Analisis Framing Teks Pada Artikel “Skandal PON Di Bawah

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    Analisis Framing Teks Pada Artikel Skandal PON Di Bawah Beringin

    Rubrik Opini Majalah Tempo Edisi 15-21 April 2013

    Makalah Non-Seminar

    Dibuat Oleh

    Ferika Aini

    1006710741

    Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

    Universitas Indonesia

    2014

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 2

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 3

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 4

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 5

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 1

    Analisis Framing Teks Pada Artikel Skandal PON Di Bawah Beringin

    Rubrik Opini Majalah Tempo Edisi 15-21 April 2013

    Ferika Aini, Askariani Kartono

    Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

    Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

    Email: [email protected]

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Topik tulisan ini adalah pembingkaian media (framing) pada artikel Skandal Pon Di Bawah Beringin

    yang ditampilkan dalam rubrik opini Majalah Tempo Edisi15-21 April 2013. Artikel ini menjadi penting mengingat

    dibalik Skandal PON Di Bawah Beringin ada sosok Setya Novanto yang sebenarnya kurang diketahui oleh publik,

    walaupun ia memiliki posisi yang kuat sebagai anggota DPR (2004-2008) dan ketua fraksi partai Golkar periode

    (2009-sekarang). Hal yang menarik dari artikel ini adalah tokoh tersebut ternyata memiliki latar belakang politik

    yang sarat dengan skandal-skandal korupsi lainnya sebelum isu mengenai Skandal PON Di Bawah Beringin

    mencuat di media.Majalah tempo sebagai media yang mengedepankan sisi ketajaman dalam orientasi

    pemberitaannya merupakan satu-satunya media yang berani dan mampu mengungkapkan isu tersebut.Alasan inilah

    yang menarik perhatian penulis untuk mencoba melihat lebih dalam lagi bagaimana Majalah Tempo berusaha

    mengungkapkan fakta tersebut dengan menggunakan analisis text framing model Robert N. Entman. Dari hasil

    analisis text menunjukkan bahwa majalah Tempo dalam melakukan pembingkaian atas isu Skandal PON Di Bawah

    Beringin yang dilakukan oleh Setya, secara detil mengungkapkan permasalahan yang ada terkait dengan skandal

    PON tersebut melalui semua elemen-elemen yang ada dalam framing model Entman yaitu mulai dari

    mengungkapkan permasalahan, mendiagnosa penyebabnya, bagaimana permasalahan tersebut dilihat dari aspek

    moral, dan bagaimana majalah Tempo berusaha mencari jalan keluar dari semua permasalahan tersebut.

    Text Framing Analysis Towards The Article "Skandal PON Di Bawah

    Beringin" Opinion Column at Tempo Magazine, April, 15-21 2013

    ABSTRACT

    The scope of this study is about text framing analysis towards the article "Skandal PON Di Bawah

    Beringin", which was published as opinion column at Tempo Magazine, April, 15-21 2013. This article was

    important as Setya Novanto involved on the scandal. Setya was a member of the House of Representatives (2004-

    2008 periods) and chairman of Golongan Karya (Golkar) party (2009-present), yet he was barely

    popular among the society. It is also interesting that Setya had political track record which had many scandals, far

    before PON scandal was revealed. Tempo, which is known as a bold media in news reporting, has finally revealed

    the issue. So thats why I am interested in looking much deeper on how Tempo delivered the facts. This study used

    text framing analysis model by Robert N. Entman. The result showed that Tempo reported the scandal in details as it

    defined the problems, diagnosed the causes, viewed the case from moral point of view, and found the solution of the

    problems.

    Keywords: Framing Media; Tempo Magazine; Framing Effect

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 2

    LATAR BELAKANG

    Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012diselenggarakan di Riau. Pesta akbar empat

    tahunan kali ini tercipta 147 rekor baru, beberapa diantaranya rekor Asia Tenggara, bahkan Asia.

    Para atlet terbaik dari tiap kontingen berusaha mendulang medali sebanyak-banyaknya dari total

    1983 medali yang diperebutkan. Namun tidak lagi menjadi rahasia dibalik kesuksesan PON

    XVIII/2012 terjadi skandal korupsi yang melibatkan beberapa tokoh di Indonesia, salah satunya

    menyeret nama Setya Novanto ketua fraksi partai Golkar, Pada waktu itu hanya Majalah Tempo

    satu-satunya media yang memberitakan dan mengekspos tokoh tersebut, hal ini terkait dengan

    Majalah Tempo yang terkenal berani dan memiliki keyakinan bahwa masyarakat berhak

    memperoleh informasi yang sebenar-benarnya atas isu yang sedang terjadi. Terkait dengan sifat

    Majalah Tempo yang membedakannya dengan media lain merupakan alasan dipilihnya isu ini

    untuk dianalisis dalam tulisan ini.

    Sebelum melakukan analisis akan ditampilkan terlebih dahulu latar belakang tokoh yang

    akan dibahas. Setya Novanto adalah politisi kawakan dari Golkar dan menjabat sebagai

    Bendahara Fraksi Golkar di DPR RI. Ia juga seorang pengusaha sukses yang mempunyai banyak

    perusahaan di Batam dan Jakarta. Namun dibalik kesuksesannya Setya memeliki riwayat latar

    belakang kehidupan yang tidak semulus seperti yang ia tampilkan saat ini. Siapa sangka

    kesuksesan itu berawal dari garis kemiskinan orang tuanya yang bercerai sejak ia duduk di

    bangku Sekolah Dasar.Tamat dari SMA 9 Jakarta--sekarang SMA 70 Bulungan, Setya

    melanjutkan kuliahnya di Surabaya. Di Kota Pahlawan itu, Setya membiayai hidup dan kuliahnya

    di jurusan akuntansi Universitas Widya Mandala dengan berjualan beras dan madu di Pasar

    Keputren, Surabaya. Dia juga pernah bekerja sebagai salesman di sebuah dealer mobil hingga

    melenggang di atas catwalk membawakan berbagai model busana.Tak hanya itu, Setya

    jugabekerja sebagai sales di sebuah dealer penjualan mobil di tengah kesibukan kuliahnya.1

    Semua latar belakang itulah yang mempertegas apa yang dilakukannya sebagai satu pelampiasan

    dari masa lalunya yang kurang baik. Oleh karena itu penulis melihat Tempo ingin menampilkan

    latar belakangnya untuk menunjukkan alasan tersebut.

