9
Jurnal Kesehatan Masyarakat Madani, ISSN.1979-228X,Vol.01 No.02, Tahun 2008 Analisis Hubungan Karakteristik Individu dan Motivasi Dengan Kinerja Asuhan Perawatan di BP. Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar Samsualam*, Indar**, Muh. Syafar*** *Dinas Kesehatan Kabupaten Pinrang ** Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM Universitas Hasanuddin *** Bagian Promosi Kesehatan FKMUniversitas Hasanuddin ARTIKEL ASLI Karakteristik Individu, Motivasi, Kinerja Abstrak Sorotan terhadap rendah kinerja perawat merupakan masalah yang harus segera ditanggulangi, sebab pelayanan keperawatan sangat menentukan mutu pelayanan rumah sakit. Kinerja yang jelek akan berdampak terhadap rendahnya mutu pelayanan, pasien merasa kurang nyaman dan merasa tidak puas. Disamping itu, rendahnya kinerja perawat merupakan hambatan terhadap perkembangan profesi keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah karakteristik individu dan motivasi berhubungan dengan kinerja perawat di BP. RSUD. Labuang Baji Makassar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 34 perawat. Metode pengumpulan data yang digunakan metode wawancara dengan tehnik pengisian koesioner dalam waktu tiga minggu. Data hasil penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji analisis Chi Square dengan alternatif Fisher,Z Exact test Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik diperoleh bahwa: 1) Ada hubungan yang signifikan karakteristik umur dengan kinerja, 2) Tidak ada hubungan yang signifikan karakteristik masa kerja, pendidikan, dan jenis kelamin dengan kinerja, 3) tidak ada hubungan yang signifikan motivasi dengan kinerja. Kata kunci : Karakteristik individu, motivasi, kinerja.

Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dan Motivasi Dengan Kinerja Asuhan Perawatan Di BP Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dan Motivasi Dengan Kinerja Asuhan Perawatan Di BP Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar

Jurnal Kesehatan Masyarakat Madani, ISSN.1979-228X,Vol.01 No.02, Tahun 2008

Analisis Hubungan Karakteristik Individu dan Motivasi

Dengan Kinerja Asuhan Perawatan di BP. Rumah Sakit

Umum Labuang Baji Makassar

Samsualam*, Indar**, Muh. Syafar***

*Dinas Kesehatan Kabupaten Pinrang ** Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM Universitas Hasanuddin

*** Bagian Promosi Kesehatan FKMUniversitas Hasanuddin

EDITORIAL

ARTIKEL ASLI

Pelayanan Kesehatan, Suku Bajo

Karakteristik Individu, Motivasi, Kinerja

Abstrak

Sorotan terhadap rendah kinerja perawat merupakan masalah yang harus segera

ditanggulangi, sebab pelayanan keperawatan sangat menentukan mutu pelayanan rumah

sakit. Kinerja yang jelek akan berdampak terhadap rendahnya mutu pelayanan, pasien

merasa kurang nyaman dan merasa tidak puas. Disamping itu, rendahnya kinerja perawat

merupakan hambatan terhadap perkembangan profesi keperawatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah karakteristik individu dan

motivasi berhubungan dengan kinerja perawat di BP. RSUD. Labuang Baji Makassar.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Sampel

penelitian ini sebanyak 34 perawat. Metode pengumpulan data yang digunakan metode

wawancara dengan tehnik pengisian koesioner dalam waktu tiga minggu. Data hasil

penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji analisis Chi Square dengan

alternatif Fisher,Z Exact test

Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik diperoleh bahwa: 1) Ada hubungan

yang signifikan karakteristik umur dengan kinerja, 2) Tidak ada hubungan yang signifikan

karakteristik masa kerja, pendidikan, dan jenis kelamin dengan kinerja, 3) tidak ada

hubungan yang signifikan motivasi dengan kinerja.

Kata kunci : Karakteristik individu, motivasi, kinerja.

Page 2: Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dan Motivasi Dengan Kinerja Asuhan Perawatan Di BP Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar

Latar Belakang

Mutu pelayanan di rumah sakit

sangat ditentukan oleh pelayanan

keperawatan atau asuhan keperawatan

(Depkes. RI, 1992). Perawat sebagai pemberi

jasa keperawatan merupakan ujung tombak

pelayanan di rumah sakit, sebab perawat

berada dalam 24 jam memberikan asuhan

keperawatan. Tanggung jawab yang

demikian berat belum ditunjang dengan

sumber daya manusia yang memadai,

sehingga kinerja perawat sering menjadi

sorotan baik oleh profesi lain maupun

pasien atau keluarga.

