Upload
desinta-puspitasari
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
1/18
1
STUDI KINERJA BOEZEM MOROKREMBANGAN PADA
PENURUNAN KANDUNGAN TOTAL SOLIDDAN ZAT ORGANIK
SEBAGAIPERMANGANATE VALUE(PV)
STUDY ON THE PERFORMANCE OF BOEZEM
MOROKREMBANGAN ON REMOVAL OF TOTAL SOLIDS AND
ORGANIC MATTERS AS PERMANGANATE VALUE (PV)
Hasriyani dan Joni Hermana
Jurusan Teknik Lingkungan FTSP
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111
Email: [email protected]
Abstrak
Secara alami boezem memiliki kemampuan untuk pemulihan diri (self purification) dan mengolah bahan
pencemar yang masuk kedalamnya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menentukan beban pencemar yang
masuk ke dalam boezem dan kemampuan alaminya dalam menurunkan kandungan bahan pencemar yang masuk
kedalamnya. Penelitian dilaksanakan dengan pengumpulan data primer (debit dan kualitas air) di boezem dan data
sekunder (dimensi boezem). Pengambilan sampel dilakukan secara acak selama 30 hari yang mewakili musim kemarau.
Selanjutnya dengan prinsip neraca massa dihitung kinerja Boezem Morokrembangan dalam menurunkan kandungan
TS, TSS, zat organik (PV) dan COD secara alami pada saat ini. Hasil penelitian menunjukkan beban rerata PV, TS,
TSS, dan COD yang masuk ke dalam boezem secara berurutan adalah 13,71 kg/hari, 223,32 kg/hari, 26,99 kg/hari, dan
18,69 kg/hari. Kinerja boezem saat ini untuk menurunkan bahan pencemar pada kondisi normal untuk tiap parameter
PV, TS, TSS, dan COD adalah 8,92 %, 19,22 %, 14,23 % dan 12,06 % dengan nilai konstanta kecepatan reaksi (k) di
kondisi normal sebesar 0,07 /hari, 0,17 /hari 0,12 /hari, dan 0,12 /hari, berurutan.
Kata kunci : Air limbah domestik, Boezem Morokrembangan, pemulihan diri, dan kualitas air.
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
2/18
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
3/18
3
syarat untuk dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi, memancing dan wisata air. Oleh karena itu,
diperlukan suatu upaya pemulihan diri (self purification) pada boezem.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji besarnya beban pencemaran pada Boezem
Morokrembangan ditinjau pada kandungan zat organik sebagai PV, TS, TSS dan COD rerata di
musim kemarau yang masuk ke dalam Boezem Morokrembangan, serta menganalisis kinerja
eksisting Boezem Morokrembangan dalam menurunkan kandungan zat organik sebagai PV, TS,
TSS dan COD rerata melalui analisis neraca massa bahan pencemar. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi tentang kemampuan Boezem Morokrembangan pada saat ini
khususnya informasi tentang beban bahan cemaran padatan dan organik yang masuk pada musim
kemarau, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan untuk pengelolaan oleh Pemerintah
Kota Surabaya dan instansi lain yang terkait.
METODOLOGI
Penelitian Lapangan
Pengukuran Debit Air
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan mengukur kecepatan air di saluran inlet serta outlet
Boezem Morokrembangan Selatan menggunakan alat current meter Model 201 Portable Water
Current Meter. Pelaksanaan pengukuran debit air dilakukan pada dua kondisi yaitu saat tidak hujan
dan saat hujan.
Metode Sampling
Pengambilan sampel air dilakukan pada tiga lokasi saluran yaitu pada inletPurwodadi, inletGreges
dan outletdi Boezem Morokrembangan Selatan. Untuk lebih jelasnya, lokasi pengambilan sampel
air dapat dilihat pada Gambar 1.
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
4/18
4
Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel Air
Pengambilan sampel air pada inlet Purwodadi dilakukan sebelum bar screen/trash rack, pada
inletGreges dilakukan setelah bar screen, sedangkan pada outletdilakukan setelah pintu air.
Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari selama 30 hari selama bulan April 2010 secara
berturut-turut yaitu pada pagi hari sekitar pukul 07.00-08.00 WIB. Pengawetan sampel
dilakukan sesuai dengan jenis analisis terhadap sampel air sesuai Standar Methods.
