Upload
others
View
53
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS DATA PENELITIAN
Petunjuk Praktis Bagi Mahasiswa
Kesehatan Menggunakan SPSS
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSSii
ANALISIS DATA PENELITIAN Petunjuk Praktis Bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS Tim Penulis: 1. Ns. Suyanto, M.Kep., Sp.Kep.MB
Departemen Keperawatan Medikal Bedah FIK, UNISSULA 2. Ns. Ahmad Ikhlasul Amal, MAN
Departemen Keperawatan Medikal Bedah FIK, UNISSULA 3. Ns. Moh. Arifin Noor, M.Kep
Departemen Keperawatan Medikal Bedah FIK, UNISSULA 4. Ns. Indra Tri Astutik, M.Kep., Sp.Kep.An
Departemen Keperawatan Anak FIK, UNISSULA Desain sampul dan tata letak: Dwi Riyadi Hartono Hak cipta dilindungi Undang-undang All rights reserved Cetakan Pertama: Agustus 2018 Penerbit: UNISSULA PRESS Universitas Islam Sultan Agung Jl. Raya Kaligawe KM.4 Semarang (50112) Jawa Tengah, Indonesia Telp. (024)6583584 Fax. (024)6582455 ISBN.: 978-602-1145-76-0 Isi di luar tanggung jawab penerbit.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang iii
SAMBUTAN
Assalamualaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh,
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, kurnia dan ridho -
Nya sehingga Buku Analisis Data Penelitian ini dapat
diterbitkan.
Buku ajar ini sangat penting bagi mahasiswa Fakultas
Ilmu Keperawatan Unissula pada khususnya dan bagi
mahasiswa kesehatan pada umumnya serta para dosen sebagai
panduan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran . Buku ajar
ini berisi kumpulan materi dengan topik terpilih yang
disesuaikan dengan kurikulum yang sedang dilalui mahasiswa.
Saya menyambut baik dengan diterbitkannya Buku
Analisis Data Penelitian ini. Semoga buku ini dapat menjadi
panduan yang baik dalam kegiatan belajar mengajar serta
memberikan manfaat yang lebih bagi seluruh civitas akademika.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarokaatuh
Semarang, Juli 2018
Dekan Fakultas Ilmu
KeperawatanUNISSULA
Iwan Ardian, SKM., M.Kep.
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSSiv
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia -Nya sehingga Buku
Panduan Analisis Data Penelitian dapat terselesaikan dengan
baik. Buku ini merupakan kumpulan materi dengan
mempertimbangkan pokok bahasan khususnya dalam
menunjang penyelesaian tugas akhir mahasiswa kesehatan .
Proses penyusunan buku ini melibatkan peran serta dan
dukungan dari para staf dan konsulen. Oleh karena itu kami
menyampaikan terima kasih sedalam -dalamnya kepada para
konsulen, tim penyusun, d an semua pihak yang terlibat.
Kami sadar buku ini masih jauh dari sempurna. Kami
mengharapkan saran dan masukan yang membangun guna
perbaikan buku ini di kemudian hari. Akhirnya, semoga buku ini
dapat memberi sumbangan bagi pelayanan kesehatan, khususnya
di Indonesia.
Semarang, Juli 2018
Ns. Suyanto, M.Kep.Sp.Kep.MB
Ns. Ahmad Ikhlasul Amal, MAN
Ns. Moh. Arifin Noor, M.Kep
Ns. Indra Tri Astutik, M.Kep.,Sp.Kep.An
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSSvi
PERSEMBAHAN
. ĵ ╫ĵ ╜■╜ ╫Ă▓╜ ♫śʼnℓś▓ĽĂ╙╫Ă■ ╫ś♫ĂŕĂ ╫ś▄ĵ Ăʼn┼Ăọ Civitas Akademika Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan mengucapkan Alhamdulillah, penulis berterima kasih
kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, Islam,
dan kesehatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan
buku ini.
Ucapan terima kasih berikutnya kami sampaikan kepada
keluarga yang telah memberikan support yang luar biasa. Terima
kasih pula kepada kepada Dekan, dosen , konsulen, juga
mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA yang selalu
memberi motivasi untuk menyusun buku ini.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSSviii
ixUniversitas Islam Sultan Agung Semarang
DAFTAR ISI
{! a . ÜÇ! b ......................................................................................................... III
Y! Ç! t 9b D! b Ç! w ............................................................................................ V
t 9w{9a . ! I ! b .................................................................................................. VI
Ü/ ! t ! b Ç9wLa ! Y! {LI ................................................................................ VII
5 ! CÇ! w L{L .......................................................................................................... IX
. ! . L || Pengantar SPSS ......................................................................................... 1
. ! . LL || Pengkategorian Data Numerik ............................................................... 19
. ! . LLL || Uji Normalitas Dan Homogenitas Data ................................................ 23
. ! . Lë || Uji Validitas Dan Reliabilitas ............................................................... 33
. ! . ë || Uji Uni Variate / Deskriptif .................................................................... 39
. ! . ë L || Uji Korelatif Data Kategorik ................................................................ 49
. ! . ë LL || Uji Bivariat Korelatif Data Numerik .................................................. 59
. ! . ë LLL || Uji Komparatif Data Numerik ........................................................... 69
. ! . Ló || Uji Bivariat Komparatif Data Kategori................................................. 73
. ! . ó || Uji Parametrik (Uji Beda 2 Mean Berpasangan) Data Numerik ............ 81
. ! . ó L || Uji Parametrik (Uji Beda 2 Mean Tidak Berpasangan) Data Numerik 88
. ! . ó LL || TOPIK : Uji Non Parametrik (Uji Beda 2 Mean Berpasangan) Data Kategorik................................................................................................................ 97
. ! . ó LLL �� Uji Non Parametrik (Uji Beda 2 Mean Tidak Berpasangan) Data Kategorik.............................................................................................................. 105
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSSx
1
BAB I || PENGANTAR SPSS
Suyanto
Sasaran Belajar: Setelah dilaksanakan praktikum , mahasiswa mampu:
a. Menggetahui tampilan SPSS
b. Menjelaskan komponen SPSS
c. Memasukkan data di program SPSS
d. Mengedit data pada program SPSS
Tinjauan Teori:
Hal yang perlu dilakukan dalam proses memasukkan atau entry
data antara lain:
1. Check data masing-masing variabel
2. Buat variabel view
3. Buat data view
a. Check data masing-masing
Saat akan mengentry data, operator harus
mengecheck kelengkapan data serta jenis data. Hal
ini akan sangat berpengaruh dalam penyusunan
variabel view di tahap berikutnya.
b. Variabel view
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS2
Setelah operator membuka software SPSS pada
laptop/notebook/PC maka tampilan diatas yang akan
muncul saat mengklik variabel view. Yang perlu
dilakukan adalah mengisi kolom name, type, width,
decimals, label dan values.
a. Name
Diisikan nama variabel sesuai dengan nama
variabel data penelitian. Diusahakan pemberian
nama tidak terlalu panjang.
b. Type
Akan muncul pilihan-pilihan berupa:
1. String untuk data berbentuk huruf
2. Numerik untuk data berbentuk angka
3. Date untuk data berbentuk tanggal
c. Widht
Digunakan untuk memilih jumlah huruf maksimal saat memasukkan Name. Width dipilih angka 8.
3Universitas Islam Sultan Agung Semarang
d. Decimals
Pada data-data numerik yang terdapat angka
dibelakang koma seperti nilai ureum, creatinin
maka dapat dipilih angka 2 pada kolom decimals,
artinya maksimal 2 angka dibelakang koma yang
bisa dimasukkan. Akan tetapi jika data numerik
yang dimasukkan tidak ada angka dibelakang
koma, maka pada kolom decimals dapat diisi 0.
e. Label
Merupakan penjelasan dari kolom name. Hal ini
agar mempermudah operator dalam memasukkan
data yang sesuai dengan nama variabelnya. Tidak
ada batasan huruf, akan tetapi diusahakan
pemilihan kata yang padat dan jelas.
f. Values
Kolom ini diisi hanya jika data yang akan
dimasukkan berupa data kategorik (nominal
dan atau ordinal) . Pengisian nilai pada kolom
values sangat tergantung dari coding yang telah
dipersiapkan oleh peneliti. Adapun cara mengisi
pada kolom values ini adalah sebagai berikut :
Klik baris values -> isi angka coding ->
klik Label (penjelasan dari angka) ->
klik Add ->
klik OK
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS4
Pengisian values tergantung jumlah
pengkategoriannya. Setelah semua varibel dibuat
variabel view, maka langkah selanjutnya adalah
memasukkan data sesuai dengan nama variabel view
dengan mengklik data view
c. Data view
Tampilan di atas adalah tampilan yang akan muncul
saat operator SPSS mengklik data view. Setelah
muncul tampilan tersebut, tahap selanjutnya yang
dilakukan operator adalah memasukkan data yang
berasal dari data hasil penelitian dan disesuaikan
dengan nama variabel yang akan muncul secara
otomatis pada baris paling atas. Cara memasukkan
data bisa manual artinya satu persatu data
langsung dimasukkan pada program SPSS. Atau
bisa dilakukan copy dan paste pada file excel.
Hal yang perlu diperhatikan saat memasukkan data
penelitian adalah
5
1. Proses pengisian data dilakukan secara
menyamping bukan kebawah.
