111
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE SANGKURIANG TEKNIK TRADISIONAL DAN BIOFLOC DI KOTA DEPOK (Studi Kasus di Pokdakan Mandiri Sangkuriang dan PT. Agro 165 Nusantara Jaya) SKRIPSI RAHMADANI 1111092000078 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M / 1437 H

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

  • Upload
    others

  • View
    26

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN

IKAN LELE SANGKURIANG TEKNIK TRADISIONAL DAN BIOFLOC

DI KOTA DEPOK

(Studi Kasus di Pokdakan Mandiri Sangkuriang dan

PT. Agro 165 Nusantara Jaya)

SKRIPSI

RAHMADANI

1111092000078

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1437 H

Page 2: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN

IKAN LELE SANGKURIANG TEKNIK TRADISIONAL DAN BIOFLOC

DI KOTA DEPOK

(Studi Kasus di Pokdakan Mandiri Sangkuriang dan

PT. Agro 165 Nusantara Jaya)

RAHMADANI

1111092000078

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1437 H

Page 3: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas
Page 4: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN

TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN.

Jakarta, Juni 2016

Rahmadani

1111092000078

Page 5: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap : Rahmadani

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Maret 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Rawa Bebek No.4, RT 09/001, Pulogebang,

Cakung, Jakarta Timur, 13950

No. Telp : 0821 2230 8485

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1998 - 2004 : SDN Pulogebang 12 PT Jakarta Timur

2004 - 2007 : SMPN 172 Jakarta Timur

2007 - 2010 : SMAN 89 Jakarta Timur

2011 - 2016 : S-1 Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

1. 2008 - 2009 : Ketua Bidang V KIR OSIS SMAN 89 Jakarta Timur

2. 2013 - 2014 : Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)

Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. 2013 - 2015 : Staff Bidang Kewirausahaan POPMASEPI (Perhimpunan

Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian

Indonesia)

Page 6: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

RINGKASAN

Rahmadani. Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Lele

Sangkuriang Teknik Tradisional dan Biofloc di Kota Depok (Studi Kasus di

Pokdakan Mandiri Sangkuriang dan PT. Agro 165 Nusantara Jaya). Dibawah

bimbingan Siti Rochaeni dan Armaeni Dwi Humaerah.

Ikan lele sangkuriang merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki

beberapa keunggulan yaitu produksi tinggi, panen lebih cepat, daya tetas telur

tinggi, lebih tahan terhadap penyakit, kualitas daging lebih unggul, lebih tahan

banting karena tidak memerlukan kondisi air khusus, teknik pemeliharaan lebih

mudah, bisa dibudidayakan di lahan sempit, dan benih mudah diperoleh. Sebagian

besar pembudidaya ikan lele masih menggunakan teknik tradisional. Hal ini

terjadi karena cara budidaya ikan lele teknik tradisional sudah dilakukan secara

turun-menurun yang dikenal baik, teknologi sederhana dan modalnya kecil. Tetapi

permasalahan yang sering dikeluhkan para pembudidaya ikan lele yaitu harga

pakan yang sangat mahal. Seiring dengan perkembangan teknologi, para

pembudidaya mulai mengembangkan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang

teknik biofloc, yaitu dengan mengolah kotoran dan sisa pakan ikan lele dengan

bantuan aerator agar bisa dimanfaatkan kembali sebagai pakan ikan lele.

Kelebihan teknik ini yaitu padat tebar tinggi, efisien pakan, dan bisa dilakukan di

lahan sempit. Mengingat adanya perbedaan cara budidaya pembesaran ikan lele

teknik tradisional dan biofloc, sehingga biaya yang dikeluarkan dan pendapatan

yang diperoleh pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional

dan biofloc juga berbeda.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan

pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dan biofloc,

mengetahui pendapatan yang diperoleh pada usaha pembesaran ikan lele

sangkuriang teknik tradisional dan biofloc, menganalisis kelayakan usaha

pembesaran ikan lele sangkuriang dilihat dari R/C Ratio, B/C Ratio, Break Even

Point (BEP), dan Payback Period (PP), mengetahui kelebihan dan kelemahan

teknik tradisional dengan biofloc pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang.

Penelitian ini dilakukan di Pokdakan Mandiri Sangkuriang yaitu usaha

pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional milik Bapak Sumadi.

Penelitian usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc dilakukan di

PT. Agro 165 Nusantara Jaya. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara

sengaja (purposive). Data yang digunakan yaitu data primer. Data primer

diperoleh melalui hasil wawancara langsung dengan responden yaitu Bapak

Sumadi sebagai anggota Pokdakan Mandiri Sangkuriang dan karyawan PT. Agro

165 Nusantara Jaya yang dipandu dengan kuesioner. Data dan informasi yang

telah dikumpulkan dianalisis secara kuantitatif yang diolah dengan Microsoft

Page 7: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

Office Excel 2007. Analisis data kuantitatif dilakukan untuk mengetahui biaya

yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh pada usaha pembesaran ikan

lele sangkuriang teknik tradisional dan biofloc dalam satu periode. Alat analisis

dalam penelitian ini yaitu analisis kelayakan usaha untuk melihat sejauh mana

suatu kegiatan usaha dapat dikatakan memiliki manfaat dan layak untuk

dikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C ratio),

analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C ratio), break even point (BEP), payback

period (PP). Dari hasil analisis tersebut kita dapat mengetahui kelebihan dan

kelemahan teknik tradisional dengan biofloc dalam pembesaran ikan lele

sangkuriang dengan mengolah data secara manual.

Hasil penelitian ini yaitu 1) biaya yang dikeluarkan usaha pembesaran ikan

lele sangkuriang dalam satu periode menggunakan teknik tradisional pada 7

kolam bulat berdiameter 1,70 m dengan menebar 7.000 ekor bibit sebesar Rp.

10.971.713 dan menggunakan teknik biofloc pada 5 kolam bulat berdiameter 2,20

m dengan menebar 13.750 ekor sebesar Rp. 17.754.308. 2) Pendapatan yang

diperoleh usaha pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode

menggunakan teknik tradisional pada 7 kolam bulat berdiameter 1,70 m dengan

menebar 7.000 ekor bibit sebesar Rp. 2.118.287 dan menggunakan teknik biofloc

pada 5 kolam bulat berdiameter 2,20 m dengan menebar 13.750 ekor sebesar Rp.

4.763.692. 3) Pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional

nilai R/C ratio sebesar 1,193, nilai B/C ratio sebesar 0,193, BEP volume sebesar

645 kg, BEP harga sebesar Rp. 14.249, dan payback period dalam waktu 11 bulan

27 hari (4 periode). Pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc

nilai R/C ratio sebesar 1,268, nilai B/C ratio sebesar 0,268, BEP volume sebesar

986 kg, BEP harga sebesar Rp. 14.192, dan payback period dalam waktu 7 bulan

18 hari (3 periode). 4) Teknik biofloc pada usaha pembesaran ikan lele

sangkuriang lebih baik digunakan dari pada teknik tradisional.

Kata kunci: Biaya, Pendapatan, Lele Sangkuriang, Teknik Tradisional, Teknik

Biofloc.

Page 8: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia,

dan hidayah-Nya yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha

Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik Tradisional dan Biofloc di Kota

Depok (Studi Kasus di Pokdakan Mandiri Sangkuriang dan PT. Agro 165

Nusantara Jaya)” ini dengan baik dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

meraih gelar sarjana pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

pada Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa dukungan moril

maupun materil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan

terima kasih diberikan kepada:

1. Ibu Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku dosen pembimbing I atas waktu, tenaga,

bimbingan, saran, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. Semoga

Allah selalu memberikan keberkahan untuk ibu. Aaamiin.

2. Ibu Ir. Armaeni Dwi Humaerah, M.Si selaku dosen pembimbing II atas

tenaga, waktu, bimbingan, saran, dan motivasi dalam penyusunan skripsi

ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan untuk ibu. Aaamiin.

3. Ibu Elida, ibunda tercinta yang selama ini tiada hentinya memberikan

kasih sayang, doa, motivasi, pengertiannya, dukungannya, dan

kesabarannya selama penulis menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.

Page 9: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik dan semoga Ibu selalu

diberikan keberkahan, kesehatan, dan perlindungan dari Allah SWT.

Aaamiin.

4. Keluarga besar Alm. Abdul Rahim Parinduri yang telah memberikan

semangat kepada penulis yaitu Bu Elis, Uwa Ade, Bang Mahmud, Kak

Exti, dan Adik Athaya. Semoga kalian diberikan umur yang panjang,

rezeki yang banyak, dan selalu diberikan kesehatan. Aaamiin

5. Bapak Sumadi dan Bapak Legisan S Samtafsir beserta karyawan yang

telah bersedia menjadi tempat penelitian, terima kasih telah membantu

penulis memperoleh pengetahuan dan pengalaman usaha pembesaran ikan

lele sangkuriang. Semoga usahanya diberikan keberkahan dan rezeki yang

banyak dari Allah SWT. Aaamiin.

6. Bapak Dr. Ir. Iwan Aminudin, M.Si selaku dosen penguji I dan Ibu Dewi

Rohma Wati, SP, M.Si selaku dosen penguji II yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan arahan dan masukan positif dalam rangka

penyempurnaan skripsi bagi penulis. Semoga Allah selalu memberikan

keberkahan untuk bapak dan ibu. Aaamiin.

7. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis

dan Bapak Dr. Ir. Iwan Aminudin, M.Si selaku Sekretaris Program Studi

Agribisnis. Semoga Bapak senantiasa dalam perlindungan Allah SWT dan

selalu dimudahkan segala urusannya. Aaamiin

8. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

9. Lia, Dini, Ani, Rosi, Atus, Aji, Sahrial, Hasan, Azizi, Amin, dan seluruh

kawan-kawan Agribisnis 2011 lainnnya yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu. Terima kasih atas solidaritas, motivasi, bantuan, perhatian,

dan doanya. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian dan

dimudahkan segala urusannya. Aaamiin.

10. Keluarga kecil KKN AKRAB, Kak Dendy, Alan, Edi, Nuzul, Hakim,

Reza, Rezi, Daus, Aisha, Izzi, Iyas, Rosi, Novi, Pak Agus dan Pak Amat.

Terima kasih atas keceriaan kalian, motivasi, bantuan, dan doanya.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian dan dimudahkan

segala urusannya. Aaamiin.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tanpa

mengurangi rasa hormat. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan

kalian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan

saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dimasa yang akan

datang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

maupun semua pihak yang membutuhkan. Aaamiin.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Jakarta, Juni 2016

Penulis

Page 11: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 7

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 10

2.1 Ikan Lele Sangkuriang ................................................................ 10

2.1.1 Asal-Usul Ikan Lele Sangkuriang ...................................... 10

2.1.2 Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang ..................................... 12

2.1.3 Ciri-Ciri Fisik Ikan Lele Sangkuriang ............................... 13

2.1.4 Keunggulan Ikan Lele Sangkuriang ................................... 15

2.2 Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik Tradisional ............. 17

2.3 Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik Biofloc ................... 20

2.4 Biaya ............................................................................................ 26

2.5 Pendapatan ................................................................................... 29

2.6 Analisis Kelayakan Usaha ........................................................... 30

2.7 Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 33

2.8 Kerangka Pemikiran .................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 36

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 36

3.2 Jenis dan Sumber Data................................................................. 36

3.3 Metode Pengumpulan Data.......................................................... 37

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 37

3.4.1 Biaya Usaha ........................................................................ 38

Page 12: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

xi

3.4.2 Pendapatan .......................................................................... 38

3.4.3 Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Ratio) ............ 39

3.4.4 Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Ratio) ........... 39

3.4.5 Break Even Point (BEP) ..................................................... 39

3.4.6 Payback Period (PP)........................................................... 40

3.5 Definisi Operasional ................................................................... 40

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ......................... 43

4.1 Gambaran Umum Pokdakan Mandiri Sangkuriang .................... 43

4.1.1 Sejarah Pokdakan Mandiri Sangkuriang ........................... 43

4.1.2 Sarana dan Prasarana Pokdakan Mandiri Sangkuriang ..... 44

4.1.3 Proses Produksi Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

Teknik Tradisional di Pokdakan Mandiri Sangkuriang ...... 46

4.2 Gambaran Umum PT. Agro 165 Nusantara Jaya ........................ 49

4.2.1 Sejarah Berdirinya PT. Agro 165 Nusantara Jaya ............. 49

4.2.2 Visi dan Misi PT. Agro 165 Nusantara Jaya ...................... 50

4.2.3 Struktur Organisasi PT. Agro 165 Nusantara Jaya ............ 51

4.2.4 Sarana dan Prasarana PT. Agro 165 Nusantara Jaya ......... 54

4.2.5 Proses Produksi Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

Teknik Biofloc di PT. Agro 165 Nusantara Jaya ................ 56

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 59

5.1 Biaya Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik Tradisional

dan Biofloc .................................................................................. 59

5.1.1 Biaya Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik

Tradisional........................................................................... 59

5.1.2 Biaya Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik Biofloc 64

5.2 Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik

Tradisional dan Biofloc ................................................................ 70

5.3 Hasil Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Lele

Sangkuriang Teknik Tradisional dan Biofloc .............................. 71

5.4 Kelebihan dan Kelemahan Tenik Tradisional dengan Biofloc

Pada Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang ........................ 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 80

6.1 Kesimpulan ................................................................................. 80

6.2 Saran ............................................................................................ 81

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 82

LAMPIRAN ................................................................................................ 84

Page 13: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Volume Produksi Ikan Lele di Pulau Jawa Tahun 2009 – 2013 ........... 4

2. Data Produksi Perikanan Kota Depok Tahun 2014 .............................. 4

3. Peralatan Produksi Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang di Pokdakan

Mandiri Sangkuriang ............................................................................. 45

4. Nama, Jabatan, Jenis Kelamin, dan Usia Tenaga Kerja PT. Agro 165

Nusantara Jaya ...................................................................................... 53

5. Peralatan Produksi Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang di PT. Agro

165 Nusantara Jaya ............................................................................... 55

6. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Pembesaran Ikan Lele

Sangkuriang Teknik Tradisional ........................................................... 59

7. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Pembesaran Ikan Lele

Sangkuriang Teknik Biofloc ................................................................. 64

8. Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik

Tradisional dan Biofloc ......................................................................... 70

9. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkurian

TeknikTradisional dan Biofloc ............................................................. 71

10. Perbandingan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik

Tradisional dan Biofloc ......................................................................... 76

Page 14: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Target dan Capaian Produksi Nasional Ikan Lele Tahun 2010-2013 ... 1

2. Grafik Produksi Ikan Lele di Indonesia Tahun 2013 ............................ 3

3. Diagram Persilangan Induk Ikan Lele Sangkuriang ............................. 11

4. Ikan Lele Sangkuriang .......................................................................... 13

5. Kerangka Pemikiran Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Pembesaran

Ikan Lele Sangkuriang Teknik Tradisional dan Biofloc di Kota Depok 35

6. Struktur Organisasi PT. Agro 165 Nusantara Jaya ............................... 51

Page 15: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuisioner Penelitian .............................................................................. 85

2. Rincian Nilai Investasi dan Penyusutan Peralatan Usaha Pembesaran

Ikan Lele Sangkuriang Teknik Tradisional ........................................... 91

3. Rincian Nilai Investasi dan Penyusutan Peralatan Usaha Pembesaran

Ikan Lele Sangkuriang Teknik Biofloc ................................................. 92

4. Analisis R/C Ratio, B/C Ratio, BEP, PP Usaha Pembesaran Ikan Lele

Sangkuriang Teknik Tradisional dan Biofloc dalam Satu Periode ....... 93

5. Rincian Perbandingan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

Teknik Tradisional dan Biofloc ............................................................ 94

6. Foto Peralatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik

Tradisional di Pokdakan Mandiri Sangkuriang .................................... 95

7. Foto Peralatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik

Biofloc di PT. Agro 165 Nusantara Jaya .............................................. 96

Page 16: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya besar dan terus

bertambah, sehingga tingkat konsumsi pangan masyarakat semakin meningkat.

Kebutuhan akan protein sebagai salah satu zat gizi yang paling dibutuhkan oleh

tubuh juga semakin meningkat. Salah satu sumber protein hewani yang baik

terdapat dalam daging ikan. Banyak masyarakat yang lebih memilih

mengkonsumsi ikan dikarenakan harganya yang relatif lebih murah dan makin

meluasnya pengetahuan masyarakat akan manfaat kesehatan yang terkandung

dalam daging ikan. Ikan konsumsi terdiri dari ikan air laut, ikan air payau, dan

ikan air tawar. Salah satu ikan air tawar yang banyak dikonsumsi masyarakat

yaitu ikan lele.

Gambar 1. Target dan Capaian Produksi Nasional Ikan Lele Tahun 2010-2013

Sumber : Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2013

Page 17: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

2

Gambar 1 menjelaskan bahwa tahun 2010-2013 produksi ikan lele

mengalami peningkatan produksi dengan rata-rata sebesar 47,21%. Namun

demikian produksi ikan lele tahun 2010-2012 masih di bawah dari target yang

diinginkan. Perbedaan antara target dan capaian pada tahun 2010 sebesar 27.789

ton, tahun 2011 sebesar 28.443 ton, dan tahun 2012 sebesar 53.783 ton. Direktorat

Jenderal Perikanan Budidaya menjelaskan bahwa tidak tercapainya terget yang

diinginkan dikarenakan secara umum kapasitas usaha yang dijalankan masih

dalam skala kecil, sehingga secara ekonomis tidak efisien. Selain itu harga pakan

pabrikan yang tinggi membuat biaya produksi tinggi, sehingga secara langsung

berpengaruh terhadap keuntungan yang didapat. Melalui upaya strategis yang

telah dilakukan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, pada tahun 2013

pencapaian produksi ikan lele mampu melampaui target yang telah ditetapkan.

Upaya-upaya tersebut antara lain melalui:

1. Pengembangan budidaya secara intensifikasi dengan biofloc untuk efisiensi

pakan,

2. Penggunaan teknologi budidaya ikan lele dengan terpal sebagai usaha efisiensi

pemanfaatan lahan, dan

3. Ekstensifikasi melalui program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan

(PUMP) Perikanan Budidaya.

Di Indonesia ada 10 provinsi produsen utama ikan lele yaitu Jawa Barat,

Jawa Timur, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Riau, dan Riau. Direktorat Jenderal

Perikanan Budidaya menjelaskan bahwa pada tahun 2013 produksi ikan lele

terbesar berada di Jawa Barat yaitu mencapai 197.783 ton. Jawa Timur berada di

Page 18: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

3

urutan kedua yaitu mencapai 79,927 ton. Jumlah produksi ikan lele di Indonesia

dapat dilihat pada Gambar 2.

Jumlah Produksi

(ton)

250.000 200.000 150.000

100.000 50.000 0 Provinsi Jawa Jawa Jawa D.I. Suma Suma Suma Lam Kepu Riau

Barat Timur Tengah Yogya tera tera tera Pung lauan karta Utara Barat Selatan Riau

Lele 197.783 79.927 75.236 29.205 27.128 26.258 24.328 19.291 10.816 9.979

Gambar 2. Grafik Produksi Ikan Lele di Indonesia Tahun 2013 Sumber : Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2015.

Produksi ikan lele di Pulau Jawa dari tahun 2009-2013 selalu mengalami

peningkatan. Adapun produsen lele terbesar dan selalu mengalami peningkatan

setiap tahunnya yaitu provinsi Jawa Barat. Tabel 1 menunjukkan dalam kurun

waktu 2009-2013 produksi ikan lele mengalami peningkatan sebesar 411,7% yaitu

dari 48.044 ton menjadi 197.783 ton. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2012

ke tahun 2013 sebesar 51.343 ton yaitu dari 146.440 ton menjadi 197.783 ton. Hal

ini menunjukkan bahwa usaha budidaya lele di Jawa Barat berkembang pesat.