Penelitian Laboratorium
Analisis zat organik sebagai PV, COD, TS, dan TSS air sampel dilakukan di laboratorium
Teknik Lingkungan ITS Surabaya berdasarkan standar methods dan SNI. Zat organik sebagai
PV, TS, dan TSS akan dilakukan pada setiap saat setelah pengambilan sampel, sedangkan
khusus untuk analisis COD hanya dilakukan sebanyak enam kali (lima kali analisis TS, TSS dan
PV = satu kali analisis COD).
Data-data yang ada akan dianalisis dengan analisis statistik dengan bantuan program Microsoft
Excel untuk ditampilkan dalam bentuk tabulasi atau grafik. Dengan prinsip neraca massa
dilakukan perhitungan kinerja boezem saat ini.
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
5/18
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel Air
Sampel air limbah domestik Boezem Morokrembangan Selatan sangat berbau dan sedikit
keruh dengan temperatur berkisar antara 29- 30C, sedangkan pH antara 7,31 - 7,52.
Penentuan Debit Air
Pengukuran kecepatan air digunakan untuk menghitung debit air dengan rumus Q = A x v,
dimana Q adalah debit air, A adalah luas penampang basah saluran, dan vadalah kecepatan aliran
air. Koreksi alat current metersebesar 1,2 sehingga debit air sesungguhnya adalah 1,2 x Q hitung.
Hasil perhitungan debit air yang dilakukan untuk ketiga saluran dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Debit Air Tiap Saluran
Nama SaluranDebit Air (m
3/detik)
Saat Normal (Tidak Hujan) Saat Hujan
Inlet Purwodadi 0,51 2,56
Inlet Greges 3,46 39,61
Outlet Boezem 1,82 22,18
Sumber: Hasil Perhitungan Debit Air
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa dari ketiga saluran, debit air terbesar yang masuk
adalah dari saluran Greges. Debit air limbah yang masuk ke boezem saat hujan mengalami
peningkatan yang saat tinggi dibandingkan dengan saat tidak terjadi hujan. Hal ini dikarenakan
peningkatan volume air karena penambahan volume air hujan serta kecepatan air yang juga semakin
cepat yang disebabkan oleh sampah pada trash rack yang diangkut sehingga memperlancar laju
aliran air yang masuk ke dalam boezem. Debir air yang masuk dengan yang keluar cukup berbeda
jauh karena adanya waktu tinggal air dalam boezem sehingga air yang masuk tidak semuanya
keluar tapi masih ada yang tertampung dalam boezem.
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
6/18
6
Perhitungan Parameter Bahan Pencemar
Analisis zat organik sebagai PV, TS, TSS, dan COD dilakukan untuk tiga sampel air, yaitu
sampel air Purwodadi, Greges, dan Outlet. Pengambilan sampel dilakukan selama 30 hari dimana
terdapat pengambilan saat hujan sebanyak tujuh hari. Untuk COD hanya dilakukan enam kali dan
terdapat satu data saat hujan. Hasil analisis mendapatkan konsentrasi yang selanjutnya dikalikan
dengan debit air tiap saluran sehingga didapatkan beban dari tiap parameter bahan pencemar.
Konsentrasi yang masuk ke dalam boezem berfluktuatif tiap harinya dan tidak memiliki pola
khusus, sedangkan beban berfluktuatif dan terbagi atas dua pola yaitu saat hujan dan saat hujan.
Analisis Zat Organik dalam Angka Permanganat
Konsentrasi PV yang masuk ke dalam boezem berkisar antara 11,85 mg/L hingga 66,46
mg/L. Konsentrasi tertinggi berada di inletPurwodadi dan terendah pada inletGreges. Nilai PV ini
merupakan indikasi dari banyaknya bahan organik yang masuk ke dalam boezem. Zat organik
dalam angka permanganat mengalami penurunan konsentrasi menjadi relatif kecil saat terjadi hujan
karena terjadi pengenceran oleh air hujan sehingga konsentrasi pencemar (PV) akan berkurang.
Dengan asumsi nilai PV merupakan nilai BOD, maka menurut kriteria mutu air berdasarkan kelas
air III pada lampiran 1 Perda Kota Surabaya No. 2/2004 konsentrasi BOD yang seharusnya masuk
ke dalam boezem adalah 6 mg/L sehingga kandungan pencemar organik yang masuk ke boezem
sangat besar melebihi kadar seharusnya.
