126
ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI JALAR NISA ZAHRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

ANALISA RANTAI PASOKAN

AGROINDUSTRI TEPUNG UBI JALAR

NISA ZAHRA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil
Page 3: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

PERNYATAAN MENGENAI TESIS

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisa Rantai Pasokan

Agroindustri Tepung Ubi Jalar adalah karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juni 2011

Nisa Zahra

NRP F351060071

Page 4: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil
Page 5: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

ABSTRACT

NISA ZAHRA. Study on the Supply Chain of Sweet Potato Flour Industry.

Under direction of YANDRA ARKEMAN, TITI CANDRA SUNARTI, and ADE

FEBRANSYAH

Indonesian people are well known in consuming rice as their staple food. As

the national food security becomes very demanding on the rice sufficiency, this

situation is growing a problem as rice supply is becoming limited. The

government has actually made a serious effort to solve this problem by

establishing food diversification programs, such as developing flour agro industry

based on local commodities to support the national food security. One of the most

potential local commodities of carbohydrate source is sweet potato, as Indonesia

is the 4th

biggest sweet potato producer in the world (FAO 2007). The

implementation of supply chain management in developing the sweet potato flour

agro industry is becoming very important. Various parties will be involved in this

industry, their requirements need to be fulfilled, and their expectations need to be

satisfied. Starting from the farmers producing sweet potato tubers, until the

industry producing the sweet potatoes flour. Managing supply chain is about

meeting supply to demand, to result higher supply chain surplus among all the

parties involved so that this agro industry is hopefully becoming attractive for the

parties involved. This research is presenting the characteristic of sweet potato,

sweat potato flour, and its potency as the raw material for food industry. The

present condition of sweet potato business and sweet potato flour supply chain

was also studied, taking West Java as a sample case of study. And as an addition,

an efficient supply chain management of sweet potato flour agro industry is

designed to become a recommendation, or one of consideration for building the

sweet potato flour agro industry. According to this research, sweet potato has

good potency to be the raw material of flour industry, but the present supply chain

needs to be improved to get the optimum result and advantage.

Keywords: supply chain, sweet potato flour, plant location, optimization, Stella®

Simulation

Page 6: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil
Page 7: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

RINGKASAN

NISA ZAHRA. Analisa Rantai Pasokan Agroindustri Tepung Ubi jalar.

Dibimbing oleh YANDRA ARKEMAN, TITI CANDRA SUNARTI, dan ADE

FEBRANSYAH.

Ketahanan pangan telah menjadi isu yang sangat penting bagi hampir setiap

negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Masyarakat Indonesia memang telah

dikenal mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Maka ketika

permintaan atas beras lebih besar daripada pasokannya, timbulah masalah yang

dapat mengancam ketahanan pangan nasional. Padahal, beras bukan satu-satunya

komoditas pemenuh kebutuhan gizi masyarakat. Upaya pemerintah dalam

membangun diversifikasi konsumsi pangan sesungguhnya telah dilakukan sejak

tahun 1960-an, saat pemerintah mulai menganjurkan konsumsi bahan makanan

pokok selain beras.

Pengembangan agroindustri tepung-tepungan berbasis komoditas lokal,

seperti tanaman ubi-ubian, dalam upaya peningkatan ketahanan pangan nasional

dinilai sebagai salah satu langkah yang tepat. Tanaman ubi-ubian merupakan

penghasil karbohidrat yang efisien, murah, dan dapat digunakan sebagai

suplementasi bahan pangan, pakan dan bahan baku industri. Salah satu tanaman

ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri

menempati urutan keempat sebagai negara penghasil ubi jalar terbesar di dunia

setelah China, Uganda, Nigeria dengan jumlah produksi mencapai 1.89 x 106 MT

(FAO 2007). Jenis ubi ini sangat mudah ditanam di wilayah Indonesia, hampir

seluruh provinsi di Indonesia memproduksi ubi jalar. Tanaman umbi ini

mempunyai produktifitas yang cukup tinggi, pemeliharaannya tidak mahal dan

harga pokok produksinya cukup rendah.

Dalam membangun suatu agroindustri tepung berbasis komoditas lokal

untuk ketahanan pangan, sangat diperlukan suatu manajemen rantai pasokan

(supply chain management) yang baik. Strategi pengaturan operasi dimulai dari

petani penghasil ubi jalar, hingga ke industri penghasil tepung ubi jalar ataupun

industri pengguna tepung ubi jalar. Manajemen rantai pasokan merupakan

serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan pemasok,

pengusaha, gudang dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga

produk dihasilkan dan didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi tepat

dan waktu tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan

(Shimchi-Levi et al., 2003). Tujuan dari sebuah rantai pasokan adalah untuk

memaksimalkan keseluruhan nilai yang dihasilkan, yang merupakan selisih antara

nilai sebuah produk akhir bagi konsumen dengan biaya rantai pasokan yang

ditimbulkan dalam memenuhi permintaan konsumen tersebut. Dengan

menerapkan manajemen rantai pasok yang baik dan tepat pada agroindustri

tepung ubi jalar, diharapkan agroindustri ini dapat berkembang dan beroperasi

secara berkesinambungan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik serta protensi ubi jalar

dan tepung ubi jalar, mengkaji kondisi aktual agroindustri tepung ubi jalar dan

Page 8: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

menganalisa sistem rantai pasok tepung ubi jalar saat ini. Berdasarkan hasil

analisa dan kajian tersebut, sebuah rantai pasokan tepung ubi jalar didesain

sebagai masukan bagi pengembangan agroindustri ini. Ruang lingkup penelitian

mengenai rantai pasokan diawali dari petani ubi jalar hingga industri penghasil

tepung ubi jalar, dengan mengambil studi kasus di daerah Jawa Barat. Kajian

kondisi rantai pasokan produk agroindustri dilakukan terhadap produk tepung ubi

jalar sebagai bahan baku industri makanan. Kondisi rantai pasok yang ada saat ini

diidentifikasi dan dideskripsikan melalui studi pustaka dan pengamatan secara

langsung pada sentra produksi ubi jalar dan tepung ubi jalar. Rantai pasok yang

menjadi fokus kajian dibatasi sampai pada industri pengguna tepung ubi jalar.

Ruang lingkup perancangan rantai pasokan diawali dari petani ubi jalar hingga

industri penghasil tepung ubi jalar, dengan mengambil studi kasus di daerah Jawa

Barat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong berkembangnya

agroindustri tepung berbasis komoditas lokal, khususnya ubi jalar, untuk

menunjang ketahanan pangan.

Keputusan mengenai desain jaringan rantai pasokan agroindustri tepung ubi

jalar meliputi penugasan peran fasilitas yang ada, penentuan lokasi proses,

penyimpanan atau fasilitas lain terkait transport, dan alokasi kapasitas serta pasar

pada masing-masing-masing fasilitas. Untuk mengembangkan suatu produk,

penyusunan deskripsi atau potret kondisi riil produk perlu dilakukan. Pada

penelitian ini kondisi riil usaha tepung ubi jalar dikaji berdasarkan pengamatan

pada beberapa sentra produksi ubi jalar. Secara lebih mendalam, kajian mengenai

kondisi rantai pasokan tepung ubi jalar saat ini turut dilakukan untuk menjadi

gambaran dalam perancangan model rantai pasokan agroindustri ubi jalar.

Sebelumnya, dilakukan kajian mendalam terhadap karakteristik fisik dan mekanis

dari ubi jalar yang akan menentukan tata cara penyimpanan dan pendistribusian

bahan baku, bahan setengah jadi dan produk jadi yang baik untuk meminimalisir

kerusakan yang dapat terjadi baik selama penyimpanan maupun perjalanan.

Kajian mengenai pasokan ubi jalar menjadi sangat penting dilakukan demi

kelangsungan agroindustri tepung ubi jalar. Sebagai sebuah industri, agroindustri

tepung ubi jalar dituntut untuk dapat memasok produknya secara kontinyu kepada

para pelanggannya. Dalam hal ini pasokan bahan baku ubi jalar menjadi penting

untuk dipenuhi. Tahapan selanjutnya dalam proses perancangan rantai pasokan

tepung ubi jalar adalah pendefinisian strategi kompetitif berdasarkan identifikasi

lanskap ketidakpastian (ketidakpastian demand dan supply). Pada tahap ini dikaji

sifat permintaan dari tepung ubi jalar untuk kemudian dicocokan dengan strategi

rantai pasokannya.

Dari hasil pengkajian karakteristik dan potensi terhadap tepung ubi jalar

diperoleh bahwa potensi pengembangan tepung ubi jalar terbuka luas. Pengolahan

ubi jalar ke dalam bentuk tepung memudahkan penggunaan dan pengolahannya

menjadi bahan makanan. Industri olahan makanan rata-rata membutuhkan bahan

baku berupa tepung. Diharapkan tepung ubi jalar dapat menjadi salah satu

pemenuh kebutuhan tersebut. Salah satu jenis ubi jalar yang cocok diolah sebagai

tepung ubi jalar adalah jenis ubi jalar putih (sukuh) yang dapat menghasilkan

rendemen tepung di atas 30 %.

Rancang bangun rantai pasokan agroindustri tepung ubi jalar sangat penting

untuk disusun dan dikaji agar keberlangsungan permintaan (demand) maupun

pasokan (supply) dapat terjalin dengan baik. Berdasarkan pengkajian terhadap

Page 9: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

lokasi fasilitas yang cocok sebagai industri penghasil tepung ubi jalar terletak di

timur laut kota Garut, dengan pertimbangan kedekatan dengan sumber

permintaan dan sumber pasokan ubi jalarnya. Peran pemerintah baik pusat

maupun lokal tak dapat dipungkiri sangat penting bagi pengembangan

agroindustri ini.

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, strategi rantai pasokan

untuk tepung ubi jalar adalah strategi efisiensi rantai pasokan dengan optimasi

minimisasi total biaya rantai pasokan. Dengan bahan baku 2 ton ubi jalar, maka

diperoleh besaran total biaya rantai pasokan tepung ubi jalar sebesar

Rp 2 752 534.00. Rantai pasokan terdiri dari petani penghasil ubi jalar, industri

pembuat sawut kering yang berlokasi berdekatan. Selanjutnya, sawut kering

dikirimkan ke industri penepung yang terletak di daerah timur laut Kota Garut

untuk menjangkau dan secara maksimal memenuhi kebutuhan konsumen.

Kata kunci: rantai pasokan, tepung ubi jalar, Stella®, optimasi

Page 10: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil
Page 11: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagaian atau seluruh karya tulis

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 12: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil
Page 13: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

ANALISA RANTAI PASOKAN

AGROINDUSTRI TEPUNG UBI JALAR

NISA ZAHRA

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 14: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

Penguji Luar komisi pada Ujian Tesis: Dr. Eng. Taufik Djatna, STP, MSi

Page 15: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

Judul Penelitian : Analisa Rantai Pasokan Agroindustri Tepung Ubi Jalar

Nama : Nisa Zahra

NRP : F351060071

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr.Ir.Yandra Arkeman, MEng

Ketua

Dr. Ir. Titi Candra Sunarti, Msi Dr. Ir. Ade Febransyah, MSc

Anggota Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Teknologi Industri Pertanian

Dr. Ir. Machfud, MS Dr. Ir. Dahrul Syah

Tanggal Ujian: 11 Maret 2011 Tanggal Lulus:

Page 16: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil
Page 17: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

PRAKATA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT penulis haturkan, karena berkat rahmat-

Nya Tesis yang berjudul Analisa Rantai Pasokan Agroindustri Tepung Ubi Jalar

dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Master pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian,

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan

banyak pihak, oleh karena itu melalui prakata ini penulis menyampaikan

penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada Bapak Dr. Ir. Yandra

Arkeman, MEng sebagai ketua komisi pembimbing, dan anggota komisi

pembimbing Ibu Dr. Ir. Titi Candra Sunarti, MSi dan Bapak Dr. Ir. Ade

Febransyah, MSc atas curahan waktu, bimbingan, arahan dengan penuh dedikasi

serta dorongan moral hingga tesis ini dapat diselesaikan.

Ucapan terima kasih dihaturkan kepada kedua orang tua penulis, dan ketiga

adik dan kakak penulis serta suami penulis yang tidak hentinya memberikan

dukungan moral selama mengerjakan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada Bapak Ir Nurdin, MSi dari Balai Besar Industri Agro (BBIA,

Bogor) yang telah memberikan banyak bantuan dalam mengumpulkan data, serta

kepada Maulidiani, STP, MSc mahasiswa program doktor Universitas Putra

Malaysia yang telah banyak membantu penulis dalam mencari jurnal ilmiah

internasional terbaru dan Renny Utami Somantri, STP., MSi atas dorongan

semangatnya.

Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan secara rinci

atas perhatian dan bantuan yang telah diberikan selama masa studi. Semoga karya

ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Bogor, Juni 2011

Nisa Zahra

Page 18: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil
Page 19: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 29 November 1980 dari ayah Drs.

Chilwan Pandji, Apt., MSc dan ibu Novie Srinovani. Penulis merupakan putri

kedua dari empat bersaudara.

Tahun 1998 penulis lulus dari SMA Negeri Tarogong 1 Garut, dan pada

tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk

IPB. Penulis memilih Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas

Teknologi Pertanian.

Setelah lulus program Sarjana, pada tahun 2003 penulis bekerja sebagai staf

operasional di Kantor Konsultan Primakelola Agrobisnis Agroindustri (PKAA-

IPB). Pada tahun 2005 penulis mendapat kesempatan mengikuti training selama

tiga bulan di Suranaree University of Technology di Nakhon Rachasima, Thailand

disponsori oleh InWent, Germany. Pada tahun 2006 melanjutkan studi program

master pada program studi Teknologi Industri Pertanian di Sekolah Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor.

Page 20: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil
Page 21: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

xix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xxi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xxiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxv

I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5 1.4 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 5 1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 7 2.1 Rantai Pasokan Agroindustri ..................................................................... 7 2.2 Pemodelan dan Optimasi ......................................................................... 11 2.3 Teknik Simulasi ....................................................................................... 15 2.4 Ubi Jalar ................................................................................................... 18 2.5 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 22

III METODOLOGI .............................................................................................. 25 3.1. Kerangka Penelitian ................................................................................. 25 3.2. Prosedur Penelitian ................................................................................... 28 3.3. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 34

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 35 4.1 Karakteristik Tepung Ubi Jalar ................................................................ 35

4.1.1 Karakteristik Ubi Jalar .................................................................. 35

4.1.2 Pengolahan Ubi Jalar Menjadi Tepung Ubi Jalar, Panen dan

Pascapanen Ubi Jalar .................................................................... 39 4.1.3 Karakteristik Tepung Ubi Jalar ..................................................... 47

4.1.4 Potensi Pengembangan Tepung Ubi Jalar .................................... 49 4.2 Kondisi Aktual Agroindustri Tepung Ubi Jalar di Indonesia ................... 51

4.2.1 Produksi Ubi Jalar di Jawa Barat .................................................. 51 4.2.2 Agroindustri Tepung Ubi Jalar di Kabupaten Bogor .................... 55

4.2.3 Agroindustri Tepung Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan ............... 58 4.3 Perbaikan Rantai Pasokan Agroindustri Tepung Ubi Jalar ...................... 67

4.3.1 Identifikasi Sifat Dasar Permintaan Tepung Ubi Jalar ................. 67 4.3.2 Analisa Kapabilitas Rantai Pasokan ............................................. 69 4.3.3 Pemetaan Ketidakpastian Permintaan dan Pencocokan Rantai

Pasokan dengan Produk (achieving strategic fit) ......................... 69

Page 22: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

xx

4.4 Pemodelan dan Simulasi ........................................................................... 69 4.4.1 Pemodelan Lokasi Fasilitas ............................................................ 69 4.4.2 Optimasi dengan Simulasi pemodelan Stella® ............................. 75

VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 79

LAMPIRAN .......................................................................................................... 83

Page 23: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

xxi

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Spesifikasi persyaratan khusus ubi jalar ......................................................... 20

2 Kandungan kimia ubi jalar per 100 g bahan segar ......................................... 20

3 Produk fungsional versus produk inovatif: perbedaan permintaan ................ 29

4 Kandungan gizi dalam100 g beras, jagung, terigu dan ubi jalar .................... 37

5 Warna ubi dan komposisi kimia beberapa klon ubi jalar ............................... 39

6 Komposisi kimia tepung terigu, tepung ubi kayu dan tepung ubi jalar .......... 47

7 Perbandingan karakteristik beberapa jenis tepung ......................................... 48

8 Keragaman hasil olahan tepung ubi jalar ....................................................... 50

9 Jumlah produksi dan pangsa produksi ubi jalar di Jawa Barat

tahun 2006 ...................................................................................................... 53

10 Luas panen, produksi dan produktivitas ubi jalar di Kabupaten Bogor

(tahun 2000 – 2005) ........................................................................................ 56

11 Data luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas berbagai

komoditas pertanian di Kabupaten Kuningan ................................................ 59

12 Penggolongan ketidakpastian permintaan dalam sebuah produk

(Waddington 2002) ......................................................................................... 68

13 Jumlah industri tepung dan industri roti dan kue pada setiap

kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat ........................................................... 70

14 Data yang digunakan dalam pemilihan daerah sebagai lokasi industri

penghasil tepung ............................................................................................. 71

15 Pengolahan data dan pemilihan daerah sebagai lokasi industri penghasil

tepung menggunakan teknik CPI .................................................................... 72

Page 24: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

xxii

Page 25: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

xxiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Para pelaku dalam rantai pasokan (Chopra & Meindl 2007) .......................... 9

2 Diagram skematik rantai pasokan dilihat dari perspektif prosesor dalam

rantai pasokan produk makanan hasil pertanian (Vorst 2000) ....................... 10

3 Cara mempelajari sistem (Law & Kelton 2000) ............................................. 12

4 Taksonomi model rantai pasok (Min & Zhou 2002) ...................................... 14

5 Ubi jalar (Ipomoea batatas) ............................................................................ 19

6 Pohon industri ubi jalar .................................................................................. 21

7 Kerangka pemikiran penelitian ....................................................................... 27

8 Diagram alir penelitian ................................................................................... 28

9 Matriks kecocokan (Fisher 1997)................................................................... 30

10 Proses pembuatan tepung ubi jalar ................................................................. 42

11 Jalur pemasaran ubi jalar (Hafsah 2004) ........................................................ 52

12 Perkembangan produksi ubi jalar Jawa Barat tahun 1996 - 2006 .................. 54

13 Perkembangan produksi ubi jalar di Kab. Kuningan, Kab. Bogor dan

Kab Garut pada tahun 1996 - 2006 ................................................................ 55

14 Lokasi industri rumah tangga tepung ubi jalar ............................................... 57

15 Proses pengolahan ubi jalar menjadi tepung ubi jalar .................................... 58

16 Peta lokasi Kabupaten Kuningan (Disperindag Kab Kuningan 2009) .......... 60

17 Bangunan dan sarana pembuatan chip ubi jalar di Kab. Kuningan ................ 62

18 Agroindustri tepung ubi jalar di Kab. Kuningan ............................................ 63

19 Peralatan untuk pengolahan tepung ubi jalar .................................................. 64

20 Aneka makanan olahan berbasis tepung ubi jalar .......................................... 66

21 Rantai pasokan ubi jalar dan tepung ubi jalar di daerah Kuningan ................ 67

22 Rantai pasokan tepung ubi jalar di Kabupaten Kuningan .............................. 67

Page 26: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

xxiv

23 Peta lokasi penghasil tepung ubi jalar ........................................................... 73

24 Pemodelan rantai pasokan tepung ubi jalar dengan program Stella® .......... 76

Page 27: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

xxv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Teknologi budidaya ubi jalar di lahan sawah ..................................................... 85

2 Produksi ubi jalar Indonesia menurut provinsi 2005-2009 ............................... 89

3 Luas panen ubi jalar Indonesia menurut provinsi 2005-2009 ........................... 90

4 Produktivitas ubi jalar Indonesia menurut provinsi 2005-2009 ........................ 91

5 Perkembangan luas panen dan produksi ubi jalar di berbagai daerah di

Jawa Barat tahun 2003 - 2008 ........................................................................ 92

6 Luas panen ubi jalar rata-rata per bulan di Jawa Barat (ha) periode tahun

1987 - 2005 ..................................................................................................... 95

7 Persamaan dalam simulasi dengan pemrograman Stella® ............................... 96

Page 28: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

xxvi

Page 29: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketahanan pangan telah menjadi isu yang sangat penting bagi hampir setiap

negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Masyarakat Indonesia memang telah

dikenal mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Maka ketika

permintaan beras lebih besar daripada pasokannya, timbulah masalah yang dapat

mengancam ketahanan pangan nasional. Padahal, beras bukan satu-satunya

komoditas pemenuh kebutuhan gizi masyarakat. Upaya pemerintah dalam

membangun diversifikasi konsumsi pangan sesungguhnya telah dilakukan sejak

tahun 1960-an, saat pemerintah mulai menganjurkan konsumsi bahan makanan

pokok selain beras. Diversifikasi konsumsi pangan pada hakekatnya tidak hanya

sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada beras tetapi juga sebagai

upaya meningkatkan mutu gizi makanan rakyat baik dari segi kuantitas, maupun

kualitasnya. Hal ini merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia dan juga meningkatkan ketahanan pangan nasional (Ariani 2006).

Timbulnya gagasan mengenai pengembangan agroindustri tepung-tepungan

berbasis komoditas lokal, seperti ubi-ubian, dalam rangka upaya

pendiversifikasian konsumsi pangan dinilai sebagai salah satu jawaban dan

langkah yang tepat dalam upaya peningkatan ketahanan pangan nasional.

Pemberdayaan komoditas lokal tersebut sesungguhnya memang tengah

diupayakan di beberapa daerah di Indonesia.

Tanaman ubi-ubian dikenal sebagai komoditas lokal penghasil karbohidrat

yang efisien, murah, dan dapat digunakan sebagai suplementasi bahan pangan,

pakan dan bahan baku industri. Salah satu tanaman ubi lokal yang berpotensi

untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan

keempat sebagai negara penghasil ubi jalar terbesar di dunia setelah China,

Uganda, Nigeria dengan jumlah produksi mencapai 1.89 x 106 MT (FAO 2007).

Jenis ubi ini sangat mudah ditanam di wilayah Indonesia, hampir seluruh provinsi

di Indonesia memproduksi ubi jalar. Tanaman umbi ini mempunyai produktifitas

yang cukup tinggi (dapat mencapai 30 ton/ha), pemeliharaannya tidak mahal dan

harga pokok produksinya cukup rendah. Berbagai hasil penelitian menunjukan

Page 30: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

2

bahwa ubi jalar merupakan komoditas yang memiliki potensi manfaat dan

pengembangan yang baik. Hampir seluruh bagian tanaman ubi jalar dapat

dimanfaatkan. Ubi jalar memiliki kandungan gizi yang baik, merupakan sumber

vitamin A dan vitamin C tinggi, serta karbohidratnya mengandung LGI (Low

Glycemix Index 54) yang rendah sehingga cocok dikonsumsi bagi penderita

diabetes.

Pengolahan ubi jalar menjadi bentuk tepung dapat mempermudah

penyimpanan dan menambah variasi dalam pemanfaatannya serta memperlama

penyimpanan. Seperti tepung terigu, tepung ubi jalar dapat diolah menjadi

berbagai macam makanan, seperti aneka kue kering, mie, bihun, roti dan

sebagainya. Dalam bentuk tepung, ubi jalar dapat difortifikasi dengan berbagai zat

gizi yang diinginkan. Proses pembuatan tepung ubi jalar pun dapat dikatakan

relatif sederhana, mudah dan murah.

Selain ubi jalar, beberapa komoditas yang dapat digunakan untuk tepung

antara lain sorghum, jagung, singkong, kentang, sagu, talas, garut, sukun, ganyong

dan talas belitung. Pemilihan komoditas untuk dikembangkan tersebut

dipengaruhi pertimbangan kecocokan lahan di daerah tersebut dan kebiasaan

masyarakat setempat. Tepung ubi jalar selama ini pernah diusahakan di beberapa

daerah, diantaranya di kabupaten Bogor dan Kabupaten Kuningan.

Pengembangannya telah menjadi objek penelitian beberapa instansi pemerintahan

dan perguruan tinggi.

