16
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017) 62 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA PENDEK PERUSAHAAN IPO YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL BINER Natra Zulfikar Diaz Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya [email protected] ABSTRACT Development or expansion by the company certainly requires a lot of capital to fund the company's business operations for the purpose of which has been planned, for it needs it’s important to think an appropriate funding sources for the company. The alternative way that can be taken to fullfill the needs of the company's funds is withhold corporate profits, loan to the bank, and increase the amount of ownership by issuing new stock to the capital market. This analysis aims to determine the performance of short-term stock, the influence of the period of stock’s sale in the primary market (IPOP), the age of the company, and market volatility. This research is a quantitative research by using secondary data. The results of the analysis in this study shows that the variable period of stock sale in the primary market is not significant to the performance of short-term stock. While the variable age of the company significantly influence the performance of short-term stock. And the variable of market volatility have a significant effect on short-term stock performance. The conclusion from this research is the period of sale of shares in the primary market (IPOP) has not been able to influence the performance of short-term stock. While the age of the company and the volatility of the market can affect the performance of the stock, this will be a consideration for prospective buyers of stock to buy stock in the secondary market. Keywords: Stocks, IPOP, Age, Volatility PENDAHULUAN Pengembangan atau ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan tentunya membutuhkan banyak modal guna membiayai operasional bisnis perusahaan tersebut untuk tujuan yang telah direncanakan, untuk itu perlu dipikirkan sumber pendanaan yang tepat bagi perusahaan, alternatif yang bisa diambil dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan atara lain menahan laba perusahaan, meminjam ke bank, dan menambah jumlah kepemilikan dengan menerbitkan saham baru ke pasar modal. Menambah jumlah kepemilikan dengan melakukan penerbitan saham baru dan menjualnya ke pasar modal, adalah salah satu cara alternatif yang digunakandengan tujuan meningkatkan keuangan perusahaan.Penerbitan saham perdana perusahaan dan menjualnya ke pasar modal dinamakan penawaran umum perdana ( Initial Public

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

62

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM

JANGKA PENDEK PERUSAHAAN IPO YANG LISTING DI

BURSA EFEK INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL BINER

Natra Zulfikar Diaz

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

[email protected]

ABSTRACT

Development or expansion by the company certainly requires a lot of capital to

fund the company's business operations for the purpose of which has been planned, for

it needs it’s important to think an appropriate funding sources for the company. The

alternative way that can be taken to fullfill the needs of the company's funds is withhold

corporate profits, loan to the bank, and increase the amount of ownership by issuing

new stock to the capital market. This analysis aims to determine the performance of

short-term stock, the influence of the period of stock’s sale in the primary market

(IPOP), the age of the company, and market volatility. This research is a quantitative

research by using secondary data. The results of the analysis in this study shows that

the variable period of stock sale in the primary market is not significant to the

performance of short-term stock. While the variable age of the company significantly

influence the performance of short-term stock. And the variable of market volatility

have a significant effect on short-term stock performance. The conclusion from this

research is the period of sale of shares in the primary market (IPOP) has not been able

to influence the performance of short-term stock. While the age of the company and the

volatility of the market can affect the performance of the stock, this will be a

consideration for prospective buyers of stock to buy stock in the secondary market.

Keywords: Stocks, IPOP, Age, Volatility

PENDAHULUAN

Pengembangan atau ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan tentunya

membutuhkan banyak modal guna membiayai operasional bisnis perusahaan tersebut

untuk tujuan yang telah direncanakan, untuk itu perlu dipikirkan sumber pendanaan

yang tepat bagi perusahaan, alternatif yang bisa diambil dalam memenuhi kebutuhan

dana perusahaan atara lain menahan laba perusahaan, meminjam ke bank, dan

menambah jumlah kepemilikan dengan menerbitkan saham baru ke pasar modal.

Menambah jumlah kepemilikan dengan melakukan penerbitan saham baru dan

menjualnya ke pasar modal, adalah salah satu cara alternatif yang digunakandengan

tujuan meningkatkan keuangan perusahaan.Penerbitan saham perdana perusahaan dan

menjualnya ke pasar modal dinamakan penawaran umum perdana (Initial Public

Page 2: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

63

Offering). Penambahan modal dengan cara IPO ini relatif menarik bagi perusahaan,

terbukti berdasarkan statistik IPO dari tahun 2010 sampai 2015, ada 142 perusahaan

yang melaksanakan IPO selama periode tersebut yaitu di tahun 2010 terdapat 23

perusahaan, untuk tahun 2011 terdapat 25 perusahaan, tahun 2012 terdapat 22

perusahaan, tahun 2013 terdapat 30 perusahaan, tahun 2014 terdapat 26 perusahaan dan

tahun 2015 sebanyak 16 perusahaan yang terdiri dari beberapa sektor Yaitu,

pertambangan, keuangan, pertanian, aneka industri, barang konsumen, industri kimia,

infrastruktur transportasi, perdagangan jasa dan investasi, serta properti dan real estate.