Page 19: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

4

Tabel 1. Volume Produksi Ikan Lele di Pulau Jawa Tahun 2009 – 2013

No Provinsi Produksi Ikan Lele (Ton)

2009 2010 2011 2012 2013

1 DKI. Jakarta 632 1.666 1.741 2.087 1.435

2 Banten 3.648 5.554 7.231 8.324 9.668

3 Jawa Barat 48.044 91.041 112.756 146.440 197.783

4 Jawa Tengah 28.290 36.768 54.088 62.686 75.236

5 D.I. Yogyakarta 7.902 21.539 23.220 25.287 29.205

6 Jawa Timur 26.690 43.618 57.926 62.807 79.927

Jumlah Produksi

di Pulau Jawa 115.206 200.186 256.962 307.631 393.254

Sumber : Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2015.

Jawa Barat terdiri dari sembilan kota yaitu Kota Bogor, Sukabumi, Bandung,

Cirebon, Bekasi, Depok, Cimahi, Tasikmalaya, dan Banjar. Salah satu kota di

Jawa Barat yang menjadi produsen pembesaran ikan konsumsi yaitu Kota Depok.

Adapun ikan yang dibudidayakan yaitu ikan mas, nila, mujair, gurame, tawes,

patin, lele dan bawal. Tabel 2 menunjukkan pada tahun 2014 produksi ikan

terbesar di Kota Depok yaitu ikan lele dengan jumlah produksi sebesar 707,83

ton. Hal ini menunjukkan usaha pembesaran ikan lele cocok dikembangkan di

Kota Depok.

Tabel 2. Data Produksi Perikanan Kota Depok Tahun 2014

No Jenis Ikan Triwulan

Jumlah (Ton) I II III IV

1 Mas 90,42 87,68 92,08 57,66 327,84

2 Nila 55,29 53,65 56,33 35,77 201,04

3 Mujair 12,72 12,34 12,95 8,35 46,36

4 Gurame 103,26 100,27 105,28 66,38 375,19

5 Tawes 13,25 12,95 13,58 8,52 48,30

6 Patin 51,69 50,98 53,52 33,12 189,31

7 Lele 193,91 188,49 197,90 127,53 707,83

8 Bawal 17,30 15,82 16,61 10,58 60,31

Jumlah 537,84 522,18 548,25 347,99 1.956,18 Sumber : Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok, 2015.

Page 20: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

5

Pada tahun 2014 Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat

menjelaskan bahwa budidaya ikan lele sangat diminati masyarakat seiring dengan

meningkatnya permintaan pasar. Dalam 1 pekan, permintaan pasar terhadap ikan

lele bisa mencapai 3 ton, sementara petani baru bisa memasok 1 ton. Permintaan

terhadap ikan lele tersebut sebagian besar berasal dari para pengusaha restoran,

pengolah, dan sejumlah pasar tradisional di Jakarta dan Bogor. Tetapi belum

semua permintaan tersebut dapat dipenuhi.

Menurut Nasrudin (2014:2-11), ikan lele sangkuriang merupakan salah satu

ikan air tawar yang memiliki beberapa keunggulan yaitu produksi tinggi, panen

lebih cepat, daya tetas telur tinggi, lebih tahan terhadap penyakit, kualitas daging

lebih unggul, lebih tahan banting karena tidak memerlukan kondisi air khusus,

teknik pemeliharaan lebih mudah, bisa dibudidayakan di lahan sempit, dan benih

mudah diperoleh.

Sebagian besar pembudidaya ikan lele masih menggunakan teknik

tradisional. Hal ini terjadi karena cara budidaya ikan lele teknik tradisional sudah

dilakukan secara turun-menurun yang dikenal baik, teknologi sederhana dan

modalnya kecil. Permasalahan yang sering dikeluhkan para pembudidaya ikan

yaitu harga pakan yang sangat mahal. Lebih dari 80% biaya adalah untuk pakan.

Oleh karena itu, maka perlu diambil langkah-langkah yang dapat menekan biaya

pakan yaitu mengefisienkan pakan dengan pola pemberian pakan tidak berlebih,

menggunakan pakan tambahan alternatif yang lebih murah, dan menerapkan

teknologi yang dapat mengurangi kebutuhan pakan ikan (Suprapto dan Samtafsir,

2013:2)

Page 21: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

6

Seiring dengan perkembangan teknologi, para pembudidaya mulai

mengembangkan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc, yaitu

dengan mengolah kotoran dan sisa pakan ikan lele dengan bantuan aerator agar

bisa dimanfaatkan kembali sebagai pakan ikan lele. Kelebihan teknik ini yaitu

padat tebar tinggi, efisien pakan, dan bisa dilakukan di lahan sempit. Tetapi dalam

kenyataannya, produksi pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc masih

sulit diterapkan. Hal tersebut terjadi karena adanya beberapa kendala dalam

penerapannya seperti pembudidaya lebih menyukai teknologi yang sederhana,

modal yang dibutuhkan lebih besar, dan memerlukan pengalaman yang banyak

untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi.

Pada pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional, pakan yang

digunakan lebih banyak sehingga biaya pakan lebih besar. Pada pembesaran ikan

lele sangkuriang teknik biofloc, pakan yang digunakan lebih efisien sehingga

biaya pakan lebih kecil. Tetapi terdapat biaya tambahan yang penggunaannya

lebih banyak yaitu biaya probiotik, garam krosok, dan molase. Oleh karena itu,

perlu dilakukan analisis biaya dan pendapatan untuk mengetahui teknik yang lebih

menguntungkan dalam budidaya ikan lele sangkuriang. Selain itu pada teknik

tradisional dan biofloc memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga perlu

membandingkan teknik tersebut untuk mengetahui teknik yang paling baik

digunakan pada pembesaran ikan lele sangkuriang.

Pokdakan Mandiri Sangkuriang merupakan satu-satunya kelompok budidaya

ikan lele teknik tradisional yang dibina Dinas Pertanian dan Perikanan Kota

Depok. PT. Agro 165 Nusantara Jaya merupakan Pusat Pelatihan Mandiri

Page 22: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

7

Kelautan dan Perikanan (P2MKP) dalam budidaya ikan biofloc . Hal ini membuat

penulis melakukan penelitian di lokasi tersebut.

Dikarenakan adanya perbedaan cara budidaya pembesaran ikan lele teknik

tradisional dan biofloc, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul

“Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

Teknik Tradisional dan Biofloc di Kota Depok (Studi Kasus di Pokdakan Mandiri

Sangkuriang dan PT. Agro 165 Nusantara Jaya)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa biaya yang dikeluarkan pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang

teknik tradisional dan biofloc ?

2. Berapa pendapatan yang diperoleh pada usaha pembesaran ikan lele

sangkuriang teknik tradisional dan biofloc ?

3. Apakah usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dan biofloc

layak dijalankan dengan melihat R/C Ratio, B/C Ratio, Break Even Point

(BEP) dan Payback Period (PP) ?

4. Apa kelebihan dan kelemahan teknik tradisional dengan biofloc pada usaha

pembesaran ikan lele sangkuriang ?

Page 23: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

8

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui biaya yang dikeluarkan pada usaha pembesaran ikan lele

sangkuriang teknik tradisional dan biofloc.

2. Mengetahui pendapatan yang diperoleh pada usaha pembesaran ikan lele

sangkuriang teknik tradisional dan biofloc.

3. Menganalisis kelayakan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang dilihat dari

R/C Ratio, B/C Ratio, Break Even Point (BEP), dan Payback Period (PP).

4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan teknik tradisional dengan biofloc pada

usaha pembesaran ikan lele sangkuriang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat dan tambahan

pengetahuan antara lain:

1. Bahan informasi dan bahan rujukan penelitian bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.

2. Bagi pembudidaya ikan lele, sebagai salah satu rekomendasi untuk

pengambilan keputusan dalam pengembangan usaha yang dijalankan.

3. Bagi penulis, sebagai proses pembelajaran melakukan penelitian dan

menyelesaikan skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana.

4. Bagi pembaca, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi

mengenai usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dan

biofloc serta sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

Page 24: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

9

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik

tradisional di Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Mandiri Sangkuriang usaha

milik Bapak Sumadi dan teknik biofloc di PT. Agro 165 Nusantara Jaya.

Penelitian ini menganalisis biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang

diperoleh selama satu periode usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik

tradisional dan biofloc. Selain itu menganalisis kelayakan usaha secara finansial

dan mengetahui kelebihan dan kelemahan teknik tradisional dengan biofloc pada

usaha pembesaran ikan lele sangkuriang.

Page 25: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Lele Sangkuriang

2.1.1 Asal-Usul Ikan Lele Sangkuriang

Asal-usul ikan lele sangkuriang dijelaskan oleh Nasrudin (2014:40-43)

bahwa lele sangkuriang merupakan keturunan lele dumbo. Pada tahun 1985 lele

dumbo berasal dari Taiwan masuk ke Indonesia. Sebelumnya, masyarakat

Indonesia hanya mengenal lele lokal dengan segala keterbatasan kualitas yang

dimiliki jenis lele tersebut. Sejak diperkenalkan lele dumbo langsung

mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat.

Lele dumbo mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan lele lokal,

diantaranya tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak, dan lebih tahan

terhadap penyakit. Tetapi citarasa lele lokal lebih unggul dari pada lele dumbo

karena memiliki rasa yang lebih gurih dan renyah. Kehadiran lele dumbo di

Indonesia menyebabkan popolaritas lele lokal meredup. Dalam waktu singkat lele

dumbo telah menjadi primadona produk perikanan domestik. Perkembangan

budidaya lele dumbo yang pesat tidak diimbangi dengan pengelolaan induk yang

baik. Penurunan kualitas terjadi yang disebabkan sering dilakukan perkawinan

sekerabat dan seleksi induk yang salah.

Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi telah

berhasil merekayasa genetik lele dumbo dengan melakukan silang balik

(backcross) untuk mengembalikan kualitas lele dumbo. Proses silang balik

dilakukan dengan mengawinkan induk lele dumbo betina generasi kedua (F2)

dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan induk

Page 26: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

11

yang dimiliki BBPBAT Sukabumi yang merupakan keturunan kedua lele dumbo

yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sementara itu, induk jantan F6

merupakan keturunan dari induk betina F2, yang juga masih sediaan induk di

BBPBAT Sukabumi.

Lele hasil silang balik tersebut resmi dilepas secara luas oleh Kementerian

Kelautan dan Perikanan sebagai komoditas baru ikan lele unggul. Hal tersebut

dikukuhkan melalui Surat Keputusan Kementerian Kelautan dan Perikanan

No.KP.26/MEN/2004 tanggal 21 Juli 2004 dan diberi nama lele sangkuriang.

Berikut ini diagram persilangan induk yang menghasilkan ikan lele sangkuriang

(Warisno dan Dahana, 2009:3):

Lele Dumbo

Induk Betina

Lele Dumbo

Lele Dumbo

Lele Dumbo Ikan Lele Sangkuriang

Lele Dumbo

Induk Jantan

Lele Dumbo

Gambar 3. Diagram Persilangan Induk Ikan Lele Sangkuriang

F5

F6

F2

F4

F1

F3

Page 27: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

12

2.1.2 Klasifikasi Ikan Lele Sangkuriang

Warisno dan Dahana (2009:4) menjelaskan ikan lele sangkuriang memiliki

klasifikasi taksonomi yang sama dengan ikan lele dumbo. Berdasarkan bentuk

tubuh dan sifat-sifatnya, ikan lele diklasifikasikan dalam suatu tata nama sehingga

memudahkan dalam identifikasi. Tata nama dalam klasifikasi yang didasarkan

ilmu taksonomi tersebut biasanya menggunakan bahasa latin. Adapun sistematika

dan klasifikasinya adalah sebagai berikut (Mahyuddin, 2013:6):

Filum : Chordata (bangsa hewan yang bertulang belakang)

Kelas : Pisces (bernapas dengan insang)

Sub Kelas : Telestoi (ikan yang bertulang keras)

Ordo : Ostariophysi (ikan yang di dalam rongga perut bagian atas

memiliki tulang sebagai alat perlengkapan keseimbangan yang

disebut tulang Weber)

Sub Ordo : Siluroidea (ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, tidak

bersisik, dan berkulit licin)

Famili : Clariidae (kelompok ikan yang mempunyai ciri khas, seperti

bentuk kepala pipih dengan lempeng tulang keras sebagai batok

kepala, bersungut empat pasang, sirip dada berpatil, serta

mempunyai alat pernapasan tambahan yang memungkinkan ikan

lele mengambil oksigen langsung dari udara)

Genus : Clarias

Spesies : Clarias sp.

Page 28: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

13

2.1.3 Ciri-Ciri Fisik Ikan Lele Sangkuriang

Secara fisik tidak ada perbedaan yang mencolok antara lele sangkuriang dan

lele dumbo biasa. Kepala berbentuk pipih ke bawah, bagian tengah badan

berbentuk membulat, dan bagian belakang tubuh cenderung pipih ke samping.

Berikut ini penjelasan lengkap mengenai ciri-ciri fisik lele sangkuriang (Nasrudin,

2014:43-47).

Gambar 4. Ikan Lele Sangkuriang

1. Kepala

Kepala lele sangkuriang berbentuk pipih ke bawah (depressed). panjangnya

hampir mencapai sepertiga dari panjang tubuhnya. Kepala lele sangkuriang

dilapisi oleh tulang pelat yang cukup keras. Di dalamnya terdapat rongga yang

terletak di atas insang.

Di ruang berongga inilah terdapat alat pernapasan tambahan lele berupa

labirin (aborescent). Dengan alat pernapasan tambahan ini, memungkinkan lele

sangkuriang menghirup oksigen yang berasal dari udara. Untuk menghirup

oksigen dari udara, biasanya lele menyembul atau meloncat melewati permukaan

air.

Lele sangkuriang memiliki delapan buah sungut (empat pasang) yang

terletak di sekitar mulut. Sepasang sungut hidung, sepasang sungut mandibular

luar, sepasang sungut mandibular dalam, dan sepasang sungut maxilar. lele

sangkuriang juga memiliki sepasang lubang hidung (nostrils) yang letaknya

Page 29: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

14

dibagian anterior. Lubang hidung tersebut sangat sensitif dan memiliki fungsi

utama untuk mendeteksi bau.

2. Badan

Lele sangkuriang mempunyai bentuk badan yang sangat berbeda

dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya. Bagian tengah badan berbentuk

membulat, dan bagian belakang tubuh cenderung pipih ke samping. Seperti lele

pada umumnya, lele sangkuriang tidak memiliki sisik yang melindungi kulit

tubuhnya, tetapi kulitnya dilapisi lendir sehingga sangat licin. Warna tubuhnya

hitam kehijauan di bagian punggung dan putih kekuningan di bagian perut.

Bintik-bintik yang menghiasi kulitnya tak sebanyak pada lele dumbo biasa.

3. Sirip dan Ekor

Lele sangkuriang memiliki tiga buah sirip tunggal, yakni sirip punggung,

sirip ekor, dan sirip dubur. Selain itu, lele sangkuriang mempunyai dua buah sirip

berpasangan, yakni sirip perut dan sirip dada. Sirip dada lele sangkuriang sangat

keras dan bentuknya meruncing. Sirip dada ini populer di masyarakat dengan

sebutan patil. Selain berguna sebagai alat bantu gerak, juga berfungsi sebagai

senjata untuk pertahanan diri. Lele menggunakan sirip dada untuk menopang

tubuh dan bergerak saat berada di darat. Patil yang dimiliki lele sangkuriang tidak

beracun. Berbeda dengan patil pada lele lokal yang mengandung racun, sehingga

berbahaya jika patil tersebut menusuk bagian tubuh manusia. Sementara itu, sirip

punggung lele sangkuriang panjangnya hampir memenuhi tiga perempat panjang

badan.

Page 30: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

15

2.1.4 Keunggulan Ikan Lele Sangkuriang

Menurut Warisno dan Dahana (2009:9-12), ikan lele sangkuriang memiliki

banyak keunggulan dibanding lele lokal maupun lele dumbo biasa. Kelebihan ini

menjadikan lele sangkuriang pantas menjadi primadona di antara peternak lele

saat ini. Keunggulan itu antara lain:

1. Pertumbuhannya lebih cepat

Pertumbuhan lele sangkuriang lebih cepat dibanding lele dumbo biasa. Pada

tahap pembesaran ikan lele konsumsi, pertumbuhan ikan lele sangkuriang

mencapai 3,53%, sedangkan lele dumbo biasa hanya 2,73%.

2. Umur panen lebih pendek

Dengan pertumbuhan yang lebih cepat, lele sangkuriang dapat lebih cepat

dipanen dibanding lele dumbo biasa. Lele ukuran konsumsi biasanya dipanen

saat bobotnya 100-150 gram (7-10 lele/kg). Untuk mencapai ukuran ini, lele

sangkuriang hanya membutuhkan waktu 60-70 hari, sedangkan lele dumbo

biasanya butuh waktu 100-110 hari (asumsi pemeliharaan intensif).

3. Fekunditas dan daya tetas telur tinggi

Tingkat fekunditas lele sangkuriang dua kali lebih tinggi dari lele dumbo.

Daya tetas telur lele sangkuriang mencapai 90% lebih, sementara lele dumbo

hanya 80% lebih. Dengan demikian, anakan yang dihasilkan lebih banyak

untuk setiap kali pemijahan.

4. Food Conversion Ratio (FCR) rendah

Food Conversion Ratio adalah perbandingan antara jumlah pakan yang

diberikan dengan pertambahan bobot ikan. Nilai FCR lele sangkuriang lebih

rendah dibanding lele dumbo biasa. Lele sangkuriang FCRnya antara 0,8-1,0

Page 31: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

16

dengan rata-rata sekitar 0,9. Lele dumbo biasa memiliki FCR antara 1,0-1,1.

Dengan nilai FCR lebih rendah berarti biaya pakan juga lebih rendah.

5. Toleransi terhadap penyakit lebih tinggi

Lele sangkuriang memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap beberapa

jenis bakteri penyebab penyakit, antara lain Trichodina sp. dan

Ichthiophthirius sp. Hasil penelitian BBPBAT Sukabumi menujukkan bahwa

jumlah bakteri jenis ini lebih sedikit pada kolam pemeliharaan lele

sangkuriang dibanding pada kolam pemeliharaan lele dumbo biasa.

6. Kualitas daging lebih baik

Dari segi konsumen, daging lele sangkuriang memiliki kualitas yang lebih

baik karena umur panen yang lebih muda. Banyak konsumen berpendapat

bahwa semakin tua umur lele, semakin menurun kualitas dagingnya.

Pendapat ini agaknya benar sehingga pada umumnya konsumen menyukui

lele dumbo dengan bobot 100-150 gram yang dipanen pada umur 100-110

hari. Untuk mendapatkan lele sangkuriang dengan bobot yang sama, hanya

diperlukan waktu 60-70 hari. Dengan umur yang lebih muda, totok

(tempurung kepala) lele sangkuriang cukup renyah dan dapat dikonsumsi.

Hal ini penting karena panjang kepala lele dumbo dan sangkuriang mencapai

seperempat panjang total tubuhnya.

7. Teknik budidaya mudah

Budidaya lele sangkuriang sebenarnya tidak berbeda dengan budidaya lele

dumbo biasa, bahkan relatif lebih mudah. Hal ini karena budidaya lele

sangkuriang lebih cepat panen. Selain itu, lele sangkuriang juga memiliki

daya tahan yang cukup tinggi terhadap berbagai bakteri penyebab penyakit.

Page 32: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

17

2.2 Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik Tradisional

A. Pembuatan Kolam Pembesaran

Nasrudin (2014:89-90) menjelaskan jenis kolam yang baik untuk

pembesaran lele sangkuriang adalah kolam semen dan kolam terpal. Kolam

tanah sebenarnya juga bisa digunakan, tetapi tanah tersebut harus yang

benar-benar bisa menahan air dengan baik. Berdasarkan pengalaman, hama

lebih banyak dijumpai di kolam tanah. Akibatnya, produksi lele tidak

maksimal.

