Upload
reza-vahlevi
View
10.151
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN EKONOMI DIY TAHUN 1990-2004
SKRIPSI
Oleh :
Nama : Nelly Nur Laili
Nomor Mahasiswa : 03.313.087
Program Studi : Ilmu Ekonomi
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
ILMU EKONOMI
YOGYAKARTA
2007
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN EKONOMI DIY
TAHUN 1990 – 2004
SKRIPSI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir
guna memperoleh gelar Sarjana jenjang strata 1
Program Studi Ilmi Ekonomi,
pada Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Oleh
Nama : Nelly Nur Laili
Nomor Mahasiswa : 03.313.087
Program Studi : Ilmu Ekonomi
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2007
i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
“ Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari
terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman
/ sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku.”
Yogyakarta, 4 Agustus 2007
Penulis,
Nelly Nur Laili
ii
PENGESAHAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN EKONOMI DIY
TAHUN 1990-2004
Nama : Nelly Nur Laili
Nomor Mahasiswa : 03.313.087
Program Studi : Ilmu Ekonomi
Yogyakarta, Agustus 2007
Telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing,
Dra. Diana Wijayanti, M.Si
iii
iv
MOTTO
4JJI tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kemampuannya.
(QS. Al Mu’minun:62)
Sungguh, 4JJI tidak akan memgubah nasib suatu kaum Sampai mereka
sendiri yang mengubah dirinya.
(QS. Ar Ra’du:11)
Sesungguhnya sesudah Kesulitan itu pasti ada Kemudahan.
(QS. Asy Syarh:5&6)
Kemalasan tidak lebih dari kebiasaan beristirahat saat belum letih.
(Jules Renard)
Mendapat kepercayaan itu mudah, yang lebih mudah lagi menghancurkan,
tapi yang sulit adl membina dan menjaga kepercayaan itu.
Berbuat kesalahan adl hal yang biasa.Tetapi memperbaiki semua kesalahan
adl hal yang sangat luar biasa.
Hidup ini akan menjadi penuh arti, apabila mempunyai arti / manfaat untuk
orang lain.
Usaha tanpa do’a itu “SOMBONG”, do’a tanpa usaha itu “SIA-SIA”
(Penulis)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukurku, karya ini Kupersembahkan untuk :
ALLAH SWT
Yang begitu Sempurna, yang selalu melimpahkan Rahmat &
Hidayah_Nya kepada semua Umat_Nya
NABI MUHAMMAD S.A.W
Sebagai suri tauladan kita, menuju jalan_Nya
PAPA ACHMAD TAUFIK & MAMA MARIYATUL QIBTIYAH TERCINTA
Sebagai ungkapan trimakasih & tanda baktiku kepadamu..
Mb Ella & Mas Nur,Adik2ku Lia & Nila, Kel.Besarku
Sebuah tanggung jawab yg besar untukku..thx bt kasih
syg, bantuan, support & do’anya slama ni..
Seseorang yg mengisi ruang hatiku
Mkch ats cinta & sygmu slama ni..Mkch tlah
mendampingiku saat suka & duka, karna kamu aku bisa..
Sahabat & teman2ku
Yang slalu mendo’akanku & membantuku dlm sgala hal..
Almamater yg kubanggakan Dan untuk waktu
yang telah mengubahku menjadi lebih baik..
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan Syukur atas kekuatan yang diberikan Allah
padaku untuk bisa berjuang menyelesaikan amanah dan segala kewajibanku
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
EKONOMI DIY TAHUN 1990–2004. Skripsi ini tersusun sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Sarjana Strata Satu (S1) pada
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan yang penulis miliki. Terima kasih atas segala kritik dan saran yang
bersifat membangun yang telah dan akan penulis terima. Penulis menghaturkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dra. Diana Wijayanti, M.Si selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, waktu, tenaga,
arahan, dan motivasi dengan segala ketelitian dan kesabarannya sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan
berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Asmai Ishak, M.Bus, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia.
vii
2. Bapak Dr. Jaka Sriyana, SE., M.Si. selaku Kaprodi Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
3. Bapak Suharto, SE.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Mamiku....Ibu Dra. Diana Wijayanti, M.Si terimakasih bu’ atas
bimbingannya slama ini..Maaf kalau ada yg kurang berkenan..
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia khususnya
jurusan Ilmu Ekonomi yang telah memberikan Ilmu yang sangat berharga.
6. Bapak Anjar sang juru kunci jurusan IE yang banyak membantu dalam hal
Akademik.
7. Papa & Mama tercinta yang selalu menguatkan diriku dengan kasih syg,
do’a, dan kesabarannya slama ini. Maafkan anakmu ini bila ada yg tdk
berkenan. Tidak ada ucapan yg bisa ku ungkapkan, hnya terimakasih &
terimakasih..
8. Mbak Ella & Mas Nur, Selamat Menempuh Hidup Baru yaaaa..mg jd Kel
Sakinah Mawadah Warahmah, dpt momongan yg sholeh & sholehah,
amien4x..
9. D’Lia “mksh dah jd t4 curhatku slama ni”, rajin kul biar cpt jd
“SH”....D’Nila & Adi ndut ‘oopzz’, blajar yg rajin dah mo UNAS, mg dpt
Univ Negri, amien4x..
10. Kel.Besarku & ponakan2 di Palembang, Lampung, Jepara, Karawang,
Jogja..terimakasih atas support & do’anya..
11. My Love ”Yasin” yg mengisi hatiku..Mksh bt cinta & sygny slama
ni..”trimakasih u/ dirimu yg sangat bijaksana, memahamiku &
viii
mencintaiku apa adanya”.. terimakasih atas semangat, dukungan &
do’anya, kau sumber inspirasi dlm menyelesaikn skripsi ni. Cpt nyusul ya
luv..I Love U..
12. Sobat2ku Ria nduut yg slalu ngomelin ak, shingga t’selesaikan tanggung
jwb ni..Thx 4 alls, Hana SE, Dewi SE, Henty SE, Wini mkch bt do’a n
dukungan, bantuan, mksh dah mau jd sobat baikku & crita indah slama
ni..Miz U alls..
13. Temen2 IE ’03 Huda, Asep, Arifin SE, Amen, Amar SE, Adi Brebes SE,
Narto SE, Bagus SE, Iroel SE, Najib SE, Yandi, Rochman, Danang SE,
Minggus SE, Tile, Rifqi, Wisnu, Nophal, Teguh, Ucup SE, Citra, Juned,
Adi yusri SE, Reza, Kentung, Bryan, Syifa, Arie, Alek, Agil, Ajay SE,
Asnan SE, N smua sperjuangan IE ’03..matur nuwun kagem sedoyo
nipun..”Smoga qt sll mnjadi sbuah kisah klasik u/ masa dpn”..slh satu crita
t’indah dhati, sjuta memory akn t’rekam dlm hti ni..
14. ‘02 mas Dwi thx ats bantuannya slama ni..Doni, Prof., Agung jempol,
Ya2k, Caplin, T.Dedy, Saugi, ’04 nitha, uci’, irwan, angga & Kel. Besar
IE ’00-‘07..thx bt smuanya..
15. Teman2 KKN unit 20 Akie, Rangga, Sunar, Tary, Donny, maReta,
Anshor, Bohaiy, Dita, Tiwi, Pras, Roni..”thx u/ 3bln yg indah”.. Bpk Ibu
Hardoko, Kel.Besar Dukuh Ngemplak Caturharjo.. DPL KKN Bpk Edy..
Sbuah crita yg g mungkin t’gantikn..
16. Bpk, Ibu Guru, temen2 MAN Yk 3, PRENS n kel, mksh ats smua crita
indah dimasa SMA kita..
ix
17. Kel. Besar Mas Yasin & ponakan2 di Mlangi (ibu & bpk alm, mb ikah +
suami, mb mus + suami, mb iroh, mas inung)..trimakasih atas do’a &
dukungannya..
18. Temen2ku di Mlangi (i’un, oyie’ vina, edy ina, dll) mksh bt do’a N
sholawatnya....
19. Hanafi, Tanto Indah, kirno, Yoga Lia, Makrop Mira,mb dewi, mb asri,
Aan, Bogel, Conge, Mb Mar, Idut ilung, kemaL, ujank .... thx atas do’a &
dukungannya..
20. Semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah
memberi masukan-masukan dan bantuan guna penyelesaian skripsi ini.
Terima kasih....Terima kasih....Terima kasih....Terima kasih....
Semoga segala amalan yang baik tersebut akan memperoleh balasan
rahmat dan karunia dari Allah SWT, Amien. Penulis menyadari sepenuhnya
akan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang ada pada penulis
sehingga tidak menutup kemungkinan bila skripsi ini masih banyak
kekurangan.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi yang berkepentingan.
