21
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM TERHADAP PEMBIAYAAN PLS DI JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: SUKMA NUGRAHA PRASETYA B100170137 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2021

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM

TERHADAP PEMBIAYAAN PLS DI JAWA TENGAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

SUKMA NUGRAHA PRASETYA

B100170137

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

i

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

ii

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

iii

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM TERHADAP

PEMBIAYAAN PLS DI JAWA TENGAH

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya,berbagi resiko,dukungan

bisnis,kehilangan kendali,akses ke hutang konvensional,kesesuaian

keuangan,tahap pengembangan,keyakinan agama,keyakinan normative,efikasi

diri,kondisi fasilitasi terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS pada UMKM di

Jawa Tengah.Pengumpulan data melalui kuesioner. Analisis data dalam penelitian

ini menggunakan Smart PLS versi 3.0. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan teknik pengujian data

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi outer model yang terdiri dari

convergent validity, discriminant validity, composite reliability, cronbanch’s alpha

dan uji multikolinearitas serta inner model yang terdiri dari coefficient

determination, goodness of fit, uji effect size (f2), Normed fit index dan pengujian

hipotesis. Hasil penelitian ini variabel 1)Biaya berpengaruh terhadap niat

menggunakan pembiayaan PLS, 2) Berbagi risiko berpengaruh terhadap niat

menggunakan pembiayaan PLS, 3) Dukungan bisnis tidak berpengaruh terhadap

niat menggunakan pembiayaan PLS,4) Kehilangan kendali berpengaruh terhadap

niat menggunakan pembiayaan PLS,5) Akses ke hutang konvensional berpengaruh

terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS,6) Kesesuaian keuangan tidak

berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS,7) Tahap pengembangan

berpengaruh terhadap kesesuaian keuangan,8) Keyakinan agama tidak berpengaruh

terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS,9) Keyakinan normatif tidak

berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS,10) Efikasi diri tidak

berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS,11) Kondisi fasilitas

berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS,12) Tahap

pengembangan tidak berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS

melalui kesesuaian keuangan.

Kata Kunci: biaya,berbagi resiko,dukungan risnis, kehilangan kendali, akses

kehutang konvensional, kesesuaian keuangan,tahap

pengembangan, keyakinan agama, keyakinan normative, efikasi

diri, kondisi fasilitasi, niat menggunakan pembiayaan PLS

Abstract

This study aims to analyze costs, risk sharing, business support, loss of control,

access to conventional debt, financial compatibility, stage of development, religious

beliefs, normative beliefs, self-efficacy, facilitation conditions on the intention to

use PLS financing on MSMEs in Central Java. data through a questionnaire. Data

analysis in this study used Smart PLS version 3.0. The sampling technique in this

study uses purposive sampling and data testing techniques used in this study include

the outer model consisting of convergent validity, discriminant validity, composite

reliability, cronbanch's alpha and multicollinearity tests as well as the inner model

consisting of coefficient determination, goodness of fit, effect size test (f2), Normed

fit index and hypothesis testing. The results of this study are variables 1) Cost

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

2

affects the intention to use PLS financing, 2) Risk sharing affects the intention to

use PLS financing, 3) Business support does not affect the intention to use PLS

financing, 4) Loss of control affects the intention to use PLS financing, 5) Access

to conventional debt affects the intention to use PLS financing, 6) Financial

conformity has no effect on the intention to use PLS financing, 7) The development

stage affects financial suitability, 8) Religious beliefs have no effect on the intention

to use PLS financing, 9) Normative beliefs have no effect on the intention to use

PLS financing, 10) Self-efficacy has no effect on the intention to use PLS financing,

11) The condition of the facility affects the intention to use PLS financing, 12) The

development stage has no effect on the intention to use PLS financing through

financial suitability.

Keywords: cost, risk sharing, business support, loss of control, access to

conventional debt, financial compliance, development stage, religious

beliefs, normative beliefs, self efficacy, facilitation conditions,

intention to use PLS financing

1. PENDAHULUAN

Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu

bidang usaha yang dapat berkembang dan konsisten dalam perekonomian nasional

dan menjadi wadah yang baik bagi pencipta an lapangan pekerjaan yang produktif

(Ribeiro, 2014). UMKM mempunyai peran yang sangat strategis dalam

pembangunan ekonomi, selain itu UMKM juga berperan dalam pendistribusian

hasil pembangunan. Keberadaan sektor UMKM bukan hanya dianggap sebagai

tempat penampungan sementara bagi para pekerja yang belum masuk ke sektor

formal, tetapi juga sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi (Putra, 2016).

Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi yang memiliki berbagai jenis

sentra kreatif memiliki peran besar sebagai model acuan bagi provinsi lain dalam

pengembangan UMKM (Lauria et al., 2014). Di Jawa Tengah sendiri memiliki

berbagai jemis usaha di bidang UMKM yang tersebar di berbagai kota di Provinsi

Jawa Tengah seperti kota Semarang, Solo, Purwodadi, Salatiga dan lain-lain. Sektor

usaha kecil dan menengah yang ada di Jawa Tengah yaitu seperti industri, pertanian

dan perikanan, perdagangan, pariwisata dan lain-lain. Bidang usaha yang banyak

dikembangkan UMKM di Jawa Tengah yaitu bidang makanan dan minuman karena

di bidang makanan dan minuman sangat mudah dijalankan dan mudah diterima oleh

masyarakat di Jawa Tengah. Tercatat ada 394.009 usaha kecil dan menegah yang

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

3

ada di Jawa Tengah yang terdiri atas 39.125 usaha kecil dan 354.884 usaha

menengah.

Perkembangan UMKM di Jawa Tengah khususnya diharapkan dapat

memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya

penanggulangan masalah-masalah tersebut di atas. Banyaknya hambatan UMKM

dalam mengakses sumber-sumber pembiayaan dari lembaga-lembaga formal

menjadi permasalahan bagi pengembangan UMKM (Adawiyah, 2014). Untuk

memberikan solusi dalam permodalah yang di hadapi oleh UMKM, maka perlu

adanya kerja sama antara UMKM yang ada di Indonesia dengan lembaga

perbankan, guna menunjang pendanaan untuk proses produksi dari UMKM

tersebut. Pembiayaan yang di berikan lembaga perbankan sebagai alternatif solusi

pendanaan yang mudah, cepat, terhindar dari rentenir, dan yang paling utama

adalah berdasarkan ketentuan sistem bagi hasil, atau yang popular dikenal sebagai

Profit and Loss Sharing (PLS).

Dalam sistem PLS harga modal ditentukan secara bersama. Price of capital

dan enterpreneurship merupakan kesatuan integratif yang secara bersama-sama

harus diperhitungkan dalam menentuka harga. Dalam perjanjian bagi hasil yang

disepakati adalah proporsi pembagian hasil dalam ukuran persentase atas

kemungkinan hasil produktifitasnya (Yahya & Agunggunanto, 2012). Kaidah bagi

hasil adalah memberikan legalitas orang melakukan aktifitas ekonomi baik secara

individu maupun kelompok dengan kerjasama, serta mengambil keuntungan atau

bagi hasil dari aktivitas tersebut. Inti dari investasi bagi hasil pada dasarnya adalah

terletak pada kerjasama yang baik antara pemilik modal dengan pengusaha.

Kerjasama ekonomi harus dilakukan dalam semua lini kegiatan ekonomi, yaitu:

produksi, distribusi barang maupun jasa. Melalui kerjasama antara pemilik modal

atau uang dengan pengusaha pemilik keahlian atau keterampilan tenaga dalam

pelaksanaan unit-unit ekonomi atau proyek usaha, kedua belah pihak yang bermitra

tidak akan mendapatkan bunga, tetapi mendapatkan bagi hasil atau profit sharing

dari kegiatan ekonomi yang disepakati bersama.

Minat pengusaha UMKM untuk menggembangkan usahanya dengan

mengajukan pembiayaan pada lembaga keuangan tergolong masih kecil. Siklus

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

4

usaha yang sangat sederhana dan ruang lingkup yang kecil dimana kegiatannya

hanya membeli barang dari pemasok, kemudian menjualnya kepada konsumen

tanpa diproses lebih lanjut dan jumlahnya pun juga tidak banyak. Padahal menurut

Kreitner dan Kinicki (2001) pengetahuan seseorang akan mempengaruhi perilaku

dan keputusannya. Untuk mendorong pengusaha kecil menggunakan pembiayaan

PLS, perlu dilakukan upaya untuk memetakan pengetahuan mereka dalam hal

sistem bagi hasil, serta upaya perbaikannya sehingga mampu meningkatkan

kualitas pembuatan keputusan usahanya.

