96
i ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS WAKTU KARYA FIERSA BESARI SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana program studiPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH RAHMAWATI 105331104317 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

i

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS

WAKTU KARYA FIERSA BESARI

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

program studiPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

RAHMAWATI

105331104317

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

ii

Page 3: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

iii

Page 4: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

iv

Page 5: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

v

Page 6: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Jika hidup memaksamu untuk mengeluh, tak apa sesekali keluarkan rasa itu.

Yang harus dipikirkan kembali adalah rasa untuk menyerah bahkan ingin berhenti,

ingatlah sejauh mana kamu berjuang sejauh ini.

Selalu bersuyur apa yang kamu punya hari ini, dan teruslah berjuang untuk

mewujudkan seua mimpimu

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk ibunda dan ayah tercinta, keluarga

besarku, dan sahabat – sahabat tersayang yang tidak pernah

Berhenti berdoa dan saling mendoakan,

Selalu memotivasi dan memberi kekuatan.

Page 7: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

vii

ABSTRAK

RAHMAWATI. 2021 Analisis Diksi dan Gaya Bahasa dalam novel garis waktu

karya Fiersa Besari. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I. H. Syahruddin, dan

Pembimbing II. Anzar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendekripsikan diksi atau pilihan kata

yang dipergunakan dalam novel garis waktu karya Fiersa. Jenis penelitian ini

adalah deskriptif kualitatif, suatu peneliti yang menghasikan data deskriptif

berupa kata tertulis . Pengumpulan data dilakukan dengan teknik membaca dan

mencatat.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dalam novel garis

waktu karya Fiersa Besari terdapat Diksi dan gaya bahasa. Diksi adalah pilihan

kata, dalam pemilihan kata yang tepat sesuai dengan konteks kalimat akan

memberikan efek tersendiri dalam menyampaikan informasi, baik melalui bahasa

tulis maupun lisan. Gaya bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa

seseorang dalam bertutur atau menulis lebih khusus ialah pemakaian ragam

bahasa tertetu untuk memperoleh efek tertentu. Efek yang dimaksud dalam hal ini

adalah estetis yang meghasilkan nilai seni.

Kata kunci: Diksi, gaya bahasa dan novel.

Page 8: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis hanturkan atas kehadirat Allah Subhanahuwata’ala,

dia menciptakan manusia dengan sepasang mata agar dapat memandang hamparan

ciptaan-Nya, sehingga manusia sadar akan besar kuasa-Nya. Shalawat serta salam

tak lupa penulis kirimkan kepada baginda nabiullah Muhammad Sallallahu’alaihi

wasallam. Nabi yang telah mengorbankan segalanya demi memperjuangkan islam

dan menjadi suri tauladan bagi umat manusia.

Kesempurnaan bagaikan fatamorgana, yang semakin dikejar, semakin

hilang dari pandangan. Karena jika manusia mencari kesempurnaan, maka

manusia tidak akan pernah merasa puas. Begitupun dengan tulisan ini, penulis

ingin menggapai kesempurnaan, namun penulis hanya manusia yang memiliki

keterbatasan. Segala daya dan upaya penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini

menjadi baik dan bermanfaat.

Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak

yang memotivasi penulis dalam merampungkan tulisan ini. Penulis juga ingin

mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis,

Rowa dan Junaeda yang selalu merawat, membesarkan, dan membiayai, penulis

sehingga mampu mencicipi dunia pendidikan dan tak hentinya memberi

dukungan, nasihat, serta motivasi bagi penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis hanturkan kepada dosen pembimbing I

dan II yaitu Bapak Dr. H. Syahruddin, M.Pd. dan Bapak Dr. Anzar, S. Pd., M. Pd.

atas bimbingannya dalam penyusunan tulisan ini. Semoga allah SWT.

Page 9: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

ix

Memberikan imbalan yang setimpal atas segala yang telah diberikan kepada

penulis selama ini.

Ucapan terima kasih juga penulis hanturkan kepada pihak pihak yang telah

memberikan bantuan dalam penulis ini, penulis menyampaikan penghargaan dan

terima kasih yang sebesar - besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, . Ag. Sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar Periode 2020-2-2004 yang telah memberikan kesempatan bagi penulis

menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Erwin Akib, S. Pd., M. Pd., Ph. D. Selaku dekan fakultas Keguruan dan ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan

fakultas terbaik demi lancarnya kegiatan perkuliahan di Fakultas.

3. Dr. Munirah, M. Pd. dan Dr. Muhammad Akhir, M. Pd. selaku ketua dan

sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah mengatur dan

membuat segala kebijakan di Prodi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia serta

menajadi tuntunan penulis selama menajdi mahasiswa.

4. Dosen - dosen pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

ternilai harganya selama masa pendidikan.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan krtik dan

sastra dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut bersifat membangun

mudah – mudahan tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca,

terutama bagi dari pribadi penulis. Aamiin.

Page 10: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

x

Makassar, Juli 2021

Penulis

Page 11: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL......................................................................................................

KARTU KONTROL PEMBIMBING 1...................................................

KARTU KONTROL PEMBIMBING 11.................................................

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................

SURAT PERNYATAAN............................................................................

SURAT PERJANJIAN ......................................................................................

MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................

ABSTRAK ...........................................................................................................

KATA PENGANTAR ........................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................

A. Latar Belakang .........................................................................................

B. Rumusan Masalah....................................................................................

C. Tujuan Penelitian .....................................................................................

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................

A. Kajian Pustaka .................................................................................................

1. Penelitian yang Relevan .............................................................

2. Diksi.................................................................. ......................

3. sastra .............................................................................................

4. Unsur Pembangun Novel ...........................................................

5. Novel Garis Waktu............................................... ..................

6. Gaya bahasa... ........................................................ ................

A. KerangkaPikir ....................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................

A. Jenis Penelitian ..................................................................................

B. Data dan Sumber Data ......................................................................

Page 12: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

xii

C. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................

D. Teknik Analisis Data ........................................................................

BAB 1V HASIL DAN PENELITIAN .................................................................

A. Hasil dan penelitian ...........................................................................

B. Pembahasan .......................................................................................

BAB V PENUTUP ................................................................................................

A. Simpulan ............................................................................................

B. Saran ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

Lampiran ..............................................................................................................

Page 13: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan yang dituangkan dalam karya sastra mencakup hubungan

manusia dengan lingkungan dan masyarakat, hubungan sesama manusia,

hubungan manusia dengan dirinya, dan hubungan manusia dengan tuhan. Dalam

hubungannya dengan kehidupan, sastra merupakan ekspresi kehidupan manusia

yang tidak akan lepas dari akar masyarakatnya oleh karena itu karya sastra disebut

struktur yang komplek.

Karya sastra pada hakikatnya merupakan replika kehidupan nyata. Segala

hal yang diceritakan dalam sebuah karya satra tidak lepas dari aktivitas kehidupan

sehari - hari. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa karya sastra juga berfungsi

sebagai hiburan tetapi karya sastra juga berfungsi sebagai kritik sosial. Walupun

berbentuk fiksi misalnya, cerpen, novel, dan drama, persoalan yang dirasakan oleh

pengarang tidak lepas dari pengalaman kehidupan nyata sehari hari. Hanya saja

dalam penyampaiannya pengarang sering mengemas dengan gaya berbeda-beda

dan syarat pesan moral bagi kehidupan manusia. Rimang, (2011) Menyatakan

bahwa karya sastra baik sebagai kreatifitas estetis maupun respons kehidupan

sosial, mencoba mengungkapkan perilaku manusia dalam suatu komunikasi yang

dianggap berarti bagi aspirasi kehidupan seniman, manusia pada umumnya.

Sastra berkaitan erat dengan manusia dan kehidupanya. Manusia

menghidupi sastra, kekuatan sastra yang dahsyat mampu mengubah moralitas dan

karakter manusia ke dalam persepsi kehidupan yang berbeda. Menurut Lestari,

Page 14: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

2

(2012) Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sederetan karya seni. Sastra

merupakan deskripsi pengalaman kemanusiaan yang memiliki dimensi individual

dan sosial kemasyarakatan. Karena itu, pengalaman dan pengetahuan

kemanusiaan tidak sekadar meghadirkan dan memotret begitu saja, melainkan

secara substansial menyarankan bagaimana proses kreatif pengarang dalam

megekspresikan gagasan-gagasan keindahannya. Sastra atau kesusatraan adalah

pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan

manusia dan masyarakat melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang

positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan). Salah satu bentuk karya sastra

adalah novel. Novel merupakan strukur yang bermakna. novel tidak sekadar

merupakan serangkai tulisan yang menggairahkan ketika dibaca, tetapi merupakan

struktur pikiran yang tersusun dari unsur-unsur. Novel menceritakan suatu

peristiwa pada waktu yang cukup panjang dengan beragam karakter yang

diperankan oleh tokoh.

Novel merupakan karya yang diciptakan melalui imajinasi seorang

pengarang sehingga menciptakan sebuah keindahan sastra. Gambaran - gambaran

yang diciptakan pengarang tentunya berkaitan dengan kehidupan manusia dan hal

yang melingkupi termasuk nilai-nilai. Dalam novel terdapat banyak pengajaran di

dalamnya sehingga dapat mendorong pembacanya berperilaku yang baik dalam

kehidupan sosial. Novel adalah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur

intrinsik dan ekstrinsik. Unsur tersebut sengaja diadukan pengarang dan dibuat

mirip dengan dunia yang nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa di dalamnya.

Page 15: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

3

Novel merupakan salah satu bentuk prosa yang pengungkapan pengalaman

atau rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan

menonjolkan sikap dan watak pelaku. Novel merupakan struktur pikiran yang

tersusun dari unsur – unsur padu. Novel merupakan karya fiksi yang menawarkan

sebuah dunia yang berisi sebuah model kehidupan yang didealkan, dunia imajinasi

yang dibangun melalui sebagai kehidupan sebagai unsur intrinsik seperti plot,

tokoh, latar, tema, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa, persoalan gaya

merupakan persoalan yang penting gaya menunjukkan diri pengarang dan

sekaligus dapat membedakan pengarang yang satu dengan pengarang lain, yaitu

konsisten menggunakan Bahasa Indonesia baku di dalam bukunya,

Fiersa Besari tidak mengikuti tren menulis dengan bahasa percakapan

orang Jakarta maupun menggunakan bahasa yang tidak baku. Iya tampak

melawan itu dengan menyungguhkan percakapan dalam tokohnya menggunakan

bahasa baku, lantas iya juga membuktikan bahasa baku tetap asyik dibaca, dengan

menggunakan bahasa yang baku, dapat mengait para pembaca dan sudah

memahami isi bacaan, serta setiap bukunya tidak menoton menceritakan tentang

romansa, tetapi juga menceritakan tentang keindahan alam dan perjalanan kisah

hidupnya.

Analisis terhadap gaya sastra tentang keadaan konteks sosial sebagai

cermin zaman, konteks sosial situasi pengarang sangat penting untuk dikaji,

karena dengan mengkaji terlebih dahulu konteks sosial sebagai cermin zaman dan

konteks sosial situasi pengarang diksi tentang bagaimana pengarang menulis

novel tersebut garis waktu karya Fiersa Besari. Konteks atau penggunaan gaya

Page 16: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

4

bahasa sebagai cerminan penerapan dalam novel sehingga menjadikannya

menarik perhatian lebih pembaca dan berdasarkan hal tersebut novel menarik

untuk dikaji terlebih dahulu, sebab dengan melihat kedua masalah tersebut akan

menjadi pengantar utama untuk melihat konteks gaya bahasa dan pengunaan diksi

yang terdapat dalam novel garis waktu karya Fiersa Besari.

H.B Jasin mengemukakan bahwa soal pilihan kata adalah soal gaya

memilih dan mempergunakan kata sesuai dengan isi yang ingin disampaikan ialah

soal kata gaya, juga bagaimana menyusun kalimat secara efektif, secara estetis,

yakin memberikan kesan yang dikehendaki pada si penerima gaya. Oleh sebab itu

persoalan gaya meliputi gaya cerita dan mempergunakan bahasa, konsekuensi hal

demikian adalah tiap - tiap pengarang memiliki ciri khas tersendiri, kadang sedang

menggunakan kalimat - kalimat panjang dan juga ada yang senang menggunakan

kalimat kalimat pendek. Persoalan itu ditentukan oleh usai pengarang

perkembangan cerita dan tema cerita.

Menurut Tarigan (Laila, 2016) Gaya bahasa merupakan bentuk retorika

yaitu pengunaan kata kata dalam berbicara dalam menulis untuk menyakinkan

atau mempengaruhi penyimak dan pembaca. Salah satu penulis yang karyanya

paling banyak dibaca ialah Fiersa Besari atau disapa (Bung) yang merupakan

seorang penulis atau sastrawan sekaligus musisi. Ciri khas penulis Fiersa Besari

sastra dari bahasa sanskerta yang berari tulisan atau karangan secara ringkas dan

padat menyatakan bahwa sastra adalah segala sesuatu yang tertulis, pemakaian

bahasa dalam bentuk tulis, meskipun tidak semua bahasa tulis adalah sastra. Isi

yang baik artinya berguna dan mengandung nilai pendidikan. Karya sastra sebagai

Page 17: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

5

hasil cipta manusia selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai nilai

kehidupan seperti mitos, moral dan budaya melalui persperktif masyarakat dengan

karya sastra. Karya sastra adalah pengungkapan ideologi pelaku baik berupa

prosa, prosa puisi, dan drama, munculnya sebuah ide didasari oleh sebuah konsep

bersumber dari sederatan pengalaman. Pengalaman tersebut dapat berbentuk

fisik., pengalaman batin dan pengalaman budaya. Dari ketiga unsur karya sastra

tersebut novel yang paling mendapat tempat dan hasil di masyakarat

Wujud dari karya sastra seharusnya tidak hanya sebagai media untuk

menghibur tetapi juga sebagai media untuk mendidik, mengkritik, dan mencoba

memperbaiki keadaan dalam masyarakat serta harus mampu mempengaruhi dan

meyakinkan pembaca melalui hasil karyanya. Hal ini karenakan pola pikir

pengarang dipengetahui oleh kepekaan serat kondisi sosial masyarakat yang

melingkupinya, hati nurani manusianya, dan kepakaan terhadap kedaan zaman,

selain itu, tugas sastra juga sebagai pelopor pembaharuan yang mampu

memberikan pengakuan terhadap suatu gejala kemasyarakatan Ratna Juariyatun

(2011). Peran sastra menjadi sangat penting untuk membawa perubahan besar

dalam masyarakat, serta menjadi penengah dalam menyuarakan hal - hal tidak

selaras yang dapar menimbulkan adanya pengakuan suatu gejala dalam

masyarakat.

