45
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI KEANEKARAGAMAN FLORA DAN FAUNA (STUDI KASUS DI SUB- SUB-DAS KHILAU, SUB-DAS BULOG, DAS SEKAMPUNG) (Skripsi) Oleh HAFID AZI DARMA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019 I T AS L A S M R P E U V I N N G U

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI

KEANEKARAGAMAN FLORA DAN FAUNA (STUDI KASUS DI SUB-

SUB-DAS KHILAU, SUB-DAS BULOG, DAS SEKAMPUNG)

(Skripsi)

Oleh

HAFID AZI DARMA

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

ITAS LAS MR PE UVI N

N G

U

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI

KEANEKARAGAMAN FLORA DAN FAUNA (STUDI KASUS DI SUB-

SUB-DAS KHILAU, SUB-DAS BULOG, DAS SEKAMPUNG)

Oleh

HAFID AZI DARMA

Pemanfaatan hutan secara tidak bijaksana mengakibatkan penurunan keaneka-

ragaman hayati serta fungsi hutan secara ekologis. Tujuan penelitian ini untuk

merekonstruksi sejarah kawasan, mengetahui kondisi keanekaragaman hayati dan

faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaannya, terkait dengan pemanfaatan

hutan di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS Sekampung. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rekonstruksi sejarah. Penarikan

sampel dilakukan menggunakan snowball sampling. Studi mengenai perubahan

kawasan dan keanekaragaman hayati dipelajari melalui wawancara dan mempe-

lajari bukti-bukti sejarah, seluruh data dianalisis menggunakan metode agrarian

diagnosis. Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan terbagi ke

dalam lima (5) periode, yaitu periode kedatangan gelombang migran, periode

kegiatan ekstensifikasi pertanian, periode kegiatan bercocok tanam secara mono-

kultur, periode perbaikan lahan dengan GNRHL (Gerakan Nasional Rehabilitasi

Hutan dan Lahan), dan periode akses pasar serta campur tangan KPH (Kesatuan

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

Hafid Azi Darma

Pengelolaan Hutan). Pengelolaan lahan berpengaruh terhadap keanekaragaman

hayati. Sebelum lahan dikelola secara intensif di wilayah studi, masih banyak

dijumpai jenis-jenis flora dan fauna langka, setelah lahan dikelola secara intensif

dan budidaya masyarakat mulai exsploratif jumlah flora dan fauna yang tergolong

langka menurun dengan cepat bahkan beberapa diantarannya tidak dapat ditemu-

kan kembali di wilayah tersebut. Saat ini hanya terdapat 45 jenis flora yang

didominasi flora endemik dan 25 jenis fauna yang beberapa diantaranya dilin-

dungi berdasarkan IUCN (International Union for Conservation of Nature),

sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan hutan adalah faktor

ekonomi yaitu adanya fluktuasi harga komoditi; faktor sosial berupa perubahan

pola orientasi masyarakat yang tadinya subsisten menjadi komersil; faktor budaya

adanya pengaruh etnik dalam sistem budidaya dan pengelolaan lahan; dan faktor

politik terjadinya okuptasi lahan pada awal era reformasi.

Kata Kunci : Keanekaragaman Hayati, Periode, Sub-sub-DAS Khilau,.

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

ABSTRACT

ANALYSIS OF DETERMINING FACTORS OF CHANGES IN FLORA

AND FAUNA DIVERSITY CONDITIONS (CASE STUDY IN SUB-SUB OF

THE KHILAU WATERSHED, BULOG DAS, SEKAMPUNG

WATERSHED)

By

HAFID AZI DARMA

The unwise use of forests results in ecological degradation of biodiversity and

forest functions. The purpose of this study is to reconstruct the history of the area,

determine the condition of biodiversity and the factors that influence its existence,

related to the use of forests in the Khilau Sub-watershed, the Bulog Sub-DAS, the

Sekampung watershed. The method used in this study is an analysis of historical

reconstruction. Sampling is done using snowball sampling. The study of changes

in area and biodiversity studied through interviews and studying historical

evidence, all data analyzed by using agrarian diagnosis methods. The results of

this study show that the historical changes of the area are divided into five (5)

periods, those are the arrival period of migrant waves, periods of agricultural

extensification activities, periods of monoculture farming activities, periods of

land improvement with GNRHL (National Forest and Land Rehabilitation

Movement), and period market access and interference from KPH (Forest

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

Hafid Azi Darma

Management Unit). Land management affects biodiversity. Before the land was

managed intensively in the study area, there were still many rare species of flora

and fauna, after the land was managed intensively and community cultivation

began to explorative, the number of rare species of flora and fauna decreased

rapidly even some of them could not be recovered in the area. At present there are

only 45 species of flora dominated by endemic flora and 25 species of fauna

which some of them is protected under the IUCN (International Union for

Conservation of Nature), while the factors that affect forest use are economic

factors, those are fluctuations in commodity prices; social factors in the form of

changes in the orientation pattern of the community that had become subsistence

to become commercial; cultural factors for ethnic influences in land cultivation

and management systems; and political factors in land occupation at the beginning

of the reform era.

Keywords: Biodiversity, Period, Khilau Sub-watershed.

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI

KEANEKARAGAMAN FLORA DAN FAUNA (STUDI KASUS DI SUB-

SUB-DAS KHILAU, SUB-DAS BULOG, DAS SEKAMPUNG)

Oleh

HAFID AZI DARMA

Skripsi

sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA KEHUTANAN

pada

Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

ITAS LAS MR PE UVI N

N G

U

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan
Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan
Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Poncowarno, Kecamatan

Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah pada 23 Juli

1995, putra pertama dari pasangan Bapak Sunaryo dan

Ibu Jamilah. Selanjutnya penulis menyelesaikan

pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN 05 Poncowarno

tahun 2002–2008, SMP Muh 2 Kalirejo tahun 2008-

2011, dan SMAN 1 Kalirejo tahun 2011–2014. Penulis melanjutkan pendidikan

di Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung tahun 2014

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama kuliah, penulis menjadi Anggota Utama Himpunan Mahasiswa Kehutanan

(Himasylva). Penulis melaksanakan kegiatan Praktik Umum (PU) di Kesatuan

Pemangkuan Hutan (KPH) Balapulang Divisi Regional Unit I Jawa Tengah pada

bulan Juli-Agustus 2017 selama 40 hari. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Desa Wonokerto, Kecamatan Tulang Bawang Tengah 2,

Kabupaten Tulang Bawang Barat pada bulan Januari-Maret 2018 selama 40 hari.

Penulis pernah menjadi Asisten Dosen mata kuliah Silvika dan Silvikultur tahun

2018. Penulis juga mengikuti kegiatan Magang Bakti Rimbawan dari

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada bulan Agustus-

September 2018 selama 60 hari.

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

Untuk Bapak dan Ibu serta

Saudaraku Tersayang

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

SANWACANA

Assalamu ‘alaikum wr.wb.

