Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS EFISIENSI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2015 – 2018
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Disusun oleh :
AZIZAH
NIM. 11160860000023
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
ii
ANALISIS EFISIENSI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2015 – 2018
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh
AZIZAH
NIM. 111608600000023
Di Bawah Bimbingan
RR. Tini Anggraeni, S.T., M.Si.
NIDN. 2010088001
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis Tanggal 13 Bulan Februari Tahun 2020 telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas Mahasiswi:
1. Nama : Azizah
2. NIM : 11160860000023
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Efisiensi Asuransi Syariah di Indonesia Periode 2015
– 2018
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswi
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap
Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Juli 2020
1. Dr. Nofrianto, M.Ag ( )
NIP. 197611112003121002 Penguji I
2. Ady Cahyadi, S.E., M.Si ( )
NIDN. 201503820 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis Tanggal 9 Bulan Juli Tahun 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas
Mahasiswi:
5. Nama : Azizah
6. NIM : 11160860000023
7. Jurusan : Ekonomi Syariah
8. Judul Skripsi : Analisis Efisiensi Asuransi Syariah di Indonesia Periode 2015
– 2018
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswi
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Juli 2020
3. Dr. Nofrianto, M.Ag ( )
NIP. 197611112003121002 Ketua
4. Nurul Ichsan, MA ( )
NIP. 197311282005011004 Penguji Ahli
5. RR. Tini Anggraeni, S.T., M.Si ( )
NIDN. 2010088001 Pembimbing I
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Azizah
NIM : 11160860000023
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin dari pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jika di kemudian hari terdapat tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, bahwa ternyata memang
ditemukan bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk
dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Juli 2020
Azizah
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Azizah
Email : [email protected]
Alamat : Kp. Cayur RT/RW 004/001 Kel. Rancailat Kec.
Kresek Kab. Tangerang – Banten
II. PENDIDIKAN
SD Negeri 1 Rancailat (2004 – 2010)
MTs Negeri 4 Tangerang (2010 – 2013)
MA Negeri 4 Tangerang (2013 – 2016)
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Departemen Penelitian dan Pengembangan Himpunan Mahasiswa
Jurusan Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2016)
2. Departemen Eksternal Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2017)
3. Departemen Advokasi Forum Mahasiswa Bidikmisi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (2017)
4. Kepala Departemen Penelitian dan Pengembangan Forum Mahasiswa
Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2018 – 2019)
5. Divisi Pengembangan Seni, Keahlian, dan Bahasa Mahad Al-Jamiah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2017 – 2018)
6. Divisi Pengembangan Sumber Daya Insani KSEI Lingkar Studi
Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2018 – 2019)
7. Koordinator Bidang Administrasi, Akademik dan Kemahasantrian
Mahad Al-Jamiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2019 – 2020)
8. Sekretaris Umum KSEI Lingkar Studi Ekonomi Syariah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (2019 – 2020)
vii
ABSTRACT
The level of efficiency is a reflection of a company's performance. Therefore,
the measurement of efficiency can be an evaluation for a company in determining
decisions for improving its production. This study aims to estimate the level of
efficiency and productivity of islamic general insurance companies and islamic life
insurance companies in Indonesia. The methods used in this study are Data
Envelopment Analysis (DEA), Malmquist Productivity Index (MPI), and Kruskal-
Wallis test. The input variables used in estimating efficiency and productivity level are
total assets, claim expenses, and operating expenses. While the output variables used
are tabarru funds and operating income. The data processed is sourced from each
company's financial statements. The results found in this study are five of the seven
Islamic insurance companies operating efficiently during the study period. Meanwhile
two of the seven companies were declared productive during the study period. The
Kruskal-Wallis test discover that the efficiency and productivity level of general islamic
insurance and life islamic insurance have no significant difference.
Keyword: Efficiency, Productivity, DEA, MPI
viii
ABSTRAK
Tingkat efisiensi merupakan cerminan dari kinerja sebuah perusahaan. Oleh
karena itu, pengukuran efisiensi dapat menjadi sebuah evaluasi bagi sebuah perusahaan
dalam menentukan keputusan dalam pengembangan produksinya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengestimasi tingkat efisiensi dan tingkat produktivitas perusahaan
asuransi umum syariah dan perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Envelopment Analysis (DEA),
Malmquist Productivity Index (MPI), dan uji beda Kruskal-Wallis. Adapun variabel
input yang digunakan dalam mengukur efisiensi dan produktivitas adalah total aset,
beban klaim, serta beban usaha. Sedangkan variabel output yang digunakan adalah
dana tabarru dan pendapatan usaha. Data yang diolah bersumber pada laporan
keuangan masing-masing perusahaan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini
adalah lima dari tujuh perusahaan asuransi syariah telah beroperasi efisien selama
periode penelitian. Sedangkan dua dari tujuh perusahaan dinyatakan produktif selama
periode penelitian. Pada uji beda, ditemukan bahwa tingkat efisiensi dan tingkat
produktivitas kategori perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan asuransi jiwa
syariah tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Kata Kunci : Efisiensi, Produktivitas, DEA, MPI
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis limpahkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis mampu menuntaskan
skripsi ini dengan judul “Analisis Efisiensi Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia
Periode 2015 – 2018”. Shalawat bersanding salam semoga senantiasa tercurah kepada
sang suri tauladan, Nabi Muhammad SAW.
Penelitian ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, terutama dukungan dari keluarga penulis yang senantiasa mendoakan
dan memohonkan kemudahan untuk penulis dalam menuntut ilmu. Penulis pun
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Amilin S.E.Ak., M.Si.,CA,QIA,BKP, CRMP. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Erika Amelia, S.E., M.Si. dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, M.M. selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah yang telah setulus hati memfasilitasi
penulis untuk menyelesaikan studi
3. Ibu RR. Tini Anggraini, S.T., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah sabar dan ikhlas memberikan bimbingan kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Nofrianto, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang
amat berharga
6. Kepala Pusat, Pengasuh, dan Murabbi/ah Mahad Al-Jamiah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberi banyak wejangan dan motivasi
7. Rekan-rekan seperjuangan mudabbiroh Mabna Syarifah Mudaim Mahad Al-
Jamiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya adik-adik Divisi
Kemahasantrian 2019/2020 yang selalu ceria dan penuh semangat.
8. Kawan-kawan seperjuangan penulis, yaitu: Ami, Zaid, dan Hadi.
x
9. Senior-senior yang turut membantu penulis selama masa penelitian, Kak
Rizkika Azizah, Kak Erna Putri Lestari, dan Kak Fakhriah Hasna
10. Keluarga Besar KSEI LiSEnSi yang selalu membersamai dalam langkah
maupun doa, khususnya rekan-rekan BPH periode 2019/2020 (Hadi, Fathur,
Putri, Pinka, Frili)
11. Sahabat-sahabat penulis yang turut berjuang bersama dalam menempuh
pendidikan, Ghina, Ira, Shyndi, dan Amel. Semoga Allah mempermudah
langkah kita menuju kesuksesan di dunia dan akhirat
12. Rekan-rekan KKN 077 MEKAR khususnya Alif Tito, Panji, Yana, dan Kristi
yang secara sadar maupun tidak sadar telah membantu penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini
13. Teman-teman Ekonomi Syariah 2016 yang telah memberi warna dalam
perjuangan penulis selama menempuh studi S1
14. Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini
yang belum bisa penulis sebutkan satu per satu
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sebagai bahan evaluasi agar penulis dapat melakukan penelitian yang lebih baik di
masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan berkontribusi untuk
literasi dan perkembangan ekonomi Islam.
Jakarta, Juli 2020
Azizah
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRACT............................................................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 8
C. Batasan Masalah ............................................................................. 9
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 11 A. Landasan Teori ............................................................................. 11
1. Asuransi Syariah....................................................................... 11
2. Efisiensi ................................................................................... 16
3. Produktivitas ............................................................................ 29
B. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 32
C. Kerangka Pemikiran...................................................................... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 41 A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 41
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 42
C. Sumber Data ................................................................................. 45
xii
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 47
E. Metode Pengolahan Data .............................................................. 48
D. Operasional Variabel Penelitian .................................................... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 53 A. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................ 53
1. Perusahaan Asuransi Umum Syariah ........................................ 53
2. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah ............................................ 55
B. Deskripsi Data .............................................................................. 56
1. Variabel Input Total Aset .......................................................... 57
2. Variabel Input Beban Klaim ...................................................... 58
3. Variabel Input Beban Usaha ..................................................... 59
4. Variabel Output Dana Tabarru ................................................. 60
5. Variabel Output Pendapatan Usaha ........................................... 61
C. Hasil Perhitungan Tingkat Efisiensi dengan Metode DEA ............. 62
D. Pembahasan Tingkat Efisiensi Perusahaan Asuransi Umum Syariah
..................................................................................................... 63
1. Tingkat Efisiensi Perusahaan Takaful Umum............................ 63
2. Tingkat Efisiensi Perusahaan Chubb Syariah ............................ 66
3. Tingkat Efisiensi Perusahaan Sonwelis Takaful ........................ 68
E. Pembahasan Tingkat Efisiensi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah . 71
1. Tingkat Efisiensi Perusahaan Takaful Keluarga ........................ 71
2. Tingkat Efisiensi Perusahaan Al Amin...................................... 73
3. Tingkat Efisiensi Perusahaan Amanah Githa............................. 76
4. Tingkat Efisiensi Perusahaan JMA Syariah ............................... 78
F. Hasil Perhitungan Tingkat Produktivitas Individual Perusahaan
Asuransi Umum Syariah dengan Metode MPI ............................... 80
1. Tingkat Produktivitas Perusahaan Takaful Umum .................... 81
2. Tingkat Produktivitas Perusahaan Chubb Syariah ..................... 82
3. Tingkat Produktivitas Perusahaan Sonwelis Takaful ................. 83
G. Analisis Hasil Perhitungan Produktivitas Perusahaan Asuransi Umum
Syariah ......................................................................................... 84
H. Hasil Perhitungan Individual Tingkat Produktivitas Perusahaan
Asuransi Jiwa Syariah dengan Metode MPI .................................. 85
xiii
1. Tingkat Produktivitas Perusahaan Takaful Keluarga ................. 85
2. Tingkat Produktivitas Perusahaan Al Amin .............................. 86
3. Tingkat Produktivitas Perusahaan Amanah Githa...................... 87
4. Tingkat Produktivitas Perusahaan JMA Syariah ........................ 88
I. Analisis Hasil Perhitungan Produktivitas Perusahaan Asuransi Jiwa
Syariah ......................................................................................... 89
J. Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 90
K. Hasil Uji Kruskal-Wallis ............................................................... 92
1. Tingkat Efisiensi....................................................................... 92
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 95 A. Kesimpulan ................................................................................... 95
B. Saran ............................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 98
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 102
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia ............ 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 25
Tabel 3.1 Proses Pengambilan Sampel Perusahaan Asuransi Umum Syariah .......... 36
Tabel 3.2 Proses Pengambilan Sampel Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah ............. 36
Tabel 3.3 Website Resmi Perusahaan Asuransi Syariah ......................................... 39
Tabel 4.1 Total Aset Perusahaan Asuransi Umum Syariah ..................................... 51
Tabel 4.2 Total Aset Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah ......................................... 51
Tabel 4.3 Beban Klaim Perusahaan Asuransi Umum Syariah ................................. 52
Tabel 4.4 Beban Klaim Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah .................................... 52
Tabel 4.5 Beban Usaha Perusahaan Asuransi Umum Syariah ................................. 53
Tabel 4.6 Beban Usaha Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah .................................... 53
Tabel 4.7 Dana Tabarru Perusahaan Asuransi Umum Syariah ............................... 54
Tabel 4.8 Dana Tabarru Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah ................................... 54
Tabel 4.9 Pendapatan Usaha Perusahaan Asuransi Umum Syariah ......................... 55
Tabel 4.10 Pendapatan Usaha Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah........................... 55
Tabel 4.11 Tingkat Efisiensi Perusahaan Asuransi Umum dan Perusahaan Asuransi
Jiwa Syariah Tahun 2015 – 2018 .......................................................... 56
Tabel 4.12 Tingkat Efisiensi Perusahaan Takaful Umum Tahun 2015 – 2018 ........ 58
Tabel 4.13 Tingkat Efisiensi Perusahaan Chubb Syariah Tahun 2015 – 2018 ......... 60
Tabel 4.14 Tingkat Efisiensi Perusahaan Sonwelis Syariah Tahun 2015 – 2018 ..... 62
Tabel 4.15 Tingkat Efisiensi Perusahaan Takaful Keluarga Tahun 2015 – 2018 ..... 65
Tabel 4.16 Tingkat Efisiensi Perusahaan Al Amin Tahun 2015 – 2018 .................. 67
Tabel 4.17 Tingkat Efisiensi Perusahaan Amanah Githa Tahun 2015 – 2018 ......... 70
Tabel 4.18 Tingkat Efisiensi Perusahaan JMA Syariah Tahun 2015 – 2018............ 72
Tabel 4.19 Tingkat Produktivitas Perusahaan Takaful Umum ................................ 75
Tabel 4.20 Tingkat Produktivitas Perusahaan Chubb Syariah ................................. 76
xv
Tabel 4.21 Tingkat Produktivitas Perusahaan Sonwelis Takaful ............................ 77
Tabel 4.22 Rata-Rata Tingkat Produktivitas Perusahaan Asuransi Umum Syariah . 78
Tabel 4.23 Komposisi Perubahan Efisiensi yang Mempengaruhi Tingkat Produktivitas
Perusahaan Asuransi Umum Syariah .................................................... 78
Tabel 4.24 Tingkat Produktivitas Perusahaan Takaful Keluarga ............................. 79
Tabel 4.25 Tingkat Produktivitas Perusahaan Al Amin .......................................... 80
Tabel 4.26 Tingkat Produktivitas Perusahaan Amanah Githa ................................. 81
Tabel 4.27 Tingkat Produktivitas Perusahaan JMA Syariah ................................... 82
Tabel 4.28 Rata-Rata Tingkat Produktivitas Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah ..... 83
Tabel 4.29 Komposisi Perubahan Efisiensi yang Mempengaruhi Tingkat Produktivitas
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah ........................................................ 83
Tabel 4.28 Rata-Rata Tingkat Produktivitas Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah ..... 83
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Usaha Asuransi Umum Syariah 2014 – 2018 ...... 4
Gambar 1.2 Grafik Pertumbuhan Usaha Asuransi Umum Syariah 2014 – 2018 ...... 5
Gambar 2.1 Kurva Garis Frontier Produksi ............................................................ 13
Gambar 2.2 Kurva Efisiensi Teknis Murni dan Efisiensi Skala............................... 15
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 27
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas pada Data Tingkat Efisiensi ............................... 66
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas pada Data Tingkat Perubahan Faktor Produktivitas
Total .................................................................................................. 67
Gambar 4.3 Hasil Uji Kruskal-Wallis pada Data Tingkat Efisiensi ......................... 68
Gambar 4.4 Hasil Uji Kruskal-Wallis pada Data Perubahan Faktor Produktivitas Total
.......................................................................................................... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Islamic Financial Service Board Report tahun 2019 industri
asuransi syariah dunia mengalami pertumbuhan sebesar 1,5% dengan estimasi
mencapai USD 4,892 miliar. Dalam laporan tersebut industri asuransi syariah
Indonesia berada di peringkat ke-15 setelah Pakistan sebagai negara dengan premi
bruto tertinggi di dunia. Sedangkan dalam lingkup Asia Tenggara, Indonesia berada
pada posisi ke-3 setelah Brunei Darusalam dan Malaysia. Kondisi tersebut sangat
disayangkan apabila mengingat bahwa Indonesia merupakan negara dengan populasi
muslim terbesar di dunia.
Besarnya populasi muslim di Indonesia seharusnya dapat menciptakan iklim
pasar yang baik untuk pertumbuhan industri asuransi syariah, sehingga industri
asuransi syariah memiliki peluang yang sangat besar dalam mengembangkan
produknya di pasaran. Namun fakta lapangan justru mengatakan bahwa Asuransi
Syariah di Indonesia baru memiliki market share sebesar 4,8% (Otoritas Jasa
Keuangan, 2017).
Pada tahun 2017 Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) memproyeksikan
bahwa industri asuransi syariah akan terus mengalami tren pertumbuhan yang positif.
Hal ini beriringan dengan meningkatnya pertumbuhan industri halal yang didorong
2
oleh minat masyarakat Indonesia terhadap penggunaan produk halal. Proyeksi tersebut
didukung oleh data Otoritas Jasa Keuangan yang mencatat adanya peningkatan pada
jumlah perusahaan dan unit asuransi syariah di Indonesia sepanjang tahun 2015 – 2017
sebagaimana yang disajikan dalam tabel 1.1 di bawah ini.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Asuransi Syariah di Indonesia
Keterangan 2015 2016 2017
Perusahaan Asuransi Umum Syariah 3 4 5
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 5 6 7
Perusahaan Reasuransi Syariah 0 1 1
Unit Asuransi Jiwa Syariah 19 21 23
Unit Asuransi Umum Syariah 24 24 25
Unit Reasuransi Syariah 3 2 2
Jumlah 54 58 63
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
Pada tahun 2015 tercatat ada 3 perusahaan asuransi umum syariah, yaitu: PT
Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia, dan PT Asuransi
Sonwelis Takaful. Kemudian pada tahun 2016 PT Asuransi Jasindo Syariah turut
bergabung setelah berhasil melakakuan spin off. Di tahun berikutnya PT Asuransi
Askrida Syariah juga melakukan hal serupa, sehingga per tahun 2017 tercatat ada 5
perusahaan asuransi umum syariah di Indonesia.
Di sisi industri asuransi jiwa syarah pada tahun 2015 terdapat 5 perusahaan
asuransi jiwa syariah antara lain: PT Asuransi Takaful Keluarga, PT Asuransi Jiwa
Syariah Al Amin, PT Asuransi Jiwa Amanahjiwa Giri Artha, PT Asuransi Jiwa Syariah
3
Jasa Mitra Abadi, dan PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia. Di tahun berikutnya
PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera melakukan spin off. Kemudian disusul oleh PT
Capital Life Syariah pada tahun 2017. Oleh karena itu, per tahun 2017 terdapat 7
perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia.
Lebih jauh lagi, data perasuransian yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa
Keuangan menunjukan bahwa usaha industri asuransi umum syariah terus mengalami
pertumbuhan dari tahun 2014 hingga 2018 sebagaimana yang tercantum pada gambar
1.1 di bawah ini.
Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Asuransi Umum Syariah Tahun 2014 - 2018
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, diolah
Meskipun memiliki tren pertumbuhan yang positif, dalam grafik tersebut dapat
terlihat bahwa pertumbuhan industri asuransi umum syariah mengalami perlambatan.
Premi bruto pada tahun 2018 hanya naik sebesar 12,2% dibanding tahun 2017 setelah
kenaikan tertinggi yang terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar 20,3% dibanding tahun
2014 2015 2016 2017 2018
Premi Bruto 10 10.23 12.31 13.74 15.41
Klaim 3.1 3.49 4.29 4.95 8.66
Investasi 19.51 23.11 28.55 35.44 36.97
Aset 22.38 26.69 33.12 40.53 41.6
05
1015202530354045
Dal
am T
riliu
n R
up
iah
Premi Bruto Klaim Investasi Aset
4
2015. Pertumbuhan aset pun senada dengan pertumbuhan premi bruto. Pada tahun 2018
kenaikan aset perusahaan asuransi umum syariah hanya bergeser sebesar 2,7%
dibanding tahun sebelumnya, padahal pada tahun 2016 pertumbuhan aset asuransi
umum syariah mencapai 24,1% dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan investasi
tertinggi terjadi pada tahun 2016 dengan persentase pertumbuhan mencapai 23,5%
sedangkan pada tahun 2018 investasi hanya tumbuh sebanyak 4,3% dibanding tahun
2017.
Di sisi lain, industri asuransi jiwa syariah juga mengalami perlambatan dalam
pertumbuhan usahanya sebagaimana yang tercatat dalam statistik perasuransian yang
disajikan oleh Otoritas Jasa Keuangan sepanjang tahun 2014 hingga 2018 di bawah ini.
Gambar 1.2 Grafik Pertumbuhan Asuransi Jiwa Syariah Tahun 2014 – 2018
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, diolah
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan paling lambat pada
perusahaan asuransi jiwa syariah terjadi pada sisi premi bruto. Pada tahun 2015 premi
2014 2015 2016 2017 2018
Aset 12.8 18.08 21.73 33.19 34.28
Investasi 16.4 19.6 24.32 30.4 31.87
Klaim 2.2 2.58 3.06 3.5 7.19
Premi Bruto 8.39 8.27 9.44 11.09 12.66
0102030405060708090
100
Premi Bruto Klaim Investasi Aset
Dal
am T
riliu
n R
up
iah
5
bruto asuransi jiwa syariah bahkan menurun hingga 1,4% dibanding tahun 2014.