2. Check antara jumlah responden penelitian
dengan jumlah responden yang ada pada program
SPSS
Berikut ini adalah prosedur yang dapat dilakukan
dalam mengedit data
1. Jika kita ingin menghapus isi sel data
a. Arahkan kursor pada sel yang akan
dihapus
b. Klik kanan
c. Klik clear
Atau
a. Klik sel yang akan dihapus
b. Tekan delete
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS6
2. Jika ingin menghapus kolom data
a. Arahkan kursor pada nama variabel yang
akan dihapus
b. Klik nama variabel
c. Klik kanan
d. Clear
Atau
a. Klik nama variabel
b. Delete
7
3. Jika ingin menghapus baris
a. Arahkan krusor pada baris yang akan
dihapus
b. Klik kanan
c. Clear
Atau
a. Klik nomer responden yang akan
dihapus
b. Delete
4. Jika ingin mencopy sel
a. Arahkan kursor ke isi sel yang akan
dicopy
b. Klik kanan
c. Copy
d. Pindahkan ke sel yang akan dituju
e. Klik kanan
f. Paste
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS8
Atau
a. Arahkan krusor ke isi sel yang
akan di copy
b. Tekan control+C
c. Pindahkan ke sel yang akan
dituju
d. Tekan control+V
5. Jika ingin mengcopy kolom data
a. Klik nama variabel yang akan dicopy
b. Klik kanan
c. Copy
d. Arahkan ke heading (nama variabel)
yang masih kosong
e. Klik kanan
f. Paste
9
Atau
a. Klik nama variabel yang akan dicopy
b. Tekan control+C
c. Arahkan ke heading yang baru
d. Tekan control+V
6. Jika ingin mengcopy baris data
a. Klik data yang akan dicopy pada sisi
paling kiri
b. Klik kanan
c. Copy
d. Arahkan pada baris yang dituju
e. Klik kanan
f. Paste
Atau
a. Klik data yang akan dicopy pada sisi
paling kiri
b. Tekan control+C
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS10
c.
Arahkan pada baris yang dituju
d.
Tekan control+V
7. Jika ingin menyisipkan kolom
a. Arahkan kursor pada kolom yang
akan disisipi
b. Klik kolom tersebut
c.
Klik kanan
d.
Pilih Insert variabel
11
8. Jika ingin menyisipkan baris
a.
Arahkan kursor pada baris yang akan
disispi
b. Klik baris tersebut
c.
Klik kanan
d. Pilih insert case
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS12
9. Jika ingin mengelompokkan data numerik ke
kategorik.
Saat kita ingin mengkategorikan data
numerik (contoh berat badan) menjadi
kategori underweight (< 50,9 kg), normal
(50-60,9 kg), dan overweight (≥ 61). Maka
hal yang perlu dilakukan adalah
a. Klik transform
b. Klik recode different variable
c. Klik BB kemudian akan masuk ke kotak
input dan output variabel
d. Ketik BB1 pada kotak output variabel
e. Klik change
13
f. Klik old and new values
g. Klik Lowest
h. Ketik data numerik yang akan
dikategorikan
i. Ketik value sesuai coding kategorinya
j. Klik Add
k. Ketik data numerik pada kotak range
l. Ketik value sesuai coding kategorinya
m. Klik Add
n. Ketik data numerik pada kotak highest
o. Ketik value sesuai coding kategorinya
p. Klik Add
q. Klik Continue
Hasil tampilan pada variabel view sebelum dilakukan penggabungan variabel berat badan.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS14
Hasil tampilan pada data view sebelum dilakukan penggabungan variabel berat badan.
Tampilan variabel view dan data view setelah dilakukan pengelompokan variabel berat badan.
15
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS16
Latihan Soal: Lakukan entry data pada data penelitian beirkut ini:
No Jenis
kelamin Berat Badan
Tinggi Badan
Golongan Darah
Jumalah sodara
Pendidikan Orang Tua
(Ayah)
1 1 50 160 1 3 2
2 2 50 164 4 4 2
3 1 55 165 1 2 5
4 2 57 172 2 9 1
5 2 60 178 2 5 3
6 2 73 172 1 1 3
7 1 47 158 2 2 3
8 2 60 164 1 5 4
9 1 45 158 2 2 4
10 1 46 165 3 4 4
11 1 43 153 1 3 3
12 1 65 166 3 5 3
13 1 50 169 1 1 3
14 1 59 157 3 2 3
15 2 48 158 4 5 1 Koding Jenis Kelamin Pria =1, Wanita =2 Gol darah A =1, B=2, O=3, AB=4 Tingkat pendidikan SD=1, SMP=2, SMA=3, D3=4, S1=5, S2=6
17
Daftar Rujukan:
1. Dahlan, M.S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan
Kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
2. Dharma, Kelana Kusuma. Metodologi Penelitian
Keperawatan. Jakarta: TIM.
3. Hastono, 2016. Analisis data. FKM UI
4. Sastroasmoro,S & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS18
19
BAB II || PENGKATEGORIAN DATA NUMERIK
Suyanto
Sasaran Belajar:
Setelah dilaksanakan praktikum, mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan pengkategorian data numeric.
b. Menentukan median, mean. dan SD menggunakan SPSS.
c. Mengkategoriakan data numeric.
Tinjauan Teori:
Beberapa data penelitian khususnya numerik saat akan dilihat
dari sisi kategorikalnya banyak mengalam kendala, antara lain
adalah tidak ada sumber referensi terkait pengkategorian
variabel tersebut. salah satu solusi dari masalah tersebut adalah
dengan membagi (mengkategorikan) data numerik tersebut
berdasarkan nilai mean dan standar deviasi (SD) jika ingin .
Selain berdasarkan nilai mean dan SD, dalam membagi kriteria
pengkategorian berdasarkan nilai median ( < median atau >
median) jika ingin mengkategorikan dua kriteria.
Misalnya seorang peneliti ingin membagi rentang berat badan
dari rentang 0 – 100 menjadi hanya 2 kategori, maka
pembagiannya adalah sebagai berikut:
Berat badan normal = ....≤ 50
Berat badan tidak normal = ...>50
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS20
Begitu juga saat seorang peneliti ingin membagi berat badan
tersebut menjadi 3 kategori (kurang, normal, berlebih), maka
agar berdistribusi normal, pembagiannya adalah sebagai berikut:
Kategori kurang = mean – 3 + standar deviasi
Kategori norma = mean ± 1 + standar deviasi
Kategori berlebih = mean + 3 + standar deviasi
Jika peneliti ingin membagi menjadi 5 kategori ( kurang sekali,
kurang, normal, berlebih, obesitas), maka pembagiannya sebagai
berikut :
Kategori kurang sekali= mean – 3 + standar deviasi
Kategori kurang = mean – 2 + standar deviasi
Kategori norma = mean ± 1 + standar deviasi
Kategori berlebih = mean + 2 + standar deviasi
Kategori obesitas = mean + 3 + standar deviasi
Latihan soal:
Kategorikan data berikut ini, untuk variabel sensasi kaki menjadi
2 kategori, dan untuk variabel lama menderita DM menjadi 3
kategori.
lama menderita
DM Sensasi
Kaki
3 6
2 2
1 2
5 3
8 4
21
5 2
10 7
3 1
5 2
10 3
5 2
3
2
5
2
5
3
4
5
6
4
2
5
6
3
3
6
1
2
1 2
5
3
8
4
4
2
14
7
5
1
5
2
4
3
1
2
3 2
7 2
5 3
3 5
2 6
5 5
3 6
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS22
Daftar Rujukan:
1. Dahlan, M.S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan
Kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
2. Dharma, Kelana Kusuma. Metodologi Penelitian
Keperawatan. Jakarta: TIM.
3. Hastono, 2016. Analisis data. FKM UI
4. Sastroasmoro,S & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto .
23
BAB III || UJI NORMALITAS DAN HOMOGENITAS DATA
Suyanto
Sasaran Belajar: Setelah dilaksanakan praktikum, mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan uji normalitas dan homogenitas.
b. Mengolah data uji normalitas dan homogenitas .
c. Menginterpretasikan hasil uji normalitas dan
homogenitas.
Tinjauan Teori:
Uji normalitas dan homogenitas data digunakan hanya
untuk data numerik. Uji tersebut difungsikan untuk mengetahui
uji statistik yang akan digunakan. Uji kolmogorov smirnov dan
uji saphiro wilk digunakan dalam menentukan kenormalan data.
Jika sampel penelitian yang didapatkan adalah lebih dari 50
(n>50) maka uji yang digunakan adalah uji kolmogorov
smirnov. Sedangkan apabila sampel penelitian kurang dari 50
(n<50) maka uji yang digunakan adalah uji saphiro wilk.
Untuk mengetahui suatu data berdistribusi normal, ada
3 cara untuk mengetahuinya yaitu:
1. Dilihat dari grafik histogram dan kurve normal, bila
bentuknya menyerupai bel shape, berarti distribusi normal
2. Menggunakan nilai Skewness dan standar errornya, bila nilai
Skewness dibagi standar errornya didapatkan angka ≤ 2,
maka distribusinya normal
3. Uji kolmogorov smirnov, bila hasil uji (p value > 0,05)
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS24
maka distribusi normal. Uji kolmogorov digunakan pada
jumlah sampel lebih dari 50 responden. Sedangkan untuk
jumlah sampel kurang dari 50 responden, uji kenormalan
yang digunakan adalah saphiro wilk.
Adapun tahapan melakukan uji normalitas data adalah sebagai
berikut:
a. Klik Analyze
b. Klik Deskriptif statistic
c. Klik Explore
d. Klik variabel numerik pindahkan ke kotak sebelah
kanan.
25
e. Klik Plot
f. Klik Normality
g. Klik Continue
h. Klik OK
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS26
Descriptives
Statistic Std.
Error
umur responden
Mean 54,83 2,627
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 49,29
Upper Bound
60,38
5% Trimmed Mean 54,48 Median 54,50 Variance 124,265 Std. Deviation 11,147 Minimum 38 Maximum 78 Range 40 Interquartile Range 13 Skewness ,397 ,536 Kurtosis -,215 1,038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
umur responden
,132 18 ,200(*) ,956 18 ,520
* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
Interpretasi hasil uji normalitas data:
Untuk variabel umur responden dengan jumlah responden (n) kuran dari 50 (n<50) maka uji yang
27
digunakan adalah saphiro wilk dan didapatkan hasil p
value=0,520 (p value>0,05) dapat disimpulkan distribusi
data variabel umur adalah normal.