Berdasarkan hasil penelitian

terdahulu, kondisi keperawatan terutama

dalam memberi asuhan keperawatan

kepada pasien belum berjalan dengan baik.

Penelitian Rivai (2000), menyatakan bahwa

ada beberapa tindakan keperawatan

dilakukan oleh keluarga pasien seperti:

pemenuhan kebersihan diri, eliminasi dan

nutrisi (28%). Seharusnya pelaksanaan

asuhan keperawatan tersebut dilakukan

oleh perawat. Pembuatan asuhan

keperawatan masih ada yang dikerjakan

sebagian atau belum lengkap yaitu 11% dan

sebanyak 44,2% pasien menyatakan kurang

puas terhadap pelayanan rawat inap. Data

tersebut memberikan gambaran tentang

kondisi kinerja perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan yang berdampak

terhadap kepuasan pasien.

Penurunan kinerja perawat sangat

mempengaruhi citra pelayanan suatu

Rumah sakit di masyarakat. Pelayanan

keperawatan yang buruk menimbulkan

kurangnya kepercayaan masyarakat

terhadap kemampuan Rumah Sakit. Di

samping itu, kinerja perawat yang rendah

juga merupakan hambatan terhadap

perkembangan keperawatan menuju

perawat yang profesional. Perawat yang

profesional mestinya mampu menunjukkan

kemampuan intelektual dan tehnikal yang

memadai.

RSU Labuang Baji Makassar

merupakan rumah sakit yang terletak

sangat strategis yaitu ditengah kota

Makassar dan sangat mudah diakses oleh

alat transportasi. Rumah Sakit ini

merupakan Rumah sakit kelas B yang

mengembangkan pelayanan kesehatan

secara profesional kepada masyarakat tanpa

memandang agama, budaya, ras, maupun

kedudukan. Pelayanan yang diberikan baik

rawat jalan maupun rawat inap dilakukan

oleh tenaga keperawatan dengan latar

belakang pendidikan yang berbeda mulai

dari SPK sampai Sarjana.

Berdasarkan hasil observasi peneliti

di Rumah Sakit Labuang baji, masih ada

perawat pelaksana yang datang ke tempat

kerja tidak tepat waktu, tanggung jawab

perawat tidak hanya berdasar pada standar

asuhan keperawatan, dan dokumentasi

asuhan keperawatan yang belum berjalan

dengan baik. Namun dari hasil observasi

peneliti ditemukan bahwa ada ruang

tertentu yang telah menerapkan model

MPKP yaitu ruang Baji Pamai 1 dan 2 yang

berupaya menerapkan standar asuhan

keperawatan serta dokumentasi yang baik.

Berdasarkan masalah tersebut

peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian. Banyak faktor yang berkolerasi

positif dengan kinerja namun dalam hal ini

peneliti tertarik untuk melihat seberapa

jauh hubungan karakteristik (umur, jenis

kelamin, masa kerja, pendidikan) serta

Page 3: Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dan Motivasi Dengan Kinerja Asuhan Perawatan Di BP Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar

bagaimana hubungan psikografi khususnya

untuk faktor motivasi berdasarkan teori

herzberg dengan kinerja asuhan

keperawatan diruang rawat inap yang

menerapkan MPKP?

Bahan Dan Cara Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian

survey analitik maka desain penelitian yang

digunakan adalah “Cross sectional “ artinya

subjek diobservasi hanya satu kali dan

pengukuran variabel independent dan

dependent dilakukan pada kurung waktu

yang sama.

Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian yang akan diteliti. Pada

penelitian ini populasinya adalah perawat

di perawatan Baji Pamai 1 dan 2 yang

masuk dalam tim MPKP sejumlah 43 orang.

Tehnik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah nonprobability sampling

dengan cara sampel purposive (purposive

sampling) yaitu penarikan sampel dengan

pertimbangan tertentu yang dapat mewakili

populasi. Berdasarkan Kriteria inklusi

didapatkan jumlah sample sebanyak 34

orang untuk perawatan Baji pamai 1 dan 2.