Hal yang dapat diharapkan untuk memperbaiki prospek perusahaan yang terjadi

karena ekspansi yang akan dilakukan yaitu melakukan Initial Public Offering (IPO),

karena harga saham yang ditawarkan akan menjadi lebih tinggi dengan membaiknya

prospek perusahaan. Investor memerlukan informasi atau history mengenai kinerja

perusahaan sebelum IPO untuk dapat mengetahui perkembangan kinerja perusahaan

tersebut sesudah perusahaan melakukan IPO. Adanya reaksi dari pasar modal muncul

karena adanya uji kelayakan dan kebenaran informasi dari pengumuman perusahaan

setelah melakukan IPO dan return adalah bukti jika terdapat reaksi dari pasar modal.

Terdapat fenomena yang sering terjadi setelah perusahaan melakukan IPO dalam

waktu yang berjangka pendek yaitu keadaan harga saham di pasar perdana jauh lebih

rendah penawarannya daripada penawaran harga saham yang terjadi di pasar sekunder

(underpricing) dan juga terdapat kejadian dimana total return saham di periode tertentu

lebih sedikit dibandingkan total return di pasar, kejadian ini disebut kinerja yang

menurun (underperformance). Underpricing juga dapat disebabkan oleh penilaian

yang berlebihan dari investor pada suatu saham yang sudah diberikan harga yang sesuai

oleh emiten. Dengan kata lain, perusahaan sudah memberikan harga penawaran yang

sesuai, namun investor menilai secara berlebihan sehingga memiliki kemauan untuk

membayar lebih tinggi. Dalam pasar yang efisien, penilaian yang berlebihan tersebut

akan terkoreksi yang menyebabkan harga saham perusahaan IPO tersebut mengalami

penurunan.

Salah satu faktor yang berpotensi menandai naik atau turunnya kinerja saham

adalah waktu saham tersebut diperdagangkan. Faktor yang biasanya terjadi di

perusahaan yang melakukan IPO yaitu Initial Public Offering Period (IPOP) yang

artinya periode dimana perusahaan sebelum listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan

Page 3: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

64

membuka penawaran dan menjual sahamnya di pasar primer dengan cara menunjukkan

di media masa seperti koran dan mempresentasikan antar calon investor sehingga

investor dapat memesan saham melalui agen. Jika perusahaan membutuhkan waktu

yang lama untuk menjual saham, para investor akan berfikir kembali untuk membeli

saham karena mereka berasumsi saham tersebut tidak laku dijual sehingga

membutuhkan waktu lebih lama.

Terdapat faktor lain yang berpotensi mempengaruhi kinerja saham yaitu umur

perusahaan yaitu lamanya atau rentan waktu sebuah perusahaan berdiri, berkembang

dan bertahan yang dimana selisih periode tanggal perusahaan yang akan listing di Bursa

Efek dengan tanggal perusahaan itu berdiri. Semakin lama umur perusahaan, semakin

banyak informasi yang telah diperoleh calon investortentang perusahaan tersebut yang

berarti bahwa perusahaan yang telah lama didirikan memberikan kepercayaan kepada

investor sehingga nilai saham perdana dianggap lebih murah.

Volatilitas pasar juga dapat berpotensi dalam mempengaruhi kinerja saham

jangka pendek, karena kondisi pasar yang masih fluktuasi atau tidak menetu di saat

inisehingga menjadikan beberapa perusahaan menetapkan untuk mengurangi porsi IPO.

Latar belakang keputusan perusahaan mengurangi porsi saham IPO harus di ketahui

oleh investor, karena hal tersebut dapat membantu investor saat memilih saham IPO.

Latar belakang keputusan perusahaan tersebut yaitu karena adanya strategi tertentu dari

perusahaanatau karena situasi yang disebabkan global. Kebijakan yang dilakukan di

negara bersangkutan juga dapat memengaruhi harga saham. Kenaikan dan penurunan

tingkat bunga ataupun kenaikan uang beredar juga sangat memengaruhi harga saham.