Yogyakarta, 4 Agustus 2007
Penulis
Nelly Nur Laili
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme............................................................... ii
Halaman Pengesahan Skripsi ................................................................................ iii
Halaman Pengesahan Ujian................................................................................... iv
Halaman Motto ..................................................................................................... v
Halaman Persembahan.......................................................................................... vi
Halaman Kata Pengantar...................................................................................... vii
Halaman Daftar Isi ................................................................................................ xi
Halaman Daftar Tabel ........................................................................................... xv
Halaman Daftar Gambar ....................................................................................... xvi
Halaman Daftar Lampiran.....................................................................................xvii
Halaman Abstraksi ..............................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
1.4 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 10
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................... 12
2.1.Kajian Pustaka................................................................................................. 12
2.2 Landasan Teori................................................................................................ 13
2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ........................................................ 13
2.2.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow-Swan ........................................... 15
2.2.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar........................................ 15
2.2.4 Teori Investasi........................................................................................ 17
2.2.5 Teori Ekspor........................................................................................... 18
2.2.6 Teori Pariwisata..................................................................................... 19
2.2.7 Teori Industri......................................................................................... 21
2.3 Hubungan Antara Variabel Dependen dengan Variabel Independen..............22
2.3.1. Pengaruh PMDN terhadap Pertumbuhan ekonomi................................22
2.3.2. Pengaruh Ekspor terhadap Pertumbuhan ekonomi................................23
2.3.3. Pengaruh Pariwisata terhadap Pertumbuhan ekonomi...........................24
2.3.4. Pengaruh Jumlah Perusahaan Disektor Industri terhadap Pertumbuhan
ekonomi ...............................................................................................25
2.4 Hipotesis.......................................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 27
3.1 Jenis dan Sumber Data ................................................................................... 27
3.2 Definisi Variabel..............................................................................................27
3.3 Metode Analisis Data.......................................................................................29
3.3.1 Metode Regresi Kuadrat Terkecil...........................................................29
xii
3.3.2 Pemilihan Model Regresi........................................................................29
3.3.3 Uji Hipotesis (Uji-t)............................................................................... 31
3.3.4 Uji Hipotesis (Uji-F)...............................................................................32
3.3.5 Koefisien Determinasi (R2).....................................................................33
3.4 Uji Asumsi Klasik......................................................................................35
3.3.4.1 Multikolinearitas............................................................................35
3.4.2 Uji Heteroskedastisitas......................................................................36
3.4.3 Uji Autokorelasi................................................................................37
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA...........................................................40
4.1 Deskripsi Data……………………….…………..…………………………40
4.2 Uji Spesifikasi Model.......................................................................................41
4.3 Uji Kuantitatif…………………………………………….………………….42
4.4 Uji Statistik....................................................................................................43
4.4.1 Uji F – Test Statistik........................................................................... 43
4.4.2 Uji t – Test Statistik.............................................................................45
4.4.3 Koefisien Determinasi R2 (Goodness Of Fit)......................................49
4.5 Uji Asumsi Klasik………………………………………………………...49
4.5.1 Uji Multikolinieritas……………………………………………………...49
4.5.2 Uji Heterokedastisitas…………………………………………………....50
4.5.3 Uji Autokorelasi …………………………………………………….…..52
4.6 Analisis Ekonomi………………………………………………………..54
4.6.1. Penanaman Modal Dalam Negeri………………………………….....54
xiii
4.6.2. Ekspor ...................................................................................................54
4.6.3. Pariwisata.............................................................................................. 56
4.6.4. Jumlah Perusahaan Disektor Industri.....................................................58
BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI............................................................ 59
5.1 Simpulan...................................................................................................... 59
5.2 Implikasi.......................................................................................................60
Daftar Pustaka
Lampiran
xiv
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 1995-2005...............................5
1.2 Pertumbuhan Ekonomi DIY tahun 1990-2005.......................................6
3.1 Uji Statistik Durbin-Watson..................................................................39
4.1. Data Observasi .....................................................................................40
4.2. Hasil Uji MWD.....................................................................................42
4.3. Hasil Regresi.........................................................................................43
4.4. Hasil Uji Multikolinieritas....................................................................50
4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas................................................................52
4.6. Hasil Uji Autokorelasi..........................................................................52
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Daerah Autokorelasi...............................................................................38
4.1. Kurva Distribusi F Pertumbuhan Ekonomi DIY.................................. 44
4.2. Kurva Distribusi t PMDN......................................................................45
4.3. Kurva Distribusi t Ekspor......................................................................46
4.4. Kurva Distribusi t Pariwisata................................................................47
4.5. Kurva Distribusi t Jumlah Perusahaan di Sektor Industri.....................48
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Data Observasi.....................................................................................64
2. Data Log...............................................................................................65
3. Uji MWD.............................................................................................66
4. Hasil Analisis Regresi Utama..............................................................67
5. Uji Heteroskedastisitas.........................................................................68
6. Uji Autokorelasi...................................................................................69
7. Uji Multikolinieritas.............................................................................70
xvii
Abstraksi
Penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi DIY tahun 1990-2004”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Ekspor, Pariwisata, dan Jumlah Perusahaan Disektor Industri terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DIY tahun 1990 – 2004. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Kuadrat Terkecil/OLS (ordinary least square), dengan data time series tahunan Periode 1990 – 2004 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Indonesia dan Dinas Pariwisata DIY. Pengujian statistik meliputi uji t, uji F dan R-square (koefisien determinasi) serta uji asumsi klasik yaitu multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Ekspor, Pariwisata, Jumlah Perusahaan Disektor Industri berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DIY. Hasil Regresi antara Variabel Dependen dengan Variabel Independen adalah R-Squared = 0,952151 dan F-Statistik = 49,74804 sehingga secara bersama-sama variabel Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Ekspor, Pariwisata, Jumlah Perusahaan Disektor Industri berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DIY. Untuk pengujian terhadap uji asumsi klasik tidak terdapat multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Sehingga mengharapkan kepada peneliti lain yang sejenis untuk melengkapi baik dengan menambah variabel atau data-data yang digunakan sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik.
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah
dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode
ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa
akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor
produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.
Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan menjadi
berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan
penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat
pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh
pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi
memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya.
Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.
Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi dapat bernilai positif dan dapat pula bernilai negatif. Jika pada suatu
1
2
periode perekonomian mengalami pertumbuhan positif, berarti kegiatan ekonomi
pada periode tersebut mengalami peningkatan. Sedangkan jika pada suatu periode
perekonomian mengalami pertumbuhan negatif, berarti kegiatan ekonomi pada
periode tersebut mengalami penurunan.
Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal ini
didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah. Bertambahnya
jumlah penduduk ini berarti angkatan kerja juga selalu bertambah. Pertumbuhan
ekonomi akan mampu menyediakan lapangan kerja bagi angkatan kerja. Jika
pertumbuhan ekonomi yang mampu diciptakan lebih kecil daripada pertumbuhan
angkatan kerja, hal ini mendorong terjadinya pengangguran. Kedua, selama
keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampu
memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha menciptakan kemerataan ekonomi (economic
stability) melalui retribusi pendapatan (income redistribution) akan lebih mudah
dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Dengan adanya mekanisme penanaman modal merupakan langkah
awal kegiatan produksi suatu negara. Begitu juga halnya dengan investasi yang
merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dalam upaya
menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa berusaha menciptakan
iklim yang dapat menggairahkan investasi. Sasaran yang dituju bukan hanya
masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tapi juga investasi asing.
3
Penerimaan investasi dalam negeri maupun investasi asing merupakan
salah satu pos penerimaan negara yang memberikan kontribusi cukup potensial
dalam hal pembiayaan anggaran dan belanja negara. Laju pertumbuhan
perekonomian yang didasarkan pada alur investasi positif menggambarkan gerak
pacu positif dengan dukungan beberapa faktor penunjang lainnya. Pertumbuhan
ekonomi dan hubungannya dengan keberlanjutan pembangunan diketahui bahwa
peningkatan output sektor-sektor ekonomi riil dapat dibentuk melalui mekanisme
pertambahan kapasitas produksi.
Dalam suatu pembangunan sudah pasti diharapkan terjadinya
pertumbuhan. Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan sarana dan prasarana,
terutama dukungan dana yang memadai. Disinilah peran serta investasi
mempunyai cakupan yang cukup penting karena sesuai dengan fungsinya sebagai
penyokong pembangunan dan pertumbuhan nasional melalui pos penerimaan
negara sedangkan tujuannya adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.
Alur Investasi merupakan pembentukan modal yang mendukung peran
swasta dalam perekonomian yang berasal dari dalam negeri. Harrod Domar
menyatakan, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-
investasi baru sebagai stok modal seperti Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN). Dengan adanya semakin banyak tabungan yang kemudian
diinvestasikan, maka semakin cepat terjadi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi
4
secara riil, tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada setiap tabungan dan
investasi tergantung dari tingkat produktivitas investasi tersebut (Todaro M., 1993
: 65-66).
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dapat diartikan sebagai
pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk
membeli barang-barang produksi, untuk menambah kemampuan memproduksi
barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian yang berasal dari investasi
dalam negeri. Investasi menghimpun akumulasi modal dengan membangun
sejumlah gedung dan peralatan yang berguna bagi kegiatan produktif, maka
output potensial suatu bangsa akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka
panjang juga akan meningkat. Jelas dengan demikian bahwa investasi khususnya
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) memainkan peranan penting dalam
menentukan jumlah output dan pendapatan. Kekuatan ekonomi utama yang
menentukan investasi adalah hasil biaya investasi yang ditentukan oleh kebijakan
tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai masa depan (Samuelson dan
Nordhaus, 1993 : 183).
Pertumbuhan ekonomi nasional yang dihitung melalui GNP ( Gross
National Product ) dapat juga dijadikan indikator atas laju perekonomian nasional
yang dalam hal ini menyangkut efektifitas dari tingkat investasi alam maupun luar
negeri. Selama dekade 10 tahun terakhir ( periode 1995 – 2005 ) terlihat
perubahan yang fluktuatif. Laju pertumbuhan terbesar tercatat pada tahun 1995
dengan nilai GDP sebesar Rp. 1.340.379,2 Milliar dengan laju pertumbuhan
5
sebesar 8,22 % dari tahun sebelumnya. Angka laju tersebut ternyata mengalami
penurunan hingga pada klimaks penurunan minimum pada tahun 1998 hingga
mencapai kondisi (minus) sebesar -13,12 % dengan nilai nominal Rp. 1.314.474,3
Milliar. Kondisi ini adalah kondisi krisis ekonomi yang berpengaruh terhadap
hampir semua sektor ekonomi tak terkecuali pertumbuhan ekonomi nasional.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
periode 1995-2005 atas dasar harga konstan tahun 2000
Tahun GDP tahun dasar 2000 (Milliar rupiah)
Laju Pertumbuhan (%)
1995 1.340.379,2 8,22 1996 1.445.172,6 7,82 1997 1.513.093,9 4,69 1998 1.314.474,3 -13,12 1999 1.324.873,4 0,79 2000 1.389.769,6 4,89 2001 1.442.984,6 3,83 2002 1.506.124,4 4,37 2003 1.579.559,0 4,87 2004 1.660.578,8 5,12 2005 1.749.546,9 5,35
Sumber : Laporan Tahunan Bank Indonesia, berbagai edisi. (data diolah)
Pada masa pasca krisis ekonomi terdapat gejolak perbaikan saat periode
tahun 1999 dengan sedikit kenaikan yang mencapai laju pertumbuhan 0,79 %
dengan nilai pertumbuhan nasional sebesar Rp. 1.324,873,4 Milliar dan terus
mencapai kenaikan hingga periode tahun 2005 dengan nilai nominal
6
Rp. 1.749.546,9 Milliar dengan mencatat angka laju pertumbuhan
ekonomi sebesar 5,35 % dari tahun 2004.
Dengan adanya laju pertumbuhan ekonomi nasional dapat dilihat marak
lesunya iklim investasi di Indonesia, karena dengan melihat sisi pertumbuhan
nasional terlihat semakin besar atau kecilnya output total dari suatu negara yang
mencerminkan produktifitas nasional yang dalam bahasan ini dikaitkan dengan
dana investasi dalam maksimalisasi total produksi yang mendorong pada tingkat
laju pertumbuhan nasional.
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi DIY
tahun 1990-2005
Tahun GRDP (Juta rupiah)
Laju Pertumbuhan (%)
1990 1.085.093,00 4,57 1991 1.141.438,00 5,19 1992 1.220.607,00 6,94 1993 4.058.028,00 6,39 1994 4.387.074,00 8,11 1995 4.741.903,00 8,09 1996 5.111.563,00 7,80 1997 5.378.525,00 3,51 1998 4.777.199,00 -11,18 1999 4.824.445,72 0,99 2000 5.017.709,21 4,01 2001 14.055.070,59 4,26 2002 14.687.284,33 4,50 2003 15.360.408,85 4,58 2004 16.146.423,44 5,12
2005 16.939.682,45 4,73 Sumber : Laporan Tahunan BPS, berbagai edisi.
7
Pada masa pasca krisis ekonomi terdapat gejolak perbaikan saat periode
tahun 1999 dengan sedikit kenaikan yang mencapai laju pertumbuhan 0,99 %
dengan nilai pertumbuhan ekonomi sebesar Rp. 4.824.445,72 dan terus mencapai
kenaikan hingga periode tahun 2005 dengan nilai nominal Rp. 16.939.682,45
dengan mencatat angka laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,73 % dari tahun
2004.
