If you can't read please download the document
Upload
vuongkien
View
227
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
1
Analisis Framing Teks Pada Artikel Skandal PON Di Bawah Beringin
Rubrik Opini Majalah Tempo Edisi 15-21 April 2013
Makalah Non-Seminar
Dibuat Oleh
Ferika Aini
1006710741
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
2014
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
2
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
3
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
4
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
5
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
1
Analisis Framing Teks Pada Artikel Skandal PON Di Bawah Beringin
Rubrik Opini Majalah Tempo Edisi 15-21 April 2013
Ferika Aini, Askariani Kartono
Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Email: [email protected]
Email: [email protected]
ABSTRAK
Topik tulisan ini adalah pembingkaian media (framing) pada artikel Skandal Pon Di Bawah Beringin
yang ditampilkan dalam rubrik opini Majalah Tempo Edisi15-21 April 2013. Artikel ini menjadi penting mengingat
dibalik Skandal PON Di Bawah Beringin ada sosok Setya Novanto yang sebenarnya kurang diketahui oleh publik,
walaupun ia memiliki posisi yang kuat sebagai anggota DPR (2004-2008) dan ketua fraksi partai Golkar periode
(2009-sekarang). Hal yang menarik dari artikel ini adalah tokoh tersebut ternyata memiliki latar belakang politik
yang sarat dengan skandal-skandal korupsi lainnya sebelum isu mengenai Skandal PON Di Bawah Beringin
mencuat di media.Majalah tempo sebagai media yang mengedepankan sisi ketajaman dalam orientasi
pemberitaannya merupakan satu-satunya media yang berani dan mampu mengungkapkan isu tersebut.Alasan inilah
yang menarik perhatian penulis untuk mencoba melihat lebih dalam lagi bagaimana Majalah Tempo berusaha
mengungkapkan fakta tersebut dengan menggunakan analisis text framing model Robert N. Entman. Dari hasil
analisis text menunjukkan bahwa majalah Tempo dalam melakukan pembingkaian atas isu Skandal PON Di Bawah
Beringin yang dilakukan oleh Setya, secara detil mengungkapkan permasalahan yang ada terkait dengan skandal
PON tersebut melalui semua elemen-elemen yang ada dalam framing model Entman yaitu mulai dari
mengungkapkan permasalahan, mendiagnosa penyebabnya, bagaimana permasalahan tersebut dilihat dari aspek
moral, dan bagaimana majalah Tempo berusaha mencari jalan keluar dari semua permasalahan tersebut.
Text Framing Analysis Towards The Article "Skandal PON Di Bawah
Beringin" Opinion Column at Tempo Magazine, April, 15-21 2013
ABSTRACT
The scope of this study is about text framing analysis towards the article "Skandal PON Di Bawah
Beringin", which was published as opinion column at Tempo Magazine, April, 15-21 2013. This article was
important as Setya Novanto involved on the scandal. Setya was a member of the House of Representatives (2004-
2008 periods) and chairman of Golongan Karya (Golkar) party (2009-present), yet he was barely
popular among the society. It is also interesting that Setya had political track record which had many scandals, far
before PON scandal was revealed. Tempo, which is known as a bold media in news reporting, has finally revealed
the issue. So thats why I am interested in looking much deeper on how Tempo delivered the facts. This study used
text framing analysis model by Robert N. Entman. The result showed that Tempo reported the scandal in details as it
defined the problems, diagnosed the causes, viewed the case from moral point of view, and found the solution of the
problems.
Keywords: Framing Media; Tempo Magazine; Framing Effect
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
2
LATAR BELAKANG
Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012diselenggarakan di Riau. Pesta akbar empat
tahunan kali ini tercipta 147 rekor baru, beberapa diantaranya rekor Asia Tenggara, bahkan Asia.
Para atlet terbaik dari tiap kontingen berusaha mendulang medali sebanyak-banyaknya dari total
1983 medali yang diperebutkan. Namun tidak lagi menjadi rahasia dibalik kesuksesan PON
XVIII/2012 terjadi skandal korupsi yang melibatkan beberapa tokoh di Indonesia, salah satunya
menyeret nama Setya Novanto ketua fraksi partai Golkar, Pada waktu itu hanya Majalah Tempo
satu-satunya media yang memberitakan dan mengekspos tokoh tersebut, hal ini terkait dengan
Majalah Tempo yang terkenal berani dan memiliki keyakinan bahwa masyarakat berhak
memperoleh informasi yang sebenar-benarnya atas isu yang sedang terjadi. Terkait dengan sifat
Majalah Tempo yang membedakannya dengan media lain merupakan alasan dipilihnya isu ini
untuk dianalisis dalam tulisan ini.
Sebelum melakukan analisis akan ditampilkan terlebih dahulu latar belakang tokoh yang
akan dibahas. Setya Novanto adalah politisi kawakan dari Golkar dan menjabat sebagai
Bendahara Fraksi Golkar di DPR RI. Ia juga seorang pengusaha sukses yang mempunyai banyak
perusahaan di Batam dan Jakarta. Namun dibalik kesuksesannya Setya memeliki riwayat latar
belakang kehidupan yang tidak semulus seperti yang ia tampilkan saat ini. Siapa sangka
kesuksesan itu berawal dari garis kemiskinan orang tuanya yang bercerai sejak ia duduk di
bangku Sekolah Dasar.Tamat dari SMA 9 Jakarta--sekarang SMA 70 Bulungan, Setya
melanjutkan kuliahnya di Surabaya. Di Kota Pahlawan itu, Setya membiayai hidup dan kuliahnya
di jurusan akuntansi Universitas Widya Mandala dengan berjualan beras dan madu di Pasar
Keputren, Surabaya. Dia juga pernah bekerja sebagai salesman di sebuah dealer mobil hingga
melenggang di atas catwalk membawakan berbagai model busana.Tak hanya itu, Setya
jugabekerja sebagai sales di sebuah dealer penjualan mobil di tengah kesibukan kuliahnya.1
Semua latar belakang itulah yang mempertegas apa yang dilakukannya sebagai satu pelampiasan
dari masa lalunya yang kurang baik. Oleh karena itu penulis melihat Tempo ingin menampilkan
latar belakangnya untuk menunjukkan alasan tersebut.
