56
ANALISIS INDUSTRI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PT. HM. SAMPOERNA, Tbk. Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategis Semester II Magister Akuntansi Ahmad Rudi Yulianto NIM : 12030112410005 Fernia Niken Susanti NIM : 12030112410036 Mokhamad Dwi Baskoro NIM : 12030112410033 Retna Sri Wilujeng NIM : 12030112410030 Shabrina Tijani Syarafina NIM : 12030112410044

Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gyutdyiuyi

Citation preview

Page 1: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

ANALISIS INDUSTRI PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PT. HM. SAMPOERNA, Tbk.

Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategis

Semester II Magister Akuntansi

Ahmad Rudi Yulianto NIM : 12030112410005

Fernia Niken Susanti NIM : 12030112410036

Mokhamad Dwi Baskoro NIM : 12030112410033

Retna Sri Wilujeng NIM : 12030112410030

Shabrina Tijani Syarafina NIM : 12030112410044

MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG 2013

Page 2: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

BAB I

PENDAHULUAN

A. PROFIL PERUSAHAAN.

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (”Sampoerna”) didirikan

di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris

Anwar Mahajudin, S.H., No. 69. Akta Pendirian Sampoerna disahkan

oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan

No. J.A.5/59/15 tanggal 30 April 1964 serta diumumkan dalam

Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24

Nopember 1964, Tambahan No. 357. Anggaran dasar Sampoerna

telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta

Notaris Aulia Taufani, S.H. No. 107 tanggal 15 Desember 2009 dalam

rangka menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar ini sudah

memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-

0006503.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010.

Ruang lingkup kegiatan Sampoerna meliputi industri dan

perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-

perusahaan lain. Kegiatan produksi rokok secara komersial telah

dimulai pada tahun 1913 di Surabaya sebagai industri rumah tangga.

Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan dengan

dibentuknya NVBM Handel Maatschapij Sampoerna.

Sampoerna berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusat

berlokasi di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18, Surabaya, serta memiliki

pabrik yang berlokasi di Surabaya, Pandaan, Malang dan Karawang.

Sampoerna juga memiliki kantor perwakilan korporasi di Jakarta.

Saham Sampoerna tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode

perdagangan sahamnya HMSP.

Page 3: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (“Sampoerna”)

merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. PT HM

Sampoerna Tbk. memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang

dikenal luas, seperti Sampoerna Kretek (sebelumnya disebut

Sampoerna A Hijau), A Mild, serta “Raja Kretek” yang legendaris Dji

Sam Soe. PT HM Sampoerna Tbk. adalah afiliasi dari PT Philip Morris

Indonesia dan bagian dari Philip Morris International, produsen rokok

terkemuka di dunia. Misi PT HM Sampoerna Tbk. adalah menawarkan

pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia.

Hal ini PT HM Sampoerna Tbk. lakukan dengan senantiasa mencari

tahu keinginan konsumen, dan memberikan produk yang dapat

memenuhi harapan mereka. PT HM Sampoerna Tbk. bangga atas

reputasi yang PT HM Sampoerna Tbk. raih dalam hal kualitas, inovasi

dan keunggulan.

Pada tahun 2009, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar

29,1% di pasar rokok Indonesia, berdasarkan hasil AC Nielsen Retail

Audit-Indonesia Expanded. Pada akhir 2009, jumlah karyawan

Sampoerna dan anak perusahaan mencapai sekitar 28.300 orang.

Sampoerna mengoperasikan enam pabrik rokok di Indonesia dan

Sampoerna menjual dan mendistribusikan rokok melalui 59 kantor

penjualan di seluruh Indonesia.

B. SEJARAH SAMPOERNA.

Sejarah dan keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk.

(”Sampoerna”) tidak terpisahkan dari sejarah keluarga Sampoerna

sebagai pendirinya. Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee, seorang

imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok kretek linting

tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya

tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang

memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih.

Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an,

Page 4: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama

perusahaannya menjadi Sampoerna, yang berarti ”kesempurnaan”.

Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee

memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah

kompleks bangunan yang terbengkalai di Surabaya yang kemudian

direnovasi olehnya. Bangunan tersebut kemudian juga dijadikan

tempat tinggal keluarganya, dan hingga kini, bangunan yang dikenal

sebagai Taman Sampoerna tersebut masih memproduksi kretek linting

tangan. Bangunan tersebut kini juga meliputi sebuah museum yang

mencatat sejarah keluarga Sampoerna dan usahanya, serta

merupakan salah satu tujuan wisata utama di Surabaya.

Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna,

mengambil alih kemudi perusahaan pada tahun 1978. Di bawah

kendalinya, Sampoerna berkembang pesat dan menjadi perseroan

publik pada tahun 1990 dengan struktur usaha modern, dan memulai

masa investasi dan ekspansi. Selanjutnya Sampoerna berhasil

memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di

Indonesia.

Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris

International Inc. (“PMI”), salah satu perusahaan rokok terkemuka di

dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia,

afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna.

Jajaran Direksi dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan

profesional Sampoerna dan PMI meneruskan kepemimpinan

Perseroan dengan menciptakan sinergi operasional dengan PMI,

sekaligus tetap menjaga tradisi dan warisan budaya Indonesia yang

telah dimilikinya sejak hampir seabad lalu.

C. PRODUKSI ROKOK.

Dari Lahan Pertanian Hingga Pabrik. Setelah dipanen dan

dikeringkan, tembakau dan cengkeh dibawa ke lokasi pabrik.

Page 5: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

Tembakau biasanya disimpan hingga selama 3 tahun dalam

lingkungan terkontrol untuk membantu meningkatkan cita rasanya.

Cengkeh juga melewati proses penyimpanan serupa hingga selama

satu tahun sebelum diproses menjadi “cengkeh rajang” (cut clove).

Tembakau yang telah disimpan akan diproses terlebih dahulu sebelum

dicampur dengan cengkeh rajangan yang telah kering, kemudian

dijadikan racikan rokok yang akan dilinting menjadi rokok. Racikan

yang telah selesai, yang biasa disebut “cut filler” disimpan dalam

lumbung berukuran besar sebelum memasuki proses produksi rokok.

Rokok kretek dapat berupa sigaret kretek tangan (SKT) atau sigaret

kretek mesin (SKM). Salah satu keunikan industri kretek Indonesia

ialah masih digunakannya metode pelintingan secara manual dengan

tangan, dimana para pekerja melinting produk rokok kretek dengan

sangat cepat, bahkan hingga dapat mencapai 350 batang per jam.

Fasilitas Linting-tangan dan Buatan mesin. Produksi sigaret

kretek tangan dan sigaret kretek mesin terdiri dari tiga tahapan:

Pemrosesan daun tembakau;

Produksi rokok;

Dan pengemasan serta persiapan distribusi.

Dalam tiap tahapan produksi, pengendalian mutu yang sangat

cermat memegang peranan penting untuk memastikan bahwa setiap

batang rokok dibuat dengan standar tertinggi. Setelah siap, rokok

kemudian dikemas dan dikirimkan untuk proses distribusi.

