102
ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN JARINGAN (MULTI LEVEL MARKETING) (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

  • Upload
    hangoc

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI

PEMASARAN JARINGAN (MULTI LEVEL MARKETING)

(Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

INDRA THAMRIN

I34060248

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

ii

ABSTRACT

Leadership is individual ability to lead and influence other individuals.

Leadership styles give much influence how a leader in multi level marketing can

lead, to direct, to motivate, to guide, and to rise spirit to networkers in order to

success. The aim of this study is to analyze the leadership styles used by leader

networker, to find the factors that influence leader networker leadership style,

and the influence of leadership styles on the networker performances. This study

uses a combination of quantitative method and qualitative method. The results

show that the consultative leadership and partisipative styles tend to produce a

high performances among networkers. The application of directive and delagate

style of leadership also tend to produce a high performances in different

situation.

Keywords: leader, leadership style, networker and performance

Page 3: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

iii

RINGKASAN

INDRA THAMRIN. ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRIPEMASARAN JARINGAN (MULTI LEVEL MARKETING) (KASUSNETWORKER PT SINGA LANGIT JAYA, KOTA BOGOR, PROPINSIJAWA BARAT). (Di bawah bimbingan SAID RUSLI).

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan leader

networker dalam industri pemasaran jaringan, menelaah faktor-faktor yang

mempengaruhi gaya kepemimpinan leader networker dalam industri pemasaran

jaringan, serta menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan leader networker

terhadap kinerja para networker dalam industri pemasaran jaringan. Penelitian ini

dilaksanakan di Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penelitian dilaksakan selama

dua bulan yaitu pada bulan Januari-Februari 2010.

Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif (metode

survei) dan kualitatif. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data

primer dan sekunder meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Teknik yang

digunakan dalam menetapkan responden networker adalah total sampling, yaitu

pengambilan sampel sebesar populasi yang ada.

Pada teknik pengolahan dan analisis data, data kuantitatif diolah dan

disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Tabel frekuensi digunakan untuk melihat

gaya kepemimpinan dan pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja networker.

Data kualitatif yang diperoleh dari wawancara diintegrasikan dengan hasil analisis

data kuantitatif, selanjutnya ditarik suatu kesimpulan untuk mencapai tujuan

penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian, gaya kepemimpinan yang paling banyak

diterapkan leader networker adalah gaya kepemimpinan konsultatif dan

partisipatif. Pada kegiatan-kegiatan tertentu juga diterapkan gaya kepemimpinan

direktif dan delegatif.

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker Tianshi dipengaruhi oleh

faktor-faktor karakteristik leader networker, karakteristik networker, dan situasi di

lingkungan organisasi. Karakteristik leader networker dalam hal ini meliputi latar

belakang pendidikan yang dimiliki leader networker, kepribadian leader

networker, pengalaman dan nilai-nilai yang dianut leader networker dalam

Page 4: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

iv

mengambil keputusan. Karakteristik networker meliputi tingkat pendidikan, usia,

status perkawinan, dan pengalaman. Situasi meliputi situasi atau keadaan

lingkungan kerja support system Tianshi yaitu Unicore, situasi masalah yang

mempengaruhi leader networker dalam pengambilan keputusan, serta bidang

kegiatan networker.

Secara umum, kinerja networker PT Singa Langit Jaya tergolong

berkinerja tinggi. Penerapan gaya kepemimpinan dapat berpengaruh terhadap

kinerja networker. Semua penerapan gaya kepemimpinan leader networker

menghasilkan kinerja yang tinggi pada berbagai bidang kegiatan networker.

Page 5: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

v

ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRIPEMASARAN JARINGAN (MULTI LEVEL MARKETING)

(Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

INDRA THAMRINI34060248

SKRIPSISebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

PadaDepartemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Fakultas Ekologi ManusiaInstitut Pertanian Bogor

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan MasyarakatFakultas Ekologi ManusiaInstitut Pertanian Bogor

2010

Page 6: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

vi

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan MasyarakatFakultas Ekologi ManusiaInstitut Pertanian Bogor

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh:

Nama mahasiswa : Indra Thamrin

NRP : I34060248

Judul : Analisis Kepemimpinan dalam Industri Pemasaran

Jaringan (Multi Level Marketing) (Kasus Networker

PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar SarjanaKomunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia,Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ir. Said Rusli, MANIP. 19450621 196902 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MSNIP. 19550630 198103 1 003

Tanggal Pengesahan:

Page 7: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

vii

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL”ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARANJARINGAN (MULTI LEVEL MARKETING) (KASUS NETWORKER PTSINGA LANGIT JAYA, KOTA BOGOR, PROPINSI JAWA BARAT)”BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADAPERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUKTUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGAMENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYASAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANGPERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALISEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA.

Bogor, Juni 2010

Indra Thamrin

I34060248

Page 8: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

viii

RIWAYAT HIDUP

Indra Thamrin dilahirkan di Palembang pada tanggal 29 Juni 1988, sebagaianak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Tjarsan Thamrin dan IbuMaria Magdalena serta memiliki kakak laki-laki Benny Thamrin dan DavidThamrin dan adik perempuan Ferina Thamrin. Penulis memasuki bangku sekolahuntuk pertama kalinya tahun 1993 di TK Xaverius Lubuklinggau. Pada tahunajaran 1994 penulis melanjutkan pendidikan di SD Xaverius Lubuklinggau dantamat pada tahun ajaran 2000. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di SMPXaverius Lubuklinggau sampai lulus tahun 2003. Pendidikan menengah ataspenulis ditempuh di SMA Xaverius Lubuklinggau dan lulus pada tahun 2006.Setelah menamatkan pendidikan di bangku SMA penulis kemudian di terimauntuk kuliah di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi di luar kampus.Diantaranya adalah sebagai Wakil Kepala Sekolah Minggu Vihara Dharma SuryaMaitreya Bogor, Wakil Presiden Istana Galih, dan Sekolah Pengembangan DiriUnicore. Selain aktif di organisasi di luar kampus, penulis juga menjadi AsistenDosen untuk mata kuliah Pengantar Ilmu Kependudukan. Sambil kuliah danorganisasi, penulis juga berwirausaha dan membangun bisnis sendiri sejak TPB.Penulis juga aktif menjadi MC, moderator, dan pembicara di bidang entrepreneurberbagai seminar dan pelatihan. Penulis pernah dilatih langsung dalam pelatihanentrepreneur oleh Prof Rhenald Kasali, Phd, Om Bob Sadino, Pak Ciputra, danpengusaha-pengusaha sukses lainnya. Saat ini penulis sudah mempunyai beberapabisnis yang menyerap banyak tenaga kerja sehingga setelah menamatkanpendidikan S1 di IPB penulis akan melanjutkan wirausahanya.

Page 9: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang mendalam penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YangMaha Kuasa, karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yangberjudul ”Analisis Kepemimpinan dalam Industri Pemasaran Jaringan (MultiLevel Marketing) (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, PropinsiJawa Barat) ini dapat selesai dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satusyarat meraih gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, FakultasEkologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini dapat selesai dengan baik tidak terlepas dari berbagai pihakyang membantu dalam berbagai hal dari masa awal penulisan hingga akhirpenulisan. Untuk itu ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Kuasa, Buddha Maitreya atas berkat dan rahmat –Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Ir. Said Rusli, MA sebagai dosen pembimbing skripsi yang telahmenyediakan waktunya untuk memberikan dorongan, bimbingan, arahandan masukan sejak awal hingga akhir penulisan ini dengan sabar.

3. Bapak Dr.Lala M.Kolopaking, MS selaku dosen penguji utama dan IbuRatri Virianita,S.Sos, M.Si selaku dosen penguji departemen.

4. Keluarga tercinta, Mama dan Papa atas semua doa dan perhatiannya. Jugauntuk kedua kakakku, Benny Thamrin dan David Thamrin, serta adikkuFerina Thamrin.

5. Agung Wibowo, SE, dan Erick Wahyudyono, SP memberikan banyakpelajaran hidup dan bisnis untukku.

6. Parnamian Johannes, teman seperjuanganku, my best friend dan Emy Chaiyang telah banyak memberikan inspirasi bagi penulis.

7. Teman-teman KPM 43 yang mengambil program akselerasi, Siska Triana,Arif, Adji, Eiga, Fefe, Riri, juga Demoel, Nirmala, Dwi, Andy Norman,Ipung, Arul, Baday, Nana, Andris dan semua teman-teman KPM 43.

8. Sahabat-Sahabatku di Republik Galih yang selalu memberikan semangatuntukku, Mantan Presiden Andri Meiriki SP, ME, Urip Azhari, S, Hut,M,Hut, Angga Perima, Budiman, Anas Mutakin, Adit, Iqbal, Pandu, JengUtin, Mas Dede, dan Martin Dwiko.

9. Rekan-rekan Vihara Dharma Surya Maitreya Bogor dan Lubuklinggau,Yolanda Agustina, Ko Pik Ju, Ce Maria, Hadi, para abdi Tuhan.

10. Para upline dan downlineku di Tianshi, Unicore, terutama Mbak Dimi atasmotivasi dan bimbingannya selama ini.

11. Teman-teman KPM 42, 43, 44, dan 45 yang tidak tersebutkan namanyadan telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

12. Rekan-rekan CDA IPB dan Wirausaha Muda Mandiri atas semangat danmotivasinya.

Penulis menyadari dalam skripsi ini masih terdapat kesalahan dankekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan perbaikan demikesempurnaan tulisan ini, terlepas dari itu penulis berharap semoga tulisan inidapat bermanfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.

Bogor, Juni 2010

Penulis

Page 10: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

x

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ...........................................................................................................ii

RINGKASAN .........................................................................................................iii

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................v

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................vi

PERNYATAAN .....................................................................................................vii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...........................................................................................................x

DAFTAR TABEL ..................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………....xiv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………....11.2 Perumusan Masalah ……………………………………………………....51.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………61.4 Kegunaan Penelitian …………………………………………………….. 7

BAB II. PENDEKATAN TEORITIS2.1 Tinjauan Pustaka …………………………………………………………72.1.1 Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan ……………………………….72.1.2 Fungsi-Fungsi Kepemimpinan ……………………………………..…...12

2.1.3 Gaya Kepemimpinan …………………………………………………....132.1.4 Multi Level Marketing ………………………………………………..…152.1.5 Kelebihan-Kelebihan Bisnis MLM …………………………………......172.1.6 Kinerja Pegawai ………………………………………………………...192.1.7 Penilaian Kinerja Pegawai …………………………………………...…202.1.8 Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai ……….……212.2 Kerangka Pemikiran ……………………………………………………222.3 Hipotesis Pengarah ……………………………………………………..232.4 Hipotesis Uji ………………………………………………………...….242.5 Definisi Konseptual ………………………………………………….....242.5 Definisi Operasional …………………………………………………....25

Page 11: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

xi

BAB III. METODE PENELITIAN3.1 Pendekatan Penelitian ………………………………………………….. 293.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………………293.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………...303.4 Teknik Penentuan Responden …………………………………………..313.5 Teknik Analisis Data ……………………………………………………31

BAB IV. PROFIL PT SINGA LANGIT JAYA4.1 Sejarah PT Singa Langit Jaya …………………………………………..334.2 Pemasaran PT Singa Langit Jaya ………………………………………344.3 Pembagian Bonus…………….………………………………………....40

BAB V. GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER5.1 Kegiatan yang Berkaitan dengan Penentuan Jadwal …………………...435.2 Kegiatan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Tugas ………………….455.3 Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemberian Konsultasi ........................47

5.4 Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemakai Produk………..….….…......48

5.5 Kegiatan yang Berkaitan dengan Penyelesaian Masalah atau Konflik

yang Terjadi dalam Jaringan ………………………………………...…50

5.6 Ikhtisar ……………………………………………………………….... 52

BAB VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYAKEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER

6.1 Karakteristik Leader Networker ……………………………………….. 546.2 Karakteristik Networker…………………………………………………576.3 Situasi di Lingkungan Organisasi ………………………………….…...606.4 Ikhtisar ………………………………………………………...….……..61

BAB VII. PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKERTERHADAP KINERJA NETWORKER

7.1 Kinerja Networker …………………….……………………………….. 637.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Leader Networker terhadap Kinerja

Networker ……………………………………………………………….647.2.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang

Berkaitan dengan Penentuan Jadwal ……………………………….…...65

7.2.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yangBerkaitan dengan Pelaksanaan Tugas …………………………………..66

7.2.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang

Berkaitan dengan Pemberian Konsultasi ……………………………..…68

7.2.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang

Page 12: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

xii

Berkaitan dengan Pemakai Produk ……………………………………..697.2.5 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan yang

Berkaitan dengan Penyelesaian Masalah atau Konflik yang Terjadi

dalam Jaringan………………………………………………..…………707.3 Ikhtisar ………………………………………………………………….71

BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN8.1 Kesimpulan ……………………………………………………………..728.2 Saran ……………………………………………………………………73

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 13: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

xiii

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 1. Bonus Kepemimpinan ................................................................ 40

Tabel 2. Bonus Langsung dan Bonus Tidak Langsung ............................ 41

Tabel 3. Bonus Kepemimpinan ................................................................ 41

Tabel 4. Distribusi Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan

Leader Networker Menurut Bidang Kegiatan

Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah......................53

Tabel 5. Distribusi Responden Networker PT Singa Langit JayaMenurut Kinerjanya Berdasarkan Penilaian Networkeryang Bersangkutan …………………………………………….63

Tabel 6. Distribusi Responden Networker menurut Gaya

Kepemimpinan Leader Networker dan Kinerja Networker

pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Penentuan Jadwal……. 65Tabel 7. Distribusi Responden Networker menurut Gaya

Kepemimpinan Leader Networker dan Kinerja Networker

pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan

Tugas ………………………………………………..…………66Tabel 8. Distribusi Responden Networker menurut Gaya

Kepemimpinan Leader Networker dan Kinerja Networker

pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemberian Konsultasi ..68

Tabel 9. Distribusi Responden Networker menurut Gaya

Kepemimpinan Leader Networker dan Kinerja Networker

pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemakai

Produk ………………………………………………...………69Tabel 10. Distribusi Responden Networker menurut Gaya

Kepemimpinan Leader Networker dan Kinerja Networker

pada Kegiatan yang Berkaitan dengan Penyelesaian

Masalah atau Konflik yang Terjadi dalam Jaringan …………70

Page 14: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Contoh Sistem Penggandaan MLM..............................................3

Gambar 2. Determinan Kepemimpinan..........................................................10

Gambar 3. Kerangka Pemikiran…………………………………………..…23

Gambar 4. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan LeaderNetworker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan PenentuanJadwal ......................................................................................... 44

Gambar 5. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan LeaderNetworker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan PelaksanaanTugas ........................................................................................... 45

Gambar 6. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan LeaderNetworker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan PemberianKonsultasi ................................................................................... 47

Gambar 7. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan LeaderNetworker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan

Pemakai Produk .......................................................................... 49

Gambar 8. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan LeaderNetworker pada Kegiatan yang Berkaitan dengan PenyelesaianMasalah atau Konflik yang Terjadi dalam Jaringan ................... 51

Page 15: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

1 www.sinarharapan.co.id, diakses tanggal 27 Desember 20092 www.apli.co.id, diakses tanggal 27 Desember 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri pemasaran jaringan atau lebih dikenal dengan sebutan Multi Level

Marketing merupakan salah satu strategi pemasaran yang dewasa ini menjadi

booming. Banyak perusahaan besar dunia memasarkan produknya melalui

distribusi jaringan. Data dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI)

mencatat ada puluhan perusahaan asing yang memasarkan produk dengan

berbasis jaringan di Indonesia. Hal ini berdampak dengan munculnya para

distributor pemasar jaringan perusahaan-perusahaan tersebut.

Bisnis MLM masuk ke Indonesia sekitar dua puluh tahun yang lalu.1

Perkembangannya di Indonesia sangat meyakinkan, ditandai dengan semakin

banyaknya perusahaan yang menggunakan sistem MLM di Indonesia dari tahun

ke tahun, seperti Tianshi, Amway, Herbalife, Forever Young, Avon, Sophie

Martin, Oriflame dan Tupperware, sementara untuk MLM lokal di Indonesia

terdapat nama-nama seperti CNI, MQ-Net, Triple-S, Ahad Net dan perusahaan

MLM lainnya.

Pertumbuhan bisnis MLM dapat terlihat dari data perusahaan MLM yang

terdaftar di APLI sejak tahun 1993 hingga saat ini. Pada tahun 1993 sampai

dengan tahun 2005 tercatat ada puluhan perusahaan MLM yang resmi terdaftar di

APLI. Rata-rata pertumbuhan bisnis MLM adalah yaitu lima perusahaan MLM

per tahun.2

Industri pemasaran jaringan yang juga sering disebut network marketing

atau personal franchise menjadi booming saat ini dikarenakan berbagai faktor.

Page 16: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

2

Salah satunya yaitu dalam industri pemasaran jaringan para pelakunya tidak

mengenal latar belakang. Berbeda dengan di dunia konvensional dimana harus

memiliki gelar kesarjanaan dan bidang ilmu khusus, dalam industri pemasaran

jaringan siapapun bisa menjalankannya, tidak peduli apakah ia seorang dokter,

sarjana, bahkan seorang satpam dan tukang ojek pun bisa menjalankan bisnis

MLM. Selain itu, modal yang digunakan dalam menjalankan MLM bisa dijangkau

semua khalayak dengan tingkat pengembalian modal yang relatif cepat, resiko

kecil, serta memiliki potensi penghasilan yang tidak terbatas menjadikan MLM

booming saat ini.

Teori dasar yang menjadi pondasi praktek MLM yaitu bahwa organisasi

berkembang secara geometris melalui prinsip penggandaan ke bawah.

Maksudnya, seseorang yang memulai bisnis MLM biasanya dengan hanya

mengenal dua orang (atau lebih), kemudian dua orang tersebut masing-masing

mengenalkan dua orang berikutnya masing-masing mengenalkan dua orang lagi

dan begitu seterusnya. Sekelompok orang tersebut dengan sendirinya akan

membentuk sebuah tim yang berada di bawah kepemimpinan orang pertama.