1http://www.tempo.co/read/news/2013/04/17/078474049/Setya-Novanto-Ternyata-Pernah-Jadi-
Pedagang-Beras diunduh pada tanggal 11 juni 2013 pukul 12:13 WIB
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
3
Pada artikel ini permasalah utama yang dipilih penulis adalah mengenai berbagai skandal
yang diduga dilakukan oleh Setya Novanto, politikus senior Partai Golkar. Bermula dari kasus
Bank bali, Setya Novanto pernah dituduh membobol Bank Bali bersama A.A Baramuli dan Tanri
Abeng.Skandal cessie Bank Bali bermula saat pemilik bank ini, Rudy Ramli, kesulitan
menagih piutangnya yang tertanam di brankas Bank Dagang Nasional Indonesia, Bank Umum
Nasional, dan Bank Tiara pada 1997. Nilainya sekitar Rp 3 triliun. Hingga ketiga bank itu masuk
perawatan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), tagihan itu tidak membawa hasil.
Belakangan, BPPN juga tidak mau mengabulkan tagihan itu dengan alasan penagihan itu
terlambat diajukan ke BPPN, sehingga batas pembayarannya sudah lewat.Mentok di sana-sini,
Rudy lantas menyewa jasa PT Era Giat Prima. Di perusahaan ini Joko duduk sebagai direktur dan
Setya Novanto, yang saat itu bendahara Golkar, direktur utamanya. Perjanjian pengalihan hak
tagih (cessie) diteken pada Januari 1999. Yang luar biasa adalah fee-nya. Era bakal mengantongi
separuh dari duit yang dapat ditagih. Era Giat ternyata menggunakan kekuatan politik untuk
mengegolkan proyek besar ini. Saat itu sejumlah tokoh Golkar disebut-sebut terlibat untuk
membolak-balik aturan dengan tujuan proyek pengucuran duit itu berhasil.2
Gambar 1. Setya Novanto
2http://infokorupsi.com/id/korupsi.php?ac=2153&l=kasus-cessie-bank-bali-kisah-berliku-duit-setengah-
triliun diunduh pada tanggal 6 juni 2013 pukul 21:06 WIB
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
4
Selanjutnya penulis beralih kepada skandal keterlibatan Setya Novanto dalam
pembengkakan anggaran Pekan Olahraga Nasional di Riau. Keterlibatan Setya terungkap dari
terdakwa korupsi proyek Riau, Lukman Abbas. Lukman Abbas mengaku mengingat betul
pertemuan di ruang 1201 Gedung Nusantara 1 Dewan perakilan Rakyat pada awal Februari tahun
lalu. Ia datang bersama dua koleganya dari pemerintah Provinsi Riau menemani Gubernur Rusli
Zainal. Mereka menemui Sahibulbait, Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto. Menurut
Lukman, Rusli mengeluhkan seretnya dana pembangunan stadion utama. Rincian keperluan
tambahan anggaran telah lebih dahulu dikirimkan. Setya, menurut Lukman, kemudian
memintanya berurusan dengan Kahar Muzakir, anggota Badan Anggaran dari Komisi Olahraga.
Sepekan setelah pertemuan itu, Lukman kembali terbang dari Pekanbaru ke Jakarta. Ia memenuhi
panggilan Kahar lewat telepon. Intinya, penambahan anggaran disetujui. Syaratnya, pemerintah
Riau harus menyiapkan dana US$ 1,7 juta atau sekitar Rp 16 miliar, enam persen dari total
anggaran yang diajukan.3Sumber Tempodi Dewan perwakilan rakyat mengatakan seluruh proses
permintaan dan penerimaan uang dari Lukman dilaporkan Kahar kepada Setya Novanto. Menurut
dia, setelah terkumpul, uang dibagikan kepada sejumlah anggota Panitia Kerja PON di Komisi
Olahraga dan anggota Badan Anggaran.
Majalah Tempo sendiri memiliki gaya penyampaian berita yang khas. Berita yang ditulis
seolah-olah bisa bercerita dengan sendirinya. Pemilihan kata dan gaya bahasanya pun cenderung
lebih berani. Oleh karena itu, pemilihan kata dan gaya bahasanya yang berani sejalan dengan
berita yang disampaikan. Apalagi, sering berita yang disampaikan bersifat sensitif.4Keberanian
dalam membahas berita yang sensitif diikuti dengan kreativitas dalam mengolah berita membuat
majalah ini dikritik dan dihujat habis-habisan.Bahkan Majalah tempo biasanya menambahkan
ilustrasi gambar dari pemberitaan utama mereka, tentu saja gambar yang dibuat juga tidak kalah
kritisnya dengan teks pemberitaan. Sudah menjadi rahasia umum sangat banyak politikus yang
dibongkar kedoknya oleh Majalah Tempo sangat membenci majalah tersebut dan berusaha
menyingkirkannya. Terbukti dari seringnya pembredelan Majalah Tempo yang dilakukan oleh
pemerintah, terutama pada saat Suharto masih menjadi presiden. Melalui menteri penerangan
Harmoko, Suharto memerintahkan untuk mencabut SIUPP yang dimiliki Majalah Tempo.