1. Kolam Terpal

Kolam terpal memiliki beberapa keunggulan, diantaranya teknis

pembuatannya yang mudah, praktis, dan biaya pembuatan kolam yang

murah. Untuk seorang pemula pada tahap belajar mengenai pembesaran

lele sangkuriang, disarankan untuk memilih kolam yang tidak terlalu

luas. Dengan demikian, jika hasil produksi masih rendah, kerugian tidak

terlalu besar. Setelah hasil produksi cukup baik, bisa dilanjutkan dengan

membuat kolam yang berukuran lebih luas. Jika modal yang dimiliki

cukup besar dan punya keberanian yang tinggi, pembudidaya dapat

membuat beberapa buah kolam dengan ukuran yang sama.

2. Kolam Semen (Kolam Tembok)

Kolam semen sebenarnya lebih permanen dibandingkan dengan kolam

terpal. Tetapi biaya pembuatan kolam semen relatif lebih mahal dari pada

pembuatan kolam terpal. Sebenarnya, kolam semen juga tak lepas dari

kendala. Jika kolam semen sudah mengalami keretakan maka harus

melapisi kolam menggunakan terpal.

Page 33: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

18

B. Persiapan Kolam

Setelah kolam yang akan digunakan untuk pembesaran selesai dibuat,

langkah selajutnya menyiapkan kolam tersebut agar siap untuk ditebar benih.

Adapun tahapan yang dijelaskan oleh Nasrudin (2014:94-97) yaitu:

1. Mengisi kolam dengan air bersih yang bebas dari limbah dan bahan kimia

hingga setinggi 50 cm.

2. Melakukan pengomposan atau pemupukan menggunakan kotoran kambing

atau domba yang basah. Pengomposan dilakukan dengan cara membagi

dua bagian kotoran kambing atau domba, masing-masing 7,5 kg.

Memasukkan kotoran ke dalam karung yang berbeda, lalu ikat rapat.

Selanjutnya, meletakkan karung tersebut di dalam kolam (tidak boleh

disebar) selama delapan hari. Pengomposan untuk menciptakan air kolam

dengan PH yang sesuai dengan kebutuhan lele sangkuriang, yakni 7-8.

3. Menambahkan ramuan herbal ke dalam kolam. Dosisnya 20 cc untuk

kolam seluas 10 m2. Caranya, menuangkan herbal ke dalam lima liter air

dan menambahkan dua sendok makan garam. Mengaduk hingga larut, lalu

menyiramkan ke kolam. Pemberian herbal bertujuan untuk menetralkan air

dari kandungan zat kimia yang berbahaya, menyeimbangkan PH dan suhu

air, menguatkan daya tahan tubuh lele, serta menangkal penyakit yang

mungkin mengancam kesehatan lele.

4. Mengangkat karung pada hari ke-8. Sebelum mengangkat total, naik dan

turunkan karung tersebut di dalam kolam beberapa kali. Tujuannya, agar

kandungan atau zat organik yang terdapat dalam kotoran kambing tersebut

keluar dan menyebar ke dalam air.

Page 34: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

19

C. Penebaran Benih dan Pemeliharaannya

Nasrudin (2014:97-103) menjelaskan benih yang ditebar sangat

menentukan produksi lele konsumsi. Benih yang di pilih harus berkualitas

agar pertumbuhannya baik, tidak mudah terserang penyakit, dan lele konsumsi

yang dihasilkan bermutu baik. Waktu yang baik untuk menebar benih lele

adalah pada pagi atau sore hari. Waktu tersebut untuk menghindari terik

matahari. Penebaran benih dilakukan secara perlahan agar benih lele tidak

stress. Caranya, memiringkan wadah berisi benih lele sedikit demi sedikit di

permukaan air kolam. Membiarkan benih lele keluar dengan sendirinya.

Kepadatan penebaran benih lele sangkuriang yaitu 100-120 ekor /m2.

Frekuensi pemberian pakan pun tidak 2-3 kali sehari, melainkan bisa lebih

sering dari itu, yaitu 5-6 kali sehari. Hal penting yang harus diperhatikan

adalah jarak antara pemberian pakan, yakni minimum 2-3 jam. Misalnya

pemberian pakan pada pukul 09.00, pukul 12.00, pukul 17.00, dan 19.00.

Pemberian pakan tidak dianjurkan sebelum matahari terbit agar polusi udara

yang mencemari permukaan air kolam terjemur sinar matahari lebih dahulu

sebelum diberi pakan baru. Pakan yang diberikan yaitu pelet murni.

Dalam usaha pembesaran lele, air kolam tidak boleh diganti hingga masa

panen tiba. Kecuali jika air berbau amis, yang umumnya disebabkan oleh

timbunan sisa pakan di dasar kolam. Usai panen, barulah air boleh diganti. Air

yang digunakan harus sudah melalui proses pengomposan atau pemupukan

terlebih dahulu.

Page 35: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

20

2.3 Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik Biofloc

Amri dan Khairuman (2014:58-59) menjelaskan pembesaran lele bisa

dilakukan secara intensif di lahan dan air terbatas dengan kepadatan tinggi.

Dahulu kepadatan penebaran lele berkisar 100-200 ekor/m2. Dengan adanya

teknik biofloc, lele dapat dipelihara dengan kepadatan di atas 1000 ekor/m2

dengan pemberian pakan yang berprotein tinggi serta aplikasi probiotik. Pakan

yang diberikan semuanya berupa pelet.

Berdasarkan hasil penelitian, ternyata tidak semua protein yang terkandung

di dalam pakan dapat diserap oleh ikan. Bahkan sebagian besar terbuang. Menurut

hasil penelitian, protein yang terbuang oleh ikan lele sebesar 35%, ikan nila 65%,

dan udang mencapai 75% dari pakan yang diberikan. Protein yang terbuang

sebenarnya dapat dimanfaatkan kembali dengan teknologi biofloc.

Suprapto dan Samtafsir (2013:65) menjelaskan beberapa keuntungan yang

diperoleh dengan mengaplikasikan teknologi biofloc pada budidaya ikan lele

anatara lain:

a. Sedikit memerlukan pergantian air (efisien air).

b. Tidak menggunakan bahan kimia selama masa budidaya kecuali di awal

persiapan.

c. Dapat dilakukan dengan padat tebar tinggi hingga 3000 ekor per m3.

d. FCR rendah, dapat mencapai 0,7 (efisien pakan).

e. Membuang limbah lebih sedikit.

f. Dapat diterapkan di dalam ruangan (rumah) tanpa terkena sinar matahari

langsung.

Page 36: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

21

Menurut Suprapto dan Samtafsir (2013:17), biofloc berasal dari kata “bios”

artinya kehidupan dan “floc” artinya gumpalan. Jadi pengertian biofloc adalah

kumpulan dari berbagai organisme (bakteri, jamur, algae, protooa, cacing, dan

lain-lain) yang tergabung dalam gumpalan (floc). Teknologi biofloc pada awalnya

merupakan adopsi dari teknologi pengolahan limbah (lumpur aktif) secara biologi

dengan melibatkan aktivitas mikroorganisme (seperti bakteri).

Bahan organik yang merupakan limbah diaduk dan diaerasi. Bahan organik

yang tersuspensi akan diuraikan oleh bakteri heterotrof secara aerobic menjadi

senyawa anorganik. Bila bahan organik mengendap (tidak teraduk) maka akan

terjadi kondisi yang anaerobik sehingga merangsang bakteri anaerobik untuk

mengurai bahan organik menjadi bahan organik yang lebih sederhana serta

senyawa yang bersifat racun seperti ammonia, nitrit, H2S, metana. Kotoran yang

mengendap harus segera dibuang agar tidak sampai menimbulkan masalah.

Dalam konsep teknologi biofloc, senyawa nitrogen anorganik, (terutama

amonia yang bersifat racun bagi ikan) didaur ulang menjadi protein sel mikroba

sehingga bisa dimakan hewan pemakan detritus seperti nila, udang, vaname dan

ikan lele. Prosesnya, bahan organik dalam kolam diaduk dan diaerasi agar terlarut

dalam kolam air untuk merangsang perkembangan bakteri heterotrof aerobik

menempel pada partikel organik, menguraikan bahan organik, selanjutnya

menyerap mineral seperti amonia, fosfat dan nutrisi lain dalam air. Hasilnya,

kualitas air menjadi lebih baik dan bahan organik didaur ulang menjadi detritus

yang diperkaya (Suprapto dan Samtafsir, 2013:18).

Page 37: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

22

Menurut Suprapto dan Samtafsir (2013:19-20), fungsi biofloc di dalam

kolam antara lain:

1. Mengurai bahan organik dan menghilangkan senyawa beracun,

2. Menstabilkan dan memperbaiki mutu air,

3. Mengubah amoniak menjadi protein sel dengan menambahkan karbohidrat,

4. Menekan organisme pathogen,

5. Sebagai bahan makanan tambahan bagi ikan.

Amri dan Khairuman (2014:59-63) menjelaskan cara pembesaran ikan lele

sangkuriang dengan teknik biofloc yaitu:

1. Menyiapkan tempat dan bahan

Wadah budidaya pembesaran lele menggunakan teknik biofloc adalah bak

semen atau terpal. Wadah dapat berbentuk bulat, persegi atau persegi panjang.

Lokasi wadah sebaiknya berada di tempat yang terbuka yang mendapatkan sinar

matahari langsung. Ukuran wadah dapat disesuaikan dengan ketersediaan lahan

atau dana.

2. Menyiapkan benih

Benih ikan lele yang akan dipelihara sebaiknya berukuran 7-9 cm. Benih

yang dipelihara harus jelas asal-usulnya, bisa dari hasil pemijahan sendiri atau

dari tempat lain, seperti unit pembenihan rakyat atau lembaga pemerintah. Benih

lele harus sehat dan tidak cacat serta berukuran sama berat atau panjang.

Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu rendah. Agar benih

lele tidak mengalami stress, terlebih dahulu melakukan penyesuian dengan cara

menambahkan sedikit demi sedikit air kolam ke dalam wadah pengangkutan ikan.

Lalu biarkan benih lele keluar sendiri ke kolam pemeliharaan.

Page 38: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

23

3. Menyiapkan bakteri heterotrof

Bakteri yang digunakan adalah Bacillus sp yang merupakan produk probiotik

komersial yang saat ini mudah didapat karena banyak dijual di pasaran.

4. Menyiapkan sumber karbon

Sumber karbon yang digunakan adalah tepung tapioka. Penggunaan tepung

tapioka didasarkan pada kemudahan mencari sumber karbon tersebut.

5. Menyiapkan pakan

Pakan buatan yang diberikan adalah pakan komersial berbentuk pelet apung

dengan kandungan protein kasar 32% yang saat ini mudah ditemukan di pasaran.

6. Menyiapkan media dan penebaran ikan

Bak tembok yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu dan

dikeringkan selama 2-3 hari. Kemudian, bak diisi air bersih setinggi 100 cm dan

disterilkan dengan penambahan kaporit sebanyak 30 g/m3. Jika tidak diberi

kaporit, tambahkan kapur sebanyak 30 g/m3, dan biarkan media sekitar 1 minggu

untuk menetralisir klor aktif (bahan beracun).

7. Pembentukan biofloc

Inokulum probiotik (bakteri heterotrof Bacillus sp) atau probiotik diberikan

di awal masa pemeliharaan sebanyak 20 ml/m3 air. Media pemeliharaan lalu

diberi tepung tapioka setiap hari. Pengurangan bahan organik dapat dilakukan

melalui penggantian air.

8. Manajemen pakan dan pemberian pakan

Pembesaran lele dilakukan selama 2 bulan. Untuk pembesaran lele dengan

teknologi biofloc, pakan yang diberikan berupa pelet. Frekuensi pemberian pakan

cukup 2 kali sehari, yaitu pagi hari pada pukul 07.00 dan sore pukul 17.00.

Page 39: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

24

9. Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah ikan mencapai ukuran 8-10 ekor/kg.

Pemanenan dilakukan dengan cara membuang atau mengurangi air media

pemeliharaan, lalu ikan ditangkap dengan menggunakan alat tangkap seperti seser.

Sebelum dijual ikan dipuasakan dahulu selama beberapa jam agar saat diangkut,

kotoran-kotorannya sudah terbuang. Jika pemeliharaan sesuai petunjuk, maka

tingkat kelangsungan hidupnya mencapai 95-98% dari benih yang ditebarkan.

10. Penanggulangan penyakit

Sepanjang pemeliharaan lele mengikuti petunjuk teknis untuk berbagai

wadah budidaya seperti yang diuraikan sebelumnya, kemungkinan lele tidak akan

terserang oleh penyakit. Namun, bila lele terserang penyakit, pisahkan ikan-ikan

yang sakit ke tempat lain. Untuk pencegahan penyakit dapat menggunakan obat-

obatan seperti inrofloxs-25 dosis 2-4 gram dicampur pakan 1 kg dan diberikan

selama 3-5 hari berturut-turut. Untuk pengobatan penyakit menggunakan

inrofloxs-25 dosis 4-6 gram, juga campur dengan pakan 1 kg dan diberikan

selama 3-5 hari berturut-turut.

Suprapto dan Samtafsir (2013:102-106) menjelaskan dalam sistem biofloc,

yang di dalamnya didominasi oleh mikroba (bakteri) yang menguntungkan maka

perlakuan yang diberikan harus sesuai dan tidak boleh memberi bahan yang

bersifat merusak atau membunuh bakteri seperti desinfektan maupun antibiotik.

Bahan yang diberikan justru mendukung kerja biofloc. Macam-macam perlakuan

yang diberikan, molase, garam non-iodium, kapur dolomit.

Page 40: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

25

1. Probiotik

Dalam budidaya ikan yang menerapkan sistem sedikit / tanpa ganti air, peran

probiotik sangat penting dalam pengendalian kualitas air. Probiotik bertugas

mengurai bahan organik yang berasal dari sisa pakan, kotoran ikan dan jasad yang

mati. Probiotik juga berperan mendaur ulang nitrogen anorganik (amonia)

menjadi protein sel yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan tambahan bagi

ikan. Probiotik diberikan sejak persiapan air hingga menjelang panen. Perlakuan

probiotik akan lebih baik bila bersamaan dengan molase.

2. Karbohidrat (Tepung Terigu, Tapioka atau Tetes / Molase)

Pemberian molase dilakukan sejak persiapan. Tujuannya adalah untuk

merangsang perkembangan bakteri probiotik dan pembentukan biofloc. Aplikasi

karbohidrat pada masa budidaya bisa dilakukan dengan dua cara yaitu molase atau

tepung pati langsung dicampur dengan pakan dan molase atau tepung pati

diberikan melalui air.

3. Garam

Ikan lele pada dasarnya hidup pada kadar garam 0-5 promil. Dengan adanya

tambahan garam dalam media akan membuat ikan lele hidup lebih nyaman.

Pemberian garam juga memiliki fungsi untuk menekan perkembangan parasite.

Garam diberikan sejak persiapan kolam sebelum tebar benih dan setelah

melakukan pergantian air.

4. Kapur dolomit

Pemberian kapur dolomit dapat membantu pembentukan floc. Kapur dolomit

juga sangat berperan dalam mengikat CO2, mempertahankan PH dan alkalinitas.

Perlakuan pemberian kapur dilakukan seminggu sekali pada malam hari.

Page 41: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

26

2.4 Biaya

Menurut Muhandi dan Siswanto (2001:3-4) dalam arti sempit biaya

didefinisikan sebagai harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk

memperoleh penghasilan. Dalam arti luas biaya didefinisikan sebagai

pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

dan mungkin akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

Biaya adalah satuan nilai yang dikorbankan dalam suatu proses produksi

untuk mencapai suatu hasil produksi. Beban arus barang dan jasa yang

dibebankan kepada pendapatan (benefit) untuk menentukan laba (income), atau

harga perolehan yang dikorbankan dalam rangka memperoleh penghasilan dan

dipakai sebagai pengurang penghasilan yang disebut beban (expense), sedangkan

nilai uang dari alat-alat produksi yang dikorbankan disebut harga pokok (Fuad,

2006:153).

Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan yaitu

(Widilestariningtyas, 2012:12-13):

1. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan

baku menjadi bahan jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya

depresiasi mesin dan perlengkapan, biaya bahan baku, mapun biaya bahan

penolong yang berhubungan dengan proses produksi. Menurut objek

pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

2. Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan

kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi,

Page 42: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

27

biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan

yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sample).

3. Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi

kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini biaya gaji

karyawan bagian keuangan, akuntansi, biaya foto copy.

Rahardja dan Manurung (2002:125) menjelaskan bahwa biaya total (total

cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost)

adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi, contohnya

biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, sewa gedung kantor. Biaya

variabel (variable cost) adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat

produksi, contohnya upah buruh, biaya bahan baku.

Hanafie (2010:199) menjelaskan dalam jangka pendek, biaya produksi dapat

pula dikelompokkan menjadi biaya tetap atau biaya variabel. Biaya tetap adalah

semua jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya

produksi. Adapun yang termasuk dalam kelompok biaya tetap, misalnya sewa

tanah yang berupa uang atau pajak, yang penentuannya berdasarka luas lahan.

Jumlah biaya tetap adalah konstan. Selain biaya tersebut, hampir semua biaya

termasuk dalam kelompok biaya tidak tetap karena besar-kecilnya berhubungan

langsung dengan besar kecilnya produksi. Adapun yang termasuk dalam

kelompok biaya tidak tetap, misalnya biaya-biaya untuk bibit, persiapan, serta

pengolahan lahan dan lain-lain.

Page 43: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

28

Suliyanto (2010:187) menjelaskan penyusutan diartikan sebagai sebagian

harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya

setiap periode akuntansi. Untuk melakukan perhitungan biaya penyusutan per

periode akuntansi, informasi-informasi berikut sangat diperlukan.

1. Harga perolehan (cost)

Harga perolehan adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh dan

menempatkan aktiva tetap, termasuk di dalamnya adalah biaya negosiasi,

transportasi, pemasang, dan uji coba aktiva tetap.

2. Nilai sisa (residu)

Nilai sisa adalah jumlah yang dapat diterima bila aktiva yang sudah tidak

dapat digunakan dijual, ditukar, atau cara-cara lain dikurangi biaya yang

terjadi untuk menjual/menukarnya.

3. Umur Ekonomis

Umur ekonomis merupakan taksiran umur suatu aktiva, yang dinyatakan

dalam suatu periode waktu maupun satuan hasil produksi atau satuan jam

kerja.

Metode yang paling sederhana dan paling banyak digunakan untuk

menghitung penyusutan yaitu metode garis lurus (straight-line method). Metode

ini mengasumsikan bahwa beban penyusutan setiap periode adalah sama.

Harga Perolehan – Nilai residu

Penyusutan =

Umur Ekonomis

Page 44: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

29

2.5 Pendapatan

Pendapatan dari penjualan adalah seluruh total tagihan kepada pelanggan atas

barang yang dijual, baik secara tunai maupun kredit. Pendapatan yaitu

pertambahan harta diluar tambahan investasi yang mengakibatkan modal

bertambah. Pendapatan usaha merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil

usaha pokok perusahaan, sedangkan pendapatan diluar usaha yaitu pendapatan

yang diperoleh dari bukan usaha pokok perusahaan (Niswonger, 1992:197).

Menurut Soekartawi (1995:54), penerimaan usahatani adalah perkalian

antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Hal tersebut dapat dinyatakan

dalam rumus sebagai berikut: TR = Y x Py

Keterangan: TR = Total penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani

Py = Harga Y

Menurut Kotler (1998:115), harga jual dalam arti sempit merupakan jumlah

uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa. Dalam arti luas, harga jual

adalah jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki

atau menggunakan produk atau jasa.