Pola bisnis MLM yaitu membangun bisnis dari rumah (home based

business) atau pola pemasaran jaringan progresif. Seorang yang mengikuti pola

bisnis MLM merupakan distributor atau anggota yang menempati suatu posisi

dalam jenjang karir sistem tersebut. Distributor mempunyai seorang upline yaitu

pihak yang mengajaknya (mensponsori) dalam bisnis MLM, sedangkan distributor

itu sendiri disebut downline. Seorang doenline akan menjadi upline jika telah

memiliki downline lain di bawahnya. Sekumpulan distributor yang membentuk

struktur upline-downline akan membentuk suatu jaringan. Dalam jaringan terdapat

Page 17: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

3

”kaki” dan level. Kaki adalah bagian dari jaringan yang ditinjau secara vertikal,

dan level adalah bagian dari jaringan yang ditinjau secara horizontal (Tracy,

2005).

Jaringan yang telah terbentuk akan terus tumbuh tanpa ada batasnya,

selama para anggota terus mensponsori pihak baru untuk masuk dalam bisnis

MLM maka jaringan akan terus membesar dan meluas. Dari berawal hanya

mensponsori satu atau dua orang, seorang distributor akan mempunyai downline

mungkin sampai ratusan. Misalnya seorang distributor mensponsori dua orang,

kemudian masing-masing dari kedua orang tersebut mensponsori dua orang lagi,

demikian seterusnya. Maka dapat dibayangkan berapa distributor yang akan

tergabung dalam kelompok tersebut. Pertumbuhan kelompok tersebut secara

teoritis akan terlihat seperti pada Gambar 1.

PT Singa Langit Jaya (Tianshi) adalah salah satu perusahaan MLM multi

nasional yang tercepat penyebarannya dalam sejarah dunia. Dalam jangka 10

tahun sejak didirikannya tahun 1992, Tianshi sudah mempunyai jaringan di lebih

dari 160 negara. Kunci utama keberhasilan bisnis Tianhi adalah kualitas dan

manfaat produk yang nyata. Pada tahun 2010 Tianshi memiliki visi bisa masuk

dalam Fortune 500 (daftar 500 perusahaan ternama dunia). Untuk mencapai tujuan

Distributor

2 Level 1

4 Level 2

8 Level 3

16 Level 430

Gambar 1. Contoh Sistem Penggandaan MLM (Tracy, 2005)

Page 18: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

4

tersebut Tianshi sedang membangun 1000 Bannerstore (supermarket berbasis

MLM) di seluruh dunia.

Dalam membangun jaringan bisnisnya, salah satu kunci keberhasilan

networker atau pembangun jaringan menjalankan MLM adalah faktor

kepemimpinan. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memimpin

dan mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan (leadership) memberikan pengaruh

yang besar, bagaimana seorang leader dalam sebuah MLM dapat memimpin,

mengarahkan, memberikan motivasi, bimbingan, dan semangat kepada

jaringannya supaya menjadi sukses dan berhasil seperti dirinya.

Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan suatu faktor yang

menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi atau usaha. Kepemimpinan yang

sukses menunjukkan bahwa pengelolaan suatu organisasi berhasil dilaksanakan

dengan sukses pula. Para pemimpin organisasi harus mampu mempergunakan

kewenangannya dalam merubah sikap dan perilaku karyawan supaya mau bekerja

dengan giat dan berkeinginan mencapai hasil yang optimal. Gaya kepemimpinan

yang dipergunakan pemimpin dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan

perilaku para anggota organisasi/bawahan (Nawawi, 2003).

Seorang pemimpin sebagai individu merupakan suatu kepribadian yang

berhadapan dengan sejumlah individu lainnya yang masing-masing juga

merupakan suatu kepribadian. Dalam keadaaan seperti itu seorang pemimpin

harus memahami setiap kepribadian yang berbeda dengan kepribadiannya sendiri.

Pemimpin sebagai suatu kepribadian memiliki motivasi yang mungkin tidak sama

dengan motivasi anggota kelompoknya, baik dalam mewujudkan kehendak untuk

bergabung dan bersatu dalam suatu kelompok maupun dalam melaksanakan

Page 19: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

5

kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam suatu

organisasi MLM, setiap pemimpin merupakan pribadi yang sangat sentral yang

sangat besar pengaruhnya terhadap pegawainya yang terlihat dalam sikap dan

perilakunya pada waktu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Saat ini, dari sekian banyak perusahaan MLM di Indonesia hanya beberapa

perusahaan MLM saja yang bisa bertahan dan terus berkembang, salah satunya

adalah PT Singa Langit Jaya. Selain memiliki kualitas produk yang sangat baik,

kunci utama PT Singa Langit Jaya terus berkembang adalah faktor kepemimpinan

yang dimiliki oleh networkernya. Belum banyak peneliti yang memfokuskan

penelitiannya mengenai kepemimpinan dalam industri pemasaran jaringan, oleh

karena itulah, penulis yang saat ini sedang mendalami ilmu tentang kepemimpinan

sekaligus menjalankan bisnis pemasaran jaringan tertarik untuk melakukan

penelitian tentang analisis kepemimpinan dalam industri pemasaran jaringan

(Multi Level Marketing).

1.2 Perumusan Masalah

PT Singa Langit Jaya (Tianshi) mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2001

dan merupakan salah satu perusahaan bersistem MLM yang telah terdaftar di

Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) dengan nomor anggota

9957/07/01. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan MLM terbesar di

Indonesia yang bertahan hingga saat ini. Bertahan dan berkembangnya perusahaan

Tianshi tidak terlepas dari peranan leader networkernya dalam memimpin dan

mengembangkan jaringannya. Peranan seorang leader networker penting untuk

mencapai tujuan perusahaan Tianshi, terutama berkaitan dengan peningkatan

Page 20: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

6

kinerja networker dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Untuk

mewujudkan sikap kerja dan kinerja networker yang baik, diperlukan berbagai

cara yang dapat dilakukan oleh seorang leader networker, yaitu dengan

menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat.

Berdasarkan latar belakang dan uraian tersebut, perumusan masalah yang

akan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gaya kepemimpinan leader networker dalam industri

pemasaran jaringan (Multi Level Marketing) PT Singa Langit Jaya?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gaya kepemimpinan leader

networker dalam industri pemasaran jaringan (Multi Level Marketing)

PT Singa Langit Jaya?

3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan leader networker terhadap

kinerja networker dalam industri pemasaran jaringan (Multi Level

Marketing) PT Singa Langit Jaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi gaya kepemimpinan leader networker dalam industri

pemasaran jaringan (Multi Level Marketing) PT Singa Langit Jaya.

2. Menelaah faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan leader

networker dalam industri pemasaran jaringan (Multi Level Marketing)

PT Singa Langit Jaya.

Page 21: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

7

3. Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan leader networker terhadap

kinerja para networker dalam industri pemasaran jaringan (Multi Level

Marketing) PT Singa Langit Jaya.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak,

seperti networker PT Singa Langit Jaya, institusi pendidikan, dan para pembaca

maupun peminat studi yang dijadikan topik penulisan untuk menambah informasi

sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bagi penulisan ilmiah terkait.

Bagi para networker atau pembangun jaringan, penelitian ini dapat berguna untuk

meningkatkan kemampuan kepemimpinannya dalam membangun jaringan

bisnisnya. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini dapat berguna untuk memperluas

wawasan dan meningkatkan pengetahuan tentang kepemimpinan dalam industri

pemasaran jaringan (Multi Level Marketing) PT Singa Langit Jaya.

Page 22: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

BAB II

PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan

Seorang pemimpin dapat berhasil apabila mendapat dukungan dari

bawahannya yang termotivasi untuk bekerja. Oleh sebab itu, pemimpin perlu

berupaya agar bawahannya selalu termotivasi dalam bekerja. Terdapat hubungan

yang kuat antara pola kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai, terutama

pada hubungan antara atasan dan bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa seorang

pemimpin dapat mempengaruhi tingkat motivasi kerja pegawai, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kepemimpinan yang efektif

dapat meningkatkan motivasi kerja sehingga pegawai dapat melakukan pekerjaan

dengan maksimal. Kepemimpinan mengandung arti yang lebih kompleks dari

definisi atau pengertian dari pemimpin. Bila pemimpin diidentikkan sebagai orang

yang mempunyai pengaruh terhadap orang lain, maka kepemimpinan merupakan

konsep yang bersifat empiris untuk setiap situasi dan kondisi mengandung

pengertian yang berbeda. Dapat pula dikatakan bahwa pemimpin (leader) adalah

orangnya, sedangkan kepemimpinan (leadership) adalah kegiatannya. Hasiholan

(1987) menyatakan kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi

perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk

mencapai tujuan organisasi.

Herujito (1996) mengemukakan pada hakekatnya seseorang disebut

’pemimpin’ jika dia dapat mempengaruhi orang lain dalam mencapai suatu tujuan

tertentu, walaupun tidak ada ikatan-ikatan formal dalam organisasi. Demikian

Page 23: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

9

pula pengertian pemimpin akan timbul dimana pun asalkan ada unsur-unsur

seperti: 1) ada orang yang dipengaruhi, 2) ada orang yang mempengaruhi, 3) ada

pengarahan dari yang mempengaruhi. Gibson (1997) berpendapat bahwa

pemimpin merupakan orang yang dapat memberikan pengaruhnya kepada orang

lain dalam upaya pencapaian sasaran tertentu, baik sasaran pribadi ataupun

sasaran yang meliputi tujuan bersama.

French dan Raven dalam Gibson, et al., 1997 menyatakan bahwa

kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin dapat bersumber dari:

1. Reward power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa

pemimpin mempunyai kemampuan dan sumber daya untuk memberikan

penghargaan kepada bawahan yang mengikuti arahan-arahan

pemimpinannya.

2. Coercive power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa

pemimpin mempunyai kemampuan memberikan hukuman bagi

bawahan yang tidak mengikuti arahan-arahan pemimpinnya.

3. Legitimate power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa

pemimpin mempunyai hak untuk menggunakan pengaruh dan otoritas

yang dimilikinya.

4. Referent power, yang didasarkan atas identifikasi (pengenalan) bawahan

terhadap sosok pemimpin. Para pemimpin dapat menggunakan

pengaruhnya karena karakteristik pribadi, reputasi, dan karismanya.

5. Expert power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin

adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan mempunyai keahlian

dalam bidangnya. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk

Page 24: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

10

kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku

bawahan dalam berbagai situasi.

George R.Terry dalam Umar (2003), mengemukakan bahwa

kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk berusaha

mencapai tujuan kelompok secara sukarela. Menurut Robert Tannenbaum, Irving

R.Weschler dan Fred Messarik dalam Umar (2003) menyatakan bahwa

kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dilakukan dalam suatu situasi

dan diarahkan melalui proses komunikasi, pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu.

Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam Umar (2003) menyatakan

bahwa kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang-orang untuk ikut dalam

pencapaian tujuan bersama. Kepemimpinan merupakan suatu proses

mempengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan

dalam situasi tertentu. Menurut James A,F, Stoner dalam Umar (2003),

kepemimpinan merupakan suatu proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas

yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok. Kepemimpinan

meliputi: 1) orang-orang, 2) bekerja dari sebuah organisatoris, 3) timbul dari

sebuah situasi yang spesifik (Umar, 2003). Hubungan antara ketiganya itu dapat

dilihat pada Gambar 2:

Orang-orang

Posisi Situasi yang

Organisatoris bersangkutan

Gambar 2. Determinan Kepemimpinan (Umar, 2003)

Page 25: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

11

Kepemimpinan menurut Yulk (1998) yaitu sebagai proses mempengaruhi,

yaitu mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa bagi para pengikut, pilihan

dari sasaran bagi kelompok atau organisasi, pengorganisasian dari aktivitas-

aktivitas kerja untuk mencapai sasaran, pemeliharaan hubungan kerjasama atau

team work, serta perolehan dukungan dan kerjasama dari orang-orang yang berada

di luar kelompok atau organisasi. Menurut Davis dan Newstrom dalam Nawawi

(2003) kepemimpinan adalah proses mendorong dan membantu orang lain untuk

bekerja dengan antusias mencapai tujuan. Menurut Siagian (2003) kepemimpinan

merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sedemikian

rupa sehingga orang lain mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara

pribadi hal itu tidak disenanginya.

Menurut Wahjosumidjo (1993) butir-butir pengertian dari berbagai definisi

kepemimpinan, pada hakekatnya memberikan makna:

1. Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin

yang berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan

kesanggupan.

2. Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat

dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu

sendiri.

3. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara

pemimpin, bawahan, dan situasi.

Berbagai pandangan dan pendapat mengenai batasan atau definisi

kepemimpinan di atas, memberikan gambaran bahwa kepemimpinan dilihat dari

sudut pendekatan apapun mempunyai sifat umum dan merupakan suatu gejala

Page 26: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

12

sosial. Dengan berbagai definisi di atas dapat dikatakan bahwa kepemimpinan

mencakup tentang kepribadian, kemampuan, kesanggupan, peranannya, dan

hubungan antara pemimpin dan pengikutnya.

2.1.2 Fungsi-Fungsi Kepemimpinan

Peranan kepemimpinan adalah fungsi-fungsi kepemimpinan dalam hal

pencapaian tujuan organisasi/perusahaan, antara lain sebagai penentu arah, juru

bicara organisasi, komunikator yang efektif, dan interogator. Menurut Siagian

(2003), fungsi-fungsi kepemimpinan yang bersifat hakiki adalah:

1. Penentu arah yang hendak ditempuh oleh organisasi dalam usaha

pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya.

2. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan berbagai pihak

di luar organisasi, terutama dengan mereka yang tergolong sebagai

”stakeholders”.

3. Komunikator yang efektif.

4. Mediator yang handal, khususnya dalam mengatasi berbagai situasi

konflik yang mungkin timbul antara individu dalam satu kelompok kerja

yang terdapat dalam organisasi yang dipimpinnya.

5. Inspirator yang rasional dan objektif.

Dengan menjalankan fungsi kepemimpinan yang hakiki tersebut, maka pemimpin

diharapkan dapat membawa para pengikutnya ke tujuan yang hendak dicapai.

Memperhatikan beberapa fungsi kepemimpinan dalam melakukan fungsi-

fungsi kepemimpinan antara lain sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yulk (1998), fungsi-fungsi kepemimpinan adalah:

Page 27: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

13

1. Memahami situasi dan kondisi kehidupan masyarakat.

2. Mempertahankan dan memodifikasi norma dan tujuan kelompok sesuai

kebutuhan masyarakat.

3. Menumbuhkan berbagai peranan kelembagaan yang dapat menunjang

pemecahan kebutuhan masyarakat.

4. Mengharmoniskan pola-pola hubungan kerja dalam masyarakat.

Rivai (2007) menjelaskan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung

dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing

yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar

situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial karena harus

diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok

atau organisasi. Fungsi kepemimpinan sendiri dikelompokkan dalam dua dimensi

oleh Rivai (2007), yaitu:

1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan

(direction) dalam tindakan atau aktivitas memimpin.

2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau

keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas

pokok kelompok atau organisasi.

2.1.3 Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan seseorang

pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat

(Thoha, 1993). Wahjosumidjo (1994) mengemukakan bahwa perilaku pemimpin

Page 28: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

14

dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sesuai dengan gaya

kepemimpinan seseorang. Gaya tersebut adalah sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan direktif, dicirikan oleh:

a. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan berkaitan dengan

seluruh pekerjaan menjadi tanggung jawab pemimpin dan ia hanya

memberikan perintah kepada bawahannya untuk melaksanakannya.

b. Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan menjalankan

tugas.

c. Pemimpin melakukan pengawasan kerja dengan ketat.

d. Pemimpin memberikan ancaman dan hukuman kepada bawahan yang

tidak berhasil melaksanakan tugas-tugas yang telah ditentukan.

e. Hubungan dengan bawahan rendah, tidak memberikan motivasi kepada

bawahannya untuk mengembangkan dirinya secara optimal, karena

pemimpin kurang percaya dengan kemampuan bawahannya.

2. Gaya kepemimpinan konsultatif, dicirikan oleh:

a. Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dilakukan oleh

pemimpin setelah mendengarkan keluhan dari bawahan.

b. Pemimpin menentukan tujuan dan mengemukakan berbagai ketentuan

yang bersifat umum setelah melalui proses diskusi dan konsultasi

dengan para bawahan.

c. Penghargaan dan hukuman diberikan kepada bawahan dalam rangka

memberikan motivasi kepada bawahan.

d. Hubungan dengan bawahan baik.

3. Gaya kepemimpinan partisipatif, dicirikan oleh:

Page 29: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

15

a. Pemimpin dan bawahan bersama-sama terlibat dalam pengambilan

keputusan dan pemecahan masalah atau dengan kata lain apabila

pemimpin akan mengambil keputusan, dilakukan setelah adanya saran

dan pendapat dari bawahan.

b. Pemimpin memberikan keleluasaan bawahan untuk melaksanakan

pekerjaan.

c. Hubungan dengan bawahan terjalin dengan baik dan dalam suasana

yang penuh persahabatan dan saling mempercayai.

d. Motivasi yang diberikan kepada bawahan tidak hanya didasarkan atas

pertimbangan-pertimbangan ekonomis, melainkan juga didasarkan atas

pentingnya peranan bawahan dalam melaksanakan tugas-tugas

organisasi.

4. Gaya kepemimpinan delegatif, dicirikan oleh:

a. Pemimpin mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dengan

bawahan dan selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan dan

pemecahan masalah kepada bawahan.

b. Bawahan memiliki hak untuk menentukan langkah-langkah bagaimana

keputusan dilaksanakan dan hubungan bawahan tinggi.