D. ANGGOTA KELUARGA SAMPOERNA PEMIMPIN PERUSAHAAN.

1. Liem Seeng Tee (1893–1956).

Liem Seeng Tee adalah pendiri PT. HM Sampoerna, sebuah

perusahaan rokok besar di Indonesia. Dia adalah generasi pertama

dari keluarga Sampoerna; ayah dari Aga Sampoerna dan kakek

dari Putera Sampoerna. Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang

Nio mendirikan Sampoerna pada tahun 1913 di Surabaya.

Page 6: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

2. Aga Sampoerna.

Setelah masa tersebut, putra Liem, Aga Sampoerna

mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan kembali

perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama

perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini.

Selain itu, melihat kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia

memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja.

3. Putera Sampoerna.

Generasi berikutnya,adalah generasi yang membawa PT.

Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan

yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A

Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan

supermarket Alfa, dan untuk suatu saat, dalam bidang perbankan.

4. Michael Sampoerna.

Pada tahun 2000, Michael, masuk ke jajaran direksi dan

menjabat sebagai CEO. Pada Maret 2005, perusahaan ini

kemudian diakuisisi oleh Philip Morris. Philip Morris adalah

produsen rokok asal Amerika Serikat dengan keahlian pada produk

rokok putih seperti Marlboro, Virginia Slims, dan Benson & Hedges.

Bagi perusahaan itu, investasi di Sampoerna adalah kesempatan

besar untuk masuk dalam jajaran lima besar dunia dengan memulai

mempelajari industri rokok kretek. Setelah akusisi 40 persen saham

selesai, Philip Morris akan melakukan tender untuk pembelian sisa

saham lain di HM Sampoerna.

Page 7: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa
Page 8: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa
Page 9: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

E. TATA KELOLA PERUSAHAAN.

Salah satu kunci kesuksesan Sampoerna adalah ketaatan

terhadap prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Sebagai

perusahaan publik, sekaligus sebagai afi liasi PMI, penerapan tata

kelola perusahaan yang baik menjadi suatu keharusan bagi

Sampoerna. Sampoerna menetapkan standar kepatuhan dan integritas

yang sangat tinggi dalam menjalankan usaha. Aturan berperilaku

(code of conduct) yang diterapkan pada seluruh afi liasi PMI, termasuk

Sampoerna, dikomunikasikan kepada karyawan Sampoerna pada

seluruh tingkatan organisasi. Program pelatihan diadakan secara

berkala dan partisipasi karyawan dimonitor dengan ketat.

Pelaksanaan tata kelola perusahaan di Sampoerna merupakan

tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, dibantu oleh tim yang

terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Audit

Internal, dan Sekretaris Perusahaan. Tim tersebut secara rutin

memantau pelaksanaan dan kepatuhan terhadap Prosedur dan

Kebijakan Perusahaan.

1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas

keputusan-keputusan Direksi dalam mengelola jalannya

Sampoerna serta memberikan nasihat kepada Direksi. Dalam

melakukan tugas-tugas pengawasannya, Dewan Komisaris berhak

melakukan audit atas pembukuan Sampoerna. Dalam

melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris melakukan pertemuan

terjadwal serta pertemuan tambahan bila diperlukan. Sepanjang

Tahun Buku 2012 sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan,

Dewan Komisaris mengadakan lima kali pertemuan yang dihadiri

oleh mayoritas anggota, sebagaimana diamanatkan oleh Anggaran

Dasar Sampoerna.

Page 10: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

2. Direksi

Direksi bertanggung jawab mengelola Sampoerna untuk

mencapai maksud dan tujuannya. Direksi berhak mewakili

Sampoerna, baik di dalam maupun di luar pengadilan, tentang

segala hal dan dalam segala kejadian. Direksi juga berhak

mengikat Sampoerna dengan pihak lain, serta menjalankan segala

tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan,

dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar Sampoerna,

Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang

tentang Pasar Modal serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.

Direksi juga mendapatkan pelatihan dan pengembangan

secara berkala, yang frekuensi dan jenisnya disesuaikan dengan

fungsi dan tanggung jawab masing-masing Direksi. Direksi

menyelenggarakan rapat rutin, umumnya setiap bulan, yang dapat

melibatkan pimpinan divisi dan manajer senior tertentu. Rapat

tersebut antara lain membahas kinerja keuangan kuartalan dan

rekomendasi dividen, situasi ekonomi, situasi pasar, kompetisi,

informasi penjualan, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan

operasional dan kegiatan usaha Sampoerna.

Sepanjang Tahun Buku 2012, Direksi mengadakan 12

pertemuan yang dihadiri oleh mayoritas anggota, sebagaimana

diamanatkan oleh Anggaran Dasar Sampoerna.

3. Komite Audit

Sebagaimana dinyatakan dalam Piagam Komite Audit,

Komite Audit bertugas untuk membantu Dewan Komisaris

Sampoerna dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya.

Tanggung jawab Komite Audit meliputi penelahan atas laporan

keuangan Sampoerna, pekerjaan Audit Internal, implementasi

manajemen risiko dan kepatuhan terhadap peraturan pasar modal

dan peraturan lain yang berhubungan dengan kegiatan

Sampoerna.

Page 11: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

Komite Audit diketuai oleh Phang Cheow Hock dan

beranggotakan Goh Kok Ho dan Dr. Ronny Kusuma Muntoro, yang

seluruhnya diangkat berdasarkan keputusan Dewan Komisaris

pada tanggal 9 Desember 2010. Phang Cheow Hock dan Goh Kok

Ho adalah Komisaris Independen Sampoerna sedangkan Dr.

Ronny Kusuma Muntoro merupakan tokoh akademisi dari

Universitas Indonesia yang berpengalaman luas dalam pengajaran

dan studi system informasi, sistem pengendalian manajemen, serta

akuntansi biaya dan manajemen.

Komite Audit mengadakan 9 kali pertemuan selama periode

antara 1 April 2012 sampai dengan Laporan Tahunan ini di

terbitkan yang dihadiri oleh seluruh anggota. Komite Nominasi dan

Remunerasi Dewan Komisaris telah membentuk Komite Nominasi

dan Remunerasi (“KNR”) pada 9 Maret 2011. KNR memberikan

saran dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang hal-hal

terkait nominasi dan remunerasi Direksi, Dewan Komisaris dan

Komite-Komite Dewan Komisaris. Rapat Umum Pemegang Saham

RUPS Tahunan tanggal 27 April 2012 memberikan wewenang

kepada Dewan Komisaris, dengan memperhatikan rekomendasi

dari KNR untuk menetapkan (i) gaji dan tunjangan untuk setiap

anggota Direksi, dan (ii) uang jasa, honorarium atau tunjangan

untuk setiap anggota Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2012

dan tahun-tahun buku selanjutnya sampai ditentukan lain oleh

RUPS.

Saat ini KNR diketuai oleh Phang Cheow Hock yang

diangkat pada tanggal 9 Maret 2011 untuk masa jabatan selama

lima tahun. Berdasarkan pengangkatan pada tanggal 1 Maret 2012,

KNR beranggotakan Ervin Laurence Pakpahan, seorang sarjana

hukum dari Universitas Indonesia yang bergabung dengan

Sampoerna sebagai Senior Counsel pada tahun 2008. Dewan

Komisaris pada tanggal 13 Maret 2013 menyetujui pengangkatan

Page 12: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

Linda Setiawan sebagai anggota KNR menggantikan Indra

Dammen Kanoena efektif sejak tanggal 4 Januari 2013. Linda

Setiawan memiliki gelar sarjana teknik lingkungan dari Institut

Teknologi Bandung dan gelar Master of Science in Environmental

Engineering dari Technische Universität Hamburg-Harburg,

Jerman. Beliau bergabung dengan Sampoerna sebagai Graduate

Intake pada tahun 2005.