Beban yang diterima boezem terjadi peningkatan yang sangat signifikan saat terjadi hujan
dimana debit air yang masuk ke dalam boezem menjadi tinggi. Kondisi debit air yang tinggi
berpotensi mempercepat proses kontaminasi badan air oleh polutan. Beban PV terbesar yang
diterima boezem adalah 195,80 kg/hari dan yang terendah adalah 1,10 kg/hari. Beban PV rerata
yang masuk ke dalam boezem saat tidak hujan dan saat hujan berurutan adalah di inlet Purwodadi
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
7/18
7
sebesar 2,12 kg/hari dan 6,76 kg/hari, sedangkan di inlet Greges sebesar 11,58 kg/hari dan 102,41
kg/hari. Grafik beban PV dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Beban Angka PermanganatInlet Purwodadi danInletGreges
Analisis Total Solid
Konsentrasi TS yang masuk ke dalam boezem berkisar antara 116 mg/L hingga 940 mg/L.
Konsentrasi TS tertinggi dan terendah berada pada inletGreges. Nilai TS ini merupakan indikasi
dari banyaknya bahan padatan yang masuk ke dalam boezem. Dengan nilai TSS yang sebagian
mengalami penurunan saat terjadi hujan dan nilai TDS yang juga mengalami penurunan
menyebabkan nilai TS menjadi kecil. Hal ini disebabkan terjadinya pengenceran oleh air hujan
sehingga konsentrasi TDS berkurang dan mengakibatkan konsentrasi TS pun mengalami
penurunan. Hal ini juga disebabkan oleh pengambilan sampel yang dilakukan setelah bar screen
sehingga tidak terjadi aliran turbulen saat hujan karena tertahan oleh adanya bar screensehingga
tidak mempengaruhi kadar TS dalam sampel air.
Menurut kriteria mutu air berdasarkan kelas air III pada lampiran 1 Perda Kota Surabaya
No. 2/2004 konsentrasi residu tersuspensi yang dapat diterima boezem adalah 1400 mg/L. Nilai
konsentrasi TS saat ini masih berada pada kriteria tersebut, namun karena adanya TS dapat
menyebabkan pendangkalan sehingga volume efektif boezem dapat berkurang jika tidak dilakukan
pengerukan sesering mungkin. Oleh karena itu, konsentrasi TS yang masuk harus kecil agar
pendangkalan dan pengerukan tidak terjadi dengan cepat.
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
180.00
200.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Hari Ke-
BebanAngkaPermanganat(kg/hari)
AngkaPermanganat
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Hari Ke-
BebanAngkaPermanganat(kg/hari)
Angka
Permanganat
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
8/18
8
Beban (massa) TS terbesar yang masuk ke boezem yaitu di inlet Greges sebesar 3121,14
kg/hari dan yang terendah adalah 19,74 kg/hari pada inletPurwodadi. Beban TS rerata yang masuk
ke dalam boezem saat tidak hujan dan saat hujan berurutan adalah inletPurwodadi sebesar 26,33
kg/hari dan 93,93 kg/hari, sedangkan di inletGreges sebesar 196,99 kg/hari dan 1679,86 kg/hari.
Grafik beban TS dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Beban Total Solid InletPurwodadi danInlet Greges
Walaupun konsentrasi total solid yang masuk ke dalam boezem mengalami penurunan saat
hujan tetapi beban yang masuk ke dalam boezem ternyata tidak mengalami penurunan bahkan
meningkat sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pengenceran yang ditandai dengan
bertambahnya debit air yang masuk ke dalam boezem tidak mengurangi bahan pencemar yang
masuk karena penambahan debit air juga diikuti dengan peanambahan kuantitas dan kualitas limbah
yang masuk ke sungai atau boezem (Razif, 2004).
Analisis Total Suspended Solid
Konsentrasi TSS yang masuk ke dalam boezem berkisar antara 20 mg/L hingga 232 mg/L.