2.1.4 Multi Level Marketing

Kishel (1992) mendefinisikan MLM sebagai metode penjualan dimana

konsumen mempunyai kesempatan untuk menjadi distributor pabrik yang dapat

membangun jaringan atau level di bawahnya. Setiap level akan berbagi

keuntungan pada level-level di atasnya.

Page 30: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

16

Tracy (2005) menyatakan MLM adalah gambaran jenis pemasaran lainnya

karena sebuah perusahaan MLM adalah salah satu ragam pemasaran tertentu dan

rancangan kompensasinya melibatkan sejumlah tingkat pengorganisasian

kelompok dan pembayaran komisi, serta dapat menerapkan segala metode

penjualan. Wead (1997) menyatakan Network Marketing atau MLM adalah suatu

jaringan kerja dimana seorang usahawan atau pengusaha yang independen

mempunyai penjualan dari suatu produk atau jasa. Selain dari hak penjualan,

mereka juga dapat mempromosikan atau memasukkan orang lain ke dalam

kelompoknya.

Dengan kata lain, MLM dapat diartikan sebagai sistem penjualan secara

langsung kepada konsumen yang dilakukan secara berantai, dimana seorang

konsumen dapat menjadi distributor produk dan dapat mempromosikan orang lain

untuk bergabung dengan kelompok bisnisnya dalam rangka memperluas jaringan

distributornya. Dalam rangkaian distributor terdapat istilah ”upline” dan

”downline”. Upline adalah distributor tingkat pertama yang mempromosikan

distributor tingkat kedua sedangkan downline adalah pihak yang disponsori oleh

distributor tingkat pertama. Downline juga dapat menjadi upline bagi orang lain

dengan membangun jaringan baru di bawahnya dengan mensponsori orang lain ke

dalam kelompoknya dan demikian seterusnya (Kishel, 1992).

MLM lebih memanfaatkan kekuatan manusia daripada institusi ritel dan

lainnya untuk mempromosikan dan menjual barang atau jasa. MLM juga

menitikberatkan pada kekuatan kontak pribadi dan persuasif dalam penjualan,

dimana si penjual berfungsi lebih dari sekedar seorang juru tulis yang mencatat

hasil penjualan.

Page 31: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

17

MLM berbeda dengan sistem penjualan lainnya. Dalam bisnis MLM,

distributor multilevel tidak hanya berusaha menjual barang kepada konsumen

secara eceran, tetapi juga mencari distributor lain untuk menjual barang atau jasa

kepada konsumen. Karakteristik lain yang menjadi ciri pembeda bisnis MLM

adalah penjual, biasanya disebut distributor, merupakan seorang kontraktor bebas

yang bisa menjual dimana saja, kapan saja, meskipun harus tunduk pada acuan

perusahaan berkenaan dengan iklan maupun cara menjual produk.

Program-program MLM telah mengalami peningkatan terus-menerus sejak

tahun 1980-an, dikarenakan bisnis MLM menawarkan peluang memperoleh

pendapatan yang tinggi melalui prinsip-prinsip penggandaan usaha. Seseorang

dapat menciptakan sebuah organisasi sebagai wahana dalam memasarkan produk

dan jasa. Penghasilan ditentukan berdasarkan pada apa yang diperoleh anggota

tim maupun usaha sendiri. Proses pengembangan organisasi ini mengandung

makna bahwa seseorang memerankan satu peran penting dalam membantu

distributor mencapai kesuksesan, dengan mengerjakan apa yang harus dilakukan.

Prinsip pokok MLM adalah bahwa seseorang akan berhasil jika membantu orang

lain mencapai keberhasilan juga.

2.1.5 Kelebihan-Kelebihan Bisnis MLM

Bisnis MLM berkembang dengan pesat karena memiliki sejumlah

kelebihan bagi orang lain yang ingin terjun ke dalam bisnis ini. Rata-rata

kelebihan tersebut terletak pada bentuk penjualan langsung, sedang beberapa

diantaranya pada bisnis itu sendiri. Wead (1997) mengungkapkan beberapa

kelebihan yang dimiliki oleh bisnis MLM yaitu diantaranya:

Page 32: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

18

(1) Setiap orang dapat melakukannya

(2) Nyaris tanpa resiko

(3) Tidak ada atasan

(4) Pelatihan nasional dan bantuan dari perusahaan diberikan dalam bentuk

buku pegangan, seminar, dan rapat

(5) Waktu yang diinvestasikan sekarang berguna untuk kemudian hari

(6) Rasa aman karena ada sistem pembagian bonus dan royalti ahli

warisnya

(7) Bisnis siap pakai dan siap dijalankan

(8) Tidak ada wilayah yang membatasi daerah operasi para distributor

(9) Modal yang diperlukan untuk memulai bisnis ini sangat kecil yaitu

hanya membayar formulir pendaftaran dan produk perusahaan

(10) Mendapatkan penghasilan sesuai dengan penjualan dan pembinaan

jaringan yang dikembangkan.

Selain disebutkan di atas, bisnis MLM masih mempunyai beberapa

kelebihan lainnya yang menjadi kekuatan bisnis ini untuk berkembang. Seperti

yang dikemukakan oleh Tracy (2005), MLM dapat digunakan sebagai

perlindungan pajak untuk mengurangi pajak pendapatan karena bisnis ini

mengurangi pajak berbagai barang, seperti perangkat rumah dan peralatan yang

dipakai dalam bisnis. Biaya tambahan untuk bisnis ini hanya sedikit karena dapat

dijalankan di rumah sendiri, tidak perlu membangun kantor sendiri atau menyewa

tempat. Cocok bagi suami-istri maupun sebuah keluarga karena dikerjakan di

rumah dan bekerja bersama-sama. Bisnis ini menjadi peluang dalam melakukan

Page 33: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

19

perjalanan yang menyenangkan, berkenalan dengan teman-teman baru, dan

pengalaman berlajar yang positif.

Dilihat dari segi finansial, bisnis MLM menawarkan suatu penghasilan

yang sangat menarik bila dibandingkan dengan bisnis atau pekerjaan lain,

misalnya waralaba atau bekerja pada suatu perusahaan. Bila dikerjakan dengan

benar, bisnis ini menawarkan peluang peningkatan penghasilan maupun volume

usaha yang dapat meningkat secara eksponensial.

2.1.6 Kinerja Pegawai

Menurut Dessler (1997) kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam

rencana strategi suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut

prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok individu. Kinerja dapat

diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut memiliki kriteria

keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan

atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa adanya tujuan serta atau

target, kinerja seseorang atau organisasi tidak dapat diketahui karena tidak ada

tolok ukurnya.

Mathis dan Jackson dalam Istijanto (2006), mendefinisikan bahwa kinerja

pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pegawai.

Kinerja pegawai yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen

sebagai berikut: kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, ketepatan dari waktu hasil,

kehadiran, kemampuan bekerja sama.

Page 34: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

20

Hasibuan (2003), kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang

dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan

atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Kinerja merupakan

gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja,

kemampuan dan penerimaan atas kejelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat

motivasi seorang pekerja.

Selain itu kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja yang dapat dicapai

oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi

yang bersangkutan. Dengan kata lain, kinerja perorangan dan kinerja kelompok

sangat memperngaruhi kinerja oraganisasi secara keseluruhan dalam rangka

mencapai tujuan organisasi tersebut. Sedarmayanti (2001) mendefinisikan kinerja

sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau

penampilan kerja. Pengertian kinerja tersebut menunjukkan bagaimana seorang

pekerja dalam menjalankan pekerjaannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan

kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang

dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing

dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.

2.1.7 Penilaian Kinerja Pegawai

Pencapaian tujuan organisasi dilakukan oleh seluruh anggota dengan

melaksanakan tugas yang sudah ditentukan sebelumnya berdasarkan beban dan

volume kerja yang dikelola oleh suatu manajemen. Dalam melaksanakan

tugasnya, setiap anggota yang berfungsi sebagai bawahan perlu dinilai hasilnya

Page 35: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

21

setelah tenggang waktu tertentu suatu program (Istijanto, 2006). Istijanto

menjabarkan bahwa indikator penilaian kinerja pegawai terdiri dari beberapa

aspek yaitu kualitas kerja, motivasi kerja, komunikasi dengan sesama tim kerja,

pelatihan, dan tanggung jawab.

2.1.8 Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai

Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang

dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan

berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Artinya gaya kepemimpinan dapat menuntun pegawai

untuk bekerja lebih giat, lebih baik, lebih jujur, dan bertanggung jawab penuh atas

tugas yang diembannya sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.

Pengaruh pimpinan dan bawahan dapat diukur melalui penilaian pekerja terhadap

gaya kepemimpinan para pemimpin dalam mengarahkan dan membina para

bawahannya untuk melaksanakan pekerjaan (Nawawi, 2003).

Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai

kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas

kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Dapat

dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat pada suatu organisasi

memainkan peranan yang sangat dominant dalam keberhasilan organisasi tersebut

dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dari kinerja para

pegawainya (Siagian, 2003).

Page 36: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

22

2.2 Kerangka Pemikiran

Berikut ini dikemukakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

untuk memahami fenomena kepemimpinan pada industri pemasaran jaringan PT

Singa Langit Jaya Kota Bogor, khususnya tentang hubungan gaya kepemimpinan

leader networker terhadap kinerja networker. Terdapat berbagai gaya

kepemimpinan yang mungkin untuk diterapkan seorang leader networker

terhadap jaringannya, meliputi gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan

konsultatif, gaya kepemimpinan partisipatif, dan gaya kepemimpinan delegatif.

Seorang pembangun jaringan atau networker dalam membangun bisnisnya

terlebih dahulu menjadi downline. Setelah mempunyai jaringan di bawahnya

barulah ia disebut upline. Seorang upline bisa disebut leader networker apabila

telah memiliki ratusan hingga ribuan jaringan di bawahnya. Terdapat berbagai

faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang leader

networker kepada networkernya. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya

kepemimpinan yang diterapkan digolongkan dalam tiga kategori yaitu: faktor

karakteristik leader networker, karakteristik networker, dan faktor situasi.

Untuk kepentingan penelitian ini, kinerja networker dipandang sebagai

hasil kerja yang dicapai networker dalam industri pemasaran jaringan PT Singa

Langit Jaya Kota Bogor. Ukuran-ukuran kinerja networker ini meliputi kualitas

kerja, motivasi, komunikasi, pelatihan, dan tanggung jawab. Alur pemikiran

tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 37: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

23

Keterangan:

: pengaruh

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis Penelitian

Untuk mengarahkan penelitian ini, diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga gaya kepemimpinan tertentu dominan dilakukan leader networker

PT Singa Langit Jaya.

2. Diduga faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi gaya

kepemimpinan leader networker adalah: karakteristik leader networker,

karakteristik networker, dan situasi di lingkungan networker.

Gaya Kepemimpinan:1. Gaya Direktif2. Gaya Konsultatif3. Gaya Partisipatif4. Gaya Delegatif

KarakteristikLeader

Networker

KarakteristikNetworker

Kinerja Networker- Kualitas kerja- Motivasi- Komunikasi- Pelatihan- Tanggung jawab

Situasi

Page 38: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

24

3. Diduga terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan leader networker

terhadap kinerja networker PT Singa Langit Jaya.

2.4 Definisi Konseptual

Untuk kepentingan penelitian ini dirumuskan sejumlah definisi konseptual

sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan:

adalah suatu cara atau pola tindakan, tingkah laku pimpinan secara

keseluruhan dalam mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Gaya kepemimpinan yang

diidentifikasi berdasarkan arah komunikasi dan cara-cara dalam

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dibedakan menjadi empat

kategori, terdiri dari gaya direktif, gaya konsultatif, gaya partisipatif, dan

gaya delegatif.

2. Karakteristik leader networker:

adalah kondisi seorang leader networker yang berpengaruh dalam

melaksanakan kepemimpinannya, latar belakang pendidikan yang dimiliki

leader networker, kepribadian leader networker, pengalaman serta nilai-

nilai yang dianut leader networker dalam mengambil keputusan.

3. Karakteristik networker:

adalah kondisi seorang networker yang mempengaruhi kinerjanya, seperti

tingkat pendidikan, usia, status perkawinan, dan pengalaman.

Page 39: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

25

3. Networker adalah istilah untuk orang yang menjalankan bisnis MLM.

4. Kinerja networker adalah hasil kerja yang dicapai pembangun jaringan

dalam membangun bisnisnya untuk mencapai tujuan tertentu.

5. Situasi adalah keadaaan dalam interaksi antara upline dengan downline

seperti suasana atau iklim kerja, suasana organisasi secara keseluruhan.

2.5 Definisi Operasional

Untuk mengarahkan pengumpulan, pengolahan, dan analisis data dalam

penelitian dirumuskan sejumlah definisi operasional berikut:

1. Penentuan gaya kepemimpinan yang diterapkan leader networker

dilakukan pada bidang atau kegiatan sebagai berikut:

a. Penentuan jadwal (presentasi, follow up, home meeting)

b. Pelaksanaan tugas (tiket pertemuan, pembicara, omset bulanan,

prospek, net-P, dream book)

c. Pemberian konsultasi.

d. Pemakai produk.

e. Penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam jaringan

Kategori dalam kegiatan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang

dilakukan leader networker terhadap jaringannya adalah:

a. Gaya kepemimpinan direktif, pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan dilakukan oleh leader networker.

Page 40: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

26

b. Gaya kepemimpinan konsultatif, pengambilan keputusan dan

pemecahan masalah dilakukan oleh leader networker setelah

mendengarkan masukan atau saran dari networker.

c. Gaya kepemimpinan partisipatif, leader networker dan networker

sama-sama terlibat dalam pengambilan keputusan dan pemecahan

masalah.

d. Gaya kepemimpinan delegatif, leader networker mendelegasikan

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah kepada networker.

Gaya kepemimpinan yang dipersepsikan oleh masing-masing responden

dilihat dari nilai yang terbesar dari lima pernyataan dalam kuesiner

penelitian. Gaya kepemimpinan yang paling banyak teridentifikasi dari

jawaban responden merupakan gaya kepemimpinan yang paling dominan

diterapkan leader networker.

2. Kinerja Networker

Kinerja networker diukur berdasarkan beberapa komponen di bawah ini:

a. Kualitas kerja adalah hasil kerja networker (mengukur produktivitas).

Kualitas kerja diidentifikasi dengan menggunakan pernyataan-

pernyataan dalam kuesioner yang mengarah pada hasil kerja

networker.

b. Motivasi adalah dorongan yang dimiliki networker untuk bekerja

dengan giat dalam melaksanakan tujuan pribadi dan tujuan organisasi.

Motivasi diidentifikasi dengan menggunakan pernyataan-pernyataan

dalam kuesioner yang mengarah pada keinginan networker untuk

terlibat dan berkontribusi dalam organisasi.

Page 41: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

27

c. Komunikasi adalah proses pertukaran pesan antar komunikator

(pemberi pesan) dan komunikan (penerima pesan) di dalam organisasi

untuk mencapai kesamaan makna. Komunikasi diidentifikasi dengan

menggunakan pernyataan-pernyataan dalam kuesioner yang mengarah

pada pertukaran pesan antar networker.

d. Pelatihan adalah memberikan informasi, kepemimpinan, pengetahuan

dan pengembangan diri mengenai membangun jaringan kepada

networker. Pelatihan diidentifikasi dengan menggunakan pernyataan-

pernyataan dalam kuesioner yang mengarah pada keikutsertaan

networker dalam pelatihan dan manfaat pelatihan tersebut.

e. Tanggung jawab adalah kemampuan networker menyelesaikan

pekerjaan utama dan tugas tambahan sesuai standar kerja yang harus

dicapai networker yang sudah ditetapkan. Tanggung jawab

diidentifikasi dengan menggunakan pernyataan-pernyataan dalam

kuesioner yang mengarah pada kemampuan networker melaksanakan

kewajibannya.

Masing-masing komponen pada kinerja networker dijabarkan ke dalam 6

pernyataan. Total kelima komponen untuk kinerja networker adalah 30

pernyataan. Setiap pernyataan dibagi ke dalam lima kategori dengan skor

1-5.

Sangat Tidak Setuju (STS), skor = 1

Tidak Setuju (TS), skor = 2

Kurang Setuju (KS), skor = 3

Setuju, skor = 4

Page 42: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

28

Sangat Setuju (SS), skor = 5

Total nilai minimum dan maksimum untuk semua pernyataan dalam tiap-

tiap komponen adalah 30 dan 150. Kinerja networker tiap komponen akan

dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Rentang

tersebut dibuat dengan tumus:

Rentang kelas = Nilai Maksimum – Nilai Minimum

Jumlah Kelas

Sehingga kriteria kinerja networker keseluruhan dapat dikategorikan:

Tinggi : apabila skor total kelima komponen berada pada rentang

111- 150

Sedang : apabila skor total kelima komponen berada pada rentang

71- 110

Rendah : apabila skor total kelima komponen berada pada rentang

30 - 70

Page 43: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

BAB III.

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif (metode

survei) dan pendekatan kualitatif. Metode survei adalah metode yang mengambil

contoh data dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989). Pendekatan

kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap para networker.

Dengan menggabungkan kedua pendekatan tersebut diharapkan upaya

pemahaman gaya kepemimpinan dalam pengambilan keputusan, faktor-faktor

yang mempengaruhi gaya kepemimpinan dan pengaruhnya dengan kinerja

networker dapat dilakukan secara lebih komprehensif.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai Analisis Kepemimpinan dalam Industri Pemasaran

Jaringan (Multi Level Marketing) ini dilaksanakan di Kota Bogor, Propinsi Jawa

Barat. Pemilihan lokasi adalah secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

hal-hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil studi penjajakan diketahui bahwa leader networker PT

Singa Langit Jaya Kota Bogor telah bergabung di MLM Tianshi lebih

dari tiga tahun sehingga diharapkan kepemimpinan yang telah

dilaksanakannya dapat diteliti secara lebih mendalam.