Puji syukur yang selalu terucap kehadirat Allah SWT, shalawat teriring salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW,

karena berkat anugerah dari-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Faktor-Faktor Penentu Perubahan Kondisi Keanekaragaman Flora

dan Fauna (Studi Kasus di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS

Sekampung)”sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehu-

tanan di Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Terselesaikannya penulisan skripsi tidak terlepas

dari bantuan, dorongan, dan kemurahan hati dari berbagai pihak. Maka dari itu,

pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima

kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung dan penguji skripsi atas saran yang telah

diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Drs. Afif Bintoro, M.P., selaku pembimbing akademik dan pembimbing

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

iii

pertama saya yang telah memberikan bimbingan, motivasi, saran dan kritik

kepada penulis mulai dari awal penyusunan proposal penelitian sampai

skripsi ini terselesaikan.

4. Bapak Duryat, S.Hut., M.Si., selaku pembimbing kedua atas bimbingan, moti-

vasi, saran dan kritik yang telah diberikan.

5. Segenap dosen Jurusan Kehutanan yang telah memberikan ilmu pengetahuan

bagi penulis selama menuntut ilmu di Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian.

6. Universitas Lampung, UNDP (United Nations Development Programme) dan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang telah memberikan

dukungan pada penelitian ini sampai selesai.

7. Bapak Sutisna selaku Ketua Kelompok Tani Hutan Indah Jaya yang telah

bersedia membantu penulis mengumpulkan data di lapangan.

8. Kedua orang tua kandung penulis Bapak Sunaryo dan Ibu Jamilah atas segala

doa, dukungan, kesabaran yang tidak terhingga, kasih sayang, canda tawa, dan

keikhlasan hati yang telah diberikan sehingga penulis dapat lulus dan menye-

lesaikan skripsi ini.

9. Saudara kandung penulis Gilang Rahmadi yang selalu memberikan dukungan

kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

10. Keluaga Besar Bapak Drs. Mujiman, Ibu Titik Wahyuni, Bapak Zusuf Amien,

S.Pd, Ibu Sri Aryani Wulandari, S.Si., M.Pd, Mas Sigit Riyadi, S.T, Mba

Anisa, S.E, Kakak Liqwina Almira Maulida, Adik Muhammad Hanan

Damara, Dinara Safina Ardani, dan Muhamad Dafan Atallah yang selalu

memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

iv

11. Teman-teman seperjuangan penulis, Kehutanan 2014 “LUGOSYL” khususnya

Kevin Van Damme S, Azhary Taufiq, Atikah Badzlina, Zulfikri, Elham

Wicaksono, Giga Piancita, Ida Lestari, Anis Ambarwati, Astry Sri Rezeki R

dan Ghina Zhafira atas bantuan, dukungan, dan kebersamaan mereka.

12. Serta semua pihak yang telah terlibat dalam penelitian dan penyelesaian

skripsi mulai dari awal hingga akhir, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Wassalamu‘alaikum wr.wb.

Bandar Lampung, 13 Mei 2019

Hafid Azi Darma

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

1.3 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

1.4 Kerangka Penelitian ....................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7

2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) ......................................................... 7

2.2 Bentuk-Bentuk Deforestasi ............................................................ 9

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Deforestasi ............................ 10

2.4 Keanekaragaman Hayati ................................................................ 11

III. METODE PENELITIAN .................................................................. 13

3.1 Tempat dan Waktu ......................................................................... 13

3.2 Alat dan Objek ............................................................................... 13

3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 14

3.3.1 Data primer ........................................................................... 14

3.3.1.1 Pengambilan Sampel .................................................. 14

3.3.1.2 Wawancara ................................................................. 15

3.3.2 Data Sekunder ...................................................................... 15

3.4 Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 16

3.5 Verifikasi Data ............................................................................... 16

3.5.1 Pemaparan ........................................................................... 17

3.5.2 Umpan Balik (Feedback) .................................................... 17

3.6 Revisi dan Finalisasi Laporan ........................................................ 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 18

4.1 Faktor-faktor Berpengaruh terhadap Perubahan Kondisi Flora

dan Fauna di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog,

DAS Sekampung .......................................................................... 18

4.2 Sintesis Perubahan Flora-Fauna berdasarkan Periode yang

Terjadi di Wilayah Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog,

DAS Sekampung ........................................................................... 22

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

vi

Halaman

4.3 Verifikasi Data Perubahan Kondisi Flora dan Fauna di

Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS Sekampung ......... 31

4.4 Faktor Penting Perubahan Flora dan Fauna di Sub-Sub -DAS

Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS Sekampung .................................. 38

V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 43

5.1 Simpulan ........................................................................................ 43

5.2 Saran .............................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 45

LAMPIRAN ............................................................................................... 52

Gambar 7-14................................................................................................ 52-55

Panduan wawancara .................................................................................... 56

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman flora dan fauna

di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS Sekampung ............ 18

2. Perubahan kondisi vegetasi yang berdampak terhadap keberadaan

jenis satwa di wilayah Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog,

DAS Sekampung .................................................................................. 22

3. Penyempurnaan data keanekaragaman flora dan fauna berdasarkan umpan

balik (feedback) dari masyarakat di wilayah Sub-Sub-DAS Khilau,

Sub-DAS Bulog, DAS Sekampung ..................................................... 31

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram alir kerangka pemikiran penelitian analisis faktor-faktor

penentu perubahan kondisi keanekaragaman flora dan fauna (studi

kasus di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS Sekampung) . 6

2. Teknik pengambilan sampel ................................................................ 14

3. Time line perubahan kondisi hutan ...................................................... 16

4. Time line analisis pola penggunaan lahan terhadap flora dan fauna .... 30

5. Perubahan keanekaragaman flora dan fauna serta penyebabnya ......... 40

6. Tutupan vegetasi melalui foto udara menggunakan Google Earth

Pro 2018. .............................................................................................. 41

7. Survei lokasi penelitian di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog,

DAS Sekampung .................................................................................. 52

8. Kondisi vegetasi di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog,

DAS Sekampung. ................................................................................. 52

9. Persiapan pengambilan data di Sub-Sub-DAS Khilau,

Sub-DAS Bulog, DAS Sekampung ..................................................... 53

10. Pengambilan data menggunakan wawancara kepada informan di

Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS Sekampung ................ 53

11. Jejak fauna babi (Sus Scrofa) di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog,

DAS Sekampung .................................................................................. 54

12. Flora babi (Sus scrofa) yang berhasil diabadikan oleh masyarakat

melalui foto di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog,

DAS Sekampung .................................................................................. 54

13. Fauna ular sanca kembang (Malayophyton reticulatus) yang berhasil

diabadikan oleh masyarakat melalui foto di Sub-Sub-DAS Khilau,

Sub-DAS Bulog, DAS Sekampung ..................................................... 55

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

ix

Gambar Halaman

14. Verifikasi data bersama masyarakat dan informan di

Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS Sekampung ................ 55

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang mengalami kehilangan biodiversitas dengan

laju yang sangat tinggi (Triyono, 2013). Kehilangan biodiversitas di Indonesia

utamanya berkorelasi dengan laju deforestasi dan degradasi lahan. Menurut

Departemen Kehutanan (2008) laju deforestasi dan degradasi hutan Indonesia

mencapai 1,09 juta ha per tahun selama kurun waktu 2000-2005.

