109
i FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO TERJADINYA ELDER ABUSE DI DESA JOMEGATAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta FITRI RAHMADANI KUSPRIYANI 20100320096 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

i

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO

TERJADINYA ELDER ABUSE DI DESA JOMEGATAN

NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat

Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

FITRI RAHMADANI KUSPRIYANI

20100320096

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2014

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

ii

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :Fitri Rahmadani Kuspriyani

NIM :20100320096

Program Studi :Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran danIlmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis yang saya tulis benar-

benar merupakan hasil karya tulis sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi

yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantumkan

dalam daftar pustaka dibagian akhir karya tulis ilmiah ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dibuktikan karya tulis ilmiah ini

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Yogyakarta, 12 Agustus 2014

Yang membuat pernyataan,

Tanda Tangan

Fitri Rahmadani Kuspriyani

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

iv

MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholatmu

sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang

yang sabar” (QS. Al-Baqarah:153)

“Sesungguhnya bersama kesukaran dan keringanan. Karena itu bila aku

telah selesai (mengerjakan yang lain), dan kepada Tuhanlah aku

berharap” (QS. Al-Insyirah:6-8)

“Kamu sekalian adalah pemimpin dan akan diminta

pertanggungjawabannya mengenai orang yang dipimpinnya”

(H.R. Bukhari Muslim)

“Jangan pernah malu untuk maju, karena malu menjadikan kita takkan

pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan hidup ini .”

(Anonim)

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan rahmat Allah SWT,

atas segala nikmat, karunia dan anugerah yang diberikan kepada

penulis.

Karya Tulis Ilmiah ini, penulis persembahkan kepada:

Kedua Orangtuaku,

Ayahanda Supriyono dan Ibunda Eni Kusrini

yang selalu melimpahkan kasih sayang, dukungan serta do’a selama ini

Saudara-saudara ku Anisa Ratnasari dan M. Fadhila Mahdi

yang telah menjadi sahabat di kehidupanku,

Sahabat-sahabatku,

Dewi, Ira, Ninnda, Afi Budi, Titin, teman-teman CSB dan seluruh teman

seperjuanganku PSIK 2010 yang slalu memberikan dorongan

semangat,bantuan,dan keceriaan yang menghiasihari-hariku,

Serta seluruh teman-teman Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

angkatan 2010 yang tidak bisa disebutkan satu-satu…

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat, hidayah, dan karunia-Nya penulis telah menyelesaikan karya tulis

ilmiah dengan judul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Resiko

Terjadinya Elder Abuse di Desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan,

Bantul”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana keperawatan pada Program Studi Ilmu

Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. dr. Ardi Pramono, Sp. An, selaku ketua Program Studi Ilmu

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Nurul Hidayah S. Kep., Ns dan Sutantri S. Kep., Ns., MSc. selaku

pembimbing yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis.

3. Hj. Sri selaku koordinator Posyandu Kasihan II Bantul Yogyakarta, terima kasih

telah memberikan kami izin untuk melakukan penelitian di puskesmas tersebut

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

vii

4. Bu Ning selaku ketua kader posyandu Mekar 2 Jomegatan yang telah

memberikan izin dan membantu kami dalam mengumpulkan data

penelitian.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Supriyono dan Eni Kusrini, yang selalu memberikan

kasih sayang, semangat, dan doa kepada penulis serta menjadi sumber semangat dan

inspirasi dalam hidup peneliti.

6. Saudaraku tercinta, Anisa dan Fadhil yang selalu memberikan semangat dan doa

kepada penulis.

7. Teman-temanseperjuangan PSIK angkatan 2010 yang telah banyak membantu

peneliti selama menyelesaikan studi dan memberikan dorongan kepada penulis .

8. Pihak-pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan Anda semua.

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari masih ada kekurangan

baik dalam penulisan maupun dalam penyajian materi. Peneliti sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

penyempurnaan dan peningkatan kualitas dalam penulisan dimasa

mendatang. Peneliti berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat

digunakan dan bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, 10 Agustus 2014

Penulis

Fitri Rahmadani Kuspriyani

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .....................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iii

MOTTO ........................................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR SKEMA DAN TABEL............................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xiv

INTISARI .................................................................................................... xv

ABSTRACT ............................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

E. Penelitian Terkait .......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 12

A. Landasan Teori ............................................................................ 12

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

ix

1. Lanjut Usia ............................................................................. 12

2. Elder Abuse ............................................................................ 17

3. Pengukuran Elder Abuse…………………………………… 17

B. Kerangka Konsep ........................................................................ 38

C. Hipotesis ...................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 40

A. Desain Penelitian ........................................................................ 40

B. Populasi dan Sampel.................................................................... 41

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 44

D. Variabel Penelitian……………………………………………... 44

E. Definisi Operasional .................................................................... 44

F. Instrumen Penelitian .................................................................... 45

G. Cara Pengumpulan Data .............................................................. 46

H. Uji Validitas dan Reliabilitas....................................................... 48

I. Pengolahan dan Analisa Data ...................................................... 48

J. Kesulitan Penelitian……………………………………………. 48

K. Etik Penelitian…………………………………………………. 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 52

A. Gamabaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 52

B. Hasil Penelitian ............................................................................ 53

1. Hasil Karakteristik Responden ..................................................................... 52

2. Hasil Analisis Univariat .................................................................................. 52

3. Hasil Analisis Bivariat........................................................ 55

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

x

4. Hasil Analisis Multivariat................................................... 56

C. Pembahasan……………………………………………………. 55

D. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian…………………………... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 63

A. Kesimpulan .................................................................................. 63

B. Saran ............................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 65

LAMPIRAN

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

xi

DAFTAR SKEMA TABEL

Halaman

Skema 1 Kerangka Konsep ...................................................................... 36

Tabel 1 Kuesioner HS-EAST…………………………………………... 53

Tabel 2 Kuesioner Depresi ....................................................................... 55

Tabel 3 Distribusi Karakteristik Responden ............................................ 55

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Depresi ....................................................... 56

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Elder Abuse................................................ 57

Tabel 6 Distribusi Hasil Hubungan Umur dengan Resiko

Terjadinya Elder Abuse............................................................................. 57

Tabel 7 Distribusi Hasil Hubungan Jenis kelamin dengan Resiko

Terjadinya Elder Abuse…………………………………………………. 57

Tabel 8 Distribusi Hasil Hubungan Status Perkawinan dengan Resiko

Terjadinya Elder Abuse………………………………………………… 57

Tabel 9 Distribusi Hasil Hubungan Status Pekerjaan dengan Resiko

Terjadinya Elder Abuse………………………………………………… 58

Tabel 10 Distribusi Hasil Hubungan Status Tempat Tinggal

dengan Resiko Terjadinya Elder Abuse………………………………... 58

Tabel 11 Distribusi Hasil Hubungan Depresi dengan Resiko

Terjadinya Elder Abuse…………………………………………………. 58

Tabel 12 Distribusi Hasil Faktor yang Paling Berpengaruh dengan

Resiko Terjadinya Elder Abuse………………………………………… 58

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Kuesioner Elder Abuse (HS-EAST) Lampiran 4 Kuesioner Depresi

Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Elder Abuse

Lampiran 6 Frekuensi Responden

Lampiran 7 Hasil Frekuensi Responden

Lampiran 8 Hasil Korelasi Bivariat Lampiran 9 Hasil Korelasi Multivariat

Lampiran 10 Surat Izin Survei Pendahuluan BAPEDA BANTUL

Lampiran 11 Surat Keterangan Etika Penelitian

Lampiran 12 Surat Izin Penelitian BAPEDA BANTUL

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

xiii

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

HS-EAST : Hwalek Sengstock Elder Abuse Screening Tool

GDS : Geriatric Depression Scale

CDC : Centers for Disease Control and Prevention

Dinkes : Dinas Kesehatan

Depkes : Departemen Kesehatan

UHH : Usia Harapan Hidup

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

xiv

Fitri Rahmadani Kuspriyani. (2014). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan resiko terjadinya elder abuse di desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan,

Bantul.

Pembimbing :

Nurul Hidayah, S.Kep., Ns.

INTISARI

Latar belakang: Jumlah lansia di Indonesia mengalami peningkatan. Lansia

merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap terjadinya elder abuse.

Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

baik perubahan fungsi tubuh, psikologis, maupun sosial. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

berhubungan dengan resiko terjadinya elder abuse seperti umur, jenis

kelamin, status perkawinan, status pekerjaan, status tempat tinggal, dan

depresi serta mengetahui faktor apa yang paling berhubungan terhadap resiko

terjadinya elder abuse di desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

Metodologi: Jenis penelitian ini adalah non eksperimental yaitu deskriptif

kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode cross-sectional dengan

teknik purposive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner

HS-EAST dan GDS. Analisa data menggunakan Chi-Square dan Logistic

Regression.

Hasil: Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa faktor umur (p=0,000),

faktor jenis kelamin (p=0,042), faktor perkawinan (p=0,024), dan faktor

depresi (p=0,000) memiliki hubungan dengan resiko terjadinya elder abuse

sedangkan faktor status pekerjaan (p=0,147) dan faktor status tempat tinggal

(p=0,305) tidak terdapat hubungan dengan resiko terjadinya elder abuse.

Berdasarkan hasil dari logistic regression, faktor umur merupakan faktor

yang memiliki hubungan paling signifikan terhadap resiko terjadinya elder

abuse yaitu p=0,002.

Kesimpulan: faktor umur, jenis kelamin, perkawinan, dan depresi memiliki

hubungan dengan resiko terjadinya elder abuse. Usia merupakan faktor yang

paling berhubungan dengan resiko terjadinya elder abuse di desa Jomegatan,

Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

Kata kunci: Faktor-Faktor, elder abuse, lansia, proses penuaan

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

xv

Fitri Rahmadani Kuspriyani. (2014). The factors that related to elder

abuse in Jomegatan village, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

Adviser:

Nurul Hidayah, S. Kep., Ns.

ABSTRACT

Background: The aging population is rapidly increase in Indonesia.

Elderly is one of group that vulnerable toward elder abuse. It was

happened because there are alteration of human function, psychological,

or social. The purpose of this study was to access the factors that

correlated with elder abuse such as age, sex, marital status, employment,

cohabitation, and depression in Jomegatan village, Ngestiharjo, Kasihan,

Bantul. This research also has purpose to know what is the significant

factors that correlated with elder abuse.

Methods: This research study was non experimental with descriptive

quantitative design. Cross-sectional method was the main method and

using purposive sampling. The instrument of this study used questionnaire

such as HS-EAST for elder abuse and GDS for depression. Analysis data

used chi-square and logistic regression.

Results: Surveys were completed by 63 participants. Findings reveal by

chi-square that age (p=0,000), gender (p=0,042), marital status

(p=0,024), and depression factors (p=0,000) correlated with elder abuse.

Whereas employment factor and living status factor wasn’t related to

elder abuse. Based on logistic regression result showed that age has

significant factors that correlated with elder abuse.

Conclusion: Factors that related to elder abuse are age, sex, marital

status, and depression. Meanwhile employment and living status factors

wasn’t correlated with elder abuse. Age was significant factors that

correlated with elder abuse in Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

Keyword: Factors, elder abuse, elderly, aging process

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional di berbagai

bidang telah menunjukkan hasil yang positif diantaranya yaitu keadaan

sosial ekonomi masyarakat yang meningkat, perbaikan lingkungan hidup,

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kemajuan di bidang

pelayanan kesehatan (Azizah, 2011). Hal ini berdampak pada kualitas

hidup masyarakat akan kesehatan serta usia harapan hidup yang meningkat

(Nugroho, 2004). Akibatnya jumlah penduduk dengan usia lanjut

meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat (Azizah, 2011).

Populasi lanjut usia di berbagai dunia telah mengalami pertumbuhan

menjadi 7,06 miliar pada pertengahan 2012 (haub, 2012). World health

Organization (WHO) tahun 2002 menyatakan bahwa pada tahun 2050

jumlah lanjut usia yang berusia 60 tahun keatas diperkirakan meningkat

menjadi 2 miliar dimana sekitar 80% tinggal di Negara berkembang.

berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, Indonesia saat ini

termasuk kedalam lima besar Negara dengan jumlah penduduk lanjut usia

terbanyak di dunia yakni 18,1 juta jiwa atau 9,6% dari jumlah penduduk

(Depkes, 2012).

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi

yang memiliki Usia Harapan Hidup (UHH) tertinggi di Indonesia. Rata-

rata UHH di Provinsi DIY pada tahun 20112 yaitu 73,27 tahun (Dinkes

DIY, 2012). Menurut data dari Dinkes Provinsi DIY pada tahun 2012 yaitu

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

2

jumlah lansia tahun 2011 secara keseluruhan terdapat 456.357 jiwa dari

total 3.513.071 jiwa (12,99%) (Dinkes Provinsi DIY, 2012). Kabupaten

Bantul memiliki jumlah lansia terbanyak tahun 2013 bila dibandingkan

dengan kabupaten lainnya yaitu sebesar 162.321 jiwa atau 35,52% dari

total lanjut usia di DIY (Dinkes Kabupaten Bantul, 2013).

Proses menua merupakan suatu proses menghilangnya secara

perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti

dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan

terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita

(Constantindes, 1994 cit Darmojo, 2004). Lanjut usia (lansia) menurut

WHO dalam Kushariyadi (2011) adalah seseorang yang berusia di atas 60

tahun. Sedangkan menurut UU Kesehatan No. 23 tahun 1992, lansia

merupakan seseorang yang mengalami perubahan baik biologis, fisik,

jiwa, dan sosial seiring dengan pertambahan usia (Kushariyadi, 2011).

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia tidak hanya

perubahan fisiologik saja tetapi terjadi perubahan pula pada psikososial

yang menyebabkan lansia mengalami kelemahan dan keterbatasan fungsi

(Potter & Perry, 2005). Hal ini mengakibatkan keluarga dan masyarakat

beranggapan bahwa perubahan yang terjadi pada lansia merupakan hal

yang wajar dan alami dimana lansia menjadi sering sakit cepat marah, dan

curiga (Depkes, 2010). Pandangan yang salah ini menyebabkan kondisi

kesehatan fisik, mental, maupun kebutuhan lansia tidak terpenuhi dan

tidak tertangani dengan baik (Depkes 2010). Selain itu pemahaman yang

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

3

salah terkait lansia akan mempengaruhi perlakuan keluarga atau

masyarakat terhadap lansia sehingga lansia beresiko untuk tidak terpenuhi

kebutuhannya (Ramlah, 2011).

Permasalahan yang umum terjadi pada lansia yaitu adanya

gangguan kognitif, isolasi sosial, atau adanya ketergantungan dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga lansia merupakan salah satu

kelompok yang rentan terhadap elder abuse (Stuart, 2009). Menurut

Bhatia, Srivastava, & Bansal (2008) elder abuse merupakan salah satu

bentuk perlakuan yang dapat menyebabkan terjadinya masalah kesehatan

utama pada lansia seperti kecacatan fisik, masalah psikologis, masalah

gangguan mental, dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada lansia.

Selain itu elder abuse merupakan penyebab utama dalam meningkatnya

angka kesakitan dan kematian pada lansia (Dong, Simon, Leon, Fulmer,

Beck, Hebert, et al, 2009).

Elder abuse dapat dipengaruhi oleh faktor predisposisi baik pada

lansia maupun pada keluarga (Bonnie cit Yaffe, 2012). Dilihat dari

kondisi lansia yang memudahkan mereka rentan terhadap abuse yaitu

adanya kelemahan akibat penurunan fungsi tubuh, usia sangat lanjut,

lansia wanita, ketergantungan dengan abuser, gangguan fungsi kognitif,

keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari, masalah dalam kebiasaan, dan

isolasi sosial (Bonnie cit Yaffe, 2012). Sedangkan faktor predisposisi oleh

keluarga yaitu adanya stres yang dialami oleh keluarga tersebut, adanya

gangguan kesehatan mental, penyakit terkait psikologisnya, pecandu

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

4

alkohol dan obat, serta masalah finansial terkait biaya perawatan lansia

(Bonnie cit Yaffe, 2012). Selain itu status tempat tinggal, gangguan

kognitif, dan depresi juga merupakan faktor resiko terjadinya elder abuse

(Dyer cit Strasser, 2013).

Elder abuse memiliki dampak bagi lansia seperti masalah

kesehatan, finansial, dan sosial. Elder abuse merupakan sumber utama

terjadinya stres dan memiliki dampak jangka panjang bagi kesehatan

lansia seperi timbulnya nyeri dada atau angina, masalah jantung,

hipertensi, masalah pernafasan, masalah perut (maag), serangan panik

bahkan hingga menyebabkan fraktur di pinggang (Bain & Spencer, 2009).

Tindakan elder abuse juga berdampak pada finansial atau materi milik

lansia sehingga dapat menyebabkan distres dan menimbulkan ketegangan

keuangan pada lansia karena adanya perampasan hak lansia berupa materi

oleh caregiver. Elder abuse juga berdampak pada kondisi sosial dimana

efek dari elder abuse yaitu lansia menjadi kurang dihormati dan dapat

mempengaruhi individu, keluarga, dan masyarakat (Bain & Spencer,

2009).