2. Efisiensi biaya, jarak, dan waktu dari peneliti.

Page 44: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

30

Penelitian dilaksakan selama dua bulan yaitu pada bulan Januari sampai dengan

Februari 2010.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder yang meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data primer

dikumpulkan dari para responden dan informan. Data primer yang dikumpulkan

terdiri dari:

1. Gambaran gaya kepemimpinan pada MLM PT Singa Langit Jaya Kota

Bogor yang digunakan oleh leader networker dalam pengambilan

keputusan dan pemecahan masalah.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan dalam

mengambil keputusan dan pemecahan masalah.

3. Kinerja networker PT Singa Langit Jaya yang dilihat berdasarkan

indikator kinerja networker.

4. Pengaruh gaya kepemimpinan dengan kinerja networker.

Pengumpulan data primer dari responden menggunakan teknik wawancara

dengan kuesioner yang telah disiapkan, sedangkan pengumpulan data primer

dari informan menggunakan pedoman wawancara. Dalam hal ini, wawancara

mendalam dilakukan guna mendapatkan informasi kualitatif yang memperkuat

analisis kuantitatif.

Data sekunder dikumpulkan dari Stokist 159 Tianshi, website resmi

Tianshi, sesuai dengan keperluan data untuk penulisan ini. Data sekunder yang

dikumpulkan terdiri dari: gambaran umum PT Singa Langit Jaya. Data sekunder

Page 45: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

31

dapat berbentuk dokumen, laporan-laporan yang memuat data kualitatif dan

angka statistik, laporan penelitian ataupun dalam bentuk lain.

3.4. Teknik Penentuan Responden

Metode penentuan responden yang digunakan adalah total sampling

(metode sensus) yaitu pengambilan sampel sebesar populasi yang ada. Hal ini

mengacu pada pendapat Surakhmad (1989) bahwa adakalanya masalah penarikan

sampel ditiadakan sama sekali dengan memasukkan seluruh populasi sebagai

sampel, yakni semua populasi itu diketahui terbatas. Sampel demikian dalam

penelitian ini digunakan dengan pertimbangan antara lain:

a. Jumlah populasi terbatas dan masih dalam jangkauan peneliti.

b. Dengan menggunakan total sampling, maka semakin representatif.

c. Responden adalah orang-orang yang sudah jelas diketahui.

Berdasarkan hasil studi penjajakan diketahui bahwa populasi networker

yang berada di bawah grup CH yang aktif menjalankan bisnisnya sebanyak 20

orang. Informan dalam penelitian ini adalah seluruh responden networker yang

aktif di grup CH.

3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan

menginterpretasikan data yang ada untuk menggambarkan fenomena yang terjadi.

Data yang diperoleh dari kuesioner diolah secara kuantitatif. Data kuantitatif

disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Tabel frekuensi digunakan untuk

mengetahui gaya kepemimpinan dan pengaruh gaya kepemimpinan dengan

Page 46: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

32

kinerja networker. Pengolahan dan analisis data kualitatif dilakukan dengan

mereduksi (meringkas) data dengan menggolongkan, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga sesuai

dengan keperluan untuk menjawab pertanyaan analisis di dalam penelitian. Data

hasil wawancara yang relevan dengan fenomena yang dianalisis disajikan dalam

bentuk kutipan-kutipan. Analisis data kualitatif dipadukan dengan hasil

interpretasi data kuantitatif.

Page 47: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

BAB IV

PROFIL PERUSAHAAN PT SINGA LANGIT JAYA

4.1 Sejarah PT Singa Langit Jaya

PT Singa Langit Jaya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tiens Group

atau Tianshi Group didirikan oleh Mr Li Jin Yuan pada tahun 1992, kini telah

menjadi perusahaan multi dimensi terbesar di China. Perusahaan yang berkantor

di Henderson Centre Beijing ini total asetnya mencapai satu milliar dollar RMB.

Pabrik utamanya yang sangat luas berada di Pusat Industri Teknologi Moderen

Tianjin. Tianshi mengutamakan riset dan teknologi moderen untuk

mengembangkan inti dari perawatan kesehatan dalam kebudayaan China yang

telah berusia 5.000 tahun.

Tercatat mulai Juli 1995, Tianshi Group mengadopsi sistem network

marketing. Strategi jitu ini rupanya membuahkan hasil yang luar biasa. Omset

penjualan yang semula 630 juta Yuan pada tahun 1996, meningkat drastis menjadi

2,12 milyar Yuan pada tahun berikutnya. Tahun 1998, Tianshi sudah go

internasional melalui Amerika Serikat, Rusia, dan Eropa. Pasar Asia dan Afrika

dimasukinya tahun 2001. Di Indonesia, keberadaan Tianshi diresmikan oleh

Presiden Megawati Soekarno Putri pada tahun 2001.

Produk-produk yang dihasilkan Tianshi sudah banyak mendapat

penghargaan, termasuk pemenang pertama sertifikat ISO 9002 dan memperoleh

sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Saat ini, Tianshi telah resmi

mendaftarkan mereknya dan mendirikan kantor pemasarannya di lebih 200

negara. Pada tahun 2010 ini, Tianshi Group menargetkan masuk dalam jajaran

500 perusahaan terkemuka di dunia. Perusahaan yang memiliki motto

Page 48: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

34

”Menyehatkan Umat Manusia, Melayani Masyarakat” ini berencana

menggunakan enam jaringan berinteraksi, yang mencakup sumber daya manusia,

pendidikan internasional, logistik internasional, pariwisata internasional,

perputaran modal internasional, dan internet.

4.2 Pemasaran PT Singa Langit Jaya

Berikut ini merupakan beberapa istilah yang perlu diketahui sehubungan

dengan pemasaran PT Singa Langit Jaya.

1. Distributor adalah setiap warganegara Indonesia yang sah, dengan

diperkenalkan oleh seseorang dari perusahaan yang memenuhi syarat,

membeli satu set “Staterkit Tianshi”, produk perusahaan, kemudian mengisi

formulir permohonan maka ia menjadi distributor dari perusahaan.

2. Sponsor adalah sebutan bagi orang lain yang ikut bergabung dengan

perusahaan Tianshi dan telah memenuhi persyaratan untuk menjadi

distributor, juga disebut sebagai upline.

3. Downline langsung: sebutan bagi seluruh distributor yang memperkenalkan

langsung oleh orang itu sendiri.

4. Downline tidak langsung: sebutan bagi segenap distributor yang tidak

termasuk dalam downline langsung.

5. BV adalah nilai mata uang. Setiap jenis produk Tianshi mempunyai nilai yang

telah ditentukan, digunakan sebagai alat untuk melakukan penilaian distributor

mengenai level peringkat dan bonus. 1 BV = 1.000 Rupiah.

Page 49: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

35

6. Personal Sale adalah pembelian produk seorang distributor dalam suatu bulan

yang dengan menggunakan nomor distributor Tianshi milik orang itu sendiri,

mengisi nota pembelian produk, dan membeli nilai produk dengan nilai BV.

7. Current Group Sales (CGS) adalah jumlah nilai BV yang dihasilkan pada

bulan tersebut oleh seluruh jaringan dari seorang distributor.

8. Side Volume adalah selisih dari seluruh penjualan jaringan dari seorang

distributor dalam satu bulan tertentu dan seluruh penjualan jaringan pada

bulan yang sama dari downline yang mempunyai peringkat selevel dengan

uplinenya.

Dalam pemasaran dan perkembangan jaringan PT Singa Langit Jaya

dikenal adanya istilah Peringkat dan Standar Kenaikan Level.

1. Distributor Bintang Satu

Seorang membeli satu set “Starterkit Tianshi” seharga Rp 85.000,00, maka ia

menjadi Distributor Bintang Satu. Distributor tersebut berhak untuk memesan

produk dari perusahaan dengan harga distributor, yang kemudian dapat

menjual dengan harga eceran dan ia akan memperoleh keuntungan sebesar

15%, serta mempunyai hak memperkenalkan orang lain untuk bergabung

dengan perusahaan Tianshi.

2. Distributor Bintang Dua

Distributor Berbintang Satu yang telah membeli produk dari perusahaan

dengan nilai lebih besar atau sama dengan 500 BV maka ia menjadi

Distributor Bintang Dua.

3. Distributor Bintang Tiga

Page 50: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

36

Distributor Bintang Dua yang akumalasi pembelian priduk pada perusahaan

yang nilai totalnya lebih besar atau sama dengan 2.000 BV, maka pada bulan

itu ia dinaikkan levelnya menjadi Distributor Bintang Tiga.

4. Distibutor Bintang Empat

Cara (1) : Bagi Disributor Bintang Tiga yang memiliki pada beberapa jaringan

langsungnya, minimum dalam tiga jaringannya masing-masing terdapat

seorang Distributor Bintang Tiga, pada saat yang sama nilai penjualan

akumulasi jaringannya (TGS) lebih besar atau sama dengan 10.000 BV, maka

pada bulan itu ia dinaikkan levelnya menjadi Distibutor Bintang Empat.

Cara (2) : Bagi Disributor Bintang Tiga yang memiliki pada beberapa jaringan

langsungnya, minimum dalam dua jaringannya masing-masing terdapat

seorang Distributor Bintang Tiga, pada saat yang sama nilai penjualan

akumulasi jaringannya (TGS) lebih besar atau sama dengan 20.000 BV, maka

pada bulan itu ia dinaikkan levelnya menjadi Distibutor Bintang Empat.

5. Distributor Bintang Lima

Cara (1) : Bagi Disributor Bintang Tiga serta Distributor Bintang Tiga ke atas

yang memiliki pada beberapa jaringan langsungnya, minimum dalam tiga

jaringannya masing-masing terdapat seorang Distributor Bintang Empat, pada

saat yang sama nilai penjualan akumulasi jaringannya (TGS) lebih besar atau

sama dengan 40.000 BV, maka pada bulan itu ia dinaikkan levelnya menjadi

Distibutor Bintang Lima.

Cara (2) : Bagi Disributor Bintang Tiga serta Distributor Bintang Tiga ke atas

yang memiliki pada beberapa jaringan langsungnya, minimum dalam dua

jaringannya masing-masing terdapat seorang Distributor Bintang Empat, pada

Page 51: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

37

saat yang sama nilai penjualan akumulasi jaringannya (TGS) lebih besar atau

sama dengan 80.000 BV, maka pada bulan itu ia dinaikkan levelnya menjadi

Distibutor Bintang Lima.

6. Distributor Bintang Enam

Cara (1) : Bagi Disributor Bintang Tiga serta Distributor Bintang Tiga ke atas

yang memiliki pada beberapa jaringan langsungnya, minimum dalam tiga

jaringannya masing-masing terdapat seorang Distributor Bintang Lima, pada

saat yang sama nilai penjualan akumulasi jaringannya (TGS) lebih besar atau

sama dengan 150.000 BV, maka pada bulan itu ia dinaikkan levelnya menjadi

Distibutor Bintang Enam.

Cara (2) : Bagi Disributor Bintang Tiga serta Distributor Bintang Tiga ke atas

yang memiliki pada beberapa jaringan langsungnya, minimum dalam dua

jaringannya masing-masing terdapat seorang Distributor Bintang Lima, pada

saat yang sama nilai penjualan akumulasi jaringannya (TGS) lebih besar atau

sama dengan 300.000 BV, maka pada bulan itu ia dinaikkan levelnya menjadi

Distibutor Bintang Enam

7. Distibutor Bintang Tujuh

Cara (1) : Bagi Disributor Bintang Tiga serta Distributor Bintang Tiga ke atas

yang memiliki pada beberapa jaringan langsungnya, minimum dalam tiga

jaringannya masing-masing terdapat seorang Distributor Bintang Enam, pada

saat yang sama nilai penjualan akumulasi jaringannya (TGS) lebih besar atau

sama dengan 500.000 BV, maka pada bulan itu ia dinaikkan levelnya menjadi

Distibutor Bintang Tujuh.

Page 52: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

38

Cara (2) : Bagi Disributor Bintang Tiga serta Distributor Bintang Tiga ke atas

yang memiliki pada beberapa jaringan langsungnya, minimum dalam dua

jaringannya masing-masing terdapat seorang Distributor Bintang Enam, pada

saat yang sama nilai penjualan akumulasi jaringannya (TGS) lebih besar atau

sama dengan 1.000.000 BV, maka pada bulan itu ia dinaikkan levelnya

menjadi Distibutor Bintang Tujuh.

Cara (3) : Bagi Disributor Bintang Tiga serta Distributor Bintang Tiga ke atas

yang memiliki pada beberapa jaringan langsungnya, minimum dalam dua

jaringannya masing-masing terdapat seorang Distributor Bintang Enam dan

empat jaringannya masing-masing terdapat seorang Distributor Bintang Lima,

pada saat yang sama nilai penjualan akumulasi jaringannya (TGS) lebih besar

atau sama dengan 500.000 BV, maka pada bulan itu ia dinaikkan levelnya

menjadi Distibutor Bintang Tujuh.

Cara (4) : Bagi Disributor Bintang Tiga serta Distributor Bintang Tiga ke atas

yang memiliki pada beberapa jaringan langsungnya, minimum dalam satu

jaringannya terdapat seorang Distributor Bintang Enam dan enam jaringannya

masing-masing terdapat seorang Distibutor Bintang Lima, pada saat yang

sama nilai penjualan akumulasi jaringannya (TGS) lebih besar atau sama

dengan 500.000 BV, maka pada bulan itu ia dinaikkan levelnya menjadi

Distibutor Bintang Tujuh.

8. Distibutor Bintang Delapan

Cara (1) : Bagi Disributor Bintang Tiga serta Distributor Bintang Tiga ke atas

yang memiliki pada beberapa jaringan langsungnya, minimum dalam tiga

jaringannya masing-masing terdapat seorang Distributor Bintang Tujuh, pada

Page 53: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

39

saat yang sama nilai penjualan akumulasi jaringannya (TGS) lebih besar atau

sama dengan 2.000.000 BV, maka pada bulan itu ia dinaikkan levelnya

menjadi Distibutor Bintang Delapan.

Cara (2) : Bagi Disributor Bintang Tiga serta Distributor Bintang Tiga ke atas

yang memiliki pada beberapa jaringan langsungnya, minimum dalam dua

jaringannya masing-masing terdapat seorang Distributor Bintang Tujuh, pada

saat yang sama nilai penjualan akumulasi jaringannya (TGS) lebih besar atau

sama dengan 4.000.000 BV, maka pada bulan itu ia dinaikkan levelnya

menjadi Distibutor Bintang Delapan.

Cara (3) : Bagi Disributor Bintang Tiga serta Distributor Bintang Tiga ke atas

yang memiliki pada beberapa jaringan langsungnya, minimum dalam dua

jaringannya masing-masing terdapat seorang Distributor Bintang Tujuh dan

empat jaringannya masing-masing terdapat seorang Distributor Bintang Enam,

pada saat yang sama nilai penjualan akumulasi jaringannya (TGS) lebih besar

atau sama dengan 2.000.000 BV, maka pada bulan itu ia dinaikkan levelnya

menjadi Distibutor Bintang Delapan.

Cara (4) : Bagi Disributor Bintang Tiga serta Distributor Bintang Tiga ke atas

yang memiliki pada beberapa jaringan langsungnya, minimum dalam satu

jaringannya terdapat seorang Distributor Bintang Tujuh dan enam jaringannya

masing-masing terdapat seorang Distibutor Bintang Enam, pada saat yang

sama nilai penjualan akumulasi jaringannya (TGS) lebih besar atau sama

dengan 2.000.000 BV, maka pada bulan itu ia dinaikkan levelnya menjadi

Distibutor Bintang Delapan.

Page 54: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

40

4.3 Pembagian Bonus

Seluruh distributor Tianshi berhak melalui penjualan produk Tianshi

memperoleh keuntungan (bonus) sebesar 15 persen atas penjualan eceran, juga

dengan memperkenalkan orang lain untuk bergabung dengan usaha Tianshi serta

berdasarkan penjualan jaringan berhak untuk memperoleh keuntungan. Berbagai

bonus yang dapat diperoleh meliputi bonus perkembangan, bonus langsung dan

bonus tidak langsung, bonus kepemimpinan, serta bonus sharing internasional dan

bonus khusus.

1. Bonus Perkembangan

Distibutor yang memperkenalkan orang lain untuk bergabung dengan

usaha Tianshi dapat memperoleh 28 persen sebagai bonus dan sepuluh

generasi jaringan upper line dapat menikmati penjualan per level pada

bagiannya.

Tabel 1. Bonus Perkembangan

Peringkat/Level

*3 *4 *5 *6 *7 *8

1 9% 9% 9% 9% 9% 9%2 1% 1% 1% 1% 1%3 1% 1% 1% 1%4 1% 1% 1% 1%5 1% 1% 1%6 1% 1% 1%7 1% 1%8 1% 1%9 1%10 1%

Page 55: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

41

2. Bonus Langsung dan Bonus Tidak Langsung

Distributor berdasarkan levelnya setiap bulan dapat memperoleh bonus

dari penjualan langsung serta bonus dari penjualan tidak langsung dari

downline yang peringkatnya lebih rendah.

Tabel 2. Bonus Langsung dan Bonus Tidak Langsung

Peringkat *2 *3 *4 *5 *6 *7 *8Bonus

Langsung5% 20% 24% 28% 32% 36% 40%

BonusTidak

Langsung

0% 15% 4-19% 4-23% 4-27% 4-31% 4-35%

3. Bonus Kepemimpinan

Distributor Bintang Lima dan Distributor Bintang Lima ke atas, apabila

terdapat downline yang sama peringkatnya dengan orang itu sendiri, dapat

memperoleh bonus kepemimpinan dari penjualan downline beberapa

generasi berdasarkan peringkatnya, dengan persyaratan telah memenuhi

Personal Sale dan Side Volume yang besarnya sesuai peringkat masing-

masing.