3Majalah Tempo, Edisi 15-21 April 2013, hlm. 34 4http://www.anneahira.com/tempo.htm diunduh pada tanggal 14 januari 2014 pukul 20:09 WIB
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
5
Misalnya, ketika majalah tempo menampilkan foto Suharto bersama anak-anaknya dengan
gayaThe Last Supper.5
Contoh lain dari keberanian majalah Tempo dalam menyajikan berita tersaji dalam
pembahasan mengenai rekening gendut para petinggi Polri. Meskipun pemberitaannya sering
menuai kontroversi dan kritik, Majalah tempo tetap legowo. Hanya saja, gaya majalah tempo
tetap saja dinilai bersebarangan dengan kaum fundamentalisme dalam agama islam. Majalah
Tempo kerap dianggap berseberangan dan selalu mendukung kelompok liberalisme. Makanya tak
heran bila majalah Tempo selalu mendapatkan kritikan dalam para pakar keagamaan islam yang
berada di kelompok fundamentalisme.Bantahan terhadap apa yang diulas Majalah Tempo dalam
masalah keagamaan, baik yang ditulis oleh para jurnalis majalah Tempo maupun para penulis
opini atau kolomnis, dimuat oleh para tokoh kelompok fundamentalisme dalam majalah mereka
yang bernama Hidayatullah.6
Gambar 2.Cover depan majalah Tempo dengan gayathe last supper
Selain itu seperti yang baru-baru ini terjadi, Majalah Tempo dinyatakan hilang dari
peredaran dan tidak ditemukan dimana-mana ketika mengeluarkan edisi 15-21 April tentang
Bandar Proyek Di Partai Beringin. Di dalam edisi Majalah Tempo tersebut diberitakan tentang
Setya Novanto, politikus serta bendahara dari partai Golkar yang terlibat dengan kasus korupsi
5http://www.anneahira.com/tempo.htm diunduh pada tanggal 14 januari 2014 pukul 20:21 WIB 6http://www.anneahira.com/tempo.htm diunduh pada tanggal 14 januari 2014 pukul 20:12 WIB
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
6
proyek PON Riau. Diduga orang suruhan dari Setya memborong ratusan eksemplar agar tidak
dibaca oleh masayarakat.7
KERANGKA PEMIKIRAN
Framing
Framing pada dasarnya merupakan pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif
atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menseleksi isu atau menulis berita. Cara
pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang
ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa ke mana berita tersebut. Framing, seperti
dikatakan Todd Gitlin, adalah sebuah strategi bagaimana realitas atau dunia dibentuk dan
disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-
peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak
pembaca. Frame adalah prinsip dari seleksi, penekanan, dan presentasi dari realitas.8
Gitlin, dengan mengutip Erving Goffman, menjelaskan bagaimana frame media tersebut
terbentuk. Kita setiap hari membingkai dan membungkus realitas dalam aturan tertentu, kemasan
tertentu, dan menyederhanakannya, serta memilih apa yang tersedia dalam pikiran dan tindakan.
Menurut Gitlin, frame media pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan frame dalam pengertian
sehari-hari yang seringkali kita lakukan. Setiap hari jurnalis berhadapan dengan beragam
peristiwa dengan berbagai pandangan dan kompleksitasnya. Lewat frame, jurnalis mengemas
peristiwa yang kompleks itu menjadi peristiwa yang dapat diapahami, dengan perspektif tertentu
dan lebih menarik perhatian khalayak.
Ada dua aspek dalam framing.Pertama, memilih fakta atau realitas. Proses memilih fakta
ini didasarkan pada asumsi, wartawan atau penulis tidak mungkin melihat peristiwa tanpa
perspektif. Dalam memilih fakta ini selalu terkandung dua kemungkinan: apa yang dipilih
(included) atau apa yang dibuang (excluded). Intinya, peristiwa dilihat dari sisi tertentu.
7http://www.tempo.co/read/news/2013/04/15/063473437/Majalah-Tempo-Hilang-dari-Peredaran
diunduh pada tanggal 11 juni 2013 pukul 13:06 WIB 8Todd Gitlin, The Whole Word is Watching: Mass Media in thr Making and Unmaking of the New Left,
(California: University of California Press, 1880), hlm. 6.
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
7
Akibatnya, pemahaman dan konstruksi atas suatu peristiwa bisa jadi berbeda antara satu media
dengan media lain. Media yang menekankan aspek tertentu, memilih fakta tertentu akan
menghasilkan berita yang bisa jadi berbeda kalau media menekankan aspek atau peristiwa yang
lain.
Kedua, menuliskan fakta. Proses ini berhubungan dengan bagaimana fakta yang dipilih
itu disajikan kepada khalayak. Gagasan itu diungkapkan dengan kata, kalimat dan proposisi apa,
dengan bantuan aksentuasi foto dan gambar apa, dan sebagainya. Elemen menulis fakta ini
berhubungan dengan penonjolan realitas. Pemakaian kata, kalimat atau foto itu merupakan
implikasi dari memilih aspek tertentu dari realitas. Akibatnya, aspek tertentu yang ditonjolkan
menjadi menonjol, lebih mendapat alokasi dan perhatian yang besar dibandingkan aspek lain.
Semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi
bermakna dan diingat oleh khalayak. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok,
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam
memahami suatu realitas.
Efek Framing
Salah satu efek framing yang paling mendasar adalah realitas sosial yang kompleks,
penuh dimensi dan tidak beraturan disajikan dalam berita sebagai sesuatu yang sederhana,
beraturan, dan memenuhi logika tertentu. Framing menyediakan alat bagaimana peristiwa
dibentuk dan dikemas dalam kategori yang dikenal khalayak. Karena itu, framing menolong
khalayak untuk memproses informasi ke dalam kategori yang dikenal, kata-kata kunci dan citra
tertentu. Khalayak bukan disediakan informasi yang rumit, melainkan informasi yang tinggal
ambil, kontekstual, berarti bagi dirinya dan dikenal dalam benak mereka.9
Teori framing
menunjukkan bagaimana jurnalis membuat simplifikasi, prioritas, dan struktur tertentu dari
peristiwa. Karenanya, framing menyediakan kunci bagaimana peristiwa dipahami oleh media dan
ditafsirkan ke dalam bentuk berita. Karena media melihat peristiwa dari kacamata tertentu maka
realitas setelah dilihat oleh khalayak adalah realitas yang sudah terbentuk oleh bingkai media. Di
9 Elizabeth C. Hanson, Framing the World News: The Times of India in Changing Times, dalam Political
Communication. (Vol. 12, No. 4, 1996), hlm. 371
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
8
sini media cenderung melihat realitas sebagai sesuatu yang sederhana. Deretan contoh dapat
diurutkan. Liputan mengenai terorisme yang kompleks, disederhanakan sebagai tindakan tidak
bermoral. Konflik etnis, rasial, diberitakan semata sebagai konflik atau kerusuhan.10
Mendefenisikan Realitas Melupakan defenisi lain atas realitas
Penonjolan aspek tertentu Pengaburan aspek lain
Penyajian sisi tertentu Penghilangan sisi lain
Pemilihan fakta tertentu Pengabaian fakta lain
Menonjolkan Aspek Tertentu dan Mengaburkan Aspek Lain. Framing umumnya
ditandai dengan menonjolkan aspek tertentu dari realitas. Dalam penulisan sering disebut sebagai
fokus. Berita secara sadar atau tidak diarahkan pada aspek tertentu. Akibatnya, ada aspek lain
yang tidak mendapatkan perhatian yang memadai. Pemberitaan suatu peristiwa dari perspektif
politik misalnya, mengabaikan aspek lain: ekonomi, sosial, dan sebagainya. Misalnya,
pemberitaan media dalam skandal Bank Bali. Pemberitaan banyak memberitakan kasus ini dalam
aspek ekonomi. Masalah teknis ekonomi, berapa kerugian ekonomi dari skandal Bank Bali, dan
seterusnya. Pemberitaan yang eksesif dari aspek ekonomi ini mengaburkan masalah Bank Bali
sebagai masalah politik.