Data yang diperoleh dianalisis

dengan menggunakan analisis statistik,

melalui tabulasi silang hubungan variabel

independent dan variabel dependennya

yang dilanjutkan dengan uji Chi- Square.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Hubungan umur dengan kinerja

Terdapat dua kategori kelompok

umur yaitu, < 40 tahun dan > 40 tahun dan

masing- masing kategori akan dianalisis

hubungannya dengan kinerja asuhan

keperawatan seperti pada table 1.

Dari tabel 1 dapat dijelaskan bahwa

dari 29 responden yang memiliki umur 40

tahun dengan kinerja asuhan keperawatan

baik sebanyak 29 responden (100%),

sedangkan 5 responden yang memiliki

umur ≥ 40 dengan kinerja asuhan

keperawatan baik sebanyak 3 responden

(60%) dan 2 responden (40%) yang

mengatakan kurang dari hasil uji statistic

menunjukkan bahwa nilai P = 0.018 , α

=0,005, ini berarti bahwa pengujian

sugnifikan, artinya ada hubungan antar

umur dengan kinerja asuhan keperawatan.

Pada analisis bivariat

menunjukkkan bahwa perawat pada

kelompok umur diatas 40 tahun

mempunyai kemungkinan untuk memiliki

kinerja yang lebih rendah daripada

perawat dengan umur dibawah 40 tahun.

Besar kemungkinan bahwa usia yan sudah

masuk pada kelompok umur tua

mempunyai tingkat produktifitas sudah

menurun yang akhirnya dapat

menyebabkan penurunan terhadap tingkat

kinerja asuhan keperawatan, dengan

demikian perawat yang sudah mencapai

umur lebih dari 40 tahun mendekati lanjut

usia sebaiknya tidak ditempatkan di ruang

perawatan dengan beban kerja yang cukup

banyak dan diberi tugas shif.

Hubungan Jenis kelamin dengan kinerja

Terdapat dua kategori yaitu jenis

kelamin laki- laki dan perempuan dan

masing- masing kategori dianalisis

hubungannya dengan kinerja asuhan

keperawatan seperti pada tabel 2.

Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa

dari 2 responden yang memiliki jenis

kelamin laki- laki dengan kinerja asuhan

Page 4: Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dan Motivasi Dengan Kinerja Asuhan Perawatan Di BP Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar

keperawatan baik sebanyak 2 responden

(100%), sedangkan 32 responden yang

memiliki jenis kelamin perempuan dengan

kinerja asuhan keperawatan baik sebanyak

30 responden (93,8%) dan 2 responden

(6,3%) yang mengatakan kurang.

Dari hasil uji statistik menunjukkan

bahwa nilai p = 0,884> α = 0,05 . ini berarti

bahwa pengujian tidak signifikan, artinya

tidak ada hubungan antara jenis kelamin

dengan kinerja asuhan keperawatan.

Pada analisis univarat ini juga

ditemukan bahwa perawat perempuan

lebih besar kemungkinan memiliki kinerja

yang lebih baik, dibandingkan dengan

perawat laki- laki namun hal ini bisa saja

karena jumlah perawat laki- laki lebih

sedikit dan kebanyakan dalam menghadapi

pekerjaan sebagai perawat membutuhkan

ketempilan, keuletan dan kesabaran

dengan mother instinct yang hal ini lebih

pada perawat perempuan. Pada analisis

bivarat menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna antara jenis

kelamin dengan kinerja perawat. Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian dari Pajaitan

(2002) yang menyatakan bahwa tidak ada

hubungan yang berarti antara jenis kelamin

dengan kinerja perawat. Hal ini sejalan

dengan teori bahwa sedikit sekali

perbedaan yang dianggap penting antara

karyawan laki- laki dan perempuan dalam

prestasi kerja.

Hubungan masa kerja dengan kinerja

Dari hasil analisis terhadap masa

kerja dapat diperoleh gambaran mengenai

masa kerja dengan kinerja asuhan kepe-

rawatan yang dapat dilihat pada tabel 3.

Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa

dari 9 responden yang memiliki masa kerja

≥ 10 tahun dengan kinerja asuhan

keperawatan baik sebanyak 7 responden

(77,8%), dan 2 responden (22,2%), yang

mengatakan kurang, sedangkan 25

responden yang memiliki masa kerja < 10

dengan kinerja asuhan keperawatan baik

sebanyak 25 responden (100%).

