110
ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang) Oleh WINDA AYUBUDI WULAN KSHESHARIANI H24070035 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

  • Upload
    vandat

  • View
    238

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT

PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

(Studi Kasus : UKM Wingko Babat

Cap Kapal Terbang Semarang)

Oleh

WINDA AYUBUDI WULAN KSHESHARIANI

H24070035

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

RINGKASAN

WINDA AYUBUDI WULAN KSHESHARIANI. H24070035. Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang). Di bawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI. UKM Wingko Cap Kapal Terbang merupakan salah satu UKM yang memproduksi makanan khas Kota Semarang yaitu wingko. Selama ini UKM Wingko CKT belum mengelola biaya produksinya dengan baik. Biaya produksi yang tidak dikelola dengan baik akan berpotensi menimbulkan kerugian. Pengendalian biaya diperlukan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan efisien. Pengendalian dilakukan dengan membandingkan biaya standar dengan biaya aktual. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui penerapan biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik di UKM Wingko CKT. (2) Menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual pada UKM Wingko CKT. (3) Mengevaluasi varians yang terjadi apakah masih dalam batas pengendalian manajemen UKM Wingko CKT. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data historis UKM Wingko CKT, studi literatur, karangan ilmiah, dan referensi lain yang relevan dengan penelitian ini. Analisis yang digunakan adalah analisis varians biaya standar. Alat pengolah data yang digunakan yaitu Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 16. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa standar biaya produksi di UKM Wingko CKT terdiri dari standar biaya bahan baku langsung, standar biaya tenaga kerja langsung, dan standar biaya overhead pabrik. Biaya standar yang diterapkan dalam satu kali produksi untuk bahan baku kelapa sebesar Rp. 144.000, gula pasir Rp. 42.000, tepung ketan Rp. 28.500, mentega Rp. 3.500, nangka Rp. 2.500, durian Rp. 3.750, dan gula jawa sebesar Rp. 2.500. Tarif upah standar tenaga kerja langsung per jam sebesar Rp. 8.150 dengan jam TKL standar selama tiga jam. Biaya standar overhead variabel pabrik dalam satu bulan selama bulan Desember 2010 yaitu biaya kemasan berlogo sebesar Rp. 1.312.500, kertas minyak sebesar Rp. 210.000, gas Rp. 405.000, dan air sebesar Rp. 540.000. Biaya overhead tetap berupa tarif penyusutan oven sebesar Rp. 500 per harinya. Analisis varians digunakan untuk menghitung varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dari BBL, TKL, dan OHP. Dari hasil analisis varians diketahui bahwa kelapa memiliki varians unfavorable -1,06 %. Gula pasir memiliki varians unfavorable -0,79 %. Pada tepung ketan terjadi varians unfavorable -12,82 %. Varians unfavorable juga terjadi pada mentega sebesar -14,67 %. Pada nangka terjadi varians unfavorable -28,76 %. Durian memiliki varians unfavorable -54,80 %. Sedangkan pada gula jawa terjadi varians favorable -8,13 %. Hasil analisis varians untuk TKL menunjukkan bahwa tarif TKL memiliki varians favorable 18,3 %. Efisiensi TKL memiliki varians unfavorable -26,7 %. Hasil analisis varians overhead variabel menunjukkan bahwa pada biaya kemasan berlogo terjadi varians favorable 0,6 %. Biaya kertas minyak memiliki varians unfavorable -42,9 %. Biaya gas terjadi varians favorable 13,6 %. Terakhir analisis dilakukan pada air yang memiliki varians favorable 50 %. Pada biaya overhead tetap variabel tidak terjadi varians. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t, disimpulkan bahwa varians untuk BBL yang masih dalam batas pengendalian yaitu kelapa, gula pasir, tepung ketan, mentega, dan gula jawa. Sedangkan varians yang diluar batas pengendalian yaitu nangka dan durian. Uji hipotesis pada varians TKL terhadap tarif masih dalam batas pengendalian, sedangkan untuk efisiensi diluar batas pengendalian. Varians yang terjadi pada OHP tidak dilakukan uji menggunakan uji t karena data dihitung selama satu bulan selama bulan Desember 2010.

Page 3: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT

PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

(Studi Kasus : UKM Wingko Babat

Cap Kapal Terbang Semarang)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian tugas akhir

untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

WINDA AYUBUDI WULAN KSHESHARIANI

H24070035

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 4: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

Judul Skripsi : Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi

(Studi Kasus: UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang)

Nama : Winda Ayubudi Wulan Ksheshariani

NIM : H24070035

Menyetujui,

Pembimbing

(Farida Ratna Dewi, S.E., M.M.)

NIP: 19710307 200501 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen :

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc)

NIP: 19610123 198601 1 002

Tanggal Lulus:

Page 5: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 5 Februari 1990 di

Semarang Jawa Tengah dan dibesarkan di Semarang Jawa

Tengah. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan

Winarno Hargyantoro, S.H. dan Endang Saptarini. Penulis

menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Negeri

Sompok 1 Unggulan Semarang kemudian melanjutkan ke

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Semarang dan Sekolah Menegah Atas

(SMA) Negeri 1 Semarang. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada

tahun 2007 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB pada tahun

2007.

Selama menjadi mahasiswa di IPB, penulis aktif dalam organisasi dan

kegiatan di kampus IPB diantaranya menjadi Wakil Ketua Organisasi Mahasiswa

Daerah (OMDA) Patra Atlas IPB. Penulis juga aktif dalam kegiatan kepanitiaan

Fakultas Ekonomi dan Manajemen seperti Pujangga dan Espresso. Penulis pernah

melaksanakan magang di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran IV Jawa Tengah

dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 6: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah,

rahmat, dan pertolongan-Nya mampu menyelesaikan Skripsi dengan judul

“Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi

Kasus: UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang)” sebagai salah

satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini membahas tentang analisis penyimpangan yang terjadi antara

biaya standar yang seharusnya terjadi dengan biaya aktual yang sebenarnya terjadi

pada proses produksi wingko di UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang di

Semarang. Analisis varians biaya standar diperhitungkan dengan menggunakan

metode analisis varians biaya standar dan uji t.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

berbagai pihak. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat

pada skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Maret 2011

Penulis

Page 7: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan

hidayahNya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, terutama dalam

penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, dan kerjasama dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah mendukung dalam

menyelesaikan skripsi ini, yaitu:

1. Kedua orangtua tercinta, Winarno Hargyantoro, S.H. dan Endang Saptarini

atas semua dukungan, bantuan, dan kasih sayang yang tak terhingga.

2. Ibu Farida Ratna Dewi, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu, memberikan dukungan, koreksi, saran, motivasi,

dan memberikan pengarahan hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

ini.

3. Ibu Yusrina Permanasari, S.Sos, M.E. dan Ibu Ir. Anggraini Sukmawati,

M.M. yang telah memberikan saran dalam skripsi ini.

4. Bapak Edi Sulistyono dan Ibu Djuliana dari UKM Wingko Babat Cap

Kapal Terbang yang telah membantu dalam memperoleh data penelitian

dan memberikan banyak informasi serta pengetahuan mengenai praktik

usaha UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang.

5. Seluruh karyawan di UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang atas segala

bantuan dalam proses penelitian.

6. Seluruh staf pengajar dan staf penunjang Departemen Manajemen yang

telah membantu penulis dalam memberikan fasilitas dan mempermudah

proses dalam penelitian penulis.

7. Andrea Emma Pravitasari, S.P., M.Si yang selalu memberikan motivasi,

dukungan, dan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-teman satu bimbingan (Mevi Flaviana, Indrajit Wicaksana, Dian

Yudo Palupi, Q Ahmada, dan Brilian Agung) yang telah memberikan

banyak masukan, semangat, dan bertukar pikiran mengenai skripsi ini.

Page 8: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

vii

9. Rosyidah Rahmawati, Sabila Putri Dian dan Yudia Putri Anne yang telah

banyak memberikan saran dan membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

10. Sahabat Patra Atlas IPB (Dela Ayu, Satria Asa Negara, Gunar Widiyanto,

Mba Uci, Mas Ardhinta, dan Mas Rozak Ade) yang telah mengajarkan arti

persaudaraan dan memberikan semangat kepada penulis.

11. Teman-teman satu atap Shambala Girls di Wisma Shambala 1 (Rice

Septiyani, As Syifa Vivekananda, Seny, Dini, Woro, Nidaa, dan Shambala

Girls lainnya).

12. Dani, Liena, Norvi, Leily, dan seluruh teman-teman Manajemen 44 atas

kebersamaan yang mewarnai hari-hari di Manajemen dan memberikan

kenangan yang tidak akan terlupakan.

13. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut

membantu selama penyusunan skripsi ini.

Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, banyak hal yang

telah didapatkan penulis. Tidak hanya terkait dalam bidang penelitian, tetapi juga

berbagai masukan bagi pengembangan diri penulis, terutama pembentukan

attitude dan softskills yang baik.

Akhir kata pada skripsi ini masih terdapat kekurangan, maka kritik dan

saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga dapat memberikan manfaat

bagi berbagai pihak.

Bogor, Maret 2011

Penulis

Page 9: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

viii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah .............................................................................. 3 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4 1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Biaya ....................................................................................... 5 2.1.1. Pengertian Biaya ........................................................................ 5 2.1.2. Jenis-jenis Biaya ........................................................................ 5 2.2. Konsep Biaya Produksi ........................................................................ 7 2.2.1. Pengertian Biaya Produksi ......................................................... 7 2.2.2. Jenis-jenis Biaya Produksi ......................................................... 7 2.3. Konsep Biaya Standar .......................................................................... 8 2.3.1. Pengertian Biaya Standar ........................................................... 8 2.3.2. Tipe-tipe Standar ........................................................................ 9 2.3.3. Tujuan Penetapan Biaya Standar ............................................... 9 2.3.4. Penentuan Biaya Standar ............................................................ 9 2.4. Konsep Pengendalian ........................................................................... 11

2.5. Analisis Varians .................................................................................... 12 2.6. Usaha Kecil dan Menengah .................................................................. 15 2.7. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 17

III.METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 19 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 21 3.3. Pengumpulan Data ............................................................................... 21 3.4. Pengolahan dan Analisis Data .............................................................. 21 3.4.1. Metode Analisis Data ................................................................. 21 3.4.2. Analisis Varians ......................................................................... 22

Page 10: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

ix

3.4.3. Uji Hipotesis ............................................................................... 25 3.4.4. Analisis Deskriptif ...................................................................... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 27 4.1.1. Sejarah UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang ................ 27 4.1.2. Tujuan dan Struktur Organisasi ............................................. 28 4.2. Proses Produksi Wingko .................................................................... 29 4.3. Penentuan Biaya Standar ................................................................... 32 4.4. Biaya Produksi ................................................................................... 34 4.4.1. Bahan Baku Langsung ........................................................... 34 4.4.2. Tenaga Kerja Langsung ......................................................... 35 4.4.3. Overhead Pabrik .................................................................... 36 4.5. Penetapan Standar .............................................................................. 37 4.6. Analisis Varians ................................................................................. 39 4.6.1. Analisis Varians Bahan Baku Langsung ............................... 39 4.6.2. Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung ............................. 49 4.6.3. Analisis Varians Overhead .................................................... 50 4.7. Uji Hipotesis ...................................................................................... 54 4.7.1. Uji Hipotesis Bahan Baku Langsung..................................... 54 4.7.2. Uji Hipotesis Tenaga Kerja Langsung................................... 58 4.7.3. Uji Hipotesis Overhead ......................................................... 59 4.8. Implikasi Manajerial .......................................................................... 59

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ...................................................................................... 61 2. Saran ................................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64

LAMPIRAN .................................................................................................... 65

Page 11: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

x

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jumlah Perusahaan Industri Kecil dan Menengah per Kabupaten/ Kota Diperinci menurut Lapangan Usaha Industri di Jawa Tengah Tahun 2005-2008............................................................................... 3 2. Komposisi Bahan Baku Wingko per Produksi.................................. 34 3. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Produksi Wingko per Produksi 35 4. Overhead Variabel Produksi Wingko Desember 2010...................... 36 5. Standar Harga Beli Bahan Baku Wingko Bulan Desember 2010...... 38 6. Kuantitas Standar Bahan Baku Wingko per Produksi....................... 39 7. Analisis Varians Rata-Rata Harga Bahan Baku Langsung UKM

Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010........................... 40 8. Analisis Varians Rata-Rata Efisiensi Bahan Baku Langsung UKM

Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010........................... 43 9. Analisis Varians Total Rata-Rata Bahan Baku Langsung UKM

Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010........................... 46 10. Analisis Varians Rata-Rata Tarif Tenaga Kerja Langsung UKM

Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010........................... 49 11. Analisis Varians Rata-Rata Efisiensi Tenaga Kerja Langsung UKM

Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010........................... 50 12. Analisis Varians Pengeluaran Overhead Variabel Produksi Wingko

Selama Bulan Desember 2010............................................................ 51 13. Analisis Varians Efisiensi Overhead Variabel Produksi Wingko

Selama Bulan Desember 2010............................................................ 53

Page 12: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian......................................................... 20 2. Proses Produksi Wingko.................................................................... 31

Page 13: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner Wawancara.......................................................................... 64 2. Struktur Organisasi UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang............ 66 3. Realisasi Harga Beli Bahan Baku Wingko Bulan Desember 2010...... 67 4. Realisasi Kuantitas Bahan Baku Wingko Bulan Desember 2010........ 68 5. Analisis Varians Harga Bahan Baku Kelapa UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 69 6. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Kelapa UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 70 7. Analisis Varians Harga Bahan Baku Gula Pasir UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 71 8. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Gula Pasir UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 72 9. Analisis Varians Harga Bahan Baku Tepung Ketan UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 73 10. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Tepung Ketan UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 74 11. Analisis Varians Harga Bahan Baku Mentega UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 75 12. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Mentega UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 76 13. Analisis Varians Harga Bahan Baku Nangka UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 77 14. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Nangka UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 78 15. Analisis Varians Harga Bahan Baku Durian UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 79 16. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Durian UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 80 17. Analisis Varians Harga Bahan Baku Gula Jawa UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 81 18. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Gula Jawa UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 82 19. Standar Jam Kerja Produksi Wingko Bulan Desember 2010.............. 83 20. Realisasi Jam Kerja Produksi Wingko Bulan Desember 2010............ 84 21. Analisis Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 85 22. Analisis Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung UKM Wingko

Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010.......................................... 86 23. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Kelapa.................... 87 24. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Kelapa................ 87 25. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Gula Pasir............... 88 26. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Gula Pasir........... 88

Page 14: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

xiii

No. Halaman 27. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Tepung Ketan......... 89 28. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Tepung Ketan..... 89 29. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Mentega.................. 90 30. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Mentega.............. 90 31. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Nangka.................... 91 32. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Nangka............... 91 33. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Durian..................... 92 34. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Durian................. 92 35. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Gula Jawa................ 93 36. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Gula Jawa............ 93 37. Uji Hipotesis Penyimpangan Tarif Tenaga Kerja Langsung................. 94 38. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Tenaga Kerja Langsung........... 94

Page 15: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan yang berorientasi terhadap laba memiliki tujuan untuk

memaksimalkan keuntungan yang didapat, salah satunya yaitu perusahaan

manufaktur. Menurut Nafarin (2003), perusahaan manufaktur adalah

perusahaan yang mengolah suatu bahan menjadi produk tertentu untuk dijual.

Proses kegiatan perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku menjadi

barang jadi yang siap dijual disebut dengan proses produksi. Proses produksi

merupakan hal yang sangat krusial karena di dalamnya terkandung biaya

produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Dalam dunia usaha yang semakin berkembang ini, untuk mendapatkan

keuntungan yang optimal diperlukan pengendalian terhadap biaya produksi.

Hal tersebut perlu dilakukan agar biaya produksi yang digunakan dapat

seefisien mungkin. Salah satu metode yang dapat digunakan sebagai alat

pengendalian terhadap biaya produksi yaitu dengan menetapkan biaya

standar. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang

merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membiayai

kegiatan produksi yang paling efisien (Nafarin, 2003). Penetapan biaya

standar dapat memberikan pedoman untuk mengetahui biaya yang seharusnya

terjadi dalam proses produksi. Proses produksi yang dilaksanakan menjadi

faktor penting karena berpengaruh terhadap biaya produksi bagi perusahaan,

baik itu perusahaan yang berskala besar maupun perusahaan berskala kecil

dan menengah.

Usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki peranan yang sangat penting

dalam pembangunan ekonomi nasional. UKM tidak hanya berperan dalam

pertumbuhan perekonomian nasional, tetapi juga berperan dalam penyerapan

tenaga kerja dan pendistribusian hasil-hasil pembangunan. UKM di Indonesia

pada tahun 2009 jumlahnya mencapai 51.260.000 unit usaha yang tersebar di

seluruh wilayah Indonesia. Sumbangan sektor UKM ini terhadap produk

domestik bruto mencapai 53 persen (www.vivanews.com). Hal tersebut

Page 16: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

2

mengindikasikan semakin membaiknya perekonomian Indonesia yang

ditunjang dari sektor ini.

Kegiatan perekonomian di Indonesia bertumpu di Pulau Jawa karena

Pulau Jawa memiliki iklim yang kondusif untuk kegiatan usaha. Iklim yang

kondusif disebabkan karena jumlah penduduk di Pulau Jawa paling padat

yang berimbas pada ketersediaan tenaga kerja serta memiliki infrastruktur

yang lengkap. Hal ini yang menarik minat pengusaha untuk menanamkan

investasi di Pulau Jawa.

Salah satu provinsi yang diminati investor untuk membuka usaha yaitu

Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Provinsi

Jawa Tengah menempati urutan kedua dalam jumlah usaha yang tidak

berbadan hukum menurut Provinsi di Indonesia pada tahun 2004. Menurut

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, pada tahun 2008

terdapat 644.311 perusahaan industri kecil dan menengah dengan jumlah

tenaga kerja yang diserap sebanyak 2,74 juta orang. Jumlah perusahaan

industri kecil dan menengah per Kabupaten/Kota diperinci menurut lapangan

usaha industri di Jawa Tengah tahun 2005-2008 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Perusahaan Industri Kecil dan Menengah per Kabupaten/Kota Diperinci Menurut Lapangan Usaha Industri di Jawa Tengah tahun 2005-2008

Sektor 2005 2006 2007 2008

1. Makanan, minuman, dan tembakau. 227.518 227.525 227.575 227.644

2. Tekstil, barang dari kulit, dan alas

kaki. 83.248 83.252 83.272 83.294

3. Kayu dan produk lainnya. 108.893 108.894 108.923 108.954

4. Produk kertas dan percetakan. 4.512 4.512 4.512 4.515

5. Produk pupuk, kimia, dan karet. 6.541 6.541 6.542 6.545

6. Produk semen dan penggalian

bukan logam. 171.700 171.703 171.763 171.795

7. Logam dasar besi dan baja. 17 17 17 17

8. Peralatan, mesin, dan perlengkapan

transportasi. 33.140 33.140 33.150 33.158

9. Industri pengolahan lainnya. 8.384 8.384 8.384 8.389

Total 643.953 643.968 644.138 644.311

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, 2010.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah mencatat di

Provinsi Jawa Tengah terdapat lebih banyak usaha berskala kecil dan

Page 17: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

3

menengah. Unit usaha yang paling banyak yaitu UKM di sektor makanan,

minuman, dan tembakau. Salah satu UKM dari sektor tersebut adalah UKM

Wingko Babat Cap Kapal Terbang.