Menampilkan Sisi Tertentu dan Melupakan Sisi Lain. Sebut misalnya pemberitaan
media mengenai aksi mahasiswa. Berita misalnya, banyak menampilkan bagaimana demonstrasi
akhirnya diwarnai dengan bentrokan, mahasiswa yang nekat menembus barikade, dan akhirnya
diwarnai dengan puluhan mahasiswa yang luka-luka. Dengan menampikan sisi seperti ini dalam
berita, ada sisi lain yang dilupakan. Yakni, apa tuntutan dari mahasiswa tersebut? Seolah dengan
menggambarkan berita seperti itu, demonstrasi tersebut tidak ada gunanya. Mahasiswa hanya
bermaksud mencari sensasi dan berusaha membuat keributan saja di tengah masyarakat. Berita
misalnya, ditandai dengan gerutuan supir angkot yang tidak suka dengan demonstrasi karena
menyebabkan kemacetan, dan sebagainya. Di sini, menampilkan aspek tertentu menyebabkan
10
Pippa Norris membuat penelitian yang menarik bagaimana media Amerika melihat peristiwa internasional. Peristiwa internasional adalah salah satu topik yang diminati dan tidak pernah absen dalam pemberitaan Amerika.
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
9
aspek lain yang penting dalam memahami realitas tidak mendapatkan liputan yang memadai
dalam berita.
Menampilkan Aktor Tertentu dan Menyembunyikan Aktor Lainnya. Berita
seringkali juga memfokuskan pemberitaan pada aktor tertentu. Ini tentu saja tidak salah. Tetapi
efek yang segera terlihat adalah memfokuskan pada satu pihak atau aktor tertentu menyebabkan
aktor lain yang mungkin relevan dan penting dalam pemberitaan menjadi tersembunyi, Dalam
berita mengenai Timor Timur misalnya. Berita misalnya, banyak menampilkan mengenai
tindakan pro-integrasi, dan teror yang dilakukannya. Pemfokusan semacam ini melupakan dan
menghilangkan kemungkinan adanya Unamet yang melakukan kecurangan dalam pemilu. Berita
dan versi semacam ini tidak mendapatkan tempat, karena berita memfokuskan diri pada sisi yang
lain, yakni oasukan pro-integrasi.
Sebelum mulai menganalisis artikel Opini yang berjudul Skandal PON Di Bawah
Beringin yang ditulis di Majalah Tempo, akan dijelaskan terlebih dahulu metode framing yang
akan dipakai untuk membedah artikel tersebut. Metode framing yang akan dipakai kali ini berasal
dari seorang tokoh yang bernama Robert N. Entman.
METODE PENELITIAN
Metode Framing Robert N. Entman
Robert N. Entman adalah salah seorang ahli yang meletakkan dasar-dasar bagi analisi
framing untuk studi isi media. Konsep mengenai framing ditulis dalam sebuah artikel untuk
Journal of Political Communication11
dan tulisan lain yang mempraktikkan konsep itu dalam
suatu studi kasus pemberitaan media.12
Konsep framing, oleh Entman, digunakan untuk
menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing
dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu
tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu yang lain.
11 Robert N. Entman, Framing: Toward Clarification of a Fractured Paradigm, dalam Jounal of Com-
munication, (Vol. 43, No. 4, 1993). 12 Robert N. Entman, Framing U.S Coverage of Internasional News: Contrast in Narative of the KAL and
iran Air Incidents, dalam Journal of Communication,(Vol. 41, No. 4, 1991).
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
10
Perangkat Framing
Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau
penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu. Penonjolan adalah proses membuat
informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khalayak.13
Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar
untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas. Dalam
praktiknya, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu
yang lain, dan menonjolkan aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi
wacana seperti penempatan yang mencolok (menempatkan di headline depan atau bagian
belakang), pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan,
pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang atau peristiwa yang diberitakan, asosiasi
terhadap simbol budaya, generalisasi, simplifikasi, dan lain-lain. Semua aspek itu dipakai untuk
membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak.
Seleksi isu Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang
kompleks dan beragam itu, aspek mana yang diseleksi untuk
ditampilkan? Dari proses ini selalu terkandung di dalamnya ada
bagian berita yang dimasukkan (included), tetapi ada juga berita yang
dikeluarkan (excluded). Tidak semua aspek atau bagian isu
ditampilkan, wartawan memilih aspek tertentu dari suatu isu.
Penonjolan aspek Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu
dari isu tertentu dari suatu peristiwa atau isu tersebut telah dipilih,
bagaimana aspek tersebut ditulis? Hal ini sangat berkaitan dengan
pemakaian kata, kalimat, gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan
kepada khalayak.
13 Robert N. Entman, op. cit, hlm.53
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
11
Dalam konsepsi Entman, framing pada dasarnya metujuk pada pemberian defenisi,
penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir
tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan.
Define Problems
(Pendefenisian masalah)
Bagaiman suatu peristiwa atau isu dilihat? Sebagai apa? Atau
sebagai masalah apa
Diagnose Causes
(memperkirakan masalah
atau sumber masalah)
Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap
sebagai penyebab dari suatu masalah? Siapa (aktor) yang
dianggap sebagai penyebab masalah
Make Moral judgement
(Membuat keputusan moral)
Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah?
Nilai moral apa yang diapaki untuk melegitimasi atau
mendelegitimasi suatu tindakan?