Sepanjang Tahun Buku 2012 sampai dengan Laporan

Tahunan ini diterbitkan, KNR mengadakan dua kali pertemuan

yang dihadiri oleh seluruh anggota.

4. Audit Internal

Audit Internal membantu Direksi mengelola proses-proses

internal Sampoerna. Piagam Audit Internal dikeluarkan pada tahun

2009 oleh Direksi setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris.

Audit Internal memantau kepatuhan terhadap Prosedur dan

Kebijakan Sampoerna, serta hal-hal lain sebagaimana diminta oleh

Direksi dan Dewan Komisaris. Voong Che Yee menduduki jabatan

Ketua Audit Internal sejak tahun 2010 setelah cukup lama berkarier

di bidang keuangan dan manajemen pada afi liasi PMI di Hong

Kong, Malaysia dan Singapura. Voong Che Yee memiliki gelar

Sarjana bidang Ekonomi dengan jurusan Akuntansi dari University

of Hull, Inggris. Beliau adalah anggota dari Institute of Chartered

Accountants di Inggris dan Wales.

Sebagaimana dijabarkan dalam Piagam Audit Internal, tugas

utama Audit Internal adalah memberikan Direksi penilaian objektif

yang independen mengenai kecukupan dan keefektifan Sistem

Pengendalian Internal yang dijalankan Sampoerna.

5. Kegiatan-Kegiatan Audit Internal

Demi terselenggaranya kinerja dengan baik, lengkap dan

tepat waktu, Audit Internal memiliki wewenang sebagai berikut:

Page 13: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

Akses langsung dan penuh terhadap pembukuan, arsip dan

fasilitas Sampoerna sebagaimana dibutuhkan secara wajar

untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya;

Berkomunikasi secara langsung dan mengadakan pertemuan

berkala dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit

atau para anggotanya serta

Mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan auditor

eksternal Sampoerna.

Sepanjang Tahun Buku 2012, kegiatan-kegiatan Audit

Internal adalah antara lain:

Menyiapkan dan mengembangkan rencana audit berdasarkan

pendekatan risiko;

Menerapkan rencana audit, membuat ikhtisar temuan audit dan

merekomendasikan perbaikan terhadap bidang-bidang yang

diaudit dan melaporkan kepada Direksi;

Melakukan audit khusus sebagaimana diminta oleh Direksi.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,

Audit Internal memiliki sejumlah tenaga audit dan keuangan yang

profesional dan berkualifi kasi serta memiliki pengetahuan, keahlian

dan pengalaman yang memadai. Ketua Audit Internal mengadakan

pertemuan bulanan untuk memonitor dan mengevaluasi kualitas

penyelesaian yang tepat waktu dan pelaporan kegiatan dan temuan

audit kepada Direksi dan Komite Audit.

Untuk menjaga kemandirian Audit Internal, para karyawan

Audit Internal tidak terlibat langsung dalam melaksanakan dan/atau

membuat keputusan terkait kegiatan operasional Sampoerna.

6. Risiko dan Manajemen Risiko

Usaha Sampoerna tidak terlepas dari risiko-risiko yang

timbul dari pengaruh berbagai faktor eksternal dan internal. Faktor-

faktor eksternal tersebut antara lain:

Page 14: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

o Perubahan yang signifi kan atas sistem cukai dan perubahan

signifi kan pada regulasi industri rokok di Indonesia;

o Kondisi ekonomi, sosial dan politik;

o Persaingan usaha;

o Perubahan selera dan preferensi perokok dewasa;

o Rokok palsu dan/atau selundupan;

o Devaluasi mata uang Rupiah Indonesia terhadap mata uang

asing; dan

o Kenaikan tingkat suku bunga.

Risiko-risiko lainnya antara lain meliputi tuntutan hukum,

kegagalan peluncuran produk baru, dan fl uktuasi harga tembakau,

cengkeh dan bahan baku lainnya.

Sampoerna senantiasa berusaha mengurangi risiko usaha

melalui pengendalian internal yang efektif dan memadai,

penyusunan rencana tak terduga dan melalui asuransi. Selama

Tahun Buku 2012, tidak ada tuntutan hukum yang mempengaruhi

hasil usaha Sampoerna secara signifi kan.

7. Komunikasi Karyawan

Komunikasi dengan karyawan merupakan salah satu aspek

penting dari tata kelola perusahaan. Untuk kepentingan itu,

Sampoerna memanfaatkan berbagai media komunikasi, seperti

majalah triwulan Lentera, TV Sampoerna, Radio Sampoerna, surat

elektronik, acara tatap muka dengan Presiden Direktur dan anggota

Direksi lainnya yang dilakukan sedikitnya dua kali setahun yang di

sebut dengan Sersan, kegiatan karyawan, perayaan ulang tahun

Sampoerna dan pertemuan-pertemuan lainnya.

8. Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Investor

Sekretaris Perusahaan membantu Direksi dalam

memastikan kepatuhan Sampoerna terhadap peraturan dan

kebijakan pasar modal, dan memastikan bahwa Direksi

Page 15: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

mendapatkan informasi mengenai perubahan peraturan pasar

modal beserta implikasinya. Dalam menjalankan fungsinya,

Sekretaris Perusahaan bekerja sama dengan Departemen Hukum

dan Divisi Hubungan Investor. Sekretaris Perusahaan dan Divisi

Hubungan Investor memastikan bahwa otoritas pasar modal yang

sekarang dikenal dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), otoritas

bursa (Bursa Efek Indonesia), PT Kustodian Sentral Efek

Indonesia, pemegang saham, investor, analis efek dan masyarakat

pasar modal mendapatkan informasi yang memadai sesuai

ketentuan pasar modal yang berlaku.

Selama Tahun Buku 2012, Sampoerna mengadakan

sejumlah aktivitas termasuk paparan publik tahunan dan penerbitan

rilis media. Fungsi Sekretaris Perusahaan dijalankan oleh Maharani

Djody Subandhi sejak 3 Maret 2010. Beliau memiliki gelar sarjana

hukum dari Universitas Indonesia dan bergabung dengan

Sampoerna pada tahun 2008 sebagai Counsel. Untuk melayani

komunikasi online dengan kalangan investor, Sampoerna

menyediakan alamat surat elektronik khusus (investor.

[email protected]) dan situs Internet yang dapat diakses

melalui http://www.sampoerna.com.

Page 16: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

BAB II

PEMBAHASAN

A. VISI DAN MISI SAMPOERNA.

Visi PT HM Sampoerna Tbk. (”Sampoerna”) terkandung dalam

“Falsafah Tiga Tangan”. Falsafah tersebut mengambil gambaran

mengenai lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya.

Masing-masing dari ketiga ”Tangan”, yang mewakili perokok dewasa,

karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas, merupakan pihak

yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visi menjadi

perusahaan paling terkemuka di Indonesia.