    1http://www.tempo.co/read/news/2013/04/17/078474049/Setya-Novanto-Ternyata-Pernah-Jadi-

    Pedagang-Beras diunduh pada tanggal 11 juni 2013 pukul 12:13 WIB

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 3

    Pada artikel ini permasalah utama yang dipilih penulis adalah mengenai berbagai skandal

    yang diduga dilakukan oleh Setya Novanto, politikus senior Partai Golkar. Bermula dari kasus

    Bank bali, Setya Novanto pernah dituduh membobol Bank Bali bersama A.A Baramuli dan Tanri

    Abeng.Skandal cessie Bank Bali bermula saat pemilik bank ini, Rudy Ramli, kesulitan

    menagih piutangnya yang tertanam di brankas Bank Dagang Nasional Indonesia, Bank Umum

    Nasional, dan Bank Tiara pada 1997. Nilainya sekitar Rp 3 triliun. Hingga ketiga bank itu masuk

    perawatan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), tagihan itu tidak membawa hasil.

    Belakangan, BPPN juga tidak mau mengabulkan tagihan itu dengan alasan penagihan itu

    terlambat diajukan ke BPPN, sehingga batas pembayarannya sudah lewat.Mentok di sana-sini,

    Rudy lantas menyewa jasa PT Era Giat Prima. Di perusahaan ini Joko duduk sebagai direktur dan

    Setya Novanto, yang saat itu bendahara Golkar, direktur utamanya. Perjanjian pengalihan hak

    tagih (cessie) diteken pada Januari 1999. Yang luar biasa adalah fee-nya. Era bakal mengantongi

    separuh dari duit yang dapat ditagih. Era Giat ternyata menggunakan kekuatan politik untuk

    mengegolkan proyek besar ini. Saat itu sejumlah tokoh Golkar disebut-sebut terlibat untuk

    membolak-balik aturan dengan tujuan proyek pengucuran duit itu berhasil.2

    Gambar 1. Setya Novanto

    2http://infokorupsi.com/id/korupsi.php?ac=2153&l=kasus-cessie-bank-bali-kisah-berliku-duit-setengah-

    triliun diunduh pada tanggal 6 juni 2013 pukul 21:06 WIB

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 4

    Selanjutnya penulis beralih kepada skandal keterlibatan Setya Novanto dalam

    pembengkakan anggaran Pekan Olahraga Nasional di Riau. Keterlibatan Setya terungkap dari

    terdakwa korupsi proyek Riau, Lukman Abbas. Lukman Abbas mengaku mengingat betul

    pertemuan di ruang 1201 Gedung Nusantara 1 Dewan perakilan Rakyat pada awal Februari tahun

    lalu. Ia datang bersama dua koleganya dari pemerintah Provinsi Riau menemani Gubernur Rusli

    Zainal. Mereka menemui Sahibulbait, Ketua Fraksi Partai Golkar Setya Novanto. Menurut

    Lukman, Rusli mengeluhkan seretnya dana pembangunan stadion utama. Rincian keperluan

    tambahan anggaran telah lebih dahulu dikirimkan. Setya, menurut Lukman, kemudian

    memintanya berurusan dengan Kahar Muzakir, anggota Badan Anggaran dari Komisi Olahraga.

    Sepekan setelah pertemuan itu, Lukman kembali terbang dari Pekanbaru ke Jakarta. Ia memenuhi

    panggilan Kahar lewat telepon. Intinya, penambahan anggaran disetujui. Syaratnya, pemerintah

    Riau harus menyiapkan dana US$ 1,7 juta atau sekitar Rp 16 miliar, enam persen dari total

    anggaran yang diajukan.3Sumber Tempodi Dewan perwakilan rakyat mengatakan seluruh proses

    permintaan dan penerimaan uang dari Lukman dilaporkan Kahar kepada Setya Novanto. Menurut

    dia, setelah terkumpul, uang dibagikan kepada sejumlah anggota Panitia Kerja PON di Komisi

    Olahraga dan anggota Badan Anggaran.

    Majalah Tempo sendiri memiliki gaya penyampaian berita yang khas. Berita yang ditulis

    seolah-olah bisa bercerita dengan sendirinya. Pemilihan kata dan gaya bahasanya pun cenderung

    lebih berani. Oleh karena itu, pemilihan kata dan gaya bahasanya yang berani sejalan dengan

    berita yang disampaikan. Apalagi, sering berita yang disampaikan bersifat sensitif.4Keberanian

    dalam membahas berita yang sensitif diikuti dengan kreativitas dalam mengolah berita membuat

    majalah ini dikritik dan dihujat habis-habisan.Bahkan Majalah tempo biasanya menambahkan

    ilustrasi gambar dari pemberitaan utama mereka, tentu saja gambar yang dibuat juga tidak kalah

    kritisnya dengan teks pemberitaan. Sudah menjadi rahasia umum sangat banyak politikus yang

    dibongkar kedoknya oleh Majalah Tempo sangat membenci majalah tersebut dan berusaha

    menyingkirkannya. Terbukti dari seringnya pembredelan Majalah Tempo yang dilakukan oleh

    pemerintah, terutama pada saat Suharto masih menjadi presiden. Melalui menteri penerangan

    Harmoko, Suharto memerintahkan untuk mencabut SIUPP yang dimiliki Majalah Tempo.

    3Majalah Tempo, Edisi 15-21 April 2013, hlm. 34 4http://www.anneahira.com/tempo.htm diunduh pada tanggal 14 januari 2014 pukul 20:09 WIB

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 5

    Misalnya, ketika majalah tempo menampilkan foto Suharto bersama anak-anaknya dengan

    gayaThe Last Supper.5

    Contoh lain dari keberanian majalah Tempo dalam menyajikan berita tersaji dalam

    pembahasan mengenai rekening gendut para petinggi Polri. Meskipun pemberitaannya sering

    menuai kontroversi dan kritik, Majalah tempo tetap legowo. Hanya saja, gaya majalah tempo

    tetap saja dinilai bersebarangan dengan kaum fundamentalisme dalam agama islam. Majalah