Kejadian elder abuse di Amerika Serikat menurut CDC (2002)

dalam Mohr (2006) diperkirakan ada 450.000 lanjut usia (lansia) yang

mengalami abuse di dalam keluarga. Selain itu menurut Jogers et al

(2003) dalam Melillo & Houde (2005) menyatakan bahwa insiden elder

abuse di Amerika sekitar 500.000 kasus pertahun dengan prevalensi 32

per 1000 individu. Menurut Russell, Fulmer, Singh, Valenti, Vermula, &

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

5

Strauss (2013) berdasarkan hasil penelitian di Atlanta, Georgia

didapatkan ada 32 responden (28,6%) yang memenuhi kriteria beresiko

terjadinya elder abuse. Sedangkan di Indonesia berdasarkan Pusat data

dan Informasi (Pusdatin) Kemensos pada tahun 2010 terdapat sekitar

2.851.606 lanjut usia terlantar (15,80%), 4.658.280 lansia rawan terlantar

(25,82%), dan 10.533.831 lansia tidak terlantar (58,38%) (Kemensos,

2012).

Kasus terkait elder abuse di Amerika banyak yang tidak dilaporkan

dimana hanya sekitar 16% dari insiden tersebut yang dilaporkan kepada

pihak yang berwajib (Fulner 2002 cit Linton 2006). Hal ini disebabkan

oleh banyaknya kasus yang tidak terdeteksi oleh tenaga kesehatan karena

kurangnya pengetahuan tentang teknik pengkajian, kurangnya alat

pengkajian, kesalahan dalam menginterpretasi data pengkajian atau

kesalahan dalam menginterpretasikan bahwa perubahan pada lansia

merupakan hal yang normal seiring dengan bertambahnya usia seseorang

(Fulner cit Linton, 2006).

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas, maka

lansia merupakan kelompok yang rentan terhadap abuse dalam keluarga

sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang faktor-

faktor apa saja yang berhubungan dengan resiko terjadinya elder abuse.

Hal ini disebabkan karena masih minimnya akses penelitian tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan resiko elder abuse di Indonesia

sehingga diperlukan penelitian yang lebih banyak lagi supaya tenaga

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

6

kesehatan dan pemerintah dapat memberikan pelayanan yang tepat untuk

mengatasi masalah elder abuse.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan

yang timbul adalah faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan resiko terjadinya

elder abuse di desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengatahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan resiko terjadinya elder abuse di desa Jomegatan, Ngestiharjo,

Kasihan, Bantul.

2. Tujuan khusus penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui hubungan antara faktor umur dengan resiko terjadinya elder

abuse di desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

b. Untuk mengetahui hubungan antara faktor jenis kelamin dengan resiko terjadinya

elder abuse di desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

c. Untuk mengetahui hubungan antara faktor status perkawinan dengan resiko

terjadinya elder abuse di desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

d. Untuk mengetahui hubungan antara faktor status pekerjaan dengan resiko

terjadinya elder abuse di desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

e. Untuk mengetahui hubungan antara faktor status tempat tinggal dengan resiko

terjadinya elder abuse di desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

f. Untuk mengetahui hubungan antara faktor depresi dengan resiko terjadinya elder

abuse di desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

7

g. Untuk mengetahui faktor yang memiliki hubungan paling signifikan terhadap

resiko terjadinya elder abuse di desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan resiko

terjadinya elder abuse dan menambah wawasan beserta pengalaman dalam

melaksanakan penelitian selanjutnya terkait elder abuse.

2. Manfaat bagi lanjut usia

Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan kejadian elder

abuse.

3. Manfaat bagi tenaga kesehatan

Dapat memahami terkait elder abuse sehingga dapat memberikan pelayanan

terpadu kepada lansia.

E. Penelitian Terkait

1. “Screening for Elder Mistreatment among Older Adults Seeking Legal Assistance

Services” oleh Sheryl et al Tahun 2013.

Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui prevalensi dan hubungan

elder mistreatment pada lansia yang mecari pelayanan yang berwenang di Atlanta,

Georgia. Jenis penelitian yang digunakan yaitu desain survey cross-sectional dengan

menggunakan cluster sampling (ada 5 komunitas) dengan jumlah sampel ada 112

responden. Instrumen yang digunakan yaitu HS-EAST untuk meneliti lansia beresiko

terhadap abuse dan HANDS untuk meneliti tingkat depresi lansia. Hasil penelitian

yang di dapat yaitu 32 responden (28,6%) memenuhi kriteria beresiko terjadinya elder

abuse, 17 responden (15,2%) memenuhi kriteria terjadinya depresi, dan 105

responden (93,7%) berkunjung ke pelayanan kesehatan selama 6 bulan yang lalu.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

8

Persamaan dengan penelitian ini yaitu tujuan yang ingin dicapai yaitu

mengetahui prevalensi lansia yang beresiko terhadap elder abuse dan faktor-faktor

yang mempengaruhi elder abuse serta instrumen yang digunakan sama yaitu HS-

EAST untuk mengetahui apakah lansia beresiko terhadap abuse. Sedangkan

perbedaannya yaitu wilayah yang digunakan berbeda.

2. “Screening for Elder Mistreatment in a Dental Clinic Population” tahun 2012 oleh

Stefanie et al.

Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui kemungkinan adanya

elder abuse di klinik gigi di Amerika Serikat. Metode yang digunakan yaitu metode

survey. Instrumen yang digunakan yaitu HS-EAST dengan menggunakan Audio

Computer Assisted Self Interview (ACASI). Sampel yang digunakan ada 139 lansia

yang berumur 65 tahun ke atas. Hasil dari penelitian ini yaitu ada 48,4% lansia yang

memiliki skor 3 dan 28,3% memiliki skor 4. Persamaan dengan penelitian ini yaitu

tujuan penelitiannya sama yaitu untuk mengetahui prevalensi elder abuse, metode dan

instrumen yang digunakan. Perbedaannya yaitu jumlah populasi dan tempat

penelitian.

3. “Prevalence and Correlates of Emotional, Physical, Sexual, and Financial Abuse and

Potential Neglect in the United States: The National Elder Mistreatment Study” oleh

Ron Acierno et al. dari Rush University Medical center dan Northwestern university

Medical Center, Chicago, USA 2011.

Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui prevalensi dan hubungan

antara emotional, physical, sexual, dan financial abuse serta potensi pengabaian di

Amerika Serikat secara random. Metode yang digunakan yaitu menggunakan

interview dengan menggunakan telepon yang sudah terhubung dengan komputer.

Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang tinggal di Amerika serta sampel yang

digunakan ada 5.777 lansia yang berumur 60 tahun atau lebih. Analisis data

menggunakan model regresi logistik. Hasil dari penelitian ini yaitu prevalensi elder

abuse dalam satu tahun yaitu emotional abuse (4,6%), physical abuse (1,6%), sexual

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

9

abuse (0,6%), potensial neglect (5,1%), dan financial abuse (5,2%) oleh anggota

keluarga. Hubungan yang paling signifikan terhadap elder abuse yaitu adanya

dukungan sosial yang rendah dan adanya trauma masa lalu.

Persamaan dengan penelitian ini yaitu tujuan penelitiannya sama dimana salah

satunya untuk mengetahui prevalensi elder abuse. Perbedaannya yaitu metode

penelitian, instrument, dan analisis data yang berbeda.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Lanjut Usia

a. Definisi Lanjut Usia

Lanjut usia adalah orang yang sistem-sistem biologinya mengalami

perubahan struktur dan fungsinya akibat faktor usia (Aswim, 2003). Menurut

Depkes RI (2000) lanjut usia (lansia) adalah seorang laki-laki atau perempuan

yang berusia 60 tahun atau lebih, baik secara fisik masih berkemampuan

(potensial) maupun karena sesuatu hal tidak mampu berperan aktif dalam

pembangunan (tidak potensial). Sedangkan UU Kesehatan No.23 Tahun 1992,

lanjut usia merupakan seseorang yang karena usianya mengalami perubahan

biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial (Kushariyadi, 2011).

b. Proses menua

Menurut Constantinides (1994) dalam Darmojo (2006), menua merupakan

suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

tidak dapat mempertahankan diri terhadap luka. Hal ini menyebabkan lansia

tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita

(Nugroho, 2004).

Proses menua merupakan suatu proses normal yang berlangsung sejak

maturitas dan berakhir dengan kematian. Secara umum terdapat kecenderungan

menurunnya kapasitas fungsional baik pada tingkat seluler maupun pada tingkat

organ seiring dengan proses menua. Hal ini mengakibatkan orang berusia lanjut

tidak berespon terhadap berbagai rangsangan internal maupun eksternal,

sehingga orang usia lanjut sulit untuk memelihara kestabilan status fisik dan

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

11

kimiawi dalam tubuh atau memelihara homeostatis tubuh (Setiati, Harimurti, &

Roosheroe, 2007).

c. Teori Lanjut Usia

Menurut Potter dan Perry (2005), ada beberapa teori terkait lanjut usia

diantaranya sebagai berikut :

1) Teori Biologi

Teori ini mencakup teori genetik dan mutasi, immunology slow theory,

teori stress, teori radikal bebas, dan teori rantai silang.

a) Teori genetik dan mutasi

Menurut teori ini, menua terprogram secara genetik untuk spesies -

spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia

yang diprogram oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya

akan mengalami mutasi misalnya mutasi dari sel-sel kelamin. Pada teori

ini juga didapatkan terjadi peningkatan jumlah kolagen dalam tubuh

lansia, tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit, dan

kekurangan gizi.

b) Immunology slow theory

Menurut immunology slow theory, sistem imun menjadi kurang

efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh

yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

c) Teori stress

Teori stres menyatakan bahwa menua terjadi akibat hilangnya sel-

sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat

mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan

stres yang menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

d) Teori radikal bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya

radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

12

bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini

menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi.

e) Teori rantai silang

Pada teori rantai silang ini menua terjadi akibat adanya reaksi

kimia sel-sel yang tua sehingga menyebabkan ikatan yang kuat

khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya

elastisitas, kekacauan, dan hilangnya fungsi sel.

2) Teori Psikologi

Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan

pertambahan usia. Biasanya lansia mengalami penurunan intelektualitas

yang meliputi persepsi, kemampuan kognitif, memori, dan belajar pada usia

lanjut sehingga menyebabkan lansia sulit untuk dipahami dalam

berinteraksi.

3) Teori sosial

Teori sosial ini terdiri atas teori interaksi sosial, teori penarikan diri,

teori aktivitas, teori kesinambungan, teori perkembangan, dan teori

stratifikasi usia.

a) Teori interaksi social

Pada teori ini menjelaskan mengapa lansia bertindak pada situasi

tertentu yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Interaksi

sosial pada lansia akan menurun karena pada lansia, kekuasaan dan

prestisenya berkurang, yang tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan

mereka untuk mengikuti perintah.

b) Teori penarikan diri

Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat

kesehatan lansia mengakibatkan seorang lansia perlahan-lahan menarik

diri dari pergaulan di sekitarnya. Lansia juga mengalami proses

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

13

kehilangan ganda dimana lansia akan kehilangan peran, hambatan

dalam kontak sosial, dan berkurangnya komitmen.

c) Teori aktivitas

Proses penuaan merupakan suatu perjuangan untuk tetap muda dan

mereka akan mempertahankan perilaku mereka semasa muda sehingga

mereka mengalami penurunan dalam beraktivitas. Oleh karena itu

lansia tetap harus tetap diberdayakan supaya mereka mendapat

kepuasan dalam kehidupannya.

d) Teori kesinambungan

Pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan

gambarannya kelak pada saat ia menjadi lansia. Hal ini dapat terlihat

bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang tidak berubah

meskipun ia telah menjadi lansia. Pada teori kesinambungan ini

mengacu pada pergerakan dan proses banyak arah, bergantung dari

bagaimana penerimaan seseorang terhadap status kehidupannya.

e) Teori perkembangan

Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses menjadi tua

merupakan suatu tantangan dan bagaimana jawaban lansia terhadap

berbagai tantangan tersebut yang dapat bernilai positif atau negatif.

f) Teori stratifikasi usia

Teori stratifikasi usia mencakup beberapa hal yaitu:

1) Struktur mencakup hal-hal sebagai berikut: bagaimanakah peran dan

harapan menurut penggolongan usia, bagaimanakah penilaian strata

oleh strata itu sendiri dan strata lainnya, bagaimanakah terjadinya

penyebaran peran dan kekuasaan yang tidak merata pada masing-

masing strata yang didasarkan pada pengalaman dan kebijakan

lansia.

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

14

2) Proses mencakup hal-hal sebagai berikut: bagaimanakah

menyesuaikan kedudukan seseorang dengan peran yang ada,

bagaimanakah cara mengatur transisi peran secara berurutan dan

terus-menerus.

g) Teori spiritual

Komponen spiritual dan tumbuh kembang lansia mengacu pada

pengertian individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang

arti kehidupan.

d. Batasan Lansia

Batasan lanjut usia pada negara-negara sepeti Amerika dan Eropa adalah 65

tahun. Sedangkan di Indonesia sejak tahun 1995 ditetapkan bahwa kriteria lansia

adalah 60 tahun (Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, & Batubara, 2008).

Menurut WHO lanjut usia dikategorikan seperti usia pertengahan (middle

age) yaitu kelompok usia 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) yaitu usia antara 60-

74 tahun, lanjut usia tua (old) yaitu usia antara 75-90 tahun, dan usia sangat tua

(very old) yaitu di atas 90 tahun. Sedangkan menurut Undang-Undang No.13

tahun 1998, bab 1 pasal 1 ayat 2, lanjut usia adalah seseorang yang mencapai

usia 60 tahun ke atas (Nugroho, 2004). Menurut Setyonegoro dalam Nugroho

(2004), lansia dikelompokkan sebagai berikut : (1) usia dewasa muda (elderly

adulthood) : 18 atau 20-25 tahun, (2) usia dewasa penuh (middle years) atau

maturitas : 25-60 tahun atau 65 tahun, dan (3) lanjut usia (geriatric age) : lebih

dari 65 atau 70 tahun dimana lanjut usia terbagi dalam : (a) umur 70-75 tahun

(young old), (b) 75-80 tahun (old), dan (c) lebih dari 80 tahun (very old).

e. Klasifikasi Lansia

Menurut Depkes RI (2003) dalam Maryam et al (2008), ada lima klasifikasi

pada lansia yaitu :

1) Pralansia (Prasenilis)

Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

15

2) Lansia

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3) Lansia beresiko tinggi

Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorang yang berusia 60

tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

4) Lansia potensial

Lansia yang tidak mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang

dapat menghasilkan barang atau jasa.

5) Lansia tidak potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung

pada bantuan orang lain.

f. Karakteristik Lansia

Lansia memiliki karakteristik fisik sebagai berikut (Maryam et al., 2008):

1) Berusia lebih dari 60 tahun.

2) Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari

kebutuhan biopsikosoial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga

kondisi maladaptif.

3) Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

g. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia menurut Potter & Perry

(2009) yaitu:

1) Perubahan fisiologis

Terdapat banyak perubahan fisiologis yang normal pada lansia.

Perubahan ini tidak bersifat patologis, tetapi dapat membuat lansia lebih

rentan terhadap penyakit.

a) Sistem Integumen

Kulit akan kehilangan elastisitas dan kelembabannya. Lapisan

epitel menipis, serat kolagen elastis juga mengecil dan menjadi kaku.

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

16

Terdapat banyak bintik dan lesi pada kulit. Bintik dengan bentuk tidak

teratur, halus, warna cokelat (lentigo senilis) awalnya akan timbul

pada punggung tangan dan lengan bagian bawah. Lesi seborrheic atau

keratosis muncul dalam bentuk ireguler, bulat, cokelat, dan berair.

b) Kepala dan leher

Tampilan wajah lansia akan tampak semakin menonjol karena

hilangnya lemak subkutan dan elastisitas kulit. Selain itu perubahan pada

suara yang umum terjadi akibat peningkatan tinggi nada dan hilangnya

volume serta jangkauan nada suara. Ketajaman penglihatan akan menurun

akibat adanya kerusakan retina, pengecilan pupil, kekeruhan lensa, atau

hilangnya elastisitas lensa. Pada indera pengecap, sekresi saliva menjadi

berkurang, papil perasa mengalami atrofi, dan terjadi penurunan

sensitivitas. Lansia menjadi kurang mampu membedakan antara rasa asin,

manis, asam, dan pahit. Sensasi penghidu juga berkurang sehingga

menurunkan sensasi rasa.

c) Toraks dan paru-paru

Perubahan toraks (rongga dada) terjadi karena adanya perubahan

pada sistem muskuloskeletal sehingga kekuatan otot respirasi mulai

berkurang. Selain itu juga terjadi penurunan refleks batuk, pengeluaran

lendir, debu, serta iritan saluran napas berkurang akibat adanya penurunan

jumlah silia, dan adanya peningkatan infeksi saluran napas.

d) Jantung dan sistem vaskular

Penurunan kekuatan kontraksi miokardium menyebabkan penurunan

curah jantung. Selain itu, tekanan sistolik dan/atau diastolik pada lansia

terkadang menjadi terlalu tinggi. Sensitivitas baroreseptor berkurang

sehingga kemampuan kompensasi dalam merespons stimulus hipotensi atau

hipertensi menjadi berkurang. Denyut nadi perifer lansia akan lebih lemah

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

17

pada ekstremitas bawah sehingga lansia mengeluh kakinya terasa dingin,

terutama pada malam hari.

e) Sistem gastrointestinal dan abdomen

Penuaan mengakibatkan peningkatan jaringan lemak di tubuh

sehingga terjadi penambahan ukuran abdomen. Selain itu, abdomen juga

tampak menjadi lebih menonjol karena ada penurunan tonus otot dan

elastisitas. Perubahan fungsi gastrointestinal meliputi perlambatan

peristaltik dan perubahan sekresi sehingga mengakibatkan lansia

mengalami intoleransi pada makanan tertentu dan gangguan akibat

pengosongan lambung yang lambat. Perubahan pada jalur gastrointestinal

bawah dapat menyebabkan konstipasi, distensi lambung dan intestinal

karena gas atau diare.

f) Sistem reproduksi

Perubahan sistem reproduksi disebabkan oleh perubahan hormonal.