Pada analisis statistik menunjukan

tidak ada hubungan antara masa kerja

dengan kinerja asuhan keperawatan. Hal ini

berarti bahwa perawat dengan masa kerja

kurang dari 40 tahun dan lebih dari 40

tahun sama- sama kinerjanya dan tidak

memberi pengaruh yang signifikan. Namun

demikian teori Gibson (1987) tidak

betentangan dalam penelitian ini. Hasil

penelitian ini juga tidak sejalan dengan

penelitian Nurhidayah (2006) bahwa makin

lama seseorang bekerja maka semakin baik

kinerjanya.

Mungkin sebaliknya bahwa ini

terjadi disebabkan yang pertama, bisa saja

dengan masa kerja muda masih segar dan

belum terdapat kejenuhan dalam dirinya

dan sesuai dengan pengamatan peneliti

makin senior seorang perawat maka

semakin jauh dari pasien dan lingkup

pekerjaannya lebih berkaitan dengan

manajemen, dan yang kedua hal yang

menyebabkan tidak berhubungannya

penelitian ini, disebabkan populasi dan

sample penelitian berbeda dengan

penelitian yang dilakukan beberapa peneliti

sebelumnya dimana poplasi dan sampel

yang dipakai dalam penelitian ini adalah

ruang rawat inap percontohan yang

menenerapakn Model Praktek Keperawatan

Profesional (MPKP) dimana dalam

Page 5: Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dan Motivasi Dengan Kinerja Asuhan Perawatan Di BP Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar

pelaksanaannya perawat betul-batul di

evaluasi oleh seorang supervesor berkaitan

dengan kinerja asuhan yang diberikan

kepada pasien sehingga suka maupun tidak

suka perawat tetap melaksanakan

pekerjaannya sesuai dengan SPO yang

ditetapkan.

Hubungan pendidikan dengan kinerja

Pendidikan perawat dikategorikan

ke dalam dua kategori yaiti SPK/SPR dan D

III Keperawatan dikategorikan menjadi satu

kategori yaitu vokasional dan S 1

Keperawatan ( Ners) dan S2 Keperawatan

dikategorikan profesional. Adapun

distribusi kedua kategori ini hubungannya

dengan kinerja asuhan keperawatan dapt

dilihat dalam tabel 4.

Dari tabel 4 dapat dijelaskan bahwa

dari 3 responden yang berpendidikan

professional dengan kinerja asuhan

keperawatan baik sebanyak 3 responden

(100%), sedangkan 31 responden yang

berpendidikan Vokasional dengan kinerja

asuhan keperawatan baik sebanyak 29

responden (93,5%) dan 2 responden (6,5%)

yang memiliki kenerja kurang.

Dalam penelitian ini diperoleh

berdasarkan hasil uji statistic pendidikan

yang mempunyai nilai P = 0,829 > α = 0,05.

hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan

yang signifikan antara pendidikan dengan

kinerja. Namun demikian teori Gibson

(1987) yang menyatakan bahwa variable

individu yaitu pendidikan mempengaruhi

kinerja tidak bertentangan dalam penelitian

ini . hal ini dapat saja terjadi pada populasi

dan sample yang berbeda dengan berbagai

faktor lain yang mendukung.

Hubungan Motivasi dengan kinerja

Variabel motivasi dalam penelitian

ini dibagi dalam dua kategori yaitu kategori

motivasi tinggi dan kategori motivasi

rendah. Adapun distribusi kedua kategori

ini hubungannya dengan variable Kinerja

Asuhan Keperawatan dapat dilihat pada

tabel 5.

Dari tabel 5 dapat dijelaskan bahwa

dari 25 responden yang mempunyai

Motivasi dengan kinerja asuhan

keperawatan baik sebanyak 25 orang

(100%), sedangkan 9 responden yang

memiliki Motivasi rendah dengan kinerja

asuhan keperawatan baik sebanyak 7 orang

(77,8%) dan 2 orang (22,2%) yang memiliki

kenerja kurang.

Hasil analisis statistik menunjukkan

bahwa di ruang perawatan baji pamai 1 dan

2, Motivasi tidak mempunyai hubungan

yang signifikan dengan kinerja . namun

demikian teori Gibson (1987) yang

mengtakan bahwa variable psikologi yaitu

motivasi mempengaruhi kinerja tidak

bertentangan dalam penelitian ini.