Pemberdayaan agroindustri tepung-tepungan berbasis komoditas lokal yaitu

tepung ubi jalar jelas perlu ditunjang oleh perencanaan dan pelaksanaan yang

baik. Kejelasan dan pengaturan tata rantai pasokan yang baik dapat menunjang

keberhasilan program ini. Manajemen rantai pasok atau yang lebih dikenal dengan

Supply Chain Management (SCM) menjadi penting untuk diterapkan agar

keberlangsungan agroindustri tepung ubi jalar dapat tercapai sehingga pada

akhirnya dapat turut serta berkontribusi dalam menunjang ketahanan pangan

nasional.

SCM merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan sebagai upaya

untuk mengintegrasikan pemasok, pengusaha, gudang dan tempat penyimpanan

lainnya secara efisien sehingga produk dapat dihasilkan dan didistribusikan

Page 31: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

3

dengan kuantitas yang tepat, lokasi tepat dan waktu tepat demi memuaskan

kebutuhan pelanggan (Shimchi-Levi et al. 2003). Melalui pengaturan rantai pasok

(SCM) agroindustri tepung ubi jalar yang baik, diharapkan pasokan bahan baku,

bahan setengah jadi dan bahan jadi dalam agroindustri ini dapat terjamin sehingga

kontinuitas produksi dapat berlangsung dan kebutuhan konsumen dapat terpenuhi.

Penerapan SCM pada rangkaian pasokan berbagai produk dapat memiliki

strategi yang berbeda-beda demi memenuhi kebutuhan dan kepuasan

konsumennya. Namun, secara umum, setiap SCM bertujuan untuk

memaksimalkan keuntungan/surplus (selisih pendapatan yang diperoleh dari

konsumen dengan total biaya) keseluruhan rantai pasokan. Semakin besar

keuntungan yang diperoleh pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah rantai pasokan

secara keseluruhan, semakin sukses pula rantai pasokan tersebut. Sehingga

diharapkan penerapan SCM pada agroindustri tepung ubi jalar ini dapat

meningkatkan pendapatan para petani ubi jalar khususnya, dan juga meningkatkan

pendapatan para pihak yang terkait sepanjang rantai pasokan agroindustri ini.

Rantai pasokan yang ideal bagi sebuah agroindustri perlu dirancang dengan

baik. Bagi rantai pasokan yang telah ada, perlu dianalisa dan dilakukan upaya

perbaikan terhadap rantai pasokan tersebut. Perbaikan rantai pasokan yang ada

diawali dengan kegiatan penentuan strategi rantai pasok. Pengidentifikasian

pihak-pihak yang terlibat sepanjang rantai pasokan perlu dilakukan agar struktur

rantai pasok agroindustri tepung ubi jalar dapat disusun. Dalam penelitian ini,

kegiatan simulasi untuk optimasi rantai pasokan pun dilakukan untuk memperoleh

rancangan rantai pasokan yang ideal (optimal).

1.2 Perumusan Masalah

Salah satu kendala dalam pengembangan agroindustri tepung ubi jalar

adalah ketidakpastian pasokan bahan baku industri, yakni umbi ubi jalar. Di

beberapa daerah, masih terdapat keengganan para petani untuk menanam tanaman

ini. Di tengah masyarakat sendiri, ubi jalar masih dipandang sebagai makanan

yang kurang populer. Rantai tata niaga ubi jalar yang selama ini ada pun lebih

menguntungkan bagi beberapa pihak yang terlibat di dalamnya, dan seringkali

para petani penanam ubi jalar justru mengalami kerugian. Harga ubi jalar

seringkali berfluktuasi, sehingga ketika harganya jatuh, para petani memilih untuk

Page 32: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

4

tidak menjualnya dan membiarkan hasil panen mereka membusuk (studi kasus:

Kabupaten Kuningan).

Di samping permasalahan pasokan bahan baku, pasar tepung ubi jalar yang

belum jelas menjadi salah satu kendala pengembangan agroindustri ini. Padahal

tepung ubi jalar memiliki potensi yang cukup baik sebagai bahan baku industri

makanan. Berdasarkan berbagai hasil penelitian (Zuraida & Supriati 2001,

Irfansyah 2001, Damardjati & Widowati 1994) tepung ubi jalar dapat menjadi

substitusi tepung terigu dan jenis tepung-tepungan lainnya dalam pengolahan

makanan. Selain kurangnya sosialisasi dan promosi akan potensi dan manfaat

pengunaan tepung ubi jalar kepada pihak industri pengguna tepung, ketidakjelasan

pasokan tepung ubi jalar dari pemasok pun dinilai menjadi salah satu faktor

penyebab kurangnya pemanfaatan tepung ubi jalar ini.

Dalam membangun suatu agroindustri tepung berbasis komoditas lokal

untuk ketahanan pangan, sangat diperlukan suatu manajemen rantai pasokan

(supply chain management) yang baik. Perancangan rantai pasokan agroindustri

tepung ubi jalar dilakukan dengan mempertimbangkan sejumlah pihak yang

terlibat di dalamnya. Strategi pengaturan operasi dimulai dari petani penghasil

bahan baku –dalam hal ini ubi jalar, hingga ke industri penghasil tepung ubi jalar

ataupun industri pengguna tepung ubi jalar.

Analisa terhadap rantai pasokan tepung ubi jalar yang telah ada pada ruang

lingkup yang telah ditentukan menjadi perlu dilakukan agar dapat menjadi

masukan saat perancangan perbaikan rantai pasokan agroindustri ini. Rantai

pasokan tepung ubi jalar yang selama ini telah ada umumnya hanyalah rantai tata

niaga yang tidak terorganisir dengan baik, sehingga lebih menguntungkan bagi

pihak tertentu saja. Informasi mengenai karakteristik potensi tepung ubi jalar,

karakteristik bahan setengah jadi maupun karakteristik umbi ubi jalar sebagai

bahan baku agroindustri perlu digali sebagai salah satu dasar saat melakukan

perbaikan rancangan rantai pasokan agroindustri tepung ubi jalar yang optimal.

Penyusunan strategi rantai pasokan perlu dilakukan berdasarkan kajian terhadap

ketidakpastian supply dan demand.

Dengan menerapkan manajemen rantai pasok yang baik dan tepat pada

agroindustri tepung ubi jalar, diharapkan agroindustri ini dapat berkembang dan

Page 33: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

5

beroperasi secara berkesinambungan. Untuk itu, perlu dilakukan kajian dan

analisa terhadap rantai pasok tepung ubi jalar yang ada saat ini sebagai masukan

bagi perancangan model rantai pasokan yang tepat bagi agroindustri tepung ubi

jalar.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:

1. Mengkaji potensi dan karakteristik ubi jalar dan tepung ubi jalar.

2. Mengkaji kondisi aktual agroindustri tepung ubi jalar dan sistem rantai pasok

tepung ubi jalar saat ini di beberapa kota di Jawa Barat.

3. Merancang perbaikan rantai pasokan agroindustri tepung ubi jalar dan

memperoleh hasil simulasi terhadap model rantai pasokan yang dibangun

dengan melihat pengaruhnya terhadap biaya total rantai pasokan dalam

agroindustri tepung ubi jalar.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Analisa kondisi rantai pasokan produk agroindustri dilakukan terhadap

produk tepung ubi jalar. Kondisi rantai pasok yang ada saat ini diidentifikasi dan

dideskripsikan melalui studi pustaka dan pengamatan secara langsung pada sentra

produksi ubi jalar dan tepung ubi jalar. Rantai pasok yang menjadi fokus kajian

dibatasi sampai pada industri pengguna tepung ubi jalar. Ruang lingkup

perancangan rantai pasokan diawali dari petani ubi jalar hingga industri penghasil

tepung ubi jalar, dengan mengambil studi kasus di daerah Jawa Barat.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong berkembangnya

agroindustri tepung umbi-umbian berbasis komoditas lokal, khususnya ubi jalar,

untuk menunjang ketahanan pangan. Pengkajian terhadap karakteristik, potensi

dan kondisi aktual agroindustri tepung ubi jalar serta perbaikan model rantai

pasokannya yang efektif diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup dan

menjadi pendukung bagi pihak-pihak yang yang terlibat, baik dalam perencanaan

maupun pengembangan agroindustri tepung ubi jalar.

Page 34: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

6

Page 35: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rantai Pasokan Agroindustri

Supply Chain Management (SCM) atau rantai pengadaan adalah suatu

sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para

pelanggan. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang

saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yang sebaik mungkin

menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang (Indrajit & Djokopranoto

2002). Sebuah rantai pasokan terdiri dari seluruh pihak yang terlibat, baik secara

langsung maupun tidak langsung, dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen.

Manajemen rantai pasokan merupakan serangkaian pendekatan yang

diterapkan untuk mengintegrasikan pemasok, pengusaha, gudang dan tempat

penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk yang dihasilkan dan

didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi tepat dan waktu tepat untuk

memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Merancang dan

mengimplementasikan rantai pasokan yang optimal secara global cukup sulit

karena kedinamisannya serta terjadinya konflik tujuan antar fasilitas dan partner

(Shimchi-Levi et al. 2003).

Kajian dan penelitian dalam pengembangan dan pengoptimasian SCM

untuk produk hasil pertanian (agroindustri) banyak dilakukan seiring dengan

penelitian yang dilakukan pada ranah SCM untuk produk manufaktur. Produk

agroindustri meliputi produk dari perusahaan yang mengolah bahan-bahan yang

berasal dari tanaman dan hewan. Pengolahan tersebut mencakup transformasi dan

pengawetan melalui perubahan fisik atau kimia, penyimpanan, pengemasan, dan

distribusi (Brown 1994).

Istilah rantai pasokan agroindustri (agri-food supply chain) sendiri

digunakan untuk menggambarkan aktivitas mulai dari proses produksi hingga ke

proses distribusi yang membawa produk hortikultur atau produk pertanian dari

tanah pertanian ke atas meja konsumen (Ahumada & Villalobos 2009). Rantai

pasokan agroindustri dibentuk oleh serangkaian organisasi yang melakukan proses

produksi (oleh petani), proses distribusi, proses pengolahannya, dan pemasaran

produk hasil pertanian ke konsumen.

Page 36: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

8

Perbedaan karakteristik yang jelas antara produk manufaktur dengan produk

agroindustri juga menimbulkan perbedaan dalam rantai pasokan keduanya.

Menurut Aramyan et al. (2006), yang membuat rantai pasok agroindustri berbeda

dengan rantai pasok produk lainnya adalah:

1. Sifat produksinya, yang sebagian berbasis pada proses biologis, sehingga

meningkatkan keanekaragaman dan resiko.

2. Sifat produknya, yang memiliki beberapa karakterisitik khusus, seperti mudah

rusak (perishablelity) dan kamba (bulky), sehingga membutuhkan rantai

pasok tipe tertentu, dan

3. Perilaku sosial dan konsumen terhadap isu-isu keamanan pangan,

keselamatan binatang, dan tekanan lingkungan.

Tujuan dari sebuah rantai pasokan adalah untuk memaksimalkan

keseluruhan nilai yang dihasilkan, yang merupakan selisih antara nilai sebuah

produk akhir bagi konsumen dengan biaya rantai pasokan yang ditimbulkan dalam

memenuhi permintaan konsumen tersebut. Bagi hampir semua rantai pasokan,

nilai sangat berkorelasi dengan keuntungan rantai pasokan (supply chain

profitability/supply chain surplus), yaitu selisih antara pendapatan yang

didapatkan dari konsumen dengan keseluruhan biaya rantai pasokan. Keuntungan

rantai pasokan merupakan keuntungan total yang terbagi di seluruh tahap rantai

pasokan. Semakin tinggi keuntungan sebuah rantai pasokan, semakin berhasil

rantai pasokan tersebut. Keberhasilan sebuah rantai pasokan hendaknya diukur

dari segi keuntungan sebuah rantai pasokan secara keseluruhan dan bukan dari

keuntungan masing-masing pelaku. Untuk rantai pasokan manapun, terdapat satu

sumber pendapatan, yaitu konsumen. Sedangkan seluruh aliran informasi, produk

dan dana menghasilkan biaya (cost) bagi rantai pasokan. Karenanya, pengaturan

yang baik dari aliran tersebut merupakan kunci dari keberhasilan rantai pasokan.

Manajemen rantai pasokan yang efektif melibatkan manajemen aset rantai

pasokan dan produk, informasi, dan dana yang mengalir untuk memaksimumkan

keuntungan rantai pasokan (Chopra & Meindl 2007). Sebagaimana rantai pasokan

untuk produk lainnya, rantai pasokan agroindustri juga merupakan sebuah

jaringan dari berbagai organisasi yang bekerja bersama dalam aktivitas dan proses

yang berbeda-beda dalam rangka memuaskan permintaan konsumen.

Page 37: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

9

Istilah supply chain atau rantai pasokan mengandung arti bahwa hanya ada

satu pemain yang terlibat pada setiap tahap rantai pasok. Pada kenyataanya,

sebuah pabrik dapat menerima bahan baku dari beberapa pemasok dan kemudian

memasok produk jadinya ke beberapa distributor. Berdasarkan hal ini,

sesungguhnya kebanyakan supply chain (rantai pasokan) merupakan network atau

jaringan (Chopra & Meindl 2007). Pada umumnya rantai pasokan melibatkan

beberapa pelaku (Gambar 1), yang meliputi:

1. Konsumen

2. Retailers/pengecer

3. Wholesalers/distributor

4. Manufakturer/pabrik

5. Supplier/pemasok bahan baku/komponen

Gambar 1 Para pelaku dalam rantai pasokan (Chopra & Meindl 2007)

Jaringan rantai pasok terdiri dari pemasok, gudang, pusat distribusi, dan

outlet retail, termasuk bahan baku, persediaan (Work in process inventory), dan

produk jadi yang mengalir melalui fasilitas tersebut (Shimchi-Levi et al. 2003).

Konfigurasi jaringan dapat melibatkan beberapa isu terkait dengan lokasi pabrik,

gudang, dan lokasi retailer. Permasalahan konfigurasi jaringan biasanya

melibatkan banyak data, termasuk informasi lokasi pelanggan, lokasi retail, lokasi

gudang yang ada, dan pusat distribusi, fasilitas pabrik dan supplier; informasi

produk, termasuk volume, cara transportasi; permintaan tahunan menurut lokasi

supplier

supplier

supplier

manufacturer distributor retailer customer

manufacturer

manufacturer

distributor

distributor

retailer

retailer

customer

customer

Page 38: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

10

pelanggan, biaya pabrik, termasuk biaya tenaga kerja, biaya inventory, dan biaya

operasi tetap; ukuran dan frekuensi pengiriman produk ke pelanggan; biaya

pemesanan; serta persayaratan dan tujuan pelayanan pelanggan.

Menurut Aramyan et al. (2006), terdapat dua tipe rantai pasok agroindustri,

yaitu:

1. Rantai pasok untuk produk segar, seperti sayuran, bunga dan buah-buahan

2. Rantai pasok untuk produk pertanian hasil pemrosesan

Gambar 2 Diagram skematik rantai pasokan dilihat dari perspektif prosesor

dalam rantai pasokan produk makanan hasil pertanian (Vorst 2000)

Gambar 2 memperlihatkan rantai pasokan hasil pertanian secara umum.

Masing-masing pelaku ditempatkan pada lapisan jaringan dan tergolong dalam

setidaknya satu rantai pasokan: sebagai contoh, biasanya suatu rantai pasokan

memiliki banyak pemasok (supplier) dan konsumen dalam suatu waktu. Pelaku

lainnya dalam jaringan mempengaruhi performa dari rantai.

Desain atau rancangan sebuah rantai pasokan yang cocok sangat tergantung

dari kebutuhan konsumen dan peran masing-masing tahap yang terlibat (Chopra

& Meindl 2007). Terdapat hubungan yang erat antara rancang bangun dan

manajemen aliran rantai pasokan (produk, informasi dan dana) dan kesuksesan

Page 39: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

11

sebuah rantai pasokan. Keputusan mengenai rancang bangun rantai pasokan,

perencanaan dan pelaksanaannya memainkan peran yang penting dalam

kesuksesan atau kegagalan sebuah usaha. Rancang bangun atau strategi rantai

pasok merupakan fase atau kategori pertama dalam pembuatan keputusan

mengenai rantai pasok. Dua fase lainnya adalah perencanaan rantai pasok dan

pelaksanaannya. Rancang bangun rantai pasokan yang cocok tergantung pada

kebutuhan konsumen dan peranan yang berlaku pada setiap tahap yang terlibat

dalam sebuah rantai pasokan (Chopra & Meindl 2007).

Proses yang terjadi dalam sebuah rantai pasokan dibagi menjadi dua

kategori, tergantung dari pertimbangan apakah proses tersebut dilakukan sebagai

respon atas pesanan konsumen (pull processes) atau sebagai antisipasi terhadap

pesanan konsumen (push processes). Tinjauan push/pull processes dalam sebuah

rantai pasokan dapat mempengaruhi pertimbangan keputusan stategis pada saat

pembangunan desain rantai pasokan (Chopra & Meindl 2007). Faktor lain yang

mempengaruhi rancangan rantai pasokan adalah sifat dari permintaan terhadap

produk (nature of the demand), apakah termasuk produk fungsional atau produk

inovatif.

2.2 Pemodelan dan Optimasi

Sebuah model dirancang sebagai representasi dari sebuah sistem. Law dan

Kelton (2000) mengkategorikan sistem ke dalam dua tipe, yaitu sistem diskrit dan

kontinyu. Sistem diskrit adalah sebuah sistem di mana peubahnya berubah secara

instan pada titik waktu yang terpisah. Pada sistem kontinyu, peubahnya berubah

secara kontinyu seiring dengan perubahan waktu. Beberapa cara untuk

mempelajari sebuah sistem disajikan pada Gambar 3.

Model fisik atau yang disebut juga dengan model ikonik salah contohnya

adalah miniatur. Model matematis merepresentasikan sistem secara logis dan

berupa hubungan kuantitatif yang kemudian dimanipulasi dan dirubah untuk

kemudian dilihat bagaimana model tersebut bereaksi dan lalu bagaimana sistem

itu bereaksi, -jika model tersebut valid. Ketika sebuah model matematis dibangun,

model tersebut kemudian harus diperiksa untuk melihat apakah model tersebut

dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

Page 40: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

12

Gambar 3 Cara mempelajari sistem (Law & Kelton 2000)

Jika sebuah hubungan yang membentuk sebuah model cukup sederhana,

maka dapat digunakan metode matematis untuk memperoleh informasi pasti

terhadap pertanyaan yang diajukan; proses ini disebut juga dengan penyelesaian

analitis. Namun, permasalahan di dunia nyata seringkali terlalu kompleks

sehingga model realistik yang ada menjadi sulit diselesaikan secara analitik, dan

karenanya dibutuhkan penyelesaian dengan menggunakan simulasi. Pada proses

simulasi, komputer digunakan untuk mengevaluasi sebuah model secara numerik,

dan data dikumpulkan untuk mengestimasi karakteristik nyata yang diinginkan

pada sebuah model (Law & Kelton 2000).

Cakupan dalam sebuah rantai pasokan sangat luas sehingga tidak ada satu

model pun yang dapat menjangkau seluruh aspek dalam proses rantai pasokan.

Min dan Zhou (2002) mengusulkan beberapa panduan dalam menentukan

cakupan permasalahan dalam pemodelan sebuah rantai pasokan yang dapat

meminimalisir dilema antara kompleksitas model dengan realitas. Salah satu

usulan tersebut adalah panduan yang diajukan oleh Chopra dan Meindl (2007),

yang didasari tiga level hirarki keputusan berdasarkan frekuensi dan jangka waktu

masing masing keputusan, yaitu:

Sistem

Percobaan

dengan

sistem aktual

Percobaan

dengan

model sistem

Model fisik Model matematis

Penyelesaian analitis Simulasi

Page 41: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

13

1. Desain atau strategi rantai pasokan (competitive strategy)

Pada level ini, perusahaan menentukan bagaimana struktur rantai pasokan

untuk beberapa tahun ke depan. Konfigurasi rantai pasokan ditentukan

meliputi bagaimana alokasi sumber daya, dan proses apa saja yang terjadi

dalam masing-masing tahap. Beberapa keputusan strategis yang dibuat

perusahaan meliputi apakah perusahaan akan melakukan fungsi rantai

pasokannya secara in-house atau dengan outsource, lokasi dan kapasitas

produksi dan fasilitias penyimpanan, produk yang akan dibuat atau disimpan

dalam berbagai tempat, moda transportasi, dan tipe sistem informasi yang

akan digunakan. Sebuah perusahaan harus memastikan konfigurasi rantai

pasokannya mendukung tujuan strategisnya, dan meningkatkan surplus rantai

pasoknya selama fase ini. Keputusan mengenai strategi rantai pasokan dibuat

untuk jangka panjang (tahunan) dan sangat mahal untuk dirubah dalam

jangka pendek. Ketidakpastian pada kondisi pasar harus turut diperhitungan

dalam fase ini.

2. Perencanaan rantai pasokan (tactical plans)

Jangka waktu pada tahap ini adalah 3 bulan sampai satu tahun. Konfigurasi

rantai pasok yang ditentukan pada tahap sebelumnya sudah dibuat.

Konfigurasi ini menciptakan kendala di mana perencanaan mesti dibuat.

Perusahaan memulai fase ini dengan dengan peramalan untuk tahun yang

akan datang (atau jangka waktu tertentu) dari permintaan pada pasar yang

berbeda. Perencanaan meliputi pengambilan keputusan sehubungan dengan

pasar mana yang akan di-supply dari lokasi mana, subkontrak proses

manufaktur, peraturan penyimpanan, waktu dan ukuran pemasaran dan

promosi harga. Pada tahap ini, perusahaan harus mengikutsertakan

ketidakpastian permintaan, nilai tukar, dan kompetisi dalam keputusannya.

3. Operasi rantai pasokan (operational routines)

Jangka waktu pelaksanaan fase ini adalah mingguan atau harian, dan selama

fase ini perusahaan melakukan keputusan mengenai pesanan individu dari

pelanggan. Tujuan dari operasi rantai pasokan pada tahap ini adalah untuk

menangani pesanan yang masuk sebaik mungkin. Karena keputusan

Page 42: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

14

operasional dilakukan pada jangka waktu yang pendek, ketidakpastian yang

terjadi pun sangat sedikit.

Min dan Zhou (2002) mengembangkan sebuah taksonomi pemodelan rantai

pasok berdasarkan berbagai sumber (Gambar 4). Model rantai pasokan

diklasifikasikan ke dalam empat kategori:

1. Deterministic (non-probabilistik). Pada model ini diasumsikan semua

parameter model diketahui secara pasti

2. Stokastik (probabilistik). Pada model ini, ketidakpastian dan parameter acak

ikut dipertimbangkan.

3. Hibrid. Model ini mengandung elemen deterministik dan stokastik.

4. IT-Driven. Model ini melibatkan informasi dan teknologi untuk memperbaiki

efisiensi rantai pasokan.

Gambar 4 Taksonomi model rantai pasok (Min & Zhou 2002)

Dalam merancang rantai pasokan terdapat proses optimasi terhadap

efektifitas rantai pasokan. Penentuan strategi rantai pasokan yang baik dan

perancangan rantai pasokan yang tepat akan meningkatkan surplus rantai pasokan,

yaitu margin antara pendapatan yang diperoleh dari konsumen dengan

keseluruhan biaya yang timbul dalam rantai pasokan. Menurut Chopra dan Meindl

(2007), desain rantai pasokan tergantung pada kebutuhan konsumen dan peran

Pemodelan rantai pasokan

Model

deterministik

Model

stokastik

Model

hibrid

Model

IT-driven

Single

objective

Multiple

objective

Optimal Control

Theory

Dynamic

programming

Inventory

Theoritic Simulation

WMS ERP GIS

Page 43: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

15

yang dilakoni oleh setiap tahapan rantai pasok. Perancangan desain rantai pasokan

hendaknya dilakukan untuk meningkatkan profit atau surplus rantai papsok secara

keseluruhan.

Menurut Simchi-Levi et al. (2003), ketika data telah dikumpulkan,

ditabulasikan, dan diverifikasi, tahapan berikutnya yang perlu dilakukan adalah

optimasi konfigurasi jaringan rantai pasok. Secara umum, terdapat dua teknik

optimasi jaringan:

1. Optimasi matematis, meliputi:

a. Algoritma eksak yang menjamin penemuan solusi optimal, yaitu solusi

dengan biaya terendah

b. Algoritma heuristik, yang menemukan solusi yang baik, namun belum

tentu yang optimal

2. Simulasi model, menyajikan mekanisme untuk mengevaluasi alternatif

rancang bangun spesifik yang dibuat oleh perancang.