Treatment Recommendation
(Menekankan penyelesaian)
Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalh
atau isu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh
untuk mengatasi masalah?
HASIL ANALISIS
Dalam artikel yang berjudul Skandal PON Di Bawah Beringin penulis mengawali
tulisannya dengan menceritakan kondisi Senayan yang penuh dengan skandal. Senayan yang
penuh dengan kasus korupsi yang melibatkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat satu per satu
mulai terungkap. Para anggota Dewan seperti menunggu giliran. Salah satunya Setya Novanto,
politikus senior Partai Golkar anggota Dewan tiga periode, sedang disorot oleh publik. Penulis
kemudian mengupas satu persatu kasus yang pernah dialami oleh Setya Novanto. Mulai dari
skandal pembobolan Bank Bali, dan kasus yang sedang menimpanya saat ini, skandal
pembengkakan anggaran Pekan Olahraga di Riau yang diselenggarakan tahun lalu. Setya diduga
melakukan penggelembungan anggaran PON bersama Lukman Abbas dan Rusli Zainal.
Define Problems. Dalam artikel ini penulis merumuskan masalah Setya Novanto sebagai
politikus yang penuh dengan skandal. Penulis menguraikan kasus demi kasus yang diduga pernah
dilakukan oleh Setya Novanto. Disini penulis hendak menunjukkan Setya sebagai politikus yang
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
12
tidak mumpuni dan tidak memiliki integritas. Sebagai wakil rakyat, Setya telah mengkhianati
para pemilihnya.
Keterlibatan Setya terungkap dari kesaksian terdakwa korupsi proyek Riau,
Lukman Abbas. Menurut mantan Kepala Dinas Olahraga Riau itu, Setya
memimpin pertemuan yang ia hadiri bersama Gubernur Rusli Zainal. Sejumlah
anggota Dewan dari Golkar datang. Bukan kebetulan jika pejabat Riau memilih
pintu Fraksi Golkar: Rusli salah satu ketua partai itu.
Pertemuan di ruang Setya itu diduga mengawali pengucuran suap Rp 9 miliar
ke Senayan, sebagai upah penambahan dana proyek Pekan Olahraga melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan. Dana lalu mengalir ke
fraksi lain di Komisi Olahraga. Duit ilegal ini meninggalkan jejak ketika seorang
anggota Dewan dari Partai Demokrat mengembalikan jatahnya ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
Dalam paragraf ini penulis menyertakan kesaksian dari Lukman Abbas yang menyatakan
bahwa Setya Novanto benar-benar terlibat dalam kasus ini. Penulisan kesaksian ini menyiratkan
bahwa penulis ingin meyakinkan pembacanya akan defenisi masalah yang dipilihnya, bahwa
Setya Novanto sudah pasti terlibat dalam skandal tersebut.
Diagnose Causes. Dalam keseluruhan artikel dapat terlihat dengan jelas Setya Novanto
dianggap penulis sebagai penyebab dari masalah. Setya Novanto sebagai anggota Dewan
Perwakilan Rakyat bersalah karena diduga telah melakukan beberapa tindak pidana korupsi.
Pertama kesaksian dari Lukman Abbas yang menyatakan bahwa Setya terlibat dengan skandal
PON Riau. Bahkan menurut Lukman, Setya adalah orang yang memimpin pertemuan yang
membahas pembengkakan aggaran PON Riau tersebut:
Keterlibatan Setya terungkap dari kesaksian terdakwa korupsi proyek Riau,
Lukman Abbas. Menurut mantan Kepala Dinas Olahraga Riau itu, Setya
memimpin pertemuan yang ia hadiri bersama Gubernur Rusli Zainal. Sejumlah
anggota Dewan dari Golkar datang. Bukan kebetulan jika pejabat Riau memilih
pintu Fraksi Golkar: Rusli salah satu ketua partai itu.
Pertemuan di ruang Setya itu diduga mengawali pengucuran suap Rp 9 miliar
ke Senayan, sebagai upah penambahan dana proyek Pekan Olahraga melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan. Dana lalu mengalir ke
fraksi lain di Komisi Olahraga. Duit ilegal ini meninggalkan jejak ketika
seorang anggota Dewan dari Partai Demokrat mengembalikan jatahnya ke
Komisi Pemberantasan Korupsi.
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
13
Dalam paragraf diatas dibahas tentang pengucuran suap yang disetujui oleh Setya, yang
kemudian dialirkan ke fraksi lain di Komisi Olahraga. Penulis juga menyebutkan duit ilegal
yang menyiratkan bahwa dana tersebut merupakan dana korupsi yang seharusnya tidak disetujui
oleh Setya sebagai anggota Dewan dan ketua fraksi Partai Golkar.
...Putusan sidang untuk terdakwa Lukman bisa menjadi awal bahan menjerat
Setya Novanto. Gubernur Rusli Zainal juga sepatutnya memberikan keterangan
yang sebenar-benarnya demi membuka skandal atau, paling tidak, membuatnya
tidak sendirian menerima hukuman.
Selanjutnya, dalam kutipan paragraf diatas menyebutkan putusan sidang untuk terdakwa
Lukman bisa menjadi awal bahan menjerat Setya Novanto. Kata mejerat semakin mempertegas
bahwa Setya dianggap bersalah, sekaligus dianggap sebagai penyebab masalah oleh penulis.
Penulis juga menambahkan kalimat ...paling tidak, membuatnya tidak sendirian menerima
hukuman, terlihat jelas bahwa penulis menganggap Setya patut menerima hukuman dan lagi-lagi
memperjelas Setya sebagai penyebab masalah yang dipilih oleh penulis.
Make Moral Judgement. Setalah menjabarkan berbagai skandal yang diduga telah
dilakukan oleh Setya Novanto selanjutnya penulis menguatkan argumentasinya dengan membuat
pilihan moral yang menyebutkan banyaknya skandal yang telah dilakukan oleh Setya Novanto
sebelum skandal Pon. Argumentasi tersebut dapat terlihat dari kutipan paragraf berikut ini:
Setya Novanto masuk Senayan pada Oktober 1999, bersamaan dengan
mengembangnya kekuasaan Dewan. Ia pernah dituduh membobol Bank Bali
bersama A.A Baramuli dan Tanri Abeng, tokoh-tokoh dalam lingkaran dalam
pemerintahan B.J Habibie. Mereka menjadi objek pemeriksaan Panitia Khusus
Dewan periode 1997-1999, yang dibentuk untuk menyelidiki perkara itu. Toh,
Setya lolos dari skandal pembobolan bank melalui rekayasa hak penagihan
utang ini.