Konsentrasi TSS tertinggi berada pada inlet Greges dan terendah berada pada inlet Greges dan
Purwodadi. TSS mengalami penurunan konsentrasi saat terjadi hujan. Namun, beban TSS yang
masuk ke dalam boezem mengalami peningkatan sangat besar. Sebagian besar konsentrasi TSS
mengalami penurunan menjadi relatif kecil saat terjadi hujan. Hal ini disebabkan terjadinya
pengenceran oleh air hujan sehingga konsentrasi TSS berkurang. Hal ini juga disebabkan oleh
pengambilan sampel yang dilakukan setelah bar screensehingga tidak terjadi aliran turbulen saat
0.0020.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
180.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Hari Ke-
Beban
TS(
kg/hari)
Total Solid
0.00
500.00
1000.00
1500.00
2000.00
2500.00
3000.00
3500.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Hari Ke-
BebanTS(kg/hari)
Total Solid
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
9/18
9
hujan karena tertahan oleh adanya bar screen sehingzga tidak mempengaruhi kadar TSS dalam
sampel air. Menurut kriteria mutu air berdasarkan kelas air III pada lampiran 1 Perda Kota Surabaya
No. 2 /2004 konsentrasi residu tersuspensi yang dapat diterima boezem adalah 400 mg/L.
Nilai beban TSS terbesar yang masuk adalah 424,37 kg/hari dan yang terendah adalah 0,88
kg/hari. TSS merupakan zat-zat yang tersuspensi yang ada di dalam air. Beban TSS rerata yang
masuk ke dalam boezem saat tidak hujan dan saat hujan berurutan adalah di inletPurwodadi sebesar
4,48 kg/hari dan 17,18 kg/hari, sedangkan di inletGreges sebesar 22,51 kg/hari dan 279,65 kg/hari.
Grafik beban TSS dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Beban Total Suspended Solid InletPurwodadi danInletGregres
Analisis Chemical Oxygen Demand (COD)
Konsentrasi COD yang masuk ke dalam boezem berkisar antara 33,74 mg/L hingga 104,98
mg/L. Konsentrasi tertinggi berada di inletPurwodadi dan terendah pada inletGreges. Angka COD
merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang dapat dioksidasikan melalui
proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air (Alaerts, 1984).
Nilai COD mengalami penurunan konsentrasi saat terjadi hujan. Hal ini disebabkan terjadinya
pengenceran oleh air hujan sehingga konsentrasi pencemar organik akan berkurang. Berdasarkan
kriteria mutu air untuk air kelas III pada lampiran 1 Perda Kota Surabaya No. 2/2004 konsentrasi
COD pada boezem seharusnya adalah 50 mg/L, sehingga konsentrasi COD berdasarkan pada
penelitian ini masih berada jauh di atas yang seharusnya.
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Hari Ke-
Beban
TSS
(kg/hari)
Total
Suspended
Solid
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
300.00
350.00
400.00
450.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Hari Ke-
Beban
TSS(
kg/hari)
Total
Suspended
Solid
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
10/18
10
Beban terbesar yang masuk terjadi pada inletGreges dengan massa sebesar 115,34 kg/hari
dan massa terendah yang masuk adalah 2,50 kg/hari pada inletPurwodadi. Beban COD rerata yang
masuk ke dalam boezem saat normal adalah di inlet Purwodadi sebesar 3,40 kg/hari dan inlet
Greges sebesar 15,29 kg/hari, sedangkan saat hujan adalah inletPurwodadi sebesar 14,01 kg/hari
dan inletGreges sebesar 115,34 kg/hari.
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
1 2 3 4 5 6
Data Ke-
BebanCOD(kg
/hari)
Purw odadiGreges
Outlet
Gambar 5. Beban COD Pada Kali Purwodadi, Kali Greges dan Outlet Boezem
Hasil analisis angka permanganat (PV) yang ada dibandingkan dengan angka COD di atas
untuk menentukan rasio PV/COD. COD merupakan gambaran tentang aktivitas kebutuhan oksigen
dalam proses-proses reaksi kimia dalam perairan yang secara umum kebutuhannya akan lebih tinggi
dari kebutuhan oksigen dalam proses biologi. Dari ketiga titik sampel rasio PV/COD bervariasi
antara 0,41 hingga 0,92. Rasio PV/COD ini menunjukkan bahwa nilai konsentrasi COD lebih besar
dibandingkan dengan PV. Hal ini disebabkan COD menggunakan oksidasi kimiawi yang lebih kuat
(K2Cr2O7) daripada PV (KMnO4).