Setiap manusia mempunyai dasar

alasan mengapa seseorang bersedia

melakukan pekerjaan tertentu, mengapa

orang satu bekerja lebih giat sedangkan

orang lainnya bekerja biasa saja. Tentulah

semua ini ada dasar alasannya yang

mendorong seseorang untuk bersedia

seperti itu atau dengan kata lain pasti ada

motivasinya. Namun bukan hanya motivasi

yang membuat seseorang dapat

menampilkan kinerjanya yang lebih baik

Gibson (1987), namun ada factor- factor lain

yang berkontribusi dengan meningkatnya

kinerja seseorang termaksuk beban kerja

yang berlebihan.

Page 6: Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dan Motivasi Dengan Kinerja Asuhan Perawatan Di BP Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar

Hasil penelitian ini tidak senapas

dengan beberapa penelitian yang

dilakukan, tidak berhubungan, variable ini

lebih disebabkan oleh karakteristik

individu, populasi, sample dan lokasi

penelitian yang berbeda dimana lokasi yang

digunakan oleh peneliti merupakan lokasi

percontohan MPKP yang mendapat

perlakuan khusus (pengawasan ketat) di

banding dibeberapa ruangan di BP. RSUD

Labuang Baji bahkan di beberapa Rumah

Sakit.

Kesimpulan

Keseluruhan hasil analisis data

penelitian, disimpulkan sebagai berikut :

a. Berdasarkan hasil penelitian dari

variable independen yaitu karakteristik

individu mengatakan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara

variabel umur dengan kinerja.

b. Karakteristik umur perawat dibawah

40 tahun lebih rendah kinerjanya

daripada umur 40 tahun. Dan

karakteristik masa kerja mempunyai

hubungan yang tidak signifikan antara

masa kerja dengan kinerja. Sedangkan

karakteristik jenis kelamin dan

pendidikan tidak mempunyai

hubungan yang siqnifikan dengan

kinerja.

c. Dalam penelitian ini hanya ada satu

variabel yang berhubungan dari lima

variable bebas yang diteliti sehingga uji

multivarat tidak dapat dilanjutkan

dalam penelitian ini.

Saran

a. Memperahatikan karakteristik individu

perawat untuk umur, lama kerja,

tingkat pendidikan dan jenis kelamin

pada saat akan menempatkan perawat

untuk memberikan pelayanan

keperawatan dirawat inap.

b. Memberi kesempatan bagi perawat

untuk mengembangkan diri dengan

memberi tanggung jawab dan uraian

tugas sesuai dengan kemampuannya

dan latar belakang pendidikannya.

c. Pelaksanaan ruang percontohan MPKP

tetap dalam monitoring dan evaluasi

terutama jumlah tenaga yang perlu

ditambah sesuai dengan rumus MPKP.

d. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan

sebagai bahan untuk penelitian

selanjutnya.

Daftar Pustaka

Aditama,Tandra Yogya., (2000), Manajemen

Administrasi Rumah sakit, UI Press

Jakarta.

Depkes RI (1999), Perencanaan Pembangunan

Kesehatan Menuju Indonesia Sehat

2010, Bhakti Husada : Jakarta.

Bennett, N.B. (1989), Prinsip Menajemen

Rumah Sakit. Lembaga Peng-

embangan Menajemen Indonesia,

Jakarta Bandung.

Djojodibroto, D. (2000). Kiat mengelola

Rumah Sakit. Medika, Jakarta.

Elaine.L.La Monica (1998), Kepemimpinan

dan Menajemen Kepeawatan;

Pendekatan berdasarkan pengalaman,

EGC, Jakarta.

Gartinah at.al. (1999). Standar Praktek

Keperawatan Perawat Profesional.

EGC. Jakarta.

Gary Dessler (2006), Manajemen Sumber

Daya Manusia Edisi X jilid I,

Page 7: Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dan Motivasi Dengan Kinerja Asuhan Perawatan Di BP Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar

Florida Internasional University,

PT. Indeks, Jakarta.

Gibzon J.L. & Lumcevieh, John.M &

Donelly James.H. (1996).

Oganization (Prilaku Struktur,

Proses), Edisi V Jlilid I, Erlangga,

Jakarta.

Indiyah.S, (2001). Hubungan antara

Karakteristik Individu Organisasi

dengan Kinerja Perawat pelaksana di

Unit Interna Bedah Pelayanan

Kesehatan Sint Corolus, Tesis tidak

diterbitkan, Jakarta, PS FIK- UI.