Sang pengusaha segera menjadi tokoh penting Partai Golkar di Dewan
Perwakilan Rakyat. Ia terpilih kembali pada 2004 dan 2009 dari daerah
pemilihan Nusa Tenggara Timur. Tiga tahun lalu, ia ditunjuk menjadi ketua
fraksi pemilik 106 kursi dari total 560 anggota Dewan. Di struktur
kepengurusan partai, ia pun menempati pos strategis, yaitu bendahara umum.
Dalam posisi-posisi itulah ia diduga memainkan peran pada pembengkakan
anggaran Pekan Olahraga Nasional di Riau setahun lalu.
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
14
Beberapa paragraf ini menjelaskan sepak terjang Setya Novanto sebagai politikus senior
partai Golkar. Mulai dari awal mula masuknya Setya ke Senayan pada tahun, ia dituduh pernah
membobol Bank Bali bersama beberapa rekannya. Namun, berkat kelihaannya, Setya berhasil
lolos dari skandal tersebut. Selanjutnya setelah terpilih kembali pada periode berikutnya, Setya
menjabat sebagai ketua fraksi Partai Golkar. Dalam jabatannya tersebut Setya diduga melakukan
pembengkakan anggaran PON di Riau. Paragraf-paragraf ini menegaskan pemilihan moral oleh
penulis tentang Setya Novanto yang penuh dengan skandal.
Treatment Recommendation.Setelah menjabarkan berbagai skandal yang diduga telah
dilakukan oleh Setya Novanto selanjutnya penulis menguatkan argumentasinya dengan membuat
rekomendasi yang menyebutkan tindakan korupsi yang diduga dilakukan oleh Setya Novanto
harus diusut hingga tuntas. Argumentasi tersebut dapat terlihat dari kutipan paragraf berikut ini:
Rusli telah menjadi tersangka perkara ini. Lukman Abbas malah sudah dijatuhi hukuman lima setengah tahun penjara. Walhasil, tak ada jalan mundur bagi
Komisi Pemberantasan Korupsi dalam mengusut perkara ini. Putusan sidang
untuk terdakwa Lukman bisa menjadi awal bahan menjerat Setya Novanto.
Gubernur Rusli Zainal juga sepatutnya memberikan keterangan yang sebenar-
benarnya demi membuka skandal atau, paling tidak, membuatnya tidak
sendirian menerima hukuman.
Dalam paragraf ini penulis dengan gamblang meminta Komisi Pemberantasan Korupsi
untuk mengusut perkara yang dilakukan oleh Setya Novanto. Hal ini menunjukkan penilaian
penulis bahwa sudah sepantasnya Setya menerima hukuman seperti yang diterima oleh Lukman
dan Rusli. Dalam paragraf tersebut penulis juga meminta Rusli untuk memberikan keterangan
yang sebenar-benarnya, dalam hal ini keterlibatan Setya dalam skandal tersebut, agar mereka
bersama-sama menerima hukumannya. Kalimat ini menunjukkan sikap penulis yang merasa
sudah sepantasnya Setya juga mempertanggung jawabkan perbuatannya di meja hijau agar
mendapatkan hukuman yang setimpal. Argumentasi ini semakin menguatkan pilihan
rekomendasi yang telah dibuat oleh penulis agar tindakan korupsi yang dilakukan oleh Setya
Novanto diusut hingga tuntas.
Jejak uang yang dikembalikan seorang anggota Dewan ke komisi antirasuah juga sangat penting ditelusuri. Sang politikus perlu dilindungi, agar bersedia
menjelaskan sumber uangnya. Ia bisa saja dianggap sebagai peniup peluit-
atawa whistleblower. Di masa lalu, politikus Agus Condro menjalankan peran
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
15
ini dalam perkara cek pelawat yang menjerat 26 anggota Dewan Periode 1999-
2004.
Rekomendasi yang dibuat oleh penulis juga didukung oleh kutipan paragraf diatas.
Dalam paragraf tersebut penulis menyebutkan agar jejak uang yang dikembalikan oleh seorang
anggota Dewan ke Komisi Pemberantasan Korupsi sangat penting untuk ditelusuri, hal ini terkait
dengan agar KPK mengetahui siapa saja politikus yang terkait dengan kasus PON Riau tersebut.
Sehingga kasus tersebut dapat diusut hingga tuntas dan para pelakunya dapat diganjar dengan
hukuman yang setimpal, sesuai dengan rekomendasi yang telah dibuat oleh penulis.
PEMBAHASAN
Dari hasil analisis framing yang telah dilakukan pada rubrik opini Majalah Tempo
Edisi 15-21 April 2013 yaitu artikel yang berjudul Skandal PON Di Balik Beringin ditemukan
bahwa framing yang dilakukan oleh Majalah Tempo adalah sesuai dengan nilai moral yang ingin
dikedepankan Majalah Tempo yaitu dengan mengungkapkan lebih detil skandal-skandal yang
pernah dilakukan Setya sebelum skandal PON tersebut terungkap seperti kasus Bank Baliyang
diduga pernah melibatkan Setya Novantobersama A.A Baramuli dan Tanri Abeng, tokoh-tokoh
dalam lingkaran dalam pemerintahan B.J Habibie. Mereka menjadi objek pemeriksaan Panitia
Khusus Dewan periode 1997-1999, yang dibentuk untuk menyelidiki perkara itu. Hingga kasus
yang saat ini yang dipilih menjadi topik utama keterlibatan Setya dalam korupsi PON Riau yang
terungkap dari kesaksian terdakwa korupsi proyek Riau, Lukman Abbas.Dari pembingkaian yang
dilakukan oleh majalah Tempo jelas ingin menunjukkan kepada publik bahwa kredibilitas wakil
rakyat perlu diragukan.