Sampoerna meraih ketiga kelompok ini dengan cara sebagai

berikut:

1. Memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar

bagi perokok dewasa

Sampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi sigaret

berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen

dewasa. Ini dicapai melalui penawaran produk yang relevan dan

inovatif untuk memenuhi selera konsumen yang dinamis.

2. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada

karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha.

Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi,

lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan

adalah kunci utama membangun motivasi dan produktivitas

karyawan. Di sisi lain, mitra usaha PT HM Sampoerna Tbk juga

berperan penting dalam keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk, dan

PT HM Sampoerna Tbk mempertahankan kerjasama yang erat

dengan mereka untuk memastikan vitalitas dan ketahanan mereka.

3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas.

Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan

masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam memberikan sumbangsih,

Page 17: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

PT HM Sampoerna Tbk memfokuskan pada kegiatan pengentasan

kemiskinan, pendidikan, pelestarian lingkungan, penanggulangan

bencana dan kegiatan sosial karyawan.

B. LAMBANG DAN LOGO PT. HM. SAMPOERNA Tbk

Lambang Perusahaan mewakili perusahaan dan harus

dipergunakan untuk keperluan dimana PT. HM Sampoerna Tbk harus

tampil secara resmi.

Gambar 3.1Lambang PT. HM Sampoerna Tbk

Sumber : www.sampoerna.com

Sedangkan Logo Perusahaan memberikan identitas terhadap

produk-produk yang dihasilkan PT. HM Sampoerna Tbk. Logo ini

memiliki konsep “Anggarda Paramitha”, yang memiliki arti menuju

kesempurnaan dan kemakmuran bagi tiga komponen penting sehingga

semua komponen tersebut mengalami keuntungan. Komponen

tersebut adalah:

a. Penjual / Produsen

b. Penjual, dan

c. Pembeli

Gambar 3.2Logo PT. HM Sampoerna Tbk (Anggarda Paramitha)

Sumber : www.sampoerna.com

Page 18: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

Selain itu terdapat pula “Logo Tiga Tangan” yang

mencerminkan sebuah perusahaan yang bertanggung jawab secara

sosial dan pemimpin dalam industri yang memandang cakrawala

peluang bisnis yang lebih luas ke masa depan.

Gambar 3.3Logo Tiga Tangan

Sumber : www.sampoerna.com

Logo tiga tangan mencerminkan falsafah pendiri Sampoerna,

bahwa sukses akan dicapai bila ketiga pihak, yakni produsen,

pedagang dan konsumen mendapat keuntungan dari produknya.

C. PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PT HM SAMPOERNA Tbk

Cara PT HM Sampoerna Tbk Beroperasi

PT HM Sampoerna Tbk adalah salah satu perusahaan rokok

terkemuka di Indonesia dengan fasilitas pabrikan dan kantor

penjualan di berbagai daerah di Indonesia. Di mana perusahaan ini

melakukan proses manufaktur, perusahaan ini selalu menerapkan

standar tertinggi untuk memastikan kualitas prima yang diharapkan

para perokok merek perusahaan ini. Operasional perusahaan ini

sehari-hari tidak hanya meliputi produksi rokok, tetapi juga

mencakup cara perusahaan ini berbisnis dan berinteraksi dengan

dunia di luar kantor PT HM Sampoerna Tbk., baik secara lokal

Page 19: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

ataupun global.Di setiap negara tempat produk PT HM Sampoerna

Tbk. dijual, PT HM Sampoerna Tbk. dipandu oleh prinsip dasar

yang sama. Salah satu tujuan utama perusahaan ini adalah

menjadi perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial.

Karena itulah PT HM Sampoerna Tbk. menganggap sangat serius

kinerja sosial perusahaan ini:

1. PT HM Sampoerna Tbk mengomunikasikan dampak negatif

merokok terhadap kesehatan.

2. PT HM Sampoerna Tbk mendukung kerangka regulasi rokok

yang menyeluruh dan memperhatikan tujuan kesehatan

masyarakat, ketenagakerjaan, pendapatan negara dan

prediktabilitas industri.

3. PT HM Sampoerna Tbk mendukung pelaksanaan dan

pemberlakuan tegas ketentuan yang mengatur usia minimum

pembelian produk tembakau. PT HM Sampoerna Tbk juga

bekerjasama erat bersama pengecer dan mitra lain untuk

menerapkan program pencegahan merokok di kalangan anak

dan remaja.

4. PT HM Sampoerna Tbk bekerja sama dengan pembuat

kebijakan, lembaga penegak hukum, dan pihak pengecer untuk

memerangi perdagangan ilegal rokok palsu dan selundupan.

5. PT HM Sampoerna Tbk telah menerapkan kebijakan dan

program untuk secara konsisten mengurangi dampak

lingkungan, dengan mengurangi penggunaan sumber daya

alam, mengurangi emisi gas rumah kaca, serta mengurangi

produksi limbah.

6. PT HM Sampoerna Tbk bekerja sama dengan petani dan

pemasok untuk mengembangkan pertanian tembakau

berkelanjutan.

7. PT HM Sampoerna Tbk bekerja sama dengan pemasok,

lembaga masyarakat, dan pemerintah untuk mengatasi masalah

Page 20: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

pekerja anak dan pelanggaran lainnya di pasar tenaga kerja

yang terkait dengan rantai pasokan PT HM Sampoerna Tbk.

8. PT HM Sampoerna Tbk, berkontribusi untuk meningkatkan

kehidupan masyarakat lokal melalui kegiatan sosial yang

berkelanjutan, kegiatan suka rela dan dukungan terhadap

berbagai lembaga nirlaba.

Bagi PT HM Sampoerna Tbk. (”Sampoerna”), berinvestasi

pada kesejahteraan masyarakat tak kalah pentingnya dengan

investasi pada masa depan bisnis. PT HM Sampoerna Tbk

mendukung berbagai program tanggung jawab sosial untuk

meningkatkan kondisi hidup di lingkungan tinggal dan kerja para

karyawan PT HM Sampoerna Tbk, serta pada masyarakat petani

yang memasok tembakau pada PT HM Sampoerna Tbk. Sejumlah

bidang utama pemberian dukungan PT HM Sampoerna Tbk adalah

pengentasan kemiskinan, pendidikan, pelestarian lingkungan dan

penanganan bencana alam.

Empat pilar Program Tanggung Jawab Sosial PT HM Sampoerna

Tbk

1. Penanggulangan Bencana

Untuk menanggulangi bencana alam PT Sampoerna

membentuk Tim Sampoerna Rescue (SAR). Tim tersebut telah

diikutsertakan untuk melakukan penanganan bencana alam di

berbagai daerah di Indonesia. Selain itu PT Sampoerna juga

memberikan bantuan air bersih untuk masyarakat yang terkena

bencana.

2. Pendidikan

Sampoerna berfokus dalam memberikan akses lebih

besar terhadap materi pendidikan melalui Pusat Pembelajaran

Masyarakat dan Mobil Pustaka di daerah sekitar pabrik di Jawa

Timur dan Jawa Barat. Sampoerna juga mengoperasikan

Page 21: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

perpustakaan karyawan di pabrik Surabaya, Jawa Timur.

Memberikan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa di berbagai

sekolah dan perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.

Sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pendidikan,

Sampoerna mendirikan sekolah bisnis yaitu Sampoerna School

of Business dan Akademi Putera Sampoerna Foundation atau

lebih dikenal sebagai Sampoerna Foundation adalah sebuah

yayasan nirlaba yang didirikan oleh Putera Samporna beserta

para pemegang saham PT HM Sampoerna lainnya didirikan

pada tahun 2001 bertujuan untuk peningkatan pendidikan

nasional di Indonesia

3. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pada tahun 2006, Pusat Pelatihan Kewirausahaan

Sampoerna (PPKSampoerna) mulai beroperasi di dekat pabrik

yang berada di Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur.

PPKSampoerna menyelenggarakan program pendidikan dan

pelatihan untuk mendorong pengembangan usaha kecil di

masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik Sampoerna dan di

sejumlah daerah lain di Jawa Timur dan Lombok. Selain itu

untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, Sampoerna juga

membangun usaha mikro dan kecil.

4. Keberlangsungan Lingkungan

Melalui kerja sama dengan beberapa organisasi

lingkungan, Sampoerna mendukung Program Pelestarian

Mangrove di Surabaya dan penanaman kembali hutan di

Pasuruan dan Lombok untuk mewujudkan lingkungan yang

berkelanjutan.

Page 22: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

D. LINGKUNGAN REGULASI & FISKAL.

Pada bulan Desember 2012, Pemerintah Republik Indonesia

mengesahkan peraturan pemerintah mengenai pengendalian tembakau

(PP No. 109/2012), dan kami menyambut baik adanya pelarangan

penjualan terhadap anak-anak dalam peraturan tersebut. Sampoerna

senantiasa konsisten mendukung penyusunan regulasi yang menyeluruh

dan berimbang serta mempertimbangkan realitas, skala dan sejarah

sektor tembakau di Indonesia.

Sampoerna juga melakukan perjanjian kerjasama dengan

Modernisator, sebuah organisasi non-pemerintah, untuk mendukung

program Modernisator yang bertujuan menaikkan tingkat kesadaran atas

pengaruh merokok terhadap kesehatan di kalangan murid sekolah

menengah atas, para pengajar dan orang tua. Program ini dikelola sendiri

oleh Modernisator dengan dua universitas di Jakarta dan Surabaya.

Kegiatan usaha Sampoerna memberikan lapangan kerja secara

keseluruhan bagi 89.500 orang terhitung akhir 2012. Angka tersebut

meliputi sekitar 61.000 orang yang merupakan pekerja dari 38 unit MPS

yang berlokasi di 27 kabupaten di Pulau Jawa. Pada bulan November

2012, Kementerian Keuangan RI menerbitkan kebijakan baru tentang

struktur cukai produk tembakau yang menyederhanakan struktur tersebut

untuk tahun 2013 dengan menggabungkan beberapa layer pada

golongan-golongan SKM dan SPM. Tidak ada perubahan terhadap

segmen SKT. Pada tahun 2012, Sampoerna menyumbangkan cukai

sejumlah Rp27,7 triliun, yang berarti Sampoerna merupakan salah satu

penyumbang cukai tembakau terbesar di Indonesia. Kontribusi kami

tercatat sebesar 30,6% dari total pendapatan domestik cukai produk

tembakau negara sebesar Rp90,5 triliun pada tahun 2012*. Industri kretek

yang merupakan salah satu kekhasan Indonesia memberikan lapangan

kerja bagi sekitar enam juta orang, dan merupakan salah satu sektor

penyumbang cukai dan pajak terbesar bagi Pemerintah RI. Sampoerna

Page 23: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

terus merekomendasikan agar pemerintah mempertimbangkan

pentingnya perlindungan tenaga kerja dalam merumuskan kebijakan cukai

di masa depan.

E. ANALISIS SWOT PT HM SAMPOERNA Tbk

1. Strength

a. Kualitas Bahan Baku

Kualitas bahan baku rokok sampoerna sudah terpercaya,

kualitas bahan baku menjadi andalan sampoerna untuk

bersaing dengan empat perusahaan rokok besar Indonesia

lainnya (Gudang garam, Djarum, Bentoel Prima dan Wismilak).

b. Menguasai pangsa pasar

Produk-produk rokok sampoerna secara keseluruhan

menguasai pangsa pasar rokok Indonesia dengan pangsa pasar

24,2 %, posisi runner-up Gudang Garam 23,6 dan pada

peringkat ketiga Djarum 20,4 %.

c. Kredibilitas Perusahaan.

Perusahaan yang telah berdiri hampir mencapai seratus

tahun pastinya memiliki kredibilitas perusahaan yang baik.

Kredibilitas Sampoerna tidak dibangun dalam semalam, tetapi

melalui jalan yang panjang dan berbagai prestasi yang telah

ditorehkan. Kredibilitas perusahaan inilah yang menjadi dasar

terbentuknya trust ‘kepercayaan’ dari para stakeholder yang

terbukti menjadi poin krusial dalam pengembangan suatu bisnis.

d. Budaya Perusahaan.

Budaya perusahaan dalam tubuh sampoerna sudah

menjadi spirit d’corps sampoerna. Dalam kegiatan sehari-hari

budaya perusahaan tersebut menjiwai seluruh aktifitas

karyawan sehingga kinerja karyawan menjadi lebih efektif dan

efisien. Dengan adanya budaya perusahaan yang baik maka

Page 24: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

perusahaan akan mampu bertahan dan berkembang lebih baik

lagi.

e. Nilai capital yang besar.

Setelah Philip Morris menjadi pemilik dominan saham

perusahaan. Sampoerna memiliki capital yang cukup besar dan

jaminan tersedianya modal dibawah naungan perusahaan rokok

raksasa dunia. Dengan tersedianya dana yang besar,

memudahkan perusahaan untuk menjalankan strategi

pemasaran dan kegiatan operasional perusahaan.

2. Weakness

a. Harga yang cukup mahal.

Harga yang cukup mahal Harga yang cukup mahal

menjadi kelemahan sampoerna yang sangat terlihat dimata

competitor. Harga cukup mahal ini bersala dari biaya promosi

yang besar dan bahan baku yang mahal.

b. Kurang diminatinya produk rokok SKM mild di Internasional

Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok

putih dan sudah candu dengan rasa yang diberikan oleh rokok

putih, kehadiran rokok kretek mild tidak bias menggeser

kedudukan rokok putih sebagai rokok no. 1 di luar negeri untuk

saat ini.

c. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing

Walaupun Dji Sam Soe Filtered memilki kualitas

tembakau dan cengkeh yang tidak kalah dari para pesaing,

tetapi perbedaan harga membuat Dji Sam Soe filter tidak bias

menggeser kedudukan Gudang Garam Internasional dari

peringkat pertama dan minimnya distribusi dan promosi

membuat sangat memperkokoh posisi Gudang Garam

Internasional sebagai Champion.

Page 25: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

d. Modal yang cukup besar untuk mengadakan event berkala

seperti A mild live wanted, Java Jazz, COPA Dji Sam Soe, Liga

voli Proliga, IBL, Jak Jazz dan Soundrenaline.