Jenis karya sastra yang sering menjadi media utama dalam menyampaikan

berbagai macam konflik dalam masyarakat adalah novel. Dalam novel segala

sesuatu yang diceritkan tentunya dapat dipastikan merupakan hasil refleksi

pengarang dan terinspirasi dari dunia nyata masyarakat yang berada disekitarnya.

Page 18: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

6

Novel mampu menyampaikan nilai-nilai kemanusiaan yang tidak jarang dijadikan

sebagai cermin mengenai permasalahan nasib kehidupan, keuntungan, dan

peruntungan, eksploitasi, pelecehan seksual, ekploitasi, pelecahan seksual,

perselingkuhan, percintaan, kemelaratan, kejahatan, diskriminasi, dan

keglamouran serta aspek-aspek kehidupan yang lain.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah diksi dan gaya bahasa dalam novel garis

waktu karya Fiersa Besari?

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mendekripsikan diksi atau pilihan kata yang dipergunakan dalam novel garis

waktu karya Fiersa Besari.

D. Manfaat kajian

Adapun manfaat dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis ini diharapkan dapat menambahkan kekayaan

penelitian dalam bidang linguistik yang berhubungan dengan diksi dan

gaya bahasa pada novel garis waktu karya Fiersa Besari. Hasil penelitian

ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti tentang diksi dan gaya

bahasa dalam mengkaji karya sastra khususnya novel.

Page 19: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

7

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis, manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian diharapkan mampu memberikan

pengetahuan tentang diksi dan gaya bahasa.

b. Bagi mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, penlitian ini diharapkan

dapat memberikan wawasan terhadap keanekaragaman diksi dan gaya

bahasa dalam novel garis waktu karya Fiersa Besari. khususnya bagi

mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Muhammadiyah Makassar.

c. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan dapat menambahkan referensi penelitian selanjutnya.

Page 20: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian pustaka

1. Penelitian Relevan

Hasil penelitian yang sama pernah dilakukan oleh (Wardarita &

Ardiansyah, 2020) dengan judul Analisis Diksi dan Gaya Bahasa dalam

novel London love story karya Tisa Ts. Pengertian diksi atau pilihan kata

menurut (Gorys Keraf, 2009), pilihan kata atau diksi mencakup pengertian

kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana

membentuk pengelompokan kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-

ungkapan yang tepat. Pemajasan (Figurative language, figures of chought)

merupakan teknik pengungkapan bahasayang maknanya tidak menunjuk pada

makna harfiah kata-kata yang mendukungnya, melainkan pada makna yang

ditambahkan atau makna yang tersirat.

Nurhikma, (2009) Novel merupakan salah satu jenis karya sastra.

Dalam novel pengarang memaparkan realitas kehidupan manusia yang

dibungkus dengan rapi dengan menggunakan bahasa. Novel London love

story adalah salah satu dari beberapa novel karya Tisa TS yang sarat dengan

diksi dan gaya bahasa.Novel London Love Story adalah novel terbaru selain

dari Magic hour.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mustafa, (2019) dengan

judul Analisis Gaya Bahasa dalam Novel Sang Pemimpi Karya Anrea Hirata.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati di latar belakangi oleh kurangnya

Page 21: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

9

bahan ajar yg menarik bagi siswa oleh karena itu penulis menganalisis novel

sang pemimpi karya Anrea Hirata dalam hal penggunaan gaya bahasa untuk

dijakdikan bahan ajar yang menarik bagi siswa. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kuatitaf desain deskripsi. Fenomena yang

diteliti adalah gaya bahasa dalam novel Sang pemimpi karya AnreaHinata.

Hasil penelitian ini menemukan empat gaya pada novel tersebut yaitu, gaya

bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, dan

gaya bahasa perulangan.

Penelitan selanjutnya dilakukan oleh Wulandari, (2014) dengan

judul pengunaan Diksi dan Gaya Bahasa dalam Novel Pudarnya Pesona

Cleopatra karya Habiburrahman. penelitian ini berusaha mengungkapkan

diksi dan gaya bahasa yang digunakan oleh Habibi burrahman El Shirazy

dengan menuangkan ide dan gagasanya dalam Novel pudarnya pesona

Cleopatra ini didasarkan pada kekhasan gaya bahasa yang digunakan oleh

penuli yang tampak dalam karyanya

Peneliti selanjtunya dilakukan oleh Triyandani, (2019) dengan

judul kekuatan Diksi dalam Buku Puisi Tarian Hujan. Dari seratus dua sajak

terhimpun dalam buku puisi Jane sebagian besar mengunakan diksi yang

memiliki gaya sugestif. Kekuatan diksi sangat didasri oleh penyair, kata atau

rangkaian kata dipilih penyair dengan maksud untuk menimbulkan efek

tertentu pada diri pembaca, seperti ingin menonjolkan bagian tertentu, ingin

mengungah simpati atau menghindar dari hal-hal yang monoton.

Page 22: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

10

2. Diksi

Penggunaan diksi (piilihan kata) dalam penulisan ilmiah atau karya

fiksi menjadi aspek yang sangat penting dalam pembangunan kalimat

yang efektif dan utuh. Pemilihan kata yang tepat dan sesuai dengan

konteks kalimat akan memberikan efek tersendiri dalam menyampaikan

informasi, baik melalui bahasa tulis maupun lisan. Pengunaan kata yang

tidak sesuai dengan konteks atau masih asing bagi pembaca atau

pendengar akan berdampak terhadap keefektifan tulisan dan

miskomunikasi antara penulis dan pembaca atau antara pembicara dan

pendengar.

Hal ini perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan, baik

melalui bahasa tulisan maupun bahasa lisan. keterbatasan kosa kata yang

memilki penulis dan pembaca atau penutur dan pendengar, oleh karena

itu, untuk menghindari terjadinya kondisi tersebut, pemahan dan

kesadaran akan pentingnya memiliki kemampuan menguasai kosa kata

dan pemilihan kosa kata menjadi suatu keharusan, baik itu bagi penulis

dan pembicara maupun pembaca dan pendengarnya.

Diksi merupakan kemampuan untuk membedakan konteks dan

makna dari gagasan yang ingin disampaikan. Keraf, (2016)

mengemukakan bahwa diksi mencakup kata-kata yang dipakai untuk

menyampaikan suatu gagasan dengan cara menggabungkan kata yang

tepat, dan gaya yang paling baik digunakan dalam situasi tertentu.

Page 23: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

11

Alkhadiah, (1998) mengemukakan bahwa kata meruapakan salah

satu unsur dasar bahasa yang sangat penting. Pemilihan kata atau diksi

yang baik berpengaruh bagi pembaca atau penulis untuk menyatakan

pikiran dan perasaan sehingga tidak terjadi kesenjangan interaksi.

Pilihan kata bertujuan agar orang lain atau pembaca memahami

pikiran dan perasaan penulis secara tepat. Dengan demikian, seorang

penulis dituntut untuk dapat melakukan pemilihan kata yang tepat dan

sesuai dengan situasi pemakainya dalam karangan atau tulisan yang

dibuatnya. Keraf Ekoyanantiasih, (2015) Menegaskan bahwa seorang yang

luas kosa katanya dan mengetahui tepat batasan pengertianya akan

mengungkapkan pula secara tepat hal yang dimaksudkan.

Ketepatan pengunaan diksi mempengaruhi untuk menimbulkan

gagasan yang sama pada imajinasi pembaca. Dengan demikian, penulis

harus berusaha sebaik-baiknya dalam memilih kata guna mencapai

maksud yang disampaikan. Ketepatan pemilihan kata tidak akan

menimbulkan kesenjangan interaksi antara pengarang dan pembaca.

Keraf (1991:24) Mengemukakan bahwa Untuk mencapai ketepatan

pemilihan kata dalam menulis, seorang penulis perlu memperhatikan

beberapa petunjuk:

1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi bila dua kata

mempunyai makna yang mirip, penulis harus menetapkan yang mana

harus digunakan untuk mengungkapan maksudnya. Kalau pengertian

Page 24: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

12

dasar yang diinginkan, maka sebaiknya memilih kata yang denotative.

Kalau menghendaki reaksi yang akan dicapai.

2. Membedakan secara cermat kata- kata yang hampir bersinonim. Kata

kata yang bersinonim tidak selalu memilki distribusi yang selalu

melengkapi. Oleh karena itu, penulis harus hati hati memilih kata

untuk mencapaikan hal yang diinginkannya, sehingga tidak timbul

interprestasi yang berlainan.

3. Membedakan kata kata yang mirip dengan ejaan. Penulis sangat perlu

membedakan kata kata yang mirip agar tidak terjadi salah paham.

Misalnya: preposisi

4. Hindari kata kata ciptaan sendiri. Perkembangan bahasa tampak

bertambahnya jumlah kata baru. Kata baru biasanya muncul untuk

pertama kali karena oleh orang orang terkenal.

5. Waspadalah terhadap pengunaan akhiran asing. terutama kata kata

asing. Misalnya Kultur – kulturan, idiom – diomatik

6. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara

idiomatis. Contoh: ingat akan bukan ingat terhadap, mengharapkan

akan, membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi sesuatu

7. Menjamin ketepatan diksi, penulis harus membedakan kata umum dan

kata khusus. Kata khusus lebih lebih menggambarkan sesuatu dari

pada kata umum

8. Mempergunakan kata kata indra yang menunjukkan persepsi yang

khusus.

Page 25: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

13

9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata kata yang

sudah dikenal

10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.

dengan hal tersebut pemilihan kata dalam menulis, penulisan harus

menyesuaikan dengan topik yang telah dipilih. Menulis dalam satu bidan

ilmu harus menguasai kata-kata dan istilahnya. Jika tidak membedakan

kesalahan pemilihan kata dan mengakibatkan gagasan yang ditulis tidak

dipahami oleh pembaca.

Dapat disimpulkan bahwa diksi atau pilihan kata yang sesuai

dengan konteks kalimat akan mencegah terjadinya kesalah pahaman antara

pengarang dan pembaca ataupun penutur dengan pendengar. Diksi dipakai

untuk menyampaikan suatu gagasan dengan cara menggabungkan kata

yang tepat, dan gaya bahasa yang tepat dalam penggunaanya.

3. Sastra

Pada zaman modern ini kedudukan sastra semakin meningkat dan

semakin penting. Sastra tidak hanya memberikan kenikmatan dan

kepuasan batin, tetapi juga sebagai sarana penyampaian pesan moral

kepada masyarakat atas realitas sosial. Karya sastra tercipta dalam kurun

waktu tertentu dapat terjadi penggerak tentang keadaan dan situasi yang

terjadi pada masa penciptaan karya sastra itu, baik sosial budaya, agama,

politik, ekonomi, dan pendidikan, selain itu karya sastra dapat digunakan

sebagai dokumen sosial budaya yang menangkap realita dari masa

Page 26: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

14

tertentu, tetapi bukan menjadi keharusan bahwa karya sastra yang tercipta

merupakan pencerminan situasi kondisi pada saat karya sastra ditulis.

Salah satu bentuk “susastra” sebagai penuangan ide kreatif pengarang

adalah novel,

Menurut Al-ma’ruf, (2009) Karya sastra merupakan hasil kreasi

sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai

fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

memiliki keanekaragaman, baik yang mengandung aspek sosial, budaya,

politik, ekonomi, kemanusiaan, dan kebiasaan. Suwartini, (2013)

menyatakan bahwa sastra berarti alat unik pengajaran, buku petunjuk, dan

intruksi terhadap seseorang. karya sastra sering menceritakan sebuah

kisah, dalam sudut pandang orang ketiga maupun orang pertama .

Karya sastra merupakan media yang biasa digunakan oleh

pengarang tujuannya untuk menyampaikan isi pemikiran ataupun

gagasannya (Fitriani, 2019:33). Gagasan-gagasan tersebut biasanya juga

disampaikan dalam bentuk pengalamannya sehingga memberikan

pemikirannya dan imajinasinya kepada pembaca. Sastra ini bukan hanya

lahir dari suatu kejadian melainkan sastra ini juga lahir dari kesaaran yang

dimiliki oleh penciptanya. Pada dasarnya karya sastra ini sifatnya

imajinatif dan fiktif. Namun, sastra ini juga bisa ditanggung jawabkan oleh

penulisnya.

Page 27: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

15

A. Jenis Jenis sastra

1. Puisi

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang berupa hasil

dan ungkapan perasaan seorang penulis. Penulis puisi ini lebih dikenal

dengan sebutan penyair. Pembuatan dan penyusunan puisi ini

mementingkan irama, rima, penyusunan lirik dan bait. Puisi dibuat

dengan mengandung banyak makna. Puisi ini juga merupaan pegubahan

dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan dipilah secara tertata dan

cermat sehingga memberikan pertajaman kesadaran terhadap pengalaman

dan membangkitkan tanggapan melalui pernyataan bunyi dan irama serta

mengandung makna. Puisi juga hasil dari imajinatif penulis tetapi lebih

menekankan pada kekatan bahasa (Musrifah, 2018:46).

2. Prosa

Prosa merupakan jenis karya sastra yang bentuknya adalah tulisan

bebas. Bebas yang dimaksud adalah tidak terikat dengan beberapa

peraturan yang ada seperti rima, diksi dan irama seperti pada puisi.

Makna dalam prosa ini sifatnya denotatif atau memiliki makna yang

sebenarnya. Jika alam prosa terdapat kata-kata kiasan maka hanya

digunakan sebagai ornament di bagian tertentu saja untuk memberikan

keindahan dalam penulisan prosa (Musrifah, 2018:52).

Prosa juga merupakan bentuk karya sastra yang mengandung

makna sebenarnya. Namun, terdapat beberapa kata kiasan yang digunakan

dalam prosa. Kata kiasan ini merupakan kata-kata yang indah namun tidak

Page 28: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

16

memberikan penggambaran makna yang sebenarnya. Kiasan ini hanya

sebagai bentuk keindahan dan penekanan terhadap hal-hal yang

disampaikan. Prosa yang terdapat kiasan merupakan kumpulan kelompok

kata untuk mengiaskan sesuatu hal sebagai bentuk penjelasan makna yang

ditampilkan dalam prosa.

Prosa juga merupakan jenis karya sastra yang bentuknya adalah

tulisan bebas. Bebas yang dimaksud adalah tidak terikat dengan beberapa

peraturan yang ada seperti rima, diksi dan irama seperti pada puisi. Makna

dalam prosa ini sifatnya denotative atau memiliki makna yang sebenarnya

(Musrifah, 2018:53).

3. Drama

Drama adalah suatu karya sastra yang dibawakan oleh pemainya.

Kata drama berasal dari bahasa yunani draomai, yang berarti bertindak,

bereaksi, berlaku. jadi dramabisa berarti suatu perbuatan atau tindakan.

Secara umum pengertian drama karya sastra berupa dialog yang

dibawakan atau diperankan oleh para pelaku. Pementasan naskah drama

disebut juga dengan teater. Drama dalam arti luas adalah segala bentuk

tayangan yang mendandung cerita yang disajikan di hadapan masyarakat

luas. Sedangkan dalam arti sempit, drama adalah kisah manusia dalam

masyarakat yang dipentaskan di atas panggung.