    Tempo kerap dianggap berseberangan dan selalu mendukung kelompok liberalisme. Makanya tak

    heran bila majalah Tempo selalu mendapatkan kritikan dalam para pakar keagamaan islam yang

    berada di kelompok fundamentalisme.Bantahan terhadap apa yang diulas Majalah Tempo dalam

    masalah keagamaan, baik yang ditulis oleh para jurnalis majalah Tempo maupun para penulis

    opini atau kolomnis, dimuat oleh para tokoh kelompok fundamentalisme dalam majalah mereka

    yang bernama Hidayatullah.6

    Gambar 2.Cover depan majalah Tempo dengan gayathe last supper

    Selain itu seperti yang baru-baru ini terjadi, Majalah Tempo dinyatakan hilang dari

    peredaran dan tidak ditemukan dimana-mana ketika mengeluarkan edisi 15-21 April tentang

    Bandar Proyek Di Partai Beringin. Di dalam edisi Majalah Tempo tersebut diberitakan tentang

    Setya Novanto, politikus serta bendahara dari partai Golkar yang terlibat dengan kasus korupsi

    5http://www.anneahira.com/tempo.htm diunduh pada tanggal 14 januari 2014 pukul 20:21 WIB 6http://www.anneahira.com/tempo.htm diunduh pada tanggal 14 januari 2014 pukul 20:12 WIB

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 6

    proyek PON Riau. Diduga orang suruhan dari Setya memborong ratusan eksemplar agar tidak

    dibaca oleh masayarakat.7

    KERANGKA PEMIKIRAN

    Framing

    Framing pada dasarnya merupakan pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif

    atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menseleksi isu atau menulis berita. Cara

    pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang

    ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa ke mana berita tersebut. Framing, seperti

    dikatakan Todd Gitlin, adalah sebuah strategi bagaimana realitas atau dunia dibentuk dan

    disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-

    peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak

    pembaca. Frame adalah prinsip dari seleksi, penekanan, dan presentasi dari realitas.8

    Gitlin, dengan mengutip Erving Goffman, menjelaskan bagaimana frame media tersebut

    terbentuk. Kita setiap hari membingkai dan membungkus realitas dalam aturan tertentu, kemasan

    tertentu, dan menyederhanakannya, serta memilih apa yang tersedia dalam pikiran dan tindakan.

    Menurut Gitlin, frame media pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan frame dalam pengertian

    sehari-hari yang seringkali kita lakukan. Setiap hari jurnalis berhadapan dengan beragam

    peristiwa dengan berbagai pandangan dan kompleksitasnya. Lewat frame, jurnalis mengemas

    peristiwa yang kompleks itu menjadi peristiwa yang dapat diapahami, dengan perspektif tertentu

    dan lebih menarik perhatian khalayak.

    Ada dua aspek dalam framing.Pertama, memilih fakta atau realitas. Proses memilih fakta

    ini didasarkan pada asumsi, wartawan atau penulis tidak mungkin melihat peristiwa tanpa

    perspektif. Dalam memilih fakta ini selalu terkandung dua kemungkinan: apa yang dipilih

    (included) atau apa yang dibuang (excluded). Intinya, peristiwa dilihat dari sisi tertentu.

    7http://www.tempo.co/read/news/2013/04/15/063473437/Majalah-Tempo-Hilang-dari-Peredaran

    diunduh pada tanggal 11 juni 2013 pukul 13:06 WIB 8Todd Gitlin, The Whole Word is Watching: Mass Media in thr Making and Unmaking of the New Left,

    (California: University of California Press, 1880), hlm. 6.

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 7

    Akibatnya, pemahaman dan konstruksi atas suatu peristiwa bisa jadi berbeda antara satu media

    dengan media lain. Media yang menekankan aspek tertentu, memilih fakta tertentu akan

    menghasilkan berita yang bisa jadi berbeda kalau media menekankan aspek atau peristiwa yang

    lain.

    Kedua, menuliskan fakta. Proses ini berhubungan dengan bagaimana fakta yang dipilih

    itu disajikan kepada khalayak. Gagasan itu diungkapkan dengan kata, kalimat dan proposisi apa,

    dengan bantuan aksentuasi foto dan gambar apa, dan sebagainya. Elemen menulis fakta ini

    berhubungan dengan penonjolan realitas. Pemakaian kata, kalimat atau foto itu merupakan

    implikasi dari memilih aspek tertentu dari realitas. Akibatnya, aspek tertentu yang ditonjolkan

    menjadi menonjol, lebih mendapat alokasi dan perhatian yang besar dibandingkan aspek lain.

    Semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi

    bermakna dan diingat oleh khalayak. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok,

    mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam

    memahami suatu realitas.

    Efek Framing

    Salah satu efek framing yang paling mendasar adalah realitas sosial yang kompleks,

    penuh dimensi dan tidak beraturan disajikan dalam berita sebagai sesuatu yang sederhana,

    beraturan, dan memenuhi logika tertentu. Framing menyediakan alat bagaimana peristiwa

    dibentuk dan dikemas dalam kategori yang dikenal khalayak. Karena itu, framing menolong

    khalayak untuk memproses informasi ke dalam kategori yang dikenal, kata-kata kunci dan citra

    tertentu. Khalayak bukan disediakan informasi yang rumit, melainkan informasi yang tinggal

    ambil, kontekstual, berarti bagi dirinya dan dikenal dalam benak mereka.9

    Teori framing

    menunjukkan bagaimana jurnalis membuat simplifikasi, prioritas, dan struktur tertentu dari

    peristiwa. Karenanya, framing menyediakan kunci bagaimana peristiwa dipahami oleh media dan

    ditafsirkan ke dalam bentuk berita. Karena media melihat peristiwa dari kacamata tertentu maka

    realitas setelah dilihat oleh khalayak adalah realitas yang sudah terbentuk oleh bingkai media. Di

    9 Elizabeth C. Hanson, Framing the World News: The Times of India in Changing Times, dalam Political

    Communication. (Vol. 12, No. 4, 1996), hlm. 371

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 8

    sini media cenderung melihat realitas sebagai sesuatu yang sederhana. Deretan contoh dapat

    diurutkan. Liputan mengenai terorisme yang kompleks, disederhanakan sebagai tindakan tidak

    bermoral. Konflik etnis, rasial, diberitakan semata sebagai konflik atau kerusuhan.10

    Mendefenisikan Realitas Melupakan defenisi lain atas realitas

    Penonjolan aspek tertentu Pengaburan aspek lain

    Penyajian sisi tertentu Penghilangan sisi lain

    Pemilihan fakta tertentu Pengabaian fakta lain

    Menonjolkan Aspek Tertentu dan Mengaburkan Aspek Lain. Framing umumnya

    ditandai dengan menonjolkan aspek tertentu dari realitas. Dalam penulisan sering disebut sebagai

    fokus. Berita secara sadar atau tidak diarahkan pada aspek tertentu. Akibatnya, ada aspek lain

    yang tidak mendapatkan perhatian yang memadai. Pemberitaan suatu peristiwa dari perspektif

    politik misalnya, mengabaikan aspek lain: ekonomi, sosial, dan sebagainya. Misalnya,

    pemberitaan media dalam skandal Bank Bali. Pemberitaan banyak memberitakan kasus ini dalam

    aspek ekonomi. Masalah teknis ekonomi, berapa kerugian ekonomi dari skandal Bank Bali, dan

    seterusnya. Pemberitaan yang eksesif dari aspek ekonomi ini mengaburkan masalah Bank Bali

    sebagai masalah politik.