Apabila hal diatas dikaitkan dengan kondisi yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta, dinilai terdapat cakupan yang sangat strategis dan berpotensi untuk
mencapai target pertumbuhan investasi dimana guna memenuhi kebutuhan dana
tersebut peran sektor swasta sangat besar, lebih kurang 75% dari dana yang ada
dan sisanya disediakan oleh pemerintah. Hampir 50% dari investasi swasta
ditanamkan pada sektor industri, sebab berdasarkan dari data yang ada sektor
industri merupakan alternatif pertama dengan asumsi mampu mendatangkan
keuntungan yang relatif besar.
Dengan adanya pemasalahan ini maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang pertumbuhan ekonomi dan fakor-faktor yang
mempengaruhinya di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Judul “Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi DIY tahun
1990-2004”.
8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari penjelasan pada latar belakang diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan untuk dilakukan penelitian, yaitu :
1. Apakah penanaman modal dalam negeri (PMDN) DIY berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi DIY ?
2. Apakah Ekspor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi DIY ?
3. Apakah Pariwisata berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi DIY ?
4. Apakah Jumlah perusahaan disektor industri berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi DIY?
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Menganalisa seberapa besar pengaruh variabel penanaman modal
dalam negeri (PMDN) terhadap pertumbuhan ekonomi Daerah
Istimewa Yogyakarta.
2. Menganalisa seberapa besar pengaruh variabel Ekspor terhadap
pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Menganalisa seberapa besar pengaruh variabel Pariwisata terhadap
pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta.
9
4. Menganalisa seberapa besar pengaruh variabel Jumlah perusahaan
disektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
1.3.2. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana pada Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia, dan juga menambah
pengetahuan dan pengalaman penulis agar dapat mengembangkan
ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas
Ekonomi jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Islam Indonesia, selain
itu penulis dapat membandingkan antara teori dan praktek yang terjadi
di lapangan.
2. Bagi Instansi Terkait
Penelitian merupakan syarat yang wajib bagi penulis dalam
menyelesaikan studi, maka penulis mengadakan penelitian ini dan
hasilnya diharapkan mampu memberikan informasi dan penambahan
wawasan bagi pihak-pihak terkait dengan permasalahan ekonomi,
dengan demikian diharapkan dapat menentukan kebijakan dengan
tepat.
10
3. Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran atau studi
banding bagi mahasiswa atau pihak yang melakukan penelitian yang
sejenis. Di samping itu, guna meningkatkan keterampilan, memperluas
wawasan yang akan membentuk mental mahasiswa sebagai bekal
memasuki lapangan kerja.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa bab yaitu
bebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas beberapa unsur antara lain latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tiga bagian: pertama, berisi pendokumentasian dan
pengkajian hasil dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
pada area yang sama. Kedua, mengenai teori yang digunakan
untuk mendekati permasalahan yang akan diteliti. Landasan teori
ini berisi teori-teori sebagai hasil dari studi pustaka. Teori-teori
yang didapat akan menjadi landasan bagi penulisan untuk
11
melakukan pembahasan dan pengambilan kesimpulan mengenai
judul yang penulis pilih. Ketiga, merupakan formalisasi hipotesis.
Hipotesis ini dipandang sebagai jawaban sementara atas rumusan
masalah, sehingga hipotesis yang disusun adalah merupakan
pernyataan yang menjawab pertanyaan pada rumusan masalah.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metode analisis yang digunakan
dalam penelitian dan data-data yang digunakan berserta sumber
data.
BAB IV HASIL DAN ANALISIS
Bab ini berisi semua temuan-temuan yang dihasilkan dalam
penelitian. Menguraikan tentang deskripsi data penelitian dan
penjelasan tentang hasil dan analisis.
BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Bab ini berisi tentang dua hal yaitu simpulan yang berisi tentang
kesimpulan-kesimpulan yang langsung diturunkan dari seksi
diskusi dan analisis yang dilakukan pada bagian sebelumnya, dan
implikasi penelitian yang berisi tentang hasil dari kesimpulan
sebagai jawaban atas rumusan masalah, sehingga dari sini dapat
ditarik benang merah apa implikasi teoritas penelitian ini.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Pustaka
Ace Kusnadi (1998), menganalisis tentang ”Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat tahun 1983-1996”. Penulis
menggunakan variabel investasi, ekspor, subsidi daerah otonom dan tenaga kerja.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel investasi, ekspor
dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa
Barat. Subsidi daerah otonom juga berpengaruh signifikan. Hal ini menunjukkan
bahwa propinsi Jawa Barat masih mempunyai ketergantungan yang besar
terhadap kucuran dana dari pemerintah pusat. Kondisi ini harus segera mendapat
perhatian yang besar, karena pada umumnya, dimasa otonomi daerah seperti
sekarang ini, pemerintah daerah dituntut harus mandiri khususnya daerah Jawa
Barat.
Prabowo Supranto (2004), dalam penelitiannya “Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun 1986-2002”. Data yang
digunakan dalam bentuk data tahunan tahun 1986-2002. Dan alat analisis yang
digunakan adalah analisis regresi berganda dengan metode OLS (Ordinary Least
Square). Variabel bebas yang digunakan adalah investasi asing, total nilai ekspor,
jumlah tenaga kerja, tabungan domestik dan hutang luar negeri. Kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian ini adalah variabel investasi asing, total nilai ekpor,
13
jumlah tenaga kerja, dan tabungan domestik, berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sedangkan hutang luar negeri,
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Muhammad Shodiq Firmanto (2005), dengan judul “Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 1984-2002”. Dalam
penelitian ini menggunakan metode analisa deskriptif, analisis regresi dan
pendekatan ekonometri. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah total nilai ekspor, investasi, dan jumlah tenaga kerja di sektor
perekonomian. Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat variabel-variabel bebas
secara bersama-sama mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun 1984-2002.
Dari hasil analisis ini juga diketahui bahwa, dua varibel bebas yaitu total nilai
ekspor dan jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan kearah positif, sedangkan
varibel investasi tidak berpengaruh signifikan ke arah positif terhadap
pertumbuhan ekonomi tahun 1984-2002.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Prof. Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi
sebagai ”kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk
menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada
penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan
penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini
14
mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa
terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua,
teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang
menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam
barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien
memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga
inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat
dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2000:57).
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita
dalam jangka panjang, dimana penekanannya pada tiga hal yaitu proses, output
perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses”
bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek
dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian
berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan
atau perkembangan itu sendiri.
Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan ”output
perkapita”. Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori mengenai
pertumbuhan GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya
apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita
bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi
dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup
15
panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat
(Boediono, 1992:1-2).
2.2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow-Swan
Menurut teori ini garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori
Harrod-Domar, dimana asumsi yang melandasi model ini yaitu:
1. Tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu,
misalnya P per tahun.
2. Adanya fungsi produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap
periode.
3. Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh
masyarakat yang dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari
output (Q). Tabungan masyarakat S = sQ; bila Q naik S juga naik,
dan sebaliknya.
4. Semua tabungan masyarakat di investasikan S = I = ∆K.
Sesuai dengan anggapan mengenai kecenderungan menabung, maka
dari output disisakan sejumlah proporsi untuk ditabung dan kemudian di
investasikan. Dengan begitu, maka terjadi penambahan stok kapital
(Boediono, 1992: 81-82).
2.2.3. Teori Pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar
16
Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom
sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-
Domar ini mempunyai asumsi yaitu:
1. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment)
dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat
digunakan secara penuh.
2. Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga
dan sektor perusahaan.
3. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan
besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari
titik nol.
4. Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save =
MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output
(capital-output ratio = COR) dan rasio pertambahan modal-output
(incremental capital-output ratio = ICOR).
Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu
proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti
barang-barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan
perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan
stok modal. Hubungan tersebut telah kita kenal dengan istilah rasio modal-
output (COR).
17
Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian
harus menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output
totalnya. Semakin banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka
semakin cepat perekonomian itu akan tumbuh (Lincolyn, 2004:64-67).
2.2.4. Teori Investasi
Investasi adalah penambahan barang modal secara netto yang positif.
Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu investasi riil dan investasi
finansial. Yang dimaksud dengan investasi riil adalah investasi terhadap barang-
barang tahan lama (barang-barang modal) yang akan digunakan dalam proses
produksi. Sedangkan investasi finansial adalah investasi terhadap surat-surat
berharga, misalnya pembelian saham, obligasi, dan surat bukti hutang lainnya.
Pertimbangan-pertimbangan utama yang perlu dilakukan dalam
melakukan (memilih) suatu jenis investasi riil adalah tingkat bunga pinjaman
yang berlaku (i), tingkat pengembalian (rate or return), dari barang modal, dan
prospek (harapan berkembang) proyek investasi (Guritno, 1998: 81).
Arus sumber-sumber keuangan internasional dapat terwujud dalam
dua bentuk. Yang pertama adalah penanaman modal asing yang dilakukan pihak
swasta (private foreign investment) dan investasi portofolio, terutama berupa
penanaman modal asing ”langsung” yang biasanya dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan raksasa multinasional. Disamping itu, terdapat pula arus permodalan
18
serupa dari bank-bank swasta internasional, yang dana investasinya berupa
portofolio (Todaro, 2000: 156).
2.2.5. Ekspor
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara
mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri keluar wilayah pabean
Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total
barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk
diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu
(Sasandara, 2005).
Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah
negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada
gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan
tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat dipatahkan
dan pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan (Jhingan, 2000).
Ekspor maupun impor merupakan faktor penting dalam merangsang
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekspor impor akan memperbesar
kapasitas konsumsi suatu negara meningkatkan output dunia, serta
menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar-pasar
internasional yang potensial untuk berbagai produk ekspor yang mana tanpa
19
produk-produk tersebut, maka negara-negara miskin tidak akan mampu
mengembangkan kegiatan dan kehidupan perekonomian nasionalnya. Ekspor
juga dapat membantu semua negara dalam menjalankan usaha-usaha
pembangunan mereka melalui promosi serta penguatan sektor-sektor ekonomi
yang mengandung keunggulan komparatif, baik itu berupa ketersediaan
faktor-faktor produksi tertentu dalam jumlah yang melimpah, atau keunggulan
efisiensi alias produktifitas tenaga kerja. Ekspor juga dapat membantu semua
negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang mereka miliki.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pada
umumnya, setiap negara perlu merumuskan dan menerapkan kebijakan-
kebijakan internasional yang berorientasi ke luar. Dalam semua kasus,
kemandirian yang didasarkan pada isolasi, baik yang penuh maupun yang
hanya sebagian, tetap saja secara ekonomi akan lebih rendah nilainya daripada
partisipasi ke dalam perdagangan dunia yang benar-benar bebas tanpa batasan
atau hambatan apapun (Todaro dan Smith, 1993).
2.2.6. Pariwisata
Menurut Herman V. Schulalard seorang ahli ekonomi, bangsa Austria
dalam tahun 1910 telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut:
“Menurut pendapatnya yang dimaksudkan dengan kepariwisataan adalah
sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan
perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya
20
pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu negara,
kota atau daerah” (Oka, 1996).