Aktivitas dalam negeri sepenuhnya memengaruhi harga saham tersebut. Kebijakan yang

dilakukan negara lain juga turut memengaruhi karena kebijakan tersebut memengaruhi

kebijakan dalam negeri. Jika Volatilitas tinggi, maka hal tersebut akan berdampak

dengan buruknya kinerja saham.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, terdapat sebuah riset yang berpotensi

terdapat gap yang ditemukan karena masih adanya perbedaan hasil penelitian yang

berpengaruh terhadap kinerja saham jangka pendek sehingga menarik untuk diteliti

kembali. Selain itu adanya fenomena baru yang ditemukan juga perlu untuk diuji lebih

lanjut. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara variabel Periode

Penjualan Saham di Pasar Primer (IPOP), Umur Perusahaan, Volatilitas Pasar dengan

Page 4: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

65

kinerja saham jangka pendek perusahaan IPO yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2010-2015.

KAJIAN PUSTAKA

Teori Signalling

Signalling theory dalam penelitian ini lebih mengutamakan suatu informasi atau

sinyal yang didapatkan dari suatu perusahaan agar informasi tersebut dapat

mempengaruhi tindakan calon investor. Setiap investor membutuhkan suatu informasi

agar dapat mengetahui suatu keadaan perusahaan tersebut di masa lalu dan menngetahui

kinerja perusahaan yang akan datang. Investor membutuhkan informasi yang tepat,

relevan dan akurat agar mereka memiliki gambaran dalam berinvestasi. Investor mampu

menganalisa suatu informasi sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad

news) saat informasi tersebut telah diumumkan, di waktu bersamaan terjadi perubahan

volume perdangan saham.

Teori Keagenan

Teori keagenan adalah suatu gambar atau keadaan dimana perusahaan tersebut

sebagai penghubung antara pemilik perusahaan dengan underwriter. Dalam teori agensi

di kasus underwiter, ini terjadi antara agen (underwriter) dengan pemilik perusahaan

yang dimana pemilik perusahaan mempunyai informasi yang dalam di perusahaan

sedangkan agen ini melakukan opersional di internal perusahaan tersebut sehingga

mengetahui secara keseluruhan perusahaan tersebut, hal seperti ini dapat terjadi suatu

kepentingan menghasilkan keuntungan sendiri.

Informasi Asimetri

Asymetry Information adalah suatu keadaan dimana terdapat informasi yang

tidak sama atau seimbang baik dari segi kualitas maupun kuantitas, antara informasi

yang dimiliki oleh pihakdalam perusahan (emiten) dan pihak luar (investor). Karsana

(2009), asimetri informasi disebabkan adanya perbedaan informasi yang dimiliki oleh

pihak-pihak yang terlibat dalam penawaran perdana emiten dan underwriter.

Underwriter memiliki informasi yang lebih baik tentang pasar modal, sedangkan pihak

emiten merupakan pihak yang tidak memiliki informasi tentang pasar modal sehingga

apabila di antara mereka tidak memiliki informasi yang lengkap maka akan terjadi

Page 5: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

66

perbedaan harga. Perbedaan harga di kedua pasar tersebut mestinya dapat dihindarkan

apabila penentu harga di kedua pasar memiliki informasi yang sama.

Pasar Modal

Perusahaan pasti memerlukan dana untuk membeli kebutuhan jangka panjang

atau pendek, salah satu tindakan perusahaan adalah menjual saham di pasar modal yang

diamana merupakan sarana interaksi antara penjual (perusahaan) dengan pembeli

(investor). Pasar modal sendiri mempunyai keuntungan bagi perusahaan maupun calon

investor, yaitu bagi perusahaan sebagai sarana untuk mencari dana untuk membeli

kebutuhan perusahaan dengan menjual saham di investor. Calon investor juga

mendapatkan keuntungan di pasar modal yaitu sebagai sarana investasi di instrument

keuangan seperti saham, obligasi dan reksa dana sehingga mereka dapat menganalisis

keuntungan yang didapatkan dan risiko yang akan dihadapi.