1.2. Perumusan Masalah

UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang merupakan salah satu unit usaha

kecil dan menengah yang memproduksi makanan khas Kota Semarang yaitu

wingko babat. Lokasi perusahaan berada di Jalan Wolter Monginsidi

(Genuksari) No. 30 Semarang. Wingko babat yang diproduksi ada berbagai

macam rasa, yaitu kelapa, nangka, durian, dan gula jawa. Pembuatan wingko

babat membutuhkan bahan baku yaitu kelapa, tepung ketan, gula pasir,

mentega, dan bahan tambahan yaitu nangka, durian, dan gula jawa.

Biaya produksi UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang terdiri dari biaya

bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

pabrik. Selama ini biaya produksi UKM tersebut belum dikelola dengan baik.

Biaya produksi yang tidak dikelola dengan baik akan berpotensi

menimbulkan kerugian. UKM tersebut sebelumnya telah membuat standar

biaya produksi yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi wingko

babat, tetapi terjadi pelanggaran terhadap standar yang telah ditetapkan.

Pengendalian biaya sangat diperlukan untuk mengetahui apakah proses

produksi berjalan secara efisien. Pengendalian dilakukan dengan

membandingkan antara biaya standar dengan realisasinya. Jika terjadi varians

(selisih) antara biaya standar dengan realisasinya perlu penelitian lebih lanjut

mengenai penyebab terjadinya varians tersebut.

Pentingnya analisis varians antara biaya standar dengan realisasinya untuk

pengendalian produksi dalam efisiensi biaya produksi menjadikan peneliti

melakukan kajian dengan judul ”Analisis Biaya Standar sebagai Alat

Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: UKM Wingko Babat Cap Kapal

Terbang)”.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana penerapan biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga

kerja langsung, dan overhead pabrik di UKM Wingko Babat Cap Kapal

Terbang?

Page 18: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

4

2. Bagaimana varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual

pada UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang?

3. Apakah varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen

UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui penerapan biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga

kerja langsung, dan overhead pabrik di UKM Wingko Babat Cap Kapal

Terbang.

2. Menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual

pada UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang.

3. Mengevaluasi varians yang terjadi apakah masih dalam batas pengendalian

manajemen UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan alternatif

untuk penerapan strategi perusahaan dalam penentuan biaya standar

sehingga dapat meningkatkan laba dan meningkatkan kinerja perusahaan.

2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas tentang analisis biaya standar sebagai alat

pengendalian biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi biaya di UKM

Wingko Babat Cap Kapal Terbang. Analisis penelitian ini berfokus pada

penerapan biaya standar bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik;

analisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya yang

sebenarnya terjadi; dan pengelolaan dalam mengendalikan biaya produksi.

Penelitian ini hanya membahas satu produk unggulan dari UKM Wingko

Babat Cap Kapal Terbang yaitu wingko babat.

Page 19: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Biaya

2.1.1. Pengertian Biaya

Menurut Bustami dan Nurlela (2006), biaya adalah pengorbanan

sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau

kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya

adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk

mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat

ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen,

2006). Kuswadi (2005) mendefinisikan biaya adalah semua pengeluaran

untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga, baik yang

berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak.

Menurut Horngren, dkk. (2008), biaya didefinisikan sebagai suatu

sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone)

untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam unit

uang yang harus dikeluarkan dalam rangka mendapatkan barang atau

jasa. Biaya yang dibebankan pada produk membantu keputusan

penetapan harga dan untuk menganalisis bagaimana tingkat

profitabilitas produk yang berbeda.

2.1.2. Jenis-jenis Biaya

Kuswadi (2005) mengklasifikasikan pembebanan biaya ke dalam

biaya langsung dan biaya tidak langsung.

1. Biaya Langsung

Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang langsung

dibebankan pada objek atau produk, misalnya bahan baku

langsung, upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses

produksi, biaya iklan, ongkos angkut, dan sebagainya.

2. Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang sulit atau

tidak dapat dibebankan secara langsung dengan unit produksi,

misalnya gaji pimpinan, gaji mandor, biaya iklan untuk lebih dari

Page 20: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

6

satu macam produk, dan sebagainya. Biaya tidak langsung disebut

juga biaya overhead.

Kuswadi (2005) juga menggolongkan pola perilaku biaya yaitu

1. Biaya Tetap

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap atau

tidak berubah dalam rentang waktu tertentu, berapapun besarnya

penjualan atau produksi perusahaan.

2. Biaya Variabel

Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dalam rentang

waktu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya berubah-ubah

secara proporsional.

3. Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang sulit digolongkan ke dalam

kedua jenis biaya di atas (tidak termasuk ke dalam biaya tetap atau

biaya variabel).

Kedua jenis biaya berikut digolongkan pada saat penetapannya dan

digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian yang terdiri atas

(Kuswadi, 2005):

1. Biaya yang Ditetapkan (Predetermined Cost)

Biaya yang ditetapkan adalah biaya yang besarnya telah ditetapkan

terlebih dahulu berdasarkan analisis masa lalu atau prediksi masa

datang. Biaya yang ditetapkan dilakukan untuk penyusunan standar

dan atau anggaran.

2. Biaya Historis (Historical Cost)

Biaya historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah ada

realisasi.

2.2. Konsep Biaya Produksi

2.2.1. Pengertian Biaya Produksi

Wibowo (2008) mendefinisikan produksi sebagai usaha yang

bergerak dalam kegiatan proses pengubahan suatu bahan atau barang

menjadi bahan atau barang lain yang berbeda bentuk atau sifatnya dan

mempunyai nilai tambah. Mulyadi (2000) mendefinisikan biaya

Page 21: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

7

produksi sebagai biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku

menjadi produk yang siap untuk dijual. Biaya produksi (production

cost) adalah biaya pabrik ditambah dengan harga pokok sediaan produk

dalam proses awal atau harga pokok produk jadi periode ini ditambah

dengan harga pokok sediaan produk dalam proses akhir (Nafarin,

2003). Menurut Hansen dan Mowen (2006), biaya produksi adalah

biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa.

Biaya produksi menurut Bustami dan Nurlela (2006) adalah biaya yang

digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku

langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

2.2.2. Jenis-jenis Biaya Produksi

Menurut Nafarin (2003), dalam suatu produksi terdapat unsur

harga pokok produk berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung disebut dengan biaya utama (prime cost). Biaya

utama adalah biaya yang langsung berhubungan dengan produk. Biaya

tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut biaya konversi

(conversion cost) . Biaya konversi adalah biaya untuk mengubah bahan

baku menjadi produk.

Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga

jenis biaya, yaitu (Rony, 1990):

1. Biaya Bahan Baku Langsung

Suatu biaya produksi disebut sebagai biaya bahan baku langsung

jika bahan tersebut merupakan bagian yang integral, dapat dilihat

atau diukur secara jelas dan mudah serta dapat ditelusuri baik fisik

maupun nilainya dalam wujud produksi yang dihasilkan.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Suatu biaya produksi disebut sebagai biaya tenaga kerja langsung

jika biaya itu dikeluarkan atau dibebankan karena adanya

pembayaran upah kepada tenaga kerja yang langsung ikut serta

bekerja dalam membentuk produksi akhir. Biaya ini dapat

ditelusuri karena secara jelas dapat diukur dengan waktu yang

Page 22: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

8

dipergunakannya dalam keikutsertaannya secara langsung

membentuk produksi akhir.

3. Biaya Overhead

Biaya overhead adalah semua biaya pabrik yang bukan bahan baku

langsung dan tenaga kerja langsung yang timbul dan dibebankan

terhadap pabrik karena sifatnya sebagai bagian yang memiliki

eksistensi dalam produksi akhir maupun hanya memberikan

pelayanan guna menunjang, memperlancar, mempermudah atau

sebagai penggerak kegiatan itu sendiri.

2.3. Konsep Biaya Standar

2.3.1. Pengertian Biaya Standar

Secara umum standar diartikan sebagai suatu kesatuan pengukuran

yang ditetapkan sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan pekerjaan.

Standar adalah suatu ukuran kuantitas yang harus dicapai sehubungan

dengan adanya operasi atau kegiatan tertentu. Biaya standar dapat

diartikan biaya yang diperhitungkan secara wajar harus terjadi di dalam

memproduksi suatu barang, jadi biaya standar adalah standar kuantitas

input yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produksi tertentu

(Rony, 1990).

Nafarin (2003) mendefinisikan sebagai harga pokok yang

ditentukan di muka dan merupakan harga pokok yang seharusnya.

Harga pokok yang seharusnya adalah harga pokok yang digunakan

sebagai pedoman untuk menilai harga pokok yang sesungguhnya yang

paling efisien. Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan dengan

seksama untuk satu unit keluaran. Menurut Mulyadi (2000), biaya

standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah

biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk

atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi

ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.

Page 23: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

9

2.3.2. Tipe-tipe Standar

Menurut Hansen dan Mowen (2006), standar umumnya

diklasifikasikan baik sebagai sesuatu yang ideal maupun yang saat ini

dapat tercapai.

1. Standar ideal (ideal standards)

Standar ideal membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat

dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada

mesin yang rusak, menganggur, atau kurangnya keterampilan yang

dapat ditoleransi.

2. Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable

standards)

Standar ini dapat dicapai dengan beroperasi secara efisien.

Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan,

keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya.

2.3.3. Tujuan Penetapan Biaya Standar

Menurut Rony (1990), penetapan biaya standar sangat bermanfaat

bagi manajemen aktivitas perusahaan karena standar biaya bermanfaat

untuk:

1. Pembuatan anggaran.

2. Pengendalian biaya dan mengukur efisiensi.

3. Mendorong upaya kemungkinan pengurangan biaya.

4. Memudahkan dalam pencatatan dan penyiapan laporan biaya.

5. Merencanakan biaya bahan baku, pekerjaan dalam proses maupun

persediaan barang jadi.

6. Sebagai pedoman penetapan harga penawaran dalam tender suatu

proyek atau kontrak tertentu.

2.3.4. Penentuan Biaya Standar

Menurut Nafarin (2003), penentuan biaya standar dibagi dalam tiga

bagian, yaitu biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga kerja

langsung standar, dan biaya overhead pabrik standar.

Page 24: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

10

1. Biaya Bahan Baku Langsung Standar

Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku

langsung standar dan kuantitas bahan baku langsung standar.

i. Harga Bahan Baku Langsung Standar

Harga bahan baku langsung standar adalah taksiran

harga bahan baku per unit. Harga bahan baku langsung

standar biasanya ditentukan dari daftar harga pemasok

(supplier), katalog, atau informasi lain yang berhubungan

dengan kemungkinan perubahan harga di masa akan

datang.

ii. Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar

Kuantitas bahan baku langsung standar adalah

taksiran sejumlah unit bahan baku yang diperlukan untuk

memproduksi satu unit produk tertentu. Kuantitas bahan

baku langsung standar dapat ditentukan dengan

menggunakan penyelidikan teknis dan analisis catatan masa

lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan

taksiran yang wajar terhadap bahan baku yang diperlukan

untuk satu unit produk atau membuat percobaan operasi

produksi. Analisis catatan masa lalu misalnya dengan

menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk

(pekerjaan) yang sama dalam periode tertentu pada masa

lalu.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar

Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas tarif upah tenaga

kerja langsung standar dan jam tenaga kerja langsung standar.

i. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar

Tarif upah tenaga kerja langsung standar adalah

taksiran tarif upah tenaga kerja langsung per jam. Tarif

upah tenaga kerja langsung standar dapat ditentukan atas

dasar perjanjian dengan karyawan dan data upah masa lalu

yang dihitung secara rata-rata.

Page 25: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

11

ii. Jam Tenaga Kerja Langsung Standar

Jam tenaga kerja langsung standar adalah taksiran

sejumlah satuan waktu yang diperlukan untuk membuat

satu unit produk tertentu. Jam tenaga kerja langsung standar

dapat ditentukan dengan cara penyelidikan teknis dan

analisis catatan masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya

dengan mengadakan penyelidikan gerak dan waktu,

mengadakan taksiran yang wajar, memperhitungkan

kelonggaran waktu untuk istirahat, memperhitungkan faktor

kelelahan, dan memperhitungkan penundaan kerja yang

tidak bisa dihindari. Analisis catatan masa lalu misalnya

menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam satu

pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu.

3. Biaya Overhead Pabrik Standar

Biaya overhead pabrik standar dapat ditaksir atas dasar kapasitas

normal. Misalnya dengan menghitung kapasitas normal dalam satu

tahun x unit atau y jam kerja langsung dan biaya overhead pabrik

satu tahun yang terdiri atas biaya overhead pabrik variabel dan

biaya overhead pabrik tetap.

Jam kerja normal atau kapasitas normal adalah jam kerja yang

digunakan untuk menentukan standar tarif pembebanan biaya

overhead pabrik. Kapasitas normal merupakan suatu tingkat

kapasitas operasi yang dapat dicapai dengan pemanfaatan secara

maksimal semua input atas fasilitas sarana dan prasarana yang

dimiliki oleh perusahaan. Sehingga pada akhirnya tercapai biaya

per unit produk yang serendah mungkin.

Page 26: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

12

2.4. Konsep Pengendalian

Pengendalian dibutuhkan dalam setiap pekerjaan untuk mengevaluasi

kegiatan yang telah dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan semula.

Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang

sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang

direncanakan sebelumnya (Hansen dan Mowen, 2006). Menurut Rony (1990),

pengendalian berkaitan dengan usaha, prosedur, metode, dan langkah yang

harus ditempuh agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan

baik untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.

Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan.

Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan biaya

produksi agar berjalan secara efisien. Menurut Kuswadi (2005), penentuan

biaya standar dilakukan untuk mencapai produktivitas yang maksimum

dengan biaya serendah-rendahnya.

2.5. Analisis Varians

Varians atau selisih menurut Horngren (2008) adalah perbedaan antara

jumlah berdasarkan hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan, yakni jumlah

aktual dan jumlah yang diperkirakan berdasarkan anggaran. Varians adalah

perbedaan yang terjadi antara biaya standar dengan biaya sebenarnya yang

mungkin menguntungkan atau sebaliknya.

Kuswadi (2005) mendefinisikan varians adalah selisih antara biaya standar

dan biaya aktual. Varians dianggap baik jika biaya aktualnya lebih kecil

daripada biaya standar dan sebaliknya. Jumlah varians untuk suatu periode

biasanya terdiri atas varians yang baik (favorable) dan varians yang tidak baik

(unfavorable). Varians ini berasal dari biaya standar bahan baku langsung,

tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Dengan membandingkan biaya

standar dan biaya aktual, manajemen diharapkan dapat memperhatikan

varians-varians yang terjadi dan dapat mengambil tindakan perbaikan yang

diperlukan. Horngren (2008) membagi varians ke dalam dua bagian yaitu:

Page 27: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

13

1. Varians Harga

Varians harga adalah perbedaan antara harga aktual dan harga yang

dianggarkan dikali dengan kuantitas masukan aktual, seperti bahan baku

yang digunakan atau dibeli.

2. Varians Efisiensi

Varians efisiensi adalah perbedaan antara kuantitas masukan aktual dan

anggaran kuantitas masukan yang seharusnya digunakan untuk

memproduksi keluaran aktual dikali dengan harga yang dianggarkan.

Analisis varians digunakan untuk evaluasi kinerja. Ada dua hal yang

menjadi penilaian menurut Horngren (2008), yaitu:

1. Efektifitas, yaitu tingkat pencapaian tujuan atau sasaran yang telah

ditetapkan sebelumnya.

2. Efisiensi, yaitu jumlah relatif masukan yang digunakan untuk mencapai

tingkat keluaran tertentu. Makin sedikit masukan yang digunakan untuk

mencapai tingkat keluaran tertentu atau semakin banyak keluaran untuk

tingkat masukan tertentu maka semakin tinggi efisiensinya.

Penentuan biaya standar dibagi menjadi tiga bagian yaitu biaya bahan

baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Maka analisis

varians juga terbagi atas varians bahan baku langsung, varians tenaga kerja

langsung, dan varians overhead pabrik (Hansen dan Mowen, 2006).

1. Varians Bahan Baku Langsung

Aspek yang menyebabkan varians bahan baku langsung yaitu:

a. Varians Harga Bahan Baku Langsung

Varians harga bahan baku (material price variance-MPV) mengukur

perbedaan antara berapa yang harus dibayar untuk bahan baku dan

berapa yang secara aktual dibayar.

b. Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung

Varians penggunaan bahan baku langsung (material usage variance-

MUV) mengukur perbedaan antara bahan baku langsung yang secara

aktual digunakan dan bahan baku langsung yang seharusnya

digunakan untuk output aktual.

Page 28: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

14

2. Varians Tenaga Kerja Langsung

Aspek yang menyebabkan varians tenaga kerja langsung yaitu:

a. Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung

Varians tarif tenaga kerja langsung (labor rate variance- LRV)

menghitung perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga

kerja langsung dan apa yang seharusnya dibayar.

b. Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung

Varians efisiensi tenaga kerja langsung (labor efficiency variance-

LEV) mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual

digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan.

3. Varians Overhead Pabrik

Varians overhead total yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan

dan yang aktual, juga dibagi menjadi beberapa variansi komponen.

a. Varians Overhead Variabel

Overhead variabel diasumsikan bervariasi sejalan dengan perubahan

volume produksi.

i. Varians Pengeluaran Overhead Variabel

Varians pengeluaran overhead variabel mengukur pengaruh

agregat dari perbedaan antara tarif aktual overhead variabel

(actual variable overhead rate-AVOR) dan tarif standar

overhead variabel (standard variable overhead rate-SVOR).

Tarif aktual overhead variabel adalah overhead variabel aktual

dibagi dengan jam aktual.

ii.Varians Efisiensi Overhead Variabel

Varians efisiensi overhead variabel mengukur perubahan dalam

konsumsi overhead variabel yang muncul karena penggunaan

efisien tenaga kerja langsung.

b. Varians Overhead Tetap

Varians total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap

aktual dan overhead tetap yang dibebankan, dimana overhead tetap

yang dibebankan diperoleh dengan mengkalikan tarif standar

overhead tetap dengan jam standar yang diizinkan untuk output aktual.

Page 29: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

15

i. Varians Pengeluaran Overhead Tetap

Varians pengeluaran overhead tetap didefinisikan sebagai

perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang

dianggarkan. Varansi pengeluaran dapat ditoleransi karena lebih

sedikit overhead tetap dikeluarkan daripada yang dianggarkan.

ii.Varians Volume Overhead Tetap

Varians volume overhead tetap adalah perbedaan antara

overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang

dibebankan. Varians volume mengukur pengaruh perbedaan

output aktual dari output yang digunakan di awal tahun dan

untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap.