Apabila distribusi data yang diperoleh tidak normal,
maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan
transformasi data. Adapun tahapan mentransformasi data
adalah sebagai berikut :
a. Klik Transform
b. Klik Compute Variable
c. Ketik new_umur ke dalam Target Variable
d. Klik Arytmetric
e. Klik LG10
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS28
f. Klik OK
g. Lakukan prosedur pengujian kenormalan data
UJI HOMOGENITAS
Uji homogenitas atau kesetaraan data digunakan untuk
mengetahui kesetaraan data sebelum diberikan perlakuan pada
dua kelompok yang berbeda. Uji homogenitas digunakan
khusus data data NUMERIK. Uji yang digunakan untuk
mengetahui homogenitas sebuah data adal ah dengan
menggunakan uji levene test. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut:
1. Klik Analyze
2. Klik Compare Mean
29
3. Klik One Way Annova
4. Masukkan data yang akan di uji homogenitas pada
kolom dependent list (data variabel 1) dan pada
faktor ( data variabel 2)
5. Klik Options
6. Klik Homogenity of Variance Test
7. Klik Continue
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS30
8. Klik OK
Intepretasi hasil:
31
Pada uji levene test diatas, didapatkan hasil bahwa nilai
p vaue = 0,508. Artinya nilai p value > 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan varians
atau kesetaraan data antara kelompok data yang
dibandingkan. Atau dengan kata lain varians data antar
kedua kelompok adalah sama.
Latihan Soal:
Lakukan uji normalitas dan homogenitas data pada tabel
data tersebut dan interpretasikan hasilnya.
Umur Skala Nyeri
47 4
30 4
54 3
53 3
31 4
19 3
42 4
63 3
40 4
50 3
31 4
61 4
41 4
61 4
69 4
55 4
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS32
Daftar Rujukan:
1. Dahlan, M.S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan
Kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
2. Dharma, Kelana Kusuma. Metodologi Penelitian
Keperawatan. Jakarta: TIM.
3. Hastono, 2016. Analisis data. FKM UI
4. Sastroasmoro,S & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto .
33
BAB IV || UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Suyanto
Sasaran Belajar:
Setelah dilaksanakan praktikum, mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan uji validitas dan reliabilitas
b. Mengolah data uji validitas dan reliabilitas
c. Menginterpretasikan hasil uji validitas dan reliabilitas
Tinjauan Teori:
Uji validitas digunakan untuk mengukur instrumen yang akan
digunakan dalam pengambilan data. Uji yang digunakan dalam
menentukan validitas instrumen penelitian adalah uji product
moment. Sedangkan uji yang digunakan dalam menentukan
reliabilitas instrumen penelitian adalah uji alfa cronbach.
Adapun langkah-langkah ujinya sebagai berikut:
a. Klik analyze
b. Klik scale
c. Klik reliability analysis
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS34
d. Klik semua pertanyaan yang sudah dientry
e. Klik Statistic
f. Klik Item, Scale, Scale if Item Deleted
g. Klik Continue
35
Interpretasi:
Dalam membaca hasil ouput SPSS khususnya uji validitas,
terletak pada kotak item-total statistics terutama pada kolom
corrected item-total correlation (r hasil) yang harus lebih
tinggi dari r tabel. Untuk mengetahui r tabel adalah dengan
mengunakan rumus df-2. Sedangkan untuk mengetahui hasil dari
uji reliabilitas dapat dilihat pada kotak reliability statistics yang
didapatkan nilai alpha cronbach adalah 0,246 yang artinya
bahwa instrumen tersebut tidak reliabel (alpha cronbach kurang
dari 0,6)
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS36
Latihan Soal:
Lakukan pengujian validitas dan reliabilitas dan interpretasikan
hasilnya.
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 1 2 1 2 1 2 1 1
2 2 1 2 1 2 1 3 1 1
2 2 1 2 1 2 1 3 1 1
2 2 1 2 1 2 1 3 1 1
2 2 1 2 1 2 1 3 1 1
2 2 1 2 1 2 1 3 1 1
2 2 1 2 1 2 1 3 1 1
2 2 1 2 1 2 1 3 1 1
2 2 1 2 1 2 1 3 1 1
2 2 1 2 1 2 1 3 1 1
2 2 1 2 1 2 1 3 1 1
2 2 1 2 1 2 1 3 1 1
2 2 1 2 1 2 1 3 1 1
2 2 1 2 1 2 1 3 1 1
2 2 1 2 1 2 1 3 1 1
2 3 1 2 2 2 1 3 1 1
2 3 1 2 2 2 1 3 1 1
2 3 1 2 3 2 1 3 1 1
3 3 1 2 3 2 1 3 1 1
3 3 1 3 3 2 1 3 1 1
3 3 1 3 3 2 1 3 1 2
3 3 1 3 3 3 2 3 2 2
3 3 2 3 3 3 2 3 2 2
37
4 3 2 3 3 3 2 3 2 2
4 3 2 3 3 3 2 4 2 2
4 3 2 4 4 3 2 4 2 2
4 3 2 4 4 4 2 4 2 2
4 4 2 4 4 4 2 4 3 1
4 4 2 4 4 4 2 4 3 1 Koding: 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = setuju 4 = sangat setuju Daftar Rujukan:
1. Dahlan, M.S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan
Kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
2. Dharma, Kelana Kusuma. Metodologi Penelitian
Keperawatan. Jakarta: TIM.
3. Hastono, 2016. Analisis data. FKM UI
4. Sastroasmoro, S & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS38
39
BAB V || UJI UNI VARIATE / DESKRIPTIF
Indra Tri Astuti
Sasaran Belajar:
Setelah dilaksanakan praktikum selama, mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan uji univariat pada data kategorik dan
numerik.
b. Mengolah data uji univariat pada data kategorik dan
numeric.
c. Menginterpretasikan hasil uji univariat pada data
kategorik dan numeric.
d. Menampilkan hasil uji univariat pada data kategorik
dan numerik pada laporan penelitian.
Tinjauan Teori:
Penelitian desain deskriptif pada data kategorik dan numerik
perlu diolah untuk disajikan dalam laporan penelitian sehingga
mampu menjawab tujuan penelitian. Uji yang digunakan pada
data kategorik dan numerik berbeda satu dengan lainnya, begitu
juga dalam penyajian data di laporan penelitiannya. Berikut ini
adalah tahapan-tahapan dalam melakukan uji univariat pada data
kategorik:
1. Klik Analyze, klik Descriptive Statistics, klik Frequency.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS40
2. Pindahkan variabel kategorik yang ada pada kotak kiri ke
kotak kanan.
3.
Klik Charts, klik (bar Chart / Pie Chart), klik
(Frequencies/Percentages), klik Continue.
41
4. Klik OK
menurun
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Terganggu 9 50,0 50,0 50,0 tidak
terganggu 9 50,0 50,0 100,0
Total 18 100,0 100,0
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS42
Fre
qu
en
cy
0
2
4
6
8
10
menurun
menurunterganggu tidak terganggu
Adapun penyajian data dan interpretasinya pada laporan penelitian. Tabel: Distribusi frekuensi responden menurut sensasi kaki di
.... Tahun....
Variabel Jumlah Prosentase
Sensasi kaki
Terganggu
Tidak
terganggu
9
9
50
50
Jumlah 18 100
Dari tabel di atas didapatkan hasil bahwa distribusi
terganggunya sensasi kaki sebanyak 9 orang (50%), berimbang
dengan yang tidak mengalami ganguan sensasi kaki yaitu
sebanyak 9 orang (50%).
43
Adapun tahapan-tahapan pengolah data pada data numerik
adalah sebagai berikut:
1. Klik Analyze, klik Descriptive, klik Frequency
2. Pindahkan variabel numerik pada kotak bagian kiri ke
kotak bagian kanan.
3. Klik Statistic, klik Mean, klik Median, klik std. Deviation, klik Minimum, klik Maximum, Continue.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS44
4. Klik OK
Umur responden
N Valid 18 Missing 0
Mean 54,83 Median 54,50 Std. Deviation 11,147 Minimum 38 Maximum 78
Penyajian data dan intepretasi laporan penelitian data
numerik.
Tabel: Distribusi frekuensi umur responden di ....
Tahun....
Variabel Mean±SD Median Minimum-Maksimum
Umur responden
54,83±11,14 54,50 38-78
45
Tabel 5.2. menunjukkan bahwa rata -rata umur responden
adalah 54,8 tahun (standard deviasi ±11,14). Adapun
rentang umur yang paling muda adalah 38 tahun dan
umur yang paling tua adalah 78 tahun.
Latihan soal :
Seks Berat Badan
Tinggi Badan
Golongan Darah
Jumalah sodara
Pendidikan Orang Tua
(Ayah)
1 50 160 1 3 2
2 50 164 4 4 2
1 55 165 1 2 5
2 57 172 2 9 1
2 60 178 2 5 3
2 73 172 1 1 3
1 47 158 2 2 3
2 60 164 1 5 4
1 45 158 2 2 4
1 46 165 3 4 4
1 43 153 1 3 3
1 65 166 3 5 3
1 50 169 1 1 3
1 59 157 3 2 3
2 48 158 4 5 1
2 56 162 1 3 3
1 43 152 1 2 4
1 53 158 2 1 3
1 43 155 3 5 3
1 43 150 3 4 3
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS46
2 48 162 3 3 3
2 49 159 3 1 3
1 53 161 2 9 5
2 73 167 4 4 1
2 55 168 2 7 3
1 43 152 2 4 3
1 56 153 1 2 3
1 45 157 4 7 4
1 53 158 2 2 5
2 58 165 3 4 2
1 43 160 1 4 5
1 51 159 1 2 2
1 59 167 2 2 5
1 64 158 1 1 3
1 60 159 2 3 5
2 68 160 3 3 3
1 45 158 4 2 5
1 56 156 2 4 5
2 65 170 2 2 3
2 62 167 1 3 2 Koding: Sex:
1. Laki-laki 2. Perempuan
Golongan darah: 1. A 2. B 3. AB 4. O
Pendidikan Orang Tua:
1. Tidak Sekolah
2. SD 3. SMP 4. SMA 5. PT
47
Daftar Rujukan:
1. Dahlan, M.S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan
Kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
2. Dharma, Kelana Kusuma. Metodologi Penelitian
Keperawatan. Jakarta: TIM.
