18
PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN TIPE INDUSTRI TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2017) Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Oleh: DWI PURWANTI B 200 150 275 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN ...eprints.ums.ac.id/73081/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf1 pengaruh umur perusahaan, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe industri

  • Upload
    ledang

  • View
    243

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, UKURAN

PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN TIPE

INDUSTRI TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG

JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode

2015-2017)

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I

Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Oleh:

DWI PURWANTI

B 200 150 275

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

i

iii

1

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN,

PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN TIPE INDUSTRI

TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG

JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun

2015-2017)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh umur perusahaan, ukuran

perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe industri terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan. Populasi penelitian ini adalah seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-

2017. Metode pengumpulan sampel dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 165 perusahaan.

Dalam penelitian ini teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis

regresi linier berganda. Hasil uji t menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan

leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Sedangkan umur perusahaan, profitabilitas dan tipe industri tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Kata Kunci : umur perusahaan, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, tipe

industri, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Abstract

This study aims to examine the effect of company age, company size, profitability,

leverage and industry type on corporate social responsibility disclosure. The

population of this study is all manufacturing companies listed on the Indonesia

Stock Exchange (BEI) in 2015-2017. The method of collecting samples using

purposive sampling technique. The sample used in this study amounted to 165

companies. In this study data analysis techniques were carried out using multiple

linear regression analysis. The results of the t test show that company size and

leverage affect the disclosure of corporate social responsibility. While the age of

the company, profitability and type of industry does not affect the disclosure of

corporate social responsibility.

Keywords: company age, company size, profitability, leverage, industry type,

corporate social responsibility disclosure.

1. PENDAHULUAN

Keberadaan perusahaan industri manufaktur dianggap banyak memberikan

keuntungan bagi masyarakat, antara lain memberikan kesempatan kerja,

menyediakan barang konsumsi, jasa, membayar pajak, memberi keuntungan, dan

lain-lain. Namun demikian, keberadaan perusahaan ternyata juga banyak

2

menimbulkan berbagai persoalan sosial dan lingkungan, seperti: polusi udara,

keracunan, kebisingan, diskriminasi, pemaksaan, kesewenang-wenangan, produksi

makanan haram seperti bentuk negative externalities lain (Harahap, 2001). Adanya

perusahaan yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya alam baik secara

langsung maupun yang tidak langsung akan memberikan dampak pada lingkungan

sekitarnya. Oleh karena itu, untuk mencegah dampak tersebut pemerintah membuat

peraturan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 UU RI

Ayat 1 mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yaitu: “Perseroan yang

menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan berkaitan dengan sumber daya alam

wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Di Indonesia praktek pengungkapan tanggung jawab sosial di atur oleh

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 1 (Revisi 1998) paragraf 9, yang menyatakan bahwa: “Perusahaan

dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan

hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri

dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi

industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang

memegang peranan penting”. Perusahaan manufaktur dalam hal ini industri barang

konsumsi (consumer goods) termasuk industri yang produk akhirnya banyak

berhubungan langsung dengan konsumen. Masalah limbah dan proses industri, baik

limbah cair maupun udara, menjadi masalah lingkungan utama industri ini. Selain

itu perusahaan manufaktur khususnya industri barang konsumsi adalah perusahaan

yang menjual produk kepada konsumen sehingga isu keselamatan dan keamanan

produk menjadi penting untuk diungkapkan kepada masyarakat. Untuk mengatasi

masalah tersebut pemerintah membuat peraturan untuk meminimalisir dampak

buruk yang disebabkan oleh limbah perusahaan. Menurut penelitian Leimona dan

Fauzi (2008) dengan berkembangnya isu perubahan iklim yang dikaitkan dengan

degradasi hutan, industri customer goods dapat pula secara langsung terseret dalam

masalah ini.

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu

perusahaan untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan

3

dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders yang melebihi

tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004). Bentuk tanggung

jawab perusahaan diantaranya adalah dengan melakukan kegiatan yang dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian

beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas

umum, sumbangan untuk desa atau fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan

berguna untuk masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di sekitar

perusahaan tersebut berada.