2.6. Usaha Kecil dan Menengah

Jumlah usaha kecil di Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik dan

Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yaitu lebih dari 99,8 persen

dari jenis usaha yang ada. Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun

1998, pengertian usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil

dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil

dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Menurut Undang Undang No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil, usaha kecil

adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00, tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00.

3. Milik warga negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak

langsung dengan usaha menengah atau usaha besar; dan

5. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Page 30: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

16

Menurut Wibowo (2008), ciri-ciri lain yang sering digunakan

sebagai ukuran suatu usaha tergolong kecil adalah

1. Usaha dimiliki secara bebas, terkadang tidak berbadan hukum.

2. Operasinya tidak memperlihatkan keunggulan yang mencolok.

3. Usaha dimiliki dan dikelola oleh satu orang.

4. Usaha tidak memiliki banyak karyawan.

5. Modalnya dikumpulkan dari tabungan pemilik pribadi.

6. Wilayah pasarnya bersifat lokal dan tidak terlalu jauh dari pusat usahanya.

Indonesia dan negara berkembang lain memandang penting

keberadaan usaha kecil. Hal ini disebabkan tiga alasan utama (Wibowo,

2008), yaitu:

1. Kinerja usaha kecil cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga

kerja yang produktif

2. Usaha kecil sangat dinamis, dengan investasi dan inovasi teknologinya

usaha kecil mampu mencapai peningkatan produktivitas yang tinggi.

3. Usaha kecil memiliki fleksibilitas yang tinggi sehingga mampu hidup di

sela-sela kehidupan usaha besar.

4. Kemampuan usaha kecil dalam menyerap tenaga kerja dan mendukung

pendapatan rumah tangga.

Menurut Primiana (2009), terdapat berbagai masalah yang dialami

oleh UKM seperti:

1. Permodalan

a. Modal kecil, sulit untuk memenuhi pesanan

b. Sulit mendapatkan kredit dari bank

c. Kurang mampu mengadakan perencanaan, pencatatan, dan pelaporan

d. Tercampurnya antara keuangan perusahaan dengan keuangan keluarga

2. Pemasaran

a. Kurang dapat melihat peluang pasar/ selera pasar

b. Akses terhadap informasi pasar kurang

c. Terbatasnya tempat pemasaran

d. Kemampuan negosiasi yang lemah sehingga berakibat kerugian pada

sistem pembayaran

Page 31: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

17

e. Kurang kerjasamanya dengan perusahaan besar atau sesama UKM

f. Kurang mampu merancang strategi bisnis

3. Produksi/ Teknologi

a. Kurangnya pengetahuan tentang bagaimana memproduksi barang

yang berkualitas, efisien, dan tepat waktu

b. Tidak adanya transfer teknologi dari usaha besar

c. Tidak melakukan riset dan pengembangan

d. Tidak mengerti pentingnya kerjasama dengan pihak supplier

e. Tidak adanya proses perbaikan yang berkesinambungan

4. Sumber Daya Manusia

a. Pendidikan rendah

b. Rendahnya jiwa wirausaha

c. Keahlian terbatas

d. Rendahnya produktivitas pekerja

e. Tidak ada pembagian kerja

5. Pemerintah

a. Kurangnya dukungan dengan berbagai kebijakan yang berpihak pada

UKM

b. Kurangnya menciptakan lingkungan usaha yang kondusif

2.7. Hasil Penelitian Terdahulu

Vitasari (2007) meneliti tentang penerapan analisis varians sebagai

kontrol efisiensi biaya produksi pada PT. Mubarokfood Cipta Delicia Kudus.

Peneliti menggunakan perhitungan analisis Statistical Quality Control,

Kruskal Wallis test, dan analisis varians (selisih). Berdasarkan analisis

deskriptif presentase, tingkat efisiensi biaya produksi untuk jenang halus dan

jenang merah maupun tingkat efisiensi total biaya produksi jenang

menunjukkan adanya perbedaan. Namun setelah dianalisis dengan SQC,

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

masih berada pada daerah in control. Dari analisis Kruskal Wallis test

diperoleh hasil bahwa H hitung < H tabel yaitu 0,600 < 5,991. Oleh karena itu

tidak ada perbedaan yang signifikan antara varians biaya produksi jenang

Page 32: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

18

tahun 2003-2005 sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya produksinya

efisien.

Page 33: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Kinerja perusahaan ditentukan oleh bagaimana perusahaan mampu

menerapkan fungsi pengendalian yang baik atas aktivitas perusahaan. Biaya

produksi yang timbul dari proses produksi juga harus dilakukan

pengendalian yang baik agar tidak terdapat varians dan dapat berjalan secara

efisien.

UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang merupakan salah satu unit

usaha kecil dan menengah yang memproduksi makanan khas Kota

Semarang yaitu wingko babat. Biaya produksi UKM Wingko Babat Cap

Kapal Terbang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik. UKM Wingko Babat Cap Kapal

Terbang ini dalam aktivitasnya dihadapkan pada kemungkinan terjadinya

perbedaan antara biaya produksi yang telah ditetapkan dengan biaya

produksi yang sebenarnya terjadi.

Biaya yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan

standar tertentu yang seharusnya terjadi dimaksud dengan biaya standar.

Analisis biaya standar menjadi metode yang akan digunakan untuk

mempermudah menetapkan harga pokok yang sebenarnya terjadi. Hal ini

dapat mempermudah dalam mengendalikan biaya dan dapat

mengoptimalkan laba yang ingin didapat.

Penelitian ini mengkaji tentang varians yang terjadi antara biaya

standar yang telah ditetapkan dengan realisasi biaya yang sebenarnya

terjadi. Analisis varians dilakukan dengan membandingkan standar biaya

produksi dengan realisasinya. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis

varians dan uji t (t-test). Analisis varians dilakukan untuk mengetahui

deskripsi persentase varians yang terjadi apakah dapat ditoleransi atau tidak

dapat ditoleransi dan ataukah varians tersebut menguntungkan atau tidak

menguntungkan. Uji t (t-test) dilakukan untuk mengetahui apakah varians

yang terjadi masih dalam batas pengendalian. Setelah dilakukan analisis,

dari hasil analisis tersebut dapat memberikan saran dan rekomendasi

Page 34: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

20

kepada perusahaan untuk perbaikan manajemen perusahaan. Penjelasan

selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang

Biaya Produksi

Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya Tenaga Kerja

Langsung

Biaya Overhead

Pabrik

Standar Biaya Produksi

Realisasi Biaya Produksi

Varians Biaya Produksi

Saran/ Rekomendasi

Alat Analisis: - Analisis Varians - Uji t

Page 35: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

21

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di pabrik UKM Wingko Babat Cap Kapal

Terbang yang berlokasi di Jalan Kinibalu Barat No. 51 RT 03 RW 04

Semarang. Waktu penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan

Desember 2010. Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh data-data yang

relevan dari perusahaan yang kemudian diolah dan dievaluasi hasilnya.

3.3. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara

langsung dengan pihak manajemen. Sedangkan data sekunder diperoleh dari

data perusahaan berupa data historis UKM Wingko Babat Cap Kapal

Terbang, studi literatur, karangan ilmiah, serta referensi lain yang relevan

dengan penelitian ini. Data historis perusahaan berupa laporan keuangan, data

produksi, data pembelian, data penjualan, dan data tentang perusahaan. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harian selama 30 hari pada

bulan Desember 2010.

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

3.4.1. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis varians biaya standar. Analisis varians digunakan untuk

mengetahui biaya produksi yang sebenarnya terjadi (realisasi) dengan

biaya yang telah ditetapkan sebelumnya (standar). Analisis varians

memperlihatkan varians yang terjadi antara standar biaya produksi

dengan realisasi biaya produksi. Sehingga dapat dicari penyebab dari

varians yang telah terjadi dan memberi rekomendasi perbaikan kepada

pihak manajemen.

Varians yang terjadi dapat menguntungkan (favorable) atau tidak

menguntungkan (unfavorable). Varians dikatakan menguntungkan

(favorable) jika biaya aktualnya lebih kecil dari biaya standar.

Sedangkan varians dikatakan tidak menguntungkan (unfavorable) jika

biaya aktualnya lebih besar dari biaya standar.

Page 36: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

22

Pengolahan data yang digunakan untuk menganalisis varians

menggunakan alat bantu piranti lunak dari komputer yaitu Microsoft

Excel 2007. Data yang telah diolah selanjutkan akan dilakukan

pengujian dengan uji t atau disebut sebagai t-test menggunakan SPSS

versi 16.

3.4.2. Analisis Varians

Analisis varians digunakan untuk mengukur varians yang

terjadi antara biaya standar yang seharusnya terjadi dengan biaya

yang sebenarnya terjadi atau realisasi (Hansen dan Mowen, 2006).

1. Penghitungan Varians Bahan Baku Langsung

a. Penghitungan Varians Harga Bahan Baku Langsung

Varians harga bahan baku langsung (material price variance-

MPV) dihitung menggunakan rumus:

MPV = (AP – SP) AQ ................................... (1)

Keterangan:

AP = Harga aktual per unit

SP = Harga standar per unit

AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan

b. Penghitungan Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung

Varians efisiensi bahan baku langsung (material usage

variance- MUV) dihitung menggunakan rumus:

MUV = (AQ – SQ) SP ................................... (2)

Keterangan:

AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan

SQ = Kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkan

untuk output aktual

SP = Harga standar per unit

Page 37: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

23

2. Penghitungan Varians Tenaga Kerja Langsung

a. Penghitungan Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung

Varians tarif tenaga kerja langsung (labor rate variance-

LRV) dihitung menggunakan rumus:

LRV = (AR – SR) AH ................................... (3)

Keterangan:

AR = Tarif upah aktual per jam

SR = Tarif upah standar per jam

AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan

b. Penghitungan Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung

Varians efisiensi tenaga kerja langsung (labor efficiency

variance- LEV) dihitung menggunakan rumus:

LEV = (AH – SH) SR ................................... (4)

Keterangan:

AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan

SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya

digunakan

SR = Tarif upah standar per jam

3. Penghitungan Varians Overhead

a. Penghitungan Varians Overhead Variabel

i. Penghitungan Varians Pengeluaran Overhead

Variabel

Varians pengeluaran overhead variabel dihitung

menggunakan rumus:

VPOV = (AVOR – SVOR) AH ........... (5)

Keterangan:

VPOV = Varians pengeluaran overhead variabel

AVOR = Tarif aktual overhead variabel

(actual variable overhead rate)

SVOR = Tarif standar overhead variabel

(standard variable overhead rate)

Page 38: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

24

AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yang

digunakan

ii.Penghitungan Varians Efisiensi Overhead Variabel

Varians efisiensi overhead variabel dihitung

menggunakan rumus:

VEOV = (AH – SH) SVOR ....................... (6)

Keterangan:

VEOV = Varians efisiensi overhead variabel

AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yang

digunakan

SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang

seharusnya digunakan

SVOR = Tarif standar overhead variabel

(standard variable overhead rate)

b. Penghitungan Varians Overhead Tetap

Overhead tetap yang dibebankan dihitung menggunakan

rumus:

OTYB = Tarif standar overhead tetap x Jam standar

Keterangan:

OTYB = Overhead tetap yang dibebankan

Varians total overhead tetap adalah perbedaan antara

overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan.

Varians total overhead tetap dihitung menggunakan rumus:

VTOT = Biaya aktual overhead tetap – OTYB ...... (7)

Keterangan:

VTOT = Varians total overhead tetap

OTYB = Overhead tetap yang dibebankan

i. Penghitungan Varians Pengeluaran Overhead Tetap

Varians pengeluaran overhead tetap pada intinya

relatif kecil dan dapat ditoleransi karena lebih sedikit

overhead tetap dikeluarkan daripada yang

dianggarkan.

Page 39: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

25

ii.Penghitungan Varians Volume Overhead Tetap

Varians volume overhead tetap dihitung

menggunakan rumus:

Varians volume = OTYA – OTYB ........... (8)

Keterangan:

OTYA = Overhead tetap yang dianggarkan

OTYB = Overhead tetap yang dibebankan.

3.4.3. Uji Hipotesis

Uji t (t-test) dilakukan untuk mengukur varians yang terjadi

antara biaya standar yang seharusnya terjadi dengan realisasinya

apakah masih dalam batas pengendalian. Uji t (t-test) menggunakan

alat bantu berupa piranti lunak Statistical Packages for the Social

Sciences SPSS 16.0 beserta analisis deskriptif persentase. Uji t (t-

test) bertujuan untuk membandingkan apakah kedua data (variabel)

tersebut sama atau berbeda. Langkah-langkah dalam melakukan uji

t (t-test) yaitu:

1. Buatlah Ha dan Ho dalam uraian kalimat.

Ho : Varians yang terjadi antara biaya standar dan

realisasinya masih dalam batas pengendalian.

Ha : Varians yang terjadi antara biaya standar dan

realisasinya diluar batas pengendalian.

2. Mencari t hitung.

Rumus t :

…………………………..(9)

…………………………..(10)

Page 40: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

26

Keterangan :

x1 = Rataan nilai biaya standar

x2 = Rataan nilai biaya aktual (realisasi)

n1 = Jumlah laporan biaya standar

n2 = Jumlah laporan biaya aktual (realisasi)

x1 = Biaya standar

x2 = Biaya aktual (realisasi)

S1 = Simpangan baku x1 (biaya standar)

S2 = Simpangan baku x2 (biaya aktual)

3. Tentukan terlebih dahulu taraf signifikan (α) kemudian dicari

t tabel dengan ketentuan db = n – 1

Taraf nyata yang digunakan yaitu α = 5 %

4. Tentukan kriteria pengujian.

Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

5. Bandingkan antara t hitung dengan t tabel dan gambar posisinya.

6. Buatlah kesimpulan.

3.4.4. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif memberikan uraian atau menjelaskan

tentang penyebab terjadinya varians antara biaya standar dengan

biaya aktual yang sebenarnya terjadi. Selain itu, analisis deskriptif

memberikan penjelasan tentang tindakan korektif yang harus

dilakukan untuk memperbaiki varians dan untuk menghindari

terjadinya varians di masa yang akan datang.

Page 41: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

 

 

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah UKM Wingko Cap Kapal Terbang

Kota Semarang merupakan salah satu kota yang kaya akan

kulinernya. Kota Semarang tidak hanya dikenal dengan lumpia,

bandeng presto, tahu pong, dan moaci kacang, tetapi juga dengan

wingko. Wingko merupakan makanan tradisional khas yang terkenal

di Kota Semarang yang berbahan utama kelapa. Salah satu perusahaan

yang memproduksi wingko di Kota Semarang adalah UKM Wingko

Cap Kapal Terbang.

UKM Wingko Cap Kapal Terbang didirikan pada tahun 1997

oleh Edi Sulistyono di rumah tinggalnya di Jalan Kinibalu, Kota

Semarang. Usaha ini berawal dari kejelian Edi Sulistyono dalam

melihat peluang pasar wingko yang masih sangat terbuka lebar. Edi

Sulistyono melihat peluang bahwa wingko merupakan makanan

tradisional khas Kota Semarang yang akan selalu dicari oleh

wisatawan sebagai oleh-oleh. Selain itu, bahan baku yang digunakan

untuk membuat wingko mudah didapatkan. Edi Sulistyono pada

awalnya memproduksi wingko sebanyak 100 buah yang diproduksi

sendiri dan dibantu oleh istrinya, Djuliana. Wingko ini dijual secara

eceran tanpa menggunakan merek. Wingko dijual dengan harga Rp.

75,00 per buah dengan cara dititipkan di warung-warung.

Awal tahun 2000 Edi Sulistyono memberi merek wingko

buatannya dengan merek Kapal Terbang. Kapal Terbang berasal dari

ide Edi Sulistyono untuk membedakan wingko miliknya dengan

wingko lain yang bermerek alat transportasi darat, seperti kapal api,

lokomotif, spoor, dan lain-lain. Edi Sulistyono mulai mempromosikan

wingkonya dengan membuat selebaran ke calon konsumen. Edi

Sulistyono melakukan inovasi pada wingko dengan menambahkan

rasa durian dan gula jawa yang semula hanya rasa kelapa dan nangka.

Wingko ini menggunakan bahan baku asli tanpa menggunakan

Page 42: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

28

essence dan bahan pengawet. Wingko dikemas dengan kemasan baru

menggunakan kertas yang sudah bermerek dan dikemas dalam doos

yang masing-masing berisi 20 buah.

Pada tahun 2005 Edi Sulistyono membuka toko di Jalan Wolter

Monginsidi dan memperbanyak produksi wingkonya. Produksi tetap

dilakukan di Jalan Kinibalu, tetapi penjualannya dilakukan di toko di

dua tempat, yaitu di Jalan Wolter Monginsidi dan Jalan Lamper

Tengah, toko milik adiknya. Toko tersebut tidak hanya menjual

wingko saja, tetapi juga menjual berbagai macam makanan kecil

untuk oleh-oleh. Saat ini proses produksi tetap dilakukan oleh Edi

Sulistyono, Djuliana, dan dibantu oleh tiga orang pegawai. Pada hari-

hari biasa wingko yang diproduksi sebanyak 700 buah. Sedangkan

pada hari-hari libur, terlebih saat hari raya, wingko yang diproduksi

dapat mencapai lima kali lipat dari jumlah produksi saat hari biasa.

4.1.2. Tujuan dan Struktur Organisasi

UKM Wingko Cap Kapal Terbang pada awal didirikannya

memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan juga

membuka lapangan kerja yang berasal dari lingkungan keluarga dan

tetangganya sendiri. Semakin lama, usaha ini semakin berkembang,

tujuan UKM Wingko Cap Kapal Terbang ini pun juga berkembang.

Tujuan UKM Wingko Cap Kapal Terbang yaitu mengembangkan

usaha agar menjadi lebih besar dan mampu bersaing di pasar.

UKM Wingko Cap Kapal Terbang memiliki lima orang

karyawan termasuk Edi Sulistyono dan Djuliana, istrinya. Seluruh

tanggung jawab produksi, keuangan, dan pemasaran dilakukan dan

diawasi langsung oleh Edi Sulistyono dan pelaksanaan produksi

dilakukan oleh Edi Sulistyono, Djuliana, dan tiga orang karyawannya.

Struktur organisasi yang diterapkan pada UKM Wingko Cap

Kapal Terbang yaitu menganut struktur organisasi sederhana. Struktur

organisasi sederhana efektif digunakan untuk perusahaan kecil, seperti

UKM, dengan satu produk dan dikelola langsung oleh pemiliknya.

Struktur organisasi sederhana seperti ini memberi keuntungan berupa

Page 43: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

29

kecepatan dalam pengambilan keputusan dan mudah dalam

pengawasan (Adi, 2007). Bagian dalam struktur organisasi UKM

Wingko Cap Kapal Terbang yaitu pemilik dan karyawan.

a. Pemilik

Bertanggungjawab sepenuhnya terhadap aktivitas usaha, baik itu

aktivitas produksi, keuangan, pemasaran, maupun yang berkaitan

dengan karyawan.

b. Karyawan

Mengerjakan proses produksi dari awal sampai produk jadi dan

siap untuk dijual.