2.3 Teknik Simulasi

Jika hubungan yang membentuk sebuah model cukup sederhana, maka

dapat digunakan metode matematika (diantaranya adalah aljabar dan kalkulus)

untuk mendapatkan informasi atau penyelesaian dari model tersebut. Cara seperti

ini biasa disebut dengan penyelesaian secara analitik. Namun, banyak sistem

dalam dunia nyata yang terlalu kompleks sehingga tidak memungkinkan

dievaluasi dengan metode analitik saja. Model-model tersebut dapat dipelajari

dengan menggunakan metode simulasi. Dalam simulasi, komputer digunakan

untuk mengevaluasi sebuah model secara numerk, dan data digabungkan untuk

memperkirakan karakteristik nyata dari model tersebut (Law & Kelton 2000).

Chopra dan Meindl (2007) mengungkapkan bahwa simulasi adalah sebuah

model komputer yang mereplikasi/meniru situasi kehidupan nyata (real life

situation), yang memperkenankan penggunanya untuk mengestimasi keluaran

potensial apa saja yang akan muncul dari masing-masing set tindakan yang telah

dibuat. Simulasi merupakan sebuah alat yang dapat membantu mengevaluasi

pengaruh dari sebuah keputusan terhadap performa pada lingkungan yang tidak

pasti. Pada beberapa kasus tertentu, skenario masa depan dapat dimodelkan secara

Page 44: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

16

matematis tanpa simulasi dan formula dapat diperoleh dari pengaruh atas

penerapan beberapa keputusan. Pada kasus lain, seringkali formula tersebut

terlalu sulit atau bahkan tidak mungkin didapatkan dan karenanya harus

digunakan simulasi. Simulasi dikatakan kuat karena dapat mengakomodasi

berbagai komplikasi. Masalah-masalah yang tidak dapat diatasi secara analitis

seringkali dapat diatasi dengan mudah dengan menggunakan simulasi. Simulasi

yang baik adalah sebuah cara yang tidak mahal untuk menguji berbagai tindakan

dan mengidentifikasi keputusan yang paling efektif untuk masa depan yang tidak

pasti.

Menurut Stefanofic et al. (2009), simulasi komputer dan model simulasi

dapat digunakan untuk memodelkan jaringan pasokan yang rumit semirip sistem

aslinya, menjalankan model-model tersebut dan mengobservasi perilaku sistem.

Simulasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses perancangan model abstrak

dari sebuah sistem real (atau subsistem) dan melakukan percobaan dengan model

tersebut dalam rangka baik memahami perilaku sistem maupun mengevaluasi

berbagai strategi dalam batasan serangkaian kriteria.

Beberapa keuntungan dari simulasi komputer jaringan rantai pasok adalah

sebagai berikut (Stefanovic et al. 2009):

1. Simulasinya jelas dan fleksibel

2. Dapat menganalisis sistem real yang kompleks seperti jaringan rantai pasokan

3. Dengan simulasi, pengaruh yang terdapat pada dunia nyata (real-world

influences) dapat dipertimbangkan, sebagai contoh faktor ketidakpastian pada

permintaan (demand) atau lead time.

4. Mempersingkat waktu.

5. Simulasi dapat melakukan analisi “what-if”. Pengguna dapat menguji hasil

simulasi berdasarkan keputusan yang berbeda-beda.

6. Dengan menggunakan simulasi, efek dari kompenen, parameter dan variabel

dapat dipelajari pada level global.

7. Simulasi tidak mengganggu sistem nyata. Sebagai contoh, uji coba

konfigurasi rantai pasokan dapat dilakukan tanpa gangguan dan investasi

yang signifikan.

Page 45: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

17

Adapun kelemahan simulasi komputer adalah sebagai berikut (Stefanovic et al.

2009):

1. Kualitas model simulasi bisa jadi mahal dan menghabiskan banyak waktu

untuk mengembangkan dan memvalidasinya.

2. Simulasi merupakan pendekatan “modifikasi-mencoba” (modify-try),

sehingga tidak menghasilkan solusi yang optimum.

3. Biasanya dibutuhkan pemodelan dan pendefinisian semua data yang relevan

agar dapat diperoleh hasil yang valid. Hal ini dapat menjadi sangat sulit pada

pengembangan skenario jaringan rantai pasokan yang kompleks.

Model simulasi dapat diklasifikasikan atas tiga dimensi yang berbeda (Law

& Kelton 2000):

1. Model Simulasi Statis dan Dinamis

Model simulasi statis adalah model yang merepresentasikan sistem pada

waktu tertentu, atau yang dapat digunakan untuk merepresentasikan sebuah

sistem di mana waktu tidak berpengaruh. Model simulasi dinamis

merepresentasikan sebuah sistem yang berubah sesuai dengan waktu.

2. Model Simulasi Deterministik dan Stokastik

Jika sebuah model simulasi tidak mengandung komponen probabilistik, maka

model tersebut disebut dengan model deterministik. Sebaliknya, bila sistem

yang dimodelkan mengandung beberapa komponen acak, maka model

tersebut termasuk model probabilistik.

3. Model Simulasi Kontinyu dan Diskrit

Model simulasi diskrit merupakan pemodelan suatu sistem yang berubah

sesuai waktu di mana peubahnya berubah secara instan pada titik waktu yang

berbeda. Model simulasi kontinyu merupakan pemodelan di mana peubahnya

berubah secara kontinyu sesuai dengan perubahan waktu.

Bahasa Pemrograman Stella®

Stella® merupakan perangkat lunak untuk pemodelan berbasis “flow-chart”

yang dikembangkan oleh isee systems inc. Stella® termasuk bahasa pemrograman

interpreter dengen pendekatan lingkungan multi-level hirarkis, baik untuk

menyusun model maupun untuk berinteraksi dengan model.

Page 46: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

18

Dalam program Stella® terdapat tiga jenjang (layering) yang saling terkait

untuk mempermudah pengelolaan model, terutama untuk model yang sangat

kompleks. Hal ini sangat bermanfaat untuk pembuat program model maupun

untuk pengguna model tersebut. Ketiga jenjang tersebut adalah:

1. High-Level Mapping Layer, yaitu jenjang antar-muka bagi pengguna (user

interface). Pada jenjang ini pengguna model dapat bekerja, seperti mengisi

parameter model dan melihat tampilan keluaran.

2. Model Construction Layer. Jenjang ini adalah tempat model berbasis “flow-

chart”. Apabila pengguna model ingin memodifikasi struktur model, dapat

dilakukan dengan jenjang ini.

3. Equation Layer. Pada jenjang ini dapat dilihat persamaan-persamaan

matematika yang digunakan dalam model.

Stella® merupakan bahasa pemrograman jenis interpreter berbasis grafis.

Pemakai Stella® dapat dengan mudah menyusun model dengan merangkaikan

bentuk-bentuk geometris seperti bujursangkar, lingkaran dan panah yang dikenal

dengan building blocks. Alat bantu lain di Stella® yang diperlukan dalam

menyusun model di antaranya adalah menu, control, toolbars, dan objects.

Banyak diantara alat bantu tersebut mirip dengan alat bantu yang digunakan

dalam Windows, akan tetapi banyak pula alat bantu yang tidak sama yang

merupakan ciri khas Stella®.

2.4 Ubi Jalar

Ubi jalar merupakan umbi dari tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L)

dalam keadaan utuh, segar, bersih dan aman dikonsumsi serta bebas dari

organisme pengganggu tumbuhan. Syarat mutu umum ubi jalar adalah (BSN

1998):

1. Ubi jalar tidak boleh mempunyai bau asing

2. Ubi jalar harus bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida

3. Ubi jalar harus memiliki keseragaman warna, bentuk maupun ukuran

umbinya

4. Ubi jalar harus sudah mencapai masak fisiologis optimal

5. Ubi jalar harus dalam kondisi bersih

Page 47: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

19

Ubi jalar memiliki sifat fisik, seperti bentuk, warna kulit dan daging, serta

tekstur yang bervariasi menurut varietasnya (Gambar 5).

Gambar 5 Ubi jalar (Ipomoea batatas)

(sumber : www.cuniculture.info, www.usm.maine.edu)

Botani ubi jalar adalah (Onwueme 1978):

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicothyledone

Ordo : Solanaceae

Famili : Convolvuceae

Genus : Ipomoea L

Nama botani : Ipomoea batatas (L)

Bentuk dan ukuran ubi merupakan salah satu kriteria mutu yang langsung

mempengaruhi harga (Damardjati & Widowati 1994). Bentuk ubi yang mendekati

bulat-lonjong dan tidak banyak bengkokan akan mempermudah tahap pengupasan

dan umumnya rendemen ubi kupasnya tinggi. Ukuran ubi yang sedang, dengan

berat 200-250 g dan seragam membutuhkan waktu pengupasan relatif cepat

dibanding ubi yang kecil atau besar. Bentuk dan ukuran ideal tersebut akan

menguntungkan bagi produsen maupun bagi tenaga kerja, karena umumnya

tahapan proses pengupasan ubi-ubi dibayar dengan upah borongan (Damardjati et

al. 1991). Syarat khusus mutu ubi jalar adalah (Tabel 1):

Page 48: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

20

Tabel 1 Spesifikasi persyaratan khusus ubi jalar

No Komponen Mutu Mutu

I II III

1 Berat umbi (g/umbi) >200 100 - 200 75 – 100

2 Umbi cacat (per 50 biji) maks. Tidak ada 3 biji 5 biji

3 Kadar air (% b/b, maks.) 65 60 60

4 Kadar serat (% b/b, maks.) 2 2.5 >3.0

5 Kadar pati (% b/b, min.) 30 25 25 Sumber: BSN 1998

Seperti pada sifat fisik ubi jalar, sifat kimia ubi jalar bervariasi tergantung

dari jenis/varietasnya. Kandungan kimia beberapa jenis ubi jalar tersaji pada

Tabel 2.

Tabel 2 Kandungan kimia ubi jalar per 100 g bahan segar

Komposisi Jumlah

Ubi Jalar Putiha Ubi Jalar Merah

a Ubi Jalar Kuning

b

Kalori (Kal) 123.0 123.0 136.0

Protein (g) 1.8 1.8 1.1

Lemak (g) 0.7 0.7 0.4

Karbohidrat (g) 27.9 27.9 32.3

Kalsium (mg) 30.0 30.0 57.0

Fosfor (mg) 49.0 49.0 52.0

Zat besi (mg) 0.7 0.7 0.7

Natrium (mg) - - 5.0

Kalium (mg) - - 393.0

Niacin (mg) - - 0.6

Vitamin A (SI) 60.0 7700.0 900.0

Vitamin B1 (mg) 0.9 0.9 0.1

Vitamin C (mg) 22.0 22.0 35.0

Air (g) 68.5 68.5 -

Serat kasar (g) 0.9 1.2 1.4

Abu (g) 0.4 0.2 0.3

Kadar gula (g) 0.4 0.4 0.3

Bagian dapat

dimakan

86.0 86.0 -

Sumber: (a) Direktorat Gizi depkes RI 1981

(b) Suismono 1995

Keterangan : -) tidak ada data

Ubi jalar memiliki potensi untuk dimanfaatkan dan dikembangkan dalam

bentuk: (1) segar maupun telah diproses untuk konsumsi manusia; (2) segar

mapun telah dikeringkan sebagai pakan binatang ternak; (3) pati dan tepung

untuk penggunaan dalam bahan pangan maupun nonpangan (Hasanuddin &

Wargiono 2003). Berbagai produk pangan maupun pakan dapat dihasilkan dari

Page 49: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

21

ubi jalar. Hampir seluruh bagian tanaman ubi jalar dapat dimanfaatkan. Beragam

produk yang dapat dihasilkan dari tanaman ubi jalar antara lain (Gambar 6):

Selain sebagai sumber karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C,

dan mineral. Ubi jalar yang daging umbinya berwarna ungu banyak mengandung

antosianin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena berfungsi mencegah

penyakit kanker. Ubi jalar yang daging ubinya berwarna kuning, banyak

mengandung vitamin A; beberapa varietas ubi jalar mengandung ubi jalar setara

Gambar 6 Pohon industri ubi jalar (CRIFC 1990, diacu dalam Damardjati dan

Widowati 1994)

UBI JALAR

Daun

Sayuran

Pakan ternak

Batang

Bahan tanam

Pakan ternak

Kulit ubi

Pakan ternak

Ubi segar

Chip goreng, kripik kremes

Timus, obi, gethuk

Selai, saos

Aneka makanan tradisional

Tape

Dekstrin, glukosa, fruktosa

Pekatan untuk minuman

ringan

Aneka cake, bolu, kue kering

Tepung

Kecap, tauco, saos

“Gari” (nigeria)

Mie, bihun

Pati

Aneka cake, bolu, kue kering

“almidon agrio” (Colombia)

“Azedo” (Brazil)

Ampas Pakan ternak

Asam sitrat

Page 50: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

22

dengan wortel. Di Jepang, Korea, Cina, Taiwan dan Amerika Serikat, ubi jalar

tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan pokok tetapi juga diolah menjadi

pangan olahan seperti selai, saos, juice, serta sebagai bahan baku industri pakan

dan ternak (Balitkabi 2005). Teknologi budidaya ubi jalar di lahan sawah

disajikan pada Lampiran 1.

Menurut Hasanudin & Wargiono (2003) kendala teknis dan kendala sosial

dalam pengembangan pemanfaaatan ubi jalar meliputi bulkiness/perishability,

tingginya biaya produksi per unit, kandungan bahan kering, hama, penyakit, status

ubi jalar yang rendah, produsen berpenghasilan rendah, keterbatasan rantai

pasokan.

2.5 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain yang

menjadi dasar dan referensi dalam tesis ini. Penelitian tersebut diantaranya adalah

mengenai simulasi dan optimasi rantai pasokan, kajian rantai pasokan tepung ubi

jalar, serta berbagai penelitian mengenai proses produksi tepung ubi jalar itu

sendiri.

Irfansyah (2001) meneliti karakteristik sifat fisiko-kimia dan fungsional

tepung ubi jalar, serta merumuskan formula dalam memanfaatkan tepung ubi jalar

sebagai bahan baku kerupuk. Pada penelitiannya, Irfansyah mengkaji perbedaan

karakteristik tepung yang dihasilkan dari dua jenis varietas yaitu ubi jalar putih

dan ubi jalar jingga, serta perbedaan bahan baku setengah jadi, yaitu ubi jalar

bentuk sawut dan bentuk pelet.

Kussuma (2008) melakukan kajian tekno-ekonomi pendirian industri tepung

ubi jalar melalui Participatory Action Research (PAR) di Desa Cikarawang

Bogor. Penelitian tersebut mencakup pelaksanaan Participatory Action Research

(PAR), analisis pasar dan pemasaran tepung ubi jalar, analisis teknis teknologis,

analisis manajemen organisasi, hingga analisis finansial.

Blackburn dan Scudder (2009) mengkaji strategi dan model rantai pasokan

untuk produk yang mudah rusak dengan contoh kasus produk segar hasil

pertanian yaitu buah melon segar dan jagung manis segar. Hasil penelitian

menunjukan model yang cocok untuk meminimumkan kehilangan nilai pada

rantai pasokan adalah dengan menerapkan model gabungan (hybrid model) antara

Page 51: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

23

model responsif pada saat pasca panen ke saat cooling, dengan model efisien pada

rantai selanjutnya.

Ahumada dan Villalobos (2009) dalam penelitiannya meninjau berbagai

literatur yang membahas tentang rantai pasokan makanan hasil pertanian yang

telah berhasil diimplementasikan. Berdasarkan hasil analisisnya, peneliti

mengdiagnosa beberapa persyaratan dalam memodelkan rantai pasokan produk

makanan hasil pertanian.

Stefanofic et al. (2009) melakukan kajian terhadap metodologi jaringan

pasokan (supply network) dan simulasi. Hasil penelitian ini mengusulkan sebuah

pendekatan umum dalam pemodelan jaringan pasokan dengan beberapa kondisi:

jaringan mengandung sejumlah pemasok (suppliers), manufacturers, wholesalers,

dan retailers yang merepresentasikan sebuah titik dalam jaringan. Proses tertentu

terjadi pada masing-masing titik tersebut dan proses yang ada saling berhubungan

satu sama lain.

Page 52: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

24

Page 53: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

III METODOLOGI

3.1. Kerangka Penelitian

Sebuah manajemen rantai pasok yang baik memerlukan berbagai keputusan

yang berhubungan dengan aliran informasi, produk dan dana. Rancang bangun

rantai pasokan untuk sebuah produk menjadi sangat penting untuk dikaji dan

dibuat agar dapat meningkatkan surplus rantai pasokan. Keputusan mengenai

rancang bangun rantai pasokan mencakup bagaimana menstrukturisasi rantai

pasokan selama beberapa tahun ke depan, bagaimana konfigurasi rantai

pasokannya, bagaimana memperoleh bahan baku dan pengalokasiannya, serta

proses apa saja yang ada pada setiap tahapannya.

Tepung ubi jalar sebagai salah satu alternatif solusi terhadap permasalahan

ketahanan pangan nasional dinilai memiliki potensi yang baik untuk

dikembangkan di Indonesia. Berbagai penelitian telah dilakukan berkenaan

dengan hal ini. Formula dan resep produk pangan berbahan baku tepung ubi jalar

telah banyak dikembangkan pada penelitian-penelitian terdahulu. Kandungan gizi

tepung ubi jalar dibandingkan dengan tepung terigu membuat tepung ubi jalar

dapat dijadikan sebagai pengganti tepung terigu untuk beberapa produk pangan

tertentu, di antaranya untuk produk mie, bihun, kue, cookies dan lain-lain.

Pemanfaatan dan usaha pengembangan tepung ubi jalar dalam pengolahan pangan

diharapkan dapat mendorong berkembangnya agroindustri tepung berbasis

komoditas lokal untuk menunjang ketahanan pangan nasional.

Pada penelitian ini, analisa dan perbaikan terhadap model rantai pasokan

tepung ubi jalar dibuat dan sekaligus dilakukan optimasi terhadap model rantai

pasokan yang telah ada saat ini. Keputusan mengenai jaringan rantai pasokan

agroindustri tepung ubi jalar meliputi penugasan peran fasilitas yang ada,

penentuan lokasi proses, penyimpanan atau fasilitas lain terkait transport, dan

alokasi kapasitas serta pasar pada masing-masing-masing fasilitas.

Page 54: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

26

Keputusan mengenai jaringan rantai pasokan tepung ubi jalar

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Peran fasilitas: Peran apa sajakah yang dimainkan oleh masing-maisng

fasilitas serta proses apa saja yang dilakukan pada masing-masing fasilitas

tersebut.

2. Lokasi fasilitas: Di manakah fasilitas sebaiknya ditempatkan.

3. Alokasi kapasitas: Berapa banyak kapasitas yang mesti dialokasikan pada

masing-masing fasilitas.

4. Pasar dan alokasi pasokan/supply. Pasar mana sajakah yang mesti dipenuhi

oleh masing-masing fasilitas serta sumber pasokan mana saja yang mesti

memenuhi kebutuhan masing-masing fasilitas.

Penentuan desain jaringan memiliki pengaruh yang nyata terhadap performa

rantai pasokan tepung ubi jalar karena hal ini akan turut menentukan konfigurasi

rantai pasokan dan menetapkan batasan sehingga driver-driver lain dari rantai

pasokan tersebut dapat berfungsi untuk menurunkan biaya rantai pasokan ataupun

meningkatkan responsifitas. Keputusan mengenai lokasi fasilitas yang tepat dapat

membantu rantai pasokan menjadi responsif sambil menjaga biaya agar tetap

rendah.

Kerangka penelitian secara garis besar disajikan pada Gambar 7. Ruang

lingkup model rantai pasokan dibatasi pada petani pemasok ubi jalar hingga ke

industri pangan pengolah tepung ubi jalar. Diagram alir penelitian disajikan pada

Gambar 8 yang menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan selama penelitian

berlangsung.

Untuk mengembangkan suatu produk, penyusunan deskripsi atau potret

kondisi riil produk perlu dilakukan. Pada penelitian ini kondisi riil usaha tepung

ubi jalar dikaji berdasarkan pengamatan pada beberapa sentra produksi ubi jalar.

Secara lebih mendalam, kajian mengenai kondisi rantai pasokan tepung ubi jalar

saat ini turut dilakukan untuk menjadi gambaran dalam perancangan model rantai

pasokan agroindustri ubi jalar. Sebelumnya, dilakukan kajian mendalam terhadap

karakteristik fisik dan mekanis dari ubi jalar yang akan menentukan tata cara

penyimpanan dan pendistribusian bahan baku, bahan setengah jadi dan produk

jadi yang baik untuk meminimalisir kerusakan yang dapat terjadi baik selama

Page 55: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

27

penyimpanan maupun perjalanan. Kajian mengenai pasokan ubi jalar menjadi

sangat penting dilakukan demi kelangsungan agroindustri tepung ubi jalar.

Sebagai sebuah industri, industri tepung ubi jalar dituntut untuk dapat memasok

produknya secara kontinyu kepada para pelanggannya. Dalam hal ini pasokan

bahan baku ubi jalar menjadi penting untuk dipenuhi.

Gambar 7 Kerangka pemikiran penelitian

Tahapan selanjutnya dalam proses perbaikan rantai pasokan tepung ubi jalar

adalah pendefinisian strategi kompetitif berdasarkan identifikasi lanskap

ketidakpastian (ketidakpastian demand dan supply). Pada tahap ini dikaji sifat

permintaan dari tepung ubi jalar untuk kemudian dicocokan dengan strategi rantai

pasokannya.

Rantai Pasok Tepung Ubi jalar

yang efektif

Tujuan

&

Manfaat

Kegiatan

Luaran

Perancangan desain rantai pasokan tepung ubi jalar yang tepat guna

mengembangkan agroindustri tepung ubi jalar dan membantu

para pelaku yang terlibat

Identifikasi

karakteristik

ubi jalar,

dan tepung

ubi jalar

Identifikasi rantai

pasokan dan kondisi

aktual agroindustri

tepung ubi jalar

Ruang

Lingkup

Petani

Ubi jalar

Pedagang

antara

Agroindusti

tepung ubi jalar

pemasok tepung

ubi jalar

Industri pengolah

tepung ubi jalar

Karakteristik

ubi jalar dan

tepung ubi

jalar

Kondisi aktual

rantai pasok

tepung ubi

jalar

Perancangan desain

rantai pasok tepung ubi jalar

Penyusunan peta

ketidakpastian

supply&demand

tepung ubi jalar

Penyusunan

kapabilitas rantai

pasokan tepung

ubi jalar

(efisien/responsif

) Strategi rantai pasok tepung ubi jalar

Pebaikan rantai pasokan

tepung ubi jalar & Optimasi

biaya total rantai pasokan

Page 56: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

28

Kajian karakteristik ubi jalar & identifikasi kondisi

akutual agroindustri tepung ubi jalar saat ini

Formulasi strategi rantai

pasokan tepung ubi jalar

yang ideal

Identifikasi sifat dasar

permintaan tepung ubi

jalar

Identifikasi

karakteristik rantai

pasokan yang ada

Perbaikan rantai pasokan tepung ubi jalar

Pemodelan lokasi fasilitas

(dengan metode CPI, dan

metode lokasi gravitasi)

Model simulasi biaya

total rantai pasokan

Rantai Pasokan Tepung Ubi Jalar

Secara garis besar diagram alir penelitian disajikan pada Gambar 8 berikut:

Gambar 8 Diagram alir penelitian

3.2. Prosedur Penelitian

Berdasarkan diagram alir penelitian (Gambar 8), terdapat beberapa kegiatan

yang dilakukan pada penelitian ini. Uraian dan prosedur mengenai kegiatan

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi karakteristik tepung ubi jalar

Analisa karakteristik fisik dan kimia secara tepung ubi jalar dilakukan secara

deskriptif. Kegiatan ini meliputi analisa terhadap karakteristik ubi jalar

sebagai bahan baku, ulasan proses pengolahaannya ke dalam bentuk tepung,

serta identifikasi potensi pengembangan tepung ubi jalar. Informasi yang

diperoleh berasal dari studi literatur/pustaka mutakhir yang pada kegiatan ini

menjadi masukan pada penentuan metode penyimpanan dan distribusi.

2. Identifikasi kondisi aktual agroindustri tepung ubi jalar.

Kegiatan dilakukan secara deskriptif meliputi analisa terhadap rantai pasok

tepung ubi jalar yang telah ada. Teknik pengambilan informasi dilakukan

Page 57: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

29

melalui survey secara langsung pada lokasi agroindustri tepung ubi jalar yaitu

di Desa Cikarawang kabupaten Bogor, serta dengan pengambilan data

sekunder untuk agroindustri tepung ubi jalar di Kabupaten Kuningan. Hasil

dari kegiatan ini menjadi masukan pada saat perbaikan konfigurasi rantai

pasokan tepung ubi jalar agar didapat rantai pasok yang lebih efektif.