Soekartawi (1995:57-58) menjelaskan bahwa pendapatan usahatani adalah

selisih antara penerimaan dan semua biaya. Hal tersebut dapat dinyatakan dalam

rumus sebagai berikut:

Pd = TR – TC

Keterangan: Pd = Pendapatan usahatani

TR = Total penerimaan

TC = Total biaya

Page 45: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

30

2.6 Analisis Kelayakan Usaha

Suliyanto (2010:3) menjelaskan studi kelayakan bisnis merupakan penelitian

yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk

dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan

jika ide dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak

dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan.

Menurut Sofyan (2004:105-106), analisis finansial adalah kegiatan

melakukan penilaian dan penentuan suatu rupiah terhadap aspek-aspek yang

dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha.

Kegiatan analisis finansial dapat dikelompokkan ke dalam kegiatan utama yaitu:

1. Membuat seluruh rekap penerimaan,

2. Membuat rekap dari semua biaya,

3. Menguji apakah aliran kas masuk yang dihasilkan oleh usaha ini layak

berdasarkan kriteria finansial yang ada.

Untuk menganalisis kelayakan usaha pada umumnya disertai dengan analisis

finansial seperti analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C Ratio), analisis rasio

keuntungan atas biaya (B/C Ratio), Break Even Point (BEP), dan Payback Period

(PP).

1. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Ratio)

Rahim dan Hastuti (2007:167) menyatakan bahwa analisis rasio penerimaan

atas biaya (R/C ratio) merupakan perbandingan (ratio atau nisbah) antara

penerimaan (revenue) dan biaya (cost).

Penerimaan

R/C Ratio =

Biaya

Page 46: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

31

Menurut Soeharjo dan Patong (1991:19), rasio penerimaan atas biaya

menunjukkan berapa besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah

yang dikeluarkan dalam produksi usahatani. Rasio penerimaan atas biaya produksi

dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relative kegiatan usahatani,

artinya dari angka rasio penerimaan atas biaya tersebut dapat diketahui apakah

usahatani menguntungkan atau tidak.

2. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Ratio)

Menurut Soeharto (1997:441), B/C ratio merupakan metode yang dilakukan

untuk melihat berapa manfaat yang diterima oleh proyek untuk satu satuan mata

uang (dalam hal rupiah) yang dikeluarkan. B/C ratio adalah suatu rasio yang

membandingkan antara benefit atau pendapatan dari suatu usaha dengan biaya

yang dikeluarkan.

Pendapatan

B/C Ratio =

Biaya

Rahim dan Hastuti (2007:168) menyatakan bahwa analisis rasio keuntungan

atas biaya (B/C ratio) pada prinsipnya sama saja dengan analisis rasio penerimaan

atas biaya (R/C ratio), hanya saja pada analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C

ratio) yang dipentingkan adalah besarnya manfaat.

Analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C ratio) adalah perbandingan antara

tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu

usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila analisis rasio keuntungan

atas biaya (B/C ratio) lebih besar dari nol. Semakin besar nilai rasio keuntungan

atas biaya (B/C ratio), maka semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari

usaha tersebut (Rahardi dan Hartanto, 2003:69).

Page 47: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

32

3. Break Even Point (BEP)

Kordi (2012:163) menjelaskan break even point adalah suatu kondisi dimana

modal telah kembali semua atau pengeluaran sama dengan pendapatan. Pada saat

BEP dicapai, kondisi usaha tidak untung dan tidak rugi. Terdapat dua macam

BEP, yaitu BEP volume produksi dan BEP harga produksi. Kedua BEP tersebut

dapat dihitung dengan rumus berikut:

Total Biaya

BEP Volume Produksi =

Harga Per Unit

Total Biaya

BEP Harga Produksi =

Total Produksi

Analisis titik impas / analisis pulang pokok / break even analysis / cost profit

volume dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan, antara lain

tentang hal-hal berikut (Halim, 2007:188):

a. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak

rugi

b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba tertentu.

c. Sampai seberapa besar omzet penjualan boleh turun agar perusahaan tidak

rugi.

d. Sampai seberapa besar efek dari perubahan harga jual, biaya, dan volume

penjualan terhadap laba yang akan diperoleh.

4. Payback Period (PP)

Suliyanto (2010:196) menjelaskan payback period merupakan metode yang

digunakan untuk menghitung lama periode yang diperlukan untuk mengembalikan

uang yang telah diinvestasikan dari aliran kas masuk (proceeds) tahunan. Apabila

Page 48: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

33

proceeds setiap tahunnya jumlahnya sama, payback period (PP) dari suatu

investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi (outlays) dengan

dengan proceeds tahunan. Rumus yang digunakan untuk menghitung payback

period (PP) adalah sebagai berikut.

Investasi kas bersih

Payback Period (PP) =

Aliran kas masuk bersih tahunan

2.7 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu untuk analisis biaya dan pendapatan atau analisis

kelayakan usahatani memang telah banyak diteliti. Analisis pendapatan usaha

pembesaran ikan lele sangkuriang juga sudah ada yang meneliti, tetapi analisis

biaya dan pendapatan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional

dan biofloc di Kota Depok belum penah diteliti sebelumnya.

Penelitian pertama dilakukan oleh Utama (2011) dengan judul “Analisis

Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan (Studi Kasus PT. Ojid Kharisma

Nusantara Pada Tahun 2010)”. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh penulis

yaitu menghitung pendapatan dan menganalisis kelayakan usaha menggunakan

B/C ratio, payback period (PP), dan break even point (BEP). Perbedaan penelitian

yang dilakukan oleh penulis yaitu tempat penelitian dan tahun penelitian.

Penelitian kedua dilakukan oleh Jamaludin (2015) dengan judul “Analisis

Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) di

Bojong Farm Kabupaten Bogor”. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh

penulis yaitu meneliti pendapatan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang,

menghitung pendapatan dan menganalisis kelayakan usaha menggunakan R/C

ratio, B/C ratio, break even point (BEP), dan payback period (PP). Perbedaan

Page 49: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

34

penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu tempat penelitian dan menganalisis

sensitivitas dan switching value.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Sembiring (2011) dengan judul “Analisis

Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang (Studi Kasus: Yoyok Fish

Farm, Desa Pasing Angin, Kecamatan Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat).

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu meneliti usaha

pembesaran ikan lele sangkuriang dan menganalisis kelayakan usaha

menggunakan NPV, IRR, Net B/C, dan payback period (PP). Perbedaan

penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu tempat penelitian dan menganalisis

switching value.

2.8 Kerangka Pemikiran

Pada pembesaran ikan lele sangkuriang terdapat dua teknik dalam budidaya

yaitu teknik tradisional dan biofloc. Teknik tradisional dilakukan di Pokdakan

Mandiri Sangkuriang. Sedangkan teknik bioloc dilakukan di PT. Agro 165

Nusantara Jaya. Perbedaan teknik tersebut membuat biaya yang dikeluarkan dan

pendapatan yang diperoleh dalam pembesaran ikan lele sangkuriang juga berbeda.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis biaya dan pendapatan usaha

pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dan biofloc.

Total biaya berasal dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel.

Sedangkan pendapatan diperoleh dari penerimaan dikurangi dengan total biaya.

Selain itu dalam penelitian ini juga menganalisis kelayakan usaha secara finansial

menggunakan R/C Ratio, B/C Ratio, Break Even Point (BEP) dan Payback Period

(PP) untuk meyakinkan bahwa usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik

Page 50: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

35

tradisional dan biofloc layak atau tidak untuk dijalankan. Dari hasil analisis dapat

mengetahui kelebihan dan kelemahan teknik tradisional dengan biofloc pada

usaha pembesaran ikan lele sangkuriang. Berdasarkan uraian diatas maka

gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Pembesaran

Ikan Lele Sangkuriang Teknik Tradisional dan Biofloc di Kota Depok

Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

Biaya Tetap

Biaya Variabel

Total Biaya

Analisis Kelayakan Usaha

(R/C Ratio, B/C Ratio, BEP,PP)

Kelebihan dan Kelemahan Teknik Tradisional dengan

Biofloc Pada Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

Tradisional

Pokdakan Mandiri Sangkuriang

Biofloc

PT. Agro 165 Nusantara Jaya

Penerimaan

Pendapatan

Page 51: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua tempat budidaya ikan lele sangkuriang dengan

teknik yang berbeda. Penelitian pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang

teknik tradisional dilakukan di Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Mandiri

Sangkuriang yaitu usaha milik Bapak Sumadi beralamat di Jalan Mesjid Samsul

Iman No.20, RT 01/003, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa

Barat. Penelitian pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc

dilakukan di PT. Agro 165 Nusantara Jaya beralamat di Jalan Raya Keadilan,

No.65, RT 11/001, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas,

Depok, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

(purposive). Pokdakan Mandiri Sangkuriang dipilih sebagai tempat penelitian

karena satu-satunya kelompok budidaya ikan lele teknik tradisional yang dibina

oleh Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok. PT. Agro 165 Nusantara Jaya

dipilih sebagai tempat penelitian karena perusahaan ini sebagai Pusat Pelatihan

Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) dalam budidaya ikan biofloc.

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 sampai Februari 2016.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data primer

diperoleh melalui hasil wawancara langsung dengan responden yaitu Bapak

Sumadi sebagai anggota Pokdakan Mandiri Sangkuriang dan karyawan PT. Agro

165 Nusantara Jaya yang dipandu kuesioner. Jenis data yang dikumpulkan berupa

biaya-biaya yang dikeluarkan, total panen, dan harga jual ikan lele sangkuriang.

Page 52: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

37

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di Pokdakan Mandiri Sangkuriang, PT Agro 165

Nusantara Jaya, dan instansi pemerintah yakni Dinas Pertanian dan Perikanan

Kota Depok. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan Bapak Sumadi

sebagai anggota Pokdakan Mandiri Sangkuriang, Bapak Legisan S Samtafsir

sebagai pimpinan PT Agro 165 Nusantara Jaya, dan Jamalluddin sebagai

karyawan divisi budidaya ikan di PT Agro 165 Nusantara Jaya. Wawancara

adalah percakapan yang dilakukan oleh pewawancara kepada responden guna

menggali informasi atau data yang digunakan untuk kebutuhan penelitian.

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

analisis kuantitatif. Analisis data kuantitatif untuk mengetahui biaya yang

dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh pada usaha pembesaran ikan lele

sangkuriang teknik tradisional dan biofloc dalam satu periode (3 bulan). Alat

analisis dalam penelitian ini yaitu analisis kelayakan usaha untuk melihat sejauh

mana usaha tersebut dapat dikatakan layak untuk dikembangkan menggunakan

analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C ratio), analisis rasio keuntungan atas

biaya (B/C ratio), break even point (BEP), payback period (PP). Untuk

mengetahui kelebihan dan kelemahan teknik tradisional dan biofloc pada

pembesaran ikan lele sangkuriang dengan mengolah data secara manual.

Pengolahan data kuantitatif ini menggunakan alat bantu kalkulator dan melalui

program Microsoft Office Excel 2007.

Page 53: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

38

3.4.1 Biaya Usaha

Total biaya yaitu penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel dalam satu

periode usaha pembesaran ikan lele teknik tradisional dan biofloc. Pernyataan

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

TC = FC + VC

Keterangan: TC = Total biaya usaha pembesaran ikan lele sangkuriang

FC = Biaya tetap usaha pembesaran ikan lele sangkuriang

VC = Biaya variabel usaha pembesaran ikan lele sangkuriang

3.4.2 Pendapatan

Penerimaan adalah perkalian antara total panen dengan harga jual dalam satu

periode usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dan biofloc.

Hal tersebut dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

TR = Y x Py

Keterangan: TR = Penerimaan penjualan ikan lele sangkuriang

Y = Total panen ikan lele sangkuriang

Py = Harga jual ikan lele sangkuriang dalam 1 kg

Pendapatan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang adalah penerimaan

dikurangi total biaya dalam satu periode usaha pembesaran ikan lele sangkuriang

teknik tradisional dan biofloc. Hal tersebut dapat dinyatakan dalam rumus sebagai

berikut:

Pd = TR – TC

Keterangan: Pd = Pendapatan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang

TR = Penerimaan penjualan ikan lele sangkuriang

TC = Total biaya usaha pembesaran ikan lele sangkuriang

Page 54: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

39

3.4.3 Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Ratio)

Analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C ratio) merupakan perbandingan antara

penerimaan dengan total biaya produksi dalam satu periode usaha pembesaran

ikan lele sangkuriang teknik tradisional dan biofloc.

Kriteria keputusan:

- R/C > 1 berarti usaha layak untuk dijalankan

- R/C < 1 usaha tidak menguntungkan dan tidak layak

- R/C =1 berarti usaha yang dijalankan dalam kondisi titik impas.

Secara sistematis R/C ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

Penerimaan Penjualan Ikan Lele Sangkuriang

R/C Ratio =

Total Biaya Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

3.4.4 Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Ratio)

Analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C ratio) adalah perbandingan antara

pendapatan dengan total biaya produksi dalam satu periode usaha pembesaran

ikan lele sangkuriang teknik tradisional dan biofloc. Usaha dikatakan layak dan

memberikan manfaat apabila B/C ratio lebih besar dari nol. Semakin besar nilai

B/C ratio, maka semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha

pembesaran ikan lele sangkuriang. Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut:

Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

B/C Ratio =

Total Biaya Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

3.4.5 Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) merupakan titik pulang pokok untuk melihat pada

tingkat volume dan harga berapa tidak memberikan keuntungan dan tidak pula

mengalami kerugian dalam satu periode usaha pembesaran ikan lele sangkuriang

Page 55: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

40

teknik tradisional dan biofloc. Terdapat dua macam BEP, yaitu BEP volume

produksi dan BEP harga produksi. Kedua BEP tersebut dapat dihitung dengan

rumus berikut:

Total Biaya Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

BEP Volume =

Harga Jual Per Kg Ikan Lele Sangkuriang

Total Biaya Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

BEP Harga =

Total Panen Ikan Lele Sangkuriang

3.4.6 Payback Period (PP)

Payback Period (PP) merupakan suatu periode waktu yang diperlukan untuk

mengembalikan uang yang telah diinvestasikan pada usaha pembesaran ikan lele

sangkuriang teknik tradisional dan biofloc. Rumus yang digunakan untuk

menghitung Payback Period (PP) adalah sebagai berikut.

Investasi Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

Payback Period (PP) =

Pendapatan dalam Satu Tahun

3.5 Definisi Operasional

Menurut Bungin (2006:36), definisi operasional adalah definisi yang

didasarkan atas sifat-sifat hal definitive yang dapat diukur dan diamati, sebagai

titik tolak persamaan persepsi dalam penelitian. Definisi operasional dalam

penelitian ini adalah:

1. Usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional adalah usaha yang

dilakukan dengan membesarkan bibit ikan lele sangkuriang sampai ukuran

konsumsi menggunakan teknik tradisional yang turun menurun.

Page 56: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

41

2. Usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc adalah usaha yang

dilakukan dengan membesarkan bibit ikan lele sangkuriang sampai ukuran

konsumsi dengan mengolah kotoran dan sisa pakan dengan bantuan aerator

agar bisa dimanfaatkan kembali sebagai pakan tambahan.

3. Biaya tetap dalam penelitian ini yaitu biaya yang dikeluarkan selama proses

produksi dalam satu periode yang besarnya tidak dipengaruhi oleh banyak

produksi yang dihasilkan.

4. Biaya variabel dalam penelitian ini yaitu biaya yang dikeluarkan dalam satu

periode yang besarnya dipengaruhi oleh banyaknya produksi yang

dihasilkan.

5. Total biaya dalam penelitian ini yaitu penjumlahan biaya tetap dan biaya

variabel dalam satu periode usaha pembesaran ikan lele teknik tradisional dan

biofloc.

6. Penerimaan dalam penelitian ini yaitu perkalian antara total panen dengan

harga jual dalam satu periode usaha pembesaran ikan lele sangkuriang

teknik tradisional dan biofloc.

7. Pendapatan dalam penelitian ini yaitu penerimaan dikurangi total biaya

dalam satu periode usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional

dan biofloc.

8. R/C Ratio dalam penelitian ini yaitu perbandingan antara penerimaan

dengan total biaya produksi dalam satu periode usaha pembesaran ikan lele

sangkuriang teknik tradisional dan biofloc.

Page 57: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

42

9. B/C Ratio dalam penelitian ini yaitu perbandingan antara pendapatan

dengan total biaya produksi dalam satu periode usaha pembesaran ikan lele

sangkuriang teknik tradisional dan biofloc.

10. Break Even Point (BEP) dalam penelitian ini yaitu titik pulang pokok

untuk melihat pada tingkat volume dan harga berapa tidak memberikan

keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian dalam satu periode usaha

pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dan biofloc.

11. Payback Period (PP) dalam penelitian ini yaitu suatu periode waktu yang

diperlukan dalam melunasi seluruh investasi dalam usaha pembesaran ikan

lele sangkuriang teknik tradisional dan biofloc.

12. Kelebihan yaitu suatu keunggulan melebihi biasanya dalam kegiatan produksi

dan kegiatan finansial pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik

tradisional dan biofloc.

13. Kelemahan yaitu suatu suatu keadaan yang lemah dalam kegiatan produksi

dan kegiatan finansial pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik

tradisional dan biofloc.

Page 58: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Pokdakan Mandiri Sangkuriang

4.1.1 Sejarah Pokdakan Mandiri Sangkuriang

Pokdakan Mandiri Sangkuriang merupakan usaha yang bergerak di bidang

pembenihan dan pembesaran ikan lele sangkuriang yang berlokasi di Jalan Masjid

Samsul Iman RT 01/03, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa

Barat. Anggota dari pokdakan ini yaitu Bapak Sumadi dan Suhardi. Bapak

Sumadi mengembangkan usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele di kolam

terpal. Sedangkan Bapak Suhardi mengembangkan usaha di pembesaran ikan lele

di kolam tanah. Pada tanggal 1 Oktober 2014 kelompok ini diberi nama

Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Mandiri Sangkuriang oleh Dinas Pertanian

dan Perikanan Kota Depok.

Pada tanggal 2 Februari 2013 Bapak Sumadi mulai mengembangkan usaha

pembenihan dan pembesaran ikan lele di Bedahan. Pengalaman Bapak Sumadi

dalam usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele dimulai tahun 2007-2012 di

Citeureup Bogor. Awal mula budidaya ikan lele, Bapak Sumadi sering mengalami

kerugian karena banyak bibit yang mati. Hal ini terjadi karena kurangnya

pengetahuan dan pengalaman budidaya ikan lele. Namun karena keinginan

berusaha yang besar membuat Bapak Sumadi tidak menyerah. Dari bertanya-

tanya dengan rekan budidaya ikan lele hingga mengikuti pelatihan dilakukan

Bapak Sumadi untuk menambah pengetahuan. Selama 1 bulan di Purwokerto

mengikuti pelatihan budidaya lele. Adapun ilmu yang didapat yaitu cara budidaya

ikan lele, pembuatan water stabilizer, dan cara mengatasi ikan lele yang sakit

Page 59: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

44

dengan pemberian obat-obat alami. Pelatihan kedua dilakukan selama 1 bulan di

Yogyakarta. Dalam pelatihan ini, Bapak Sumadi praktek langsung budidaya

pembesaran ikan lele. Dari pelatihan dan pengalaman budidaya ikan lele di

Citeureup ini menjadi bekal Bapak Sumadi dalam budidaya ikan lele di Bedahan.