Kartono, K. (1994), Psikologi Sosial Untuk

Manajemen Perusahaan dan Industri,

Edisi baru, PT. Grafido Persada,

Jakarta.

Nursalam (2001), Proses dan Dokumentasi

Keperawatan Konsep dan Praktek,

Salemba Medika, Jakarta.

Rivai, F. (2000). Analisys Faktor dominan yang

Memepengaruhi kinerja pegawai

dalam Melaksanakan Asuhan

Keperawatan di Ruangan Rawat Inap

RSUD Haji Surabaya, Tesis,

Universitas Airlangga,Surabaya

Robbins Steven.P. (2003). Perilaku

Organisasi Edisi Ke Sepuluh, PT.

Indeks kelompok Gramedia.

Samba S. (2000). Pengantar Kepemimpinan &

Manajemen Keperawatan untuk

Perawat Klinis, Buku

Kedokteran,EGC, Jakarta

Soeroso Santoso (2003), Manajemen Sumber

Daya Manusia di Rumah Sakit :

Suatu pendekatan Sistem, EGC,

Jakarta.

Swanburg C. Russel, (2000), Pengantar

Kepemimpinan dan Manajemen

Keperawatan untuk Perawatan Klinis,

EGC, Jakarta.

Syah, Masnuchaddin dan Juhana E.P.,

Analisis Faktor-Faktor yang

berhubungan dengan Kinerja Bidan di

Desa Dalam Pelayanan Antenatal di

Kabupaten Pati, Jurnal Manajemen

Kesehatan Volume 01/No.02 1998.

Tim Departemen Kesehatan R.I. (1997),

Standar Asuhan Keperawatan.

Direktorat Rumah Sakit Umum dan

Pendidikan Dirjen. Yandik. Depkes.

R.I, Jakarta.

Page 8: Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dan Motivasi Dengan Kinerja Asuhan Perawatan Di BP Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar

Lampiran Tabel 1. Tabulasi silang umur dengan kinerja Perawat di ruang rawat Baji Pamai 1 dan 2 BP.

RSU Labuang Baji Makassar 2008

Umur

Kinerja Asuhan Keperawatan Total Chi

Square

test

Baik Kurang

n % n % N %

<40 29 100 0 0 29 100

0,018 ≥ 40 3 60 2 40 5 100

Jumlah 32 94,1 2 5,9 34 100

Sumber : Data primer

Tabel 2. Tabulasi silang jenis kelamin dengan Kinerja perawat rawat inap baji Pamai 1 dan

2 BP. RSUD Labuang Baji Makassar 2008

Umur

Kinerja Asuhan Keperawatan Total Chi

Square

test

Baik Kurang

n % n % N %

Laki-laki 2 100 0 0 2 100

0,884 Perempuan 30 93,8 2 6,3 32 100

Jumlah 32 94,1 2 5,9 34 100

Tabel 3. Tabulasi silang masa kerja dengan kinerja perawat rawat inap Baji Pamai 1 dan 2

BP.RSUD Labuang baji Makassar 2008

Masa kerja

Kinerja Asuhan Keperawatan Total Chi

Square

test

Baik Kurang

n % n % n %

≥ 10 7 77,8 2 22,5 9 100

0,064 < 10 25 100 0 0 25 100

Jumlah 32 94,1 2 5,9 34 100

Sumber : Data primer

Tabel 4. Tabulasi silang Pendidikan dengan kinerja perawat rawat inap Baji Pamai 1 dan 2

BP.RSUD Labuang baji Makassar 2008

Pendidikan

Kinerja Asuhan Keperawatan Total Chi

Square

test

Baik Kurang

n % n % n %

Profesional 3 100 0 0 3 100

0,829 Vokasional 29 93,5 2 6,5 31 100

Jumlah 32 94,1 2 5,9 34 100

Sumber : Data primer

Page 9: Analisis Hubungan Karakteristik Individu Dan Motivasi Dengan Kinerja Asuhan Perawatan Di BP Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar

Tabel 5. Tabulasi silang Motivasi dengan kinerja perawat rawat inap Baji pamai 1 dan 2

BP.RSUD Labuang baji Makassar 2008

Motivasi

Kinerja Asuhan Keperawatan Total Chi

Square

test

Baik Kurang

n % n % n %

Tinggi 25 100 0 0 25 100

0,829 Rendah 7 77,8 2 22,2 9 100

Jumlah 32 94,1 2 5,9 34 100

Sumber : Data primer