Kemudian pertumbuhan investasi paling lambat terjadi pada tahun 2018 dimana
investasi industri asuransi jiwa syariah hanya meningkat sebesar 4,8%, padahal pada
tahun 2017 industri asuransi jiwa syariah bahkan bisa meningkatkan investsasinya
hinggga 25% dibanding tahun sebelumnya. Hal serupa juga terjadi pada sisi aset
dimana pada tahun 2018 aset industri asuransi jiwa syariah hanya tumbuh sebesar
1,1%, padahal pada tahun 2017 pertumbuhan aset industri asuransi jiwa syariah
menyentuh angka 52% dibanding tahun sebelumnya.
Dengan adanya perlambatan pertumbuhan pada industri asuransi syariah
sebagaimana uraian di atas, maka perusahaan-perusahaan asuransi syariah perlu
melakukan evaluasi kinerja untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi,
sehingga perusahaan-perusahaan yang terjun dalam industri asuransi syariah dapat
meningkatkan kinerja dan daya saingnya. Salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam
mengevaluasi kinerja perusahaan adalah dengan melakukan studi pengukuran tingkat
efisiensi.
Tingkat efisiensi merupakan cerminan dari kinerja sebuah perusahaan.
Perusahaan dapat dikatakan efisien ketika berhasil melakukan pemanfaatan terbaik dari
sumber daya yang tersedia. Peningkatan efisiensi sebuah perusahaan memiliki urgensi
yang tinggi karena perusahaan yang efisien pada akhirnya akan memberikan kontribusi
positif bukan hanya pada sisi performa perusahaan namun dapat memberikan
kontribusi yang positif pula terhadap perekonomian sebuah negara (Antonio et al.,
2013).
6
Mengingat pentingnya efisiensi dalam operasional perusahaan, studi empiris
yang mengkaji efisiensi pada asuransi syariah telah dilakukan oleh beberapa peneliti
terdahulu, seperti yang dilakukan oleh Sunarsih & Fitriyani (2018) dengan
menyertakan 17 sampel asuransi syariah di Indonesia periode 2014 – 2016. Variabel
input yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pembayaran klaim, total aset,
serta beban umum dan administrasi. Sedangkan variabel output yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dana tabarru dan pendapatan investasi. Hasil dalam penelitian ini
menunjukan bahwa 2 dari 9 perusahaan asuransi umum dinyatakan efisien secara
optimal dengan skor 100%. Lalu, 4 dari 8 asuransi jiwa syariah dinyatakan efisien
secara optimal dengan skor efisiensi mencapai 100%.
Sabiti et al., (2018) meneliti 14 perusahaan asuransi jiwa syariah dan 12
asuransi umum syariah di Indonesia selama periode 2013 – 2015. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa perusahaan asuransi jiwa syariah memiliki skor 86% untuk
tingkat efisiensi murni, skor 82% untuk tingkat efisiensi teknis, dan skor 94% untuk
tingkat efisiensi skala. Selanjutnya kinerja asuransi umum syariah memiliki skor
sebesar 80% untuk tingkat efisiensi murni, skor 71% untuk tingkat efisiensi teknis, dan
89% untuk tingkat efisiensi skala.
Selanjutnya penelitian sejenis juga dilakukan oleh peneliti internasional, seperti
yang dilakukan oleh Kader et al., (2010) melakukan penelitian pada 26 perusahaan
asuransi non-jiwa syariah di 10 negara Islam dengan menggunakan tenaga kerja, total
beban, dan modal sebagai variabel input serta klaim dan kontribusi bruto sebagai
7
variabel output. Temuan dalam penelitian tersebut menunjukan bahwa skor rata-rata
efisiensi alokasi adalah 94% dan skor rata-rata efisiensi biaya sebesar 70%.
Al-Amri (2015) melakukan penelitian sejenis pada 115 perusahaan asuransi
syariah di negara-negara GCC selama periode 2004 sampai 2009. Variabel input yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain biaya tenaga kerja, hutang modal, dan
penyertaan modal. Sedangkan variabel output yang digunakan adalah klaim kerugian
yang terjadi dan investasi. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa skor efisiensi teknis
sampel adalah 88,43%. Sedangkan besar skor efisiensi biaya dan efisiensi alokasi
adalah 75,53% dan 63,76%.
Penelitian terdahulu yang diuraikan di atas memiliki sebuah kesamaan dalam
menetapkan karakter perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Keempat penelitian
tersebut sama-sama melakukan perhitungan efisiensi dengan menggabungkan
perusahaan asuransi syariah dengan unit asuransi syariah.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah disebutkan dan data yang
ditemukan oleh peneliti mengenai terjadinya perlambatan pertumbuhan pada industri
asuransi syariah di Indonesia membuat penulis tertarik untuk melakukan perhitungan
efisiensi pada asuransi syariah. Perhitungan ini secara khusus diterapkan hanya kepada
perusahaan asuransi syariah saja tanpa menyertakan unit asuransi syariah. Hal ini
merupakan upaya penulis dalam melakukan perbandingan efisiensi yang adil antar
perusahaan.
8
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis melakukan
penelitian dengan mengangkat judul “Analisis Efisiensi pada Perusahaan Asuransi
Umum dan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia Tahun 2015 – 2018”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut:
1. Asuransi syariah memiliki potensi pasar yang sangat besar di Indonesia, akan tetapi
industri asuransi syariah belum maksimal dalam memanfaatkan peluangnya di
negara dengan populasi muslim terbesar ini. Hal ini dibuktikan dengan market
share asuransi syariah di Indonesia hanya berkisar 4,8% (Otoritas Jasa Keuangan,
2017). Selain itu posisi industri asuransi syariah Indonesia masih berada di posisi
ke-15 di dunia dan posisi ke-3 di Asia Tenggara (Islamic Financial Service Board,
2019).
2. Statistik Otoritas Jasa Keuangan mencatat adanya perlambatan pertumbuhan pada
aset, investasi, klaim, dan premi asuransi umum syariah dan asuransi jiwa syariah
selama periode 2014 hingga 2018.
3. Studi terdahulu yang mengkaji efisiensi pada asuransi syariah dilakukan dengan
menggabungkan perusahaan asuransi syariah dengan unit syariah sehingga sampel
yang digunakan belum cukup apple to apple.
9
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian ini dapat lebih fokus dan terarah.
Adapun pembatasan masalah yang diberlakukan oleh peneliti antara lain sebagai
berikut:
1. Penulis hanya menyertakan perusahaan asuransi syariah tanpa melibatkan unit
asuransi syariah.
2. Penelitian dilakukan dengan mengacu pada laporan keuangan tahunan perusahaan
mulai dari tahun 2015 hingga tahun 2018.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Berapakah tingkat efisiensi perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan
asuransi jiwa syariah di Indonesia selama periode 2015 – 2018?
2. Berapakah tingkat produktivitas perusahaan asuransi umum syariah dan
perusahaan asuransi jiwa syariah selama periode 2015 – 2018?
3. Apakah terdapat perbedaan tingkat efisiensi antara perusahaan asuransi umum
syariah dan perusahaan asuransi jiwa syariah selama periode 2015 – 2018?
4. Apakah terdapat perbedaan tingkat produktivitas antara perusahaan asuransi
syariah dan perusahaan asuransi jiwa syariah selama periode 2015 – 2018?
10
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan asuransi umum syariah dan
perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia selama periode 2015 – 2018.
2. Untuk mengukur produktivitas perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan
asuransi jiwa syariah di Indonesia selama periode 2015 – 2018.
3. Untuk menganalisis ada atau tidaknya perbedaan tingkat efisiensi antara
perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan asuransi jiwa syariah selama
periode 2015 – 2018.
4. Untuk menganalisis ada atau tidaknya perbedaan tingkat produktivitas antara
perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan asuransi jiwa syariah selama
periode 2015 – 2018.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berkontibusi dalam kajian-kajian mengenai
efisiensi dan produktivitas khususnya pada perusahaan asuransi syariah, sehingga
penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan untuk penelitian lebih lanjut di masa yang
akan datang.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi sekaligus referensi
atas kebijakan yang tepat dalam meningkatkan performa perusahaan asuransi syariah.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Asuransi Syariah
a. Asuransi Umum Syariah
Dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian yang
dimaksud dengan usaha asuransi umum syariah adalah sebagai berikut:
“Usaha Asuransi Umum Syariah adalah usaha pengelolaan risiko berdasarkan
Prinsip Syariah guna saling menolong dan melindungi dengan memberikan
penggantian kepada peserta atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan,
biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita peserta atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti”
Sebagaimana yang diatur dalam undang-undang, perusahaan asuransi umum
syariah memiliki lingkup usaha, antara lain: lini usaha asuransi kesehatan, lini usaha
asuransi kecelakaan diri, dan lini usaha reasuransi. Dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 69 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi,
Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi
Syariah, ruang lingkup usaha asuransi umum syariah dapat diperluas sesuai kebutuhan
masyarakat yang meliputi: kegiatan usaha PAYDI (Produk Asuransi Yang Dikaitkan
dengan Investasi), kegiatan usaha berbasis imbalan jasa, kegiatan usaha lain
berdasarkan penugasan dari pemerintah.
12
b. Asuransi Jiwa Syariah
Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian yang
dimaksud dengan Usaha Asuransi Jiwa Syariah adalah sebagai berikut:
“Usaha Asuransi Jiwa Syariah adalah usaha pengelolaann risiko berdasarkan
Prinsip Syariah guna saling menolong dan melindungi dengan memberikan
pembayaran yang didasarkan pada meninggal atau hidupnya peserta, atau
pembayaran lain kepada peserta atau pihak lain yang berhak pada waktu
tertentu yang diatur dalam perjanjian, yang besarnya telah ditetapkan dan/atau
didasarkan pada hasil pengelolaan dana”
Ruang lingkup usaha dari perusahaan asuransi jiwa syariah meliputi empat lini
usaha antara lain: lini usaha anuitas, lini usaha asuransi kesehatan, lini usaha asuransi
kecelakaan diri, dan lini usaha reasuransi berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal
lingkup usaha, perusahaan asuransi jiwa syariah hanya diizinkan untuk melakukan
perluasan pada kegiatan usaha berbasis imbalan jasa (fee based).
c. Sistem Operasional Asuransi Umum Syariah
a. Produk-Produk Asuransi Umum Syariah
Pada umumnya produk asuransi umum syariah terbagi menjadi dua kategori,
yaitu simple risk dan mega risk. Produk-produk simple risk memiliki perhitungan
teknis yang sederhana yang umumnya memiliki jumlah penutupan polisnya masih
dalam batas kemampuan perusahaan. Contoh produk-produknya antara lain: asuransi
kebakaran (fire insurance), asuransi kendaraan bermotor (motor vehicle insurance),
dan asuransi kecelakaan diri (personal accident). Sedangkan produk-produk mega risk
13
memiliki perhitungan teknis yang rumit karena meliputi objek-objek tertanggung yang
memiliki risiko yang tinggi. Contoh produk-produknya antara lain: asuransi kebarakan
industri (industrial insurance), asuransi pengangkutan (cargo insurance), asuransi
rangka kapal (marine hull insurance), asuransi rekayasa (engineering insurance),
asuransi minyak dan gas (oil and gas insurance), asuransi surety bond, dan asuransi
tanggung gugat (liability insurance) (Sula, 2016).
Dana yang diperoleh dari produk-produk asuransi umum syariah akan
dihimpun ke dalam rekening tabarru. Dana ini kemudian dikelola dengan skim
mudharabah dimana peserta bertindak sebagai shohibul mal dan perusahaan bertindak
sebagai mudharib. Perusahaan akan menginvestasikan dana peserta sesuai aturan
syariah. Apabila terdapat kelebihan setelah dikurangi beban asuransi, maka keuntungan
investasi akan dibagi antara peserta dan perusahaan (Ichsan, 2016).
b. Mekanisme Underwriting Asuransi Umum Syariah
Underwriting merupakan proses penentuan apakah calon tertanggung dapat
ditutupi asuransinya, dan jika dapat maka perlu dilakukan klasifikasi risiko yang sesuai
untuk tertanggung. Dalam asuransi umum terdapat tiga konsep utama yang menjadi
dasar pertimbangan dalam menerima atau menolak suatu risiko.
Pertama, kemungkinan menderita kerugian dari sejumlah objek tertentu atau
disebut juga dengan probilitia. Underwriter biasanya meramalkan probitia berdasarkan
apa yang terjadi di masa lalu. Kedua, tingkat risiko yang bergantung pada situasi
tertentu di masa yang akan datang. Ketiga, hukum bilangan besar – makin banyak
14
objek yang mempunyai risiko yang sama atau hampir sama maka akan memberikan
dampak baik yang makin banyak untuk perusahaan. Hal ini akan menyebabkan
penyebaran risiko yang lebih luas, sehingga kemungkinan menderita kerugian dapat
diramalkan lebih baik secara sistematis (Sula, 2016).
Selain itu, beberapa hal lain yang perlu menjadi perhatian underwriter saat
melakukan proses underwriting antara lain: kompetisi atau “perang harga” yang terjadi
di pasar asuransi, perhitungan penyebaran risiko, survey terhadap objek tertanggung,
dan potensi bahaya fisik dan moral (physisical and moral hazard) (Puspitasari, 2015).
d. Sistem Operasional Asuransi Jiwa Syariah
a. Produk-Produk Asuransi Jiwa Syariah
Perusahaan asuransi jiwa syariah memegang amanah untuk mengelola dan
mengembangkan premi yang disetorkan oleh peserta sesuai ketentuan syariat Islam.
Pada umumnya pengelolaan dana pada asuransi jiwa syariah terbagi menjadi dua
sistem, yaitu sistem pada produk tabungan (saving) dan sistem pada produk non-
tabungan (non-saving). Contoh produk tabungan yang ada di asuransi jiwa syariah
antara lain: asuransi dana investasi, asuransi dana pendidikan, dan asuransi dana haji.
Sedangkan contoh produk non-tabungan yang ada di asuransi jiwa syariah antara lain:
asuransi kesehatan dan asuransi kecelakaan (Ramdhani, 2015).
Pada produk tabungan premi yang disetorkan oleh peserta asuransi jiwa syariah
akan terbagi ke dalam dua rekening, yaitu rekening tabungan peserta dan rekening dana
15
tabarru. Rekening tabungan peserta merupakan dana milik peserta yang akan
dibayarkan apabila perjanjian berakhir, peserta mengundurkan diri, atau meninggal
dunia. Sedangkan rekening tabarru merupakan kumpulan dari iuran yang dibayarkan
oleh para peserta sebagai dana kebajikan untuk saling tolong menolong. Dana ini akan
dibayarkan apabila peserta meninggal dunia atau perjanjian telah berakhir (jika ada
surplus dana) (Tuffahati et al., 2019).
Dana peserta yang terhimpun kemudian akan dikelola oleh perusahaan dengan
cara diinvestasikan pada sektor-sektor yang syari dengan prinsip mudharabah, dimana
perusahaan asuransi syariah bertindak sebagai mudharib dan peserta berperan sebagai
shahibul mal. Keuntungan investasi yang telah dikurangi dengan beban asuransi (beban
klaim dan premi reasuransi) akan dibagi dengan perbandingan persentase sebagaimana
akad kedua pihak (Sula, 2016).
b. Mekanisme Underwriting
Underwriting merupakan proses peninjauan perusahaan untuk mengelompokan
risiko yang akan tertanggung Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
underwriting asuransi jiwa syariah, antara lain sebagai berikut (Sula, 2016):
1) Usia
Mortalitas yang diprediksi berhubungan dengan usia seseorang. Semakin tua
seseorang (dengan asumsi hal lainnya sama), maka kemungkinan kematian akan lebih
besar. Oleh karena itu, faktor digunakan oleh beberapa perusahaan asuransi jiwa
16
syariah untuk menolak pertanggungan pada orang-orang dengan batas usia tertentu
(misal: di atas 75 tahun).
2) Jenis Kelamin
Faktor ini lebih sering digunakan dalam mengklasifikasi rate peserta, terutama
dalam program individu. Laki-laki memiliki probabilitas kematian yang lebih tinggi
dibanding perempuan, oleh karena itu biasanya perusahaan asuransi jiwa syariah
mengenakan biaya tunjangan hidup yang lebih rendah dan biaya rate yang lebih tinggi
untuk laki-laki dibanding perempuan.
3) Aspek Medik
Hal-hal yang dapat masuk dalam aspek medik disini misalnya kondisi fisik,
sejarah personal, sejarah keluarga, status finansial, dan pekerjaan. Hal-hal tersebut
menjadi pertimbangan dalam proses underwriting untuk memperkirakan berapa jumlah
yang dipertanggungkan agar sebanding dengan jumlah kerugian yang diantisipasi
karena dasar tujuan dari proses underwriting bukan untuk menyediakan profit bagi
seseorang melainkan untuk memastikan jumlah polis yang dibayarkan dapat
menggantikan kerugian.
2. Efisiensi
a. Konsep Efisiensi
Efisensi merupakan sebuah parameter yang dapat merefleksikan kinerja sebuah
perusahaan dengan melihat rasio input dan output. Suatu perusahaan dapat dikatakan
memiliki kinerja yang baik apabila input (berupa faktor-faktor produksi) dapat dikelola
17
secara optimal untuk menghasilkan output yang maksimal (Muljawan, 2014). Lebih
jauh lagi, sebuah perusahaan dapat dikatakan efisien secara teknis apabila dapat
menghasilkan output yang maksimal dengan sumber daya tertentu atau menghasilkan
output tertentu dengan sumber daya minimal (Amrillah, 2014).
Konsep efisiensi bermula dari konsep teori konsumen dan produsen. Dalam
sudut pandang teori konsumen seseorang akan cenderung memaksimalkan tingkat
kepuasannya. Sedangkan di sisi teori produsen dikatakan bahwa seseorang akan
cenderung mengambil keuntungan sebesar-besarnya dengan mengeluarkan biaya
sekecil-kecilnya. Dalam teori produsen dikenal adanya garis frontier produksi. Garis
ini menggambarkan hubungan tingkat output maksimum dari setiap penggunaan
teknologi dari suatu perusahaan sebagaimana yang ditunjukan oleh gambar berikut:
Gambar 2.1 Garis Frontier Produksi
Sumber: (Coelli et al., 2005)
Garis F’ adalah garis frontier yang merefleksikan jumlah variabel output
diperoleh secara maksimum dari setiap tingkatan variabel input. Dimana X adalah
variabel input dan Y adalah variabel output. Apabila perusahaan beroperasi pada titik
A artinya perusahaan berada pada kondisi inefisien, karena secara teknis sebenarnya
18
perusahaan dapat meningkatkan output sampai dengan titik yang bersinggungan
dengan titik B dengan menggunakan input yang sama. Selain itu, titik C merupakan
titik efisien dimana perusahaan dapat memproduksi output yang sama seperti pada titik
A namun dengan menggunakan input yang lebih sedikit. Sehingga produsen memiliki
dua pilihan cara untuk mencapai produksi yang efisien, yaitu mengurangi input atau
memaksimalkan input yang ada namun dapat menghasilkan output yang lebih banyak
(Ascarya, 2009).
b. Konsep Efisiensi Menurut Islam
Teori konsumsi Islam digambarkan sebagai sebuah kondisi dimana seseorang
selalu memiliki kecenderungan untuk memenuhi keinginannya semaksimal mungkin.
Hal inilah yang perlu diwaspadai agar tidak membentuk sifat serakah yang berorientasi
pada nafsu pribadi. Sedangkan teori produksi Islam menjelaskan bahwa produksi
merupakan sebuah wujud dari pengelolaan sumber daya yang dilakukan oleh manusia
sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah, manusia dituntut untuk mengelola
sumber daya agar dapat menciptakan kesejahteraan dan keadilan (Karim, 2007).
Sama dengan konsep konvensional, Islam juga memandang kegiatan ekonomi
sebagai sebuah upaya dalam memperoleh keuntungan. Perbedaannya, Islam membatasi
kegiatan tersebut dengan syariat yang menjadi pedoman manusia untuk memilih setiap
alternatif yang tersedia. Salah satunya yang tertuang dalam Q.S. Al Baqarah ayat 168
yang artinya:
19
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena
sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (Q.S. Al-Baqarah:
186)
Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan manusia untuk memakan apa-
apa yang halal di bumi dan menghindari apa yang telah diharamkan-Nya. Lebih jauh
lagi, ayat tersebut dijelaskan dalam Tafsir Al-Misbah sebagai sebuah peringatan dari
Allah SWT kepada manusia untuk bersikap bijaksana dengan tidak menghalalkan apa
yang sudah jelas diharamkan-Nya. Oleh karena itu dalam proses produksi maupun
konsumsi, Islam melarang adanya penggunaan sumber daya yang tidak dikehendaki
dalam hal ini adalah sumber daya yang dihukumi haram dalam syariat.