Penyebab utama deforestasi adalah adanya konversi kawasan hutan secara

permanen menjadi lahan pertanian, perkebunan, pemukiman, dan keperluan lain

(Nursanti, 2008). Selain itu, terjadi penggunaan kawasan hutan di luar sektor

kehutanan melalui pinjam pakai kawasan hutan dan pemanenan hasil hutan yang

tidak memperhatikan prinsip-prinsip hutan lestari. Sementara itu, degradasi hutan

disebabkan oleh kebakaran hutan dan pembalakan liar (illegal logging) (Badan

Litbang Kehutanan dan Taman Nasional Meru Betiri, 2011).

Konversi hutan menjadi perkebunan utamanya disebabkan oleh pertumbuhan dan

kepadatan penduduk serta meningkatnya jumlah petani kecil di dalam kawasan

hutan. Menurut World Bank (1990) dan FAO (1990) dalam CIFOR (1997),

sistem perladangan berpindah dan trasmigrasi spontan menjadi salah satu penye-

babnya. Barbier dkk. (1993) dalam CIFOR (1997) dan Fraser (1996)

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

2

menambahkan penyebab kepadatan penduduk dianggap paling berpengaruh dalam

kegiatan laju deforestasi dan degradasi hutan.

Beberapa kajian menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan masuknya

masyarakat ke dalam kawasan hutan antara lain adanya faktor politik, faktor

ekonomi, faktor pendidikan, dan faktor lemahnya penegakan hukum. Sejak masa

reformasi hingga sekarang, masyarakat memiliki andil besar dalam pembukaan

kawasan hutan. Kurangnya alternatif mata pencaharian serta terbatasnya tingkat

pendidikan dan keterampilan menjadikan masyarakat menggantungkan hidupnya

pada hutan (Senoaji, 2011). Selain itu lemahnya pengawasan petugas keamanan

hutan membuat masyarakat membuka kawasan hutan lebih luas lagi.

Perubahan-perubahan yang telah terjadi serta faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap perubahan tutupan lahan tersebut dianalisis dengan metode rekonstruksi

sejarah kawasan. Rekonstruksi sejarah merupakan upaya untuk mengulang

kembali peristiwa yang terjadi di masa lampau dengan menemukan, mengung-

kapkan, dan memahami nilai serta makna budaya yang terkandung. Rekonstruksi

sejarah ini akan dapat memberikan info terkait faktor- faktor yang berpengaruh

terhadap perubahan kondisi keanekaragaman hayati (Sacklokham dan Baudran,

2005).

Salah satu wilayah hutan yang banyak dikonversi oleh masyarakat adalah Sub-

Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS Sekampung. Berdasarkan Citra Lansat

tahun 2015, tutupan hutan di wilayah ini hanya tersisa 7%. Kemudian lokasi ini

ditetapkan sebagai lokasi pilot project pengaplikasian tiga koferensi Rio De

Janero (degradasi lahan, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim) dalam

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

3

bentuk kegiatan Cross Cutting Capacity Development (CCCD) (Kementrian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2018). Penelitian ini penting dilakukan untuk

mempelajari faktor-faktor penyebab dan kondisi yang mempengaruhi kehilangan

keanekaragaman hayati pada Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS

Sekampung. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana kondisi keanekaragaman hayati, bagaimana faktor-faktor ekonomi,

sosial, politik dan budaya baik lokal, nasional, maupun internasional berdampak

terhadap praktik pengelolaan lahan serta apasaja faktor-faktor ekonomi, sosial,

politik dan budaya yang menjadi penyebab perubahan kondisi keanekaragaman

hayati di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS Sekampung.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Merekonstruksi sejarah kawasan di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog,

DAS Sekampung,

2. Mengetahui kondisi keanekaragaman hayati di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-

DAS Bulog, DAS Sekampung.

3. Mengetahui faktor-faktor ekonomi, sosial, politik dan budaya baik lokal,

nasional, maupun internasional berdampak terhadap praktik pengelolaan lahan

di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS Sekampung.

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

4

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan rujukan tentang kondisi

keanekaragaman hayati di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS

Sekampung. Kajian ini juga diharapkan dapat menyajikan informasi penting

tentang faktor-faktor yang telah mempengaruhi perubahan keanekaragaman hayati

di wilayah tersebut, sehingga dapat dijadikan dasar untuk tindakan preverentif

maupun kebijakan untuk memperbaiki kondisi keanekaragaman hayati baik di

wilayah studi maupun di wilayah lain.

1.4 Kerangka Penelitian

Tutupan lahan merupakan salah satu komponen penting dalam mendukung sistem

kehidupan pada suatu kawasan hutan (Fauzi dkk., 2016). Tingginya manfaat dari

suatu kawasan hutan menyebabkan masyarakat memanfaatkan hutan secara besar-

besaran. Pada tahun 1973-2011 perubahan tutupan lahan pada hutan primer di

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) mencapai 4.116,5 ha (Sinaga

dan Darmawan, 2014). Menurut Adalina dkk. (2015) tingkat pendapatan yang

rendah serta minimnya ilmu pengetahuan, menyebabkan masyarakat masuk ke

dalam kawasan hutan dan melakukan aktivitas di dalamnya sehingga dapat

menurunkan tutupan lahan pada kawasan hutan.

Handoko dan Darmawan (2015) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan tutupan lahan dalam kawasan hutan adalah adanya aktivitas manusia

(perambahan hutan, Illegal logging dan perladangan), perubahan setatus kawasan,

dan kebijakan pemerintah. Sejatinya pada tutupan lahan yang utuh pada kawasan

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

5

hutan menyimpan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, karena hutan

berfungsi sebagai tempat tinggal, mencari makan serta berkembangbiak bagi flora

maupun fauna (Alikodra, 2002).

Praktik pengelolaan lahan yang dilakukan masyarakat yakni dengan perladangan

berpindah, pembalakan liar (illegal logging) dan pemukiman. Menurut Senoaji

(2012) perladangan perpindah merupakan suatu teknik perladangan yang berasal

dari budaya berdasarkan warisan adat dengan masa bera sekitar 5-7 tahun. Waktu

pemberaan yang singkat menyebabkan berkurangnya luasan hutan dan tutupan

lahan (Talaohu, 2013). Selain itu kegiatan kegiatan illegal logging yang tinggi

dan alih fungsi lahan sebagai pemukiman menyebabkan penurunan

keanekaragaman hayati (Auhara, 2013). Praktik pengelolaan ini sangat

berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati.

Sebagai upaya untuk mengetahui fenomena sosial, ekonomi, budaya dan politik,

yang berpengaruh terhadap pengelolaan lahan, maka dilakukan rekonstruksi

sejarah perkembangan kawasan. Rekonstruksi sejarah dilakukan dengan metode

agrarian diagnosis (Sacklokham dan Baudran, 2005). Menurut Mirhan (2014)

dalam rekonstruksi sejarah tidak dapat dipisahkan dari ilmu sosial karena banyak

data tentang sosial budaya yang dapat membantu dalam penulisan sejarah.