Drama adalah salah satu genre (Jenis) karya sastra yang

menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama ini menyajikan

Page 29: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

17

realitas kehidupan, karakter dan tingkah laku manusia melalui peran dan

dialog yang dibawakan.

Tjahjono (1988:186) Mengemukakan drama yang termasuk karya

sastra adalah naskah ceritanya. Sebagai karya sastra, drama itu unik.

Drama diciptkan tidak hanya untuk dibaca, tetapi juga memungkinkan

untuk dipentaskan. Drama sebagai tontonan atau pertunjukan untuk

dipentaskan, drama sebagai tontonan atau pertunjukan sering disebut

sebagai teater sebagai seni pertunjukan. Drama memiliki karakter fana,

artinya dimulai pada suatu malam dan berakhir pada malam yang sama.

4. Novel

Sebagai karya sastra, novel merupakan sarana atau media untuk

mendeskripsikan pemikiran pengarang ketika pengarang mengedepankan

nilai - nilai moral dalam karyanya, maka data atau informasi yang ia

sajikan bisa jadi berasal dari orang lain atau pengalamannya sendiri

Nurgiyanto (Hartini & Wibowo, 2017), Menjelaskan bahwa segi

panjang cerita novel jauh lebih panjang dari cerpen. Oleh karena itu,

novel dapat mengemukakan alur cerita secara bebas, menyajikan kata,

kalimat, paragraf lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan dapat

melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. Hal tersebut

bergantung pada unsur pembangun novel. kelebihan novel yang khas

adalah kemampuanya menyampaikan permasalahan yang kompleks

secara penuh, mengkreasikan sebuah dunia yang utuh dalam imajinasi.

Berbeda dengan cerpen, yang tidak menuntut pembaca memahami

Page 30: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

18

masalah yang kompleks dalam alur cerita dan penjelasan yang tidak

detail. Sebaliknya, novel lebih mudah untuk dipahami penjelasan dalam

alur ceritanya yang lebih kompleks. Hal ini merupakan perbedaan

mendasar antara novel dengan cerpen.

Wicaksono, (2017) Mengemukakan bahwa novel adalah suatu jenis

karya sastra yang berbentuk prosa fiksi dalam ukuran yang panjang,

Minimal 40.000 kata dan lebih kompleks dari cerpen, dan pembahasan

yang lebih luas yang lebih menceritakan konflik - konflik kehidupan

manusia. Novel tidak hanya sekedar merupakan serangkaian tulisan yang

padu, tetapi novel menceritakan suatu peristiwa yang cukup panjang

dengan ragam karakter yang diperangkan oleh tokoh.

Novel yang diartikan sebagai konsentrasi kehidupan yang lebih

tegas, dengan rancanganya yang lebih luas dan mengandung sejarah

perkembangan manusia yang biasanya terdiri dari beberapa fragmen dan

patut ditinjau kembali. Menurut Kosasih (Zulaifah 2019), mengemukakan

bahwa novel adalah karya imajinasi yang mengisahkan sisi utuh atas

problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh, maksudnya

jelas bahwa novel meruapakan sebuah karya cipta manusia yg diwujudkan

jelas bahwa novel merupakan sebuah karya cipta manusia yang

diwujudkan oleh seorang penulis melalui penggambaran berbagai kisah

hidup yang dialami seseorang dengan untaian kisah, baik suka maupun

duka yang muncul dalam kehidupan sang tokoh yang diceritakan dalam

fiksi berbentuk novel.

Page 31: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

19

Dari pengertian novel di atas, dapat disimpulkan bahwa novel

adalah suatu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa fiksi yang bersifat

imajinatif dan meceritakan sebuah kisah kehidupan yang kompleks dalam

bentuk imajinasi dan mimesis.

a. Unsur unsur intrinsik

1. Tokoh dan Penokohan

Tokoh merupakan kajian unsur fiksi yang biasanya disebut

sebagai tokoh, penokohan dan watak. Tokoh dalam cerita

merupakan orang - orang yang ditampilkan pada suatu karya yang

naratif ataupun drama. Tokoh ini dapat ditafsirkan oleh para

pembaca dengan mengambil sisi moralitas dan kualitas moral

seperti dalam mengekspresikan suatu hal. Tokoh dalam cerita ini

akan memberikan dan menampilkan kualitas karyanya.

Penggambaran melalui ekspresi ini dapat juga dilakukan melalui

tindakan ataupun perilaku (Werdiningsih, 2016:61). Peristiwa

dalam karya fiksi ini merupakan bentuk peristiwa yang diambil

dalam kehidupan sehari - hari sehingga selalui disesuaikan dengan

karakter tokoh atau pelaku yang sesuai dengan kenyataannya.

Pelaku ini mengalami sebuah peristiwa dalam sebuah cerita

fiksi ini sehingga dapat menjalin cerita. Hal ini disebut dengan

tokoh karena bermain dalam cerita fiksi serta mampu menjalin

suatu cerita dalam karya fiksi tersebut. Tokoh ini merupakan salah

satu seorang yang perannya penting dakam suatu karya sastra

Page 32: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

20

seperti novel. Hal ini disebabkan karena apabila dalam suatu karya

sastra tersebut tidak terdapat tokoh yang berperan dan bermain

dalam karya sastra ini maka alur cerita dalam novel tersebut juga

tidak akan hidup dan tidak memberikan kemenarikan tersendiri.

Tanpa adanya kemenarikan suatu karya sastra maka tidak

dapat mengundang banyak peminat untuk membaca karya sastra

tersebut (Fitriani, 2019:35). Tokoh disetiap cerita novel ini

memiliki karakteristik yang berbeda - beda. Sifatnya berbeda-beda

sehingga tokoh ini dapat digolongkan menjadi beberapa jenis.

Beberapa jenis tersebut yaitu tokoh sentral atau tokoh utama dan

tokoh yang biasanya digunakan untuk tambahan atau tokoh

figuran. Tokoh dalam karya fiksi ini dapat juga dibedakan oleh

beberapa hal sebagai berikut :

1. Berdasarkan peranannya maka setiap tokoh ini akan dibagi

menjadi dua jenis sesuai dengan peranannya yaitu tokoh utama

dan tokoh tambahan. Tokoh utama ini merupakan peran

penting dalam alur cerita novel tersebut karena penceritaannya

memfokuskan pada tokoh utama ini. Selanjutnya, tokoh

tambahan ini merupakan tokoh yang pernannya sebagai

pelengkap saja (Wonga, 2016). Tokoh tambahan ini seing

digunakanuntuk memenuhi kekurangan saja karena tidak

lengkap apabila tokoh yang dimainkan kurang.

Page 33: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

21

Tokoh dalam karya fiksi ini selanjutnya terbagi atas

penampilan tokoh. Penampilan tokoh ini merupakan bentuk -

bentuk penampilan dari tokoh yang ditentukan. Tokoh protagonist

ini merupakan salah satu tokoh yang sangat dikagumi. Tokoh

protagonist ini merupakan salah satu tokoh dengan sifat yang baik.

Tokoh - tokoh protagonist menampilkan ekspekstasi yang tinggi

atau harapan yang tinggi. Jenis tokoh yang dibedakan menjadi jenis

perwatakan. Tokoh ini dibagi menjadi dua atas tokoh sederhana

dan tokoh bulat. Tokoh sederhana ini merupakan tokoh yang hanya

memiliki beberapa kepribadian tertentu saja. Sedangkan, pada

tokoh yang bulat maka tokoh bersifat kompleksitas yang diungkap

dari dirinya sendiri untuk ehidupan pribadinya sendiri juga

(Wonga, 2016:34).

Penokohan ini merupakan hal yang hampir sama dengan

tokoh namun penokohan ini merupakan bentuk pelukisan

gambarann dari tokoh tersebut. Tokoh ini merupakan orang yang

berperan dari suatu karya sastra tersebut sedangkan penokohan ini

merupakan sifat atau karakteristik tokoh dalam karya sastra

(Mbulu, 2017:12). Penokohan ini juga merupakan salah satu

keinginan pengaranag untuk menampilkan tokoh atau perilaku

dalam penokohan. Setiap pengarag karya sastra ini berusaha

memunculkan karakternya secara acak. Setiap pengarang tentunya

akan menampilkan penokohan ini secara baik dan sempurna.

Page 34: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

22

Pelukisan tokoh dalam karya fiksi ini dapat dibagi menjadi

dua yaitu pelukisan secara langsung. Pelukisan secara langsung ini

disebut sebagai teknik menganalisis penokohan (Aurelia, 2016:21).

Penokoha ini akan memberikan deskripsi, uraian ataupun beberapa

bentuk penjelasan secara langsung. Sedangan, pelukisan tokoh

yang secara tidak langsung ini merupakan pengarang yang

mendeskripsikan tokoh - tokohnya dalam karya sastra. Pelukisan

tokoh ini dapat dilukiskan dengan menampilkan watak dari tokoh

tersebut yang bisa juga diambil melalui kenyataan yang ada.

Sebagian besar tokoh-tokoh dalam karya sastra ini berupa

manusia atau makhluk lain yang sifatnya mirip dengan manusia.

Tokoh cerita ini akhirnya diartikan perlu digambarkan secara wajar

karena mempunyai unsur pikiran dan perasaan. Tokoh - tokoh

dalam karya fiksi ini harus dibuat secara wajar terutama bagi karya

fiksi yang menggunakan tokoh manusia untuk meyakinkan

pembaca bahwa tokoh tersebut seperti manusia yang sebenarnya

(Wonga, 2016:38). Melalui pengangkatan tokoh yang sebenarnya

maka pengarang karya fiksi ini dapat memberikan watak dan

karakter yang sesuai , penempatan karakternya serta pelukisannya

dalam cerita agar mampu memberikan gambaran secara jelas

terhadap pembacanya.

Perawatakan dalam novel ini dibedakan menjadi dua yaitu

tokoh statis serta tokoh yang berkembang (Wonga, 2016:42). Jika

Page 35: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

23

seorang pengarang memberikan perubahan perwatakan tokoh

dalam ceritanya maka disebut sebagai tokoh yang berkembang.

Namun, apabila dalam cerita tersebut seorang tokoh tersebut dalam

ceritanya tidak mengalami perkembangan maka disebut sebagai

tokoh statis karena tidak mengalami perubahan baik mulai awal

cerita hingga akhir cerita

b. Alur

Alur ini merupakan rangkaian-rangkaian peristiwa pada karya

sastra. Alur ini hrus dibuat agar penyusunan novel dapat tersistematis

menggambarkan kejadian peristiwa secara berurutan dan berhubungan.

Pada alur cerita ini terdapat tahap penyesuian dimana pengarang akan

mengenalkan tokoh - tokoh terlebih dahulu melalui latar belakang cerita

kemudian mulai masuk ke tahap permunculan konflik. Tahap ini

pengarag karya sastra mulai mengeluarkan sebuah kejadian atau konflik

dimana konflik ini dapat terus dikembangkan hingga sampai tahap

peningkatan konflik dimana konflik ini semakin memuncak hingga tahap

klimaks. Setelah tahap klimaks maka pengarang akan mulai

memunculkan penyelesaian konflik (Musrifah, 2018:70)

c. Latar atau Setting

Latar atau setting ini merupakan salah satu unsur intrinsik di

sebuah karya sastra. Latar atau setting ini meliputi ruang, waktu serta

suasana yang terjadi di suatu peristiwa pada karya sastra. Latar juga

dapat diartikan sebagai waktu atau berlangsungnya suatu peristiwa

Page 36: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

24

karena latar ini juga dapat berfungsi sebagai metonomia yang digunakan

mengekspresikan tokoh.

d. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan posisi pengarang dalam sastra atau

cerita pada karya sastra. Pengarang bisa membuat kisah dalam karya

sastra dengan menggunakan sudut pandang. Sudut pandang yang

digunakan biasanya menggunakan sudut pertama dan ketiga. Sudut

pandang pertama merupakan penempatan yang menjadi tokoh “Aku”

dengan menceritakan dirinya sendiri. Sedangkan, sudut pandang orang

ketiga adalah seorang yang posisinya sebagai narator dan berada diluar

cerita dengan menyebut “Dia”.

e. Tema

Tema ini merupakan salah satu struktur dalam penyusunan novel.

Sebelum novel ini disusun maka harus menyusun tema terlebih dahulu.

Tema ini merupakan sebuah makna cerita yang secara khusus mampu

memberikan keterangan terkait sebagian besar unsurnya secara sederhana.

Tema ini berupa gagasan dasar yang mampu menopang sebuah karya

sastra dan terkandung dalam suatu teks. Tema ini posisinya sejajar dengan

makna suatu pengalaman manusia yang bisa diingat dan terdapat banyak

cerita yang menggambarkan kejadian tersebut sehingga dapat di ingat

mulai keci, remaja, dewasa dan tua.

Page 37: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

25

f. Pesan Moral

Pesan moral merupakan amanat atau pesan moral yang

kehadirannya ini dipertahankan dalam sebuah cerita dengan dukungan

dari unsur lainnya seperti alur dan tokoh. Amanat dan pesan yang ada

dalam karya sastra ini mengacu pada sikap, tingkah laku dan kesopanan

serta pergaulan yang dihadirkan oleh pengarang melalui tokoh cerita

tersebut.

a. Jenis- jenis Novel

Menurut Al (2019) novel terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan

3 unsur yaitu jenis novel berdasarkan nyata atau tidaknya, berdasarkan

genrenya serta berdasarkan isi dan tokohnya.

1. Berdasarkan nyata atau tidaknya sebuah cerita, novel terbagi menjadi dua

jenis, yaitu:

a. Novel fiksi, jenis novel yang satu ini yaitu yang sesuai dengan

namanya,novel ini berkisah tentang hal yang fiktif dan tidak

pernah terjadi, tokoh, alur maupun latar belakangnya hanya

sebuah rekaan penulis saja. contohnya: Twillight dan Harry

Potter.

b. Novel non Fiksi novel ini kebalikan dari sebuah novel fiksi yaitu

sebuah novel yang mencritakan tentang hal yang nyata yang

sudah pernah terjadi, biasanya jenis novel ini berdasarkan

sebuah pengalaman seseorang, dan kisah nyata atau berdasarkan

sejarah. Contoh: Laskar Pelangi.