4.2. Proses Produksi Wingko

Proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah

kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang

ada. Wingko diproduksi sendiri oleh UKM Wingko Cap Kapal Terbang

setiap hari. Jenis rasa wingko yang diproduksi ada empat macam yaitu rasa

kelapa, rasa nangka, rasa durian, dan rasa gula jawa. UKM Wingko Cap

Kapal Terbang setiap hari memproduksi semua jenis rasa wingko tersebut.

Terkecuali, pada saat buah durian sedang tidak musim atau harganya terlalu

mahal, maka wingko rasa durian ini tidak diproduksi. Wingko yang

dihasilkan 700 buah dengan jumlah produksi tetap setiap harinya. Wingko

dijual dalam doos, masing-masing doos berisi 20 wingko. Jadi wingko yang

siap dijual setiap harinya berjumlah 35 doos.

Bahan baku yang digunakan dalam pengolahan wingko terdiri dari:

1. Kelapa

Kelapa merupakan bahan baku utama dalam pembuatan wingko. Bahan

baku kelapa dibeli dari penjual kelapa di pasar tradisional Peterongan

Semarang yang jumlahnya sesuai dengan jumlah wingko yang akan

diproduksi pada hari ini. Kelapa dibeli setiap hari dengan tujuan agar

kualitas dan kesegaran kelapa selalu terjamin. Pemilik menetapkan standar

sendiri untuk kelapa yang akan digunakan dalam proses produksi wingko.

Kelapa yang digunakan yaitu kelapa yang memiliki tingkat kematangan

yang sedang, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Pengujian dilakukan

Page 44: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

30

sendiri oleh penjual kelapa di pasar tradisional dan pemilik usaha

berdasarkan kenampakan luar kelapa.

2. Gula Pasir

Gula pasir merupakan bahan baku lain dalam pembuatan wingko. Gula

pasir memberikan rasa manis dan warna putih kecoklatan pada wingko

setelah matang. Gula pasir dibeli di toko gosir Saudara di dekat lokasi

produksi. Kriteria gula pasir yang digunakan dalam proses pembuatan

wingko yaitu gula pasir lokal yang berwarna putih dan bersih. Pemilik

memilih gula pasir lokal karena alasan harga yang lebih murah daripada

gula pasir yang sudah bermerek. Gula pasir yang berwarna putih dan

bersih dipilih karena warna gula pasir akan mempengaruhi hasil jadi

wingko yang diproduksi.

3. Tepung Ketan

Tepung ketan merupakan bahan baku lain selain gula pasir. Bahan baku

tepung ketan ini juga dibeli di toko grosir Saudara di dekat lokasi

produksi. Pemilik menetapkan kriteria dalam membeli tepung ketan yaitu

tepung ketan yang putih, bersih, dan tidak berbau apek. Pengujian ini

dilakukan sendiri oleh pemilik berdasarkan kenampakan fisik dan bau

pada tepung ketan.

4. Mentega

Bahan baku mentega ini dibeli di toko grosir Saudara di dekat lokasi

produksi. Kriteria dalam memilih mentega yang akan digunakan dalam

proses produksi yaitu aromanya segar, tidak berjamur, warnanya kuning

muda atau pucat hingga kuning tua, dan teksturnya lembut semipadat.

5. Buah (Nangka dan Durian)

Buah nangka dibeli di pasar tradisional Peterongan sedangkan buah durian

dibeli di sentra penghasil (perkebunan) durian Bangetayu dekat tempat

tinggal pemilik. Buah pada wingko ini berfungsi sebagai penambah rasa

dan variasi dari wingko.

Page 45: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

31

6. Gula Jawa

Gula jawa dibeli di sentra penghasil gula jawa dekat tempat tinggal

pemilik. Kriteria gula jawa yang baik yaitu yang berwarna coklat dan

teksturnya keras tidak lembek. Gula jawa pada wingko ini berfungsi

sebagai penambah rasa dan variasi dari wingko.

Tahapan yang dilakukan untuk memproduksi wingko dimulai dari

bahan baku menjadi produk jadi ditunjukkan pada Gambar 2.

Persiapan Bahan Baku Perebusan

Pemanggangan Pencampuran

Pencetakan Wingko Pengemasan

Gambar 2. Proses Produksi Wingko

Page 46: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

32

Pengolahan wingko dimulai dengan mencampurkan air, gula pasir, dan

daun pandan kemudian rebus hingga mendidih hingga tekstur agak

mengental. Di tempat terpisah, campurkan tepung ketan, kelapa parut, dan

mentega lalu aduk hingga semua tercampur rata. Tambahkan rebusan air dan

gula tadi ke dalam campuran adonan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk

hingga kalis. Siapkan loyang yang sudah diolesi dengan mentega lalu tuang

adonan wingko dan ratakan. Panggang di dalam oven bertemperatur 160oC

selama 20 menit, keluarkan wingko dari oven, olesi permukaanya dengan

mentega. Panggang kembali wingko selama 25 menit atau hingga wingko

matang dan berwarna kuning kecokelatan. Angkat, dinginkan. Potong-potong

wingko, bungkus dengan kertas minyak dan bungkus lagi dengan kertas

bermerek Cap Kapal Terbang. Masukkan dalam kemasan bok karton. Wingko

siap dipasarkan.

Kegiatan pemasaran wingko produksi UKM Wingko Cap Kapal

Terbang dilakukan secara sederhana dan dilakukan oleh pemilik sendiri. Cara

promosi yang digunakan yaitu dengan mengandalkan cara promosi word of

mouth dan dengan menyebarkan selebaran ke calon konsumen. Daerah

pemasaran wingko di wilayah Semarang dan sekitarnya. UKM Wingko Cap

Kapal Terbang memiliki dua toko (gerai) untuk menjual produknya, yaitu

berada di lokasi strategis Jalan Wolter Monginsidi dan di Jalan Lamper

Tengah, Kota Semarang.

4.3. Penentuan Biaya Standar

Penentuan biaya standar pada UKM Wingko Cap Kapal Terbang dibagi

dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga

kerja langsung standar, dan biaya overhead pabrik standar.

1. Biaya Bahan Baku Langsung Standar

Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung

standar dan kuantitas bahan baku langsung standar.

a. Harga Bahan Baku Langsung Standar

Harga bahan baku langsung standar ditetapkan berdasarkan tingkat

harga rata-rata dari daftar harga toko grosir, tingkat harga yang telah

ditetapkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang,

Page 47: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

33

dan informasi lain yang berhubungan dengan perubahan harga bahan

baku.

b. Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar

Kuantitas bahan baku langsung standar ditetapkan sendiri oleh pemilik

dengan menghitung pemakaian standar jumlah bahan baku per

produksi wingko.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar

Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas tarif upah tenaga kerja

langsung standar dan jam tenaga kerja langsung standar.

a. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar

Tarif upah tenaga kerja langsung standar ditetapkan berdasarkan tarif

upah yang distandarkan oleh pemilik UKM Wingko Cap Kapal

Terbang.

b. Jam Tenaga Kerja Langsung Standar

UKM Wingko Cap Kapal Terbang dalam pembuatan wingko

memerlukan waktu selama tiga jam. Proses produksi dilakukan mulai

pukul 07.00 hingga pukul 10.00 tanpa waktu istirahat setiap harinya.

3. Biaya Overhead Pabrik Standar

Biaya overhead pabrik standar terdiri atas biaya overhead pabrik tetap dan

biaya overhead pabrik variabel.

a. Biaya Overhead Pabrik Tetap Standar

Biaya overhead pabrik tetap standar terdiri atas:

- Biaya penyusutan alat produksi berupa oven

b. Biaya Overhead Pabrik Variabel Standar

Biaya overhead pabrik variabel standar terdiri atas:

- Biaya cetak kertas kemasan dan doos

- Biaya kertas minyak

- Biaya bahan bakar gas LPG

- Biaya air

Page 48: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

34

4.4. Biaya Produksi

Data mengenai biaya produksi di UKM Wingko Cap Kapal Terbang

meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik. UKM Wingko Cap Kapal Terbang memproduksi empat

macam jenis rasa wingko, yaitu rasa kelapa, rasa nangka, rasa durian, dan

rasa gula jawa.

4.4.1. Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung yang digunakan untuk memproduksi

wingko antara lain: kelapa, gula pasir, tepung ketan, mentega, dan

varian penambah rasa yaitu buah nangka, buah durian, dan gula jawa.

Dalam satu kali produksi dibutuhkan 36 butir kelapa, 4 kg gula pasir,

3 kg tepung ketan, 0,25 kg mentega, serta masing-masing 0,25 kg

nangka, 0,25 kg durian, dan 0,25 kg gula jawa. Berikut ini disajikan

komposisi bahan baku untuk pembuatan wingko (Tabel 2).

Tabel 2. Komposisi Bahan Baku Wingko per Produksi

Jenis Kelapa Gula Pasir

Tepung Ketan Mentega Nangka Durian

Gula Jawa

Wingko (butir) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)

Kelapa 9 1 0,75 0,0625 0 0 0

Nangka 9 1 0,75 0,0625 0,25 0 0

Durian 9 1 0,75 0,0625 0 0,25 0

Gula Jawa 9 1 0,75 0,0625 0 0 0,25

Total 36 4 3 0,25 0,25 0,25 0,25 Komposisi

Sumber: Data UKM Wingko Cap Kapal Terbang

UKM Wingko Cap Kapal Terbang dalam memproduksi empat

jenis rasa wingko menggunakan bahan baku yang sama. Perbedaannya

adalah dalam penambahan buah asli, tanpa essence, untuk wingko

yang jenis rasa nangka dan durian. Wingko jenis rasa kelapa tidak ada

penambahan buah, wingko jenis rasa ini lebih menonjolkan keaslian

cita rasa asli wingko. Sedangkan wingko jenis rasa gula jawa

dilakukan penambahan gula jawa pada proses pembuatannya.

Page 49: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

35

4.4.2. Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja dalam produksi wingko UKM Wingko Cap

Kapal Terbang berjumlah lima orang yang terdiri dari Edi

Sulistyono, Djuliana, dan tiga orang karyawan yang berasal dari

tetangga dan keluarga sendiri. Satu kali produksi membutuhkan

waktu selama kurang lebih tiga jam. Produksi berlangsung dari jam

7 pagi hingga jam 10 pagi. Tarif tenaga kerja berdasarkan upah

borongan dan upah mingguan. Upah borongan yaitu upah yang

diterima karyawan setiap selesai satu kali produksi. Upah borongan

yang diterima sebesar Rp. 9.450/ orang/ produksi. Sehingga upah

borongan yang harus dikeluarkan oleh UKM Wingko Cap Kapal

Terbang sebesar Rp. 47.250/ produksi untuk lima orang. Upah

mingguan yaitu upah yang diterima karyawan setiap minggunya,

meskipun ada kegiatan produksi ataupun tidak. Upah mingguan

yang diterima sebesar Rp. 105.000/ orang/ minggu. Sehingga upah

harian yang harus dikeluarkan UKM Wingko Cap Kapal Terbang

sebesar Rp. 15.000 tiap orang. Upah borongan dan upah mingguan

ini termasuk dalam upah tenaga kerja langsung. Tarif upah tenaga

kerja langsung disajikan selengkapnya pada Tabel 3.

Tabel 3. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Produksi Wingko per Produksi

Jenis Tarif Upah Satuan per Produksi (Rupiah) per orang total

Upah Borongan 9.450 47.250 Upah Harian 15.000 75.000

Total Tarif Upah 24.450 122.250

Sumber: Data UKM Wingko Cap Kapal Terbang

Produksi pada bulan Desember 2010 dilakukan setiap hari. Jadi

dapat dikatakan jika satu produksi sama dengan satu hari maka upah

yang diterima oleh setiap karyawan sebesar Rp. 24.450 per produksi.

Page 50: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

36

4.4.3. Overhead Pabrik

Overhead pabrik terdiri dari overhead tetap dan overhead

variabel. Overhead tetap dalam produksi wingko yaitu biaya

penyusutan alat produksi berupa oven. Penggunaan alat produksi

berupa oven ini dikenakan biaya penyusutan karena oven

digunakan untuk proses produksi pemanggangan wingko.

Menghitung tarif penyusutan oven menggunakan metode garis

lurus sebagai berikut (Horngren, 2008):

Tarif Penyusutan = Nilai Perolehan – Nilai Sisa ............................ (3) Umur Ekonomis 

Nilai perolehan oven sebesar Rp. 1.850.000 yang memiliki

umur ekonomis selama 10 tahun. Nilai sisa yang dimiliki oven

tersebut sebesar Rp. 17.500. Jadi tarif penyusutan oven sebesar Rp.

183.250 per tahun. Sehingga tarif penyusutan oven dalam satu hari

produksi dapat dihitung sebesar Rp. 500 (dibulatkan).

Tabel 4. Overhead Variabel Produksi Wingko Desember 2010

Overhead Variabel Biaya (Rupiah)

Paket Kemasan 1.312.500 Kertas Minyak 210.000 Gas LPG 3 kg 405.000

Air 540.000

Total Overhead Variabel 2.467.500

Sumber: Data UKM Wingko Cap Kapal Terbang

Overhead variabel dalam produksi wingko terdiri dari

kemasan berlogo, kertas minyak, bahan bakar gas LPG untuk

pemanggangan dan air. Wingko dikemas dengan tiga jenis kemasan

sebelum akhirnya siap dipasarkan. Kemasan pertama yaitu

kemasan wingko yang terbuat dari kertas minyak. Kertas minyak

yang digunakan berukuran panjang 10 cm dan lebar 5 cm.

Berikutnya wingko dikemas menggunakan kertas berlogo UKM

Wingko Cap Kapal Terbang. Tiap 20 wingko dikemas lagi

Page 51: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

37

menggunakan doos berlogo UKM Wingko Cap Kapal Terbang.

Total produksi wingko yang dihasilkan berjumlah 700 buah

wingko yang dikemas ke dalam 35 doos wingko. Harga kertas

minyak yang digunakan sebagai lapisan pertama kemasan tiap

wingko sebesar Rp. 100. Biaya kemasan berlogo dan doos berlogo

wingko sebesar Rp. 1.250 per doos. Jadi total biaya kemasan yaitu

sebesar Rp. 50.750 untuk satu kali produksi.

Gas LPG yang digunakan berupa gas LPG berukuran 3 kg.

Setiap produksi membutuhkan satu tabung gas LPG berukuran 3

kg. Air yang digunakan dalam produksi wingko ini adalah air untuk

proses perebusan bahan baku wingko yang dibeli per galon. Data

biaya overhead variabel produksi wingko disajikan pada Tabel 4.

4.5. Penetapan Standar

Penetapan standar harus dilakukan untuk memberikan pedoman dalam

mengetahui biaya dan kuantitas yang seharusnya terjadi dalam proses

produksi agar efisien. Standar yang diteliti yaitu standar harga dan standar

kuantitas penggunaan proses produksi, yang mencakup bahan baku langsung,

tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Berikut disajikan data mengenai

standar harga dan kuantitas penggunaan dalam proses produksi pada Tabel 5

dan Tabel 6.

Page 52: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

38

Tabel 5. Standar Harga Beli Bahan Baku Wingko Bulan Desember 2010

Tanggal Nama Bahan Baku (dalam Rupiah)

Kelapa Gula Pasir Tepung Ketan Mentega Nangka Durian Gula Jawa (butir) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)

1 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 2 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 3 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 4 4.500 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 5 4.500 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 6 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 7 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 8 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 9 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000

10 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 11 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 12 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 13 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 14 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 15 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 16 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 17 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 18 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 19 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 20 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 21 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 22 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 23 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 24 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 25 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 26 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 27 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 28 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 29 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000 30 4.000 10.500 9.500 14.000 10.000 15.000 10.000

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang, pasar tradisional, dan agen.

Standar harga beli bahan baku yang digunakan untuk memproduksi

wingko didapatkan dari survey langsung dan kemudian dibuat rataan. Survey

dilakukan di tiga lokasi, yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Semarang, pasar tradisional, dan toko penjual bahan baku. Ada sedikit

Page 53: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

39

peningkatan harga kelapa per butirnya dikarenakan tingginya permintaan

kelapa sedangkan persediaan kelapa sedang terbatas.

Tabel 6. Kuantitas Standar Bahan Baku Wingko per Produksi

Jumlah Kelapa Gula Pasir

Tepung Ketan Mentega Nangka Durian

Gula Jawa

Produksi (butir) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) 700 buah 36 4 3 0,25 0,25 0,25 0,25

Sumber: Data Perusahaan UKM Wingko Cap Kapal Terbang

Standar kuantitas bahan baku yang digunakan sama karena UKM

Wingko Cap Kapal Terbang memproduksi wingko dalam jumlah yang sama

setiap harinya pada bulan Desember 2010 yaitu sebanyak 700 buah.

Jam kerja standar untuk satu kali produksi yaitu selama tiga jam. Tarif

upah standar tenaga kerja langsung setiap harinya yaitu sebesar Rp. 24.450

per orang. Upah tersebut mencakup upah borongan dan upah harian. Dari

informasi tersebut dapat diketahui bahwa tarif upah standar per jam yaitu

sebesar Rp. 8.150.

Penetapan standar untuk overhead variabel disesuaikan dengan jumlah

produksi wingko. Standar pengeluaran dan efisiensi overhead variabel

ditentukan sendiri oleh UKM Wingko Cap Kapal Terbang.

4.6. Analisis Varians

Varians antara standar yang telah ditetapkan dengan keadaan aktual

yang sebenarnya terjadi dapat diukur dengan menggunakan analisis varians.

Perhitungan analisis varians dikenakan pada harga dan efisiensi penggunaan

dalam memproduksi wingko. Berikut hasil analisis varians untuk masing

masing bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

4.6.1. Analisis Varians Bahan Baku Langsung

Analisis varians bahan baku langsung terdiri dari varians harga dan

varians efisiensi penggunaan.

a. Analisis Varians Harga Bahan Baku Langsung

Analisis varians harga bahan baku langsung rata-rata disajikan

dalam Tabel 7.

Page 54: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

40

Tabel 7. Analisis Varians Rata-Rata Harga Bahan Baku Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010

Nama Bahan Baku

Analisis Varians Rata-Rata Harga Bahan Baku (Rp) Standar Harga

Realisasi Harga

Kuantitas Aktual

Analisis Varians U/F Varians

(SP) (AP) (AQ) (MPV) Kelapa 4.000 3.933,33 37 -2.466,79 F 1,67 %

Gula Pasir 10.500 10.200 4,15 -1.245 F 2,86 % Tepung Ketan 9.500 10.900 2,95 4.130 U -14,7 %

Mentega 14.000 17.450 0,23 793,5 U -24,6 % Nangka 10.000 11.100 0,29 319 U -11,0 % Durian 15.000 21.500 0,27 1.755 U -43,33 %

Gula Jawa 10.000 8.833,33 0,26 -303,33 F 11,67 %

i. Kelapa

Standar harga bahan baku langsung kelapa selama

30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar

Rp. 4.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 3.933,33.

Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi

sebesar Rp. 2.466,79 dengan rataan persentase varians

sebesar 1,67 % yang dapat dikategorikan Favorable (F).

Varians ini dipengaruhi oleh faktor siapa yang

melakukan pembelian bahan baku kelapa, kemudahan

dalam memperoleh kelapa, diskon yang diberikan, dan

kualitas kelapa. Agen yang bertugas dalam melakukan

pembelian bertanggung jawab pada realisasi harga beli.

Agen pembelian bertugas untuk mencari harga yang

termurah dengan kualitas kelapa yang sesuai.

ii. Gula Pasir

Standar harga bahan baku langsung gula pasir

selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan

sebesar Rp. 10.500 dengan rataan realisasi sebesar Rp.

10.200. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang

terjadi sebesar Rp. 1.245 dengan rataan persentase varians

sebesar 2,86 % yang dapat dikategorikan Favorable (F).

Hal ini dapat terjadi karena gula pasir dibeli di toko bahan

Page 55: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

41

baku langganan yang menjual gula pasir dengan harga

yang lebih murah daripada toko bahan baku lainnya.

iii. Tepung Ketan

Standar harga bahan baku langsung tepung ketan

selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan

sebesar Rp. 9.500 dengan rataan realisasi sebesar Rp.

10.900. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang

terjadi sebesar Rp. 4.130 dengan rataan persentase varians

sebesar 14,7 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U).

Hal ini disebabkan karena tepung ketan yang biasa dibeli

tidak tersedia di toko tempat biasa membeli bahan baku.

Sehingga harus membeli tepung ketan dengan merek yang

berbeda. Hal ini berada di bawah kendali dari UKM

Wingko Cap Kapal Terbang karena tergantung pada

ketersediaan bahan di toko tempat membeli bahan baku.

Selain hal tersebut, tidak bisa mendapatkan diskon harga

karena kuantitas yang dibutuhkan tidak dalam jumlah yang

besar.

iv. Mentega

Standar harga bahan baku langsung mentega selama

30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar

Rp. 14.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 17.450.

Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi

sebesar Rp. 793,5 dengan rataan persentase varians sebesar

24,6 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Hal ini

disebabkan pembelian mentega dilakukan di toko bahan

baku dengan harga yang relatif lebih mahal daripada

standar di pasar tradisional dan Deperindag Kota

Semarang.

Page 56: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

42

v. Nangka

Standar harga bahan baku langsung nangka selama

30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar

Rp. 10.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 11.100.

Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi

sebesar Rp. 319 dengan rataan persentase varians sebesar

11 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Hal ini

disebabkan karena nangka merupakan buah musiman. Jika

buah nangka sedang musim, maka banyak nangka dijual di

pasar. Jika nangka sedang tidak musim, stok nangka akan

terbatas atau harga jual nangka akan lebih mahal.

vi. Durian

Standar harga bahan baku langsung durian selama

30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan sebesar

Rp. 15.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp. 21.500.

Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi

sebesar Rp. 1.755 dengan rataan persentase varians sebesar

43,33 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Hal

ini disebabkan karena durian merupakan buah musiman.

Jika buah durian sedang musim, maka banyak durian dijual

di pasar. Jika durian sedang tidak musim, maka stok durian

akan terbatas atau harga jual durian akan lebih mahal.

vii. Gula Jawa

Standar harga bahan baku langsung gula jawa

selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan

sebesar Rp. 10.000 dengan rataan realisasi sebesar Rp.

8.833,3. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang

terjadi sebesar Rp. 303,33 dengan rataan persentase varians

sebesar 11,67 % yang dapat dikategorikan Favorable (F).

Hal ini dapat terjadi karena gula jawa dibeli di sentra

produsen gula jawa di dekat lokasi produksi wingko.

Page 57: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

43

Sehingga bisa mendapatkan harga yang lebih murah dari

standar harga gula jawa di pasaran.

b. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung

Analisis varians efisiensi bahan baku langsung rata-rata disajikan

dalam Tabel 8.

Tabel 8. Analisis Varians Rata-Rata Efisiensi Bahan Baku Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010

Nama Bahan Baku

Analisis Varians Rata-Rata Efisiensi Bahan Baku Standar

Kuantitas Realisasi Kuantitas

Standar Harga

Analisis Varians U/F Varians

(SQ) (AQ) (SP) (MUV) Kelapa 36 37 4.000 4.000 U -2,7 %

Gula Pasir 4 4,15 10.500 1.575 U -3,75 % Tepung Ketan 3 2,95 9.500 -475 F 1,67 %

Mentega 0,25 0,23 14.000 -280 F 8 % Nangka 0,25 0,29 10.000 400 U -16 % Durian 0,25 0,27 15.000 300 U -8 %

Gula Jawa 0,25 0,26 10.000 100 U -4 %

i. Kelapa

Standar efisiensi bahan baku langsung kelapa

selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan

sebesar 36 butir dengan rataan realisasi sebesar 37 butir

kelapa. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang

terjadi sebesar Rp. 4.000 dengan rataan persentase varians

sebesar 2,7 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U).

Varians ini disebabkan oleh realisasi penggunaan

kelapa yang melebihi standar. Hal ini dapat terjadi karena

adanya bonus yang diberikan setiap pembelian yang

dilakukan oleh pemilik UKM sendiri. Hal ini akan

berpengaruh terhadap kualitas wingko yang diproduksi.

Page 58: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

44

ii. Gula Pasir

Standar efisiensi bahan baku langsung gula pasir

selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan

sebesar 4 kg dengan rataan realisasi sebesar 4,15 kg.

Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi

sebesar Rp. 1.575 dengan rataan persentase varians sebesar

3,75 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians

ini dapat terjadi karena sering terjadi penambahan gula

pasir melebihi takaran yang telah distandarkan.

Penambahan ini dilakukan untuk mendapatkan rasa manis

yang tepat.

iii. Tepung Ketan

Standar efisiensi bahan baku langsung tepung ketan

selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan

sebesar 3 kg dengan rataan realisasi sebesar 2,95 kg.

Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi

sebesar Rp. 475 dengan rataan persentase varians sebesar

1,67 % yang dapat dikategorikan Favorable (F). Varians

ini dapat terjadi karena sering dilakukan pengurangan

takaran komposisi tepung ketan ke dalam adonan.

Pengurangan komposisi ini bertujuan untuk mendapatkan

tekstur adonan yang tepat.

iv. Mentega

Standar efisiensi bahan baku langsung mentega

selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan

sebesar 0,25 kg dengan rataan realisasi sebesar 0,23 kg.

Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi

sebesar Rp. 280 dengan rataan persentase varians sebesar 8

% yang dapat dikategorikan Favorable (F). Varians ini

disebabkan karena dilakukan pengurangan pada takaran

komposisi mentega. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan

Page 59: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

45

tekstur adonan yang tepat karena mentega berfungsi

sebagai bahan pengemulsi adonan.

v. Nangka

Standar efisiensi bahan baku langsung nangka

selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan

sebesar 0,25 kg dengan rataan realisasi sebesar 0,29 kg.

Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi

sebesar Rp. 400 dengan rataan persentase varians sebesar

16 % yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians

ini dipengaruhi oleh kualitas nangka dan adanya

persediaan nangka di pasaran.

vi. Durian

Standar efisiensi bahan baku langsung durian

selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan

sebesar 0,25 kg dengan rataan realisasi sebesar 0,27 kg.

Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi

sebesar Rp. 300 dengan rataan persentase varians sebesar 8

% yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini

dipengaruhi oleh kualitas durian yang dibeli dan adanya

persediaan durian di pasaran.

vii. Gula Jawa

Standar efisiensi bahan baku langsung gula jawa

selama 30 hari pada bulan Desember 2010 memiliki rataan

sebesar 0,25 kg dengan rataan realisasi sebesar 0,26 kg.

Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi

sebesar Rp. 100 dengan rataan persentase varians sebesar 4

% yang dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini

diakibatkan penggunaan gula jawa yang melebihi takaran

standar. Hal ini dapat terjadi karena dilakukan penambahan

gula jawa untuk mendapatkan rasa manis khas gula jawa

yang tepat.

Page 60: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

46

c. Analisis Varians Total Bahan Baku Langsung

Analisis varians total bahan baku langsung menggabungkan antara

varians harga dan varians efisiensi dari bahan baku langsung.

Analisis varians total bahan baku langsung dalam satu kali

produksi rata-rata selama bulan Desember 2010 disajikan dalam

Tabel 9.

Tabel 9. Analisis Varians Total Rata-Rata Bahan Baku Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang per Produksi Bulan Desember 2010

Nama Bahan Baku

Biaya Standar

Biaya Aktual Analisis

Varians U/F Varians (SP x SQ) (AP x AQ)

Kelapa 144.000 145.533,21 1.533,21 U -1,06% Gula Pasir 42.000 42.330 330 U -0,79%

Tepung Ketan 28.500 32.155 3.655 U -12,82% Mentega 3.500 4.013,5 513,5 U -14,67% Nangka 2.500 3.219 719 U -28,76% Durian 3.750 5.805 2.055 U -54,80%

Gula Jawa 2.500 2.296,66 -203,33 F 8,13%

i. Kelapa

Biaya standar rata-rata bahan baku langsung kelapa

untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan

Desember 2010 sebesar Rp. 144.000 dengan realisasi

sebesar Rp. 145.533,21. Berdasarkan hasil analisis varians

total yang menggabungkan antara varians harga dan varians

efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 1.533,21 dengan

persentase varians sebesar 1,06 %. Varians total ini dapat

dikategorikan Unfavorable (U).

Varians ini disebabkan oleh realisasi efisiensi

penggunaan kelapa yang melebihi standar. Meskipun UKM

mendapatkan bahan baku kelapa dengan harga yang sama,

tetapi secara penggunaan dinilai tidak efisien.

Page 61: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

47

ii. Gula Pasir

Biaya standar rata-rata bahan baku langsung gula

pasir untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan

Desember 2010 sebesar Rp. 42.000 dengan realisasi

sebesar Rp. 42.330. Berdasarkan hasil analisis varians total

yang menggabungkan antara varians harga dan varians

efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 330 dengan

persentase varians sebesar 0,79 %. Varians total ini dapat

dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini disebabkan

oleh penggunaan gula pasir yang tidak efisien meskipun

UKM membelinya dengan harga yang lebih murah dari

standar.

iii. Tepung Ketan

Biaya standar rata-rata bahan baku langsung tepung

ketan untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan

Desember 2010 sebesar Rp. 28.500 dengan realisasi

sebesar Rp. 32.155. Berdasarkan hasil analisis varians total

yang menggabungkan antara varians harga dan varians

efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 3.655 dengan

persentase varians sebesar 12,82 %. Varians total ini dapat

dikategorikan Unfavorable (U). Varians yang terjadi

disebabkan oleh harga beli rata-rata tepung ketan lebih

tinggi dari standar meskipun penggunaan tepung ketan

sudah efisien.

iv. Mentega

Biaya standar rata-rata bahan baku langsung

mentega untuk satu kali produksi selama 30 hari pada

bulan Desember 2010 sebesar Rp. 3.500 dengan realisasi

sebesar Rp. 4.013,5. Berdasarkan hasil analisis varians

total yang menggabungkan antara varians harga dan

varians efisiensi, varians yang terjadi sebesar Rp. 513,5

dengan persentase varians sebesar 14,67 %. Varians total

Page 62: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

48

ini dapat dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini

disebabkan oleh harga beli mentega yang lebih tinggi dari

standar.

v. Nangka

Biaya standar rata-rata bahan baku langsung nangka

untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan

Desember 2010 sebesar Rp. 2.500 dengan realisasi sebesar

Rp. 3.219. Berdasarkan hasil analisis varians total yang

menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi,

varians yang terjadi sebesar Rp. 719 dengan persentase

varians sebesar 28,76 %. Varians total ini dapat

dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini disebabkan

oleh harga bahan baku yang melebihi standar dan

penggunaan nangka yang tidak efisien karena lebih banyak

dari standar.

vi. Durian

Biaya standar rata-rata bahan baku langsung durian

untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan

Desember 2010 sebesar Rp. 3.750 dengan realisasi sebesar

Rp. 5.805. Berdasarkan hasil analisis varians total yang

menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi,

varians yang terjadi sebesar Rp. 2.055 dengan persentase

varians sebesar 54,8 %. Varians total ini dapat

dikategorikan Unfavorable (U). Hal ini disebabkan oleh

harga durian yang sangat tinggi melebihi harga standar

yang ditetapkan oleh UKM. Selain itu, penggunaan bahan

baku yang tidak efisien juga menjadi penyebab pada

varians total bahan baku durian.

vii. Gula Jawa

Biaya standar rata-rata bahan baku langsung gula

jawa untuk satu kali produksi selama 30 hari pada bulan

Desember 2010 sebesar Rp. 2.500 dengan realisasi sebesar

Page 63: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

49

Rp. 2.296,66. Berdasarkan hasil analisis varians total yang

menggabungkan antara varians harga dan varians efisiensi,

varians yang terjadi sebesar Rp. 203,33 dengan persentase

varians sebesar 8,13 %. Varians total ini dapat

dikategorikan Favorable (F). Varians yang terjadi pada

gula jawa ini disebabkan oleh harga beli gula jawa yang

lebih rendah dari standar. Hal ini dapat terjadi karena gula

jawa dibeli di dekat lokasi produksi yang merupakan sentra

produsen gula jawa.

4.6.2. Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung

Analisis varians tenaga kerja langsung terdiri dari varians tarif

tenaga kerja langsung dan varians efisiensi tenaga kerja langsung.

a. Analisis Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung

Analisis varians tarif tenaga kerja langsung rata-rata disajikan

dalam Tabel 10.

Tabel 10. Analisis Varians Rata-Rata Tarif Tenaga Kerja Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010

Jenis Varians

Analisis Varians Rata-Rata Tarif TKL Tarif Upah

Standar Tarif Upah

Aktual Jam TKL Analisis Varians U/F Varians per Jam per Jam Aktual

(SR) (AR) (AH) (LRV)

Tarif TKL

8.150

6.660

3,8

-5.662

F

18,3 %

Tenaga kerja langsung memiliki tarif upah standar sebesar

Rp. 8.150 per jam dengan rataan realisasi sebesar Rp. 6.660 per

jam. Proses produksi yang dilaksanakan memiliki standar waktu

selama 3 jam dan jam tenaga kerja langsung aktual sebesar 3,8

jam. Berdasarkan hasil analisis varians, varians yang terjadi

sebesar Rp. 5.662 dengan persentase varians sebesar 18,3 % dan

dikategorikan Favorable (F). Hal ini disebabkan karena tarif

upah aktual per jam kurang dari tarif upah standar per jam. Pada

Page 64: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

50

setiap hari Sabtu, tenaga kerja dibayar dengan upah yang lebih

tinggi Rp. 5.000 dari hari biasa.

b. Analisis Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung

Analisis varians efisiensi tenaga kerja langsung rata-rata disajikan

dalam Tabel 11.

Tabel 11. Analisis Varians Rata-Rata Efisiensi Tenaga Kerja Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010

Jenis Varians

Analisis Varians Rata-Rata Efisiensi TKL

Jam TKL Jam TKL Tarif Upah

Standar Analisis Varians U/F Varians Standar Aktual per Jam

(SH) (AH) (SR) (LEV)

Efisiensi TKL

3

3,8

8.150

6.520

U

-26,7%

Tenaga kerja langsung memiliki jam kerja standar selama 3

jam dengan rataan realisasi selama 3,8 jam. Berdasarkan hasil

analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 6.520 dengan

persentase varians sebesar 26,7 % dan dikategorikan Unfavorable

(U). Hal ini disebabkan oleh jam kerja aktual lebih lama daripada

jam kerja standar yang seharusnya terjadi. Gangguan terhadap hal

teknis seperti penundaan kerja yang tidak dapat dihindari sangat

mempengaruhi jam tenaga kerja langsung aktual.

4.6.3. Analisis Varians Overhead

Overhead pabrik UKM Wingko Cap Kapal Terbang dihitung

selama satu bulan atau 30 hari selama bulan Desember 2010. Analisis

varians overhead terbagi menjadi varians overhead variabel dan

varians overhead tetap.

a. Varians Overhead Variabel

Overhead variabel yang digunakan yaitu kemasan berlogo, kertas

minya, gas LPG dengan ukuran tabung 3 kg dan air galon.

Analisis varians overhead variabel terdiri dari varians pengeluaran

overhead variabel dan varians efisiensi overhead variabel.

Page 65: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

51

1. Varians Pengeluaran Overhead Variabel

Analisis varians pengeluaran overhead variabel selama

bulan Desember 2010 disajikan dalam Tabel 12.

Tabel 12. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel Produksi Wingko Selama Bulan Desember 2010

Jenis

Tarif Standar

Tarif Aktual Jam

TKL Aktual

Analisis Varians U/F Varians Overhead

Variabel Overhead Variabel

(SVOR) (AVOR) (AH) (VPOV)

Kemasan Berlogo

1.312.500

1.305.000 3,8 -28.500 F 0,6 %

Kertas Minyak

210.000

300.000 3,8 342.000 U -42,9 %

Gas LPG 3 kg

405.000

350.000 3,8 -209.000 F 13,6 %

Air

540.000

270.000 3,8 -1.026.000 F 50 %

i. Kemasan Berlogo

Tarif standar pengeluaran kemasan berlogo selama

30 hari pada bulan Desember 2010 yaitu sebesar Rp.

1.312.500 dengan realisasi sebesar Rp. 1.305.000.

Berdasarkan analisis varians, varians yang terjadi sebesar

Rp. 28.500 dengan persentase varians sebesar 0,6 % yang

dapat dikategorikan Favorable (F). Varians ini disebabkan

oleh adanya diskon yang diberikan dari percetakan

terhadap kemasan berlogo untuk UKM Wingko Cap

Kapal Terbang karena memesan dalam jumlah yang besar.

ii. Kertas Minyak

Tarif standar pengeluaran kertas minyak selama 30

hari pada bulan Desember 2010 yaitu sebesar Rp. 210.000

dengan realisasi sebesar Rp. 300.000. Berdasarkan hasil

analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 342.000

Page 66: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

52

dengan persentase varians sebesar 42,9 % yang dapat

dikategorikan Unfavorable (U). Varians ini disebabkan

oleh penggunaan kertas minyak yang tidak sesuai dengan

ukuran standar yang seharusnya. Kertas minyak seringkali

sobek dan adanya sisa dari kertas minyak yang dibuang.

iii. Gas LPG 3 kg

Tarif standar pengeluaran gas LPG selama 30 hari

pada bulan Desember 2010 yaitu sebesar Rp. 405.000

dengan realisasi sebesar Rp. 350.000. Berdasarkan hasil

analisis varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 209.000

dengan rataan persentase varians sebesar 13,6 % yang

dapat dikategorikan Favorable (F). Hal ini dapat terjadi

karena pada setiap kali produksi, standar gas LPG yang

dipakai sebanyak satu tabung. Tetapi pada realisasinya,

setiap kali produksi satu tabung gas LPG tidak semuanya

habis terpakai. Sisa gas LPG dapat digunakan untuk

kegiatan produksi selanjutnya.

iv. Air

Tarif standar pengeluaran air selama 30 hari pada

bulan Desember 2010 yaitu sebesar Rp. 540.000 dengan

realisasi sebesar Rp. 270.000. Berdasarkan hasil analisis

varians, varians yang terjadi sebesar Rp. 1.026.000 dengan

rataan persentase varians sebesar 50 % yang dapat

dikategorikan Favorable (F). Hal ini dapat terjadi karena

penggunaan air UKM Wingko Cap Kapal Terbang

menghemat 50 % dari standar karena pada proses produksi

sebagian menggunakan sumber mata air di lokasi produksi.

