluasi terhadap masing-masing
15
indikator dalam variabel tersebut
dikarenakan hal terrsebut
mempengaruhi kinerja tenaga
penjual sehingga kedepan kinerja
tenaga penjual akan semakin
meningkat da secara otomatis
meningkatkan kinerja pemasaran
sesuai dengan apa yag diharapkan
perusahaan.
3. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa masih ada sekitar 10,3%
faktor-faktor lain, sehingga
diharapkan kepada penelitian
selanjutnya yang hendak
melakukan penelitian dengan
tema yang sama dapat
menggunakan atau menambah
variabel selain yang ada dalam
penelitian ini.
4. Sebagai ujung tombak perbankan,
tenaga penjual atau account
officer perlu mendapat perhatian
lebih dari pihak manajemen guna
menunjang implementasi strategi
pemasaran dan kebijakan yang
mendukung peningkatan kinerja
tenaga penjual (Account Officer)
seperti kecepatan proses,
kemudahan pengajuan kredit,
suku bunga yang kompetitif,
pelayanan yang baik sehingga
mampu bersaing dengan
kompetitornya baik Bank
Pemerintah, Bank Swasta, BPD,
BPR, dan lembaga keuangan
lainnya. Selain itu memberikan
pelatihan, pendidikan secara
berkala agar aktivitas/kegiatan
tenaga penjual, kompetensi
tenaga penjual, perilaku tenaga
penjual, perencanaan dan
penyesuaian penjualan tenaga
penjual, dan melakukan
monitoring dan controlling
terhadap semua aktivitas/kegiatan
tenaga penjualan agar semakin
efektif dan terarah sehingga
mendapatkan hasil sesuai dengan
target penjualan yang diharapkan
dan ditetapkan oleh manajemen,
memberikan remunerasi, sistem
reward dan punisment yang baik
sehingga akan meningkatkan
semangat dan kedisiplinan dalam
bekerja sehingga kedepan kinerja
tenaga penjual semakin
meningkat dan meningkatkan
kinerja pemasaran.
Daftar Pustaka
Anglina.Kenneth, Jeffrey J. Stolman,
James W. Gentry.
(1990).”The congruenceof
manager perception of
salesperson performance and
knowledge-Based measures
of adaptive selling”. Journal
of personal selling & sales
management Vol.X p.81-90.
Ariani Matius Maun. (2002).
Hubungan Organization
Learning, Informasi pasar,
Inovasi dan Kinerja Pasar.
Jurnal Sains Manajemen
Pemasaran Vol 1 No.2.
Arikunto, Suharsimi, 2002. ”Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek”, Rineka Cipta,
Jakarta
Astuti Wulandary, 2006. Analisis
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja
Tenaga Penjual Melalui
Kerja Cerdas Dan
Kemampuan Menjual Tenaga
Penjual Sebagai Intervening
Varibel (Studi Kasus Pada
Tenaga Penjual PT. Indo
Sunmotor Gemilang
Semarang). Program Studi
Magister Manajemen
16
Program Pasca Sarjana
Universitas Semarang.
Augusty Ferdinand. (2002). “Kualitas
Strategi Pemasaran: Sebuah
Strategi Pendahuluan “Jurnal
Sains Pemasaran Indonesia,
Vol. I, No.1, (Mei), p.107-
119.
Augusty Ferdinand, 2004.”Strategic
Selling In Management”
Research paper series. Seri
Penelitian Manajemen
No.03/Mark/2004.
Augusty Ferdinand, 2006.”Structural
Equation Modeling Dalam
Penelitian Manajemen:
Aplikasi Model-model rumit
dalam Penelitian untuk tesis
S-2 dan disertasi S-3”,
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Augusty Ferdinand, 2006. ”Metode
Penelitian Manajemen:
Pedoman Penelitian untuk
Penulisan Skripsi, Tesis dan
Disertasi Ilmu Manajemen”,
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Baldauf, Artur, Cravens, David W.