3. Penyusunan strategi rantai pasokan agorindustri tepung ubi jalar.

Penyusunan strategi rantai pasokan mengikuti panduan yang diusulkan oleh

Chopra dan Meindl (2007). Kegiatan ini diawali dengan kajian mengenai sifat

dari permintaan tepung ubi jalar, ketidakpastian permintaan dan pasokan

tepung ubi jalar, serta perumusan strategi kompetitif agroindustri.

a. Identifikasi sifat dasar permintaan tepung ubi jalar (Nature of Demand)

dan pemahaman kapabilitas rantai pasokan.

Terdapat dua jenis produk berdasarkan pola permintaannya, yaitu jenis

produk fungsional dan produk inovatif. Masing-masing kategori produk

tersebut kemudian memerlukan jenis rantai pasokan yang berbeda.

Permasalahan penting dalam hal memperoleh rancang bangun rantai

pasokan yang efektif adalah melakukan pencocokan terhadap jenis produk

dengan jenis rantai pasokannya. Pengidentifikasian klasifikasi produk

tepung ubi jalar dilakukan berdasarkan Tabel 3 berikut (Fisher 1997):

Tabel 3 Produk fungsional versus produk inovatif: perbedaan permintaan

Aspek Permintaan Produk Fungsional

(predictable demand)

Produk Inovatif

(unpredictable demand)

Siklus hidup produk Lebih dari 2 tahun 3 bulan sampai 1 tahun

Kontribusi margin 5% sampai 20% 20% sampai 60%

Variasi produk Rendah (10 sampai 20

variasi produk per

kategori)

Tinggi

Rata-rata eror

peramalan

10% 40% sampai 100%

Tingkat kekurangan

produk

1 sampai 2% 10% sampai 40%

Lead time yang

dibutuhkan untuk

produk made-to-order

6 bulan sampai 1 tahun 1 hari sampai 2 minggu

Sumber: Fisher (1997)

Page 58: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

30

b. Analisa kapabilitas rantai pasokan

Berdasarkan karakteristiknya, rantai pasokan secara fungsional dapat

digolongkan menjadi rantai pasok dengan fungsi fisik dan fungsi mediasi

pasar. Pemahaman mengenai kapabilitas rantai pasokan tepung ubi jalar

dilakukan melalui analisa deskriptif.

c. Pemetaan ketidakpastian permintaan dan pencocokan rantai pasokan

dengan produk (achieving strategy fit).

Setelah memetakan ketidakpastian demand dan memahami posisi rantai

pasokan pada spektrum responsivitasnya, langkah selanjutnya adalah

memastikan apakah derajat responsivitas rantai pasokan sudah konsisten

dengan ketidakpastian demand-nya. Untuk memformulasikan strategi

rantai pasokan dapat digunakan matriks berikut (Fisher 1997) (Gambar

9):

Gambar 9 Matriks kecocokan (Fisher 1997)

Berdasarkan pemetaan rantai pasokan tepung ubi jalar terhadap matriks

kecocokan yang akan dilakukan, dapat diketahuhi apakah strategi rantai

pasokan tepung ubi jalar yang diterapkan telah sesuai dengan strategi

kompetitifnya. Bila belum, perlu dilakukan upaya, berupa perumusan strategi

lebih lanjut untuk menggeser posisi kecocokan dalam matriks, apakah itu

keluar dari sel kanan atas matriks atau keluar dari sel kiri bawah matriks.

Beberapa kemungkinan strategi rantai pasokan yang dapat diterapkan

diantaranya adalah meningkatkan responsivitas/kecepatan pemenuhan

kebutuhan konsumen atau minimisasi biaya rantai pasokan.

Cocok

Tidak Cocok

Tidak Cocok

Cocok

Produk fungsional Produk inovatif

Rantai Pasok

Responsif

Rantai Pasok

Efisien

Page 59: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

31

4. Perbaikan rantai pasokan mencakup bagaimana menstrukturisasi rantai

pasokan selama beberapa tahun ke depan, bagaimana konfigurasi rantai

pasokannya, bagaimana memperoleh bahan baku dan pengalokasiannya, serta

proses apa saja yang ada pada setiap tahapannya.

Ketiga tahap yang dilakukan sebelumnya sangat mempengaruhi rancang

bangun rantai pasokan tapung ubi jalar ini. Rancang bangun rantai pasokan

yang dibuat harus mendukung strategi rantai pasokan dan strategi kompetitif

agar dapat memaksimalkan surplus rantai pasokannya. Pada tahap ini

dilakukan perancangan rantai pasokan tepung ubi jalar. Rancang bangun

rantai pasokan yang akan dibuat harus mendukung strategi rantai pasokan dan

strategi kompetitif agar dapat memaksimalkan surplus rantai pasokannya.

a. Pemodelan lokasi fasilitas

Lokasi fasilitas dalam hal ini adalah agroindustri tepung ubi jalar

ditentukan melalui dua metode. Metode pertama adalah untuk memilih

beberapa alternatif lokasi (kota) dari sekian banyak alternatif yang akan

dipertimbangkan sebagai lokasi agroindustri tepung ubi jalar yang ideal

dengan menggunakan metode teknik perbandingan indeks kinerja

(CPI/Comparative Performance Index). Hasil dari metode CPI berupa lima

kota alternatif pendirian agroindustri akan menjadi masukan pada metode

kedua, yaitu metode model gravitasi untuk menentukan satu lokasi

agroindustri yang paling efisien.

- Teknik Perbandingan Indeks Kinerja (Comparative Performance

Index, CPI)

Teknik Perbandingan Indeks Kinerja(Comparative Performance Index,

CPI) merupakan indeks gabungan (Composite Index) yang dapat

digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai

alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j). Formula yang digunakan

dalam teknik CPI adalah sebagai berikut:

Aij = Xij (min) x 100 / Xij (min)

A(i+1 * j) = (X(I+1 * j))/Xij(min) x 100

Iij = Aij x Pj

Ii = ∑ (Iij)

Page 60: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

32

Keterangan:

Aij = nilai alternatif ke-i pada kriteria ke-j

Xij (min) = nilai alternatif ke-i pada kriteria awal minimum ke-j

A(i+1 * j) = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria ke-j

(X(I+1 * j)) = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria awal ke-j

Pj = bobot kepentingan kriteria ke-j

Iij = indeks alternatif ke-I

i = 1, 2, 3,...., n

j = 1, 2, 3,...., m

(Marimin 2005)

- Model Gravitasi (Gravity Location Models)

Model gravitasi merupakan salah satu metode optimasi non linier. Model

ini digunakan untuk menentukan lokasi yang dapat meminimumkan biaya

transportasi bahan baku dari supplier dan transportasi produk akhir ke

pasar/konsumen yang dituju. Pada tahap awal, ditentukan letak geografis

dari lokasi-lokasi fasilitas potensial. Model ini dapat digunakan untuk

mengidentifikasi lokasi geografis yang cocok untuk mendirikan

fasilitas/industri dalam suatu daerah.

Pada model gravitasi, baik pasar maupun sumber pasokan diasumsikan

dapat ditempatkan sebagai titik-titik pada jaringan suatu bidang peta.

Model ini juga mengasumsikan biaya transportasi meningkat secara linier

sesuai dengan jumlah produk yang ditransportasikan.

Input dasar untuk model gravitasi adalah:

xn, yn : koordinat lokasi pasar atau sumber pasokan n

Fn : biaya angkut per unit per satu satuan jarak antara industri dengan

sumber pasokan n atau pasar/konsumen.

Dn : banyaknya unit yang diangkut antara industri dengan sumber pasokan

n atau pasar/konsumen.

Jika (x,y) adalah lokasi yang terpilih untuk pendirian industri, maka jarak

dn antara industri pada berbagai lokasi (xn,yn) dengan sumber pasokan n

atau pasar/konsumen adalah sebagai berikut:

Page 61: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

33

dn = [(xn - x)2 + (yn - y)

2]

maka biaya transportasi total (TC) adalah:

TC = ∑ dn Dn Fn

Lokasi optimal untuk pendirian industri adalah koordinat (x,y) yang

meminimukan TC.

Penyelesaian terhadap fungsi tujuan biaya transportasi total (TC) diperoleh

dengan menggunakan nonlinier programming, yaitu dengan menggunakan

bantuan Solver pada Excel.

b. Pembangunan model simulasi dilakukan berdasarkan strategi rantai

pasokan yang telah disusun pada tahapan sebelumnya. Model simulasi

rantai pasokan agroindustri tepung ubi jalar dirancang dengan

menggunakan pemrograman Stella®.

Bahasa Pemrograman Stella®

Perangkat lunak Stella® dapat digunakan untuk merancang model dan

simulasi dari berbagai macam disiplin. Beberapa alat penyusun model

yang sering digunakan dalam Stella® adalah sebagai berikut:

“Stock” merupakan hasil suatu akumulasi. Fungsinya

untuk menyimpan informasi berupa nilai suatu

parameter yang masuk ke dalamnya.

Flow/Pompa di sebelah kiri

stock/reservoar merepresentasikan tingkat

perubahan jumlah dalam reservoar.

Fungsi dari sebuah flow seperti aliran,

yakni menambah atau mengurangi stock.

Arah anak panah menunjukkan arah

aliran tersebut. Aliran bisa satu arah

maupun dua arah

Connectors, berfungsi menghubungkan

elemen-elemen dalam satu model

Converter, mempunyai fungsi yang luas,

dapat digunakan untuk menyimpan

knstanta, input bagi suatu persamaan,

melakukan kalkulasi dari berbagai input

lainnya atau menyimpan data dalam

bentul grafis (tabulasi x dan y). Secara

umum fungsinya adalah untuk mengubah

suatu input menjadi output.

Page 62: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

34

Persyaratan sistem Stella® untuk Sistem Operasi Windows adalah

sebagai berikut: 233 MHz Pentium, Microsoft Windows™

2000/XP/Vista/7, 128 MB RAM, 90 MB disk space, QuickTime 7.6.5

atau versi sebelumnya.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data primer, yaitu dengan mengadakan wawancara dengan

sumber terkait (produsen, petani, agen, industri pengolah) serta mengadakan

pengamatan langsung di lapangan. Wawancara dilakukan untuk memperoleh

informasi jumlah produksi dan penjualan, sistem transportasi, distribusi dan

pasokan serta hubungan kemitraan antara pemasok dan distributor.

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu dengan penelusuran buku-buku, hasil-hasil

penelitian, jurnal, dan sumber-sumber lain yang berhubungan.

Page 63: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa mengenai karakteristik tepung ubi jalar dilakukan sebagai masukan

pada proses perancangan rantai pasokan agroindustri tepung ubi jalar.

Karakteristik bahan baku (umbi ubi jalar), bahan setengah jadi (sawut ubi jalar)

dan produk jadi (tepung ubi jalar) akan sangat berpengaruh pada proses

penyimpanan, pendistribusian, dan juga terhadap struktur rantai pasokan. Umbi

ubi jalar sebagai bahan baku agroindustri tepung ubi jalar memiliki beberapa

karakteristik khas komoditas pertanian diantaranya perishable (mudah rusak) dan

bulky (kamba) yang akan menjadi pertimbangan penting pada saat menyusun

strategi rantai pasokannya (SCM). Pembahasan mengenai karakteristik tepung ubi

jalar dilakukan terlebih dahulu, dilanjutkan dengan pembahasan mengenai kondisi

aktual agroindustri tepung ubi jalar di Indonesia. Pemaparan kondisi aktual

agroindustri ini merupakan masukan pada saat membuat rancangan rantai pasokan

tepung ubi jalar.

4.1 Karakteristik Tepung Ubi Jalar

4.1.1 Karakteristik Ubi Jalar

Masyarakat umumnya mengkonsumsi ubi jalar secara langsung setelah

pengolahan secara sederhana, seperti dikukus, digoreng, direbus, atau dibuat

kolak. Ubi jalar merupakan produk hasil pertanian yang memiliki sifat mudah

rusak dan banyak membutuhkan tempat untuk penyimpanan, sehingga setelah

pemanenan, para petani biasanya langsung menjual ubi jalar langsung ke

tengkulak atau pasar-pasar tradisional.

Pada program diversifikasi ubi jalar, pengolahan ubi jalar dapat

dikembangkan melalui peningkatan keragaman menu olah ubi segar (seperti ubi

rebus, obi, timus), pembuatan produk olah setengah jadi siap santap (produk

ekstrusi, manisan, saos), produk olah setengah jadi siap masak (bihun, mie, snack

food, makanan bayi), dan produk bahan baku awet (tepung, pati dan „chip‟).

Usaha pengembangan produk-produk tersebut perlu memperhatikan sifat-sifat

Page 64: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

36

fisik fisiko-kimia dan gizi bahan baku ubi jalar untuk dapat menghasilkan produk

dan mutu produk olah sesuai dengan yang dikehendaki.

Ubi jalar memiliki sifat fisik, seperti warna kulit dan daging, serta tekstur

yang bervariasi menurut varietasnya. Berbagai jenis ubi jalar diantaranya jenis

lokal, varietas unggul dan klon harapan (calon varietas unggul) menghasilkan

keragaman pada bentuk ubi, ukuran ubi, warna ubi dan kulit, daya simpan,

komposisi kimia, sifat pengolahan dan umur panen. Tepung ubi jalar dapat

dihasilkan dari berbagai jenis ubi jalar, namun menghasilkan mutu yang beragam

pula. Pemilihan terhadap varietas ubi jalar yang akan digunakan sebagai bahan

baku tepung ubi jalar dipengaruhi oleh pertimbangan karakteristik tepung yang

ingin dihasilkan. Ubi jalar dengan daging ubi berwarna ungu akan menghasilkan

tepung berwarna ungu. Hal ini akan mempengaruhi warna dari produk olahan

pangan berbahan baku tepung ubi jalar ungu. Sebagai contoh, bakpau ungu yang

dihasilkan dari tepung ubi jalar ungu.

Warna daging ubi jalar terdiri dari berbagai macam, di antaranya warna

putih, kuning, jingga dan ungu. Warna daging dan kulit ubi jalar yang beragam

tersebut ternyata berhubungan dengan kandungan gizi dalam ubi. Perbedaan

warna ubi disebabkan oleh kandungan pigmen di dalamnya. Salah satu pigmen

yang terdapat di dalam ubi jalar adalah karatenoida. Ubi jalar oranye atau merah

mengandung vitamin A hingga 7700 SI per 100 g bahan segarnya. Konsumen

memiliki preferensi yang berbeda terhadap warna ubi. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Damardjati (1990), produsen makanan kremes lebih memilih

bahan baku ubi jalar segar berwarna daging kekuning-kuningan, sedangkan untuk

saos dan selai dipilih warna daging ubi kemerah-merahan. Dalam produksi tepung

ubi jalar, cenderung dipilih ubi yang memiliki warna daging maupun warna kulit

yang putih agar dihasilkan warna tepung yang putih juga. Pemilihan warna daging

ubi ini akan berpengaruh pada hasil akhir tepung.

Bentuk dan ukuran ubi merupakan salah satu kriteria mutu yang langsung

mempengaruhi harga (Damardjati & Widowati 1994). Ubi yang memiliki bentuk

mendekati bulat-lonjong dan tak banyak lekukan mempermudah proses

pengupasan sehingga umumnya rendemen ubi kupasnya tinggi. Ukuran ubi yang

sedang dan seragam, dengan berat 200 – 250 g membutuhkan waktu pengupasan

Page 65: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

37

yang relatif lebih cepat dibanding pengupasan ubi dengan bentuk yang tidak

seragam besarnya. Bentuk ubi yang seragam tersebut merupakan bentuk yang

ideal bagi pengusaha maupun tenaga kerja karena tahapan pengupasan ubi

umumnya pekerja dibayar dengan sistem borongan.

Seperti pada sifat fisik ubi jalar, sifat kimia ubi jalar bervariasi tergantung

dari jenis/varietasnya. Ubi jalar segar mengandung 71 % air, 25 % karbohidrat,

1 - 2 % protein (Bradburry & Halloway 1988). Ubi jalar mengandung karbohidrat

dalam jumlah tinggi seperti pada Tabel 2 dan jika dibandingkan dengan

komoditas pertanian sumber karbohidrat lainnya ubi jalar memiliki potensi

sebagai komoditas pertanian sumber karbohidrat yang baik jalar (Tabel 4).

Dari segi kandungan gizinya, ubi jalar dapat memenuhi kebutuhan kalori

seseorang per harinya. Selain sebagai sumber karbohidrat, ubi jalar ternyata

mengandung vitamin A, C, dan B1 yang tinggi dibandingkan dengan beras,

jagung, maupun terigu sebagai sumber pangan. Kandungan protein dalam ubi jalar

lebih sedikit dibandingkan dengan beras giling, jagung dan terigu (Tabel 4).

Jumlah kandungan protein ini akan berpengaruh pada karakteristik tepung yang

akan dihasilkan nantinya. Ubi jalar juga mengandung lemak lebih sedikit namun

dapat menjadi makanan sumber vitamin yang baik.

Tabel 4 Kandungan gizi dalam100 g beras, jagung, terigu dan ubi jalar

Zat Makanan Beras

Giling

Jagung Terigu Ubi

Putih

Ubi

Oranye

Ubi

kuning

Kalori (kal) 360,00 355,00 365,00 123,00 123,00 136,00

Protein (g) 6,80 9,2 8,90 1,80 1,80 1,10

Lemak (g) 0,70 3,90 1,30 0,70 0,70 0,40

Karbohidrat (g) 78,90 73,70 77,30 27,90 27,90 32,30

Zat Kapur (mg) 6,00 10,00 16,00 -- -- --

Fosfor (mg) 140,00 256,00 106,00 49,00 49,00 52,00

Zat besi (mg) 0,80 2,40 1,20 0,70 0,70 0,70

VitA (SI) 0,26 -- 0,12 60,00 7.700,00 900,00

Vit C (mg) 0,12 -- 0,12 22,00 22,00 35,00

Vit B 1 -- -- -- 0,90 0,90 0,10

Kalsium -- -- -- 20,00 30,00 57,00 Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981)

Karakteristik ubi jalar yang berhubungan dengan kandungan karbohidrat

adalah kecenderungan timbulnya flatulensi (perut kembung) setelah

mengkonsumsi ubi jalar. Flatulensi disebabkan oleh gas flatus, umumnya H2 dan

CO2 (Palmer 1982), yang merupakan hasil samping fermentasi karbohidrat yang

Page 66: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

38

tidak dicerna dalam tubuh, yang dilakukan oleh mikroflora usus. Karbohidrat

yang tidak tercerna tersebut antara lain pati tidak tercerna (resistant starch),

oligosakarida tak tercerna (non digestibility oligosaccharides), dan polisakarida

non pati (non starch polysaccharides) seperti komponen-komponen serat

makanan (Damardjati 2003). Ubi jalar juga mengandung zat anti gizi dan penurun

cita rasa yang memberikan pengaruh negatif terhadap preferensi ubi jalar. Anti

gizi utama dalam ubi jalar adalah trypsin inhibitor yang bersifat menghambat

kerja tripsin yang berperan sebagai pemecah protein. Akibat adanya anti tripsin

ini, menyebabkan pencernaan protein dalam usus terhambat, sehingga

menurunkan tingkat penyerapan protein dalam tubuh yang ditunjukkan dengan

timbulnya gejala mencret (Bradburry & Halloway 1988). Aktivitas anti tripsin

dapat berkurang dengan perebusan, pengukusan dan pemasakan (Bradburry &

Halloway 1998, Damardjati & Widowati 1994). Pada ubi jalar terdapat beberapa

senyawa yang tidak berbahaya bagi kesehatan tapi menimbulkan rasa pahit,

seperti ipomoeamarone, furanoterpen, kouramin dan polifenol yang dibentuk

dalam jaringan pada saat ubi jalar luka akibat serangan serangga (Damardjati &

Widowati 1994).

Penggunaan ubi jalar bermutu baik akan berpengaruh nyata terhadap mutu

tepung ubi. Ubi jalar sesuai diproses menjadi tepung apabila mempunyai kadar

bahan kering dan pati tinggi, serta kadar air rendah. Kadar bahan kering tinggi

menghasilkan rendemen tepung yang tinggi pula. Besarnya kadar bahan kering

tergantung pada jenis/klon, lingkungan dan umur tanaman (Bradburry dan

Halloway 1988). Antarlina (2003) melakukan pengkarakterisasian terhadap tiga

belas jenis/klon/varietas ubi jalar (Tabel 5). Kadar air dalam ubi jalar berbanding

terbalik dengan kadar bahan kering ubi dan kadar pati ubi. Semakin tinggi kadar

air ubi jalar, semakin rendah pula kadar bahan kering dan kadar pati ubi. Pada ubi

jalar varietas kawi dengan daging ubi berwarna ungu memiliki kadar bahan kering

paling tinggi (35.07 %) serta kadar pati yang tinggi (58.6 7% bk) dan memiliki

kadar air rendah (64.93 % bb).

Page 67: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

39

Tabel 5 Warna ubi dan komposisi kimia beberapa klon ubi jalar

Sumber: Antarlina (2003)

Kadar air dalam ubi jalar berbanding terbalik dengan kadar bahan kering

ubi dan kadar pati ubi. Semakin tinggi kadar air ubi jalar, semakin rendah pula

kadar bahan kering dan kadar pati ubi. Pada ubi jalar varietas kawi dengan daging

ubi berwarna ungu memiliki kadar bahan kering paling tinggi (35.07 %) serta

kadar pati yang tinggi (58.67% bk) dan memiliki kadar air rendah (64.93% bb).

Kadar karbohidrat dan pati yang tinggi menyebabkan ubi jalar dapat diolah

menjadi tepung-tepungan.

4.1.2 Pengolahan Ubi Jalar Menjadi Tepung Ubi Jalar, Panen dan

Pascapanen Ubi Jalar

Penentuan waktu panen ubi jalar didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau

varietas ubi jalar berumur pendek (genjah) dipanen pada umur 3 - 3.5 bulan,

sedangkan varietas berumur panjang dipanen sewaktu berumur 4.5 – 5 bulan.

Penanganan ubi jalar yang ideal dimulai pada umur tiga bulan, dengan penundaan

paling lambat sampai umur empat bulan. Panen pada umur lebih dari empat bulan,

selain beresiko tinggi terkena serangan hama boleng juga tidak akan memberikan

kenaikan hasil ubi (Rukmana 1997). Pemanenan yang dilakukan terlalu awal

menyebabkan ubi cepat keriput dan rendemen yang rendah. Sebaliknya, bila

terlambat panen, ubi menjadi berserat, mudah rusak dan kurang menarik. Cara

panen yang dilakukan kurang hati-hati menyebabkan ubi banyak yang rusak

Klon/ Warna Air Bahan Pati Gula Rdks Abu Serat

Varietas Ubi (% bb) Kering (%) (% bk) (% bk) (% bk) (% bk)

Taiwan/396-6 Kuning 71.89 28.11 55.84 5.56 3.81 3.42

Taiwan/395-23 Putih 71.96 28.04 57.27 7.08 3.28 3.23

Taiwan/396-24 Kuning 73.65 26.35 52.57 7.15 4.04 3.711

Tis 5125-42 Putih 71.96 28.04 53.2 5.32 3.51 3.83

Tis 5125-82 Kuning 65.19 34.81 55.53 4.17 3.39 3.53

Ciceh 27 Putih 66.43 33.57 52.19 4.47 3.19 3.38

Ciceh 29 Krem 72.27 27.73 55.76 5.76 3.4 3.67

Ciceh 35 Krem 69.92 30.08 53.52 6.31 3.34 3.94

Ciceh 39 Krem 77.72 22.28 48.14 7.89 4.23 4.65

Lapis 30 Krem 63.36 36.64 57.49 2.75 2.56 3.18

Lapis 34 Krem 67.51 32.49 60.34 4.49 2.95 3.03

Genjah Rante Kuning 67.09 32.91 56.29 5.57 2.93 3.18

Kawi Ungu 64.93 35.07 58.67 3.33 -- 2.6

Gula Reduksi

(% bk)

Page 68: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

40

sehingga cepat busuk. Tercampurnya ubi yang rusak ke dalam ubi sehat

menyebabkan investasi hama dan penyakit.