Pada wanita akan mengalami menopause karena adanya penurunan respon

ovarium terhadap hormon hipofise dan menurunnya kadar estrogen dan

progesteron. Sedangkan pada pria tidak mengalami terhentinya fertilitas

akibat penuaan yang mutlak.

g) Sistem perkemihan

Pada laki-laki terkadang timbul hipertrofi kelenjar prostat sehingga

akan menekan leher kandung kemih dan mengakibatkan terjadi retensi urin,

frekuensi, inkontinensia, dan infeksi saluran kemih. Sedangkan pada wanita

lebih sering mengalami inkontinensia urin sampai usia 80 tahun akibat

melemahnya otot perineum dan kandung kemih.

h) Sistem muskuloskeletal

Seiring penuaan, serat otot akan mengecil, massa tulang dan

kekuatan otot berkurang seiring berkurangnya massa otot. Wanita

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

18

pascamenopouse mengalami demineralisasi tulang yang lebih besar

dibandingkan dengan pria.

i) Sistem neurologis

Pada lansia akan terjadi penurunan jumlah dan ukuran neuron pada

sistem saraf sehingga fungsi neurotransmiter juga berkurang. Refleks

volunter menjadi lebih lambat dan individu menjadi kurang mampu

merespon stimulus multipel.

2) Perubahan fungsional

Penurunan fungsi yang terjadi pada lansia biasanya berhubungan dengan

penyakit dan dapat mempengaruhi kemampuan fungsional dan kesejahteraan

seorang lansia. Pada beberapa lansia merasa sulit untuk menerima perubahan

yang terjadi pada seluruh aspek kehidupannya dan biasanya akan menyangkal

adanya perubahan dan terus mengharapkan penampilan yang sama tanpa

mempedulikan usiannya. Sebaliknya, ada juga lansia yang melebih-lebihkan

kondisi dan membatasi kegiatannya.

3) Perubahan kognitif

Perubahan kognitif pada lansia diakibatkan karena adanya beberapa

perubahan struktur dan fisiologis otak (penurunan jumlah sel, deposisi lipofusin

dan amiloid pada sel, dan perubahan kadar neurotransmiter). Tiga kondisi utama

yang mempengaruhi kognisi lansia adalah delirium, demensia, dan depresi.

4) Perubahan psikososial

Perubahan psikososial selama proses penuaan akan melibatkan proses

transisi kehidupan dan kehilangan. Semakin panjang usia seseorang, maka akan

semakin banyak pula transisi dan kehilangan yang harus dihadapi. Biasanya

perubahan psikososial pada lansia meliputi masa pensiun, isolasi sosial,

seksualitas, kondisi rumah dan lingkungan, serta kematian.

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

19

h. Permasalahan yang berkaitan dengan perkembangan kehidupan lanjut usia

Lanjut usia biasanya mengalami permasalahan yang berhubungan dengan

perkembangannya akibat adanya penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial, dan

ekonomi. Hal ini menimbulkan pengaruh terhadap seluruh aspek kehidupan.

Menurut Tamher & Noorkasiani (2009) permasalahan lansia yang umumnya terjadi

yaitu :

1) Penurunan kemampuan pada lansia dipengaruhi oleh proses menua yang

menimbulkan berbagai masalah seperti biologis, mental, maupun sosial

ekonomi. Hal ini mengakibatkan kemunduran pada peran-peran sosial sehingga

lansia mengalami gangguan dalam mencukupi kehidupannya.

2) Berkurangnya kesibukan sosial mengakibatkan gangguan integrasi dengan

lingkungannya sehingga memberikan dampak terhadap kebahagiaan lansia.

3) Sebagian para lansia masih mempunyai kemampuan bekerja dimana

permasalahannya yaitu bagaimana cara untuk memfungsikan tenaga dan

kemampuan mereka ke dalam dunia kerja.

4) Masih ada sebagian lanjut usia dalam keadaan terlantar, tidak mempunyai

pekerjaan/penghasilan, dan tidak mempunyai keluarga/sebatang kara.

Menurut BkkbN (2012), permasalahan-permasalahan yang sering terjadi pada

lansia diantaranya yaitu:

1) Masalah yang ditimbulkan oleh pasangan hidup

Pasangan hidup (suami-isteri) akan memiliki masalah terutama bagi

lansia dalam menjalani kehidupan. Masalah itu berupa ketidakcocokkan

(disharmonis) di antara masing-masing pihak. Hal ini terjadi seiring dengan

pertambahan usia karena adanya penurunan fisik maupun psikologis yang

dialami oleh kedua pihak. Selain itu muncul ketegangan emosi sehingga

mempengaruhi hubungan suami-isteri.

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

20

2) Masalah yang ditimbulkan oleh lingkungan keluarga

Masalah interaksi sosial bagi lansia dapat ditimbulkan di lingkungan

keluarga akibat adanya ketidakcocokan dengan sebagian anggota keluarga atau

seluruh anggota keluarga hingga memicu ketegangan di keluarga. Hal yang

paling sering terjadi adalah keluarga melarang atau membatasi lansia keluar

rumah maupun pekerjaan-pekerjaan fisik yang dilakukan lansia. Dalam

konteks ini, keluarga sebenarnya bermaksud baik dengan memperhatikan

keamanan dan kenyamanan lansia, tetapi bagi lansia, mungkin tindakan itu

dianggap mengekang dan membatasi ruang gerak lansia.

3) Masalah yang ditimbulkan oleh lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat yang tidak kondusif akan menimbulkan

masalah tersendiri bagi lansia. Dalam kondisi lingkungan masyarakat yang

tidak sesuai ini akan mudah mempengaruhi mental psikologis lansia, sehingga

lansia mudah mengalami stres dan mudah emosi seperti lingkungan yang

bising, padat, atau pinggir jalan raya.

4) Masalah yang ditimbulkan oleh pekerjaan

Pada situasi dan kondisi tertentu memaksa lansia untuk tetap bekerja

dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi kelompok lansia ini sudah

pasti pekerjaan menjadi beban yang berat bagi dirinya.

2. Elder Abuse

a. Definisi Elder Abuse

Elder abuse merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang sekali

atau berulang baik disengaja maupun tidak disengaja atau akibat kurangnya

kepercayaan dalam suatu hubungan sehingga menyebabkan kecacatan seperti

cedera, pelanggaran hak asasi manusia, dan penurunan kualitas hidup

seseorang atau penderitaan bagi lanjut usia (Bhatia, Srivastava,& Bansal,

2008). Menurut WHO menjelaskan bahwa elder abuse merupakan

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

21

pelanggaran hak asasi manusia dan dapat menyebabkan cidera, penyakit,

penurunan produktivitas, isolasi, dan perasaan putus asa (WHO, 2002).

L. Teori Elder Abuse

Menurut Mattenson & Connel (2007) ada empat teori terkait faktor

resiko yang dapat menyebabkan terjadinya elder abuse :

1) Teori kekerasan transgenerasional

Teori kekerasan transgenerasional menjelaskan tentang proses

pembelajaran suatu kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun dari

satu generasi ke generasi berikutnya. Anak yang pernah mengalami abuse

dan tinggal bersama dengan abuser, mereka akan tumbuh dan berkembang

menjadi seorang abuser dan akan melakukan abuse kepada anaknya. Selain

itu lansia yang mengalami depresi, distress psikologi, dan adanya gangguan

kognitif seperti Alzheimer dapat merusak hubungan antara lansia dengan

caregiver sehingga memungkinkan terjadinya elder abuse.

2) Teori psikopatologi abuser

Teori ini menyatakan bahwa kondisi psikopatologi abuser

merupakan salah satu faktor resiko elder abuse dimana terdapat

ketidaknormalan pada personalitas dan karakteristik abuser. Menurut

Humprey & Campbell (2004), kondisi psikopatologi merupakan kondisi

dimana abuser memiliki gangguan mental dan tingkah laku abuser

merupakan hasil dari penyakit mental yang dimilikinya dan adanya

pengaruh alkohol atau narkoba sehingga abuser tidak dapat mengontrol

perilakunya.

3) Teori stres pada caregiver

Teori stres pada caregiver yaitu adanya tekanan secara langsung dan

stres pada caregiver hingga mencapai puncaknya sehingga mereka akan

mengekspresikan kemarahan dengan melakukan abuse. Stres pada

caregiver dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan terkait cara merawat

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

22

lansia dan minimnya mencari sumber koping dalam merawat lansia serta

adanya beban finansial dan waktu yang dibutuhkan bertambah untuk

perawatan dan kebutuhan lansia.

4) Teori ketergantungan

Teori ketergantungan ini menjelaskan bahwa lansia merupakan

korban abuse akibat adanya kelemahan fungsi tubuh dan penyakit kronik

sehingga lansia akan bergantung pada keluarga yang merawat ataupun

memenuhi kebutuhan sehari-hari.

M. Faktor resiko elder abuse

Menurut Hazard et al (2003), ada beberapa faktor resiko yang dapat

menyebabkan lansia mengalami elder abuse adalah sebagai berikut :

1) Menurunnya kesehatan dan adanya gangguan fungsional

Kesehatan lansia yang buruk disertai dengan adanya gangguan

fungsional dapat mengurangi kemampuan lansia dalam mencari dan atau

mempertahankan dirinya sendiri sehingga hal ini dapat memicu ketegangan

antara lansia dengan caregiver. Hal ini dapat mengakibatkan lansia tersebut

lebih mudah mendapatkan abuse.

2) Gangguan kognitif

Lansia yang mempunyai gangguan kognitif biasanya memiliki

perilaku yang agresi dan dapat memicu terjadinya ketegangan pada

caregiver atau anggota keluarga lainnya.

3) Pelaku abuser yang menyimpang

Pelaku mempunyai kebiasaan yang buruk seperti pecandu alkohol

atau narkoba dan memiliki penyakit mental yang serius dapat menyebabkan

pelaku kehilangan kontrol sehingga memicu timbulnya perilaku kasar

terhadap usia lanjut.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

23

4) Ketergantungan pelaku pada korban

Pelaku sangat bergantung pada korban dalam hal finansial dalam

pemenuhan sehari-hari dan menyalahgunakan hasil berupa uang oleh

kerabat atau untuk mendapatkan harta warisan dari lansia tersebut.

Akibatnya jika lansia tidak memenuhi permintaan abuser, maka abuser

dapat bertindak abuse kepada lansia.

5) Pengaturan hidup bersama

Lansia yang hidup bersama dengan pasangan atau anggota keluarga

akan mudah mendapatkan tekanan dan konflik dimana pada umumnya

mengarah ke dalam insiden abuse terhadap usia lanjut.

6) Satus perkawinan

Abuse juga dapat terjadi pada pasangan suami istri yang diakibatkan

adanya tekanan atau konflik di dalam rumah tangga. Elder abuse dapat

terjadi apabila pasangan memiliki riwayat kekerasan, pecandu alkohol, dan

memiliki gangguan mental (Matteson & Connel, 2007).

7) Faktor eksternal yang menyebabkan stres

Peristiwa hidup yang penuh dengan tekanan dan ketegangan

finansial dapat menurunkan kekuatan keluarga dan meningkatkan

kemungkinan terjadinya abuse.

8) Isolasi sosial

Lansia dengan minimnya kontak sosial akan mudah menjadi korban

abuse. Dengan berkurangnya isolasi pada lansia memungkinkan tindakan

abuse untuk dideteksi dan dihentikan. Dukungan sosial berperan sangat

penting bagi kelangsungan hidup lansia karena dapat menjadi penahan

dalam melawan stres.

9) Sejarah adanya kekerasan

Riwayat kekerasan di dalam suatu hubungan mungkin dapat berubah

menjadi prediksi adanya elder abuse di kehidupan selanjutnya.

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

24

Menurut Humphrey & Campbell (2004), ada beberapa faktor resiko yang

dapat menyebabkan terjadinya elder abuse diantaranya yaitu:

1) Faktor individu

Secara umum korban elder abuse yaitu perempuan. Akan tetapi,

lansia laki-laki juga berpotensi terhadap elder abuse dimana angka elder

abuse pada lansia laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan lansia

perempuan.

2) Faktor usia

Para ahli mengemukakan jika kejadian elder abuse banyak terjadi

pada lansia yang berusia 80 tahun ke atas dan lansia tersebut mempunyai

gangguan baik fisik maupun psikologi. Pada usia lanjut terjadi penurunan

fungsi tubuh sehingga mengakibatkan berkurangnya kekuatan untuk

melindungi diri dari abuse. Contohnya yaitu seseorang yang mengalami

gangguan mental atau emosional dan ketidakmampuan dalam menyiapkan

makanan, melakukan kebersihan diri, atau berobat.

3) Faktor sosio-ekonomi

Elder abuse terutama pengabaian sering terjadi pada seseorang yang

mendapatkan pendapatan di bawah $ 10.000. Hal ini mengakibatkan

seseorang mengalami ketergantungan kepada keluarga mereka. Selain itu

adanya ketergantungan abuser terhadap lansia juga mempengaruhi

terjadinya elder abuse di dalam sebuah keluarga karena lansia memiliki

pendapatan yang lebih di dalam sebuah keluarga.

4) Depresi

Lansia yang mengalami depresi lebih rentan terkena elder abuse.

Seringkali lansia menganggap bahwa depresi merupakan bagian yang alami

terjadi seiring dengan proses penuaan dan akibat adanya gangguan secara

fisik maupun sosial. Depresi bukanlah gejala normal dari penuaan dan

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

25

menunjukkan bahwa depresi akan muncul di akhir kehidupan yang

berhubungan dengan penyakit kronik (Strasser et al, 2013).

N. Macam-mavam Elder Abuse

Tipe-tipe elder abuse menurut Stanley & Beare (2006):

1) Physically abuse

Physical abuse adalah suatu tindakan dengan menggunakan

kekuatan sehingga mengakibatkan luka pada tubuh, nyeri, dan kerusakan

bagian tubuh. Contohnya seperti memukul, mendorong, menendang,

membakar, menampar, dan mencubit. Menurut Melillo et al. (2005), elder

abuse adalah penderitaan nyeri fisik atau cedera dengan maksud

menyebabkan bahaya yang mencakup tindakan menampar, memukul,

menggigit, menarik rambut, mencekik, menendang, mematahkan tulang,

atau pengekangan secara paksa yang mungkin termasuk mengunci

seseorang di dalam rumah atau kamar kecil, diikat, atau diborgol.

2) Psychological abuse

Psychological abuse adalah penggunaan kata dengan agresif, nada

yang memaksa sehingga menimbulkan sakit hati atau distres akibat

perbuatan verbal atau nonverbal. Psychological abuse dapat berupa

penyerangan verbal seperti penghinaan, ancaman, intimidasi, berbohong,

membatasi untuk bersosialisasi, dan godaan. Sedangkan bentuk

psychological abuse secara nonverbal meliputi pengabaian lansia,

mengisolasi seorang lansia dari teman atau kegiatan, serta meneror lansia.

Bhatia, Srivastava, dan Bansal (2008) menjelaskan bahwa pada

psychological abuse, orang yang merawat lansia mudah terkena rasa sakit

secara psikis atau distres.

3) Neglect (pengabaian)

Neglect atau pengabaian adalah kegagalan dalam menyediakan

kebutuhan dan pelayanan yang optimal atau untuk mencegah bahaya.

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

26

Contoh dari pengabaian ini antara lain kurangnya pemeliharaan kesehatan,

kegagalan dalam menyediakan alat bantu fisik seperti kacamata, alat bantu

pendengaran, gigi palsu, dan kegagalan dalam memberikan tindakan

perlindungan (Hazard et al, 2003). Neglect merupakan kegagalan dalam

bertanggung jawab terhadap seseorang untuk menyediakan kebutuhan

hidup seperti makanan, tempat tinggal, pakaian, pengobatan atau perawatan

gigi atau menolak untuk memberikan ijin ke orang lain dalam menyediakan

perawatan secara langsung .

4) Financial abuse/exploitation

Financial abuse adalah penggunaan uang, kekayaan, dan aset lansia

secara tidak layak atau ilegal. Financial abuse dapat berupa mengambil

uang milik lansia demi kepentingan atau keuntungan pribadi tanpa

persetujuan lansia, menggunakan kekuasaan untuk mendesak lansia,

menjual rumah milik lansia,penggunakan sumber finansial untuk

keuntungan caregiver, dan tidak mengembalikan uang milik lansia.

O. Tanda dan gejala Elder Abuse

Tanda dan gejala dari elder abuse menurut Hazard et al (2003) adalah

sebagai berikut:

1) Physically abuse

a) Memar dan bilur yang tidak dapat dijelaskan seperti di wajah, bibir,

mulut, badan, punggung, pantat, atau paha, dan membentuk pola yang

teratur atau mencerminkan bentuk alat yang digunakan untuk

melakukan abuse (kabel, listrik, ikat pinggang, dan lain-lain).

b) Luka bakar yang tidak dapat dijelaskan seperti luka sundutan rokok (di

telapak kaki, telapak tangan, punggung atau pantat), luka bakar celup

(luka bakar yang berbentuk seperi kaus kaki), berpola (seperti bentuk

alat setrika, pembakar listrik, dan lain-lain), dan luka bakar karena tali

pada lengan, tungkai, leher, atau badan.