(2002).”The effect of
Moderators on the
Salesperson Behavior
Performance and Salesperson
outcome performance and
sales organization
effectiveness relationship.
(2002), European Journal of
Marketing, Vol.36 No.11/12
p.1367-1388.
Baldauf, Artur., Cravens, David W.
and Nigel F. Piercy. (2001),
“Examining Business
Strategy, Sales Management,
and Salesperson Antecedents
of Sales Organization
Effectiveness”, Journal of
Personal Selling and Sales
Management, Vol.XXI, No.2
(Spring), p.109-122.
Bank Indonesia, Perkembangan
Kredit UMKM & MKM,
(http:/www.bi.go.id/, diakses
tanggal 08 Agustus 2015).
Barker, Tansu A. (1999). ”Benchmark
of succesful sales force
performance” Canadian
Journal of Administrative
Science, 1999. Vol 16, No.2.
Beal, Reginald M. (2000).
“Competing Effectively :
Environmental Scanning,
Competitive Strategy and
Organizational Performance
in Small Manufacturing
Firms”, Journal of Small
Business Management,
Januari, pp.27-45.
Bhargava, M., Dubelaar, C. dan
Ramaswami. (1994).
“Reconciling Diverse
Measures of Performance : A
Conceptual Framework and
Test of a Methodology”,
Journal of Business
Research, Vol.31, pp.235-
246.
Boorom, Michael L., Jerry R. Goolsby
& Rosemary P. Ramsey
(1998). ”Relational Commu-
nication Traits and Their
Effect on Adaptiveness and
Sales Performance”, Journal
of the Academiy of Marketing
Science, Vo. 26, No.1, pp.16-
30.
Cross, James., Steven W. Hartley,
William Rudelius, and
Michael J. Vassey. (2001).
“Sales Force Activities and
Marketing Strategies In
Industrial Firms”, Journal of
personal Selling and Sales
17
Management, Vol.XXI,
No.3, (Summer), p.199-206.
Crosby, Lawrence A., Kenneth R,
Evans and Deborah Cowles.
(1990). “Relationship Quality
in Services Selling : an
Interpersonal Influence
Perspective”, Journal of
Marketing. Vol.54, p.68-81.
Covin, Jeffrey G. (1991).
“Enterpreneurial versus
Conservative Firms: A
Comperison of Strategies and
Performance”, Strategic
Management Journal,
Vol.10, pp. 75-87.
Covin, Jeffrey G dan Slevin, D. (1989).
“Strategic Management of
Small Firms in Hostile and
Begin Environments”,
Journal of Management
Studies,Vol.28, pp.439-462.
Day and Wensley. (1988).”Assessing
Advantage: A Framework for
Diagnosing Competitive
Superiority,” Journal of
Marketing, Vol. 52, April,
pp. 1-20.
Dian Imaya. (2005).”Analisis
Pengembangan profesionalis-
me tenaga penjualan (studi
emphiris pada PT. Coca-cola
Bottling Indonesia, Central
Java, Ungaran, Semarang)”,
Jurnal Sains Pemasaran
Indonesia Vol.IV
No.3hal.299-314.
Ellis, Brien & Anne Raymond.
(1993). “Sales force Quality:
A Framework for
Improvement”, Journal of
Business & Industrial
marketing, Vol. 8,No.3,
pp.17-27.
Ferdinand, Augusty, 2000.
Manajemen Pemasaran:
Sebuah Pendekatan
Strategik. Program Magister
Manajemen Universitas
Diponegoro.Semarang.
Fedinand, Augusty, 2002. Structural
Equation Modeling: Dalam
Pendekatan Manajemen.
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi
Analisis Multivariate Dengan
Sess. Cetakan keempat.
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam, 2008. Aplikasi
Analisis Multivariat dengan
Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Grant, Ken, dan David W Cravens.
(1999). ”Examining the
antecedents of sales
organization effectiveness:
an Australian study”.