Pengalokasian yang dipakai sampoerna banyak dipakai

untuk membuat suatu event, terlebih lagi event yang dibuat

adalah event berkala (Java Jazz, Jak jazz, IBL, Proliga, COPA,

Soundrenaline dan Amild live wanted) dengan jangka waktu

setahun sekali event tersebut dilaksanakan, sudah terhitung ada

tujuh event besar yang harus didanai setiap tahunnya. Dengan

adanya event berkala tersebut sampoerna harus menyediakan

dana yang cukup besar

e. Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution

Rokok Avolution yang seharus menjadi harapan agar

dapat bersaing dengan rokok putih, tetapi yang terjadi

pertumbuhan rokok tersebut sangat lambat, permintaan turun

dan profit menurun, akhirnya malah memberikan kerugian dan

memberikan dampak yang negative. Rokok Avolution yang

seharusnya harapan dilihat dari launchingnya yang sangat luar

biasa utnuk industry rokok Indonesia, tetapi yang terjadi produk

ini tidak memberikan laba yang sesuai harapan seiring

berjalannya waktu.

3. Opportunity

a. Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis

Masuknya Philip Morris yang notabenenya termasuk

perusahaan rokok besar dunia, memudahkan sampoerna untuk

mengekspansi bisnisnya ke International melalui bantuan

perusahaan Philip Morris.

b. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di

Indonesia.

Page 26: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

Perlu diketahui lagi bahwa rokok akan menyebabkan

kecanduan dan kecanduan tersebut tidak hanya karena

rokoknya tetapi juga karena rasa yang diberikan oleh rokok

tersebut, kecanduan tersebut membuat seseorang tidak bias

pindah ke produk lain. Dilihat dari pengertian diatas, dapat

disimpulkan bahwa perokok telah menjadi menyumbang laba

tetap untuk perusahan rokok. Meningkatnya jumlah anak muda

yang merokok dan banyak strategi yang diluncurkan produsen

LTLN untuk menarik para anak muda dengan event music

menyebabkan banyaknya anak muda yang menggemari rokok

LTLN, memberikan angin perubahan untuk industry rokok

dimasa mendatang karena anak muda yang merokok LTLN saat

ini tidak bias pindah ke merk lain dikarenakan dia sudah candu

dari rasa yang diberikan rokok tersebut. Tingginya kesadaran

kesehatan masyarakat dan gaya hidup yang menganggap rokok

LTLN lebih keren memungkinkan perubahan trend pada

industry rokok.

c. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk

mempromosikan produk baru

Banyaknya event yang diadakan sampoerna menjadi

kesempatan bagi sampoerna untuk mempromosikan produk

baru tanpa dipungut biaya advertising. Dengan banyaknya

event, akan meningkatkan brand awareness yang dimiliki

produk tersbut sehingga memudahkan produk itu dikenal dan

diingat customer.

d. Kemungkinan produk baru

Besarnya modal yang dimiliki sampoerna dan

kerjasamanya dengan Philip Morris, memungkinkan Sampoerna

untuk mengembangkan produk baru apabila ada pasar yang

cocok.

Page 27: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

e. Beralihnya customer rokok competitor ke rokok LTLN

Sampoerna.

Tingginya kesadaran akan kesehatan masyarakat

memungkinkan pindahnya customer rokok GG dan Djarum ke

rokok LTLN Sampoerna atau A mild. Besarnya kemungkinan

pindah sangat tinggi karena tingginya kesadaran akan

kesehatan dan rasa dari rokok sampoerna memiliki kemiripan

dengan rokok SKM GG Internasional dan Djarum Super.

4. Threats

a. Regulasi dan perda mengenai anti-rokok

Perda ini memungkinkan penurunan jumlah perokok dan

permintaan atas rokok yang terjadi disuatu daerah yang

memiliki perda anti-rokok.

b. Kompetitor dari rokok jenis Mild

Dilihat dari trend positif rokok mild, banyak dari produsen

rokok mulai merambah pangsa pasar rokok mild. Untuk saat ini

produsen rokok besar sudah memproduksi rokok mild, Gudang

Garam ada Surya Signature, dari pihak Djarum lahir LA Light,

yang cukup mengancam Sampoerna saat ini, dari kubu Bentoel

Prima ada Starmild yang berada di posisi ketiga pangsa pasar

rokok mild, bahkan produsen rokok kecil seperti Nojorono

Tobacco Indonesia ikut meramaikan industry rokok Indonesia

dengan mengusung produk Class Mild yang menduduki

peringkat runner-up. Bertambahnya competitor menambah

ketatnya persaingan rokok di Indonesia, akhirnya ada yang

tersingkir dari persaingan tersebut.

c. Bertambahnya competitor rokok jenis mild

Pangsa pasar rokok mild yang menjanjikan di masa

depan memungkinkan munculnya pendatang baru dalam

persaingan industry rokok mild.

Page 28: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

d. Tingginya pajak rokok

Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya beli

masyarakat terhadap rokok sehingga terjadi penurunan

permintaan rokok.

e. Berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok

Berkurangnya event yang disponsori rokok

merupakan impact dari mindset masyarakat yang mendukung

anti-rokok dan ingin mengurangi promosi rokok yang terdapat

pada event khususnya event anak muda. Dengan berkurangnya

event yang disponsori perusahaan rokok membuat perusahaan

rokok sulit untuk mempromosikan produknya dan seiring

berjalannya waktu tingkat awareness akan berkurang.

F. HASIL ANALISIS.

Dari analisis SWOT yang PT HM Sampoerna Tbk. sebutkan diatas,

dapat di perinci menjadi beberapa inti yakni sebagai berikut:

a. Strength

1. Kualitas Bahan Baku

2. Menguasai pangsa pasar

3. Kredibilitas perusahaan

4. Budaya Perusahaan

5. Nilai capital yang besar

b. Weakness

1. Harga yang cukup mahal

2. Kurang diminatinya produk rokok kretek mild di Internasional

3. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing

4. Modal yang cukup besar untuk mengadakan event berkala.

5. Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution

Page 29: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

c. Opportunity

1. Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis

2. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN)

diIndonesia

3. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk

mempromosikan produk baru

4. Kemungkinan lahirnya produk baru

5. Beralihnya customer competitor ke rokok (LTLN) Sampoerna

d. Threath

1. Regulasi dan perda mengenai anti-rokok

2. Kompetitor dari rokok jenis Mild

3. Bertambahnya competitor rokok jenis mild

4. Tingginya pajak rokok

5. Berkurangnya event yang disponsori oleh industry rokok

G. Strategi yang dapat digunakan

1. SO Strategy

(S1,O4) Inovasi terbaru produk untuk target mancanegara

(S4,O1) Berusaha untuk mencari investor, dibawah naungan Philip

morris memudahkan sampoerna untuk mencari modal.

(S5,03) Promosi besar-besaran untuk meningkatkan brand

awareness dan ekspansi bisnis.

(S3,05) Melakukan strategi merebut customer

(S2,O2) Tetap mempertahankan pangsa pasar mild yang sedang

trend saat ini

2. OW Strategy

(W5,O1) Atur strategi untuk mempromosikan Avolution di luar

negeri melalui bantuan perusahaan Philip Morris

(W3,O2) Lebih memfokuskan strategi untuk mempertahankan mild

sebagai tren saat ini

Page 30: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

(W2,O4) Buat Inovasi terbaru untuk membuat rokok putih.