Jika diinginkan kualitas air boezem memenuhi kriteria mutu air kelas II Perda Kota
Surabaya No. 2/ 2004 sesuai dengan pemanfaatannya untuk tempat rekreasi dan memancing, maka
beban maksimum bahan pencemar yang boleh masuk ke dalam boezem dapat dicari dengan
Persamaan 1, yaitu:
).1( deo tkSS += (1)
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
11/18
11
Inputo QxSBoezemditerimadapatyangrerataPVMaksimumBeban = .....................................(2)
Dimana, konsentrasi effluen (Se) yang keluar dari boezem sesuai dengan rencana peruntukkan
boezem yaitu kriteria air kelas II Perda Kota Surabaya No. 2/2004, nilai kdan tdsebesar didapatkan
dari perhitungan nilai kBoezem Morokrembangan.
Dari hasil perhitungan dengan rumus di atas diketahui bahwa nilai beban maksimum PV,
TS, TSS dan COD yang dapat diterima boezem yaitu 1,12 kg/hari, 437,92 kg/hari, 19,76 kg/hari dan
9,98 kg/hari, berurutan. Beban PV, TS, TSS dan COD saat ini yang masuk dari kedua inlet (saat
normal) adalah 13,71 kg/hr, 223,32 kg/hr, 26,99 kg/hr, dan 18,69 kg/hr, berurutan. Nilai ini masih
melebihi nilai beban maksimum yang dapat diterima boezem. Agar beban yang masuk sesuai
dengan yang seharusnya, maka air limbah harus diolah terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam
boezem. Upaya yang dapat dilakukan antara lain yaitu menggunakan fitoremidiasi (dengan enceng
gondok) ataupun biofilter pada saluran inlet boezem.
Perhitungan Kinerja Eksisting Boezem Morokrembangan
Boezem diibaratkan sebuah reaktor alam dimana reaktor ini memiliki kemampuan untuk
mengolah bahan pencemar yang masuk ke dalamnya. Kemampuan ini menyebabkan terjadi
akumulasi massa bahan pencemar pada reaktor. Jika pada sistem tidak terjadi reaksi, seperti unit
operasi, maka tidak terdapat penurunan karena rekasi, maka persamaan mass balancepada reaktor
boezem menjadi :
Akumulasi = MassaInlet Massa Outlet
= (massa inletPurwodadi + massa inlet Greges) massa inlet outlet
= ( Q1x C1) + (Q2 x C2) (Q3x C3) ........................................................................(3)
Tak berbeda jauh dengan beban, akumulasi parameter bahan pencemar ini pun tiap harinya
berfluktuatif dan terbagi menjadi dua dua pola yaitu saat tidak hujan dan saat hujan. Akumulasi PV
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
12/18
12
terbesar terjadi pada hari ke-23 yaitu sebesar 156,91 kg/hari. Akumulasi PV mengalami negatif (-)
pada hari ke-26 yaitu sebesar -0,32 kg/hari atau tidak terjadi akumulasi (nol). Hal ini dapat terjadi
karena pada outlet terjadi peningkatan kandungan zat organik yang dikarenakan oleh adanya
pembuangan air limbah maupun sampah organik yang berasal dari lingkungan disekitar outlet
boezem sehingga berpengaruh pada hasil analisis PV outlet. Akumulasi TS terbesar terjadi pada
hari ke-23 yaitu sebesar 2336,41 kg/hari. Nilai akumulasi terendah pada hari pertama yaitu sebesar
56,85 kg/hari. Sedangkan untuk akumulasi TSS terbesar terjadi pada hari ke-17 yaitu sebesar
293,00 kg/hari. Nilai akumulasi terendah pada hari ke-empat yaitu sebesar 5,13 kg/hari. Untuk
akumulasi COD terbesar terjadi pada data ke-empat yaitu sebesar 80,07 kg/hari. Nilai akumulasi
terendah pada data ke-3 yaitu sebesar 6,47 kg/hari. Akumulasi PV, TS, TSS dan COD terbesar
terjadi saat hujan disebabkan debit (beban) yang masuk ke dalam boezem sangat tinggi.
Dari perhitungan akumulasi parameter uji dapat diketahui bahwa akumulasi terbesar yang
terjadi pada boezem adalah akumulasi Total Solidyaitu sebesar 2336,41 kg/hari. Akumulasi yang
terjadi pada boezem ini menunjukkan terjadinya pengendapan bahan pencemar pada boezem.