Tabel 3. Bonus Kepemimpinan

Peringkat *5 *6 *7 *8Bonus

Kepemimpinan1 1% 1% 1% 1%2 1% 1% 1%3 1% 1%4 1% 1%5 1%6 1%

Personal Sale 100 BV 200 BV 500 BV 800 BVSide Volume 2.000 BV 4.000 BV 7.000 BV 10.000 BV

Page 56: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

42

4. Bonus Sharing Internasional dan Bonus Khusus

Setelah mencapai level Distibutor Bintang Delapan, karena jaringannya

lebih meluas lagi, perusahaan akan memberikan Bonus Sharing

Internasional. Perusahaan setiap bulannya akan memberikan kepadanya

lima persen dari hasil penjualan globalnya, sebagai Bonus Sharing

Internasional bagi distributor, antara lain:

1. Bonus Sharing Internasional Bronze Lion adalah 1%

2. Bonus Sharing Internasional Silver Lion adalah 0,75%

3. Bonus Sharing Internasional Gold Lion adalah 0,5%

4. Bonus Sharing Internasional 1-5 Diamond Gold Lion adalah 0,5% x 5

5. Bonus Sharing Internasional Director adalah 0,25%

Page 57: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

BAB V

GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh

seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.

Ada empat jenis gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan direktif, gaya

kepemimpinan konsultatif, gaya kepemimpinan partisipatif, dan gaya

kepemimpinan delegatif. Penerapan gaya kepemimpinan leader networker dikaji

pada bidang kegiatan: penentuan jadwal (presentasi, follow up, home meeting),

pelaksanaan tugas (tiket pertemuan, pembicara, omset bulanan, prospek, net-P,

dream book), pemberian konsultasi, pemakai produk, serta kegiatan yang

berkaitan dengan penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam jaringan.

5.1 Kegiatan yang Berkaitan dengan Penentuan Jadwal

Pada pengambilan keputusan atau pemecahan masalah yang dilakukan

oleh leader networker berkaitan dengan penentuan jadwal, leader networker

terlihat menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif. Hal ini dapat dilihat

berdasarkan hasil wawancara yang disajikan pada Gambar 4.

Page 58: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

44

Gaya Kepemimpinan Konsultatif

Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Gaya Kepemimpinan Delegatif

5%

30%

65%

Gambar 4. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networkerpada Kegiatan yang Berkaitan dengan Penentuan Jadwal

Berdasarkan Gambar 4, diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang lebih

dominan diterapkan oleh leader networker dalam kegiatan yang berkaitan dengan

penentuan jadwal adalah gaya kepemimpinan konsultatif yaitu sebanyak 65

persen. Tiga puluh persen menilai leader networker menerapkan gaya

kepemimpinan partisipatif dan lima persen menilai leader networker menerapkan

gaya kepemimpinan delegatif.

Gaya kepemimpinan leader networker yang konsultatif terlihat pada saat

menentukan jadwal. Leader networker terlebih dahulu menerima masukan atau

saran dari para jaringannya. Sehubungan dengan hal ini, leader networker CH (36

tahun) mengungkapkan sebagai berikut.

”Mengenai pengambilan keputusan sehubungan dengan menentukanjadwal, saya cenderung menerapkan gaya konsultatif dimana sayamenerima masukan atau saran terlebih dahulu dari downline saya barusaya mengambil keputusan. Misalnya untuk menentukan jadwalmembantu jaringan presentasi atau follow up, biasanya mereka terlebihdahulu mengajukan waktu kosong mereka untuk saya bantu, barukemudian saya cocokkan dengan waktu kosong saya, setelah itu baru sayamemilih waktu mana yang cocok untuk membantu jaringan saya tersebut.”

Page 59: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

45

Gaya Kepemimpinan Direktif

Gaya Kepemimpinan Konsultatif

Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Gaya Kepemimpinan Delegatif

Pernyatan dari leader networker tersebut diperkuat dengan pernyataan dari

jarigannya SH (26 tahun) yang menyatakan.

”Gaya kepemimpinan yang diterapkan leader networker dalam halmenentukan jadwal cenderung konsultatif dimana beliau selalu menerimamasukan dari jaringannya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.Saya juga sering meminta bantuan beliau untuk presentasi prospeksponsoring up. Biasanya saya mengajukan beberapa pilihan waktu terlebihdahulu baru beliau menyesuaikan dengan waktu kosong beliau denganbeberapa pilihan waktu yang saya ajukan. Begitu juga dengan menentukanjadwal pertemuan atau meeting group, beliau selalu menyesuaikan waktujaringannya terlebih dahulu sebelum beliau mengambil keputusan.”

5.2 Kegiatan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Tugas

Kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas merupakan salah satu

kegiatan yang penting dan perlu dibahas untuk mengetahui serta memahami

penerapan gaya kepemimpinan leader networker dalam pengambilan keputusan.

Pada kegiatan ini, leader networker terlihat menerapkan gaya kepemimpinan yang

lebih beragam, tetapi yang paling banyak menerapkan gaya kepemimpinan

konsultatif. Hal ini dapat diketahui dari data yang ditampilkan pada Gambar 5.

10%20%

20%

50%

Gambar 5. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networkerpada Kegiatan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Tugas

Berdasarkan Gambar 5, diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang lebih

dominan diterapkan oleh leader networker dalam kegiatan yang berkaitan dengan

Page 60: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

46

pelaksanan tugas adalah gaya kepemimpinan konsultatif yaitu sebanyak 50

persen. Masing-masing 20 persen menilai leader networker menerapkan gaya

kepemimpinan partisipatif dan gaya kepemimpinan delegatif, dan sepuluh persen

menilai leader networker menerapkan gaya kepemimpinan delegatif.

Gaya kepemimpinan leader networker yang konsultatif didukung oleh

sikap leader networker dimana pengambilan keputusan dilakukan setelah

mendengarkan masukan atau saran dari jaringannya. Sehubungan dengan

penerapan gaya kepemimpinan konsultatif yang lebih dominan diterapkan leader

networker dalam pelaksanaan tugas, seorang responden DM (24 tahun)

menuturkan sebagai berikut.

”Dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan pelaksanaan tugaskepada downlinenya, Bapak CH selalu mendiskusikan/membuat meetinggroup terlebih dahulu terhadap tugas yang akan dilaksanakan. Bapak CHmemberikan arahan kepada saya untuk melaksanakan tugas sesuai denganPeta Aset yang telah ada untuk mencapai tujuan saya setiap bulannya. Jikadi lapangan terjadi kendala atau hambatan biasanya para jaringannyadiajak untuk meeting untuk mencari penyelesaiannya”

Selain itu, terdapat juga pernyataan dari jaringannya AC (30 tahun) yang

mengatakan:

”Pak CH selalu melakukan meeting setiap bulan khusus grup beliau untukmenerima masukan atau saran dari jaringan-jaringannya, kendala apa yangdihadapi selama di lapangan, kemudian beliau memberikan masukan kekami semua agar melaksanakan tugas sesuai dengan standar yangditetapkan. Misalnya saja dalam hal pembagian tiket Vision Seminar.Biasanya Pak CH menanyakan terlebih dahulu bagaimana perkembangangrup saya saat ini, berapa jumlah orang baru yang bergabung, kemudianbeliau menentukan berapa jumlah tiket Vision Seminar untuk grup saya.”

Ada juga seorang jaringan Bapak CH yang lain, yaitu AM (23 tahun)

mengatakan:

Page 61: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

47

Gaya Kepemimpinan Direktif

Gaya Kepemimpinan Konsultatif

Gaya Kepemimpinan Delegatif

”Menurut saya dalam kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas,Pak CH menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif dimana beliau selaluterlebih dahulu menanyakan pendapat atau saran dari jaringan-jaringannyaterlebih dahulu sebelum beliau mengambil keputusan. Dalam halpenentuan pembicara OPP contohnya, beliau terlebih dahulu memintamasukan dari jaringannya dan jaringannya pun mencalonkan dari grupnyamasing-masing nama yang dicalonkan untuk menjadi pembicara. Setelahitu beliau baru menentukan yang berhak menjadi pembicara sesuai dengankemampuan dan kinerja dari calon yang diajukan tersebut.”

5.3 Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemberian Konsultasi

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker pada kegiatan yang

berkaitan dengan pemberian konsultasi terlihat dominan pada gaya kepemimpinan

direktif. Hasil wawancara dengan para responden ditampilkan pada Gambar 6.

10%10%

80%

Gambar 6. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networkerpada Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemberian Konsultasi

Berdasarkan Gambar 6, dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan

direktif dominan diterapkan leader networker dalam pengambilan keputusan

berkaitan dengan pemberian konsultasi. Hal ini dapat terlihat dari penyebaran

pernyataan responden yaitu sebesar 80 persen menyatakan bahwa leader

networker menerapkan gaya kepemimpinan direktif dalam kegiatan berkaitan

dengan pemberian konsultasi dan masing-masing sebesar 10 persen menyatakan

Page 62: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

48

bahwa leader networker menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif dan gaya

kepemimpinan delegatif.

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker yang direktif ini

menekankan bahwa leader networker lebih banyak mengambil keputusan dan

komunikasi satu arah dalam pemberian konsultasi. Hal ini ditegaskan oleh leader

networker CH (36 tahun) yang menyatakan.

”Dalam hal pemberian konsultasi saya cenderung menerapkan gayakepemimpinan direktif dimana pengambilan keputusan ada di tangan saya.Pada saat konsultasi awalnya jaringan yang berkonsultasi menceritakankendala-kendala yang mereka hadapi di lapangan, perkembangan jaringanmereka, target omset bulanan mereka dan sebagainya. Baru setelah itusaya mengarahkan mereka, memberikan visi dan target supaya merekabisa bekerja sesuai sistem. Saya menekan mereka, sesuai dengankemampuan mereka tentunya, supaya jaringan saya bisa berkembang lebihcepat lagi. Ini membutuhkan sistem. Makanya walaupun terkesanmemaksa/menekan, tapi ini untuk kebaikan mereka, mereka mengikutiarahan dan target yang saya berikan.”

Sejalan dengan pernyataan leader networker di atas, salah seorang

networker MH (26 tahun) menyatakan.

”Pada saat saya melakukan konsultasi rutin bulanan ke Pak CH, beliauselalu mengarahkan saya untuk bekerja dengan sistem. Beliau menjelaskanbahwa bisnis MLM berbeda dengan bisnis lainnya. Kunci dari bisnisMLM adalah duplikasi dan duplikasi membutuhkan sistem. Oleh karenaitu, Pak CH tegas dan komitmen dengan sistem Unicore. Beliau mengajaksemua jaringannya untuk bekerja dengan sistem. Jangan bekerja mengikutikemauan sendiri, tapi bekerjalah mengikuti sistem.”

5.4 Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemakai Produk

Pada kegiatan yang berkaitan dengan pemakai produk, leader networker

cenderung menerapkan gaya kepemimpinan delegatif. Hasil wawancara dengan

para responden ditampilkan pada Gambar 7.

Page 63: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

49

Gaya Kepemimpinan Konsultatif

Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Gaya Kepemimpinan Delegatif

25%

50%

25%

Gambar 7. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networkerpada Kegiatan yang Berkaitan dengan Pemakai Produk

Gambar 7 menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan delegatif lebih banyak

diterapkan leader networker dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan

pemakai produk dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang lain. Hal ini

dapat dilihat dari penyebaran pernyataan responden yaitu sebesar 50 persen

menyatakan bahwa leader networker menerapkan gaya kepemimpinan delegatif

dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemakai produk, sebesar 25 persen

menyatakan bahwa leader networker menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif,

serta 25 persen menyatakan bahwa leader networker menerapkan gaya

kepemimpinan partisipatif.

Penerapan gaya kepemimpinan yang delegatif ditunjukkan oleh cara

leader networker dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan

pemakai produk yang menyerahkan sepenuhnya pengambilan keputusan kepada

jaringannya sendiri. Artinya, dalam hal pemilihan dan pemakaian produk, leader

networker memberikan kebebasan sepenuhnya kepada jaringannya untuk membeli

dan mengkonsumsi produk jenis apa saja sesuai dengan kebutuhannya.

Page 64: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

50

Penerapan gaya kepemimpinan delegatif lebih dominan diterapkan leader

networker dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemakai produk. Hal ini

diutarakan oleh leader networker CH (36 tahun).

”Dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan pemakai produk sayamemberikan kebebasan sepenuhnya kepada downline-downline saya untukmereka membeli atau mengkonsumsi produk apa saja sesuai dengankebutuhan mereka. Saya tidak memaksa jaringan saya untuk membeli danmengkonsumsi produk tertentu. Jadi semuanya saya serahkan sepenuhnyakepada mereka.”

Berkaitan dengan hal tersebut, salah seorang downline DI (22 tahun) menyatakan.

”Upline saya memberikan kebebasan sepenuhnya kepada saya dan grupsaya untuk membeli atau mengkonsumsi produk apapun sesuai dengankebutuhan. Tidak ada paksaan untuk mengkonsumsi suatu produk tertentu.Upline paling mengingatkan untuk konsumsi produk karena integritas.”

5.5 Kegiatan yang Berkaitan dengan Penyelesaian Masalah atau Konflik

yang Terjadi dalam Jaringan

Kegiatan penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam jaringan

merupakan salah satu kegiatan penting dan perlu dikaji untuk mengetahui

penerapan gaya kepemimpinan leader networker dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan hasil wawancara, hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 65: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

51

Gaya Kepemimpinan Konsultatif

Gaya Kepemimpinan Partisipatiftif

60% 40%

Gambar 8. Diagram Distribusi Persentase Gaya Kepemimpinan Leader Networkerpada Kegiatan yang Berkaitan dengan Penyelesaian Masalah atauKonflik yang Terjadi dalam Jaringan

Berdasarkan Gambar 8 di atas menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan

partisipatif lebih dominan diterapkan leader networker dalam kegiatan yang

berkaitan dengan penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam jaringan.

Sebanyak 60 persen responden menyatakan leader networker menerapkan gaya

kepemimpinan partisipatif dan 40 persen menyatakan leader networker

menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif.

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker yang partisipatif ini

menekankan adanya persamaan antara leader networker dengan para jaringannya,

terutama berkaitan dengan pengambilan keputusan yang dilakukan dengan cara

musyawarah untuk mengambil suatu keputusan. Berkaitan dengan hal tersebut

leader networker CH (36 tahun) menyatakan:

”Biasanya apabila terjadi konflik dalam jaringan, misalnya hubunganupline-downline, saya akan memanggil kedua belah pihak untukmusyawarah mencari penyelesaian masalah yang terjadi. Saya hanyasebagai mediator atau pihak penengah untuk mereka. Pernah juga terjadikonflik perebutan jaringan antar crossline, saya pun memanggil uplinebersangkutan untuk diajak musyawarah guna mencari jalan keluarnya.”

Page 66: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

52

Sejalan dengan pernyataan di atas, salah seorang responden SR (45 tahun)

menyatakan:

”Pak CH selalu mengumpulkan orang-orang dalam jaringannya apabilaada sesuatu hal yang ingin disampaikan atau terjadi suatu konflik. Disanakita melakukan musyawarah untuk mencari solusi atas permasalahan yangterjadi.”

5.6 Ikhtisar

Gaya kepemimpinan yang dominan diterapkan leader networker adalah

gaya kepemimpinan konsultatif dan gaya kepemimpinan partisipatif. Pada

kegiatan-kegiatan tertentu juga diterapkan gaya kepemimpinan direktif dan gaya

kepemimpinan delegatif. Penerapan keempat gaya kepemimpinan tersebut telah

mampu menghasilkan berbagai keputusan yang berguna berkaitan dengan

perkembangan jaringan PT Singa Langit Jaya Kota Bogor.

Penerapan gaya kepemimpinan konsultatif cenderung digunakan leader

netwoker dalam kegiatan yang berkaitan dengan penentuan jadwal dan

pelaksanaan tugas networker. Gaya kepemimpinan partisipatif diterapkan leader

networker pada kegiatan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah atau

konflik yang terjadi dalam jaringan. Pada penerapan gaya kepemimpinan direktif,

leader networker menerapkan pada kegiatan yang berkaitan dengan pemberian

konsultasi sedangkan penerapan gaya kepemimpinan delegatif dilakukan leader

networker pada kegiatan yang berkaitan dengan pemakai produk. Secara

keseluruhan, penerapan gaya kepemimpinan leader networker disajikan pada

Tabel 4.

Page 67: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

53

Tabel 4. Distribusi Gaya Kepemimpinan yang Diterapkan Leader NetworkerMenurut Bidang Kegiatan Pengambilan Keputusan dan PemecahanMasalah

Bidang KegiatanGaya Kepemimpinan (%)

Direktif Konsultatif Partisipatif Delegatif Jumlah

1. Penentuan jadwal 0 65 30 5 100

2. Pelaksanaan tugas 10 50 20 20 100

3. Pemberian konsultasi 80 10 0 10 100

4. Pemakai produk 0 25 25 50 100

5. Penyelesaianmasalah/konflik

0 40 60 0 100

Jumlah 18 38 27 17 100

Page 68: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

BAB VI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYAKEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker yang terjadi di PT Singa

Langit Jaya Kota Bogor diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

karakteristik leader networker, karakteristik networker, dan situasi di lingkungan

organisasi. Faktor-faktor tersebut dikaji berkaitan dengan penerapan gaya

kepemimpinan leader networker dalam pengambilan keputusan dan pemecahan

masalah di berbagai bidang kegiatan.