Dalam literatur konvensional efisiensi merujuk pada perolehan keuntungan
maksimal dari penggunaan biaya minimal. Dalam konsep Islam, perolehan efisiensi
tidak semata-mata diperoleh dengan meminimalisir biaya akan tetapi diperlukan pula
usaha dan kerja keras. Allah SWT berfirman:
“Dia-lah yang telah menjadikan bumi mudah untuk dijelajahi untuk kamu.
Maka jelajahilah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rezeki-
Nya. Dan hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan” (Q.S. Al-
Mulk: 15)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT telah memberikan
kemudahan bagi manusia agar dapat mengeksplor potensi sumber daya yang ada di
bumi untuk memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi dalam eksplorasi tersebut manusia
dilarang untuk berbuat kerusakan sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah
SWT yang artinya:
20
“Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi. Mereka menjawab: Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang
yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar” (Q.S. Al-Baqarah: 11 –
12)
Potensi sifat serakah sebagaimana yang disebutkan sebelumnya telah Allah
peringatkan dalam ayat ini bahwa jangan sampai keserakahan manusia mengakibatkan
kerusakan yang merugikan. Oleh karena itu, Islam tidak menyukai adanya eksploitasi
sumber daya yang tidak bertanggung jawab. Hal ini menjadi pantangan keras yang
perlu digaris bawahi oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam memperoleh keuntungan yaitu adanya
larangan untuk berlebih-lebihan. Perusahaan hendaknya memperhitungkan dengan
tepat terkait anggaran yang akan dikeluarkan dalam memproduksi suatu output agar
tidak terjadi pengeluaran yang berlebihan yang sebetulnya tidak diperlukan. Di
samping itu, perusahaan juga harus menganalisis produknya agar tepat sasaran dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini selaras dengan firman Allah SWT:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (Q.S. Al-Araf: 31)
Dari uraian di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa Islam mempersilakan
adanya upaya memperoleh keuntungan maksimal dalam sebuah usaha. Akan tetapi ada
semua upaya itu harus tetap dalam koridor syariat yang telah ditetapkan demi
kemaslahatan. Semua itu dirancang demi menghindari adanya pihak yang dirugikan
atau terzhalimi.
21
c. Pengukuran Efisiensi
Konsep pengukuran efisiensi pertama kali dikemukakan oleh Farrell (1957).
Dalam penelitiannya yang berjudul The Measurment of Productivity dijelaskan bahwa
konsep pengukuran efisiensi terbagi menjadi dua, yaitu: efisiensi teknis (technical
efficiency) dan efisiensi alokatif (allocative efficiency). Efisiensi teknis
menggambarkan seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan output
dengan memaksimalkan input yang ada. Sedangkan efisiensi alokatif menggambarkan
bagaimana kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan input secara optimal dengan
menggunakan teknologi produksi dan struktur harga. Perpaduan antara kedua konsep
inilah yang pada akhirnya akan menciptakan efisiensi ekonomis (economic efficiency).
Dalam beberapa literatur efisiensi ekonomis juga disebut dengan efisiensi biaya (cost
efficiency) (Anggraini et al., 2016).
Lebih jauh lagi efisiensi teknis terbagi lagi menjadi dua, yaitu efisiensi teknis
murni (pure technical efficiency) dan efisiensi skala (scale efficiency). Gambar di
bawah ini menunjukan perbedaan antara efisiensi teknis murni dan efisiensi skala.
Gambar 2.2 Efisiensi Teknis Murni dan Efisiensi Skala
Sumber: (Charnes et al., 1978)
22
Titik A pada gambar di atas mewakili Decision Making Unit (DMU) yang
diukur. Efisiensi teknis murni yang terjadi pada titik A adalah cerminan dari
perbandingan antara garis MB dan garis MA serta membandingkan titik B pada
Frontier efisiensi produksi dengan skala yang sama dengan A. Sedangkan efisiensi
skala dari titik A dicerminkan oleh rasio garis MN dan garis MB. Oleh karena itu, total
efisiensi teknis dan efisiensi skala MN/MB hasilnya setara dengan hasil dari efisiensi
teknis MB/MA dan efisiensi skala MN/MB (Tuffahati et al., 2019).
Silkman (1986) mengemukakan bahwa pengukuran efisiensi dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan, yaitu: pendekatan rasio, pendekatan regresi, dan pendekatan
frontier (Ferari & Sudarsono, 2011).
Pertama, pendekatan rasio. Pengukuran efisiensi dengan metode ini dilakukan
dengan membandingkan output yang dihasilkan dengan input yang digunakan. Dalam
pendekatan ini sebuah perusahaan dinilai memiliki efisiensi yang tinggi apabila
berhasil memproduksi output dengan jumlah maksimal dengan menggunakan input
yang minimal.
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 =𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
Kedua, pendekatan regresi yang memandang efisiensi sebagai sebuah kondisi
dimana perusahaan berhasil memproduksi output lebih banyak dari estimasi. Namun
pendekatan ini hanya dapat menggunakan satu output sebagai indikator. Pengukuran
ini menggunakan sebuah metode dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari input
tertentu. Pendekatan ini dapat dicerminkan dengan fungsi di bawah ini.
23
𝑌 = 𝑓(𝑋1, 𝑋2, 𝑋3, … , 𝑋𝑛)
Dimana Y = Output dan X = Input
Ketiga, pendekatan frontier. Pendekatan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu
pendekatan parametrik dan pendekatan non-parametrik. Pendekatan parametrik diukur
dengan tes statistik seperti Stochastic Frontier Approach (SFA) dan Distribusi Free
Approach (DFA). Sedangkan pendekatan non-parametik diukur dengan tes statistik
berupa metode Data Envelopment Analysis (DEA).
d. Metode Pengukuran Efisiensi Data Envelopment Analysis (DEA)
DEA merupakan metode pemrograman linier yang dirancang untuk mengukur
tingkat efisiensi suatu unit pembuat keputusan (decission making unit) yang dalam hal
ini dapat berupa perusahaan maupun organisasi tertentu. Metode ini pertama kali
diperkenalkan oleh Farrel pada tahun 1957. Pada mulanya metode ini digunakan untuk
mengukur efisiensi teknis satu input dan satu output menjadi multi input dan multi
output dengan kerangka nilai efisiensi relatif sebagai rasio input (Sutawijaya & Lestari,
2009).
Orientasi pengukuran dalam DEA terbagi menjadi dua, yaitu orientasi input dan
orientasi output. Orientasi input dapat digunakan untuk melihat seberapa banyak
kuantitas input yang dapat dikurangi dengan proporsional untuk memproduksi
kuantitas output yang sama. Sedangkan orientasi output digunakan untuk melihat
24
seberapa banyak kuantitas output yang dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan
kuantitas input yang sama.
DEA memiliki dua pendekatan optimasi dalam mengkaji tingkat efisiensi, yaitu
Constant Return to Scale (CRS) dan Variable Return to Scale (VRS). Pendekatan CRS
mengasumsikan bahwa kenaikan output selalu berbanding lurus dengan kenaikan
input. Sedangkan pendekatan VRS memiliki asumsi bahwa kenaikan output tidak
berbanding lurus dengan kenaikan input karena terdapat kemungkinan kenaikan output
lebih kecil atau lebih besar dengan kenaikan input (Sabiti et al., 2018).
DEA memiliki kemampuan dalam mencakup banyak input dan output tanpa
perlu menentukan bobot untuk tiap variabel sebelumnya. Tidak seperti regresi, metode
DEA tidak memerlukan penjelasan secara eksplisit mengenai hubungan antara input
dan output. DEA menghitung ukuran efisiensi secara skalar dan menentukan level
input dan output yang efisien untuk unit yang dievaluasi. Secara sederhana pengukuran
dalam DEA dinyatakan dengan rasio antara input dan output yang merupakan satuan
pengukuran efisiensi atau produktivitas yang bisa dinyatakan secara parsial (misalnya:
output perjam kerja ataupun output perpekerja, dengan output adalah penjualan, profit,
dsb) (Akhtar, 2018).
e. Hubungan Input dan Output dalam Efisiensi
Dalam menggambarkan hubungan input dan output pada pengukuran efisiensi,
terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan, baik untuk perhitungan dengan metode
25
parametrik maupun non-parametrik. Ketiga pendekatan tersebut meliputi pendekatan
aset, pendekatan produksi, dan pendekatan intermediasi.
1) Pendekatan aset
Pendekatan aset menggambarkan sebuah fungsi pokok dari sebuah lembaga
keuangan yang memiliki kemampuan dalam menciptakan kredit pinjaman. Dalam
pendekatan output diartikan sebagai aset.
2) Pendekatan Produksi
Pendekatan ini memandang sebuah lembaga keuangan sebagai produsen akun
deposito dan kredit pinjaman. Dalam pendekatan produksi output diartikan sebagai
jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset-aset tetap dan material lainnya.
3) Pendekatan Intermediasi
Dalam pendekatan ini sebuah lembaga keuangan didefinisikan sebagai
intermediator yang bertugas untuk mengubah dan mentrasfer aset keuangan dari unit
surplus kepada unit defisit. Input dalam pendekatan ini antara lain: modal, pembayaran
bunga pada deposito, dan biaya tenaga kerja. Sedangkan output yang diukur antara lain:
kredit pinjaman dan investasi keuangan (Tuffahati et al., 2019).
f. Variabel Input dan Output untuk Efisiensi
1) Variabel Input
a) Aset
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu serta memiliki manfaat ekonomis di masa depan.
26
Perusahaan biasanya memperoleh aset melalui pengeluaran berupa
pembelian atau produksi sendiri (Martani, 2012).
Aset dikategorikan menjadi dua bentuk, yaitu aset berwujud (tangible
asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset). Aset berwujud merupakan
kekayaan yang dapat dimanifestasikan secara fisik, seperti: tanah,
bangunan, dan persediaan barang. Sedangkan aset tidak berwujud adalah
kekayaan yang tidak dapat diukur secara fisik, sehingga tidak dapat
disentuh dan dilihat namun dapat dirasakan manfaatnya, seperti: hak paten,
hak cipta, dan hak merek dagang (Sugiama, 2013).
Dalam menciptakan efisiensi perusahaan, perusahaan perlu melakukan
optimasi pemanfaatan aset. Dalam prakteknya, upaya yang dilakukan dalam
mengoptimalkan pemanfaatan aset mencakup empat langkah. Pertama,
melakukan persiapan proyek. Kedua, melakukan identifikasi dan penilaian
aset. Ketiga, melakukan evaluasi. Keempat, melakukan studi optimasi aset
(Sugiama, 2013).
b) Beban Klaim
Klaim merupakan pengajuan oleh peserta untuk memperoleh
pertanggungan (Sula, 2016). Sedangkan yang dimaksud dengan beban
klaim adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh perusahaan kepada
peserta yang telah memenuhi syarat dan kondisi tertentu untuk menerima
dana pertanggungan (Nopriansyah, 2015).
27
Pada asuransi umum syariah, peningkatan terjadinya klaim dapat
disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya karena kondisi alam atau
lingkungan yang tidak terprediksi. Setidaknya ada tiga jenis kerugian yang
dikelompokan dalam asuransi umum syariah, yaitu kerugian seluruhnya,
kerugian sebagian, dan kerugian pihak ketiga (Puspitasari, 2015).
Dalam prosedur pembayaran klaim, perusahaan perlu melakukan
analisis yang sangat mendalam sebelum memutuskan apakah aplikasi
peserta diterima atau ditolak. Salah satu pertimbangan di sisi administrasi
yaitu dengan melaihat apakah peserta yang bersangkutan telah membayar
preminya atau belum (Sula, 2016).
c) Beban usaha
Beban merupakan pengeluaran berupa kas (uang) atau sesuatu yang
dapat diukur dengan uang untuk memperoleh barang atau jasa yang
memberikan manfaat bagi perusahaan (Mulyadi, 2002). Sedangkan yang
dimaksud dengan beban usaha adalah pengeluaran yang dilakukan untuk
kepentingan operasional dan administrasi perusahaan (Benarda et al.,
2016).
Beban usaha pada asuransi syariah meliputi biaya komisi, ujroh dibayar,
biaya administrasi, beban umum, biaya pemasaran, dan biaya
pengembangan produk (Antonio et al., 2013).
28
2) Variabel Output
a) Dana Tabarru
Dana tabarru merupakan dana yang diberikan peserta kepada
perusahaan dalam bentuk premi asuransi. Serah terima dana ini dilandasi
oleh akad tabarru dimana peserta telah berniat untuk menjadikan dana
tersebut sebagai dana tolong menolong yang dapat digunakan apabila
peserta mengajukan klaim sesuai dengan prosedur yang berlaku (Sula,
2016).
Upaya perusahaan asuransi syariah dalam mengeliminir maysir, gharar,
dan riba dapat dilihat dari bagaimana perusahaan asuransi syariah
mengelola dana tabarru sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya
(pada sub-bab Sistem Operasional Asuransi Umum Syariah dan Sistem
Operasional Asuransi Jiwa Syariah).
b) Pendapatan
Pendapatan diartikan sebagai uang atau hasil material lainnya yang
diperoleh dari penggunaan kekayaan atau jasa yang diterima oleh seseorang
atau perusahaan selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi.
Pendapatan yang diterima oleh seseorang atau perusahaan dapat berupa gaji
(salaries), upah (wages), sewa (rent), bunga (interest), dan laba (profit)
(Firdausa & Arianti, 2013).
29
3. Produktivitas
a. Pengukuran Produktivitas
Istilah produktivitas pertama kali dikenalkan oleh Qusney pada tahun 1776.
Pada skala industri produktivitas berperan sebagai salah satu indikator daya saing
sebuah perusahaan. Untuk mewujudkan perusahaan yang produktif, perusahaan sering
dihadapkan dengan berbagai kendala yang dipengaruhi oleh faktor penggunaan sumber
daya yang tidak tepat selama kegiatan produksi berlangsung (Avianda et al., 2014).
Produktivitas dapat diukur secara parsial maupun secara total. Produktivitas
parsial merupakan hubungan antara output dengan satu input. Contohnya, produktivitas
tenaga kerja yang menunjukkan rata-rata output per tenaga kerja. Sedangkan
produktivitas total atau biasa disebut dengan Total Factor Productivity (TFP)
mengukur hubungan antara output dengan beberapa input secara bersama-sama.
Produktivitas total dinyatakan dalam rasio dari indeks output terhadap indeks input
agregat (Rusydiana, 2018).
Dalam pengukuran produktivitas, yang paling banyak dipakai adalah metode
total factor productivity (TFP). Metode ini dipakai untuk mengatasi kelemahan
perhitungan efisiensi yang lebih dari satu input dan satu output. TFP diukur dengan
menggunakan angka indeks yang dapat mengukur perubahan harga dan kuantitas
sepanjang waktu. Selain itu, TFP juga mengukur perbandingan dan perbedaan antar
entitas. Indeks yang sering digunakan dalam mengukur TFP antara lain: Indeks
Malmquist, Index Tonqvist, Indeks Laspeyers, Indeks Fisher, dan Indeks Pasche.
30
b. Pengukuran Produktivitas dengan Malmquist Productivity Index (MPI)
Indeks Malmquist pertama kali dibuat oleh Sten Malmquist pada
1953 untuk mengukur produktivitas. Kemudian indeks ini dikembangkan
oleh Douglas W. Caves, dkk. pada tahun 1982. Ada dua hal yang dihitung
dalam pengukuran indeks Malmquist yaitu efek catch-up dan efek frontier
shift. Efek catch-up mengukur tingkat perubahan efisiensi relatif dari
periode satu ke periode dua. Sedangkan efek frontier shift mengukur
tingkat perubahan teknologi yang merupakan kombinasi input dan output
dari periode satu ke periode dua. (Rusydiana, 2018).
Indeks Malmquist merupakan indeks bilateral yang digunakan untuk
membandingkan teknologi produksi dua unsur ekonomi. Indeks Malmquist
berlandaskan pada konsep fungsi produksi (production function) yang mengukur
fungsi produksi maksimum dengan batasan input yang sudah ditentukan. Dalam
perhitungannya, indeks ini terdiri atas beberapa hasil yaitu: perubahan efisiensi
(efficiency change), perubahan teknologi (technological change), perubahan efisiensi
teknis murni (pure efficiency change), perubahan efisiensi skala (economic scale
change), dan perubahan faktor produktivitas total (TFP change) (Nurfikasari et al.,
2019).
Menurut Tatje & Lowell (1996) indeks Malmquist memiliki beberapa
kelebihan, yaitu: tidak memerlukan asumsi maksimalisasi laba, tidak mengharuskan
31
adanya data harga pada input dan output, serta hasil perhitungan yang akan
menunjukan dua komponen perhitungan, yaitu: perubahan efisiensi dan perubahan
teknologi.
32
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian sejenis sebagaimana yang tercantum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti/Tahun/Judul Hasil Persamaan Perbedaan
1 (Sabiti et al., 2018) Efisiensi
Asuransi Syariah di Indonesia
dengan pendekatan Data
Envelopment Analysis
a. Kinerja perusahaan asuransi jiwa
syariah yang dijadikan sampel
secara umum sudah cukup efisien
walaupun belum berhasil
mencapai skor sempurna.
b. Kinerja perusahaan asuransi
umum syariah yang dijadikan
sampel secara umum sudah
cukup efisien walaupun belum
berhasil mencapai skor
sempurna.
Metode:
DEA
Variabel
a. Total Aset
b. Dana Tabarru
c. Beban Usaha
d. Pembayaran
Klaim
e. Pendapatan
Usaha
Metode:
a. MPI
b. Uji Kruskal Wallis
Periode Penelitian:
2013 – 2015
2 (Sunarsih & Fitriyani, 2018)
Analisis Efisiensi Asuransi
6 dari 17 perusahaan berhasil
mencapai titik efisien selama
periode penelitian.
Metode:
DEA
Variabel
a. Beban Umum dan
Administrasi
33
Syariah di Indonesia Tahun
2014-2016 dengan
Metode Data Envelopment
Analysis (DEA)
Variabel
a. Total Aset
b. Dana Tabarru
b. Pembayaran klaim
c. Pendapatan
Investasi
Metode:
a. MPI
b. Uji Kruskal Wallis
Periode Penelitian:
2014 – 2016
3 (Tuffahati et al., 2019)
Pengukuran Efisiensi
Asuransi Syariah Dengan
Data Envelopment Analysis
(DEA)
Perusahaan asuransi secara umum
sudah cukup efisien walaupun
belum berhasil mencapai skor
sempurna.
Variabel:
Total Aset
Metode:
a. MPI
b. Uji Kruskal Wallis
Variabel:
a. Biaya Komisi
b. Kontribusi Bruto
34
c. Pendapatan
Investasi
Periode Penelitian:
2012 – 2014
4 (Almulhim, 2019) Analysis
of Takaful vs. Conventional
Insurance Firms’ Efficiency:
Two-stage DEA of Saudi
Arabia’s Insurance Market
Meskipun belum mencapai titik
efisien sempurna, perusahaan
asuransi syariah memiliki kinerja
yang lebih baik dibandingkan
perusahaan asuransi konvensional
Metode:
DEA
Variabel:
Pendapatan Usaha
Metode:
a. MPI
b. Uji Kruskal Wallis
Variabel:
a. Ekuitas
b. Klaim Netto
c. Beban Umum dan
Administrasi
d. Pendapatan
Investasi
e. Premi Netto
f. Premi reasuransi
35
g. Premi tertulis
langsung
Lokasi:
Saudi Arabia
5 (Akhtar, 2018) Performance
analysis of Takaful and
Conventional Insurance
Companies in Saudi Arabia
Efisiensi rata-rata dan produktivitas
perusahaan mulai mengalami
penurunan pada tahun 2015
disebabkan oleh faktor persaingan
perusahaan, tingkat suku bunga
negara, dan harga minyak bumi pada
periode tersebut
Metode:
DEA
Variabel:
Pendapatan Usaha
Metode:
Uji Kruskal Wallis
Variabel
a. Ekuitas
b. Klaim Netto
c. Beban Umum dan
Administrasi
d. Pendapatan
Investasi
e. Premi Netto
Lokasi:
36
Saudi Arabia
Periode Penelitian:
2010 – 2015
6 (Al-Amri, 2015) Takaful
Insurance Efficiency In The
GCC Countries
a. Skor rata-rata efisiensi teknis
menunjukan bahwa perusahaan
asuransi di negara-negara GCC
cukup efisien walaupun belum
mencapai titik sempurna.
b. Industri asuransi UEA dan Qatar
memiliki skor efisiensi tertinggi
sedangkan Arab Saudi dan UEA
paling hemat biaya.