Berbagai model yang dikembangkan dalam berperilaku oleh pengusaha

UMKM di antaranya Theory of Planned Behavior (TPB) oleh Ajzen dan Fishbein.

Perbedaan dasar model yang mengacu pada TPB dengan model lainnya, model

dasar TPB dianggap lebih baik dan kompleks dalam menjelaskan perilaku

berwirausaha. TPB merupakan teori yang cukup berpengaruh dalam menjelaskan

dan memprediksi suatu tingkah laku (behavior). Menurut TPB, faktor penentu dari

suatu tingkah laku adalah niat (intention), Berdasarkan uraian latar belakang

penelitian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

Analisis factor-faktor Pada Persepsi UMKM Terhadap Pembiayaan PLS di Jawa

Tengah.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan dalam

penelitian adalah data primer, yaitu data yang diperoleh peneliti dari penyebaran

kuesioner langsung kepada responden. Populasi penelitian ini adalah seluruh

pemilik-manajer UKM di Jawa Tengah yang berumur di atas 18 tahun. Sampel

penelitian ini ditentukan dengan Teknik purposive sampling. Metode analisa data

analisis SEM (Structural Equation Modeling) berbasis komponen atau variance

yaitu aplikasi software Partial Least Square (PLS).

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Analisis Data

Gambar 1. Hasil Uji Outer Model

Tabel 1. R Square Coefficient Determination

R

Square

R

Square

Adjuste

d

Kesesuaian Keuangan (X6) 0.170 0.164

Niat untuk Menggunakan

Pembiayaan PLS (Y) 0.623 0.596

Hasil hasil pada Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai R square lebih dari 0 (nol),

yaitu 0,623. Maka dapat disimpulkan bahwa model mempunyai Nilai koefisien

determinasi

Tabel 2. Q Square Predictive Relevance

SSO SSE Q Square

Niat untuk Menggunakan

Pembiayaan PLS (Y) 0.630 0.547 0.867

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

6

Hasil hasil pada Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai Q square lebih dari 0

(nol), yaitu 0,867. Maka dapat disimpulkan bahwa model mempunyai nilai

predictive relevance yang baik.

Tabel 3. Effect Size (f 2)

Kesesuaian

Keuangan

(X6)

Niat untuk

Menggunakan

Pembiayaan

PLS (Y)

Akses ke Hutang Konvensional

(X5) 0.049

Berbagi Risiko (X2) 0.030

Biaya (X1) 0.032

Dukungan Bisnis (X3) 0.024

Efikasi Diri (X9) 0.060

Kehilangan Kendali (X4) 0.044

Kesesuaian Keuangan (X6) 0.022

Keyakinan Agama (X7) 0.053

Keyakinan Normatif (X8) 0.035

Kondisi Fasilitas (X10) 0.334

Tahap Pengembangan (X6a) 0.205

Berdasarkan hasil pada Tabel 3 menunjukkan bahwa Effect Size (f 2) pada

konstruk yang memiliki nilai di bawah 0.15 dimana termasuk dalam kategori yang

memiliki pengaruh menengah pada tataran struktural adalah konstruk variabel

biaya, berbagi risiko, dukungan bisnis, kehilangan kendali, akses ke hutang

konvensional, kesesuaian keuangan, keyakinan agama, keyakinan normatif dan

efikasi diri. Kemudian pada konstruk yang memiliki nilai di bawah 0.35 dimana

termasuk dalam kategori yang memiliki pengaruh besar pada tataran struktural

adalah konstruk variabel kondisi fasilitas dan tahap pengembangan.