Corporate Action

Corporate action sebagai “An event initiated by a company that affects its

share.” Artinya adalah corporate action merupakan suatu event yang digagas oleh

sebuah perusahaan yang mempengaruhi pangsa pasarnya sendiri. Kustodian Sentral

Efek Indonesia (KSEI) yang memiliki keterlibatan dalam proses corporate action

emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memberikan definisi tentang corporate

action yaitu, “Setiap tindakan perusahaanterdaftar yang memberikan hak kepada seluruh

pemilik manfaat atas efek dari jenis dan kelas yang sama seperti hak untuk memperoleh

dividen tunai, dividen saham, bunga. Darmadji dan Fakhruddin (2001:98) menyatakan

bahwa corporate action merupakan berita yang umumnya menarik pihak-pihak yang

terkait di pasar modal, khususnya para pemegang saham.

Initial Public Offering (IPO)

Penawaran Umum Perdana merupakan alternative pendanaan melalui

penambahan jumlah kepemilikan dengan menerbitkan saham baru ke pasar modal untuk

pertama kalinya kepada masyarakat baik perorangan maupun lembaga.

Kinerja Saham

Kinerja saham adalah suatu hasil atas aktivitas investasi saham yang dilalui

dengan beberapa resiko dan dapat diukur dengan menggunakan return dalam periode

tertentu. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui keberhasilan suatu saham tersebut.

Pengukuran kinerja saham dapat dilakukan dengan menggunakan return saham yang

Page 6: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

67

dapat dihitung dengan menjumlahkan semua aliran kas yang diterima (penjumlahan

dividen periode investasi dengan selisih perubahan nilai pasar) dan kemudian dibagi

dengan nilai pasar saham pada awal periode. Penawaran umum perdana merupakan

salah satu faktor dalam mengukur kinerja suatu saham, hal tersebut disebabkan karena

dengan adanya penawaran umum perdana maka terbentuklah suatu return sebagai

imbalan atas waktu dan yang terkait dengan investasi tersebut.

Pengaruh periode penjualan saham perdana di pasar primer (IPOP) terhadap

kinerja saham jangka pendek

Perera dan Kulendran (2016) mengatakan bahwa periode pembukaan sampai

penutupan penjualan saham di pasar primer berpotensi mempengaruhi kinerja saham.

Penelitian membuktikan bahwa periode saham perdana di pasar primer berpengaruh

negatif terhadap kinerja saham, jika perusahaan membutuhkan waktu yang lama untuk

menjual saham, para investor akan berfikir kembali untuk membeli saham karena

mereka berasumsi saham tersebut tidak laku dijual sehingga membutuhkan waktu lebih

lama. Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Periode penjualan saham perdana di pasar primer (IPOP) memiliki

kecenderungan yang menurunkan kinerja saham jangka pendek yang negatif.

Pengaruh umur perusahaan terhadap kinerja saham jangka pendek

Pada penelitian yang dilakukan Florentina (2014) mengatakan bahwa umur

perusahaan berpengaruh negatif terhadap kinerja saham jangka pendek karena

perusahaan yang beroperasi lebih pendek maka harga saham di perusahaan tersebut

akan mengalami fluktuatif yang dimana akan disukai oleh calon investor untuk

menanam saham. Hasil yang sama juga yang dilakukan Arman (2013) yang hasil

penelitiannya bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap return kinerja

saham jangka pendek karena Semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh suatu

perusahaan, maka akan membuat perusahaan tersebut semakin berkompeten dan

semakin lama perusahaan tersebut berdiri dan bertahan, maka perusahaan itu akan

semakin diakui keberadaan dan keunggulannya bagi investor. Berdasarkan uraian di

atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Umur perusahaan memiliki kecenderungan yang menurunkan kinerja saham

jangka pendek yang negatif.

Page 7: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

68

Pengaruh volatilitas pasar terhadap kinerja saham jangka pendek

Menurut penelitian yang dilakukan Perera dan Kulendran (2016) mengatakan

bahwa volatilitas pasar berpotensi besar mempengaruhi kinerja saham karena dengan

kondisi pasar yang fluktuatif itu dapat menyebabkan naik atau turunnya harga saham.

Penelitian yang dilakukan Perera dan Kulendran (2016) membuktikan bahwa volatilitas

pasar berpengaruh positif terhadap kinerja saham jangka pendek. Hasil yang sama pada

penilitian Vong dan Trigueiros (2010) bahwa volatilitas pasar berpengaruh signifikan

terhadap return kinerja saham. Hasil peter (2015) yang melakukan penelitian

perusahaan IPO di Sri Lanka mengatakan bahwa volatilitas pasar berpengaruh positif

terhadap kinerja saham jangka pendek karena kondisi pasar yang fluktuatif atau tidak

menentu sehingga perusahaan menetapkan unuk mengurangi porsi saham IPO, dan

investor dengan mudah memilih dan membeli saham.