European Journal of
Marketing Vol.33 No.9/10.
P.945-957.
Grant, Ken, David W Cravens,
George S.Low, William C.
Moncrief. (2001).“Therole of
Satisfaction with Territory
design on the motivation,
attitudes andwork outcomes
of salespeople,” Journal of
the Academy of Marketing
Science, Vol.29 No.2 p.165-
178.
Hair, Joseph. F.Rolph E. Anderson,
Ronald L. Tatham, William
C. Black., 1995.
“Multivariate Data Analysis
(Fourth. Ed). New Jersey:
Prentice Hall.
Handoko T. Hani, 1995. Manajemen
(Edisi Kedua), Yogyakarta:
18
BPFE (anggota IKAPI)
Gadjah Mada Press.
Indriyanto dan Supomo,
2002.“Metodologi Penelitian
Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen”. edisi Pertama,
Yogyakarta, BPFE.
Isidorus Edo Wiryawan, 2008.
Analisis Faktor-Faktor Yang
Menentukan Kinerja Selling-
In Dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Pemasaran
(Studi kasus pada CV.
Cahaya Mulia Lestari
Semarang). Program Studi
Magister Manajemen
Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro
Semarang.
JavabMehrobi, Kamran Noorbakhash,
Monir Shoja, Mohammad
Karim.(2012). “Impact of
Customer Orientation and
Sales Orientation on Sales
Performance in International
Market of Blehsafar
Country”, International
Journal of Bussines Social
Science, Vol. 3 No. 17.
Johnson YI. S. Wijaya.(2003).
“Analisis Model Efektifitas
dan Efisiensi Manajemen
Distributor”, Jurnal Sains
Pemasaran Indonesia, Vol II,
No.2, September 2003, hal
155-180.
Kajian Ekonomi Keuangan Regional
Propinsi Jawa Timur
Semester
I(http:/www.bi.go.id/id/Publi
kasi/kajian-
ekonomregional/jatim,
Diakses08 Agustus 2015).
Keats, B.W. dan Hitt, M.A. (1988). “
A Causal Model of Linkages
Among Environmental
Dimension, Macro
Organizational
Characteristics and
Performance”, Academy of
Management Journal, Vol.
31, No. 3, pp.570-598.
Keillor, B.D Parker R, S and
pettijohn, C.E. (1999).” Sales
force performance
satisfaction and aspects of
relational selling:
Implications for sales
manager’, Journal of
marketing practise, p.101 –
115.
Kohli, Ajay K, Tasadaduq A.
Shervani, and Goutam N.
Callagalla. (1998). “Learning
and Performance Orientation
of Salespeople : The Role of
Supervisors”, Journal of
Marketing Research.
Vol.XXXV.(May), p.267-
274.
Lee, J dan Miller D. (1996). “Strategy
Environment and
Performance in Two
Technological Contexts:
Contigency Theory in
Korea”, Organization
Studies, Vol.17, NO.5,
pp.729-750.
Li, Mingfang dan Simerly, R.L.
(1998). “The Moderating
Effect of Environmental
Dynamism on the Ownership
and Performance
Relationship”, Strategic
Management Journal,
Vol.19, pp.169-179.
Liu, Annie H dan Mark P.Leach.
(2001). ”Developing Loyal
Customer with a Value
Adding Sales Force:
Examining Customer
Satisfaction and The
19
Perceived Credibility of
Consultative sales people,
”Journal of Personal Selling
& Sales Management, Vol.2
(Spring), p.147-156.
Makarius, Bajari, 2006. “Analisis
Faktor-faktor yang
Berpengaruh Terhadap
Kinerja Tenaga Penjual
Untuk Meningkatkan Kinerja
Pemasaran”, Program Studi
Magister Manajemen
Program Pasca Sarjana
Universitas Semarang.
Plank, Richard E. & David A. Reid.
(1994). “The Mediating Role
of Sales Behaviour: An
Alternative Perspective of
Sales Performance and
Effectiveness”, Journal of
Personal Selling & Sales
Management, Vol.14, No. 3.