(Nor Hadi, 2011) Kasus berskala nasional dan bahkan internasional adalah

kasus PT. Freeport dengan masyarakat suku di Papua. PT. Freeport melanggar

peraturan perundang-undangan tentang lingkungan hidup, karena menghasilkan

limbah bahan buangan sebesar sebesar 6 miliar ton. Sebagaian besar limbah

dibuang di pegunungan, sungai-sungai yang dekat dengan Taman Nasional Lorenz,

sebuah hujan tropis yang telah diberikan status khusus oleh PBB. Perusahaan

konsultan Amerika yang dibayar oleh PT. Freeport dan Rio Titi (mitra bisnisnya)

menunjukan daerah yang dibanjiri dengan limbah tambang tidak cocok untuk

kehidupan makhluk hidup akuatik. Belum lagi ketidakpuasan masyarakat lokal

terhadap eksistensi. PT. Freeport yang hingga sekarang belum memperoleh

penyelesaian signifikan dari pemangku kebijakan.

Menurut Manurung (2008) dan Nor Hadi (2011), pada umumnya, laporan

keuangan merupakan refensi utama bagi para investor atau calon investor dalam

menilai kinerja perusahaan dan sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan.

Selain laporan keuangan, investor dan calon investor juga menggunakan konsep

triple bottom lines yang terdiri dari: profit, people, planet. Namun dalam decade

terakhir ini, pelaporan tanggung jawab sosial mulai mendapat perhatian, khususnya

dari kalangan investor. Bagi perusahaan, pelaporan tanggung jawab sosial bisa

dijadikan sebagai alat untuk meyakinkan pemegang saham (investor) dan calon

investor. Hal ini diakibatkan mulai berkurangnya kepercayaan masyarakat pasca

kasus PT FREEPORT. Tentang pencemaran lingkungan dan konflik sosial dengan

masyarakat setempat telah menyebabkan perusahaan-perusahaan lebih memberikan

perhatian yang besar terhadap pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan.

4

Pertanggungjawaban sosial sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan

dalam menjalankan kegiatan operasionalnya yang didasarkan pada karakteristik-

karakteristik yang ada dalam perusahaan tersebut. Karakteristik perusahaan dapat

dilihat dari beberapa faktor seperti umur perusahan, ukuran perusahaan,

profitabilitas, leverage, tipe industri dan sebagainya. Dari karakteristik-

karakteristik perusahaan tersebut dapat mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan pengungkapan yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam laporan

tahunannya. Pengungkapan sosial yang terdapat di dalam laporan tahunan tersebut

dapat membantu masyarakat untuk mengetahui keadaan perusahaan dan aktivitas

apa saja yang dilakukan perusahaan dalam memenuhi tanggung jawab sosialnya.

Menurut Sudaryono (2007:110) umur perusahaan merupakan lamanya

perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Umur perusahaan menunjukkan

bahwa perusahaan tetap eksis mampu bersaing. Menurut Untari (2010: 6-7) umur

perusahaan juga merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan dapat

menunjukan kemampuan dalam mengatasi kesulitan dan hambatan yang dapat

mengancam kehidupan perusahaan serta menunjukan kemampuan perusahaan

mengambil kesempatan dalam lingkungannya untuk mengembangkan usaha. Di

samping itu umur perusahaan menunjukkan kemampuan dalam keunggulan

berkompetensi. Dengan demikian semakin lama perusahaan berdiri, perusahaan

tersebut semakin dapat menunjukan eksistensi dalam lingkungannya dan semakin

bias meningkatkankan kepercayaan investor.

Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan

untuk menjelaskan variasi luas pengungkapan dalam laporan keuangan tahunan

perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang

memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang

lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut (Eddy, 2005). Beberapa

penelitian yang berhasil membuktikan hubungan positif antara variabel ukuran

perusahaan dan luas pengungkapan tanggung jawab sosial antara lain dilakukan

oleh Erawati dan Robiah (2017) dan Dewi dan Keni (2012). Tetapi tidak semua

penelitian mendukung hubungan antara ukuran perusahaan dengan luas

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ada juga penelitian yang tidak

5

berhasil menunjukan hubungan positif antar kedua variabel tersebut, yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Yusi dan Hasan (2015).

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

sehingga mampu meningkatkan nilai pemegang saham perusahaan. Profitabilitas

yang tinggi, akan memberikan kesempatan yang lebih kepada manajemen dalam

mengungkapkan serta melakukan program CSR. Oleh karena itu, semakin tinggi

tingkat profitabilitas perusahaan maka akan semakin besar pengungkapan informasi

sosial. Penelitian yang dilakukan Sunaryo, Bustan Arya (2016), Dewi dan Keni

(2012) berhasil membuktikan hubungan positif antara variabel profitabilitas dan

luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tetapi, penelitian Trinanda

(2018) menunjukkan adanya hubungan yang tidak signifikan antara profitabilitas

dengan luas pengungkapan CSR .

