103
i ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI (Studi Komparasi Buku Pendidikan Agama Islam dan Kristen kelas XI Tingkat SMA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Oleh Sakbani 111-14-203 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITU AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

i

ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM

BUKU PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI

(Studi Komparasi Buku Pendidikan Agama Islam dan

Kristen kelas XI Tingkat SMA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh

Sakbani

111-14-203

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITU AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

Page 2: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

ii

Page 3: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

iii

ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM

BUKU PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI

(Studi Komparasi Buku Pendidikan Agama Islam dan

Kristen kelas XI Tingkat SMA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh

Sakbani

111-14-203

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITU AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

Page 4: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

iv

Page 5: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

v

Page 6: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

vi

Page 7: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

vii

MOTTO

Sesuatu yang tidak berguna adalah sesuatu yang tidak kita yakini

-Muhammad Abdillah bin Malik Al Andalusi-

أيها شهداء ب ٱلذين ي مين للا قو ول يجرمنكم شن ٱلقسط ءامنوا كونوا قو

أل تعدلوا ٱتقوا هو أقرب للتقوى و ٱعدلوا على إ ٱلل خبير بما ٱلل

٨تعملو

Artinya

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang

selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan

janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu

untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada

takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan (Q. S Al-Maidah: 8)

Page 8: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

viii

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini Kupersembahkan untuk:

1. Bapak Nur Aziz dan Ibu Saidah tercinta yang telah mendidik membimbing,

mencurahkan kasih sayang serta doanya. Terima kasih atas segala pengorbanan

dan kerja keras bapak ibu dalam membesarkanku, sejak dalam kandungan

hingga kini tumbuh dewasa.

2. Kakak-kakakku, mbak Siti Aisiyah, mbak Mutoh, mbak Musyawarah, mbak

Rochimah, serta mas Mustaqim yang selalu mendorong dan membantuku

untuk menyelesaikan studi.

3. Ibu Dra. Djamiatul Islamiyah, M. Ag yang senantiasa sabar memberikan

koreksi dan pengarahan hingga terselesaikanya penulisan skripsi ini.

4. Bapak guru SMA N 3 Salatiga yang telah mendukung dan memberikan

fasilitas dalam bentuk buku-buku “Pendidikan Agama dan Budi Pekerti”.

5. Sahabatku-sahabatku yang senantiasa memberikan masukan, saran, kritik, dan

motivasi untuk terus berkarya.

6. Teman-temanku seperjuangan serta Dewan Ustadz Pondok Pesantren

Hidayatul Mubtadiin Salatiga yang telah memberikan semangat dan dukungan

terhadap studi yang saya jalani.

7. Teman-teman posko 3 KKN IAIN Salatiga tahun 2018 yang telah memberikan

semangat dan motivasi.

8. Teman-teman PPL IAIN Salatiga di SMAN 3 Salatiga yang telah membantu

penulis mengumpulkan buku “Pendidikan Agama dan Budi Pekerti”.

Page 9: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

ix

KATA PENGANTAR

بسم ن ٱلل حم حيم ٱلر ٱلر

Puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,

hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Analisis Ketidakadilan Gender Dalam Buku Pendidikan

Agama Dan Budi Pekerti (Studi Komparasi Buku Pendidikan Agama Islam dan

Kristen Kelas X Tingkat SMA)“. Sholawa serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada insan mulia nan agung Nabi Muahmmad SAW, keluarga,

sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penyusun menyadari bahwa kemampuan yang penulis miliki masih terbatas,

sehingga dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kelemahan. Arahan

dan bimbingan dari berbagai pihak sangat membantu terselesaikanya skripsi ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Ibu Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi

5. Bapak dan ibu dosen serta karyawan IAIN salatiga yang telah memberikan

ilmu kepada penulis.

6. Bapak, ibu, dan saudara-saudara tercinta yang telah memberikan motivasi dan

semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa mendukung, membantu,

mendoakan serta menemani belajar di kampus.

8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materill dalam

penulisan skripsi ini.

Page 10: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

x

Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan, semoga Allo SWT

senantiasa memberikan balasan yang belipat ganda kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian tulisan ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

pada umumnya. Dengam keterbatasan wawasan dan kemampuan penulis, karya

ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya ini.

Salatiga, 5 Septembar 2018

Penulis

Sakbani

NIM. 11114203

Page 11: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

xi

ABSTRAK

SAKBANI, 2018. Analisis Ketidakadilan Gender dalam Buku Pendidikan Agama

dan Budi Pekerti ( Studi Komparasi Buku Pendidikan Agama Islam dan

Kristen Kelas XI di SMA). Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra. Djamiatul Islamiyah,

M. Ag.

Kata Kunci: Ketidakadilan Gender, Buku PAI, Buku PAK

Pendidikan agama bertujuan untuk mewujudkan manusia yang utuh dan

berkepribadian unggul, salah satunya diwujudkan dengan sikap meniadakan

ketidakadilan gender. Gender sendiri telah menjadi suatu permaslahan yang

cukup pelik dalam dunia pendidikan. Muatan ketidakadilan gender

dimungkinkan dapat ditemukan pada buku teks Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti.

Konsep gender adalah perbedaan sosial yang berpangkal pada perbedaan

jenis kelamin, dimana perbedaan sosial itu dibakukan dalam tradisi dan sistem

budaya masyarakat. Ketidakadilan gender adalah suatu sistem atau struktur yang

menempatkan laki-laki ataupun perempuan pada posisi yang tidak semestinya.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap konten ketidakadilan

gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

komparasi terhadap kedua buku tersebut

Penelitian dengan judul Analisis Ketidakadilan Gender dalam Buku

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (Studi Komparasi Buku Pendidikan Agama

Islam dan Kristen Kelas XI di SMA) adalah penelitian jenis kepustakaan atau

library research, data yang dipakai berupa data primer serta sekunder. Teknik

pengumpulan datanya berupa pemilahan berbagai dokumentasi dari sumber

primer dan sekunder, sedangkan metode analisis datanya berupa metode analisis

isi atau content analysis.

Hasil penelitian ini menyimpulkan antara lain: masih ditemukan muatan

dalam buku PAI maupun PAK kelas XI tingkat SMA, yang mengandung unsur

ketidakadilan gender, baik berupa gambar atau ilustrasi maupun yang berbentuk

redaksi kalimat. Dalam buku PAI sendiri ditemukan 7 konten ketidakadilan

gender yang tersebar dalam 7 tema, dengan rincian 4 berbentuk ilustrasi dan 3

berbentuk redaksi kalimat. Sedangkan dalam buku PAK, ditemukan 6 muatan

ketidakadilan gender yang tersebar kedalam 5 tema pembelajaran, dengan

rincian 5 berbentuk ilustrasi, dan sisanya berbentuk redaksi kalimat.

Page 12: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ........................................................................... i

LEMBAR BERLOGO IAIN .............................................................................. ii

HALAMAN SAMPUL DALAM .................................................................. .... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .................................................... vi

MOTO ................................................................................................................. vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix

ABSTRAK .......................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................ ................ 6

1. Manfaat teoritis ................................................................................. 7

2. Manfaat praktis.................................................................................. 7

E. Kajian Pustaka ......................................................................................... 8

Page 13: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

xiii

F. Definisi Operasional................................................................................ 10

G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 14

BAB II KERANGKA TEORI

A. Landasan Teori

1. Konsep sek dan gender...................................................................... 16

2. Konsep ketidakadilan gender ............................................................ 18

3. Upaya menuju kesetaraan dan keadilan gender ................................ 23

B. Gender dalam Perspektif Islam ............................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Sumber Data ............................................................................................ 30

B. Langkah-Langkah Penelitian .................................................................. 31

C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 31

D. Teknik Analisis Data ............................................................................... 32

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS

A. Identitas Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .................... 34

B. Identitas Buku Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti ................. 35

C. Latar Belakang dan Tujuan Penyusunan Buku ....................................... 36

D. Konten Materi ......................................................................................... 41

E. Paparan Data

1. Temuan muatan ketidakadilan gender

a. Temuan muatan ketidakadilan gender dalam buku pai ............... 61

b. Temuan muatan ketidakadilan gender dalam buku pak .............. 68

F. Analisis Data Muatan Ketidakadilan Gender .......................................... 72

Page 14: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

xiv

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................. 81

B. Saran ........................................................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

xv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Perbedaan antara gender dan seks ............................................. 20

2. Tabel 4.1 Paparan data muatan ketidakadilan gender dalam buku PAI .... 60

3. Tabel 4.2 Paparan data muatan ketidakadilan gender dalam buku PAK .. 68

Page 16: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tampilan depan buku PAI ................................................................ 34

Gambar 3.2 Tampilan depan buku PAK ............................................................... 35

Page 17: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

2. Lampiran 2 Daftar Nilai SKK

3. Lampiran 3 Lembar Bimbingan Skripsi

4. Lampiran 4 Riwayat Hidup Penulis

Page 18: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Wacana tentang gender telah menjadi sebuah diskursus yang hangat

dalam beberapa dekade dewasa ini. Diskursus gender merupakan pokok

masalah yang universal, dalam arti tidak hanya menjadi wacana bagi

kelompok atau golongan tertentu saja yang tersekat oleh batas geografis

maupun ideologis, melainkan menjadi sebuah topik global yang melintas

ruang dan waktu.

Kaitanya dengan relasi antara laki-laki dan perempuan, kesadaran

akan reformasi pola hubungan antar keduanya kearah yang lebih adil dan

bernuansa kesetaraan terus berlanjut serta tetap menjadi wacana yang menarik

untuk diperbincangkan (Nasution, 2002: 2). Sebab secara historis terungkap

adanya dominasi laki-laki terhadap perempuan dalam berbagai aspek

kehidupan.

Berawal dari sinilah kemudian timbul asumsi-asumsi tentang

ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan. Kaum hawa tidak pantas

memegang kekuasaan sebagaimana kaum adam dikarenakan perbedaan

secara biologis serta kemampuan keduanya, meskipun perbedaan itu

sebenarnya tidak serta merta menjadikan perbedaan peran, potensi bahkan

kesempatan dalam beragam aspek kehidupan.

Namun ketimpangan peran sosial berdasar gender itu tetap

dipertahankan dengan dalih doktrin agama. Agama dilibatkan untuk

Page 19: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

2

melestarikan sebuah kondisi dimana perempuan dipersepsikan tidak setara

dengan laki-laki (Umar, 1998 :97). Persepsi yang timpang ini lambat laun

mengakar kuat serta membudaya dalam komunitas umat manusia.

Budaya suatu masyakat atau negara akan disosialisakan serta

diwariskan, agar generasi selanjutnya memiliki cara berfikir, berperasaan dan

berperilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dianut (Muthali’in, 2001:

5). Selanjutnya, nilai-nilai budaya gender yang telah termanifestasi kedalam

cara berfikir, bersikap dan berperasaan yang tertanam dalam budaya nasional

secara otomatis akan disosialisasikan ke tengah-tangah masyarakat. Salah

satu institusi budaya yang melakukan sosialisasi secara masif adalah lembaga

pendidikan. Melalui rancang bangun kurikulum yang terwujud dalam

berbagai buku ajar, dapat dibaca dan dicermati ada tidaknya ketidakadilan

gender. Barangkal hal itu terjadi tanpa adanya kesengajaan. Namun jika tidak

ada yang memberi evaluasi, maka bukan tidak mungkin konstruk pemikiran

bias gender akan terus lestari dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Pada sisi yang lain, sekolah sebagai sebuah institusi edukasi

sekaligus budaya dalam penyelenggaraan pembelajaraanya terikat secara

ketat dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Pendidikan dan gender ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan,

karena kebutuhan belajar dasar dalam pelaksanaan pendidikan adalah

kebutuhan setiap manusia, baik laki-laki dan perempuan, dengan berbagai

tingkatan usia. Di sisi lain, pendidikan sebagai proses transformasi yang

dibangun atas budaya, bahasa dan nilai-nilai spiritualitas kelompok mampu

Page 20: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

3

mendorong pendidikan, keadilan sosial, perlindungan lingkungan, sistem

religius, politik dan sosial yang toleran, menerima nilai-nilai humanis dan hak

asasi manusia.( Remiswal, 2013: 20). Setidaknya ada tiga isu dalam

transformasi dan tuntutan global yaitu isu demokrasi, hak asasi manusia dan

gender. Pendidikan tidak hanya sekedar proses pembelajaran tetapi

merupakan salah satu “narasumber” bagi segala pengetahuan karenanya ia

instrument aktif transfer nilai termasuk nilai yang berkaitan dengan ketiga isu

tersebut. (Muthali’in, 2001: 1). Maka sangat wajar jika pendidikan menjadi

sebuah instrument sosialisasi kebudayaan yang berlangsung secara formal,

termasuk di sekolah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya menjawab isu

tersebut melalui kebijakan perubahan kurikulum dan tinggal bagaimana

implementasi dalam bahan ajar terutama isu gender meskipun pada

kenyataannya masih membawa dampak bias gender dalam masyarakat yang

berakibat pada kurang optimalnya pembangunan sumber daya manusia yang

unggul di segala bidang tanpa memandang jenis kelamin. (Muawanah, 2009

:53).

Keadilan dan kesetaraan merupakan ide pokok, tujuan dan misi

utama peradaban manusia untuk mencapai kesejahteraan, membangun

keharmonisan kehidupan bermasyarakat, bernegara serta membangun

keluarga berkualitas. Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-

laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai

manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik,

Page 21: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

4

hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan

nasional serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. Keadilan

gender adalah suatu perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki.

Perbedaan biologis tidak bisa dijadikan dasar untuk terjadinya diskriminasi

mengenai hak sosial, budaya, hukum dan politik terhadap satu jenis kelamin

tertentu. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban

ganda, subordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan maupun

laki-laki. Terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender, ditandai dengan tidak

adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki dan dengan demikian

mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi dan kontrol atas

pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil dari

pembangunan.

Dalam memenuhi kesetaraan dan keadilan gender diatas, maka

pendidikan perlu memenuhi dasar pendidikan yakni menghantarkan setiap

individu atau rakyat mendapatkan pendidikan sehingga bisa disebut

pendidikan kerakyatan. Adapun ciri-ciri kesetaraan gender yang harus ada

dalam pendidikan menurut penulis adalah sebagai berikut:

1. Menerapkan perlakuan dan kesempatan yang sama dalam pendidikan pada

setiap jenis kelamin dan tingkat ekonomi, sosial, atau perbedaan lainnya

yang ada pada anak didik.

2. Memberikan mata pelajaran yang sesuai dengan bakat dan minat setiap

individu.

Page 22: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

5

3. Pendidikan harus menyentuh kebutuhan dan relevan dengan tuntutan

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Setiap anak didik dalam pendidikannya sebisa mungkin diarahkan agar

mendapatkan kualitas sesuai dengan taraf kemampuan dan minatnya.

Ketidakadilan gender dapat dilihat dalam buku bacaan wajib di

sekolah, yang sebagian besar mentransfer nilai atau norma gender yang

berlaku dalam kebudayaan masyarakat. Artinya, sistem nilai gender akan

berpengaruh pada kehidupan sistem sosial di sekolah. (Muawanah, 2009: 54).

Ketidakadilan gender yang terdapat dalam buku teks atau bahan ajar

dapat ditemukan dalam berbagai mata pelajaran di sekolah, termasuk mata

pelajaran agama. Pendidikan agama yang merupakan instrumen transfer nilai-

nilai agama sesuai dengan doktrin yang termaktub dalam kitab suci haruslah

menanamkan nilai keadilan, demokrasi dan menyeluruh dalam berbagai aspek

kehidupan.

Berangkat dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk

menganalisis muatan ketidakadilan gender pada pendidikan Agama Islam dan

Kristen. Analisis dilakukan berdasarkan buku teks siswa mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Kristen kurikulum 2013 kelas XI tingkat SMA.

Dengan demikian penulis mengangkat “Analisis Ketidakadilan Gender Dalam

Buku Teks Pendidikan Agama Dan Budi Pekerti (Studi Komparasi Buku

Pendidikan Agama Islam dan Kristen kelas XI Tingkat SMA).

