6

Click here to load reader

Analisi Artikel Mengenai Trend Dan Isu Kecenderungan Masalah Kesehatan Jiwa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keperawatan Jiwa,

Citation preview

ANALISI ARTIKEL MENGENAI TREND DAN ISU KECENDERUNGAN MASALAH KESEHATAN JIWA ; POST TRAUMATIC STRESS DISORDERTrend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global. Ada beberapa tren penting yang menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa, Masalah i Post Traumatic Stress Disorderr,, 1. Alasan memilih artikel : Pemilihan artikel ini berdasarkan isu yang dijelaskan, ini merupakan gambaran mengenai ubngan anatra peristiwa trauma yang berkekpanjangan yang dapat memicu ,masalah jiwa. 2. Hasil Analisis :Langkah-langkah analisis disesuaikan menurut Susilo (2003), dalam langkah menganalisis kritis artikel Tujuan penulisan artikel : Artikel ini bertujuan untukmenjelaskan bagaimana peristiwa traumatic misalnya ; war, natural disastrs, sudden death of love one, merupakan factor pemicu dalam terjadinya gangguan ksehatan jiwa. Fakta-fakta unik : pada artikel ini didaptkan bahwa ada beberapa terapi yang mungin dapt digunakan dalam penanganan PTSD

Trauma-focused cognitive-behavioral therapy.Cognitive-behavioral therapy for PTSD and trauma involves carefully and gradually exposing yourself to thoughts, feelings, and situations that remind you of the trauma. Therapy also involves identifying upsetting thoughts about the traumatic eventparticularly thoughts that are distorted and irrationaland replacing them with more balanced picture. Family therapy.Since PTSD affects both you and those close to you, family therapy can be especially productive. Family therapy can help your loved ones understand what youre going through. It can also help everyone in the family communicate better and work through relationship problems caused by PTSD symptoms. Medicationis sometimes prescribed to people with PTSD to relieve secondary symptoms of depression or anxiety. Antidepressants such as Prozac and Zoloft are the medications most commonly used for PTSD. While antidepressants may help you feel less sad, worried, or on edge, they do not treat the causes of PTSD. EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing)incorporates elements of cognitive-behavioral therapy with eye movements or other forms of rhythmic, left-right stimulation, such as hand taps or sounds. Eye movements and other bilateral forms of stimulation are thought to work by unfreezing the brains information processing system, which is interrupted in times of extreme stress. Kelebihan artikel : Artikel ini menjelaskan betapa berbahayanya jika trauma yang dialami seseorang dibiarkan berlarut-berlarut dirasakan hal ini akna memicu terjadinya gangguan kesehatan mental, penarikan diri dari lingkungan menjadi tanda penting dama PTSD,mengisolasikan diri sebagai mekanisme koping untuk menghindari penyebab trauma seringkali mnejadi hal yang mnedasari seseoarang trjadi ganguan kesehatan jiwa. Seperti dikutip dari artikel diatas dikatakan bahwa biasanya dalam pemahaman manusia secara regional mengani PTSD, dikatakan bahwa PTSD hanya sering trjadi pada orang dengan kecenderungan berperang, baik itu militr ataupu sejenisnya, hal ini dibantak tegas oleh adanya artikel in, artikel ini menjelaskan bahwa militer, atau perang bukanlah factor resiko trjadinya PTSD, hal lain berupa, kematian rang yang dicintai, trauma kecelakaan, seksual, nyeri kronis, serta penyakit fidsik memicu terjaidnya PTSD, seperti dilansir dari artikel kesehatan oleh Gunadarma of University. PTSD seringkali terjadi pada anak dan remaja hal ini disebabkan oleh beberapa factor yang telah disebutkan di atas. Tanda dan gejala pun beragam, dari menghindari temapt terjadinya trauma, bahkan jika sudah mengalami gangguankesehatan mental, pasien mengalami pusing, migraine, sakit kepala bahkan lumpuh secara fisik dan tidak ada diagnose penyakit yang dideritanya, keadaan ini disebut somatoform. Artikel ini menjleaskna juga betapa pentingnya peran kelaurga, peran orang seitar untuk mencegah terjadinya PTSD. Menjadi pendengar yang baik, mendengarkan keluhan merupakan cara yng efektif untuk mengurangi gejala stress setelah mnegalami peristiwa trauma

Kekurangan : Artikel ini belum mengklasifikasikan mekanisme koping yang sering terjadi pada manusia dalam mengahadapi stress pasca trauma, jenis kelamin sangat berpengaruh erat terhadapa bagaimana mekanisme koping dilakukan. Penggunaan terpai yang dicantumkan dalam artikel tidak disertai denganbukti nyata penurunan angka pasien yang mengalami PTSD. Tidak dicantumkan lebih jelas bagaiaman mekanisme pengobatan pada pasien dengan PTSD berdasarkan hasil penelitian atau eksperiment tertentu.

Manfaat : Artikel ini jelas sangat membantu untuk menurunkan angak terjadinya PTSD, baik dari keluarga, orang itu sendiri, bahkan bagi kita sebagai perawat. bagi perawat apsien dengan PTSD seringkali mengalami masalah komunikasi dengan orag sekitarnya, dengan adanya arike ini jelas kita dapat mengetahui cara efektif untuk mencegah terjadinya PTSD pada tingkat lanjut. Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan di temapt praktik khususnya oleh tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan keterampilan dan pelayanan di bidang kesehatan, terutama untuk membatu pasien dengan gangguan jiwa ;PTSD. Mengingat kasus ini mnejadi salah satu trend dan isu kesehatan jiwa, maka dengan adanaya artikel ini kita bisa memberikan/melakukan perawatan, pemberian obat, serta melakukan beberapa tindakan yang diabntu oleh tim tenaga kesehatan lainnya, kita bisa mengembalikan ataupun bisa membantu secara bertahap pemulihan kesehatan jiwa pada pasien PTSD.

Lampiran : turut dilampirkan juga artikel serupa oleh Universitas Gunadarma.