Efisiensi
Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan boezem dalam menurunkan kandungan
bahan pencemar yang masuk ke dalamnya dapat menggunakan rumus berikut ini :
%100
=input
outputinput
CCCEfisiensi ......................................................................................................(4)
Dimana Cinputadalah konsentrasi bahan pencemar yang masuk ke dalam boezem yaitu dari
inlet Purwodadi dan Greges, sedangkan Coutputadalah konsentrasi bahan pencemar yang keluar di
outlet boezem. Cinputdapat dihitung terlebih dahulu dengan rumus :
21
2211 ..
CQCQC
input+
+= (Eckenfelder, 1991).......................................................................................(5)
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
13/18
13
Berikut ini disajikan hasil perhitungan efisiensi untuk tiap parameter.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Efisiensi (%) Penurunan Bahan Pencemar
Parameter
Konsentrasi Input Rerata(mg/L)
Konsentrasi Output Rerata(mg/L)
Efisiensi (%)
Saat NormalSaat
Hujan
Saat
NormalSaat Hujan
Saat
NormalSaat Hujan
PV 39,96 29,98 36,40 23,29 8,92 22,31
TS 651,07 487,07 525,91 327,43 19,22 32,78
TSS 78,68 81,51 67,48 74,29 14,23 8,86
COD 51,33 35,52 45,14 25,72 12,06 27,59
Sumber : Hasil Perhitungan
Nilai efisiensi boezem untuk tiap parameter berbeda-beda. Selain parameter TSS, nilai
efisiensi penurunan bahan pencemar untuk semua parameter lebih besar saat hujan dibandingkan
saat normal (tidak terjadi hujan), hal ini karena saat hujan terjadi pengenceran secara alami oleh air
hujan sehingga konsentrasi bahan pencemar mengalami penurunan. Pada kondisi normal, efisiensi
terbesar yang terjadi adalah pada parameter TS sebesar 19,22% sedangkan efisiensi terendah terjadi
pada parameter PV sebesar 8,92%. Saat kondisi hujan, parameter TS juga memiliki efisiensi
penurunan tertinggi sebesar 32,78%, namun parameter TSS justru memiliki efisiensi terendah
sebesar 8,86%.
Hasil penilitian di atas menunjukkan bahwa boezem memiliki kemampuan untuk
memulihkan atau purifikasi kondisi kualitas lingkungan air (kualitas air) dan dapat mengurangi
masukan bahan pencemar dari kedua inlet, walaupun tidak memiliki efisiensi yang cukup tinggi.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Kumurur (2002) yang menyebutkan bahwa keberadaan Danau
Tondanau dapat mengurangi pengaruh masukan bahan pencemar dari inlet danau baik dari limbah
pertanian, rumah tangga dan erosi. Daerah genangan waduk sendiri merupakan daerah akumulasi
pengendapan bahan polutan, baik bahan terlarut maupun tersuspensi (Supangat dan Paimin, 2007).
Proses pemurnian diri boezem ini dapat diasumsikan sama dengan yang terjadi pada danau,
dimana terjadi akumulasi pada danau yang menyebabkan penurunan kandungan bahan pencemar
karena adanya pengaruh bentuk boezem yang memiliki panjang, lebar dan kedalaman tertentu
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
14/18
14
(faktor luasan boezem). Dalam hal ini boezem memiliki kedalaman kurang dari 2 m ( 1,6 m),
sehingga boezem dikategorikan sebagai danau dangkal dua dimensi. Dengan demikian proses
pemurnian diri yang terjadi pada Boezem Morokrembangan mengikuti persamaan berikut :
),(),()()( tCftCSCuy
CD
yCu
x
CD
xt
CRyyxx
++
+
=
(Qiuwen et al., 2008)........................(6)
dimana : u dan v = kecepatan pada arah x dan y (m/s) berurutan, C =konsentrasi(mg/L),Dx dan
Dy = koefisien difusi pada arah x dan y (m2/s), S (C, t) = sumber atau hilang (sink) oksigen
(mg/(L.dtk)), fR (C, t) = reaksi yang umumnya dinyatakan dengan persamaan kinematik orde
pertama.
Pada penelitian ini persamaan tersebut belum diterapkan karena adanya keterbatasan-
keterbatasan, salah satunya adalah keterbatasan data (dx, dy, serta koefisiem difusi boezem) yang
belum diketahui.
Perhitungan Nilai k Boezem Morokrembangan
Nilai k merupakan konstanta kecepatan dari reaksi yang terjadi pada boezem. Bahan
pencemar yang masuk ke dalam boezem memiliki waktu tinggal yang dapat diketahui dari
pembagian volume boezem dengan debit air yang masuk ke boezem. Volume boezem
Morokrembangan saat ini adalah sebesar 434.466 m3(Dept. PU, 2007). Waktu tinggal saat normal
(tidak terjadi hujan) adalah 1,27 hari dan saat hujan adalah 0,12 hari.