Mungkin nama Setya Novanto sebagai politikus masih masih asing di telinga sebagian
besar masyarakat. Oleh karena itu, pengangkatan kasus ini sebagai topik utama yang dipilih
menunjukkan bahwa Majalah Tempo ingin memberi tahu kepada masyarakat bahwa ada seorang
politikus senior yang sudah sering terlibat kasus namun belum tersentuh oleh media. Dalam
artikel itu sendiri penulis menyebutkan Setya Novanto sering lolos dari berbagai kasus. Lagi-lagi
kekritisan Majalah Tempo terlihat dari pemilihan kasus ini. Di mana ketika media lain masih
mengelak untuk memberitakan kasus ini, Majalah Tempo sendiri dengan sangat percaya diri
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
16
memberitakannya kepada masyarakat dengan berbagai bukti yang mereka miliki. Reaksi
pembredelan atau rasa permusuhan dari para politikus yang dibongkar kedoknya tidak menjadi
penghalang, bahkan Majalah Tempo mungkin merasa sudah kebal dengan berbagai pengalaman
kelam yang dulu pernah dialaminya. Terbukti, walaupun Majalah Tempo edisi ini menghilang
dari peredaran sebelum sampai ke tangan pembacanya, Majalah Tempo kemudian mencetak
ulang edisi tersebut agar sampai kepada planggan setianya.
Mengingat bahwa kasus skandal PON yang terjadi tahun 2013 setelah penyelenggaran
PON selesai tahun 2012 jelas memnberikan suatu gambaran bahwa adanya penyelenggaraan
event-event besar yang terjadi di Indonesia selalu sarat dengan skandal-skandal korupsi yang
dilakukan pihak-pihak tertentu yang justru seharusnya melindungi dan mengayaomi masyarakat
sebagai wakil rakyat. Adanya kasus skandal tersebut disajikan di Majalah tempo sebagai satu-
satunya media yang memberitakan isu tersebut, membuktikan bahwa Majalah Tempo sudah
menjalankan fungsi media sebagai pengawasan sosial (surveillance).
Tujuan utama Majalah melakukan pembingkaian atas pemberitaan satu isu atau
peristiwa adalah untuk mendapatkan efek framing kepada pembacanya. Dari hasil analisis
ditemukan bahwa efek framing yang ingin ditimbulkan oleh Tempo antara lain guna
menimbulkan media literasi atau melek media yang tinggi kepada pembacanya bahwa kredibilitas
wakil rakyat di DPR perlu diragukan, terkait dengan pemberitaan Setya Novanto yang tidak
banyak diberitakan oleh media lain.
KESIMPULAN
Dari keseluruhan hasil analisis framing tentang Skandal PON Di Bawah Beringin
yang dimuat di rubrik opini Majalah Tempo Edisi 15-21 April dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan metode framing Entman sudah tepat untuk melihat sejauh mana dan seperti
apa majalah Tempo melakukan pembingkaian atas isu Skandal PON Di Bawah
Beringin tersebut.
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
17
2. Melalui elemen framing model Entman yang pertama yaitu define problems, majalah
Tempo secara detil mengungkapkan latar belakang skandal yang dilakukan tokoh Setya
sebelum skandal PON diangkat oleh media.
3. Melalui elemen diagnose causes, majalah Tempo berupaya mencari penyebab dari sepak
terjang yang dilakukan Setya Novanto dengan berbagai skandal-skandal tersebut.
4. Melalui elemen make moral judgement majalah Tempo, dengan segala latar belakang
yang dilakukan oleh Setya sebagai wakil rakyat di DPR dan ketua fraksi Golkar periode
(insert tahunnya), menjadi dasar majalah Tempo untuk mengangkat isu ini menjadi bagian
agenda setting majalah Tempo.
5. Melalui elemen treatment recommendation majalah tempo ingin mengungkapkan kasus
skandal yang dilakukan SetyaNovantosecara tuntas dengan tujuan untuk menggiring
publikpembaca pada pemahaman yang lebih cerdas akan sepak terjang para wakil rakyat
dibalik event-event atau proyek-proyek besar yang seharusnya menjadi tanggung jawab
moral mereka kepada masyarakat luas.
6. Berbagai media di Indonesia sudah pasti memiliki ideologinya sendiri-sendiri. Oleh
karena itu setiap media pasti memiliki gaya pemberitaan yang kerap kali digunakan untuk
membuat suatu artikel berita. Dengan demikian .dari analisis framing yang dibuat peneliti,
siapapun dapat membaca atau mendapatkan suatu gambaran seperti apa dan bagaimana
media yang bersangkutan memiliki sudut pandang tertentu terhadap satu isu atau tokoh
yang diberitakan.
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
18
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
A, Sobur. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Simiotik,
dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Eriyanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, danPolitik Media.Yogyakarta: LkiS
Yogya
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
JURNAL
Binder, Amy. Constructing Racial Rhetoric: Media Depictions of Harm in Heavy Metal and
rap Music, dalam American Sociological Review, (Vol. 58, No. 6, 1993).
Durham, Frank D. News Frames as Social Narratives: TWA Flight 800, dalam Journal of
Communication, Vol. 48, No. 4, 1998.
Entman,Robert N. Framing: Toward Clarification of a Fractured Paradigm, dalam Jounal of
Com-munication, Vol. 43, No. 4, 1993.
Entman,Robert N. Framing U.S Coverage of Internasional News: Contrast in Narative of the
KAL and iran Air Incidents, dalam Journal of Communication, Vol. 41, No. 4, 1991.
Entman,Robert N. and Andrew Rojecki, Freezing Out the Public: elite and Media Framing of
the US Anti Nuclear Movement, dalam Political Communication,Vol. 10, No. 1, 1993.
Hanson,Elizabeth C. Framing the World News: The Times of India in Changing Times, dalam
Political Communication. Vol. 12, No. 4, 1996.
Soesilo,Aria S. and Philo C. Wasburn, Constructing A Political Spectacle: American and
indonesian Media Account of the Crisis in the Gulf, dalam The Sociological
Quarterly, vol. 35, No. 2, 1994.