3.2 Uji Hipotesis

Tabel 4. Uji Hipotesis (Pengaruh Langsung)

Original

Sample

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

T Statistics

(|O/STDEV|)

P

Values

Akses ke Hutang

Konvensional

(X5) -> Niat

untuk

Menggunakan

0.201 0.183 0.102 1.982 0.048

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

7

Pembiayaan PLS

(Y)

Berbagi Risiko

(X2) -> Niat

untuk

Menggunakan

Pembiayaan PLS

(Y)

0.244 0.244 0.113 2.158 0.031

Biaya (X1) ->

Niat untuk

Menggunakan

Pembiayaan PLS

(Y)

0.239 0.236 0.124 1.925 0.045

Dukungan Bisnis

(X3) -> Niat

untuk

Menggunakan

Pembiayaan PLS

(Y)

0.092 0.078 0.102 0.900 0.369

Efikasi Diri (X9) -

> Niat untuk

Menggunakan

Pembiayaan PLS

(Y)

0.080 0.083 0.057 1.390 0.165

Kehilangan

Kendali (X4) ->

Niat untuk

Menggunakan

Pembiayaan PLS

(Y)

0.227 0.239 0.099 2.284 0.023

Kesesuaian

Keuangan (X6) ->

Niat untuk

Menggunakan

Pembiayaan PLS

(Y)

-0.013 -0.027 0.055 0.228 0.820

Keyakinan

Agama (X7) ->

Niat untuk

Menggunakan

Pembiayaan PLS

(Y)

-0.044 -0.055 0.071 0.617 0.538

Keyakinan

Normatif (X8) ->

Niat untuk

Menggunakan

0.048 0.062 0.067 0.722 0.470

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

8

Pembiayaan PLS

(Y)

Kondisi Fasilitas

(X10) -> Niat

untuk

Menggunakan

Pembiayaan PLS

(Y)

0.486 0.468 0.099 4.907 0.000

Tahap

pengembang

(X6A) ->

Kesesuaian

Keuangan (X6)

0.412 0.439 0.060 6.928 0.000

Tahap

pengembang

(X6A) -> Niat

untuk

Menggunakan

Pembiayaan PLS

(Y)

-0.005 -0.012 0.024 0.213 0.831

Tabel 5. Uji Hipotesis (Pengaruh Tidak Langsung)

Origin

al

Sampl

e (O)

Samp

le

Mean

(M)

Standar

d

Deviati

on

(STDE

V)

T

Statistics

(|O/STD

EV|)

P

Value

s

Tahap

pengembang

(X6A) ->

Kesesuaian

Keuangan (X6) ->

Niat untuk

Menggunakan

Pembiayaan PLS

(Y)

0.058 0.063 0.036 1.593 0.112

3.3 Pembahasan

3.3.1 Pengaruh Biaya terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa biaya berpengaruh terhadap niat

menggunakan pembiayaan PLS. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai t statistik

sebesar 1,925 yang lebih besar dari t tabel yaitu 1,64. Maka, hipotesis pertama

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

9

dalam penelitian ini diterima, yang berarti semakin mudah biaya modal yang

diperoleh, maka akan mampu meningkatkan niat menggunakan pembiayaan PLS.

Artinya pelaku UMKM yang sudah bisa menggunakan biaya modal secara efektif

dan efesien, dan jika kegiatan ini terus dilakukan, maka pelaku UMKM akan

mengalami peningkatan usaha. Dengan usaha yang terus meningkat, maka akan

memperoleh keuntungan. Di sinilah peran pembiayaan PLS, sehingga pembiayaan

PLS sudah mampu mendorong kemajuan pelaku UMKM, sehingga sikap yang

ditunjukkan oleh para pelaku UMKM sangat responsif. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian dari Badaj dan Radi (2017) yang menyatakan bahwa biaya

berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS.

3.3.2 Pengaruh Berbagi Risiko terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa berbagi risiko berpengaruh

terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai

t statistik sebesar 2,158 yang lebih besar dari t tabel yaitu 1,64. Maka, hipotesis

kedua dalam penelitian ini diterima, yang berarti bahwa persepsi dalam berbagi

resiko dan cukupnya pengetahuan serta informasi yang tersedia dengan baik akan

membentuk sugesti yang positif mengenai pembiayaan PLS, sehingga akan

meningkatkan kepercayaan dan menumbuhkan intense/niat para pelaku UMKM

dalam menggunakan pembiayaan PLS. Dengan berbagi risiko tidak berarti

mengurangi tingkat kegawatan risiko, tetapi hanya memindahkan ke pihak lain dan

harus disadari bahwa pada akhirnya dampak risiko tetap pada pemangku risiko

utama. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Badaj dan Radi (2017)

yang menyatakan bahwa berbagi risiko berpengaruh terhadap niat menggunakan

pembiayaan PLS.