Nilai k berdasarkan Analisis (penelitian lapangan)
Nilai k berdasarkan analisis yang dilakukan dapat diketahui dengan menghitung nilai k
berdasarkan reaksi orde pertama dengan rumus sebagai berikut (Reynolds, 1995) :
kteC
C =
0
ktC
C=)ln(
0
..............................................................................................................(7)
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
15/18
15
Seluruh hasil perhitungan nilai k parameter bahan pencemar dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Nilai k Analisis (lapangan)
No. Parameter Kondisi Nilai K
1 PVNormal 0,07
Hujan 2,10
2 Total SolidNormal 0,17
Hujan 3,31
3 Total Suspended SolidNormal 0,12
Hujan 0,77
4 CODNormal 0,12
Hujan 2,69
Sumber : Hasil Perhitungan
Nilai kberdasarkan analisis (lapangan) saat normal jauh lebih kecil dibandingkan nilai k saat
hujan. Nilai ksaat hujan menjadi sangat besar karena td-nya kecil yang disebabkan oleh debit air
dan aliran air yang masuk ke dalam boezem sangat tinggi.
Nilai K secara Teoritis
Untuk menghitung nilai ksecara teoritis boezem diibaratkan sebuah kolam stabilisasi. Nilai
kberdasarkan fungsi temperatur, dimana kT= 0,25 (1,06)T-20
(Eckenfelder, 1991). Temperatur air
ada boezem yang digunakan adalah 29o
C. Nilai kadalah koefisien biodegradasi, berkisar antara
0,05-0,8/hari. Didapatkan nilai ksecara teoritis adalah 0,42/hari. Secara teoritis nilai kpada boezem
lebih besar dibandingkan dengan nilai khasil analisis.
Perbandingan Hasil Penelitian Lapangan dengan Hasil Perhitungan Teoritis
Boezem diibaratkan sebuah kolam stabilisasi dimana efisiensi proses untuk reaksi orde satu
berdasarkan persamaan (1), dimana Se dan Somerupakan konsentrasi effluen dan influen, dan k
adalah koefisien biodegradasi (0,05 0,8/hari), dimana nilai k secara teoritis didapatkan sebesar
0,42 /hari.
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
16/18
16
Selanjutnya dihitung effluen teoritis yang seharusnya keluar dari boezem. Perhitungan
menggunakan nilai konsentrasi saat normal (tidak terjadi hujan). Hasil perhitungan perbandingan
konsentrasi yang tersisihkan secara teoritis dan secara analisis dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Perbandingan Perhitungan Teoritis dan Analisis
A B (mg/L) C (mg/L) D (mg/L) 1 (mg/L) 2 (mg/L) (2) - (1) (mg/L)
PV 39,96 36,40 26,06 13,90 3,56 -10,34
TS 651,07 525,91 424,59 226,48 125,16 -101,32
TSS 78,68 67,48 51,31 27,37 11,20 -16,17
COD 51,33 45,14 33,47 17,86 6,19 -11,66
Sumber : Hasil Perhitungan
Keterangan : A = Parameter, B = Konsentrasi Input , C = Konsentrasi Output Analisis, D = Konsentrasi Output
Teoritis, 1 = Konsentrasi Tersisihkan Teoritis = B-D, 2 = Konsentrasi Tersisihkan Analisis = B-C, 2-1 = Perbedaan
antara Teoritis dan Analisis.
Dari Tabel 4 diketahui bahwa konsentrasi bahan pencemar yang dapat tersisihkan secara
teoritis lebih besar dibandingkan dengan hasil analisis yang telah dilakukan. Hal tersebut
ditunjukkan dengan nilai negatif (-) pada hasil perhitungan konsentrasi yang tersisihkan secara
teoritis dengan konsentrasi tersisihkan berdasarkan analisis. Namun, hal ini tetap menunjukkan
bahwa secara alami boezem pun bisa menyisihkan bahan pencemar yang masuk ke dalamnya (self
purification), hanya saja belum efektif. Untuk itu kemampuan boezem perlu ditingkatkan agar air
boezem memenuhi kriteria mutu air kelas II sesuai Perda Kota Surabaya No. 2/2004 sesuai rencana
pengembangan dan peruntukkannya.