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

27

c) Fraktur yang tidak dapat dijelaskan seperti di wajah (pada tengkorak,

hidung, atau struktur wajah lainnya), fraktur dalam proses

penyembuhan.

d) Laserasi atau abrasi yang tidak dapat dijelaskan seperti di bagian mulut,

bibir, gusi, mata, atau genitalia eksterna.

2) Psychological abuse

a) Gangguan kebiasaan seperti menghisap, menggigit, bergoyang-goyang.

b) Gangguan tingkah laku seperti antisos ial, dan destruktif.

c) Sikap neurotik seperti gangguan tidur, gangguan bicara.

d) Reaksi psikoneurotik seperti histeria, obsesi, fobia, dan hipokondria.

3) Neglect/pengabaian

a) Kehilangan bebar badan yang drastis , malnutrisi, dan dehidrasi.

b) Adanya masalah fisik seperti luka tekan.

c) Kondisi lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat seperti kotor,

berdebu, seprei dan pakaian yang berantakan.

d) Pakaian yang tidak cocok dengan musimnya

e) Kondisi tempat tinggal yang tidak aman.

4) Eksploitasi finansial

a) Tidak adekuatnya makanan dan obat-obatan.

b) Kurangya pengetahuan tentang status finans ial.

c) Perubahan mendadak dalam kondisi keuangan milik lansia.

d) Uang tunai milik lansia hilang di rumah.

e) Perubahan yang mencurigakan dalam isi surat wasiat dan surat kuasa.

f) Tagihan yang belum dibayar atau kurangnya perawatan medis

meskipun lansia memiliki cukup uang untuk berobat.

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

28

P. Dampak Elder Abuse

Menurut Bain & Spencer (2009) dampak yang terjadi setelah lansia

mengalami abuse adalah sebagai berikut :

1) Dampak secara fisik

Abuse merupakan sumber utama yang menyebabkan lansia mudah

mengalami tekanan (stres) sehingga hal ini memiliki efek jangka panjang

bagi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Stres yang diakibatkan oleh abuse

dapat memicu timbulnya rasa nyeri dada atau angina, masalah jantung

lainnya, tekanan darah tinggi, masalah pernapasan, masalah perut (maag),

dan serangan panik. Selain itu elder abuse dapat menyebabkan lansia

mengalami kecacatan/cedera seperti patah tulang.

2) Dampak secara finansial

Elder abuse dapat berpengaruh pada kesejahteraan seorang lansia

sehingga hal ini membuat ketegangan keuangan milik lansia. Selain itu

lansia juga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan

pengobatan karena sebagian uang miliknya atau bahkan seluruh uangnya

berada di tangan anggota keluarganya.

3) Dampak secara sosial

Elder abuse dapat menjadi kebiasaan turun-temurun hingga menjadi

sebuah tradisi. Contohnya yaitu cucu menyaksikan tindakan abuse ketika

ada orang tuanya memperlakukan lansia dengan tidak semestinya sehingga

hal ini mengakibatkan persepsi negatif bahwa lansia saat ini kurang

dihormati dan diterima. Hal ini jika terjadi maka akan mempengaruhi

kehidupan lansia baik secara individu, keluarga, dan masyarakat (sosial).

3. Pengukuran Elder Abuse

Pengukuran elder abuse dilakukan dengan menggunakan kuesioner tes skrining

elder abuse Hwalek-Sengstock (HS-EAST). Kuesioner ini bertujuan untuk

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

29

mengetahui apakah lanjut usia (lansia) beresiko terhadap abuse atau tidak. Kuesioner

HS-EAST memiliki 15 item pertanyaan yang berisi tiga domain yaitu kekerasan

terhadap hak lansia atau tindakan abuse secara langsung, karakteristik tentang

keadaan rentan dan kemungkinan terjadinya abuse, pengabaian, dan eksploitasi.

B. Kerangka Konsep

Variabel bebas

Skema 1. Kerangka Konsep

C. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan resiko terjadinya elder abuse?

2. Faktor apa yang memiliki hubungan paling signifikan terhadap resiko terjadinya elder

abuse?

Faktor resiko yang

menyebabkan elder

abuse :

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Status perkawinan

4. Status pekerjaan

5. Status tempat tinggal

6. depresi

Elder Abuse

Positif Elder

Abuse

Negatif Elder

Abuse

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yaitu deskriptif

kuantitatif. Metode yang digunakan yaitu metode cross-sectional. Metode cross-sectional

merupakan jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran observasi data variabel

bebas dan variabel terikat hanya satu kali dalam satu waktu untuk mengetahui faktor-faktor

resiko yang berhubungan dengan kejadian elder abuse di desa Jomegatan, Ngestiharjo,

Kasihan, Bantul.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di desa Jomegatan,

Ngestiharjo, Bantul, Yogyakarta yang berjumlah 171 orang.

2. Sampel

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling.

Besarnya populasi dalam penelitian ini <1000, maka besarnya sampel yang digunakan

berdasarkan rumus Slovin sebagai berikut:

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat signifikansi (0,1)

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

31

n = 63,09 ≈ 63 responden

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini berdasarkan rumus di atas

adalah 63 responden lansia yang tinggal di desa Jomegatan, Ngestiharjo,

Kasihan, Bantul. Sampel diambil adalah sampel yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi, yaitu sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

(1)Berusia ≥ 60 tahun

(2)Pria atau wanita

(3)Dapat berkomunikasi dengan baik

(4)Bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

(1)Memiliki gangguan kejiwaan

(2)Memiliki gangguan kognitif

(3)Memiliki gangguan dalam berkomunikasi

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Juni 2014.

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

32

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor resiko (faktor umur, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, status pekerjaan, status perkawinan, tempat tinggal, dan status

depresi).

2. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah kejadian elder abuse di

desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

E. Definisi Operasional

1. Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia ≥ 60 tahun yang

tinggal di desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

2. Elder abuse adalah salah satu bentuk perlakuan yang dilakukan oleh keluarga atau

caregiver dalam merawat lansia dan berdampak pada kecacatan fisik, mental, bahkan

kematian. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner skrining elder abuse Hwalek-

Sengstock (HS-EAST) yang berjumlah 15 pertanyaan dengan menggunakan skala

nominal. Hasil ukur yaitu positif elder abuse (0-2) dan negative elder abuse (3-15).

3. Umur adalah satuan waktu yang mengukur keberadaan responden, terhitung saat

responden lahir hingga pengambilan data. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesione r

dengan skala nominal. Hasil ukurnya yaitu usia lanjut beresiko (lebih dari 74 tahun) dan

usia lanjut (60-74 tahun).

4. Jenis kelamin merupakan identitas seksual yang dibawa sejak lahir. Alat ukur yang

dipakai adalah kesioner dengan skala nominal. Hasil ukurnya yaitu laki-laki dan

perempuan.

5. Status perkawinan merupakan hubungan yang sah secara agama dan negara antara

perempuan dan laki-laki. Alat ukur yang digunakan yaitu kesioner dengan skala nominal.

Hasil ukurnya yaitu lansia yang sudah kawin (masih hidup) dan lansia tidak kawin

(janda/duda dan tidak kawin).

6. Status pekerjaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

penghasilan berupa uang. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner dengan skala

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

33

nominal. Hasil ukurnya yaitu lansia yang masih bekerja (PNS, buruh, tani, dll) dan lansia

yang tidak bekerja.

7. Status tempat tinggal merupakan keputusan dimana lansia harus tinggal. Alat ukur

yang digunakan yaitu kuesioner dengan skala nominal. Hasil ukurnya yaitu tinggal sendiri

dan tinggal bersama anak/suami.

8. Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan kejiwaan yang ditandai dengan

perasaan sedih, bersalah, tidak berdaya dan pesimis. Alat ukur yang digunakan yaitu

kuesioner Geriatric Depression Scale (GDS) yang berjumlah 15 item pertanyaan dengan

skala nominal. Hasil ukurnya yaitu lansia mengalami depresi dan lansia yang tidak

mengalami depresi.

F. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner data demografi

Kuesioner data demografi dalam penelitian ini berisi data nama, umur, jenis

kelamin, status perkawinan, status pekerjaan, tempat tinggal, depresi, dan tingkat

pendidikan.

2. Kuesioner elder abuse

Kuesioner yang digunakan untuk mengukur elder abuse yaitu menggunakan

kuesioner yang diadopsi dari Hwalek (1999) yaitu tes skrining elder abuse Hwalek-

Sengstock (HS-EAST). Tes skrining elder abuse Hwalek Sengstock (HS-EAST)

merupakan suatu tes yang digunakan untuk mengidentifikasi indikasi adanya elder

abuse. HS-EAST terdiri dari 15 item pertanyaan, satu jawaban dihitung 1 poin dan poin

tersebut ditambah untuk menyusun skor total. Kuesioner ini terdiri dari pertanyaan

favourable (ya) dan unfavourable (tidak), seperti yang terlihat dalam tabel berikut:

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

34

Tabel 1. Kuesioner HS-EAST

No. Jawaban No. Item Jumlah

1.

2.

Favourable

Unfavourable

Total

2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11,

13, 14 dan 15

1, 6, 12, dan 14

11

4

15

Cara penilaian HS-EAST ini dengan interpretasi skor sebagai berikut:

0-2 = tidak beresiko terhadap abuse

≥3 = beresiko terhadap abuse

3. Kuesioner tingkat depresi

Dalam mengukur tingkat depresi pada lanjut usi menggunakan instrumen

Geriatric Depression Scale (GDS) yang telah diadopsi dan disesuaikan oleh Depkes RI.

Kuesioner ini terdiri dari 15 pertanyaan tertutup dengan satu jawaban dihitung 1 poin dan

poin tersebut ditambah untuk menyusun skor total. Kuesioner ini juga terdiri dari

pertanyaan favourable (ya) dan unfavourable (tidak), seperti table berikut ini:

Tabel 2. Kuesioner Tingkat Depresi

No. Jawaban No.Item Jumlah

1. Favourable 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15 10

2. Unfavourable 1, 5, 7, 11, 13 5

Total 15

Cara penilaian GDS ini dengan interpretasi skor sebagai berikut:

Ya : depresi ringan hingga berat

Tidak : tidak depresi (normal)

G. Cara Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan

kuesioner. Wawancara yang dilakukan berdasarkan kuesioner tes skirining elder abuse

Hwalek-Sengstock (HS-EAST). Pengumpulan data diawali dengan melakukan perijinan untuk

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

35

melakukan survey pendahuluan dari Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta, kemudian dilanjutkan dengan meminta ijin kepada bapak dukuh

beserta kader posyandu utuk penelitian dan menjelaskan maksud penelitian.

Kegiatan selanjutnya adalah peneliti mulai mencari responden sesuai dengan kriteria

inklusi dan eksklusi. Responden yang tidak memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, maka

responden dianggap gugur. Kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.

Selain itu peneliti juga akan merahasiakan jawaban responden sehingga hanya peneliti saja

yang mengetahui jawaban dari para responden. Setelah responden bersedia menjadi responden

penelitian, responden mengisian surat persetujuan (informed consent) serta responden

menandatangani surat persetujuan tersebut yang menandakan bahwa responden telah bersedia

berpartisipasi dalam penelitian ini. Setelah itu peneliti mulai melakukan proses wawancara

kepada lansia sesuai dengan kuesioner HS-EAST dan GDS dengan lansia di posyandu dan

dilanjutkan secara door to door. Kuesioner penelitian yang telah diisi selanjutnya diolah dan

dianalisis menggunakan SPSS. Kemudian hasilnya disusun dalam sebuah laporan akhir

penelitian.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Kuesioner HS-EAST

Menurut Muhidin dan Ali (2011), uji coba instrumen sebaiknya dilakukan kepada

20-30 responden sehingga peneliti melakukan uji validitas kepada 20 orang lansia yang

memiliki karakteristik hampir sama dengan penelitian. Uji instrumen ini dilakukan pada

lansia yang tinggal di dusun Kalimanjung, Ambarketawang, Gamping, Sleman karena

rata-rata lansia di dusun Kalimanjung tinggal dengan keluarga dengan kemampuan

ekonomi menengah tetapi ada juga lansia yang ditelantarkan oleh keluarganya seperti

tinggal sendiri di rumah dan terlihat tidak diperhatikan oleh keluarganya. Selain itu para

lansia umumnya tidak bekerja sehingga segala kebutuhan dipenuhi oleh anak-anak

mereka, akan tetapi ada pula yang masih bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Uji validitas dilakukan pada 12 Mei 2014. Tujuannya yaitu untuk menguji apakah

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

36

instrument penelitian dapat mengungkap ketepatan yang akan diukur sehingga dapat

digunakan sebagai kuesioner penelitian. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan

bantuan software SPSS v.16 for windows untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya.

a. Uji validitas

Uji validitas instrument penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

rumus korelasi pearson product moment yaitu teknik mengkorelasikan masing-

masing skor item dengan skor total, kemudian membandingkan dengan koefisien

korelasi (r tabel). Rumus pearson product moment yaitu:

Keterangan:

N : jumlah responden

X :skor tiap-tiap pertanyaan yang dijawab masing-masing responden

Y : skor total dari seluruh pertanyaan masing-masing responden

r : angka product moment

Variabel dikatakan valid apabila skor variabel atau pertanyaan berkorelasi

secara signifikan dengan skor total (r product moment hitung > r tabel, dimana r

tabel adalah > 0,361) atau nilai signifikan yang diambil adalah 0,05, maka dinilai

valid jika nilai r ≥ 0,05.

Hasil uji validitas dari 15 item tentang elder abuse yang dinyatakan tidak

valid ada 3 item dan dinyatakan gugur yaitu pada item no. 8, 10, dan 15. Item

nomor 8 dihilangkan karena mengkonsumsi alkohol di Indonesia merupakan ha l

yang tidak wajar dan dilarang oleh berbagai pihak karena menimbulkan efek yang

berbahaya. Selain itu item nomor 10 gugur karena pernyataan item tersebut tidak

jelas sehingga lansia terlihat bingung saat menjawab pertanyaan tersebut.

Sedangkan item nomor 15 gugur karena pada saat dilakukan wawancara, ada

beberapa responden yang menjawab pertanyaan dengan ragu-ragu dan pernyataan

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

37

dari item tersebut masih membingungkan. Jadi, kuesioner HS-EAST memiliki item

yang valid ada 12 item dan item yang tidak valid ada 3 item.

b. Uji reliabilitas

Pengujian reliabilitas kuesioner menggunakan Kuder-Richardson 20 (KR

20) dengan jumlah pertanyaan yang diuji sebanyak 15 pertanyaan, sehingga rumus

KR 20 sebagai berikut:

Keterangan:

k = banyaknya item dalam tes

s = varians skor tes

p = proporsi subjek yang mendapat angka 1 dibagi oleh banyaknya seluruh subjek

yang menjawab item tersebut.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika memberikan nilai p≥0,05 . Hasil uji

reliabilitas didapatkan nilai dari kuesioner elder abuse (HS-EAST) yaitu 0,85

sehingga hasil uji reliabilitas tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini telah reliabel.

2. Kuesioner GDS

Kuesioner tingkat depresi pada lansia ini oleh Blink dan Yesavage (1982) yang

dikutip oleh Maryam et al (2008). Instrumen GDS yang digunakan dalam penelitian ini

tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena GDS telah diadopsi dan disesuaikan

oleh Depkes RI dengan sensitivitas 84% dan spesifitas 95% (Nugraheni, 2005). Oleh

karena itu instrumen GDS ini dapat digunakan dalam pengambilan data, karena sudah

valid dan tidak perlu dilakukan uji kesahihan.

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

38

I. Pengolahan dan Metode Analisa Data

1. Pengolahan data

Data-data hasil jawaban dari wawancara berdasarkan kuisioner tes skrining elder

abuse Hwalek-Sengstock (HS-EAST) dari responden diolah dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Editing

Peneliti memeriksa kelengkapan data dan kebenaran data yang diperoleh

atau yang dikumpulkan apakah sudah sesuai dengan keinginan peneliti. Peneliti

melakukan editing data dengan mengoreksi kembali data yang diperoleh, sehingga

dapat dilakukan pengklasifikasian data. Peneliti telah memastikan semua pertanyaan

yang telah dijawab oleh responden tanpa ada satupun jawaban yang terlewati.

b. Coding

Peneliti melakukan pemberian kode untuk mempermudah dalam

pengolahan data dan proses lanjutan melalui tindakan pengklasifikasian data dan

untuk memudahkan dalam pengolahan data dengan mengubah data berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka sesuai dengan kategori yang telah ditentukan.

c. Tabulating

Data mentah (raw data) dilakukan pendataan kemudian pengolahan data

dilakukan setelah semua data selesai dikumpulkan, analisis data dilakukan secara

deskriptif dengan bentuk distribusi frekuensi yaitu dengan menjalankan setiap

kategori untuk mendapatkan presentasi dari setiap jawaban.

d. Data entry

Setelah kuesioner telah lengkap peneliti melakukan proses memasukkan

data dalam suatu program komputer untuk melakukan analisa data.

e. Penyajian data

Setelah data diolah, data tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Untuk

memudahkan pembaca, data tersebut disajikan dalam bentuk narasi. Pada penelitian

ini data kuesioner yang sudah terkumpul dilakukan tabulasi frekuensi.