    Menampilkan Sisi Tertentu dan Melupakan Sisi Lain. Sebut misalnya pemberitaan

    media mengenai aksi mahasiswa. Berita misalnya, banyak menampilkan bagaimana demonstrasi

    akhirnya diwarnai dengan bentrokan, mahasiswa yang nekat menembus barikade, dan akhirnya

    diwarnai dengan puluhan mahasiswa yang luka-luka. Dengan menampikan sisi seperti ini dalam

    berita, ada sisi lain yang dilupakan. Yakni, apa tuntutan dari mahasiswa tersebut? Seolah dengan

    menggambarkan berita seperti itu, demonstrasi tersebut tidak ada gunanya. Mahasiswa hanya

    bermaksud mencari sensasi dan berusaha membuat keributan saja di tengah masyarakat. Berita

    misalnya, ditandai dengan gerutuan supir angkot yang tidak suka dengan demonstrasi karena

    menyebabkan kemacetan, dan sebagainya. Di sini, menampilkan aspek tertentu menyebabkan

    10

    Pippa Norris membuat penelitian yang menarik bagaimana media Amerika melihat peristiwa internasional. Peristiwa internasional adalah salah satu topik yang diminati dan tidak pernah absen dalam pemberitaan Amerika.

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 9

    aspek lain yang penting dalam memahami realitas tidak mendapatkan liputan yang memadai

    dalam berita.

    Menampilkan Aktor Tertentu dan Menyembunyikan Aktor Lainnya. Berita

    seringkali juga memfokuskan pemberitaan pada aktor tertentu. Ini tentu saja tidak salah. Tetapi

    efek yang segera terlihat adalah memfokuskan pada satu pihak atau aktor tertentu menyebabkan

    aktor lain yang mungkin relevan dan penting dalam pemberitaan menjadi tersembunyi, Dalam

    berita mengenai Timor Timur misalnya. Berita misalnya, banyak menampilkan mengenai

    tindakan pro-integrasi, dan teror yang dilakukannya. Pemfokusan semacam ini melupakan dan

    menghilangkan kemungkinan adanya Unamet yang melakukan kecurangan dalam pemilu. Berita

    dan versi semacam ini tidak mendapatkan tempat, karena berita memfokuskan diri pada sisi yang

    lain, yakni oasukan pro-integrasi.

    Sebelum mulai menganalisis artikel Opini yang berjudul Skandal PON Di Bawah

    Beringin yang ditulis di Majalah Tempo, akan dijelaskan terlebih dahulu metode framing yang

    akan dipakai untuk membedah artikel tersebut. Metode framing yang akan dipakai kali ini berasal

    dari seorang tokoh yang bernama Robert N. Entman.

    METODE PENELITIAN

    Metode Framing Robert N. Entman

    Robert N. Entman adalah salah seorang ahli yang meletakkan dasar-dasar bagi analisi

    framing untuk studi isi media. Konsep mengenai framing ditulis dalam sebuah artikel untuk

    Journal of Political Communication11

    dan tulisan lain yang mempraktikkan konsep itu dalam

    suatu studi kasus pemberitaan media.12

    Konsep framing, oleh Entman, digunakan untuk

    menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing

    dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu

    tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu yang lain.

    11 Robert N. Entman, Framing: Toward Clarification of a Fractured Paradigm, dalam Jounal of Com-

    munication, (Vol. 43, No. 4, 1993). 12 Robert N. Entman, Framing U.S Coverage of Internasional News: Contrast in Narative of the KAL and

    iran Air Incidents, dalam Journal of Communication,(Vol. 41, No. 4, 1991).

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 10

    Perangkat Framing

    Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau

    penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu. Penonjolan adalah proses membuat

    informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khalayak.13

    Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar

    untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas. Dalam

    praktiknya, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu

    yang lain, dan menonjolkan aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi

    wacana seperti penempatan yang mencolok (menempatkan di headline depan atau bagian

    belakang), pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan,

    pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang atau peristiwa yang diberitakan, asosiasi

    terhadap simbol budaya, generalisasi, simplifikasi, dan lain-lain. Semua aspek itu dipakai untuk

    membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak.

    Seleksi isu Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang

    kompleks dan beragam itu, aspek mana yang diseleksi untuk

    ditampilkan? Dari proses ini selalu terkandung di dalamnya ada

    bagian berita yang dimasukkan (included), tetapi ada juga berita yang

    dikeluarkan (excluded). Tidak semua aspek atau bagian isu

    ditampilkan, wartawan memilih aspek tertentu dari suatu isu.

    Penonjolan aspek Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu

    dari isu tertentu dari suatu peristiwa atau isu tersebut telah dipilih,

    bagaimana aspek tersebut ditulis? Hal ini sangat berkaitan dengan

    pemakaian kata, kalimat, gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan

    kepada khalayak.

    13 Robert N. Entman, op. cit, hlm.53

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 11

    Dalam konsepsi Entman, framing pada dasarnya metujuk pada pemberian defenisi,

    penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir

    tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan.

    Define Problems

    (Pendefenisian masalah)

    Bagaiman suatu peristiwa atau isu dilihat? Sebagai apa? Atau

    sebagai masalah apa

    Diagnose Causes

    (memperkirakan masalah

    atau sumber masalah)

    Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap

    sebagai penyebab dari suatu masalah? Siapa (aktor) yang

    dianggap sebagai penyebab masalah

    Make Moral judgement

    (Membuat keputusan moral)

    Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah?

    Nilai moral apa yang diapaki untuk melegitimasi atau

    mendelegitimasi suatu tindakan?

    Treatment Recommendation

    (Menekankan penyelesaian)

    Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalh

    atau isu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh

    untuk mengatasi masalah?