Rekonstruksi sejarah ini akan dapat digunakan untuk mengetahui fenomena-

fenomena apa saja yang berpengaruh terhadap praktik pengelolaan lahan dan

kehilangan keanekaragaman hayati. Data yang dihasilkan dapat digunakan

sebagai kebijakan yang tepat serta tindakan preverentif di wilayah studi maupun

wilayah lain. Alur kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

6

Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran penelitian analisis faktor-faktor

penentu perubahan kondisi keanekaragaman flora dan fauna (studi

kasus di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS

Sekampung).

Kawasan

Hutan

Masyarakat

Faktor Penentu Perubahan

Biodiversitas

Kondisi Biofisik

dan Vegetasi

dan Vegetasi

Tindakan Preverentif dan kebijakan untuk

memperbaiki kondisi Biodiversitas

memperbaiki kondisi Biodiversitas

Perubahan Terus-menerus

Perubahan Biodiversitas

Flora dan Fauna

Analisis Faktor yang Berpengaruh

Terhadap Perubahan Biodiversitas

Rekonstruksi Sejarah

Ekonom

imi

Politik

Sosial

Budaya

Pola Budidaya

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai merupakan (DAS) merupakan suatu daerah yang tersusun

atas komponen-komponen yang kompleks (biotik dan abiotik) (Fuady dan Azizah,

2008). Definisi Daerah Aliran Sungai menurut Peraturan Pemerintah RI No. 37

Tahun 2012 adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan

sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan

mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami,

yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai

dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Suatu DAS dapat berfungsi apabila gabungan dari faktor-faktor DAS dapat

berfungsi dengan baik, faktor yang ada pada DAS yaitu vegetasi, bentuk wilayah

(topografi), tanah, dan manusia (Asdak, 2010). Salah satu fungsi DAS adalah

fungsi hidrologis, dimana fungsi tersebut sangat dipengaruhi oleh jumlah curah

hujan yang diterima, geologi dan bentuk lahan. Fungsi hidrologis yang dimaksud

termasuk kapasitas DAS untuk mengalirkan air, menyangga kejadian puncak

hujan, melepaskan air secara bertahap, memelihara kualitas air, serta mengurangi

pembuangan.

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

8

Apabila salah satu faktor tersebut mengalami perubahan, maka hal tersebut akan

mempengaruhi ekosistem DAS dan akan menyebabkan gangguan terhadap

bekerjanya fungsi DAS. Apabila fungsi suatu DAS telah terganggu, maka sistem

hidrologisnya akan terganggu, penangkapan curah hujan, resapan dan penyim-

panan airnya menjadi sangat berkurang atau sistem penyalurannya menjadi sangat

boros.

Agus dan Widianto (2004), mengemukakan bahwa sebuah DAS yang sehat dapat

menyediakan unsur hara bagi tumbuhan, sumber makanan bagi manusia dan

hewan, air minum yang sehat bagi manusia dan makhluk lainnya, serta empat

berbagai aktivitas lainnya. Manusia hidup di bumi akan selalu dipengaruhi baik

secara positif dan negatif oleh adanya interaksi dari sumber daya air dengan

sumber daya alam lainnya.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012,

pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal balik

antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya,

agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya keman-

faatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan. Menurut Sudaryono

(2002) pengelolaan DAS harus juga dilakukan melalui sistem yang dapat membe-

rikan produktivitas lahan yang tinggi, kelestarian DAS, dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

9

2.2 Bentuk-Bentuk Deforestasi

Deforestasi merupakan hilangnya tutupan hutan secara permanen ataupun semen-

tara (perubahan lahan hutan menjadi tidak berhutan) (Wahyuni, 2016). Menurut

Anwar dkk. (2011) Deforestasi pada hutan alam sama halnya dengan degradasi

Daerah Aliran Sungai (DAS), secara nyata menurunkan produktivitas lahan akibat

adanya peningkatan erosi tanah, runn off, evapotraspirasi dan menurunnya

simpanan air. Bentuk-bentuk kegiatan deforestasi seperti perambahan hutan,

Pembalakan liar (Illegal logging) dan perladangan berpindah.

Pembalakan liar (Illegal logging) merupakan suatu bentuk kejahatan terhadap

lingkungan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu jaringan

kejahatan yang terorganisir (Elvira, 2012). Pembalakan liar terjadi akibat

berbagai faktor seperti ekonomi, budaya, sosial serta politik.

Perladangan berpindah merupakan bagian dari kearifan lokal yang ada pada

masyarakat adat yang diwariskan secara turun-temurun untuk memenuhi

kebutuhan hidup masyarakat adat (Yulianto, 2013). Tanaman penutup (cover

crop) digunakan sebagai indikator untuk menentukan tempat perladangan berpin-

dah selanjutnya (Silvi dkk., 2017). Menurut Alam (2007) belakangan ini

diketahui masyarakat yang melakukan kegiatan perladangan berpindah yaitu

masyarakat yang memiliki tingkat pengetahuan, pendapatan serta akses terhadap

ekonomi dan lainnya rendah. Selanjutnya yaitu pemukiman memiliki peran yang

tinggi dalam deforestasi hutan.

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

10

Menurut Sylviani dan Hakim (2014) di KPHP Gedong Wani pemukiman yang

berada di dalam kawasan hutan mencapai 7,60 % dari seluruh total luas kawasan

yang ada. Tingginya pemukiman di dalam kawasan hutan akan seiring dengan

bertambahnya kebutuhan sosial ekonomi sehingga akan memperluas lahan untuk

dijadikan pemukiman di dalam hutan (Antoko dkk., 2008). Selain itu akses yang

mudah untuk memasuki kawasan hutan perlu diperhatikan untuk menekan

kerusakan hutan yang telah terjadi (Hidayat, 2014).

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Deforestasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam deforestasi hutan seperti faktor ekonomi,

sosial, budaya dan politik. Faktor penyebab kerusakan hutan menurut Sylviani

(2008) adalah faktor ekonomi masyarakat di sekitar hutan yang digambarkan

sebagai masyarakat petani miskin yang memasuki kawasan hutan. Lemahnya

faktor ekonomi, menyebabkan masyarakat melakukan proses deforestasi dan

degradasi hutan (Junaidi dan Maryani, 2013). Selain itu, meningkatnya harga

suatu komoditas pertanian menyebabkan masyarakat melakukan konversi hutan

besar-besaran dari lahan hutan menjadi perkebunan monokultur (Verbist dkk.,

2004). Tidak hanya faktor ekonomi, sosial budaya dan politik pun berpengaruh

dalam deforestasi hutan.

Menurut Rasyid (2014) faktor sosial budaya yang ada dimasyarakat yaitu

pengunaan api dalam pembukaan kawasan hutan. Penggunaan api dalam

membuka kawasan hutan sudah menjadi tradisi dan cara yang paling efektif bagi

masyarakat di sekitar hutan. Selanjutnya yaitu faktor politik.