Page 23: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

6

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka pertanyaan

penelitian tersebut, sebagai berikut:

a. Bagaimana konsep gender dan ketidakadilan gender?

b. Bagaimana komparasi ketidakadilan gender antara buku “Pendidikan

Agama Islam Dan Budi Pekerti” dengan buku “Pendidikan Agama Kristen

dan Budi Pekerti “ kelas XI tingkat SMA?.

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan konsep gender dan ketidakadilan gender.

b. Mengetahui komparasi ketidakadilan gender antara buku “Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti dengan buku “Pendidikan Agama Kristen

dan Budi Pekerti “ kelas XI tingkat SMA.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian berjudul “Analisis Ketidakadilan Gender dalam

Buku Teks Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (Studi Komparasi Buku

Pendidikan Agama Islam dan Kristen Kelas XI Tingkat SMA) ini akan

memberikan beberapa kegunaan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Secara Teoritis-Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan yang

mendalam tentang gender dan ketidakadilan gender, sehingga ada konsep

Page 24: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

7

yang jelas dalam materi buku ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti serta Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti yang mampu

mengakomodasi konsep keadilan gender demi menjaga dan memelihara

keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa melalui

pendidikan agama.

b. Secara Praktis.

Temuan penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan

sumber masukan khususnya:

1. Bagi Tenaga Pendidik.

Penelitian ini akan menjadi paradigma baru bagi para pendidik

supaya lebih sadar bahwa semua anak mempunyai hak dan kesempatan

yang sama untuk mengakses pendidikan guna mengembangkan potensi

yang dimiliki sejak lahir tanpa adanya diskriminasi dengan dasar

apapun seperti perbedaan jenis kelamin, dan latar belakang sosial anak

2. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

bagi pemerintah khususnya terkait kebijakan pengadaan buku ajar yang

muatanya lebih berbasis pada keadilan atau kesetaraan gender pada di

tingkat SMA /MA.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi

peneliti berikutnya yang ingin mengkaji lebih mendalam atau dengan

Page 25: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

8

tujuan Verifikasi sehingga dapat memperkaya temuan-temuan penelitian

baru.

E. Kajian Pustaka.

Berdasarkan penelusuran peneliti tentang fokus penelitian yang akan

dilakukan, peneliti menemukan beberapa penelitian yang masih memiliki

keterkaitan dengan judul “ Ketidakadilan Gender dalam Buku Pendidikan

Agama” yang bersifat literatur atau kepustakaan (library research) yang

membahas mengenai ketidakadilan gender, baik berasal dari jurnal

pendidikan, skripsi maupun tesis. Adapun penelitian terdahulu yang penulis

temukan sebagai berikut:

Hidayat dalam judul Bias gender dalam buku Bahasa Arab untuk

tingkat madrasah Tsanawiyah. Penelitian ini menemukan adanya muatan bias

gender dalam penjelasan buku teks tersebut.

Nurfadhlina pernah melakukan penelitian dalam judul Bias Gender

Dalam Buku - Buku Teks Pendidikan Agama Islam (Analisis Konten Pada

Buku-Buku Teks Pendidikan Agama Islam Kelas XII SMA/SMK pada tahun

2016. Tesis ini menyimpulkan bahwa: 1) Gender merupakan cara pandang

yang membedakan laki-laki dan perempuan melalui proses sosial dan budaya

yang dikonstruksikan oleh manusia, Gender juga tidak bersifat menetap dan

bukan kodrat Tuhan. Sementara bias gender adalah mengunggulkan salah

satu jenis kelamin dalam kehidupan sosial atau kebijakan publik. Begitu juga

dalam pendidikan. 2) Bahwa buku teks merupakan salah satu sumber belajar

Page 26: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

9

dan bahan ajar yang banyak digunakan dalam pembelajaran. Sementara buku

teks pelajaran pendidikan Agama Islam adalah buku yang dijadikan pegangan

siswa pada jenjang tertentu sebagai media pembelajaran (instruksional) yang

berkaitan dengan studi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mencakup

beberapa standar kompetensi atau kompetensi Inti dan kompetensi dasar yang

telah ditetapkan. 3) Dalam buku teks pendidikan agama Islam untuk kelas XII

MA/SMA/SMK/MAK masih ditemukan adanya bias-bias gender, baik dari

segi gambar ilustrasi yang ditampilkan, dalil-dalil yang digunakan, dan pada

konten isi materi. namun demikian masih dalam taraf kewajaran sehingga

menurut penulis kedua buku ini masih layak dan tepat digunakan siswa

sebagai buku pegangan.

Zeni dalam judul Analisis Teks Buku Pendidikan Agama Islam Untuk

SMA kelas X: Perspektif Kesetaraan Gender. Dalam penelitian ini berhasil

memperoleh temuan adanya muatan kesetaraan gender di dalam penjelasan

buku teks PAI karya Syamsuri, tapi sekaligus terdapat bias didalamnya

karena adanya perbedaan arketip spiritual dan arketip pernikahan. Bentuk

muatan nilai kesetaraan yang dirumuskan antara lain. Penggunaan kata

muslim/muslimah, siswa/siswi, mukmin/mukminah dalam penjelasan;

beberapa gambar menunjukkan adanya potensi yang sama antara laki-laki dan

perempuan dalam memperoleh prestasi; beberapa rumusan yang tidak

mengarah pada diskriminasi gender seperti jenis kelamin Tuhan dan malaikat,

proses biologis manusia, serta kesempatan pendidikan bagi perempuan.

Sedangkan bias gender didalamnya dirumuskan dengan kualitas maskulin

Page 27: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

10

yang ditampilkan dengan frekuensi yang lebih banyak dan pembagian peran

publik yang lebih banyak bagi laki-laki serta domestik bagi perempuan.

Dari beberapa penelitian yang telah dipaparkan diatas, jika ditelaah

secara cermat, maka akan ditemukan beberapa persamaan, diantaranya dalam

metodologi penelitian yang digunakan oleh Zeni dan Nurfadhlina, keduanya

menggunakan metode kualitatif dengan model library research. Selain itu

kedunya juga berusaha membedah bagaimana muatan gender yang terdapat

pada buku ajar PAI. Disisi lain nampak perbedaan dari fokus kajian yang

diteliti, dimana Zeni berfokus pada kesetaraan gender, sedangkan Nurfadhlina

meneliti bias gender sebagai fokus kajianya.

Perbedaan penelitian yang disebutkan diatas dengan penelitian

penulis, yaitu terletak pada objek yang dikaji, dimana penelitian terdahulu

secara garis besar masih membahas bias gender dalam buku Pendidikan

Agama Islam, dengan objek kajian buku Teks siswa kelas X, sedangkan

penulis mengkaji ketidakadilan gender. Kemudiaan, titik fokus yang diteliti

berkonteks islam, sedangkan penulis tidak hanya untuk konteks islam saja.

Dengan demikian masih ada ruang bagi peneliti untuk membahas isu lain

yakni ketidakadilan gender secara lebih spesifik dan terfokus pada komparasi

buku Pendidikan Agama Islam dan Kristen kelas XI.

F. Definisi Operasional.

Dalam penelitian sangat diperlukan definisi operasional untuk

menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda, maka peneliti bermaksud

Page 28: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

11

menjelaskan istilah-istilah di dalam judul penelitian ini. Istilah-istilah yang

harus penulis jelaskan, yaitu sebagai berikut:

1. Gender.

Kata gender belum masuk dalam perbendaharaan KBBI, tetapi

istilah tersebut sudah lazim digunakan, khususnya di kantor Menteri

Negara Pemberdayaan Perempuan dengan istilah “gender”. Gender

diartikan sebagai interpretasi mental kultural terhadap perbedaan kelamin

yakni laki-laki dan perempuan, serta untuk menunjukan pembagian kerja

yang dianggap tetap bagi keduanya (Maslikah dkk, 2012 : 2). Sementara

pengertian gender secara etimologis berasal dari kata gender yang berarti

jenis kelamin (Shadily, 2001: 272.). Sedangkan menurut Fatima gender

adalah “the term referred to the grammatical categories that indexed sex

in the structure of human languages and refer to the construction of the

categories ‘masculine’ and ‘feminine’ in society”. (Sadiqi, 2003: 20). Atau

dengan kata lain gender adalah istilah yang secara tata bahasa mengacu

pada penunjukan jenis kelamin dalam struktur bahasa manusia dan

penunjukkan pada sifat laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Dari

beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa gender merupakan

perbedaan jenis kelamin yang bukan disebabkan oleh perbedaan biologis

dan bukan kodrat Tuhan, melainkan diciptakan baik oleh laki-laki maupun

perempuan melalui proses sosial budaya yang panjang.

Page 29: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

12

2. Ketidakadilan Gender.

Faqih mendefinisikan bahwa ketidakadilan gender adalah suatu

sistem atau struktur yang menempatkan laki-laki ataupun perempuan pada

posisi yang tidak semestinya (Faqih dalam Maslikah, 2012: 22).

3. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam merupkan upaya dalam memberikan

bimbingan agama islam atau ajaran islam dan nilai-nilainya agar menjadi

pandangan dan sikap hidup seseorang. Pada pengertian ini terwujud dua

hal yakni (1) segenap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk membantu

peserta didik dalam menanamkan atau menumbuh kembangkan agama

islam dan nilai-nilainya untuk dijadikan sebagai pandangan hidup yang

diwujudkan dalam sikap dan dikembangkan dalam ketrampilan hidupnya

sehari-hari, (2) segenap fenomena peristiwa perjumpaan antara dua orang

atu lebih yang dampaknya ialah tertanamnya ajaran islam dan nilai-

nilainya pada salah satu atau beberapa pihak (Muhaimin, 2005:7-8).

4. Pendidikan Agama Kristen.

Pendidikan Agama Kristen merupakan wahana pembelajaran yang

memberikan fasilitas kepada siswa untuk mengenal Allah Tritunggal

melalui karyan Nya dan mewujudkan pengenalanya melalui sikap hidup

yang mengacu pada nilai-nilai kristiani. Melalui pendidikan agama kristen,

siswa diharapkan dapat mengalami perjumpaan dengan Tuhan yang

dikenal, dipercaya dan diimaninya. Pembelajaran pendidikan agama

Page 30: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

13

kristen bersumber dari Alkitab, yang diharapkan dapat memperteguh iman

siswa kepada Tuhan, memiliki budi pekerti luhur, menghormati sesama

manusia dan ciptaan Tuhan yang lain (Supit, dkk, 2014 : vii).

Sedangkan hakikat Pendidikan Agama Kristen menurut hasil

lokakarya strategi PAK di Indonesia pada tahun 1999 adalah suatu usaha

yang dilakukan secara terncana dan berkelanjutan dalam rangka

mengembangkan kemampuan siswa agar dengan pertolongan Roh Kudus

dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah dalam diri Tuhan

yesus kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap

sesama dan lingkungan hidupnya (Supit, dkk, 2014 :vii).

5. Buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Buku teks merupakan buku yang berisi tentang uraian materi

bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi

berdasarkan orientasi pembelajaran, perkembangan siswa, untuk

diasimilasikan. Buku tersebut dipakai untuk sarana belajar siswa dalam

kegiatan pembelajaran disekolah (Luwihta, 2016 :18). Dalam

Permendiknas nomor 2 tahun 2008 pasal 1 dijelaskan bahwa “buku teks

adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar

dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, ahlak mulia,

kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan

kepekaan, dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan

kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan”.

Page 31: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

14

Selanjutnya mengenai pendidikan agama dalam PP no 55 tahun

2007 telah dijelaskan bahwa pendidikan agama merupakan pendidikan

yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan

ketrampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaranya, yang

dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran atau kuliah pada

semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

G. Sistematika Penulisan.

Untuk dapat melakukan pembahasan yang sistematis, maka peneliti

menggunakan sistematika sebagai berikut:

Bagian awal berisi sampul, halaman judul, halaman persetujuan,

halaman pengesahan, pernyataan keaslian, motto, persembahan, kata

pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan abstrak yang memuat tentang uraian

singkat yang dibahas dalam skripsi.

Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab pertama berisi

pendahuluan. Pada bab pendahuluan, pertama-tama dipaparkan konteks

penelitian yang mengungkapkan berbagai permasalahan yang diteliti sehingga

diketahui hal hal yang melandasi munculnya fokus penelitian yang akan

dikaji dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang membantu proses penelitian.

Dalam bab ini, tujuan merupakan arah yang akan dituju dalam penelitian

kemudian dilanjutkan manfaat penelitian yang menjelaskan kontribusi apa

yang akan diberikan setelah selesai penelitian baik secara teoritis maupun

Page 32: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

15

praktis serta uraian tentang metodologi penelitian, kajian pustaka, definisi

operasional dan sistematika pembahasan.

Bab kedua berisi tentang pengertian gender dan ketidakadilan

gender.

Bab ketiga berisi tentang gambaran umum buku Pendidikan Agama

dan Budi Pekerti tingkat SMA yang terdiri dari identitas buku, latar belakang

dan tujuan penyusunan buku, serta konten materi.

Bab keempat berisi paparan data dan analisis terkait muatan

ketidakadilan gender dari buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti yang

meliputi agama Islam dan Kristen.

Bab kelima berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran,

serta pada bagian akhir dilengkapi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 33: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Konsep Seks dan Gender.

Banyak orang awam yang sering mencampur adukkan antara konsep

seks dengan gender sebagai sesuatu yang sama, padahal keduanya sangat jauh

berbeda. Pemahaman dan pembedaan terhadap kedua konsep tersebut sangat

diperlukan dalam melakukan analisis guna memahami problem-problem

ketidakadilan gender yang sering menimpa kaum perempuan.

Kata seks berasal dari bahasa Inggris sex, yang berarti jenis kelamin

(Shadily, 1983: 211). Pengertian jenis kelamin merupakan pensifatan atau

pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang

melekat pada jenis kelamin tertentu, misal laki-laki yang memiliki jangkung

dan mereproduksi sperma. Sedangan perempuan adalah jenis manusia yang

memiliki alat repoduksi seperti rahim, dan saluran melahirkan. Alat-alat

tersebut secara biologis melekat pada manusia jenia sperempuan dan laki-laki

selamanya. Artinya secara biologis alat-alat tersebut tidak dapat

dipertukarkan.

Gender secara konseptual menurut Faqih adalah sebuah sifat yang

melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara

sosial maupun kultural dan sangat mungkin terjadi perubahan ciri dari sifat

laki-laki dan perempuan dari waktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat

yang lain (Faqih dalam Maslikhah, 2012: 9). Misal perempuan cenderung

dikenal lemah lembut, cantik, dan keibuan. Sementara laki-laki dipersepsikan

Page 34: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

sebagai sosok yang kuat, rasional dan perkasa. Ciri-ciri tersebut merupakan

sifat yang dapat dipertukarkan, artinya ada laki-laki yang lemah lembut, serta

ada pula perempuan yang bersifat perkasa. Secara garis besar konsep gender

adalah menyangkut semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat laki-laki

dan perempuan, yang dapat berubah dari waktu-kewaktu serta berbeda dari

tempat-ketempat lainya.

Gender membangun sifat biologis, dari yang tadinya bersifat alami,

kemudian melebih-lebihkanya, dan pada akhirnya menempatkanya pada

posisi yang tidak relevan. Semisal, sama sekali tidak ada alasan biologis yang

dapat menjelaskan mengapa para perempuan harus berlenggok dan para lelaki

harus membusungkan dada, mengapa perempuan harus memakai kutek di

kakinya sementara laki-laki tidak. Masyarakat beranggapan bahwa jika

gender diwariskan melalui praktek pengasuhan anak, maka hal tersebut

bersifat sosial, sedangkan kelamin atau seks diwariskan atau langsung

diturunkan secara biologis.

Berikut adalah tabel perbedaan antara gender dan seks (Maslikhah

dkk, 2012: 21).