Kepariwisataan dapat dirumuskan dengan berbagai cara, namun fokus
besarnya adalah tentang wisatawan yang jauh dari tempat tinggalnya dan jasa-
jasa pelayanan yang digunakannya, termasuk sarana-sarana angkutan, makan
dan pelayanan tempat menginap, hiburan, dan atraksi-atraksi wisata. Ekonomi
pariwisata membahas dampak ekonomi dari perjalanan atas beberapa sektor
pariwisata dan metode-metode kuantitatif yang dapat diterapkan untuk
peramalan pariwisata dan proyek-proyek kepariwisataan. Istilah “tourism”
(kepariwisataan) mencakup orang-orang yang melakukan perjalanan pergi
dari rumahnya dan perusahaan-perusahaan yang melayani mereka dengan cara
memperlancar atau mempermudah perjalanan mereka atau membuatnya lebih
menyenangkan. Seorang wisatawan didefinisikan sebagai seseorang yang
berada jauh dari tempat tinggalnya (jarak jauhnya ini berbeda-beda).
Pariwisata sebagai suatu konsep dapat dipandang dari berbagai perspektif
yang berbeda. Pariwisata adalah suatu kegiatan melakukan perjalanan dari
rumah terutama untuk maksud usaha atau bersantai. Pariwisata adalah suatu
bisnis dalam penyediaan barang dan jasa bagi wisatawan dan menyangkut
setiap pengeluaran oleh atau untuk wisatawan/pengunjung dalam
perjalanannya. Kepariwisataan adalah suatu lingkup usaha yang terdiri atas
ratusan komponen usaha, sebagiannya besar sekali, tetapi sebagian besar
usaha kecil, termasuk di dalamnya angkutan udara, kapal-kapal pesiar
21
(cruise), kereta api, agen-agen penyewaan mobil, pengusaha tur dan biro
perjalanan, penginapan, restoran dan pusat-pusat konvensi. Terdapat juga
usaha jasa-jasa penerimaan tamu dan perusahaan perkemahan serta sebagian
toko-toko pengecer, toko-toko makanan, serta pom bensin. Pariwisata dapat
dipandang sebagai suatu lembaga dengan jutaan interaksi, suatu kebudayaan
dengan suatu sejarah, kumpulan pengetahuan, dan jutaan jumlah orang yang
merasa dirinya sebagai bagian dari kelembagaan ini (Lundberg dan
Krishnamoorthy, 1997).
Industri pariwisata dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari
bermacam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-
barang dan jasa-jasa (goods and service) yang dibutuhkan wisatawan pada
khususnya dan traveller pada umumnya selama dalam perjalanannya. RS.
Damarjadi mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan industri pariwisata
dijelaskan sebagai berikut: “Industri pariwisata merupakan rangkuman dari
berbagai macam bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan
produk maupun jasa/layanan atau service yang nantinya baik secara langsung
ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perawatannya
(Oka, 1996).
2.2.7. Industri
Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan
22
sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang
nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat
kepada pemakaian terakhir.
Menurut BPS (1985:15), Industri merupakan perusahaan atau usaha
industri yang merupakan satu unit (kesatuan) usaha untuk melakukan kegiatan
ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa terletak pada suatu
bangunan/lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri
mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang
bertanggung jawab atas resiko usaha tersebut.
Menurut Dumairy, industri mempunyai dua pengertian, yaitu :
Pertama, industri dapat berarti himpunan perusahaan-perusahaan sejenis.
Dalam konteks ini misalnya, industri kosmetika berarti himpunan perusahaan-
perusahaan penghasil kosmetika; industri tekstil maksudnya himpunan pabrik
atau perusahaan tekstil. Kedua, industri dapat menuju pada suatu sektor
ekonomi yang didalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan
mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Kegiatan pengolahan itu
sendiri dapat bersifat masinal, elektrikal, atau bahkan manual.
Sedangkan menurut undang-undang No. 5 Th. 1984, yang dimaksud
industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang nilainya lebih
tinggi untuk penggunaannya termasuk perekayasaan industri.
23
2.3 Hubungan Antara Variabel Dependen dengan Variabel Independen
2.3.1. Pengaruh PMDN terhadap Pertumbuhan ekonomi
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dapat diartikan sebagai
pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk
membeli barang-barang produksi, untuk menambah kemampuan memproduksi
barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian yang berasal dari investasi
dalam negeri. Investasi menghimpun akumulasi modal dengan membangun
sejumlah gedung dan peralatan yang berguna bagi kegiatan produktif, maka
output potensial suatu bangsa akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka
panjang juga akan meningkat. Jelas dengan demikian bahwa investasi khususnya
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) memainkan peranan penting dalam
menentukan jumlah output dan pendapatan. Jadi PMDN memiliki hubungan
positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
2.3.2. Pengaruh Ekspor terhadap Pertumbuhan ekonomi
Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke
negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu
tahun tertentu (Sasandara, 2005).
Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah
negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada
gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan
24
tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat dipatahkan dan
pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan (Jhingan, 2000).
Ekspor maupun impor merupakan faktor penting dalam merangsang
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekspor impor akan memperbesar kapasitas
konsumsi suatu negara meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke
sumber-sumber daya yang langka dan pasar-pasar internasional yang potensial
untuk berbagai produk ekspor yang mana tanpa produk-produk tersebut, maka
negara-negara miskin tidak akan mampu mengembangkan kegiatan dan
kehidupan perekonomian nasionalnya. Ekspor juga dapat membantu semua
negara dalam menjalankan usaha-usaha pembangunan mereka melalui promosi
serta penguatan sektor-sektor ekonomi yang mengandung keunggulan komparatif,
baik itu berupa ketersediaan faktor-faktor produksi tertentu dalam jumlah yang
melimpah, atau keunggulan efisiensi alias produktifitas tenaga kerja.
Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam menganbil keuntungan
dari skala ekonomi yang mereka miliki. Untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan pada umumnya (Todaro dan Smith, 1993 ).
Ekspor mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi,
artinya ketika ekspor mengalami kenaikan maka pertumbuhan ekonomi juga
mengalami kenaikan dan sebaliknya apabila ekspor mengalami penurunan maka
pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan.
2.3.3. Pengaruh Pariwisata terhadap Pertumbuhan ekonomi
25
Pariwisata adalah suatu kegiatan melakukan perjalanan dari rumah
terutama untuk maksud usaha atau bersantai. Pariwisata adalah suatu bisnis dalam
penyediaan barang dan jasa bagi wisatawan dan menyangkut setiap pengeluaran
oleh atau untuk wisatawan/pengunjung dalam perjalanannya. Kepariwisataan
adalah suatu lingkup usaha yang terdiri atas ratusan komponen usaha,
sebagiannya besar sekali, tetapi sebagian besar usaha kecil, termasuk di dalamnya
angkutan udara, kapal-kapal pesiar (cruise), kereta api, agen-agen penyewaan
mobil, pengusaha tour dan biro perjalanan, penginapan, restoran dan pusat-pusat
konvensi. Pariwisata mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi,
artinya ketika pariwisata mengalami kenaikan maka pertumbuhan ekonomi juga
mengalami kenaikan dan sebaliknya apabila pariwisata mengalami penurunan
maka pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan.
2.3.4. Pengaruh Jumlah Perusahaan Disektor Industri terhadap
Pertumbuhan ekonomi
Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah
suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi
barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi
barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakaian
terakhir. Jumlah perusahaan disektor industri mempunyai hubungan positif
dengan pertumbuhan ekonomi, artinya ketika jumlah perusahaan disektor industri
mengalami kenaikan maka pertumbuhan ekonomi juga mengalami kenaikan dan
26
sebaliknya apabila jumlah perusahaan disektor industri mengalami penurunan
maka pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan.
2.4 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga PMDN berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi DIY tahun 1990-2004.
2. Diduga Ekspor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi DIY tahun 1990-2004.
3. Diduga Pariwisata berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi DIY tahun 1990-2004.
4. Diduga Jumlah perusahaan disektor industri berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi DIY tahun 1990-2004.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari satu variabel
terikat yaitu Pertumbuhan Ekonomi dan empat variabel bebas yaitu Penanaman
Modal Dalam Negeri, Ekspor, Pariwisata dan Jumlah Perusahaan Disektor
Industri. Data sekunder ini bersumber dari Badan Pusat Statistik dan Dinas
Pariwisata DIY.
3.2. Definisi Variabel.
a. Pertumbuhan ekonomi
Adalah nilai total atas segenap output akhir yang dihasilkan oleh suatu
perekonomian di suatu daerah tertentu. Data operasional yang digunakan
dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk Juta
Rp per tahun.
b. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Adalah keseluruhan Penanaman Modal Dalam Negeri yang telah
disetujui oleh pemerintah menurut kegiatan sektor ekonomi di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini
diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik berdasarkan
perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk Juta Rp per tahun.
28
c. Ekspor
Adalah jumlah keseluruhan ekspor barang dan jasa ke luar wilayah
pabean di Daerah Istimewa Yogyakarta. Data operasional yang digunakan
dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk Juta
Rp per tahun.
d. Pariwisata
Adalah keseluruhan jumlah pendapatan dari wisatawan Asing dan
Domestik yang datang ke Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
dihitung dari banyaknya jumlah wisatawan yang menginap di hotel, baik hotel
berbintang maupun non bintang. Data operasional yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata
Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan perhitungan tahunan dan
dinyatakan dalam bentuk Juta per tahun.
e. Jumlah Perusahaan Disektor Industri
Adalah jumlah keseluruhan jumlah perusahaan disektor industri yang
ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Data operasional yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik
berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk Unit per
tahun.
29
3.3. Metode Analisis Data
3.3.1. Metode Regresi Kuadrat Terkecil
Analisis data yang dilakukan dengan Metode Regresi Kuadrat Terkecil/OLS
(ordinary least square), dengan fungsi Produk Domestik Regional Bruto = f
(PMDN, Ekspor, Pariwisata dan Jumlah Perusahaan Disektor Industri), maka
persamaan regresi adalah :
Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4X4 + e
Keterangan:
Y = Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 1993 (Juta Rp)
X1 = Penanaman Modal Dalam Negeri (Juta Rp)
X2 = Ekspor (Juta Rp)
X3 = Pariwisata (Juta Rp)
X4 = Jumlah Perusahaan Disektor Industri (Unit)
β0 = Konstanta regresi
β1, β2, β3 = Koefisien regresi
e = Kesalahan pengganggu
3.3.2. Pemilihan Model Regresi
Pemilihan model regresi ini menggunakan uji Mackinnon, White and
Davidson (MWD) yang bertujuan untuk menentukan apakah model yang akan di
gunakan berbentuk linier atau log linier.
30
Persamaan matematis untuk model regresi linier dan regresi log linier
adalah sebagai berikut :
Linier Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4X4 + e
Log Linier LnY = β0 + β1LnX1 + β2 LnX2 + β3 LnX3 + β4LnX4 + e
Untuk melakukan uji MWD ini kita asumsikan bahwa
Ho : Y adalah fungsi linier dari variabel independen X (model linier)
H1 : Y adalah fungsi log linier dari varibel independen X (model log linier)
Adapun prosedur metode MWD adalah sebagai berikut :
1. Estimasi model linier dan dapatkan nilai prediksinya (fitted value) dan
selanjutnya dinamai F1.
2. Estimasi model log linier dan dapatkan nilai prediksinya, dan selanjutnya
dinamai F2.