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

39

2. Analisis data

a. Analisa univariat

Analisa univariat yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan

variabel bebas (independent variable) yaitu faktor resiko yang berhubungan dengan

kejadian elder abuse yaitu faktor umur, jenis kelamin, status perkawinan, status

pekerjaan, pengaturan tempat tinggal, dan depresi yang dibuat dalam bentuk

kuesioner untuk menjelaskan variable dependent (variabel terikat).

b. Analisa bivariat

Analisis bivariat dengan menggunakan chi-square test untuk melihat hubungan

antara variabel independent. Pengambilan keputusan hasil didasarkan pada batas

kemaknaan 0,05. Jika nilai p value < 0,05, maka hipotesis penelitian diterima dan

hasil yang diperoleh bermakna/signifikan secara statistik dan jika nilai p value > 0,05,

maka hipotesis ditolak dan hasil perhitungan tidak bermakna/signifikan secara

statistik. Akan tetapi jika terdapat 2 sel pada hasil chi-square maka analisis yang

digunakan yaitu Fisher Exact dengan p value > 0,05 yang artinya bahwa hipotesis

penelitian diterima.

c. Analisa multivariat

Analisis multivariat yang digunakan pada penelitian ini yaitu logistic regression

dengan derajat bermakna p value <0,05. Analisis logistic regression yaitu untuk

mengetahui hubungan variabel bebas (umur, jenis kelamin, status perkawinan, status

pekerjaan, pengaturan tempat tinggal, dan depresi) secara bersama-sama terhadap

variabel terikat yaitu resiko terjadinya elder abuse sehingga dapat diketahui variabel

mana yang memiliki hubungan paling signifikan terhadap variabel terikat (resiko

terjadinya elder abuse).

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

40

J. Kesulitan Penelitian

1. Seiring dengan bertambahnya usia lansia sehingga ada beberapa lansia yang memiliki

gangguan pendengaran. Oleh karena itu peneliti mengalami sedikit kesulitan pada waktu

wawancara.

2. Ada beberapa lansia yang memiliki kesibukan sehingga peneliti mencari waktu lain

untuk mewawancara lansia tersebut.

K. Etik Penelitian

Masalah etik penelitian yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan dan terdiri dari tujuan,

manfaat, dan kerahasiaan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuannya adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan peneliti. Jika subjek

bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Begitu pula

dengan sebaliknya.

2. Anomity (tanpa nama)

Dalam penelitian ini peneliti tidak membuka identitas responden secara bebas

dengan tujuan untuk kepentingan kerahasiaan, nama baik, dan hukum responden.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Jomegatan yaitu Kelurahan Ngestiharjo,

Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa

Jomegatan terdiri dari dua dusun yaitu Nitiprayan yang terdiri dari 4 Rukun Tetangga dan

Jomegatan yang terdiri dari 7 Rukun Tetangga. Di desa Jomegatan memiliki 1.113

Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah lansia 171 orang. Desa ini merupakan daerah

perumahan dimana sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang.

Desa Jomegatan merupakan wilayah kerja Puskesmas Kasihan 2 dan memiliki dua

Posyandu Lansia yaitu Posyandu Mekar 1 dan Posyandu Mekar 2. Penelitian ini

dilakukan di Posyandu Mekar 1 yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali yaitu setiap

tanggal 7 yang dilaksanakan oleh kader-kader dari masyarakat tersebut dan tim kesehatan

yang datang setiap dua bulan sekali. Kegiatan di Posyandu Lansia dusun Jomegatan

antara lain cek tekanan darah, penimbangan berat badan, pembagian makanan tambahan

serta pembagian obat gratis dari puskesmas.

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

42

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Karakteristik Responden

Karakteristik responden adalah identitas umum yang dimiliki oleh responden.

Karakteristik dalam penelitian ini meliputi: umur, jenis kelamin, status perkawinan,

status pekerjaan, dan pengaturan tempat tinggal. Responden dalam penelitian ini

adalah lansia yang tinggal di dusun Jomegatan dengan total lansia 171 orang.

Berdasarkan data penelitian didapatkan karakteristik responden yaitu:

Tabel 3. Karakteristik Responden di Desa Jomegatan Mei 2014 (n=63)

Karakteristik Frekuensi Presentasi (%)

Umur

- 60-74 - > 75

Jenis kelamin

- Laki-laki

- Perempuan

Status perkawinan

- Menikah

- Cerai mati (janda/duda) Status pekerjaan

- Bekerja - Tidak bekerja

Pengaturan tempat tinggal

- Keluarga - Sendiri

40 23

12

51

29

34

15 48

59 4

63,5 36,5

19,0

81,0

46,0

54,0

23,8 76,2

93,7 6,3

Total 63 100,0

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui dari 63 responden dalam

penelitian ini sebagian besar lansia berumur 60-74 tahun sebanyak 40 responden

(63,5%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 51 responden (81%), responden yang

memiliki status perkawinan cerai mati (duda/janda) sebanyak 34 responden (54%),

lansia yang tidak bekerja yaitu 48 responden (76,2%), dan responden yang tinggal

dengan keluarga sebanyak 59 responden (93,7%).

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

43

2. Hasil Analisa Univariat

a. Depresi

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Depresi pada Lansia di Desa Jomegatan, Mei 2014

(n=63).

Depresi Jumlah responden Persentase (%)

Ya

Tidak

Total

42

21

63

66,7

33,3

100,0

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden mengalami depresi sebanyak 42 responden (66,7%),

sedangkan lansia yang tidak mengalami depresi yaitu 21 responden

(33,3%).

b. Elder Abuse (HS-EAST)

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Terjadinya Elder Abuse pada Lansia di Desa

Jomegatan, Mei 2014 (n=63)

Elder abuse Jumlah responden Persentase (%)

Beresiko

Tidak beresiko

Total

27 36 63

42,9 57,1 100

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

tidak beresiko terhadap terjadinya elder abuse sebanyak 36 responden (57,1%),

sedangkan lansia yang beresiko terhadap terjadinya elder abuse ada 27

responden (42,9%).

3. Hasil Analisa Bivariat

Analisa bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan masing-masing

variabel independen (umur, jenis kelamin, status perkawinan, status pekerjaan, dan

depresi) dengan variabel dependen (resiko terjadinya elder abuse). Pengujian analisis

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

44

bivariat menggunakan chi-square dan fisher secara terperinci dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 6. Distribusi Hasil Hubungan Faktor Umur dengan Resiko Terjadinya

Elder Abuse di Desa Jomegatan Mei 2014 (n=63)

Elder Abuse

Umur

60-74 >75

Total

P

Beresiko

Tidak beresiko

8 (12,7%)

32 (50,8%)

19 (30,2%)

4 (6,3%)

27 (42,9%)

36 (57,1%)

0,000

Total 40

(63,5%)

23

(36,6%)

63

(100%)

Sumber: Data Primer, 2014

Hasil data pada tabel 6 menunjukkan bahwa lans ia dengan usia lebih dari 75

tahun beresiko terhadap terjadinya elder abuse dengan jumlah 19 lansia. Berdasarkan

uji analisis menggunakan chi-square menunjukkan nilai signifikansinya 0,000

(p<0,05). Hasil menyatakan bahwa hubungan antara umur dengan elder abuse adalah

signifikan. Nilai korelasinya adalah 0,000 artinya terdapat hubungan antara faktor

umur terhadap resiko terjadinya elder abuse.

Tabel 7. Distribusi Hasil Hubungan Faktor Jenis Kelamin dengan Resiko

Terjadinya Elder Abuse di desa Jomegatan Mei 2014 (n=63)

Elder Abuse

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

Total

P

Beresiko

Tidak Beresiko

2 25 (3,2%) (39,7%)

10 26 (15,8%) (41,3%)

27 (42,9%)

36 (57,1%)

0,042

Total 12 51

(19,0%) (81,0%)

63

(100%)

Sumber: Data Primer, 2014

Hasil tabel 7 menunjukkan bahwa lansia dengan jenis kelamin perempuan

sebagian besar beresiko terhadap terjadinya elder abuse dengan jumlah 25

responden. Berdasarkan uji analisis menggunakan chi-square menunjukkan

signifikansi 0,042 (p<0,05). Hasil tersebut menyatakan bahwa hubungan antara jenis

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

45

kelamin dengan terjadinya elder abuse adalah signifikan. Nilai korelasinya adalah

0,042 artinya terdapat hubungan antara faktor jenis kelamin terhadap resiko

terjadinya elder abuse.

Tabel 8. Distribusi Hasil Hubungan Faktor Status Perkawinan dengan Resiko

Terjadinya Elder Abuse di Desa Jomegatan Mei 2014 (n=63)

Elder Abuse

Status Perkawinan

Menikah Cerai Mati

(janda/duda)

Total

P

Beresiko

Tidak Beresiko

8 19

(12,7%) (30,2%) 21 15

(33,3%) (23,8%)

27

(42,9%) 36

(57,1%)

0,024

Total 29 34 (46,0%) (54,0%)

63 (100%)

Sumber: Data Primer, 2014

Hasil data pada tabel 8 menunjukkan bahwa lansia sebagian besar yang

memiliki status cerai mati (janda/duda) lebih beresiko terhadap resiko terjadin ya

elder abuse dengan jumlah 19 lansia. Berdasarkan uji analisis menggunakan chi-

square menunjukkan nilai signifikansinya 0,024 (p<0,05). Hasil menyatakan bahwa

hubungan antara status perkawinan lansia dengan resiko terjadinya elder abuse

adalah signifikan. Nilai korelasinya adalah 0,024 artinya terdapat hubungan antara

lansia yang berstatus cerai mati (janda/duda) terhadap resiko terjadinya elder abuse.

Tabel 9. Distribusi Hasil Hubungan Faktor Status Pekerjaan dengan Resiko

Terjadinya Elder Abuse di Desa Jomegatan Mei 2014 (n=63)

Elder Abuse

Status pekerjaan

Bekerja Tidak Bekerja

Total

P

Beresiko

Tidak Beresiko

4 23 (6,4%) (36,5%)

11 25 (17,4%) (23,8%)

27 (42,9%)

36 (57,1%)

0,147

Total 15 48 (46,0%) (54,0%)

63 (100%)

Sumber: Data Primer, 2014

Hasil data pada tabel 9 menunjukkan bahwa lansia yang tidak bekerja lagi

sebagian besar beresiko terhadap terjadinya elder abuse dengan jumlah 23

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

46

responden. Berdasarkan uji analisis menggunakan chi-square menunjukkan nilai

signifikansinya 0,147 (p<0,05). Hasil menyatakan bahwa hubungan antara status

pekerjaan dengan resiko terjadinya elder abuse adalah tidak signifikan. Nilai

korelasinya adalah 0,147 artinya tidak terdapat hubungan antara status pekerjaan

dengan resiko terjadinya elder abuse.

Tabel 10. Distribusi Hasil Hubungan Status Tempat Tinggal dengan Resiko

Terjadinya Elder Abuse di Desa Jomegatan Mei 2014 (n=63)

Elder Abuse

Status tempat tinggal

Keluarga Sendiri

Total

P

Beresiko

Tidak beresiko

24 3 (38,1%) (4,8%)

35 1 (55,5%) (1,6%)

27 (42,9%)

36 (57,1%)

0,305

Total 59 4 (93,6%) (6,4%)

63 (100%)

Sumber: Data Primer, 2014

Hasil data pada tabel 10 menunjukkan bahwa lansia yang tinggal dengan

keluarga sebagian besar beresiko terhadap terjadinya elder abuse dengan jumlah

responden 24 lansia. Berdasarkan uji analisis menggunakan Fisher menunjukkan

nilai signifikansinya 0,305 (p<0,05). Hasil menyatakan bahwa hubungan antara

status tempat tinggal dengan resiko terjadinya elder abuse adalah tidak signifikan.

Nilai korelasinya adalah 0,305 artinya tidak terdapat hubungan antara status tempat

tinggal lansia dengan resiko terjadinya elder abuse.

Tabel 11. Distribusi Hasil Hubungan Faktor Depresi dengan Resiko Terjadinya

Elder Abuse di Desa Jomegatan Mei 2014 (n=63)

Elder Abuse

Depresi

Ya Tidak

Total

P

Beresiko

Tidak Beresiko

27 0

(42,9%) (0%) 15 21

(23,8%) (33,3%)

27

(42,9%) 36

(57,1%)

0,000

Total 42 21 (66,7%) (33,3%)

63 (100%)

Sumber: Data Primer, 2014

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

47

Hasil data pada tabel 11 menunjukkan bahwa lansia yang mengalami

depresi sebagian besar beresiko terhadap terjadinya elder abuse dengan jumlah 27

lansia. Berdasarkan uji analisis menggunakan chi-square menunjukkan nilai

signifikansinya 0,000 (p<0,05). Hasil menyatakan bahwa hubungan antara depresi

dengan resiko terjadinya elder abuse adalah signifikan. Nilai korelasinya adalah

0,000 artinya terdapat hubungan antara lansia yang mengalami depresi dengan resiko

terjadinya elder abuse.

4. Hasil analisis multivariat

Analisis multivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan yang paling

signifikan pada variabel bebas (umur, jenis kelamin, status perkawinan, status

pekerjaan, dan depresi) terhadap variabel terikat (resiko terjadinya elder abuse)

dengan menggunakan logistic regression.

Tabel 12. Distribusi Hasil Hubungan Faktor yang Paling Berpengaruh Terhadap

Resiko Terjadinya Elder Abuse di desa Jomegatan Mei 2014 (n=63)

Sig. Wald Exp(B)

Umur

Gender

Status Perkawinan

Status Pekerjaan

Pengaturan Tempat Tinggal

Depresi

0,002 0,848 0,944

0,581 0,271

0,998

10,014 0,036 0,005

0,304 1,213

0,000

49,356 0,692 0,927

0,504 4,755

5,603E9 Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan hasil uji analisis logistic regression pada tabel 12 didapatkan

hasil bahwa faktor yang memiliki hubungan paling signifikan yaitu umur dengan

nilai p value 0,002.

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

48

C. Pembahasan

1. Hubungan Faktor Umur dengan Resiko Terjadinya Elder Abuse di desa

Jomegatan

Berdasarkan tabel 6 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara umur

dengan resiko terjadinya elder abuse. Di desa Jomegatan jumlah lansia yang berusia

lebih dari 75 tahun yaitu sebanyak 23 responden (36,4%) (Tabel 3). Hal ini didukung

dengan penelitian yang dilakukan oleh Olmo, Pujol, Pousa, Juvinya, Vila, Vilalta, et

al (2009) mengindikasikan bahwa seseorang yang berusia lanjut terutama lansia yang

berusia lebih dari 75 tahun memiliki resiko yang lebih besar terhadap elder abuse

dimana prevalensi elder abuse berkisar dari rentang 25,8% hingga 32,8%.

Lansia rentan terhadap elder abuse akibat adanya perubahan yang biasanya

dialami oleh lansia terlebih lagi pada lansia dengan usia lanjut (old elderly) seperti

perubahan fisiologis, fungsional, kognitif, dan perubahan psikososial (Potter & Perry,

2009). Perubahan fisiologis yang terjadi yaitu perubahan bentuk tubuh, organ tubuh,

dan hormon. Hal ini dapat memicu kondisi psikologis lansia dimana lansia akan

mengalami keterbatasan dalam bergerak dan kurangnya kepercayaan diri lansia.

Akibatnya lansia lebih senang berada di rumah bila d ibandingkan dengan

bersosialisasi dengan teman-temannya.

Perubahan secara fungsional juga dialami oleh lansia seperti adanya penyakit

yang dapat mempengaruhi kemampuan fungsional dan kesejahteraan seorang lansia

(Potter & Perry, 2009). Akibatnya beberapa lansia merasa sulit untuk menerima

perubahan yang terjadi pada dirinya sehingga mereka akan menyangkal adanya

perubahan dan terus mengharapkan penampilan yang sama tanpa memperdulikan

usia, bahkan ada juga lansia yang melebih-lebihkan kondisi mereka untuk

mendapatkan perhatian dari keluarga (Potter & Perry, 2009).

Kejadian elder abuse banyak terjadi pada lansia yang berusia 80 tahun keatas

dimana lansia tersebut memiliki gangguan baik secara fisik, psikologi, maupun sosial

(Humprey & Campbell, 2004). Menurut Nerenberg dalam OWL (2009), ada 70%

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

49

lansia yang berusia lebih dari 75 tahun memerlukan bantuan dalam pemenuhan

kebutuhan sehari-hari akibat adanya gangguan fungsional tubuh seperti kekuatan otot

dan gerak menurun sehingga lansia menjadi tidak mampu dalam memenuhi

kebutuhannya sendiri (Potter & Perry, 2009).

Elder abuse seringkali terjadi akibat adanya keterbatasan yang dimiliki oleh

lansia. Semakin meningkatnya usia lansia, maka lansia akan mengalami keterbatasan

dalam beraktivitas sehingga lansia akan membutuhkan bantuan orang lain untuk

memenuhi kebutuhannya. Selain itu kemampuan lansia dalam mencari dan

mempertahankan dirinya sendiri pun akan berkurang (Hazard et al, 2003). Akibatnya

lansia akan bergantung pada keluarga sehingga hal ini memicu ketegangan antara

lansia dengan anggota keluarga. Selain itu anggota keluarga yang merawat lansia

akan mudah mengalami stres dalam merawat lansia serta adanya beban finansial dan

waktu yang dibutuhkan bertambah untuk perawatan serta kebutuhan lansia. Hal ini

dapat menyebabkan lansia akan mudah mengalami abuse (Mattenson Connel, 2007).