Tabel 2.1

Seks Gender

Bersifat kodrat

Tidak dapat berubah

Berlaku sepanjang zaman

Tidak dapat ditukar

Ciptaan Tuhan

Tidak bersifat kodrat

Dapat berubah

Tergantung waktu dan budaya

Dapat ditukar

Buatan manusia

Page 35: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

B. Ketidakadilan Gender.

Perbedaan gender sering menimbulkan masalah ketidakadilan gender

(gender inequalities) baik bagi kaum laki-laki dan perempuan. Ketidakadilan

gender merupakan sistem dan struktur dimana keduanya sama-sama menjadi

korban dari sistem tersebut (Faqih dalam Maslikhah dkk, hal 12). Adapun

berbagai macam manifestasi ketidakadilan tersebut adalah terjadinya

marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan

tidak penting dalam pengambilan keputusan politik, pembentukan stereotype

atau pelabelan negatif, kekerasan (violence), beban kerja lebih panjang dan

lebih banyak (burden), serta sosialisasi ideologi nilai peran gender. Dari

berbagai manifestasi ketidakadilan, masing-masing tidak dapat dipisahkan

satu dengan yang lainya saling berkaitan dan saling mempengaruhi.

Misalnya, jika kita mau menyoroti masalah marginalisasi ekonomi kaum

perempuan hal ini terjadi karena ada stereotype tertentu atas diri kaum

perempuan dan hal ini dapat memicu adanya subordinasi, kekerasan terhadap

perempuan, yang akhirnya menjadi sebuah keyakinan, ideologi dan visi kaum

perempuan sendiri.

Peran gender (gender role) sebagai ketentuan sosial, yang oleh

masyarakat diyakini sebagai sebuah kodrat menyebabkan ketimpangan sosial

yang bersumber dari perbedaan peran gender. Masyarakat perlu mendapatkan

pemahaman yang memadai, sehingga mereka dapat membedakan antara

kodrat dan konstruksi sosial. Adanya ketidakadilan gender ini disebabkan

oleh perilaku dan perlakuan sosial seperti marginalisasi perempuan,

Page 36: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

penempatan perempuan pada marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan

terhadap perempuan dan beban kerja majemuk yang tidak proposional (Faqih,

dalam Maslikah: 12).

1. Marginalisasi Perempuan.

Marginalisasi secara umum berarti proses penyingkiran.

Menurut seorang ahli sosiologi Inggris, Alison scoot terdapat beragam

bentuk marginalisasi, diantaranya; (1) proses pengucilan, perempuan

dikucilkan dari kerja upahan, atau jenis kerja tertentu, (2) proses

pergeseran perempuan kepinggiran (margins) dari pasar tenaga kerja,

yaitu berupa kecenderungan bekerja pada jenis pekerjaan yang memiliki

hidup yang tidak stabil, upahnya rendah, dinilai tidak atau kurang

terampil, (3) proses feminisasi atau segregasi, pemusatan perempuan

pada jenis pekerjaan tertentu (feminisasi pekerjaan), atau pemisahan yang

semata-mata dilakukan oleh perempuan saja atau laki-laki saja, (4) proses

ketimpangan ekonomi yang mulai meningkat yang merujuk diantaranya

perbedaan upah (Saptari dan Holzner dalam Maslikah dkk, 2012: 13).

Marginalisasi kaum perempuan tidak saja terjadi di tempat kerja,

namun sering terjadi juga dalam rumah tangga, masyarakat atau kultur

tertentu dan bahkan negara. Misalkan marginalisasi dalam keluarga

dalam bentuk diskriminasi fasilitas, kesempatan dan hak-hak yang

diperoleh antara anak laki-laki dan perempuan. selain itu marginalisasi

juga sering diperkuat oleh adat istiadat maupun tafsir keagamaan.

Page 37: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

2. Subordinasi dalam Gender.

Munculnya anggapan bahwa perempuan itu irrasional ataupun

emosional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin, sehingga

memunculkan sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang

tidak penting. Subordinasi pada perempuan khususnya secara meluas

terjadi dalam lapisan masyarakat, di Jawa misalnya perempuan tidak

perlu sekolah tinggi-tinggi, karena pada akhirnya akan ke dapur juga

potensi perempuan sering dinilai tidak fair oleh sebagian besar

masyarakat. Sehingga sangat sulit bagi perempuan untuk menembus

posisi strategis dalam komunitas terutama yang berhubungan dengan

peran pengambilan keputusan. Jika ada perempuan yang mampu

menempati posisi tersebut tentu dia telah melalui kompetisi yang sangat

ketat dan perjuangan yang sangat panjang. Hal in terutama terjadi di

masyarakat bawah dan kalangan yang kurang berpendidikan.

Lain halnya kalau yang mengalami hal tersebut adalah laki-laki.

Disamping itu agama sering dijadikan tameng dan pengukuhan dari

pandangan-pandangan semacam itu, sehingga perempuan selalu menjadi

manusia kelas dua.

3. Stereotype dalam Gender.

Stereotype adalah pelabelan atau penandaan terhadap suatu

kelompok tertentu. Stereotype selalu dikonotasikan negatif dan sering

menimbulkan kerugian dan ketidakadilan. Stereotype dalam gender

sering mengakibatkan ketidakadilan gender terutama dialami oleh

perempuan. stereotype merupakan salah satu bentuk ketidakadilan

Page 38: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

gender. Misalkan mengapa pada sebuah kasus pemerkosaan selalu yang

diduga pertama kali dari pihak perempuan yang berdandan atau

berpakaian minim (misalnya) yang dapat memancing syahwat laki-laki

yang melihatnya. Berawal dari sini, mendorong laki-laki berbuat asusila

terhadap perempuan yang berpakaian minim tersebut. Tanpa analisa yang

lebih jauh, selalu saja perempuan yang menjadi korban sekaligus pemicu

terjadinya pemerkosaan, perempuan selalu menanggung kerugian yang

lebih besar dibandingkan laki-laki.

4. Kekerasan dalam Gender.

Kekerasan (violence) adalah serangan atau invasi terhadap fisik

ataupun integritas mental psikologis (Faqih dalam Maslikah dkk, 2012:

13). Kekerasan terhadap manusia pada dasarnya berasal dari banyak

sumber, salah satu diantaranya adalah kekerasan terhadap satu jenis

kelamin tertentu yang disebabkan oleh anggapan yang bias gender,

misalnya adanya anggapan bahwa laki-laki pemegang supremasi dan

dominasi terhadap berbagai sektor kehidupan, sehingga dianggap wajar

jika perempuan menerima perlakuan tersebut. Kekerasan terhadap

perempuan diantaranya, pemerkosaan, pemukulan, penganiyaan, dan

pembunuhan.

5. Beban Kerja Majemuk dalam Gender.

Beban kerja yang terlalu banyak dan tidak proposional

seringkali diterima kaum perempuan khususnya di kalangan keluarga

miskin. Pekerjaan domestik yang dibebankan kepada perempuan menjadi

identik dengan dirinya. Hal ini menyebabkan posisi perempuan sarat

Page 39: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

dengan pekerjaan yang beragam, memiliki waktu yang tidak terbatas dan

dengan beban yang cukup berat (misalnya; memasak, menyuci,

menyetrika, mengepel, mengasuh anak-anak dan lain-lainya). Pekerjaan

domestik yang berat tersebut dilakukan bersamaan dengan fungsi

reproduksi, haid, hamil, melahirkan dan menyusui. Hal itu masih

ditambah dengan beban kerja ekonomi sebagai penyangga utama dalam

mencari nafkah.

Sementara laki-laki dengan peran publiknya menurut kebiasaan

masyarakat, tidak bertanggung jawab terhadap beban domestik tersebut

yang hanya layak dikerjakan oleh perempuan. pembagian kerja secara

dikotomis, publik-domestik, menyebabkan beban kerja perempuan terlalu

berat dan banyak, dianggap pekerjaan rendah dan tidak memperoleh

imbalan materiil yang seimbang dengan beban kerjanya.

6. Kesenjangan Gender

Kesenjangan gender sudah “mendarah daging” dalam kehidupan

masyarakat. Masyarakat telah memberikan petunjuk-petunjuk umum

untuk membedakan antara laki-laki dan perempuan sejak awal kehidupan

manusia. Situasi dan kondisi menempatkan laki-laki pada kedudukan

yang lebih unggul dan menang daripada perempuan yang dianggap

lemah. Keberadaan budaya dan masyarakat patriarkis di tengah

kehidupan manusia ikut pula andil dalam menempatkan perempuan

dalam memberikan peran dan tanggung jawab kepada mereka.

Page 40: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

C. Upaya Menuju Kesetaraan dan Keadilan Gender

Perbedaan gender dengan pemilihan sifat, peran dan posisi tidak

menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender. Pada

kenyataanya perbedaan gender telah memicu ketidakadilan gender, bukan

saja pada perempuan namun juga laki-laki (Maslikhah dkk, 2012: 26). Studi

gender pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan

ketidakadilan gender. Keadilan gender biasanya merujuk pada aplikasi

keadilan sosial dalam hal pemberian kesempatan yang sama antara laki-laki

dan perempuan. keadilan disini tidak berarti bahwa laki-laki dan perempuan

harus sama dalam segala hal, namun yang dimaksud dengan keadilan gender

disini adalah pemberian kesempatan dan akses tidak tergantung pada

perbedaan jenis kelamin.

Banyak tokoh yang mengritik adanya ketidakadilan gender tersebut.

Mereka berjuang untuk menyuarakan keadilan gender dimana antara laki-laki

dan perempuan memiliki dan menikmati status yang sama. Upaya-upaya yang

dapat ditempuh untuk mewujudkan keadilan gender diantaranya sebagai

berikut:

1. Menerima dan memandang secara wajar perbedaan yang ada pada laki-

laki dan perempuan.

2. Mendiskusikan bagaimana cara merombak struktur masyarakat yang

membedakan peran dan relasi antara laki-laki dan perempuan, serta

berupaya menyeimbangkanya.

Page 41: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

3. Meneliti kemampuan dan bakat masing-masing untuk terlibat dalam

pembangunan masyarakat, memberikan solusi-solusi dan mempersiapkan

masa depanya.

4. Memperjuangkan terus menerus hak asasi manusia di dalamnya termasuk

urusan gender.

5. Mengupayakan perkembangan dan penegakan demokrasi dan

pemerintahan yang baik dalam semua institusi masyarakat dan

melibatkan perempuan dalam semua level.

6. Pendidikan merupakan kunci bagi keadilan gender, karena pendidikan

merupakan tempat untuk menstransfer norma-norma, pengetahuan dan

kemampuan mereka (Maslikah dkk, 2012 :27).

Beberapa macam upaya perwujudan keadilan gender diatas,

setidaknya bisa dijadikan sebagai sebuah renungan oleh semua kalangan

masyarakat untuk segera diimplementasikan kedalam suatu tatanan kehidupan

nyata demi percepatan tujuan kehidupan yang berkeadilan.

D. Gender Perspektif Islam

Islam memandang bahwa perempuan mempunyai hak yang sejajar

dengan laki-laki sebagaimana pernyataan seorang pakar feminim asal Maroko

Fatima Sadiqi, dia mengatakan Within this context, women’s honor and status

were, on the one hand, closely related to the male members of their family

and by extension their tribe, and on the other the chief factor determining the

familial and tribal status. This gender thinking did not vanish with the

progress of Islam. We see from the Prophet’s life itself how his first marriage

Page 42: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

(to Khadåjah) raised him in status into a respected circle. Later on, his

marriages to a number of wives bestowed “honor and status” on them as

Ummu al-mu’minån (mother of the believers) and underpinned the honor and

political alliances of the families and tribes from which his wives came.

(Sadiqi, 2003: 31). Dengan kata lain, bahwa dalam kontek tersebut

kemuliaan dan status perempuan adalah sama dengan laki-laki, baik dalam

keluarga maupun masyarakat. Islam begitu memperhatikan masalah gender,

sebagaimana kita bisa memperhatikan dalam kehidupan Rasul Muhammad

SAW bersama istri beliau yang pertama yakni Siti Khadijah. Bahkan istri

beliau yang bernama Siti Aisyah mendapat gelar Ummul Mukminin, suatu

gelar yang begitu menjunjung harkat kaum perempuan.

Sementara Fatima Mernissi, yang juga sama-sama pejuang hak-hak

kaum perempuan dari Maroko menegaskan bahwa Islam pada prinsipnya

memandang persamaan potensi antara laki-laki dan perempuan,

ketidaksamaan yang muncul dikemudian hari, bukanlah bersumber dari satu

ideologi yang membenarkan sifat inferioritas perempuan, melainkan akibat

dari lembaga-lembaga sosial tertentu yang dibentuk untuk membatasi

kekuatanya dimana termasuk didalamnya pemisahan dan subordinasi legal

dalam struktur keluarga (Mernissi dalam Maslikah, 2102: 61).

Di dalam Al-Quran sendiri, dijelaskan terkait kesetaraan laki-laki

dan perempuan.

Page 43: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

ئكة إني جاعل في وإذ ا أتجعل فيها من يفسد ٱلرض قال ربك للمل قالو

خليفة

ماء فيها ويسفك س لك قال إني أعلم ما ل تعلمو ٱلد ونحن نسبح بحمدك ونقد

ئكة كلها ثم عرضهم على لسماء ٱءاد وعلم ٠٣ ب ٱلمل وني بأسماء فقال أن

ؤل دقين ه ٠٣ء إ كنتم

Artinya

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".

Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu

orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,

padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak

kamu ketahui". Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:

"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar

orang-orang yang benar (Q.S. al-Baqarah, 2:30–31).

Amina Wadud menjelaskan ayat diatas dengan mengatakan The part

of the statement “on the earth” not only emphasizes that being on earth is

fundamental to the Islamic conception of human destiny, it also defies any

implication that the human sojourn on the earth is a type of punishment, or

“fall” of an originally sinful creature. The second and more important aspect

of this statement is the intent implied, “I will create a ‘khalifah’.” This shows

that the characteristic of khilafah (trusteeship or agency) is fundamental and

essential to being human. That is why the term khalifah is foundational to an

ethics of human dignity. On a more pragmatic level, I have explored the

significance of this aspect of human dignity in the context of civil society,

where I use the term khalifah to refer to “citizen.” Here, my first task is to

review some fundamental and perhaps universal implications of what it means

to fulfill this task of khilafah as implied by the Qur’anic term. Then I will

Page 44: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

emphasize khilafah in its particular relation to gender and the dignity of

women. (Wadud, 2006: 51). Secara garis besar Wadud menjelaskan bahwa kata

Khalifah adalah makna suatu agen yang mendasar dalam kehidupan manusia.

Lebih lanjut ia memaparkan terkait signifikansi antara aspek martabat manusia

dengan masyarakat yang beradab. Intinya kata Khalifah secara khusus

berkaitan dengan gender dan harkat perempuan. Dengan demikian jelaslah

bahwa ayat yang terkadang digunakan untuk melegitimasi kaum laki-laki ini,

sejatinya mengajarkan konsep keadilan gender.

ت و ٱلمسلمين إ ت و ٱلمؤمنين و ٱلمسلم نتين و ٱلمؤمن ت و ٱلق نت دقين و ٱلق ٱلص

ت و دق برين و ٱلص ت و ٱلص بر شعين و ٱلص ت و ٱلخ شع قين و ٱلخ ٱلمتصد

ت و ق ئمين و ٱلمتصد ت و ٱلص ئم

فظين و ٱلص ت فروجهم و ٱلح فظ كرين و ٱلح ٱلذ ٱلل

ا و ت كثير كر أعد ٱلذ ا ٱلل غفرة وأجرا عظيم ٠٣لهم م

Artinya

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan

perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam

ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan

yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu´, laki-laki dan perempuan

yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan

perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang

banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka

ampunan dan pahala yang besar” (Qs. Al-Ahzab: 35).

ت و وٱلمؤمنو وينهو عن ف ٱلمعروبعضهم أولياء بعض يأمرو ب ٱلمؤمن

ة ويقيمو ٱلمنكر لو ة ويؤتو ٱلص كو ويطيعو ٱلز ئك ۥ ورسوله ٱلل أول

ه سيرحمهم إ ٱلل ١٣ عزيزح حكيم ٱلل

Page 45: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

Artinya

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian

mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka

menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar,

mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-

Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana”.( Qs. At Taubah: 71).