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

11

Politik sangat erat hubungannya dengan sumberdaya alam dengan komposisi

legislatif dan eksekutif yaitu antara pemegang kekuasaan dan yang menjalankan

peraturan di lapangan (Angi dan Wiati, 2017). Pemegang kekuasaan memiliki

peran yang besar untuk menentukan kebijakan-kebijakan pembangunan, namun

kebijakan yang dibuat seringkali tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan

serta masyarakat lokal (Asri, 2013). Menurut Alviya dkk. (2012) stakeholders

harusnya lebih fokus pada permasalahan ekologi karena sangat berpengaruh

terhadap kelestarian hutan serta kesejahteraan masyarakat.

2.4 Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati merupakan semua kehidupan di atas permukaan bumi ini

tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme serta berbagai materi genetik yang

terkandung dan keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup.

Keanekaragaman hayati merupakan dasar bagi berbagai ekosistem yang menjaga

agar lingkungan alami tetap hidup, mulai dari menjaga daerah aliran sungai yang

menyediakan air bersih, hingga polinasi dan siklus-siklus nutrisi, serta menjaga

kebersihan udara dan gas di atmosfer. Dengan demikian keanekaragaman hayati

mencakup keanekaragaman ekosistem (habitat), jenis (spesies), dan genetik

(varietas/ras) (Dahuri, 2003).

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai keunikan mulai dari genetik,

keanekaragaman jenis spesies, ekosistem dan endemisnya (Sutoyo, 2010). Bebe-

rapa fauna endemik Indonesia seperti komodo (Varanus komodoensis), orang utan

(Pongo pygmaeus), harimau (Panthera tigris), beruang madu (Helarctos

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

12

malayanus), badak jawa (Rhinoceros sondaicus), dan gajah sumatra (Elephas

maximus sumatranus). Seiring berjalannya waktu beberapa flora fauna di

Indonesia sudah terancam punah. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun

1999 jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi antaralain terdapat 70 jenis

Mamalia, 92 jenis Aves, 30 jenis Reptilia, 19 jenis Insecta, 7 jenis Pisces, 14 jenis

Bivalia, 14 jenis Palmae, 1 jenis Rafflessiacea, 29 jenis Orchidaceae, 1 jenis

Nephentaceae, dan 2 jenis Dipterocarpaceae.

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS

Sekampung Provinsi Lampung. Penentuan lokasi dilakukan dengan sengaja

(Purposive) karena wilayah ini terpilih sebagai lokasi pilot project CCCD

(Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2018) dengan pertimbangan

wilayah DAS ini strategis karena sangat mempengaruhi kondisi hilir Gedung

Tataan Lampung Selatan dan kondisi DAS yang buruk sehinga perlu untuk

dipulihkan. Waktu penelitian dijadwalkan pada bulan September-November

2018.

3.2 Alat dan Objek

Alat yang digunakan yaitu panduan wawancara, perekam suara, kamera digital 13

mp dan seperangkat komputer yang dilengkapi software microsoft excel. Objek

dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal dan memiliki ketergantungan

ekonomi terhadap keberadaan Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS

Sekampung.

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

14

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Data primer

3.3.1.1 Pengambilan sampel

Metode pengambilan sampling yang digunakan adalah snowball sampling

(Neuman, 2003). Snowball sampling merupakan suatu metode untuk meng-

identifikasi, memilih dan mengambil sampel melalui hubungan keterkaitan dari

satu orang dengan orang yang lain atau satu kasus dengan kasus lain, kemudian

mencari hubungan selanjutnya melalui proses yang sama, demikian seterusnya

dapat dilihat pada Gambar 2. Metode snowball sampling dapat disebut juga (bola

salju) yang dikaitkan atau dihubungkan dengan garis-garis, pada penelitian ini

titik awal dalam penentuan (informan) adalah aparatur Desa (Kepala Desa), dari

Kepala Desa diharapkan diketahui (informan-informan) lain yang menjadi pelaku

sejarah di kawasan tersebut.

Gambar 2. Teknik pengambilan sampel.

A

B C

D E F G

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

15

3.3.1.2 Wawancara

Pengumpulan data melalui wawancara semi berstruktur (Rachmawati, 2007)

dengan menanyakan a) periode waktu beserta keadaan karakteristik area

(perbedaan penggunaan lahan, spesies yang di tanam, bagaimana praktiknya,

penggunaan alat dalam bercocok tanam, varietas tanaman yang digunakan,

bagaimana dalam menjaga kesuburan tanah), b) kondisi sosial per peride waktu

(tahun kedatangan, perubahan demografi, fasilitas, perubahan dalam jaringan

komunikasi, perubahan dalam peluang pekerjaan, krisis kesuburan tanah, peru-

bahan iklim,tren harga, kebijakan pertanian/regulasi, program pengembangan atau

proyek dan teknologi terbaru yang tersedia), c) kondisi keanekaragaman hayati

per periode waktu (jenis tumbuhan yang dapat di temukan, jenis tumbuhan yang

dapat dimanfaatkan, bagaimana memanfaatkan tumbuhan, seberapa banyak

tumbuhan yang dimanfaatkan, jenis hewan yang dapat di temukan, jenis hewan

yang dapat dimanfaatkan, bagaimana memanfaatkan hewan, seberapa banyak

hewan yang dimanfaatkan) (Ferraton dkk., 2010).

3.3.2 Data sekunder

Pengumpulan data monografi Desa, hasil-hasil penelitian terdahulu dan literatur

tentang perubahan sosial, ekonomi, politik, budaya yang telah terjadi di wilayah

studi, di Indonesia, dan dunia.

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

16

3.4 Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh, diolah dengan sistem tabulasi yang bertujuan

untuk mengetahui kejadian-kejadian penting apa saja yang terjadi. Selanjutnya

dibuat dalam bentuk time line berupa waktu, momen penting, perubahan, cara

masyarakat memanfaatkan kawasan lahan hutan dan kondisi keanekaragaman

hayati pada periode waktu tertentu dapat di lihat pada Gambar 3 dan selanjutnya

data dianalisis menggunakan metode analisis historis. Analisis historis meru-

pakan analisis yang bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau, secara

sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi,

dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta-fakta dan bukti guna

memperoleh kesimpulan yang akurat (Suryana, 2010).

Kondisi sekarang

Hutan Alami Perubahan

1961

1961-1971 1971-2018

Gambar 3. Time line perubahan kondisi hutan.

3.5 Verifikasi Data

Verifikasi data merupakan pengecekan data yang telah terhimpun guna

mencocokan kebenaran data yang didapatkan. Menurut Gumilang (2016)

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

17

verifikasi data digunakan untuk menarik kesimpulan dengan menggolong-

golongkan data-data yang didapatkan sesuai dengan fokus penelitian.