Proses pra-panen, panen, pasca panen, penyimpanan dan distribusi dapat

menjadi hambatan dalam pemasaran ubi jalar bila tidak dilakukan dengan baik,

karena dapat menyebabkan penurunan mutu ubi jalar. Cara-cara penanganan ubi

pada saat pemanenan serta cara pengangkutan perlu mendapat perhatian yang baik

agar mengurangi kerusakan yang terjadi. Umbi ubi jalar memiliki kulit yang lunak

dan kadar air yang tinggi sehingga mudah rusak oleh pengaruh mekanis.

Kerusakan mekanis ini akan memberi peluang bagi berlangsungnya kerusakan

mikrobiologis yang akan mengakibatkan rusaknya umbi secara keseluruhan

(Muryanto et al. 1978).

Penanganan pasca panen ubi jalar biasanya ditujukan untuk

mempertahankan daya simpan, dan menjaga agar ubi yang disimpan tidak turun

mutunya/rusak. Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan dalam pasir atau

abu. Cara penyimpanan dengan ditutup pasir atau abu dapat mempertahankan

daya simpan ubi sampai lima bulan. Ubi jalar yang mengalami proses

penyimpanan yang baik akan menghasilkan rasa ubi yang manis dan enak bila

dibandingkan dengan ubi yang baru dipanen (Pramuji 2007). Ubi jalar bila

disimpan pada tempat yang cukup kering dan aerasi yang baik dapat disimpan

relatif cukup lama bila dibandingkan dengan ubi kayu (Damardjati & Widowati

1994).

Hal yang penting diperhatikan dalam penyimpanan ubi jalar adalah

melakukan pemilihan ubi yang baik, tidak ada yang rusak atau terluka dan tempat

penyimpanan bersuhu rendah antara 27 – 30oC dengan kelembaban udara antara

85-90 % (Pramuji 2007). Untuk meningkatkan masa simpan di beberapa daerah,

penyimpanan dengan menggunakan rak agar tidak langsung di atas tanah, atau di

dalam keranjang bambu, atau di atas lantai semen. Cara-cara tersebut memberikan

masa simpan yang lebih lama dibandingkan dengan disimpan di atas tanah tanpa

rak (Widowati et al. 1991).

Untuk meningkatkan masa simpan ubi jalar, diberikan perlakuan awal

kondisi optimum untuk proses curing. Ubi jalar hasil panen, dibersihkan, disusun

dalam tempat penyimpanan (keranjang) kemudian disimpan dalam suhu hangat

Page 69: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

41

(30 oC) dan kelembaban yang tinggi (RH 90 - 95 %) selama 10 - 15 hari. Selama

curing terjadi penggabusan dan penebalan pada lapisan kulit ubi. Ubi jalar yang

mengalami proses curing dapat disimpan hingga enam bulan tanpa kerusakan

(Damardjati & Widowati 1994).

Tepung ubi merupakan tepung yang dibuat dari ubi yang dikeringkan,

sehingga tepung mengandung seluruh komponen yang ada dalam ubi itu sendiri.

Tepung ubi berbeda dengan pati; pati adalah hasil ekstraksi bahan dalam air dan

dikeringkan. Dengan demikian, tepung ubi jalar berbeda dengan pati ubi jalar.

Bentuk tepung mempunyai beberapa keunggulan, antara lain praktis, mudah

diformulasi menjadi berbagai produk makanan, hemat ruang penyimpanan dan

mudah didistribusikan serta mempunyai nilai gizi yang baik. Bentuk tepung juga

mempermudah dan memperlama penyimpanan sampai beberapa bulan atau

tahunan.

Pembuatan tepung umbi umumnya sangat sederhana, hanya menggunakan

proses ”pengupasan, pencucian, pengecilan ukuran (pengirisan atau

pemarutan/sawut), pengeringan, dan penepungan”. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan Ningrum (1999), jenis ubi jalar, jenis pengering, dan interaksi antara

kedua faktor tersebut berpengaruh nyata terhadap kadar beta karoten, rendemen,

kadar abu, kadar serat, kadar karbohidrat, kadar lemak, derajat putih pada tepung

ubi jalar yang dihasilkan. Hasil penelitian Ningrum menunjukkan bahwa tepung

ubi jalar yang dikeringkan dengan pengering drum merupakan tepung yang baik

untuk dikonsumsi dan berpotensi untuk dikembangkan.

Proses Pembuatan Tepung Ubi Jalar

Terdapat beberapa cara pengolahan ubi jalar menjadi tepung ubi jalar.

Secara umum, produksi tepung ubi jalar dapat dilakukan secara sederhana oleh

industri rumah tangga. Pada umumnya, proses pengolahan ubi jalar menjadi

tepung ubi jalar meliputi tahapan pencucian ubi jalar, pengupasan, pemotongan

ubi jalar/pengirisan hingga berbentuk chips (penyawutan), perendaman ubi jalar

dalam larutan natrium metabisulfit, pengeringan, dan penepungan. Proses

pengolahan tepung ubi jalar disajikan pada Gambar 10 berikut ini:

Page 70: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

42

Gambar 10 Proses pembuatan tepung ubi jalar (BB Pasca Panen Bogor 2000)

Pencucian, pengupasan dan penyawutan ubi jalar

Pencucian ubi jalar dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang

melekat pada ubi jalar. Perendaman dalam larutan natrium metabisulfit 0.3 %

berfungsi untuk mencegah kontak langsgung dengan udara dan untuk m

enghambat reaksi Maillard, karena pada metabisulfit akan berikatan dengan gugus

aldehid dari gula sehingga gugus aldehid tersebut tidak dapat bereaksi dengan

Ubi jalar

segar

Pencucian, pengupasan dan penyawutan

Perendaman dalam larutan sodium bisulfit

Pengepresan

Pengeringan (hingga kadar air 12 – 14%)

Sinar matahari Alat pengering

Sawut kering

Penepungan

Diayak 80 mesh

Tepung ubi

jalar

Pengemasan

Page 71: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

43

senyawa-senyawa yang memiliki gugus NH, yaitu protein, akibatnya, kadar

protein dapat dipertahankan.

Metabisulfit digunakan juga untuk mempertahankan warna dan citarasa.

Pemakaiannya dalam pengolahan bahan pangan bertujuan untuk mencegah proses

pencoklatan pada buah sebelum diolah, menghilangkan bau dan rasa getir

terutama pada ubi kayu serta untuk mempertahankan warna agar tetap menarik.

Natrium metabisulfit dapat dilarutkan bersama-sama bahan atau diasapkan.

Prinsip pengasapan tersebut adalah mengalirkan gas SO2 ke dalam bahan sebelum

pengeringan. Pengasapan dilakukan selama + 15 menit. Maksimum

penggunaannya sebanyak 2 g/kg bahan. Natrium metabisulfit yang berlebihan

akan hilang sewaktu pengeringan (Warintek 2010).

Pemotongan ubi jalar menjadi sawut dapat dilakukan dengan menggunakan

slicer dengan ketebalan potongan kurang lebih 1.5 mm sehingga berbentuk chips

tipis agar mempermudah dan mempercepat pengeringan.

Blansir

Proses blansir dapat dilakukan pada proses produksi tepung dari ubi jalar.

Blansir merupakan proses pemanasan dengan menggunakan suhu tinggi dalam

waktu yang singkat. Pemanasan dapat dilakukan dengan menggunakan uap air

panas atau air mendidih (Muryanto et al. 1978). Tujuan dari proses blansir adalah

untuk menginaktifkan enzim-enzim yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan,

yang dapat menyebabkan perubahan warna yang tidak dikehendaki pada hasil

olahan.

Perlakuaan blansir pada saat proses pengolahan ubi jalar menjadi tepung

dapat mempertahankan kandungan karoten pada saat pengeringan dibandingkan

dengan bahan yang tidak diblansir. Namun, untuk memperoleh kadar pati tepung

yang lebih tinggi, dianjurkan untuk tidak menggunakan proses blansir (Muryanto

et al. 1978). Proses blansir dapat mengakibatkan pati tergelatinkan. Pati yang

telah mengalami gelatinisasi selanjutnya lebih mudah diuraikan menjadi gula

sehingga kadar pati menurun.

Page 72: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

44

Pengeringan

Dari keseluruhan tahapan pengolahan ubi untuk tepung, pengeringan

merupakan tahapan proses yang kritis yang menentukan mutu produk dan biaya

produksi. Pengeringan ubi yang berkadar air sekitar 80 % menjadi dibawah 10 %

memerlukan energi yang relatif banyak. Pengeringan yang saat ini umum

dilakukan adalah pengeringan dengan tenaga matahari, yang biayanya amat

rendah, namun sangat tergantung pada cuaca sehingga sulit untuk menjamin mutu

produk akhirnya khususnya di musim penghujan.

Pengeringan irisan ubi jalar memerlukan waktu 48 jam dibawah sinar

matahari atau 36 jam dengan alat pengering pada suhu 60 0C untuk mencapai

kadar air 7 % (Antarlina 1993). Ubi, baik ubi jalar maupun ubi kayu termasuk

jenis hasil pertanian yang mudah rusak. Ubi kayu akan busuk (poyo) 48 jam

sesudah dipanen. Sementara itu ubi jalar lebih tahan disimpan namun tetap

mengalami penurunan kadar karbohidrat selama penyimpanan sebagai hasil

respirasi, sehingga sebaiknya tidak disimpan lebih dari tujuh hari.

Pemilihan alat dan kondisi pengering yang akan digunakan dipengaruhi oleh

jenis bahan yang akan dikeringkan, mutu hasil akhir yang dikeringkan dan

pertimbangan ekonomis. Jenis bahan padatan berbentuk lempeng maka alat yang

sesuai untuk mengeringkan bahan tersebut adalah pengering kabinet atau tray

dryer , oven, dan rotary dryer. Sedangkan untuk bahan yang berbentuk pasta atau

puree alat yang sesuai untuk mengeringkan adalah pengering drum (Honestin

2007).

Beberapa metode pengeringan yang dapat dilakukan pada proses

pengolahan tepung ubi jalar adalah sebagai berikut:

1. Pengeringan dengan sinar matahari

Keuntungan dari pengeringan dengan penjemuran di bawah sinar matahari

yaitu adanya pemutih karena sinar ultraviolet matahari dan mengurangi

degradasi kimia yang dapat menurunkan mutu bahan. Sedangkan

kelemahanan dari metode ini adalah dapat terkontaminasinya bahan oleh

debu. Dalam proses pengeringan sering timbul berbagai masalah seperti

tidak adanya pengontro suhu dan kelembaban udara, terjadinya kontaminasi

mikroba, serta ketergantungan pada kondisi cuaca setempat.

Page 73: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

45

2. Pengeringan oven

Pengering oven merupakan alat pengering yang paling mudah

pemeliharaannya dan penggunaannya serta rendah biaya operasionalnya.

Bahan yang akan dikeringkan dimasukkan ke dalam oven dan diatur pada

suhu dan waktu tertentu, untuk selanjutnya digiling. Prinsip kerja pengering

oven secara umum adalah memanaskan bahan dengan menggunakan prinsip

pindah panas secara konveksi. Elemen pemanas akan memasukkan udara

kemudian partikel-partikel udara mengenai bahan secara bergantian.

3. Pengeringan Drum (drum dryer)

Drum dryer didefiniskikan sebagai alat untuk pengeringan dengan cara

kontak bahan dengan permukaan luar alat secara kontinyu. Pengering drum

merupakan tipe alat pengering yang pada dasarnya terdiri dari satu atau

lebih silinder (drum) dari logam, yang berputar sesuai dengan as-nya pada

posisi horizontal dan dilengkapi dengan pemanasan internal oleh uap air,

air, atau medium cairan pemanasan lainnya. Produk yang akan dikeringkan

dituangkan di atas permukaan drum sebagai suatu lapisan yang tipis. Produk

yang kering dilepaskan dari permukaan drum dengan pisau pengeruk.

Pengeringan chips ubi jalar dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Pemilihan metode pengeringan sangat mempengaruhi mutu dan karakteristik

tepung ubi jalar yang akan dihasilkan. Pada proses pengeringan, kerusakan

karotenoid perlu diperhatikan, karena karoten mudahteroksidasi terutama pada

suhu tinggi (Muryanto et al. 1978). Selain pengeringan matahari, pengeringan

dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengering yang dapat diatur suhu dan

kelembabannya. Beberapa alat pengering ubi jalar di antaranya adalah cabinet

dryer (Dhania 2006, Muryanto et al. 1978), drum dryer (Simanjuntak 2001),

metode oven (Setiawan 2005).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2005), metode

pembuatan tepung ubi jalar yang tepat untuk menghasilkan produk mie adalah

dengn metode oven. Metode ini dipilih karena dapat mengurangi biaya proses

dibandingkan dengan penggunaan drum dryer yang membutuhkan biaya cukup

mahal untuk produksi uapnya. Selain itu, tepung hasil pengeringan dengan drum

dryer telah tergelatinisasi dengan sempurna sehingga sulit dibentuk lembaran

Page 74: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

46

adonan, karena adonan menjadi terlalu lengket. Sedangkan Simajuntak (2001)

lebih memilih menggunakan tepung ubi jalar dengan metose perebusan dan

pengeringan drum dryer dalam pembuatan mie kering. Pemilihan ini didasarkan

pada warna yang dapat dipertahankan dari reaksi pencoklatan, daya kohesi yang

terbentuk selama perebusan dan penghancuran senyawa toksik akibat panas

selama perebusan.

Penggilingan/penepungan dan pengayakan

Proses penggilingan/penepungan, dapat menggunakan disc mill (Dhania

2006) dan masih diperoleh hasil penggilingan tepung yang kasar. Untuk

memperoleh tepung yang lebih halus dilakukan pengayakan dengan menggunakan

ayakan 60 mesh (Dhania 2006).

Pengemasan dan Penyimpanan Tepung Ubi Jalar

Tepung ubi jalar bersifat higroskopis atau mudah menyerap air yang dapat

menyebabkan kadar air pada tepung ubi jalar meningkat. Kadar air berkaitan

dengan mutu dari produk tersebut. Semakin rendah kadar airnya, maka produk

tersebut semakin baik mutunya. Kadar air yang rendah dapat mencegah dan

menghambat pertumbuhan mikroorganisme perusak yang dapat menurunkan mutu

produk tepung. Agar kadar air tepung ubi jalar tetap rendah maka harus dikemas

dengan kemasan yang tidak mudah dilewati oleh uap air, misalnya plastik

propilen (Dhania 1989).

Rendemen tepung ubi jalar yang dihasilkan

Rendemen tepung ubi jalar yang dihasilkan dapat mencapai 30% dari berat

awal bahan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh varietas ubi jalar yang digunakan

untuk proses penepungan, serta mutu dari ubi jalar itu sendiri. Penggunaan ubi

jalar bermutu baik akan berpengaruh nyata terhadap mutu tepung ubi. Ubi jalar

sesuai diproses menjadi tepung apabila mempunyai kadar bahan kering dan pati

tinggi, serta kadar air rendah. Kadar bahan kering tinggi menghasilkan rendemen

tepung yang tinggi pula. Besarnya kadar bahan kering tergantung pada jenis/klon,

lingkungan dan umur tanaman (Bradburry dan Halloway 1988).

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Antarlina (2003) dan

Dhania (2006), kadar air dengan kadar bahan kering dan pati ubi jalar berkorelasi

Page 75: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

47

negatif. Semakin tinggi kadar air maka kadar bahan kering dan kadar patinya

makin rendah. Kadar bahan kering dengan kadar pati berkorelasi positif, makin

tinggi kadar bahan kering maka makin tinggi pula kadar pati ubi jalar. Korelasi

antara kadar pati dengan gula reduksi, abu dan serat kasar, adalah negatif.

Semakin tinggi kadar pati ubi jalar maka kadar gula reduksi dan serat kadarnya

makin rendah. Korelasi antara kadar air dan kadar bahan kering ubi jalar dapat

dilihat pada Tabel 5.

Rendemen tepung dihasilkan sangat tergantung pada kadar bahan kering

ubi. Semakin tinggi bahan kering ubi, semakin tinggi pula rendemen tepung yang

dihasilkan. Besarnya kadar bahan kering tergantung pada varietas/klon,

lingkungan (radiasi sinar matahari,suhu, pemupukan,kelembaban tanah) dan umur

tanaman (Bradburry dan Hollway 1998).

4.1.3 Karakteristik Tepung Ubi Jalar

Sifat fisik dan kimia tepung ubi jalar berbeda-beda tergantung jenis, usia,

keadaan tumbuh dan tingkat kematangan ubi jalar yang diolah menjadi tepung.

Perbandingan komposisi kimia dan karakteristik tepung ubi jalar dengan berbagai

jenis tepung lainnya disajikan pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 6 Komposisi kimia tepung terigu, tepung ubi kayu dan tepung ubi jalar

Komposisi Terigu1)

Ubi Kayu1) Ubi Jalar

2)

Kadar air 11,89 % 13,50 % 7,56 %

Karbohidrat 74,28 % 81,64 % 85,21 %

Protein 12,83 % 1,60 % 2,42 %

Lemak 1,27 % 0,53 % 0,50 %

Abu 0,50 % 1,62 % 2,80 %

Serat 0,51 % 1,43 % 2,22 %

Sumber:

1)

Marzempi et al. (1996)

2)

Utomo dan Antarlina (1999)

Page 76: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

48

Tabel 7 Perbandingan karakteristik beberapa jenis tepung

Karakteristik Tapioka Beras Jagung Gandum Ubi Jalar

Bentuk granula pati Bulat

terpotong1)

Poligonal Bulat,

poligonal1)

Oval,

bulat1)

Bulat,

poligonal2)

Ukuran granula pati 3-231)

3-81)

5-151)

2-351)

5-402)

Komposisi kimia

- air

- abu

- protein

- lemak

- karbohidrat

11.47

0.06

0.76

0.19

87.531)

12.0

0.15

7.0

0.5

80.01)

10.0

1.4

10.3

4.8

73.51)

12.0

0.11

8.9

1.3

77.31)

3.74

2.31

1.92

1.20

90.835)

Amilosa 173)

16-173)

20-283)

223)

204)

SAG 65.35 66 62 65 60-80

VM 835 240 470 65 480

V95oC 440 240 470 60 300

2)

VD 650 5551)

8301)

3001)

Sumber 1)

Febriyanti (1990) 2)

Moorthy (2000) 3)

Glicksman (1969) 4)

Swinkels (1985) 5)

Djuanda (2003)

di dalam Honestin (2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu tepung ubi jalar adalah;

1. Bahan baku. Keragaman bahan baku (ubi jalar) sangat tinggi, sehingga

masing-masing jenis dapat menghasilkan mutu tepung ubi jalar yang berbeda

faktor yang mempengaruhi mutu ini adalah umur tanaman, ukuran, bentuk

bahan kering dan warna umbi.

2. Cara Pengolahan. Semua tahapan proses pembuatan tepung ubi jalar dapat

mempengarui mutu tepung ubi yang dihasilkan. Pengupasan kulit benar-benar

sempurna terutama kulit yang berwarna merah. Air yang digunakan harus

bersih, proses pengeringan harus segera dilakukan pada sawut.

3. Serangan hama boleng. Ubi yang terserang hama boleng, tidak dianjurkan

untuk diolah karena akan mempengaruhi aroma boleng yang terikut pada

tepung ubi jalar.

4. Cara Penyimpanan Tepung Ubi Jalar. Tepung harus tersimpan dalam keadan

tertutup rapat (kantong plastik atau kaleng toples) karena sifat tepung yang

mudah menyerap air dan mencegah dari serangan hama.

Page 77: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

49

4.1.4 Potensi Pengembangan Tepung Ubi Jalar

Tepung ubi jalar dapat dimanfaatkan secara luas dalam pengolahan

makanan. Bentuk olahan ubi jalar sebagai tepung memudahkan penggunaannya

dalam membuat berbagai jenis makanan. Sesuai dengan karakteristiknya, tak

jarang tepung ubi jalar digunakan sebagai bagian dari tepung komposit (tepung

campuran) dengan jenis tepung lainnya guna menghasilkan makanan olahan yang

lebih baik dan enak. Dari segi proses produksinya, teknologi pengolahan tepung

sangat mudah dikuasai dengan biaya murah (Pramuji 2007). Dengan demikian

para pelaku usaha skala kecil dan menengah bisa terlibat dalam mengembangkan

usaha ini.

Sebagai salah satu produk olahan berbahan dasar ubi jalar, upaya

pemberdayaan tepung ubi jalar memiliki beberapa manfaat, antara lain:

1. Bahan baku ubi jalar segar relatif mudah didapat karena tanaman ini banyak

diusahakan petani, baik di lahan sawah maupun tegal

2. Proses pembuatan tepung ubi jalar relatif mudah dan sederhana, dapat

dilakukan oleh industri rumah tangga sampai industri besar

3. Tepung ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan subtitusi terigu untuk produk

makanan olahan, dimana daya substitusinya tergantung dari produk yang

dihasilkan

4. Kemampuan daya substitusi tersebut diperkirakan akan mampu menekan biaya

produksi untuk industri makanan olahan

5. Untuk produk-produk makanan yang manis (misalkan kue/cookies) dapat

menghemat penggunaan gula sekitar 20 %, berkaitan dengan sifat tepung ubi

jalar yang mengandung kadar gula tinggi

6. Mutu bahan baku produk yang dihasilkan dan penerimaan konsumen tidak

turun secara nyata (Damardjati dan Widowati 1994).

Penelitian mengenai pemanfaatan tepung ubi jalar telah banyak dilakukan di

Indonesia. Widowati et al. (1994) mengkaji penggunaan tepung ubi jalar sebagai

salah satu bahan baku dalam pembuatan bihun. Ubi jalar juga diujicobakan untuk

mensubstitusi berbagai jenis tepung dalam beragam resep makanan (Suismono

2003, Djami 2007). Daya substitusi ubi jalar terhadap beragam makanan tersebut

Page 78: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

50

tergantung dari hasil olahan yang ingin dihasilkan. Keragaman hasil olahan

tepung ubi jalar disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Keragaman hasil olahan tepung ubi jalar

No Nama Produk Substitusi tepung ubi

jalar (%)

Tepung yang

disubstitusi

1 Roti tawar 10 - 20 Terigu

2 Mie 10 - 20 Terigu

3 Cake 50 – 100 Terigu

4 Cookies 50 - 100 Terigu

5 Chiffon cake 50 Terigu

6 Pukis 50 Terigu

7 Cheese stick 30 Terigu

8 Marmer cake 50 Terigu

9 Kue tambang 30 Terigu

10 Kue lapis 50 Tepung beras

11 Spekoek 50 Terigu

12 Barongko pisang 50 Tepung beras

13 Cucur 50 Tepung beras

14 Domino cookies 50 Terigu

15 Brownies kukus 100 Terigu

16 Bolu kukus 20 Terigu

17 Putu ayu 100 Terigu Sumber: Suismono (2003) dan Djami (2007)

Dalam pembuatan beberapa jenis kue tersebut, masih diperlukan campuran

tepung terigu agar kue dapat mengembang dengan baik. Sedangkan pada beberapa

jenis kue, tepung terigu dapat disubstiusi oleh tepung ubi jalar hingga 100 %

(cake, cookies, putu ayu). Hal ini disebabkan karena tepung ubi jalar tidak

mempunyai gluten sebagaimana tepung terigu yang dapat membantu dalam proses

pengembangan adonan kue (Djami 2007). Produksi kue yang berasal dari tepung

ubi jalar dapat mengurangi jumlah gula yang ditambahkan, karena kandungan

gula yang terdapat pada ubi jalar.

Kendala

Pramuji (2007) mengidentifikasi beberapa kendala yang menghambat

perkembangan agroindustri tepung ubi jalar skala kecil di daerah Bogor (Unit

Pengolahan Tepung Ubi Jalar di Desa Giri Mulya Kecamatan Cibungbulang),

yaitu:

Page 79: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

51

1. Hambatan teknis/teknologis, yaitu belum optimalnya kinerja mesin dan

peralatan pengolah ubi jalar.

2. Hambatan kelembagaan, yaitu belum adanya kesepahaman diantara pihak-

pihak yang terkait mengenai model kelembagaan yang diinginkan sehingga

program antar sektor yang menangani komoditas ubi jalar belum benar-benar

serasi.

3. Hambatan input bahan baku, yaitu belum adanya kontinyuitas suplai bahan

baku yang memenuhi standar kualitas dan tingkat harga yang diinginkan oleh

pabrik.