(W1,O5) Tekankan Finest Quality kepada customer dan buat

persepsei finest Quality tersebut melalui media promosi.

(W4,O3) Pada event yang berskala besar adakan promosi besar-

besaran untuk meningkatkan awareness customer.

3. SO Strategy

(S5,T1) Ikut dalam kampanye anti-rokok untuk meningkatkan

awareness

(S2,T3) Kendalikan pangsa pasar dengan menurunkan harga

mild.

(S3,T5) Berusaha untuk mendapatkan sponsor melalui syarat

tertentu

(S5,T4) Adakan riset untuk mencari bahan baku yang lebih murah.

(S1,T2) Pertahankan customer dan bangun persepsi di customer

bahwa sampoerna The Finest Quality

4. OW Strategy

(W2,T4) Kurangi penawaran mild untuk luar negeri karena bea

cukai yg mahal, tingkatkan penawaran dalam negeri.

(W3,T2) Melakukan penetrasi pasar untuk produk SKM filter

(W1,T1) Membuat Strategi CSR untuk menghadapi perda rokok.

(T4,W5) Buat citra Avolution lebih exclusive lalu ekspor keluar

negeri.

(W4,T5) Manfaatkan event berkala sampoerna untuk promosi

produk.

Strategi Yang digunakan Oleh PT. Sampoerna:

1. Market Driven Strategy

PT Sampoerna untuk mengawali menjadikan Market

Sebagai Orientasi Untuk Membuat Strategy harus diyakini bahwa

Page 31: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

customer merupakan raja sudah sepatutnya raja harus dipenuhi

kebutuhannya dan keinginannya. Perlu adanya upaya yang

menjaga hubungan dengan para customer untuk mempertahankan

loyalitasnya, untuk dapat mempertahankan loyalitas customer

harus ada observasi pada pasar, mengetahui apa yang diinginkan

pasar, membuat sebuah inovasi produk baru yang sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan pasar.

Market Driven Strategy secara garis besar adalah strategi

yang diaplikasikan dengan cara memahami pasar, customers dan

pesaing. Memahami pasar dapat diartikan bahwa produk yang kita

berikan harus sesuai apa yang diinginkan pasar tersebut melalui.

Memahami customer dapat diartikan selain membuat produk yang

diinginkan pasar, sebagai businessman kita juga harus dapat

memberikan nilai tambah (value) kepada customer,value yang

diberikan harus lebih dari pengorbanan yang telah dilakukan.

Setelah kita memahami pasar, memahami customer kita juga harus

memahami pesaing, kita harus memahami kondisi pesaing, value

apa yang diberikan pesaing kepada customer, teknologi apa yang

pesaing pakai dll.

PT Sampoerna sudah berbasis Berorientasikan Market

Driven Strategy sejak kemunculan produk A mild. Produk A mild

merupakan salah satu implementasi dari market driven strategy

dikarenakan produk A mild memiliki keunikan tersendiri dengan

kandungan nikotin dan tar yang rendah. Produk A mild memilki

keunikan tersendiri dilihat dari tema komunikasi pertamanya ‘Taste

of the Future’ yang ingin mencirikan produk A mild memiliki

perbedaan yang bukan rasa tetapi juga sebuah gaya hidup masa

depan.

2. Blue Ocean Strategy.

Blue Ocean Strategy yang digunakan PT. HM Sampoerna

dalam bisnisnya dapat dilihat dengan diluncurkannya produk A

Page 32: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

Mild. Peluncuran ini cukup mengagetkan banyak pihak, terutama

industri rokok saat itu. Hal ini disebabkan karena produk A-Mild

merupakan produk yang unik, yang tidak tergolong dalam kategori

manapun, dari tiga kategori besar rokok yang ada saat itu, yaitu

sigaret keretek tangan (SKT), sigaret keretek mesin (SKM) reguler,

dan sigaret putih mesin (SPM). Melalui A-Mild PT Sampoerna Tbk

mengambil langkah berani untuk membuat sebuah kategori baru,

yakni SKM mild. Sejak awal A-Mild memang sudah dirancang untuk

menjadi produk yang tidak ada duanya di pasar domestik saat itu.

A-Mild merupakan rokok rendah nikotin (Low Tar Low Nicotine)

pertama di Indonesia dengan komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg.

Tidak hanya pada komposisi, Sampoerna juga melakukan

perubahan pada kemasan A-Mild dengan mengurangi isi 20 batang

menjadi 16 batang. Untuk inovasi produk A Mild dibutuhkan waktu

2 tahun untuk mempersiapkannya. Hal ini dikarenakan pada saat

itu tidak ada benchmark produk yang dapat dijadikan acuan,

termasuk di pasar internasional. Yang ada hanya berbagai survey

dan riset yang melibatkan konsumen, termasuk di antaranya uji

buta yang tidak hanya dilakukan sekali, tapi beberapa kali di

beberapa kota.

Tahun 1994 A-Mild mengganti motto kampanye Taste of the

future dan menggantinya dengan How low can you go. Dengan

motto ini Sampoerna seolah-olah menantang konsumen untuk

berpikir ulang mengenai jenis rokok yang mereka konsumsi. Cara

ini terbukti efektif karena penjualan A-Mild naik tiga kali lipat, dari

sebelumnya hanya 18 juta batang per bulan menjadi 54 juta batang

per bulan. Dan seiring dengan berjalannya waktu, penjualan A-Mild

pun terus naik. Tahun 1996, A-Mild sudah menembus penjualan

sebanyak 9,8 miliar batang, atau 4,59% total penjualan rokok

nasional. Di tahun 2005, rokok SKM mild sudah mengambil porsi

16,97% total rokok nasional. Hingga kini A-Mild telah menjadi salah

Page 33: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

satu produk unggulan dari Sampoerna dengan penguasaan pasar

sekitar 50%.

3. Memberi “Customer Value” Pada Produknya

Pada perusahaan sampoerna, Customer value

diimplementasikan dengan cara limited edition pada beberapa

produk sampoerna, yaitu A-mild. Sampoerna memproduksi limited

edition pada produk A-mild kemasan 12 batang, Dengan adanya A

mild limited edition, Sampoerna memberikan nilai tambah dengan

memberikan tampilan yang berbeda dari bungkus rokok biasa dan

tercantum joke pada bungkus rokok limited edition tersebut seperti

‘Kalo cinta itu buta, buat apa ada bikini’, joke tersebut sangat

memberikan nilai tambah kepada para customer muda. Edisi

terbatas (limited edition) dimaksudkan untuk menarik konsumen

muda dan juga limit ededition A-mild diperuntukkan untuk

meningkatkan penjualan A-mild kemasan 12 batang yang cukup

rendah dibandingkan A mild kemasan 16 batang.

4. Diversifikasi Produk

Diversifikasi adalah strategi penempatan dana investasi kita

ke instrumen yang berbeda-beda.Alasan mengapa PT. HM

SAMPOERNA Tbk. melakukan diversifikasi. Diversifikasi produk

adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk memasarkan

beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah

dipasarkan sebelumnya. Perusahaan melakukan diversifikasi

produk ditujukan:

untuk membuat produk tahan lebih lama,

mengarah kepada produk siap konsumsi / digunakan,

memenuhi selera, kebutuhan dan harapan konsumen,

memperluas pasar, mempermudah transportasi, menyerap

tenaga kerja, member nilai tambah, pendapatan dan lain

sebagainya.