Metode:
DEA
Metode:
a. MPI
b. Uji Kruskal Wallis
Lokasi:
Negara-negara GCC
Variabel:
a. Biaya tenaga kerja
b. Hutang modal
c. Penyertaan modal
d. Klaim
e. Investasi
Periode Penelitian:
37
2004 – 2009
7 (Nurfikasari et al., 2019)
Analisis Produktivitas
Perbankan Syariah Di
Indonesia Berdasarkan
Malmquist Productivity Index
Produktivitas perbankan syariah
pada 12 BUS mengalami
peningkatan sebesar 10,9% dan
peningkatan teknologi sebesar
18,8% selama periode 2016 – 2018
namun mengalami penurunan
efisiensi sebesar 0,4%
Metode:
MPI
Periode Penelitian:
2014 – 2018
Metode:
a. DEA
b. Uji Kruskal Wallis
8 (Abbas et al., 2018)
Determinants of Cost
Efficiency of Takaful and
Conventional
Insurance Firms of Pakistan
a. Total aset dan usia perusahaan
berpengaruh secara signifikan
terhadap efisiensi pada model
CCR
b. Total aset dan usia perusahaan
tidak berpengaruh terhadap
efisiensi pada model BCC
c. Total aset dan usia perusahaan
berpengaruh secara signifikan
terhadap efisiensi pada model
COST.
Metode:
DEA
Variabel:
a. Total Aset
Variabel:
a. Premi Netto
b. Investasi
c. Pendapatan
Investasi
d. Biaya tenaga kerja
e. Ekuitas
Lokasi:
Pakistan
38
Periode Penelitian:
2010 – 2015
9 (Eltivia, 2013) Produktivitas
dan Indeks Malmquist
Pada Bank Di Indonesia
Rata-rata produktivitas Bank
Indonesia mengalami penurunan
pada tahun 2006, 2008, dan 2009.
Sedangkan pada tahun 2205, 2007,
2010, dan 2011 terjadi peningkatan.
Metode:
MPI
Metode:
a. DEA
b. Uji Kruskal Wallis
Periode Penelitian:
2005 – 2011
10 (Hosen & Muhari, 2017)
Efficiency of The Islamic
Rural Bank in Six Zones of
Indonesia Using Non
Parametric and Parametric
Method
BPRS di bagian Timur memiliki
tingkat efisiensi paling tinggi
dengan kedua metode. Sedangkan
BPRS di wilayah Jawa Tengah-
Yogyakarta memiliki tingkat
efisiensi terendah dengan kedua
metode.
Metode:
a. DEA
b. Uji Beda
Metode:
SFA
Periode Penelitian:
2010 – 2015
39
C. Kerangka Pemikiran
Data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan akan diolah untuk
mengestimasi tingkat efisiensi dengan menggunakan metode Data Envelopment
Analysis (DEA) dimana variabel input yang digunakan adalah total aset, beban klaim,
dan beban usaha sedangkan variabel output yang digunakan adalah dana tabarru dan
pendapatan usaha. Pada tahap selanjutnya penulis mengestimasi tingkat produktivitas
yang mengacu pada data panel perusahaan dengan menggunakan Malmquist Index
Productivity.
Setelah mendapatkan hasil perhitungan tingkat efisiensi dengan metode DEA
dan perubahan faktor produktivitas total dengan metode MPI penulis akan melakukan
uji normalitas pada kedua data tersebut. Uji normalitas ini dilakukan untuk menentukan
jenis uji beda yang akan diterapkan. Berikut adalah gambaran dari kerangka pemikiran
penulis dalam penelitian ini.
Terdapat dua perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu DEAP
2.1 yang digunakan untuk pengolahan data dengan metode DEA dan MPI, serta SPSS
22 yang digunakan untuk mengolah data dengan metode uji beda.
40
Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi Umum dan
Jiwa Syariah Indonesia Tahun 2015 – 2018
Skor Efisiensi (DEA) Produktivitas (MPI)
Uji Normalitas
Variabel Input:
Total Aset, Beban Klaim, dan Beban Perusahaan
Variabel Output:
Dana Tabarru, Pendapatan Perusahaan
Uji Kruskal Wallis
Hasil dan Kesimpulan
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini diterapkan pada perusahaan asuransi umum syariah dan
perusahaan asuransi jiwa syariah untuk menghitung tingkat efisiensi dan tingkat
produktivitas masing-masing perusahaan berdasarkan data yang diperoleh dari masing-
masing perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan non-parametrik, yaitu
Data Envelopment Analysis (DEA) dan Malmquist Productivity Index (MPI). Setelah
mendapatkan hasil perhitungan tingkat efisiensi dan tingkat produktivitas, akan
dilakukan uji beda untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan tingkat efisiensi dan
tingkat produktivitas antara perusahaan asuransi umum syariah dengan perusahaan
asuransi jiwa syariah.
Proses perhitungan tingkat efisiensi pada penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan intermediasi dengan asumsi constant return to scale (CRS). Oleh karena
itu penulis menggunakan variabel total aset, beban klaim, dan beban usaha sebagai
variabel input sementara variabel dana tabarru dan pendapatan usaha ditetapkan
sebagai variabel output. Sedangkan orientasi yang dipilih pada penelitian kali ini
adalah orientasi input dimana penulis berasumsi bahwa perusahaan lebih baik
mengoptimalkan usaha sesuai pangsa pasarnya sendiri.
42
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut keseluruhan dari objek penelitian yang lengkap dan jelas
serta memliki karakteristik tertentu (Abdullah & Saebani, 2014). Populasi juga dapat
diartikan sebagai sebuah kumpulan dari semua kemungkinan benda-benda, orang-
orang, dan ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian (Suharyadi & S.K., 2015).
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan asuransi umum dan
asuransi jiwa syariah yang ada di Indonesia yang sudah memiliki izin usaha dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Per Desember 2018 terdapat 59 perusahaan asuransi
syariah yang terdiri dari 7 perusahaan asuransi jiwa syariah, 5 perusahaan asuransi
umum syariah, 23 unit asuransi umum syariah, dan 24 unit asuransi jiwa syariah.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang diambil dari
populasi (Sugiyono, 2017). Sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode
purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel yang membatasi jumlah sampel
sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Berikut adalah
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.
a. Perusahaan asuransi umum dan jiwa syariah yang ada di Indonesia
b. Menerbitkan laporan keuangan selama periode penelitian, yaitu dari tahun 2015
sampai 2018
43
Berdasarkan kriteria di atas maka proses pengambilan sampel yang dilakukan
oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Proses Pengambilan Sampel Perusahaan Asuransi Umum Syariah
No.
Kriteria
Jumlah
Nama Perusahaan
1. Perusahaan asuransi umum
syariah yang ada di Indonesia
selama tahun 2015 – 2018
5 PT Asuransi Takaful Umum
PT Asuransi Chubb Syariah
Indonesia
PT Asuransi Sonwelis Takaful
PT Asuransi Jasindo Syariah
PT Asuransi Askrida Syariah
2. Menerbitkan laporan keuangan
selama periode penelitian, yaitu
dari tahun 2015 sampai 2018
3 PT Asuransi Takaful Umum
PT Asuransi Chubb Syariah
Indonesia
PT Asuransi Sonwelis Takaful
Dengan demikian terdapat tiga perusahaan asuransi umum syariah yang akan
dijadikan sampel pada penelitian ini antara lain: PT Asuransi Takaful Umum, PT
Asuransi Chubb Syariah Indonesia, dan PT Asuransi Sonwelis Takaful.
Tabel 3.2 Proses Pengambilan Sampel Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
No.
Kriteria
Jumlah
Nama Perusahaan
1. Perusahaan asuransi jiwa
syariah yang ada di Indonesia
selama tahun 2015 – 2018
7 PT Asuransi Takaful Keluarga
44
PT Asuransi Jiwa Syariah Al
Amin
PT Asuransi Jiwa Amanah Jiwa
Giri Aratha
PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa
Mitra Abadi
PT Asuransi Jiwa Syariah
Keluarga Indonesia
PT Asuransi Jiwa Syariah
Bumiputera
PT Capital Life Syariah
2. Menerbitkan laporan keuangan
selama periode penelitian, yaitu
dari tahun 2015 sampai 2018
4 PT Asuransi Takaful Keluarga
PT Asuransi Jiwa Syariah Al
Amin
PT Asuransi Jiwa Amanah Jiwa
Giri Aratha
PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa
Mitra Abadi
Dengan demikian terdapat empat perusahaan asuransi umum syariah yang akan
dijadikan sampel pada penelitian ini antara lain: PT Asuransi Takaful Keluarga, PT
Asuransi Jiwa Syariah Al Amin, PT Asuransi Jiwa Amanah Jiwa Giri Aratha, dan PT
Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi.
Berdasarkan tabel 3.1 dan 3.2 maka dapat dilihat bahwa penelitian ini
menggunakan tujuh perusahaan asuransi syariah sebagai sampel penelitian dengan
rincian: tiga perusahaan asuransi umum syariah dan empat perusahaan asuransi jiwa
45
syariah.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder karena
diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang diunggah dalam website resmi masing-
masing perusahaan. Data sekunder adalah data yang tidak diambil oleh peneliti secara
langsung melainkan bersumber dari pihak lain (Sugiyono, 2017).
Penelitian ini menggunakan jenis data panel. Data panel merupakan gabungan
antara data cross section dan data time series. Data cross section menjelaskan
informasi antar unit sedangkan data time series menjelaskan informasi antar waktu
(Sriyana, 2014).
Data panel memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan data cross
section maupun data time series, antara lain: cocok untuk studi perubahan dinamis,
lebih informatif, memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi, mampu mengukur
pengaruh yang tidak dapat diobservasi dengan data cross section maupun data time
series, serta dapat mempelajari model yang lebih kompleks (Suliyanto, 2011).
Adapun data yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat adalah sebagai
berikut:
1. Total Aset 7 perusahaan terpilih yang digunakan sebagai variabel input
diperoleh dari laporan keuangan masing-masing perusahaan pada tahun 2015 –
2018.
46
2. Beban Klaim 7 perusahaan terpilih yang digunakan sebagai variabel input
diperoleh dari laporan keuangan masing-masing perusahaan pada tahun 2015 –
2018.
3. Beban Usaha perusahaan terpilih yang digunakan sebagai variabel input
diperoleh dari laporan keuangan masing-masing perusahaan pada tahun 2015 –
2018.
4. Dana Tabarru 7 perusahaan terpilih yang digunakan sebagai variabel output
diperoleh dari laporan keuangan masing-masing perusahaan pada tahun 2015 –
2018.
5. Pendapatan Usaha 7 perusahaan terpilih yang digunakan sebagai variabel
output diperoleh dari laporan keuangan masing-masing perusahaan pada tahun
2015 – 2018.
Sementara itu, laporan keuangan perusahaan dapat diakses melalui website
resmi masing-masing perusahaan sebagaimana yang termuat dalam tabel 3.3 di bawah
ini:
Tabel 3.3 Website Resmi Perusahaan Asuransi Syariah
No. Nama Perusahaan Website
1 PT Asuransi Takaful Umum www.takafulumum.co.id
2 PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia www.chubbsyariah.co.id
3 PT Asuransi Sonwelis Takaful www.sonwelis.co.id
4 PT Asuransi Takaful Keluarga www.takaful.co.id
47
5 PT Asuransi Jiwa Syariah Al Amin www.alamin-insurance.co.id
6 PT Asuransi Jiwa Amanah Jiwa Giri Aratha www.amanahgitha.com
7 PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi www.jmasyariah.com
D. Metode Pengumpulan Data
1. Field Research
Pada penelitian ini penulis mengolah data panel berupa laporan keuangan tahun
2015, 2016, 2017, dan 2018 yang dikumpulkan melalui website resmi perusahaan
asuransi umum syariah dan perusahaan asuransi jiwa syariah yang dijadikan sebagai
sampel dalam penelitian ini.
2. Library Research
Penulis juga menggunakan data yang diperoleh melalui pengkajian beberapa
referensi seperti buku, artikel, jurnal dan sejenisnya yang berhubungan yang dapat
menunjang penelitian ini.
3. Internet Research
Penulis melakukan penelusuran di internet untuk melengkapi data-data yang
akan digunakan pada penelitian ini. Penelusuran pada penelitian ini dilakukan dengan
mengunjungi laman resmi perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel pada
penelitian ini.
48
E. Metode Pengolahan Data
1. Data Envelopment Analysis (DEA)
DEA merupakan metode non-parametrik yang digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi perusahaan. Dalam penggunaan metode ini penulis menerapkan
pendekatan intermediasi yang sesuai dengan karakter perusahaan asuransi syariah,
yaitu sebagai lembaga keuangan yang bertugas mentrasfer aset keuangan dari unit
surplus kepada unit defisit. Adapun variabel input yang digunakan adalah total aset,
beban klaim, dan beban usaha. Sedangkan variabel output yang digunakan adalah dana
tabarru dan pendapatan usaha.
Pendekatan optimasi yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah
pendekatan CRS (constant return to scale) dimana orientasi yang digunakan pada
adalah orientasi input. Orientasi ini dipilih oleh penulis atas dasar asumsi bahwa
perusahaan asuransi syariah sebaiknya beroperasi sesuai dengan pangsa pasarnya
masing-masing. Hal ini juga diterapkan pada penelitian Sabiti (2018).
2. Malmquist Productivity Index (MPI)
Malmquist Productivity Index (MPI) merupakan indeks yang digunakan untuk
mengukur produktivitas total perusahaan. Data yang diolah untuk mengukur
produktivitas total perusahaan asuransi syariah adalah data panel masing-masing
perusahaan mulai dari tahun 2015 hingga tahun 2018. Adapun variabel input yang
49
digunakan pada pengukuran ini adalah total aset, beban klaim, dan beban usaha.
Sedangkan variabel output yang digunakan adalah dana tabarru dan pendapatan usaha.
Terdapat lima hasil yang akan ditampilkan oleh MPI, yaitu Effch (perubahan
efisiensi teknis), Techch (perubahan teknologi), Pech (perubahan efisiensi murni),
Sech (perubahan efisiensi skala), dan Tfpch (perubahan faktor produktivitas total).
Besar kecilnya Tfpch memiliki arti tertentu yang berkaitan dengan efisiensi dan
perubahan teknologi. Apabila nilai Tfpch > 1 artinya perusahaan yang diukur dapat
dikatakan produktif. Sedangkan apabila Tfpch < 1 menandakan bahwa perusahaan
yang diukur dikatakan tidak produktif. Naik turunnya total produktivitas sebuah
perusahaan dapat disebabkan oleh perubahan efisiensi atau perubahan teknologi
(Afifatun & Wiryono, 2010).
3. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan cara untuk memverifikasi apakah data yang
digunakan telah terdistribusi normal atau tidak. Berkaitan dengan penelitian ini, uji
normalitas dilakukan untuk menentukan uji beda yang akan digunakan. Apabila data
terdistribusi normal, maka uji beda yang dilakukan adalah Independent Sample T-Test.
Sedangkan apabila data tidak terdistribusi normal, maka uji beda yang dilakukan
adalah Uji Kruskal-Wallis. Di samping itu, penelitian yang bersifat non-parametrik
tidak memiliki keharusan bahwa data harus terdistribusi normal (Nurhasanah, 2016).
50
Pengambilan keputusan pada uji normalitas dapat dilakukan melalui uji
Kolmogrov Smirnov dan uji Shapiro Wilk dengan melihat tingkat signifikansi. Apabila
nilai signifikansi ≥ α (α = 0,05), maka H1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa data
terdistribusi normal (Priyatno, 2011).
4. Uji Kruskal Wallis
Uji Kruskal-Wallis pertama kali diperkenalkan oleh W. H. Kruskal dan Wallis
pada tahun 1952 yang merupakan perluasan dari uji Mann-Whitney U-test yang
terbatas pada pengujian dua sampel bebas. Uji ini pun merupakan turunan dari uji
Wilcoxon yang diperuntukan bagi lebih dari dua sampel bebas. Sebagai uji non-
parametrik, uji Kruskal-Wallis ini dapat dilakukan apabila datatidak terdistribusi
normal (Siregar, 2015).
Menurut Siregar (2015) terdapat beberapa asumsi yang digunakan dalam
penerapan uji ini, antara lain sebagai berikut:
1. Data merupakan sampel acak hasil pengamatan
2. Data berskala ordinal
3. Sampel tidak terdistribusi normal
4. Jumlah sampel kecil
5. Variabel yang dioperasikan merupakan variabel acak kontinu
Adapun pengambilan keputusan pada uji Kruskal-Wallis ini dapat dilakukan
dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan membandingkan Hhitung dengan x2tabel.
51
Apabila Hhitung > x2tabel maka H0 diterima dan tidak ada perbedaan yang signifikan pada
kedua sampel. Sedangkan apabila Hhitung ≤ x2tabel maka H0 ditolak dan ada perbedaan
yang signifikan pada kedua sampel. Cara kedua adalah dengan membandingkan p
value dengan nilai α. Apabila p value > α (α = 0,05) maka H0 diterima dan tidak ada
perbedaan yang signifikan pada kedua sampel. Sedangkan apabila p value ≤ α (α =
0,05) maka H0 ditolak dan ada perbedaan yang signifikan antar sampel.
D. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Input
a. Total Aset
Total aset merupakan keseluruhan dari aset lancar dan aset tidak lancar (Abbas
et al., 2018).
b. Beban Klaim
Beban klaim merupakan pembayaran yang dikeluarkan atas pengajuan
kerugian oleh peserta asuransi (Benarda et al., 2016).
c. Beban Usaha
Beban usaha meliputi beban komisi, ujroh dibayar, beban umum dan
administrasi, beban pemasaran, dan beban pengembangan (Antonio et al.,
2013).
52
2. Variabel Output
a. Dana Tabarru
Dana tabarru adalah kontribusi premi yang dibayarkan oleh peserta kepada
perusahaan yang digunakan untuk menutupi setiap kerugian yang diperoleh
peserta sesuai ketentuan polis asuransi (Benarda et al., 2016).
b. Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha merupakan penghasilan yang diperoleh dari berbagai
aktivitas perusahaan, seperti: pengelolaan investasi dana peserta, pendapatan
investasi, pendapatan pengelolaan operasi asuransi, dan pembagian surplus
underwriting (Benarda et al., 2016).
53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Teknik sampling yang diterapkan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling dimana peneliti memberi kriteria tertentu dalam memilih perusahaan yang
akan dijadikan objek penelitian. Metode ini dilakukan karena adanya beberapa kendala,
seperti banyak perusahaan asuransi yang tidak menerbitkan laporan keuangan selama
periode penelitian dan data-data laporan keuangan yang menunjukan nilai nol dan
minus sehingga tidak layak untuk dijadikan data dalam menganalisis efisiensi
menggunakan DEA. Berikut adalah gambaran dari masing-masing perusahaan yang
dijadikan sampel pada penelitian ini.
1. Perusahaan Asuransi Umum Syariah
a. Perusahaan Takaful Umum
Pada tanggal 24 Februrari 1994 TEPATI (Tim Pembentukan Asuransi Takaful
Indonesia) yang terdiri dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Bank
Muamalat Indonesia Tbk, Departemen Keuangan RI, PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri,
para pengusaha Muslim Indonesia, dan Syarikat Takaful Malaysia Bhd menggagas
pendirian PT Syarikat Takaful lndonesia (Takaful lndonesia) sebagai perusahaan
holding asuransi syariah pertama di Indonesia. Dari sinilah perusahaan Takaful Umum
54
lahir pada tanggal 5 Mei 1994 dan beroperasi setelah diresmikan oleh Menristek
sekaligus pendiri ICMI, Prof. Dr. B.J. Habibie tepatnya pada tanggal 2 Juni 1995.
b. Perusahaan Chubb Syariah
Pada tanggal 20 Januari 2010 PT Chubb General Insurance Indonesia
mendirikan PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia (Chubb Syariah) yang bergerak
dalam industri asuransi umum berprinsip syariah. Sebagai anak perusahaan, Chubb
Syariah mendapatkan Izin Usaha di bidang Asuransi Kerugian berdasarkan Prinsip
Syariah dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 3 Agustus 2010.
Perusahaan yang awalnya dikenal dengan nama PT Jaya Proteksi Takaful ini
melakukan perubahan nama menjadi PT Asuransi Chubb Syariah Indonesia setelah
proses akuisisi oleh Chubb Corporation pada tanggal 19 Januari 2017. Dengan
perubahan nama tersebut, Chubb Syariah mendapatkan pembaharuan Izin Usaha dari
Otoritas Jasa Keuangan untuk Izin Usaha di Bidang Asuransi Umum berdasarkan
Prinsip Syariah pada tanggal 22 Februari 2017.
c. Perusahaan Sonwelis Takaful
Perusahaan ini didirikan tanggal 13 April 1964 dengan nama PT. Maskapai
Asuransi Sonwelis dan secara resmi beroperasi pada tanggal 1 Juli 1970 setelah
memperoleh ijin tetap Departemen Keuangan Republik Indonesia. Kemudian pada
tanggal 30 April 2015 perusahaan ini dikonversi menjadi perusahaan asuransi umum
berprinsip syariah berdasarkan keputusan Dewan Komisioner OJK. Sehingga, pada
55
tanggal 25 Juni 2015 PT. Maskapai Asuransi Sonwelis secara resmi berubah nama
menjadi PT. Asuransi Sonwelis Takaful.
2. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
a. Perusahaan Takaful Keluarga
Berasal dari induk yang sama dengan perusahaan Takaful Umum, perusahaan
Takaful Keluarga merupakan perusahaan yang dibentuk oleh Takaful Indonesia yang
menjadi perusahaan asuransi jiwa syariah pertama di Indonesia. Mulai beroperasi sejak
tahun 1994, perusahaan Takaful Keluarga telah mengembangkan berbagai produk
asuransi jiwa berprinsip syariah meliputi perlindungan kesehatan, perlindungan jiwa,
perencanaan hari tua, perencanaan pendidikan anak, serta perencanaan investasi.
b. Perusahaan Al Amin
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Al Amin didirikan pada tanggal 9 September
2009. Kemudian pada tanggal 30 April 2010 PT Asuransi Jiwa Syariah Al Amin
memperoleh Izin usaha Perusahaan di bidang perasuransian ditetapkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia pada Salinan Keputusan Menteri Keuangan Nomor :
KEP-220/KM.10/2010 tentang Pemberian Izin Usaha Di Bidang Asuransi Jiwa
Berdasarkan Prinsip Syariah Kepada PT Asuransi Jiwa Syariah Al Amin tanggal 30
April 2010.
56
c. Perusahaan Amanah Githa
PT Asuransi Jiwa Syariah Amanahjiwa Giri Artha atau lebih dikenal dengan
nama “Amanah Githa”. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2012 oleh pemegang
saham Amanah Githa yaitu Dana Pensiun PERHUTANI yang merupakan anak
perusahaan dari BUMN Perum PERHUTANI dan bekerja sama dengan PT Arga
Bangun Bangsa (ESQ165) yang lebih dikenal sebagai lembaga pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia berbasis spiritual.
d. Perusahaan JMA Syariah
PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk, atau lebih dikenal dengan
sebutan JMA Syariah merupakan perusahaan asuransi jiwa syariah yang dibentuk oleh
KOSPIN JASA dan insan-insan pelaku ekonomi Koperasi Indonesia. Perusahaan ini
didirikan pada tanggal 15 Agustus 2014. JMA Syariah juga secara resmi beroperasi
setelah mendapatkan pengesahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan No. KEP-
96/D.05/2015 untuk beroperasi sebagai asuransi jiwa syariah pada September 2015.
B. Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diolah
dengan metode non-parametrik, yaitu Data Envelopment Analysis. Metode ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dengan mencantumkan beban
klaim, total aset dan beban perusahaan sebagai variabel input; serta dana tabarru dan
pendapatan perusahaan sebagai variabel output.
57
1. Variabel Input Total Aset
Tabel 4.1 Total Aset Perusahaan Asuransi Umum Syariah (dalam juta rupiah)
No. PERUSAHAAN
TAHUN
2015
TAHUN
2016
TAHUN
2017
TAHUN
2018
1 TAKAFUL UMUM 212.872 133.494 81.636 130.776
2 CHUBB SYARIAH 145.356 145.045 218.850 229.964
3 SONWELIS TAKAFUL 61.417 65.069 66.934 79.330
(Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, diolah)
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa Sonwelis Takaful terus mengalami
peningkatan total aset sepanjang periode 2015 hingga 2018, sedangkan Takaful Umum
dan Chubb Syariah mengalami fluktuasi pada total asetnya sepanjang periode 2015
hingga 2018.
Tabel 4.2 Total Aset Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah (dalam juta rupiah)
No. PERUSAHAAN
TAHUN
2015
TAHUN
2016
TAHUN
2017
TAHUN
2018
1 TAKAFUL KELUARGA 1.064.512 1.600.155 1.660.572 1.712.378
2 AL AMIN 488.002 432.956 723.983 623.688
3 AMANAH GITHA 71.504 68.929 87.746 96.885
4 JMA SYARIAH 66.597 68.251 166.267 179.015
(Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, diolah)
Pada kategori perusahaan asuransi jiwa syariah, terdapat dua perusahaan yang
terus mengalami peningkatan total aset sepanjang tahun 2015 – 2018, yaitu Takaful
Keluarga dan JMA Syariah. Sedangkan Al Amin dan Amanah Githa mengalami
fluktuasi pertumbuhan total aset sepanjang tahun 2015 hingga 2018.
58
2. Variabel Input Beban Klaim
Tabel 4.3 Beban Klaim Perusahaan Asuransi Umum Syariah (dalam juta rupiah)
No. PERUSAHAAN
TAHUN
2015
TAHUN
2016
TAHUN
2017
TAHUN
2018
1 TAKAFUL UMUM 31.020 33.040 19.830 3.280
2 CHUBB SYARIAH 25.174 41.138 54.834 48.013
3 SONWELIS TAKAFUL 1.147 3.600 1.634 3.091
(Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, diolah)
Dari tabel di atas terlihat bahwa ketiga perusahaan asuransi umum syariah
mengalami fluktuasi dalam beban klaim. Selama 2015 hingga 2016 beban klaim
Takaful Umum mengalami peningkatan sebelum akhirnya turun pada tahun 2017. Hal
senada juga terjadi pada Sonwelis Takaful. Sedangkan Chubb Syariah mengalami
penurunan pada tahun 2018 setelah mengalami peningkatan selama tahun 2015 hingga
2017.
Tabel 4.4 Beban Klaim Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah (dalam juta rupiah)
No. PERUSAHAAN
TAHUN
2015
TAHUN
2016
TAHUN
2017
TAHUN
2018
1 TAKAFUL KELUARGA 82.730 102.502 104.460 114.918
2 AL AMIN 137.422 212.349 202.156 222.360
3 AMANAH GITHA 4.418 8.434 16.219 8.769
4 JMA SYARIAH 54 2.542 9.881 22.168
(Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, diolah)
Data di atas menunjukan bahwa perusahaan asuransi jiwa Takaful Keluarga dan
JMA Syariah terus mengalami peningkatan beban klaim sepanjang tahun 2015 hingga
2018. Sedangkan Al Amin dan Amanah Githa mengalami fluktuasi dalam beban klaim.
59
3. Variabel Input Beban Usaha
Tabel 4.5 Beban Usaha Perusahaan Asuransi Umum Syariah (dalam juta rupiah)
No. PERUSAHAAN
TAHUN
2015
TAHUN
2016
TAHUN
2017
TAHUN
2018
1 TAKAFUL UMUM 66.806 79.584 31.816 12.941
2 CHUBB SYARIAH 43.080 41.488 40.350 45.433
3 SONWELIS TAKAFUL 7.038 9.810 12.756 13.384
(Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, diolah)
Dari tabel di atas dapat diperhatikan bahwa pada kategori perusahaan asuransi
umum terdapat dua perusahaan yang mengalami fluktuasi beban usaha yaitu Takaful
Umum dan Chubb Syariah, sementara Sonwelis Takaful setiap tahunnya mengalami
peningkatan beban usaha sepanjang periode 2015 – 2018.
Tabel 4.6 Beban Usaha Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah (dalam juta rupiah)
No. PERUSAHAAN
TAHUN
2015
TAHUN
2016
TAHUN
2017
TAHUN
2018
1 TAKAFUL KELUARGA 108.041 108.946 100.730 110.596
2 AL AMIN 64.930 62.701 73.995 70.536
3 AMANAH GITHA 18.388 18.820 17.807 20.309
4 JMA SYARIAH 3.841 6.974 9.928 14.541
(Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, diolah)
Pada kategori perusahaan asuransi jiwa syariah terdapat JMA Syariah yang
terus mengalami peningkatan beban usaha sepanjang tahun 2015 hingga 2018.
Sedangkan tiga perusahaan lainnya yaitu Takaful KEluarga, Al Amin dan Amanah
Githa mengalami fluktuasi pertumbuhan beban usaha sepanjang periode 2015 hingga
2018.
60
4. Variabel Output Dana Tabarru
Tabel 4.7 – Dana Tabarru Perusahaan Asuransi Umum Syariah (dalam juta rupiah)
No. PERUSAHAAN
TAHUN
2015
TAHUN
2016
TAHUN
2017
TAHUN
2018
1 TAKAFUL UMUM 43.681 33.986 25.952 27.042
2 CHUBB SYARIAH 4.315 1.542 2.987 5.502
3 SONWELIS TAKAFUL 229 1.692 3.012 4.945
(Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, diolah)
Dalam hal dana tabarru perusahaan asuransi umum syariah, Sonwelis Takaful
terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya selama 2016 hingga 2018. Sedangkan
pertumbuhan dana tabarru Takaful Umum dan Chubb Syariah mengalami fluktuasi
sepanjang periode 2015 hingga 2018.
Tabel 4.8 – Dana Tabarru Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah (dalam juta rupiah)
No. PERUSAHAAN
TAHUN
2015
TAHUN
2016
TAHUN
2017
TAHUN
2018
1 TAKAFUL KELUARGA 89.239 105.113 112.320 138.462
2 AL AMIN 143.176 166.966 145.589 156.838
3 AMANAH GITHA 2.236 3.950 5.445 9.770
4 JMA SYARIAH 584 743 1.107 1.127
(Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, diolah)
Sepanjang tahun 2015 hingga 2018 terdapat tiga perusahaan asuransi jiwa
syariah yang terus mengalami peningkatan jumlah dana tabarru yang terhimpun, yaitu
Takaful Keluarga, Amanah Githa, dan JMA Syariah. Sedangkan Al Amin sempat
mengalami penurunan pada tahun 2017.
61
5. Variabel Output Pendapatan Usaha
Tabel 4.9 Beban Usaha Perusahaan Asuransi Umum Syariah (dalam juta rupiah)
No. PERUSAHAAN
TAHUN
2015
TAHUN
2016
TAHUN
2017
TAHUN
2018
1 TAKAFUL UMUM 59508 55701 28498 11549
2 CHUBB SYARIAH 37944 40842 34375 43231
3 SONWELIS TAKAFUL 7128 9710 12485 12354
(Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, diolah)
Sepanjang tahun 2015 hingga 2018 Takaful Umum terus mengalami penurunan
pendapatan usaha sementara Sonwelis Takaful setiap tahunnya mengalami
peningkatan pendapatan usaha. Di sisi lain Chubb Syariah mengalami fluktuasi
pendapatan usaha sepanjang tahun 2015 hingga 2018.
Tabel 4.10 Pendapatan Usaha Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah (dalam juta
rupiah)
No. PERUSAHAAN
TAHUN 2015
TAHUN 2016
TAHUN 2017
TAHUN 2018
1 TAKAFUL KELUARGA 120387 132241 114458 110494
2 AL AMIN 71339 69749 76538 77509
3 AMANAH GITHA 10169 12683 14716 13269
4 JMA SYARIAH 6062 6499 8023 14793
(Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan, diolah)
Dari sisi perusahaan asuransi jiwa syariah terdapat dua perusahaan yang terus
mengalami peningkatan pendapatan usaha setiap tahunnya, yaitu Amanah Githa dan
JMA Syariah. Sedangkan dua perusahaan lainnya, yaitu Takaful Keluarga dan Al Amin
setiap tahunnya mengalami fluktuasi pendapatan usaha sepanjang tahun 2016 hingga
2018.
62
C. Hasil Perhitungan Tingkat Efisiensi dengan Metode DEA
Perhitungan efisiensi ini dilakukan dengan mengolah variabel total aset, beban
klaim, dan beban usaha sebagai variabel input dan variabel dana tabarru serta
pendapatan usaha sebagai variabel ouput. Perangkat lunak yang digunakan dalam tahap
ini adalah DEAP 2.1. Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi menggunakan metode
DEA, diperoleh hasil di bawah ini.
Tabel 4.11 Tingkat Efisiensi Perusahaan Asuransi Umum Syariah dan Perusahaan
Asuransi Jiwa Syariah Tahun 2015 - 2018
Tahun
Asuransi Umum Syariah Asuransi Jiwa Syariah
TU CH SW TK AA AG JM
2015 1 0.984 1 1 1 1 1
2016 1 1 1 1 1 1 1
2017 1 0.870 1 1 1 1 0.741
2018 1 1 1 1 1 1 1
Rata-Rata 1 0.964 1 1 1 1 0.935
TU = Takaful Umum
CH = Chubb Syariah
SW = Sonwelis Takaful
TK = Takaful Keluarga
AA = Al Amin
AG = Amanah Githa
63
Pada kategori perusahaan asuransi umum syariah, terdapat dua perusahaan
yang telah beroperasi secara efisien selama periode penelitian, yaitu perusahaan
Takaful Umum dan Sonwelis Takaful. Sedangkan satu perusahaan lainnya, yaitu
Chubb Syariah mengalami fluktuasi pada efisiensi perusahaannya yang disebabkan
oleh inefisiensi yang terjadi pada tahun 2015 dan 2017. Sedangkan pada kategori
perusahaan asuransi jiwa syariah terdapat tiga perusahaan yang beroperasi secara
efisien selama periode penelitian dengan nilai efisiensi rata-rata mencapai 1. Di sisi
lain terdapat satu perusahaan yang mengalami inefisensi pada tahun 2017, yaitu
perusahaan JMA Syariah.
D. Pembahasan Tingkat Efisiensi Perusahaan Asuransi Umum Syariah
1. Tingkat Efisiensi Perusahaan Takaful Umum
Tabel 4.12 - Tingkat Efisiensi Perusahaan Takaful Umum Tahun 2015 - 2018
Tahun Variabel Aktual Target Selisih Tingkat
Efisiensi
2015
Total Aset 212872 212872 0
100%
Beban Klaim 31020 31020 0
Beban Usaha 66806 66806 0
Dana Tabarru 43681 43681 0
Pendapatan Usaha 59508 59508 0
2016
Total Aset 133494 133494 0
100%
Beban Klaim 33040 33040 0
Beban Usaha 79584 79584 0
Dana Tabarru 33986 33986 0
Pendapatan Usaha 55701 55701 0
2017
Total Aset 81636 81636 0
100% Beban Klaim 19830 19830 0
Beban Usaha 31816 31816 0
64
Dana Tabarru 25952 25952 0
Pendapatan Usaha 28498 28498 0
2018
Total Aset 130776 130776 0
100%
Beban Klaim 3280 3280 0
Beban Usaha 12941 12941 0
Dana Tabarru 27042 27042 0
Pendapatan Usaha 11549 11549 0
Tingkat Efisiensi Rata-Rata 100%
(Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1)
Tabel di atas memperlihatkan bahwa perusahaan Takaful Umum telah
mencapai tingkat efisiensi sebesar 100% di setiap tahunnya. Artinya, perusahaan
dikatakan efisien selama periode penelitian. Pencapaian ini mengindikasikan bahwa
perusahaan Takaful Umum telah mengoptimalkan pemanfaatan input yang ada.
Pada variabel total aset nilai aktual dengan nilai target tidak memiliki selisih.
Artinya, perusahaan telah melakukan manajemen aset dengan baik sehingga tidak
terjadi pemborosan akibat biaya perawatan atau pun biaya-biaya lain yang ditimbulkan
oleh aset-aset yang dinilai sudah tidak dapat memberikan pelayanan yang ekonomis
terhadap operasional perusahaan.
Kemudian pada variabel beban klaim perusahaan Takaful Umum berhasil
memenuhi nilai target beban klaim. Hal ini menunjukan bahwa dana tabarru yang
menjadi sumber yang menutupi beban klaim ini telah dikelola dengan baik melalui
proses underwriting dan pengelolaan investasi yang tepat. Sehingga tidak terjadi defisit
dan klaim-klaim yang dibayarkan kepada pemegang polis dapat tertutupi.
Di sisi lain beban-beban usaha seperti beban gaji pegawai, beban administrasi,
dan beban-beban lainnya yang dikeluarkan untuk keperluan usaha terlihat masih
65
terkontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari kesesuaian antara nilai target beban usaha
dengan nilai aktual beban usaha.
Selain itu perusahaan telah mengumpulkan dana tabarru yang sesuai dengan
target. Dana tabarru memiliki peran yang sangat krusial dalam operasional asuransi
syariah dimana dana ini menjadi hak pemegang polis apabila terjadi klaim. Dana
tabarru yang memenuhi target mencerminkan bahwa perusahaan telah cukup baik
dalam menarik minat masyarakat melalui upaya promosi dan pemasaran produk-
produknya serta perusahaan dianggap telah melakukan upaya proses underwriting yang
tepat. Underwriting merupakan sebuah proses dimana perusahaan mempertimbangkan
apakah asuransi calon tertanggung dapat tertutupi atau tidak.
Pada sisi pendapatan usaha perusahaan Takaful Umum telah memenuhi
targetnya. Pendapatan usaha dapat bersumber dari pendapatan investasi, pendapatan
ujroh pengelolaan investasi dana peserta, pendapatan ujroh pengelolaan investasi dana
tabarru, dan bagi hasil surplus underwriting. Dengan terpenuhinya target pendapatan
usaha perusahaan Takaful Umum menandakan bahwa perusahaan Takaful Umum telah
cukup baik dalam mengelola portfolio investasi dan dana peserta. Sehingga jumlah
perolehan ujroh dari pengelolaan dana-dana tersebut dapat dimaksimalkan.
66
2. Tingkat Efisiensi Perusahaan Chubb Syariah
Tabel 4.13 Tingkat Efisiensi Perusahaan Chubb Syariah Tahun 2015 - 2018
Tahun Variabel Aktual Target Selisih Tingkat
Efisiensi
2015
Total Aset 145356 143063 -2292
98.4%
Beban Klaim 25174 19255 -5919
Beban Usaha 43080 42400 -679
Dana Tabarru 4315 26831 22516
Pendapatan Usaha 37944 37944 0
2016
Total Aset 145045 145045 0
100%
Beban Klaim 41138 41138 0
Beban Usaha 41488 41488 0
Dana Tabarru 1542 1542 0
Pendapatan Usaha 40842 40842 0
2017
Total Aset 218850 184289 -34560
87%
Beban Klaim 54834 4498 -50335
Beban Usaha 40350 35121 -5229
Dana Tabarru 2987 8292 5306
Pendapatan Usaha 34375 34375 0
2018
Total Aset 229964 229964 0
100%
Beban Klaim 48013 48013 0
Beban Usaha 45433 45433 0
Dana Tabarru 5502 5502 0
Pendapatan Usaha 43231 43231 0
Tingkat Efisiensi Rata-Rata 96.35%
(Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1)
Tabel menunjukan bahwa perusahaan Chubb Syariah mengalami fluktuasi
tingkat efisiensi sepanjang periode penelitian. Di tahun 2015 dan tahun 2017 terjadi
inefisiensi pada variabel input total aset, beban klaim, dan beban usaha. Di sisi lain
inefisiensi juga terjadi pada variabel output, yaitu dana tabarru.
Pada tahun 2015 perusahaan Chubb Syariah dinilai mengalami pemborosan
pada total aset sebesar Rp 2.292 juta. Sedangkan pada tahun 2017 pemborosan total
67
aset terjadi sebesar Rp 34.560 juta. Pemborosan pada variabel total aset ini dapat
disebabkan oleh manajeman aset yang kurang baik, sehingga perusahaan melakukan
pengeluaran (seperti biaya perawatan) pada aset-aset yang tidak lagi memberikan
manfaat ekonomis yang optimal terhadap operasional perusahaan. Pada kondisi seperti
ini perusahaan Chubb Syariah disarankan untuk kembali melakukan evaluasi kinerja
aset sehingga perusahaan dapat mengklasifikasi aset yang memerlukan pembaharuan
dan aset yang perlu dihapus. Hal demikian sejalan dengan siklus alur aset (Sugiama,
2013).
Di sisi variabel beban klaim perusahaan Chubb Syariah telah mengalami
pemborosan sebesar Rp 5.919 pada tahun 2015 dan pemborosan sebesar Rp 50.335
pada tahun 2017. Namun karena pembayaran pada beban klaim menggunakan dana
tabarru yang telah menjadi hak pemegang polis saat terjadi klaim, sehingga perusahaan
tidak diperkenankan menahan dana tersebut, maka perbaikan pada variabel beban
klaim ini dapat dilakukan melalui perbaikan proses underwriting. Proses ini dapat
meninjau besaran premi yang harus dibayarkan oleh pemegang polis, sehingga proses
underwriting yang tepat akan menciptakan keadilan dimana pemegang polis membayar
premi yang proporsional dengan tingkat risiko yang ditaksir oleh perusahaan.
Pada variabel beban usaha perusahaan Chubb Syariah mengalami pemborosan
sebesar Rp 679 juta di tahun 2015 dan sebesar Rp 5.229 juta di tahun 2017.