أيها حدة وخلق منها زوجها ٱلذيربكم ٱتقوا ٱلناس ي ن نفس و خلقكم م

ا ونساء و ٱتقوا وبث منهما رجال كثير ٱلرحا و ۦتساءلو به ٱلذي ٱلل

إ اكا عليكم ر ٱلل ٣ قيب

Artinya:

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah

menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan

isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki

dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan

(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan

(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan

mengawasi kamu”.(QS. An-Nisa’: 1).

Nasaruddin Umar memberikan analisis secara kritis terhadap ayat

yang menjelaskan tentang asal usul penciptaan manusia ini. Dengan

menggunakan analisis linguistik, dia memaparkan bahwa kata nafs yang

terulang sebanyak 295 kali dalam Al-Qur’an, dengan seluruh derivasinya, tidak

satupun yang dengan tegas menunjukan kepada pengertian Adam. Menurutnya

kalau dikatakan bahwa nafs wahidah adalah Adam, berarti Adam juga menjadi

asal usul kejadian hewan dan tumbuh-tumbuhan sebagaimana dijelaskan pada

surat As-Syura ayat: 11. Lebih lanjut dia mengutarakan kata nafs wahidah

dalam kerangka asal usul subtansi kejadian manusia. Asal usul manusia dari air

sebagai mahkluk biologis tidak bemasalah dalam tinjauan kesetaraan gender

karena tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan.. Asal usul manusia

Page 46: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

pertama dari tanah juga tidak bermasalah dalam tinjuan kesetaraan gender

karena keduanya dinyatakan bersumber dari unsur dan mekanisme yang sama.

Ayat yang dikemukakan diatas memberikan informasi bahwa

penciptaan manusia sejak awal tidak menunjukkan adanya perbedaan subtansi

antara laki-laki dan perempuan. Ini mengisyaratkan bahwa Al-Quran

mempunyai pandangan yang positif terhadap keadilan gender (Umar, 1999:

241). Sebagai pedoman umat Islam, tentunya ayat-ayat Al-Quran diatas, tidak

hanya dibaca saja, melainkan harus diimplementasikan dalam kehidupan

masyarakat muslim sehari-hari, agar manusia bisa merasakan nikmat-nikmat

yang Alloh turunkan melalui wahyu-Nya.

.

Page 47: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian dalam skripsi ini merupakan jenis penelitian

kepustakaan atau lazim disebut dengan library research. Penelitian ini

dilakukan dengan mencari beragam sumber informasi yang ada pada

perpustakaan seperti buku, koran, majalah, jurnal dan lain sebagainya. Penulis

mengambil data yang bersumber dari beragam buku ilmiah yang berkaitan

dengan tema skripsi ini.

A. Sumber Data.

Peneliti menggunakan sumber data dari beragam karya tulis

dengan topik yang relevan dengan judul penelitian yang diangkat. Dalam

sumber data ini terbagi menjadi data primer dan data sekunder. Adapun

perincian smber data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut

1. Sumber Data Primer.

Sumber data primer berkaitan langsung dengan objek

penelitian dalam skripsi ini. Buku-buku itu antara lain

a. Buku teks siswa PAI dan Budi Pekerti tingkat SMA kelas XI,

kurikulum 2013.

b. Buku teks siswa PAK dan Budi Pekerti tingkat SMA kelas, XI,

kurikulum 2013.

Page 48: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

2. Sumber Data Sekunder.

Sumber data sekunder adalah data yang mendukung dan

melengkapi sumber-sumber data primer. Sumber data sekunder yang

menjadi rujukan peneliti diantaranya sebagai berikut

1) Buku ”Menelisik Gender dalam Konstruksi Sosial“, karya Tim

PSGK STAIN Salatiga.

2) Buku “Gender and Self in Islam” karya Etin Anwar.

3) Buku “Inside the Gender Jihad Women’s Reform in Islam” karya

Amina Wadud.

B. Langkah-Langkah Penelitian.

Peneliti memulai penelitian dengan menentukan latar belakang

masalah yang akan diteliti, kemudian membatasinya dalam sebuah

rumusan masalah. Lalu, peneliti mengumpulkan data dengan metode

library research, mereduksi data dan menyajikannya dalam bentuk

deskriptif dan tabel. Kemudian peneliti menganalisa,

mengkategorikannya kedalam unsur-unsur yang hendak diteliti kemudian

membuat sebuah analisa temuan dan kesimpulan.

C. Teknik Pengumpulan Data.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana

pengumpulan datanya merujuk pada berbagai literatur. Sehingga, teknik

yang relevan untuk digunakan adalah teknik pengumpulan data atau

Page 49: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

dokumentasi berbagai sumber primer maupun sekunder. (Bungin, 2007

:121).

Menurut Louis Gottschalk kata dokumen seringkali digunakan

para pakar dalam dua pengertian, yaitu; pertama, sebuah sumber tertulis

bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan. kedua,

digunakan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara. Lebih lanjut,

Gottschalk menyatakan bahwa dokumen dalam pengertiannya yang lebih

luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber

apapun baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran atau arkeologis

(Gottschalk, 1986: 46). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

kalimat dan foto atau gambar yang terdapat dalam buku teks pendidikan

agama Islam dan Kristen sebagai objek kajian yang diteliti.

D. Teknik Analisis Data.

Peneliti menggunakan teknik analisis isi untuk menganalisa

dokumen yang diteliti. Analisis Isi (Content Analysis) atau analisis

dokumen adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat

prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau

dokumen. Secara teknis analisis isi mencakup upaya: (a) Klasifikasi

tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi, (b) menggunakan kriteria

sebagai dasar klasifikasi, (c) menggunakan teknik analisis tertentu

sebagai membuat prediksi ( Guba dan Lincoln dalam Basrawi, 2008:

162).

Page 50: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

Dalam analisis ini, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai,

salah satunya adalah untuk menilai perspektif ketidakadilan gender yang

dimunculkan dalam isi buku mata pelajaran. Dalam analisis ini ada

beberapa tujuan yang hendak dicapai, salah satunya adalah untuk menilai

perspektif ketidakadilan gender yang dimunculkan dalam isi buku teks.

Page 51: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS MUATAN KETIDAKADILAN

GENDER

Pada bagian ini penulis ingin fokus pada analisis data ketidakadilan

gender dalam Buku Pendidikan Agama Islam dan Kristen. Penulis mengawali

analisis dengan memaparkan data-data yang ditemukan dan tentunya relevan

dengan tema yang diangkat dalam karya tulis ini.

A. Identitas Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA

merupakan pelajaran yang diperuntukkan bagi siswa tingkat menengah atas

(SMA), yang disusun langsung oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia. Penyusunan buku ini

mengacu pada kurikulum 2013 yang telah disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik yaitu kompetensi inti dan

kompetensi dasar yang telah disusun oleh Kemendikbud.

Pada setiap awal materi pelajaran terdapat kolom peta konsep yang

menggambarkan secara umum materi yang akan dibahas dan sasaran sikap

mulia yang hendak dicapai setelah terselenggaranya pembelajaran tersebut.

Adapun materi yang dikembangkan dalam buku “Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti” ini meliputi 1) Akidah, 2) Akhlak dan Budi Pekerti, 3)

Fiqih, 4) Sejarah Peradaban Islam, 5) Alquran dan Hadist.

Berikut gambaran identitas buku tersebut

Page 52: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

Judul Buku : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Jenjang kelas : SMA/MA/SMK/MAK.

Penyusun : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tahun terbit : 2014.

Kota terbit : Jakarta.

Adapun tampilan bagian depan atau cover dari bukunya sebagai berikut

Gambar 3.1

B. Identitas Buku Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti.

Buku “Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti” untuk SMA

merupakan pelajaran yang diperuntukkan bagi siswa tingkat menengah atas

(SMA), yang disusun langsung oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (kemendikbud) Republik Indonesia. Penyusunan buku ini

mengacu pada kurikulum 2013 yang telah disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik yaitu kompetensi inti dan

kompetensi dasar yang telah disusun oleh kemendikbud.

Pada awal maupun akhir materi dalam buku “Pendidikan Agama

Kristen dan Budi Pekerti” ini terdapat syair-syair lagu rohani, doa-doa kepada

Page 53: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

Tuhan, serta kisah-kisah inspiratif. Materi yang disajikan antara lain adalah

ayat-ayat Alkitab, dan nilai-nilai kehidupan umat kristiani sehari-hari.

Berikut gambaran identitas buku tersebut

Judul Buku : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Jenjang kelas : SMA/MA/SMK/MAK.

Penyusun : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tahun terbit : 2014.

Kota terbit : Jakarta

Adapun tampilan bagian depan atau cover dari bukunya sebagai berikut

Gambar 3.2

C. Latar Belakang dan Tujuan Penyusunan Buku

1. Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Pada penyusunan buku pelajaran pasti memiliki latar belakang

atau alasan tertentu disampaikan oleh penyusun. Latar belakang dan tujuan

dalam buku pendidikan agama Islam dan budi pekerti ini dapat dilihat dari

kata pengantar yang disampaiakan oleh menteri pendidikan dan

kebudayaan Muhammad Nuh.

Berikut kutipan kata pengantar tersebut.

Page 54: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

Misi utama (innama) pengutusan Nabi adalah untuk

menyempurnakan keluhuran akhlak. Ini dibukikan bahwa didalam

ayat al-Qur’an ini digunakan struktur gramatikal yang

menunjukan sifat eksklusif misi pengutusan Nabi. Sejalan dengan

itu, dijelaskan al-Qur’an bahwa beliau diutus hanyalah untuk

menebarkan kasih sayang kepada semesta alam. Dalam struktur

agama Islam, pendidikan akhlak adalah yang terpenting.

Penguatan akidah adalah dasar. Sementara ibadah adalah sarana,

sedangkan tujuan akhirnya adalah pengembangan akhlak mulia.

Nabi saw. Bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imanya

adalah yang paling baik akhlaknya.” Nabi saw. juga bersabda,

“Orang yang paling baik islamnya adalah yang paling baik

akhlaknya.” Dengan kata lain, hanya akhlak mulia yang dipenuhi

dengan sifat kasih sayang sajalah yang bisa menjadi bukti

kekuatan akidah dan kebaikan ibadah.

Karena itu, pelajaran agama Islam diorientasikan kepada

akhlak yang mulia dan diorientasikan kepada pembentukan anak

didik yang penuh kasih sayang. Bukan hanya penuh kasih sayang

kepada sesama muslim, melainkan kepada semua manusia,

bahkan kepada segenap unsur alam semesta. Hal ini selaras

dengan Kurikulum 2013 yang dirancang untuk mengembangkan

kompetensi yang utuh antara pengetahuan, ketrampilan, dan

sikap. Peserta didik tidak hanya diharapkan bertambah

pengetahuan dan wawasanya, tetapi juga meningkat kecakapan

dan ketrampilanya serta semakin mulia karakter dan

kepribadianya.

Buku Pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI ini

ditulis dengan semangat itu. Pembelajaranya dibagi-bagi dalam

kegiatan-kegiatan keagamaan yang harus dilakukan siswa dalam

usaha memahami pengetahuan agamanya. Tetapi tidak berhenti

dengan pengetahuan agama sebagai hasil akhir. Pemahaman

tersebut harus diaktualisasikan dalam tindakan nyata dan sikap

keseharian yang sesuai dengan tuntunan agamanya, baik dalam

bentuk ibadah ritual, maupun ibadah sosial. Untuk itu, sebagai

buku agama yang mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi,

rencana pembelajaranya dinyatakan dalam bentuk aktivitas-

aktivitas. Urutan pembelajaran dirancang dalam kegiatan-kegiatan

keagaman yang harus dilakukan oleh siswa. Dengan demikian,

maeri buku ini bukan untuk dibaca, didengar, maupun dihafal

baik oleh siswa maupun guru, melainkan untuk menuntun apa

yang harus dilakukan siswa bersama guru dan teman-teman

sekelasnya dalam memahami dan menjalankan ajaran agamanya.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dikaukan

siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai

dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa

diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain yang

Page 55: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

tersedia dan terbentang luas disekitarnya. Peran guru dalam

meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan

ketersediaan kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang

bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Implementasi terbatas kurikulum 2013 pada tahun ajaran

2103/2014 telah mendapat tanggapan yang sangat positif dan

masukan yang sangat berharga. Pengalaman tersebut

dipergunakan semaksimal mungkin dalam menyiapkan buku

untuk implementasi menyeluruh pada tahun ajaran 2014/2015 dan

seterusnya. Walaupun demikian, sebagai edisi pertama, buku ini

sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan dan

penyempurnaan. Untuk itu kami mengundan para pembaca

memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan

penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas konstribusi tersebut

kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat

memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam

rangka memepersiapkan generasi seratus tahun Indonesia

merdeka (2045).

Melihat dari pernyataan diatas yang disampaikan oleh menteri

pendidikan dan kebudayaan, dapat diketahui bahwa latar belakang

penyusunan buku pendidikan agama dan budi pekerti ini adalah untuk

menyempurnakan keluhuran akhlak siswa. Hal ini selaras dengan kurikulum

2013 yang telah dirancang untuk megembngakna kopetensi utuh antara

kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain itu dengan adanya buk pendidikan

agama islam dan budi pekerti diharapkan peserta didik juga bertambah

peetahunaya, wawasan agamanya, menajamkan skill serta semakin mulia

karakter dan kepribadianya.

Selanjutnya, tujuan adanya penyusunan buku tersebut adalah

berusaha untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang

pengetahuan agamanya, mengaktualisasikan dalam tindakan nyata dan sikap

keseharian mereka yang sesuai dengan tuntutan agama islam, baik dalam

bentuk ibadah ritual maupun ibadah sosial, dan pada akhirnya mampu

Page 56: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

memberikan konstribusi yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam

rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia merdeka.

2. Buku Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti.

Pada penyusunan buku pelajaran pasti memiliki latar belakang

atau alasan tertentu disampaikan oleh penyusun. Latar belakang dan tujuan

dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ini dapat dilihat

dari kata pengantar yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Muhammad Nuh.

Berikut kutipan kata pengantar tersebut.

Rumusan kompetensi telah diterima secara universal mencakup tiga

ranah, yaitu sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. Pembelajaran

pengetahuan dipergunakan untuk menghasilkan ketrampilan dan

membentuk sikap. Sejalan dengan itu, tujuan pendidikan nasional telah

dirumuskan untuk mengembangkan kompetensi peserta didik dalam tiga

ranah tersebut. Tujuan ini juga menegaskan agar sikap spiritual, menjadi

insan beriman dan bertakwa, dan sikap sosial, menjadi insan berakhlak

mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab, tumbuh berimbang.

Keseimbangan ini perlu tercermin dalam pembelajaran agama.

Melalui pembelajaran pengetahuan agama akan terbentuk ketrampilan

beragama dan terwujud sikap beragama siswa. Sikap beragama yang

diharapkan adalah sikap beragama yang utuh dan berimbang, mencakup

hubungan manusia dengan penciptanya dan hubungan manusia dengan

sekitarnya. Untuk memastikan keseimbangan ini, pelajaran agama perlu

diberi penekanan khusus terkait dengan akhlak mulia atau budi pekerti.

Buku pendidikan agama kristen dan budi pekerti kelas XI ini ditulis

dengan semangat itu. Pembelajaranya dibagi-bagi dalam kegiatan-

kegiatan keagamaan yang harus dilakukan siswa dalam usaha memahami

pengetahuan agamanya. Tetapi tidak berhenti dengan pengetahuan agama

sebagai hasil akhir. Pemahaman tersebut harus diaktualisasikan dalam

tindakan nyata dan sikap keseharian yang sesuai dengan tuntunan

agamanya, baik dalam bentuk ibadah ritual, maupun ibadah sosial.

Untuk itu, sebagai buku pendidikan agama yang mengacu pada

kurikulum berbasis kompetensi, rencana pembelajaranya dinyatakan

dalam bentuk aktivitas-aktivitas. Didalamnya dirancang urutan

pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan keagamana ang

harus dilakukan siswa. Dengan demikian, buku ini menuntun apa yang

Page 57: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

harus dilakukan siswa bersama guru dan teman-teman sekelasnya untuk

memahami dan menjalankan ajaran agamanya. Bukan buku yang

materinya ditulis untuk dibaca, didengar, ataupun dihafal oleh siswa

maupun guru.

Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa

untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan

yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diajak menjadi berani

untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di

sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya

serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat penting.

Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-

kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan

sosial dan alam.

Implementasi terbatas kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2103/2014

telah mendapat tanggapan yang sangat positif dan masukan yang sangat

berharga. Pengalaman tersebut dipergunakan semaksimal mungkin dalam

menyiapkan buku untuk implementasi menyeluruh pada tahun ajaran

2014/2015 dan seterusnya. Walaupun demikian, sebagai edisi pertama,

buku ini sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan dan

penyempurnaan. Untuk itu kami mengundan para pembaca memberikan

kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada

edisi berikutnya. Atas konstribusi tersebut kami ucapkan terima kasih.

Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan

dunia pendidikan dalam rangka memepersiapkan generasi seratus tahun

Indonesia merdeka (2045).

Berdasarkan kutipan kata pengantar diatas, dapat diketahui bahwa

latar belakang penyusunan buku “pendidikan agama kristen dan Budi pekerti”

ini sejalan dengan kurikulum 2013 yang dirancang agar peserta didik mampu

mengenali potensi sekaligus mengembangkan sikapnya terkait dengan nilai-

nilai luhur kemanusiaan. Selain itu peserta didik juga diharapkan bertambah

wawasanya dalam bidang kajian keagamaan, terampil beragamanya, serta

dapat mewujudkan sikap beragama yang utuh dan berimbang dalam

hubungan manusia dengan penciptanya, sesama manusia, dan lingkunganya.

Kemudian tujuan penyusunan buku tesebut adalah berusaha

memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang agama kristen dan

diwujudkan dalam tindakan nyata, serta sikap keseharian yang sesuai dengan

Page 58: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

tuntunan agama kristen, baik dalam bentuk ibadah ritual maupun sosial.

sehingga dapat memberikan berkonstribusi yang optimal bagi kemajuan dunia

pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia

merdeka.

D. Konten Materi

1. Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI.

Buku “Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti” ini terdiri dari

11 bab tema pelajaran, setiap babnya terdiri dari 3-7 sub bahasan yang

mencakup renungan, pengamatan, materi dan latihan soal untuk peserta

didik. Kemudian di setiap bab dilengkapi dengan peta konsep, rangkuman

materi untuk memudahkan siswa dalam memahami inti dari materi

pelajaran. Kandungan materi pelajaran yang tersaji dalam buku ini

meliputi: 1) Al-Qur’an dan Hadis, 2) Aqidah, 3) Akhlak dan Budi pekerti,

4) Fiqh, 5) Sejarah Peradaban Islam.

Penyajian dalam buku ini terdapat beberapa rubrik yang dijadikan

fokus aktivitas siswa dalam memberikan penekanan-penekanan pada

aktivitas mandiri kepada peserta didik yaitu dengan fitur-fitur seperti peta

konsep, mari renungkan, mari mengamati, aktivitas siswa, kisah inspiratif

terkait materi, rangkuman, dan evaluasi. Deskripsi mengenai konten materi

yang terdapat dalam buku pendidikan agama islam dan budi pekerti ini

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Bab I, materi yang disajikan dalam pelajaran pertama ini adalah aqidah

dengan tema” Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup”. Uraian dari bab ini

mencakup beberapa item, diantaranya:

Page 59: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

1) Berisi peta konsep Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, mari

mengamati gambar-gambar yang terkait dengan mapel, dan aktivitas

siswa yang berisi tanggapan atas pengamatan tersebut.

2) Berisi penjelasan materi tentang kitab-kitab suci yang diturunkan

sebelum Al-Quran.

3) Berisi tentang hikmah beriman kepada kitab-kitab suci, serta kisah

inspiratif yang terkait dengan materi.

4) Berisi rangkuman materi yang menjelaskan poin-poin utama dari

materi yang telah dipaparkan dan evaluasi berupa soal latihan yang

diberikan kepada peserta didik sebagai uji pemahaman materi.

b. Bab II, materi yang diberikan adalah akhlak dan budi pekerti dengan

tema” Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur”. Berikut ini materi yang

dituangkan ke dalam beberapa bagian, yaitu meliputi:

1) Berisi peta konsep tentang “hidup nyaman dengan perilaku jujur”,

dan mengamati gambar yang terkait dengan materi pelajaran.

2) Berisi pemaparan tentang kejujuran yang disertai dengan dalil Al-

Quran dan Hadist, serta gambar-gambar kegiatan sehari-hari yang

terkait dengan kejujuran.

3) Berisi tentang hikmah bersikap jujur, penerapanya dalam

kehidupan sehari-hari, serta kisah inspiratif yang terkait dengan

kejujuran.

Page 60: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

4) Berisi tentang rangkuman materi yang menjelaskan inti utama dari

materi yang telah dipaparkan, serta evaluasi dimana ada lembar

soal yang harus dikerjakan oleh peserta didik.

c. Bab III, pembahasan yang disajikan pada pelajaran ketiga ini berkaitan

dengan fiqh yang bertemakan “kepedulian Umat Islam terhadap

Jenazah”, dan penyajian materi dipaparkan dalam beberapa bagian,

antara lain:

1) Berisi peta konsep tentang tatacara merawat jenazah, dan mari

mengamati gambar-gambar yang berkaitan dengan materi

pelajaran.

2) Berisi penjelasan tentang tata cara merawat jenazah, takziah

sampai berziarah kubur, yang dilengkapi dengan bacaan atau doa-

doa dan gambar yang terkait dengan materi.

3) Berisi tentang penerapan perilaku mulia seorang muslim terhadap

jenazah serta keluarga yang ditinggalkanya dan kisah inspiratif

yang terkait dengan materi.

4) Berisi rangkuman materi yang menjelaskan poin penting dari

materi yang telah dipaparkan dan evaluasi berupa soal latihan yang

diberikan kepada peserta didik.

d. Bab IV, pembahasan pada pelajaran keempat ini adalah materi tentang

fiqh dengan tema” Sampaikan dariku Walau Satu Ayat”. Pemaparan

pada bab ini disajikan dalam beberapa bagian, diantaranya:

Page 61: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

1) Berisi peta konsep tentang khutbah, tabligh, serta dakwah, dan

mari mengamati gambar-gambar yang terkait dengan materi.

2) Berisi mutiara khazanah islam yang merupakan penjabaran dari

pokok materi, seperti pentingnya dakwah, khutbah serta tabligh,

dan ketentuan-ketentuan dari ketiganya yang dilengkapi dengan

dalil naqli baik dari Al-Qur’an maupun Hadist.

3) Berisi refleksi akhlak mulia, rangkuman yang merupakan

penjelasan poin penting dari materi serta evaluasi yang berupa

latihan soal.

e. Bab V, pembahasan yang disajikan dalam pembelajaran kelima ini

adalah materi tentang sejarah peradaban islam dengan tema”Masa

kejayaan Islam yang dinantikan Kembali”. Pembahasan dalam bab ini

disajikan dalam beberapa bagian, antar lain:

1) Berisi peta konsep tentang tema, dan mari renungkan tentang

masjid Cordova di Spanyol.

2) Berisi mutiara khazanah islam yang merupakan pemaparan materi,

yaitu periodesasi sejarah Islam, masa kejayaan islam, serta tokoh-

tokoh pada masa kejayaan islam disertai kisah isnpiratif dengan

judul miqdad bin amr (ahli filsafat yang dicintai Alloh dan Rasul-

Nya).

3) Berisi refleksi akhlak mulia, rangkuman yang berupa penjelasan

poin penting dari materi yang telah disajikan, dan evaluasi yang

Page 62: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

berupa latihan soal bagi peserta didik sebagai uji pemahaman siswa

terhadap materi.

f. Bab VI, pembahasan yang disajikan pada pembelajaran keenam ini

adalah materi Al-Qur’an Hadist dengna tema” membangun bangsa

melalui perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja”.

Pembahasan pada bab ini terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu

sebgaai berikut:

1) Berisi peta konsep tentang tema, mari renungkan tentang gambar

suasana lomba cerdas cermat SMA.

2) Berisi mutiara khazanah islam yang merupakan uraian materi

pokok, seperti membaca ayat Al-Qur’an tentang pentingnya taat

aturan, kompetisi dalam kebaikan, serta etos kerja (An-Nisa’/4:59,

Al-Maidah/5:48, At-Taubah/9:105, serta hukum bacaan tajwidnya.

3) Berisi refleksi akhlak mulia, rangkuman yang berupa penjelasan

poin penting dari materi yang telah disajikan, dan evaluasi berupa

latihan soal sebagai uji pemahaman siswa.

g. Bab VII, pembahasan dalam pembelajaran ketujuh merupakan materi

aqidah yang bertema”Rasul-Rasul itu kekasih Alloh SWT”.

Pembahasan pada bab ini terbagi kedalam beberapa bagian, antara lain:

1) Berisi peta konsep tentang tema, mari renungkan tentang gambar

masjid Al-Aqsha di palestina.

2) Bermuatan mutiara khazanah islam yang merupakan penjelasan

dari pokok materi, seperti pengertian Iman kepada Rasul, sifat

Page 63: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

Rasul-Rasul Alloh, tugas-tugas Rasul, serta hikmah beriman

kepada Rasul.

3) Berisi refleksi akhlak mulia, rangkuman yang merupakan

penjelasan poin penting dari materi yang telah diuraikan, dan

evaluasi yang berupa sola latihan bagi peserta didik.

h. Bab VIII, pembahasan yang disajikan pada materi kedelapan ini adalah

materi akhlak dengan tema ”Hormati dan Sayangi Orang Tua dan

Gurumu”. Penyajian pada bab ini terbagi kedalam beberapa bagian,

diantaranya:

1) Berisi peta konsep tentang tema, mari mengamati gambar yang

terkait dengan tema.

2) Berisi mutiara khazanah islam yang merupakan penjabaran dari

pokok materi, kisah tentang berbaktinya Uwais Al Qarni pada

Ibunya.

3) Berisi refleksi akhlak mulia, rangkuman yang menjelaskan poin-

poin penting dari materi yang tekah dipaparkan, serta evaluasi

berupa latiha soal bagi siswa untuk menguji pemahaman siswa.

i. Bab IX, pembahasan yang disajikan dalam pelajaran kesembilan ini

adalah materi Fiqh, dengan tema “Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam”.

Penyajian pada bab ini terbagi kedalam beberapa bagian, diantaranya:

1) Berisi peta konsep tentang prinsip dan praktik ekonomi islam, mari

mengamati gambar yang terkait dengan tema.

Page 64: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

2) Berisi Mutiara Khazanah Islam yang merupakan penjabaran dari

pokok materi, seperti pengertian muamalah, macam-macam

muamalah, dan perbankan.

3) Berisi rangkuman yang merupakan penjelasan poin penting dari

materi yang telah dipaparkan, dan evaluasi berupa latihan soal

untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi.

j. Bab X, pembahasan yang disajikan pada pelajaran kesepuluh ini adalah

materi Sejarah Peradaban Islam dengan tema “Bangun dan Bangkitlah

Wahai Pejuang Islam”. pembahasan disajikan dalam beberapa bagian,

diantaranya:

1) Berisi peta konsep tentang tema, mari mengamati tentang gambar

bangunan masjid di Madinah.

2) Berisi mutiara khazanah islam yang merupakan penjabaran dari

pokok materi, seperti islam Masa Modern (1800-sekarang), Tokoh-

Tokoh Pembaharuan Dunia Islam lengkap dengan gambarnya.

3) Berisi refleksi akhlak mulia, rangkuman yang merupakan

pemaparan poin penting dari semua materi, dan evaluasi berupa

latihan soal untuk uji pemahaman siswa terhadap materi.

k. Bab XI, pembahasan yang disajikan dalam pelajaran kesebelas ini

adalah materi Al-Qur’an dan Hadist dengan tema “Toleransi sebagai

alat pemersatu Bangsa”. Penyajian pada bab ini terbagi kedalam

beberapa bagian, diantaranya:

Page 65: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

1) Berisi peta konsep tentang toleransi, mari renungkan tentang

gambar tawuran, suasana idul fitri saling bersalaman, serta siswa

sedang berdiskusi saling menghargai.

2) Berisi mutiara khazanah islam yang merupakan uraian dari pokok

materi, seperti mari membaca Q.S Yunus/10: 40-41, Q.S Al

Maidah/5: 32, memahami hukum tajwidnya, memahami pesan-

pesan mulia dari ayat tersebut yang disertai dengan Hadist terkait,

serta mengamalkan dan membiasakan akhlak mulia dengan

bersikap toleran dan menghindari dari perilaku tindak kekerasan.

3) Berisi refleksi akhlak mulia, rangkuman materi, serta evaluasi

untuk uji pemahaman siswa terkait materi.

2. Buku Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Kelas XI.

Buku pendidikan agama kristen dan budi pekerti kelas XI terdiri

14 bab. Dalam masing-masing babnya terdiri dari 3-4 sub bahasan dan

memuat beberapa kegiatan siswa. Buku ini mengambil ayat-ayat dari

Alkitab yang sesuai dengan masing-masing tema dalam setiap bab sebagai

bahan pembelajaran. Penjabaran buku pendidikan agama kristen dan budi

pekerti kelas XI, yakni sebagai berikut:

a. Bab I, pembahasan pada pelajaran pertama mengambil tema “Tuhan

Pedoman Kehidupan Keluargaku” dengan menggunakan Alkitab

sebagai sumber pembelajaran, yaitu Kejadian/2 :24, korintus/11 :3, dan

Yohanes/2: 1-11, yang memuat beberapa sub bahasan, diantaranya:

1) Pengantar: berisi doa, dan menyanyikan lagu keluarga cemara.

Page 66: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

2) Tuhan pedoman kehidupan keluargaku: sub bahasan ini terdiri dari

5 kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan 1 dimana terdapat sebuah pernyataan yang perlu

didiskusikan oleh peserta didik.

b) Kegiatan 2 berisi teks yang harus dibaca siswa terkait definisi

keluarga.

c) Kegiatan 3, penjelasan bahwa Tuhan adalah oknum pembentuk

sebuah keluarga. kemudian ada tiga hal yang harus didiskusikan

siswa dari penjelasan tersebut.

d) Kegiatan 4, siswa membaca sebuah teks terkait peran Tuhan

dalam keluarga.

e) Kegiatan 5, siswa diminta menuliskan pengalaman yang pernah

dirasakan tentang peran Tuhan dalam kehidupan bersama

keluarga.

3) Penutup, berisi rangkuman materi, dan 3 buah soal yang harus

dikerjakan untuk uji pemahaman siswa terkait materi.

b. Bab II, pembahasan dalam bab ini menggunakan Alkitab sebagai

sumber pembelajaran, yaitu Ulangan/6: 4-9 dan Timotius/1: 3-10

dengan tema”Keluarga Pusat Utama Pendidikan” yang memuat

beberapa sub bahasan, diantaranya;

1) Berisi teks doa, siswa diminta menyanyikan lagu berjudul “Inilah

Rumah Kami”, serta menguraikan kandungan Alkitab: Ulangan 6-

7.

Page 67: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

2) Keluarga sebagai pusat utama pendidikan: sub bahasan ini terdiri

dari 4 kegiatan sebagai berikut

a) Kegiatan 1, dimana terdapat sebuah teks dimana peserta didik

diminta untuk menanggapi beberapa pertanyaan.

b) Kegiatan 2, penjelasan mengenai peran keluarga dalam proses

sosialisasi serta edukasi dengan mengambil contoh keluarga

Timotius sebagai model keluarga saleh.

c) Kegiatan 3, peserta didik diminta mengisi sebuah tabel

mengenai contoh-contoh konkret peran keluarga dalam proses

sosialisasi dan edukasi.

d) Kegiatan 4, siswa mendalami Alkitab dengan membaca

Timotius/1: 3-10 kemudian menjawab 4 butir soal.