3. Dapatkan nilai Z1 = ln F1-F2 dan Z2 = antilog F2-F1
4. Estimasi persamaan berikut ini :
Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4X4 + β5Z1 +e
Jika Z1 signifikan secara statistik melalui uji t maka kita menolak hipotesis
nul dan model yang tepat untuk digunakan adalah model log linier dan
sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima hipotesis nul dan
model yang tepat digunakan adalah model linier
5. Estimasi persamaan berikut :
LnY = β0 + β1LnX1 + β2 LnX2 + β3 LnX3 + β4LnX4 + β5Z2 +e
31
Jika Z2 signifikan secara statistik malalui uji t maka kita menolak hipotesis
alternatif dan model yang tepat untuk digunakan adalah model log linier dan
sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima hipotesis alternatif dan
model yang tepat untuk digunakan adalah model linier. (Agus Widarjono,
2005).
3.3.3. Uji Hipotesis (Uji-t)
Pengujian tingkat significant dari masing-masing koefisien regresi
digunakan uji t-test yaitu (Abdul Hakim,2000 : 193) :
- Ho : bi = 0, artinya variabel independen tidak mempengaruhi variabel
dependen.
- Ha : bi > 0, artinya variabel independen mempengaruhi variabel
depanden secara positif.
- Ha : bi < 0, artinya variabel independen mempengaruhi variabel
dependen secara negatif.
t – hitung = 1
1SDb
b
Dimana :
b1 = adalah penaksir koefisien bi
SD = Standar Deviasi
Dengan derajat keyakinan tertentu, maka jika :
- t-hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya secara
32
individu tidak ada pengaruh yang berarti antara variabel independen
terhadap variabel dependen.
- t-hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara
individu terdapat pengaruh yang berarti antara variabel independen
terhadap variabel dependen.
3.3.4. Uji Hipotesis (Uji-F)
Pengujian semua koefisien penaksir regresi secara serentak maka
pengujian tersebut dilakukan dengan uji F-test yaitu :
Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, artinya variabel independen tidak
mempengaruhi variabel dependen.
Ha : β1 β≠ 2 ≠ β3 ≠ β4≠ 0, artinya variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Rumus F-hitung sebagai berikut :
F-hitung = )/()1(
)1/(knR
kR−−
−
Dimana :
R = Koefisisen determinasi
k = Banyaknya variabel bebas
n = Banyaknya sampel
Maka dengan derajat keyakinan tertentu :
o Jika F-hitung < F tabel, maka Ho diterima yang berarti secara
33
bersama-sama variabel independen secara signifikan tidak
dipengaruhi variabel dependen.
o Jika F-hitung > F tabel, maka Ho ditolak yang berarti secara
bersama-sama variabel independen secara signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
Pengujian terakhir yaitu mengukur keeratan hubungan antara
variabel bebas dan tidak bebas terhadap sesuatu himpunan data hasil
pengamatan, yang serius disebut dengan koefisien determinasi (R)
sehingga semakin tinggi R maka semakin erat hubungan antara variabel
bebas dan variabel tidak bebasnya.
3.3.5. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh variabel
bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Menurut Sumodiningrat (2002), R2 adalah sebuah fungsi yang tidak pernah menurun (nondecreasing) dari jumlah variabel bebas yang terdapat dalam model regresi. Bertambahnya jumlah variabel bebas, maka R2 akan meningkat dan tidak pernah menurun. Menurut Algifari (1997), untuk menginterpretasikan koefisien determinasi dengan memasukkan pertimbangan banyaknya variabel independen dan sampel yang digunakan dalam penelitian, khususnya dalam model regresi linier berganda, menggunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R2). Adapun rumus Adjusted R2, adalah sebagai berikut : (Sumodiningrat, 2002)
R2 = 1 – ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
TSSRSS
k-n1-n
Dimana :
R2 = Adjusted R2
34
RSS = Residual Sum Square (Jumlah Kuadrat Sisa)
TSS = Total Sum Square (Jumlah Kuadrat Total)
Adapun untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh paling
dominan terhadap variabel terikat, dilakukan dengan melihat harga
koefisien β. Semakin besar koefisien β suatu variabel bebas, maka akan
semakin besar pengaruhnya terhadap variabel terikat.
3.4. Uji Asumsi Klasik
Penaksir-penaksir yang bersifat BLUE (best liniar unbiased estimator)
yang diperoleh dari penaksir liniar kuadrat terkecil (ordinary least square) maka
harus memenuhi seluruh asumsi-asumsi klasik.
3.4.1. Multikolinearitas
Merupakan suatu keadaan dimana satu / lebih variabel independen
dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel lainnya. Hubungan
yang terjadi bisa sempurna, bisa juga tidak sempurna. Multikolinearitas
dapat dideteksi dengan melihat R2 yang tinggi. Multikolinearitas menjadi
masalah jika derajat kolininearitasnya tinggi, jika derajat kolinearitasnya
rendah maka tidak menjadi masalah yang berarti. Dengan metode Klein
35
derajat multikolinearitas dapat dilihat melalui koefisien determinasi parsial
dari regresi antara variabel dependen yang digunakan dalam model
penelitian. Jika r2 Xi, Xj ≤ R2 Y, X1, X2……..Xk maka tingkat
multikolinearitas yang akan terjadi cukup rendah dan tidak menjadi
masalah.
Satu asumsi model regresi klasik adalah bahwa tidak terdapat
multikolinieritas diantara variabel yang menjelaskan termasuk dalam model.
Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang “sempurna” atau
pasti, di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model
regresi Masalah multikolinieritas bisa timbul karena berbagai sebab,
Pertama sifat-sifat yang terkandung dalam kebanyakan variabel ekonomi
berubah bersama-sama sepanjang waktu. Besaran-besaran ekonomi
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama. Oleh karena itu, sekali faktor-
faktor yang mempengaruhi itu menjadi operatif, maka seluruh variabel akan
cenderung berubah dalam satu arah. Kedua, penggunaan nilai lag (lagged
values) dari variabel-variabel bebas tertentu dalam model regresi. Pengujian
terhadap gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan membandingkan
koefisien determinasi parsial, (r2) dengan koefisien determinasi majemuk
(R2) regreasi awal atau yang disebut dengan metode Klein rule of Thumbs.
Jika r2 < R2 maka tidak ada multikolineraitas. (Gujarati, 1995).
3.4.2. Heterokedastisitas
36
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak
memiliki varian yang sama. Adanya heteroskedastisitas dalam model
analisis mengakibatkan varian dan koefisien-koefisien OLS tidak lagi
minimum dan penaksir-penaksir OLS menjadi tidak efisien meskipun
penaksir OLS tetap tidak bias dan konsisten. Metode yang digunakan untuk
mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah pengujian
White, langkah pengujiannya antara lain:
1. Estimasi persamaan model dan dapatkan residualnya.
2. Melakukan regresi pada persamaan berikut yang disebut regresi
auxiliary
3. Hipotesis nul dalam uji ini adalah tidak ada heteroskedastisitas. Uji
White didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2 yang
akan mengikuti distribusi Chi-squares dengan degree of freedom
sebanyak variabel independen tidak termasuk konstanta dalam regresi
auxiliary. Nilai hitung statistik Chi-squares (χ2) dapat dicari dengan
formula sebagai berikut:
n R2 ≈ χ2df
4. Jika nilai Chi-squares hitung (n. R2) lebih besar dari nilai χ2 kritis
dengan derajat kepercayaan tertentu (α) maka ada heteroskedastisitas
dan sebaliknya jika Chi-squares hitung lebih kecil dari nilai χ2 kritis
menunjukkan tidak adanya heteroskedastisitas. (Gujarati, 1995).
37
3.4.3. Autokorelasi
Adalah keadaan dimana faktor-faktor pengganggu yang satu dengan
yang lain saling berhubungan, pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat
dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW), yaitu dengan cara
membandingkan antara DW statistik ( d ) dengan dL dan dU, jika DW
statistik berada diantara dU dan 4- dU maka tidak ada autokorelasi.
Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan jelas
dalam gambar 3.1 berikut ini :
Gambar 3.1 Daerah Autokorelasi
Kriteria Pengambilan Keputusan : auto-korelasi positif
Daerah keragu-raguan
Tidak ada autokorelasi
Daerah keragu-raguan
auto-korelasi negatif
du 0 dl 4-du 4-dl 4
38
Tabel 3.1 Uji Statistik Durbin-Watson
Nilai Statistik Hasil
0<d<dl
dl≤d≤du
du≤d≤4-du
4-du≤d≤4-dl
4-dl≤d≤4
Menolak hipotesis nul; ada autokorelasi
positif
Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
Menerima hipotesis nul; tidak ada
autokorelasi positif/negatif
Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
Menolak hipotesis nul; ada autokorelasi
negatif
Atau dengan cara lain untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam
model bisa dilakukan menggunakan uji LM atau Lagrange Multiplier. Salah
satu cara untuk menghilangkan pengaruh autokorelasi tersebut adalah dengan
memasukkan lag variabel dependen kedalam model regresi. Misalnya pada
model regresi :
Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4X4 + e
39
yang diyakini terdapat autokorelasi, untuk menghilangkan pengaruh
autokorelasi dalam model regresi tersebut dapat dilakukan dengan
memasukkan lag variabel dependen (PDRB) ke dalam model sehingga model
regresi tersebut menjadi:
Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4X4 + b5Y (t-1) (Gujarati , 2003)
40
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
4.1 Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series yang
merupakan data tahunan, yang dimulai dari tahun 1990 sampai tahun 2004.
Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi DIY disini menggunakan data PDRB sebagai variabel dependen
(variabel tidak bebas) untuk mewakili pertumbuhan ekonomi. Variabel
independen terdiri dari PMDN, ekspor, pariwisata, dan jumlah perusahaan
disektor industri.
Tabel 4.1 Data Observasi
obs Y X1 X2 X3 X4
1990 9159241 306905 389100 25980213461 162 1991 9634857 412033 403036 23998046772 215 1992 10303121 530697 481733 20340666220 247 1993 10901831 625431 2117420 24061984333 248 1994 11699390 686307 2342510 28061983999 263 1995 12955802 905693 2528263 30559231000 290 1996 13958968 1064588 2702618 32776282900 358 1997 14449327 1283716 2703776 22696380121 362 1998 12833873 1299966 1656437 16261468848 400 1999 12960802 1962201 1629642 20214132771 347 2000 13480000 1815183 5360059 23671736991 397 2001 14056000 1814240 5952265 22665082879 394 2002 14689000 1961916 6265385 27212192095 397 2003 15360000 2405967 6724101 23028745903 402 2004 16149000 1801967 7022007 27738075532 411
Sumber Data : Badan Pusat Statistuk DIY, Statistik Indonesia, berbagai tahun penerbitan.
41
Keterangan :
Y : PDRB (Juta Rupiah)
X1 : PMDN (Juta Rupiah)
X2 : Ekspor (Juta Rupiah)
X3 : Pariwisata (Juta Rupiah)
X4 : Jumlah perusahaan disektor industri (Unit)
Data PDRB yang digunakan adalah PDRB riil atau berdasarkan tahun
dasar. Sedangkan, Data PMDN, Data Ekspor, Data Pariwisata, dan Data Jumlah
perusahaan disektor industri menggunakan data pertahun.