3.5.1 Pemaparan

Pemaparan merupakan proses penyajian informasi dari data-data yang di ambil

selama penelitian berlangsung. Data yang dikumpulkan antara lain data hasil

pengamatan (peristiwa yang terjadi melalui panca indra), hasil wawacara

(informasi dari informan) serta informasi lainnya (dokumen, foto, rekaman vidio

dan hasil pengukuran) (Wahidmurni, 2017).

3.5.2 Umpan Balik (Feedback)

Umpan balik (feedback) merupakan segala informasi baik yang menyangkut input

maupun transformasi (Arikunto, 2008). Umpan balik (feedback) perlu dilakukan

untuk memperbaiki informasi yang didapatkan. Input di sini adalah (informan)

dan transformasi adalah sintesis data yang dilakukan si peneliti terhadap objek

penelitian.

3.6 Revisi dan Finalisasi Laporan

Revisi merupakan kegiatan menyempurnakan standar sesuai dengan kebutuhan

(PP RI No 15 Tahun 1991). Sedangkan finalisasi laporan merupakan final akhir

dalam penyempurnaan laporan yang telah didapatkan sesuai dengan fokus

penelitian.

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah.

1. Sejarah di wilayah Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-DAS Bulog, DAS Sekampung

terbagi ke dalam lima (5) periode, yaitu periode kedatangan gelombang

migran, periode kegiatan bercocok yang tanam tinggi, periode kegiatan

bercocok tanam secara monokultur, periode perbaikan lahan dengan GNRHL

(Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan), dan periode akses pasar

serta campur tangan KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan).

2. Kondisi keanekaragaman hayati terdapat 45 jenis flora dan 25 jenis fauna, pada

flora terdapat flora endemik seperti kapur sintuk (Dryobalanops oocarpa),

damar (Agathis spp), suren (Toona sureni Merr) dan bayur (Pterospermum

javanicum) sedangkan pada fauna terdapat fauna yang dilindungi berdasarkan

IUCN (International Union for Conservation of Nature) di antaranya burung

elang hitam (Ictinaetus malayensis) beresiko rendah, beruang madu

(Halarcetos malayanus) rentan, dan surili (Presbitys aygula) rentan.

3. Faktor ekonomi adanya fluktuasi harga komoditi, faktor sosial berupa

perubahan pola orientasi masyarakat yang tadinya subsisten menjadi komersil,

faktor budaya adanya pengaruh etnik dalam sistem budidaya dan pengelolaan

lahan, dan faktor politik terjadinya okuptasi lahan pada awal era reformasi.

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

44

5.2 Saran

Saran dalam penelitian ini adalah adanya kajian lebih lanjut dalam kegiatan

inventarisasi flora dan fauna, serta pengukuran keberhasilan program Gerakan

Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) di Sub-Sub-DAS Khilau, Sub-

DAS Bulog, DAS Sekampung.

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

DAFTAR PUSTAKA

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

45

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah., Asiah. dan Japisa, T. 2012. Karakteristik habitat gajah sumatera

(elephas maximus sumaranus) di kawasan ekosistem seulawah kabupaten

aceh besar. J. Ilmiah Pendidikan Biologi Edukasi. 4(1):41-45.

Adalina, Y., Nurrochman, D.R., Darusman, D. dan Sundawati, L. 2015. Kondisi

sosial ekonomi di sekitar taman nasional gunung halimun salak.

J. Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 12(2):105-118.

Agus, F. dan Widianto. 2004. Konservasi Tanah Pertanian Lahan Kering.

Buku. World Agroforestry Center. Bogor. 101 hlm.

Alam, S. 2007. Hubungan kondisi sosial ekonomi masyarakat dengan konversi

hutan rakyat menjadi areal perladangan berpindah (studi kasus petani hutan

kemiri rakyat kabupaten maros). J. Hutan dan Masyarakat. 2(3):280-289.

Alikodra, H.S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Buku. Yayasan Penerbit

Institut Pertanian Bogor. Bogor. 303 hlm.

Alviya, I., Salminah, M., Arifanti, V.B., Maryani, R. dan Syahadat, E. 2012.

Persepsi para pemangku kepentingan terhadap pengelolaan lanskap hutan di

daerah aliran sungai tulang bawang. J. Penelitian Sosial dan Ekonomi

Kehutanan. 9(4):171-184.

Andini, U.H., Soeaidy, M.S. dan Hayat, A. 2015. Pemberdayaan ekonomi

masyarakat dari desa tertinggal menuju desa tidak tertinggal (studi di desa

muktiharjo kecamatan margorejo kabupaten pati. J. Administrasi Publik

(JAP). 2(12):7-11.

Angi, E.M. dan Wiati, C.B. 2017. Kajian ekonomi politik deforestasi dan

degradasi hutan dan lahan di kabupaten paser, kalimantan timur.

J. Penelitian Ekosistem Dipterokarpa. 3(2):63-80.

Antoko, B.S., Sanudin. dan Sukmana, A. 2008. Perubahan fungsi hutan di

kabupaten asahan, sumatera utara. J. Info Hutan. 5(4):307-316.

Anwar, M., Pawitan, H., Murtilaksono, K. dan Jaya, I.N.S. 2011. Respons

hidrologi akibat deforestasi di das barito hulu, kalimantan tengah.

J. Manajemen Hutan Tropika. 17(3):120-126.

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

46

Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Buku. Bumi Aksara.

Jakarta. 343 hlm.

Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Buku.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 630 hlm.

Asri, S. 2013. Dimensi internasional dalam deforestasi di hutan. J. Ilmu Politik

Hubungan Internasional. 14(2):1-22.

Auhara, L. 2013. Dampak illegal logging terhadap perlindungan hukum satwa

yang dilindungi. J. Lex Administratum. 1(1):5-13.

Awak, T.F., Fatem. S. dan Yohanita, A. 2015. Sistem perburuan landak

moncong panjang (zaglossus bruijnii) pada masyarakat kampung waibem dan

kampung saukorem tambrauw papua barat. J. Ilmu Kehutanan. 9(1):57-66.

Azwartika, R.R. dan Sardjito. 2013. Pengembangan komoditas unggulan

petanian dengan konsep agribisnis di kabupaten pamekasan. J. Teknik

Pomits. 2(2):168-172.

Badan Litbang Kehutanan. dan Taman Nasional Meru Betiri. 2011. Review

Tentang Illegal Logging Sebagai Ancaman Terhadap Sumberdaya Hutan

Dan Implementasi Kegiatan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan

Degradasi (REDD+) di Indonesia. Buku. Pusat penelitian dan

pengembangan perubahan iklim dan kebijakan badan penelitian dan

pengembangan kehutanan, kementerian kehutanan indonesia. Bogor.

26 hlm.

Bawono, B.T. dan Mashdurohatun, A. 2011. Penegakan hukum pidana di

bidang illegal logging bagi kelestarian lingkungan hidup dan upaya

penanggulangannya. J. Hukum. 16(2):590-611.

CIFOR. 1997. Laju dan Penyebab Deforestasi di Indonesia: Penelaahan

Kerancuan dan Penyelesaiannya. Buku. Center For International Forestry

Research. Bogor. 20 hlm.