3) Penutup, berisi rangkuman materi serta melengkapi Alkitab:

Amsal/29-17.

c. Bab III, pembahasan pada pelajaran ketiga ini mengambil beberapa ayat

Alkitab sebagai sumber utama, yaitu Efesus/4: 11-15, dan Ulangan/6: 7-

9 dengan tema “Relasi Bermakna antara Keluarga, Gereja, dan

Sekolahku”, yang memuat beberapa sub bahasan, antara lain:

1) Pengantar, berisi doa dan nyanyian bersama.

2) Arti Pendidikan Anak: sub bahasan ini berisi 3 kegiatan dengan

rincian sebagai berikut;

a) Kegiatan 1, peserta didik diminta mendiskusikan tentang

pendidikan diera sekarang.

Page 68: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

b) Kegiatan 2, memahami arti Tri Pusat pendidikan, yakni

keluarga, gereja dan sekolah.

c) Kegiatan 3, siswa diminta untuk melengkapi kolom terkait

persamaan serta perbedaan pendidikan di sekolah dan dalam

keluarga.

3) Masalah sosial dalam kehidupan remaja: sub bahasan ini terdiri

dari 3 kegiatan yang merupakan kelanjutan dari kegiatan

sebelumya yaitu:

a) Kegiatan 4, siswa diminta mendiskusikan mengenai hal-hal

yang perlu dikembangkan dan dihindari oleh remaja Kristen.

b) Kegiatan 5, peserta didik diminta untuk menilai diri sendiri

dengan memberikan tanda cek pada kolom yang telah

disediakan.

c) Kegiatan 6, siswa diminta menyelesaikan sebuah proyek

penelitian tentang masalah sosial dalam kehidupan remaja

secara berkelompok.

4) Penutup, berisi rangkuman materi bernyanyi serta berdoa bersama.

d. Bab IV, pembahasan dalam bab ini mengambil beberapa ayat dalam

kitab Alkitab sebagai dalil, yaituYohanes/15: 1-8, Lukas/8: 4-15 dan

Mazmur/1: 1-6. Pelejaran keempat ini mengambil tema” Bertumbuh

sebagai keluarga Allah” yang memuat beberapa sub bahasan,

diantaranya sebagai berikut:

Page 69: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

1) Pengantar, berisi doa serta nyanyian bersama.

2) Bertumbuh sebagai keluarga Allah: sub bahasan ini berisi 5

kegiatan dengan rincian sebagai berikut:

a) Kegiatan 1, mengemukakan tentang perubahan yang terjadi pada

diri sendiri baik secara fisik maupun non fisik.

b) Kegiatan 2, siswa diminta mengamati 2 buah gambar anggur,

lalu menganalisisnya.

c) Kegiatan 3, pendalaman materi tentang makna bertumbuh yang

berkualitas dalam keluarga Kristen.

d) Kegiatan 4, membaca Lukas/8: 4-15 lalu mendiskusikan

beberapa pertanyaan.

e) Kegiatan 5, disajikan sebuah gambar pohon, dimana peserta

didik diminta untuk mendeskripsikanya berdasarkan Mazmur/1:

1-6 secara berkelompok, dan hasilnya dipresentasikan.

3) Penutup, berisi rangkuman materi, bernyanyi serta berdoa bersama.

e. Bab V, pembahasan dalam bab ini mengambil ayat Alkitab

Matius/7:24-27, dan Kisah Para Rasul 2: 42 sebagai bahan belajar. Bab

ini mengusung tema “Keluarga yang Kuat, Melahirkan Pribadi yang

Kuat” yang memuat beberapa sub bahasan, antara lain;

1) Pengantar, berisi teks lagu “Ku Cinta K’luarga Tuhan” untuk

dinyanyikan secara bersama sama serta sajian berita berjudul

“Angka Perceraian di Indonesia, Terus Meningkat” untuk

diberikan tanggapanya.

Page 70: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

2) Keluarga yang Kuat Melahirkan Pribadi yang Kuat: sub bahasan

ini berisi 6 kegiatan untuk siswa terkait tema pembelajaran,

rincianya sebagai berikut:

a) Kegiatan 1 peserta didik diminta membaca Matius/7: 24-27

selanjutnya mendiskusikan secara berkelompok.

b) Kegiatan 2, berisi pendalaman materi terkait tema yang diusung.

c) Kegiatan 3, berisi refleksi diri terkait sikap seorang Kristiani

yang taat.

d) Kegiatan 4, peserta didik diminta untuk mengidentifikasi diri

sendiri terkait kekuatan dan kelemahan yang melekat pada

masing-masing individu.

e) Kegiatan 5, terdapat 18 aspek sikap yang perlu dipraktekan

dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi pribadi Kristen yang

kuat.

f) Kegiatan 6, siswa diminta menemukan masalah serta solusinya

yang terjadi di lingkungan keluarga yang berkaitan dengan 18

aspek sikap diatas.

3) Penutup, berisi rangkuman materi, nyanyian dan doa bersama.

f. Bab VI, pembahasan dalam pembelajaran keenam menggunakan ayat

Alkitab Lukas/2: 41-52, Keluaran/20: 21, dan Kejadian/4:1-16 sebagai

bahan utama pembelajaran. Bab ini mengangkat tema tentang

“Tanggung Jawabku Terhadap Keluarga”, yang memuat beberapa sub

bahasan sebagai berikut:

Page 71: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

1) Pengantar, berisi doa dan nyanyian dengan judul “Di Doa Ibuku”.

2) Tanggung Jawab Anak Terhadap Keluarga: sub bahasan ini terdiri

dari 5 kegiatan dengan rincian sebagai berikut:

a) Kegiatan 1, disajikan artikel berjudul “Kisah Ayah, Anak, dan

Burung Pipit” dan 3 butir soal yang harus dijawab oleh peserta

didik.

b) Kegiatan 2, berisi pendalaman materi terkait tema yang diangkat

dalam pembelajaran.

c) Kegiatan 3, peserta didik diminta memberikan contoh konkret

terkait perkembangan secara kognitif, moral-etika, ego dan

iman.

d) Kegiatan 4, peserta didik diminta membaca kisah Kain dan

Habel dalam Kejadian /4: 1-16 serta mendiskusikanya dengan

teman sebangku.

e) Kegiatan 5, siswa diminta mengisi kolom berisi komitmen

sesuai dengan firman Tuhan.

3) Penutup, berisi rangkuman materi, bernyanyi serta doa bersama.

g. Bab VII, pembahasan pada pembelajaran ketujuh ini mengambil ayat

Alkitab sebagai bahan belajar, yaitu Samuel/2: 12-17; 22-25, Lukas/2:

41-52, Petrus/4:9-10 dan Timotius/4: 7-8. Bab ini mengusung tema

pelajaran tentang “ Keluarga sebagai Gereja Mini” yang memuat

beberapa sub bahasan diantaranya:

Page 72: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

1) Pengantar, berisi doa, nyanyian rohani bertajuk “Keluarga Hidup

Indah” dan 4 butir curahan pendapat.

2) Keluarga sebagai gereja mini: sub bahasan ini berisi 5 kegiatan,

yakni:

a) Kegiatan 1, pendalaman materi mengenai gereja serta keluarga

kristen.

b) Kegiatan 2, peserta didik diminta mendiskusikan Samuel/2: 12-

25 dan Lukas/2: 41-52.

c) Kegiatan 3, bermain peran sesuai dengan ajaran Alkitab.

d) Kegiatan 4, berisi curah pendapat yang disajikan dalam bentuk

laporan pendek.

e) Kegiatan 5 belajar melalui penugasan proyek.

3) Penutup, mencakup rangkuman materi serta diakhiri doa bersama

berjudul ” Syukur Padamu, Ya Allah”.

h. Bab VIII, pada pelajaran ini menggunakan Alkitab Kejadian/ 25: 22b-

29 dan Matius/19: 16-26 sebagai dalil. Bab ini membawakan tema”

Keluargaku dalam Gaya Hidup Modern” yang memuat beberapa sub

bahasan, diantaranya:

1) Pengantar, memuat doa serta lagu rohani bertajuk ”Keluarga yang

Damai”.

2) Dampak modernisasi bagi keluargaku: sub bahasan ini berisi 4

model kegiatan, rincianya sebagai berikut:

Page 73: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

a) Kegiatan 1, berisi curah pendapat mengenai makna gaya hidup

modern.

b) Kegiatan 2, berisi pendalaman materi sesuai tema yang diusung.

c) Kegiatan 3, siswa mendiskusikan 4 butir soal yang tersaji secara

berkelompok.

d) Kegiatan 4 peserta didik menuliskan makna gaya hidup modern

yang dialami dalam keluarga serta mempresentasikan hasilnya

secara kelompok.

3) Penutup, mencakup rangkuman materi serta nyanyian lagu rohani.

i. Bab IX, pembahasan dalam pelajaran kesembilan ini mengambil

beberapa ayat Alkitab sebagai bahan belajar, yaitu Samuel/1:1-16 dan

Efesus/5:22-23. Bab IX ini mengusung tema “Dampak Modernisasi

Bagi Keluargaku” yang memuat beberapa sub bahasan, antara lain:

1) Pengantar, berisi doa serta nyanyian rohani.

2) Dampak modernisasi bagi keluargaku: berisi 4 kegiatan

diantaranya sebagai berikut:

a) Kegiatan 1, berisi curah pendapat menyangkut modernisasi

dalam kehidupan sehari-hari.

b) Kegiatan 2, mendalami topik yang merupakan penjelasan lebih

rinci terkait tema.

c) Kegiatan 3, siswa mendiskusikan 4 butir soal serta

mempresentasikan secara berkelompok.

Page 74: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

d) Kegiatan 4 berbagi pengalaman dengan menceritakan

bagaimana dampak modernisasi di tengah kehidupan keluarga.

3) Rangkuman materi serta doa bersama.

j. Bab X, pembahasan dalam pelajaran kesepuluh ini mengambil ayat

Alkitab sebagai bahan belajar, yaitu Yesaya 57: 21 dan Matius 5:9. Bab

ini mengangkat tema “Keadilan dan Perdamaian dalam Keluarga” yang

memuat beberapa sub bahasan, diantaranya:

1) Pendahuluan

a) sub bahasan ini berisi teks doa dan syair lagu bertajuk “Yesus

Raja Damai”.

b) Berisi pengantar yang berupa ulasan tentang makna perdamaian.

c) Terdapat kegiatan 1, berisi sebuah tugas curah pendapat tentang

makna perdamaian dan keadilan dengan menjawab 3 pertanyaan

yang berkaitan.

d) Keadilan dan perdamaian dalam keluarga:

e) Kegiatan 2, mengamati gambar peristiwa pertengkaran yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

f) Kegiatan 3, membaca teks potongan ilustrasi yang

menggambarkan struktur keluarga yang bermasalah.

g) Kegiatan 4, mendalami Alkitab Yesaya 52:21 dan Matius 5:9.

h) Kegiatan 5, mengomentari sebuah teks cerita terkait tema yang

diangkat.

i) Kegiatan 6, membuat refleksi tentang seberapa jauh

Page 75: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

2) Rangkuman materi dan membaca Yakobus 3: 17.

k. Bab XI, pembahasan dalam bab ini menggunakan Alkitab Kejadian/30:

1-24 dan Timotius/1: 5 sebagai bahan belajar. Bab XI ini mengusung

tema “ Home Sweet Home” yang memuat beberapa sub bahasan, antara

lain:

1) Pengantar, berisi doa serta syair lagu berjudul “ Janji yang Manis”.

2) Home sweet home: sub bahasan ini berisi 5 kegiatan, rincianya

sebagai berikut:

a) Kegiatan 1, siswa diminta mendiskusikan 4 butir soal yang

tersaji.

b) Kegiatan 2, belajar dari Alkitab Kejadian/30: 1-24 dan

Timotius/1:5 dan terdapat penjelasan tentang makna keluarga

ideal.

c) Kegiatan 3, siswa merancang proyek kebaktian keluarga

masing-masing.

d) Kegiatan 4, menyusun laporan hasil wawancara terkait makna

keluarga kristen yang ideal.

e) Kegiatan 5, menciptakan sebuah karya seni berbentuk tempelan

foto keluarga.

3) Rangkuman materi serta berdoa bersama.

l. Bab XII, pembahasan dalam pembelajaran kedua belas ini mengambil

Alkitab Efesus/5 :21-6:9, Kolose/3:18-22, Timotius/2:8-11 dan

Titus/2:1-10 sebagai bahan belajar dengan mengambil tema “Keluarga

Page 76: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

Kristen Menjadi Berkat bagi Lingkungan” . bab XII ini memuat

beberapa sub bahasan, diantaranya:

1) Pengantar: berisi doa serta curah pendapat.

2) Keluarga menurut Alkitab

a) Kegiatan 1, pemahaman Alkitab khususnya Perjanjian Lama

tekait makna keluarga.

b) Kegiatan 2, membaca Amsal/31:10-31 lalu menjawab 5 butir

soal.

3) Peran anak dalam keluarga kristen yang menjadi berkat

a) Kegiatan 3, siswa berbagi pengalaman tentang tema yang

diangkat.

b) Kegiatan 4, tugas mengamati kemudian menjawab 3 buah soal

yang berkaitan.

4) Penutup, berisi rangkuman materi serta doa bersama.

m. Bab XIII, pembahasan dalam pelajaran ketiga belas ini mengambil

Alkitab Kejadian/1: 28; 6: 14-15 dan Amsal/ 1:7 sebagai bahan belajar

denga tema “Mensyukuri Anugerah Allah Lewat Perkembangan

IPTEK”. Bab ini memuat beberapa sub bahasan, antara lain:

1) Pengantar, berisi doa serta sedikit ulasan terkait sejarah

perkembangan IPTEK.

2) Kemajuan IPTEK:

a) Kegiatan 1, siswa bercerita tentang pengertian IPTEK.

Page 77: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

b) Kegiatan 2, evaluasi diri dengan mengisi tabel yang sudah

disediakan. Tabel tersebut berisi pernyataan dan siswa mengisi

pada kolom “sikap saya” terkait dampak perkembangan IPTEK.

c) Kegiatan 3, menyusun laporan hasil wawancara terkait sikap

seorang Kristiani terhadap perkembangan IPTEK.

d) Kegiatan 4, mencari ayat Alkitab yang membahas tentang

IPTEK.

3) Rangkuman materi serta berdoa sebagai penutup pertemuan.

n. Bab XIV, pembahasan dalam pelajaran keempat belas ini mengambil

Mazmur/1: 1-3, Amsal/19:21 dan Yakobus/4: 13-17 sebagai bahan

belajar dengan tema “Berjalan Ke Masa Depan Bersama Tuhan”. Bab

XIV ini memuat beberapa sub bahasan, antara lain:

1) Pengantar, berisi doa serta sedikit ulasan terkait tema yang

diangkat.

2) Arti sebuah cita-cita:

a) Kegiatan 1, siswa berbagi pengalaman dengan teman sebangku

terkait cita-cita sejak masa kecil.

b) Kegiatan 2, mendiskusikan 3 butir soal tentang motivasi.

c) Kegiatan 3, curah pendapat mengenai dasar remaja kristen

dalam meraih impian dan harapan.

d) Kegiatan 4, membuat proyek persiapan dalam menghadapi

perkembangan IPTEK.

3) Rangkuman materi serta doa bersama sebagai penutup pelajaran.

Page 78: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

E. Paparan Data

Peneliti menyajikan data yang diperoleh dalam bentuk tabel yang

dibagi dalam 4 kolom guna mempermudah pembaca dalam memahaminya.

Tabel 4.1

Buku Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Sekolah Menengah

Atas (SMA) kelas XI

Tema

Utama

Muatan

Ketidakadilan

Gender

Kritik

Muatan

Perspektif

Berkeadilan

Gender

BAB I Al-

Qur’an

Sebagai

Pedoman

Hidup

Ilustrasi perlombaan

MTQ (Hal 2). Nampak

peserta lomba hanya

dari kaum laki-laki

saja.

Dari ilustrasi itu,

pembaca bisa

terjebak pada

sebuah

pemahaman

yang tidak

sempurna terkait

dengan semangat

keadilan gender,

kesetaraan laki-

laki dan

perempuan

dalam

mendapatkan

hak-haknya serta

berkonstribusi

dalam bidang

keagamaan.