Dari data yang digunakan sebagai bahan penelitian diperoleh dari kantor
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pariwisata DIY. Data PDRB, Data
PMDN, Data Ekspor, Data Pariwisata, dan Data Jumlah perusahaan disektor
industri diperoleh dari Statistik Yogyakarta dari berbagai edisi yang diterbitkan
oleh BPS.
4.2 Uji Spesifikasi Model
Mengingat pentingnya spesifikasi model untuk menentukan bentuk suatu
fungsi suatu model empirik dinyatakan dalam bentuk linier ataukah nonlinier
dalam suatu penelitian, maka dalam penelitian ini juga akan dilakukan uji
tersebut. Penelitian kali ini akan menggunakan uji MacKinnon, White,
Davidson (MWD test).
42
Hasil estimasi dari uji MWD dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 4.2 Hasil Uji MWD
Variabel Nilai Statistik t Nilai Tabel t α (=5%) Probabilitas
Z1 3.426719 1.812 0,0075 Z2 -1.403593 1.812 0,1940
Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran)
Berdasarkan dari hasil regresi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan uji MWD terlihat perbedaan yang berarti antara kedua
bentuk fungsi model empiris (linier dengan log-linier) tersebut. Dengan derajat
kepercayaan 95% (α = 5%) bentuk fungsi model empiris linier tidak baik
digunakan, karena baik Z1 signifikan secara statistik dengan probabilitas 0,0075
dan Z2 tidak signifikan secara statistik dengan probabilitas 0,1940 sehingga
model yang baik digunakan adalah log-linier (Z2).
4.3 Uji Kuantitatif
Setelah kita melakukan regresi dan menghasilkan persamaan yang
digunakan adalah persamaan linier dan setelah dilakukan uji asumsi klasik dapat
dipastikan bahwa model sudah tidak mengandung masalah multikolinieritas,
heteroskedasitas, dan autokorelasi lagi. Dengan kata lain, model sudah layak
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan apakah hipotesa
alternatif diterima atau ditolak. Pengaruh PMDN, ekspor, pariwisata, dan
jumlah perusahaan disektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi DIY
43
dihitung dengan menggunakan rumus regresi linier sederhana, diperoleh
persamaan sebagai berikut :
LY = ßo + ßıLXı + ß2LX2 + β3LX3 + β4LX4 + μi
LY = 3.373714 + 0.076583LX1 + 0.018497LX2 + 0.216146LX3 +
0.362358LX4
Tabel 4.3
Hasil Regresi Antara Variabel Dependen Dengan Variabel Independen
Variabel Koefisien Regresi
Standar Error
t-statistik
LC 3.373714 1.039419 3.245769 LX1 0.076583 0.068530 1.117505 LX2 0.018497 0.033206 0.557025 LX3 0.216146 0.093749 2.305581 LX4 0.362358 0.141362 2.563343
Sumber : Olahan Data Eviews.
R-Squared = 0,952151
F-Statistik = 49,74804
4.4 Uji Statistik
4.4.1 Uji F – Test Statistik
1. Hipotesis
Ho: β1 = β2 = β3= β4, artinya secara bersama-sama variabel X1, X2,
X3, X4 tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi DIY (Y).
44
Ha:β1 ≠ β2 ≠ β3≠ β4, artinya secara bersama-sama variabel X1, X2,
X3, X4 berpengaruh terhadap jumlah
pertumbuhan ekonomi DIY (Y).
F tabel = (α = 0,05: k-1: n-k)
= (α = 0,05: 4: 10) = 3,48
F hitung = 49,74804
Gambar 4.1 Kurva Distribusi F Pertumbuhan Ekonomi DIY
Daerah penerimaan Ha
Daerah penolakan Ho
Ftabel = 3.48 Fhitung = 49,74804
Karena Fhitung > Ftabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti
secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi DIY (Y).
45
4.4.2 Uji t – Test Statistik
a. Uji t terhadap parameter Penanaman Modal Dalam Negeri (X1)
1. Hipotesis
Ho: βi ≤ 0, artinya variabel Penanaman Modal Dalam
Negeri tidak berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi DIY (Y).
Ha :βi > 0, artinya variabel Penanaman Modal Dalam
Negeri berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi DIY (Y).
t tabel = (α = 0,05 : df = 10 ) = 1,812
t hitung = 1,117505
Gambar 4.2 Kurva Distribusi t Penanaman Modal Dalam Negeri
t tabel =1,812 t hitung = 1,1175505
Daerah penolakan Ha
Daerah Penerimaan Ho
46
Karena t hitung < t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti
secara individu variabel Penanaman Modal Dalam Negeri (X1)
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi DIY (Y).
b. Uji t terhadap parameter Ekspor (X2)
1. Hipotesis
Ho: βi ≤ 0, artinya variabel ekspor(X2) tidak berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan ekonomi DIY.
Ha : βi > 0, artinya variabel ekspor(X2) berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi DIY.
t tabel = (α = 0,05 : df = 10 ) = 1,812
t hitung = 0,557025
Gambar 4.3
Kurva Distribusi t Ekspor
t hitung = 0,557025 t tabel = 1,812
Daerah penolakan Ha Daerah
penerimaan Ho
47
Karena t hitung < t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Berarti secara individu variabel ekspor (X2) berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi DIY.
c. Uji t terhadap parameter Pariwisata (X3)
1. Hipotesis
Ho: βi ≤ 0, artinya variabel pariwisata (X3) tidak berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan ekonomi DIY.
Ha : βi > 0, artinya variabel pariwisata (X3) berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi DIY.
t tabel = (α = 0,05 : df = 10 ) =1,812
t hitung = 2,305581
Gambar 4.4 Kurva Distribusi t Pariwisata
t hitung = 2,305581 t tabel = 1,812
Daerah penerimaan Ha Daerah
penolakan Ho
48
Karena t hitung > t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Berarti secara individu variabel pariwisata (X3) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi DIY.
d. Uji t terhadap parameter Jumlah perusahaan disektor industri
(X4)
1. Hipotesis
Ho: βi ≤ 0, artinya variabel Jumlah perusahaan disektor
industri tidak berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi DIY (Y).
Ha :βi > 0, artinya variabel jumlah perusahaan disektor
industri berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi DIY (Y).
t tabel = (α = 0,05 : df = 10 ) = 1,812
t hitung = 2,563343
Gambar 4.5 Kurva Distribusi t Jumlah perusahaan disektor industri
Daerah penerimaan Ha
Daerah penolakan Ho
t tabel =1,812 t hitung = 2,563343
49
Karena t hitung > t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti
secara individu variabel Jumlah perusahaan disektor industri(X4)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
DIY.
4.4.3 Koefisien Determinasi R2 (Goodness Of Fit)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan yang baik
dalam analisis, yang ditunjukan oleh besarnya koefisien determinasi R2.
berdasarkan hasil estimasi di dapat nilai koefisien determinasi R2 sebesar
0,952151 yang menunjukkan bahwa variabel independen yaitu Penanaman
Modal Dalam Negeri, Ekspor, Pariwisata, dan Jumlah perusahaan disektor
industri mampu menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen sebesar
95,21% dan sisanya 4,79% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel
Penanaman Modal Dalam Negeri, Ekspor, Pariwisata, dan Jumlah perusahaan
disektor industri.
4.5 Uji Asumsi Klasik
4.5.1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan menggunakan
metode deteksi Klien yaitu dengan melakukan regresi auxiliary dengan
mendapatkan determinasinya R2x1….x4, dan membandingkan koefisien
50
determinasi auxiliary dengan koefisien determinasi (R2) model regresi
aslinya yaitu Y dengan variabel independen. Jika R2x1….x4 lebih besar dari
R2 maka model mengandung unsur multikolinieritas antara variabel
independennya dan sebaliknya maka tidak ada korelasi antar variabel
independen (Widarjono, 2005:138). Hasil analisis regresi antar variabel-
variabel adalah :
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel R2
Regresi R2
Variabel Keterangan (X1) 0,952151 0,927183 Tidak ada Multikolinieritas (X2) 0,952151 0,871663 Tidak ada Multikolinieritas (X3) 0,952151 0,487326 Tidak ada Multikolinieritas (X4) 0,952151 0,912904 Tidak ada Multikolinieritas
Sumber: Hasil Pengolahan data sekunder, 2007
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas dengan metode deteksi
klien diatas dapat dilihat bahwa R regresi > r variabel maka tidak
terdapat masalah Multikolinearitas dari variabel PMDN, Ekspor,
Pariwisata, dan Jumlah perusahaan disektor industri.
2 2
4.5.2 Uji Heterokedastisitas
Untuk mengetahui keberadaan heterokedastisitas digunakan uji
White. Dengan membandingkan nilai chi squares hitung (χ2) lebih kecil
51
dari pada nilai kritis chi squares (χ2), maka hipotesis alternatif adanya
heterokedastisitas dalam model ditolak.
Tabel 4.5 Hasil Uji heteroskedastisitas
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic 2.597151 Probability 0.130634
Obs*R-squared 11.68393 Probability 0.168055
Dari hasil regresi di atas dapat dilihat nilai koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,952151. Nilai Chi-Squares hitung (χ2) sebesar 2,597151,
sedangkan nilai kritis chi squares (χ2) pada α=5% dengan df sebesar 10
adalah 18,3070. Karena Nilai Chi-Squares hitung (χ2) < nilai kritis chi
squares (χ2), maka dapat disimpulkan model tidak mengandung masalah
heteroskedasitas.
Model mengandung heteroskedastisitas bisa dilihat dari nilai
probabilitas Chi-Squares sebesar 0,130634 atau pada α=13,06 yang lebih
besar dari α=5%, berarti Ho diterima dan kesimpulannya tidak ada
heteroskedastisitas.
52
Tabel 4.5 Hasil Uji heteroskedastisitas
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic 2.597151 Probability 0.130634
Obs*R-squared 11.68393 Probability 0.168055
4.5.3 Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi masalah autokorelasi digunakan Uji LM Test.
Uji ini sangat berguna untuk mengidentifikasi masalah autokorelasi tidak
hanya pada derajat pertama (first order) tetapi juga digunakan pada
tingkat derajat. Jika hasil uji LM berada pada hipotesa nol (Ho) yaitu nilai
chi squares hitung (χ2) < dari pada nilai kritis chi squares (χ2), maka model
estimasi tidak terdapat autokorelasi, begitu pula sebaliknya jika berada
pada hipotesa alternatif (Ha) yaitu nilai chi squares hitung (χ2) > dari pada
nilai kritis chi squares (χ2), maka terdapat auto korelasi. Dengan Uji LM
test diperoleh :
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.074700 Probability 0.928661
Obs*R-squared 0.274991 Probability 0.871538
53
Dari hasil regresi diatas dapat dilihat Nilai Chi square hitung (χ2),
sebesar 0,274991 pada kelambanan 2 kita menerima hipotesis nol karena
tingkat signifikansi α lebih besar dari 5% yaitu 87,15%. Berdasarkan uji
LM ini berarti model tidak mengandung Autokorelasi.