Page 38: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

26

2. Berdasarkan Genrenya novel terbagi menjadi lima jenis yaitu

a. Novel Romantis, Novel romantis merupakan novel yang

menceritakan tentang kisah - kisah percintaan dan juga

tentang kasih sayang. Contoh: Ayat-Ayat Cinta, Ketika

Cinta Bertasbih, dan Mihrab Cinta.

b. Novel Komedi, Novel komedi berisikan tentang sebuah cerita

yang mengandung unsur humor serta hal-hal yang lucu sehingga

membuat pembacanya terhibur dan tertawa. Contoh: Marmut

Merah Jambu, Manusia Setengah Salmon.

c. Novel Misteri, Novel misteri merupakan jenis novel yang

menggambarkan kisah - kisah atau cerita penuh misteri yang

biasanya ceritanya menimbulkan teka - teki dan penasaran si

pembacanya. Contoh: Sherlock, Holmes, Metropolis, Rebecca,

dan Agatha Christie.

d. Novel Horor, Novel horor menceritakan tentang suatu hal yang

menyeramkan, menakutkan serta membuat si pembaca merasa

tegang dan berdebar-debar. Contoh: Dracula, Bangku Kosong,

Kereta Manggarai.

e. Novel Inspiratif, Novel inspiratif berisikan tentang cerita yang

mampu menginspirasi banyak orang, terutama pada pembacanya.

Novel ini ditujukan untuk memberikan pesan moral atau

membangkitkan motivasi para pembacanya. Contoh: Laskar

Pelangi, Sang Pemimpi, Negeri 5 Menara.

Page 39: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

27

3. Berdasarkan isi dan tokohnya novel terbagi menjadi lima jenis yaitu:

a) Novel Teenlit, Novel teenlit merupakan novel yang berisikan

tentang kehidupan remaja serta masa perkembangan yang terjadi

pada remaja. Contoh: Dealova, Paris I’m In Love, Roman

picisan, Perahu Kertas.

b) Novel Chicklit, Novel chicklit berisikan tentang cerita seputar

wanita muda dan berbagai permasalahan yang dihadapinya.

Contoh: Miss Jutek, Testpack, Klub Santap Malam Rahasia.

c) Novel Songlit, Novel songlit merupakan jenis novel yang

pembuatannya bermula dari sebuah lagu.Contoh: Ruang Rindu,

Lelaki Buaya Darat, Surat Cinta Untuk Starla.

d) Novel Dewasa, Novel dewasa merupakan novel yang

diperuntukkan hanya untuk orang dewasa saja. Hal ini

disebabkan karena isi dari novel ini biasanya mengandung hal

yang sedikit sensualitas serta tentang asmara.

Contoh: Saman dan Larung, dan On The Island.

5. Gaya bahasa

Dengan gaya bahasa yang baik akan mempengaruhi penilaian

seseorang terhadap sebuah tulisan, menurut Tarigan( Surfilanti, 2013)

Mengemukakan bahwa gaya bahasa merupakan cara untuk

menyampaikan pikiran melalui bahasa secara khas atau khusus untuk

memperhatikan kepribadian dan jiwa penulis (penggunaan bahasa). Gaya

bahasa juga merupakan ekspresi personal manusia untuk menyampaikan

Page 40: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

28

maksudnya dengan bahasa lisan maupun dengan bahasa tulisan. Setiap

pengarang memiliki bahasa khasnya untuk melukiskan peristiwa

peristiwa lewat media bahasa, seperti jenis bahasa yang digunakan, kata-

katanya, sifat atau ciri khas imajinasi, struktur, dan irama kalimat-

kalimatnya.

Menurut Nurgiantoro, (2018) gaya bahasa ditandai oleh ciri ciri

formal kebahasaan seperti pilihan kata, strukut kalimat, bentuk bentuk

bahasa figurative, pengunaan kohesi dan lain lain. Menurut Leech dan

Short (Nurgiantoro, 2018) gaya bahasa meruapakan cara pengunaan

bahasa dalam konteks tertentu, oleh pengarang tertentu, dengan demikian

gaya bahasa dapat bermacam macam sifatnya, tergantung dari konteks,

bentuk, dan tujuan penuturan itu sendiri. Adanya konteks dan bentuk

gaya bahasa, akan menentukan gaya bahasa sebuah karya. Gaya bahasa

memiliki banyak ragam, hal itu disebabkan oleh dasar penggolongan

yang berbeda. Maka dari itu, perlunya pemahaman tentang jenis ragam

bahasa. Secara singkat Keraf (2004: 136).

jenis-jenis gaya bahasa dijelaskan sebagai berikut :

a. Gaya Bahasa hiperbola

Gaya bahasa hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang

mengandung pernyataan yang melebih - lebihkan jumlahnya, ukuranya

dan sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu

pernyataan atau situasi untuk memperhebatt, meningkatkan kesan

pengaruhnya.

Page 41: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

29

b. Gaya Bahasa Personifikasi

Personifikasi adalah salah satu jenis majas perbandingan. Dengan

demikian, majas personifikasi adalah gaya bahasa yang menyatakan

benda mati sebagai sesuatu yng seolah olah layak manusia.

Personifikasi banyak digunakan di dalam karya satra seperti puisi.

c. Gaya bahasa Smile

Majas smile adalah majas bertatut yang membandingkan dua hal

yang secara hakiki berbeda, tetapi dianggap mengandung segi yang

serupa, dinyatakan secara eksplitis dengan kata.

d. Gaya bahasa metafora

Metafora merupakan majas yang menggambarkan sesuatu dengan

perbandingan langsung dan tepat atas sifat yang hampir sama atau

bahkan sama. Majas metafora disebut juga majas persamaan atau

perbandingan.

6. Unsur pembangun novel

Sebagaimana telah dikemukakan dalam defenisi novel bahwa di dalam

pengertian novel adalah ada beberapa unsur yang membangun. Pada

hakekatnya novel dibangun oleh dua unsur yang membangun.pada hakikatnya

novel dibangun oleh dua unsur yaitu, Suwada dalam Yusniar (2019 :10)

a. Unsur luar (ekstrinsik) yaitu: yang berada di luar cerita yang ikuti

mempengaruhi kehadiranya karya tersebut misalnya faktor sosial,

Page 42: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

30

konflik memucak ekonomi, kebudayaan, politik, keagaaman, tata nilai

yang dianut masyarakat, latar belakang masyarakat, latar belakang

pengarang, nilai historis, keadaan psikologis pengarang, psikologis

pembaca, penerapan prinsip psikologis dalam karya sastra.

b. Unsur dalam (intrinsik) yaitu: unsur yang membentuk fiksi tersebut

seperti perwatakan, tema, plot, pusat pengisahan, latar dan gaya

bahasa.

7. Novel garis waktu

Novel ini menceritkan sebuah garis waktu proses bagaimana

menghapus sebuah luka yang mendalam. Buku ini merupakan sebuah

rangkuman tulisan sang penulis yang selama (2012-2016) aktif menulis

dibeberapa soal media. Novel ini merupakan repsentasi peristiwa penting

penulis yang mengajarkan tentang mencintai dengan keikhlasan. kisah

asmara dari perkenalan, jatuh cinta, hingga perpisahan. Disini pembaca

akan tahu sudut pandang seseorang yang mencintai perempuan yang telah

memilki kekasih. mencoba tersenyum dengan keadaan sampai sampai

akhirnya situasi berpihak kepadanya. tetapi takdir berkata lain, sehingga

Perjuangan kandas dan pada akhirnya. novel garis waktu karya Fiersa

Besari ini mengajarkan bahwa cinta tak harus memilki.

Novel “ Garis Waktu” karya Fiersa Besari ini ditulis dengan bahasa

puitis sangat kental. Menceritakan perjalan hidup pada suatu garis waktu,

tentang pertemuan kemudian dipisahkan. Tentang pertemuan kemudian

dipisahkan. Tentang terluka dan kehilangan pegangan. Tentang fase dimana

Page 43: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

31

kita rindu pada masa lalu dan ingin mengulang kembali masa-masa itu.

maka sesungguhnya yang terbaik adalah ikhlas. Melepaskan sesuatu

dengan hati yang lapang. Percaya bahwa segalanya adalah rentetan kisah

yang tak pernah bisa kita ubah semau diri. Terlepas dari bahasanya yang

puitis novel ini ditulis dengan realita atau kehidupan asli yang benar-benar

didalam oleh manusia pada tiap fasenya. Disinilah tertulis setiap fase yang

harus kita lewati, bersiap dengan segala kenyataan tak tak terduga. Pada

akhirnya, garis waktu tak pernah merangkak mundur. Ia maju bersama

kisah berlalu dan menyongsong kisah baru kedepanya. Pada sebuah garis

waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu

orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Kemudian, satu orang

tersebut akan menjadi bagian terbesar dalam agendamu, dan hatimu takkan

memberikan pilihan apapun.

g. Kerangka Pikir

Sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan

refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

lingkungan sosialnya. Salah satu jenis dari karya sastra adalah novel.

Novel merupakan suatu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa fiksi

yang bersifat imajinatif yang menceritakan sebuah kisah kehidupan yang

kompleks dalam bentuk imajinasi dan mimesis. Sesuai dengan objek

penelitian yang mengkaji novel garis waktu karya Fiersa Besari yang

menceritakan tentang sebuah kisah yang menghapus luka mendalam dan

konflik yang begitu dramatis. Untuk memahami maksud dari novel garis

Page 44: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

32

waktu karya Fiersa Besari, maka hal yang harus di perhatikan dalam novel

tersebut adalah diksi dan gaya bahasa, sehingga tidak terjadi kesenjangan

interaksi antara pengarang dan pembaca.

Diksi adalah piilihan kata dalam penulisan ilmiah atau karya fiksi

yang menjadi aspek yang sangat penting dalam pembangunan kalimat

yang efektif dan utuh. Sedangkan gaya bahasa merupakan cara untuk

menyampaikan pikiran melalui bahasa secara khas atau khusus untuk

memperhatikan kepribadian dan jiwa pengarang. dalam penggunaan gaya

bahasa, hal yang penting diperhatikan adalah jenis gaya bahasa. secara

umum jenis gaya bahasa terbagi menjadi empat yaitu, personifikasi,

aufemisme, alegori, dan hiperbola. Karya sastra dibedakan menjadi 3

bagian yaitu puisi, prosa, dan drama. Pada penelitian ini akan fokus pada

karya sastra prosa. Prosa dalam hal ini adalah novel yang berjudul Surga

Kecil di Atas Awan karya Kirana Kejora.

Pada penelitian ini akan menganalisis nilai moral yang terdapat

pada novel tersebut. Lalu pada tahap analisis mengenai nilai-nilai moral

dalam novel tersebut. Kemudian penarikan temuan yang dilakukan setelah

mengetahui hasil dari analisis novel serta mengandung kesimpulan pada

penelitian ini. Berikut merupakan bagan kerangka pikir:

Page 45: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

33

Bagan kerangka pikir

NOVEL GARIS WAKTU

Karya Fiersa Besari

GAYA BAHASA

ANALISIS

TEMUAN

DIKSI

KARYA SASTRA

Page 46: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis kualitatif, penelitian dilakukan dengan

menggunakan metode yang bersifat analisis deskriptif kualitatif, Analisis

mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam. Jenis penelitian ini

juga berupa metode penelitian tentang diksi dan gaya bahasa.

Menurut Bogdan dan Taylor ( Nugrahani & Hum, 2014) menjelaskan

bahwa peneletian kualitatif adalah satu cara prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa upacara atau tulisan dan perilaku orang yang

diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu mengahsilkan uraian yang

mendalam tentang ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat diamati dari suatu

individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu keadaan

konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komperensif, dan

holistik.

B. Data dan sumber data

a. Data

Sumber data dari Penelitian ini ialah karya sastra berupa berupa

novel yang berjudul garis waktu karya Fiersa Besari Sumber Data. Dengan

mengutip kata dan kalimat yang dianggap sesuai dengan judul yang diteliti.

Page 47: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

35

b. Sumber Data

Sumber Data dalam penelitian ini adalah novel Garis Waktu Karya Fiersa

Besari, Terbit tahun 2006, tebal buku 212 Halaman, Penerbit Media Kita.

C. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang penulis digunakan untuk memperboleh

data dan informasi Teknik mengenai diksi dan gaya bahasa, yaitu dengan

melakukan penulisan pustaka (percetakan) adapun langkah - langkah penulisan

dalam teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut.

a. Teknik membaca

Teknik membaca yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membaca

teks novel garis waktu karya Fiersa Besari.

b. Teknik mencatat

Teknik mencatat merupakan tindak lanjut dari teknik membaca, hasil

pengumpulan data yang diporoleh, yaitu hasil analisis diksi dan gaya bahasa yang

terdapat dalam novel garis waktu karya Fiersa Besari

D. Teknik analisis data

Analisis dan kualitatif biasanya digunakan untuk karya tulis ilmiah yang

mengkaji novel karya sastra dalam novel garis waktu karya Fiersa Besari. Adapun

langkah langkah yang dilakukan penulis untuk menganalisis data penelitian.

Berdasarkan diksi dan gaya bahasa adalah sebagai berikut.

Page 48: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

36

1. Menelaah seluruh data yang diperoleh berupa diksi dan gaya bahasa dalam

novel garis waktu karya Fiersa Besari.

2. Mereduksi dan mengaitkan data tertulis, berupa diksi dan gaya bahasa yang

dikutip untuk memperkuat analisis data

3. Bila pemaparan penelitian sudah dianggap sesuai, maka hasil penelitian

dianggap sebagai hasil akhir.

Page 49: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a. Penggunaan Gaya Bahasa

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berikut

ini akan dikaji uraian data mengenai diksi dan gaya bahasa dalam

novel garis waaktu karya Fiersa Besari.

b. Gaya Bahasa Hiperbola

Gaya bahasa hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang

mengandung pernyataan yang melebih – lebihkan jumlahnya,

ukuranya dan sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada

suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatakan

kesan pengaruhnya. Gaya bahasa hiperbola tampak pada kalimat

berikut.

“ Merasakan sebagian dirimu masih menancap di jantungku

ketika aku tertatih menjauh” ( Besari, 2006 :153).

Kutipan tersebut merupakan data pertama dari tiga majas

hiperbola yang ditemukan dalam analisis diksi dan gaya bahasa

dalam novel garis waktu karya Fiersa Besari. Dikategorikan

sebagai gaya bahasa hiperbola karena terkesan melebih - lebihkan

kata menancap yang secara leksikal bermakna tercacak oleh benda

tajam ( aplikasi KKBI V), yang biasanya digunakan pada kata

Page 50: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

38

paku, pisau. Contoh: a. sebuah paku menacap pada tembok b. ibu

mengambil pisau yang menacap pada kayu.

“Sambil memandang matamu merasakan jantungku ingin meledak,

lalu melihat senyumanmu menghentikan duniaku” ( Besari, 2006 :

68)

Dalam Kutipan tersebut terdapat dua majas hiperbola yang

ditemukan. Dalam analisis diksi dan gaya bahasa dalam novel garis

waktu karya Fiersa besari. dikategorikan sebagai gaya bahasa

hiperbola karena terkesan melebih lebihkan kata meledak yang

secaera leksikal bermakna meletus (aplikasi KBBI V) Berikut

contoh pada kalimat: a.ban motor Rika meledak b. Bom yang

dilemparkanya itu meledak tanpa mengenai sasarannya. kata

selanjutnya yang mengandung majas hiperbola pada kutipan

tersebut yaitu menghentikan duniaku, karena terkesan berlebihan

bahwa tidak mungkin senyuman seseorang mampu menghentikan

dunia.