Ketidak

terlibatan

Dalam rangka

menciptakan

sebuah kondisi

yang berkeadilan

gender, sudah

sepatutnya

menampilkan

ilustrasi atau

gambar yang

merepresentasikan

konstribusi kaum

perempuan dalam

bidang

keagamaan..

Sumber: Sumber: Sumber:

Gambar 1.3 Q

Page 79: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

perempuan

dalam kegiatan

tersebut seolah-

olah

mengasumsikan

bahwa

perempuan itu

kurang layak

berkecimpung di

ranah publik.

BAB II Hidup

Nyaman

dengan

Perilaku Jujur

Ilustrasi keihklasan

seorang bapak

memberikan bantuan

kepada seorang ibu

yang membutuhkan

(Hal 25).

Gambar ini bisa

menimbulkan

banyak persepsi,

salah satunya

ialah memberi

kesan bahwa

perempuan itu

makhluk yang

lemah dan cocok

menjadi objek

untuk dibantu.

Untuk menghapus

stigma negatif

tersebut, maka

perlu diciptakan

sebuah kondisi yang

mampu

memposisikan

kesetaraan antara

laki-laki dan

perempuan. misal

ditampilkan juga

gambar seorang

laki-laki memberi

bantuan kepada

sesama laki-laki. Ini

tentu akan

berdampak pada

persepsi masyarakat

luas bahwa ternyata

yang laki-laki pun

bisa menjadi

Page 80: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

mahkluk yang

lemah dan cocok

menjadi objek

untuk diberi

bantuan.

BAB IV

Sampaikan

Dariku Walau

Satu Ayat

Dalam salah satu sub

bab berjudul

“mengkritisi sekitar

kita” halaman 55 pada

lembar aktivitas siswa

ditemukan sebuah

redaksi kalimat berikut

“Hermansyah adalah

seorang siswa kelas XI

salah satu SMA. Ia

rajin beribadah, rajin

mengajak teman untuk

ikut pengajian, kajian

Islam dan lain

sebagainya”.

Menilik redaksi

kalimat tersebut,

siswa selaku

pembaca bisa

terbawa pada

sebuah

penafsiran bahwa

laki-laki itu lebih

unggul daripada

perempuan,

karena contoh

yang diangkat

hanya laki-laki

saja. padahal

perempuan pun

mampu untuk

mandiri serta

berperan dalam

berbagai bidang

kegiatan di

masyarakat.

Sebagai tindakan

preventif untuk

meminimalisir

kesalahan

penafsiran, maka

perlu ditampilkan

contoh yang

seimbang antara

laki-laki dan

perempuan,

sehingga kesan

yang muncul adalah

kesetaraan antara

keduanya.

BAB V Masa

Kejayaan

Islam yang

Dinantikan

Tema ini menampilkan

beberapa nama atau

tokoh di era Kejayaan

Islam sebagai materi

Dari nama-nama

tokoh yang

disebutkan,

semuanya adalah

Berdasarkan fakta

sejarah, sebenarnya

dari kaum

perempuan pun

Page 81: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

Kembali utama diantaranya:

1. Ilmu filsafat

Alkindi

Alfarabi

Ibnu Bajah

2. Kedokteran

Ar-Razi

Jabir bin Hayyam

3. Matematika

Al-Khawarizmi

Umar Alfarukhan

4. Astronomi

Al-Farazi

Al-Gattani

(Hal: 74).

kaum adam, tentu

hal ini bisa saja

dimaknai bahwa

seolah-olah kaum

perempuan

sedikit sekali

bahkan tidak

sama sekali

berkonstribusi di

era kejayaan

Islam, padahal

secara hakiki

keberadaan

perempuan

merupakan

pelengkap bagi

laki-laki, dimana

keduanya saling

mengisi dan

membantu.

muncul nama atau

tokoh yang

memberikan

konstribusi

signifikan di Era

Kejayaan Islam,

seperti Zubaidah

Binti Ja’far, istri

Khalifah Harun Ar

Rasyid, dan

menjadi ibu negara

yang memiliki

pengaruh sangat

besar dalam

Kekhalifahan

Abbasyiyah. Selain

itu ada pula nama

Turan, istri

Khalifah Al

Ma’mun, dan

Buran, salah satu

putri dari menteri

Al Ma’mun.

Nama-nama ini

perlu ditampilkan

guna memberikan

pemahaman kepada

siswa, bahwa kaum

perempuan

memiliki potensi

serta konstribusi

Page 82: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

yang sama dengan

laki-laki.

BAB VI

Membangun

Bangsa

Melalui

Perilaku Taat,

Kompetisi

dalam

Kebaikan, dan

Etos Kerja

Ilustrasi seorang

bapak yang

sedang

memberikan

bantuan kepada

perempuan yang

membutuhkan

dalam rangka

mencari Ridha

Alloh dan

berlomba-lomba

dalam kebaikan

(Hal: 95).

Ilustrasi ini

tentunya bisa

semakin

menguatkan

image di

masyarakat akan

inferioritas kaum

perempuan serta

superioritas laki-

laki atas mereka.

Siswa selaku

generasi penerus

bangsa hendaknya

dihindarkan dari

kesan negatif yang

telah mengakar di

masyarakat,

khususnya kesan

yang seakan-akan

memposisikan

perempuan di

bawah laki-laki,

semisal dalam bab

ini dimunculkan

juga ilustrasi

seorang perempuan

yang sedang

membantu seorang

laki-laki yang

membutuhkan,

dengan adanya

gambar seperti itu,

image siswa

terhadap sosok

perempuan akan

lebih proposional

dan berkeadilan.

Dimana mereka

bisa menganggap

Page 83: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

bahwa kedudukan

laki-laki dan

perempuan itu

setara.

BAB X

Bangun dan

Bangkitlah

Wahai

Pejuang Islam

Konten materi dalam

bab X ini mengangkat

nama atau tokoh

pembaru dunia Islam

masa modern sebagai

fokus pembelajaran

diantaranya:

Muhammad bin Abdul

Wahhab, Syah

Waliyullah,

Muhammad Ali Pasha,

Al-Tahtawi, Jamaludin

al Afgani, Muhammad

Abduh, Rasyid Rida,

Sayyid Ahmad Khan,

Sultan Mahmud II dan

Muhammad Iqbal.

(Hal: 169-176).

Membaca konten

materi tersebut,

bisa membawa

siswa kepada

suatu kesan atau

persepsi bahwa

kaum laki-laki

merupakan satu-

satunya pelaku

pembaharu Dunia

Islam serta

menafikan

konstribusi kaum

hawa di era

tersebut. Hal ini

sekali lagi

dikarenakan tidak

ada tokoh atau

nama perempuan

yang

dimunculkan.

Dengan merunut

pada kronologi

sejarah, ditemukan

nama atau tokoh

pembaharu dunia

Islam yang ternyata

mereka berasal dari

kalangan

perempuan, seperti

Amina Wadud,

Fetima Mernissi

dan lain sebagainya.

Mereka adalah para

mujadid yang telah

berkonstribusi bagi

umat Islam

khususnya dalam

hal

memperjuangkan

hak-hak kaum

perempuan. Dengan

adanya

pencantuman nama

atau tokoh

perempuan tersebut,

bisa memberikan

sebuah pemahaman

Page 84: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

bagi siswa

bahwasanya

perempuan itu

memiliki andil

dalam masa

pembaruan Islam,

dan tentunya akan

semakin

memuluskan

langkah menuju

tercapainya kondisi

kehidupan yang

berkeadilan gender.

BAB XI

Toleransi

sebagai Alat

Pemersatu

Bangsa ilustrasi dua orang laki-

laki yang sedang

bersalaman dalam

rangka menumbuhkan

rasa persaudaraan

untuk menjaga

perdamaian. (Hal

:187).

Mengamati

ilustrasi tersebut

dimana tidak

ditampilkanya

gambar

perempuan bisa

memunculkan

beragam

persepsi, salah

satunya sebuah

kesan akan rasa

superioritas laki-

laki terhadap

perempuan,

yakni bahwa

urusan menjaga

persatuan dan

perdamaian.

Idealnya

ditampilkan juga

gambar perempuan

bersalaman dengan

perempuan baik

sesama muslimah

atau dengan non

muslimah, sehingga

pembaca bisa

memahami bahwa

tugas atau peran

menjaga pesatuan

dan perdamaian

adalah tanggung

jawab bersama,

baik laki-laki

maupun perempuan.

Page 85: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

Tabel 4.2

Buku Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti Sekolah

Menengah Atas (SMA) kelas XI

Tema

Utama

Muatan

Ketidakadilan

Gender

Kritik

Muatan

Perspektif

Berkeadilan Gender

BAB II

Keluarga

Pusat Utama

Pendidikan

Gambar ibu-ibu

yang sedang

mengasuh dan

mendidik anak-

anaknya (Hal: 16).

Gambar

disamping bisa

membawa pada

makna dan kesan

bahwa kewajiban

mengurus,

mengasuh dan

mendidik anak

masih dibebankan

kepada

perempuan (ibu)

saja,

Sebenarnya peran atau

tugas mengasuh,

mendidik serta

mengurus anak adalah

peran yang bisa

dipertukarkan kepada

laki-laki. Hal ini

diperlukan guna

tercipta kesetaraan

antara keduanya

dalam sebuah

keluarga. Maka

idealnya dalam bab ini

ditampilkan juga

semisal gambar laki-

laki yang sedang

mengajari anaknya

belajar atau sedang

mengasuh anaknya.

Sehingga bisa

memberi pemahaman

bahwa kewajiban akan

Page 86: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

anak adalah tanggung

jawab bersama antar

ayah dan ibu.

BAB VII

Keluarga

sebagai

Gereja Mini

Ilustrasi Imam Eli

sedang mengkader

Samuel menjadi

hakim untuk umat

Tuhan (Hal :61).

Ilustrasi

disamping secara

tidak langsung

bisa mengarahkan

pembaca kepada

suatu pemaknaan

bahwa ternyata

sedikit sekali

kesempatan bagi

perempuan untuk

ikut

berkonstribusi di

bidang

keagamaan. Ini

tentu bisa

semakin

menguatkan

anggapan bahwa

wilayah

perempuan adalah

domestik saja.

Untuk mengkonstruk

pemahaman siswa

agar lebih peka

dengan keadilan

gender, hendaknya

ditampilkan juga

sebuah gambar

dimana muncul sosok

perempuan, tidak

hanya laki-laki saja.

Sehingga peserta didik

bisa mempunyai

sebuah pemahaman

bahwa antara laki-laki

dan perempuan adalah

setara dalam hal

memperoleh

kesempatan untuk

ikut berpartisipasi di

bidang keagamaan.

BAB VIII

Keluargaku

dalam Gaya

Hidup

Modern

Mengamati

gambar tersebut,

bisa semakin

mengaburkan

tugas atau peran

laki-laki dalam

Anggapan yang keliru

dan telah melekat kuat

dalam masyarakat,

yakni bahwa

mengasuh anak adalah

tanggung jawab

Page 87: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

Gambar ibu-ibu

yang sedang

menjaga anaknya

serta berbelanja (Hal

:70).

hal mengasuh

anak-anaknya,

padahal pada

hakikatnya,

kewajiban

mengasuh anak

menjadi tugas

bersama antara

laki-laki dan

perempuan.

perempuan saja,

hendaknya segera

diluruskan, karena itu

bertentangan dengan

kosep keadilan

gender. Pemunculan

ilustrasi atau gambar

sosok bapak-bapak

yang sedang

mengasuh anaknya

bisa menjadi salah

satu langkah konkrit

untuk mempercepat

tercapainya kehidupan

yang berkeadilan

gender.

BAB X

Keadilan dan

Perdamaian

dalam

Keluarga

Gambar perempuan

sedang mengepel

lantai (Hal : 91).

Ilustrasi

disamping bisa

berdampak pada

sebuah asumsi

bahwa tugas

mengurus rumah

adalah kewajiban

perempuan

semata, padahal

peran itu bisa

dipertukarkan

kepada laki-laki.

Secara konseptual,

wacana keadilan

gender berupaya

menciptakan suatu

keseimbangan antara

laki-laki dan

perempuan dalam hal

menunaikan tugas dan

kewajibanya.

Mengurus rumah

adalah kewajiban

bersama antara ayah

dan ibu, sehingga

sudah sewajarnya

apabila ditampilkan

Page 88: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

juga gambar bapak

atau ayah yang sedang

mengepel lantai, agar

kesan keadilan gender

bisa sampai kepada

para pembaca.

BAB XI

Home Sweet

Home

Di halaman 99

dimuat sebuah kisah

kehidupan Yakub

yang ingin menikahi

Rahel, putri Laban,

akan tetapi

nampaknya Laban

berusaha

mempersulit Yakub

untuk mencapai

tujuannya itu.

Berikut kutipan

ceritanya

“Yakub marah dan

akhirnya Laban

berjanji akan

memberikan Rahel

apabila Yakub

bekerja lagi padanya

selama 7 tahun”.

Menilik redaksi

kata yang dipakai

pada cerita

tersebut yakni

kata

memberikan,

seakan akan

memunculkan

kesan bahwa

keberadaan

perempuan itu

hampir sama

dengan sebuah

barang yang bisa

dipindah

tangankan dengan

leluasa, layaknya

barang dagangan.

Hendaknya redaksi

kalimat yang

ditampilkan

menggunakan pilihan

kata yang berpijak

pada semangat

keadilan serta

kesetaraan gender,

bukan malah

sebaliknya, misalnya

saja kata

memberikan Rahel

tersebut bisa diganti

dengan

mengikhlaskan atau

yang lainya. Sehingga

kesan yang nampak

adalah bahwa

perempuan merupakan

makhluk yang mulia

serta mempunyai

kedudukan yang sama

dengan laki-laki.

Page 89: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

Selanjutnya berdasarkan temuan yang ada dalam dua tabel diatas,

penulis berupaya memberikan analisis seputar ketidakadilan gender dari buku

tersebut.

F. Analisis Muatan Ketidakadilan Gender dalam Buku Pendidikan Agama

dan Budi Pekerti.

Jika kita merunut kembali tulisan Faqih tentang faktor ketidakadilan

gender sebagaimana berikut, yakni marginalisasi perempuan, penempatan

perempuan pada marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan terhadap

perempuan dan beban kerja majemuk yang tidak proposional. Hal itu bisa

dilihat aplikasinya dalam rancang bangun kurikulum pendidikan SMA

melalui pilihan gambar dan redaksi kata dalam buku Pendidikan Agama dan

Budi Pekerti kelas XI sebagaimana telah dipaparkan dibagian sebelumnya.

Misalnya marginalisasi, yaitu dimana perempuan dikucilkan dari

berbagai sektor kehidupan, sehingga kesempatan untuk ikut berpartisipasi

serta berkonstribusi menjadi terbatas bahkan hilang sama sekali (Faqih dalam

Maslkikah dkk, 2012: 13). Dari muatan yang dimunculkan dalam buku

Pendidikan Agama Islam tersebut, yang termasuk dalam kategori

marginalisasi adalah (1) ilustrasi perlombaan MTQ, dimana peserta yang

ditampilkan hanya laki-laki saja. Ini tentunya bisa mengarahkan pembaca

buku pada pemahaman yang kurang sempurna berkaitan dengan semangat

kehidupan yang berkeadilan gender, dimana hak kaum perempuan untuk ikut

memberikan sumbangsih dalam bidang keagamaan seolah-olah dibatasi, dan

adanya monopoli kaum laki-laki dalam bidang tersebut. (2) kutipan cerita

Page 90: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

seorang siswa bernama Hermansyah yang nampak diunggulkan daripada

siswa lainya serta tidak ada nama siswi yang dimunculkan. (3) kutipan tokoh

atau nama orang yang berjasa di era kejayaan Islam dan era Pembaharuan

Islam, dimana semuanya adalah nama laki-laki, tanpa ada satupun tokoh atau

nama perempuan yang nampak. Redaksi kalimat yang demikian bisa

menimbulkan sebuah kesan yang seakan menyudutkan posisi perempuan

dalam kancah kehidupan bermasyarakat, dimana eksistensi mereka seolah-

olah terabaikan, kurang berguna serta tidak ada konstribusinya bagi kemajuan

sebuah peradaban yang pernah dan akan dicapai. Padahal tidak mungkin

sebuah kaum mampu mencapai peradaban yang tinggi tanpa adanya dorongan

serta bantuan dari kaum perempuan, sebagaimana pepatah mengatakan

dibalik kesuksesan seorang pria, pasti ada wanita yang mendampinya. (4)

Ilustrasi dua orang laki-laki yang sedang bersalaman, dalam rangka menjaga

persatuan dan kedamaian. Dalam konteks kekinian, setiap individu ingin

menjadi subjek yang berperan, bukan menjadi objek, termasuk kaum

perempuan. Kaitanya dengan urusan menjaga keamanan dan kedamaian,

posisi mereka setara dengan laki-laki, karena tidak jarang, perempuanlah

yang mampu meredam sebuah gejolak, atau bahkan sebaliknya menimbulkan

permasalahan yang mengganggu stabilitas keamanan, sehingga dengan kata

lain, keberadaan perempuan tidak bisa dipandang sebelah mata dalam urusan

menjaga persatuan dan kedamaian.