Tingkat leverage adalah untuk melihat kemampuan perusahaan dalam

menyelesaikan semua kewajibannya kepada pihak lain. Hasil penelitian oleh Lidya

(2010) menemukan bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan

mengurangi luas pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak

menjadi perhatian dari para debtholders. Hubungan antara leverage dan luas

pengungkapan CSR juga menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang

dilakukan Jayanti (2011) menemukan hubungan yang positif antara leverage

terhadap luas pengungkapan sosial. Akan tetapi penelitian Sunaryo, Bustan Arya

(2016) menunjukkan adanya hubungan yang tidak signifikan antara leverage

dengan luas pengungkapan CSR.

Tipe industri didefinisikan sebagai faktor potensial yang mempengaruhi

praktek pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Tipe industri adalah

karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan yang berkaitan dengan bidang usaha,

risiko usaha, karyawan yang dimiliki dan lingkungan perusahaan. Dalam penelitian

Sembiring (2005) variable tipe industri yang dikelompokkan dalam industri high

profile dan low profile memberikan hasil yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan

perusahaan yang bertipe high profiile dalam melakukan aktivitasnya banyak

memodifikasi lingkungan, dan menimbulkan dampak sosial yang negatif terhadap

masyarakat.

6

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Sunaryo dan Mahmud (2016) yang berjudul “Pengaruh Size, Profitabilitas,

Leverage, dan Umur Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan”. Dalam penelitian Sunaryo dan Mahmud (2016) variabel size

berpengaruh negatif, profitabilitas berpengaruh positif, leverage berpengaruh

negatif, dan umur berpengaruh negative terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan. Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

adanya penambahan satu variabel yaitu tipe industri.

2. METODE

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada tahun 2015-2017. Pemilihan sampel menggunakan metode

purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan atas suatu kriteria

tertentu. Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)

Perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-

2017. (2) Perusahaan manufaktur yang menerbitkan Laporan Keuangan Tahunan

secara berturut-turut dengan periode 2015-2017. (3) Perusahaan yang memperoleh

laba bersih secara berturut-turut tiga tahun dengan periode 2015-2017. (4)

Perusahaan yang melaporkan laporan tahunan dengan mata uang rupiah. (5).

Perusahaan memiliki data keuangan sesuai dengan yang dibutuhkan untuk

melakukan penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Data dari penelitian ini bersumber dari laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2017 yang

diperoleh melalui akses langsung dari website Indonesia Stock Exchange

(www.idx.co.id).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Hasil Uji Normalitas

7

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov-

Smirnov

Asymp. Sig.

(2-tailed)

Keterangan

Unstandardized

Residual

1,078 0,195 Data

berdistribusi

normal

Sumber: Data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 1 dapat diketahui nilai

Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,078 dengan probabilitas (p-value) sebesar 0,195.

Karena nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat diartikan bahwa data

berdistribusi normal.

3.1.2 Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 2. Hasil Uji Autokolerasi

Durbin-Watson Ketentuan Keterangan

1,760 -2 sampai 2 Tidak terjadi

autokolerasi

Sumber: Data sekunder diolah, 2019

Dari hasil uji autokolerasi pada tabel 2 diketahui nilai Durbin-Watson sebesar

1,760. Karena nilai D-W berada diantara -2 dan +2 maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi autokolerasi positif maupun negatif.

3.1.3 Hasil Uji Multikolineritas

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

AGE 0,790 1,266 Tidak terjadi

multikolinearitas

SIZE 0,916 1,092 Tidak terjadi

multikolinearitas

PROF 0,662 1,511 Tidak terjadi

multikolinearitas

LEV 0,809 1,237 Tidak terjadi

multikolinearitas

TI 0,933 1,071 Tidak terjadi

multikolinearitas

Sumber: Data sekunder diolah, 2019

8

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 3 dapat diketahui bahwa tidak

terjadi multikolinearitas dalam penelitian ini. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10.