Pada awal tahun 2013 Bapak Sumadi pindah rumah ke Bedahan dan kembali

mengembangkan usaha budidaya ikan lele sangkuriang dengan sarana dan

prasarana yang baru. Pada usaha pembenihan ikan lele sangkuriang terdapat 15

kolam ukuran 2 x 4 m2 dengan bahan kerangka bambu dan terpal. Untuk usaha

pembesaran ikan lele sangkuriang terdapat 7 kolam bulat yang berdiameter 1,70 m

dengan bahan kerangka besi dan terpal. Dalam budidaya ikan lele di Bedahan ini

Bapak Sumadi tidak banyak mengalami kendala karena pengalaman budidaya di

Citeureup sudah menjadi ilmu dalam budidaya ikan lele.

4.1.2. Sarana dan Prasarana Pokdakan Mandiri Sangkuriang

Sarana dan prasarana terdiri dari peralatan-peralatan yang digunakan untuk

menunjang keberlangsungan usaha. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki

oleh Pokdakan Mandiri Sangkuriang milik Bapak Sumadi yaitu:

a. Lahan

Lahan yang dimiliki Bapak Sumadi seluas 600 m2. Namun lahan yang

digunakan untuk pembesaran ikan lele sangkuriang yaitu 50 m2.

b. Bangunan

Bangunan yang dimiliki Bapak Sumadi yaitu rumah dan warung kopi.

Rumah ini digunakan untuk tempat tinggal Bapak Sumadi, istri, dan 4 orang

anaknya. Sedangkan warung kopi merupakan usaha sambilan untuk

menambah penghasilan keluarga Bapak Sumadi. Selain itu warung kopi ini

Page 60: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

45

juga digunakan untuk menerima pembeli yang datang untuk membeli ikan

lele sangkuriang.

c. Kolam Produksi

Bapak Sumadi memiliki 15 kolam pembenihan ikan lele sangkuriang

berukuran 2 x 4 m2 dan 7 kolam bulat berdiametar 1,70 m untuk pembesaran

ikan lele sangkuriang. Kegiatan pembenihan ikan lele sangkuriang yang

dilakukan yaitu persiapan kolam pembenihan, pemijahan, penetasan telur,

pemeliharaan benih, dan pemanenan benih. Sedangkan kegiatan pembesaran

ikan lele sangkuriang yaitu persiapan kolam pembesaran, penebaran bibit,

pemeliharaan ikan lele sangkuriang, dan pemanenan ikan lele sangkuriang.

d. Peralatan lainnya

Peralatan lainnya yang digunakan pada usaha pembesaran ikan lele

sangkuriang yang dimiliki Bapak Sumadi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Peralatan Produksi Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang di Pokdakan

Mandiri Sangkuriang

No Uraian Jumlah Satuan

1 Mesin Air Wasser 1 Unit

2 Serokan Besar 1 Buah

3 Serokan Sedang 1 Buah

4 Selang 10 Meter

5 Timbangan Manual 1 Unit

6 Sepatu Bot 1 Unit

7 Lampu Untuk Penerangan 1 Buah

8 Drum Plastik 1 Buah

9 Gayung 1 Buah

10 Pompa Celup 1 Unit

11 Motor Mio 1 Unit

12 Kabel Rol 1 Buah

13 Ember Kecil 3 Buah

14 Ember Besar 2 Buah

15 Cangkul 1 Buah

16 Gergaji Kecil 1 Buah

17 Tang 1 Buah Sumber: Data primer (diolah), 2015

Page 61: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

46

4.1.3 Proses Produksi Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik

Tradisional di Pokdakan Mandiri Sangkuriang

1. Persiapan Kolam Pembesaran dan Penebaran Bibit

Dalam usaha pembesaran ikan lele sangkuriang di Pokdakan Mandiri

Sangkuriang milik bapak Sumadi terdapat 7 kolam bulat berdiameter 1,70 m dan

tinggi 1,20 m. Kolam dibeli seharga Rp. 800.000/kolam. Satu paket kolam dengan

harga tersebut terdiri dari kerangka besi, terpal bulat, karpet talang, kawat, kabel

ties, knee L, jaring penutup kolam, paralon pembuangan, biaya mengantar kolam,

dan biaya pemasangan kolam.

Dalam pembesaran ikan lele sangkuriang terlebih dahulu kita membuat

membuat Water Stabilizer (WS) dengan mencampur 15 kg kotoran ayam, 5 kg

dedek halus, 5 kg jerami kering, 3 kg enceng gondok, 3 kg ajola (tumbuhan air),

9 siung bawang putih, dan 1 sdm lada halus. Semua bahan-bahan tersebut

dimasukkan ke dalam drum plastik dan ditutup minimal selama 30 hari. Ukuran

bahan-bahan tersebut bisa digunakan untuk 20 kolam. Water Stabilizer bertujuan

untuk menetralkan air dari kandungan zat kimia yang berbahaya,

menyeimbangkan pH dan suhu air, menguatkan daya tahan tubuh lele, dan

menangkal penyakit yang mungkin mengancam kesehatan lele.

Sebelum bibit ditebar, air yang digunakan untuk mengisi kolam pembesaran

harus dipersiapkan terlebih dahulu. Adapun langkah-langkahnya yaitu:

a. Mengisi kolam dengan air bersih setinggi 50 cm.

b. Memberi campuran water stabilizer sebanyak 1 kg ke dalam kolam, lalu

aduk hingga merata dan diamkan selama 3 hari.

c. Mengisi kolam dengan air bersih lagi hingga tinggi 100 cm.

Page 62: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

47

d. Menaruh bibit sebanyak 1000 ekor pada pukul 08.00 yang berasal dari

bibit ikan lele Bapak Sumadi ke masing-masing kolam pembesaran.

2. Pemeliharaan Ikan Lele Sangkuriang

Pemeliharaan ikan lele sangkuriang yang dilakukan yaitu pemberian pakan

yang teratur, pemeriksaan kondisi air pada kolam, dan penanggulangan penyakit.

Frekuensi pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pukul 08.00, 14.00,

dan 20.00 WIB. Jenis pakan yang diberikan yaitu pelet buatan pabrik yang

berbentuk bulat, padat, dan kering. Pada hari ke 2 sampai hari ke-20 diberikan

pelet 781-1 berukuran 1 mm. Sedangkan pada hari ke-21 sampai panen diberikan

pelet 781 berukuran 3 mm. Dalam pemberian pakan terlebih dahulu pelet diberi

sedikit air dan vitamin ikan lalu diaduk secara merata sampai pelet lunak dan

kenyal. Pemberian air bertujuan agar pelet mudah dicerna. Sedangkan pemberian

vitamin untuk menambah nafsu makan dan meningkatkan daya tahan terhadap

penyakit.

Dalam pembesaran ikan lele sangkuriang ini, air kolam tidak diganti secara

keseluruhan hingga masa panen. Pergantian air tidak boleh dilakukan karena

menyebabkan suhu dan pH air berubah-ubah. Jika air berbau amis, yang

umumnya disebabkan oleh timbunan sisa pakan di dasar kolam, maka air harus

dikurangi 30 cm dari dasar kolam dan ditambah dengan air yang baru. Untuk

mencagah bau amis pada air kolam, setiap seminggu sekali sebelum pemberian

pakan di pagi hari air dikurangi 10 cm dari dasar kolam.

Penyakit yang dialami pada pembesaran ikan lele sangkuriang yaitu dari

serangan bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit ikan lele yang ditimbulkan

bakteri ini menyebabkan perut ikan menggembung berisi cairan getah bening dan

Page 63: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

48

luka-luka disekujur tubuh ikan. Adapun pengobatannya menggunakan obat alami

dengan cara sebagai berikut:

a. Menyiapkan 3 helai daun mengkudu, 1 helai daun pepaya, 7 helai daun

jambu biji, dan 3 helai daun sirih.

b. Memasukkan daun mengkudu, daun pepaya, daun jambu biji, daun sirih,

dan 1 gelas air ke dalam ember kecil, lalu meremas-remas hingga hancur

kemudian memasukkan airnya ke pakan dan ampasnya ke kolam.

c. Membiarkan sampai obat alami tersebut menyatu pada air kolam.

d. Menunggu khasiatnya beberapa jam sampai ikan lele sembuh.

3. Pemanenan

Pemanenan ikan lele sangkuriang dilakukan bisa pagi, siang, atau sore hari

dengan per kilogramnya berisi 8-9 ekor. Dalam satu periode usaha pembesaran

ikan lele sangkuriang melakukan panen sebanyak tiga kali yaitu pada hari ke-70,

80, dan 90.

Bapak Sumadi memasarkan ikan lele sangkuriang ke pengumpul di daerah

Sawangan, Pasir putih, dan Bedahan. Adapun cara pemanenam ikan lele

sangkuriang yaitu:

1. Menyiapkan ember besar, karung, serokan besar dan timbangan.

2. Mengurangi air pada kolam pembesaran sebanyak 50 cm.

3. Mengambil ikan lele menggunakan serokan besar.

4. Menempatkan ikan lele dalam ember besar, jika sudah penuh lalu

memasukkan ke karung.

5. Menimbang ikan lele untuk mengetahui jumlah panen.

6. Memindahkan ikan lele ke drum plastik pada mobil pick up pembeli.

Page 64: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

49

4.2 Gambaran Umum PT. Agro 165 Nusantara Jaya

4.2.1 Sejarah Berdirinya PT. Agro 165 Nusantara Jaya

PT. Agro 165 Nusantara Jaya merupakan usaha yang terintegrasi dari hulu ke

hilir sebagai Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) dalam

budidaya ikan biofloc. Usaha ini resmi didirikan pada tanggal 15 Juni 2013

dengan pimpinan Bapak Legisan S Samtafsir M.Ag. PT. Agro 165 Nusantara Jaya

mengembangkan enam bidang usaha yaitu budidaya ikan biofloc, pelatihan

budidaya ikan lele biofloc, pengolahan ikan, toko peralatan kolam, rumah makan,

dan aquaponik.

Pada tahun 2013 PT. Agro 165 Nusantara Jaya hanya mengembangkan usaha

pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc saja. Setelah teknik ini baik dan

menguntungkan, tahun 2014 pimpinan mengembangkan usahanya dengan

membuat pelatihan budidaya ikan lele biofloc, pengolahan ikan, toko peralatan

kolam, aquaponik dan rumah makan. Pimpinan membuat pelatihan budidaya lele

biofloc dan toko peralatan kolam karena banyak masyarakat dari seluruh

Indonesia yang ingin belajar teknik ini. Permasalahan pembudidaya ikan lele

biofloc yaitu harga jual ke pengumpul yang rendah sehingga pimpinan

mengembangkan usaha pengolahan ikan dan rumah makan.

Awal mula perusahaan ini didirikan karena adanya pemikiran dari pimpinan

bahwa tantangan utama penduduk dunia yaitu kecukupan pangan yang bersumber

dari pertanian, peternakan, dan perikanan. Di sisi lain diperlukan terobosan

peningkatan kualitas SDM dari mentalitas petani menjadi entrepreneur, dari cara

budidaya yang hanya mengandalkan alam menjadi cara budidaya berbasis

teknologi, dari mentalitas tukang ikan menjadi pengusaha perikanan, dan dari

Page 65: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

50

importir menjadi ekportir. Transformasi ini dilakukan mengingat persaingan

global yang semakin kuat. Dalam kaitan dengan transformasi inilah, diperlukan

program pelatihan, pendampingan, akses modal dan perluasan akses pasar.

Oleh karenanya pengembangan bisnis perikanan budidaya tidak cukup hanya

bertumpu pada perbaikan sistem dan teknologi budidayanya, tetapi juga pada

sikap mental SDM-nya. Dengan kata lain, diperlukan penggabungan antara

teknologi budidaya dengan sikap mental sekaligus. Ancangan project Biofloc-165

adalah upaya untuk menjawab tantangan di atas. Biofloc adalah inovasi teknologi

budidaya yang relevan dan efektif bahkan dipandang akan menjadi alternatif

teknologi budidaya masa depan. Angka “165” adalah simbol dari prinsip-prinsip

pembentukan kualitas sikap mental SDM yang mampu menyatukan antara akal

dan hati. Dalam model biofloc 165 ini, usaha perikanan budidaya tidak sekedar

memelihara dan menghasilkan ikan, tetapi juga membangun visi, misi dan nilai-

nilai spiritual dalam pelaksanaannya.

4.2.2. Visi dan Misi PT. Agro 165 Nusantara Jaya

Visi

Menjadi industri perikanan budidaya terbesar dan terbaik di Indonesia pada tahun

2020

Misi

1. Menegakkan moral ketuhanan

2. Membangun kedaulatan pangan

3. Memberdayakan kaum lemah

4. Mengentaskan kemiskinan

5. Menciptakan SDM insan kamil

Page 66: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

51

4.2.3 Struktur Organisasi PT. Agro 165 Nusantara Jaya

PT. Agro 165 Nusantara Jaya mengembangkan enam bidang usaha yaitu

budidaya ikan biofloc, pelatihan budidaya ikan lele biofloc, pengolahan ikan, toko

peralatan kolam, rumah makan, dan aquaponik. Setiap bidang usaha memiliki

karyawan yang bertanggung jawab untuk keberhasilan usaha. Struktur organisasi

PT. Agro 165 Nusantara Jaya dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 6. Struktur Organisasi PT. Agro 165 Nusantara Jaya

Pimpinan PT. Agro 165 Nusantara Jaya yaitu Legisan S Samtafsir, M.Ag

sebagai pemilik usaha yang bertanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan usaha,

melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha, dan memberi nasihat kepada

semua karyawan untuk keberhasilan usaha. Administrasi PT. Agro 165 Nusantara

Jaya yaitu istri dari pimpinan yang bernama Ibu Rahmayani yang bertugas

mengelola administrasi dan mengatur keuangan yang diterima dan dikeluarkan

semua bidang usaha.

Pimpinan PT. Agro 165 Nusantara Jaya

Administrasi

Divisi

Pelatihan

Budidaya

Ikan Lele

Biofloc

Divisi

Budidaya

Ikan

Biofloc

Divisi

Toko

Peralatan

Kolam

Divisi

Pengolahan

Ikan

Divisi

Rumah

Makan

Divisi

Aquaponik

Page 67: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

52

Tugas-tugas setiap bidang usaha di PT. Agro 165 Nusantara Jaya:

1. Pelatihan budidaya ikan lele biofloc

Penanggung jawab pelatihan budidaya ikan lele biofloc yaitu istri dari

pimpinan yang bernama Ibu Rahmayani yang bertugas menerima peserta

pelatihan dan mengatur jadwal pelatihan. Di Farm 165 rutin sebulan sekali

melakukan pelatihan selama 2 hari untuk belajar budidaya ikan lele biofloc. Selain

itu juga menerima siswa atau mahasiswa yang ingin PKL dan riset penelitian

budidaya ikan lele biofloc.

2. Budidaya Ikan Biofloc

Karyawan budidaya ikan biofloc yaitu Jamalluddin yang bertugas sebagai

berikut:

- Melaksanakan kegiatan budidaya pembesaran ikan lele teknik biofloc yaitu

persiapan kolam, penebaran bibit, pengendalian kualitas air, penanggulangan

penyakit, dan pemanenan ikan lele.

- Mengajarkan secara langsung budidaya ikan lele biofloc kepada peserta

pelatihan.

- Membeli ikan lele siap konsumsi untuk ditaruh di kolam penampungan ikan

lele.

3. Toko peralatan kolam

Toko peralatan kolam bertugas menjual kerangka besi, terpal bulat, karpet

talang, kawat, kabel ties, knee L, paralon pembuangan, jasa mengantar kolam, jasa

pemasangan kolam, probiotik, dan molase.

Page 68: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

53

4. Pengolahan ikan

Karyawan pengolahan ikan bertugas mengolah ikan menjadi nugget, otak-

otak, bakso, siomay, lumpia, fillet, kaki naga, katzu, kerupuk, dan abon.

5. Rumah Makan

Karyawan di rumah makan bertugas melayani pelanggan, memasak, dan

menyediakan menu-menu yang berbahan dasar ikan lele, patin, dan gurame

berupa ikan segar, produk olahan ikan, dan makanan siap saji dari produk olahan

ikan.

6. Aquaponik

Karyawan aquaponik bertugas membuat kerangka dari paralon sebagai media

tanam, menanam, dan merawat tanaman yang nantinya akan masak di rumah

makan menjadi produk jadi. Selain ini karyawan juga menerima dan membuat

pesanan kerangka media tanam aquaponik.

Tabel 4. Nama, Jabatan, Jenis Kelamin, dan Usia Tenaga Kerja PT. Agro 165

Nusantara Jaya

No Nama Jabatan Jenis

Kelamin

Usia

(tahun)

1 Jamalluddin Karyawan budidaya Ikan

Biofloc

Laki-laki 27

2 Nana Supriatna Karyawan toko peralatan

kolam

Laki-laki 20

3 Herris Karyawan toko peralatan

kolam

Laki-laki 32

4 Zarkoni Otay Karyawan pengolahan ikan Laki-laki 25

5 Haikal Habibi Karyawan pengolahan ikan Laki-laki 21

6 Indra Gunawan Karyawan pengolahan ikan Laki-laki 22

7 Saodah Karyawan rumah makan Perempuan 29

8 Masithoh Karyawan rumah makan Perempuan 45

9 Maryanto Karyawan rumah makan Laki-laki 21

10 Suhendar Karyawan rumah makan Laki-laki 23

11 Saidu Karyawan aquaponik Laki-Laki 19 Sumber: Data primer (diolah), 2015.

Page 69: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

54

Jumlah tenaga kerja di PT. Agro 165 Nusantara Jaya ada 11 orang yang

terdiri dari 1 karyawan budidaya ikan biofloc, 2 orang karyawan di toko peralatan

kolam, 3 orang karyawan di pengolahan ikan, 4 orang karyawan di rumah makan,

dan 1 orang karyawan di aquaponik. Semua tenaga kerja di PT. Agro 165

Nusantara Jaya merupakan tenaga kerja tetap. Jamalluddin dan Saidu berasal dari

Medan. Nana Supriatna berasal dari Bogor. Mereka bertiga tinggal di kamar yang

disediakan perusahaan. Sedangkan karyawan lainnya merupakan warga yang

tinggal di dekat perusahaan.

4.2.4. Sarana dan Prasarana PT. Agro 165 Nusantara Jaya

Secara umum kegiatan budidaya pembesaran ikan lele sangkuriang meliputi

persiapan kolam, penebaran bibit, pengendalian kualitas air, penanggulangan

penyakit, dan pemanenan ikan lele. Kegiatan itu sangat memerlukan sarana dan

prasarana untuk menunjang keberhasilan usaha. Adapun sarana dan prasarana

yang dimiliki oleh PT. Agro 165 Nusantara Jaya adalah sebagai berikut:

a. Lahan

PT. Agro 165 Nusantara Jaya berdiri di atas lahan seluas 1000 m2. Lahan

tersebut milik pribadi Bapak Legisan S Samtafsir. Lahan yang digunakan untuk

pembesaran ikan lele sangkuriang pada 5 kolam bulat berdiameter 2,20 m seluas

45 m2.

b. Bangunan

Bangunan yang dimiliki PT. Agro 165 Nusantara Jaya yaitu kamar untuk

tempat tinggal karyawan, toko peralatan kolam, ruang pelatihan, ruang

pengolahan ikan, kamar mandi, musollah, dan rumah makan.

Page 70: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

55

c. Kolam produksi

PT. Agro 165 Nusantara Jaya memiliki 20 kolam bulat yang digunakan untuk

pembesaran dan penampungan ikan lele sangkuriang. Adapun ukuran kolam

sebagai berikut:

- 2 kolam bulat berdiameter 1,70 m

- 2 kolam bulat berdiameter 2,10 m

- 7 kolam bulat berdiameter 2,20 m

- 3 kolam bulat berdiameter 2,50 m

- 3 kolam bulat berdiameter 3 m

- 3 kolam bulat berdiameter 4 m

d. Peralatan pembesaran ikan lele sangkuriang.