Pemborosan yang terjadi pada beban usaha ini menunjukan bahwa perusahaan Chubb
Syariah mengalami pengeluaran dana yang besar untuk membiayai segala sesuatu yang
68
berkaitan dengan administrasi dan keperluan umum perusahaan, seperti biaya tenaga
kerja tak sebanding dengan kinerjanya.
Pada variabel output dana tabarru, perusahaan Chubb Syariah seharusnya dapat
meningkatkan perolehan sebesar Rp 22.516 juta pada tahun 2015 dan sebesar Rp 5.306
pada tahun 2017. Hal ini perlu dilakukan karena dana tabarru memiliki peranan yang
sangat penting dalam membayar klaim yang diajukan oleh para pemegang polis.
Peningkatan pada penghimpunan dana tabarru dapat dilakukan melalui upaya promosi,
pengembangan, dan pemasaran produk yang lebih luas sehingga dapat menarik minat
masyarakat. Kemudian upaya perbaikan mekanisme underwriting pun perlu dilakukan
dimana pada tahap ini perusahaan dapat menaksir risiko calon tertanggung dan
menentukan besaran premi yang harus dibayar saat di awal perjanjian.
3. Tingkat Efisiensi Perusahaan Sonwelis Takaful
Tabel 4.14 Tingkat Efisiensi Perusahaan Sonwelis Syariah Tahun 2015 - 2018
Tahun Variabel Actual Target Selisih Tingkat
Efisiensi
2015
Total Aset 61417 61417 0
100%
Beban Klaim 1147 1147 0
Beban Usaha 7038 7038 0
Dana Tabarru 229 229 0
Pendapatan Usaha 7128 7128 0
2016
Total Aset 65069 65069 0
100%
Beban Klaim 3600 3600 0
Beban Usaha 9810 9810 0
Dana Tabarru 1692 1692 0
Pendapatan Usaha 9710 9710 0
2017 Total Aset 66934 66934 0 100%
69
Beban Klaim 1634 1634 0
Beban Usaha 12756 12756 0
Dana Tabarru 3012 3012 0
Pendapatan Usaha 12485 12485 0
2018
Total Aset 79330 79330 0
100%
Beban Klaim 3091 3091 0
Beban Usaha 13384 13384 0
Dana Tabarru 4945 4945 0
Pendapatan Usaha 12354 12354 0
Rata-Rata Tingkat Efisiensi 100%
(Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1)
Tabel di atas menunjukan bahwa sepanjang periode penelitian perusahaan
Sonwelis Takaful berada pada kondisi yang efisien. Dengan kata lain perusahaan
Sonwelis Takaful telah beroperasi dengan mengoptimalkan pemanfaatan input yang
ada.
Nilai aktual total aset dengan nilai target total aset tidak memiliki selisih.
Artinya, manajemen aset yang dilakukan oleh perusahaan Sonwelis Takaful dapat
dikatakan cukup baik sehingga tidak terjadi pemborosan akibat biaya perawatan atau
pun biaya-biaya lain yang ditimbulkan oleh aset-aset yang dinilai sudah tidak dapat
memberikan pelayanan yang ekonomis terhadap operasional perusahaan.
Selanjutnya pada variabel beban klaim perusahaan Sonwelis Takaful telah
memenuhi nilai targetnya. Hal ini menunjukan bahwa klaim-klaim yang diajukan oleh
para pemegang polis dapat tertutupi oleh perusahaan tanpa mengalami defisit. Hal ini
mencerminkan bahwa dana tabarru yang menjadi sumber pembayaran klaim telah
dikelola dengan baik melalui proses underwriting dan pengelolaan investasi yang tepat.
70
Kemudian selama periode penelitian perusahaan Sonwelis Takaful telah
melakukan pengendalian yang baik atas pengeluaran pada beban-beban usaha seperti
beban gaji pegawai, beban administrasi, dan beban-beban operasional lainnya. Hal
tersebut dapat dilihat dari kesesuaian antara nilai target beban usaha dengan nilai aktual
beban usaha.
Selain itu dana tabarru perusahaan Sonwelis Takaful telah memenuhi target.
Dana tabarru memiliki peran yang sangat krusial dalam operasional asuransi syariah
dimana dana ini menjadi hak pemegang polis apabila terjadi klaim. Dana tabarru yang
memenuhi target mencerminkan bahwa perusahaan telah cukup baik dalam menarik
minat masyarakat melalui upaya promosi dan pemasaran produk-produknya serta
perusahaan dianggap telah melakukan upaya proses underwriting yang tepat.
Underwriting merupakan sebuah proses dimana perusahaan mempertimbangkan
apakah asuransi calon tertanggung dapat tertutupi atau tidak.
Pada sisi pendapatan usaha perusahaan Sonwelis Takaful telah memenuhi
targetnya. Pendapatan usaha dapat bersumber dari pendapatan investasi, pendapatan
ujroh pengelolaan investasi dana peserta, pendapatan ujroh pengelolaan investasi dana
tabarru, dan bagi hasil surplus underwriting. Dengan terpenuhinya target pendapatan
usaha perusahaan Sonwelis Takaful menandakan bahwa perusahaan Sonwelis Takaful
telah cukup baik dalam mengelola portfolio investasi dan dana peserta. Sehingga
jumlah perolehan ujroh dari pengelolaan dana-dana tersebut dapat dimaksimalkan.
71
E. Pembahasan Tingkat Efisiensi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
1. Tingkat Efisiensi Perusahaan Takaful Keluarga
Tabel 4.15 Tingkat Efisiensi Perusahaan Takaful Keluarga Tahun 2015 - 2018
Tahun Variabel Actual Target Selisih Tingkat
Efisiensi
2015
Total Aset 1064512 1064512 0
100.0%
Beban Klaim 82730 82730 0
Beban Usaha 108041 108041 0
Dana Tabarru 89239 89239 0
Pendapatan Usaha 120387 120387 0
2016
Total Aset 1600155 1600155 0
100%
Beban Klaim 102502 102502 0
Beban Usaha 108946 108946 0
Dana Tabarru 105113 105113 0
Pendapatan Usaha 132241 132241 0
2017
Total Aset 1660572 1660572 0
100%
Beban Klaim 104460 104460 0
Beban Usaha 100730 100730 0
Dana Tabarru 112320 112320 0
Pendapatan Usaha 114458 114458 0
2018
Total Aset 1712378 1712378 0
100%
Beban Klaim 114918 114918 0
Beban Usaha 110596 110596 0
Dana Tabarru 138462 138462 0
Pendapatan Usaha 110494 110494 0
Rata-Rata Tingkat Efisiensi 100%
(Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1)
Hasil perhitungan efisiensi di atas menunjukan bahwa perusahaan Takaful
Keluarga telah beroperasi secara efisien selama periode penelitian. Kesesuaian nilai
aktual dengan nilai target keseluruhan variabel menandakan bahwa perusahaan telah
mengoptimalkan pemanfaatan input yang ada.
72
Kesesuaian nilai aktual dan nilai target pada variabel total aset mengindikasikan
bahwa perusahaan Takaful Keluarga telah melakukan manajemen aset dengan baik,
sehingga tidak terjadi pemborosan akibat biaya perawatan atau pun biaya-biaya lain
yang ditimbulkan oleh aset-aset yang dinilai sudah tidak dapat memberikan pelayanan
yang ekonomis terhadap operasional perusahaan.
Kemudian pada variabel beban klaim perusahaan Takaful Keluarga telah
memenuhi nilai targetnya. Hal ini menunjukan bahwa klaim-klaim yang diajukan oleh
para pemegang polis dapat tertutupi oleh perusahaan tanpa mengalami defisit. Hal ini
mencerminkan bahwa dana tabarru yang menjadi sumber pembayaran klaim telah
dikelola dengan baik melalui proses underwriting dan pengelolaan investasi yang tepat.
Pada variabel beban usaha, selama periode penelitian perusahaan Takaful
Keluarga telah melakukan pengendalian yang baik atas pengeluaran pada beban-beban
usaha seperti beban gaji pegawai, beban administrasi, serta beban-beban operasional
lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari kesesuaian antara nilai target beban usaha
dengan nilai aktual beban usaha.
Selanjutnya pada variabel dana tabarru perusahaan Takaful Keluarga telah
memenuhi target. Dana tabarru memiliki peran yang sangat krusial dalam operasional
asuransi syariah dimana dana ini menjadi hak pemegang polis apabila terjadi klaim.
Dana tabarru yang memenuhi target mencerminkan bahwa perusahaan telah cukup
baik dalam menarik minat masyarakat melalui upaya promosi dan pemasaran produk-
produknya serta perusahaan dianggap telah melakukan upaya proses underwriting yang
73
tepat. Underwriting merupakan sebuah proses dimana perusahaan mempertimbangkan
apakah asuransi calon tertanggung dapat tertutupi atau tidak.
Pada sisi pendapatan usaha perusahaan Takaful Keluarga telah memenuhi
targetnya. Pendapatan usaha dapat bersumber dari pendapatan investasi, pendapatan
ujroh pengelolaan investasi dana peserta, pendapatan ujroh pengelolaan investasi dana
tabarru, dan bagi hasil surplus underwriting. Dengan terpenuhinya target pendapatan
usaha perusahaan Takaful Keluarga menandakan bahwa perusahaan telah melakukan
pengelolaan yang baik terhadap portfolio investasi dan dana peserta. Sehingga jumlah
perolehan ujroh dari pengelolaan dana-dana tersebut dapat dimaksimalkan.
2. Tingkat Efisiensi Perusahaan Al Amin
Tabel 4.16 Tingkat Efisiensi Perusahaan Al Amin Tahun 2015 - 2018
Tahun Variabel Actual Target Selisih Tingkat
Efisiensi
2015
Total Aset 488002 488002 0
100%
Beban Klaim 137422 137422 0
Beban Usaha 64930 64930 0
Dana Tabarru 143176 143176 0
Pendapatan Usaha 71339 71339 0
2016
Total Aset 432956 432956 0
100%
Beban Klaim 212349 212349 0
Beban Usaha 62701 62701 0
Dana Tabarru 166966 166966 0
Pendapatan Usaha 69749 69749 0
2017
Total Aset 723983 723983 0
100%
Beban Klaim 202156 202156 0
Beban Usaha 73995 73995 0
Dana Tabarru 145589 145589 0
Pendapatan Usaha 76538 76538 0
74
2018
Total Aset 623688 623688 0
100%
Beban Klaim 222360 222360 0
Beban Usaha 70536 70536 0
Dana Tabarru 156838 156838 0
Pendapatan Usaha 77509 77509 0
Rata-Rata Tingkat Efisiensi 100%
(Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1)
Tabel di atas memperlihatkan bahwa perusahaan Al Amin telah mencapai
tingkat efisiensi sebesar 100% di setiap tahunnya. Artinya, perusahaan dikatakan
efisien selama periode penelitian. Pencapaian ini mengindikasikan bahwa perusahaan
Takaful Umum telah mengoptimalkan pemanfaatan input yang ada.
Pada variabel total aset nilai aktual dengan nilai target tidak memiliki selisih.
Artinya, perusahaan telah melakukan manajemen aset dengan baik sehingga tidak
terjadi pemborosan akibat biaya perawatan atau pun biaya-biaya lain yang ditimbulkan
oleh aset-aset yang dinilai sudah tidak dapat memberikan pelayanan yang ekonomis
terhadap operasional perusahaan.
Kemudian pada variabel beban klaim perusahaan Al Amin berhasil memenuhi
nilai target beban klaim. Hal ini menunjukan bahwa dana tabarru yang menjadi sumber
yang menutupi beban klaim ini telah dikelola dengan baik melalui proses underwriting
dan pengelolaan investasi yang tepat. Sehingga tidak terjadi defisit dan klaim-klaim
yang dibayarkan kepada pemegang polis dapat tertutupi.
Di sisi lain beban-beban usaha seperti beban gaji pegawai, beban administrasi,
dan beban-beban lainnya yang dikeluarkan untuk keperluan usaha terlihat masih
75
terkontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari kesesuaian antara nilai target beban usaha
dengan nilai aktual beban usaha.
Selain itu perusahaan telah mengumpulkan dana tabarru yang sesuai dengan
target. Dana tabarru memiliki peran yang sangat krusial dalam operasional asuransi
syariah dimana dana ini menjadi hak pemegang polis apabila terjadi klaim. Dana
tabarru yang memenuhi target mencerminkan bahwa perusahaan telah cukup baik
dalam menarik minat masyarakat melalui upaya promosi dan pemasaran produk-
produknya serta perusahaan dianggap telah melakukan upaya proses underwriting yang
tepat. Underwriting merupakan sebuah proses dimana perusahaan mempertimbangkan
apakah asuransi calon tertanggung dapat tertutupi atau tidak.
Pada sisi pendapatan usaha perusahaan Al Amin telah memenuhi targetnya.
Pendapatan usaha dapat bersumber dari pendapatan investasi, pendapatan ujroh
pengelolaan investasi dana peserta, pendapatan ujroh pengelolaan investasi dana
tabarru, dan bagi hasil surplus underwriting. Dengan terpenuhinya target pendapatan
usaha perusahaan Al Amin menandakan bahwa perusahaan telah cukup baik dalam
mengelola portfolio investasi dan dana peserta. Sehingga jumlah perolehan ujroh dari
pengelolaan dana-dana tersebut dapat dimaksimalkan.
76
3. Tingkat Efisiensi Perusahaan Amanah Githa
Tabel 4.17 Tingkat Efisiensi Perusahaan Tahun 2015 - 2018
Tahun Variabel Actual Target Selisih Tingkat
Efisiensi
2015
Total Aset 71504 71504 0
100.0%
Beban Klaim 4418 4418 0
Beban Usaha 18388 18388 0
Dana Tabarru 2236 2236 0
Pendapatan Usaha 10169 10169 0
2016
Total Aset 68929 68929 0
100%
Beban Klaim 8434 8434 0
Beban Usaha 18820 18820 0
Dana Tabarru 3950 3950 0
Pendapatan Usaha 12683 12683 0
2017
Total Aset 87746 87746 0
100%
Beban Klaim 16219 16219 0
Beban Usaha 17807 17807 0
Dana Tabarru 5445 5445 0
Pendapatan Usaha 14716 14716 0
2018
Total Aset 96885 96885 0
100%
Beban Klaim 8769 8769 0
Beban Usaha 20309 20309 0
Dana Tabarru 9770 9770 0
Pendapatan Usaha 13269 13269 0
Rata-Rata Tingkat Efisiensi 100%
(Sumber: Data diolah dengan DEAP .1)
Tabel di atas menunjukan bahwa sepanjang periode penelitian perusahaan
Amanah Githa berada pada kondisi yang efisien. Dengan kata lain perusahaan Amanah
Githa telah beroperasi dengan mengoptimalkan pemanfaatan input yang ada.
Nilai aktual total aset dengan nilai target total aset tidak memiliki selisih.
Artinya, manajemen aset yang dilakukan oleh perusahaan Amanah Githa dapat
dikatakan cukup baik sehingga tidak terjadi pemborosan akibat biaya perawatan atau
77
pun biaya-biaya lain yang ditimbulkan oleh aset-aset yang dinilai sudah tidak dapat
memberikan pelayanan yang ekonomis terhadap operasional perusahaan.
Selanjutnya pada variabel beban klaim perusahaan Amanah Githa telah
memenuhi nilai targetnya. Hal ini menunjukan bahwa klaim-klaim yang diajukan oleh
para pemegang polis dapat tertutupi oleh perusahaan tanpa mengalami defisit. Hal ini
mencerminkan bahwa dana tabarru yang menjadi sumber pembayaran klaim telah
dikelola dengan baik melalui proses underwriting dan pengelolaan investasi yang tepat.
Kemudian selama periode penelitian perusahaan Amanah Githa telah
melakukan pengendalian yang baik atas pengeluaran pada beban-beban usaha seperti
beban gaji pegawai, beban administrasi, dan beban-beban operasional lainnya. Hal
tersebut dapat dilihat dari kesesuaian antara nilai target beban usaha dengan nilai aktual
beban usaha.
Selain itu dana tabarru perusahaan Amanah Githa telah memenuhi target.
Dana tabarru memiliki peran yang sangat krusial dalam operasional asuransi syariah
dimana dana ini menjadi hak pemegang polis apabila terjadi klaim. Dana tabarru yang
memenuhi target mencerminkan bahwa perusahaan telah cukup baik dalam menarik
minat masyarakat melalui upaya promosi dan pemasaran produk-produknya serta
perusahaan dianggap telah melakukan upaya proses underwriting yang tepat.
Underwriting merupakan sebuah proses dimana perusahaan mempertimbangkan
apakah asuransi calon tertanggung dapat tertutupi atau tidak.
Pada sisi pendapatan usaha perusahaan Amanah Githa telah memenuhi
targetnya. Pendapatan usaha dapat bersumber dari pendapatan investasi, pendapatan
78
ujroh pengelolaan investasi dana peserta, pendapatan ujroh pengelolaan investasi dana
tabarru, dan bagi hasil surplus underwriting. Dengan terpenuhinya target pendapatan
usaha perusahaan Amanah Githa menandakan bahwa perusahaan telah cukup baik
dalam mengelola portfolio investasi dan dana peserta. Sehingga jumlah perolehan
ujroh dari pengelolaan dana-dana tersebut dapat dimaksimalkan.
4. Tingkat Efisiensi Perusahaan JMA Syariah
Tabel 4.18 Tingkat Efisiensi Perusahaan JMA Syariah Tahun 2015 - 2018
Tahun Variabel Actual Target Selisih Tingkat
Efisiensi
2015
Total Aset 66597 66597 0
100%
Beban Klaim 54 54 0
Beban Usaha 3841 3841 0
Dana Tabarru 584 584 0
Pendapatan Usaha 6062 6062 0
2016
Total Aset 68251 68251 0
100%
Beban Klaim 2542 2542 0
Beban Usaha 6974 6974 0
Dana Tabarru 743 743 0
Pendapatan Usaha 6499 6499 0
2017
Total Aset 166267 116398 -49868
74.1%
Beban Klaim 9881 7322 -2559
Beban Usaha 9928 7060 -2867
Dana Tabarru 1107 7873 6766
Pendapatan Usaha 8023 8023 0
2018
Total Aset 179015 179015 0
100%
Beban Klaim 22168 22168 0
Beban Usaha 14541 14541 0
Dana Tabarru 1127 1127 0
Pendapatan Usaha 14793 14793 0
Rata-Rata Tingkat Efisiensi 93,53%
(Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1)
79
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perusahaan JMA Syariah mengalami
fluktuasi tingkat efisiensi sepanjang periode penelitian. Di tahun 2017 terjadi
inefisiensi pada variabel input total aset, beban klaim, dan beban usaha. Di sisi lain
inefisiensi juga terjadi pada variabel output, yaitu dana tabarru.
Pada tahun 2017 perusahaan JMA Syariah dinilai mengalami pemborosan pada
total aset sebesar Rp 49.868 juta. Pemborosan pada variabel total aset ini dapat
disebabkan oleh manajeman aset yang kurang baik, sehingga perusahaan melakukan
pengeluaran (seperti biaya perawatan) pada aset-aset yang tidak lagi memberikan
manfaat ekonomis yang optimal terhadap operasional perusahaan. Pada kondisi seperti
ini perusahaan Chubb Syariah disarankan untuk kembali melakukan evaluasi kinerja
aset sehingga perusahaan dapat mengklasifikasi aset yang memerlukan pembaharuan
dan aset yang perlu dihapus.
Di sisi variabel beban klaim perusahaan JMA Syariah telah mengalami
pemborosan sebesar Rp 2.559 juta pada tahun 2017. Namun karena pembayaran pada
beban klaim menggunakan dana tabarru yang telah menjadi hak pemegang polis saat
terjadi klaim, sehingga perusahaan tidak diperkenankan menahan dana tersebut, maka
perbaikan pada variabel beban klaim ini dapat dilakukan melalui perbaikan proses
underwriting. (Sabiti et. al, 2017) Proses ini dapat meninjau besaran premi yang harus
dibayarkan oleh pemegang polis, sehingga proses underwriting yang tepat akan
menciptakan keadilan dimana pemegang polis membayar premi yang proporsional
dengan tingkat risiko yang ditaksir oleh perusahaan.
80
Pada variabel beban usaha perusahaan JMA Syariah mengalami pemborosan
sebesar Rp 2.867 juta di tahun 2017. Pemborosan yang terjadi pada beban usaha ini
menunjukan bahwa perusahaan JMA Syariah mengalami pengeluaran dana yang besar
untuk membiayai segala sesuatu yang berkaitan dengan administrasi dan keperluan
umum perusahaan, seperti biaya tenaga kerja tak sebanding dengan kinerjanya.