Efisiensi (self purification) boezem dalam menurunkan bahan pencemar yang masuk secara
teoritis lebih besar dibandingkan dengan secara analisis lapangan karena secara teoritis digunakan
rumus orde satu dimana pada boezem dianggap terjadi reaksi secara sempurna sedangkan pada
lapangan tidak demikian, terdapat idle zone yang tidak mengalami reaksi secara sempurna, padatan
yang ada di dalam air limbah akan mengendap di daerah dekat bagian inlet, serta bagian outlet
terletak di bagian yang memungkinkan air limbah mengalami aliran singkat. Pada daerah idle zone
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
17/18
17
dapat dilakukan upaya peningkatan pengadukan dengan aerasi yaitu dengan menambahkan aerator
pada boezem sehingga dapat terjadi reaksi pencampuran secara sempurna sehingga kualitas air
boezem pun dapat mengalami peningkatan secara menyeluruh.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Besarnya beban zat organik (sebagai PV), total solid, total suspended solid, COD rerata yang
masuk ke Boezem Morokrembangan Selatan di saat tidak terjadi hujan adalah sebesar 13,71
kg/hari, 223,32 kg/hari, 26,99 kg/hari, dan 18,69 kg/hari, berurutan. Sedangkan saat hujan
sebesar 109,17 kg/hari, 1773,79 kg/hari, 296,83 kg/hari dan 129,36 kg/hari.
2. Boezem Morokrembangan Selatan memiliki kemampuan pemurnian alami untuk menurunkan
bahan pencemar yang masuk kedalamnya. Kinerja eksisting Boezem Morokrembangan Selatan
saat tidak hujan (normal) untuk tiap parameter PV, TS, TSS, dan COD berurutan adalah 8,92%,
19,22%, 14,23% dan 12,06%. Sedangkan saat hujan adalah 22,31%, 32,78%, 8,86% dan
27,59%.
Daftar Pustaka
Alaerts, G., dan Santika, S. S. 1984. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional.
Anonim. 2007. Bantek Penanganan sampah di Morokrembangan Kota Surabaya. Surabaya:
Departemen PU, Direktorat Jenderal Cipta Karya, SatKer PIPS.
Anonim. 2004. Peraturan Daerah Kota Surabaya No 2 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Surabaya.
Anonim. 2003. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 112 Tahun 2003 Tentang
Baku Mutu Air Limbah Domestik. Jakarta.
8/13/2019 analisis chemical oxygen demand
18/18
18
APHA. 2005. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 21th edition.
American Public Health Association, Washington, D.C.
Eckenfelder, W.W. 1991. Principles of Water Quality Management. Boston: CBI Publishing.
Kumurur, V.A. April 2002. Aspek Strategis Pengelolaan Danau Tondano Secara Terpadu.
Ekoton2, 1:73-80.
Qiuwen C., Kui1 T., Chuanbao Z, and Ruonan L. 2009. Development and application of a two-
dimensional water quality model for the Daqinghe River Mouth of the Dianchi Lake.
Journal of Environmental Sciences21. 3:313318.
Razif, M. dan Yuniarto, A. 2004. Modul Ajar Pengelolaan Kualitas Air. Surabaya: Jurusan
Teknik Lingkungan FTSP-ITS.
Reynolds, T. D. and Richards P. A. 1995. Unit Operation and Processes in Environmental
Engineering. California: Texas A&M University, Brook/Cole Engineering Division.
SNI 06-6989.22-2004: Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri.
Socolofsky, S.A and Jirka, G.,H. 2002. Environmental Fluid Mechanics Part I: Mass Transfer
and Diffusion. Karlsruhe: Institut fur Hydromechanik, Universitat Karlsruhe.
Supangat, A.B. dan Paimin. Desember 2007. Kajian Peran Waduk Sebagai Pengendali Kualitas
Air Secara Alami. Forum Geografi21, 2:123 134.
Taguchi, K. dan Nakata, K. September 2009. Evaluation of biological water purification functions
of inland lakes using an aquatic ecosystem model. Ecological Modelling 220, 18:2255-
2271.
Vagnetti, R., Miana, P., Fabris, M., dan Pavoni, B. September 2003. Self-purification ability of a
resurgence stream. Chemosphere 52, 10:1781-1795.