3.3.3 Pengaruh dukungan bisnis terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa dukungan bisnis tidak

berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS. Hal tersebut dibuktikan

dengan nilai t statistik sebesar 0,900 yang lebih kecil dari t tabel yaitu 1,64. Maka,

hipotesis ketiga dalam penelitian ini ditolak, yang berarti bahwa masih banyak

pelaku usaha UMKM yang belum terbuka dengan kondisi atau keadaannya, terlebih

dengan minimnya rekan bisnis yang menjadikan tersumbatnya aliran informasi

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

10

tentang adanya pembiayaan PLS, sehingga dengan kurang terdukungnya akses

terhadap pembiayaan PLS menjadikan pelaku usaha UMKM lebih memandang

pembiayaan konvensional. Seharusnya melalui dukungan dan keterlibatan rekanan

bisnis memegang peran penting dalam keberhasilan implementasi kegiatan bisnis.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Badaj dan Radi (2017) yang

menyatakan bahwa dukungan bisnis tidak berpengaruh terhadap niat menggunakan

pembiayaan PLS.

3.3.4 Pengaruh Kehilangan kendali terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa kehilangan kendali berpengaruh

terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai

t statistik sebesar 2,284 yang lebih besar dari t tabel yaitu 1,64. Maka, hipotesis

keempat dalam penelitian ini diterima, yang berarti bahwa pada saat terkendala

dengan usaha UMKM yang ditekuni, pastinya tidak menyenangkan dan terjadi

sebagai tanggapan terhadap penurunan omzet pendapatan. Kehilangan kendali

merupakan kondisi dinamis dimana seorang pelaku usaha UMKM dihadapkan

dengan kesempatan, keterbatasan atau tuntutan sesuai dengan harapan dari hasil

yang ingin dia capai dalam kondisi penting dan tidak menentu. Hal inilah yang

menjadi titik balik dalam berproses untuk kembali memulihkan usaha yang

mengalami penurunan, salah satunya dengan mengenali dan memahami konsep

pembiayaan PLS. Pembiayaan PLS yang menawarkan konsep bagi hasil,

seharusnya mampu menarik minat pengusaha UMKM dalam meningkatkan

kegiatan usahanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Badaj dan

Radi (2017) yang menyatakan bahwa kehilangan kendali berpengaruh terhadap

niat menggunakan pembiayaan PLS.

3.3.5 Pengaruh Akses ke Hutang Konvensional terhadap niat menggunakan

pembiayaan PLS

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa akses ke hutang konvensional

berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS. Hal tersebut dibuktikan

dengan nilai t statistik sebesar 1,982 yang lebih besar dari t tabel yaitu 1,64. Maka,

hipotesis kelima dalam penelitian ini diterima, yang berarti bahwa dengan

terkendalanya akses pengusaha UMKM ke hutang konvensional, akan membuka

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

11

peluang untuk mengakses pembiayaan PLS. Akses pengusaha UMKM terhadap

lembaga keuangan formal mengalami banyak kendala, seperti masalah agunan,

sistem pembayaran, dan besarnya tanggungan bunga kredit. Dengan konsep bagi

hasil yang ditawarkan oleh pembiayaan PLS akan membuat pengusaha UMKM

beralih pada pembiayaan PLS dari pada konsep pembiayaan konvensional. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Badaj dan Radi (2017) yang

menyatakan bahwa akses ke hutang konvensional berpengaruh terhadap niat

menggunakan pembiayaan PLS.