    HASIL ANALISIS

    Dalam artikel yang berjudul Skandal PON Di Bawah Beringin penulis mengawali

    tulisannya dengan menceritakan kondisi Senayan yang penuh dengan skandal. Senayan yang

    penuh dengan kasus korupsi yang melibatkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat satu per satu

    mulai terungkap. Para anggota Dewan seperti menunggu giliran. Salah satunya Setya Novanto,

    politikus senior Partai Golkar anggota Dewan tiga periode, sedang disorot oleh publik. Penulis

    kemudian mengupas satu persatu kasus yang pernah dialami oleh Setya Novanto. Mulai dari

    skandal pembobolan Bank Bali, dan kasus yang sedang menimpanya saat ini, skandal

    pembengkakan anggaran Pekan Olahraga di Riau yang diselenggarakan tahun lalu. Setya diduga

    melakukan penggelembungan anggaran PON bersama Lukman Abbas dan Rusli Zainal.

    Define Problems. Dalam artikel ini penulis merumuskan masalah Setya Novanto sebagai

    politikus yang penuh dengan skandal. Penulis menguraikan kasus demi kasus yang diduga pernah

    dilakukan oleh Setya Novanto. Disini penulis hendak menunjukkan Setya sebagai politikus yang

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 12

    tidak mumpuni dan tidak memiliki integritas. Sebagai wakil rakyat, Setya telah mengkhianati

    para pemilihnya.

    Keterlibatan Setya terungkap dari kesaksian terdakwa korupsi proyek Riau,

    Lukman Abbas. Menurut mantan Kepala Dinas Olahraga Riau itu, Setya

    memimpin pertemuan yang ia hadiri bersama Gubernur Rusli Zainal. Sejumlah

    anggota Dewan dari Golkar datang. Bukan kebetulan jika pejabat Riau memilih

    pintu Fraksi Golkar: Rusli salah satu ketua partai itu.

    Pertemuan di ruang Setya itu diduga mengawali pengucuran suap Rp 9 miliar

    ke Senayan, sebagai upah penambahan dana proyek Pekan Olahraga melalui

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan. Dana lalu mengalir ke

    fraksi lain di Komisi Olahraga. Duit ilegal ini meninggalkan jejak ketika seorang

    anggota Dewan dari Partai Demokrat mengembalikan jatahnya ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

    Dalam paragraf ini penulis menyertakan kesaksian dari Lukman Abbas yang menyatakan

    bahwa Setya Novanto benar-benar terlibat dalam kasus ini. Penulisan kesaksian ini menyiratkan

    bahwa penulis ingin meyakinkan pembacanya akan defenisi masalah yang dipilihnya, bahwa

    Setya Novanto sudah pasti terlibat dalam skandal tersebut.

    Diagnose Causes. Dalam keseluruhan artikel dapat terlihat dengan jelas Setya Novanto

    dianggap penulis sebagai penyebab dari masalah. Setya Novanto sebagai anggota Dewan

    Perwakilan Rakyat bersalah karena diduga telah melakukan beberapa tindak pidana korupsi.

    Pertama kesaksian dari Lukman Abbas yang menyatakan bahwa Setya terlibat dengan skandal

    PON Riau. Bahkan menurut Lukman, Setya adalah orang yang memimpin pertemuan yang

    membahas pembengkakan aggaran PON Riau tersebut:

    Keterlibatan Setya terungkap dari kesaksian terdakwa korupsi proyek Riau,

    Lukman Abbas. Menurut mantan Kepala Dinas Olahraga Riau itu, Setya

    memimpin pertemuan yang ia hadiri bersama Gubernur Rusli Zainal. Sejumlah

    anggota Dewan dari Golkar datang. Bukan kebetulan jika pejabat Riau memilih

    pintu Fraksi Golkar: Rusli salah satu ketua partai itu.

    Pertemuan di ruang Setya itu diduga mengawali pengucuran suap Rp 9 miliar

    ke Senayan, sebagai upah penambahan dana proyek Pekan Olahraga melalui

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan. Dana lalu mengalir ke

    fraksi lain di Komisi Olahraga. Duit ilegal ini meninggalkan jejak ketika

    seorang anggota Dewan dari Partai Demokrat mengembalikan jatahnya ke

    Komisi Pemberantasan Korupsi.

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 13

    Dalam paragraf diatas dibahas tentang pengucuran suap yang disetujui oleh Setya, yang

    kemudian dialirkan ke fraksi lain di Komisi Olahraga. Penulis juga menyebutkan duit ilegal

    yang menyiratkan bahwa dana tersebut merupakan dana korupsi yang seharusnya tidak disetujui

    oleh Setya sebagai anggota Dewan dan ketua fraksi Partai Golkar.

    ...Putusan sidang untuk terdakwa Lukman bisa menjadi awal bahan menjerat

    Setya Novanto. Gubernur Rusli Zainal juga sepatutnya memberikan keterangan

    yang sebenar-benarnya demi membuka skandal atau, paling tidak, membuatnya

    tidak sendirian menerima hukuman.

    Selanjutnya, dalam kutipan paragraf diatas menyebutkan putusan sidang untuk terdakwa

    Lukman bisa menjadi awal bahan menjerat Setya Novanto. Kata mejerat semakin mempertegas

    bahwa Setya dianggap bersalah, sekaligus dianggap sebagai penyebab masalah oleh penulis.

    Penulis juga menambahkan kalimat ...paling tidak, membuatnya tidak sendirian menerima

    hukuman, terlihat jelas bahwa penulis menganggap Setya patut menerima hukuman dan lagi-lagi

    memperjelas Setya sebagai penyebab masalah yang dipilih oleh penulis.

    Make Moral Judgement. Setalah menjabarkan berbagai skandal yang diduga telah

    dilakukan oleh Setya Novanto selanjutnya penulis menguatkan argumentasinya dengan membuat

    pilihan moral yang menyebutkan banyaknya skandal yang telah dilakukan oleh Setya Novanto

    sebelum skandal Pon. Argumentasi tersebut dapat terlihat dari kutipan paragraf berikut ini:

    Setya Novanto masuk Senayan pada Oktober 1999, bersamaan dengan

    mengembangnya kekuasaan Dewan. Ia pernah dituduh membobol Bank Bali

    bersama A.A Baramuli dan Tanri Abeng, tokoh-tokoh dalam lingkaran dalam

    pemerintahan B.J Habibie. Mereka menjadi objek pemeriksaan Panitia Khusus

    Dewan periode 1997-1999, yang dibentuk untuk menyelidiki perkara itu. Toh,

    Setya lolos dari skandal pembobolan bank melalui rekayasa hak penagihan

    utang ini.