Peralatan lainnya yang digunakan untuk menunjang produksi pembesaran

ikan lele sangkuriang di PT. Agro 165 Nusantara Jaya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Peralatan Produksi Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang di PT. Agro 165

Nusantara Jaya

No Uraian Jumlah Satuan

1 Mesin air shimizu 1 Unit

2 Serokan kecil 1 Buah

3 Serokan besar 2 Buah

4 Selang 10 Meter

5 Batu aerasi 30 Buah

6 Selang aerasi 40 Meter

7 Mesin aerator 2 Unit

8 Paralon 20 Meter

9 Pompa celup 1 Unit

10 Timbangan manual 1 Unit

11 Ember besar 2 Buah

12 Ember sedang 4 Buah

13 Lampu untuk penerangan 1 Buah

14 Gelas ukur plastik 1 Buah

15 Kabel rol 1 Buah

16 Pengukur PH 1 Buah

17 Tali rapia 1 Bungkus

18 Gayung 1 Buah

19 Gergaji Kecil 1 Buah

20 Tang 1 Buah

21 Solder 1 Buah

22 Cangkul 1 Buah Sumber: Data primer (diolah), 2015.

Page 71: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

56

4.2.5. Proses Produksi Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik Biofloc di

PT. Agro 165 Nusantara Jaya

1. Persiapan Kolam Pembesaran dan Penebaran Bibit

Dalam usaha pembesaran ikan lele sangkuriang di PT. Agro 165 Nusantara

Jaya terdapat 5 kolam bulat yang berdiameter 2,20 m dan tinggi 1,20 m. Kolam

dibeli seharga Rp. 1.000.000/kolam. 1 set kolam dengan harga tersebut terdiri dari

kerangka besi, terpal bulat, karpet talang, kawat, kabel ties, knee L, paralon

pembuangan, biaya mengantar kolam, dan biaya pemasangan kolam.

Sebelum bibit ditebar dalam kolam, air yang digunakan untuk mengisi kolam

pembesaran harus dipersiapkan terlebih dahulu. Adapun langkah-langkahnya

yaitu:

a. Mengisi kolam dengan air setinggi 80 cm sehingga pada kolam bulat

berdiameter 2,20 m terdapat volume air 3 m3.

b. Memasang perlengkapan aerator yaitu memasang mesin aerator, 4 batu

aerasi, dan selang aerasi sepanjang 2 meter.

c. Memberi kaporit dengan dosis 30 gr/m3 yang sudah dilarutkan dengan air,

kemudian disiram secara merata ke kolam, lalu dibiarkan selama 3 hari.

d. Memberi 3 kg/m3 garam krosok yang sudah dilarutkan dengan air,

kemudian disiram secara merata ke kolam, lalu dibiarkan selama 1 hari.

e. Memberi 100 gr/m3 kapur dolomit yang sudah dilarutkan dengan air,

kemudian disiram secara merata ke kolam, lalu dibiarkan selama 1 hari.

f. Memberi 100 ml/m3 molase, 10 ml/m

3 probiotik dan 1 liter air bersih ke

dalam gayung, lalu diaduk dan disiram secara merata ke kolam, kemudian

dibiarkan selama 7 hari.

Page 72: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

57

g. Menaruh bibit sebanyak 2750 ekor pada setiap kolam bulat yang

berdiameter 2,20 m.

2. Pemeliharaan Ikan Lele Sangkuriang

Pemeliharaan ikan lele sangkuriang yang dilakukan yaitu pemberian pakan

yang teratur, pemberian aktivasi, pemberian kapur dolomit, pemeriksaan kondisi

air kolam, dan penanggulangan penyakit. Sebelum pemberian pakan, pelet

difermentasi terlebih dahulu di dalam ember kecil dengan ketetapan 1 kg pelet

dicampur 200 ml air, 20 ml molase, dan 2 ml probiotik, lalu ditutup dan dibiarkan

maksimal selama 2 hari. Frekuensi pemberian pakan yang sudah difermentasi

dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pukul 08.00 dan 17.00 WIB. Pada hari ke 2

sampai hari ke 15 diberikan pelet 781-1 yang berukuran 1 mm. Pada hari ke-16

sampai hari ke 43 panen diberikan pelet 781-2 yang berukuran 2 mm. Pada hari ke

44 sampai panen diberikan pelet 781 yang berukuran 3 mm.

Pemberian aktivasi dan kapur dolomit membantu dalam pembentukan floc

(gumpalan) untuk pakan tambahan ikan lele. Pemberian aktivasi dilakukan

sebelum pemberian pakan di pagi hari sebanyak jumlah pakan 1 hari yang

diberikan kemarin dengan perbandingan 1 kg pakan sama dengan 1 liter aktivasi.

Adapun ketetapan cara pembuatan aktivasi yaitu memasukkan 1 liter air, 100 ml

molase, 3 ml probiotik pada ember sedang, lalu ditutup dan didiamkan maksimal

selama 2 hari. Pemberian kapur dolomit dilakukan seminggu sekali sebanyak 100

gr/m3.

Pemeriksaan kondisi air kolam dilakukan setiap pagi dengan melihat ikan

lele yang mati. Adapun kematian ikan lele disebabkan oleh beberapa hal

diantaranya:

Page 73: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

58

a. PH air kolam kurang dari 6,5 maka berikan kapur dolomit sebanyak 100-

200 gr/m3.

b. Air berbau amis maka cara mengatasinya dengan mengurangi air 30 cm

dari dasar kolam, mengganti air dengan yang baru dan berikan 3 kg garam

krosok.

c. Terkena penyakit Aeromonas dengan ciri-ciri badan luka-luka, kumis

putus, dan mulut rusak. Adapun cara mengatasinya:

- Mengurangi air sebanyak 30 cm dari dasar kolam, mengganti air

dengan yang baru dan memberikan 3 kg garam krosok.

- Memberikan obat selama 5 hari dengan mencampur 2 ml obat

inrofloxs-12 pada 1 kg pakan yang diberikan.

d. Pemanenan

Pemanenan ikan lele sangkuriang dilakukan bisa pagi, siang, atau sore hari

dengan per kilogramnya berisi 8-9 ekor. Hasil panen ditaruh di kolam

penampungan ikan lele. Pemanenan dilakukan pada hari ke 60, 75, dan 90.

Adapun cara pemanenan ikan lele sangkuriang yaitu:

1. Menyiapkan ember besar, serokan besar, timbangan, dan pompa celup.

2. Mengurangi air pada kolam pembesaran menggunakan pompa celup hingga

tinggi air sisa 30 cm.

3. Mengambil ikan lele menggunakan serokan besar.

4. Menempatkan ikan lele dalam ember besar.

5. Menimbang ikan lele untuk mengetahui jumlah panen.

6. Menaruh hasil penen ke kolam penampungan.

Page 74: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Biaya Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik Tradisional dan Biofloc

Dalam kegiatan produksi pembesaran ikan lele sangkuriang memerlukan

biaya yang harus dikeluarkan guna menfasilitasi kegiatan produksi yang

dijalankan. Biaya dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan

untuk pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dan biofloc dalam satu

periode. Biaya yang diperhitungkan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi

dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel, sehingga jika dijumlahkan merupakan

total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

5.1.1 Biaya Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik Tradisional

Dalam penelitian ini biaya tetap pembesaran ikan lele sangkuriang teknik

tradisional meliputi biaya penyusutan peralatan dan pajak lahan. Biaya variabel

pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional meliputi biaya pakan, bibit,

vitamin, water stabilizer, listrik, sewa motor, dan tenaga kerja. Berikut ini rincian

biaya tetap dan biaya variabel pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional

di Pokdakan Mandiri Sangkuring dalam satu periode (3 bulan) hasil produksi pada

7 kolam bulat berdiameter 1,70 m.

Tabel 6. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Pembesaran Ikan Lele

Sangkuriang Teknik Tradisional

No Uraian Jumlah Satuan

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

Investasi

(Rp)

A Biaya Tetap

1 Penyusutan Peralatan 3 Bulan 120.488 361.463

2 Pajak Lahan 3 Bulan 2.083 6.250

Total Biaya Tetap 367.713

Page 75: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

60

Tabel 6 Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Pembesaran Ikan Lele

Sangkuriang Teknik Tradisional (Lanjutan)

B Biaya Variabel

1 Pakan

Tipe 781-1 140 Kg 9.750 1.365.000

Tipe 781 630 Kg 8.933 5.628.000

2 Bibit 7.000 Ekor 250 1.750.000

3 Vitamin Premix

Aquavita 1 Buah 17.000 17.000

4 Water Stabilizer 7 Kg 2.000 14.000

5 Listrik 3 Bulan 30.000 90.000

6 Sewa Motor 12 Kali 20.000 240.000

7 Tenaga Kerja 3 Bulan 500.000 1.500.000

Total Biaya Variabel 10.604.000

Total Biaya 10.971.713 Sumber : Data primer (diolah), 2015

A. Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan Bapak Sumadi pada

pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode yang jumlahnya tetap dan

tidak dipengaruhi oleh banyaknya produksi yang dihasilkan. Total biaya tetap

yang dikeluarkan Bapak Sumadi pada pembesaran ikan lele sangkuriang dalam

satu periode sebesar Rp. 367.713.

1. Biaya Penyusutan Peralatan

Biaya penyusutan peralatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli

peralatan yang dibutuhkan berdasarkan alokasi sistematis jumlah yang dapat

disusutkan dari suatu aset selama usia ekonomisnya. Peralatan yang digunakan

akan mengalami penyusutan setiap periodenya yang dihitung menggunakan

metode garis lurus, dimana biaya penyusutan didapat dari jumlah investasi setiap

alat yang digunakan dikurangi nilai sisa peralatan dan dibagi dengan umur

ekonomis dalam satu periode (Lampiran 2).

Page 76: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

61

2. Biaya Pajak Lahan

Pajak lahan (PBB) yang dibayar Bapak Sumadi sebesar Rp. 300.000/tahun

pada lahan 600 m2. Namun lahan yang diusahakan untuk pembesaran ikan lele

sangkuriang hanya 50 m2. Jadi, pajak lahan yang dibayar untuk pembesaran ikan

lele sangkuriang dalam satu periode sebesar Rp. 6.250.

B. Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya dipengaruhi oleh banyaknya

produksi yang dihasilkan. Total biaya variabel yang dikeluarkan Bapak Sumadi

pada pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode sebesar Rp. 10.604.000.

1. Biaya Pakan

Biaya pakan merupakan biaya penggunaan pakan yang dikeluarkan pada

pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode. Jenis pakan yang diberikan

yaitu pelet buatan pabrik yang berbentuk bulat, padat, dan kering. Pelet yang

digunakan ada dua tipe yaitu tipe 781-1 dan 781. Hal ini dikarenakan setiap

pertumbuhan ikan lele diberikan pakan yang berbeda-beda tipe. Pada hari ke-2

sampai ke-20 diberikan pelet 781-1 berukuran 1 mm. Sedangkan pada hari ke-21

sampai panen diberikan pelet 781 berukuran 3 mm. Dalam satu periode lebih

banyak menghabiskan pelet tipe 781 karena harganya lebih murah dan cocok

dengan ukuran mulut ikan lele sangkuriang. Pemberian pakan dilakukan tiga kali

sehari yaitu pukul 08.00, 14.00, dan 20.00 WIB. Jadi, biaya pakan yang

dikeluarkan pada pembesaran ikan lele dalam satu periode berupa pelet tipe 781-1

sebesar Rp. 1.365.000 dan pelet tipe 781 sebesar Rp. 5.628.000.

Page 77: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

62

2. Biaya Bibit

Biaya bibit merupakan biaya penggunaan bibit yang dikeluarkan pada

pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode. Setiap kolam dimasukkan

bibit ikan lele sangkuriang sebanyak 1.000 ekor. Sehingga jumlah bibit yang

digunakan sebanyak 7.000 ekor. Bibit berasal dari bibit milik Bapak Sumadi

sendiri. Bapak Sumadi menjual seharga Rp. 250/ekor bibit ukuran 7-8 cm ke

pembeli. Jadi, biaya bibit ikan lele yang dikeluarkan pada pembesaran ikan lele

sangkuriang dalam satu periode sebesar Rp. 1.750.000.

3. Biaya Vitamin Premix Aquavita

Biaya vitamin premix aquavita merupakan biaya penggunaan vitamin premix

aquavita yang dikeluarkan pada pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu

periode. Pemberian vitamin premix aquavita untuk menambah nafsu makan dan

meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Dalam satu periode memerlukan

vitamin premix aquavita sebanyak 1 bungkus, sehingga biaya vitamin premix

aquavita yang dikeluarkan pada pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu

periode sebesar Rp. 17.000.

4. Biaya Water Stabilizer

Biaya water stabilizer merupakan biaya penggunaan water stabilizer yang

dikeluarkan pada pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode. Water

stabilizer diberikan sebelum penebaran bibit untuk menetralkan air dari

kandungan zat kimia berbahaya, menguatkan daya tahan tubuh ikan lele, dan

menangkal penyakit yang mungkin mengancam kesehatan lele. Setiap kolam

diberikan 1 kg water stabilizer. Jadi, biaya water stabilizer yang dikeluarkan pada

pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode sebesar Rp. 14.000.

Page 78: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

63

5. Biaya Listrik

Biaya listrik merupakan biaya penggunaan listrik yang dikeluarkan pada

pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode. Bapak Sumadi membayar

listrik setiap bulan sebesar Rp. 150.000 yang digunakan untuk semua kebutuhan

listrik keluarga Bapak Sumadi, usaha pembenihan ikan lele sangkuriang, dan

usaha pembesaran ikan lele sangkuriang. Biaya listrik untuk pembesaran ikan lele

sangkuriang sebesar 20% dari jumlah listrik yang dibayar. Listrik yang digunakan

untuk mesin air dan lampu untuk penerangan. Jadi, jumlah biaya listrik yang

dikeluarkan pada pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode sebesar

Rp. 90.000.

6. Biaya Sewa Motor

Biaya sewa motor merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyewa motor

guna membeli bahan-bahan yang dibutuhkan pada pembesaran ikan lele

sangkuriang dalam satu periode. Motor disewa selama satu jam untuk ke pasar

parung dengan upah sebesar Rp. 20.000. Dalam satu periode menyewa motor

sebanyak dua belas kali. Jadi, biaya sewa motor yang dikeluarkan pada

pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode sebesar Rp. 240.000.

7. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam pelaksanaan pembesaran ikan

lele sangkuriang termasuk salah satu komponen biaya, karena tenaga kerja yang

dipakai harus mendapatkan imbalan yang sesuai. Di Bedahan upah setiap bulan

tenaga kerja mengurusi 7 kolam pembesaran ikan lele sebesar Rp. 500.000. Jadi,

biaya tenaga kerja yang dikeluarkan pada pembesaran ikan lele sangkuriang

dalam satu periode Rp. 1.500.000.

Page 79: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

64

5.1.2 Biaya Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik Biofloc

Dalam penelitian ini biaya tetap pembesaran ikan lele sangkuriang teknik

biofloc meliputi biaya penyusutan peralatan dan pajak lahan. Sedangkan biaya

variabel pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc meliputi biaya pakan,

probiotik, garam krosok, molase, kapur dolomit, kaporit, bibit, obat inrofloxs-12,

listrik, sewa mobil pick up, dan tenaga kerja. Berikut ini rincian biaya tetap dan

biaya variabel pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc dalam satu

periode (3 bulan) hasil produksi pada 5 kolam bulat berdiameter 2,20 m.

Tabel 7. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Pembesaran Ikan Lele

Sangkuriang Teknik Biofloc

No Uraian Jumlah Satuan

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

Biaya

(Rp)

A Biaya Tetap

1 Penyusutan Peralatan 3 Bulan 213.425 640.275

2 Pajak Lahan 3 Bulan 3.000 9.000

Total Biaya Tetap 649.275

B Biaya Variabel

1 Pakan

Tipe 781-1 200 Kg 9.750 1.950.000

Tipe 781-2 300 Kg 9.267 2.780.000

Tipe 781 517 Kg 8.933 4.618.533

2 Probiotik 16 Liter 25.000 400.000

3 Garam Krosok 131 Kg 3.000 393.000

4 Molase 95 Liter 4.000 380.000

5 Kapur Dolomit 33 Kg 2.000 66.000

6 Kaporit 450 Gram 50 22.500

7 Bibit 13750 Ekor 300 4.125.000

8 Obat Inrofloxs-12 1 Buah 20.000 20.000

9 Listrik 3 Bulan 150.000 450.000

10 Sewa Mobil Pick Up 2 Kali 200.000 400.000

11 Tenaga Kerja 3 Bulan 500.000 1.500.000

Total Biaya Variabel 17.105.033

Total Biaya 17.754.308 Sumber : Data primer (diolah), 2015

Page 80: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

65

A. Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan PT. Agro 165 Nusantara Jaya

dalam pembesaran ikan lele sangkuriang yang jumlahnya tetap dan tidak

dipengaruhi oleh banyaknya produksi yang dihasilkan. Total biaya tetap yang

dikeluarkan PT. Agro 165 Nusantara Jaya pada pembesaran ikan lele sangkuriang

dalam satu periode sebesar Rp. 649.275.

1. Biaya Penyusutan Peralatan

Biaya penyusutan peralatan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk

membeli peralatan yang dibutuhkan berdasarkan alokasi sistematis jumlah yang

dapat disusutkan dari suatu aset selama usia ekonomisnya. Peralatan yang

digunakan akan mengalami penyusutan setiap periodenya yang dihitung

menggunakan metode garis lurus, dimana biaya penyusutan didapat dari jumlah

investasi setiap alat yang digunakan dikurang nilai sisa peralatan dan dibagi

dengan umur ekonomis dalam satu periode. Jumlah biaya penyusutan peralatan

yang digunakan pada pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc dalam satu

periode sebesar Rp. 640.275.

2. Biaya Pajak Lahan

Pajak lahan (PBB) yang dibayar PT. Agro 165 Nusantara Jaya sebesar Rp.

800.000/tahun pada lahan 1.000 m2. Namun lahan yang digunakan untuk

pembesaran ikan lele sangkuriang hanya 45 m2. Jadi, biaya pajak lahan yang

dibayar pada pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode sebesar Rp.

9.000.

Page 81: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

66

B. Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya dipengaruhi oleh banyaknya

produksi yang dihasilkan. Total biaya variabel yang dikeluarkan PT. Agro 165

Nusantara Jaya pada pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc dalam satu

periode sebesar Rp. 17.105.033.

1. Biaya Pakan

Biaya pakan merupakan biaya penggunaan pakan yang dikeluarkan pada

pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode. Jenis pakan yang diberikan

yaitu pelet buatan pabrik yang berbentuk bulat, padat, dan kering. Pelet yang

digunakan ada dua tipe yaitu tipe 781-1, 781-2, dan 781. Hal ini dikarenakan

setiap pertumbuhan ikan lele diberikan pakan yang berbeda-beda tipe. Pemberian

pakan dilakukan dua kali sehari yaitu pukul 08.00 dan 17.00 WIB. Dalam satu

periode menghabiskan 200 kg pelet tipe 781-1, 300 kg pelet tipe 781-2, dan 517

kg pelet tipe 781. Jadi, biaya pakan yang dikeluarkan pada pembesaran ikan lele

dalam satu periode berupa pelet tipe 781-1 sebesar Rp. 1.950.000, pelet tipe 781-2

sebesar Rp. 2.780.000, pelet tipe 781 sebesar Rp. 4.618.533.

2. Biaya Probiotik

Biaya probiotik merupakan biaya penggunaan probiotik yang dikeluarkan

pada pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode. Probiotik bermanfaat

dalam pengendalian kualitas air, meningkatkan efisiensi pakan, dan mempercepat

pertumbuhan ikan lele. Dalam satu periode pembesaran ikan lele sangkuriang

menghabiskan 16 liter probiotik dengan harga Rp. 25.000/liter. Jadi, biaya

probiotik yang dikeluarkan pada pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu

periode sebesar Rp. 400.000.