4.2 Kondisi Aktual Agroindustri Tepung Ubi Jalar di Indonesia

Secara umum jalur pemasaran ubi jalar di Indonesia dapat dilihat pada

Gambar 11. Ubi jalar segar dibeli oleh tengkulak dari petani yang kemudian dijual

lagi ke pedagang pengumpul. Dari pedagang pengumpul ubi jalar segar tersebut

dijual kepada pedagang besar/grosir, industri makanan ternak, pedagang pengecer

dan ke industri pengolahan tepung. Ubi jalar segar dijual kepada konsumen secara

langsung melalui pedagang pengecer. Ubi jalar segar sebagai bahan baku industri

makanan dan tepung ubi jalar dipasok ke industri makanan. Hasil makanan olahan

ubi jalar untuk selanjutnya diekspor ke luar negeri atau dipasok ke distributor

untuk selanjutnya dijual ke konsumen akhir.

4.2.1 Produksi Ubi Jalar di Jawa Barat

Hampir seluruh provinsi di Indonesia memproduksi ubi jalar, kecuali DKI

Jakarta. Hal ini terlihat pada data produksi ubi jalar nasional dari tahun 2005

hingga 2009 (Lampiran 2). Tujuh provinsi penghasil ubi jalar terbesar adalah

Jawa Barat, Papua, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Nusa Tenggara

Timur dan Bali. Luas lahan tanam ubi jalar nasional hingga tahun 2008

menunjukkan kecenderungan menurun (Lampiran 3), namun produktivitas ubi

jalar memiliki kecenderungan meningkat (Lampiran 4).

Jawa Barat merupakan provinsi penghasil ubi jalar terbesar di Indonesia,

dengan total produksi mencapai 389043 ton ubi jalar pada tahun 2006. Tabel 9

menyajikan data jumlah produksi ubi jalar masing-masing kabupaten di Jawa

Barat pada tahun 2006. Kabupaten Kuningan merupakan produsen terbesar

Page 80: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

52

dengan pangsa 25.75 persen, disusul oleh Kabupaten Garut 16.85 persen dan

Kabupaten/Kota Bogor 15.87 persen dari total produksi ubi kayu di Jawa Barat.

Sementara itu, daerah-daerah yang produksi ubi kayunya relatif kecil adalah

Karawang dan Ciamis.

Gambar 11 Jalur pemasaran ubi jalar (Hafsah 2004)

Petani

Ubi

Segar

Tengkulak

Pedagang

Pengumpul

Pengolahan

tepung

Tepung

Pedagang

Besar/Grosir

Industri

Makanan Eksportir

Industri Makanan

Ternak Makanan

olahan

Pakan

ternak

Distributor Pedagang

Pengecer

Konsumen

Page 81: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

53

Tabel 9 Jumlah produksi dan pangsa produksi ubi jalar di Jawa Barat

tahun 2006

Sumber : BPS Provinsi Jabar (2007)

Pada periode tahun 1998 – 2007, produksi ubi jalar di Provinsi Jawa Barat

cenderung sangat berfluktuasi. Puncak produksi terjadi pada tahun 2005 dengan

jumlah produksi 390 ribu ton. Pada periode 2004 – 2006, produksi ubi jalar

cenderung stagnan. Hal ini terlihat dari produksi tahun 2006 yang hanya

mencapai 389 ribu ton. Perkembangan produksi ubi jalar di Provinsi Jawa Barat

pada periode tahun 1996 – 2006 dapat dilihat pada Gambar 12.

Kabupaten Produksi Pangsa (%)

1 Bogor 61 753 15.87

2 Sukabumi 22 712 5.84

3 Cianjur 20 943 5.38

4 Bandung 34 329 8.82

5 Garut 65 566 16.85

6 Tasikmalaya 24 316 6.25

7 Ciamis 5 854 1.50

8 Kuningan 100 169 25.75

9 Cirebon 2 038 0.52

10 Majalengka 9 300 2.39

11 Sumedang 20 410 5.25

12 Indramayu 85 0.02

13 Subang 2 521 0.65

14 Purwakarta 17 775 4.57

15 Karawang 453 0.12

16 Bekasi 819 0.21

Jumlah 389 043 100

Page 82: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

54

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat (2007)

Gambar 12 Perkembangan produksi ubi jalar Jawa Barat tahun 1996 - 2006

Kabupaten Kuningan, sebagai penghasil terbesar ubi jalar di Provinsi Jawa

Barat, pada periode tahun 1996 – 2006 cenderung mengalami peningkatan

produksi. Pada tahun 2006, produksi ubi jalar di Kabupaten Kuningan mencapai

100 ribu ton. Pada periode tersebut, produksi terendah adalah pada tahun 1996

yang mencapai 29 ribu ton.

Kabupaten Garut, sebagai penghasil terbesar kedua ubi jalar di Provinsi

Jawa Barat, pada periode tahun 1996 – 2006 mengalami fluktuasi dalam hal

produksi. Pada tahun 2006, produksi ubi jalar di daerah ini mencapai 65 ribu ton.

Pada periode tersebut, produksi terendah adalah pada tahun 2001 yang mencapai

36 ribu ton.

Kabupaten/Kota Bogor, sebagai penghasil terbesar ketiga ubi jalar di

Provinsi Jawa Barat, pada periode tahun 1996 – 2006 mengalami fluktuasi dengan

kecenderungan terjadi peningkatan produksi. Pada tahun 2006, produksi ubi jalar

di daerah ini mencapai 61 ribu ton. Pada periode tersebut, produksi terendah

adalah pada tahun 1996 yang mencapai 44 ribu ton.Perkembangan produksi ubi

jalar di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Garut pada

periode tahun 1996 – 2006 dapat dilihat pada Gambar 13:

Page 83: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

55

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat (2007)

Gambar 13 Perkembangan produksi ubi jalar di Kab. Kuningan, Kab. Bogor

dan Kab Garut pada tahun 1996 - 2006

Jika dilihat dari masa panen secara rata-rata dengan menggunakan data luas

tanam dan luas panen tahun 1987 – 2005, menunjukkan bahwa produksi ubi jalar

cenderung tidak terlalu bervariasi pada hampir semua bulan dengan luas panen

tertinggi pada bulan Maret dan Oktober. Sementara itu untuk puncak masa tanam,

terjadi pada bulan Oktober, November dan Desember. Dengan pola seperti ini,

diperkirakan masa tanam ubi jalar rata-rata mencapai 4 bulan.

4.2.2 Agroindustri Tepung Ubi Jalar di Kabupaten Bogor

Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra produksi ubi jalar di Propinsi

Jawa Barat. Pada tahun 2000 sampai dengan 2005, rata-rata tingkat produksi ubi

jalar di kabupaten ini mencapai 61 030 ton dan produktivitas rata-rata mencapai

15 ton/ha. Rincian mengenai data produksi, luas panen dan produktivitas ubi jalar

di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 10.

Dua lokasi pengembangan agroindustri tepung ubi jalar di Bogor di

antaranya adalah industri kecil tepung ubi jalar yang berlokasi di desa Cikarawang

Kecamatan Dramaga, dan Desa Giri Mulya Kecamatan Cibungbulang.

Page 84: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

56

Tabel 10 Luas panen, produksi dan produktivitas ubi jalar di Kabupaten Bogor

(tahun 2000 – 2005)

Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (ton) Produktivitas

(Ton/Ha)

2000 4 219 57 329 14

2001 4 306 65 202 15

2002 4 144 67 515 16

2003 3 882 67 159 17

2004 3 656 56 213 15

2005 3 662 52 762 14 Sumber: BPS Kabupaten Bogor (2000-2005, data diolah)

Model pengembangan agroindustri ubi jalar yang saat ini dikembangkan

oleh pihak Pemda Kabupaten Bogor masih tergolong ke dalam industri kecil.

Realisasi pengembangannya dimulai pada tahun 2004 melalui pembangunan Unit

Pengolahan Tepung Ubi jalar di Desa Giri Mulya, Kecamatan Cibungbulang,

dengan produk yang dihasilkan adalah tepung ubi jalar (Pramuji 2007). Proses

pengembangan agroindustri ini melibatkan berbagai pihak, diantaranya Pemda

Kabupaten Bogor (melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Perindustrian

dan Perdagangan, serta Kantor Koperasi), pihak swasta/industri (PT Bogasari/PT

Lippo), petani dan perguruan tinggi.

Salah satu agro industri berskala rumah tangga yang terletak di Kabupaten

Bogor adalah agroindustri yang dikelola oleh Kelompok Tani di Desa

Cikarawang, yaitu Kelompok Tani Hurip. Kelompok Tani tersebut memproduksi

tepung ubi jalar hasil tanam sendiri, dengan mencoba membidik pasar di wilayah

Bogor dengan fokus utama konsumen yaitu industri kecil pengolah pangan.

Industri-industri kecil pengolahan pangan tersebut mempunyai tingkat konsumsi

tepung terigu yang tinggi, sehingga dengan kemiripan kandungan yang dimiliki

antara tepung terigu dan tepung ubi jalar, diasumsikan tepung ubi jalar dapat

menggantikan penggunaan tepung terigu oleh industri pengolah pangan tersebut.

Tepung ubi jalar diposisikan sebagai tepung yang berkualitas, berbasis sumber

daya lokal dengan kandungan gizi yang tinggi cocok sebagai tepung kesehatan.

Agroindustri tepung ubi jalar berskala kecil yang dikelola Kelompok Tani

hurip terdiri dari rumah salah satu warga yang merupakan ketua kelompok petani,

tempat dilangsungkannya sebagian besar proses produksi, yaitu proses

penyawutan, pemerasan sawut, pengeringan, penepungan, pengayakan dan

pengemasan. Gudang bahan baku terletak tak jauh dari rumah produksi, yaitu

Page 85: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

57

sekitar 4 m dari depan rumah. Lokasi industri rumah tangga tepung ubi jalar yang

terletak di Desa Cikarawang dapat dilihat pada Gambar 14.

Proses produksi tepung di Desa Cikarawang ini menggunakan bahan baku

ubi jalar hasil produksi warga sekitar yang berukuran kecil dan tak laku jual. Hal

ini dilakukan dengan maksud memanfaatkan umbi ubi jalar yang tak laku jual

yang diproduksi masyarakat sekitar -agar tak terbuang dengan meningkatkan nilai

tambahnya dengan pengolahan lebih lanjut. Harga ubi jalar berukuran normal

berkisar Rp 1000.00 /kg sedangkan ubi jalar berukuran kecil dihargai sekitar

Rp 400.00 - 500.00 /kg. Upaya ini jelas dapat menghemat biaya perolehan bahan

baku dan memperbesar margin keuntungan dari penjualan tepung ubi jalar.

Gambar 14 Lokasi industri rumah tangga tepung ubi jalar

Proses produksi tepung ubi jalar yang dilakukan oleh poktan Hurip di Desa

Cikarawang secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 15. Proses diawali

dengan penyortiran bahan baku ubi yang akan dijadikan tepung. Ubi ditimbang

(A), dikupas (B) dan dihitung susut pengupasannya. Selanjutnya dilakukan proses

penyawutan (C) dengan alat penyawut, dengan kapasitas penyawutan 60 kg

ubi/jam. Selanjutnya sawut ubi jalar diperas untuk mengurangi kadar airnya, dan

air sisa perasan yang mengandung pati ubi jalar akan diendapkan semalam untuk

kemudian dikeringkan. Sawut ubi jalar selanjutnya dikeringkan dalam alat

Page 86: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

58

pengering khusus (D, E), dengan kapasitas alat 10 kg per satu kali pengeringan.

Bila cuaca mendukung, proses pengeringan ini memakan waktu sekitar 2 hari.

Setelah didapatkan sawut kering (F), selanjutnya dilakukan proses penepungan

(G). Tepung yang dihasilkan (H) kemudian diayak untuk mendapatkan tepung

dengan tingkat kehalusan yang diinginkan (I). Tepung hasil ayakan kemudian

dikemas (J) dan siap untuk dipasarkan.

Gambar 15 Proses pengolahan ubi jalar menjadi tepung ubi jalar

4.2.3 Agroindustri Tepung Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan

Kabupaten Kuningan saat ini lebih mengembangkan tanaman ubi jalar

sebagai program prioritas mengingat lahannya sangat sesuai untuk tanaman

tersebut dibanding dengan tanaman singkong. Mengingat ubi jalar menjadi

prioritas, saat ini penggunaannya sudah dalam bentuk tepung.

B

A

A

A

C

D

A

E

A

F

A

G

A H

A

I

J

A

Page 87: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

59

Agribisnis ubi jalar di kabupaten Kuningan sudah berjalan sejak lama

namun belum tertata dengan baik. Pada tahun 2007 - 2008 melalui program

Pendanaan Kompetisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM) Pemprov Jawa

Barat, dilakukan program pengembangan agribisnis ubi jalar yang melibatkan

seluruh pemangku kepentingan (stake holder) yaitu mulai dari pemerintah, pihak

swasta, petani/kelompok tani, kelompok usaha industri pengolah ubi jalar, Bank

Perkreditan Rakyat, koperasi dan pihak lainnya. Tabel 11 menyajikan gambaran

keunggulan komparatif ubi jalar dengan komoditas unggulan lain di Kabupaten

Kuningan, yang menunjukkan bahwa tanaman ubi jalar merupakan komoditas

pangan yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Dengan luas tanam setara

dengan luas tanam komoditas jagung, namun ubi jalar memiliki produktivitas

paling tinggi (20 ton/ha) dibandingkan dengan produktivitas berbagai komoditas

pertanian lainnya yang ditanam di Kabupaten Kuningan.

Tabel 11 Data luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas berbagai

komoditas pertanian di Kabupaten Kuningan

No. Komoditas

(Ha)

Luas Tanam

(Ha)

Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Produktivitas

(Ton/Ha)

1 Padi sawah 59.641 60.017 355.902 5.90

2 Padi Gogo 3.875 4778 14.261 3.00

3 Jagung 6.065 8.841 20.223 3.50

4 Kedelai 1.324 1.281 1.217 1.00

5 Kacang tanah 3.177 3.333 5.459 1.60

6 Kacang hijau 948 515 575 1.10

7 Ubi kayu 3.078 3.517 42.529 12.10

8 Ubi jalar 6.130 6.130 122.600 20.00

Sumber: Disperindag Kab. Kuningan (2009)

Pemerintah Daerah Kab. Kuningan menetapkan kebijakan agribisnis ubi

jalar sebagai produk kompetensi inti daerah dengan berbagai pertimbangan.

Permintaan ubi jalar dinilai akan terus meningkat karena merupakan bahan baku

tepung bagi berbagai makanan olahan yang memiliki kelebihan dalam nilai

nutrisinya. Produksi ubi jalar di Kabupaten Kuningan paling tinggi dibandingkan

Page 88: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

60

dengan komoditas palawija lainnya, memberikan kontribusi 26 % produksi ubi

jalar Jawa Barat. Ubi jalar dapat tumbuh di lahan yang tidak terlalu subur dan

penanamannya sudah banyak dikenal masyarakat terutama varietas lokal AC

merah dan AC putih.

Pembudidayaan ubi jalar di Kabupaten Kuningan dilakukan secara kontinyu

dengan melibatkan 10 460 petani, 78 kelompok tani di 78 desa pada sebelas

kecamatan penghasil ubi jalar utama yaitu Kecamatan Cilimus, Cigandamekar,

Kramatmulya, Jalaksana, Pancalang, Cipicung, Japara, Sindang Agung,

Paswahan, Mandiracan dan Kuningan dengan potensi areal ubi jalar seluas 6 130

ha dengan hasil produksi per tahun rata-rata 111 602 ton (Disperindag Kab

Kuningan 2009). Peta wilayah Kabupaten Kuningan disajikan pada Gambar 16.

Gambar 16 Peta lokasi Kabupaten Kuningan (Disperindag Kab Kuningan 2009)

Melalui PPK-IPM Pemprov Jawa Barat diharapkan pendapatan petani dapat

meningkat, kelompok-kelompok usaha industri yang mengolah chip ubi jalar

menjadi tepung ubi jalar dan produk-produk makanan olahan dari ubi

Page 89: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

61

jalar/tepung ubi jalar dapat terwujud dalam suatu sistem mata rantai yang tak

terpisahkan.

Program pengembangan agribisnis ubi jalar dilakukan melalui berbagai

upaya; diantaranya peningkatan produktivitas hasil melalui sentuhan teknologi

(kegiatan intensifikasi budi daya ubi jalar), pengolahan ubi jalar menjadi produk

chip ubi jalar (kegiatan produktivitas industri agro ubi jalar), pelatihan

keterampilan, pemberian bantuan stimulan dana bergilir dan peningkatan

pemasaran produk tepung ubi jalar. Program kegiatan PPK-IPM telah

melaksanakan intensifikasi budidaya ubi jalar di sebelas kecamatan, membangun

enam pabrik chip ubi jalar yang telah dilengkapi dengan mesin dan peralatan yang

cukup memadai untuk memproduksi chip dan tepung ubi jalar yang dikelola oleh

enam kelompok usaha chip ubi jalar di enam lokasi yaitu Desa Kalapagunung

Kec. Kramatmulya, Cimaranten Kec. Cipicung, Manislor Kec. Jalaksana,

Bandorasawetan Kec. Cilimus, Panawuan Kec. Cigandamekar dan Desa

Pancalang Kec. Pancalang (Disperindag Kab Kuningan 2009).

Masing-masing kelompok dilengkapi dengan sarana produksi yaitu satu

unit mesin pencuci ubi jalar, satu unit mesin slicer/pengiris, satu unit mesin rotary

drying (pengering chip ubi jalar). Pada tahun 2007, melalui Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Agro Provinsi Jawa Barat dibangun satu unit pabrik dan sarana

produksi mesin tepung ubi jalar (non PPK-IPM) di Desa Panuwuan Kecamatan

Cigandamekar. Pabrik dikelola oleh kelompok Panajaya Agro Lestari dengan

kapasitas produksi tepung ubi jalar 5-7 ton per hari dengan tujuan menampung

bahan baku chip ubi jalar untuk diproses menjadi tepung ubi jalar dari enam

kelompok usaha chip ubi jalar yang dibentuk melalui PPK-IPM (Gambar 17 dan

Gambar 18).

Page 90: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

62

Bangunan Pabrik Chip Ubi Jalar Mesin Pencuci Ubi Jalar Mesin Slicer Ubi Jalar

Mesin Pengering Awal Mesin Rotary Drying

(Pengering Akhir)

Chip Ubi Jalar

Pedal Sealer Timbangan Duduk

Gambar 17 Bangunan dan sarana pembuatan chip ubi jalar di Kab. Kuningan

Page 91: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

63

Pabrik Tepung Ubi Jalar

Mesin Penepung

Produk Tepung Ubi Jalar

Gambar 18 Agroindustri tepung ubi jalar di Kab. Kuningan

Page 92: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

64

Pada tahun 2008, diberikan fasilitas penyempurnaan mesin dan pabrik chip

yang lebih higenis. Pemberian bantuan mesin di masing-masing kelompok usaha

chip ubi jalar berupa satu buah timbangan, satu buah pedal sealer, satu buat alat

tes kadar air, satu unit pengering awal yang berfungsi agar pada saat musim hujan

proses produksi tetap berjalan. Bantuan peralatan juga diberikan pada dua puluh

kelompok makanan yang diarahkan mengolah berbagai diversifikasi produk

makanan olahan berbasis ubi jalar/tepung ubi jalar. Bantuan bagi masing-masing

kelompok berupa satu buah oven, satu buah kompor gas, satu buah tabung gas,

satu buah timbangan kue, satu buah mixer dan satu set loyang, sedangkan bagi

dua kelompok usaha es krim yang diarahkan menggunakan bahan baku tepung ubi

jalar, masing-masing kelompok mendapatkan satu buah mesin es krim, satu buah

timbangan dan satu buah mixer (Gambar 19).

Gambar 19 Peralatan untuk pengolahan tepung ubi jalar

Page 93: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

65

Menurut Disperindag Kab Kuningan (2009), terdapat banyak hal yang

masih harus ditindaklanjuti setelah program PPK-IPM berakhir di Kab Kuningan,

diantaranya yang paling penting adalah kepastian pasar produk olahan berbasis

ubi jalar khususnya tepung ubi jalar. Terdapat dua kendala yang menghambat

keberlanjutan usaha produksi tepung ubi jalar di Kabupaten Kuningan. Pertama;

naiknya harga chip/tepung ubi jalar setelah pabrik chip/tepung ubi jalar terbangun

tahun 2007. Sebelum pabrik dibangun, harga ubi jalar berkisar antara Rp 400.00

sd. Rp 600.00 /kg, setelah pabrik dibangun harga ubi jalar rata-rata di atas Rp

1000.00 /kg. Peningkatan harga ubi jalar di satu sisi berdampak terhadap

peningkatan pendapatan petani, akan tetapi di sisi lain meningkatkan biaya

produksi chip/tepung ubi jalar. Namun demikian, diharapkan harga ubi jalar

menjadi harga yang wajar (berkisar Rp 800.00 /kg) maka harga tepung ubi jalar

dapat bersaing dengan harga tepung terigu di pasaran. Kendala kedua adalah

belum adanya kepastian pemasaran tepung ubi jalar. Diharapkan terdapat

distributor, agen, industri pengguna tepung ubi jalar yang secara riil dapat

membeli tepung ubi jalar.

Berdasarkan laporan dari Disperindag Kabupaten Kuningan (2009), pada

tahun 2009 indikator keberhasilan sistem pengembangan agribisnis ubi jalar di

Kabupaten Kuningan baru mencapai peningkatan pendapatan petani jika harga ubi

jalar meningkat, serta terbangunnya enam pabrik chip ubi jalar, satu pabrik tepung

ubi jalar, dua puluh kelompok makanan olahan dan dua kelompok es krim

berbasis ubi jalar/tepung ubi jalar. Pabrik tepung ubi jalar belum berproduksi

karena menghadapi kendala belum adanya pemasaran yang jelas. Kunci utama

dari optimalisasi berjalannya sistem pengembangan agribisnis ubi jalar di

Kabupaten Kuningan adalah terjualnya tepung ubi jalar baik kepada industri

pengguna tepung ubi jalar, distributor, atau pihak-pihak yang berminat lokal

maupun ekspor. Beberapa kegiatan pemasaran yang dipertimbangkan dapat

dilakukan di antaranya adalah melalui upaya promosi, sosialisasi atau

berhubungan langsung dengan industri pengguna tepung ubi jalar potensial,

seperti pabrik biskuit, mie, kue kering/basah. Beberapa contoh makanan hasil

olahan tepung ubi jalar disajikan pada Gambar 20.

Page 94: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

66

Gambar 20 Aneka makanan olahan berbasis tepung ubi jalar

Secara umum rantai pasokan ubi jalar di daerah Kuningan dapat dilihat pada

Gambar 21. Ubi jalar yang dihasilkan oleh petani disalurkan ke industri pengolah

ubi jalar, pedagang pengumpul dan industri chips untuk kemudian diolah menjadi

tepung ubi jalar. Pasokan bahan baku yang diterima oleh industri chip juga

diperoleh melalui pedagang pengumpul. Tepung ubi jalar yang dihasilkan

kemudian disalurkan ke industri makanan pengguna tepung ubi jalar.

Rantai pasokan tepung ubi jalar di Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada

Gambar 22, yang merupakan contoh kasus industri manufaktur Agro Chips Ubi

Jalar Desa Kapalagunung Kec. Kramat Mulya. Pabrik tepung ubi jalar (PT

Panajaya Agrolestari) memiliki kapasitas: 1,5 kwintal tepung/hari. Pasokan bahan

baku berupa chip ubi jalar dari produsen chip ubi jalar di Kabupaten Kuningan,

Page 95: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

67

dengan sistem kontrak. Pada tahun 2009 harga tepung ditawar hanya Rp 3000.00

sehingga menyebabkan kerugian pada pabrik ini.

Gambar 21 Rantai pasokan ubi jalar dan tepung ubi jalar di daerah Kuningan

Gambar 22 Rantai pasokan tepung ubi jalar di Kabupaten Kuningan

4.3 Perbaikan Rantai Pasokan Agroindustri Tepung Ubi Jalar

4.3.1 Identifikasi Sifat Dasar Permintaan Tepung Ubi Jalar

Dalam perancangan sebuah rantai pasokan, supply dan demand disesuaikan

untuk memaksimumkan pemenuhan kebutuhan konsumen dan kompetisi pasar.

Page 96: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

68

Tabel 12 Penggolongan ketidakpastian permintaan dalam sebuah produk

(Waddington 2002)

Pertanyaan pembanding

Unit

Ketidakpastian permintaan

1

Rendah

2

Di bawah

rata-rata

3

Di atas

rata-rata

4

Tinggi

Seberapa tak stabilnya kah

jadwal permintaan

konsumen?