3.1.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Sig. (2-

tailed)

Keterangan

AGE 0,606 Tidak terjadi heteroskedastisitas

SIZE 0,324 Tidak terjadi heteroskedastisitas

PROF 0,823 Tidak terjadi heteroskedastisitas

LEV 0,143 Tidak terjadi heteroskedastisitas

TI 0,814 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber: Data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4 dapat diketahui bahwa

nilai signifikansi > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas dalam model regresi.

3.1.4 Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Tabel 5. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Unstandardized Coefficients

(Constant) 0,1848

AGE 0,0002

SIZE 0,0155

PROF 0,0257

LEV -0,0066

TI -0,0157

Sumber: Data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada tabel 5 diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

CSRDI = 0,1848 + 0,0002 AGE + 0,0155 SIZE + 0,0257 PROF - 0,0066

LEV – 0,0157 TI + e

9

3.1.5 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Adjusted R Square Keterangan

0,290 Persentase pengaruh 29 %

Sumber: Data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) pada tabel 6 diperoleh nilai

Adjusted R Square sebesar 0,290. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel

umur perusahaan, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan tipe industri

dalam menjelaskan variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

sebesar 29 %. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 71% dipengaruhi oleh variabel-

variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

3.1.6 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 7. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Fhitung Ftabel Sig. Keterangan

14,368 2,270 0,000 Berpengaruh

simultan

Sumber: Data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan hasil uji statistik F pada tabel 7 dapat diketahui bahwa Fhitung >

Ftabel yaitu 14,368 > 2,270 dan signifikansi sebesar 0,000 < 0,005 menunjukkan

bahwa model regresi fit. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel umur

perusahaam, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe industri

berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan.

3.1.7 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel 8. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Variabel 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Sig. Keterangan

AGE 0,815 1,974 0,417 Tidak

Berpengaruh

SIZE 7,606 1,974 0,000 Berpengaruh

PROF 1,467 1,974 0,144 Tidak

Berpengaruh

LEV -2,150 1,974 0,032 Berpengaruh

10

TI -1,923 1,974 0,056 Tidak

Berpengaruh

Sumber: Data sekunder diolah, 2019

Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 8 maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Variabel umur perusahaan (AGE) memiliki nilai t hitung sebesar 0,815

dengan tingkat signifikasi 0,417, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1

ditolak. Hal ini berarti bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

2. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai t hitung sebesar 7,606

dengan tingkat signifikasi 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa H2

diterima. Hal ini berarti ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

3. Variabel profitabilitas (PROF) memiliki nilai t hitung sebesar 1,467 dengan

tingkat signifikasi 0,144, sehingga dapat disimpulkan H3 ditolak. Hal ini

berarti profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan

4. Variabel leverage (LEV) memiliki nilai t hitung sebesar -2,150 dengan

tingkat signifikasi 0,032, sehingga dapat disimpulkan bahwa H4 diterima.

Hal ini berarti leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan.

5. Variabel tipe industri (TI) memiliki nilai t hitung sebesar -1,923 dengan

tingkat signifikasi 0,056, sehingga dapat disimpulkan bahwa H5 ditolak. Hal

ini berarti tipe industri tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan

Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan. Hasil analisis variabel umur perusahaan memiliki nilai t hitung sebesar

0,815 dengan tingkat signifikasi 0,417 lebih tinggi dari α = 0,05. Hal ini berarti

11

umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan, sehingga lama tidaknya perusahaan berdiri tidak akan mempengaruhi

luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Semakin lama perusahaan

berdiri bukan berarti perusahaan tersebut dapat menunjukkan eksistensi di dalam

lingkungannya dan mampu bersaing dengan perusahaan lain.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Dewi dan Keni (2012) serta

Sunaryo dan Mahmud (2016) yang menyatakan bahwa umur perusahaan tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

3.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan

Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan. Hasil analisis variabel ukuran perusahaan memiliki nilai t hitung

sebesar 7,606 dengan tingkat signifikasi 0,000 lebih rendah dari α = 0,05. Hal ini

berarti ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan. Sehingga semakin besar ukuran perusahaan, maka akan

melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih luas.