6.1 Karakteristik Leader Networker

CH adalah laki-laki berumur 36 tahun yang saat ini berposisi Bintang

Delapan dan menjadi leader networker PT Singa Langit Jaya Kota Bogor. Latar

belakang CH berasal dari keluarga yang sederhana. Kedua orang tuanya selalu

mengajarkan kerja keras dan hidup mandiri. Berkat kerja kerasnya itulah CH bisa

menyelesaikan sekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi. Beliau merupakan

alumni Institut Pertanian Bogor angkatan 29 Departemen Agribisnis, Fakultas

Pertanian. Setelah lulus kuliah beliau sempat tujuh tahun bekerja sebagai

karyawan perusahaan asuransi terbesar Indonesia di Kota Bogor. Posisi terakhir

beliau di perusahaaan tersebut adalah Branch Manager. Sampai akhirnya tahun

2005 beliau berkenalan dengan HP (36 tahun) yang mengajak beliau untuk

bergabung dengan MLM PT Singa Langit Jaya. Sebelumnya CH sempat bersikap

negatif terhadap MLM, namun setelah mendengarkan dan bertemu langsung

dengan pemasar terkaya Asia Pasifik LT (36 tahun) akhirnya CH bergabung. Pada

awalnya CH menjalankan bisnis MLM Tianshi secara paruh waktu di sela-sela

Page 69: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

55

waktu istirahat kerja dan setelah pulang kerja. Saat posisi CH mencapai Bintang

Lima, CH memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan dan fokus membangun

bisnis Tianshi. Melalui perjuangan dan semangat pantang menyerah akhirnya saat

ini CH telah mencapai posisi Bintang Delapan dengan jaringan mencapai 15 ribu

orang lebih, dengan penghasilan pasif puluhan juta per bulan. Tidak hanya itu, CH

juga memiliki kebebasan waktu yang tidak CH dapatkan sewaktu bekerja. CH

merupakan panutan bagi jaringan-jaringannya. CH juga telah berhasil membantu

dua orang jaringannya mencapai posisi Bintang Delapan. Saat ini CH sedang

mengejar reward mobil mewah yang ditargetkan dicapai pada tahun 2011

mendatang.

Karakteristik leader networker merupakan salah satu dari ketiga faktor

yang penting untuk dibahas berkaitan untuk memahami cara-cara pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh leader networker yang bersangkutan. Karakteristik

leader networker yang dibahas meliputi latar belakang pendidikan yang dimiliki

leader networker, kepribadian leader networker, pengalaman serta nilai-nilai yang

dianut leader networker dalam mengambil keputusan.

Latar belakang pendidikan leader networker merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi leader networker dalam pengambilan keputusan. Pada

paparan di atas telah dijelaskan bahwa leader networker memiliki tingkat

pendidikan yang tinggi yaitu seorang sarjana. Tingkat pendidikan tersebut tampak

sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan yang dilakukan leader

networker. Hal tersebut, diungkapkan leader networker CH (36 tahun).

“Dalam hal pengambilan keputusan pada berbagai kegiatan di bisnis MLMTianshi faktor pendidikan saya yang sampai sarjana sangat berpengaruhdan bermanfaat untuk pengembangan bisnis saya. Selama saya kuliah sayajuga mengikuti organisasi kemahasiswaan. Pengalaman, kepememimpinan

Page 70: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

56

dan kerja sama selama di organisasi kemahasiswaan juga sangatmembantu saya saat ini.”

Selain tingkat pendidikan leader networker, faktor kepribadian juga

merupakan salah satu aspek karakteristik leader networker yang dapat

mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan. Dari hasil wawancara dengan

jaringan-jaringan aktif leader networker, diketahui bahwa leader networker

memiliki kepribadiaan yang cenderung phegmatis dan perhatian terhadap

jaringannya. Seperti contoh, dengan penerapan gaya kepemimpinan konsultatif

yang dominan dalam pengambilan keputusan leader networker, dapat

menghasilkan berbagai keputusan yang berguna berkaitan dengan kegiatan yang

terjadi di organisasi MLM Tianshi. Hal tersebut dinyatakan oleh salah seorang

jaringan AN (21 tahun).

“Menurut pendapat saya, Pak CH memiliki kepribadian yang phegmatis.Beliau juga sangat perhatian terhadap jaringan saya, beliau selalu siapapabila diminta bantuannya untuk membantu presentasi dan follow up digrup saya.”

Faktor pengalaman juga merupakan salah satu karakteristik leader

networker yang dapat mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan. Pengalaman

yang didapat seseorang merupakan guru yang terbaik dalam kehidupan. Semakin

kaya seseorang dengan pengalaman maka semakin dewasa dan bijaksanalah

seseorang dalam menjalani kehidupan ini. Seperti halnya leader networker CH

(36 tahun) telah kaya akan pengalaman terutama di dunia MLM.

“Sebelum di MLM Tianshi, saya pernah tiga kali join dan aktifmengembangkan MLM lain yang berbeda. Dari ketiga MLM tersebut sayajalankan dalam rentang waktu selama 4 tahun lebih, namun hasil yangdidapat menurut saya tidak sesuai dengan kerja keras yang saya lakukan.Makanya saya sempat negatif dan anti-MLM ketika Pak HP (36 tahun)menawarkan Tianshi. Namun, setelah mengikuti pertemuan-pertemuanyang diadakan oleh sekolah bisnis Tianshi, Unicore, kemudian saya diajakke Bandung untuk melihat bukti langsung orang yang telah berhasil dan

Page 71: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

57

berubah hidupnya dari menjalankan bisnis Tianshi barulah saya menjadiyakin dan percaya. Sejak saat ini saya mulai aktif dan serius menjalankanbisnis Tianshi. Pengalaman saya selama empat tahun lebih di MLMsebelumnya banyak memberi saya manfaat dan pelajaran, saya tidakmengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah saya buat sebelumnya. Sayateachable mengikuti upline saya. Hasilnya seperti yang bisa dilihat, saatini saya punya passive income puluhan juta rupiah per bulan, mobil danrumah pribadi serta kebebasan waktu.”

Nilai-nilai yang dianut leader networker menjadikan leader networker

memiliki acuan atau pedoman dalam memimpin jaringannya. Berkaitan dengan

hal tersebut, leader networker CH (36 tahun) mengungkapkan.

“Dalam kepemimpinan di jaringan saya, saya selalu menekankan kepadasemua jaringan saya agar mereka ‘bekerja mengikuti Peta Aset Unicore’.Peta Aset Unicore adalah tujuh langkah sederhana yang dirumuskan olehleader-leader yang telah berhasil meraih reward Tianshi. Tujuh langkahsederhana tersebut terdiri dari impian, daftar nama, buat janji, presentasi,tindak lanjut, pemakai produk, dan alat bantu. Dari ketujuh langkahtersebut, langkah pertama yaitu impian adalah yang paling menentukanseseorang untuk sukses. Sisanya adalah hal teknis, bisa dipejari denganmengikuti pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh sekolah bisnis Unicore.Selain itu, nilai-nilai seperti kerja sama antar upline-downline, semangatkerja keras dan pantang menyerah juga sangat penting dan saya tekankanuntuk semua jaringan saya.”

6.2 Karakteristik Networker

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker selain dipengaruhi oleh

karakteristik leader networker dapat pula dipengaruhi oleh karakteristik networker

yang dipimpinnya. Networker memiliki beraneka karakteristik seperti tingkat

pendidikan, usia, status perkawinan, dan pengalaman.

Pada MLM Tianshi Kota Bogor di bawah grup leader networker CH (36

tahun) dari jaringan yang aktif sejumlah 20 orang, 50 persen merupakan lulusan

perguruan tinggi dan 50 persen lagi merupakan lulusan SMA/SMK sederajat.

Adanya perbedaan dalam hal tingkat pendidikan dapat mempengaruhi

Page 72: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

58

kemampuan networker dalam melaksanakan pekerjaannya. Berkaitan dengan hal

tersebut, leader networker CH (36 tahun) menyatakan.

”Dalam jaringan saya, tingkat pendidikan setiap jaringan mempengaruhikinerja mereka. Mereka yang memiliki tingkat pendidikan S1 biasanyalebih berhasil dan perkembangan jaringannya lebih cepat dibandingkanmereka yang tingkat pendidikannya SMA. Dalam memberikan pengarahandan konsultasi kepada jaringan saya tersebut tentu saya membedakanperlakuan di antara keduanya. Jaringan saya yang sarjana biasanya sayamenjelaskan tidak sedetail yang SMA. Saya lebih cenderung menerapkangaya kepemimpinan yang delegatif dan partisipatif terhadap jaringan sayayang pendidikannya sarjana sementara terhadap jaringan saya yangpendidikannya SMA saya cenderung menerapkan gaya kepemimpinanyang konsultatif.”

Selain tingkat pendidikan, usia juga mempengaruhi penerapan gaya

kepemimpinan leader networker. Dari hasil wawancara dan kuesioner didapatkan

bahwa sebanyak 65 persen networker berusia 15-25 tahun, 30 persen berusia 25-

40 tahun, dan lima persen yang berusia >41 tahun. Berdasarkan hasil wawancara

dengan para responden dan leader networker menunjukkan bahwa networker yang

berusia muda (15-25 tahun) biasanya lebih mudah diberikan masukan dan

pengarahan dibandingkan dengan usia lebih tua. Selain itu, di usia tersebut juga

rata-rata networker memiliki kinerja yang tinggi. Hal tersebut diungkapkan oleh

leader networker CH (36 tahun).

”Menurut saya, networker yang usia muda, biasanya mahasiswa, memilikikinerja yang lebih baik dibandingkan yang lain. Selain itu, mereka jugagampang diajarin dan mengerti sistem. Ibarat kendaraan yang berjalan dijalan tol, saya tinggal mengarahkan arah mereka supaya sampai di tempattujuan dengan selamat. Saya biasa menerapkan gaya kepemimpinandirektif dan delegatif terhadap jaringan saya yang berusia lebih muda,sementara untuk yang berusia lebih tua saya menerapkan gayakepemimpinan konsultatif dan partisipatif.”

Status perkawinan juga mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan

leader networker. Dari hasil wawancara diketahui bahwa networker yang belum

Page 73: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

59

menikah cenderung lebih gampang diarahkan dan mengikuti sistem dibandingkan

dengan networker yang telah menikah. Hal ini karena networker yang telah

menikah memiliki tanggungan keluarga dan beban mental yang lebih berat

dibandingkan dengan networker yang belum menikah. Sehubungan dengan hal

tersebut, leader networker CH (36 tahun) mengatakan.

”Menurut saya, networker yang belum menikah lebih gampang diarahkandan mengikuti sistem dibandingkan networker yang telah menikah. Sayagampang mengarahkan mereka karena mereka belum memiliki bebanhidup dan tanggungan keluarga sehingga lebih aktif bekerja. Sayacenderung menerapkan gaya kepemimpinan yang direktif dan delegatifterhadap jaringan yang belum menikah dan terhadap jaringan yang telahmenikah saya cenderung menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif danpartisipatif.”

Pengalaman yang dimiliki networker juga mempengaruhi penerapan gaya

kepemimpinan leader networker. Networker yang memiliki pengalaman

mengikuti MLM lain sebelum Tianshi cenderung lebih gampang untuk diarahkan

dan lebih cepat mengikuti sistem. Hal ini dikarenakan networker tersebut sedikit

banyak mempunyai pengetahuan atau wawasan dunia MLM dari MLM yang

sebelumnya diikutinya. Sehubungan dengan hal tersebut, leader networker CH

(36 tahun) mengatakan.

“Networker yang pernah join di MLM lain biasanya pada awalnyamemang sulit untuk diyakinkan dan diajak bergabung Tianshi. Tapisetelah mereka berhasil diyakinkan, mereka cenderung bergerak lebihcepat pengembangan bisnisnya karena punya pengalaman di MLM yanglain tersebut. Ditambah lagi kita punya sekolah bisnis Unicore yang sudahteruji dapat melahirkan orang-orang sukses asalkan mereka mengikutisistem dengan benar. Oleh karena mempunyai pengalaman sebelumnya,terhadap networker yang pernah join di MLM sebelumnya saya cenderungmenerapkan gaya kepemimpinan yang direktif dan delegatif.”

6.3 Situasi di Lingkungan Organisasi

Page 74: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

60

Situasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerapan gaya

kepemimpinan dalam pengambilan keputusan. Situasi tersebut meliputi situasi

atau keadaan lingkungan kerja support system Tianshi yaitu Unicore, situasi

masalah yang mempengaruhi leader networker dalam pengambilan keputusan,

serta bidang kegiatan networker. Ketiga aspek tersebut berpengaruh sebagai faktor

yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan leader networker.

Situasi atau keadaan lingkungan kerja Unicore mempengaruhi penerapan

gaya kepemimpinan yang diterapkan leader networker. Pada suatu situasi kerja

tertentu, leader networker menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif. Pada

situasi yang lain, leader networker menerapkan gaya kepemimpinan direktif,

partisipatif, atau direktif. Hal tersebut dinyatakan oleh CH (36 tahun).

“Situasi pada saat pertemuan yang diadakan support system Tianshi yaituUnicore mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan saya. Misalnyasaja pada saat pertemuan OPP biasa, dimana pesertanya dari prospekumum yang jumlahnya sekitar puluhan, tentu berbeda dengan pertemuanVision Seminar yang pesertanya mencapai ratusan sampai ribuan. Padasaat Vision Seminar saya lebih menerapkan gaya kepemimpinan delegatifdimana saya memberikan kepercayaan setiap leader masing-masing grupuntuk follow up dan closing prospeknya.”

Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang networker GF (28 tahun).

“Suasana pertemuan Unicore yang penuh semangat dari para pesertanyamenular kepada peserta yang lain sehingga mereka ikut semangat juga.Dengan suasana tersebut prospek jadi lebih yakin dan percaya sehinggaupline cenderung menerapkan gaya kepemimpinan yang delegatif.”

Selain suasana lingkungan pertemuan Unicore, situasi masalah pun dapat

menjadi faktor yang mempengaruhi penerapan gaya kepemimpinan leader

networker. Umumnya, ketika situasi mengharuskan leader networker mengambil

keputusan yang cepat karena keadaan mendesak, misalnya pernah terjadi ketika

pembicara OPP berhalangan hadir karena sakit tapi baru memberitahukan

Page 75: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

61

kabarnya pada saat menjelang pertemuan akan dimulai, maka leader networker

menerapkan gaya kepemimpinan direktif dengan menunjuk salah seorang

networker untuk menggantikan menjadi pembicara. Leader networker tidak

bermusyarah atau berdiskusi terlebih dahulu dengan jaringannya yang lain karena

waktu yang singkat dan mendesak tersebut.

Bidang kegiatan networker juga mempengaruhi penerapan gaya

kepemimpinan leader networker. Leader networker menerapkan gaya

kepemimpinan yang berbeda-beda pada setiap bidang kegiatan, seperti yang

diungkapkan oleh leader networker CH (36 tahun).

“Saya menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda tergantung padabidang kegiatan tertentu. Misalnya dalam hal penentuan jadwal, sayacenderung menerapkan gaya kepemimpinan konsultatif, sementara dalambidang kegiatan pemakai produk saya cenderung menerapkan gayakepemimpinan delegatif.”

6.4 Ikhtisar

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker Tianshi dipengaruhi oleh

faktor-faktor karakteristik leader networker, karakteristik networker, dan situasi di

lingkungan organisasi. Pertama, karakteristik leader networker dalam hal ini

meliputi latar belakang pendidikan yang dimiliki leader networker, kepribadian

leader networker, pengalaman serta nilai-nilai yang dianut leader networker

dalam mengambil keputusan. Kedua, karakteristik networker yang meliputi

tingkat pendidikan, usia, status perkawinan, dan pengalaman. Ketiga, situasi yang

meliputi situasi atau keadaan lingkungan kerja support system Tianshi yaitu

Unicore, situasi masalah yang mempengaruhi leader networker dalam

pengambilan keputusan, serta bidang kegiatan networker.

Page 76: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

BAB VII

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LEADER NETWORKER

TERHADAP KINERJA NETWORKER

7.1 Kinerja Networker

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada definisi operasional, kinerja

networker PT Singa Langit Jaya diukur dengan berdasarkan beberapa komponen

yang meliputi kualitas kerja, motivasi, komunikasi, pelatihan, dan tanggungjawab.

Tabel 5 menyajikan distribusi responden networker PT Singa Langit Jaya yang

menilai kinerja mereka sendiri berdasarkan beberapa indikator di atas.

Tabel 5. Distribusi Responden Networker PT Singa Langit Jaya MenurutKinerjanya Berdasarkan Penilaian Networker yang Bersangkutan

Kinerja PegawaiJumlah Networker

Orang %

Kinerja Tinggi 18 90

Kinerja Sedang 2 10

Kinerja Rendah 0 0

Jumlah 20 100

Dari Tabel 5 menunjukkan bahwa 90 persen networker memiliki kinerja

yang tinggi dan 10 persen memiliki kinerja yang sedang. Sejalan dengan itu,

leader networker CH (36 tahun) mengungkapkan sebagai berikut.

“ Menurut saya, jaringan yang memiliki kinerja tinggi adalah mereka yangmengikuti sistem Unicore sehingga perkembangan jaringan dan bonusmereka setiap bulan selalu terjaga dan meningkat. Hal ini dapat dilihat dariberapa banyak grup mereka yang datang ke pertemuan, jaringan yangmengkonsumsi produk secara rutin, dan jumlah grup yang baru bergabungsetiap bulannya.“

Page 77: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

64

Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang responden MH (25 tahun).“Saya merasa sistem telah bekerja pada grup saya sehingga grup saya terusberkembang dibuktikan dengan pertambahan anggota baru setiap bulanyang berjumlah puluhan sampai ratusan orang. Tentunya ini berkat kerjakeras dan kerja sama grup. Mereka memiliki motivasi yang luar biasauntuk merubah hidupnya menjadi lebih baik lagi, untuk mengejar impian-impian mereka. Mereka pun rutin mengikuti pertemuan-pertemuanUnicore sehingga memiliki kualitas kerja yang baik.”

Responden HD (17 tahun) menyatakan hal yang sama:“Saya merasa gaya kepemimpinan konsultatif yang diterapkan Pak CHsangat membantu perkembangan jaringan di grup saya. Mereka memilikikualitas kerja yang dan tanggung jawab yang baik serta motivasi kerjayang tinggi dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan Unicore.Komunikasi yang terjalin antara jaringan pun berlangsung dengan lancar.”

Sama halnya dengan pernyataan di atas, ST (27 tahun) menyatakan:“Saya merasa gaya kepemimpinan yang diterapkan Pak CH sudah sangatbaik. Saya dan grup saya merasa nyaman dengan kepemimpinan dari PakCH. Komunikasi yang terjalin dengan Pak CH juga berlangsung baiksehingga berkat bimbingan, masukan dan saran dari Pak CH saya selalutermotivasi untuk meningkatkan kualitas kerja saya dengan mengikutistandar Peta Aset Unicore.”