“Dan kau bagaikan pecandu yang rela menggandakan jiwa demi

menatap matamu sekali lagi” (Besari, 2006:12)

Dalam kutipan tersebut merupakan data keempat dari

majas hiperbola yang ditemukan dalam analisis diksi dan gaya

bahasa dalam garis waktu kaya Fiersa Besari. kalimat tersebut

dikategorikan sebagai gaya bahasa hiperbola karena terksesan

Page 51: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

39

melebih lebihkan kata menggandakan yang secara leksikal

bermakna tampak lebih dari satu (aplikasi KBBI V) yang biasanya

digunakan pada kata benda seperti, Kunci dan Dokumen. Contoh:

a. Dila menggandakan kunci pagarnya b. ayah mengadakan ke

uangan di tempat kerjanya.

“Disampingmu, aku sanggup melewati pijar mereka”

( Besari,2006: 72)

Dalam kutipan tersebut merupakan data keempat dari majas

hiperbola yang ditemukan dalam analisis diksi dan gaya bahasa

dalam novel garis waktu karya Fiersa Besari dikategorikn sebagai

gaya bahasa hiperbola karena terkesan melebih lebihkan kata Pijar

yang secara leksikal bermakna percikan logam (aplikasi KBBI V)

berikut conth kalimat yang biasa digunakan pada kalimat benda

seperti, Pisau, Besi. Contoh: a. Adik memotong sayuran di dapur

dengan pisau yang tajam b. besi dirumah adik sudah lama dan

berkarat.

“Jagat raya meledak menjadi jutaan kembang api”

(Besari, 2006:24)

Pada kutipan tersebut merupakan data kelima dari majas

hiperbola yang ditemukan dalam analisis diksi dan gaya bahasa

dalam novel garis waktu karya Fiersa Besari, dikategorikan sebagai

Page 52: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

40

gaya bahasa hiperbola karena terkesan melebih lebihkan kata Jagat

raya yang seara leksikal bermakna seluruh dunia (aplikasi KBBI

V). Berikut contoh yang biasa digunakan pada kata seluruh dunia

a. pergantian tahun sudah dekat seluruh dunia mengadakan pesta

kembang api b. seluruh dunia tetap mematuhi protokol kesehatan

selamat covid 19.

“Ketika senja menguning diantara jalanan” ( Besari, 2006:76)

Pada kutipan tersebut merupakan data keenam dari majas

hiperbola yang ditemukan dalam analisis diksi dan gaya bahasa

dalam novel garis waktu karya Fiersa Besari, dikategorikan sebagai

gaya bahasa hiperbola karena matahari terbenam senja ( Aplikasi

KBBI V). Berikut contoh yang bisa digunakan pada matahari

terbenam. a. Sore hari Dila sedang ke dermaga melihat senja. b.

Senja di sore hari sangatlah indah.

Tapi mereka punya hati sekuat baja ( Besari, 2006: 91)

Pada kutipan tersebut merupakan data ketujuh dari majas

hiperbola yang ditemukan dalam analisis diksi dan gaya bahas

dalam novel garis waktu karya Fiersa Besari, dikategorikan sebagai

gaya bahasa hiperbola karena sesuatu yang keras baja ( Aplikasi

KBBI V). Berikut contoh yang bisa digunakan pada kata baja

Page 53: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

41

a. Mereka seperti baja yang keras, yang membuat sebuah

lokomotif terus berjalan. b. Teruslah berjuang meski negara kita di

serang oleh pandemi

B. Gaya bahasa Personifikasi

Personifikasi dalah salah satu jenis majas perbandingan. Dengan

demikian, majas personifikasi adalah gaya bahasa yang menyatakan benda

mati sebagai sesuatu yang seolah olah layak manusia. Personifikasi banyak

digunakan di dalam karya sastra sperti puisi.

“ Aku lupa bahwa bintang pun bernyawa, hutan pun benapas” (Besari,

2006:8)

Pada kutipan tersebut terdapat dua majas personifikasi.

dikategorikan sebagai majas personifikasi karena terdapat kata bintang pun

bernayawa dan hutan pun beranapas yang terkesan menganggap benda

mati seolah hidup.

“ Dan aku hanya mampu menjadi korban dari kerinduan yang mencekik,

yang tersenyum dengan pipih merah merona tatkala kau menyapaku.

( Besari,2006: 16)

Pada kutipan tersebut terdapat satu majas peronifikasi,

dikategorikan sebagai majas personifikasi karena terdapat kata mencekik ,

dikateorikan sebagai majas personafiksi karena terdapat kata mencekik yang

Page 54: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

42

terkesan mengangkat memengang leher sehingga yang dipegang dicekam

dan tidak bernafas.

“Lagi - lagi imajinasi menertawakanku karena selalu berhasil

menemuimu (Besari, 2006:24)

Pada kutipan tersebut terdapat satu majas personifikasi,

dikatogorikan sebagai majas personifikasi karena terdapat kata imajinasi

menertawakanku yang teksesan menganggap bahwa imanjinasi merupakan

sesuatu yang hidup layaknya seorang manusia.

“Dan bayangan dicermin tertawa mengejekku” (Besari, 2006:16)

Pada Kalimat tersebut terdapat satu majas personifikasi,

dikategorikan sebagai majas personifikasi karena terdapat kata mengejek.

dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena kalimat tersebut

bertentangan dengan makna yang sebenarnya atau berlawanan dengan apa

yang dikatakan, dalam hal ini terdapat pada kata mengejek (aplikasi KBBI

EDISI V), yang biasa digunakan untuk menghina seseorang.

“Aku tidak tahu caranya menghargai mentari yang membakar langit

hingga kemerahan” (Besari, 2006: 7).

kalimat tersebut terdapat satu majas personifikasi, dikategorikan

sebagai majas personifikasi karena terdapat kata mengahargai kalimat

tersebut bertentangan dengan makna menghormati ( Aplikasi KBBI V) yang

biasa digunakan untuk menghargai sesuatu.

Page 55: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

43

“ Aku tidak tahu caranya mencium wangi hujan yang membasahi bumi”

( Besari, 2006: 7)

Pada kutipan tersebut terdapat dua majas personifikasi,

dikategorikan sebagai majas personifikasi karena terdapat kata mencium

wangi hujan yang bumi membasahi yang terkesan menganggap membasahi

tanah dan mengeluarkan wangi yang harum.

“ Dan tangan kita pernah pernah saling bergandengan di anatara

perjumpaan dan selamat tinggal” ( Besari, 2006 : 8)

Pada kutipan tersebut terdapat terdapat satu majas personifikasi,

dikategorikan sebagai majas personifikasi karena terdapat kata

bergandengan yang terkesan menganggap berpegangan tangan .

“ Biarkan hatiku berpesata pora. Biarlah aku bersenandung gembira”

( Besari,2006 : 60)

Pada kutipan tersebut terdapat satu majas personifikasi,

dikategorikan sebagai majas personifikasi karena terdapat kata bersenandung

yang berarti bernanyi yang terkesan mengangap menyanyi dengan suara

lembut untuk menghibur diri sendiri atau meninabobokan bayi supaya

tertidur.

“ sesekali ombak menggodaku . katanya, lebih baik sendirian tapi punya

seseorang yang peduli, dari pada punya pasangan tapi merasa sendiri”

Page 56: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

44

( Besari, 2006: 132).

Pada kutipan tersebut terdapat majas personifikasi karena terdapat

kata menggoda, yang berarti mengajak seseorang berbuat kebaikan atau

berbuat kejahatan.

“ Aku sudah bersiap untuk kehilanganmu, sebagaimana aku bersiap

melepaskanmu” ( Besari, 2006: 132)

Pada kutipan tersebut terdapat majas personifiksi dikategorikan sebagai

majas personifikasi karena terdapat kata melepaskanmu yang terkesan

menganggap melepaskan segala sesuatu.

“ Pernahka rasa bersalah mengejek dan menertwakanmu? Mati – matian

aku tutup telinga, namu suara itu malah semakin kuat berteriak.

( Besari, 2006 : 143- 144) pada kutipan tersebut terdapat majas personifikasi

karena terdapat kata menertawakanmu, yang berarti menghina seseorang

dengan tingkah laku yang mencemooh.

C. Gaya bahasa metafora

Gaya bahasa metafora rasa kesal Pada kutipan tersebut mengandung majas

sarkasme karena terkesan mengandung celaan. Metafora merupakan majas

yang menggambarkan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas

sifat yang hampir sama atau bahkan sama. Majas metafora disebut juga majas

persamaan atau perbandingan.

Page 57: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

45

“ dan pagi – pagiku hanyalah repetisi membosankan untuk mengenyangkan

logika. Aku lupa bintang pun bernyawa, hutan pun bernapas.

( Besari, 2006:8).

Pagi- pagiku hanyalah repetisi yang secara leksikal dalam metafora bermakna

rutinitas seperti repetisi yaitu di ulang terus menerus, di lakukakan karena

pemikiran manusia yang di metaforakan dengan untuk mengenyangkan logika.

“ Kau idamkan tanganku didalam gengamanmu di dalam jabatanku selama

beberapa detik. aku idamkan tanganku di dalam genggamanmu untuk

selamanya. ( Besari, 2006: 11)

Kau idamkan secara leksikal dalam metafora menjelaskan mengenai dan

harapan keinginan terus untuk terus bersama.

“ Mungkin kau adalah malaikat yang seedang menyamar, diturunkan bersama

lusinan boom atom yang meledakkan dimensiku. Dan aku hanya bisa pasrah

membiarkan perkenalan kita dimulai” ( Besari, 2006: 12)

Mungkin kau adalah malaikat yang sedang menyamar, diturngkan bersama

lusinan boom atom yang sedang meledakkan.

“ Senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku kelagapan, membias

jingga sebelum akhirnya menggirinku pada kegelapan. ( Besari, 2006: 39)

“ Senja yang secara lekikal dalam metafora merupakan sesuatu yang indah

sehingga menggambarkan sebuah senyuman yang indah”.

Page 58: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

46

“Ketika senja menguning diantara jalan” (Besari,2006:76)

Senja yang secara leksikal dalam metafora bermakna setengah gelap sesudah

matahari terbenam.

“ Tapi mereka punya hati sekuat baja, yang sanggup menerima pukulan

bertubi – tubi demi kebahgiaan anaknya” ( Besari, 2006: 91).

Baja yang secara leksikal dalam metafora bermakna sesuatu yang keras dan

kuat.

” Coba kau ingat kembali perjungan kita mencari dermaga yang semestinya

melabunkan kapal kita. Walau itu kau dan aku kuat menghadang ombak dan

badai.”

Yang secara leksikal dalam metafora menggambarkan keinginan agar

orang dicintai mengingatkan perjuangan dalam sebuah hubungan. dengan

perjuangan kita mencari dermaga yang semestinya mendarat kapal kita. Kau

dan aku kuat menghadang, dan permasalahan dalam majas metafora dengan

ombak dan badai.

“ kau laksana mawar yang menggoda untuk ku peluk, terus kupeluk walau

dirimu melukai” ( Besari, 2006: 153)

Menggoda yang secara leksikal dalam metafora bermakna mengajak seseorang

untuk menuju jalan yang lebih baik.

Kita jadi malu berpendapat karena berpendapat kita dicemooh”

Page 59: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

47

( Besari, 2006: 170)

Dicemooh yang secara leksikal dalam metafora bermakna hinaan atau ejekan.

“ Bukankah hidup ini serangkaian repetisi? Lantas, haruskah kita takut jatuh hati

karena karna pengalaman patah hati? ( Besari, 2006:174)

Hidup ini serangakai repetisi secara leksikal dalam metafora bermakna metafora

ini bermakana pernyataan retoris sebuah pemikiran jika hidup ini seperti repetisi.

“ rasa adalah anomalia yang tidak bisa diprediksi. Rasa bisa datang dan pergi

kapan pun dia mau” ( Besari, 2006: 177)

Menjelaskan mengenai perasaan. Datang dan pergi kapanpun dia mau secara

leksikal metafora seperti perasaan bisa dilambangkan dengan sesuatu yang lebih

konkret seperti dia datang dan pergi. Yang secara leksikal metafora bermakna

seolah olah yang dicintai tersebut dapat berpengaruh dalam kehidupan.

D.Gaya bahasa smile

“ Ia laksana mentari di tengah temaram, hijau di antara gerseng, cinta

tidak pernah datang tiba – tiba ia akan mengedap – ngedap menyusun ke dalam

urat nadimu. ( Besari, 2006:16)

“ akupun harus mengengam hatimu. Karena entah sejauh langit , atau sedekah

langit – langit, bagiku kau bintang yang kau puja sengah mati. ( Besari, 2006: 17)

“ kau jernih diantara buram, nyata diantara nanar. ( Besari, 2006: 20)

Page 60: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

48

“ aku ingin pertama kali melihatmu. Kau masuk ke dalam hidupku tanpa permisi,

berputar bagai gasing di dalam pikiranku . ( Besari, 2006: 43)

“ Menaruh harapan padamu seakan menggenggam duri – duri dibatang mawar,

mmbuatku berdarah. ( Besari, 2006: 48)

“ Senandung lagi nyanyi – nyanyi yang membawaku beriringan denganmu.

Sebab, nadamu mampumembeli bahagia. ( Besari, 2006: 40)

“ Cita – citaku ingin fotomu ada di buku nikahku. ( Besari: 2006: 79)

D. Pengunaan Diksi

Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk

memberikan makna sesuai dengan keinginan penulis. Syarat diksi adalah tepat,

benar, dan lazim, pemilihan diksi yang tidak tepat menyebabkan perbedaan makna

dan pesan penulis tidak tersampaikan.

Adapun diksi yang digunakan dalam novel garis waktu karya Fiersa Besari

Berdasarkan maknanya yaitu:

a. Makna Denotatif

Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata atau

kalimat. Denotatif menurut KBBI adalah makna atau kelompok kata yang

didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang

didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif.

Page 61: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

49

a.“ Hidup adalah serangkaian kebetulan. Kebetulan adalah takdir yang

menyamar” ( Hal 9).

Pada kutipan diatas mengandung makna denotatif pada diksi kebetulan

mengandung makna yang sebenarnya artinya secara kebetulan kita dipertemukan

dengan dia penjahat yang sudah lama dicari itu akhirnya dia tertangkap dengan

cara kebetulan sja.

b. Jika kita berjodoh, walaupun hari ini dan di tempat ini tidak bertemu kita

pasti akan tetap di pertemukan dengan cara yang lain”. ( Hal 13)

Pada kutipan diatas mengandung makna denotatif pada diksi di pertemukan

mengandung makna yang sebenarnya artinya membuat dua orang atau lebih

berjumpa.

c.Tak usah mengharapkanku menitipkan sesuatu yang belum tentu bisa aku jaga,

meski mungkin, pengharapan darimu hanyalah pengharapan dariku semata.