Elder abuse juga dapat terjadi pada lansia yang jarang bersosialisasi dengan

lingkungan. Lansia yang jarang bersosialisasi akan mudah mengalami abuse

terutama psychological abuse oleh anggota keluarga (Hazard et al, 2003).

Berdasarkan uraian diatas, maka elder abuse dapat terjadi pada lansia dengan usia

lebih dari 75 tahun dimana perubahan-perubahan yang dialami oleh lansia seperti

penurunan fungsi tubuh, berkurangnya isolasi sosial dapat menyebabkan terjadinya

abuse.

2. Hubungan Faktor Jenis Kelamin dengan Resiko Terjadinya Elder Abuse di desa

Jomegatan

Penelitian yang dilakukan di desa Jomegatan didapatkan hasil bahwa terdapat

hubungan antara jenis kelamin dengan resiko terjadinya elder abuse (Tabel 7). Hal

ini juga didukung dengan jumlah lansia perempuan di desa Jomegatan lebih banyak

yaitu 51 orang (81%) (Tabel 3). Hal ini dikarenakan usia harapan hidup perempuan

lebih tinggi yaitu 74 tahun, sedangkan UHH laki-laki yaitu 72 tahun (Dinkes, 2012).

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

50

Menurut Black (2008) ditemukan bahwa lansia perempuan lebih beresiko

bila dibandingkan dengan pria. Lansia perempuan lebih rentan terhadap elder abuse

sekitar 2,5 kali bila dibandingkan dengan lansia berjenis kelamin laki-laki. Sekitar

66% lansia perempuan menjadi korban elder abuse di Amerika Serikat dan ada 89%

kasus tentang kejadian elder abuse yang terjadi di dalam keluarga (Carson, 2009).

Lansia perempuan beresiko terhadap elder abuse dikarenakan lansia

perempuan dengan status sosio-ekonomi keluarga rendah menunjukkan

ketergantungan dalam hal dukungan finansial dan emosional dari anak mereka. Hal

ini memungkinkan lansia perempuan beresiko tinggi terjadinya elder abuse. Selain

itu dalam penelitian tersebut berspekulasi bahwa kemungkinan alasan elder abuse

lebih beresiko terhadap lansia perempuan dikarenakan lansia perempuan mempunyai

tanggung jawab dalam pekerjaan rumah tangga seperti memasak, bersih -bersih,

menjaga cucu sehingga para lansia berharap agar anak-anaknya memberikan respek

kepada lansia (Silverstein cit Wu, Chen, Hu, Xiang, Yu,Zhang & Cao, 2012).

3. Hubungan Faktor Status Perkawinan dengan Resiko Terjadinya Elder Abuse di

desa Jomegatan

Lansia di desa Jomegatan sekitar 54% berstatus cerai mati (janda atau duda)

(Tabel 3). Penelitian yang dilakukan di desa Jomegatan didapatkan hasil bahwa

terdapat hubungan antara status perkawinan dengan resiko terjadinya elder abuse

(Tabel 8). Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wu, Chen.

Hu, Xiang, Yu, Zhang, et al. (2012) dimana lansia dengan status janda atau duda

beresiko terhadap elder abuse terutama psychological abuse (38,4%).

Lansia yang sudah ditinggal oleh pasangannya akan merasa kesepian. Hal ini

dapat berdampak pada kesehatan jiwa lansia tersebut. Dampaknya lansia akan

mengurung diri, tidak mau bersosialisasi. Akibatnya akan timbul ketegangan antara

keluarga dan lansia itu sendiri hingga dapat terjadi physical abuse atau psychological

abuse.

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

51

Menurut Kaplan & Sandock (2007) bahwa dukungan keluarga akan

berkurang pada saat seseorang telah kehilangan pasangan hidupnya terlebih lagi pada

orang yang tidak memiliki pasangan terutama pada perempuan dengan status janda.

Berkurangnya dukungan keluarga terhadap lansia berakibat pada kurangnya

perhatian dari keluarga dan adanya perasaan ditelantarkan oleh keluarga (Santoso &

Ismail, 2009). Selain itu kehilangan pasangan terutama pada lansia dapat

mengakibatkan depresi dimana depresi merupakan salah satu faktor resiko penyebab

terjadinya elder abuse.

4. Hubungan Faktor Status Pekerjaan dengan Resiko Terjadinya Elder Abuse di

desa Jomegatan

Hasil penelitian yang dilakukan di desa Jomegatan yaitu tidak

ada hubungan antara status pekerjaan dengan resiko terjadinya elder

abuse (Tabel 9). Sebagian besar lansia sudah tidak bekerja lagi

berjumlah 4 orang (6,4%), sedangkan lansia yang masih bekerja ada 23

orang (36,5%) (Tabel 3). Penelitian ini didukung dengan penelitian

yang dilakukan oleh Strasser, Smith, Weaver, Zheng, & Cao (2013)

dimana faktor status pekerjaan lansia tidak memiliki hubungan dengan

resiko terjadinya elder abuse dimana pada penelitian tersebut

didapatkan hasil nilai p value lebih dari 0,05 yaitu 0,466.

Biasanya elder abuse dapat terjadi pada seorang lansia yang sudah tidak

bekerja dan bergantung secara finansial terhadap keluarganya seperti anak, kerabat,

dan lain-lain (Melchiorre, Chiatti, Lamura, Gonzales, Stankunas, Lindert, et al,

2013). Hal ini membuat lansia sangat bergantung kepada keluarga dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari bahkan tidak jarang biaya perawatan bagi lansia lebih besar

bila dibandingkan dengan kebutuhan sehari-hari. Hal ini dapat membuat abuser

mengalami kesulitan secara finansial sehingga mereka mengabaikan kebutuhan

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

52

dasar hingga terjadi pengabaian oleh keluarga (neglect) (Wu, Chen, Hu, Xiang,

Yu,Zhang & Cao, 2012).

Elder abuse juga dapat terjadi pada lansia yang bekerja. Biasanya lansia

bekerja akan memiliki uang atas hasil kerjanya. Hal ini dapat mengakibatkan lansia

mengalami financial abuse dimana pelaku abuse akan mengambil kekayaan milik

lansia baik secara paksa ataupun tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada lansia

tersebut (Hazard et al, 2003).

Akan tetapi hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan di desa

Jomegatan dimana sebagian besar lansia di dusun Jomegatan tidak memiliki

pekerjaan (Tabel 3) sehingga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari para lansia

dipenuhi oleh keluarga mereka. Lansia biasanya sudah menerima atas kondisi

keuangan keluarga dan tidak menuntut apapun dari keluarga mereka. Bagi lansia,

dirawat dan tinggal dengan anak merupakan kepuasan tersendiri bagi lansia karena

masih ada keluarga yang mau menerima kondisi mereka. Selain itu masih ada juga

lansia yang masih produktif untuk bekerja. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi

keluarga yang kurang. Para lansia yang masih bekerja merasa senang karena mereka

dapat berkumpul dengan teman-temannya dan sekaligus untuk beraktivitas

menghilangkan rasa jenuh.

5. Hubungan Faktor Status Tempat Tinggal dengan Resiko Terjadinya Elder

Abuse di desa Jomegatan

Berdasarkan hasil dari tabel 10 didapatkan hasil bahwa tidak terdapat

hubungan antara faktor status tempat tinggal terhadap resiko terjadinya elder abuse.

Sebagian besar keluarga tinggal dengan keluarga (anak atau suami) dengan jumlah

31 responden (49%) (Tabel 3). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wu, Chen, Hu, Xiang, Yu,Zhang & Cao (2012) di Cina dimana hal ini berkaitan

dengan kebudayaan anak dalam merawat orang tua. Merawat lansia merupakan

bentuk kewajiban dan tanggung jawab antar generasi sehingga keluarga mempunyai

anggapan bahwa orang tua merupakan tokoh yang dihormati dalam keluarga.

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

53

Keluarga merupakan wadah bagi lansia dalam memenuhi seluruh

kebutuhannya dan biasanya lansia lebih senang tinggal dengan keluarga (Ramlah,

2011). Keluarga dapat memberikan lingkungan yang akrab, penuh dengan kasih

sayang, dan adanya perasaan dibutuhkan lansia sehingga lansia akan merasa nyaman

jika tinggal bersama keluarga (Ramlah, 2011).

Dalam norma dan nilai budaya di Cina, anak-anak bertanggung jawab dalam

menyediakan perawatan kepada para lansia dan para lansia lebih memilih tinggal

dengan anak-anak mereka. Lansia beranggapan bahwa jika mereka tinggal dengan

anak mereka, maka kebutuhan psikologis, fisik, dan finansial terpenuhi (Wu, Chen,

Hu, Xiang, Yu, Zhang & Cao, 2012). Lansia yang tinggal sendirian dapat membuat

mereka merasa diasingkan dan diabaikan oleh keluarga mereka sehingga lansia yang

tinggal sendiri merupakan salah satu bentuk elder abuse yaitu pengabaian (neglect)

dan bukan lagi sebagai faktor resiko elder abuse (Wu, Chen, Hu, Xiang, Yu, Zhang

& Cao, 2012).

Hal ini juga hampir sama dengan kebudayaan di Indonesia dimana anak-anak

bertanggung jawab atas orang tua mereka sehingga lansia akan merasa aman jika

tinggal bersama anak-anak mereka. Selain itu terdapat perasaan tenang dan nyaman

pada masa tua apabila adapt hidup dekat dan kumpul dengan cucu. Jika suatu saat

lansia memerlukan perawatan, maka anak atau anggota keluarga sendiri yang akan

melakukan perawatan tersebut.

Jadi, sesuai dengan kebudayaan yang ada di Indonesia dapat disimpulkan bahwa

tanggung jawab anak salah satunya yaitu merawat orang tua dalam situasi apapun.

Lansia juga akan tetap senang dan nyaman bila tinggal bersama keluarga bila

dibandingkan tinggal sendirian maupun tinggal di panti wredha.

6. Hubungan Faktor Depresi dengan Resiko Terjadinya Elder Abuse di desa

Jomegatan

Berdasarkan hasil chi-square didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara

status depresi dengan resiko terjadinya elder abuse (Tabel 11). Sebagian besar lansia

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

54

yang mengalami depresi beresiko terhadap terjadinya elder abuse dengan jumlah

lansia 27 responden (42,9%) (Tabel 3). Penelitian ini didukung oleh penelitian

Strasser, Smith, Weaver, Cao, dan Zheng (2013) yang menunjukkan bahwa depresi

berhubungan dengan resiko terjadinya elder abuse dimana responden lansia yang

mengalami depresi beresiko 6 kali lebih besar terhadap terjadinya elder abuse.

Depresi merupakan gangguan perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih

dan berduka berlebihan (Purwaningsih, 2009). Depresi merupaka masalah kesehatan

mental yang paling umum pada populasi lansia (Nazemi, 2013). Depresi biasanya

dialami oleh lansia yang berusia 65 tahun ke atas yang tinggal dengan keluarga atau

yang tinggal sendiri dengan prevalensi sekitar 10-15% (Ibrahim, 2011).

Menurut Santoso & Ismail (2009), depresi pada lansia dapat muncul ketika

adanya perubahan status ekonomi, struktur keluarga yang cepat berubah, dan kurang

berfungsinya system pendukung keluarga dan lingkungan. Selain itu adanya

perubahan-perubahan baik secara fisik maupun psikososial dapat mempengaruhi

lansia mengalami depresi (Santoso & Ismail, 2009).

Heydrich, Schiamberg, & Chee (2012) berpendapat bahwa lansia yang

mengalami masalah emosional seperti depresi, gangguan komunikasi, atau

penggunaan obat antipsikotik dapat menyebabkan keluarga yang merawat lansia

akan mengalami kesulitan dalam merawat lansia. Hal ini dapat mengakibatkan

caregiver merasa tertekan dalam merawat lansia (Mattenson & Connel, 2007). Hal

ini caregiver berpotensi melakukan emotional abuse atau physical abuse kepada

lansia yang merupakan pemicu terjadinya gangguan mental pada lansia seperti

depresi (Cisler, Begle, Amstadter, & Acierno, 2012).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa depresi berhubungan

dengan resiko terjadinya elder abuse. Hal ini disebabkan karena lansia yang

mengalami depresi akan membuat keluarga kesulitan dalam merawat lansia hingga

dapat memicu terjadinya abuse pada lansia.

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

55

7. Faktor yang Memiliki Hubungan Paling Signifikan Terhadap Resiko

Terjadinya Elder Abuse di desa Jomegatan

Berdasarkan hasil analisis multivariat didapatkan hasil bahwa faktor yang

memiki hubungan paling signifikan terhadap resiko terjadinya elder abuse yaitu

faktor umur (Tabel 12). Hal ini disebabkan karena adanya perubahan yang dialami

oleh lansia secara menyeluruh baik perubahan secara fisik, psikologi, maupun sosial.

Perubahan-perubahan yang biasanya dialami oleh lansia terlebih lagi pada

lansia dengan usia lanjut (old elderly) rentan terhadap elder abuse. Pada tabel 6

menunjukkan bahwa jumlah lansia di desa Jomegatan yang beresiko terhadap elder

abuse yaitu 30,2% pada lansia yang berumur lebih dari 75 tahun. Hal ini

menandakan bahwa lansia pada kelompok old elderly cukup banyak walaupun masih

lebih rendah bila dibandingkan dengan lansia yang berumur 60-74.

Lansia yang telah memasuki usia lanjut (>75 tahun) pasti telah mengalami

perubahan bahkan gangguan kesehatan seperti keterbatasan fisik, penurunan kognitif

(demensia), dan munculnya berbagai penyakit. Dukungan keluarga pun berkurang

terutama lansia telah menginjak usia sangat lanjut (>75 tahun) (Potter & Perry,

2009). Akibatnya lansia akan merasakan kesepian, adanya perasaan tidak

diperhatikan lagi, minder, bahkan lansia akan menarik diri dari lingkungan sekitar

(Potter & Perry, 2009). Jika hal tersebut dibiarkan, maka lansia akan mudah

mengalami masalah emosional seperti depresi. Lansia yang mengalami masalah

emosional dapat menyebabkan keluarga yang merawat lansia mengalami kesulitan

dalam merawat lansia hingga memicu terjadinya elder abuseterutama emotional

abuse (Heydrich, Schiamberg, & Chee, 2012).

Menurut Mattenson & Connel (2007), teori tentang elder abuse yang sesuai

dengan lansia dengan usia lanjut yaitu yaitu stres yang dialami oleh caregiver dan

ketergantungan dengan caregiver. Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa akibat dari

perubahan yang dialami oleh lansia terutama lansia yang telah berumur lebih dari 75

tahun maka akan memiliki ketergantungan dengan keluarga baik secara finansial,

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

56

pemenuhan kebutuhan sehari-hari, dan biaya pengobatan. Hal ini dapat menyebabkan

biaya perawatan lansia lebih besar bila dibandingkan dengan kebutuhan sehari-hari.

Akibatnya banyak caregiver merasa tertekan hingga timbul stres dalam merawat

lansia terlebih lagi lansia tersebut telah memiliki keterbatasan dan memiliki penyakit.

Jika caregiver sudah tidak dapat mengatasi stresnya tersebut, maka lansia dapat

menjadi korban dalam pelampiasan kemarahan hingga terjadi abuse pada lansia.

Berdasarkan uraian diatas, faktor umur dapat menyebabkan resiko terjadinya

elder abuse. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan-perubahan yang kompleks

pada lansia seperti perubahan fisik, psikologis, maupun s osial. Akibatnya lansia

menjadi mudah minder dan menarik diri dari lingkungan sosial. Selain itu faktor

keluarga pun berperan dalam elder abuse dimana keluarga mengalami tekanan atau

stres dalam merawat lansia dengan perubahan yang terjadi pada lansia sehingga

memicu keluarga melakukan abuse pada lansia.

D. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian

1. Kekuatan Penelitian

a. Responden dapat bekerja sama dengan baik (kooperatif) dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan dan menerima kehadiran peneliti sehingga penelitian ini

dapat berjalan dengan lancar.

b. Penelitian tentang elder abuse masih jarang sehingga penelitian ini belum

pernah diteliti oleh siapapun khususnya di Yogyakarta.

2. Kelemahan Penelitian

a. Penelitian ini berdasarkan lansia yang diduga mengalami abuse hanya

berdasarkan wawancara sesuai dengan kuesioner, tidak dilakukan dengan

metode observasi dan penilaian lansia beresiko terhadap elder abuse hanya

dilakukan satu kali wawancara.

b. Pengumpulan data yang dilakukan hanya menggunakan kuesioner tanpa

melakukan observasi pada lansia sehingga dapat menimbulkan adanya informasi

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

57

yang tidak sesuai, artinya lansia dapat memberikan jawaban yang bukan jawaban

sebenarnya. Saat pengumpulan data dengan wawancara kepada lansia, peneliti

merasakan ada beberapa lansia yang kurang terbuka dalam menjawab

pertanyaan peneliti walaupun sebelumnya peneliti sudah berupaya untuk

membina hubungan saling percaya sehingga responden dapat menjawab dengan

sejujurnya.

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Ada hubungan yang signifikan antara faktor umur, jenis kelamin,

status perkawinan, dan depresi dengan resiko terjadinya elder abuse

di desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan dan

pengaturan tempat tinggal dengan resiko terjadinya elder abuse di

desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.