Persentase

eror

prakiraan

bulanan

0-10 11-30 31-50 >50

Seberapa banyak jenis

varian produk yang

diinginkan konsumen?

Jumlah

varian

1-3 4-10 11-20 >21

Berapa lama delivery lead

time?

Satuan waktu >1

bulan

1-4

minggu

1-7 hari 1 hari

Berapa durasi umur hidup

produk?

Tahun >5 2-5 1-2 <1

Analisa berdasarkan penggolongan ketidakpastian permintaan berdasarkan

Tabel 12 adalah sebagai berikut: Tepung ubi jalar merupakan salah satu bahan

baku produk olahan makanan, yang dapat berfungsi mensubstitusi penggunaan

tepung terigu hingga 100 %. Diperkirakan tepung ubi jalar memiliki persentase

eror yang rendah per bulannya, mengingat tepung ubi jalar dapat digolongkan

sebagai produk fungsional.

Terdapat dua jenis varian tepung ubi jalar yang banyak diminta oleh

konsumen, yaitu tepung ubi jalar berwarna putih dan tepung ubi jalar berwarna

ungu. Jenis varian berdasarkan warna tepung ubi jalar ini sangat mempengaruhi

terhadap warna produk makanan yang dihasilkan dari tepung ubi jalar tersebut.

Sebagaimana tepung terigu, tepung ubi jalar diperkirakan memiliki durasi

umur hidup lebih dari lima tahun. Berdasarkan program dan promosi yang gencar

dilakukan oleh pemerintah di daerah-daerah wilayah Indonesia, tepung ubi jalar

dicanangkan sebagai salah satu alternatif pemecah masalah ketahanan pangan.

Hasil analisa dengan menggunakan parameter yang disajikan Fisher (1990)

dinyatakan bahwa tepung ubi jalar digolongkan sebagai produk fungsional,

dengan perkiraan siklus hidup produk lebih dari dua tahun, kontribusi margin di

bawah 20 %, dengan variasi produk rendah. Berdasarkan hal tersebut,

disimpulkan bahwa tepung ubi jalar merupakan produk dengan tingkat ketidak

pastian yang rendah.

Page 97: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

69

4.3.2 Analisa Kapabilitas Rantai Pasokan

Kapabilitas rantai pasokan dapat dilihat dari responsivitas rantai pasokan

yang ada. Berdasarkan fungsi yang dilakoni, rantai pasokan dapat dibagi menjadi

dua jenis, yaitu rantai pasokan physically efficient dan rantai pasokan market-

responsive.

4.3.3 Pemetaan Ketidakpastian Permintaan dan Pencocokan Rantai

Pasokan dengan Produk (achieving strategic fit)

Setelah mengidentifikasi ketidakpastian permintaan produk yang dihadapi

oleh agroindustri, pertanyaan selanjutnya untuk dijawab adalah bagaimana

agroindustri tersebut dapat memenuhi permintaan konsumen dengan

ketidakpastiannya. Menciptakan kecocokan strategi adalah tentang menciptakan

strategi rantai pasokan yang dapat memenuhi permintaan konsumen yang telah

ditargetkan oleh industri. Berdasarkan matriks kecocokan Fisher (Gambar 9)

tepung ubi jalar sebagai produk fungsional memerlukan rantai pasok yang efisien

agar terjadi kecocokan antara strategi rantai pasokan dengan strategi kompetitif

agroindustri tepung ubi jalar. Strategi rantai pasokan yang dikembangkan untuk

tepung ubi jalar adalah rantai pasokan yang meminimumkan biaya, dengan fokus

optimasi pada minimisasi total biaya rantai pasokan.

4.4 Pemodelan dan Simulasi

4.4.1 Pemodelan Lokasi Fasilitas

Penentuan lokasi fasilitas merupakan salah satu kegiatan dalam tahapan

desain/perancangan sebuah rantai pasokan. Penentuan lokasi fasilitas yang berupa

pabrik pengolah ubi jalar menjadi tepung ubi jalar memiliki peran yang sangat

penting dalam penentuan keefektifan atau keefisienan sebuah jaringan rantai

pasokan agroindustri tepung ubi jalar. Terdapat beberapa hal yang menjadi bahan

pertimbangan saat menentukan lokasi agroindustri tepung ubi jalar, yaitu

1. Letak sumber bahan baku (ubi jalar)

2. Letak industri pengguna tepung (sebagai konsumen langsung dari tepung ubi

jalar)

Page 98: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

70

4.4.1.1 Penentuan Alternatif Lokasi Agroindustri Penghasil Tepung (dengan

Metode CPI)

Sesuai dengan fokus penelitian yang mengkaji perancangan model rantai

pasokan tepung ubi jalar yang mengambil daerah Jawa Barat sebagai contoh

pengembangan, data mengenai sumber bahan baku agroindustri tersaji pada Tabel

9 (Tabel Jumlah Produksi Ubi Jalar). Konsumen langsung tepung ubi jalar

merupakan industri pengolah tepung. Jumlah pabrik pengolahan tepung di daerah

Jawa Barat disajikan pada Tabel 13 berikut ini.

Tabel 13 Jumlah industri tepung dan industri roti dan kue pada setiap

kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat

No. Wilayah Industri

Tepung

Industri

roti & kue

1 Kab. Ciamis 47 50

2 Kab. Kuningan 15 17

3 Kota Bogor 13 13

4 Kab. Cirebon 12 15

5 Kab. Sumedang 11 18

6 Kab. Tasikmalaya 11 19

7 Kab. Sukabumi 6 20

9 Kota Banjar 6 7

10 Kab. Bekasi 3 5

11 Kab. Bogor 3 19

12 Kota Tasikmalaya 3 54

13 Kab. Bandung 2 7

14 Kab. Cianjur 1 11

15 Kab. Majalengka 1 0

16 Kab. Karawang 1 3

17 Kab. Purwakarta 1 2

18 Kota Bekasi 1 6

19 Kab. Garut 0 27

20 Kab. Indramayu 0 7

21 Kota Bandung 0 24

22 Kota Cirebon 0 19

23 Kota Depok 0 10 Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat 2007

Dari 16 daerah penghasil ubi jalar (Tabel 14), selanjutnya dipilih lima

daerah yang menjadi fokus dalam penentuan lokasi agroindustri penghasil tepung

ubi jalar. Fokus dalam penentuan lokasi agroindustri tersebut dilakukan dengan

mempertimbangkan kedekatan agroindustri dengan sumber bahan baku, dan jarak

agroindustri dengan konsumennya, dengan tujuan agar agroindustri dapat

Page 99: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

71

memenuhi permintaan konsumen potensialnya secara optimal. Pemilihan tersebut

dilakukan dengan menggunakan kriteria produksi ubi jalar, banyaknya industri

tepung dan banyaknya industri kue dan roti yang menggunakan bahan baku

tepung. Bobot yang digunakan adalah 40 % untuk produksi ubi jalar, 30 % untuk

banyaknya industri tepung, serta 30 % untuk industri roti dan kue. Pembobotan

yang lebih tinggi pada kriteria produksi ubi jalar dilakukan dengan pertimbangan

pentingnya kedekatan sumber bahan baku dengan industri pengolah ubi jalar

menjadi tepung ubi jalar. Penanganan pasca panen ubi jalar yang tepat serta

minimasi jarak antara agroindustri dengan ubi jalar sebagai bahan bakunya

diharapkan dapat mengurangi susut kualitas bahan baku. Pemilihan selanjutnya

dilakukan dengan menggunakan teknik Perbandingan Indeks Kinerja

(Comparative Performance Index/CPI). Data yang digunakan dalam pemilihan

daerah ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Modifikasi data dilakukan dengan

mengganti data jumlah industri tepung dan kue yang nilainya 0 menjadi 1, agar

dapat diolah selanjutnya dengan teknik CPI.

Tabel 14 Data yang digunakan dalam pemilihan daerah sebagai lokasi industri

penghasil tepung

Kabupaten (i)

Jumlah Produksi Jumlah Industri Jumlah Industri

Ubi Jalar

(ribu ton)

Tepung

(unit industri)

Kue

(unit industri)

1 Bogor 61 753 16 32

2 Sukabumi 22 712 6 20

3 Cianjur 20 943 1 11

4 Bandung 34 329 2 31

5 Garut 65 566 1 27

6 Tasikmalaya 24 316 14 73

7 Ciamis 5 854 47 50

8 Kuningan 10 0169 15 17

9 Cirebon 2 038 12 34

10 Majalengka 9 300 1 1

11 Sumedang 20 410 11 18

12 Indramayu 85 1 7

13 Subang 2 521 1 1

14 Purwakarta 17 775 1 2

15 Karawang 453 1 3

16 Bekasi 819 4 11

Minimum 85 1 1

Page 100: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

72

Jumlah Produksi Jumlah Industri Jumlah Industri

Ubi Jalar

(ribu ton)

Tepung

(unit industri)

Kue

(unit industri)

1 Bogor 72 650.58 1 600.00 3 200.00 30 500.00 3

2 Sukabumi 26 720.00 600.00 2 000.00 11 468.00

3 Cianjur 24 638.82 100.00 1 100.00 10 216.00

4 Bandung 40 387.05 200.00 3 100.00 17 145.00 4

5 Garut 77 136.47 100.00 2 700.00 31 695.00 2

6 Tasikmalaya 28 607.05 1 400.00 7 300.00 14 053.00 5

7 Ciamis 6 887.05 4 700.00 5 000.00 5 665.00

8 Kuningan 11 7845.88 1 500.00 1 700.00 48 098.00 1

9 Cirebon 2 397.64 1 200.00 3 400.00 2 339.00

10 Majalengka 10 941.17 100.00 100.00 4 436.00

11 Sumedang 24 011.76 1 100.00 1 800.00 10 475.00

12 Indramayu 100.00 100.00 700.00 280.00

13 Subang 2 965.88 100.00 100.00 1 246.00

14 Purwakarta 20 911.76 100.00 200.00 8 455.00

15 Karawang 532.94 100.00 300.00 333.00

16 Bekasi 963.52 400.00 1 100.00 835.00

100 100 100

0.4 0.3 0.3

Kabupaten (i) Nilai Peringkat

Minimum

Bobot Kriteria

Pengolahan selanjutnya, adalah mengkonversi nilai minimum pada setiap

kriteria dengan angka 100 dan nilai-nilai yang lain dikonversi dengan cara

membagi nilai awal dengan nilai minimum pada setiap kriteria dan dikalikan

dengan 100. Nilai minimum untuk jumlah produksi ubi jalar adalah 85 ribu ton

untuk daerah Indramayu.

Pengolahan selanjutnya, adalah mengalikan nilai-nilai setiap kriteria untuk

masing-masing daerah dengan bobot kriteria yang sudah disebutkan sebelumnya.

Hasilnya dijumlahkan untuk masing-masing daerah dan diurutkan dari yang

tertinggi sampai dengan yang terendah. Peringkat daerah dengan menggunakan

teknik CPI dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Pengolahan data dan pemilihan daerah sebagai lokasi industri penghasil

tepung menggunakan teknik CPI

Berdasarkan Metode CPI, beberapa lokasi yang dipilih sebagai alternatif

penentuan lokasi agroindustri penghasil tepung menurut peringkatnya adalah

Kabupaten Kuningan, Garut, Bogor, Bandung, dan Tasikmalaya, dengan

pembobotan 40 % untuk produksi ubi jalar, 30 % untuk banyaknya industri

Page 101: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

73

tepung, dan 30 % untuk industri roti dan kue. Pendirian agroindustri tepung ubi

jalar pada kelima alternatif lokasi tersebut dapat mengoptimalkan usaha dinilai

dari kedekatan dengan bahan baku, dan kedekatan dengan pasar.

4.4.1.2 Penentuan Lokasi Agroindustri Penghasil Tepung Ubi jalar dengan

Metode Non Linier Programming (metode gravitasi)

Pada tahap ini, dilakukan penentuan lokasi agroindustri penghasil tepung

ubi jalar yang dapat melayani konsumen (industri pengolah tepung) dengan

meminimumkan jarak antara industri penghasil tepung dengan konsumennya.

Gambar peta lokasi provinsi Jawa Barat beserta alternatif kota lokasi agroindustri

penghasil tepung ubi jalar (ditandai dengan gambar bintang) tersaji sebagai

berikut Gambar 23.

Gambar 23 Peta lokasi penghasil tepung ubi jalar

Page 102: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

74

Persamaan jarak antara lokasi industri yang diusulkan dengan lokasi konsumen

adalah sebagai berikut:

di = [(xi - x)2 + (yi - y)

2]

dimana

(x,y) = koordinat lokasi industri yang diusulkan

(xi,yi) = koordinat industri konsumen i

Fungsi tujuan dari model lokasi industri adalah sebagai berikut:

Minimumkan total perjalanan d = diti

di = jarak ke kota i

ti = jumlah perjalanan (dalam satu tahun ) ke kota i

diasumsikan nilai ti adalah sama dengan jumlah produksi bahan baku per tahun

pada masing-masing daerah i.

Koordinat masing-masing alternatif kota adalah:

Kota KOORDINAT ASUMSI

X Y Frekuensi

Perjalanan

Bogor 2.625 5.37 61753

Garut 8.75 2.25 65566

Tasik 10.4 1.9 24316

Bandung 7.25 3.75 34329

Kuningan 11.6 3.6 110169

Hasil olahan nonlinier programming dengan menggunakan Solver adalah sebagai

berikut:

Kota KOORDINAT ASUMSI

X Y Frekuensi

perjalanan

Jarak tempuh

(km)

Bogor 2.625 5.37 61753 6.990852859

Garut 8.75 2.25 65566 0.715938421

Tasik 10.4 1.9 24316 1.572518261

Bandung 7.25 3.75 34329 2.098860455

Kuningan 11.6 3.6 110169 2.568007706

Dengan koordinat lokasi industri penghasil tepung yang optimum sebagai berikut

x = 9.144796

y = 2.847247

Koordinat tersebut terletak pada sebelah timur laut kota Garut.

Page 103: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

75

Dan total jarak tempuh antara industri penghasil tepung dengan konsumen dalam

satu tahun adalah 871 851,3 km.

4.4.2 Optimasi dengan Simulasi pemodelan Stella®

Simulasi dengan menggunakan pemodelan Stella® dilakukan guna mencari

total biaya rantai pasokan agroindustri tepung ubi jalar. Rantai pasokan yang

diperhitungkan ke dalam pemodelan dimulai dari pasokan umbi ubi jalar dari para

petani dan berakhir di konsumen yang meruapakan industri makanan pengguna

tepung ubi jalar.

Beberapa asumsi yang dipakai dalam pemodelan adalah sebagai berikut:

Harga ubi jalar per kilogram Rp 500.00

Pasokan bahan baku ubi jalar 2000 kg/hari

Konversi praperlakuan dari persediaan umbi ubi jalar menjadi ubi jalar siap

olah yang merupakan proses pencucian dan pencucian adalah 90 %, yaitu terjadi

susut berat bahan sebesar 10 % dari persediaan bahan awal. Susut bahan yang

terjadi pada saat proses penyawutan diasumsikan sebesar 15 %. Susut berat akibat

adanya proses penjemuran (pengeringan) adalah 25 % dari berat bahan sebelum

pengeringan, dan susut berat bahan yang terjadi selama proses penepungan adalah

15 %. Beberapa komponen biaya yang mempengaruhi biaya total rantai pasokan

tepung ubi jalar adalah biaya persediaan, biaya pembelian umbi ubi jalar, biaya

angkut, biaya penyimpanan dan biaya distribusi tepung ubi jalar.

Secara lengkap pemodelan rantai pasokan agroindustri tepung ubi jalar

disajikan pada Gambar 24. Berdasarkan hasil running terhadap model tersebut,

maka diperoleh total biaya rantai pasokan tepung ubi jalar sebesar Rp 2 752

534.53 per hari. Dengan simulasi pemodelan ini, harga bahan baku umbi ubi jalar

dapat disimulasikan antara Rp 400.00 sampai Rp 600.00 /kg yang akan

mempengaruhi biaya total rantai pasokannya.

Page 104: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

persediaan ubi jalar ubi jalar siap olah sawut ubi jalar sawut kering

umbi ubi jalar

~

praperlakuan proses peny awutan pengeringan

pasokan dari petanisusut peny awutan

Biay a pembelian

Biay a Angkut Biay a Peny impanan

Biay a distribusi produk

Total biay a rantai pasokan

tepung ubi jalar

penepungan

konv ersi pengeringan

konv ersi praperlakuan

Permintaan konsumen

distribusi

Susut penepungan

2,222.2persediaan ubi jalar

2,752,534.53Total biay …tai pasokan

1,000,000.0Biay a pembelian 439,277.9Biay a Angkut 913,769.7Biay a Peny impanan 399,487.0Biay a distribusi produk

Rancangan pemodelan dengan menggunakan pemrograman Stella adalah sebagai berikut:

Gambar 24 Pemodelan rantai pasokan tepung ubi jalar dengan program Stella®

Page 105: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil kajian terhadap potensi dan karakteristik sifat fisik dan

kimia ubi jalar serta karakteristik tepung ubi jalar, potensi pengembangan tepung

ubi jalar terbuka luas. Pengolahan ubi jalar ke dalam bentuk tepung memudahkan

penggunaan dan pengolahannya menjadi bahan makanan. Industri olahan

makanan rata-rata membutuhkan bahan baku berupa tepung. Diharapkan tepung

ubi jalar dapat menjadi salah satu pemenuh kebutuhan tersebut. Salah satu jenis

ubi jalar yang cocok diolah sebagai tepung ubi jalar adalah jenis ubi jalar putih

(sukuh) yang dapat menghasilkan rendemen tepung di atas 30%.

Berdasarkan hasil analisa terhadap rantai pasokan agroindustri tepung ubi

jalar yang saat ini telah ada dengan menggunakan studi kasus di wilayah Jawa

Barat, dapat dilihat bahwa pada umumnya industri tepung ubi jalar didirikan tidak

jauh dari sumber bahan baku (petani penghasil umbi ubi jalar). Agroindustri

tepung ubi jalar di Desa Cikarawang Bogor melakukan proses konversi umbi ubi

jalar menjadi bahan setengah jadi (berbentuk chips maupun sawut) pada lokasi

yang sama dengan lokasi penepungannya, sedangkan agroindustri tepung ubi jalar

di daerah kab. Kuningan melakukannya pada lokasi yang terpisah. Titik kritis

proses pengolahan terletak pada proses penyawutan/pembuatan bahan setengah

jadi.

Berdasarkan pengkajian terhadap lokasi fasilitas yang cocok sebagai

industri penghasil tepung ubi jalar terletak di timur laut kota Garut, dengan

pertimbangan kedekatan dengan sumber permintaan dan sumber pasokan ubi

jalarnya. Peran pemerintah baik pusat maupun lokal tak dapat dipungkiri sangat

penting bagi pengembangan agroindustri ini.

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan sebagai upaya perbaikan

terhadap rancangan rantai pasokan yang telah ada, strategi rantai pasokan untuk

tepung ubi jalar yang dianjurkan adalah strategi efisiensi rantai pasokan dengan

optimasi minimisasi total biaya rantai pasokan. Dengan bahan baku 2 ton ubi jalar

per hari, maka diperoleh besaran total biaya rantai pasokan tepung ubi jalar

sebesar Rp 2 752 534.00.

Page 106: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

78

Rantai pasokan terdiri dari petani penghasil ubi jalar, industri pembuat

sawut kering yang berlokasi berdekatan. Selanjutnya, sawut kering dikirimkan ke

industri penepung yang terletak di daerah timur laut kota Garut untuk menjangkau

dan secara maksimal memenuhi kebutuhan konsumen.

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlunya dilakukan identifikasi

secara lebih detail mengenai lokasi pabrik penepung ubi jalar, dengan

mempertimbangkan lokasi real.

Page 107: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

DAFTAR PUSTAKA

Antarlina SS. 2003. Teknologi Pengolahan Tepung Komposit Terigu-Ubijlar

sebagai Bahan Baku Industri Pangan. Kumpulan Hasil Penelitian Terbaik

Bogasari Nugraha 1998-2001. PR & Communication Dept. PT ISM

Bogasari Flour Mills, Jakarta.

Ahumada O, Villalobos JR. 2009. Application of planning models in the agri-food

supply chain: a review. Eur J of Operational Research 195:1-20.

Ariani M. 2006. Diversifikasi konsumsi pangan di Indonesia: antara harapan dan

kenyataan. Di dalam Suradisastra K, Yusdja Y, Siregar M, dan Kariyasa K,

editor. Diversifikasi Usahatani dan Konsumsi: Suatu Alternatif Peningkatan

Kesejahteraan Rumah Tangga Petani. PSE Litbang Deptan Monograf 27:

118-131.

[Balitkabi] Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umubi-Umbian.

2005. Teknologi Produksi Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Malang:

Balitkabi.

Blackburn J, Scudder G. 2009. Supply chain strategies for perishable products: the

case of fresh produce. Product and Operations Mgmt 18:2.

[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2007. Jumlah produksi ubi jalar

di Jawa Barat tahun 2006. Bandung: BPS Jabar.

Bradbury JH, Holloway WD. 1988. Chemistry of tropical root crops: significance

for nutrition and agriculture in the Pacific. ACIAR Monograf 6.

Brown JG. 1994. Agroindustrial Investment and Operations. Washington: The

World Bank.

[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1998. SNI 01-4493-1998 Ubi Jalar.

Chopra S, Meindl P. 2007. Supply Chain Management: Strategy, Planning, and

Operation. Ed ke-3. Ney Jersey: Pearson Education.

Dhania S. 2006. Langkah awal penggandaan skala tepung ubi jalar dan beberapa

karakteristiknya [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Damardjati DS, Widowati S. 1994. Pemanfaatan Ubi jalar dalam Program

Diversifikasi Guna Mensukseskan Swasembada Pangan. Balittan Malang

Edisi Khusus 3 : 1 - 25.

Page 108: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

80

Djami SA. 2007. Prospek pemasaran tepung ubi jalar ditinjau dari potensi

permintaan industri kecil di wilayah Bogor (studi kasus: Kelompok Tani

Hurip Desa Cikarawang) [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 2007. Top production sweet potatoes

2007. http://faostat.fao.org/DesktopDefault.aspx?PageID=339&lang=en

&country=101. [24 Mei 2010]

Fisher ML. 1997. What is the right supply chain for your product? Harvard

Bussiness review (Maret-April): 83-93.

Hafsah MJ. 2004. Prospek Bisnis Ubi jalar. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Hasanuddin A, Wargiono J. 2003. Research priorities for sweetpotato in

Indonesia. Di dalam: Fuglie KO, editor. Progress in Potato and Sweetpotato

Reserach in Indonesia. Proceedings of the CIP-Indonesia Research Review

Workshop; Bogor, 26-27 Mar 2002. Bogor: International Potato Center. hlm

20-27.

Honestin T. 2007. Karakterisasi sifat fisikokimia tepung ubi jalar (Ipomoea

batatas) [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Indrajit RE., Djokopranoto R. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain : Cara

Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. Jakarta: PT Grasindo.

Kumalaningsih S. 1994. Peluang pengembangan agroindustri dari bahan baku ubi

jalar. Balittan Malang Edisi Khusus 3 : 26 - 35.

Kussuma I. 2008. Kajian tekno ekonomi pendirian industri tepung ubi jalar

(Ipomoea batatas L) melalui participatory action research (PAR) di desa

Cikarawang Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Irfansyah. 2001. Karakterisasi fisiko-kimia dan fungsional tepung ubi jalar

(Ipomoea batatas L) serta pemanfaatannya untuk pembuatan kerupuk

[tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Juarsa MI. 2007. Daya saing ubi jalar di Kabupaten Kuningan Jawa Barat

[skirpsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Law AM. 2009. How to build valid and credible simulation models. Di dalam:

Fuglie KO, editor. Progress in Potato and Sweetpotato Reserach in

Indonesia. Proceedings of the CIP-Indonesia Research Review Workshop;

Bogor, 26-27 Mar 2002. Bogor: International Potato Center. hlm 129-147.

Law AM, Kelton WD. 2000. Simulation Modeling and Analysis. Ed ke-3. Boston:

Mc Graw Hill.

Page 109: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

81

Lestari HN. 2006. Analisis penetapan harga pokok produksi pasta ubi jalar

(Ipomoea batatas) kaitannya dengan perencanaan laba jangka pendek

perusahaan (kasus: PT Galih Estetika di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)

[skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.

Jakarta: PT Grasindo.