(Sunarsih, 2018)
Pada variabel output dana tabarru, perusahaan JMA Syariah seharusnya dapat
meningkatkan perolehan sebesar Rp 6.766 juta pada tahun 2017. Hal ini perlu
dilakukan karena dana tabarru memiliki peranan yang sangat penting dalam membayar
klaim yang diajukan oleh para pemegang polis. Peningkatan pada penghimpunan dana
tabarru dapat dilakukan melalui upaya promosi, pengembangan, dan pemasaran
produk yang lebih luas sehingga dapat menarik minat masyarakat. Kemudian upaya
perbaikan mekanisme underwriting pun perlu dilakukan dimana pada tahap ini
perusahaan dapat menaksir risiko calon tertanggung dan menentukan besaran premi
yang harus dibayar saat di awal perjanjian.
F. Hasil Perhitungan Tingkat Produktivitas Individual Perusahaan Asuransi Umum
Syariah dengan Metode MPI
Perhitungan tingkat produktivitas ini menggunakan data panel variabel input
dan output masing-masing perusahaan yang diolah dengan metode MPI melalui
perangkat lunak DEAP 2.1. Adapun variabel input dan output yang digunakan pada
tahap ini masih sama dengan variabel input dan output yang digunakan pada
81
perhitungan efisiensi menggunakan DEA, yaitu total aset, beban klaim, dan beban
usaha sebagai variabel input dan dana tabarru serta pendapatan usaha sebagai variabel
output. Berikut adalah hasil olah data pada perusahaan asuransi umum syariah.
1. Tingkat Produktivitas Perusahaan Takaful Umum
Tabel 4.19 Tingkat Produktivitas Perusahaan Takaful Umum
Tahun Effch Techch Pech Sech Tfpch
2016 1.000 1.092 1.000 1.000 1.092
2017 1.000 1.054 1.000 1.000 1.054
2018 1.000 1.441 1.000 1.000 1.441
Mean 1.000 1.196 1.000 1.000 1.196
(Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1)
Perubahan teknologi (techch) sebesar 1.092 pada tahun 2016 telah mendorong
pertumbuhan total faktor produktivitas (tfpch) sebesar 1.092. Kemudian di tahun
berikutnya perubahan teknologi (techch) sebesar 1.054 telah mendorong pertumbuhan
total faktor produktivitas sebesar 1.054. Lalu pada tahun 2018 perubahan teknologi
(techch) sebesar 1.441 telah menyebabkan total faktor produktivitas (tfpch) tumbuh
sebesar 1.441.
Selama tahun 2015 hingga 2018 total faktor produktivitas (tfpch) selalu
memiliki nilai > 1. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan asuransi Takaful Umum
memiliki tingkat produktivitas yang baik pada tahun 2016, 2017, dan 2018. Tingkat
produktivitas terbaik perusahaan Takaful Umum ditunjukan dengan nilai total faktor
produktivitas (tfpch) tertinggi yaitu 1.441 yang terjadi pada tahun 2018. Sedangkan
tingkat produktivitas terendah terjadi pada tahun 2017 dimana nilai total faktor
produktivitas sebesar 1.054.
82
2. Tingkat Produktivitas Perusahaan Chubb Syariah
Tabel 4.20 Tingkat Produktivitas Perusahaan Chubb Syariah
Tahun Effch Techch Pech Sech Tfpch
2016 1.000 1.206 1.000 1.000 1.206
2017 1.000 0.768 1.000 1.000 0.768
2018 1.000 0.802 1.000 1.000 0.802
Mean 1.000 0.925 1.000 1.000 0.925
(Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1
Pada tahun 2016 perubahan teknologi (techch) sebesar 1.206 telah mendorong
pertumbuhan total faktor produktivitas (tfpch) sebesar 1.206. Kemudian di tahun 2017
perubahan efisiensi (effch), perubahan efisiensi teknis murni, dan perubahan efisiensi
skala sebesar 1.000 telah mendorong pertumbuhan total faktor produktivitas sebesar
0.768. Lalu pada tahun 2018 perubahan efisiensi (effch), perubahan efisiensi teknis
murni, dan perubahan efisiensi skala sebesar 1.000 telah mendorong pertumbuhan total
faktor produktivitas (tfpch) sebesar 0.802.
Dengan melihat tabel di atas, dapat dikatakan bahwa perusahaan Chubb Syariah
memiliki produktivitas yang baik pada tahun 2016 dengan indikasi nilai total faktor
produktivitas (tfpch) > 1. Sedangkan di tahun berikutnya, yaitu tahun 2017 dan 2018
terjadi penurunan tingkat produktivitas dimana nilai total faktor produktivitas (tfpch)
< 1. Tingkat produktivitas tertinggi yang dialami oleh perusahaan Chubb Syariah
terjadi pada tahun 2016 dimana nilai total faktor produktivitas (tfpch) > 1, yaitu 1.206.
Sedangkan tingkat produktivitas terendah yang terjadi pada perusahaan Chubb Syariah
ada pada tahun 2017 dengan nilai total faktor produktivitas (tfpch) < 1, yaitu 0.768.
83
3. Tingkat Produktivitas Perusahaan Sonwelis Takaful
Tabel 4.21 Tingkat Produktivitas Perusahaan Sonwelis Takaful
Tahun Effch Techch Pech Sech Tfpch
2016 1.000 0.415 1.000 1.000 0.415
2017 1.000 1.467 1.000 1.000 1.467
2018 1.000 0.812 1.000 1.000 0.812
Mean 1.000 0.898 1.000 1.000 0.898
(Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1)
Perubahan efisiensi (effch), perubahan efisiensi teknis murni (techch), dan
perubahan efisiensi skala (pech) sebesar 1.000 telah mendorong pertumbuhan total
faktor produktivitas (tfpch) perusahaan Sonwelis Takaful sebesar 0.415 pada tahun
2016 dan 0.812 pada tahun 2018. Sedangkan pada tahun 2017 pertumbuhan total faktor
produktivitas (tfpch) tumbuh sebesar 1.467 disebabkan oleh dorongan perubahan
teknologi (techch) sebesar 1.467.
Tingkat produktivitas tertinggi perusahaan Sonwelis Takaful ada pada tahun
2017 dimana nilai total faktor produktivitas (tfpch) > 1, yaitu 1.467. Sedangkan pada
tahun 2016 dan 2018 tingkat produktivitas perusahaan Sonwelis Takaful terbilang
rendah dengan nilai total faktor produktivitas (tfpch) < 1. Tingkat produktivitas
terendah perusahaan Sonwelis Takaful terjadi pada tahun 2016 dengan nilai total faktor
produktivitas (tfpch) 0.415.
84
G. Analisis Hasil Perhitungan Produktivitas Perusahaan Asuransi Umum Syariah
Tabel 4.22 Rata-Rata Tingkat Produktivitas Perusahaan Asuransi Umum Syariah
Perusahaan Effch Techch Pech Sech Tfpch
Takaful Umum 1.000 1.196 1.000 1.000 1.196
Chubb Syariah 1.000 0.925 1.000 1.000 0.925
Sonwelis Takaful 1.000 0.898 1.000 1.000 0.898
Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1
Dengan melihat tabel di atas maka komposisi perubahan efisiensi yang
mempengaruhi tingkat produktivitas asuransi umum syariah dapat digambarkan
melalui tabel di bawah ini.
Tabel 4.23 Komposisi Perubahan Efisiensi yang Mempengaruhi Tingkat
Produktivitas Perusahaan Asuransi Umum Syariah
Perusahaan Effch Techch Pech Sech Tfpch
Takaful Umum v v v v Produktif
Chubb Syariah v - v v Tidak Produktif
Sonwelis Takaful v - v v TidakProduktif
Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa perusahaan asuransi takaful umum
dinyatakan produktif selama periode penelitian dengan nilai Tfpch > 1. Adapun
komposisi yang berkontribusi terhadap tingkat produktivitas perusahaan Takaful
Umum adalah Effch, Techch, Pech, dan Sech ≥ 1. Hal tersebut menunjukan bahwa
perusahaan Takaful Umum telah mengoptimalkan penggunaan input dengan baik
sehingga perusahaan dapat beroperasi secara efisien. Begitupun dengan ketersediaan
financial system, teknologi IT, serta sumber daya manusia yang mampu beradaptasi
dengan teknologi sehingga hal tersebut dapat menunjang tingkat produktivitas
perusahaan Takaful Umum.
85
Di sisi lain perusahaan Chubb Syariah dan Sonwelis Takaful mengalami
perubahan faktor produktivitas total yang rendah selama periode penelitian sehingga
dinyatakan tidak produktif dengan nilai Tfpch < 1. Hal ini disebabkan oleh kecilnya
kontribusi perubahan teknologi (techch) dalam meningkatkan faktor produktivitas total
(tfpch). Oleh karena itu, perusahaan Chubb Syariah dan Sonwelis Takaful perlu
meningkatkan teknologi, baik dari IT maupun financial system yang digunakan untuk
menghimpun dan mengelola dana peserta.
H. Hasil Perhitungan Individual Tingkat Produktivitas Perusahaan Asuransi Jiwa
Syariah dengan Metode MPI
Perhitungan tingkat produktivitas ini menggunakan data panel variabel input
dan output masing-masing perusahaan yang diolah dengan metode MPI melalui
perangkat lunak DEAP 2.1. Adapun variabel input dan output yang digunakan pada
tahap ini masih sama dengan variabel input dan output yang digunakan pada
perhitungan efisiensi menggunakan DEA, yaitu total aset, beban klaim, dan beban
usaha sebagai variabel input dan dana tabarru serta pendapatan usaha sebagai variabel
output. Berikut adalah hasil olah data pada perusahaan asuransi jiwa syariah.
1. Tingkat Produktivitas Perusahaan Takaful Keluarga
Tabel 4.24 Tingkat Produktivitas Perusahaan Takaful Keluarga
Tahun Effch Techch Pech Sech Tfpch
2016 1.000 1.018 1.000 1.000 1.018
2017 1.000 1.006 1.000 1.000 1.006
2018 1.000 1.014 1.000 1.000 1.014
86
Mean 1.000 1.013 1.000 1.000 1.013
(Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1)
Pada tahun 2016 perubahan teknologi (techch) sebesar 1.018 telah mendorong
pertumbuhan total faktor produktivitas (tfpch) sebesar 1.018. Kemudian di tahun
berikutnya perubahan teknologi (techch) sebesar 1.006 telah mendorong pertumbuhan
total faktor produktivitas (tfpch) sebesar 1.006. Lalu pada tahun 2018 perubahan
teknologi (techch) sebesar 1.014 telah menyebabkan total faktor produktivitas (tfpch)
tumbuh sebesar 1.014.
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa perusahaan asuransi Takaful Keluarga
memiliki produktivitas yang baik pada tahun 2016, 2017, dan 2018. Hal ini ditandai
dengan nilai total faktor produktivitas (tfpch) yang selalu > 1. Dengan demikian terlihat
bahwa tingkat produktivitas terbaik perusahaan Takaful Keluarga terjadi pada tahun
2016 dengan nilai total faktor produktivitas (tfpch) tertinggi, yaitu 1.018. Sedangkan
tingkat produktivitas terendah terjadi pada tahun 2017 dengan nilai total faktor
produktivitas (tfpch) sebesar 1.006.
2. Tingkat Produktivitas Perusahaan Al Amin
Tabel 4.25 Tingkat Produktivitas Perusahaan Al Amin
Tahun Effch Techch Pech Sech Tfpch
2016 1.000 1.013 1.000 1.000 1.013
2017 1.000 0.759 1.000 1.000 0.759
2018 1.000 1.108 1.000 1.000 1.108
Mean 1.000 0.960 1.000 1.000 0.960
(Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1)
87
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 perubahan teknologi
(techch) sebesar 1.018 telah mendorong pertumbuhan total faktor produktivitas (tfpch)
sebesar 1.018. Kemudian di tahun berikutnya perubahan teknologi (techch) sebesar
1.006 telah mendorong pertumbuhan total faktor produktivitas (tfpch) sebesar 1.006.
Lalu pada tahun 2018 perubahan teknologi (techch) sebesar 1.014 telah menyebabkan
total faktor produktivitas (tfpch) tumbuh sebesar 1.014.
Perusahaan Al Amin berada pada tingkat produktivitas yang baik pada tahun
2016 dan 2018, dimana nilai total faktor produktivitas (tfpch) > 1. Sedangkan pada
tahun 2017 tingkat produktivitas perusahaan Al Amin kurang baik yang ditandai
dengan nilai total faktor produktivitas (tfpch) < 1. Tingkat produktivitas tertinggi
perusahaan Al Amin terjadi pada tahun 2018 dengan nilai total faktor produktivitas
(tfpch) tertinggi, yaitu 1.108 sedangkan tingkat produktivitas terendah terjadi pada
tahun 2017 dengan nilai total faktor produktivitas (tfpch) terendah, yaitu 0.759.
3. Tingkat Produktivitas Perusahaan Amanah Githa
Tabel 4.26 - Tingkat Produktivitas Perusahaan Amanah Githa
Tahun Effch Techch Pech Sech Tfpch
2016 1.000 0.895 1.000 1.000 0.895
2017 1.000 0.741 1.000 1.000 0.741
2018 1.000 1.219 1.000 1.000 1.219
Mean 1.000 0.952 1.000 1.000 0.952
(Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1)
Perubahan efisiensi (effch), perubahan efisiensi teknis murni (techch), dan
perubahan efisiensi skala (pech) sebesar 1.000 telah mendorong pertumbuhan total
88
faktor produktivitas (tfpch) perusahaan Amanah Githa sebesar 0.895 pada tahun 2016
dan 0.741 pada tahun 2017. Sedangkan pada tahun 2018 perubahan teknologi (techch)
sebesar 1.219 mendorong pertumbuhan total faktor produktivitas (tfpch) sebesar 1.219.
Tingkat produktivitas tertinggi perusahaan Amanah Githa terjadi pada tahun
2018 dengan nilai total faktor produktivitas (tfpch) tertinggi, yaitu 1.219 sedangkan
tingkat produktivitas terendah terjadi pada tahun 2017 dengan nilai total faktor
produktivitas (tfpch) terendah, yaitu 0.741.
4. Tingkat Produktivitas Perusahaan JMA Syariah
Tabel 4.27 Tingkat Produktivitas Perusahaan JMA Syariah
Tahun Effch Techch Pech Sech Tfpch
2016 1.000 0.166 1.000 1.000 0.166
2017 1.000 0.824 1.000 1.000 0.824
2018 1.000 0.953 1.000 1.000 0.953
Mean 1.000 0.648 1.000 1.000 0.648
(Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1)
Perubahan efisiensi (effch), perubahan efisiensi teknis murni (techch), dan
perubahan efisiensi skala (pech) sebesar 1.000 telah mendorong pertumbuhan total
faktor produktivitas (tfpch) perusahaan JMA Syariah sebesar 0.166 pada tahun 2016,
0.841 pada tahun 2017 dan 0.963 pada tahun 2018.
. Total faktor produktivitas perusahaan Takaful Umum terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya dimana total faktor produktivitas tertinggi pada terjadi
pada tahun 2018 sedangkan total faktor produktivitas terendah perusahaan Takaful
Umum terjadi pada tahun 2018. Tingkat produktivitas tertinggi perusahaan JMA
89
Syariah terjadi pada tahun 2018 dengan nilai total faktor produktivitas (tfpch) tertinggi,
yaitu 1.108 sedangkan tingkat produktivitas terendah terjadi pada tahun 2017 dengan
nilai total faktor produktivitas (tfpch) terendah, yaitu 0.759.
I. Analisis Hasil Perhitungan Produktivitas Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
Tabel 4.28 Rata-Rata Tingkat Produktivitas Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
Perusahaan Effch Techch Pech Sech Tfpch
Takaful Keluarga 1.000 1.013 1.000 1.000 1.013
Al Amin 1.000 0.960 1.000 1.000 0.960
Amanah Githa 1.000 0.952 1.000 1.000 0.952
JMA Syariah 1.000 0.648 1.000 1.000 0.648
Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1
Melalui tabel di atas, komposisi perubahan efisiensi yang mempengaruhi
tingkat produktivitas asuransi jiwa syariah dapat digambarkan melalui tabel di bawah
ini.
Tabel 4.29 Komposisi Perubahan Efisiensi yang Mempengaruhi Tingkat
Produktivitas Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
Perusahaan Effch Techch Pech Sech Tfpch
Takaful Keluarga v v v v Produktif
Al Amin v - v v Tidak Produktif
Amanah Githa v - v v Tidak Produktif
JMA Syariah v - v v Tidak Produktif
Sumber: Data diolah dengan DEAP 2.1
Pada perusahaan Takaful Keluarga tingkat produktivitas dipengaruhi oleh
Effch, Techch, Pech, dan Sech dengan nilai ≥ 1. Artinya, telah beroperasi dengan
penggunaan input yang minimal sehingga perusahaan dapat mengalami perubahan
efisiensi yang stabil selama periode penelitian. Begitupun dengan ketersediaan
90
financial system, teknologi IT, serta sumber daya manusia yang mampu beradaptasi
dengan teknologi. Kedua hal tersebut telah menunjang perusahaan Takaful Keluarga
untuk dikategorikan sebagai perusahaan yang produktif selama periode penelitian
dengan nilai tfpch > 1.
Selanjutnya perusahaan Al Amin, Amanah Githa, dan JMA Syariah yang
mengalami perubahan faktor produktivitas total yang rendah dengan nilai tfpch < 1.
Hal tersebut terjadi karena rendahnya kontribusi techch dalam mendukung
produktivitas perusahaan. Ketiga perusahaan tersebut perlu berupaya lebih dalam
meningkatkan teknologi baik dari IT maupun financial system yang digunakan untuk
menghimpun dan mengelola dana peserta.
J. Hasil Uji Normalitas
1. Tingkat Efisiensi
Setelah memperoleh hasil perhitungan tingkat efisiensi masing-masing
perusahaan, baik perusahaan asuransi umum syariah maupun perusahaan asuransi jiwa
syariah, berikutnya dilakukan uji normalitas untuk menentukan metode uji beda yang
akan digunakan. Di bawah ini adalah hasil dari uji normalitas Shapiro-Wilk.
91
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas pada Data Tingkat Efisiensi
Sumber: data diolah dengan SPSS 22
Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa kedua kategori memiliki nilai signifikansi
Shapiro Wilk < α (α = 0,05), maka H0 diterima dan data tidak terdistribusi normal.
Dengan demikian uji beda yang akan dilakukan pada data tingkat efisiensi adalah uji
Kruskal Wallis.
2. Perubahan Faktor Produktivitas Total (Tfpch)
Setelah memperoleh hasil perhitungan peruabhan faktor produktivitas total
masing-masing perusahaan, baik perusahaan asuransi umum syariah maupun
perusahaan asuransi jiwa syariah, berikutnya dilakukan uji normalitas untuk
menentukan metode uji beda yang akan digunakan. Di bawah ini adalah hasil dari uji
normalitas Shapiro-Wilk.
Tests of Normality
Jenis Perusahaan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Efisiensi Asuransi Umum .461 12 .000 .380 12 .000
Asuransi Jiwa .536 16 .000 .273 16 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Jenis Perusahaan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Efisiensi Asuransi Umum .461 12 .000 .380 12 .000
Asuransi Jiwa .536 16 .000 .273 16 .000
a. Lilliefors Significance Correction
92
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas pada Data Perubahan Faktor Produktivitas Total
Sumber: data diolah dengan SPSS 22
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa kedua kategori memiliki nilai signifikansi
Shapiro Wilk < α (α = 0,05), maka H0 diterima dan data tidak terdistribusi normal.
Dengan demikian uji beda yang akan dilakukan pada data tingkat efisiensi adalah uji
Kruskal Wallis.
K. Hasil Uji Kruskal-Wallis
1. Tingkat Efisiensi
Nilai siginfikansi Kolmogrov Smirnov dan Shapiro-Wilk pada uji normalitas
yang telah dilakukan sebelumnya menunjukan bahwa data tidak terdistribusi normal.
Oleh karena itu uji beda yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji Kruskal-Wallis,
dimana uji ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan antara kedua
kategori sampel, yaitu perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan asuransi jiwa
syariah. Tabel di bawah ini merupakan hasil dari uji Kruskal-Wallis.
Tests of Normality
Jenis Perusahaan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tfpch Asuransi Umum .159 9 .200* .952 9 .710
Asuransi Syariah .202 12 .191 .816 12 .014
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Jenis Perusahaan
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tfpch Asuransi Umum .159 9 .200* .952 9 .710
Asuransi Syariah .202 12 .191 .816 12 .014
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
93
Gambar 4.3 Hasil Uji Krusskal-Wallis pada Data Tingkat Efisiensi
Test Statisticsa,b
Efisiensi
Chi-Square .605
df 1
Asymp. Sig. .437
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Jenis
Perusahaan
Sumber: data diolah dengan SPSS 22
Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa p value = 0,437 dimana p
value > α (α = 0,05) oleh karena itu H0 diterima dan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara tingkat efisiensi perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan
asuransi jiwa syariah. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi perusahaan asuransi
umum syariah dan perusahaan asuransi jiwa syariah cenderung pada level yang tidak
jauh berbeda, yaitu bernilai 1 ataupun mendekati 1. Dengan kata lain kedua kategori
perusahaan memiliki tingkat efisiensi yang cenderung sangat baik. Penulis belum
menemukan hasil studi terdahulu yang menganalisis perbedaan tingkat efisiensi pada
perusahaan asuransi umum syariah dan asuransi jiwa syariah. Penulis berharap
penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
perbedaan tingkat efisiensi perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan asuransi
jiwa syariah.