3. Faktor yang memiliki hubungan yang paling signifikan terhadap

resiko terjadinya elder abuse yaitu faktor umur.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan beberapa

hal berikut:

1. Bagi Lansia

Dapat mengetahui faktor-faktor tentang elder abuse sehingga

lansia dapat meminimalisir terjadinya elder abuse seperti aktif dalam

perkumpulan atau kelompok lansia.

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

59

2. Bagi Keluarga

Dapat meningkatkan komunikasi antara keluarga dengan lansia

dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan dukungan baik secara

psikologis, spiritual, dll. Selain itu juga diharapkan keluarga

mengetahui tentang masalah elder abuse serta memberikan dukungan

dan kebebasan kepada lansia.

3. Bagi Ilmu Keperawatan

Hasil ini dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan

informasi ilmiah tentang hubungan antara umur, jenis kelamin, status

pernikahan, status pekerjaan, pengaturan tempat tinggal, dan depresi

tehadap resiko terjadinya elder abuse sehingga dapat membuat

penanganan yang tepat terkait elder abuse. Selain itu diharapkan dapat

menjadi masukan dalam rangka mengembangkan program untuk

peningkatan pelayanan pada lansia di komunitas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini adapt dikembangkan lebih lanjut tentang

perbedaan antara elder abuse di komunitas dengan elder abuse di panti

wreda. Selain itu diharapkan metode yang digunakan tidak hanya

berupa kuesioner, tetapi sebaiknya dipadukan dengan metode

observasi ataupun metode lainnya, sehingga data yang didapat lebih

akurat.

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

60

DAFTAR PUSTAKA

Acierno R., Hernandez M., Amstadter A., Resrick H., Steve K., Muzzy W., &

Kilpatrick D. (2010). Prevalence and Correlates ofEmotional, Physical,

Sexual, and Financial Abuse and Potential Neglect in the United States:The

National Elder Mistreatment Study. American Journal of Public Health. Vol

100, No.2. Diakses 28 Desember 2013, dari

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20019303.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Edisi Revisi

VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Aswim, S. (2003).Pengaruh proses menua terhadap system musculoskeletal.

Yogyakarta: FK UGM.

Azizah L. M. (2011). Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bain P. & Spencer C. (2009).World Elder Abuse Awareness Day. Diakses 28

Desember 2012, dari

http://www.winnipeg.ca/police/TakeAction/elderabusefacts/FactSheet_4.pdf

Bhatia, Srivastava, &Bansal. (2008). Elder abuse.Delhi Psychiatry Journal, Vol.

11 No.2. Diakses 25 Desember 2013, dari

http://medind.nic.in/daa/t08/i2/daat08i2p150.pdf.

BKKBN.(2012). Pembinaan Sosial Kemasyarakatan Bagi Lansia. Jakarta.

Diakses 10 Januari 2014, dari

http://www.bkkbn.go.id/arsip/./seri%206%20sosial%20kemasyarakatan.pdf.

Buri, H., & Daly, J., & Jogerst, G. (2009). Elder abuse telephone screen reliability

and validity. Journal of Elder Abuse & Neglect, 21, 58-73. Diakses 28

Desember 2013, dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19197621.

Cisler, J., Begle, A., Amstadter, A., & Acierno R. (2012). Mistreatment and self-

reported emotional symptoms: results from the National Elder Mistreatment

Study. J Elder Abuse Negl. 2493):216-230.

doi:10.1080/08946566.2011.652923. Diakses 12 Desember 2013.

Darmodjo, B., dkk. (2006). Buku ajar geriatric (ilmu kesehatan usia lanjut), edisi

ke3. Jakarta : FKUI.

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

61

Departemen Kesehatan RI. (2003). Pedoman Upaya Kesehatan Olahraga di

Puskesmas. Jakarta. Diakses 2 Januari 2014 dari http://www.perpustakaan-

depkes.org.

Depkes RI. (2012). Menuju tua sehat, mandiri, dan produktif. Diakses 10 Januari

2014, dari

http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/2064/2/BK201

2-347.pdf.

Depkes RI. (2012). Pedoman pelayanan kesehatan jiwa usia lanjut

(psikogeriatrik) di puskesmas. Diakses 20 Desember 2013, dari

http://depkes.go.id/index.php?vw=2&id=SNR.13110002.

Devereaux M. & Houde S. (2005).Geropsychiatric and Mental Health Nursing.

USA: Jones and Bartlett Publishers.

Dinas Kesehatan Bantul. (2013). Profil kesehatan kabupaten Bantul. Departemen

Kesehatan Kabupaten Bantul.

Dinas Kesehatan DIY.(2012). Profil Kesehatan Penduduk Indonesia.Departemen Kesehatan Provinsi DIY.

Dong X., Simon M., Leon C., Fulmer T., Beck T., Hebert L., et al. (2009). Elder

self-neglect and abuse and mortality risk in a community-dwelling

population.Journal of American Medical Association. 3002(5):517-526.

Doi: 10.1001/jama.2009.1109. Diakses 24 Januari 2013, dari

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2965589/.

Haub, C. (2012). Fact sheet : world population trends 2012. Population Reference

Bureau. Diakses 28 Desember 2013

,http://www.prb.org/publications/datasheets/2012/world-population-data-

sheet.aspx.

Hazzard, W. et al. (2003).Principles of Geriatric Medicine and Gerontology 5th

edition.USA : Mc. Graw Hill.

Heydrich L., Schiamberg L., & Chee G. (2012). Social-relational risk factors for

predicting elder physical abuse: an ecological bi-focal model. Int’l j. Aging

and Hunan Development, vol. 75 (1) 71-94. Diakses 18 Februari 2014, dari

http://dx.doi.org/10.2190/AG.75.1.f.

Humhrey J.,& Camphell J. (2004). Family Violence and Nursing Practice.

Philadelphia:Lippincott Williams and Wilkins.

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

62

Kemenkos. (2010). Pedoman pelayanan harian lanjut usia. Jakarta: Kementrian

sosial RI.2012.

Kemensos.(2010). Profil panti social tresna wredha. Direktorat pelayanan lanjut

usia, direktorat jendral pelayanan dan rehabilitasi sosial, Kementrian sosial

RI.

Kushariyadi.(2011). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta:

Salemba Medika.

Linton A.D., Lach, H.W. (2007). Matteson & Mc.Connell’s Gerontological

Nursing Concepts and Practice third edition. Philipines: Saunders.

Maryam R., Ekasari M., Rosidawati, Jubaedi A., Batubara I. (2008). Mengenal

Usia lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Matteson & Connel. (2007). Gerontological Nursing concepts and practice 3rd ed.

USA:Philippines Saunders Elsevier.

Melchiorre, Chiatti, Lamura, Gonzales, Stankunas, Lindert, et al. 2013. Social

support, socio-economic status, health and abuse among older people in

seven European countries. Journal of pone, vol. 8, issue 1, e54856. Diakses

18 Februari 2014, dari http://plosone.org.

Mohr, W.K. (2006). Phychiatric-Mental Helath Nursing sixth edition.

USA:Lippincott Williams & Wilkins.

Muhidin & Ali S. (2011). Analisis korelasi, regresi, dan jalur dalam penelitian

(dilengkapi aplikasi program SPSS). Bandung:CV. Pustaka Setia.

Nalungwe, P. (2009). Loneliness Among Elderly Widows and It’s Effect On Their

Mental Well Being Literature Review. Journal of. Diakses 18 Juli 2014,

darihttps://publications.theseus.fi/bitstream/handle/10024/4467/Patricia_fina

l_thesis.pdf?sequence=1.

Nazemi, L., Skoog, I., Karlson, I., Hosseini, S., Hosseini, M., Hosseinzadeh, S, et

al. (2013). Depression, prevalence and some risk factors in elderly nursing

homes in Tehran, Iran. Iran: Iranian J Publ Health.

Notoadmojo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugraheni, A. (2005). Pengaruh terapi tertawa terhadap depresi pada lanjut usia

di Wirosaban, RW XIV, Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta. Skripsi

Strata Satu.FK-UGM.

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

63

Nugroho, W. (2004).Keperawatan Gerontik. Jakarta:EGC.

Nursalam (2008).Konsep penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan:pedoman skripsi, tesis, dan instrument penelitian

keperawatan. Edisi kedua. Jakarta: Salemba Medika.

Olmo J.G., Pujol X.P., Pousa S.L., Juvinya D., & Franch J.V. (2009). Prevalence

and Risk factors of Suspected Elder Abuse Subtypes in People Aged 75 and

Older. Journal of American Geriatrics Society. JAGS 57:815-822.

OWL (The Voice of Midlife and Older Women). (2009). Elder Abuse: A

Women’s Issue. Washington DC. Diakses 16 Agustus 2014, dari www.owl-

national.org.

Potter & Perry.(2005). Buku ajar fundamental keperawatan.Ed.4. Vol.1.

Jakarta:EGC.

Purwaningsih. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Ramlah.(2011). Hubungan pelaksanaan tugas kesehatan dan dukungan keluarga

dengan pengabaian lansia di wilayah kerja puskesmas kassi-kassi

Makassar.Skripsi strata dua Universitas Indonesia.

Russell S., Fulmer T., Singh G., Valenti M., Vermula R., & Strauss S. (2012).

Screening for Elder Mistreatment in a Denal Clinic Population. Journal of

Elder Abuse Neglect. Vol. 24(4):326-339. Diakses 28 Januari 2014, dari

http://http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3462354/.

Setiati, S. & Harimurti, K.(2007). Proses menua dan implikasi klinis. Buku ajar

Ilmu penyakit dalam. Jakarta: Departemen IPD FK.UI.

Stanhope, M., & Lancaster, J.A., (2004). Community and Public health Nursing.

St.Louis, Missouri: Mosby.

Stanley, M., & Beare, P. (2006).Buku ajar keperawatan gerontik . Jakarta:EGC.

Strasser S., Smith M., Weaver S., Zheng S., & Cao Y. (2013).Screening for Elder

Mistreatment among Older Adults Seeking Legal Assistance

Services.Western Journal of Emergency Medicine. Vol. XIV, No.4. Diakses

27 Januari 2014 dari http://http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23930143.

Stuart G.W. 2009. Principles and Practice of Psychiatric Nursing 9th Edition.

Canada: Mosby Elsevier.

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

64

Tamher & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan

Asuhan Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.

Tarigan & Karina C. (2011). Perbedaan Penyesuaian Diri terhadap Kematian

Pasangan Berdasarkan Peran Wanita. Strata Satu Fakultas Psikologi

Sumatera Utara. Diakses 18 Juli 2014, dari

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25287.

Wiglesworth A., Mosqueda L., Mulnard R., Liao S., Gibbs L., & Fitzgerald W.

(2010). Screening for Abuse and Neglect of People with Dementia. Journal

compilation, The American Geriatrics Society. Diakses 5 Juli 2014.

World Health Organization. (2002). Active ageing: A Policy framework.

Wu L., Chen H., Hu Y., Xiang H., Yu X., Zhang T., et al. (2012). Prevalence and

associated factors of elder mistreatment in a rural community in people’s

republic of China: A cross-sectional study. Journal of pone. Diakses 3

Februari 2014 dari http://www.plosone.org.

Yaffe M.,&Tazkarji B. (2012).Canadian Family Physician: Understanding elder

abuse in family practice. Clinicl Review: Care of the Elderly Series, vol.

58:1336-40. Diakses 20 Desember 2013, dari

https://ncjrs.gov/pdffiles1/nij/241731.pdf.

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

LAMPIRAN

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:

Bapak/ Ibu Lansia Calon Responden

di Desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan,

Bantul

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Fitri Rahmadani Kuspriyani

NIM : 20100320096

Status : Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Akan melakukan penelitian dengan judul “ Faktor-faktor yang

berhubungan dengan resiko terjadinya Elder Abuse di Desa

Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana keluarga dalam memperlakukan lansia

secara tidak menyenangkan (abuse). Semua informasi yang diberikan

dijaga kerahasiaan serta hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian.

Saya mengucapkan terima kasih atas perhatian, kesediaan, dan

partisipasi Bapak/ Ibu menjadi responden dalam penelitian ini.

Yogyakarta, April 2014

Fitri Rahmadani Kuspriyani

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Lampiran 2

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Telah diberikan penjelasan oleh peneliti mengenai maksud dan

tujuan penelitian, dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi reponden

dalam penelitian yang dilakukan oleh Fitri Rahmadani Kuspriyani

mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berjudul

“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Resiko Terjadinya Elder

Abuse Di Desa Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul”. Saya

menyadari penelitian ini tidak membahayakan dan merugikan saya

sehingga saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Yogyakarta, April 2014

Responden

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Lampiran 3

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

Kode Responden :

Petunjuk pengisian :

1. Bacalah dengan cermat dan teliti.

2. Pilih salah satu jawaban yang menurut Anda paling sesuai dengan kondisi yang dialami

dengan member tanda silang (x) pada pilihan yang telah disediakan

3. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang tepat.

Diisi oleh responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

*P

*L

4. Status pernikahan:

*Menikah *Cerai mati (janda/duda)

5. Status pekerjaan :

*Bekerja *Tidak bekerja

6. Tinggal dengan :

*Sendiri *Keluarga

7. Depresi :

*Ya *Tidak

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Lampiran 4

KUESIONER ELDER ABUSE

(HS-EAST)

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah ada seseorang yang menemani Anda sehari-hari, mengantar Anda

berbelanja, atau pergi ke dokter? (tidak)

2. Apakah Anda senang menolong orang lain? (ya)

3. Apakah Anda sering merasa sedih atau kesepian? (ya)

4. Siapa yang membuat keputusan tentang hidup Anda seperti bagaimana Anda

harus menjalani kehidupan sehari-hari atau dimana seharusnya Anda tinggal?

Jika jawaban “orang lain” maka centang “Ya” dan jika jawaban “saya sendiri”

maka centang “tidak”.

5. Apakah ada seseorang dalam kehidupan Anda yang membuat Anda merasa tidak

nyaman? (ya)

6. Dapatkah Anda minum obat dan bepergian sendiri? (tidak)

7. Apakah Anda merasa tidak ada seorang pun yang menginginkan

keberadaanAnda? (ya)

8. Apakah ada anggota keluarga yang mengkonsumsi alkohol/suka mabuk? (ya)

9. Apakah ada anggota keluarga Anda yang meminta Anda untuk tetap berada di

tempat tidur atau mengatakan Anda sakit padahal tidak? (ya)

10. Apakah ada orang yang memaksa Anda untuk melakukan sesuatu yang Anda

tidak ingin lakukan? (ya)

11. Apakah ada orang yang mengambil barang milik Anda tanpa persetujuan? (ya)

12. Apakah Anda mempercayai hampir semua anggota keluarga Anda? (tidak)

13. Apakah ada seseorang yang mengatakan kepada Anda bahwa Anda

menimbulkan terlalu banyak masalah? (ya)

14. Apakah Anda cukup memiliki privasi di rumah? (tidak)

15. Apakah ada orang terdekat Anda yang mencoba untuk menyakiti atau

membahayakan Anda baru-baru ini? (ya)

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Lampiran 5

KUESIONER DEPRESI

Geriatric Depression Scale

Berikan tanda (√) pada jawaban Anda.

NO Keadaan yang dirasakan selama seminggu

terakhir

Nilai Responden

Ya Tidak

1 Apakah Anda sebenarnya merasa puas dengan kehidupan Anda?

2 Apakah Anda telah meninggalkan banyak

kegiatan dan minat atau kesenangan Anda?

3 Apakah Anda merasa kehidupan Anda kosong atau merasa kesepian?

4 Apakah Anda sering merasa bosan?

5 Apakah Anda memiliki semangat yang bagus

dalam sebagian besar hidup Anda?

6 Apakah Anda takut khawatir bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada Anda?

7 Apakah Anda merasa bahagia dalam sebagian besar hidup Anda?

8 Apakah Anda sering merasa tidak berdaya?

9 Apakah Anda lebih suka tinggal di wisma atau di rumah dari pada pergi keluar untuk mengerjakan sesuatu

10

Apakah Anda merasa mempunyai banyak

masalah dengan daya ingat dibanding kebanyakan orang?

11 Apakah Anda pikir bahwa hidup Anda

sekarang ini menyenangkan?

12 Apakah Anda merasa tidak berharga?

13 Apakah Anda merasa penuh dengan energi/kekuatan?

14

Apakah Anda merasa apa yang Anda alami

sekarang ini/keadaan Anda saat ini tidak ada harapan?