Page 67: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

53

2. Varians Efisiensi Overhead Variabel

Analisis varians efisiensi overhead variabel selama satu

bulan Desember 2010 disajikan dalam Tabel 13.

Tabel 13. Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel Produksi Wingko Selama Bulan Desember 2010

Jenis

Jam TKL

Jam TKL

Tarif Standar Analisis

Varians U/F Varians Standar Aktual Overhead Variabel

(SH) (AH) (SVOR) (VEOV) Kemasan Berlogo 3 3,8 1.312.500 1.050.000 U -26,7% Kertas Minyak 3 3,8 210.000 168.000 U -26,7%

Gas LPG 3 kg 3 3,8 405.000 324.000 U -26,7% Air 3 3,8 540.000 432.000 U -26,7%

Perhitungan varians efisiensi overhead variabel

produksi wingko selama bulan Desember 2010 memiliki

varians sebesar 26,7 % yang dapat dikategorikan

Unfavorable (U). Varians ini dapat terjadi karena

dipengaruhi oleh penggunaan tenaga kerja langsung yang

tidak efisien. Jam kerja aktual melebihi standarnya karena

kurangnya keterampilan tenaga kerja dan hal teknis lain

yang mempengaruhi proses produksi wingko.

b. Varians Overhead Tetap

Overhead tetap yang digunakan yaitu berupa biaya

penyusutan oven. Pada perhitungan overhead tetap

menggunakan metode perhitungan garis lurus dengan cara

mengurangi antara nilai perolehan oven dengan nilai sisa

kemudian dibagi dengan umur ekonomis dari penggunaan

oven dalam produksi wingko. Dari hasil perhitungan

didapatkan tarif penyusutan oven sebesar Rp. 500 per hari.

Hasil analisis varians dari overhead tetap yaitu sebesar 0 atau

tidak ada varians yang terjadi.

Page 68: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

54

4.7. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang dilakukan yaitu menggunakan uji t (t-test) dengan

bantuan SPSS 16 for Windows. Uji t ini dilakukan untuk menganalisis apakah

varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual masih dalam

batas pengendalian. Pengujian ini dilakukan untuk menindaklanjuti fungsi

manajemen di UKM Wingko Cap Kapal Terbang sebagai pengendalian dan

pengawasan terhadap komponen-komponen biaya produksi. Hasil dari uji t

terhadap komponen-komponen biaya produksi dijelaskan sebagai berikut.

4.7.1. Uji Hipotesis Bahan Baku Langsung

i. Hasil dari uji t pada varians harga kelapa untuk produksi wingko di

UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung sebesar -1,495

dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan

adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t

menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0 diterima,

sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya

masih dalam batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada

Lampiran 23.

Hasil dari uji t pada varians efisiensi kelapa untuk produksi

wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung

sebesar 7,077 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α)

yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil

dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0

ditolak, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan

realisasinya diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat

dilihat pada Lampiran 24.

ii. Hasil dari uji t pada varians harga gula pasir untuk produksi

wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung

sebesar -4,039 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α)

yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil

dari uji t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0

diterima, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan

Page 69: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

55

realisasinya masih dalam batas pengendalian. Hasil pengujian dapat

dilihat pada Lampiran 25.

Hasil dari uji t pada varians efisiensi gula pasir untuk

produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t

hitung sebesar 16,155 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan

(α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29.

Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0

ditolak, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan

realisasinya diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat

dilihat pada Lampiran 26.

iii. Hasil dari uji t pada varians harga tepung ketan untuk produksi

wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung

sebesar 11,366 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α)

yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil

dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0

ditolak, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan

realisasinya diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat

dilihat pada Lampiran 27.

Hasil dari uji t pada varians efisiensi tepung ketan untuk

produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t

hitung sebesar -1,898 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan

(α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29.

Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0

diterima, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan

realisasinya masih dalam batas pengendalian. Hasil pengujian dapat

dilihat pada Lampiran 28.

iv. Hasil dari uji t pada varians harga mentega untuk produksi wingko

di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung sebesar

35,591 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α) yang

digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji

t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak,

sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya

Page 70: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

56

diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada

Lampiran 29.

Hasil dari uji t pada varians efisiensi mentega untuk

produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t

hitung sebesar -2,841 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan

(α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29.

Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0

diterima, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan

realisasinya masih dalam batas pengendalian. Hasil pengujian dapat

dilihat pada Lampiran 30.

v. Hasil dari uji t pada varians harga nangka untuk produksi wingko

di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung sebesar 4,039

dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan

adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t

menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak,

sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya

diluar batas pengendalian. Hal ini dapat disebabkan karena nangka

sangat tergantung dengan musim. Hasil pengujian dapat dilihat

pada Lampiran 31.

Hasil dari uji t pada varians efisiensi nangka untuk produksi

wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung

sebesar 1,928 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α)

yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil

dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0

ditolak, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan

realisasinya diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat

dilihat pada Lampiran 32.

vi. Hasil dari uji t pada varians harga durian untuk produksi wingko di

UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung sebesar 6,854

dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan

adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji t

menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak,

sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya

Page 71: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

57

diluar batas pengendalian. Hal ini dapat disebabkan karena durian

sangat tergantung dengan musim. Hasil pengujian dapat dilihat

pada Lampiran 33.

Hasil dari uji t pada varians efisiensi durian untuk produksi

wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung

sebesar 0,760 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α)

yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil

dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0

ditolak, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan

realisasinya diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat

dilihat pada Lampiran 34.

vii. Hasil dari uji t pada varians harga gula jawa untuk produksi wingko

di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t hitung sebesar -

26,655 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan (α) yang

digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil dari uji

t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0 diterima,

sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya

masih dalam batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada

Lampiran 35.

Hasil dari uji t pada varians efisiensi gula jawa untuk

produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t

hitung sebesar 1,099 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan

(α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29.

Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0

ditolak, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan

realisasinya diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat

dilihat pada Lampiran 36.

Hasil uji hipotesis menunjukkan varians harga dan efisiensi

yang terjadi pada proses produksi wingko di UKM Wingko Cap

Kapal Terbang. Uji hipotesis tersebut menunjukkan apakah varians

masih dalam batas pengendalian atau diluar batas pengendalian.

UKM harus mengambil tindakan jika varians yang terjadi diluar

batas pengendalian.

Page 72: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

58

Dari hasil uji hipotesis tersebut diketahui bahwa varians

bahan baku yang masih dalam batas pengendalian yaitu kelapa,

gula pasir, tepung ketan, mentega, dan gula jawa. Sedangkan

varians bahan baku yang diluar batas pengendalian yaitu nangka

dan durian.

Tindakan yang perlu diambil jika varians diluar batas

pengendalian yaitu dengan mencari bahan baku yang memiliki

harga beli yang lebih murah dari standar yang telah ditetapkan.

UKM juga harus menggunakan bahan baku yang sesuai takaran.

Tindakan yang perlu diambil jika varians masih dalam batas

pengendalian yaitu dengan melakukan pengawasan yang efektif

terhadap pelaksanaan produksi wingko dari awal sampai akhir.

4.7.2. Uji Hipotesis Tenaga Kerja Langsung

Hasil dari uji t pada varians tarif tenaga kerja langsung untuk

produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang diperoleh t

hitung sebesar -11,512 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf signifikan

(α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 29. Hasil

dari uji t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0 diterima,

sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan realisasinya

masih dalam batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat pada

Lampiran 37.

Hasil dari uji t pada varians efisiensi tenaga kerja langsung

untuk produksi wingko di UKM Wingko Cap Kapal Terbang

diperoleh t hitung sebesar 17,588 dan t tabel sebesar 0,042 dengan taraf

signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df)

29. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0

ditolak, sehingga varians yang terjadi antara biaya standar dan

realisasinya diluar batas pengendalian. Hasil pengujian dapat dilihat

pada Lampiran 38.

Page 73: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

59

4.7.3. Uji Hipotesis Overhead Pabrik

Varians yang terjadi pada overhead tetap dan overhead variabel

tidak dilakukan uji menggunakan t test. Biaya standar digunakan

untuk bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Sedangkan

untuk biaya overhead pabrik, standar tidak disiapkan untuk satu satuan

hasil produksi tetapi untuk seluruh jumlah produksi yang meliputi

jangka waktu tertentu. Jangka waktu tertentu yang dimaksud yaitu

selama bulan Desember 2010. Jadi varians dihitung menggunakan

analisis varians dengan hasil pada Lampiran 33, 34, dan 35.

4.8. Implikasi Manajerial

Hasil penelitian tentang biaya produksi UKM Wingko Babat Cap Kapal

Terbang menunjukkan bahwa banyak terjadi varians antara biaya standar

dengan biaya aktualnya. Berdasarkan analisis varians, harga beli dan efisiensi

penggunaan bahan baku mengalami varians yang cukup signifikan. Varians

yang terjadi pada harga disebabkan karena bahan baku dibeli dengan harga

yang lebih tinggi dari harga yang telah ditetapkan. Sedangkan varians pada

efisiensi disebabkan karena sering terjadi penambahan bahan baku yang

melebihi takaran yang telah distandarkan. Sebaiknya pada proses produksi,

penggunaan bahan baku harus sesuai dengan yang telah distandarkan karena

akan mempengaruhi hasil jadi wingko yang diproduksi. Varians yang terjadi

pada tarif tenaga kerja langsung disebabkan karena adanya penundaan kerja

yang tidak dapat dihindari. UKM Wingko Cap Kapal Terbang sebaiknya

harus mempersiapkan semua bahan baku dan overhead pabrik sebelum proses

produksi dimulai. Sehingga proses produksi dapat berjalan secara efisien.

Adanya spesialisasi pekerjaan dalam produksi wingko dapat membantu agar

jam tenaga kerja sesuai standar. Varians pada overhead variabel disebabkan

oleh adanya pemborosan dalam penggunaan kertas minyak.

Berdasarkan analisis t test diperoleh bahwa varians yang terjadi

dikategorikan masih dalam batas pengendalian dan diluar batas pengendalian.

Jika varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian, UKM harus tetap

melakukan pengawasan dalam proses produksi mulai dari awal hingga akhir

produksi. Hal ini perlu dilakukan agar varians yang terjadi tidak terlalu besar

Page 74: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

60

dan tidak merugikan UKM Wingko Cap Kapal Terbang. UKM juga harus

melakukan tindakan jika varians yang terjadi diluar batas pengendalian. UKM

harus mendapatkan harga beli bahan baku yang lebih rendah dari yang telah

distandarkan dengan kualitas yang sesuai. Hal tersebut perlu dilakukan

sebagai solusi varians yang terjadi pada harga. Tindakan lainnya yaitu UKM

harus menggunakan komposisi sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Hal

tersebut perlu dilakukan untuk menanggulangi varians yang terjadi pada

efisiensi bahan baku.

Page 75: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UKM Wingko

Cap Kapal Terbang terhadap standar yang seharusnya terjadi dengan realisasi

yang sebenarnya terjadi, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai

berikut:

a. Standar biaya produksi di UKM Wingko Cap Kapal Terbang terdiri dari

standar biaya bahan baku langsung, standar biaya tenaga kerja langsung,

dan standar biaya overhead pabrik. Standar biaya bahan baku langsung

terdiri dari standar harga dan standar efisiensi penggunaan bahan baku

langsung. Standar harga bahan baku langsung ditetapkan oleh UKM,

Disperindag Kota Semarang, dan beberapa toko bahan baku. Sedangkan

untuk penerapan standar efisiensi bahan baku langsung ditetapkan oleh

UKM Wingko Cap Kapal Terbang sendiri berdasarkan komposisi produk

wingko. Biaya standar yang diterapkan oleh UKM Wingko dalam satu

kali produksi untuk bahan baku kelapa sebesar Rp. 144.000, bahan baku

gula pasir sebesar Rp. 42.000, tepung ketan sebesar Rp. 28.500, mentega

Rp. 3.500, nangka sebesar Rp. 2.500, durian sebesar Rp. 3.750, dan gula

jawa sebesar Rp. 2.500. Standar biaya tenaga kerja langsung terdiri dari

standar tarif dan standar efisiensi tenaga kerja langsung. Standar ini

ditetapkan UKM. Tarif upah standar tenaga kerja langsung per jam

sebesar Rp. 8.150 dengan jam tenaga kerja langsung standar selama tiga

jam. Sedangkan untuk standar overhead pabrik terbagi lagi menjadi

standar overhead tetap berupa tarif penyusutan alat produksi dan standar

overhead variabel berupa standar pengeluaran dan standar efisiensi. Biaya

standar overhead variabel dalam satu bulan selama bulan Desember 2010

yaitu biaya kemasan berlogo sebesar Rp. 1.312.500, kertas minyak

sebesar Rp. 210.000, gas sebesar Rp. 405.000, dan air sebesar Rp.

540.000. Biaya overhead tetap berupa tarif penyusutan oven sebesar Rp.

500 per harinya.

Page 76: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

62

b. Analisis varians digunakan untuk menghitung varians yang terjadi antara

biaya standar dan biaya aktual dari bahan baku langsung, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead. Dari hasil analisis varians diketahui

bahwa kelapa memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 1.533,21 dengan

persentase 1,06 %. Gula pasir memiliki varians unfavorable sebesar

Rp. 330 dengan persentase 0,79 %. Tepung ketan memiliki varians

unfavorable sebesar Rp. 3.655 dengan persentase 12,82 %. Mentega

memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 513,5 dengan persentase 14,67

%. Pada nangka varians unfavorable sebesar Rp. 719 dengan persentase

28,76 %. Durian memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 2.055 dengan

persentase 54,80 %. Bahan baku gula jawa yang memiliki varians

favorable sebesar Rp. 203,33 dengan persentase 8,13 %. Hasil analisis

varians untuk tenaga kerja langsung menunjukkan bahwa tarif memiliki

varians favorable sebesar Rp. 5.662 dengan persentase 18,3 %. Efisiensi

memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 6.520 dengan persentase 26,7

%. Analisis varians untuk overhead variabel dihitung berdasarkan biaya

overhead variabel selama satu bulan pada bulan Desember 2010. Hasil

analisis varians overhead variabel menunjukkan bahwa biaya kemasan

berlogo memiliki varians favorable sebesar Rp. 28.500 dengan

persentase 0,6 %. Biaya kertas minyak memiliki varians unfavorable

sebesar Rp. 342.000 dengan persentase 42,9 %. Gas memiliki varians

favorable sebesar Rp. 209.000 dengan persentase 13,6 %. Air memiliki

varians favorable sebesar Rp. 1.026.000 dengan persentase 50 %.

c. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t, disimpulkan

bahwa varians untuk bahan baku langsung yang masih dalam batas

pengendalian yaitu kelapa, gula pasir, tepung ketan, mentega, dan gula

jawa. Sedangkan varians bahan baku yang diluar batas pengendalian yaitu

nangka dan durian. Uji hipotesis pada varians tenaga kerja langsung

terhadap tarif tenaga kerja langsung masih dalam batas pengendalian

manajemen, sedangkan varians terhadap efisiensi tenaga kerja langsung

diluar batas pengendalian manajemen. Varians yang terjadi pada overhead

Page 77: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

63

tetap dan overhead variabel tidak dilakukan uji menggunakan t test karena

data dihitung selama satu bulan selama bulan Desember 2010.

2. Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:

a. Apabila varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen,

hal ini harus tetap mendapat perhatian dari manajemen pihak UKM

Wingko Cap Kapal Terbang terutama komponen harga beli dan efisiensi.

Tindakan yang harus diambil jika varians masih batas pengendalian yaitu

dengan melakukan kontrol atau pengawasan terhadap proses produksi

mulai dari awal hingga akhir produksi. Hal ini bertujuan agar varians

yang terjadi antara standar yang seharusnya dengan realisasi yang terjadi

tidak terlalu besar dan manajemen dapat mengantisipasi kemungkinan

yang terjadi karena akan mempengaruhi harga jual wingko dan laba yang

akan didapatkan UKM Wingko Cap Kapal Terbang. Tindakan yang perlu

diambil jika varians diluar batas pengendalian yaitu dengan mencari

bahan baku yang memiliki harga beli yang lebih murah dari standar yang

telah ditetapkan.

b. UKM harus menggunakan komposisi bahan baku langsung yang sesuai

dengan takaran yang telah distandarkan karena akan mempengaruhi hasil

jadi wingko yang diproduksi.

c. Standar yang ditetapkan oleh UKM yang berkaitan dengan harga

sebaiknya dilakukan penyesuaian karena adanya faktor musim,

ketersediaan bahan baku, dan inflasi.

Page 78: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

DAFTAR PUSTAKA

Adi, M. K. 2007. Analisis Usaha Kecil dan Menengah. Andi Ofset, Yogyakarta.

Bustami dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Hansen, D. R. and Maryanne M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen Edisi Tujuh. Dewi Fitriasari dan Deny A. Kwary, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Management Accounting Seventh Edition.

Horngren, C. T., Srikant M. Datar, George Foster. 2008. Akuntansi Biaya; Penekanan Manajerial Edisi Sebelas. Desi Adhariani, penerjemah. Jakarta: Indeks. Terjemahan dari: Cost Accounting; A Managerial Emphasis Eleventh Edition.

Kuswadi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya Edisi 5. Aditya Media, Yogyakarta.

Nafarin. 2003. Akuntansi; Pendekatan Siklus dan Pajak untuk Perusahaan Industri dan Dagang. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.

Primiana, I. 2009. Menggerakkan Sektor Riil UKM dan Industri. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Rony, H. 1990. Akuntansi Biaya; Pengantar untuk Perencanaan dan Pengendalian Biaya Produksi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Santosa, P. B. dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Andi Offset, Yogyakarta.

Sembiring, Y. dan Rivai Wirasasmita. 1991. Pengendalian Biaya. CV. Pionir Jaya, Bandung.

Vitasari, P. 2007. Penerapan Analisis Varians sebagai Kontrol Efisiensi Biaya Produksi pada PT. Mubarokfood Cipta Delicia Kudus. Skripsi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Wibowo, S. 2008. Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil. Penebar Swadaya, Depok.

http://www.vivanews.com. [3 September 2010]

Page 79: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

 

 

Page 80: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

Lampiran 1. Kuesioner Wawancara

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN

BIAYA PRODUKSI

(Studi Kasus: UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang)

Dalam rangka memenuhi tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana,

saya Winda Ayubudi Wulan Ksheshariani (H24070035) mahasiswa Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor,

memohon kesediaan Ibu untuk melakukan wawancara guna penelitian saya. Saya

melakukan wawancara ini sebagai data primer dalam penelitian saya yang

berjudul Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi

Kasus: UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang).