3. Hastono, 2016. Analisis data. FKM UI
4. Sastroasmoro, S & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto .
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS48
49
BAB VI || UJI KORELATIF DATA KATEGORIK
Moh. Arifin Noor
Pada Sub Bab ini akan dibahas mengenai uji korelatif data
kategorik (uji asosiasi) dan uji bivariat korelatif data numerik
(Product Moment dan Spearman ). Sebelum kita belajar
mengenai bentuk uji bivariat korelatif data kategorik dan uji
bivariat data numerik alangkah lebih baiknya Anda mengetahui
dan dapat memili h uji hipotesis korelatif yang tepat dengan
melihat tabel di bawah ini .
Pemilihan hipotesis korelatif
Variabel 1 Variabel 2 Uji korelasi Nominal Nominal Koefisien kontingensi,
Lamda Nominal Ordinal Koefisien kontingensi,
Lamda Ordinal Ordinal Spearman, Gamma,
Somers’d Ordinal Numerik Spearman Numerik Numerik Pearson
Keterangan: untuk variabel numerik, Anda memakai uji Pearson dengan alternatifnya adalah uji spearman. Kadang akan muncul beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa persamaan dan perbedaan uji korelasi koefisien
kontingensi dengan lamda?
Kedua uji tersebut digunakan untuk m enguji korelasi dua
variabel di mana salah satu variabelnya adalah variabel
nominal
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS50
Perbedaan:
Uji korelasi koefisien kontingensi digunakan untuk
menguji korelasi antara dua variabel setara sedangkan uji
korelasi Lambda untuk variabel yang idak setara.
2. Apa persamaan dan perbedaan uji korelasi spearman
dengan uji korelasi Gamma dan Somers’d
Keduanya digunakan untuk uji korelasi antara variabel
ordinal dengan ordinal
Perbedaan :
� Uji spearman digunakan juga untuk uji korelasi antara
variabel numerik dengan ordinal.
� Uji spearman digunakan juga sebagai alternatif uji
pearson, jika syarat uji pearson tidak terpenuhi
� Uji korelasi Gamma dan Somers’d digunakan untuk
uji korelasi variabel ordinal dengan ordinal dimana
kategori variabel ordinal tersebut “sedikit” sehingga
dapat dibuat suatu tabel silang B x K.
3. Apa perbedaan uji korelasi Gamma dan Somers’d
Uji korelasi Gamma digunakan untuk menguji korealsi
antara dua variabel yang setara sedangkan uji korelasi
Somers’d untuk dua variabel yang tidak setara.
4. Bagaimana intepretasi hasil uji korelasi
Intepretasi hasil uji korelasi didasarkan pada nilai p,
kekuatan korelasi, serta arah korelasinya.
Untuk lebih jelasnya Intepretasi uji korelasi dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
51
Panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan
kekuatan korelasi, nilai p dan arah korelasi
No Parameter Nilai Interpretasi
1 Kekuatan korelasi (r)
0,0 s.d. <0,2 0,2 s.d. <0,4 0,4 s.d. <0,6 0,6 s.d. <0,8 0,8 s.d. 1
Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat
2 Nilai p p < 0,05 Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji
p > 0,05 Tidak terdapat korelasi bermakna antara dua variabel yang diuji
3 Arah korelasi
+ (positif) Searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya
- (negatif) Berlawanan arah, semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya
Uji bivariat korelatif data kategorik (uji asosiasi)
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS52
Uji korelasi Gamma dan Sommers’d (hipotersis korelatif
ordinal tabel B x K)
Jika Anda ingin mengetahui korelasi antara tingkat penilian
mutu responden terhadap mutu pelayanan keperawatan (buruk,
sedang, baik) dengan mutu pelayanan rumah sakit (buruk,
sedang, baik). Adapun rumusan pertanyaan penelitiannya adalah
sebagai berikut:
“Adakah korelasi antara tingkat penilaian pasien terhadap mutu
pelayanan keperawatan dengan mutu pelayanan rumah sakit?”
Langkah untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas dap at
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel: Langkah-langkah menentukan uji hipotesis yang
disesuaikan dengan panduan tabel uji hipotesis
No. Langkah Jawaban 1. Tentukan variabel yang
dihubungkan Variabel yang dihubungkan adalah mutu layanan keperawatan (kategorik ordinal) dengan mutu pelayanan rumah sakit (kategorik ordinal)
2. Tentukan jenis hipotesis Korelatif 3. Tentukan masalah skala
variabel Kategorik ordinal
Kesimpulan : Terdapat tiga pilihan uji korelasi antara lain korelasi spearman, Gamma, dan Sommers’d. Anda akan memilih untuk melakukan uji korealsi Gamma dan Sommers’d karena yang akan diuji disini adalah korelasi antara variabel ordinal yang penyajiannya dalam bentuk silang 3 x 3
53
Langkah berikutnya yang bisa Anda lakukan adalah membuka
file Gamma, sebelum membuka file tersebut terlebih dahulu
pelajari Variabel View yang sudah Anda buat.
Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut :
Analyze � Descriptive Statistics � Crosstab
Masukkan Variabel P3 (Mutu pelayanan Rumah sakit) ke
dalam rows
Masukkan variabel P4 (Pelayanan Keperawatan) ke dalam
coloums
Aktifkan kotak Statistic
Pilih Gamma dan Sommers’d
Proses telah selesai. Klik OK
Intepretasi:
1. Output pertama (Crosstab) akan menyajikan tabel silang
antara mutu pelayanan keperawatan dengan mutu layanan
rumah sakit.
2. Output kedua (Directional Measures) menyajikan hasil uji
Somers’d. Hasil uji Somers’d Anda pakai jika salah satu
variabel Anda anggap sebagai variabel bebas sedangkan
variabel yang lain sebagai variabel tergantung.
Jika Anda menganggap bahwa mutu pelayanan rumah sakit sebagai variabel bebas, maka nilai yang Anda pergunakan adalah hasil uji Somers’d baris ke dua. Anda membaca -
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS54
bahwa besar korelasinya adalah 0,028 yang menunjukkan
bahwa korelasinya sangat lemah.
3. Output ketiga (Symmetric Measures) menyajikan hasil uji
Gamma, dimana Anda akan menggunakan uji Gamma bila
kedudukan dua variabel setara ( tidak ada variabel bebas dan
tergantung). Pada uji Gamma diperoleh nilai korelasi sebesar
0,052 yang menunjukkan bahwa korelasi sangat lemah.
Melaporkan hasil:
Tabel menyajikan hasil analisis korealsi Gamma. Tabel terdiri
dari koefisien korelasi (r), nilai (p), dan jumlah subjek
Pelayanan keperawatan Total r p
Buruk Sedang Baik Mutu pelayanan rumah sakit
Buruk
Sedang
Baik
Total
Uji Korelasi Gamma
Uji Korelasi Koefisien Kontingensi dan Lamda (Hipotesis
Korelatif Kategorik)
Anda ingin tahu korelasi antara perilaku merokok (merokok
dan tidak merokok) dengan status fertilitas seorang pria (tidak
subur dan subur). Pertanyaan penelitian yang Anda rumuskan
adalah sebagai berikut:
55
“Apakah terdapat korelasi antara perilaku merokok degnan
status fertilitas seorang pria?”
Langkah untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel: Langkah-langkah menentukan uji hipotesis yang
disesuaikan dengan panduan tabel uji hipotesis
No. Langkah Jawaban 1. Tentukan variabel yang
dihubungkan Variabel yang dihubungkan status fertilitas pria (kategorik nominal) dengan perilaku merokok (kategorik nominal)
2. Tentukan jenis hipotesis
Korelatif
3. Tentukan masalah skala variable
Kategorik nominal
Kesimpulan : Terdapat dua pilihan uji, yaitu uji korelasi koefisien kontingensi dan lambda. Anda memilih uji lamda karena kedudukan dua variabel tidak setara, dimana perilaku merokok sebagai variabel bebas dan infertilitas sebagai variabel tergantung.
Prosedur uji korelasi Lamda
� Silahkan Anda buka file Lamda
Tetapi sebelumnya pelajari dahulu bagian variabel view
untuk melihat variabel yang ada pada file tersebut.
Selanjutnya lakukanlah prosedur sebagai berikut
� Analyze � Descriptives Statistics � Crosstabs
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS56
� Masukkan perilaku merokok ke da lam rows (karena
bertindak sebagai variabel bebas).
� Masukkan variabel status fertilitas ke dalam couloms
(karena bertindak sebagai variabel terikat)
� Klik kotak Statistics
� Pilih Lambda pada kotak Nominal
� Continue untuk melanjutkan proses selanjutnya
� Proses telah selesai. Klik Continue, klik OK.
Intepretasi hasil
1. Output pertama menggambarkan tabel silang antara perilaku
merokok dengan status fertilitas.
2. Output kedua menyajikan hasil uji Lambda. Hasil uji
Lambda Anda pakai jika salah satu variabel Anda anggap
sebagai variabel bebas sedangkan variabel variabel yang
lain sebagai variabel terikat.
3. Jika menganggap bahwa status fertilitas sebagai variabel
terikat, maka nilai yang anda pergunakan adalah hasil uji
Lambda baris kedua. Anda membaca bahwa besar
korelasinya adalah 0,222 yang menunjukkan bahwa
korelasinya lemah.
57
Melaporkan hasil
Tabel menyajikan haisl analisis korealsi Gamma. Tabel terdiri
dari koefisien korelasi (r), nilai (p), dan jumlah subjek
Status fertilitas Total r p
Subur Tidak subur Perilaku merokok
Tidak merokok
Merokok
Total
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS58
59
BAB VII || UJI BIVARIAT KORELATIF DATA NUMERIK
Moh. Arifin Noor
A. Uji Korelasi Product Moment
Saat Anda akan mengtahui korelasi antara skor depresi dengan
skor ansietas dan dirumuskan dengan pernyataan sebagai
berikut:
“Adakah korelasi antara skor depresi dengan skor ansietas?”