    Sang pengusaha segera menjadi tokoh penting Partai Golkar di Dewan

    Perwakilan Rakyat. Ia terpilih kembali pada 2004 dan 2009 dari daerah

    pemilihan Nusa Tenggara Timur. Tiga tahun lalu, ia ditunjuk menjadi ketua

    fraksi pemilik 106 kursi dari total 560 anggota Dewan. Di struktur

    kepengurusan partai, ia pun menempati pos strategis, yaitu bendahara umum.

    Dalam posisi-posisi itulah ia diduga memainkan peran pada pembengkakan

    anggaran Pekan Olahraga Nasional di Riau setahun lalu.

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 14

    Beberapa paragraf ini menjelaskan sepak terjang Setya Novanto sebagai politikus senior

    partai Golkar. Mulai dari awal mula masuknya Setya ke Senayan pada tahun, ia dituduh pernah

    membobol Bank Bali bersama beberapa rekannya. Namun, berkat kelihaannya, Setya berhasil

    lolos dari skandal tersebut. Selanjutnya setelah terpilih kembali pada periode berikutnya, Setya

    menjabat sebagai ketua fraksi Partai Golkar. Dalam jabatannya tersebut Setya diduga melakukan

    pembengkakan anggaran PON di Riau. Paragraf-paragraf ini menegaskan pemilihan moral oleh

    penulis tentang Setya Novanto yang penuh dengan skandal.

    Treatment Recommendation.Setelah menjabarkan berbagai skandal yang diduga telah

    dilakukan oleh Setya Novanto selanjutnya penulis menguatkan argumentasinya dengan membuat

    rekomendasi yang menyebutkan tindakan korupsi yang diduga dilakukan oleh Setya Novanto

    harus diusut hingga tuntas. Argumentasi tersebut dapat terlihat dari kutipan paragraf berikut ini:

    Rusli telah menjadi tersangka perkara ini. Lukman Abbas malah sudah dijatuhi hukuman lima setengah tahun penjara. Walhasil, tak ada jalan mundur bagi

    Komisi Pemberantasan Korupsi dalam mengusut perkara ini. Putusan sidang

    untuk terdakwa Lukman bisa menjadi awal bahan menjerat Setya Novanto.

    Gubernur Rusli Zainal juga sepatutnya memberikan keterangan yang sebenar-

    benarnya demi membuka skandal atau, paling tidak, membuatnya tidak

    sendirian menerima hukuman.

    Dalam paragraf ini penulis dengan gamblang meminta Komisi Pemberantasan Korupsi

    untuk mengusut perkara yang dilakukan oleh Setya Novanto. Hal ini menunjukkan penilaian

    penulis bahwa sudah sepantasnya Setya menerima hukuman seperti yang diterima oleh Lukman

    dan Rusli. Dalam paragraf tersebut penulis juga meminta Rusli untuk memberikan keterangan

    yang sebenar-benarnya, dalam hal ini keterlibatan Setya dalam skandal tersebut, agar mereka

    bersama-sama menerima hukumannya. Kalimat ini menunjukkan sikap penulis yang merasa

    sudah sepantasnya Setya juga mempertanggung jawabkan perbuatannya di meja hijau agar

    mendapatkan hukuman yang setimpal. Argumentasi ini semakin menguatkan pilihan

    rekomendasi yang telah dibuat oleh penulis agar tindakan korupsi yang dilakukan oleh Setya

    Novanto diusut hingga tuntas.

    Jejak uang yang dikembalikan seorang anggota Dewan ke komisi antirasuah juga sangat penting ditelusuri. Sang politikus perlu dilindungi, agar bersedia

    menjelaskan sumber uangnya. Ia bisa saja dianggap sebagai peniup peluit-

    atawa whistleblower. Di masa lalu, politikus Agus Condro menjalankan peran

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 15

    ini dalam perkara cek pelawat yang menjerat 26 anggota Dewan Periode 1999-

    2004.

    Rekomendasi yang dibuat oleh penulis juga didukung oleh kutipan paragraf diatas.

    Dalam paragraf tersebut penulis menyebutkan agar jejak uang yang dikembalikan oleh seorang

    anggota Dewan ke Komisi Pemberantasan Korupsi sangat penting untuk ditelusuri, hal ini terkait

    dengan agar KPK mengetahui siapa saja politikus yang terkait dengan kasus PON Riau tersebut.

    Sehingga kasus tersebut dapat diusut hingga tuntas dan para pelakunya dapat diganjar dengan

    hukuman yang setimpal, sesuai dengan rekomendasi yang telah dibuat oleh penulis.

    PEMBAHASAN

    Dari hasil analisis framing yang telah dilakukan pada rubrik opini Majalah Tempo

    Edisi 15-21 April 2013 yaitu artikel yang berjudul Skandal PON Di Balik Beringin ditemukan

    bahwa framing yang dilakukan oleh Majalah Tempo adalah sesuai dengan nilai moral yang ingin

    dikedepankan Majalah Tempo yaitu dengan mengungkapkan lebih detil skandal-skandal yang

    pernah dilakukan Setya sebelum skandal PON tersebut terungkap seperti kasus Bank Baliyang

    diduga pernah melibatkan Setya Novantobersama A.A Baramuli dan Tanri Abeng, tokoh-tokoh

    dalam lingkaran dalam pemerintahan B.J Habibie. Mereka menjadi objek pemeriksaan Panitia

    Khusus Dewan periode 1997-1999, yang dibentuk untuk menyelidiki perkara itu. Hingga kasus

    yang saat ini yang dipilih menjadi topik utama keterlibatan Setya dalam korupsi PON Riau yang

    terungkap dari kesaksian terdakwa korupsi proyek Riau, Lukman Abbas.Dari pembingkaian yang

    dilakukan oleh majalah Tempo jelas ingin menunjukkan kepada publik bahwa kredibilitas wakil

    rakyat perlu diragukan.