Page 82: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

67

3. Biaya Garam Krosok

Biaya garam krosok merupakan biaya penggunaan garam krosok yang

dikeluarkan pada pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode. Garam

krosok diberikan saat persiapan kolam sebelum penebaran bibit dan saat

pergantian air. Dalam satu periode pembesaran ikan lele sangkuriang

menghabiskan 131 kg garam krosok. Jadi, biaya garam krosok yang dikeluarkan

pada pembesaran ikan lele dalam satu periode sebesar Rp. 393.000.

4. Biaya Molase

Biaya molase merupakan biaya penggunaan molase yang dikeluarkan pada

pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode. Pemberian molase

bertujuan untuk merangsang perkembangan bakteri probiotik dan pembentukan

biofloc. Dalam satu periode pembesaran ikan lele sangkuriang menghabiskan 95

liter molase. Jadi, biaya molase yang dikeluarkan pada pembesaran ikan lele

sangkuriang dalam satu periode sebesar Rp. 380.000.

5. Biaya Kapur Dolomit

Biaya kapur dolomit merupakan biaya penggunaan kapur dolomit yang

dikeluarkan pada pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode.

Pemberian kapur dolomit dapat membantu pembetukan floc dan meninggikan pH

air. Dalam satu periode pembesaran ikan lele sangkuriang menghabiskan 33 kg

kapur dolomit. Jadi, biaya kapur dolomit yang dikeluarkan pada pembesaran ikan

lele sangkuriang dalam satu periode sebesar Rp. 66.000.

6. Biaya Kaporit

Biaya kaporit merupakan biaya penggunaan kaporit yang dikeluarkan pada

pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode. Kaporit diberikan saat

Page 83: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

68

persiapan kolam sebelum penebaran bibit untuk mensterilkan organisme yang

mengganggu pertumbuhan ikan lele di kolam. Dalam satu periode menghabiskan

450 gram kaporit. Jadi, biaya kaporit yang dikeluarkan pada pembesaran ikan lele

sangkuriang dalam satu periode sebesar Rp. 22.500.

7. Biaya Bibit

Biaya bibit merupakan biaya penggunaan bibit yang dikeluarkan pada

pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode. Setiap kolam dimasukkan

bibit ikan lele sangkuriang sebanyak 2.750 ekor, sehingga jumlah bibit yang

digunakan sebanyak 13.750 ekor. Bibit berukuran 7-8 cm dibeli daerah Ciluar

Bogor dengan harga Rp. 300/ekor. Jadi, biaya bibit yang dikeluarkan pada

pembesaran ikan lele dalam satu periode sebesar Rp. 4.125.000.

8. Biaya Obat Inrofloxs-12

Biaya obat inrofloxs-12 merupakan biaya penggunaan obat inrofloxs-12 yang

dikeluarkan pada pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode.

Pemberian obat inrofloxs-12 untuk mengatasi serangan penyakit virus, bakteri,

dan jamur pada ikan lele. Dalam satu periode pembesaran ikan lele sangkuriang

menghabiskan satu buah obat inrofloxs-12. Jadi, biaya obat inrofloxs-12 yang

dikeluarkan pada pembesaran ikan lele dalam satu periode sebesar Rp. 20.000.

9. Biaya Listrik

Biaya listrik merupakan biaya penggunaan listrik yang dikeluarkan pada

pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode. PT.Agro 165 Nusantara

Jaya membayar listrik setiap bulan sebesar Rp. 3.000.000 yang digunakan untuk

kegiatan usaha pengolahan ikan, rumah makan, toko peralatan kolam, pembesaran

ikan lele, penampungan ikan lele, dan kebutuhan listrik karyawan. Ditetapkan

Page 84: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

69

biaya listrik untuk pembesaran ikan lele sangkuriang sebesar 5% dari jumlah

listrik yang dibayar. Listrik yang digunakan untuk mesin air, mesin aerator, dan

lampu untuk penerangan. Jadi, biaya listrik yang dikeluarkan pada pembesaran

ikan lele dalam satu periode sebesar Rp. 450.000.

10. Biaya Sewa Mobil Pick Up

Biaya sewa mobil pick up merupakan biaya yang dikeluarkan untuk

menyewa mobil pick up untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan pada

pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu periode. Mobil pick up disewa

selama setengah hari untuk ke pasar parung dengan upah sebesar Rp. 200.000.

Dalam satu periode menyewa mobil pick up sebanyak dua kali. Jadi, biaya sewa

mobil pick up yang dikeluarkan pada pembesaran ikan lele sangkuriang dalam

satu periode sebesar Rp. 400.000.

11. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menggaji

karyawan yang melaksanakan proses produksi pembesaran ikan lele sangkuriang

dalam satu periode. Setiap harinya karyawan budidaya ikan lele mengurusi 20

kolam yang digunakan untuk pembesaran dan penampungan ikan lele. Gaji

karyawan tersebut sebesar Rp. 2.000.000/bulan. Jadi, gaji karyawan untuk

mengurusi pembesaran ikan lele sangkuriang pada 5 kolam dalam satu periode

sebesar Rp. 1.500.000.

Page 85: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

70

5.2. Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik

Tradisional dan Biofloc

Pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dalam satu periode

menebar 7.000 ekor bibit dengan hasil produksi 770 kg. Harga satu kilogram ikan

lele sangkuriang dijual sebesar Rp. 17.000. Dengan demikian diperoleh

penerimaan sebesar Rp. 13.090.000 dan total biaya sebesar Rp. 10.971.713. Jadi,

pendapatan yang diperoleh pada pembesaran ikan lele sangkuriang teknik

tradisional dalam satu periode sebesar Rp. 2.118.287. Hal ini menunjukkan usaha

pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional cukup baik untuk diusahakan,

tetapi tidak memberikan pendapatan yang besar. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik

Tradisional dan Biofloc

Teknik Tradisional Teknik Biofloc

Uraian Jumlah (Rp) Uraian Jumlah (Rp)

Penerimaan 13.090.000 Penerimaan 22.518.000

Total Biaya 10.971.713 Total Biaya 17.754.308

Pendapatan 2.118.287 Pendapatan 4.763.692 Sumber: Data primer (diolah), 2015

Dalam satu periode pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc

menebar 13.750 ekor bibit dengan hasil 1.251 kg. Harga satu kilogram ikan lele

sangkuriang dengan teknik biofloc ditetapkan pimpinan sebesar Rp. 18.000.

Dengan demikian diperoleh penerimaan sebesar Rp. 22.518.000 dan total biaya

yang dikeluarkan sebesar Rp. 17.754.308. Jadi, pendapatan yang diperoleh pada

pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc dalam satu periode sebesar Rp.

4.763.692. Hal ini menunjukkan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik

biofloc baik untuk diusahakan karena memberikan pendapatan yang besar.

Page 86: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

71

5.3. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

Teknik Tradisional dan Biofloc

Analisis kelayakan usaha secara finansial dilakukan untuk mengetahui

tingkat pendapatan, titik impas, dan waktu pengembalian investasi dari suatu

usaha. Analisis ini digunakan untuk melihat sejauh mana kegiatan usaha

pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dan biofloc dapat dikatakan

memiliki manfaat dan layak untuk dikembangkan. Terdapat empat cara untuk

melakukan suatu kelayakan usaha secara finansial yaitu rasio penerimaan atas

biaya (R/C Ratio), analisis keuntungan atas biaya (B/C Ratio), break event point

(BEP), dan payback period (PP).

Hasil analisis kelayakan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik

tradisional dan biofloc dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

Teknik Tradisional dan Biofloc.

Teknik Tradisional Teknik Biofloc

Uraian Jumlah Uraian Jumlah

Penerimaan 13.090.000 Penerimaan 22.518.000

Total Biaya 10.971.713 Total Biaya 17.754.308

Pendapatan 2.118.287 Pendapatan 4.763.692

R/C Ratio 1,193 R/C Ratio 1,268

B/C Ratio 0,193 B/C Ratio 0,268

BEP Volume 645 BEP Volume 986

BEP Harga 14.249 BEP Harga 14.192

Payback Period 0,897 Payback Period 0,624 Sumber: Data primer (diolah), 2015

1. Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Ratio)

Analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C ratio) merupakan suatu rasio yang

membandingkan antara penerimaan dengan total biaya untuk mengukur tingkat

keuntungan Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa penerimaan yang diperoleh

pada pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dalam satu periode

Page 87: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

72

sebesar Rp. 13.090.000 dan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 10.971.713.

Jadi, diperoleh nilai R/C ratio sebesar 1,193. Hal ini menunjukkan usaha

pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional layak untuk dijalankan

karena memiliki nilai R/C ratio > 1.

Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa penerimaan pada pembesaran ikan

lele sangkuriang teknik biofloc dalam satu periode sebesar Rp. 22.518.000 dan

total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 17.754.308. Jadi, diperoleh nilai R/C

ratio sebesar 1,268. Hal ini menunjukkan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang

teknik biofloc layak dijalankan karena memiliki nilai R/C ratio > 1.

2. Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (B/C Ratio)

Analisis rasio keuntungan atas biaya (B/C ratio) merupakan suatu rasio yang

membandingkan antara pendapatan dengan total biaya untuk melihat seberapa

besar manfaat yang diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan. Pendapatan

yang diperoleh pada pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dalam

satu periode sebesar Rp. 2.118.287 dan total biaya yang dikeluarkan pada

pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dalam satu periode sebesar

Rp. 10.971.713. Jadi, diperoleh nilai B/C ratio sebesar 0,193. Hal ini

menunjukkan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional layak

untuk dijalankan karena memiliki nilai B/C ratio > 0.

Pendapatan yang diperoleh pada pembesaran ikan lele sangkuriang teknik

biofloc dalam satu periode sebesar Rp. 4.763.692 dan total biaya yang dikeluarkan

sebesar Rp. 17.754.308. Jadi, diperoleh nilai B/C ratio sebesar 0,268. Hal ini

menunjukkan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc layak untuk

dijalankan karena nilai B/C ratio > 0.

Page 88: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

73

3. Analisis Break Even Point (BEP)

Break even point adalah suatu kondisi dimana modal telah kembali semua

atau pengeluaran sama dengan pendapatan. Pada saat BEP dicapai, kondisi usaha

pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dan biofloc tidak

menguntungkan dan tidak merugikan. Ada dua macam BEP, yaitu BEP volume

produksi dan BEP harga produksi.

a. BEP Volume

Berdasarkan Tabel 9 diketahui harga penjualan ikan lele sangkuriang

menggunakan teknik tradisional sebesar Rp. 17.000/Kg dan total biaya yang

dikeluarkan sebesar Rp. 10.971.713. Dengan demikian hasil analisis BEP volume

dapat diketahui bahwa usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional

akan mengalami pulang pokok pada saat volume produksi mencapai 645 kg.

Apabila jumlah produksi kurang dari 645 kg dalam satu periode (3 bulan) maka

usaha ini akan mengalami kerugian, sedangkan apabila usaha ini memproduksi

lebih dari 645 kg dalam satu periode (3 bulan) maka akan memberikan

keuntungan.

Harga penjualan pembesaran ikan lele sangkuriang menggunakan teknik

biofloc sebesar Rp. 18.000/Kg dan total biaya sebesar Rp. 17.754.308. Dengan

demikian hasil analisis BEP volume dapat diketahui bahwa usaha pembesaran

ikan lele sangkuriang teknik biofloc akan mengalami pulang pokok pada saat

volume produksi mencapai 986 kg. Apabila jumlah produksi kurang dari 986 kg

dalam satu periode (3 bulan) maka usaha ini akan mengalami kerugian, sedangkan

apabila usaha ini memproduksi lebih dari 986 kg dalam satu periode (3 bulan)

maka akan memberikan keuntungan.

Page 89: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

74

b. BEP Harga

Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa pada pembesaran ikan lele sangkuriang

teknik tradisional dalam satu periode total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.

10.971.713 dan total produksi dalam satu periode sebesar 770 kg. Dengan

demikian hasil analisis BEP harga yaitu Rp. 14.249, artinya usaha pembesaran

ikan lele sangkuriang teknik tradisional akan memperoleh pulang pokok jika

menjual ikan lele seharga Rp. 14.249/kg. Apabila usaha ini menjual ikan lele

dibawah harga Rp. 14.249/kg, maka akan mengalami kerugian, sedangkan apabila

usaha ini menjual ikan lele diatas harga Rp. 14.249/kg maka akan memberikan

keuntungan.

Pada pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc dalam satu periode

total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 17.754.308 dan total produksi dalam satu

periode sebesar 1251 kg. Dengan demikian hasil analisis BEP harga yaitu Rp.

14.192, artinya usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc akan

memperoleh pulang pokok jika menjual ikan lele seharga Rp. 14.192/kg. Apabila

usaha ini menjual ikan lele dibawah harga Rp. 14.192/kg maka usaha ini akan

mengalami kerugian, sedangkan apabila usaha ini menjual ikan lele diatas harga

Rp. 14.192/kg maka akan memberikan keuntungan.

4. Analisis Payback Period (PP)

Analisis Payback Period (PP) digunakan untuk mengetahui jangka waktu

pengembalian investasi yang telah dikeluarkan selama produksi. Nilai payback

period diperoleh dari perbandingan nilai investasi dengan pendapatan dalam satu

tahun. Nilai investasi pada penelitian ini dihasilkan dari total biaya peralatan yang

digunakan pada pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dan biofloc.

Page 90: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

75

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui nilai payback period pada pembesaran

ikan lele sangkuriang teknik tradisional sebesar 0,897 yang diperoleh dari

perbandingan antara nilai investasi sebesar Rp. 7.600.000 dengan pendapatan

dalam satu tahun sebesar Rp. 8.473.148. Nilai payback period tersebut

menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional

mengalami pengembalian investasi dalam waktu 11 bulan 27 hari (4 periode).

Pada pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc diperoleh nilai

payback period 0,624 yang diperoleh dari perbandingan antara nilai investasi

sebesar Rp. 11.900.000 dengan pendapatan dalam satu tahun sebesar Rp.

19.054.768. Nilai payback period tersebut menunjukkan bahwa usaha pembesaran

ikan lele sangkuriang teknik biofloc akan mengalami pengembalian investasi

dalam waktu 7 bulan 18 hari (3 periode).

5.4. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Tradisional dengan Biofloc Pada

Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

Dari hasil analisis biaya dan pendapatan dapat diketahui kelebihan dan

kekurangan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional dan

biofloc. Hal ini berguna untuk mengambil keputusan bagi pembudidaya ikan lele

dalam memilih teknik yang sesuai dengan modal, pencapaian produksi, sarana dan

prasarana yang dimiliki. Kelebihan dan kelemahan teknik tradisional dengan

biofloc pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang dilihat dari perbandingan

biaya variabel, pendapatan, luas alas kolam, volume kolam, produktivitas, R/C

ratio, B/C ratio, BEP volume, BEP harga, payback period (PP), dan investasi.

Adapun perbandingan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional

dan biofloc dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 91: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

76

Tabel 10. Perbandingan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik

Tradisional dan Biofloc

Sumber: Data primer (diolah), 2015

Biaya variabel yang dikeluarkan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang

dalam satu periode untuk memproduksi satu ekor ikan lele dengan teknik

tradisional sebesar Rp. 1.514/ekor. Sedangkan dengan teknik biofloc sebesar Rp.

1.244/ekor. Hal ini menunjukkan biaya yang dikeluarkan teknik biofloc lebih

kecil karena pakannya lebih efisien dan padat tebarnya tinggi.

Pendapatan yang diperoleh dari memproduksi satu ekor ikan lele

sangkuriang dalam satu periode dengan teknik tradisional sebesar Rp. 302/ekor.

Sedangkan dengan teknik biofloc sebesar Rp. 346/ekor. Harga jual ikan lele

sangkuriang menggunakan teknik tradisional sebesar Rp. 17.000 dan teknik

biofloc sebesar Rp. 18.000. Hal ini menunjukkan teknik biofloc lebih

No Uraian Tradisional Biofloc

1 Biaya Variabel Rp. 1.514/ekor Rp. 1.244/ekor

2 Pendapatan Rp. 302/ekor Rp. 346/ekor

3 Luas Alas Kolam 0,0022 m2/ekor 0,0013 m

2/ekor

4 Volume Kolam 0,0027 m3/ekor 0,0016 m

3/ekor

5 Produktivitas 0,11 kg/ekor 0,09 kg/ekor

6 R/C Ratio 1,193 1,268

7 B/C Ratio 0,193 0,268

8 BEP Volume 645 kg 986 kg

9 BEP Harga Rp. 14.249 Rp. 14.192

10 Payback Period 0,896 0,624

11 Investasi Rp. 7.600.000 Rp. 11.900.000

Page 92: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

77

menguntungkan karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil, padat tebar tinggi dan

harga jual lebih besar sehingga memberikan pendapatan yang lebih besar.

Luas alas kolam yang digunakan untuk memproduksi 7.000 ekor ikan lele

sangkuriang dengan teknik tradisional yaitu 15,880 m2 dan untuk memproduksi

13.750 ekor ikan lele sangkuriang dengan teknik biofloc yaitu 18,997 m2. Jadi,

perbandingan luas alas kolam yang digunakan untuk teknik tradisional dengan

teknik biofloc yaitu 0,0022 m2/ekor dan 0,0013 m

2/ekor. Hal ini menunjukkan

luas lahan yang digunakan teknik biofloc lebih efisien karena dapat memproduksi

ikan lele lebih banyak dengan luas alas kolam yang kecil.

Volume kolam yang digunakan untuk memproduksi satu ekor ikan lele

sangkuriang dengan teknik tradisional seluas 0,0027 m3/ekor. Sedangkan dengan

teknik biofloc seluas 0,0016 m3/ekor. Hal ini menunjukkan luas kolam yang

digunakan teknik biofloc lebih efisien karena dapat memproduksi ikan lele lebih

banyak dengan luas kolam yang lebih kecil.

Jumlah produksi usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional

sebanyak 770 kg dari 7000 ekor bibit yang ditebar. Sedangkan dengan teknik

biofloc jumlah produksi yang dihasilkan sebanyak 1.251 kg dari 13.750 ekor bibit

yang ditebar. Sehingga diperoleh perbandingan produktivitas teknik tradisional

dengan biofloc sebanyak 0,11 kg/ekor dan 0,09 kg/ekor. Hal ini menunjukkan

teknik tradisional memberikan produktivitas yang lebih besar. Sedangkan pada

teknik biofloc produktivitas lebih kecil karena padat tebar tinggi yang membuat

kematian ikan lele sangkuriang juga tinggi sehingga diperlukan ilmu dan

pengalaman yang lebih banyak.

Page 93: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

78

Nilai R/C ratio usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional

sebesar 1,193. Sedangkan dengan teknik biofloc nilai R/C ratio sebesar 1,268. Hal

ini menunjukkan teknik biofloc memberikan nilai R/C ratio yang lebih besar

karena biaya yang dikeluarkan lebih besar, hasil panen lebih banyak dan harga

jual lebih besar. Artinya dengan teknik biofloc usaha ini lebih layak untuk

dijalankan.

Nilai B/C ratio usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional

sebesar 0,193. Sedangkan dengan teknik biofloc nilai B/C ratio sebesar 0,268. Hal

ini menunjukkan teknik biofloc memberikan nilai B/C ratio yang lebih besar

karena pendapatan yang diperoleh lebih besar dan biaya yang dikeluarkan lebih

besar dengan hasil panen lebih banyak. Artinya dengan teknik biofloc usaha ini

lebih layak untuk dijalankan.