54
4.6 Analisis Ekonomi
LY = β0 + β1LX1 + β2LX2 + β3LX3 + β4LX4 + e
LY = 3,373714 + 0,076583LX1 + 0,018497LX2 + 0,216146LX3 + 0,362358LX4
+ e
4.6.1. Penanaman Modal Dalam Negeri
Hasil analisis menunjukkan bahwa Penanaman Modal Dalam Negeri
secara statistik positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
DIY. Tidak signifikannya Penanaman Modal Dalam Negeri terhadap
pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta lebih disebabkan
karena investasi yang dilakukan oleh Penanaman Modal Dalam Negeri
tersebut nilainya masih relatif rendah. Kebanyakan investasi yang dilakukan
hanya pada industri kecil, jadi keuntungan yang diperoleh tidak terlalu besar
dan tingginya biaya yang harus dibayar oleh Investor untuk berinvestasi di
Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta karena panjangnya prosedur yang
harus ditempuh investor, serta biaya birokrasi yang masih tinggi. Oleh
karena itu Pemerintah propinsi DIY seyogianya menyederhanakan prosedur
investasi agar minat investor untuk menanamkan investasinya di wilayah ini
semakin besar.
4.6.2. Ekspor
Hasil analisis menunjukkan bahwa ekspor secara statistik positif dan
tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi DIY. Tidak signifikannya
55
ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta, ini
lebih disebabkan karena tidak semua industri melakukan ekspor, ekspor
hanya dilakukan oleh industri-industri besar saja atau ekspor tidak
semuanya diserap pada industri yang memberi akses pada masyarakat
sehingga konsumsi masyarakat pun tidak terdorong. Masih kecilnya ekspor
netto menunjukkan bahwa ekspor belum memberikan kontribusi yang cukup
besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu masih banyaknya pungutan
yang ditentukan melalui peraturan daerah dalam rangka mencapai target
Pendapatan Asli Daerah (PAD), sehingga mengganggu dan meningkatkan
biaya tambahan bagi para pengusaha di daerah-daerah. Serta banyaknya
pungutan-pungutan liar di pelabuhan yang makin mempersempit marjin
keuntungan para pengusaha serta tidak profesionalnya pelayanan di
pelabuhan (kemampuan bongkar - muat kontainer rendah dan terminal
handling cost tinggi). Oleh karena itu usaha yang dilakukan oleh Pemerintah
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mendorong kegiatan ekspor
adalah menekan ekonomi biaya tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan
meningkatkan transparansi kebijakan termasuk perizinan sektor
perdagangan, melakukan deregulasi dan debirokratisasi regulasi
perdagangan baik di pusat maupun di daerah, menyederhanakan prosedur
perizinan di sektor perdagangan (seperti SIUP, dokumen ekspor & impor),
serta yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan sarana dan prasarana
sektor perdagangan. Selain itu juga dengan cara memperlancar arus barang
56
dengan meningkatkan efisiensi distribusi, dengan cara antara lain
pengurangan/penghapusan hambatan yang membebani distribusi (seperti
Perda dan retribusi daerah), peningkatan ketersediaan sarana transportasi
serta peningkatan pengamanan pasar dalam negeri.
4.6.3. Pariwisata
Hasil analisis menunjukkan bahwa pariwisata secara statistik positif
dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi DIY. Sektor pariwisata
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Berdasarkan hasil uji statistik, variabel pariwisata secara
statistik positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi DIY sebesar
0,216146 berarti sesuai dengan hipotesa awal. Artinya setiap kenaikan
pariwisata sebesar 1% mengakibatkan kenaikan pertumbuhan ekonomi
Propinsi DIY sebesar 0,216146%. Adanya kenaikan peranan sektor
pariwisata maka akan menaikan pertumbuhan ekonomi Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Pengembangan kepariwisataan sangat erat
hubungannya dengan potensi daerah dari segi perekonomian maupun dari
segi sosial budaya. Dalam hubungannya dengan ekstensifikasi penerimaan
pendapatan asli daerah sektor pariwisata dapat merupakan salah satu
alternatif bagi daerah yang memiliki potensi pariwisata kiranya sangat tepat
untuk dikembangkan serta diupayakan ekstensifikasi dalam upaya
meningkatkan pendapatan asli daerah. Perkembangan kepariwisataan pada
57
hakekatnya merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan
obyek wisata seperti, misalnya kekayaan alam yang indah, keragaman
tradisi dan seni budaya serta peninggalan sejarah dan kepurbakalaan.
Apabila hal tersebut dipadukan dengan usaha jasa dan pariwisata seperti
biro perjalanan, penyediaan akomodasi dan transportasi yang memadai,
akan memberikan hasil yang optimal dan selanjutnya dapat memberikan
sumbangan yang besar terhadap pemerintah.
Dalam peta kepariwisataan nasional, potensi DIY menduduki
peringkat kedua setelah Bali. Penilaian tersebut didasarkan pada beberapa
faktor yang menjadi kekuatan pengembangan wisata di DIY. Pertama,
berkenaan dengan keragaman obyek. Dengan berbagai predikatnya, DIY
memiliki keragaman obyek wisata yang relatif menyeluruh baik dari segi
fisik maupun non fisik, di samping kesiapan sarana penunjang wisata.
Sebagai kota pendidikan, Yogyakarta relatif memiliki sumber daya manusia
yang berkualitas. Disamping itu, terdapat tidak kurang dari 70.000 industri
kerajinan tangan, dan sarana lain yang amat kondusif seperti fasilitas
akomodasi dan transportasi yang amat beragam, aneka jasa boga, biro
perjalanan umum, serta dukungan pramuwisata yang memadai, tim
pengamanan wisata yang disebut sebagai Bhayangkara Wisata. Potensi ini
masih ditambah lagi dengan letaknya yang bersebelahan dengan Propinsi
Jawa Tengah, sehingga menambah keragaman obyek yang telah ada. Kedua,
berkaitan dengan ragam spesifisitas obyek dengan karakter mantap dan unik
58
seperti Kraton, Candi Prambanan, kerajinan perak di Kotagede. Spesifikasi
obyek ini msih didukung oleh kombinasi obyek fisik dan obyek non fisik
dalam paduan yang serasi. Kesemua faktor tersebut memperkuat daya saing
DIY sebagai propinsi tujuan utama (primary destination) tidak saja bagi
wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Wisatawan Mancanegara maupun Wisatawan Domestik merupakan
faktor penting dalam memberikan kontribusi yang positif di dalam dunia
pariwisata. Perkembangan dan kemajuan obyek wisata dipengaruhi oleh
banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung, karena dari sisi
operasionalnya pengembangan maupun perawatan obyek wisata didapatkan
dari besarnya pendapatan yang diperoleh dari pemungutan retribusi.
Semakin banyak jumlah wisatawan yang berkunjung maka jumlah retribusi
yang dibayarkan akan semakin besar, sehingga akan meningkatkan jumlah
pendapatan daerah. Pengembangan bidang pariwisata perlu mendapatkan
perhatian khusus bagi pemerintah daerah karena ini merupakan salah satu
asset daerah yang mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah
(PAD) maupun pembentukan (PDRB).
4.6.4. Jumlah Perusahaan Disektor Industri
Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah industri secara statistik
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi DIY. Berdasarkan
hasil uji statistik, variabel jumlah perusahaan disektor industri secara
59
statistik positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi DIY sebesar
0,362356 berarti sesuai dengan hipotesa awal. Artinya setiap kenaikan
jumlah perusahaan disektor industri sebesar 1% mengakibatkan kenaikan
pertumbuhan ekonomi Propinsi DIY sebesar 0,362356%. Industri berperan
besar dalam perluasan kesempatan berusaha, kesempatan kerja dan
pengentasan kemiskinan. Adanya industri tersebut juga akan
mengurangi jumlah penganguran. Sehingga sektor industri makin
efektif menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi.
Terciptanya struktur industri yang makin kuat dan didukung
oleh kemampuan teknologi yang makin meningkat serta pemanfaatan
sumber daya ekonomi yang optimal akan meningkatnya daya saing
industri sehingga nantinya menghasilkan produk-produk unggulan
yang mampu menerobos pasar internasional dan mengurangi keter-
gantungan pada impor. Berkembangnya industri akan meningkatkan
peran serta masyarakat secara produktif dalam kegiatan industri sehingga
mampu mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan potensi
sumber daya daerah, dalam upaya lebih memeratakan pembangunan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu hal yang
perlu dilakukan oleh Pemerintah DIY adalah meningkatkan jumlah
perusahaan disektor industri yang ada sehingga nantinya akan
memperluas kesempatan kerja dan akan meningkatkan kegiatan
perekonomian.
60
BAB V
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.1. SIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
parameternya menggunakan metode OLS telah mengungkapkan pengaruh dari
penanaman modal dalam negeri (PMDN), ekspor, pariwisata, dan jumlah
perusahaan disektor industri, maka dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel pariwisata
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel jumlah
perusahaan disektor industri berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Hasil pengujian secara bersama-sama menunjukkan bahwa variabel
Penanaman Modal Dalam Negeri, Ekspor, Pariwisata dan Jumlah Perusahaan
Disektor Industri signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
61
5.2. IMPLIKASI
Berdasarkan dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka
implikasi kebijaksanaan yang berkaitan dengan hasil penelitian adalah :
1. Dalam penelitian ini variabel Pariwisata memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu perlu adanya
upaya peningkatan pendapatan daerah yang tercermin pada pendapatan
pariwisata. Untuk itu pemerintah hendaknya mengupayakan agar pendapatan
pariwisata setiap tahun meningkat. Maka dengan ini pariwisata dapat
memberikan peningkatan pendapatan di DIY, agar tercipta pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi. Perkembangan kepariwisataan sebaiknya
dipadukan dengan usaha jasa dan pariwisata seperti biro perjalanan,
penyediaan akomodasi dan transportasi yang memadai, akan memberikan
hasil yang optimal dan selanjutnya dapat memberikan sumbangan yang besar
terhadap pemerintah.
2. Dalam penelitian ini variabel Jumlah Perusahaan Disektor Industri memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini
berarti bahwa untuk mengupayakan peningkatan jumlah perusahaan disektor
industri, perlu diusahakan agar selalu terjadi peningkatan pendapatan industri
hal ini tercermin dalam jumlah perusahaan disektor industri. Untuk itu
pemerintah hendaknya mengupayakan agar pendapatan industri setiap tahun
meningkat. Maka dengan ini jumlah perusahaan disektor industri dapat
memberikan peningkatan pendapatan di DIY, agar tercipta pertumbuhan
62
ekonomi yang cukup tinggi. Hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah DIY
adalah meningkatkan jumlah perusahaan disektor industri yang ada
sehingga nantinya akan memperluas kesempatan kerja dan akan
meningkatkan kegiatan perekonomian dan pertumbuhan ekonomi.
63
DAFTAR PUSTAKA
________, (1995-2005), Laporan Tahunan Bank Indonesia, berbagai edisi, Yogyakarta.
________, Statistik Indonesia berbagai edisi. Yogyakarta: Badan Pusat Statistik.
________, Statistik Pariwisata berbagai edisi. Yogyakarta: Dinas Pariwisata Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Arsyad, Lincolyn. (2004), Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta, STIE YKPN.