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
19
MAJALAH
Jejak Rasuah Kamar 1201. [Laporan Utama]. Majalah Tempo, Edisi 15-21 April 2013, p. 31-
36
WEBSITE
http://infokorupsi.com/id/korupsi.php?ac=2153&l=kasus-cessie-bank-bali-kisah-berliku-duit-
setengah-triliun
http://jogja.tribunnews.com/2013/04/20/puluhan-ribu-eksemplar-majalah-tempo-diborong-dan-
dibakar/
http://www.tempo.co/read/news/2013/04/15/063473437/Majalah-Tempo-Hilang-dari-Peredaran
http://www.tempo.co/read/news/2013/04/17/078474049/Setya-Novanto-Ternyata-Pernah-Jadi-
Pedagang-Beras
http://profil.merdeka.com/indonesia/s/setya-novanto/
http://www.anneahira.com/tempo.htm
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
i
Lampiran Artikel
Rubrik Opini Majalah Tempo
Edisi 15-21 April
SKANDAL POIN DI BAWAH BERINGIN
Senayan tak pernah kehabisan lakon skandal.
Korupsi yang melibatkan anggota Dewan Perwakilan
Rakyat satu per satu terungkap. Partai-partai seperti
peserta arisan, menunggu giliran anggotanya terjerat.
Bahwa kini Setya Novanto-politikus senior Partai Golkar
anggota Dewan tiga periode-disorot, hampir dipastikan ia
tidak akan menjadi yang terakhir
Semua berpangkal pada menggelembungnya kekuasaan Dewan. Menjadi alat setempel
kekuasaan Soeharto pada masa Orde Baru, lembaga itu menjelma menjadi pencengkeram
pemerintah setelah reformasi. Aneka hal mereka garap. Pada penyusunan anggaran, Dewan
bahkan mengurus sampai ke pernik-perniknya.
Di tangan politikus yang mumpuni dan berintegritas, kewenangan luas itu akan dipakai
betul mengawasi pemerintah. Yang kini terjadi, kekuatan mahabesar Dewan justru lebih banyak
digunakan anggotanya untuk lobi-lobi di bawah meja. Hasilnya, 65 politikus dari berbagai partai
politik terjerat aneka perkara korupsi sejak tujuh tahun lalu. Mereka terbukti menyelewengkan
kekuasaan-termasuk jual-beli dukungan pada pemilihan pejabat dan penilapan dana dalam
penyusunan anggaran negara.
Setya Novanto masuk Senayan pada Oktober 1999, bersamaan dengan mengembangnya
kekuasaan Dewan. Ia pernah dituduh membobol Bank Bali bersama A.A Baramuli dan Tanri
Abeng, tokoh-tokoh dalam lingkaran dalam pemerintahan B.J Habibie. Mereka menjadi objek
pemeriksaan Panitia Khusus Dewan periode 1997-1999, yang dibentuk untuk menyelidiki
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
ii
perkara itu. Toh, Setya lolos dari skandal pembobolan bank melalui rekayasa hak penagihan
utang ini.
Sang pengusaha segera menjadi tokoh penting Partai Golkar di Dewan Perwakilan
Rakyat. Ia terpilih kembali pada 2004 dan 2009 dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur.
Tiga tahun lalu, ia ditunjuk menjadi ketua fraksi pemilik 106 kursi dari total 560 anggota Dewan.
Di struktur kepengurusan partai, ia pun menempati pos strategis, yaitu bendahara umum. Dalam
posisi-posisi itulah ia diduga memainkan peran pada pembengkakan anggaran Pekan Olahraga
Nasional di Riau setahun lalu.
Keterlibatan Setya terungkap dari kesaksian terdakwa korupsi proyek Riau, Lukman
Abbas. Menurut mantan Kepala Dinas Olahraga Riau itu, Setya memimpin pertemuan yang ia
hadiri bersama Gubernur Rusli Zainal. Sejumlah anggota Dewan dari Golkar datang. Bukan
kebetulan jika pejabat Riau memilih pintu Fraksi Golkar: Rusli salah satu ketua partai itu.
Pertemuan di ruang Setya itu diduga mengawali pengucuran suap Rp 9 miliar ke Senayan,
sebagai upah penambahan dana proyek Pekan Olahraga melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Perubahan. Dana lalu mengalir ke fraksi lain di Komisi Olahraga. Duit ilegal ini
meninggalkan jejak ketika seorang anggota Dewan dari Partai Demokrat mengembalikan
jatahnya ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
Rusli telah menjadi tersangka perkara ini. Lukman Abbas malah sudah dijatuhi hukuman
lima setengah tahun penjara. Walhasil, tak ada jalan mundur bagi Komisi Pemberantasan Korupsi
dalam mengusut perkara ini. Putusan sidang untuk terdakwa Lukman bisa menjadi awal bahan
menjerat Setya Novanto. Gubernur Rusli Zainal juga sepatutnya memberikan keterangan yang
sebenar-benarnya demi membuka skandal atau, paling tidak, membuatnya tidak sendirian
menerima hukuman.
Jejak uang yang dikembalikan seorang anggota Dewan ke komisi antirasuah juga sangat
penting ditelusuri. Sang politikus perlu dilindungi, agar bersedia menjelaskan sumber uangnya. Ia
bisa saja dianggap sebagai peniup peluit-atawa whistleblower. Di masa lalu, politikus Agus
Condro menjalankan peran ini dalam perkara cek pelawat yang menjerat 26 anggota Dewan
Periode 1999-2004.
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014
iii
Senayan tak pernah kering dari stori skandal. Hampir bisa dipastikan, skandal proyek
Pekan Olahraga Nasional ini bukan yang terakhir. Aktivitas lobi di bawah meja akan meningkat
menjelang pemilihan 2014, ketika partai-partai politik memerlukan dana besar untuk mematut
diri. Komisi pemberantasan Korupsi perlu lebih menajamkan pemantauan ke gedung Dewan. Ide
menempatkan personel Komisi dalam rapat-rapat penyusunan anggaran layak dijalankan.
Tak kalah penting, masyarakat perlu merekam dan menghukum anggota Dewan yang
mengkhianati pemilihnya itu. Mereka tidak layak dipilih kembali pada pemilihan umum tahun
depan. Kekuasaan besar Dewan Perwakilan Rakyat seharusnya dipegang oleh politikus-politikus
yang jujur dan memiliki integritas. Jika tidak, Senayan akan terus menjadi episentrum korupsi
yang menampilkan skandal demi skandal.
Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014