Langkah yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan isa
dilihat pada tabel di bawah ini:
No. Langkah Jawaban 1. Tentukan variabel yang
dihubungkan Variabel yang dihubungkan adalah skor depresi (numerik) dengan skor ansietas (numerik)
2. Tentukan jenis hipotesis Korelatif 3. Tentukan masalah skala
variable Numerik
Kesimpulan: Uji yang digunakan adalah uji korelasi Pearson Product moment (uji parametrik), jika memenuhi syarat. Jika tidak memenuhi syarat, untuk uji yang digunakan adalah uji alternatif yaitu uji korelasi Spearman (uji nonparametrik)
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS60
Langkah melakukannya adalah sebagai berikut: 1. Memeriksa syarat uji parametrik: distribusi data harus
normal (wajib).
2. Bila memenuhi syarat (distribusi data normal), maka dipilih
uji korelasi Pearson.
3. Bila mempunyai distribusi data tidak nornal (tidak
memenuhi syarat), maka upayakan untuk melakukan
transormasi data terlebih dahulu agar distribusi menjadi
normal.
4. Apabila setelah ditransformasi data data menjadi normal,
maka dipilih uji korelasi Pearson.
5. Apabila distribusi data hasil transformasi tidak normal,
maka uji alternatifnya (uji korelasi Spearman).
Sebelum Anda masuk ke uji bivariat langkah yang harus
dilakukan pertama kali adalah melakukan uji normalitas,
bagaimana melakukan uji normalitas dapat Anda lihat pada BAB
sebelumnya.
Hasil uji normalitas apabila anda melakukan dengan benar akan
mendapatkan hasil seperti ini.
61
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS62
Intepretasi:
a. Bagian pertama merupakan satistik diskriptif untuk vaiabel
skor ansietas dan depresi. Perlu diingat bahwa Anda harus
selalu mempelajari deskripsi variabel sebelum melangkah
pada proses selanjutnya.
b. Seseuai dengan kesepakatan sebelumnya, Anda bisa
menggunakan hasil uji Kolmogorov-Smirnov ataupun
Shapiro-Wilk, perlu diingat bahwa untuk Anda bisa
menggunakan hasil uji Kolmogorov-Smirnov bila jumlah
sampel (besar) > 50, sedangkan Anda bisa menggunakan
hasil uji Shapiro-Wilk bila jumlah sampel (kecil) <50. Jadi
dalam hal ini Anda bisa menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov dengan jumlah sampel > 50. Untuk skor depresi
memiliki nilai p = 0,07 dan untuk skor ansietas memiliki
nilai p = 0,83. Dengan demikian skor depresi maupun
ansietas mempunyai nilai p > 0,05, yang berarti bahwa
kedua kelompok data mempunyai distribusi normal.
Melakukan uji Person
Uji person akan dilakukan dengan menggunakan langakah -
langkah sebagai berikut :
� Analyze� Correlate � Bivariate
� Masukkan depresi dan ansietas ke dalam kotak variables
� Pilih uji Pearson pada kotak Correlation Coefficients.
� Pilih two tailed pada test of significance
63
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS64
� Proses telah selesai. Klik OK
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Intepretasi:
Dari hasil di atas, diperoleh nilai sig 0,000 yang menunjukkan
bahwa korelasi antara skor depresi dan skor ansietas dalalh
bermakna. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,774 menunjukkan
korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat
Melaporkan hasil :
Tabel menyajikan hasil analisis korelasi Pearson. Tabel terdiri
dari atas variabel, nilai CI 95% (lower and upper), mean,
standart deviasi, koefisien korelasi (r), nilai p dan jumlah
subjek /sampel (n)
65
Variabel Mean±SD 95% CI n r p
lower Upper
Skor depresi
15,80±2,64 15,09 16,51 55
0,774 0,000 Skor ansietas
15,58±2,63 14,87 16,29 55
B. Uji Korelasi Spearman
(Hipotesis Korelatif numerik distribusi tidak normal)
Anda akan mempelajari dan mengetahui korelasi antara
ganguan somatik dan gangguan sosial, yang dapat
dirumuskan dengan pernyataan sebagai berikut:
“Adakah korelasi antara skor gangguan somatik dengan
skor gangguan sosial?”
Langkah yang digunakan untuk menjawab pertanyaan
tersebut adalah sebagai berikut perhatikan tabel di bawah
ini
Tabel langkah-langkah untuk menentukan uji hipotesis
yang sesuai dengan panduan tabel uji hipotesis dan
diagram alur.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS66
No. Langkah Jawaban 1. Tentukan variabel yang
dihubungkan Variabel yang dihubungkan adalah skor gangguan somatik (numerik) dengan skor gangguan sosial (numerik)
2. Tentukan jenis hipotesis Korelatif 3. Tentukan masalah skala
variabel Numerik
Kesimpulan : Uji yang digunakan adalah uji korelasi Pearson Product moment (uji parametrik), jika memenuhi syarat. Jika tidak memenuhi syarat, untuk uji yang digunakan adalah uji alternatif yaitu uji korelasi Spearman (uji nonparametrik)
1. Memeriksa syarat ui parametrik: distribusi data harus
normal (wajib).
2. Bila memenuhi syarat (distribusi data normal), maka
dipilih uji korelasi pearson.
3. Bila tidak memenuhi syarat (distribusi data tidak
normal), maka diupayakan untuk melakukan
trasnformasi data agar berdistribusi normal.
4. Bila data hasil trasnformasi berdistribusi normal,
dilakukan uji Pearson.
5. Bila data hasil trasnformasi berdistribusi tidak normal,
maka alternatifnya menggunakan uji kore lasi
Spearman.
a) Melakukan uji normalitas
Intepretasi
MB ĘMŊÒMŌ ŐÑǾPMÖ M MŇMÕMO ŒPMPÒŒPÒÔ ŇÑŒÔǾÒŐPÒŅ ÞŌPÞÔ QMǾÒMNÑÕ
Somatic Complaint dan skor Social Problem. -
67
Perlu diingat bahwa Anda harus selalu mempelajari
deskripsi variabel sebelum melangkah pada proses
selanjutnya.
b. Sebagaimana kesepakatan, Anda menggunakan
hasil uji kolmogorov smirnov untuk menguji
apakah distribusi data normal atau tidak. Pada uji
Test of Normality Kolmogorov Smirnov, baik skor
somatic complaint maupun skor social problem
mempunyai nilai p = 0,000, oleh karena niai p <
0,05, maka dapat diambil kesimpulan kedua
kelompok data mempunyai data distribusi tidak
normal.
b) Melakukan transformasi c) Menguji hasil transformasi d) Melakukan uji Spearman
Untuk melakukan uji Spearman, lakukanlah langkah -langkah berikut: � Analyze � Correlate � Bivariate � Masukkan Somatic dan Social ke dalam kotak Variables � Pilih uji Spearman pada kotak Correlation Coefficients � Pilih Two Tailed pada Test of Significance � Proses telah selesai. Klik OK.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Intepretasi:
Dari hasil di atas, diperoleh nilai significancy 0,000 yang
menunjukkan bahwa korelasi antara gangguan somatik
dengan gangguan sosial adalah bermakna. Nilai korelasi
spearman sebesar 0,351 menunjukkan bahwa arah korealsi
positif dengan kekuatan korelasi yang lemah.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS68
69
BAB VIII || UJI KOMPARATIF DATA NUMERIK
Moh. Arifin Noor
Sasaran Belajar:
Setelah dilaksanakan praktikum selama, mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan uji yang tepat pada data numerik dengan
desain observasional.
b. Menentukan uji analisis yang tepat pada data numerik
dengan desain observasional .
c. Mengolah data pada uji komparatif data numerik
desain observasional.
d. Menginterpretasikan hasil uji komparatif data
numerik desain observasinal .
e. Menampilkan hasil uji komparatif dat a numerik desain
observasinal.
Tinjauan Teori:
Desain penelitian khususnya observasional cukup
banyak digunakan dalam melakukan penelitian. Pada desain
observasional, uji yang digunakan akan sangat bergantung dari
tujuan penelitian, apakah seorang pene liti mencari keeratan
hubungan atau hanya mencari perbedaan antara variabel
independent dengan variabel dependent. Pada penelitian
observasional dengan hipotesis komparatif data numerik
(Kategorik x Numerik) maka uji yang digunakan dapat berupa
uji parametrik dan non parametrik.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS70
Uji parametrik yang digunakan dapat berupa uji indepent
t test, atau uji man whitney test untuk uji non parametrik. Untuk
memudahkan pemahaman, maka akan diberikan ilustrasi sebagai
berikut:
Seorang peneliti ingin mengetahui perbe daan kadar kolesterol
antara pekerja kuli panggul dan olahragawan angkat besi. Maka
uji yang digunakan adalah uji beda 2 mean tidak berpasangan,
hal ini disebabkan peneliti mengambil data pada dua kelompok
yang berbeda (ada data kategorik dan numerik). Unt uk prosedur
uji parametrik dan non parametrik data numerik komparatif akan
dijelaskan pada sub bab uji beda 2 mean dengan kelompok ya ng
tidak berpasangan di halaman. Adapun data penelitian tersebut
seperti di bawah ini:
Kadar kolesterol pekerja
kuli panggul Kadar kolesterol olahragawan
angkat besi 190 110 200 130 140 170 220 130 210 150 130 140 140 120
Cara menganalisisnya dengan menggunakan uji beda 2 mean
tidak berpasangan.
71
Daftar Rujukan:
1. Dahlan, M.S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan
Kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
2. Dharma, Kelana Kusuma. Metodologi Penelitian
Keperawatan. Jakarta: TIM.
3. Hastono, 2016. Analisis data. FKM UI
4. Sastroasmoro,S & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto .
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS72
73
BAB IX || UJI BIVARIAT KOMPARATIF DATA KATEGORI
Indra Tri Astuti Sasaran Belajar:
Setelah dilaksanakan praktikum , mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan uji Chi Square, Odd ratio, dan Risk ratio.
b. Mengolah data uji Chi Square.
c. Menginterpretasikan hasil uji Chi Square .
d. Menampilkan penyajian hasil uji chi square pada
laporan penelitian.