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Volatilitas pasar memiliki kecenderungan yang meningkatkan kinerja saham

jangka pendek yang positif

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Metode penelitian yang biasanya digunakan meneliti atau menganalisa hal yang

berkaitan dengan populasi dan sampel tertentu yaitu penelitian kuantitatif,

www.idx.co.id dan history harga saham yang bersumber di www.yahoofinance.co.i data

yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian dikumpulkan dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan dengan menggunakan alat uji statistik untuk

mendapatkan kesimpulan atas rumusan masalah yang diajukan (Sugiyono, 2012: 8).

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Dependen

Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen yaitu kinerja saham jangka

pendek. Kinerja saham mencerminkan tingkat pengembalian saham yang diterima oleh

investor di perusahaan IPO. Untuk menghitung hasil kinerja saham, dapat menggunakan

rumus return sebagai berikut:

Return =

Page 8: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

69

Return : Pengembalian Saham

Pt : Harga Saham Sekarang

(Pt-1) : Harga Saham Kemarin

Variabel Independen

Periode penjualan saham dipasar primer (X1)

Periode penjualan saham di pasar primer (IPOP) yaitu suatu periode dimana

perusahaan yang menjual sahamnya di pasar perdana seperti mempresentasikan kepada

calon investor dan juga mempromosikan di media cetak seperti koran agar calon

investor tertarik dan dapat memesan saham di agen perusahaan.

Variabel ini dapat dihitung dengan rumus berikut:

IPOP =

IPOP : Initial Public Offering Period (Periode Penjualan Saham di Pasar

Perdana)

Umur Perusahaan (X2)

Untuk menghitung variabel umur perusahaan, bisa dihitung dengan mengurangi

tahun perusahaan tersebut melakukan IPO dengan tahun pada saat perusahaan tersebut

berdiri pertama kali., atau dapat menghitung dengan rumus berikut:

𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 = 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐼𝑃𝑂 − 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎

Volatilitas Pasar (X3)

Variabel ini dapat dihitung secara matematis, historical volatility untuk setiap

saham dapat dihitung dengan menggunakan rumus simpangan baku

Keterangan:

S : deviasi standar

i : urutan data indeks harga saham gabungan

n : jumlah sampel indeks harga saham gabungan xi : data pertama indeks harga saham gabungan

: data rata-rata indeks harga saham gabungan

Page 9: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

70

Teknik Analisis Data

Program aplikasi SPSS (Statistical Program for Social Science) adalah program

yang digunakan untuk menganalisis regresi logistik yang digunakan dalam penelitian

inidengan tingkat signifikansi 5% (α = 5%). Tingkat signifikansi 5% di penelitian ilmu

sosial adalah tingkat signifikansi yang umum. Sama seperti yang ada di regresi linier

berganda, untuk dapat menegtahui hubungan antar variabel terikat (Y) dengan variabel

bebas (X) ialah fungsi yang digambarkan di hubungan antar variabel. Menurut Ghozali

(2013) langkah-langkah yang diambil dalam regresi logistik yaitu sebagai berikut.

α + β1IPOP + β2 UMUR + β3 VOL + €

Keterangan:

α : Konstanta

β : Koefisien Regresi

: kinerja saham jangka pendek, dummy 1 untuk hasil positif, dan 0

untuk hasil negatif

IPOP : Periode saham di pasar primer

UMUR : Umur perusahaan

VOL : Volatilitas pasar

€ : error estimate

HASIL

Tahapan analisis telah dilakukan pada bagian sebelumnya sehingga didapatkan

hasil olah persamaan regresi sebagai berikut:

Tabel 1

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

IPOP 116 0.03 0.47 0.1147 0.06127

AGE 116 2 90 19.13 14.953

VOL 116 1.7321 479.5832 41.094179 54.0005281

Valid N

(listwise) 116

Sumber : Output SPSS (2017)

Page 10: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

71

Analisis model

Tabel 2

Nilai Koefisien Regresi Logistik

B S.E. Exp (B)

Step

1a

IPOP -0.385 3.145 0.680

AGE -0.031 0,015 0.970

VOL 0.014 0.006 1.014

Constant 0.229 0.535 1.258

Sumber : Output SPSS (2017)

Berdasarkan Tabel 2 maka persamaan regresi yang dihasilkan adalah

Probabilitas (RP/RN) = 1/1 + 2,71- (0,229– 0,385IPOP – 0,031 AGE+0,014VOL)