( hal 19)

Pada kutipan diatas mengandung makna denotatif pada diksi di

pegharapan mengandung makna yang sebenarnya artinya keinginan

terhadap sesuatu.

“jika Jangan mengikat kau tak berniat mengikat”. ( Hal 19)

Pada kutipan diatas mengandung makna denotatif pada diksi di mengikat

mengandung makna yang sebenarnya artinya pertemuan yang mengikat

Page 62: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

50

pertemuan yang seharusnya kedua belah pihak menepatinya dengan

sungguh – sungguh.

Kita berdua hanyalah dua orang yang berlari aku sibuk mengejarmu, kau

sibuk menghindariku , ohh, tenang, kau tidak lelah, justru aku menikmati

prosesnya.( Hal 24)

Pada kutipan diatas mengandung makna denotatif pada diksi di proses

mengandung makna yang sebenarnya artinya proses kemajuan covid 19

terus meningkat.

Jangan takut untuk menjadi jujur, jangan takut melawan arus.hanya karna

tidak ada setuju dengan pendapatmu, bukan berarti pendapatmu salah.

( Hal 33)

Pada kutipan diatas mengandung makna denotatif pada diksi di proses

pendapatmu mengandung makna yang sebenarnya artinya begitulah

pendapat orang – orang setelah mendengarkan keberatan – keberatan yang

ditemukan oleh pembela.

Menyanyingimu adalah soal keikhlasan. Bukan keikhlasan untuk terus

terusan diberi harapan semu, melainkan ke ikhlasan untuk menyadari

bahwa memang seharusnya kau berhak bahagia. ( Hal 48)

Pada kutipan diatas mengandung makna denotatif pada diksi di

proses pendapatmu mengandung makna yang sebenarnya artinya keikhlasan

Page 63: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

51

mengajarkan kita cinta tak selamanya tentang kepemilikan. Tapi cinta

adalah tentang keikhlasan. Dan terimakasih untuk segala rasa.

Akan tiba saatnya kita temuakan alasan yang tepat untuk berjuang. Jika

telah tiba genggam erat. Sesuatu yang istimewa takang datang dua kali.

( Hal 65)

Pada kutipan diatas mengandung makna yang denotatif pada diksi di

istimewa mengandung makna yang sebenarnya artinya ulang tahun Dila

mendapatkan kado istimewa dari sahabat – sahabatnya.

Jika kata ‘sayang’ tidak berlebihan maka izinkanlah aku mengucap ‘ aku

menyanyangimu’ tanpa batas waktu. ( Hal 72)

Pada kutipan diatas mengandung makna yang denotatif pada diksi di

berlebihan mengandung makna yang sebenarnya artinya Harga rumah itu

berlebihan mahalnya.

Mencintai sesuatu bukan berarti tidak pernah jenuh, mencintai sesuatu

berarti bisa menerima konsekuensi kejenuhan, kemudian lanjut menjalani.

( hal 129) .

Pada kutipan diatas mengandung makna yang denotatif pada diksi di kejenuhan

mengandung makna yang sebenarnya artinya saya sudah jenuh dengan keadaan

sekarang.

Page 64: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

52

Kau laksana mawar yang menggoda untuk kupeluk terus kupeluk walau dirimu

melukai. Dan yang terberat bagiku adalah melepaskan pelukanmu. Merasakan

bagian durimu masih menancap di jantungku ketika aku tertatih menjauh.

( Hal 153)

Pada kutipan diatas mengandung makna yang denotatif pada diksi di menancap

mengandung makna yang sebenarnya artinya paku itu menancap di tembok

Dulu kita selalu mengucap kata sayang di penghujung malam. Kini kita tidak

lebih dari dua orang asing yang merindukan masa lalu secara diam – diam.

( hal 195)

Pada kutipan diatas mengandung makna yang denotatif pada diksi di penghujung

malam artinya dulu kita selalu mengucap kata sayang di penghujung malam.

Namun, kini kita tidak lebih dari dua orang asing yang merindukan masa lalu

secara diam – diam.

Beberapa orang tinggal di dalam hidupmu agar kau menghargai kenangan –

kenangan. Beberapa orang tinggal dalam kenangan agar kau menghargai

hidupmu. ( Hal 203)

Pada kutipan diatas mengandung makna yang denotatif pada diksi di kenangan

artinya kenangan manis terlalu indah untuk dikenangan kembali.

c. Makna Konotatif

Page 65: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

53

Makna konotatif adalah sebuah kata yang mengandung makna kias atau

bukan kata sebenarnya. Adapun diksi yang digunakan dalam novel garis waktu

karya Fiersa Besari Berdasarkan maknanya yaitu

“ jika kasmaran adalah narkotika, maka kau adalah bandarnya, dan kau

bagaikan pecandu yang rela menggandaikan jiwa demi menatap matamu sekali

lagi” ( Hal 12)

diksi narkotika bukan berarti narkoba atau obat – obatan terlarang diksi tersebut

mengambarkan kecanduan artinya kasmaran pada kutipan tersebut adalah sesuatu

yang dapat membuat kecanduan.

“Jika kau terlalu indah untuk kubiarkan berkeliling di linimasa” ( hal 12)

Pada diksi linimasa mengandung makna pada diksi linimasi, tak berarti suatu

tempat diksi linimasa ini mengandung makna garis waktu atau dapat disebut

kenangan.

“ Semuda itu kau kembali menyeretku menjadi budakmu, dan bayangan dicermin

tertawa mengejekku” (Hal 16 )

Pada diksi menyeret mengandung makna pada diksi menarik, tak berarti suatu

tempat diksi menyeret ini mengandung makna menarik dengan paksa.

“ Sementara kata katamu yang seadanyaa dan terkesan dingin adalah residu dari

kembang api yang menghanguskan bumiku menjadi jelaga” (Hal 24) .

Page 66: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

54

Pada diksi residu mengandung makna pada diksi ampas, tak berarti suatu tempat

diksi endapan ini mengandung makna seperi ampas kopi yang bertimbun di dasar

cangkir.

“ Dan kau yang bodoh ini terkunci rapat – rapat di dalam labirinmu tak tahu

jalan keluar.” ( Hal 33)

Pada diksi labirin mengandung makna pada diksi sangat rumit, tak berarti suatu

tempat diksi berliku – liku mengandug makna seperti sesuatu yang sangat rumit

dan berbelit – belit.

“ senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku gelagapan, membias

jingga sebelum akhirnya menggiringku pada kegelagapan” (hal 39)

Pada diksi gelagapan mengandung makna pada diksi sulit bernapas , tak berarti

suatu tempat diksi kebingunan mengandung makna seperti sesuatu yang keadaan

sulit bernapas.

“ Tangan kita berlumur harapan palsu, tanganku mengapai – gapai mencari

jalan keluar. Sementara tanganmu mencegah kemana – mana”. ( Hal 44)

Pada diksi mengapai – gapai mengandung makna pada diksi melakukan sesuatu,

tak berarti suatu tempat diksi mengandung makna seperti meraih sesuatu untuk

mendapatkan cita – citanya.

“ Jangan khawatir , mengenai kabarku, aku mencoba untuk baik – baik saja,

memamerkan senyum palsu, untuk seorang badut sepertiku” (Hal 47)

Page 67: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

55

Pada diksi memamerkan mengandung makna pada diksi membanggakan sesuatu,

tak berarti suatu tempat diksi mengandung makna seperti mempertunjukkan

“ Bahkan disaat seperti ini, aku masih berusaha tegar, kita sama entah terlalu

pintar menyembunyikan perasaan, atau terlalu bodoh untuk menyatakan”

(hal 51-52)

diksi menyatakan mengandung makna pada diksi menerangkan ini tak berarti

sesuatu tempat diksi artinya menjelaskan pada kutipan tersebut adalah sesuatu

yang dapat megemukakan.

“ Pikiranku percaya bahwa dengan hatiku berlari ke arahmu, dia akan berujung

hancur.” ( Hal 55)

diksi berujung mengandung makna pada diksi runcing tidak berarti disuatu tempat

diksi runcing ini mengandung makna kesudahan atau dapat disebut dengan

berakhir.

“ Jatuh hati tidak pernah bisa memilih. Tuhan yang memilihkan. Kita hanya

korban kecewa adalah konsekuensinya bahagia adalah bonus” ( hal 63)

diksi konsekuensi mengandung makna pada diksi perbuatan tidak berarti disuatu

tempat diksi konsekuensi ini mengandung makna sesuai dengan dahulu.

“ wajah akan menua, tapi otak akan mematah, mereka marah jika chatnya tak

terbalas “ ( hal 64)

Page 68: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

56

Pada Diksi menua bukan berarti menjadi tua atau diksi tersebut menggambarkan

bertambah tua artinya ibu kelihatan tua setelah berumur 50 tahun.

“ aku sanggup melewati pijar neraka. tak disisimu, apalah arti surga? Di

pelukanmu, aku rela mati hari ini. (hal 72)

Pada diksi pijar bukan berarti yang menyala, diksi tersebut menggambarkan panas

atau terbakar.

“ Melihat segala sesuatu itu seharusnya dari akhirnya dulu, bukan awlanya” .

(hal 75)

Pada diksi akhir mengandung makna pada diksi belakang tidak berarti disuatu

tempat diksi belakang ini mengandung makna penghabisan.

“ Berani mengikuti kata hati, berani keluar untuk melihat dunia. Karena, hidup

didunia ini cuman satu kali” . ( hal 101 )

Pada diksi mengikuti mengandung makna pada diksi menurutkan, tidak berarti

disuatu tempat diksi menurut ini mengandung makna mendengarkan pada kutipan

tersebut adalah sesuatu yang dapat membuat mengikuti perkembangan politik di

luar negeri .

” Teruntuk seseorang yag kejauhan, tak usah khawatir jarak terjauh kita adalah

“waktu “ tabungan terindah kita adalah “ rindu” ( hal 111)

Pada diksi kejauhan bukan berarti terlampau jauh atau diksi tersebut

menggambarkan jarak jauh artinya pada kutipan tersebut adalah tempat yang jauh.

Page 69: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

57

“ dan kereta ini akan membawa ragaku pulang. Hanya ragaku yang pulang,

hatiku tidak pernah pergi darimu. Tidak sedikit pun, tidak sekali pun” ( hal 123)

Pada diksi raga mengandung makna pada diksi badan, tidak berarti disuatu tempat

diksi menurut ini mengandung makna raga pada kutipan tersebut adalah sesuatu

yang dapat membuat memperagakan organ tubuh.

“Aku memandangmu dengan samar, sebagaimana kau memikirkanku dengan

nanar” ( hal 132)

Pada diksi samar mengandung makna pada diksi kabur, tidak berarti disuatu

tempat diksi samar ini mengandung makna agak gelap atau dapat disebut dengan

tidak kelihatan nyata.

Cintah selalu menjadi obat, dan selayaknya obat, kau telah overdosis

mengomsusinya secara berlebihan. ( hal 148)

Pada diksi berlebihan mengandung makna pada diksi banyak sekali, tidak berarti

disuatu tempat diksi berlebihan ini mengandung makna banyak sekali atau dapat

disebut dengan tidak sewajarnya.

“ tuhan mempertemukan kita seperti mempertemukan tanah kering dengan rinai

hujan, aku yang gersang kau teduhkan” ( hal 202)

Pada diksi rinai mengandung makna pada diksi gerimis, tidak berarti disuatu

tempat diksi rinai ini mengandung makna tetes –tetes ( tentang hujan)

Page 70: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

58

C. pembahasan

Penelitian ini difokuskan pada analisis diksi dan gaya bahasa

dalam novel garis waktu karya Fiersa Besari. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti, hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat

dua puluh empat jenis gaya bahasa, empat diantaranya yang digunakan

dalam novel garis waktu karya Fiersa Besari. Terdapat tujuh gaya bahasa

hiperbola, sepuluh gaya bahasa personifikasi, sebelas gaya bahasa

metafora dan tujuh gaya bahasa smile. Berikut dapat ditunjukkan dalam

tabel data pengunaan gaya bahasa dalam novel garis waktu karya Fiersa

Besari

Tabel 4.1. Gaya bahasa dalam novel garis waktu Karya Fiersa Besari.

No Gaya Bahasa Data Keterangan

1. Gaya bahasa hiperbola 7 Besari, 2006 : 12, 24, 72, 68, 91,76, 153.

2. Gaya bahasa personifikasi 11 Besari, 2006 : 8, 16,16, 24.7,7,8,60,132,132,144

3. Gaya bahasa metafora 11 Besari, 2006 : 8,11,12,39,76,91,153,170

4. Gaya bahasa smile 7 Besari, 2006 : 16,17,0,43,48,40,79

Page 71: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

59

Tabel 4.2 Diksi dalam novel garis waktu karya Fiersa Besari

No. Diksi Data Keterangan

1. Makna konotatif 20 Besari, 2006 : 12, 12, 16, 24, 33, 39, 44,

47, 51, 52. 55, 63 .

2. Makna denotatif 13 9, 13, 19, 19,24, 33, 48, 65, 72, 179, 153,

195, 203.

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa gaya bahasa personifikasi

lebih dominan di gunakan pada novel Garis Waktu karya Fiersa Besari. Gaya

bahasa personafikasi di gunakan Fiersa Besari untuk memperindah kalimat agar

pembaca dapat merasakan serta menciptakan khayalan berdasarkan gaya bahasa

hiperbola yang tulis oleh Fiersa Besari. Gaya bahasa personifikasi merupakan

salah satu gaya bahasa pertentangan atau penggunaan kata berkias yang

menyatakan pertentangan dengan maksud sebenarnya oleh penulis untuk

memberikan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca. Majas personifikasi pada

novel ini sebagai penegasan agar pembaca turut merasakan dan menciptakan

imajinasi berdasarkan gaya bahasa khususnya gaya bahasa hiperbola yang ditulis

oleh Fiersa Besari.

Sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Fatimah (2020) yang sama-

sama mengkaji gaya bahasa pada novel karya Fiersa Besari. Pada penelitiannya

peneliti mengkaji novel dengan judul Garis waktu , dengan hasil majas hiperbola

juga lebih dominan digunakan oleh Fiersa Besari pada novel tersebut.

Page 72: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

60

Adapun gaya bahasa hiperbola juga dominan digunakan dalam novel Garis

Waktu karya Fiersa Besari ini. Gaya bahasa hiperbola digunakan oleh Fiersa

Besari dalam mengumpamakan sifat atau sikap seseorang melalui benda - benda

mati. Gaya bahasa hiperbola juga salah satu majas pertentangan atau penggunaan

kata berkias. Gaya bahasa hiperbola ini digunakan Fiersa Besari agar pembaca

dapat menciptakan imajinasinya terhadap gaya bahasa tersebut dalam memaknai

karyanya.