Tinjauan Teori:
Uji Chi Square merupakan uji yang digunakan pada hipotesis
komparatif dengan data kategorik. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengintepretasikan uji chi square, antara
lain:
1. Bila pada 2 x 2 dijumpai nilai Expected (harapan)
kurang dari 5, maka yang digunakan adalah "Fisher's
Exact Test"
2. Bila tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E < 5, maka uji
yang dipakai sebaiknya "Continuity Correction (a)"
3. Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 3
dsb, maka digunakan uji "Pearson Chi Square"
ÇB Į ji "[ ikelihood Ratio" dan "Linear-by-Linear
Assciation", biasanya digunakan untuk keperluan lebih
spesifik, misalnya analisis stratifikasi pada -
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS74
bidang epidemiologi dan juga untuk mengetahui
hubungan linier dua variabel katagorik, sehingga kedua
jenis ini jarang digunakan.
5. Nilai OR digunakan untuk jenis penelitian Cross
Sectional dan Case Control, sedangkan nilai RR
digunakan bila jenis penelitiannya Kohor t.
6. Pada perintah Crosstab nilai OR akan keluar bila tabel
silang 2 x 2, bila tabel silang lebih dari 2 x 2, misalnya 3
x 2, 4 x 2 dsb, maka nilai OR dapat diperoleh dengan
analisis regresi logistik sederhana dengan cara
membuat "Dummy v ariable".
Adapun langkah -langkah ujinya sebagai berikut :
1. Klik Analyze
2. Klik deskriprive statistic, kemudian klik Crosstabs .
3. Masukkan variabel independent pada kotak Row .
4. Masukkan variabel dependent pada kotak Colom .
75
..
a. Klik Statistic, klik Chi Square , klik Risk, klik
Continue
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS76
b. Klik Cells, klik Observed, klik Ekpected, klik Row,
klik Continue.
c. Klik OK
Case Processing Summary
18 100,0% 0 ,0% 18 100,0%jenis kelamin * menurunN Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
77
Chi-Square Tests
,277b 1 ,599
,000 1 1,000
,278 1 ,598
1,000 ,500
,262 1 ,609
18
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-LinearAssociation
N of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is2,50.
b.
Risk Estimate
1,750 ,215 14,224
1,300 ,515 3,281
,743 ,227 2,431
18
Odds Ratio for jeniskelamin (laki-laki /perempuan)
For cohort menurun= terganggu
For cohort menurun= tidak terganggu
N of Valid Cases
Value Lower Upper
95% ConfidenceInterval
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS78
Adapun penyajian dan interpretasi hasil penelitian sebagai
berikut:
Tabel: Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin dan
Sensasi Kaki
Jenis kelamin
Sensasi Kaki Total OR (95% CI)
p value
Terganggu
Tidak terganggu
n % n % n % Laki-laki 3 60 2 40 5 10
0 1,75 1,0
perempuan
6 46,2 7 53,8 13
100
(0,2–14,2)
Jumlah 9 50 9 50 18
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa laki-laki yang mengalami
ganguan sensasi kaki sebanyak 3 orang (60%), sedangkan
sebanyak 6 (46,2%) orang terganggu sensasinya. Hasil uji chi
square menunjukkan bahwa p value=1,0. Artinya tidak ada
perbedaan proporsi kejadian penurunan sensasi kaki pada laki -
laki dan perempuan.
Latihan Soal:
Lakukan pengujian dan interpretasikan hasilnya.
jenis kelamin kejadian
hipertensi
2 1
1 2
79
1 2
1 1
1 2
1 2
2 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
2 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
1 2
2 1
2 2
1 1
2 1
1 2 Koding: Jenis kelamin:
1. Laki-laki 2. Perempuan
Kejadian hipertensi: 1. Hipertensi 2. Tidak hipertensi
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS80
Daftar Rujukan :
1. Dahlan, M.S . 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan
Kesehatan . Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.
2. Dharma, Kelana Kusuma . Metodologi Penelitian
Keperawatan. Jakarta: TIM.
3. Hastono, 2016. Analisis data. FKM UI
4. Sastroasmoro,S & Ismael, S . (2011). Dasar -dasar
Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto .
81
BAB X || UJI PARAMETRIK (UJI BEDA 2 MEAN BERPASANGAN) DATA NUMERIK
Ahmad Ikhlasul Amal
Sasaran Belajar:
Setelah dilaksanakan praktikum selama 150 menit,
mahasiswa mampu:
a. Mengetahui Langkah-langkah Uji Beda Berpasangan
(Uji t-paired) Data Numerik.
b. Menginterpretasikan Hasil Uji Beda Berpasangan (Uji
t-paired) Data Numerik.
c. Melaporkan Hasil Uji Beda Berpasangan (Uji t-paired)
Data Numerik.
Definisi:
Uji t berpasangan tentu saja digunakan apabila dua kelompok
tersebut saling berhubungan. Dua sampel berpasangan artinya
sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua
perlakuan atau pengukuran yang berbeda.
Penentuan kapan menggunakan Uji t sampel/kelompok
dependent (berpasangan)?
Uji komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan,
misalnya: sebelum dan sesudah digunakan pada uji parametrik
dimana syaratnya sebagai berikut:
a. Satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS82
b. Merupakan data kuantitatif numerik (rasio -interval)
c. Berasal dari populasi dengan distribusi normal.
Prosedur Uji Beda 2 Mean Berpasangan ( t-paired) Data
Numerik:
1. Cek syarat
Syarat Uji T Paired adalah perbedaan dua kelompok data
berdistribusi normal. Maka harus dilakukan terlebih dahulu
dengan uji normalitas pada perbedaan kedua kelompok
tersebut.
Anda dapat meng gunakan uji normalitas antara lain: Shapiro
Wilk atau Kolmogorov Smirnov .
Jika memenuhi syarat (data b erdistribusi normal), maka
dipilih uji t berpasangan. Jika distribusi tidak normal maka
dilakukan transformasi data terlebih dahulu kemudian
diulang kembali uji normalitasnya. Jika tidak normal maka
dipilih Uji Wilcoxon sebagai uji alternatifnya.
2. Langkah-langkah
Kasus: Peneliti ingin mengetahui penggunaan terapi
Antiretroviral terhadap berat badan pasien HIV/AIDS.
Rumusan pertanyaannya yaitu “apakah terdapat perbedaan
rerata berat badan sebelum dan sesudah diberikan terapi
Antiretroviral pada pasien HIV/AI DS.
83
Data Hasil Penelitian
Reponden Berat Badan
Sebelum Terapi ARV
Berat Badan Sesudah
Terapi ARV
1 48 50
2 48 50
3 53 55
4 56 57
5 58 60
6 51 53
7 45 47
8 58 60
9 44 45
10 45 46
11 41 43
12 60 63
13 47 50
14 56 59
15 46 48
Ikuti langkah berikut
a. Isikan data tersebut ke dalam SPSS
b. Pada Menu SPSS klik Analyze
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS84
c. Klik Compare Means
d. Klik Paired Sample t
e. Masukkan data berat badan sebelum dan sesudah ke
dalam kotak Paired Variables .
f. Klik Continue, diikuti klik OK.
3. Interpretasi Hasil
a. Kolom Paired Sample Statistics menjelaskan tentang
deskripsi masing -masing variable.
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviat
ion Std. Error
Mean
Pair 1 Sebelum 50.40 15 6.021 1.555
Sesudah 52.40 15 6.266 1.618
b. Tabel Paired Samples Test menggambarkan hasil uji t
berpasangan. Lihat kolom sig. (2 tailed). Diperoleh nilai
signifikansi 0,000 (p<0,050). Hal tersebut berarti
terdapat perbedaan yang bermakna antara berat badan
sebelum dan sesudah menjalani terapi ARV. Nilai IK
95% adala antara -2,363 sampai dengan -1,637.
85
df: degree of freedom (derajat kebebasan) : Untuk analisis T
Paired selalu N- 1. Di mana N adalah jumlah sampel.
T = nilai t hitung: hasil -11,832: Harus dibandingkan dengan
t tabel pada df 14. Apabila t hitung > t tabel: signifikan.
Sig. (2-tailed): Nilai probabilitas/p value uji T Paired: Hasil
= 0,000. Artinya: Tidak ada perbedaan antara sebelum
dan sesudah perlakuan. Sebab: Nilai p value > 0,05 (95
% kepercayaan).
Mean: -2,000. Bernilai Negatif, artinya tidak terjadi
kecenderungan kenaikan sesudah terapi ARV. Apabila
didapatkan hasil Positif: Artinya terjadi kecenderungan
perubahan sesudah perlakuan.
4. Melaporkan Hasil
Hasil penyajian terbaik dari uji ini adalah dengan
mendeskripsikan informasi yang lengkap dengan
menampilkan IK serta nilai p. Hal ini dikarenakan informasi
nilai IK lebih bermanfaat secara klinis daripada informasi p
value.
Pada dasarnya pertimbangan tabel manakah yang akan disampaikan dalam laporan penelitian atau jurnal ilmiah -
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS86
bergantung pada pedoman yang dianut oleh institusi atau
jurnal tersebut.
Contoh:
Tabel: Hasil uji t berpasangan secara lengkap
Uji t berpasangan
Berdasarkan tabel di atas hasil uji paired t -test didapatkan bahwa
rata-rata berat badan pada pasien HIV/AIDS sebelum menjalani
terapi ARVsebesar 50,4 kg sedangkan setelah diberikan terapi
ARV sebesar 52,4 kg. Hasil uji paired t -test juga didapatkan p
value 0,001 (<0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbe daan antara berat badan sebelum dan sesudah
mendapatkan terapi ARV bagi pasien HIV/AIDS.
Kasus Latihan :
Peneliti ingin mengetahui a pakah terdapat perbedaan berat
badan (kg) antara sebelum dan sesudah puasa ramadhan
(selama satu bulan)? Lakukanlah analisi s untuk data penelitian
berikut ini:
87
Data Hasil Penelitian
Reponden Berat Badan
Sebelum Puasa Berat Badan
Sesudah Puasa
1 50 48
2 53 52
3 55 53
4 57 55
5 60 57
6 53 51
7 47 44
8 60 56
9 45 43
10 46 45
11 43 42
12 63 61
13 50 50
14 59 58
15 48 48
Daftar Pustaka :
1. Dahlan, M.S . 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan
Kesehatan . Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.
2. Dharma, Kelana Kusuma . Metodologi Penelitian
Keperawatan. Jakarta: TIM.