Uji Kesesuaian Mode

Tabel 3

Hosmer and Lomeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 5.917 8 0.657

Sumber : Output SPSS (2017)

Tabel 3 menampilkan nilai signifikansi sebesar 0,657 yang lebih dari 0,05, yang

dimana dapat disimpulkan model ini dinyatakan fit dan diterima. Uji Chi-Square

Hosmer and Lomeshow dilakukan agar dapat mengetahui perbedaan antara nilai

observasi dengan nilai variabel dependen yang dimana semakin kecil perbedaan maka

semakin baik. Output SPSS menampilkan nilai Chi-Square Hosmer and Lomeshow

sebesar 5,917 dengan nilai signifikansi 0,657 yang menunjukan Ho diterima karena nilai

signifikansi 0,05. Hal ini dapat disimpulkan model tersebut layak dan diterima.

Tingkat Keakuratan Model

Tabel 4

Tingkat Keakuratan Model

Sumber : Output SPSS (2017)

Observed

Predicted

Kinerja Saham Percentage

Correct Negatif Positif

Kinerja

Saham

Negatif 31 24 56.4

Positif 18 43 70.5

Overall

Percentage 63.8

Page 11: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

72

Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa tingkat keakuratan analisis regresi logistik

dalam memprediksi yaitu sebesar 63,8 %. Kemampuan model dalam memprediksi

perusahaan yang secara hasil observasi kinerja saham untuk tetap mendapatkan hasil

return positif atau return negatif adalah 70,5%. Namun untuk kemampuan model dalam

memprediksi perusahaan yang secara hasil observasi kinerja saham untuk mendapatkan

hasil yang return negatif adalah 56,4 %

Uji Hipotesis

Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 5

Koefisien Determinasi

Step -2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke

R Square

1 148.645a 0.097 0.130

Sumber : Output SPSS 92017)

Dari Tabel 5 di dapatkan nilai Nagelkerke R Square adalah 0,130 yang berarti variabel

dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 13 %. Sedangkan

sisanya sebesar 87 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel-variabel bebas yang

digunakan dalam penelitian ini.

Pengujian Hipotesis

Tabel 6

Pengujian Regresi Logistik Secara Parsial

Variabel B Wald Sig. 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

IPOP -0.385 0.015 0.903 0.001 323.195

AGE -0.031 4.464 0.035 0.942 0.998

VOL 0.014 4.458 0.035 1.001 1.026

Sumber : Output SPSS (2017)

PEMBAHASAN

Pengaruh periode penjualan saham di pasar perdana terhadap kinerja saham

jangka pendek

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa variabel

periode penjualan saham di pasar perdana tidak memiliki kecenderungan terhadap

kinerja saham jangka pendek karena IPOP bukan menandakan atau menjamin prospek

Page 12: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

73

perusahaan di pasar sekunder, jika perusahaan yang menjual saham perdana lebih cepat

daripada perusahaan lainnya, terdapat alasan seperti kinerja tenaga kerja atau agen

perusaahan bekerja lebih baik dan saham yang dijual lebih sedikit sehingga tidak

memerlukan waktu yang lebih lama. Sedangkan perusaahan yang memerlukan waktu

yang lebih lama untuk menjual saham di pasar perdana terdapat alasan seperti porsi

saham yang dijual lebih banyak.

Hasil penelitian ini menunjukkan walaupun hasil perusahaan menjual saham di

pasar perdana membutuhkan waktu yang lama atau sebentar ini tidak memiliki

kecenderungan bagi kinerja saham jangka pendek, ada beberapa perusahaan yang

prospektusnya tidak lengkap dalam menampilkan informasi periode penjualan saham di

pasar perdana sehingga banyak calon investor tidak mengetahui porsi saham perusahaan

tersebut. Hal ini berkesimpulan bahwa periode penjualan saham di pasar primer (IPOP)

tidak menandakan atau mempengaruhi untuk kinerja saham, ini hanya sebagai kegiatan

atau tindakan pemasaran perusahaan tersebut.

Hasil penelitian ini juga tidak mendukung teori signalling yang mengungkapkan

penjelasan bahwa informasi yang dikeluarkan perusahaan merupakan sinyal bagi pihak

eksternal perusahaan, terutama bagi calon pemegang saham untuk perusahaan IPO yaitu

prospektus saham. Bagi investor prospektus sangat penting karena akan dianalisis untuk

melihat kinerja perusahaan dan mempertimbangkan keputusan investasi selanjutnya.