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan

Berkelanjutan Indonesia. Buku. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 412

hlm.

Departemen Kehutanan. 2008. Statistik Kehutanan Indonesia 2007. Buku.

Departemen Kehutanan. Jakarta. 204 hlm.

Dewi, K.A.N.P. dan Santoso, E.B. 2014. Pengembangan komoditas unggulan

sektor pertanian tanaman pangan di kabupaten karangasem melalui

pendekatan agribisnis. J. Teknik Pomits. 3(2):184-189.

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

47

Diarto., Hendrarto, B. dan Suryoko, S. 2012. Partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan kawasan hutan mangrove tugurejo di kota semarang.

J. Ilmu Lingkungan. 10(1):1-7.

Elvira. 2012. Pembalakan liar (studi tentang pola jaringan pembalakan liar di

taman nasional bukit barisan selatan (tnbbs) kabupaten lampung barat).

J. Kriminologi Indonesia. 8(2):78-93.

Endarwati, M.A., Wicaksono, K.S. dan Suprayogo, D. 2017. Biodiversitas

vegetasi dan fungsi ekosistem: hubungan antara kerapatan, keanekaragaman

vegetasi, dan infiltrasi tanah pada inceptisol lereng gunung kawi, malang. J.

Tanah dan Sumberdaya. 4(2):577-588.

Fauzi, R.M., Nugroho, J.R. dan Herawatiningsih, R. 2016. Analisis perubahan

penutupan lahan pada kawasan hutan lindung gunung naning kabupaten

sekadau provinsi kalimantan barat. J. Hutan Lestari. 4(4):520-526.

Ferraton, N., Touzard, I., Barral, S. dan Loosemore, N. 2010. Understanding

Family Farming: Diagnostic Analysis Of Farming System In a Small Region.

Buku. Institute Des Region Chaudes, Monspiller SupAgro. Monspiller. 157

hlm.

Fraser, A.I. 1996. Social, Economic and Political Aspects of Forest Clearance

and Land-Use Planning in Indonesia. Buku. Unpublished manuscript. 218

hlm.

Fuadi, N.A., Purwanto, M.Y.J. dan Tarigan, S.D. 2016. Kajian kebutuhan air

dan produktifitas air padi sawah dengan sistem pemberian air secara sri dan

konvensional menggunakan irigasi pipa. J. Irigasi. 11(1):23-32.

Fuady, Z. dan Azizah, C. 2008. Tinjauan daerah aliran sungai sebagai sistem

ekologi dan manajemen daerah aliran sungai. J. Lentera. 6(1):1-10.

Gumilang, G.S. 2016. Metode penelitian kualitatif dalam bidang bimbingan dan

konseling. J. Fokus Konseling. 2(2):144-159.

Handoko. dan Darmawan, A. 2015. Perubahan tutupan hutan di taman hutan

raya wan abdul rachman (tahura war). J. Sylva Lestari. 3(2):43-52.

Hani, A. 2016. Peran agroforestry dalam meningkatkan keberhasilan penanaman

sengon. Prosiding Seminar Nasional Agroforestri ke-5. 57-62.

Hardiatmi, J.M.S. 2010. Investasi tanaman kayu sengon dalam wanatani cukup

menjanjikan. J. Innofarm. 9 (2):17-21.

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

48

Herdiyanto, D. dan Setiawan, A. 2015. Upaya peningkatan kualitas tanah

melalui sosialisasi pupuk hayati, pupuk organik, dan olahan tanah konservasi

di desa sukamanah dan desa nanggerang kecamatan cigalontang kabupaten

tasikmalaya. J. Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. 4(1):47-53.

Hidayat, S. 2014. Kondisi vegetasi hutan lindung sesaot, kabupaten lombok

barat, nusa tenggara barat, sebagai dasar informasi dasar pengelolaan

kawasan. J. Penelitian Kehutanan Wallacea. 3(2):97-105.

Indrawardana, I. 2012. Kearifan lokal masyarakat sunda dalam hubungan dengan

lingkungan alam. J. Komunitas. 4(1):1-8.

Junaidi, E. dan Maryani, R. 2013. Pengaruh dinamika spasial ekonomi pada

suatu lanskap daerah aliran sungai (das) terhadap keberadaan lanskap hutan

(studi kasus pada das citanduy hulu dan das ciseel , jawa barat).

J. Penelitian Sosial Ekonomi Kehutanan. 10(2):122-139.

Kamilia, I. dan Nawiyanto. 2015. Kerusakan hutan dan munculnya gerakan

konservasi di lereng gunung lamongan, klakah 1999-2013. J. Publik

Budaya. 1(3):72-85.

Karmeli, E. dan Fatimah, S. 2008. Krisis ekonomi indonesia. J. of Indonesian

Applied Economics. 2(2):164-173.

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2018. Keputusan Direktur

Perencanaan dan Evaluasi, SK. 13/PEPDAS/P2DAS/KLN.0/3/2018.

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta. 4 hlm.

Kosmayanti. dan Ermiati, C. 2017. Pengaruh modal dan luasan lahan terhadap

pendapatan petani sawit di desa pangkatan kecamatan pangkatan kabupaten

labuhan batu utara. J. Plans. 12(1):171-176.

Kristin, Y., Qurniati, R. dan Kaskoyo H. 2018. Interaksi masyarakat sekitar

hutan terhadap pemanfaatan lahan taman hutan raya wan abdul rachman.

J. Sylva Lestari. 6(3):1-8.

Kusumo, A., Bambang, A.N. dan Izzati, M. 2016. Struktur vegetasi kawasan

hutan alam dan rerdegredasi di taman nasional tesso nilo. J. Ilmu

Lingkungan. 14(1):19-26.

Mirhan, A.N. 2014. Pentingnya rekonstruksi sejarah. J. Adabiyah. 14(1):96-

103.

Mustari, A.H., Setiawan, A. dan Rinaldi, D. 2015. Kelimpahan jenis mamalia

menggunakan kamera jebakan di resort gunung botol taman nasional gunung

halimun salak. J. Media Konservasi. 20(2):93-101.

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

49

Neuman, W.L. 2003. Social Research Methods, Qualitative and Quantitative

Approaches. Buku. Fifth Edition. Pearson Education. Boston. 584 hlm.

Nursanti. 2008. Deforestasi dan degradasi hutan di indonesia. J. Agronomi.

12(1):54-58.

Peraturan Pemerintah RI No. 15 Tahun 1991. Tentang Standar Nasional

Indonesia. Jakarta. 15 hlm.

Peraturan Pemerintah RI No. 37 Tahun 2012. Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai. Jakarta. 44 hlm.

Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999. Tentang Pengawetan Jenis

Tumbuhan dan Satwa. Jakarta. 32 hlm.

Prastio, A.B., Trisnaningsih. dan Sudarmi. 2018. Migrasi dan kondisi sosial

ekonomi suku sunda di desa neglasari lampung utara. J. Penelitian Geografi.

6(4):1-10.