3.3.6 Pengaruh Kesesuaian Keuangan terhadap niat menggunakan pembiayaan

PLS

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa kesesuaian keuangan tidak

berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS. Hal tersebut dibuktikan

dengan nilai t statistik sebesar 0,228 yang lebih kecil dari t tabel yaitu 1,64. Maka,

hipotesis keenam dalam penelitian ini ditolak, yang berarti bahwa pemberian

kompensasi keuangan yang tidak tepat kepada pengusaha UMKM, tidak dapat

memberikan motivasi kepada seseorang dalam menjalankan bisnis/usaha, sehingga

akan memberikan tekanan kepada mereka. Pada akhirnya kompensasi keuangan

yang diberikan dalam pembiayaan PLS dianggap menjadi tidak sesuai. Hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dari Badaj dan Radi (2017) yang

menyatakan bahwa kesesuaian keuangan berpengaruh terhadap niat menggunakan

pembiayaan PLS.

3.3.7 Pengaruh Tahap Pengembangan terhadap Kesesuaian Keuangan

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa tahap pengembangan

berpengaruh terhadap kesesuaian keuangan. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai t

statistik sebesar 6,928 yang lebih besar dari t tabel yaitu 1,64. Maka, hipotesis

keenam poin satu dalam penelitian ini diterima, yang berarti bahwa ketika pelaku

usaha UMKM mampu mengembangkan diri dan produknya, tentunya akan

menambah kesesuaian keuangan dalam aktivitas usahanya. Jenis pengembangan

yang dibuat ini adalah pengembangan yang tidak dimaksudkan untuk menguji teori

akan tetapi merupakan pengembangan yang berorientasi untuk menghasilkan atau

mengembangkan dan memvalidasi sebuah produk. Hasil penelitian ini sejalan

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

12

dengan penelitian dari Badaj dan Radi (2017) yang menyatakan bahwa tahap

pengembangan berpengaruh terhadap kesesuaian keuangan.

3.3.8 Pengaruh Keyakinan Agama terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa keyakinan agama tidak

berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS. Hal tersebut dibuktikan

dengan nilai t statistik sebesar 0,538 yang lebih kecil dari t tabel yaitu 1,64. Maka,

hipotesis ketujuh dalam penelitian ini ditolak, yang berarti bahwa dengan adanya

keyakinan dalam beragama, belum tentu akan menarik minat untuk menggunakan

pembiayaan PLS. adanya ketakutan terhadap keyakinan bahwa semua hal yang

berkaitan dengan lembaga keuangan adalah riba, baik yang konvensional maupun

syariah semua disamaratakan. Juga adanya keyakinan bahwa dengan berserah diri

kepada Tuhan akan terlancarkan aktivitasnya baik secara pribadi maupun yang

berkaitan dengan bisnis, sedangkan Tuhan sudah memerintahkan kepada manusia

untuk berikhtiar dengan usaha dan doa. Tanpa adanya usaha seseorang tidak akan

berkembang, dengan tidak berkembang atau stagnan pastinya akan membuat niat

menggunakan pembiayaan PLS menghilang. Hasil penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian dari Badaj dan Radi (2017) yang menyatakan bahwa keyakinan

agama berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS.

3.3.9 Pengaruh Keyakinan normatif terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa keyakinan normatif tidak

berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS. Hal tersebut dibuktikan

dengan nilai t statistik sebesar 0,470 yang lebih kecil dari t tabel yaitu 1,64. Maka,

hipotesis kedelapan dalam penelitian ini ditolak, yang berarti bahwa perilaku yang

tergantung pada orang-orang terdekatnya dan lingkungannya, akan menjadikan

sikap yang tidak konsisten untuk pengambilan keputusan dalam usaha/bisnis.

Keyakinan terhadap orang lain bahwa mereka harus melakukan atau tidak

melakukan kegiatan bisnisnya akan membuat ketidakyakinan untuk mengenal dan

menggunakan pembiayaan PLS. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

dari Badaj dan Radi (2017) yang menyatakan bahwa keyakinan normatif

berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS.