Gaya bahasa metafora dan smile merupakan gaya bahasa yang sama - sama

bermakna sindiran, namun bedanya, metafora merupakan perbandingan langsung

karena tidak mempergunakan kata - kata pembanding, sedangkan smile

merupakan kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain dengan

mempergunakan kata - kata pembanding. Sedangkan diksi dalam novel garis

waku karya Fiersa Besari yang digunakan berdasarkan maknanya yaitu : makna

denotatif sangat mudah ditemukan dalam tulisan , karena merupakan kata yang

sebenarnya yang tertulis pada kalimat. Sedangkan makna konotatif ialah makna

kias atau bukan kata yang sebenarnnya dan berkaitan dengan nilai rasa.

Page 73: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

61

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat empat

dardua puluh empat gaya bahasa yang ditemukan dalam novel garis waktu

karya Fiersa Besari. Dengan data yang ditemukan berjumlah empat gaya

bahasa terdiri dari: (a). Majas Hiperbola berjumlah tujuh Contoh : “Dan

kau bagaikan pecandu yang rela menggandakan jiwa demi menatap

matamu sekali lagi” (Besari, 2006:12)

Dalam kutipan tersebut merupakan data keempat dari majas

hiperbola yang ditemukan dalam analisis diksi dan gaya bahasa dalam garis

waktu kaya Fiersa Besari. kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya

bahasa hiperbola karena terksesan melebih lebihkan kata menggandakan

yang secara leksikal bermakna tampak lebih dari satu (aplikasi KBBI V)

yang biasanya digunakan pada kata benda seperti, Kunci dan Dokumen.

Contoh: a. Dila menggandakan kunci pagarnya b. ayah mengadakan ke

uangan di tempat kerjanya.

“Disampingmu, aku sanggup melewati pijar mereka”

( Besari,2006: 72)

Dalam kutipan tersebut merupakan data keempat dari majas

hiperbola yang ditemukan dalam analisis diksi dan gaya bahasa dalam

novel garis waktu karya Fiersa Besari dikategorikn sebagai gaya bahasa

Page 74: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

62

hiperbola karena terkesan melebih lebihkan kata Pijar yang secara leksikal

bermakna percikan logam (aplikasi KBBI V) berikut conth kalimat yang

biasa digunakan pada kalimat benda seperti, Pisau, Besi. Contoh: a. Adik

memotong sayuran di dapur dengan pisau yang tajam b. besi dirumah adik

sudah lama dan berkarat. (Besari, 2006: 12, 16, 24, 72, 68, 153)

(b). Majas personifikasi terdapat tiga belas data contoh : “Aku lupa

bahwa bintang pun bernyawa, hutan pun benapas” (Besari, 2006:8)

Pada kutipan tersebut terdapat dua majas personifikasi.

dikategorikan sebagai majas personifikasi karena terdapat kata bintang pun

bernayawa dan hutan pun beranapas yang terkesan menganggap benda

mati seolah hidup.

“ Dan aku hanya mampu menjadi korban dari kerinduan yang mencekik,

yang tersenyum dengan pipih merah merona tatkala kau menyapaku.

( Besari,2006: 16)

Pada kutipan tersebut terdapat satu majas peronifikasi,

dikategorikan sebagai majas personifikasi karena terdapat kata mencekik ,

dikateorikan sebagai majas personafiksi karena terdapat kata mencekik yang

terkesan mengangkat memengang leher sehingga yang dipegang dicekam

dan tidak bernafas. ( Besari, 2006:8, 7, 7, 8, 16, 16, 24,60, 132, 132, 144)

Page 75: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

63

(c). majas metafora terdapat sebelas contoh : “ dan pagi – pagiku hanyalah

repetisi membosankan untuk mengenyangkan logika. Aku lupa bintang pun

bernyawa, hutan pun bernapas. ( Besari, 2006:8).

Pagi - pagiku hanyalah repetisi yang secara leksikal dalam

metafora bermakna rutinitas seperti repetisi yaitu di ulang terus menerus, di

lakukakan karena pemikiran manusia yang di metaforakan dengan untuk

mengenyangkan logika.

“ Kau idamkan tanganku didalam gengamanmu di dalam jabatanku selama

beberapa detik. aku idamkan tanganku di dalam genggamanmu untuk

selamanya. ( Besari, 2006: 11)

Kau idamkan secara leksikal dalam metafora menjelaskan mengenai dan

harapan keinginan terus untuk terus bersama. ( Besari; 2006: 8, 11, 12, 39, 76,

91, 153, 17 )

d. majas smile berjumlah tujuh contoh: “ Ia laksana mentari di tengah

temaram, hijau di antara gerseng, cinta tidak pernah datang tiba – tiba ia akan

mengedap – ngedap menyusun ke dalam urat nadimu. ( Besari, 2006:16)

“ akupun harus mengengam hatimu. Karena entah sejauh langit , atau sedekah

langit – langit, bagiku kau bintang yang kau puja sengah mati. ( Besari, 2006: 17)

(Besari, 2006, 2006: 16, 17, 20, 43, 48, 40, 79)

Sedangkan hasil penelitian dari novel garis waktu karya Fiersa Besari dari analisis

diksi dari hasil penelitian dan pembahasan dari jenis – jenis diksi berdasarkan

Page 76: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

64

maknanya a. Makna denotatif berjumlah tiga belas sedangkan makna konotatif

berjumlah dua puluh

B. Saran

Peneliti yang telah dilakukan dalam Novel garis waktu karya Fiersa Besari

dapat dijadikan referensi berikut yang berkait penelitian ini. Penelitian ini. Jika

melakukan penelitian dengan judul novel yang sama, diharapkan meneliti aspek

yang lain agar mengetahui hal yang berbeda dalam novel ini. Untuk peneliti

selanjutnya, diharapkan dapat meneliti unsur intrinsik, gaya bahasa, serta kearifan

lokal dalam novel ini agar memperoleh kesimpulan yang mendukung,

memperkuat teori, serta konsep yang sebelumnya telah dibangun oleh peneliti

maupun peneliti selanjutnya.

Page 77: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

65

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S. (1998). Menulis II. Jakarta: Karunia Universitas Terbuka.

Al-Ma’ruf, A. I. (2009). Kajian stilistika aspek bahasa figuratif novel ronggeng

dukuh paruk karya Ahmad Tohari. Kajian Linguistik dan Sastra,

Ekoyanantiasih, R. E. (2015). Majas Metafora dalam Pemberitaan Olahraga di

Media Massa Cetak. Pujangga,

Gorys Keraf, D. (2009). Diksi dan gaya bahasa. Gramedia Pustaka Utama.

Hartini, H., & Wibowo, S. B. (2017). Analisis perwatakan tokoh utama dalam

novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi (psikologi sastra) dan

kontribusinya dalam pembelajaran sastra di MTs Parang Magetan.

Linguista: jurnal ilmiah bahasa, sastra, dan pembelajarannya, 1(1),

1–5.

Ht, F. (2010). Pengantar Sosiologi Sastra: Dari Strukturalisme Genetik sampai

Post-modernisme. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Ibrahim, S. (2017). Analisis Gaya Bahasa Dalam Kumpulan Novel Mimpi Bayang

Jingga Karya Sanie B. Kuncoro. Jurnal Sasindo Unpam, 3(3).

Juariyatun, N. (2011). Penderiataan Batin Tokoh Ibrahim dalam Novel Air MAta

KAsih KArya Taufiqurrahman Al-AzizY: Tinjauan Sosiologi Sastra

[PhD Thesis]. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Keraf, G. (2016). Tata bahasa Indonesia Untuk Sekolah Menengah Atas. Ende.

Laila, M. P. (2016). Gaya Bahasa Perbandingan dalam kumpulan Puisi Melihat

Api Bekerja Karya M Aan Mansyur (Tinjauan Stilistika). Jurnal

Gramatika, 2(2), 79994.

Lestari, A. K. (2012). Aspek Moralitas dalam Novel Edensor Karya Andrea

Hirata: Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra. Suluk Indo, 1(2), 167–178.

Mustafa, D. R. (2019). Analisis Gaya Bahasa Dalam Novel Sang Pemimpi Karya

Andrea Hirata. Diksatrasia, 3(2).

Musrifah.2008. Feminisme liberal dalam novel sepenggal Bulan Untukmu

Karya Zhaenal Fanani. Jurnal Lingua. Vol. 2, No.1.

Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra

Books.

Nurgiantoro, B. (2018). Stilistika. UGM PRESS.

Page 78: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

66

Nurhikma, N. (2019). Gaya Bahasa dalam Debat Calon Presiden dan Calon

Wakil Presiden Republik Indonesia pada Pemilihan Umum 2019 [PhD

Thesis]. Universitas Negeri Makassar.

Rimang, S. S. (2011). Kajian Sastra Teori dan Praktik. Yogyakarta: Aura Pustaka.

Suhendi, D. (2014). Citra Perempuan Rasional-Emosional dalam Novel Layar

Terkembang: Analisis Kritik Sastra Feminis.

Surfilanti, N. I. (2013). Diksi dan Gaya Bahasa dalam Percakapan “Sentilan

Sentilun.”

Suwartini, I. (2013). Kajian Feminisme Dan Nilai Pendidikan Dalam Novel Mimi

Lan Mintuna Karya Remy Sylado [PhD Thesis]. UNS (Sebelas Maret

University).

Triyadnyani, I. G. A. A. M. (2019). Kekuatan Diksi Dalam Buku Puisi Tarian

Hujan. Sinesis, 13(1), .Wardarita, R., & Ardiansyah, A. (2020).

Analisis Diksi Dan Gaya Bahasa Dalam Novel London Love Story

Karya Tisa Ts. Jurnal Pembahsi (Pembelajaran Bahasa Dan Sastra

Indonesia), 10(2), 16

Wicaksono, A. (2017). Pengkajian Prosa Fiksi (edisi revisi). Garudhawaca.

Wulandari, E. D. R. (2014). Penggunaan Diksi dan Gaya Bahasa dalam Novel

Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy [PhD

Thesis]. University of Muhammadiyah Malang. Wonga, D. 2006.

Citra Perempuan dalam Kumpulan Cerita Rakyat Flores

Timur Lamaholot. Yokyakarta: Prodi Bahasa Dan Sastra Indonesia,

UNY. Vol. 5, No. 4. Wonga, D. 2006. Citra Perempuan dalam Kumpulan Cerita

Rakyat Flores

Timur Lamaholot. Yokyakarta: Prodi Bahasa Dan Sastra Indonesia,

Yusniar. 2019. Aspek Feminisme Tokoh Suad Dalam Novel Aku Lupa Bahwa

Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Quddus. Skripsi, Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Zulaifa, D. (2019). Analisis onomatope novel opera orang kaya karya Ita

Sembirirng [PhD Thesis].

Page 79: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

67

Lampiran 1Gambar Sampul Novel Garis Waktu karya Fiersa Besari

Page 80: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

68

Lampiran 2

Biografi Fiersa Besari

Fiersa Besari merupakan laki – laki kelahiran bandung pada tanggal 3

Maret. Bung merupakan sapaan akrab untuk Fiersa. Setelah menyelesaikan

studinya di STBA Yapari ABA Bandung, Bung yang telah lama sudah jatuh

cintah terhadap dunia musik membuat sebuah studio komersil ddi tahun 2009, di

sana juga Bung merekam karya- karyanya. Bukan dalam segi bentuk seni musik

saja, namun Bung juga memberanikan diri untuk merambat dunia tuli,hal tersebut

yang seharusnya telah Bung jalani jauh sebelum lulus dari disiplin tersebut yang

seharusnya telah Bung jalani jauh sebelum lulus dari disiplin ilmunya, sastra. Saat

ini Bung juga aktif diruangan imajinasi, yaitu sebuah kedai yang merangkp

sebagai studio rekaman.

Pada kelahiran Bandung ini telah menerbitkan buku yang sangat diminati

di pasaran dari tahun 2006 hingga 2009. Beberapa karya sastra Fiersa Besari

diantaranya, Garis Waktu, Konspirasi Alam semesta, Catatan Juang, 11:11, arah

langkah, dan tapak jejak. Kegemaran dalam menulis serta menciptakan lagu

dengan gaya sastra yan indah, tak banyak orang tahu bahwa pria kelahiran

Bandung ini adalah seorang pendiri komunitas pencipta buku. Komunitas yang ia

dirikan diberi nama “ Pecandu Buku” komunitas ini bergerak di bindang literasi

yang nantinya bertujuan untuk menyebarkan virus membaca kepada para

anggotanya.

Page 81: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

69

Hal positif yang didpatkan oleh anggota komintas ini selain kegemaran

dalam membaca, mereka juga sering membuat ulasan buku yng telah mereka baca

dan menggugahnya ke dalam media sosial. Hal unik yang meledak pada penulis

ini adalah seseorang yang menggemari sesuatu berbau petualangan yang telah

membawanya ke titik penemuan dalam dirinya dengan berpetualangan melalui

akun Youtube dalam bentuk vidio dengan jumlah subscriber mencapai 1,36 juta di

dalam Channel Youtube-nya. Ia kerap membagikan kesukaanya dalam bidang

fotografi dan tips menulis buku.

Lampiran 3

Sinopsis Novel Garis Waktu Karya Fiersa Besari

Buku ini merupakan representasi peristiwa penting penulis yang

menjajarkan kita tentang mencintai dan keikhlasan. Novel garis waktu karya

Fiersa Besari berikut ini cocok juga untuk dijadikan refrensi geng ada satu quetes

yang akan membungkam mulut gebetan kalian biar gak tanya lagi. Buku ini dapat

menjadikan bahan renungan bahwa akan ada pelangi setelah hujan dan akan ada

kebahagiaan setalah berlalu.

Dan kamu tentu saja dinarasikan oleh si aku yang menurut saya adalah

sudut pandang dan pengalaman nyata Bung Fiersa Besari sendiri. Jarak waktu dan

kelas sosila hanyalah angka bagi dua orang yang saling memperjuangkan usia satu

sama lain. Buku ini berisi rentengan cerita dengan format kumpulan surat yang

merupakan penjelasan perasaan - perasaan tentang dirinya sendiri pada wanitanya

secara kronologis dari April.

Page 82: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

70

Garis waktu menceritakan tentang sosok aku, pada sebuah garis waktu

yang akan maju akan ada pada saatnya kau bertemu dengan. Sinopsis novel garis

wakt.pada sebuah garis waktu yang akan maju akan ada waktu yang tepat untuk

kehilangan. Garis waktu penulis. Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju,

akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk

selamanya,. Kemudia, satu orang tersebut akan manjadi bagian terbesar dalam

agendamu. Hatimu takkan memberikan pilihan apa pun kecuali jatuh cinta,

biapun logika terus bekata bahwa resiko dari jatuh cintah adalah terjerembap di

dasar nestapa.