Piercy, N.F, Cravens, David W and
Morgan, N.A. (1997).
”Sourcess of effectiveness in
business to business sales
organization”. Journal of
Marketing Practice, Vol.3,
p.47-71.
Piercy, Nigel F., Cravens, David W.,
and Morgan, Neil A. (1999).
“Relationships Between
Sales Management Control,
Territory Design, salesforce
Performance and /sales
Organization Effectiveness”,
British Journal of
Management, Vol.10,
No.2,p.95-111.
Pilling, Bruce K. Naveen Donthu and
Steve Herson. (1999).
”Accounting for TheImpact
Of Territory Characteristic
on Sales Performance:
Relative Efficiency as a
Measure of Salesperson
performance”, Journal of
Personal Selling and Sales
Management, Vol.XIX,
No.2, (Spring), p.1-30.
Prastiwi, Wahyu Dyah. (2005),
”Analisis efektivitas
organisasi penjualan (Studi
pada Industri Farmasi di
Kota Semarang)”.Jurnal
Sains Pemasaran Indonesia,
Vol. IV No.2 hal.193-214.
Rentz, Joseph O., C David Shepherd,
Armen Taschian, Pratibha A.
Dabholkar, and Robert T
Ladd. (2002). “A Measuren
of Selling Skill: Scale
Development and
Validation”, Journal of
Personal Selling and Sales
Management, Vol.XXII,
No.1 (Winter), p.13-21.
Retno Mulatsih, 2010. “Studi Tentang
Kinerja Penjualan (Studi
Kasus Pada PT. Sinar Niaga
Sejahtera Area Distribusi
Jawa Tengah 1)”, Program
Studi Magister Manajemen
Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro
Semarang.
Sekaran Uma, 2006. Research
Methods for Business. Fourth
Edition. Jakarta: Salemba
Empat.
Sengupta, Sanjit., Robert E. Krapfel
and Michael A. Pusateri.
(2000). “An Empirical
Salesperson Effectiveness”,
Journal of Management, Vol.
XX,No.4 (Fall). P.253-261.
Setiawan, Andi. (2003). ”Analisis
Kinerja Tenaga Penjualan
Berdasarkan Sistem Kontrol
dan Sinergi aktivitas Tenaga
Penjualan (Studi Empiris
Tenaga Penjualan pada
20
Distributor Farmasi di Kota
Semarang)”, Jurnal Sains
Pemasaran Indonesia
Volume II, No.1, Mei 2003,
halaman 33-52.
Shoemaker, and Mark C. Johlke.
(2002). “An Examination of
the Antacedents of aCrucial
Selling Skill : Asking
Questions”, Journal of
Managerial Issues, VolXIV
No.1 p 118-131.
Siagian, Sondang P., 2008.
”Manajemen Sumber Daya
Manusia”, Bumi Aksara,
Jakarta.
Spiro, Rosann L. and Barton A.Weitz.
(1990). Adaptive Selling:
Conceptualization,
Measurement and
Nomological Validity”,
Journal of Marketing
Research. VI.XXVII,p.61-
69.
Sugiono, 2002. “Metode Penelitian
Bisnis, Penerbit CV.
Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian
Pendidikan, Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Jakarta: Alfabeta.
Sujan, Harish, and Nirmalya Kuman.
(1994). “Learning
Orientation, Working Smart
and effective Selling”,
Journal of Marketing, vol.58,
(July),p.34-52.
Weilbaker, Dan C. (1990). “The
Identification of selling
needed for missionary type
sales”. Journal of Personal
Selling and Sales
Management (Summer)
Vol.10, p.45-48.
Zoltners, Andris A dan Sally E.
Lorimer. (2000). “Sales
territory Alignment:
Anoverlooked productivity
tool”. Journal of Personal
Selling & Sales
Management,Vol.20 No.3.
p.139-150.