Karena perusahaan besar merupakan emitmen yang banyak di sorot dan sebaliknya

jika semakin kecil ukuran perusahaan, maka akan melakukan pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan yang sempit.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Erawati dan Robiah (2017)

serta Trinanda (2018) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

3.2.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan

Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan. Hasil analisis variabel profitabilitas memiliki nilai t hitung sebesar

1,467 dengan tingkat signifikasi 0,144 lebih tinggi dari α = 0,05. Hal ini berarti

profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan, sehingga besar atau kecilnya profitabilitas suatu perusahaan tidak

mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan adanya

12

UU RI No. 40 tahun 2007 pasal 74 ayat 1 yang mengatur tentang perseroan terbatas,

sehingga tanggung jawab sosial perusahaan merupakan program tahunan yang

harus dilakukan oleh perusahaan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Purwanto (2011) dan

Trinanda (2018) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

3.2.4 Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan

Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Hasil analisis variabel leverage memiliki nilai t hitung sebesar -2,150 dengan

tingkat signifikasi 0,032 lebih tinggi dari α = 0,05. Hal ini berarti leverage

berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sehingga

semakin besar porsi hutang dapat mendorong peningkatan efektivitas manajemen

didalam melaksanakan kegiatan produksi sekaligus mendorong jumlah

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Syailendra (2016), yang

menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan.

3.2.5 Pengaruh Tipe Industri terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan

Tipe industri tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan. Hasil analisis variabel tipe industri memiliki nilai t hitung

sebesar -1,923 dengan tingkat signifikasi 0,056 lebih tinggi dari α = 0,05. Hal ini

berarti tipe industri tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan. Berdasarkan hasil tersebut bahwa perusahaan yang tergolong

high-profile dan low-profile tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan. Kedua tipe industri merupakan perusahaan yang

berorientasi pada konsumen sehingga tiap industri memberikan informasi mengenai

pertanggungjawaban sosial karena hal ini akan meningkatkan image perusahaan

dan mempengaruhi penjualan. Perusahaan high profile mempunyai kewajiban

13

untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan berdasarkan UU RI No.

40 Tahun 2007 pasal 74 ayat 1 tentang perseroan terbatas.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Nurfadilah dan Sagara

(2015) yang menyatakan bahwa tipe industri tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1) Variabel umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan.

2) Variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan.

3) Variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan.

4) Variabel leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan.

5) Variabel tipe industri tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan.

4.2 Saran

1) Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel lain yang dapat

mempengaruhi variabel dependen, sehingga memperoleh hasil yang lebih baik.

2) Penelitian selanjutnya diharapkan lebih objektif dalam menilai dan mereview

item-item CSR yang diungkapkan perusahaan sesuai dengan dasar yang ada,

selain itu di perlukan pula item-item pengukuran yang lebih detail serta item

pengukuran tersebut harus disesuaikan dengan kondisi pelaksanaan CSR di

Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Darwin, Ali. 2004. Penerapan Sustainbility Reporting di Indonesia. Konvensi

Nasional Akuntansi V Program Profesi Lanjutan. Yogyakarta, 13-15

Desember

14

Dewi, Sofia Prima dan Keni. 2012. Pengaruh Umur Perusahaan, Profitabilitas,

Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan. Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara.

Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Menuju Perumusan Akuntansi Islam. Jakarta:

Pustaka Quantum.

Leimona, Beria dan A. Fauzi. 2008. CSR dan Pelestarian Lingkungan. Buku 2,

Indonesia Bussiness Links Jakarta.

Manurung, A. H. 2008. Strategi Memenangkan Saham di Bursa. Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo.

Nor Hadi. 2011. Corporate Social Responbility. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nuryaman dan Veronica Christina. 2015. Metodologi Penelitian Akuntansi dan

Bisnis Teori dan Praktek. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sudaryono, Bambang. 2007. Kajian atas Faktor Faktor yang Mempengaruhi

Pengungkapan Lingkungan (environmental disclosure) pada Perusahaan

Publik di BEJ pada tahun 2004-2005. Media Riset Akuntansi, Auditing

dan Informasi. Volume 7. No. 2. Hlm 107-139.

Sunaryo, Bustan Arya dan Mahmud, H. 2016. “Pengaruh Size, Profitabilitas

Leverage dan Umur Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan”. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Diponegoro. Volume 5.2, 1-14.

Utomo, Muhammad Muslim. 2000. “Praktek Pengungkapan Sosial Pada Laporan

Tahunan Perusahaan di Indonesia (Studi Perbandingan Antara

Perusahaan-Perusahaan High Profile dan Low Profie)”. Simposium

Nasional Akuntansi III. Jakarta.