Page 34: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

Jadi intinya PT. HM SAMPOERNA Tbk. melakukan

diversifikasi produk untuk menaikan penetrasi pasar atau

membedakan produk satu dengan lainnya. Beberapa produk PT.

HM SAMPOERNA Tbk. antara lain:

1. PT Sampoerna – rokok

a. Dji Sam Soe

b. A Mild

c. U Mild

d. Sampoerna Hijau

e. Avolution

f. Kraton Dalem

g. Panamas

h. Komet

i. Sampoerna Pas

j. A Flava

2. PT Sampoerna Printpack - percetakan kemasan

Perusahaan Percetakan dan Kemasan yang tergabung

dalam Kelompok Perusahaan Sampoerna (KPS), lokasi di

Jakarta. Alamat Jl. Raya Bekasi km 24 Cakung , Jakarta Timur

Selain itu PT. HM Sampoerna merupakan salah satu

perusahaan yang termasuk dalam kategori single business.

Sehingga Dalam single business terdapat tiga level strategi,

yaitu:

1. Functional – area Strategies

Inovasi yang dilakukan Sampoerna tak hanya terbatas

inovasi dalam produk. Yang penting dan dampaknya justru

sangat luas adalah inovasi dalam teknologi, proses, sistem,

strategi, dan bahkan model bisnis.

Inovasi Aga Sampoerna membangun manajemen yang

mendorong pendelegasian karyawan di tahun 1960-an

Page 35: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

Inovasi Liem seeng Tee dalam membangun keagenan

dalam pendistribusian Dji Sam Soe ditahun 1920-an

Inovasi Putera Sampoerna mengembangkan sistem

distribusi langsung, membangun corporate brand “HM

Sampoerna,” dan pembenahan proses di fasilitas produksi

Sukorejo. Dan yang tak boleh dilupakan tentu saja adalah

inovasi “raksasa” berupa perubahan model bisnis

Sampoerna dari “manufacturing-driven company” menjadi

“market-driven company,” pada awal tahun 1990-an yang

pengaruhnya sangat luas ke seluruh aspek operasional

perusahaan.

2. Business Strategy

Untuk memperkuat posisi pasarnya, PT.HM Sampoerna

menghadirkan beberapa macam inovasi, antara lain:

Meluncurkan rokok A Flava Click Mint yaitu produk rokok

mild pertama di Indonesia dengan inovasi click mint, yang

menawarkan 2 pengalaman rokok berbeda kepada perokok

dewasa, yaitu rokok dengan rasa mild & mint.

Meluncurkan rokok A Mild, A-Mild merupakan rokok rendah

nikotin (Low Tar Low Nicotine/LTLN) pertama di Indonesia

dengan komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg.

3. Operating Strategies

Perusahaan-perusahaan yang paling dikagumi dunia

dalam perencanaan dan pengendalian operasinya banyak

menerapkan Six Sigma, salah satunya adalah PT HM

Sampoerna Tbk.Six Sigma merupakan tujuan yang hampir

sempurna dalam memenuhi persyaratan pelanggan. Six Sigma

merujuk kepada target kinerja operasi yang diukur secara

statistik dengan hanya 3,4 kesalahan untuk setiap juta aktivitas.

Six Sigma juga merupakan usaha perubahan budaya supaya

posisi perusahaan ada pada kepuasan pelanggan, profitabilitas

Page 36: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

dan daya saing yang lebih besar. Six Sigma merupakan sistem

yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai,

mempertahankan dan memaksimalkan sukses bisnis, yang

secara unik dikendalikan oleh pemahaman yang kuat terhadap

kebutuhan pelanggan, pemakaian disiplin terhadap data, fakta

dan analisis statistik serta perhatian cermat untuk mengelola,

memperbaiki dan menanamkan kembali proses bisnis.

Page 37: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perusahaan sampoerna merupakan perusahaan rokok besar di

Indonesia, dengan melakukan diversifikasi dengan berbagai merk dan

produk, merupakan suatu langkah yang dijalankan oleh PT. sampoerna

agar perusahaan mencapai income stabil karena akan kestabilan Product

Life Cycle. PT sampoerna didirikan oleh Liem Seeng Tee dan istrinya

Siem Tjiang Nio, sampai diturunkan kepada anak-anaknya yaitu Aga

Sampoerna, Putera Sampoerna dan putera sampoerna. Tahun 2005

perusahaan ini diakuisisi oleh Philip Morris, sejumlah 40 % dari saham

sampoerna dibeli oleh Philip Morris .Philip Morris adalah produsen rokok

asal Amerika Serikat dengan keahlian pada produk rokok putih seperti

Marlboro, Virginia Slims, dan Benson & Hedges.

PT HM Sampoerna Tbk. Memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi

pada sekitar. Hal ini tunjukkan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan ini seperti penanggulangan bencana dengan membentuk

Tim Sampoerna Rescue (SAR), kemudian dalam bidang pendidikan

perusahaan ini mendirikan sekolah bisnis yaitu Sampoerna School of

Business dan Akademi Putera Sampoerna Foundation yang bertujuan

untuk peningkatan pendidikan nasional di Indonesia. Selain itu sampoerna

juga melakukan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dengan mendirikan

Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPK Sampoerna) dan dalam

bidang lingkungan sampoerna memberi dukungan terhadap Program

Pelestarian Mangrove di Surabaya dan penanaman kembali hutan di

Pasuruan dan Lombok untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan

PT Sampoerna menjadikan Market Sebagai Orientasi Untuk Membuat

Strategy harus diyakini bahwa customer merupakan raja sudah

sepatutnya raja harus dipenuhi kebutuhannya dan keinginannya. Selain itu

Page 38: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

perusahaan ini melakukan differensiasi produk terhadap produk lain

dengan diluncurkannya produk A-Mild. Peluncuran ini cukup mengagetkan

banyak pihak, terutama industri rokok saat itu. A-Mild merupakan rokok

rendah nikotin (Low Tar Low Nicotine) pertama di Indonesia dengan

komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg. dan juga berbagai jenis merk

dikeluarkan oleh Perusahaan ini.

Perusahaan sampoerna Tbk, haruslah selalu bercermin tantang

kondisi perusahaan saat ini melalui analisis SWOT, karena dengan SWOT

kita bisa menciptakan strategi untuk kemajuan perusahaan yakni dengan

meningkatkan strength dan opportunity dan kemudian memperkecil

weakness dan Threath

Page 39: Analisis Industri Pada Perusahaan Manufa

DAFTAR PUSTAKA

David J. Hunger & Thomas L. Wheelen, 2003, “Manajemen Strategis”,

Edisi II, Penerbit Andi, Yogyakarta.

www.liputan6.com

www.sampoerna.com

www.wikipedia.com

http://guruhnasrullah.wordpress.com/2012/10/15/pelaksanaan-rencana-

strategi-pt-hm-sampoerna-tbk/

http://rudyanto.mhs.narotama.ac.id/2013/04/11/analisis-strong-dan-

weaknes-pt-hanjaya-mandala-sampoerna-tbk-sampoerna/