Nilai BEP volume usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional

sebesar 645 kg dari 7.000 ekor bibit yang ditebar. Sedangkan dengan teknik

biofloc nilai BEP volume yang diperoleh sebesar 986 kg dari 13.750 ekor bibit

yang ditebar. Hal ini menunjukkan teknik tradisional memberikan BEP volume

yang lebih kecil.

BEP harga yang diperoleh pada pembesaran ikan lele sangkuriang teknik

tradisional sebesar Rp. 14.249. Sedangkan dengan teknik biofloc sebesar Rp.

14.192. Hal ini menunjukkan teknik biofloc lebih cepat pengembalian modalnya

dari pada teknik tradisional.

Nilai payback period (PP) pada pembesaran ikan lele sangkuriang teknik

tradisional sebesar 0,896, artinya akan mengalami pengembalian investasi dalam

waktu 11 bulan 27 hari (4 periode) dan pada teknik biofloc sebesar 0,624, artinya

Page 94: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

79

akan mengalami pengembalian investasi dalam waktu 7 bulan 18 hari (3 periode).

Hal ini menunjukkan waktu pengembalian investasi menggunakan teknik bioloc

lebih cepat karena pendapatan yang diperoleh lebih besar.

Jumlah investasi yang diperlukan untuk usaha pembesaran ikan lele

sangkuriang teknik tradisional sebesar Rp. 7.600.000 dan teknik biofloc sebesar

Rp. 11.900.000. Hal ini menunjukkan biaya investasi yang lebih kecil

menggunakan teknik tradisional karena tidak menggunakan batu aerasi, selang

aerasi, mesin aerator, dan paralon.

Page 95: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Biaya yang dikeluarkan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang dalam satu

periode menggunakan teknik tradisional pada 7 kolam bulat berdiameter 1,70

m dengan menebar 7.000 ekor bibit sebesar Rp. 10.971.713 dan menggunakan

teknik biofloc pada 5 kolam bulat berdiameter 2,20 m dengan menebar 13.750

ekor sebesar Rp. 17.754.308.

2. Pendapatan yang diperoleh usaha pembesaran ikan lele sangkuriang dalam

satu periode menggunakan teknik tradisional pada 7 kolam bulat berdiameter

1,70 m dengan menebar 7.000 ekor bibit sebesar Rp. 2.118.287 dan

menggunakan teknik biofloc pada 5 kolam bulat berdiameter 2,20 m dengan

menebar 13.750 ekor sebesar Rp. 4.763.692.

3. Pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik tradisional nilai R/C ratio

sebesar 1,193, nilai B/C ratio sebesar 0,193, BEP volume sebesar 645 kg, BEP

harga sebesar Rp. 14.249, dan payback period dalam waktu 11 bulan 27 hari

(4 periode). Pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang teknik biofloc nilai

R/C ratio sebesar 1,268, nilai B/C ratio sebesar 0,268, BEP volume sebesar

986 kg, BEP harga sebesar Rp. 14.192, dan payback period dalam waktu 7

bulan 18 hari (3 periode).

4. Teknik biofloc pada usaha pembesaran ikan lele sangkuriang lebih baik

digunakan dari pada teknik tradisional.

Page 96: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

81

6.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka

saran yang dapat penulis berikan sebagai berikut:

1. Bagi pemula pembudidaya pembesaran ikan lele sangkuriang, sebaiknya

menggunakan teknik tradisional terlebih dahulu, setelah dua tahun mulailah

mengembangkannya menggunakan teknik biofloc.

2. Bagi pembudidaya pembesaran ikan lele sangkuriang yang memiliki modal

kecil, sebaiknya menggunakan teknik tradisional dan yang memiliki modal

besar, sebaiknya menggunakan teknik biofloc.

Page 97: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Khairul dan Khairuman. Seri Teknologi Tepat Guna: Panen Rupiah dari

Budi Daya Lele. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2014.

Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

2006.

Fuad, M, dkk. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. 2006.

Halim, Abdul. Manajemen Keuangan Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia. 2007.

Hanafie, Rita. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2010.

Jamaludin. Analisis Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

(Clarias gariepinus) di Bojong Farm Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2015.

Kordi, Gufron. Kiat Sukses Pembesaran Lele Unggul. Yogyakarta: Lily Publisher.

2012.

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi dan

Pengendalian. Jakarta: Prenhalindo. 1998.

Mahyuddin, Kholish. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta: Penebar

Swadaya. 2013.

Muhandi dan Joko Siswanto. Akuntansi Biaya 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

2001.

Nasrudin. Jurus Sukses Beternak Lele Sangkuriang. Jakarta: PT. AgroMedia

Pustaka. 2014.

Niswonger, Rollin. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Terjemahan. Jakarta: Erlangga:

1992.

Rahardi, F dan Rudi Hartanto. Agribisnis Peternakan. Jakarta: Penebar Swadaya.

2003.

Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. Teori Ekonomi Mikro Suatu

Pengantar. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2002.

Rahim, Abdul dan Diah Retno Dwi Hastuti. Pengantar Teori dan Kasus Ekonomi

Pertanian. Jakarta: Penebar Swadaya. 2007.

Page 98: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

83

Sembiring, Jhon Modesta. Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Lele

Sangkuriang (Clarias sp). [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 2011.

Soeharjo dan Patong. Sendi-Sendi Pokok Usahatani. Bogor: Departemen Ilmu

Sosial Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. 1991.

Soeharto, Imam. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional.

Jakarta: Erlangga, 1997.

Soekartawi. Analisis Usahatani. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. 1995.

Sofyan, Iban. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. 2004.

Suliyanto. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Penerbit ANDI. 2010.

Suprapto dan Legisan Samtafsir. Biofloc 165 Rahasia Sukses Teknologi Budidaya

Lele. Depok: Agro 165. 2013.

Utama, Mohamad. Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan (Studi

Kasus PT. Ojid Kharisma Nusantara pada Tahun 2010). [Skripsi]. Jakarta:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2011.

Warisno dan Kres Dahana. Meraup Untung dari Beternak Lele Sangkuriang.

Yogyakarta: Penerbit ANDI. 2009.

Widilestariningtyas, Ony. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012.

Sitasi dari Internet:

Grafik Produksi Ikan Lele di Indonesia Tahun 2013

http://www.djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/c/209/DATA-STATISTIK

(diakses tanggal 25 Agustus 2015 pukul 10.00 WIB)

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2013

www.djpb.kkp.go.id/.../LAPTAH%20PRODUKSI%20%202013.pdf

(diakses tanggal 26 Agustus 2015 pukul 14.00 WIB)

Volume Produksi Lele di Pulau Jawa Tahun 2009 – 2013

http://www.djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/c/208/DATA-STATISTIK

(diakses tanggal 25 Agustus 2015 pukul 16.00 WIB)

Page 99: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

LAMPIRAN

Page 100: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

85

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

Kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Biaya

dan Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik

Tradisional dan Biofloc di Kota Depok” oleh Rahmadani, mahasiswa Prodi

Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur :

4. Alamat :

5. TTL :

6. Pendidikan :

7. Jumlah Anak :

8. Tanggal Usaha :

9. Pekerjaan Utama

B. Produksi

a. Persiapan Kolam

1. Jenis kolam :

2. Ukuran kolam :

3. Jumlah kolam :

4. Lama pembuatan kolam :

Page 101: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

86

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian (Lanjutan)

5. Lama pembersihan kolam :

6. Asal air :

7. Tinggi awal air kolam :

8. Lama air didiamkan :

9. Lama pengisian air :

10. Bahan pengomposan :

11. Cara pengomposan :

b. Penebaran Bibit

1. Asal bibit :

2. Ukuran bibit :

3. Kepadatan bibit :

4. Kemampuan hidup bibit :

c. Pemberian Pakan

1. Jenis pakan :

2. Waktu pemberian pakan :

3. Takaran pemberian pakan :

4. Cara pemberian pakan :

5. Frekuensi pemberian pakan :

d. Pemeliharaan dan Perawatan Kolam

1. Pemeriksaan kondisi air :

2. Pemeriksaan keadaan kolam :

3. Lama pemeriksaan/perawatan :

Page 102: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

87

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian (Lanjutan)

4. Penanggulangan Penyakit

1. Jenis penyakit :

2. Cara penanggulangan Penyakit:

3. Obat-obatan yang dipakai :

4. Dosis obat-obatan :

e. Panen

1. Waktu panen :

2. Usia panen :

3. Ukuran panen :

4. Proses panen :

C. Sumber Daya Manusia

1. Bagaimana penggunaan tenaga kerja dalam pengusahaan ikan lele ini?

a) Tenaga kerja bulanan b) Tenaga kerja harian

2. Berapa orang yang bekerja di usaha pembesaran ikan lele ini?

3. Bagaimana pembagian kerja untuk setiap orang?

4. Berapa jam kerja per hari setiap orang?

5. Apa hak dan kewajiban untuk setiap orang?

6. Sebutkan nama, usia, dan pendidikan terakhir tenaga kerja!

No Nama Usia Pendidikan Terakhir

Page 103: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

88

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian (Lanjutan)

D. Pemasaran

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana alur pemasaran ikan lele?

2 Berapa kali ikan lele dipasarkan

dalam setahun?

3 Kemana ikan lele dijual?

4 Siapa saja yang membeli ikan lele?

5

Apakah ada standar produk yang

dihasilkan? Jika ada apa saja

standarnya?

6

Bagaimana cara menentukan harga

jual ikan lele ukuran konsumsi

tersebut?

7 Apakah ada kenaikan/penurunan

harga jual setiap panen?

8

Pada kondisi yang bagaimana

kenaikan/penurunan harga jual

terjadi?

9 Bagaimana sistem pembayaran yang

dilakukan?

10 Apakah kelebihan lokasi usaha ikan

lele ini?

11

Apakah bentuk promosi yang

dilakukan dalam memperkenalkan

ikan lele kepada pembeli?

Page 104: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

89

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian (Lanjutan)

E. Rincian Biaya Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

a. Biaya Tetap

No Uraian Jumlah Satuan Harga

(Rp)

Umur

Ekonomis

(Tahun)

Umur

Pakai

(Tahun)

1 Kolam Bulat

2 Cangkul

3 Tank

4 Serokan Besar

5 Serokan Kecil

6 Selang

7 Pompa Celup

8 Timbangan

9 Sepatu Bot

10 Lampu

11 Drum Plastik

12 Gayung

13 Kabel Rol

14 Ember Kecil

15 Ember Kecil

16 Batu Aerasi

17 Selang Aerasi

18 Mesin Aerator

19 Paralon

20 Motor

Page 105: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

90

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian (Lanjutan)

b. Biaya Variable

No Uraian Jumlah Satuan Harga (Rp)

1 Bibit

2 Pelet 781-1

3 Pelet 781-2

4 Pelet 781

5 Vitamin

6 Obat

7 Probiotik

8 Garam Krosok

9 Molase

10 Kapur Dolomit

11 Kaporit

12 Listrik

13 Transportasi

14 Tenaga Kerja

F. Rincian Penerimaan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang

No Jumlah Produksi

(Kg)

Harga

(Rp/Kg)

Total Penerimaan

(Rp)

1

2

3

Page 106: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

91

Lampiran 2. Rincian Nilai Investasi dan Penyusutan Peralatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik Tradisional

No Uraian Jumlah Satuan

Harga

Satuan

Jumlah

Investasi

Umur

Ekonomis Penyusutan Penyusutan

Umur

Pakai

(Rp) (Rp) (Tahun) (Pertahun) (Periode) (Tahun)

1 Kolam bulat diameter 1,70 m 7 Buah 800.000 5.600.000 5 1.008.000 252.000 3

2 Mesin Pompa Air Wasser 1 Unit 450.000 450.000 5 81.000 20.250 3

3 Serokan Besar 1 Buah 35.000 35.000 2 15.750 3.938 1

4 Serokan Sedang 1 Buah 25.000 25.000 2 11.250 2.813 1

5 Selang 10 Meter 6.000 60.000 5 10.800 2.700 3

6 Timbangan Manual 1 Unit 150.000 150.000 5 27.000 6.750 3

7 Sepatu Bot 1 Unit 70.000 70.000 5 12.600 3.150 3

8 Lampu Untuk Penerangan 1 Buah 50.000 50.000 1 45.000 11.250 1

9 Drum Plastik 1 Buah 80.000 80.000 5 14.400 3.600 3

10 Gayung 1 Buah 5.000 5.000 2 2.250 563 1

11 Kabel Rol 1 Buah 30.000 30.000 5 5.400 1.350 3

12 Ember Kecil 3 Buah 10.000 30.000 2 13.500 3.375 1

13 Ember Besar 2 Buah 30.000 60.000 2 27.000 6.750 1

14 Pompa Celup 1 Unit 850.000 850.000 5 153.000 38.250 3

15 Cangkul 1 Buah 75.000 75.000 5 13.500 3.375 3

16 Gergaji Kecil 1 Buah 15.000 15.000 5 2.700 675 3

17 Tang 1 Buah 15.000 15.000 5 2.700 675 3

TOTAL 7.600.000 1.445.850 361.463

Page 107: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

92

Lampiran 3. Rincian Nilai Investasi dan Penyusutan Peralatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik Biofloc

No Uraian Jumlah Satuan

Harga

Satuan

(Rp)

Jumlah

Investasi

(Rp)

Umur

Ekonomis

(Tahun)

Penyusutan

(Pertahun)

Penyusutan

(Periode)

Umur

Pakai

(Tahun)

1 Kolam bulat diameter 2,20 m 5 Buah 1.000.000 5.000.000 5 900.000 225.000 3

2 Mesin air shimizu 1 Unit 1.750.000 1.750.000 5 315.000 78.750 3

3 Serokan kecil 1 Buah 5.000 5.000 2 2.250 563 1

4 Serokan besar 2 Buah 30.000 60.000 2 27.000 6.750 1

5 Selang 10 Meter 6.000 60.000 5 10.800 2.700 3

6 Batu aerasi 30 Buah 15.000 450.000 5 81.000 20.250 3

7 Selang aerasi 40 Meter 2.000 80.000 5 14.400 3.600 3

8 Mesin aerator 2 Unit 1.300.000 2.600.000 3 780.000 195.000 1

9 Paralon 20 Meter 5.500 110.000 5 19.800 4.950 3

10 Pompa Celup 1 Unit 1.000.000 1.000.000 5 180.000 45.000 3

11 Timbangan Manual 1 Unit 150.000 150.000 5 27.000 6.750 1

12 Ember Besar 2 Buah 30.000 60.000 2 27.000 6.750 1

13 Ember Sedang 4 Buah 15.000 60.000 2 27.000 6.750 1

14 Lampu untuk penerangan 1 Buah 50.000 50.000 1 45.000 11.250 1

15 Gelas Ukur Plastik 1 Buah 20.000 20.000 2 9.000 2.250 1

16 Kabel Rol 1 Buah 30.000 30.000 5 5.400 1.350 3

17 Pengukur PH 1 Buah 250.000 250.000 5 45.000 11.250 3

18 Tali Rapia 1 Bungkus 20.000 20.000 1 18.000 4.500 1

19 Gayung 1 Buah 5.000 5.000 2 2.250 563 1

20 Gergaji Kecil 1 Buah 15.000 15.000 5 2.700 675 3

21 Tang 1 Buah 25.000 25.000 5 4.500 1.125 3

22 Solder 1 Buah 35.000 35.000 5 6.300 1.575 3

23 Cangkul 1 Buah 65.000 65.000 5 11.700 2.925 3

TOTAL

11.900.000

2.561.100 640.275

Page 108: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

93

Lampiran 4. Analisis R/C Ratio, B/C Ratio, BEP, PP Usaha Pembesaran Ikan Lele

Sangkuriang Teknik Tradisional dan Biofloc dalam Satu Periode

Teknik Tradisional Teknik Biofloc

Uraian Jumlah Uraian Jumlah

Penerimaan 13.090.000 Penerimaan 22.518.000

Pengeluaran Pengeluaran

A. Biaya Tetap A. Biaya Tetap

Penyusutan Peralatan 361.463 Penyusutan Peralatan 640.275

Pajak Lahan 6.250 Pajak Lahan 9.000

Total Biaya Tetap 367.713 Total Biaya Tetap 649.275

B. Biaya Variabel B. Biaya Variabel

Pakan Pakan

Tipe 781-1 1.365.000 Tipe 781-1 1.950.000

Tipe 781 5.628.000 Tipe 781-2 2.780.000

Bibit 1.750.000 Tipe 781 4.618.533

Vitamin Premix Aquavita 17.000 Probiotik 400.000

Water Stabilizer 14.000 Garam Krosok 393.000

Listrik 90.000 Molase 380.000

Sewa Motor 240.000 Kapur Dolomit 66.000

Tenaga Kerja 1.500.000 Kaporit 22.500

Total Biaya Variabel 10.604.000 Bibit 4.125.000

Total Biaya 10.971.713 Obat Inrofloxs-12 20.000

Pendapatan 2.118.287 Listrik 450.000

R/C Rasio 1,193068029 Sewa Mobil Pick Up 400.000

B/C Rasio 0,193068029 Tenaga Kerja 1.500.000

BEP Volume 645 Total Biaya Variabel 17.105.033

BEP Harga 14.249 Total Biaya 17.754.308

Payback Period 0,896951169 Pendapatan 4.763.692

R/C Rasio 1,268311894

B/C Rasio 0,268311894

BEP Volume 986

BEP Harga 14.192

Payback Period 0,624515607

Page 109: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

94

Lampiran 5. Rincian Perbandingan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik Tradisional dan Biofloc

No Uraian Tradisional Biofloc

1 Biaya Variabel Rp. 10.604.000 : 7.000 ekor = Rp. 1.514/ekor Rp. 17.105.033 : 13.750 ekor = Rp. 1.244/ekor

2 Pendapatan Rp. 2.118.287 : 7.000 ekor = Rp. 302/ekor Rp. 4.763.692 : 13.750 ekor = Rp. 346/ekor

3 Luas Alas Kolam 7 x (luas lingkaran)

7 x (3,14 x 0,85 m x 0,85 m)

= 15,880 m2

: 7.000 ekor = 0,0022 m2/ekor

5 x (luas lingkaran)

5 x (3,14 x 1,1 m x 1,1 m)

= 18,997 m2 : 13.750 ekor = 0,0013 m

2/ekor

4 Volume Kolam 7 x (Volume tabung)

7 x (3,14 x 0,85 m x 0,85 m x 1,2 m) =

7 x 2,722 m3 =

19 m3 : 7.000 ekor = 0,0027 m

3/ekor

5 x (volume tabung)

5 x (3,14 x 1,1 m x 1,1 m x 1,2 m) =

5 x 4,559 m3 =

= 22,79 m3 : 13.750 ekor = 0,0016 m

3/ekor

5 Produktivitas 770 kg : 7.000 ekor = 0,11 kg/ekor 1251 kg : 13.750 ekor = 0,09 kg/ekor

6 R/C Ratio 1,193 1,268

7 B/C Ratio 0,193 0,268

8 BEP Volume 645 kg 986 kg

9 BEP Harga Rp. 14.249 Rp. 14.192

10 Payback Period 0,896 0,624

11 Investasi Rp. 7.600.000 Rp. 11.900.000

Page 110: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

95

Lampiran 6. Foto Peralatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik

Tradisional di Pokdakan Mandiri Sangkuriang

Kolam Bulat Berdiameter 1,70 m Serokan Besar Serokan Sedang

Drum Plastik Sepatu Bot Pompa Celup

Ember Besar Ember Kecil Timbangan Manual

Page 111: ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44683/1/RAMDHANI-FST.pdfdikembangkan menggunakan analisis rasio penerimaan atas

96

Lampiran 7. Foto Peralatan Usaha Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang Teknik

Biofloc di PT. Agro 165 Nusantara Jaya

Kolam Bulat Berdiameter 2,20 Serokan Besar

Serokan Kecil Mesin Aerator Pompa Celup Batu & Selang Aerasi

Ember Besar Pengukur PH Ember Sedang