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

13

3.3.10 Pengaruh Efikasi Diri terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa efikasi diri tidak berpengaruh

terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai

t statistik sebesar 1,390 yang lebih kecil dari t tabel yaitu 1,64. Maka, hipotesis

kesembilan dalam penelitian ini ditolak, yang berarti bahwa tanpa adanya

keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan

masalah dalam kegiatan bisnis, pengusaha akan mengalami kesulitan untuk

menyelesaikan masalah bisnisnya, kesulitan tersebut akan menghambat proses

untuk dapat maju. Efikasi diri yang rendah akan menyebabkan penurunan hasil

usaha dan juga pendapatan yang menyebabkan kekhawatiran bila harus

berhubungan dengan lembaga pembiayaan PLS. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian dari Badaj dan Radi (2017) yang menyatakan bahwa efikasi diri tidak

berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS.

3.3.11 Pengaruh Kondisi fasilitas terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa kondisi fasilitas berpengaruh

terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai

t statistik sebesar 4,907 yang lebih besar dari t tabel yaitu 1,64. Maka, hipotesis

kesepuluh dalam penelitian ini diterima, yang berarti bahwa dengan adanya fasilitas

yang mendukung peningkatan kinerja usaha UMKM, para pelaku usaha akan lebih

bersemangat untuk mengembangkan kegiatan usahanya. Peningkatan usaha

pastinya membutuhkan biaya, untuk mendapatkan biaya tersebut adalah dengan

menggunakan kredit pembiayaan pada lembaga keuangan. Pembiayaan PLS telah

menawarkan konsep dan fasilitas yang terkondisikan, tentunya pelaku usaha

tertarik dan berusaha untuk menggunakan pembiayaan tersebut. Semakin lengkap

fasilitas yang ditawarkan pada pembiayaan PLS, maka pelaku usaha UMKM akan

semakin tertarik untuk menggunakan layanan pembiayaan PLS tersebut. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Badaj dan Radi (2017) yang

menyatakan bahwa kondisi fasilitas berpengaruh terhadap niat menggunakan

pembiayaan PLS.

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

14

3.3.12 Pengaruh Tahap Pengembangan terhadap Niat Menggunakan Pembiayaan

PLS melalui Kesesuaian Keuangan.

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa Tahap Pengembangan tidak

berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS melalui kesesuaian

keuangan. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai t statistik sebesar 1.593 yang lebih

kecil dari t tabel yaitu 1,64. Maka, hipotesis kedua belas dalam penelitian ini

ditolak, yang berarti Perbankan Syariah maupun lembaga keuangan syariah yang

dalam tahap perkembangan tidak akan ada dukungan dari masyarakat dikarenakan

lembaga tersebut belum mampu menjamin kepercayaan dari masyarakat dalam niat

menggunakan pembiayaan PLS. Masyarakat membutuhkan lembaga keuangan

yang kuat, transparan, adil dan berkomitmen membantu meningkatkan

perekonomian dan usaha nasabah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian dari Badaj dan Radi (2017) yang menyatakan bahwa tahap

pengembangan berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS melalui

kesesuaian keuangan.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang sudah dibahas pada bab

sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Biaya berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS. Hal tersebut

ditunjukkan dengan nilai t statistik 1,925 yang lebih besar dari t tabel 1,64.

b. Berbagi risiko berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS. Hal

tersebut ditunjukkan dengan nilai t statistik 2,158 yang lebih besar dari t tabel

1,64.

c. Dukungan bisnis tidak berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan

PLS. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t statistik 0,900 yang lebih kecil dari

t tabel 1,64.

d. Kehilangan kendali berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS.

Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t statistik 2,284 yang lebih besar dari t

tabel 1,64.

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

15

e. Akses ke hutang konvensional berpengaruh terhadap niat menggunakan

pembiayaan PLS. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t statistik 1,982 yang

lebih besar dari t tabel 1,64.

f. Kesesuaian keuangan tidak berpengaruh terhadap niat menggunakan

pembiayaan PLS. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t statistik 0,820 yang

lebih kecil dari t tabel 1,64.

g. Tahap pengembangan berpengaruh terhadap kesesuaian keuangan. Hal tersebut

ditunjukkan dengan nilai t statistik 6,928 yang lebih besar dari t tabel 1,64.

h. Keyakinan agama tidak berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan

PLS. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t statistik 0,617 yang lebih kecil dari

t tabel 1,64.

i. Keyakinan normatif tidak berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan

PLS. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t statistik 0,722 yang lebih kecil dari

t tabel 1,64.

j. Efikasi diri tidak berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS.

Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t statistik 0,080 yang lebih kecil dari t

tabel 1,64.

k. Kondisi fasilitas berpengaruh terhadap niat menggunakan pembiayaan PLS.

Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t statistik 4,907 yang lebih besar dari t

tabel 1,64.

l. Tahap pengembangan tidak berpengaruh terhadap niat menggunakan

pembiayaan PLS melalui kesesuaian keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Andina, D. (2015). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Faktor Makro Ekonomi

Terhadap Return Saham Sektor Property dan Real Estate (Studi Empiris

Pada Bursa Efek Indonesia 2008-2013). Yogyakarta: Universitas Gajah

Mada.

Anggelina, Jessvita dan Edwin Japarianto. (2014). Analisis Pengaruh Sikap,

Subjective Norm dan Perceived Behavior Control terhadap Purchase

Intentin Pelanggan SOGO department Store di Tunjungan Plaza Surabaya.

Jurnal strategi Pemasaran 2, no. 1.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

16

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Jalaluddin, Rahmat. (2010). Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali Pers.

Jogiyanto, H.M. (2007). Sistem Informasi Keprilakuan. Yogyakarta: Andi.

Kreitner, Robert dan Kinicki. (2001). Organizational Behavior. 8th Edition.

Boston: McGraw-Hill.

Mathis, Robert L dan John H Jackson. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta: Salemba Empat.

Muhammad. (2002). Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syari'ah. Yogyakarta:

UII Press.

Pass, Cristopher. (1997). Kamus Lengkap Ekonomi. Cet. Ke-2. Jakarta: Erlangga.

Riduan, Karim. (2004). Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko. Bandung: Jurnal

Iqtisad.

Robbins, Stephen P. (2001). Perilaku Organisasi: Konsep Kontroversi Aplikasi.

Jilid Pertama. Alih Bahasa: Pearson Educations Asia Pte. Ltd. Jakarta

Penerbit PT. Prenhallindo.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Kualitatif, Kuantitatif, dan

R&D). Cet. 23, Bandung: Alfabeta.

Supriyono. (2011). Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga

Pokok. Buku 1, Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Venkatesh, V., Morris G. M., Gordon B . Davis, F.D. (2012). User acceptance of

information technology: Toward a unified view. MIS Q., vol. 27, no. 3, pp.

425–478, 2003.

Adawiyah, W. R. (2014). Faktor Penghambat Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM): Studi di Kabupaten Banyumas. JKMP (Jurnal

Kebijakan Dan Manajemen Publik), 2(2), 165.

Badaj, F., & Radi, B. (2018). Empirical investigation of SMEs’ perceptions towards

PLS financing in Morocco. International Journal of Islamic and Middle

Eastern Finance and Management, 11(2), 250–273.

https://doi.org/10.1108/IMEFM-05-2017-0133

Budiono, A. (2017). Penerapan Prinsip Syariah Pada Lembaga Keuangan Syariah.

Law and Justice, 2(1), 54–65. https://doi.org/10.23917/laj.v2i1.4337

Lauria, A., Rodrigues, D. C., Sato, F. R. L., & Moreira, R. W. F. (2014).

Biomechanical strength analysis of mini anchors for the temporomandibular

joint. Oral and Maxillofacial Surgery, 18(4), 425–430.

https://doi.org/10.1007/s10006-013-0431-4

Putra, A. (2016). Peran UMKM dalam Pembangunan dan Kesejahteraan

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PADA PERSEPSI UMKM …

17

Masyarakat Kabupaten Blora. Jurnal Analisa Sosiologi, 5(2), 227635.

Yahya, M., & Agunggunanto, E. Y. (2012). Teori Bagi Hasil (Profit and Loss

Sharing) Dan Perbbankan Syariah Dalam Ekonomi Syariah. Jurnal

Dinamika Ekonomi Pembangunan, 1(1), 65.

https://doi.org/10.14710/jdep.1.1.65-73

Yoon, C. (2011). Theory of Planned Behavior and Ethics Theory in Digital Piracy:

An Integrated Model. Journal of Business Ethics, 100(3), 405–417.

https://doi.org/10.1007/s10551-010-0687-7