15 Apakah Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya daripada Anda?

Keterangan:

0-4 = Tidak Depresi 9-11= Depresi Sedang

5-8 = Depresi Ringan 12-15=Depresi Berat

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Lampiran 6

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS (KUESIONER HS-EAST)

1. Uji Validitas

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Total

P

1

Pearson Correlation 1 .390 .050 .503* .596

** .290 .503

* .208 .504

* .101 .328 .287 .390 .302 .212 .710

**

Sig. (2-tailed)

.089 .833 .024 .006 .215 .024 .380 .023 .673 .158 .220 .089 .196 .369 .000

N 20 20 20 0 0 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P

2

Pearson Correlation .390 1 157 .314 .390 .424 .314 -.313 .206 .105 .385 .043 .560* .524

* .032 .595

**

Sig. (2-tailed) .089

.508 .177 .089 .063 .177 .180 .384 .660 .094 .858 .010 .018 .895 .006

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P

3

Pearson Correlation .050 .157 1 .250 .302 .289 .250 -.459* .218 .250 .408 .357 .157 .250 .452

* .513

*

Sig. (2-tailed) .833 .508

.288 .196 .217 .288 .042 .355 .288 .074 .122 .508 .288 .045 .021

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P

4

Pearson Correlation .503* .314 .250 1 .503

* .346 .600

** -.229 8 .000 .408 .204 .524

* .200 .101 .645

**

Sig. (2-tailed) .024 .177 .288

.024 .135 .005 .331 .355 1.000 .074 .388 .018 .398 .673 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P

5

Pearson Correlation .596** .390 .302 .503

* 1 .058 .302 -.254 .285 .101 .533

* .492

* .390 .302 .414 .710

**

Sig. (2-tailed) .006 .089 .196 .024

.808 .196 .281 .223 .673 .015 .027 .089 .196 .069 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

P

6

Pearson Correlation .290 .424 .289 .346 .058 1 .346 -.132 .378 .115 .471* .000 .424 .346 .174 .570

**

Sig. (2-tailed) .215 .063 .217 .135 .808

.135 .578 .100 .628 .036 1.000 .063 .135 .463 .009

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P

7

Pearson Correlation .503* .314 .250 .600

** .302 .346 1 -.229 .218 .200 .204 .408 .524

* .400 -.101 .645

**

Sig. (2-tailed) .024 .177 .288 .005 .196 .135

.331 .355 .398 .388 .074 .018 .081 .673 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P

8

Pearson Correlation .208 -.313 -.459* -.229 -.254 -.132 -.229 1 .150 -.229 -.187 -.281 -.313 -.229 -.208 -.281

Sig. (2-tailed) .380 .180 .042 .331 .281 .578 .331

527 .331 .429 .230 .180 .331 .380 .230

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

20

P

9

Pearson Correlation .504* .206 .218 .218 .285 .378 .218 .150 1 .218 .089 .134 .206 .436 -.066 .514

*

Sig. (2-tailed) .023 .384 .355 .355 .223 .100 .355 .527

.355 .709 .574 .384 .054 .783 .020

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P

1

0

Pearson Correlation .101 .105 .250 .000 .101 .115 .200 -.229 .218 1 .204 .204 .314 .400 -.101 .329

Sig. (2-tailed) .673 .660 .288 1.000 .673 .628 .398 .331 .355

.388 .388 .177 .081 .673 .157

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P

1

1

Pearson Correlation .328 .385 .408 .408 .533* .471

* .204 -.187 .089 -.204 1 .250 .171 .204 .492

* .586

**

Sig. (2-tailed) .158 .094 .074 .074 .015 .036 .388 .429 .709 .388

.288 .471 .388 .027 .007

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

P

1

2

Pearson Correlation .287 .043 .357 .204 .492* .000 .408 -.281 .134 .204 .250 1 .043 .408 .328 .516

*

Sig. (2-tailed) .220 .858 .122 .388 .027 1.000 .074 .230 .574 .388 .288

.858 .074 .158 .020

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P

1

3

Pearson Correlation .390 .560* .157 .524

* .390 .424 .524

* -.313 .206 .314 .171 .043 1 .524

* .032 .650

**

Sig. (2-tailed) .089 .010 .508 .018 .089 .063 .018 .180 .384 .177 .471 .858

.018 .895 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P

1

4

Pearson Correlation .302 .524* .250 .200 .302 .346 .400 -.229 .436 .400 .204 .408 .524

* 1 .101 .671

**

Sig. (2-tailed) .196 .018 .288 .398 .196 .135 .081 .331 .054 .081 .388 .074 .018

.673 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

P

1

5

Pearson Correlation .212 .032 .452* .101 .414 .174 -.101 -.208 -.066 -.101 .492

* .328 .032 .101 1 .374

Sig. (2-tailed) .369 .895 .045 .673 .069 .463 .673 .380 .783 .673 .027 .158 .895 .673

.104

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

T

o

t

a

l

Pearson Correlation .710** .595

** .513

* .645

** .710

** .570

** .645

** -.281 .514

* .329 .586

** .516

* .650

** .671

** .374 1

Sig. (2-tailed) .000 .006 .021 .002 .000 .009 .002 .230 .020 .157 .007 .020 .002 .001 .104

N

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

2. Uji Reliabilitas

No Nama Umur

(th)

No. Item

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. A 85 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0

2. B 73 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1

3. C 85 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0

4. D 80 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1

5. E 75 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0

6. F 75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0

7. G 65 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1

8. H 64 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0

9. I 70 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0

10. J 85 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1

11. K 73 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0

12. L 80 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1

13. M 76 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1

14. N 74 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0

15. O 70 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1

16. P 76 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17. Q 81 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

18. R 77 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1

19. S 80 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0

20. T 75 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Total 11 13 16 10 11 5 10 1 14 10 8 12 13 10 0

Uji Validitas 0.710 0.595 0.513 0.645 0.710 0.570 0.645 -0.281 0.514 0.329 0.586 0.516 0.650 0.671 0.374

p 0.55000 0.65000 0.80000 0.50000 0.55000 0.25000 0.50000 0.050

00

0.700

00

0.500

00

0.4000

0

0.600

00

0.650

00

0.500

00

0.000

00

q 0.45000 0.35000 0.20000 0.50000 0.45000 0.75000 0.50000 0.950

00

0.300

00

0.500

00

0.6000

0

0.400

00

0.350

00

0.500

00

1.000

00

pq 0.24750 0.22750 0.16000 0.25000 0.24750 0.18750 0.25000 0.047

50

0.210

00

0.250

00

0.2400

0

0.240

00

0.227

50

0.250

00

0.000

00

k 15

Σpq 3.03500

var

15.18684

Mean 0.58333

ρ (KR

20) 0.85731

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Lampiran 6

Frekuensi Responden

No. Nama Usia Gender Status Pernikahan

Status pekerjaan

Status Tempat Tinggal depresi elder abuse

1. 1 70 p janda tidak bekerja keluarga tidak negatif

2. 2 73 p janda tidak bekerja sendiri ya negatif

3. 3 80 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

4. 4 67 p menikah tidak bekerja keluarga ya negatif

5. 5 74 p janda tidak bekerja keluarga ya negatif

6. 6 70 p janda tidak bekerja sendiri ya positif

7. 7 69 p menikah tidak bekerja keluarga tidak negatif

8. 8 84 l menikah tidak bekerja keluarga ya positif

9. 9 69 l menikah tidak bekerja keluarga tidak negatif

10. 10 68 p menikah Bekerja keluarga tidak negatif

11. 11 70 l menikah Bekerja keluarga tidak negatif

12. 12 68 l menikah tidak bekerja keluarga tidak negatif

13. 13 60 p menikah tidak bekerja keluarga ya negatif

14. 14 72 l menikah Bekerja keluarga tidak negatif

15. 15 85 p menikah Bekerja keluarga ya positif

16. 16 62 p menikah tidak bekerja keluarga tidak negatif

17. 17 63 l menikah tidak bekerja keluarga tidak negatif

18. 18 68 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

19. 19 90 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

20. 20 60 p menikah tidak bekerja keluarga ya negatif

21. 21 70 l menikah tidak bekerja keluarga tidak negatif

22. 22 80 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

23. 23 76 l duda Bekerja keluarga tidak negatif

24. 24 64 l menikah Bekerja keluarga tidak negatif

25. 25 80 p menikah tidak bekerja keluarga ya positif

26. 26 67 l menikah Bekerja keluarga ya positif

27. 27 80 p janda tidak bekerja keluarga ya negatif

28. 28 70 p janda tidak bekerja keluarga ya negatif

29. 29 70 p janda tidak bekerja keluarga tidak negatif

30. 30 72 l menikah Bekerja keluarga tidak negatif

31. 31 64 p menikah tidak bekerja keluarga tidak negatif

32. 32 70 l menikah Bekerja keluarga ya negatif

33. 33 70 p menikah tidak bekerja keluarga ya negatif

34. 34 80 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

35. 35 73 p janda tidak bekerja keluarga ya negatif

36. 36 80 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

37. 37 64 p janda Bekerja keluarga ya negatif

38. 38 68 p janda Bekerja keluarga tidak negatif

39. 39 80 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

40. 40 62 p janda Bekerja keluarga ya positif

41. 41 62 p janda Bekerja keluarga tidak negatif

42. 42 84 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

43. 43 82 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

44. 44 60 p menikah tidak bekerja keluarga ya positif

45. 45 75 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

46. 46 79 p janda tidak bekerja keluarga tidak negatif

47. 47 80 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

48. 48 85 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

49. 49 75 p menikah tidak bekerja keluarga ya positif

50. 50 80 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

51. 51 80 p janda tidak bekerja sendiri ya positif

52. 52 75 p menikah tidak bekerja keluarga ya positif

53. 53 65 p menikah tidak bekerja keluarga tidak negatif

54. 54 74 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

55. 55 70 p janda Bekerja sendiri ya positif

56. 56 70 p menikah tidak bekerja keluarga ya negatif

57. 57 61 p janda Bekerja keluarga ya negatif

58. 58 60 p menikah tidak bekerja keluarga ya negatif

59. 59 66 p janda tidak bekerja keluarga ya negatif

60. 60 62 p menikah tidak bekerja keluarga ya positif

61. 61 79 p janda tidak bekerja keluarga tidak negatif

62. 62 72 p menikah tidak bekerja keluarga tidak negatif

63. 63 80 p janda tidak bekerja keluarga ya positif

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Hasil Elder Abuse

(HS-EAST)

No. Nama

No. Item

Total Interpretasi 1 2 3 4 5 6 7 9 11 12 13 14

1. 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 negatif

2. 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 negatif

3. 3 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 5 positif

4. 4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2 negatif

5. 5 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 4 negatif

6. 6 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 6 positif

7. 7 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 negatif

8. 8 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 4 positif

9. 9 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 negatif

10. 10 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 negatif

11. 11 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 negatif

12. 12 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 negatif

13. 13 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 negatif

14. 14 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 negatif

15. 15 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 5 positif

16. 16 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 negatif

17. 17 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 negatif

18. 18 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6 positif

19. 19 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 6 positif

20. 20 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 negatif

21. 21 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 negatif

22. 22 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 5 positif

23. 23 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 negatif

24. 24 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 negatif

25. 25 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 7 positif

26. 26 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 5 positif

27. 27 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2 negatif

28. 28 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 2 negatif

29. 29 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 negatif

30. 30 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 negatif

31. 31 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 negatif

32. 32 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 negatif

33. 33 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 negatif

34. 34 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 8 positif

35. 35 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 negatif

36. 36 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 6 positif

37. 37 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 negatif

38. 38 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 negatif

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

39. 39 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 7 positif

40. 40 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 positif

41. 41 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 negatif

42. 42 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 8 positif

43. 43 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 6 positif

44. 44 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 3 positif

45. 45 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 7 positif

46. 46 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 negatif

47. 47 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 9 positif

48. 48 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 7 positif

49. 49 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 5 positif

50. 50 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 positif

51. 51 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 6 positif

52. 52 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 positif

53. 53 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 negatif

54. 54 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 8 positif

55. 55 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 5 positif

56. 56 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 negatif

57. 57 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 negatif

58. 58 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 negatif

59. 59 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 negatif

60. 60 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 5 positif

61. 61 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 negatif

62. 62 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 negatif

63. 63 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 positif

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Frekuensi Depresi

(GDS)

No. Nama

No. Item

Total GDS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 4 tidak

2. 2 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 6 ya

3. 3 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 7 ya

4. 4 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5 ya

5. 5 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 8 ya

6. 6 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 6 ya

7. 7 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 tidak

8. 8 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 4 ya

9. 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 tidak

10. 10 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 tidak

11. 11 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 tidak

12. 12 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 4 tidak

13. 13 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5 ya

14. 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 tidak

15. 15 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5 ya

16. 16 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 tidak

17. 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 tidak

18. 18 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 7 ya

19. 19 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 8 ya

20. 20 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 5 ya

21. 21 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 tidak

22. 22 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 8 ya

23. 23 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 tidak

24. 24 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 tidak

25. 25 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 8 ya

26. 26 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 11 ya

27. 27 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 8 ya

28. 28 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 11 ya

29. 29 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 tidak

30. 30 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 tidak

31. 31 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 tidak

32. 32 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 5 ya

33. 33 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 8 ya

34. 34 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 12 ya

35. 35 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 6 ya

36. 36 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 9 ya

37. 37 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 9 ya

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

38. 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 tidak

39. 39 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 7 ya

40. 40 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 ya

41. 41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 tidak

42. 42 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 ya

43. 43 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 5 ya

44. 44 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 5 ya

45. 45 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 5 ya

46. 46 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 4 tidak

47. 47 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 7 ya

48. 48 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 11 ya

49. 49 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 8 ya

50. 50 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5 ya

51. 51 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 6 ya

52. 52 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 10 ya

53. 53 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 4 tidak

54. 54 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 6 ya

55. 55 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 8 ya

56. 56 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 5 ya

57. 57 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 5 ya

58. 58 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5 ya

59. 59 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 5 ya

60. 60 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 5 ya

61. 61 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 tidak

62. 62 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3 tidak

63. 63 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 5 ya

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Lampiran 7

Hasil Frekuensi Responden

1. Rentang Usia Responden

2. Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid l 12 19.0 19.0 19.0

p 51 81.0 81.0 100.0

Total 63 100.0 100.0

3. Status Perkawinan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid cerai mati 34 54.0 54.0 54.0

Menikah 29 46.0 46.0 100.0

Total 63 100.0 100.0

4. Status Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Bekerja 15 23.8 23.8 23.8

tidak bekerja 48 76.2 76.2 100.0

Total 63 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 60-74 40 63.5 63.5 63.5

> 75 23 36.5 36.5 100.0

Total 63

100.

0 100.0

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

5. Status Tempat Tinggal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid keluarga 59 93.7 93.7 93.7

sendiri 4 6.3 6.3 100.0

Total 63 100.0 100.0

6. Depresi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 21

33.3

33.3 33.3

Ya 42

66.7

66.7 100.0

Total 63

100.0

100.0

7. Elder Abuse

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Negative

36 57.1 57.1 57.1

Positif 27 42.9 42.9 100.0

Total 63 100.0 100.0

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Lampiran 8

Hasil Analisis Bivariat

1. Faktor Umur

Crosstab

Count

Umur

Total 60-74 >75

EA negatif 32 4 36

Positif 8 19 27

Total 40 23 63

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 23.374a 1 .000

Continuity Correctionb

20.887 1 .000

Likelihood Ratio 24.761 1 .000

Fisher's Exact Test .000

.000

N of Valid Casesb 63

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,86.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

2. Faktor Jenis Kelamin

Crosstab

Count

Gender

Total l p

EA negatif 10 26 36

positif 2 25 27

Total 12 51 63

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 4.152a 1 .042

Continuity Correctionb 2.936 1 .087

Likelihood Ratio 4.552 1 .033

Fisher's Exact Test .055 .040

N of Valid Casesb 63

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 5,14.

b. Computed only for a 2x2 table

3. Faktor Status Perkawinan

Crosstab

Count

status perkawinan

Total cerai mati Menikah

EA negatif 15 21 36

positif 19 8 27

Total 34 29 63

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

4. Faktor Status Pekerjaan

Crosstab

Count

status pekerjaan

Total bekerja tidak bekerja

EA negatif 11 25 36

positif 4 23 27

Total 15 48 63

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 2.107a 1 .147

Continuity Correctionb 1.329 1 .249

Likelihood Ratio 2.190 1 .139

Fisher's Exact Test .232 .124

N of Valid Casesb 63

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,43.

b. Computed only for a 2x2 table

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.117a 1 .024

Continuity Correctionb 4.027 1 .045

Likelihood Ratio 5.222 1 .022

Fisher's Exact Test .040 .022

N of Valid Casesb 63

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,43.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

5. Status Tempat Tinggal

Crosstab

Count

Tinggal Dengan

Total keluarga Sendiri

EA negatif 35 1 36

positif 24 3 27

Total 59 4 63

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.802a 1 .179

Continuity Correctionb .673 1 .412

Likelihood Ratio 1.819 1 .177

Fisher's Exact Test .305 .206

N of Valid Casesb 63

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,71.

b. Computed only for a 2x2 table

6. Faktor Depresi

Crosstab

Count

GDS

Total tidak ya

EA negatif 21 15 36

positif 0 27 27

Total 21 42 63

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 23.625a 1 .000

Continuity Correctionb 21.073 1 .000

Likelihood Ratio 31.299 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

N of Valid Casesb 63

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

9,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi

Lampiran 9

Hasil Analisis Multivariat

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95.0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a umur1(1) 3.899 1.232 10.014 1 .002 49.356 4.411 552.223

gender1(1) -.369 1.930 .036 1 .848 .692 .016 30.368

SK1(1) -.075 1.075 .005 1 .944 .927 .113 7.625

SP1(1) -.685 1.243 .304 1 .581 .504 .044 5.761

TD1(1) 1.559 1.416 1.213 1 .271 4.755 .297 76.211

GDS1(1) 22.447 7.694E3 .000 1 .998 5.603E9 .000 .

Constant -4.401 1.687 6.807 1 .009 .012

a. Variable(s) entered on step 1: umur1, gender1, SK1, SP1,

TD1, GDS1.

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi
Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi
Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi
Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi
Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …thesis.umy.ac.id/datapublik/t34144.pdf · Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia baik perubahan fungsi