3. Hastono, 2016. Analisis data. FKM UI
4. Sastroasmoro,S & Ismael, S . (2011). Dasar -dasar
Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto .
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS88
BAB XI || UJI PARAMETRIK (UJI BEDA 2 MEAN TIDAK BERPASANGAN) DATA
NUMERIK
Ahmad Ikhlasul Amal Sasaran Belajar:
Setelah dilaksanakan praktikum selama 150 menit,
mahasiswa mampu :
a. Mengetahui Langkah-langkah Uji Beda 2 Mean Tidak
Berpasangan Data Numerik.
b. Menginterpretasikan Hasil Uji Beda 2 Mean Tidak
Berpasangan Data Numerik.
c. Melaporkan Hasil Uji Beda 2 Mean Tidak
Berpasangan Data Numerik.
Definisi:
Uji t tidak berpasangan tentu saja digunakan apabila dua
kelompok tersebut saling berhubungan, dalam penggunaanya
juga dikenal dengan sebutan (Unpaired t-test). Dua sampel
berpasangan artinya sampel dengan subjek yang sama namun
mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbed a.
Penentuan kapan menggunakan Uji t sampel/kelompok
independent (tidak berpasangan), adalah sebagai berikut:
a. Uji komparasi antar dua sampel pengamatan
b. Digunakan pada uji parametrik dimana syaratnya
sebagai berikut:
1) Merupakan data kuantitatif numerik (rasio-interval)
2) Berasal dari populasi dengan distribusi normal.
89
Prosedur Uji Beda 2 Mean Tidak Berpasangan (Unpaired t-
test) Data Numerik:
1. Cek syarat
Syarat Uji T Paired adalah perbedaan dua kelompok data
berdistribusi normal. Maka harus dilakukan terlebih
dahulu dengan uji normalitas pada perbedaan kedua
kelompok tersebut. Anda dapat menggunakan uji
normalitas antara lain: Shapiro Wilk atau Kolmogorov
Smirnov.
Jika memenuhi syarat (data berdistribusi normal), maka
dipilih uji Unpaired t-test. Jika distribusi tidak normal
maka dilakukan transformasi data terlebih dahulu
kemudian diulang kembali uji normalitasnya. Jika tidak
normal maka dipilih Uji Mann Whitney sebagai uji
alternatifnya.
2. Langkah-langkah
Kasus: Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat
perbedaan rerata kepuasan ibu melahirkan secara normal
dengan yang melahirkan secara caesar.
Data Hasil Penelitian
Reponden Kelompok Kepuasan
1 1 48
2 1 48
3 1 53
4 1 51
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS90
5 1 52
6 1 51
7
1
45
8
1
55
9
1
44
10
1
45
11
1
49
12
1
48
13
2
47
14
2
47
15
2
46
16
2
42
17
2
44
18 2
42
19 2 45
20 2 51
21 2 44 22 2 34
Keterangan Koding: 1) Kelompok Normal (Spontan)-Kontrol 2) Kelompok Sectio Caesaria-Intervensi
91
Ikuti langkah berikut:
a. Isikan data tersebut ke dalam SPSS
b. Pada Menu SPSS klik Analyze
c. Klik Compare means
d. Klik Independent-Sample t
e. Masukkan variabel Skor Kepuasan dalam kotak Test
Variable.
f. Masukkan variabel Kelompok kedalam Grouping
Variable.
g. Aktifkan kotak Define Group
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS92
h. Masukkan angka 1 untuk kotak group 1 (sebagai kode
persalinan normal).
I. Masukkan angka 2 unt uk kotak group 2 (sebagai kode
persalinan sectio caesaria)
j. Tahapan selesai, Klik Continue, diikuti klik OK.
5. Interpretasi Hasil
Tampilan Output SPSS
93
a. Menguji varians
Pada kotak Levene’s test (nama uji hipotesis untuk
menguji varians), nilai sig = 0,914. Karena nilai p> 0,05
maka varians data kedua kelompok sama.
b. Karena varians sama, maka untuk melihat hasil uji t
memakai hasil pada baris ke dua ( equal varians not
assumed).
c. Angka signifikansi pada baris pertama adalah 0,013,
dengan perbedaan rerata (mean difference) sebesar 4,63.
d. Nilai IK 95% adalah antara 1,07 -8,19.
e. Karena nilai p<0,05 maka diambil kesimpulan “terdapat
perbedaan rerata skor kepuasan yang bermakna antara
kelompok ibu yang melakukan persalinan normal dengan
menjalani persalinan secara sectio caesaria”.
ĎB Ì ÑÕMŐŎǾÔMŌ ĢMŒÒÕ
Hasil penyajian terbaik dari uji ini adalah dengan
mendeskripsikan informasi yang lengkap dengan
menampilkan IK serta nilai p. Hal ini dikarenakan informasi
nilai IK lebih bermanfaat secara klinis daripada informasi p
value.
Pada dasarnya pertimbangan tabel manakah yang akan
disampaikan dalam lapor an penelitian atau jurnal ilmiah
bergantung pada pedoman yang dianut oleh institusi atau
jurnal tersebut.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS94
Contoh:
Tabel 4.1 Hasil uji t berpasangan secara lengkap
Uji t tidak berpasangan
Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji unpaired t-test didapatkan
bahwa rata-rata kepuasan pada kelompok ibu dengan persalinan
normal sebesar 49,18, sedangkan pada ibu dengan persalinan
sectio caesaria didapatkan reata sebesar 44,54. Hasil uji
unpaired t-test juga didapatkan p value 0,001 (<0,05) dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
kepuasan antara persalinan normal dengan persalinan secto
caesaria.
7. Latihan Kasus
Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata
Critical Thinking mahasiswa program studi ners yang diberi
metode simulasi dengan yang biasa pada umumnya dengan
demonstrasi.
95
Data Hasil Penelitian
Reponden Kelompok Critical Thinking
1 1 48
2 1 48
3 1 53
4 1 51
5 1 52
6 1 51
7 1 45
8 1 55
9 1 44
10 1 45
11 1 49
12 1 48
13 2 47
14 2 47
15 2 46
16 2 42
17 2 44
18 2 42
19 2 45
20 2 51 Keterangan Coding:
1. Kelompok Kontrol
2. Kelompok Intervensi (Simulasi)
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS96
Daftar Rujukan:
1. Dahlan, M.S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan
Kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
2. Dharma, Kelana Kusuma. Metodologi Penelitian
Keperawatan. Jakarta: TIM.
3. Hastono, 2016. Analisis data. FKM UI
4. Sastroasmoro,S & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto .
97
BAB XII || TOPIK : UJI NON PARAMETRIK (UJI BEDA 2 MEAN BERPASANGAN) DATA
KATEGORIK
Ahmad Ikhlasul Amal
Sasaran Belajar:
Setelah dilaksanakan praktikum selama 150 menit,
mahasiswa mampu:
a. Mengetahui Langkah-langkah Uji Beda 2 Mean
Berpasangan Data Kategorik.
NB Menginterpretasikan Hasil Uji Beda 2 Mean
Berpasangan Data Kategorik .
c. Melaporkan Hasil Uji Beda 2 Mean Berpasangan Data
Kategorik.
Definisi:
Uji McNemar diperkenalkan oleh seorang ahli psikologi
bernama Quinn McNemar pada tahun 1947. Uji ini digunakan
untuk penelitian yang membandingkan sebelum dan sesudah
peristiwa/treatment dimana tiap objek digunakan sebagai
pengontrol dirinya sendiri (i.e. evaluating repeated
measurements of the same objects using them as their own
control). Uji dilakukan pada 2 kelompok sampel yang
berhubungan, skala pengukurannya berjenis nominal dan untuk
crosstabulasi 2x2.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS98
Prosedur Uji Beda 2 Mean Berpasangan (Uji Mc Nemar)
Data Kategorik:
1. Cek syarat
a. Skala variabel dalam uji ini menggunakan skala
kategorik.
b. Menggunakan sampel yang berpasangan.
c. Jenis hipotesis yang ditentukan adalah hipotesis
komparatif.
2. Kasus
Peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan
pengetahuan tentang Imunisasi sebelum dan sesudah
pemberian pendidikan kesehatan. Untuk membuktikan
hal tersebut diambil sampel-sampel secara random
sebanyak 20 orang. Sebelum pendidikan kesehatan
dilakukan pretest terlebih dahulu untuk melihat
pengetahuan awal. Setelah diberi pendidikan kesehatan
langsung dilakukan posttest pengetahuan mereka
dikategorikan menjadi dua, yaitu baik dan buruk. Data
dapat dilihat pada tabel berikut:
Responden Pengetahuan
Responden Pengetahuan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 2 1 11 1 1 2 2 1 12 2 1 3 2 1 13 2 2 4 1 1 14 2 1 5 1 2 15 1 1 6 2 1 16 2 1 7 1 1 17 2 1 8 2 1 18 2 1 9 1 1 19 2 1 10 2 1 20 1 1
99
Keterangan:
Kategori Pengetahuan: 1 = Baik 2 = Buruk
Langkah-langkah Kegiatan Praktikum:
Pada praktikum ini, mahasiswa memasukkan data, mengolah
data dengan menggunakan uji Mc nemar serta membuat
interpretasi dari luaran yang diperoleh.
a. Klik Analyze � Descriptives � statistics � Crosstabs
b. Masukkan variabel sebelum atau pre ke dalam Rows
c. Masukkan variabel sesudah atau post ke dalam Columns
d. Klik kotak Statistics, lalu pilih McNemar pada kanan bawah
kotak, lalu klik Continue.
e. Proses telah selesai. Klik Continue. Klik OK.
Akan muncul tampilan sebagai berikut:
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS100
101
Interpretasi Hasil :
Pengetahuan_Sebelum * Pengetahuan_Sesudah
Crosstabulation
Count
Pengetahuan_Sesudah
Total Baik Buruk
Pengetahuan_Seb elum Baik 7 1 8
Buruk 11 1 12
Total 18 2 20
Chi-Square Tests
Value
Exact Sig. (2 -
sided)
McNemar Test .006a
N of Valid
Cases 20
a. Binomial distribution used.