Min H, Zhou G. 2002. Supply chain modeling: past, present, and future. Comp &

Ind Eng 43:231-249.

Muchtadi D. 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Bogor: PAU IPB.

Muryanto, Hardjo S, Sjachri M, Jenie BSL. 1978. Mempelajari Pembuatan

Tepung Ubi Jalar dengan Berbagai Cara Persiapan Bahan dan Suhu

Pengeringan. Bogor: Proyek Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi,

Institut Pertanian Bogor.

Onwueme IC. 1978. The Tropical Tuber Crops. New York: John Wiley & Sons.

Palmer JK. 1982. Carbohydrates in sweet potato. Di dalam: Villareal RL, Griggs

TD, editor. Sweet Potato. Proceedings of the firsst International

Symposium. Tainan: Asian Vegetable Research and Development Center.

No. 82-172, hlm 135-140.

Pramuji I. 2007. Analisis kelayakan usaha agroindustri ubi jalar (studi kasus pada

agroindustri pengolahan tepung ubi jalar di Desa Giri Mulya, Kecamatan

Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) [skripsi]. Bogor: Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Saleh N, Hartojo K. 2003. Present status and future research in sweetpotato in

Indonesia. Di dalam: Fuglie KO, editor. Progress in Potato and Sweetpotato

Reserach in Indonesia. Proceedings of the CIP-Indonesia Research Review

Workshop; Bogor, 26-27 Mar 2002. Bogor: International Potato Center. hlm

129-147.

Setiawan E. 2005. Pembuatan mie kering dari ubi jalar (Ipomoea batatas)dan

penentuan umur simpan dengan metode akselerasi [skripsi]. Bogor: Fakultas

Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Simanjuntak FLMT. 2001. Pemanfaatan ubi jalar (Ipomoea batatas) sebagai

bahan dasar pembuatan mie kering [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Simchi-Levi D, Kaminsky P, Simchi-Levi E. 2003. Designing, and Managing the

Supply Chain: Concepts, Strategies, and Case Studies. New York: Mc.

Graw-Hill.

Sisson KD. 2003. Indonesia grain and feed annual 2003. Global Agricultural

Information Network. US Embassy, Jakarta.

Page 110: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

82

Suismono. 1995. Kajian teknologi pembuatan tepung ubi jalar (Ipomoea batatas)

dan manfaatnya untuk produk ekstrusi mie basah [tesis]. Bogor: Pasca

Sarjana, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Vorst JGAJ van der. 2006. Performance measurement in agri-food supply-chain

networks. Di dalam: Ondersteijn CJM, Wijnands JHM, Huirne RBM,

Kooten O van, editor. Quantifying the Agri-food Supply Chain. Netherland.

hlm 13-24.

Waddington T, Childerhouse P, Towill DR. 2002. Engineer your supply chain to

cope with demand under uncertainty. Int j of Operations Management &

Control 27 (10): 14 – 18.

[Warintek] Warung Informasi Teknologi – Ristek. 2010. Pengawetan dan bahan

kimia. [terhubung berkala]. http://www.warintek.ristek.go.id/pangan/

umum/pengawetan.pdf. [9 April 2010]

Widowati S, Santosa BAS, Damardjati DS. 1994. Penggunaan tepung ubi jalar

sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan bihun. Balittan Malang

Edisi Khusus 3: 115-119.

Widowati S, Damardjati SS, Suismono. 1991. Research activites on post harvest

and utilization of sweet potato in CRIFC, Indonesia, 1989-1991 [Laporan

hasil penelitian]. Bogor: CRIFC dan SAPPRAD.

Winarno FG. 1981. Bahan pangan terfermentasi. Kumpulan pikiran dan gagasan

tertulis. Pusbangtepa IPB, Bogor.

Yenni E. 2007. Perumusan strategi pemasaran tepung ubi jalar produksi usaha

kecil (studi kasus: Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang) [skripsi].

Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Page 111: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

LAMPIRAN

Page 112: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil
Page 113: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

85

Lampiran 1 Teknologi budidaya ubi jalar di lahan sawah

Komoditas ini ditanam baik pada lahan sawah maupun lahan tegalan.

Dengan teknik budidaya yang tepat, beberapa varietas unggul ubi jalar dapat

menghasilkan lebih dari 30 ton umbi basah per hektar.

1. Penggunaan bibit unggul

a. Variets unggul yang telah dilepas selain produktivitasnya tinggi, juga

memiliki sifat agak tahan terhadap hama boleng Cylas formicarus dan

penyakit kudis Sphaceloma batatas seperti Sari, Boko, Sukuh, Jago dan

Kidal

b. Untuk menjaga potensi hasil, stek yang ditanam harus bebas dari

hama/penyakit

c. Kebutuhan bibit 35000 – 50000 stek/ha

2. Penyiapan lahan

a. Tanah diolah, dibuat guludan selebar 40-60 cm dan tinggi 25-30 cm. Jarak

antar guludan 80 cm atau 100 cm.

b. Pada tanah berat (berlempung) untuk membuat guludan yang gembur

perlu ditambah 10 ton bahan organik/ha

3. Penanaman

a. Ubi jalar ditanam setelah padi yaitu awal hingga pertengahan musim

kemarau

b. Stek pucuk ditanam di guludan dengan jarak dalam baris 20 -30 cm, jarak

antar gulud 100 cm, populasi tanaman sekitar 35000 – 50000 tanaman/ha

c. Ubi jalar dapat ditanam dalam sistem tumpang sari dengan tingkat

naungan tidak lebih 30%

4. Pemupukan dan mulsa

a. Takaran pupuk 100 -200 kg urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCl. Sangat

baik bila ditambahkan pupuk kandang yang diberikan bersamaan

pembuatan guludan.

b. Sepertiga dari urea dan KCl serta seluruh SP36 diberikan pada saat tanam.

Sedangkan sisanya, dua pertiga urea dan KCl diberikan pada saat tanaman

berumur 1.5 bulan.

Page 114: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

86

c. Pupuk diberikan dalam larikan, kemudian ditutup dengan tanah

d. Untuk pertanaman di lahan sawah setelah padi, pemanfaatan jerami padi

sebagai mulsa dapat menekan biaya, karena selain meringankan

penyiangan, dengan mulsa tidak perlu pembalikan batang

5. Penyiangan gulma dan pembalikan batang

a. Penyiangan gulma dilakukan sebelum atau selambat-lambatnya bersamaan

dengan pemupukan ke dua

b. Perbaikan gulud dan pembalikan batang perlu dilakukan untuk mencegah

munculnya akar dari ruas batang

6. Pengairan

a. Pada musim kemarau, pengairan merupakan kunci untuk mencapai

produktivitas tinggi. Pengairan yang cukup dapat menghindarkan ubi jalar

dari serangan hama boleng Cylas formacarius.

7. Pengendalian hama

a. Hama utama adalah hama boleng Cylas formicarius, penggerek batang

Omphisa anastomasalis serta nematoda Meloidogyne sp. yang merugikan

ubi jalar.

b. Hama tersebut dapat dikendalikan secara terpadu dengan:

- Menanam varietas yang agak tahan

- Menanam stek bahan tanaman yang sehat atau mencelup stek ke

dalam larutan insektisida 10 menit

- Rotasi tanaman

- Pembumbunan

- Penangkapan serangga jantan dewasa dengan hormon feromon

- Penyemprotan insektisida nabati (ekstrak daun atau biji mimba,

Azadirachta indica dengan konsentrasi 4%).

8. Panen

a. Ubi jalar dapat dipanen jika umbi sudah tua dan besar. Panen dapat

serentak maupun bertahap

b. Secara fisik ubi jalar siap dipanen apabila daun dan batang mulai

menguning. Di dataran rendah, ubi jalar umumnya dipanen pada umur 3.5

Page 115: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

87

– 5 bulan. Sedangkan di dataran tinggi ubi jalar dipanen pada umur 5 – 8

bulan

9. Pascapanen

Selain dikonsumsi langsung, ubi jalar dapat diolah menjadi produk antara

dalam bentuk pati maupun tepung. Pati dibuat dengan mengekstrak ubi yang

telah diparut. Sedangkan tepung diperoleh dengan cara mencuci ubi,

mengupas, mengiris, menjemur dan menghancurkan (menepungkan) diayak

pada ukuran 80 mesh. Pati dan tepung ubi jalar dapat digunakan untuk

membuat aneka jenis kue, mie, hingga es krim.

Sumber : Balitkabi (2005)

Page 116: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil
Page 117: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

89

Lampiran 2 Produksi ubi jalar Indonesia menurut provinsi 2005-2009

Provinsi Produksi (ton)

2005 2006 2007 2008 2009

1. Nanggroe Aceh D. 22,985 16,238 15,187 13,172 15,711

2. Sumatera Utara 115,728 102,712 117,641 114,186 142,602

3. Sumatera Barat 50,392 53,758 53,793 61,817 69,253

4. R i a u 10,848 11,123 12,814 11,330 10,219

5. J a m b i 28,370 29,261 36,363 21,825 22,800

6. Sumatera Selatan 24,465 20,747 21,515 19,621 20,657

7. Bengkulu 45,921 51,184 32,131 30,682 31,341

8. Lampung 44,602 42,586 46,772 48,191 49,835

9. Bangka Belitung 4,117 3,820 5,144 4,653 5,006

10. Riau Kepulauan 1,540 1,463 1,472 1,490 1,536

11. D.K.I. Jakarta 0 0 0 0 0

12. Jawa Barat 390,386 389,043 375,714 376,490 389,851

13. Jawa Tengah 144,598 123,485 143,364 117,159 119,670

14. D.I. Yogyakarta 6,522 6,236 5,496 7,656 6,499

15. Jawa Timur 150,564 150,540 149,811 136,556 144,659

16. Banten 41,276 34,373 33,694 33,793 35,841

17. B a l i 88,510 92,078 91,187 88,201 84,469

18. Nusa Tenggara Barat 19,430 19,372 13,007 10,985 17,472

19. Nusa Tenggara Timur 99,748 111,279 102,375 107,316 112,765

20. Kalimantan Barat 12,364 14,356 13,882 12,871 12,112

21. Kalimantan Tengah 9,711 9,645 8,619 12,153 10,698

22. Kalimantan Selatan 24,106 26,335 31,143 25,903 31,954

23. Kalimantan Timur 22,574 26,334 30,855 29,372 33,662

24. Sulawesi Utara 38,671 37,345 35,475 42,062 43,261

25. Sulawesi Tengah 23,768 26,886 29,079 27,689 29,392

26. Sulawesi Selatan 53,513 54,303 58,819 66,546 63,287

27. Sulawesi Tenggara 24,823 24,432 27,588 30,892 28,721

28. Gorontalo 3,309 3,557 2,974 3,947 3,854

29. Sulawesi Barat 9,475 6,194 9,304 15,895 14,381

30. Maluku 16,701 20,081 20,929 21,778 21,999

31. Maluku Utara 34,533 33,673 35,199 35,094 26,640

32. Papua Barat 19,543 21,375 18,702 15,340 12,929

33. Papua 273,876 290,424 306,804 337,096 334,235

Total produksi Indonesia 1,856,969 1,854,238 1,886,852 1,881,761 1,947,311

Sumber: BPS (2010), diolah

Page 118: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

90

Lampiran 3 Luas panen ubi jalar Indonesia menurut provinsi 2005-2009

Provinsi Luas Panen (ha)

2005 2006 2007 2008 2009

1. Nanggroe Aceh D. 2,330 1,661 1,542 1,325 1,556

2. Sumatera Utara 12,014 10,630 12,129 10,316 12,841

3. Sumatera Barat 4,266 4,146 3,769 4,082 4,461

4. R i a u 1,375 1,413 1,627 1,429 1,291

5. J a m b i 3,325 3,407 4,026 2,263 2,360

6. Sumatera Selatan 3,739 2,950 3,033 2,829 3,013

7. Bengkulu 4,818 5,366 3,372 3,217 3,293

8. Lampung 4,617 4,400 4,813 4,953 5,120

9. Bangka Belitung 532 481 647 578 623

10. Riau Kepulauan 217 190 191 193 199

11. D.K.I. Jakarta 0 0 0 0 0

12. Jawa Barat 30,794 29,805 28,096 27,252 28,617

13. Jawa Tengah 11,179 9,384 10,592 8,467 8,606

14. D.I. Yogyakarta 617 611 515 610 591

15. Jawa Timur 13,835 13,818 13,975 13,750 14,729

16. Banten 3,638 3,020 2,904 2,884 3,051

17. B a l i 7,105 7,241 7,037 6,424 6,407

18. Nusa Tenggara Barat 1,702 1,693 1,135 953 1,506

19. Nusa Tenggara Timur 12,930 14,480 12,940 13,437 14,044

20. Kalimantan Barat 1,569 1,853 1,779 1,643 1,632

21. Kalimantan Tengah 1,416 1,383 1,232 1,735 1,526

22. Kalimantan Selatan 2,432 2,603 2,691 2,417 2,918

23. Kalimantan Timur 2,393 2,859 3,217 3,114 3,623

24. Sulawesi Utara 4,457 3,755 3,617 4,277 4,396

25. Sulawesi Tengah 2,510 2,771 2,996 2,616 2,737

26. Sulawesi Selatan 4,890 5,029 5,549 6,235 5,899

27. Sulawesi Tenggara 2,993 3,058 3,357 3,587 3,458

28. Gorontalo 352 378 314 412 399

29. Sulawesi Barat 849 573 846 1,442 1,310

30. Maluku 1,942 2,355 2,448 2,546 2,559

31. Maluku Utara 3,950 3,860 4,035 4,023 3,062

32. Papua Barat 1,991 2,167 1,874 1,524 1,278

33. Papua 27,559 29,167 30,634 34,028 34,078

Total luas lahan ubi jalar

di Indonesia 178,336 176,507 176,932 174,561 181,183

Sumber: BPS 2010, diolah

Page 119: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

91

Lampiran 4 Produktivitas ubi jalar Indonesia menurut provinsi 2005-2009

Provinsi Produktivitas (Ku/ha)

2005 2006 2007 2008 2009

1. Nanggroe Aceh D. 98.65 97.76 98.49 99.41 100.97

2. Sumatera Utara 96.33 96.62 96.99 110.69 111.05

3. Sumatera Barat 118.12 129.66 142.72 151.44 155.24

4. R i a u 78.89 78.72 78.76 79.29 79.16

5. J a m b i 85.32 85.88 90.32 96.44 96.61

6. Sumatera Selatan 65.43 70.33 70.94 69.36 68.56

7. Bengkulu 95.31 95.39 95.29 95.38 95.17

8. Lampung 96.60 96.79 97.18 97.30 97.33

9. Bangka Belitung 77.39 79.42 79.51 80.50 80.35

10. Riau Kepulauan 70.97 77.00 77.07 77.20 77.19

11. D.K.I. Jakarta 0.00 0.00 - 0.00 0.00

12. Jawa Barat 126.77 130.53 133.73 138.15 136.23

13. Jawa Tengah 129.35 131.59 135.35 138.37 139.05

14. D.I. Yogyakarta 105.71 102.06 106.72 125.51 109.97

15. Jawa Timur 108.83 108.94 107.20 99.31 98.21

16. Banten 113.46 113.82 116.03 117.17 117.47

17. B a l i 124.57 127.16 129.58 137.30 131.84

18. Nusa Tenggara Barat 114.16 114.42 114.60 115.27 116.02

19. Nusa Tenggara Timur 77.14 76.85 79.12 79.87 80.29

20. Kalimantan Barat 78.80 77.47 78.03 78.34 74.22

21. Kalimantan Tengah 68.58 69.74 69.96 70.05 70.10

22. Kalimantan Selatan 99.12 101.17 115.73 107.17 109.51

23. Kalimantan Timur 94.33 92.11 95.91 94.32 92.91

24. Sulawesi Utara 86.76 99.45 98.08 98.34 98.41

25. Sulawesi Tengah 94.69 97.03 97.06 105.84 107.39

26. Sulawesi Selatan 109.43 107.98 106.00 106.73 107.28

27. Sulawesi Tenggara 82.94 79.90 82.18 86.12 83.06

28. Gorontalo 94.01 94.10 94.71 95.80 96.59

29. Sulawesi Barat 111.60 108.10 109.98 110.23 109.78

30. Maluku 86.00 85.27 85.49 85.54 85.97

31. Maluku Utara 87.43 87.24 87.23 87.23 87.00

32. Papua Barat 98.16 98.64 99.80 100.66 101.17

33. Papua 99.38 99.57 100.15 99.06 98.08

Total produktivitas ubi

jalar Indonesia 104.13 105.05 106.64 107.80 107.48

Sumber: BPS 2010, diolah

Page 120: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

92

Lampiran 5 Perkembangan luas panen dan produksi ubi jalar di berbagai daerah

di Jawa Barat tahun 2003 - 2008

Perkembangan Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di Kabupaten Majalengka

Tahun Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas

ton/ha/tahun

2003 747 8.931 119,56

2004 1.027 12.961 126,20

2005 1.429 19.583 138,90

2006 779 9.300 119,38

2007 1.111 12.305 110,76

2008 734 10.554 143,79

Trend (%) -1,30 -0,19

Rata-rata (%) 126,43

Perkembangan Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di Kabupaten Ciamis

Tahun Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas

ton/ha/tahun

2003 1.163 8.649 74,37

2004 1.143 10.465 91,56

2005 942 7.869 83,54

2006 603 5.441 90,23

2007 730 6.341 86,86

2008 867 7.517 86,70

Trend (%) -8,89 -7,09

Rata-rata (%) 85,54

Page 121: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

93

Perkembangan Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di Kabupaten Tasikmalaya

Tahun Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas

ton/ha/tahun

2003 1.687 12.743 75,54

2004 1.873 16.859 90,01

2005 3.208 30.516 95,12

2006 2.461 23.636 96,04

2007 2.476 20.251 81,79

2008 2.101 17.914 85,26

Trend (%) 4,89 5,87

Rata-rata (%) 87,29

Perkembangan Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar Di Kabupaten Garut

Tahun Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas

ton/ha/tahun

2003 5.538 48.413 87,42

2004 5.640 57.966 102,78

2005 4.952 51.856 104,72

2006 5.545 65.566 118,24

2007 5.679 70.764 124,61

2008 5.534 68.363 123,53

Trend (%) 0,37 7,58

Rata-rata (%) 110,22

Page 122: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

94

Perkembangan Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di Kabupaten Kuningan

Tahun Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas

ton/ha/tahun

2003 6.498 92.890 142,95

2004 6.287 94.256 149,92

2005 5.367 89.985 167,66

2006 5.991 100.169 167,20

2007 5.664 105.610 186,46

2008 5.936 110.428 186,03

Trend (%) -1,86 3,82

Rata-rata (%) 166,70

Page 123: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

95

Lampiran 6 Luas panen ubi jalar rata-rata per bulan di Jawa Barat (ha) periode

tahun 1987 - 2005

Tahun Jan Febr Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des Jumlah

1987 4 544 5 438 3 752 2 831 2 906 3 401 3 158 3 383 3 465 3 838 2 606 1 911 41 233

1988 2 469 3 750 4 518 4 561 3 446 3 117 3 230 3 869 4 859 4 771 4 049 3 357 45 996

1989 5 181 4 888 5 486 4 168 3 140 3 118 3 797 3 907 4 302 4 015 3 521 3 105 48 628

1990 2 992 4 599 4 809 3 920 2 787 3 028 3 689 3 678 5 043 4 221 3 758 2 911 45 435

1991 2 802 3 383 4 823 4 891 3 250 3 243 3 398 3 972 3 444 2 283 2 666 1 255 39 410

1992 1 997 4 435 4 820 4 683 2 890 3 385 3 820 3 767 4 984 5 134 3 649 4 314 47 878

1993 4 393 4 339 4 365 4 568 3 143 2 741 3 853 3 508 4 000 3 434 3 609 2 687 44 640

1994 2 925 3 547 4 401 3 589 3 501 2 857 3 634 4 605 3 330 2 087 2 062 1 798 38 336

1995 2 221 3 182 5 127 4 348 3 313 3 513 3 464 4 649 4 791 4 593 2 892 2 750 44 843

1996 3 043 4 140 5 148 2 986 2 016 2 502 3 074 3 940 3 354 2 769 2 265 2 533 37 770

1997 3 048 4 381 3 339 2 764 3 086 2 355 3 727 3 268 3 355 1 959 1 922 1 567 34 771

1998 1 285 2 149 3 562 3 514 2 813 2 369 3 262 4 222 4 408 4 465 3 979 4 546 40 574

1999 4 690 4 397 4 330 2 527 2 143 2 701 4 099 3 480 3 230 3 200 2 747 1 705 39 249

2000 2 380 3 579 3 574 3 055 2 337 3 015 3 093 3 020 3 122 3 492 2 266 2 438 35 371

2001 1 997 2 919 2 860 2 247 1 435 2 448 2 799 2 999 2 194 2 347 2 101 2 284 28 630

2002 5 339 3 652 2 853 2 594 2 236 2 569 3 064 2 775 2 420 2 514 2 479 1 575 34 070

2003 1 114 2 053 2 908 3 230 2 591 3 017 3 233 3 272 2 395 2 197 2 181 1 760 29 951

2004 2 280 2 993 3 018 3 163 2 735 2 627 2 628 2 590 2 778 2 630 2 018 1 954 31 414

2005 1 848 2 328 3 165 2 779 2 340 2 766 2 516 2 752 2 689 3 073 2 195 2 343 30 794

Rata-

Rata

2 976 3 692 4 045 3 496 2 743 2 883 3 344 3 561 3 588 3 317 2 788 2 463 38 894

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2007 (Diolah)

Page 124: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

96

Page 125: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

97

Lampiran 7 Persamaan dalam simulasi dengan pemrograman Stella®

persediaan_ubi_jalar(t) = persediaan_ubi_jalar(t - dt) + (umbi_ubi_jalar -

praperlakuan) * dt

INIT persediaan_ubi_jalar = umbi_ubi_jalar

INFLOWS:

umbi_ubi_jalar = GRAPH(pasokan_dari_petani)

(0.00, 0.00), (200, 250), (400, 450), (600, 660), (800, 820), (1000, 1060), (1200,

1250), (1400, 1430), (1600, 1580), (1800, 1810), (2000, 2000)

OUTFLOWS:

praperlakuan = konversi_praperlakuan*persediaan_ubi_jalar

sawut_kering(t) = sawut_kering(t - dt) + (pengeringan - penepungan) * dt

INIT sawut_kering = pengeringan

INFLOWS:

pengeringan = sawut_ubi_jalar*konversi_pengeringan

OUTFLOWS:

penepungan = sawut_kering*Susut_penepungan

sawut_ubi_jalar(t) = sawut_ubi_jalar(t - dt) + (proses_penyawutan - pengeringan)

* dt

INIT sawut_ubi_jalar = proses_penyawutan

INFLOWS:

proses_penyawutan = ubi_jalar_siap_olah*susut_penyawutan

OUTFLOWS:

pengeringan = sawut_ubi_jalar*konversi_pengeringan

tepung_ubi_jalar(t) = tepung_ubi_jalar(t - dt) + (penepungan - distribusi) * dt

INIT tepung_ubi_jalar = penepungan

INFLOWS:

penepungan = sawut_kering*Susut_penepungan

OUTFLOWS:

distribusi = tepung_ubi_jalar*Permintaan_konsumen

ubi_jalar_siap_olah(t) = ubi_jalar_siap_olah(t - dt) + (praperlakuan -

proses_penyawutan) * dt

Page 126: ANALISA RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI TEPUNG UBI … · ubi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ubi jalar. Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara penghasil

98

INIT ubi_jalar_siap_olah = praperlakuan

INFLOWS:

praperlakuan = konversi_praperlakuan*persediaan_ubi_jalar

OUTFLOWS:

proses_penyawutan = ubi_jalar_siap_olah*susut_penyawutan

Biaya_Angkut = (persediaan_ubi_jalar*15)+(sawut_kering*200)

Biaya_distribusi_produk = (distribusi*200)

Biaya_pembelian = umbi_ubi_jalar*500

Biaya_Penyimpanan =

(persediaan_ubi_jalar*100)+(sawut_kering*100)+(sawut_ubi_jalar*100)+(tepung

_ubi_jalar*100)

konversi_pengeringan = 0.75

konversi_praperlakuan = 0.9

pasokan_dari_petani = 2000

Permintaan_konsumen = 0.9

Susut_penepungan = 0.985

susut_penyawutan = 0.985

Total_biaya_rantai_pasokan =

Biaya_Angkut+Biaya_distribusi_produk+Biaya_pembelian+Biaya_Penyimpanan