Pengaruh umur perusahaan terhadap kinerja saham jangka pendek

Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan umur perusahaan memiliki

kecenderungan yang menurunkan kinerja saham jangka pendek negatif yang berarti

bahwa perusahaan yang beroperasi yang lebih lama, maka lebih besar mendapatkan

return yang negatif daripada perusahaan yang beroperasi lebih sebentar

Berpengaruhnya umur perusahaan terhadap kinerja saham menunjukkan bahwa reputasi

perusahaan yang berdiri lebih lama tidak menjamin calon investor untuk menanam

saham walaupun kinerja perusahaan itu dikatakan baik, karena semakin banyak

pengalaman yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka akan membuat perusahaan

tersebut semakin berkompeten dan semakin lama perusahaan tersebut berdiri dan

bertahan, maka perusahaan itu akan semakin diakui keberadaan dan keunggulannya

bagi investor, terdapat faktor eksternal yang menjadi alasan calon investor tersebut tidak

membeli saham di perusahaan yang beroperasi lebih lama yaitu harga saham yang susah

Page 13: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

74

untuk berubah sehingga investor akan lebih lama mendapatkan keuntungan membeli

saham tersebut.

Salah satu perusahaan yang mendapatkan return negatif adalah perusahaan

Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang berumur 62 tahun melakukan IPO di tahun 2011,

hal ini karena harga saham pada saat itu cenderung tetap dan mahal sehingga investor

kurang berminat membeli saham dan terdapat masalah internal sehingga reputasi di nilai

kurang memuaskan. Hal ini dapat berkaitan dengan teori siklus hidup perusahaan yang

dimana terdapat tahap kedewasaan dari siklus hidup perusahaan adalah maturity. Pada

tahap ini, perusahaan digambarkan sebagai orang yang dewasa, perusahaan akan

mengalami kenaikan laba tetapi juga terdapat perusahaan yang mengalami penurunan

laba penjualan atau pemasaran karena persaingan pasar yang ketat. Pada tahap maturity

ini terdapat tindakan perusahaan seperti meningkatkan layanan, memperbarui atau

memodifikasi produk barang yang dijual agar hal ini dapat membuat reputasi semakin

baik sehingga investor berminat membeli saham perusahaan tersebut.

Hasil penelitian ini kurang sejalan dengan teori keagenan yang bahwa

perusahaan yang berdiri atau beroperasi lebih lama akan lebih besar mendapatkan

return yang positif karena para investor lebih percaya ke perusahaan yang lebih lama

beroperasi karena sudah kelihatan kinerja perusahaannya tetapi di penelitian ini

perusahaan yang sebentar masa operasinya lebih menarik minat calon investor.

Pengaruh volatilitas pasar terhadap kinerja saham jangka pendek

Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan terdapat kecenderungan yang

meningkatkan volatilitas pasar terhadap kinerja saham jangka pendek positif yang

berarti bahwa semakin tinggi volatilitas pasar perusahaan tersebut, maka lebih besar

mendapatkan return yang positif. Hal ini yang diinginkan oleh pemegang saham karena

semakin tinggi fluktuatif harga saham, maka semakin cepat atau ada kesempatan yang

lebih bagi pemegang saham mendapatkan keuntungan.

Hal ini berkaitan dengan konsep high risk high return yang dimana tingkat

pegembalian yang diharapkan mencerminkan tingkat risiko investasi yang

bersangkutan. Apabila suatu bentuk investasi mempunyai risiko yang lebih tinggi, maka

sudah tentu investasi tersebut akan menghasilkan tingkat retrun yang lebih tinggi pula.

Investor seperti riks taker (seeker) adalah investor yang senang menghadapi risiko, bila

dihadapkan dengan dua pilihan investasi dengan tingkat pengembalian yang sama

Page 14: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

75

namun risiko yang berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan risiko yang lebih

tinggi.

Hasil ini juga berhubungan dengan teori signalling yang dimana apabila nilai

dari harga saham meningkat, maka ini dapat meningkatkan return saham dari sebuah

perusahaan. Hal ini dapat dijadikan signal bagi para investor untuk melakukan investasi

pada perusahaan dengan kondisi seperti ini. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Peter (2015) yang melakukan penelitian perusahaan IPO di Sri Lanka

mengatakan bahwa volatilitas pasar berpengaruh positif terhadap kinerja saham jangka

pendek karena alasan untuk pengembalian berlebih awal dianalisis, volatilitas pasar,

ketidakpastian pasar privatisasi dan non privatisasi semuanya berdampak pada besarnya

imbal hasil awal yang berlebih yang dimana kondisi pasar yang fluktuatif atau tidak

menentu.

SIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Periode penjualan saham di pasar perdana tidak memiliki kecenderungan terhadap

kinerja saham jangka pendek karena hal ini bukan menandakan prospek perusahaan

untuk menarik minat calon investor membeli saham di pasar sekunder

2. Umur perusahaan terdapat kecenderungan yang menurunkan kinerja saham jangka

pendek negatif, perusahaan yang berdiri lebih lama tidak menjamin calon investor

untuk percaya menanam saham di perusahaan tersebut karena harga saham

perusahaan yang beroperasi lebih lama akan susah untuk berubah sehingga investor

akan lebih lama mendapatkan keuntungan membeli saham tersebut.

3. Volatilitas pasar terdapat kecenderungan yang meningkatkan kinerja saham jangka

pendek positif, volatilitas pasar yang fluktuatif lebih disukai oleh investor karena

terdapat kesempatan yang lebih cepat bagi pemegang saham untuk mendapatkan

keuntungan.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran yang dapat

digunakan untuk peneliti selanjutnya, yaitu penelitian selanjutnya agar dapat

menambahkan variabel untuk mengetahui tingkat signifikansi yang lebih besar seperti

Page 15: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

76

reputasi underwriter dan ukuran perusahaan serta membandingkan perusahaan yang

melakukan kinerja saham jangka pendek dengan kinerja saham jangka panjang tersebut

menggunakan uji beda.

DAFTAR PUSTAKA

Arman, A. 2011. “Pengaruh Umur dan Ukuran Perusahaan, Reputasi Underwriter, dan

Return on Equity Terhadap Tingkat Underpricing Saham di Bursa Efek

Indonesia”. Proceeding For Call People-Pekan Ilmiah Dosen-UKSW, Vol. 1(3):

hal. 107–120.

Darmadji, Tjipto dan Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba

Empat

Florentina, M. N. 2014. ”Karakteristik Penawaran Umum Saham Perdana: Kinerja

Saham Jangka Pendek dan Kinerja Saham Jangka Panjang Pada Pasar Modal

Indonesia”. E-Journal Graduate Unpar, Vol. 1(2): hal. 150–161.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.

Edisi Kelima. Semarang: Universitas Diponegoro.

Guntoro, Harahap. 2008. “Analisis Perbedaan Kinerja Saham Jangka Pendek dan

Jangka Panjang Pada Perusahaan Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal

Indonesia”. Journal Riset Bisnis Indonesia, Vol. 4(2): hal.65–78.

Hartono, Jogiyanto. 2014. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedelapan.

Cetakan Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Husnan, Suad. 2009. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta:

UPP STIM YKPN.

Karsana, Yusef Widya. 2009. “Analisis Kinerja Saham Emiten Dalam Periode Satu

Tahun Setelah Penawaran Perdana”. Media Riset, Auditing & Informasi, Vol.

9(3): hal. 39–56.

Nuroh, S. A. 2013. ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Initial Return dan Return 7

Hari Setelah IPO”. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, Vol. 2(5): hal. 1–14.

Perera, W., & Kulendran, N. 2016. “Evaluation of Short-Run Market Performance and

its Determinants Using Marginal Analysis and Binary Models: Evidence from

Australian Initial Public Offerings”. Journal of Insurance and Financial

Management, Vol. 2(6): pp. 1–29.

Peter, S. 2015. “Explaining Short Run Performance of Initial Public Offerings in an

Emerging Frontier Market: Case of Sri Lanka”. International Journal of

Economics, Business and Finance, Vol. 3(1): pp 1–13.

Page 16: ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SAHAM JANGKA …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

77

Prastiwi, A. dan I.J. Kusuma. 2001. “Analisis Kinerja Surat Berharga Setelah

Penawaran Perdana (IPO) di Indonesia”. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia,

Vol. 16(2): hal. 177–178.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 1, Edisi Keempat.

Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA.

Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keenam. Yogyakarta.

UPP STIM YKPN.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi

Pertama. Yogyakarta: Kanisius.

Vong, A. P. I., & Trigueiros, D. 2010. “The short-run price performance of initial public

offerings in Hong Kong: New evidence”. Global Finance Journal, Vol. 21(3):

pp 253–261.