94
2. Perubahan Faktor Produktivitas Total (Tfpch)
Gambar 4.4 Hasil Uji Krusskal-Wallis pada Data Perubahan Faktor Produktivitas Total
Sumber: data diolah dengan SPSS 22
Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa p value = 0,434 karena p
value > α (α = 0,05), maka H0 diterima dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
tingkat perubahan faktor produktivitas total perusahaan asuransi umum syariah dan
perusahaan asuransi jiwa syariah. Hal ini disebabkan karena tingkat produktivitas
perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan asuransi jiwa syariah cenderung
pada level yang tidak jauh berbeda. Penulis belum menemukan hasil studi terdahulu
yang menganalisis perbedaan tingkat produktivitas pada perusahaan asuransi umum
syariah dan asuransi jiwa syariah. Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi acuan
bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan perbedaan tingkat produktivitas
perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan asuransi jiwa syariah.
Test Statisticsa,b
Tfpch
Chi-Square .611
df 1
Asymp. Sig. .434
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Jenis
Perusahaan
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menghitung tingkat efisiensi serta tingkat
produktivitas perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan asuransi jiwa syariah
selama periode 2015 – 2018. Adapun kesimpulan dari penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
1. Perhitungan tingkat efisiensi pada kategori perusahaan asuransi umum syariah,
perusahaan Takaful Umum dan Sonwelis Takaful dinyatakan telah efisien dalam
menjalankan fungsi intermediasinya selama periode penelitian. Hal ini dapat dilihat
dari rata-rata tingkat efisiensi perusahaan yang mencapai 100%. Sedangkan
perusahaan Chubb Syariah masih kurang efisien dalam menjalankan fungsi
intermediasinya selama periode penelitian. Hal ini dilihat dari tingkat efisiensi rata-
ratanya yang belum mencapai 100%, yaitu 96.35%. Sedangkan pada kategori
perusahaan asuransi jiwa syariah, perusahaan Takaful Keluarga, Al Amin, dan
Amanah Githa dinyatakan telah beroperasi secara efisien dalam menjalankan
fungsi intermediasinya selama periode penelitian. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
tingkat efisiensi ketiga perusahaan yang telah mencapai 100%. Sedangkan
perusahaan JMA Syariah dikatakan belum efisien dalam menjalankan fungsi
96
intermediasinya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tingkat efisiensinya yang belum
mencapai 100%, yaitu 93.53%.
2. Pada perhitungan tingkat produktivitas kategori perusahaan asuransi umum
syariah, terdapat perusahaan Takaful Umum yang dinyatakan produktif selama
periode penelitian dengan nilai rata-rata Tfpch sebesar 1,196. Sedangkan Chubb
Syariah dan Sonwelis Takaful dinyatakan tidak produktif dengan nilai rata-rata
tfpch 0,925 dan 0,898. Kemudian pada kategori perusahaan asuransi jiwa syariah,
terdapat perusahaan Takaful Keluarga yang dinyatakan produktif selama periode
penelitian dengan nilai rata-rata Tfpch sebesar 1,013. Sedangkan perusahaan Al-
Amin, Amanah Githa, dan JMA Syariah dinyatakan tidak produktif dengan nilai
rata-rata tfpch berturut-turut 0,960, 0,952, dan 0,648.
3. Uji beda Kruskal-Wallis pada tingkat efisiensi ditemukan bahwa tingkat efisiensi
perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan asuransi jiwa syariah tidak
memiliki perbedaan yang signifikan dengan nilai p value > α (0,437 > 0,05).
4. Uji beda Kruskal-Wallis pada faktor produktivitas total ditemukan bahwa tingkat
efisiensi perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan asuransi jiwa syariah
tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan nilai p value > α (0,434 > 0,05).
B. Saran
1. Bagi Manajemen Perusahaan Asuransi Syariah
Hasil penelitian ini menampilkan beberapa variabel yang masih perlu diperbaiki
dalam meningkatkan tingkat efisiensi dan tingkat produktivitas perusahaan. Oleh
97
karena itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi manajemen
masing-masing perusahaan terkait kinerja selama periode 2015 – 2018.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis disarankan dapat
menguji variabel-variabel lain yang berkaitan dengan tingkat efisiensi dan tingkat
produktivitas karena masih banyak variabel-variabel lain yang mempengaruhi
tingkat efisiensi dan tingkat produktivitas perusahaan. Selain itu, pengujian
efisiensi dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi VRS.
98
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, M., Khan, A. B., Abbasi, S., & Mahmood, Z. (2018). Determinants of Cost
Efficiency of Takaful and Conventional Insurance Firms of Pakistan. Review of
Economics and Development Studies, 4(2), 331–340.
https://doi.org/10.26710/reads.v4i2.418
Abdullah, B., & Saebani, B. A. (2014). Metode Penelitian Ekonomi Islam. Pustaka
Setia Bandung.
Afifatun, P., & Wiryono, S. K. (2010). Efficiency and Productivity of Indonesian
Islamic Banking. Jurnal Manajemen Teknologi, 9.
Akhtar, M. H. (2018). Performance analysis of Takaful and conventional insurance
companies in Saudi Arabia. Benchmarking, 25(2), 677–695.
https://doi.org/10.1108/BIJ-01-2017-0018
Al-Amri, K. (2015). Takaful Insurance Efficiency in the GCC Countries. Humanomics,
31(3), 344–353. https://doi.org/10.1108/H-05-2014-0039
Almulhim, T. (2019). Analysis of Takaful vs. Conventional Insurance Firms’
Efficiency: Two-stage DEA of Saudi Arabia’s Insurance Market. Cogent Business
and Management, 6(1), 1–18. https://doi.org/10.1080/23311975.2019.1633807
Amrillah, A. (2014). Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia. Journal of Economy
and Policy (JEJAK), 2.
Anggraini, N., Harianto, & Anggraeni, L. (2016). Efisiensi Teknis, Alokatif dan
Ekonomi pada Usaha Ubi Kayu di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi
Lampung. Jurnal Agribisnis Indonesia, 4(1), 43–46.
Antonio, M. S., Ali, M. M., & Akbar, N. (2013). A Comparative Analysis of the
Efficiency of Takaful and Conventional Insurance in Malaysia. The International
Journal of Excellence in Islamic Banking and Finance, 3(1), 1–13.
https://doi.org/10.12816/0001416
Ascarya, Y. D. dan S. R. G. (2009). Analisis Efisiensi Perbankan Konvensional dan
Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data Envelopment Analysis (DEA).
Kencana Media Grup.
Avianda, D., Yuniati, Y., & Yuniar, Y. (2014). Strategi Peningkatan Produktivitas di
Lantai Produksi Menggunakan Metode Objektive Matrix. Reka Integra, 1(4).
99
Benarda, Sumarwan, U., & Hosen, M. N. (2016). Tingkat Efisiensi Industri Asuransi
Jiwa Syariah Menggunakan Pendekatan Two Stage Data Envelopment Analysis.
Jurnal Aplikasi Bisnis Dan Manajemen, 2(1), 64.
https://doi.org/10.17358/jabm.2.1.64
Charnes, A., Cooper, W. W., & Rhodes, E. (1978). Measuring the Efficiency of
Decision Making Units. European Journal of Operational Research, 2(6), 429–
444. https://doi.org/10.1016/0377-2217(78)90138-8
Coelli, T. J., Prasada Rao, D. S., O’Donnell, C. J., & Battese, G. E. (2005). An
Introduction to Efficiency and Productivity Analysis. In An Introduction to
Efficiency and Productivity Analysis. https://doi.org/10.1007/b136381
Eltivia, N. (2013). Produktivitas dan Indeks Malmquist pada Bank di Indonesia.
Prosiding Simposium Nasional Akuntansi Vokasi Ke-2 Politeknik Negeri Bali,
53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Farrell, M. J. (1957). The Measurement of Productive Efficiency. 120(3), 253–290.
Ferari, N., & Sudarsono, H. (2011). Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Dan
Konvensional Dengan Mengunakan Data Envelopment Analysis (Dea). Jurnal
Ekonomi & Keuangan Islam, 1(2), 141–148.
https://journal.uii.ac.id/JEKI/article/view/8753
Firdausa, R. A., & Arianti, F. (2013). Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan Jam
Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak. Diponegoro
Journal of Economics, 2(1).
Hosen, M. N., & Muhari, S. (2017). Liquidity and Capital of Islamic Banks in
Indonesia. Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi, 6(1), 49–68.
https://doi.org/10.15408/sjie.v6i1.4405
Ichsan, N. (2016). Peluang dan Tantangan Inovasi Produk Asuransi Umum Syariah.
Jurnal Ekonomi Islam, 7(2).
Islamic Financial Service Board. (2019). Islamic Financial Services Board Report
2019.
Kader, H. A., Adams, M., & Hardwick, P. (2010). The Cost Efficiency of Takaful
Insurance Companies. Geneva Papers on Risk and Insurance: Issues and
Practice, 35(1), 161–181. https://doi.org/10.1057/gpp.2009.33
Karim, A. (2007). Ekonomi Mikro Islam. Raja Grafindo Persada.
100
Martani, D. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Salemba Empat.
Muljawan, D. (2014). Faktor-Faktor Penentu Efisiensi Perbankan Indonesia serta
Dampaknya Terhadap Perhitungan Suku Bunga Kredit. Working Paper Bank
Indonesia, 2.
Mulyadi. (2002). Auditing (Buku Dua) (6th ed.). Salemba Empat.
Nopriansyah, W. (2015). Asuransi Syariah Berkah Terakhir yang Tak Terduga (1st
ed.). Penerbit ANDI.
Nurfikasari, A., Tanuatmodjo, H., & Utami, S. A. (2019). Analisis Produktivitas
Perbankan Syariah Di Indonesia Berdasarkan Malmquist Productivity Index.
IQTISHADUNA, 10(2).
Nurhasanah. (2016). Praktikum Statistika 2 untuk Ekonomi dan Bisnis. Salemba
Empat.
Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Statistik Perasuransian 2017. 342.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 69 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan
Perusahaan Reasuransi
Priyatno, D. (2011). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Mediakom.
Puspitasari, N. (2015). Manajemen Asuransi Syariah. UII Press Yogyakarta.
Ramdhani, H. (2015). Prospek dan Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia. Al-
Tijary, 1(1).
Rusydiana, A. S. (2018). Indeks Malmquist Untuk Pengukuran Efisiensi dan
Produktivias Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan,
26(1).
Sabiti, M. B., Effendi, J., & Novianti, T. (2018). Efisiensi Asuransi Syariah di
Indonesia dengan pendekatan Data Envelopment Analysis. Al-Muzara’ah, 5(1),
69–87. https://doi.org/10.29244/jam.5.1.69-87
Siregar, S. (2015). Statistika Terapan untuk Perguruan Tinggi. Prenada Media Group.
Sriyana, J. (2014). Metode Regresi Data Panel (1st ed.). Ekonisia.
Sugiama, A. G. (2013). Metode Riset Bisnis dan Manajemen (1st ed.). Guardaya
101
Intimarta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta CV.
Suharyadi, & S.K., P. (2015). Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Salemba Empat.
Sula, M. S. (2016). Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Operasional
(2nd ed.). Gema Insani Press.
Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS (1st ed.).
ANDI Yogyakarta.
Sunarsih, S., & Fitriyani, F. (2018). Analisis efisiensi asuransi syariah di Indonesia
tahun 2014-2016 dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal
Ekonomi & Keuangan Islam, 4(1), 9–21.
https://doi.org/10.20885/jeki.vol4.iss1.art2
Sutawijaya, A., & Lestari, E. P. (2009). Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca
Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA. Jurnal Ekonomi
Pembangunan, 10(1), 56.
Tuffahati, H., Mardian, S., & Suprapto, E. (2019). Pengukuran Efisiensi Asuransi
Syariah Dengan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Akuntansi Dan
Keuangan Islam, 4(1), 1–23. https://doi.org/10.35836/jakis.v4i1.27
Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian
www.alamin-insurance.co.id
www.amanahgitha.com
www.chubbsyariah.co.id
www.jmasyariah.com
www.sonwelis.co.id
www.takaful.co.id
www.takafulumum.co.id
www.ojk.go.id
102
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Output DEA Perusahaan Asuransi Umum Tahun 2015
EFFICIENCY SUMMARY:
firm te
TU 1.000
CH 0.984
SW 1.000
mean 0.995
SUMMARY OF OUTPUT TARGETS:
firm output: DT PU
TU 43681.000 59508.000
CH 26831.168 37944.000
SW 229.000 7128.000
SUMMARY OF INPUT TARGETS:
firm input: TA BK BU
TU 212872.000 31020.000 66806.000
CH 143063.773 19255.013 42400.639
SW 61417.000 1147.000 7038.000
103
Lampiran 2 Output DEA Perusahaan Asuransi Umum Syariah Tahun 2016
EFFICIENCY SUMMARY:
firm te
TU 1.000
CH 1.000
SW 1.000
mean 1.000
SUMMARY OF OUTPUT TARGETS:
firm output: DT PU
TU 33986.000 55701.000
CH 1542.000 40842.000
SW 1692.000 9710.000
SUMMARY OF INPUT TARGETS:
firm input: TA BK BU
TU 133494.000 33040.000 79584.000
CH 145045.000 41138.000 41488.000
SW 65069.000 3600.000 9810.000
104
Lampiran 3 Output DEA Perusahaan Asuransi Umum Syariah Tahun 2017
EFFICIENCY SUMMARY:
firm te
TU 1.000
CH 0.870
SW 1.000
mean 0.957
SUMMARY OF OUTPUT TARGETS:
firm output: DT PU
TU 25952.000 28498.000
CH 8292.952 34375.000
SW 3012.000 12485.000
SUMMARY OF INPUT TARGETS:
firm input: TA BK BU
TU 81636.000 19830.000 31816.000
CH 184289.648 4498.899 35121.145
SW 66934.000 1634.000 12756.000
105
Lampiran 4 Output DEA Perusahaan Asuransi Umum Syariah Tahun 2018
EFFICIENCY SUMMARY:
firm te
TU 1.000
CH 1.000
SW 1.000
mean 1.000
SUMMARY OF OUTPUT TARGETS:
firm output: DT PU
TU 27042.000 11549.000
CH 5502.000 43231.000
SW 4945.000 12354.000
SUMMARY OF INPUT TARGETS:
firm input: TA BK BU
TU 130776.000 3280.000 12941.000
CH 229964.000 48013.000 45433.000
SW 79330.000 3091.000 13384.000
106
Lampiran 5 Output DEA Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Tahun 2015
EFFICIENCY SUMMARY:
firm te
TK 1.000
AA 1.000
AG 1.000
JM 1.000
mean 1.000
SUMMARY OF OUTPUT TARGETS:
firm output: BU DT PU
TK 108041.000 89239.000 120387.000
AA 64930.000 143176.000 71339.000
AG 18388.000 2236.000 10169.000
JM 3841.000 584.000 6062.000
SUMMARY OF INPUT TARGETS:
firm input: TA BK BU DT
TK 1064512.000 82730.000 108041.000 89239.000
AA 488002.000 137422.000 64930.000 143176.000
AG 71504.000 4418.000 18388.000 2236.000
107
JM 66597.000 54.000 3841.000 584.000
Lampiran 6 Output DEA Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Tahun 2016
EFFICIENCY SUMMARY:
firm te
TK 1.000
AA 1.000
AG 1.000
JM 1.000
SUMMARY OF OUTPUT TARGETS:
firm output: DT PU
TK 105113.000 132241.000
AA 166966.000 69749.000
AG 3950.000 12683.000
JM 743.000 6499.000
SUMMARY OF INPUT TARGETS:
firm input: TA BK BU
TK 1600155.000 102502.000 108946.000
AA 432956.000 212349.000 62701.000
AG 68929.000 8434.000 18820.000
JM 68251.000 2542.000 6974.000
108
Lampiran 7 Output DEA Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Tahun 2017
EFFICIENCY SUMMARY:
firm te
TK 1.000
AA 1.000
AG 1.000
JM 0.741
mean 0.935
SUMMARY OF OUTPUT TARGETS:
firm output: DT PU
TK 112320.000 114458.000
AA 145589.000 76538.000
AG 5445.000 14716.000
JM 7873.136 8023.000
SUMMARY OF INPUT TARGETS:
firm input: TA BK BU
TK 1660572.000 104460.000 100730.000
AA 723983.000 202156.000 73995.000
AG 87746.000 16219.000 17807.000
JM 116398.759 7322.184 7060.728
109
Lampiran 8 Output DEA Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Tahun 2018
EFFICIENCY SUMMARY:
firm te
TK 1.000
AA 1.000
AG 1.000
JM 1.000
mean 1.000
SUMMARY OF OUTPUT TARGETS:
firm output: DT PU
TK 138462.000 110494.000
AA 156838.000 77509.000
AG 9770.000 13269.000
JM 1127.000 14793.000
SUMMARY OF INPUT TARGETS:
firm input: TA BK BU
TK 1712378.000 114918.000 110596.000
AA 623688.000 222360.000 70536.000
AG 96885.000 8769.000 20309.000
JM 179015.000 22168.000 14541.000
110
Lampiran 9 Output MPI Perusahaan Asuransi Umum Syariah Periode 2015 –
2018
MALMQUIST INDEX SUMMARY
year = 2
firm effch techch pech sech tfpch
TU 1.000 1.092 1.000 1.000 1.092
CH 1.000 1.206 1.000 1.000 1.206
SW 1.000 0.415 1.000 1.000 0.415
mean 1.000 0.817 1.000 1.000 0.817
year = 3
firm effch techch pech sech tfpch
TU 1.000 1.054 1.000 1.000 1.054
CH 1.000 0.768 1.000 1.000 0.768
SW 1.000 1.467 1.000 1.000 1.467
mean 1.000 1.059 1.000 1.000 1.059
year = 4
firm effch techch pech sech tfpch
TU 1.000 1.441 1.000 1.000 1.441
CH 1.000 0.802 1.000 1.000 0.802
SW 1.000 0.812 1.000 1.000 0.812
111
mean 1.000 0.979 1.000 1.000 0.979
MALMQUIST INDEX SUMMARY OF ANNUAL MEANS
year effch techch pech sech tfpch
2 1.000 0.817 1.000 1.000 0.817
3 1.000 1.059 1.000 1.000 1.059
4 1.000 0.979 1.000 1.000 0.979
mean 1.000 0.947 1.000 1.000 0.947
MALMQUIST INDEX SUMMARY OF FIRM MEANS
firm effch techch pech sech tfpch
TU 1.000 1.184 1.000 1.000 1.184
CH 1.000 0.906 1.000 1.000 0.906
SW 1.000 0.791 1.000 1.000 0.791
mean 1.000 0.947 1.000 1.000 0.947
112
Lampiran 10 Output MPI Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Periode 2015 – 2018
MALMQUIST INDEX SUMMARY
year = 2
firm effch techch pech sech tfpch
TK 1.000 1.018 1.000 1.000 1.018
AA 1.000 1.013 1.000 1.000 1.013
AG 1.000 0.895 1.000 1.000 0.895
JM 1.000 0.166 1.000 1.000 0.166
mean 1.000 0.625 1.000 1.000 0.625
year = 3
firm effch techch pech sech tfpch
TK 1.000 1.006 1.000 1.000 1.006
AA 1.000 0.759 1.000 1.000 0.759
AG 1.000 0.741 1.000 1.000 0.741
JM 1.000 0.824 1.000 1.000 0.824
mean 1.000 0.826 1.000 1.000 0.826
year = 4
firm effch techch pech sech tfpch
TK 1.000 1.014 1.000 1.000 1.014
AA 1.000 1.108 1.000 1.000 1.108
113
AG 1.000 1.219 1.000 1.000 1.219
JM 1.000 0.953 1.000 1.000 0.953
mean 1.000 1.069 1.000 1.000 1.069
MALMQUIST INDEX SUMMARY OF ANNUAL MEANS
year effch techch pech sech tfpch
2 1.000 0.625 1.000 1.000 0.625
3 1.000 0.826 1.000 1.000 0.826
4 1.000 1.069 1.000 1.000 1.069
mean 1.000 0.820 1.000 1.000 0.820
MALMQUIST INDEX SUMMARY OF FIRM MEANS
firm effch techch pech sech tfpch
TK 1.000 1.013 1.000 1.000 1.013
AA 1.000 0.948 1.000 1.000 0.948
AG 1.000 0.931 1.000 1.000 0.931
JM 1.000 0.507 1.000 1.000 0.507
mean 1.000 0.820 1.000 1.000 0.820