7.2 Pengaruh Penerapan Gaya Kepemimpinan Leader Networker

terhadap Kinerja Networker

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker dapat mempengaruhi

pada kinerja networker. Pengaruh yang terjadi pada kinerja networker dapat

berupa peningkatan atau penurunan kinerja networker. Pengaruh gaya

kepemimpinan leader networker terhadap kinerja networker dianalisis dalam

beberapa bidang kegiatan, yaitu pada kegiatan yang berkaitan dengan penentuan

jadwal (presentasi, follow up, home meeting), pelaksanaan tugas (tiket pertemuan,

pembicara, omset bulanan, prospek, net-P, dream book), pemberian konsultasi,

pemakai produk, serta kegiatan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah atau

konflik yang terjadi dalam jaringan.

Page 78: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

65

7.2.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan

yang Berkaitan dengan Penentuan Jadwal

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker pada kegiatan yang

berkaitan dengan penentuan jadwal memiliki pengaruh terhadap kinerja networker

tersebut. Distribusi responden networker menurut gaya kepemimpinan leader

networker dan kinerja networker pada kegiatan yang berkaitan dengan penentuan

jadwal dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Responden Networker menurut Gaya Kepemimpinan LeaderNetworker dan Kinerja Networker pada Kegiatan yang Berkaitan denganPenentuan Jadwal

Gaya

Kepemimpinan

Kinerja Networker Berkaitan dengan Penentuan Jadwal

Tinggi Rendah Jumlah

Direktif 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

Konsultatif 13 (65%) 0 (0%) 13 (100%)

Partisipatif 6 (30%) 0 (0%) 6 (100%)

Delegatif 1 (5%) 0 (0%) 1 (100%)

Dari Tabel 6 dapat terlihat bahwa gaya kepemimpinan konsultatif dan

partisipatif yang diterapkan leader networker menghasilkan kinerja networker

yang tinggi yaitu sebesar 100 persen. Dapat dinyatakan bahwa penggunaan gaya

kepemimpinan konsultatif dan partisipatif oleh leader networker berpengaruh

terhadap kinerja networker. Berkenaan dengan hal ini, seorang networker HT (26

tahun) menuturkan sebagai berikut.

“Keterlibatan upline dalam menentukan jadwal presentasi dan follow upsangat membantu perkembangan jaringan saya. Biasanya prospek yangsaya undang akan lebih percaya apabila upline yang presentasi karenaupline sudah memberikan bukti hasil dari bisnis ini.”

Page 79: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

66

7.2.2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan

yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Tugas

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker pada kegiatan yang

berkaitan dengan pelaksanan tugas memiliki pengaruh terhadap kinerja networker

tersebut. Distribusi responden networker menurut gaya kepemimpinan leader

networker dan kinerja networker pada kegiatan yang berkaitan dengan pelaksaaan

tugas dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Distribusi Responden Networker menurut Gaya Kepemimpinan LeaderNetworker dan Kinerja Networker pada Kegiatan yang Berkaitan denganPelaksanaan Tugas

Gaya

Kepemimpinan

Kinerja Networker Berkaitan dengan Pelaksanaan Tugas

Tinggi Rendah Jumlah

Direktif 2 (10%) 0 (0%) 2 (100%)

Konsultatif 10 (50%) 0 (0%) 10 (100%)

Partisipatif 4 (20%) 0 (0%) 4 (100%)

Delegatif 4 (20%) 0 (0%) 4 (100%)

Dari Tabel 7 dapat terlihat bahwa gaya kepemimpinan konsultatif,

partisipatif, dan delegatif yang diterapkan leader networker menghasilkan kinerja

networker yang tinggi yaitu sebesar 100 persen. Dapat dinyatakan bahwa

penggunaan gaya kepemimpinan konsultatif, partisipatif, dan delegatif oleh leader

networker berpengaruh terhadap kinerja networker.

Penerapan gaya kepemimpinan konsultatif leader networker berdampak

pada kinerja networker yang dihasilkan. Hal tersebut misalnya terlihat dalam hal

pembagian tiket pertemuan, seperti diungkapkan oleh SR (37 tahun).

“Dalam hal pembagian tiket Vision Seminar biasanya Pak CH selalumenerima masukan terlebih dahulu dari saya mengenai perkembangan dankondisi grup saya baru kemudian beliau mengambil keputusan untukmembagikan berapa banyak tiket yang harus terjual di grup saya. Hal

Page 80: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

67

tersebut membuat saya menjadi semangat dan fokus untuk mengejar targettersebut sesuai dengan kemampuan dan kerjasama grup saya.”

Penerapan gaya kepemimpinan partisipatif leader networker juga

berdampak pada kinerja networker yang dihasilkan. Hal tersebut misalnya terlihat

dalam hal menentukan target omset bulanan, seperti diungkapkan oleh WL (28

tahun) berikut ini.

“Biasanya saya dan upline selalu berdiskusi bersama untuk menentukantarget omset setiap bulannya.”

Penerapan gaya kepemimpinan delegatif leader networker juga berdampak

pada kinerja networker yang dihasilkan. Hal tersebut misalnya terlihat dalam hal

membuat dream book, seperti diungkapkan oleh GF (28 tahun).

“Membuat dream book merupakan salah satu dari tujuh langkah kerjaUnicore. Dalam membuat dream book, upline memberikan kebebasansepenuhnya kepada jaringannya. Tidak ada aturan-aturan khusus untukmembuat dream book. Setiap orang mempunyai impian yang berbeda-bedatentunya. Hal inilah yang akan membuat orang tersebut akan bekerja kerasguna mencapai impiannya tersebut.”

Penerapan gaya kepemimpinan direktif leader networker juga berdampak

pada kinerja networker yang dihasilkan. Hal tersebut misalnya terlihat dalam hal

penentuan petugas (misalnya menjadi pembicara pertemuan) seperti yang

diungkapkan oleh leader networker CH (36 tahun).

“Terkadang apabila dalam situasi mendesak, pernah terjadi pembicaraOPP tidak bisa hadir karena sakit dan baru memberikan kabar sesaatmenjelang pertemuan dimulai, maka saya akan menujuk secara sepihakpembicara pengganti yang biasanya dari leader-leader Bintang 5 ke atas.Bintang 5 ke atas biasanya sudah teruji kinerjanya dalam hal penyampaianmateri presentasi bisnis.”

Page 81: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

68

7.2.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan

yang Berkaitan dengan Pemberian Konsultasi

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker pada kegiatan yang

berkaitan dengan pemberian konsultasi memiliki pengaruh terhadap kinerja

networker tersebut. Distribusi responden networker menurut gaya kepemimpinan

leader networker dan kinerja networker pada kegiatan yang berkaitan dengan

pemberian konsultasi dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Responden Networker menurut Gaya Kepemimpinan LeaderNetworker dan Kinerja Networker pada Kegiatan yang Berkaitan denganPemberian Konsultasi

Gaya

Kepemimpinan

Kinerja Networker Berkaitan dengan Pemberian Konsultasi

Tinggi Rendah Jumlah

Direktif 16 (80%) 0 (0%) 16 (100%)

Konsultatif 2 (10%) 0 (0%) 2 (100%)

Partisipatif 0 (0%) 0 (0%) 0 (100%)

Delegatif 2 (10%) 0 (0%) 2 (100%)

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa gaya kepemimpinan direktif yang

dominan diterapkan leader networker menghasilkan kinerja networker yang tinggi

yaitu sebesar 100 persen. Dapat dinyatakan bahwa penggunaan gaya

kepemimpinan direktif oleh leader networker berpengaruh terhadap kinerja

networker. Sehubungan dengan hal ini, salah seorang networker DI (23 tahun)

mengatakan.

“Dalam hal memberikan konsultasi upline selalu bersikap tegas danmengajak semua jaringannya mengikuti sistem Unicore. Sikap upline yangtegas ini menuntut jaringannya agar bekerja dengan maksimal. Hal initentu berdampak pada kinerja jaringannya yang mengikuti sistem akanmemiliki kinerja yang tinggi.”

Page 82: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

69

7.2.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan

yang Berkaitan dengan Pemakai Produk

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker pada kegiatan yang

berkaitan dengan pemakai produk memiliki pengaruh terhadap kinerja networker

tersebut. Distribusi responden networker menurut gaya kepemimpinan leader

networker dan kinerja networker pada kegiatan yang berkaitan dengan pemakai

produk dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Distribusi Responden Networker menurut Gaya Kepemimpinan LeaderNetworker dan Kinerja Networker pada Kegiatan yang Berkaitan denganPemakai Produk

Gaya

Kepemimpinan

Kinerja Networker Berkaitan dengan Pemakai Produk

Tinggi Rendah Jumlah

Direktif 0 (0%) 0 (0%) 0 (100%)

Konsultatif 5 (25%) 0 (0%) 5 (100%)

Partisipatif 5 (25%) 0 (0%) 5 (100%)

Delegatif 10 (50%) 0 (0%) 10 (100%)

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa gaya kepemimpinan delegatif yang

dominan diterapkan leader networker menghasilkan kinerja networker yang tinggi

yaitu sebesar 100 persen. Dapat dinyatakan bahwa penggunaan gaya

kepemimpinan delegatif oleh leader networker berpengaruh terhadap kinerja

networker. Sehubungan dengan hal ini, salah seorang networker DI (23 tahun)

mengatakan.

”Upline saya memberikan kebebasan sepenuhnya kepada saya dan grupsaya untuk membeli atau mengkonsumsi produk apapun sesuai dengankebutuhan. Tidak ada paksaan untuk mengkonsumsi suatu produk tertentu.Upline paling mengingatkan untuk konsumsi produk karena integritas.”

Page 83: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

70

7.2.5 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Leader Networker pada Kegiatan

yang Berkaitan dengan Penyelesaian Masalah atau Konflik yang

Terjadi dalam Jaringan

Penerapan gaya kepemimpinan leader networker pada kegiatan yang

berkaitan dengan penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam jaringan

memiliki pengaruh terhadap kinerja networker tersebut. Distribusi responden

networker menurut gaya kepemimpinan leader networker dan kinerja networker

pada kegiatan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah atau konflik yang

terjadi dalam jaringan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10.Distribusi Responden Networker menurut Gaya Kepemimpinan LeaderNetworker dan Kinerja Networker pada Kegiatan yang Berkaitan denganPenyelesaian Masalah atau Konflik yang Terjadi dalam Jaringan

Gaya

Kepemimpinan

Kinerja Networker Berkaitan dengan Penyelesian Masalah

Tinggi Rendah Jumlah

Direktif 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

Konsultatif 8 (40%) 0 (0%) 8 (100%)

Partisipatif 12 (60%) 0 (0%) 12 (100%)

Delegatif 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa gaya kepemimpinan partisipatif

yang dominan diterapkan leader networker menghasilkan kinerja networker yang

tinggi yaitu sebesar 100 persen. Dapat dinyatakan bahwa penggunaan gaya

kepemimpinan partisipatif oleh leader networker berpengaruh terhadap kinerja

networker. Sehubungan dengan hal ini, leader networker CH (36 tahun)

mengatakan.

”Biasanya apabila terjadi konflik dalam jaringan, misalnya hubunganupline-downline, saya akan memanggil kedua belah pihak untukmusyawarah mencari penyelesaian masalah yang terjadi. Saya hanyasebagai mediator atau pihak penengah untuk mereka. Pernah juga terjadi

Page 84: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

71

konflik perebutan jaringan antar crossline, saya pun memanggil uplinebersangkutan untuk diajak musyawarah guna mencari jalan keluarnya.”

7.3 Ikhtisar

Secara keseluruhan, kinerja networker PT Singa Langit Jaya tergolong

berkinerja tinggi yaitu sebesar 90 persen. Penerapan gaya kepemimpinan leader

networker dapat berpengaruh terhadap kinerja networker. Semua penerapan gaya

kepemimpinan leader networker menghasilkan kinerja yang tinggi di bidang

kegiatan yang berkaitan dengan penentuan jadwal (presentasi, follow up, home

meeting), pelaksanaan tugas (tiket pertemuan, pembicara, omset bulanan, prospek,

net-P, dream book), pemberian konsultasi, pemakai produk, serta kegiatan yang

berkaitan dengan penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam jaringan.

Page 85: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi dan analisis yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Secara umum, gaya kepemimpinan yang paling banyak diterapkan leader

networker adalah gaya kepemimpinan konsultatif dan gaya kepemimpinan

partisipatif. Pada kegiatan-kegiatan tertentu juga diterapkan gaya

kepemimpinan direktif dan gaya kepemimpinan delegatif.

2. Penerapan gaya kepemimpinan leader networker Tianshi dipengaruhi oleh

faktor-faktor karakteristik leader networker, karakteristik networker, dan

situasi di lingkungan organisasi. Karakteristik leader networker dalam hal

ini meliputi latar belakang pendidikan yang dimiliki leader networker,

kepribadian leader networker, pengalaman serta nilai-nilai yang dianut

leader networker dalam mengambil keputusan. Karakteristik networker

meliputi tingkat pendidikan, usia, status perkawinan, dan pengalaman.

Situasi meliputi situasi atau keadaan lingkungan kerja support system

Tianshi yaitu Unicore, situasi masalah yang mempengaruhi leader

networker dalam pengambilan keputusan, serta bidang kegiatan networker.

3. Secara umum, kinerja networker PT Singa Langit Jaya tergolong

berkinerja tinggi. Penerapan gaya kepemimpinan dapat berpengaruh

terhadap kinerja networker. Semua penerapan gaya kepemimpinan leader

networker menghasilkan kinerja yang tinggi pada berbagai bidang

kegiatan networker.

Page 86: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

73

8.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan,

untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan kinerja networker maka

sebaiknya:

1. Leader networker selalu meningkatkan dan memperbaiki kualitas gaya

kepemimpinan yang telah diterapkannya sesuai dengan situasi

pengambilan keputusan.

2. Networker diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, saran,

ataupun masukan untuk meningkatkan kinerja mereka.

3. Kerjasama antara upline-downline harus tetap solid dan sesuai sistem

Unicore.

4. Penelitian selanjutnya disarankan dalam perumusan masalah dikaitkan

juga dengan pengembangan masyarakat.

Page 87: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

DAFTAR PUSTAKA

Desller. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2.

Jakarta: PT. Prenhallindo

Gibson, Ivancevic, Doneslly. 1997. Organisasi dan Manajemen: Perilaku,

Struktur, dan Proses. Jakarta: Erlangga

Hasibuan,M.2003. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas.

Jakarta: Bumi Aksara

Herujito, Yayat M. 1996. Dasar-Dasar Manajemen. Bogor: Jurusan Ilmu-Ilmu

Sosial Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Istijanto. 2006. Riset Sumber Daya Manusia Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-

Dimensi Kerja Karyawan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kishel, G dan P.Kishel. 1992. Build Your Network Sales Business. John Wiley &

Sons, Inc, New York

Nawawi. 2003. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press

Rivai, Veithzal. 2007. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi Ke 2.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sedarmayanti. 2001. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Manajemen

Perkantoran. Bandung: Bandar Maju

Siagian, Hasiholan. “Model Kepemimpinan yang Efektif dalam Perusahaan di

Indonesia”. Suara Pembaruan, 13 Agustus 1987, hal VI

Siagian, Sondang. 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT Rineka

Cipta

Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. Yogyakarta: LP3ES

Surakhmad, Winarno. 1989. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar. Banduing:

Alumi

Thoha, Miftah. 1993. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya.

Jakarta: Rajawali Pers

Tracy. 2005. Daya Ungkit Bisnis Multi Level Marketing. Jakarta: Bisnis Plus

Umar. 2003. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: PT

Gramedia

Page 88: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

Wahjosumidjo. 1983. Kepemimpinan dan Motivasi dalam Kepemimpinan.

Jakarta: Ghalia Indonesia

___________. 1994. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia

Wead, D. 1997. The Out of Town Expert With Brief Case. Network Twentyone,

Sandiago, USA.

Yulk, G. 1998. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: PT Prenhallido

Page 89: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

LAMPIRAN

Penghargaan Tianshi Group dan Mr Li Jin Yuan

Serbuk Kalsium Penyerapan Tinggi Bergizi menerima Penghargaan

Produk Terbaik dan Penghargan Barang-barang Konsumen Berpenampilan

Terbaik dari Pameran Makanan dan Minuman Internasional Kedua yang

diadakan di Tianjin

Serbuk Kalsium Penyerapan Tinggi Bergizi dari Tianshi memenangkan

Hadiah Emas pada Pameran Perlindungan Mutu dan Produk-produk

Kesehatan yang diadakan sebagai penghormatan atas Pekan Internasional

Ilmu dan Perdamaian Keenam

Serbuk Kalsium Penyerapan Tinggi Bergizi ditunjuk sebagai satu-satunya

Minuman Kesehatan yang Direkomendasikan pada Kejuaraan Dunia FINA

Serbuk Kalsium Penyerapan Tinggi Bergizi direkomendasikan oleh

Komite untuk Penilaian Produk-poduk yang Lebih Disukai oleh Wanita

dan Anak-anak China sebagai Merk Favorit

Serbuk Kalsium Penyerapan Tinggi Bergizi memenangkan Hadiah Emas

pada Pameran Penemuan/Hak Paten China ’96

Mesin Akupuntur Xuebao dari Tianshi memenangkan Hadiah Emas pada

Pameran Penemuan Internasional Beijing ’96

Serbuk Kalsium Penyerapan Tinggi Bergizi memenangkan Hadiah Emas

untuk Makanan Kesehatan pada Konferensi Kerjasama Investor Dunia,

Pengusaha dan Investor yang diadakan di New York, AS

Page 90: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

Serbuk Kalsium Penyerapan Tinggi Bergizi memenangkan Penghargaan

atas Pencapaian yang Menonjol dalam Geriatrik dari Sekolah Tinggi

Internasional Amerika untuk Obat-obatan China Tradisional

Serbuk Kalsium Penyerapan Tinggi Bergizi memenangkan Penghargaan

untuk Penemuan Besar dalam Industri Kesehatan dari Asosiasi

Penemu/Pencipta Asia dan Amerika

Mesin Akupuntur Xuebao dari Tianshi memenangkan Hadiah Emas pada

Pameran Penemuan Internasional Einstein Pertama/Pameran Produk Baru.