A. Sumber Informasi

1. Pemilik UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang.

2. Bagian Produksi UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang.

B. Daftar Pertanyaan

1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Bagaimana sejarah dan perkembangan UKM Wingko Babat Cap

Kapal Terbang Semarang?

b. Apa visi dan misi UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang

Semarang?

c. Bagaimana struktur organisasi UKM Wingko Babat Cap Kapal

Terbang Semarang?

2. Konsep Biaya Standar

a. Apa saja komposisi dalam pembuatan wingko babat?

b. Apakah bahan baku yang digunakan diperoleh dengan cara membeli

semua dari pemasok atau ada yang diproduksi sendiri?

c. Bagaimana caranya agar memperoleh (membeli) bahan baku dengan

harga yang wajar?

Page 81: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

66

Lanjutan Lampiran 1.

d. Apakah dasar dalam menentukan tarif upah yang akan dibayarkan

kepada tenaga kerja?

e. Bagaimana sistem pembayaran upah tenaga kerja?

f. Berapa lama waktu standar yang diperlukan untuk memproduksi

wingko babat?

g. Apakah dasar dalam menentukan tarif biaya overhead pabrik?

Page 82: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

67

Lampiran 2. Struktur Organisasi UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang

Pemilik

Edi Sulistyono

Penanggung Jawab

Djuliana

Karyawan Karyawan Karyawan

Page 83: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

68

Lampiran 3. Realisasi Harga Beli Bahan Baku Wingko Bulan Desember 2010

Tanggal Nama Bahan Baku (dalam rupiah)

Kelapa Gula Pasir Tepung Ketan Mentega Nangka Durian Gula Jawa (butir) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)

1 5000 10000 10000 18000 9000 12500 8500 2 5000 10000 10000 18000 9000 12500 8500 3 5000 10000 10000 18000 9000 12500 8500 4 4000 10000 10000 18000 9000 12500 8500 5 4000 10000 10000 18000 9000 20000 8500 6 3800 10000 10000 18000 9000 20000 8500 7 3800 10000 10000 17500 9000 20000 8500 8 3800 10000 10000 17500 9000 20000 8500 9 3800 10000 10000 17500 9000 20000 8500

10 3800 10000 10000 17500 12000 20000 8500 11 3800 10000 11000 17500 12000 25000 9000 12 3800 10000 11000 17500 12000 25000 9000 13 3800 10000 11000 16000 12000 25000 9000 14 3800 10000 11000 16000 12000 25000 9000 15 3800 10000 11000 16000 12000 25000 9000 16 3800 10000 11000 17500 12000 30000 9000 17 3800 10000 11500 17500 12000 30000 9000 18 3800 10000 11500 17500 12000 30000 9000 19 3800 10000 11500 17500 12000 30000 9000 20 3800 10000 11500 17500 12000 30000 9000 21 3800 10000 11500 17500 12000 20000 9000 22 3800 10000 11500 17500 12000 20000 9000 23 3800 10000 11500 17500 12000 20000 9000 24 3800 10000 11500 17500 12000 20000 9000 25 3800 11000 11500 17500 12000 20000 9000 26 3800 11000 11500 17500 12000 20000 9000 27 3800 11000 11500 17500 12000 20000 9000 28 3800 11000 11500 17500 12000 20000 9000 29 3800 11000 11500 17500 12000 20000 9000 30 3800 11000 11500 17500 12000 20000 9000

Sumber: Data UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang

Page 84: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

69

Lampiran 4. Realisasi Kuantitas Bahan Baku Wingko Bulan Desember 2010

Tanggal Nama Bahan Baku

Kelapa Gula Pasir Tepung Ketan Mentega Nangka Durian Gula Jawa (butir) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)

1 37 4,2 2,9 0,2 0,4 0,3 0,3 2 36 4.1 3,1 0,2 0,4 0,5 0,2 3 36 4,2 3,2 0,3 0,4 0,3 0,3 4 36 4,2 3,1 0,2 0,4 0,5 0,3 5 37 4,1 2,9 0,2 0,4 0,3 0,2 6 37 4,1 2,8 0,2 0,5 0,4 0,3 7 37 4,1 2,8 0,2 0,4 0,4 0,2 8 37 4,2 2,9 0,3 0,5 0,6 0,2 9 37 4,1 2,9 0,2 0,5 0,3 0,2

10 37 4,1 2,9 0,2 0,3 0,3 0,3 11 36 4,1 3,1 0,2 0,3 0,3 0,3 12 36 4,1 3,1 0,3 0,4 0,3 0,3 13 37 4,2 2,8 0,2 0,3 0,3 0,2 14 37 4,2 2,9 0,2 0,3 0,2 0,3 15 36 4,1 3,1 0,2 0,3 0,2 0,3 16 37 4,2 2,9 0,2 0,2 0 0,3 17 36 4,2 3,1 0,3 0,2 0 0,3 18 36 4,1 3,1 0,3 0,2 0 0,3 19 36 4,2 3,1 0,3 0,2 0 0,3 20 37 4,2 2,9 0,2 0,3 0,2 0,2 21 37 4,2 2,8 0,3 0 0,3 0,2 22 37 4,2 2,8 0,3 0 0,3 0,2 23 37 4,1 2,9 0,2 0 0,3 0,3 24 37 4,1 2,9 0,2 0,3 0,2 0,2 25 37 4,2 2,9 0,2 0,3 0,3 0,2 26 37 4,1 2,8 0,2 0,3 0,3 0,2 27 36 4,2 3,1 0,2 0,3 0,2 0,3 28 37 4,1 2.9 0,2 0,2 0,4 0,3 29 36 4,1 2,9 0,2 0,3 0,2 0,3 30 37 4,2 3,1 0,2 0,3 0,2 0,3

Sumber: Data UKM Wingko Cap Kapal Terbang

Page 85: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

70

Lampiran 5. Analisis Varians Harga Bahan Baku Kelapa UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010

Tanggal Bahan Baku Kelapa

Standar Harga Realisasi Harga Kuantitas Aktual Analisis Varians U/F Penyimpangan (SP) (AP) (AQ) (MPV)

1 4000 5000 36 36000 U -25% 2 4000 5000 36 36000 U -25% 3 4000 5000 36 36000 U -25% 4 4500 4000 36 -18000 F 11% 5 4500 4000 36 -18000 F 11% 6 4000 3800 36 -7200 F 5% 7 4000 3800 36 -7200 F 5% 8 4000 3800 36 -7200 F 5% 9 4000 3800 36 -7200 F 5%

10 4000 3800 36 -7200 F 5% 11 4000 3800 36 -7200 F 5% 12 4000 3800 36 -7200 F 5% 13 4000 3800 36 -7200 F 5% 14 4000 3800 36 -7200 F 5% 15 4000 3800 36 -7200 F 5% 16 4000 3800 36 -7200 F 5% 17 4000 3800 36 -7200 F 5% 18 4000 3800 36 -7200 F 5% 19 4000 3800 36 -7200 F 5% 20 4000 3800 36 -7200 F 5% 21 4000 3800 36 -7200 F 5% 22 4000 3800 36 -7200 F 5% 23 4000 3800 36 -7200 F 5% 24 4000 3800 36 -7200 F 5% 25 4000 3800 36 -7200 F 5% 26 4000 3800 36 -7200 F 5% 27 4000 3800 36 -7200 F 5% 28 4000 3800 36 -7200 F 5% 29 4000 3800 36 -7200 F 5% 30 4000 3800 36 -7200 F 5%

Page 86: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

71

Lampiran 6. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Kelapa UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010

Tanggal

Bahan Baku Kelapa

Standar Kuantitas Realisasi Kuantitas Standar Harga Analisis Varians U/F Penyimpangan

(SQ) (AQ) (SP) (MUV) 1 36 37 4000 4000 U -3% 2 36 36 4000 0 F 0% 3 36 36 4000 0 F 0% 4 36 36 4500 0 F 0% 5 36 37 4500 4500 U -3% 6 36 37 4000 4000 U -3% 7 36 37 4000 4000 U -3% 8 36 37 4000 4000 U -3% 9 36 37 4000 4000 U -3%

10 36 37 4000 4000 U -3% 11 36 36 4000 0 F 0% 12 36 36 4000 0 F 0% 13 36 37 4000 4000 U -3% 14 36 37 4000 4000 U -3% 15 36 36 4000 0 F 0% 16 36 37 4000 4000 U -3% 17 36 36 4000 0 F 0% 18 36 36 4000 0 F 0% 19 36 36 4000 0 F 0% 20 36 37 4000 4000 U -3% 21 36 37 4000 4000 U -3% 22 36 37 4000 4000 U -3% 23 36 37 4000 4000 U -3% 24 36 37 4000 4000 U -3% 25 36 37 4000 4000 U -3% 26 36 37 4000 4000 U -3% 27 36 36 4000 0 F 0% 28 36 37 4000 4000 U -3% 29 36 36 4000 0 F 0% 30 36 37 4000 4000 U -3%

Page 87: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

72

Lampiran 7. Analisis Varians Harga Bahan Baku Gula Pasir UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010

Tanggal Bahan Baku Gula Pasir

Standar Harga Realisasi Harga Kuantitas Aktual Analisis Varians U/F Penyimpangan (SP) (AP) (AQ) (MPV)

1 10500 10000 4 -2000 F 5% 2 10500 10000 4 -2000 F 5% 3 10500 10000 4 -2000 F 5% 4 10500 10000 4 -2000 F 5% 5 10500 10000 4 -2000 F 5% 6 10500 10000 4 -2000 F 5% 7 10500 10000 4 -2000 F 5% 8 10500 10000 4 -2000 F 5% 9 10500 10000 4 -2000 F 5%

10 10500 10000 4 -2000 F 5% 11 10500 10000 4 -2000 F 5% 12 10500 10000 4 -2000 F 5% 13 10500 10000 4 -2000 F 5% 14 10500 10000 4 -2000 F 5% 15 10500 10000 4 -2000 F 5% 16 10500 10000 4 -2000 F 5% 17 10500 10000 4 -2000 F 5% 18 10500 10000 4 -2000 F 5% 19 10500 10000 4 -2000 F 5% 20 10500 10000 4 -2000 F 5% 21 10500 10000 4 -2000 F 5% 22 10500 10000 4 -2000 F 5% 23 10500 10000 4 -2000 F 5% 24 10500 10000 4 -2000 F 5% 25 10500 11000 4 2000 U -5% 26 10500 11000 4 2000 U -5% 27 10500 11000 4 2000 U -5% 28 10500 11000 4 2000 U -5% 29 10500 11000 4 2000 U -5% 30 10500 11000 4 2000 U -5%

Page 88: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

73

Lampiran 8. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Gula Pasir UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010

Tanggal

Bahan Baku Gula Pasir

Standar Kuantitas Realisasi Kuantitas Standar Harga Analisis Varians U/F Penyimpangan

(SQ) (AQ) (SP) (MUV) 1 4 4,2 10500 2100 U -5% 2 4 4.1 10500 1050 U -3% 3 4 4,2 10500 2100 U -5% 4 4 4,2 10500 2100 U -5% 5 4 4,1 10500 1050 U -2% 6 4 4,1 10500 1050 U -2% 7 4 4,1 10500 1050 U -2% 8 4 4,2 10500 2100 U -5% 9 4 4,1 10500 1050 U -2%

10 4 4,1 10500 1050 U -2% 11 4 4,1 10500 1050 U -2% 12 4 4,1 10500 1050 U -2% 13 4 4,2 10500 2100 U -5% 14 4 4,2 10500 2100 U -5% 15 4 4,1 10500 1050 U -2% 16 4 4,2 10500 2100 U -5% 17 4 4,2 10500 2100 U -5% 18 4 4,1 10500 1050 U -2% 19 4 4,2 10500 2100 U -5% 20 4 4,2 10500 2100 U -5% 21 4 4,2 10500 2100 U -5% 22 4 4,2 10500 2100 U -5% 23 4 4,1 10500 1050 U -2% 24 4 4,1 10500 1050 U -2% 25 4 4,2 10500 2100 U -5% 26 4 4,1 10500 1050 U -2% 27 4 4,2 10500 2100 U -5% 28 4 4,1 10500 1050 U -2% 29 4 4,1 10500 1050 U -2% 30 4 4,2 10500 2100 U -5%

Page 89: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

74

Lampiran 9. Analisis Varians Harga Bahan Baku Tepung Ketan UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010

Tanggal Bahan Baku Tepung Ketan

Standar Harga Realisasi Harga Kuantitas Aktual Analisis Varians U/F Penyimpangan (SP) (AP) (AQ) (MPV)

1 9500 10000 3 1500 U -5% 2 9500 10000 3 1500 U -5% 3 9500 10000 3 1500 U -5% 4 9500 10000 3 1500 U -5% 5 9500 10000 3 1500 U -5% 6 9500 10000 3 1500 U -5% 7 9500 10000 3 1500 U -5% 8 9500 10000 3 1500 U -5% 9 9500 10000 3 1500 U -5%

10 9500 10000 3 1500 U -5% 11 9500 11000 3 4500 U -16% 12 9500 11000 3 4500 U -16% 13 9500 11000 3 4500 U -16% 14 9500 11000 3 4500 U -16% 15 9500 11000 3 4500 U -16% 16 9500 11000 3 4500 U -16% 17 9500 11500 3 6000 U -21% 18 9500 11500 3 6000 U -21% 19 9500 11500 3 6000 U -21% 20 9500 11500 3 6000 U -21% 21 9500 11500 3 6000 U -21% 22 9500 11500 3 6000 U -21% 23 9500 11500 3 6000 U -21% 24 9500 11500 3 6000 U -21% 25 9500 11500 3 6000 U -21% 26 9500 11500 3 6000 U -21% 27 9500 11500 3 6000 U -21% 28 9500 11500 3 6000 U -21% 29 9500 11500 3 6000 U -21% 30 9500 11500 3 6000 U -21%

Page 90: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

75

Lampiran 10. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Tepung Ketan UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010

Tanggal

Bahan Baku Tepung Ketan

Standar Kuantitas Realisasi Kuantitas Standar Harga Analisis Varians U/F Penyimpangan

(SQ) (AQ) (SP) (MUV) 1 3 2,9 9500 -950 F 3% 2 3 3,1 9500 950 U -3% 3 3 3,2 9500 1900 U -7% 4 3 3,1 9500 950 U -3% 5 3 2,9 9500 -950 F 3% 6 3 2,8 9500 -1900 F 7% 7 3 2,8 9500 -1900 F 7% 8 3 2,9 9500 -950 F 3% 9 3 2,9 9500 -950 F 3%

10 3 2,9 9500 -950 F 3% 11 3 3,1 9500 950 U -3% 12 3 3,1 9500 950 U -3% 13 3 2,8 9500 -1900 F 7% 14 3 2,9 9500 -950 F 3% 15 3 3,1 9500 950 U -3% 16 3 2,9 9500 -950 F 3% 17 3 3,1 9500 950 U -3% 18 3 3,1 9500 950 U -3% 19 3 3,1 9500 950 U -3% 20 3 2,9 9500 -950 F 3% 21 3 2,8 9500 -1900 F 7% 22 3 2,8 9500 -1900 F 7% 23 3 2,9 9500 -950 F 3% 24 3 2,9 9500 -950 F 3% 25 3 2,9 9500 -950 F 3% 26 3 2,8 9500 -1900 F 7% 27 3 3,1 9500 950 U -3% 28 3 2.9 9500 -950 F 3% 29 3 2,9 9500 -950 F 3% 30 3 3,1 9500 950 U -3%

Page 91: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

76

Lampiran 11. Analisis Varians Harga Bahan Baku Mentega UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010

Tanggal Bahan Baku Mentega

Standar Harga Realisasi Harga Kuantitas Aktual Analisis Varians U/F Penyimpangan (SP) (AP) (AQ) (MPV)

1 14000 18000 0,25 1000 U -29% 2 14000 18000 0,25 1000 U -29% 3 14000 18000 0,25 1000 U -29% 4 14000 18000 0,25 1000 U -29% 5 14000 18000 0,25 1000 U -29% 6 14000 18000 0,25 1000 U -29% 7 14000 17500 0,25 875 U -25% 8 14000 17500 0,25 875 U -25% 9 14000 17500 0,25 875 U -25%

10 14000 17500 0,25 875 U -25% 11 14000 17500 0,25 875 U -25% 12 14000 17500 0,25 875 U -25% 13 14000 16000 0,25 500 U -14% 14 14000 16000 0,25 500 U -14% 15 14000 16000 0,25 500 U -14% 16 14000 17500 0,25 875 U -25% 17 14000 17500 0,25 875 U -25% 18 14000 17500 0,25 875 U -25% 19 14000 17500 0,25 875 U -25% 20 14000 17500 0,25 875 U -25% 21 14000 17500 0,25 875 U -25% 22 14000 17500 0,25 875 U -25% 23 14000 17500 0,25 875 U -25% 24 14000 17500 0,25 875 U -25% 25 14000 17500 0,25 875 U -25% 26 14000 17500 0,25 875 U -25% 27 14000 17500 0,25 875 U -25% 28 14000 17500 0,25 875 U -25% 29 14000 17500 0,25 875 U -25% 30 14000 17500 0,25 875 U -25%

Page 92: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

77

Lampiran 12. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Mentega UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010

Tanggal

Bahan Baku Mentega

Standar Kuantitas Realisasi Kuantitas Standar Harga Analisis Varians U/F Penyimpangan

(SQ) (AQ) (SP) (MUV) 1 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 2 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 3 0,25 0,3 14000 700 U -20% 4 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 5 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 6 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 7 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 8 0,25 0,3 14000 700 U -20% 9 0,25 0,2 14000 -700 F 20%

10 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 11 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 12 0,25 0,3 14000 700 U -20% 13 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 14 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 15 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 16 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 17 0,25 0,3 14000 700 U -20% 18 0,25 0,3 14000 700 U -20% 19 0,25 0,3 14000 700 U -20% 20 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 21 0,25 0,3 14000 700 U -20% 22 0,25 0,3 14000 700 U -20% 23 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 24 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 25 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 26 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 27 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 28 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 29 0,25 0,2 14000 -700 F 20% 30 0,25 0,2 14000 -700 F 20%

Page 93: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

78

Lampiran 13. Analisis Varians Harga Bahan Baku Nangka UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010

Tanggal Bahan Baku Nangka

Standar Harga Realisasi Harga Kuantitas Aktual Analisis Varians U/F Penyimpangan (SP) (AP) (AQ) (MPV)

1 10000 9000 0,4 -400 F 10% 2 10000 9000 0,4 -400 F 10% 3 10000 9000 0,4 -400 F 10% 4 10000 9000 0,4 -400 F 10% 5 10000 9000 0,4 -400 F 10% 6 10000 9000 0,5 -500 F 10% 7 10000 9000 0,4 -400 F 10% 8 10000 9000 0,5 -500 F 10% 9 10000 9000 0,5 -500 F 10%