    Mungkin nama Setya Novanto sebagai politikus masih masih asing di telinga sebagian

    besar masyarakat. Oleh karena itu, pengangkatan kasus ini sebagai topik utama yang dipilih

    menunjukkan bahwa Majalah Tempo ingin memberi tahu kepada masyarakat bahwa ada seorang

    politikus senior yang sudah sering terlibat kasus namun belum tersentuh oleh media. Dalam

    artikel itu sendiri penulis menyebutkan Setya Novanto sering lolos dari berbagai kasus. Lagi-lagi

    kekritisan Majalah Tempo terlihat dari pemilihan kasus ini. Di mana ketika media lain masih

    mengelak untuk memberitakan kasus ini, Majalah Tempo sendiri dengan sangat percaya diri

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 16

    memberitakannya kepada masyarakat dengan berbagai bukti yang mereka miliki. Reaksi

    pembredelan atau rasa permusuhan dari para politikus yang dibongkar kedoknya tidak menjadi

    penghalang, bahkan Majalah Tempo mungkin merasa sudah kebal dengan berbagai pengalaman

    kelam yang dulu pernah dialaminya. Terbukti, walaupun Majalah Tempo edisi ini menghilang

    dari peredaran sebelum sampai ke tangan pembacanya, Majalah Tempo kemudian mencetak

    ulang edisi tersebut agar sampai kepada planggan setianya.

    Mengingat bahwa kasus skandal PON yang terjadi tahun 2013 setelah penyelenggaran

    PON selesai tahun 2012 jelas memnberikan suatu gambaran bahwa adanya penyelenggaraan

    event-event besar yang terjadi di Indonesia selalu sarat dengan skandal-skandal korupsi yang

    dilakukan pihak-pihak tertentu yang justru seharusnya melindungi dan mengayaomi masyarakat

    sebagai wakil rakyat. Adanya kasus skandal tersebut disajikan di Majalah tempo sebagai satu-

    satunya media yang memberitakan isu tersebut, membuktikan bahwa Majalah Tempo sudah

    menjalankan fungsi media sebagai pengawasan sosial (surveillance).

    Tujuan utama Majalah melakukan pembingkaian atas pemberitaan satu isu atau

    peristiwa adalah untuk mendapatkan efek framing kepada pembacanya. Dari hasil analisis

    ditemukan bahwa efek framing yang ingin ditimbulkan oleh Tempo antara lain guna

    menimbulkan media literasi atau melek media yang tinggi kepada pembacanya bahwa kredibilitas

    wakil rakyat di DPR perlu diragukan, terkait dengan pemberitaan Setya Novanto yang tidak

    banyak diberitakan oleh media lain.

    KESIMPULAN

    Dari keseluruhan hasil analisis framing tentang Skandal PON Di Bawah Beringin

    yang dimuat di rubrik opini Majalah Tempo Edisi 15-21 April dapat disimpulkan bahwa:

    1. Penggunaan metode framing Entman sudah tepat untuk melihat sejauh mana dan seperti

    apa majalah Tempo melakukan pembingkaian atas isu Skandal PON Di Bawah

    Beringin tersebut.

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 17

    2. Melalui elemen framing model Entman yang pertama yaitu define problems, majalah

    Tempo secara detil mengungkapkan latar belakang skandal yang dilakukan tokoh Setya

    sebelum skandal PON diangkat oleh media.

    3. Melalui elemen diagnose causes, majalah Tempo berupaya mencari penyebab dari sepak

    terjang yang dilakukan Setya Novanto dengan berbagai skandal-skandal tersebut.

    4. Melalui elemen make moral judgement majalah Tempo, dengan segala latar belakang

    yang dilakukan oleh Setya sebagai wakil rakyat di DPR dan ketua fraksi Golkar periode

    (insert tahunnya), menjadi dasar majalah Tempo untuk mengangkat isu ini menjadi bagian

    agenda setting majalah Tempo.

    5. Melalui elemen treatment recommendation majalah tempo ingin mengungkapkan kasus

    skandal yang dilakukan SetyaNovantosecara tuntas dengan tujuan untuk menggiring

    publikpembaca pada pemahaman yang lebih cerdas akan sepak terjang para wakil rakyat

    dibalik event-event atau proyek-proyek besar yang seharusnya menjadi tanggung jawab

    moral mereka kepada masyarakat luas.

    6. Berbagai media di Indonesia sudah pasti memiliki ideologinya sendiri-sendiri. Oleh

    karena itu setiap media pasti memiliki gaya pemberitaan yang kerap kali digunakan untuk

    membuat suatu artikel berita. Dengan demikian .dari analisis framing yang dibuat peneliti,

    siapapun dapat membaca atau mendapatkan suatu gambaran seperti apa dan bagaimana

    media yang bersangkutan memiliki sudut pandang tertentu terhadap satu isu atau tokoh

    yang diberitakan.

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 18

    DAFTAR PUSTAKA

    BUKU

    A, Sobur. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Simiotik,

    dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Eriyanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, danPolitik Media.Yogyakarta: LkiS

    Yogya

    Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset

    Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran.

    Jakarta: Kencana Prenada Media Group

    JURNAL

    Binder, Amy. Constructing Racial Rhetoric: Media Depictions of Harm in Heavy Metal and

    rap Music, dalam American Sociological Review, (Vol. 58, No. 6, 1993).

    Durham, Frank D. News Frames as Social Narratives: TWA Flight 800, dalam Journal of

    Communication, Vol. 48, No. 4, 1998.

    Entman,Robert N. Framing: Toward Clarification of a Fractured Paradigm, dalam Jounal of

    Com-munication, Vol. 43, No. 4, 1993.

    Entman,Robert N. Framing U.S Coverage of Internasional News: Contrast in Narative of the

    KAL and iran Air Incidents, dalam Journal of Communication, Vol. 41, No. 4, 1991.

    Entman,Robert N. and Andrew Rojecki, Freezing Out the Public: elite and Media Framing of

    the US Anti Nuclear Movement, dalam Political Communication,Vol. 10, No. 1, 1993.

    Hanson,Elizabeth C. Framing the World News: The Times of India in Changing Times, dalam

    Political Communication. Vol. 12, No. 4, 1996.

    Soesilo,Aria S. and Philo C. Wasburn, Constructing A Political Spectacle: American and

    indonesian Media Account of the Crisis in the Gulf, dalam The Sociological

    Quarterly, vol. 35, No. 2, 1994.