Rachmawati, I.N. 2007. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif

wawancara. J. Keperawatan Indonesia. 11(1):35-40.

Rahman, D.A. 2010. Karakteristik habitat dan preferensi pohon sarang orangutan

(pongo pygmaeus wurmbii) di taman nasional tanjung putting (studi kasus

camp leakey). J. Primatologi Indonesia. 7(2):37-50.

Rasyid, F. 2014. Permasalahan dan dampak kebakaran hutan. J. Lingkar

Widyaiswara. 1(4):47-49.

Rosni. 2017. Analisa tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di desa dahari

selebar kecamatan talawi kabupaten batubara. J. Geografi. 9(1):53-66.

Sacklokham, S. dan Baudran, E. 2005. Using Agrarian Systems Analysis to

Understand Agriculture. Buku. NAFRI. Laos. 229 hlm.

Sahureka, M. 2008. Implementasi program gn-rhl di kota ambon.

J. Agroforestry. 3(2):149-155.

Senoaji, G. 2011. Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan lindung bukit

daun di bengkulu. J. Sosiohumaniora. 13(1):1-17.

Senoaji, G. 2012. Sistem pertanian perladangan berpindah dan konservasi hutan

oleh masyarakat baduy di banten selatan. J. Sosiohumaniora. 14(3):273-289.

Setianto, P. dan Susilowati, I. 2014. Komoditas perkebunan unggulan yang

berbasis pada pengembangan wilayah kecamatan di kabupaten banjarnegara

provinsi jawa tengah. J. Wilayah dan Lingkungan. 2(2):143-156.

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

50

Silvi., Lumangkun, A. dan Wardenaar, E. 2017. Kearifan lokal masyarakat

dalam kegiatan ladang berpindah di dusun laek desa bengkilu kecamatan

tujuh belas kabupaten bengkayang. J. Hutan Lestari. 5(4):1027-1034.

Sinaga, R.P. dan Darmawan, A. 2014. Perubahan tutupan lahan di resort pugung

tampak taman nasional bukit barisan selatan (tnbbs). J. Sylva Lestari.

2(1):77-86.

Sofyan, A.F. 2013. Pengaruh transmigrasi terhadap perubahan sosial ekonomi

masyarakat di desa tepian makmur kecamatan rantau pulung kabupaten kutai

timur. J. Ilmu Pemerintahan. 1(3):1167-1180.

Sudarmadji., Darmanto, D., Widyastuti, M. dan Lestari, S. 2016. Pengelolaan

mata air untuk penyediaan air rumah tangga berkelanjutan di lereng selatan

gunung api merapi. J. Manusia dan Lingkungan. 23(1):102-110.

Sudaryono. 2002. Pengelolaan daerah aliran sungai (das) terpadu, konsep

pembangunan berkelanjutan. J. Teknologi Lingkungan. 3(2):153-158.

Sugiartidiningsih. 2012. Pengaruh luas lahan, terhadap produktifitas jagung di

indonesia periode 1990-2006. J. Ekonomi Insentif Kopwil4. 6(1):45-48.

Surtiani, Y. dan Budiati, L. 2015. Evaluasi rehabilitasi hutan dan lahan (rhl) di

daerah aliran sungai (das) juwana pada kawasan gunung muria kabupaten

pati. J. Pembangunan Wilayah dan Kota. 11(1):117-128.

Suryana. 2010. Metode Penelitian (Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif. Buku. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 58 hlm.

Susilowati, S.H. 2016. Fenomena penuaan petani dan berkurangnya tenaga kerja

muda serta implikasinya bagi kebijakan pembangunan pertanian.

J. Forum Penelitian Agro Ekonomi. 34(1):35-55.

Sutoyo. 2010. Keanekaragaman hayati indonesia (suatu tinjauan : masalah dan

pemecahnya). J. Buana Sains. 10(2):101-106.

Sutrisno. 2011. Penegakan hukum terhadap hutan dari illegal loging.

J. Yustitia. 5(2):241-249.

Syam, T., Darmawan, A., Banuwa, I.S. dan Ningsih, K. 2012. Pemanfaatan citra

satelit dalam mengidentifikasi perubahan penutupan lahan : studi kasus hutan

lindung register 22 way waya lampung tengah. J. Globe. 14(2):146-156.

Sylviani. dan Hakim, I. 2014. Analisis tenurial dalam pengembangan kesatuan

pengelolaan hutan (KPH): studi kasus kph gedon wani provinsi lampung. J.

Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 11(4):309-322.

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KONDISI ...digilib.unila.ac.id/57611/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penelitian ini menunjukan perubahan sejarah kawasan

51

Sylviani. 2008. Kajian dampak perubahan fungsi kawasan hutan terhadap

masyarakat sekitar. J. Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 5(3):155-

178.

Talaohu, M. 2013. Perladangan berpindah antara masalah lingkungan dan

masalah sosial. J. Populis. 7(2):59-63.

Triyono, K. 2013. Keanekaragaman hayati dalam menunjang ketahanan pangan.

J. Inovasi Pertanian. 11(01):12-22.

Ulfah, M., Rahayu, P. dan Dewi, L.S. 2015. Kajian morfologi tumbuhan pada

spesies tanaman lokal berpotensi penyimpan air: konservasi air di

karangmanggis, boja, kendal, jawa tengah. J. Pros Sem Nas Masy Biodiv

Indon. 1(3):418-422.

Verbist, B., Putra, A.E. dan Budidarsono, S. 2004. Penyebab alih guna lahan

dan akibatnya terhadap fungsi daerah aliran sungai (das) pada lansekap

agroforestri berbasis kopi di sumatra utara. J. Agrivita. 26(1):29-38.

Wahidmurni. 2017. Memaparkan Data dan Temuan Penelitian. Skripsi.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim. Malang. 16 hlm.

Wahyudi, A., Harianto, S.P. dan Darmawan, A. 2014. Keanekaragaman jenis

pohon di hutan pendidikan konservasi terpadu tahura wan abdul rachman. J.

Sylva Lestari. 2(3):1-10.

Wahyuni, Y. 2016. Deforestation reduction policy in rokan hilir year 2011-2012.

J. Jom Fisip. 3(1):1-14.

Wulan, Y.C., Yasmi, Y., Purba, C. dan Wollenberg, E. 2004. Analisa Konflik

Sektor Kehutanan di Indonesia 1997-2003. Buku. CIFOR. Jakarta.

77 hlm.

Yudiarini, N. 2011. Perubahan pertanian subsisten tradisional ke pertanian

komersil. J. Agro. 2(1):1-8.

Yulianto, E.H. 2013. Konservasi tradisional berbasis kearifan lokal masyarakat

tani kabupaten paser (studi kasus desa semuntai kecamatan long ikis

kabupaten paser). J. Agrifor. 12 (2):140-148.

Zanzibar, M. dan Witjaksono. 2011. Pengaruh penuaan dan iradiasi dengan sinar

gamma(60

Co) terhadap pertumbuhan bibit suren (toona sureni blume merr).

J. Penelitian Hutan Tanaman. 8(2):89-96.