Sementara dalam buku PAK, yang masuk kategori marginalisasi

adalah ilustrasi Imam Eli yang sedang mengkader Samuel, dimana dalam

Page 91: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

gambar itu tidak nampak adanya keterlibatan perempuan dalam urusan

keagamaan. Gambar yang demikian tentunya bagi orang yang awam akan

masalah gender, bukanlah hal yang krusial, dan dianggap biasa saja, padahal

jika ini dibiarkan dan tidak ada upaya pembenahan, maka anggapan bahwa

urusan keagamaan dan menjadi agamawan adalah ranah laki-laki, bukan

perempuan akan abadi di tengah-tengah masyarakat.

Apabila ilustrasi serta redaksi kalimat yang tidak berkeadilan gender

diatas dikonstruk dalam sebuah bingkai penafsiran, maka akan bisa

memunculkan sebuah kesan atau tafsir bahwa ruang bagi perempuan untuk

berkonstribusi dalam berbagai bidang kehidupan begitu terbatas, posisi

mereka begitu tersudut, bahkan pada tahap paling akhir, mereka akan

tersingkirkan sama sekali dari ranah-ranah kehidupan tersebut.

Selain marginalisasi sebagaimana dikemukakan diatas, ditemukan

juga faktor ketidakadilan gender dalam buku tersebut, yakni stereotip.

Stereotip sebenarnya hanya sebuah pelabelan saja, akan tetapi dalam konteks

ketidakadilan gender, ini merupakan sebuah bentuk perlakuan dimana

kelompok tertentu diberikan semacam label atau penanda yang bersifat

negatif yang cenderung bersifat merugikan (Maslikah dkk, 2012: 13). Dari

beberapa bagian isi buku PAI, ditemukan ilustrasi yang mengarah kepada

sikap stereotip, seperti ilustrasi seorang bapak yang sedang memberikan

bantuan kepada seorang ibu, dimana ilustrasi ini bisa memberikan stigma

negatif, salah satunya adalah kesan bahwa perempuan itu makhluk yang

lemah serta layak menjadi objek untuk dibantu. Tentunya hal ini sangat

Page 92: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

merugikan kaum hawa, karena secara tidak langsung mereka dicap sebagai

makhluk yang hidupnya menggantungkan pada bantuan orang lain. Padahal

faktanya, banyak perempuan yang mampu hidup mandiri, dan tidak jarang

justru kaum laki-lakilah yang mengantungkan nafkah pada kaum perempuan.

Sedangkan dalam buku PAK, beban kerja majemuk menjadi muatan

ketidakadilan gender yang paling banyak ditemukan. Perlakuan ini menimpa

kaum perempuan, dimana mereka dibebankan dengan tugas domestik yang

begitu berat, seperti mengasuh serta mendidik anak, mengurus rumah, bahkan

sampai menjadi tulang punggung ekonomi keluarga (Maslikah dkk, 2012:

14). Semestinya perempuan diberi tugas yang proposional, tidak melulu

dibebani tugas domestik yang sebenarnya dapat dipertukarkan antara laki-laki

dan perempuan, sehingga akan tercapai suatu hubungan yang seimbang serta

berkeadilan dalam keluarga.

Selanjutnya dari perspektif agama Islam, ketidakadilan gender pada

hakikatnya bertentangan dengan salah satu pedoman hidup umat Islam yakni

Al-Qur’an, dimana secara eksplisit dalam beberapa suratnya telah

menjelaskan terkait kedudukan yang setara antara laki-laki dan perempuan.

kita bisa membaca dari surat Al-Ahzab: 35.

ت و ٱلمسلمين إ ت و ٱلمؤمنين و ٱلمسلم نتين و ٱلمؤمن ت و ٱلق نت دقين و ٱلق ٱلص

ت و دق برين و ٱلص ت و ٱلص بر شعين و ٱلص ت و ٱلخ شع قين و ٱلخ ٱلمتصد

ت و ق ئمين و ٱلمتصد ت و ٱلص ئم

فظين و ٱلص ت فروجهم و ٱلح فظ كرين و ٱلح ٱلذ

ا و ٱلل ت كثير كر أعد ٱلذ غفرة وأجرا ٱلل ا لهم م ٠٣عظيم

Page 93: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

Artinya

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan

perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam

ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan

yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu´, laki-laki dan perempuan

yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan

perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang

banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka

ampunan dan pahala yang besar” (Qs. Al-Ahzab: 35).

dan At-Taubah: 71.

ت و وٱلمؤمنو وينهو عن ٱلمعروف بعضهم أولياء بعض يأمرو ب ٱلمؤمن

ة ويقيمو ٱلمنكر لو ة ويؤتو ٱلص كو ويطيعو ٱلز ئك ۥ ورسوله ٱلل أول

ه سيرحمهم إ ٱلل ١٣ عزيزح حكيم ٱلل

Artinya

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian

mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka

menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar,

mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-

Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana”.( Qs. At Taubah: 71).

Inti dari kedua ayat tersebut menerangkan bahwa tidak dibedakan

antara laki-laki dan perempuan dalam hal beribadah, kesempatan untuk

beramal serta menggapai ampunan dan rahmat dari Alloh SWT. Berlandaskan

pada dalil diatas, maka tidak layak apabila ada dikotomi yang bersifat negatif

dan merugikan antara laki-laki dan perempuan, seperti perempuan yang

diasosiasikan dengan sifat lemah, sementara laki-laki bersifat kuat, laki-laki

bekerja di ranah publik sedangkan perempuan di ranah domestik, hal tersebut

lambat laun jika dibiarkan akan menjadi jurang pemisah antara keduanya.

Konsep kesetaraan yang diajarkan Al-Qur’an sebagaimana

tercantum diatas sudah sepatutnya diimplementasikan dalam kehidupan

Page 94: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

sehari-hari, agar antara laki-laki dan perempuan terjadi pola hubungan yang

harmonis, tidak ada istilah monopoli oleh satu pihak terhadap pihak lain

dalam suatu bidang tertentu, serta tidak ada rasa lebih unggul, sehingga

merendahkan yang lainya.

Hakikatnya semua manusia dihadapan Alloh adalah sama, diciptakan

dari unsur yang sama sebagaimana termaktub dalam surat An-Nisa: 1

أيها حدة وخلق منها زوجها ٱلذيربكم ٱتقوا ٱلناس ي ن نفس و خلقكم م

ا ونساء و ٱتقوا وبث منهما رجال كثير ٱلرحا و ۦتساءلو به ٱلذي ٱلل

إ اكا عليكم ر ٱلل ٣ قيب

Artinya:

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah

menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan

isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki

dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan

(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan

(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan

mengawasi kamu”.(QS. An-Nisa’: 1).

Ayat diatas secara ekplisit membawa pesan bahwa Al-Qur’an

sebagai penunjuk jalan umat Islam pada khususnya dan umat manusia pada

umumnya tidak membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan (Umar,

1994: 241).

Lebih lanjut menurut beberapa penggiat hak-hak kaum feminis,

seperti Amina Wadud, Fatima Mernissi, dan Fatima Sadiqi, menyatakan

bahwa ketidakadilan gender merupakan tindakan yang bertentangan dengan

fitrah manusia, serta tidak ada dalil logis ataupun ideologi yang

melegalkanya, kalaupun toh dianggap ada, itu karena kesalahan mufasirnya.

Page 95: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

Amina Wadud mencontohkan sebuah ayat yang sering dipakai untuk

melegitimasi kedudukan laki-laki terhadap perempuan, yakni surat Al

Baqarah ayat: 30-31, dalam ayat tersebut terdapat kata Kholifah, yang sering

diasosiasikan kepada kaum laki-laki, sehingga akan nampak bahwa laki-laki

lebih unggul daripada kaum perempuan. Menurut analisa Wadud, kata

Kholifah merujuk pada martabat manusia secara umum, baik laki-laki

maupun perempuan, bukan bermakna khusus sebagimana dipahami oleh

sebagian orang sehingga dia menekankan bahwa kholifah berkaitan erat

dengan gender dan martabat kaum perempuan (Wadud, 2006: 51).

Berkaca pada pemahaman Amina Wadud tersebut, maka pola

hubungan yang sesuai antara laki-laki dan perempuan adalah kesetaraan,

karena keduanya sama-sama memikul tugas sebagai wakil Alloh di bumi,

tidak boleh ada satu pihak yang merasa lebih unggul dalam suatu bidang

kehidupan tertentu, bahkan sampai memonopoli sehingga pihak lain merasa

tersingkirkan. Keduanya merupakan partner yang saling melengkapi, bukan

saling menjatuhkan. Hegemoni suatu kelompok hanya akan menimbulkan

ketimpangan, mengungkung potensi, serta menutup akses pihak lain yang

ingin berperan serta, baik dalam lingkup yang kecil, semisal keluarga, sampai

pada wilayah yang lebih luas lagi, yakni kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.

Sementara Fatima Mernissi, menilai bahwa ketidadilan gender

muncul akibat dari adanya lembaga-lembaga sosial tertentu yang membatasi

peran perempuan termasuk pemisahan serta subordinasi atas mereka

Page 96: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

(Mernissi dalam Maslikah, 2012: 61). Kita bisa melihat bagaimana

masyarakat mendudukkan posisi perempuan dalam ranah kehidupan sehari-

hari, mulai dari anggapan-anggapan negatif yang disematkan kepada mereka

seperti adanya asumsi bahwa perempuan tidak layak menduduki suatu posisi

tertentu, tidak ahli dalam suatu bidang kehidupan, mahkluk yang lemah,

kurang terampil dsb, atau bahkan sampai perlakuan yang tidak berpijak pada

semangat kesetaraan dan persamaan seperti penyingkiran kaum perempuan

dalam suatu bidang, dan beban kerja majemuk yang memberatkan

perempuan. Jika kita mau meniliti secara seksama, ketidakadilan yang

menimpa kaum perempuan sejatinya bukanlah kodrat, melainkan akibat

konstruksi sosial masyarakat yang telah lama mengakar, dan dianggap

sebagai sesuatu yang sudah mapan. Padahal secara fitrah, manusia menempati

suatu posisi yang sama, meskipun berbeda secara bahasa, jenis kelamin, suku

ataupun yang lainya.

Apa yang disuarakan oleh Mernissi, digaungkan pula oleh sesama

aktivis feminis yang masih senegara, yakni Fatima Sadiqi. Dia

menggambarkan bagaimana perempuan ditempatkan pada sebuah posisi yang

mulia, dengan mengambil contoh salah satu istri Nabi yang diberi gelar

Ummul Mukminin (Sadiqi, 2003: 31). Gelar tersebut mencerminkan bahwa

perempuan memiliki status atau derajat yang luhur dalam kehidupan umat

manusia, maka sudah sewajarnya apabila kaum perempuan mendapatkan

sebuah status yang sama dengan laki-laki.

Page 97: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN.

Berdasarkan pemamparan pada bab-bab sebelumnya, maka karya

penelitian ini secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut:

Konsep gender adalah perbedaan sosial yang berpangkal pada

perbedaan jenis kelamin, dimana perbedaan sosial itu dibakukan dalam tradisi

dan sistem budaya masyarakat. Gender bukanlah kodrat Tuhan, melainkan

suatu produk pemikiran manusia yang bersifat dinamis serta tergantung

dengan perubahan dan tuntutan zaman.

Ketidakadilan gender adalah suatu sistem atau struktur yang

menempatkan laki-laki ataupun perempuan pada posisi yang tidak semestinya

atau bisa juga sebuah kesan dan perlakuan yang mengunggulkan suatu jenis

kelamin tertentu dalam kehidupan sosial atau kebijakan publik sehingga

menyebabkan ketimpangan. Adanya ketidakadilan gender disebabkan oleh

perilaku dan perlakuan sosial seperti marginalisasi perempuan, penempatan

perempuan pada marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan terhadap

perempuan dan beban kerja majemuk yang tidak proposional.

Komparasi ketidakadilan gender yang ditemukan dalam buku PAI

maupun PAK kelas XI tingkat SMA, yang masih mengandung unsur

ketidakadilan gender, baik berupa gambar atau ilustrasi maupun yang

berbentuk redaksi kalimat.

Page 98: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

Dalam buku PAI sendiri ditemukan 7 konten ketidakadilan gender

yang tersebar dalam 7 tema, dengan rincian 4 berbentuk ilustrasi dan 3

berbentuk redaksi kalimat. Sedangkan dalam buku PAK, ditemukan 6 muatan

ketidakadilan gender yang tersebar kedalam 5 tema pembelajaran, dengan

rincian 5 berbentuk ilustrasi, dan sisanya berbentuk redaksi kalimat.

Selanjutnya terkait dengan materi yang disajikan oleh buku

“Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti” serta buku “Pendidikan Agama

Kristen dan Budi Pekerti” secara keseluruhan sudah memadai untuk anak usia

16-18 tahun atau setara dengan tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas).

Hanya saja khusus untuk PAK, banyak muatan materi yang agak sulit

dipahami, dikarenakan materi yang ditampilkan berbasis pada budaya asing

yang berbeda jauh dengan budaya lokal asli negara kita.

B. SARAN

Ketidakadilan gender merupakan sesuatu hal yang penting untuk

diketahui, spirit untuk menghapus ketidakadilan gender dalam segala lini

kehidupan perlu digerakkan, termasuk dalam dunia pendidikan agama.

Pemerintah, khususnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan selaku

pembuat kebijakan terkait penyusunan atau perancangan kurikulum serta

buku teks ajar pendidikan agama untuk memberikan perhatian yang lebih

serius terhadap masalah gender tersebut, sehingga buku-buku yang beredar di

sekolah dapat mencerminkan konten materi yang berpijak pada semangat

keadilan gender. Bagi para guru agama sebaiknya juga concern dalam

masalah gender, sehingga peserta didik terbentuk dengan baik, bukan hanya

Page 99: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan

pendidikan agamnaya, namun juga sekaligus “melek” gender. Tidak hanya

buku agama Islam dan Kristen saja, akan tetapi semua buku agama-agama

yang lain. Hal ini bertujuan agar semua peserta didik di sekolah mempunyai

kesadaran akan arti pentingnya sebuah keadilan gender dalam kehidupan

berkeluarga, berbangsa dan bernegara, sehingga menjadi generasi muda yang

hebat dan dapat dibanggakan.

C. PENUTUP

Akhirnya, ada yang perlu digaris bawahi, bahwa penelitian ini belum

menggunakan analisis yang holistik dalam konteks referensi normatif maupun

studi gender, oleh karena itu masih diperlukan studi studi berikutnya yang

lebih inten dalam masalah ini. Penulis berharap penelitian ini dapat

memberikan manfaat bagi siap pun yang berminat dalam masalah gender.

.

Page 100: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan
Page 101: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan
Page 102: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan
Page 103: ANALISIS KETIDAKADILAN GENDER DALAM BUKU PENDIDIKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4328/1/sakbani.pdf · gender dalam buku pendidikan agama dan budi pekerti, kemudian melakukan