Pada sebuah garis waktu yang merangkak, akan ada saatnya terluka dan

kehilangan pegangan. Yang palin menggiurkan setelah ialah berbaring, menikmati

kepedihan, dan membebiarkan garis waktu menyeretmu yang niat tak niat

menjalani hidup. Lantas, mau sampai kapan? Sampai segalanya terlambat untuk

dibenahi? Sampai cahayamu benar benar padam? Sadarkah bahwa tuhan

mengujimu karena dia percaya diri lebih kuat dari yang kau duga? Bangkit. Hidup

takkan menunggu..

Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya

keinginan melompat mundur pada titik- titik kenangan tertentu. Namun, pecayalah

tiada guna. Garis waktu takkan memperlambat gerakkanya barang sedikit pun. Ia

hanya mampu maju, dan terus maju, dan mau tidak mau, kita harus ikut terseret

dalam alurnya. Ikhlaskan saja. Sesungguhnya yang lebih menyakitan dari

melepaskan sesuatu ialah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara

perlahan.

Page 83: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

71

Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau

bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Pada

sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saaatnya kau terluka dan

kehilangan pegangan. Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju , akan ada

saastnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik kenagan tertentu. Maka

ikhlaskan saja kalau begiu. Karena sesungguhnya yang lebih menyakitkan dari

melepaskan ssuatu yang menyakitimu secara perlahan.

“ menulis adalah sebuah kegiatan untuk mengabdikan pemikiran. Dengan

menulis, kita sedang mewarisan pandandan kita hari ini untuk mereka yanh hidup

di masa depan. Karena itulah, meskipun hanya mengangkat hal hal sederhana,

menulis sudah menjadi kebutuhan bagiku. Berhenti menulis sama saja dengan

mati sia – sia” pada bagian pertama dibuka dengan ringkasan perjalan perasaan

aku sebelum dan setelah bertemu kamu. Seperti ciri khas tulisan Bung

( sapaan akrba Fiersa), setiap paragraf dibalut dengan prosa yang indah .

“ Di antara perjumpaan dan selamat tinggal, kita pernah sekuat tenaga

berjuang menyatukan perbedaan selain, meski diakhiri dengan kerealaan untuk

menyerah. Di anatara perjumpaan dan selamat tinggal, kau dan kau pernah

menjadi kita.” Selain berkisah tentang aku, kamu dan dia, pada buku garis waktu

ini juga terselip kisah tentang keluarga, cita – cita dan harapan hingga perenungan

akan mati. Pesan yang disampaikan dapat meyentuh hati pembaca. Akar

Page 84: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

72

( Oktober, tahun kedua), mengisahkan tetang kerinduan aku pada orang

tuanya.terutama pada ibu.. “ Lantas, apakah satu kata maha indah yang boleh

megawali semuanya? Bagiku selalu ‘ Ibu’.

Lampiran 4

Korpus Data Gaya Bahasa dalam Novel Garis Waktu karya Fiersa Besari

No Gaya Bahasa Kutipan

1. Hiperbola a. “ Merasakan sebagian dirimu masih

menancap di jantungku ketika aku

tertatih menjauh “ (Besari, 2016:153)

b. “ Sambil memandang matamu

merasakan jantungku ingin meledak,

lalu melihat senyumanmu

menghentikan duniaku”

(Besari, 2006:68)

c. “Dan kau bagaikan pecandu yang rela

menggandakan jiwa demi menatap

matamu sekali lagi” ( Besari, 2006:12)

d. “Disampingmu, aku sanggup melewati

pijar mereka” ( Besari, 2006: 72)

e. “ Jagat raya meledak menjadi jutaan

kembang api” ( Besari, 2006:24)

f. Tapi mereka punya hati sekuat baja

Page 85: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

73

( Besari, 2006: 91)

g. “Ketika senja menguning diantara

jalanan” ( Besari, 2006:76)

2. Personifikasi a. “ Aku lupa bahwa bintang pun

bernyawa, hutan pun bernafas” ( Besari,

2006: 8)

b. “ lagi – lagi imajinasi menertawaanku

karena selalu berhasil menemuimu

( Besari, 2006: 24)

c. “ Dan bayangan dicermin tertawa

mengejekku” (Besari, 2006 :16)

d. “ Aku tidak tahu caranya menghargai

mentari yang membakar langit hingga

kemerahan” ( Besari, 2006: 7).

e. “ biarkan hatiku berpesta pora, biarlah

aku bersenandung gembira

( Besari, 2006 : 60)

f. “ sesekali ombak menggodaku, katanya

lebih baik sendirian tapi punya

seseorang yang peduli, dari pada punya

pasangan tapi merasa sendiri”

( Besari, 2006 : 132)

g. “ aku sudah bersiap untuk

Page 86: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

74

kehilanganmu, sebagaimana aku

bersiap melepaskanmu”

( Besari, 2006 : 132)

h. “ pernahkah rasa bersalah mengejek

dan menertawakanku? Mati – matian

aku tutupt telinga, namun suara itu

malah semakin kuat berteriak

( Besari, 2006 : 144 – 1344)

3. Metafora a. “ dan pagi – pagiku hanyalah repetisi

membosankan untuk mengenyangkan

logika. Kau lupa bintang pun benyawa,

hutan pun bernapas. ( Besari, 2006 : 8)

b. “ Kau idamkan tanganku didalam,

gengamanku di dalam jabatanku selama

beberapa detil, aku idamkan tanganku

di dalam gengangmu untuk selamanya.

( Besari, 2006 : 11)

c. Mungkin kau adalah malaikat yang

sedang menyamar, dituangkan,

ditrungkan bersama lusinan boom atom

yang meleddakan dimensiku. Dan aku

hanya bisa pasrah membiarkan

perkenalan kta dimulai”

Page 87: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

75

( Besari, 2006 : 12)

d. Senyum seindah senja itu tak pernah

gagal membuatkan gelagapan, membias

jingga sebelum akhirnya meggirinku

pada kegelapan ( Besari, 2006 : 39)

e. Keti senja menguning dianatara jalan

( Besari, 2006 : 76)

f. Tapi mereka punya hati sekuat baja

yang sanggup menerima pukulan tubi –

tubi demi kebahagiaan anaknya

( Besari, 2006 : 91)

g. Kita jadi malu berpendapat karena

berpendapat kita dicemoh

(Besari, 2006 : 170)

h. Rasa adalah anomalia yang tidak

diprediksi, rasa bisa datang dan pergi

kapan pun dia mau ( Besari, 2006 : 174)

i. Rasa adalah anomalia yang tidak bisa

diprediksi. Rasa bisa datang dan pergi

kapan pun dia mau ( Besari, 2006 : 177)

4. Smile a. “ Ia laksana mentari di tengah temaram,

hijau di antara gerseng, cinta tidak

Page 88: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

76

pernah datang tiba – tiba ia akan

mengedap – ngedap menyusun ke

dalam urat nadimu.( Besari, 2006:16)

b. “ akupun harus mengengam hatimu.

Karena entah sejauh langit , atau

sedekah langit – langit, bagiku kau

bintang yang kau puja sengah mati.

( Besari, 2006: 17)

c. “ kau jernih diantara buram, nyata

diantara nanar. ( Besari, 2006: 20)

d. aku ingin pertama kali melihatmu. Kau

masuk ke dalam hidupku tanpa permisi,

berputar bagai gasing di dalam

pikiranku . ( Besari, 2006: 43)

e. Menaruh harapan padamu seakan

menggenggam duri – duri dibatang

mawar, mmbuatku berdarah.

( Besari, 2006: 48)

f. Senandung lagi nyanyi – nyanyi yang

membawaku beriringan denganmu.

Sebab, nadamu mampu membeli

bahagia. ( Besari, 2006: 40)

g. Cita – citaku ingin fotomu ada di buku

Page 89: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

77

nikahku. ( Besari: 2006: 79)

Lampiran 5

Korpus Diksi dalam Novel Garis Waktu karya Fiersa Besari

No Diksi Kutipan

1, Denotatif a. Hidup adalah serangkaian kebetulan.

Kebetulan adalah takdir yang

menyamar” ( Hal 9).

b. Jika kita berjodoh, walaupun hari ini

dan di tempat ini tidak bertemu kita

pasti akan tetap di pertemukan dengan

cara yang lain”. ( Hal 13)

c. Tak usah mengharapkanku menitipkan

sesuatu yang belum tentu bisa aku jaga,

meski mungkin, pengharapan darimu

hanyalah pengharapan dariku semata.

( hal 19)

d. “jika Jangan mengikat kau tak berniat

mengikat”. ( Hal 19)

e. Kita berdua hanyalah dua orang yang

berlari aku sibuk mengejarmu, kau

Page 90: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

78

sibuk menghindariku , ohh,tenang, kau

tidak lelah, justru aku menikmati

prosesnya.( Hal 24)

f. Jangan takut untuk menjadi jujur,

jangan takut melawan arus.hanya karna

tidak ada setuju dengan pendapatmu,

bukan berarti pendapatmu salah.

( Hal 33)

g. Menyanyingimu adalah soal

keikhlasan. Bukan keikhlasan untuk

terus terusan diberi harapan semu,

melainkan ke ikhlasan untuk menyadari

bahwa memang seharusnya kau berhak

bahagia. ( Hal 48)

h. Akan tiba saatnya kita temukan alasan

yang tepat untuk berjuang. Jika telah

tiba genggam erat. Sesuatu yang

istimewa takan datang dua kali.

( Hal 65)

i. Jika kata ‘sayang’ tidak berlebihan maka

izinkanlah aku mengucap ‘aku

menyanyangimu’ tanpa batas waktu.

( Hal 72)

Page 91: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

79

j. Mencintai sesuatu bukan berarti tidak

pernah jenuh, mencintai sesuatu berarti

bisa menerima konsekuensi kejenuhan,

kemudian lanjut menjalani.( hal 129) .

k. Kau laksana mawar yang menggoda

untuk kupeluk terus kupeluk walau

dirimu melukai. Dan yang terberat

bagiku adalah melepaskan pelukanmu.

Merasakan bagian durimu masih

menancap di jantungku ketika aku

tertatih menjauh. ( Hal 153)

l. Dulu kita selalu mengucap kata sayang

di penghujung malam. Kini kita tidak

lebih dari dua orang asing yang

merindukan masa lalu secara diam -

diam. ( hal 195)

m. Beberapa orang tinggal di dalam

hidupmu agar kau menghargai

kenangan - kenangan. Beberapa orang

tinggal dalam kenangan agar kau

menghargai hidupmu. ( Hal 203)

.

Page 92: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

80

2. Konotatif a. “jika kasmaran adalah narkotika, maka

kau adalah bandarnya, dan kau bagaikan

pecandu yang rela menggandaikan jiwa

demi menatap matamu sekali lagi”

( Hal 12)

b. “Jika kau terlalu indah untuk kubiarkan

berkeliling di linimasa” ( hal 12)

c. “ Semuda itu kau kembali menyeretku

menjadi budakmu, dan bayangan

dicermin tertawa mengejekku” (hal 16 ).

d. “ Sementara kata katamu yang

seadanyaa dan terkesan dingin adalah

residu dari kembang api yang

menghanguskan bumiku menjadi

jelaga” (Hal 24) .

e. “ Dan kau yang bodoh ini terkunci rapat

- rapat di dalam labirinmu tak tahu

jalan keluar.” ( Hal 33)

f. “ senyum seindah senja itu tak pernah

gagal membuatku gelagapan, membias

jingga sebelum akhirnya menggiringku

pada kegelagapan” (hal 39)

g. “ Tangan kita berlumur harapan palsu,

Page 93: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

81

tanganku mengapai - gapai mencari

jalan keluar. Sementara tanganmu

mencegah kemana - mana”. ( Hal 44)

h. “ Jangan khawatir , mengenai kabarku,

aku mencoba untuk baik - baik saja,

memamerkan senyum palsu, untuk

seorang badut sepertiku” (Hal 47)

i. “ Bahkan disaat seperti ini, aku masih

berusaha tegar, kita sama entah terlalu

pintar menyembunyikan perasaan, atau

terlalu bodoh untuk menyatakan”

(hal 51-52)

j. “Pikiranku percaya bahwa dengan hatiku

berlari ke arahmu, dia akan berujung

hancur.” ( Hal 55)

k. “ Jatuh hati tidak pernah bisa memilih.

Tuhan yang memilihkan. Kita hanya

korban kecewa adalah konsekuensinya

bahagia adalah bonus” ( hal 63)

l. “ wajah akan menua, tapi otak akan

mematah, mereka marah jika chatnya

tak terbalas “ ( hal 64)

m. “ aku sanggup melewati pijar neraka.

Page 94: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

82

tak disisimu, apalah arti surga? Di

pelukanmu, aku rela mati hari ini.

(hal 72)

n. “ Melihat segala sesuatu itu seharusnya

dari akhirnya dulu, bukan awlanya” .

(hal 75)

o. “ Berani mengikuti kata hati, berani

keluar untuk melihat dunia. Karena,

hidup didunia ini cuman satu kali” .

( hal 101 )

p. Teruntuk seseorang yag kejauhan, tak

usah khawatir jarak terjauh kita adalah

“waktu “ tabungan terindah kita adalah

“ rindu” ( hal 111)

q. “ dan kereta ini akan membawa ragaku

pulang. Hanya ragaku yang pulang,

hatiku tidak pernah pergi darimu. Tidak

sedikit pun, tidak sekali pun” ( hal 123)

r. “Aku memandangmu dengan samar,

sebagaimana kau memikirkanku dengan

nanar” ( hal 132)

s. Cintah selalu menjadi obat, dan

selayaknya obat, kau telah overdosis

Page 95: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

83

mengomsusinya secara berlebihan.

( hal 148)

t. “ tuhan mempertemukan kita seperti

mempertemukan tanah kering dengan

rinai hujan, aku yang gersang kau

teduhkan” ( Hal 202)

Page 96: ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL GARIS …

84

RIWAYAT HIDUP

RAHMAWATI lahir di Gambong Desa Tangkebajeng,

kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa pada tanggal 02 Januari

1999, penulis merupakan buah kasih sayang dari pasangan

Rowa dan Junaedah, Terlahir sebagai anak terakhir dari enam

bersaudara.

Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar pada tahun 2005

di SDN Borong unti, dan lulus pada tahun 2021.kemudian

melanjutkan sekolah menengah pertama pada tahun yang

sama di MTS Muhammadiyah Pammase dan lulus tiga tahun kemudian pada

tahun 2014. Penulis melanjutkan pendidikan di SMKN 1 Limbung yang kini

berganti nama pada tahun 2014 dan akhirnya lulus pada tahun 2017. Pada tahun

yang sama penulis terdaftar menjadi Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan

Satra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berkat rahmat Allah Subhanahu Wata’ala dan iringan do’a dari kedua orang tua.

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang teramat besar atas selesainya

skripsi yang berjudul “ Analisis Diksi dan Gaya Bahasa dalam Novel garis waktu

karya Fiersa Besari.