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • 19

    MAJALAH

    Jejak Rasuah Kamar 1201. [Laporan Utama]. Majalah Tempo, Edisi 15-21 April 2013, p. 31-

    36

    WEBSITE

    http://infokorupsi.com/id/korupsi.php?ac=2153&l=kasus-cessie-bank-bali-kisah-berliku-duit-

    setengah-triliun

    http://jogja.tribunnews.com/2013/04/20/puluhan-ribu-eksemplar-majalah-tempo-diborong-dan-

    dibakar/

    http://www.tempo.co/read/news/2013/04/15/063473437/Majalah-Tempo-Hilang-dari-Peredaran

    http://www.tempo.co/read/news/2013/04/17/078474049/Setya-Novanto-Ternyata-Pernah-Jadi-

    Pedagang-Beras

    http://profil.merdeka.com/indonesia/s/setya-novanto/

    http://www.anneahira.com/tempo.htm

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • i

    Lampiran Artikel

    Rubrik Opini Majalah Tempo

    Edisi 15-21 April

    SKANDAL POIN DI BAWAH BERINGIN

    Senayan tak pernah kehabisan lakon skandal.

    Korupsi yang melibatkan anggota Dewan Perwakilan

    Rakyat satu per satu terungkap. Partai-partai seperti

    peserta arisan, menunggu giliran anggotanya terjerat.

    Bahwa kini Setya Novanto-politikus senior Partai Golkar

    anggota Dewan tiga periode-disorot, hampir dipastikan ia

    tidak akan menjadi yang terakhir

    Semua berpangkal pada menggelembungnya kekuasaan Dewan. Menjadi alat setempel

    kekuasaan Soeharto pada masa Orde Baru, lembaga itu menjelma menjadi pencengkeram

    pemerintah setelah reformasi. Aneka hal mereka garap. Pada penyusunan anggaran, Dewan

    bahkan mengurus sampai ke pernik-perniknya.

    Di tangan politikus yang mumpuni dan berintegritas, kewenangan luas itu akan dipakai

    betul mengawasi pemerintah. Yang kini terjadi, kekuatan mahabesar Dewan justru lebih banyak

    digunakan anggotanya untuk lobi-lobi di bawah meja. Hasilnya, 65 politikus dari berbagai partai

    politik terjerat aneka perkara korupsi sejak tujuh tahun lalu. Mereka terbukti menyelewengkan

    kekuasaan-termasuk jual-beli dukungan pada pemilihan pejabat dan penilapan dana dalam

    penyusunan anggaran negara.

    Setya Novanto masuk Senayan pada Oktober 1999, bersamaan dengan mengembangnya

    kekuasaan Dewan. Ia pernah dituduh membobol Bank Bali bersama A.A Baramuli dan Tanri

    Abeng, tokoh-tokoh dalam lingkaran dalam pemerintahan B.J Habibie. Mereka menjadi objek

    pemeriksaan Panitia Khusus Dewan periode 1997-1999, yang dibentuk untuk menyelidiki

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • ii

    perkara itu. Toh, Setya lolos dari skandal pembobolan bank melalui rekayasa hak penagihan

    utang ini.

    Sang pengusaha segera menjadi tokoh penting Partai Golkar di Dewan Perwakilan

    Rakyat. Ia terpilih kembali pada 2004 dan 2009 dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur.

    Tiga tahun lalu, ia ditunjuk menjadi ketua fraksi pemilik 106 kursi dari total 560 anggota Dewan.

    Di struktur kepengurusan partai, ia pun menempati pos strategis, yaitu bendahara umum. Dalam

    posisi-posisi itulah ia diduga memainkan peran pada pembengkakan anggaran Pekan Olahraga

    Nasional di Riau setahun lalu.

    Keterlibatan Setya terungkap dari kesaksian terdakwa korupsi proyek Riau, Lukman

    Abbas. Menurut mantan Kepala Dinas Olahraga Riau itu, Setya memimpin pertemuan yang ia

    hadiri bersama Gubernur Rusli Zainal. Sejumlah anggota Dewan dari Golkar datang. Bukan

    kebetulan jika pejabat Riau memilih pintu Fraksi Golkar: Rusli salah satu ketua partai itu.

    Pertemuan di ruang Setya itu diduga mengawali pengucuran suap Rp 9 miliar ke Senayan,

    sebagai upah penambahan dana proyek Pekan Olahraga melalui Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Negara Perubahan. Dana lalu mengalir ke fraksi lain di Komisi Olahraga. Duit ilegal ini

    meninggalkan jejak ketika seorang anggota Dewan dari Partai Demokrat mengembalikan

    jatahnya ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

    Rusli telah menjadi tersangka perkara ini. Lukman Abbas malah sudah dijatuhi hukuman

    lima setengah tahun penjara. Walhasil, tak ada jalan mundur bagi Komisi Pemberantasan Korupsi

    dalam mengusut perkara ini. Putusan sidang untuk terdakwa Lukman bisa menjadi awal bahan

    menjerat Setya Novanto. Gubernur Rusli Zainal juga sepatutnya memberikan keterangan yang

    sebenar-benarnya demi membuka skandal atau, paling tidak, membuatnya tidak sendirian

    menerima hukuman.

    Jejak uang yang dikembalikan seorang anggota Dewan ke komisi antirasuah juga sangat

    penting ditelusuri. Sang politikus perlu dilindungi, agar bersedia menjelaskan sumber uangnya. Ia

    bisa saja dianggap sebagai peniup peluit-atawa whistleblower. Di masa lalu, politikus Agus

    Condro menjalankan peran ini dalam perkara cek pelawat yang menjerat 26 anggota Dewan

    Periode 1999-2004.

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014

  • iii

    Senayan tak pernah kering dari stori skandal. Hampir bisa dipastikan, skandal proyek

    Pekan Olahraga Nasional ini bukan yang terakhir. Aktivitas lobi di bawah meja akan meningkat

    menjelang pemilihan 2014, ketika partai-partai politik memerlukan dana besar untuk mematut

    diri. Komisi pemberantasan Korupsi perlu lebih menajamkan pemantauan ke gedung Dewan. Ide

    menempatkan personel Komisi dalam rapat-rapat penyusunan anggaran layak dijalankan.

    Tak kalah penting, masyarakat perlu merekam dan menghukum anggota Dewan yang

    mengkhianati pemilihnya itu. Mereka tidak layak dipilih kembali pada pemilihan umum tahun

    depan. Kekuasaan besar Dewan Perwakilan Rakyat seharusnya dipegang oleh politikus-politikus

    yang jujur dan memiliki integritas. Jika tidak, Senayan akan terus menjadi episentrum korupsi

    yang menampilkan skandal demi skandal.

    Analisis framing ..., Ferika Aini, FISIP UI, 2014