1. Output bagian pertama menunjukkan hasil tabel Crosstab
atau tabel silang. Subyek pen elitian dengan pengetahuan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan yang memiliki kategori baik berjumlah 7 orang. Subyek penelitian dengan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dari baik menjadi buruk terdapat 1 orang, dan seterus nya.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS102
2. Tabel kedua Chi-Square Tests menunjukkan hasil Uji
McNemar. Angka signifikansi menunjukkan angka
0,006. Karena nilai p<0,05, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pengetahuan antara sebelum dan
sesudah pemberian pendidikan kesehatan berbeda
secara bermakna.
Melaporkan Hasil:
Berikut ini contoh penyajian tabel dalam pelaporan hasil uji
statistik Mc Nemar.
Pengetahuan
sesudah pendidikan kesehatan
Total p
Baik Buruk Pengetahuan
sebelum pendidikan kesehatan
Baik 7 1 8
0,006 Buruk
11 1 12
Total 18 2 20
Latihan Kasus:
Peneliti ingin mengetahui dampak perubahan penyuluhan
kesehatan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat bagi warga
di kecamatan Watu Nganten Demak.
103
Hasil data penelitian
Responden
Pola Hidup Bersih & Sehat Responde
n
Pola Hidup Bersih & Sehat
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1 2 1 11 1 1 2 2 1 12 2 1 3 2 1 13 2 2 4 1 1 14 2 1 5 1 2 15 1 1 6 2 1 16 2 1 7 1 1 17 2 1 8 2 1 18 2 1 9 1 1 19 2 1
10 2 1 20 1 1 Daftar Rujukan:
1. Dahlan, M.S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan
Kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
2. Dharma, Kelana Kusuma. Metodologi Penelitian
Keperawatan. Jakarta: TIM.
3. Hastono, 2016. Analisis data. FKM UI
4. Sastroasmoro, S & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar
Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS104
105
BAB XIII || UJI NON PARAMETRIK (UJI BEDA 2 MEAN TIDAK BERPASANGAN) DATA
KATEGORIK
Ahmad Ikhlasul Amal Sasaran Belajar:
Setelah dilaksanakan praktikum selama 150 menit, mahasiswa
mampu :
a. Mengetahui langkah-langkah Uji Beda 2 Mean Tidak
Berpasangan Data Kategorik
b. Menginterpretasikan Hasil Uji Beda 2 Mean Tidak
Berpasangan Data Kategorik
ŃB Melaporkan Hasil Uji Beda 2 Mean Tidak
Berpasangan Data Kategorik
Definisi:
Salah satu uji statistik non-parametrik yang paling banyak
digunakan dalam penelitian bidang kesehatan adalah uji chi
square, karena uji ini memiliki kemampuan membandingkan dua
kelompok atau lebih pada data -data yang telah
dikategorisasikan. Meski demikian, uji chi -square dapat pula
dipakai pada pengujian satu kelomp ok dan berskala
interval/rasio. Secara ringkas kegunaaan uji chi -square disajikan
pada gambar berikut.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS106
Prosedur (Uji Beda 2 Mean Tidak Berpasangan) Data
Kategorik:
1. Cek syarat
a. Skala variabel dalam uji ini menggunakan skala
kategorik.
b. Menggunakan sampel yang tidak berpasangan
c. Jenis hipotesis yang ditentukan adalah hipotesis
komparatif
2. Kasus
Peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan skala nyeri pada pasien post op appendictomy dengan menggunakan teknik guided imagery. Untuk membuktikan hal tersebut diambil sampel-sampel secara random sebanyak 20 orang. Sebelum pemberian teknik guided imagery dilakukan pretest terlebih dahulu untuk melihat skala nyeri awal. Setelah diberi
107
penyuluhan langsung dilakukan posttest pengetahuan
mereka dikategorikan menjadi dua yaitu ringan dan
berat. Data dapat dilihat pada tabel berikut: Kelompok
Kontrol Skala Nyeri Kelompok
Intervensi Skala Nyeri
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 2 1 15 1 1 2 2 1 16 2 1 3 2 2 17 2 2 4 1 1 18 2 1 5 1 2 19 1 1 6 2 1 20 2 1 7 1 1 21 2 2 8 2 1 22 2 1 9 1 2 23 2 1
10 2 1 24 1 1 11 2 1 25 2 1 12 1 2 26 2 1 13 2 1 27 2 1 14 1 2 28 2 1
Keterangan: � Skala Nyeri:
1 = Ringan 2= Berat
3. Langkah
Untuk memulai pengujian, berikut ini adalah langkah
yang harus Anda kerjakan :
a. Klik Analyze � Descriptives � Statistics �
Crosstabs.
b. Masukkan variabel terapi guided imagery ke dalam
rows (sebagai variabel bebas) .
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS108
c. Masukkan variabel skala nyeri ke dalam
Columns (sebagai variabel terikat)
d. Klink kotak Statistics, lalu pilih Chi-Square
pada kiri atas kotak, lalu klik Continue,
e. Aktifkan kotak Cell, lalu pilih observed (untuk
menampilkan nilai Observed) dan Expected
(untuk menampilkan nilai Expected) pada kotak
Counts, lalu Continue.
f. Proses telah selesai. Klik Continue. Klik OK.
4. Interpretasi Hasil
Skala_Nyeri_Sebelum * Skala_Nyeri_Sesudah Crosstabulation
Skala_Nyeri_Sesudah
Total ringan berat
Skala_Nyer
i_Sebelum
Ringan Count 5 4 9
Expected Count 6.8 2.2 9.0
% within
Skala_Nyeri_Seb
elum
55.6% 44.4% 100.0%
% within
Skala_Nyeri_Ses
udah
23.8% 57.1% 32.1%
% of Total 17.9% 14.3% 32.1%
Berat Count 16 3 19
Expected Count 14.2 4.8 19.0
109
% within
Skala_Nyeri_Seb
elum
84.2% 15.8% 100.0%
% within
Skala_Nyeri_Ses
udah
76.2%
42.9%
67.9%
% of Total
57.1%
10.7%
67.9%
Total Count
21
7
28
Expected Count
21.0
7.0
28.0
% within
Skala_Nyeri_Seb
elum
75.0%
25.0%
100.0%
% within
Skala_Nyeri_Ses
udah
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total
75.0%
25.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-
Square2.674a 1 .102
Continuity
Correctionb1.365 1 .243
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS110
Likelihood Ratio 2.551 1 .110
Fisher's Exact
Test
.165 .123
Linear-by-Linear
Association 2.579 1 .108
N of Valid Cases b 28
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2,25.
b. Computed only for a 2x2
table
5. Tabel pertama menggambarkan deskripsi masing -
masing sel untuk nilai observed dan expected. Nilai
observed untuk sel a,b,c,d masing -masing 5,4,16,3
sedangkan nilai expectednya masing -masing 6,8; 2,2;
14,2; dan 4,8.
6. Tabel 2x2 ini tidak layak untuk diuji dengan chi square
karena ada nilai expected yang kurang dari lima.
Sehigga menggunakan uji alt ernatif Fisher.
7. Tabel kedua menunjukkan hasil uji Chi Square. Nilai
yang dipakai adalah pada nilai fisher exact test dengan
nilai sginifikansinya adalah 0,123 untuk 1 -sided (one
tail).
8. Karena nilai p>0,05 maka dapat disimpulka bahwa
“tidak ada hubungan ant ara skala nyeri sebelum dengan
sesudah mendapatkan teknik relaksasi guided imagery.
9. Laporan Hasil
111
Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel silang baris
dan kolom. Tabel chi square yang lengkap biasanya
terdiri atas jumlah dan persentase untuk setiap sel, serta
nilai p. Apabila desain penelitian kasus kontrol,
persentase total disajikan ke kolom. Apa bila
menggunakan desain cross sectional , persentase total
dapat disajikan ke baris maupun ke kolom.
10. Laporan Hasil
Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel silang baris
dan kolom. Tabel chi square yang lengkap biasanya
terdiri atas jumlah dan persen tase untuk setiap sel, serta
nilai p. Apabila desain penelitian kasus kontrol,
persentase total disajikan ke kolom. Apabila
menggunakan desain cross sectional , persentase total
dapat disajikan ke baris maupun ke kolom.
Tabel. Hasil analisis chi square pada desain kohort
Skala Nyeri Sesudah
p Ringan Berat
n % n %
Skala
Nyeri
Sebelum
Rin
gan
5 17,9 4 14,3
0,123 Ber
at
16 57,1 3 10,7
Total 21 75 7 25
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS112
Tabel Hasil analisis Chi-square pada desain kasus
kontrol
Skala Nyeri Sesudah p Ringan Berat
n % n %
Skala
Nyeri
Sebelum
Ringan 5 17,9 4 32,1 0,123
Berat 16 57,1 3 19,7
Total 21 75 7 25
11. Latihan Kasus
Sebuah penelitian yang ingin menguji adakah perbedaan kejadian kanker berdasarkan status riwayat merokok. Dimana variabel independen dalam hal ini adalah riwayat merokok, dengan kategori ada 2 yaitu: merokok dan tidak merokok. Sedangkan sebagai variabel dependen adalah kejadian kanker, dimana kejadian kanker juga terdiri dari 2 kategori, yaitu: menderita kanker dan tidak menderita kanker.
Data Hasil Penelitian Responden Riwayat
Merokok Kejadian Kanker
1 1 1 2 2 1 3 1 1 4 1 1 5 2 1 6 2 2
113
7 2 1 8 1 1 9 2 2 10 1 1 11 1 1 12 2 2 13 2 1 14 2 1 15 1 1
Keterangan: � Kejadian Kanker:
1= Tidak menderita kanker
2= Menderita Kanker
� Riwayat Merokok:
1 = Tidak Merokok
2= Merokok
Daftar Rujukan:
1. Dahlan, M.S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan
Kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
2. Dharma, Kelana Kusuma. Metodologi Penelitian
Keperawatan. Jakarta: TIM.
3. Hastono, 2016. Analisis data. FKM UI
4. Sastroasmoro,S & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Petunjuk Praktis bagi Mahasiswa Kesehatan Menggunakan SPSS114