Seri Produk Kalsium Penyerapan Tinggi Bergizi dari Tianshi

memenangkan gelar Produk yang Direkomendasikan, yang diberikan oleh

Dana Perlindungan Konsumen China

Pada Simposium Metabolisme Kalsium China Kedua, Tianshi diberikan

penghargaan atas Sumbangsih terhadap Kesehatan Manusia

Produk-produk Kesehatan Tianshi ditunjuk sebagai satu-satunya merk

produk kesehatan yang direkomendasikan pada Kejuaraan Dunia Senam

Seni

Pameran Produk-produk Kesehatan Bermutu Internasional China Kelima

menghadiahkan medali emas kepada Serbuk Kalsium Penyerapan Tinggi

Bergizi

Kapsul Seabuckthorn Tianshi (Awet muda & Kesehatan) memenangkan

Hadiah Emas pada Pekan Raya China Kedua untuk Obat-obatan Khusus

dan Baru dan Produk-produk Kesehatan

Produk-produk kesehatan Tianshi ditunjuk sebagai satu-satunya merk

produksi kesehatan yang direkomendasikan pada Festival Seni Komik

Internasional Tianjin

Page 91: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

Kapsul Seabuckthorn Tianshi (Awet muda & Kesehatan) diberikan

penghargaan sebagai Produk Kesehatan Unggulan pada Festival Kesehatan

International Kedua

Akademi Internasional untuk Penelitian Manusia dalam Aeronautika dan

Astronotika menunjuk produk kesehatan Tianshi sebagai Makanan

Kesehatan Terbaik untuk penggunaan Aeronautis dan Astronotikal

Teh penurun berat badan direkomendasikan pada Makanan Pilihan untuk

Kesehatan Keluarga Abad ke-21

Serbuk Kalsium Penyerapan Tinggi Bergizi dari Tianshi memenangkan

Hadiah Emas pada Pameran Produk-produk Kesehatan International

Kelima

Kapsul Chitinoid (Chitosan) Tianshi direkomendasikan oleh IQAC sebagai

produk bermutu (2002)

Kapsul Chitinoid (Chitosan) Tianshi telah disertifikasi oleh ETCC sebagai

Produk Perdagangan Internasional yang Direkomendasikan

Kapsul Chitinoid (Chitosan)direkomendasikan oleh Pusat Pameran Produk

China untuk pameran di pekan raya internasional di Los Angeles

Kapsul Seabuckthorn Tianshi (Awet muda & Kesehatan),Kapsul

Cordyceps Tianshi dan Kapsul Spirulina Tianshi secara bersama-sama

direkomendasikan kepada pasar Eropa oleh Dewan China untuk

Pengembangan Perdagangan Internasional dan Komite Perancis untuk

Jaminan dan Penilaian Mutu Produk-produk Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi

Page 92: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

Produk – produk Tianshi secara resmi direkomendasikan sebagai produk

untuk lembaga-lembaga PBB oleh Asosiasi PBB untuk Kemajuan

Pengembangan Unifikasi Dunia

Rangkaian Produk Kesehatan Gizi Tianshi ditunjuk oleh Olimpiade

Khusus China Ketiga sebagai satu-satunya merk produk kesehatan gizi

yang direkomendasikan

Produk-produk Tianshi memenangkan Hadiah Emas untuk Pengobatan

Tumor pada Pekan Raya Teknologi Industri Baru Internasional Almacede

2002

Asosiasi China untuk Pemeriksaan Mutu memberikan penghargaan kepada

Group Tianshi sebagai salah satu dari perusahaan-perusahaan yang

terkenal atas Jaminan Ganda atas Mutu dan Pelayanan

Rangkaian Produk-produk Kesehatan Tianshi direkomendasikan oleh

Komite untuk Penilaian dan Rekomendasi atas Produk-produk Bermutu

Terkenal untuk Wanita dan Anak-anak China sebagai salah satu dari Merk

Bermutu Terkenal yang Digemari

Anggota Komite CPPCC, anggota tetap komite PPCC dari wilayah

Wuqing, Tianjin

Anggota komite eksekutif dari Federasi Industri dan Perdagangan Seluruh

China

Direktur Eksekutif dari Dewan Nasional Pengusaha China

Penasihat Pembangunan Ekonomi China Barat pada Pusat Pelayanan

untuk Para Ahli dari Kementerian Personalia (Ketenagakerjaan) RRC

Peneliti kehormatan, dan penasihat utama pada Institut Mikrobiologi, CAS

Wakil Ketua dari Asosiasi Bioteknik China

Page 93: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

Wakil Ketua Asosiasi Makanan Kesehatan China (HFAC)

Direktur Eksekutif dari Komite Industri Metabolisme Kalsium pada

Wanita dan Anak-anak, Asosiasi China untuk Peningkatan Perawatan Pra-

kelahiran dan Pasca-kelahiran

Presiden Kehormatan dari Pusat Penelitian Komunikasi Budaya Antar

Bangsa pada Universitas Pusat untuk bangsa-bangsa

Wakil Presiden dari Asosiasi Kerjasama Ekonomi Luar Negeri Tianjin

(TJFECA)

Wakil Ketua dari Federasi Amal Tianjin

Direktur Dewan Kedua dari Dana Tianjin untuk Kaum Usia Lanjut

Direktur Dewan Kedua dari Asosiasi Tianjin untuk Pengembangan Karir

Kaum Usia Lanjut

Anggota dari Tokoh-tokoh Populer dalam Daftar Dunia dari Pengusaha

Terkenal Dunia (1998)

Penghargaan Dewan Negara untuk Individu Teladan dan Pimpinan

Organisasi dalam Peningkatan Kesetiakawanan dan Kemajuan Nasional

(Audiensi diberikan oleh Presiden Jiang Zemin dan pemimpin – pemimpin

nasional lainnya) (1999)

Berperingkat diantara Sepuluh Terbesar Orang Berbakat dalam Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (2000)

Penghargaan Kementerian Kesehatan Rusia untuk Sumbangsih Luar Biasa

terhadap Kesehatan Rakyat (2000)

Penghargaan Komite Koordinasi Asia-Pasifik dari PBB untuk Kumpulan

Pengusaha Terbaik dari Kawasan Asia-Pasifik (2000)

Penghargaan Kepemimpinan Perusahaan dari Asosiasi Pemasaran

Langsung DMEF (2000)

Page 94: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

Penerima Penghargaan Komite Promosi Persahabatan dan Perdamaian

Rusia-China untuk Sumbangsih Luar Biasa pada Persahabatan,

Perdamaian dan Kelestarian Lingkungan (2000)

Diploma dari Komite Koordinasi Dana Internasional Asia- Pasifik untuk

Kelestarian Lingkungan Hidup dan Manusia, yang memberikan

penghargaan kepada Tuan Li Jinyuan atas “sumbangsih aktif untuk

mendorong perdamaian dan membangun persahabatan diantara negara-

negara Asia-Pasifik” (2001)

Sebagai salah satu pimpinan pengusaha dari perindustrian China, nama

tuan Li Jinyuan ditulis pada Dinding Manifesto Budaya China di Great

Wall (Tembok Besar China) (2001)

“Pengusaha Menonjol dalam Industri Kesehatan” pada Festival Kesehatan

Internasional China Kedua (2001)

Terpilih menjadi Pakar pada Komite Pengarah PBB yang didukung oleh

Komisi Pengacara PBB (2002)

“Relawan PBB untuk Menolong dan Memberdayakan Orang Miskin”

(2002)

Dianugerahkan gelar Peneliti pada Balai Penelitian Negara untuk

Pemasaran Langsung, dan Peneliti pada Basis Penelitian Negara untuk

Industri Kesehatan (2002)

Gelar doktor kehormatan oleh Akademi Ekologi dan Ilmu-ilmu

Perlindungan PBB

Terpilih sebagai “Pengusaha China Unggulan” oleh Komite Koordinasi

untuk Forum Pengusaha China Kedua (2003)

Bertindak sebagai direktur pelaksana dari Asosiasi Pengusaha China untuk

Bisnis Swasta di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2003).

Page 95: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

Berikut ini beberapa gambar yang menunjukkan perkembangan dan kebesaran PTSinga Langit Jaya.

Mali President Amadou Toumany Toure meets TIENS President Li Jinyuan.

Mr. Sharmanov Tuiegeldy, Former Kazakhstan Health Minister, visits TIENS Group and takes

pictures with TIENS President Li Jinyuan.

President Li Jinyuan and Mr. Badawi, Prime Minister of Malaysia

President Li Jinyuan and Philippine President Gloria Macapagal Arroyo.

Page 96: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

President Li Jinyuan and former Russian President Mikhail Gorbachev.

President Li Jinyuan and Mr. Kissinger, former American Secretary of State.

President Li Jinyuan is presenting a gift to Ghana President John Kufuor.

President Li Jinyuan and Indonesian President Megawati Soekarnoputri

Page 97: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

KUESIONER PENELITIANANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN

JARINGAN (MULTI LEVEL MARKETING)(Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor)

I. Karakteristik Networker

1. Nama : ………………..

2. Jenis kelamin : (pilih salah satu)

1 = Laki-laki 2 = Perempuan

3. Usia saat ini: ………. Tahun

4. Tingkat pendidikan terakhir:

1 = SD 3 = SMA

2 = SMP 4 = Perguruan Tinggi

5. Status perkawinan:

1 = Sudah menikah 2 = Belum menikah

6. Peringkat : ………………

Bapak/Ibu yang terhormat,Saya Indra Thamrin, Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor,bermaksud untuk melakukan penelitian analisis kepemimpinan dalam industripemasaran jaringan. Demi tercapainya tujuan penelitian ini, peneliti berharapBapak/Ibu mengisi kuesioner ini dengan lengkap dan jujur. Identitas dan jawabandijamin kerahasiannya dan semata-mata hanya akan digunakan untuk kepentinganpenulisan skripsi ini.

Peneliti mengucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu yang telahmeluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini dan tidak lupa peneliti mohon maafapabila terdapat pertanyaan yang kurang berkenan.

Page 98: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

II. Gaya Kepemimpinan

Pilihlah salah satu pernyataan yang menurut Anda paling tepat denganmemberikan tanda checklist (V) pada kolom yang tersedia!

Keterangan:

1. Gaya Kepemimpinan DirektifUpline Anda memberikan secara langsung pemecahan masalah danpengambilan keputusan.

2. Gaya Kepemimpinan KonsultatifUpline Anda mengambil pemecahan masalah dan pengambilankeputusan setelah menerima masukan atau saran dari Anda.

3. Gaya Kepemimpinan PartisipatifUpline dan Anda bersama-sama mencari pemecahan masalah danpengambilan keputusan.

4. Gaya Kepemimpinan DelegatifUpline Anda memberikan delegasi atau menyerahkan sepenuhnyapemecahan masalah dan pengambilan keputusan kepada Anda.

No. Pernyataan Direktif Konsultatif Partisipatif Delegatif1. Penentuan jadwal

(presentasi, follow up, homemeeting).

2. Penentuan petugas (tiketpertemuan, pembicara,omset bulanan, prospek,net-P, dream book).

3. Pemberian konsultasi.

4. Pemakai produk.

5. Penyelesaian masalah ataukonflik yang terjadi dalamjaringan.

Page 99: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

III. Kinerja Networker

Pilihlah salah satu pernyataan yang menurut Anda paling tepat denganmemberikan tanda checklist (V) pada kolom yang tersedia!

Keterangan:STS : Sangat Tidak SetujuTS : Tidak SetujuKS : Kurang SetujuS : SetujuSS : Sangat SetujuFaktor-Faktor Kinerja:

1. KUALITAS KERJA

No. Pernyataan STS TS KS S SS1. Saya telah melaksanakan pekerjaan

saya (presentasi dan follow up)dengan baik.

2. Saya telah menggunakan alat bantuyang disediakan dengan baik.

3. Saya setuju dengan cara kerja yangditetapkan upline.

4. Saya setuju dengan target yangdiberikan oleh upline.

5. Saya mengikuti standar kinerja (PetaAset Unicore) dengan baik.

6. Saya telah mencapai standar kinerja(bonus per bulan) sesuai denganparameter bisnis saya.

2. MOTIVASI

No. Pernyataan STS TS KS S SS1. Motivasi saya sangat dipengaruhi

oleh perkembangan jaringan danperingkat saya saat ini.

2. Penghasilan dari bonus per bulanyang saya terima sangat memotivasisaya untuk menjalankan bisnis sayadengan serius.

3. Motivasi internal dalam diri lebihpenting daripada motivasi eksternaldari luar diri saya.

4. Saya selalu membaca buku danmendengarkan kaset untukmenambah motivasi saya.

Page 100: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

5. Peranan upline sangat penting untukmembimbing dan memotivasi saya.

6. Upline saya menghargai hasil kerjasaya sehingga saya termotivasiuntuk menjadi lebih baik lagi.

3. KOMUNIKASI

No. Pernyataan STS TS KS S SS1. Kemampuan berkomunikasi

mencakup kemampuan berpikir,menulis, membaca, dan berbicara.

2. Saya mempunyai keterampilanberkomunikasi yang baik terhadapupline saya.

3. Saya mempunyai keterampilanberkomunikasi yang baik terhadapcrossline saya.

4. Saya mempunyai keterampilanberkomunikasi yang baik terhadapdownline saya.

5. Saya adalah orang yang aktifmemberikan saran dan masukan saatdiadakan group meeting.

6. Komunikasi antara upline dandownline merupakan kunci meraihkesuksesan network marketing.

4. PELATIHAN

No. Pernyataan STS TS KS S SS1. Pelatihan mendorong pengembangan

diri saya.2. Pelatihan memberikan informasi

untuk memperbaiki pengetahuan danketerampilan komunikasi.

3. Pelatihan membantu dalammengembangkan jiwakepemimpinan saya.

4. Pelatihan membantu dalampengambilan keputusan danpemecahan masalah yang sayahadapi.

5. Pelatihan membantu dalampengembangan bisnis saya.

6. Pelatihan membantu dalampeningkatan penghasilan saya.

Page 101: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

5. TANGGUNG JAWAB

No. Pernyataan STS TS KS S SS1. Saya telah bertanggung jawab

terhadap bisnis saya.2. Setiap pekerjaan yang saya lakukan

dapat diselesaikan dengan baiksesuai rencana.

3. Saya telah membantu setiap jaringansaya agar mereka bisa berhasil.

4. Saya telah memiliki kesadaran yangtinggi terhadap bisnis saya sehinggatanpa bantuan upline pun saya bisamandiri sendiri.

5. Tanggung jawab yang diberikanupline kepada saya membuat sayasemangat bekerja.

6. Upline saya telah tepat denganmenetapkan tanggung jawabpekerjaan sesuai dengankemampuan yang saya miliki.

Panduan Pertanyaan untuk Gaya Kepemimpinan dan Pengaruh GayaKepemimpinan Leader Networker terhadap Kinerja Networker

1. Menurut Bapak/Ibu gaya kepemimpinan apa yang diterapkan oleh leadernetworker dalam kegiatan yang berkaitan dengan penentuan jadwal? Jelaskandan beri contohnya!

2. Menurut Bapak/Ibu gaya kepemimpinan apa yang diterapkan oleh leadernetworker dalam kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas?Jelaskan dan beri contohnya!

3. Menurut Bapak/Ibu gaya kepemimpinan apa yang diterapkan oleh leadernetworker dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemberian konsultasi?Jelaskan dan beri contohnya!

4. Menurut Bapak/Ibu gaya kepemimpinan apa yang diterapkan oleh leadernetworker dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemakai produk? Jelaskandan beri contohnya!

5. Menurut Bapak/Ibu gaya kepemimpinan apa yang diterapkan oleh leadernetworker dalam kegiatan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah ataukonflik yang terjadi dalam jaringan? Jelaskan dan beri contohnya!

6. Menurut Bapak/Ibu, faktor-faktor apa saja yang mempunyai pengaruhterhadap gaya kepemimpinan yang diterapkan leader networker? Sebutkandan jelaskan!

7. Menurut Bapak/Ibu, apa sajakah karakteristik leader networker yangmengesankan?

8. Apakah Bapak/Ibu pernah kecewa dengan perilaku leader networker?

Page 102: ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI PEMASARAN … · (Kasus Networker PT Singa Langit Jaya, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) INDRA THAMRIN I34060248 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

9. Bagaimanakah cara-cara leader networker menyatakan harapan-harapan ataumerumuskan target-target yang perlu dicapai?

10. Apakah Bapak/Ibu berupaya untuk memenuhi harapan-harapan leadernetworker? Apa sajakah harapan leader networker?

11. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan yangditerapkan oleh leader networker dalam kegiatan yang berkaitan denganpenentuan jadwal terhadap kinerja Bapak/Ibu? Jelaskan dan beri contohnya!

12. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan yangditerapkan oleh leader networker dalam kegiatan yang berkaitan denganpelaksanaan tugas terhadap kinerja Bapak/Ibu? Jelaskan dan beri contohnya!

13. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan yangditerapkan oleh leader networker dalam kegiatan yang berkaitan denganpemberian konsultasi terhadap kinerja Bapak/Ibu? Jelaskan dan bericontohnya!

14. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan yangditerapkan oleh leader networker dalam kegiatan yang berkaitan denganpemakai produk terhadap kinerja Bapak/Ibu? Jelaskan dan beri contohnya!

15. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan yangditerapkan oleh leader networker dalam kegiatan yang berkaitan denganpenyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam jaringan terhadapkinerja Bapak/Ibu? Jelaskan dan beri contohnya!