Boediono (1992), Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE, Yogyakarta. Firmanto, M. Shodiq. (2005), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Periode 1984-2002, Skripsi Sarjana (Tidak dipublikasikan), Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Gujarati, Damodar. (1995), Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa Sumarno Zain,
Erlangga, Jakarta, Jhingan. (2000), Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta, Rajawali Press. Kusnadi, Ace. (1998), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di
Jawa Barat Tahun 1983-1996, Skripsi Sarjana (Tidak dipublikasikan), Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Mangkoesoebroto, Guritno. (1998) Teori Ekonomi Makro, Yogyakarta, STIE YKPN Samuelsen, Paul A & William D. Nordhaus, (1993), Makro Ekonomi, Erlangga,
Jakarta. Supranto, Prabowo. (2004), Analisis Factor-faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1986-2002, Skripsi Sarjana (Tidak dipublikasikan), Fakultas Ekonomi, Univestitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Todaro, Michael.P. dan Stephen C. Smith (1993), Pembangunan Ekonomi Di Dunia
Ketiga, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
64
Todaro, Michael. (2000), Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta, Erlangga. Widarjono, Agus (2005), Ekonometrika, Teori dan Aplikasi, Edisis Pertama, FE UII,
Yogyakarta.
65
DATA OBSERVASI
obs Y X1 X2 X3 X4 1990 9159241 306905 389100 25980213461 162 1991 9634857 412033 403036 23998046772 215 1992 10303121 530697 481733 20340666220 247 1993 10901831 625431 2117420 24061984333 248 1994 11699390 686307 2342510 28061983999 263 1995 12955802 905693 2528263 30559231000 290 1996 13958968 1064588 2702618 32776282900 358 1997 14449327 1283716 2703776 22696380121 362 1998 12833873 1299966 1656437 16261468848 400 1999 12960802 1962201 1629642 20214132771 347 2000 13480000 1815183 5360059 23671736991 397 2001 14056000 1814240 5952265 22665082879 394 2002 14689000 1961916 6265385 27212192095 397 2003 15360000 2405967 6724101 23028745903 402 2004 16149000 1801967 7022007 27738075532 411
Keterangan :
Y : PDRB (Juta Rupiah)
X1 : PMDN (Juta Rupiah)
X2 : Ekspor (Juta Rupiah)
X3 : Pariwisata (Juta Rupiah)
X4 : Jumlah perusahaan disektor industri (Unit)
66
obs LOGY LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4
1990 6.961859 5.487004 5.590061 10.41464 2.209515 1991 6.983845 5.614932 5.605344 10.38018 2.332438 1992 7.012969 5.724847 5.682806 10.30837 2.392697 1993 7.037499 5.796179 6.325807 10.38133 2.394452 1994 7.068163 5.836518 6.369681 10.44812 2.419956 1995 7.112464 5.956981 6.402822 10.48514 2.462398 1996 7.144853 6.027182 6.431785 10.51556 2.553883 1997 7.159848 6.108469 6.431971 10.35596 2.558709 1998 7.108358 6.113932 6.219175 10.21116 2.602060 1999 7.112632 6.292743 6.212092 10.30566 2.540329 2000 7.129690 6.258920 6.729170 10.37423 2.598791 2001 7.147862 6.258695 6.774682 10.35536 2.595496 2002 7.166992 6.292680 6.796948 10.43476 2.598791 2003 7.186391 6.381290 6.827634 10.36227 2.604226 2004 7.208146 6.255747 6.846461 10.44308 2.613842
67
UJI MWD Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 01/13/08 Time: 17:37 Sample: 1990 2004 Included observations: 15
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1 0.218168 0.476879 0.457491 0.6582 X2 0.097746 0.106955 0.913902 0.3846 X3 0.000155 3.50E-05 4.414616 0.0017 X4 21436.53 3300.024 6.495872 0.0001 Z1 18052710 5268220. 3.426719 0.0075 C 1447201. 1217094. 1.189062 0.2648
R-squared 0.972388 Mean dependent var 12839414 Adjusted R-squared 0.957048 S.D. dependent var 2100870. S.E. of regression 435402.2 Akaike info criterion 29.09510 Sum squared resid 1.71E+12 Schwarz criterion 29.37832 Log likelihood -212.2133 F-statistic 63.38913 Durbin-Watson stat 1.393194 Prob(F-statistic) 0.000001
Dependent Variable: LOGY Method: Least Squares Date: 01/13/08 Time: 17:39 Sample: 1990 2004 Included observations: 15
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGX1 0.042570 0.069773 0.610124 0.5569 LOGX2 0.074778 0.051118 1.462865 0.1775 LOGX3 0.106556 0.118776 0.897114 0.3930 LOGX4 0.264719 0.151839 1.743416 0.1152
Z2 -5.35E-08 3.81E-08 -1.403593 0.1940 C 4.603020 1.323604 3.477640 0.0070
R-squared 0.960744 Mean dependent var 7.102771 Adjusted R-squared 0.938936 S.D. dependent var 0.074523 S.E. of regression 0.018416 Akaike info criterion -4.862071 Sum squared resid 0.003052 Schwarz criterion -4.578851 Log likelihood 42.46553 F-statistic 44.05318 Durbin-Watson stat 2.220347 Prob(F-statistic) 0.000005
68
HASIL ANALISIS REGRESI UTAMA Dependent Variable: LOGY Method: Least Squares Date: 01/13/08 Time: 17:40 Sample: 1990 2004 Included observations: 15
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGX1 0.076583 0.068530 1.117505 0.2899 LOGX2 0.018497 0.033206 0.557025 0.5898 LOGX3 0.216146 0.093749 2.305581 0.0438 LOGX4 0.362358 0.141362 2.563343 0.0282
C 3.373714 1.039419 3.245769 0.0088 R-squared 0.952151 Mean dependent var 7.102771 Adjusted R-squared 0.933012 S.D. dependent var 0.074523 S.E. of regression 0.019288 Akaike info criterion -4.797458 Sum squared resid 0.003720 Schwarz criterion -4.561441 Log likelihood 40.98094 F-statistic 49.74804 Durbin-Watson stat 1.605877 Prob(F-statistic) 0.000001
69
UJI HETEROSKEDASTISITAS White Heteroskedasticity Test: F-statistic 2.597151 Probability 0.130634 Obs*R-squared 11.63893 Probability 0.168055
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 01/13/08 Time: 17:41 Sample: 1990 2004 Included observations: 15
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -7.025962 1.774481 -3.959446 0.0075
LOGX1 0.044571 0.073672 0.604990 0.5673 LOGX1^2 -0.003845 0.005978 -0.643143 0.5439 LOGX2 0.014446 0.015271 0.945939 0.3807
LOGX2^2 -0.001240 0.001220 -1.016356 0.3487 LOGX3 1.348688 0.342667 3.935862 0.0077
LOGX3^2 -0.064904 0.016485 -3.937015 0.0077 LOGX4 -0.130651 0.063678 -2.051728 0.0860
LOGX4^2 0.028196 0.012358 2.281618 0.0627 R-squared 0.775929 Mean dependent var 0.000248 Adjusted R-squared 0.477167 S.D. dependent var 0.000368 S.E. of regression 0.000266 Akaike info criterion -13.34426 Sum squared resid 4.24E-07 Schwarz criterion -12.91943 Log likelihood 109.0819 F-statistic 2.597151 Durbin-Watson stat 2.677487 Prob(F-statistic) 0.130634
70
UJI AUTOKORELASI Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.074700 Probability 0.928661 Obs*R-squared 0.274991 Probability 0.871538
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/13/08 Time: 17:41 Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGX1 0.001316 0.089263 0.014746 0.9886 LOGX2 0.008465 0.048192 0.175653 0.8649 LOGX3 -0.001336 0.103983 -0.012850 0.9901 LOGX4 -0.025262 0.176115 -0.143439 0.8895
C 0.015835 1.154053 0.013721 0.9894 RESID(-1) 0.180534 0.472284 0.382258 0.7122 RESID(-2) 0.090749 0.589165 0.154030 0.8814
R-squared 0.018333 Mean dependent var 1.42E-15 Adjusted R-squared -0.717918 S.D. dependent var 0.016301 S.E. of regression 0.021366 Akaike info criterion -4.549294 Sum squared resid 0.003652 Schwarz criterion -4.218871 Log likelihood 41.11971 F-statistic 0.024900 Durbin-Watson stat 1.804783 Prob(F-statistic) 0.999882
71
UJI MULTIKOLINIERITAS Dependent Variable: LOGX1 Method: Least Squares Date: 01/13/08 Time: 17:44 Sample: 1990 2004 Included observations: 15
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGX2 0.226445 0.129162 1.753187 0.1074 LOGX3 -0.432681 0.391290 -1.105782 0.2924 LOGX4 1.438563 0.445738 3.227371 0.0081
C 5.488365 4.263210 1.287379 0.2244 R-squared 0.927183 Mean dependent var 6.027075 Adjusted R-squared 0.907324 S.D. dependent var 0.278756 S.E. of regression 0.084861 Akaike info criterion -1.872419 Sum squared resid 0.079216 Schwarz criterion -1.683605 Log likelihood 18.04314 F-statistic 46.68770 Durbin-Watson stat 2.222202 Prob(F-statistic) 0.000002
Dependent Variable: LOGX2 Method: Least Squares Date: 01/13/08 Time: 17:49 Sample: 1990 2004 Included observations: 15
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGX1 0.964467 0.550122 1.753187 0.1074 LOGX3 1.950463 0.615430 3.169267 0.0089 LOGX4 1.065674 1.242688 0.857556 0.4094
C -22.38141 6.598076 -3.392111 0.0060 R-squared 0.871663 Mean dependent var 6.349763 Adjusted R-squared 0.836662 S.D. dependent var 0.433340 S.E. of regression 0.175135 Akaike info criterion -0.423344 Sum squared resid 0.337394 Schwarz criterion -0.234531 Log likelihood 7.175080 F-statistic 24.90392 Durbin-Watson stat 1.860796 Prob(F-statistic) 0.000033
72
Dependent Variable: LOGX3 Method: Least Squares Date: 01/13/08 Time: 17:50 Sample: 1990 2004 Included observations: 15
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGX1 -0.231207 0.209090 -1.105782 0.2924 LOGX2 0.244707 0.077212 3.169267 0.0089 LOGX4 -0.315988 0.444547 -0.710811 0.4920
C 11.01423 0.383109 28.74962 0.0000 R-squared 0.487326 Mean dependent var 10.38505 Adjusted R-squared 0.347506 S.D. dependent var 0.076796 S.E. of regression 0.062034 Akaike info criterion -2.499105 Sum squared resid 0.042330 Schwarz criterion -2.310291 Log likelihood 22.74328 F-statistic 3.485382 Durbin-Watson stat 1.840982 Prob(F-statistic) 0.053759
Dependent Variable: LOGX4 Method: Least Squares Date: 01/13/08 Time: 17:50 Sample: 1990 2004 Included observations: 15
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGX1 0.338090 0.104757 3.227371 0.0081 LOGX2 0.058803 0.068571 0.857556 0.4094 LOGX3 -0.138976 0.195518 -0.710811 0.4920
C 1.530701 2.168416 0.705908 0.4949 R-squared 0.912904 Mean dependent var 2.498505 Adjusted R-squared 0.889150 S.D. dependent var 0.123565 S.E. of regression 0.041140 Akaike info criterion -3.320507 Sum squared resid 0.018617 Schwarz criterion -3.131694 Log likelihood 28.90380 F-statistic 38.43235 Durbin-Watson stat 1.933119 Prob(F-statistic) 0.000004