10 10000 12000 0,25 500 U -20% 11 10000 12000 0,25 500 U -20% 12 10000 12000 0,25 500 U -20% 13 10000 12000 0,25 500 U -20% 14 10000 12000 0,25 500 U -20% 15 10000 12000 0,25 500 U -20% 16 10000 12000 0,25 500 U -20% 17 10000 12000 0,25 500 U -20% 18 10000 12000 0,2 400 U -20% 19 10000 12000 0,25 500 U -20% 20 10000 12000 0,25 500 U -20% 21 10000 12000 0 0 U 0% 22 10000 12000 0 0 U 0% 23 10000 12000 0 0 U 0% 24 10000 12000 0,25 500 U -20% 25 10000 12000 0,25 500 U -20% 26 10000 12000 0,25 500 U -20% 27 10000 12000 0,25 500 U -20% 28 10000 12000 0,25 500 U -20% 29 10000 12000 0,25 500 U -20% 30 10000 12000 0,25 500 U -20%

Page 94: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

79

Lampiran 14. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Nangka UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010

Tanggal

Bahan Baku Nangka

Standar Kuantitas Realisasi Kuantitas Standar Harga Analisis Varians U/F Penyimpangan

(SQ) (AQ) (SP) (MUV) 1 0,25 0,4 10000 1500 U -60% 2 0,25 0,4 10000 1500 U -60% 3 0,25 0,4 10000 1500 U -60% 4 0,25 0,4 10000 1500 U -60% 5 0,25 0,4 10000 1500 U -60% 6 0,25 0,5 10000 2500 U -100% 7 0,25 0,4 10000 1500 U -60% 8 0,25 0,5 10000 2500 U -100% 9 0,25 0,5 10000 2500 U -100%

10 0,25 0,3 10000 500 U -20% 11 0,25 0,3 10000 500 U -20% 12 0,25 0,4 10000 1500 U -60% 13 0,25 0,3 10000 500 U -20% 14 0,25 0,3 10000 500 U -20% 15 0,25 0,3 10000 500 U -20% 16 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 17 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 18 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 19 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 20 0,25 0,3 10000 500 U -20% 21 0,25 0 10000 -2500 F 100% 22 0,25 0 10000 -2500 F 100% 23 0,25 0 10000 -2500 F 100% 24 0,25 0,3 10000 500 U -20% 25 0,25 0,3 10000 500 U -20% 26 0,25 0,3 10000 500 U -20% 27 0,25 0,3 10000 500 U -20% 28 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 29 0,25 0,3 10000 500 U -20% 30 0,25 0,3 10000 500 U -20%

Page 95: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

80

Lampiran 15. Analisis Varians Harga Bahan Baku Durian UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010

Tanggal Bahan Baku Durian

Standar Harga Realisasi Harga Kuantitas Aktual Analisis Varians U/F Penyimpangan (SP) (AP) (AQ) (MPV)

1 15000 12500 0,3 -750 F 17% 2 15000 12500 0,5 -1250 F 17% 3 15000 12500 0,3 -750 F 17% 4 15000 12500 0,5 -1250 F 17% 5 15000 20000 0,3 1500 U -33% 6 15000 20000 0,4 2000 U -33% 7 15000 20000 0,4 2000 U -33% 8 15000 20000 0,6 3000 U -33% 9 15000 20000 0,25 1250 U -33%

10 15000 20000 0,25 1250 U -33% 11 15000 25000 0,3 3000 U -67% 12 15000 25000 0,3 3000 U -67% 13 15000 25000 0,3 3000 U -67% 14 15000 25000 0,25 2500 U -67% 15 15000 25000 0,25 2500 U -67% 16 15000 30000 0 0 U 0% 17 15000 30000 0 0 U 0% 18 15000 30000 0 0 U 0% 19 15000 30000 0 0 U 0% 20 15000 30000 0 0 U 0% 21 15000 20000 0,25 1250 U -33% 22 15000 20000 0,3 1500 U -33% 23 15000 20000 0,25 1250 U -33% 24 15000 20000 0,25 1250 U -33% 25 15000 20000 0,3 1500 U -33% 26 15000 20000 0,3 1500 U -33% 27 15000 20000 0,25 1250 U -33% 28 15000 20000 0,4 2000 U -33% 29 15000 20000 0,25 1250 U -33% 30 15000 20000 0,25 1250 U -33%

Page 96: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

81

Lampiran 16. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Durian UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010

Tanggal

Bahan Baku Durian

Standar Kuantitas Realisasi Kuantitas Standar Harga Analisis Varians U/F Penyimpangan

(SQ) (AQ) (SP) (MUV) 1 0,25 0,3 15000 750 U -20% 2 0,25 0,5 15000 3750 U -100% 3 0,25 0,3 15000 750 U -20% 4 0,25 0,5 15000 3750 U -100% 5 0,25 0,3 15000 750 U -20% 6 0,25 0,4 15000 2250 U -60% 7 0,25 0,4 15000 2250 U -60% 8 0,25 0,6 15000 5250 U -140% 9 0,25 0,3 15000 750 U -20%

10 0,25 0,3 15000 750 U -20% 11 0,25 0,3 15000 750 U -20% 12 0,25 0,3 15000 750 U -20% 13 0,25 0,3 15000 750 U -20% 14 0,25 0,2 15000 -750 F 20% 15 0,25 0,2 15000 -750 F 20% 16 0,25 0 15000 -3750 F 100% 17 0,25 0 15000 -3750 F 100% 18 0,25 0 15000 -3750 F 100% 19 0,25 0 15000 -3750 F 100% 20 0,25 0,2 15000 -750 F 20% 21 0,25 0,3 15000 750 U -20% 22 0,25 0,3 15000 750 U -20% 23 0,25 0,3 15000 750 U -20% 24 0,25 0,2 15000 -750 F 20% 25 0,25 0,3 15000 750 U -20% 26 0,25 0,3 15000 750 U -20% 27 0,25 0,2 15000 -750 F 20% 28 0,25 0,4 15000 2250 U -60% 29 0,25 0,2 15000 -750 F 20% 30 0,25 0,2 15000 -750 F 20%

Page 97: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

82

Lampiran 17. Analisis Varians Harga Bahan Baku Gula Jawa UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010

Tanggal Bahan Baku Gula Jawa

Standar Harga Realisasi Harga Kuantitas Aktual Analisis Varians U/F Penyimpangan (SP) (AP) (AQ) (MPV)

1 10000 8500 0,25 -375 F 15% 2 10000 8500 0,25 -375 F 15% 3 10000 8500 0,25 -375 F 15% 4 10000 8500 0,25 -375 F 15% 5 10000 8500 0,25 -375 F 15% 6 10000 8500 0,25 -375 F 15% 7 10000 8500 0,25 -375 F 15% 8 10000 8500 0,25 -375 F 15% 9 10000 8500 0,25 -375 F 15%

10 10000 8500 0,25 -375 F 15% 11 10000 9000 0,25 -250 F 10% 12 10000 9000 0,25 -250 F 10% 13 10000 9000 0,25 -250 F 10% 14 10000 9000 0,25 -250 F 10% 15 10000 9000 0,25 -250 F 10% 16 10000 9000 0,25 -250 F 10% 17 10000 9000 0,25 -250 F 10% 18 10000 9000 0,25 -250 F 10% 19 10000 9000 0,25 -250 F 10% 20 10000 9000 0,25 -250 F 10% 21 10000 9000 0,25 -250 F 10% 22 10000 9000 0,25 -250 F 10% 23 10000 9000 0,25 -250 F 10% 24 10000 9000 0,25 -250 F 10% 25 10000 9000 0,25 -250 F 10% 26 10000 9000 0,25 -250 F 10% 27 10000 9000 0,25 -250 F 10% 28 10000 9000 0,25 -250 F 10% 29 10000 9000 0,25 -250 F 10% 30 10000 9000 0,25 -250 F 10%

Page 98: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

83

Lampiran 18. Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Gula Jawa UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Oktober 2010

Tanggal

Bahan Baku Gula Jawa

Standar Kuantitas Realisasi Kuantitas Standar Harga Analisis Varians U/F Penyimpangan

(SQ) (AQ) (SP) (MUV) 1 0,25 0,3 10000 500 U -20% 2 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 3 0,25 0,3 10000 500 U -20% 4 0,25 0,3 10000 500 U -20% 5 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 6 0,25 0,3 10000 500 U -20% 7 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 8 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 9 0,25 0,2 10000 -500 F 20%

10 0,25 0,3 10000 500 U -20% 11 0,25 0,3 10000 500 U -20% 12 0,25 0,3 10000 500 U -20% 13 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 14 0,25 0,3 10000 500 U -20% 15 0,25 0,3 10000 500 U -20% 16 0,25 0,3 10000 500 U -20% 17 0,25 0,3 10000 500 U -20% 18 0,25 0,3 10000 500 U -20% 19 0,25 0,3 10000 500 U -20% 20 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 21 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 22 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 23 0,25 0,3 10000 500 U -20% 24 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 25 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 26 0,25 0,2 10000 -500 F 20% 27 0,25 0,3 10000 500 U -20% 28 0,25 0,3 10000 500 U -20% 29 0,25 0,3 10000 500 U -20% 30 0,25 0,3 10000 500 U -20%

Page 99: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

84

Lampiran 19. Standar Jam Kerja Produksi Wingko Bulan Desember 2010

Tanggal

Tarif Upah per Hari

Standar Jam Kerja/ Produksi

Tarif Upah Standar per Jam

1 24450 3 8150 2 24450 3 8150 3 24450 3 8150 4 24450 3 8150 5 24450 3 8150 6 24450 3 8150 7 24450 3 8150 8 24450 3 8150 9 24450 3 8150

10 24450 3 8150 11 24450 3 8150 12 24450 3 8150 13 24450 3 8150 14 24450 3 8150 15 24450 3 8150 16 24450 3 8150 17 24450 3 8150 18 24450 3 8150 19 24450 3 8150 20 24450 3 8150 21 24450 3 8150 22 24450 3 8150 23 24450 3 8150 24 24450 3 8150 25 24450 3 8150 26 24450 3 8150 27 24450 3 8150 28 24450 3 8150 29 24450 3 8150 30 24450 3 8150

Page 100: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

85

Lampiran 20. Realisasi Jam Kerja Produksi Wingko Bulan Desember 2010

Tanggal

Tarif Upah per Hari

Aktual Jam Kerja/ Produksi

Tarif Upah Aktual per Jam

1 24450 3,5 6985,714286 2 24450 3,5 6985,714286 3 24450 3,5 6985,714286 4 30000 4 7500 5 24450 4 6112,5 6 24450 4 6112,5 7 24450 4 6112,5 8 24450 4 6112,5 9 24450 4 6112,5

10 24450 4 6112,5 11 30000 3,5 8571,428571 12 24450 3,5 6985,714286 13 24450 3,5 6985,714286 14 24450 3,5 6985,714286 15 24450 3,5 6985,714286 16 24450 3,5 6985,714286 17 24450 3,5 6985,714286 18 30000 3,5 8571,428571 19 24450 3,5 6985,714286 20 24450 4 6112,5 21 24450 4 6112,5 22 24450 4 6112,5 23 24450 4 6112,5 24 24450 4 6112,5 25 30000 4 7500 26 24450 4 6112,5 27 24450 4 6112,5 28 24450 4 6112,5 29 24450 4 6112,5 30 24450 4 6112,5

Rataan 25190 3,8 6660

Page 101: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

86

Lampiran 21. Analisis Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung UKM Wingko Cap Kapal

Terbang Bulan Desember 2010

Tanggal

Tarif Upah Standar

Tarif Upah Aktual Jam TKL

Aktual Analisis Varians U/F Penyimpangan per Jam per jam

(SR) (AR) (AH) (LRV) 1 8150 6985,714286 3,5 -4075 F 14% 2 8150 6985,714286 3,5 -4075 F 14% 3 8150 6985,714286 3,5 -4075 F 14% 4 8150 7500 4 -2600 F 8% 5 8150 6112,5 4 -8150 F 25% 6 8150 6112,5 4 -8150 F 25% 7 8150 6112,5 4 -8150 F 25% 8 8150 6112,5 4 -8150 F 25% 9 8150 6112,5 4 -8150 F 25%

10 8150 6112,5 4 -8150 F 25% 11 8150 8571,428571 3,5 1475 U -5% 12 8150 6985,714286 3,5 -4075 F 14% 13 8150 6985,714286 3,5 -4075 F 14% 14 8150 6985,714286 3,5 -4075 F 14% 15 8150 6985,714286 3,5 -4075 F 14% 16 8150 6985,714286 3,5 -4075 F 14% 17 8150 6985,714286 3,5 -4075 F 14% 18 8150 8571,428571 3,5 1475 U -5% 19 8150 6985,714286 3,5 -4075 F 14% 20 8150 6112,5 4 -8150 F 25% 21 8150 6112,5 4 -8150 F 25% 22 8150 6112,5 4 -8150 F 25% 23 8150 6112,5 4 -8150 F 25% 24 8150 6112,5 4 -8150 F 25% 25 8150 7500 4 -2600 F 8% 26 8150 6112,5 4 -8150 F 25% 27 8150 6112,5 4 -8150 F 25% 28 8150 6112,5 4 -8150 F 25% 29 8150 6112,5 4 -8150 F 25% 30 8150 6112,5 4 -8150 F 25%

Page 102: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

87

Lampiran 22. Analisis Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung UKM Wingko Cap Kapal Terbang Bulan Desember 2010

Tanggal Jam TKL Standar

Jam TKL Aktual

Tarif Upah Standar Analisis Varians

U/F Penyimpangan per Jam (SH) (AH) (SR) (LEV)

1 3 3,5 8150 4075 U -17% 2 3 3,5 8150 4075 U -17% 3 3 3,5 8150 4075 U -17% 4 3 4 8150 8150 U -33% 5 3 4 8150 8150 U -33% 6 3 4 8150 8150 U -33% 7 3 4 8150 8150 U -33% 8 3 4 8150 8150 U -33% 9 3 4 8150 8150 U -33%

10 3 4 8150 8150 U -33% 11 3 3,5 8150 4075 U -17% 12 3 3,5 8150 4075 U -17% 13 3 3,5 8150 4075 U -17% 14 3 3,5 8150 4075 U -17% 15 3 3,5 8150 4075 U -17% 16 3 3,5 8150 4075 U -17% 17 3 3,5 8150 4075 U -17% 18 3 3,5 8150 4075 U -17% 19 3 3,5 8150 4075 U -17% 20 3 4 8150 8150 U -33% 21 3 4 8150 8150 U -33% 22 3 4 8150 8150 U -33% 23 3 4 8150 8150 U -33% 24 3 4 8150 8150 U -33% 25 3 4 8150 8150 U -33% 26 3 4 8150 8150 U -33% 27 3 4 8150 8150 U -33% 28 3 4 8150 8150 U -33% 29 3 4 8150 8150 U -33% 30 3 4 8150 8150 U -33%

Page 103: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

88

Lampiran 23. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Kelapa

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_harga_kelap

a 30 3.9333E3 365.14837 66.66667

One-Sample Test

Test Value = 4033

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_harga_kelapa -1.495 29 .146 -99.66667 -236.0153 36.6820

Lampiran 24. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Kelapa

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_efisiensi_kel

apa 30 36.6333 .49013 .08949

One-Sample Test

Test Value = 36

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_efisiensi_kela

pa 7.077 29 .000 .63333 .4503 .8164

Page 104: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

89

Lampiran 25. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Gula Pasir

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_harga_gulap

asir 30 1.0200E4 406.83810 74.27814

One-Sample Test

Test Value = 10500

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_harga_gulapa

sir -4.039 29 .000 -300.00000 -451.9158 -148.0842

Lampiran 26. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Gula Pasir

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_efisiensi_gul

apasir 30 4.1500 .05085 .00928

One-Sample Test

Test Value = 4

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_efisiensi_gula

pasir 16.155 29 .000 .15000 .1310 .1690

Page 105: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

90

Lampiran 27. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Tepung Ketan

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_harga_tepun

gketan 30 1.0900E4 674.66467 123.17635

One-Sample Test

Test Value = 9500

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_harga_tepung

ketan 11.366 29 .000 1400.00000 1148.0761 1651.9239

Lampiran 28. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Tepung Ketan

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_efisiensi_tep

ungketan 30 2.9567 .12507 .02284

One-Sample Test

Test Value = 3

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_efisiensi_tepu

ngketan -1.898 29 .068 -.04333 -.0900 .0034

Page 106: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

91

Lampiran 29. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Mentega

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_harga_mente

ga 30 1.7450E4 530.93931 96.93581

One-Sample Test

Test Value = 14000

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_harga_mente

ga 35.591 29 .000 3450.00000 3251.7440 3648.2560

Lampiran 30. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Mentega

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_efisiensi_me

ntega 30 .2267 .04498 .00821

One-Sample Test

Test Value = 0.25

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_efisiensi_men

tega -2.841 29 .008 -.02333 -.0401 -.0065

Page 107: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

92

Lampiran 31. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Nangka

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_harga_nangk

a 30 1.1100E4 1398.27480 255.28888

One-Sample Test

Test Value = 10000

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_harga_nangk

a 4.309 29 .000 1100.00000 577.8756 1622.1244

Lampiran 32. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Nangka

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_efisiensi_nan

gka 30 .2967 .13257 .02420

One-Sample Test

Test Value = 0.25

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_efisiensi_nan

gka 1.928 29 .064 .04667 -.0028 .0962

Page 108: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

93

Lampiran 33. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Durian

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_harga_durian 30 2.1500E4 5194.49311 948.38035

One-Sample Test

Test Value = 15000

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_harga_durian 6.854 29 .000 6500.00000 4560.3444 8439.6556

Lampiran 34. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Durian

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_efisiensi_duri

an 30 .2700 .14420 .02633

One-Sample Test

Test Value = 0.25

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_efisiensi_duri

an .760 29 .454 .02000 -.0338 .0738

Page 109: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

94

Lampiran 35. Uji Hipotesis Penyimpangan Harga Bahan Baku Gula Jawa

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_harga_gulaja

wa 30 8.8333E3 239.73165 43.76881

One-Sample Test

Test Value = 10000

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_harga_gulaja

wa -26.655 29 .000 -1166.66667 -1256.1839 -1077.1494

Lampiran 36. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Bahan Baku Gula Jawa

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_efisiensi_gul

ajawa 30 .2600 .04983 .00910

One-Sample Test

Test Value = 0.25

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_efisiensi_gula

jawa 1.099 29 .281 .01000 -.0086 .0286

Page 110: Analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47731/H11waw.pdf · analisis biaya standar sebagai alat ... departemen manajemen

95

Lampiran 37. Uji Hipotesis Penyimpangan Tarif Tenaga Kerja Langsung

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_tarif_tkl 30 6.6600E3 708.94084 129.43430

One-Sample Test

Test Value = 8150

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_tarif_tkl -11.512 29 .000 -1490.00000 -1754.7229 -1225.2771

Lampiran 38. Uji Hipotesis Penyimpangan Efisiensi Tenaga Kerja Langsung

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

penyimpangan_efisiensi_TK

L 30 3.8000 .24914 .04549

One-Sample Test

Test Value = 3

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

penyimpangan_efisiensi_TKL 17.588 29 .000 .80000 .7070 .8930